Top Banner
0 LAPORAN HASIL PENELITIAN KATEGORI: KOMPETITIF/DOSEN MUDA/WAJIB * PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN LABA SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI Disusun oleh : Etty Gurendrawati/196803141992032002 PENELITIAN INI DI BIAYAI OLEH DANA DIPA BLU SP-DIPA 042.01.2.400893/2017 REVISI 01 TANGGAL 16 FEBRUARI 2017 SESUAI DENGAN KEPUTUSAN REKTOR NO. 359/ SP/2017 TANGGAL 23 MARET 2017 BIDANG KAJIAN : AKUNTANSI KEUANGAN
86

PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

Nov 24, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

0

LAPORAN HASIL PENELITIAN

KATEGORI: KOMPETITIF/DOSEN

MUDA/WAJIB*

PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN

LEVERAGE TERHADAP KUALITAS LAPORAN

KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN LABA SEBAGAI

VARIABEL PEMODERASI

Disusun oleh :

Etty Gurendrawati/196803141992032002

PENELITIAN INI DI BIAYAI OLEH DANA DIPA BLU SP-DIPA

042.01.2.400893/2017 REVISI 01 TANGGAL 16 FEBRUARI 2017 SESUAI

DENGAN KEPUTUSAN REKTOR NO. 359/ SP/2017 TANGGAL 23 MARET

2017

BIDANG KAJIAN : AKUNTANSI

KEUANGAN

Page 2: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

1

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

TAHUN 2017

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Penelitian : Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Dan

Leverage terhadap Kualitas Laporan Keuangan Dengan Manajemen Laba

Sebagai Variabel Pemoderasi

2. Kategori : Wajib

3. Bidang : Akuntansi

4. Ketua Peneliti

a. Nama Lengkap : Dr. Etty Gurendrawati, SE.,M.Si, Ak

b. Jenis Kelamin : Perempuan

c. NIP : 19680314 1992 03 2002

d. Jabatan Struktural : -

e. Jabatan Fungsional : Dosen

f. Fakultas/Jurusan : Ekonomi / Akuntansi

g. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Jakarta

h. Alamat : Jl. Rawamangun Muka Jakarta Timur

i. Telepon/Fax : 021 – 4721227

5. Anggota : -

6. Jangka Waktu Penyusunan Bahan Ajar : 8 bulan

7. Biaya yang diperlukan : Rp 10.000.000,-

Mengetahui, Jakarta, 16 Oktober 2017

Dekan Ketua,

Dr. Dedi Purwana, ES., MBuss. Dr.Etty Gurendrawati, SE., M.Si, Ak.

NIP. 196712071992031001 NIP. 19680314 1992 03 2002

Menyetujui,

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UNJ

Dr. Ucu Cahyana, M.Si

NIP. 196608201994031002

Page 3: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

2

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari pertumbuhan dan

leverage terhadap kualitas pelaporan keuangan dan pengaruh kualitas akrual

sebagai wujud dari diskresi manajemen. Hubungan antara kualitas laba dengan

return saham direpresentasikan dalam bentuk besaran koefisien respon laba yang

yang mencerminkan kualitas pelaporan keuangan. Kualitas pelaporan keuangan

diwujudkan dalam bentuk informasi yang digunakan dalam pengambilan

keputusan. Pertumbuhan leverage dan kualitas akrual diduga akan mempengaruhi

besaran koefisien respon laba.

Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi dengan

menggunakan data empiris di Bursa Efek Indonesia dengan sampel sebanyak 82

perusahaan public dan periode penelitian dari tahun 2009 – 2014.

Hasil pengujian menunjukkan kualitas akrual sebagai variable moderasi

interaksi berpengaruh terhadap koefisien respon laba dan kualitas akrual

memoderasi pengaruh leverage terhadap koefisien respon laba, hal ini

menunjukkan bahwa dalam penelitian ini kualitas akrual merupakan variabel

moderasi murni.

Keywords : pertumbuhan, , leverage, kualitas akrual, kualitas pelaporan keuangan,

koefisien respon laba.

Page 4: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

3

KATA PENGANTAR

Alhamdullillah, puji syukur atas rahmat dan berkah Allah SWT, penulis

telah menyelesaikan penelitian yang berjudul: “Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan

Dan Leverage terhadap Kualitas Laporan Keuangan Dengan Manajemen Laba

Sebagai Variabel Pemoderasi” (Survei pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia), guna memenuhi kewajiban penelitian pada Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Jakarta.

Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan penelitian ini tidak terlepas dari

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak oleh karena itu penulis menyampaikan

rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak dari Universitas

Negeri Jakarta yaitu Bp. Rektor UNJ, Bp. Dekan Fakultas Ekonomi UNJ dan

Teman-teman sejawat yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Jakarta, Oktober 2017

Penulis,

Etty Gurendrawati

Page 5: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

4

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN

I.

I.1

I.2.

I.3.

I.4.

II.

II.1

II.2.

II.3

II.4.

III.

III.1.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS

Kajian Pustaka

Tujuan Laporan Keuangan

Kualitas Laporan Keuangan

Laba Dan Pelaporan Laba

Koefisien Respon Laba

Pertumbuhan Laba

Leverage

Teori Keagenan

Manajemen Laba

Penelitian Terdahulu

Kerangka Pemikiran

Hipotesis Penelitian

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

Sampel Dan Data

7

17

18

18

20

20

20

21

25

26

27

29

33

35

39

42

45

45

45

Page 6: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

5

III.2.

III.3.

III.4.

IV.

IV.1.

IV.2.

Definisi Operasional Variabel Penelitian Dan Pengukuran

Variabel Dependen

Variabel Independen

Variabel Pemoderasi

Metode Penelitian

Teknik Analisis Data

Uji Asumsi Klasik

Pengujian Hipotesis

HASIL PENELITIAN DAN PENGUJIAN HIPOTESIS

Deskripsi Unit Analisis

Hasil Penelitian Dan Pengujian Hipotesis

46

46

48

49

51

51

52

5 52

55

5

IV.2.1

IV.2.2

Statistik Deskriptif

Pengujian Asumsi Klasik

60

60

IV.2.2.1.

IV.2.2.2.

IV.2.2.3.

IV.2.2.4.

Uji Normalitas

Uji Multikolinieritas

Uji Autokorelasi

Uji Heterokedastisitas

64

64

65

66

IV.2.3 Pengujian Hipotesis

IV.2.3.1 Uji t-statistik

67

69

IV.2.3.2 Uji Koefisien Determinasi 70

IV.2.4. Pembahasan 73

IV.2.4.1.

IV.2.4.2.

IV.2.4.3.

IV.2.4.4.

IV.2.4.5.

Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan dengan

ERC Pengaruh Leverage Perusahaan dengan

ERC

Pengaruh Kualitas Akrual dengan ERC

Moderasi Kualitas Akrual Pada Pertumbuhan

Moderasi kualitas Akrual Pada Leverage

75

76

76

78

78

V.

V.1

V.2.

Kesimpulan Dan Saran

Kesimpulan

Saran

79

79

81

DAFTAR PUSTAKA 83

Page 7: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

6

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

Tabel 4.1. Jumlah Perusahaan Untuk Purpossive Sampling

Tabel 4.2. Daftar Perusahaan Yang Menjadi Sampel Penelitian

Tabel 4.3. Hasil Statistik Deskriptif

Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas Data

Tabel 4.5. Hasil Uji Multikolonieritas

Tabel 4.6. Kriteria Pengujian Statistik Durbin-Watson

Tabel 4.7 Nilai Statistik Durbin-Watson

Tabel 4.8. Hasil Uji Heterokedastisitas

Tabel 4.9. Hasil Pengujian t-statistik

Table 4.10. Hasil Uji Koefisien Determinasi

57

58

61

65

66

67

67

68

71

72

Page 8: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

7

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan merupakan sarana utama bagi perusahaan untuk

mengkomunikasikan keadaan keuangan pada pihak luar perusahaan. Laporan

keuangan juga merupakan salah satu informasi akuntansi yang penting untuk

pengambilan keputusan ekonomi investor. Permasalahan yang terkandung di dalam

aspek pengelolaan keuangan perusahaan oleh manajemen adalah adanya masalah

akuntabilitas kepada stakeholders. Laporan keuangan untuk tujuan umum adalah

laporan keuangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian

besar pengguna laporan baik eksternal maupun internal.

Tujuan laporan keuangan secara umum adalah menyediakan informasi

akuntansi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan arus kas suatu

perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan

keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas

penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Suatu laporan

keuangan dikatakan berkualitas apabila laporan keuangan yang disajikan dapat

mencapai tujuan yang diharapkan yaitu untuk memberikan informasi kepada

pengguna laporan keuangan. Dalam kerangka konseptual penyusunan dan

penyajian laporan keuangan yang merupakan bagian dari Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan, terdapat standar kualitas laporan keuangan yang diharapkan,

Page 9: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

8

menyangkut asumsi dasar yang mendasari penyusunan laporan keuangan dan

karakteristik kualitatif laporan keuangan yang harus dipenuhi dalam menyusun

laporan keuangan yang berkualitas. Schipper dan Vincent(2003) menyatakan

bahwa kualitas laporan keuangan pada umumnya adalah penting bagi mereka yang

menggunakan laporan keuangan karena untuk tujuan kontrak dan pengambilan

keputusan investasi.

Akan tetapi pihak pihak yang berkepentingan dengan suatu perusahaan

dapat mempunyai informasi yang tidak sama. Pihak yang satu dapat mempunyai

lebih banyak informasi tentang perusahaan dibandingkan dengan pihak yang lain.

Kejadian demikian disebut dengan asimetri informasi.

Menurut Scoot (2000) terdapat dua macam asimetri informasi, yaitu:

1. Moral hazard, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer

tidak seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun pemberi

pinjaman. Sehingga manajer dapat melakukan tindakan diluar pengetahuan

pemegang saham yang melanggar kontrak dan sebenarnya secara etika

atau norma mungkin tidak layak dilakukan.

2. Adverse selection yaitu bahwa para manajer serta orang-orang dalam

lainnya biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek

perusahaan dibandingkan investor pihak luar. Dan fakta yang dapat

mempengaruhi keputusan yang akan di ambil oleh pemegang saham

tersebut tidak disampaikan informasinya kepada pemegang saham.

Pada tipe adverse selection, pengelola perusahaan (manajer/agent)

mengetahui informasi yang lebih banyak tentang esensi atau hakikat tersirat dari

Page 10: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

9

pemilik / investor (investor potensial). Informasi akuntansi merupakan informasi

penting yang perlu diungkapkan oleh manajer untuk dapat digunakan oleh investor

dalam pengambilan keputusan investasinya. Yang menjadi masalah adalah apakah

informasi akuntansi tersebut telah digunakan atau telah bermanfaat bagi investor

dalam pengambilan keputusannya (decision usefullness). Akuntansi keuangan

dapat mempunyai peran yang penting dalam mengatasi masalah yang timbul karena

terdapatnya asimetri informasi.

Copeland dan Galai (dalam Krinsky dan Lee, 1996) menemukan bahwa

ketika kualitas informasi akuntansi mengalami peningkatan, maka asimetri

informasi akan mengalami penurunan. Asimetri informasi menandakan adanya

ketidakseimbangan informasi yang diperoleh investor dan manajer perusahaan.

Kondisi ketidakseimbangan informasi atau asimetri informasi diarahkan pada

hubungan antara principal dan agent. Informasi tentang perusahaan yang dimiliki

oleh agent lebih banyak dari pada yang dimiliki oleh principal. Adanya kondisi

asimetri informasi akan mendorong agent untuk menyembunyikan beberapa

informasi yang tidak diketahui principal. Dalam kondisi tersebut, agent dapat

mempengaruhi angka-angka akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan.

Banyak kasus tentang manipulasi pelaporan keuangan yang dilakukan oleh

pihak manajemen. Contoh klasik financial fiasco yang pernah terjadi di Amerika

Serikat adalah kasus Enron yang terungkap pada bulan Desember 2001. Dalam

kasus Enron diketahui terjadi manipulasi laporan keuangan dengan mencatat

keuntungan 600 juta Dollar AS padahal perusahaan mengalami kerugian.

Page 11: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

10

Manipulasi keuntungan disebabkan keinginan perusahaan agar saham tetap

diminati investor.

Selain Enron, terdapat beberapa skandal keuangan yang menimpa

perusahaan-perusahaan besar di Amerika Serikat. Tyco diketahui melakukan

manipulasi data keuangan (tidak mencantumkan penurunan aset) dan melakukan

penyelundupan pajak. Global Crossing yang termasuk salah satu perusahaan

terbesar telekomunikasi di Amerika Serikat dinyatakan bangkrut setelah melakukan

sejumlah investasi penuh risiko.

Worldcom yang juga merupakan salah satu perusahaan telekomunikasi

terbesar di Amerika Serikat melakukan manipulasi keuangan dengan menutupi

pengeluaran US$ 3.8 milyar untuk memberi kesan pihaknya menuai keuntungan

padahal kenyataannya rugi. Xerox Corp. diketahui memanipulasi laporan keuangan

dengan menerapkan standar akuntansi secara keliru sehingga pembukuan

perusahaan mencatat laba US$ 1.4 milyar selama lima tahun.

Merck Co. & Inc., perusahaan farmasi terbesar di Amerika Serikat,

melakukan mark up pendapatan sebesar US$ 14.1 milyar. Imclone Systems,

melibatkan Martha Stewart, salah seorang anggota dewan direksi New York Stock

Exchange (NYSE) yang melakukan insider trading karena menjual sahamnya di

Imclone System. Walt Disney Co. melakukan kesalahan pembukuan untuk dua

tahun fiskal, pada tahun fiskal 2001 adalah US$ 613 juta, atau US$ 29 sen per

lembar saham. Sebelumnya dilaporkan nilainya US$ 358 juta atau US$ 17 sen per

lembar saham. Perusahaan lain yang melakukan manipulasi adalah Elan

(perusahaan sektor farmasi), Halliburton (perusahaan minyak) dan Harken Energy.

Page 12: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

11

Tidak hanya di Amerika Serikat, di Indonesia juga pernah terjadi skandal

keuangan di perusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan.

Seperti PT. Lippo Tbk dan PT. Kimia Farma Tbk juga melibatkan pelaporan

keuangan (financial reporting) yang berawal dari terdeteksi adanya manipulasi.

Penyalahgunaan informasi keuangan ini banyak merugikan pihak-pihak yang

berkepentingan terutama para investor yang akan menanamkan modalnya.

Terjadinya skandal keuangan merupakan fenomena yang menunjukkan

kegagalan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi para pengguna

laporan. Schipper dan Vincent(2003) menyatakan laporan keuangan yang tidak

menyajikan fakta yang sebenarnya tentang kondisi ekonomis perusahaan

mengakibatkan informasi yang diharapkan dapat bermanfaat dalam pengambilan

keputusan menjadi diragukan kualitasnya.

Schipper dan Vincent(2003) menilai kualitas laba dan menghubungkannya

dengan pengambilan keputusan, sesuai dengan standar akuntansi, yaitu kerangka

konseptual yang terdapat dalam Financial Accounting Standard Board (FASB), dan

dengan definisi berdasarkan ekonomi mengenai laba yang dikembangkan oleh

Hicks (1939). Menurut Hicks, pendapatan mencerminkan jumlah yang dapat

dikonsumsi (yaitu, yang dibayarkan sebagai dividen) selama suatu periode, dan

perusahaan tetap dalam kondisi yang sama baik pada awal dan akhir periode (Hicks

1939). Sehingga pendapatan diukur sebagai perubahan dalam aset ekonomi bersih

bukan dari transaksi dengan pemilik.

Kualitas pelaporan keuangan melalui beberapa penelitian kemudian dikenal

dengan beberapa istilah lain seperti kualitas lab dan kualitas akuntansi. Peneliti

Page 13: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

12

yang meneliti hal tersebut antara lain adalah Barth et.al (2007) dan Paglietti (2009)

dalam Yadiati dan Mubarok, 2017, menguji kualitas akuntansi dengan

menggunakan dimensi yang sama dengan kualitas keuangan, antara lain earning

management, timeloss recognition dan value relevance. Selanjutnya Jonas dan

Blanchet (2000) dalam Yadiati dan Mubarok, 2017, menjelaskan bahwa dalam

mendefinisikan kualitas pelaporan keuangan terdapat dua pendekatan yang dapat

digunakan yaitu pendekatan kebutuhan pengambilan keputusan dan pendekatan

perlindungan investor. Pendekatan pertama didasarkan pada kebutuhan pengguna

dan penentuan kualitas pelaporannya dilihat dengan mempertimbangkan kegunaan

laporan tersebut. Sedangkan pendekatan perlindungan investor menilai kualitas

pelaporan keuangan berdasarkan luasnya pengungkapan yang wajar dan cukup

untuk para pemegang saham.

Laba merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan yang mendapat

banyak perhatian. Informasi Laba sebagai informasi keuangan yang akurat dapat

meningkatkan kualitas dari laporan keuangan itu sendiri dan meningkatkan

kepercayaan investor dan kreditor pada khususnya dan stakeholder lain pada

umumnya.

Menurut Allen, etc (2010), akrual reversal yang dapat diprediksi

mengikuti akrual yang ekstrem menjelaskan tentang rendahnya persistensi dari

komponen laba akrual dan juga menjelaskan bagaimana return saham dapat

diprediksi. Jadi kualitas akrual suatu perusahaan dapat memprediksi persistensi

komponen laba akrual dimasa yang akan datang dan juga dapat memprediksi

keberadaan return saham. Akibatnya, implikasi diferensial yang dihasilkan dari arus

Page 14: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

13

kas dan akrual menimbulkan pertanyaan mengenai hubungan antara penggunaan

akrual dan kualitas laba.

Penggunaaan laba akuntansi untuk menilai kualitas informasi laporan

keuangan dapat dilihat dari adanya hubungan antara laba akuntansi dan harga

saham. Apabila laba dan harga saham memiliki hubungan, maka laba dikatakan

memiliki kandungan informasi. Banyak penelitian membuktikan adanya hubungan

yang sangat erat antara laba dengan tingkat return saham perusahaan (Ball dan

Brown, 1968; Beaver, 1968)

Studi awal mengenai hubungan antara laba akuntansi dan harga saham

dilakukan oleh Ball dan Brown (1968). Hasil penelitian mereka menunjukkan

adanya hubungan positif secara statis signifikan antara laba akuntansi dan reaksi

pasar /harga saham. Hal ini berarti naik turunnya laba akuntansi akan

mempengaruhi naik turunnya harga saham secara searah. Salah satu kelemahan dari

penelitian yang dilakukan oleh Ball dan Brown (1968) bahwa kandungan informasi

yang diamati hanya diklasifikasikan dalam ‘good news’ dan ‘bad news’.

Seluruh informasi, baik good news ataupun bad news, yang tersedia bagi

publik dalam pasar modal yang efisien akan memberikan reaksi yang berbeda

terhadap laba yang dipublikasikan. Berita bagus (good news) tentang emiten akan

menghasilkan reaksi pasar yang positif, dan sebaliknya jika ada berita buruk (bad

news) akan menghasilkan reaksi pasar negatif. Reaksi pasar yang positif dapat

dilihat dari nilai abnormal return perusahaan lebih besar daripada yang diharapkan,

sehingga harga saham perusahaan emiten lebih tinggi dibandingkan dengan periode

sebelumnya. Dan sebaliknya jika pasar bereaksi negatif karena adanya ’bad news’

Page 15: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

14

tentang emiten dapat dilihat dari nilai abnormal return yang lebih kecil dari yang

diharapkan, sehingga harga saham perusahaan lebih rendah dibandingkan dengan

periode sebelumnya.

Besaran yang menunjukkan hubungan antara laba dan return saham ini yang

disebut dengan Koefisien Respon Laba (Earnings Reponse Coeffident - ERC). ERC

menunjukkan besarnya koefisien slope dalam regresi yang menghubungkan laba

sebagai salah satu variabel bebas dan return saham sebagai variabel terikat. Miller

dan Rock (1985) dalam Kim et al. (2000) meneliti arah dari hubungan laba non

ekspektasian dan return saham, sementara Kormendi dan Lipe (1987) menunjukkan

besaran hubungan ini secara positif berhubungan dengan revisi laba masa depan

ekspektasian dan yang diperoleh dari model runtut waktu univariat.

Menurut Beaver (1980) dan Kormendi dan Lipe (1987), koefisien respon

laba (earnings response coefficients) antar perusahaan relatif tetap. Hal ini

dibuktikan oleh Kormendi dan Lipe (1987) dengan menguji pengaruh

unexpected earnings terhadap harga saham. Hasil dari pengujian tersebut

menunjukkan bahwa reaksi harga saham terhadap laba akuntansi tidak

bergejolak secara berlebihan.

Namun, Easton dan Zmijewski (1989), Collins dan Kothari (1989)

menyatakan bahwa respon pasar terhadap laba akuntansi masing-masing

perusahaan dapat bervariasi, baik antar perusahaan maupun antar waktu. Hal

ini menunjukkan bahwa koefisien respon laba tidak konstan. Perbedaan

koefisien respon laba dipengaruhi oleh karateristik atau nilai perusahaan.

Page 16: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

15

Rasio keuangan yang tinggi dapat menarik investor untuk memberikan

apresiasi yang tinggi terhadap perusahaan. Dan hal tersebut yang meningkatkan

nilai pasar perusahaan dibandingkan para pesaingnya. Kesuksesan bisnis

perusahaan juga berdampak pada pertumbuhan perusahaan. Pertumbuhan yang

berkesinambungan menggambarkan kemampuan perusahaan mempertahankan

posisi ekonominya di tengah pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya

(Kasmir, 2009). Hal ini juga jelas bahwa perusahaan telah memiliki keunggulan

kompetitif dan keberlangsungan perusahaan.

Pertumbuhan laba perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan pendapatan yang akan mempengaruhi perusahaan dalam

menentukan dividend bagi pemegang saham. Selanjutnya kebijakan perusahaan

yang dapat mempengaruhi kesejahteraan pemegang saham tersebut pada akhirnya

akan mempengaruhi kinerja saham perusahaan. Kinerja saham perusahaan yang

tercermin dari fluktuasi harga saham dan volume perdagangan saham ini yang pada

akhirnya akan menentukan return perusahaan. Peningkatan pendapatan perusahaan

biasanya mengindikasikan kesempatan perusahaan untuk dapat tumbuh dan

berkembang (Chen, et. al, 2005)

Keputusan manager keuangan dalam menentukan kebutuhan modal

perusahaan adalah hal yang sangat penting karena akan membentuk nilai

perusahaan. Perubahan dalam struktur modal akan mempengaruhi tingkat risiko

dan biaya dari masing-masing jenis modal yang dapat mempengaruhi keputusan

penganggaran modal dan harga saham perusahaan. Weston dan Copeland (1992)

memberikan definisi struktur modal sebagai pembiayaan permanen yang terdiri

Page 17: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

16

dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham. Faktor

struktur modal seringkali diproksikan dengan leverage. Dhaliwal et al. (1991)

menunjukkan bahwa earnings response coefficient berhubungan negatif dengan

tingkat leverage. Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi berarti memiliki

utang yang lebih besar dibandingkan modal. Dengan demikian jika terjadi

peningkatan laba maka yang diuntungkan adalah debtholders.

Laba adalah salah satu hal yang paling penting dalam laporan keuangan.

Peningkatan laba merupakan kenaikan nilai perusahaan, sedangkan pendapatan

menurun mengindikasikan penurunan nilai tersebut. Karena pentingnya laba, tidak

mengherankan apabila para manajer perusahaan sangat tertarik pada bagaimana

cara laba dilaporkan. Banyak kejadian dimana manajer mencoba untuk mengubah

dan mengintrepretasikan secara salah mengenai kinerja keuangan atau laba yang

benar dan aset perusahaan dengan tujuan untuk menyajikan gambaran laba

perusahaan yang lebih menguntungkan. Dalam hal inilah terjadi praktek

manajemen laba.

Umumnya, insentif untuk manajemen laba termasuk diantaranya berupa

kontrak eksplisit seperti rencana bonus, dan perjanjian utang, kontrak implisit,

pasar modal dan kebutuhan pendanaan eksternal, proses politik dan peraturan, dan

beberapa kondisi tertentu seperti penurunan laba atau rugi.Manajemen laba dapat

menyebabkan kekeliruan dalam pelaporan keuangan sebagai bentuk akibat dari

konflik kepentingan antara agen dan prinsip.

Menurut Scott (2000) Pemahaman mengenai manajemen laba penting

untuk dipahami karena manajemen laba sangat berhubungan dengan kemanfaatan

Page 18: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

17

laba bersih (net income), baik untuk tujuan pelaporan keuangan maupun untuk

pengambilan keputusan investor. Manajemen laba adalah pilihan bagi manajer

berkaitan dengan kebijakan akuntansi yang akan diterapkan dalam mencapai

tujuan tertentu. Akan tetapi terlalu banyak manajemen laba, pada akhirnya akan

mengurangi kemampuan investor untuk menafsirkan laba bersih saat ini, terutama

jika manajemen laba ditanamkan pada laba inti atau sebaliknya tidak sepenuhnya

diungkapkan.

Faktor pertumbuhan dan leverage perusahaan erat kaitannya dengan unsur

pembentuk laba. Kualitas laba ataupun kualitas pelaporan keuangan merupakan

bagian yang menarik bagi para pengguna laporan keuangan untuk tujuan

pengambilan keputusan investasi. Kualitas laba yang rendah tidak diinginkan

karena bisa dianggap memberikan sinyal alokasi sumber daya yang tidak tepat.

Kualitas laba yang rendah bisa menjadikan ketidakefisienan dalam hal penempatan

modal yang keliru.

Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap fenomena yang terjadi, maka

peneliti bermaksud untuk meneliti pengaruh pertumbuhan dan leverage terhadap

kualitas laporan keuangan dengan menganalisis keinformatifan laba yaitu dengan

melihat kemampuan informasi laba dalam mempengaruhi nilai pasar perusahaan

dengan manajemen laba sebagai variabel pemoderasi.

I.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka yang menjadi masalah dari penelitian ini

dapat dirumuskan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :

Page 19: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

18

1) Apakah pertumbuhan berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.

2) Apakah leverage perusahaan berpengaruh terhadap kualitas laporan

keuangan.

3) Apakah manajemen laba berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan

4) Apakah manajemen laba memoderasi pengaruh pertumbuhan dan leverage

perusahaan terhadap kualitas laporan keuangan

I.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya maka

penelitian ini bertujuan, yaitu:

1) Untuk menguji pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap kualitas laporan

keuangan pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia.

2) Untuk menguji pengaruh leverage perusahaan terhadap kualitas laporan

keuangan pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia.

3) Untuk menguji pengaruh manajemen laba terhadap kualitas laporan keuangan

pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia.

4) Untuk menguji apakah manajemen laba memoderasi pengaruh antara

pertumbuhan dan leverage perusahaan berpengaruh terhadap kualitas laporan

keuangan pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia.

I.4. Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1) Investor dan Masyarakat

Page 20: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

19

Dapat memberikan gambaran mengenai pengaruh pertumbuhan laba, ukuran

perusahaan terhadap kualitas laporan keuangan dan selanjutnya berpengaruh

pada nilai pasar perusahaan pada perusahaan di Indonesia. Sehingga para

investor dan masyarakat dapat membuat keputusan investasi yang tepat.

2) Dunia Penelitian dan Akademis

Menambah referensi bagi penelitian selanjutnya berkaitan dengan manfaat

laporan keuangan yang merupakan produk informasi akuntansi sebagai alat

bantu dalam pengambilan keputusan pada perusahaan di Indonesia. Penelitian

ini juga diharapkan dapat memacu penelitian yang lebih baik lagi pada masa

yang akan datang.

3) Peneliti

Penelitian ini memberikan stimulus dan pengetahuan kepada peneliti untuk

mengetahui dan memahami pentingnya informasi akuntansi bagi

keberlangsungan perusahaan dan juga sebagai alat bantu dalam pengambilan

keputusan investasi.

3) Pemerintah

Pemerintah memberikan andil dalam dunia industri. Penelitian ini juga

diharapkan dapat membantu pemerintah dalam menetapkan regulasi terhadap

perusahaan - perusahaan di Indonesia.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Page 21: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

20

II.1. Kajian Pustaka

Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan merupakan dasar awal dari struktur teori

akuntansi. Banyak pendapat tentang tujuan laporan keuangan ini, baik objek

maupun penekanannya, namun tujuan yang selama ini mendapat dukungan luas

adalah bahwa laporan keuangan bertujuan untuk dipakai dalam proses pengambilan

keputusan (Harahap, 2011 : 70).

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

a. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut

posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan

yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan

keputusan ekonomi.

b. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan

bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak

menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam

pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan

pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk

menyediakan informasi non keuangan.

c. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen

(stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atau sumber daya yang

dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah

dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar

Page 22: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

21

mereka dapat membuat keputusan ekonomi; keputusan ini mungkin

mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi

mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau

mengganti manajemen.

Kualitas Pelaporan Keuangan

Berkaitan dengan kualitas pelaporan keuangan, penelitian Cohen et al,

2004), menunjukkan faktor seperti earnings management, financial restatements,

dan fraud dengan jelas menghambat proses pelaporan keuangan yang berkualitas

baik dan adanya faktor-faktor tersebut menjadi bukti sebagai penghambat dalam

proses pelaporan keuangan. Suatu laporan keuangan dikatakan berkualitas apabila

laporan keuangan yang disajikan dapat mencapai tujuan yang diharapkan yaitu

untuk memberikan informasi kepada pengguna laporan keuangan.

Dalam kerangka konseptual penyusunan dan penyajian laporan keuangan

yang merupakan bagian dari Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, terdapat

standar kualitas laporan keuangan yang diharapkan, menyangkut asumsi dasar yang

mendasari penyusunan laporan keuangan dan karakteristik kualitatif laporan

keuangan yang harus dipenuhi dalam menyusun laporan keuangan yang

berkualitas. Agar dapat dipahami dan dapat dibandingkan dengan laporan keuangan

antar perusahaan, laporan keuangan disajikan dalam format yang seragam dan

menggunakan deskripsi yang sama untuk pos-pos yang sejenis. Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan No. 1 mengenai Penyajian Laporan Keuangan menyajikan

Page 23: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

22

standar penyusunan yang dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan

keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akutansi Keuangan.

Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam

laporan keuangan berguna bagi pemakai. Karakteristik Kualitatif Laporan

Keuangan Menurut PSAK

a. Dapat Dipahami

Pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas

ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi

dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang

seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan

hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk

dipahami oleh pemakai tertentu.

b. Relevan

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan

pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas

relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan

membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa

depan, menegaskan atau mengoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu.

c. Materialitas

Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakikat dan materialitasnya. Informasi

dipandang material kalau kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan

dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi

pemakai yang diambil atas dasar laporan keuangan. Materialitas tergantung

Page 24: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

23

pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi khusus

dari kelalaian dalam mencatumkan (omission) atau kesalahan dalam

mencatat (misstatement). Karenanya, materialitas lebih merupakan suatu

ambang batas atau titik pemisah daripada suatu karakteristik kualitatif pokok

yang harus dimiliki agar informasi dipandang berguna.

d. Keandalan

Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang

menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai

penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya

disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.

Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat

diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat

menyesatkan.

e. Penyajian Jujur

Agar dapat diandalkan, informasi harus menggambarkan dengan jujur

transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara

wajar dapat diharapkan untuk disajikan.

f. Substansi Mengungguli Bentuk

Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta

peristiwa lain yang seharusnya disajikan, peristiwa tersebut perlu dicatat dan

disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya

pada bentuk hukumnya.

g. Netralitas

Page 25: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

24

Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak

bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu, tidak boleh ada

usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan satu atau beberapa

pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang mempunyai

kepentingan yang berlawanan.

h. Kelengkapan

Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap

dalam batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak

mengungkapkan (omission) mengakibatkan informasi menjadi tidak benar

atau menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan tidak sempurna

ditinjau dari segi relevansi.

i. Dapat Dibandingkan

Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan

antarperiode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan

kinerja perusahaan. Pemakai juga harus dapat membandingkan laporan

keuangan antarperusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja

serta perubahan posisi keuangan yang relatif. Oleh karena itu perusahaan

perlu menyajikan informasi periode sebelumnya dalam laporan keuangan.

Francis et al. (2004) membagi dua kelompok besar atribut kualitas

pelaporan keuangan, yaitu atribut-atribut berbasis akuntansi dan berbasis pasar.

Atribut kualitas pelaporan keuangan berdasarkan akuntansi adalah kualitas akrual,

persistensi, prediktabilitas, dan perataan laba. Sedangkan untuk atribut kualitas

pelaporan keuangan berbasis pasar terdiri dari relevansi nilai, ketepatwaktuan, dan

Page 26: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

25

konservatisme. Kualitas pelaporan keuangan dalam penelitian ini adalah atribut

kualitas pelaporan keuangan berbasis akuntansi.

Laba dan Pelaporan Laba

Setiap perusahaan menginginkan laba guna kelangsungan kehidupan

perusahaan. Menurut Wild et, al (2005) Laba (earning) dan laba bersih (net income)

mengidentifikasikan profitabilitas perusahaan. Laba mencerminkan pengembalian

kepada pemegang ekuitas untuk periode yang bersangkutan. Laba merupakan

perkiraan atas kenaikan atau penurunan ekuitas sebelum distribusi kepada dan

kontribusi dari pemegang ekuitas. Menurut Warren et, al (2005) laba bersih atau

keuntungan bersih (net income atau net profit) merupakan kelebihan pendapatan

terhadap beban-beban yang terjadi.

Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa laba adalah perkiraan

atas kenaikan (penurunan) ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman

modal yang diakibatkan karena adanya kenaikan manfaat ekonomi selama satu

periode dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan

kewajiban.

Sedangkan pelaporan laba menurut warren et, al (2005) Laporan laba rugi

melaporkan pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu berdasarkan

konsep penandingan. Konsep ini diterapkan dengan menandingkan beban dengan

pendapatan yang dihasilkan selama periode terjadinya beban tersebut. Laporan laba

rugi juga melaporkan kelebihan pendapatan terhadap beban-beban yang terjadi

Page 27: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

26

yang disebut dengan laba bersih. Sebaliknya jika beban melebihi pendapatan, maka

disebut rugi bersih.

Pengertian Koefisien Respon Laba Akuntansi

Laba merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan yang mendapat

banyak perhatian dan banyak penelitian yang membuktikan adanya hubungan yang

sangat erat antara laba dengan tingkat return saham perusahaan (Ball dan Brown,

1968; Beaver, 1968; Foster, 1977). Besaran yang menunjukkan hubungan antara

laba dan return saham ini yang disebut dengan Koefisien Respon Laba (Earnings

Reponse Coeffident/ERC). Koefisien respon laba merupakan besarnya koefisien

slope dalam regresi yang menghubungkan laba sebagai salah satu variabel bebas

dan return saham sebagai variabel terikat.

Miller dan Rock (1985) dalam Kim et al. (2000) meneliti arah dari hubungan

laba non ekspektasian dan return saham, sementara Kormendi dan Lipe (1987)

menunjukkan besaran hubungan ini secara positif berhubungan dengan revisi laba

masa depan ekspektasian dengan menguji apakah dampak besaran dari laba kejutan

pada return saham secara positif berkorelasi dengan nilai sekarang terhadap revisi

pada kejutan laba masa depan yang diperoleh dari sebuah model time series

univariat. Hasil penelitian Easton dan Zmijewski (1989), serta Collins dan Kothari

(1989) menunjukkan bahwa respon pasar terhadap laba bervariasi tergantung jenis

perusahaan serta rentang waktu. Penelitian-penelitian ini mengungkapkan sebuah

dimensi baru untuk kandungan informasi dari laba dan dalam prosesnya, mereka

Page 28: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

27

tidak menemukan bahwa reaksi return saham terhadap laba kejutan sangat mudah

berubah.

Penelitian-penelitian mengenai hubungan antara laba dan return saham

tersebut semula sebagian besar menggunakan data pool dan mengasumsikan bahwa

hubungan tersebut tidak bervariasi antar perusahaan. Kenyataannya,pada

perkembangan penelitian selanjutnya terbukti bahwa sebenarnya hubungan tersebut

dipengaruhi oleh banyak faktor. Hal ini mendukung pemahaman kita adanya

perbedaan hubungan laba dengan return saham antar perusahaan dan hal itu tidak

didasarkan semata-mata pada formulasi teoritis hubungan laba dan return saham.

Scott (2000) menyatakan bahwa ERC mengukur besarnya abnormal return

saham dalam merespon komponen kejutan dari laba yang dilaporkan perusahaan.

Beberapa hasil penelitian menunjukkan tidak adanya variasi ERC (Kormendi dan

Lipe, 1987), dengan kata lain ERC relatif stabil. Sebaliknya, hasil penelitian Easton

dan Zmijewski (1989), serta Collins dan Kothari (1989) menunjukkan bahwa

respon pasar terhadap laba bervariasi tergantung jenis perusahaan serta rentang

waktu.

Pertumbuhan (Growth)

Rasio pertumbuhan (Growth Ratio) merupakan rasio yang menggambarkan

kemampuan perusahaan mempertahankan posisi ekonominya di tengah

pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya (Kasmir, 2009). Pertumbuhan

laba mengukur perubahan di dalam laba perusahaan. Kenaikan laba biasanya

Page 29: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

28

memberi sinyal peluang pertumbuhan perusahaan dan pertumbuhan laba

mengindikasikan kenaikan laba dari tahun ke tahun

Growth in revenue (GR) mengukur perubahan pendapatan perusahaan.

Peningkatan pendapatan perusahaan biasanya mengindikasikan kesempatan

perusahaan untuk dapat tumbuh dan berkembang (Chen, et. al, 2005). Rumus yang

digunakan dalam penelitian ini mengacu pada rumus yang digunakan oleh

penelitian yaitu:

GR= {(Pendapatan penjualan tahun ke-t ÷ Pendapatan penjualan tahun ke-t-1) –

1} x 100% .

Menurut Collin dan Kothari (1989), pertumbuhan dapat diukur dengan

melihat perusahaan yang terus menerus tumbuh, yang dengan mudah menarik

modal, dan merupakan sumber pertumbuhan, informasi laba pada perusahaan-

perusahaan ini akan direspon positif oleh pemodal dengan menggunakan rasio nilai

pasar ekuitas terhadap nilai buku ekuitas.

Nilai perusahaan adalah rasio penilaian (Valuation Ratio), yaitu rasio yang

memberikan ukuran kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar

usahanya di atas biaya investasi (Kasmir, 2009).

Kesempatan bertumbuh dan koefisien respon laba telah dikemukakan

oleh Collins dan Kothari (1989) mempunyai hubungan positif. Perusahaan

bertumbuh akan mempunyai koefisien respon laba yang lebih tinggi, karena

perusahaan tersebut mempunyai kesempatan memperoleh laba di masa akan

datang lebih tinggi. Kandungan informasi laba tersebut merupakan berita baik

sehingga dapat meningkatkan respon pasar. Collins dan Kothari (1989)

Page 30: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

29

mengukur pertumbuhan laba menggunakan rasio nilai pasar terhadap nilai buku

ekuitas (market to book value of equity). Hasil dari penelitian tersebut

menunjukkan bahwa pertumbuhan laba mempunyai hubungan positif dengan

koefisien respon laba. Nilai pasar ekuitas direfleksikan dengan harga saham.

Pembentukan harga saham pada perusahaan bertumbuh dan tidak bertumbuh

dipengaruhi oleh jumlah aliran kas atau kas masa depan yang dinilai sekarang.

Perusahaan bertumbuh mempunyai aliran kas atau kas masa depan yang dinilai

sekarang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan tidak bertumbuh (Foster,

1986).

Collins dan Kothari (1989) menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki

kesempatan bertumbuh yang lebih besar akan memiliki earnings response

coefficient tinggi. Kondisi ini menunjukkan bahwa semakin besar kesempatan

bertumbuh perusahaan maka semakin tinggi kesempatan perusahaan mendapatkan

atau menambah laba yang diperoleh perusahaan pada masa mendatang.

Leverage

Pembahasan tentang struktur modal (capital structure) sangat berkaitan

dengan sumber pendanaan untuk keputusan pembelanjaan (financial decision)

yang akan dilakukan oleh perusahaan. Keputusan dari manager keuangan untuk

struktur modal perusahaan sangat penting karena akan membentuk nilai

perusahaan. Perubahan dalam struktur modal akan mempengaruhi tingkat risiko

dan biaya dari masing-masing jenis modal yang dapat mempengaruhi keputusan

penganggaran modal dan harga saham perusahaan.

Page 31: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

30

Weston dan Copeland (1992) memberikan definisi struktur modal sebagai

pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan

modal pemegang saham. Nilai buku dari modal pemegang saham terdiri dari saham

biasa, modal disetor atau surplus modal dan akumulasi laba ditahan. Bila

perusahaan memiliki saham preferen, maka saham tersebut akan ditambahkan pada

modal pemegang saham.

Kebijakan struktur modal untuk sumber pendanaan perusahaan dibagi ke

dalam 2 (dua) bagian yaitu sumber pendanaan intern dan sumber pendanaan

ekstern. Sumber pendanaan intern diperoleh dari laba ditahan dan cadangan

sedangkan sumber pendanaan eksternal diperoleh dari hutang, penerbitan saham

maupun penerbitan obligasi. Kombinasi pemilihan struktur modal merupakan hal

penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan karena kombinasi pemilihan

struktur modal tersebut juga akan mempengaruhi biaya modal (cost of capital) yang

dikeluarkan perusahaan. Tingkat biaya modal adalah biaya yang harus dikeluarkan

perusahaan untuk mendapatkan dana untuk membiayai investasinya.

Menurut Harahap (2011) kewajiban adalah saldo kredit atau jumlah yang

harus dipindahkan dari saat tutup buku ke periode tahun berikutnya berdasarkan

pencatatan yang sesuai dengan prinsip akuntansi (saldo kredit bukan akibat saldo

negatif aktiva). Dalam keuangan, leverage adalah istilah umum untuk teknik

apapun untuk melipatgandakan keuntungan dan kerugian. Cara umum untuk

mencapai leverage yaitu meminjam uang, membeli aktiva dan menggunakan

turunan. Dalam penelitian ini, leverage atau biasa disebut juga financial leverage

menunjukkan proporsi atas penggunaan hutang untuk membiayai investasinya.

Page 32: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

31

Perusahaan yang tidak mempunyai leverage berarti menggunakan modal sendiri

100%.

Kieso dan Weygand (2011) mendefinisikan hutang sebagai semua

kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, di mana

hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari

kreditur. Pada umumnya terdapat dua kategori hutang, yaitu:

1. Hutang jangka pendek (hutang lancar)

Hutang jangka pendek didefinisikan sebagai kewajiban keuangan

perusahaan yang pelunasannya atau pembayarannya akan dilakukan dalam

jangka pendek (satu tahun) dengan menggunakan aktiva lancar yang

dimiliki oleh perusahaan. Hutang jangka pendek antara lain berupa: hutang

dagang, hutang wesel, hutang pajak, hutang jangka panjang yang segera

jatuh tempo dan penghasilan yang diterima di muka.

2. Hutang jangka panjang

Hutang jangka panjang adalah kewajiban keuangan yang jangka

waktu pembayaran (jatuh temponya) masih jangka panjang (lebih dari

setahun). Hutang jangka panjang meliputi kredit investasi yang disediakan

oleh perbankan, hutang hipotik dan hutang obligasi.

Penggunaan hutang sebagai sumber dana (modal) perusahaan, memiliki

keuntungan dan kelemahan bagi perusahaan tersebut. Keuntungan dari penggunaan

hutang adalah biaya bunga yang dibayarkan perusahaan dapat mengurangi

penghasilan kena pajak sehingga dapat menurunkan biaya efektif atas hutang yang

digunakan perusahaan tersebut. Keuntungan yang kedua adalah pemegang hutang

Page 33: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

32

(debt holder) mendapat pengembalian yang tetap atas biaya bunga yang relatif tetap

sehingga kelebihan keuntungan merupakan klaim pemilik perusahaan.

Struktur modal perusahaan yang diproksikan dengan leverage

berpengaruh negatif terhadap Koefisien respon laba (Dhaliwal dkk,1991).

Untuk perusahaan dengan hutang yang banyak, peningkatan laba akan

menguatkan posisi dan keamanan pemberi pinjaman daripada pemegang

saham. Barclay dan Smith (1998) konsisten dengan teori contracting yang

mengisyaratkan bahwa perusahaan yang mempunyai opsi untuk tumbuh lebih

besar akan mempunyai hutang lebih sedikit. Perusahaan bertumbuh akan

menggunakan free cash flow untuk investasi yang menguntungkan

dibandingkan dengan pembayaran dividen. Perbedaan kebijaksanaan

pendanaan dan deviden akan menimbulkan perbedaan respon pasar yang

berbeda sehingga koefisien respon laba juga akan berbeda.

Jika nilai hutang rendah maka kompensasi terhadap bondholder juga

rendah sehingga kompensasi terhadap investor tinggi. Hal ini memotivasi

investor untuk kurang mempertimbangkan faktor leverage pada perusahaan

bertumbuh sehingga koefisien pengaruh leverage terhadap koefisien respon

laba (ERC) pada perusahaan bertumbuh akan lebih kecil dibandingkan dengan

perusahaan tidak bertumbuh.

Gaver dan Gaver (1993) menyatakan nilai pasar (market

capitalization) mengindikasikan kesempatan perusahaan untuk tumbuh dan

berinvestasi di masa depan. Perusahaan bertumbuh mempunyai kesempatan

investasi di masa datang lebih besar (Kallapur dan Trombley, 1999) sehingga

Page 34: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

33

aliran kas atau kas masa depan yang dinilai sekarang juga besar (Foster,

1996). Aliran kas atau kas masa depan yang dinilai sekarang besar akan

meningkatkan nilai pasar (market capitalization).

Teori Keagenan (Agency Theory)

Adanya pemisahan antara pemilik (principal) dengan manajer (agen) di

suatu perusahaan, maka terdapat kemungkinan terjadinya konflik kepentingan

diantara keduanya. Fakta ini yang merupakan dasar bagi munculnya suatu gagasan

yang bermanfaat yang dikenal sebagai teori keagenan (agency theory). Ketika

pemilik (atau manajer) mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan pada pihak

lain, terdapat hubungan keagenan antara kedua pihak. Hubungan keagenan, seperti

hubungan antara pemegang saham dengan manajer, akan efektif selama manajer

mengambil keputusan investasi yang konsisten dengan kepentingan pemegang

saham. Namun, ketika kepentingan manajer berbeda dengan kepentingan pemilik,

maka keputusan yang diambil oleh manajer kemungkinan besar akan

mencerminkan preferensi manajer dibandingkan dengan pemilik (Pearce dan

Robinson, 2009:47).

Secara umum, para pemilik ingin memaksimalkan nilai saham. Ketika

manajer juga memiliki sejumlah besar saham perusahaan tersebut, maka manajer

pasti akan memiliki strategi yang menghasilkan kenaikan nilai saham. Namun,

ketika lebih berperan sebagai agen, bukan sebagai pemilik, manajer lebih memilih

strategi yang akan meningkatkan kompensasi pribadi dan bukan pengembalian

kepada pemilik.

Page 35: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

34

Jadi sesuai dengan yang dinyatakan dalam teori keagenan, manajer yang

egois akanbertindak dalam cara-cara yang meningkatkan kesejahteraan mereka

sendiri dengan mengorbankan keuntungan pemegang saham, maka pemilik yang

telah mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan pada agen mereka akan

kehilangan potensi keuntungan yang seharusnya dapat dihasilkan dari strategi yang

mengoptimalkan keinginan pemilik dan adanya biaya sistem pemantauan dan

pengendalian yang dirancang untuk meminimalkan konsekuensi dari keputusan

manajemen yang berfokus pada kepentingan sendiri. Secara keseluruhan, biaya

masalah keagenan dan biaya dari tindakan yang dilakukan untuk meminimalkan

masalah keagenan tersebut sebagai biaya keagenan (agency cost). Biaya keagenan

ditemukan ketika terdapat perbedaan kepentingan antara pemegang saham dengan

manajer, atasan dengan bawahan, antar manajer dari departemen, atau kantor

cabang yang saling bersaing.

Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori keagenan sebagai

hubungan antara agen (manajemen suatu usaha) dan principal (pemilik usaha). Di

dalam hubungan keagenan terdapat suatu kontrak dimana satu orang atau

lebih (principal) memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas

nama prinsipal dan memberi wewenang kepada agen untuk membuat keputusan

yang terbaik bagi prinsipal.

Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan hubungan keagenan sebagai

sebuah kontrak antara satu orang atau lebih (prinsipal) yang menyewa orang lain

(agen) untuk melakukan beberapa jasa atas nama pemilik yang meliputi

pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Timbulnya

Page 36: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

35

masalah keagenan disebabkan ketika prinsipal kesulitan untuk memastikan bahwa

agen bertindak untuk memaksimumkan kesejahteraan pemilik.

Menurut Jensen dan Meckling (1976) agency theory adalah sebuah kontrak

antara manajer (agent) dengan pemilik (principal). Agar hubungan kontraktual ini

dapat berjalan dengan lancar, pemilik akan mendelegasikan otoritas pembuatan

keputusan kepada manajer. Perencanaan kontrak yang tepat untuk menyelaraskan

kepentingan manajer dan pemilik dalam hal konflik kepentingan inilah yang

merupakan inti dari agency theory. Namun untuk menciptakan kontrak yang tepat

merupakan hal yang sulit diwujudkan. Oleh karena itu, investor diwajibkan untuk

memberi hak pengendalian residual kepada manajer (residual control right) yakni

hak untuk membuat keputusan dalam kondisi-kondisi tertentu yang sebelumnya

belum terlihat di kontrak.

Manajemen Laba

Manajemen laba dapat dilihat dari kedua perspektif yaitu pelaporan

keuangan dan perspektif kontraktor. Dari perspektif pelaporan keuangan, manajer

dapat menggunakan manajemen laba untuk memenuhi peramalan laba oleh analis,

sehingga dapat menghindari reaksi negatif yang kuat pada harga saham yang

bereaksi dengan cepat akibat kegagalan perusahaan untuk memenuhi harapan

investor. Juga, mereka dapat mencatat adanya penghapusan asset atau hutang

secara berlebihan, atau melakukan penekanan pada sumber pendapatan lain selain

laba bersih. Beberapa taktik menunjukkan bahwa manajer tidak sepenuhnya

menerima efisiensi pasar sekuritas. (Scott, 2000) Manajemen dapat melakukan

Page 37: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

36

manajemen laba untuk menciptakan semacam arus kenaikan laba yang lebih stabil

dan dan berkembang dari waktu ke waktu. Manajemen laba dapat dapat menjadi

semacam alat untuk mengkomunikasikan informasi dari dalam manajemen kepada

investor. Akan tetapi, terlalu banyak manajemen laba, pada akhirnya akan

mengurangi kemampuan investor untuk menafsirkan laba bersih saat ini, terutama

jika manajemen laba ditanamkan pada laba inti atau sebaliknya tidak sepenuhnya

diungkapkan. Pemahaman mengenai manajemen laba penting untuk dipahami

karena manajemen laba sangat berhubungan dengan kemanfaatan laba bersih (net

income), baik untuk tujhuan pelaporan keuangan maupun untuk pengambilan

keputusan investor.

Menurut Scoot (2000), pola manajemen laba dapat dilakukan dengan cara

sebagai berikut:

1. Taking a Bath.

Taking a bath adalah pola manajemen laba yang dilakukan dengan cara

menjadikan laba perusahaan pada periode berjalan menjadi sangat ekstrim

rendah (bahkan rugi) atau sangat ekstrim tinggi dibandingkan dengan laba pada

periode

sebelumnya atau sesudahnya. Taking a bath terjadi selama periode adanya

tekanan organisasi atau pada saat terjadinya reorganisasi, seperti pergantian

CEO baru. Teknik ini mengakui adanya biaya-biaya pada periode yang akan

datang dan kerugian pada periode berjalan ketika terjadi keadaan buruk

yang tidak menguntungkan dan tidak bisa dihindari pada periode berjalan.

Konsekuensinya, manajemen menghapus beberapa aktiva atau

Page 38: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

37

membebankan perkiraan-perkiraan biaya mendatang. Akibatnya laba pada

periode berikutnya akan lebih tinggi dari seharusnya.

2. Income Minimization.

Income minimization adalah pola manajemen laba yang dilakukan dengan

cara menjadikan laba pada laporan keuangan periode berjalan lebih rend

ah daripada laba sesungguhnya. Income minimization biasanya dilakukan pada

saat

profitabilitas perusahaan sangat tinggi dengan maksud agar tidak mendap

at perhatian secara politis. Kebijakan yang diambil dapat berupa penghapusan

atas

barang modal dan aktiva tak berwujud, pembebanan pengeluaran iklan,

pengeluaran biaya R&D, dan lain-lain. Cara ini mirip dengan taking a bath

tetapi lebih halus. Cara ini dilakukan pada saat profitabilitas perusahaan sangat

tinggi, sehingga jika periode yang akan datang diperkirakan laba turun drastis

dapat diatasi dengan mengambil laba periode sebelumnya.

3. Income Maximization.

Maksimisasi laba (income maximization) adalah pola manajemen laba yang

dilakukan dengan cara menjadikan laba pada laporan keuangan periode berjalan

lebih tinggi daripada laba sesungguhnya. Income maximization

dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh bonus yang lebih besar,

meningkatkan keuntungan, dan untuk menghindari dari pelanggaran atas

kontrak hutang jangka panjang. Income maximization dilakukan dengan cara

mempercepat pencatatan pendapatan, menunda biaya dan memindahkan biaya

Page 39: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

38

untuk periode lain. Dilakukan pada saat laba menurun. Tindakan atas income

maximization bertujuan untuk melaporkan net income yang tinggi untuk tujuan

bonus yang besar. Pola ini dilakukan oleh perusahaan yang melakukan

pelanggaran perjanjian hutang.

4. Income Smoothing.

Income smoothing atau perataan laba merupakan salah satu bentuk

manajemen laba yang dilakukan dengan cara membuat laba akuntansi

relatif konsisten (rata atau smooth) dari periode ke periode. Dalam hal i

ni pihak manajemen dengan sengaja menurunkan atau meningkatkan laba

untuk mengurangi gejolak dalam pelaporan laba, sehingga perusahaan terlihat

stabil atau tidak berisiko tinggi. Sebagai contoh, ketika penghasilan saat

sekarang relatif rendah, tetapi penghasilan di masa mendatang diperkirakan

relatif tinggi, maka pihak

manajer akan melakukan pemilihan metode akuntansi yang dapat mening

katkan discretionary accruals pada saat sekarang. Dampaknya,

manajer dalam lingkungan pekerjaan seperti ini akan meminjam

penghasilannya di masa mendatang. Sedangkan jika pada saat sekarang

penghasilan relatif bernilai tinggi, tetapi penghasilan dimasa mendatang

diperkirakan relatif rendah, maka pihak manajer akan melakukan pemilihan

metode akuntansi yang dapat menurunkan discretionary accruals untuk saat

sekarang. Pihak manajer dengan efektif akan menabung penghasilannnya saat

sekarang untuk kemungkinan penggunaan di masa mendatang. Dilakukan

perusahaan dengan cara meratakan laba yang dilaporkan sehingga dapat

Page 40: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

39

mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar karena pada umumnya investor

lebih menyukai laba yang relatif stabil.

II. 2. Penelitian Terdahulu

Review penelitian ini berupa hasil penelitian terdahulu sebelumnya yang

memiliki kemiripan dan atau perbedaan tertentu dengan penelitian yang akan

dilakukan, objek yang diteliti, waktu dan tempat penelitian, metode penelitian,

jumlah dan jenis sampel yang digunakan maupun temuan yang telah dan akan

dihasilkan. Review penelitian terdahulu ini bersumber dari jurnal hasil penelitian

yang telah dipublikasikan.

Hasil penelitian Easton dan Zmijewski (1989), serta Collins dan Kothari

(1989) menunjukkan bahwa respon pasar terhadap laba bervariasi tergantung jenis

perusahaan serta rentang waktu. Penelitian-penelitian ini mengungkapkan sebuah

dimensi baru untuk kandungan informasi dari laba dan dalam prosesnya, mereka

tidak menemukan bahwa reaksi return saham terhadap laba kejutan sangat mudah

berubah.

Pertumbuhan dan koefisien respon laba telah dikemukakan oleh Collins

dan Kothari (1989) mempunyai hubungan positif. Perusahaan bertumbuh akan

mempunyai koefisien respon laha yang lehih tinggi, karena perusahaan tersebut

mempunyai kesempatan memperoleh laba di masa akan datang lebih tinggi.

Kandungan informasi laba tersebut merupakan berita baik sehingga dapat

meningkatkan respon pasar.

Page 41: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

40

Dhaliwal et al. (1991) menunjukkan bahwa earnings response coefficient

berhubungan negatif dengan tingkat leverage. Perusahaan dengan tingkat leverage

yang tinggi berarti memiliki utang yang lebih besar dibandingkan modal. Untuk

perusahaan dengan hutang yang banyak, peningkatan laba akan menguatkan

posisi dan keamanan pemberi pinjaman daripada pemegang saham.

Penelitian untuk menguji kegunaan informasi akuntansi dapat dilakukan

dengan menguji apakah pemilihan kebijakan akuntansi yang berdampak terhadap

laba mempunyai konsekuensi ekonomi bagi pihak - pihak yang berkepentingan

terhadap informasi akuntansi. Dalam penelitian akuntansi berbasis economic

consequences, penentuan kebijakan akuntansi yang berdampak terhadap laba

adalah penting, karena mempunyai konsekuensi ekonomi bagi pihak - pillak yang

berkepentingan terhadap perusahaan, misalnya manajer, investor, ,dan kreditor.

Laba menjadi dasar keputusan bagi pihak - pihak yang berkepentingan pada

perusahaan.

Penelitian-penelitian earnings management banyak dilakukan dengan

motivasi-motivasi seperti program bonus berbasis laba (Healy, 1985). Penelitian

Healy yang berdasarkan pada teori akuntansi positif berusaha menjelaskan dan

meramalkan pilihan manajer dalam menentukan kebijakan akuntansi. Healy

menyimpulkan bahwa perusahaan yang menerapkan skema bonus plan untuk

kompensasi manajer, cenderung akan memaksimalkan laba periode sekarang. Dari

hasil penelitiannya dapat disimpulkan mengenai bagaimana dan dalam kondisi

seperti apa manajer akan menerapkan praktek manajemen laba.

Page 42: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

41

Penelitian yang mengkaitkan praktek manajemen laba dengan ekspektasi

investor terhadap laba dilakukan oleh Bartov, Givoly dan Hayn (2002) dan Skinner

dan Sloan (2002). Dari kedua penelitian tersebut ditemukan bahwa perusahaan

dengan manajemen laba yang diindikasikan dengan adanya pelaporan laba lebih

besar dari yang diharapkan akan mengalami kenaikan harga saham yang signifikan

yang bagi investor ini mencerminkan kemungkinan kinerja dimasa depan yang

baik. Sebaliknya perusahaan yang gagal dalam memenuhi ekspektasi pelaporan

laba, akan mengalami penurunan harga saham yang signifikan. Bartov et al,

meneliti dari abnormal return yang lebih besar pada perusahaan yang memenuhi

ekspektasi investor dengan melaporkan laba lebih besar dari pada perusahaan yang

gagal memenuhi ekspektasi investor. Skinner dan Sloan (2002) menemukan adanya

return saham negative pada perusahaan yang gagal memenuhi ekspektasi laba

investor.

Penelitian Jones (1991) menguji manajemen laba pada perusahaan yang

melaporkan laba yang lebih rendah dalam periode investigasi, apakah perusahaan

tersebut menerapkan kebijakan akrual. Cara yang efektif untuk melaporkan laba

yang lebih rendah dari seharusnya dan sulit untuk dideteksi adalah dengan cara

memanipulasi kebijakan akuntansi yang berhubungan dengan akuntansi akrual. Ini

yang sering dinamakan dengan discretionary accruals. Konsep estimasi akrual

diskresioner ini adalah model yang saat ini diterima untuk metodologi estimasi ada

tidaknya manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan.

Page 43: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

42

II.3. Kerangka Pemikiran

Schipper dan Vincent (2003) menyatakan bahwa kualitas laporan keuangan

pada umumnya adalah penting bagi mereka yang menggunakan laporan keuangan

karena untuk tujuan kontrak dan pengambilan keputusan investasi. Laporan

keuangan yang tidak menyajikan fakta yang sebenarnya tentang kondisi ekonomis

perusahaan mengakibatkan informasi yang diharapkan dapat mendukung

pengambilan keputusan menjadi diragukan kualitasnya.

Pertumbuhan perusahaan menandakan bahwa perusahaan memiliki

prospek yang menguntungkan di masa depan. Perusahaan yang mempunyai

prospek dimasa depan seharusnya akan menarik minat investor dan mempengaruhi

nilai pasar perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian Collins dan Kothari

(1989) yang membuktikan bahwa pertumbuhan dan koefisien respon laba

mempunyai hubungan positif.

Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi berarti memiliki utang

yang lebih besar dibandingkan modal. Dengan demikian jika terjadi peningkatan

laba (sebelum bunga) pada perusahaan dengan leverage yang tinggi, maka yang

diuntungkan adalah pemberi pinjaman. sedangkan pada perusahaan dengan

tingkat leverage yang rendah maka kompensasi terhadap pemberi pinjaman

juga rendah sehingga kompensasi terhadap investor tinggi. Oleh karenanya

perusahaan dengan tingkat leverage tinggi memiliki koefisien respon laba

yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang leverage nya

rendah.

Manajemen laba dapat dapat menjadi semacam alat untuk

Page 44: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

43

mengkomunikasikan informasi dari dalam manajemen kepada investor. Akan

tetapi, terlalu banyak manajemen laba, pada akhirnya akan mengurangi

kemampuan investor untuk menafsirkan laba bersih saat ini, terutama jika

manajemen laba ditanamkan pada laba inti atau sebaliknya tidak sepenuhnya

diungkapkan. Dalam hal ini manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan dapat

secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi pengambilan keputusan

investor yang dicerminkan dalam nilai pasar perusahaan.

II. 4. Hipotesis Penelitian

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas laporan keuangan antara lain

adalah pertumbuhan dan leverage.

Menurut Collin dan Kothari (1989), pertumbuhan dapat diukur dengan

melihat perusahaan yang terus menerus tumbuh, yang dengan mudah menarik

modal, dan merupakan sumber pertumbuhan, informasi laba pada perusahaan-

perusahaan ini akan direspon positif oleh pemodal. Penggunaaan laba akuntansi

untuk menilai kualitas informasi laporan keuangan dapat dilihat dari adanya

hubungan antara laba akuntansi dan harga saham. Apabila laba dan harga saham

memiliki hubungan, maka laba dikatakan memiliki kandungan informasi. Kinerja

saham perusahaan yang tercermin dari fluktuasi harga saham dan volume

perdagangan saham ini yang pada akhirnya akan menentukan return perusahaan.

Peningkatan pendapatan perusahaan biasanya mengindikasikan kesempatan

perusahaan untuk dapat tumbuh dan berkembang (Chen, et. al, 2005)

Page 45: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

44

H1 : Pertumbuhan berpengaruh terhadap koefisien respon laba.

Weston dan Copeland (1992) memberikan definisi struktur modal sebagai

pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan

modal pemegang saham. Faktor struktur modal seringkali diproksikan dengan

leverage. Dhaliwal et al. (1991) menunjukkan bahwa earnings response coefficient

berhubungan negatif dengan tingkat leverage. Jadi dapat dikatakan bahwa

perusahaan dengan tingkat leverage tinggi memiliki koefisien respon laba

yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang leverage nya

rendah.

H2 : Leverage berpengaruh terhadap koefisien respon laba.

Bartov, Givoly dan Hayn (2002) dan Skinner dan Sloan (2002) menemukan

bahwa perusahaan dengan manajemen laba yang diindikasikan dengan adanya

pelaporan laba lebih besar dari yang diharapkan akan mengalami kenaikan harga

saham yang signifikan dan sebaliknya perusahaan yang gagal dalam memenuhi

ekspektasi pelaporan laba, akan mengalami penurunan harga saham yang

signifikan. Manajemen laba dapat menyebabkan kekeliruan dalam pelaporan

keuangan sebagai bentuk akibat dari konflik kepentingan antara agen dan prinsip.

Menurut Scott (2000) Pemahaman mengenai manajemen laba penting

untuk dipahami karena manajemen laba sangat berhubungan dengan kemanfaatan

laba bersih (net income), baik untuk tujuan pelaporan keuangan maupun untuk

pengambilan keputusan investor. Manajemen laba adalah pilihan bagi manajer

berkaitan dengan kebijakan akuntansi yang akan diterapkan dalam mencapai

tujuan tertentu. Akan tetapi terlalu banyak manajemen laba, pada akhirnya akan

Page 46: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

45

mengurangi kemampuan investor untuk menafsirkan laba bersih saat ini, terutama

jika manajemen laba ditanamkan pada laba inti atau sebaliknya tidak sepenuhnya

diungkapkan.

H3 : Manajemen Laba berpengaruh terhadap koefisien respon laba.

H4 : Terdapat pengaruh pertumbuhan dan leverage terhadap koefisien respon laba

dengan dimoderasi oleh manajemen laba.

BAB III

OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Sampel dan Data

Populasi penelitian ini meliputi seluruh perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampel ditentukan secara purposive

sampling. Pada teknik ini sampel yang diambil adalah sampel yang memiliki

kriteria-kriteria tertentu. Perusahaan yang dijadikan sampel merupakan perusahaan

yang memenuhi kriteria sebagai berikut: (1) Perusahaan manufaktur yang

menerbitkan laporan keuangan yang menerbitkan laporan keuangan auditan tiap

31 Desember, periode 2009 sampai dengan desember 2014, (2) Emiten yang saham

biasanya aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia selama masa amatan,

karena emiten yang sahamnya tidak aktif diperdagangkan akan mengganggu proses

analisis, sehingga dikeluarkan. Pemilihan sektor manufaktur sebagai sampel

mengacu pada penelitian Chen, et. al (2005) dan untuk tujuan homogenitas sampel

sehingga hasil yang bias bisa dihindari.

Page 47: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

46

Sedangkan data yang dibutuhkan antara lain :

1. Data laporan keuangan tahunan untuk periode yang berakhir pada tanggal

31 Desember (laporan laba rugi) dan per tanggal 31 Desember (neraca)

selama tahun yang bersangkutan.

2. Data abnormal return

3. Return saham dan return saham ekspektasi

4. Harga saham dan Volume perdagangan saham

5. Laporan arus kas perusahaan

III.2. Definisi Operasional Variabel Penelitian dan Pengukurannya

Variabel Dependen

Koefisien Respon Laba / Earnings Response Coefficient (ERC)

Besarnya ERC diperoleh dengan melakukan beberapa tahap perhitungan.

Tahap pertama menghitung cumulative abnormal return(CAR) masing-masing

sampel dan tahap kedua menghitung unexpected earnings (UE) sampel.

1). Cumulative abnormal return (CAR). Cumulative abnormal return

(CAR)merupakan proksi dari harga saham atau reaksi pasar.

Ab(R) = Rit – RI

Di mana :

- Ab(R) :Abnormal return sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke t

- Rit :Return saham ke-i pada periode peristiwa ke t

- Ri :Return ekspektasi sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke t

Page 48: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

47

Pendapatan saham yang sebenarnya (actual return) merupakan pendapatan yang

telah diterima investor berupa capital gain yang didapatkan dari perhitungan:

Rit = P t – Pt -1 / Pt-1

Di mana :

- Rit =Actual return Saham Perusahaan i pada hari t

- Pt =Harga saham pada hari ke t

- Pt-1 =Harga saham pada hari t-1

Model Return Ekspektasi yang digunakan untuk estimasi abnormal return adalah

Mean-adjusted return (Brown dan Warner, 1985) yang didefinisikan:

T2

∑ E(Rit)

J=t1

Ri = ------------

T

Di mana:

- Ri =Return ekspektasi sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t

- E(Rit) =Return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-t

- T =Lamanya periode estimasi, yaitu dari t1 sampai dengan t2

Periode estimasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100 hari. Alasan

digunakan periode pengamatan ini adalah untuk memperkecil confounding effect

yang kemungkinkan mempengaruhi perilaku data.

Rumus perhitungan CAR adalah:

Page 49: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

48

CARit = ∑ ARit

-ARit = abnormal return untuk saham i pada hari t

2). Unexpected Earnings (UE)Unexpected earnings diukur sebagai berikut :

(Eit – Eit-1)

UEit = --------------

Eit-1

Di mana:

- UEit = unexpected earnings perusahaan i pada periode (tahun) t

- Eit = Laba akuntansi perusahaan i pada periode (tahun) t

- Eit-1 = Laba akuntansi perusahaan i pada periode (tahun) sebelumnya (t-1)

Variabel Independen

1. Pertumbuhan Pendapatan

Growth in revenue (GR) mengukur perubahan pendapatan perusahaan. Peningkatan

pendapatan perusahaan biasanya mengindikasikan kesempatan perusahaan untuk

dapat tumbuh dan berkembang (Chen, et. al, 2005). Rumus yang digunakan dalam

penelitian ini mengacu pada rumus yang digunakan oleh penelitian sebelumnya

(Chen, et. al, 2005), yaitu:

GR= {(Pendapatan penjualan tahun ke-t ÷ Pendapatan Penjualan tahun ke-t-1) –

1} x 100%

2. Leverage

Variabel ini sesuai dengan penelitian Dhaliwal dkk, 1991 menyatakan bahwa

default risk perusahaan di ukur dengan leverage. Leverage adalah rasio total

hutang dengan total aset perusahaan.

Page 50: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

49

TUit

Lev it =-----------

TAit

Di mana :

- TU = Total utang perusahaan i pada tahun t

- TA = Total aset perusahaan i pada tahun t

Variabel Pemoderasi

Manajemen Laba

Manajemen laba adalah suatu kondisi dimana manajemen melakukan

intervensi dalam proses penyusunan laporan keuangan bagi pihak eksternal

sehingga meratakan, menaikkan, dan menurunkan pelaporan laba. Pengukuran

manajemen laba menggunakan kualitas akrual dengan memperhitungkan

discretinary accrual (DAC). Dalam penelitian ini penggunaan discretionary

accruals sebagai proksi manajemen laba dihitung dengan menggunakan Modified

Jones Model (Dechow et al., 1995). Untuk mengukur DAC, terlebih dahulu akan

mengukur total akrual. Total akrual diklasifikasikan menjadi komponen

discretionary dan nondiscretionary dengan tahapan:

a. Mengukur total accrual dengan menggunakan model Jones yang

dimodifikasi. Total Accrual (TAC) = laba bersih setelah pajak (net income)

– arus kas operasi (cash flow from operating).

b. Menghitung nilai accruals yang diestimasi dengan persamaan regresi OLS

(Ordinary Least Square):

Page 51: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

50

TACt/ A

t-1 = α

1(1/ A

t-1) + α

2((ΔREV

t - ΔREC

t) / A

t-1) + α

3(PPE

t / A

t-

1) + e

Dimana

TACt

: total accruals perusahaan i pada periode t

At-1

: total aset untuk sampel perusahaan i pada akhit tahun t-1

REVt

: perubahan pendapatan perusahaan i dari tahun t-1 ke tahun t

RECt

: perubahan piutang perusahaan i dari tahun t-1 ke tahun t

PPEt

:aktiva tetap (gross property plant and equipment) perusahaan tahun

c. Menghitung nondiscretionary accruals model (NDA) adalah sebagai

berikut:

NDAt = α1(1/ A

t-1) + α

2((ΔREV

t - ΔREC

t) / A

t-1) + α

3(PPE

t / A

t-1

Dimana

NDAt : nondiscretionary accruals pada tahun t

α : fitted coefficient yang diperoleh dari hasil regresi pada perhitungan

total accruals

d. Menghitung discretionary accruals

DACt : (TACt / A

t-1) - NDA

t

Dimana

DACt : discretionary accruals perusahaan i pada periode t

III. 3. Metode Penelitian

Page 52: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

51

Sebelum melakukan uji statistik langkah awal yang harus dilakukan adalah

screening terhadap data yang akan diolah. Salah satu asumsi penggunaan statistik

parametrik adalah asumsi normalitas multivariat. Normalitas multivariat

merupakan asumsi bahwa setiap variabel dan semua kombinasi linier dari variabel

berdistribusi normal. Jika asumsi ini dipenuhi,maka nilai residual dari analisis juga

berdistribusi normal dan independen.

Asumsi normalitas multivariat berlaku baik untuk distribusi variabel itu

sendiri (dalam ungroup data) atau terhadap sampling distribution means variable

(dalam group data). Dalam group data, jika terdapat normalitas multivariat hal ini

berarti setiap variabel dengan sendirinya terdistribusi secara normal dan hubungan

antar pasang variabel adalah linier dan homoskedastik (variance dari satu variabel

adalah sama untuk semua nilai variabel lainnya). Asumsi normalitas multivariate

ini dapat diuji dengan melihat normalitas linieritas, dan homoskedastisitas variabel

atau melalui residualnya (Ghozali, 2011).

Teknik Analisis Data

Persamaan atau model yang digunakan dalam penelitian ini untuk menentukan

earnings response coefficient masing-masing sampel, adalah :

CARit = α0 + α1UEit + Ɛit

Di mana :

- α1 = Koefisien respon laba

- CARit = return abnormal kumulatif perusahaan i selama periode jendela

- UEit =Unexpected Earnings

Page 53: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

52

- Ɛit =Komponen error dalam model atas perusahaan i pada periode t

Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis

regresi, akan dilakukan uji asumsi klasik. Asumsi dasar yang harus dipenuhi

yaitu tidak terjadi multikolinieritas, tidak terjadi autokorelasi, tidak terjadi

heteroskedastisitas (Gujarati, 1995).

Berikut ini adalah cara untuk mendeteksi munculnya gejala penyimpangan

dari ketiga asumsi klasik di atas.

(1) Multikolinieritas, untuk menguji multikolinieritas dengan melihat nilai VIF

= 1/(1-𝑟2), jika mendekati 1 berarti multikol tidak berbahaya (Gujarati,

1995).

(2) Autokorelasi, untuk mendeteksi adanya gejala autokolerasi ini dapat

digunakan uji Durbin-watson test.

(3) Heterokedastisitas, untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas dapat

dilakukan dengan cara uji korelasi Rank Sperman.

III. 4. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Menghitung nilai Cumulative Abnormal Return (CAR) untuk sepanjang

tahun amatan (2009-2014) untuk tiap perusahaan

2. Tahap kedua menghitung unexpected earnings (UE) sampel

Page 54: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

53

3. Melakukan regresi :

Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan, kesempatan bertumbuh, struktur modal

dan ukuran perusahaan terhadap ERC dengan manajemen laba sebagai variabel

pemoderasi, Secara matematis persamaannya adalah :

ERCit = β0 + β 1GRit + β 2LEVit + β 3KAit + β 4 GRKAit + β 5LEVKAit + Ɛit

Di mana :

ERCit =Koefisien respon laba perusahaan i pada periode t

GRit = Pertumbuhan perusahaan i pada periode t

LEVit = Leverage perusahaan i pada periode t

KAit = Manajemen Laba Perusahaan i pada periode t

Untuk keperluan pengujian hipotesis maka persamaan regresi yang diadopsi adalah

persamaan yang sesuai dengan Dhaliwal et al, 1991 (Kim, Willet dan Jang,2002).

Persamaan regresi untuk pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :

CARit = β0 + β1UEit + β2GRit + β3LEVit + β4KAit + β5GRKAit + β6LEVKAit

+ Ɛit

Di mana :

CARit = return abnormal kumulatif perusahaan i selama periode jendela

UEit =Unexpected Earnings

GRit = Pertumbuhan perusahaan i pada periode t

LEVit = Leverage perusahaan i pada periode t

KAit = Manajemen Laba

Page 55: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

54

GRKAit = Variabel interaksi antara pertumbuhan dengan variabel pemoderasi

manajemen laba

LEVKAit = Variabel interaksi antara leverage dengan variabel pemoderasi

manajemen laba

Analisis Regresi

Analisis regresi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar hubungan

antar variabel dependen maupun variabel independen. Pengujian statistik yang

dilakukan meliputi :

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Pengukuran koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui persentase

variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil tersebut akan memberikan

gambaran seberapa besar variabel dependen akan mampu dijelaskan oleh variabel

independen, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Nilai

koefisien determinasi (R2) yang mendekati 1 berarti variabel independen

memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk menguji variabel dependen

(Ghozali, 2011:97).

Uji Statistik t

Uji statistik t dilakukan untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh

masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial

(terpisah). Dasar pengambilan keputusan :

Page 56: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

55

a. Jika t hitung < t tabel maka variabel independen secara individual tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen.

b. Jika t hitung > t tabel maka variabel independen secara individual

berpengaruh terhadap variabel dependen.

Uji t dapat juga dilakukan dengan hanya melihat nilai signifikansi t masing-

masing variabel yang terdapat pada output hasil regresi menggunakan SPSS. Jika

angka signifikansi t lebih kecil dari α (0,05) maka dapat dikatakan bahwa ada

pengaruh yang kuat antara variabel independen dengan variabel dependen (Ghozali,

2011:98).

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV.1. Deskripsi Unit Analisis

Unit analisis adalah perusahaan, dan populasi adalah perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia, khususnya untuk sektor utama dan manufaktur.

Penentuan unit analisis tersebut tepat karena dalam penelitian ini yang diuji adalah

kualitas informasi laba atau kualitas informasi keuangan. Untuk pengujian

kebermanfaatan informasi keuangan tersebut mengacu pada kemampuan informasi

keuangan dalam memenuhi tujuannya. Laporan keuangan dibuat untuk

mengkomunikasikan informasi keuangan perusahaan kepada para pemakai,

sehingga untuk menguji kebermanfaatan informasi tersebut penelitian ini

mengamati reaksi investor terhadap informasi yang disajikan oleh perusahaan. Hal

Page 57: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

56

ini merupakan perspektif dari tujuan pelaporan keuangan yaitu kegunaan

pengambilan keputusan dan perspektif konsekuensi ekonomis.

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Variabel

pertumbuhan dan leverage perusahaan diperoleh dari perhitungan unsur- unsur

laporan keuangan sebagaimana tersaji sebagai informasi bagi pengguna laporan

keuangan, yaitu laba akuntansi, penjualan, total asset, total hutang dan total ekuitas.

Kualitas akrual sebagai variabel pengujian manajemen laba dalam hal ini

diberlakukan sebagai variabel pemoderasi. Untuk perhitungan kualitas akrual

dipergunakan data informasi laporan keuangan perusahaan seperti laba akuntansi,

arus kas operasi, total asset, pendapatan, piutang usaha, dan total asset tetap.

Variabel koefisien respon laba sebagai variabel dependen dalam penelitian ini

diperoleh dengan cara melakukan perhitungan terlebih dahulu atas sumber data

selain berupa informasi laporan keuangan juga informasi pasar yang

dipublikasikan dan diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory berupa

harga saham harian. Langkah-langkahnya dengan terlebih dahulu mencari besaran

return ekspektasi dengan periode estimasi 100 hari dari -105 hingga -6 dari tanggal

penyampaian laporan keuangan untuk publikasi dan selanjutnya menghitung

abnormal return untuk periode jendela 11 hari disekitar tanggal pelaporan

keuangan.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor manufaktur dan

sektor utama yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2007-

2014. Sedangkan periode untuk penelitian adalah antara tahun 2009 hingga 2014.

Periode waktu yang ditentukan mengacu pada penelitian-penelitian pasar modal di

Page 58: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

57

Indonesia yang menggunakan periode antara 3 hingga 5 tahun dan dengan

mempertimbangkan asumsi pada teori efisiensi pasar modal, bentuk efisiensi pasar

modal Indonesia adalah setengah kuat (Indra, 2003; Zahrohnaimah, 2005; Sunarto

2010).

Berdasarkan data yang didapatkan dari www.idx.co.id maupun dari

www.icamel.go.id terdapat 110 perusahaan sektor manufaktur dan 22 perusahaan

sektor utama yang terdaftar aktif di BEI dan aktif selama periode yang diteliti.

Diantara perusahaan tersebut terdapat perusahaan yang tidak memenuhi kriteria dan

tidak memiliki kelengkapan data, sehingga berdasarkan purposive random

sampling diperoleh sampel sebanyak 82 perusahaan manufaktur dan perusahaan

sektor utama, sebagai jumlah observasi penelitian.

Tabel 4.1.Jumlah Perusahaan Untuk Puposive Sampling

Jumlah seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI hingga

periode Desember 2014

507

Perusahaan dengan masa listing dari tahun 2007 hingga 2014

untuk sektor manufaktur dan sektor utama

132

Perusahaan yang menyerahkan laporan kuartalan per 30 Juni

selama peride penelitian (2008-2014)

82

Tabel 4. 2. Daftar Perusahaan Sektor Utama Yang Menjadi Sampel Penelitian

No. Kode Nama Tanggal Pendaftaran

1 AALI Astra Agro Lestari Tbk 09-Des-1997

2 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk 27-Nop-1997

3 BUMI Bumi Resources Tbk 30-Jul-90

4 CKRA Cakra Mineral Tbk. 19-Mei-1999

5 INCO Vale Indonesia Tbk 16-Mei-1990

Page 59: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

58

6 KKGI Resource Alam Indonesia Tbk 1-Jul-91

7 MITI Mitra Investindo Tbk 16-Jul-97

8 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 23-Des-2002

9 PTRO Petrosea Tbk 21-Mei-1990

10 SMAR SMART Tbk 20-Nop-1992

11 UNSP Bakrie Sumatera Plantations Tbk 6-Mar-90

12 ADES Akasha Wira International Tbk Tbk 13-Jun-94

13 ADMG Polychem Indonesia Tbk 20-Okt-1993

14 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 11-Jun-97

15 AKPI Argha Karya Prima Ind. Tbk 18-Des-1992

16 ALKA Alakasa Industrindo Tbk 12-Jul-90

17 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk 2-Jan-97

18 APLI Asiaplast Industries Tbk 01-Mei-2000

19 ARNA Arwana Citramulia Tbk 17-Jul-01

20 ASII Astra International Tbk 4-Apr-90

21 AUTO Astra Otoparts Tbk 15-Jun-98

22 BATA Sepatu Bata Tbk 24-Mar-82

23 BIMA Primarindo Asia Infrastructure Tbk 30-Agust-1994

24 BRAM Indo Kordsa Tbk 5-Sep-90

25 BRNA Berlina Tbk 06-Nop-1989

26 BTON Betonjaya Manunggal Tbk 18-Jul-01

27 BUDI PT Budi Starch & Sweetener Tbk./budi acid 08-Mei-1995

28 CNTX Centex Tbk 22-Mei-1979

29 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 18-Mar-91

30 CTBN Citra Tubindo Tbk 28-Nop-1989

31 DLTA Delta Djakarta Tbk 12-Feb-84

32 DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk 08-Agust-1990

33 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk 11-Nop-1994

34 EKAD Ekadharma International Tbk 14-Agust-1990

35 ERTX Eratex Djaja Tbk 21-Agust-1990

36 ESTI Ever Shine Textile Industry Tbk 13-Okt-1992

Page 60: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

59

37 ETWA Eterindo Wahanatama Tbk 16-Mei-1997

38 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk 01-Des-1994

39 FPNI PT Lotte Chemical Titan Tbk. 21-Mar-02

40 GDYR Goodyear Indonesia Tbk 01-Des-1980

41 GGRM Gudang Garam Tbk 27-Agust-1990

42 GJTL Gajah Tunggal Tbk 08-Mei-1990

43 IGAR Champion Pacific Indonesia Tbk 05-Nop-1990

44 IKAI Intikeramik Alamasri Industri Tbk 4-Jun-97

45 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk 15-Sep-93

46 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 14-Jul-94

47 INDR Indorama Synthetics Tbk 03-Agust-1990

48 INDS Indospring Tbk 10-Agust-1990

49 INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk 16-Jul-90

50 JKSW Jakarta Kyoei Steel Works Tbk 06-Agust-1997

51 JPFA JAPFA Comfeed Indonesia Tbk 23-Okt-1989

52 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk 4-Jul-01

53 KBLI KMI Wire and Cable Tbk 6-Jul-92

54 KICI Kedaung Indah Can Tbk 28-Okt-1993

55 KLBF Kalbe Farma Tbk 30-Jul-91

56 LION Lion Metal Works Tbk 20-Agust-1993

57 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk 17-Okt-1994

58 LMSH Lionmesh Prima Tbk 4-Jun-90

59 MERK Merck Tbk 23-Jul-81

60 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 17-Jan-94

61 MRAT Mustika Ratu Tbk 27-Jul-95

62 MYOR Mayora Indah Tbk 4-Jul-90

63 NIPS Nipress Tbk 24-Jul-91

64 PBRX Pan Brothers Tbk 16-Agust-1990

65 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk 23-Sep-96

66 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk 18-Okt-1994

67 PYFA Pyridam Farma Tbk 16-Okt-2001

Page 61: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

60

68 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk 8-Jun-90

69 SKLT Sekar Laut Tbk 8-Sep-93

70 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk 8-Jul-91

71 SRSN Indo Acidatama Tbk 11-Jan-93

72 STTP Siantar Top Tbk 16-Des-1996

73 TBMS Tembaga Mulia Semanan Tbk 30-Sep-93

74 TCID Mandom Indonesia Tbk 23-Sep-93

75 TFCO Tifico Fiber Indonesia Tbk 26-Feb-80

76 TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk 13-Des-1999

77 TRST Trias Sentosa Tbk 2-Jul-90

78 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 17-Jun-94

79 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry Tbk 2-Jul-90

80 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk 18-Apr-02

81 UNVR Unilever Indonesia Tbk 11-Jan-82

82 VOKS Voksel Electric Tbk 20-Des-1990

IV.2. Hasil Penelitian dan Pengujian Hipotesis

IV.2.1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan statistik penelitian yang digunakan untuk

menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang

telah terkumpul sesuai kondisi sesungguhnya. Statistik deskriptif bertujuan untuk

memberikan gambaran mengenai data atau sampel, yang menyajikan pemilihan

sampel, nilai minimum (min), nilai maksimum (max), nilai rata-rata (mean) dan

standar deviasi. Berikut adalah statistik deskriptif pada penelitian ini.

Tabel 4.3. Hasil Statistik Deskriptif

Page 62: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

61

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation Variance

Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic

CAR 407 -.349 .676 .02558 .005527 .111493 .012

UE 407 -48.063 24.382 .00175 .170716 3.444068 11.862

GR 407 -5.4741 37.3908 1.865714 .1857078 3.7465132 14.036

LEV 407 .006 3.210 .54513 .021748 .438754 .193

KA 407 -4.8450 2.6030 .104006 .0171395 .3457761 .120

Valid N (listwise) 407

Sumber : Data Yang Diolah

Hasil perhitungan statistik deskriptif yang dapat dilihat pada tabel hasil

statistik deskriptif menunjukkan bahwa ada variabel yang memiliki nilai minimum

yang negatif. Pada tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah data yang digunakan

dalam penelitian ini sebanyak observasi yang diambil dan diolah dari laporan

keuangan publikasi perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI dan dari ICMD

periode 2009 sampai 2014. Variabel yang dianalisis adalah cummulative abnormal

return, unexpected earning, pertumbuhan pendapatan, leverage dan manajemen

laba sebagai variabel moderasi

Berdasarkan output SPSS diatas, dapat diketahui nilaiminimum, nilai

maksimum, rata-rata dan simpangan baku dari masing-masing data penelitian. CAR

memiliki nilai maksimum sebesar 0,68; nilai minimum sebesar -0,35; rata-rata

sebesar 0,03 dan standar deviasi sebesar 0,11. Unexpected Earnings memiliki nilai

maksimum sebesar 24,38; nilai minimum sebesar -48,06; rata-rata sebesar 0,02 dan

standar deviasi sebesar 3,44. Growth memiliki nilai maksimum sebesar 37.39; nilai

minimum sebesar -5.47; rata-rata sebesar 1.87 dan standar deviasi sebesar 3.75.

Leverage memiliki nilai maksimum sebesar 3,21; nilai minimum sebesar 0,01; rata-

Page 63: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

62

rata sebesar 0,55 dan standar deviasi sebesar 0,44. Dan Kualitas Akrual memiliki

nilai maksimum sebesar 2.60; nilai minimum sebesar -4.85; rata-rata sebesar 0.10

dan standar deviasi sebesar 0.35.

Koefisien Respon Laba

CARit = α0 + α1UEit + Ɛit

Di mana :

- α1 = Koefisien respon laba

- CARit = return abnormal kumulatif perusahaan i selama periode jendela

- UEit =Unexpected Earnings

- Ɛit =Komponen error dalam model atas perusahaan i pada periode t

Besarnya ERC diperoleh dengan melakukan beberapa tahap perhitungan.

Koefisien respon laba diperoleh dengan melakukan perhitungan untuk

mendapatkan data :

1. Pendapatan saham yang sebenarnya (actual return) merupakan pendapatan

yang telah diterima investor berupa capital gain

2. Return Ekspektasi yang digunakan untuk estimasi abnormal return adalah

Mean-adjusted return (Brown dan Warner, 1985)

3. Abnormal Return perusahaan

4. Cumulative abnormal return (CAR).

5. Unexpected Earnings

Pertumbuhan Perusahaan

Page 64: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

63

Growth in revenue (GR) mengukur perubahan pendapatan perusahaan.

Peningkatan pendapatan perusahaan biasanya mengindikasikan kesempatan

perusahaan untuk dapat tumbuh dan berkembang (Chen, et. al, 2005). Rumus yang

digunakan dalam penelitian ini mengacu pada rumus yang digunakan oleh

penelitian sebelumnya (Chen, et. al, 2005), yaitu:

GR= {(Pendapatan penjualan tahun ke-t ÷ Pendapatan Penjualan tahun ke-

t-1) – 1} x 100%

Leverage

Variabel ini sesuai dengan penelitian Dhaliwal dkk, 1991 menyatakan

bahwa default risk perusahaan di ukur dengan leverage. Leverage adalah rasio

total hutang dengan total aset perusahaan.

TUit

Lev it =-----------

TAit

Di mana :

- TU = Total utang perusahaan i pada tahun t

- TA = Total aset perusahaan i pada tahun t

Manajemen Laba

Dalam penelitian ini penggunaan discretionary accruals sebagai proksi

manajemen laba dihitung dengan menggunakan Modified Jones Model (Dechow et

al., 1995). Untuk mengukur DAC, terlebih dahulu akan mengukur total akrual.

Page 65: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

64

Total akrual diklasifikasikan menjadi komponen discretionary dan

nondiscretionary. Tahapan pengukurannya adalah sebagai berikut :

e. Mengukur total accrual dengan menggunakan model Jones yang

dimodifikasi.

f. Menghitung nilai accruals yang diestimasi dengan persamaan regresi OLS

(Ordinary Least Square)

g. Menghitung nondiscretionary accruals model (NDA)

h. Menghitung discretionary accruals

IV.2.2. Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik untuk memenuhi persyaratan analisis maupun

analisis regresi untuk menguji hipotesa dalam penelitian ini menggunakan program

SPSS.

IV.2.2.1. Uji Normalitas

Untuk memenuhi syarat normalitas selain dilakukan analisis regresi untuk

menghasilkan normalitas data. Hasil uji normalitas adalah sebegai berikut :

Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas Data

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

Page 66: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

65

1 (Const

ant) .026 .010 2.709 .007

UE .000 .002 .009 .175 .861

GR -.001 .001 -.039 -.780 .436

LEV .000 .013 -.001 -.027 .979

KA .019 .016 .059 1.179 .239

a. Dependent Variable: CAR

Sumber : Data Yang Diolah

Berdasarkan output SPSS di atas diperoleh nilai Sig. uji normalitas dengan

menggunakan metode regresi menunjukkan signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa data yang diambil untuk penelitian berdistribusi normal dan

variabel dapat digunakan untuk pengujian hipotesis

IV.2.2.2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen), karena model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Multikolonieritas

dapat dilihat dengan nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Model

regresi yang bebas multikolinieritas adalah jika nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF

< dari 10. Dengan menggunakan bantuan aplikasi program SPSS versi 22, didapat

output nilai VIF untuk masing-masing variabel bebas sebagai berikut:

Tabel 4.5. Hasil Uji Multikolonieritas

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

UE .998 1.002

GR .993 1.007

Page 67: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

66

LEV .993 1.007

KA 1.000 1.000

Sumber : Data Yang Diolah

Berdasarkan tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa nilai VIF masing-masing

variabel bebas dibawah 10, yakni GR = 1,007; LEV = 1,007; UE = 1,002 dan KA

= 1,000 Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

multikolinieritas antar variabel bebas dalam model, sehingga dapat dilakukan

pengujian hipotesis

IV.2.2.3. Uji Autokorelasi

Secara harfiah autokorelasi berarti adanya korelasi antara anggota observasi

satu dengan observasi lain yang berlainan waktu. Dalam kaitannya dengan asumsi

metode kuadrat terkecil (OLS), autokorelasi merupakan korelasi antara satu

residual dengan residual yang lain. Sedangkan satu asumsi penting metode OLS

berkaitan dengan residual adalah tidak adanya hubungan antara residual satu

dengan residual yang lain. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam

suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t

dengan kesalahan pada periode (t-1).

Kriteria pengujian seperti dalam tabel 4.6,Dengan menggunakan bantuan

aplikasi program SPSS versi 22, diperoleh output hasil perhitungan statistik

Durbin-Watson seperti terdapat pada tabel 4.7.

Tabel 4.6.Kriteria Pengujian Statistik Durbin-Watson

Page 68: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

67

Kesimpulan Daerah Pengujian

Terdapat autokorelasi positif d < dL

Ragu-ragu dL < d < dU

Tidak terdapat autokorelasi dU < d < 4-dU

Ragu-ragu 4-dU < d < 4-dL

Terdapat autokorelasi negatif 4-dL < d

Tabel 4.7.Nilai Statistik Durbin-Watson

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .070a .005 -.005 .111768 2.057

a. Predictors: (Constant), KA, UE, LEV, GR

b. Dependent Variable: CAR

Sumber : Data Yang Diolah

Dari tabel 4.7. diperoleh nilai d sebesar 2.057. Nilai ini kemudian

dibandingkan dengan nilai dL dan dU pada tabel Durbin-Watson. Untuk α = 0.05, k

= 4 dan n = 410, diperoleh dL= 1,823 dan dU = 1,853. Karena d terletak di antara

dU (1,853) dan 4-dU (2,147), maka disimpulkan bahwa pada model tidak terdapat

masalah autokorelasi dan dapat dilakukan uji hipotesis.

IV.2.2.4. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variansi dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Model regresi yang baik adalah yang homokesdatisitas atau tidak terjadi

heterokedastisitas. Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi ada atau

tidaknya heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antar nilai prediksi

variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.

Page 69: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

68

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Model regresi yang baik adalah apabila terjadi homokedastisitas. Untuk

menguji heterokedastisitas dilakukan uji park dengan program spss. Regresi antara

variabel independen terhadap logaritma natural residual yang sudah dikuadratkan

(Ghozali, 2006)

Berdasarkan tabel 4.8. dan gambar 4.1. dapat dilihat bahwa nilai signifikansi

dari seluruh variabel independen lebih besar dari 0,05 yang berarti model regresi

menunjukkan semua variabel independen yang akan diuji tidak terdapat

heteroskedastisitas. Setelah melalui seluruh pengujian dari sumsi klasik dapat

disimpulkan bahwa data yang digunakan pada penelitian ini tidak ada yang

melanggar asumsi klasik. Oleh karena itu data penelitian ini dapat dianalisis lebih

lanjut.

Tabel 4.8. Hasil Uji Heterokedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .026 .010 2.709 .007

UE .000 .002 .009 .175 .861 .998 1.002

GR -.001 .001 -.039 -.780 .436 .993 1.007

LEV .000 .013 -.001 -.027 .979 .993 1.007

KA .019 .016 .059 1.179 .239 1.000 1.000

a. Dependent Variable: CAR

Dependent Variable: CAR

Sumber : Data Yang Diolah

Page 70: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

69

IV.2.3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis adalah untuk mengetahui respon pasar terhadap laba

perusahaan yang juga dipengaruhi oleh faktor-faktor keinformatifan pertumbuhan

dan leverage dan untuk mengetahui respon pasar terhadap laba perusahaan yang

dipengaruhi oleh faktor-faktor keinformatifan pertumbuhan, dan leverage yang

dimoderasi oleh kualitas akrual.

Setelah dilakukan uji asumsi klasik, maka dilanjutkan dengan perhitungan

regresi. Model persamaan yang digunakan adalah morel regresi sebagai berikut :

ERCit = β0 + β 1GRit + β 2LEVit + β 3KAit + β 4 GRKAit + β 5LEVKAit + Ɛit

Sedangkan untuk keperluan pengujian hipotesis model tersebut di rumuskan

sebagai berikut :

Page 71: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

70

CARit = β0 + β1UEit + β2GRit + β3LEVit + β4KAit + β5GRKAit + β6LEVKAit +

Ɛit

Perhitungan regresi dilakukan dengan menggunakan bantuan program

SPSS 22 dan hasilnya perhitunganya dijelaskan dalam table 4.8.

IV.2.3.1. Uji t-Statistik

Uji t dilakukan dengan membandingkan antara t-statistik (nilai t yang

dihasilkan dari proses regresi) dan nilai t yang diperoleh dari tabel. Hipotesis yang

digunakan dalam uji t yaitu.

H0 : Tidak terdapat pengaruh positif/negatif yang signifikan antara variabel

independen secara individu terhadap variabel dependen

H1 : Terdapat pengaruh positif/negatif yang signifikan antara variabel

independen secara individu terhadap variabel dependen

Pengujian dilakukan dengan pengujian dua arah pada tingkat signifikansi

5%, dengan kriteria. bila t-statistik ≥ t-tabel, maka disimpulkan bahwa variabel

independen tersebut secara signifikan berpengaruh terhadap variabel dependen.

Sebaliknya jika t-statistik < dari t-tabel, maka variabel independen tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

Tabel 4.9. Hasil Pengujian t-statistik

Coefficientsa

Page 72: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

71

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .035 .010 3.588 .000

UE .001 .002 .017 .344 .731

GR -.001 .002 -.040 -.664 .507

LEV -.016 .013 -.062 -1.201 .231

KA -.122 .040 -.379 -3.026 .003

COMPUTE MODGRKA=GR*KA .000 .009 .002 .029 .977

COMPUTE MODLEVKA=LEV*KA .253 .065 .481 3.926 .000

Sumber : Data diolah

Hasil uji t statistik menunjukkan penelitian ini mempunyai model regresi sebagai

berikut :

ERCit = β0 -0,664GRit -1,201LEVit -3,026KAit + 0,029GRKAit + 3,926LEVKAit

+ Ɛit

Penjelasan hasil uji t dalam model regresi atas variabel-variabel yang

mempengaruhi koefisien respon laba sebagai berikut.

Pengaruh variabel pertumbuhan terhadap koefisien respon laba

Nilai tstatistik variabel GR sebesar – 0,664 dengan signifikansi sebesar 0.507

lebih besar dari 0.05, maka H1 ditolak dan diperoleh kesimpulan bahwa variabel

variabel GR tidak berpengaruh signifikan terhadap ERC.

Pengaruh variabel leverage terhadap koefisien respon laba

Nilai tstatistik variabel LEV sebesar -1,201 dengan signifikansi sebesar 0.231

lebih besar dari 0.05, maka H1 ditolak dan diperoleh kesimpulan bahwa variabel

LEV tidak berpengaruh signifikan terhadap ERC.

Pengaruh variabel kualitas akrual terhadap koefisien respon laba

Page 73: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

72

Nilai tstatistik variabel KA sebesar -3,026 dengan signifikansi sebesar 0.003

lebih kecil dari 0.05, maka H1 diterima dan diperoleh kesimpulan bahwa variabel

variabel KA berpengaruh signifikan terhadap ERC.

Variabel kualitas akrual dalam memoderasi pengaruh variable pertumbuhan

terhadap koefisien respon laba

Nilai tstatistik variabel GR*KA sebesar 0,029 dengan signifikansi sebesar 0.977

lebih besar dari 0.05, maka H1 dittolaak dan diperoleh kesimpulan bahwa variabel

variabel GR*KA tidak berpengaruh berpengaruh signifikan terhadap ERC

Variabel kualitas akrual dalam memoderasi pengaruh variable leverage

terhadap koefisien respon laba

Nilai tstatistik variabel LEV*KA sebesar 3,926 dengan signifikansi sebesar 0.000

lebih kecil dari 0.05, maka H1 diterima dan diperoleh kesimpulan bahwa variabel

LEV*KA berpengaruh signifikan terhadap CAR

IV.2.3.2. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 4.10. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .205a .042 .028 .109942

a. Predictors: (Constant), COMPUTE MODLEVKA=LEV*KA, GR, UE, LEV, COMPUTE

MODGRKA=GR*KA, KA

b. Dependent Variable: CAR

Sumber : Data diolah

Tujuan dari pengujian ini yaitu untuk mengetahui besarnya kemampuan

variabel independen untuk menjelaskan variabel dependen secara bersamaan.

Pengujian ini bermanfaat juga untuk mengukur kebaikan dan kebenaran hubungan

Page 74: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

73

antar variabel dalam model yang digunakan. Nilai R2 berkisar antara nol dan satu.

Semakin mendekati satu. maka semakin dekat hubungan antara variabel

independen dan dependen. Sebaliknya, jika R2 semakin mendekati nol, maka

semakin jauh hubungan antara variabel independen dan dependen.

Pada hasil estimasi, diperoleh besaran R2 sebesar 0.042. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel independen menjelaskan variabel CAR sebesar 4,2%,

sedangkan sisanya sebesar 95,8% dijelaskan faktor-faktor lain yang tidak diamati

dalam penelitian ini.

.

IV.2.4. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji keinformatifan laporan keuangan

dalam memenuhi tujuan pelaporan keuangan. Tujuan pelaporan keuangan antara

lain adalah menyajikan informasi untuk pengambilan keputusan, sehingga kualitas

pelaporan keuangan dapat diuji dengan melihat reaksi investor yang tercermin pada

aktivitas emiten di pasar modal. Pengujian reaksi pasar dengan melihat adanya

hubungan positif antara laba akuntansi dengan harga saham. Sedangkan untuk

menguji apakah dengan adanya tingkat diskresi manajemen tertentu dalam proses

pelaporan keuangan akan mempengaruhi kualitas informasi tersebut diuji dengan

manajemen laba dengan melihat kualitas akrualnya.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model pengujian untuk

menguji pengaruh variabel independen pertumbuhan, leverage dan kualitas akrual

terhadap variabel dependen yaitu koefisien respon laba.

Page 75: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

74

Dalam pengujian hipotesis pada awalnya diuji hubungan antara laba

akuntansi terhadap return saham, untuk memperkuat maksud penggunaan koefisien

respon laba dalam menguji kualitas informasi laporan keuangan. Untuk mengetahui

kualitas informasi laporan keuangan dilakukan pengujian koefisien respon laba

yang mencerminkan hubungan empiris antara informasi laba akuntansi dengan

return saham. Koefisien ini mengukur respon harga saham atau nilai pasar ekuitas

terhadap informasi yang terkandung dalam laba akuntansi. Dari hasil pengujian

diperoleh hasil bahwa unexpected earning berkorelasi dengan cumulative abnormal

return dan dapat digunakan sebagai prediksi return saham dengan menunjukkan

arah positif, semakin tinggi unexpected earning maka akumulasi abnormal return

juga semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan penelitian Ball dan Brown (1968),

Beaver (1968), Kormendi dan Lipe (1987), Nichols dan Wahlen (2004), Miller

dan Rock (1985), Easton dan Zmijewski (1989), serta Collins dan Kothari (1989)

yang menunjukkan hubungan laba akuntansi baik laba non ekspektasian, laba

abnormal, laba dimasa depan secara positif berkorelasi dengan respon pasar.

Investor menyukai laba abnormal atau laba yang tidak diharapkan, karena

memberikan potensi return yang lebih tinggi dari return aktual, akan tetapi secara

statistik tidak signifikan.

IV.2.4.1. Pengaruh Pertumbuhan Terhadap Koefisien Respon Laba.

Pertumbuhan menunjukkan tidak ada pengaruh signifikan secara statistik

sesuai dengan hipotesis, dan dalam hal ini arahnya negatif. Pertumbuhan

perusahaan bukan merupakan ukuran kinerja yang digunakan oleh investor dalam

pengambilan keputusan, walaupun pertumbuhan ini mencerminkan kemampuan

Page 76: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

75

perusahaan dalam menghasilkan laba dan oleh karenanya diharapkan dapat

meningkatkan nilai buku ekuitas perusahaan tersebut. Pertumbuhan perusahaan

yang tinggi dapat diartikan bahwa dalam kondisi perusahaan bertumbuh dan

mengalami peningkatan laba, maka peningkatan laba tersebut juga dibarengi

dengan peningkatan nilai pasar. Perusahaanyang terus menerus bertumbuh akan

mempunyai kesempatan memperoleh laba di masa akan datang lebih tinggi.

Akan tetapi kandungan informasi laba dalam hal ini dianggap merupakan berita

buruk tanpa dibarengi dengan return saham yang sesuai dengan harapan

investor, sehingga informasi tentang pertumbuhan perusahaan menurunkan

respon positif investor.

Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya (Collins dan

Khotari, 1989) yang menunjukkan bahwa pertumbuhan yang diukur dengan

menggunakan rasio nilai pasar terhadap nilai buku ekuitas (market to book value

of equity) dan koefisien respon laba mempunyai hubungan positif.

IV.2.4.2. Pengaruh Leverage Terhadap Koefisien Respon Laba.

Leverage berpengaruh negatif terhadap koefisien respon laba dan tidak

signifikan secara statistik. Semakin tinggi leverage maka koefisien respon laba juga

semakin rendah, walaupun tidak signifikan secara statistik.

Page 77: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

76

Leverage merupakan ukuran kinerja perusahaan yang ditentukan oleh pihak

ketiga perusahaan/kreditur. Tingkat leverage juga menunjukkan tingkat resiko

perusahaan. Pada perusahaan dengan tingkat leverage tinggi, kemungkinan bagi

investor untuk memperoleh imbal hasil kecil, karena dalam perusahaan yang

leveragenya tinggi, perusahaan akan lebih mengutamakan kewajiban pada pihak

ketiga, dibanding membagi dividen kepada pemilik perusahaan. Dalam penelitian

ini investor merespon negatif terhadap informasi laba pada perusahaan dengan

tingkat leverage yang tinggi, dan ini menunjukkan bahwa berita buruk direspon

negatif oleh investor akan tetapi tidak signifikan secara statistic. Hasil penelitian

sesuai hipotesis yang disusun berdasarkan teori dan penelitian terdahulu ini dan

tidak sesuai dengan penelitian terdahulu (Dhaliwal et al.,1991; Zahroh, 2006) yaitu

leverage dan koefisien respon laba mempunyai hubungan negatif.

IV.2.4.3. Pengaruh Kualitas Akrual Terhadap Koefisien Respon Laba.

Pengujian kualitas akrual sebagai variabel moderasi dimaksudkan untuk

menguji ada tidaknya diskresi manajemen dalam proses penyajian laporan

keuangan, sebagai wujud dari manajemen laba. Kualitas akrual yang tinggi

menunjukkan bahwa tingkat diskresi manajemen dalam penyusunan laporan

keuangan rendah. Hasil pengujian menunjukkan kualitas akrual berpengaruh positif

terhadap koefisien respon laba dan signifikan secara statistik. Dalam penelitian ini

kualitas akrual diproksi dengan akrual diskresioner, apabila akrual diskresioner

rendah, maka kualitas akrual tinggi, sehingga koefisien respon laba juga tinggi.

Page 78: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

77

Sehingga kualitas akrual berpengaruh positif terhadap koefisien respon laba terlihat

dari koefisien yang negatif.

Perusahaan dengan kualitas akrual yang tinggi berarti dalam proses

pelaporan keuangan tidak banyak terdapat diskresi manajemen dalam bentuk

manajemen laba. Informasi mengenai kualitas akrual, manajemen laba dan ada

tidaknya diskresi manajemen merupakan informasi yang direspon oleh investor.

Informasi mengenai diskresi manajemen bukan merupakan informasi yang

dipublikasikan, akan tetapi menjadi informasi kinerja yang ditentukan oleh

principal, agen maupun pihak ketiga, sehingga informasi diskresi manajemen

sebagai informasi yang tidak dipublikasikan memberikan nilai tambah bagi

peningkatan nilai pasar yang disebabkan adanya respon positif investor terhadap

infomasi yang disajikan oleh perusahaan.

Hasil pengujian ini mengacu pada penelitian dan pendapat peneliti

sebelumnya seperti penelitian Cohen et, al. (2003) yang menghubungkan

konsekuensi ekonomis dengan pemilihan kebijakan pelaporan keuangan

perusahaan dalam meneliti kualitas pelaporan keuangan. Schipper dan Vincent

(2003) yang dalam konteks pengambilan keputusan menggunakan arus kas dari

operasi dan akuntansi akrual sebagai driver utama dari laba akuntansi. Kualitas

akrual juga sebagai atribut kualitas pelaporan keuangan dalam menguji kualitas

informasi pelaporan keuangan (Francis, 2004).

IV.2.4.4. Moderasi Kualitas Akrual Pada Pengaruh Pertumbuhan Terhadap

Koefisien Respon Laba

Page 79: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

78

Pengujian Kualitas akrual dalam memoderasi pengaruh antara pertumbuhan

terhadap koefisien respon laba diuji dalam model regresi. Kualitas akrual sebagai

variabel pemoderasi, ketika pertumbuhan dan kualitas akrual juga tinggi, maka

koefiseen respon labanya semakin tinggi, atau apabila pertumbuhan sedangkan

kualitas akrual rendah, maka koefisien respon laba rendah.

Pengaruh pertumbuhan terhadap koefisien respon laba tidak signifikan

secara statistik, dan dengan adanya diskresi manajemen hal ini tidak memperkuat

pengaruh pertumbuhan terhadap kualitas pelaporan keuangan. Pada perusahaan

dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, ada tidaknya diskresi manajemen dalam

proses pelaporan keuangan tidak meningkatkan respon invesrtor terhadap informasi

laba perusahaan.

IV.2.4.5. Moderasi Kualitas Akrual Pada Pengaruh Leverage Terhadap

Koefisien Respon Laba

Pengujian Kualitas akrual dalam memoderasi pengaruh antara leverage

terhadap koefisien respon laba diuji dalam model regresi. Kualitas akrual sebagai

variabel pemoderasi pada pengaruh leverage terhadap koefisien respon laba adalah

apabila leverage meningkat dan kualitas akrual rendah maka koefisien respon laba

semakin rendah.

Pengaruh leverage terhadap koefisien respon laba negatif dan tidak

signifikan secara statistik akan tetapi dengan adanya moderasi kualitas akrual yang

diuji dengan melihat ada atau tidak adanya diskresi manajemen, kualitas akrual

memperkuat pengaruh leverage terhadap kualitas pelaporan keuangan. Pada

Page 80: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

79

perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi, ada tidaknya diskresi manajemen

dalam proses pelaporan keuangan meningkatkan respon invesrtor terhadap

informasi laba perusahaan. Dan signifikan secara statistik.

Informasi ada tidaknya manajemen laba dan diskresi manajemen

memberikan nilai tambah pada nilai informasi leverage perusahaan dalam

mempengaruhi respon investor terhadap laba akuntansi sehingga diskresi

manajemen walaupun sebagai informasi yang tidak dipublikasikan dan berkaitan

dengan informasi leverage akan menjadi perhatian investor dalam pengambilan

keputusan investasi.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

V.1. Simpulan

Dalam teori pasar modal efisien maka semua informasi akan direspon

dengan tepat, karena informasi yang dilaporkan dalam laporan keuangan sudah

mencerminkan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Harga pasar saham sudah

mencerminkan semua informasi perusahaan baik yang dipublikasikan maupun yang

tidak dipublikasikan, sehingga arah hubungan antara laba dan harga saham

cenderung statis signifikan (ball and brown, 1968).

Dari hasil pengujian membuktikan bahwa informasi laporan keuangan

berpengaruh signifikan terhadap respon pasar. Hasil ini mengindikasikan bahwa

harga saham mencerminkan informasi perusahaan yang tersedia untuk publik

Page 81: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

80

terutama informasi berupa laporan keuangan. Kondisi ini antara lain berkaitan

dengan kemampuan pengguna laporan keuangan dalam memanfaatkan informasi

yang tersedia untuk pengambilan keputusan. Pihak pasar hanya mampu

memanfaatkan informasi publik seperti laporan keuangan dan pengungkapan-

pengungkapan wajib dan sukarela yang disyaratkan dalam pelaporan keuangan

sehingga informasi lain yang tidak dipublikasikan tidak dapat dimanfaatkan oleh

investor. Sementara itu dari pihak perusahaan, informasi yang disajikan dalam

laporan keuangan dan dipublikasikan sudah disusun sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum, dan sudah melalui proses audit terlebih dahulu.

Konsekuensi ekonomis dalam penetapan kebijakan pelaporan keuangan erat

kaitannya dengan praktek manajemen laba. Walaupun peran kualitas akrual sebagai

alat analisis manajemen laba tidak mempengaruhi besaran koefisien respon laba,

akan tetapi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa diskresi manajemen dalam

proses pelaporan keuangan mempengaruhi respon investor terhadap informasi laba

yang disajikan perusahaan.

Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Tingkat pertumbuhan perusahaan yang tinggi mencerminkan kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba akan tetapi tidak selau dibarengi

dengan meningkatnya harga pasar saham perusahaan, sehingga investor

tidak merespon informasi tingkat pertumbuhan.

2. Tingkat leverage perusahaan yang tinggi menunjukkan tingkat resiko

perusahaan dan kewajiban utama perusahaan terhadap pihak ketiga yang

Page 82: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

81

juga tingga, investor tidak merespon terhadap informasi yang disajikan oleh

perusahaan terkait leverage.

3. Kualitas akrual berpengaruh terhadap koefisien respon laba. Respon

investor terhadap informasi laba yang disajikan oleh perusahaan

dipengaruhi oleh ada tidaknya diskresi manajemen dalam proses pelaporan

keuangan.

4. Pada perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, ada tidaknya

diskresi manajemen dalam proses pelaporan keuangan tidak meningkatkan

respon invesrtor terhadap informasi laba perusahaan.

5. Pada perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi, ada tidaknya diskresi

manajemen dalam proses pelaporan keuangan meningkatkan respon

invesrtor terhadap informasi laba perusahaan.

V.2. Saran

V.2.1. Saran Operasional

1) Informasi akuntansi yang tersaji dalam laporan keuangan digunakan oleh

investor sebagai alat pengambilan keputusan dalam kegiatan penanaman

modal. Untuk melindungi para investor, regulator pasar modal dalam hal ini

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai badan formal bertanggungjawab atas

pengawasan terhadap kemungkinan terjadinya manipulasi dalam

penyusunan laporan keuangan.

Page 83: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

82

2) OJK pasar modal sebagai badan yang mengatur pelaksanaan pasar modal

melalui regulasi harus dapat mendorong perusahaan-perusahaan untuk

meningkatkan keterbukaan informasi berupa pengungkapan yang memadai.

3) Dewan Standar Akuntansi Keuangan – Ikatan Akuntan Indonesia sebagai

lembaga profesi juga berperan dalam mengantisipasi terjadinya manipulasi

dalam proses pelaporan keuangan tersebut melalui penyusunan Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Sebagai lembaga yang

bertanggung jawab dalam penyusunan pedoman pelaporan keuangan

hendaknya Dewan Standar secara periodic meninjau kesesuaian pedoman

penyusunan pelaporan keuangan tersebut dengan kondisi social ekonomi di

Indonesia, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan investor dalam

memanfaatkan informasi yang tersaji dari pelaporan keuangan tersebut.

4). Dalam proses penyampaian informasi ke publik, laporan keuangan yang

berisi informasi keuangan tersebut harus melalui proses audit, sebelum

dipublikasikan bersama dengan informasi-informasi non keuangan lainnya.

Dalam hal ini peran organisasi profesi melalui regulasi dan kode etik profesi

diharapkan dapat mendorong proses pelaporan keuangan, sehingga

menghasilkan informasi yang berkualitas, atau bahkan menekan

kemungkinan terjadinya kecurangan dalam proses pelaporan keuangan

akibat kerjasama antara pihak kantor akuntan publik dengan klien yang

dapat merugikan investor.

V.2.2. Saran Pengembangan Ilmu

Page 84: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

83

1) Penelitian tentang pasar modal selama ini lebih menguji reaksi pasar dengan

asumsi bahwa pengambilan keputusan investor berdasarkan informasi

pihak-pihak emiten. Penelitian selanjutnya tentang kualitas informasi

pelaporan keuangan dapat dilakukan dengan menguji beberapa aspek-aspek

yang berhubungan dengan pihak-pihak yang berkepentingan baik itu dari

Regulator Pasar Modal, Dewan Standar Akuntansi Keuangan dan

keterlibatan Auditor.

2) Penelitian pasar modal menyangkut pengambilan keputusan investor belum

meneliti kaitannya dengan perilaku investasi maupun gaya investasi yang

bias melibatkan unsur psikososial, sebagai cikal bakal akuntansi perilaku.

Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menguji faktor-faktor eksternal

emiten maupun perilaku investasi dalam mempengaruhi pengambilan

keputusan investasi, baik berupa informasi-informasi kualitatif maupun

informasi-informasi yang dapat dikuantifikasi.

DAFTAR PUSTAKA

Allen, Larson and Sloan. “Accrual Reversals, Earnings and Stock Returns.”2010.

Ball, Ray dan Philip Brown. "An Empirical Evaluation of Accounting Numbers."

Journal of Accounting Research. Autumn 1968: 159-177.

Bartov, Eli, Dan Givoly and Carla Hayn. The Rewards to meeting or beating

earnings expectations. Journal of Accounting and Economics. 33, 2002 : 173-204.

Beaver, William H. “The Information Content of Annual Earnings

Announcements.” Empirical Research of Accounting. 1968

Belkaoui, A.R. Accounting Theory.Third edition. The University Press.

Cambridge. 1993.

Page 85: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

84

Cho, Jang Youn dan Kooyul Jung. "Earnings ResponseCoefficient: A Synthesis of

Theory and Empirical Evidence." Journal of Accounting Literature Vol. 10,1991:

85-116.

Cohen Daniel A. “Quality of Financial Reporting Choice : Determinants and

Economic Consequences. 2003.

Collins, Daniel W. dan S.P. Kothari. "An Analysis of Intemporal and Cross-

sectional Determinants of Earnings ResponseCoefficient." Journal of Accounting

and Economics 11. 1989: 143-181.

Francis, LaFond, Olsson and Schipper. Cost of Equity and Earning Attributes. The

Accounting Review , 1979:967-1010.

Han dan Wang. Political costs and earning management of oil companies during

the 1990. Persian Gulf crisis . The Accounting Review. 73,January, 1998 : 103-1 J

7

Healy. The effect of bonus schemes on accounting decisions. Journal of

Accounting and Economics 7, 1985 : 85-107.

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Universitas Diponogoro, Semarang.

Kasmir, SE.,MM. 2009. Analisis Laporan Keuangan Ed. 1-2. Jakarta: Rajawali Pers

Kieso, Weigandt, Warfield. Intermediate Accounting. IFRS. 2010.

Kim, Yeo Hwan, Roger J. Willet, dan Jee In Jang. "Default Risk as a Factor

Affecting the Earnings ResponseCoefficient." Working Paper.

QueenslandUniversity of Technology. December 2000.

Kirnsky and Lee. “Earning Announcements and The Components of The Bid-Ask

Spread.” The Journal Of Finance; 1996.

Katherine Schipper, Linda Vincent. Earnings quality. Accounting Horizons;

Sarasota; 2003. Vol . 17

Milgrom Paul R. 1981. Good News and Bad News : Representation Theorems and

Applications. The Bells Journal of Economics, Vol. 12, No. 2, Autumn 1981. P.

380-39

Page 86: PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE …

85

Nichols and Wahlen. “How Do Earnings Numbers Relate to Stock Return ? A

Review of Classic Accounting Research With Updated Evidence.” Accounting

Horizons; 2004.

Scott, William R. Financial Accounting Theory. Prentice Hall International Inc.:

New Jersey, 2006.

Skinner, Douglas J. Skinner and Richard G. Sloan. Earnings Surprises, Growth

Expectations, and Stock Returns: Don't Let an Earnings Torpedo Sink Your

PortfolioReview of Accounting Studies .June 2002, Volume 7, Issue 2-3, pp 289-

312.

Warren, et al. Pengantar Akuntansi 1. Edisi 21. Jakarta: Salemba Empat, 2005.

Watts, R. “Systematic Abnormal Return After Quartely Earnings Announcement”.

Journal of Financial Economics No. 6. 1978.

Weston, J. Fred. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga, 2002.

Yadiati, Winwin dan Abdulloh Mubarok. Kualitas Pelaporan Keuangan, Kajian

Teoritis Dan Empiris. Jakarta : Kencana, 2017

Zahrohnaimah. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan, Dan Profitabilitas

Perusahaan Terhadap Koefisien Respon Laba Dan Koefisien Respon Nilai Buku

Ekuitas: Studi Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta. Padang: 2006.

Zahrohnaimah dan Sidharta Utama. Pengaruh Persitensi Laba dan Laba Negatif

Terhadap Koefisien Respon Laba dan Koefisien Respon Nilai Buku Ekuitas Pada

Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta : Jurnal Riset Akuntansi Indonesia :

Januari, 2007

www.forbes.com

www.srcibd.com

http://articles.chicagotribune.com