Page 1
1
PENGARUH PENGGUNAAN METODE RESITASI TERHADAP HASIL
BELAJAR BAHASA INDONESIA TENTANG INDAHNYA KEBERSAMAAN
SISWA KELAS IV INPRES TINGGI MAE KECAMATAN SOMBA OPU
KABUPATEN GOWA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Mendapatkan Gelar Sarjana
(S.Pd) pada Program Studi Pendidian Guru Sekola Dasar
Universitas Muhammadiyah Makassar
OLEH
NOVIYANTI DATU
10540 6640 11
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PPROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
1438 H / 2017 M
Page 2
2
MOTTO
“Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk di hari tua”
“orang-orang yang sukses telah belajar membuatdiri mereka melakukan hal yang
harus dikerjakan, entah mereka menyukainya atau tidak”
Ku persebahkan kepada :
Kedua orang tuaku
Ayahanda Yohanis Toding dan Ibunda Serly Rapang
Ibunda Ir. Andi B. Tenriawaru mahie
Suamiku tercinta, Rudi yang telah mencurahkan kasih saying serta
perhatian yang tiada tara, mendampingiku, menginpirasiku,
dan mendorongku untuk selalu maju dan bangkit
Dan kepada saudaraku, semua guru, dosen,
Dan teman-temanku semua,
Serta untuk negaraku Indonesia.
Page 3
3
ABSTRAK
Noviyanti Datu, 2017. “Pengaruh penggunaan metode resitasi terhadap hasil
belajar Bahasa Indonsia tentang Indahnya kebersamaan Murid Sekolah
Dasar Inpres Tinmggi Mae Kecematan Somba Opu Kebupaten Gowa”.
Skripsi.Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.Dibimbing oleh Erwin Akib
dan Tarman A. Arief.
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian pre-experimental Designs (Non
designs)yang akan mengkaji tentang Pengaruh penggunan metode resitasi
terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia tentang indahnya kebersamaan siswa
kelas IV SDI Tinggi Mae, Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa”. Desain
penelitian yang digunakan adalah “One-Group Pretest-Posttest Design” Tujuan
penelitian adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan metode
resitasi terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia tentang Indahnya Kebersamaan
pada murid. Penelitian dilaksanakan di SD Inpres Tinggi Mae, dengan memilih 19
orang murid, sedangkan pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi,
observasi, dan metodetes.
Disaat sekarang ini sering dijumpai para siswa yang tidak punya kesiapan
dalam menghadapi kegiatan belajar mengajar, terutama dalam hal materi pelajaran
yang akan disampaikan, bahkan kadang lupa sama sekali, sehingga ketika di
dalam kelas siswa tidak tahu materi apa yang dibahas, apalagi mengenai isinya
dan sering dari mereka itu melupakannya. Selain itu dalam proses belajar
mengajar sering kita jumpai bebagai permasalahan yang salah satunya adalah
masalah alokasi waktu yang tidak mencukupi, sehingga menyebabkan interaksi
belajar mengajar menjadi tidak efektif da efesien serta tidak sesuai dengan
tuntutan yang diharapkan oleh kurikulum, berdasarkan permasalahan tersebut,
maka mendorong penulis untuk meneliti lebih mengenai pembelajaran yang
terjadi.
Berdasarkan hasil analisis statistic inferensial dengan menggunakan rumus
uji t, dapat diketahui bahwa nilai thitungsebesar 17,59 . Dengan frekuensi (dk)
sebesar 19- 1 = 18, pada taraf signifikansi 0,05% diperoleh ttabel = 1,734. Oleh
Page 4
4
karena thitung ttabel pada taraf signifikansi 0,05, maka hipotesis nol (H0) ditolak dan
hipotesis alternative (H1) diterima yang berarti bahwa ada pengaruh dalam
penggunaan metode resitasi pada pembelajaran Bahasa Indonesia tentang
indahnya kebersamaan siswa kelas IV SD Inpres Tinggi Mae.
Kata kunci: Resitasi ,Hasil belajar Bahasa Indonesia, Indahnya Kebersamaan
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, kita haturkan syukur kehadirat Allah Subhanallahu wa
Ta‟ala, berkat petunjuk dan hidayah-Nya lah sehingga penulisan skripsi ini dapat
diselesaikan. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah
Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam. keluarga dan para sahabat-sahabatnya,
yang senantiasa konsisten menjalankan risalah tauhid.Proposal dengan judul
“Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Hasil belajar Bahasa Indonesia Tentang
Indahnya Kebersamaan Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Inpres Tinggi Mae
Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa”. merupakan karya tulis yang diajukan
untuk memenuhi salah satu persyaratan akademis mengikuti ujian proposal guna
untuk selanjutnya dilakukan penelitian pembelajaran pada Sekolah Dasar,
Page 5
5
Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu,apabila pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang
telah membantu penulis,terutama kepada :
Erwin Akib,S.Pd.,Ph.D. dan Dr.Tarman A.Arief,S.Pd.,M.Pd .sebagai
dosen pembimbing yang telah membimbing, mengarahkan dan memotivasi
penulis selama menyelesaikan penulisan Proposal ini. Tidak lupa juga penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE., MM selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar
2. Erwin Akib,S.Pd.,Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
3. Sulfasyah,S.Pd MA., Ph.D. sebagai ketua Program Studi Guru Sekolah
Dasar
serta seluruh dosen dan para staf pegawai dalam lingkungan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah
membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat
bagi penulis. Kepada mereka tiada kata yang patut diucapkan selain ucapan terima
kasih yang tak terhingga dan do‟a yang tulus dari penulis semoga semua yang
diberikan mendapat pahala dan balasan yang setimpal dari Allah Subhanallahu wa
Ta‟ala Amin.
Akhirnya, penulis menyadari bahwa uraian yang disajikan dalam skripsi ini
jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritikan dan saran dari berbagai pihak
Page 6
6
demi perbaikan dan penyempurnaan akan penulis terima dengan baik. Sehingga
diharapkan kedepannya laporan ini dapat bermanfaat untuk mengembangkan
pembelajaran, khususnya di Sekolah dasar. Kesempurnaan hanyalah milik Allah
Subhanallahu wa Ta‟ala. dan hamba hanyalah manusia yang tak luput dari
kesalahan dan kekhilafan. Akhir kata
Billahi Fii Sabilil Haq, Fastabikul Khaerat. Wassalam.
Makassar, 2017
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. iii
SURAT PERNYATAAN .............................................................................. iv
Page 7
7
SURAT PERJANJIAN ...................................................................................v
MOTTO PERSEMBAHAN ......................................................................... vi
ABSTRAK .................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................. viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1
A. Latar Belakang ......................................................................................1
B. Rumusan Masalah .................................................................................4
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................5
D. Manfaat Penelitian ................................................................................5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ..........................................................................6
A. Penelitian Yang Relevan .......................................................................6
B. Kajian Pustaka .......................................................................................8
1. Pengertian Ketuntasan Belajar ........................................................8
2. Aktifitas siswa dan Guru dalam Proses Pembelajaran ....................9
3. Respon siswa terhdap pemnbelajaran ..........................................11
4. Pengertian Hasil Belajar ................................................................11
5. Macam-macam Hasil Belajar ........................................................13
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ...................................15
7. Metode Resitasi ............................................................................16
8. Hakikat Metode Resitasi ...............................................................16
9. Tahapan dalam Metode Resitasi ...................................................19
10. Kelebihan dan Kekurangan Metode Resitasi ................................20
11. Pembelajaran Bahasa Indonesia ....................................................22
12. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia ......................................22
C. Kerangka Pikir ....................................................................................24
Page 8
8
D. Hipotesis Penelitian .............................................................................25
BAB III METODE PENELITIAN ..............................................................27
A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian .........................................27
B. Populasi dan Sampel ...........................................................................28
1. Populasi .........................................................................................28
2. Sampel ...........................................................................................28
C. Prosedur Penelitian..............................................................................29
D. Definisi Operasional Variabel .............................................................30
E. Instrumen Penelitian............................................................................30
F. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................32
G. Teknik Analisis Data ...........................................................................33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................36
A. Hasil Penelitian ...................................................................................36
B. Pembahasan .........................................................................................44
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ..............................................................47
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................49
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR GAMBAR
Page 9
9
1. Bagan kerangka pikir ............................................................................... 49
Page 10
10
DAFTAR TABEL
1. Tabel 4.1 ...................................................................................................37
2. Tabel 4.2 ...................................................................................................38
3. Tabel 4.3 ...................................................................................................38
4. Tabel 4.4 ...................................................................................................39
5. Tabel 4.5 ...................................................................................................40
6. Tabel 4.6 ...................................................................................................41
7. Tabel 47 ...................................................................................................42
Page 11
11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sejak lahir ke dunia sudah mendapat pendidikan hingga ia masuk
ke bangku sekolah. Kata pendidikan sudah tidak asing lagi ditelinga, karena
semua manusia yang hidup pasti membutuhkan pendidikan, agar tujuan hidupnya
tercapai dan dapat menghilangkan kebodohan. Menurut KBBI kata pendidikan
secara barasal dari kata “didik” dengan mendapatkan imbuhan “pe” dan akhiran
“an”, yang berarti cara, proses atau perbuatan mendidik (susanto, 2015:19).
Seperti yang kita ketahui, kualitas pendidikan di Indonesia masih menjadi
perhatian.Hal ini terlihat dari banyaknya kendala yang mempengaruhi
peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.Sehingga perlu diteliti dan dicermati
agar kelak bangsa Indoesia dapat meningkatkan kualitas pendidikan dengan lancar
dan dapat bersaing di Era Globalisasi (Pramitha Sari 2016:27).
Secara umum, Edward Salis (1984) dalam Total Quality Manajement In
Education menyebutkan, kondisi yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan
dapat berasal dari berbagai macam sumbe, yaitu miskinnya perancangan
kurikulum, ketidak cocokan pengelolaan gedung, lingkungan kerja yang tidak
kondusif, ketidaksesuaian system dan prosedur (manajemen), tidak cukupnya jam
pelajaran kurangnya sumber daya, dan pengadaan staf (Syarifuddin, 2002: 14).
Page 12
12
Menurut Mulyasa (2006 : 101), “ Kualitas pembelajaran pada suatu
sekolah dapat dilihat dari segi proses dan segi hasil pembelajaran pada sekolah
tersebut. Hal ini menunjukan bahwa penyelenggaraan pendidikan dilingkungan
sekolah maupun luar sekolah dapat melahirkan sumber daya manusia yang
berkualitas, apabila pendidikannya menekankan pada proses untuk memperoleh
hasil. Kualitas pembelajaran dari segi proses dapat dilihat dari selama proses
pembelajaran berlangsung. Mengembangkan metode pengajaran merupakan salah
satu upaya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Metode dalam proses
belajar mengajar merupakan sebagai alat untuk mencapai tujuan, perumusan
tujuan dengan sejelas-jelasnya merupakan syarat terpenting sebelum seseorang
menentukan dan memilih metode mengajar yang tepat. Apabila seorang guru
dalam memilih metode mengajar kurang tepat akan menyebabkan kekaburan
tujuan yang menyebabkan kesulitan dalam memilih dan menentukan metode yang
akan digunakan. Selain itu pendidik juga dituntut untuk mengetahui serta
menguasai beberapa metode dengan harapan tidak hanya menguasai metode
secara teoritis tetapi pendidik dituntut juga mampu memilih metode yang tepat
untuk bisa mengimplementasikannya dengan tepat (Oemar Hamalik, 2001:48).
Disaat sekarang ini sering dijumpai para siswa yang tidak punya kesiapan
dalam menghadapi kegiatan belajar mengajar, terutama dalam hal materi pelajaran
yang akan disampaikan, bahkan kadang lupa sama sekali, sehingga ketika di
dalam kelas siswa tidak tahu materi apa yang dibahas, apalagi mengenai isinya
dan sering dari mereka itu melupakannya. Selain itu dalam proses belajar
mengajar sering kita jumpai bebagai permasalahan yang salah satunya adalah
Page 13
13
masalah alokasi waktu yang tidak mencukupi, sehingga menyebabkan interaksi
belajar mengajar menjadi tidak efektif dan efesien serta tidak sesuai dengan
tuntutan yang diharapkan oleh kurikulum (Zuhairini Abdul Ghofir dkk, 1983:79).
Permasalahan tersebut juga terjadi di SDI Tinggi Mae Kecamatan Somba
Opu Kabupaten Gowa. Dari hasil pra observasi, dapat diambil kesimpulan
sementara siswa kelas IV SDI Tinggi Mae Kecamatan Somba Opu, Kabupaten
Gowa mengalami permasalahan pembelajaran, khususnya mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Kondisi tersebut tentu saja berpengaruh pada hasil belajar siswa kelas
IVSDI Tinggi Mae Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. Hal ini terlihat pada
saat diadakan ulangan harian, banyak diantara siswa yang mendapat nilai di
bawah rata-rata, sehingga guru harus mengulang lagi materi yang telah diajarkan
dan diadakan remedial untuk memberi kesempatan pada siswa memperbaiki nilai
mereka. Efeknya adalah alokasi waktu untuk materi berikutnya menjadi
berkurang, sehingga waktu yang dimiliki oleh guru untuk menyampaikan materi
berikutnya juga berkurang dikarenakan waktu yang yang telah tersita untuk
mengulang materi yang sebelumnya. Resiko yang muncul kemudian adalah, siswa
akan kewalahan dalam menghadapi ujian semester dan ujian kenaikan kelas,
karena materi yang diujikan mencakup seluruh BAB pada semsester 1 dan 2.
Maka penggunaan metode resitasi merupakan salah satu upaya untuk
menanamkan konsep yang lebih dalam pada suatu materi pelajaran.
Metode resitasi (Penugasan) adalah metode penyajian bahan dimana guru
memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Tugas ini dapat
dilakukan dirumah, dilaboratorium, dibengkel, di dalam kelas, dihalaman sekolah,
Page 14
14
maupun dimana saja. Asal tugas itu dapat dikerjakan oleh siswa ( Syaiful Bahri
Djamarah, 2010:85 ).
Tuntutan masyarakat yang semakin besar terhadap pendidikan serta
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, membuat pendidikan tidak mungkin
lagi dikelola hanya dengan melalui pola tradisional. Selain tuntutan tersebut,
masyarakat menginginkan kebutuhan akan informasi dan komunikasi, dimana
informasi dan komunikasi sangat berpengaruh pada kemajuan dibidang
pendidikan.
Dengan menggunakan metode resitasi ini, diharapkan prestasi belajar
siswa dapat berjalan dengan optimal. Berdasarkan pertimbangan dan kenyataan
pembelajaran tema indahnya kebersamaan di sekolah mengenai adanya
ketidaksiapan personal, dan belum optimalnya pelaksanaan proses pembelajaran,
maka mendorong penulis untuk meneneliti lebih mengenai pembelajaran yang
terjadi dengan judul “Pengaruh penggunaan metode Resitasi terhadap hasil
belajar Bahasa Indonesia tentang indahnya kebesamaan siswa kelas IV SD
Inpres Tinggi Mae Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: ”Adakah pengaruh penggunaan
metode resitasi terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia tentang indahnya
kebersamaan siswa kelas IV SD Inpres Tinggi Mae Kecamatan Somba Opu
Kebupaten Gowa” ?
Page 15
15
C. Tujuan Penelitian
Bedasarkan rumusan masalah di atas maka adapun tujuan dalam penelitian
ini adalah: ”Untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode resitasi terhadap
hasil belajar Bahasa Indonesia kelas IV SD InpresTinggi Mae Kecamatan Somba
Opu Kabupaten Gowa”.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi guru
Hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman langsung, sehingga
para guru dapat menerapkan metode yang tepat untuk melakukan pembelajaran
dengan lebih kreatif dan inovatif, khususnya pada pembelajaran Bahasa
Indonesia.
2. Bagi siswa
Hasil penelitian ini dapat dijadikan motivasi belajar siswa.Oleh karena itu
diharapkan hasil belajar mereka dapat meningkat melalui metode ini.
3. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan acuan dalam
mengembangkan penelitian dimasa mendatang serta menjadi referensi yang
berharga sebagai calon peneliti.
4. Bagi Sekolah Dasar Inpres
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan positif untuk
pengembangan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya dan
mata pelajaran lain pada umumnya.
Page 16
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
A. Penelitian yang Relevan
a. Korina Kurniasih Pamuji. Dengan judul Peningkatan Aktvitas dan Hasil
Belajar Matematika Melalui Metode Resitasi Bagi Siswa Kelas IV SDN
Sukobubuk 01 Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati.Penelitianini bertujuan
untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
matematika melalui metode resitasi bagi siswa kelas IV SDN Sukobubuk 01.
Jenis penelitian ini adalah PTK (Penelitian Tindkan Kelas). Subjek penelitian
ini adalah siswa kelas IV SDN Sukobubuk 01 yang berjumlah 26 siswa, dan
objek penelitiannya adalah aktivitas dan hasil belajar siswa. Metode
pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dakumentasi, tes dan
wawancara. Triangulasi data dan metode digunakan untuk mengecek kembali
keabsahan data. Teknik analisis data dilakukan secara interaktif. Hasil
penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar
siswa. Aktivitas siswa pada siklus I pertemuan 1 siswa yang aktif ada 3 orang
dengan prosentase 12%, kurang aktif 5 orang dengan prosentase 19% dan tidak
aktif 18 orang dengan prosentase 69%, sedangkan pada siklus I pertemuan 2
siswa yang aktif ada 4 orang orang dengan prosentase 15%, kurang aktif 11
orang dengan prosentase 42% dan tidak aktif 11 orang dengan prosentase 42%.
Pada siklus II peningkatan aktivitas siswa cukup signifikan, dimana pada
Page 17
7
pertemuan pertama ada 18 siswa yang aktif dengan prosentase 69%, 7 siswa
kurang aktif dengan prosentase 27% dan 1 siswa tidak aktif dengan prosentase
4%. Sedangkan pada pertemuan ke 2 ada 23 siswa yang aktif dengan
prosentase 88%, dan 3 siswa kurang aktif dengan prosentase 12%. Untuk hasil
belajar pada siklus I pertemuan 1 ada 12 siswa yang tuntas dengan prosentase
46%, pada pertemuan 2 yang tuntas 16 siswa dengan prosentase 62%. Pada
siklus II pertemuan 1 yang tuntas ada 21 siswa dengan prosentase 81% dan
pada pertemuan 2 yang tuntas 23 siswa dengan prosentase 88%. Jadi dengan
penerapan metode resitasi dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
matematika pada siswa kelas IV SDN Sukobubuk 01 kecamatan Margorejo
kabupaten Pati.
b. Umi Humairoh, dengan judul Pengaruh Metode Pemberian Tugas dan Resitasi
Terhadap Hasil belajar IPS Siswa di MTs. Daarul Hikmah Pamulang Tahun
Pelajaran 2010/2011”.Berdasarkan dari tujuan penelitian yaitu untuk
mengetahui begaimana pengaruh metode pemberiantugas dan resitasi
terhadap hasil belajar IPS siswapada kls VII di MTs. Daarul Hikmah-
Pamulang.Untuk mengetahui tujuan penelitian, maka metodeyang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode survey melalui studi deskripftif dan
korelasional. Survey merupakan teknik pengumpulandata dengan
menggunakan instrument kuesioner. Danstudi korelasional inidigunakan
untukmenemukan atau memperjelas hubungan antara dua variabel yakni,
metode pemberian tugas dan Resitasi (sebagai variabel X), dan hasilbelajar
IPSsiswa (sebagai variabel Y).Dengan demikian, berdasarkan data yang
Page 18
8
diperoleh melaluiobservasi, angket, dan wawancara dapat disimpulkan bahwa:
pengaruh metode pemberian tugas dan resitasi terhadaphasilbelajarIPS adalah
dapat meningkat dan memotivasi kegiatan belajar , (73%) siswa menjawab
setuju dan (27%) siswa tidak setuju. Hasil belajar IPS siswa adalah cukup baik,
(73%) siswa menjawab pertanyaan dengan benar, dan 27% siswa menjawab
tidak benar. Metode pemberian tugas dan resitasi terhadap hasil belajar IPS
siswa mempunyai implikasi positif yang sedang atau cukup. Dan pengaruh
metode pemberian tugas dan resitasi memberikan kontribusi terhadap hasil
belajar IPS siswa di MTs Daarul Hikmah Pamulang sebesar 18%.
B. Kajian Pustaka
1. Pengertian Ketuntasan Belajar
a. Ketuntasan hasil belajar
Ketuntasan hasil belajar adalah tingkat keterampilan belajar siswa setelah
melalui proses pembelajaran. Salah satu tujuan penerapan suatu model,
pendekatan dan metode pembelajaran adalah untuk melihat ketercapaian tujuan
pembelajaran. Ketercapaian tujuan pembelajaran dapat dilihat dari keberhasilan
siswa dalam belajar atau dengan kata lain ketuntasan belajar siswayang diukur
dengan tes hasil belajar.
Kriteria ketuntasan dapat dilihat dari kriteria ketuntasan minimal
perorangan dan klasikal, yaitu:
1) Seorang siswa dikatakan telah tuntasbelajar jika siswa tersebut telah memenuhi
kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan oleh sekolah.
Page 19
9
2) Suatu kelas dikatakan belajar tuntas secara klasikal apabila 75 % dari jumlah
siswa keseluruhan telah mencapai standar kriteria ketuntasan minimal.
2. Aktifitas siswa dan Guru dalam Proses Pembelajaran
a. Aktivitas Siswa
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, (2006) aktivitas diartikan
sebagai “keaktifan, kegiatan, kesibukan”. Keaktifan peserta didik dalam menjalani
proses pembelajaran merupakan salah satu kunci keberhasilan pencapaian tujuan
pendidikan. Aktivitas belajar adalah proses komunikasi antara siswa dan guru
dalam kelas, baik interaksi siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa
sehingga menghasilkan perubahan akademik, sikap, tingkah laku dan
keterampilan yang yang dapat diamati melalui perhatian siswa, kesungguhan
siswa, kedisiplinan siswa, dan keterampilan siswa dalam bertanya jawab.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran bisa positif maupun negatif.
Aktivitas siswa yang positif misalnya mengemukakan pendapat atau gagasan,
mengerjakan tugas atau soal,komunikasi dengan guru secara aktif dalam
pembelajaran dan komunikasi sesama siswa sehingga dapat memecahkan suatu
permasalahan yang dihadapi, sedangkan aktivitas siswa yang negatif seperti
mengganggu sesama siswa pada saat proses belajar mengajar berlansung di kelas,
melakukan kegiatan lain yang tidak sesuai dengan pelajaran yang diajarkan oleh
guru.
Jadi dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa adalah kegiatan yang
dilakukan siswa selama mengikuti proses belajar mengajar atau dengan kata lain
Page 20
10
proses interaksi antara siswa dengan guru, atau siswa dengan siswa yang
mengakibatkan perubahan tingkah laku dalam proses pembelajaran. Perubahan
tingkah laku ini diamati melalui kesungguhan siswa dalammengikuti proses
pembelajaran.
b. Aktifitas guru dalam mengelolah pembelajaran
Aktifitas guru dalam mengelolah pembelajaran adalah keterampilan guru
dalam melaksanakan setiap langkah pembelajaran. Guru merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi hasil pelaksanaan pembelajaran yang telah
diterapkan,sebab guru adalah pengajar di kelas. Untuk keperluan analitis, tugas
guru adalah sebagai pengajar,maka kemampuan guru yang banyak hubungannya
dengan usaha meningkatkan proses pembelajaran dapat diguguskan ke dalam
empat kemampuan yaitu:
a) Merencanakan program belajar mengajar
b) Melaksanakan dan memimpin/mengelolah proses belajar mengajar
c) Menilai kemajuan proses belajar mengajar.
d) Menguasai bahan pelajaran dalam pengertian menguasai bidang studi atau
mata pelajaran yang dipegangnya.
Walaupun keempat fungsi tersebut di atas merupakan kegiatan terpisah
namun keempatnya harus dipandang sebagai sebuah lingkaran kegiatan yang
saling berhubungan satu sama lainnya. Keempat kemampuan guru di atas
merupakan kemampuan yang sepenuhnya harus dimiliki dan dikuasai oleh guru
yang profesional.
Page 21
11
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru dalam
mengelolah pembelajaran adalah kemampuan guru dalam melaksanakan
serangkaian kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.Kriteria
yang ditetapkan untuk menyatakan bahwa aktivitas guru dalam mengelolah
pembelajaran efektif adalah apabila nilai kegiatan guru minimal dalam kategori
baik.
3. Respon Siswa Terhadap Pembelajaran
Dalam Kamus Umum bahasa Indonesia (2006) respon juga dapat
diartikan sebagai tanggapan. Tanggapan merupakan sebagai salah satu fungsi
kejiwaan yang dapat diperoleh individu setelah pengamatan selesai dilakukan
(Baharuddin,2007:104).
Respon siswa merupakan salah satu kriteria suatu pembelajaran
dikatakan efektif atau tidak.Respon siswa dibagi menjadi dua yaitu, respon positif
dan respon negatif.Respon siswa yang positif merupakan tanggapan rasa senang,
setuju atau merasakan ada kemajuan setelah pelaksanaan suatu model, pendekatan
atau metode pembelajaran.Sedangkan respon siswa yang negatif adalah
sebaliknya.
4. Pengertian Hasil Belajar
Pembelajaran merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan oleh seorang
guru dengan tujuan untuk membantu siswa agar dapat belajar sesuai kebutuhan
dan minatnya. Dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antara guru dan siswa.
Interaksi guru dan siswa sebagai makna utama proses pembelajaran memegang
Page 22
12
peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif. Kedudukan
siswa dalam proses belajar dan mengajar adalah sebagai subjek dan sekaligus
sebagai objek dalam pembelajaran, sehingga proses pembelajaran atau kegiatan
belajar mengajar adalah kegiatan belajar siswa dalam mencapai suatu tujuan
pembelajaran. Hasil belajar dalam kontekstual menekankan pada proses yaitu
segala kegiatan yang dilakuakan oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran
Sehubungan dengan uraian di atas,maka Sunal (Susanto,2013:5)
mengemukakan bahwa evaluasi merupakan proses penggunaan informasi untuk
membuat pertimbangan seberapa efektif suatu program telah memenuhi
kebutuhan siswa. Selain itu, dengan dilakukannya evaluasi atau penilaian ini dapat
dijadikan feedbackatau tindak lanjut, atau bahkan cara untuk mengukur tingkat
penguasaan siswa.
Menurut Nawawi (Susanto,2013:5) hasil belajar dapat diartikan sebagai
tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari meteri pelajaran di sekolah yang
dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi
pelajaran tertentu. Sedangkan menurut Sudjana (1987:22) “ Hasil belajar adalah
kemampuan yang diperoleh siswa setelah memperoleh pengalaman belajar”.
Menurut Mappa Nur (Khasanah, 2002:8), “hasil belajar adalah prestasi
belajar yang dicapai oleh siswa dalam bidang tertentu dengan menggunakan tes
standar sebagai pengukuran keberhasilan belajar seseorang”.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah akhir dari sebuah proses pembelajaran yang didapatkan dengan
Page 23
13
melalui tes maupun nontes dengan memperhatikan aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik.
a. Macam-Macam Hasil Belajar
Hasil belajar sebagaimana telah dijelaskan di atas meliputi pemahaman
konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotorik), dan sikap
siswa (aspek afektif). Untuk lebih jelas akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Pemahaman konsep
Pemaham konsep menurut Bloom (Susanto, 2013:6) diartikan sebagai
kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari.
Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima,
menyerap, dan memahami pembelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa
atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang
dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi
lansung yang ia lakukan.
Menurut Dorothy I.Skeel (Susanto, 2013:8), konsep merupakan sesuatu
yang tergambar dalam pikiran, suatu pemikiran, gagasan, atau suatu
pengertian.Jadi orang yang telah memiliki konsep berarti orang tersebut telah
memiliki pemahaman yang jelas tentang sesuatu konsep atau citra mental tentang
sesuatu.
Untuk mengukur hasil belajar siswa yang berupa pemahaman konsep
guru dapat melakukan evaluasi produk.Evaluasi produk dapat dilakasanakan
dengan mengadakan berbagai macam tes, baik secara lisan maupun tulisan.Dalam
Page 24
14
pembelajaran di SD umumnya tes diselenggarakan dengan berbagai bentuk
ulangan, baik ulangan harian, ulangan semester maupun ulangan umum.
2. Keterampilan proses
Usman dan Setiawati (Susanto, 2013:9) mengemukakan bahwa
keterampilan proses merupakan keterampilan proses adalah keterampilan yang
mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik dan sosial yang
mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu
siswa. Sedangkan menurut Indrawati (Susanto, 2013:9) keterampilan proses
merupakan keseluruhan keterampilan ilmih yang terterah (baik kognitif maupun
psikomotorik) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip
atau teori untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, atau untuk
melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan. Dalam melatih keterampilan
proses, secara bersamaan dikembangkan pula sikap-sikap yang dikehendaki,
seperti kreativitas, kerjasama, bertanggung jawab, dan berdisiplin sesuai dengan
penekanan bidang studi yang bersangkutan.
3. Sikap
Menurut Lange (Susanto 2013:10) sikap tidak hanya merupakan aspek
mental semata, melainkan mencakup pula aspek respon fisik. Sementara menurut
Sardiaman (Susanto,2013:11) sikap merupakan kecenderungan untuk melakukan
sesuatu dengan cara, metode, pola dan teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya
baik berupa individu maupunobjek-objek tertentu. Dalam hubungannya dengan
Page 25
15
hasil belajar siswa, sikap ini lebih diarahkan pada pengertian pemahaman konsep
maka domain yang`1 sangat berperan adalah domain kognitif.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut teori Gestalt, (Susanto, 2013:12) belajar merupakan suatu
proses perkembangan. Artinya bahwa secara kodrati jiwa raga anak mengalami
perkembangan.Perkembangan sendiri memerlukan sesuatu yang berasal dari diri
siswa sendiri maupun pengaruh dari lingkungannya. Berdasarkan teori ini hasil
belajar siswa dipengarihi oleh dua hal,siswa itu sendiri dan lingkungannya.
Pertama, siswa; dalam arti kemampuan berpikir atau tingkah laku intelektual,
motivasi, minat dan kesiapan siswa, baik jasmani maupun rohani. Kedua,
lingkungan, yaitu sarana dan prasarana, kompetensi guru, kreativitas guru, sumber
sumber belajar, metode serta dukungan lingkungan, keluarga, dan lingkungan.
Pendapat yang senada dikemukakan oleh Wasliman (Susanto, 2013;12)
hasil belajar dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi dari berbagai
faktor yang mempengaruhi baik faktor internal maupun eksternal. Secara
terperinci uraian mengenai faktor internal dan eksternal, sebagai berikut:
1. Faktor internal, faktor internal adalah faktor yang bersumber dari dalam diri
peserta didik, yang mempengaruhi hasil belajarnya. Faktor internal meliputi
kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan
belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.
2. Faktor eksternal, faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang
mempengaruhi hasil belajar adalah keluarga, sekolah dan masyarakat. Keadaan
keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keluarga yang morat marit
Page 26
16
keadaan ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian orang tua yang
kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang kurang
baik dari orang tua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa.
Dalam Susanto 2013:14 Ruseffendi mengidentifikasi faktor-faktor yang
memengaruhi hasil belajar siswa diantaranya yaitu (1)kecerdasan, (2)kesiapan
anak, (3)bakat anak, (4)kemauan belajar, (5)minat anak, (6)model penyajian
materi, (7)pribadi dan sikap guru, (8)suasana belajar, (9)kompetensi guru, (10)
kondisi masyarakat. Dengan demikian semakin jelas bahwa hasil belajar siswa
merupakan hasil belajar dari suatu proses yang di dalamnya terlibat sejumlah
faktor yang saling mememngaruhinya, tinggi rendahnya hasil belajar siswa
dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.
5. Metode Resitasi
a. Hakikat Metode Resitasi
Metode resitasi adalah suatu metode pembelajaran yang dikembangkan
agar siswa menemukan dan menggunakan berbagai sumber informasi dan ide-ide
untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang masalah, topik, atau isu
tertentu.Pengguaan model ini untuk siswa mampu untuk tidak hanya sekedar
menjawab pertanyaan atau mendapatkan jawaban yang benar.
Beberapa ahli telah mendefinisikan model pembelajaran resitasi yaitu
Menurut J.S. Badudu, dalam „Kamus Kata-kata Serapan Asing Dalam Bahasa
Page 27
17
Indonesia‟ defenisi resitasi adalah bacaan yang disampaikan (dari hafalan) di
depan umum, hafalan yang diucapkan (missal oleh murid-murid) di depan kelas.
Resitasi berasal dari bahasa Inggris „to cite‟ yang artinya mengutip „re'
yang artinya kembali. Jadi resitasiartinya siswa mengutip atau mengambil sendiri
bagian-bagian pelajaran itu dari buku-buku tertentu, lalu belajar sendiri dan
berlatih hingga sampai siap sebagaimana mestinya.
Menurut Nana Sudjana, tugas atau resitasi tidak sama dengan pelajaran
rumah tetapi jauh lebih luas dari itu. Tugas dapat merangsang anak untuk lebih
aktif belajar baik secara individual maupun kelompok.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, “Metode resitasi
adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar
siswa melakukan kegiatan belajar.Masalah tugas yang diberikan siswa dapat
dilakukan di kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di
bengkel, di rumah siswa atau dimana saja asal tugas itu dapat dikerjakan.
Syaiful sejalan dengan Imansjah Alipandie, dalam bukunya yang
berjudul “Didaktik Metodik Pendidikan Umum” mengemukakan bahwa Metode
resitasi adalah cara untuk mengajar yang dilakukan dengan jalan memberi tugas
khusus kepada siswa untuk mengerjakan sesuatu di luar jam pelajaran.
Pelaksanaannya bisa dirumah, diperpustakaan, dilaboratorium, dan hasilnya
dipertanggungjawabkan.
Sudirman, mengemukakan pengertian metodep penugasan/resitasi adalah
cara penyajian bahan pelajaran di mana guru memberikan tugas tertentu agar
siswa melakukan kegiatan belajar.
Page 28
18
Slameto mengemukakan metode resitasi adalah cara penyampaian bahan
pelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan di luar jadwal
sekolah dalam rentangan waktu tertentu dan hasilnya harus
dipertanggungjawabkan kepada guru.
Mulyani dan Johan Permana H, mengemukakan pengertian “Metode
resitasi adalah metode pemberian tugas atau penugasan diartikan sebagai suatu
cara interaksi belajar mengajar yang ditandai dengan adanya tugas dari guru yang
dikerjakan peserta didik di sekolah ataupun di rumah secara perorangan atau
kelompok.
Roymond mengemukakan pengertian metode resitasi yang agak berbeda,
menurutnya “Metode pembelajaran resitasiadalah suatu metode pengajaran
dengan mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat sendiri”.
Adapun beberapa pengertian metode resitasi atau definisi yang
dikemukakan oleh para ahli antara lain sebagai berikut:
1. Menurut Nana Sudjana:
Tugas atau resitasi tidak sama dengan pelajaran rumah tetapi jauh lebih
luas dari itu. Tugas dapat merangsang anak untuk lebih aktif belajar baik secara
individual maupun kelompok.
2. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain:
Metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar
siswa melakukan kegiatan belajar.Masalah tugas yang diberikan siswa dapat
dilakukan di kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di
bengkel, di rumah siswa atau dimana saja asal tugas itu dapat dikerjakan.
Page 29
19
3. Menurut Mulyani dan Johan Permana.H:
Metode pemberian tugas atau penugasan diartikan sebagai suatu
carainteraksi belajar mengajar yang ditandai dengan adanya tugas dari guru yang
dikerjakan peserta didik di sekolah ataupun di rumah secara perorangan atau
kelompok.
Berdasarkan uraian di atas pengertian metode pemberian tugas adalah
suatu cara dari guru dalam proses belajar mengajar untuk mengaktifkan siswa
dalam belajar baik di sekolah maupun di rumah dan untuk dipertanggung
jawabkan kepada guru.
b. Tahapan dalam Metode Resitasi
Adapun langkah-langkah atau tahapan-tahapan yang harus diikuti dalam
penggunaan metode pembelajaran tugas antara lain :
1. Fase Pemberian Tugas
Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan :
a) Tujuan yang akan dicapai
b) Jenis tugas jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang
ditugaskan tersebut
c) Sesuai dengan kemampuan siswa
d) Ada petunjuk atau sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa
e) Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.
Dalam fase ini tugas yang diberikan kepada setiap anak didik harus jelas
dan petunjuk-petunjuk yang diberikan harus terarah.
Page 30
20
2. Langkah Pelaksanaan Tugas
a) Diberikan bimbingan atau pengawasan oleh guru.
b) Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja
c) Diusahakan atau dikerjakan oleh siswa sendiritidak menyuruhorang lain
d) Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang dia perolehdengan baik
dan sistematik
Dalam fase ini anak didik belajar (melaksanakan tugas) sesuai tujuan dan
petunjuk-petunjuk guru.
3. Fase Mempertanggungjawabkan Tugas
a) Laporan siswa baik lisan atau tertulis dari apa yang telahDikerjakannya
b) Ada tanya jawab diskusi kelas
c) Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun non tes atau cara
lainnya
Dalam fase ini anak didik mempertanggungjawabkan hasil belajarnya baik
berbentuk laporan lisan maupun tertulis. Karena tugas yang dikerjakan pada
akhirnya akan dipertanggung jawabkan maka siswa akan terdorong untuk
mengerjakan secara sungguh-sungguh. Dengan metode ini sehingga pengalaman
siswa dalam mempelajari sesuatu lebih mendalam.
c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Resitasi
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain dan Muliyani menuliskan kelebihan
dan kekurangan metode resitasi yaitu :
Page 31
21
1. Kelebihan metode resitasi :
1) Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktifitas belajar individual
ataupun kelompok.
2) Dapat mengembangkan kemandirian siswa diluar pengawasan guru.
3) Dalam membina tanggung jawab dan disiplin siswa.
4) Dapat mengembangkan kreatifitas siswa.
5) Tugas lebih merangsang siswa untuk lebih banyak, baik waktu dikelas
maupun diluar kelas atau dengan lain, baik siswa dekat dengan guru
maupun jauh dengan guru.
6) Metode ini dapat mengembangkan kemandirian siswa yang diperlukan
dalam kehidupannya.
7) Tugas lebih meyakinkan tentang apa yang akan dipelajari dari guru, lebih
memperdalam, memperkaya, atau memperluas pandangan tentang apa
yang dipelajari.
8) Tugas dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari dan mengelola
sendiri informasi dan komunikasi.
9) Metode ini dapat membuat siswa bergairah dalam belajar karena kegiatan-
kegiatan belajar dapat dilakukan dengan berbagai variasi sehingga tidak
membosankan.
10) Metode ini dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa.
11) Metode ini dapat mengembangkan kreatifitas siswa.
2. Kekurangan Metode Resitasi
Page 32
22
1) Siswa sulit dikontrol, apakah benar dia yang mengerjakan tugas ataukah
orang lain.
2) Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan
menyelesaikannya adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota
lainnya tidak berpartisipasi dengan baik.
3) Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu
siswa.
4) Sering memberikan tugas yang menonton (tak bervariasi) dapat
menimbulkan kebosanan siswa.
5) Seringkali anak didik melakukan penipuan dimana anak didik hanya
menitu hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan
sendiri.
6) Terkadang tugas itu dikerjakan orang lain tanpa pengawasan.
6. Bahasa Indoesia
a. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia
Belajar bahasa Indonesiapada hakekatnya adalah belajar berkomunikasi,
oleh karena itu pembelajaran Bahasa Indonesia diadakan untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam berkomunikasi antar satu dengan yang lain. Bahasa
Indonesia di sekolah merupakan pokok dari proses pendidikan di sekolah. Belajar
merupakan alat utama dalam mencapai tujuan pembelajaran sebagi unsur proses
pendidikan di sekolah. Untuk mencapai tujuan tersebut kita harus mengetahui
tujuan dan peran pembelajaran bahasa Indonesia.
Page 33
23
Bahasa merupakan salah satu kemampuan terpenting manusia yang
memungkinkan ia unggul atas makhluk-makhluk lain di muka bumi, sehingga
tidak ada tidak ada sistem komunikasi yang terintegrasi, mencakup ujaran,
membaca dan menulis, melainkan sistem kebahasaan. Pada dasarnya setiap
pengajaran bahasa bertujuan agar peserta didik atau para murid mempunyai
keterampilan berbahasa.
Menurut Tarigan (1991: 40) bahwa “Terampil dalam berbahasa meliputi
empat hal, yakni: terampil menyimak, terampil berbicara, terampil menulis dan
terampil membaca”. Keempatnya merupakan catur tunggal dalam pengajaran
bahasa Indonesia. Keempat aspek tersebut dapat dibagi menjadi dua kelompok
besar, yaitu: keterampilan yang bersifat menerima (reseptif) yang meliputi
keterampilan membaca dan menyimak, dan keterampilan yang bersifat
mengungkap (produktif) yang meliputi keterampilan menulis dan berbicara
(Muchlisoh, 1992).
Pembelajaran Bahasa Indonesia pada satuan pendidikan sekolah dasar
dibagi dalam dua kelompok utama yakni peringkat pemula (kelas I–III) dan
peringkat lanjutan (kelas IV–VI).Penerapan pembelajaran bahasa untuk kedua
kelompok tersebut berbeda karena sasaran dan tujuan pengajarannyapun
berbeda.Bagi peringkat pemula penguasaan keterampilan membaca–menulis
permulaan dan menyimak–berbicara tingkat sederhana bertujuan untuk
mengarahkan pada pelatihan penggunaan keterampilan berbahasa yang lebih
kompleks dan mendekati kenyataan (Subana dan Sunarti, 2005)..
Page 34
24
B. Kerangka Pikir
Uma Sekaran (Sugiyono, 2011: 60) mengemukakan bahwa “kerangka
berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan
dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi”. Prestasi pembelajaran Bahasa
Indonesiakadang lebih rendah dari mata pelajaran lain. Salah satu penyebabnya
adalah guru karna guru hanya mengeluarkan satu „jurus‟ saja, yaitu ceramah. Guru
tidak berani mencoba menerapkan model atau metode yang lain karna para guru
beranggapan bahwa metode ceramah inilah yang paling efektif tanpa
memperdulikan apakah siswa mengerti tentang materi yang disampaikan, siswa
tidak diberikan kesempatan untuk bertanya atau mencari sendiri sehingga
menyebabkan prestasi belajar siswa biasa-biasa saja atau rendah. Salah satu model
yang cocok diterapkan dalam pembelajaran adalah metode resitasidimana metode
tersebut mampu melibatkan siswa secara aktif guna menunjang kelancaran proses
belajar mengajar.
Dalam penelitian ini dikaji tentang pengaruh penggunaan metode
resitasiterhadap hasil belajar bahasa indonesia tentang indahnya kebersamaan
siswa kelas IV SD Inpres Tinggi Mae, Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.
Untuk mengetahui hal tersebut penelitian ini dirancang melalui penelitian pre-
experimental Designs (Non designs)dengan desain penelitian yang digunakan
adalah“One-Group Pretest-Posttest Design.Hubungan antara hasil belajar siswa
dengan pengaruh penggunaan metode resitasidapat dilihat dari skema kerangka
pikir berikut:
Page 35
25
Tes
Bagan kerangka piker
C. Hipotesis Penelitian
Fred N. Kerlinger (Sumanto,1995:23) Hipotesis didefinisikan sebagai
pernyataan yang merupakan terkaan mengenai hubungan antara dua variabel atau
lebih.Jadi suatu hipotesis masih merupakan jawaban sementara terhadap suatu
permasalahan yang kebenarannya masih perlu adanya pembuktian lebih lanjut.
Pembelajaran Bahasa Indonesia
“Indahnya kebersamaan”
(Kurikulum 2013)
Proses Pembelajaran
Pembelajaran dilaksanakan untuk
mengaktifkan siswa dalam kegiatan
belajar mengajar yaitu dengan
memberikan LKS
Hasil Belajar
Analisis
Metode Resitasi
Temuan Tidak ada Pengaruh Ada Pengaruh
Page 36
26
Hipotesis ada dua kemungkinan, yaitu kemungkinan yang benar dan
kemungkinan yang salah.Untuk mengetahui suatu itu benar atau salah, maka harus
melalui penelitian atau penyelidikan. Penelitian tersebut haruslah mengenai
sasaran terhadap masalah yang akan dihadapi berkaitan dengan hipotesis. Apakah
penelitian memperoleh hasil yang nyata sesuai dengan hipotesis yang diajukan,
maka hipotesis tersebut diterima(Ho).Sebaliknya kalau penelitian tersebut tidak
memperoleh kebenaran, maka hipotesis tersebut ditolak.
Hipotesis alternatif (Ha) yangpenulis ajukan adalah metode
resitasiberpengaruh dalam pembelajaran Bahasa Indonesia tentang indahnya
kebersamaan siswa kelas IV SD Inpres Tinggi Mae, Kecamatan Somba Opu
Kabupaten Gowa.
Page 37
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yaitu metode penelitian
yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain
dalam kondisi yang terkendali. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian pre-
experimental Designs (Nondesigns)yang akan mengkaji tentang Pengaruh
penggunan metode resitasi terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia tentang
indahnya kebersamaan siswa kelas IV SDI Tinggi Mae, KecamatanSomba Opu
KabupatenGowa”. Desainpenelitian yang digunakan adalah“One-Group Pretest-
Posttest Design”
Dalam penelitian ini tidak menggunakan kelompok kontrol. Desain ini
dilakukan dengan membandingkan hasil pre-test dengan hasil post-test. Desain
yang digunakan dapat digambarkan sebagai berikut :
Keterangan :
Tı : Angka persentase sebelum subjek diberi perlakuan (Pretest)
X : Treatment atau perlakuan (Penggunaan resitasi)
T2 : Angka persentase setelah subjek diberi perlakuan
Pretest Treatment Posttest
T1 X T2
Page 38
28
Adapun prosedur pelaksanaan penelitian, mulai dari penentuan subjek
penelitian, pretest, perlakuan berupa penerapan metode resitasidan posttest
adalah sebagai berikut:
1. Penentuan subjek eksperimen dilakukan terhadap siswa kelas IV SD Inpres
Tinggi Mae, Kecamatan Somba OpuKabupaten Gowa.
2. Pelaksanaan Pretest terhadap subjek penelitian berupa pemberian soal evaluasi
Bahasa Indonesia dengan tema indahnya kebersamaan.
3. Pemberian perlakuan berupa penerapan metoderesitasi.
4. Pelaksanaan Postest terhadap subjek penelitian berupa pemberian soal evaluasi
Bahasa Indonesia dengan tema indahnya kebersamaan.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah “keseluruhan subjek penelitian”. Populasi merupakan
wilayah generalisasi yang terdiriatas :objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah
siswa Sekolah Dasar Inpres Tinggi Mae yang berjumlah 19 orang, yang terdiri
dari 8 orang laki-laki dan 11 orang perempuan.
2. Sampel
Adapun tehknik sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu sampel
total (sampling total) yang artinya seluruh populasi dijadikan sampel. Adapun
sampel pada penelitian ini adalah jumlah keseluruhan siswa kelas IV SD Inpres
Page 39
29
Tinggi Mae, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa yang berjumlah 19 orang,
yang terdiri dari 8 orang laki-laki dan 11 orang perempuan.
C. Prosedur Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Inpres Tinggi Mae yang
beralamatkan di Kecematan Somba Opu Kebupaten Gowa.Peneliti memilih
melakukan penelitian di SekolahDasar Inpres Tinggi Mae karena di Sekolah
Inpres tersebut dalam pembelajaran mata pelajaran Bahasa indonesia
menerapakan teori tentang hasil belajar.
2. Data, Sumber Data
a) Data
Data adalah “informasi tentang sebuah gejala yang harus dicatat, lebih
tepatnya data merupakan rasion d’ entre’ seluruh proses pencatatan”. Data
haruslah merupakan keterkaitan antara informasi dalam arti bahwa data harus
mengungkapkan kaitan antara sumber informasi dan bentuk symbolic asli pada
satu sisi. Di sisi lain data harus sesuai dengan teori dan pengetahuan.
b) Sumber Data
Menurut sumbernya, “data dapat diedarkan menjadi dua jenis, yaitu data
intern dan data ekstern”. Data intern adalah data yang diperoleh atau bersumber
dari dalam suatu instansi (lembaga, organisasi) sedangkan data eksternaladalah
data yang diperoleh atau bersumber dari luar instansi. “Data ekstern dibagi
menjadi dua jenis data primer dan data skunder”. Data Primer adalah data yang
Page 40
30
langsung dikumpulkan oleh orang yang berkepentingan atau yang memakai data
tersebut.Data yang diperoleh melalui wawancara atau memakai kuesioner
merupakan contoh data primer, Sedangkan data sekunder adalah data yang secara
tidak secara langsung dikumpulkan oleh orang yang berkepentingan dengan data
tersebut Sumber data dapat diperoleh melalui responden yaitu orang yang
dijadikan sebagai subjek penelitian selain itu data bisa diperoleh melalui benda
ataupun barang yang didokumentasikan. Dalam penelitian ini responden adalah
siswa Sekolah Dasar Inpres dan dokumentasi berupa nilai rapor.
D. Definisi Operasional Variabel
Variabel dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi
penggunaan pembelajaran berdasarkan masalah pada materiyang akan dikaji
sehingga ada dua variable penelitian yaitu:
a. Adapun variable bebas dalam penelitan ini adalah penggunaan metode resitasi
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Inpres Tinggi Mae,
Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.
b. Adapun variable terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas
IV SD InpresTinggi Mae, Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah “suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati.Adapun instrument penelitian yang
Page 41
31
digunakan dalam penelitian adalah tes hasil belajar berupa uraian soal-soal Bahasa
Indonesia tentang indahnya kebersamaan.
Instrumen yang valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan.
Sebuah instrument dikatakan valid apabila menggungkap data variabel yang
diteliti secara lengkap.Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukan sejauh
mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas
yang dimaksud.
Untuk menguji validitas instrumen penelitian maka digunakan rumus
sebagai berikut ( Arikunto,2015:79):
√
Keterangan:
rhitung = koefisienkorelasi biserial
= rata-rata skor dari subjek yang menjawab benar dari item
= rata-rata skor total
= standar deviasi
= proporsi jumlah siswa yang menjawab benar
=proporsi jumlah siswa yang menjawab salah
Kemudian hasil rhitung dikonsultasikan dengan rtabel dengan taraf signifikan
5%.Jika rhitung> rtabel dikatakan valid dan jika rhitung< rtabel instrument dikatakan
tidak valid/drop.
Page 42
32
F. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mencapai tujuan penelitian sangat diperlukan data-data yang
berkelanjutan yang selanjutnya data tersebut di analisa secara ilmiah.Dalam
penelitian ini terdapat beberapa metode penggumpulan data yaitu, metode
dokumentasi, metode observasi, dan metode tes.
1. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi ini digunakan Peneliti untuk mendapatkan data
tentang:
a. Keadaaan SD Inpres Tinggi Mae, Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.
b. Jumlah siswa kelas IV SD InpresTinggi Mae, Kecamatan Somba Opu
Kabupaten Gowa.
c. Data tersebut diperoleh dari masyarakat sekitar lokasi sekolah, Kepala
Sekolah dan Guru KelasIV SD InpresTinggi Mae, Kecamatan Somba Opu
Kabupaten Gowa.
2. Metode Observasi
Metode observasi yaitu kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek
dengan menggunakan seluruh alat indera.Dalam penelitian ini menggunakan
observasi sistematis yaitu, metode observasi yang dilakukan dengan
menggunakan pedoman sebagai instrumen penelitian.
3. Metode Tes
Tes adalah alat pengukur yang berupa pertanyaan-pertanyaan perintah dan
petunjuk kepada tester untuk mendapatkan hasil.Respon tersebut ditentukan
dengan tinggi rendahnya skor dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif selanjutnya
Page 43
33
dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan untuk menarik
kesimpulan.Metode tes dilakukan untuk memperoleh data mengenai hasil
pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah.
G. Teknik Analisis Data
1. Analisis statistik deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memperoleh gambaran
tentang prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan
tema indahnya kebersamaan sebelum dan sesudah perlakuan berupa penerapan
metode resitasi. Untuk kepentingan tersebut, maka dilakukan perhitungan rata-rata
tentang hasil belajar siswa dalam mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia dengan
tema indahnya kebersamaan berdasarkan hasil tes, dengan rumus:
Me =n
Xi (Tiro, 2008: 120)
Keterangan:
M : Mean (rata-rata)
: Jumlah
Xi : Nilai X ke i sampaike n
N : Banyaknyasubjek
Hasil belajar sebelum dan sesudah dengan metode resitasi dapat
dianalisis dengan teknik analisis presentase dengan rumus sebagai berikut:
P =N
f x 100% (Tiro, 2004: 242)
Page 44
34
Keterangan: P = Persentase
F = Frekuensi yang dicari persentasenya
N = Jumlah subjek eksperimen
Untuk mendapatkan hasil gambaran yang jelas tentang hasil belajar
Bahasa Indonesia dengan tema indahnya kebersamaan siswa maka dibutuhkan 5
(lima) kategori penilaian sebagai berikut:
Tabel 3.1.Tabel Kategori Penilaian
Kategori Interval
Sangat Tinggi 90-100
Tinggi 80- 89
Sedang 70- 79
Rendah 55-69
Sangat Rendah 0-54
2. t-tes
Untuk keperluan pengujian hipotesis penelitian mengenai perbedaan hasil
belajar siswa kelas IV dalam pelajaran Bahasa Indonesia tentang indahnya
kebersamaan antara sebelum dan sesudah penerapan metode resitasi, maka
digunakan rumus t-test:
√∑ ( )
Keterangan: t = Perbedaan dua mean
Md = perbedaan mean pretest dan posttest
Page 45
35
X2d = jumlah kuadrat deviasi
N = Jumlah subjek eksperimen
db = Derajat kebebasan tertentu ditentukan dengan N-1
Jika thitung>ttabel dengan db = n – 1 dapat disimpulkan bahwa metode
resitasi memiliki pengaruh dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa
kelas IV SD Inpres Tinggi Mae. Sedangkan jika thitung< ttabel dengan db = n – 1
dapat disimpulkan bahwa metode resitasi tidak memiliki pengaruh dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia tentang indahnya kebersamaan pada siswa kelas
IV SD Inpres Tinggi Mae.
Sebelum melakukan perlakuan (pretest) terhadap pembelajaran Bahasa
Indonesia tentang indanhnya kebersamaan melalui metode resitasi. Guru
memberikan soal essay sebanyak 10 butir, jika benar mendapat 10 poin dan jika
salah 5 poin, selanjutnya pemberian posttest dengan memberikan soal essay yang
sama sebanyak 10 butir, masing-masing jika benar mendapat 10 poin dan jika
salah 5 poin.
Page 46
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil dan analisis data penelitian dibuat berdasarkan data yang diperoleh
dari kegiatan penelitian tentang hasil belajar siswa melalui penerapan media cetak
yang telah dilaksanakan di SD Inpres Tinggi Mae. Penelitian ini dilaksanakan
selama enam kali pertemuan, dimana pertemuan pertama diberikan pretest untuk
mengetahui kemampuan awal siswa dan diberikan posttest setelah perlakuan.
1. Hasil Analisis Statistika Deskriptif
a. Tingkat Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Sebelum Diberikan
Perlakuan (Treatment) atau Pretest
Untuk memberikan gambaran awal tentang hasil belajar bahasa Indonesia
siswa pada kelas IV yang dipilih sebagai unit penelitian. Berikut disajikan skor
hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas IV sebelum diberikan perlakuan.
Page 47
37
Tabel 4.1 Deskripsi Skor Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas
IV sebelum diberikan Perlakuan (Treatment) atau Pretest
B
e
Bedasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa rata-rata skor hasil belajar
Bahasa Indonesia pada pokok bahasan menulis puisi sebelum dilakukan perlakuan
(Pretest) adalah 47,10 dari skor ideal 100. Skor tertinggi yang dicapai siswa
adalah 95 dan skor terendah 25, yang berarti bahwa skor hasil belajar Bahasa
Indonesia siswa pada Pretest di SD Inpres Tinggi Mae tersebar dari skor terendah
25 sampai skor tertinggi 95.
Jika skor tes hasil belajar Bahasa Indonesia siswa sebelum perlakuan
(Pretest) dikelompokkan ke dalam lima kategori, maka diperoleh distribusi skor
frekuensi dan persentase yang ditunjukkan pada Tabel 4.2 berikut:
Statistik Nilai Statistik
Ukuran Sampel
Skor Tertinggi
Skor Terendah
Skor Ideal
Rentang Skor
Skor Rata-Rata
19
95
25
100
70
47,10
Page 48
38
Tabel 4.2 Distribusi dan Persentase Skor Hasil Belajar Bahasa Indonesia
Siswa Kelas IV sebelum diberikan Perlakuan ( Treatment ) atau Pretest
No. Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
5.
0-54
55-64
65-79
80-89
90–100
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
13
2
1
1
2
68,42
10,52
5,26
5,26
10,52
Jumlah 19 100
Berdasarkan Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 dapat digambarkan bahwa dari 19
siswa kelas IV SD Inpres Tinggi Mae yang hasil Pretest pada umumnya memiliki
tingkat hasil belajar Bahasa Indonesia dalam kategori rendah dengan skor rata -
rata 47,10 dari skor ideal 100.
Kemudian untuk melihat persentase ketuntasan belajar Bahasa Indonesia
siswa sebelum perlakuan (Pretest) dapat dilihat pada Tabel 4.3berikut :
Tabel 4.3 Deskripsi Ketuntasan Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV
SD Inpres Tinggi Mae pada Pretest
Skor Kategorisasi Frekuensi Persentase (%)
70– 100 Tuntas 4 21,05
0 – 69 Tidak Tuntas 15 78,95
Jumlah 19 100
Page 49
39
Berdasarkan Tabel 4.3 sebelum perlakuan (Pretest) dapat digambarkan
bahwa yang telah mencapai ketuntasan belajar sebanyak 4 orang dari jumlah
keseluruhan 19 orang dengan persentase 21,05%, sedangkan yang tidak mencapai
ketuntasan belajar sebanyak 15 orang dari jumlah keseluruhan 19 siswa dengan
persentase 78,95%.
b. Tingkat Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Setelah Diberikan
Perlakuan (Treatment) atau Posttest.
Berikut disajikan deskripsi dan persentase hasil belajar Bahasa Indonesia
siswa Kelas IV setelah diberikan perlakuan atau posttest.
Tabel 4.4 Deskripsi Skor Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV
setelah diberikan Perlakuan(Treatment) atau Posstest
Statistik Nilai Statistik
Ukuran Sampel
Skor Tertinggi
Skor Terendah
Skor Ideal
Rentang Skor
Skor Rata-Rata
19
100
70
100
30
87,37
Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa rata-rata skor hasil belajar
bahsa indonesia dengan tema indahnya kebersamaan adalah 87,37 dari skor ideal
100. Skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 100 dan skor terendah 70, yang
berarti bahwa skor hasil belajar Indonesia siswa pada Posttest kelas IV SD Inpres
Tinggi Mae tersebar dari skor terendah 70 sampai skor tertinggi 100.
Page 50
40
Jika skor tes hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang diajar
dikelompokkan kedalam lima kategori, maka diperoleh distribusi skor frekuensi
dan persentase yang ditunjukkan pada Tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5 Distribusi dan Persentase Skor Hasil Belajar BahasaIndonesia
Siswa Kelas IV setelah diberikan Perlakuan (Treatment) atau Posstest
No. Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
1
2
3
4
5
0-54
55-64
65-79
80 -89
90–100
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
0
0
5
4
10
0
0
26,32
21,05
52,63
Jumlah 19 100
Berdasarkan tabel 4.4 dan tabel 4.5 di atas, dapat digambarkan bahwa dari
19 siswa kelas IV SD Inpres Tinggi Mae dijadikan sampel penelitian Posttest,
pada umumnya memiliki tingkat hasil belajar Bahasa Indonesia dalam kategori
tinggi dengan skor rata-rata 87,37 dari skor ideal 100.
Kemudian untuk melihat persentase ketuntasan belajar Bahasa Indonesia
siswa setelah perlakuan (Posttest) dengan menerapkan media cetak dapat dilihat
pada Tabel berikut :
Page 51
41
Tabel 4.6 Deskripsi Ketuntasan Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV
setelah diberikan Perlakuan(Treatment) atau Posstest
Skor Kategorisasi Frekuensi Persentase (%)
70– 100 Tuntas 19 100
0 – 69 Tidak Tuntas 0 0
Jumlah 19 100
Berdasarkan Tabel 4.5setelah perlakuan (Posttest) dengan menggunakan
metode resitasi dapat digambarkan bahwa yang telah mencapai ketuntasan belajar
sebanyak 19 orang dari jumlah keseluruhan 19 orang dengan persentase 100%.
Apabila tabel dikaitkan dengan indikator ketuntasan hasil belajar siswa maka
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Ipres
Tinggi Mae setelah menerapkan metode resitasi sudah memenuhi indikator
ketuntasan hasil belajar secara klasikal.
c. Perbandingan Tingkat Hasil Belajar Siswa Antara Pretest dan Posttest
Dari pembahasan di atas, apabila disajikan dalam tabel akan terlihat jelas
perbedaaan hasil belajar siswa sebelum dilaksanakan perlakuan (Pretest) dan
setelah dilaksanakan perlakuan (Posttest), yang ditunjukkan Tabel 4.7 berikut ini:
Page 52
42
Tabel 4.7 Distribusi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Hasil Pretest dan
Posttest
Statistik
Nilai Statistik
Pretest Posttest
Ukuran Sampel
Skor Tertinggi
Skor Terendah
Skor Ideal
Rentang Skor
Skor Rata-Rata
19
95
25
100
70
47,10
19
100
70
100
30
87,37
Dari Tabel 4.7 di atas digambarkan bahwa skor rata-rata siswa setelah
diterapkan metode resitasi (Posttest) lebih tinggi yaitu 87,37 dengan rentang skor
30 dibanding dengan Pretest atau sebelum dilaksanakan perlakuan yaitu 47,10
dengan rentang skor 70. Dengan demikian, hasil belajar siswa meningkat setelah
diberikan perlakuan dengan menggunakan metode resitasi.
2. Analisis statistik inferensial
a. Menguji hipotesis
Menentukan perbedaan hasil pretest dan postest kemampuan siswa dapat
dilakukan dengan menggunakan uji Paired Sample T Test. Uji ini dimaksudkan
untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok
sampel yang berpasangan (berhubungan). Maksudnya ialah dengan sebuah sampel
tetapi mengalami dua perlakuan berbeda atau dengan kata lain terdapat nilai
sebelum dan sesudah perlakuan.
Page 53
43
Adapun langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :
1. Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus:
Md = N
d
= 19
755
= 39,74
Mencari harga “ X 2d ” dengan menggunakan rumus:
X 2d = d 2
_N
d )(
= 38.97519
755
= 38.975-19
025.570
= 38.975 - 30.001,31
= 8.973,69
2. Menetukan harga t Hitung dengan menggunakan rumus:
t =
)1(
NN
xd
Md
t =
)119(19
69,973.8
74,39
t =
342
69,973.8
74,38
Page 54
44
t = 12,5
74,38
t = 26,2
74,38
t = 17,14
3. Menentukan harga t Tabel
Untuk mencari harga t Tabel peneliti menggunakan tabel distribusi t
dengan taraf signifikan 19– 1 = 18 maka diperoleh t 0,05 = 1,734 Setelah
diperoleh t Hitung = 17,14 dan t Tabel = 1,734 maka diperoleh t Hitung >t Tabel atau
17,14 >1,734Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima.
Ini berarti bahwa ada pengaruh dalam penggunaan metode resitasi pada hasil
pembelajaran Bahasa Indonesia tentang indahnya kebersamaan siswa kelas IV
SD Inpres Tinggimae Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.
B. Pembahasan Hasil Penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perubahan
signifikan pada siswa. Hal ini dapat dilihat dari pretest, nilai rata-rata siswa
47,10% dengan dikategorikan yakni sangat rendah 68,42%, Rendah 10,52%,
sedang 5,26%, tinggi 5,26% dan sangat tinggi 10,52%. Dilihat dari hasil
persentase yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat hasil belajar sebelum gunakan
metode resitasi tergolong rendah.
Melihat dari hasil presentase yang diperoleh siswa tidak tuntas sebanyak
15 orang dan 4 orang dalam kategori tuntas.Maka, dari hasil yang diperoleh dapat
Page 55
45
dikatakan hasil pembelajaran Bahasa Indonesia siswa sebelum digunakan metode
resitasi tergolong rendah.
Selanjutnya nilai rata-rata hasil posttest adalah 87,37 jadi hasil
pembelajaran Bahasa Indonesia siswa setelah digunakan metode resitasi pada
pembelajaran Bahasa Indonesiamempunyai hasil yang lebih baik atau lebih efektif
jika dibanding dengan sebelum penggunaan metode resitasi. Selain itu, presentase
kategori kemampuan menulis puisi siswa juga meningkat tinggi yakni sangat
rendah 0%, Rendah 0%, sedang 26,32%, tinggi 21,05% dan sangat tinggi 52,63%
.Melihat dari hasil persentase yang ada dapat dikatakan bahwa hasil pembelajaran
Bahasa Indonesia siswa setelah digunakan metode resitasi pada pembelajaran
Bahasa Indonesia tergolong tinggi.
Berdasarkan hasil analisis statistik inferensial dengan menggunakan rumus
uji t, dapat diketahui bahwa nilai thitung sebesar 17,14 . Dengan frekuensi (dk)
sebesar 19- 1 = 18, pada taraf signifikansi 0,05% diperoleh ttabel = 1,734. Oleh
karena thitung ttabel pada taraf signifikansi 0,05, maka hipotesis nol (H0) ditolak dan
hipotesis alternative (H1) diterima yang berarti bahwa ada pengaruh dalam
penggunaan metode resitasi pada pembelajaran Bahasa Indonesia tentang
indahnya kebersamaan siswa kelas IV SD Inpres Tinggi Mae.
Proses pembelajaran yang menyenangkan membuat siswa berkonsentrasi
pada saat pembelajaran berlangsung dan tidak lagi merasa bosan atau pun tertekan
ketika mengikuti proses pembelajaran di kelas.
Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial yang
diperoleh serta hasil observasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
Page 56
46
metode resitasi sangat efektif digunakan pada pembelajaran Bahasa Indonesia IV
SD Inpres Tinggimae Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.
Page 57
50
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan
metode resitasi berpengaruh dalam pembelajaran di kelas IV SD Inpres Tinggi
Mae Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.Hal ini dapat dilihat dari tes hasil
belajar siswa sebelum dan setelah pembelajaran dengan menggunakan metode
resitasi. Tes hasil belajar siswa sebelum penggunaan metode resitasi berada pada
kategori rendah atau 47,10 sedangkan tes hasil belajar siswa setelah penggunaan
metode resitasi berada pada kategori tinggi atau 87,37.
Pada uji Paired Sample T Test digunakan taraf signifikansi 5% atau 0,05.
Kemudian diperoleh t hitung 17,59. Untuk mencari tTabelpeneliti menggunakan
tabel distribusi t dengan taraf signifikan = 19 – 1 = 18 maka diperoleh t 0,05 =
1,734.Setelah diperoleh tHitung= 17,59 dan tTabel = 1,734 maka diperoleh
tHitung>tTabelatau17,59>1,734. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan
H1 diterima.Ini berarti bahwa penggunaan metode resitasi berpengaruh dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode
resitasi berpengaruh pada hasil belajar Bahasa Indonesia di Kelas IV SD Inpres
Tinggi Mae Kabupaten Gowa.
Page 58
51
B. Saran
Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka
dikemukakan saran - saran sebagai berikut :
1. Sebaiknya guru menggunakan metode resitasi dalam pembelajaran bahasa
Indonesia, khususnya pada pembelajaran tema karena metode resitasi dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Guru harus kreatif dan berpikir inovatif
dalam mempersiapkan media pembelajaran sesuai tuntutan materi pelajaran,
dan berupa menekankan keaktifan murid dalam belajar.
2. Bagi sekolah khususnya SD inpres Tinggi Mae pembelajaran dengan
menggunakan metode resitasi dapat dijadikan sebagai salah satu
alternatif dalam meningkatkan hasil belajar siswa di Kelas IV.
Page 59
52
DAFTAR PUSTAKA
Ary Ronald, cheser luchy, jacobs, razavieh asghar, Pengantar Pendidikan dalam
Pendidikan. (Pustaka Pelajar).
Abdullah, Pius & Danu Prasetyo. 2004. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.
Jakarta: Grafindo Perdana.
Abidin Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum
2013. Bandung : PT. Refika Aditama.
Arikunto Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Asdi Maha Satya
Arikunto Suharsini. 2015. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, 2007. Teori Belajar & Pembelajaran.
Yogyakarta : AR-RUZZ Media
Depdikbud. 2003. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (online).
(http://www.Unimed.ac.IdPegawaidoc/02.pdf) diakses 5 April 2017
pukul 14.15) Makassar.
Emzir. 2008. Metodeologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif.
Jakarta : PT. Rj Grafindo Persada.
Hamdayana, Jumanta. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Keatif dan
Berkarakter. Bogor : Ghalia Indonesia.
Hermawan, Asep Herry, dkk. 2007. Belajar & Pembelajaran SD. Referensi
(online)
Page 60
53
Khasanah. 2002. Pengaruh Kemampuan Berpikir Abstrak Terhadap Hasil
Belajar. Bandung : Remaja Rosdya Karya.
Pramitha Sari, 2017. Kualitas Pendidikan di Indonesia (online).
(http://pramithasari27.wordpress.com/pendidikan/kualitas-di-indonesia/)
diakses 7 Juni 2017 pukul 10.15) Makassar.
Rahman Arif. 2012. Hakekat Pembelajaran Bahasa Indonesia. Surabaya :
Referensi (online)
Sagala Syaiful. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Memecahkan
Problematika Belajar mengajar. Bandung : Alfabeta.
Subagyo Joko. 1991. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 1987. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Usaha
Nasional.
Sugiyono. 2014 Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Sumanto. 1995. Metodeologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta :
Andi Offset.
Supriadi, Didi & Darmawan, Deni. 2012. Komunikasi Pembelajaran. Bandung :
PT. Remaja Rosdya Karya.
Susanto Ahmad. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta :
Prenada Media Group.
Suyono, Suharto, Sujoku. 1998. Ilmu Alamiah Dasar. Yogyakarta : IKIP.
Syamsuri, A. Sukri, dkk. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar : Panrita
Press Unismuh Makassar.
Triatno. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta :
Kencana Predana Median Group.
Yamin Martinis. 2013. Strategi & Metode dalam model Pembelajaran. Jakarta :
Referensi (GP Pres Group).
Tiro Muhammad Arif. 2004. Dasar-dasar Statistika Edisi kedua. Makassar :
Andira Publisher.
Tiro Muhammad Arif. 2008. Dasar-dasar Statistika Edisi ketiga. Makassar.
Andira Publisher.
Page 63
56
DAFTAR HADIR SISWA
SD INPRES TINGGI MAE KABUPATEN GOWA
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Urut NAMA SISWA L/P TANGGAL
8 9 10 11 12 13
1 AN L √ √ √ √ √ √
2 AF L √ √ √ √ √ √
3 AL P √ √ √ √ √ √
4 ARJ P √ √ √ √ √ √
5 C R P √ √ √ √ √ √
6 FJ L √ √ √ √ √ √
7 FH L √ √ √ √ √ √
8 HB L √ √ √ √ √ √
9 IY P √ √ √ √ √ √
10 KM P √ √ √ √ √ √
11 MA L √ √ √ √ √ √
12 MNM L √ √ √ √ √ √
13 NS P √ √ √ √ √ √
14 N I S P √ √ √ √ √ √
15 RN P √ √ √ √ √ √
16 RJ P √ √ √ √ √ √
17 SSM P √ √ √ √ √ √
18 SG L √ √ √ √ √ √
19 YL P √ √ √ √ √ √
DAFTAR NILAI BAHASA INDONESIA
SISWA KELAS IV SD INPRES TINGGI MAE
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Page 64
57
Urut NAMA SISWA L/P Nilai
Pretest Posttest
1 AN L 30 90
2 AF L 30 95
3 AL P 60 75
4 ARJ P 85 95
5 C R P 45 70
6 FJ L 35 70
7 FH L 40 150
8 HB L 25 100
9 IY P 40 70
10 KM P 25 75
11 MA L 90 100
12 MNM L 40 85
13 NS P 25 95
14 N I S P 25 90
15 RN P 40 85
16 RJ P 70 85
17 SSM P 95 100
18 SG L 55 95
19 YL P 40 75
Nilai pretest (sebelum perlakuan)
X F F.X
25 4 100
30 2 60
Page 65
58
Tingkat Penguasaan Materi Pretest
nilaipost-
tes
(setelah
perlakua
n)
X F F.X
70 2 140
75 4 210
80 1 80
85 3 255
90 2 180
95 4 380
100 4 400
Jumlah 19 1645
35 1 35
40 5 160
45 1 45
55 1 55
60 1 60
70 1 70
85 1 85
90 1 90
95 1 95
Jumlah 19 855
No. Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
5.
0-54
55-64
65-79
80-89
90–100
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
13
2
1
1
2
68,42
10,52
5,26
5,26
10,52
Jumlah 19 100
Page 66
59
Tingkat Penguasaan Materi Post-test
No. Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
1
2
3
4
5
0-54
55-64
65-79
80 -89
90–100
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
0
0
5
4
10
0
0
26,32
21,05
52,63
Jumlah 19 100
Pengolahan Data Secara Manual Nilai Pretest Dan Post Tes Hasil Belajar Bahasa
Indonesia Kelas IV SD Ipres Tinggi Mae .
No X1 (Pree-test) X2 (Post-test) d = X2 - X1 d²
1 30 90 60 3600
2 30 95 65 4225
3 60 75 15 225
4 85 95 10 100
5 45 70 25 625
6 35 70 35 1225
7 40 100 60 3600
8 25 100 75 5625
9 40 70 30 900
10 25 75 50 2500
Page 67
60
11 90 100 10 100
12 40 85 45 2025
13 25 95 70 4900
14 25 90 65 4225
15 40 85 45 2025
16 70 85 15 225
17 95 100 5 25
18 55 95 40 1600
19 40 75 35 1225
JUMLAH 895 1.650 755 38.975
Tabel Distribusi t
αatau α/2
0.1 0.05 0.025 0.01 0.005
db1. 3.078 6.314 12.706 31.821 63.656
2. 1.886 2.920 4.303 6.965 9.925
3. 1.638 2.353 3.182 4.541 5.841
4. 1.533 2.132 2.776 3.747 4.604
5. 1.476 2.015 2.571 3.365 4.032
6. 1.440 1.943 2.447 3.143 3.707
7. 1.415 1.895 2.365 2.998 3.499
8. 1.397 1.860 2.306 2.896 3.355
9. 1.383 1.833 2.262 2.821 3.250
10. 1.372 1.812 2.228 2.764 3.169
11. 1.363 1.796 2.201 2.718 3.106
12. 1.356 1.782 2.179 2.681 3.055
13. 1.350 1.771 2.160 2.650 3.012
14. 1.345 1.761 2.145 2.624 2.977
15. 1.341 1.753 2.131 2.602 2.947
16. 1.337 1.746 2.120 2.583 2.921
Page 68
61
17. 1.333 1.740 2.110 2.567 2.898
18. 1.330 1.734 2.101 2.552 2.878
19. 1.328 1.729 2.093 2.539 2.861
20. 1.325 1.725 2.086 2.528 2.845
21. 1.323 1.721 2.080 2.518 2.831
22. 1.321 1.717 2.074 2.508 2.819
23. 1.319 1.714 2.069 2.500 2.807
24. 1.318 1.711 2.064 2.492 2.797
25. 1.316 1.708 2.060 2.485 2.787
26. 1.315 1.706 2.056 2.479 2.779
27. 1.314 1.703 2.052 2.473 2.771
28. 1.313 1.701 2.048 2.467 2.763
29. 1.311 1.699 2.045 2.462 2.756
30. 1.310 1.697 2.042 2.457 2.750
∞ 1.282 1.645 1.960 2.326 2.576
(prima.lecturer.pens.ac.id)
Page 69
62
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SDI TINGGI MAE
Kelas / Semester : IV / 1
Tema : 1. Indahnya Kebersamaan
Subtema : 1. Keragaman Budaya Bangsaku
Pertemuan ke : 1
A. KOMPETENSI INTI
Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya.
Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan
rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-
benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.
Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR
PPKn
3.4 Memahami arti bersatu dalam keberagaman di rumah, sekolah dan masyarakat.
4.3 Bekerja sama dengan teman dalam keberagaman di lingkungan rumah, sekolah, dan
Page 70
63
masyarakat.
4.4 Mengelompokkan kesamaan identitas suku bangsa (pakaian tradisional, bahasa, rumah
adat, makanan khas, dan upacara adat), sosial ekonomi (jenis pekerjaan orang tua) di
lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat sekitar.
3.4 Memahami arti bersatu dalam keberagaman di rumah, sekolah dan masyarakat sekitar.
IPS
3.5 Memahami manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya
dan ekonomi.
4.5 Menceritakan manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial,
budaya dan ekonomi.
SBdP
3.3 Membedakan panjang pendek bunyi, dan tinggi rendah nada dengan gerak tangan.
4.5 Menyanyikan lagu dengan gerak tangan dan badan sesuai dengan tinggi rendah nada.
Bahasa Indonesia
3.1 Menggali informasi dari teks laporan hasil pengamatan tentang gaya, gerak, energi
panas, bunyi dan cahaya dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan
dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku.
4.1 Mengamati, mengolah, dan menyajikan teks laporan hasil pengamatan tentang gaya,
gerak, energi panas, bunyi, dan cahaya dalam Bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan
memilih dan memilah kosakata baku.
C. INDIKATOR
PPKn
Page 71
64
Menjelaskan kebergaman yang ada di Indonesia dalam bentuk tulisan.
Menjelaskan ciri khas suku Minang dalam bentuk peta pikiran.
Menuliskan contoh perilaku sebagai bentuk kebanggaan menjadi anak Indonesia.
IPS
Menjelaskan sikap yang harus ditunjukkan untuk menghormati keberagaman dalam
bentuk tulisan.
SBdP
Menyanyikan lagu “Dari Sabang Sampai Merauke” dengan tinggi rendah nada yang
sesuai.
Bahasa Indonesia
Mengolah informasi dari teks “Mengenal Suku Minang” dalam bentuk peta pikiran.
E. MATERI AJAR
1. Mengenal keberagaman budaya Indonesia.
2. Mengamati keberagaman budaya.
3. Berekspresi dengan lagu.
F. ALOKASI WAKTU
6 x 35 menit
G. PENDEKATAN
1. Pendekatan : Scientific
2. Strategi : Cooperative Learning
3. Teknik : Example Non Example
4. Metode : Penugasan, tanya jawab, diskusi dan menyimpulkan
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Page 72
65
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
Kegiatan Awal Mengajak siswa berdoa menurut agama dan kepercayaan
masing-masing
Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa.
Guru menunjukkan media belajar berupa: Peta Indonesia dan
gambar-gambar rumah adat.
Peserta didik diminta untuk mengamati gambar yang ditunjukkan
guru dan menyebutkan namanya.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti Siswa membuat kelompok yang beranggotakan 4 – 5 orang.
Siswa mengamati peta budaya perbedaan pakaian adat,
rumahadat, tarian adat, dan alat musik tradisional.siswa
menjawab pertanyaan yang ada pada buku siswa.
Siswa membaca teks tentang Suku Minang secara berkelompok.
Siswa menemukan berbagai macam pakaian adat/suku.
Siswa menemukan informasi tentang keragaman budaya bangsa.
Siswa melakukan diskusi tentang rumah adat, tarian, makanan
khas daerah dan pakaian adat serta penggunaannya.
Siswa menulis laporan deskriptif tentang keragaman budaya
bangsa secara berkelompok, kelompok lain menanggapi.
Guru memberikan penguatan informasi tentang keragaman
budaya bangsa untuk menjadi kebanggaan dalam kehidupan
sehari-hari.
Guru mengajak mengerjakan soal-soal berkaitan dengan
keragaman budaya bangsa.
Page 73
66
Secara individu siswa mengerjakan soal berkaitan dengan
keragaman budaya bangsa.
Siswa mengumpulkan hasil kerja mandiri.
Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil pembelajaran
pada hari itu.
Pesan Positif:
Untuk melestarikan budaya bangsa dapat kita lakukan dengan
cara mengenakan pakaian adat disaat acara-acara tertentu. Untuk
menjaga kebersamaan kita harus saling menghormati budaya
adat masing-masing daerah/suku sesama teman.
Kegiatan Penutup Peserta didik menuliskan refleksi dari kegiatan:
Siswa mengungkapkan hal-hal baru apa yang ditemukan dari
kegiatan hari ini.
Siswa mengemukakan hal-hal yang menarik perhatiannya dalam
kegiatan hari ini.
Siswa mengemukakan kesulitan yang dialami dalam kegiatan
hari ini.
TUGAS:
Jagalah kebersamaan dalam berteman walaupun berbeda suku/ adat
istiadat dengan saling hormat menghormati dan tolong menolong sesama
teman.
I. PENILAIAN
Page 74
67
1. Tes tulis
2. Penilaian sikap
3. Penilaian kerja prestasi
4. Produk/asli
J. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
1. Lingkungan sekolah
2. Gambar peta rumah adat dan peta Indonesia
3. Bacaan tentang Keberagaman Suku Bangsa
4. Langkah-langkah kerja kelompok
5. Lembar pengamatan.
Gowa, Agustus
Guru Kelas
Hj.St.Saniatiah, S.Pd
NIP. 19630625 198612 2 001
Metro,
Guru Kelas IV
Noviyanti Datu
NIM.10540 6640 11
Page 76
69
Rumah adat, baju adat, tarian adat beserta senjata tradisional
Page 77
70
Makananan khas padang
Rendang Sate Padang
Makanan khas DKI Jakarta
Kerak Telor Soto Betawi
Makanan Khas Bali
Ayam Betutu Sate Lilit
Page 78
71
Makanan khas Sulawesi Selatan
Sop Konro Pisang Pallu Butung
Coto
Makanan Khas Ambon
Papeda Kuah Kuning Gohu Ikan
Page 79
72
Alat Musik Tradisional Padang
Gamelan
Alat Musik Tradisional DKI Jakarta
Tehyan
Alat Musik Tradisional Bali
Gamelan Bali
Page 80
73
Alat Musik Tradisional Sulawesi selatan
Alat Musik Tradisional Ambon
Page 81
74
RIWAYAT HIDUP
Noviyanti Datu, Lahir pada tanggal 22 November 1993 di Makassar.
Anak pertama dari pasangan Yohanis Toding dan Serly Rapang. Penulis
mulai menempuh pendidikaan formal TK tahun 1998 dan melanjutkan
pendidikan di SD Negeri Rangkasbitung Barat 06 dan selesai pada tahun
2005. melanjutkan pendidikan di SMPN 1 sungguminasa pada tahun yang sama, dan tamat
pada tahun 2008.Kemudian penulis melanjutkan pendidikan tingkat atas di SMA Negeri 1
Sungguminasa pada tahun 2008 dan menyelesaikan study pada tahun 2011. Pada tahun yang
sama Penulis melanjutkan pendidikan di tingkat perguruan tinggi di Jurusan PGSD-S1
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar dan selesai
tahun 2017