PENGARUH PENERAPAN IFRS TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN (Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI) Ususlan Penelitian ini Untuk mememnuhi Tugas Metedeologi Penelitian Program Studi Akuntansi Disususn Oleh : MOCHAMMAD RIZALTI NIM : 31401204440 UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI SEMARANG
39
Embed
Pengaruh Penerapan Ifrs Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Kirim
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH PENERAPAN IFRS TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN
(Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI)
Ususlan Penelitian ini
Untuk mememnuhi Tugas
Metedeologi Penelitian
Program Studi Akuntansi
Disususn Oleh :
MOCHAMMAD RIZALTI
NIM : 31401204440
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI
SEMARANG
2014
DAFTAR ISIDaftar Isi...................................................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................................1
Daftar Pustaka........................................................................................................................................23
i
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuanagan, kinerja serta perubahan posisi suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi, sedangkan tujuan yang bersifat
umum dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi keuangan tentang entitas
pelaporan yang bermanfaat bagi investor, calon investor, pemberi pinjaman, dan kreditor
lainnya.
Kualitas laporan keuangan yang baik menurut PSAK harus memiliki sembilan
karakteristik. Berikut karakteristik laporan keuangan dilihat dari segi kualitas berdasarkan
Panduan Standar Akuntansi (PSAK), pertama yaitu dapat dipahami. Kualitas penting
informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk dipahami
oleh pemakainya. Pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang
aktifitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan
ketekunan yang wajar.
Kedua laporan keuangan tersebut relevan. Agar laporan keuangan bermanfaat, informasi
di dalamnya harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan
keputusan. Informasi di dalam laporan keuangan memilki kualitas relavan jika dapat
memengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi
peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi hasil evaluasi
mereka dimasa lalu.
Ketiga yaitu materialitas. Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakikat dan materialitas
laporan keuangan. Informasi dipandang material apabila kelalaian untuk mencantumkan atau
kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi
pemakai yang diambil atas dasar laporan keungan. Materialitas lebih merupakan suatu
ambang batas atua titik pemisah dari pada suatu karakteristik kualitatif pokok yang harus
dimiliki agar informasi dipandang berguna.
1
Keempat yaitu keandalan. Informasi memilki kualitas yang handal jika bebas dari
pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat dihandalkan pemakainya
sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya
disajikan secara wajar diharapkan dapat di sajikan.
Kelima yaitu laporan keuangan yang penyajiannya jujur. Informasi keuangan di laporan
keuangan pada umumnya tidak luput dari resiko penyajian yang dianggap kurang jujur dari
pada apa yang seharusnya digambarkan. Hal tersebut bukan disebabkan karena kesenjangan
untuk menyesatkan, tetapi lebih merupakan kesulitan yang melekat dalam
mengidentifikasikan transaksi serta pristiwa lainnya yang dilaporkan, atau dalam menyusun
atau menerapkan ukuran dan teknik penyajian yang sesuai dengan makna transaksi dan
pristiwa tersebut.
Keenam yaitu substansi menungguli bentuk. Jika informasi dimaksudkan untuk
menyajikan dengan jujur transaksi serta pristiwa lain yang seharusnya disajikan, peristiwa
tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan subtansi dan realitas ekonomi dan bukan
hanya bentuk hukum.
Ketujuh yaitu netralitas. Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, tidak
bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk
menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan
merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan yang berlawanan.
Kedelapan yaitu laporan keuangan yang dipertimbangkan secara sehat. Penyusunan
laporan keuangan adakalanya menghadapi ketidak pastian suatu peristiwa dan keadaan
tertentu, seperti ketertagihan piutang yang diragukan, perkiraan masa manfaat pabrik serta
peralatan, dengan tuntutan atas jaminan garansi yang mungkin timbul.
Dan yang terakhir adalah kelengkapan. Agar dapat diandalkan,informasi dalam laporan
keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya.
Di indonesia dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangannya harus mengikuti
standar yang telah ditetapkan. Prinsip atau standar akuntansi yang secara umum dipakai di
indonesia adalah Pernyataan Standar Akuntansi keuangan (PSAK). PSAK disusun dan
2
dikeluarkan oleh ikatan akuntansi indonesia (IAI). IAI adalah organisasi profesi akunan yang
ada di indonesia.
Dari revisi tahun 1994 IAI telah memutuskan untuk melakukan harmonisasi standar
PSAK dengan International Financial Reporting standard (IFRS). Harmonisasi yang telah
dilakukan kemudian dirubah menjadi adopsi dan terakhir adopsi tersebut ditunjukan dalam
bentuk konvergensi terhadap international financial reporting standard (IFRS).Program
konvergensi ini dilakukan oleh IAI dengan melakukan adopsi penuh terhadap IFRS dan IAS.
Indonesia merupakan negara yang masih dalam tahap transisi pada peraturan IFRS. Program
konvergensi PSAK ke IFRS telah dicanangkan IAI pada Desember 2007.Pemerintah
Indonesia sangat mendukung program konvergensi PSAK ke IFRS. Hal ini sejalan dengan
kesepakatan antara negara-negara yang tergabung dalam G20 yang salah satunya adalah
untuk menciptakan satu set standar akuntansi yang berkualitas yang berlaku secara
internasional. IFRS merupakan jawaban atas kebutuhan standar yang dapat dibandingkan
dengan negara lain, SAK Indonesia merupakan SAK lokal yang sulit untuk dibandingkan
dengan SAK negara lain.
International accounting standard atau yang lebih dikenal sebagai international
financial reporting standards (IFRS), merupakan standar pelaporan akuntansi yang
memberikan penekanan pada penilaian profesional dengan disclosures yang jelas dan
transparan mengenai substansi ekonomis transaksi, penjelasan sehingga mencapai
kesimpulan tertentu. Standar ini muncul akibat dari tuntutan globalisasi yang mengharuskan
para pelaku bisnis disuatu negara ikut serta dalam bisnis lintas negara. Untuk itu diperlukan
suatu standar internasional yang berlaku sama disemua negara termasuk juga perusahaan-
perusahaan dinegara indonesia yang ingin mengembangakan bisnisnya menuju dunia
internasional wajib menggunakan standar yang berbasis internasional dengan tujuan untuk
mempermudah proses rekonsiliasi bisinis. Perbedaan utama standar internasional ini dengan
standar yang berlaku di indonesia terletak pada penerapan revaluation model, yaitu
kemungkinan penilaian aktiva menggunakan nilai wajar, sehingga laporan keuangan
disajikan dengan basis true and fair.inilah yang menyebabkan terjadinya perbedaan dalam
menyajikan laporan keuangan antara standar PSAK dengan IFRS. Oleh karena perusahaan-
perusahaan yang cakupan bisnisnya sudah menuju dunia internasional (go public) wajib
mengunakan standar internasional, peusahaan-perusahaan tersebut haruslah menerapkan
IFRS menjadi standar yang digunakan jika bisnisnya ingin diterima oleh dunia internasional,
termasuk juga dalam menyusun dan menyajikan laporan keuanganya haruslah sesuai dengan
IFRS namun untuk merubah sitem yang telah digunakan sejak lama (PSAK) kedalam bentuk
3
standar yang baru (IFRS) tidaklah mudah perubahan ini akan berdampak secara keseluruhan
terhadap kegiatan perusahaan termasuk juga jumlah laba yang dihasilkan menurut catatan
pada laporan keuangan setelah menggunakan standar IFRS.
Hasil penelitian Daske dan Gunther (2006) menyatakan bahwa pengapdopsian IFRS
meningkatkan kualitas financial statement. Butler et al. (2004) mengatakan bahwa earning
management pada laporan keuangan dapat diidentifikasi dengan menggunakan rasio kunci yakni
seperti gearing dan likuiditas, dan penerapan standar IFRS pada item laporan keuangan ini dapat
mengurangi tingkat earning management. Barth et al. (2008) meneliti kualitas akuntansi sebelum
dan sesudah dikenalkannya IFRS dengan menggunakan sampel sebanyak 327 perusahaan di 21
negara (dari 1896 perusahaan yang diobservasi) yang telah mengadopsi IAS secara sukarela
antara tahun 1994 dan 2003. Dalam penelitian ini ditemukan bukti bahwa setelah
diperkenalkannya IFRS, tingkat manajemen laba menjadi lebih rendah, relevansi nilai menjadi
lebih tinggi, dan pengakuan kerugian menjadi semakin tepat waktu, dibandingkan dengan masa
sebelum transisi di mana akuntansi masih berdasarkan local GAAP.
Berdasarkan uraian di atas masalah dalam penelitian ini adalah,bagaimana pengaruh
penerapan IFRS di Indonesia terhadap laporan keuangan.Jermakowijecz dalam Situmorang
(2011) menyatakan bahwa pengadopsian terhadap IFRS berpengaruh terhadap aspek aspek
pengukuran item pelaporan keuangan seperti net income dan equity.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang di timbulkan oleh
perubahan standar akuntansi lokal menjadi standar akuntansi Internasional yaitu IFRS dan
pengaruh seperti apa yang di timbulkan,apakah baik atau buruk bagi perusahaan.
1.2 Rumusan MasalahDewan Konsultatif SAK dan Dewan SAK sejak tahun 2012 menerapkan standar
akuntansi yang mendekati konvergensi penuh kepada IFRS.Indonesia saat ini telah
mewajibkan perusahaan perusahaan mengacu pada IFRS dan meninggalkan standar akuntansi
keuangan lokal.
Untuk menerapkan PSAK diperlukan sumber daya manusia yang memahami standar
baru tersebut,sehingga pendidikan dan pemutakhiran pengetahuan staf akuntansi harus
dilakukan untuk penerapan PSAK secara penuh.Staf harus disiapkan untuk menggunakan
profesional judgement,membuat pengungkapan yang lebih banyak sesuai persyaratan standart
dan memahami teknik penilaian dengan menggunakan nilai wajar.IFRS juga menharuskan
perusahaan melakukan review atas sistem oprasi prosedur akuntansi perusahaan.Bebebrapa
4
standar mengharuskan perusahaan melakukan review atas penggunaan estimasi pada tanggal
pelaporan untuk menguji apakah astimasi yang dilakukan masih valid untuk digunakan.
SOP akuntansi harus memasukkan prosedur untuk melakukan review untuk
mengadopsi ketentuan dalam standar tersebut.Ada juga standar yang mengharuskan
perusahaan merubah sistem akuntansinya,sehingga diperlukan perubahan sistem
komputer yang digunakan perusahaan.PSAK terkait instrumen keuangan mengharuskan
perusahaan mengukur penurunanaset keuangan berdasarkan bukti obyektif aset tersebut.
Biaya yang terkait denganperolehan aset keuangan dalam bentuk pinjaman harus
dikapitalisasi menambahnilai aset dan mempengaruhi tingkat suku bunga efektif dari
pinjaman tersebut.Pengungkapan tentang risiko aset keuangan harus diungkapkan
dalam laporankeuangan. Untuk dapat menerapkan standar tersebut perusahaan harus
merubahsistem dalam perusahaan sehingga data-data yang diperlukan tersedia.
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat di tarik rumusan masalah sebagai berikut :
Apakah penerapan IFRS berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas laporan
keuangan ?
1. 3 Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Penerapan IFRS di
Indonesia berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan.
1. 4 Manfaat PenelitianPenelitia ini diharapkan dapat memberikan manfaat,antara lain :
1. Manfaat TeoritisPenelitian ini diharapkan dapat dijadikan tambahan informasi dan referensi dalam
penelitian di bidang Akuntansi khususnya dalam bidang keuangan,bagaimana meyusun
laporan keuangan yang sesuai dengan IFRS.Selain itu,dapat menjadi pembelajaran bagi
perusahaan perusahaan.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Perusahaan hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi pembelejaran dalam
membuat laporan keuangan yang sesuai dengan IFRS.
b. Bagi penulis
5
Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi penulis.
c. Bagi Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai referensi yang bermanfaat
dan dapat menjadi bahan kajian yang lebih mendalam bagi para peneliti
selanjutnya.
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 IFRS (International Financial Reporting Standar)PSAK secara bertahap telah berubah mengikuti Standart Pelaporan Keuangan
International (International Financial Reporting Standart/IFRS) dan Standart Akuntansi
International (International Accounting Standart/IAS) mulai tahun 2008 s.d 2011. Penerapan
PSAK revisi ini secara dini dalam akuntansi perusahaan dan pendidikan sangat dianjurkan,
karena pada tanggal 1 januari 2012 semua PSAK baru WAJIB sudah diimplementasikan.
Perubahan PSAK ini menuntut adanya perubahan buku-buku akuntansi, baik di Perguruan
tinggi maupun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) jurusan akuntansi.
Sebelum membahas lebih detail tentang perkembangan di indonesia, tentu kita akan
bertanya mengapa di indonesia harus melakukan konveregensi IFRS ?? Untuk pertanyaan
tersebut, tentu tidak lepas dari kepentingan global yaitu agar dapat meningkatkan daya
informasi dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan di indonesia disamping itu
Konvergensi IFRS adalah salah satu kesepakatan pemerintah indonesia sebagai anggota G20
forum, hasil dari pertemuan pemimpin negara G20 forum di Washington DC, 15 November
2008 secara prinsip-prinsip G20 yang di canangkan sebagai berikut :
1. Strengthening Transparency and Accountability
2. Endhancing Sound Regulation
3. Promoting integrity in financial markets
4. Reinforcing international cooperation
5. Reforming internationalfinancial institutions
Pada bulan Desember 2008, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah mencanangkan
konvergensi PSAK ke IFRS secara penuh pada tahun 2012. Sejak tahun 2009, Dewan
Standar Akuntansi Keuangan - Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) melaksanakan
program kerja terkait dengan proses konvergensi tersebut sampai dengan tahun 2011.
Ditargetkan bahwa pada tahun 2012, seluruh PSAK tidak memiliki beda material
dengan IFRS yang berlaku per 1 Januari 2009. Setelah tahun 2012, PSAK akan di-update
secara terus-menerus seiring adanya perubahan pada IFRS. Bukan hanya mengadopsi IFRS
yang sudah terbit, DSAK-IAI juga bertekad untuk berperan aktif dalam pengembangan
standar akuntansi dunia.
International Financial Reporting Standards (IFRS) memang merupakan kesepakatan
global standar akuntansi yang didukung oleh banyak negara dan badan-badan internasional di
7
dunia. Popularitas IFRS di tingkat global semakin meningkat dari waktu ke waktu.
Kesepakatan G-20 di Pittsburg pada tanggal 24-25 September 2009, misalnya, menyatakan
bahwa otoritas yang mengawasi aturan akuntansi internasional harus meningkatkan standar
global pada Juni 2011 untuk mengurangi kesenjangan aturan di antara negara-negara anggota
G-20.
Terlepas dari trend pengadopsian IFRS tersebut, adalah suatu keharusan bagi kita untuk
mempertanyakan secara kritis, apa sesungguhnya hakikat dari konvergensi. Melalui
partisipasi global, IFRS memang diharapkan menjadi standar akuntansi berbasis teori dan
prinsip yang memiliki kualitas tinggi. Penerapan standar akuntansi yang sama di seluruh
dunia juga akan mengurangi masalah-masalah terkait daya banding (comparability) dalam
pelaporan keuangan. Yang paling diuntungkan sudah jelas, investor dan kreditor trans-
nasional serta badan-badan internasional.
Tapi apakah konvergensi ke IFRS tidak menimbulkan masalah di tingkat domestik
masing-masing negara? Belum lama ini otoritas keuangan dan pasar modal AS memunculkan
isu kedaulatan regulasi. Beberapa negara lainnya juga mengkhawatirkan pengaruh IASB
yang semakin dominan.
Kenapa Indonesia harus beralih ke IFRS (International Financial Reporting Standard)?
Apa sebenarnya yang dimaksud dengan IFRS? Selama ini, dunia mengenal beberapa standar
akuntansi. Amerika Serikat, misalnya, yang skala perekonomiannya terbesar di dunia, masih
memakai US GAAP (Unites Stated General Accepted Accounting Principles), juga FASB
(Financial Accounting Standard Board). Negara-negara yang tergabung di Uni Eropa,
termasuk Inggris, menggunakan International Accounting Standard (IAS) dan International
Accounting Standard Board (IASB). Indonesia setelah berkiblat ke Belanda, belakangan
menggunakan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang disusun oleh Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI). Mula-mula PSAK IAI berkiblat ke AS, dan nanti mulai 2012
beralih ke IFRS.
Alasan perlunya konvergensi ke IFRS?
Dengan dilakukannya konvergensi PSAK ke IFRS maka :
1. Mengurangi peran dari badan otoritas dan panduan terbatas pada industri-industri
spesifik.
2. Pendekatan terbesar pada subtansi atas transaksi dan evaluasi dimana merefleksikan
realitas ekonomi yang ada.
8
3. Peningkatan daya banding laporan keuangan dan memberikan informasi yang
berkualitas di pasar modal internasional.
4. Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan
dalam ketentuan pelaporan keuangan.
5. Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan biaya
untuk analisis keuangan bagi para analis.
6. Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju “best practise”.
Permasalahan yang dihadapi dalam impementasi dan adopsi IFRS?
Diantaranya adalah :
1. Translasi Standar Internasional
2. Ketidaksesuaian Standar Internasional dengan Hukum Nasional
3. Struktur dan Kompleksitas Standar Internasional
4. Frekuensi Perubahan dan Kompleksitas Standar Internasional Seperti contoh IFRS
menekankan pada fair value dan meninggalkan historical value.
Apa manfaat konvergensi IFRS?
Diantaranya adalah :
1. Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan Standar Akuntansi Keuangan
yang dikenal secara internasional.
2. Meningkatkan arus investasi dlobal melalui transparansi.
3. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal
secara global.
4. Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
5. Meningkatkan kualitas laporan keuangan, dengan mengurangi kesempatan untuk
melakukan earning management.
9
Munculnya IFRS tak bisa lepas dari perkembangan global, terutama yang terjadi pada
pasar modal. perkembangan teknologi informasi (TI) di lingkungan pasar yang terjadi begitu
cepat dengan sendirinya berdampak pada banyak aspek di pasar modal, mulai dari model dan
standar pelaporan keuangan, relativisme jarak dalam pergerakan modal, hingga ketersediaan
jaringan informasi ke seluruh dunia.
Dengan kemajuan dan kecanggihan TI pasar modal jutaan atau bahkan miliaran investasi
dapat dengan mudah masuk ke lantai pasar modal di seluruh penjuru dunia. Pergerakan
mereka tak bisa dihalangi teritori negara. Perkembangan yang mengglobal seperti ini dengan
sendirinya menuntut adanya satu standar akuntansi yang dibutuhkan baik oleh pasar modal
atau lembaga yang memiliki agency problem.
Di tiap kawasan, penyusunan standar akuntansi selalu melalui tahapan-tahapan yang
cukup panjang. Di AS, misalnya, pada awalnya standar akuntansi ditentukan oleh masing-
masing manajemen perusahaan dengan pertimbangan yang membutuhkan standar tersebut
memang pihak manajemen. Era berganti, standar kemudian ditentukan kalangan profesi yang
tergabung dalam asosiasi. Pertimbangannya, pihak profesilah yang bertugas menyusun dan
mengaudit laporan keuangan. Barulah, yang mutakhir, yang diacu adalah US GAAP yang
dibuat oleh FASB. Saat ini, terdapat dua kekuatan besar di bidang standar akuntansi, yaitu
US-GAAP dan IFRS yang sebelumnya dikenal sebagai International Accounting Standard
Committee (IASC).
IASC dibentuk pada 1973 oleh badan-badan atau asosiasi-asosiasi profesi dari negara-
negara Australia, Kanada, Perancis, Jerman, Jepang, Meksiko, Belanda, dan Inggris. Komite
ini kemudian menyepakati standar akuntansi internasional yang dikenal sebagai IAS. Inilah
yang menjadi cikal bakal munculnya IFRS. Agency Problem adalah masalah jarak antara
Principle dan agent yang dalam relasi membutuhkan jembatan antara pemilik dan buruh atau
pekerja yang disebut agency relation, yaitu informasi. Informasi adalah berupa laporan
tentang aset, resources, dan lainnya yang berhubungan dengan keadaan perusahaan yang
dibuat oleh agent dan diserahkan kepada principles (pemilik). Biaya yang dikeluarkan untuk
menjaga hubungan baik antara principles dan agent disebut agency cost. Fenomena inilah
yang kemudian mendorong International Accounting Standard Boards (IASC) melakukan
percepatan harmonisasi standar akuntansi internasional melalui apa yang disebut IFRS.
Sejarahnya pun cukup panjang dan berliku. Pada 1982, International Financial
Accounting Standard (IFAC) mendorong IASC sebagai standar akuntansi global. Hal yang
sama dilakukan Federasi Akuntan Eropa pada 1989. Pada 1995, negara-negara Uni Eropa
10
menandatangani kesepakatan untuk menggunakan IAS. Setahun kemudian, US-SEC (Badan
Pengawas Pasar Modal AS) berinisiatif untuk mulai mengikuti GAS.
Pada 1998 jumlah anggota IFAC/IASC mencapai 140 badan/asosiasi yang tersebar di
101 negara. Akhirnya, pertemuan menteri keuangan negara-negara yang tergabung dalam G-
7 dan Dana Moneter Internasional pada 1999 menyepakati dilakukannya penguatan struktur
keuangan dunia melalui IAS. Pada 2001, dibentuk IASB sebagai IASC.
Tujuannya untuk melakukan konvergensi ke GAS dengan kualitas yang meliputi prinsip-
prinsip laporan keuangan dengan standar tunggal yang transparan, bisa dipertanggung
jawabkan, comparable, dan berguna bagi pasar modal. Pada 2001, IASC, IASB dan SIC
mengadopsi IASB. Pada 2002, FASB dan IASB sepakat untuk melakukan konvergensi
standar akuntansi US GAAP dan IFRS. Langkah itu untuk menjadikan kedua standar
tersebut menjadi compatible.
Memang, hingga saat ini IFRS belum menjadi one global accounting standard. Namun
standar ini telah digunakan oleh lebih dari 150-an negara, termasuk Jepang, China, Kanada
dan 27 negara Uni Eropa. Sedikitnya, 85 dari negara-negara tersebut telah mewajibkan
laporan keuangan mereka menggunakan IFRS untuk semua perusahaan domestik atau
perusahaan yang tercatat (listed). Bagi Perusahaan yang go international atau yang memiliki
partner dari Uni Eropa, Australia, Russia dan beberapa negara di Timur Tengah memang
tidak ada pilihan lain selain menerapkan IFRS.
Proses yang panjang tersebut akhirnya menjadi apa yang disebut IFRS, yang
merupakan suatu tata cara bagaimana perusahaan menyusun laporan keuangannya
berdasarkan standar yang bisa diterima secara global. Jika sebuah negara beralih ke IFRS,
artinya negara tersebut sedang mengadopsi bahasa pelaporan keuangan global yang akan
membuat perusahaan (bisnis) bisa dimengerti oleh pasar dunia. Namun, beralih ke IFRS
bukanlah sekedar pekerjaan mengganti angka-angka di laporan keuangan, tetapi mungkin
akan mengubah pola pikir dan cara semua elemen di dalam perusahaan.
2.2 Laporan KeuanganMenurut Munawir dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan menyatakan bahwa
laporan keuangan adalah bersifat historis dan menyeluruh sebagai suatu laporan kemajuan
(progress report). Selain itu, dikatakan bahwa laporan keuangan terdiri dari data-data yang
merupakan hasil dari suatu kombinasi antara fakta-fakta yang telah dicatat (recorded fact),
prinsip-prinsip, dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi (accountung convention and
postulate), serta pendapat pribadi (personal judgement).
11
Zaki Baridwan menyatakan bahwa Laporan keuangan adalah merupakan ringkasan
dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan, dan transaksi-transaksi keuangan
yang terjadi selama satu tahun buku yang bersangkutan. Kemudian, pengertian di dalam
standar akuntansi keuangan, Laporan keuangan adalah merupakan bagian dari proses
pelaporan keuangan dan laporan keuangan lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba
rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, seperti
sebagai laporan arus kas), catatan, laporan keuangan lain, dan materi penjelasan yang bagian
integral dari laporan keuangan.
Pada umumnya, laporan keuangan itu terdiri dari neraca, laporan laba-rugi, serta
laporan perubahan modal, tetapi dalam praktik keseharian sering pula diikut sertakan
kelompok lain yang sifatnya membantu memperoleh penjelasan, seperti laporan sumber dan
penggunaan kas atau arus kas, laporan biaya produksi, dan lain-lain. Oleh karena itu, laporan
keuangan dapat dipakai sebagai alat berkomunikasi dengan pihak-pihak berkepentingan
dengan data keuangan perusahaan, dan karena itulah sering juga disebut sebagai language of
business.
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa laporan keuangan merupakan hasil tindakan
pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan terdiri dari empat
laporan dasar, yaitu:
Neraca, menunjukkan posisi keuangan yang meliputi kekayaan, kewajiban serta
modal pada waktu tertentu.
Laporan rugi-laba, menyajikan hasil usaha perusahaan yang meliputi pendapatan dan
biaya (beban) yang dikeluarkan sebagai akibat dari pencapaian tujuan dalam suatu
periode tertentu.
Laporan perubahan modal/laba ditahan, yang memuat tentang saldo awal dan akhir
laba ditahan dalam Neraca untuk menunjukkan suatu analisa perubahan besarnya laba
selama jangka waktu tertentu.
Laporan arus kas, memperlihat aliran kas selama periode tertentu, serta memberikan
informasi terhadap sumber-sumber kas serta penggunaan kas dari setiap kegiatan
dalam periode yang dicakup.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia
tujuan laporan keuangan adalah Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,