Page 1
PENGARUH PENERBITAN SUKUK MUDHARABAH TERHADAP LABA
BERSIH PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA (BEI) TAHUN 2014-2019
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana
Ekonomi Pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
OLEH:
Novi Shintia
3316.365
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
BUKITTINGGI
1442H/2020M
Page 3
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing skripsi atas nama Novi Shintia NIM 3316365, dengan judul
Pengaruh Penerbitan Sukuk Mudharabah Terhadap Laba Bersih Pada
Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2014-2019
memandang bahwa skripsi yang bersangkutan telah memenuhi persyaratan ilmiah
dan dapat disetujui untuk di ajukan ke sidang Munaqasah.
Demikianlah persetujuan ini berikan untuk dapat digunakan seperlunya.
Bukittingi, November 2020
Pembimbing
Nini Sumarni, SE, M.Si
NIP. 198810232018012003
Page 4
i
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Penerbitan Sukuk Mudharabah
Terhadap Laba Bersih Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia (Bei) Tahun 2014-2019”.Disusun oleh Novi Shintia, NIM 3316365.
Mahasiswa Prodi S1 Perbankan Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Bukittinggi.
Latar belakang pemilihan judul ini adalah melihat perkembangan sukuk
mudharabah perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2014-2019 yang masih
lambat, dilihat dari kenaikan laba bersih yang belum signifikan. Sedangkan sukuk
merupakan instrument Negara yang potensial dan sesuai dengan syariat Islam
serta relative aman.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, sampel dipilih
secara purposive sampling untuk menjawab hipotesisi yang diajukan dalam
penelitian. Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 14 perusahaan
penerbit sukuk kemudian diambil sampel secara purposive sampling terpilih
sebanyak 10 perusahaan yang menerbitkan sukuk mudharabah secara konsisten
dari tahun 2014-2019. Variabel sukuk mudharabah diukur berdasarkan nilai
sukuk yang diterbitkan oleh masing-masing perusahaan pertahun. Variabel laba
bersih perusahaan sebagai dasar keberhasilan perusahaan menghasilkan laba.
Berdasarkan hasil analisis data menujukkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan sukuk mudharabah (X) terhadap laba bersih (Y), hal tersebut
ditunjukkan dengan nilai sig untuk pengaruh X terhadap Y sebesar 0,000<0,05
dan nilai thitung 4.631, maka hipotesis Ha diterima dan H0 ditolak, sehingga
penerbitan sukuk mudharabah berpengaruh signifikan terhadap laba bersih
perusahaan. Berdasarkan nilai Adjusted R Square diketahui koefisien determinasu
(R2) adalah sebesar 0,270 atau 27%.Hal ini menunjukkan bahwa persentase
pengaruh sukuk mudharabah terhadap laba bersih sebesar 27%. Dengan kata lain
variabel laba bersih dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh sukuk mudharabah
sebesar 27% sedangkan sisanya 73% dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel
lain.
Kata Kunci : Sukuk Mudharabah, Laba Bersih
Page 5
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya tanpa batas kepada penulis, Shalawat dan
salam penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan
pencerahan melalui pribadinya yang luhur dan agung, serta meninggalkan dua
pedoman hidup menuju jalan yang diridhai oleh Allah SWT yaitu Al-Quran
danHadits. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“Pengaruh Penerbitan Sukuk Mudharabah Terhadap Laba Bersih Pada
Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2014-2019”
Skripsi ini disusun dalam rangka menyelesaikan studi Strata 1 untuk
mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi. Keberhasilan penyusunan
skripsi ini juga atas bantuan dari berbagai pihak yang terkait secara langsung
maupun tidak langsung. Terutama dan teristimewa dipersembahkan kepada kedua
orang tua saya. Kepada ayah dan ibu tercinta terimakasih atas do’a, dukungan dan
motivasi sehingga saya berhasil menyelesaikan studi ini. Selanjutnya dengan
segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Dr. RidhaAhida, M.Hum, RektorInstitut Agama Islam Negeri
(IAIN) Bukittinggi beserta jajaran.
2. Bapak Dr. Iiz Izmudin, MA Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
beserta jajaran.
3. Ibu Sandra Dewi, SE, MM Ketua Jurusan S1 Perbankan Syariah
beserta jajaran atas izin dan kesempatan, bimbingan dan arahanuntuk
menyelesaikan skripsi ini.
Page 6
iii
4. Ibu Widya Syafitri, S.Pd Dosen Penasehat Akademik yang selalu
menasehati dan memberikan banyak motivasinya demi kelancaran
proses belajar penulis.
5. Ibu Nini Sumarni, SE, M.Siselaku pembimbing yang dengan sabar
telah berkenan meluangkan waktu di tengah-tengah kesibukannya
untuk memberikan bimbingan, arahan, dan masukan hingga akhir
penulisan ini.
6. Seluruh dosen dan staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.
7. Bapak/Ibu pegawai perpustakaan yang telah melayani dan
menyediakan fasilitas kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semuanya,
dan penulis mengharapkan semoga skripsi ini memberikan manfaat khususnya
bagi penulis dan umumnya bagi kita semua dalam rangka menambah wawasan
pengetahuan dan pemikiran kita.
Atas bantuan yang telah diberikan, penulis ucapkan terimakasih. Semoga
mendapatkan ridho dan balasan dari Allah S.W.T dan semoga karya sederhana ini
dapat bermanfaat.Aamiin
Bukittinggi, November 2020
Penulis
Novi Shintia
3316365
Page 7
iv
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
HALAMAN PENGESAHAAN TIM PENGUJI
ABSTRAK .......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 7
C. Batasan Masalah...................................................................................... 7
D. Rumusan Masalah ................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 8
G. Penjelasan Judul ...................................................................................... 8
H. Kajian Terdahulu ..................................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Laba Bersih ........................................................................................... 12
1. Pengertian Laba Bersih ................................................................... 12
2. Unsur-unsur Laba Bersih ................................................................ 13
3. Jenis-jenis Laba ............................................................................... 14
4. Laba Dalam Islam ........................................................................... 14
B. Sukuk (Obligasi Syariah) ...................................................................... 17
1. Pengertian Sukuk (Obligasi Syariah) ............................................. 18
2. Dasar Hukum Sukuk (Obligasi Syariah) ........................................ 21
3. Tujuan penerbitan Sukuk (Obligasi Syariah) ................................. 24
4. Proses Penerbitan Sukuk ................................................................ 25
C. Perbedaan Obligasi Syariah dan Obligasi Konvensional ...................... 27
Page 8
v
D. Jenis-jenos Sukuk (Obligasi Syariah) ................................................... 28
E. Hubungan Sukuk Mudharabah Dengan Laba Bersih ............................ 33
F. Pasar Modal Syariah ............................................................................. 34
1. Pengertian Pasar Modal Syariah .................................................... 34
2. Fungsi dan Karakteristik Pasar Modal Syariah .............................. 38
G. Kerangka Pemikiran .............................................................................. 41
H. Hipotesis ................................................................................................ 42
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 43
B. Lokasi Penelitian ................................................................................... 43
C. Jenis dan Sumber Data .......................................................................... 43
D. Populasi dan Sampel ............................................................................. 44
E. Defenisi Operasional Variabel .............................................................. 48
F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 50
G. Teknik Analisis Data ............................................................................. 50
1. Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 50
a. Uji Autokorelasi ........................................................................ 50
b. Uji Normalitas ........................................................................... 50
2. Regresi Linear Sederhana ............................................................... 51
3. Koefisien Korelasi ........................................................................... 52
4. Uji Hipotesis ................................................................................... 52
a. Koefisien determinasi (R2) ........................................................ 52
b. Uji T .......................................................................................... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia (BEI) .................................... 55
1. Sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI) ............................................... 55
2. Visi dan Misi ................................................................................... 57
3. Program BEI ................................................................................... 57
B. Gambaran Objek Penelitian .................................................................. 60
C. Hasil Analisis Data ................................................................................ 61
1. Analisis Statistik Deskriptif ............................................................ 61
Page 9
vi
2. Hasil Olah Data ............................................................................... 64
a. Pengujian Asumsi Klasik .......................................................... 64
b. Regresi Linear Sederhana .......................................................... 66
c. Koefisien Korelasi ..................................................................... 68
d. Uji Hipotesis .............................................................................. 70
D. Pembahasan ........................................................................................... 72
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 76
B. Saran ...................................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Page 10
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Obligasi Syariah dan Obligasi Konvensional ................. 28
Tabel 3.1 Populasi Penelitian ........................................................................... 45
Tabel 3.2 Sampel Penelitian ............................................................................. 47
Tabel 3.3 Nilai Sukuk Mudharabah ................................................................. 48
Tabel 3.4 Defenisi Operasional Variabel ......................................................... 49
Tabel 4.1 Sejarah BEI (Bursa Efek Indonesia) ................................................ 56
Tabel 4.2 Sampel Perusahaan ........................................................................... 61
Tabel 4.3 Tabel Data Variabel Sukuk Mudharabah ........................................ 62
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Sukuk Mudharabah .......................................... 62
Tabel 4.5 Data Variabel Laba Bersih ............................................................... 63
Tabel 4.6 Statistik Deskriptif Laba Bersih ....................................................... 64
Tabel4.7 Hasil Uji Autokorelasi ....................................................................... 65
Table4.8 Hasil Uji Normalitas .......................................................................... 66
Tabel4.9 Hasil Regresi Linear Sederhana ........................................................ 67
Tabel 4.10 Hasil Korelasi ................................................................................. 68
Tabel4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi ..................................................... 69
Tabel 4.12 Hasil Uji T ...................................................................................... 71
Page 11
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Olah Data ............................................................................. 80
Lampiran 2 Data Sekunder ............................................................................... 82
Lampiran 3 SK Pembimbing ............................................................................. 84
Page 12
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasar modal memiliki peranan penting dalam kegiatan ekonomi di
banyak negara, terutama di negara-negara yang menganut sistem ekonomi
pasar. Mengapa demikian, karena pasar modal dapat menjadi sumber dana
alternatif bagi perusahaan-perusahaan. Oleh karena itu,dapat dikatakan
bahwa pasar modal memiliki peran dan fungsi yang sangat penting bagi
iklim ekonomi suatu negara,yaitusebagai salah satu sumber pembiayaan
bagi dunia usaha dan sarana investasi bagi masyarakat. Namun,bukan
hanya pasar modal konvensional yang sedang tumbuh pesat, namun pasar
modal syariah juga sedang banyak diminati oleh para pemilik perusahaan
dan juga para investor. Seperti diketahui entuk ideal pasar modal dapat
dicapai dengan terpenuhinya pilar pasar modal yaitu: emiten dan efek yang
diterbitkannya memenuhi kaidah keadilan,kehati-hatian dan transparansi.1
Sejak secara resmi Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)
meluncurkan prinsip pasar modal syariah pada tanggal 14 dan 15 Maret
2003 dengan ditandatanganinya nota kesepahaman antara Bapepam
dengan Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI),
maka dalam perjalanannya perkembangan dan pertumbuhan transaksi efek
syariah di pasar modal Indonesia terus meningkat. Harus dipahami bahwa
ditengah maraknya pertumbuhan kegiatan ekonomi syariah secara umum
1Jeni Susyani,Pengelolaan Lembaga Keuangan Syariah, (Malang:Empat
Dua,2016),hlm.196
Page 13
2
di Indonesia, perkembangan kegiatan investasi syariah di pasar modal
Indonesia masih dianggap belum mengalami kemajuan yang cukup
signifikan, meskipun kegiatan investasi syariah tersebut telah dimulai dan
diperkenalkan sejak pertengahan tahun 1997 melalui instrumen reksa dana
syariah serta sejumlah fatwa DSN-MUI berkaitan dengan kegiatan
investasi syariah di pasar modal Indonesia.2
Pasar modal di Indonesia secara umum sudah dilindungi oleh UU
No. 8 Tahun 1995 tentang pasar modal, kemudian di perkuat kembali oleh
Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang
Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang
Pasar Modal yang di tetapkan di Jakarta pada tanggal 23 Oktober 2002 M/
16 Sya‟ban 1423H.3 Adapun ketentuan mengenai Undang- Undang (UU)
obligasi syariah (sukuk) tetap dalam naungan UU No. 8 Tahun 1995
sedangkan fatwa obligasi syariah sendiri diatur dalam Fatwa 32/DSN-
MUI/IX/2002 tentang obligasi syariah yang ditetapkan pada tanggal 14
September 2002 M/06 Rajab 1423 H.
Sistem mekanisme pasar modal konvensional yang mengandung
riba, maysir,dan gharar selama ini telah menimbulkan keraguan
dikalangan umat islam. Pasar modal syariah dikembangkan dalam rangka
mengakomodir kebutuhan umat Islam di indonesia yang ingin melakukan
investasi di pasar modal sesuai dengan prinsip syariah. Hal ini berkenaan
2Nana Umdiana Siti Desi Rohmawati, Analisis Harga Saham Syariah Menggunakan Laba
Bersih Serta Ukuran Perusahaan Sebagai Variable Moderating, Jurnal Akuntansi, Vol. 3 No. 2.
Januari 2017, Hlm.01 3 Fatwa DSN No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum
Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal.
Page 14
3
dengan anggapan di
kalangansebagianumatIslamsendiribahwaberinvestasidipasarmodaldisatu
sisi merupakan sesuatu yang tidak diperbolehkan (diharamkan)
berdasarkan ajaran islam, sementara di sisi lain Indonesia perlu
memperhatikan dan menarik minat investor mancanegara untuk
berinvestasi di pasar modal Indonesia, terutama investor negara-negara
Timur Tengah yang diyakini merupakan investorpotensial.4
Salah satu bentuk instrumen pasar modal syariah yang saat ini
sedang tumbuh secara cepat dan telah banyak diterbitkan baik oleh
korporasi maupun negara adalah sukuk. Di beberapa negara sukuk telah
menjadi instrumen pembiayaan anggaran negara yang penting. Pada tahun
2007 saja, aset sukuk internasional sudah mencapai 70 miliar dolar AS.
Beberapa negara seperti Malaysia, Bahrain, Brunei Darussalam, Uni
Emirat Arab, Qatar, Pakistan, termasuk di Indonesia, sudah menjadi
regular issuer darisukuk.5 Meskipun kehadiran sukuk di Indonesia
cenderung lambat dibandingkan dengan negara-negara yang memiliki
penduduk mayoritas Islam lainnya. Sukuk yang pertama terbit di Indonesia
adalah sukuk korporat, diterbitkan oleh PT. Indosat, Tbk pada tahun 2002
dengan nilai 175 miliar dengan akad mudharabah. Kemudian diikuti oleh
korporasi- korporasi lainnya.
4 Ikromi Ramadhani, Pengaruh Penerbitan Obligasi Syariah Terhadap Profitabilitas,
Jurnal Etikonomi, Vol. 12 No. 2 Oktober 2013, hlm. 150 5Dede Abdul Fatah, Perkembangan Obligasi Syariah (Sukuk)
diIndonesia: Analsis Pelluang dan TAntangan, Jurnal Al- „Adalah. Vol. X, No.
1Januari 2011, hlm. 35-36
Page 15
4
Sebagaimana diketahui, yang dimaksud sukuk mudharabah dalam
Fatwa No. 33/DSN-MUI/IX/2002 tentang obligasi syariah mudharabah,
yang ditetapkan pada tanggal 14 September 2002 M/06 Rajab 1423 H,
sukuk mudharabah merupakan sukuk (surat berharga) yang diterbitkan
berdasarkan perjanjian atau akad mudharabah yaitu dimana satu pihak
menyediakan modal (rab-al-maal/shahibul maal) dan pihak lainnya
menyediakan tenaga dan keahlian (mudharib), keuntungan dari kerjasama
tersebut akan dibagi berdasarkan proporsi perbandingan yang disepakati
sebelumnya. Kerugian yang timbul akan ditanggung sepenuhnya oleh
pihak penyedia modal, sepanjang kerugian tersebut tidak ada unsur niat
tidak baik darimudharib.6
Investasi sukuk selain merupakan instrumen investasi yang sesuai
dengan syariah islam juga merupakan investasi yang relatif aman karena
memiliki tingkat resiko yang relatif lebih rendah, hal ini disebabkan
karena sukuk adalah investasi berbasis aset yaitu setiap penerbitan sukuk
harus memiliki aset yang dapat dijadikan sebagai underlying asset. Oleh
sebab itu sukuk merupakan alat yang ideal bagi manajemen likuiditas
karena sukuk disamping memfasilitasi datangnya dana dari investor, juga
merupakan instrumen investasi yang relatif lebih aman disebabkan sukuk
merupakan investasi berbasis aset. Pendanaan dari investasi sukuk harus
ditujukan untuk kegiatan yang produktif (pendanaan proyek) dan tidak
untuk kegiatan spekulatif, sehingga resiko yang terjadi semata-mata
6http://dsnmui.or.id, diakses tanggal 07 januari 2020
Page 16
5
disebabkan karena proyek dan bukan karena kegiatan spekulatif yang tidak
memiliki keuntungan ekonomi rill.
Likuiditas dari sukuk tidak hanya menjadi instrumen keuangan
alternatif bagi investor muslim namun juga telah menarik minat investor
non-muslim, bagi investor muslim sukuk merupakan pendorong likuiditas.
Dana yang selama ini tersimpan dengan adanya sukuk sebagai instrumen
investasi syariah sekarang dana tersebut dapat dimobilisasikan, sedangkan
bagi investor non-muslim dan konvensional sertifikat sukuk merupakan
suatu keunggulan diversifikasi investasi.7
Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia Nomor 33/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah
Mudharabah, telah ditegaskan beberapa hal mengenai obligasi syariah
mudharabah, sebagai berikut:
1. Obligasi Syariah/ Sukuk adalah suatu surat berharga jangka
panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan Emiten
kepada pemegang Obligasi Syariah yang mewajibkan Emiten
untuk membayar pendapatan kepada pemegang Obligasi Syariah
berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar kembali dana obligasi
pada saat jatuhtempo.
2. Obligasi Syariah Mudharabah adalah Obligasi Syariah yang
berdasarkan akad Mudharabah dengan memperhatikansubstansi Fatwa
7Eka Siskawati, Perkembangan Obligasi Syariah di Indonesia: Suatu Tinjauan, Jurnal
Akuntansi dan Manajemen Vol. 5 No. 2 Desember 2010 ISSN 1858-3687, hlm. 2-3
Page 17
6
Dewan Syariah Nasional MUI No. 7/DSN-MUI/IV/2000 tentang
Pembiayaan Mudharabah.
3. Emiten dalam Obligasi Syariah Mudharabah adalah Mudharib sedangkan
pemegang Obligasi Syariah Mudharabah adalah Shahibul Mal.8
Menurut Soemarso (2004:227), laba bersih merupakan selisih lebih
pendapatan atas beban-beban dan merupakan kenaikan bersih atas modal
yang berasal dari kegiatan usaha.Laba bersih merupakan pengembalian
atas investasi kepada pemilik dan menunjukkan sejauh mana keberhasilan
manajemen dalam mengoperasikan bisnis. Hal ini mengukur nilai yang
dapat diberikan oleh entitas kepada investor berupa deviden yang
dibagikan disaat entitas masih memiliki kekayaan yang sama di posisi
awal.9 Jadi sebelum menerbitkan obligasi syariah sebuah perusahaan pasti
sudah memikirkan dengan berbagai pertimbangan tentang dana segar
beserta keuntungan yang akan diperoleh oleh perusahaan. Hal tersebut
dikarenakan pada dasarnya suatu perusahaan mengambil sebuah kebijakan
pasti tidak terlepas dari mencari suatu keuntungan, begitu pula ketika
mengambil kebijakan menerbitkan obligasi syariah. Dengan menerbitkan
obligasi syariah suatu perusahaan akan mendapatkan keuntungan atau
keuntungan yang didapat perusahaanbisa meningkat.Berdasarkan teori-
teori diatas peneliti ingin melihat atau membuktikan bahwa apakah
penerbitan obligasi syariah berdampak kepada laba bersih perusahaan
8http://dsnmui.or.id, diakses pada 07 januari 2020, jam 10.00 wib 9 Shofiahilmy Rispayanto, 2013.Pengaruh Laba Kotor, Laba Operasi, Laba Bersih Dan
Arus Kas Operasi Dalam Memprediksi Arus Kas Operasi Masa Mendatang. Skripsi ,Fakultas
ekonomi, Universitas negeri padang.
Page 18
7
yang menerbitkannya.
B. Identifikasi Masalah
Setelah dilakukan observasi awal, dan diidentifikasi beberapa
masalah dari latar belakang diatas, agar pembahasan pada penelitian ini
tetap fokus dan sesuai dengan tujuan penelitian maka penelitian
mengidentifikasi permasalahan pada:
1. Perkembangan sukuk mudharabah perusahaan-perusahaan yang
terdaftar di BEI tahun 2014-2019 masih lambat.
2. Pengaruh penerbitan sukuk mudharabah terhadap laba bersih
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2014-2019
kenaikan nya belum signifikan atau belum mencapai angka yang
maksimal.
3. Lambatnya indonesia dalam menjadikan sukuk sebagai instrumen
pembiayaan negara yang potensial.
4. Sistem mekanisme pasar modal konvensional yang mengandung
riba,maysir dan gharar membuat investor ragu untuk berinvestasi.
5. Investasi sukuk merupakan instrumen investasi yang sesuai dengan
syariat islam dan relatif aman.
C. Batasan Masalah
Untuk tidak meluasnya masalah serta disebabkan karena
keterbatasan biaya, dana dan waktu, maka penulis membatasi penelitian
ini pada “Pengaruh penerbitan sukuk mudharabah terhadap laba bersih
perusahaan yang terdaftar di bursa efek indonesia (BEI) tahun 2014-2019
Page 19
8
D. Rumusan Masalah
Seberapa besar pengaruh penerbitan sukuk mudharabah terhadap
laba bersih perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2014-2019”.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar
pengaruh penerbitan sukuk mudharabah terhadap laba bersih perusahaan
yang terdaftar di BEI dan menerbitkan sukuk mudharabah dari tahun2014-
2019.
F. Manfaat Penelitian
Bagi akademisi atau mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan dan referensi dalam melakukan penelitian
yangsama.
G. Penjelasan Judul
1. Pengaruh :Daya yang ada atau timbul darisesuatu (orang,
benda)yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan
seseorang.10
2. Sukuk Mudharabah : Surat berharga yang diterbitkan berdasarkan
akad bagi hasil ataumudharabah, dimana satu pihak menyediakan
modal (rab-al- maal/shahibul maal)dan pihak lainnya
menyediakan tenaga dan keahlian (mudharib), keuntungan dari
kerjasama tersebut akan dibagi berdasarkan proporsi perbandingan
yang disepakati sebelumnya. Kerugian yang timbul akan
10https://kbbi.web.id/ diunduh tanggal 22 januari 2020
Page 20
9
ditanggung sepenuhnya oleh pihak penyedia modal, sepanjang
kerugian tersebut tidak ada unsur niat tidak baik darimudharib.11
3. Laba Bersih : Selisih lebih antara harga penjualan yang lebih
besar dan harga pembelian atau biaya produksi; keuntungan (yang
diperoleh dengan menjual barang lebih tinggi daripada
pembeliannya
4. Bursa Efek Indonesia :Pihak yang menyelenggarakan dan
menyediakan sistem juga sarana untuk mempertemukan penawaran
jual dan beli Efek pihak-pihak lain dengan tujuan
memperdagangkan Efek di antara mereka.12
Berdasarkan uraian diatas dapat diperjelas bahwa yang dimaksud
dengan skripsi ini suatu penelitian untuk mengungkap dan membahas
secara lebih mendalam dan objektif tentang “daya atau sesuatu yang
timbul dari penerbitan surat berharga atau sukuk pada suatu pasar tertentu
yang pada akhirnya mendapatkan keuntungan yang telah diharapkan
diawal penerbitan surat berharga terseebut.
H. Kajian Terdahulu
Sebelum melakukan penelitian, maka penulis terlebih dahulu
mengamati dan mencermati penelitian terlebih dahulu yang relevan :
1. Penelitian Choirul Atussholihah Fitriyanti tahun terbit 2017 dengan
judul penelitian “Pengaruh Penerbitan Obligasi Syariah
(Sukuk)Terhadap Profitabilitas Bank Syariah Mandiri”, dimana
11 Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 33/DSN-MUI/IX/2002 12https://www.idx.co.id/tentang-bei/sejarah-dan-milestone/ hari minggu pukul 19:50
Page 21
10
dalam penelitian ini menunjukan bahwa berpengaruh
signifikannya profitabilitas return on aset bank mandiri dalam
menerbitkan obligasi syariah namun, berpengaruh signifikan pada
profitabilitas return on equity bank mandiri syariah. Jadi penelitian
ini menunjukan bahwa tidak selamanya menerbitkan obligasi
syariah akan meningkatkan profitabilitas perusahaan yang
menerbitkannya.
2. Penelitian Rini Yuliawati tahun terbit 2018 dengan judul penelitian
“Analisis Pengaruh Penerbitan Obligasi Syariah (Sukuk) Terhadap
Reaksi Pasar (Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2012-2016)”, dimana dalam penelitian ini menunjukan
bahwa adanya respon yang positif dari investor untuk
menggunakan obligasi syariah (sukuk) ini, sehingga para emiten
yang menerbitkan sukuk ini dapat dengan lancar mempromosikan
sukuk mereka pada para investor.
3. Penelitian Alfin Nurfaiz tahun terbit 2016dengan judul skripsi
“Pengaruh Penerbitan Sukuk, Ukuran Perusahaan, Inflasi dan Nilai
Tukar Terhadap Return Saham” dimana dalam penelitian ini
menunjukan bahwa nilai nominal sukuk yang diterbitkan
berpengaruh signifikan positif terhadap return (pengembalian)
saham yang didapat perusahaan yang menerbitkan sukuk.
Kesimpulan dari tiga skripsi yang penulis paparkan di atas adalah
tidak selamanya dalam menerbitkan sukuk dapat meningkatkan profitab
Page 22
11
ilitas perusahaan yang menerbitkannya, sehingga emiten kadang kala
tidak mau menerbitkan sukuk mudharabah ini dan dapat dilihat dalam data
yang sudah penulis dapatkan dan hanya beberapa perusahaan yang
konsisten dalam menerbitkan sukuk mudharabah ini.
Page 23
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Laba Bersih
1. Pengertian Laba Bersih
Laba, keuntungan, atau profit dapat didefinisikan dengan dua
cara, yang pertama Laba dalam ilmu ekonomi murni didefinisikan
sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil
penanam modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang
berhubungan dengan penanaman modal tersebut (termasuk di
dalamnya, biaya kesempatan). Sementara itu, laba
dalam akuntansi didefinisikan sebagai selisih antara harga
penjualan dengan biaya produksi.13
Menurut Martono dan Harjito menjelaskan bahwa konsep laba
merupakan konsep yang menghubungkan antara pendapatan atau
penghasilan yang diperoleh oleh perusahaan disatu pihak dan biaya
yang harus ditanggung atau dikeluarkan oleh pihak lain. Untung atau
laba didefinisikan sebagai kenaikan modal saham dari transaksi yang
bersifat insidental dan bukan merupakan kegiatan pokok perusahaan
dan dari transaksi lainnya yang mempengaruhi perusahaan dalam
periode tertentu.
Menurut Wild, Subramanyam dan Halsey laba bersih adalah
laba dari bisnis perusahaan yang sedang berjalan setelah bunga dan
13https://id.m.wikipedia.org/wiki/Laba diakses pada 10 februari 2020, pukul 13.45 wib
Page 24
13
pajak. Soemarso menjelaskan bahwa laba bersih (net income)
merupakan selisih lebih semua pendapatan dan keuntungan terhadap
semua biaya-biaya kerugian.14
2. Unsur-Unsur Dalam Laba
a) Pendapatan
Pendapatan adalah arus masuk atau peningkatan aset
perusahaan atau penurunan kewajiban yang terjadi dalam
periode akuntansi, yang berasal dari kegiatan operasi dalam hal
ini penjualan barang (kredit) yang merupakan unit bisnis utama
perusahaan.
b) Beban
Beban adalah arus keluar atau penggunaan aset atau
peningkatan kewajiban dalam periode akuntansi yang terjadi
dalam aktivitas operasi.
c) Biaya
Biaya adalah uang tunai atau nilai setara dari uang tunai
yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan
membawa manfaat bagi masa kini dan masa depan bagi
organisasi.
d) Untung-rugi
Keuntungan adalah peningkatan ekuitas atau aktiva bersih
14 Andre Stefano Wowor dan Maryam Mangantar, Laba Bersih Dan Tingkat Risiko
Harga Saham Pengaruhnya Terhadap Dividen Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia, Jurnal EMBA, Vol.2 No.4 Desember 2014, hlm. 14.
Page 25
14
yang berasal dari transaksi insidental yang terjadi di perusahaan
dan semua transaksi atau peristiwa yang mempengaruhi
perusahaan dalam periode akuntansi, Terlepas dari orang-orang
dari pendapatan investasi pemilik.
e) Pendapatan
Pendapatan adalah hasil akhir dari perhitungan pendapatan dan
laba dikurangi biaya dan kerugian pada periode itu.
3. Jenis-jenis Laba
1) Laba kotor adalah perbedaan positif antara penjualan dikurangi
pengembalian penjualan dan pengurangan penjualan.
2) Laba usaha (operasi) adalah laba kotor dikurangi harga pokok
penjualan dan pengeluaran untuk bisnis.
3) Laba bersih sebelum pajak adalah laba yang diperoleh setelah
laba usaha dikurangi oleh biaya bunga.
4) Laba bersih adalah jumlah laba yang diperoleh setelah
pengurangan pajak.15
4. Laba Dalam Islam
Pengertian laba secara bahasa atau menurut Al-Qur’ an, As-
Sunnah, dan pendapat ulama-ulama fiqih dapat kita simpulkan
bahwa laba ialah pertambahan pada modal pokok perdagangan.
Berikut ini beberapa aturan tentang laba dalam konsep Islam :
1) Adanya harta (uang yang dikhususkan untuk perdagangan).
15http://nurkhikmah.blogspot.com/2012/10/laba-rugi-dalam-tinjauan konsep-
islam_600.html diunduh tanggal 12 Februari 2020
Page 26
15
2) Mengoperasikan modal tersebut secara interaktif dengan
dasar unsur-unsur lain yang terkait untuk produksi, seperti
usaha dan sumber-sumber alam.
3) Memposisikan harta sebagai obyek dalam pemutarannya
karena adanya kemungkinan-kemungkinan pertambahan atau
pengurangan jumlahnya.
4) Sematnya modal pokok yang berarti modal bisa
dikembaikan.
Menurut konsep Islam, nilai-nilai keimanan, akhlak dan
tingkah laku seorang pedagang muslim memegang peranan utama
dalam mempengaruhi penentuan kadar laba dalam transaksi atau
muamalah.
Kriteria –kriteria Islam secara umum yang dapat memberi
pengaruh dalam penentuan batas laba yaitu :
1) Kelayakan dalam penetapan laba
Islam menganjurkan agar para pedagang tidak
berlebihan dalam mengambil laba. Ali bin Thalibr. a. berkata,
“ Wahai para saudagar. Ambillah laba yang pantas maka kamu
akan selamat (berhasil) dan jangan kamu menolak laba yang
kecil karena itu akan menghalangi kamu dari mendapatkan
(laba) yang banyak.”Pernyataan ini menjelaskan bahwa batasan
laba ideal (yang pantas dan wajar) dapat dilakukan dengan
merendahkan harga. Keadaan ini sering menimbulkan
Page 27
16
bertambahan jumlah barang dan meningkatnya peranan uang
dan pada gilirannya akan membawa pada pertambahan laba.
2) Keseimbangan antara tingkat kesulitan dan laba
Islam menghendaki adanya kesimbangan antara standar
laba dan tingkat kesulitan perputaran serta perjalanan modal.
Semakin tinggi tingkat kesulitan dan resiko , maka semakin
besar pula laba yang diinginkan pedagang.
3) Masa perputaran modal
Peranan modal berpengaruh pada standarisasi laba yang
diinginkan oleh pedagang, yaitu dengan semakin pajangnya
masa perputaran dan bertambahannya tingkat resiko, maka
semakin tinggi pula standar laba yang yang diinginkan oleh
pedagang atau seorang pengusaha. Begitu juga dengan
semakin berkurangnya tingkat bahaya, pedagang dan
pengusaha pun akan menurunkan standarisasi labanya. Setiap
standarisasi laba yang sedikit akan membantu penurunan harga,
hal ini juga akan menambah peranan modal dan memperbesar
laba.
4) Cara menutupi harga penjualan
Jual beli boleh dengan harga tunai sebagaimana juga
boleh dengan harga kredit. Juga boleh dengan tunai
sebagiannya saja dan sisanya dibayar dengan cara kredit
(cicilan), dengan syarat adanya keridhoan keduanya ( pedagang
Page 28
17
dan pembeli). Jika harga dinaikkan dan si penjual memberi
tempo waktu pembayaran, itu juga boleh karena penundaan
waktu pembayaran itu adalah termasuk harga yang merupakan
bagian si penjual.16
Laba dalam islam didasarkan pada ayat al-quran surat
al-baqarah ayat 188:
◆❑➔⬧⬧◆❑⧫
⧫❑➔◆
◼⧫❑➔→⧫
⬧◆❑
◆⧫❑☺◼➔⬧
Artinya:”dan janganlah sebahagian kamu memakan harta
sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil
dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada
hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada
harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa,
Padahal kamu mengetahui”
B. Sukuk ( Obligasi Syariah)
Obligasi berasal dari bahasa belanda yaitu “obligatie” yang dalam
bahasa indonesia disebut dengan “obligasi” yang berarti kontrak. Dalam
Keputusan Presiden RI Nomor 775/KMK 001/1982 disebutkan bahwa
obligasi adalah jenis efek berupa surat pengakuan hutang atas pinjaman
uang dari masyarakat dalam bentuk tertentu, untuk jangka waktu
16http://nurkhikmah.blogspot.com/2012/10/laba-rugi-dalam-tinjauan-konsep-
islam_600.html diunduh tanggal 12 Februari 2020, Pukul 10.00
Page 29
18
sekurang-kurangnya tiga tahun dengan menjanjikan imbalan bunga yang
jumlah serta saat pembayarannya telah ditentukan terlebih dahulu oleh
emiten (badan pelaksana pasar modal).
1. Pengertian Sukuk (Obligasi Syariah)
Sukuk merupakan istilah baru yang dikenalkan sebagai
pengganti dari istilah obligasi syariah (islamic bonds). Sukuk secara
terminologi bentuk jamak dari kata “ sakk” dalam Bahasa Arab
yang berarti sertifikat atau bukti kepemilikan. Berdasarkan Fatwa
Dewan Syariah Nasional (DSN) Nomor 32/DSN-MUI/IX/2002
menjelaskan bahwa yang dimaksud obligasi syariah adalah sebuah
surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang
dikeluarkan oleh emiten kepada pemegang obligasi syariah yang
mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang
obligasi syariah berupa bagi hasil/margin/fee,serta pembayaran
kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.17
Sementara itu peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.13
memberikan definisi sukuk sebagai berikut:” Efek Syariah berupa
sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili
bagian yang tidak tertentu (tidak terpisahkan atau tidak terbagi) atas:
a. Aset berwujud tertentu (ayyan maujudat)
b. Nilai manfaat dari aset berwujud (manafiul ayyan) tertentu
baik yang sudah ada maupun yang akan ada
17 Abdul Manan,Hukum Ekonomi Syariah(Jakarta:Kencana,2012),hlm 332
Page 30
19
c. Jasa (al khadamat) yang sudah ada maupun yang akan ada
d. Aset proyek tertentu (maujudat masyru’ muayyan)
e. Kegiatan investasi yang telah ditentukan (nasyath ististmarin
khashah)18
Dari sisi pasar modal, penerbitan obligasi syariah muncul
sehubungan dengan berkembangnya institusi-institusi keuangan
syariah seperti asuransi syariah, dana pensiun syariah, dan
reksadana syariah yang membutuhkan alternatif penempatan
investasi. Menariknya investor obligasi syariah tidak hanya berasal
dari institusi-institusi syariah saja,tetapi juga investor
konvensional. Produk syariah dapat dinikmati dan digunakan oleh
siapapun, sesuai falsafah syariah yang sudah seharusnya memberi
manfaat (maslahah) kepada seluruh semesta alam. Investor
konvensional akan tetap bisa berpartisipasi dalam obligasi syariah,
jika dipertimbangkan bisa memberi keuntungan kompetitif, sesuai
profil resikonya, dan juga likuid. Bagi emiten penerbitan obligasi
syariah berarti juga memanfaatkan peluang-peluang tertentu tetapi
sebagai catatan tidak semua emiten dapat menerbitkan obligasi
syariah, beberapa persyaratan berikut yang harus dipenuhi untuk
menerbitkan sukuk adalah sebagai berikut:
a. Aktivitas utama (core business) yang halal, tidak
bertentangan dengan subtansi fatwa Nomor 20/DSN-
18 Jeni Susyani,Pengelolaan Lembaga Keuangan Syariah(Malang:Empat Dua,2016),hlm
206
Page 31
20
MUI/IV/2001. Fatwa tersebut menjelaskan bahwa jenis
kegiatan usaha yang bertentangan dengan syariah Islam
diantaranya: (i) usaha perjudian dan permainan yang
tergolong judi atau perdagangan yang dilarang, (ii) usaha
lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk
perbankan dan asuransi konvensional, (iii) usaha yang
memproduksi, mendistribusi, serta memperdagangkan
makanan dan minuman haram, (iv) usaha yang
memproduksi, mendistribusi, dan/atau menyediakan
barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan
bersifat mudharat.
b. Peringkat investment grade: (i) memiliki fundamental usaha
yang kuat, (ii) memiliki fundamental keuangan yang kuat,
(iii) memiliki citra yang baik bagipublik.
c. Keuntungan tambahan jika termasuk dalam komponenJII.19
Menurut Heru Sudarsono obligasi syariah bukan
merupakan utang berbunga tetap sebagaimana yang terdapat dalam
obligasi konvensional,tetapi lebih merupakan pernyataan dana
yang didasarkan pada prinsip bagi hasil. Transaksinya bukan akad
utang piutang melainkan penyertaan, obligasi sejenis ini lazim
dinamakan muqaradhah bond dimana muqaradhah merupakan
nama lain dari mudharabah, dalam bentuknya yang sederhana
19 Jeni Susyani,Pengelolaan Lembaga Keuangan Syariah(Malang:Empat Dua,2016),hlm
246-247
Page 32
21
obligasi syariah diterbitkan oleh sebuah perusahaan atau emiten
sebagai pengelola atau mudharib dan dibeli oleh investor atau
shahibul maa.20
2. Dasar Hukum Sukuk (Obligasi Syariah)
Al-Quran:
a. Surat Al-Baqarah (2) ayat 275:
⧫❑➔→⧫❑⧫
⧫❑❑→⧫☺❑→⧫
⧫⧫⬧▪☺
⬧❑⬧
☺⧫❑⧫
◆⧫⧫▪
◆❑⧫☺⬧◼◆
⬧→❑⧫◼▪⧫⬧
⬧⬧⧫◼◼◆◼
⧫◆⧫⬧⬧
⬧➔→
Artinya: “orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak
dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan
syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang
demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang
yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus
berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah
diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya
(terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba),
Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal
di dalamnya”.
b. Surat Al-Maidah (5) ayat 1:
20Heru Sudarsono,Bank dan Lembaga Keuangan Syariah(Ekonosia-FH
UII,Yogyakarta,2007),hlm 222
Page 33
22
⧫❑⧫◆
❑➔❑→➔
⬧➔☺◆➔⧫
◼◼⧫◆⧫➔
◆
⧫⬧⧫
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-
aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan
dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak
menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji.
Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang
dikehendaki-Nya”.
c. Surat Al-Isra’ (17) ayat 34:
◆❑⧫⬧⧫⧫◆
➔
⧫◼❑➔◆➔
➔❑
⧫
Artinya: “dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim,
kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfaat) sampai ia
dewasa dan penuhilah janji; Sesungguhnya janji itu pasti diminta
pertanggungan jawabnya”.
Hadist:
a. Hadist Nabi riwayat Imam al-Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf al-M
uzani, Nabi s.a.w. bersabda:
م حالال أو أحل حراما والمسلمون على شروطهم ال لح جائز بين المسلمين إال صلحا حر إال شرطا ص
م حالال أو أحل حراما .حر
Artinya: “Penjanjian boleh dilakukan diantara kaum muslimin
kecuali perjanjian yang mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan
syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang
halal atau menghalalkan yang haram”.
b. Hadis Nabi riwayat Imam Ibnu Majah, al-Daruquthni,dan yang
Page 34
23
lain, dari Abu Sa’id al-Khudri, Nabi s.a.w bersabda:
ال ضرر وال ضرار )رواه ابن ماجه والدارقطني وغيرهما
Artinya: “Tidak boleh membahayakan (merugikan) diri sendiri
maupun orang lain”.
c. Hadis Nabi s.a.w riwayat Al-Thabrani dari Ibn Abbas ra.
اشترط على صاحبه أن ال ي إذا دفع المال مضاربة سلك به بحرا كان سيدنا العباس بن عبد المطلب
ب ينزل فعل وال فإن كبد رطبة، ذات به دابة يشتري رسول هللا ه واديا وال فبلغ شرطه ذلك ضمن.
في األوسطصلى هللا عليه وسلم فأجازه )رواه الطبراني )
Artinya: “Abbas bin Abdul Mutthalib jika menyerahkan harta
sebagai mudharabah ia mensyaratkan kepada mudharibnya agar
tidak mengarungi lautan dan tidak menuruni lembah, serta tidak
membeli hewan ternak. Jika persyaratan itu dilanggar, ia
(mudharib) harus menanggung resikonya. Ketika persyaratan yang
ditetapkan Abbas itu didengar Rasulullah, beliau
membolehkannya”.
d. Hadis Nabi s.a.w riwayat Ibnu Majah dari Shuhaib
البر أن النبي صلى هللا عليه وسلم قال: ثالث فيهن البركة : البيع الى أجل, والمقارضة, وخلط
بالشعير للبيت ال للبيع
Artinya: “Nabi besabda:Ada tigak hal yang mengandung berkah:
jual beli tidak secara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan
mencampur gandum halus dengan gandum kasar (jewawut) untuk
keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual”.21
e. Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 32/DSN-MUI/IX/2002
Tentang Obligasi Syariah
f. Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 33/DSN-MUI/IX/2002
Tentang Obligasi Syariah Mudharabah
3. Tujuan Penerbitan Sukuk (Obligasi Syari’ah)
21 Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 33/DSN-MUI/IX/2002
Page 35
24
Tujuan dari penerbitan obligasi syariah (sukuk) adalah
meningkatkan kesejahteraan di lingkunganmasyarakat, dapat
digunakan dalam pembiayaan proyek, dan menjadi sarana prasarana
dari proyek lain. Dari penerbitan obligasi syariah (sukuk) akan
meningkatkan arus penanaman modal pada saat ini. Di Indonesia
penerbitan aset dalam bentuk apapun mampu mendukung
perkembangan produk perbankan berbasis syariah yang dapat
diperjual belikan.
Salah satu sumber pembiayaan negara telah ditentukan dan
diatur dalam Undang-Undang No 19 tahun 2008 mengenai SBSN
(Surat Berharga Syariah Negara) yang sudah ditetapkan ini
merupakan tujuan dari penerbitan obligasi syariah (sukuk). Undang-
Undang tersebut memberikan dasar hukum untuk penerbitan aset
yang dapat diperdagangkan dalam penerbitan obligasi syariah
(sukuk) dan pengelolaan SBSN.
Tujuan dari penerbitan SBSN adalah
a. Mendorong pertumbuhan pasar keuangan syariah.
b. Dari penerbitan SBSN dapat menciptakan standar keuangan baik
dipasar dalam negeri maupun pasar luar negeri/internasional.
c. Pemeriksaan data berdasarkan penanam modal/investor.
d. Mengembangkan pilihan aset yang diperdagangkan dalam
bentuk penanaman modal.
Page 36
25
e. Mengoptimalkan pemanfaatan barang milik Negara berupa aset
yang dapat diperjual belikan.
f. Memanfaatkan dana-dana masyarakat yang belum terjaring oleh
sistem perbankan.
4. Proses Penerbitan Sukuk
Penerbitan sukuk di bursa efek membutuhkan tiga tahapan
utama yaitu tahap persiapan penerbitan sukuk, proses di Badan
Pengawas Pasar Modal (Bapepam), penawaran umum dan proses
pencatatan dan perdagangan di bursa efek (Ryandono, 2009:279).
Gambar 1
Proses penerbitan sukuk
Sumber:Ryandono, M.Nafik Hadi. 2009. Bursa Efek dan Investasi Syariah.
Jakarta:Serambi
Pada proses persiapan, emiten harus mempersiapkan
dokumen-dokumen utama. Selain itu juga dibutuhkan dokumen
penunjang registrasi ke Bapepam. Setelah proses persiapan,
selanjutnya adalah pengajuan ke Bapepam. Pada tahap ini,
Bapepam meneliti dan menelaah pernyataan pendaftaran yang
Page 37
26
disampikan perusahaan. Telaah itu ditekankan pada prinsip
kelengkapan dan unsur keterbukaan informasi (full disclosure).
Dantahap selanjutnya adalah pengeluaran pernyataan pendaftaran
efektif atau tidak.Tahap selanjutnya adalah proses penawaran
umum sukuk.Pada tahap ini dilakukan percetakan prospektus,
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan bursa, dan sertifikat
sukuk. Prospektus singkat selambat-lambatnya dikeluarkan tiga
hari kerja sebelum penawaran umum dan diiklankan pada
sekurang-kurangnya satu surat kabar yang terbit secara nasional
dan bahasa Indoneia. Prospektus dan Formulir Pemesanan
Pembelian Sukuk (FPPS) harus tersedia satu hari sebelum
penawaran umum. Penawaran umum sukukharus dilaksanakan
minimal tiga hari kerja berturut-turut dan penutupan penawaran
umum tidak lebih dari 15 hari kerja sejak tanggal efektif keluar
dari Bapepam. Setelah sukuk diperdagangkan di pasar perdana,
maka proses selanjutnya adalah proses pencatatan di bursa dan
setelah itu akan diperdagangkan secara sekunder di lantai bursa
(Ryandono, 2009:282).22
C. Perbedaan Obligasi Syariah dan Obligasi Konvensional
Obligasi adalah surat hutang dimana pemegangnya berhak atas
22Fathaniadina Fakhrana,Pengaruh Penerbitan Sukukterhadap Return On Assets Emiten
Di Bursa Efek Indonesia,Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 5 No.5 Mei 2018: 405-
419
Page 38
27
bunga tetap, prinsip obligasi syariah tidak mengenal adanya hutang tetapi
mengenal adanya kewajiban yang hanya timbul akibat adanya transaksi
atas aset/produk maupun jasa yang tidak tunai,sehingga terjadi transaksi
pembiayaan. Obligasi syariah lebih merupakan penyertaan dana yang
didasarkan pada prinsip bagi hasil, transaksinya bukan akad utang piutang
melainkan penyertaan.
Dalam harga penawaran, jatuh tempo pokok obligasi, saat jatuh
tempo, dan rating antara obligasi syariah dengan obligasi konvensional
tidak ada perbedaannya. Perbedaannya terdapat pada pendapatan dan
return, perbedaan yang paling mendasar antara obligasi syariah dan
obligasi konvensional terletak pada penetapan bunga yang besarnya sudah
ditetapkan/ditentukan diawal transaksi dilakukan.
Tabel 2.1
Perbedaan Obligasi Syariah dan Obligasi Konvensional
Keterangan Obligasi Syariah Obligasi Konvensional
Harga Penawaran 100% 100%
Jatuh Tempo 5 Tahun -
Pokok Obligasi Saat Jatuh
Tempo
100% 100%
Pendapatan Bagi Hasil Bunga
Return 15,5-16% Indikatif 15,5-16%
Rating AA+ AA+
Page 39
28
Namun dalam obligasi syariah lebih kompetitif dibanding obligasi
konvensional sebab: pertama, kemungkinan perolehan dari bagi hasil
pendapatan lebih tinggi dari pada obligasi konvensional. Kedua, obligasi
syariah aman karena untuk mendanai proyek prospektif. Ketiga, bila terjadi
kerugian (diluar kontrol), investor tetap memperoleh aktiva. Keempat,
terobosan paradigma, bukan lagi surat utang, tetapi surat investasi.23
D. Jenis-Jenis Sukuk (Obligasi Syariah)
1) Sukuk Mudharabah
Obligasi syariah mudharabah adalah obligasi syariah yang
menggunakan akad mudharabah, ikatan atau akad mudharabah pada
hakikatnya adalah ikatan penggabungan atau percampuran berupa
hubungan kerja sama antara pemilik usaha dengan pemilik harta, dimana
pemilik harta (shahibul maal) hanya menyediakan dana secara penuh
(100%) dalam suatu kegiatan usaha atau tidak boleh secara aktif dalam
pengelolaan usaha. Adapun pemilik usaha (mudharib/emiten)
memberikan jasa, yaitu mengelola harta secara peuh dan mandiri
(directionery) dalam bentuk aset pada kegiatan usaha tersebut.
Ada beberapa alasan yang mendasari struktur obligasi mudharabah
diantaranya:
a) Obligasi syariah mudharabah merupakan bentuk pendanaan
yang palig sesuai untuk investasi dalam jumlah besar dan jangka
waktu yang relatif panjang.
23 Abdul Manan,Hukum Ekonomi Syariah(Jakarta:Kencana,2012),hlm 333
Page 40
29
b) Obligasi syariah mudharabah dapat digunakan untuk pendanaan
umum (general financing), seperti pendanaan modal kerja
ataupun capital expenditure.
c) Mudharabah merupakan pencampuran kerja sama antara modal
dan jasa (kegiatan usaha), sehingga membuat strukturnya
memungkinkan untuk tidak memerlukan jaminan (collateral)atas
aset yang spesifik. Hal ini berbeda dengan struktur yang
menggunakan dasar akad jual beli yang mensyaratkan jaminan
atas aset yang didanai.
d) Kecendrungan regional dan global dari penggunaan struktur
murabahah dan ba’i bi’thaman ajil menjadi mudharabah dan
ijarah.
Adapun ketentuan atau mekanisme obligasi syariah mudharabah
adalah:24
a) Kontrak atau akad nudharabah dituangkan dalam perjanjian
perwaliamanatan.
b) Rasio atau persentase bagi hasil (nisbah) dapat ditetapkan
berdasarkan komponen pendapatan (revenue sharing)atau
keuntungan (profit sharing). Namun berdasarkan fatwa
No.15/DSN-MUI/IX/2000 bahwa yang lebih maslahat adalah
penggunaan revenue sharing.
c) Nisbah bagi hasil dapat ditetapkan secara konstan, meningkat,
24 Muhammad Firdaus,dkk,Konsep Dasar Obligasi Syariah(Yogyakarta:Renaisan, 2005),
hlm 29
Page 41
30
ataupun menurun dengan mempertimbangkan proyeksi
pendapatan emiten, tetapi sudah ditetapkan diawal kontrak.
d) Pendapatan bagi hasil merupakan jumlah pendapatan yang
dibagi hasilkan yang menjadi hak dan oleh karenanya harus
dibayarkan oleh emiten kepada pemegang obligasi syariah. Bagi
hasil yang dihitung berdasarkan perkalian antara nisbah
pemegang obligasi syariah dengan pendapatan/keuntungan yang
dibagi hasilkan yang jumlahnya tercantum dalam laporan
keuangan konsilidasi emiten.
e) Pembagian hasil pendapatan atau keuntungan dapat dilakukan
secara periodik (tahunan, semesteran, kuartalan, maupun
bulanan).
f) Karena besarnya pendapatan bagi hasil akan ditentukan oleh
kinerja aktual emiten, maka obligasi syariah memberikan
indicative return tertentu.
2) Sukuk Ijarah
Obligasi ijarah adalah obligasi syariah berdasarkan akad ijarah,
akad ijarah adalah suatu jenis akad untuk mengambil manfaat dengan
jalan penggantian. Artinya, pemilik harta memberikan hak untuk
memanfaatkan objek yang ditransaksikan melalui penguasaan
sementara atau peminjaman objek dengan manfaat tertentu dengan
membayar imbalan kepada pemilik objek. Ijarah mirip dengan leasing
tetapi tidak sepenuhnya sama. Dalam akad ijarah disertai dengan
Page 42
31
adanya perpindahan manfaat tetapi tidak terjadi perpindahan
kepemilikan.
Ketentuan akad ijarah sebagai berikut:25
a) Objeknya dapat berupa barang (harta fisik yang bergerak, tak
bergerak, harta perdagangan) maupun berupa jasa.
b) Manfaat dari objek dan nilai manfaat tersebut diketahui dan
disepakati oleh kedua belah pihak.
c) Ruang lingkup dan jangka waktu pemakaiannya harus
dinyatakan secara spesifik.
d) Penyewa harus membagi hasil manfaat yang diperolehnya dalam
bentuk imbalan atau sewa upah.
e) Pemakai manfaat (penyewa)harus menjaga objek agar manfaat
yang diberikan oleh objek tetap terjaga.
f) Pemberi sewa haruslah pemlik mutlak.
3) Sukuk Musyarakah
Sukuk musyarakah, yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan
perjanjian atau akad musyarakah dimana dua pihak atau lebih bekerja
sama menggabungkan modal untuk membangun proyek baru,
mengembangkan proyek yang telah ada, atau membiayai kegiatanusaha.
4) Sukuk Istishna
Sukuk istishna, yaitu sukuk yang ditebitkan berdasarkan perjanjian
atau akad istishna dimana para pihak menyepakati jual beli dalam rangka
25Muhammad Firdaus, dkk, Konsep Dasar Obligasi Syariah (Yogyakarta: Renaisan,
2005), hlm 29
Page 43
32
pembiayaan suatu proyek/barang. Harga, waktu penyerahan, dan
spesifikasi barang/proyek ditentukan lebih dahulu berdasarkan
kesepakatan.
a. Struktur Sukuk Mudharabah
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan-Bapepam-LK
Emiten menerbitkan sukuk mudharabah dengan nilai tertentu, dan pada
saat yang bersamaan investor menyerahkan sejumlah dana sebesar nilai sukuk
mudharabah kepada emiten.Penerbitan sukuk tersebut memiliki struktur
sebagai berikut:
1) Dana hasil emisi sukuk digunakan untuk meningkatkan aktiva produktif
yang akan disalurkan pada pembiayaan murabahah.
2) Dari kegiatan usaha dalam bentuk pembiayaan murabahah kepada
Page 44
33
nasabah, diperoleh pendapatan margin yang kemudian dipisahkan dan
didistribusikan sesuai dengan proporsi sumber dana pembiayaan
murabahah yang berasal dari dana sukuk, dana emiten dan dana pihak
ketiga.
3) Pendapatan margin yang berasal dari dana sukuk, didistribusikan sebagai
pendapatan bagi hasil kepada investor dan emiten dalam suatu periode
yang telah ditentukan sesuai dengan nisbah yang disepakati.
4) Pada saat jatuh tempo, emiten membayar kembali modal kepada investor
sebesar nilai sukuk pada saat penerbitan.
E. Hubungan Sukuk Mudharabah Dengan Laba Bersih
Sukuk mudharabah adalah surat berharga yang diterbitkan
berdasarkan akad bagi hasil atau mudharabah, dimana satu pihak
menyediakan modal (rab-al- maal/shahibul maal) dan pihak lainnya
menyediakan tenaga dan keahlian (mudharib), keuntungan dari kerjasama
tersebut akan dibagi berdasarkan proporsi perbandingan yang disepakati
sebelumnya. Kerugian yang timbul akan ditanggung sepenuhnya oleh
pihak penyedia modal, sepanjang kerugian tersebut tidak ada unsur niat
tidak baik dari mudharib.
Selisih lebih antara harga penjualan yang lebih besar dan harga
pembelian atau biaya produksi; keuntungan (yang diperoleh dengan
menjual barang lebih tinggi dari pada pembeliannya. Keterkaitan antara
sukuk (obligasi syariah) dengan laba bersih, yaitu sebelum menerbitkan
sukuk (obligasi syariah) sebuah perusahaan pasti sudah memikirkan
Page 45
34
dengan berbagai pertimbangan tentang dana segar beserta keuntungan
yang akan diperoleh oleh perusahaan tersebut. Hal tersebut dikarenakan
pada dasarnya suatu perusahaan mengambil sebuah kebijakan pasti tidak
terlepas dari mencari suatu keuntungan, begitu pula ketika mengambil
kebijakan menerbitkan sukuk (obligasi syariah). Dengan menerbitkan
sukuk (obligasi syariah) suatu perusahaan akan mendapatkan keuntungan
atau keuntungan yang didapat perusahaan meningkat.
F. Pasar Modal Syariah
1. Pengertian Pasar Modal Syariah
Pasar modal syariah adalah kegiatan yang bersangkutan dengan
penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang
berkaitan dengan efek yang diterbitkannya serta lembaga dan profesi
yang berkaitan dengan efek yang menjalankan kegiatannya sesuai
dengan prinsip syariah islam.
Seperti diketahui,bentuk ideal dari pasar modal dapat dicapai
dengan terpenuhinya pilar pasar modal, yaitu: Emiten dan Efek yang
diterbitkannya memenuhi kaidah keadilan, kehati-hatian,dan
transparansi. Definisi pasar modal sesuai dengan undang-undang
nomor 8 tahun 1995 tentang pasar modal (UUPM) adalah kegiatan
yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,
perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,
serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Berdasarkan definisi tersebut, terminologi pasar modal syariah
Page 46
35
dapat diartikan sebagai kegiatan dalam pasar modal sebagaimana
yang diatur dalam UUPM yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah. Oleh karena itu,pasar modal syariah bukanlah suatu sistem
yang terpisah dari sistem pasar modal secara keseluruhan. Secara
umum kegiatan pasar modal syariah tidak memiliki peredaan dengan
pasar modal konvensional, namun terdapat beberapa karakteristik
kusus pasar modal syariah yaitu bahwa produk dan mekanisme
transaksi tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.26
Penerapan prinsip syariah dipasar modal tentunya bersumberkan
pada Al-Quran sebagai sumber hukum tertinggi dan Hadis Nabi
Muhammad SAW. Selanjutnya dari kedua sumber hukum tersebut
para ulama melakukan penafsiran yang kemudian disebut ilmu fiqih.
Salah satu pembahasan dalam ilmu fiqih adalah muamalah, yaitu
hubungan diantara sesama manusia terkait perniagaan. Berdasarkan
itulah kegiatan pasar modal syariah dikembangkan dengan basis
fiqih muamalah. Terdapat kaidah fiqih muamalah yang menyatakan
bahwa pada dasarnya semua bentuk muamalah boleh dilakukan
kecuali ada dalil yang mengharamkannya. Konsep inilah yang
menjadi prinsip pasar modal syariah di indonesia.
1. Dasar Hukum Pasar Modal Syariah
Al-Quran:
1) Surat Al-Baqarah (2) ayat 275:
26 Jeni Susyani,Pengelolaan Lembaga Keuangan Syariah(Malang:Empat
Dua,2016),hlm.196
Page 47
36
⧫❑➔→⧫❑⧫
⧫❑❑→⧫☺❑→⧫
⧫⧫⬧▪
☺⬧❑⬧
☺⧫❑⧫
◆⧫⧫▪
◆❑⧫☺⬧◼◆
⬧→❑⧫◼▪⧫⬧
⬧⬧⧫◼◼◆◼
⧫◆⧫⬧⬧
⬧➔→
Artinya: “orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat
berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan
syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang
demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah
telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-
orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya,
lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa
yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali
(mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya”.
2) Surat Al-Ma’idah (5) ayat 1:
⧫❑⧫◆
❑➔❑→➔
⬧➔☺◆➔⧫
◼◼⧫◆⧫➔
◆
⧫⬧⧫
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad
itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan
dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak
menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji.
Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang
dikehendaki-Nya”.
3) Surat An-Nisa’ (4) ayat 29:
Page 48
37
⧫❑⧫◆
❑➔→⬧⬧◆❑→⧫
⧫❑⬧⧫
⧫⧫⬧◆❑➔⬧
→⧫
☺◆
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di
antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”.
Hadist:
1) “Tidak halal (memberikan) pinjaman dan penjualan, tidak
halal (menetapkan) dua syarat dalam satu jual beli, tidak halal
keuntungan sesuatu yanh tidak ditanggung resikonya, dan
tidak halal (melakukan) penjualan sesuatu yang tidak ada
padamu”(HR.Al Khomsah dari ‘amr bin Syu’aib dari ayahnya
dari kakeknya).
2) “Rasulullah SAW melarang jual beli (yang mengandung)
grarar” (HR.AL-Baihaqi dari Ibnu Umar)
3) “Janganlah kamu menjual sesuatu yang tidak ada padamu”(
HR.AL Khomsah dari Hukaim bin Hizam)27
2. Fungsi dan Karakteristik Pasar Modal Syariah
Pasar modal berperan menjalankan dua fungsi secara simulasi
berupa fungsi ekonomi dengan mewujudkan pertemuan dua
kepentingan, yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana dengan
pihak yang memerlukan dana, dan fungsi keuangan dengan
27 Jeni Susyani,Pengelolaan Lembaga Keuangan Syariah(Malang:Empat Dua,2016),hlm
197-198
Page 49
38
memberikan kemungkinan dan kesempatan untuk memperoleh
imbalan bagi pemilik dana melalui investasi. Pada fungsi keuangan,
pasar modal berperan sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau
sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari
masyarakat pemodal (investor). Dana yang didapat dari pasar modal
dapat digunakan untuk mengembangkan usaha, ekspansi,
penambahan modal kerja dan lain-lain. Sedangkan pada fungsi yang
kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk
berinvestasi pada instrumen-instrumen keuangan seperti saham,
obligasi, sukuk, reksa dana dan lain-lain.dengan demikian,
masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai
dengan karakteristik keuntungan dan resiko masing-masing
instrumen.
Pasar modal juga mampu menjadi tolak ukur kemajuan perekonomian
suatu negara. Pasar modal memungkinkan percepatan pertumbuhan
ekonomi dengan memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk dapat
memanfaatkan dana langsung dari masyarakat tanpa harus menunggu
tersedianya dana dari operasi perusahaan.
Ada beberapa manfaat pasar modal, yaitu:
a. Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha
sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal.
b. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan
upaya diversifikasi.
Page 50
39
c. Menyediakan leading indicator bagi tren ekonomi suatu negara.
d. Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat
menengah.
e. Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme, menciptakan
iklim perusahaan yang sehat.
f. Menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik.
Sedangkan menurut MM. Metwally keberadaan pasar modal syariah
secara umum berfungsi:
a. Memungkinkan bagi masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan bisnis
dengan memperoleh bagian dari keuntungan dan resikonya.
b. Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna
mendapatkan likuiditas.
c. Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk
membangun dan mengembangkan lini produksinya.
d. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada
harga saham yang merupakan ciri umum pada permodalan konvensional.
e. Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja
kegiatan bisnis sebagaimana tercermin pada harga saham.28
2. Tindakan Dalam Transaksi Efek yang Tidak Sesuai Prinsip Syariah
a. Tadlis: Tindakan menyembunyikan informasi oleh pihak penjual dengan
tujuan untuk mengelabui pihak pembeli.
b. Taghris: Upaya mempengaruhi orang lain, baik dengan ucapan maupun
28 Andi Soemitra,Bank dan Lembaga Keuangan Syariah(Jakarta:Prenadamedia
Group,2009), hlm 112-124
Page 51
40
tindakan yang mengandung kebohongan agar orang lain terdorong untuk
melakukan transaksi.
c. Najsy: Upaya menawar barang-barang dengan harga yang lebih tinggi
oleh pihak yang tidak bermaksud membeli, untuk menimbulkan kesan
banyak pihak yang berminat membelinya(penawaran palsu).
d. Ikhtikar: Upaya membeli suatu barang yang sangat diperlukan
masyarakat pada saat harga mahal dan menimbunnya dengan tujuan
untuk menjual kembali pada saat harga lebih mahal.
e. Ghisysy: Salah satu bentuk tadlis yaitu penjual menjelaskan/memaparkan
keunggulan/keistimewaan barang yang dijual tetapi menyembunyikan
kecacatannya.
f. Ghabn Fahisy: Adalah ghabn (ketidak seimbangan antara dua barang
yang dipertukarkan dalam suatu akad) tingkat berat,seperti jual beli atas
barang dengan harga jauh dibawah pasar.
g. Bai’ Al Ma’dum: Jual beli yang objeknya (mabi’) tidak ada pada saat
akad.
h. Bai’ Al Maksyuf: Jual beli secara tunai atas efek padahal penjual tidak
memiliki efeknya. 29
G. Kerangka Pemikiran
29Jeni Susyani,Pengelolaan Lembaga Keuangan Syariah(Malang:Empat
Dua,2016),hlm.198-199
Sukuk Mudharabah
(Variabel X)
Laba Bersih
(Variabel Y)
Page 52
41
Penjelasannya:
1. Sukuk mudharabah yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan
perjanjian atau akad mudharabah dimana satu pihak menyediakan
modal dan pihak lain menyediakan tenaga dan keahlian (mudharib),
keuntungan dari kerja sama tersebut akan dibagi berdasarkan
perbandingan yang telah disetujui sebelumnya. Dalam hal ini, sukuk
mudharabah sebagai variabel independen atau bebas (X) dan diukur
melalui nilai laba bersih (Y). Kemudian dianalisis dan diuji
menggunakan regresi linearsederhana.
2. Menurut Wild, Subramanyam dan Halsey laba bersih adalah laba dari
bisnis perusahaan yang sedang berjalan setelah bunga dan pajak.
Soemarso menjelaskan bahwa laba bersih (net income) merupakan
selisih lebih semua pendapatan dan keuntungan terhadap semua biaya-
biaya kerugian.Hal ini untuk melihat sejauh mana perkembangan
perusahaan pada saat menerbitkan sukuk mudharabah melalui
indikator laba bersih dari tahun2014-2019.
H. Hipotesis
Setelah selesai mengidentifikasi variabel-variabel yang relevan
dalam penelitian, dan telah pula menetapkan hubungan antar variabel
dengan argumentasisecara logis dan teoritis dalam kerangka kerja teoritis,
maka tugas peneliti selanjutnya adalah membuat hipotesis tentang
hubungan antar variabel tadi.
Hipotesis adalah pernyataan sementara namun dapat diuji dan
Page 53
42
dapat untuk memprediksi apa yang ingin ditemukan peneliti dalam data
empiris peneliti, hipotesis dinyatakan sebagai jawaban sementara terhadap
rumusan masalah karena jawaban tersebut hanya didasarkan pada teori
yang relevan dan hasil penelitian sebelumnya.Hipotesis sebagai
pernyataan mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih yang
mengakibatkan adanya implikasi untuk pengujian hubungan tersebut.30
Berikut hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Hipotesis Nol (𝑯𝒐)
Ho= Sukuk mudharabah tidak berpengaruh signifikan terhadap laba
bersih.
2. Hipotesis alternatif (𝐻𝑎)
Hα : Sukuk mudharabah berpengaruh signifikan terhadap laba bersih .
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian dalam skripsi ini penulis menggunakan pendekatan secara
kuantitatif, Metode penelitian kuantitatif adalah metode yang penyajian
datanya didominasi dalam bentuk angka dan analisis data yang digunakan
30 Syaiful Bahri,Metodologi Penelitian Bisnis (Yogyakarta:Andi,2018),Hlm 39-40
Page 54
43
bersifat statistik dengan tujuan mengujihipotesis.31
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
korelasi asosiatif yang bertujuan mengetahui hubungan atau pengaruh antara
dua variabel atau lebih, pembangunan hubungan dan pengaruh antar variabel
harus didasarkan pada teori. Dalam menganalisis data, digunakan alat bantu
komputer seperti software yang dapat dipakai untuk membantu pengolahan
data dalam mengaplikasikan teori-teori statistik untuk menyajikan suatu fakta
atau mendeskripsikan statistik dan untuk menunjukkan hubungan variabel.32
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah perusahaan-perusahaan yang menerbitkan sukuk
mudharabah yang terdaftar di bursa efek indonesia pada periode 2014-2019.
C. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang
diperoleh secara tidak langsung dan melalui media perantara, berasal dari
sumber-sumber yang telah ada atau data sudah tersedia dan dikumpulkan oleh
pihak lain. Data sekunder berupa dokumentasi perusahaan baik yang
dipublikasikan maupun tidak dipublikasikan dan diperoleh dengan cara teknik
dokumentasi.
Data sekunder yang dimaksud dalam penelitian ini berupa laporan
keuangan yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan
melalui website (IDX)www.idx.co.id dan website resmi dari perusahaan
terdaftar dan untuk memperoleh data obligasi syariah atau sukuk maka penulis
31Syaiful Bahri,Metodologi Penelitian Bisnis (Yogyakarta:Andi,2018),Hlm 85 32Syaiful Bahri,Metodologi Penelitian Bisnis (Yogyakarta:Andi,2018), Hlm 17
Page 55
44
memperoleh data dari website Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
yaituwww.ojk.co.id serta buku dan referensi lain yang berkaita dengan
penelitian.33
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
keseluruhan objek penelitian dan memenuhi karakteristik tertentu.
Menurut Sekaran dan Bougie populasi adalah kelompok orang,kejadian,
atau hal-hal menarik dan selanjutnya peneliti ingin menginvestigasi dan
membuat opini.
Objek dan populasi diteliti, hasilnya dianalisis, disimpulkan, dan
kesimpulan itu berlaku untuk seluruh populasi. Penelitian populasi hanya
dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan subjeknya tidak terlalu
banyak.34
Populasi yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah seluruh
perusahaan yang menerbikan sukuk mudharabah dan terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) serta mempublikasikan laporan keuangan perusahaan
tersebut dari tahun 2014-2019. Jumlah populasi sebanyak 14 perusahaan
yang menerbitkan sukuk mudharabah dari tahun 2014-2019.
Tabel 3.1
Populasi Penelitian
No Nama Perusahaan Struktur/Akad
1. PT.Bank Internasional Indonesia Tbk Mudharabah
33Syaiful Bahri,Metodologi Penelitian Bisnis (Yogyakarta:Andi,2018),Hlm 82 34SuharsimiArikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (edisi revisi, cet. 14),
Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010, hlm.174
Page 56
45
2. PT.Bank BNI Syariah Mudharabah
3. PT.Adira Dinamika Multifinance Tbk Mudharabah
4. PT.Bank Pembangunan Daerah Sumatra Barat Mudharabah
5. PT.Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan
Sulawesi Barat
Mudharabah
6. PT.Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk Mudharabah
7. PT.Bank BRI Syariah Mudharabah
8. PT.Bank Maybank Indonesia Tbk Mudharabah
9. PT.Astra Sedaya Finance Mudharabah
10. Lembaga Pembiayaan Expor Indonesia (Indonesia
Eximbank)
Mudharabah
11. PT.Sarana Multi Infrastruktur Mudharabah
12. PT.Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry Mudharabah
13. PT.Bank Cimb Niaga Tbk Mudharabah
14. PT.Sarana Multigriya Finansial Mudharabah
Sumber:www.ojk.co.id
2. Sampel
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diambil melalui cara-
cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, sampel akan diambil
jika penelitian tidak sanggup untuk melakukan penelitian dengan
mengambil data langsung dari populasi. Suatu penelitian harus dapat
melakukan pengambilan data terhadap poulasi, namun bila terdapat
keterbatasan sumber daya sehingga hal itu tidak memungkinkan maka
penelitian akan mengambil sampel dengan harapan penelitian terhadap
Page 57
46
sampel dapat memprediksi kondisi dari populasi.35
Adapun pengambilan sampel dalam penelitianini adalah dengan
menggunakan sampel bertujuan atau purposive sampling.36Yaitu
menentukan sampel penelitian dengan berdasarkan tujuan terentu, namun
penentuan sampel ini berdasarkan syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi
yaitu:
1) Pengambilan sampel harus didasarkan atas cirri-ciri sifat-sifat atau
karakteristik tertentu, yang merupakan cirri-ciri pokok populasi.
2) Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek
yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi
(key subjectis).
3) Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam
studi pendahuluan.
Adapun kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1) Perusahaan yang menerbitkan sukuk mudharabah dari tahun 2014-2019
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia(BEI).
2) Merupakan perusahaan yang terbuka dan mempublikasikan laporan
keuangan setiap tahun dari tahun 2014- 2019.
Berdasarkan kriteria sampel diatas dan perolehan data statistik
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), terdapat 14 perusahaan menerbitkan sukuk
mudharabah.Perusahaan tersebut diseleksi kembali sesuai dengan kriteria
35Syaiful Bahri, Metodologi Penelitian Bisnis (Yogyakarta: Andi, 2018), Hlm 51-52 36SuharsimiArikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (edisi revisi, cet. 14),
Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010, hlm.177
Page 58
47
yang sudah ditetapkan. Seleksi sampel dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.2
Sampel Penelitian
No Kriteria Jumlah
Perusahaan
1. Perusahaan yang menerbitkan sukuk mudharabah 14
2. Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan
keuangan
4
Jumlah Sampel 10
Sumber:www.ojk.co.id
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 14 perusahaan menerbitkan
sukuk mudharabah, sebanyak 10 perusahaan yang terpilih menjadi sampel
penelitian yang ditentukan melalui penyaringan penetapan kriteria sampel
yang mendukung dalam proses penelitian.Pada table diatas menunjukkan 4
perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan keuangannya.Tabel diatas
menunjukkan 10 sampel dengan perusahaan target, serta tanggal melakukan
penerbitan sukuk mudharabah.
Adapun daftar sampel dalam penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Nilai Sukuk Mudharabah
No Nama Perusahaan Tahun Terbit Nilai Sukuk(Dalam
Milyar Rupiah)
1. PT.Bank BNI Syariah 2015 500
2. PT.Adira Dinamika
Multifinance Tbk
2015,2017 500
3 PT.Bank Pembangunan Daerah
Sumatra Barat
2015 100
4 PT.Bank Pembangunan Daerah
Sulawesi Selatan & Sulawesi
Barat
2016 50
5 PT.Tiga Pilar Sejahtera Food
Tbk
2016 1.200
Page 59
48
6 PT.Bank BRI Syariah 2016 1.000
7 PT.Bank Maybank Indonesia
Tbk
2017 266
8 PT.Sarana Multi Infrastruktur 2018 1.000
9 PT.Lontar Papyrus Pulp &
Paper Industry
2018 2.500
10 PT.Bank CIMB Niaga Tbk 2018 1.000
Sumber:www.ojk.co.id
E. Defenisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah penjelasan definisi dari variabel yang
telah dipilih oleh peneliti. Operasional adalah penentuan construct sehingga
menjadi variabel yang dapat diukur, peneliti perlu menetapkan cara
pengukuran variabel tersebut agar dapat memperoleh nilai yang tepat untuk
variabel tersebut. Proses penentuan ukuran suatu variabel tersebut dikenal
dengan nama operasionalisasi variabel dan merupakan jembatan yang
menghubungkan conceptual-theoretical level dengan empirical-
observatonallevel, definisi operasional memungkinkan bagi peneliti yang lain
untuk melakukan replika pengukuran dengan cara yang sama atau
mengembangkan cara pengukuran yang lebih baik.37Defenisi operasional
variabel merupakan penjelasan dari masing-masing variabel yang digunakan
dalam penelitian terhadap indikator-indikator yang membentuknya. Defenisi
operasional penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.4
Defenisi Operasional Variabel
No Variabel Defenisi Indikator
1 Sukuk
Mudharabah (X)
Berdasarkan Fatwa Dewan
Syariah Nasional (DSN)
Nomor 32/DSN-
1. Merupakan bukti
kepemilikan suatu
asset berwujud atau
37Syaiful Bahri, Metodologi Penelitian Bisnis (Yogyakarta: Andi, 2018), Hlm 137
Page 60
49
MUI/IX/2002 menjelaskan
bahwa yang dimaksud
obligasi syariah adalah
sebuah surat berharga
jangka panjang berdasarkan
prinsip syariah yang
dikeluarkan oleh emiten
kepada pemegang obligasi
syariah yang mewajibkan
emiten untuk membayar
pendapatan kepada
pemegang obligasi syariah
berupa bagi
hasil/margin/fee, serta
pembayaran kembali dana
obligasi pada saat jatuh
tempo.
hak manfaat (benefit
title)
2. pendapatan berupa
imbalan (kupon),
marjin, dan bagi
hasil, sesuai jenis
akad yang digunakan
3. terbebas dari unsur
riba, gharar, dan
maysir
4. penerbitannya
melalui special
purpose vehicle
(SPV)
5. Memerlukan
underlying asset
6. penggunaan
proceeds harus sesuai
prinsip syariah
2 Laba Bersih (Y) Menurut Wild,
Subramanyam dan Halsey
laba bersih adalah laba dari
bisnis perusahaan yang
sedang berjalan setelah
bunga dan pajak. Soemarso
menjelaskan bahwa laba
bersih (net income)
merupakan selisih lebih
semua pendapatan dan
keuntungan terhadap semua
biaya-biaya kerugian.
1. Pendapatan
2. Beban
3. Biaya
4. Untung rugi
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode dokumentasi merupakan sebuah metode pengumpulan data melalui
sumber data sekunder adalah dokumentasi, dokumentasi merupakan teknik
pengumpulan data yang tidak ditujukan langsung kepada subjek peelitian serta
dokumen yang diteliti dapat berbagai jenis dan tidak hanya dokumen resmi
bisa berupa buku harian, surat pribadi, laporan, notulen rapat dan dokumen-
Page 61
50
dokumen lainnya, dokumen-dokumen penelitian dapat berupa data internal
dan data eksternal.38
G. Teknik Analisis Data
1. Asumsi Klasik
a. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah model regresi linear ada
korelasi diantara data pengamatan, dimana munculnya data tidak
dipengaruhi oleh data yang sebelumnya. Jika terjadi korelasi maka
dinamakan ada problem autokorelasi. Masalah Autokorelasi sering
terjadi pada data time series (data runtun waktu).39
b. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah residual model
regresi yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji ini
menginginkan model yang dihasilkan mempunyai nilai residual yang
menyebar normal atau dengan kata lain untuk mengetahui normal
atau tidaknya suatu distribusi data.
2. Regresi Linear Sederhana
Pada prinsipnya model regresi linier merupakan satu model yang
parameternya linier dan secara kuantitatif dapat digunakan untuk
menganalisis pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya. Dalam
suatu persamaan regresiyang hanya terdapat satu variabel bebas, maka
model tersebut dikenal dengan sebutan regresi liniersederhana.
38 Syaiful Bahri, Metodologi Penelitian Bisnis (Yogyakarta: Andi, 2018), Hlm 103 39Achmad Sani Supriyanto, Vivin Maharani, Metodologi Penelitian Manajemen Sumber
Daya Manusia Toeri, Kuesioner, dan Analisis Data, (Malang: UIN-Maliki Press, 2013), hlm 72
Page 62
51
Adapun persamaan dalam regresi linier sederhana adalah sebagai
berikut:
Y= a+bX+e
Keterangan :
X = Sukuk Mudharabah sebagai (independen)
Y = Laba Bersih (dependen)
a =Nilai konstanta
b = Koefisienregresi
e = Eror
Dari data yang sudah dikumpulkan dan tersusun secara sistematis,
kemudian akan dianalisis dalam menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu
menguraikan data dalam kalimat- kalimat yang jelas, terperinci sehingga
analisis akan mudah dilakukan dalam penarikan suatu kesimpulan.40
3. Koefisien Korelasi (r)
Koefisien Korelasi adalah bilangan yang menyatakan kekuatan
hubungan antara dua variabel atau lebih atau juga dapat menentukan arah
dari kedua variabel. Untuk kekuatan hubungan, nilai koefisien korelasi
berada di antara -1 dan 1, sedangkan untuk arah dinyatakan dalam bentuk
positif (+) dan negatif (-).
Misalnya :
40Nahrowi D Nachrowi, Hardius Usman, Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika:
Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan”, LPFEUI, Jakarta, 2006, hlm 7-8
Page 63
52
a. Apabila r = -1 artinya korelasi negarif sempurna, maksudnya
terjadi hubungan bertolak belakang antara variabel X dan
variabel Y, bila variabel X naik maka variabel Y turun.
b. Apabila r =1 artinya korelasi positif sempurna, maksudnya
terjadi hubungan searah variabel X dan variabel Y, bila variabel
X naik aka variabel Y akan naik.41
4. Uji Hipotesis
a. Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien Determinasi digunakan untuk menentukan besarnya
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai R² dapat dicari
dengan mengguanakan rumus: R² = 𝐸𝑆𝑆
𝑇𝑆𝑆
Dimana:ESS = rata-rata kuadrat regresi
TSS = jumlah total kuadrat
R² = koefisien determinasi
Dimana: 0 ≤ R² < 1
a) Jika R² = 0, berarti tidak ada hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat.
b) Jika R² = mendekati nol, berarti hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat sangat lemah.
c) Jika R² = mendekati 1, berarti hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat adalah kuat.
41Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perbandingan
Perhitungan Manual dan SPSS, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2013), hlm 283
Page 64
53
d) Jika R² = 1, berarti hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat adalah sangat kuat.
b. Uji T
Uji-t bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh masing-
masing variabel independen secara persial terhadap variabel dependen.
Uji-t dilakukan dengan membandingkan nilai t-test dengan nilai t-tabel
atau bisa juga dengan membandingkan dengan nilai t-test dengan nilai t-
tabel. Hipotesis yang bisa dikemukakan adalah :
H₀ : koefisienan regresi tidak signifikan
H₁ : koefisienan regresi signifikan
𝑇𝑡𝑒𝑠𝑡 =𝛽𝑖
𝑆𝑒 (𝛽𝑖)
Dimana: T-test = nilai t-test
𝑆𝑒(𝛽𝑖) = Standar error dari (𝛽𝑖)
𝛽𝑖= Koefisien regresi dari (𝛽𝑖)
Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan statistik t dengan kriteria
pengambilan keputusan sebagai berikut:
1) Nilai signifikansi > 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak, artinya
variabel independen secara individu tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen.
2) Nilai signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima, artinya
variabel independen secara individual dan signifikan berpengaruh
terhadap variabel dependen.
Page 65
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
A. Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia (BEI)
1. Sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI)
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia
merdeka.Pasar modal ataubursa efek telah hadir sejak zaman colonial
Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia.Pasar modal ketika
itu didirikan oleh pemerintah colonial atau VOC.
Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan
dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan,
bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami
kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa factor seperti
Page 66
55
perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah
colonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi
yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan
sebagaimana semestinya.
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal
pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal
mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi
yang dikeluarkan pemerintah.
Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia
dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.1
Sejarah BEI (Bursa Efek Indonesia)
Desember 1912 • Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di
Batavia oleh pemerintah Hindia Belanda
1914-1918 • Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang
Dunia I
1925-1942 • Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama
dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya
Awal tahun
1939 • Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa
Efek di Semarang dan Surabaya di tutup
1942-1952 • bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama
Perang Dunia II
1956 • Program nasionalisasi perusahaan Belanda.
Bursa Efek semakin tidak aktif
1956-1977 • Perdagangan di Bursa Efek Vakum
10 Agustus 1977 • Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden
Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM
(Badan Pelaksana Pasar Modal). Pengaktifan
kembali pasar modal ini juga ditandai dengan
go public PT Semen Cibonong sebagai emiten
pertama
1977-1987 • Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah
emiten hingga 1987 baru mencapai 24.
Masyarakat lebih memilih instrument
Page 67
56
perbankan dibandingkan instrument Pasar
Modal
1987 • Ditandai dengan hadirnya Paket Desember
1987 (PAKDES) yang memberikan
kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan
Penawaran Umum dan investor asing
menanamkan modal di Indonesia
1988-1990 • Paket deregulasi dibidang perbankan dan Pasar
Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk
asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat
2 Juni 1988 • Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi
dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang
dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya
terdiri dari broker dan dealer.
Desember 1988 • Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88
(PAKDES 88) yang memberikan kemudahan
perusahaan untuk go public dan beberapa
kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan
pasar modal
16 Juni 1989 • Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi
dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik
swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya
13 Juli 1992 • Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah
menjadi Badan Pengawas Pasar Modal.
Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ
22 Mei 1995 • System Otomasi perdagangan di BEJ
dilaksanakan dengan system computer JATS
(Jakarta Automated Trading Systems)
10 November
1995 • Pemerintah mengeluarkan Undang-undang
No.8 tahun 1995 tentang pasar modal. Undang-
Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari
1996
1995 • Bursa Paralel Indonesia marger dengan Bursa
Efek Surabaya
2000 • System Perdagangan Tanpa Warkat (scripless
trading) mulai diaplikasikan di pasar modal
Indonesia
2002 • BEJ mulai mengaplikasikan system
perdagangan jarak jauh (remote trading)
2007 • Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke
Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama
menjadi Bursa Efek Indonesia)
02 Maret 2009 • Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru
PT Bursa Efek Indonesia
Sumber : Bursa Efek Indonesia
Page 68
57
2. Visi dan Misi
Visi :Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia
Misi :Menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten,
melalui pemberdayaan Anggota Bursa dan Partisipan, pencapaian nilai
tambah, efisiensi biaya serta penerapan goog governance.
3. Program BEI
Berikut adalah program yang dilaksanakan oleh BEI:
a. Program pendidikan
Salah satu upaya yang dilakukan Bursa Efek Indonesia
(BEI) untuk meningkatkan jumlah pemodal local adalah dengan
mengadakan sosialisasi dan edukasi Pasar Modal kepada
masyarakat, mengingat pemahaman masyarakat tentang pasar
modal saat ini masih belum merata dan masih banyak yang belum
memahami bagaimana cara berinvestasi di pasar modal. Program
sosialisasi dan edukasi ditujukan kepada ibu rumah tangga,
professional, pensiunan, mahasiswa, pelajar dan kelompok
masyarakat lainnya, melalui berbagai program sosialisasi dan
edukasi yang beragam. Salah satunya adalah program Sekolah
Pasar Modal, yang telah sukses dilaksanakan dalam 6 (enam)
tahun berturut-turut sejak 2006.
b. Galeri Investasi BEI
Page 69
58
Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah sarana
untuk memperkenalkan Pasar Modal sejak dini kepada dunia
akademisi. Galeri Investasi BEI berkonsep 3 in 1 yang merupakan
kerjasama antara BEI, Perguruan Tinggi dan perusahaan Sekuritas
diharapakn tidak hanya memperkenalkan Pasar Modal dari sisi
teori saja akan tetapi juga prakteknya. Kedepaannya, melalui
Galeri Investasi BEI yang menyediakan real time information
untuk belajar menganalisa aktivitas perdagangan saham,
diharapkan dapat menjadi jembatan menuju penguasaan ilmu
pengetahuan beserta prakteknya di pasar modal.
c. Kantor Perwakilan BEI
Dalam rangka pengembangan pasar, Bursa Efek Indonesia
(BEI) melakukan pendekatan langsung kepada calon pelaku pasar
melalui beberapa jalur.Salah satunya adalah dengan pendirian
Kantor Perwakilan (KP) BEI di daerah-daerah yang potensial.
Pada awalnya, pendirian KP BEI dimaksudkan sebagai
perintis/pembuka jalan bagi Anggota Bursa untuk beroperasi di
suatu daerah yang potensial.KP BEI dapat pula didirikan pada
kota-kota yang telah terdapat perusahaan sekuritas, namun
dipandang masih memiliki potensi besar untuk lebih
dikembangkan lagi.Kegiatan-kegiatan di KP BEI meliputi
berbagai usaha untuk meningkatkan jumlah pemodal local dan
perusahaan tercatat dari daerah dimana KP BEI berada dan
Page 70
59
sekitarnya. Jangkauan kegiatan sosialisasi dan edukasi KP BEI
tidak hanya di kota tempat KP BEI berada, namun juga di daerah-
daerah sekitarnya.
Saat ini Bursa Efek Indonesia memiliki 19 KP BEI yaitu
Banda Aceh, Medan, Padang, Riau, Batam, Lampung, Bandung,
Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Denpasar, Pontianak,
Banjarmasin, Balikpapan, Makassar, Manado, Jayapura,
Palembang, dan Jambi.
d. Indonesia Capital Market Electronic Library (ICaMEL)
PT Bursa Efek Indonesia, sebagai Self Regulatory
Organization (SRO),bersama-sama dengan PT Kliring
Penjaminan Efek Indonesia dan PT Kustodian Sentral Efek
Indonesia memiliki komitmen untuk menyediakan informasi serta
edukasi terkait Pasar Modal bagi masyarakat Indonesia. Sebagai
salah satu wujud komitmen SRO tersebut, dan dukungan serta
arah Bapepam-LK, SRO mendirikan sebuah Institusi baru (dalam
bentuk Perseroan Terbatas) yaitu PT Indonesian Capitas Market
Electronic Library (ICaMEL).
Fungsi ICaMEL adalah mengumpulkan dan menyediakan
data atau informasi yang terbuka untuk umum terkait dengan
Pasar Modal dalam rangka memperluas pengetahuan dan
pendidikan Pasar Modal kepada masyarakat luas. ICaMEL
bertujuan untuk: a) menjadi centre of excellence pusat informasi
Page 71
60
pasar modal di Indonesia, b) menyediakan akses data dan
informasi terkait Pasar Modal. c) menjadi pusat rujukan bagi para
peminat dan pelaku Pasar Modal melalui program-peogram
edukasi, seminar dan kursus terkait pasar modal.
B. Gambaran Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang
konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2014-
2019 yang juga mempublikasikan laporan keuangan setiap tahun periode
penelitian. Adapun perusahaan yang terpilih menjadi sampel dalam
penelitian ini terdapat 10 perusahaan dengan kriteria yang ditentukam oleh
peneliti dengan metode purposive sampling, yaitu:
Tabel 4.2
Sampel Perusahaan
No Nama Perusahaan Tahun
Terbit
Nilai Sukuk(Dalam
Milyar Rupiah)
1. PT.Bank BNI Syariah 2015 500
2. PT.Adira Dinamika
Multifinance Tbk
2015,2017 500
3 PT.Bank Pembangunan Daerah
Sumatra Barat
2015 100
4 PT.Bank Pembangunan Daerah
Sulawesi Selatan & Sulawesi
Barat
2016 50
5 PT.Tiga Pilar Sejahtera Food
Tbk
2016 1.200
6 PT.Bank BRI Syariah 2016 1.000
7 PT.Bank Maybank Indonesia
Tbk
2017 266
8 PT.Sarana Multi Infrastruktur 2018 1.000
9 PT.Lontar Papyrus Pulp &
Paper Industry
2018 2.500
10 PT.Bank CIMB Niaga Tbk 2018 1.000
Sumber:www.ojk.co.id
Page 72
61
C. Hasil Analisis Data
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan data-data
yang diperoleh berdasarkan metode sampel yang digunakan yaitu
purposive sampling.Dari hasil olah data yang dilakukan dapat
dijelaskan mengenai variable-variabel yang terdapat pada model
regresi linear sederhana.
a) Variabel sukuk mudharabah
Data penerbitan sukuk mudharabah tahun 2014-2019
berdasarkan kriteria penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3
Tabel Data Variabel Sukuk Mudharabah
No Nama
Perusahaan
Nilai Sukuk Mudharabah Tahun (Dalam
Milyaran Rupiah)
2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 BBNI 500 500 750 750 750 800
2 ADMF 446 831 190 701 768 637
3 BSBR 100 100 125 125 790 835
4 OBL BKLJ 50 50 50 75 75 80
5 AISA 500 500 1.200 1.200 1.200 1.200
6 BRIS 500 500 1.000 1.000 1.000 1.000
7 BBII 300 300 700 266 500 500
8 SMII 2.000 2.000 500 500 1.000 3.000
9 APP 500 500 2.500 2.500 2.500 2.500
10 BNGA 441 635 559 429 1.000 936
Sumber:www.idx.co.id
Tabel 4.4
Statistik deskriptif Sukuk Mudharabah
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Page 73
62
Sukuk Mudharabah 60 50.00 3000.00 799.0667 707.68689
Valid N (listwise) 60
Sumber: Data Olahan SPSS 23, 2020
Berdasarkan tabel 4.4 diatas statistik deskriptif
menunjukkan bahwa nilai minimum sukuk mudharabah sebesar
Rp50.000.000.000,-, dan nilai maximal sebesar Rp
3.000.000.000.000,-, serta nilai mean sukuk mudharabahsebesar
Rp 799.066.000.000,-
b) Variabel Laba Bersih
Data laba bersih perusahaan yang menerbitkan sukuk
mudharabah tahun 2014-2019 dapat dilihat pada tabel 4.5
dibawah ini :
Tabel 4.5
Data Variabel Laba Bersih
No Kode Nilai Laba Bersih Tahun (Dalam Milyaran Rupiah)
2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 BBNI 163 228,52 277,38 306,68 416,08 461,96
2 ADMF 792,17 664,84 1.009,35 1.400,00 1.800,00 2.100,00
3 BSBR 276 317 353 305 357 383
4 OBL
BKLJ
85,71 119,67 150,54 484 539,44 605,12
5 AISA 331,70 323,44 539,5 103,5 (124,42) 1,130,00
6 BRIS 2,82 122.637 170.209 101.191 106.600 74.061
Page 74
63
7 BBII 722.141 1.143562 1.967.276 1.860.845 2.262.245 1.924.180
8 SMII 207,189 305 1.210,00 1.530,00 1.260,00 1.460,00
9 APP 1.856,12 3.272 2.978 3.552 7.560 3.552
10 BNGA 427.885 2.081.717 2.977.738 3.482.428 3.642.935 3.900,000
Sumber:www.idx.co.id
Tabel 4.6
Statistik Deskriptif Laba Bersih
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Laba Bersih 60 -124.00 7560.00 1185.1865 1385.96836
Valid N (listwise) 60
Sumber: Data Olahan SPSS 23, 2020
Berdasarkan tabel 4.5 diatas statistik deskriptif
menunjukkan bahwa nilai minimum sukuk mudharabah
sebesar –Rp124.000.000.000,-, dan nilai maximal sebesar Rp
Page 75
64
7.560.000.000.000,-, serta nilai mean sukuk sebesar Rp
1.185.186.000.000,-
2. Hasil Olah Data
a. Pengujian asumsi klasik
1) Uji autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu
pada periode t-1 (sebelumnya).Pendekatan yang digunakan
untuk menguji ada tidaknya autokorelasi adalah uji Durbin-
Witson (DW test).42Jika du<d<4-du maka tidak terdapat
autokorelasi.
Tabel 4.7
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .520a .270 .257 1194.38857 1.893
a. Predictors: (Constant), Sukuk Mudharabah
b. Dependent Variable: Laba Bersih
Sumber: Data Olahan SPSS 23, 2020
Dari tabel 4.7 diatas diketahui nilai Du = 1.6189.
Nilai D 1.893 dan nilai 4-Du = 2.3811. Maka dapat diambil
42Imam Ghozali, 2013, hal 111
Page 76
65
kesimpulan bahwa 1.6189<1.893<2.3811, sehingga dalam
uji penelitian ini tidak terdapat autokorelasi
2) Uji normalitas
Uji normalitas sebaran dimaksudkan untuk
mengetahui apakah sebaran data penelitian yang diperoleh
berdistrusi secara normal atau tidak.Untuk mengetahui
normal atau tidaknya sebaran data, maka dilakukan
perhitungan uji normalitas sebaran dengan uji statistik
Kolmogrov-Smirnov. Data akan dikatakan berdistribusi
normal jika nilai signifikannya >0,05, sebaliknya jika <0,05
maka akan dinyatakan tidak normal. Hasil pengujian ini
dapat dilihat dari tabel 4.8 berikut ini:
Tabel 4.8
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 60
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 1184.22337229
Most Extreme Differences Absolute .103
Positive .103
Negative -.079
Test Statistic .103
Asymp. Sig. (2-tailed) .182c
Page 77
66
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Data Olahan SPSS 23, 2020
Berdasarkan hasil tabel diatas dengan menggunakan
metode Kolmogrov-Smirnov didapatkan hasil signifikan dari
uji normalitas sebesar 0,182 dimana hasil tersebut lebih besar
dari taraf siginifikasi 0,05. Sehingga dapat disimpulkan uji tes
normalitas pada penelitian ini terdistribusi normal.
b. Regresi linear sederhana
Regresi linear sederhana mengestimasi besarnya koefisien-
koefisien yang dihasilkan dari persamaan yang bersifat linier, yang
melibatkan suatu variabel bebas, untuk digunakan sebagai alat
prediksi besarnya nilai variabel tergantung.Rekreasi sederhana
didasarkan pada hubungan fungsional ataupun satu variabel
indenpenden dengan satu variabel dependen.43
Untuk melihat pengaruh sukuk mudharabahterhadap laba
bersih, maka digunakan analisa regresi linear sederhana.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan bantuan program SPSS
23 dapat dilihat rangkuman hasil empiris penelitian sebagai berikut
:
Tabel 4.9
43Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Pengantar Statistik, (Jakarta : Bumi
Aksara,2015), hal. 216.
Page 78
67
Hasil Regresi Linear Sederhana
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 372.120 233.672 1.592 .117
Nilai Sukuk
Mudharabah 1.018 .220 .520 4.631 .000
a. Dependent Variable: Laba Bersih
Sumber: Data Olahan SPSS 23, 2020
Dari data diatas dapat diketahui persamaan regresi linear
sederhana dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Y = a + bx
Dimana :
Y = laba bersih
a = konstanta
b = koefisien regresi
x = Sukuk mudharabah44
Dimana :Y = 372.120 + 1.018X
Dari persamaan diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
i. Konstanta pada persamaan diatas sebesar 372.120
menyatakan nilai sukuk mudharabah (X) mempunyai
pengaruh positif terhadap laba bersih pada perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2019.
44IqbalHasan, AnalisisData penelitiandenganstatistik,(Jakarta: Bumi Aksara, 2010),
hal.63-64
Page 79
68
Jika variabel nilai sukuk nilainya 0 maka laba bersih tetap
bernilai 372.120.
ii. Untuk koefisien regresi variabel nilai sukuk mudharabah
sebesar 1.018, artinya jika variabel lain nilainya tetap dan
variabel nilai sukuk mudharabah mengalami kenaikan 1%
maka laba bersih akan mengalami peningkatan 1.018.
koefisien bernilai positif sehingga semakin tinggi nilai
sukuk mudharabah maka akan semakin meningkat nilai
laba bersih pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) tahun 2014-2019
c. Koefisien korelasi
Korelasi adalah istilah statistik yang menyatakan derajat
hubungan linear antara dua variable atau lebih.45Untuk melihat
hubungan antara dua variabel koefisien yang dikemukakan oleh
Arikuno.Untuk melihat hubungan variabel independen (X) dalam
hal ini sukuk mudharabah terhadap variabel dependen (Y) yaitu
laba bersih pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) tahun 2014-2019. Untuk melihat hasil korelasi yang telah
45HusainiUsman dan PurnomoSetiadi Akbar, PengantarStatistika, (Jakarta: PT.
BumiAksara,
2006), Hal.197
Page 80
69
dolah pada software SPSS 23 dapat dilihat pada tabel dibawah ini
:46
Tabel 4.10
Hasil Korelasi
Correlations
Sukuk
Mudharabah Laba Bersih
Sukuk Mudharabah Pearson Correlation 1 .520**
Sig. (2-tailed) .000
N 60 60
Laba Bersih Pearson Correlation .520** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: Data Olahan SPSS 23, 2020
Pada tabel 4.10 diatas dapat dilihat nilai signifikan 0,000 <
0,05 dan person correlation sebesar 0,465 hal ini menunjukkan
terjadi hubungan sedang (positif) antara sukuk mudharabah (X)
terhadap laba bersih (Y) nilai signifikan 0,000 < 0,05 yang berarti
data
d. Uji hipotesis
a) Koefisien determinasi
Analisis koefisien determinasi bertujuan untuk
mengetahui seberapa jauh kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen.Adapun
46Degipsion Siagian, Metode Statitiska Untuk Bisnis dan Ekonomi, (Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2002). Hal. 121
Page 81
70
hasil pengujian data dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
Tabel 4.11
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .520a .270 .257 1194.38857 1.893
a. Predictors: (Constant), Sukuk Mudharabah
b. Dependent Variable: Laba Bersih
Sumber: Data Olahan SPSS 23, 2020
Berdasarkan tabel 4.11 diatas diperoleh angka R2 (R
Square) sebesar 0,270 atau 27%.Hal ini menunjukkan
bahwa persentase pengaruh sukuk mudharabah terhadap
laba bersih sebesar 27%. Dengan kata lain variabel laba
bersih dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh sukuk
mudharabah sebesar 27% sedangkan sisanya 73%
dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel lain
b) Uji T
Uji statistik T digunakan untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh variabel dependen.Uji ini dugunakan untuk
mengetahui apakah variabel bebas mempunyai pengaruh
secara signifikan terhadap variabel bterikat.47
47Eko Sujianto Agus, Aplikasi Statistik dengan SPSS 16.0, (Jakarta : Prestasi Pustaka
Publisher, 2009), hal. 87
Page 82
71
Uji statistik T bertujuan untuk melihat pengaruh
pengaruh variableindependen terhadap variabel
dependen secara parsial.Dimana Pada penelitian ini
untuk melihat pengaruh sukuk mudharabah (variabel
independen) terhadap laba bersih (variabel dependen).
Dasar pengambilan keputusan yaitu jika nilai
signifikansi > 0,05 maka Ho diterima yang artinya
variabel independen secara parsial tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen dan jika nilai signifikansi <
0,05 maka Ho ditolak yang artinya variabel independen
secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.
Tabel 4.12
Hasil Uji T
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 372.12
0 233.672 1.592 .117
Sukuk Mudharabah 1.018 .220 .520 4.631 .000
a. Dependent Variable: Laba Bersih
Sumber: Data Olahan SPSS 23, 2020
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan
program SPSS 23 seperti pada table diatas .Ketentuan pengambilan
keputusan hipotesis diterima atau ditolak didasarkan pada besarnya
Page 83
72
nilai signifikansi. Jika signifikansi lebih kecil atau sama dengan
0,05 (≤ 0,05) maka hipotesis diterima.
Variabel nilai sukuk mudharabah memiliki t hitung 4.631
dan nilai signifikan sebesar 0,000. Dapat disimpulkan bahwa
0,000< 0,05 sehingga hipotesis Ha diterima dan H0 ditolak.Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa sukuk mudharabah berpengaruh
signifikan terhadap laba bersih.
D. Pembahasan
Instrument sukuk merupakan salah satu instrument pasar modal
syariah. Perkembangan sukuk diawali dengan adanya kemajuan instrument
lain seperti asuransi syariah, reksadana syariah, saham syariah dan
isntrumen lainnya. Seiring berjalannya waktu dan perlu adanya paying
hukum yang menjembatani proses kelancaran transaksi tersebut maka
diterbitkanlah fatwa maupun undang-undang (UU) sebagai landasan pasar
modal syariah, yang diantaranya : Fatwa No. 32/DSN-MUI/IX/2002
tentang Obligasi Syariah Mudharabah, Fatwa No.40/DSN-MUI/IX/2003
tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah Di
Bidang Pasar Modal, dan Fatwa no 41/ DSN-MUI/IX/2004 tentang
Obligasi Syariah Ijarah. Kemudian landasan UU berdasarkan UU No.08
tahun 1995 mengenai Pasar Modal.
Sejak awal penerbitan sukuk mudharabah di Indonesia oleh
PT.Indosat pada tahun 2002 dengan nilai 175 miliar dan diikuti oleh
perusahaan-perusahaan lainnya hingga saat ini, maka dapat disimpulkan
Page 84
73
bahwa perkembangan instrument sukuk di Indonesia cenderung stabil, hal
ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat dan
instansi/perusahaan secara luas mengenai berinvestasi pada sukuk. Hal ini
menjadi tugas kita bersama-sama untuk mensosialisasikan instrument
sukuk kepada masyarakat luas, sehingga diharapkan kepada masyarakat
luas, diharapkan nantinya sukuk dapat memberikan dampak positif bagi
kemajuan ekonomi Indonesia.
Berdasarkan hasil pengujian statistik, diperoleh hasil regresi linear
sederhana diperoleh nilai Y = 372.120 + 1.018X. konstanta pada
persamaan tersebut sebesar 372.120 menyatakan sukuk mudharabah
mempunyai pengaruh positif terhadap laba bersih. Jika variabel sukuk
mudharabah nilainya 0 maka laba bersih tetap bernilai 372.120. Untuk
koefisien regresi variabel sukuk mudharabah sebesar 1.018, artinya jika
variabel lain nilainya tetap dan variabel sukuk mudharabah mengalami
kenaikan 1% maka laba bersih akan mengalami peningkatan 1.018.
koefisien bernilai positif sehingga semakin tinggi nilai sukuk mudharabah
maka semakin meningkat laba bersih di perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI).
Sedangkan dilihat dari hasil analisis data yang peneliti lakukan
menunjukkan bahwa sukuk mudharabah berpengaruh signifikan terhadap
laba bersih.Hal ini terlihat dari hasil uji T yang menunjukkan nilai variabel
nilai sukuk mudharabah memiliki t hitung 4.631 dan nilai signifikan
sebesar 0,000. Dapat disimpulkan bahwa 0,000< 0,05 sehingga Ha
Page 85
74
diterima H0 ditolak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sukuk
mudharabah berpengaruh signifikan terhadap laba bersih.
Adapun penelitian terdahulu yang serupa dengan penelitian ini
menemukan tidak adanya pengaruh yang signifikan antara variabel sukuk
mudharabah terhadap laba bersih pada skripsi Reda Yulina Bahti tahun
2018 yang berjudul “Pengaruh Sukuk Mudharabah Terhadap Laba Bersih
(Studi Pada Laporan Keuangan Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Tahun 2013-2016)”. Berdasarkan hasil uji t dengan
tingkat signifikansi sebesar 5% diperoleh nilai signifikan 0,802>0,005, hal
ini menyimpulkan bahwa Ha ditolak dan H0 diterima, sehingga penerbitan
sukuk mudharabah tidak berpengaruh signifikan terhadap laba perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016.48
Hal ini sejalan dengan teori yang dinyatakan oleh Ikromi
Ramadhani menyatakan keterkaitan antara sukuk (obligasi syariah) dengan
laba bersih, yaitu sebelum menerbitkan sukuk (obligasi syariah) sebuah
perusahaan pasti sudah memikirkan dengan berbagai pertimbangan
tentang dana segar beserta keuntungan yang akan diperoleh oleh
perusahaan tersebut. Hal tersebut dikarenakan pada dasarnya suatu
perusahaan mengambil sebuah kebijakan pasti tidak terlepas dari mencari
suatu keuntungan, begitu pula ketika mengambil kebijakan menerbitkan
sukuk (obligasi syariah). Dengan menerbitkan sukuk (obligasi syariah)
48Reda Yulina Bahti, Pengaruh Sukuk Mudharabah Terhadap Laba Bersih (Studi Pada
Laporan Keuangan Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2013-2016),
(Skripsi Pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Reden Intan
Lampung, Tidak Diterbitkan, 2018)
Page 86
75
suatu perusahaan akan mendapatkan keuntungan atau keuntungan yang
didapat perusahaan meningkat.49
Pemanfaatan sukuk sebagai salah satu instrument pembiayaan
dalam ekonomi Islam merupakan hal sangat menguntungkan diantara dua
pihak, pihak surplus spending unit (shahib al-mal) dapat menyertakan
dananya kepada deficit spending unit (emiten/mudharib) untuk mengelola
dana tersebut pada bidang usaha yang diperbolehkan oleh syariah dengan
akad mudharabah dan/atau akad-akad lainnya sesuai dengan
perkembangan zaman.Pihak surplus spending unit memperoleh
keuntungan deviden atas hasil modal yang disertakan pada emiten dalam
bentuk sukuk mudharabah sesuai dengan perjanjian yang disepakati, dan
memperoleh gain ketika sukuk tersebut dijual pada pasar sekunder.
Sedangkan deficit spending unit (emiten/mudharib) memperoleh dana
murah (bagi hasil yang diberikan kepada pemilik sukuk lebih kecil dari
pada memanfaatkan dana yang ada pada bank syariah) yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan likuiditas dan pengembangan usahanya.50
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
49Ikromi Ramadhani, Pengaruh Penerbitan Obligasi Syariah Terhadap Profitabilitas,
Jurnal Ekonomi, Vol 12 No 2 Oktober 2013, Hal 154 50Muhammad Fadillah, Sukuk Mudharabah, Al-Iqtishad Vol III No 1, Januari 2011, Hal 125
Page 87
76
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan sebelumnya,
kesimpulan tentang Pengaruh Penerbitan Sukuk Mudharabah Terhadap
Laba Bersih Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) Tahun 2014-2019 dengan menggunakan SPSS versi 23 adalah
sebagai berikut:
1. Data hasil penelitian dan data yang didapatkan melalui regresi linear
sederhana yaitu diperoleh fungsi Y=372.120 + 1.018X dimana angka
ini menunjukkan nilai yang positif. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa pengaruh penerbitan sukuk memiliki pengaruh yang positif
terhadap laba bersih perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) tahun 2014-2019.
2. Data hasil olahan program SPSS yang menandakan adanya hubungan
yang searah dan memiliki pengaruh yang signifikan. Hal ini dapat
dilihat dari variabel sukuk mudharabah memiliki nilai t hitung sebesar
4.631 dan nilai signifikan sebesar 0,000. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa 0,000<0,05 sehingga hipotesis (Ha) diterima. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sukuk mudharabah (X) berpengaruh signifikan
terhadap laba bersih (Y).
B. Saran
1. Bagi perusahaan, dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan tetap
konsisten menerbitkan sukuk mudharabah.
Page 88
77
2. Bagi pemerintah, diharapkan dapat terus memberikan dorongan yang
positif dengan membuka akses kemudahan dalam dunia pasar
sekunder bagi perusahaan yang hendak menerbitkan sukuk
mudharabah sekalius mengembangkan pasar modal syariah
Bagi peneliti selanjutnya, diperlukan analisis yang mendalam
dengan memperhatikan penentuan periode estimasi dari laba bersih dan
lebih memperbanyak sampel penelitian, menambah periode pengamatan,
serta penambahan sampel perusahaan agar dapat menghasilkan penelitian
yang valid.
Page 89
78
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (edisi
revisi, cet. 14). Jakarta: PT Rineka Cipta
Bahri, Syaiful. 2018. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: Andi
Bahti, Reda Yulina. 2018. Pengaruh Sukuk Mudharabah Terhadap Laba Bersih
(Studi Pada Laporan Keuangan Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Tahun 2013-2016), (Skripsi Pada Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Reden Intan Lampung, Tidak
Diterbitkan)
Eko Sujianto Agus. 2009. Aplikasi Statistik dengan SPSS 16.0.Jakarta : Prestasi
Pustaka Publisher
Fakhrana, Fathaniadina. 2018.Pengaruh Penerbitan Sukukterhadap Return On
Assets Emiten Di Bursa Efek Indonesia,Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan
Terapan Vol. 5 No.5. hal 405-419
Fatah, Dede Abdul. 2011. Perkembangan Obligasi Syariah (Sukuk) diIndonesia:
Analsis Pelluang dan TAntangan, Jurnal Al- „Adalah Vol. X, No. 1. hlm. 35-
36
Fatwa DSN No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum
Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal.
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 33/DSN-MUI/IX/2002
Firdaus, Muhammad dkk. 2005. Konsep Dasar Obligasi Syariah. Yogyakarta:
Renaisan
Manan, Abdul. 2012. Hukum Ekonomi Syariah, Jakarta:Kencana
Nachrowi, Nahrowi D. 2006. Hardius Usman, Pendekatan Populer dan Praktis
Ekonometrika: Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan”, Jakarta: LPFEUI
Jakarta
Susyani, Jeni. 2016. Pengelolaan Lembaga Keuangan Syariah. Malang: Empat
Dua
Ramadhani, Ikromi. 2013. Pengaruh Penerbitan Obligasi Syariah Terhadap
Profitabilitas, Jurnal Etikonomi, Vol. 12 No. 2. hlm. 150
Rispayanto, Shofiahilmy. 2013.Pengaruh Laba Kotor, Laba Operasi, Laba Bersih
Dan Arus Kas Operasi Dalam Memprediksi Arus Kas Operasi Masa
Mendatang. Skripsi ,Fakultas ekonomi, Universitas negeri padang.
Page 90
79
Rohmawati, Nana Umdiana Siti Desi. 2017. Analisis Harga Saham Syariah
Menggunakan Laba Bersih Serta Ukuran Perusahaan Sebagai Variable
Moderating. Jurnal Akuntansi, Vol. 3 No. 2. Hlm.01
Siskawati, Eka. 2010. Perkembangan Obligasi Syariah di Indonesia: Suatu
Tinjauan, Jurnal Akuntansi dan Manajemen Vol. 5 No. 2, hlm. 2-3
Soemitra, Andi. 2009.Bank dan Lembaga Keuangan Syariah.
Jakarta:Prenadamedia Group
Sudarsono, Heru. 2007. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta:
Ekonosia-FH UII
Supriyanto, Achmad Sani, Vivin Maharani. 2013. Metodologi Penelitian
Manajemen Sumber Daya Manusia Toeri, Kuesioner, dan Analisis
Data,Malang: UIN-Maliki Press
Susyani, Jeni. 2016. Pengelolaan Lembaga Keuangan Syariah. Malang: Empat
Dua
Syofian Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan
Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS.Jakarta: Prenadamedia Group
Wowor, Andre Stefano dan Maryam Mangantar. 2014. Laba Bersih Dan Tingkat
Risiko Harga Saham Pengaruhnya Terhadap Dividen Pada Perusahaan
Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, Jurnal EMBA, Vol.2
No.4. hlm. 14.
http://nurkhikmah.blogspot.com/2012/10/laba-rugi-dalam-tinjauan konsep-
islam_600.html diunduh tanggal 12 Februari 2020
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Laba diakses pada 10 februari 2020, pukul 13.45 wib
Page 91
80
LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Olah Data
1. Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .520a .270 .257 1194.38857 1.893
a. Predictors: (Constant), Sukuk Mudharabah b. Dependent Variable: Laba Bersih
2. Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 60 Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 1184.22337229 Most Extreme Differences Absolute .103
Positive .103 Negative -.079
Test Statistic .103 Asymp. Sig. (2-tailed) .182c
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction.
3. Hasil Regresi Linear Sederhana
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 372.120 233.672 1.592 .117
Nilai Sukuk Mudharabah
1.018 .220 .520 4.631 .000
a. Dependent Variable: Laba Bersih
Page 92
81
4. Hasil Korelasi
Correlations
Sukuk
Mudharabah Laba Bersih
Sukuk Mudharabah Pearson Correlation 1 .520**
Sig. (2-tailed) .000
N 60 60
Laba Bersih Pearson Correlation .520** 1
Sig. (2-tailed) .000 N 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
5. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R
Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .520a .270 .257 1194.38857 1.893
a. Predictors: (Constant), Sukuk Mudharabah b. Dependent Variable: Laba Bersih
6. Hasil Uji T
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 372.120
233.672 1.592 .117
Sukuk Mudharabah 1.018 .220 .520 4.631 .000
a. Dependent Variable: Laba Bersih
Page 93
82
Lampiran 2 Data Sekunder
1. Nilai sukukmudharabah
No Nama Perusahaan Nilai Sukuk Mudharabah Tahun (Dalam
Milyaran Rupiah)
2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 BBNI 500 500 750 750 750 800
2 ADMF 446 831 190 701 768 637
3 BSBR 100 100 125 125 790 835
4 OBL BKLJ 50 50 50 75 75 80
5 AISA 1.000 1.000 1.200 1.200 1.200 1.200
6 BRIS 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
7 BBII 300 341 700 266 225 421
8 SMII 2.000 2.000 2.000 2.000 1.000 3.000
9 APP 2.500 2.500 2.500 2.500 2.500 2.500
10 BNGA 441 635 559 429 1.000 936
Page 94
83
2. Laba bersih
N
o
Nama
Perusaha
an
Nilai Laba Bersih Tahun (Dalam Milyaran Rupiah)
2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 BBNI 163 228,52 277,38 306,68 416,08 461,96
2 ADMF 792,17 664,84 1.009,3
5
1.400,0
0
1.800,0
0
2.100,0
0
3 BSBR 276 317 353 305 357 383
4 OBL
BKLJ
85,71 119,67 150,54 484 539,44 605,12
5 AISA 331,70 323,44 539,5 103,5 (124,42
)
1,130,0
0
6 BRIS 2,82 122.637 170.209 101.191 106.600 74.061
7 BBII 722.14
1
1.143.5
62
1.967.2
76
1.860.8
45
2.262.2
45
1.924.1
80
8 SMII 207,18
9
305 1.210,0
0
1.530,0
0
1.260,0
0
1.460,0
0
9 APP 1.856,
12
3.271,9 2.979,5
3
3.552,0
7
7.560,1
7
3.552,0
7
10 BNGA 427.88
5
2.081.7
17
2.977.7
38
3.482.4
28
3.642.9
35
3.900,0
00
Page 95
84
Lampiran 3 SK Pembimbing
Page 96
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Diri
Nama : Novi Shintia
Nim : 3316365
Tempat, tanggal lahir : Piladang, 15 November 1997
Alamat : Piladang, Kenagarian Koto Tangah Batu Ampa,
Kec. Akabiluru, Kab. 50 Kota
Alamat email : [email protected]
Orang tua : Ayah : Jasmi
Ibu : Martini
B. Riwayat Pendidikan
SDN 02 Koto Tangah Batu Ampa
SMP N 8 Payakumbuh
SMK N 1 Payakumbuh
IAIN Bukittinggi