TESIS PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR, INDEPENDENSI AUDITOR, ETIKA PROFESI, BUDAYA ORGANISASI, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI BALI ADELIA LUKYTA ARUMSARI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2014
132
Embed
Pengaruh Profesionalisme Auditor, Independensi Auditor, Etika ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
TESIS
PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR, INDEPENDENSIAUDITOR, ETIKA PROFESI, BUDAYA ORGANISASI, DAN GAYA
KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA AUDITORPADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI BALI
ADELIA LUKYTA ARUMSARI
PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR2014
i
TESIS
PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR, INDEPENDENSIAUDITOR, ETIKA PROFESI, BUDAYA ORGANISASI, DAN GAYA
KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA AUDITORPADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI BALI
ADELIA LUKYTA ARUMSARINIM : 1291661008
PROGRAM MAGISTERPROGRAM STUDI AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR2014
ii
PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR, INDEPENDENSIAUDITOR, ETIKA PROFESI, BUDAYA ORGANISASI, DAN GAYA
KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA AUDITORPADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI BALI
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister
pada Program Magister, Program Studi Akuntansi
Program Pascasarjana Universitas Udayana
ADELIA LUKYTA ARUMSARINIM : 1291661008
PROGRAM MAGISTERPROGRAM STUDI AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR2014
iii
LEMBAR PENGESAHAN
TESIS INI TELAH DISETUJUI
PADA TANGGAL 27 JUNI 2014
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. I Ketut Budiartha, SE., M.Si., Ak. Dr. I Made Sadha Suardika, SE., M.Si., Ak.
Budaya Organisasi, dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Auditor
pada Kantor Akuntan Publik di Bali”.
Tesis ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
Strata 2 (S2) di Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Udayana
guna memperoleh gelar Magister Akuntansi konsentrasi Akuntansi Keuangan dan
Auditing. Penulis menyadari bahwa penelitian ini dapat berhasil baik berkat
bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya
dalam penyusunan tesis ini. Pada kesempatan ini izinkanlah penulis
menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa Ida Shang Hyang Widhi Wasa atas restuNya dalam
penyelesaian tesis ini.
2. Dr. I Ketut Budiartha, SE., M.Si., Ak. sebagai Pembimbing I dan Dr. I Made
Sadha Suardika, SE., M.Si., Ak. Sebagai pembimbing II yang dengan penuh
kesabaran membimbing dan memberikan dorongan semangat kepada penulis
dalam menyelesaikan tesis ini.
3. Para penguji tesis ini yaitu Dr. Gerianta Wirawan Yasa, SE., M.Si., Dr.
I.G.A. Made Asri Dwija Putri, SE., M.Si., Dr. Ida Bagus Putra Astika, SE.,
vii
M.Si., Ak. yang dengan penuh perhatian memberikan saran kepada penulis
dalam menyelesaikan tesis ini
4. Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD atas
fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan Program Magister pada Universitas Udayana.
5. Prof. Dr. dr. A.A Raka Sudewi, Sp.S (K) sebagai direktur Program
Pascasarjana Universitas Udayana atas kesempatan yang diberikan penulis
untuk menjadi mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana
Universitas Udayana.
6. Bapak Dr. Dewa Gede Wirama, SE., MSBA., Ak. selaku Ketua Program
Studi Magister Akuntansi (MAKSI) Universitas Udayana. Bapak dan Ibu
pengajar serta seluruh staf Program Magister Akuntansi Universitas Udayana
yang telah mendidik dan membantu proses penyelesaian tesis ini.
7. Seluruh auditor KAP di Bali, yang telah membantu dalam pengisian
kuesioner serta memberikan keterangan yang berkaitan dengan kesempurnaan
tesis ini.
8. Orang Tua Kadek Ambara Giri, SE dan Rumayanti, SE serta seluruh keluarga
yang telah mendoakan dan memotivasi penulis dalam penyelesaian tesis ini
khususnya I Gusti Bagus Radhita Prihandana, ST.
9. Rekan-rekan mahasiswa angkatan X MAKSI Universitas Udayana, yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas kebersamaan dan
kekompakannya selama penulis menempuh studi.
viii
Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa selalu
melimpahkan anugrah-Nya kepada kita semua, serta pihak-pihak yang telah
membantu penulis.
Denpasar,
Penulis
ix
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh profesionalisme auditor,independensi auditor, etika profesi, budaya organisasi dan gaya kepemimpinan terhadapkinerja auditor pada Kantor Akuntan Publik di Bali. Pengambilan sampel dalampenelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Data dikumpulkanmenggunakan metode survei dengan teknik kuesioner. Target respondenpenelitian ini adalah 60 responden, namun data responden yang dapat diolahadalah 56 jawaban responden. Untuk menguji kualitas data dari instrumen yangdigunakan dilakukan dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji asumsi klasikyang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas,dimaksudkan sebagai persyaratan untuk melakukan uji regresi linear berganda.
Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa variasi variabelkinerja auditor dapat dijelaskan oleh variasi variabel profesionalisme auditor,independensi auditor, etika profesi, budaya organisasi dan gaya kepemimpinan sebesar86,6 persen. Uji statistik F menunjukkan bahwa model yang digunakan mampumemprediksi kinerja auditor dan signifikan secara statistik. Pengujian hipotesisdengan uji statistik t menunjukkan bahwa variabel profesionalisme auditor,independensi auditor, etika profesi, budaya organisasi dan gaya kepemimpinanberpengaruh positif pada kinerja auditor dan signifikan secara statistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa profesionalisme auditor, independensiauditor, etika profesi, budaya organisasi dan gaya kepemimpinan memberikanpengaruh positif pada kinerja auditor. Hasil pengujian hipotesis memberikansintesa bahwa semakin baik profesionalisme Auditor, independensi, etika profesi,dan gaya kepemimpinan yang dimiliki auditor, serta semakin kuatnya budayaorganisasi pada KAP maka kinerja auditor yang dihasilkan semakin baik pula.
Kata Kunci: profesionalisme auditor, independensi auditor, etika profesi, budayaorganisasi, gaya kepemimpinan dan kinerja auditor.
x
ABSTRACT
This research aims to test the impact of auditor professionalism, auditorindependence, professional ethics, organizational culture and leadership style tothe auditor performance at Public Accounting Firms in Bali. The sample taken inthis research is using purposive sampling method. Data is collected using surveymethod with questionnaire technique. The target of respondent in this research is60 respondents, but respondent’s data that can be processed is only 56respondent’s answers. To test the quality of data from the instruments being usedis conducted with validity test and reliability test. Classical assumption test whichconsist of normality test, multicollinearity test and heteroscedasticity test, isintended as the prerequisite to conduct multiple linear regression test.
The result of multiple regression analysis shows that the variation ofauditor performance variables can be explained by the variation of auditorprofessionalism, auditor independence, professional ethics, organizational cultureand leadership style variables at 86.6 percent. F statistical test shows that themodel being used is able to predict auditor performance and statisticallysignificant. Hypothesis test with t statistical test shows that auditorprofessionalism, auditor independence, professional ethics, organizational cultureand leadership style variables is positively affecting the auditor performance andstatistically significant.
The result of research shows that auditor professionalism, auditorindependence, professional ethics, organizational culture and leadership styleprovide positive impact to the auditor performance. The result of hypothesis testprovides synthesis that as well as the better the professionalism auditor,independence , professional ethics owned by the auditor, leadership style and thestronger the organizational culture of the KAP is, then the outcome of auditorperformance will also be better.
Key words: auditor professionalism, auditor independence, professional ethics,organizational culture, leadership style and auditor performance.
xi
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL DALAM... ................................................................................PRASYARAT GELAR .........................................................................LEMBAR PENGESAHAN...................................................................PENETAPAN PANITIAN PENGUJIAN............................................PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT....................................................KATA PENGANTAR............................................................................ABSTRAK..............................................................................................ABSTRACT............................................................................................DAFTAR ISI ..........................................................................................DAFTAR TABEL .................................................................................DAFTAR GAMBAR .............................................................................DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................1.1 Latar Belakang .....................................................................1.2 Rumusan Masalah ................................................................1.3 Tujuan Penelitian ...............................................................1.4 Manfaat Penelitian ..............................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...............................................................2.1 Landasan Teori ....................................................................
2.1.1 Teori Akuntansi Perilaku..........................................2.1.2 Teori Sikap dan Perilaku...........................................2.1.3 Pengertian Profesionalisme .....................................2.1.4 Independensi Auditor ..............................................2.1.5 Etika Profesi ............................................................2.1.6 Budaya Organisasi....................................................2.1.7 Gaya Kepemimpinan..................................................2.1.8 Kinerja Auditor .......................................................
2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya .......................
BAB III KERANGKA BERPIKIR, DESAIN DAN HIPOTESISPENELITIAN ........................................................................
3.1 Kerangka berpikir ................................................................3.2 Konsep penelitian ................................................................
iii
iiiivv
viixx
xixivxv
xvi
11889
1010101112141618202123
262628
xii
3.3 Hipotesis penelitian .............................................................3.3.1 Pengaruh Profesionalisme terhadap Kinerja
Auditor ……………………………………………3.3.2 Pengaruh Independensi Auditor terhadap Kinerja
Auditor……………………………………………3.3.3 Pengaruh Etika Bisnis pada Kinerja Auditor…….3.3.4 Pengaruh Budaya Organisasi pada Kinerja Auditor.3.3.5 Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja
Auditor ……………………………………………
BAB IV METODE PENELITIAN .....................................................4.1 Rancangan Penelitian ……………………….………….4.2 Lokasi Penelitian dan Sumber Data…………….............4.3 Metode Penentuan Sampel ……………….…………….
4.3.1 Populasi .............. ..................................................4.3.2 Sampel ...................................................................
4.4 Metode Pengumpulan Data ... .…….…………………...4.5 Variabel Penelitian ……….….…….…………………...
4.5.1 Identifikasi Variabel …………………………….4.5.2 Definisi Operasional Variabel…………………...
4.6 Teknik Analisis Data……….…….…………………......4.6.1 Pengujian Instrumen...............................................4.6.2 Uji Asumsi Klasik..................................................4.6.3 Metode analisis regresi linier berganda..............
BAB V HASIL PENELITIAN……..……………………………......5.1 Data Penelitian .............................................................................. 44
5.2 Hasil Penelitian.………………….………… ............................ 475.2.1 Hasil Statistik Deskriptif ...................................................5.2.2 Uji Pendahuluan…………………………………..5.2.3 Uji Asumsi Klasik ............................................................. 515.2.4 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ........................... 545.2.5 Uji F .................................................................................. 575.2.7 Uji t (t test) ........................................................................
BAB VI PEMBAHASAN……………………………………………
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN……………………………...7.1 Simpulan ....................................................................................... 637.2 Saran .............................................................................................. 63
29
29
323334
36
3838404040404242424347474950
53535353555556606265
67
717172
xiii
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………… 73
xiv
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
2.1 Rangkuman Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya .................. 25
4.1 Kantor Akuntan Publik yang Terdaftar pada Ikatan AkuntanIndonesia Kompartemen Akuntan Publik di Bali Tahun 2014… ..... 41
2. Hasil Uji Validitas ............................................................................... 89
3. Hasil Uji Reliabilitas ........................................................................... 102
4. Hasil Statistik Deskriptif ..................................................................... 112
5. Hasil Uji Normalitas ........................................................................... 112
6. Hasil Uji Multikolinearitas .................................................................. 113
7. Hasil Uji Heteroskedastisitas .............................................................. 114
8. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ............................................. 115
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik di suatu negara adalah
sejalan dengan berkembangnya perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum
perusahaan. Jika perusahaan-perusahaan di suatu negara berkembang sangat
pesatnya sehingga tidak hanya memerlukan modal dari pemiliknya, namun mulai
memerlukan modal dari kreditur, dan jika timbul berbagai perusahaan berbentuk
badan hukum perseroan terbatas yang modalnya berasal dari masyarakat, jasa
akuntan publik mulai diperlukan dan berkembang. Profesi akuntan publik atau
auditor kantor akuntan publik memegang peranan penting dalam perkembangan
bisnis global saat ini (Deasy, 2002).
Mulyadi (2009:121), menyatakan bahwa profesi akuntan publik
merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik,
masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap
informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan.
Profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk menaikkan tingkat keandalan
laporan keuangan perusahaan, sehingga masyarakat memperoleh informasi
keuangan yang andal sebagai dasar pengambilan keputusan. Norika (2004),
menyatakan agar informasi yang disajikan dalam bentuk laporan dapat digunakan
sebagai dasar untuk pembuatan keputusan, maka bagian akuntansi dituntut untuk
dapat menyajikan informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu.
2
Posisi akuntan publik sebagai pihak independen yang memberikan opini
kewajaran terhadap laporan keuangan mulai banyak dipertanyakan apalagi setelah
didukung oleh bukti semakin meningkatnya tuntutan hukum terhadap kantor
akuntan. Kurangnya independensi auditor dan maraknya manipulasi akuntansi
korporat membuat kepercayaan para pemakai laporan keuangan mempertanyakan
eksistensi akuntan publik sebagai pihak independen. Padahal profesi akuntan
mempunyai peran penting dalam penyediaan informasi keuangan yang handal
bagi pemerintah, investor, kreditor, pemegang saham, karyawan, debitur, juga
bagi masyarakat dan pihak-pihak lain yang berkepentingan (Wibowo, 2009).
Sebagai penunjang keberhasilan dalam menjalankan tugas dan fungsinya
dengan baik, sangatlah diperlukan kinerja auditor yang baik dan berkualitas.
Kinerja auditor adalah kemampuan dari seorang auditor menghasilkan temuan
atau hasil pemeriksaaan dari kegiatan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan yang dilakukan dalam satu tim pemeriksaan (Yanhari, 2007).
Istilah kinerja seringkali digunakan untuk menyebutkan prestasi atau tingkat
keberhasilan individu atau kelompok individu.
Kondisi kerja yang kurang kondusif mempengaruhi kinerja auditor,
sehingga dapat mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap akuntan publik
sebagai pihak yang independen dalam pengauditan laporan keuangan. Skandal
akuntansi perusahaan-perusahaan besar di Amerika seperti Enron, Global
Crossing, Worldcom, Microstrategy, Adelphia, PNC Financial Service, dan Rite
Aid hampir semuanya melibatkan kantor akuntan publik (KAP) besar seperti The
Big Five. KAP kelas menengah juga tidak luput dari masalah tersebut, seperti
3
RSM Salustro Reydel di Perancis yang melakukan kesalahan saat melakukan
audit atas Vivendi Universal. Di Indonesia juga pernah terjadi hal yang sama
pada kasus PT. Kimia Farma Tbk., yaitu terjadinya overstated pada laba bersih
per 31 Desember 2001. Setidaknya hal ini menjadi pembelajaran bersama bagi
perkembangan profesi auditor di Indonesia untuk lebih meningkatkan kinerja
mereka (Widodo, 2008).
Widodo (2008) menyatakan bahwa kinerja individu perorangan
(individual performance) dan organisasi (organizational performance) memiliki
keterkaitan yang sangat erat. Tercapainya tujuan organisasi tidak bisa lepas dari
sumber daya yang dimiliki organisasi. Sumber daya manusia dalam suatu KAP
merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam suatu organisasi, sehingga
dapat dikatakan bahwa kinerja KAP sangat ditentukan oleh kinerja auditornya.
Kinerja auditor merupakan perwujudan kerja yang dilakukan dalam rangka
mencapai hasil kerja yang lebih baik atau lebih menonjol ke arah tercapainya
tujuan organisasi (Fanani dkk., 2008)
Salah satu kriteria profesionalisme adalah ketepatan waktu penyampaian
laporan auditnya. Ketepatan waktu perusahaan dalam mempublikasikan laporan
keuangan kepada masyarakat umum dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga
tergantung dari ketepatan waktu auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya.
Ketepatan waktu ini terkait dengan manfaat dari laporan keuangan itu sendiri.
Perbedaan waktu tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam
laporan keuangan mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian
pekerjaan auditnya. Hal yang penting adalah bagaimana agar penyajian laporan
4
keuangan bisa tepat waktu atau tidak terlambat dan kerahasiaan informasi
terhadap laporan keuangan tidak bocor kepada pihak lain yang bukan
kompetensinya untuk ikut mempengaruhinya. Tetapi apabila terjadi hal yang
sebaliknya yaitu terjadi keterlambatan maka akan menyebabkan manfaat
informasi yang disajikan menjadi berkurang dan tidak akurat.
Givoly dan Palmon (1982) menyatakan bahwa ketepatan waktu terkait
dengan manfaat dari laporan keuangan itu sendiri. Nilai kemanfaatan dari
informasi yang terkandung dalam laporan keuangan akan bernilai, jika disajikan
secara akurat dan tepat waktu, yakni tersedia pada saat yang dibutuhkan oleh para
pengguna laporan keuangan. Nilai dari ketepatan waktu pelaporan keuangan
merupakan faktor penting bagi kemanfaatan laporan keuangan tersebut Audit
delay yang melewati batas waktu ketentuan akan berakibat pada keterlambatan
publikasi laporan keuangan. Keterlambatan publikasi laporan keuangan bisa
mengindikasikan adanya masalah dalam laporan keuangan, sehingga memerlukan
waktu yang lebih lama dalam penyelesaian audit. Subekti dan Widiyanti (2004)
menyatakan bahwa lamanya waktu penyelesaian audit oleh auditor dilihat dari
perbedaan waktu tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam
laporan keuangan. Perbedaan waktu ini disebut dengan audit delay.
Rick Antle (1984), menyebutkan bahwa independensi dianggap sebagai
atribut penting dari auditor eksternal. Akuntan publik tidak dibenarkan memihak
kepentingan siapapun. Auditor berkewajiban untuk jujur tidak hanya kepada
manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditur dan pihak lain
yang meletakkan kepercayaan atas pekerjaan akuntan publik (Christiawan, 2005).
5
Auditor yang menegakkan independensinya, tidak akan terpengaruh oleh
berbagai kekuatan yang berasal dari luar diri auditor dalam mempertimbangkan
fakta yang dijumpainya dalam pemeriksaan. Idealnya di dalam menjalankan
profesinya, seorang auditor hendaknya memperhatikan dan menaati aturan etika
profesi yang meliputi pengaturan tentang independensi, integritas dan
obyektivitas, standar umum dan prinsip akuntansi, tanggung jawab kepada klien,
tanggung jawab kepada rekan seprofesi, serta tanggung jawab dan praktik lainnya
(Satyo, 2005).
Dalam hal etika, sebuah profesi harus memiliki komitmen moral yang tinggi
yang dituangkan dalam bentuk aturan khusus. Aturan ini merupakan aturan main
dalam menjalankan atau mengemban profesi tersebut, yang biasa disebut sebagai
kode etik. Kode etik harus dipenuhi dan ditaati oleh setiap profesi yang
memberikan jasa pelayanan kepada masyarakat dan merupakan alat kepercayaan
bagi masyarakat luas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setiap
profesional wajib mentaati etika profesinya terkait dengan pelayanan yang
diberikan apabila menyangkut kepentingan masyarakat luas. Jati (2009)
menunjukkan kode etik Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI), aturan etika
Kompartemen Akuntan Publik, Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) dan
standar pengendalian mutu auditing merupakan acuan yang baik untuk mutu
auditing. Prinsip-prinsip etika yang dirumuskan Ikatan Akuntan Publik Indonesia
(IAPI) dan dianggap menjadi kode etik perilaku akuntan Indonesia adalah (1)
tanggung jawab, (2) kepentingan masyarakat, (3) integritas, (4) obyektifitas dan
6
independen, (5) kompetensi dan ketentuan profesi, (6) kerahasiaan, dan (7)
perilaku profesional.
Budaya organisasi (kerja) adalah sistem nilai-nilai yang diyakini semua
anggota organisasi dan yang dipelajari, diterapkan, serta dikembangkan secara
berkesinambungan, berfungsi sebagai sistem perekat, dan dapat dijadikan sebagai
acuan berperilaku dalam organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan. Budaya organisasi berkaitan dengan sikap atau perilaku seseorang
dalam melaksanakan kerja sehari-hari yang bermutu dengan selalu berdasarkan
nilai-nilai yang dianut, sehingga menjadi motivator, memberi inspirasi untuk
senantiasa bekerja lebih baik dan memuaskan bagi semua pihak (Andaliza, 2005)
Gaya kepemimpinan (leadership style) juga dapat mempengaruhi kinerja.
Gaya kepemimpinan merupakan cara pimpinan untuk mempengaruhi orang lain
atau bawahannya sedemikian rupa sehingga orang tersebut mau melakukan
kehendak pimpinan untuk mencapai tujuan organisasi meskipun secara pribadi hal
tersebut mungkin tidak disenangi. Menurut Alberto et al. (2005) dalam
Trisnaningsih (2007) menyatakan kepemimpinan berpengaruh positif kuat
terhadap kinerja. Temuan ini memberi gambaran bahwa gaya kepemimpinan
seorang pemimpin sangat berpengaruh terhadap kinerja bawahannya. Di samping
itu, untuk mendapatkan kinerja yang baik diperlukan juga adanya pemberian
pembelajaran terhadap bawahannya. Demikian pula gaya kepemimpinan pada
KAP sangat diperlukan karena dapat memberikan nuansa pada kinerja auditor.
Penelitian akuntansi keperilakuan tentang gaya kepemimpinan dan budaya
organisasi sudah sering dilakukan terhadap bisnis manufaktur, tapi masih jarang
7
sekali dilakukan pada perusahaan non-manufaktur seperti Kantor Akuntan Publik
dengan responden auditor independen. Seperti penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Trisnaningsih (2007) yang dilakukan pada KAP di Jawa Timur
dengan responden auditor independen dan penelitian Wibowo (2009) mencoba
menggunakan responden yang berbeda dengan penelitian sebelumnya, yaitu
menggunakan responden auditor independen yang bekerja pada KAP di Daerah
Istimewa Yogyakarta sebagai objek. Dalam penelitian tersebut Wibowo
membuktikan secara empiris, apakah independensi auditor, komitmen organisasi,
gaya kepemimpinan dan pemahaman good governance berpengaruh positif
terhadap kinerja auditor. Guna menunjang keberhasilan dalam menjalankan tugas
dan fungsinya dengan baik, sangatlah diperlukan kinerja auditor yang baik dan
berkualitas. Kinerja auditor adalah kemampuan dari seorang auditor menghasilkan
temuan atau hasil pemeriksaaan dari kegiatan pemeriksaan atas pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan yang dilakukan dalam satu tim pemeriksaan (Yanhari,
2007). Istilah kinerja seringkali digunakan untuk menyebutkan prestasi atau
tingkat keberhasilan individu atau kelompok individu.
Dalam penelitian ini, akan dilakukan pengujian secara empiris tentang
pengaruh profesionalisme, independensi auditor, etika profesi, budaya organisasi
dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja auditor pada KAP di Bali. Selain itu
juga untuk membuktikan apakah hasil penelitian selanjutnya akan sama atau
berbeda apabila dilakukan pada auditor independen yang berbeda sebagai
objeknya, dimana dengan adanya perbedaan lokasi dan lingkungan kerja pada
KAP bisa jadi menyebabkan perbedaan pola pikir dan cara pandang, nilai-nilai
8
yang diyakini ataupun cara auditor bekerja dan secara tidak langsung dapat
membawa kepada perbedaan pemahaman tentang bagaimana menghasilkan
kinerja yang baik.
1.2 Rumusan Masalah
Penelitian ini merumuskan beberapa permasalah yaitu:
1. Bagaimana pengaruh profesionalisme auditor pada kinerja auditor di
Kantor Akuntan Publik di wilayah Bali ?
2. Bagaimana pengaruh independensi auditor pada kinerja auditor di Kantor
Akuntan Publik di wilayah Bali ?
3. Bagaimana pengaruh etika profesi auditor pada kinerja auditor di Kantor
Akuntan Publik di wilayah Bali ?
4. Bagaimana pengaruh budaya organisasi auditor pada kinerja auditor di
Kantor Akuntan Publik di wilayah Bali ?
5. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan auditor pada kinerja auditor di
Kantor Akuntan Publik di wilayah Bali ?
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh
profesionalisme auditor, independensi auditor, etika profesi, budaya organisasi
dan gaya kepemimpinan pada kinerja auditor pada KAP di Bali.
9
1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1) Kegunaan Teoritis
a. Melalui penelitian ini, peneliti mencoba memberikan bukti empiris tentang
pengaruh profesionalisme auditor, independensi auditor, etika profesi,
budaya organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja auditor.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan memberikan
sumbangan konseptual bagi peneliti sejenis maupun civitas akademika
lainnya dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan untuk
perkembangan dan kemajuan dunia pendidikan.
2) Kegunaan Praktis
a. Dapat digunakan sebagai masukan bagi pimpinan Kantor Akuntan Publik
dalam rangka menjaga dan meningkatkan kinerjanya.
b. Sebagai bahan evaluasi bagi para auditor sehingga dapat meningkatkan
kualitas auditnya maupun kinerjanya.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
Pengertian auditing menurut Jusup (2001:1) adalah suatu proses sistematis
untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti-bukti yang berhubungan dengan
asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara objektif
untuk menemukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang
telah ditetapkan dan mengkomunikaasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Auditor melakukan boundary spanning activities. Boundary
spanning activities (BSA) adalah sejauh mana seseorang melakukan aktivitas
mencari informasi tambahan untuk pengambilan keputusan. Untuk menunjang
keberhasilan dalam menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik, sangatlah
diperlukan kinerja auditor yang baik dan berkualitas.
2.1.1 Teori Akuntansi Perilaku (Behavioral Accounting)
Konsep perilaku (behavioural concept) pada awalnya merupakan kajian
bidang utama dalam psikologi dan sosial psikologi, tetapi faktor-faktor psikologi
dan sosial psikologi seperti motivasi, persepsi, sikap dan personalitas sangat
relevan dengan bidang akuntansi (Siegel dan Marconi, 1986).
Para akuntan, peneliti operasional dan ahli manajemen telah
mengembangkan faktor-faktor psikologi dan sosial psikologi termasuk masalah
11
pengendalian. Ilmu sosiologi dan psikologi juga dikonsentrasikan pada
pengendalian seperti halnya sosial dan fenomena personal (Hopwood, 1974).
Penelitian ini mengkaji tentang aspek perilaku manusia seperti
profesionalisme, independensi, etika profesi, budaya organisasi, gaya
kepemimpinan dan kinerja auditor. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan
kontribusi bagi pengembangan akuntansi perilaku di Indonesia.
2.1.2 Teori Sikap dan Perilaku
Teori sikap dan perilaku dikembangkan oleh Triandis (1971), menyatakan
bahwa perilaku ditentukan oleh sikap, aturan-aturan sosial dan kebiasaan. Sikap
terdiri dari komponen kognitif yaitu keyakinan, komponen afektif yaitu suka atau
tidak suka, berkaitan dengan apa yang dirasakan dan komponen perilaku yaitu
bagaimana seorang ingin berperilaku terhadap sikap. Jazen (1975) menyatakan 1).
sikap dapat dipelajari, 2). sikap mendefinisikan prediposisi kita terhadap aspek-
aspek yang terjadi di dunia, 3). sikap memberikan dasar perasaan bagi hubungan
antara pribadi kita dengan orang lain, 4). Sikap diatur dan dekat dengan inti
kepribadian. Menurut Robbins (2003) sikap adalah pernyataan evaluatif, baik
yang menguntungkan atau tidak menguntungkan tentang obyek, orang, atau
peristiwa.
Menurut Khikmah (2005) sikap memberikan pemahaman tentang tendensi
atau kecenderungan untuk bereaksi. Sikap bukan perilaku tetapi lebih pada
kesiapan untuk menampilkan suatu perilaku, sehingga berfungsi mengarahkan dan
memberikan pedoman bagi perilaku. Menurut Triandis (1980) bahwa model
perilaku interpersonal yang lebih komprehensif dengan menyatakan factor-faktor
12
sosial, perasaan dan konsekuensi dirasakan akan mempengaruhi tujuan perilaku.
Kebiasaan merupakan penentu sikap yang langsung dan tidak langsung. Perilaku
tidak mungkin terjadi apabila kondisi yang memfasilitasi tidak memungkinkan.
2.1.3 Pengertian Profesionalisme
Profesi dan profesionalisme dapat dibedakan secara konseptual. “Profesi
merupakan jenis pekerjaan yang memenuhi beberapa kriteria, sedangkan
profesionalisme merupakan suatu atribut individual yang penting tanpa melihat
suatu pekerjaan merupakan suatu profesi atau tidak” (Kalbers dan Fogarty, 1995
dalam Herawaty dan Susanto, 2009). Istilah profesionalisme berasal dari kata
profesi yang berarti suatu pekerjaan yang memerlukan pengetahuan, mencakup
ilmu pengetahuan, keterampilan dan metode. Profesional suatu kemampuan yang
dilandasi oleh tingkat pengetahuan yang tinggi dan latihan khusus, daya
pemikiran yang kreatif untuk melaksanakan tugas-tugas yang sesuai dengan
bidang keahlian dan profesinya Aryawan (2010). Hardjana (2002) memberikan
pengertian bahwa profesional adalah orang yang menjalani profesi sesuai dengan
keahlian yang dimilikinya. Dalam hal ini, seorang profesional dipercaya dan dapat
diandalkan dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga dapat berjalan lancar,
baik dan mendatangkan hasil yang diharapkan.
Menurut Hall (1998) dalam Astriyani (2007) terdapat lima dimensi
profesionalisme, yaitu:
13
a) Pengabdian pada profesi
Pengabdian pada profesi dicerminkan dari dedikasi profesionalisme dengan
menggunakan pengetahuan dan kecakapan yang dimilki. Keteguhan untuk
tetap melaksanakan pekerjaan meskipun imbalan ekstrinsik kurang. Sikap
ini adalah ekspresi dari pencurahan diri yang total terhadap pekerjaan.
Pekerjaan didefinisikan sebagai tujuan, bukan hanya sebagai alat untuk
mencapai tujuan. Totalitas ini sudah menjadi komitmen pribadi, sehingga
kompensasi utama yang di harapkan dari pekerjaan adalah kepuasan rohani,
baru kemudian materi.
b) Kewajiban sosial
Kewajiban sosial adalah pandangan tentang pentingnya peranan profesi dan
manfaat yang diperoleh baik masyarakat maupun profesional karena adanya
pekerjaan tersebut.
c) Kemandirian
Kemandirian dimaksudkan sebagai suatu pandangan seseorang yang
profesional harus mampu membuat keputusan sendiri tanpa tekanan dari
pihak lain (pemerintah, klien, dan bukan anggota profesi). Setiap ada
campur tangan dari luar dianggap sebagai hambatan kemandirian secara
profesional.
d) Keyakinan pada profesi
Keyakinan pada profesi adalah suatu keyakinan bahwa yang paling
berwenang menilai pekerjaan profesional adalah rekan sesama profesi,
14
bukan orang luar yang tidak mempunyai kompetensi dalam bidang ilmu dan
pekerjaan mereka.
e) Hubungan dengan sesama profesi
Hubungan dengan sesama profesi adalah menggunakan ikatan profesi
sebagai acuan, termasuk didalamnya organisasi formal dan kelompok
kolega informal sebagai ide utama dalam pekerjaan. Melalui ikatan profesi
ini para profesional membangun kesadaran profesional.
2.1.4 Independensi Auditor
Independensi merupakan suatu tindakan baik sikap perbuatan atau mental
auditor dalam sepanjang pelaksanaan audit dimana auditor dapat memposisiskan
dirinya dengan auditee nya secara tidak memihak dan dipandang tidak memihak
oleh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap hasil auditnya.Independen berarti
akuntan publik tidak mudah dipengaruhi. Akuntan publik tidak dibenarkan
memihak kepentingan siapapun. Akuntan publik berkewajiban untuk jujur tidak
hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditur
dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas pekerjaan akuntan publik
(Christiawan, 2000:83).
Dalam Kode Etik Akuntan Publik disebutkan bahwa independensi adalah
sikap yang diharapkan dari seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai
kepentingan pribadi dalam melaksanakan tugasnya, yang bertentangan dengan
prinsip integritas dan objektivitas. The CPA Handbook E.B. Wilcox menyatakan
bahwa independensi merupakan suatu standar auditing yang penting, karena opini
akuntan independen bertujuan untuk menambah kredibilitas laporan keuangan
15
yang disajikan oleh manajemen. Jika akuntan tersebut tidak independen terhadap
kliennya, maka opininya tidak akan memberikan tambahan apapun (Mautz dan
Sharaf, 1993). Auditor secara intelektual harus jujur, bebas dari kewajiban
terhadap kliennya dan tidak mempunyai kepentingan dengan klien, baik terhadap
manajemen maupun pemilik (IAI, 2013: Seksi 220).
Carey (1960) dalam Mautz (1961) Independensi akuntan publik dari
segi integritas dan hubungannya dengan pendapat akuntan atas laporan keuangan
meliputi:
1) Kepercayaan terhadap diri sendiri yang terdapat pada beberapa orang
profesional. Hal ini merupakan bagian integritas profesional.
2) Merupakan istilah penting yang mempunyai arti khusus dalam hubungannya
dengan pendapat akuntan publik atas laporan keuangan. Independensi berarti
sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain,
tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran
dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan
yang obyektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan
menyatakan pendapatnya. Independensi akuntan publik merupakan dasar
utama kepercayaan masyarakat pada profesi akuntan publik dan merupakan
salah satu faktor yang sangat penting untuk menilai mutu jasa audit.
Aspek independensi ada tiga, yaitu (Taylor, 1997 dalam Herawaty, 2007) :
1) Independensi sikap mental (independence of mental attitude), independensi
sikap mental ditentukan oleh pikiran akuntan publik untuk bertindak dan
bersikap independen.
16
2) Independensi penampilan (appearance of independence), independensi
penampilan ditentukan oleh kesan masyarakat terhadap independensi akuntan
publik.
3) Independensi dari sudut keahlian (Independence in competence). Keahlian
juga merupakan faktor independensi yang harus diperhitungkan selain kedua
independensi yang telah disebutkan. Dengan kata lain auditor dapat
mempertimbangkan fakta dengan baik yang kemudian ditarik menjadi suatu
kesimpulan jika ia memiliki keahlian mengenai hal tersebut.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa independensi
merupakan sikap seseorang untuk bertindak jujur, tidak memihak, dan
melaporkan temuan – temuan hanya berdasarkan bukti yang ada.
2.1.5 Etika Profesi
Arens (2010:67) mendefinisikan etika secara umum sebagai perangkat
prinsip moral atau nilai. Perilaku beretika diperlukan oleh masyarakat agar
semuanya dapat berjalan secara teratur. Setiap profesi yang memberikan
pelayanan jasa pada masyarakat harus memiliki kode etik yang merupakan
seperangkat prinsip–prinsip moral yang mengatur tentang perilaku profesional.
Tanpa etika, profesi akuntan tidak akan ada karena fungsi akuntan adalah sebagai
penyedia informasi untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh para pelaku
bisnis.
Merujuk pada klasifikasi profesi secara umum, maka salah satu ciri yang
membedakan profesi-profesi yang ada adalah etika profesi yang dijadikan sebagai
17
standar pekerjaan bagi para anggotanya. Etika profesi diperlukan oleh setiap
profesi, khususnya bagi profesi yang membutuhkan kepercayaan dari masyarakat
seperti profesi auditor. Masyarakat akan menghargai profesi yang menerapkan
standar mutu yang tinggi dalam pelaksanaan pekerjaannya.
Auditor wajib menaati segala peraturan perundang-undangan yang
berlaku, menyimpan rahasia jabatan, menjaga semangat dan suasana kerja yang
baik. Kode etik berkaitan dengan masalah prinsip bahwa auditor harus menjaga,
menjunjung dan menjalankan nilai-nilai kebenaran dan moralitas seperti
bertanggung jawab (responsibility), berintegritas (integrity), bertindak secara
obyektif (objectivity), dan menjaga independensinya terhadap kepentingan
berbagai pihak (independence) serta berhati – hati dalam menjalankan profesi.
Etika auditor dalam Standar Profesi Akuntan Publik disebut sebagai norma
akuntan menjadi patokan resmi para auditor Indonesia dalam berpraktik. Norma-
norma dalam SPAP tersebut menjadi acuan dalam penentuan standar utama dalam
pekerjaan auditor, antara lain:
1) Auditor harus memiliki keahlian teknis, independen dalam sikap mental serta
kemahiran professional dengan cermat dan seksama.
2) Auditor wajib menemukan ketidakberesan, kecurangan, manipulasi dalam
suatu pengauditan.
Dari penjelasan di atas, didapat kesimpulan bahwa etika profesi
merupakan perangkat kaidah perilaku sebagai pedoman yang harus dipenuhi
dalam mengemban profesi.
18
2.1.6 Budaya Organisasi
Dalam literatur teori organisasi budaya telah didefinisikan dalam berbagai
ragam oleh berbagai ahli. Menurut Hofstede (1990:4), setiap manusia membawa
mental program yang terbentuk sejak dini, dari masa kecil di lingkungan keluarga,
di lingkungan sekolah dan organisasi. Hofstede (1990:15) membagi budaya
organisasional ke dalam enam dimensi:
1) Inovasi dan pengambilan resiko. Sejauh mana anggota organisasi didorong
untuk inovatif dan mengambil resiko.
2) Perhatian ke hal yang rinci. Sejauh mana anggota organisasi diharapkan
mampu menunjukkan ketepatan, analisis dan perhatian pada hal yang
rinci.
3) Orientasi hasil. Sejauh mana para pimpinan berfokus pada hasil/keluaran
dan bagaimana orientasi para pimpinan pada proses/teknik yang dilakukan
untuk mencapai hasil.
4) Orientasi orang. Sejauh mana keputusan-keputusan pimpinan
mempertimbangkan efek hasil pada anggota organisasi.
5) Orientasi tim/kelompok. Sejauh mana aktifitas kerja diorganisasikan
dalam kelompok-kelompok kerja dibandingkan pada kerja individual.
6) Keagresifan. Kondisi agresifitas dan kompetisi anggota organisasi.
Menurut Mondy and Noe III (1993:321), terdapat tiga faktor yang
membentuk budaya dalam organisasi, yaitu : (1) komunikasi, (2) motivasi, dan (3)
kepemimpinan. Komunikasi merupakan transfer informasi, ide pemahaman dan
perasaan diantara para anggota organisasi. Manajer yang ingin berhasil dalam
19
organisasi harus mampu berkomunikasi secara efektif. Motivasi merupakan
kemauan untuk berusaha dalam mengejar tujuan organisasi sebelumnya manajer
tidak dapat secara langsung memotivasi bawahan karena memotivasi adalah
masalah internal masing-masing individu.
Tugas manajemen adalah menghadirkan budaya organisasi yang
mendorong perilaku positif dari bawahannya, manajemen organisasi perlu
memahami faktor-faktor yang memicu perilaku bawahan dan mengembangkan
serta mempertahankan lingkungan yang produktif dalam organisasi,
kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi anggota organisasi untuk
bertindak sesuai dengan keyakinan pemimpin. Para manajer organisasi
menggunakan pendekatan yang beragam dalam mempengaruhi anggota organisasi
dan hal ini sangat mempengaruhi budaya organisasi berdampak signifikan
terhadap kinerja ekonomi jangka panjang.
Menurut Robbins (2003:97), fungsi budaya organisasi adalah (1) berperan
menetapkan batasan, (2) mengantarkan suatu perasaan identitas bagi anggota
organisasi, (3) mempermudah timbulnya komitmen yang lebih luas daripada
kepentingan individual seseorang, (4) meningkatkan stabilitas sistem sosial karena
merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi, (5) sebagai
mekanisme control dan menjadi rasional yang memandu dan membentuk sikap
serta perilaku para karyawan.
20
2.1.7 Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan (leadership styles) merupakan cara pimpinan untuk
mempengaruhi orang lain/bawahannya sedemikian rupa sehingga orang tersebut
mau melakukan kehendak pemimpin untuk mencapai tujuan organisasi meskipun
secara pribadi hal tersebut mungkin tidak disenangi (Luthans, 2002:575).
Fleishman dan Peters (1962) dalam Trisnaningsih (2007), menjelaskan bahwa
gaya kepemimpinan merupakan pola perilaku konsisten yang diterapkan
pemimpin dengan melalui orang lain, yaitu pola perilaku yang ditunjukkan
pemimpin pada saat mempengaruhi orang lain seperti yang dipersepsikan orang
lain.
Gibson (1996) telah meneliti gaya kepemimpinan di Ohio State
University tentang perilaku pemimpin melalui dua dimensi, yaitu: consideration
dan initiating structure. Consideration (konsiderasi) adalah gaya kepemimpinan
yang menggambarkan kedekatan hubungan antara bawahan dengan atasan,
adanya saling percaya, kekeluargaan, menghargai gagasan bawahan, dan adanya
komunikasi antara pimpinan dengan bawahan. Pemimpin yang memiliki
konsiderasi yang tinggi menekankan pentingnya komunikasi yang terbuka dan
parsial. Initiating structure (struktur inisiatif) merupakan gaya kepemimpinan
yang menunjukkan bahwa pemimpin mengorganisasikan dan mendefinisikan
hubungan dalam kelompok, cenderung membangun pola dan saluran komunikasi
yang jelas, menjelaskan cara mengerjakan tugas yang benar.
Teori kepemimpinan perilaku (behavioral) mengatakan bahwa gaya
kepemimpinan seorang manajer akan berpengaruh langsung terhadap efektivitas
21
kelompok kerja (Kreitner dan Kinicki, 2005:302). Kelompok kerja dalam
perusahaan merupakan pengelompokan kerja dalam bentuk unit kerja dan
masing-masing unit kerja itu dipimpin oleh seorang manajer. Gaya manajer untuk
mengelola sumber daya manusia dalam suatu unit kerja akan berpengaruh pada
peningkatan kinerja unit, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja
perusahaan secara keseluruhan. Selanjutnya, teori kepemimpinan perilaku
(behavioral) berasumsi bahwa gaya kepemimpinan oleh seorang manajer dapat
dikembangkan dan diperbaiki secara sistematik.
2.1.8 Kinerja Auditor
Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja (performance).
Sebagaimana dikemukakan oleh Mangkunegara (2005:67) bahwa istilah kinerja
berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau
prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang), yaitu hasil kerja secara kualitas
dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Teori tentang prestasi kerja lebih banyak mengacu pada teori psikologi
yaitu tentang proses tingkah laku kerja seseorang, sehingga seseorang tersebut
menghasilkan sesuatu yang menjadi tujuan dari pekerjaannya (Agustia,
2006:104). Kinerja atau prestasi kerja dapat diukur melalui kriteria seperti
kualitas, kuantitas, waktu yang dipakai, jabatan yang dipegang, absensi dan
keselamatan dalam menjalankan tugas pekerjaan.
22
Kinerja dibedakan menjadi dua, yaitu kinerja individu dan kinerja
organisasi. Kinerja individu adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas
maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan, sedangkan
kinerja organisasi adalah gabungan dari kinerja individu dengan kinerja kelompok
(Mangkunegara, 2005:15). Gibson et al. (1996) dalam Wibowo (2009),
menyatakan bahwa kinerja karyawan merupakan suatu ukuran yang dapat
digunakan untuk menetapkan perbandingan hasil pelaksanaan tugas, tanggung
jawab yang diberikan oleh organisasi pada periode tertentu dan relatif dapat
digunakan untuk mengukur prestasi kerja atau kinerja organisasi. Kinerja auditor
merupakan tindakan atau pelaksanaan tugas pemeriksaan yang telah diselesaikan
oleh auditor dalam kurun waktu tertentu.
Pengertian kinerja auditor menurut Mulyadi dan Kanaka (1998:116)
adalah auditor yang melaksanakan penugasan pemeriksaan (examination) secara
obyektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan
tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara
wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, dalam semua hal yang
material, posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan. Kalbers dan Forgarty
(1995) mengemukakan bahwa kinerja auditor sebagai evaluasi terhadap pekerjaan
yang dilakukan oleh atasan, rekan kerja, diri sendiri, dan bawahan langsung.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja
(prestasi kerja) adalah suatu hasil karya yang dicapai oleh seseorang dalam
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas
kecakapan, pengalaman dan kesungguhan waktu yang diukur dengan
23
mempertimbangkan kuantitas, kualitas dan ketepatan waktu. Kinerja (prestasi
kerja) dapat diukur melalui pengukuran tertentu (standar) dimana kualitas adalah
berkaitan dengan mutu kerja yang dihasilkan, sedangkan kuantitas adalah jumlah
hasil kerja yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu, dan ketepatan waktu
adalah kesesuaian waktu yang telah direncanakan. Karakteristik yang
membedakan kinerja auditor dengan kinerja manajer adalah pada output yang
dihasilkan.
2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wibowo (2009) yang
merupakan pengembangan dari penelitian Trisnaningsih (2007) dengan judul “
Pengaruh Independensi Auditor, Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan dan
Pemahaman Good Governance terhadap Kinerja Auditor”. Di mana penelitian
tersebut menggunakan data primer berupa kuesioner. Pengujian variabel bebas
terhadap variabel terikat dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi
linier berganda dengan hasil yang diperoleh bahwa independensi auditor,
komitmen organisasi, gaya kepemimpinan dan pemahaman good governance
berpengaruh positif terhadap kinerja auditor.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Wibowo adalah
terletak pada objek penelitian. Di mana objek penelitian di atas yaitu pengaruh
independensi auditor, komitmen organisasi, gaya kepemimpinan dan pemahaman
good governance terhadap kinerja auditor, sedangkan objek penelitian yang
dilakukan peneliti adalah pengaruh profesionalisme auditor, independensi auditor,
24
etika profesi, budaya organisasi, dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja auditor.
Perbedaan kedua yaitu pada lokasi penelitian, dimana Wibowo melakukan
penelitian di Kantor Akuntan Publik yang terdapat di Daerah Istimewa
Yogyakarta, sedangkan pada penelitian ini dilakukan pada Kantor Akuntan Publik
di wilayah Bali.
Selanjutnya dalam penelitian yang dilakukan oleh Gunawan Cahyasumirat
(2006) dengan judul “Pengaruh Profesionalisme dan Komitmen Organisasi
terhadap Kinerja Auditor, dengan Kepuasan Kerja sebagai variabel intervening ”
menunjukkan hasil bahwa variabel profesionalisme dan komitmen organisasi
tidak mempengaruhi kinerja internal auditor. Persamaan penelitian ini dengan
penelitian Cahyasumirat adalah sama-sama meneliti kinerja auditor. Tetapi
perbedaannya terlihat jelas pada beberapa objek penelitiannya, dimana
Cahyasumirat menggunakan objek pengaruh profesionalisme, komitmen
organisasi dengan kepuasan kerja sebagai variabel intervening terhadap kinerja
auditor sedangkan objek penelitian ini adalah pengaruh profesionalisme auditor,
independensi auditor, etika profesi, dan budaya organisasi, dan gaya
kepemimpinan terhadap kinerja auditor.
Hasil penelitian merupakan kajian empiris penelitian. Penelitian ini
mencoba mengembangkan penelitian – penelitian sebelumnya dengan cara
melakukan perluasan pengamatan dan pengembangan proksi. Ringkasan beberapa
penelitian sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 2.1 sebagai berikut
25
Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya
NoPeneliti(Tahun)
Variabel TeknikAnalisis Hasil Penelitian
Dependen Independen1. Syafina
Khariah(2009)
Kinerja danTingkatMaterialitas
Komponenprofesionalisme auditor,PengalamanAuditor
RegresiLinearBerganda
Secara simultan, variabelpengabdian pada profesi,kewajiban sosial, kemandirian,keyakinan pada profesi, danhubungan dengan sesama profesiberpengaruh terhadap kinerjainternal auditor. Sedangkan secaraparsial, hanya variabel pengabdianpada profesi, kemandirian,keyakinan pada profesi, danhubungan dengan sesama profesiberpengaruh terhadap kinerjaauditor dan tingkat materialitas.
2. Sutrisno(2006)
MotivasiKerja,Komitmendan Kinerja
BudayaOrganisasi
RegresiLinearBerganda
Budaya organisasi yang dianutoleh anggota organisasimempunyai nilai-nilai dan tujuanbersama terhadap peningkatankinerja organisasi.
Gaya kepemimpinan dapatmempengaruhi budaya organisasi,gaya kepemimpinan tidak dapatmempengaruhi kinerja organisasi,budaya organisasi mempunyaipengaruh terhadap kinerjaorganisasi.
Semua dimensiprofesionalisme berhubunganpositif dengan kinerja,kepuasan kerja dan komitmenefektif.
Komitmen continuance hanyadipengaruhi oleh dimensikeyakinan terhadap peraturanprofesi
Keinginan untuk pindah daribagian internal auditing hanyadipengaruhi oleh dimensiprofesionalisme autonomydemand, sedangkan keinginanuntuk pindah untuk keluar dariperusahaan oleh dimensi selfregulation dedication.
Dari rangkuman hasil analisis data diatas diperoleh hasil taksiran sebagai berikut:
Bilangan konstanta (α) = -5,593
Bilangan regresi Profesionalisme Auditor (b1) = 0,066
Bilangan regresi Independensi Auditor (b2) = 0,220
Bilangan regresi Etika Profesi (b3) = 0,277
Bilangan regresi Budaya Organisasi (b4) = 0,555
Bilangan regresi Gaya Kepemimpinan (b5) = 0,289
Dari hasil diatas dapat disusun persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
Y = -5,593 + 0,066X1 + 0,220X2 + 0,277X3 + 0,555X4 + 0,289X5 + e …… (5.1)
Berdasarkan hasil uji regresi linear berganda diatas, dapat dilihat bahwa
konstanta bernilai negatif yaitu sebesar -5,593 yang memiliki arti jika nilai
variabel profesionalisme auditor, independensi auditor, etika profesi, budaya
organisasi, dan gaya kepemimpinan sama dengan 0 maka kinerja auditor akan
semakin berkurang. Nilai konstanta menunjukkan besarnya nilai variabel Y jika
64
variabel X adalah 0. Sedangkan nilai b menunjukkan besarnya perubahan variabel
Y jika variabel X berubah sebesar satu satuan. Koefisien variabel bebas yang
bernilai positif yaitu X1, X2, X3, X4, dan X5, dengan nilai masing-masing 0,066;
0,220; 0,277; 0,555; dan 0,289. Ini berarti variabel profesionalisme auditor,
independensi auditor, etika profesi, budaya organisasi, dan gaya kepemimpinan
berpengaruh positif pada kinerja auditor. Jika nilai masing-masing variabel
meningkat, maka kinerja auditor akan semakin baik. Berdasarkan hasil
perhitungan, didapatkan nilai nilai adjusted R2 0,866. Hal ini mengandung
pengertian bahwa 86,6 persen variasi variabel kinerja auditor dapat dijelaskan
oleh variasi variabel Profesionalisme Auditor, Independensi Auditor, Etika
Profesi, Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan, sedangkan sisanya sebesar 13,4
persen dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak masuk ke dalam model
penelitian.
Nilai adjusted R2 merupakan nilai R2 yang disesuaikan sehingga
gambarannya lebih mendekati model dalam populasi. Kelemahan mendasar
penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel
independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel
independen, maka R2 pasti akan meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu,
banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat
mengevaluasi model regresi (Ghozali, 2006:83).
65
5.2.5 Uji Statistik F (uji kelayakan model)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi yang
digunakan dalam penelitian ini layak atau tidak. Berdasarkan hasil regresi
diperoleh nilai F hitung sebesar 71,932 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000.
Karena signifikansi F hitung lebih kecil dari 0,05 , maka dapat disimpulkan bahwa
model regresi yang digunakan untuk mengetahui pengaruh profesionalisme
auditor, independensi auditor, etika profesi, budaya organisasi, dan gaya
kepemimpinan pada kinerja auditor layak (fit).
5.2.6 Uji Statistik t (Uji Hipotesis)
Hasil uji statistik t (uji hipotesis) menunjukkan besar pengaruh variabel
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel independen.
Untuk hasil pengujian secara parsial masing-masing variabel independen terhadap
variabel dependen dapat dijabarkan sebagai berikut.
1) Pengaruh Profesionalisme Auditor pada Kinerja Auditor
Pengujian hipotesis pertama (H1) memiliki nilai b1=0,066 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,037 (sig<0,05), sehingga H1 diterima. Jadi variabel
profesionalisme auditor berpengaruh positif pada kinerja auditor.
2) Pengaruh Independensi Auditor pada Kinerja Auditor
Pengujian hipotesis kedua (H2) memiliki nilai b2=0,220 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,002 (sig<0,05), sehingga H2 diterima. Jadi variabel
independensi auditor berpengaruh positif pada kinerja auditor.
66
3) Pengaruh Etika Profesi Auditor pada Kinerja Auditor
Pengujian hipotesis ketiga (H3) memiliki nilai b3=0,277 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,000 (sig<0,05), sehingga H3 diterima. Jadi variabel
etika profesi berpengaruh positif pada kinerja auditor.
4) Pengaruh Budaya Organisasi Auditor pada Kinerja Auditor
Pengujian hipotesis keempat (H4) memiliki nilai b4=0,555 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,000 (sig<0,05), sehingga H4 diterima. Jadi variabel
budaya organisasi berpengaruh positif pada kinerja auditor.
5) Pengaruh Gaya Kepemimpinan Auditor pada Kinerja Auditor
Pengujian hipotesis kelima (H5) memiliki nilai b5=0,289 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,001 (sig<0,05), sehingga H5 diterima. Jadi variabel
budaya organisasi berpengaruh positif pada kinerja auditor.
Hasil uji statistik t (uji hipotesis) menunjukkan bahwa kelima hipotesis yang telah
diuji yaitu Profesionalisme Auditor, Independensi Auditor, Etika Profesi, Budaya
Organisasi dan gaya kepemimpinan memiliki pengaruh positif secara parsial
terhadap kinerja auditor pada KAP di Bali.
67
BAB VI
PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini terdapat lima hipotesis yang telah diuji secara parsial
dengan menggunakan metode regresi linier berganda. Tujuannya adalah untuk
mengetahui apakah variabel profesionalisme auditor, independensi auditor, etika
profesi, budaya organisasi, dan gaya kepemimpinan berpengaruh secara parsial
terhadap kinerja auditor.
Hasil pengujian secara parsial masing-masing variabel independen terhadap
variabel dependen dapat dijabarkan sebagai berikut.
1) Pengaruh Profesionalisme Auditor pada Kinerja Auditor
Pengujian hipotesis pertama (H1) memiliki nilai b1=0,066 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,037 (sig<0,05), sehingga H1 diterima. Jadi variabel
profesionalisme auditor berpengaruh positif pada kinerja auditor. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian Rahmawati (1997) dan Jantje
(1999) yang menyatakan bahwa profesionalisme berhubungan positif
dengan kinerja auditor. Menurut Hardjana (2002) bahwa profesional adalah
orang yang menjalani profesi sesuai dengan keahlian yang dimilikinya.
Dalam hal ini, seorang profesional dipercaya dan dapat diandalkan dalam
melaksanakan pekerjaannya sehingga dapat berjalan lancar, baik dan
mendatangkan hasil yang diharapkan. Jadi dapat dijelaskan hubungan antara
68
Jadi dapat dijelaskan hubungan antara profesionalisme auditor dengan
kinerja adalah apabila seorang auditor memiliki profesionalisme tinggi
maka kinerjanya akan meningkat. Kondisi tersebut menyebabkan auditor
akan dipercaya dan dapat diandalkan dalam melaksanakan pekerjaannya,
sehingga dapat berjalan lancar, baik dan mendatangkan hasil yang
diharapkan.
2) Pengaruh Independensi Auditor terhadap Kinerja Auditor
Pengujian hipotesis kedua (H2) memiliki nilai b2=0,220 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,002 (sig<0,05), sehingga H2 diterima. Jadi variabel
independensi auditor berpengaruh positif pada kinerja auditor. Hasil
penelitian ini mendukung hasil penelitian Wibowo (2009) yang menyatakan
bahwa independensi auditor berpengaruh pada kinerja auditor. Hal tersebut
berarti semakin independen seorang auditor maka akan semakin
mempengaruhi kinerjanya. Dapat disimpulkan adanya hubungan antara
independensi auditor dengan kinerja, bahwa seorang auditor yang memiliki
independensi yang tinggi maka dia tidak akan mudah terpengaruh dan tidak
mudah dikendalikan oleh pihak lain dalam mempertimbangkan fakta yang
dijumpai dalam pemeriksaan dan dalam merumuskan dan menyatakan
pendapatnya sehingga akan mempengaruhi tingkat pencapaian pelaksanaan
suatu pekerjaan yang semakin baik atau dengan kata lain kinerjanya akan
menjadi lebih baik.
69
3) Pengaruh Etika Profesi Auditor terhadap Kinerja Auditor
Pengujian hipotesis ketiga (H3) memiliki nilai b3=0,277 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,000 (sig<0,05), sehingga H3 diterima. Jadi variabel
etika profesi berpengaruh positif pada kinerja auditor. Hasil penelitian ini
mendukung hasil penelitian Suarniti (2010) yang menyatakan bahwa etika
profesi berpengaruh signifikan pada kinerja auditor. Etika profesi sangat
penting dalam menjalankan profesional akuntan. Dengan etika profesi yang
tinggi auditor merefleksikan sikapnya sebagai individu yang independen,
berintegritas dan berobyektivitas tinggi serta bertanggung jawab, sehingga
dapat diberikan kepercayaan dalam melaksanakan tugas profesionalnya.
Etika profesi seorang auditor akan mendukung dalam melaksanakan dan
menyelesaikan tugas-tugasnya sehingga tingkat kesalahan semakin
berkurang. Etika profesi dipandang sebagai faktor penting dalam melakukan
pemeriksaan laporan keuangan karena etika profesi merupakan penguat
kaedah prilaku sebagai pedoman yang harus dipenuhi dalam mengemban
profesi.
4) Pengaruh Budaya Organisasi Auditor terhadap Kinerja Auditor
Pengujian hipotesis keempat (H4) memiliki nilai b4=0,555 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,000 (sig<0,05), sehingga H4 diterima. Jadi variabel
budaya organisasi berpengaruh positif pada kinerja auditor. Hasil penelitian
ini didukung oleh penelitian Flamholtz dan Naraziman (2005:61) yang
menemukan bahwa beberapa elemen budaya organisasi mempunyai
pengaruh pada kinerja. Budaya organisasi yang terbina dengan baik dalam
70
perusahaan akan mempengaruhi perilaku karyawan yang selanjutnya akan
bermuara pada prestasi kerja karyawan. Perilaku karyawan yang sesuai
dengan budaya organisasi akan memberikan efek pada meningkatnya
kinerja karyawan, karena budaya perusahaan ditetapkan oleh manajemen
demi mewujudkan visi dan misi perusahaan. Dapat disimpulkan adanya
hubungan antara budaya organisasi dengan kinerja, bahwa seorang auditor
yang menerapkan peraturan dan norma-norma sesuai dengan budaya
organisasi maka kinerjanya akan semakin baik.
5) Pengaruh Gaya Kepemimpinan Auditor terhadap Kinerja Auditor
Pengujian hipotesis kelima (H5) memiliki nilai b5=0,289 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,001 (sig<0,05), sehingga H5 diterima. Jadi variabel
budaya organisasi berpengaruh positif pada kinerja auditor. Hasil penelitian
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Trisnaningsih (2007:47)
yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif pada
kinerja auditor. Hal tersebut berarti semakin baik cara memimpin seorang
pimpinan dimana auditor bekerja maka akan semakin mempengaruhi kinerja
auditor. Dapat disimpulkan adanya hubungan antara gaya kepemimpinan
dengan kinerja auditor, bahwa seorang auditor yang dipimpin oleh seorang
pimpinan yang memiliki cara memimpin dengan baik dan disukai oleh
bawahannya maka dia akan merasa senang dalam bekerja sehingga
kinerjanya akan meningkat.
71
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan maka dapat disimpulkan
sebagai berikut.
1. Profesionalisme auditor berpengaruh positif pada kinerja auditor. Sikap
profesionalisme yang tinggi akan menghasilkan kinerja auditor yang lebih
baik.
2. Independensi auditor berpengaruh positif pada kinerja auditor. Sikap
independensi auditor yang tinggi akan menghasilkan kinerja auditor yang
lebih baik, sehingga mampu mengakibatkan kualitas audit semakin
meningkat pula.
3. Etika profesi berpengaruh positif pada kinerja auditor. Etika profesi ini akan
mengarahkan sikap, tingkah laku dan perbuatan auditor dalam menjalankan
tugas dan kewajibannya kaitannya untuk menjaga mutu auditor yang tinggi.
4. Budaya organisasi berpengaruh positif pada kinerja auditor. Temuan ini
mengindikasikan bahwa budaya organisasi dapat mempengaruhi kinerja
auditor jika auditor memahami dan meyakini nilai serta loyal dan komitmen
terhadap organisasinya.
72
5. Gaya kepemimpinan berpengaruh positif pada kinerja auditor. Hal ini
mengindikasikan bahwa gaya kepemimpinan dalam KAP sebagai faktor
yang dominan dalam menentukan dan pembentukan karakter perusahaan
sehingga mempengaruhi kinerja karyawannya/auditor.
7.2 Saran dan Implikasi Penelitian Berikutnya
Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi auditor, penelitian
ini dapat menjadi sumber tambahan informasi dalam melaksanakan audit atas
laporan keuangan, sehingga dapat meningkatkan prestasi dan kinerja auditor.
Auditor diharapkan lebih meningkatkan rasa kepatuhan terhadap etika profesi
dalam setiap pelaksanaan proses audit, meningkatkan sikap independensi agar
laporan keuangan auditan yang dihasilkan lebih berkualitas serta mampu lebih
loyal dan komitmen terhadap profesi akuntan yang digeluti. Peningkatan kinerja
auditor mutlak diperlukan mengingat jasa profesional akuntan semakin pesat
dibutuhkan, maka pengembangan pengetahuan auditor perlu dilakukan secara
berkelanjutan dengan program pendidikan formal dan pelatihan profesi yang
berkelanjutan yang berhubungan dengan tugas pemeriksaan.
Penelitian ini masih memiliki keterbatasan sehingga masih perlu untuk
disempurnakan. Penelitian ini menggunakan pengukuran kuisioner yang mungkin
menimbulkan bias persepsi, penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode
eksperimen untuk menghindari bias persepsi.
73
DAFTAR PUSTAKA
Acito, Andrew A., Burks, Jeffrey J., and Johnson, W. Bruce. 2008.Materiality Decisions and the Correction of Accounting Errors. www.ssrn.com(diakses tanggal 13 Agustus 2013)
Agustia, Dian. 2006. Pengaruh Profesionalisme Auditor terhadapVariabel – Variabel Individual Work Outcomes. Majalah Ekonomi, tahun XVINo. 1 April 2006
Armawan, Made Yudi. 2010. Pengaruh Profesionalisme, Etika Profesi,Tingkat Pendidikan dan Pengalaman Kerja pada Kinerja Pengawas KoperasiSebagai Internal Auditor (Studi Survei pada Koperasi Simpan Pinjam diKecamatan Denpasar Selatan). Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Astriyani, Ni Wayan. 2007. Pengaruh Profesionalisme Auditor terhadapTingkat Materialitas dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan pada Kantor AkuntanPublik di Bali. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Badera, I Dewa Nyoman dan Surya Antari, Ida Ayu. 2007. Pengaruh FeeAudit, Ukuran Kantor Akuntan Publik dan Lamanya Penugasan Audit terhadapIndependensi Penampilan Auditor. AUDI. Vol 2 No. 1 Januari 2007
Bhagat, S. Dan Black, B. 2001. The Non-Correlation Between BoardIndependence and Long Term Firm Performance. Journal of Corporation Law.(27) : 174-231.
Cahyasumirat, Gunawan. 2006. Pengaruh Profesionalisme danKomitmen Organisasi Terhadap Kinerja Internal Auditor, Dengan KepuasanKerja Sebagai Variabel Intervening. Tesis. Fakultas Ekonomi UniversitasDiponegoro
Carrey, P dan Mautz, R,K. 1961. The Philosophy of Auditing. AmericanAccounting Association, Minneapolis.
Christiawan, Yulius Jogi dan Beta Benaja. 1999. Audit Bisnis. JurnalAkuntansi & Keuangan, 1(2): h:103-116.
74
Christiawan, Yulius Jogi. 2000. Konsep Pengauditan dalam LingkunganPengelohan Data Akuntansi Terkomputerisasi. Jurnal Akuntansi & Keuangan,2(1): h:9-20.
.2005. Aktivitas Pengendalian Mutu Jasa AuditLaporan Keuangan Historis (Studi Kasus pada Beberapa Kantor Akuntan Publikdi Surabaya). Jurnal Akuntansi & Keuangan, 7(1): h:61-88.
Cooper, Donald R, dan Pamela S. Schindler. 2001. Research Methods.McGraw Hill Higher Education.
Deasy Ariyanti Rahayuningsih. 2002. Harapan dan Kenyataan dalamBerkarir di Kantor Akuntan Publik: Suatu Perbandingan antara MahasiswaAkuntansi dan Auditor. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 4(3): h:229-252.
Dwi Ratnadi, Ni Made dan Eka Desyanti, Ni Putu. 2008. PengaruhIndependensi, Keahlian Profesional, dan Pengalaman Kerja Pengawas InternTerhadap Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern pada BankPerkreditan Rakyat di Kabupaten Badung. AUDI. Vol.3, No. 1, Januari 2008.
Edgar, Schein. 1997. Organization Culture and Leadership. SecondEdition. San Francisco : CA Jossey-Bass.
Fanani, Zaenal, Hanif, R. A, dan Subroto, B. 2008. Pengaruh StrukturAudit, Konflik Peran, dan Ketidakjelasan Peran terhadap Kinerja Auditor. JurnalAkuntansi dan Keuangan Indonesia, 5: 140-155.
Fishbein, M. and Ajzen, I., 1975. Belief, Attitude, Intentions andBehavior : An Introduction to Theory and Research. Addison-Wesely Boston,MA.
Flamholtz, E., dan Narasimhan, R.K. 2005. Differential Impact ofCultural Elements on Financial Performance. European Management Journal,(23) : 50-64
Fleishman, A dan Peters, D.R. 1962. Leadership Attitudes andManagerial Success. Personel Psychology. 127-143.
Gani, Achmad. 2006. Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasidan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Organisasi. Disertasi. UniversitasBrawijaya Malang.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan ProgramSPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro.
Givoly, D. and Palmon, D. 1982. Timeliness of annual earningsannouncements: some empirical evidence. The Accounting Review 57(3). 485-508.
Henri, J. Francois. 2006. Organizational Culture and PerformanceMeasurement Systems. Accounting Organizations and Society, (31): 77-103
Herawaty, Susiana Arleen. 2007. Analisis Pengaruh Independensi,Mekanisme Corporate Gavernance, dan Kualitas Audit terhadap IntegritasLaporan Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi Vol. X. 01-31
Hopwood, 1974. Accounting and behaviour. Accounting age book.AWheaton and Company.
Kekeliruan dan Etika Profesi terhadap Pertimbangan Tingkat MaterialitasAkuntan Publik. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol.11 No.1
Hofstede, G., Bram, N., Denise, D.O. and Geert, S. 1990. MeasuringOrganizational Culture: A Qualitative and Quantitative Study across TwentyCases. Administrative Science Quarterly. (35) : 286-316
Ikatan Akuntan Publik Indonesia. 2009. Standar Profesional AkuntanPublik. Jakarta : Salemba Empat.
Jati, Ardani Mutia. 2009. Pengaruh Independensi, Kompetisi, danSensitivitas Etika Profesi Terhadap Produktivitas Kerja Eksternal Auditor. Skripsi.Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Jensen, M. C and Meckling, W.H. 1976. Theory of the Firm : ManagerialBehavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of FinancialEconomics, Oktober, 1976, V. 3, No. 4, pp. 305-360. Avalaible from:http://papers.ssrn.com (diakses tanggal 16 agutus)
Kalbers, Lawrence P., dan Fogarty, Timothy J. 1995. Professionalism ItsConsequences: A Study of Internal Auditors.Auditing: A Journal of Practice. Vol.14. No. 1: 64-86
76
Khairiah, Syafina. 2009. Pengaruh Profesionalisme dan PengalamanAuditor BPK Perwakilan Provinsi Sumatera Utara terhadap tingkat Materialitasdalam Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah. Tesis. Universitas SumateraUtara.
Khikmah, Siti Noor. 2005. Pengaruh Profesionalisme terhadap KeinginanBerpindah dengan Komitmen Organisasi dan Kepuasan Kerja Sebagai variabelIntervening. Tesis. Universitas Diponegoro.
Kreitner dan Kinicki. 2005. Perilaku Organisasi. Jakarta. Salemba empat.
. 2009. Auditing. Buku 1. Edisi ke-6. Buku 1. Jakarta: SalembaEmpat.
Norika. 2004. Pengaruh Kualitas Informasi akuntansi dan KualitasManajer terhadap Pencapaian Laba pada Perusahaan Garmen di Kawasan BerikatNusantara Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) VII.
77
Novi Swastika, I Komang. 2008. Pengaruh Kepemimpinan dan BudayaOrganisasi serta Diklat terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Pendapatan KotaDenpasar. Skripsi. Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Universutas Udayana.
Pramastuti, Suluh. 2006. Perilaku Kepemimpinan Transformasional danPengaruhnya terhadap Budaya Organisasi. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol. 10No. 1 2006.
Pramono, Ristyo. 2007. Pengaruh Dimensi Profesionalisme AuditorTerhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Proses Pengauditan LaporanKeuangan. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
Rick Antle. 1984. Auditor Independence. Journal of AccountingResearch.
Rachmawati, Sistya. 2008. Pengaruh Faktor Internal dan EksternalPerusahaan Terhadap Audit Delay dan Timeliness. Jurnal Akuntansi danKeuangan.
Rahmawati. 1997. Hubungan antara profesionalisme internal auditordengan kinerja, kepuasan kerja, komitmen dan keinginana untuk pindah. TesisProgram Pascasarjana UGM (tidak dipublikasikan).
Robbins, P. Stephen. 2003. Organization Behaviour : Concept,Controversies, Aplications. Seventh Edition. Prentice Hall Inc.
Satyo. 2005. Mendorong Good Governance dengan MengembangkanEtika di KAP. Media Akuntansi. Edisi Oktober: 39-42.
Sherriton J and Stren, J.L. 1997. Corporate Culture : Removing theHidden Barriess to Team Succes, New York : Amacon.
Shockley, Randolph A. 1981. Perception of Auditors Independence: AnImpirical Analysis. The Accounting Review Vol. LVI, No.4 Oktober 1981.
Siegel dan R. Marconi, 1989, Behavioral Accounting, South-WesternPublishing,Ohio.
Subekti dan Widiyanti. 2004. Independensi Auditor dan KomitmenOrganisasi sebagai Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Governance, GayaKepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Auditor. SimposiumNasional Akuntansi X. Unhas Makassar 26-28 Juli 2005.
78
Sugiyono. 2008. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
_______ . 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Supartha, Wayan Gede. 2008. Budaya Organisasi. Universitas Udayana.Denpasar-Bali.
Sutrisno. 2006. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Motivasi Kerja,Komitmen Dan Kinerja Organisasi. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 2, No. 3,Desember 2000.
Tarigan, Malem Ukur dan Mawarni, Erka. 2009. Hirarki Jabatan diKantor Akuntan Publik Terhadap Persepsi Auditor Dalam Pelaksanaan EtikaProfesi. Jurnal Akuntansi, Volume 9, Nomor 3, September 2009 : 241 – 262
Triandis, H.C. 1971. Attitudes and Attitudes Change. Jhon Waley andSons, Inc, New York.
Trisnaningsih, S,. 2007. Perbedaan Kinerja Auditor Dilihat dari SegiGender. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.
_______.2007. Independensi Auditor dan Komitmen Organisasi sebagaiMediasi Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan danBudaya Organisasi terhadap Kinerja Auditor. Simposium Nasional Akuntansi X.Unhas Makasar 26-28 Juli 2007.
Vroom, Victor H. 1964. Work and Motivation, (New York : John Wiley& Son, Inc., 1964), dikutip tidak langsung oleh Malayu S.P. Hasibuan.,Organisasidan Motivasi, (Jakarta : Bumu Aksara, 2007)
Wibowo, Hian Ayu Oceani. 2009. Pengaruh Independensi Auditor,Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan, dan Pemahaman Good Governanceterhadap Kinerja Auditor (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di DaerahIstimewa Yogyakarta). Tesis. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.
Widodo, Joko. 2008. Membangun Birokrasi Berbasis Kinerja. Malang:Bayu Media.
Widyastuti, A. N. 2006. Hubungan Antara Dukungan Sosial dan KonflikPeran. Ganda Ibu yang Bekerja. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UniversitasIslam Indonesia.
79
Wirarna, Jaka. 2004. Persepsi Pemakai Laporan Keuangan, Auditor, danMahasiswa Akuntansi terhadap Expectation Gap. Simposium Nasional AkuntansiVII. Denpasar Bali, 2-3 Desember 2004.
Wirawan, Nata. 2002. Cara Mudah Memahami Statistik 2 (StatistikInferensia) Untuk Ekonomi dan Bisnis. Edisi Kedua. Denpasar: Keramat Emas
Yanhari. 2007. Analisis Profesionalisme dan Etika Profesi Auditorterhadap kinerja Auditor (Studi Kasus pada Badan Pemeriksa Keuangan RI diJakarta). Skripsi. Fakultas Ekonomi Mercubuana. Jakarta.
Yanthi, Ida Ayu Putu Andres. 2011. Pengaruh Independensi Auditor,Etika Profesi dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Auditor Pada KantorAkuntan Publik di Bali. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Ikatan Akuntan Indonesia. Daftar kantor Akuntan Publik di Bali.www.iaiglobal.or.id (diakses tanggal 20 Agustus 2013)
80
LAMPIRAN I
KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH PROFESIONALISME, INDEPENDENSI AUDITOR, ETIKAPROFESI, BUDAYA ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN
TERHADAP KINERJA AUDITORPADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI BALI
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penyusunan tugas akhir (tesis) di Fakultas Ekonomi
Universitas Udayana, bersama dengan ini saya :
Nama : Adelia Lukyta ArumsariJurusan : AkuntansiMahasiswa : Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana
Dalam hal ini ingin mengadakan penelitian mengenai “Pengaruh
Profesionalisme, Independensi Auditor, Etika Profesi, Budaya Organisasi, dan
Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Akuntan Publik di
Bali”.
Melalui penelitian ini, peneliti mencoba memberikan bukti empiris tentang
pengaruh profesionalisme auditor, independensi auditor, etika profesi, budaya
organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja auditor. Dapat digunakan
sebagai masukan bagi pimpinan Kantor Akuntan Publik dalam rangka menjaga
dan meningkatkan kinerjanya. Sebagai bahan evaluasi bagi para auditor sehingga
dapat meningkatkan kualitas auditnya maupun kinerjanya.
Untuk maksud tersebut, maka saya mohon kesediaan dan partisipasi
Bapak/Ibu/Saudara/i untuk berkenan mengisi kuesioner ini dengan lengkap sesuai
dengan ketentuan dan jujur mengenai pendapat dan penilaian anda sendiri, tanpa
dipengaruhi oleh siapapun. Kuesioner ini dibuat semata-mata untuk keperluan
ilmiah.
81
Atas kerjasama dan partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i meluangkan waktunya
memberikan informasi yang diperlukan, saya ucapkan terima kasih.
I. IDENTITAS RESPONDEN
No. kuesioner : (diisi oleh peneliti)
Nama KAP :
Nama Responden :
Isilah berdasarkan diri Bapak/Ibu/Saudara/i dengan memberi tanda (√) pada
jawaban yang telah disediakan.
1. Jenis kelamin :
Pria
Wanita
2. Jenjang Pendidikan
Diploma
S1
S2
S3
3. Jabatan
Partner
Senior Auditor
Junior Auditor
Lain - lain
4. Lama bekerja sebagai auditor
2 s/d 5 tahun
5 s/d 10 tahun
lebih dari 10 tahun
82
II. KUESIONER
Petunjuk Pengisian
Bapak/Ibu/Saudara dimohon untuk memberikan tanggapan yang sesuai atas
pertanyaan-pertanyaan berikut dengan memberikan tanda centang pada jawaban
yang dipilih. Jika menurut Bapak/Ibu/Saudara tidak ada jawaban yang tepat, maka
jawaban dapat diberikan pada pilihan yang paling mendekati. Alternatif jawaban
adalah sebagai berikut.
Keterangan Alternatif Jawaban :
1. STS : Sangat Tidak Setuju
2. TS : Tidak Setuju
3. S : Setuju
4. SS : Sangat Setuju
83
DAFTAR PERNYATAAN
NoAlternatif Jawaban
Pernyataan STS TS S SS
1 Saya menggunakan segenap pengetahuan, kemampuan danpengalaman saya dalam melaksanakan proses pengauditanlaporan keuangan.
2 Saya akan tetap teguh pada profesi sebagai auditormeskipun saya mendapat tawaran pekerjaan lain denganimbalan yang lebih besar
3 Saya mendapatkan kepuasan batin dengan berprofesisebagai auditor
4 Saya mau bekerja diatas batas normal untuk membantuKAP dimana saya bekerja, agar saya sukses
5 Saya merasa terlalu riskan untuk meninggalkan pekerjaansaya sekarang ini
6 Saya berlangganan dan membaca secara rutin majalah danjurnal tentang eksternal audit dan publikasi profesi lainnya
7 Jika organisasi atau masyarakat memandang saya tidakindependen terhadap suatu penugasan, saya akan menarikdiri dari penugasan tersebut
8 Profesi eksternal auditor adalah profesi yang penting dimasyarakat
9 Profesi eksternal auditor mampu menjaga kekayaanperusahaan atau masyarakat
10 Profesi eksternal auditor merupakan profesi yang dapatdijadikan dasar kepercayaan masyarakat terhadap pengelolakekayaan perusahaan
11 Profesi eksternal auditor merupakan satu-satunya profesiyang menciptakan transparansi dalam masyarakat
12 Jika ada kelemahan dalam independensi eksternal auditorakan merugikan masyarakat.
84
No
Alternatif Jawaban
Pernyataan STS TS S SS
13 Dalam menentukan pendapat atas laporan keuangan sayatidak mendapat tekanan dari siapapun
14 Ketetapan dalam menentukan tingkat materialitasditentukan oleh kemampuan auditor membuat keputusansendiri tanpa tekanan pihak lain.
15 Dalam menyatakan pendapat atas laporan keuangan sayatidak berada di bawah tekanan manajer.
16 Saya merencanakan dan memutuskan hasil audit sayaberdasarkan fakta yang saya temui dalam prosespemeriksaan
17 Pemeriksaan atas laporan keuangan untuk menyatakanpendapat tentang kewajaran laporan keuangan hanya dapatdilakukan oleh eksternal auditor
18 Eksternal auditor mempunyai cara yang dapat diandalkanuntuk menilai kompetensi eksternal auditor lain
19 Eksternal auditor melakukan pekerjaannya sesuai denganstandar yang ditetapkan
20 Dalam menentukan suatu transaksi atau saldo itu material,saya sering menggunakan dasar sesuai petunjukmanajemen
21 Saya sering mengajak rekan–rekan seprofesi untukbertukar pendapat tentang masalah yang ada baik dalamsuatu organisasi maupun organisasi lain.
22 Saya ikut terlibat secara emosional terhadap KAP dimanasaya bekerja.
23 Saya mendukung adanya organisasi ikatan eksternalauditor
24 Saya selalu berpartisipasi dalam pertemuan eksternalauditor
85
No. PernyataanAlternatif Jawaban
STS TS S SS
25.
Penyusunan program audit bebas dari campur tanganpimpinan untuk menuntukan, mengeliminasi ataumemodifikasi bagian-bagian tertentu yang diperiksa.
26.
Penyusunan program audit bebas dari campur tangan atausuatu sikap tidak mau bekerjasama mengenai penerapanprosedur yang dipilih.
27.
Penyusunan program audit bebas dari usaha-usaha pihaklain terhadap subjek pekerjaan pemeriksaan selain untukproses pemeriksaan yang disediakan.
28.
Pemeriksaan langsung dan bebas mengakses semua buku-buku, catatan-catatan, pejabat dan karyawan perusahaan,serta sumber informasi lain yang berhubungan dengankegiatan, kewajiban-kewajiban dan sumber-sumber bisnis.
29.Pelaksanaan pemeriksaan aktif bekerjasama dengan pribadimanajerial selama proses pemeriksaan akuntan.
30.
Pemeriksaan bebas dari usaha-usaha manajerial untukmenentukan atau menunjuk kegiatan yang akan diperiksaatau untuk menentukan dapat diterimanya masalahpembuktian.
31.
Pemeriksaan bebas dari kepentingan pribadi atau hubunganyang membatasi pemeriksaan pada kegiatan catatan, orang-orang tertentu yang seharusnya tercakup dalampemeriksaan.
32.
Pelaporan bebas dari perasaan kewajiban untukmemodifikasi pengaruh fakta-fakta yang dilaporkan padapihak tertentu.
33.
Pelaporan menghindari praktek untuk meniadakanpersoalan penting dari laporan formal ke laporan informalbentuk tertentu yang disenangi.
34.
Pelaporan menghindari bahasa atau istilah-istilah yangmendua arti secara sengaja atau tidak dalam pelaporanfakta-fakta, pendapat, rekomendasi, serta dalampenafsirannya.
35.
Pelaporan bebas dari usaha tertentu untukmengesampingkan pertimbangan akuntan pemeriksaterhadap isi laporan pemeriksaan, baik fakta maupunpendapatnya.
86
No. PernyataanAlternatif JawabanSTS TS S SS
36. Saya harus mempertahankan nama baik profesi denganmenjujung tinggi etika profesi.
37. Dalam menjalankan tugas profesional, saya harusberpedoman pada etika profesi atau kode etik auditor agardapat bertugas secara bertanggung jawab.
38. Setiap auditor mempunyai kesadaran tanggung jawab yangtinggi dan mengemban ilmu dan pengabdiannya bagikemajuan Negara dan bangsa serta kesejahteraan dankebagaiaan masyarakat.
39. Saya harus selalu menjaga kewibawaan instansi untukmeningkatkan kerja sama antar instansi dan lembaga lain
40. Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan, sayaharus memenuhi tanggung jawab professional denganintegritas setinggi mungkin.
41. Auditor tidak dibenarkan secara sengaja menyajikan faktayang salah.
42. Setiap auditor harus menjaga obyektivitas dan bebas daribenturan kepentingan dalam pemenuhan kewajibanprofesionalnya.
43. Dalam mengemban kehormatan tugas pemeriksa, auditormenegakkan kemerdekaan dan kebebasan diri pribadi, sertamenolak setiap bentuk dan macam usaha atau pengaruhmengurangi obyektivitas dan kebenaran laporan.
44. Saya harus melaksanakan tugas dengan kehati – hatiansecara tepat dan cermat.
45. Auditor boleh untuk menggunakan untuk kepentingan dirisendiri atau pihak ketiga (selain norma profesi,hukum, ataunegara), suatu pengetahuan atau informasi yang ia perolehdari pelaksanaan tugas profesionalnya.
46.Auditor mempunyai kewajiban untuk memastikan bahwaorang – orang yang diminta nasihat dan bantuannyamenghormati prinsip kerahasiaan.
47. Auditor menjauhkan diri dari pengungkapan informasirahasia yang diperoleh dari jabatannya kecuali ada otorisasiatau secara hukum dia harus melakukannya.
87
No. PernyataanAlternatif Jawaban
STS TS S SS
48.Saya mengetahui dengan jelas filosofi, tujuan umum, sertaprinsip-prinsip professional akuntan.
49.Sistem sosialisasi atau pewarisan tentang penyebarluasannilai kepada anggota organisasi khusunya anggota barudilakukan secara tepat.
50.Saya mampu mematuhi peraturan dan norma-norma yangberlaku.
51. Saya sadar dan loyal kepada kepentingan organisasi.
52.Saya memiliki ikatan kuat terhadap tim kerja danprofessional akuntan.
53.Hubungan antara atasan dengan bawahan di tempat sayabekerja sangat dekat.
54.Adanya saling percaya antara atasan, bawahan dan rekankerja seprofesi.
55. Adanya suasana kekeluargaan di tempat saya bekerja.
56.Pimpinan di tempat saya bekerja sangat menghargaigagasan bawahan.
57.Komunikasi antara atasan , bawahan dan rekan sekerjasangat terbuka dan menyenangkan.
58.Hubungan antar anggota organisasi di tempat saya bekerjaselalu baik dan harmonis.
59.Pimpinan di tempat saya bekerja mampu berkomunikasidengan bawahan secara jelas dan efektif.
60.Pimpinan di tempat saya bekerja, selalu memberikanarahan dalam mengerjakan tugas yang benar.
61.Pimpinan di tempat saya bekerja, selalu menekankanpekerjaan dengan memfokuskan pada tujuan dan hasil.
88
No. PernyataanAlternatif Jawaban
STS TS S SS
62.Semakin tinggi tingkat pendidikan auditor, makakinerjanya semakin professional.
63.Auditor yang mempunyai pengalaman cukup lama dalambidangnya, kinerjanya semakin baik dan professional.
64.Faktor usia sangat mempengaruhi kinerja auditor dalammelaksanakan profesinya.
65.Saya sering menghadiri dan berpartisipasi dalam setiappertemuan para auditor.
66.Saya berlangganan dan membaca secara sistematis jurnalauditing dan publikasi lainnya.
67.Saya akan tetap bekerja sebagai auditor, walaupun gajisaya dipotong untuk keperluan tugas auditor.
68.Pekerjaan yang saya lakukan memotivasi saya untukberbuat yang terbaik sebagai auditor.
69.Perlakuan perusahaan memotivasi saya untuk berbuat yangterbaik dalam melaksanakan kewajiban.
70.Gaji yang saya terima memotivasi saya untuk berbuat yangterbaik terhadap organisasi tempat saya bekerja.
71.Saya merasa puas dengan bidang pekerjaan saya saat ini.
72.Saya sangat menyukai bidang pekerjaan saya saat ini.
---TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASINYA---
89
Lampiran 2
Uji Validitas pada Profesionalisme Auditor (Pengabdian pada Profesi)