Top Banner
The current issue and full text archive of this journal is available at www.jraba.org Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Airlangga Vol. 1. No. 1 (2016) 60-84 ISSN 2548-1401 (Print) ISSN 2548-4346 (Online) Page | 60 Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Airlangga Vol.1 No.1 2016 PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO DAN INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2002-2009 Panji Kusuma Prasetyanto 1 ABSTRACT This study aims to determine (1) Effect of Gross Domestic Product on Stock Price Index (IHSG) in Indonesia Stock Exchange (BEI) in 2002 to 2009, (2) Effect of Inflation on Stock Price Index (IHSG) in Indonesia Stock Exchange (BEI) in 2002- 2009. The population in this study is the price index of all shares listed on the Stock Exchange (BEI) from 1 January 2002 until 31 December 2009. The samples in this study using saturation sampling or sample census. Data collection technique used documentation techniques. Analysis of the data in this study using four types of test, namely: (1) descriptive statistics, (2) the classical assumption, (3) a regression test and (4) test the hypothesis. This study using SPSS version 17.0 for data processing. The results showed that (1) the Gross Domestic Product significant positive effect on the t-count IHSG 10.793 and 0.000 significance, (2) Inflation had no significant effect on IHSG by t-test 1.942 and 0.062 significance. Keyword : Stock Price Index (IHSG), Indonesia Stock Exchange (BEI) 1. Pendahuluan Pada hakekatnya investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu investasi pada aset-aset finansial (financial assets) dan investasi pada aset-aset riil (real assets). Investasi pada aset-aset finansial dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasar uang, dan yang lainnya. Investasi dapat juga dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi, dan lain-lain. Sedangkan investasi pada aset-aset riil dapat berbentuk pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan lainnya (Abdul Halim, 2005: 4). Salah satu investasi di pasar modal yang paling diminati oleh para investor adalah dengan cara penyertaan modal dalam bentuk saham pada perusahaan-perusahaan yang listing di bursa efek. Perusahaan-perusahaan tersebut terbagi menjadi beberapa sektor, mulai dari sektor pertanian, pertambangan, keuangan hingga pada perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Investasi di pasar modal sebagai 1 Corresponding author : Dosen PDD Universitas Airlangga, Jl. Wijaya Kusuma, No. 113 Banyuwangi. Telp. (0333) 417788, 085641401115. Email : [email protected] ARTICLE INFO Article History : Received 28 August 2016 Accepted 23 October 2016 Availabe online 25 November 2016
25

PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO DAN INFLASI TERHADAP …

Oct 26, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO DAN INFLASI TERHADAP …

The current issue and full text archive of this journal is available atwww.jraba.org

Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Airlangga Vol. 1. No. 1 (2016) 60-84 ISSN 2548-1401 (Print) ISSN 2548-4346 (Online)

Page | 60

Jurnal RisetAkuntansi dan

Bisnis AirlanggaVol.1 No.1

2016

PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO DAN INFLASITERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA

EFEK INDONESIA TAHUN 2002-2009

Panji Kusuma Prasetyanto 1

ABSTRACTThis study aims to determine (1) Effect of Gross Domestic Product on Stock PriceIndex (IHSG) in Indonesia Stock Exchange (BEI) in 2002 to 2009, (2) Effect ofInflation on Stock Price Index (IHSG) in Indonesia Stock Exchange (BEI) in 2002-2009. The population in this study is the price index of all shares listed on the StockExchange (BEI) from 1 January 2002 until 31 December 2009. The samples in thisstudy using saturation sampling or sample census. Data collection technique useddocumentation techniques. Analysis of the data in this study using four types of test,namely: (1) descriptive statistics, (2) the classical assumption, (3) a regression testand (4) test the hypothesis. This study using SPSS version 17.0 for data processing.The results showed that (1) the Gross Domestic Product significant positive effecton the t-count IHSG 10.793 and 0.000 significance, (2) Inflation had no significanteffect on IHSG by t-test 1.942 and 0.062 significance.

Keyword : Stock Price Index (IHSG), Indonesia Stock Exchange (BEI)

1. PendahuluanPada hakekatnya investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada

saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu investasi pada aset-asetfinansial (financial assets) dan investasi pada aset-aset riil (real assets). Investasipada aset-aset finansial dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikatdeposito, commercial paper, surat berharga pasar uang, dan yang lainnya.Investasi dapat juga dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi,waran, opsi, dan lain-lain. Sedangkan investasi pada aset-aset riil dapat berbentukpembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan,pembukaan perkebunan dan lainnya (Abdul Halim, 2005: 4).

Salah satu investasi di pasar modal yang paling diminati oleh parainvestor adalah dengan cara penyertaan modal dalam bentuk saham padaperusahaan-perusahaan yang listing di bursa efek. Perusahaan-perusahaantersebut terbagi menjadi beberapa sektor, mulai dari sektor pertanian,pertambangan, keuangan hingga pada perusahaan-perusahaan yang tergabungdalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Investasi di pasar modal sebagai

1Corresponding author : Dosen PDD Universitas Airlangga, Jl. Wijaya Kusuma, No. 113 Banyuwangi.

Telp. (0333) 417788, 085641401115.Email : [email protected]

ARTICLE INFO

Article History :

Received 28 August 2016

Accepted 23 October 2016

Availabe online 25 November 2016

Page 2: PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO DAN INFLASI TERHADAP …

PANJI KUSUMA P, PENGARUH PRODUK DOMISTIK BRUTO DAN INFLASI.....Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Airlangga Vol. 1. No. 1 (2016) 60-84

ISSN 2548-1401 (Print) ISSN 2548-4346 (Online)

Page | 61

Jurnal RisetAkuntansi dan

Bisnis AirlanggaVol.1 No.1

2016

salah satu jenis investasi, dapat dikatakan investasi karena saham memberikanpenghasilan dalam bentuk dividen serta nilainya dapat diharapkan meningkatdimasa mendatang, mempunyai resiko ketidakpastian akan tingkat penghasilanyang tinggi dibanding investasi lain.

Di Indonesia, investor yang berminat untuk berinvestasi di pasar modaldapat berinvestasi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Bursa Efek Indonesia sendirimerupakan penggabungan dari Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya padatanggal 1 Desember 2007. Penggabungan ini dilakukan demi efisiensi danefektivitas operasional dan transaksi.

Salah satu indeks yang sering diperhatikan investor ketika berinvestasi diBursa Efek Indonesia adalah Indeks Harga Saham Gabungan. Ini karena indeksini mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham preferen yangtercatat di BEI. Oleh karena itu melalui pergerakan indeks harga saham gabungan,seorang investor dapat melihat kondisi pasar apakah sedang bergairah atau lesu.Indeks Harga Saham Gabungan yang turun menunjukkan kondisi pasar yangsedang lesu dan jika Indeks Harga Saham Gabungan mengalami kenaikanmenunjukkan kondisi pasar yang sedang bergairah. Perbedaan kondisi pasar initentu memerlukan strategi yang berbeda dari investor dalam berinvestasi di pasarmodal terutama di Indonesia.

Pasar modal yang ada di Indonesia merupakan pasar yangsedang berkembang (emerging market) yang dalam perkembangannya sangatrentan terhadap kondisi makroekonomi secara umum. PerekonomianIndonesia sempat mengalami keterpurukan akibat adanya krisis ekonomi yangdimulai tahun 1998. Pada saat itu terjadi penurunan kepercayaan masyarakatterhadap perbankan Indonesia dalam bentuk penarikan dana besar-besaran(rush) oleh deposan untuk kemudian disimpan di luar negeri (capital flight).Tingginya suku bunga deposito yang ditawarkan bank swasta dari 25% sampaidengan 50% berakibat negatif terhadap pasar modal. Investor tidak lagi tertarikuntuk menanamkan dananya di pasar modal, karena total return yang diterimalebih kecil dibanding dengan pendapatan dari bunga deposito. Akibat lebihlanjut, harga-harga saham di pasar modal mengalami penurunan yang cukupdrastis yaitu dengan harga hanya Rp 10,- per lembar dan Indeks Harga SahamGabungan (IHSG) menembus titik terendah di bawah 300 poin menjadi 278, 95 poin(Jogiyanto, 2008: 78-79).

Pergerakan harga saham-saham dengan kapitalisasi besar secara signifikanberpengaruh terhadap pergerakan IHSG, sebaliknya dalam indeks yang dihitungberdasarkan rata-rata tertimbang nilai pasar, perubahan harga saham-sahamdengan kapitalisasi kecil nyaris tidak berdampak terhadap IHSG. Hal tersebutdikarenakan timbangan bobot masing-masing saham yang berbeda, sehingga tidakmengherankan jika pergerakan IHSG sangat ditentukan oleh saham-saham dengankapitalisasi besar (Darmadji dan Fakhruddin, 2006: 98). Naiknya IHSG tidakberarti seluruh jenis saham mengalami kenaikan harga, tetapi hanya sebagianyang mengalami kenaikan sementara sebagian lagi mengalami penurunan.Demikian juga penurunan IHSG dapat diartikan bahwa sebagian sahammengalami penurunan dan sebagian lagi mengalami kenaikan. Saham berkorelasipositif dengan kenaikan IHSG jika harga suatu jenis saham naik dan IHSG juga

Page 3: PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO DAN INFLASI TERHADAP …

PANJI KUSUMA P, PENGARUH PRODUK DOMISTIK BRUTO DAN INFLASI.....Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Airlangga Vol. 1. No. 1 (2016) 60-84

ISSN 2548-1401 (Print) ISSN 2548-4346 (Online)

Page | 62

Jurnal RisetAkuntansi dan

Bisnis AirlanggaVol.1 No.1

2016

naik. Jika suatu jenis saham naik harganya tetapi IHSG turun, maka sahamtersebut berkorelasi negatif dengan IHSG. Dampak positif maupun negatifnyatergantung pada kelompok dominan yang terkena dampak positif atau negatif(Mohammad Samsul, 2006: 186).

Optimisme dan pesimisme para investor saham asing diduga sangatmenentukan pergerakan indeks saham di Indonesia dan beberapa bursa saham yangkapitalisasi pasarnya relatif kecil. Optimisme investor asing ini yang ditandaidengan maraknya aksi beli oleh mereka akan memberikan sentimen positif.Sedangkan pesimisme investor asing terjadi jika aksi jual mereka melebihi aksibelinya pada hari atau periode perdagangan tertentu dan memberikan sentimennegatif kepada pasar. Investor asing tersebut berfungsi sebagai katalis yangmendorong investor lokal. Investasi asing berpengaruh dalam menyorotperusahaan yang memberikan informasi keuangan yang transparan dan valuasiterbaik, masuknya dana-dana asing pasar-pasar baru berpengaruh jelas danmenguntungkan bagi pertumbuhan dan struktur pasar. Walaupun peranan investordomestik makin meningkat akan tetapi terdapat kebiasaan dari investor domestikuntuk melakukan strategi mengekor pada investor asing atau setidaknyamenggunakan perilaku investor asing sebagai acuan. Sehingga saat investor asingmelepas sahamnya maka investor domestik pun ikut-ikutan, akibatnya indeksdapat turun semakin tajam (Cahyono, 2000: 93).

PDB merupakan variabel ekonomi yang menempati posisi terpenting dariberbagai variabel ekonomi makro yang ada untuk mengukur kinerja perekonomiansuatu negara. Pertumbuhan PDB yang cepat merupakan indikasi terjadinyapertumbuhan ekonomi di suatu negara. Jika pertumbuhan ekonomi membaik, makadaya beli masyarakatpun meningkat, dan hal ini merupakan kesempatan bagiperusahaan untuk meningkatkan penjualannya. Meningkatnya penjualan inimenandakan kinerja perusahaan yang baik dan hal tersebut akan menaikkan hargasaham. Naiknya harga saham akibat kenaikan PDB ini akan mendorong kenaikanIHSG di BEI (Tandelilin, 2007: 212).

Inflasi secara teoritis diartikan dengan meningkatnya harga- harga barangsecara umum dan terus menerus (Imamudin Yuliadi, 2008: 74). Peningkatan inflasisecara relatif merupakan sinyal negatif bagi pemodal di pasar modal. Inflasimeningkatkan pendapatan dan biaya perusahaan. Jika peningkatan biaya produksilebih tinggi dari peningkatan harga yang dapat dinikmati oleh perusahaan makaprofitabilitas perusahaan akan turun. Penurunan profitabilitas akan menurunkanminat investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Bagiperusahaan yang sahamnya tercatat di bursa efek, turunnya minat investor tercerminpada harga saham tersebut. Hal tersebut berlaku sebaliknya jika terjadi penurunaninflasi. Turunnya harga saham suatu perusahaan yang tercatat di bursa efek ini akanmendorong penurunan IHSG di BEI (Tandelilin , 2007: 214).

Ardian Agung Witjaksono (2010) mengadakan penelitian tentanganalisis pengaruh tingkat suku bunga SBI, harga minyak dunia, harga emasdunia, kurs rupiah, indeks Nikkei 225, dan indeks Dow Jones terhadap IHSG diBEI tahun 2000-2009. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Tingkat SukuBunga SBI dan kurs rupiah berpengaruh negatif terhadap IHSG. Sedangkan

Page 4: PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO DAN INFLASI TERHADAP …

PANJI KUSUMA P, PENGARUH PRODUK DOMISTIK BRUTO DAN INFLASI.....Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Airlangga Vol. 1. No. 1 (2016) 60-84

ISSN 2548-1401 (Print) ISSN 2548-4346 (Online)

Page | 63

Jurnal RisetAkuntansi dan

Bisnis AirlanggaVol.1 No.1

2016

harga minyak dunia, harga emas dunia, Indeks Nikkei 225, Indeks Dow Jones,berpengaruh positif terhadap IHSG.

Setyawan Rahadi (2009) melakukan penelitian tentang pengaruh nilaitukar rupiah per dolar AS, tingkat suku bunga SBI, Produk Domestik Bruto, danDow Jones Industrial Averages terhadap Indeks Harga Saham Gabungan periodetahun 2000-2007. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara parsial nilaitukar rupiah per dolar AS dan tingkat suku bunga SBI tidak berpengaruh negatifsignifikan terhadap IHSG, sedangkan Produk Domestik Bruto dan Dow JonesIndustrial Averages berpengaruh positif signifikan terhadap IHSG. Secarasimultan nilai tukar rupiah per dolar AS, tingkat suku bunga SBI, ProdukDomestik Bruto, dan Dow Jones Industrial Averages berpengaruh signifikanterhadap IHSG.

Tujuan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: (1)mengetahui pengaruh Produk Domestik Bruto terhadap Indeks Harga SahamGabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2002-2009; (2) mengetahuipengaruh Inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa EfekIndonesia (BEI) tahun 2002-2009.

2. Tinjauan Pustaka dan Pengembangan Hipotesis2.1 Saham

Saham didefinisikan sebagai surat bukti yang menunjukkan kepemilikanatas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham sehingga investor mempunyaihak atas pendapatan dan kekayaan perusahaan (Tandelilin. 2007: 18). MenurutMohammad Samsul (2006: 45), saham merupakan tanda bukti bahwa seseorangatau suatu pihak memiliki perusahaan dan mereka dapat dianggap sebagaipemegang saham apabila sudah tercatat dalam buku yang disebut sebagai DaftarPemegang Saham (DPS) serta namanya sudah diregistrasi oleh perusahaan(emiten) yang dapat dilihat pada halaman belakang lembar saham. Darmadji danFakhruddin (2006: 6) menyatakan bahwa saham berwujud selembar kertas yangmenerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkansurat berharga tersebut dan porsi kepemilikannya ditentukan oleh seberapa besarpenyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.

Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor denganmembeli atau memiliki saham (Darmadji dan Fakhruddin, 2006: 11-12) :1) Dividen

Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaanpenerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen yangdibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai atau dapat pula berupadividen saham.Umumnya dividen merupakan salah satu daya tarik bagipemegang saham dengan orientasi jangka panjang.

2) Capital-GainCapital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital

gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasarsekunder. Umumnya investor dengan orientasi jangka pendek mengejarkeuntungan melalui capital gain.

Page 5: PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO DAN INFLASI TERHADAP …

PANJI KUSUMA P, PENGARUH PRODUK DOMISTIK BRUTO DAN INFLASI.....Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Airlangga Vol. 1. No. 1 (2016) 60-84

ISSN 2548-1401 (Print) ISSN 2548-4346 (Online)

Page | 64

Jurnal RisetAkuntansi dan

Bisnis AirlanggaVol.1 No.1

2016

Selain itu saham juga dapat membuat investor menanggung risiko yangberupa (Sundjaja dan Barlian, 2002: 375) :1) Capital Loss

Capital loss merupakan kebalikan dari capital loss, yaitu kerugian dari hasiljual beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih rendah daripadanilai beli saham.

2) Risiko LikuidasiLikuidasi ini merupakan kerugian yang dialami investor karena perusahaandilikuidasi dimana nilai likuidasinya lebih rendah daripada harga beli saham.Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari pemegang saham.

3) Tidak Mendapat DividenPerusahaan hanya akan membagikan dividen jika operasinya menghasilkankeuntungan. Oleh karena itu, perusahaan tidak dapat membagikan dividen jikamengalami kerugian.

Adapun jenis-jenis saham yang diperdagangkan di bursa efek yaitu:1) Saham Biasa (Common Stock)

Saham biasa merupakan sekuritas penyertaan, sekuritas ekuitas, ataucukup disebut ekuitas yang menunjukkan bagian kepemilikan di sebuahperusahaan. Saham Biasa mempunyai dua karakteristik, yaitu fitur klaimsisa dan kewajiban terbatas. Klaim sisa berarti pemegang saham berada dibarisan terakhir dari pihak-pihak yang memiliki klaim atas aset danpendapatan perusahaan. Kewajiban terbatas adalah mayoritas pemegangsaham akan menanggung kerugian jika perusahaan gagal hanyalah sebesarsebesar nilai saham yang dimilikinya, sehingga mereka tidak bertanggungjawab secara pribadi atas kewajiban perusahaan (Bodie, Kane, Marcus,2006: 59).

2) Saham Preferen (Preferen Stock)Adalah jenis saham yang memberikan hak istimewa kepada pemiliknya.Saham preferen merupakan sebuah saham hybrid yaitu mempunyaikarakteristik yang serupa dengan obligasi dalam beberapa hal dan dengansaham biasa dalam hal lainnya. Dibanding saham biasa, saham preferenmempunyai beberapa hak yaitu hak atas dividen tetap yang harus dibayarsebelum dividen saham biasa dibayarkan, oleh karena itu saham preferendianggap mempunyai karakteristik (Brigham dan Houston, 2001:388).Selain itu saham preferen juga mempunyai hak terlebih dahulu atas aktivaperusahaan dibandingkan dengan hak yang dimiliki oleh saham biasa padasaat terjadi likuidasi (Jogiyanto, 2008: 109)

Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari,harga-harga saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupunpenurunan. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan danpenawaran atas saham tersebut. Dengan kata lain harga saham terbentuk olehsupply dan demand atas saham tersebut. Supply dan demand tersebut terjadikarena adanya banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut(kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak) maupunfaktor yang sifatnya makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan

Page 6: PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO DAN INFLASI TERHADAP …

PANJI KUSUMA P, PENGARUH PRODUK DOMISTIK BRUTO DAN INFLASI.....Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Airlangga Vol. 1. No. 1 (2016) 60-84

ISSN 2548-1401 (Print) ISSN 2548-4346 (Online)

Page | 65

Jurnal RisetAkuntansi dan

Bisnis AirlanggaVol.1 No.1

2016

faktor-faktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor lainnya(www.idx.co.id).

Menurut Weston dan Brigham (2001:26), faktor-faktor yangmempengaruhi harga saham adalah1) Laba per Lembar Saham (Earning Per Share/ EPS)

Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan menerimalaba atas saham yang dimilikinya. Semakin tinggi laba per lembar saham(EPS) yang diberikan perusahaan akan memberikan pengembalian yang cukupbaik. Ini akan mendorong investor untuk melakukan investasi yang lebih besarlagi sehingga harga saham perusahaan akan meningkat.

2) Tingkat BungaTingkat bunga dapat mempengaruhi harga saham dengan cara :

a) Mempengaruhi persaingan di pasar modal antara saham denganobligasi, apabila suku bunga naik maka investor akan menjualsahamnya untuk ditukarkan dengan obligasi. Hal ini akan menurunkanharga saham dan akan terjadi sebaliknya apabila tingkat bungamengalami penurunan.

b) Mempengaruhi laba perusahaan, hal ini terjadi karena bunga adalahbiaya, semakin tinggi suku bunga maka semakin rendah labaperusahaan. Suku bunga juga mempengaruhi kegiatan ekonomi yangjuga akan mempengaruhi laba perusahaan.

3) Jumlah Kas Dividen yang DiberikanKebijakan pembagian dividen dapat dibagi menjadi dua, yaitu sebagiandibagikan dalam bentuk dividen dan sebagian lagi disisihkan sebagai labaditahan. Peningkatan pembagian dividen merupakan salah satu cara untukmeningkatkan kepercayaan dari pemegang saham karena jumlah kas dividenyang besar adalah yang diinginkan oleh investor sehingga harga saham naik.

4) Jumlah Laba yang Didapat PerusahaanPada umumnya, investor melakukan investasi pada perusahaan yangmempunyai profit yang cukup baik karena menunjukan prospek yang cerahsehingga investor tertarik untuk berinvestasi, yang nantinya akanmempengaruhi harga saham perusahaan.

5) Tingkat Resiko dan PengembalianApabila tingkat resiko dan proyeksi laba yang diharapkan perusahaanmeningkat maka akan mempengaruhi harga saham perusahaan. Biasanyasemakin tinggi resiko maka semakin tinggi pula tingkat pengembalian sahamyang diterima.

2.2 Indeks Harga SahamIndeks Harga Saham (IHS) merupakan ringkasan dari pengaruh simultan

dan kompleks dari berbagai macam variabel yang berpengaruh, terutama tentangkejadian-kejadian ekonomi. IHS dapat dijadikan barometer kesehatan ekonomisuatu negara dan sebagai dasar melakukan analisis statistik atas kondisi pasaryang terakhir (Abdul Halim, 2005: 12). Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006:167), indeks harga saham merupakan sebuah indikator yang menunjukkanpergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai indikator tren pasar, artinya

Page 7: PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO DAN INFLASI TERHADAP …

PANJI KUSUMA P, PENGARUH PRODUK DOMISTIK BRUTO DAN INFLASI.....Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Airlangga Vol. 1. No. 1 (2016) 60-84

ISSN 2548-1401 (Print) ISSN 2548-4346 (Online)

Page | 66

Jurnal RisetAkuntansi dan

Bisnis AirlanggaVol.1 No.1

2016

pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar saat pasar sedang aktif atau lesu.Pasar yang sedang bergairah atau terjadi transaksi yang aktif, ditunjukkan denganindeks harga saham yang mengalami kenaikan. Kondisi inilah yang biasanyamenunjukkan keadaan yang diinginkan. Keadaan stabil ditunjukkan dengan indeksharga saham yang tetap, sedangkan yang lesu ditunjukkan dengan indeks harga sahamyang mengalami penurunan.

Informasi seputar pergerakan harga saham merupakan informasi yang vitalbagi mereka yang aktif dalam proses jual beli saham. Dengan mengetahui posisiindeks, maka investor dapat membuat keputusan apakah akan menjual, membeli, ataumenahan saham tersebut (Darmadji dan Fakhrudin, 2006: 167). Mereka dapatmenemukan informasi tentang posisi dan perkembangan indeks pada media cetakseperti koran dan majalah, maupun pada media elektronik seperti radio, berita televisidan melalui internet.

Di pasar modal, sebuah indeks diharapkan memiliki lima fungsi, yaitu(Darmadji dan Fakhruddin, 2006: 167) :

a) Sebagai indikator tren pasar.b) Sebagai indikator tingkat keuntungan.c) Sebagai tolak ukur (benchmark) kinerja suatu portofolio.d) Menfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif.e) Memfasilitasi berkembangnya produk derivatif.

Pergerakan indeks saham di suatu negara sudah tentu tidak terlepas darikondisi perekonomian negara itu secara makro. Indeks harga saham sangat dipengaruhivariabel-variabel makro seperti suku bunga bebas risiko, kurs mata uangnya, surplusneraca perdagangan, cadangan devisa, dan inflasi. Selain itu, indeks saham jugabergerak mengikuti optimisme dan pesimisme para investor saham. Sementara itu,dalam era globalisasi dengan batas antar negara yang semakin tidak jelas membuatindeks bursa saham antar negara saling terkait. Indeks harga saham gabungan,karenanya, juga sangat dipengaruhi indeks Dow Jones dan indeks regional lainnya.

Saat ini, BEI mempunyai 11 macam indeks saham (www.idx.co.id):a) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) : menggunakan semua emiten yang

tercatat sebagai komponen perhitungan indeks. Saat ini beberapa emiten tidakdimasukkan dalam perhitungan IHSG, misalnya emiten-emiten eks Bursa EfekSurabaya karena alasan tidak (atau belum ada) aktivitas transaksi sehinggabelum tercipta harga di pasar.

b) Indeks Sektoral : menggunakan semua emiten yang ada pada masing-masingsektor.

c) Indeks LQ45 : menggunakan 45 emiten yang dipilih berdasarkan pertimbanganlikuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan.

d) Jakarta Islamic Index (JII) : menggunakan 30 emiten yang masuk dalamkriteria syariah dan termasuk saham yang memiliki kapitalisasi besar danlikuiditas tinggi.

e) Indeks Kompas100 : menggunakan 100 emiten yang dipilih berdasarkanpertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yangtelah ditentukan.

Page 8: PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO DAN INFLASI TERHADAP …

PANJI KUSUMA P, PENGARUH PRODUK DOMISTIK BRUTO DAN INFLASI.....Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Airlangga Vol. 1. No. 1 (2016) 60-84

ISSN 2548-1401 (Print) ISSN 2548-4346 (Online)

Page | 67

Jurnal RisetAkuntansi dan

Bisnis AirlanggaVol.1 No.1

2016

f) Indeks BISNIS-27 : menggunakan 27 emiten yang dipilih berdasarkan kriteriatertentu dan merupakan kerja sama antara PT Bursa Efek Indonesia denganHarian Bisnis Indonesia.

g) Indeks PEFINDO 25 : menggunakan 25 emiten yang dipilih berdasarkankriteria tertentu dan merupakan kerja sama antara PT Bursa Efek Indonesiadengan lembaga rating PEFINDO.

h) Indeks SRI - KEHATI : menggunakan 25 emiten yang dipilih berdasarkankriteria tertentu dan merupakan kerja sama antara PT Bursa Efek Indonesiadengan Yayasan KEHATI.

i) Indeks Papan Utama : menggunakan emiten yang masuk dalam kriteria papanutama yaitu perusahaan dengan track record yang baik.

j) Indeks Papan Pengembangan : menggunakan emiten yang masuk dalamkriteria papan pengembangan yaitu perusahaan-perusahaan yang belumbisa memenuhi persyaratan Papan Utama, tetapi masuk pada kategoriperusahaan berprospek.

k) Indeks Individual : indeks harga saham masing-masing emiten.

2.3 Indeks Harga Saham GabunganIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan salah satu indeks pasar

saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia. Indeks Harga Saham Gabunganmerupakan nilai gabungan saham-saham perusahaan yang tercatat di Bursa EfekIndonesia (BEI) yang pergerakannya mengindikasikan kondisi yang terjadi di pasarmodal. IHSG diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1983 sebagai indikatorpergerakan harga saham di BEJ. Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh sahambiasa dan saham preferen yang tercatat di BEI. Hari Dasar untuk perhitungan IHSGadalah tanggal 10 Agustus 1982. Pada tanggal tersebut, Indeks ditetapkan dengan NilaiDasar 100 dan saham tercatat pada saat itu berjumlah 13 saham. Per 10 Oktober 2008,IHSG pernah mencapai posisi tertingginya yaitu sebesar 2.830,26 poin yang tercatatpada 9 Januari.,2008 (Jogiyanto, 2008: 97).

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) setiap hari selalu mengalamiperubahan. IHSG berubah setiap hari karena adanya perubahan harga pasar yang terjadisetiap hari dan adanya saham tambahan. Pertambahan jumlah saham beredar berasaldari emisi baru, yaitu masuknya emiten baru yang tercatat di Bursa Efek, atau terjaditindakan corporate action berupa split, right, waran, dividen saham, saham bonus, dansaham konversi ( Mohammad Samsul, 2006: 185).

IHSG yang ada di BEI dihitung dengan menggunakan metodologi rata-ratatertimbang berdasarkan jumlah saham tercatat (nilai pasar) atau Market ValueWeighted Average Index. Formula dasar penghitungannya adalah :

Nilai Pasar adalah kumulatif jumlah saham tercatat (yang digunakan untukperhitungan indeks) dikali dengan harga pasar. Nilai Dasar adalah kumulatif jumlahsaham pada hari dasar dikali dengan harga pada hari dasar. Contoh hari dasar untuk

IHSG t =NilaiDasar

NilaiPasarx 100

Page 9: PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO DAN INFLASI TERHADAP …

PANJI KUSUMA P, PENGARUH PRODUK DOMISTIK BRUTO DAN INFLASI.....Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Airlangga Vol. 1. No. 1 (2016) 60-84

ISSN 2548-1401 (Print) ISSN 2548-4346 (Online)

Page | 68

Jurnal RisetAkuntansi dan

Bisnis AirlanggaVol.1 No.1

2016

IHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982 dengan Nilai Dasar 100. Formula untukmenghitung Nilai Pasar adalah:

Dimana:p = Closing price (harga yang terjadi) untuk emiten ke-i.q = Jumlah saham yang digunakan untuk penghitungan indeks (jumlah

saham yang tercatat) untuk emiten ke-i.n = Jumlah emiten yang tercatat di BEI (jumlah emiten yang digunakan

untuk perhitungan indeks).Nilai dasar dari IHSG selalu disesuaikan untuk kejadian seperti IPO, right

issues, partial/ company listing, konversi dari warrant dan convertible bond dandelisting (mengundurkan diri dari pencatatan). Untuk kejadian-kejadian sepertipemecahan lembar saham (stock splits), dividen berupa saham (stock dividens),bonus issue, nilai dasar dari IHSG tidak berubah, karena peristiwa-peristiwa ini tidakmengubah nilai pasar total. Rumus untuk menyesuaikan nilai dasar adalah sebagaiberikut (Jogiyanto, 2008: 99):

Notasi :NDB = nilai dasar baru yang disesuaikanNPL = nilai pasar lamaNPTS = nilai pasar tambahan sahamNDL = nilai dasar lama

2.4 Produk Domestik Bruto (PDB)PDB adalah nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang diproduksikan

oleh faktor-faktor produksi milik warganegara negara tersebut dan negara asing(Sukirno, 1999: 33). Menurut Mankiw (2007: 19), Produk Domestik Bruto (PDB)adalah nilai pasar semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalamperekonomian selama kurun waktu tertentu. PDB merupakan variabel ekonomiyang menempati posisi terpenting dari berbagai variabel ekonomi makro yang adauntuk mengukur kinerja perekonomian suatu negara. Sebagaimana diketahui PDBmengukur pengeluaran sekaligus pendapatan barang dan jasa dalamperekonomian suatu negara (Tedy Herlambang, dkk, 2002: 15).

PDB dan Produk Nasional Bruto (PNB) sering kali dipakai sebagai ukurankesejahteraan dari suatu negara. Sebenarnya PDB dan PNB ini memiliki beberapaperbedaan konsep yang mendasar. PDB mengukur nilai barang dan jasa yangdiproduksi di suatu wilayah negara (Indonesia) tanpa membedakan kepemilikan/kewarganegaraan pada suatu periode tertentu. Warga negara yang bekerja di

NDB =NPL

NPTSNPS x NDL

Nilai Pasar = p1 q1 + p 2 q 2 + .... p i q i + p n q n

Page 10: PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO DAN INFLASI TERHADAP …

PANJI KUSUMA P, PENGARUH PRODUK DOMISTIK BRUTO DAN INFLASI.....Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Airlangga Vol. 1. No. 1 (2016) 60-84

ISSN 2548-1401 (Print) ISSN 2548-4346 (Online)

Page | 69

Jurnal RisetAkuntansi dan

Bisnis AirlanggaVol.1 No.1

2016

negara lain, pendapatannya tidak dimasukkan dalam perhitungan PDB.Sedangkan PNB Indonesia mencerminkan barang dan jasa yang diproduksi warganegara Indonesia (baik di Indonesia maupun di luar negeri), tetapi tidakmengikutsertakan produk WNA yang berada di Indonesia. Pada umumnya untuknegara berkembang seperti Indonesia, nilai PDB lebih besar dari nilai PNB karenapenanaman modal asing yang lebih besar dibandingkan dengan hasil produkwarga negaranya di luar negeri. Oleh karena itu di negara berkembang, PDB lebihdisukai untuk mengukur tingkat kesejahteraan (Tedy Herlambang, dkk, 2002: 15).

2.4.1 Jenis PDBProduk Domestik Bruto (PDB) dibagi menjadi dua yaitu PDB nominal

(atau disebut PDB Atas Dasar Harga Berlaku) dan PDB riil (atau disebut PDBAtas Dasar Harga Konstan). PDB nominal menggambarkan nilai tambah barangdan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun. PDBnominal tidak mencerminkan kesejahteraan ekonomi yang sesungguhnya, karenatidak menunjukkan ketersediaan barang dan jasa secara nyata yang dibutuhkankonsumen, perusahaan, maupun pemerintah. Sedangkan PDB riil menunjukkannilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yangberlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar. PDB riil lebih baik daripada PDBnominal untuk mengukur kemakmuran ekonomi karena menghitung pengeluaranbarang dan jasa dan tidak akan dipengaruhi oleh perubahan harga. PDB atas dasarharga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi,sedang harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi daritahun ke tahun (Mankiw, 2007: 23).

2.4.2 Perhitungan PDBPDB dapat dihitung dengan memakai tiga pendekatan, yaitu (Tedy

Herlambang, dkk, 2002: 15):1) Pendekatan Produksi

Pendekatan produksi diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai tambahbruto (gross value added) dari semua sektor produksi. Unit-unit produksitersebut dalam penyajian ini dikelompokkan menjadi 9 lapangan usaha(sektor) yaitu :a) Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikananb) Pertambangan dan penggalianc) Industri pengolahand) Listrik, gas dan air bersihe) Konstruksif) Perdagangan, hotel dan restorang) Transportasi dan komunikasih) Keuangan, sewa rumah dan jasa perusahaani) Jasa-jasa termasuk jasa pelayanan pemerintah

2) Pendekatan PendapatanPDB diperoleh dengan menghitung jumlah balas jasa bruto (belum

dipotong pajak) dari faktor produksi yang dipakai. Balas jasa faktor produksi yang

Page 11: PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO DAN INFLASI TERHADAP …

PANJI KUSUMA P, PENGARUH PRODUK DOMISTIK BRUTO DAN INFLASI.....Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Airlangga Vol. 1. No. 1 (2016) 60-84

ISSN 2548-1401 (Print) ISSN 2548-4346 (Online)

Page | 70

Jurnal RisetAkuntansi dan

Bisnis AirlanggaVol.1 No.1

2016

dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan.Dimana sewa adalah pendapatan pemilik faktor produksi tetap seperti tanah, upahuntuk tenaga kerja, bunga untuk pemilik modal, dan laba untuk pengusaha.Pendekatan ini biasa dituliskan sebagai berikut:

3) Pendekatan PengeluaranPerhitungan dilakukan dengan cara menjumlahkan permintaan akhir dari

unit/ komponen-komponen ekonomi, yaitu konsumsi rumah tangga (C),perusahaan berupa investasi (I), pengeluaran/ belanja pemerintah (G), dan ekspordikurangi impor ( X – M ). Pendekatan ini biasa dituliskan sebagai berikut:

Secara teori, PDB dengan pendekatan pengeluaran dan pendapatan harusmenghasilkan angka yang sama. Namun karena dalam praktek menghitung PDBdengan pendekatan pendapatan sulit dilakukan, maka yang sering digunakanadalah dengan pendekatan pengeluaran.

2.4.3 Pentingnya PDBPDB merupakan variabel ekonomi yang menempati posisi terpenting dari

berbagai variabel ekonomi makro yang ada untuk mengukur kinerjaperekonomian suatu negara. Pertumbuhan PDB yang cepat merupakan indikasiterjadinya pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Jika pertumbuhan ekonomimembaik, maka daya beli masyarakatpun meningkat, dan hal ini merupakankesempatan bagi perusahaan untuk meningkatkan penjualannya. Denganmeningkatnya penjualan perusahaan, maka kesempatan perusahaan memperolehkeuntungan juga akan semakin meningkat sehingga kinerja perusahaan menjadilebih baik dimana akan mempengaruhi pembentukan modal. Kenaikanpendapatan akan mempengaruhi produktivitas perusahaann dan kinerjanya dipasar modal. Hal ini akan mendorong para investor untuk melakukan investasiyang kemudian memiliki dampak pada pasar modal (Tandelilin, 2007: 212).

Jadi dengan meningkatnya PDB maka akan menyebabkan permintaankonsumen meningkat dan mengakibatkan penjualan akan naik sehingga kinerjaperusahaan akan meningkat. Hal tersebut akan menaikkan harga saham.Sebaliknya apabila PDB turun maka akan menyebabkan permintaan konsumendan penjualan akan mengalami penurunan sehingga kinerja perusahaan akan turundan hal ini tentunya akan menurunkan harga saham (Galih Kurniawan, 2008).

2.5 InflasiInflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga barang secara umum

dan terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan olehberbagai faktor, seperti peningkatan konsumsi masyarakat, berlebihnya likuiditasdi pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, dan akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi ini dapat terjadi karena

PDB = sewa + upah +bunga + laba

PDB = C + I +G + (X-M)

Page 12: PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO DAN INFLASI TERHADAP …

PANJI KUSUMA P, PENGARUH PRODUK DOMISTIK BRUTO DAN INFLASI.....Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Airlangga Vol. 1. No. 1 (2016) 60-84

ISSN 2548-1401 (Print) ISSN 2548-4346 (Online)

Page | 71

Jurnal RisetAkuntansi dan

Bisnis AirlanggaVol.1 No.1

2016

permintaan masyarakat terhadap barang-barang lebih besar daripada jumlah yangtersedia di masyarakat sehingga terjadi kenaikan harga barang. Sedangkanmenurut Indriyo dan Basri (2002: 305), inflasi pada dasarnya dapat diartikansebagai penurunan yang tajam terhadap nilai dari suatu negara, yangmengakibatkan terjadinya kenaikan tingkat harga-harga dengan cepat.

2.5.1 Jenis- jenis InflasiDalam teori ekonomi, inflasi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis

dalam pengelompokkan tertentu:1) Penggolongan inflasi menurut besarnya ada empat macam, yaitu (Imamudin

Yuliadi, 2008: 75) :a) Inflasi rendah, yaitu inflasi dengan laju kurang dari 10 % per tahun,

sehingga disebut juga inflasi di bawah dua digit. Inflasi ini tidakmemberikan dampak yang merusak pada perekonomian.

b) Inflasi sedang, yaitu inflasi yang bergerak antara 10 % - 30 % per tahun.Pengaruh yang ditimbulkan cukup dirasakan bagi masyarakat yangberpenghasilan tetap.

c) Inflasi tinggi, yaitu inflasi dengan laju antara 30 % -100 % per tahun.Inflasi ini terjadi pada keadaan politik yang tidak stabil dan menghadapikrisis yang berkepanjangan. Pada inflasi ini kepercayaan masyarakatterhadap lembaga ekonomi seperti perbankan mulai hilang.

d) Hyperinflation ,yaitu inflasi dengan laju diatas 100 % per tahun danmenimbulkan krisis ekonomi yang berkepanjangan. Fenomena inimenandai adanya pergolakan politik dan pergantian pemerintahan ataurezim. Perekonomian lumpuh karena kepercayaan masyarakat terhadapmata uang yang beredar benar-benar hilang.

2) Penggolongan inflasi menurut sifatnya ada tiga macam, yaitu (ImamudinYuliadi, 2008: 74) :

a) Inflasi merayap (creeping inflation), yaitu inflasi yang ditandai denganlaju yang relatif rendah kurang dari 10% per tahun. Pergerakan inflasiberjalan secara lamban dan dalam waktu yang cukup lama. Menurutsifatnya tersebut, inflasi merayap tidak memberikan pengaruh yang berartibagi perekonomian.

b) Inflasi menengah (galloping inflation), yaitu inflasi yang ditandai dengankenaikan yang relatif cukup besar biasanya berkisar antara dua digit ataudi atas 10%. Sifat inflasi ini berjalan dengan tempo yang singkat sertaberdampak akseleratif dan akumulatif artinya inflasi bergerak dengan lajuyang semakin besar.

c) Inflasi tinggi (hyper inflation), yaitu inflasi dengan tingkat yang sangattinggi dan menimbulkan efek merusak perekonomian karenamenimbulkan ketidak percayaan masyarakat terhadap nilai uang. Hargabarang naik berkali-kali lipat dalam jangka pendek.

3) Penggolongan inflasi berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi dua(Boediono, 2001: 156), yaitu :

Page 13: PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO DAN INFLASI TERHADAP …

PANJI KUSUMA P, PENGARUH PRODUK DOMISTIK BRUTO DAN INFLASI.....Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Airlangga Vol. 1. No. 1 (2016) 60-84

ISSN 2548-1401 (Print) ISSN 2548-4346 (Online)

Page | 72

Jurnal RisetAkuntansi dan

Bisnis AirlanggaVol.1 No.1

2016

a) Demand Pull Infation, yaitu inflasi yang disebabkan oleh terlalu kuatnyapeningkatan agregat demand masyarakat terhadap komoditi-komoditi hasilproduksi di pasar barang.

b) b) Cost Pull Inflation, yaitu inflasi yang dikarenakan bergesernya kurvaagregat penawaran ke arah kiri atas. Faktor-faktor yang menyebabkankurva agregat penawaran bergeser adalah meningkatnya harga-hargafaktor produksi (baik yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri) dipasar faktor produksi, sehingga menaikkan harga komoditi dipasar

4) Penggolongan inflasi menurut asalnya dibedakan menjadi (Adwin S.Atmadja, 1999) :

a) Domestic inflation, yaitu inflasi yang sepenuhnya disebabkan olehkesalahan pengelolahan perekonomian baik di sektor riil ataupun disektormoneter dalam negeri oleh para pelaku ekonomi dan masyarakat.

b) Imported inflation, yaitu inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga-harga komoditi dari luar negeri (di negara asing yang memiliki hubunganperdagangan dengan negara yang bersangkutan).

2.5.2 Perhitungan InflasiAda tiga indikator yang biasa digunakan untuk mengukur tingkat inflasi,

yaitu (Nopirin, 2000: 25-26):1) Indeks Harga Konsumen (IHK)

Indeks Harga Konsumen mengukur biaya/ pengeluaran untuk membelisejumlah barang dan jasa yang dibeli oleh rumah tangga untuk keperluan sehari-hari. IHK mencakup 7 kelompok yaitu bahan makanan, makanan jadi, minuman,rokok dan tembakau, perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan, rekreasi, danolahraga, transportasi dan komunikasi. Dalam perhitungan IHK digunakanmodified laspeyres sebagai berikut (Suseno Triyanto, 1993: 44):

Keterangan:In = Indeks periode ke-nPoi . Qoi = Nilai konsumsi suatu jenis barang pada periode dasarP (n-1) i . Qoi = Nilai konsumsi periode ke (n-1)Pni = Harga suatu jenis barang pada periode berjalanP (n-1) i = Harga suatu jenis barang pada periode sebelumnya

Perhitungan inflasi secara bulanan dengan IHK digunakan rumus sebagai berikut(Suseno Triyanto, 1993: 45):

In = 100

)1()1(

1

1

xQoiPoi

QoiinPinP

Pni

n

i

n

i

IR n = %100%100)1(

n

n

IHK

IHK

Page 14: PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO DAN INFLASI TERHADAP …

PANJI KUSUMA P, PENGARUH PRODUK DOMISTIK BRUTO DAN INFLASI.....Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Airlangga Vol. 1. No. 1 (2016) 60-84

ISSN 2548-1401 (Print) ISSN 2548-4346 (Online)

Page | 73

Jurnal RisetAkuntansi dan

Bisnis AirlanggaVol.1 No.1

2016

Keterangan:IR n = Angka Inflasi (%) bulan n

nIHK = Indeks Umum IHK Gabungan bulan ke n

)1( nIHK = Indeks Umum IHK Gabungan bulan ke (n-1)

2) Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB)Indeks Harga Perdagangan Besar menitikberatkan pada sejumlah barang pada

tingkat perdagangan besar. Ini berarti harga bahan mentah, bahan baku atau setengahjadi masuk dalam perhitungan indeks harga. Biasanya perubahan indeks harga inisejalan/ searah dengan indeks biaya hidup.3) GNP Deflator

GNP deflator berbeda dengan dua indeks di atas, dalam hal cakupanbarangnya. GNP deflator mencakup jumlah barang dan jasa yang masuk dalamperhitungan GNP, jadi lebih banyak jumlahnya bila dibanding dengan dua indeks diatas. GNP deflator diperoleh dengan membagi GNP nominal (atas dasar harga berlaku)dengan GNP riil (atas dasar harga konstan).

2.5.3 Dampak InflasiNaik dan turunnya inflasi berpengaruh terhadap daya beli masyarakat terhadap

barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan. Misalnya saja kenaikan inflasi akanmenyebabkan menurunnya daya beli masyarakat terhadap barang dan jasa yangdihasilkan perusahaan. Hal ini mengakibatkan tingkat penjualan mengalami penurunan,yang pada akhirnya menurunkan tingkat laba yang diperoleh perusahaan. Penurunanlaba suatu perusahaan menurunkan minat investor untuk menanamkan modalnyadiperusahaan tersebut. Bagi perusahaan yang sahamnya tercatat di bursa efek, turunnyaminat investor tercermin pada harga saham tersebut. Hal tersebut berlaku sebaliknyajika terjadi penurunan inflasi.

Inflasi juga dapat menaikkan tingkat suku bunga. Jika inflasi meningkat, makatingkat suku bunga juga akan meningkat. Peningkatan suku bunga ini akan menarikmasyarakat untuk menabung di bank. Kondisi ini menyebabkan suku bunga tabunganakan menjadi lebih tinggi dari biasanya dan melebihi tingkat pengembalian hasilinvestasi di pasar modal. Akibatnya, investasi di pasar modal menjadi tidak menariklagi bagi para investor dan mereka lebih memilih untuk mengalihkan dananya ketabungan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006: 116).

Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatunegara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifatspekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisitneraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

2.6 HipotesisMenurut Sugiyono (2008: 64), hipotesis adalah jawaban sementara terhadap

rumusan masalah penelitian, biasanya disusun dalam bentuk kalimat pernyataandari jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori relevan belum didasarkanpada fakta-fakta yang empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

Page 15: PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO DAN INFLASI TERHADAP …

PANJI KUSUMA P, PENGARUH PRODUK DOMISTIK BRUTO DAN INFLASI.....Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Airlangga Vol. 1. No. 1 (2016) 60-84

ISSN 2548-1401 (Print) ISSN 2548-4346 (Online)

Page | 74

Jurnal RisetAkuntansi dan

Bisnis AirlanggaVol.1 No.1

2016

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka penulismengajukan hipotesis sebagai berikut:H1 : Produk Domestik Bruto berpengaruh positif signifikan terhadap

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI)tahun 2002-2009.

H2 : Inflasi berpengaruh positif signifikan terhadap Indeks Harga SahamGabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2002-2009.

3. Metode Penelitian3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini dapat digolongkan sebagai penelitian kuantitatif denganpendekatan ex post facto yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk menelitiperistiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut kebelakang untuk mengetahuifaktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kejadian tersebut (Sugiyono,2005: 7).

Berdasarkan tingkat eksplanasinya, maka penelitian ini merupakanpenelitian asosiatif. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahuihubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini adalah penelitian asosiatifyang bersifat hubungan kausal yaitu hubungan yang bersifat sebab akibat antaravariabel - variabel yang akan diteliti (Sugiyono, 2008: 36-37).

3.2 Pemilihan Sampel PenelitianPenelitian ini dilakukan untuk meneliti apakah produk domestik bruto dan

inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan(IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Karena yang menjadi obyek penelitianadalah IHSG, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah indeks hargaseluruh saham yang terdaftar di BEI dari 1 Januari 2002 sampai 31 Desember 2009.

Sampel dalam penelitian ini adalah IHSG triwulanan di BEI selama periodetahun 2002-2009. Jumlah sampel (n) dalam penelitian ini selama periode amatantersebut sebanyak 32 sampel.

3.3 Identifikasi dan Pengukuran Variabel3.3.1 Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu Indeks Harga SahamGabungan (Y). IHSG adalah indeks yang diperoleh dari seluruh saham yangtercatat di BEI dalam satu waktu tertentu. IHSG menunjukkan pergerakan hargasaham di bursa secara keseluruhan. Pengukuran yang digunakan adalah dalam satusatuan poin, dan data yang diperoleh merupakan data penutupan IHSG per triwulanselama tahun 2002-2009, yang datanya diperoleh dari www.finance.yahoo.com.Formula dasar penghitungannya adalah :

IHSG t =NilaiDasar

NilaiPasarx 100

Page 16: PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO DAN INFLASI TERHADAP …

PANJI KUSUMA P, PENGARUH PRODUK DOMISTIK BRUTO DAN INFLASI.....Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Airlangga Vol. 1. No. 1 (2016) 60-84

ISSN 2548-1401 (Print) ISSN 2548-4346 (Online)

Page | 75

Jurnal RisetAkuntansi dan

Bisnis AirlanggaVol.1 No.1

2016

Keterangan:IHSG t = indeks harga saham gabungan hari ke-t

Nilai Pasar = jumlah saham tercatat (yang digunakan untuk perhitungan indeks)dikali dengan harga pasar

Nilai Dasar = jumlah saham pada hari dasar dikali dengan harga pada hari dasar

3.3.1 Variabel IndependenVariabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau

mempengaruhi variabel lain (Nur Indriantoro dan Supomo, 1999: 63). Variabelindependen dalam penelitian ini yaitu:a. Produk Domestik Bruto (X 1 )

PDB adalah nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang diproduksikanoleh faktor-faktor produksi milik warganegara negara tersebut dan negara asing(Sukirno, 1999: 33). Data PDB dari situs resmi Badan Pusat Statistik Indonesia diwww.bps.go.id. Data yang digunakan adalah data PDB riil per triwulan selamatahun 2002-2009. Perhitungan PDB menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:C = Konsumsi Rumah TanggaI = InvestasiG = Pengeluaran/ Belanja PemerintahX – M = Ekspor dikurangi Impor

b. Inflasi (X 2 )Inflasi adalah kenaikan harga secara umum. Salah satu cara pengukuran

inflasi adalah dengan Indeks Harga Konsumen (IHK). Data tingkat inflasi yangdigunakan dalam penelitian ini adalah data inflasi per triwulan dalam satuanpersen berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK) selama tahun 2002-2009 yangdiperoleh dari situs resmi Badan Pusat Statistik Indonesia di www.bps.go.id .

Perhitungan inflasi dengan IHK digunakan rumus sebagai berikut (SusenoTriyanto, 1993: 45):

Keterangan:IR n = Angka Inflasi (%) bulan n

nIHK = Indeks Umum IHK Gabungan bulan ke n

)1( nIHK = Indeks Umum IHK Gabungan bulan ke (n-1)

PDB = C + I +G + (X-M)

IR n = %100%100)1(

n

n

IHK

IHK

Page 17: PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO DAN INFLASI TERHADAP …

PANJI KUSUMA P, PENGARUH PRODUK DOMISTIK BRUTO DAN INFLASI.....Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Airlangga Vol. 1. No. 1 (2016) 60-84

ISSN 2548-1401 (Print) ISSN 2548-4346 (Online)

Page | 76

Jurnal RisetAkuntansi dan

Bisnis AirlanggaVol.1 No.1

2016

3.4 Teknik Analisis DataAnalisis data dalam penelitian ini menggunakan empat jenis uji, yaitu: (1)

statistik deskriptif, (2) uji asumsi klasik, (3) uji regresi dan (4) uji hipotesis.Penelitian ini menggunakan program SPSS Versi 17.0 untuk pengolahan data.

3.4.1 Statistik DeskriptifStatistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimanaadanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum untukgeneralisasi. Gambaran atau deskripsi suatu data berupa nilai rata-rata (mean),maksimum, minimum dan standar deviasi (Sugiyono, 2008: 147).

3.4.2 Uji Asumsi KlasikUntuk menentukan ketepatan model regresi perlu dilakukan pengujian atas

beberapa asumsi klasik yang mendasari model regresi. Pengujian asumsi klasikmeliputi:

a. Pengujian NormalitasPengujian normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel penganggu atau residual berdistribusi normal. Pengujiannormalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji Statistik Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai signifikansinya berada di atas 0,05 maka data berdistribusisecara normal (Ghozali, 2001: 110).

b. Pengujian HeteroskedastisitasUji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatanyang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.Pengujian heterokedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji glejser,dimana heteroskedastisitas dengan uji glejser tidak terjadi apabila tidak satupunvariabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabeldependen nilai Absolut Ut (AbsUt). Hal ini terlihat dari probabilitassignifikannnya di atas 5% (Ghozali, 2001: 109).

c. Pengujian AutokorelasiPengujian autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi

linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahanpengganggu pada tahun t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasiyang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbulkarena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi keobservasi lainnya. Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalahautokorelasi dengan uji Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut(Danang Sunyoto, 2007: 105) :

Page 18: PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO DAN INFLASI TERHADAP …

PANJI KUSUMA P, PENGARUH PRODUK DOMISTIK BRUTO DAN INFLASI.....Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Airlangga Vol. 1. No. 1 (2016) 60-84

ISSN 2548-1401 (Print) ISSN 2548-4346 (Online)

Page | 77

Jurnal RisetAkuntansi dan

Bisnis AirlanggaVol.1 No.1

2016

1. Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW dibawah -22. Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai DW berada diantara -2 dan +2 atau -2 ≤

DW ≤ +23. Terjadi autokorelasi negatif, jika nilai DW di atas +2 atau DW > +2

d. Pengujian MultikolinearitasPengujian multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah antar

variabel bebas itu saling berkorelasi. Pengujian multikolinearitas dilakukandengan melihat korelasi antar variabel independen, nilai tolerance dan nilai VIF.Jika korelasinya cukup tinggi yaitu di atas 0, 90 maka hal ini mengindikasikanadanya multikolinearitas. Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIFtinggi (karena VIF = 1/ tolerance). Nilai cutoff dipakai untuk menunjukkanadanya multikolinearitas adalah tolerance kurang dari 0, 10 atau sama dengannilai VIF lebih dari 10 (Ghozali, 2001: 91).

3.4.2 Uji HipotesisMenunjuk pada hipotesis yang diajukan, maka kaitan antara variabel

dalam penelitian ini digambarkan dalam model analisa regresi linier berganda(Multiple Regression). Model persamaan regresi yang digunakan dapatdirumuskan sebagai berikut :

Y = α + β1X1 + β2X2 + eDimana:Y = Kualitas auditα = KonstantaX1 = Produk Domestik BrutoX2 = Inflasiβ1β2 = Koefisien Regresi atau Standardized Coefficients (Beta)e = Error

3.4.3 Uji tUji statistik t merupakan pengujian atas hipotesis 1, hipotesis 2.

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari tiap-tiap variabelindependen (X) terhadap variabel dependen (Y).Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:a) Menentukan hipotesis

H0; b 1 = 0 : Produk Domestik Bruto tidak berpengaruh positif signifikanterhadap IHSG di BEI tahun 2002-2009.

H1 ; b1 ≠ 0 :Produk Domestik Bruto berpengaruh positif signifikanterhadap IHSG di BEI tahun 2002-2009.

H0; b 2 = 0 : Inflasi tidak berpengaruh positif signifikan terhadap IHSGdi BEI tahun 2002-2009.

H 2 ; b 2 ≠ 0 : Inflasi berpengaruh positif signifikan terhadap IHSG diBEI tahun 2002-2009.

Page 19: PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO DAN INFLASI TERHADAP …

PANJI KUSUMA P, PENGARUH PRODUK DOMISTIK BRUTO DAN INFLASI.....Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Airlangga Vol. 1. No. 1 (2016) 60-84

ISSN 2548-1401 (Print) ISSN 2548-4346 (Online)

Page | 78

Jurnal RisetAkuntansi dan

Bisnis AirlanggaVol.1 No.1

2016

b) Menentukan tingkat signifikansi (α) yang digunakan, α = 5%c) Membuat keputusan

Jika signifikansi t > 0,05, maka H0 diterima dan H1,2 ditolak.Jika signifikansi t < 0,05, maka H0 ditolak dan H1,2 diterima.

d) Membuat kesimpulan.

4. Hasil dan Pembahasan4.1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan caramendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimanaadanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum untukgeneralisasi. Gambaran atau deskripsi suatu data berupa nilai rata-rata (mean),maksimum, minimum dan standar deviasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat padaTabel 1. berikut:

Tabel 1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

pdb 32 368650.4 561003.0 455014.534 58134.0446

inflasi 32 -.23 2.46 .5838 .58968

ihsg 32 398.00 2745.83 1351.6475 736.60291

Valid N (listwise) 32

Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan tabel 1 dapat dijelaskan sebagai berikut:a. Indeks Harga Saham Gabungan

Besarnya IHSG selama periode 2002-2009 berfluktuasi dengan rata-rata sebesar1351,6475, nilai minimum sebesar 398,00, nilai maksimum sebesar 2745.83 dannilai standar deviasinya sebesar 736,60291. IHSG terendah pada triwulanpertama tahun 2003, sedangkan IHSG tertinggi pada triwulan keempat tahun2007.

b. Produk Domestik BrutoBesarnya PDB selama periode 2002-2009 berfluktuasi dengan rata-rata sebesarRp 455.014,53 miliar, nilai minimum sebesar Rp 368.650,40 miliar, nilaimaksimum sebesar Rp 561.003,00 miliar dan nilai standar deviasinya sebesar58134,0446. PDB terendah pada triwulan pertama tahun 2002, sedangkan PDBtertinggi pada triwulan ketiga tahun 2009.

c. InflasiBesarnya inflasi selama periode 2002-2009 berfluktuasi dengan rata-rata sebesar0,583 persen, nilai minimum sebesar -0,23 persen, nilai maksimum sebesar 2,46persen dan nilai standar deviasinya sebesar 0,58968. Inflasi terendah padatriwulan pertama tahun 2003, sedangkan inflasi tertinggi pada triwulan keduatahun 2008. Nilai inflasi terendah mempunyai satuan negatif, yang artinya terjadideflasi pada masa tersebut

Page 20: PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO DAN INFLASI TERHADAP …

PANJI KUSUMA P, PENGARUH PRODUK DOMISTIK BRUTO DAN INFLASI.....Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Airlangga Vol. 1. No. 1 (2016) 60-84

ISSN 2548-1401 (Print) ISSN 2548-4346 (Online)

Page | 79

Jurnal RisetAkuntansi dan

Bisnis AirlanggaVol.1 No.1

2016

4.2 Hasil Uji Asumsi KlasikUntuk menentukan ketepatan model regresi perlu dilakukan pengujian atas

beberapa asumsi klasik yang mendasari model regresi. Berikut ini adalah hasil uji asumsiklasik:1. Hasil Uji Normalitas

Pengujian normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabelpenganggu atau residual berdistribusi normal. Pengujian normalitas data dalampenelitian ini dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov

Tabel 2. Hasil Uji Statistik Kolmogorov-Smirnov

2. Hasil Uji HeteroskedastisitasUji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.Pengujian heterokedastisitas dalam penelitian ini menggunakan Uji Glejser, dimanaheteroskedastisitas dengan Uji Glejser tidak terjadi apabila tidak satupun variabelindependen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilaiAbsolut Ut (AbsUt). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikannnya di atas 5% (Ghozali,2001: 109).

Tabel 3. Hasil Uji GlejserCoefficientsa

Model

Unstandardized CoefficientsStandardizedCoefficients

t Sig.B Std. Error Beta

(Constant) -1.532E-14 350.607 .000 1.000

pdb .000 .001 .000 .000 1.000

inflasi .000 68.122 .000 .000 1.000

Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa data penelitian ini dikatakan normal karenatiap variabel memiliki nilai signifikansi diatas 0,05 , dan tabel 3 menunjukkan tidak satupun

Pdb inflasi ihsg

N 32 32 32

NormalParameters

Mean 455014.534 .5838 1351.6475

Std. Deviation 58134.0446 .58968 736.60291

MostExtremeDifferences

Absolute .094 .161 .111

Positive .094 .161 .111

Negative -.087 -.114 -.100

Kolmogorov-Smirnov Z .530 .913 .628

Asymp. Sig. (2-tailed) .942 .376 .825

Sumber: Data sekunder yang diolah

Page 21: PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO DAN INFLASI TERHADAP …

PANJI KUSUMA P, PENGARUH PRODUK DOMISTIK BRUTO DAN INFLASI.....Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Airlangga Vol. 1. No. 1 (2016) 60-84

ISSN 2548-1401 (Print) ISSN 2548-4346 (Online)

Page | 80

Jurnal RisetAkuntansi dan

Bisnis AirlanggaVol.1 No.1

2016

variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilaiAbsolut Ut (AbsUt) atau lebih besar dari probabilitas signifikansi 5%, sehingga tidak terjadigejala heteroskedastisitas dalam penelitian ini.

3. Hasil Uji AutokorelasiPengujian autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi

linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahanpengganggu pada tahun t-1 (sebelumnya). Salah satu ukuran dalam menentukanada tidaknya masalah autokorelasi dengan uji Durbin-Watson dengan ketentuansebagai berikut (Danang Sunyoto, 2007: 105):a. Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW dibawah -2b. Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai DW berada diantara -2 dan +2 atau -2 ≤

DW ≤ +2c. Terjadi autokorelasi negatif, jika nilai DW di atas +2 atau DW > +2Berikut hasil uji autokorelasi:

Tabel 4. Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Watson

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error ofthe Estimate Durbin-Watson

1 .967 .934 .924 202.46891 1.090Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan tabel 4 di peroleh nilai Durbin-Watson (DW) sebesar 1,090,nilai DW berada diantara -2 dan +2 atau -2 ≤ DW ≤ +2 , sehingga dapat diketahuibahwa tidak terjadi autokorelasi dalam penelitian ini.

Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah antarvariabel bebas itu saling berkorelasi. Pengujian multikolinearitas dilakukandengan melihat korelasi antar variabel independen, nilai tolerance dan nilai VIF.Nilai cutoff dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah tolerancekurang dari 0,10 atau sama dengan nilai VIF lebih dari 10. Berikut hasil ujimultikolinearitas:

Tabel 5. Hasil Uji Multikolinearitas

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

pdb .900 1.111

inflasi .819 1.220

Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan tabel 5, diketahui bahwa variabel independen (PDB, dan Inflasi)memiliki nilai VIF masing-masing 1,111 dan 1,220. Nilai tersebut dibawah dari 10,sehingga tidak terjadi gejala multikoliniearitas.

Page 22: PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO DAN INFLASI TERHADAP …

PANJI KUSUMA P, PENGARUH PRODUK DOMISTIK BRUTO DAN INFLASI.....Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Airlangga Vol. 1. No. 1 (2016) 60-84

ISSN 2548-1401 (Print) ISSN 2548-4346 (Online)

Page | 81

Jurnal RisetAkuntansi dan

Bisnis AirlanggaVol.1 No.1

2016

4.3 Uji Hipotesis4.3.1 Hasil Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruhvariabel-variabel PDB, dan Inflasi terhadap IHSG. Pada penelitian ini untukmengolah data yang telah dikumpulkan diproses dengan menggunakan paketstatistik SPSS Release 17.0 for Windows.

Berdasarkan hasil perhitungan, akan diperoleh hasil analisis sebagaimanaterlihat pada Tabel 6 di bawah ini :

Tabel 6. Uji t (Hipotesis)

Model

UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

t Sig.B Std. Error Beta

(Constant) -4925.925 350.607 -14.050 .000

pdb .010 .001 .769 14.768 .000

inflasi -.011 .001 .892 10.793 .000Sumber : Data sekunder yang diolah

Dari tabel tersebut diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Y = - 4925,925 + 0,010 X 1 - 0,011 X 2

Persamaan tersebut menunjukkan nilai konstanta sebesar - 4925,925. Halini berarti jika tidak ada pergerakan dari keempat variabel independen, makaIHSG akan mengalami perubahan sebesar - 4925,925. Koefisien regresi X 1

sebesar 0,010 yang artinya apabila Produk Domestik Bruto meningkat 1 poin,maka IHSG akan meningkat sebesar 0,010 dengan asumsi bahwa variabel laindalam kondisi konstan. Koefisien regresi X 2 sebesar 0,010 yang artinya apabilainflasi meningkat 1 poin, maka IHSG akan menurun sebesar 0,11 dengan asumsibahwa variabel lain dalam kondisi konstan..

4.4 Pembahasan4.4.1 Produk Domestik Bruto (PDB) dan IHSG

Berdasarkan penelitian ini, Produk Domestik Bruto memiliki nilaikoefisien regresi sebesar 0,010 dan nilai t-hitung sebesar 14,768 dengansignifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dibandingkan dengan signifikansi yangditetapkan yaitu 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa Produk Domestik Brutomemiliki pengaruh positif signifikan terhadap IHSG sehingga hipotesis 1diterima.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan olehSetyawan Rahadi (2009) yang menyatakan bahwa Produk Domestik Brutomemiliki pengaruh positif signifikan terhadap IHSG. Hal ini karena pertumbuhanPDB yang cepat merupakan indikasi terjadinya pertumbuhan ekonomi di suatu

Page 23: PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO DAN INFLASI TERHADAP …

PANJI KUSUMA P, PENGARUH PRODUK DOMISTIK BRUTO DAN INFLASI.....Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Airlangga Vol. 1. No. 1 (2016) 60-84

ISSN 2548-1401 (Print) ISSN 2548-4346 (Online)

Page | 82

Jurnal RisetAkuntansi dan

Bisnis AirlanggaVol.1 No.1

2016

negara. Jika pertumbuhan ekonomi membaik, maka daya beli masyarakatpunmeningkat, dan hal ini merupakan kesempatan bagi perusahaan untukmeningkatkan penjualannya. Dengan meningkatnya penjualan perusahaan, makakesempatan perusahaan memperoleh keuntungan juga akan semakin meningkatsehingga kinerja perusahaan menjadi lebih baik dimana akan mempengaruhipembentukan modal. Kenaikan pendapatan akan mempengaruhi produktivitasperusahaan dan kinerjanya di pasar modal. Hal ini akan mendorong para investoruntuk melakukan investasi yang kemudian memiliki dampak pada pasar modal(Tandelilin, 2007: 212). Jadi dengan meningkatnya PDB maka akanmenyebabkan permintaan konsumen meningkat dan mengakibatkan penjualanakan naik sehingga kinerja perusahaan akan meningkat. Hal tersebut akanmenaikkan harga saham. Kenaikan harga saham perusahaan akibat naiknya PDBakan mendorong kenaikan IHSG di BEI.

4.4.2 Inflasi dan IHSGBerdasarkan penelitian ini, inflasi memiliki nilai koefisien regresi sebesar

0.011 dan nilai t-hitung sebesar 10,793 dengan signifikansi sebesar 0,000 lebihkecil dibandingkan dengan signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05, sehinggadapat disimpulkan bahwa Inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap IHSGsehingga hipotesis 2 diterima. Angka inflasi yang sangat tinggi itu sangatbepengaruh terhadap kegiatan ekonomi yang lain seperti pada investasi dan hargasaham. Semakin tinggi angka inflasi hal itu memiliki arti bahwa tingkat hargasaham pada sebuah perusahaan mengalami penurunan, maka dari itu inflasi yangtinggi akan membuat tingkat komsumsi menjadi berkurang sebab harga daribarang barang mengalami kenaikan. Inflasi yang tinggi akan berdampaknaiknyaharga secara umum, dan ini berdampak pada melonjaknya biaya modalperusahaan, sehingga perusahaan akan mengalami persaingan investasi yangartinya adanya kecenderungan investor berinvestasi di pasar uang dan tentunyadapat mengakibatkan harga saham di pasar modal mengalami penurunan secarasignifikan.

5. Kesimpulan, Keterbatasan, dan ImplikasiBerdasarkan analisis data dan pembahasan tentang pengaruh pengaruh

Produk Domestik Bruto dan Inflasi terhadap Indeks Harga SahamGabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2002-2009, makadapat diambil kesimpulan sebagai berikut:1. Produk Domestik Bruto berpengaruh positif signifikan terhadap IHSG di

BEI tahun 2002-2009.2. Inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap IHSG di BEI tahun 2002-

2009.

5.1 KeterbatasanKeterbatasan penelitian ini terdapat pada:

1. Akses data yang sedikit komplek dan pengumpulan data yang banyak.2. waktu penelitian yang singkat.

Page 24: PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO DAN INFLASI TERHADAP …

PANJI KUSUMA P, PENGARUH PRODUK DOMISTIK BRUTO DAN INFLASI.....Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Airlangga Vol. 1. No. 1 (2016) 60-84

ISSN 2548-1401 (Print) ISSN 2548-4346 (Online)

Page | 83

Jurnal RisetAkuntansi dan

Bisnis AirlanggaVol.1 No.1

2016

5.2 SaranSaran penelitian ini adalah:

1. Data yang lebih terbaru akan menambah validitas penelitian selanjutnya.2. Variable independen perlu ditambah untuk penelitian selanjutnya.

5.3 Implikasi PenelitianPenelitian ini mempunyai implikasi pada kebijakan pemerintah dalam hal

Produk Domestik Bruto dan inflasi untuk melihat pengaruhnya pada Indeks HargaSaham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim. 2005. Analisis Investasi, Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Empat.

Adwin S. Atmadja. 1999. Inflasi di Indonesia: Sumber-Sumber, Penyebab danPengendaliannya. Jurnal Akuntansi dan Keuangan.Vol. 1, No. 1. Pp. 54-67.

Ardian Agung Witjaksono. 2010. Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI,Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah, Indeks Nikkei 225,dan Indeks Dow Jones terhadap IHSG. Tesis Sarjana S2 MagisterManajemen. Universitas Diponegoro Semarang.

Bodie, Kane, Marcus. 2006. Investasi Buku 2, Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat.

Boediono. 2001. Ekonomi Makro, Edisi 4. Yogyakarta: BPFE.

Brigham, Eugene F dan Joel F Houston. 2001. Manajemen Keuangan Buku 1, EdisiKedelapan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Eduardus Tandelilin. 2007. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, EdisiPertama. Yogyakarta: BPFE.

Galih Kurniawan. 2008. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, Produk DomestikBruto, dan Suku Bunga Deposito Terhadap Return Saham PerusahaanMakanan dan Minuman yang Terdaftar di BEJ Periode 2004-2006. SkripsiSarjana Ekonomi S1. Universitas Negeri Yogyakarta.

Imamudin Yuliadi. 2008. Ekonomi Moneter. Jakarta: PT Indeks.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. (1999). Metodologi Penelitian Bisnis untukAkuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE.

Indriyo dan Basri. 2002. Manajemen Keuangan, Edisi 4. Yogyakarta: BPFE.

Jogiyanto. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Kelima. Yogyakarta:BPFE.

Page 25: PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO DAN INFLASI TERHADAP …

PANJI KUSUMA P, PENGARUH PRODUK DOMISTIK BRUTO DAN INFLASI.....Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Airlangga Vol. 1. No. 1 (2016) 60-84

ISSN 2548-1401 (Print) ISSN 2548-4346 (Online)

Page | 84

Jurnal RisetAkuntansi dan

Bisnis AirlanggaVol.1 No.1

2016

Mankiw, N. Gregory. 2007. Makroekonomi, Edisi Keenam. Jakarta: PenerbitErlangga.

Mohammad Samsul. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta:Penerbit Erlangga.

Nopirin. 2000. Ekonomi Moneter Buku II, Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Setyawan Rahadi. 2009. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah per Dolar As, Tingkat SukuBunga SBI, Produk Domestik Bruto, dan Dow Jones Industrial AveragesTerhadap Indeks Harga Saham Gabungan Periode Tahun 2000-2007.Diponegoro Journal of Social and politic of Science. Vol. 2. No. 1. Pp. 42-67.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV Alfabeta.

Tedy Herlambang. 2002. Ekonomi Makro: Teori, Analisis ,dan Kebijakan. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.

Situs resmi Bursa Efek Indonesia: www.idx.co.id

Situs resmi Badan Pusat Statistik Indonesia: www.bps.go.id

Situs resmi Yahoo Finance : www.finance.yahoo.com