PENGARUH PRODUKSI PADI TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI PADI DI DESA TELUK RENDAH ILIR SKRIPSI Oleh: HASANUDDIN EES.150665 Pembimbing: Drs. Arsa, M.AI Khairiyani, SE.M.S.Ak PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH PRODUKSI PADI TERHADAP PENINGKATAN
PENDAPATAN PETANI PADI DI DESA TELUK RENDAH ILIR
SKRIPSI
Oleh:
HASANUDDIN
EES.150665
Pembimbing:
Drs. Arsa, M.AI
Khairiyani, SE.M.S.Ak
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2019
v
MOTTO
Artinya: “Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah
bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan dari padanya biji-
bijian, maka daripadanya mereka makan. (QS. Yasin:33)”
vi
ABSTRAK
Penelitian ini mengenai pengaruh produksi padi terhadap peningkatan
pendapatan petani padi. Dalam penelitian ini menganalisis sejauh mana
pengaruh produksi padi terhadap peningkatan pendapatan petani padi. Sebagai
objek penelitian ini adalah Desa Teluk Rendah Ilir Kecamatan Tebo Ilir
Kabupaten Tebo.
Produksi adalah satu hal yang tidak bisa di pisahkan dari pendapatan
petani padi, karena produksi merupakan tolak ukur sejauh mana itu bisa
dikatakan peningkatan petani padi atau tidak. Permasalahan dalam penelitian
ini adalah pengaruh produksi padi terhadap peningkatan pendapatan petani
padi
Berdasarkan hasil penelitian yang di peroleh bahwa variabel produksi
padi berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan petani padi dan terdapat
hubungan positif antara produksi padi terhadap peningkatan pendapatan petani
padi. yang artinya, bahwa peroduksi padi sangat memiliki pengaruh terhadap
peningkatan pendapatan petani padi tersebut dilihat dari hasil uji T yang
menunjukkan sebesar 112.341 dengan nilai signifikan sebesar 0,000 atau lebih
kecil dari 0.02. Dimana nilai thitung > ttabel atau -3.335 > 2,051 maka dengan ini
menyatakan menerima Ha dan menolak Ho dengan kata lain bahwa ada
pengaruh yang signifikan antara tingkat pendapatan terhadap kesejahteraan
keluarga.
Kata Kunci : Produksi Padi Dan Peningkatan Pendapatan Petani Padi
vii
PERSEMBAHAN
Ya Allah,
Waktu yang sudah kujalani dengan jalan hidup yang sudah menjadi takdirku, sedih,
bahagia, dan bertemu orang-orang yang memberiku sejuta pengalaman bagiku,
yang telah memberi warna-warni kehidupanku. Kubersujud dihadapan Mu,
4. Jumlah Penduduk ........................................................................................ 51
5. Data Jenis Serana Pendidikan ...................................................................... 51
6. Data Guru dan Siswa Berdasarkan Peningkatan Pendidikan ....................... 52
7. Karakteristik Responden Jenis Kelamin ...................................................... 54
8. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia..................................................55
9. Hasil Uji Analisi Regresi Sederhana.............................................................58
10. Hasil Uji Persial (T).....................................................................................59
11. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R Square)................................................60
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. : Kerangka Pemikiran................................................................27
Gambar 2. : Struktur Organisasi pemerintah teluk rendah ilir....................53
Gambar 3. : Hasil Ujian Normalitas............................................................56
Gambar 4. : Hasil Uji Hetoroskedesitas......................................................57
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pertanian padi bagi indonesia sangat penting hal ini tidak terlepas dari
fakta bahwa pertanian padi merupakan penghidupan bagi sebagian besar
penduduk, semantara beras merupakan makanan pokok hampir semua
penduduk indonesia. Akan tetapi, tidak setiap musim panen padi sesuai dengan
harapan para petani. Hal ini diakibatkan banyak faktor, salah satunya akibat
serangan hama padi yang merusak tanaman padi. Sektor pertanian merupakan
sektor yang mempunyai peranan strategis dalam pembangunan ekonomi
nasional. Pertanian mempunyai kontribusi penting baik terhadap perekonomian
maupun terhadap pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat, apalagi dengan
semakin meningkatnya jumlah penduduk yang berarti bahwa kebutuhan akan
pangan juga semakin meningkat. Maka dari itu pemerintah harus lebih serius
lagi dalam upaya penyelesaian masalah pertanian demi terwujudnya
pembangunan pertanian yang lebih maju demi tercapainya kesejahteraan
masyarakat khususnya petani.1
Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah
kegunaan (utility) suatu barang atau jasa. Produksi secara luas dapat diartikan
sebagai pengolahan bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.
Produksi yaitu kegiatan menghasilkan sejumlah output. Produksi adalah hasil
1Michael, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga Edisi I.(sulawesi selatan: tahun, 2017),
hal. 14.
2
yang diperoleh sebagai akibat dari bekerjanya faktor-faktor produksi.2
Tanaman padi merupakan salah satu bahan pangan yang memegang peranan
cukup penting bagi perekonomian yaitu sebagai bahan untuk mencukupi
kebutuhan pokok masyarakat maupun sebagai mata pencaharian. di Desa Teluk
rendah ilir merupakan Desa yang terkenal sebagai salah satu penghasil tanaman
padi. Selain padi sebagai komoditas tanaman pangan andalan, tanaman pangan
lainnya yang dihasilkan desa Teluk Rendah ilir adalah jagung, ubi kayu, ubi
jalar, dan kacang-kacangan.3
Di Desa Teluk Rendah merupakan salah satu pengembang petani padi.
Sebagian masyarakat didaerah ini merupakan petani, dan rata-rata masyarakat
di Desa Teluk Rendah Ilir merupakan masyarakat yang mengolah lahan
pertanian sendiri. Sehingga semakin berkembangnya sektor pertanian,
diharapkan mampu meningkatkan produktivitas petani, dengan perkembangan
tersebut diharapkan meningkatnya pula pendapatan yang diperoleh petani padi.
Pendapatan merupakan salah satu indikator ekonomi, dengan kata lain arah
pembangunan ekonomi yaitu mengusahakan agar produktivitas petani padi
dapat meningkat, yang di ikuti dengan meningkatnya pula pendapatan yang
diperolehnya.4
tahun ke tahun tidak menentu, ditahun 2017 dan 2018 mengalami
kenaikan sebaik dari areal maupun hasil produksi serta pengembangan jenis-
jenis Padi yang di tanam para petani itu sendiri. Adapun data luas lahan dan
produksi Padi di Desa Teluk Rendah Ilir.
2Sofyan Assauri, Manajemen Produksi (Jakarta: tahun 2014), hlm.7’ 3Ibid., hlm. 12. 4Ibid,.hlm. 50.
3
Tabel .1
Data Responden dari Luas Lahan, Produksi Padi dan Rata-rata
Pendapatan Petani Padi di Desa Teluk Rendah Ilir
Data Rincian Petani Padi
No Nama Petani
Padi
Luas
Lahan(Ha)
Produksi
Padi (kg)
Pendapatan/Tahun
1 ASPIUDDIN
0.5 1.200 600.000
2 NURLENA
0.7 1.500 750.000
3 HUSNI M
1 2.100 1.050.000
4 ZAINUL AKLAN
0.8 1.750 875.000
5 AMIRUL
1 2.000 1.000.000
6 MUKMIN S
1.5 2.500 1.250.000
7 RAHMAD 1 1.995 997.500
8 IBRAHIM
0.5 1.255 612.500
9 HAISUN
0.6 1.300 650.000
10 HAMSIR
1 2.250 1.125.000
11 SAHYUNDRA 1 2.155 1.077.500
12 MABSUR 1.5 2.650 1.325.000
13 TAUFIK SADI
0.5 1.000 500.000
14 ANDI PRATAMA
0.5 1.170 585.000
15 WAHYU 1 1.670 835.000
16 RIYAN KASWARI 1 1.580 790.000
17 NOPRIYANDANI
1.5 2.150 1.075.000
18 IDHAM 1 1.460 730.000
19 M FIQRI 1.5 2.300 1.150.000
4
20 TARMIZI 0.5 1.140 570.000
21 HERMAWAN 1 1.750 875.000
22 M AMIN 0.7 1.430 715.000
23 MUKLISUL 1 1.860 930.000
24 SHOLIHIN 1 1.790 895.000
25 SALMAN 0.5 1.200 600.000
26 ILHAM AKBAR
1 2.000 1.000.000
27 KAMARUL BADRI
0.8 1.350 675.000
28 MASRUL RAHMAN
1 1.960 980.000
29 AZIZI
1 2.100 1.050.000
30 DIKI AFRIYANSAH 0.8 1.470 735.000
Sumber : Kantor Desa TelukRendahIlir, 2019.
Dari Tabel 1. Menunjukkan bahwa produksi Padi di Desa Teluk Rendah
mengalami Fluktuatif dari tahun ketahun naik turunnya Produksi padi di Desa
Teluk Rendah. Seiring dengan perkembangan ekonomi perkebunan-
perkebunan ini telah mengalami masa pasang surut. Namun peroses ini justru
menjadi acuan sebagai petani agar siap menghadapi kerugian yang telah
diketahui. Faktor-faktor Produksi yang tidak optimal sehingga mengakibatkan
pendapatan yang di peroleh petani juga tidak menentu. Selama 1 tahun terakhir
luas lahan di Desa Teluk Rendah semakin berkurang, hal ini di sebebkan
karena banyaknya alih fungsi lahan akibat pembangunan perumahan serta
pabrik-pabrik industri peningkatan kesejahteraan petani dapat diperoleh apabila
pendapatan mengalami peningkatan yang cukup sehingga mampu memenuhi
5
kebutuhan dasar untuk kehidupannya. Tingkat pendapatan petani akan
mempengaruhi pola kehidupan petani, rendahnya tingkat produktivitas
mempengaruhi jumlah penerimaan petani sehingga mempengaruhi tingkat
pendapatan yang diperoleh.
Implementasi dari faktor produksi yang kurang optimal akan
berpengaruh pada produksi petani tersebut. Maka dari itu petani harus
meningkatkan mutu dan jumlah produksinya serta menekan biaya produksi
untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Melihat harga bibit unggul yang
mahal, harga pupuk yang mahal dan upah tenaga kerja yang mahal pula
sehingga beberapa petani padi mengakali usahanya dengan menekan biaya
produksi, secara otomatis produksi pun tidak maksimal. Dari penelitian ini
faktor produksi sangat berpengaruh signifikan terhadap pendapatan yang
diperoleh petani untuk bertani.5
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan yaitu modal
kerja. Modal merupakan faktor yang sangat penting. Dengan kurangnya modal
maka petani tidak akan mampu meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil
produksinya karena petani tidak mempunyai nilai asset sehingga pendapatan
yang diperoleh sedikit Luas lahan merupakan faktor kunci dalam usaha
pertanian. Semakin luas lahan (yang digarap/ditanami), semakin besar jumlah
yang dihasilkan oleh lahan tersebut. Sehingga luas lahan sangat berpengaruh
5Felis Gunawan. Pengaruh peningkatan pendapatan petani padi terhadap produksi padi
di desa barugae kabupaten bone. (Tahun, 2014), hlm. 31.
6
terhadap produktivitas. Semakin banyak produksi yang dihasilkan maka
semakin besar pula pendapatan yang diperoleh petani.6
Selain faktor modal dan luas lahan, faktor yang mempengaruhi
pendapatan petani yaitu faktor teknologi. Faktor teknologi merupakan faktor
yang dapat mengefisiensikan waktu dan biaya yang dikeluarkan petani dalam
menggarap lahannya. Teknologi seperti kerbau yang dijadikan pembajak sawah
menguras banyak energi dan waktu dibandingkan dengan penggunaan
teknologi seperti traktor yang lebih cepat dan tidak menguras energi petani.
Proses perontokan padi yang dilakukan dengan cara menebas padi
membutuhkan waktu yang lama dibandingkan menggunakan teknologi seperti
mesin rontok yang cepat dan tidak menggunakan tenaga kerja yang banyak
yang mengeluarkan biaya besar. Upaya peningkatan pendapatan petani melalui
faktor produksi tidak hanya diperlukan suatu teknologi saja tetapi juga harus
dibarengi dengan pembangunan pola pikir perilaku petani, karena setiap
individu memiliki kemampuan, cara berfikir dan kreatifitas yang berbeda.7
Dalam pembahasan diatas tak terlepas dari pengawasan Allah SWT
terhadap semua sumber daya alam. Dan dibawah ini merupakan ayat-ayat yang
berhubungan dengan pertanian. QS Asy Syu’Araa/26 ayat 7. Sebagai berikut:
Artinya :
6Rahim, Ekonomika Pertanian Pengantar, Teori, dan Kasus (Jakarta, Penebar Swadaya,
Tahun, 2007), hlm.36. 7Ibid,. hlm. 40.
7
“Dan Apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya
Kami tumbuhkan di bumi itu Pelbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik.8”
Dari ayat di atas kita telah mengetahui bahwa Allah Swt telah
menciptakan berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang dapat dikelola dan
dimanfaatkan oleh manusia dengan sebaik-baiknya.
Tabel. 2
Data Keseluruhan dari Luas Lahan, Produksi Padi dan Rata-rata
Pendapatan Petani Padi di Desa Teluk Rendah Ilir
No Tahun Luas Tanah
(Ha)
Produksi Padi
(Kg)
Rats-Rata Pendapatan
Petani (Pertahun)
1 2017 135 51,300 18.000.000
2 2018 150 72,600 23.000.000
3 2019 110 38,400 13.000.000
Dari Tabel 2. Menunjukkan bahwa produksi Padi di Desa Teluk Rendah
Pengembangan Padi di Desa Teluk Rendah menunjukan pada tahun 2017
jumlah produksi sebesar 51, 300 Kg, tahun 2018 jumlah produksi sebesar
72,600 Kg, dan tahun 2019 jumlah produksi sebesar 38,400 Kg.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak petani, menyatakan bahwa:
“Namun seiring berjalan waktu dengan perkembangan zaman yang maju
membuat petani padi di desa teluk rendah ilir mengalami penurunan, sehingga
tidak sesuai yang di inginkan masyarakat di desa teluk rendah ilir”9
8Asy-Syu’araa (26):7. 9 Wawancara dengan Bapak AspiUddin sebagai petani padi di desa teluk rendah ilir
tanggal 20 November 2019,
8
Berdasarkan rata-rata pendapatan padi di desa teluk rendah ilir
menunjukan pada tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar 23.000.000 hal ini
memberikan dampak positif bagi pendapatan petani padi di desa teluk rendah
ilir, sedangkan di tahun 2017 pendapatan hanya sebesar 18.000.000. sedangkan
2019 mengalami penurunan yang sangat drastis sebesar 13.000.000. Dalam
masalahan ini peneliti tertarik untuk meneliti hasil Produksi Padi di desa teluk
rendah ilir dikarenakan dengan luas tanah yang mereka miliki dapatkah
memberikan pendapatan bagi desa teluk rendah ilir.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik
mengangkat penelitian dengan judul :“Pengaruh Produksi Padi Terhadap
Peningkatan Pendapatan Petani Padi di Desa Teluk Rendah”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas dapat dikemukakan masalah
yang ingin disampaikan, yaitu:
1. Apakah produksi padi berpengaruh secara simultan terhadap pendapatan
petani di Desa teluk rendah?
2. Apakah produksi padi berpengaruh secara parsial terhadap pendapatan
petani di Desa teluk rendah?
C. Batasan Masalah
Agar masalah yang telah dirumuskan diatas tidak menyimpang terlalu
jauh maka untuk meneliti dan untuk memudahkan pembahasan serta tidak
menyalahi sistematika penulisan karya ilmiah sehingga membawa hasil yang
diharapkan, maka penelitian ini di khususkan hanya membahas Pengaruh
9
Produksi Padi Terhadap Peningkatan Pendapatan Petani Padi di Desa Teluk
Rendah
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas maka tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Ingin mengetahui pengaruh modal, luas lahan, dan teknologi secara simultan
terhadap pendapatan petani di desa desa teluk rendah ilir.
2. Ingin mengetahui pengaruh modal, luas lahan, dan teknologi secara parsial
terhadap pendapatan petani di desa teluk rendah ilir.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah dan
pihak lain untuk meningkatakan pendapatan petani di desa teluk rendah ilir.
2. Sebagai masukan kepada para petani padi yang ada di desa teluk rendah ilir
dalam usaha meningkatkan pendapatannya.
3. Sebagai bahan acuan bagi penelitian selanjutnya yang berminat untuk
meneliti mengenai pendapatan petani padi di desa teluk rendah ilir.
F. KerangkaTeori
1. Konsep Produksi
a. Pengertian Produksi
Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah
nilai guna suatu benda atau mencipkan benda baru sehingga lebih bermanfaat
dalam memenuhi kebutuhan. Produksi tidak hanya terbatas pada
10
perbuatannyasaja tetapi juga peyimpanan, distribusi, pengangkutan,
pengeceran, dan pengemasan kembali atau yang lainnya.10
Produksi adalah suatu proses dimana barang dan jasa yang di sebut input
di ubah menjadi barang-barang dan jasa-jasa lain yang di sebut ouput. Banyak
jenis-jenis aktivitas yang terjadi didalam proses produksi yang meliputi
perubahan-rerubahan bentuk tempat, dan waktu pengunaan hasil-hasil
produksi.11
Produksi merupakan proses mencari, mengalokasikan dan mengolah
sumber daya menjadi output dalam rangka meningkatkan mashlahah bagi
manusia. Produksi juga mencakup aspek tujuan kegiatan menghasilkan output
serta karakter-karakter yang melekat pada proses dan hasilnya. Usahatani pada
dasarnya adalah alokasi sarana produksi yang efisien untuk mendapatkan
produksi pendapatan usahatani yang tinggi. Jadi usahatani dikatakan berhasil
kalau diperoleh produksi yang tinggi dan sekaligus juga pendapatan yang
tinggi, Pengelolaan usahatani merupakan pemilihan usaha antara berbagai
alternatif penggunaan sumber daya yang terbatas yang meliputi lahan, tenaga
kerja, modal, dan waktu. Dalam usahatani juga terjadi kegiatan mengorganisasi
(mengelola) aset dan cara dalam pertanian atau suatu kegiatan yang
mengorganisasi sarana produksi pertanian dan teknologi dalam suatu usaha
yang menyangkut bidang pertanian.12
10Ace Partadireja, Pengantar Ekonomi (Yogyakarta: BPFE-UGM, Tahun, 1985), hlm.21. 11Murti Sumarti, Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan Edisi II, (Yogyakarta :Penerbit
Liberty, Tahun, 1987) hlm.60. 12Mohar Daniel, Pengantar Ekonomi Pertanian (Jakarta, PT.Bumi Aksara, Tahun, 2004),
hlm.21.
11
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi
Dalam usahatani, produksi diperoleh melalui suatu proses yang cukup
panjang dan penuh resiko. Panjangnya waktu yang dibutuhkan tidak sama
tergantung pada jenis komoditas yang diusahakan. Faktor produksi sendiri
diartikan sebagai semua pengorbanan yang diberikan kepada tanaman agar
tanaman tersebut mampu tumbuh dengan baik dan mengasilkan dengan baik.13
1). Harga
Modal adalah faktor terpenting dalam pertanian khususnya terkait bahan
produksi, dan biaya tenaga kerja. Dengan kata lain, keberadaan modal sangat
menetukan tingkat atau macam teknologi yang diterapkan. Kekurangan modal
bisa menyebabkan kurangnya masukan yang diberikan pada proses pertanian
sehingga menimbulkan resiko kegagalan atau rendahnya hasil yang akan
diterima.14Modal yaitu semua bentuk kekayaan yang dapat digunakan langsung
maupun tidak langsung dalam proses produksi untuk menambah output yang
akan dihasilkan.15
Dalam pengertian ekonomi, modal adalah barang atau uang yang
bersama sama faktor-faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan
barang-barang baru yaitu dalam hal ini dalah hasil pertanian. Modal petani
yang diluar tanah adalah ternak, cangkul, alat-alat pertanian, pupuk, bibit,
pestisida, hasil panen yang belum dijual, tanaman yang masih ada di sawah.
Dalam pengertian yang demikian tanah bisa dimasukkan dalam modal. Modal
13Soekartawi Agribisnis, Teori dan Aplikasinya (Jakarta, Rajawali Perss, Tahun, 1991),
hlm.47-48. 14Ibid,. hlm 50. 15Soekartawi, Faktor Produksi Dalam Menghasilkan Barang Dan Jasa (Jakarta: PT.
Bumi Aksara, Tahun, 2002), hlm. 40.
12
dikatakan land (saving capital) jika dengan modal tersebut dapat menghemat
penggunaan lahan, tetapi produksi dapat dilipatgandakan tanpa harus
memperluas area. Contohnya pemakaian pupuk, bibit unggul, pestisida, dan
intensifikasi, Modal dikatan labour saving capital jika dengan modal tersebut
dapat menghemat penggunaan tenaga kerja. Contohnya pemakaian traktor
untuk membajak, mesin penggiling padi untuk memproses padi menjadi beras,
pemakaian (thresher) untuk penggabahan, dan sebagainya.16
Modal menjadi salah satu faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
pendapatan petani. Modal merupakan harta kekayaan yang dimiliki oleh
seseorang yaitu semua harta berupa uang, tabungan, tanah, rumah, mobil dan
lainnya disebut sebagai modal. Kekayaan yaitu segala jenis barang yang
dihasilkan dan dimiliki masyarakat, yang disebut sebagai kekayaan
masyarakat. Sebagian kekayaan itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi dan sebagian lagi digunakan untuk memproduksi. Jadi, modal adalah
setiap hasilatau produk atau kekayaan yang digunakan untuk memproduksi
hasil selanjutnya.17
Umumnya istilah modal selalu dikaitkan dengan uang, selalu dikaitkan
dengan uang, sehingga jika tidak ada uang maka tidak ada modal, Padahal
pengertian modal bukan hanya yang meliputi uang. Modal dalam artian
fisiknya, modal diartikan sebagai sesuatu yang melekat pada fakor produksi
yang seperti mesin-mesin dan peralatan-peralatan produksi dan kendaraan.
16Mubyarto, Pengantar Ekonomi Pertanian Edisi ke-3 (Jakarta, LP3S, Tahun, 1989),
hlm.106 17Mohar Daniel, Pengantar Ekonomi Pertanian (Jakarta, PT.Bumi Aksara, Tahun, 2004),
hlm. 73-74.
13
Selain itu, modal juga dapat berupa dana untuk membeli segala input variabel
untuk digunakan dalam proses produksi guna menghasilkan output, Apabila
modal yang digunakan banyak maka produk yang akan dihasilkan juga akan
meningkat.18
Unsur pokok dari sistem produksi yaitu modal. Modal merupakan unsur
produksi yang secara aktif menentukan tingkat output. Peranannya sangat
sentral dalam proses produksi karena semakin besar modal yang digunakan
maka akan meningkatkan produktivitas. yang akan berefek pada peningkatan
pendapatan. Dan mengenai fungsi produksi yaitu sejumlah modal yang dapat
menciptakan suatu tingkat output tertentu dalam suatu kegiatan produksi dan
untuk setiap kegiatan ekonomi akan dapat menyisihkan pendapatan.19
Berkaitan dengan ukuran pendapatan dan keuntungan, mengemukakan
beberapa definisi :
a). Penerimaan tunai usahatani merupakan nilai uang yang diterima dari
penjualan produk usahatani.
b). Pengeluaran tunai usahatani adalah jumlah uang yang dibayarkan untuk
pembelian barang.
c) Pendapatan tunai usahatni adalah produk usahatani dalam jangka waktu
tertentu baik yang dijual maupun tidak dijual.
d) Penerimaan total usatani merupakan nilai semua yang habis terpakai atau
dikeluarkan dalam produksi termasuk biaya yang diperhitungkan.
18Mohar Daniel, Pengantar Ekonomi Pertanian (Jakarta, PT.Bumi Aksara, Tahun, 2004),
hlm. 75-76. 19Akbhar Nurseta Priyandika, Analisis Pengaruh Jarak, Lama Usaha , Modal, dan Jam
Kerja Terhadap Pendapatan Pedagang Kaki Limakonveksi (Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro, Tahun, 2015), hlm.45.
14
e) Pengeluaran total usahatani merupakan selisih antara penerimaan kotor
usahatani dan pengeluaran total usahatani. Secara harfiah, pendapatan dapat
didefinisikan dari pengurangan nilai yang diperoleh dengan biaya yang
dikeluarkan.20
Masalah mengenai modal dapat menghambat peningkatan usaha karena
adanya kelangkaan di dalam ketersediaan modal. Jumlah modal yang relatif
terbatas. Sebagai akibatnya pendapatan petani menurun akibat rendahnya
tingkat modal yang digunakan dalam usaha. Rendahnya pendapatan akan
mengakibatkan juga rendahnya kemampuan masyarakat untuk menabung.
Pendapatan yang rendah akibat dari modal yang sedikit akan mengakibatkan
terhadap pengurangan daya belanja yang dilakukan oleh keluarga petani,
sehingga keluarga petani berfikir bahwa pendapatan yang diperoleh hanya
untuk memenuhi konsumsi. Faktor paling penting dalam memulai dan
mengembangkan suatu usaha adalah modal, Semakin besar usaha yang dibuat
maka semakin besar pula modal yang digunakan, Modal itu sendiri merupakan
faktor penentu dalam kegiatan produksi, besar kecilnya modal berpengaruh
terhadap jumlah output yang dihasilkan. Jadi, apabila modal yang digunakan
besar maka pendapatan yang diperoleh oleh petani juga akan meningkat.21
2). Faktor Luas Lahan (Tanah)
Tanah merupakan sumber daya yang paling utama, khususnya dalam
produksi pertanian. Oleh sebab itu, tanah merupakan salah satu faktor produksi
yang sangat penting atau yang sangat mendasar, sebagaimana yang
20Arsyad, Medis Pembelajaar. Raja Grafindo Persada, (Jakarta, tahun, 2003), hlm. 76. 21Soesarsono Wijandi, Pengantar Kewirausahaan (Bandung, Sinar Baru Argensindo,
Tahun, 1987), hlm. 66.
15
dikemukakan bahwa tanah sebagai salah satu faktor produksi yang merupakan
pabriknya hasil-hasil pertanian yaitu dimana produksi dapat berjalan dan
menghasilkan output. Tanah memilki sifat yang tidak sama dengan faktor
produksi lain yaitu luas relatif tetap dan permintaan akan lahan semakin
meningkat sehingga sifatnya langka. ditinjau dari sudut ekonomi pertanian,
tanah dapat dianggap sebagai dasar utama kegiatan potensial yaitu daya
menghasilkan benda yang tergantung dalam alam.22
Tanah merupakan bagian permukaan bumi yang tidak tertutup oleh air
atau bagian dari permukaan bumi yang dapat dijadikan tempat untuk bercocok
tanam dan untuk tempat tinggal termasuk pula kekayaan alam yang terdapat
didalalmnya. Menurut kamus umum Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan
lahan adalah tanah terbuka dan tanah garapan. Tanah garapan adalah tanah
terbuka yang digunakan untuk lahan pertanian. Jadi lahan dapat diartikan
sebagai suatu tempat atau tanah yang mempunyai luas tertentu yang digunkan
untuk usaha pertanian.23
Lahan pertanian merupakan penentu dari pengaruh komoditas pertanian.
Secara umum dikatakan, semakin luas lahan ditanami maka semakin besar
jumlah produksi yang dihasilkan oleh lahan tersebut. Ukuran lahan pertanian
dapat dinyatakan dengan hektar (ha) atau are.24
22Munawarah, Analisis Produksi Perkebunan Karet rakyat di Kecamatan Muaro Tebo
jambi (Padang, UNP, Tahun, 2001),hlm. 20. 23Hijratullaili, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani dalam UsahaTani
Padi Sawah di Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Kolo Tangah (UNP, Padang, Tahun, 2009), hlm.12.
24Rahim, Ekonomika PertanianPengantar, Teori, dan Kasus(Jakarta, Penebar Swadaya, Tahun, 2007), hlm.36.
16
Tanah merupakan sumber daya yang paling utama, khususnya dalam
produksi pertanian. Oleh sebab itu, tanah merupakan salah satu faktor produksi
yang sangat penting atau yang sangat mendasar, sebagaimana yang
dikemukakan bahwa tanah sebagai salah satu faktor produksi yang merupakan
pabriknya hasil-hasil pertanian yaitu dimana produksi dapat berjalan dan
menghasilkan output. Tanah memiliki sifat yang tidak sama dengan faktor
produksi lain yaitu luas relatif tetap dan permintaan akan lahan semakin
meningkat sehingga sifatnya langka. Faktor produksi tanah tidak hanya dilihat
dari segi luas atau sempitnya saja, tetapi juga dilihat dari segi lain seperti
produktivitas tanah yang bergantung pada jenis tanah.25
Sumberdaya produksi dan pendapatan, tetapi mencakup keterpaduan
yang lebih luas yaitu:
a) keterpaduan antar institusi.
b) keterpaduan antar disiplin ilmu pengetahuan.
c) keterpaduan analisis dan interpretasi.
d) keterpaduan program antar sub-sektor.
Lahan pertanian merupakan penentu dari pengaruh komoditas pertanian,
Lahan yang dikelola dengan baik tentunya akan memberikan hasil yang baik
dan menguntungkan bagi petani. Secara umum dikatakan, semakin luas lahan
ditanami maka semakin besar jumlah produksi yang dihasilkan oleh lahan
25Paul Michael Todaro, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga ( Jakarta, Erlangga,
Tahun, 2003), hlm. 54.
17
tersebut. Apabila hasil produksi yang dihasilkan petani meningkat maka
pendapatan petani juga akan meningkat.26
3). Teknologi
Teknologi adalah cara bagaimana berbagai sumber daya alam, modal
tenaga kerja dan keterampilan dikombinasikan untuk merealisasikan tujuan
produksi. Teknologi berkaitan erat dengan peralatan dan cara-cara yang
digunakan dalam proses produksi suatu industri. Teknologi pertanian
merupakan alat, cara atau metode yang digunakan dalam mengolah/memproses
input pertanian sehingga menghasilkan output yang berdaya guna dan berhasil
baik, baik bahan mentah, setengah jadi, maupun siap pakai.27
Pembangunan pertanian merupakan suatu proses yang terjadi pada sektor
pertanian dalam usaha meningkatkan pendapatan perkapita dan kesejahteraan
masyarakat tani melalui peningkatan produktivitas yang didasarkan pada
perhitungan usaha tani dan berkesinambungan. Peranan teknologi pertanian
cukup menonjol bagi pertumbuhan pembangunan pertanian, khusunya untuk
menahan ancaman-ancaman dan sekaligus untuk memanfaatkan peluang-
peluang yang timbul karena fenomena globalisasi. Pemanfaatan dan
penguasaan teknologi dalam bidang pertanian berkaitan langsung dengan
peningkatan produktivitas dan penciptaan nilai tambah. Kenyataan
menunjukkan bahwa setelah cukup lama melaksanakan pembangunan,
termasuk sektor pertanian, kontribusi teknologi dalam produksi pertanian yang
26Ibid,.hlm. 55. 27Suryana dkk, Bunga Rampai Ekonomi, (Jakarta, LPEM-FEUI, Tahun, 2001), hlm.80.
18
belum sesuai harapan. Secara keseluruhan belum adanya teknologi yang
ditemukan secara efektif dan berkesinambungan.28
Anjuran teknologi yang dipilih untuk diterapkan oleh petani atas
bimbingan para penyuluhan pertanian lapangan(PPL) didasarkan pada bobot
sumbangan teknologi terpilih terhadap peningkatan produktifitas tanaman, baik
terpisah maupun teringrasi. Teknologi tersebut disalurkan kepada petani secara
bertahap. Urutan anjuran teknologi produksi padi pada PTT adalah:
a). Penggunaan varietas padi unggul atau varietas padi berdaya hasil tinggi dan
bernilai ekonomi tinggi.
b). Penggunaan benih bersertifikat dengan mutu bibit tinggi.
c). Penggunaan pupuk berimbang spesifik lokasi.
d). Penggunaan kompos bahan organic dan atau pupuk pembenah tanah.
e). Pengelolaan bibit dan tanaman padi sehat pengendalian hama dan penyakit
dengan pendekatan terpadu.
f). Penggunaan alat perontok gabah mekanis ataupun mesin.29
Kebanyakan petani bekerja sebagai seorang petani dikarenakan petani
merupakan profesi yang diturunkan oleh orang tua yang tidak dipelajari secara
profesional. Teknologi yang digunakan petani dalam memproduksi padi
diantaranya traktor, penggiling padi, alat penanam padi jarwo dan sebagainya.
Semakin canggih alat teknologi yang digunakan olehpetani dalam proses
produksi maka akan semakin meningkat pula produktivitas yang dihasilkan.30
28Ibid,. hlm. 81. 29Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta, (Bandung, tahun, 2010), hlm. 7. 30Muhammad Teguh, Ekonomi Industri (Jakarta, PT.Grafindo Persada, Tahun, 1998),
hlm.166.
19
Faktor teknologi dalam kegiatan produksi memegang peranan yang
cukup penting dalam suatu perkembangan produk dan proses produksi. Ada
beberapa faktor yang menyebabkan berkembangnya tingkat produksi yaitu :
1. Kemajuan teknologi
2. Kemajuan dalam metode produksi
3. Peningkatan kemampuan dalam memproduksi.31
Asumsi sederhana tentang kemajuan teknologi memberikan kemudahan
kepada efisiensi tenaga kerja. Penggunaan akan teknologi memberikan
kemudahan kepada petani dalam melakukan kegiatan produksi. bahwa
pertumbuhan yang berkelanjutan dalam pendapatan berasal dari kemajuan
teknologi, yang dapat membantu proses produksi dan meningkatkan
produktivitas tenaga kerja. Dalam menyatakan kemajuan teknologi akan
cenderung meningkatkan produktivitas. Penggunaan teknologi dalam proses
produksi lebih efisien. Penggunaan alat teknologi tujuannya untuk
menghasilkan sesuatu yang memuaskan dan memberikan keuntungan,
sehingga teknologi dikatakan sebagai penunjang hasil produksi, Apabila hasil
produksi petani mengalami peningkatan akibat penggunaan teknologi maka
pendapatan petani juga akan meningkat.32
2. Konsep Pendapatan
a. Teori Pendapatan
Tujuan pokok diadakannya usaha perdagangan adalah untuk memperoleh
pendapatan, dimana pendapatan tersebut dapat digunakan untuk memenuhi
31Ibid,,. Hlm. 56. 32Gregory Mankiw, Makro Ekonomi (Jakarta, Penerbit Erlangga, Tahun, 2007), hlm.225.
20
kebutuhan hidup dan kelangsungan hidup usaha perdagangannya. Pendapatan
yang diterima adalah dalam bentuk uang, dimana uang adalah merupakan alat
pembayaran atau alat pertukaran.33
Dalam ekonomi modern terdapat dua cabang utama teori, yaitu teori
harga dan teori pendapatan. Teori pendapatan termasuk dalam ekonomi makro,
yaitu teori yang mempelajari hal-hal besar seperti :
1. Perilaku jutaan rupiah pengeluaran konsumen
2. Investasi dunia usaha
3. Pembelian yang dilakukan pemerintah34
Menurut pelopor ilmu ekonomi distribusi pendapatan digolongkan dalam
tiga kelas sosial yang utama : pekerja, pemilik modal, dan tuan tanah.
Ketiganya menentukan 3 faktor produksi, yaitu tenaga kerja, modal, dan tanah.
Penghasilan yang diterima setiap faktor produksi dianggap sebagai pendapatan
masing-masing keluarga terlatih terhadap pendapatan nasional. Teori mereka
meramalkan bahwa begitu masyarakat maju, para tuan tanah akan relatif lebih
baik keadaannya dan para kapitalis (pemilik modal) menjadi relatif lebih buruk
keadaannya.35
Distribusi pendapatan berdasarkan besarnya (size distribution of income),
yaitu distribusi pendapatan diantara rumah tangga yang berbeda, tanpa
mengacu pada sumber-sumber pendapatan atau kelas sosialnya dan
ketidakmerataan distribusi pendapatan cukup besar di semua Negara.
33Samuelson Norhdaus, Perekonomian Indonesia Edisi II (Jakarta, Erlangga, Tahun,
1993), hlm .103. 34Ibid,,. Hlm. 56. 35Sumitro , Ilmu Eonomi ( Jakarta, Rineka Cipta, Tahun, 1991), hlm.29.
21
Pendapatan merupakan hasil pengurangan dari total output dengan total input.
Pendapatan yaitu jumlah barang dan jasa yang memenuhi tingkat hidup
masyarakat, dimana dengan adanya pendapatan yang dimiliki masyarakat dapat
memenuhi kebutuhan, dan pendapatan rata-rata yang dimiliki oleh tiap jiwa
disebut juga dengan pendapatan perkapita serta menjadi tolak ukur kemajuan
atau perkembangan ekonomi.36
Tingkat pendapatan ditentukan oleh kemampuan faktor-faktor produksi
dalam menghasilkan barang dan jasa. Jika kemampuan faktor-faktor produksi
menghasilkan barang dan jasa maka semakin besar pula pendapatan yang akan
dihasilkan. Untuk menghitung pedapatan petani dapat digunakan rumus
sebagai berikut :
Pd = TR – TC ………………………………….. (2.1)
Dimana :
Pd = Pendapatan Petani
TR = Total Pendapatan
TC = Total Biaya.37
Biaya usaha yang dikeluarkan oleh petani biasanya dibagi menjadi dua
yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variabel cost). Biaya tetap
(fixed cost) yaitu biaya yang tidak berubah walaupun jumlah produksi berubah
(selalu sama), atau tidak berpengaruh terhadap besar kecilnya hasil produksi
sedangkan biaya tidak tetap (variabel cost) yaitu biaya yang besar kecilnya
36Soeharto Prawirokusumo, Ilmu Usaha Tani, Edisi 1 (Yogyakarta, BPFE Yogyakarta,
Tahun, 1990), hlm. 132. 37Soekartawi, Faktor Produksi dalam Menghasilkan Barang dan Jasa (Jakarta, Bumi
Aksara, Tahun, 2002), hlm.40.
22
dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Untuk menghitung biaya yang
dikeluarkan petani dapat digunakan rumus sebagai berikut :
TC = FC + VC …………………………………….(2.2)
Dimana :
TC = Total Biaya
FC = Biaya Tetap
VC = Biaya Tidak Tetap.38
Dalam mengukur kondisi ekonomi seseorang atau rumah tangga, salah
satu konsep pokok yang paling sering digunakan yaitu melalui tingkat
pendapatan. Pendapatan dapat menunjukkan seluruh uang atau seluruh material
lainnya yang dapat dicapai dari penggunaan kekayaan yang diterima oleh
seseorang atau rumah tangga. Untuk menghitung besar kecilnya pendapatan
dapat dilakukan dengan tiga pendekatan yaitu :
a. Pendekatan produksi (Production Approach), yaitu dengan menghitung
semua nilai produksi barang dan jasa akhir yang dapat dihasilkan dalam
periode tertentu.
b. Pendekatan pendapatan (Income Approach), yaitu dengan menghitung nilai
keseluruhan balas jasa yang dapat di terima oleh pemilik faktor produksi dalam
suatu periode tertentu.
c. Pendekatan pengeluaran (Expenditure Approach), yaitu pendapatan yang
diperoleh dengan menghitung pengeluaran konsumsi masyarakat.39
38Soeharto Prawirokusumo, Ilmu Usaha Tani (Yogyakarta, Universitas Gajah Mada,
Tahun, 2009), hlm. 62. 39Ibid,,.Hlm. 36.
23
G. Tinjauan Pustaka
Tabel 3
Tinjauan Pustaka
No Nama
Penelitian
Judul Alat
Analisis
Hasil
1 Muhammad
Asaad
(2017)
Pengaruh
Peningkatan
Pendapatan terhadap
Produksi Dan Usaha
tani Padi Sawah
Pada Program
PengelolaanTanaman
Terpadu (PTT)
kuantitatif Berdasarkan hasil
penelitian dan
pembahasan maka dapat
ditarik kesimpulan
bahwa:
1. Program Pengelolaan
Tanaman Terpadu
(PTT) yang menerapkan
10 paket teknologi
spesifik lokasi telah
dapat meningkatkan
produktivitas usahatani
padi sawah secara
signifikan.
2. Pendapatan usahatani
padi sawah sesudah
PTT berbeda nyata
secara positif dengan
sebelum PTT, yaitu
pendapatan usahatani
sesudah PTT lebih besar
dibandingkan dengan
pendapatan usahatani
sebelum PTT. 3.
Meningkatnya
pendapatan usahatani
sesudah PTT
dikarenakan perlakuan
terhadap tanaman sudah
menerapkan sistem
usahatani spesifik lokasi
serta efisienan
penggunaan faktor
produksi maupun tenaga
kerja. Hal ini
mengakibatkan
meningkatnya produksi
24
dan meminimalkan
biaya usahatani.40
2 Jeffri
Sianipar
(2016)
Pengaruh Intensifikasi
Usahatani Padi
Terhadap Peningkatan
Produksi Dan
Pendapatan Petani Di
Kabupaten Manokwari
Kuantitatif Intensifikasi usahatani
di tingkat petani
menunjukkan
pemahaman yang masih
rendah terhadap saprodi
(penggunaan benih
unggul, dan pupuk),
penyediaan teknologi
pertanian, peran
penyuluh dan
penyediaan modal. Hal
ini disebabkan karena
sulitnya menjangkau
dan memperoleh
saprodi, informasi
teknologi, penyuluhan
dan modal usaha.
Sedangkan kegiatan
intensifikasi lainnya
menunjukkan
pemahaman yang baik.
Selain itu, Rendahnya
produksi padi yang
dihasilkan oleh petani
lokal menunjukkan
bahwa usahatani padi
tidak cocok diterapkan
pada petani lokal. Hal
ini disebabkan petani
lokal bukan petani ulet
yang tekun sehingga
budaya padi tidak cocok
bagi petani lokal. Oleh
karena itu, Pemerintah
Daerah diharapkan tidak
memaksakan usahatani
padi dikembangkan
pada petani lokal,
melainkan jenis
komoditas lokal seperti
jenis tanaman palawija,
40Muhammad Asaad, Pengaruh Peningkatan Pendapatan terhadap Produksi Dan Usaha
tani Padi Sawah Pada Program PengelolaanTanaman Terpadu (PTT). (Tahun, 2017), hlm. 56.
25
ubi jalar, singkong dan
keladi yang perlu
dikembangkan, karena
komoditas tersebut
secara turun menurun
sudah dibudidayakan.41
3 Ara Anggar
Andrias
(2015)
Pengaruh luas lahan
terhadap produksi
dan pendapatan
usahatani padi sawah
Kuantitatif Besarnya penerimaan
yang diperoleh petani
adalah Rp 5.165.362,16
per hektar per satu kali
musim tanam, Biaya
Total yang dikeluarkan
merupakan biaya tetap
dengan biaya variabel,
adalah sebesar Rp
4.706.843,52 per hektar
per satu kali musim
tanam. Berdasarkan
hasil tersebut maka
pendapatan yang
diperoleh petani sebesar
Rp 2.371.167,29 per
hektar per satu kali
musim tanam. Nilai R/C
sebesar 1,77 artinya dari
setiap biaya yang
dikeluarkan petani padi
sawah di Desa Jelat
Kecamatan Baregbeg
sebesar Rp.1,0 maka
akan diperoleh
penerimaan sebesar Rp.
1,77 dengan demikian
pendapatan atau
keuntungan yang
diperoleh sebesar Rp.
0,77.42
4 Felis
Gunawan
(2014)
Pengaruh
peningkatan
pendapatan petani
Kuantitatif Implementasi dari faktor
produksi yang kurang
optimal, maka akan
41Jeffri Sianipar, Pengaruh Intensifikasi Usahatani Padi Terhadap Peningkatan Produksi
Dan Pendapatan Petani Di Kabupaten Manokwari. (Tahun, 2016), hlm. 23. 42Ara Anggar Andrias. Pengaruh luas lahan terhadap produksi dan pendapatan
usahatani padi sawah, (Tahun, 2015), hlm. 70.
26
padi terhadap
produksi padi di desa
barugae kabupaten
bone
berpengaruh pada
produksi petani tersebut.
Maka dari itu petani
harus meningkatkan
mutu dan jumlah
produksinya serta
menekan biaya produksi
untuk mendapatkan
hasil yang maksimal.
Melihat harga bibit
unggul yang mahal,
harga pupuk yang mahal
dan upah tenaga kerja
yang mahal pula
sehingga beberapa
petani padi mengakali
usahanya dengan
menekan biaya
produksi, secara
otomatis produksi pun
tidak maksimal.43
5 Iko Siswanto
(2013)
Pengaruh pendapatan
petani padi terhadap
pendidikan anak di
desa sungai
ambangah kabupaten
kubu raya
Kuantitatif Terdapat pengaruh
signifikan pendapatan
petani padi terhadap
pendidikan anak di desa
sungai ambangah
kecamatan sungai raya
kabupaten kubu raya.
Berdasarkan t hitung
sebesar 12.176
menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh
variabel bebas (x)
terhadap variabel terikat
(y). Jika dibandingkan
dengan t tabel pada taraf
signifikansi 5% sebesar
1.9990 maka t hitung > t
tabel (12.176>1,9990)
maka Ha diterima.
Dengan perhitungan
regresi linear sederhana
diperoleh formula
43Felis Gunawan. Pengaruh peningkatan pendapatan petani padi terhadap produksi padi
di desa barugae kabupaten bone. (Tahun, 2014), hlm. 31.
27
Y=0,713 +0,083X.
Yang berarti nilai
konstanta adalah 0,713
yaitu yaitu jika
pendapatan Petani padi
(X) bernilai 0 (nol),
maka Tingkat
Pendidikan Anak (Y)
bernilai 0,713. Nilai
koefisien regresi
variabel pendapatan
Petani padi (X) yaitu
0,083.44
Dari berbagai penelitian diatas yang membedakan dengan judul Pengaruh
Produksi Padi Terhadap Peningkatan Pendapatan Petani Padi di Desa Teluk
Rendah.
H. Kerangka Pemikiran
Penelitian Ini Menganalisis Pengaruh Produksi Padi Terhadap
Peningkatan Pendapatan Petani Padi di Desa Teluk Rendah. Secara garis besar
rancangan penelitian tersebut digambarkan sebagai berikut:
Gamabar 1. Kerangka Pemikiran
44Iko Siswanto, Pengaruh pendapatan petani padi terhadap pendidikan anak di desa
sungai ambangah kabupaten kubu raya. (Tahun, 2013), hlm. 7.
Produksi Padi
(X)
Peningkatan Pendapatan
Petani Padi
(Y)
28
I. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang masih
bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.45
Dalam penelitian ini akan dirumuskan hipotesis guna memberikan arah
dan pedoman dalam melakukan penelitian. Hipotesis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1 : Ada pengaruh positif dan signifikan antara Pengaruh Produksi
Padi Terhadap Peningkatan Pendapatan Petani Padi di Desa Teluk
Rendah.
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Pengaruh Produksi
Padi Terhadap Peningkatan Pendapatan Petani Padi di Desa Teluk
Rendah
45SugiyonoMetode,Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (CV.Alfabeta, Bandung,
Tahun, 2009), hlm.137.
29
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif. Metode kuantitatif adalah metode yang menggunakan alat analisis
bersifat kuantitatif, dimana hasil analisis disajikan dalam bentuk angka-angka
yang kemudian dijelaskan dan diinterpretasikan dalam bentuk uraian.46
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Teluk Rendah Ilir Kecamatan
Tebo Ilir. Kabupaten Tebo.
C. Jenis dan Sumber Data
Data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan
informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang
menunjukkan fakta. Sumber data adalah subjek darimana suatu data dapat
diperoleh.47
Adapun Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Data Primer
Data Primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang
diucapkan secara lisan, yang dapat diperoleh secara langsung dari
sumbernya ataupun lokasi objek penelitiaan atau keseluruhan data yang
diperoleh di lapangan, yang menjadi data primer dalam penelitian ini
adalah hasil kuisioner yang diberikan kepada sampel didukung dengan
46Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik) : Suatu
Pendekatan Praktek, (Rineka Cipta, Jakarta Tahun, 2006), hlm.158. 47Muslimin Karra, Statistik Ekonomi (cet. I; Makassar: Alauddin University Press, Tahun,
2013), hlm. 110.
30
hasil baca dan wawancara yang terdiri dari petani padi maupun pihak
terkait.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data atau sejumlah keterangan yang diperoleh
secara tidak langsung yang melalui perantara seperti yang diperoleh dari
dokumen-dokumen grafis (tabel, catatan, notulen rapat), yang mana data ini
diperoleh dengan cara mengutip dari sumber lain, sehingga tidak bersifat
authentic, karena sudah diperoleh dari tangan kedua, ketiga dan seterusnya.48
D. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data adalah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data dan fakta penelitian. Untuk mendapatkan data-data
tersebut, maka instrumen pengumpulan data yang digunakan yaitu:
1. Kuisioner atau angket
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat penyatara tertulis kepada responden untuk
dijawabnya.49Dalam penelitian ini, kuisioner berisi pernyataan yang di ajukan
peneliti.
2. Wawancara
Wawancara merupakan kegiatan atau metode pengumpulan data yang
dilakukan dengan bertatapan langsung dengan informan, sama seperti
48 Burhan, Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif,(Jakarta:Kencana, 2017),hlm, 132
49Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung, Alfabeta, cetakan ke-
16, 2013, hlm 142.
31
penggunaan daftar pertanyaan.50 Untuk mewawancarai informan, terlebih
dahulu menulis atau merancang daftar pertanyaan yang berhubungan langsung
dengan data penelitian.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan memanfaatkan data
sekunder yang sudah tersedia dalam perpustakaan, dari instansi yang diteliti
atau dari tempat lain yang dijamin kebenarannya. Sementara data yang di
kumpulkan melalui sumber pustaka berupa bahan-bahan referensi, yang
meliputi buku-buku, artikel, internet, dan sebagainya yang sesuai dengan
masalah yang dikaji.51
E. Populasi dan Sampel
Populasi adalah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran
baik kuantitatif maupun kualitatif, dari pada karakteristik tentu mengenai
sekelompok objek yang lengkap dan jelas.52 Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.53 Jadi populasi dalam penelitian ini adalah
Petani Padi Di Desa Teluk Rendah Ilir yang telah berkecimpung selama tiga
tahun lebih yang tidak diketahui populasinya sehingga pengalihan sampling
dengan metode purposive sampling. 50Sayuti Una (Editor), Pedoman Penulis Skripsi: Edisi Revisi, (Jambi: Syariah Press, 2012), hlm.
252. 51Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung:
Alfabeta,2015), hlm. 193. 52 Husain Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Setatistik, Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2008, hlm. 181. 53ibid, hlm. 61
32
Sampel adalah sebagian data yang merupakan objek yang diambil dari
populasi.54 Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan
purposive sampling, Teknik ini digunakan apabila anggota sampel yang dipilih
secara khusus berdasarkan tujuan penelitiannya. Adapun kriteria perusahaan
yang dapat dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah :
1). Petani padi yang telah berkecimpung selama 3 tahun lebih.
2). Lahan pertanian padi mencapai 1 ha.
3). Produktif dalam memanen padi minimal 1 tahun 1 kali panen.
F. Regresi Linier Sederhana
Metode regresi yang digunakan untuk menguji hubungan sekaligus
pengaruh dari variabel bebas (independent variable) terhadap variabelt erikat
(dependent variable).55 Analisis regresi linier sederhana ini bertujuan untuk
mengetahui Pengaruh Produksi Padi Terhadap peningkatan Pendapatan
Petani Padi Di Desa Teluk Rendah Ilir.
Adapun persamaan regresi yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
Y= a + Bx
Keterangan :
a = Konstanta
b = Koefisien regresi variabel produksi padi
Y = peningkatan pendapat petani padi ( variabel dependen/variabel terikat)
X = produksi padi (variabel independen/variabel bebas)
54 Sunyoto, Danang, Dasar-Dasar Statistik untuk Eknonomi, (Yogyakarta:CAPS, 2012),
hlm,11 55Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi: Edisi Revisi Fakultas Syariah, (Jambi Press,
2012), hlm. 270.
33
Sesuai dengan rancangan kerangka berfikir tersebut dapat dijelaskan
bahwa variabel independen yaitu produksi padi (X) yang mempengaruhi
variabel dependen peningkatan pendapat petani padi (Y).
G. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk memenuhi asumsi regresi linear
berganda yang digunakan untuk menjawab hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini . Uji asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi: uji normalitas,
uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas. Adapun uji autokorelasi tidak
dilakukan dalam penelitian ini, karena data yang akan diikumpulkan dan diolah
merupakan data cross section (data lintas individu) bukan data time series (data
lintas waktu).
1. Uji Normalitas
Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai
residual yang dihasilkan dari regresi berdistribusi secara normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang berdistribusi
secara normal. Beberapa metode uji normalitas yaitu dengan melihat
penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik Normal Probability Plotof
Regression standarlized residual atau Skewness & Kurtosis. Uji normalitas
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan grafik
NormalProbabilityPlotof Regression standarlized residual. Distribusi normal
akan membentuk garis lurus diagonal dan ploting data residual akan
dibandingkan dengan garis diagonalnya. Menurut Ghozali bahwa dasar
34
pengambilan keputusan untuk uji normalitas dengan ProbabilityPlot yaitu
sebagai berikut:
a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal
atau grafik histrogramnya menunjukkan distribusi normal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah
diagonal atau grafik histrogramnya tidak menunjukkan distribusi normal, maka
model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain. jika varian data residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas dengan cara melihat grafik Scatter Plot. Adapun dasar
pengambilan keputusan yaitu sebagai berikut:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
35
H.Teknik dan Analisis Data
Analisis data yang dimaksud adalah analisis untuk melakukan pengujian
hipotesis dan menjawab rumusan masalah yang telah diajukan. Data-data yang
telah diperoleh, akan diolah dengan menggunakan teknik kuantitatif. Teknik
analisis dalam penelitian ini menggunakan rumus statistik. Adapun model
statistik yang digunakan adalah:
1. Koefisien Determinasi
Uji ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen, jika R2 = 100% berarti variabel independen
berpengaruh sempurna terhadap variabel dependen, demikian sebaliknya jika
R2 = 0 berarti variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen. Nilai R2 yang semakin tinggi menjelaskan bahwa semakin cocok
variabel independen menjelaskan variabel dependen. Semakin kecil nilai R2
berarti semakin sedikit kemampuan variabel-variabel independen untuk
menjelaskan variabel dependen. Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai
koefisien determinasi adalah sebagai berikut:
Nilai R2 harus berkisar 0 sampai 1 ( 0 < R2< 1)
Blia R2 = 1 berarti terjadi kecocokan sempurna dari variabel independen
menjelaskan variabel dependen.
Bila R2 = 0 berarti tidak ada hubungan sama sekali antara variabel
independen terhadap variable dependen.
36
Oleh karena dalam analisis regresi sederhana menggunakan lebih dari
satu variabel independen, maka nilai yang diambil adalah nilai Adjusted R-
Square.
2. Uji T
Uji ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen. Langkah-langkah pengujian
adalah sebagai berikut:
a. Menentukan hipotesis nihil dan hipotesis alternatif:
Ho : β = 0, artinya variabel produksi padi tidak berpengaruh signifikan
terhadap peningkatan pendapatan petani padi.
Ha : β ≠ 0, artinya variabel produksi padi secara persial berpengaruh secara
signifikan terhadap peningkatan pendapatan petani padi.
b. Level of significance α = 0,05:
Derajat kebebasan (dk): k; n-1-k
t tabel = t (α/2; n-1-k)
c. Kriteria dan aturan pengujian
Ho diterima apabila = t tabel < t hitung < t tabel
Ho ditolak apabila = t hitung > t tabel atau t hitung < t tabel
d. Kesimpulan: membandingkan antara t hitung dengan t tabel, maka dapat
ditentukan apakah Ho diterima atau ditolak.
37
I. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini disusun berurutan yang terdiri
dari beberapa bab yaitu : Bab I Pendahuluan, Bab II Metode Penelitian, Bab III
Gambaran Umum Lokasi Penelitian, Bab IV Hasil dan Pembahasan, Bab V
Penutup, adapun ini masing-masing setiap dari bagian sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan masalah
dan manfaat penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan.
BAB II METODE PENELITIAN
Pada bab ini di uraikan tentang metode penelitian dalam penulisan skripsi
ini. Berisi tentang tempat dan waktu penelitian, pendekatan penelitian, jenis
dan sumber data, populasi dan sampel data, metode pengumpulan data serta
metode analisis data yang digunakan untuk memberikan jawaban atas
permasalahan penelitian yang ada.
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Dalam bab ini penulis menerangkan lokasi penelitian yang akan di teliti
oleh penulis.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini adalah inti dari peneltian, hasil analisis data dan pembahasan.
Pada bab ini data-data yang telah dikumpulkan, di analisis dengan
menggunakan alat analisis yang telah disiapkan.
38
BAB V PENUTUP
Pada bab ini merupakan bagian akhir yang penting berisikan tentang
kesimpulan dan berisi saran-saran yang direkomendasikan kepada pihak-pihak
tertentu serta penulis menggunakan keterbatasan penelitian.
39
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Desa Teluk Rendah Ilir
Pada abad ke-16 Masehi atau zaman kerajaan Hindu, datanglah 5 (lima)
orang bersaudara ke Rantau Kederas (sekarang dikenal) Pangkal Beloteng
Desa Teluk Rendah Ulu yaitu : 1. Datuk Bedarah Putih, 2. Datuk Makam
Rendah, 3. Datuk Makam Tinggi, 4. Datuk Calegah, dan 5. Datuk Muara
Suluk. Tujuan mereka ingin menyebarkan agama yang mereka anut atau agama
Hindu. Saat itu masyarakat masih berpencar belum merupakan kesatuan dan
masih memakai system kelompok-kelompok yang saling bermusuhan. Mereka
masih mempergunakan ilmu-ilmu bathin atau ilmu hitam yang dapat
mengalahkan lawan atau musuh, sebagai contoh menjemur padi pada malam
hari dibulan terang, memasang lukah diatas bumbun, daging dimasak dalam
kancah (kawah) bisa melompat keluar, dan nasi ditanak tidak masak-masak,
artinya menantang/ mencari lawan atau musuh. Diantara datuk-datuk tersebut,
salah seorang dari mereka atau Datuk Makam Rendah meninggal agama
slamanya dan memeluk agama Islam dengan nama H. Abdul Hamid.56
Nama asli Teluk Rendah adalah Teluk Pinang Bajek (sekarang dikenal
Desa Teluk Rendah Pasar). Selama tinggal ditempat ini, masyarakatnya tidak
dapat berkembang dengan baik, pertikaian selalu terjadi, dan masih
menunujukkan ilmunya masing-masing, sebagai contioh : ayam belago dengan
lesung dan batang pisang dapat belago dengan antan, dan sebagainya. Karena
kehidupan disini tidak aman dan damai, maka pada Abad ke-18 M. tuo-tuo dan
56Kantor desa teluk rendah ilir gambar umum lokasi penelitian(tahun, 2012), hlm.30.
40
pemimpin kelompok secara mufakat ingin mencari tempat baru yang lebih
aman dengan kata mufakat mulai mencari tempat baru dengan cara menyusuri
Sungai Batang Hari menggunakan perahu (sampan) bersama-sama dengan
membawa seekor ayam sebagai pedoman atau petunuk. Dimana ayam yang
dilepas tadi terbang dan turun kedaratan, nerarti disitulah tempat membuat
kampung yang baru, dan temapt ini disebut Ujung Tanjung atau Surau Tanjung
Desa Teluk Rendah Ulu sekarang. Setelah kampung ini dibenahi sedemikian
rupa dan masyarakatnya mulai berkembang, datanglah 5 (lima) orang penyebar
agama Islam dari Aceh dibawah pimpinan Syaikh Husin Albaiti. Mula-mula
mereka memperkenalkan diri dan menyampaikan kepada masyarakat setempat
bahwa tujuan mereka ketempat ini adalah untuk menyebar dan memperluas
ajaran agama ini. Kedatangan mereka langsung mendapat tempat dihati
masyarakat dan ajaran ini mulai diajarkan dari rumah kerumah secara
sembunyi-sembunyi karena takut diketahui oleh tentara penjajah Belanda.57
Pada saat bersamaan datang pula raja Sultan Thaha Saifuddin dari Jambi
ke daerah ini dan membuat Benteng di Sungai Mangkuan (daerah Tanah Garo)
sekarang, maka agama Islam ini makin diperluas. Untuk menghimpun
kekuatannya menghadapi tentara Belanda, maka didirikanlah Serikat Islam
(SI). Hampir semua tuo Dusun Teluk Rendah bergabung menjadi Debalang
Sultan Thaha Saifuddin secara bahu-membahu melawan penjajahan Belanda.
Di dalam dusun mulai dibenahi dengan membuat peraturan berdasarkan agama
maupun Adat-Istiadat. Untuk mendalami dan memperluas ajaran agama, maka
57Ibid,,.Hlm.33.
41
didirikanlah rumah tempat megaji dan belajar agama dengan sebutan RUMAH
KUTAB. Sejak berdiri Rumah Kutab, putra Teluk Rendah dikirim ke Mekkah
Arab Saudi untuk memperdalam ilmunya, ada yang belajar di Madrasah Darul
Ullum dan adapula yang belajar di Madrasah Assyafi’iyah. Sekembalinya putra
Teluk Rendah dari Mekkah, Rumah Kutab ini dirubah menjadi Rumah Gedang
(Besar), ditempat ini pelajar putra dengan pelajar putri terpisah satu dengan
lainnya.58
Untuk mengatur hubungan orang dengan orang, hubungan orang dengan
kerajaan, hubungan orang dengan pemerintah yang dikenal Adat Bersendikan
Syarak Bersendikan Kitabullah.
Dari uraian diatas nama Desa Teluk Rendah berasal dari keadaan tempat
daerah tersebut, dimana didaerah pasar terdapat teluk/tebing, sedangkan di
daerah Ulu/Ilir daerahnya rendah. Sehingga daerah ini disebut daerah Teluk
Rendah yang sebelumnya disebut Kampung Alur. Untuk nama desa teluk
rendah ilir berasal dari posisi daerahnya yang berada di bagian Ilir Teluk
Rendah.59
Teluk Rendah merupakan daerah pertanian yang luas khususnya
pertanian sawah (payo) dan dikenal sebutan Bumbung padi di kewidaan Muara
Tebo dulunya, luas sawah (payo) mencapai 3.000 Ha yang tersebar dimana-
mana seperti : sawah dibelakang Dusun, Rawabento, Lubuklimas, Cempunik,