i PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN KEJANG DEMAM PADA BALITA TERHADAP SELF EFFICACY IBU DI DESA TEMPUR SARI TAMBAK BOYO MANTINGAN NGAWI SKRIPSI “Untuk memenuhi persyaratan mencapai Sarjana Keperawatan” Disusun Oleh : Suhartatik Kamtono S11040 PRODI STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015
70
Embed
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-suhartatik... · Lampiran 13 SAP Penanganan Kejang Demam ... epilepsi, retradasi mental
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN KEJANG
DEMAM PADA BALITA TERHADAP SELF EFFICACY IBU
DI DESA TEMPUR SARI TAMBAK BOYO
MANTINGAN NGAWI
SKRIPSI
“Untuk memenuhi persyaratan mencapai Sarjana Keperawatan”
Disusun Oleh :
Suhartatik Kamtono
S11040
PRODI STUDI S-1 KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
ii
iii
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Suhartatik Kamtono
NIM : S11040
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1) Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar
akademik (sarjana), baik di STIKes Kusuma Husada Surakarta maupun di
perguruan tinggi lain.
2) Skripsi ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukan Tim
Penguji.
3) Dalam Skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
4) Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat
penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh
karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di
perguruan tinggi ini.
Surakarta, 7 Juli 2015Yang membuat pernyataan,
Suhartatik KamtonoNIM. S11040
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr. Wb
Penulis mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas
segala rahmat, karunia, hidayah serta petunjuk yang telah dilimpahkan-Nya.
Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH
PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN KEJANG DEMAM PADA
BALITA TERHADAP SELF EFFICACY IBU DI DESA TEMPUR SARI TAMBAK
BOYO MANTINGAN NGAWI” sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh
gelar kesarjanan ini dengan lancar. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
dan penulisan skripsi ini, masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
guna untuk memperbaiki dan menyempurnakan penulisan skripsi selanjutnya.
Ucapan rasa terimakasih yang tidak terhingga kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam penyelesaian penyusunan proposal skripsi ini, sehingga
dalam kesempatan ini penuli ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada yang terhormat:
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M. S i, selaku ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep, Selaku Ketua Program Studi
S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu bc. Yeti Nurhayati, M.Kes, selaku pembimbing I yang telah banyak
memberikan masukan dan pengarahan dalam penyusunan proposal skripsi ini.
4. Bapak Aries Cholifah, S.Kp., Ns. M.KesSelaku Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
5. Kepala Desa Tempur sari Tambakboyo Mantingan Ngawi yang telah
memberikan ijin terlaksanannya penelitian ini.
6. Segenap Dosen Program studi S-1 Keperawatan dan staf pengajar Stikes
Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan ilmu dan bimbingan.
v
7. Kedua Orang Tua Saya (Bapak Heru Kamtono dan Ibu Suparmi) yang telah
memberikan dukungan moral dan material dalam pembuatan skripsi ini
serta selalu memberikan semangat untuk pantang menyerah.
8. Adik-Adik Gunawan Wibisono dan Bagus Sasongko yang telah memberikan
doa dukungan dan semangat.
9. Responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini.
10. Teman-Teman Mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma
Husada Surakarta yang telah senantiasa menjadi teman seperjuangan.
Akhir kata penulis berharap semoga dengan doa, dukungan, dan
nasehat yang telah diberikan, dapat bermanfaat bagi penulis untuk menjadi orang
yang lebih baik, dan semoga dengan disusunnya skripsi ini dapat memberikan
manfaat kepada penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
WassalamualaikumWr. Wb
Surakarta, 07 Juli 2015Peneliti
Suhartatik Kamtono
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
Bapak & ibu tercinta
Mereka adalah orang tua yang telah memebesarkan dan mendidikku
dengan penuh kasih sayang.
Terima kasih atas pengorbanan, nasehat dan doa yang tiada hentinya kalian
berikan kepadaku selama ini.
Teruntuk adik Gunawan & Bagus tugas akhir ini kakak persembahkan untuk
jadi motivasi dan pengingat semangatmu.
Serta kepada seluruh keluarga besarku yang kusayangi dan kukasihi terima
kasih atas motivasinya selama ini.
Kepada ibu Yeti Nurhayati dan ibu Ika Subekti Wulandari yang telah
membimbing saya selama penyelesaian tugas akhir ini. Saya ucapkan terima
kasih atas ilmu, nasihat, cerita yang ibu berikan kepada saya. Terima ksih
atas kesabaran ibu selama masa bimbingansaya walau saya banyak
kekurangan dan kelalaian.
Teman-teman seperjuangan yang tak mungkin di sebutkan satu persatu,
(Program Studi S1 Keperawatan Angkatan 2011), perkuliahan akan tidak ada
rasa jika tanpa kalian, pasti tidak ada yang dikenang, tidak ada yang
diceritakan pada masa depan. Sukses buat kalian semua.
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN ................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv
PERSEMBAHAN .............................................................................................. vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi
ABSTRAK ......................................................................................................... xii
ABSTRACT........................................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2.Rumusan Masalah ........................................................................... 4
Tabel 3.1 Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran
Tabel 4.1 Distribusi Responden Menurut Umur
Tabel 4.2 Distribusi Responden Menurut Pendidikan
Tabel 4.3 Self Efficacy Pre Pendidikan Kesehatan
Tabel 4.4 Self Efficacy Post Pendidikan Kesehatan
Tabel 4.5 Penanganan Kejang Demam Pada Balita Terhadap Self Efficacy ibu
Pre dan Post
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.6 Kerangka Teori
Gambar 2.7 Kerangka Konsep
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Pengantar Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 2 Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3 Surat Pengantar Uji Validitas & Reabilitas
Lampiran 4 Surat Pengantar Ijin Penelitian
Lampiran 5 Surat Balasan Ijin Penelitian
Lampiran 6 Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 7 Surat Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 8 Kuesioner Penelitian
Lampiran 9 Hasil Uji Wilcoxon
Lampiran 10 Hasil SPSS
Lampiran 11 Dokumentasi
Lampiran 12 Surat Balasan Penelitian Posyandu
Lampiran 13 SAP Penanganan Kejang Demam
Lampiran 14 Leafleat
Lampiran 15 Lembar Konsultasi
Lampiran 16 Jadwal Kegiatan
xii
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATANSTIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2015
Suhartatik Kamtono
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Penanganan Kejang DemamPada Balita Terhadap Self Efficacy Ibu di Desa Tempur Sari
Tambakboyo Mantingan Ngawi
ABSTRAK
Kejang demam merupakan gangguan transier pada anak-anak yang terjadibersamaan dengan demam. Pentingnya pendidikan kesehatan untuk meningkatkanself efficacy pada ibu bahwa self efficacy seseorang ditentukan oleh kerja kerasdan ketekunan dalam menghadapi situasi tertentu disamping itu juga self efficacyjuga mempengaruhi sejumlah stress dan pengalaman kecemasan individu sepertiketika mereka menyibukan diri dalam satu aktifitas. Penelitian ini bertujuan untukmenganalisis pengaruh pendidikan kesehatan tentang penanganan kejang demampada balita terhadap self efficacy ibu di Desa Tempur Sari Tambak BoyoMantingan Ngawi.
Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental design: pretest-posttest one group design. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalahpurposive sampling sampel penelitian ini berjumlah 44 responden ibu yangmempunyai anak balita. Analisa data menggunakan uji Wilcoxon Signed RankTest.
Hasil penelitian menunjukkan nilai self efficacy saat pretest 68.2 % dansaat posttest 59.1%. Hasil uji Wilcoxon didapatkan bahwa ada pengaruh antarapendidikan kesehatan tentang penanganan kejang demam pada balita terhadap selfefficacy ibu. Nilai P value 0,000 lebih kecil dari nilai ( p < 0,05 ).
Pendidikan kesehatan melalui media leaflet efektif berpengaruh dalammeningkatkan self efficacy karena dapat memperjelas ide atau pesan yangdisampaikan, membantu mengingat kembali apa yang disampaikan oleh peneliti.
Kata kunci : Pendidikan Kesehatan , Self Efficacy, Kejang DemamDaftar Pustaka : 59 (2003-2013)
xiii
BACHELOR PROGRAM IN NURSING SCIENCE
KUSUMA HUSADA HEALTH SCIENCE COLLEGE OF SURAKARTA
2015
Suhartatik Kamtono
Effect of Health Education of Toddlers’ Febrile Seizure Handling on SelfEfficacy of Mothers at Tempur Sari Tambak BoyoVillage,
Mantingan Sub-district, Ngawi Regency
ABSTRACT
Febrile seizure is a transient disorder that occurs in some children withfever. Someone's self efficacy is determined by his/her hard work andperseverance in facing a certain situation. Besides, self efficacy influences anumber of stresses and individual’s anxiety experience for instance whensomeone is busy with his/her activity. The objective of this research is to analyzethe effect of the health education of toddlers’ febrile seizure handling on themothers’ self efficacy at Tempur Sari Tambak Boyo Village, Mantingan Sub-district, Ngawi Regency.
This research used the quasi experimental method with the pretest-posttestdesign. The samples of research were 44 respondents. They were taken by usingthe purposive sampling technique. The data of research were analyzed by usingthe Wilcoxon’s Signed Rank Test.
The result of research shows that the effect of health education of thetoddlers’ febrile seizure handling on the mothers’ self efficacy. The value ofefficacy in the pretest was 68.2%, and that of efficacy in the posttest was 59.1%,and the p-value was 0.000 which was less than 0.05. Thus, the health educationthrough leaflet media effectively influenced the mothers’ self-efficacyimprovement because it could explain the idea and the message, and it alsobecame the reminder of what researcher had explained.
Keywords : Health education, self-efficacy, febrile seizureReferences: 59 (2003-2013)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Demam adalah peningkatan suhu tubuh diatas rentang normal yang
tidak teratur dan disebabkan ketidakseimbangan antara produksi dan pembatas
panas (Sodikin, 2012). Kejang demam merupakan gangguan transier pada
anak-anak yang terjadi bersamaan dengan demam. Keadaan ini merupakan
salah satu gangguan neurologik yang paling sering di jumpai pada anak-anak.
Bila kejang demam tidak ditangani akan terjadi kerusakan sel-selotak akibat
kekurangan oksigen dalam otak, pengeluaran sekret lebih dan resiko kegawat
daruratan untuk aspirasi jalan napas yang menyebabkan tersumbatnya jalan
napas. Jika tidak ditangani dengan baik maka beresiko kematian kematian
(Lumbantobing, 2003). Kejang demam berdampak serius seperti defisit
neurologik, epilepsi, retradasi mental, atau perubahan perilaku (Wong, 2009).
Kejang demam sangat berhubungan dengan usia, hampir tidak pernah
ditemukan sebelum usia 6 bulan dan setelah 6 tahun (Hull, 2008). Faktor
keturunan adalah salah satu faktor yang terbesar terjadinya kejang demam
pada anak (Wardani, 2012). Kejang demam berulang terjadi pada 50% anak
yang menderita kejang demam pada usia kurang dari satu tahun dan dapat
berkembang menjadi epilepsi (Berman, 2009). Risiko epilepsi dapat terjadi
setelah satu atau lebih kejang jenis apapun adalah 2% dan menjadi 4% bila
kejang berkepanjangan (Hull, 2008).
2
Angka kejadian kejang demam di Amerika Serikat dan di Eropa Barat
pada tahun 2007 berkisar antara 8%-49% (Brough, 2008). Angka kejadian di
Asia pada tahun 2007 dari seluruh kejang ditemukan 20% anak mengalami
kejang demam kompleks (Wardani, 2013). Balita di Indonesia 16%
diantaranya mengalami gangguan saraf dan otak seperti kejang-kejang,
gangguan pendengaran, kepala membesar dan lain-lain. (Depkes RI, 2006).
Anak laki-laki lebih sering menderita kejang demam dengan insiden sekitar
dua kali lipat dibandingkan anak perempuan. Sekitar 30% sampai 40% anak-
anak satu kali kekambuhan (Wong, 2009). Kejadian kejang demam di
Indonesia dilaporkan mencapai 2-4 % ditahun 2009-2010. Provinsi Jawa
Tengah 2-3% dan tahun 2009-2010 rumah sakit Semarang untuk kasus
mencapai 2% pada tahun 2008-2010 lebih sering pada anak laki-laki
(Maryatongo, 2007).
Peran ibu dalam mengatasi kejang demam pada anak sangat ditentukan
oleh self efficacy ibu. (Bandura, 1997) self efficacy merupakan kepercayaan
seseorang yang mengenai kemampuannya untuk mengatur dan memutuskan
tindakan tertentu yang dibutuhkan untuk memperoleh hasil tertentu. Secara
umum self efficacy adalah penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri atau
tingkat keyakinan mengenai seberapa besar kemampuannya dalam
mengerjakan suatu tugas tertentu (Gaskill, 2004).
Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa 80% orang tua
mempunyai fobia demam. Demam pada anak akan membuat orang tua
bingung karena anak cenderung rewel dan tidak bisa tidur (Karnia, 2007).
3
Hasil penelitian lain menunjukkan 57% orang tua takut saat anaknya
mengalami demam dan beranggapan anak akan mengalami kejang demam
(Tarigan, Chairul, & Syamsidah, 2007). Kejang demam merupakan keadaan
yang sifatnya berbahaya dan dapat mengakibatkan anak akan meninggal dunia
pada saat mengalami kejang demam. Pendidikan kesehatan mengenai cara
melindungi anak terhadap ancaman bahaya dan mengamati dengan tepat apa
yang terjadi pada anak selama kejang demam perlu dilakukan agar orang tua
tidak panik dan kebingungan (Wong, 2009).
Orang yang memiliki self efficacy rendah selalu menggap dirinya
kurang mampu menangani situasi apapun sedangkan yang mempunyai self
efficacy tinggi cenderung menunjukan usaha yang lebih kerasa dari pada
orang dengan self efficacy rendah dalam penanganan kejang demam secara
baik ( Baron & Byrne, 2003).
Pentingnya pendidikan kesehatan untuk meningkatkan self efficacy
pada ibu bahwa self efficacy seseorang ditentukan oleh kerja keras dan
ketekunan dalam menghadapi situasi tertentu disamping itu juga self efficacy
juga mempengaruhi sejumlah stress dan pengalaman kecemasan individu
seperti ketika mereka menyibukan diri dalam satu aktifitas (Pajares, 2009).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal 25 Desember 2014
didapatkan di Desa Tempur Sari Tambak Boyo Mantingan Ngawi terdapat 50
ibu yang mempunyai anak balita. Hasil wawancara di dapatkan dari 7 orang
ibu yang memiliki anak balita yang tidak mengerti terhadap penanganan
kejang demam, pada umumnya bagi orang tua bingung dan panik saat
anaknya mengalami kejang demam, orang tua khususnya ibu hanya bisa
menangis disamping anaknya. Orang tua belum mengetahui cara penanganan
4
kejang demam pada anak dan cenderung memberikan selimut tebal ketika
anak sudah mengalami demam tinggi. Berdasarkan masalah diatas peneliti
tertarik untuk meneliti tentang pengaruh pendidikan kesehatan tentang
penanganan kejang demam pada balita terhadap self efficacy ibu diDesa
Tempur Sari Tambak Boyo Mantingan Ngawi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti ingin merumuskan
masalahnya adakah pengaruh pendidikan kesehatan tentang penanganan
kejang demam pada balita terhadap self efficacy ibu di Desa Tempur Sari
Tambak Boyo Mantingan Ngawi?
1.3 Tujuan Penelitin
1.3.1 Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pendidikan
kesehatan tentang penanganan kejang demam pada balita terhadap self
efficacy ibu di Desa Tempur Sari Tambak Boyo Mantingan Ngawi.
Kejadian ADHDlebih banyak terjadipada anak kejangdemam yangmemakanfenobarbital lebihdari 1 tahun dari padayang kurang dari 1tahun. Dan secarastatistik terdapathubungan yangbermakna.
4 Herman RamaPutra
Hubunganpengetahuan perawattentang kejang demamdengan penanganankejang demam padaanak diinstalasi rawatdarurat anak ( IRDA)dan ruang perawatanintensif ( RIP) IRINAE RSUP PROF. DR.R.D.KANDOUMANADO
Metode penelitiandalam penelitianini adalahretrospektif.Teknik samplingyang digunakanadalah PurposiveSampling denganmelibatkan 33responden
Tentang kejangdemam denganpenangananan kejangdemam di IRDA danRIP irina E RSUPprof. Dr. R. D.Kandou manado.
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis dan rancang penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, dalam
penelitian kuantitatif lebih menekan analisisnya pada data data numerikal
(angka) yang diolah dengan metode statistika. Pada dasarnya pendekatan
kuantitatif dilakukan pada penelitian interensial (dalam rangka pengujian
hipotesis) dan menyadarkan kesimpulan hasilnya pada suatu probabilitas
kesalahan penolakan hipotesis nihil. Pada umumnya penelitian kuantitatif
merupakan penelitian sampel besar (Azwar, 2012).
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian
pretest-posttest one group design yaitu membandingkan tentang kejang
demam dan self efficacy sebelum dan sesudah pemberian pendidikan
kesehatan tentang kejang demam pada ibu dengan balita dan self efficacy.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi (Arikunto, 2010). Dalam
penelitian ini populasi yang digunakan adalah ibu-ibu yang mempunyai
anak balita didesa Tempur Sari Tambak Boyo Mantingan Ngawi yaitu
sebanyak 50 orang.
27
28
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiono, 2013).
Besar penelitian ini di hitung dengan menggunakan rumus yaitu (Nursalam,
2014).
)(dN1
N2
n
Keterangan :
n = Besar Sampel
N = Perkiraan besar populasi
d = Tingkat kesalahan
Berdasarkan rumus diatas didapatkan jumlah sampel penelitian dengan
perhitungan sebagai berikut :
2(0,05)501
50
n =
1,125
50= 44
Tehnik penggunaan sampel menggunakan purposive sampling yaitu sampel
yang digunakan harus memiliki kriteria-kriteria yang dinginkan oleh peneliti
(Sugiyono, 2013). Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh
setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel
(Notoatmodjo, 2010). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
a. Responden yang bisa membaca dan menulis
29
b. Semua Ibu yang memiliki anak balita
2. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak diambil
sebagai sampel, kriteria eksklusi dalam penelitia ini adalah :
a. Responden yang sedang sakit
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
3.3.1 Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di Desa Tempur Sari TambakBoyo Mantingan
Ngawi
3.3.2 Waktu penelitian
Penelitian dilakukan selama 1 bulan, pengambilan data dilakukan bulan
februari 2015
3.4 Variabel penelitian, definisi oprasional dan skala pengukuran
3.4.1 variabel
1. Variabel Independen (Bebas)
Variabel independen merupakan variabel yang nilainya menentukan
variabel lain (Nursalam, 2008). Dalam penelitian ini variabel independen
pendidikan kesehatan tentang kejang demam pada ibu dengan balita.
2. Variabel Dependen ( Terikat )
Variabel dependen adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel
lain (Nursalam, 2009). Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah
self efficacy.
30
3.4.2 Defini Operasional
Definisi Operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti
untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu
objek atau fenomena (Hidayat, 2007).
Tabel 3.1 Variabel penelitian, definisi operasional dan skala pengukuran
NoVariabel
PenelitianDefinisi
OperasionalAlat Ukur Hasil ukur
SkalaData
1 Pendidikankesehatan tentangpenanganankejang demampada ibu denganbalita.
Proses pemberianinformasi kepadaresponden tentangpenanganankejang demam
Kuesioner 1. Tidak diberikanpendidikan kesehatan
2. Diberikanpendidikan kesehatan
Nominal
2 Self efficacyterhadappenanganankejang demam
Kemampuanataukompetensi diridalam melakukansuatu tugas,mencapai tujuan,atau mengatasisuatu masalah
1 SD 10 22.72 SMP 12 27.33 SMA 19 43.24 Perguruan tinggi 3 6.8
Total 44 100
Pada tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa sebagia besar
responden dengan karakteristik pendidikan SMA yaitu sebanyak 19
responden atau 43.2 % , sedangkan yang memiliki pendidikan SMP
yaitu sebanyak 12 responden atau 27.3 % , sedangkan yang memiliki
pendidikan SD yaitu sebanyak 10 responden atau 22.7 % dan
sedangkan yang memiliki pendidikan perguruan tinggi yaitu sebanyak
3 responden atau 6.8 %.
4.1.2 Self efficacy pre pendidikan kesehatan
Tabel 4.3Self efficacy pre pendidikan kesehatan(N=44)
No Kategori Frekuensi Persentase (%)1 Baik 9 20.52 Sedang 30 68.23 Rendah 5 11.4
Total 44 100,0
Pada tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sebelum dilakukan pendidikan
kesehatan sebagian besar responden memiliki Self efficacy rendah tentang
kejang demam yaitu sebanyak 5 responden atau 11.4 % , dan yang memiliki
Self efficacy sedang tentang kejang demam yaitu sebanyak 30 responden
41
atau 68.2 % , sedangkan yang memiliki Self efficacy baik tentang kejang
demam yaitu sebanyak 9 responden atau 20.5 %.
4.1.3 Self efficacy post pendidikan kesehatan
Tabel 4.4 Self efficacy post pendidikan kesehatan(N=44)
No Kategori Frekuensi Persentase (%)1 Baik 11 25.02 Sedang 26 59.13 Rendah 7 15.9
Total 44 100,0
Pada tabel 4.4 dapat diketahui bahwa setelah dilakukan pendidikan
kesehatan sebagian besar responden memiliki Self efficacy sedang tentang
kejang demam yaitu sebanyak 26 responden atau 59.1 %, dan yang memiliki
Self efficacy rendah tentang kejang demam yaitu sebanyak 7 responden atau
15.9 %, sedangkan yang memiliki Self efficacy baik tentang kejang demam
yaitu sebanyak 11 responden atau 25.0 %.
4.2. Analisa
Bivariat
4.2.1 Analisis Pengaruh pendidikan kesehatan tentang penanganan kejang
demam pada balita terhadap self efficacy ibu antara variabel dependen dan
independen.
Tabel 4.5 Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test tentang Penanganankejang Demam pada balita Terhadap self efficacy ibu predan post di berikan pendidikan kesehatan
(N=44)
VariabelPre post Pvalue
F % F %0,000
Baik 9 20.5 11 25.0
42
Sedang 30 68.2 26 59.1
Rendah 5 11.4 7 15.9
Total 44 100.0 44 100.0
Dapat diketahui bahwa sebelum dilakukan pendidikan kesehatan
sebagian besar responden memiliki Self efficacy sedang tentang kejang
demam yaitu sebanyak 30 responden atau 68.2 % , sedangkan setelah
dilakukan dilakukan pendidikan kesehatan sebagian besar responden
memiliki Self efficacy baik tentang kejang demam yaitu 11 responden atau
25.0 %.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang menggunakan perhitungan
korelasi Wilcoxon Signed Rank Test dengan bantuan program komputer
menghasilkan nilai P value 0,000 lebih kecil dari nilai ( p< 0,05 ). Maka
dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti adanya
pengaruh antara pendidikan kesehatan tentang penanganan kejang demam
pada balita terhadap Self efficacy ibu yang signifikan.
43
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Responden
5.1.1 Usia
Dari hasil penelitian ini bahwa kategori usia paling tinggi adalah 20-35
tahun sebanyak 35 responden. Kategori usia sebagian besar responden
yaitu berada pada kategori masa dewasa awal, yang artinya cukup matang
dalam berfikir (Depkes, 2009). Secara biologis merupakan masa puncak
pertumbuhan fisik prima, karena didukung oleh kebiasan-kebiasaan yang
positif (Desmita, 2009).
Usia seseorang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menerima
informasi dan pola pikir seseorang terhadap informasi yang diberikan.
Semakin bertambahnya usia maka kemampuan menerima informasi dan
pola pikir seseorang semakin berkembang. Kemampuan seseorang untuk
menerima informasi yang diberikan kepadanya berhubungan dengan
maturitas dari fungsi tubuh baik indera maupun otak dan kesehatan
seseorang (Notoatmodjo, 2007).
(Potter & Perry, 2005) menjelaskan bahwa dewasa awal perubahan-
perubahan kognitif tentunya belum terjadi. Individu pada masa dewasa
awal sangat mampu untuk menerima ataupun mempelajari hal baru
individu dewasa awal diidentikan sebagai masa puncak kesehatan,
kekuatan, energi dan daya tahan , juga fungsi sensorik dan motorik. Pada
43
44
tahap ini fungsi tubuh sudah berkembang sepenuhnya dan kemampuan
kognitif terbentuk dengan lebih kompleks. (Papalia Sterns Feldman &
Camp, 2007).
5.1.2 Pendidikan
Hasil analisa yang didapatkan sebagian besar ibu-ibu di Desa Tempur
Sari Tambak Boyo Mantingan Ngawi berpendidikan SMA yaitu sebanyak
19 responden atau 43.2 %, sedangkan yang memiliki pendidikan SMP
yaitu sebanyak 12 responden atau 27.3 %, sedangkan yang memiliki
pendidikan SD yaitu sebanyak 10 responden atau 22.7 % , dan sedangkan
yang memiliki pendidikan Perguruan Tinggi yaitu sebanyak 3 responden
atau 6.8 %.
Hasil penelitian yang di lakukan peneliti saat ini mayoritas pendidikan
terakhir responden adalah SMA yang artinya dimana mayoritas tingkat
pendidikan responden sudah tinggi dimana tingkat pendidikan yang lebih
tinggi mempengaruhi persepsi seseorang untuk mengambil keputusan dan
bertindak. (Notoatmodjo, 2007).
Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan
kualitas manusia, dengan pendidikan manusia memperoleh pengetahuan
dan informasi. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan
semakin berkualitas hidupnya (Hurlock, 2007). Seseorang dengan
pendidikan tinggi akan cenderung untuk mendapatkan dan menerima
informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa lebih mudah dan
banyak. Penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara
45
pendidikan kesehatan dengan penanganan kejang demam terhadap Self
efficacy ibu.
Orang dengan pendidikan rendah cenderung pasif dalam mencari
informasi bisa disebabkan karena kemampuannya yang terbatas dalam
memahami informasi atau dengan kesadaran pentingnya informasi yang
masih rendah. (Notoatmodjo, 2005). Tingkat pendidikan juga merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih
mudah menerima ide-ide dan teknologi. (Notoatmodjo, 2003).
5.2 Self efficacy pre pendidikan kesehatan
Sebelum dilakukan pendidikan kesehatan sebagian besar responden
memiliki Self efficacy rendah sebanyak 5 responden atau sebesar 11.4 %,
sedangkan responden yang memiliki Self efficacy sedang sebanyak 30
responden atau sebesar 68.2%, dan responden yang memiliki Self efficacy baik
sebanyak 9 responden atau sebesar 20.5 % tentang kejang demam. Hasil
penelitian pre test atau sebelum dilakukan pendidikan kesehatan
menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki Self efficacy sedang
sebesar 68.2 %, Pendidikan kesehatan sangat berpengaruh terhadap
pengetahuan ibu dalam penanganan kejang demam.
Hubungan self efficacy dengan penanganan kejang demam orang yang
memiliki self efficacy rendah selalu mengangap dirinya kurang mampu
menangani situasi apapun dalam penanganan kejang demam secara baik. Self
efficacy juga sebagai evaluasi seseorang mengenai kemampuan atau
46
kompetensi diri dalam melakukan suatu tugas, mencapai suatu tujuan, dan
dapat mengatasi suatu masalah. (Baron & Byrne, 2003).
Hal ini didapatkan karena ada beberapa faktor-faktor yang
mempengaruhi Self efficacy yaitu: pengalaman langsung sebagai hasil dari
pengalaman mengerjakan suatu tugas dimasa lalu (sudah pernah melakukan
tugas yang sama dimasa lalu dan pengalaman tidak langsung sebagai hasil
observasi pengalaman orang lain dalam melakukan tugas yang sama pada
waktu individu mengerjakan sesuatu dan bagaimana individu tersebut
menerjemahkan pengalamannya tersebut dalam mengerjakan suatu tugas
(Hambawany, 2007).
Berdasarkan teori dan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan dan Self efficacy yang dimiliki
oleh ibu di Desa Tempur Sari Tambak Boyo Mantingan Ngawi , memiliki
kategori baik, sedang , dan rendah tentang penanganan kejang demam pada
balita terhadap Self efficacy.
Didukung oleh penelitian dari (Eko, 2012) tentang pengaruh efikasi
dan Self efficacy dan prestasi belajar kewirausahaan terhadap motivasi
bertechnopreneurship yang memiliki nilai kualifikasi cukup sebanyak 6,93%.
5.3 Self efficacy post pendidikan kesehatan
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan sebagian besar responden
memiliki Self efficacy sedang sebanyak 26 responden atau sebesar 59.1%
sedangkan responden yang memiliki Self efficacy rendah sebanyak 7
responden atau sebesar 15.9 % sedangkan responden yang memiliki Self
47
efficacy baik sebanyak 11 responden atau sebesar 25.0 % tentang kejang
demam. Hasil penelitian post test atau setelah dilakukan pendidikan
kesehatan menunjukkan bahwa self efficacy baik sebesar 25.0 % , hal ini
menunjukkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan dan self efficacy.
Self efficacy memiliki beberapa fungsi untuk menentukan pemilihan
tingkah laku menunjukkan bahwa self efficacy juga menjadi pendorong
timbulnya suatu tingkah laku. (Bandura, 1986) mengatakan bahwa self
efficacy menentukan berapa lama individu dapat bertahan dalam mengatasi
hambatan dan situasi yang kurang menyenangkan. Self efficacy yang tinggi
akan menurunkan kecemasan yang menghambat penyelesaian tugas, sehingga
mempengaruhi daya tahan individu. Orang yang memiliki self efficacy tinggi
cenderung menunjukkan usaha yang lebih keras dari pada orang dengan self
efficacy rendah. (Saks, 2009) mengatakan bahwa seseorang yang mempunyai
self efficacy tinggi akan mengerjakan tugas dengan mempertimbangkan
konsekuensi kesalahan. (Bandura, 1986) menyatakan bahwa self efficacy
mempengaruhi pola pikir dan reaksi emosional individu, baik dalam
menghadapi situsi saat ini maupun dalam mengantisipsi situasi yang akan
datang.
Didukung oleh penelitian dari (Ghina, 2014) tentang pengaruh
pemberian pendidikan kesehatan terhadap kebersihan organ reproduksi saat
menstruasi pada remaja putri dengan retradasi mental setelah dilakukan
pendidikan kesehatan sebanyak 77,8%.
48
5.4 Penanganan kejang Demam pada balita Terhadap self efficacy ibu pre
dan post di berikan pendidikan kesehatan
Analisa bivariat pada penelitian ini yaitu menghubungkan pendidikan
kesehatan dan Self efficacy. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti saat
ini mengunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test menghasilkan nilai P value
0,000 lebih kecil dari nilai ( p< 0,05 ). Hal ini menunjukkan bahwa
pendidikan kesehatan sangat berpengaruh terhadap self efficacy ibu.
Pengetahuan responden mengenai penanganan kejang demam terhadap self
efficacy ibu meningkat setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
Pendidikan kesehatan sangat berpengaruh terhadap self efficacy
seseorang yang memiliki pengetahuan baik dalam penanganan kejang demam
terhadap self efficacy ibu. Pada saat anak mengalami kejang demam ibu dapat
melakukan penanganan kejang demam sesuai dengan pengetahuan yang
dimiliki saat ini.
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (Monk, 2002)
bahwa tingkat pengetahuan seseorang mempunyai pengaruh dalam
pembentukan kepercayaan dirinya. Semakin tinggi tingkat pengetahuan
seseorang, berarti semakin banyak yang telah dipelajari individu sehingga
dapat lebih mengenal diri baik kekurangan maupun kelebihannya sehingga
mampu menentukan sendiri standar keberhasilannya.
Berdasarkan penelitian dari (Weni, Riri, & Meletiwati, 2008) hasil
penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh pemberian pendidikan kesehatan
49
terhadap peningkatan pengetahuan keluarga tentang insfeksi saluran
pernafasan atas ISPA. Dengan nilai P value 0,001 < α 0,05.
(Mubarak, 2006) mengatakan bahwa dalam memberikan pendidikan
kesehatan agar dapat mencapai tujuan harus memperhatikan beberapa hal
diantaranya yaitu materi atau pesan dan metode yang disampaikan
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh masyarakat dalam bahasa
kesehariannya, materi tidak terlalu sulit dan dimengerti oleh sasaran. Hal ini
sesuai dengan pendapat (Setyarini, 2009) bahwa frekuensi penyuluhan
mempengaruhi pengambilan keputusan seseorang.
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat (Notoadmodjo, 2007)
yang menyatakan bahwa penyampaian informasi dipengaruhi oleh metode
dan media yang digunakan yang mana metode dan media penyampaian
informasi dapat memberikan efek yang signifikan terhadap Pendidikan
kesehatan dan self efficacy hal ini dapat dilihat dari hasil analisis penelitian di
atas yang menunjukkan terjadi peningkatan sebelum dan sesudah diberikan
pendidikan kesehatan tentang penanganan kejang demam pada balita terhadap
self efficacy ibu, hal ini membuktikan bahwa metode pendidikan kesehatan
efektif berpengaruh dalam meningkatkan self efficacy.
Media yang digunakan penelitian dalam penyuluhan kesehatan
menggunakan media leaflet dimana media tersebut memperjelas ide atau
pesan yang disampaikan selain itu juga dapat membantu mengingat kembali
apa yang disampaikan oleh peneliti. Penyuluhan kesehatan tersebut
merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menambah pengetahuan dan
50
kemampuan seseorang melalui teknik belajar atau instruksi dengan tujuan
mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia secara individu, maupun
masyarakat.
51
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui pendidikan kesehatan berpengaruh
antara Self efficacy. Hal ini diketahui dari:
6.1.1 Karakteristik usia ibu berusia antara 20-35 tahun dengan 35 responden atau (79.5%)
dan rata-rata tingkat pendidikan ibu adalah SMA dengan 19 responden atau (43.2%).
6.1.3 Sebelum dilakukan pendidikan kesehatan di dapatkan Self efficacy ibu
sedang tentang penanganan kejang demam yaitu 68.2 %.
6.1.4 Setelah dilakukan pendidikan kesehatan di dapatkan Self efficacy ibu
sedang tentang penanganan kejang demam yaitu 59,1 %.
6.1.5 Ada pengaruh yang signifikan antara pendidikan kesehatan tentang
penanganan kejang demam pada balita terhadap Self efficacy ibu
dengan nilai p value 0,000 lebih kecil dari nilai ( p< 0,05 ).
6.2 Saran
6.2.1 Masyarakat
Masyarakat dapat mengaplikasikan penanganan kejang demam secara
benar.
6.2.2 Pelayanan Kesehatan
Hendaknya tenaga kesehatan seperti perawat atau bidan setempat bekerja
sama dengan puskesmas untuk mengadakan penyuluhan kesehatan kepada
masyarakat pada saat acara posyandu dengan strategi yang lebih menarik
51
52
masyarakat misalnya dengan memberikan pengobatan gratis sesudah
melakukan penyuluhan.
6.2.3 Istitusi Pendidikan
Sebagai bahan informasi dan untuk menambah wawasan mahasiswa
keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta tentang penanganan kejang
demam pada balita terhadap Self efficacy ibu.
6.2.4 Penelitian Lain
Hasil Penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar penelitian lebih lanjut
dan melanjutkan penelitian dengan menggunakan media lain dengan cara
Depkes.(2006), 16 persen balita di indonesia alami gangguan perkembangansaraf. http://www.depkes.go.id/index.php: diakses 11 Novenber 2013
Depkes RI. (2009).Jumlah kasus pneumonia pada balita menurut Provimsi dankelompok umur(http://www.depkes.go.iddiakses tanggal 25 Maret 2013 )
Desmita, (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT RemajaRosdakarya.
Effendy. (2003). Diktat Monitoring dan Evaluasi APP Yogyakarta. (tidakditerbitkan).
Garini, W. (2004). Pengaruh intervensi VCD metode perawatan bayiterhadappengetahuan ibu bayi berat badan lahir rendah di RSUD CiawiBogor Jawa Barat. Diperoleh tanggal 16 Januari 2014.http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=124680.
Gaskill, P.J. dan Murphy, P.K. “Effects on a memory strategy onsecond graders’performance and self-efficacy” dalam Contemporary EducationalPsychology, No. 29, 1, 2004.
Hambawany, E. (2007). Hubungan antara Self Efficacy dan Persepsi AnakTerhadap Perhatian Orangtua Dengan Prestasi Belajar pada PenyandangTuna Daksa. Skripsi (tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi : UniversitasMuhammadiyah Surakarta.
Hidayat.A.Aziz alimul. (2006). Asuhan Keperawatan Anak 2.SalembaMedika.Jakarta.
Hidayat, Aziz Alimul. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan TeknisAnalisaData. Jakarta: Salemba Medik
Hull, D & Joohnston DI.( 2008). Dasar dasar pediatrik. Edisi 3, EGC. Jakrta.
Hurlock, A. (2007). Promosi kesehatan bayi dan balita. Jakarta: Salemba Medika.
Imam, Ghozali, (2005). Aplikasi Nalisi Multivariate dengan programSPSS.Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Karnia, N.( 2007). Penatalaksanaan demam pada anak. diseminarkan pada siangklinik penanganan kejang pada anak, Bandung, 12 Februari 2007.http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/02:
Knudsen FU. Rectal administration of diazepamin solution in the acute treatmentof convulsion In infants and children. Arch Dis Child 1979; 54:855-7
Kurniawan. (2010). Pengaruh Self-Efficacy Dan Motivasi Belajar MahasiswaTerhadap Kemandirian Belajar Mata Kuliah Analisis Laporan KeuanganPada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008fakultas Ilmu Sosial Dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.Yogyakarta: Skripsi.
Lumbantobing, S.M. (2003). Penatalaksanaan Muthakhir Kejang Pada Anak.Jakarta: FKUI
Lumbantobing, SM. (2005). Penatalaksanaan Muthakhir Kejang Pada Anak.Jakarta : FKUI
Maryatongo.(2007), Asuhan Keperawatan Anak S dengan Kejang Demam diRuang Luqman.R.S. RoesmaniSemarang.Semarang.http://digilib.unimus.ac.id. diakses pada tgl 2 maret2012.
Maulana .H. D. J & Yudha. K. E. (Eds). ( 2007). Promosi kesehatan. Jakarta :EGC
Maulana. H. D. J. & yudha. K. E. (Eds). (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta:EGC
Meadow & Newel. (2005). Lecture Notes. Pediatrika. Edisi VII. Jakarta:Erlangga.
Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi PenelitianIlmukeperawatan. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika
Nursalam. (2009). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmukeperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Ngastiyah (2005) Perwatan Anak Sakit edisi 2 Jakarta: EGC
Pajares, F., Britner, S. L., & Valiante, G. (2009). Relation between achievementgoals and self-beliefs of middle school students in writing and science.ContemporaryEducational Psychology, 25, 406-422.
Papalia, Diane E., Sterns, H.L., Feldman, R.D., Camp, C.J. (2007). AdultDevelopment and Aging ( 3 rd Ed.). New York: McGraw-Hill
Potter. (2005). Fundamental Keperawatan (Konsep,Proses dan Praktik). Edisi ke-4. Jakarta: EGC.
Riwidikdo, H. (2013). Statistik Kesehatan dan Aplikasi SPPS DalamProsedurPenelitian. Yogyakarta: Roh
Saks, A. M. (2009) “Moderating Effects of Self Efficacy for the Relationshipbetween Training Method and Anxiety and Stress Reaction of Newcomers”.Journal of Organizational Behavior, Vol. 15, p. 639-654.
Setyarini, D. (2009). Skripsi Pengaruh Intensitas Penyuluhan terhadap TingkatPartisipasi Masyarakat dalam Program Penghijauan Kota : Studi KasusKecamatan Kota Kabupaten Wajo. Universitas Indonesia, Jakarta
Sodikin.(2012), prinsip perawatan demam pada anak , pustaka pelajar,Yogyakarta
Soekirman. (2006). Hidup Sehat Gizi Seimbang Dalam Kehidupan Manusia.
Sugiyono.(2009). Metodelogi Penelitian Bisnis (pendekatan Kualitatif,Kuantitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta
Sugiyono.(2011). Metodelogi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung:Alfabeta
Sugiyono.(2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :Alfabeta
Tarigan, T, Chairul A.H, Syamsidah L, (2007). Pengetahuan, sikap dan perilakuorang tua tentang demam dan pentingnya edukasi oleh dokter. SariPediatri,Vol. 8, No.3: 27-31.
Uripi, Vera (2004). Menu Sehat Untuk Balita. Jakarta : Puspa Swara Perry
Utari,w., Arneliwati & Riri N. (2014) peningkatan pengetahuan keluarga tentanginsfeksi saluran pernafasan atas ISPA
Wardani, AK, (2013). Kejang demam sederhana pada anak usia satu tahun.Medula, Vol. 1, No. 1, Hal 57-64:http://portalgaruda.org/download_article.php?article=122474. diakses 23November 2013
Wong, DL dkk (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong Ed.6,Vol.2, ECG,Jakarta.
White, Ellen G.(2005). Education (Membina Pendidikan Sejati). Bandung:Indonesia Publishing House.