Page 1
1
Pengaruh Prinsip 5C Terhadap Kelancaran Pembayaran Kredit di
PD.BPR. Berkah Pandeglang
Oleh:
Nuraeni, Pryo Handoko [email protected] , [email protected]
Prodi Ilmu Administrasi Niaga – Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Banten
ABSTRAK Permasalahan yang sering muncul di PD.BPR BERKAH Pandeglang yaitu ketidak kelancaran
pembayaran oleh nasabah sehingga terjadi kemacetan atau ketidak lancaran dalam pembayaran untuk
mengembalikan pembiayaan yang diberikan ternyata belum menjamin adanya kredit yang sehat
berikut data terkait penggolongan kolektabilitas kredit, selanjutnya Akan di uji bagaimana pengaruh
character, capacity, capital, collateral, dan condition secara bersama-sama atau silmutan kepada
nasabah terhadap kelancaran pembayaran di PD.BPR BERKAH. Jumlah populasi dalam penelitian ini
sebanyak 573, penentuan sempel menggunakan rumus slovin dengan tarap kesalahan 10% sehingga
menghasilkan sampel sebanyak 85 responden.
Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif asosiatif yaitu untuk mengetahui seberapa
pengaruh atau hubungan antar variabel, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
dan skunder, data primer diperoleh dari menyebarkan kuisioner dan data kualitas kredit PD.BPR
BERKAH Pandeglang dan data skunder diperoleh dari studi pustaka dan sumber tertulis lainnya.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah character berpengaruh sebesar 3,049 terhadap kelancaran
pembayaran kredit di PD.BPR BERKAH Pandeglang, capacity berpengaruh sebesar 1,670 terhadap
kelancaran pembayaran kredit di PD.BPR BERKAH Pandeglang, capital berpengaruh sebesar 1,963
terhadap kelancaran pembayaran kredit di PD.BPR BERKAH Pandeglang, collateral tidak
berpengaruh dengan nilai sebesar -,1,074 terhadap kelancaran pembayaran kredit di PD.BPR
BERKAH Pandeglang, condition tidak berpengaruh dengan nilai sebesar 578 terhadap kelancaran
pembayaran kredit di PD.BPR BERKAH Pandeglang, dan character, capacity, capital, collateral, dan
condition berpengaruh secara bersama-sama dengan hasil sebesar 6,372 terhadap kelancaran
pembayaran kredit di PD.BPR BERKAH Pandeglang.
Kata Kunci : Capacity, Capital, Character, Collateral, Condition of economy
PENDAHULUAN
Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia
perbankan memegang peran penting dalam pertumbuhan stabilitas ekonomi, untuk bisa
menjaga kepercayaan masyarakat maka harus menjaga kinerja keuangannya. Bank adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan lainnya untuk meningkatkan
taraf hidup masyarakat.
Kredit Menurut Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan, sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang No.10 tahun 1998, disebutkan kredit adalah penyediaan
uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
Page 2
2
kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Serta yakin akan mengembalikan pinjaman yang diterimanya sesuai dengan jangka waktu
dan syarat-syarat yang telah disetujui oleh kedua belah pihak, hal tersebut perlu diperhatikan
faktor kemampuan dan kemauan, sehingga tersimpul kehati-hatian dengan menjaga unsur
keamanan dan sekaligus unsur keuntungan suatu kredit.
Dalam perbankan pada saat ini masalah yang banyak dihadapi adalah ketidak
lancaran pembayaran, pengembalian pinjaman terhambat sehingga terjadi kredit bermasalah
atau kredit macet, karena bagi
masyarakat kredit sangat diperlukan dalam mendukung dan mengembangkan
usahanya dimana dengan menggunakan dana kredit bisa digunakan untuk pengadaan atau
peningakatan berbagai faktor produksi
baik berupa tambahan modal kerja, bahan baku, peluasan pasar, peningkatan kemampuan
sumber daya manusia, sumber daya alam, teknologi dan lain sebagainya.
Salah satu Bank Perkreditan Rakyat adalah PD.BPR BERKAH Pandeglang
(Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Berkah Pandeglang) adalah salah satu
perusahaan milik pemerintah kabupaten yang sesuai dengan amanat Perda Kabupaten
Pandeglang No.10 tahun 2010 tentang PD.BPR BERKAH Pandeglang merupakan salah satu
badan usaha milik pemerintah Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, Provinsi Jawa Barat
anak dari perusahaan BJB, serta mendapatakan ijin otoritas jasa keuangan pada bulan
September 2015 dapat melakukan pengembangan jaringan kantor sekaligus pindah alamat di
kantor pusat yang semula berlokasi di Jl. Raya Malingping No.20 Pasar Saketi ke Jl. Mayor
Widagdo No.6 Pandeglang dan menjadikan kantor sebelumnya menjadikan Kantor Kas.
Untuk memperlancar kegiatannya PD.BPR BERKAH Kabupaten Pandeglang berkordinasi
dengan Bank Umum, Bpr Lain, Dinas, Instansi, Kantor Kecamatan, LSM Maupun Pihak
Swasta. Bank berkah memiliki 3 unit kantor kas untuk mempermudah pelayanan kepada
masyarakat yang bertempat di Saketi, Menes, dan Panimbang. Keunggulan atau kelebihan
yang dimiliki oleh PD.BPR Berkah Pandeglang di bandingkan dengan bank umum yaitu
kemudahan dalam prosedur pemberian pinjaman atau kredit sehingga semakin bertambahnya
nasabah dari tahun 2017 sampai 2019 tetapi resiko terjadinya kredit macet juga semakin
meningkat.
Page 3
3
Beberapa kegiatan usaha yang dilaksanakan di PD.BPR Berkah Pandeglang di
antaranya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan dan deposito serta
menyalurkan dana kepada masyarakat berupa pinjaman atau jenis kredit yang di berikan yaitu
kredit konsumtif dan modal kerja atau jasa. Penyaluran kredit merupakan aktivitas utama
BPR, sehingga pendapatan bunga menjadi pendapatan utama BPR namun kredit juga
merupakan sumber risiko bagi BPR yang tercermin dari kredit non lancar (non performing
loan) atau kredit macet. Dalam memastikan bahwa modal yang diberikan kepada calon
nasabah tersebut aman dan lancar maka sebelum modal diberikan terlebih dahulu dilakukan
analisis
Pemberian kredit. Analisis pemberian kredit dapat dilakukan dengan berbagai alat
analisis. Terdapat beberapa alat analisis dalam praktiknya yang dapat digunakan untuk
menentukan kelayakan suatu pembiayaan. Adapun prinsip yang dapat digunakan untuk
menilai atau menetukan apakah calon nasabah tersebut layak untuk diberikan kreditnya atau
tidak yaitu prinsip 5C, character, capacity, capital, collateral, dan condition.
Permasalahan yang sering muncul dari penyaluran pembayaran seperti ketidak
kelancaran pembayaran oleh nasabah sehingga terjadi kemacetan atau ketidak lancaran dalam
pembayaran untuk mengembalikan pembiayaan yang diberikan ternyata belum menjamin
adanya kredit yang sehat berikut data terkait penggolongan kolektabilitas kredit di PD.BPR
Berkah Pandeglang.
Berdasarkan data diatas, menjelaskan bahwa total kredit bermasalah yang mencakup
kurang lancar, diragukan, dan macet pada tahun 2017 total kredit macet mencapai 45
nasabah, 2018 total kredit bermasalah mengalami kenaikan sebesar 88 nasabah, sedangkan
pada tahun 2019 mengalami kenaikan kembali yaitu sebesar 128 nasabah dari total kredit
Page 4
4
macet. Sedangakan total penyaluran kredit dari keseluruhan data pada tahun 2017 sebesar
2885 nasabah, tahun 2018 sebesar 3640 nasabah, dan tahun 2019 sebesar 4003 nasabah.
Maka dapat dilihat total penyaluran kredit mengalami kenaikan dari tahun 2017-2019. Pada
hasil wawancara dengan narasumber salah satu karyawaan PD BPR berkah pada bagian
kredit tanggal 21 januari 2020 penyebab kredit bermasalah pada kredit konsumtif yaitu
terkait dengan karakter yang kurang baik seperti tingakat komunikasi yang kurang baik
contohnya kurangnya komunikasi antara bendahara dan pihak bank seperti pemutasian
karyawan yang tidak dikonfirmasi kepada pihak bank, dan adanya manipulasi data yang
diberikah oleh nasabah seperti jumlah gaji yang di tambahkan sehingga tidak sesuai dengan
data nasabah sebenarnya. Permasalahan yang sering terjadi pula di PD.BPR Berkah
Pandeglang yaitu kemampuan nasabah apalagi dalam kredit modal kerja atau jasa karena
usaha yang di jalankan tidak selalu lancar, saat usaha yang di jalankan tidak lancar maka
akan terjadi ketidak lancaran dalam pembayaran.
TINJAUAN PUSTAKA
Bank perkreditan rakyat adalah lembaga bank perkreditan rakyat lainnya menurut
kasmir (2014 : 40) : kegiatan BPR pada dasarnya sama dengan kegiatan bank umum, hanya
yang menjadi perbedaan adalah jumlah jasa bank yang dilakukan BPR jauh lebih sempit.Kata
kredit dalam bahasa latin “credere” yang berarti kepercayaan. Kepercayaan yang dimaksud
hal ini adalah kreditur memberikan kepercayaan kepada debitur bahwa debitur pasti akan
mengembalikan kreditnya yang telah diterimanya dari kreditur sesuai dengan perjanjian yang
telah disepakati bersama. Menurut Kasmir (2014:112) kredit adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Sedangkan Menurut jopie
jusuf (2014): Pengertian Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian
atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji, pembayaran akan dilaksanakan pada
jangka waktu yang telah disepakati. Adapun pengertian kredit yang lain adalah penyediaan
uang / tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan / kesepakatan
pinjam meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam
untuk melaksanakan dengan jumlah bunga sebagai imbalan. Dalam praktek sehari – hari
Page 5
5
pinjaman kredit dinyatakan dalam bentuk perjanjian tertulis baik dibawah tangan maupun
secara materil. Dan sebagai jaminan pengaman, pihak peminjam akan memenuhi kewajiban
dan menyerahkan jaminan baik bersifat kebendaan maupun bukan kebendaan.
Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan, maka bank harus merasa yakin bahwa kredit
diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit
sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian kredit oleh bank dapat dilakukan dengan
berbagai cara untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya, seperti melalui prosedur
penilaian yang benar dan sungguh-sungguh.
Menurut khaerul umam (2013) Character ialah keadaaan waktu atau sifat customer,
baik dalam kehidupan probadi maupun lingkungan usaha. Kegunaan dari penelitian terhadap
karakter ini adalah mengetahui sampai sejauh mana itikad/kemampuan customer untuk
memenuhi kewajibannya (willingness to pay) sesuai dengan perjanjian yang telah di tetapkan
Pemberian pembiayaan harus atas dasar kepercayaan, sedangkan yang mendasari suatu
kepecayaan, yaitu adanya keyakinan dari pihak bank bahwa peminjam mempunyai moral,
watak, dan sifat-sifat pribadi yang positif dan kooperatif. Disamping itu, customer juga
mempunyai rasa tanggung jawab, baik dalam kehidupan pribadi sebagai manusia,
kehidupannya sebagai anggota masyarakat maupu dalam menjalankan kegiatan usahanya.
Menurut Binti Nur Aisyah (2014) Capacity adalah kemampuan nasabah unutk
menjalankan usahanya gunameperoleh laba sehinga dapat dikembalikan pinjaman dari laba
yang dihasilkan. Penelitian ini bermanfaat untuk mengukur sejauh mana calon nasabah
mampu melunasi utang-utangnya secara tepat waktu, dari hasil usaha yang diperolehnya.
Menurut Irham Fahmi (2014:92) capacity adalah menyangkut dengan “business recird” atau
kemampuan soal seorang pembisnis mengelola usahanya, terutama pada masa-masa sulit
sehingga nanti akan terlihat “ability to pay” atau kemampuan membayar, kemampuan yang
dimiliki oleh setiap orang adalah bereda-beda, setiap orang memiliki bakatnya masing-
masing atau keahlian yang berbeda dengan orang lain dan itu pada dasarnya telah menjadi
keunggulannya yang lebih di bandingkan dengan orang lain. Menurut kasmir (2014:137)
kemampuan ini dapat dilihat dari penghasilan pribadi untuk kredit konsumtif dan melalui
usaha yang dibiayai untuk kredit perdagangan atau produktif. Kemampuan ini penting untuk
dinilai agar bank tidak mengalami kerugian. Untuk menilai kemampuan nasabah dapat dinilai
dari dokumen yang dimiliki, hasil konfirmasi dengan pihak yang memiliki kewenangan
Page 6
6
surat tertentu (misalnya penghasilan seseorang), hasil wawancara atau melalui perhitungan
rasio keuangan.
Menurut Tamin (2012:6) Capital adalah penilaian bank atas posisi keuangan calon
debitur secara keseluruhan, temasuk aliran kas debitur, baik untuk masa lalu atau proyeksi
masa yang akan datang, sehingga dapat diketahui kemampuan permodalan debitur dalam
menunjang pembiayaan proyeksi atau usaha debitur yang bersangkutan. Sedangkan menurut
kasmir (2014:137) Untuk melihat pengguna modal apakah efektif atau tidak, dapat dilihat
dari laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba) yang disajikan dengan melakukan
pengukuran seperti dari segi likuiditas dan solvabilitasnya, rentabilitas dan ukuran lainnya.
Analisis capital juga menganalisis dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini,
termasuk yang akan dijalankan, berapa modal sendiri dan berapa modal pinjaman.
Menurut A. wangsawidjaja (2012:56) Collateral atau jaminan merupakan pemberian
kredit atau pembiayaan adalah keyakinan bank atas kesanggupan debitur untuk melunasi
kredit atau pembiyaan sesuai dengan yang diperjanjikan. Sedangkan menurut kasmir
(2014:137) Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik
maupun non fisik, jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga
harus diteliti keabsahan dan kesempurnaannya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka
jaminan yang dititipkan ajan dapat dipergunakan secepat mungkin. Pada hakikatnya, bentuk
collateral tidak ganya terbentuk kebendaan, tetapi bisa juga tidak berwujud, seperti jaminan
probado (brogtocht), letter of guarantee, letter of comport, rekomendasi dan avails.
Menurut Kasmir (2014:137) Condition Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai
kondisi ekonomi, sosial, dan politik yang ada sekarang dan prediksi untuk di masa yang akan
datang. Penilaian kondisi atau prosepek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar
memiliki prospek baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut bermaslah relatif kecil.
Menurut hermansyah, Condition of Economy adalah bahwa didalam pemberian kredit
pembiayaan oleh bank, kondisi ekonomi secara umum dan kondisi sektor usaha permohon
pembiayaaan perlu memperoleh perhatian dari bank intuk memperkecipp resiko yang
mungkin terjadi diakibatkan oleh konsidi ekonomi tersebut. Sedangkan Menurut Khaerul
Umam (2013:172) Condition of economy adalah situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi,
dan budaya yang memengaruhi keadaan perekonomian yang kemungkinan suatu saat
memengaruhi kelancaran perusahaan calon debitur.
Page 7
7
Prosedur pemberian kredit maksudnya adalah tahap-tahap yang harus dilalui
sebelum sesuatu kredit diputuskan untuk dikucurkan. Tujuannya adalah untuk mempermudah
bank dalam menilai kelayakan suatu permohonan kredit. Prosedur pemberian dan penilaian
kredit oleh dunia perbankan secara umum antar bank yang satu dengan bank yang lain tidak
jauh berbeda. Yang menjadi perbedaan mungkin hanya terletak dari bagaimana cara-cara
bank tersebut menilaia serta persyaratan yang ditetapkannya dengan pertimbangan masing-
masing bank.
Menurut sri mulyati tri subari (2017) sistem pembayaran adalah suatu sistem yang
mencakup pengaturan, kontrak/perjanjian, fasilitas oprasional, dan mekanisme teknis yang
digunakan untuk menyampaikan, pengesahan dan penerimaan instruksi pembayaran, serta
pemenuhan kewajiban pembayaran pelalui pertukaran nilai antar perorangan, bank dan
lembaga lainnya baik domestik maupun cross borde.
Pembayara adalah berpindahnya sejumlah uang atau dana dari pembayaran kepada
penerimanya, baik langsung maupun melalui jasa-jasa perbankan (suyatno dalam lestari
2018:12) Sedangkan Menurut yunirman rijan (2009 : 36) pembayaran mengandung beberapa
arti yakni dalam arti sempit pembayaran adalah pelunasan utang oleh debitur kepada kreditur
bisa dilakukan dalam bentuk uang atau barang. Dalam pengertian secara yuridis pembayaran
bisa saja dalam bentuk jasa tukang cukur, jasa guru music dan lainnya. Pembayaran dalam
arti luas dapat dikatakan sebagai pemenurhan suatu prestasi. Hal ini berlaku bagi pihak yang
menyerahkan uang sebagai harga pembayaran, maupun bagi pihak yang menyerahkan benda
sebagai barang sebagaimana yang diperjanjikan. kelacaran pembayaran terdiri atas dari dua
kata, yakni kelancaran dan pembayaran. Kelancaran pembayaran merupakan suatu keadaan
yang dianggap lancar, sedangkan yang dimaksut pembayaran iahlah proses, sebuah
perbuatan, cara membayar.
Page 8
8
Hipotesis adalah jawaban sementara/dugaan sementara terhadap fenomena yang diteliti
yang perlu diuji dengan data empirik. Berdasarkan kerangka konseptual, maka hipotesis pada
penelitian ini adalah sebagai berikiut :
• Ha1: Terdapat pengaruh signifikan antara character kepada nasabah terhadap
kelancaran pembayaran kredit di PD.BPR Berkah Pandeglang.
• Ha2: Terdapat pengaruh signifikan antara capacity kepada nasabah terhadap
kelancaran pembayaran kredit di PD.BPR Berkah Pandeglang.
• Ha3: Terdapat pengaruh signifikan antara capital kepada nasabah terhadap
kelancaran pembayaran kredit di PD.BPR Berkah Pandeglang.
• Ha4: Terdapat pengaruh signifikan antara collateral kepada nasabah terhadap
kelancaran pembayaran kredit di PD.BPR Berkah Pandeglang.
• Ha5: Terdapat pengaruh signifikan antara condition kepada nasabah terhadap
kelancaran pembayaran kredit di PD.BPR Berkah Pandeglang.
Page 9
9
• H0: Tidak ada pengaruh signifikan antara character, capacity, capital, collateral,
condition kepada nasabah secara simultan terhadap kelancaran pembayaran kredit di
PD.BPR Berkah Pandeglang.
H1: Terdapat pengaruh signifikan antara character, capacity, capital, collateral, condition
kepada nasabah secara simultan terhadap kelancaran pembayaran kredit di PD.BPR Berkah
Pandeglang.
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kuantitatif. Menurut Sugiyono (2017:8) metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis
data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan. Jenis data yang digunakan dalam penelitin ini yaitu dengan 2 jenis data yaitu
primer dan skunder. Populasi nasabah yang mempunyai kredit tidak lancar atau bermasalah
di PD.BPR Berkah Pandeglang yakni berjumlah 573 nasabah, menjadi sample (rumus slovin)
menjadi 85 Nasabah.
Uji validitas merupakan uji yang kemampuan suatu kusioner sehingga benar-benar
dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas menunjukan dan mengukur suatu
instrument pertanyaan atau pernyataan dengan menguji korelasi antar skor (nilai) tiap-tiap
butir pernyataan dengan skor total kuesioner tersebut. Hasil uji validitas dapat diketahui
dengan adanya ketentuan sebagai berikut: Nilai r hitung > nilai r table maka dinyatakan valid
dan Nilai r hitung < nilai r table maka dinyatakan tidak valid.
1. Uji Validitas Variable X1 Character (Karakter).
Page 10
10
Dapat diketahui bahwa pertanyaan nomor 1,2,3,4, dan 5 memiliki rhitung>rtabel.
Maka pernyataan dalam kuesioner tersbut valid, dengan nilai rtabel signifikansi 0,05 adalah
0,349. Hal ini menunjukan bahwa semua pernyataan valid dan dapat dilanjutkan.
Page 11
11
2. Uji Validitas Variable X2 Capacity (Kemampuan)
Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa pertanyaan nomor 1,2, dan 3
memiliki rhitung>rtabel. Maka pernyataan dalam kuesioner tersebut valid, dengan nilai rtabel
signifikansi 0,05 adalah 0,349. Hal ini menunjukan bahwa semua pernyataan valid dan dapat
dilanjutkan.
3. Uji Validitas Variable X3 Capital (Modal)
Page 12
12
Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa pertanyaan nomor 1,2, 3, dan 4
memiliki rhitung>rtabel. Maka pernyataan dalam kuesioner tersebut valid, dengan nilai rtabel
signifikansi 0,05 adalah 0,349. Hal ini menunjukan bahwa semua pernyataan valid dan dapat
dilanjutkan.
4. Uji Validitas Variable X4 Collateral (Kemampuan)
Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa pertanyaan nomor 1,2,3 dan 4
memiliki rhitung>rtabel. Maka pernyataan dalam kuesioner tersbut valid, dengan nilai rtabel
signifikansi 0,05 adalah 0,349. Hal ini menunjukan bahwa semua pernyataan valid dan dapat
dilanjutkan.
Page 13
13
Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa pertanyaan nomor 1,2, 3 dan 4
memiliki rhitung>rtabel. Maka pernyataan dalam kuesioner tersebut valid, dengan nilai rtabel
signifikansi 0,05 adalah 0,349. Hal ini menunjukan bahwa semua pernyataan valid dan dapat
dilanjutkan.
5. Uji Validitas variable Y kelancaran pembayaran
Page 14
14
Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa pertanyaan nomor 1, 2, 3, 4 dan 5
memiliki rhitung>rtabel. Maka pernyataan dalam kuesioner tersebut valid, dengan nilai rtabel
signifikansi 0,05 adalah 0,349. Hal ini menunjukan bahwa semua pernyataan valid dan dapat
dilanjutkan.
Uji Reliabilitas merupakan pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah variabel
tersebut dapat dipercaya atau reliable untuk dilakukan pada pengujian selanjutnya. Menurut
Sugiyono (2013:350) Suatu konstruk atau variabel dinyatakan reliabel jika nilai Cronbach
Alpha > 0,60.
Berdasarkan keterangan pada data diatas, masing-masing variable memiliki nilai
chonbavh Alpha lebih dari 0,60 sehingga dapat dinyatakan semua variable x dan y reliable.
Sehingga kuisioner dapat digunakan dalam penelitian ini.
Pengujian regresi linier berganda yang digunakan untuk memprediksi seberapa jauh
perubahan nilai variabel dependen, bila variabel independen di manipulasi/diubah-ubah atau
dinaik-turunkan. (Sugiyono, 2014:260). Dengan dibantu program SPSS versi 25.0 dalam
proses perhitungannya regresi linier berganda antara character (X1), capacity (X2), capital
(X3), collateral (X4), condition (X5) dan terhadap kelancaran pembayaran kredit (Y) dapat
diperoleh hasil pengujian sebagai berikut:
Page 15
15
Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka dapat dinyatakan persamaan regresi linier
berganda, dari persamaan regrsi linier berganda tersebut diatas menunjukan bahwa koefisien
persamaan regresi antara character (X1), capacity (X2), capital (X3), collateral (X4),
condition (X5) dan terhadap kelancaran pembayaran kredit (Y) konstanta yaitu sebesar 5,726.
Koefiefisien persamaan regresi antara character (X1) terhadap kelancaran pembayarab (Y)
yaitu sebesar 0,265. Koefiefisien persamaan regresi antara capacity (X2) terhadap kelancaran
pembayarab (Y) yaitu sebesar 0,295. Koefiefisien persamaan regresi antara capital (X3))
terhadap kelancaran pembayarab (Y) yaitu sebesar 0,260. Koefiefisien persamaan regresi
antara collateral (X4) terhadap kelancaran pembayarab (Y) yaitu sebesar -0,134 Koefiefisien
persamaan regresi antara condition (X5) terhadap kelancaran pembayarab (Y) yaitu sebesar
0,073.
Uji Koefisien Korelasi adalah hubungan antara salah satu variabel bebas terhadap
variabel terikat tanpa mempertimbangkan keberadaan variabel bebas yang lainya. untuk
mengetahui adanya hubungan yang tinggi atau rendah digunakan penafsiran atau interprestasi
angka yang dikemukakan oleh sugiyono (2014:250).Hasil perhitungan korelasi dengan
menggunakan SPSS versi 25.0 di bawah ini:
Page 16
16
Berdasarkan hasil perhitungan korelasi sederhana antara variabel character (karakter)
terhadap kelancaran pembayaran kredit menghasilkan nilai korelasi (r) sebesar 0,384 yang
artinya korelasi terdapat hubungan antara variabel character (karakter) terhadap kelancaran
pembayaran kredit, melihat nilai korelasi yang diperoleh dari perhitungan tersebut yaitu
0,384 berdasarkan penafsiran atau interprestasi yang dikemukakan oleh sugiyono (2014:250)
hasil tersebut berada pada interval 0,20 - 0,399 sehingga pengaruh character (X1) terhadap
kelancaran pembayaran kredit (Y) tingkat hubungannya adalah sedang.
Berdasarkan hasil perhitungan korelasi sederhana antara variabel capacity
(kemampuan) terhadap kelancaran pembayaran kredit menghasilkan nilai korelasi (R) sebesar
0,354 artinya yaitu korelasi terdapat hubungan antara variabel capacity (kemampuan)
terhadap kelancaran pembayaran kredit, melihat nilai korelasi yang diperoleh dari
Page 17
17
perhitungan tersebut yaitu 0,354 berdasarkan penafsiran atau interprestasi yang dikemukakan
oleh sugiyono (2014:250) hasil tersebut berada pada interval 0,20 - 0,399 sehingga
berpengaruh capacity (X2) terhadap kelancaran pembayaran kredit (Y) tingkat hubungannya
adalah rendah.
Berdasarkan Hasil perhitungan korelasi sederhana antara variabel capital (modal)
terhadap kelancaran pembayaran kredit menghasilkan nilai korelasi (R) sebesar 0,413.
Artinya korelasi terdapat hubungan antara variabel capital (modal) terhadap kelancaran
pembayaran kredit, melihat nilai korelasi yang diperoleh dari perhitungan tersebut yaitu
0,413 berdasarkan penafsiran atau interprestasi yang dikemukakan oleh sugiyono (2014:250)
hasil tersebut berada pada interval 0,40 - 0,599 sehingga pengaruh capital (X3) terhadap
kelancaran pembayaran kredit (Y) tingkat hubungannya adalah sedang.
Page 18
18
Berdasarkan Hasil perhitungan korelasi sederhana antara variabel collateral (jaminan)
terhadap kelancaran pembayaran kredit, menghasilkan nilai korelasi (R) 0,025. Artinya
korelasi terdapat hubungan antara variabel collateral (jaminan) terhadap kelancaran
pembayaran kredit, melihat nilai korelasi yang diperoleh dari perhitungan tersebut yaitu
0,025 berdasarkan penafsiran atau interprestasi yang dikemukakan oleh sugiyono (2014:250)
hasil tersebut berada pada interval 0,00 - 0,199 sehingga pengaruh collateral (X4) terhadap
kelancaran pembayaran kredit (Y) tingkat hubungannya adalah sangat rendah.
Berdasarkan hasil perhitungan korelasi sederhana anatara variabel condition (kondisi)
terhadap kelancaran pembayaran kredit menghasilkan nilai korelasi (R) 0,157. Artinya yaitu
korelasi terdapat hubungan antara variabel condition (kondisi) terhadap kelancaran
pembayaran kredit, melihat nilai korelasi yang diperoleh dari perhitungan tersebut yaitu
0,157 berdasarkan penafsiran atau interprestasi yang dikemukakan oleh sugiyono (2014:250)
hasil tersebut berada pada interval 0,00 - 0,199 sehingga pengaruh condition (X5) terhadap
kelancaran pembayaran kredit (Y) tingkat hubungannya adalah sangat rendah.
Uji korelasi berganda untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel
independen (X1.X2,X3……..Xn) terhadap varibel dependen (Y) secara serentak, dalam
penelitian ini analisis korelasi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh character
(X1), capacity (X2), capital (X3), collateral (X4), condition (X5) dan terhadap kelancaran
pembayaran kredit (Y) pada PD.BPR BERKAH Padeglang. Berikut hasil perhitungan
korelasi dengan menggunakan SPSS versi 25.0 pada tabel di bawah ini:
Page 19
19
Berdasarkan hasil perhitungan korelasi berganda antara variabel character, capacity,
capital, collateral, condition terhadap kelancaran pembayaran kredit menghasilkan nilai
korelasi secara simutan (R) sebesar 0,568 atau mempunyai pengaruh antara character,
capacity, capital, collateral, condition secara silmutan terhadap kelancaran pembayaran kedit.
Artinya variabel secara bersama-sama memiliki pengaruh pada kelancaran pembayaran kredit
pada PD.BPR BERAKAH Pandeglang.
Uji Koefisien Determinasi (R2 )merupaka ukuran untuk mengetahui kesesuaian atau
ketepatan hubungan antara variabel independen dan depdnden dalam suatu persamaan
regresi. Apabila koefisien determinasi mendekati no (0), maka variabel independen terhadap
variabel dependen lemah, dan apabila koefisien determinasi mendeteksi angka satu (1), maka
variabel independen terhadap variabel dependen kuat. Hasil perhitungan determinasi dapat
dilihat dari hasil uji korelaasi character (X1), capacity (X2), capital (X3), collateral (X4),
condition (X5) secara silmutan terhadap kelancaran pembayaraan kredit dan dinyatakan
dalam bentuk persentase (%). Persamaan untuk mengetahui koefisien determinasi secara
bersama-sama (simultan).
Berdasarkan data diatas, dapat dilihat bahwa nilai R Square sebesar 0,322 atau 32,2%
hal ini mengandung arti bahwa pengaruh variabel character (X1), capacity (X2), capital (X3),
Page 20
20
collateral (X4), condition (X5) secara silmutan terhadap kelancaran pembayaran kredit (Y)
adalah sebesar 32,2%.
Uji hipotesis untuk mengetahui adanya pengaruh antara 5c (character, capacity,
capital, collateral, condition) terhadap kelancaran pembayaran kredit. Adapun pegujian
hipotesis dengan Uji T adalah sebagai berikut: Dalam uji T unutk membuktikan apakah
variabel berpengaruuh secara persial, maka uji T ini dilakukan dengan cara pengolahan SPSS
25.0, maka hasil yang diperoleh:
Uji hipotesis uji T (persial), Hasil pengujian secara persial character (karakter) yaitu
Thitung (3,049) >T tabel (1,664), maka H0 ditolak dan Ha diterima, berarti terdapat pengaruh
yang signifikan dari character (kepercayaan) dengan kelancaran pembayaran kredit, Hasil
pengujian secara persial capacity (X2) Thitung (1,670) >T tabel (1,664), maka H0 ditolak dan
Ha diterima, berarti teradapat pengaruh yang signifikan dari capacity (kemampuan) dengan
kelancaran pembayaran kredit, Hasil pengujian secara persial capital (X3) Thitung (1,963) >T
tabel (1,664), maka H0 ditolak dan Ha diterima, berarti terdapat pengaruh yang signifikan
dari capital (modal) dengan kelancaran pembayaran kredit, Hasil pengujian secara persial
collateral (X4) Thitung (-,1,074) >T tabel (1,664), maka H0 diterima dan Ha ditolak, berarti
tidak teradapat pengaruh yang signifikan dari collateral (jaminan) dengan kelancaran
pembayaran kredit, Hasil pengujian secara persial condition (X5) Thitung (,578) >T tabel
(1,664), maka H0 diterima dan Ha ditolak, berarti tidak teradapat pengaruh yang signifikan
dari condition (kondisi) dengan kelancaran pembayaran kredit.
Page 21
21
Pegujian hipotesis dengan Uji F adalah sebagai berikut: Dalam uji F unutk
membuktikan apakah variabel character (X1), capacity (X2), capital (X3), collateral (X4),
condition (X5) secara silmutan mempunyai pengaruh terhadap kelancaran pembayaran (Y),
maka uji F ini dilakukan dengan cara pengolahan SPSS versi 25.0, maka hasil yang
diperoleh.
Kesimpulannya adalah F hitung (6,372) > (2,330), maka H0 ditolak dan Ha diterima,
maka terdapat pengaruh secara bersama-sama (silmutan). Dengan demikian ada pengaruh
character (X1), capacity (X2), capital (X3), collateral (X4), condition (X5) terhadap
kelacaran kelancaran pemcayaran kredit (Y).
SIMPULAN
Hasil pengujian secara persial menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
anatara character (karakter) yaitu sebesar 3,049 hal ini menunjukan bahwa character
(karakter) nasabah berpengaruh terhadap kelancaran pembayaran kredit di PD.BPR
BERKAH Pandeglang.
Hasil pengujian secara persial menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
anatara capacity (kemampuan) yaitu sebesar 1,670 hal ini menunjukan bahwa capacity
(kemampuan) nasabah berpengaruh terhadap kelancaran pembayaran kredit di PD.BPR
BERKAH Pandeglang.
Hasil pengujian secara persial menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
anatara capital (modal) yaitu sebesar 1,963 hal ini menunjukan bahwa capital (modal)
nasabah berpengaruh terhadap kelancaran pembayaran kredit di PD.BPR BERKAH
Pandeglang
Page 22
22
Hasil pengujian secara persial menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh yang
signifikan anatara collateral (Jaminan) yaitu dengan hasil sebesar -,1,074,hal ini menunjukan
bahwa collateral (Jaminan) nasabah tidak berpengaruh terhadap kelancaran pembayaran
kredit di PD.BPR BERKAH Pandeglang.
Hasil pengujian secara persial menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh yang
signifikan anatara condition (kondisi) yaitu dengan hasil sebesar 578 hal ini menunjukan
bahwa condition (kondisi) nasabah tidak berpengaruh terhadap kelancaran pembayaran kredit
di PD.BPR BERKAH Pandeglang
Hasil pengujian secara bersama-sama atau silmutan menunjukan bahwa character ,
capacity , capital , collateral , dan condition berpengaruh secara signifikan dengan hasil
pengujian sebesar 6,372 hal ini menunjukan bahwa character , capacity , capital , collateral ,
dan condition secara bersama-sama berpengaru terhadap kelancaran pembayaran kredit di
PD.BPR BERKAH Pandeglang.
Page 23
23
DAFTAR PUSTAKA
A.Wangsawidjaja, (2012). Pembiayaan Bank Syariah. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama.
A Witria. (2017). Diunduh dari scholar.unand.ac.id
A Yuliawati. (2019) diunduh dari : repository.radenintan.ac.id
Asiyah ,Binti Nur. 2014. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta. Teras.
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Kelima (Jakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, 2005), 171.
Fahmi, Irham. (2016). “Bank & Lembaga Keuangan Lainnya Teori Dan Aplikasi”. Cetakan
kedua. Bandung : Jl. Gegerkalong hilir no. 84.
Firdaus, dan Arianti. (2011). “Manajemen Perkreditan Bank Umum”. Cetakan kelima.
Bandung: ALFABETA.
Ghozali, Imam. (2016) “Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23”.
Semarang : Badan Penerbit Universitas Dipenogoro, Edisi 8.Undang-Undang No.7 tahun
1992 tentang perbankan, sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang No.10 tahun
1998
Hermansyah. Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Jakarta: PT. Kencana Prenada Media
Group, 2005.
Ismail. (2011). “Perbankan Syariah”. Jakarta: Prenada Media Group.
Jopie, Jusuf (2014) Analisis Kredit Untuk Account Officer. Jakarta: PT Gramedia
Kasmir. (2014). “ Dasar-dasar Perbankkan”. Revisi ke tiga belas. Jakarta : Rajawali Pers,
2015.
Kasmir. (2014). “Manajemen Perbankkan”. Edisi Revisi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Manganic Silvanita, ktut. (2009). “Bank Dan Lembaga Keuangan Lain”. Gelora Aksara
Pratama.
Perda Kabupaten Pandeglang No.10 tahun 2010 tentang PD.BPR BERKAH Pandeglang
Patmanegara , Rosyalina A. (2018) “Pengaruh 5c Kepada Anggota Terhadap Kelancaran
Pembayaran Pembiayaan Mu R A >Ba H }A H Di Kspps Muamalah Berkah Sejahtera
Surabaya” (Surabaya: UINSA Surabaya, 2018). di unduh dari Rivai, Veithzal dkk. 2010.
Islamic Financial Management. Jakarta: PT.Bumi Aksara
Santoso, Singgih. 2012. Statistik Parametik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum.
Page 24
24
Sugiyono, 2010 Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, CV.
Sugiyono. (2014). “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”, Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Cetakan ke-25.
Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfa Beta. 2012.
Thamrin, Abdullah dan Francis, Tantri. Bank dan Lembaga Keuangan, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2012
Tresiana , Eka Yuniar (2019) “Pengaruh 5c Kepada Nasabah Terhadap Pembayaran
Pembiayaan Murabahah Di Bri Syariah Kcp Ponorogo” (ponorogo: IAIN Ponorogo: 2019
Khaerul. Manajemen Perbankan Syariah. Bandung: Pustaka Setia, 2013