1 BAB I PENDAHULUAN Masalah Penelitian dan Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi dalam rentang kehidupan manusia yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa. Menurut WHO batasan usia remaja adalah 12 sampai 24 tahun,sedangkan menurut Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2007, remaja adalah laki-laki dan perempuan yang belum kawin dengan batasan usia meliputi 15-24 tahun (Wijaya;2009). Dalam periode ini terjadi perubahan yang sangat pesat dalam dimensi fisik, mental dan sosial. Masa ini juga merupakan periode pencarian identitas diri, sehingga remaja sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan. Umumnya proses pematangan fisik lebih cepat dari pematangan psikososialnya. Karena itu seringkali terjadi ketidakseimbangan yang menyebabkan remaja sangat sensitif dan rawan terhadap stres. Tugas-tugas perkembangan pada
50
Embed
pengaruh pernapasan diafragma terhadap stress pada mahasiswa Universitas klabat
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
Masalah Penelitian dan Latar Belakang Masalah
Masa remaja merupakan masa transisi dalam rentang kehidupan manusia yang
menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa. Menurut WHO batasan usia
remaja adalah 12 sampai 24 tahun,sedangkan menurut Survei Kesehatan Reproduksi
Remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2007, remaja adalah laki-laki dan perempuan yang
belum kawin dengan batasan usia meliputi 15-24 tahun (Wijaya;2009). Dalam peri-
ode ini terjadi perubahan yang sangat pesat dalam dimensi fisik, mental dan sosial.
Masa ini juga merupakan periode pencarian identitas diri, sehingga remaja
sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan. Umumnya proses pematangan fisik lebih
cepat dari pematangan psikososialnya. Karena itu seringkali terjadi ketidakseimban-
gan yang menyebabkan remaja sangat sensitif dan rawan terhadap stres. Tugas-tugas
perkembangan pada masa remaja yang disertai oleh berkembangnya kapasitas in-
telektual, stres dan harapan-harapan baru yang dialami remaja membuat remaja mu-
dah mengalami gangguan baik berupa gangguan pikiran, perasaan maupun gangguan
perilaku. (IDAI;2008).
Stres itu sendiri merupakan suatu kondisi adanya tekanan fisik dan psikis aki-
bat adanya tuntutan dalam diri dan lingkungan. Pernyataan tersebut berarti bahwa
seseorang dapat dikatakan mengalami stres, ketika seseorang tersebut mengalami su-
atu kondisi adanya tekanan dalam diri akibat tuntutan-tuntutan yang berasal dari
dalam diri dan lingkungan (Rathus & Nevid, 2002).
2
Stres juga adalah stimulus atau situasi yang menimbulkan distres dan menciptakan
tuntutan fisik dan psikis pada seseorang. Stres membutuhkan koping dan adaptasi.
Sindrom adaptasi umum atau teori Selye, menggambarkan stres sebagai kerusakan
yang terjadi pada tubuh tanpa mempedulikan apakah penyebab stres tersebut positif
atau negatif. Respons tubuh dapat diprediksi tanpa memerhatikan stresor atau penye-
bab tertentu (Isaacs, 2004).
Stres adalah reaksi/respons tubuh terhadap stresor psikososial (tekanan men-
tal/beban kehidupan). Stres dewasa ini digunakan secara bergantian untuk menje-
laskan berbagai stimulus dengan intensitas berlebihan yang tidak disukai berupa re-
spons fisiologis, perilaku, dan subjektif terhadap stres; konteks yang menjembatani
pertemuan antara individu dengan stimulus yang membuat stres; semua sebagai suatu
sistem (WHO,2003; 158). Stres yang melebihi pada tahap tertentu sekiranya tidak
dikawal akan mewujudkan pelbagai masalah kepada setiap individu (Romas dan
Sharma, 2004). Serta stres yang berkelanjutan dapat menyebabkan depresi yaitu apa-
bila sense of control atau kemampuan untuk mengatasi stres pada seseorang kurang
baik (Durand;2006). Stress dapat terjadi pada siapa saja, salah satunya terjadi pada
mahasiswa (Fitriana, 2007).
Penderita stres sekarang ini semakin banyak, pernyataan dari Dr Ratna
Mardiyati dokter jiwa dari Rumah Sakit Soeharto Heerdjan, sekitar 1,33 juta
penduduk DKI Jakarta diperkirakan mengalami gangguan kesehatan mental atau
stres. Gangguan stres itu disebabkan berbagai hal, terutama karena masalah pekerjaan
dan tata ruang kota yang buruk di DKI Jakarta. Angka tersebut mencapai 14% dari
total penduduk dengan tingkat stres akut (stres berat) mencapai 1-3%. Data Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta menunjukkan jumlah penduduk DKI
3
Jakarta saat ini mencapai 9,5 juta jiwa. Jumlah penduduk yang stres mencapai 1,33
juta (14 persen dari 9,5 juta), sementara stres berat mencapai 95.000-285.000 orang
(1-3 persen dari 9,5 juta) (Suara Pembaruan Daily. Kejiwaan Warga Jakarta. 2009. ).
Data dari Dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi Jawa Tengah tahun 2006 terdapat
penyandang masalah kesejahteraan sosial tersebar dalam 27 jenis. 27 jenis tersebut
diantaranya termasuk penyandang psikotik. Di Jawa Tengah tercatat 704.000 orang
mengalami ganguan kejiwaan, dan dari jumlah tersebut sekitar 96.000 diantaranya
didiagnosa telah menderita kegilaan, 608.000 orang mengalami stres. Badan
Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa 3 per mil dari sekitar 32 juta penduduk
di Jawa Tengah menderita kegilaan dan 19 per mil lainnya menderita stres. Jumlah
tersebut jika dipersentasekan, maka jumlahnya mencapai sekitar 2,2 persen dari total
penduduk Jawa Tengah.Data tersebut menunjukkan bahwa stres bersifat universally,
yaitu semua orang dapat merasakannya tetapi cara pengungkapannya yang berbeda
atau diversity. Stres sering terjadi pada orang yang bekerja dan pada situasi
perkuliahan (Pedak M ; 2009).
Relaksasi dapat digunakan untuk menurunkan stres karena relaksasi
merupakan keterampilan coping yang aktif bila digunakan untuk mengajar individu
tentang kapan dan bagaimana menerapkan teknik relaksasi didalam kondisi dimana
individu yang bersangkutan mengalami kecemasan. Goldfried dan Trier (Nursalim
dkk, 2005) menunjukan efektifitas latihan yang disajikan sebagai self control coping
skill. Penelitian tersebut menunjukan bahwa subyek yang diberi latihan relaksasi yang
disajikan sebagai active coping skill secara signifikan melanjutkan pengurangan
kecemasan yang lebih besar daripada subyek yang diberi latihan yang disajiakan
sebagai prosedur otomatis untuk mengurangi kecemasan.
4
Melalui latihan relaksasi lansia dilatih untuk memunculkan respon relaksasi
sehingga mencapai keadaan tenang. Respon relaksasi ini terjadi melalui penurunan
bermakna dari kebutuhan zat oksigen oleh tubuh, yang selanjutnya aliran darah akan
lancar, neurotransmiter penenang akan dilepaskan, sistem saraf akan bekerja secara
baik otot-otot tubuh yang relaks menimbulkan perasaan tenang dan nyaman (Pur-
wanto, 2007).
Menurut National Safety Council (2004), untuk mengembalikan tubuh Ke
kondisi yang tenang atau hemostasis harus di lakukan sesuatu agar dapat menurunkan
rangsangan yang ditangkap oleh panca indra melalui penggunan tehnik relaksasi,
salah satu bentuk tehnik relaksasi yang dapat digunakan adalah tehnik relaksasiper-
nafasandiafragma.
Berdasarkan fakta-fakta yang sudah disebutkan sebelumnya maka peneliti
tertarik untuk mengetahui “Pengaruh Terapi Relaksasi Pernapasan Diafragma
terhadap Stres pada Mahasiswa Tingkat III Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Klabat 2013”
Pernyataan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang yang di kemukakan, maka perumusan masalah
dalam penulisan ini adalah
1. Apa ada pengaruh signifikan terapi relaksasi pernapasan diafragma terhadap
stress pada mahasiswa?
2. Apa ada perbedaan antara kelompok terapi dan kelompok kontrol terhadap
stres pada mahasiswa?
5
3. Apa ada hubungan signifikan terapi relaksasi pernapasan diafragma terhadap
stress jika jenis kelamin di ikut sertakan?
4. Apa ada hubungan signifikan terapi rrelaksasi pernapasan diafragma terhadap
stress jika lingkungan di ikut sertakan?
5. Apa ada hubungan signifikan terapi relaksasi pernapasan diafragma terhadap
stress jika umur di ikut sertakan?
Tujuan Penelitian
Setelah meninjau latar belakang masalah serta pernyataan masalah, maka disusun tu-
juan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi apa ada pengaruh signifikan terapi relaksasi pernapasan
diafragma terhadap stress pada mahasiswa?
2. Menjelaskan apa ada perbedaan antara kelompok terapi dan kelompok kontrol
terhadap stres pada mahasiswa?
3. Mendeskipsikan apa ada hubungan signifikan terapi relaksasi pernapasan
diafragma terhadap stress jika jenis kelamin di ikut sertakan?
4. Mendeskripsikan apa ada hubungan signifikan terapi rrelaksasi pernapasan
diafragma terhadap stress jika lingkungan di ikut sertakan?
5. Mendeskripsikan apa ada hubungan signifikan terapi relaksasi pernapasan
diafragma terhadap stress jika umur di ikut sertakan?
Kegunaan Penelitian
6
Penelitian ini dilakukan dengan kegunaan tertentu, kegunaan ini dibagi dalam
beberapa bagian yaitu:
Bagi Praktek Keperawatan
Dengan harapan menambah pengetahuan bagi tenaga kesehatan terlebeih
khusus kepada perawat dalam memberikan upaya kesehatan, untuk penanganan non-
farmakologi pada mahasiswa atau klien yang mengalami gangguan dalam mengatasi
masalah sehari-harinya (stress).
Bagi Institusi
Untuk memberikan bahan masukan dalam kegiatan belajar mengajar terutama menge-
nai hubungan dan pengaruh relaksasi pernapasan diafragma terhadap stres, dan seba-
gai bahan referensi di perpustakaan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Klabat.
Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat dapat mengetahui hubungan dan pengaruh relaksasi pena-
pasan diafragma terhadap stres, serta dapat memberikan inspirasi bagi masyarakat
tentang pengobatan alternatif murah, mudah dijangkau, dan ekonomis.
Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam penerapan ilmu yang
diperoleh selama proses perkuliahan. Dan ini merupakan pengalaman yang berharga
bagi peneliti, yang merupakan penelitian eksperimental. Serta dapat memenuhi tutu-
tan berupa pengumpulan tugas akhir dari mata kuliah research
7
Cakupan dan Batasan dalam Penelitian
Peneliti memilih responden yang akan di teliti mahasiswa makan yang akan
menjadi cakupan adalah mahasiswa : laki-laki dan perempuan yang belum kawin den-
gan batasan usia meliputi 15-24 tahun yang mengalami masalah dalam mengatasi
stress di perkuliah dan batasan kepada laki-laki dan perempuan yang tidak berkuliah
dan umur di atas 24 tahun dan belum menikah.
Definisi Istilah-Istilah yang Digunakan Dalam Penelitian
Terapi relaksasi pernapasan diafragma
Pernafasan diafragma adalah salah satu teknik relaksasi yang di yakini bisa
menyembuhkan berbagai penyakit dari sesak nafas hingga kanker, lewat kemampuan-
nya memperlancar peredaran darah (Lilik, 2006).
stres
Stres adalah reaksi/respons tubuh terhadap stresor psikososial (tekanan men-
tal/beban kehidupan) (Romas dan Sharma, 2004).
Mahasiswa
Mahasiswa adalah individu yang belajar dan menekuni disiplin ilmu yang
ditempuhnya secara mantap, dimana didalam menjalani serangkaian kuliah itu sangat
di pengaruhi oleh kemampuan mahasiswa itu sendiri, karena pada kenyataan di antara
mahasiswa ada yang sudah bekerja atau disibukkan oleh kegiatan organisasi kemaha-
siswaan (Ganda, 2004).
Homeostatis
8
Homeostatis adalah keadaan dimana respon tubuh menyeimbangkan seluruh
sistem yang mengalami gangguan atau abnormal yang dapat di toleransi. (Resha,
2010).
9
BAB .2
TINJAUAN PUSTAKA
Terapi pernapasan
Bernapas adalah bagian yang sangat penting dari aktivitas makhluk hidup.
Tanpa bernapas, manusia akan mati. Pernapsan dibagi dua pernapsan dada dan perna-
pasan perut tau difragma.
Pernapasan dada berlangsung dalam 2 tahap, yaitu : Inspirasi, terjadi bila otot