-
PENGARUH PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP
MOTIVASI UNTUK BERWIRAUSAHA ANGGOTA KOPMA
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
Rhomadhon
NIM. 11140182000033
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
-
i
ABSTRAK
Rhomadhon, NIM : 11140182000033, Pengaruh Pendidikan
Kewirausahaan
terhadap Motivasi untuk Berwirausaha Anggota Koperasi Mahasiswa
(Kopma)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pendidikan
kewirausahaan
berpengaruh terhadap motivasi untuk berwirausaha anggota di
Koperasi Mahasiswa
(Kopma) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Populasi pada
penelitian ini yaitu anggota
aktif Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjumlah 150
anggota aktif
Kopma yang berpartisipasi dalam kegiatan pendidikan di Kopma,
dan sampel pada
penelitian ini berjumlah 105 anggota diambil berdasarkan tabel
penentuan jumlah
sampel yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael. Data yang
diperoleh melalui
kuesioner dan studi dokumen, diolah menggunakan metode statistic
deskriptih yang
berarti analisis data. Uji prasyarat instrumen penelitian dengan
menggunakan
pengujian validitas dan reliabelitas, dan untuk uji prasyarat
analisis menggunakan
pengujian linearitas, sedangkan untuk menganalisis data dan
menghasilkan keputusan
hipotesis menggunakan teknik analisis regresi linear sederhana.
Berdasarkan
pengolahan data menggunakan program SPSS Versi 23, diperoleh
nilai korelasi
sebesar 0,340 dan kontribusi variabel X sebesar 11,6% serta
memperoleh keputusan
melalui teknik Uji t dihasilkan thitung = 3,669 dan ttabel =
1,983, dikarenakan thitung >
thitung yaitu 3,669 > 1,983 makan H0 ditolak. Berdasarkan
teknik probabilitas
dihasilkan Sig = 0,000 dan nilai α = 0,05/2 = 0,025 karena nilai
Sig < nilai α yaitu
0,000 < 0,025 maka H0 ditolak. Jadi dari kedua teknik
tersebut dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh antara pendidikan kewirausahaan terhadap
motivasi untuk
berwirausaha anggota Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Oleh
karena itu,
diharapkan pengurus Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
khususnya bidang
Pengembangan Sumber Daya Anggota (PSDA) dapat lebih meningkatkan
lagi
efektifitas pelaksanaan pendidikan kewirausahaan bagi anggota
dengan tujuan untuk
mengoptimalkan dan meningkatkan motivasi anggota untuk
berwirausaha.
Kata Kunci : Pendidikan Kewirausahaan, Motivasi untuk
Berwirausaha
-
ii
ABSTRACT
Rhomadhon, NIM : 11140182000033, The Influence of
Entrepreneurship
Education on Motivation for Entrepreneurial Members of Student
Cooperatives
Islamic State University Syarif Hidayatullah Jakarta
This study aims to find out whetfer entepreneurship education
influences the
motivation to entrepreneurhip members of the student cooperative
Islamic State
University Syarif Hidayatullah Jakarta. The population in this
study were active
members of student cooperative which amounted to 150 members,
and the sample in
this study amounted to 105 members taken based on the table
determining the
number of samples developed by Isaac and Michael. Data obtained
through
questionnaires and document studies, processed using descriptive
statistical method
which means data analysis and data depiction presented through
summary and
formulation in numerical form. Prerequisite test of research
instrument using validity
and reliability testing, and for analysis prerequisite tests
using linearity testing. And
generate hypothetical decision using simple linear regression
analysis. Based on if the
data using SPSS program version 23, obtained the decision
through t tes technique
generated tcount = 3,669 and ttable = 1,983 for tcount>ttable
then H0 rejected. While based
on probability technique, the value of sig = 0,000 and α =
0,05/2 = 0,025, because
the value of sig 0,000
-
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat,
ridha, nikmat,
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul
“Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan terhadap Motivasi untuk
Berwirausaha
Anggota Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” ini dengan baik
dan lancar.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW.
beserta keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya hingga akhir
zaman.
Penulis menyadari sepenuhnya tanpa bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak,
skripsi ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terimakasih setulusnya kepada semua
pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian skripsi ini, khususnya kepada :
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang
telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi;
2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan
Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan
izin untuk menyelesaikan skripsi ini;
3. Dr. Hasyim Asy’ari, M. Pd., Ketua Jurusan Manajemen
Pendidikan Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) yang telah memberikan
kesempatan dan
bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik;
4. Seluruh Dosen dan Staf Manajemen Pendidikan yang telah
memberikan ilmu
dan pengetahuan selama perkuliahan hingga akhirnya skripsi ini
selesai;
5. Ketua Koperasi Mahasiswa (Kopma) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta beserta
Pengurus dan Anggota yang telah mengizinkan dan membantu
jalannya
penelitian yang penulis lakukan hingga skripsi ini selesai;
6. Orang tua penulis, yaitu ayahanda Samsudin dan ibunda Nurana
yang telah
bersusah payah selalu mendoakan, memotivasi dan mendukung baik
secara
moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan
studi;
-
iv
7. Keluarga besar Koperasi Mahasiswa (Kopma) UIN Syarif
Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan banyak pengalaman dan pengetahuan
bagi
penulis serta menjadi salah satu tempat berproses dan belajar
bagi penulis
selama masa studi;
8. Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dan
Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI) Manajemen Pendidikan yang telah
mengajarkan
banyak hal kepada penulis;
9. Keluarga besar KKN Bersama Desa Penyamun Bangka Belitung yang
telah
mengajarkan penulis betapa indahnya pengabdian dan kebersamaan
serta luar
biasanya alam Indonesia;
10. Kawan-kawan seperjuangan Manajemen Pendidikan 2014 yang
telah belajar
bersama dan berbagi banyak hal dengan penulis selama masa studi,
semoga
kelak kita menjadi manusia seperti yang kita inginkan
masing-masing;
11. Bapak-bapak Jakdebtang yaitu bapak Joko, bapak Boyo, bapak
Kentung,
bapak Rombeng, bapak Ocit, bapak Fasthur, bapak Yandi, bapak
Dean, bapak
Zaki, bapak Syaqib, bapak Oki, bapak Ivan yang telah membersamai
dan
memotivasi penulis dengan caranya masing-masing, mohon maaf nih
saya
duluan.
Semoga bantuan, dukungan, arahan dan bimbingan semua pihak yang
telah diberikan
kepada penulis menjadi amal ibadah dengan pahala yang berlipat
ganda dari Allah
SWT. tentunya skripsi ini masih belum sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran
sangat penulis harapkan. Besar harapan penulis skripsi ini dapat
bermanaat bagi
penulis dan semua pembaca, Aamiin.
Jakarta, 25 September 2018
Rhomadhon
-
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK
.....................................................................................................................
i
ABSTRACT
..................................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR
..................................................................................................
iii
DAFTAR ISI
.................................................................................................................
v
DAFTAR TABEL
.........................................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR
....................................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN
................................................................................................
xi
BAB I PENDAHULUAN
.............................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah
....................................................................................
1
B. Identifikasi Masalah
..........................................................................................
9
C. Pembatasan Masalah
.........................................................................................
10
D. Rumusan Masalah
.............................................................................................
10
E. Tujuan Penelitian
..............................................................................................
10
F. Manfaat Penelitian
............................................................................................
11
BAB II KAJIAN TEORI
.............................................................................................
12
A. Deskripsi
Teoritik..............................................................................................
12
1. Pendidikan Kewirausahaan
.........................................................................
12
a. Pengertian Pendidikan
...........................................................................
12
b. Pengertian Kewirausahaan
....................................................................
14
c. Pengertian Pendidikan Kewirausahaan
................................................. 16
d. Tipe Kewirausahaan
..............................................................................
21
e. Karakteristik Kewirausahaan
................................................................
22
2. Motivasi untuk Berwirausaha
.....................................................................
24
a. Pengertian Motivasi
..............................................................................
24
b. Macam-macam Motivasi
.......................................................................
26
c. Fungsi Motivasi
.....................................................................................
27
d. Motivasi untuk Berwirausaha
...............................................................
27
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Berwirausaha
................. 32
f. Ciri-ciri Termotivasi dalam Berwirausaha
............................................ 32
B. Kerangka Berpikir
.............................................................................................
34
-
vi
C. Hasil Penelitian yang Relevan
..........................................................................
37
D. Hipotesis Penelitian
...........................................................................................
38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
...................................................................
39
A Tempat dan Waktu Penelitian
...........................................................................
30
B Variabel Penelitian
............................................................................................
40
C Metode
Penelitian..............................................................................................
40
D Populasi dan Sampel
.........................................................................................
41
E Teknik Pengumpulan Data
................................................................................
43
F Instrument Penelitian
........................................................................................
43
G Uji Prasyarat
Instrumen.....................................................................................
47
H Teknik Pengolahan Data
...................................................................................
48
I Teknik Analisis Data
.........................................................................................
49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
............................................ 54
A Gambaran Umum Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta ....... 54
1. Sejarah Singkat Berdirinya Koperasi Mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
....................................................................................
54
2. Visi Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
............................................ 55
3. Misi Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
............................................ 56
4. Tujuan Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
........................................ 56
5. Keadaan Kepengurusan Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
............. 56
6. Keadaan Anggota Kopma UIN Syarif HIdayatullah Jakarta
...................... 58
7. Keadaan Sarana dan Prasarana Kopma UIN Syarif
Hidayatullah
Jakarta
.........................................................................................................
60
B Deskripsi Data
...................................................................................................
63
1. Motivasi untuk Berwirausaha
.....................................................................
63
2. Pendidikan Kewirausahaan
.........................................................................
67
C Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabelitas
............................................................ 70
1. Uji Validitas
................................................................................................
70
2. Uji Reliabelitas
............................................................................................
73
D Uji Prasyarat Analisis Data
...............................................................................
73
1. Uji Linearitas
...............................................................................................
74
E Uji Hipotesis
.....................................................................................................
75
F Pembahasan Hasil Penelitian
............................................................................
81
-
vii
BAB V PENUTUP
........................................................................................................
84
A Kesimpulan
.......................................................................................................
84 B Saran
..................................................................................................................
84
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
-
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang
Ditamarkan
Tahun 2017
....................................................................................................
4
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan
.............................................................................................
39
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Variabel Motivasi Berwirausaha
.................................... 44
Tabel 3.3 Skor Motivasi Berwirausaha
..........................................................................
45
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Variabel Pendidikan
Kewirausahaan.............................. 46
Tabel 3.5 Skor Pendidikan Kewirausahaan
....................................................................
47
Tabel 4.1 Keadaan Kepengurusan Kopma UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta ................ 50
Tabel 4.2 Jumlah Anggota Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
............................ 57
Tabel 4.3 Keadaan Sarana Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
............................ 59
Tabel 4.4 Keadaan Prasarana Kopma UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta ........................ 60
Tabel 4.5 Data Statistik Deskriptif Motivasi untuk Berwirausaha
................................. 63
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Angket Motivasi untuk
Berwirausaha ................. 64
Tabel 4.7 Data Statistik Deskriptif Pendidikan Kewirausahaan
.................................... 67
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Hasil Angket Pendidikan
Kewirausahaan .................... 68
Tabel 4.9 Data Correlation Uji Validitas Kuesioner Variabel
Pendidikan
Kewirausahaan
...............................................................................................
71
Tabel 4.10 Data Correlation Uji Validitas Kuesioner Variabel
Motivasi untuk
Berwirausaha
..................................................................................................
72
Tabel 4.11 Data Reliability Statistic Uji Reliabelitas Kuesioner
Pendidikan
Kewirausahaan
...............................................................................................
73
Tabel 4.12 Data Reliability Statistic Uji Reliabelitas Kuesioner
Motivasi untuk
Berwirausaha
..................................................................................................
74
Tabel 4.13 Hasil Uji Linearitas
......................................................................................
75
Tabel 4.14 Analisis Descriptive Statistic Pengaruh Pendidikan
Kewirausahaan
terhadap Motivasi untuk Berwirausaha
.......................................................... 77
-
ix
Tabel 4.15 Analisis Model Summary Pengaruh Pendidikan
Kewirausahaan
terhadap Motivasi untuk Berwirausaha
.......................................................... 77
Tabel 4.16 Analisis Tabel Anova Pengaruh Pendidikan
Kewirausahaan terhadap
Motivasi untuk Berwirausaha
........................................................................
77
Tabel 4.17 Analisis Tabel Coefficients Pengaruh Pendidikan
Kewirausahaan
terhadap Motivasi untuk Berwirausaha
.......................................................... 78
-
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
......................................................................................
36
Gambar 4.1 Struktur Kepengurusan Kopma UIN Syarif HIdayatullah
Jakarta 2018 .... 58
Gambar 4.2 Diagram Motivasi untuk Berwirausaha
...................................................... 66
Gambar 4.3 Diagram Pendidikan Kewirausahaan
......................................................... 69
-
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Uji Referensi
......................................................................................
86
Lampiran 2 Surat Permohonan Observasi
..........................................................................
92
Lampiran 3 Surat Bimbingan Skripsi
.................................................................................
93
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian
........................................................................................
94
Lampiran 5 Surat Keterangan Penelitian
............................................................................
95
Lampiran 6 Kuesioner Uji Coba Variabel Pendidikan Kewirausahaan
............................. 96
Lampiran 7 Kuesioner Uji Coba Variabel Motivasi untuk
Berwirausaha .......................... 99
Lampiran 8 Kuesioner Instrumen Variabel Pendidikan Kewirausahaan
............................ 101
Lampiran 9 Kuesioner Instrumen Variabel Motivasu untuk
Berwirausaha ....................... 103
Lampiran 10 Hasil Kuesioner Pendidikan Kewirausahaan
................................................ 105
Lampiran 11 Hasil Kuesioner Motivasi untuk Berwirausaha
............................................. 108
Lampiran 12 R tabel
...........................................................................................................
111
Lampiran 13 F tabel
............................................................................................................
112
Lampiran 14 T tabel
............................................................................................................
115
Lampiran 15 Tingkat Kecenderungan Variabel
..................................................................
118
-
xii
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Kewirausahaan atau entrepreneurship merupakan salah satu aspek
utama
dalam pengembangan ekonomi di suatu negara, karena dengan
kewirausahaan
dapat menjaga kestabilan ekonomi dengan menciptakan lapangan
pekerjaan dan
meningkatkan pendapatan masyarakat melalui kegiatan usaha.
Sebagaimana kita
ketahui bahwa tingkat atau jumlah wirausaha menjadi salah satu
indikator suatu
negara dapat dikatakan negara maju atau berkembang. Suatu negara
dapat
dikatakan maju ketika negara tersebut memiliki minimal 2%
wirausaha dari
seluruh jumlah penduduk yang ada. Hal ini menunjukan
pentingnya
kewirausahaan dalam kemajuan suatu negara. Oleh karena itu
aspek
kewirausahaan perlu diperhatikan lebih oleh setiap negara,
termasuk di Indonesia.
Dengan keanekaragaman kekayaan alam dan budaya yang dimiliki
Indonesia,
seharusnya hal ini dapat mendorong munculnya wirausaha-wirausaha
yang
mampu memanfaatkan peluang kekayaan Indonesia tersebut.
Kreatifitas dan
inovasi akan lebih mudah didapatkan ketika banyak sekali sumber
daya yang
dapat dikelola, dan kedua hal ini merupakan poin penting bagi
seseorang yang
ingin menjadi wirausaha untuk menciptkan suatu hal yang baru.
Dengan kondisi
negara Indonesia yang kaya akan sumber daya, seharusnya
Indonesia berpotensi
untuk menjadi negara maju yang disokong oleh banyaknya wirausaha
di kalangan
penduduk Indonesia sehingga dapat menumbuhkan perekonomian
bangsa
Indonesia.
Masyarakat Indonesia harus mulai mengubah sudut pandang dan pola
pikir
terhadap mata pencaharian yang ada di masyarakat saat ini, yang
sebelumnya
cenderung masyarakat mencari suatu pekerjaan sesuai kemampuannya
sebagai
mata pencaharian mereka, kedepannya harus berubah, dimana
masyarakat mulai
mencari peluang untuk menciptakan pekerjaannya sendiri dengan
segala
kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki, dengan kata lain
menjadi seorang
wirausaha. Kewirusahaan saat ini sepatutnya sudah mulai menjadi
bidang
-
2
pekerjaan yang menjanjikan dan cukup seksi untuk diperebutkan,
karena
kewirausahaan sudah menjadi hal yang penting dan sudah secara
langsung
menjadi tanggung jawab pemerintah dalam pengembangannya,
sebagaimana
dijelaskan dalam PP No. 41 Tahun 2011 pasal 2 ayat 1 yang
menerangkan salah
satunya bahwa pengembangan kewirausahaan merupakan tugas dan
tanggung
jawab pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah
daerah
kabupaten/kota. Selain itu karena dinilai sangat pentingnya
kewirausahaan oleh
pemerintah Indonesia, pemerintah saat ini sedang menyusun
Rancangan Undang-
Undang (RUU) khusus mengenai kewirausahaan di Indonesia guna
mengatur dan
mengembangkan secara jelas dan konkrit kewirausahaan itu
sendiri. Dengan
dukungan penuh dari pemerintah, masyarakat Indonesia seharusnya
lebih
terdorong lagi untuk menjadi wirausaha dan ikut membangun
perekonomian
bangsa dengan mengembangkan kewirausahaan di Indonesia.
Untuk menjadi seorang wirausaha di Indonesia sebenarnya cukup
mudah,
yaitu cukup dengan memiliki badan usaha apa saja walaupun masih
tergolong
dalam usaha skala kecil asalkan memenuhi syarat minimum badan
usaha yang
diakui pemerintah sesuai dengan peraturan, menurut UU. No. 20
Tahun 2008
Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah pada pasal 6 ayat 1
menyatakan
bahwa kriteria usaha mikro adalah sebagai barikut :
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00
(lima puluh
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
atau
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.
300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah)1
Dapat kita pahami bahwa di bawah dari syarat maksimum usaha
mikro yang
ditetapkan oleh pemerintah di atas maka seseorang sudah
tergolong sebagai
wirausaha pada tingkatan mikro, sekecil apapun penghasilan dan
asset yang
dimiliki asalkan dia mengikuti birokrasi administrasi seperti
surat izin dan lainnya
1 Sekretariat Negara Republik Indonesia, Undang-undang nomor 20
tahun 2008 Tentang Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah, (Jakarta, 2008), h.5
-
3
maka orang tersebut sudah tercatat sebagai seorang wirausaha.
Sesuai dengan arti
dari wirausaha itu sendiri, sederhananya orang dikatakan sebagai
wirausaha ketika
dia mampu menciptakan hal baru yang memiliki nilai jual atau
mampu
memberikan nilai jual lebih pada suatu barang yang sudah ada
kemudian barang
tersebut dijual dan sesuai dengan kebutuhan para pelanggan atau
target pasar.
Melihat kondisi kewirausahaan di Indonesia saat ini memang sudah
memenuhi
syarat minimum jumlah wirausaha untuk negara maju, akan tetapi
Indonesia
belum menjadi negara maju hingga saat ini karena standar
kewirausahaan negara
maju yang ada terus bekembang. “Berdasarkan hasil rilis
Global
Entrepreneurship Index 2017 yang dilakukan The Global
Entrepreneurship and
Development Institute, Amerika Serikat menyebutkan secara
global, Indonesia
menempati peringkat ke-90 dari 137 negara dengan bidang
kewirausahaan yang
baik”2 hal ini menjelaskan bahwa Indonesia masih banyak
tertinggal oleh negara-
negara lainnya, bahkan di ASEAN pun Indonesia masih tertinggal,
dibuktikan
bahwa secara persentase, jumlah wirausaha di negara kita hanya
sekitar 3%. Kalah
dari negara ASEAN seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand yang
sudah diatas
4%”, dengan kata lain dari 262 juta jumlah penduduk Indonesia
pada tahun 2017
hanya ada 7,8 juta penduduk Indonesia yang memiliki dorongan
untuk
berwirausaha sampai mereka termasuk ke dalam daftar wirausaha
yang ada di
Indonesia. Realitanya masyarakat Indonesia masih sangat sedikit
yang terdorong
atau termotivasi untuk berwirausaha sehingga perekonomian di
Indonesia tidak
mengalami peningkatan yang signifikan.
Motivasi berwirausaha merupakan kunci utama yang mendorong
seseorang
untuk bertindak dan melakukan aktivitas usaha, karena seseorang
tidak akan
memutuskan untuk berwirusaha apabila dia tidak memiliki motivasi
atau
dorongan membuka usaha. Banyak orang yang tertarik untuk
berwirausaha tapi
hanya sebatas minat atau ingin saja, tanpa memiliki dorongan
kuat sehingga dia
2 Suci Sedya Utami, Kewirausahaan Indonesia Menduduki Peringkat
Ke-90 di Dunia,
(https://www.google.com/amp/www.metrotvnews.com/amp/Rb1lyqN-kewirausahaan-indonesia-menduduki-peringkat-ke-90-di-dunia,
2017), diakses pada tanggal 24/05.2018 17.34
https://www.google.com/amp/www.metrotvnews.com/amp/Rb1lyqN-kewirausahaan-indonesia-menduduki-peringkat-ke-90-di-duniahttps://www.google.com/amp/www.metrotvnews.com/amp/Rb1lyqN-kewirausahaan-indonesia-menduduki-peringkat-ke-90-di-dunia
-
4
benar-benar menjadi wirausaha, akibatnya saat ini jumlah
wirausaha Indonesia
masih rendah. Wirausaha yang sesungguhnya bukan hanya ada di
kata-kata saja
melainkan yang bisa melaksanakan usaha, karena usaha yang paling
baik adalah
usaha yang dijalankan.
Dengan melihat kondisi perkembangan ekonomi dan kewirausahaan
di
Indonesia dapat kita ketahui bahwa motivasi masyarakat Indonesia
untuk
berwirausaha masih tergolong rendah, hal ini dapat kita lihat
dari jumlah lapangan
pekerjaan yang ada di Indonesia yang cenderung tidak meningkat
secara
signifikan, sedangkan jumlah angkatan kerja di Indonesia relatif
meningkat,
walaupun banyak dari angkatan kerja tersebut yang berpendidikan
akan tetapi
karena tidak seimbangannya dengan lapangan kerja yang ada
sehingga
menimbulkan ketimpangan antara jumlah lapangan pekerjaan dengan
jumlah
penduduk yang mencari kerja, akibatnya tingkat pengangguran di
Indonesia terus
meningkat, terhitung pada tahun 2017 pengangguran terbuka
menurut pendidikan
tertinggi yang ditamatkan di Indonesia masih cukup tinggi,
sebagaimana data pada
tabel berikut :
Tabel 1.1
Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang
Ditamatkan
Tahun 2017
No. Pendidikan Tertinggi Jumlah
Februari Agustus
1. Tidak/belum pernah sekolah 92,331 62,984
2. Tidak/belum tamat SD 546,897 404,435
3. SD 1,292,234 904,561
4. SLTP 1,281,240 1,274,417
5. SLTA Umum/SMU 1,552,894 1,910,829
6. SLTA Kejuruan/SMK 1,383,002 1,621,402
7. Akademi/Diploma 249,705 242,937
8. Universitas 606,939 618,758
Total 7,005,262 7,005,262
-
5
Dalam tabel di atas dapat kita lihat bahwa jumlah pengangguran
terbuka yang
berpendidikan di Indonesia masih cukup tinggi, dimana jumlah
tertinggi terletak
pada tingkat SLTA dan sederajat. Bahkan tingkat universitas juga
masih cukup
tinggi tingkat penganggurannya, dengan kata lain masih banyak
para sarjana yang
berstatus pengangguran. Jumlah pengangguran pada tahun 2017 bisa
dibilang
hampir sama dengan jumlah penduduk Indonesia yang berwirausaha
yaitu
berjumlah sekitar 7 juta penduduk Indonesia. Dapat kita pahami
bahwa masih
banyak masyarakat Indonesia yang belum terdorong untuk melakukan
kegiatan
usaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan, bahkan masyarakat
yang sudah
mengenyam pendidikan sampai perguruan tinggi pun masih sedikit
yang memiliki
kemampuan untuk menciptakan lapangan pekerjaan sehingga mampu
menekan
jumlah pengangguran yang setidaknya untuk dirinya sendiri agar
tidak menjadi
pengangguran. Dengan kata lain pendidikan yang ada di Indonesia
saat ini masih
belum cukup menciptakan produk pendidikan yang memiliki pola
pikir dan
kemampuan untuk menciptakan lapangan pekerjaan dengan
berwirausaha,
seharusnya saat menjalankan proses pendidikan merupakan tempat
untuk
memberikan nilai-nilai kewirausahaan serta pendorong bagi
peserta didik
sehingga ketika dia lulus baik di tingkat sekolah menengah
maupun perguruan
tinggi, dia siap menjadi seorang wirausaha di bidangnya
masing-masing.
Pendidikan di sini tidak hanya terfokus pendidikan khusus
kewirausahaan saja
melainkan pendidikan umum seperti sekolah dasar, menengah, dan
perguruan
tinggi juga harus mampu mendorong peserta didik agar termotivasi
untuk
berwirausaha. Faktanya, jangankan pendidikan umum, pendidikan
khusus
kewirausahaan pun di Indonesia masih belum optimal dilaksanakan.
Padahal
pendidikan merupakan faktor utama seseorang mengetahui suatu
hal, begitupun
pendidikan kewirausahaan yang mampu memberikan pengetahuan
serta
kemampuan kepada seseorang untuk berwirausaha sehingga orang
tersebut
memiliki modal yang mampu mendorong dia untuk membuka suatu
usaha.
Pendidikan kewirausahaan sejatinya suatu langkah strategis
pemerintah dalam
mengatasi beberapa permasalahan di Indonesia, yaitu dalam hal
perekonomian
-
6
dan kemiskinan. Karena pendidikan kewirausahaan akan
mentransmisikan
pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada seseorang agar mampu
menciptakan
lapangan pekerjaan sehingga pola pikir masyarakan Indoneisa akan
berevolusi
yang semula kebanyakan orang berorientasi pada mencari pekerjaan
menjadi pola
pikir untuk menciptakan pekerjaan. Ketika pengetahuan,
keterampilan, dan sikap
mengenai kewirausahaan tersebut dapat ditransfer dengan baik
kepada seseorang
maka akan menimbulkan suatu dorongan atau penggerak bagi orang
tersebut
untuk menciptakan suatu usaha, hal ini biasa kita istilahkan
dengan motivasi
untuk berwirausaha. Disinilah peranan pendidikan kewirausahaan
yang mampu
memberikan dorongan kepada masyarakat agar menciptakan pekerjaan
bukan
mecari kerja bahkan menjadi pengangguran.
Pemerintah harus lebih menggencarkan pendidikan kewirausahaan
dari sejak
dini, seharusnya hampir di setiap sektor pendidikan diselipkan
nilai-nilai
kewirausahaan di dalamnya. Mulai dari tingkat sekolah dasar,
menengah, hingga
perguruan tinggi perlu diajarkan mengenai pendidikan
kewirausahaan agar setiap
lembaga pendidikan mampu melahirkan lulusan-lulusan mandiri yang
mampu
menciptakan lapangan pekerjaannya sendiri. Negara Indonesia
tidak akan menjadi
negara maju nantinya apabila penduduk Indonesia masih tidak
sadar pentingnya
kewirausahaan, hanya tunduk kepada para kapitalis yang memilik
perusahaan atau
tempat kerja lainnya dan hanya akan mejadi karyawan tidak akan
pernah menjadi
atasan.
Koperasi Mahasiswa (Kopma) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
merupakan
satu-satunya Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) atau organisasi
kemahasiswaan
yang ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus sebagai
badan usaha yang
berbadan hukum koperasi yang aktivitas utama yaitu menjalankan
usaha bersama
dan mengembangkan nilai kewirausahaan serta koperasi di kalangan
mahasiswa.
Serta memiliki peran sebagai laboratorium bagi mahasiswa UIN
Syarif
Hidayatullah Jakarta untuk berwirausaha dan mengenal lebih
tentang
kewirausahaan, Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki
visi utama
yaitu mensejahterakan anggotanya serta mencetak anggotanya untuk
menjadi
-
7
pembangun perekonomian bangsa salah satunya melalui wirausaha,
sebagaimana
yang dijelaskan dalam Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga (AD
ART)
Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada pasal 4 ayat 1 dan 2
menyatakan
bahwa :
(1) Kopma UIN Syahid Jakarta berfungsi sebagai wadah
pengembangan
potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan
masyarakat
pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan
ekonomi, (2)
Kopma UIN Syahid Jakarta berperan membina kader koperasi yang
bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, profesional, berwawasan luas dan
tangguh
sebagai modal dasar pembangunan perekonomian masyarakat.3.
Untuk mencapai fungsi dan peranan tersebut Kopma UIN Syarif
Hidayatullah
Jakarta sudah melaksanakan beberapa program pengembangan
kewirausahaan
melalui pendidikan kewirausahaan yang diberikan kepada anggota.
Dengan
adanya program pengembangan kewirausahaan kepada anggota,
diharapkan
mampu mencetak anggota Kopma yang berwirausaha atau setidaknya
dalam
proses mentoring dalam menjalankan usaha.
Berdasarkan observasi yang dilakukan, ternyata dari 387 anggota
Kopma UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, yang saat ini sudah memiliki usaha
masih sedikit
yaitu tidak sampai 5% anggota Kopma. Artinya, tingkat wirausaha
yang ada di
Kopma masih sangat rendah, hal ini sesuai dengan apa yang
disampaikan saudara
Lukmanul Hakim selaku Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya
Anggota
(PSDA) Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beliau mengatakan
bahwa
“banyak anggota Kopma yang dari awal masuk memiliki alasan dan
minat
untuk berwirausaha, bahkan ada beberapa anggota yang sudah
memiliki usaha
ketika masuk Kopma, akan tetapi setelah bergabung dengan Kopma
hingga
saat ini jumlah wirausaha di Kopma masih sedikit, dikarenakan
anggota yang
sudah tergabung tidak memiliki motivasi yang cukup kuat baik
motivasi
intrinsik dan juga ekstrinsik”4
3 Dokumen Kopma UIN Syahid, Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga
(AD ART) Kopma UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, (Bab IV Tentang Fungsi, Peran, dan
Tujuan Pasal 4 Ayat 1 dan 2), h. 2 4 Lukmanul Hakim, Wawancara
Kabid Pengembangan Sumber Daya Anggota Kopma UIN Jakarta,
pada 30 Mei 2018 di kantor Kopma UIN Jakarta pukul 13.30 WIB
-
8
Dijelaskan bahwa dari sekian anggota Kopma yang bergabung,
banyak
anggota yang memiliki alasan utama untuk belajar tentang
kewirausahaan, artinya
banyak anggota yang dari awal masuk sudah memiliki minat
terhadap wirausaha
itu sendiri akan tetapi hanya sebatas minat, masih sedikit
anggota yang benar-
benar memiliki motivasi kuat untuk mempelajari kewirausahaan itu
sendiri hingga
dapat membuka usaha.
Berdasarkan penjelasan dari Kabid PSDA Kopma UIN Syarif
Hidayatullah
Jakarta dan studi pendahuluan yang sudah dilakukan, terdapat
beberapa
permasalahan yang menjadi faktor penyebab sedikitnya anggota
Kopma yang
pada akhirnya memiliki usaha atau berwirausaha. Pertama
rendahnya motivasi
anggota Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam
berwirausaha, sulitnya
mengatur dan membagi waktu antara kuliah dan waktu belajar
kewirausahaan di
organisasi sehingga banyak yang tidak maksimal belajar untuk
berwirausaha
bahkan tidak sedikit anggota yang awalnya sangat berminat
berwirausaha menjadi
pesimis atau menurun minatnya karena kekhawatiran waktunya akan
bentrok
dengan kuliah dan menjadi tidak fokus. Kemudian masalah lainnya
yaitu masalah
lingkungan, lingkungan sekitar sangat berpengaruh terhadap
dorongan dan
dukungan kepada anggota Kopma dalam berwirausaha, banyak anggota
Kopma
yang gagal membuka usaha karena lingkungan sekitar, misalnya
masalah mencari
partner usaha, anggota Kopma sulit menemukan partner yang sesuai
dan memiliki
fashion yang sama sehingga mampu mendorong sesama anggota untuk
semangat
berwirausaha. Masalah selanjutnya yang menjadi faktor lain yaitu
program
pendidikan kewirausahaan yang dilaksanakan Kopma UIN Syarif
Hidayatullah
Jakarta masih belum sepenugnya sesuai dengan kebutuhan anggota
Kopma
sendiri, realitanya hanya sedikit anggota Kopma yang betul-betul
mengikuti
proses pendidikan kewirausahaan yang sudah diprogramkan oleh
pengurus,
akibatnya meskipun program pendidikan sudah dilaksanakan masih
saja tidak
dapat menunjang bertambahnya jumlah wirausaha yang ada di Kopma
UIN. Dan
terakhir yaitu relasi atau jaringan usaha anggota Kopma yang
masih sedikit, hal
ini menjadi salah satu masalah anggota Kopma UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
-
9
yang menyebabkan rendahnya motivasi anggota Kopma untuk membuka
usaha,
karena kebanyakan anggota Kopma hanya memiliki relasi atau
jaringan usaha
yang relatif sedikit sehingga inovasi serta pangsa pasar yang
dimiliki pun sedikit
yaitu hanya terdapat dalam ruang lingkup relasi dalam tingkatan
fakultas, jurusan
bahkan hanya kelas saja, oleh karena itu ketika anggota ingin
membuka usaha
mereka pesimis akan usahanya dan akhirnya lebih memilih untuk
tidak membuka
usahanya.
Berangkat dari beberapa permasalahan di atas peneliti bermaksud
untuk
melakukan penelitian mengenai pendidikan kewirausahaan dan
motivasi
berwirausaha dengan judul : Pengaruh Program Pendidikan
Kewirausahaan
Terhadap Motivasi Untuk Berwirausaha Anggota Koperasi
Mahasiswa
(Kopma) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
B Identifikasi Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang penelitian di atas, penulis
dapat
mengidentifikasikan masalah-masalah yang terdapat pada
penelitian ini yaitu
permasalahan mengenai pendidikan kewirausahaan dan motivasi
berwirausaha.
adapun masalah-masalah tersebut yaitu :
1. Rendahnya motivasi anggota Kopma UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
untuk berwirausaha
2. Sulitnya mengatur dan membagi waktu antara kuliah dengan
belajar
kewirausahaan di Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Faktor lingkungan masih belum mampu mendorong anggota Kopma
UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta membuka usaha
4. Program pendidikan kewirausahaan yang diadakan Kopma UIN
Syarif
Hidayatullah Jakarta masih belum sesuai dengan kebutuhan
anggota
-
10
C Pembatasan Masalah
Melihat begitu luasnya permasalahan dalam penelitian ini, perlu
dilakukan
pembatasan masalah, berdasarkan hasil identifikasi masalah di
atas. Peneliti
membatasai masalah dalam penelitian ini yaitu pada :
1. Program pendidikan kewirausahaan yang diadakan Kopma UIN
Syarif
Hidayatullah Jakarta masih belum sesuai dengan kebutuhan
anggota
2. Rendahnya motivasi anggota Kopma UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
untuk berwirausaha
Peneliti membatasi permasalahan penilitian ini dengan melihat
pengaruh di antara
kedua masaiah di atas, yaitu pengaruh program pendidikan
kewirausahaan
terhadap motivasi untuk berwirausaha anggota Kopma UIN Syarif
HIdayatullah
Jakarta
D Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang sudah dipaparkan di atas,
maka
perumusan masalah yang sesuai dengan penelitian ini yaitu :
“Apakah terdapat
pengaruh yang positif antara program pendidikan kewirausahaan
terhadap
motivasi berwirausaha anggota Koperasi Mahasiswa (Kopma) UIN
Syarif
Hidayatullah Jakarta?”
E Tujuan Penelitian
Berangkat dari perumusan masalah yang sudah dirumuskan di atas,
penelitian
ini memiliki tujuan yaitu untuk mendeskripsikan apakah program
pendidikan
kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
motivasi berwirausaha
anggota Koperasi Mahasiswa (Kopma) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
-
11
F Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak,
diantaranya :
1. Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat memperkaya
khazanah
kepustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Jurusan
Manajemen Pendidikan serta menjadi bahan acuan bagi
mahasiswa
jurusan Manajemen Pendidikan untuk penelitian yang terkait
kewirausahaan, khususnya mengenai pendidikan kewirausahaan
dan
motivasi berwirausaha
2. Secara praktik
a. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi media bagi penulis
untuk
mengetahui pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap
motivasi
berwirausaha anggota Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
serta
menjadi media untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan
penulis
mengenai kewirausahaan. Kemudian diharapkan mampu memotivasi
penulis untuk mengembangkan kewirausahaan
b. Bagi Mahasiswa
Diharapkan penelitian ini mampu mendorong
mahasiswa-mahasiswa,
khususnya mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk
berwirausaha dan sadar pentingnya kewirausahaan dengan
adanya
pengetahuan dan wawasan yang sedikit banyaknya bisa diambil
dari
penelitian ini, semoga di masa yang akan datang akan
bertambah
wirausaha di kalangan mahasiswa
-
12
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoritik
1. Pendidikan Kewirausahaan
a. Pengertian Pendidikan
Istilah pendidikan saat ini sudah tidak asing lagi bagi
masyarakat,
bahkan untuk kaum bukan intelektual pun pasti mengetahui
istilah
pendidikan, karena pendidikan saat ini sudah menjadi salah
satu
kebutuhan bagi masyarakat. M. Ngalim Purwanto MP.
menerangkan
bahwa :
pendidikan ialah segala usaha orang dewasa dalam
pergaulannya
dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan
rohaninya kea rah kedewasaaan, atau lebih jelas lagi
pendidikan
ialah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang
dewasa
kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani)
agar berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat.1
Kemudian W.J.S. Poerwadarminta menjelaskan “secara
linguistis,
sebagai kata benda, pendidikan berarti proses perubahan sikap
dan
tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan”2.
Pendidikan disini dinyatakan sebagai rangkaian proses berupa
pengajaran dan latihan dalam memberikan perubahan sikap dan
tingkah seseorang agar menjadi dewasa.
Dan menurut UU No. 20 tahun 2003 :
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan,
1 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,
(Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2014), h. 10 2 Tatang S., Ilmu Pendidikan, (Bandung : Pustaka
Setia, 2012), hal.13
-
13
akhlak mulia, serta ketermpilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.3
Sudah jelas dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur
tentang pendidikan menjelaskan bahwa pendidikan adalah suatu
upaya
yang dilakukan untuk mengembangkan potensi peserta didik
sesuai
dengan standar potensi yang perlu dimiliki, upaya tersebut
dilakukan
dengan berbagai cara mulai dari pembangunan suasana belajar,
pengadaan sarana prasarana belajar, penyediaan tenaga pendidikan
dan
kependidikan yang berkompeten, dan upaya-upaya lainnya guna
menunjang pencapaian tujuan pendidikan itu sendiri
Sejalan dengan definisi-definisi yang dikemukakan para ahli
di
atas, dalam pengertian pendidikan itu harus terkandung hal-hal
yang
pokok sebagaimana menurut Amir Daien, yaitu sebagai berikut
:
1) Bahwa pendidikan itu tidak lain merupakan usaha dari manusia
2) Bahwa usaha itu dilakukan dengan sengaja atau secara sadar 3)
Bahwa usahanya itu dilakukan oleh orang-orang yang merasa
bertanggung jawab kepada hari depan anak
4) Bahwa usahanya berupa bantuan atau bimbingan rohani dan
dilakukan secara teratur dan sistematis
5) Bahwa yang menjadi obyek pendidikan itu adalah anak/peserta
didik yang masih dalam pertumbuhan/perkembangan atau
masih memerlukan pendidikan
6) Bahwa batas/sasaran akhir pendidikan adalah tingkat dewasa
atau kedewasaan
4
Dari beberapa pendapat dan pandangan mengenai pengertian
pendidikan dapat kita tarik kesimpulan bahwa pada intinya
pendidikan
merupakan suatu usaha sadar dan disengaja dilakukan untuk
mengembangan potensi anak/peserta didik, serta suatu proses
merubah
peserta didik menuju pendewasaan diri, mulai dari terbentuknya
ahklak
mulia, kecerdasan, pengendalian dan kesadaran diri. Sehingga
anak/peserta didik tersebut sadar akan peranannya untuk
memajukan
3 Sekretariat Negara Republik Indonesia, Undang-undang nomor 20
tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional, (Jakarta, 2003), h.3 4 H.M. Alisuf Sabri,
Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta : UIN Jakarta Pess, 2005), hal.
6-7
-
14
bangsa dan negara serta agar peserta didik tersebut dapat
diterima dan
menerima lingkungan masyarakat yang nantinya akan mereka
hadapi.
b. Pengertian Kewirausahaan
William B Gartner memaparkan pengertian wirausaha dalam
tulisanya bahwa “An entrepreneur is an individual who
establishes and
manages a business for the principal purpose of profit and
growth. The
entrepreneur is characterized principally by innovative behavior
and
will employ strategic management practices in the
business”.5
Artinya, seorang wirausahawan adalah individu yang menetapkan
dan
mengelola bisnis untuk tujuan utama mencari laba dan
pertumbuhan
bisnis, wirausahawan dicirikan dengan perilaku inovatif dan
penggunaan manajemen strategi dalam menjalankan bisnis. Dapat
kita
pahami bahwa wirausaha disini ialah seorang individu yang
melakukan, menetapkan, dan mengelola usahanya dengan tujuan
utamanya untuk mencari keuntungan dan pertumbuhan usahanya,
dan
orang tersebut memiliko inovasi-inovasi dalam menjalankan usaha
dan
disertai dengan strategi pengelolaan yang baik sehingga
usahanya
tersebut mampu bertahan.
Kemudian Jon Gillespie-Brown menjelaskan bahwa “the
definition
of/an entrepreneur is, someone who is willing to take risk to
launch a
product or service succesully”6 definisi dari pengusaha
adalah
seseorang yang bersedia mengambil resiko untuk meluncurkan
produk
atau layanan dengan sukses. Dapat kita pahami bahwa memang
seorang pengusaha ialah orang yang berani mengambil resiko
dan
keputusan untuk menuangkan idenya dalam bentuk produk maupun
jasa yang kemudian dia mampu mengembangkan ide tersebut
hingga
berhasil
5 William B. Gartner, “Who Is An Entrepreneur?” Is the Wrong
Question, American Journal Of
Small Business, 1988, h. 59 6 Jon Gillespie-Brown, So You Want
To Be An Entrepreneur?, (Chicester : Capstone Publishing Ltd.
2008), h. 10
-
15
Winarto menyebutkan bahwa “Entrepreneurship (kewirausahaan)
adalah suatu proses melakukan sesuatu yang baru dan berbeda
dengan
tujuan menciptakan kemakmuran bagi individu dan memberi
nilai
tambah pada masyrakat”7. Artinya, setiap kegiatan menciptakan
suatu
hal yang baru, berbeda, dan bernilai lebih dapat disebut
sebagai
kewirausahaan. Pengertian di atas juga sesuai dengan pendapat
Peters
Hisrich dan Shapperd yang mendefinisikan “kewirausahaan
sebagai
proses mengkreasikan sesuatu dengan menambahkan nilai yang
didukung komitmen pada waktu dan usaha, memperkirakan
kemungkinan finansial, fisik, dan resiko sosial dan menerima
hasil
berupa finansial , kepuasan dan kebebasan pribadi”8.
Kemudian Hisrich menerangkan bahwa “Entrepreneurship is the
process of creating something diferent with value by devoting
the
necessary time and effort, assuming the accompanying
financial,
psychic, and social risk, and receicing the resulting rewards
of
monetary and personal satisfaction and independence”9
kewirausahaan adalah proses menciptakan Sesuatu yang baru
dan
memiliki nilai dengan mengorbankan waktu dan tenaga,
melakukan
pengambilan resiko finansial, fisik, maupun sosial, serta
menerima
imbalan moneter serta kepuasan dan kebebasan pribadi.
Berdasarkan keempat pendapat diatas mengenai pengertian
kewirausahaan, dapat kita simpulkan bahwa kewirausahaan
merupakan
suatu aktivitas menciptakan sesuatu yang baru atau
menambahkan
nilai-nilai baru pada suatu barang atau jasa yang sudah ada
dengan
menambahkan kreativitas dan inovasi di dalamnya guna
menambahkan
nilai jual yang lebih pada barang atau jasa tersebut sehingga
pada
akhirnya dari penciptaan nilai baru pada barang atau jasa
tersebut akan
menghasilkan imbalan baik dalam bentuk finansial, kepuasan,
atau
7 Eman Suherman, Desain Pembelajaran Kewirausahaan, (Bandung :
Alfabeta, 2010), hal. 7
8 Herni Ali; Hamam Faizin, Teologi Entrepreneurship, (Jakarta :
Lembaga Penelitian UIN Syarif
HIdayatullah Jakarta, 2010), hal.1 9 Eman Suherman Op. Cit. ,
hal. 7
-
16
dalam bentuk lainnya. Dengan kata lain kewirausahaan
bukanlah
kegiatan yang hanya mendistribusikan barang atau jasa yang
kemudian
diberi harga lebih dibandingkan harga awal, melainkan
kewirausahaan
ialah aktivitas yang menanamkan nilai lebih pada barang atau
jasa
yang berbeda dengan kondisi awal.
c. Pengertian Pendidikan Kewirausahaan
Pendidikan kewirausahaan merupakan salah satu bentuk
aplikasi
kepedulian dunia pendidikan terhadap kemajuan bangsanya. Di
dalam
pendidikan kewirausahaan diperlihatkan di antaranya adalah nilai
dan
bentuk kerja untuk mencapai kesuksesan. Menurut Suparman
Suhamidjaja bahwa:
Pendidikan kewirausahaan adalah pendidikan yang bertujuan
untuk
menempa bangsa Indonesia sesuai dengan kepribadian Indonesia
yang berdasarkan Pancasila. Dalam arti yang lebih luas bahwa
pendidikan kewirausahaan adalah pertolongan untuk
membelajarkan manusia Indonesia sehingga mereka memiliki
kekuatan pribadi yang dinamis dan kreatif sesuai dengan
kepribadian bangsa Indonesia yang berdasarkan pancasila.10
Sederhananya, pendidikan kewirausahaan yang disampaikan oleh
suparman suhamidjaja ialah suatu upaya untuk menolong bangsa
indonesia yang sesuai dengan kepribadian bangsa salah satunya
yaitu
kemandirian guna mensejahterakan dan mencerdaskan kehidupan
bangsa, melalui pendidikan kewirausahaan akan muncul penerus
bangsa yang mandiri yang bermental berani dalam memanfaatkan
peluang sumber daya yang ada di Indonesia sehingga tidak ada
lagi
kekayaan alam Indonesia yang dikelola dan dimanfaatkan bangsa
lain.
Secara definisi umum, pendidikan entrepreneurship
(kewirausahaan) adalah segala aktivitas yang bertujuan untuk
membangun mindset, sikap dan keterampilan berwirausaha dan
mencakup aspek-aspek pemunculan ide, inovasi, pengembangan
dan
10
Rulam, Pendidikan Kewirausahaan, di posting 23 Februari 2016,
(http://www.infodiknas.com/pendidikan-kewirausahaan.html, 2016), di
akses pada 4 Mei 2018
http://www.infodiknas.com/pendidikan-kewirausahaan.html
-
17
gagasan untuk memulai.11
Dengan kata lain pendidikan kewirausahaan
bisa diartikan sebagai kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan
tujuan
untuk menanamkan nilai-nilai kewirausahaan baik dalam bentuk
ide,
inovasi,dan lainnya sehingga terbentuklah suatu sikap,
pemikiran, dan
kemampuan dalam berwirausaha.
Cheng et al. Argues that entrepreneurship education has
traditionally and narrowly define as education that provides
the
needed skills to set up a new business and defined
entrepreneur
education as more than a business management or starting a
new
business. It is about “learning”, learning that integrates
experiences, skills and knowledge and the preparedness to start
a
new venture12
.
Cheng dan kawan-kawan berpendapat bahwa pendidikan
kewirausahaan secara tradisional dan sempit didefinisikan
sebagai
pendidikan yang menyediakan keterampilan yang dibutuhkan
untuk
mendirikan bisnis baru, dan mendefiniskan pendidikan
kewirausahaan
lebih dari manajemen bisnis atau memulai bisnis baru. Ini
adalah
tentang “pembelajaran” yaitu pembelajaran yang
mengintegrasikan
pengalaman keterampilan dan pengetahuan serta kesiapan untuk
memulai bisnis baru. Sederhananya dapat dipahami bahwa
pendidikan
kewirausahaan merupakan pendidikan yang menyediakan
kemampuan
atau keterampilan yang dibutuhkan seseorang untuk mendirikan
usaha
baru dan pendidikan wirausaha didefinisikan sebagai suatu hal
yang
lebih dari hanya manejemen usaha karena ini mengenai
pembelajaran
yang mengintegrasikan pengalaman, keterampilan dan
pengetahuan
serta persiapan untuk memulai usaha baru.
Ronald Odora dalam jurnalnya mengenai pendidikan
kewirausahaan mejelaskan mengenai pegertian pendidikan
kewirausahaan yaitu “Entrepreneurship education is a structured
and
formal transmission of entrepreneurial competencies, which in
other
11
Herni Ali; Hamam Faizin, Teologi Entrepreneurship, (Jakarta :
Lembaga Penelitian UIN Syarif HIdayatullah Jakarta, 2010), hal.
65-66 12
T. Ramayah, Noor Hazlina Ahmad, Theresa, Entrepreneur Education
: Does Prior Experience Matter?, Journal Of Entrepreneur Education,
Volume 15, 2012, h. 69
-
18
word, refers to the skills, concept and mental awareness used
by
individuals during the process of starting and developing their
growth
oriented ventures”13
Pendidikan kewirausahaan adalah transmisi yang
terstruktur dan formal dari kompetensi kewirausahaan, yang
dekngan
kata lain mengacu pada keterampilan, konsep, dan kesadaran
mental
yang digunakan oleh individu selama proses memulai dan
mengembangkan usaha berorientasi pertumbuhan mereka.
Penjelasana
Ronald Odora di atas menjelaskan bahwa pendidikan
kewirausahaan
pada intinya adalah proses perubahan atau transmisi kemampuan
atau
kompetensi dalam bidang kewirausahaan mulai dari skill,
mental,
kesadaran, dan lainnya yang menunjang dalam memulai usaha
dan
menumbuhkembangkan usaha.
Dalam konteks yang relatif lebih luas Astim mengemukakan;
pendidikan kewirausahaan merupakan semacam pendidikan yang
mengajarkan agar orang mampu menciptakan kegiatan usaha
sendiri.
Pendidikan semacam itu ditempuh dengan cara:
1) Membangun keimanan, jiwa dan semangat.
Nilai-nilai kewirausahaan ditanamkan melalui pendidikan
kewirausahaan dimula dengan membangun kepercayaan kepada
kewirausahaan itu sendiri, artinya seseorang harus percaya
dan
meyakini bahwa kewirausahaan adalah jawaban untuk dirinya
manfaat yang diberikan oleh kewirausahaan sudah paling tepa
bagi
dirinya. Dari kepercayaan tersebut akan muncul jiwa dan
semangat
pada diri orang tersebut untuk mencapai keberhasilan dalam
aspek
kewirausahaan
2) Membangun dan mengembangkan sikap mental dan watak
wirausaha.
Sikap mental seorang pengusaha berbeda dengan mental orang
lain
pada umumnya, karena bagi seorang wirausaha diperlukan
mental
13
Ronald Odora, Integrating Product Design and Entrepreneurship
Education : a stimulant for enterprising Design and Engineering
students in South Africa” Geelong : Elsevier Ltd., 2015, h. 277
-
19
yang tangguh dan kuat serta mampu menghadapi permasalahan-
permasalahan yang belum pernah dihadapi dan cenderung
spontan
muncul. Kemudan watak pemalas, tidak percaya diri,
ragu-ragu,
dan takut mengambil keputusan merupakan watak yang tidak
boleh
dimiliki oleh seorang wirausaha karena dengan watak-watak
seperti itu sama saja dengan mempersiapkan diri menuju
kegagalan
dalam usaha
3) Mengembangkan daya pikir dan cara berwirausaha.
Fokus pendidikan kewirausahaan yang utama yaitu menanamkan
pola pikir dan daya pikir seseorang terhadap kewirausahaan,
dimana seseorang dituntut mampu mengeluarkan pemikiran-
pemikiran yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha dan hal
ini
perlu dilatih dan dibiasakan agar pemikiran kita sensitive
terhdap
segala kondisi yang dihadapi dalam berwirausaha. Tentunya
pendidikan kewirausahaan juga menanamkan kemampuan dan
keterampilan seseorang dalam melakukan cara berwirausaha
dengan tepat, mulai dari langkah perencanaan hingga evaluasi
kegiatan usaha seseorang harus mengeuasai tata cara semua
langkah
4) Memajukan dan mengembangkan daya penggerak diri.
Setelah seseorang menerima pengetahuan serta wawasan
mengenai
kewirausahaan, diharapkan dia memiliki penggerak atau
pendorong
untuk dirinya agar selalu menjalankan usaha dengan penuh
semagat serta mampu menuangkan inovasi dan kreativitas dalam
meciptakan hal baru pada usaha sehingga dapat beradaptasi
dengan
perkembangan pasar yang ada
5) Mengerti dan menguasai teknik-teknik dalam menghadapi
risiko,
persaingan dan suatu proses kerjasama.
Hal yang akan selalu dihadapi oleh seorang wirausaha adalah
risiko
dari setiap keputusan-keputusan yang dia ambil dalam
menjalankan
usahanya, oleh karena itu pendidikan kewirausahaan harus
mampu
-
20
mengajarkan kepada para calon pengusaha teknik-teknik dalam
mengambil risiko, kemudian strategi dan taktik dalam
menghadapi
competitor dan mitra kerjasama dalam usaha, kemampuan
menganalisis dan menangani competitor dan mitra sangat
berpengaruh pada pengembangan usaha yang kita miliki
6) Mengerti dan menguasai kemampuan menjual ide
Inti dari kegiatan usaha yaitu ide, karena kewirausahaan
adalah
aktivitas menanamkan ide-ide yang berbeda dan baru kepada
barang dan jasa yang kita miliki, sehingga barang tersebut
memiliki nilai jual yang lebih dari sebelumnya. Oleh karena
itu
seorang pengusaha wajib hukumnya memiliki keterampilan dalam
mengelola ide dan menjual ide tersebut ke masyarakat.
7) Memiliki kemampuan kepengurusan atau pengelolaan
Berwirausaha dengan kata lain kita mengelola komponen yang
ada
dalam kegiatan usaha, baik mengelola uang, sarana prasarana,
manusia, dan sumber daya yang lainnya. Sudah tentu seorang
wirausaha harus mampu mengelola dan mengurus sumber daya
yang dimiliki agar dapat berjalan dengan baik.
8) Mempunyai keahlian tertentu termasuk penguasaan bahasa
asing
tertentu untuk keperluan komunikasi14
Komunikasi merupakan salah satu kunci utama dalam
menjalankan
usaha, baik komunikasi internal maupun eksternal. Karena
dalam
berwirausaha hampir seluruh aktivitas yang kita lakukan
adalah
berkomunikasi baik dengan pelanggan, karyawan, dan mitra
lainnya. Oleh karena itu penguasaan terhadap bahasa penting
bagi
seorang pengusaha sebagai syarat dalam berkomunikasi
termasuk
bahasa asing yang digunakan untuk komunikasi dengan mitra
skala
internasional
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas mengenai
pendidikan kewirausahaan, dapat kita pahami bahwa pendidikan
14
Eman Suherman, Op. Cit. hal. 22
-
21
kewirausahaan adalah suatu kegiatan atau upaya untuk
mentransmisikan atau mengirimkan suatu pengetahuan, sikap,
keterampilan untuk berwirausaha sehingga peserta didik dapat
memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk berwirausaha baik
dalam
bentuk ide, inovasi, pengalaman, dan lainny, kemudian
setelah
mencapai output dari pendidikan kewirausahaan tersebut
diharapkan
peserta didik dapat menjadi seorang wirausaha yang hebat dan
baik.
Pada dasarnya pendidikan kewirausahaan merupakan kegiatan
pendidikan yang ditujukan untuk mempersiapkan seseorang agar
mampu untuk berwirausaha, dimana aktivitas dalam pendidikan
kewirausahaan terdapat beberapa upaya yang dilakukan seperti
membangun dan mengembangkan jiwa, semangat, sikap mental,
watak, daya pikir, daya penggerak diri, dan tata cara dalam
berwirausaha serta dalam pendidikan kewirausahaan seseorang
diarahkan untuk mengerti dan menguasai teknik-teknik dalam
pengambilan resiko, persaingan, proses kerjasama, kemampuan
menjual ide, serta kemampuan kepengurusan atau kepengelolaan
suatu
usaha/bisnis agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
d. Tipe Kewirausahaan
Kewirausahaan sebagai aspek yang cukup luas memiliki
beberapa
tipe. Artinya, kewirausahaan memiliki beberapa model atau
jenis-jenis
kewirausahaan dimana masing-masing jenis memiliki
karakteristik
masing-masing. Dijelaskan bahwa secara luas terdapat tiga
tipe
wirausaha yang teridentifikasi menurut smith dalam sebuah
jurnal
sebagai berikut, Broadly, three types of entrepreneur’s have
been
identified :
1) The craftsman entrepreneurs ; who are strongly motivated to
do what they enjoy doing, and value their independence,
2) Managerial entrepreneurs ; who are motivated by economic gain
or building an organization, and are more concerned with
administrative details and control systems, and
-
22
3) Opportunistic entrepreneurs ; who can exploit the market
conditions by spotting a particular need
15
Secara luas, dapat di identifikasikan tiga jenis wirausaha,
yaitu :
1) Para pengusaha pengrajin ; yaitu yang sangat termotivasi
untuk
melakukan apa yang mereka sukai dan menghargai kemandirian
mereka
2) Pengusaha manajerial : yang termotivasi oleh keuntungan
ekonomi
atau membangun organisasi, dan lebih peduli dengan detail
administrasi dan sistem control.
3) Pengusaha opportunis : ialah orang yang dapat
mengeksploitasi
kondisi psar dengan menemukan kebutuhan tertenty
Dari penjelasan di atas kita pahami bahwa berdasarkan
penjelasan
di atas terdapat tiga tipe wirausaha yaitu wirausaha
pengrajin,
wirausaha manajerial, dan wirausaha opportunistic atau
pencari
kesempatan. Wirausaha pengrahun disini ialah seorang wirausaha
yang
termotivasi berwirausaha karena sesuai dengan apa yang
mereka
gemari dengan kata lain melakukan hobinya, dan mereka yang
sangat
menghargai nilai kemandirian yang mereka lakukan, kemudian
wirausaha manajerial ialah seorang wirausaha yang
termotivasi
berwirausaha demi keuntungan ekonomi dan dalam rangka
membangun perusahaannya, biasanya tipe wirausaha ini lebih
mementingkan hal-hal administrasi dan sistem kontrol dalam
usahanya, dan terakhir ialah wirausaha opportunistic yaitu
wirausaha
yang mampu menemukan kesempatan atau peluang usaha dengan
mengeksploitsi kondisi pasar dan menemukan kebutuhan
pelanggan.
e. Karakteristik Wirausaha
Wirausaha adalah orang yang menciptakan bisnis baru dengan
mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan
dan
pertumbuhan yang signifan dengan cara mengidentifikasi peluang
dan
15
Madhushree N. A., Leena Chatterjee, Entrepreneurial Human
Capital And New Venture Performance: In Search Of The Elusive Link,
Academy Of Entrepreneurship Journal, Volume 13 Number 1, 2007, h.
5
-
23
menggabungkan sumber-sumber daya yang diperlukan sehingga
sumber-sumber daya tersebut dapat dikapitalisasikan. Dari
definisi
tersebut,wirausaha memiliki sejumlah karakteristik yang
dapat
dijadikan contoh di bawah ini :
1) Memiliki hasrat untuk mengambil tanggung jawab. Wirausaha
tidak akan melihat tanggung jawab sebagai beban, namun
merupakan proses yang terjadi dengan sendirinya dalam
mencapai tujuannya.
2) Mengambil risiko menengah. Setiap risiko yang diambil
dilakukan dengan penuh perhitungan, perencanaan,
berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya. Meskipun suka
mengambil risiko, wirausaha akan menyukai jenis risiko
tingkat menengah.
3) Percaya diri. Wirausaha memiliki percaya diri yang tinggi dan
optimis untuk mencapai kesuksesan. Pola pikir positif selalu
ada di dalam benaknya sehingga setiap langkah dan keputusan
yang diambil cenderung berhsil
4) Berhasrat untuk mengethaui umpan balik secepatnya. Wirausaha
memiliki rasa penasaran atas hasil setiap keputusan
yang diambil, ingin cepat diketahui, sehingga jika wirusaha
salah mengambil keputusan maka dengan cepat
memperbaikinya
5) Enerjik. Ini adalah sifat natural dari wirausaha. Sifat ini
dibutuhkan secara konsisten ketika mendirikan perusahaan.
6) Berorientasi pada masa depan. Wirausaha memiliki indra untuk
melihat peluang, oleh sebab itu, sifat ini mendorong wirausaha
tidak berkutat pada masa lalu melainkan memiliki banyak
pemikiran tentang situasi pada masa depan dan berusaha
memanfaatkan peluang yang baru untuk mencapai keuntungan
7) Keterampilan berorganisasi. Keterampilan ini merupakan
kemampuan untuk mengatur organisasi yang dibutuhkan bagi
wirausaha. Pada dasarnya mengelola usaha bisnis akan selalu
berhubungan dengan manusia, sehingga manajemen organisasi
sangat diperlukan
8) Menilai prestasi lebih tinggi daripada uang. Layaknya
pertandingan yang memerlukan perhitungan skor untuk
menentukan pemenang demikian pula halnya dengan
wirausaha. Orientasi wirausaha adalah pada kebanggaan dan
hasrat dalam meraih kesuksesan, dan uang hanyalah scoring
untuk mengukur kesuksesan tersebut16
.
16
Franky Slamet; Hetty Karunia; Mei Le, Dasar-Dasar Kewirausahaan
Teori dan Praktik, (Jakarta : PT. Indeks, 2018), hal. 4
-
24
Kao menyatakan bahwa terdapat 11 karakteristik seorang
wirausahawan, yaitu :
1) Total berkomitmen, menjadi penentu dan melindungi 2) Memiliki
dorongan untuk mendapatkan dan bertumbuh 3) Berorientasi pada
kesempatan dan tujuan 4) Mempunyai inisiatif dan tanggung jawab
personal 5) Pemecah persoalan secara terus menerus 6) Memiliki
realisme dan dapat berbicara dengan selingan humor 7) Selalu
mencari dan menggunakan umpan balik (feedback) 8) Selalu berfokus
pada internal 9) Menghitung dan mencari risiko 10) Memiliki
kebutuhan yang kecil untuk status dan kekuasaan 11) Memiliki
integrits dan realibilitas17
Beberapa karakteristik di atas merupakan ciri-ciri yang
harus
dimiliki oleh seorang wirausaha dan karakteristik tersebut
merupakan
ciri-ciri yang biasa ada pada diri seorang wirausahawan.
Untuk
menjadi seorang wirausahawan yang handal kita perlu
membangun
karakter sesuai dengan karakteristika di atas.
2. Motivasi Untuk Berwirausaha
a. Pengertian Motivasi
Motivasi merupakan salah satu aspek psikologis manusia yang
sangat penting untuk menunjang kesuksesan seseorang, tanpa
adanya
motivasi yang kuat seseorang tidak akan mampu menunjang dan
menggerakan dirinya menjadi seperti yang dia inginkan, karena
pada
dasarnya motivasi adalah faktor penggerak bagi seseorang
dalam
melakukan suatu tindakan terntentu dan biasanya seseorang tidak
akan
melakukan kegiatan yang bertentangan dengan motivasi yang
dimiliki.
Istilah motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin,
yakni
movere yang berarti “menggerakan” (to move). Ada macam-
macam rumusan untuk istilah motivasi, seperti : motivasi
mewakili
proses-proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya,
17
H.A. Rusdiana, Kewirausahaan Teori dan Praktik, (Bandung : CV
Pustaka Setia, 2018), hal.119-120
-
25
diarahkannya, dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan
sukarela
(volunteer) yang diarahkan ke arah tujuan tertentu.18
Dapat kita pahami bahwa motivasi ialah serangkaian proses
psikologi manusia yang menyebabkan atau menimbulkan suatu
dorongan dalam melakukan kegiatan sukarela untuk mencapai
tujuan
dari manusia itu sendiri. Menurut Sardiman “motivasi dapat
diartikan
daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif
pada
saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai
tujuan
dirasakan atau mendesak.”19
Dalam hal ini Sardiman menekankan
bahwa motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak untuk
melakukan
aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai tujuan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, motivasi diartikan
sebagai
“dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau
tidak
sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
Usaha
yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang
tertentu
tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang
dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan
perbuatannya.”20
Kemudan Mc. Donald menyatakan bahwa “motivasi adalah
perubahan
energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
feeling
dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.”21
Mc.
Donald disini mengartikan motivasi sebagai suatu proses
perubahan
dalam diri seseorang dimana prubahan tersebut dalam bentuk
suatu
perasaan atau dorongan dalam diri ketika seseorang ingin
mencapai
tujuan yang dia ingin capai.
Dari beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian motivasi
di
atas, dapat kita pahami bahwa motivasi merupakan suatu
dorongan
atau kemauan yang berasal baik dari dalam maupun luar diri
manusia
18
J. Winardi, Motivasi Pemotivasian dalam Manajemen, (Jakarta : PT
Raja Grafindo Persada, 2001), hal. 1 19
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta :
Rajawali Pers, 2012), h. 73
20 Qonita Alya, Kamus Bahasa Indonesia untuk Pendidikan Dasar,
(PT Indahjaya Adipratama,
2009), h. 472 21
Sardiman, Loc Cit.
-
26
untuk mencapai tujuan atau target sehingga manusia tersebut
tergerak
untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang menunjang pencapaian
tujuannya tersebut. Dengan kata lain segala sesuatu yang
menjadi
penyebab atau alasan seseorang bergerak atau bertindak untuk
mencapai tujuannya bisa dikatakan itu sebagai motivasi.
b. Macam-Macam Motivasi
Motivasi sebagai unsru psikologis dalam diri manusia
pastinya
terdiri dari beberapa macam motivasi, karena kondisi
psikologis
seseorang banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain begitupun
dengan
motivasi. Dalam membicarakan soal macam-macam motivasi hanya
akan dibahas dari dua sudut pandang, yaitu motivasi intrinsik
dan
motivasi ekstrinsik.
1) Motivasi instrinsik Motivasi intrinsik adalah motivasi
internal untuk melakukan
sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri).
misalnya,
murid mungkin belajar menghadapi ujian karena dia senang
pada mata pelajaran yang diujikan
2) Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah melakukan
sesuatu untuk
mendapatkan sesuatu yang lain (cara lain untuk mencapai
tujuan). Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh
insentif
eksternal seperti imbalan atau hukuman. Misalnya, murid
mungkin belajar keras menghadapi ujian untuk mendapatkan
nilai yang baik22
Adapun Otto Wilman mengelompokan motivasi dalam enam
kelompok, yaitu :
1) Motivasi psikologi, merupakan dorongan alamiah yang ada pada
tiap wirausahawan untuk berkembang dan berkreativitas.
Motivasi ini tidak disadari bagi wirausahawan dan merupakan
dorongan yang intrinsik untuk mengembangkan dirinya.
2) Motivasi praktis, merupakan suatu dorongan pada setiap
wirausahawan untuk memenuhi tuntutan ketuhanan
mempertahankan diri dan mengembangkan diri karena adanya
nilai-nilai praktis dalam kehidupan
22
John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Prenadamedia
Group, 2015), h.514
-
27
3) Motivasi pembentukan kepribadian, merupakan dorongan untuk
pembentukan dan pengembangan kepribadian masing-
masing wirausahawan, terutama dari segi intelektual dan
estetis
4) Motivasi kesusilaan, merupakan dorongan agar wirausahawan
dapat menjadi lebih baik. motivasi ini mendasari tindakan
dalam mencapai tujuan sebagai manusia susila
5) Motivasi sosial, merupakan dorongan bagi wirausahawan untuk
mempelajari sesuatu yang layak dikerjakan dalam hidup
pergaulan dan dalam interaksi dengan orang lain
6) Motivasi kebutuhan, dapat mendorong wirausahawan untuk
mengabdi kepada tuhan dan menghargai manusia sebagai
sesame mahluk.23
c. Fungsi Motivasi
Secara umum kita ketahui bahwa motivasi adalah suatu
dorongan
baik dari dalam ataupun luar seseorang yang mampu
menggerakan
orang tersebut untuk melakukan tindakan untuk mencapai
tujuan
tertentu, dengan kata lain pada dasarnya motivasi berfungsi
sebagai
penggerak atau pemberi stimulus agar seseorang berkeinginan
untuk
melaksanakan kegiatan atau tugasnya. Secara lebih detail
menurut
Sardiman fungsi motivasi, sebagai berikut :
1) Mendorong manusia untuk berbuat, yaitu sebagai penggerak dari
setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2) Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang ingin
dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai tujuannya.
3) Menyeleksi atau menentukan perbuatan-perbuatan yang yang
harus dikerjakan guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan.24
d. Motivasi untuk Berwirausaha
Untuk memahami pengertian dari motivasi berwirausaha
terlebih
dahulu kita sudah memahami betul mengenai motivasi dan
kewirausahaan, dari pemahaman kita terhadap kewirausahaan
perlu
kita pahami secara detail mengenai wirausaha dan bagaimana
seseorang dapat dikatakan sebagai wirausaha dan sudah termasuk
ke
23
H.A. Rusdiana, Op. Cit. h. 73 24
H. A. Rusdiana, Op. CIt. h. 71
-
28
dalam kategori sudah berwirausaha. Sederhananya apabila
kewirausahaan merupakan suatu kegiatan atau proses dalam
menciptakan suatu barang atau jasa baru yang memiliki nilai
untuk
diperjualbelikan, maka wirausaha dapat kita artikan sebagai
orang
yang melakukan kegiatan atau proses tersebut. Beberapa ahli
telah
mengemukakan pendapat mengenai wirausaha,
Menurut Daryanto, “pengertian wirausaha adalah seseorang
yang
menjalankan kegiatan kewirausahaan, atau seseorang yang
memulai
dan atau mengoperasikan bisnis”25
dalam hal ini adalah seorang
pribadi yang mandiri dalam mengejar prestasi, berani
mengambil
resiko untuk memulai mengelola bisnis demi mendapatkan laba.
Mark
Casson dalam bukunya menerangkan “wirausaha sebagai pendiri
atau
manajer-pemilik perusahaan berukuran kecil atau menengah
dengan
potensi pertumbuhan, sedngkan yang lainnya mendefinisikan
wirausaha dalam bentuk fungsi ekonomi dia (pria atau wanita)
perankan.”26
Menurut kasmir dalam bukunya secara sederhana arti
“wirausaha (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani
mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai
kesempatan.
Berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan
berani
memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun
dalam
kondisi tidak pasti”27
Dengan kata lain dapat kita artikan wirausaha
adalah orang yang mampu dan berani mengambil resiko dalam
menciptakan usaha dengan membuat hal yang baru atau berbeda
dengan yang lain, dengan keterampilan memanfaatkan peluang
usaha
yang ada sehingga dapat memberikan hasil yang sangat hebat.
Serta
mampu menerima setiap kegagalannya dalam usaha tanpa rasa
takut
yang kemudian dijadikanya kegagalan tersebut sebagai peluang
untuknya. 25
Daryanto, Pengantar Ilmu Kewirausahaan, (Tangerang : Tsmart
Printing, 2018), h. 61 26 Mark Casson, Entrepreneurship Teori,
Jejaring, sejarah, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2012), h.
6 27 Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2006), hal 19
-
29
Secara konseptual, seorang wirausahawan dapat didefinisikan
dari
beberapa sudut pandang dan konteks sebagai berikut :
1) Pandangan ahli ekonomi, wirausaha adalah orang yang
mengkombinasikan dan mengorganisasikan faktor-faktor
produksi untuk tujuan memproduksi barang dan jasa, sehingga
meningkatkan nilai yang lebih tinggi dari sebelumnya
2) Pandangan ahli manajemen, wirausaha adalah seseorang yang
memiliki kombinasi unsur-unsur internal yang meliputi
motivasi, visi, komunikasi, optimism, dorongan, semangat dan
kemampuan untuk memanfaatkan peluang usaha
3) Pandangan pelaku bisnis, wirausaha adalah seorang pengusaha,
yang merupakan pelopor dalam bisnis, innovator, penanggung
resiko yang mempunyai visi ke depan dan memiliki
keunggulan dalam prestasi di bidang usaha. (pengusaha yang
kreatif).
4) Pandangan psikolog, wirausaha adalah seseorang yang memiliki
dorongan kuat dari dalam dirinya untuk memperoleh
suatu tujuan serta suka bereksperimen untuk menampilkan
kebebasan dirinya di luar kekuasaan orang lain.
5) Pandangan pemodal melihat wirausaha adalah orang yang
menciptakan kesejahteraan untuk orang lain, yang menemukan
cara-cara baru untuk menggunakan sumber daya, mengurangi
pemborosan, dan membuka lapangan kerja yang disenangi oleh
masyarakat28
Berbeda dengan definisi seorang pengusaha yang dikemukakan
oleh Louis Jacques Filion, yang menjelaskan bahwa “Six main
components are proposed for inclusion in a definition of the
entrepreneurs : (1) innovation, (2) opportunity recognition, (3)
risk
management, (4) action, (5) use of resources, (6) added
value”29
Artinya, enam komponen utama yang diusulkan untuk dimasukan
dalam definisi pengusaha, yaitu : (1) inovasi, (2) Pengenalan
peluang,
(3) manajemen risiko, (4) Tindakan, (5) Penggunaan sumber daya,
(6)
Nilai tambah. Dengan kata lain Louis Jacques menjelaskan
bahwa
dimana terdapat enam komponen yang membentuk definisi dari
wirausaha itu sendiri, dimulai dari inovasi, pengenalan
peluang,
28 Daryanto, Op. Cit. h. 60-61 29
Louis J. Filion, Defining the entrepreneur.In: Dana, L.-P. (Ed)
World Encylopedia of Entrepreneurship. Cheltenham, UK an
Northampton, MA, USA, Edward Elgar:2011, h. ii.
-
30
manajemen risiko, pelaksana, dan penanaman nila, komponen-
komponen tersebut bisa dikatakan sebagai unsur syarat yang
harus
dimiliki atau dilakukan oleh seorang wirausaha dalam mencapai
tujuan
usahanya
Kemudian mengenai pengertian motivasi berwirausaha, Gilad
dan
Levine mengusulkan dua teori penjelasan mengenai motivasi
berwirausaha, sebagaimana yang dipaparkan oleh Gerry, Borgia,
dan
Jerry dalam jurnal kewirausahaanya yaitu :
Gilad and Levine proposed two closely-related explanations
of
entrepreneurial motivation, the “push” theory and the “pull”
theory. The “push” theory argues that individuals are pushed
into
entrepreneurship by negative eternal force, such as job
dissatisfaction, difficulty finding employment, insufficient
salary,
or inflexible work schedule. The “pull” theory contends that
individuals are attracted into entrepreneurial activities
seeking
independence, self-fulfillment, wealth, and other desirable
outcomes.30
Gilad dan Levine memberikan dua teori pengertian motivasi
berwirausaha yaitu teori “dorong” dan teori “tarik”, teori
dorong
berpendapat bahwa seseorang memiliki dorongan untuk
berwirausaha
dikarenakan faktor-faktor negatif yang ada, seperti karena
ketidakpuasanya dalam bekerja, kesulitan dalam mencari
pekerjaan,
gaji kerja yang tidak sesuai, dan jadwal kerja yang tidak
fleksibel,
sehingga karena hal-hal ini lah seseorang memiliki dorongan
untuk
berwirausaha. Sedangan teori “tarik” menjelaskan bahwa
motivasi
berwirausaha ialah dorongan yang ada pada seseorang untuk
berwirausaha dikarenakan orang tersebut tertarik dengan
aktivitas dan
manfaat kewirausahaan, seperti mencari kemandirian melaluin
kewirausahaan, dan dapat mengatur kekayaan dan hasil sesuai
dengan
yang kita inginkan. Dari teori yang dikemukakan oleh Gilad
dan
Levine di atas kita ketahui bahwa dalam motivasi berwirausaha
ada
dua teori yaitu teori dorong dan teori tarik. Yang dimaksud
dengan
30
Gerry Segal, Borgia, and Jerry, The Motivation to Become An
Entrepreneur, International Journal of Entrepreneurial Bahavior
& Research, Volume 11 No. 1, 2005, h. 44
-
31
teori dorong yaitu motivasi untuk berwirausaha seseorang itu
berasal
dari dalam diri orang tersebut, kondisi-kondisi yang ada pada
diri
orang tersebu menjadi alasan utama seseorang memilih untuk
berwirausaha, kondisi tersebut dapat berupa ketidakpuasan
terhadap
pekerjaan yang dimiliki, ketidak sesuaian upah yang dimiliki
serta
kondisi lainnya yang membuat orang tersebut tidak ingin
bekerja
menjadi pegawai. Sedangkan teori tarik mengatakan bahwa
seseorang
termotivasi untuk berwirausaha dikarenakan faktor
lingkungannya,
dimana dia melihat orang lain yang sudah sukses dalam
berwirausaha
sehingga mulai tertarik untuk mengikuti langkahnya, atau
tertarik
dengan manfaat yang ditawarkan oleh kewirausahaan itu
sendiri
Dengan memahami pengertian motivasi dan wirausaha serta
motivasi berwirausaha menurut para ahli, penulis dapat
menyimpulkan
bahwa motivasi berwirausaha ialah suatu dorongan atau
penggerak
agar menjadi seseorang yang mampu menciptakan suatu hal yang
baru
baik berupa barang atau jasa untuk dijadikan sebagai usaha
yang
berasal dari sebuah peluang yang ada, dengan kata lain, orang
tersebut
terdorong untuk berani mengambil risiko, mengorbankan
tenaga,
waktu, dan uang dengan tujuan agar nantinya dapat memberikan
suatu
imbalan yang pantas baik dalam bentuk uang atau lainnya.
Kemudian dapat juga kita pahami bahwa motivasi berwirausaha
merupakan suatu stimulus yang timbul baik dari dalam maupun
dari
luar diri seseorang untuk memulai dan menjalankan usaha, hal
ini
dapat kita lihat dengan adanya keinginan dari seseorang
untuk
mengatasi sendiri kesulitan-kesilitan yang dihadapi dalam
usaha,
bertanggung jawab, berani mengambil resiko, menyukai tantangan
dan
melihat tantangan tersebut seimbang, serta selalu memerlukan
suatu
umpan balik dari setiap tindakannya untuk mengukur keberhasilan
atau
kegagalan yang didapatkan.
-
32
e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Berwirausaha
Motivasi berwirausaha antara orang satu dengan yang lainnya
pastinya tidak sama, dikarenakan banyak faktor yang berbeda
dari
setiap orang sehingga mempengaruhi motivasi, seperti faktor
lingkungan, pendidikan, pengalaman, dan sebagainya. Menurut
Hoy
dan Cecil, motivator utama manusia untuk melaksanakan a