PENGARUH PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI, PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI, DAN MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI SMK NEGERI 1 PENGASIH TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Disusun Oleh : ARI PRASETIANI 10403245009 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013
211
Embed
PENGARUH PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI, … · Akuntansi terhadap Kesiapan Kerja, 3) Pengaruh Motivasi Memasuki Dunia Kerja terhadap Kesiapan Kerja, 4) Pengaruh Pengalaman Praktik
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI, PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI, DAN MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA
TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI SMK NEGERI 1 PENGASIH
TAHUN AJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh :
ARI PRASETIANI 10403245009
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013
i
PENGARUH PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI, PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI, DAN MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA
TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI SMK NEGERI 1 PENGASIH
TAHUN AJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh :
ARI PRASETIANI 10403245009
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013
v
MOTTO
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (Q.S. Ar Ra’d: 11).
“Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkan
kamu..” (Q.S. Ali Imran : 160)
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah
selesai, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh yang lain, dan hanya kepada Tuhan-
lah hendaknya kamu berharap” (Q.S. Al-Insyiroh: 6-8).
PERSEMBAHAN
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SwT, karya sederhana ini
penulis persembahkan kepada:
♥ Kedua orang tuaku, terima kasih atas dukungan, kesabaran, bantuan,
pengorbanan, dan doa yang tulus serta kedamaian yang tak terganti.
♥ Kedua adikku terima kasih untuk semua cinta, kasih sayang, doa, semangat,
dan selalu setia menghiburku.
♥ Sahabat dan semua temanku terima kasih atas motivasinya.
♥ Almamaterku
vi
PENGARUH PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI, PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI, DAN MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA
TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI SMK NEGERI 1 PENGASIH
TAHUN AJARAN 2012/2013
Oleh: ARI PRASETIANI NIM. 10403245009
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Pengaruh Pengalaman
Praktik Kerja Industri terhadap Kesiapan Kerja, 2) Pengaruh Prestasi Belajar Akuntansi terhadap Kesiapan Kerja, 3) Pengaruh Motivasi Memasuki Dunia Kerja terhadap Kesiapan Kerja, 4) Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri, Prestasi Belajar Akuntansi, dan Motivasi Memasuki Dunia secara bersama-sama terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Pengasih Tahun Ajaran 2012/2013.
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Pengasih Tahun Ajaran 2012/2013 yang berjumlah 63 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan angket untuk mengukur variabel Pengalaman Praktik Kerja Industri, Motivasi Memasuki Dunia Kerja, dan Kesiapan Kerja Siswa serta dokumentasi untuk mengukur Prestasi Belajar Akuntansi Siswa. Angket diuji dengan menghitung validitas dan reliabilitasnya. Uji prasyarat analisis menggunakan uji normalitas, uji linearitas, dan uji multikolinearitas, sedangkan uji hipotesis yang digunakan adalah analisis regresi sederhana dan analisis regresi ganda tiga prediktor.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Terdapat pengaruh positif dan signifikan Pengalaman Praktik Kerja Industri terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Pengasih Tahun Ajaran 2012/2013, ditunjukkan nilai rx1y = 0,647; r2
x1y = 0,419; thitung = 6,627, dan p = 0,00. 2) Terdapat pengaruh positif dan signifikan Prestasi Belajar Akuntansi terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Pengasih Tahun Ajaran 2012/2013, yang ditunjukkan nilai rx2y = 0,396; r2
x2y = 0,157; thitung = 3,366, dan p = 0,00. 3) Terdapat pengaruh positif dan signifikan Motivasi Memasui Dunia Kerja terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Pengasih Tahun Ajaran 2012/2013, yang ditunjukkan nilai rx3y = 0,486; r2
x3y = 0,236; thitung = 4,340, dan p = 0,00. 4) Terdapat pengaruh positif dan signifikan Pengalaman Praktik Kerja Industri, Prestasi Belajar Akuntansi, dan Motivasi Memasuki Dunia secara bersama-sama terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Pengasih Tahun Ajaran 2012/2013, yang ditunjukkan nilai Rx123y = 0,734; R2
x123y = 0,539; Fhitung = 22,955, dan p = 0,00. Kata Kunci : Pengaruh, Pengalaman Praktik Kerja Industri, Prestasi Belajar
Akuntansi, Motivasi Memasuki Dunia Kerja, Kesiapan Kerja
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SwT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri, Prestasi
Belajar Akuntansi, dan Motivasi Memasuki Dunia Kerja terhadap Kesiapan Kerja
Siswa Kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Pengasih Tahun
Ajaran 2012/2013 yang disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi/Jurusan Pendidikan
Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini bukanlah perjuangan
penulis semata, tetapi karena rahmat dari Allah SwT dan bantuan dari semua
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. Rochmat Wahab, M. Pd., M.A., Rektor Universitas Negeri
Yogyakarta yang telah memberikan fasilitas selama saya menempuh kuliah di
Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta.
2. Dr. Sugiharsono, M. Si., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.
3. Sukirno, M. Si., Ph. D., Ketua Jurusan Pendidikan Akuntansi yang telah
memberikan kemudahan dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan
skripsi ini.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ....................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN .................................................... iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................... v
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii
LAMPIRAN ................................................................................................... xiv
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 11
C. Pembatasan Masalah .................................................................. 12
D. Rumusan Masalah ...................................................................... 13
E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 14
F. Manfaat Penelitian ..................................................................... 14
BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS ............ 16
A. Deskripsi Teori .......................................................................... 16
1. Tinjauan Teori tentang Kesiapan Kerja Siswa .................. 16
a. Pengertian Kesiapan Kerja Siswa .................................. 16
b. Ciri-ciri Kesiapan Kerja Siswa ...................................... 17
Lampiran 6 Surat Ijin Penelitian ..................................................................... 186
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk
menjamin kelangsungan hidup negara dan merupakan modal utama dalam
melaksanakan pembangunan serta menghadapi persaingan dunia. Upaya yang
dikembangkan guna menjamin kelangsungan hidup negara dalam meningkatkan
keterampilan dan keahlian sumber daya manusia, salah satunya yaitu dengan
menciptakan sistem pendidikan kejuruan berdasarkan kompetensi yang dipacu
oleh kebutuhan pasar. Menurut Supriadi (2002: 17-18), “Pendidikan kejuruan
bertujuan untuk menghasilkan manusia produktif, yakni manusia kerja bukan
manusia beban bagi keluarga, masyarakat, dan bangsanya”.
Sebagai salah satu jenis pendidikan, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
diyakini merupakan sekolah yang mampu menciptakan lulusan yang memiliki
kemampuan, keterampilan, dan keahlian selanjutnya dikembangkan sesuai
dengan apa yang mereka peroleh dari sekolah dan diaplikasikan ketika memasuki
dunia kerja, sehingga SMK juga dituntut untuk memenuhi kebutuhan pasar
tentang kebutuhan tenaga kerja dan mampu menciptakan lulusan yang memiliki
kesiapan kerja yang tinggi. Kesiapan kerja akan terbentuk jika tercapai
perpaduan antara tingkat kematangan atau pengalaman yang diperlukan serta
keadaan mental emosi seseorang.
1
2
Keberadaan SMK dalam mempersiapkan tenaga kerja yang terampil
masih perlu ditingkatkan. Dalam kenyataannya masih banyak lulusan SMK yang
belum dapat memenuhi tuntutan lapangan kerja sesuai dengan spesialisasi atau
bidang keahliannya, hal ini disebabkan oleh kurangnya kemampuan atau
keterampilan lulusan melaksanakan pekerjaan di tempat kerja dan kurangnya
kepercayaan suatu perusahaan terhadap keahlian yang dimiliki lulusan SMK.
Keadaan tersebut sering dijumpai pada lulusan SMK yang hanya bekerja menjadi
buruh pabrik atau pembantu rumah tangga bahkan tidak sedikit dari mereka
hanya menjadi pengangguran. Data yang tertera dalam Badan Pusat Statistik
(BPS) juga menunjukkan bahwa jumlah angkatan kerja Indonesia pada Agustus
2012 mencapai 118,0 juta orang, sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka
(TPT) pada Agustus 2012 mencapai 7,24 juta orang atau 6,14% dari total
angkatan kerja. Tingkat Pengangguran Terbuka untuk lulusan pendidikan
Sekolah Menengah Kejuruan menempati posisi tertinggi, yakni mencapai 9,87%
dari total tingkat pengganguran terbuka dibanding dengan lulusan pendidikan SD
sebesar 3,64%, lulusan SMP sebesar 7,76%, lulusan SMA sebesar 9,60%, lulusan
Diploma I/II/III sebesar 6,21%, dan lulusan Perguruan tinggi sebesar 5,91% dari
total tingkat pengangguran terbuka. Gejala kesenjangan ini salah satunya
disebabkan oleh pendidikan kejuruan yang sepenuhnya diselenggarakan oleh
sekolah kurang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan dan perkembangan
dunia kerja, sehingga kesiapan kerja peserta didik menjadi kurang.
3
Berdasarkan hasil penelusuran tamatan SMK Negeri 1 Pengasih
khususnya Program Keahlian Akuntansi pada tahun kelulusan 2010/2011
menunjukkan jumlah yang bekerja 22 (30,55%) orang dan yang belum bekerja
50 orang dari 72 tamatan dan pada tahun kelulusan 2011/2012 menunjukkan
jumlah yang bekerja sebanyak 18 (28,12%) orang dan yang belum bekerja
sebanyak 46 orang dari total tamatan sebanyak 64 orang, sedangkan sisanya
melanjutkan kuliah dan usaha. Tamatan yang belum bekerja ini disebabkan
beberapa hal, diantaranya karena kuliah, menikah, menunggu biaya untuk
melanjutkan ke Perguruan Tinggi dan menunggu lowongan pekerjaan. Dari data
penelusuran di atas, tamatan SMK Negeri 1 Pengasih yang belum terserap di
dunia kerja kurang lebih 70%, hal ini menunjukkan bahwa Kesiapan Kerja Siswa
SMK Negeri 1 Pengasih masih kurang atau belum sesuai dengan apa yang
diharapkan. Selain itu, peluang kerja yang terbatas mengakibatkan lulusan SMK
Negeri 1 Pengasih khususnya Program Keahlian Akuntansi tidak dapat
menempati bidang atau jenis pekerjaan sesuai dengan program keahlian yang
telah dipelajari di sekolah.
Kesiapan Kerja adalah suatu kondisi di mana seseorang sudah siap
tentang suatu hal apapun meliputi kematangan fisik, mental, dan pengalaman
serta adanya kemauan dan kemampuan dalam kegiatan agar mendapatkan hasil
yang diinginkan. Menurut Akhmad Kardimin (2004: 2-3), ada dua faktor yang
mempengaruhi kesiapan kerja, yaitu: pertama faktor intern, yakni faktor yang
4
berasal dari dalam diri siswa, meliputi kematangan baik fisik maupun mental,
tekanan, kreativitas, minat, bakat, intelegensi, kemandirian, penguasaan ilmu
pengetahuan, dan motivasi. Kedua, faktor ekstern yakni faktor yang berasal dari
luar diri siswa, meliputi peran masyarakat, keluarga, sarana, dan prasarana
sekolah, informasi dunia kerja, dan pengalaman kerja.
Sistem pendidikan kejuruan yang dikembangkan mempunyai ciri di
samping mengacu pada profesi dan keterampilan baku, juga dipandu oleh
kebutuhan pasar kerja yang nyata (Kurniawan Besuki: 2010). Guna mencapai hal
tersebut diperlukan kerjasama yang baik serta peran aktif dari pihak
penyelenggara pendidikan dan latihan (diklat) dengan industri. Industri yang
menjalin kerja sama dengan sekolah diharapkan selain dapat memberikan
informasi mengenai kompetensi akan tenaga kerja juga diharapkan dapat
bekerjasama lebih jauh lagi dalam usaha menunjang pelaksanaan pendidikan
dalam program diklat praktik kerja industri (prakerin).
Faktor ekstern yang mempengaruhi kesiapan kerja siswa dalam hal ini
adalah pengalaman kerja, yakni pengalaman praktik kerja industri. Dalam
sekolah menengah kejuruan terdapat program kegiatan yang dikenal dengan
Pendidikan Sistem Ganda (PSG), di mana suatu sistem pendidikan yang
mengupayakan kerjasama antara pihak sekolah atau penyelenggara pendidikan
dengan institusi pasangan (IP). Institusi Pasangan merupakan dunia industri atau
dunia usaha atau asosiasi profesi yang mengelola secara bersama-sama dengan
5
SMK dalam kegiatan program diklat praktik kerja industri, mulai dari tahap
persiapan, pelaksanaan hingga tahap evaluasi dan sertifikasi yang merupakan
satu kesatuan program dengan menggunakan berbagai bentuk alternatif
pelaksanaan seperti Day Release, Block Release, atau kombinasi keduanya.
Pelaksanaan Day Release menetapkan waktu belajar dalam satu minggu,
digunakan beberapa hari di sekolah dan beberapa hari di industri, tergantung
kesepakatan antara pihak sekolah dan pihak industri. Sedangkan pelaksanaan
Block Release, waktu belajar dibagi pada hitungan bulan atau semester di mana
proses belajar dilakukan di sekolah beberapa bulan atau semester secara terus
menerus, kemudian bulan atau semester berikutnya di industri.
Tujuan siswa terjun langsung ke dunia industri, yakni siswa akan
memperoleh pengalaman kerja langsung secara nyata dan diharapkan mampu
beradaptasi dengan kondisi lingkungan tempat mereka bekerja sehingga setelah
siswa tersebut menyelesaikan pendidikan dapat mempersiapkan diri mencari
pekerjaan atau bekerja dengan bekal yang diperoleh selama mengikuti program
diklat prakerin.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi, praktik kerja
industri di SMK Negeri 1 Pengasih dilaksanakan saat siswa kelas XI pada
semester genap selama 4 bulan. Dunia usaha atau dunia industri yang telah
menjalin kerja sama dengan SMK Negeri 1 Pengasih dalam melaksanakan
6
Praktik Kerja Industri khususnya untuk Program Keahlian Akuntansi antara lain:
DPPKA, Primkoppol, Mirota Kampus, KOPMA UGM, Koperasi Karyawan PT.
KSM Sedayu, BMT Progo Makmur Sentolo, BMT Jogja Mitra Sejahtera, BMT
Arafah, PD. Bank Pasar Kulon Progo, PD. BPR Shinta Putra, dan lain-lain.
Berdasarkan hasil pengamatan, pelaksanaan prakerin kurang dapat
memberikan hasil yang maksimal bagi siswa, hal itu terlihat dari lulusan siswa
SMK Negeri 1 Pengasih yang masih banyak belum terserap dalam dunia kerja
atau bekerja tidak sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki. Selain itu, dalam
pelaksanaan program prakerin terbukti bahwa masih ditemukan adanya
penyimpangan dalam hal pemberian tugas dan kurangnya pemberian
kepercayaan kepada siswa yang kemungkinan dikarenakan penguasaan
pengetahuan dan keterampilan serta mental siswa yang dinilai kurang oleh
institusi pasangan, tidak sedikit dari institusi pasangan yang hanya
memanfaatkan siswa praktik kerja industri tanpa memberikan masukan ataupun
feedback yang mampu mendongkrak kemampuan kinerja siswa. Ada pemberian
kerja kepada siswa yang kurang bahkan tidak sesuai dengan kompetensi yang
dimiliki sehingga di tempat praktik siswa tidak mengaplikasikan semua
pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka peroleh sewaktu di bangku
sekolah. Contoh nyata dari penyimpangan tersebut adalah di beberapa bidang
dalam suatu lembaga atau instansi, siswa hanya dipekerjakan sebagai
pendamping tanpa adanya suatu pemberian kepercayaan dari pihak dunia
7
usaha/dunia industri, yang pada akhirnya siswa kurang atau bahkan tidak
menguasai kompetensi yang seharusnya siswa peroleh sebagai bekal untuk terjun
ke dunia kerja setelah lulus nanti.
Selain pengalaman kerja dalam praktik kerja industri, kesiapan siswa
dalam memasuki dunia kerja juga dipengaruhi oleh pengetahuan, keterampilan,
dan kesiapan mental yang dimiliki siswa itu sendiri sesuai dengan kompetensi
bidang keahlian masing-masing yang tidak lain adalah prestasi belajar. Siswa
yang mengambil bidang keahlian akuntansi maka diharapkan dapat menguasai
segala pengetahuan yang telah disampaikan dalam kegiatan belajar mengajar di
sekolah sehingga siswa mampu memiliki kompetensi sesuai dengan bidang
keahliannya.
Berdasarkan hasil observasi, gejala yang terjadi pada siswa kelas XII
Program Keahlian Akuntansi di SMK Negeri 1 Pengasih adalah saat ujian
akuntansi masih terdapat siswa yang belum kompeten sehingga harus mengikuti
ulangan perbaikan. Siswa yang mengikuti ulangan perbaikan adalah siswa yang
belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 7,50. Jumlah siswa
kelas XII program keahlian Akuntansi yang nilai ulangannya belum memenuhi
KKM yaitu sekitar 20% siswa, di mana prestasi belajar siswa dikatakan sudah
optimal apabila 100% siswa yang mengikuti ulangan memiliki nilai yang
mencapai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar akuntansi siswa
8
kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Pengasih belum optimal
sehingga menyebabkan ketidaksiapan siswa dalam memasuki dunia kerja.
Kesiapan kerja siswa SMK juga didasarkan pada tinggi rendahnya
motivasi memasuki dunia kerja yang ada pada diri setiap siswa. Bagi siswa
SMK, peran motivasi memasuki dunia kerja menjadi sangat penting karena
adanya motivasi memasuki dunia kerja yang tinggi akan mendorong siswa untuk
sebanyak mungkin membekali diri dengan berbagai kompetensi yang diperlukan
dalam bekerja sehingga kesiapan kerja yang dimiliki menjadi memadai. Peran
motivasi juga akan mendorong siswa untuk tidak lekas putus asa dan selalu
berusaha keras agar dirinya mempunyai kesempatan menjadi tenaga kerja sesuai
dengan bidang keahlian yang dimiliki.
Motivasi memasuki dunia kerja adalah sesuatu yang menimbulkan
semangat atau dorongan individu untuk memasuki dunia kerja, baik berasal dari
dalam diri sendiri maupun dari luar dirinya. Motivasi memasuki dunia kerja
timbul karena adanya minat dan keinginan dari dalam diri siswa. Minat dan
keinginan ini berupa harapan-harapan masa depan yang lebih baik. Seorang
siswa tentu memiliki cita-cita akan sebuah pekerjaan setelah lulus dari SMK.
Sesuai dengan psikologi perkembangan remaja, menurut Ali dan Asrori (2012:
92) seseorang yang telah memasuki remaja akhir, dalam hal ini peserta didik
akan cenderung memilih karier tertentu meskipun dalam memilih karier tersebut
masih mengalami kesulitan. Hal ini wajar karena pada orang dewasa pun sering
9
kali masih terjadi perubahan orientasi karier dan kembali berusaha menyesuaikan
diri dengan karier baru.
Selain keinginan dan minat, seseorang termotivasi untuk memasuki dunia
kerja karena melihat berbagai kebutuhan baik jasmani maupun rohani yang harus
dipenuhi. Siswa akan sadar bahwa ia harus mandiri dan memenuhi kebutuhan
fisiologisnya tanpa harus bergantung kepada orang tua lagi setelah ia lulus dari
SMK, terlebih jika orang tuanya memiliki keterbatasan ekonomi. Selain itu,
siswa juga akan merasa bangga memiliki sebuah pekerjaan setelah lulus daripada
menganggur. Rasa bangga ini merupakan salah satu contoh bahwa siswa
memiliki kebutuhan penghormatan atas dirinya. Dorongan dan desakan dari
lingkungan sekitarnya baik dari lingkungan sekolah, lingkungan keluarga,
maupun lingkungan masyarakat juga akan memberikan motivasi kepada siswa
untuk memasuki dunia kerja.
Namun, motivasi yang dimiliki setiap siswa mempunyai karateristik yang
berbeda-beda. Berdasarkan hasil pengamatan, terdapat siswa SMK Negeri 1
Pengasih yang masih kurang memiliki motivasi untuk memasuki dunia kerja dan
bahkan ada yang tidak mempunyai keinginan untuk berkerja karena merasa
belum cukup ilmu untuk memasuki dunia kerja. Selain itu, semangat siswa
mengejar dan menangkap peluang pekerjaan masih kurang, hal ini terbukti pada
saat ada Job Fair, keberanian siswa untuk mencari informasi pekerjaan secara
10
lebih detail masih kecil sehingga peran guru dalam mengoptimalkan pendidikan
karakter atau mental siswa perlu ditingkatkan.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat diketahui bahwa keberhasilan sekolah
dalam mempersiapkan siswanya tidak hanya tergantung pada hasil atau
prosesnya saja, namun keduanya harus sama diperhatikan agar dapat
menciptakan outcome yang unggul dan berkompeten di bidangnya yang mampu
diserap oleh dunia kerja.
Oleh karena itu, untuk mengetahui bagaimana kesiapan siswa memasuki
dunia kerja, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul
“Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri, Prestasi Belajar Akuntansi, dan
Motivasi Memasuki Dunia Kerja Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII
Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Pengasih Tahun Ajaran 2012/2013”.
11
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat diidentifikasi permasalahan
yang muncul berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja
baik dari faktor intern maupun faktor ekstern antara lain:
1. SMK yang dirancang sebagai Pendidikan Sistem Ganda (SPG), berguna
sebagai penyelaras antara pendidikan dan dunia kerja masih belum
sepenuhnya dapat mengatasi masalah pengangguran dan mencetak lulusan
untuk siap kerja.
2. Pendidikan kejuruan yang sepenuhnya diselenggarakan oleh sekolah, kurang
mampu menyesuaikan diri dengan perubahan dan perkembangan dunia kerja,
sehingga kesiapan kerja peserta didik menjadi kurang.
3. Kesiapan Kerja Siswa SMK Negeri 1 Pengasih masih kurang atau belum
sesuai dengan apa yang diharapkan, hal ini terbukti bahwa masih banyak
lulusan yang belum bekerja.
4. Pelaksanaan prakerin kurang dapat memberikan hasil yang maksimal bagi
siswa, hal itu terlihat dari siswa SMK Negeri 1 Pengasih yang masih banyak
belum terserap dalam dunia kerja atau bekerja tidak sesuai dengan bidang
keahlian yang dimiliki.
5. Adanya pemberian kerja kepada siswa yang kurang bahkan tidak sesuai
dengan kompetensi yang dimiliki sehingga di tempat praktik siswa tidak
mengaplikasikan semua pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka
peroleh sewaktu di bangku sekolah.
12
6. Kurangnya pemberian kepercayaan kepada siswa yang kemungkinan
dikarenakan penguasaan pengetahuan dan keterampilan serta mental siswa
yang dinilai kurang oleh institusi pasangan.
7. Prestasi belajar akuntansi siswa kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK
Negeri 1 Pengasih masih belum optimal sehingga menyebabkan
ketidakpastian siswa dalam memasuki dunia kerja, terbukti masih terdapat
siswa yang belum kompeten atau belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) sehingga harus mengikuti ulangan perbaikan.
8. Motivasi siswa untuk memasuki dunia kerja masih kurang atau belum optimal
karena kurangnya semangat siswa mengejar dan menangkap peluang
pekerjaan.
9. Masih terdapat siswa yang tidak mempunyai keinginan untuk bekerja karena
merasa belum cukup ilmu untuk memasuki dunia kerja.
10. Kecilnya keberanian siswa untuk mencari informasi pekerjaan secara lebih
detail.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah di atas,
peneliti akan mengkaji tentang beberapa faktor yang mempengaruhi Kesiapan
Kerja baik dari faktor internal maupun eksternal. Untuk memperoleh
pembahasan yang lebih tuntas dan dapat mencapai sasaran yang diharapkan,
maka dalam penelitian ini difokuskan pada faktor Pengalaman Praktik Kerja
13
Industri, faktor Penguasaan Ilmu Pengetahuan yang tercermin dalam Prestasi
Belajar Akuntansi khususnya mata pelajaran produktif kejuruan akuntansi, dan
Motivasi Memasuki Dunia Kerja.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri terhadap
Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri
1 Pengasih Tahun Ajaran 2012/2013?
2. Bagaimanakah pengaruh Prestasi Belajar Akuntansi terhadap Kesiapan Kerja
Siswa Kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Pengasih
Tahun Ajaran 2012/2013?
3. Bagaimanakah pengaruh Motivasi Memasuki Dunia Kerja terhadap
Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri
1 Pengasih Tahun Ajaran 2012/2013?
4. Bagaimanakah pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri, Prestasi Belajar
Akuntansi, dan Motivasi Memasuki Dunia Kerja secara bersama-sama
terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Program Keahlian Akuntansi
SMK Negeri 1 Pengasih Tahun Ajaran 2012/2013?
14
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri terhadap
Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri
1 Pengasih Tahun Ajaran 2012/2013.
2. Untuk mengetahui pengaruh Prestasi Belajar Akuntansi terhadap Kesiapan
Kerja Siswa Kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1
Pengasih Tahun Ajaran 2012/2013.
3. Untuk mengetahui pengaruh Motivasi Memasuki Dunia Kerja terhadap
Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri
1 Pengasih Tahun Ajaran 2012/2013.
4. Untuk mengetahui pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri, Prestasi
Belajar Akuntansi, dan Motivasi Memasuki Dunia Kerja secara bersama-
sama terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Program Keahlian Akuntansi
SMK Negeri 1 Pengasih Tahun Ajaran 2012/2013.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam ilmu
pengetahuan dan pendidikan terutama dalam bidang akuntansi serta dapat
menjadi acuan bahan pertimbangan bagi penelitian yang selanjutnya.
15
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam rangka meningkatkan
kualitas pendidikan, jalinan kerjasama sekolah dengan institusi pasangan
serta pemberian motivasi kepada siswa agar siap memasuki dunia kerja.
b. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini sebagai wadah penerapan ilmu pengetahuan yang
dipelajari secara teoritis di bangku perkuliahan dan dapat digunakan
sebagai acuan untuk pelaksanakan pendidikan yang lebih baik.
16
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
1. Tinjauan Teori tentang Kesiapan Kerja Siswa
a. Pengertian Kesiapan Kerja Siswa
Kesiapan berasal dari kata “siap” yang berarti “sudah sedia” atau
“sudah disediakan”. Kesiapan adalah kondisi-kondisi yang mendahului
kegiatan itu sendiri, tanpa kesiapan atau kesediaan proses mental tidak
akan terjadi (Nasution S, 2000: 179).
Dalam kamus psikologi, “Kesiapan (readiness) adalah tingkat
perkembangan dari kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan
bagi pempraktikan sesuatu” (Chaplin dalam Kartini Kartono, 2002: 418).
Menurut Slameto (2010: 113), “Kesiapan adalah keseluruhan kondisi
seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban
dalam cara tertentu terhadap suatu situasi”.
Ada 4 prinsip kesiapan, yaitu: 1) Semua aspek perkembangan berinteraksi (saling pengaruh
mempengaruhi) 2) Kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh
manfaat dari pengalaman 3) Pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh positif terhadap
kesiapan 4) Kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode
tertentu selama masa pembentukan dalam masa perkembangan (Slameto, 2010: 115)
16
17
Sedangkan menurut Malayu S.P. Hasibuan (2006: 41) “Kerja
adalah sejumlah aktivitas fisik dan mental yang dilakukan seseorang
untuk mengerjakan suatu pekerjaan”.
Menurut Herminarto Sofyan dalam Endah Rahayu Nugraheni
(2011:27), “kesiapan kerja adalah suatu kemampuan seseorang untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan sesuai dengan ketentuan tanpa mengalami
kesulitan dan hambatan dengan hasil maksimal dengan target yang telah
ditentukan”. Sedangkan menurut Kartini (1991: 77), kesiapan kerja
adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik
di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau
jasa.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Kesiapan Kerja
Siswa adalah suatu kondisi di mana siswa sudah siap tentang suatu hal
apapun meliputi kematangan fisik, mental, dan pengalaman serta adanya
kemauan dan kemampuan dalam kegiatan agar mendapatkan hasil yang
diinginkan. Dalam penelitian ini, Kesiapan Kerja Siswa yang akan diteliti
adalah Kesiapan Kerja Siswa dalam bidang akuntansi.
b. Ciri-ciri Kesiapan Kerja Siswa
Aspek penguasaan teori, kemampuan praktik yang dimiliki, sikap
kerja yang baik, dan lingkungan keluarga merupakan unsur penting dalam
kesiapan kerja. Aspek penguasaan teori menentukan kemampuan
seseorang dalam menginterprestasikan informasi berupa fenomena yang
18
terjadi di hadapannya. Begitu pula penguasaan kemampuan praktik
membuat seseorang mampu mengorganisasi dan melaksanakan serta
menyelesaikan tugas dengan baik.
Menurut Sukirin seperti yang dikutip oleh Ana Fitri Yaningsih
(2005: 10), ciri siswa yang telah mempunyai Kesiapan Kerja adalah siswa
tersebut telah memiliki pertimbangan-pertimbangan berikut:
1) Mempunyai pertimbangan yang logis dan objektif
Siswa yang telah cukup umur akan mempunyai pertimbangan yang
tidak hanya dilihat dari satu sisi saja, tetapi siswa tersebut akan
menghubungkan dengan hal lain serta dengan melihat pengalaman
orang lain.
2) Mempunyai kemampuan dan kemauan untuk bekerja sama dengan
orang lain
Dalam bekerja dibutuhkan hubungan dengan banyak orang untuk
menjalin kerja sama dalam dunia kerja, siswa dituntut untuk dapat
berinteraksi dengan orang banyak.
3) Memiliki sikap kritis
Sikap kritis dibutuhkan untuk dapat mengkoreksi kesalahan
sebelumnya, yang selanjutnya akan dapat memutuskan tindakan apa
yang akan dilakukan setelah koreksi tersebut. Mengkritisi disini tidak
hanya untuk kesalahan diri sendiri tetapi juga untuk lingkungan
19
dimana ia hidup sehingga memunculkan ide dan gagasan serta
inisiatif.
4) Mempunyai keberanian untuk menerima tanggung jawab secara
individual
Dalam bekerja diperlukan tanggung jawab dari setiap pekerja.
Tanggung jawab akan timbul dalam diri siswa ketika ia telah
melampaui kematangan fisik dan mental disertai dengan kesadaran
yang timbul dari individu tersebut.
5) Mempunyai kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan
Menyesuaikan diri dengan lingkungan terutama lingkungan kerja
merupakan modal untuk dapat berinteraksi dengan lingkungan
tersebut. Hal tersebut dapat dimulai sebelum siswa masuk ke dunia
kerja yang didapat dari pengalaman praktik di industri.
6) Mempunyai ambisi untuk maju dan berusaha mengikuti
perkembangan bidang keahliannya
Keinginan untuk maju dapat menjadi dasar munculnya kesiapan kerja
siswa terdorong untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik lagi.
Usaha yang dilakukan salah satunya dengan mengikuti perkembangan
bidang keahliannya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seorang
siswa lulusan SMK sebagai calon tenaga kerja akan disebut memiliki
Kesiapan Kerja apabila siswa tersebut memiliki pertimbangan yang logis
20
dan objektif, kemampuan dan kemauan untuk bekerja sama dengan orang
lain, sikap kritis, keberanian untuk menerima tanggung jawab secara
individual, kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan, serta
ambisi untuk maju dan berusaha mengikuti perkembangan bidang
keahliannya. Ciri-ciri Kesiapan Kerja tersebut digunakan sebagai
indikator Kesiapan Kerja Siswa.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Kerja Siswa
Kesiapan akan dimiliki oleh orang yang memiliki pengalaman.
Kegiatan yang pernah dilakukan akan menjadi pengalaman seseorang,
sehingga semakin banyak pengalaman maka semakin tinggi kesiapan
seseorang untuk bekerja. Menurut Akhmad Kardimin (2004: 2-3) ada 2
faktor yang mempengaruhi Kesiapan Kerja, yaitu :
1) Faktor Internal
Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi
kematangan baik fisik maupun mental, tekanan, kreativitas, minat,
bakat, intelegensi, kemandirian, penguasaan ilmu pengetahuan, dan
motivasi.
2) Faktor Eksternal
Faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa meliputi peran
masyarakat, keluarga, sarana, dan prasarana sekolah, informasi dunia
kerja, dan pengalaman kerja.
21
Menurut Slameto (2010: 113), faktor-faktor yang mempengaruhi
kesiapan mencakup tiga aspek, yaitu: 1) Kondisi fisik, mental, dan
emosional, 2) Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan, 3) Keterampilan,
pengetahuan dan pengertian lain yang telah dipelajari. Ketiga aspek
tersebut akan mempengaruhi kesiapan seseorang untuk berbuat sesuatu.
Disebutkan pula oleh Slameto (2010: 115), bahwa “pengalaman-
pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan”.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa banyak faktor
yang mempengaruhi Kesiapan Kerja baik dari faktor internal maupun
eksternal. Di mana faktor-faktor tersebut harus seiring dengan
kematangan fisik, kebutuhan, tujuan, keterampilan-keterampilan yang
telah dipelajari, dan pengalaman yang diperoleh baik dari lingkungan
keluarga maupun lingkungan pendidikan yang akan mempengaruhi
Kesiapan Kerja Siswa.
2. Tinjauan Teori tentang Pengalaman Praktik Kerja Industri
a. Pengertian Pengalaman Praktik Kerja Industri
Pembelajaran di dunia kerja adalah suatu strategi di mana setiap
peserta mengalami proses belajar melalui bekerja langsung (learning by
doing) pada pekerjaan yang sesungguhnya. Praktik Kerja Industri
(Prakerin) adalah bentuk dari Pendidikan Sistem Ganda (PSG) sebagai
22
program bersama antara SMK dan industri yang dilaksanakan di dunia
usaha/industri. PSG adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan keahlian kejuruan yang memadukan secara sistematik dan
sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian
yang diperoleh melalui bekerja langsung di dunia kerja, terarah untuk
mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu.
Menurut kamus Psikologi “Pengalaman adalah pengetahuan atau
keterampilan yang diperoleh dari praktik atau dari usaha belajar”
(Chaplin, 2002: 179).
Sedangkan menurut Dalyono (2005: 167), pengalaman dapat
mempengaruhi fisiologi perkembangan individu yang merupakan salah
satu prinsip pengemabngan kesiapan (readiness) siswa SMK dalam
mempersiapkan diri memasuki dunia kerja. Pengalaman merupakan
pengetahuan atau keterampilan yang sudah diketahui dan dikuasai
seseorang sebagai akibat perbuatan atau pekerjaan yang telah dilakukan
sebelumnya selama jangka waktu tertentu. Jadi, seseorang baru dapat
dikatakan berpengalaman jika memiliki tingkat penguasaan dan
keterampilan yang banyak serta sesuai dengan bidang pekerjaannya
Menurut Oemar Hamalik (2005: 21) “Praktik Kerja Industri di beberapa sekolah disebut On The Job Training (OJT) merupakan model pelatihan yang bertujuan untuk memberikan kecakapan yang diperlukan dalam pekerjaan tertentu sesuai dengan tuntutan kemampuan bagi pekerjaan”.
23
Dalam kurikulum SMK (Dikmenjur, 2008) disebutkan: Prakerin adalah pola penyelenggaraan diklat yang dikelola bersama-sama antara SMK dengan industri/asosiasi profesi sebagai institusi pasangan (IP), mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi dan sertifikasi yang merupakan satu kesatuan program dengan menggunakan berbagai bentuk alternatif pelaksanaan, seperti day release, block release, dan sebagainya.
Pada hakikatnya, penerapan PSG ini meliputi pelaksanaan di
sekolah dan di dunia usaha (DU)/dunia industri (DI). Sekolah membekali
siswa dengan materi pendidikan umum (normatif), pengetahuan dasar
penunjang (adaptif), serta teori dan keterampilan dasar kejuruan
(produktif). Selanjutnya dunia usaha/dunia industri diharapkan membantu
bertanggung jawab terhadap peningkatan keahlian profesi melalui
program khusus yang dinamakan Praktik Kerja Industri (Prakerin).
Berdasarkan berbagai pendapat dan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa Pengalaman Praktik Kerja Industri adalah
pengalaman yang diperoleh dari suatu program keahlian produktif yang
merupakan implementasi dari pendidikan sistem ganda (PSG) yang
bersifat wajib tempuh bagi siswa SMK dan dilakukan di dunia usaha dan
dunia industri serta memiliki konsep tersendiri dalam pelaksanaannya dan
mempunyai tujuan untuk meningkatkan kecakapan siswa dalam pekerjaan
tertentu.
b. Tujuan Praktik Kerja Industri ̀
Program Praktik Kerja Industri bertujuan agar siswa memperoleh
pengalaman bekerja langsung pada dunia usaha atau dunia industri
24
sesungguhnya. Oemar Hamalik (2005: 76) berpendapat bahwa “secara
umum pelatihan bertujuan mempersiapkan dan membina tenaga kerja
baik struktural maupun fungsional yang memiliki kemampuan
melaksanakan loyalitas, kemampuan melaksanakan dedikasi dan
kemampuan berdisiplin yang baik”.
Dunia usaha atau dunia industri yang dijadikan tempat
pelaksanaan prakerin memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai tempat kerja
sekaligus tempat belajar.
Tujuan penyelenggaraan prakerin menurut Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan (Dikmenjur, 2008), yaitu:
1) Menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas, yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan, etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan pekerjaan.
2) Memperoleh link and match antara SMK dan dunia kerja. 3) Meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan
kerja berkualitas 4) Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja
sebagai bagian dari proses pendidikan
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktik kerja industri berdasarkan
Pedoman Pelaksanaan Prakerin (2012: 10) sebagai berikut:
1) Membekali peserta diklat mengembangkan kepribadian, potensi akademik dan dasar-dasar keahlian yang kuat dan benar melalui pembelajaran program normatif, adaptif, dan produktif.
2) Memberikan pengalaman kerja yang sesungguhnya agar peserta menguasi kompetensi keahlian produktif terstandar, menginternalisasikan sikap nilai dan budaya industri yang berorientasi kepada standar mutu dan jiwa kewirausahaan serta membentuk etos kerja yang kritis, produktif, dan kompetitif.
25
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa praktik kerja
industri bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan
dunia kerja, meningkatkan disiplin kerja dan memberikan penghargaan
terhadap pengalaman kerja. Melalui program prakerin, pengalaman dan
wawasan siswa mengenai dunia kerja akan bertambah sehingga kesiapan
kerja siswapun lebih baik.
c. Manfaat Praktik Kerja Industri
Praktik kerja sebagai bagian integral dalam program Pendidikan
Sistem Ganda sangat perlu bahkan harus dilaksanakan karena dapat
memberikan beberapa manfaat.
Menurut Oemar Hamalik (2005: 93) bagi peserta didik, Praktik
Kerja Industri memberikan manfaat sebagai berikut:
1) Menyediakan kesempatan kepada peserta didik untuk melatih keterampilan-keterampilan manajemen dalam situasi lapangan yang aktual.
2) Memberikan pengalaman-pengalaman praktis kepada peserta didik sehingga hasil pelatihan bertambah kaya dan luas.
3) Peserta didik berkesempatan memecahkan berbagai masalah manajemen di lapangan dengan mendayagunakan kemampuannya.
4) Mendekatkan dan menjembatani penyiapan peserta didik untuk terjun ke bidang tugasnya setelah menempuh program pelatihan tersebut.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa praktik kerja
industri mempunyai manfaat yang besar terutama untuk siswa, yaitu
dapat memberikan kesempatan untuk berlatih keterampilan dalam
kondisi yang sesungguhnya, memberikan pengalaman praktis dan siswa
26
dapat mendayagunakan seluruh kemampuannya sebagai jembatan bagi
dirinya untuk memasuki dunia kerja.
d. Pelaksanaan Praktik Kerja Industri
Praktik kerja industri dilaksanakan pada saat siswa kelas XI
semester genap selama kurang lebih 4 bulan dengan didahului
pembekalan. Praktik tersebut dapat dilaksanakan pada industri besar,
menengah, kecil, home industry, ataupun unit produksi sekolah. Adapun
langkah-langkah pelaksanaan prakerin berdasarkan Pedoman Pelaksanaan
Prakerin (2012: 15) sebagai berikut:
1) Aspek Perencanaan
a) Pemetaan industri
b) Sosialisasi dana
c) Pembekalan siswa
Siswa yang akan melaksanakan prakerin harus diberikan
pembekalan terlebih dahulu tentang program yang akan
dilaksanakan sehingga benar-benar memahami apa yang harus
mereka lakukan di dunia kerja. Hal-hal yang menjadi fokus
pembekalan antara lain:
i. Pelaksanaan program prakerin yang dituangkan di dalam
jurnal yang mereka bawa
ii. Tata tertib/aturan yang berlaku di dunia kerja di mana mereka
berada
27
iii. Menjaga/memelihara nama baik sekolah
d) Penempatan siswa
e) Waktu pelaksanaan
2) Aspek Pelaksanaan
a) Kesesuaian penempatan dengan bidang studi siswa
Pelaksanaan prakerin di industri dilaksanakan dalam bentuk
kegiatan praktik sebagai pendalaman materi keahlian yang telah
dipelajari di sekolah. Pembelajaran praktik dilaksanakan dalam
keadaan kerja sebenarnya dan dilengkapi fasilitas peralatan dan
sumber belajar yang ada di industri. Siswa belajar pada kondisi
nyata dunia kerja, di mana siswa mendapatkan lingkungan belajar
yang berbeda dengan lingkungan sekolah. Jika siswa di dunia
industri tidak mendapatkan pengalaman serta keterampilan yang
tidak diperoleh di sekolah, hal ini disebabkan oleh lingkungan
belajar yang berbeda antara sekolah dengan industri.
b) Kesesuaian materi pelajaran dengan materi prakerin
Pelaksanaan prakerin di industri dilaksanakan dalam
bentuk kegiatan praktik sebagai pendalaman materi keahlian yang
telah dipelajari di sekolah. Pembelajaran praktik dilaksanakan
dalam keadaan kerja sebenarnya dan dilengkapi fasilitas peralatan
dan sumber belajar yang ada di industri. Siswa belajar pada
kondisi nyata dunia kerja, di mana siswa mendapatkan lingkungan
28
belajar yang berbeda dengan lingkungan sekolah. Jika siswa di
dunia industri tidak mendapatkan pengalaman serta keterampilan
yang tidak diperoleh di sekolah, hal ini disebabkan oleh
lingkungan belajar yang berbeda antara sekolah dengan industri.
c) Monitoring oleh pembimbing
Selama siswa melaksanakan prakerin di industri, pihak
sekolah melaksanakan pengawasan atau monitoring terhadap
siswa satu kali sebulan. Kegiatan monitoring bertujuan untuk
melihat kemajuan belajar siswa, baik dari segi sikap maupun
keterampilan. Kegiatan monitoring dilaksanakan oleh guru
pembimbing sekolah yang dipercayakan oleh panitia prakerin
sebagai pelaksana monitoring siswa.
Monitoring yang dilaksanakan oleh guru, yaitu meliputi
monitoring kompetensi yang dilaksanakan siswa di industri,
kemajuan belajar siswa, kehadiran, dan kendala-kendala yang
ditemui di lapangan selama pelaksanaan prakerin. Monitoring
kompetensi dilakukan untuk melihat kesesuaian materi atau
bimbingan yang dilakukan oleh pihak industri terhadap siswa
dengan pembelajaran yang diperoleh siswa di sekolah. Sedangkan
monitoring kemajuan belajar siswa dilakukan untuk mengetahui
kegiatan yang dilakukan siswa di industri dan mengetahui
kemampuan yang diperoleh siswa selama di industri. Monitoring
29
kehadiran ditujukan bagi sikap siswa, termasuk kedisiplinan,
tanggungjawab dan sikap kerja selama prakerin. Monitoring
kendala-kendala ditujukan untuk menerima masukan-masukan
dari pihak industri terhadap permasalahan siswa atau kendala yang
ditemui pihak industri selama pelaksanaan prakerin.
d) Pembimbing
Pembimbing terdiri dari pembimbing internal, yaitu guru
produktif yang bertanggung jawab terhadap pembelajaran
kompetensi, dan pembimbing eksternal, yaitu dari dunia kerja
yang sekaligus bertindak selaku instruktur pembimbing yang
mengarahkan peserta didik dalam melakukan pekerjaannya.
e) Penjemputan dan Laporan
Semua kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik selama
di dunia kerja baik yang ada dalam jurnal ataupun pekerjaan lain
yang diberikan oleh instruktur pembimbing eksternal harus dicatat
dan didokumentasikan sebagai bahan untuk melakukan evaluasi
terhadap program prakerin. Seluruh kegiatan harus diketahui oleh
pembimbing dengan cara membubuhkan tanda tangan pada kolom
yang tersedia.
30
3) Aspek Evaluasi
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan para siswa peserta
prakerin dalam melaksanakan kegiatannya, maka perlu dilaksanakan
evaluasi.
a) Evaluasi kegiatan prakerin
Evaluasi kegiatan prakerin para siswa dapat dilakukan oleh:
i. Pihak industri
ii. Pihak sekolah, apabila dipandang perlu
b) Evaluasi program
Program prakerin yang sudah dilakukan peserta didik perlu
dievaluasi untuk melihat kesesuaian antara program dengan
pelaksanaannya. Hal ini dimaksudkan sebagai dasar untuk
penyusunan program tindak lanjut yang harus dilakukan baik
terhadap pencapaian kompetensi peserta didik maupun terhadap
program prakerin. Evaluasi dilakukan dengan cara:
i. Melakukan analisis hasil laporan yang dibuat oleh peserta
didik dan hasil penilaian yang dilakukan oleh pembimbing
dari dunia kerja
ii. Paparan hasil prakerin setiap peserta didik
31
3. Tinjauan Teori tentang Prestasi Belajar Akuntansi
a. Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 895), “Prestasi
diartikan sebagai hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan,
dikerjakan)”, sedangkan menurut Muhibbin Syah “Prestasi adalah tingkat
keberhasilan mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah
program” (2002: 14). Keberhasilan siswa dapat dilambangkan dengan
nilai angka. Berdasarkan prestasi, siswa dapat mengetahui tingkat
penguasaan baik materi maupun pembelajaran dengan praktik yang telah
siswa kuasai.
Menurut Oemar Hamalik “Belajar adalah modifikasi atau
memperteguh kelakuan melalui pengalaman” (2003: 27). Hasil belajar
bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan,
sedangkan menurut Witherington yang dikutip oleh Nana Syaodih (2009:
155) bahwa “Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang
dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang berbentuk keterampilan,
sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan”.
Menurut Nana Sudjana (2006: 28), “Belajar adalah suatu proses
yang ditandai dengan adanya perubahan pada seseorang yang ditunjukkan
dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya,
sikap dan tingkah lakunya, daya reaksinya, daya penerimaannya, dan lain-
lain aspek yang ada pada individu”.
32
Dari pengertian tersebut dapat diambil beberapa hal:
1) Belajar adalah suatu usaha
2) Belajar bertujuan mengadakan perubahan didalam diri antara lain
tingkah laku
3) Belajar bertujuan mengubah kebiasaan dari yang buruk menjadi baik
4) Belajar bertujuan untuk mengubah sikap dari negatif menjadi positif
5) Belajar bertujuan menambah pengetahuan dalam berbagai bidang
ilmu
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 895), “Prestasi
Belajar adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes
atau angka nilai yang diberikan oleh guru”. Sumadi Suryabrata (2006: 28)
mengemukakan bahwa prestasi belajar meliputi perubahan psikomotorik
sehingga prestasi belajar adalah kemampuan siswa yang berupa
penguasaan pengetahuan, sikap, keterampilan yang dicapai dalam belajar
setelah ia melaksanakan kegiatan belajar. Di sekolah hasil belajar ini
dapat dilihat dari penguasaan siswa akan kompetensi yang diajarkan.
Prestasi belajar menurut Sutratinah (2001: 43) adalah “Penilaian hasil
usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka,
huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah
dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu”.
33
Menurut Taswan (2005: 4) definisi akuntansi sebagai berikut:
“Akuntansi sebagai seni, ilmu, sistem informasi yang di dalamnya menyangkut pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran dengan cara sepatutnya dan dalam satuan uang atas transaksi dan kejadian yang setidak-tidaknya sebagian mempunyai sifat keuangan serta adanya penginterprestasian hasil pencatatan dan disajikan dalam laporan keuangan”.
Menurut Al Haryono Yusuf (2003: 5), “Akuntansi adalah proses
pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisasian
data keuangan suatu organisasi”.
Berdasarkan pendapatan di atas maka Prestasi Belajar Akuntansi
adalah hasil pengukuran dan penilaian untuk mengetahui kecakapan,
kemampuan, dan sikap siswa dalam proses belajar yang dicapai dalam
mempelajari materi pelajaran akuntansi di sekolah selama waktu tertentu
berupa pengetahuan dan sikap yang dinyatakan dalam nilai atau angka
yang diperoleh dari hasil tes.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Akuntansi
Prestasi belajar ditentukan oleh proses pembelajaran yang telah
dilakukan dan dialami karena secara tidak langsung hasil belajar dapat
memberikan suatu pesan tentang proses pembelajaran yang telah
dilakukan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
tersebut berasal dari individu itu sendiri (faktor internal) maupun faktor
dari luar dari individu (faktor eksternal).
34
Menurut Dalyono (2005: 55-60) berhasil atau tidaknya seseorang
dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi
pencapaian hasil belajar yaitu berasal dari dalam diri orang belajar dan
ada pula dari luar diri. Faktor- faktor tersebut yaitu:
1) Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri), meliputi: a) Kesehatan, kesehatan jasmani dan rohani sangat besar
pengaruhnya terhadap kemampuan belajar, karena itu pemeliharaan kesehatan sangatlah penting bagi setiap orang baik fisik maupun mental.
b) Intelegensi dan bakat, bila seseorang memiliki bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari, maka proses belajarnya akan lancar dan sukses.
c) Minat dan motivasi, minat yang sangat besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar, artinya untuk mencapai/memperoleh benda atau tujuan yang diminati itu.
d) Cara belajar, cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya, belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor fisiologis, psiologis dan ilmu kesehatan, akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan.
2) Faktor Eksternal (yang berasal dari luar diri), meliputi: a) Keluarga, faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap
keberhasilan anak dalam belajar. b) Sekolah, keadaan sekolah tempat belajar yang mempengaruhi
tingkat keberhasilan belajar. c) Masyarakat, keadaan masyarakat juga menentukan prestasi
belajar. d) Lingkungan sekitar, keadaan lingkungan tempat tinggal juga
sangat penting dalam mempengaruhi prestasi belajar.
Sedangkan menurut Slameto (2010: 54-72) prestasi belajar
dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern.
Faktor intern meliputi: 1) Faktor jasmani, meliputi kesehatan dan cacat tubuh.
2) Faktor psikologis, meliputi intelegensi, perhatian, minat bakat, motif,
kemandirian, kematangan, dan kesiapan.
35
3) Faktor kelelahan
Faktor ekstern meliputi:
1) Faktor keluarga, meliputi: pola asuh orang tua, hubungan antara anggota keluarga, suasana rumah, kondisi ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan.
2) Faktor sekolah, meliputi: metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran, waktu sekolah, standar pengajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode mengajar, dan tugas rumah.
3) Faktor masyarakat, meliputi: kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.
Berdasarkan teori mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
Prestasi Belajar, maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang
mempengaruhi Prestasi Belajar Akuntansi dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu faktor dari dalam individu (internal) dan faktor dari luar individu
(eksternal).
c. Mengukur Prestasi Belajar Akuntansi
Menurut pendapat Sugihartono, dkk (2007: 130), ”Dalam kegiatan
belajar mengajar, pengukuran hasil belajar dimaksudkan untuk
mengetahui seberapa jauh perubahan tingkah laku siswa setelah
menghayati proses belajar”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat
diketahui bahwa Prestasi Belajar Akuntansi tersebut menunjukkan
kemajuan belajar siswa. Prestasi Belajar Akuntansi yang diperoleh siswa
perlu diketahui oleh berbagai pihak baik siswa itu sendiri maupun pihak
lain.
36
Salah satu alat ukur dari prestasi belajar adalah tes prestasi belajar.
Tes prestasi belajar merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk
mengetahui/mengukur kemampuan siswa atau pencapaian hasil belajar
siswa yang telah dilakukan dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan
yang sudah ditentukan. Menurut pendapat Suharsimi Arikunto (2006: 33),
”Tes hasil belajar dibedakan menjadi tiga macam, yaitu tes diagnostik, tes
formatif, dan tes sumatif”. Sedangkan menurut Nana Sudjana (2003: 5),
”Penilaian terhadap prestasi belajar dapat dilakukan dengan berbagai jenis
penilaian antara lain, penilaian formatif, penilaian sumatif, penilaian
diagnostik, penilaian selektif, dan penilaian penempatan.
Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal harus meliputi
tiga ranah, yaitu:
1) Ranah Kognitif
Ranah kognitif bertujuan mengukur pengembangan penalaran
siswa. Pengukuran ini dapat dilakukan setiap saat (dalam arti
pengukuran formal), misalnya setiap satu materi pelajaran telah
selesai diberikan pengukuran kognitif dapat berlangsung dilakukan
dengan berbagai cara baik dengan tes tertulis maupun lisan dan
perbuatan.
2) Ranah Afektif
Pengukuran ranah afektif tidak semudah mengukur ranah
kognitif. Pengukuran ranah afektif tidak dapat dilakukan setiap saat
37
karena perubahan tingkah laku siswa tidak dapat berubah sewaktu-
waktu. Pengubahan sikap seseorang memerlukan waktu yang relatif
lama.
3) Ranah Psikomotorik
Pengukuran ranah psikomotorik dilakukan terhadap hasil-hasil
belajar yang berupa penampilan. Cara yang dipandang paling tepat
untuk mengevaluasi keberhasilan ranah psikomotorik adalah
observasi. Observasi dalam hal ini dapat diartikan sebagai jenis tes
mengenai peristiwa, tingkah laku atau fenomena lain dengan cara
pengamatan langsung.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
pengukuran hasil belajar menunjukkan seberapa besar kemajuan siswa
dalam menyerap pembelajaran khususnya pembelajaran Akuntansi.
Penilaian hasil belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara dan bentuk
seperti tes diagnostik, tes formatif, dan tes sumatif. Dalam penelitian ini,
prestasi belajar siswa kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1
Pengasih diukur dengan menggunakan rata-rata nilai raport mata pelajaran
produktif akuntansi yang terdiri dari kompetensi kejuruan Mengelola Kartu
Aktiva Tetap, Menyajikan Laporan Harga Pokok Produk, dan
Mengoperasikan Aplikasi Komputer Akuntansi serta nilai prakerin pada
semester empat Tahun Ajaran 2011/2012.
38
4. Tinjauan Teori tentang Motivasi Memasuki Dunia Kerja
a. Pengertian Motivasi Memasuki Dunia Kerja
Pada dasarnya, motivasi merupakan bagaimana cara mendorong
seseorang agar mau melakukan sesuatu dengan memberikan semua
kemampuan dan keterampilan yang dimiliki untuk mewujudkan tujuan
tertentu.
Menurut M. Ngalim Purwanto (2006: 71), “Motivasi adalah segala
sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu
sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu”. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2005: 666), motivasi adalah dorongan yang timbul
pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu
tindakan dengan tujuan tertentu. Nana Syaodih (2009: 61) juga
berpendapat bahwa “Motivasi adalah kekuatan yang mendorong kegiatan
individu untuk menggerakkan individu untuk melakukan kegiatan
mencapai suatu tujuan”. Dalam hal ini adalah mendorong individu untuk
memasuki dunia kerja.
Jadi, motivasi memasuki dunia kerja adalah sesuatu yang
menimbulkan semangat atau dorongan yang menggerakkan dan
memberikan arah terhadap tingkah laku/aktifitas seseorang untuk
mencapai tujuan, yaitu memasuki dunia kerja.
39
b. Fungsi Motivasi Memasuki Dunia Kerja
Motivasi mendasari semua perilaku individu, di mana ada suatu
perilaku yang memiliki motivasi tinggi dan rendah. Dari hal tersebut
dapat dilihat bahwa motivasi memiliki fungsi yang mempengaruhi
perilaku inidividu. Menurut Ngalim Purwanto (2006: 70-71) fungsi
motivasi adalah:
1) Motivasi itu mendorong manusia untuk berbuat/bertindak. Motif itu berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan energi (kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas.
2) Motif itu menentukan arah perbuatan, yakni ke arah perwujudan suatu tujuan atau cita-cita. Motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan itu. Makin jelas tujuan itu, makin jelas pula terbentang jalan yang harus ditempuh.
3) Motif itu menyeleksi perbuatan kita. Artinya, menentukan perbuatan-perbuatan mana yang harus dilakukan yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan mengesampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan itu.
Menurut Nana Syaodih (2009: 62) motivasi memiliki dua fungsi, yaitu:
1) Mengarahkan (directional function) Dalam mengarahkan kegiatan, motivasi berperan mendekatkan atau menjauhkan individu dari tujuan yang ingin dicapai.
2) Mengaktifkan dan meningkatkan kegiatan (energeting function) Suatu kegiatan yang tidak bermotif atau motifnya sangat lemah akan dilakukan dengan tidak sungguh-sungguh, tidak terarah, dan kemungkinan besar tidak akan membawa hasil, begitu juga sebaliknya apabila motivasinya besar atau kuat maka akan dilakukan dengan sungguh-sungguh, terarah, dan penuh semangat, sehingga kemungkinan akan berhasil.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi memiliki
fungsi yang sangat penting dalam suatu kegiatan, namun motivasi juga
dipengaruhi oleh tujuan. Semakin tinggi dan berartinya tujuan, maka
40
makin besar motivasinya sehingga makin kuat pula kegiatan yang akan
dilaksanakan. Kekuatan suatu motif/kebutuhan sangat subjektif dan
situasional, artinya kekuatan suatu motif tidak selalu sama bagi setiap
individu dan semua situasi.
c. Proses Motivasi Memasuki Dunia Kerja
Menurut Nana Syaodih (2009: 62) proses motivasi meliputi tiga
langkah, yaitu:
1) Adanya suatu kondisi yang terbentuk dari tenaga-tenaga pendorong (desakan, motif, kebutuhan, dan keinginan) yang menimbulkan suatu ketegangan.
2) Berlangsungnya kegiatan atau tingkah laku yang diarahkan kepada pencapaian suatu tujuan yang akan menghilangkan ketegangan.
3) Pencapaian tujuan dan berkurangnya atau hilangnya ketegangan.
Jadi, proses motivasi merupakan gabungan dari komponen
kegiatan atau perilaku individu yang saling berkaitan dan membentuk
suatu sistem.
d. Hal-hal yang Menimbulkan Motivasi Memasuki Dunia Kerja
Menurut Hamzah B. Uno (2010: 10) motivasi memasuki dunia
kerja timbul karena adanya keinginan untuk melakukan kegiatan, adanya
dorongan dan kebutuhan melakukan kegiatan, adanya harapan dan cita-
cita, adanya penghormatan atas diri, adanya lingkungan yang baik, dan
adanya kegiatan yang menarik.
41
Menurut Nana Syaodih S. (2009: 61) motivasi memasuki dunia
kerja terbentuk oleh tenaga-tenaga yang bersumber dari dalam dan dari
luar individu. Tenaga-tenaga tersebut dapat berupa:
1) desakan/drive
2) motif/motive
3) kebutuhan/need
4) keinginan/wish
Seseorang akan bekerja lebih efektif dan berusaha meningkatkan
usahanya apabila mereka mempunyai motivasi memasuki dunia kerja
yang memadai. Sebaliknya seseorang yang mempunyai motivasi
memasuki dunia kerja yang rendah, maka mereka akan menampakkan
keengganan, cepat bosan dan berusaha menghindari pekerjaan tersebut.
Menurut Herminarto Sofyan (2004: 106) motivasi memasuki
dunia kerja seseorang akan nampak melalui:
1) Tanggung jawab melakukan kerja
2) Prestasi yang dicapainya
3) Pengembangan diri
4) Kemandirian dalam bertindak
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
motivasi memasuki dunia kerja itu didorong karena adanya:
1) Keinginan dan minat memasuki dunia kerja
42
Peserta didik akan termotivasi memasuki dunia kerja karena adanya
keinginan dan minat untuk bekerja sesuai dengan kemauan dan
kemampuan yang ia miliki.
2) Harapan dan cita-cita
Peserta didik akan termotivasi untuk memasuki dunia kerja karena ia
memiliki harapan akan masa depan yang lebih dan berusaha
menggapai cita-citanya sesuai dengan yang ia mimpikan.
3) Desakan dan dorongan lingkungan
Peserta didik akan termotivasi untuk memasuki dunia kerja karena
melihat desakan dan dorongan dari lingkungan sekitarnya, baik dari
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan
masyarakat, misalnya karena keadaan ekonomi orang tua yang tidak
mampu akan termotivasi peserta didik untuk memasuki dunia kerja
daripada melanjutkan ke perguruan tinggi.
4) Kebutuhan fisiologis dan penghormatan atas diri
Peserta didik akan termotivasi untuk memasuki dunia kerja karena
terdorong untuk memenuhi kebutuhan fisiologisnya sendiri secara
mandiri tanpa harus menggantungkan orang tua lagi dan ia akan
lebih merasa bangga jika bekerja daripada menganggur setelah lulus
dari SMK.
43
B. Penelitian yang Relevan
Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Neli Faizah (2008) yang berjudul “Pengaruh
Pengalaman Praktik Industri, Motivasi Memasuki Dunia Kerja, dan Informasi
Dunia Kerja terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Program Keahlian
Akuntansi SMK N 2 Purworejo Tahun Ajaran 2007/2008”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: 1) terdapat pengaruh positif dan signifikan antara
Pengalaman Praktik Industri terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII
Program Keahlian Akuntansi SMK 2 Purworejo Tahun Ajaran 2007/2008
dengan nilai rx1y = 0,775; r2 = 0,601 dan thitung lebih besar dari ttabel (11,674 >
2,353) pada taraf signifikan 5%. 2) terdapat pengaruh positif dan signifikan
antara Motivasi Memasuki Dunia Kerja terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas
XII Program Keahlian Akuntansi SMK 2 Purworejo Tahun Ajaran
2007/2008 dengan nilai rx1y = 0,777; r2x1y = 0,601 dan thitung lebih besar dari
ttabel (11,165 > 2,353) pada taraf signifikan 5%. Penelitian ini memiliki
persamaan berupa penggunaan variabel Pengalaman Praktik Industri dan
Motivasi Memasuki Dunia Kerja terhadap Kesiapan Kerja, sedangkan yang
membedakan adalah variabel bebas lain, yaitu Informasi Dunia Kerja. Selain
itu perbedaan pada penelitian ini, yaitu menggunakan populasi sedangkan
penelitian Neli Faizah menggunakan sampel.
44
2. Penelitian yang dilakukan oleh Dwiana Wijayanti (2009) yang berjudul
“Pengaruh Pengalaman Praktik Industri, Motivasi Memasuki Dunia Kerja,
dan Informasi Dunia Kerja terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII
Program Keahlian Akuntansi SMK N 2 Magelang Tahun Ajaran 2008/2009”.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara Pengalaman Praktik Industri terhadap Kesiapan Kerja Siswa
Kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK 2 Purworejo Tahun Ajaran
2007/2008 dengan nilai rx1y = 0,768; r2 = 0,590 dan thitung lebih besar dari ttabel
(10,743 > 1,99) pada taraf signifikan 5%. 2) terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara Motivasi Memasuki Dunia Kerja terhadap Kesiapan Kerja
Siswa Kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK 2 Magelang Tahun
Ajaran 2008/2009 dengan nilai rx1y = 0,714; r2x1y = 0,509 dan thitung lebih
besar dari ttabel (9,110 > 1,99) pada taraf signifikan 5%. Penelitian ini
memiliki persamaan berupa penggunaan variabel Pengalaman Praktik
Industri dan Motivasi Memasuki Dunia Kerja terhadap Kesiapan Kerja,
sedangkan yang membedakan adalah variabel bebas lain, yaitu Informasi
Dunia Kerja. Selain itu perbedaan pada penelitian ini menggunakan populasi
sedangkan penelitian Dwiana Wijayanti menggunakan sampel.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Novita Varidawati (2011) yang berjudul
“Pengaruh Pengalaman Praktik Industri, Prestasi Belajar Akuntansi, dan
Informasi Dunia Kerja terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Program
45
Keahlian Akuntansi SMK Batik Terbaik Purworejo Tahun Ajaran
2010/2011”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) terdapat pengaruh
positif dan signifikan antara Pengalaman Praktik Industri terhadap Kesiapan
Kerja Siswa Kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK Batik Terbaik
Purworejo Tahun Ajaran 2010/2011 dengan nilai rx1y = 0,747; r2 = 0,559 dan
thitung lebih besar dari ttabel (11,800 > 2,000) pada taraf signifikan 5%. 2)
terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Prestasi Belajar Akuntansi
terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK
Batik Terbaik Purworejo Tahun Ajaran 2010/2011 dengan nilai rx1y = 0,264;
r2x1y = 0,070 dan thitung lebih besar dari ttabel (2,876 > 2,000) pada taraf
signifikan 5%. Penelitian ini memiliki persamaan berupa penggunaan
variabel Pengalaman Praktik Industri dan Prestasi Belajar Akuntansi terhadap
Kesiapan Kerja, sedangkan yang membedakan adalah variabel bebas lain,
yaitu Informasi Dunia Kerja. Perbedaan yang lain, yaitu terletak pada lokasi
penelitian.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Yuliati (2011) yang berjudul “Pengaruh
Pengalaman Praktik Kerja Industri dan Prestasi Belajar Akuntansi terhadap
Kesiapan Kerja Siswa Kelas XI Program Keahlian Akuntansi SMK N 1
Bantul Tahun Ajaran 2010/2011”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1)
terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Pengalaman Praktik Kerja
Industri terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XI Program Keahlian
46
Akuntansi SMK N 1 Bantul Tahun Ajaran 2010/2011 dengan nilai rx1y =
0,471; r2 = 0,222 dan thitung lebih besar dari ttabel (5,292 > 1,658) pada taraf
signifikan 5%. 2) terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Prestasi
Belajar Akuntansi terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XI Program
Keahlian Akuntansi SMK N 1 Bantul Tahun Ajaran 2010/2011 dengan nilai
rx1y = 0,294; r2x1y = 0,086 dan thitung lebih besar dari ttabel (3,043 > 1,658) pada
taraf signifikan 5%. Penelitian ini memiliki persamaan berupa penggunaan
variabel Pengalaman Praktik Industri dan Prestasi Belajar Akuntansi terhadap
Kesiapan Kerja. Perbedaan penggunaan variabel bebas lainnya, pada
penelitian ini menggunakan variabel Motivasi Memasuki Dunia Kerja
sedangkan pada penelitian Yuliati tidak menggunakan variabel tersebut.
C. Kerangka Berfifkir
1. Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri terhadap Kesiapan Kerja
Praktik Kerja Industri atau prakerin adalah suatu kegiatan pelatihan
praktik kerja siswa keahlian produktif yang bersifat wajib tempuh bagi siswa
SMK yang dilakukan dalam dunia usaha/dunia industri serta memiliki
konsep tersendiri dalam pelaksanannya dan mempunyai tujuan untuk
meningkatkan kecakapan siswa dalam pekerjaan tertentu. Pengalaman
Praktik Kerja Industri meliputi penggunaan sarana prasarana baru,
memperoleh keterampilan baru dalam bekerja, memikul tanggungjawab
47
lebih, memiliki jaringan profesional, dan memecahkan masalah manajemen
di lapangan. Pengalaman yang diperoleh akan mempengaruhi pola pikir,
sikap, dan tingkah laku dalam bekerja. Dari kesiapan mental, siswa menjadi
terlatih untuk berani menerima tanggung jawab, lebih bijak dalam
menghadapi masalah, disiplin, mampu beradaptasi, bekerja sama dengan
orang lain, dan menjunjung sikap kerja yang benar. Dengan demikian, makin
banyak pengalaman yang diperoleh melalui kegiatan praktik kerja industri
maka akan makin tinggi pula Kesiapan Kerja Siswa.
2. Pengaruh Prestasi Belajar Akuntansi terhadap Kesiapan Kerja
Prestasi Belajar Akuntansi merupakan hasil pengukuran dari suatu
proses belajar akuntansi khususnya mata pelajaran produktif selama waktu
tertentu berupa pengetahuan. Prestasi Belajar yang dimiliki siswa dapat
diketahui dari hasil belajar yang tercantum dalam angka atau nilai sehingga
dapat membawa dampak pada kepercayaan diri siswa dalam mengambil
keputusan yang berkaitan dengan cita-cita atau masa depannya. Dalam hal
ini, pengetahuan yang dimiliki siswa baik yang memiliki prestasi tinggi
cenderung lebih mantap dan percaya diri untuk dapat mewujudkan cita-cita
atau masa depannya, sedangkan siswa yang berprestasi rendah cenderung
kurang percaya diri terhadap apa yang akan dilakukannya dalam hal ini
berkaitan dengan kesiapan kerja. Berdasarkan uraian di atas, dapat
dinyatakan bahwa makin tinggi Prestasi Belajar Akuntansi maka makin
tinggi pula Kesiapan Kerja Siswa.
48
3. Pengaruh Motivasi Memasuki Dunia Kerja terhadap Kesiapan Kerja
Motivasi Memasuki Dunia Kerja merupakan dorongan yang
menggerakkan dan memberikan arah terhadap tingkah laku atau aktifitas
seseorang untuk mencapai tujuan yaitu memasuki dunia kerja. Dengan
adanya motivasi tersebut maka seseorang akan berupaya untuk maju dan
berusaha agar dirinya memiliki kesempatan kerja. Adanya Motivasi
Memasuki Dunia Kerja dapat mendorong siswa untuk mendapatkan
kesempatan kerja atau peluang kerja sesuai dengan bidang keahliannya
sehingga lulusan SMK nantinya akan memiliki kesempatan kerja. Jadi,
makin tinggi Motivasi Memasuki Dunia Kerja maka akan menghasilkan
Kesiapan Kerja yang tinggi pula.
4. Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri, Prestasi Belajar Akuntansi,
dan Motivasi Memasuki Dunia Kerja secara bersama-sama terhadap
Kesiapan Kerja
Kesiapan Kerja Siswa dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
dapat meningkatkan kemampuan, kematangan, dan pengetahuan seseorang
tentang dunia kerja. Adanya pelaksanaan Praktik Kerja Industri, siswa akan
memperoleh banyak pengalaman mengenai dunia kerja dan menimbulkan
sikap yang positif tentang dunia kerja sehingga siswa akan memiliki
kesiapan kerja. Kesiapan siswa dalam memasuki dunia kerja juga
dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimiliki oleh siswa itu sendiri sesuai
49
dengan kompetensi bidang keahlian masing-masing yang tidak lain adalah
prestasi belajar. Penguasaan ilmu pengetahuan yang dapat dilihat dari
prestasi belajar akuntansi siswa pada mata pelajaran produktif kejuruan
akuntansi sangat berpengaruh terhadap kepastian siswa dalam memasuki
dunia kerja. Motivasi Memasuki Dunia Kerja juga dapat mendorong siswa
untuk mendapatkan kesempatan kerja atau peluang kerja sesuai dengan
bidang keahliannya sehingga lulusan SMK nantinya akan memiliki
kesempatan kerja. Dengan demikian, makin banyak pengalaman yang
diperoleh melalui praktik kerja industri, makin tinggi Prestasi Belajar
Akuntansi, dan makin tinggi Motivasi Siswa Memasuki Dunia Kerja maka
makin tinggi pula Kesiapan Kerja Siswa.
D. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian yang dapat digambarkan dalam penelitian ini adalah:
Gambar 1. Paradigma Penelitian
Keterangan :
X1 : Variabel Pengalaman Praktik Kerja Industri
X2 : Variabel Prestasi Belajar Akuntansi
1
2
3 4
X1
X2
X3
Y
50
X3 : Variabel Motivasi Memasuki Dunia Kerja
Y : Variabel Kesiapan Kerja Siswa
1 : Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri terhadap Kesiapan Kerja
Siswa
2 : Pengaruh Prestasi Belajar Akuntansi terhadap Kesiapan Kerja Siswa
3 : Pengaruh Motivasi Memasuki Dunia Kerja terhadap Kesiapan Kerja
Siswa
4 : Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri, Prestasi Belajar Akuntansi,
dan Motivasi Memasuki Dunia Kerja secara bersama-sama terhadap
Kesiapan Kerja Siswa.
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis atau dugaan atau jawaban sementara yang disusun berdasarkan
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Terdapat pengaruh positif Pengalaman Praktik Kerja Industri terhadap
Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1
Pengasih Tahun Ajaran 2012/2013.
2. Terdapat pengaruh positif Prestasi Belajar Akuntansi terhadap Kesiapan
Kerja Siswa Kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Pengasih
Tahun Ajaran 2012/2013.
51
3. Terdapat pengaruh positif Motivasi Memasuki Dunia Kerja terhadap Kesiapan
Kerja Siswa Kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Pengasih
Tahun Ajaran 2012/2013.
4. Terdapat pengaruh positif Pengalaman Praktik Kerja Industri, Prestasi Belajar
Akuntansi, dan Motivasi Memasuki Dunia Kerja secara bersama-sama
terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK
Negeri 1 Pengasih Tahun Ajaran 2012/2013.
52
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Berdasarkan tingkat eksplanasinya penelitian ini merupakan penelitian
asosiatif causal karena dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh Pengalaman
Praktik Kerja Industri, Prestasi Belajar Akuntansi dan Motivasi Memasuki Dunia
Kerja terhadap Kesiapan Kerja. Selain itu, berdasarkan metodenya penelitian ini
merupakan penelitian ex-post facto yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk
meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut kebelakang untuk
mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kejadian tersebut
(Sugiyono, 2010: 26). Data yang diperoleh adalah data hasil dari peristiwa yang
sudah berlangsung. Jadi, penelitian tidak memperlakukan secara khusus variabel,
tetapi hanya mengungkap fakta berdasarkan pengukuran gejala yang telah ada
pada responden. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif, sebab data yang disajikan berhubungan dengan angka dan
analisis yang digunakan untuk statistik.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Pengasih yang beralamat di Jl.
Kawijo 11, Pengasih, Kulon Progo Yogyakarta pada bulan Januari 2013 sampai
selesai.
52
53
C. Variabel Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 60), “Variabel adalah obyek penelitian
atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Dalam penelitian ini,
terdapat tiga macam variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat
(dependent variable). Variabel bebas terdiri dari Pengalaman Praktik Kerja
Industri (X1), Prestasi Belajar Akuntansi (X2) dan Motivasi Memasuki Dunia
Kerja (X3), sedangkan variabel terikatnya adalah Kesiapan Kerja Siswa (Y).
D. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel merupakan petunjuk tentang bagaimana
suatu variabel diukur dalam suatu penilitian sehingga pada penelitian ini variabel
penelitiannya ditentukan oleh landasan teori yaitu Pengalaman Praktik Kerja
Industri, Prestasi Belajar Akuntansi, Motivasi Memasuki Dunia Kerja, dan
Kesiapan Kerja Siswa. Secara operasional keempat variabel tersebut dapat
didefinisikan sebagai berikut:
1. Kesiapan Kerja Siswa
Kesiapan Kerja adalah suatu kondisi di mana siswa sudah siap
tentang suatu hal apapun meliputi kematangan fisik, mental, dan pengalaman
serta adanya kemauan dan kemampuan dalam kegiatan agar mendapatkan
hasil yang diinginkan. Dalam penelitian ini, Kesiapan Kerja Siswa diukur
dari skor jawaban pada angket yang mengacu dengan mempunyai
pertimbangan yang logis dan objektif, mempunyai kemampuan dan kemauan
54
untuk bekerja sama dengan orang lain, memiliki sikap kritis, mempunyai
keberanian untuk menerima tanggung jawab secara individual, mempunyai
kemampuan beradaptasi dengan lingkungan, serta mempunyai ambisi untuk
maju dan berusaha mengikuti perkembangan bidang keahliannya. Dalam hal
ini Kesiapan Kerja diambil dengan menggunakan metode kuesioner
(angket).
2. Pengalaman Praktik Kerja Industri
Pengalaman Praktik Kerja Industri adalah pengalaman yang
diperoleh dari suatu program keahlian produktif yang merupakan
implementasi dari Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yang bersifat wajib
tempuh bagi siswa SMK dan dilakukan di dunia usaha dan dunia industri
serta memiliki konsep tersendiri dalam pelaksanaannya dan mempunyai
tujuan untuk meningkatkan kecakapan siswa dalam pekerjaan tertentu.
Dalam penelitian ini, pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri terhadap
Kesiapan Kerja siswa dapat ditunjukkan dengan pemahaman siswa tentang
prakerin, kegiatan pra praktik kerja industri (pembekalan), kegiatan pasca
praktik kerja industri, keseriusan pelaksanaan, fasilitas praktik kerja industri,
pembimbingan selama praktik, dan kegiatan evaluasi praktik kerja industri.
Dalam hal ini Pengalaman Praktik Kerja Industri diambil dengan
menggunakan metode kuesioner (angket).
55
3. Prestasi Belajar Akuntansi
Prestasi Belajar Akuntansi adalah hasil pengukuran dan penilaian
untuk mengetahui kecakapan, kemampuan dalam proses belajar yang dicapai
siswa dalam mempelajari materi pelajaran akuntansi di sekolah selama
waktu tertentu berupa pengetahuan yang dinyatakan dalam nilai atau angka
yang diperoleh dari hasil tes. Pada penelitian ini, prestasi belajar siswa kelas
XII Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Pengasih diukur dengan
menggunakan rata-rata nilai raport mata pelajaran produktif akuntansi yang
terdiri dari kompetensi kejuruan Mengelola Kartu Aktiva Tetap, Menyajikan
Laporan Harga Pokok Produk, dan Mengoperasikan Aplikasi Komputer
Akuntansi serta nilai prakerin pada semester empat Tahun Ajaran
2011/2012. Alasan peneliti menggunakan nilai raport sebagai penilaian
prestasi belajar dikarenakan nilai raport menunjukkan hasil akhir dari
gabungan beberapa nilai, yakni nilai ulangan, tugas, UTS, dan UAS
sehingga nilai raport sudah dapat mewakili nilai siswa secara keseluruhan.
4. Motivasi Memasuki Dunia Kerja
Motivasi Memasuki Dunia Kerja adalah sesuatu yang menimbulkan
semangat atau dorongan yang menggerakkan dan memberikan arah terhadap
tingkah laku/aktifitas seseorang untuk mencapai tujuan, yaitu memasuki
dunia kerja. Hal-hal yang diperlukan untuk mendorong siswa agar lebih
mempersiapkan dirinya baik pengetahuan maupun keterampilan agar dapat
mengisi kesempatan kerja yang tersedia meliputi: adanya keinginan dan
56
minat, harapan dan cita-cita, desakan dan dorongan dari lingkungan baik
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, maupun lingkungan masyarakat
dan kebutuhan baik kebutuhan fisiologis dan penghormatan atas diri. Dalam
hal ini Motivasi Memasuki Dunia Kerja diambil dengan menggunakan
metode kuesioner (angket).
E. Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2010: 117), “Populasi merupakan wilayah atau
komunitas yang terdiri atas objek/subjek yang memiliki kuantitas dan karateristik
tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006: 130), Populasi
adalah keseluruhan subyek penelitian yang dilakukan bagi populasi terhingga dan
subyeknya tidak terlalu banyak. Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik
diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi,
jika jumlah subyeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau
lebih. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII Program
Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Pengasih Kulon Progo Yogyakarta Tahun
Ajaran 2012/2013 yang berjumlah 63 siswa.
Tabel 1. Jumlah Populasi Penelitian No Kelas Jumlah Siswa 1 XII Akuntansi 1 31 siswa 2 XII Akuntansi 2 32 siswa
Jumlah 63 siswa (Sumber: Data Peserta Didik SMK Negeri 1 Pengasih)
57
F. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2010: 193), “Metode pengumpulan data adalah
berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data-data”. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:
1. Angket (Kuesioner)
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 151), ”Kuesioner adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal yang diketahui“.
Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan
Kesiapan Kerja, Pengalaman Praktik Kerja Industri, dan Motivasi Memasuki
Dunia Kerja.
2. Dokumentasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 158) ”Dokumentasi adalah
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip,
buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan
sebagainya“. Metode dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data
mengenai gambaran umum sekolah, jumlah siswa, materi ajar, dan prestasi
belajar siswa kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1
Pengasih yang diukur dengan menggunakan nilai raport mata pelajaran
produktif akuntansi terdiri dari kompetensi kejuruan Mengelola Kartu
Aktiva Tetap, Menyajikan Laporan Harga Pokok Produk, dan
58
Mengoperasikan Aplikasi Komputer Akuntansi serta nilai prakerin pada
semester empat Tahun Ajaran 2011/2012.
G. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2010: 148), “Instrumen penelitian adalah suatu alat
yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun untuk mengukur
fenomena sosial yang diamati secara spesifik, semua fenomena ini disebut
variabel penelitian”.
Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa angket untuk
memperoleh data mengenai variabel Kesiapan Kerja Siswa, Pengalaman Praktik
Kerja Industri, dan Motivasi Memasuki Dunia Kerja. Pernyataan yang dibuat
dalam angket mengadopsi dari buku dan memodifikasi dengan penelitian yang
terdahulu.
Pengukuran angket menggunakan Skala Likert. Menurut Sugiyono (2010:
134), “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Jawaban setiap item
instrument yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari sangat
positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain: sangat
setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Untuk keperluan analisis
kuantitatif dan menghindari jawaban ragu-ragu dari responden, maka Skala
Likert yang digunakan dimodifikasi sehingga menjadi empat alternatif jawaban
saja sehingga responden tinggal memberikan tanda (√) pada kolom jawaban yang
59
sudah tersedia. Skor setiap alternatif jawaban yang diberikan oleh responden
pada pernyataan positif (+) dan pernyataan negatif (-) sebagai berikut:
Tabel 2. Skor Alternatif Jawaban
Alternatif Jawaban Skor Item Pernyataan
Positif Negatif Sangat Setuju (SS) 4 1 Setuju (S) 3 2 Tidak Setuju (TS) 2 3 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
Berdasarkan definisi operasional masing-masing variabel, maka dapat
disusun indikator yang digunakan untuk mengukur variabel tersebut. Berikut ini
akan disajikan kisi-kisi instrumen yang digunakan dari masing-masing variabel:
1. Kisi-kisi pengembangan instrumen Kesiapan Kerja Siswa
Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Kesiapan Kerja
No. Indikator No. Butir Jumlah
1. Mempunyai pertimbangan yang logis dan objektif
1, 2, 3 3
2. Mempunyai kemampuan dan kemauan untuk bekerja sama dengan orang lain
4, 5, 6, 7 4
3. Memiliki sikap kritis 8, 9 2 4. Mempunyai keberanian untuk
menerima tanggung jawab secara individual
10, 11, 12, 13 4
5. Mempunyai kemampuan beradaptasi dengan lingkungan
14, 15, 16, 17 4
6 Mempunyai ambisi untuk maju dan berusaha mengikuti perkembangan bidang keahliannya
18, 19, 20 3
20
60
2. Kisi-kisi pengembangan instrumen Pengalaman Praktik Kerja Industri
Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Pengalaman Praktik Kerja Industri
No. Indikator No. Butir Jumlah
1. Pemahaman Siswa tentang PKI 1, 2, 3 3 2.
Kegiatan Pra PKI Pembekalan: materi pengetahuan dan keterampilan
4, 5, 6 3
3. Kegiatan selama PKI Pendapat siswa tentang: a. Kesesuaian
pengetahuan/keterampilan dengan tuntutan dunia industri
b. Fasilitas praktik c. Monitoring dari:
1) Guru pembimbing: bimbingan dan arahan
2) Pembimbing industri: bimbingan dan etos kerja
7, 8, 9 10, 11, 12 13, 14, 15
9
4. Pasca PKI Pendapat siswa tentang evaluasi PKI yang dilakukan guru dan pembimbing industri
16, 17, 18 3
18
3. Kisi-kisi pengembangan instrumen Motivasi Memasuki Dunia Kerja
Tabel 5. Kisi-kisi Instrumen Motivasi Memasuki Dunia Kerja
No. Indikator No. Butir Jumlah
1. Keinginan dan minat memasuki dunia kerja 1, 2, 3 3
2. Harapan dan cita-cita 4, 5, 6 3 3. Desakan dan dorongan lingkungan 7, 8, 9 3 4. Kebutuhan fisiologis dan
penghormatan diri 10, 11, 12 3
12
61
H. Uji Coba Instrumen Penelitian
Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas
instrumen, semua instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terlebih dahulu
diuji cobakan sebelum dipakai sebagai alat untuk mendapatkan data penelitian
yang sesungguhnya. Terdapat dua hal pokok yang berkaitan dengan pengujian
instrumen yaitu kesahihan (validitas) dan keajegan (reliabilitas).
Uji coba instrumen dilakukan di luar populasi yaitu di SMK Negeri 1
Yogyakarta karena SMK ini mempunyai karateristik yang hampir sama dengan
SMK Negeri 1 Pengasih. Karateristik tersebut dilihat dari pelaksanaan praktik
kerja industri yang sudah dilaksanakan di kelas XI semester genap, fasilitas
sekolah, pembelajaran yang dilakukan oleh guru serta kedua sekolah terdapat
dalam satu link atau lembaga asosiasi profesi yang sama untuk uji kompetensi
produktif sehingga kualitas yang dimilikipun sama. Subjek untuk uji coba
instrumen berjumlah 33 siswa kelas XII Akuntansi 1 SMK Negeri 1 Yogyakarta.
Setelah memperoleh data melalui angket, tahap selanjutnya adalah
mengadakan anilisis untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas instrumen
tersebut.
a. Uji Validitas Instrumen
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 168), “Validitas adalah suatu
ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrumen”. Uji validitas butir pertanyaan dilakukan untuk memperoleh
kasahihan butir-butir pertanyaan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila
62
dapat mengungkap data dan variabel yang diteliti secara tepat. Pengujian
validitas butir-butir pernyataan dilakukan dengan menggunakan rumus
korelasi product moment dari Karl Pearson.
Tekniknya dengan mengkorelasikan antara skor butir dengan skor
total sebagai kriteria. Rumus korelasi product moment dari Karl Pearson:
∑ ∑ ∑ ∑∑ ∑ ∑
−−
−=
})(}{)({
))((2222 YYnXXn
YXXYnrxy
Keterangan :
x : skor butir y : skor total rxy : koefisien korelasi antara variabel X dan Y n : jumlah subjek/responden ∑ x : jumlah skor butir ∑ y : jumlah skor total ∑ xy : jumlah perkalian X dan Y ∑ x2 : jumlah kuadrat skor butir ∑ y2 : jumlah kuadrat skor total
(Suharsimi Arikunto, 2006: 170)
Setelah rxy dihitung kemudian dikonsultasikan dengan rtabel pada taraf
signifikan 5%. Jika rhitung lebih kecil dari rtabel maka butir pernyataan tidak
valid dan jika rhitung lebih besar dari rtabel maka butir pernyataan valid. Uji
signifikan untuk mengetahui valid tidaknya tiap butir pernyataan dengan
membandingkan harga rxy (rhitung) dengan tabel dari Pearson, dengan taraf
signifikan 5% (Suharsimi Arikunto, 2006: 72).
Pada pengujian ini, suatu butir soal harus memenuhi koefisien tabel r
product moment, yaitu untuk N = 33 sebesar 0,344 pada taraf signifikan 5%
63
untuk mengetahui kriteria valid. Apabila rhitung lebih besar atau sama dengan
rtabel (0,344) pada taraf signifikan 5%, maka butir pernyataan tersebut valid.
Namun, apabila rhitung lebih kecil dari rtabel (0,344) pada taraf signifikan 5%,
maka butir pernyataan tersebut tidak valid.
Berdasarkan hasil uji coba instrumen yang telah dilaksanakan kepada
33 siswa kelas XII program keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Yogyakarta
dengan bantuan komputer program SPSS (Statistical Program for Social
Science) 19.0 for windows diperoleh hasil uji validitas instrumen penelitian
yang dirangkum dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 6. Hasil Uji Validitas Instrumen Kesiapan Kerja Siswa, Pengalaman Praktik Kerja Industri, dan Motivasi Memasuki Dunia Kerja
Variabel Jumlah Jumlah Nomor Jumlah Butir Awal
Butir Gugur
Butir Gugur
Butir Valid
Kesiapan Kerja Siswa 20 2 2, 6 18 Pengalaman Praktik Kerja Industri 18 2 9, 18 16
Motivasi Memasuki Dunia Kerja 12 1 7 11
Sumber: data primer yang diolah
Butir-butir yang tidak valid atau gugur tersebut tidak diikutsertakan
dalam pengambilan data penelitian. Butir pernyataan yang valid digunakan
untuk mengungkap Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri dan
Motivasi Memasuki Dunia Kerja terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII
Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Pengasih Tahun Ajaran
2012/2013. Jadi, jumlah butir pernyataan yang digunakan dalam penelitian
64
ini adalah 18 butir pernyataan untuk variabel Kesiapan Kerja Siswa (Y), 16
butir pernyataan untuk variabel Pengalaman Praktik Kerja Industri (X1) dan
11 butir pernyataan untuk variabel Motivasi Memasuki Dunia Kerja (X3).
b. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas menunjukkan pengertian bahwa ”suatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik“ (Suharsimi Arikunto, 2006). Suatu instrumen
dikatakan reliabel jika digunakan pada penelitian yang berlainan waktu akan
tetapi menunjukkan hasil yang sama. Uji reliabilitas menggunakan rumus
Alpha Cronbach sebagai berikut:
r11
Keterangan :
r11 : reliabilitas instrumen
k : banyaknya butir soal
∑ b 2 : jumlah varians butir
: varians total
(Suharsimi Arikunto, 2006: 196)
65
Selanjutnya hasil perhitungan r11 yang diperoleh diinterpretasikan
dengan tingkat keterandalan koefisien korelasi menurut Sugiyono (2010:
257), sebagai berikut:
Antara 0,80 – 1,00 = sangat tinggi
Antara 0,60 – 0,79 = tinggi
Antara 0,40 – 0,59 = cukup
Antara 0,20 – 0,39 = rendah
Antara 0,00 – 0,19 = sangat rendah
Menurut Djemari Mardapi (2008) yang dikutip oleh Handoko
Riwidikdo (2012: 156) mengatakan bahwa “instrumen dapat dikatakan
reliabel jika koefisien alpha minimal 0,70”. Uji reliabilitas dalam penelitian
ini juga menggunakan SPSS 19.00 for windows dengan uji keterandalan
teknik Cronbach Alpha. Adapun ringkasan hasil uji reliabilitas tersaji dalam
tabel berikut:
Tabel 7. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kesiapan Kerja Siswa, Pengalaman Praktik Kerja Industri, dan Motivasi Memasuki Dunia Kerja
Variabel Reliabilitas Interpretasi Kesiapan Kerja Siswa 0,867 Sangat Tinggi Pengalaman Praktik Kerja Industri 0,841 Sangat Tinggi Motivasi Memasuki Dunia Kerja 0,767 Tinggi
Sumber: data primer yang diolah
Berdasarkan ringkasan hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan
bahwa instrumen untuk masing-masing variabel mempunyai tingkat
66
keterandalan yang kuat dan memenuhi syarat sebagai alat pengumpulan data
dalam penelitian.
I. Teknik Analisis Data
1. Deskripsi Data
Data yang diperoleh dari lapangan disajikan dalam bentuk deskripsi
data dari masing-masing variabel, baik variabel bebas maupun variabel
terikat. Analisis data yang dimaksud meliputi:
a. Tabel Distribusi Frekuensi
1) Menentukan Kelas Interval
Untuk menentukan panjang interval, digunakan rumus Sturgess :
K = 1 + 3,3 log n
Keterangan:
K : jumlah Kelas Interval
n : jumlah Data
log : logaritma
(Sugiyono, 2010: 208)
2) Menghitung Rentang Data
Untuk menghitung rentang data, digunakan rumus :
Rentang = Skor tertinggi - Skor terendah
b.
c.
d.
3) Menent
Untuk m
Histogram
Histogram
dalam tabe
Mean, Med
Mean meru
dari jumla
adalah nila
teratur. Mo
dengan fr
dilakukan d
Tabel Kece
Deskripsi
masing va
kategori. P
Standar D
untuk menc
Mi =
SDi =
tukan Panjan
menentukan
dibuat berd
el distribusi f
dian, dan Mo
upakan nilai
ah seluruh n
ai tengah d
odus adalah
rekuensi ter
dengan bantu
enderungan V
selanjutnya
ariabel. Dar
Pengkategori
eviasi ideal
cari Mi dan
½ (Xmax +
1/6 (Xmax –
ng Kelas
n panjang kel
dasarkan da
frekuensi.
odus
i rata-rata h
nilai pada d
dari rangkai
nilai data y
rbesar. Pene
uan program
Variabel
adalah mel
i skor terse
an dilaksana
(SDi) yang
SDi sebagai
+ Xmin)
– Xmin)
las, digunak
ata frekuens
hitung dari s
data dibagi
ian data ya
yang paling
entuan mea
m SPSS 19.00
akukan pen
ebut kemud
akan berdasa
g diperoleh.
i berikut :
an rumus :
si yang tela
suatu data. M
banyaknya
ang telah te
sering mun
an, median,
0 for windo
gkategorian
dian dibagi
arkan Mean
. Rumus ya
ah ditampilk
Mean dihitu
data. Medi
ersusun seca
ncul atau ni
, dan mod
ws.
skor masin
dalam emp
ideal (Mi) d
ang digunak
67
kan
ung
ian
ara
ilai
dus
ng-
pat
dan
kan
68
e. Penentuan kedudukan Pengalaman Praktik Kerja Industri, Prestasi
Belajar Akuntansi, dan Motivasi Memasuki Dunia Kerja dilakukan
dengan membagi data dalam empat kategori sebagai berikut:
Sangat Tinggi = (M + 1,5 SD) ke atas
Tinggi = M sampai dengan (M + 1,5 SD)
Rendah = (M – 1,5 SD) ke bawah
Sangat Rendah = (M – 1,5 SD) ke bawah
(Djemari Mardapi, 2008: 123)
2. Uji Prasyarat Analisis
Sebelum dilakukan analisis data, maka terlebih dahulu dilakukan uji
prasyarat analisis. Uji prasyarat analisis dimaksudkan untuk mengetahui
apakah data yang dikumpulkan memenuhi syarat untuk dianalisis dengan
teknik statistik yang dipilih.
a. Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing
variabel bebas mempunyai hubungan linear atau tidak dengan variabel
terikat.
69
Uji linearitas yang digunakan adalah bentuk regresi dengan taraf
signifikansi 5%, rumusnya:
Freg RKreg
RKres
Keterangan :
Freg : nilai F untuk garis regresi
RKreg : rerata kuadrat garis regresi
RKres : rerata kuadrat residu
(Sutrisno Hadi, 2004: 13)
Apabila diperoleh Fhitung lebih kecil atau sama dengan Ftabel pada
taraf signifikan 5% maka antara variabel bebas dengan variabel terikat
dikatakan linier. Sebaliknya jika Fhitung lebih besar dari Ftabel maka data
dikatakan tidak linear dengan taraf signifikan 5%.
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
koralasi yang tinggi antar variabel bebas dalam model regresi. Asumsi
multikolinearitas menyatakan bahwa variabel bebas harus terbebas dari
korelasi yang tinggi antar variabel bebas. Jika ada korelasi yang tinggi
di antara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel
bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu. Menurut Imam
Ghozali (2011: 105), syarat tidak terjadi multikoleniaritas apabila antar
variabel bebas tidak ada korelasi yang tinggi yaitu kurang dari 0,900
70
sehingga uji regresi ganda dapat dilanjutkan. Apabila terdapat korelasi
lebih dari 0,900 dapat dikatakan terjadi multikoleniaritas sehingga data
tidak dapat digunakan untuk analisis regresi ganda.
Rumus yang digunakan yaitu rumus korelasi Product Moment dari
Pearson:
∑ ∑ ∑ ∑∑ ∑ ∑
−−
−=
})(}{)({
))((2222 YYnXXn
YXXYnrxy
Keterangan :
x : skor butir y : skor total rxy : koefisien korelasi antara variabel X dan Y n : jumlah subjek/responden ∑ x : jumlah skor butir ∑ y : jumlah skor total ∑ xy : jumlah perkalian X dan Y ∑ x2 : jumlah kuadrat skor butir ∑ y2 : jumlah kuadrat skor total
(Suharsimi Arikunto, 2006: 170)
3. Pengujian Hipotesis
a. Analisis Regresi Sederhana
Teknik analisis ini digunakan untuk menguji ada tidaknya
pengaruh antara satu variabel bebas dengan variabel terikat secara
sendiri-sendiri. Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis regresi
linier sederhana adalah:
1) Membuat persamaan garis regresi dengan rumus: Y = aX + K
Data tersebut kemudian digolongkan ke dalam kategori
kecenderungan Kesiapan Kerja Siswa dan untuk mengetahui
kecenderungan masing-masing skor variabel digunakan skor ideal dari
subjek penelitian sebagai kriteria perbandingan.
Berdasarkan harga skor ideal tersebut dapat dikategorikan menjadi
empat kategori kecenderungan, yaitu:
Sangat Siap = X ≥ (M + 1,5 SD)
Siap = M ≤ X < (M + 1,5 SD)
Cukup Siap = (M – 1,5 SD) ≤ X < M
Belum Siap = X < (M – 1,5 SD)
Harga Mean ideal (M) dan Standar Deviasi ideal (SD), yaitu:
Mean Ideal = ½ (skor tertinggi + skor terendah) = ½ (72 + 18) = ½ (90) = 45
Standar Deviasi ideal = 1/6 (skor tertinggi – skor terendah) = 1/6 (72 – 18) = 1/6 (54) = 9 Empat kategori kecenderungan tersebut jika dideskripsikan ke dalam data
menjadi sebagai berikut:
Kelompok Sangat Siap = X ≥ (M + 1,5 SD) = X ≥ (45,00 + 1,5 (9)) = X ≥ 58,50
81
Kelompok Siap = M ≤ X < (M + 1,5 SD) = 45,00 ≤ X < (45,00 + 1,5 (9)) = 45,00 ≤ X < 58,50 Kelompok Cukup Siap = (M – 1,5 SD) ≤ X < M = (45,00 – 1,5 (9)) ≤ X < 45,00 = 31,50 ≤ X < 45,00
Kelompok Belum Siap = X < (M – 1,5 SD) = X < (45,00 – 1,5 (9)) = X < 31,50
Berdasarkan perhitungan di atas, maka diperoleh kriteria
kecenderungan Kesiapan Kerja Siswa sebagai berikut:
Tabel 9. Kategori Kecenderungan Kesiapan Kerja Siswa
No Kelas Frekuensi
Kelompok Interval Nilai
Absolut Relatif
% 1 X < 31,50 0 0,0 Belum Siap 2 31,50 ≤ X < 45,00 0 0,0 Cukup Siap 3 45,00 ≤ X < 58,50 17 27,0 Siap 4 X ≥ 58,50 46 73,0 Sangat Siap
Jumlah 63 100 Sumber: Data primer yang diolah
Tabel tersebut menunjukkan bahwa Kesiapan Kerja Siswa yang
belum siap dan cukup siap berjumlah 0 siswa (0.0%), siap berjumlah 17
siswa (27%), dan sangat siap berjumlah 46 siswa (73%) sehingga
kecenderungan variabel Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Program
Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Pengasih dalam kategori sangat siap.
Berdasarkan harga skor ideal tersebut dapat dikategorikan menjadi
empat kategori kecenderungan:
Sangat Banyak = X ≥ (M + 1,5 SD)
Banyak = M ≤ X < (M + 1,5 SD)
Kurang = (M – 1,5 SD) ≤ X < M
Sangat Kurang = X < (M – 1,5 SD) Harga Mean ideal (M) dan Standar Deviasi ideal (SD), yaitu:
Mean ideal = ½ (skor tertinggi + skor terendah) = ½ (64 + 16) = ½ (80) = 40
Standar Deviasi ideal = 1/6 (skor tertinggi – skor terendah) = 1/6 (64 – 16) = 1/6 (48) = 8 Empat kategori kecenderungan tersebut jika dideskripsikan ke dalam data
menjadi sebagai berikut:
Kelompok Sangat Banyak = X ≥ (M + 1,5 SD) = X ≥ (40,00 + 1,5 (8)) = X ≥ 52,00
Kelompok Banyak = Mi ≤ X < (M + 1,5 SD) = 40,00 ≤ X < (40,00 + 1,5 (8)) = 40,00 ≤ X < 52,00
86
Kelompok Kurang = (M – 1,5 SD) ≤ X < M = (40,00 – 1,5 (8)) ≤ X < 40,00 = 28,00 ≤ X < 40,00
Kelompok Sangat Kurang = X < (M – 1,5 SD) = X < (40,00 – 1,5 (8)) = X < 28,00
Berdasarkan perhitungan di atas, maka diperoleh kriteria
kecenderungan Pengalaman Praktik Kerja Industri sebagai berikut:
Tabel 11. Kategori Kecenderungan Pengalaman Praktik Kerja Industri
No Kelas Frekuensi
Kelompok Interval Nilai
Absolut Relatif
% 1 X < 28,00 0 0,0 Sangat Kurang 2 28,00 ≤ X < 40,00 0 0,0 Kurang 3 40,00 ≤ X < 52,00 23 36,5 Banyak 4 X ≥ 52,00 40 63,5 Sangat Banyak
Jumlah 63 100 Sumber: Data primer yang diolah
Tabel tersebut menunjukkan bahwa Pengalaman Praktik Kerja
Industri yang sangat kurang dan kurang berjumlah 0 siswa (0.0%), banyak
berjumlah 23 siswa (36,5%), dan sangat banyak berjumlah 40 siswa
(63,5%) sehingga dapat disimpulkan bahwa kecenderungan variabel
Pengalaman Praktik Kerja Industri dalam kategori sangat banyak.
Interval 0 - 788 - 816 - 844 - 872 - 890 - 928 - 95umlah ta primer yan
Dalam me
ukan langkah
h kelas interv
n 63
79934) 22 ibulatkan me
g data = data terti= 94,50 – 7
g kelas
=
=
hitungan di a
tasi Belajar
kuensi Prest
F ,7 2 ,5 3 ,3 11,1 18,9 15,7 11,6 3
63ng diolah
enyusun dis
h-langkah se
val
enjadi 7
inggi – data 76 = 18,5
= 2,785 di
atas, maka m
Akuntansi s
asi Belajar A
tribusi freku
ebagai beriku
terendah
ibulatkan me
maka dapat d
ebagai berik
Akuntansi
% 3,17% 4,76%
17,46% 28,57% 23,81% 17,46% 4,76%
100,00%
uensi Presta
ut:
enjadi 2,8
diperoleh tab
kut:
88
asi
bel
A
G
k
k
s
8
d
B
k
S
T
Berd
Akuntansi d
Gambar 6. H
Data
kecenderunga
kecenderunga
ubjek pene
86,8889 = 8
diperoleh da
Berdasarkan
kategori kece
Sangat Tingg
Tinggi
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
78
2
dasarkan tab
i atas, dapat
Histogram D
tersebut
an Prestasi
an masing-m
litian sebag
86,89 dan S
ari pengolah
harga skor
enderungan,
gi = X ≥
= M ≤
8.75 81.55
23
PRES
bel distribu
digambarka
istribusi Fre
kemudian
i Belajar
masing skor
gai kriteria
Standar De
han dengan
ideal tersebu
yaitu:
(M + 1,5 SD
≤ X < (M + 1
84.35
11
STASI BELA
usi frekuens
an histogram
ekuensi Prest
digolongka
Akuntansi
r variabel d
perbanding
eviasi sebesa
bantuan SP
ut dapat dik
D)
1,5 SD)
87.15 89.95
18
15
AJAR AKU
si data Pre
m sebagai ber
tasi Belajar A
an ke dal
dan untuk
digunakan sk
gan, yakni M
ar 3,86041
SPSS 19.00
kategorikan m
5 92.75
11
UNTANSI
estasi Belaj
rikut:
Akuntansi
lam katego
k mengetah
kor ideal d
Mean sebes
= 3,86 ya
for window
menjadi emp
95.65
3
89
jar
ori
hui
ari
sar
ang
ws.
pat
90
Rendah = (M – 1,5 SD) ≤ X < M
Sangat Rendah = X < (M – 1,5 SD)
Empat kategori kecenderungan tersebut jika dideskripsikan ke dalam data
menjadi sebagai berikut:
Kelompok Sangat Tinggi = X ≥ (M + 1,5 SD) = X ≥ (86,89 + 1,5 (3,86)) = X ≥ 92,68
Kelompok Tinggi = M ≤ X < (M + 1,5 SD) = 86,89 ≤ X < (86,89 + 1,5 (3,86)) = 86,89 ≤ X < 92,68 Kelompok Rendah = (M – 1,5 SD) ≤ X < M = (86,89 – 1,5 (3,86)) ≤ X < 86,89 = 81,10 ≤ X < 86,89
Kelompok Sangat Rendah = X < (M – 1,5 SD) = X < (86,89 – 1,5 (3,86)) = X < 81,10
Berdasarkan perhitungan di atas, maka diperoleh kriteria
kecenderungan Prestasi Belajar Akuntansi sebagai berikut:
Tabel 13. Kategori Kecenderungan Prestasi Belajar Akuntransi
No Kelas Frekuensi
Kelompok Interval Nilai
Absolut Relatif %
1 X < 81,10 3 4,8 Sangat Rendah 2 81,10 ≤ X < 86,89 28 44,4 Rendah 3 86,89 ≤ X < 92,68 29 46,0 Tinggi 4 X ≥ 92,68 3 4,8 Sangat Tinggi
Jumlah 63 100 Sumber: Data primer yang diolah
91
Tabel tersebut menunjukkan bahwa Kesiapan Kerja Siswa yang
sangat rendah berjumlah 3 siswa (4,8%) dan rendah berjumlah 28 siswa
(44,4%), tinggi berjumlah 29 siswa (46,0%), dan sangat tinggi berjumlah 3
siswa (4,8%) sehingga dapat disimpulkan bahwa kecenderungan variabel
Prestasi Belajar Akuntansi dalam kategori tinggi. Berdasarkan distribusi
kecenderungan frekuensi variabel Prestasi Belajar Akuntansi di atas dapat
digambarkan dalam pie-chart berikut:
Gambar 7. Pie Chart Kecenderungan Prestasi Belajar Akuntansi
4. Motivasi Memasuki Dunia Kerja
Data variabel Motivasi Memasuki Dunia Kerja (X3) diukur melalui
angket dengan 11 butir pernyataan yang diisi pada 63 siswa menunjukkan
bahwa skor ideal yang diberikan maksimal 4 dan minimal 1 pada setiap
butir pernyataan, sehingga diperoleh skor tertinggi ideal adalah (4 x 11) =
0 - 319 - 338 - 357 - 376 - 395 - 414 - 43umlah ta primer yan
dasarkan tab
a di atas, dap
1.85 33.75
24
MOTIVAS
rhitungan te
ivasi Memas
kuensi Motiv
F
1,8 2 3,7 4 5,6 12 7,5 17 9,4 20 1,3 7 3,3 1
63 ng diolah
el distribusi
at digambar
35.65 37
12
SI MEMA
ersebut, mak
suki Dunia K
vasi Memasu
i frekuensi
rkan histogra
7.55 39.45
17
20
ASUKI DU
ka dapat d
Kerja sebaga
uki Dunia K
%
3,17% 6,35%
19,05% 26,98% 31,75% 11,11% 1,59%
100,00%
data Motiv
am sebagai b
41.35 43
7
UNIA KER
iperoleh tab
ai berikut:
Kerja
asi Memasu
berikut:
3.35
1
RJA
93
bel
uki
94
Gambar 8. Histogram Distribusi Frekuensi Motivasi Memasuki Dunia Kerja
Data tersebut kemudian digolongkan ke dalam kategori
kecenderungan Motivasi Memasuki Dunia Kerja dan untuk mengetahui
kecenderungan masing-masing skor variabel digunakan skor ideal dari
subjek penelitian sebagai kriteria perbandingan. Berdasarkan harga skor
ideal tersebut dapat dikategorikan menjadi empat kategori kecenderungan,
yaitu:
Sangat Tinggi = X ≥ (M + 1,5 SD)
Tinggi = M ≤ X < (M + 1,5 SD)
Rendah = (M – 1,5 SD) ≤ X < M
Sangat Rendah = X < (M – 1,5 SD) (Djemari Mardapi, 2008: 123)
Harga Mean ideal (M) dan Standar Deviasi ideal (SD), yaitu:
Mean Ideal = ½ (skor tertinggi + skor terendah) = ½ (44 + 11) = ½ (55) = 27,5
Standar Deviasi ideal = 1/6 (skor tertinggi – skor terendah) = 1/6 (44 – 11) = 1/6 (33) = 5,5 Empat kategori kecenderungan tersebut jika dideskripsikan ke dalam data
menjadi sebagai berikut:
Kelompok Sangat Tinggi = X ≥ (M + 1,5 SD)
95
= X ≥ (27,5 + 1,5 (5,5)) = X ≥ 35,75
Kelompok Tinggi = M ≤ X < (M + 1,5 SD) = 27,5 ≤ X < (27,5 + 1,5 (5,5)) = 27,5 ≤ X <35,75 Kelompok Rendah = (M – 1,5 SD) ≤ X < M = (27,5 – 1,5 (5,5)) ≤ X < 27,5 = 19,25 ≤ X < 27,5
Kelompok Sangat Rendah = X < (M – 1,5 SD) = X < (27,5 – 1,5 (5,5)) = X < 19,25
Berdasarkan perhitungan di atas, maka diperoleh kriteria
kecenderungan Motivasi Memasuki Dunia Kerja sebagai berikut:
Tabel 15. Kategori Kecenderungan Motivasi Memasuki Dunia Kerja
No Kelas Frekuensi
Kelompok Interval Nilai
Absolut Relatif
% 1 X < 19,25 0 0,0 Sangat Rendah 2 19,25 ≤ X < 27,50 0 0,0 Rendah 3 27,50 ≤ X < 35,75 18 28,6 Tinggi 4 X ≥ 35,75 45 71,4 Sangat Tinggi
Jumlah 63 100 Sumber: Data primer yang diolah
Tabel tersebut menunjukkan bahwa Motivasi Memasuki Dunia
Kerja yang sangat rendah dan rendah berjumlah 0 siswa (0.0%), tinggi
berjumlah 18 siswa (28,6%), dan sangat tinggi berjumlah 45 siswa
96
(71,4%) sehingga kecenderungan variabel Motivasi Memasuki Dunia
Kerja dalam kategori sangat tinggi.
Berdasarkan distribusi kecenderungan frekuensi variabel Motivasi
Memasuki Dunia Kerja di atas dapat digambarkan dalam pie-chart
berikut:
Gambar 9. Pie Chart Kecenderungan Motivasi Memasuki Dunia Kerja
B. Uji Prasyarat Analisis
1. Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing
variabel bebas (X) mempunyai hubungan yang linier atau tidak terhadap
variabel terikat (Y). Kriterianya adalah apabila harga Fhitung lebih kecil atau
sama dengan Ftabel pada taraf signifikan 5% maka hubungan variabel bebas
(X) terhadap variabel terikat (Y) dinyatakan linier dan sebaliknya. Setelah
97
dilakukan perhitungan dengan bantuan program bantuan komputer SPSS
19.00 for windows, hasil pengujian linearitas seperti terangkum dalam tabel
berikut ini:
Tabel 16. Rangkuman Hasil Uji Linearitas
Pengaruh Variabel df
Harga F P Keterangan
hitung tabel X1 → Y 16 ; 45 1,458 1,880 0,159 Linear X2 → Y 35 ; 26 1,164 1,840 0,348 Linear X3 → Y 10 ; 51 1,711 2,020 0,104 Linear
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa Fhitung masing-masing
variabel lebih kecil dari Ftabel dengan taraf signifikan 5%. Hal ini berlaku
untuk semua variabel bebas terhadap variabel terikat, sehingga dapat
disimpulkan bahwa semua variabel bebas terhadap variabel terikat memiliki
hubungan linier, maka analisis regresi dapat dilanjutkan.
2. Uji Multikoleniaritas
Uji multikoleniaritas dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya
multikoleniaritas antar variabel bebas sebagai syarat digunakannya regresi
ganda tiga variabel dalam menguji hipotesis. Kriteria tidak terjadi
multikoleniaritas adalah jika nilai kolinearitasnya kurang dari 0,900. Uji
multikoleniaritas dilakukan dengan menghitung besarnya interkorelasi
variabel bebas.
98
Hasil uji multikoleniaritas secara ringkas disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 17. Rangkuman Hasil Uji Multikoleniaritas
Variabel X1 X2 X3 Keterangan Pengalaman Praktik Kerja Industri (X1)
1 0,222 0,340 Ketiga
variabel tidak terdapat
Prestasi Belajar Akuntansi (X2) 0,222 1 0,281 Motivasi Memasuki Dunia Kerja (X3)
0,340 0,281 1
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel di atas menunjukkan bahwa harga interkorelasi antar variabel
bebas lebih kecil dari 0,900. Hal ini berarti antar variabel bebas tidak terjadi
multikoleniaritas, dengan demikian analisis dapat dilanjutkan.
C. Pengujian Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas suatu permasalahan yang
dirumuskan. Hipotesisi ini harus diuji kebenarannya secara empirik. Dalam
penelitian ini, pengujian hipotesis digunakan untuk menguji pengaruh positif
variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini
dilakukan dengan analisis regresi sederhana untuk hipotesis pertama, kedua, dan
ketiga, sedangkan untuk hipotesis keempat menggunakan analisis regresi tiga
prediktor. Dalam melakukan pengujian hipotesis ini, peneliti menggunakan
bantuan komputer program SPSS 19.00 for windows.
99
Penjelasan mengenai hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1. Pengujian Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama yang akan diuji dalam penelitian ini adalah
Pengalaman Praktik Kerja Industri berpengaruh positif terhadap Kesiapan
Kerja Siswa Kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1
Pengasih Tahun Ajaran 2012/2013. Untuk menguji hipotesis tersebut
digunakan analisis regresi sederhana. Berdasarkan data penelitian yang
diolah menggunakan bantuan komputer program SPSS 19.00 for windows,
ringkasan hasil analisis regresi sederhana sebagai berikut:
Tabel 18. Rangkuman Hasil Analisis Regresi Sederhana (X1 – Y)
kemandirian, peran masyarakat, keluarga, sarana, prasarana sekolah, dan
sebagainya.
138
DAFTAR PUSTAKA
Ana Fitri Yaningsih. (2005). Hubungan Motivasi Memasuki Dunia Kerja dan Motivasi Memasuki Jurusan Akuntansi dengan Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII SMK Muhammadiyah 1 Jatinom Tahun Ajaran 2004/2005. Skripsi. Pendidikan Akuntansi FISE UNY.
Akhmad Kardimin. (2004). Strategi Melamar Kerja dan Bimbingan Karier.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Badan Pusat Statistik. (2012). Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2012. (diunduh dari
www.bps.go.id/getfile.php?news=970 pada tanggal 31 Desember 2012). Chaplin, J.P. (2002) Kamus Lengkap Psikologi, Terjemahan Kartini Kartono. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada. Dalyono. (2005). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Dwiana Wijayanti. (2009). Pengaruh Pengalaman Praktik Industri, Motivasi
Memasuki Dunia Kerja, dan Informasi Dunia Kerja terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK N 2 Magelang Tahun Ajaran 2008/2009. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Dikmenjur. (2012). Pedoman Pelaksanaan Prakerin. Jakarta: Dikmenjur. Dikmenjur. (2008) Tujuan Kegiatan Prakerin. (Diunduh dari:
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_ptm_0605847_chapter1.pdf pada tanggal 05 April 2012).
Dikmenjur. 2008. Pelaksanaan Prakerin. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan, Depdiknas. Djemari Mardapi. 2008. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non Tes. Yogyakarta:
Mitra Cendekia Offset. Endah Rahayu Nugraheni. (2011). Pengaruh Praktik Kerja Industri dan Minat Kerja
terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII SMK YPKK Sleman Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Hamzah B. Uno. (2010). Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis Bidang
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
138
139
Handoko Riwidikdo. (2012). Statistik untuk Penelitian Kesehatan dengan Program R dan SPSS. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Haryono Yusuf. (2003). Dasar-dasar Akuntansi Jilid 1. Yogyakarta: STIE YKPN. Herminarto Sofyan. (2004). Teori Motivasi dan Aplikasinya dalam Penelitian.
Gorontalo: Nurul Jannah. . (1993). Kesiapan Siswa STM di Jawa Untuk Memasuki
Lapangan Kerja. Yogyakarta: Jurnal Kependidikan Lembaga Penelitian IKIP Yogyakarta.
Imam Ghozali. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19.
Semarang: Universitas Diponegoro. Kartini Kartono. (1991). Menyiapkan dan Memandu Karier. Jakarta: Rajawali Pers. Kurniawan Besuki. (2010) Sistem Pendidikan Kejuruan di Indonesia. (Diunduh dari:
http://hansiptk.wordpress.com/2010/10/12/9/ pada tanggal 05 April 2012). Malayu S.P. Hasibuan. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi
Aksara. Mohammad Ali dkk. (2012). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta
: Bumi Aksara. M. Dalyono Yusuf. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. M. Ngalim Purwanto. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Argesindo. Muhibbin Syah. (2002). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
PT. Remaja Rosdikarya. Nana Syaodih Sukmadinata. (2009). Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
Bandung: PT. Remaja Rosdikarya. Nana Sudjana. (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdikarya. Neli Faizah. (2008). Pengaruh Pengalaman Praktik Industri, Motivasi Dunia Kerja,
dan Informasi Dunia Kerja terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK N 2 Purworejo Tahun Ajaran 2007/2008. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
140
Novita Varidawati. (2011). Pengaruh Pengalaman Praktik Industri, Prestasi Belajar Akuntansi, dan Informasi Dunia Kerja terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK Batik Terbaik Purworejo Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Oemar Hamalik. (2005). Pengembangan SDM Pelatihan Ketenagakerjaan
Pendidikan Terpadu. Jakarta: PT. Bumi Aksara . (2003). Teknik Pengukuran Evaluasi Pendidikan. Bandung:
Mandar Maju. S. Nasution. (2000). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara. Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT. Rineka
Cipta. Sugi Rahayu. 2004). “Analisis Implementasi Program PSG pada SMK Kelompok
Bisnis dan Manajemen (Studi Kasus pada SMK N 7 Yogyakarta)”. Tesis. Yogyakarta: Program Pasca Sarjana UGM.
PT. Bumi Aksara. . (2008). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi
Aksara. Sukirin. 1975, Tingkat Kesiapan Sebagai Titik Permulaan Baru. Yogyakarta: Pidato
Pengukuhan Lektor Kepala Psikologi Perkembangan Pada FIP IKIP Yogyakarta, November: 1975.
Sumadi Suryabrata. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo. Supriadi Dedi. (2002). Sejarah Pendidikan Teknik dan Kejuruan di Indonesia.
Jakarta: Dikmenjur. Sutratinah Tirtonegoro. (2001). Anak Supernormal dan Pendidikannya. Jakarta: Bumi
UPP AMP YKPN. Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, ed. (2005). Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: BPFE. Tim Penyusun Jurusan Pendidikan Akuntansi. (2011). Pedoman Penulisan Tugas
Akhir Jurusan Pendidikan Akuntansi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Yuliati. (2011). Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri dan Prestasi Belajar
Akuntansi terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XI Program Keahlian Akuntansi SMK N 1 Bantul Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
142
142
143
LAMPIRAN 1 UJI COBA INSTRUMEN
Surat kepada Responden
Angket Ujicoba Instrumen
Hasil Angket
Hasil Perhitungan
143
145
ANGKET UJI COBA INSTRUMEN
A. Petunjuk Pengisian
1. Tulislah nama, nomor presensi, dan kelas.
2. Bacalah setiap butir pernyataan dengan cermat.
3. Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan kenyataan pada diri anda
dengan memberikan tanda check list (√).
4. Pilihlah salah satu jawaban yang telah disediakan dengan keterangan:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
5. Dalam satu nomor tidak boleh ada jawaban atau tanda (√) lebih dari satu.
6. Jika anda salah dalam menjawab, jawaban tersebut Anda coret dengan
memberi tanda 2 garis (=), dan kemudian beri tanda (√) baru pada jawaban
yang sesuai dengan keadaan diri anda.
7. Jawaban Anda tidak akan mempengaruhi nilai rapor Anda.
8. Jawaban Anda dijamin kerahasiaannya.
B. Identitas Responden
Nama :
No. Absen :
Kelas :
146
a. Angket tentang Kesiapan Kerja
No Pernyataan SS S TS STS1. Saya yakin mengikuti pendidikan di SMK akan
lebih mudah mencari pekerjaan.
2. Dalam memilih pekerjaan, tidak perlu dipertimbangkan dan langsung menerima pekerjaan tersebut.
3. Saya berusaha mengambil keputusan dengan pertimbangan-pertimbangan yang matang.
4. Bila diberi tugas, saya yakin dapat menyelesaikan dengan baik dan tepat waktu.
5. Saya akan mengembangkan potensi yang saya miliki saat bekerja.
6. Dalam menyelesaikan tugas tidak harus dengan orang yang saya kenal.
7. Saya harus menjaga keharmonisan hubungan dengan teman kerja agar terbentuk tim yang baik.
8. Dalam melaksanakan suatu pekerjaan saya akan meneliti dan memeriksa hasil pekerjaan tersebut
9. Saya bertanya pada orang yang saya anggap lebih pintar bila mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas.
10. Saya siap bertanggungjawab atas pekerjaan yang saya lakukan.
11. Saya bersedia menerima semua risiko dari setiap tugas yang diberikan.
12. Saya tidak akan melimpahkan pekerjaan kepada orang lain selama saya mampu.
13. Saya tidak akan meninggalkan pekerjaan, sebelum pekerjaan tersebut selesai.
14. Saya memiliki sifat supel dan mudah bergaul dengan teman kerja yang baru selama bekerja.
15. Saya berusaha sabar ketika menghadapi rekan kerja yang membuat saya marah.
16. Saya terampil menggunakan peralatan yang disediakan selama bekerja.
147
17 Pengetahuan dan keterampilan yang saya miliki mempermudah saya dalam menyesuaikan diri dengan situasi kerja.
18. Saya merasa optimis dapat segera bekerja. 19. Saya meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan saya agar dapat bekerja dengan optimal.
20 Saya bertanya seluk beluk pekerjaan dengan orang lain yang telah bekerja sesuai dengan program keahlian saya.
b. Angket tentang Pengalaman Praktik Kerja Industri
No Pernyataan SS S TS STS1. Saya menganggap pembelajaran prakerin
merupakan proses pembelajaran yang penting untuk membangkitkan kesiapan kerja.
2. Pelaksanaan prakerin membuat saya semakin mengetahui tugas dan tanggung jawab profesi program keahlian Akuntansi.
3. Pelaksanaan prakerin memudahkan saya dalam mempersiapkan diri memasuki dunia kerja baik secara mental maupun keterampilan.
4. Sebelum pelaksanaan prakerin, sekolah mengadakan kegiatan pembekalan sehingga saya dapat mengetahui segala sesuatu yang harus saya kerjakan selama prakerin.
5. Guru pembimbing membantu saya dalam penentuan tempat prakerin yang akan saya laksanakan.
6. Guru pembimbing memberikan pengarahan dan masukan kepada saya terkait keperluan selama prakerin.
7. Pelaksanaan prakerin sangat membantu saya dalam mengembangkan segala keterampilan dan kompetensi yang dimiliki.
148
8. Saya tidak dapat menerapkan pengetahuan yang saya peroleh di sekolah ke dunia industri karena kompetensi yang saya miliki kurang sesuai dengan dunia industri.
9. Selama prakerin saya memperoleh pengalaman bekerja sesuai kompetisi yang saya miliki.
10. Fasilitas praktik yang saya gunakan selama prakerin sangat baik, sehingga membantu saya dalam bekerja.
11. Fasilitas praktik tersedia cukup lengkap saat prakerin.
12. Saya kurang memahami penggunaan alat-alat yang ada di tempat prakerin, tetapi saya tidak bertanya dengan instruktur tentang cara menggunakannya.
13. Guru pembimbing mendorong saya agar aktif dalam prakerin.
14. Instruktur memberi pengarahan tentang cara kerja yang tepat dan benar selama pelaksanaan prakerin.
15. Instruktur memberi saran penyempurnaan hasil kerja saya.
16. Saya menyadari bahwa pelaksanaan prakerin dapat membantu saya dalam memasuki dunia kerja.
17 Saya dilatih untuk tepat waktu dalam mengerjakan pekerjaan.
18. Selama prakerin saya hanya mendapatkan pengalaman sedikit karena kurangnya komunikasi antara praktikan dengan karyawan.
149
c. Angket tentang Motivasi Memasuki Dunia Kerja
No Pernyataan SS S TS STS1. Saya ingin bekerja daripada kuliah setelah lulus. 2. Saya ingin bekerja sesuai dengan bidang
keahlian saya.
3. Semangat saya untuk bekerja menjadi bertambah bila melihat alumni SMK saya telah sukses bekerja.
4. Bekerja dan menjadi orang sukses merupakan cita-cita saya.
5. Dengan bekerja saya berharap mendapatkan pendapatan di atas biaya hidup rata-rata.
6. Dengan bekerja, saya berharap hidup saya akan sejahtera.
7. Setelah lulus saya memilih bekerja karena desakan ekonomi orang tua.
8. Saya belum ingin bekerja setelah lulus, meskipun keluarga membutuhkan saya untuk meringankan beban ekonominya.
9. Setelah lulus saya memilih bekerja karena telah mendapatkan bimbingan dan arahan dari BKK dan guru di sekolah.
10. Saya ingin hidup mandiri dan meringankan beban ekonomi keluarga dengan bekerja.
11. Saya merasa lebih mulia dan terpandang di mata masyarakat jika bekerja daripada menganggur.
12. Saya merasa malu jika bekerja dan pekerjaan tersebut tidak sesuai dengan yang saya inginkan.
Terima kasih atas partisipasinya dan semoga sukses selalu
3. Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan kenyataan pada diri anda
dengan memberikan tanda check list (√).
4. Pilihlah salah satu jawaban yang telah disediakan dengan keterangan:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
5. Dalam satu nomor tidak boleh ada jawaban atau tanda (√) lebih dari satu.
6. Jika anda salah dalam menjawab, jawaban tersebut Anda coret dengan
memberi tanda 2 garis (=), dan kemudian beri tanda (√) baru pada jawaban
yang sesuai dengan keadaan diri anda.
7. Jawaban Anda tidak akan mempengaruhi nilai rapor Anda.
8. Jawaban Anda dijamin kerahasiaannya.
B. Identitas Responden
Nama :
No. Absen :
Kelas :
161
a. Angket tentang Kesiapan Kerja
No Pernyataan SS S TS STS1. Saya yakin mengikuti pendidikan di SMK akan
lebih mudah mencari pekerjaan.
2. Dalam memilih pekerjaan, tidak perlu dipertimbangkan dan langsung menerima pekerjaan tersebut.
3. Saya berusaha mengambil keputusan dengan pertimbangan-pertimbangan yang matang.
4. Bila diberi tugas, saya yakin dapat menyelesaikan dengan baik dan tepat waktu.
5. Saya akan mengembangkan potensi yang saya miliki saat bekerja.
6. Dalam menyelesaikan tugas tidak harus dengan orang yang saya kenal.
7. Saya harus menjaga keharmonisan hubungan dengan teman kerja agar terbentuk tim yang baik.
8. Dalam melaksanakan suatu pekerjaan saya akan meneliti dan memeriksa hasil pekerjaan tersebut
9. Saya bertanya pada orang yang saya anggap lebih pintar bila mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas.
10. Saya siap bertanggungjawab atas pekerjaan yang saya lakukan.
11. Saya bersedia menerima semua risiko dari setiap tugas yang diberikan.
12. Saya tidak akan melimpahkan pekerjaan kepada orang lain selama saya mampu.
13. Saya tidak akan meninggalkan pekerjaan, sebelum pekerjaan tersebut selesai.
14. Saya memiliki sifat supel dan mudah bergaul dengan teman kerja yang baru selama bekerja.
15. Saya berusaha sabar ketika menghadapi rekan kerja yang membuat saya marah.
16. Saya terampil menggunakan peralatan yang disediakan selama bekerja.
162
17 Pengetahuan dan keterampilan yang saya miliki mempermudah saya dalam menyesuaikan diri dengan situasi kerja.
18. Saya merasa optimis dapat segera bekerja. 19. Saya meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan saya agar dapat bekerja dengan optimal.
20 Saya bertanya seluk beluk pekerjaan dengan orang lain yang telah bekerja sesuai dengan program keahlian saya.
b. Angket tentang Pengalaman Praktik Kerja Industri
No Pernyataan SS S TS STS1. Saya menganggap pembelajaran prakerin
merupakan proses pembelajaran yang penting untuk membangkitkan kesiapan kerja.
2. Pelaksanaan prakerin membuat saya semakin mengetahui tugas dan tanggung jawab profesi program keahlian Akuntansi.
3. Pelaksanaan prakerin memudahkan saya dalam mempersiapkan diri memasuki dunia kerja baik secara mental maupun keterampilan.
4. Sebelum pelaksanaan prakerin, sekolah mengadakan kegiatan pembekalan sehingga saya dapat mengetahui segala sesuatu yang harus saya kerjakan selama prakerin.
5. Guru pembimbing membantu saya dalam penentuan tempat prakerin yang akan saya laksanakan.
6. Guru pembimbing memberikan pengarahan dan masukan kepada saya terkait keperluan selama prakerin.
7. Pelaksanaan prakerin sangat membantu saya dalam mengembangkan segala keterampilan dan kompetensi yang dimiliki.
163
8. Saya tidak dapat menerapkan pengetahuan yang saya peroleh di sekolah ke dunia industri karena kompetensi yang saya miliki kurang sesuai dengan dunia industri.
9. Selama prakerin saya memperoleh pengalaman bekerja sesuai kompetisi yang saya miliki.
10. Fasilitas praktik yang saya gunakan selama prakerin sangat baik, sehingga membantu saya dalam bekerja.
11. Fasilitas praktik tersedia cukup lengkap saat prakerin.
12. Saya kurang memahami penggunaan alat-alat yang ada di tempat prakerin, tetapi saya tidak bertanya dengan instruktur tentang cara menggunakannya.
13. Guru pembimbing mendorong saya agar aktif dalam prakerin.
14. Instruktur memberi pengarahan tentang cara kerja yang tepat dan benar selama pelaksanaan prakerin.
15. Instruktur memberi saran penyempurnaan hasil kerja saya.
16. Saya menyadari bahwa pelaksanaan prakerin dapat membantu saya dalam memasuki dunia kerja.
17 Saya dilatih untuk tepat waktu dalam mengerjakan pekerjaan.
18. Selama prakerin saya hanya mendapatkan pengalaman sedikit karena kurangnya komunikasi antara praktikan dengan karyawan.
164
c. Angket tentang Motivasi Memasuki Dunia Kerja
No Pernyataan SS S TS STS1. Saya ingin bekerja daripada kuliah setelah lulus. 2. Saya ingin bekerja sesuai dengan bidang
keahlian saya.
3. Semangat saya untuk bekerja menjadi bertambah bila melihat alumni SMK saya telah sukses bekerja.
4. Bekerja dan menjadi orang sukses merupakan cita-cita saya.
5. Dengan bekerja saya berharap mendapatkan pendapatan di atas biaya hidup rata-rata.
6. Dengan bekerja, saya berharap hidup saya akan sejahtera.
7. Setelah lulus saya memilih bekerja karena desakan ekonomi orang tua.
8. Saya belum ingin bekerja setelah lulus, meskipun keluarga membutuhkan saya untuk meringankan beban ekonominya.
9. Setelah lulus saya memilih bekerja karena telah mendapatkan bimbingan dan arahan dari BKK dan guru di sekolah.
10. Saya ingin hidup mandiri dan meringankan beban ekonomi keluarga dengan bekerja.
11. Saya merasa lebih mulia dan terpandang di mata masyarakat jika bekerja daripada menganggur.
12. Saya merasa malu jika bekerja dan pekerjaan tersebut tidak sesuai dengan yang saya inginkan.
Terima kasih atas partisipasinya dan semoga sukses selalu
• Pernyataan yang dicetak miring berarti tidak valid dan tidak dipakai dalam penelitian