1 PROPOSAL PENELITIAN A. Identitas Mahasiswa : Nama : M. FAIZAL. NS Nim : 07. 20102.086 Jurusan : Manajemen Program Studi : Manajemen Konsentrasi : Manajemen Sumber Daya Manusia Alamat : Jl. Ibrahim No. 15 Kecamatan Turikale Kabupaten Maros B. Judul : “PENGARUH PENGAWASAN ABSENSI TERHADAP KEDISIPLINAN PEGAWAI PADA KANTOR BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN MAROS.” C. Latar Belakang Instansi pemerintahan adalah tempat dimana para pegawai melakukan aktifitas sehari-hari sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagai aparatur pemerintahan 1
PROPOSAL PENELITIAN A. Identitas Mahasiswa : Nama Nim Jurusan Program Studi Konsentrasi Alamat : M. FAIZAL. NS : 07. 20102.086 : Manajemen : Manajemen : Manajemen Sumber Daya Manusia : Jl. Ibrahim No. 15 Kecamatan Turikale Kabupaten Maros B. Judul :
³PENGARUH PENGAWASAN ABSENSI TERHADAP KEDISIPLINAN PEGAWAI PADA KANTOR BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN MAROS.´ C. Latar Belakang Instansi pemerintahan adalah tempat dimana para pegawai melakukan aktifitas sehari-hari ses
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
PROPOSAL PENELITIAN
A. Identitas Mahasiswa :
Nama : M. FAIZAL. NS
Nim : 07. 20102.086
Jurusan : Manajemen
Program Studi : Manajemen
Konsentrasi : Manajemen Sumber Daya Manusia
Alamat : Jl. Ibrahim No. 15 Kecamatan Turikale Kabupaten
Maros
B. Judul :
“PENGARUH PENGAWASAN ABSENSI TERHADAP KEDISIPLINAN
PEGAWAI PADA KANTOR BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN
KETAHANAN PANGAN KABUPATEN MAROS.”
C. Latar Belakang
Instansi pemerintahan adalah tempat dimana para pegawai melakukan
aktifitas sehari-hari sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagai
aparatur pemerintahan demi menciptakan lingkungan kerja yang efektif dan
tepat guna. Setiap instansi pemerintahan memiliki keinginan untuk
melakukan kemajuan di dalam struktur organisasinya, baik itu dari segi
kemudahan maupun tingkat pencapaian hasil. Hal ini menuntut Instansi
pemerintahan mencari alternatif-alternatif jitu untuk mendukung apa yang
1
2
dicita-citakan, seperti dibutuhkannya pengawasan terhadap kedisiplinan para
pegawai yang terdapat di dalam instansi.
Pengawasan kedisiplinan terhadap pegawai dalam suatu instansi
dapat dilakukan dengan cara langsung ataupun dengan tidak, secara
langsung dapat dilakukan dengan melihat keadaan sehari hari dari pegawai
sedangkan dengan cara tidak langsung dapat dilakukan dengan melihat dari
daftar kehadiran (absensi) dari para pegawai tersebut.
Terwujudnya tujuan yang dikehendaki oleh organisasi sebenarnya
tidak lain merupakan tujuan dari pengawasan. Sebab setiap kegiatan pada
dasarnya selalu mempunyai tujuan tertentu. Oleh karena itu pengawasan
mutlak diperlukan dalam usaha pencapaian suatu tujuan. Beberapa tujuan
dilaksanakannya pengawasan terhadap pegawai/karyawan adalah :
1. Mengetahui jalannya pekerjaan, apakah lancar atau tidak
2. Memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh pegawai dan
mengadakan pencegahan agar tidak terulang kembali kesalahan-
kesalahan yang sama atau timbulnya kesalahan yang baru.
3. Mengetahui apakah penggunaan budget yang telah ditetapkan dalam
rencana terarah kepada sasarannya dan sesuai dengan yang telah
direncanakan.
4. Mengetahui pelaksanaan kerja sesuai dengan program (fase tingkat
pelaksanaan) seperti yang telah ditentukan dalam planning atau tidak.
1
3
5. Mengetahui hasil pekerjaan dibandingkan dengan yang telah ditetapkan
dalam planning, yaitu standard
Untuk mendapatkan suatu hasil pekerjaan yang baik dan bermutu tinggi
maka diperlukan pengawasan yang baik. Pengawasan adalah kegiatan
manajer/pimpinan yang mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan terlaksana
sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan atau hasil yang dikehendaki . Pada
setiap instansi pemerintah maupun swasta memerlukan pengawasan dari pihak
manajer. Pengawasan ini dilakukan oleh manajer sebagai suatu usaha
membandingkan apakah yang dilakukan sesuai dengan rencana yang
ditetapkan. Hal ini berarti juga pengawasan merupakan tindakan atau kegiatan
manajer yang mengusahakan agar pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana
yang ditetapkan atau hasil kerja yang dikehendaki.
Pengawasan merupakan hal yang sangat penting dalam setiap pekerjaan
baik dalam instansi pemerintah maupun swasta. Sebab dengan adanya
pengawasan yang baik maka sesuatu pekerjaan akan dapat berjalan lancar dan
dapat menghasilkan suatu hasil kerja yang optimal. Semakin lancar kerja dan
disertai pengawasan yang baik maka pekerjaan itu akan berhasil dengan baik.
Dengan pengawasan yang baik akan mendorong pegawai lebih giat dalam bekerja
dan menghasilkan kerja yang baik pula terlebih apabila menyelesaikan pekerjaannya
dengan semangat yang baik.
Pengaruh pengawasan terhadap kedisiplinan pegawai menjadi sangat
penting untuk dibahas. Hal ini dimaksud untuk melihat apakah dengan diadakannya
1
4
pengawasan maka dapat berpengaruh terhadap kedisiplinan pegawai pada instansi
ini. Pada instansi pemerintah ini perlu ditingkatkan pengawasan yang efektif
sehingga disiplin atau etos kerja pegawai dapat ditingkatkan untuk memacu
produktivitas kerja pegawai yang tinggi. Apabila ada pengawasan yang efektif dari
manajer maka semangat kerja akan timbul dan para pegawai akan bekerja dengan
rajin dengan disiplin yang tinggi dan bertanggung jawab sehingga produktivitas kerja
dapat meningkat dengan sendirinya.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka yang menjadi
pokok permasalahan dalam proposal penelitian ini sebagai berikut “Apakah
pengawasan absensi berpengaruh terhadap kedisiplinan pegawai pada
kantor Badan Peyuluh Pertanian Kabupaten Maros ”?.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengawasan
absensi terhadap kedisiplinan pegawai pada kantor Badan
Penyuluhan Pertanian Kabupaten Maros.
2. Manfaat penelitian
Adapun manfaat penelitan ini adalah :
a. Diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak Badan Penyuluh
Pertanian dalam pengawasan kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil
khususnya dalam pengawasan absensi.
1
5
b. Menambah dan memperperluas wawasan ilmu pengetahuan
khususnya mengenai pengawasan untuk mencapai kedisiplinan.
c. Dapat menjadi salah satu literatur untuk argumen di bidang yang
sama bagi peneliti selanjutnya, media pustaka dan pembanding
bagi yang berkepentingan.
F. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Pikir
1. Tinjauan pustaka
a. Pengertian Pengawasan
Istilah pengawasan dalam bahasa Inggris disebut controlling,
yang oleh Dale (dalam Winardi, 2000) dikatakan bahwa: “… the
modern concept of control … provides a historical record of what has
happened … and provides date the enable the … executive … to take
corrective steps …”. Hal ini berarti bahwa pengawasan tidak hanya
melihat sesuatu dengan seksama dan melaporkan hasil kegiatan
mengawasi, tetapi juga mengandung arti memperbaiki dan
meluruskannya sehingga mencapai tujuan yang sesuai dengan apa
yang direncanakan. More (dalam Winardi, 2000) menyatakan bahwa:
“… there’s many a slip between giving works, assignments to men and
carrying them out. Get reports of what is being done, compare it with
what ought to be done, and do something about it if the two aren’t the
same”.
1
6
Dengan demikian pengawasan pada hakekatnya merupakan
tindakan membandingkan antara hasil dalam kenyataan (dassein)
dengan hasil yang diinginkan (das sollen). Hal ini disebabkan karena
antara kedua hal tersebut sering terjadi penyimpangan-penyimpangan,
maka tugas pengawasan adalah melakukan koreksi atas
penyimpangan-penyimpangan tersebut.
Pengawasan merupakan fungsi manajerial yang keempat
setelah perencanaan, pengorganisasian, dan pengarahan. Sebagai
salah satu fungsi manajemen, mekanisme pengawasan di dalam suatu
organisasi memang mutlak diperlukan. Pelaksanaan suatu rencana
atau program tanpa diiringi dengan suatu sistem pengawasan yang
baik dan berkesinambungan, jelas akan mengakibatkan lambatnya
atau bahkan tidak tercapainya sasaran dan tujuan yang telah
ditentukan.
Pengertian tentang pengawasan sangat beragam dan banyak
sekali pendapat para ahli yang mengemukakannya, namun demikian
pada prinsipnya kesemua pendapat yang dikemukan oleh para ahli
adalah sama, yaitu merupakan tindakan membandingkan antara hasil
dalam kenyataan (dassein) dengan hasil yang diinginkan (das sollen),
yang dilakukan dalam rangka melakukan koreksi atas penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi dalam kegiatan manajemen. Berikut
beberapa pengertian tentang pengawasan dari para ahli:
1
7
Mockler (dalam Certo dan Certo, 2006) menyebutkan
pengawasan sebagai : Controlling is a systematic effort by business
management to compare performance to predetermined standard,
plans, or objectives to determine whether performance is in line with
theses standards and presumably to take any remedial action required
to see that human and other corporate resources are being used in the
most effective and efficient way possible in achieving corporate
objectives.
Konsep pengawasan dari Mockler di atas, menekankan pada
tiga hal, yaitu (1) harus adanya rencana, standard atau tujuan sebagai
tolak ukur yang ingin dicapai, (2) adanya proses pelaksanaan kerja
untuk mencapai tujuan yang diinginkan, (3) adanya usaha
membandingkan mengenai apa yang telah dicapai dengan standard,
rencana, atau tujuan yang telah ditetapkan, dan (4) melakukan
tindakan perbaikan yang diperlukan. Dengan demikian konsep
pengawasan dari Mockler ini terlihat bahwa ada kegiatan yang perlu
direncanakan dengan tolak ukur berupa kriteria, norma-norma dan
standar, kemudian dibandingkan, mana yang membutuhkan koreksi
ataupun perbaikan-perbaikan.
Hal senada juga diungkapkan oleh Admosudirdjo (dalam
Febriani, 2001) yang mengatakan bahwa: Pada pokoknya controlling
atau pengawasan adalah keseluruhan daripada kegiatan yang
1
8
membandingkan atau mengukur apa yang sedang atau sudah
dilaksanakan dengan kriteria, norma – norma, standar atau rencana –
rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sujamto (dikutip Silalahi, 2002) lebih tegas mengatakan:
Pengendalian adalah segala usaha atau kegiatan untuk menjamin dan
mengarahkan agar pekerjaan yang sedang dilaksanakan dapat
berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan atau hasil
yang dikehendaki serta sesuai pula dengan segala ketentuan dan
kebijakan yang berlaku.
Pengawasan adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan
untuk memantau, mengukur dan bila perlu melakukan perbaikan atas
pelaksanaan pekerjaan sehingga apa yang telah direncanakan dapat
dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Bertitik tolak dari pengertian para ahli tentang pengawasan
sebagai mana diungkapkan di atas, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa yang dimaksud dengan pengawasan adalah sebagai suatu
proses kegiatan pimpinan yang sistematis untuk membandingkan
(memastikan dan menjamin) bahwa tujuan dan sasaran serta tugas-
tugas organisasi yang akan dan telah terlaksana dengan baik sesuai
dengan standard, rencana, kebijakan, instruksi, dan ketentuan-
ketentuan yang telah ditetapkan dan yang berlaku, serta untuk
mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan, guna pemanfaatan
1
9
manusia dan sumber daya lain yang paling efektif dan efisien dalam
mencapai tujuan perusahaan
b. Maksud dan Tujuan Pengawasan
Terwujudnya tujuan yang dikehendaki oleh organisasi
sebenarnya tidak lain merupakan tujuan dari pengawasan. Sebab
setiap kegiatan pada dasarnya selalu mempunyai tujuan tertentu. Oleh
karena itu pengawasan mutlak diperlukan dalam usaha pencapaian
suatu tujuan. Menurut Situmorang dan Juhir maksud pengawasan
adalah untuk :
1) Mengetahui jalannya pekerjaan, apakah lancar atau tidak
2) Memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh pegawai dan
mengadakan pencegahan agar tidak terulang kembali kesalahan-
kesalahan yang sama atau timbulnya kesalahan yang baru.
3) Mengetahui apakah penggunaan budget yang telah ditetapkan
dalam rencana terarah kepada sasarannya dan sesuai dengan
yang telah direncanakan.
4) Mengetahui pelaksanaan kerja sesuai dengan program (fase
tingkat pelaksanaan) seperti yang telah ditentukan dalam planning
atau tidak.
5) Mengetahui hasil pekerjaan dibandingkan dengan yang telah
ditetapkan dalam planning, yaitu standard.
1
10
Rachman (dalam Situmorang dan Juhir :2004) juga mengemukakan
tentang maksud pengawasan, yaitu:
1) Untuk mengetahui apakah segala sesuatu berjalan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan
2) Untuk mengetahui apakah segala sesuatu telah berjalan sesuai
dengan instruksi serta prinsip-prinsip yang telah ditetapkan
3) Untuk mengetahui apakah kelemahan-kelemahan serta kesulitan-
kesulitan dan kegagalan-kegagalannya, sehingga dapat diadakan
perubahan-perubahan untuk memperbaiki serta. mencegah
pengulangan kegiatan-kegiatan yang salah.
4) Untuk mengetahui apakah segala sesuatu berjalan efisien dan
apakah dapat diadakan perbaikan-perbaikan lebih lanjut, sehingga
mendapat efisiensi yang lebih benar.
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa maksud
pengawasan adalah untuk mengetahui pelaksanaan kerja, hasil kerja,
dan segala sesuatunya apakah sesuai dengan yang direncanakan
atau tidak, serta mengukur tingkat kesalahan yang terjadi sehingga
mampu diperbaiki ke arah yang lebih baik.
Sementara berkaitan dengan tujuan pengawasan, Maman Ukas
(2004) mengemukakan:
1) Mensuplai pegawai dengan informasi yang tepat, teliti dan lengkap
tentang apa yang akan dilaksanakan.
1
11
2) Memberi kesempatan pada pegawai dalam meramalkan rintangan-
rintangan yang akan mengganggu produktivitas kerja secara teliti
dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menghapuskan
atau mengurangi gangguan-gangguan yang terjadi.
3) Setelah kedua hal di atas telah dilaksanakan, kemudian para
pegawai dapat membawa kepada langkah terakhir dalam
mencapai produktivitas kerja yang maksimum dan pencapaian
yang memuaskan dari pada hasil?hasil yang diharapkan.
c. Tipe Pengawasan
Donelly, et al (dalam Zuhad : 2001) mengelompokkan
pengawasan menjadi tiga tipe dasar, yaitu preliminary control,
concurrent control dan feedback control. Ketiga hal tersebut