i PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK T E R H A D A P KEBERHASILAN BELAJARBAHASA INDONESIA PESERTADIDIK KELAS VIIISMP NEGERI 4 SUNGGUMINASA KABUPATEN GOWA THE INFLUENCING OF SCIENTIFIC APPROACH TO BAHASA INDONESIA SUBJECT OF GRADE VIII STUDENTS OF SMPN 4 SUNGGUMINASA GOWA REGENCY TESIS TESIS HJ.HUSNAH Nomor Induk Mahasiswa : 04. 07. 798. 2013 PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHMAKASSAR 2015
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
P E N G A R U H P E N D E K A T A N S A I N T I F I K T E R H A D A P KEBERHASILAN BELAJARBAHASA INDONESIA PESERTADIDIK KELAS VIIISMP NEGERI 4 SUNGGUMINASA
KABUPATEN GOWA
THE INFLUENCING OF SCIENTIFIC APPROACH TO BAHASA INDONESIA SUBJECT OF GRADE VIII STUDENTS OF SMPN 4
SUNGGUMINASA GOWA REGENCY
TESIS
TESIS
HJ.HUSNAH Nomor Induk Mahasiswa : 04. 07. 798. 2013
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHMAKASSAR
2015
ii
PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN BELAJARBAHASA INDONESIA PESERTADIDIK KELAS VIIISMP NEGERI 4 SUNGGUMINASA
KABUPATEN GOWA
TESIS
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Magister
Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Disusun dan Diajukan oleh
Hj.HUSNAH Nomor Induk Mahasiswa : 04-07- 798- 2013
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015
iii
iv
v
vi
PRAKATA
Syukur alhamdulillah, penulis panjatkan ke hadirat Allah
subhanahu wataala berkat rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga penulis
dapat menyelesaikan tesis ini yang merupakan salah satu syarat dalam
rangka memperoleh gelar magister pada Program Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Makassar. Tesis ini diharapkan dapat
memberikan nilai tambah dalam analisis kepada guru-guru untuk
menggunakan pendekatan saintifik dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran.
Dalam penyusunan tesis ini, penulis banyak mendapat bantuan
dalam bentuk bimbingan, petunjuk, dan dorongan, dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih yang setinggi-
tingginya kepada pihak yang telah membantu penulis.penulis
mengucapkan terima kasih kepada Prof.Dr. H.M.Ide Said, D.M., M.Pd.,
komisi pembimbing I dan Dr.Andi Sukri Syamsuri, M.Hum., komisi
pembimbing II yang telah membimbing, mengarahkan, dan memberikan
saran kepada penulis dalam penyelesian tesis ini.
Oleh karena itu, perkenankan penulis menyampaikan ucapan
terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Rektor Universitas
Muhamamadiyah Makassar dan Direktur Program Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Makassar, Prof.Dr.H.M.Ide Said D.M., M.Pd
komisi pembimbing, I atas bimbingannya dan arahannya, Dr.Andi Sukri
vii
Syamsuri, M.Hum. komisi pembimbing II atas bimbingan dan arahan
yang telah diberikan, Ketua dan Staf pengelola Prgram Magister
Manajemen Universitas Muhammadiayah Makassar,serta rekan-rekan
Mahasiswa Angkatan ke- 7 yang telah bersama-sama penulis menempuh
suka dan duka selama kuliah, dan Kepala SMP Negeri 4 sungguminasa
dan teman-teman yang telah membantu pada saat peneltian ini
dilaksanakan.
Secara khusus, penulis mengucapkan terima kasih kepada suami
tercinta Muhammad Hamzah,S.Pd., yang senantiasa membantu penulis
sampai tahap penyelesaian.
Penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat terhadap
pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan pendekatan
saintifik. Semoga bantuan yang penulis terima dari berbagai pihak
mendapatkan pahala dari Allah Swt.
Makassar, Oktober2015
Penulis,
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. ii
HALAMAN PENERIMAAN PENGUJI ................................................. III
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ................................... iv
HALAMAN PERBAIKAN .................................................................. v
KATA PENGANTAR ....................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................... vii
ABSTRAK ............................................................................................. viii
Husnah. 2015. “Pengaruh Pendekatan Saintifik terhadap Keberhasilan Belajar Bahasa Indonesia Peserta Dididk Kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa.” Tesis Dibimbing oleh M.Ide Said DM., dan Andi Sukri Syamsuri. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pengaruh pendekatan saintifik terhadap keberhasilan belajar bahasa Indonesia kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa. Penelitian ini digolongkan ke dalam penelitian eksperimen. Populasi penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa yang berjumlah 488 orang yang terbagi ke dalam 13 kelas. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive random sampling, artinya penentuan sampel dilakukan secara sengaja dengan jumlah yang refresentatif pada kelas penelitian. Hal ini dadasarkan atas pertimbangan keterbatasan waktu, tenaga, dana, dan karakteristik penelitian. Sampel penelitian ditetapkan kelas VIII D berjumlah 40 orang sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII C sebanyak 40 orang sebagai kelas kontrol. Teknik yang digunakan mengumpulkan data penelitian adalah teknik tes. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik statistik inferensial statistik deskriptif dan statistik inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jika guru menerapkan pendekatan saintifik, maka pembelajaran bahasa Indonesia kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa meningkat. Hal ini tampak berdasarkan temuan bahwa pendekatan saintifik dapat memengaruhi keberhasilan belajar bahasa Indonesia peserta didik kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa. Hal ini tampak pula pada nilai yang diperoleh peserta didik, yakni kemampuan peserta didik pada kelas kontrol belum memadai dengan tingkat ketuntasan hanya mencapai 57,5% yang mampu memperoleh nilai 70 ke atas. Hal ini berbeda dengan kemampuan peserta didik meningkat pada kelas eksperimen dengan kategori mampu dengan tingkat ketuntasan mencapai 92,5% yang memperoleh nilai 70 ke atas. Keefektifan pendekatan ini diketahui pula berdasarkan hasil perthitungan nilai t (tes signifikansi untuk desain 2). Perbandingan hasil kemampuan kelas kontrol dan kelas eksperimen menunjukkan bahwa nilai t hitung sebanyak 4,29› nilai t Tabel 2,02. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian yang diajukan diterima, yaitu pendekatan saintifik efektif diterapkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa (H1) Sesuai dengan hasil penelitian ini diajukan saran, yaitu guru hendaknya menggunakan pendekatan saintifik dalam pembelajaran, karena teknik ini efektif diterapkan dalam meningkatkan kemapuan peserta didik belajar pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
xii
ABSTRACT
Husnah, 2015 The Inflence of ScientificApproach towards Students’ Performance Bahasa Indonesia: A thesis, supervised by M. Ide Said DM., andA.SukriSyamsuri The study aims to describe the influence of scientific approach towards students’ performance bahasa Indonesia. Respondents of this study are class VIII students studying at SMP Negeri 4 SungguminasaKabupatenGowa. This is an experimental research using the whole class VIII students of SMP Negeri 4 SungguminasaKabupatenGowa (N 488) as the population. The study uses purposive random sampling, mearning that the samples are decided purposively by considering the amount of sample that could represent the total population. This sampling prosedure is patricularly due the lmited time and funding offered to the researcher and this prosedure is suitable with the research characteristics. Total samples of this study are 80 students and are grouped into experimental class (class VIII D students; 40) and control class (students of VIII C n 40). Data is collected through test and was analyzed using both descriptive and inferential statistics
The study reveals that scientifik approach is affective for teaching. The performance and achievement of class VIII students of SMP Negeri 4 Sungguminasa in studying bahasa Indonesia shows an improvement. This can be seen from students, scures and their overall acievement. For control class, only 57,5% of students scored 70 abd/or above. On the contrary, in the experiment class, 92,5% students scored 70 and/or above. The affecacy of this approach is also shown from the t test (significant test for design 2). The comparison between and experiment class in t test indicates the value is 4,29 higher than the value of t table 2.02. This finding signifies that the research hypothesis is accepted, mearning that the scientific approach is effective in improving students’ achievement in learning bahasa Indonesia particularly for class VIII students of SMP Negeri 4 Sungguminasa (HI).
Based on this finding, it is suggested that teachers should use scientific approach in learning in order to improve students’ achievement and performance in studying bahasa Indonesia
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1.1. Kegiatan Pembelajaran .............................................. 32
Tabel 1.2 Kelompok Eksperimen dan Kontrol ............................. 49
Tabel 1.3. Keadaan Populasi .................................................... 51
Tabel 1.4. Sampel Penelitian ..................................................... 52
Tabel 2.1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Kelas Kontrol .. 58
Tabel 2.2. Konversi Angka ke dalam Nilai Berkala 1-100 ................. 62
Tabel 2.3. Frekuensi dan Persentase Nilai Kelas Kontrol ............... 62
Tabel 2.4. Klasifikasi Nilai Kelas Kontrol ........................................ 64
Tabel 2.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Adakah Pengaruh Pendekatan Saintifik ............................................................................ 66
Tabel 2.6 Konversi Angka ke dalam Nilai Berskala 1-100 ................ 69 Tabel 2.7. Frekuensi dan Persentase Nilai Pembelajaran
Bahasa Indonesia dengan Adakah Pengaruh Pendekatan Saintifik ....................................................................... 70
Tabel 2.8. Klasifikasi Nilai Pembelajaran Bahasa Indonesia
dengan menggunakan Adakah Pengaruh Pendekatan Saintifik ....................................................................... 72
Tabel 2.9. Nilai Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesian ............................ 73
Lampiran 7. Nilai Peserta Didik Kelas Kontrol ..................................... 136
Lampiran 8. Nilai Peserta Didik Kelas Eksperimen ........................... 137
Lampiran 10. Poto-poto Kegiatan ............................................. 139
Lampiran 9. Izin Penelitian ..................................... 142
Lampiran 11. Hasil Kerja Kerja Peserta Didik ............................... 146
Lampiran 12. Riwayat Hidup Peneliti ................................... 147
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu persoalan utama dalam dunia pendidikan adalah
rendahnya kemampuan berbahasa Indonesia siswa. Indikator paling jelas
dapat dilihat dari rendahnya nilai Ujian Nasional mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Padahal, dalam pelaksanaan konsep dan standar Kurikulum
Pendidikan, peran bahasa Indonesia sangat penting. Keberhasilan
pelaksanaan proses pendidikan sangat bergantung pada kemampuan
berbahasa yang efektif. Bahkan seluruh proses adiministrasi dan
implementasi pendidikan terkait dengan penggunaan media berbahasa,
baik lisan maupun tertulis. Ironisnya, kemampuan dan hasil ujian mata
pelajaran Bahasa Indonesia peserta didik mengalami penurunan.
Maka dengan adanya pendekatan saintifik merupakan kerangka
ilmiah pembelajaran yang diusung oleh Kurikulum 2013. Langkah-langkah
pada pendekatan saintifik merupakan bentuk adaptasi dari langkah-
langkah ilmiah dan sains. Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan
suatu proses ilmiah, karena Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi
pendekatan saintifik dalam pembelajaran.
Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan
dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.
Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para
2
ilmuan lebih mengedepankan penalaran induktif dibandingkan dengan
penalaran deduktif (Daryanto, 2014: 51)
Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian
menarik kesimpulan yang spesifik. Sebaiknya, penalaran induktif
memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik
kesimpulan secara keseluruhan. Sejatinya, penalaran induktif
menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi ide lebih luas. Metode
ilmiah umunya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan
detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum. Metode ilmiah
merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa
fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi
dan memadukan pengetahuan sebelumnya ( Ridwan Abdullah, 2014: 50).
Dalam menyajikan pembelajaran pengaruh santifik salah satu
pendekatan yang mampu meningkatkan keberhasilan belajar bahasa
Indonesia, setiap orang memiliki jaringan, walaupun tidak disadari oleh
yang bersangkutan. Jaringan sangat dibutuhkan dalam belajar dari aneka
sumber, mengembangkan diri, dan memperoleh pekerjaan. Seorang siswa
memiliki jaringan pribadi yang terdiri dari keluarga, teman, teman dari
keluarga, teman dari teman, tetangga, guru dan lain-lain.
Kemampuan untuk membangun jaringan dan berkomunikasi perlu dimiliki
oleh peserta didik karena kompetensi tersebut sama pentingnya dengan
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman. Bekerjasama dalam
kelompok merupakan salah satu cara membentuk kemampuan siswa
3
untuk dapat membangun jaringan dan berkomunikasi (Ridwan Abdullah,
2014: 32)
Pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah itu lebih efektif hasilnya
dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Hasil penelitian
membuktikan bahwa pada pembelajaran tradisional, retensi informasi dari
guru 10 persen setelah 15 menit dan perolehan pemahaman kontekstual
sebesar 25 persen. Pada pembelajaran berbasis ilmiah, retensi informasi
dari guru sebesar lebih dari 90 persen setelah dua hari dan perolehan
pemahaman kontekstual sebesar 50-70 persen (Daryanto, 2014: 56).
Pembelajaran saintifik dikatakan sebagai pendekatan ilmiah karena
memiliki kriteria sebagai berikut: Materi pembelajaran berbasis pada fakta
atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran
tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng
semata. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi idukatif guru siswa
terbebas dari prasangka yang serta merta, pemikiran yang subjektif, atau
penalaranyang menyimpang dari alur berpikir logis.Mendorong dan
menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analisis dan tepat dalam
mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan
mengaplikasikan materi pembelajaran. Mendorong dan mengispirasi siswa
mampu memahami berpikir hipoterik dalam melihat perbedaan,
kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.
Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan,
dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam
4
merespons materi pembelajaran.Berbasis pada konsep, teori, dan fakta
empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.Tujuan pembelajaran
dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem
penyajiannya. (Aris Shoimin, 2013 : 164).
Selain tujuan umum pembelajaran sebuah bahasa adalah memiliki
peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional
peserta didik yang merupakan penunjang keberhasilan dalam
mempelajari semua bidang studi. Dengan pelajaran bahasa Indonesia
memungkinkan manusia saling berkomunikasi, saling berbagi
pengalaman, saling belajar dari yang lain dan untuk meningkatkan
kemampuan intelektual dan kesusasteraan merupakan sarana untuk
menuju pemahaman yang ada dalam dirinya.
Namun, kenyataannya masih banyak guru yang menyelenggarakan
pengajaran yang kurang menarik sehingga tidak tercapai sasaran yang
diharapkan. Penggunaan metode ceramah, masih mendominasi kegiatan
guru sehari-sehari. Sementara itu, peserta didik hanya sebagai
pendengar, memperhatikan penjelasan, mencatat yang dipentaskan oleh
guru. Di samping itu, kegiatan belajar telah menjadi sesuatu yang rutin,
menoton, dan membosankan, bukan lagi sebagai kegiatan menarik,
menantang, menuntut, partisifasi aktif dari peserta didik. Begitu pula
sarana dan prasarana di sekolah yang kurang terpenuhi, dan peran orang
tua yang tidak memberikan motivasi kepada peserta didik untuk
mengulang kembali pelajaran di rumah. Hal Inilah yang menyebabkan
5
nilai akhir peserta didik tidak tercapai sesuai dengan nilai KKM yang
sudah ditentukan yaitu nilai 75. (pengamatan peneliti tahun 2013/2014).
Hasil pengamatan sebagai asumsi awal peneliti untuk memahami
masalah pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa
Kabupaten Gowa bahwa metode yang digunakan dalam proses belajar
mengajar, khususnya palajaran bahasa Indonesia menjadi salah satu
penyebab rendahnya kemampuan peserta didik dalam balajar.
Untuk menciptakan dan mengopitmalkan keaktifan peserta didik
dalam proses belajar mengajar maka perlu dirancang suatu strategi
belajar mengajar sesuai dengan Kurikulum 2013 yang berlaku saat ini.
Pendekatan saintifik merupakan suatu pendekatan ilmiah yang digunakan
untuk membelajarkan peserta didik dalam kondisi yang efektif dan
menyenangkan dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIII
SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa.
Kurikulum 2013 mendefinisikan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
sesuai dengan yang seharusnya, yakni sebagai kriteria mengenali
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Acuan dan prinsip penyusunan Kurikulum 2013 mengacu
pada pasal 36 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, yang menyatakan
bahwa penyusunan kurikulum harus memperhatikan peningkatan iman
dan taqwa, peningkatan akhlaq mulia, peningkatan potensi, kecerdasan
dan minat peserta didik, keragaman potensi daerah dan lingkungan,
tuntunan pembangunan daerah dan nasional, tuntunan dunia kerja,
6
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, agama, dinamika
perkembangan global dan persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
Tujuan pembelajaran disesuaikan dengan tujuan pendidikan nasional
yang dinyatakan pada pasal 3 UU No. 20 Tahun 2003. yakni
“Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia,
berlandaskan pada landasan yuridis.
Pada isi Kurikulum 2013 pelajaran bahasa Indonesia tercantum
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yaitu teks cerita fabel, teks
biografi, teks prosedur, teks diskusi, teks ulasan, dan teks cerita pendek,
yang mana setiap peserta didik harus mampu mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki berdasarkan struktur teks
yang telah ditentukan (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, 2014: 1).
Pembelajaran saintifik dianggap sebagai pendekatan yang dapat
mempengaruhi keberhasilan belajar pada mata pelajaran bahasa
Indonesia peserta didik kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa
Kabupaten Gowa. Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruksi
konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk
mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menarik
7
kesimpulan, dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang
“ditemukan”. .
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik mengkaji lebih dalam
tentang metode pembelajaran sainfifik pada pelajaran bahasa Indonesia,
dan mengangkat judul “Pengaruh Pendekatan Saintifik terhadap
Keberhasilan Belajar Bahasa Indonesia Peserta Didik Kelas VIII SMP
Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa. Dipilihnya topik ini sebagai
objek penelitian karena ingin mengetahui apakah dengan adanya
pendekatan saintifik mempengaruhi keberhasilan belajar peserta didik dan
melalui penelitian ini diharapkan semakin meningkatkan kreativitas dan
inovasi guru dalam mengajar di kelas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut, rumusan masalah penelitian ini,
yakni;
1. Bagaimanakah pengaruh pendekatan saintifik tehadap
keberhasilan belajar Bahasa Indonesia peserta didik kelas VIII
SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa?
2. Adakah pengaruh pendekatan saintifik tehadap keberhasilan
belajar bahasa Indonesia pada peserta didik kelas VIII SMP
Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa?
3. Apakah pendekatan saintifik dapat meningkatkan hasil belajar
Bahasa Indonesia peserta didik kelas VIII SMP Negeri 4
Sungguminasa Kabupaten Gowa?
8
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah;
1. Untuk mengetahui pengaruh pendekatan saintifik terhadap
keberhasilan belajar bahasa Indonesia pada peserta didik kelas
VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa.
2. Untuk mengukur tingkat keberhasilan belajar bahasa Indonesia
peserta didik kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa
Kabupaten Gowa setelah menerapkan pendekatan saintifik.
3. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar bahasa
Indonesia pada peserta didik dengan menggunakan pendekatan
saintifik kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten
Gowa.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan
praktis.
1. Manfaat Teoretis
a. Memberikan pemahaman kepada pembaca tentang pengaruh
pendekatan saintifik terhadap keberhasilan belajarbahasa
Indonesia peserta didik kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa
Kabupaten Gowa.
b. Menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman, serta
memiliki kesadaran bagi guru tentang pengaruh pendekatan
9
saintifik terhadap keberhasilan belajarbahasa Indonesia peserta
didik kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa.
c. Menambah khazanah tentang teori metode pembelajaran saintifk
dan keberhasilan belajar siswa.
2.Manfaat Praktis
a. Bagi Pembaca/Penikmat
1) Menimbulkan motivasi kepada pembaca untuk senantiasa aktif
berinovasi dan berkreasi dalam mengajar
.2) Memberikan gambaran cara yang efektif dalam memahami
model pembelajaran sainfitik.
b. Bagi Siswa
1) Memberikan pemahaman dan langkah-langkah metode
pembelajaran saintifik kepada siswa.
2) Memudahkan siswa dalam menerima metode pembelajaran
saintifik.
c. Bagi Peneliti Lebih Lanjut
1) Dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi peneliti pada
metode yang lain
2) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam
mengembangkan penelitian yang relevan.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka
1. Penelitian Yang Relevan
Penelitian sebelumnya tentang model pembelajaran sudah pernah
dilakukan. Namun, khusus pada model pembelajaran saintifik masih
kurang dilakukan. Penelitian sebelumnya yang relevan dilakukan oleh
Darsinah dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis
Masalah dalam Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Puisi Murid
Kelas V SD Inpres Bertingkat Melayu Kota Makassar”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penerapan model berbasis masalah dapat
meningkatkan pembelajaran mengapresiasi puisi murid kelas V SD
Inpres Bertingkat Melayu Kota Makassar. Rata-rata hasil belajar pada
siklus I adalah 63,17 dan dikategorikan tinggi, sedangkan nilai rata-rata
hasil belajar pada siklus II adalah 84,92 dan dikategorikan sangat tinggi.
Persentase ketuntasan siklus I adalah 15% dan dikategorikan belum
tuntas, sedangkan pada siklus II mencapai 95% dan dikategorikan
tuntas.
Hamzah (2011) dengan judul “Keefektifan Model Saling
Mengungjungi (Two Stay Two Stray) dalam Pembelajaran Menulis
10
11
Paragraf Siswa Kelas XII SMK Negeri 6 Takalar”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa model saling mengungjungi (stay two two stray)
efektif diterapkan dan dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf
pada sisiwa kelas XII SMK Negeri 6 Takalar. Dengan kata lain, jika guru
menerapkan model saling mengungjungi (stay two two stray), maka
kemampuan menulis paragrafsiswa kelas XII SMK Negeri 6 Takalar lebih
meningkat. Hal ini sesuai dengan hasil tindakan penelitian bahwa hasil
pembelajaran menulis paragraf siswa kelas XII SMK Negeri 6 Takalar
tanpa menggunakan model saling mengungjungi (stay two two stray)
dikategorikan sedang sedangkan hasil pembelajaran dengan
menggunakan model saling mengungjungi (stay two two stray)
dikategorikan tinggi.
Berdasarkan penelitian tersebut, maka penelitian ini tidak
mengembangkan penelitian sebelumnya. Namun, ada persamaan dan
perbedaan. Persamaannya adalah terletak pada materi yang dikaji yaitu
peningkatan keberhasilan belajar bahasa Indonesia dengan
menggunakan model, sedangkan perbedaannya adalah metode yang
digunakan dalam meningkatkan keberhasilan belajar peserta didik. Hal
inilah yang mendorong penulis untuk mengadakan penelitian dengan
model terbaru yaitu Kurikulum 2013 pendekatan “Saintifik”.
12
2. Pengertian Pendekatan dan Strategi
Sanjaya (2010: 127) menyatakan bahwa pendekatan merupakan
titik tolak atau sudut pandang proses pembelajaran. Istilah pendekatan
merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya
masih sangat umum. Oleh karena itu, strategi dan metode pembelajaran
yang digunakan dapat bersumber atau bergantung kepada pendekatan
tertentu. Hal ini sejalan dengan pendapat Iskandarwassid dan Dadang
(2009:40) bahwa pendekatan adalah proses, pembuatan, atau cara
mendekati.Dikatakan pula bahwa pendekatan merupakan sikap atau
pendangan tentang sesuatu berupa asumsi atau seperangkat asumsi
yang saling berkaitan. Pendekatan bersifat aksiomatis, tidak perlu
dibuktikan lagi kebenarannya. Di dalam pengajaran atau pembelajaran
bahasa, pendekatan merupakan pandangan, filsafat, atau kepercayaan
tentang hakikat pembelajaran atau pengajaran bahasa yang diyakini dan
tidak perlu dibuktikan lagi kebenarannya.
Strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activities
designed to achieves aparticular educational goal. Dengan demikian,
strategi pembelajaran diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang
rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu (Sanjaya, 2010: 26). Kemp (dalam Sanjaya, 2010: 126)
menyatakan bahwa;
13
“ strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien”.
Senada dengan pendapat tersebut, Dick and Carey (dalam
Sanjaya, 2010: 126) juga menyatakan bahwa strategi pembelajaran
adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan
secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.
Metode adalah upaya mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai
secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang
telah ditetapkan. Dengan demikian, bisa terjadi satu strategi pembelajaran
digunakan beberapa metode. Misalnya, untuk melaksanakan strategi
ekspositori bisa digunakan metode cermah sekaligus metode tanya jawab
atau bahkan diskusi dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia
termasuk menggunakan media pembelajaran Iskandarwassid dan
Sunandar, (2009:56) menyatakan bahwa metode adalah cara kerja yang
bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna
mencapai tujuan yang ditentukan. Metode lebih bersifat prosedural dan
sistemik karena tujuannya untuk mempermudah pengerjaan suatu
pekerjaan.
Berdasarkan uraian tersebut dapat dinyatakan bahwa strategi
berbeda dengan metode. Strategi merujuk pada sebuah perencanaan
untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat
14
digunakan untuk melaksanakan strategi, dengan kata lain strategi adalah
perencanaan untuk melaksanakan untuk mencapai sesuatu, sedangkan
metode adalah cara untuk mencapai sesuatu.
Jadi, strategi pembelajaran yang diterapkan guru akan bergantung
pada pendekatan yang digunakan, sedangkan bagaimana menjalankan
strategi itu dapat ditetapkan berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya
menjalankan metode pembelajaran guru dapat menentukan teknik yang
dianggapnya relevan dengan metode, dan penggunaan teknik itu setiap
guru memiliki taktik yang mungkin berbeda antara guru yang satu dengan
yang lain (Sanjaya, 2010: 128).
Hubungannya dengan penelitian ini yang menekankan pada
strategi pembelajaran, diuraikan lebih rinci tentang strategi. Strategi
pembelajaran, yaitu keseluruhan metode dan prosedur yang
menitikberatkan pada kegiatan siswa dalam proses kegiatan belajar
mengajar untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam konteks strategi
pengajaran, tersusun hambatan-hambatan yang dihadapi, tujuan yang
hendak dicapai, meteri yang hendak dipelajari, pengalaman-pengalaman
belajar, dan prosedur evaluasi (Hamalik, 2001: 201).
Strategi belajar-mengajar secara umum mempunyai pengertian
suatu garis besar haluan dalam bertindak dalam usaha mencapai
sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dalam belajar-mengajar
untuk mencapai tujuan yang telah digariskan (Hastuti, 1995: 5).
15
Lebih lanjut dinyatakan oleh Hastuti (1995:6) bahwa ada empat
strategi dalam belajar-mengajar, antara lain:
a. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kulaifikasi
perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana
yang diharapkan.
b. Memilih sistem pendekatan belajar-mengajar berdasarkan aspirasi
dan pandangan hidup masyarakat.
c. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar-
mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat
dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan
mengajarnya.
d. Menciptakan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau
kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan
pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan
belajar-mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik
penyempurnaan sistem intruksional yang bersangkutan secara
keseluruhan.
Pencapaian tujuan proses belajar mengajar yang maksimal tidak
terlepas dari strategi mengajar yang tepat. Strategi mengajar merupakan
seperangkat komponen yang harus diikuti oleh seorang pengajar dalam
menyajikan materi di kelas. Adapun prosedur strategi belajar-mengajar
yang dikemukakan oleh Hastuti (1995:24) sebagai berikut:
16
a. Persiapkan materi yang akan diberikan kepada siswa.
b. Materi/bahan, alat pelajaran dan alat bantu mengajar telah
dipersiapkan.
c. Masukan dan karakteristik pembelajar telah diidentifikasikan.
d. Bahan pengait telah direncanakan
e. Metode dan teknik penyajian telah dipilih seperti cermah, diskusi,
dan bermain peran.
3. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman
bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan aktivitas belajar mengajar (dalam Andarjaya, 2008: 10).
Hal ini berarti model pembelajaran memberikan kerangka dan arah bagi
guru untuk mengajar,
Ariends (1977: 7) dalam ( Shoimin, 2014:23) menyatakan;
“The term teaching model refers to a particular to intriction that includes its goals, syntax, inveronmint, and management system” Artinya, istilah model pengajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuan, sintaks, lingkungan, dan system pengelolaannya”.
Banyak model pembelajaran telah dikembangkan oleh guru yang
pada dasarnya untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk
17
memahami dan menguasai suatu pengetahuan atau pelajaran tertentu.
Pengembangan model pembelajaran sangat bergantung dari karakteristik
mata pelajaran ataupun materi yang akan diberikan kepada siswa
sehingga tidak ada model pembelajaran tertentu yang diyakini sebagai
pembelajaran yang paling baik, semua bergantung pada situasi dan
kondisinya.
Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong
tumbuhnya rasa senang peserta didik terhadap pelajaran, menumbuhkan
dan meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas, memberikan
kemudahan bagi peserta didik untuk memahami pelajaran sehingga
memungkinkan peserta didik mencapai hasil belajar yang lebih baik
(Aunurrahman, 2012: 143).
Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi pengajar
dan para guru dalam melakukan pembelajaran. Hal ini menunjukkan
bahwa setiap model yang akan digunakan dalam pembelajaran
menentukan perangkat yang dipakai dalam pembelajaran tersebut.
Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas
daripada strategi, metode, atau prosedur. Ciri-ciri tersebut antara lain: 1)
rasional teoretik logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangnya. 2) landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana
siswa belajar (tujuan pembelajaran akan tercapai). 3) tingkah laku
mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan
18
dengan berhasil. 4) lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan
pembelajaran itu dapat tercapai (Aris Shoimin, 2013: 23)
a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran melibatkan siswa, guru, serta komponen pendukung
lain. Dalam pelaksanaannya di sekolah proses pembelajaran harus
dijalankan secara terencana dan sesuai dengan kondisi serta tujuannya.
Pengertian pembelajaran menurut Syafaruddin dan Nasution (2005: 76)
bahwa: “Suatu proses mengarahkan anak didik untuk melakukan
kegiatan belajar dalam rangka perubahan tingkah laku (kognitif, efektif,
dan psikomotor) menuju kedewasaan.
Selanjutnya, “Pembelajaran adalah proses interaksi, baik interaksi
antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi
antara siswa dengan lingkungan” (Sanjaya memberi kebebasan memilih
strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajarannya, 2010:198).
(Aris Shoimin, 2013: 43) mengungkapkan bahwa pembelajaran
merupakan kegiatan utama sekolah, yang dalam pelaksanaannya seolah-
olah diberi kebebasan memilih strategi, pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran yang paling efektif, sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran, peserta didik, guru, serta kondisi nyata sumber daya yang
tersedia dan siap didayagunakan di sekolah. Pemilihan dan
pengembangan strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran
hendaknya berpusat pada karakteristik peserta didik (student centered),
agar dapat melibatkan mereka secara aktif dan kreatif dalam
19
pembelajaran. Pembelajaran harus menekankan pada praktik, dengan
pendayagunaan masyarakat dan lingkungan sekitar sekolah sebagai
sumber belajar.
Dalam melaksanakan pengelolaan pembelajaran, ada dua macam
kegiatan yang harus dilaksanakan yaitu mengelola sumber belajar, dan
melaksanakan peran sebagai sumber belajar itu sendiri. Sebagai
manajer, guru memiliki empat fungsi umum yaitu: 1) merencanakan
tujuan belajar, 2) mengorganisasikan berbagai sumber belajar untuk
mewujudkan tujuan belajar, 3) memimpin yang meliputi memotivasi,
mendorong, dan menstimulasi siswa, dan 4) mengawasi segala sesuatu,
apakah sudah berfungsi sebagaimana mestinya atau belum dalam
rangka pencapaian tujuan (Sanjaya, 2010: 23).
Pembelajaran diartikan sebagai berikut: 1) Pembelajaran adalah
suatu yang dilaksanakan secara sistematik yang setiap komponen yang
saling berpengaruh. 2) Pembelajaran adalah suatu usaha guru yang
bertujuan untuk menolong siswa belajar, dimana pembelajaran
merupakan seperangkat peristiwa yang memengaruhi terjadinya belajar
siswa. 3) Pembelajaran adalah suatu lingkungan seseorang secara
sengaja dikelola untuk memungkinkan terjadinya belajar siswa. 4)
Pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi
nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang dengan optimal
(Aunurrahman, 2012: 9).
20
Menurut Kamus Populer Bahasa Indonesia (Sutrisno, 2010:493)
pembelajaran merupakan jalannya kegiatan belajar siswa dan mengajar
guru. Suatu pembelajaran akan berdaya guna apabila guru
menggunakan berbagai prinsip termasuk menumbuhkan adanya saling
percaya antar guru dan anak didik, terutama memperhatikan kebutuhan
individu anak didik agar tidak menggannggu belajarnya. Pada dasarnya
pembelajaran dilangsungkan untuk mencapai tujuan pendidikan dan hal
ini bisa terlaksana dengan baik jika didukung oleh empat unsur yaitu:
tujuan, bahan pelajaran, metode, alat (media) dan penilaian.
Berdasarkan uraian yang dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran merupakan interaksi antara guru, siswa dan lingkungan
yang bertujuan pada perubahan tingkah laku siswa. Dalam kegiatan
pembelajaran guru memiliki otoritas untuk menentukan strategi yang
tepat.
4. Pengertian Saintifik
Pendekatan saintifik (scientific) disebut juga sebagai pendekatan
ilmiah. Proses pembelajaran dapat dipadankan menjadi proses ilmiah.
Karena itu Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik
dalam pembelajaran. Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas
perkembangan dan pengetahuan sikap, ketermpilan dan pengetahuan
peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi
kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan penalaran induktif
ketimbang penalaran deduktif. Penalaran deduktif melihat fenomena
21
umum untuk kemudian menarik simpulan spesifik. Penalaran deduktif
melihat fenomena umum untuk kemudian menarik kesimpulan secara
keseluruhan.
Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian
menarik kesimpulan yang spesifik. Sebaiknya, penalaran induktif
memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik
kesimpulan secara keseluruhan. Sejatinya, penalaran induktif
menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi ide lebih luas. Metode
ilmiah umunya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan
detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum. Metode ilmiah
merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa
fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi
dan memadukan pengetahuan sebelumnya.
Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian harus berbasis
bukti-buktidari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan
prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Metode ilmiah pada umumnya
memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau
eksperimen, mengelola informasi atau data, menganalisis, kemudian
memformulasi, dan menguji hipotesis (Daryanto, 2013: 30).
A. Tujuan Pembelajaran Saintifik
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk jenjang SMP dan
SMA atau yang sederajat dilaksanakan menggunakan pendekatan
saintifik (ilmiah). Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap,
22
pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis
pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau
materi ajar agar peserta didik “Tahu mengapa”. Ranah keterampilan
menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik
suara, dan teksturnya. Benda dapat menunjukkan karakteristik yang
berbeda jika dikenai pengaruh lingkungan. Perilaku manusia juga dapat
diobservasi untuk mengetahui sifat, kebiasaan, respons, pendapat, dan
karakteristik lainnya. Pengamatan dapat dilakukan secara kualitatifdan
kuantitatif. Pengamatan kualitatif mengandalkan panca indera dan
hasilnya dideskripsikan secara naratif. Sementara itu, pengamatan
kuantitatif untuk melihat karakteristik benda menggunakan alat ukur
karena dideskripsikan menggunakan angka. Pengamatan kuantitatif
untuk melihat perilaku manusia atau hewan dilakukan dengan
menggunakan hitungan banyaknya kejadian.
Contoh Data Kulalitatif Contoh Data kuatitatif
Warna benda putih
Bersuara nyaring ketika jatuh ke
lantai
Tekstur permukaannya kasar
Panjang benda 20 cm
Massa benda 2 kg
Suhu benda 40o c
27
b. Mengajukan Pertanyaan
Siswa perlu dilatih untuk merumuskan pertanyaan terkait dengan
topik yang akan dipelajari. Aktivitas belajar ini sangat penting untuk
meningkatkan keingintahuan dalam diri siswa dan mengembangkan
kemampuan meraka untuk belajar sepanjang hayat. Guru perlu
mengajukan pertanyaan dalam upaya memotivasi siswa untuk
mengajukan pertanyaan. Salah satu cara untuk melatih siswa dalam
mengajukan pertanyaan adalah menggunakan metode inkuiri Suchman.
Metode inkuri Suchman dapat dilakukan dengan menampilkan sebuah
fenomena dan meminta siswa mengajukan pertanyaan terkait dengan
hal tersebut, sedangkan guru hanya menjawab ya atau tidak. Contoh
inkuiri Suchman sebagai berikut: Guru menunjukkan demonstrasi
meniupkan bola pingpong dengan pengering rambut (hair dryer) dari arah
bawah dan terlihat bahwa bola pingpong nampak melayang tidak jatuh ke
bawah, juga tidak terbangke atas, kemudian, siswa dipersilahkan untuk
mengajukan pertanyaan terkait dengan fenomena tersebut. (Ridwan
Abdullah, 2014: 57) contoh:
Guru : “Coba ajukan pertanyaan yang terkait dengan fenomena yang
kamu perhatikan ini, Bapak hanya menjawab Ya atau Tidak”
Siswa : “Apakah ada udara di sekitar bola pimpong?”
Guru : “Ya”
28
Siswa : “:Apakah bola pimpong akan terpental jika tiupan hairdryer
diperbesar.
Guru : “Tidak”
Kemudian, guru mencoba mendemontrasikan fenomena yang
terjadi denganmenaikkan tiupan anginhairdryer. Pertanyaan dilanjutkan
sampai siswa memahami konsep yang akan dijelaskan. Pertanyaan yang
diajukan dapat menggiring siswa untuk melakukan pengamatanyang lebih
teliti.
c. Melakukan Eksperimen/Percobaan atau Memperoleh Informasi
Belajar dengan menggunakan pendekatan ilmiah akan melibatkan
siswa dalam melakukan aktivitas menyelidiki fenomena dalam upaya
menjawab suatu permasalahan. Guru juga dapat menugaskan siswa
untuk mengumpulkan data dan informasi dari berbagai sumber, misalnya
dalam pelajaran bahasa dan kelompok pelajaran ilmu pengetahuan
sosial. Guru perlu mengarahkan siswa dlam merencanakan aktivitas,
melaksanakan aktivitas, dan meloporkan aktivitas yang telah dilakukan.
Pada tahap persiapan pembelajaran guru bertindak sebagai pengarah
atau pengelola kegiatan belajar dengan melakukan hal-hal berikut:
a. Mengembangkan keingintahuan dan minat siswa dalam
mempelajari topik kajian
29
b. Mengajukan pertanyaan dan membantu siswa mengembangkan
pertanyaan yang relevan dengan topik yang harus dieselesaikan
dengan melaksanakan kegiatan penyelidikan atau percobaan.
c. Mengarahkan pengembangan rencana penyelidikan atau
percobaan oleh siswa.
d. Mendeskripsikan atau membantu siswa memilih atau mencari
peralatan dan bahan yangdibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan
penyelidikan atau percobaan
e. Menyatakan lamanya waktu dan hasil yang diharapakan dengan
pelaksanaan kegiatan penyelidikan/percobaan.
Peran guru ketika siswa melaksanakan kegiatan penyelidikan
adalah:
a. Memfasilitasi atau membantu siswa menggunakan bahan dan
peralatan.
b. Berdiskusi dengan siswa atau mengarahkan mereka dalam
membuat kesimpulan atau “menemukan” konsep.
Metode yang digunakan dalam mengarahkan siswa adalah
dengan mengajukan pertanyaan yang dapatmengembangkan ide mereka
dan membantu siswa berpikir secara mendalam.
d. Mengasosiasikan/Menalar
Kemampuan mengeloh informasi melalui penalaran dan berpikir
rasional merupakan kompetensi penting yang harus dimiliki oleh siswa.
Informasi yang dilakukan harus diproses untuk menemukan keterkaitan
30
satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari
keterkaitan informasi, dan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang
ditemukan.
C. Kaidah-kaidah Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran
Penggunaan saintifik dalam pembelajaran harus dipandu dengan
kaidah-kaidah pendekatan ilmiah. Pedekatan ini bercirikan penonjolan
dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan
penjelasan tentang suatu kebenaran. Dengan demikian, proses
pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-
prinsip, atau kriteria ilmiah.
Proses pembelajaran tersebut disebut ilmiah jika memenuhi kriteria
seperti berikut: 1) substansi atau materi pembelajarn berbasis pada fakta
atau fenomena yang dapat dijelaskan denganlogika atau penalaran
tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng
semata, 2) proses pembelajaran harus terhindar dari sifat-sifat atau nilai-
nilai non-ilmiah yang meliputi intuisi, akal sehat, prasangka, penemuan
melalui coba-coba, dan asal berpikir kritis. (Daryanto’ 2014: 58).
D. Prinsip-prinsip Pembelajaran Saintifik
Beberap prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran
adalah sebagai berikut:
a) Pembelajaran berpusat pada siswa
31
b) Pembelajaran membentuk students self conceft
c) Pembelajaran terhindar dari verbalisme
d) Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengasimilasi konsep, hukum, dan prinsip.
e) Pembelajaran mendorong terjadinyapeningkatan kemampuan
berpikir siswa.
f) Pembelajaran meningkatkan motivasi siswa dan motivasi
mengajar guru.
g) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih
kemampuan dalam komunikasi.
E. Langkah-langkah Umum Pembelajaran Saintifik
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang
dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik).
Langkah-langkah pendekatan ilmiah dalam proses pembelajaran meliputi
menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian
megolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan
dengan menganalisis, menalar kemudian menyimpulkan, dan mencipta.
Menurut Permendikbud No. 81 A Tahun 2013 Lampiran IV, proses
pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu:
a. mengamati;
b. menanya;
c. mengumpulkan informasi
32
d. mengasosiasi; dan
e. mengomunikasikan
Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai
kegiatan belajar sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:
Tabel No.1.1.
Langkah Pembelajaran Kegiatan Belajar Kompetensi Yang Dikembangkan
Mengamati Membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat)
Melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.
Menanya Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati
Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Mengumpulkan informasi/eksperimen
- Melakukan eksperimen
- Membaca sumber lain selain buku teks
- Mengamati objek/kejadian
- Aktivitas - Wawancara
dengan nara sumber
Mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Mengasosiasikan/mengolah informasi.
Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik
Mengembangkan sikap jujur, teliti,
33
terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.
disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan
Mengkomunikasikan Menyampaikan hasil
pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.
Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas.
(Sumber Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan: 23-14).
F. Penilaian dalam Pendekatan Saintifik Penilaian (assesment)adalah proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta
didik. Pada Standar Pendidikan Nasional Pendidikan, penilaian pendidikan
merupakan salah satu standar yang bertujuan untuk menjamin:
perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang
akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan
penilaian peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif, efektif,
efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya, dan pelaporan hasil
penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informatif. Modul ,
2013: 49).
lanjutan tabel 1
34
1) Jenis-jenis Penilaian pada Kurikulum 2013
Standar penilaian pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme,
prosedur, dan instrumen penilaian. Penilaian peserta didik yang
dilakukan pada Kurikulum 2013 mencakup: penilaian otentik, penilaian
Kegiatan awal dilakukan sebelum tretmen dengan langkah berikut:
peneliti melakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
saintifik dalam pelajaran bahasa Indonesia.
2. Perlakuan (Treatment) sebagai Evaluasi
Pembelajaran dilakukan selama enam kali pertemuan. Pertemuan
pertama, kedua, dan ketiga sebagai penyajian pendekatan pembelajaran
saintifik, pertemuan keempat, kelima, dan keenam treatment (tindakan).
Setiap pertemuan dilakukan dalam waktu 2x40 menit. Langkah yang
dilakukan, yaitu peneliti (1) membelajarkan materi pelajaran bahasa
Indonesia, (2) guru memperkenalkan dan menerapkan pendekatan
saintifik, (3) guru menugasi siswa menjawab pertanyaan berdasarkan
materi dan pendekatan yang digunakan, dan (4) menganalisis hasil tes.
55
E. Teknik Analisis Data
Data primer yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis dengan
menggunakan teknik statistik deskriptif. Adapun langkah-langkah analisis
data sebagai berikut:
1. Membuat data skor
2. Mencari mean rata-rata, dengan menggunakan rumus:
Xi = 60% skor maksimal
Keterangan : Xi = mean idela
(Nurgiantoro, 2005: 401)
3. Mengukur penyebaran dengan rumus:
Si = ¼ x Xi
Keterangan:
Si = simpangan baku ideal
Xi = mean ideal (Nurgiyantoro, 2005: 401).
4. Untuk kepentingan standarisasi hasil pengukuran (skor)
dilakukan transformasi dari skor mentah ke dalam nilai berskala
1 – 10
5. Membuat distrubisi frekuensi dan persentase nilai.
6. Menentukan perbandingan hasil control dan kelas eksperimen
dengan rumus:
t =Md
∑x2 d
N(N – I )
56
Keterangan:
Md = mean dari perbedaan kelas control dan eksperimen
xd = deviasi masing-masing subjek (d-Md)
∑ x2 d = jumlah kuadrat deviasi
N = sunjek pada sampel
db = detentukan dengan N-I
(Arikunto, 2006: 306).
57
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Penyajian Hasil Analisis Data
Berdasarkan data penelitian ini, diuraikan secara rinci hasil
penelitian pendekatan saintifik pada pembelajaran bahasa Indonesia
peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa.
Untuk mengetahui pengaruh tersebut, terlebih dahulu dianalisis tentang;
(1) hasil pembelajaran bahasa Indonesia kelas kontrol peserta didik kelas
VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa dan (2) hasil pembelajaran bahasa
Indonesia kelas eksperimen dengan analisis pendekatan saintifik siswa
kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa. Hasil penelitian
tersebut bersifat kuantitatif yang dinyatakan dengan angka.
Penyajian yang bertujuan mengungkap pengaruh pendekatan
saintifik terhadap keberhasilan belajar bahasa Indonesia pada peserta
didik kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa dapat
diamanati dan dianalisis kemudian dikelompokkan ke dalam dua bagian,
yaitu penyajian data kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Kelas kontrol adalah kelas yang tidak menggunakan tindakan
dalam pembelajaran sedangkan kelas eksperimen adalah kelas yang
menggunakan tindakan dalam pembelajaran yaitu pendekatan
saintifik.dan model discovery learning. Untuk lebih jelasnya hasil penelitian
yang penulis lakukan dapat dilihat pada tabel berikut:
57
58
1. Penyajian Data Hasil Pengaruh Pendekatan Santifik terhadap
Keberhasilan Belajar Bahasa Indonesia Kelas VIII SMP Negeri 4
Sungguminasa Kabupaten Gowa pada Kelas Kontrol
Berdasarkan analisis data kelas kontrol dengan jumlah 40 orang
diperoleh gambaran bahwa tidak ada peserta didik yang mampu
memperoleh skor 100 sebagai skor maksimal. Skor tertinggi hanya 91,5
yang diperoleh oleh 1 orang dan skor terendah adalah 49,5 yang
diperoleh oleh 1 orang. Berdasarkan data tersebut, maka gambaran yang
lebih jelas dan tersusun rapi mulai skor tertinggi ke skor terendah yang
diproleh peserta didik beserta frekuensinya dapat dilihat pada Tabel 2
berikut ini.
Tabel 2.1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Kelas Kontrol
No. Skor mentah Frekuensi Persentase (%)
1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
91,5
91
89
87,5
86,5
86
84
83,5
81,5
80
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
5
2,5
2,5
59
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
23
24
25
26
27
28
29
30
31
79
78
75,5
75,5
73,5
73
72,5
71,5
70,5
69,5
68
67,5
67
65,5
65
64,5
64
63,5
60
52,5
52
49,5
1
1
1
1
1
3
1
3
2
2
1
1
1
1
2
1
1
2
1
1
1
1
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
7,5
2,5
7,5
5
5
2,5
2,5
2,5
2,5
5
2,5
2,5
5
2,5
2,5
2,5
2,5
Jumlah 40 100
Lanjutan Tabel 2
60
Berdasarkan Tabel 2 tersebut dapat diketahui bahwa skor tertinggi
yang diperoleh peserta didik yaitu 91,5 yang diperoleh oleh 1 orang
(2,5%). Selanjutnya, sampel yang mendapat skor 91 berjumlah 1 orang
(2,5 %), sampel yang mendapat skor 87,5 berjumlah 1 orang (2,5%),
sampel yang mendapat skor 86,5 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang
mendapat skor 86 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang mendapat skor
84 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang mendapat skor 83,5 berjumlah
2 orang (5%), sampel yang mendapat skor 81,5 berjumlah 1 orang (2,5%),
sampel yang mendapat skor 80 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang
mendapat skor 79 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang mendapat skor
78 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang mendapat skor 75,5 berjumlah
1 orang (2,5%), sampel yang mendapat skor 73,5 berjumlah 1 orang
(2,5%), sampel yang mendapat skor 73 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel
yang mendapat skor 72,5 berjumlah 1 orang (2,5%), berjumlah 3 orang
(7,5%), sampel yang mendapat skor 71,5 berjumlah 1 orang (2,5%),
sampel yang mendapat skor 70,5 berjumlah 3 orang (7,5%), sampel yang
mendapat skor 69,5 berjumlah 2 orang (5%), sampel yang mendapat skor
68 berjumlah 2 orang (5%), sampel yang mendapat skor 67,5 berjumlah 1
orang (2,5 %), sampel yang mendapat skor 67 berjumlah 1 orang (2,5 %),
sampel yang mendapat skro 65,5 berjum;ah 1 orang (2,5%), sampel yang
mendapat skor 65 berjumlah 2 orang (5%), sampel yang mendapat skr
64,5 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang mendapat skor 64 berjumlah
1 orang (2,5%), sampel yang mendapat skor 63,5 berjumlah 2 orang (5%),
61
sampel yang mendapat skor 60 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang
mendapat skor 60 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang mendapat skor
52,5 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang mendapat skor 52 berjum;ah
1 orang (2,5%), dan sampel yang mendapat skor 49,5 berjumlah 1 orang
(2,5%).
Berdasarkan distrubusi, frekuensi, dan persentase skor
pembelajaran bahasa Indonesia tanpa pendekatan saintifik peserta didik
kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa, dapat pula diketahui distribusi
frekuensi dan persentase nilai. Distribusi frekuensi dan persentase nilai
tersebut sangat membantu dan mempermudah dalam menentukan nilai
secara keseluruhan keberhasilan hasil belajar peserta didik.
Sebelum skor mentah ditransformasi ke dalam nilai berskala 1:100,
maka terlebih dahulu ditentukan ukuran tendensi sentral yang digunakan
dalam mengolah data dengan rumus:
Xi = 60% dari skor maksimal
= 60 x 100 100 = 0,6 x 100 = 60 Langkah selanjutnya, mencari deviasi standar sebagai ukuran
penyebaran data. Rumus yang digunakan untuk menentukan deviasi
standar, sebagai berikut:
62
Si = ¼ x Xi
= ¼ x 60
= 15
Dengan demikian, deviasi standar deviasi data tersebut adalah 15.
Selanjutnya, mean dan deviasi standar yang diperoleh ditransper ke
dalam konversi angka berskala 1-100. Untuk lebih jelasnya, dapat
diperhatikan pada tabel 3 berikut ini.
Tabel 2.2. Konversi Angka ke dalam Nilai Berkala 1-100
Skala Sigma Nilai Skala Angka Ekuivalensi Nilai Mentah
+ 2,25
+ 1,75
+ 1,25
+ 0,75
+ 0,25
- 0,25
- 0,75
- 1,25
- 1,75
- 2,25
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
60+(2,25x15)= 93,7
60+(1,75x15) = 86,2
60+(1,25x15)= 78,7
60+(0,75x15) = 71,2
60+(2,25x15)= 63,7
60-(0,25x15) = 56,2
60-(0,25x15)= 48,7
60-(1,25x15) = 41,2
60-(1,75x15)= 33,7
60-(2,25x15) = 26,2
94 -100
86 -93
79 -85
71 -78
64 – 70
56 – 63
49 – 55
41 – 48
34 – 40
≤ 33
Berdasarkan tabel 3 di atas, skor mentah peserta didik dapat
dikonversikan ke dalam nilai berskala 1-100, sekaligus dapat pula
diketahui nilai, frekuensi, dan persentase hasil pembelajaran bahasa
63
Indonesia tanpa pendekatan saintifik pada peserta didik kelas VIII SMP
Negeri 4 Sungguminasa, seperti tampak pada Tabel 4 berikut ini.
Tabel 2.3. Frekuensi dan Persentase Nilai Kelas Kontrol
No. Skala Nilai Frekuensi Persentase (%) Jumlah Nilai (Nilai x
F)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
90
80
70
60
50
40
6
6
11
13
1
3
15
15
27,5
32,5
2,5
7,5
540
480
770
780
50
120
Jumlah 100 2740
Berdasarkan tabel 4 di atas diperoleh gambaran bahwa nilai yang
diperoleh sampel masih rendah. Nilai tertinggi hanya 90 yang diperoleh 6
orang (15%). Selanjutnya, sebanyak 6 siswa (15%) yang memperoleh nilai
80; sampel yang memperoleh nilai 70 berjumlah 11 orang (27%); sampel
yang memperoleh nilai 60 berjumlah 13 orang (32%); sampel yang
memperoleh nilai 50 berjumlah 1 orang (2,5%); sampel yang memperoleh
nilai 40 berjumlah 3 orang (7,5%).
64
Berdasarkan perolehan nilai setelah persentasenya, dapat
diketahui jumlah nilai dan nilai rata-rata peserta didik. Nilai rata-rata
peserta didik, yaitu 68,5 yang diperoleh dari hasil bagi jumlah seluruh nilai
dengan jumlah peserta didik sampel (N) atau 2740/40 = 68,5.
Sesuai dengan hasil analisis data tersebut dapat dikonfirmasi ke
dalam kriteria kemampuan yang telah ditetapkan, yaitu peserta didik
dinyatakan berhasil dalam pembelajaran apabila jumlah peserta didik
mencapai 85% yang memperoleh nilai 70 ke atas. Sebaliknya, peserta
didik dikatakan tidak berhasil dalam pembelajaran apabila jumlah peserta
didik kurang dari 80% yang memperoleh nilai 70. Untuk menggambarkan
pernyataan ini, dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini.
Tabel 2.4. Klasifikasi Nilai Kelas Kontrol
No. Skala Nilai Frekuensi Persentase (%)
Kategori Ketercapaian KKM
1.
2.
Nilai 70 ke atas
Nilai di bawah 70
23
17
57,5 42,5
Tuntas
Tidak Tuntas Jumlah 40 100
Berdasarkan pada Tabel 5 tersebut, diketahui bahwa frekuensi dan
persentase nilai kelas kontrol kemampuan peserta didik, yaitu hanya 23
peserta didi (57,5%) yang mampu mendapatkan nilai 70 ke atas dan 17
peserta didik (42,5%) yang mendapat nilai di bawah 70. Hal ini
65
menujukkan bahwa nilai pembelajaran bahasa Indonesia tanpa
menggunakan pendekatan saintifik peserta didik kelas VIII SMP Negeri 4
Sungguminasa rata-rata belum tuntas. Hal ini dinyatakan karena hanya 17
peserta didik (42,5%) yang mendapat nilai 70 ke atas. Dengan demikian,
dapat dinyatakan bahwa keberhasilan pembelajaran pada mata pelajaran
bahasa Indonesia peserta didik tidak mencapai kriteria yang ditetapkan,
yaitu 85%.
2. Penyajian Data Ada Pengaruh Pendekatan Sanitifik terhadap Keberhasilan Belajar Bahasa Indonesia pada Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa Berdasarkan analisis data pembelajaran bahasa Indonesia dengan
menggunakan pendekatan saintifik pada peserta didik kelas VIII SMP
Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa dengan 40 orang peserta didik
diperoleh gambaran bahwa sebanyak 1 orang peserta didik yang mampu
memperoleh skor 100 sebagai skor maksimal. Skor terendah adalah 62
yang diperoleh oleh 1 orang.
Berdasarkan hal tersebut, maka gambaran yang lebih jelas dan
tersusun rapi mulai skor tertinggi ke skor terendah yang diperoleh peserta
didik beserta frekuensinya dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini.
66
Tabel 2.5. Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Pembelajaran pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dengan Adakah Pengaruh Pendekatan Saintifik pada Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa
No. Skor mentah Frekuensi Persentase (%)
1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
100
95
94
92
91,5
91
89,5
88
87
86,5
84
83
81,5
81
80
78,5
78
77,5
77
1
2
1
2
3
2
1
4
1
1
1
1
1
1
2
2
1
1
1
2,5
5
2,5
5
7,5
2,5
2,5
10
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
5
5
2,5
5
5
67
20
21
22
23
24
25.
26.
76
74,5
73
73
72
70
64
2
2
2
2
1
1
1
5
5
5
5
2,5
2,5
2,5
Jumlah 40 100
Berdasarkan Tabel 6 tersebut diketahui bawa skor tertinggi yang
diperoleh peserta didik yaitu 100 yang diperoleh oleh 1 orang (2,5%).
Selanjutnya, sampel yang mendapat skor 95 berjumlah 2 orang (5 %),
sampel yang mendapat skor 94 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang
mendapat skor 92 berjumlah 2 orang (5%), sampel yang mendapat skor
91,5 berjumlah 3 orang (7,5%), sampel yang mendapat skor 91 berjumlah
1 orang (2,5%), sampel yang mendapat skor 89,5 berjumlah 1 orang
(2,5%), sampel yang mendapat skor 88 berjumlah 4 orang (10%), sampel
yang mendapat skor 87 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang mendapat
skor 86,5 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang mendapat skor 84
berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang mendapat skor 83 berjumlah 1
orang (2,5%), sampel yang mendapat skor 81,5 berjumlah 1 orang
(2,5%), sampel yang mendapat skor 81 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel
Lanjutan tabel 6
68
yang mendapat skor 80 berjumlah 2 orang (5%), sampel yang mendapat
skor 78,5 berjumlah 2 orang (5%), sampel yang mendapat skor 78
berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang mendapat skor 77,5 berjumlah 1
orang (2,5%), sampel yang mendapat skor 77 berjumlah 1 orang (2,5%),
sampel yang mendapat skor 76 berjumlah 2 orang (5%), sampel yang
mendapat skor 74,5 berjumlah 2 orang (5 %), sampel yang mendapat skor
73 berjumlah 2 orang (5 %), sampel yang mendapat skor 72 berjumlah 2
orang (5%), sampel yang mendapat skor 70 berjumlah 1 orang (2,5%),
sampel yang mendapat skor 64 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang
mendapat skor 62 berjumlah 1 orang (2,5%).
Berdasarkan distribusi frekuensi dan persentase skor pembelajaran
mata pelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan pendekatan
saintifik pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa
Kabupaten Gowa, dapat pula diketahui distribusi frekuensi dan persentase
nilai. Distribusi frekuensi nilai tersebut sangat membantu dan
mempermudah dalam menentukan nilai secara keseluruhan kemampuan
peserta didik.
Sebelum skor mentah ditransformasi ke dalam nilai berskala 1-100,
maka terlebih dahulu ditentukan ukuran tendensi sentral yang digunakan
dalam mengolah data dengan rumus :
Xi = 60% dari skor maksimal
= 60 x 100
69
100 = 0,6 x 100 = 60 Langkah selanjutnya, mencari deviasi standar sebagai ukuran
penyebaran data. Rumus yang digunakan untuk menentukan deviasi
standar, sebagai berikut:
Si = ¼ x Xi
= ¼ x 60
= 15
Dengan demikian, deviasi standar deviasi data tersebut adalah 15.
Selanjutnya, mean dan deviasi standar yang diperoleh ditransper ke
dalam konversi angka berskala 1-100. Untuk lebih jelasnya, dapat
diperhatikan pada tabel 7 berikut ini.
Tabel 2.6. Konversi Angka ke dalam Nilai Berskala 1-100
Skala Sigma Nilai Skala Angka Ekuivalensi Nilai Mentah
+ 2,25
+ 1,75
+ 1,25
+ 0,75
+ 0,25
- 0,25
100
90
80
70
60
50
60+(2,25x15)= 93,7
60+(1,75x15) = 86,2
60+(1,25x15)= 78,7
60+(0,75x15) = 71,2
60+(2,25x15)= 63,7
60-(0,25x15) = 56,2
94 -100
86 -93
79 -85
71 -78
64 – 70
56 – 63
70
- 0,75
- 1,25
- 1,75
- 2,25
40
30
20
10
60-(0,25x15)= 48,7
60-(1,25x15) = 41,2
60-(1,75x15)= 33,7
60-(2,25x15) = 26,2
49 – 55
41 – 48
34 – 40
≤ 33
Berdasarkan Tabel 7 di atas, skor mentah peserta didik dapat
dikonversikan ke dalam nilai berskala 1-100, sekaligus dapat pula
diketahui nilai, frekuensi, dan persentase hasil pembelajaran bahasa
Indonesia dengan pendekatan saintifik pada peserta didik kelas VIII SMP
Negeri 4 Sungguminasa, seperti tampak pada Tabel 8 berikut ini.
Tabel 2.7. Frekuensi dan Persentase Nilai Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dengan Adakah Pengaruh Pendekatan Saintifik pada Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa.
No. Skala Nilai Frekuensi Persentase (%) Jumlah Nilai (Nilai x F)
1.
2.
3.
4.
5.
100
90
80
70
60
4
14
8
11
3
10
35
20
27,5
7,5
400
1260
640
770
180
Jumlah 40 100 3250
Lanjutan tabel 7
71
Berdasarkan Tabel 8 di atas diperoleh gambaran bahwa nilai yang
diperoleh sampel telah meningkat. Nilai tertinggi yaitu 100 yang diperoleh
oleh 4 orang (10%). Selanjutnya, sebanyak 14 peserta didik (35%) yang
memperoleh nilai 90; sampel yang memperoleh nilai 80 berjumlah 8 orang
(20%); sampel yang memperoleh nilai 70 berjumlah 11 orang (27,5%);
sampel yang memperoleh nilai 60 berjumlah 3 orang (7,5%).
Berdasarkan perolehan nilai setelah persentasenya, dapat
diketahui jumlah nilai dan nilai rata-rata peserta didik. Nilai rata-rata
peserta didik, yaitu 81,25 yang diperoleh dari hasil bagi jumlah seluruh
nilai dengan jumlah peserta didik sampel (N) atau 3250/40=81,25.
Sesuai dengan hasil analisis data tersebut dapat dikonfirmasi ke
dalam kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan, yaitu siswa dinyatakan
berhasil dalam pembelajaran apabila jumlah peserta didik mencapai 85%
yang memperoleh nilai 70 ke atas. Sebaliknya, peserta didik dikatakan
tidak berhasil dalam pembelajaran apabila jumlah peserta didik kurang
dari 85% yang memperoleh nilai 70. Untuk menggambarkan pernyataan
ini, dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini.
72
Tabel 2.8. Klasifikasi Nilai Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Menggunakan Adakah Pengaruh Pendekatan Saintifik Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa
No. Skala Nilai Frekuensi Persentase (%) 1.
2.
Nilai 70 ke atas
Nilai di bawah 70
37
3
92,5 7,5
Jumlah 40 100%
Berdasarkan pada Tabel 9 tersebut, diketahui frekuensi dan
persentase nilai pembelajaran bahasa Indonesia dengan pendekatan
saintifik pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa
Kabupaten Gowa, yaitu sebanyak 37 peserta didik (92,5%) yang mampu
mendapatkan nilai 70 ke atas dan 3 peserta didik (7,5%) yang mendapat
niai di bawah 70. Hal ini berarti bahwa nilai kelas VIII SMP Negeri 4
Sungguminasa Kabupaten Gowa dikategorikan memdai.
3. Analisis Pengaruh Pendekatan Saintifik terhadap Peningkatan dan Keberhasilan Belajar pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa. Pada bagian ini dipaparkan keberhasilan pendekatan saintifik
dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada peserta didik kelas VIII SMP
Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa. Uraian keberhasilan
pendekatan saintifik dalam pembelajaran pada peserta didik kelas VIII
SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa merupakan gambaran
keberhasilan dalam pembelajaran pada pelajaran bahasa Indonesia.
73
Kecocokan dan kesesuaian tersebut diukur berdasarkan perolehan nilai
kelas kontrol dan kelas eksperimen. Gambaran nilai kelas kontrol dan
kelas eksperimen tampak pada Tabel 10 berikut ini.
Tabel 2.9. Nilai Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa
Subjek Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Gain (d) = Eksperimen-
Kontrol
d2
1 2 3 4 5 1.
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
80
60
60
60
40
60
50
60
70
40
60
90
70
70
70
80
70
70
80
70
80
90
80
70
90
70
100
90
80
90
0
10
10
20
30
20
40
20
0
50
10
10
20
10
20
0
100
100
400
900
400
1600
400
0
2500
100
100
400
100
400
74
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
70
70
70
80
60
80
90
70
70
60
60
60
60
90
80
90
60
90
60
40
70
90
80
80
90
90
90
90
90
90
70
70
90
70
60
70
80
70
100
90
100
50
70
80
100
90
10
20
20
10
30
10
0
0
0
30
10
0
10
-10
-10
10
30
10
-10
30
10
10
10
100
400
400
100
900
100
0
0
0
900
100
0
100
100
100
100
900
100
100
900
100
100
100
Lanjutan tabel 10
75
39
40
80
70
90
60
10
-10
100
100
N = 30 2740 3240 ∑d = 500 ∑d2 = 13400
Diketahui :
Md = ∑d = 500 = 12,5 N 40
∑x2 d = 13243, 75 yang diperoleh melalui rumus berikut :
Berdasarkan perhitungan tersebut, dinyatakan bahwa t hitung, yaitu
4,29. Sementara nilai t tabel pada taraf signifikan 0,05, yaitu:
t tabel = t ( 1- 1 a; -) 2 = t ( 1- 1 0,05; 40-1) 2
77
= t(1-0,025;39) = t (0,975;39) Jadi, t tabel = 2,02 Berdasarkan analisis data tersebut diketahui bahwa nilai kefektifan
pendekatan sanintifik dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada
peserta didik kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa
sebesar 4,29. Berdasarkan nilai t hitungseperti pada lampiran 5 dengan
db=N-1=40-1=39. Jadi, db 40-1=39 dan to0975 = 2,02 (tabel terlampir).
Sementara, t hitung= 4,29 dan t tabel= 2,02 (signifikan 0,975%). Dengan
demikian, t hitung› t tabel .
Hipotesis yang diuji dengan statistik uji t (tes signifikan untuk desain
2), yaitu pendekatan saintifik efektif diterapkan dalam pembelajaran pada
mata pelajaran bahasa Indonesia peserta didik kelas VIII SMP Negeri 4
Sungguminasa Kabupaten Gowa (HI). Dalam penelitian, terungkap bahwa
nilai peserta didik yang menggunakan pendekatan saintifik lebih baik
dibandingkan dengan nilai peserta didik yang tidak menggunakan
pendekatan saintifik.
Dalam pengajuan statistik, hipotesis ini dinyatakan sebagai berikut:
HO : th ≤ tt lawan HI : th ≥ tt. Setelah perhitungan berdasarkan hasil
statistik inferensial jenis uji t desain 2 diperoleh nilai t hitung: 4,29. Kriteria
pengujiannya adalah Ho diterima jika t hitung ‹ t Tabel dan Ho ditolak jika t
hitung › t tabel. Nilai t tabel = db = 1 = 40 -1 =39 (Angka inilah yang dilihat
dalam tabel) pada taraf signifikan 0,975% sehingga diperoleh = 2.02,
78
ternyata t hitung › t tabel. Berdasarkan perhitungan tersebut, maka HI diterima
dan HO ditolak. Dengan demikian, pendekatan saintifik efektif diterapkan
dalam pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia pada peserta didik
kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pengaruh Pendekatan Saintifik terhadap Keberhasilan Belajar Bahasa Indonesia Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa
Pendekatan merupakan titik tolak atau sudut pandang proses
pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya sangat umum. Oleh karena itu,
strategi dan metode pembelajaran sangat berpengaruh tehadap
keberhasilan belajar peserta didik. Komponen yang mempengaruhi
berhasil tidaknya pembelajaran di kelas dipengaruhi oleh pendekatan
yang digunakan oleh pendidik.
Kuantitas dan kualitas pembelajaran di kelas, strategi mengajar,
serta sikap perencanaan pembelajaran, pengorganisasian kelas, serta
sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses pembelajaran. Oleh
karena itu, guru harus berusaha menciptakan kondisi belajar yang efektif
sehingga memungkinkan proses pembelajaran dan upaya pengembangan
materi pelajaran berjalan dengan baik. Hal ini dilaksanakan dalam upaya
meningkatkan keaktifan peserta didik, secara fisik, mental, intelektual,
maupun emosional.
79
2. Adakah Pengaruh Sanitifik terhadap Keberhasilan Belajar Bahasa Indonesia Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa pada Kelas Eksperimen (Menggunakan Pendekatan Saintifik)
Sebagaimana dipaparkan sebelumnya bahwa pendekatan saintifik
adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar
peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip
melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan
berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan
mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip. Metode yang sesuai
dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran antara lain:
Pembelajaran Berbasis Penemuan, Pembelajaran Berbasis Masalah
(problem based learning), dan pembelajaran berbasis proyek (Project
based learning). Dalam penelitian ini, peneliti mengangkat satu model
pembelajaran yang diterapkan dalam materi menulis strukutr ulasan
yaitu model pembelajaran berbasis penemuan (dicovery learning).
Metode discovery learning adalah teori belajar yang didefenisikan
sebagai proses belajar yang terjadi bila tidak disajikan materi
pelajaran dalam bentuk final, melainkan diharapkan mengorganisasi
sendiri. Discovery learning mempunyai prinsip yang sama dengan
inkuiri dan problem solving.Pada discovery learning lebih
menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang
sebelumnya tidak diketahui, masalah yang diperhadapkan kepada
peserta didik semacam masalah yang direkayasa oleh guru.
80
Sedangkan inkuiri masalahnya bukan hasil rekayasa, sehingga
peserta didik harus mengarahkan seluruh pikiran dan keterampilannya
untuk mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah itu melalui
proses penelitian, sedangkan Problem Solving lebih memberi tekanan
pada kemampuan menyelesaikan masalah (Implemetasi Kurikulum
2013: 31).
Pendekatan saintifik dengan menggunakan model pembelajaran
berbasis penemuan (discovery learning) diterapkan dalam
pembelajaran bahasa Indonesia peserta didik kelas VIII SMP Negeri
4 Sungguminasa Kabupaten Gowa. Hal ini sesuai dengan peran dan
teknik bagaimana peserta didik mencari sendiri strukutur novel Sang
Pemimpi karya Andrea Hirata, dan mencari jenis kata sifat dan keta
kerja yang terdapat dalam novel tersebut.
Pendekatan saintifik pada umumnya melibatkan kegiatan
pengamatan atau observasi yang dibutuhkan untuk perumusan
hipotesis atau mengumpulkan data. Pendekatan ini dilandasi dengan
pemaparan data yang diperoleh melalui pengamatan atau percobaan.
Oleh sebab itu, kegiatan percobaan dapat diganti dengan kegiatan
memperoleh informasi dari berbagai sumber. Adapun aktivitas yang
dilakukan dalam kegiatan ilmiah pada umunya adalah sebagai berikut:
81
Jadi, pembelajaran saintifik dalam pembelajaran memiliki
komponen proses pembelajaran antara lain: 1) mengamati, 2)
5) membentuk (melakukan komunikasi). (Ridwan Abdullah, 2014:
53).
Pengaruh pendekatan saintifik dalam pembelajaran
menentukan struktur dan mencari kata kerja dan kata sifat pada teks
ulasan Novel Sang Pemimpi dan Laskar Pelangi peserta didik kelas
VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa merupakan
suatu bentuk kegiatan pembelajaran yang menyenangkan peserta
didik karena peserta didik aktif mencari sendiri jawaban dan bebas
berkreasi di luar kelas. Tampak semua peserta didik tidak mengalami
Observasi Bertanya
Membangun
Jejaring Melakukan
Eksperimenn
Keterampilan
Inovatif
Asosiasi
82
kendala dan bersemangat dalam mencari struktur teks dan jenis
kata kerja yang terdapat dalam Novel Sang Pemimpi dan Laskar
Pelangi.
Kata kerja adalah kata yang menyatakan tindakan (Ramlan,
1991) dalam Bagus Putrayasa, ( 2007: 76). Ciri-ciri kata kerja (verba)
dapat diketahui dengan mengamati perilaku sistematis, perilaku
sintaksis, dan bentuk morfologisnya. Sedangkan kata sifat adalah
kata yang memberi keterangan yang lebih khusus tentang sesuatu
yang dinyatakan oleh nomina dalam kalimat.
3.Analisis Pengaruh Pendekatan Saintifik terhadap Peningkatan dan Keberhasilan Belajar pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa
Fenomena yang dialami dalam pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan saintifik pada peserta didik kelas VIII
SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa tersebut. Pada
bagian ini berdampak positif terhadap nilai akhir yang diperoleh.
Dapat diketahui bahwa frekuensi dan persentase kemampuan
siswa, yaitu sekitar 37 peserta didik (92,5%) yang mendapat nilai
70 ke atas. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa
kemampuan peserta didik memahami materi dan mengalami
peningkatan yang memadai., dalam pendekatan sanitifik pada
proses belajar bahasa indonesia pada perserta didik kelas VIII
83
SMP Negeri 4 sungguminasa Kabupaten Gowa bersifat positif
dimana ada peningkatan dari hasil belajar perserta didik kelas VIII
SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa.
84
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Menerapkan pendekatan saintifik, maka pembelajaran bahasa
Indonesia peserta didik kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa
Kabupaten Gowa meningkat dari hasil persentase kelas kontrol
memperoleh nilai 70 ke atas hanya 23 orang (57,5%) sementara
kelas eksperimen peserta didik yang memperoleh nilai 70 ke
atas berjumlah 37 orang (93,5%).
2. Berdasarkan temuan bahwa pendekatan saintifik efektif
diterapkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia peserta didik
kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa. Ada
pengaruh pendekatan sanitifik hal ini tampak pula pada nilai
yang diperoleh peserta didik, yakni kemampuan peserta didik
kelas kontrol belum memadai.
3. Dalam proses pembelajaran pendekatan saintifik dengan
kemampuan peserta didik meningkat Hal ini menunjukkan
bahwa hipotesis penelitian yang diajukan diterima, yaitu
pengaruh pendekatan saintifik terhadap keberhasilan belajar
84
85
bahasa Indonesia peserta didik kelas VIII SMP Negeri 4
Sungguminasa Kabupaten Gowa (HI).
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, diajukan saran sebagai berikut:
1. Hendaknya pembelajaran pada mata pelajaran bahasa Indonesia
lebih ditingkatkan dengan memperhatikan pendekatan saintifik,
metode, strategi dan teknik yang digunakan.
2. Guru hendaknya menggunakan pendekatan saintifik khususnya
model discovery learning pada mata pelajaran bahasa Indonesia,
karena pendekatan ini berhasil diterapkan dalam meningkatkan
keberhasilan belajar peserta didik.
3. Peserta didik hendaknya lebih giat berlatih dan mecari sendiri
informasi yang berkaitan dengan materi pelajaran bahasa
Indonesia agar prestasi belajarnya semakin meningkat.
86
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Ridwan. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara. Kreatif. Bandung: Tinta Emas Publishing
Alwi, Hasan dkk.Eds. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi III.Jakarta: Balai Pustaka
Andarjaya,Beni S. 2008. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Arif Tiro, Muhammad. 2008. Dasar-Dasar Statistika.Makassar: Andira Publisher.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik .Jakarta: Rieneka Cipta.
Astuti Pudji dan Deti. 2007. Penilaian Hasil Belajar. Bahan Penataran untuk Peserta Diklat IPS SMP Jenjang Dasar. Malang: PPPPTK.
Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Bagus, Ida Putrayasa. 2007. Analisis Kalimat. Bandung: Aditama.
Best, John W. 1977. Research in Education New Jersey: Prentice-Hall Inc.
Blogspot com.Pengetahuan Umum (Kamis, 9 April 2015 Pukul 20.00 wit).
Braily.Co.Id. /tugas. Sabtu, 18 April 2014 pukul 20.00 Wit.
Chaer, Abdul.2000. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Darsinah.2011.Penerapan Model Pembelajaran Bebasis Masalah: dalam Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Puisi Murid Kelas V SD Inpres Melayu Kota Makassar”. Tesis. Makassar: PPs UNISMUH
Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media
86
87
Departemen Pendidikan Nasional Pusat Balai Bahasa. 2007. Mata Hati Antalogi Puisi dan Cerpen.Yogyakarta: Balai Bahasa
Djojosuroto, Kinayati. 2005. Pendekatan dan Pembelajaran. Bandung: Nuansa.
Eagleton,Tery. 1983. Literary Theory: An Intrduction. London: Basil Blackwell.
Fathurrohman, Pupuh.2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Aditama.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamzah. 2011. Keefektifan Model Saling Mengungjungi (Two Stay Two Stray) dalam Pembelajaran Menulis Pargraf Siswa Kelas XII SMK Negeri 6 Takalar”. Skripsi. Makassar: FBS UNM
Hastuti, Sri. 1995. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.
Putro, Eko Widoyoko. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sanjaya,Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Penada Media Grup.
Shadly,Hasan,dkk., 1980. Ensiklopedia Bahasa Indonesia. Jakarta: Ikhtiar Baru.
Shoimin, Aris. 2014. Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Jakarta: AR-RUZZ Media
Sugiyono.2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Alfabeta.
Sujiman, Panutti. 1984. Memahami Kesusastraan. Bandung: CV. Sinar Baru
Sukardi. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sutrisno, Eddy. 2010.Kamus Populer Bahasa Indonesia.Bandung: Ladang Pustaka.
Syafaruddin dan Nasution, Irwan. 2005. Manajemen Pembelajaran. Jakarta: Quantum Teching.
Tarigan, Henry Guntur. 1987. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung.
Tri, Endah Priyatni. 2014. Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.
W.W.W. Kendiknas go.id/Kemdikbud. Situs Kemeterian Pendidikan dan Kebudayaan. Selasa. 10 Februari 2015.
www. Informasi Pendidikan, Com. 2014. Jumat, 10 April 2015
92
92
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 4 Sungguminasa Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : VIII/ Genap Alokasi Waktu : 4 Jam Pelajaran KKM KD : 75 Pertemuan : I, II, III Waktu : 6 x 40 menit (3 pertemuan)
1. Standar Kompetensi Mengungkapkan tanggapan terhadap pembacaan karya sastra (novel, cerpen)
I. Kompetensi Dasar Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu novel yang sudah alam dibaca.
III Indikator
1. Menentukan isi novel Sang Pemimpi. 2. Mengidentifikasi unsur intrinsik dan ekstrinsik 3. Mengidentifikasi kata-kata berkonotasi dalam novel
IV Materi Pelajaran
Novel Sang Pemimpi
V Pertemuan
Pertemuan ke-1 (2x 40 menit)
A. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat: 1. Menentukan isi novel Sang Pemimpi 2. Mengidentifikasi unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik
dalam novel. 3. Mengidentifikasi kata-kata berkonasi dalam novel
B. Strategi Pembelajaran 1. Pendekatan : Kontekstual 2. Metode : penugasan dan diskusi
93
C. Langkah-langkah Kegiatan dalam Pembelajaran
No. Tahap dan Fokus Pembelajaran
Tindakan/Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Pendahuluan a. Menyapa siswa dengan ramah
b. Bernyanyi bersama c. Menyampaikan tujuan dan
kegiatan pembelajaran d. Memberi kesempatan tentang
hal yang belum dipahami
a. Menjawab sapaan guru
b. Bernyanyi bersama c. Mendengarkan
penjelasan guru tentang kegiatan pembelajaran.
d. Bertanya tentang hal yang belum dipahami.
2. Menjelaskan pembelajaran timbal balik
a Memberi pengarahan tentang kegiatan memahami isi novel Sang Pemimpi.
b Menjelaskan prosedur pembelajaran
Menyimak pengarahan guru
3. Pemodelan pembelajaran
a Memperagakan strategi pembelajaran kontekstual.
b Bertanya tentang hal yang menarik dari pembelajaran kontekstual
c Mengajak siswa merenungkan kegiatan pembelajaran
a Mengamati guru sebagai model dan mengajari teman-temannya.
b Menjawab pertanyaan guru tentang hal-hal yang menarik.
c Merenungkan kegiatan strategi pembelajaran.
4. Pelaksanaan pembelajaran
a Mengarahkan siswa untuk membaca novel
b Mengajak siswa memahami isi novel secara keseluruhan.
c Membimbing siswa untuk memaknai novel Sang Pemimpi
d Membimbing siswa secara individu
a Memahami isi novel
b Mengidentifikasi unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam novel
c Mengidentifikasi kata-kata konotasi dalam novel
5. Penutup Mengadakan refleksi bersama siswa
Mengadakan refleksi bersam guru
Pertemuan ke- 2 (2 x 40 menit)
A. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat :
94
1. Menentukan dan menjelaskan struktur teks ulasan 2. Menyusun teks ulasan dengan bahasa sendiri
B. Strategi Pembelajaran 1. Pnedekatan : Kontekstual 2. Metode : ceramah, tanya jawab, dan penugasan
C. Langkah-langkah Kegiatan Pmebelajaran
No. Tahap dan Fokus Pembelajaran
Tindakan/Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Pendahuluan a. Menyapa siswa dengan ramah
b. Bernyanyi bersama c. Menyampaikan tujuan dan
kegiatan pembelajaran d. Memberi kesempatan
tentang hal yang belum dipahami
a. Menjawab sapaan guru
b. Bernyanyi bersama
c. Mendengarkan penjelasan guru tentang kegiatan pembelajaran.
d. Bertanya tentang hal yang belum dipahami.
2. Menjelaskan pembelajaran timbal balik
a Memberi pengarahan tentang kegiatan memahami isi novel Sang Pemimpi.
b Menjelaskan prosedur pembelajaran
Menyimak pengarahan guru
3. Pemodelan pembelajaran
a Memperagakan strategi pembelajaran kontekstual.
b Bertanya tentang hal yang menarik dari pembelajaran kontekstual
c Mengajak siswa merenungkan kegiatan pembelajaran
a Mengamati guru sebagai model dan mengajari teman-temannya.
b Menjawab pertanyaan guru tentang hal-hal yang menarik.
c Merenungkan kegiatan strategi pembelajaran.
4. Pelaksanaan pembelajaran
a Mengarahkan siswa untuk membaca novel
b Mengajak siswa menentukan struktur novel.
c Membimbing siswa untuk menyusun teks ulasan dengan bahasa sendiri
a Menentukan struktur teks ulasan
b Menyusun teks ulasan dengan bahasa sendiri
95
d Membimbing siswa secara individu
5. Penutup Mengadakan refleksi bersama siswa
Mengadakan refleksi bersam guru
Pertemuan ke-3 (2x 40 menit)
A. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat: 1. Menentukan kata kerja yang terdapat dalam novel Sang
Pemimpi 2. Mengidentifikasi kata sifat dalam novel. 3. Mengidentifikasi kata-kata metafora dalam novel
B. Strategi Pembelajaran 3. Pendekatan : Kontekstual 4. Metode : penugasan dan diskusi
C. Langkah-langkah Kegiatan dalam Pembelajaran
No. Tahap dan Fokus Pembelajaran
Tindakan/Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Pendahuluan a. Menyapa siswa dengan ramah
b. Bernyanyi bersama c. Menyampaikan tujuan dan
kegiatan pembelajaran d. Memberi kesempatan tentang
hal yang belum dipahami
a. Menjawab sapaan guru
b. Bernyanyi bersama
c. Mendenagrkan penjelasan guru tentang kegiatan pembelajaran.
d. Bertanya tentang hal yang belum dipahami.
2. Menjelaskan pembelajaran timbal balik
a Memberi pengarahan tentang kegiatan memahami isi novel Sang Pemimpi.
b Menjelaskan prosedur pembelajaran
Menyimak pengarahan guru
3. Pemodelan pembelajaran
a Memperagakan strategi pembelajaran kontekstual.
b Bertanya tentang hal yang menarik dari pembelajaran kontekstual
c Mengajak siswa merenungkan kegiatan
a Mengamati guru sebagai model dan mengajari teman-temannya.
b Menjawab pertanyaan guru tentang hal-hal
96
pembelajaran yang menarik. c Merenungkan
kegiatan strategi pembelajaran.
4. Pelaksanaa pembelajaran
a Mengarahkan siswa untuk membaca novel
b Mengajak siswa mengidentifikasi kata kerja yang terdapat dalam novel
c Membimbing siswa untuk mengidentifikasi kata sifat dan kata metafora dalam novel Sang Pemimpi
d Membimbing siswa secara individu
a Mengidentifikasi kata keja dalam novel.
b Mengidentifikasi kata sifat dalam novel
c Mengidentifikasi kata-kata metafora dalam novel
5. Penutup Mengadakan refleksi bersama siswa
Mengadakan refleksi bersam guru
VI. Sumber Belajar/Alat/Bahan
1. Teks Novel Sang Pemimpi 2. Buku panduan yang relevan
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 4 Sungguminasa Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : VIII/ Genap
Alokasi Waktu : 4 Jam Pelajaran KKM KD : 75 Tahun Pelajaran : 2014/2015 ` A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI 2. Menghargai perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata.
KI 4. Mencoba mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. KOMPETENSI DASAR (KD) 1.3 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai
anugerah Tuhan Yang Maha Esa sebagai sarana menyajikan informasi lisan dan tulis.
2.3 Memiliki perlaku demokratis, kreatif, dan santun tdalam berdebat tentang kasus atau sudut pandang.
3.4 Memahami teks cerita cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, cerita biografi, berdasarkan kaidah-kaidah teks baik melalui lisan maupun tulisan.
4.1 Menangkap makna teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, cerita biografi, sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik baik secara lisan maupun tulisan.
4.2 Menangkap makna teks cerita moral/fabel, ulasan diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi baik secara lisan maupun tulisan
98
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
Pertemuan ke-1 1..Memahami teks ulasan Sang Pemimpi
2. Guru memberikan tugas mandiri di rumah 3. Guru menyampaikan materi yang akan
dipelajari minggu berikutnya.
F. PENILAIAN, PEMBELAJARAN REMEDIAL DAN PENGAYAAN
a. Penilain sikap spiritual dan Sosial
b. Teknik : pengamatan sikap c. Bentuk : lembar pengamatan d. Instrumen :
No Nama peserta didik
Religius/PBI kerjasama Percaya diri skor nilai kon 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Ali 2. Amir 3. Amri ...
RUBRIK
Aspek yang yang dinilai Skor Sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan
1
Menunjukan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan tetapi masih sedikit dan belum konsisten
2
Menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan yang cukup sering dan mulai konsisten
3
Menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan secara terus menerus dan konsisten
4
Pedoman penilaian sikap:
Skor = Jumlah pemerolehan seluruh aspek
Nilai = skor yang diperoleh x 100 skor maksimal Konversi Nilai = (nilai/100)x 4 Kategori Nilai dapat dilihat pada tabel kinversi Niali sikap (K,C,B,SB).
102
b. Penilaian pengetahuan
a. Teknik : Tes tertulis
b.Bentuk : Uraian
c. Instrumen :
1) Untuk mengetahui pemahamanmu tentang teks ulasan Sang Pemimpi jawablah pertanyaan beriktu a. Adakah hubungan antara novel Sang Pemimpi dengan Laskar
Pelangi? b. Siapa sajakah tokoh utama dalam novel Sang Pemimpi c. Menurut pengulas novel ini, apa kekurangan novel ini?!
2) Tentukanlah struktur teks ulasan Sang Pemimpi!
Lembar kerja:
Nama :.............. Kelas:............. Sekolah:............... Aspek yang dinilai Skor Nilai Konv Jawaban teks ulasan Struktur teks ulasan Rubrik
Rubrik Skor Menjawab pertnyaan dengan kurang tepat 1 Menjawab pertnyaan dengan cukup tepat 2 Menjawab pertnyaan dengan tepat 3 Menjawab pertnyaan dengan sangat tepat 4
Pedoman penilaian pengetahuan:
Skor = Jumlah pemerolehan seluruh aspek
Nilai = skor yang diperoleh x 100 skor maksimal Konversi Nilai = (nilai/100)x 4 Kategori Nilai dapat dilihat pada tabel kinversi Niali pengetahuan
Penilaian keterampilan
a. Teknik : praktik b. Bentuk : Unjuk kerja c. Instrumen :
Peserta didik Membuat ringkasan novel Sang Pemimpi
103
Rubrik
No Kriteria Penilaian Skor 1. Isi
a. Lengkap dan terinci b.lengkap tetapi kurang terinci c. kurang lengkap dan terinci d. Kurang lengkap dan kurang terinci
4 3 2 1
2. Organisasi a.teratur dan logis b. Teratur tetapi tidak logis c. Kurang teratur dan logis d. Kurang teratur dan logis
4 3 2 1
3. Pilihan kata a. Tepat dan sesuai b. Kurang tepat dan sesuai c. Tidak tepat dan sesuai
3 2 1
4. Kalimat c. Mudah dipahami d. Sedikit sulit dipahami e. Sulit dipahami
3 2 1
5. Ejaan dan tanda baca f. Tidak ada yang salah g. Sedikit yang salah h. Banyak yang salah
3 2 1
Keterangan:
NilaiPesertaDidiktiapnomor =௨ௌ௨ௌ்௧
x bobot soal
G. Media,alat,dan SuMber belajar
1. Media
a. Teks diskusi “Novel Sang Pmimpi”
b. Buku Sastra
2. Alat/Bahan
LCD,Laptop
3. Sumber Belajar
104
1. Buku Siswa Bahasa IndonesiaSMP Kls VIII Wahana Kurikulum,penerbit Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud, dan Modul Bahasa Indonesia Kelas VIII semester Genap Dikorda Kabupaten Gowa.
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 4 Sungguminasa Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : VIII/ Genap Alokasi Waktu : 4 Jam Pelajaran KKM KD : 75 (3) Tahun Pelajaran : 2014/2015 `
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1.Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI 2.Menghargai perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3.Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata.
KI 4. Mencoba mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. KOMPETENSI DASAR (KD) 1.1 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai
anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk mempersatukan bangsa Indonesia di tengah keberagaman bahasa dan budaya
2.5 .Memiliki perlaku jujur dan percaya diri dalam mengungkapkan kembali
peristiwa hidup diri sendiri dan orang lain. 4.2Menyusun teks ulasan, ulasan, diskusi, cerita prosedur, cerita biografi,
dengan karakteristik teks yang akan dibuat secara lisan maupun tulisan. 4.1Mengidentifikasi kekurangan teks teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi,
cerita prosedur, cerita biografi, berdasarkan kaidah-kaiidah teks baik melalui lisan maupun tulisan.
4.4 Menyusun teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, cerita biografi, sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lsian maupun tulis.
106
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI Mengidentifikasi struktur teks ulasan Mengidentifikasi unsur kebahasaan teks ulasan
D. MATERI PEMBELAJARAN Mengidentifikasi struktur teks ulasan Novel “Laskar Pelangi” Mengidentifikasi unsur kebahasaan teks ulasan “Laskar Pelangi”
E. KEGIATAN PEMBELAJARAN
TAHAPAN WAKTU
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Pendahuluan 11 menit 1. Peserta didik merespon salam dan pertanyaan dari guru yang berhubungan dengan kondisi siswa dan kelas.
2. Peserta didik merespon pertanyaan dari guru tentang keterkaitan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
3. Peserta didik disiapkan untuk mengikuti pelajaran teks diskusi.
4. Peserta didik menerima informasi tentang tujuan pembelajaran
Inti 60 menit Mengamati: 5. Peserta didik mengamati novel Laskar
Pelangi yang disiapkan oleh guru 6. Peserta didik membaca teks diskusi
Menanya: 7. Peserta didik dengan percaya diri
menanyakan tentang teks diskusi yang telah dibaca.
Mengumpulkan informasi: 8. Peserta didik diarahkan untuk membentuk
kelompok dengan anggota 4-5 orang. 9. Tiap kelompok mengidentifkiasi struktur teks
ulasan unsur kebahasaan dalam teks 10. Tiap kelompok mengidentifikasi struktur teks
dan unsur teks ulasan Laskar Pelangi. Mengasosiasi:
11. Tiap kelompok mendiskusikan cara mengidentifikasi struktur dan unsur kebahasaan yanga terdapat dalam teks ulasan novel Laskar Pelangi dengan
107
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
12. Dengan cermat tiap kelompok melengkapi struktur teks diskusi dengan mengunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Mengomunikasikan: 13. Dengan penuh percaya diri masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dengn menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
3. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari minggu berikutnya.
F. PENILAIAN, PEMBELAJARAN REMEDIAL DAN PENGAYAAN
a. Penilain sikap spiritual dan Sosial
a) Teknik : pengamatan sikap] b) Bentuk : lembar pengamatan c) Instrumen :
No Nama peserta didik
Religius/PBI kerjasama Percaya diri skor nilai kon 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Ali 2. Amir 3. Amri ...
RUBRIK
Aspek yang yang dinilai Skor Sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan
1
Menunjukan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam 2
108
melakukan kegiatan tetapi masih sedikit dan belum konsisten Menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan yang cukup sering dan mulai konsisten
2
Menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan secara terus menerus dan konsisten
1
Pedoman penilaian sikap:
Skor = Jumlah pemerolehan seluruh aspek
Nilai = skor yang diperoleh x 100 skor maksimal Konversi Nilai = (nilai/100)x 4 Kategori Nilai dapat dilihat pada tabel kinversi Niali sikap (K,C,B,SB).
b. Penilaian pengetahuan
a. Teknik : Tes tertulis
b.Bentuk : Uraian
c. Instrumen :
1) Susunlah sebuah teks ulasan dengan topic yang ditentukan sendiri! 2) Datalah struktur dan penggunaan unsur kebahasaan yang tepat!
Lembar kerja:
Nama :.............. Kelas:............. Sekolah:............... Aspek yang dinilai Skor Nilai Konv Stuktur Teks Ulasan Unsur Kebahasaan Rubrik
Rubrik Skor Menuliskan struktur dan fitur bahasa dengan kurang tepat 1 Menuliskan struktur dan fitur bahasa dengan cukup tepat 2 Menuliskan struktur dan fitur bahasa dengan tepat 3 Menuliskan struktur dan fitur bahasa dengan sangat tepat 4
Pedoman penilaian pengetahuan:
Skor = Jumlah pemerolehan seluruh aspek
Nilai = skor yang diperoleh x 100 skor maksimal Konversi Nilai = (nilai/100)x 4 Kategori Nilai dapat dilihat pada tabel kinversi Niali pengetahuan
109
Penilaian keterampilan
a. Teknik : praktik b. Bentuk : Unjuk kerja c. Instrumen :
Menyusun teks ulasan dengan topic yang ditentukan sendiri!
Rubrik
No Kriteria Penilaian Skor 1. Isi
a. Lengkap dan terinci b.lengkap tetapi kurang terinci c. kurang lengkap dan terinci d. Kurang lengkap dan kurang terinci
4 3 2 1
2. Organisasi a.teratur dan logis b. Teratur tetapi tidak logis c. Kurang teratur dan logis d. Kurang teratur dan logis
4 3 2 1
3. Pilihan kata a. Tepat dan sesuai b. Kurang tepat dan sesuai c. Tidak tepat dan sesuai
3 2 1
4. Kalimat a.Mudah dipahami b. Sedikit sulit dipahami c. Sulit dipahami
3 2 1
5. Ejaan dan tanda baca a. Tidak ada yang salah b. Sedikit yang salah c. Banyak yang salah
3 2 1
Keterangan:
NilaiPesertaDidiktiapnomor = ௨ௌ௨ௌ்௧
x bobot soal
G. Media,alat,dan SuMber Belajar
1. Media
a. Teks diskusi “Novel Sang Pemimpi”
b. Handpone seluler.
110
2. Alat/Bahan
LCD,Laptop
3. Sumber Belajar
d. Buku Siswa Bahasa IndonesiaSMP Kls VIII Wahana Kurikulum,penerbitPusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud, dan Modul Bahasa Indonesia Kelas VIII semester Genap Dikorda Kabupaten Gowa. b. Contoh Teks ulasan “Novel Sang Pemimpi” halaman 148-151 c. LKS.
4. Identifikasilah penggunaaan kata metafora dalam Novel Laskar
Pelangi (minimal lima) tentukan maknanya!
No. Kata Metafora Makna
1.
2.
3.
Dst.
5. Buatlah kalimat yang di dalamnya terdapat kata metofora
perhatikan pola kalimatnya!
Selamat Bekerja
125
Rubrik Penilaian Kelas Ekperimen
a. Penilain sikap spiritual dan Sosial
a. Teknik : pengamatan sikap b. Bentuk : lembar pengamatan c. Instrumen :
No Nama peserta didik
Religius/PBI Disiplin Percaya diri skor nilai kon 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Ali 2. Amir 3. Amri ...
RUBRIK
Aspek yang yang dinilai Skor Sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan
1
Menunjukan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan tetapi masih sedikit dan belum konsisten
2
Menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan yang cukup sering dan mulai konsisten
3
Menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan secara terus menerus dan konsisten
4
Pedoman penilaian sikap:
Skor = Jumlah pemerolehan seluruh aspek
Nilai = skor yang diperoleh x 100 skor maksimal Konversi Nilai = (nilai/100)x 4 Kategori Nilai dapat dilihat pada tabel kinversi Niali sikap (K,C,B,SB)
Rubrik Penilaian Relegius
Aspek Penilaian
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu
2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan
3 Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat/presentasi
126
4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat mempelajari ilmu pengetahuan
Keterangan Penskoran :
4 = apabila selalu konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap
3 = apabila sering konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap dankadang-kadang tidak sesuai aspek sikap
2 = apabila kadang-kadang konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap dan sering
tidak sesuai aspek sikap
1 = apabila tidak pernah konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap
Rubrik Penilaian Percaya Diri
Aspek Penilaian
1 Berani presentasi di depan kelas
2 Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan
3 Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu
4 Mampu membuat keputusan dengan cepat
5 Tidak mudah putus asa pantang menyerah
Keterangan Penskoran :
4 = apabila selalu konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap
3 = apabila sering konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap dan kadang-kadang tidak sesuai aspek sikap
2 = apabila kadang-kadang konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek
Sikapdan sering tidak sesuai aspek sikap
127
1 = apabila tidak pernah konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek
sikap
Rubrik Penilaian Disiplin
Aspek Penilaian
1. Masuk kelas tepat waktu 2. Mengumpulkan tugas tepat waktu 3. Memakai seragam sesuai tata tertib 4. Mengerjakan tugas yang diberikan 5. Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah yang ditetapkan 6. Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran 7. Membawa buku teks mata pelajaran
Keterangan Penskoran :
4 = apabila selalu konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap
3 = apabila sering konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap dankadang-kadang tidak sesuai aspek sikap
2 = apabila kadang-kadang konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap
dan sering
tidak sesuai aspek sikap
1 = apabila tidak pernah konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap
b. Penilaian pengetahuan
a. Teknik : Tes tertulis
b.Bentuk : Uraian
c. Instrumen :
128
1) Identifikasilah struktur teks Novel Laskar Pelangi di atas berdasarkan
teks ulasan!
2) Identifikasilah kata kerja yang terdapat di dalam teks tersebut (minimal
sepuluh) tentukan kata dasar dan imbuhannya buat dalam kalimat!
3) Identifikasilah kata sifat sikap yang terdapat dalam teks (minimal lima) Laskar Pelangi tentukan maknanya!
4) Identifikasilah penggunaaan kata metafora dalam Novel Laskar Pelangi (minimal lima) tentukan maknanya!
5) Buatlah kalimat yang di dalamnya terdapat kata metofora
perhatikan pola kalimatnya!
Rubrik Penilaian
No. Aspek yang Dinilai Skor Skor Maks
1.
Menuliskan struktur teks novel - Sesuai - Kurang sesuai - Tidak menuliskan apa-apa
25 20 0
25
Mengidentifikasi kata kerja yang terdapat dalam novel
- Sesuai - Kurang sesuai - Tidak menuliskan apa-apa
20 15 0
20
Mengidentifikasi kata sifat sikap yang terdapat dalam novel
- Sangat tepat - Kurang sesuai - Tidak tepat - Tidak menuliskan apa-apa
15 10 0
15
129
Mengidentifikasi kata metafora yang terdapat dalam novel
- Sangat tepat - Kurang tepat - Tidak menuliskan apa-apa
15 10 0
15
Membuat kalimat metafora - Sangat tepat - Kurang tepat - Tidak tepat - Tidak menuliskan apa-apa
20 15 10 0
20
Jumlah 100 Catatan :
Nilai = skor perolehan x 100 Skor maksimal C.Penilaian keterampilan
a. Teknik : praktik b. Bentuk : Unjuk kerja c. Instrumen :
Diskusikanlah novel “Laskar Pelangi” di hadapan teman-temanmu!
Rubrik
No Kriteria Penilaian Skor 1. Struktur teks ulasan
a. Lengkap dan terinci b.lengkap tetapi kurang terinci c. kurang lengkap dan terinci d. Kurang lengkap dan kurang terinci
4 3 2 1
2. Jenis kata kerja a. tepat dan terinci b. Tepat tetapi tidak terinci c. Kurang tepat dan terinci d. Kurang tepat dan kurang terinci
4 3 2 1
3. Pilihan kata sifat sikap a. Tepat dan sesuai b. Kurang tepat dan sesuai c. Tidak tepat dan sesuai
3 2 1
4. Kata metafora a. Tepat dan sesuai b. Kurang tepat dan sesuai c. Tidak tepat dan sesua
3 2 1
5. Kalimat a. Mudah dipahami
3
130
b. Sedikit sulit dipahami c. Sulit dipahami
2 1
Lampiran 6. Hasil Pengamatan Aktivitas Peserta Didik Kelas Kontrol
Pertemuan 1
No. Aspek yang Dinilai
(subjek peserta didik)
Keterangan
Aktif Kurang Aktif Tidak Aktif
1. Peserta didik mendengarkan pembelajaran yang disampaikan oleh guru
v
2. Peserta didik mendengarkan informasi dan tugas-tugas yang disampaikan oleh guru
v
3. Peserta didik membentuk kelompok kecil secara heterogen
v
4. PPesera didik menerapkan penugasan
v
5. Peserta didik mengerjakan tugas v
6. Peserta didik dalam kelompoknya mendiskusikan pekerjaannya
v
7. Keaktifan peserta didik dalam proses pemberian materi
v
8. Interaksi guru dan peserta didik v
9. Kreativitas peserta didik dalam mengajar teman kelas
v
10. Peserta didik menyajikan laporan hasil pekerjaannya
v
11. Peserta didik menanggapi hasil pekerjaan yang disampaikan teman/kelompok lain
v
131
Pertemuan 1I
No. Aspek yang Dinilai
(subjek peserta didik)
Keterangan
Aktif Kurang Aktif Tidak Aktif
1. Peserta didik mendengarkan pembelajaran yang disampaikan oleh guru
v
2. Peserta didik mendengarkan informasi dan tugas-tugas yang disampaikan oleh guru
v
3. Peserta didik membentuk kelompok kecil secara heterogen
v
4. PPesera didik menerapkan penugasan
v
5. Peserta didik mengerjakan tugas v
6. Peserta didik dalam kelompoknya mendiskusikan pekerjaannya
v
7. Keaktifan peserta didik dalam proses pemberian materi
v
8. Interaksi guru dan peserta didik v
9. Kreativitas peserta didik dalam mengajar teman kelas
v
10. Peserta didik menyajikan laporan hasil pekerjaannya
v
11. Peserta didik menanggapi hasil pekerjaan yang disampaikan teman/kelompok lain
v
132
Pertemuan 1II
No. Aspek yang Dinilai
(subjek peserta didik)
Keterangan
Aktif Kurang Aktif Tidak Aktif
1. Peserta didik mendengarkan pembelajaran yang disampaikan oleh guru
v
2. Peserta didik mendengarkan informasi dan tugas-tugas yang disampaikan oleh guru
v
3. Peserta didik membentuk kelompok kecil secara heterogen
v
4. PPesera didik menerapkan penugasan
v v
5. Peserta didik mengerjakan tugas v
6. Peserta didik dalam kelompoknya mendiskusikan pekerjaannya
v
7. Keaktifan peserta didik dalam proses pemberian materi
v
8. Interaksi guru dan peserta didik v
9. Kreativitas peserta didik dalam mengajar teman kelas
v
10. Peserta didik menyajikan laporan hasil pekerjaannya
v
11. Peserta didik menanggapi hasil pekerjaan yang disampaikan teman/kelompok lain
v
133
Lampiran 7. Hasil Pengamatan Aktivitas Peserta Didik dengan Menggunakan Pendekatan Saintifik
Pertemuan 1
No. Aspek yang Dinilai
(subjek peserta didik)
Keterangan
Aktif Kurang Aktif Tidak Aktif
1. Peserta didik mendengarkan pembelajaran yang disampaikan oleh guru
v
2. Peserta didik mendengarkan informasi dan tugas-tugas yang disampaikan oleh guru
v
3. Peserta didik membentuk kelompok kecil secara hiterogen
v
4. PPesera didik menerapkan pendekatan saintifik
v
5. Peserta didik mengerjakan tugas v
6. Peserta didik dalam kelompoknya mendiskusikan pekerjaannya
v
7. Keaktifan peserta didik dalam proses pemberian materi
v
8. Interaksi guru dan peserta didik v
9. Kreativitas peserta didik dalam mengajar teman kelas
v
10. Peserta didik menyajikan laporan hasil pekerjaannya
v
11. Peserta didik menanggapi hasil pekerjaan yang disampaikan teman/kelompok lain
v
134
Pertemuan 1I
No. Aspek yang Dinilai
(subjek peserta didik)
Keterangan
Aktif Kurang Aktif Tidak Aktif
1. Peserta didik mendengarkan pembelajaran yang disampaikan oleh guru
v
2. Peserta didik mendengarkan informasi dan tugas-tugas yang disampaikan oleh guru
v
3. Peserta didik membentuk kelompok kecil secara hiterogen
v
4. PPesera didik menerapkan pendekatan saintifik
v
5. Peserta didik mengerjakan tugas v
6. Peserta didik dalam kelompoknya mendiskusikan pekerjaannya
v
7. Keaktifan peserta didik dalam proses pemberian materi
v
8. Interaksi guru dan peserta didik v
9. Kreativitas peserta didik dalam mengajar teman kelas
v
10. Peserta didik menyajikan laporan hasil pekerjaannya
v
11. Peserta didik menanggapi hasil pekerjaan yang disampaikan teman/kelompok lain
v
135
Pertemuan 1II
No. Aspek yang Dinilai
(subjek peserta didik)
Keterangan
Aktif Kurang Aktif Tidak Aktif
1. Peserta didik mendengarkan pembelajaran yang disampaikan oleh guru
v
2. Peserta didik mendengarkan informasi dan tugas-tugas yang disampaikan oleh guru
v
3. Peserta didik membentuk kelompok kecil secara hiterogen
v
4. PPesera didik menerapkan pendekatan saintifik
v
5. Peserta didik mengerjakan tugas v
6. Peserta didik dalam kelompoknya mendiskusikan pekerjaannya
v
7. Keaktifan peserta didik dalam proses pemberian materi
v
8. Interaksi guru dan peserta didik v
9. Kreativitas peserta didik dalam mengajar teman kelas
v
10. Peserta didik menyajikan laporan hasil pekerjaannya
v
11. Peserta didik menanggapi hasil pekerjaan yang disampaikan teman/kelompok lain