Page 1
1
PENGARUH PENGENDALIAN INTERN, SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN
DAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA
TERHADAP KINERJA MANAJERIAL
(Studi Pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar)
MARZUKI
[email protected]
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi - Universitas Abulyatama Aceh
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pengendalian intern, sistem
akuntansi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia baik secara simultan maupun
secara parsial terhadap kinerja manajerial pada lembaga keuangan mikro. Penelitian ini
dilakukan pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh
Besar dengan populasi pada penelitian ini adalah manajer-manajer Lembaga Keuangan
Mikro di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar dengan jumlah responden sebanyak
34 orang. Penelitian ini dilakukan dengan metode sensus dimana seluruh populasi
dijadikan sebagai objek penelitian dan analisis data dengan menggunakan regresi linier
berganda
Berdasarkan hasil analisis secara simultan bahwa dapat disimpulkan pengendalian
intern, sistem akuntansi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia berpengaruh
secara simultan terhadap kinerja manajerial pada lembaga keuangan mikro. Dari hasil
pengujian yang dilakukan secara parsial dapat disimpulkan bahwa variabel pengendalian
intern, sistem akuntansi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia secara parsial
berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada lembaga keuangan mikro. Hal ini dapat
dilihat dari nilai koefesien regresi variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap
kinerja manajerial pada lembaga keuangan mikro adalah kapasitas sumber daya manusia
karena diperoleh nilai koefesien regresi lebih besar dibandingkan dengan variabel
pengendalian intern dan sistim akuntansi manajemen.
Kata Kunci: Pengendalian Intern, Sistem Akuntansi Manajemen, Kapasitas Sumber Daya
Manusia, Kinerja Manajerial
ABSTRACT
The purpose of this study to determine the effect of the internal control, accounting
systems management and human resource capacity either simultaneously or partially on
managerial performance in microfinance institutions in the city of Banda Aceh and regency
of Aceh Besar .
The research was conducted on Microfinance Institutions in City Banda Aceh and
Regency Aceh Besar with a population in this study was managers of microfinance
institutions in the city of Banda Aceh regency Aceh Besar by the number of respondents
were 34 people. This research was conducted with censuses method where the entire
Page 2
2
population serves as the object of research and data analysis using multiple linear
regressions.
Based on the results of simultaneous analysis can be concluded that internal
control, accounting systems management and human resource capacity of the simultaneous
effect on managerial performance in microfinance institutions in Banda Aceh and Aceh
Besar. From the results of testing conducted partially can be concluded that the variable of
environmental control, management accounting systems and human resource capacity
effect partially on managerial performance in microfinance institutions in Banda Aceh and
Aceh Besar. It can be seen from variable regression coefficient values that the most
dominant influence on managerial performance in Microfinance Institutions in Banda Aceh
and Aceh besar district is the human resources capacity due to obtained the greater of
regression coefficient values compared with the internal control and management
accounting systems.
Keywords: Internal Control, Management Accounting System, Human Resource Capacity,
Managerial Performance.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kinerja manajerial merupakan kondisi yang harus diketahui dan diinformasikan
kepada pihak-pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu badan usaha
yang sedang dijalankan. Salah satu alat yang dapat membantu perencanaan, koordinasi,
dan penilaian kinerja adalah pencapaian kinerja manajerial, (Hall, 2004). Perkembangan
Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar yang
bermacam ragam memegang peranan yang sangat penting dalam penyediaan jasa keuangan
kepada pengusaha mikro dan kecil.
Fenomena yang terjadi dibalik peranannya yang strategis dalam pemberdayaan
ekonomi kerakyatan dan sebagai lembaga intermediasi itu, tidak sedikit Lembaga
Keuangan Mikro yang tersebar di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar ternyata
masih belum mampu menjalankan perananya dan fungsinya secara optimal. Hal ini
menunjukkan rendahnya kinerja manajerial pada lembaga keuangan mikro dan merupakan
tantangan bagi pihak manajemen LKM untuk meningkatan kinerja manajerialnya. Untuk
dapat mengatasi hal itu, pihak manajemen memerlukan alat manajemen sebagai media
pengendali yaitu pengendalian intern. Pengendalian intern merupakan suatu sistem yang
dibangun melalui organisasi dan mekanisme operasi dalam LKM, sehingga melekat pada
Page 3
3
setiap aktivitas yang dijalankan oleh setiap personel di dalam LKM, mulai dari pengawas,
manajer, asisten manajer atau kepala bagian dan karyawan.
Sistem pengendalian intern terdiri atas struktur organisasi dan seluruh metode yang
dikordinasikan dan pengukuran yang diterapkan dalam suatu bisnis untuk melindungi
aktiva, mengecek keakuratan dan keandalan data akutansi, meningkatkan efisiensi
operasional, dan mendorong ditaati kebijakan manajemen yang ditetapkan sebelumnya.
Perkembagan selanjutnya adalah Committe On Sponsoring Organization (COSO) yang
mengidentifikasi lima komponen struktur pengendalian Intern yang saling berhubungan
yaitu lingkungan pengendalian, Pengukuran resiko, Aktivitas pengendalian sistem
Imformasi dan komunikasi serta pemantauan (Boyton dan Kell, 2002:373). Fungsi dari
pengendalian akan dapat menciptakan suatu peningkatan kinerja atas pelaksanaan masing
masing fungsi manajemen lainnya. Efektifitas pengendalian intern akan dapat tercapai
apabila pelaksanaan semua prosedur, metode dan teknik yang menjadi ensure (kepastian)
dari sistem itu sendiri sesuai dengan semestinya. Disinilah pengtingnya peran pengendalian
intern yang mempunyai tugas meneliti dan mengawasi secara kontinyu terhadap
pelaksanaan organisasi dan perkembangan organisasi. Manajemen perlu memiliki
kemampuan untuk melihat peluang, mengidentifikasi masalah, menyeleksi,
mengimplementasi proses adaptasi dengan tepat, berkewajiban mempertahankan
kelangsungan hidup dan mengendalikan organisasi didalam pencapaian tujuan organisasi.
Salah satu karakteristik sistem akuntansi manajemen adalah sebagai sumber
informasi penting yang membantu manajemen mengendalikan aktivitasnya serta
mengurangi masalah ketidakpastian lingkungan dalam rangka mencapai tujuan organisasi
(Gordon dan Miller 1976). Sistem akuntansi manajemen merupakan prosedur dan sistem
formal yang menggunakan informasi untuk mempertahankan atau menyediakan alternatif
dari berbagai kegiatan organisasi (Simon, 1987).Dengan adanya penerapan sistem
akuntansi manajemen dengan baik yang dihubungkan dengan pertanggungjawaban para
pimpinan atau manajer dalam organisai, maka pimpinan organisasi dapat mendelegasikan
wewenang dan tanggung jawab ke tingkat pimpinan di bawahnya, pemorosesan data dan
sistem informasi yang dapat mendukung pengambilan keputusan dalam organisasi.
Menurut Mia dan Chenhall (1994) sistem akuntansi manajemen disusun terutama untuk
menghasilkan informasi yang berguna bagi pengambil keputusan oleh manajemen.
Perusahaan mendesain sistem akuntansi manajemen adalah membantu organisasi yang
Page 4
4
bersangkutan melalui para manajernya, yaitu dalam perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengambilan keputusan. Hal ini akan dapat berjalan dengan baik bila
didukung dengan kapasitas sumber daya manusia yang memadai didalam organisasi.
Masih rendahnya kapasitas sumber daya manusia di Lembaga Keuangan Mikro (LKM)
baik dijajaran pengurus/direksi maupun karyawan padahal keberhasilan suatu bisnis sering
kali ditentukan oleh kapasitas sumber daya manusia yang dimilkinya.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian diatas, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah pengendalian intern, sistem akuntansi manajemen dan kapasitas sumber daya
manusia berpengaruh secara simultan terhadap kinerja manajerial pada Lembaga
Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar.
2. Apakah pengendalian intern, sistem akuntansi manajemen dan kapasitas sumber daya
manusia berpengaruh secara parsial terhadap kinerja manajerial pada Lembaga
Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar .
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang dikemukan di atas maka
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan pengendalian intern, sistem akuntansi
manajemen dan kapasitas sumber daya manusia berpengaruh secara simultan
terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh dan
Kabupaten Aceh Besar.
2. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial pengendalian intern, sistem akuntasi
manajemen dan kapasitas sumber daya manusia terhadap kinerja manajerial pada
Lembaga Keuangan Mikro di di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar.
2. TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Pengendalian Intern
Commite of sponsoring Organization (COSO) Ricchiute (2006:300) Memberikan
pengertian pengendalian nternal adalah: A Process, efected by an entyty’s board of
Page 5
5
derectors, manajement and other personal, designed to provide reasonable assurance
regarding the achiefment of objectives inthe following Catagories:(a) Efectiveness and
efficiency of operations, (b) Reliability of Financial Reporting, (c) Comfliance with
Applicable laws and regulations. Definisi tersebut menjelaskan bahwa pengendalian intern
adalah suatu proses yang dijalankan oleh Dewan komisaris, manajemen dan personil lain
entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai mengenai pencapaian tujuan
dalam kategori: (a) efectivitas dan efisiensi operasi (Efectiveness and efficiency of
operations); (b) keandalan laporan keuangan (Reliability of Financial Reporting); (c)
kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku (Comfliance with Applicable laws
and regulations). Definisi COSO tentang pengendalian intern memperjelas bahwa
pengendalian intern bukan hanya mempengaruhi laporan keuangan yang realible tetapi
juga menunjukkan bahwa pengendalian seharusnya efektif untuk semua operasional.
Menurut Mulyadi (2001:163-164) berpendapat bahwa pengendalian intern adalah
suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain, yang
didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan
yaitu keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang
berlaku, serta efektivitas dan efisiensi operasi. Sedangkan menurut Bank Indonesia (2003)
memberi pengertian bahwa pengendalian intern merupakan suatu mekanisme pengawasan
yang ditetapkan oleh manajemen Bank secara berkesinambungan (on going basis), guna:
(1) Menjaga dan mengamankan harta kekayaan Bank; (2) Menjamin tersedianya laporan
yang lebih akurat; (3) Meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku; (4)
Mengurangi dampak keuangan/kerugian, penyimpangan termasuk kecurangan atau fraud,
dan pelanggaran aspek kehati-hatian; (5) Meningkatkan efektivitas organisasi dan
meningkatkan efisiensi biaya.
Menurut Guy et all (2002) menjelaskan bahwa pengendalian intern terdiri dari lima
komponen yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian,
pemorosesan informasi dan komunikasi, serta pemantauan (monitoring). Terdapat
hubungan langsung antara tujuan, yang merupakan hal yang diperjuangkan untuk dicapai
perusahaan dan komponen-komponen tersebut yang mencerminkan hal-hal yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
2.2 Sistem Akuntansi Manajemen
Page 6
6
Sistem akuntansi manajemen adalah suatu mekanisme pengendalian organisasi,
serta merupakan alat yang efektif dalam menyediakan informasi yang berguna untuk
memprediksi konsekuensi yang mungkin terjadi dari berbagai alternatif aktifitas yang
dapat dilakukan (Nazaruddin, 1998). Sedangkan Atkinson (1995) dalam Astuti (2007)
menyatakan bahwa sistem akuntansi manajemen adalah sistem informasi yang
mengumpulkan data operasional dan finansial, memprosesnya, menyimpannya dan
melaporkan kepada pengguna. Produk yang dihasilkan oleh sistem akuntansi manajemen
adalah informasi akuntansi manajemen. Berdasarkan definisi tersebut menjelaskan bahwa
sistem akuntansi manajemen membantu organisasi yang bersangkutan melalui para
manajernya, yaitu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengambilan
keputusan. Untuk membantu aktivitasnya, para manajer membutuhkan dukungan
informasi.
Sistem Akuntansi Manajemen (SAM) merupakan sistem formal yang dirancang
untuk menyediakan informasi bagi manajer. Perencanaan SAM yang merupakan bagian
dari sistem pengendalian organisasi perlu mendapat perhatian, hingga dapat diharapkan
akan memberikan kontribusi positif dalam mendukung keberhasilan sistem pengendalian
manajemen. SAM dapat membantu manajer dalam pengendalian aktivitas sehingga
diharapkan dapat membantu perusahaan dalam pencapaian tujuan.Sistem akuntansi
manajemen juga sering digunakan sebagai mekanisme untuk memotivasi dan
mempengaruhi perilaku karyawan dalam berbagai cara yang akan memaksimalkan
kesejahteraan organisasi dan karyawan. Hansen dan Mowen (2004) mendefinisikan
“Sistem akuntansi manajemen adalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran
(output) dengan menggunakan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk
memenuhi tujuan tertentu manajemen”.
Chenhall dan Morris (1986) menyatakan bahwa karakteristik informasi yang
bermanfaat menurut persepsi manajer terdiri dari:
1. Scope
Lingkup sistem akuntansi manajemen yang luas memberikan informasi yang
berhubungan dengan lingkungan eksternal yang mungkin bersifat ekonomi seperti
Gross National Product, total penjualan pasar, dan pangsa pasar suatu industri, atau
mungkin juga bersifat non ekonomi seperti faktor demografi, cita rasa konsumen,
tindakan para pesaing dan perkembangan teknologi.
2. Timeliness
Page 7
7
Kemampuan para manajer untuk merespon secara cepat atas suatu peristiwa
kemungkinan dipengaruhi oleh timeliness sistem akuntansi manajemen. Informasi yang
timeliness meningkatkan fasilitas sistem akuntansi manajemen untuk melaporkan
peristiwa paling akhir dan untuk memberikan umpan balik secara cepat terhadap
keputusan yang telah dibuat.
3. Aggregation
Sistem akuntansi manajemen memberikan informasi dalam berbagai bentuk agregasi
yang berkisar dari pemberian bahan dasar, data yang tidak diproses hingga berbagai
agregasi berdasarkan periode waktu atau area tertentu misalnya pusat
pertanggungjawaban atau fungsional.
4. Integration
Informasi yang terintegrasi dari sistem akuntansi manajemen dapat digunakan sebagai
alat koordinasi antar segmen dari subunit dan antar subunit. Kompleksitas dan saling
ketergantungan antar subunit akan direfleksikan dalam informasi yang terintegrasi dari
sistem akuntansi manajemen Chia (1995).
2.3 Kapasitas Sumber Daya Manusia
Kapasitas sumber daya manusia adalah kemampuan seseorang atau individu, suatu
organisasi (kelembagaan), atau suatu sistem untuk melaksanakan fungsi-fungsi atau
kewenangannya untuk mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Kapasitas harus
dilihat sebagai kemampuan untuk mencapai kinerja untuk menghasilkan keluaran-keluaran
(outputs) dan hasil-hasil (outcomes) Rahmawati (2010). Bedasarkan pengertian tersebut
bahwa pentingnya sumber daya manusia itu sendiri terhadap organisasi terletak pada
kemampuan manusia untuk bereaksi positif terhadap sasaran pekerjaan atau kegiatan yang
mengarah pada pencapaian organisasi. Dengan demikian faktor manusia merupakan faktor
penentu bagi tercapainya tujuan organisasi secara efektif dan efisien, sehingga dapat
dikatakan bahwa keberhasilan justru ditentukan oleh sumber daya manusia yang ada
didalam organisasi itu sendiri.
Tjiptoherijanto (2001) dalam Fidelis (2004), untuk menilai kapasitas dan kualitas
sumber daya manusia dalam melaksanakan suatu fungsi, termasuk akuntansi, dapat dilihat
dari level of responsibility dan kompetensi sumber daya tersebut. Tanggung jawab dapat
dilihat dari atau tertuang dalam deskripsi jabatan. Deskripsi jabatan merupakan dasar untuk
melaksanakan tugas dengan baik. Tanpa adanya deskripsi jabatan yang jelas, sumber daya
tersebut tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Oleh karena itu Organisasi
membutuhkan kemampuan sumber daya manusia dalam melaksanakan pekerjaannya yang
Page 8
8
didukung oleh pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan pengalaman untuk
mencapai tujuan oraganisasi.
2.4 Kinerja Manajerial
Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan dan memenuhi tanggung
jawab sosialnya, sebagian besar tergantung pada manajer. Seberapa baik seorang manajer
melakukan perannya dalam mengerjakan tugas-tugas yang merupakan isu utama yang
banyak diperdebatkan dalam penelitian akhir-akhir ini. Penelitian ini mendefinisikan
kinerja manajerial sebagai kecakapan manajer dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan
manajerial antara perencanaan, investigasi, koordinasi, supervisi, pengaturan staf,
negoisasi dan representasi (Mahoney et al, 1963 dalam Hall, 2004). Sedankan menurut,
Weihrich dan Koontz (2005:27) mendefinisikan kinerja manajerial sebagai kinerja manajer
dalam mengerti dan memahami fungsi manajer dalam mencapai sasaran kinerjanya, yang
diukur dari bagaimana manajer tersebut menjalankan aktivitas manajerialnya seperti:
planing, organizing, stafing, leading dan controling.
2.5 Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis
2.5.1 Pengaruh Pengendalian Intern dengan Kinerja Manajerial
Pengendalian intern dalam lingkungan perusahaan adalah suatu proses yang
dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personil lain yang didesain untuk
memberikan keyakinan memadai mengenai pencapaian tujuan perusahaan. Bank Indonesia
(2003) pengendalian intern merupakan komponen penting dalam manajemen Bank dan
menjadi dasar bagi kegiatan operasional Bank yang sehat dan aman. Sistem pengendalian
intern yang efektif dapat membantu pengurus Bank menjaga aset Bank, menjamin
tersedianya pelaporan keuangan dan manajerial yang dapat dipercaya, meningkatkan
kepatuhan Bank terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta
mengurangi risiko terjadinya kerugian, penyimpangan dan pelanggaran aspek kehati-
hatian.
H1: Pengendalian intern berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan
Mikro.
2.6.2 Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen dengan Kinerja Manajerial
Page 9
9
Akuntansi manajemen merupakan dasar untuk menganalisis kinerja manajer dan
sekaligus untuk memotivasi para manajer dalam meningkatkan kinerjanya dan
melaksanakan rencana mereka yang dituangkan dalam rencana kerja mereka masing-
masing. Kesesuaian antara informasi dengan kebutuhan pembuatan keputusan akan
meningkatkan kualitas keputusan yang akan diambil pada akhirnya dapat meningkatkan
kinerja perusahaan. Nazaruddin (1998) mengatakan bahwa karakteristik sistem imformasi
akuntansi manajemen yang handal (memiliki sifat broad scope, timlines, agregation, dan
integration) akan dapat meningkatkan kinerja manjerial.
H2: Sistem akuntansi manajemen berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada Lembaga
Keuangan Mikro
2.6.3 Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia dengan Kinerja Manajerial
Kapasitas sumber daya manusia adalah kemampuan seseorang atau individu, suatu
organisasi (kelembagaan), atau suatu sistem untuk melaksanakan fungsi-fungsi atau
kewenangannya untuk mencapai tujuannya secara efektif dan efisien, Rahmawati (2010).
Menurut Endelman, et al (2005) dalam Muchtolifah (2009) sumber daya manusia yang
baik semacam pengalaman, pendidikan dan komitmen dari pekerja dan juga sumber daya
organisasi yang terdiri dari sistem dan kebijakan berpengaruh langsung terhadap kinerja.
H3: Kapasitas sumber daya manusia berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada
Lembaga Keuangan Mikro
3 METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di Kota Banda
Aceh dan Kabupaten Aceh Besar yang terdiri dari manajer-manajer Lembaga Keuangan
Mikro baik manajer kantor pusat maupun manajer kantor cabang/unit yang dijadikan
sebagai subjek penelitian.
3.2 Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh manajer Lembaga Keuangan Mikro
(LKM) di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar yang berjumlah 34 orang yang
terdiri dari manajer kantor pusat, kantor cabang dan manajer unit mikro dengan jumlah
LKM sebanyak 26 LKM. Manajer-manajer dijadikan sebagai subjek penelitian karena
Page 10
10
berperan penting dalam pengambilan keputusan dan menjalankan organisasi serta
merupakan manajer fungsional yang memiliki bawahan dan atasan. Penelitian ini
dilakukan dengan metode sensus dimana seluruh populasi dijadikan sebagai objek
penelitian. Metode sensus dipilih dalam penelitian ini karena jumlah elemen populasi yang
diteliti relatif sedikit.
3.3 Data dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer . Data primer
adalah data yang diperoleh langsung dari sumber data yang dikumpulkan secara khusus
dan berhubungan langsung dengan permasalahan yang diteliti dan diperoleh langsung dari
responden dengan cara penelitian lapangan (field research). Pengumpulan data akan
dilakukan melaui survey.
3.4 Definisi dan Operasionalisasi Variabel
Definisi operasionalisasi variabel adalah bagaimana menemukan, dan mengukur
variabel-variabel tersebut dilapangan dengan merumuskan secara singkat dan jelas.
Pernyataan-pernyataan dalam penelitian ini di ukur dengan menggunakan skala Likert.
Jawaban dari responden diberi skor dengan mengunakan 5 poin jawaban atas pernyataan-
pernyataan dengan skala likert. Penelitian ini menggunakan 4 variabel yaitu kinerja
manajerial sebagai variabel dependent (Y) sedangkan pengendalian inter, sistem akuntansi
manajemen, dan kapasitas sumber daya manusia sebagai variabel independen (X). Berikut
ini dijelaskan definisi masing-masing, variabel yaitu :
1. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja manajerial (Y). Kinerja
manajerial sebagai kecakapan manajer dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan manajerial
antara perencanaan, investigasi, koordinasi, supervisi, pengaturan staf, negoisasi dan
representasi (Mahoney et al, 1963 dalam Hall, 2004). Variabel ini diukur dengan
menggunakan instrumen self-rating yang dikembangkan oleh Mahoney, Jerdee, dan
Carroll (1963) dan digunakan oleh banyak peneliti. Para responden diminta untuk menilai
kinerja mereka dibandingkan dengan rata-rata kinerja rekan mereka dengan menggunakan
skala likert satu sampai dengan lima. Instrumen ini terdiri atas delapan dimensi kinerja
Page 11
11
personel (planning, investigating, coordinating, supervising, evaluating, staffing,
representing, negotiating,) dan satu dimensi kinerja secara keseluruhan.
2. Variabel Independen
a. Pengen Pengendalian (X1)
Pengendalian Intern diukur dengan menggunakan dimensi dimensi pengendalian
intern yaitu Integritas dan nilai etika, gaya operasi manajemen, pemberian wewenang dan
tanggung jawab, kebijakan dan praktik SDM, risiko bisnis, dokumen dan catatan, tingkat
dan kualitas penggunaan sistem informasi serta kualitas dan makanisme pemantauan, Guy
et al (2002). Untk mengukur variabel ini menggunakan skala interval yaitu skala likert 5
poin dimana satu untuk menunjukkan jawaban sangat tidak setuju dan lima berarti sangat
setuju.
b. Sistem Akuntansi Manajemen (X2)
Sistem akuntansi manajemen adalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran
(output) dengan menggunakan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk
memenuhi tujuan tertentu manajemen Hansen dan Mowen (2004). Karakteristik informasi
yang bermanfaat menurut persepsi manajer terdiri dari: broadscope, timelines, aggregate.
dan Integartion Chenhall dan Morris (1986). Instrumen yang dipakai untuk mengukur
tingkat kehandalan informasi sistem akuntansi manajemen adalah instrumen yang
dikembangkan oleh Chenhall dan Morris (1986). Insrumen ini digunakan untuk mengukur
persepsi responden dengan mengunakan skala interval yaitu skala likert 5 poin dimana satu
untuk menunjukkan jawaban sangat tidak setuju dan lima berarti sangat setuju.
c. Kapasitas Sumber Daya Manusia (X3)
Kapasitas sumber daya manusia adalah kemampuan seseorang atau individu, suatu
organisasi (kelembagaan), atau suatu sistem untuk melaksanakan fungsi-fungsi atau
kewenangannya untuk mencapai tujuannya secara efektif dan efisien Rahmawati (2010).
Kemampuan sumber daya manusia dapat dicapai manakala mereka mempunyai bekal
pendidikan, kemampuan, ketrampilan dan pengalaman yang cukup memadai untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan Widodo (2001). Indikator dan alat
ukur yang digunakan adalah pendidikan, pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman,
Page 12
12
dengan menggunakan skala interval yaitu skala likert 5 poin dimana satu untuk
menunjukkan jawaban sangat tidak setuju dan lima berarti sangat setuju.
3.5 Metode Analisis Data
Analisis data dengan mengunakan alat statistik yaitu regresi linier berganda
bertujuan untuk untuk menguji dan menganalisis, baik secara parsial maupun simultan
pengaruh variabel pengendalian inter, sistem akuntansi manajemen dan kapasitas sumber
daya manusia terhadap kinerja manajerial. Data di olah dengan menggunakan program
Statistik Package For social Science (SPSS). Adapun bentuk matematisnya regresi linier
berganda sebagai berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ε
Keterangan:
Y = Kinerja Manajerial
α = Konstanta
β1..β3 = Koefisien Regresi
X1 = Pengendalian Intern
X2 = Sistem Akuntansi Manajemen
X3 = Kapasitas Sumber Daya Manusia
ε = Error term
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Karakteristik Responden
Dari jumlah kuesioner yang diedarkan kepada responden sebanyak 34 eksemplar
kuesioner telah kembali juga sebanyak 34 kuesioner artinya kuesioner kembali 100%.
Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah para manajer yang terdapat pada
Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar yang
berjumlah 34 responden. Hasil penelitian mengenai karakteristik responden dapat dilihat
pada tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1
Karakteristik Responden
NO Karakteristik Responden Frekuensi Persentase
1 Jenis Kelamin
Page 13
13
a. Laki-laki
b. Perempuan
27
7
79,4
20,6
2 Usia
a. 25– 30 tahun
b. 31 – 35 tahun
c. 36 – 40 tahun
d. Lebih dari 40 tahun
9
12
10
3
26.5
35.3
29,4
8,8
3 Pendidikan Terakhir
a. Diploma/D-3
b. Sarjana
4
30
11,8
88,2
4 Jabatan
a. Manajer Umum
b. Manajer Operasional
c. Manajer Kredit/Pembiayaan
d. Manajer Pemasaran
e. Manajer lainya
3
25
2
1
3
8,8
73,5
5,9
2,9
8,8
5 Masa kerja
a. 1 – 2 tahun
b. 3 – 4 tahun
c. 5 – 6 tahun
d. Lebih dari 6 tahun
3
8
10
13
8,8
23,5
29,4
38,2
Sumber : Data Primer Diolah (2013)
4.1.2 Hasil Pengujian Validitas dan Realibilitas
1 Hasil Pengujian Validitas
Berdasarkan output komputer setelah dilakukan pengujian validitas tidak
ditemukan pernyataan yang tidak valid, semua pernyataan yang berjumlah 42 item
dinyatakan valid karena memiliki tingkat signifikansi dibawah 5%. dan memenuhi
persyaratan untuk melakukan pengujian selanjutnya, dimana koefesien korelasi yang
diperoleh sudah lebih dari 0.339. Sedangkan jika dilakukan secara manual maka nilai
korelasi yang diperoleh masing-masing pernyataan harus dibandingkan dengan nilai kritis
product moment dimana hasilnya menunjukkan bahwa semua pernyataan mempunyai nilai
korelasi diatas nilai kritis 5% yaitu 0.339.
2 Hasil Pengujian Realibilitas
Page 14
14
Hasil pengujian realibilitas yang menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini mempunyai tingkat kehandalan yang baik karena nilai Crombach
Alpha lebih besar dari α 0,80. Dengan demikian pengukuran realibilitas terhadap semua
variabel penelitian menunjukkan memenuhi salah satu persyaratan baik menurut Sakaran
maupun menurut Malhotra yaitu nilai koefesien yang dapat diterima diatas 0.60. Untuk
lebih jelas besarnya nilai Crombach Alpha masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel
4.2.
Tabel 4.2
Hasil Pengujian Realibilitas
No Variabel Rata-
rata
Jumlah
Item Nilai Alpha Ket
1 Kinerja Manajerial (Y) 3.879 9 0.898 Baik
2 Pengendalian Intern (X1) 3.868 12 0950 Baik
3 Sistem Akuntansi Manajemen (X2) 3.752 9 0.883 Baik
4 Kapasitas Sumber Daya Manusia (X3) 3.868 12 0.936 Baik
Sumber : Data Primer Diolah (2013)
4.1.3 Hasil Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan regresi berganda
maka dilakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu agar model regresi dapat
menghasilkan penduga yang tidak bias (sahih). Pengujian terhadap ketiga asumsi (uji
nomalitas, multikolinieritas dan heteroskedatisitas) tersebut dapat dijelaskan berikut ini.
1. Uji Normalitas
Berdasarkan hasil pengujian normalitas data, dari gambar normal P-P Plot pada
lampiran menunjukkan penyebaran Standarrized residual berada dalam kisaran garis
diagonal maka model regresi tersebut sudah memenuhi asumsi normalitas seperti pendapat,
Ghozali (2001). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 4.1
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas
Page 15
15
Sumber : Data Primer Diolah (2013)
2. Uji Multikolinieritas
Nilai Variance Inflation Fector (VIF) yang diperoleh dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa nilai VIF semua variabel independen lebih kecil dari 10, maka hasil
pengujian data tersebut tidak terjadi multikolinieritas dan begitu juga dengan nilai TOL
untuk semua variabel menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0,10. Hasil pengujian
ditunjukkan pada tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4
Nilai TOL dan VIF Variabel Independen
Variabel Independen TOL VIF Keterangan
Pengendalian Intern (X1) 0,114 8,788 Non Multikolinieritas
Sistem Akuntansi Manajemen (X2) 0,148 6,778 Non Multikolinieritas
Kapasitas Sumber Daya Manusia (X3) 0,138 7,224 Non Multikolinieritas
Sumber : Data Primer Diolah (2013)
3. Uji Heteroskedatisitas
Hasil pengujian heteroskedastisitas menunjukkan tidak terjadi heterokedastisitas,
hal ini dapat terlihat dari penyebaran data (titik) yang terjadi secara acak, baik di atas
maupun di bawah nilai nol pada sumbu Y. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa model
regresi yang digunakan dinyatakan baik dan layak untuk digunakan. Hal ini dapat dapat
dilihat pada gambar 4.2.
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedatisitas
0.0 02 0.4 0.6 0.8
1.0
Observed Cum Prob
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8 1.0
Expected Cum Prob
Dependent Variable: Kinerja manajerial Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Page 16
16
-2 -1 0 1
Regression Standardized Predicted Value
-1
0
1
2Reg
ressio
n Stud
entized
Resid
ual
Dependent Variable: Kinerja manajerial
Scatterplot
Sumber : Data Primer Diolah (2013)
4.1.4 Hasil Pengujian Hipotesis
Hasil pengujian hipotesis dilakukan sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan
sebelummya. Berdasarkan hasil pengujian regresi linier berganda yang diolah dengan
menggunakan program SPSS maka dapat dikethui pengaruh masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen dapat dilihat dari hasil pengujian hipotesis pada
tabel 4.5.
Tabel 4.5
Hasil Regresi Linier Berganda
Variabel Unstandardized Coefecient
B Standar Error
Constanta (α) 0.489 0,184
Pengendalian Intern (X1) 0.277 0,118
Sistem Akuntasi Manajemen (X2) 0.261 0,122
Kapasitas Sumber Daya Manusia (X3) 0.346 0.118
Koefesien Korelasi (R) = 0,964a
Koefesien Determinasi (R2)
= 0,929
Adjusted R Square = 0,922
Sumber: Data Primer Diolah (2013)
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda, maka diperoleh persamaan regesi
linier berganda sebagai berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ε
Y = 0.489 + 0.277 + 0.261 + 0.346 + ε
Dari persamaan regresi linier berganda diatas dapat diketahui hasil penelitian
sebagai berikut:
Page 17
17
1. Koefesien korelasi (R) sebesar 0,964 menunjukkan bahwa derajat hubungan (korelasi)
antara variabel pengendalian intern, sistem akuntansi manajemen dan kapasitas sumber
daya manusia dengan variabel kinerja manajerial sebesar 96,4% Artinya variabel
pengendalian intern, sistem akuntasi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia
mempunyai hubungan terhadap kinerja manajerial sebesar 96,4%.
2. Koefesien determinasi (R2) sebesar 0,929 artinya peningkatan kinerja manajerial sebesar
92,9% dipengaruhi oleh pengendalian intern, sistem akuntansi manajemen dan kapasitas
sumber daya manusia dengan variabel kinerja manajerial sedangkan 7,1% dipengaruhi
oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
4.1.4.1 Pengujian Secara Simultan
Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai (R2) sebesar 0,929. Yang
menunjukkan bahwa nilai koefesien determinasi tidak sama dengan nol (R2
≠ 0). Dengan
demikian hasil pengujian menunjukkan bahwa pengendalian intern, sistem akuntansi
manajemen dan kapasitas sumber daya manusia secara simultan berpengaruh terhadap
kinerja manajerial. Dari hasil pengujian ini dapat diambil kepeutusan menerima hipotesis
alternatif (Ha) dan menolak hipotesis nol (Ho).
4.1.4.2 Pengujian Secara Parsial
Hasil penelitian terhadap variabel pengendalian intern (X1) secara parsial diperoleh
nilai koefesien regresi (β1) sebesar 0,277, yang menunjukkan bahwa nilai koefesien regresi
variabel X1 tidak sama dengan nol (β1 ≠ 0). Maka dapat diambil keputusan menerima
hipotesis alternatif (Ha) dan menolak hipotesis nol (H0). Berarti variabel pengendalian
intern berpengaruh secara parsial terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan
Mikro..
Hasil pengujian terhadap variabel sistem akuntansi manajemen (X2) secara parsial
diperoleh nilai koefesien regresi (β2) sebesar 0,261, yang menunjukkan bahwa nilai
koefesien regresi variabel X2 tidak sama dengan nol (β2 ≠ 0). Maka dapat diambil
keputusan menerima hipotesis alternatif (Ha) dan menolak hipotesis nol (H0). Berarti
variabel sistem akuntansi manajemen berpengaruh secara parsial terhadap kinerja
manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro..
Hasil penelitian terhadap variabel kapasitas sumber daya manusia (X3) secara
parsial diperoleh nilai koefesien regresi (β3) sebesar 0,346, yang menunjukkan bahwa nilai
Page 18
18
koefesien regresi variabel X3 tidak sama dengan nol (β3 ≠ 0). Maka dapat diambil
keputusan menerima hipotesis alternatif (Ha) dan menolak hipotesis nol (H0). Berarti
variabel kapasitas sumber daya manusia berpengaruh secara parsial terhadap kinerja
manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro.
4.2 Pembahasan
Hasil yang diperoleh dari pengujian secara simultan mendukung hipotesis, artinya
pengendalian inter, sistem akuntasi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia
berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Hal ini menunujukkan bahwa pengendalian
intern, sistem akuntantasi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia berperan besar
dalam peningkatan kinerja manajerial pada lembaga kuangan mikro. Hasil penelitian ini
mengindikasikan bahwa semakin baiknya pengendalian intern, sistem akuntansi
manajemen dan kapasitas sumber daya manusia didalam lembaga keuangan mikro maka
akan dapat mendukung peningkatan kinerja manajerial kearah yang lebih baik terutama
dalam mencapai sasaran kinerjanya dan menjalankan aktivitas manajerialnya seperti:
Perencanaa, investigasi, koordinasi, pengawasan, evaluasi, perwakilan dan pengaturan staf.
Hasil pengujian terhadap pengendalian intern secara parsial diperoleh nilai
koefesien regresi lingkungan pengendalian (X1) tidak sama dengan nol (β1 ≠ 0) atau
koefesien regresi sebesar 0,277 artinya setiap 1% perubahan pengendalian intern maka
secara relatif akan meningkatkan kinerja manajerial sebesar 27,7%. Dari hasil peneltian ini
menunjukkan bahwa pengendalian intern secara parsial berpengaruh terhadap kinerja
manajerial. Hal ini membuktikan bahwa dengan semakin baik pelaksanaan pengendalian
intern dalam lembaga keuangan mikro maka akan dapat meningkatkan kinerja manajerial.
Hasil pengujian terhadap sistem akuntansi manajemen menunjukkan bahwa nilai
koefesien regresi sistem akuntansi manajemen (X2) tidak sama dengan nol (β1 ≠ 0) atau
koefesien regresi sebesar 0,261 artinya setiap 1% perubahan sistem akuntansi manajemen
maka secara relatif akan meningkatkan kinerja manajerial sebesar 26,1%. Hal tersebut
membuktikan bahwa apabila semakin baik penerapan sistem akuntansi manajemen akan
semakin baik pula tingkat kinerja manajerial. Hal ini menunjukkan bahwa sistem akuntansi
manajemen secara parsial berpengaruh tehadap kinerja manajerial pada lembaga keuangan
mikro. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan sistem akuntansi manajemen dalam
lembaga keuangan mikro berperan penting dalam peningkatan kinerja manajerial. Hasil
Page 19
19
penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Nazaruddin (1998) mengatakan
bahwa karakteristik sistem imformasi akuntansi manajemen yang handal (memiliki sifat
broad scope, timlines, agregation, dan integration) akan dapat meningkatkan kinerja
manjerial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kapasitas sumber daya manusia
berpengaruh secara parsial terhadap kinerja manajerial. Dengan meningkatkan kapasitas
sumber daya manusia yang dimilikinya baik pada tingkatan sistem, kelembagaan, maupun
individu, yang didukung oleh pendidikan, kemampuan pengalaman dan ketrampilan kerja
yang baik, maka ketika seseorang yang bekerja dilembaga keuangan mikro memiliki
kapasitas sesuai dengan yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas
yang menjadi tanggung jawabnya maka ia akan menyelesaikan pekerjaan/tugasnya dengan
baik yang akhirnya dapat meningkatkan kinerja manajerialnya. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian sebelumnya oleh Musafir (2007) yang menyatakan bahwa variabel
kemampuan berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja pegawai.
5. KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Setelah dilakukan pengujian dan analisis data secara keseluruhan maka dapat
ditarik kesimpulan sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan, sebagai berikut:
1. Pengendalian Intern, sistem akuntansi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia
secara simultan berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan
Mikro.
2. Pengendalian Intern secara parsial berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada
Lembaga Keuangan Mikro.
3. Sistem akuntansi manajemen secara parsial berpengaruh terhadap kinerja manajerial.
pada Lembaga Keuangan Mikro.
4. Kapasitas sumber daya manusia berpengaruh secara parsial terhadap kinerja manajerial.
jerial pada Lembaga Keuangan Mikro.
5. Dari hasil penelitian dan pengujian menunjukkan bahwa variabel kapasitas sumber daya
manusia yang paling dominan berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada Lembaga
Page 20
20
Keuangan Mikro, karena diperoleh nilai koefesien regresi lebih besar dibandingkan
dengan variabel Pengendalian Intern dan sistem akuntansi manajemen.
5.2 KETERBATASAN
Dalam penelitian ini disadari masih banyak keterbatasan dan kekurangan.
Keterbatasan tersebut yang kemungkinan akan berpengaruh terhadap hasil penelitian.
Keterbatasan-keterbatasan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Data yang dianalisis dalam penelitian menggunakan instrumen yaitu kuesioner maka
kesimpulan yang diambil hanya berdasarkan pada data yang dikumpulkan melalui
kuesioner tersebut. Sehingga akan menimbulkan masalah jika responden berbeda
dengan keadaan yang tidak dapat dikendalikan karena diluar kemampuan peneliti.
2. Penelitian ini hanya dilakukan pada lembaga keuangan mikro yang berdomisili di Kota
Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar dan jenis lembaga keuangan mikro yang
beragam sehingga kemungkinan terjadi perbedaan baik dalam penerapan standar
pengendalian intern karena ada yang mengacu pada peraturan BI dan ada yang mengacu
pada ketentuan perkoperasian dan Penelitian dilakukan secara umum tidak melakukan
perbandingan antara persepsi jawaban yang diberikan oleh bawahan dengan atasan.
5.3 Saran
1. Untuk penelitian yang akan datang diharapkan melakukan penelitian yang lebih fokus
dan terarah hanya pada satu jenis jenis lembaga keuangan mikro mengingat lembaga
keuangan mikro yang beroperasi selama ini beragam jenis dan dari peraturan dan
standar pengendalian yang ditetapkan masih beragam.
2. Dipadang manajemen Lembaga Keuangan Mikro dalam meningkatkan, pengendalian
inter, sistem akuntasi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia harus benar-
benar terukur dan berdampak secara nyata terhadap peningkatan kinerja.
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A, 2003. Auditing dan Pelayanan Verivikasi. Jakarta: Indeks
Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
Bina Aksara.
Page 21
21
Astuti, E. D. 2007. “Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan Terhadap Karakteristik Sistem
Informasi Akuntansi Manajemen dengan Moderasi Locus of Control pada
Perusahaan Manufaktur di Jawa Tengah”, Skripsi, Departemen Akuntansi Fakultas
Ekonomi, Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
Atkinson, A. A, 1995. Management Accounting, Englewood Cliffs, New Jersey, Prantice
Hall
Bank Indonesia, 2003. “Surat Edaran Bank Indonesia No 5/22/DPNP, tanggal 29
September 2003, Perihal Pedoman Standar Sistem Pengendalian Intern bagi Bank
Umum”. http://www.bi.go.id [2013, 20 Agustus].
Chenhall R.H. and Morries, D, 1986. “The Impact of Structure, Environment, and
Interdependence on the Perceived Usufulness of Management Accounting
Systems”, Accounting Review. Vol.61, No.1: 16-35.
Chia, Yew Ming. 1995, “Decentralization, Management Accounting System (MAS)
Information Characteristics and Their Interaction Effects on Managerial
Performance: A Singapore Study”, Journal of Business Finance and Accounting,
September, Vol.22 No.6: 811-830.
Dwirandra, 2007. “Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan, Desentralisasi dan Luas
Lingkup Informasi Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial”. Buletin
Studi Ekonomi. Vol.12. No2: 233-244
Fidelis, Sandra dan Alimbudiono. 2004. Kesiapan Sumber Daya Manusia Sub Bagian
Akuntansi Pemerintah Daerah “XYZ” dan Kaitannya Dengan Pertanggungjawaban
Keuangan Daerah Kepada Masyarakat: Renungan Bagi Akuntan Pendidik. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Sektor Publik. Vol.05 No.2. Hal: 18-30.
Ghozali, Iman, 2002. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang: BP
Universitas Diponegoro.
Guy, M,D, Alderman,W, C. And Winter, J, A. 2002. Auditing Jilid 1, Edisi Kelima.
Jakarta: Erlangga
Hall, Matthew. (2004). “The Effect of Comprehensive Performance Measurement Systems
on Role Clarity, Psycological, Empowerment and Managerial Performance”.
Accounting Organizations and Society, Vol.33, No.3: 141-163
Hansen, D.R., dan Mowen M.M. 2004. Management Accounting. Edisi ketujuh. Jakarta:
Salemba Empat
Mahoney, T.A., Jerdee, T.H, & Carrol, S.J. 1963. Development of Managerial
Performance:A Research Approach. Cincinnati, OH: South-Western.
Page 22
22
Mia, Lokman and Roberth H. Chenhall. 1994, “The Usefulness of Management
Accounting System, Functional Defferentiation and Managerial Effectiveness”,
Accounting, Organizations and Society, Vol.19, No.2: 1–13
Muchtolifah. 2009. Pengaruh Sumber Daya Manusia, Orientasi Pasar, Orientasi
Kewirausahaan Terhadap Strategi Bersaing dan Kinerja Rumah Sakit. Jurnal
Aplikasi Manajemen. Vol.7, No.2: 345-353.
Musafir 2007 “Penagruh Kemampuan dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai
Pemerintah Provinsi Gaorontalo”. Jurnal Ihcsan Gorontalo. Vol.2, No.3: 1104
1118
Muslimin, 2007 Pengaruh Pengendalian Akuntansi, Pengendalian Perilaku dan
Pengendalian Personal terhadap Kinerja Manajerial pada PT Berkat Agung Jaya
Abadi (Gresik) Jurnal Aplikasi Manajemen. Vol. 5, No.3: 450-455
Nazaruddin, I. 1998 “Pengaruh Desentralisasi dan Karakteristik Akuntansi Manajemen
Terhadap Kinerja Manajerial”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.1, No. 2:
141-162
Rahmawati dan Winidyaningrum. 2010 “Pengaruh Sumberdaya Manusia dan
Pemamfaatan Teknologi Informasi Terhadap Keterandalan dan Ketepatwaktuan
Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah dengan Variabel Intervening Pengendalian
Interen Akuntansi: Studi Empiris di Pemda Subosukawonosraten”, Simposium
Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto Vol.18 No.1: 1-28
Sekaran, Uma. 2000. Research, Methods for Business, A Skill–Building Approac, (Third
Edition). New York: John Wiley & Sons, Inc.
Tuati, F, N. 2007. “Pengaruh Desentralisasi dan Pengendalian Intern terhadap Kinerja
Manajerial: Studi Empiris pada Pemerintah Kota Kupang’’. Jurnal Mitra XIII,
No3: 363-367.
Weihrich, H and Koontz, H. 2005. Management. A Global Prespective. Asia: McGraw-
Hill Education.
Widodo, Joko. 2001. Good Governance: Telaah Akuntabilitas dan control birokrasi pada
era desentralisasi dan otonomi daerah. Surabaya: Insan Cendekia.