perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA LCD DAN OHP TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI SIKAP KEWIRAUSAHAAN PADA SISWA SMK PGRI 3 DAN SMK PAWYATAN DAHA KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Tesis Dajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Teknologi Pendidikan Disusun oleh : SRI WIDORINI NIM. S.810809121 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
100
Embed
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA LCD DAN OHP TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI SIKAP KEWIRAUSAHAAN PADA SISWA SMK PGRI 3 DAN SMK …eprints.uns.ac.id/7456/1/192231011201108031.pdf ·
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA LCD DAN OHP
TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI SIKAP
KEWIRAUSAHAAN PADA SISWA SMK PGRI 3
DAN SMK PAWYATAN DAHA KOTA KEDIRI
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Tesis
Dajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Teknologi Pendidikan
Disusun oleh :
SRI WIDORINI NIM. S.810809121
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA LCD DAN OHP TERHADAP
HASIL BELAJAR DITINJAU DARI SIKAP KEWIRAUSAHAAN PADA
SISWA SMK PGRI 3 DAN SMK PAWYATAN DAHA KOTA KEDIRI
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Tesis
Disusun oleh :
SRI WIDORINI NIM. S.810809121
Telah Disetujui untuk Diajukan Pada Sidang Dewan Penguji Ujian Tesis Program Pasca Sarjana
Pada Tanggal: _______________
Dosen Pembimbing I Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd. NIP. 194307121973011001 Dosen pembimbing II Prof. Dr. Sri Anitah Wiryawan, M.Pd. NIP. 130345741 Mengetahui Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan
Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd. NIP. 194307121973011001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
Motto: hidup dengan ilmu menjadi mudah, dengan seni menjadi indah, dengan agama menjadi bermakna.
tesis ini saya persembahkan untuk keluargaku yang kusayangi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
ABSTRAK Sri Widorini: Pengaruh Penggunaan Media LCD dan OHP terhadap Hasil Belajar Ditinjau dari Sikap Kewirausahaan pada Siswa SMK PGRI 3 dan SMK Pawyatan Daha Kota Kediri Tahun Pelajaran 2010/2011, Tesis, Program Pasca Sarjana UNS Surakarta, 2010. Kata kunci: LCD, OHP, sikap kewirausahaan
Tujuan penelitian ini adalah (1) Membuktikan ada tidaknya perbedaan pengaruh pada prestasi belajar siswa antara yang menggunakan media LCD, dan OHP. (2) Membuktikan ada tidaknya perbedaan pengaruh pada prestasi belajar siswa antara yang memiliki sikap kewirausahaan tinggi dengan yang rendah. (3) Membuktikan ada tidaknya interaksi pengaruh penggunaan media dan sikap kewirausahaan terhadap prestasi belajar siswa.
Rumusan permasalahan yang diteliti adalah (1) Apakah terdapat perbedaan pengaruh pada prestasi belajar siswa antara yang menggunakan media LCD dan OHP? (2) Apakah terdapat perbedaan pengaruh pada prestasi belajar siswa antara yang memiliki sikap kewirausahaan tinggi dengan yang rendah? Dan (3) Adakah interaksi pengaruh penggunaan media dan sikap kewirausahaan terhadap prestasi belajar siswa?.
Penelitian ini menggunakan desain eksperimen faktorial 2x2, menggunakan 2 kelas sebagai sampel penelitian yang dipilih secara random dari populasi sebanyak 16 kelas. Variabel bebas penelitian ini adalah penggunaan media dan sikap kewirausahaan, variabel terikatnya prestasi belajar. Instrumen yang digunakan adalah tes dan kuesioner. Sedangkan analisis datanya menggunakan anava 2-jalur.
Hasil analisis data untuk pengujian hipotesis pertama diperoleh nilai F-hitung antar penggunaan media LCD dan OHP sebesar: 5,198, dengan signifikansi (sig.) = 0,025. Hasil analisis untuk pengujian hipotesis kedua, diperoleh nilai F-hitung antar sikap kewirausahaan tinggi dan rendah sebesar: 76,166, dengan signifikansi (sig.) = 0,000. Hasil analisis untuk pengujian hipotesis ketiga, interaksi antara penggunaan media dan sikap kewirausahaan sebesar: 11,690, dengan signifikansi (sig.) = 0,001. Sedangkan koefisien determinasi (R squared) sebesar0,550.
Simpulan hasil penelitian ini adalah: (1) Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada prestasi belajar siswa antara yang menggunakan media LCD dan OHP. (2) Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada prestasi belajar siswa antara yang memiliki sikap kewirausahaan tinggi dengan yang rendah. (3) Terdapat interaksi pengaruh yang signifikan antara penggunaan media dan sikap kewirausahaan terhadap prestasi belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRACT Sri Widorini: Effect of Media LCD and OHP to Learning Outcome from the Attitude Entrepreneurship Judging of students SMK PGRI 3 and SMK Pawyatan Daha Kediri, 2010/2011, Thesis, Postgraduate Program, UNS Surakarta, 2010. Keywords: LCD, OHP, entrepreneurial attitude
The purpose of this study were (1) Proving the existence of differences in the effect on student achievement between the using the media, LCD and OHP. (2) Proving the existence of differences in the effect on student achievement between who has the entrepreneurial attitude with a low height. (3) Proving the existence of interaction effect of media and entrepreneurial attitude toward learning achievement.
The formulation of the problem study is (1) Are there differences in the effect on student achievement between using the LCD and OHP media? (2) Are there differences in the effect on student achievement between having high entrepreneurial attitude with a low? And (3) Is there any interaction effect of media use and attitudes towards entrepreneurship student achievement?.
This study used a 2x2 factorial design experiment, using 2 class as a sample study of randomly selected from a population of 16 classes. The independent variable of this study is the use of media and entrepreneurial attitude, the dependent variable academic achievement. Instruments used were of tests and questionnaires. While analyzing the data using Univariate-Anova.
Results of data analysis to test the first hypothesis of the F-count values obtained between media use LCD and OHP for: 5.198, with significance (sig.) = 0.025. Results of analysis to test the second hypothesis, the F-count values obtained between high and low entrepreneurial attitude of: 76.166, with significance (sig.) = 0,000. Results of analysis for testing the third hypothesis, the interaction between media use and attitudes of entrepreneurship: 11.690, with significance (sig.) = 0,001. While the coefficient of determination (R squared) is: 0, 550.
Conclusion of this research are: (1) There is a significant difference in student achievement between the using the media LCD and OHP. (2) There is a significant difference in student achievement between who has the entrepreneurial attitude with a low height. (3) There is a significant interaction between media use and attitudes towards entrepreneurship student achievement.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah S.W.T, Tuhan Yang Maha
Kuasa, atas segala limpahan rahmad-Nya, sehingga penyusunan tesis ini dapat
saya selesaikan.
Penelitian ini dilakukan guna penyusunan tesis untuk penyelesaian studi
meraih gelar Magister Pendidikan program studi Teknologi Pembelajaran pada
Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada kesempatan ini ucapan terimakasih dan penghargaan yang setulus-
tulusnya tidak lupa saya sampaikan kepada:
1. Direktur Program Pasca Sarjana UNS Surakarta, yang banyak
memberikan motivasi.
2. Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan yang senantiasa
memberikan arahan dan bimbingan.
3. Bapak Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd. selaku dosen pembimbing I, yang
dengan sabar dan telaten telah memberikan bimbingan dan petunjuk
untuk penulisan tesis ini.
4. Ibu Prof. Dr. Sri Anitah Wiryawan, M.Pd. selaku dosen pembimbing
II, yang juga dengan sangat penuh perhatian dan sabar memberikan
bimbingan.
5. Kepala Sekolah dan Rekan-reka guru SMK PGRI 3 dan SMK
Pawyatan Daha Kediri yang memberikan ijin dan membantu untuk
melakukan penelitian di sekolah tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
6. Rekan-rekan mahasiswa TEP UNS yang banyak membantu baik
berupa moril maupun materiil.
7. Keluarga, dan pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu
persatu disini, yang juga telah memberikan bantuan guna penyelesaian
tesis ini.
Saya menyadari masih banyak kekurangan pada tesis ini, oleh karena itu
diharapkan kritik, saran, dan tegur sapa dari semua pihak demi perbaikan dan
kesempurnaan tesis ini.
Kediri, Nopember 2010
Sri Widorini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman judul ..............……………………………………………. i Halaman persetujuan ..............……………………………………………. ii Halaman persembahan ................................................................................... iii Abstrak ..............……………………………………………. iv Kata pengantar ...............…………………………………………… v Daftar isi ...............…………………………………………… vii Daftar tabel ...............…………………………………………… ix Daftar gambar ...............……………………………………………. x Daftar lampiran ................……………………………………………. xi
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah ……………………………… 1
B. Pembatasan masalah ...…………………………… 7
C. Rumusan masalah ……………………………… 9
D. Tujuan Penelitian ……………………………… 9
E. Kegunaan Penelitian ……………………………… 9
BAB II: KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Media Pembelajaran
Pengertian Media Pembelajaran .....……………… 11
Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran ................ 14
Jenis-jenis Media Pembelajaran ......................... 17
Media LCD-Power Point …………....................... 18
Sebagai negara sedang berkembang, Indonesia termasuk masih
kekurangan wirausahawan. Hal ini dapat dipahami, kerena kondisi pendidikan di
Indonesia masih belum menunjang kebutuhan pembangunan sektor ekonomi.
Perhatikan, hampir seluruh sekolah masih didominasi oleh pelaksanaan
pendidikan dan pembelajaran yang konvensional. Mengapa hal itu dapat terjadi?
Di satu sisi institusi pendidikan dan masyarakat kurang mendukung pertumbuhan
wirausahawan. Di sisi lain, banyak kebijakan pemerintah yang tidak dapat
mendorong semangat kerja masyarakat, misalkan kebijakan harga maksimum
beras, maupun subsidi yang berlebihan yang tidak mendidik perilaku ekonomi
masyarakat.
Kenyataan menunjukkan, bahwa kehidupan saat ini telah diwarnai oleh
inovasi-inovasi di berbagai bidang. Inovasi sebagai proses kreatif, tidak akan
sukses ketika inovator belum memiliki semangat kewirausahaan. Pemahaman
kesadaran ini menuntut penyajian matapelajaran Kewirausahaan khususnya di
SMK dan Inovasi tidak bertumpu pada ranah kognitif, tetapi juga afektif, dan
psikomotorik. Dengan kata lain, melalui pendidikan kejuruan, selain semakin
memahami konsep enterpreneurship juga diharapkan meningkatkan semangat
enterpreneurship siswa.
Wirausahawan (Entrepreneur) adalah orang yang menjalankan perusahaan
atau usaha rintisan sendiri dan mempunyai tanggung jawab atas risiko yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dihadapi kegiatannya tersebut. Usaha tersebut umumnya disebut sebagai
wirausaha. (Wikipedia Bahasa Indonesia). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi
(KBBI) mendefinisikan wirausahawan sebagai "orang yang pandai atau berbakat
mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam berproduksi, menyusun
operasi untuk pengadaan produk baru, mengatur permodalan operasinya, serta
memasarkannya.
Sedangkan, Louis Jacques Filion menggambarkan wirausahawan sebagai
orang yang imajinatif, yang ditandai dengan kemampuannya dalam menetapkan
sasaran serta dapat mencapai sasaran-sasaran itu. Ia juga memiliki kesadaran
tinggi untuk menemukan peluang-peluang dan membuat keputusan.
Persamaannya dari pengertian - pengertian tersebut yaitu wirausahawan memiliki
dan mampu berpikir kreatif-imajinatif, melihat peluang dan membuat bisnis baru.
Seorang wirausahawan adalah seorang manajer, tetapi melakukan kegiatan
tambahan yang tidak dilakukan semua manajer. Manajer bekerja dalam hierarki
manajemen yang lebih formal, dengan kewenangan dan tanggung jawab yang
didefinisikan secara jelas sedangkan pengusaha menggunakan jaringan daripada
dari kewenangan formal. (Wikipedia Bahasa Indonesia).
Matapalajaran Kewirausahaan di SMK dilaksanakan untuk menumbuh
kembangkan jiwa kewirausahaan pada para siswa dan juga guru, serta diharapkan
menjadi wahana pengintegrasian secara sinergi antara penguasaan sains dan
teknologi dengan jiwa kewirausahaan. Selain itu diharapkan pula hasil-hasil
penelitian dan pengembangan tidak hanya bernilai akademis saja, namum
mempunyai nilai tambah bagi kemandirian perekonomian bangsa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kewirausahaan, dapat didefinisikan sebagai kemampuan melihat & menilai
kesempatan-kesempatan (peluang) bisnis serta kemampuan mengoptimalisasikan
sumberdaya dan mengambil tindakan serta bermotivasi tinggi dalam mengambil
resiko dalam rangka mensukseskan bisnisnya. Jadi kewirausahaan merupakan
upaya mengoptimalkan potensi-poitensi individu dalam menjalankan bisnis atau
mengelola usaha.
Peranan sekolah kejuruan, khususnya SMK rumpun bisnis dan manajemen
dalam memotivasi lulusannya menjadi seorang wirausahawan muda sangat
penting dalam menumbuhkan jumlah wirausahawan. Dengan meningkatnya
wirausahawan dari kalangan muda akan mengurangi pertambahan jumlah
pengangguran bahkan menambah jumlah lapangan pekerjaan. Pertanyaannya
adalah bagaimana pihak sekolah dapat mencetak wirausahawan muda yang
tangguh?.
Pendidikan kewirausahaan di Indonesia masih kurang memperoleh perhatian
yang cukup memadai, baik oleh dunia pendidikan maupun masyarakat. Banyak
pendidik yang kurang memperhatikan penumbuhan sikap dan perilaku
kewirausahaan peserta didik, baik di sekolah-sekolah kejuruan, maupun di
pendidikan profesional. Orientasi mereka, pada umumnya hanya pada
menyiapkan tenaga kerja.
Salahsatu upaya meningkatkan kualitas pembelajaran matapelajaran
Kewirausahaan adalah dengan meningkatkan proses kegiatan belajar mengajar.
Strategi dan pendekatan pembelajaran perlu disesuaikan dengan konteks kekinian
yang tengah terjadi di masyarakat. Selain itu, pemilihan materi atau bahan ajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
juga perlu disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan dinamika perkembangan
masyarakat.
Diantara bentuk upaya meningkatkan proses kegiatan pembelajaran adalah
melalui inovasi penggunaan media pembelajaran. Guru harus mempertimbangkan
pentingnya penggunaan media pembelajaran. Kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, khususnya teknologi informasi sangat berpengaruh terhadap
perencanaan dan implementasi strategi pembelajaran. Oleh sebab itu guru perlu
harus menggunakan berbagai media sesuai dengan kebutuhan dan tujuan
pembelajaran. Dengan menggunakan media komunikasi, bukan saja dapat
mempermudah dan mengefektifkan proses pembelajaran, akan tetapi juga bisa
membuat proses pembelajaran lebih menarik.
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium”
yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau
pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan
definisi tentang media pembelajaran. Schramm (1977:114) mengemukakan bahwa
media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan
untuk keperluan pembelajaran. Sementara itu, Briggs (1977:5) berpendapat bahwa
media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi
pembelajaran seperti: buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan, National
Education Associaton (1969:67) mengungkapkan bahwa media pembelajaran
adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk
teknologi perangkat keras. Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat
mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk
melakukan komunikasi dengan si-belajar (Martin & Briggs, dalam Degeng,
1990:216). Media sebagai alat bantu dalam pembelajaran adalah suatu kenyataan
yang tidak dapat dihindari, karena memang gurulah yang menghendakinya. Media
sebagai alat bantu berfungsi membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-
pesan atau bahan pelajaran. Menurut Harjanto (1997:238) dalam menggunakan
media sebagai alat bantu komunikasi dalam pembelajaran, kiranya harus
didasarkan pada kriteria pemilihan yang obyektif. Sebab penggunaan media
pendidikan tidak sekedar menampilkan program pengajaran kedalam kelas,
melainkan juga harus dikaitkan dengan tujuan pembelajaran, strategi dan bahan
ajar.
Penggunaan media dalam pembelajaran juga dimaksudkan untuk mencegah
terjadinya kegagalan komunikasi. Artinya, materi pelajaran atau pesan yang
disampaikan guru tidak dapat diterima siswa secara optimal, tidak seluruh materi
dapat dipahami, bahkan salah dalam menafsirkan isi pesan tersebut.
Seringkali pengertian media pembelajaran disalahtafsirkan dengan berbagai
jenis peralatan atau sarana yang ada di kelas. Memang media pembelajaran
memerlukan peralatan atau sarana untuk menyampaikannya, namun yang
terpenting bukanlah peralatan itu tetapi pesan atau informasi belajar yang
dibawakan oleh media itu (Winatapura, 2002:5.6). Sedangkan Oemar Hamalik
(2003:200) menyatakan bahwa sering terjadi salah tafsir bahwa penggunaan alat
bantu pengajaran menjadikan pekerjaan guru lebih efisien dan mudah, padahal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang seharusnya adalah bagaimana siswa belajar dengan lebih mudah. Jadi
kehadiran media pembelajaran lebih berarti untuk memudahkan siswa dalam
belajar, daripada membantu guru memudahkan pekerjaannya mengajar.
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang
mempunyai peranan penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Pemanfaatan
media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru dalam
setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru perlu mempelajari bagaimana
menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan
pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
Pada kenyataannya media pembelajaran masih sering terabaikan dengan
berbagai alasan, antara lain: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan
mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya, dan lain-lain.
Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap guru telah mempunyai
pengetahuan dan ketrampilan mengenai media pembelajaran. Dengan demikian
sesungguhnya kuncinya ada pada kemauan guru untuk membuat dan
mengembangkan media pembelajaran.
Selain permasalahan media dalam pembelajaran matapelajaran
Kewirausahaan sebagaimana diuraikan sebelumnya, ada satu hal lagi yang penting
untuk diperhatikan dalam upaya meningkatkan jiwa kewirausahaan siswa, yaitu
masalah sikap kewirausahaan. Kita harus mengakui bahwa sikap kewirausahaan
pada masyarakat kita memang masinh rendah. Secara historis masyarakat kita
memiliki sikap feodal yang diwarisi dari penjajah Belanda, ikut mewarnai
orientasi pendidikan kita. Sebagian besar anggota masyarakat mengaharapkan
output pendidikan sebagai pekerja, sebab dalam pandangan mereka bahwa pekerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(terutama pegawai negeri) adalah priyayi yang memiliki status sosial cukup tinggi
dan disegani oleh warga masyarakat. Lengkaplah sudah, baik pendidik, institusi
pendidikan, maupun masyarakat, memiliki persepsi yang sama terhadap harapan
ouput pendidikan.
Berdasarkan masalah-masalah yang diidentifikasi di atas, sudah cukup
jelas menggambarkan permasalahan yang akan menjadi fokus penelitian ini, yaitu
penggunaan media pembelajaran dan sikap kewirausahaan siswa, serta bagaimana
pengaruhnya terhadap prestasi belajar matapelajaran Kewirausahaan siswa.
B. Pembatasan Masalah
Penggunaan media pembelajaran pada penelitian ini perlu dibatasi.
Penelitian ini akan membandingkan pengaruh penggunaan media visual, yang
dalam penelitian ini dibatasi, yaitu LCD dan OHP. Sejalan dengan perkembangan
IPTEK penggunaan media, baik yang bersifat visual, audial, projected still media
maupun projected motion media bisa dilakukan secara bersama dan serempak
melalui satu alat saja yang disebut Multi Media. Contoh: dewasa ini penggunaan
komputer tidak hanya bersifat projected motion media, namun dapat meramu
semua jenis media yang bersifat interaktif.
LCD (Liquid Crystal Display) sebagai media yang dimaksud adalah LCD
yang dimanfaatkan sebagai proyektor yang memancarkan hasil olahan perangkat
lunak (software), yaitu power point. Materi yang akan ditayangkan berupa materi
matapelajaran Kewirausahaan yang telah dipilih guru untuk disajikan dalam
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
OHP (Overhaed Projector) sebagaimana LCD hanyaalah sebuah
perangkat keras (hardware) yang akan berfungsi memancarkan slide transparansi
atau Overhead Transparency (OHT) yang dibuat guru. OHT sebagaimana materi
yang disajikan dalam power point, dibuat guru dalam plastik/mika transparansi,
berisi materi matapelajaran Kewirausahaan. Sebagaimana pada power point, OHT
dapat dibuat berwarna-warni, dilengkapi dengan gambar, dan saat ini dapat pula
dibuat dengan bantuan komputer dan di cetak dengan printer pada plastik
transparan.
Sikap kewirausahaan adalah sikap berani mengambil resiko untuk
membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berani mengambil resiko artinya
bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas
sekalipun dalam kondisi tidak pasti.
Prestasi belajar dalam hal ini sebagai faktor yang terpengaruh oleh
manipulasi penerapan atau penggunaan media, pada penelitian ini juga dibatasi,
yaitu skor atau nilai tes hasil belajar matapelajaran Kewirausahaan, yang sengaja
dilakukan peneliti pada akhir pelaksanaan eksperimen berkaitan dengan penelitian
ini. Hasil belajar ini diasumsikan telah mencerminkan secara komprehensif
penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran sebagai dampak perlakuan yang
diberikan.
Luas sasaran penelitian ini juga terbatas hanya dilakukan pada siswa kelas
XI, SMK PGRI 3 dan SMK Pawyatan Daha Kota Kediri. Dengan sasaran
eksperimen 2 kelas, yaitu 1 kelas dari masing-masing sekolah tersebut yang akan
dikenai perlakuan (treatment) berbeda dalam eksperimen penggunaan media
pembelajaran, yaitu media LCD dan media OHP.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, permasalahan yang
diteliti dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan pengaruh pada prestasi belajar siswa antara
yang menggunakan media LCD, dan OHP?
2. Apakah terdapat perbedaan pengaruh pada prestasi belajar siswa antara
yang memiliki sikap kewirausahaan tinggi dengan yang rendah?
3. Adakah interaksi pengaruh penggunaan media dan sikap
kewirausahaan terhadap prestasi belajar siswa?.
D. Tujuan Penelitian.
Sesuai dengan rumusan masalah sebagaimana dikemukakan di atas, maka
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Membuktikan ada tidaknya perbedaan pengaruh pada prestasi belajar
siswa antara yang menggunakan media LCD, dan OHP.
2. Membuktikan ada tidaknya perbedaan pengaruh pada prestasi belajar
siswa antara yang memiliki sikap kewirausahaan tinggi dengan yang
rendah.
3. Membuktikan ada tidaknya interaksi pengaruh penggunaan media dan
sikap kewirausahaan terhadap prestasi belajar siswa.
E. Kegunaan Penelitian.
Kegunaan atau manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil
penelitian ini adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Manfaat teoritis; dapat digunakan untuk menambah referensi
khasanah ilmu pengetahuan, khususnya dalam melakukan penelitian-
penelitian lanjutan yang berkaitan dengan teknologi pembelajaran.
2. Manfaat praktis:
a) Digunakan sebagai dasar dalam melakukan pembinaan
kemampuan guru, khususnya dalam pemilihan dan penerapan
pendekatan atau strategi pembelajaran.
b) Dijadikan salah satu sumber acuan dan informasi bagi para guru
SMK agar dalam pembelajaran mau memulai melakukan inovasi-
inovasi, khususnya dalam menggunakan strategi atau pendekatan
yang memudahkan siswa dalam belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori.
1. Media Pembelajaran
1.1 Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak dari
kata medium, yang berarti sesuatu yang terletak di tengah (antara dua pihak atau
kutub) atau suatu alat (Anitah, 2008;1). Media adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk merangsang pikiran, perhatian dan kemauan siswa sehingga
dapat mendorong proses belajar pada siswa. Media pembelajaran diharapkan tidak
sekedar menjadi pelengkap dalam pembelajaran, akan tetapi diharapkan dapat
menjadi sumber pembelajaran yang memiliki arti sangat erat dengan tujuan
pembelajaran.
Menurut Oemar Hamalik (2003:202-203) Media dalam pembelajaran
adalah media belajar siswa yang memiliki kemampuan:
a) Mengetengahkan bagian tertentu yang dianggap penting dari suatu
kesatuan atau benda.
b) Memberikan pengganti pengalaman langsung
c) Mendekatkan obyek yang sulit atau berbahaya
d) Memberikan keseragaman segi pengamatan siswa
e) Menyajikan pembedaan (misalnya warna) secara visual
f) Menyajikan informasi yang berupa gerakan, suatu proses atau kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Sementara itu manfaat atau faedah media pembelajaran dalam penggunaan
media pembelajaran diantaranya adalah membantu guru dalam:
a) Memberikan penjelasan konsep b) Merumuskan atau membentuk konsep c) Memberikan penguatan konsep pada siswa (reinforcement) d) Melatih siswa dalam pemecahan masalah e) Mendorong siswa untuk berpikir kritis dan analitik f) Mendorong siswa untuk melakukan pengamatan terhadap suatu obyek
secara sendiri. g) Melatih siswa untuk belajar menemukan suatu ide-ide baru dan relasinya
dengan konsep-konsep yang telah diketahui. h) Melatih siswa dalam melakukan pengukuran (Suherman, Erman, dan
Winataputra, 1992:274)
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan peserta
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri peserta
pembelajaran. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian
sumber, lingkungan, manusia dan metoda yang dimanfaatkan untuk tujuan
pembelajaran. Jadi media dalam pembelajaran tidak boleh sekedar diartikan
sebagai alat yang tidak penting kehadirannya dalam pembelajaran.
Media pembelajaran pada dasarnya merupakan sarana lain pada proses
pembelajaran, baik sebagai penjelas dari bahan ajar maupun dibuat secara mandiri
untuk keperluan siswa. Dalam pembelajaran, media ajar dapat berupa rekaman
audio, audio-visual, foto, dll. Media ini memiliki tujuan agar siswa lebih jelas dan
mudah menangkap materi yang diajarkan serta dapat dipergunakan untuk belajar
secara mandiri di luar jam belajar.
Manfaat media dalam pembelajaran menurut Harjanto (1997:243) adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
a) Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami
oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengejaran
lebih baik.
b) Metode mengajar akan lebih bervariasi tidak semata-mata hanya
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa
tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga.
c) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktifitas lain seperti mengamati,
mendemonstrasikan, dan lain-lain.
d) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, sehingga akan
menumbuhkan motivasi belajarnya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa: 1) media
pembelajaran merupakan wahana dari pesan/informasi yang oleh sumber
pesan/guru ingin diteruskan kepada penerima pesan/siswa. 2) Pesan yang
disampaikan adalah pesan/materi pembelajaran. 3) Tujuan yang ingin dicapai
adalah terjadinya proses belajar pada diri siswa.
Proses yang menggambarkan hubungan antara guru, bahan ajar, siswa,
serta media digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1: Skema kedudukan media dalam pembelajaran.
Komunikator GURU
Massage BAHAN AJAR
Komunikan SISWA MEDIA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
1.2 Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Perlu kemahiran yang terlatih dalam hal menggunakan media
pembelajaran. Guru harus pandai menentukan media pembelajaran apa yang tepat
untuk sebuah topik, tertentu, karena tidak semua topik dapat dijelaskan dengan
media pembelajaran, dan tidak semua media pembelajaran mampu memperjelas
sebuah konsep.
Jika media pembelajaran digunakan tanpa memperhatikan karakteristik
media pembelajaran itu sendiri, maka hasil pembelajaran akan jauh dari sasaran.
Apabila hal ini sampai terjadi, berarti penggunaan media pembelajaran mengalami
kegagalan. Menurut Oemar Hamalik (2003:202) ada dua pendekatan dalam
memilih media pembelajaran, yaitu:
a) Dengan cara membeli media yang telah tersedia di pasaran yang dapat
dibeli guru dan langsung dapat digunakan dalam proses belajar mengajar.
Pendekatan ini membutuhkan biaya besar, lagi pula belum tentu media itu
cocok dengan kegiatan belajar atau materi yang disampaikan.
b) Memilih berdasarkan kebutuhan nyata, yaitu berdasarkan tujuan
pembelajaran yang dirumuskan secara khusus dan bahan pelajaran.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih dan menentukan jenis
media pembelajaran adalah;
a. Tujuan
Setiap media pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam proses
belajar mengajarnya harus berdasarkan tujuan instruksional yang telah
disusun.
b. Materi pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Tidak semua konsep atau topik dalam memerlukan media pembelajaran.
c. Metode dan pendekatan
Dalam kegiatan belajar mengajar guru dapat memilih metode
pembelajaran dan pendekatan yang sesuai dengan topik yang diajarkan.
Jadi media pembelajaran yang dipergunakan dalam kegiatan belajar
mengajar harus sesuai dengan metode pembelajaran dan pendekatan yang
digunakan.
d. Kondisi kelas
Keadaan atau kondisi kelas juga harus menjadi perhatian guru di saat akan
menentukan media pembelajaran yang akan digunakan diantaranya adalah
ruangan, tempat duduk, banyak murid dan waktu yang tersedia.
e. Tahap berpikir siswa
Media pembelajaran harus dapat digunakan untuk menstimulasi siswa
dalam belajar. Dengan demikian media pembelajaran yang ditampilkan
harus menarik perhatian siswa, sehingga siswa senang mengutak-atik dan
ingin menelaah konsep lebih jauh pesan dalam media pembelajaran
tersebut (Djamarah, 2002:143).
Pemilihan media pembelajaran juga harus didasarkan pada kemampuan
media tersebut dalam mencapai tujuan pembelajaran khusus (TPK) yang telah
ditetapkan. Selain kesesuaian dengan TPK, juga harus disesuaikan dengan jenis
materi pelajaran dan karakteristik siswa.
Prinsip-prinsip dalam pemilihan media pembelajaran menurut
I.G.K.Wardani (2001:2.32) adalah:
a) Kesesuaian/kecocokan dengan materi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
b) Kesesuaian dengan tingkat kesulitan, tingkat kemampuan belajar dan pola belajar siswa.
c) Ketersediaan, keadaan sekolah d) Kemampuan mengadakan media pengganti yang relatif sama maknanya,
sebagai pengganti media yang relatif mahal. e) Ketersediaan dana sebagai pendukung pengginaan media f) Pertimbangan keberhasilan belajar siswa harus merupakan hal yang utama.
Sedangkan faktor-faktor yang harus diperhatikan guru dalam memilih
media pembelajaran lebih lanjut menurut I.G.K.Wardani (2001:2.37) adalah
sebagai berikut :
a) Tujuan yang ingin dicapai
Sudah kita ketahui bahwa tujuan adalah rumusan kemampuan yang
diharapkan dimiliki siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Tujuan
tersebut dapat berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Setiap
jenis tujuan tersebut menuntut media pembelajaran yang berbeda. Oleh
karena itu, agar tujuan yang dirumuskan dapat tercapai, guru hendaknya
mempertimbangkan tujuan dalam memilih media pembelajaran.
b) Kegunaan Media
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya bahwa, setiap jenis media
mempunyai kegunaan dan potensi yang berbeda-beda. Media yang dipilih
akan efektif apabila media tersebut dimanfaatkan sesuai dengan nilai
kegunaan yang dimilikinya.
c) Kemampuan Guru
Kemampuan guru dalam menggunakan suatu media pembelajaran perlu
dipertimbangkan dalam memilih media pembelajaran. Betatapun tingginya
nilai kegunaan suatu media pembelajaran tidak akan bermanfaat
sedikitpun apabila guru tidak mampu menggunakannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
d) Fleksibilitas, tahan lama, dan kenyamanan.
Media pembelajaran yang kita pilih harus dapat digunakan da;am berbagai
situasi (fleksibel), tidak rusak dalam beberapa kali pakai (tahan lama) dan
nyaman dalam menggunakannya.
Itulah empat faktor yang harus diperhatikan guru dalam memilih media
pembelajaran.
1.3 Jenis-jenis media Pembelajaran.
Syaiful B Djamarah (2002:140-142) membuat klasifikasi jenis-jenis media
sebagai berikut:
a. Dilihat dari jenisnya, terdiri dari: media auditif, media visual, dan
audiovisual.
b. Dilihat dari daya liputnya, terdiri dari: media dengan daya liput luas &
serentak, media dengan daya liput terbatas ruang dan tempat, dan
media untuk pembelajaran individual.
c. Dilihat dari bahan pembuatannya, terdiri dari: media sederhana, dan
media kompleks.
Pada dasarnya media pembelajaran dapat digolongkan dalam dua kriteria:
a. Media sederhana: foto, bagan/chart, bagan/chart, guntingan koran, dll.
b. Media Modern: radio, TV, video, film, dll. (Gafur, 1987:37).
Secara umum media pembelajaran dapat dikategorikan sebagai berikut di
bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
a) Media Visual Dua Dimensi Tidak Transparan, yang termasuk dalam
jenis media ini adalah: gambar, foto, poster, peta, grafik, sketsa, papan
tulis, flipchart, dan sebagainya.
b) Media Visual Dua Dimensi yang Transparan. Media jenis ini
mempunyai sifat tembus cahaya karena terbuat dari bahan-bahan
plastik atau dari film. yang termasuk jenis media ini adalah: film slide,
film strip, movie film, dan sebagainya.
c) Media Visual Tiga Dimensi. Media ini mempunyai isi atau volume
seperti benda sesungguhnya. yang termasuk jenis media ini adalah:
benda sesungguhnya, model, diorama, speciment, pameran, dan
sebagainya.
d) Media Audio. Media audio berkaitan dengan alat pendengaran seperti
misalnya: Radio, Kaset, Laboratorium bahasa, telepon dan sebagainya.
e) Media Audio Visual. Media yang dapat menampilkan gambar dan
suara dalam waktu yang bersamaan, seperti: Film, Compact Disc, TV,
Video, dan lain sebagainya (Hamalik, 2003:203).
Aziz Wahab (2002:613) membuat klasifikasi media pembelajaran yang
dapat dipilih guru, menjadi 3 kategori, yaitu:
a. Media visual, yang terdiri dari: media visual yang tidak diproyeksikan,
dan media visual yang diproyeksikan.
b. Media audio
c. Media audio-visual
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
1.4 Media LCD – Power Point.
LCD (Liquid Crystal Display) adalah media pembelajaran yang berupa
peralatan elektronik yang dapat memproyeksikan program-program dari
komputer, VCD, maupun DVD pada layar.
a. Petunjuk Pengoperasian
§ Hubungkan proyektor dengan listrik menggunakan kabel power, apabila
lampu indikator power menyala orange, berarti proyektor siap digunakan.
§ Buka tutup lensa.
§ Tekan tombol power sekitar 2 detik, tunggu sampai lampu indikator
berwarna hijau dan display tampil penuh.
§ Nyalakan semua peralatan yang menjadi input (komponen
video/komputer).
§ Tekan source (input) untuk memilih input yang akan diproyeksikan atau
apabila automatic source dalam kondisi ‘on’ tunggu sampai 5-10 detik
untuk pencarian otomatis input terdekat.
Mengatur gambar proyeksi
§ Letakkan proyektor pada tempat yang stabil kemudian tekan adjuster
sesuai kebutuhan.
§ Gunakan focus dan zoom untuk memperoleh hasil tampilan terbaik.
Mematikan proyektor
· Tekan tombol power dengan jeda maksimum 5 detik untuk mematikan.
· Apabila anda menekan hanya satu kali, maka di layar akan menanyakan
apakah anda yakin akan mematikan proyektor? Pilih tekan satu kali lagi
untuk mematikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
b. Microsoft Power Point.
Microsoft Powerpoint adalah program aplikasi presentasi yang merupakan
salah satu program aplikasi di bawah Microsoft Office. Keuntungan terbesar dari
program ini adalah tidak perlunya pembelian piranti lunak karena sudah berada di
dalam Microsoft Office. Jadi pada waktu penginstalan program Microsoft Office
dengan sendirinya program ini akan terinstal. Hal ini akan mengurangi beban
hambatan pengembangan pembelajaran dengan komputer seperti dikemukakan
oleh Lee.
Keuntungan lain dari program ini adalah sederhananya tampilan ikon-ikon.
Ikon-ikon pembuatan presentasi kurang lebih sama dengan ikon-ikon Microsoft
Word yang sudah dikenal oleh kebanyakan pemakai komputer. Pemakai tidak
harus mempelajari bahasa pemrograman. Dengan ikon yang dikenal dan
pengoprasian tanpa bahasa program maka hambatan lain dari pembelajaran
dengan komputer dapat dikurangi yaitu hanbatan pengetahuan tehnis dan teori.
Pengajar atau ahli bahasa dapat membuat sebuah program pembelajaran bahasa
tanpa harus belajar bahasa komputer terlebih dahulu.
Meskipun program aplikasi ini sebenarnya merupakan program untuk
membuat presentasi, namun fasilitas yang ada dapat dipergunakan untuk membuat
program pembelajaran. Program yang dihasilkanpun akan cukup menarik.
Keuntungan lainnya adalah bahwa program ini bisa disambungkan ke jaringan
internet. Dengan demikian kemampuan atau kapasitas baik isi maupun kualita
visualnya akan sangat luas dan bagus, karena sebagaimana kita ketahui internet
merupakan sumber informasi yang dapat dikatakan tidak terbatas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
1.5 Media Overhead Projector/Overhaed Transparancy (OHP/OHT).
Overhead Projector (OHP) adalah alat audio visual yang dipergunakan
untuk paparan transparansi. Media transparansi adalah media visual proyeksi,
yang dibuat diatas bahan transparan, biasanya film acetate atau plastik berukuran
8,5” x 11” (Sadiman dkk, AS, 1996:63). Sedangkan menurut Aziz Wahab
(2002:6.17) OHP termasuk kategori media visual yang diproyeksikan, karena
bahan yang dipakai tembus cahaya (transparan).
Overhead Projector (OHP) atau Overhaed Tranparancy (OHT) dapat
digunakan untuk menunjukkan kepada siswa tentang materi pelajaran yang
dianggap penting dan dapt diperjelas dengan menggunakan warna yang berbeda
dan memberi kesempatan kepada penerima pesan untuk mencatatnya.
Overhead projector (OHP) dan Overhaed Tranparancy (OHT) dapat
dipergunakan kembali secara berulang-ulang dan dapat diberhentikan setiap
waktu sesuai dengan yang dikehendaki karena pacing kontrol sepenuhnya ada di
tangan komunikator, sehingga tidak perlu adanya operator pembantu
Sebagai media pendidikan, media transparansi (OHT) memiliki kelebihan
dan keterbatasan. Kelebihannya antara lain:
1) Dapat digunakan dengan cara yang sederhana, mudah dan bervariasi. 2) dapat digunakan untuk kelompok kecil, kelompok sedang, ataupun
kelompok besar. 3) Waktu penyajian memberi kemungkinan tatap dan mengamati respon
siswa. 4) Dapat berhenti pada sekuen belajar yang dikehendaki karena kecepatan
penyajiannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan, sebab kontrol sepenuhnya ada pada guru.
5) Dapat disajikan dalam berbagai variasi teknik penyajian yang menarik terutama untuk proses yang kompleks dan bertahap dengan bentuk tutup buka (reverlation technique).
6) Dapat disajikan dengan ilustrasi berbagai warna. 7) Dapat menstimulasi efek gerak dan warna pada saat diproyeksikan dengan
menambah alat polarisasi tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
8) Memungkinkan siswa untuk mencatat . 9) Dapat digandakan (di foto copy) dan dibagikan kepada siswa. 10) Dapat digunakan berulang-ulang 11) Dapat disusun kembali untuk sekuen belajar yang lain. 12) Guru tidak memerlukan operator proyektor, karena dia sendiri dapat
mengoperasikannya. 13) Tidak memerlukan penggelapan ruang penyajian (IGK Wardani,
2001:2.52)
Adapun keterbatasannya adalah
1) Memerlukan persiapan yang baik, terutama, terutama bial mempergunakan
teknik-teknik penyajian yang lebih kompleks.
2) Menuntut perhatian dan penataan letak (layout) proyektor dan layar, agar
tidak terjadi distorsi proyeksi.
Sedangkan teknik penggunaan OHP adalah:
1) Guru tetap menghadap ke kelas (menghadap pebelajar)
2) Tulisan pada transparan tidak perlu dipasang terbalik
3) Untuk menunjuk suatu gambar, guru cukup menunjuk dengan pensil pada
transparan, tak perlu menunjuk langsung pada layar
4) Sewaktu guru berbicara tanpa menunjuk OHP, pesawat harap dimatikan,
kemudian dapat dihidupkan kembali bila diperlukan. Hal ini dilakukan
untuk menghemat lampu yang jumlah jam penggunaanya terbatas (Anitah,
2008:30)
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam
penggunaan media sebagi sumber pembelajaran, hendaknya guru memperhatikan
prinsip bahwa tidak ada satupun media yang cocok untuk semua jenis materi dan
tujuan pembelajaran, media tertentu hanya sesuai dengan materi/tujuan
pembelajaran tertentu. Karakteristik peserta didik harus menjadi pertimbangan
dalam pemilihan media. Penggunaan media yang tidak sesuai justru akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
memberikan akibat yang kurang baik pada siswa. Tujuan penggunaan media
hanyalah sekedar untuk membantu guru, agar siswa lebih mudah menghayati
materi yang disampaikan. Kehadiran guru tetap diperlukan, karena tidak ada
satupun media yang dapat menggantikan guru di kelas.
2. Sikap Kewirausahaan
2.1 Pengertian Sikap
Banyak sosiolog dan psikolog memberi batasan bahwa sikap merupakan
kecenderungan individu untuk merespon dengan cara yang khusus terhadap
stimulus yang ada dalam lingkungan sosial. Sikap merupakan suatu
kecenderungan untuk mendekat atau menghindar, posotitif atau negative
t0erhadap berbagai keadaan sosial, apakah itu institusi, pribadi, situasi, ide,
konsep dan sebagainya (Howard dan Kendler, 1974; Gerungan, 2000).
Gagne (1974) mengatakan bahwa sikap merupakan suatu keadaan internal
(internal state) yang mempengaruhi pilihan tidakan individu terhadap beberapa
obyek, pribadi, dan peristiwa. Masih banyak lagi definisi sikap yang lain,
sebenarnya agak berlainan, akan tetapi keragaman pengertian tersebut disebabkan
oleh sudut pandang dari penulis yang berbeda. Namun demikian, jika dicermati
hampir semua batasan sikap memiliki kesamaan padang, bahwa sikap merupakan
suatu keadaan internal atau keadaan yang masih ada dalam dari manusia. Keadaan
internal tersebut berupa keyakinan yang diperoleh dari proses akomodasi dan
asimilasi pengetahuan yang mereka dapatkan, sebagaimana pendapat Piaget’s
tentang proses perkembangan kognitif manusia (Wadworth, 1971).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Sejalan dengan pengertian sikap yang dijelaskan di atas, dapat dipahami
bahwa:
a) sikap ditumbuhkan dan dipelajari sepanjang perkembangan orang yang
bersangkutan dalam keterkaitannya dengan obyek tertentu,
b) sikap merupakan hasil belajar manusia, sehingga sikap dapat ditumbuhkan
dan dikembangkan melalui proses belajar,
c) sikap selalu berhubungan dengan obyek, sehingga tidak berdiri sendiri,
d) sikap dapat berhubungan dengan satu obyek, tetapi dapat pula
berhubungan dengan sederet obyek sejenis,
e) sikap memiliki hubungan dengan aspek motivasi dan perasaan
atau emosi (Gerungan, 2000).
2.2 Konsep Dasar Kewirusahaan.
Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan
penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama
mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan
kreativitas. Keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama.
Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang
berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai
kesempatan Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan
berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam
kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007: 18).
Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber acuan
dengan titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya
adalah penciptaan organisasi baru (Gartner, 1988), menjalankan kombinasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
(kegiatan) yang baru (Schumpeter, 1934), ekplorasi berbagai peluang (Kirzner,
1973), menghadapi ketidakpastian (Knight, 1921), dan mendapatkan secara
bersama faktor-faktor produksi (Say, 1803). Beberapa definisi tentang
kewirausahaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
§ Richard Cantillon (1775) Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja
sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini
pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan
harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana
seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian
§ Jean Baptista Say (1816), Seorang wirausahawan adalah agen yang
menyatukan berbagai alat-alat produksi dan menemukan nilai dari
produksinya.
§ Frank Knight (1921), Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan
menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan
wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar.
Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi
manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan.
§ Joseph Schumpeter (1934), Wirausahawan adalah seorang inovator yang
mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui
kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk (1)
memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru, (2)
memperkenalkan metoda produksi baru, (3) membuka pasar yang baru
(new market), (4) Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau
komponen baru, atau (5) menjalankan organisasi baru pada suatu industri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang
diterapkan dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi
sumber daya.
§ Penrose (1963), Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-
peluang di dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial
berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.
§ Harvey Leibenstein (1968, 1979), Kewirausahaan mencakup kegiatan-
kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan
perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum
teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum
diketahui sepenuhnya.
Kesimpulan lain dari pengertian kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu
yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan,
memikul resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima
balas jasa moneter dan kepuasan pribadi.
2.3 Jiwa dan Sikap Kewirausahaan
Meredith et al.. (2002), mengemukakan nilai hakiki penting dari wirausaha
adalah:
a. Percaya diri (self confidence)
Merupakan paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas
atau pekerjaan, yang bersifat internal, sangat relatif dan dinamis dan banyak
ditentukan oleh kemampuannya untuk memulai, melaksanakan dan
menyelesaikan suatu pekerjaan. Kepercayaan diri akan mempengaruhi
Tabel 4.9: Rangkuman Pengujian Hipotesis No Hipotesis F-hitung F-tabel Sig. Keterangan
1 Ha: Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada prestasi belajar siswa antara yang menggunakan media LCD, dan OHP. Ho: Tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada prestasi belajar siswa antara yang menggunakan media LCD, dan OHP.
5,198
(α = 0,05; df: 3;83/terdekat: 3;80) = 2,72
0.025 Signifikan Ha diterima Ho ditolak
2 Ha: Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada prestasi belajar siswa antara yang memiliki sikap kewirausahaan tinggi dengan yang rendah.
76,166 (α = 0,05; df: 3;83/terdekat: 3;80) = 2,72
0,000 Signifikan Ha diterima Ho ditolak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Ho: Tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada prestasi belajar siswa antara yang memiliki sikap kewirausahaan tinggi dengan yang rendah.
3 Ha: Terdapat interaksi pengaruh yang signifikan antara penggunaan media dan sikap kewirausahaan terhadap prestasi belajar siswa. Ho: Tidak terdapat interaksi pengaruh yang signifikan antara penggunaan media dan sikap kewirausahaan terhadap prestasi belajar siswa.
11,690 (α = 0,05; df: 3;83/terdekat: 3;80) = 2,72
0.001 Signifikan Ha diterima Ho ditolak
Hasil pengujian hipotesis pertama, sesuai dengan kriteria pengujian
hipotesis yang telah ditetapkan pada Bab III, hasil tersebut di atas menunjukkan
dengan nilai Sig. (α) ≤ 0.05 (5%), F hitung (5,198) ≥ F-tabel (2,72), berarti nilai F-
hitung adalah signifikan. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
hipotesis kerja (Ha) diterima, hipotesis nihil (Ho) ditolak. Jadi kesimpulannya:
Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada prestasi belajar siswa antara
yang menggunakan media LCD, dan OHP.
Hasil pengujian hipotesis kedua, sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis
yang telah ditetapkan pada Bab III, hasil tersebut di atas menunjukkan nilai Sig.
(α) ≤ 0.05 (5%), F hitung (76,166) ≥ F-tabel (2,72), berarti koefisien F-hitung adalah
signifikan. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis kerja
(Ha) diterima, hipotesis nihil (Ho) ditolak. Jadi kesimpulannya: Terdapat
perbedaan pengaruh yang signifikan pada prestasi belajar siswa antara yang
memiliki sikap kewirausahaan tinggi dengan yang rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Hasil pengujian hipotesis ketiga, sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis
yang telah ditetapkan pada Bab III, hasil tersebut di atas menunjukkan nilai Sig.
(α) ≤ 0.05 (5%), F hitung (11,690) ≥ F-tabel (2,72), berarti koefisien F-hitung adalah
signifikan. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis kerja
(Ha) diterima, hipotesis nihil (Ho) ditolak. Jadi kesimpulannya: Terdapat interaksi
pengaruh yang signifikan antara penggunaan media dan sikap kewirausahaan
terhadap prestasi belajar siswa.
4. Hasil Uji Lanjut (Uji Scheefe)
Uji lanjut atau disebut juga Post-Hoc test dilakukan menggunakan teknik
uji Scheefe, untuk membuktikan perbedaan mean antar kelompok/sel. Uji Scheefe
dilakukan dengan perhitungan secara manual (terlampir)
Berikut disajikan rangkuman hasil uji lanjut (Scheefe):
Tabel 4.10: Rangkuman Hasil Uji Scheefe
Perbandingan F-obs. F-tabel
(1:83; α = 0,05)
Kesimp.
1. A1B1 x A2B2 (Media LCD, Sikap Kewirausahaan TINGGI, dengan media OHP, Sikap Kewirausahaan RENDAH)
91,848 3,92 Signifikan
2. A1B1 x A1B2 (Media LCD, Sikap Kewirausahaan TINGGI, dengan media OHP, Sikap Kewirausahaan RENDAH)
23,262 3,92 Signifikan
3. A1B1 x A2B1 (Media LCD, Sikap Kewirausahaan TINGGI, dengan media OHP, Sikap Kewirausahaan TINGGI)
67,238 3,92 Signifikan
4. A2B1 x A2B2 (Media OHP, Sikap Kewirausahaan TINGGI dengan media OHP, Sikap Kewirausahaan RENDAH)
0,498 3,92 Tidak Signifikan
5. A2B1 x A1B2 (Media OHP, Sikap Kewirausahaan Tinggi dengan media LCD, Sikap Kewirausahaan RENDAH)
17,365 3,92 Signifikan
6. A1B2 x A2B2 (Media LCD, Sikap Kewirausahaan RENDAH, media OHP dengan Sikap Kewirausahaan RENDAH)
15,605 3,92 Signifikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Hasil uji Scheefe sebagaimana tabel di atas diketahui bahwa perbandingan
antar sel menunjukkan bahwa dari 6 sel yang dibandingkan, 5 sel menunjukkan
nilai yang signifikan. Sedangkan 1 sel yaitu sel A2B1 x A2B2 (Media OHP,
Sikap Kewirausahaan TINGGI dengan media OHP, Sikap Kewirausahaan
RENDAH) menunjukkan nilai yang tidak signifikan. Artinya tidak terdapat
perbedaan mean antara siswa yang memiliki sikap kewirausahaan rendah, dan
diajar dengan media LCD dengan yang memiliki sikap kewirausahaan rendah, dan
diajar dengan media OHP)
5. Hasil Uji Kesetaraan
Uji Kesetaraan dimaksudkan untuk mengetahui apakah kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol berangkat dari kondisi awal yang sama
sebelum eksperimen. Uji kesetaraan dilakukan dengan membandingkan mean pre-
tes antara kelompok eksperimen dan kelompok control, menggunakan uji-t.