i PENGARUH PENGGANTIAN KONSENTRAT DENGAN KULIT UBI KAYU (Manihot utilisima) FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PRODUKSI KARKAS KELINCI KETURUNAN VLAAMS REUS JANTAN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Peternakan di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jurusan/Program Studi Peternakan Oleh : DYAH ANA PRAMUGARI H0504040 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
33
Embed
PENGARUH PENGGANTIAN KONSENTRAT … PENGARUH PENGGANTIAN KONSENTRAT DENGAN KULIT UBI KAYU (Manihot utilisima) FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PRODUKSI KARKAS KELINCI KETURUNAN VLAAMS
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
PENGARUH PENGGANTIAN KONSENTRAT DENGAN KULIT
UBI KAYU (Manihot utilisima) FERMENTASI DALAM RANSUM
TERHADAP PRODUKSI KARKAS KELINCI
KETURUNAN VLAAMS REUS JANTAN
Skripsi
Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Peternakan
di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Jurusan/Program Studi Peternakan
Oleh :
DYAH ANA PRAMUGARI H0504040
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
ii
PENGARUH PENGGANTIAN KONSENTRAT DENGAN KULIT
UBI KAYU (Manihot utilisima) FERMENTASI DALAM RANSUM
TERHADAP PRODUKSI KARKAS KELINCI
KETURUNAN VLAAMS REUS JANTAN
yang dipersiapkan dan disusun oleh
DYAH ANA PRAMUGARI H0504040
telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
pada tanggal: 21 Januari 2010 dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Tim Penguji
Ketua
Ir. YBP. Subagyo, MS NIP. 19480314 197903 1 001
Anggota I
Ir. Joko Riyanto, MP NIP. 19620719 198903 1 001
Anggota II
Ir. Lutojo, MP NIP. 19550912 198703 1 001
Surakarta, Januari 2010
Mengetahui Universitas Sebelas Maret
Fakultas Pertanian Dekan
Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS NIP. 19551217 198203 1 003
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkah dan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini
sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Selama pelaksanaan penelitian hingga selesainya skripsi ini penulis telah
mendapat bimbingan, pengarahan, dan bantuan dari berbagai pihak, maka pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ketua Jurusan Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
3. drh. Sunarto, MSi selaku dosen Pembimbing Akademik atas segala bimbingan dan
nasehatnya.
4. Ir. YBP. Subagyo, MS selaku dosen Pembimbing Utama dan penguji atas segala
bimbingan dan nasehatnya.
5. Ir. Joko Riyanto, MP selaku dosen Pembimbing Pendamping dan penguji atas
segala bimbingan dan nasehatnya.
6. Ir. Lutojo, MP sebagai dosen Penguji atas segala masukan dan nasehatnya.
7. Bapak, ibu dan saudara-saudaraku, partnerku, teman-teman, atas doa dan
dukungannya selama ini.
8. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada
umumnya. Surakarta, Januari 2010
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ........................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ viii
RINGKASAN ............................................................................................... ix
SUMMARY .................................................................................................. xi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kelinci ................................................................................................. 4
B. Pakan Kelinci ...................................................................................... 5
C. Kulit Ubi Kayu Fermentasi ................................................................. 6
D. Bobot Potong....................................................................................... 7
E. Karkas dan Persentase Karkas ............................................................ 7
F. Non Karkas dan Persentase Non Karkas............................................. 8
G. Daging ................................................................................................. 8
H. Rasio Daging dan Tulang .................................................................... 9
4. Analisis variansi berat non karkas kelinci keturunan Vlaams Reus jantan (g/ekor) ...................................................................................................... 35
5. Analisis variansi persentase non karkas kelinci keturunan Vlaams Reus jantan (%) .................................................................................................. 36
6. Analisis variansi berat daging kelinci keturunan Vlaams Reus jantan (g/ekor) ...................................................................................................... 37
7. Analisis variansi rasio daging dan tulang kelinci keturunan Vlaams Reus jantan ......................................................................................................... 38
8. Bobot badan awal kelinci keturunan Vlaams Reus jantan (g) .................. 39
9. Feed cost per gain ..................................................................................... 40
10. Kandungan nutrien kulit ubi kayu sebelum fermentasi dan sesudah fermentasi .................................................................................................. 41
11. Hasil analisis proksimat konsentrat dan kulit ubi kayu fermentasi .......... 42
12. Hasil analisis proksimat hijauan (rendeng) ............................................... 43
13. Gambar lay out kandang kelinci ............................................................... 44
vii
PENGARUH PENGGANTIAN KONSENTRAT DENGAN KULIT
UBI KAYU (Manihot utilisima) FERMENTASI DALAM RANSUM
TERHADAP PRODUKSI KARKAS KELINCI
KETURUNAN VLAAMS REUS JANTAN
Dyah Ana Pramugari H0504040
RINGKASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggantian konsentrat
dengan kulit ubi kayu (Manihot utilisima) fermentasi dalam ransum terhadap produksi
karkas kelinci keturunan Vlaams Reus jantan. Penelitian ini dilaksanakan di desa
Selogringging, kecamatan Tulung, kabupaten Klaten, selama 8 minggu, yaitu pada
tanggal 29 Maret-24 Mei 2009. Kelinci yang digunakan adalah kelinci keturunan
Vlaams Reus jantan sejumlah 20 ekor umur 8 minggu dengan rataan bobot badan
745,05 ± 75,62 g. Rancangan percobaan yang digunakan adalah RAL (Rancangan
Acak Lengkap) pola searah dengan 4 macam perlakuan (P0, P1, P2, P3), terdiri dari 5
ulangan, dan setiap ulangan terdiri dari 1 ekor kelinci.
Pakan yang diberikan terdiri dari hijauan berupa jerami kacang tanah (rendeng),
konsentrat dan kulit ubi kayu fermentasi (KUKF). Perlakuan yang diberikan yaitu P0 :
Rerata persentase karkas yang diperoleh selama penelitian untuk masing-
masing perlakuan P0, P1, P2 dan P3 berturut-turut yaitu 43,88%; 43,29%;
43,53% dan 43,35%. Hasil tersebut sesuai dengan pendapat Kartadisastra (1997)
bahwa sebagai patokan, berat karkas kelinci yang baik berkisar antara 40-52%
dari berat badan hidupnya.
Hasil analisis variansi (Lampiran 3.) menunjukan bahwa pemberian kulit
ubi fermentasi tidak berpengaruh nyata terhadap persentase karkas (P≥0,05).
Hasil yang berbeda tidak nyata ini disebabkan karena bobot potong dan berat
karkas yang dihasilkan juga berbeda tidak nyata, keduanya ini mempengaruhi
persentase karkas yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan pertumbuhan masih
terfokus pada tulangnya.
Faktor yang mempengaruhi persentase karkas adalah umur, berat badan,
perlemakan, dan isi saluran pencernaan (Brown et al, 1982 cit. Soeparno, 1994).
Ditambahkan menurut Soeparno (1994) menyatakan bahwa pola pertumbuhan
komponen karkas diawali dengan pertumbuhan tulang yang cepat, kemudian
setelah mencapai pubertas laju pertumbuhan otot menurun dan deposisi lemak
meningkat.
Persentase karkas merupakan perbandingan antara berat karkas dengan
bobot potong kemudian dikalikan 100% yang sering digunakan sebagai
pendugaan rerata daging (Soeparno, 1994). Sedangkan menurut Harwanto (2009)
dari penelitian, presentase karkas kelinci keturunan Vlaams Reus jantan lebih
tinggi bila dibandingkan dengan penelitian ini yaitu berkisar antara 45,17% -
46,33%.
xxvi
D. Berat Non Karkas
Rerata berat non karkas kelinci keturunan Vlaams Reus jantan selama
penelitian disajikan pada tabel 7.
Tabel 7. Rerata berat non karkas kelinci keturunan Vlaams Reus jantan (g/ekor)
Perlakuan Ulangan (Replications) Rerata
(Treatments) 1 2 3 (Average)
P0 1075 1139 1111 1108,33
P1 1228 1089 1041 1119,33
P2 1031 860 1218 1036,33
P3 957 936 1052 981,67
Rerata berat non karkas yang diperoleh selama penelitian untuk masing-
masing perlakuan P0, P1, P2 dan P3 berturut-turut yaitu 1108,33;
1119,33; 1036,33 dan 981,67g. Hasil analisis variansi (Lampiran 4.) menunjukan
bahwa pengaruh penggantian konsentrat dengan kulit ubi kayu fermentasi
terhadap berat non karkas adalah berbeda tidak nyata (P≥0,05).
Bagian non karkas pada kelinci merupakan seluruh bagian tubuh yang
meliputi darah, kepala, kedua kaki depan dan belakang bagian bawah, ekor dan
organ dalam yang sudah dipisahkan dari karkas yang bersangkutan (Kartadisastra,
1997).
Berat non karkas sangat mempengaruhi berat karkas, karena jika berat non
karkas semakin meningkat maka perolehan karkas yang dihasilkan semakin
menurun. Hal ini disebabkan jumlah non karkas yang dihasilkan lebih banyak
daripada jumlah karkas ternak yang bersangkutan. Pamungkas dkk. (1992)
menambahkan bahwa perkiraan berat karkas kurang tepat bila hanya berdasarkan
berat hidup tanpa diikuti dengan berat organ non karkas, baik eksternal maupun
internal.
Nutrisi berpengaruh terhadap berat non karkas bagian internal seperti
lambung, usus, paru-paru serta organ dalam lainya, sedang bagian non karkas
eksternal seperti; kepala, kedua kaki depan, belakang bagian bawah, dan ekor
tidak terpengaruh oleh nutrisi (Soeparno,1994). Hasil penelitian ini lebih tinggi
xxvii
dibandingkan dengan penelitian Harwanto (2009) berat non karkas kelinci
keturunan Vlaams Reus jantan yaitu berkisar 949,33– 995,00g.
E. Persentase Non Karkas
Rerata persentase non karkas kelinci keturunan Vlaams Reus jantan selama
penelitian disajikan pada tabel 8.
Tabel 8. Rerata persentase non karkas kelinci keturunan Vlaams Reus jantan (%)
Perlakuan Ulangan (Replications) Rerata
(Treatments) 1 2 3 (Average)
P0 54,90 55,13 55,94 55,32
P1 54,94 56,68 58,48 56,70
P2 57,72 54,08 57,58 56,46
P3 55,51 54,64 59,77 56,64
Rerata persentase non karkas yang dihasilkan pada penelitian ini secara
berurutan P0, P1, P2, P3 masing- masing adalah 55,32%; 56,70%; 56,46%; dan
56,64%. Hasil analisis variansi (Lampiran 5.) menunjukan pengaruh penggantian
konsentrat dengan kulit ubi kayu fermentasi terhadap persentase non karkas
adalah berbeda tidak nyata (P≥0,05). Hasil tersebut disebabkan karena berat non
karkas yang relatif sama sehingga berpengaruh terhadap persentase non karkas
yang dihasilkan.
Persentase non karkas merupakan perbandingan antara berat non karkas
(darah, kepala, keempat kaki, ekor dan organ dalam) dengan bobot
potong,kemudian dikalikan 100%. Persentase non karkas berbanding terbalik
dengan persentase karkas. Hal ini dikarenakan semakin tinggi bobot potong maka
xxviii
berat karkas meningkat, persentase karkas meningkat dan persentase non karkas
menurun. Soeparno (1994) menyatakan bahwa persentase karkas meningkat
seiring meningkatnya bobot potong, persentase non karkas cenderung menurun.
Dalam memperhitungkan persentase karkas yang paling besar pengaruhnya
adalah isi saluran pencernakan, perototan, besarnya tulang, kepala dan kulit
(Hunsley et.al, 1978 cit. Soeparno 1994). Jadi organ non karkas sangat
mempengaruhi produksi karkasnya.
Menurut Kartadisastra (1997), berat karkas kelinci berkisar antara 40-52%,
hal ini berarti kisaran berat non karkasnya sebesar 48-60 persen. Persentase non
karkas yang didapat dalam penelitian ini sesuai dengan pendapat Kartadisastra,
karena besarnya berat non karkas antara 55,32 sampai 56,70%. Sedangkan
menurut Harwanto (2009) persentase non karkas pada penelitiannya berkisar
antara 48,78% - 54,83%.
F. Berat Daging
Rerata pertambahan berat daging kelinci keturunan Vlaams Reus jantan
pada penelitian ini disajikan pada tabel 9 berikut:
Tabel 9. Rerata berat daging kelinci keturunan Vlaams Reus jantan (g/ekor)
Perlakuan Ulangan (Replications) Rerata
(Treatments) 1 2 3 (Average)
P0 624 631 608 621,00
P1 691 568 530 596,33
P2 527 509 608 548,00
P3 537 533 506 525,33
Rerata berat daging yang diperoleh selama penelitian untuk masing-masing
perlakuan P0, P1, P2 dan P3 berturut-turut yaitu 621,00; 596,33; 548,00 dan
525,33g. Hasil analisis variansi (Lampiran 6.) menunjukan bahwa pemberian
kulit ubi fermentasi tidak berpengaruh terhadap berat daging kelinci keturunan
Vlaams Reus jantan.
Hasil yang berbeda tidak nyata ini disebabkan karena kandungan serat kasar
dalam kulit ubi kayu fermentasi tidak berpengaruh terhadap absorbsi nutrien
pakan lain sehingga tidak berpengaruh terhadap berat daging. Selain itu tingkat
protein ransum yang masih dalam taraf yang sama juga menyebabkan produksi
daging juga relatif sama.
xxix
Menurut Soeparno (1994), kecepatan pertumbuhan daging atau otot lebih
tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan badannya selama periode pertumbuhan
terakhir, berat daging lebih cepat daripada pertumbuhan tulang. Besarnya
konsumsi pakan juga berpengaruh terhadap jaringan lemak dan daging, sehingga
konsumsi pakan rendah akan menyebabkan kekurangan nutrien yang dibutuhkan
ternak akibatnya akan memperlambat laju pertumbuhan lemak dan daging
(Anggorodi, 1990).
Daging merupakan semua jaringan hewan dan semua produk hasil
pengolahan jaringan-jaringan tersebut yang sesuai untuk dimakan serta tidak
menimbulkan gangguan kesehatan bagi yang memakannya. Daging tersusun dari
jaringan ikat, epitelial, jaringan-jaringan saraf, pembuluh darah dan lemak
(Soeparno, 1994).
Daging merupakan jaringan penyusun tubuh yang terbentuk oleh protein,
dalam hal ini berasal dari protein pakan. Protein khususnya asam amino
diperlukan untuk membentuk jaringan otot daging yang merupakan komponen
utama karkas. Protein yang masuk ke tubuh kelinci akan diubah menjadi asam
amino, asam amino kemudian diserap oleh usus kecil dan terus dibawa ke seluruh
tubuh sehingga membentuk jaringan tubuh (Anggorodi, 1990).
Menurut Soeparno (1994) jumlah daging yang dihasilkan proposional
terhadap berat karkas. Semakin tinggi berat karkas maka semakin tinggi daging
yang diperoleh.
Selama masa pertumbuhan proporsi tulang, otot dan lemak karkas selalu
mengalami perubahan terus menerus, jika salah satu bagian (daging, tulang,
lemak) tinggi maka bagian yang lain akan rendah (Soeparno, 1994). Menurut
Harwanto (2009) berat daging kelinci berkisar antara 554,00–632,67g.
xxx
G. Rasio Daging dan Tulang
Rerata rasio daging dan tulang kelinci keturunan Vlaams Reus pada
penelitian ini disajikan pada tabel 10.
Tabel 10. Rerata rasio daging dan tulang kelinci keturunan Vlaams Reus jantan
Perlakuan Ulangan (Replications) Rerata
(Treatments) 1 2 3 (Average)
P0 2,40 2,13 2,27 2,27
P1 2,18 2,15 2,49 2,27
P2 2,31 2,30 2,10 2,24
P3 2,33 2,18 2,45 2,32
Rerata rasio tulang dan daging untuk masing-masing perlakuan P0, P1, P2
dan P3 berturut-turut yaitu 2,27; 2,27; 2,24 dan 2,32. Hasil analisis variasi
(Lampiran 7.) menunjukan bahwa pemberian kulit ubi kayu fermentasi terhadap
ratio daging dan tulang kelinci keturunan Vlaams Reus jantan tidak berbeda nyata
(P≥0,05). Hasil yang tidak berbeda nyata ini disebabkan karena berat karkas dan
berat daging karkas yang berbeda tidak nyata pula, hal ini disebabkan karena
rasio daging dan tulang dipengaruhi oleh besarnya berat tulang dan daging
karkas.
Meat bone ratio atau yang disebut rasio daging dan tulang merupakan
perbandingan antara berat daging dan berat tulang kelinci yang bersangkutan
untuk mengetahui seberapa banyak daging yang dihasilkan dari tulangnya.
Menurut Murtiyadi (1996) cit. Widodo (2005) perbandingan daging dan
tulang dipengaruhi oleh dua komponen yaitu berat daging dan berat tulang.
Angka banding daging dan tulang yang dihasilkan adalah 2,96:1 untuk kelinci
albino dan 3,21:1 untuk kelinci bukan albino (Rismaniah et al., 1976). Kelinci
keturunan Vlaams Reus jantan ini termasuk kelinci bukan albino karena
mempunyai pigmen warna pada bulunya. Hasil rasio daging dan tulang pada
penelitian ini lebih rendah yaitu berkisar antara 2,27 - 2,32. Sedangkan menurut
Harwanto (2009) rasio tulang dan daging berkisar antara 2,00 - 2,48.
xxxi
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
kulit ubi kayu (Manihot utilisima) fermentasi dapat digunakan sebagai
pengganti konsentrat dan tanpa mempengaruhi bobot potong, berat karkas,
persentase karkas, berat non karkas, persentase non karkas, berat daging serta
rasio daging dan tulang kelinci keturunan Vlaams Reus jantan.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa penggunaan kulit ubi
kayu (Manihot utilisima) dapat digunakan sebagai pengganti konsentrat dalam
ransum sampai taraf 15%.
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi, R., 1990. Ilmu Makanan Ternak. PT. Gramedia. Jakarta.
Anonimus, 2009. Ajinomoto csr Bina dan Modali Petani Ubi Kayu Sukadana. www.republika.com.akses 25 Mei 2009.
Gaspersz, V. 1991. Metode Perancangan Percobaan. CV Armico. Bandung.
Gunarso, T.A. 2008. Pengaruh Penambahan Tepung Lempuyang (Zingiber anomaticum val) Dalam Ransum Terhadap Produksi Karkas Kelinci New Zealand White Jantan. Skripsi S1. Laporan Hasil Penelitian Fakultas Pertanian UNS. Surakarta.
Hartadi, H., S. Reksohadiprodjo, dan A. D. Tillman. 1990. Tabel Komposisi Pakan Untuk Indonesia. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Harwanto, Sri. 2009. Pengaruh Penggunaan Tepung Kulit Kacang Tanah Dalam Ransum Pakan Terhadap Produksi Karkas Kelinci Keturunan Vlaamse Reus Jantan. Skripsi S1. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Nugroho, 1982. Beternak Kelinci Secara Modern. Eka Offset. Semarang.
Oktora, E.D., I. Zuhriansyah, N.F. Dewi. 2008. Produksi Sel Tunggal Hasil Fermentasi Kulit Ubi Kayu. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang.
xxxii
Pamungkas, D,.Uum U,. dan M. Ali Yusran. 1992. Analisis Berat dan Persentase Karkas Domba Ekor Gemuk Berdasarkan Berat Hidup dan Berat Bagian Tubuh Non Karkas Pada Dua Tingkatan Umur. Jurnal Ilmiah Penelitian Ternak Grati Vol.. 3 No. 1.
Parakasi, A. 1983. Ilmu Gizi dan Makanan Ternak . Angkasa. Bandung.
Prasetyo, H. 2005. Pengaruh Penggunaan Kulit Ubi Kayu (Manihot utilísima) Fermentasi sebagai Substitusi Konsentrat Komersial terhadap Performan Domba Lokal Jantan. Skripsi S1. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Reksohadiprodjo, S. 1995. Pengantar Ilmu Peternakan Tropik Edisi II. BPFE. Yogyakarta.
Rismaniah, I., Riswayanti dan Ning T. R 1976. Produksi Ternak Kelinci. Makalah Seminar Peternakan Fakultas Peternakan. Universitas Jendral Soedirman. Purwokerto.
Sarwono, B. 1983. Beternak Kelinci Unggul. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.
_________ . 2002. Kelinci Potong dan Hias. Agromedia Pustaka. Jakarta.
_________ . 2008. Kelinci Potong dan Hias. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Soeparno, 1994. Ilmu dan Teknologi Daging. Gadjah Mada University. Yogyakarta.
Sumoprastowo, R. M. 1989. Beternak Kelinci Idaman. Bhatara Niaga Media. Jakarta.
Tambunan, R. D., I. Haris dan Mustarudin. 1997. Pengaruh Penggunaan Ransum dengan Berbagai Tingkat tepung Daun Lamtoro (Leucaena leucocephala) terhadap Komponen Karkas Kelinci Lokal Jantan. Jurnal Peternakan . Universitas Lampung. Vol 56-63.
Whendrato, I dan Madyana, I. M., 1983. Beternak Kelinci Secara Popular. Eka Offset. Semarang.
Widodo, W. 2005. Tanaman Beracun Dalam Kehidupan Ternak. UMM Press. Malang.
Williamson. G dan W.J.A. Payne., 1993.An Introduction To Animal Husbandry In The Tropic. Longman Group London. Terjemahan Darmadja. D. SGN. 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.