i PENGARUH PROFESIONALISME, PENGALAMAN AUDITOR, GENDER, DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES PENGAUDITAN LAPORAN KEUANGAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi DISUSUN OLEH : ANGGA AGUSTIANTO NIM: 108082000179 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M
159
Embed
PENGARUH PROFESIONALISME, PENGALAMAN AUDITOR, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23900/1/Skripsi... · memanipulasi akrual saldo rekening untuk memenuhi ekspektasi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
PENGARUH PROFESIONALISME, PENGALAMAN AUDITOR,GENDER, DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP PERTIMBANGAN
TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES PENGAUDITANLAPORAN KEUANGAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan BisnisUntuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
strategy dalam melakukan tugas evaluasi tentang going-concern,
sedangkan mahasiswa perempuan tidak. Selain itu Chung and
Monroe (1998) juga menemukan bahwa mahasiwa akuntansi laki-
laki lebih selektif dalam memproses informasi sedangkan
mahasiwa perempuan lebih bersifat menyeluruh atau komprehensif
dalam memproses informasi (Zulaikha, 2006:7).
8. Kualitas Audit
Kualitas audit seperti dikatakan oleh Angelo (1981) dalam Sri
Trianingsih (2010), yaitu sebagai probabilitas dimana seorang auditor
menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam
sistem akuntansi kliennya.
Sedangkan Christiawan (2005) mengungkapkan, kualitas audit
ditentukan oleh dua hal yaitu independensi dan kompetensi. Dari
35
definisi di atas, maka kesimpulannya adalah auditor yang kompeten
adalah auditor yang “mampu” menemukan adanya pelanggaran
sedangkan auditor yang independen adalah auditor yang "mau"
mengungkapkan pelanggaran tersebut. Jelas terlihat bahwa
independensi dan kompetensi seperti dikatakan Christiawan (2005)
dan merupakan faktor penentu kualitas audit dilihat dari sisi auditor
(Trianingsih, 2010:205).
Kualitas audit mengacu pada pada standar yang berkenaan
dengan kriteria atau ukuran mutu serta dikaitkan dengan tujuan yang
hendak dicapai dengan menggunakan prosedur yang bersangkutan. Di
Indonesia pengendalian mutu kualitas audit diatur dalam Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI). Berdasarkan SPAP, kriteria atau ukuran
mutu mencakup profesional auditor. Kriteria mutu professional yang
diatur dalam SPAP meliputi: 1). Standar Umum, 2). Standar Pekerjan
Lapangan, 3). Standar Pelaporan. Standar umum bersifat pribadi dan
berkaitan dengan persyaratan menjadi auditor. Sedangkan standar
pekerjaan lapangan dan standar pelaporan mengatur auditor dalam hal
pengumpulan data dan kegiatan lainnya yang dilaksanakan selama
melakukan audit serta mewajibkan auditor untuk menyusun suatu
laporan atas laporan keuangan yang diauditnya secara keseluruhan.
36
9. Materialitas
Pengertian materialitas dapat berarti signifikan atau esensial.
Dalam pengertian akuntansi, materialitas tidak dapat diartikan begitu
saja. Banyak definisi yang telah dikembangkan oleh para ahli atau
badan yang berwenang untuk memberikan pengertian yang tepat
mengenai materialitas.
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) SA Seksi
312, materialitas merupakan besarnya informasi akuntansi yang
apabila terjadi penghilangan atau salah saji, dilihat dari keadaaan yang
melingkupinya, dapat mengubah atau mempengaruhi pertimbangan
orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut.
Dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
keuangan (KDPPLK) paragraf 30, materialitas dianggap sebagai
ambang batas atau titik pemisah daripada suatu karakteristik kualitatif
pokok yang dimiliki informasi agar dianggap berguna. Informasi
dianggap material apabila kelalaian untuk mencantumkan atau
mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan yang
diambil oleh pemakai laporan keuangan.
Financial Accounting Standard Board (FASB) menjelaskan
konsep materialitas sebagai penghilangan atau salah saji suatu item
dalam laporan keuangan adalah material jika, dalam keadaan yang
tertentu, besarnya item tersebut mungkin menyebabkan pertimbangan
orang yang reasonable berdasarkan laporan keuangan tersebut akan
37
berubah atau terpengaruh oleh adanya pencantuman atau peniadaan
informasi akuntansi tersebut.
Sedangkan Siti dan Ely (2010) dalam Febryanti (2012:10)
mendefinisikan materialitas yaitu besarnya informasi akuntansi yang
apabila terjadi penghilangan atau salah saji, dilihat dari keadaan yang
melingkupinya, mungkin dapat merubah atau mempengaruhi
pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan atas informasi
tersebut. Hal ini dilakukan dengan memperhitungkan keadaan yang
melingkupi dan perlu melibatkan baik pertimbangan kuantitatif
maupun kualitatif.
Konsep materialitas mengakui bahwa beberapa hal baik secara
individu ataupun keseluruhan adalah penting bagi kewajaran penyajian
laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia. Hal ini menunjukkan keyakinan auditor bahwa laporan
keuangan secara keseluruhan tidak mengandung salah saji material.
Materialitas juga merupakan salah satu konsep baik dalam audit
maupun akuntansi yang penting dan mendasar.
Materialitas dalam konsep audit adalah untuk mengukur
lingkup audit. Materialitas audit menggambarkan jumlah maksimum
kemungkinan terdapat kekeliruan dalam laporan keuangan dimana
laporan keuangan tersebut masih dapat menunjukkan posisi keuangan
perusahaan dan hasil operasi perusahaan berdasarkan prinsip akuntansi
berterima umum. Dua alasan mengapa konsep materialitas penting
38
dalam audit, yaitu: (a) sebagian pemakai informasi akuntansi tidak
dapat memahami informasi akuntansi dengan mudah, maka
pengungkapan data penting harus dipisahkan dari data yang tidak
penting, karena pengungkapan data penting yang bersamaan dengan
data tidak penting cenderung menyesatkan pemakai laporan keuangan,
(b) proses pemeriksaan akuntansi dimaksudkan untuk mendapatkan
tingkat jaminan (guarantee) yang layak mengenai kewajaran penyajian
laporan keuangan pada suatu waktu tertentu (Febryanti, 2012:43).
Dalam perencanaan audit, auditor harus menentukan
pertimbangan awal tingkat matrilitas. Pertimbangan awal tingkat
materialitas adalah jumlah maksimum salah saji dalam laporan
keuangan yang menurut pendapat auditor tidak mempengaruhi
pengambilan keputusan dari pemakai. Penentuan jumlah ini adalah
salah satu keputusan terpenting yang diambil oleh auditor, yang
memerlukan pertimbangan profesional yang memadai (Hendro dan
Aida, 2006:8).
Tujuan penetapan materialitas ini adalah untuk membantu
auditor merencanakan pengumpulan bahan bukti yang cukup. Jika
auditor menetapkan jumlah yang rendah maka lebih banyak bahan
bukti yang harus dikumpulkan dari pada jumlah yang tinggi. Begitu
juga sebaliknya. Seringkali audior mengubah jumlah materialitas
dalam pertimbangan awal ini selama audit. Jika ini dilakukan, jumlah
yang baru tadi disebut pertimbangan yang direvisi mengenai
39
materilitas. Sebab-sebabnya antara lain perubahan faktor-faktor yang
digunakan untuk menetapkannya, atau auditor berpendapat jumlah
dalam penetapan awal tersebut terlalu kecil atau besar.
B. Keteraitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis
1. Interaksi antara profesionalisme terhadap pertimbangan tingkat
materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan.
Profesi dan profesionalisme dapat dibedakan secara konseptual.
Profesi merupakan jenis pekerjaan yang memenuhi beberapa kriteria,
sedangkan profesionalisme merupakan suatu atribut individual yang
penting tanpa melihat suatu pekerjaan merupakan suatu profesi atau
tidak (Kalbers dan Fogarty, 1995: 72 dalam Hendro dan Aida, 2006:5)
Penelitian yang dilakukan oleh Yendrawati (2005) pada 10
(sepuluh) Kantor Akuntan Publik menyatakan bahwa profesionalisme
dimensi keyakinan terhadap profesi yang berpengaruh secara
signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas, sedangkan
dimensi yang lain tidak mempunyai hubungan signifikan. Hal ini
didukung dengan penelitian dengan penelitian yang dilakukan oleh
Wahyudi (2006). Didalam penelitian Wahyudi (2006) juga
menyatakan bahwa profesionalisme auditor dimensi pengabdian
terhadap profesi dan kemandirian berpengaruh signifikan terhadap
pertimbangan tingkat materialitas. Arleen dan Yulius (2010) dalam
40
penelitiannya menyatakan bahwa profesionalisme auditor berpengaruh
positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
Dari hasil penelitian-penelitian yang telah dilakukan, maka
dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:
H1 : interaksi antara profesionalisme auditor secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat
materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan.
2. Interaksi antara pengalaman auditor terhadap pertimbangan
tingkat materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan
Pengalaman audit dapat diartikan sebagai pengalaman auditor
dalam melakukan audit laporan keuangan baik dari segi lamanya
waktu maupun banyaknya penugasan yang pernah dilakukannya (Ida
Suraida, 2005:16).
Penelitian yang dilakukan oleh Noviyani dan Bandi (2002)
menyatakan bahwa auditor yang berpengalaman akan menghasilkan
pengetahuan yang lebih dalam pertimbangan tingkat materialitas. Hasil
ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Novanda (2012)
yang menyatakan bahwa pengalaman auditor berpengaruh positif
terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Sementara itu hasil
penelitian yang berbeda dilakukan oleh Ria (2009) yang menyatakan
bahwa pengalaman auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap
pertimbangan tingkat materialitas.
41
Meskipun hasil penelitian sebelumnya tidak konsisten tetapi
penulis memilih hipotesis sebagai berikut:
H2 : Interaksi antara pengalaman auditor berpengaruh secara
signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam
proses pengauditan laporan keuangan.
3. Interaksi antara faktor gender terhadap pertimbangan tingkat
materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan
Kaum laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan dalam
pengambilan keputusan. Pria biasanya tidak menggunakan seluruh
informai yang tersedia sehingga keputusan yang diambil kurang
mewakili. Berbeda dengan wanita, dalam mengambil suatu keputusan
mereka cenderung lebih teliti dengan menggunakan seluruh informasi
yang ada dan mengevaluasi kembali informasi tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh Jumilah (2007) menunjukkan
bahwa gender tidak berpengaruh terhdap audit judgment. Hal ini
didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Rohani (2008) yang
menyimpulkan bahwa gender tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap pertimbangan tingkat materialitas yang dilakukan. Berbeda
dengan penelitian sebelumnya, Chung dan Monroe (2001) menyatakan
bahwa gender berpengaruh signifikan terhadap audit judgment jika
berinteraksi dengan kompleksitas tugas.
Berdasarkan penelitian-penelitian diatas maka dapat diperoleh
hipotesis:
42
H3 : Gender berpengaruh secara signifikan terhadap
pertimbangan tingkat materialitas dalam proses pengauditan
laporan keuangan
4. Interaksi antara kualitas audit terhadap pertimbangan tingkat
materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan
Kualitas audit seperti dikatakan oleh Angelo (1981) dalam Sri
Trianingsih (2010), yaitu sebagai probabilitas dimana seorang auditor
menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam
sistem akuntansi kliennya.
Penelitian yang dilakukan oleh Trianingsih (2010) menyatakan
bahwa kualitas audit berpengaruh secara signifikan terhadap
pertimbangan tingkat materialitas. Hasil ini didukung oleh penelitian
yang dilakukan oleh Milka (2010) yang menyatakan bahwa kualitas
berpengruh signifikan terhadap kualitas audit.
Berdasarkan penelitian-penelitian diatas maka dapat diperoleh
hipotesis:
H4 : Kualitas audit berpengaruh secara signifikan terhadap
pertimbangan tingkat materialitas dalam proses pengauditan
laporan keuangan.
C. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu mengenai pertimbangan tingkat materialitas
telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Banyak faktor
yang mempengaruhi pertimbangan tingkat materialitas, seperti
43
profesionalisme, pengalaman, gender, dan kualitas audit, Penelitian-
penelitian tersebut memberikan kontribusi tambahan bagi auditor dalam
menetapkan pertimbangan tingkat materialitas dalam penugasan audit.
Tabel 2.1 menunjukkan hasil-hasil penelitian terdahulu mengenai
pertimbangan tingkat materialitas.
44
Tabel 2.1Penelitian Terdahulu
No Peneliti(Tahun)
Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Horatiu Rotaru(2005)
Audit Risk, Materiality And TheProfessional JudgementOf The Auditor
Pertimbanganprofessional danmaterialitas
Tidak ada variabelkualitas audit,pengalaman auditdan gender
Penetepan terhadap risikoaudit dan materialitasmemerlukan pertimbanganprofessional.
2. Dian Mardiana(2008)
Analisis Pengaruh Profesionalisme,Pengetahuan Auditor DalamMendeteksi Kekeliruan dan KeahlianAudit Terhadap Pertimbangan TingkatMaterialitas Dalam PemeriksaanLaporan Keuangan
1. Materialitas merupakan konsep vital dalam pengaduitan2. Materialitas merupakan pendapat subyektif masing-masing auditor.3. Materialitas pertimbangan utama untuk menentukan kewajaran
laporan keuangan.4. Penggunaan dasar pengetahuan dan kecakapan dalam pelaksanaan
audit.
39-444546
47-51
Interval
64
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap akuntan publik (auditor) yang
bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah Jakarta
baik KAP kelas kecil, menengah, maupun big four. Auditor yang
berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi partner, manajer, supervisor,
auditor senior, maupun auditor junior yang melaksanakan pekerjaan di
bidang auditing.
Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner
penelitian secara langsung seperti dengan cara mendatangi responden,
melalui, serta secara tidak langsung melalui perantara kepada responden
yang bekerja pada KAP di wilayah Jakarta dan terdaftar dalam Directory
Kantor Akuntan Publik 2010 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik
Indonesia (IAPI). Penyebaran serta pengembalian kuesioner dilaksanakan
mulai tanggal 8 April 2013 hingga 7 Juni 2013.
Peneliti mengambil sampel sebanyak 19 KAP dari keseluruhan KAP
yang berada di wilayah Jakarta. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 140
buah dan jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 120 kuesioner
atau 85,71%. Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 20 buah atau
65
14,29%, hal ini mungkin dikarenakan waktu penyebaran kuesioner yang
kurang tepat. Kuesioner yang dapat diolah berjumlah 63 buah atau 45%,
sedangkan kuesioner yang tidak dapat diolah karena tidak memenuhi
kriteria sebagai sampel dan tidak diisi secara lengkap oleh responden
sebanyak 57 buah atau 40,71%.Gambaran mengenai data sampel disajikan
pada tabel 4.1.
Tabel 4.1Data Sampel Penelitian
No. Keterangan Jumlah Persentase1. Jumlah kuesioner yang disebar 140 100%2. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 20 14,29%3. Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 57 40,71%4. Jumlah kuesioner yang dapat diolah 63 45,00%
Sumber: Data primer yang diolahData distribusi penyebaran kuesioner penelitian ini dapatdilihat dalam
tabel 4.2.
Tabel 4.2Data Distribusi Sampel Penelitian
No. Nama Kantor Akuntan PublikKuesioner
dikirimKuesioner
dikembalikan1 Drs. Amir Hadyi 10 72 Wisnu B. Soewito & Rekan 5 33 Herman, Dodi, Tanumiharja 10 8
Tabel 4.13 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel
profesionalisme sebesar 0,784, pengalaman auditor sebesar 0,752,
kualitas audit sebesar 0,734, dan pertimbangan tingkat materialitas
sebesar 0,746. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan
dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha
lebih besar dari 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item
pernyataan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang
konsisten yang berarti bila pernyataan itu diajukan kembali akan
diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya.
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Multikolonieritas
Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat
dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation
Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen.
76
Tabel 4.14Hasil Uji Multikolonieritas
Berdasarkan tabel 4.14 diatas terlihat bahwa nilai tolerance
mendekati angka 1 dan nilai variance inflation factor (VIF) disekitar
angka 1 untuk setiap variabel, yang ditunjukkan dengan nilai tolerance
untuk profesionalisme, pengalaman auditor, gender dan kualitas audit
masing-masing sebesar (0,497), (0,628), (0,929), dan (0,775). Sedangkan
untuk VIF masing-masing sebesar (2,010), (1,593), (1,077) dan (1,291).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi
tidak terjadi multiko dan dapat digunakan dalam penelitian ini.
b. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau
keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang
baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 12.905 5.261 2.453 .017
P .342 .076 .478 4.488 .000 .497 2.010
PA -.296 .095 -.296 -3.124 .003 .628 1.593
Gender -.974 .703 -.108 -1.384 .172 .929 1.077
KA .770 .125 .526 6.153 .000 .775 1.291
a. Dependent Variable: PTMSumber: Data primer yang diolah
77
Gambar 4.1Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot
Sumber: Data primer yang diolah
Hasil uji normalitas berdasarkan output histogram disajikanpada gambar berikut ini.
Gambar 4.2Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram
Sumber: Data primer yang diolah
78
Hasil uji normalitas berdasarkan Uji Kolmogorov disajikan pada
tabel berikut ini
Tabel 4.15 Uji Kolmogorov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 63
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.42217105
Most Extreme Differences Absolute .121
Positive .060
Negative -.121
Kolmogorov-Smirnov Z .961
Asymp. Sig. (2-tailed) .314
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Gambar 4.1 dan 4.2 memperlihatkan penyebaran data yang
berada disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, ini
menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.
Hasil tersebut didukung dengan hasil Uji Kolomogorov pada Tabel
4.15 yang menunjukkan bahwa tingkat signifikan (0,314) > 0,05
dengan nilai Kolmogorov Smirnov Z sebesar (0,961)
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah
dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari
residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians
79
dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,
maka disebut homoskedastisitas.
Gambar 4.3Grafik Scatterplot
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan gambar 4.3, grafik scatterplot menunjukkan bahwa
data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan
tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut.Hal
ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan
regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi
pertimbangan tingkat materialitas berdasarkan variabel yang
mempengaruhinya, yaitu profesionalisme, pengalaman auditor,
gender dan kualitas audit.
4. Hasil Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan model regresi linear berganda (multiple regression
80
analysis), yaitu dilakukan melalui uji koefisien determinasi, uji statistik t
dan uji statistik f.
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) berfungsi untuk melihat sejauh mana
keseluruhan variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 sampai dengan 1. Apabila
angka koefisien determinasi semakin mendekati 1 maka kemampuan
menjelaskan variabel independen terhadap variabel dependen adalah
semakin kuat, yang berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen. Sedangkan nilai koefisien determinasi (adjusted R2)
yang kecil berarti menunjukan kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen adalah terbatas
(Ghozali, 2011 :97). Hasil uji koefisen determinasi terlihat pada tabel
4.16.
Tabel 4.16Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .820a .672 .650 2.504
a. Predictors: (Constant), KA, PA, Gender, P
b. Dependent Variable: PTM
Sumber: Data primer yang diolah
81
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi pada Tabel 4.16
menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,650 atau 65%, ini
menunjukkan bahwa variabel profesionalisme, pengalaman auditor,
gender dan kualitas audit dapat menjelaskan 65% terhadap variabel
pertimbangan tingkat materialitas. Sedangkan sisanya sebesar 0,350
atau 35%, dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diikutsertakan
dalam model penelitian ini seperti keahlian mendeteksi kekeliruan
(Mardiana, 2008), independen (Rasol, 2010) dan etika profesi (Andiadi,
2010).
b. Uji Statistik F (Uji Simultan)
Pengujian secara simultan dilakukan dengan menggunakan uji F.
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen
dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel
dependen. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka Ha diterima
dan menolak H0, sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05
maka H0 diterima dan menolak Ha (Ghozali, 2011:98). Tabel berikut
menggambarkan Hasil uji statistik F:
Tabel 4.17Uji Simultan ( F Test)
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.1 Regression 745.997 4 186.499 29.737 .000a
Residual 363.749 58 6.272
Total 1109.746 62
a. Predictors: (Constant), KA, PA, Gender, Pb. Dependent Variable: PTMSumber: Data primer yang diolah
82
Berdasarkan hasil uji F pada tabel 4.17, karena tingkat signifikansi
< 0,05 maka dapat dikatakan bahwa profesionalisme, pengalaman
auditor, gender dan kualitas audit mempunyai pengaruh secara simultan
terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam pengauditan laporan
keuangan dengan nilai F 29,737.
c. Uji Statistik t
Uji Statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh masing-masing variabel independen secara individual
terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05.
Jika nilai probability t lebih kecil dari 0,05, maka Ha diterima dan H0
ditolak, jika nilai probability t lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima
dan Ha ditolak. Berikut ini adalah Tabel 4,18 Yang menunjukkan hasil
uji statistik t:
Tabel 4.18Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 12.905 5.261 2.453 .017
P .342 .076 .478 4.488 .000
PA -.296 .095 -.296 -3.124 .003
Gender -.974 .703 -.108 -1.384 .172
KA .770 .125 .526 6.153 .000
a. Dependent Variable: PTMSumber: Data primer yang diolah
83
Tabel 4.18 diatas menunjukkan hasil uji statistik t antara variabel
independen dan variabel dependen sebagai berikut:
Hasil Uji Hipotesis 1 : Pengaruh Profesionalisme Terhadap
Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Proses Pengauditan
Laporan Keuangan
Hasil uji H1 dapat dilihat pada Tabel 4.18, variabel profesionalisme
berpengaruh signifikan. Hal ini menunjukkan H1 diterima sehingga
dapat dikatakan bahwa profesionalisme berpengaruh signifikan
terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses pengauditan
laporan keuangan.
Hasil Uji Hipotesis 2 : Pengaruh Pengalaman Auditor Terhadap
Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Proses Pengauditan
Laporan Keuangan
Hasil uji H2 dapat dilihat pada Tabel 4.18, menunjukkan variabel
pengalaman auditor berpengaruh signifikan.. Hal ini berarti H2 diterima
sehingga dapat dikatakan bahwa pengalaman auditor berpengaruh
signifikan terhadap pertimbangan tingkat materilaitas dalam proses
penguditan laporan keuangan.
Hasil Uji Hipotesis 3 : Pengaruh Gender Terhadap Pertimbangan
Tingkat Materialitas Dalam Proses Pengauditan Laporan
Keuangan
84
Hasil uji H3 dapat dilihat pada Tabel 4.18, menunjukkan variabel
gender berpengaruh tidak signifikan. Hal ini berarti H3 ditolak sehingga
dapat dikatakan bahwa gender tidak berpengaruh signifikan terhadap
pertimbangan tingkat materialitas dalam proses pengauditan laporan
keuangan.
Hasil Uji Hipotesis 4 : Pengaruh Kualitas Audit Terhadap
Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Proses Pengauditan
Laporan Keuangan
Hasil uji H4 dapat dilihat pada Tabel 4.18, menunjukkan variabel
kualitas audit berpengaruh signifikan.. Hal ini berarti H4 diterima
sehingga dapat dikatakan bahwa kualitas audit berpengaruh signifikan
terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses pengauditan
laporan keuangan.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pengaruh Profesionalisme Terhadap Pertimbangan Tingkat
Materialitas Dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan
Hipotesis H1 menyatakan bahwa profesionalisme berpengaruh
secara signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses
pengauditan laporan keuangan. Hasil uji hipotesis yang ditunjukkan pada
Tabel 4.18 menunjukkan variabel profesionalisme berpengaruh signifikan
terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Maka dapat dikatakan bahwa
hipotesis H1 diterima.
85
Hasil hipotesis ini dapat memberikan gambaran bahwa seorang
auditor yang profesionalisme memiliki lebih dalam menentukan
pertimbangan tingkat materialitas dalam proses pengauditan laporan
keuangan. Adanya rutinitas membaca publikasi atau jurnal tentang
auditing dan berpartisipasi dalam pertemuan auditor, secara tidak langsung
akan meningkatkan kemampuan auditor dalam mempertimbangkan tingkat
materialitas yang digunakan dalam melakukan audit. Karena dengan
kegiatan tersebut dapat memperoleh pengetahuan mengenai materialitas
melalui jurnal atau bertukar pikiran dengan auditor lainnya. Selain itu
dengan tanggung jawabnya kepada publik, rasa dedikasi terhadap
pekerjaannya, sifat indepedensi seorang auditor dan yakin terhadap
peraturan profesi, akan membuat auditor lebih cermat dalam
mempertimbangkan tingkat materialitas yang akan digunakan dalam
proses pengauditan laporan keuangan.
Keprofesionalan dalam sebuah pekerjaan sangat penting. Hal ini
dikarenakan profesionalitas berhubungan dengan kebutuhan akan
kepercayaan publik terhadap kualitas jasa yang diberikan profesi. Begitu
halnya dengan seorang auditor, penting untuk meyakinkan klien dan
pemakai laporan keuangan akan kualitas auditnya dalam hal ini yang
berhubungan dengan pertimbangan terhadap tingkat materialitas laporan
keuangan. Jika pemakai jasa tidak memiliki keyakinan pada auditor dalam
mempertimbangkan tingkat materialitas, maka kemampuan para
profesional untuk memberikan jasa kepada klien dan masyarakat secara
86
efektif akan berkurang. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Dian Mardiana (2008), Arleen dan Yulius (2009), Ria (2009), Sri
(2010) dan Febrianty (2012), yang menyatakan bahwa profesionalisme
berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
2. Pengaruh Pengalaman Auditor Terhadap Pertimbangan Tingkat
Materialitas Dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan
Hipotesis H2 menyatakan bahwa pengalaman auditor berpengaruh
secara signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses
pengauditan laporan keuangan. Hasil uji hipotesis yang ditunjukkan pada
Tabel 4.18 menunjukkan variabel pengalaman auditor berpengaruh
signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas, maka dapat
dikatakan bahwa hipotesis H2 diterima.
Hasil pengujian ini menyatakan bahwa auditor yang mempunyai
pengalaman yang berbeda, akan berbeda pula dalam memandang dan
menanggapi informasi yang diperoleh selama melakukan pemeriksaan dan
juga dalam memberi kesimpulan audit terhadap obyek yang diperiksa
berupa pemberian pendapat. Semakin banyak Pengalaman seorang auditor,
maka pertimbangan tingkat materialitas dalam laporan keuangan
perusahaan akan semakin tepat.
Selain itu, semakin tinggi tingkat pengalaman seorang auditor,
semakin baik pula pandangan dan tanggapan tentang informasi yang
terdapat dalam laporan keuangan, karena auditor telah banyak melakukan
87
tugasnya atau telah banyak memeriksa laporan keuangan dari berbagai
jenis industri. Menurut Noviyani dan Bandi (2002) pengalaman yang lebih
akan menghasilkan pengetahuan yang lebih dalam pertimbangan tingkat
materialitas.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Noviani (2002), Rasol (2010) dan Novanda (2012). Tetapi berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ria yang menyatakan bahwa pengalaman
auditor tidak berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
3. Pengaruh Gender Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas
Dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan
Hipotesis H3 menyatakan bahwa gender berpengaruh terhadap
pertimbangan tingkat materialitas dalam proses pengauditan laporan
keuangan. Hasil uji hipotesis yang ditunjukkan pada Tabel 4.18
menujukkan bahwa variabel gender tidak berpengaruh signifikan terhadap
pertimbangan tingkat materialitas. Sehingga dapat dikatakan bahwa
hipotesis H3 ditolak. .
Gender sebagai faktor level individual dapat tidak berpengaruh
terhadap kinerja yang memerlukan judgment. Hasil penelitian ini
mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Rohani (2008) yang
menyimpulkan bahwa tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pertimbangan tingkat materialitas.
88
4. Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Pertimbangan Tingkat
Materialitas Dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan
Hipotesis H4 menyatakan bahwa kualitas audit berpengaruh
signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses
pengauditan laporan keuangan. Hasil uji hipotesis yang ditunjukkan pada
Tabel 4.22 menujukkan bahwa variabel kualitas audit berpengaruh
signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Sehingga dapat
dikatakan bahwa hipotesis H4 diterima.
Semakin tinggi kualitas audit maka semakin baik pertimbangan
tingkat materialitasnya. Akuntan publik dapat mengetahui tingkat mutu
atau kualitas auditnya melalui tingkat kepuasaan klien dapat tercapai.
Kepuasaan yang dirasakan oleh klien akan menimbulkan kepercayaan
terhadap kemampuan yang dimiliki oleh akuntan publik. Untuk mencapai
mutu dan kualitas yang baik tentunya hal yang dipertimbangkan salah
satunya adalah tingkat materialitas. Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sri (2010).
89
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Profesionalisme,
Pengalaman Auditor, Gender dan Kualitas Audit Terhadap Pertimbangan
Tingkat Materialitas Dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan.
Responden penelitian ini berjumlah 112 auditor yang bekerja di 28 Kantor
Akuntan Publik (KAP) yang berada di Jakarta dan berdasarkan Directory
KAP yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) pada
tahun 2010. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan hasil
pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan
model regresi berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Profesionalisme berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat
materialitas. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Dian Mardiana (2008), Arleen dan Yulius (2009), Ria
(2009), Sri (2010) dan Febrianty (2012) yang menyatakan bahwa yang
menyatakan bahwa profesionalisme berpengaruh terhadap pertimbangan
tingkat materialitas.
2. Pengalaman auditor berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat
materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan. Penelitian ini
konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Noviani
(2002), Rasol (2010) dan Novanda (2012). Tetapi berbeda dengan
90
penelitian yang dilakukan oleh Ria yang menyatakan bahwa pengalaman
auditor tidak berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
3. Gender tidak berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat
materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan. Hasil penelitian
ini konsisten dengan penelitian yang dilakuakn oleh Rohani (2008).
4. Kualitas audit berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat
materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan. Penelitian ini
konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri (2010)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi kualitas audit maka semakin baik
pertimbangan tingkat materialitasnya.
5. Profesionalisme, pengalaman auditor, gender dan kualitas audit
berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap pertimbangan tingkat
materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, menunjukkan bahwa profesionalisme,
pengalaman auditor, gender dan kualitas audit berpengaruh secara signifikan
terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses pengauditan laporan
keuangan. Profesionalisme auditor merupakan kualitas diri yang terbentuk
berdasarkan pengabdian profesi, kewajiban social akan pekerjaan, adanya
tanggung jawab yang melekat secara profesi, kemandirian dan hunungan
dengan rekan seprofesi, sehingga factor pengalaman individu dalam
91
menghadapi situasi sulit dan berulang sangat berpengaruh terhadap ketepatan
untuk menilai materialitas suatu akun atau laporan keuangan.
Pengalaman auditor merupakan aspek yang terdapat aspek yang terdapat
dalam diri seorang pekerja. Aspek tersebut terdiri dari mutu personal,
pengetahuan umum dan keahlian khusus. Seseorang yang memiliki
pengalaman tinggi akan menghasilkan kualitas kerja yang baik. Auditor
selalu mengoptimalkan pengalamannya dalam mempertimbangkan tingkat
materialitas demi tercapainya kualitas audit yang baik.
Gender sebagai pembagian peran serta tanggung jawab baik laki-laki
maupun perempuan, yang diterapkan secara social maupun cultural. Dalam
memproses informasi dalam tugas yang kompleks tidak ada perbedaan antara
laki-laki dan perempuan.
Untuk dapat mencapai mutu dan kualitas yang baik tentunya hal yang
dipertimbangkan salah satunya adalah tingkat materialitas. Tingkat
materialitas yang ditetapkan oleh auditor mempunyai peranan terhadap hasil
pemeriksaan. Penetapan materialitas membantu auditor merencanakan
pengumpulan bahan bukti yang cukup. Jika auditor menetapkan jumlah yang
rendah, maka akan lebih banyak bahan bukti yang harus dikumpulkan.
C. Saran
Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil
penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan
mengenai beberapa hal diantaranya:
92
1. Penelitian selanjutnya sebaiknya lebih memperbanyak responden dalam
penelitian dan memperluas area survey tidak hanya pada satu wilayah saja,
sehingga hasil penelitian lebih dapat digeneralisasi.
2. Pada penelitian selanjutnya waktu penelitian untuk responden akuntan
publik sebaiknya jangan dilakukan pada waktu januari-juli, karena pada
kurun waktu tersebut merupakan waktu sibuk bagi akuntan publik untuk
mengaudit sehingga tingkat pengembalian data dari akuntan publik dalam
kurun waktu tersebut sangat minim.
3. Peneliti selanjutnya disarankan untuk mendapatkan data berupa
wawancara dari beberapa auditor yang menjadi responden penelitian agar
bisa mendapatkan data yang lebih nyata dan bisa keluar dari pertanyaan-
pertanyaan kuesioner yang mungkin terlalu sempit atau kurang
menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.
93
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A., Randal J. Elder, Mark S. Beasley. “Auditing and AssuranceService:An Integrated Approach”, 14th Edition, Pearson Education Inc,Upper Saddle River, New Jersey, 2012.
Amalia, Novita Rizky. Pengaruh Perbedaan Gender Derajat Ketaatan Atas KodeEtik, dan Kompleksitas Tugas Terhadap Materiality Judgment. JurnalIlmiah Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Brawijaya. 2012
Febrianty. Pengaruh Profesionalisme Auditor Terhadap Pertimbangan TingkatMaterialitas Audit Atas Laporan Keuangan. Jurnal Ekonomi dan InformasiAkuntansi Vol. 2, No. 2. 2012.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. BadanPenerbit Universitas Diponegoro, Semarang. 2011.
Hasanudin, Abdul. Antaseden dan Konsekuensi Variabel-VariabelProfesionalisme: Studi Empiris Pada Internal Auditor Sektor Publik diLingkungan Daerah Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Barat. TesisMagister Sains Akuntansi, Universitas Diponegoro. 2002.
Hamid, Abdul. Buku Panduan Penulisan Skripsi. Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah, Jakarta. 2007.
Hastuti, dkk. Hubungan antara Profesionalisme dengan Pertimbangan TingkatMaterialitas dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan. ProsidingSimposium Nasional Akuntansi. 2003.
Herawaty, Arlen., Yulius Kurnia. Pengaruh Profesionalisme PengetahuanMendeteksi Kekeliruan dan Etika Profesi Terhadap Pertimbangan TingkatMaterialitas Akuntan Publik. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 11, No.1. 2009.
Ikhsan, Arfan. Profesionalisme Auditor pada Kantor Akuntan Publik Dilihat dariPerbedaan Gender, Kantor Akuntan Publik dan Hirarki Jabatannya. JurnalBisnis dan Akuntansi, Vol. 9, No.2. 2007.
Institut Akuntan Publik Indonesia. “Standar Profesional Akuntan Publik”, Per 31Maret 2011, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. 2011.
Khairiah, Syafina. Pengaruh Profesionalisme dan Pengalaman Auditor BPKPerwakilan Propinsi Sumatera Utara terhadap Tingkat Materialitas dalamPemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah, Tesis Sekolah Pascasarjana,Universitas Sumatera Utara Medan. 2009.
94
Koroy, Tri Ramaraya. Pengaruh Preferensi Klien dan Pengalaman AuditorTerhadap Pertimbangan Auditor. Simposium Nasional Akuntansi VIII,Solo. 2005.
Kusuma, Novanda. Pengaruh Profesionalisme Auditor Etika Profesi danPengalaman Auditor Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas. SkripsiS1 Universitas Diponegoro, Semarang. 2012.
Mardiyah, Aida Ainul., Hendro Wahyudi. Pengaruh Profesionalisme AuditorTerhadap Tingkat Materialitas Dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan.Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang. 2006.
Martiyani, Milka. Pengaruh Profesionalisme Auditor dan Kualitas Audit TerhadapTingkat Materialitas Dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan. Skripsi S1Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Jawa Timur. 2010.
Muhammad, Rifqi. Analisis Hubungan Antara Profesionalisme Auditor DenganPertimbangan Tingkat Materialitas Audit Dalam Proses PengauditanLaporan Keuangan. Jurnal Penelitian dan Pengabdian DPPM UII Vol. 6,No. 1. 2008.
Putri, Ria Permatasari. Pengaruh Profesionalisme dan Pengalaman AuditorTerhadap Tingkat Materialitas Audit Dalam Proses Pengauditan LaporanKeuangan. Skripsi S1 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,Jakarta. 2009.
Praditaningrum, Anugrah Suci. Analisis Faktor-Faktor Yang BerpengaruhTerhadap Audit Judgement (Studi Pada BPK RI Perwakilan Provinsi JawaTengah). Skripsi S1 Universitas Diponegoro, Semarang. 2012.
Rosul, Muhammad. Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi Auditor EksternalTerhadap Tingkat Materialitas Dalam Audit Laporan Keuangan. SkripsiS1 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. 2010.
Sinaga, Marfin., Jaka Isgiyarta. Analisis Pengaruh Profesionalisme TerhadapTingkat Materialitas Audit Dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan.Diponegoro Journal Of Accounting, Vol. 1, No. 2. 2012.
Singgih, Elisha., Icuk Rangga B. Pengaruh Independensi Pengalaman DueProfessional Care dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit. SimposiumNasional Akuntansi XIII, Purwokerto. 2010.
95
Suraida, Ida. “Uji Model Etika, Kompetensi, Pengalaman, Audit dan Risiko AuditTerhadap Skeptisisme Profesional Auditor”, Jurnal Akuntansi FakultasEkonomi Universitas Tarumanegara, Vol. 9 No.2. 2005.
Tahar, Fahriah. Pengaruh Diskriminasi Gender dan Pengalaman TerhadapProfesionalitas Auditor. Skripsi S1 Universitas Hasanuddin, Makassar.2012.
Trianingsih, Sri. Profesionalisme Auditor Kualitas Audit dan Tingkat MaterialitasDalam Pemeriksaan Laporan Keuangan. Jurnal Maksi UniversitasPembangunan Nasional Veteran, Vol. 10, No. 2, Jawa Timur. 2010.
____________. Perbedaan Kinerja Auditor dilihat dari Segi Gender. Jurnal RisetAkuntansi Indonesia, Vol. 7, No. 1. 2004.
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
127
HASIL UJI ASUMSI KLASIK
1. HASIL UJI MULTIKOLONIERITAS
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 12.905 5.261 2.453 .017
P .342 .076 .478 4.488 .000 .497 2.010
PA -.296 .095 -.296 -3.124 .003 .628 1.593
Gender -.974 .703 -.108 -1.384 .172 .929 1.077
KA .770 .125 .526 6.153 .000 .775 1.291
a. Dependent Variable: PTM
2. HASIL UJI NORMALITAS
128
UJI KOLMOGOROV-SMIRNOV
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 63
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.42217105
Most Extreme Differences Absolute .121
Positive .060
Negative -.121
Kolmogorov-Smirnov Z .961
Asymp. Sig. (2-tailed) .314
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
129
3. HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS
4. HASIL UJI REGRESI BERGANDA
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .820a .672 .650 2.504
a. Predictors: (Constant), KA, PA, Gender, P
b. Dependent Variable: PTM
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 KA, PA,
Gender, P
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: PTM
130
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 745.997 4 186.499 29.737 .000a
Residual 363.749 58 6.272
Total 1109.746 62
a. Predictors: (Constant), KA, PA, Gender, P
b. Dependent Variable: PTM
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 12.905 5.261 2.453 .017
P .342 .076 .478 4.488 .000
PA -.296 .095 -.296 -3.124 .003
Gender -.974 .703 -.108 -1.384 .172
KA .770 .125 .526 6.153 .000
a. Dependent Variable: PTM
131
Lampiran 3Surat Keterangan Dari
Responden
132
133
134
KUESIONER
Lampiran 4Kuesioner Penelitian
135
PENGARUH PROFESIONALISME PENGALAMANAUDITOR GENDER DAN KUALITAS AUDIT
TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKATMATERIALITAS DALAM PROSES PENGAUDITAN
LAPORAN KEUANGAN
Oleh :
Angga Agustianto
NIM : 108082000179
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M
136
Hal: Permohonan Pengisian Kuesioner Jakarta,18 April 2013
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdr/i Responden
Di Tempat
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswa Program
Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya:
Nama : Angga Agustianto
NIM : 108082000179
Fak/Jur/Smtr : Ekonomi dan Bisnis/Akuntansi/IX
bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul
“Pengaruh Profesionalisme, Pengalaman Auditor, Gender dan Kualitas Audit
Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Proses Pengauditan
Laporan Keuangan dalam Prespektif”
Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk
menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan
sebelumnya saya mohon maaf telah menggangu waktu bekerja Bapak/Ibu/Sdr/i.
Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan saya
akan menjaga kerahasiaan identitas Bapak/Ibu/Sdr/i sesuai dengan etika
penelitian.
Informasi yang diperoleh atas partisipasi Bapak/Ibu/Sdr/i merupakan faktor
kunci untuk mengetahui pengaruh Pengaruh Profesionalisme, Pengalaman
Auditor, Kualitas Audit dan Gender Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas
Dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan. Dimohon untuk membaca setiap
pertanyaan secara hati-hati dan menjawab dengan lengkap semua
pertanyaan, karena apabila terdapat salah satu nomor yang tidak diisi maka
kuesioner dianggap tidak berlaku.
137
Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pilihan Anda, yang
penting memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat Anda.
Apabila diantara Bapak/Ibu/Sdr/i ada yang membutuhkan hasil penelitian ini,
maka Bapak/Ibu/Sdr/i dapat menghubungi saya (telepon dan e-mail tertera di
bawah). Atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i meluangkan waktu untuk mengisi dan
menjawab semua pertanyaan dalam kuesioner penelitian ini, saya sampaikan
terima kasih.
Dosen Pembimbing Hormat saya,
Peneliti
(Dr. Yahya Hamja) (Angga Agustianto)
138
Nomor : ……… (diisi oleh peneliti)
IDENTITAS RESPONDEN
Nama : …………………….
(boleh tidak diisi)
Nama KAP : …………………….
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Umur : ………… tahun
Posisi Terakhir* : Partner Manager
Supervisor Auditor Senior
Auditor Junior
Pendidikan Terakhir* : D3 S1
S2 S3
Pengalaman Kerja* : < 1 Tahun 1-3 Tahun
3-5 Tahun > 5 Tahun
*Berilah tanda silang (X) pada kotak yang tersedia
139
I. Variabel Profesionalisme
Berilah tanda (√) pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan penilaian Anda,
dimana:
1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 4 = Setuju (S)
2 = Tidak Setuju (TS) 5 = Sangat Setuju (SS)
3 = Kurang Setuju (KS)
No. Pernyataan STS TS KS S SS1. Menjadi seorang anggota asosiasi profesi
eksternal auditor sangat menginspirasi sayauntuk melaksanakan pekerjaan dengansebaik-baiknya.
2. Saya selalu datang dan berpartisipasi dalampertemuan asosiasi profesi eksternal auditor.
3. Saya sering bertukar pikiran dengan eksternalauditor lainnya untuk meningkatkanketerampilan dan pengetahuan saya.
4. Saya berlangganan dan membaca secara rutinmajalah dan jurnal tentang audit eksternal danmengenai profesi eksternal auditor.
5. Kegiatan audit eksternal memiliki kewajibanmenciptakan transparansi terhadapmasyarakat.
6. Kepentingan terhadap audit eksternal kadang-kadang terlalu menekan.
7. Tidak banyak orang yang menyadaribagaimana pentingnya audit eksternal.
8. Jika ada kelemahan peraturan atauindepedensi auditor eksternal akan merugikanbagi publik.
9. Menjadi seorang eksternal auditor adalah cita-cita saya sejak dulu.
10. Saya tidak bersemangat untuk menekunipekerjaan yang saya lakukan saat ini(eksternal auditor).
11. Saya tetap akan menekuni profesi eksternalauditor meskipun memperoleh gaji yangrendah.
12. Saya merasa puas ketika melihat dedikasiteman saya terhadap profesinya (eksternalauditor).
140
13. Standar profesi eksternal auditor yangdikeluarkan oleh Ikatan Akuntan PublikIndonesia tidak dapat diterapkan kepadasemua organisasi.
14. Eksternal auditor tidak mempunyai cara yangdapat diandalkan untuk menilai kompetensieksternal auditor lainnya
15. Ikatan Akuntan Publik Indonesia mempunyaikewenangan untuk menetapkan standarperilaku untuk eksternal auditor.
16. Seorang eksternal auditor lebih baik dinilaioleh eksternal auditor lainnya daripada dinilaioleh bukan eksternal auditor.
17. Eksternal auditor harus membuat keputusanterhadap pekerjaan auditnya.
18. Saya merencanakan dan memutuskan hasilaudit saya berdasarkan fakta yang saya temuidalam proses pemeriksaan
19. Staf eksternal audit sebaiknya diijinkanmembuat keputusan penting terhadappekerjaan auditnya tanpa adanya intervensi.
20. Kesimpulan yang dibuat oleh eksternalauditor sudah sesuai dengan penugasan audit,tetapi keputusan akhir berada di supervisor.
141
II. Variabel Pengalaman Auditor
Berilah tanda (√) pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan penilaian Anda,
dimana:
1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 4 = Setuju (S)
2 = Tidak Setuju (TS) 5 = Sangat Setuju (SS)
3 = Kurang Setuju (KS)
No. Pernyataan STS TS KS S SS
21.Pengalaman pada umumnya dapatmeningkatkan/mengembangkan karir.
22.Pengalaman membantu auditor mengetahuikekeliruan di suatu perusahaan.
23.Pengalaman auditor berpengaruh terhadapkeputusan yang dibuat.
24.Pengalaman membantu auditor mengatasimasalah.
25.Pengalaman auditor sudah pasti meningkatkarena seringnya melakukan tugas.
26.Auditor berpengalaman bila menjalankan tugaslebih dari tiga tahun.
27.Pengalaman membantu auditor dalammemprediksi dan mendeteksi masalah secaraprofesional.
28.Auditor kurang berpengalaman cenderung silitmenentukan sikap.
29Pengalaman yang dimiliki auditor mampumengatasi setiap permasalahan yang ada dalammembuat judgment.
30.Untuk mencapai kompetensinya, auditor juniordapat belajar dari pengalaman auditor seniornya.
142
III. Variabel Kualitas AuditBerilah tanda (√) pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan penilaian Anda,
dimana:
1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 4 = Setuju (S)
2 = Tidak Setuju (TS) 5 = Sangat Setuju (SS)
3 = Kurang Setuju (KS)
No. Pernyataan STS TS KS S SS
31.Saat menerima penugasan, saya menetapkansasaran ruang lingkup dan metodologi audit.
32.Semua pekerjaan audit saya harus direview olehatasan secara berjenjang sebelum laporan auditdibuat.
33.
Saya menatausahakan dokumen audit dalambentuk kertas kerja audit dan disimpan denganbaik agar dapat secara efektif diambil, dirujukdan dianalisis.
34.Dalam melaksanakan audit, saya tidak perlumematuhi kode etik yang ditetapkan.
35.Laporan hasil audit memuat temuan dansimpulan hasil pemeriksaan secara objektif sertarekomendasi yang konstruktif.
36.
Laporan harus dapat mengemukakan pengakuanatas suatu prestasi keberhasilan atau suatutindakan perbaikan yang telah dilaksanakanobjek audit.
37.
Laporan yang dihasilkan harus akurat, lengkap,objektif, meyakinkan, jelas, ringkas, serta tepatwaktu agar informasi yang diberikan bermanfaatsecara maksimal.
38.
Proses pengumpulan dan pengujian bukti harusdilakukan dengan maksimal untuk mendukungkesimpulan, temuan audit serta rekomendasiyang terkait.
143
IV. Variabel Pertimbangan Tingkat MaterialitasBerilah tanda (√) pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan penilaian Anda,
dimana:
1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 4 = Setuju (S)
2 = Tidak Setuju (TS) 5 = Sangat Setuju (SS)
3 = Kurang Setuju (KS)
No. Pernyataan STS TS KS S SS
39.Materialitas adalah suatu konsep yang vital dalamproses pengauditan
40.
Materialitas berhubungan dengan karakteristiksuatu statement, fakta, item yang diungkapkanatau metode berekspresi yang berpengaruh padajudgement seorang auditor
41.Saya merasa kesulitan dalam menentukan tingkatmaterialitas suatu transasksi
42.Dalam menyusun rencana audit saya akanmempertimbangkan resiko yang akan ditemuiselama proses audit
43.Saya akan selalu membuat perencanaan audityang akan dating
44.Materialitas menurut saya bukan sesuatu yangharus dipermasalahkan
45.Materialitas merupakan pendapat subyektifmasing-masing auditor
46.Materialitas suatu rekening akuntansi salah sajimenjadi faktor pertimbangan utama dalammenentukan kewajaran laporan keuangan.
47.Dalam menentukan suatu transaksi itu materialatau tidak auditor menggunakan dasarpengalaman dalam proses audit.
48.
Dalam menentukan ketepatan tingkat materialitasauditor menggunkan dasar pengetahuan dankecakapan dalam melaksanakan pekerjaan audit.
49.Dalam menentukan suatu transaksi atau saldo itumaterial tidak dapat ditentukan oleh professionaltidaknya ekternal auditor.
50.Ketepatan dalam menentukan tingkat meterialitastidak dapat ditentukan oleh professional tidaknyaekternal auditor.
51.Dalam menentukan suatu transaksi itu materialatau tidak saya menggunakan dasar pengalamandalam proses audit.