Top Banner
1 PENGARUH PENGELUARAN RUTIN SERTA PENGELUARAN PEMBANGUNAN DAERAH TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI DI KOTA TANGERANG NIDA KHOFIYA 109084000014 Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2011 [email protected] 1.1 Pendahuluan Kota Tangerang adalah salah satu kota dengan jumlah industri pengolahan terbanyak setelah Kabupaten Tangerang. Kondisi ini merupakan daya tarik tersendiri bagi para pencari kerja baik dari dalam maupun luar Kota Tangerang. Menjadikan pertumbuhan sektor – sektor ekonomi di Kota Tangerang meningkat. Gambaran kondisi diatas membuat pemerintah Kota Tangerang harus selalu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi setiap kebijakan yang ditempuh, terutama dalam pembangunan di bidang perekonomian menjadi kehidupan masyarakat. Dalam perencanaannya, pemerintah Kota Tangerang memerlukan bermacam-macam data sebagai dasar penentuan strategi dan kebijakan agar sasaran pembangunan dapat dicapai dengan tepat. Strategi dan kebijakan pembangunan ekonomi yang telah diambil pada masa-masa sebelumnya perlu di monitor dan dilihat hasil-hasilnya, yang selanjutnya menjadi basis kinerja kebijakan ekonomi di masa mendatang. Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian usaha dan kebijakan yang bertujuan antara lain untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, meratakan pembagian pendapatan juga meningkatkan dan mengusahalan pergeseran ekonomi dari berbagai
24

Pengaruh Pengeluaran Rutin Serta Pengeluaran Pembangunan Daerah Terhadap Pembangunan Ekonomi Di Kota Tangerang

Jul 28, 2015

Download

Documents

Nida Khofiya
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pengaruh Pengeluaran Rutin Serta Pengeluaran Pembangunan Daerah Terhadap Pembangunan Ekonomi Di Kota Tangerang

1

PENGARUH PENGELUARAN RUTIN SERTA PENGELUARAN PEMBANGUNAN

DAERAH TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI DI KOTA TANGERANG

NIDA KHOFIYA

109084000014

Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2011

[email protected]

1.1 Pendahuluan

Kota Tangerang adalah salah satu kota dengan jumlah industri pengolahan terbanyak

setelah Kabupaten Tangerang. Kondisi ini merupakan daya tarik tersendiri bagi para pencari

kerja baik dari dalam maupun luar Kota Tangerang. Menjadikan pertumbuhan sektor – sektor

ekonomi di Kota Tangerang meningkat. Gambaran kondisi diatas membuat pemerintah Kota

Tangerang harus selalu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi setiap kebijakan yang

ditempuh, terutama dalam pembangunan di bidang perekonomian menjadi kehidupan

masyarakat.

Dalam perencanaannya, pemerintah Kota Tangerang memerlukan bermacam-macam data

sebagai dasar penentuan strategi dan kebijakan agar sasaran pembangunan dapat dicapai dengan

tepat. Strategi dan kebijakan pembangunan ekonomi yang telah diambil pada masa-masa

sebelumnya perlu di monitor dan dilihat hasil-hasilnya, yang selanjutnya menjadi basis kinerja

kebijakan ekonomi di masa mendatang.

Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian usaha dan kebijakan yang bertujuan antara

lain untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, meratakan

pembagian pendapatan juga meningkatkan dan mengusahalan pergeseran ekonomi dari berbagai

Page 2: Pengaruh Pengeluaran Rutin Serta Pengeluaran Pembangunan Daerah Terhadap Pembangunan Ekonomi Di Kota Tangerang

2

sektor. Setiap penyelenggara pemerintah baik di pusat maupun daerah sangat memperhatikan

pembangunan ekonomi di wilayahnya sendiri.

Pada tahap perencanaan, data merupakan salah satu dasar pertimbangan dalam menentukan

berbagai skala prioritas dan memetakan berbagai persoalan yang harus diselesaikan melalui

program pembangunan. Sementara dalam tahap pelaksanaan pembangunan, data dapat

dijadikan sebagai salah satu alat untuk melakukan pengawasan dan pengendalian dari suatu

program pembangunan. Sedangkan pada tahap evaluasi, data dapat memenuhi kebutuhan

informasi untuk melakukan penilaian apakah suatu program telah memberikan hasil seperti yang

diinginkan atau belum.

Dalam sudut pandang ekonomi, sebuah wilayah akan berkembang sesuai dengan

pemanfaatan sumber daya ekonomi (economic resources) yang tersedia dan digunakan. Sumber

daya tersebut adalah sumber daya tenaga kerja (labour) dan sumber daya modal (capital). Kedua

sumber daya tersebut disebut sebagai faktor-faktor produksi (factors of production).

Perkembangan perekonomian di Kota Tangerang sendiri diharapkan berhasil memperbaiki

tingkat kesejahteraan masyarakat, yang diantaranya tercermin pada peningkatan pendapatan per

kapita dan penurunan jumlah penduduk miskin.

Salah satu jenis data yang sangat dibutuhkan dalam perencanaan pembangunan daerah

adalah data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Secara umum PDRB merefleksikan

seluruh nilai tambah yang dihasilkan oleh aktivitas produksi barang dan jasa di suatu wilayah

pada kurun waktu tertentu. PDRB disajikan atas harga berlaku dan konstan. Untuk melihat

perkembangan perekonomian digunakan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE). Sedangkan

struktur perekonomian wilayah dapat dilihat dari distribusi presentase setiap sektor terhadap

total nilai PDRB. Berdasarkan PDRB tersebut maka Pemerintah Kota Tangerang yang

mempunyai tanggung jawab dalam hal kegiatan pembangunan ekonomi di Kota Tangerang,

sangat memerlukan data PDRB untuk melihat perkembangan perekonomian Kota Tangerang.

Judul dari penelitian ini adalah Pengaruh Pengeluaran Rutin serta Pengeluaran Pembangunan

Daerah terhadap Pembangunan Ekonomi di Kota Tangerang.

Page 3: Pengaruh Pengeluaran Rutin Serta Pengeluaran Pembangunan Daerah Terhadap Pembangunan Ekonomi Di Kota Tangerang

3

1.2 Ruang lingkup / batasan masalah

Penelitian ini hanya membahas tentang PDRB di Kota Tangerang.

• Identifikasi

1. Bagaimana pengaruh pengeluaran rutin terhadap pembangunan ekonomi kota

Tangerang?

2. Bagaimana pengaruh pembangunan daerah terhadap pembangunan ekonomi kota

Tangerang?

3. Bagaimana pengaruh pengeluaran rutin serta pengeluaran pembangunan daerah

terhadap pembangunan ekonomi kota Tangerang?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui besarnya pengaruh pengeluaran rutin terhadap pembangunan

ekonomi di Kota Tangerang.

2. Mengetahui besarnya pengaruh pengeluaran pembangunan daerah terhadap

pembangunan ekonomi di Kota Tangerang.

3. Mengetahui besarnya pengaruh pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan

daerah terhadap pembangunan ekonomi di Kota Tangerang.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Secara akademis, diharapkan sebagai bahan informasi dan dapat dijadikan

referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya tentang pengaruh dari pengeluaran

rutin dan pengeluaran pembangunan daerah terhadap pembangunan ekonomi.

2. Secara praktis, diharapkan sebagai bahan pertimbangan bagi pembuat

kebijakan khususnya Pemerintah Kota Tangerang dalam menentukan arah

dan strategi pembangunan di masa mendatang serta sebagai bahan evaluasi

bagi perencanaan dalam mengantisipasi pelaksanaan otonomi daerah.

Page 4: Pengaruh Pengeluaran Rutin Serta Pengeluaran Pembangunan Daerah Terhadap Pembangunan Ekonomi Di Kota Tangerang

4

2. Pustaka

2.1. Landasan Teori

Gambaran Perekonomian Kota Tangerang

Kondisi perekonomian suatu wilayah dapat tercermin dari total produksi barang dan jasa

yang dihasilkan dari aktivitas ekonomi yang tergambar dalam besaran nilai PDRBnya. Oleh

karena itu kinerja perekonomian Kota Tangerang juga dapat dilihat dari besaran nilai PDRB

yang mampu dicapai oleh wilayah Kota Tangerang dari tahun ke tahun.

Sebagai salah satu kabupaten/kota di Provinsi Banten yang sebagian besar potensi

perekonomiannya pada sektor industri pengolahan, maka secara langsung kinerja perekonomian

Kota Tangerang sebagian besar ditunjang oleh sektor tersebut.

PDRB Kota Tangerang Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000,

Tahun 2007 – 2009 (Milliar Rp)

PDRB ADH Berlaku ADHK 2000

2007 39.354,58 24.505,12

2008*) 44.688,73 26.066,99

2009**) 49.330,67 27.562,54

Nilai PDRB atas dasar harga berlaku yang dihasilkan dari kegiatan produksi barang dan

jasa selama tahun 2009 di Kota Tangerang adalah sebesar 49.330,67 milliar rupiah. Nilai ini

mengalami peningkatan sekitar 10,39 % jika dibanding dengan tahun sebelumnya. Sedangkan

berdasarkan nilai PDRB atas dasar harga konstan yang berasal dari total produksi barang dan

jasa tahun 2009 dikalikan dengan harga dasar tahun 2000 adalah sebesar 27.562,54 milliar

rupiah atau meningkat 5,74% dari tahun sebelumnya 26.066,99 milliar rupiah. Laju

Page 5: Pengaruh Pengeluaran Rutin Serta Pengeluaran Pembangunan Daerah Terhadap Pembangunan Ekonomi Di Kota Tangerang

5

pertumbuhan PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2009 terhadap tahun 2008 sebesar 10,39

persen. Pertumbuhan ini lebih kecil dari laju pertumbuhan pada tahun 2008 terhadap tahun 2007

yaitu 13,55 persen. Krisis ekonomi yang melanda hampir sebagian negara di dunia pada awal

tahun 2009, rupanya sedikit membawa imbas pada penurunan laju pertumbuhan ekonomi di

Kota Tangerang.

• PDRB Per Kapita

Selain nilai laju pertumbuhan dan peranan antar sektor ekonomi, terdapat juga satu

indikator yang diturunkan dari angka PDRB yaitu PDRB per kapita. Indikator ini biasa

digunakan untuk mengukur tingkat produktivitas penduduk di suatu daerah dalam jangka waktu

tertentu. PDRB per kapita dihitung dengan membagi besaran PDRB atas dasar harga berlaku

terhadap jumlah penduduk pertengahan tahun suatu daerah pada periode waktu tertentu.

Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, nilai PDRB per kapita tahun 2009 meningkat

8,74 persen yaitu sebesar 31,73 juta rupiah. Sedangkan berdasarkan harga konstan 2000, PDRB

per kapita Kota Tangerang tahun 2009 meningkat sebesar 4,17 persen dibandingkan tahun 2008

atau sebesar 17,73 juta rupiah.

Pengeluaran per Kapita dan PDRB per Kapita Kota Tangerang Tahun 2007 -2009 (Juta

Rp)

Uraian PDRB per

Kapita PDRB per Kapita

ADH Berlaku ADH Konstan 2000

2007 26,09 16,25

2008*) 29,18 17,02*

2009**) 31,73** 17,73**

Page 6: Pengaruh Pengeluaran Rutin Serta Pengeluaran Pembangunan Daerah Terhadap Pembangunan Ekonomi Di Kota Tangerang

6

Perlu diketahui bahwa PDRB per kapita tidak sama dengan pendapatan per kapita. PDRB

per kapita hanya menggambarkan nilai tambah bruto (NTB) yang terbentuk di Kota Tangerang

dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun. Sementara pendapatan per kapita

benar-benar menggambarkan NTB yang dimiliki oleh penduduk Kota Tangerang, baik yang

berada di dalam maupun di luar Kota Tangerang.

Namun hingga saat ini nilai pendapatan per kapita penduduk belum dapat dihitung

angkanya, tetapi nilai tersebut didekati dengan angka rata-rata pengeluaran penduduk per

bulan, yang dihitung dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS).

Berikut ini adalah penjabaran APBD Kota Tangerang Tahun 2009:

Nomor urut Uraian Jumlah

1. Pendapatan Daerah 1,175,683,314,535.35

1.1. Pendapatan Asli Daerah 186,527,655,806.35

1.1.1. Hasil Pajak Daerah1) 144,269,343,930.50

1.1.2. Hasil Retribusi Daerah 1) 27,092,576,220.83

1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 12,195,485,655.02

1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 2,970,250,000.00

1.2 Dana Perimbangan 816,544,302,166.00

1.2.1 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 320,012,422,166.00

1.2.2 Dana Alokasi Umum 488,979,280,000.00

1.2.3 Dana Alokasi Khusus 7,552,600,000.00

1.3 Belanja Daerah 1,474,981,064,704.30

1.3.1. Belanja Tidak Langsung 610,532,953,080.15

1.3.2 Belanja Pegawai 568,539,766,760.15

Page 7: Pengaruh Pengeluaran Rutin Serta Pengeluaran Pembangunan Daerah Terhadap Pembangunan Ekonomi Di Kota Tangerang

7

2.2 Produk Domestik dan Produk Regional

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah rangkuman seluruh nilai tambah yang

diperoleh dari kegiatan ekonomi melalui proses produksi barang dan jasa di suatu wilayah

pada kurun waktu tertentu. PDRB dihitung dalam dua cara yaitu atas dasar harga berlaku

(ADHB) dan atas dasar harga konstan (ADHK). PDRB atas dasar harga berlaku

menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun

berjalan, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan

jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga pada tahun dasar tertentu, dalam

penghitungan ini digunakan harga tahun dasar tahun 2000, menggantikan harga dasar tahun

sebelumnya yaitu tahun 1993. Penggunaan tahun dasar ini ditetapkan secara nasional.

Dari hasil penghitungan PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar harga

konstan dapat diturunkan beberapa indikator antara lain Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE),

Struktur Perekonomian, Indeks Harga Implisit, Inflasi dan Pendapatan perkapita.

2.3 Manfaat Statistik Pendapatan Regional

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai salah satu indikator makro dapat

dimanfaatkan sebagai berikut :

1. PDRB atas dasar harga berlaku menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang

dihasilkan oleh suatu wilayah. Nilai PDRB yang besar menunjukkan kemampuan sumber

daya ekonomi yang besar.

2. PDRB atas dasar harga berlaku menunjukkan pendapatan yang memungkinkan dapat

dinikmati oleh penduduk suatu daerah.

3. PDRB atas dasar harga konstan (riil) dapat digunakan untuk menunjukkan laju

pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan maupun sektoral dari tahun ke tahun.

4. Distribusi PDRB atas dasar harga berlaku menurut sektor menunjukkan peranan sektor

Page 8: Pengaruh Pengeluaran Rutin Serta Pengeluaran Pembangunan Daerah Terhadap Pembangunan Ekonomi Di Kota Tangerang

8

ekonomi atau menunjukkan struktur perekonomian dalam suatu wilayah. Sektor yang

mempunyai peranan besar menunjukkan basis perekonomian yang mendominasi

perekonomian wilayah tersebut.

5. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per

satu orang penduduk.

6. PDRB per kapita atas dasar harga konstan untuk mengetahui proxy pendapatan per

kapita secara riil.

2.4 Konsep dan Definisi

Konsep dan definisi mengenai pengertian PDRB, PDRB atas dasar harga berlaku, PDRB

atas dasar harga konstan dan lain-lain adalah sebagai berikut :

• Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB didefinisikan berdasarkan tiga pendekatan yaitu:

a. Pendekatan Produksi (Production Approach)

PDRB adalah jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai

unit produksi dalam suatu wilayah/ region pada suatu jangka waktu tertentu, biasanya setahun.

b. Pendekatan Pendapatan (Income Approach)

PDRB adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut di

dalam proses produksi di suatu wilayah/ region pada jangka waktu tertentu (biasanya

setahun). Balas jasa faktor produksi tersebut adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal

dan keuntungan. Dalam pengertian PDRB termasuk juga penyusutan barang modal tetap dan

pajak tidak langsung neto. Jumlah semua komponen pendapatan per sektor ini disebut sebagai

nilai tambah bruto sektoral. PDRB merupakan jumlah dari nilai tambah bruto seluruh sektor

(lapangan usaha).

Page 9: Pengaruh Pengeluaran Rutin Serta Pengeluaran Pembangunan Daerah Terhadap Pembangunan Ekonomi Di Kota Tangerang

9

c. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach)

PDRB adalah jumlah semua pengeluaran untuk konsumsi rumahtangga dan lembaga

swasta yang tidak mencari untung, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap domestik

bruto, perubahan stok, dan ekspor neto di suatu wilayah/ region pada suatu periode (biasanya

setahun). Ekspor neto disini adalah ekspor dikurangi impor.

• PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

PDRB yang dinilai berdasarkan harga barang dan jasa pada tahun berjalan, baik pada

saat menilai produksi, biaya antara maupun komponen nilai tambah.

• PDRB Atas Dasar Harga Konstan

PDRB yang dinilai berdasarkan harga barang dan jasa pada tahun tertentu atau tahun

dasar, pada saat menilai produksi, biaya antara maupun komponen nilai tambah. Harga

konstan yang digunakan adalah harga tahun dasar 2000.

• Indeks Harga Implisit PDRB

Perbandingan PDRB atas dasar harga berlaku dengan PDRB atas dasar harga konstan.

• Angka Laju Pertumbuhan PDRB

Besarnya persentase kenaikan PDRB pada tahun berjalan terhadap PDRB pada tahun

sebelumnya. Angka laju pertumbuhan yang dihitung menggunakan PDRB atas dasar harga

berlaku menggambarkan kenaikan output dengan adanya pengaruh harga. Sedangkan

untuk melihat pertumbuhan output secara riil tanpa adanya pengaruh harga, digunakan

Page 10: Pengaruh Pengeluaran Rutin Serta Pengeluaran Pembangunan Daerah Terhadap Pembangunan Ekonomi Di Kota Tangerang

10

angka laju pertumbuhan berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan. Angka ini biasa

disebut dengan laju pertumbuhan ekonomi (LPE).

• PDRB per Kapita

PDRB dibagi jumlah penduduk pertengahan tahun.

• Pendapatan Regional

PDRB dikurangi penyusutan dan pajak tak langsung neto serta ditambah balas jasa

faktor produksi milik penduduk wilayah/ region tersebut yang berasal dari luar dikurangi

balas jasa faktor produksi yang mengalir keluar.

• Pendapatan per Kapita

Pendapatan per kapita merupakan hasil bagi pendapatan regional dengan jumlah

penduduk pertengahan tahun. Dalam kenyataannya perhitungan pendapatan yang benar-

benar diterima oleh penduduk Kota Tangerang sulit dilakukan karena masih belum

tersedianya data arus pendapatan yang mengalir antar daerah. Oleh karena itu sampai saat

ini penyajian data pendapatan masih menggunakan Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB). Dengan demikian angka PDRB ini merupakan indikator yang menunjukkan

kemampuan daerah tersebut untuk menghasilkan pendapatan atau balas jasa faktor

produksi yang ikut berpartisipasi dalam proses produksi di daerah tersebut.

Page 11: Pengaruh Pengeluaran Rutin Serta Pengeluaran Pembangunan Daerah Terhadap Pembangunan Ekonomi Di Kota Tangerang

11

TABEL 1 : PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA TANGERANG ATAS

DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA, TAHUN

2007 – 2009 (Milliar Rupiah)

Page 12: Pengaruh Pengeluaran Rutin Serta Pengeluaran Pembangunan Daerah Terhadap Pembangunan Ekonomi Di Kota Tangerang

12

TABEL 1 : ( Lanjutan )

(Milliar Rupiah)

Page 13: Pengaruh Pengeluaran Rutin Serta Pengeluaran Pembangunan Daerah Terhadap Pembangunan Ekonomi Di Kota Tangerang

13

2.5 Penelitian Sebelumnya

Penelitian yang serupa yang telah dilakukan oleh peneliti yang lain berjudul “Pengaruh

Pengeluaran Pemerintah, Investasi Swasta dan Angkatan Kerja terhadap Pembangunan

Ekonomi di Kota Semarang Tahun 1982 – 2003”. Penelitian ini dilakukan Adi Raharjo (2006).

Pada penelitian ini mengimplementasikan teori pertumbuhan ekonomi regional Solow-swan

yang mendasarkan pada fungsi produksi Cobb Douglas dengan pertimbangan kemampuannya

untuk menunjukkan hubungan perimbangan antara hasil produksi dan kombinasi faktor

produksi yang digunakan.

Data yang digunakan adalah Data PDRB perkapita dan jumlah angkatan kerja yang

diterbitkan oleh BPS Kota Semarang; Data Pengeluaran pemerintah (rutin dan pembangunan)

berdasarkan perhitungan APBD Kota Semarang serta data investasi swasta dari BKPM PBA

Kota Semarang mulai tahun 1982-2003 (time series). Analisis regresi yang digunakan adalah

OLS dengan bantuan perangkat lunak SPSS 11.5.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa variabel pengeluaran pemerintah (rutin) dan investasi

swasta berpengaruh postif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah α 10 % akan

tetapi variabel pengeluaran pemerintah (pembangunan) dan angkatan kerja berpengaruh postif

namun tidak signifikan Pada akhirnya peran pemerintah daerah melalui pengeluaran pemerintah

yang dapat merangsang peningkatan variabel investasi swasta dan penyerapan angkatan kerja

diharapkan mampu meningkatkan kegiatan ekonomi daerah guna tercapainya pertumbuhan

ekonomi dan peningkatan pendapatan perkapita masyarakat.

Page 14: Pengaruh Pengeluaran Rutin Serta Pengeluaran Pembangunan Daerah Terhadap Pembangunan Ekonomi Di Kota Tangerang

14

3. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan telaah pustaka, beberapa hal dapat dilakukan sebagai dasar bagi peneliti dalam

membantu melakukan pengkajian mengenai kebijakan pemerintah khususnya pengeluaran

pemerintah dengan ruang lingkup pemerintah daerah. Bahwa sebagaimana dalam kontek

negara, peran pemerintah daerah sangat diperlukan dalam kerangka mengatasi masalah-masalah

yang tidak dapat dihadapi oleh pasar yaitu dalam hal penyediaan barang-barang publik.

Pemerintah daerah dituntut dapat berperan aktif dalam upaya meningkatkan pembangunan

ekonomi daerah guna tercapainya pendapatan perkapita masyarakat.

Peran pemerintah daerah dapat dijalankan melalui salah satu instrument kebijakan yaitu

pembelanjaan (pembangunan dan rutin) dimana pengeluaran pemerintah mencerminkan biaya

yang harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk melaksanakan kebijakan tersebut. Pengeluaran

pemerintah dapat dibedakan yaitu :

1. Pembelian faktor-faktor produksi (input) dan pembelian produk (output)

2. Pengeluaran konsumsi pemerintah (belanja rutin) dan investasi pemerintah

(belanja pembangunan/barang-barang modal)

Pengeluaran pembangunan merupakan pengeluaran pemerintah untuk pelaksanaan proyek-

proyek terdiri dari sektor-sektor pembangunan dengan tujuan untuk melakukan investasi.

Pengeluaran rutin pemerintah meliputi seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah

dalam hal ini adalah pemerintah Kota Tangerang, dalam rangka penyelenggaraan kegiatan

administrasi pemerintahan. Nilai output akhir pemerintah yang terdiri dari pembelian barang

dan jasa yang bersifat rutin pembayaran gaji pegawai dan perkiraan penyusutan barang modal

pemerintah.

Dalam penelitian ini pendekatan fungsi produksi Coub Doglas digunakan dengan

mempertimbangkan kemampuannya untuk menunjukkan hubungan perimbangan antara hasil

produksi di satu pihak dan di lain pihak suatu kombinasi berbagai rupa sarana produksi (faktor

produksi) yang digunakan dalam proses produksi. Dengan kata lain fungsi produksi

Page 15: Pengaruh Pengeluaran Rutin Serta Pengeluaran Pembangunan Daerah Terhadap Pembangunan Ekonomi Di Kota Tangerang

15

mengungkapkan berapa banyak hasil produksi yang diperoleh dengan menggunakan suatu

kombinasi tertentu perihal sejumlah sarana produksi.

Berdasarkan uraian di atas maka kajian dalam penelitian yang mengambil kasus di Kota

Tangerang dengan variabel-variabelnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota

Tangerang yang dipengaruhi oleh belanja rutin pemerintah (G), belanja pembangunan

pemerintah (IG).

Untuk penentuan besarnya pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap pembangunan

ekonomi di Kota Tangerang, dapat dibangun suatu fungsi berdasar pendekatan Kim (1997)

sebagai berikut :

PDRBt = f (Gt , IGt, ) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(2.33)

Sedangkan model yang digunakan dengan beberapa modifikasi dalam bentuk logaritma

sebagai berikut:

LYnt = α0+ α1 LGt + α2 LIGt + µ . . . . . . . . . . . . . . . . .(2.34)

Keterangan :

α0 = Konstanta

α1, α2, α3, = Parameter yang diestimasi

LYnt = Pembangunan ekonomi pada tahun t

LG t = Belanja Rutin Pemerintah pada tahun t

LIGt = Belanja Pembangunan Pemerintah pada tahun t

µt = Variabel gangguan pada tahun t

Page 16: Pengaruh Pengeluaran Rutin Serta Pengeluaran Pembangunan Daerah Terhadap Pembangunan Ekonomi Di Kota Tangerang

16

Pengeluaran Rutin

(X1)

3.1 Bagan Kerangka Pemikiran Teoritis

Pengeluaran Pemerintah

Pengeluaran Pembangunan

Daerah

(X2)

PDRB

(Y)

Page 17: Pengaruh Pengeluaran Rutin Serta Pengeluaran Pembangunan Daerah Terhadap Pembangunan Ekonomi Di Kota Tangerang

17

3.2 Model Penelitian

3.2.1 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini dilakukan di Kota Tangerang dengan menggunakan pendekatan Cross

Sectional yaitu hanya meneliti pada waktu tertentu, yaitu pada tahun 2009 yang ditunjang

dengan studi kepustakaan. Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Produk Domestik Regional Bruto pada tahun 2009 ( Variabel dependen )

2. Realisasi Pengeluaran rutin Pemerintah Daerah ( Variabel independen )

3. Realisasi Pengeluaran Pembangunan Pemerintah Daerah ( Variabel independen )

3.2.2 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan pencatatan data yang

bersumber dari publikasi yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah (Bappeda), Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bank

Indonesia (BI) dan terbitan resmi pemerintah maupun dengan cara studi pustaka dari literatur

dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

3.2.3 Teknik Analisis Pembahasan mengenai pemantauan terhadap kebijakan pengeluaran pemerintah daerah

Kota Tangerang, di dekati melalui dua hal :

1. Perkembangan pengalokasian pengeluaran pemerintah (meliputi

belanja rutin dan pembangunan)

2. Pengaruh alokasi pengeluaran pemerintah daerah tersebut terhadap pembangunan

ekonomi daerah.

Untuk memenuhi tujuan penelitian serta menguji hipotesis yang telah ditetapkan maka

dilakukan langkah analisis sebagai berikut :

Page 18: Pengaruh Pengeluaran Rutin Serta Pengeluaran Pembangunan Daerah Terhadap Pembangunan Ekonomi Di Kota Tangerang

18

1. Deskripsi tentang perkembangan pola alokasi pengeluaran pemerintah daerah tahun

2009, yang meliputi proporsi dan pertumbuhanuntuk tiap-tiap jenis pengeluaran.

Dari analisis tersebut diharapkan dapat diperoleh gambaran mengenai konsistensi

serta kesinambungan kebijakan pengeluaran pemerintah sebagai salah satu

instrumen kebijakan pemerintah.

2. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis

kuantitatif induktif, yaitu tekhnik analisis yang dapat digunakan untuk menaksir

parameter. Analisis data dilakukan dengan menguji secara statistic terhadap

variabel-variabel yang telah dikumpulkan dengan menggunakan bantuan perangkat

lunak SPSS 11.5. Dari analisis ini diharapkan dapat diperoleh petunjuk mengenai

seberapa besar pengaruh dari kebijakan pengeluaran pemerintah (dengan pola

sebagaimana ditunjukkan dalam analisis pertama) terhadap pembangunan ekonomi

daerah.

Untuk menganalisis hubungan/pengaruh antara variabel dependen (pembangunan

ekonomi) dengan variabel independen (belanja pembangunan dan belanja rutin,) serta untuk

mengetahui sejauh mana besar dan arah dari hubungan variabel tersebut digunakan analisis

regresi. Sedangkan analisis korelasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat/derajat

keeratan antara variabel yang ada.

Analisis regresi yang digunakan adalah regresi berganda dengan metode kuadrat terkecil

(Method of Ordinary Least Square) OLS. Metode ini diyakini mempunyai sifat-sifat yang dapat

diunggulkan yaitu secara teknis sangat akurat, mudah dalam menginterprestasikan

perhitungannya serta sebagai alat estimasi linier dan unbiased terbaik (Gujarati, 1999).

Regresi dilakukan terhadap model persamaan regresi yang diturunkan dari fungsi produksi

Cobb-Douglas yang ditunjukkan sebagai berikut :

Q = f (k) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3.1)

Keterangan :

Q = Produksi

K = Kapital

Page 19: Pengaruh Pengeluaran Rutin Serta Pengeluaran Pembangunan Daerah Terhadap Pembangunan Ekonomi Di Kota Tangerang

19

Selanjutnya dalam penelitian ini diasumsikan bahwa Q adalah PDRB yang merupakan

variabel dependen, sedangkan K adalah variabel independen yang terdiri dari belanja

pembangunan pemerintah (IG), belanja rutin pemerintah (G).

Model dasar yang digunakan berdasarkan pendekatan Kim sebagai berikut :

PDRB = f (G, IG) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(3.2)

Sedangkan model yang digunakan dengan beberapa modifikasi dalam bentuk logaritma

sebagai berikut:

PDRB = G α1+ IG α2+. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3.3)

Ln PDRB = α0+ α1 LnGt + α2 LnIGt + µ . . . . . . . . . . ……………(3.4)

LYnt = α0+ α1 LGt + α2 LIGt µ . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ………...(3.5)

Keterangan :

α0 = Konstanta

α1, α2, α3 = Parameter yang diestimasi

LYnt = Pembangunan ekonomi pada tahun t

LG t = Belanja Rutin Pemerintah pada tahun t

LIGt = Belanja Pembangunan Pemerintah pada tahun t

µt = Variabel gangguan pada tahun t

Beberapa perhitungan yang digunakan untuk menganalisis pengeluaran pemerintah adalah

sebagai berikut :

1. Proporsi jenis-jenis pengeluaran, dihitung dengan formula :

Page 20: Pengaruh Pengeluaran Rutin Serta Pengeluaran Pembangunan Daerah Terhadap Pembangunan Ekonomi Di Kota Tangerang

20

Dimana : Xi t adalah jumlah pengeluaran jenis i pada tahun t

Σ X t adalah total pengeluaran pada tahun t

2. Pertumbuhan jenis-jenis pengeluaran, dihitung dengan formula :

Dimana : Xi t adalah jumlah pengeluaran jenis i pada tahun t

Xi ( t − 1 ) adalah jumlah pengeluaran jenis i pada tahun t-1

3.2.4 Hasil dan Kesimpulan

Uraian dalam bab ini akan membahas pengaruh pengeluaran rutin dan pengeluaran

pemerintah daerah, terhadap pembangunan ekonomi melalui pendekatan deskriptif dan

kuantitatif. Secara deskriptif pemantauan terhadap kebijakan pengeluaran pemerintah Kota

Tangerang diamati melalui perkembangan pengalokasian pengeluaran pemerintah (meliputi

pertumbuhan dan proporsi tiap jenis pengeluaran dari tahun ke tahun). Secara kuantitatif akan

digunakan pendekatan hasil perhitungan model regresi berganda, termasuk uji asumsi klasik dan

uji statistik. Penggunaan model regresi berganda disini dimaksudkan untuk menganalisis

hubungan/pengaruh antara variabel dependen (PDRB) dengan variabel independen (belanja

rutin dan belanja pembangunan) serta untuk mengetahui sejauh mana besar dan arah dari

hubungan variable tersebut. Sedangkan analisis korelasi digunakan untuk mengetahui seberapa

besar tingkat/derajat keeratan antara variabel yang ada.

Pengujian model regresi yang digunakan dalam penelitian ini akan sangat menentukan

hasil analisis berkaitan dengan pengaruh pengeluaran rutin dan pengeluaran pemerintah,

terhadap pembangunan ekonomi melalui pendekatan kuantitatif. Namun demikian sebelum

melakukan pengujian model regresi, maka perlu dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu

sehingga model regresi yang diharapkan akan benar-benar sebagai suatu model regresi yang

baik dan efisien dalam arti adanya ketepatan model yang digunakan.

Page 21: Pengaruh Pengeluaran Rutin Serta Pengeluaran Pembangunan Daerah Terhadap Pembangunan Ekonomi Di Kota Tangerang

21

4. Hipotesis

Peran pemerintah daerah dalam pertumbuhan ekonomi adalah terwujudnya

pembangunan ekonomi daerah dengan terciptanya lapangan kerja baru dan mendorong

perkembangan kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut. Peran pemerintah daerah dapat

dilihat dari besar kecilnya pengeluaran pemerintah yang mencerminkan kebijakan untuk

membeli barang dan jasa serta biaya yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan kebijakan

tersebut.

Anggaran belanja pembangunan digunakan untuk memberdayakan berbagai sumber

ekonomi guna mendorong pemerataan dan peningkatan pendapatan perkapita. Dana

pembangunan juga merupakan salah satu input yang dapat menghasilkan segenap output.

Belanja rutin digunakan dalam mendukung pencapaian sasaran pembangunan sekalipun

pengeluaran tersebut tidak secara langsung berkaitan dengan pembentukan modal untuk tujuan

peningkatan produksi, melainkan menunjang kegiatan pemerintahan serta peningkatan

jangkauan mutu pelayanan.

1. Ho : α1 = 0 Belanja rutin tidak berpengaruh terhadap pembangunan ekonomi Kota

Tangerang.

Ha : α1 > 0 Belanja rutin berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembangunan

ekonomi Kota Tangerang.

2. Ho : α2 = 0 Belanja pembangunan daerah tidak berpengaruh terhadap pembangunan

ekonomi Kota Tangerang.

Ha : α2 > 0 Belanja pembangunan daerah berpengaruh positf dan signifikan terhadap

pembangunan ekonomi Kota Tangerang.

3. Ho: α3=0 Belanja rutin dan Belanja pembangunan daerah tidak berpengaruh terhadap

pembangunan ekonomi Kota Tangerang.

Ha: α3>0 Belanja rutin dan Belanja Pembangunan berpengaruh positif terhadap

pembangunan ekonomi Kota Tangerang.

Page 22: Pengaruh Pengeluaran Rutin Serta Pengeluaran Pembangunan Daerah Terhadap Pembangunan Ekonomi Di Kota Tangerang

22

Daftar Pustaka

http://jurnalskripsi.com/analisis-pengaruh-penerimaan-asli-daerah-pad-dan-pengeluaran-

pemerintah-daerah-terhadap-pertumbuhan-produk-domestik-regional-bruto-pdrb-di-jawa-timur-

studi-tahun-2003-2005-pdf.htm

Irmaningrum, Yeane. 2009. Analisis PDRB: Gambaran Ekonomi Makro Kota Tangerang Tahun

2009, Penerbit Kantor Penelitian, Pengembangan dan Statistik Kota Tangerang, Tangerang.

http://www.bps.go.id/

Page 23: Pengaruh Pengeluaran Rutin Serta Pengeluaran Pembangunan Daerah Terhadap Pembangunan Ekonomi Di Kota Tangerang

23

Ucapan Terima Kasih

Penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Ekonomi Wilayah dan

Perkotaan dengan waktu yang telah ditetapkan.

Penulis menyadari bahwa tugas ini jauh dari sempurna yang disebabkan keterbatasan

pengetahuan, kemampuan dan pengalaman. Oleh karena itu penulis membutuhkan kritik dan

saran yang bersifat membangun agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak umumnya

dan bagi penulis khususnya.

Dalam kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada :

1. Ibu , Ayah dan Adik yang telah memberikan doa, dukungan sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas ini.

2. Seluruh Mahasiswa dan Mahasiswi Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan kelas 4A.

3. Bapak Tony S. Chendrawan, ST., SE., M.Si selaku Dosen mata kuliah Ekonomi

Wilayah dan Perkotaan.

4. Seluruh pihak – pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapat imbalan dan pahala dari

Allah SWT. Penulis berharap bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada

umumnya.

Jakarta, Mei 2011

Nida Khofiya

Page 24: Pengaruh Pengeluaran Rutin Serta Pengeluaran Pembangunan Daerah Terhadap Pembangunan Ekonomi Di Kota Tangerang

24