i PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU JATI (Tectona grandis L.f) PADA MORTAR SEMEN DITINJAU DARI KUAT TEKAN, KUAT TARIK DAN DAYA SERAP AIR SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Negeri Semarang Oleh Muh Ibnu Budi Setyawan NIM 5101401001 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL 2006
126
Embed
Pengaruh Penambahan Serbuk Gergaji Kayu Jati (Tectona
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI
KAYU JATI (Tectona grandis L.f) PADA MORTAR SEMEN
DITINJAU DARI KUAT TEKAN, KUAT TARIK
DAN DAYA SERAP AIR
SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Muh Ibnu Budi Setyawan
NIM 5101401001
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
2006
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Panitia Ujian
Skripsi Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang pada :
Belajarlah karena manusia tidak dilahirkan pandai, dan orang berilmu
tidaklah sama dengan orang bodoh (Imam Safi’i).
Carilah ilmu dari mulai buaian sampai keliang lahat, (sabda Nabi)
“ berdoalah dan berusahalah semaksimal mungkin dalam menghadapi
sesuatu “.
Sesungguhnya disamping kesukaran ada kemudahan (Qs. Al-Insyirah :5)
Kupersembahkan untuk :
Bapak dan Ibu yang saya hormati dan
saya cintai.
Spesial untuk (dik Ema, dik Erna,
mas Taufiq dan mas Iput) yang selalu
menyemangatiku.
Sahabat-sahabat yang selalu
membantuku.
Rekan-rekan sepejuangan angkata ’01
Pendidikan Teknik Bangunan.
v
SARI
Muh Ibnu Budi Setyawan. 2006. Pengaruh Penambahan Serbuk Gergaji Kayu Jati (Tectona Grandis L.F) pada Mortar Semen Ditinjau dari Kuat Tekan, Kuat Tarik dan Daya Serap Air. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Drs. Heri Suroso, ST, MT, Pembimbing II Drs. Harjadi Gunawan BW, M.Pd.
Kata Kunci : Serbuk Gergaji, Kuat Tekan, Kuat Tarik, Daya Serap Air
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh penambahan serbuk gergaji kayu jati (Tectona Grandis L.f) terhadap subsitusi berat pasir dan subsitusi berat semen pada mortar semen ditinjau dari kuat tekan, kuat tarik dan daya serap air? Penelitian ini bertujuan: (1) Meningkatkan nilai tambah dan nilai guna bahan sehingga meningkatkan nilai ekonominya, diversifikasi jenis bahan konstruksi, menunjang pengadaan bahan dan sedikit banyak dapat mengatasi dampak negatif limbah industri kayu terhadap lingkungan, (2) Untuk memperoleh mortar yang dapat memberikan nilai tambah bagi limbah sehingga menjadi barang berguna dan bernilai secara ekonomis dan (3) Secara ekonomis dapat diperoleh mortar yang lebih murah dan praktis serta memiliki berat yang relatif ringan.
Pada penelitian ini mortar dibuat dari pasir muntilan, Semen Nusantara type 1 dan serbuk gergaji kayu jati (Tectona grandis L.f) yang didatangkan dari pabrik penggergajian kayu di Desa Sarip Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan, Purwodadi. Benda uji yang dibuat dalam penelitian ini terdiri dari 2 macam bentuk yaitu bentuk kubus dengan ukuran 50 mm x 50 mm x 50 mm digunakan untuk pengujian kuat tekan dan daya serap air sedangkan bentuk seperti angka delapan dengan ukuran 75 mm x 50 mm x 25 mm dengan panjang sisi tengah 25 mm digunakan untuk kuat tarik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai sebar dilapangan sebesar 95% - 103,5% dengan nilai fas yang dihasilkan (dari 0% hingga 20% serbuk gergaji terhadap berat pasir dan berat semen) berturut-turut bernilai antara 1,05 – 1,10, sedangkan pengujian kuat tekan dan kuat tarik dari mortar semen dengan bahan tambah serbuk gergaji kayu jati (Tectona grandis L.f) subsitusi pasir dan subsitusi semen hasilnya menurun (dibandingkan dengan mortar kontrol yaitu tanpa persentase serbuk gergaji). Penurunan nilai kuat tekan mortar semen subsitusi berat pasir dari 0% hingga 20% serbuk gergaji dari 128,740 kg/cm2 menjadi 15,279 kg/cm2 sedangkan nilai kuat tekan mortar semen subsitusi berat semen dari 0% hingga 20% serbuk gergaji dari 113,84 kg/cm2 menjadi 45,070 kg/cm2, untuk nilai kuat tarik mortar semen subsitusi berat pasir dari 0% hingga 20% serbuk gergaji dari 71,86 kg/cm2 menjadi 5,937 kg/cm2 sedangakan nilai kuat tarik mortar semen subsitusi berat semen dari 0% hingga 20% serbuk gergaji dari 78.42 kg/cm2 menjadi 24,56 kg/cm2. Berbeda dari nilai daya serap airnya yang memiliki nilai meningkat (dibandingkan dengan mortar kontrol yaitu tanpa persentase serbuk gergaji). Peningkatan daya serap air mortar semen subsitusi berat pasir dari 0% hingga 20% serbuk gergaji dari 9,569 % menjadi 46,481 % sedangakan
vi
nilai daya serap air mortar semen subsitusi berat semen dari 0% hingga 20% serbuk gergaji dari 11,013 % menjadi 16,015 %.
Dari hasil pengujian nilai kuat tekan dan kuat tarik mortar semen dapat diketahui seberapa besar pengaruh penurunan kuat tekan dan kuat tarik dengan penambahan serbuk gergaji kayu jati. Ada pengaruh terhadap kuat tekan, kuat tarik dan daya serap air dan ada perbedaan kuat tekan, kuat tarik maupun daya serap air karena adanya penambahan serbuk gergaji kayu jati.
vii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang
telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya, sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini, sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan gelar
sarjana pendidikan pada program studi Pendidikan Teknik Bangunan di Fakultas
Teknik Universitas Negeri Semarang.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan, bantuan dan dukungan moril
maupun materiil sehingga dapat memudahkan dalam penyelesaiannya. Oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis ucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Soesanto, M.Pd, Dekan FT UNNES.
2. Drs. Lashari, M.T, Ketua Jurusan Teknik Sipil FT UNNES.
3. Drs. Heri Suroso, ST, MT, Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan, arahan dan evaluasi dalam Penyusunan
Skipsi.
4. Drs. Harjadi Gunawan BW, M.Pd, Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan dan evaluasi dalam
Penyusunan Skipsi.
5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
kelancaran penelitian dan penyelesaian skripsi ini.
viii
Semoga Allah SWT berkenan memberikan balasan kepada mereka semua
sesuai amalnya. Akhirnya penulis berharap semoga dengan adanya skripsi ini
dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi kita semua.
Semarang, Maret 2006 Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ................................................................................................. i
Persetujuan Pembimbing ................................................................................. ii
Pengesahan Kelulusan...................................................................................... iii
Motto dan Persembahan .................................................................................. iv
Sari .................................................................................................................. v
Kata Pengantar ................................................................................................. vii
Daftar Isi ......................................................................................................... ix
Daftar Tabel .................................................................................................... xi
Daftar Gambar ................................................................................................. xii
Daftar Lampiran .............................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
Tabel 4.1 : Rencana Adukan dan Perhitungan Kebutuhan Bahan Tiap Adukan (Mix Design) Benda Uji terhadap Perbandingan Berat Pasir ........ 50 Tabel 4.2 : Rencana Adukan dan Perhitungan Kebutuhan Bahan Tiap Adukan (Mix Design) Benda Uji terhadap Perbandingan Berat Semen ..... 50 Tabel 4.3 : Hasil Pemeriksaan Nilai Sebar dan Faktor Air Semen (fas) untuk Setiap Adukan Mortar Semen ....................................................... 41 Tabel 4.4 : Kebutuhan Bahan Tiap 1 M3 Mortar Semen terhadap Perbandingan Berat Pasir ..................................................................................... 54 Tabel 4.5 : Kebutuhan Bahan Tiap 1 M3 Mortar Semen terhadap Perbandingan Berat Semen .................................................................................. 54 Tabel 4.6 : Hasil Pengujian Kuat Tekan Mortar Semen Pada Umur 28 Hari . 55
Tabel 4.7 : Hasil Pengujian Daya Serap Air Mortar Semen Pada Umur 28 Hari ................................................................................ 60 Tabel 4.8 : Hasil Pengujian Kuat Tarik Mortar Semen Pada Umur 28 Hari . 65
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 : Hubungan Konsentrasi Serbuk Gergaji dengan Kuat Tekan Bata Beton 1 : 6 ..................................................................... 11 Gambar 2.2 : Hubungan antara Kuat Tekan dan Porositas ......................... 14
Gambar 2.3 : Hubungan Konsentrasi Serbuk Gergaji dengan Daya Serap Air Bata Beton 1 : 6 ..................................................................... 14 Gambar 2.4 : Pengembangan Volume Pasir akibat Kandungan Air ........... 19
Gambar 2.5 : Hubungan Kadar Air dengan Volume Pasir .......................... 19
Gambar 2.6 : Struktur Selulosa ................................................................... 27
Gamabr 3.1 : Benda Uji Tarik Mortar dan Alat Uji Tarik Mortar .............. 33
Gambar 3.2 : Pemeriksaan Kelecekan Adonan Mortar ............................... 40
Gambar 3.3 : Skema Penekanan Benda Uji ................................................ 42
Gambar 4.1 : Hubungan antara Konsentrasi Serbuk Gergaji dengan Nilai Sebar ............................................................................. 51 Gambar 4.2 : Hubungan antara Berat Serbuk Gergaji dengan Nilai Sebar . 52 Gambar 4.3 : Hubungan Konsentrasi Serbuk Gergaji dengan Kuat Tekan Mortar Subsitusi Berat Pasir dan Subsitusi Berat Semen....... 55 Gambar 4.4 : Hubungan Berat Serbuk Gergaji dengan Kuat Tekan Mortar Semen ........................................................................ 57 Gambar 4.5 : Hubungan Berat Semen dengan Kuat Tekan Mortar Semen 59
Gambar 4.6 : Hubungan Konsentrasi Serbuk Gergaji dengan Daya Serap Air Mortar Subsitusi Berat Pasir dan Subsitusi Berat Semen....... 61 Gambar 4.7 : Hubungan Berat Serbuk Gergaji dengan Daya Serap Air Mortar Semen ........................................................................ 62
xiii
Gambar 4.8 : Hubungan Pasta Semen dengan Daya Serap Air Mortar Semen .................................................................................... 63 Gambar 4.9 : Hubungan Konsentrasi Serbuk Gergaji dengan Kuat Tarik Mortar Subsitusi Berat Pasir dan Subsitusi Berat Semen....... 66 Gambar 4.10 : Hubungan Berat Serbuk Gergaji dengan Kuat Tarik Mortar Semen ........................................................................ 67
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Hasil Pemeriksaan Berat Jenis Pasir ..................................... 75
Lampiran 2 : Hasil Pemeriksaan Gradasi Pasir dan Berat Satuan Pasir ..... 76
Lampiran 3 : Hasil Pemeriksaan Butir yang Lewat Ayakan No. 200 dan Kandungan Zat Organis ......................................................... 77 Lampiran 4 : HasilPemeriksaan Berat Jenis, Bobot Isi dan Kadar Air Kayu Jati................................................................................. 78 Lampiran 5 : Hasil Pemeriksaan Kadar Air Serbuk Gergaji Kayu Jati Sebelum Direndam dan Setelah Direndam ............................ 79 Lampiran 6 : Hasil Pemeriksaan Gradasi Serbuk Gergaji Kayu Jati dan Berat Satuian Serbuk Gergaji Kayu Jati ................................ 80 Lampiran 7 : Diagram Gradasi .................................................................... 81
Lampiran 8 : Rencana Adukan dan Perhitungan Kebutuhan Bahan Tiap Adukan (Mix Design) Benda Uji ........................................... 83 Lampiran 9 : Pengujian Nilai Sebar dan F.A.S ........................................... 86
Lampiran 10 : Kebutuhan Bahan Tiap 1 M3 Mortar untuk Setiap Adukan Mortar berdasarkan Faktor Air Semen yang Digunakan........ 90 Lampiran 11 : Hub. antara Berat Serbuk Gergaji, Berat Semen dgn Kuat Tekan dan Hub. antara Berat Serbuk Gergaji, pasta Semen dgn Daya Serap Air serta hub. Antara Berat Serbuk Gergaji dgn Kuat Tarik ....................................................................... 93 Lampiran 12 : Pengujian Kuat Tekan Mortar Semen ................................... 107
Lampiran 13 : Pengujian Daya Serap Air ..................................................... 108
Lampiran 14 : Pengujian Kuat Tarik Mortar Semen ..................................... 109
Lampiran 15 : Surat Penetapan Pembimbing Skripasi Mahasiswa ............... 110
Lampiran 16 : Ijin Penggunaan Laboratorium jurusan Teknik Sipil FT UNNES ............................................................................ 111 Lampiran 17 : Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian .................................... 112
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi diakhir abad lalu demikian
pesat, bahkan diabad 21 IPTEK akan menjadi ciri utama dalam hidup manusia.
Hanya manusia yang berkualitas, yang mampu mengembangkan, menyerap dan
mengolah iptek secara benar, akan berhasil menjawab tantangan jaman.
Peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) secara terus
menerus dan benar akan mampu menghantarkan manusia untuk mengolah dan
memanfaatkan sumber daya alam yang ada, guna mencapai peningkatan dan
pemerataan kesejahteraan serta kemakmuran masyarakat, bangsa dan negara.
Sumber daya alam di negara kita tersedia cukup melimpah, namun tidak bisa
dikatakan tak terbatas, bahkan kadang-kadang cukup menggelisahkan.
Pemanfaatan sumber daya alam haruslah diusahakan sehingga mencapai daya
guna dan tepat guna yang sebesar-besarnya, dengan demikian optimasi dapat
dicapai.
Dalam sejarah selalu menuntut untuk meningkakan pembangunan sarana
dan prasarana yang dianggap vital oleh suatu negara, misalnya pembangunan
perumahan, perkantoran ataupun untuk pendidikan. Oleh karena itu diperlukan
suatu kreatifitas dalam menciptakan kreasi kontruksi dengan melakukan rekayasa-
rekayasa konstruksi yang bersifat sederhana maupun yang fundamental. Namun
dalam rekayasa kontruksi ini harus diperhatikan juga bagaimana tingkat keamanan
2
dan kelayakan dari rekayasa tersebut di dalam perekayasaan kontruksi bangunan
suatu gedung, misalnya mortar yang digunakan sebagai plesteran dinding bata
perlu dilakukan perekayasaan tanpa meninggalkan faktor keamanan.
Mortar (sering disebut juga mortel atau spesi) adalah campuran yang terdiri
dari pasir, bahan perekat serta air, dan diaduk sampai homogen. Mortar
mempunyai fungsi yang penting dalam suatu bangunan seperti pada pekerjaan
pasangan pondasi, pasangan batu bata ataupun pada pekerjaan dinding. Khusus
untuk pekerjaan dinding, sekarang banyak dijumpai pekerjaan dinding yang retak
pada plesterannya dan tidak kedap air, akibat dari retaknya plesteran yang ada
pada pasangan diding akan mengakibatkan pada pasangan dinding ini selalu
terlihat basah akibatnya rembesan air dari bagian luar dinding yang dapat
menyebabkan rusaknya cat dan timbulnya jamur pada dinding tersebut. Untuk saat
ini campuran mortar yang banyak dipakai untuk plesteran dinding menggunakan
perbandingan semen dan pasir adalah 1 : 2, hingga 1 : 6, tetapi dengan campuran
yang ada ini masih terdapat banyak kelemahannya.
Melihat kenyataan tersebut diatas, disuatu sisi kebutuhan manusia akan
perumahan semakin meningkat dan di sisi lain semakin mahalnya harga
bangunan, sementara limbah industri kehutanan yang begitu besar belum
sepenuhnya dapat dimanfaatkan, maka penulis terdorong untuk meneliti masalah
pemanfaatan limbah industri kehutanan tersebut, khususnya serbuk gergaji
sebagai bahan isian pada mortar semen.
3
Pada saat ini serbuk gergaji merupakan permasalahan aktual yang sering kali
menjadi beban bagi industri perkayuan karena selain makan tempat juga kurang
sedap dipandang dan hanya sebagaian kecil yang dimanfaatkan yaitu sebagai
bahan bakar di pedesaan. Upaya yang telah dilakukan dalam memanfaatkan
serbuk gergaji pada industri bahan bangunan antara lain untuk pembuatan papan
semen (cementboard), papan partikel (partikcleboard), dan mortar ringan.
Menurut Kurdi (1987, dalam Ismeddiyanto (1998)) keuntungan yang diperoleh
dengan memanfaatkan bahan tersebut adalah
a. Memiliki berat yang relatif ringan sehingga sangat cocok digunakan untuk
bangunan bertingkat tinggi.
b. Memiliki daya hantar panas dan listrik yang relatif rendah.
c. Mempunyai sifat isolasi dan akustik yang baik sehingga bahan ini cocok untuk
ruang kedap suara.
d. Relatif lebih tahan terhadap serangan rayap dan jamur dibandingkan dengan
papan kayu, karena selain berfungsi sebagai perekat pasta semen juga
berfungsi sebagai pelindung (isolator) dan pengawat serbuk gergaji dari
pengaruh lingkungan yang merusak.
Dengan memanfaatkan serbuk gergaji sebagai bahan isian pada mortar
semen diharapkan diperoleh keuntungan dari bahan dan dapat meningkatkan nilai
tambah dan nilai guna bahan sehingga dapat meningkatkan nilai ekonominya,
diversifikasi jenis bahan konstruksi, menunjang pengadaan bahan dan sedikit
banyak dapat mengatasi dampak negatif limbah industri kayu terhadap
lingkungan.
4
Tidak ada bahan (material) yang ada di dunia ini yang tidak dapat
dimanfaatkan. Setiap bahan pasti dapat dimanfaatkan asalkan sesuai dengan
bidangnya (Gurcharan Singh 1979, dalam Tjokrodimuljo 2004). Berdasarkan
uraian tersebut diatas maka mendorong peneliti untuk mengangkat dalam bentuk
skripsi dengan judul : “Pengaruh Penambahan Serbuk Gergaji Kayu Jati (Tectona
Grandis L.F) pada Mortar Semen Ditinjau dari Kuat Tekan, Kuat Tarik dan Daya
Serap Air”.
1.2 Permasalahan
Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang diajukan dalam penelitian
adalah seberapa besar pengaruh penambahan serbuk gergaji kayu jati (Tectona
Grandis L.f) terhadap subsitusi berat pasir dan subsitusi berat semen pada mortar
semen ditinjau dari kuat tekan, kuat tarik dan daya serap air.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Meningkatkan nilai tambah dan nilai guna bahan sehingga meningkatkan nilai
ekonominya, diversifikasi jenis bahan konstruksi, menunjang pengadaan
bahan dan sedikit banyak dapat mengatasi dampak negatif limbah industri
kayu terhadap lingkungan.
2. Untuk memperoleh mortar yang dapat memberikan nilai tambah bagi limbah
sehingga menjadi barang berguna dan bernilai secara ekonomis.
3. Secara ekonomis dapat diperoleh mortar yang lebih murah dan praktis serta
memiliki berat yang relatif ringan.
5
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini maka diharapkan limbah serbuk gergaji
Kayu Jati (Tectona grandis L.f) dari pabrik penggergajian kayu di desa Sarip
Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan, Purwodadi dapat dimanfaatkan
sebagai bahan agregat pengganti sebagian pasir dan semen pada adukan mortar
semen, sehingga dapat digunakan untuk menghasilkan mortar yang sesuai dengan
kebutuhan.
1.5 Sistematika Skripsi
Secara garis besar skripsi dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian awal,
bagian inti dan bagian akhir skripsi.
1. Bagian awal terdiri atas halaman judul, halaman pengesahan, halaman motto
dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar
lampiran dan sari.
2. Bagian inti skripsi terdiri dari lima bab yaitu :
BAB I : PENDAHULUAN
Pendahuluan berisi alasan pemilihan judul, permasalahan, tujuan
penelitian, manfaat penelitian skripsi dan sistematika skripsi.
BAB II : LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
Teori-teori tentang landasan berpikir secara ilmiah. Hubungan bahan
penelitian yang dijadikan landasan teori dalam penelitian ini adalah
mortar, agregat halus, semen Portland, air dan serbuk gergaji kayu
jati (Tectona grandis L.f).
6
BAB III : METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah cara atau strategi yang ditentukan untuk
melaksanakan penelitian dan hasil penelitian dapat dipertanggung
jawabkan. Hal-hal yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
bahan penelitian, alat penelitian, pelaksanaan penelitian dan cara
analisis data.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasannya.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan berisi rangkuman hasil penelitian yang ditarik dari
analisis data dan pembahasan. Saran berisi masukan yang berkaitan
dengan penelitian.
3. Bagian akhir skripsi yang terdiri dari daftar pustaka dan lampiran-lampiran
.
7
BAB II
LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mortar
Mortar (sering disebut juga mortel atau spesi) adalah campuran yang terdiri
dari pasir, bahan perekat serta air, dan diaduk sampai homogen. Pasir sebagai
bahan bangunan dasar harus direkatkan dengan bahan perekat. Bahan perekat
yang digunakan dapat bermacam-macam, yaitu dapat berupa tanah liat, kapur,
semen merah (bata merah yang dihaluskan), maupun semen potland.
(Tjokrodimuljo 1996:125).
2.1.1 Jenis mortar
Tjokrodimuljo (1996:125) membagi mortar berdasarkan jenis bahan ikatnya
menjadi empat jenis, yaitu mortar lempung/lumpur, mortar kapur, mortar semen
dan mortar khusus.
2.1.1.1 Mortar lumpur
Mortar lumpur diperoleh dari campuran pasir, lumpur/tanah liat dengan air.
Pasir, tanah liat dan air tersebut dicampur sampai rata dan mempunyai kelecakan
yang cukup baik. Jumlah pasir harus diberikan secara tepat untuk memperoleh
adukan yang baik. Terlalu sedikit pasir menghasilkan mortar yang retak-retak
setelah mengeras sebagai akibat besarnya susutan pengeringan. Terlalu banyak
pasir menyebabkan adukan kurang dapat melekat dengan baik. Mortar jenis ini
digunakan sebagai bahan tembok atau tungku api di pedesaan.
8
2.1.1.2 Mortar kapur
Mortar kapur dibuat dari campuran pasir, kapur, semen merah dan air. Kapur
dan pasir mula-mula dicampur dalam keadaan kering kemudian ditambahkan air.
Air diberikan secukupnya untuk memperoleh adukan dengan kelecakan yang baik.
Selama proses pelekatan kapur mengalami susutan sehingga jumlah pasir yang
umum digunakan adalah tiga kali volume kapur. Kapur yang dapat digunakan
adalah fat lime dan hydraulic lime.
2.1.1.3 Mortar semen
Mortar semen merupakan campuran semen, pasir dan air pada proporsi yang
sesuai. Perbandingan volume semen dan pasir bekisar pada 1 : 2 sampai dengan
1 : 6 atau lebih tergantung penggunaannya. Mortar semen lebih kuat dari jenis
mortar lain, sehingga mortar semen sering digunakan untuk tembok, pilar, kolom
atau bagian-bagian lain yang menahan beban. Karena mortar ini rapat air, maka
juga sering digunakan untuk bagian luar dan yang berada di bawah tanah.
Dalam adukan beton atau mortar, air dan semen membentuk pasta yang
disebut pasta semen. Pasta semen ini selain mengisi pori-pori diantara butir-butir
agregat halus, juga bersifat sebagai perekat atau pengikat dalam proses
pengerasan, sehingga butiran-butiran agregat saling terikat dengan kuat dan
terbentuklah suatu massa yang kompak atau padat (Tjokrodimuljo 1996:5).
2.1.1.4 Mortar khusus
Mortar khusus dibuat dengan menambahkan bahan khusus pada mortar
kapur dan mortar semen dengan tujuan tertentu. Mortar ringan diperoleh dengan
Oksida-oksida yang tercampur pada tabel 2.2. tersebut akan berinteraksi satu
sama lain untuk membentuk serangkaian produk yang lebih komplek selama
proses peleburan.
Perbedaan sifat-sifat berbagai semen portland ditentukan oleh proporsi
relatif keempat senyawa utama (C3S, C2S, C3A dan C4AF) yang dikandungnya
dan juga oleh kehalusan butirnya. Bila semen portland dicampur dengan air, C3S
segera berhidrasi secara lebih cepat dari pada C2S dan karena itu memberi
sumbangan yang lebih besar pada umur dini (sebelum mencapai umur 14 hari),
panas hidrasi dan kenaikan temperatur yang ditimbulkan juga lebih besar. C2S
bereaksi dengan air lebih lambat, sehingga sumbangan C2S terhadap kekuatan
22
terjadi setelah berumur 7 hari, dan dapat terus berlanjut sampai 1 tahun. C2S
berhidrasi dengan cepat dan menimbulkan banyak panas dan sumbangannya
terhadap kekuatan kecil. C4AF bersifat tidak aktif dan hanya memberi sumbangan
kecil terhadap kekuatan.
Proses hidrasi pada semen portland sangat kompleks, tidak semua reaksi
dapat diketahui secara rinci. Reaksi hidrasi dari unsur C3S dan C2S adalah :
2(3CaO.SiO2) + 6H2O 3CaO.SiO2.3H2O + 3Ca(OH)2
2(2CaO.SiO2) + 4H2O 3CaO.SiO2.3H2O + Ca(OH)2
Hasil utama dari agregat ini adalah 3CaO.SiO2.3H2O yang bisa disebut
tobermorite yang berbentuk gel, yang sifatnya seperti bahan pelekat.
Perubahan komposisi kimia semen yang dilakukan dengan cara mengubah
persentase empat komponen utama semen itu, dapat menghasilkan beberapa jenis
semen sesuai dengan tujuan pemakaian. Berdasarkan PUBI 1982 sesuai dengan
tujuan pemakaiannya semen Portland dibagi menjadi 5 jenis, yaitu :
1. Jenis I, semen portland untuk penggunaan umum tanpa persyaratan khusus.
2. Jenis II, semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan
terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang.
3. Jenis II, semen portland yang dalam penggunaannya menuntut persyaratan
kekuatan awal yang tinggi.
4. Jenis IV, semen portland yang dalam penggunaannya menuntut panas hidrasi
rendah.
5. Jenis V, semen portland yang dalam penggunaannya menuntut persyaratan
sangat tahan terhadap sulfat.
23
Selain yang disebutkan diatas, masih banyak lagi jenis-jenis semen yang
digunakan, antara lain semen putih, semen warna, semen pozolan, dan Oil Well
Cement. Semen-semen yang dijual di pasaran umumnya telah mencantumkan
hasil pemeriksaan fisika dan kimia agar sesuai dengan persyaratan.
2.4 Air
Air merupakan bahan penyusun beton yang diperlukan untuk bereaksi
dengan semen pada proses hidrasi semen, dan juga berfungsi sebagai pelumas
agar adukan dapat dikerjakan dan dipadatkan dengan baik. Dalam pemakaian air
untuk beton atau mortar, air harus memenuhi syarat sebagai berikut (PUBI 1982) :
a. Tidak mengandung Lumpur atau benda terapung lainnya lebih dari 2 gram/
liter.
b. Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak (asam, zat organic, dan
sebagainya) lebih dari 15 gram/liter.
c. Tidak mengandung krorida (Cl)lebih dari 0,5 gram/liter.
d. Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram/liter.
Menurut Tjokrodimuljo (1996 : 45) menyatakan bahwa Air yang digunakan
harus memenuhi persyaratan untuk bahan campuran beton seperti air minum
(tetapi tidak berarti air pencampura beton harus memenuhi standar persyaratan air
minum).Secara umum, air yang dapat dipakai untuk bahan pencampur
beton/mortar ialah air yang bila dipakai akan dapat menghasilkan beton/mortar
dengan kekuatan lebih dari 90% kekuatan beton/mortar yang memakai air suling.
24
2.5 Serbuk Gergaji Kayu Jati
Serbuk gergaji adalah serbuk kayu berasal dari kayu yang dipotong dengan
gergaji. Kayu jati memiliki nama botani Tectona grandits L.f. Di Indonesia kayu
jati memiliki berbagai jenis nama daerah yaitu delek, dodolan, jate, jatih, jatos,
kiati, kulidawa, dan lain-lain. Kayu ini merupakan salah satu kayu terbaik di
dunia. Berdasarkan PPKI 1961 termasuk kayu dengan tingkat pemakaian I,
tingkat kekuatan II dan tingkat keawetan I. Pohon jati tumbuh baik pada tanah
sarang terutama tanah yang mengandung kapur pada ketinggian 0-700 m di atas
permukaan laut, di daerah dengan musim kering yang nyata dan jumlah curah
hujan rata-rata 1200-2000 mm per-tahun. Banyak terdapat di seluruh Jawa,
Sumatra, Nusa Tenggara Barat, Maluku dan Lampung. Pohon jati dapat tumbuh
mencapai tinggi 45 m dengan panjang batang bebas cabang 15-20 m dan diameter
batang 50-220 mm dengan bentuk batang beralur dan tidak teratur.
Kayu jati memiliki serat yang halus dengan warna kayu mula-mula sawo
kelabu, kemudian berwarna sawo matang apabila lama terkena cahaya matahari
dan udara. Serat kayu memiliki arah yang lurus dan kadang-kadang terpadu,
memiliki panjang serat rata-rata 1316μ dengan diameter 24,8μ dan tebal dinding
3,3μ. Struktur pori sebagian besar soliter dalam susunan tata lingkaran, memiliki
diameter 20-40μ dengan frekuensi 3-7 per-mm².
Karena sifat-sifatnya yang baik, kayu jati merupakan jenis kayu yang paling
banyak dipakai untuk berbagai keperluan. Sifat-sifat kayu jati secara lengkap
dapat dilihat pada tabel 2.2. Pada industri pengolahan kayu, jati diolah menjadi
kayu gergajian, plywood, blackbord, particleboard, mebel air dan sebagainya.
25
Tabel 2.2. Sifat-sifat Kayu Jati
No. Sifat Satuan Nilai 1 Berat jenis Kg/cm3 0,62-0,75 (rata-rata 0,67) 2 Tegangan pada batas proporsi Kg/cm3 718 3 Tegangan pada batas patah Kg/cm3 1031 4 Modulus elastisitas Kg/cm3 127700 5 Tegangan tekan sejajar serat Kg/cm3 550 6 Tegangan geser arah radial Kg/cm3 80 7 Tegangan geser arah tangensial Kg/cm3 89 8 Kadar selulosa % 47,5 9 Kadar lignin % 29,9 10 Kadar pentosa % 14,4 11 Kadar abu % 1,4 12 Kadar silica % 0,4 13 Serabut % 66,3 14 Kelarutan dalam alkohol
bensena % 4,6
15 Kelarutan dalam air dingin % 1,2 16 Kelarutan dalam air panas % 11,1 17 Kelarutan dalam NaOH 1 % % 19,8 18 Kadar air saat titik jenuh serat % 28 19 Nilai kalor Cal/gram 5081 20 Kerapatan Cal/gram 0,44
Sumber : Anonim 1991
Kayu jati merupakan kayu serba guna, umumnya digunakan untuk berbagai
keperluan seperti furniture dan perkakas, selain itu serbuk gergajinya dapat pula
digunakan sebagai bahan pembuat briket dan juga sebagai zat penyerap. Serbuk
gergaji kayu merupakan limbah industri kayu ternyata dapat digunakan sebagai
zat penyerap logam berat (Freedman dan Waias, 1972, Randall, 1974 dan
Henderson 1977, dalam Amalia (2001)).
Ada beberapa sifat kayu yang perlu dipahami untuk pertimbangan dalam
penentuan jenis kayu yang akan digunakan sebagai bahan bangunan. Sifat-sifat
kayu tersebut adalah sifat kimia, sifat fisik, sifat higroskopik dan sifat mekanik
kayu (Wirjomartono 1991).
26
2.5.1 Sifat kimia
Kandungan kimia kayu adalah selulosa ± 60%, lignin ± 28% dan zat lain
(termasuk zat gula) ± 12%. Dinding sel tersusun sebagaian besar oleh selulosa
(C6H10o5). Lignin adalah suatu campuran zat-zat organik yang terdiri dari zat
karbon (C), zat air (H2) dan oksigen (O2).
Serbuk gergaji kayu mengandung komponen utama selulosa, hemiselulosa,
lignin dan zat ekstraktif kayu. Lignin mempunyai ikatan kimia dengan
hemiselulosa bahkan ada indikasi mengenal adanya ikatan-ikatan antara lignin dan
selulosa. Ikatan-ikatan tersebut dapat berupa tipe ester atau eter diusulkan bahwa
ikatan-ikatan glikosida merupakan penyatu lignin dan polisakarida. Treatment
yang pada dasarnya bisa menghilangkan semua lignin adalah dengan
menggunakan zat penyoksil, dimana zat tersebut akan mengakibatkan lignin
meninggalkan komponen karbohidra yang tidak terpecahkan atau terlalut menjadi
preparat yang disebut holoselulosa. Treatment deligrifakasi ini bisa menggunakan
agregat penghilang lain yang kurang lebih efektif untuk menghilangkan lignin
adalah asam nitrat, asam parasetic, neroxides dan larutan alkali panas (Fengel, D
dan Wegenwr, G 1989, dalam Diella (2001)).
Selulosa merupakan homopolisakarida yang tersusun atas unit-unit β-D-
glukopiranosa yang terikat satu sama lain dengan ikatan-ikatan glikosida (gambar
2.6). Molekul-molekul selulosa seluluhnya berbentuk linier dan mempunyai
kecenderungan kuat membentuk ikatan-ikatan hidrogen intra dan intermolekul.
Hemiselulosa merupakan heteropolisakarida yang dibentuk melalui jalan
biosintesis yang berbeda dari selulosa. Lignin merupakan polimer dari unit-unit
27
fenilpropana. Banyak aspek dalam kimia lignin yang masih belum jelas, misalnya
ciri-ciri struktur spesifik lignin yang terdapat dalam berbagai daerah marfologi
dari xylem kayu.
Gambar 2.6 Struktur Selulosa (Sjostrom 1995)
Komponen kimia di dalam kayu mempunyai arti yang penting, karena
menentukan kegunaan sesuatu jenis kayu juga dengan mengetahuinya kita dapat
membedakan jenis kayu. Komponen kayu dapat dilihat pada tabel 2.3.
Komponen kimia kayu.
1. Karbon terdiri dari selulosa dan hemiselulosa
2. Ion karbonhidrat terdiri dari lignin kayu
3. Unsur yang diendapkan
a. Carbon : 50%
b. Hydrogen : 6%
c. Nitrogen : 0,04 - 0,10%
d. Abu : 0,20 – 0,50%
Tabel 2.3. Komponen-komponen Kayu
Komponen Kayu keras Kayu lunak Sellulosa Pentosan Lignin Resin, gum, minyak Abu
15 18 23 2 1
58 7 26 8 1
28
Sifat kimia kayu yang harus diperhatikan ialah kandungan elektraktifnya.
Pengerasan semen akan terlambat apabila bahan baku kayu yang berupa serbuk
gergaji mempunyai kandungan ektraktif yang tinggi. Agar proses pengerasan
tidak terlambat maksimum kandungan ektraktif pada kayu adalah 1% gula, 2%
tannin, atau 3% minyak (Kamil 1970, dalam Ismeddiyanto (1998:27)). Usaha
untuk mengurangi kadar ekstraktif adalah dengan merendam serbuk gergaji ke
dalam air panas ataupun dingin.
2.5.2 Sifat fisik
Sifat-sifat ini antara lain daya hantar panas, daya hantar lisrik, angka muai
dan berat jenis. Perambatan panas pada kayu akan tertahan oleh pori-pori dan
rongga-rongga pada sel kayu. Karena itu kayu bersifat sebagai penyekat panas.
Semakin banyak rongga-rongga pada sel kayu. Karena itu bersifat sebagai
penyekat panas. Semakin banyak pori dan rongga udaranya kayu semakin kurang
penghantar panasnya. Selain itu daya hantar panas juga dipengaruhi oleh kadar air
kayu, pada kadar air yang tinggi daya hantar panasnya juga semakin besar. Daya
hantar panas kayu sejajar serat adalah 0,10 kg-kal/m j°C, sedangkan daya hantar
panas tegak lurus serat adalah 0,03 kg-kal/m j°C.
2.5.3 Sifat higroskopik
Akibat air yang keluar dari rongga sel dan dinding sel, kayu akan menyusut
dan sebaliknya kayu akan mengembang apabila kadar airnya bertambah. Sifat
kembang susut kayu dipengaruhi oleh kadar air, angka rapat kayu dan kelembaban
udara. Akan kembang susut pada berbagai arah disajikan pada tabel 2.4.
29
Table 2.4. Kembang Susut Kayu pada Berbagai Arah
Arah Prosentase susut Tangensial (searah garis singgung) 4 – 14 Radial (menuju ke pusat) 2 – 10 Aksial (sejajar serat) 0,1 – 0,2 Volumetric 7 – 21
Sumber : Wirjomartono 1991
2.5.4 Sifat mekanik
Kayu bersifat anisotrop (non isotropic material), dengan kekuatan yang
berbeda-beda pada berbagai arah. Sel kayu jika mendapat gaya tarik sejajar serat
akan mengalami patah tarik sehingga kulit sel hancur dan patah. Jika gaya tarik
terjadi pada arah tegak lulus serat, maka gaya tarik menyebabkan zat lekat lignin
akan rusak. Dukungan gaya tarik pada arah tegak lurus serat jauh lebih kecil
dibandingkan dengan pada arah sejajar serat. Sel kayu yang mengalami gaya
desak dengan arah sejajar serat, menyebabkan sel kayu tertekuk. Sel-sel kayu
disampingnya akan menghalangi tekuk ke arah luar, sehingga sel kayu patah
karena tekuk ke dalam.
Jika daya desak terjadi pada arah tegak lurus serat, sel kayu akan tertekan
atau seolah-olah sel kayu dipejet saja. Jadi dukungan gaya desak pada arah tegak
lurus serat akan lebih besar dibandingkan dengan pada arah serat sejajar. Gaya
geser sejajar serat pada sel kayu akan menyebabkan rusaknya zat lekat lignin. Jika
gaya geser terjadi pada arah tegak lurus serat, maka gaya seolah-olah memotong
dinding-dinding sel. Gaya untuk memotong dinding sel lebih besar daripada gaya
untuk mematahkan zat lekat lignin. Jadi dukungan gaya geser pada arah tegak
lurus serat akan lebih besar dibandingkan dengan pada arah sejajar serat.
30
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan pada penelitian beserta penjelasan singkatnya akan
diuraikan di bawah ini.
3.1.1 Semen portland
Semen sebagai bahan pengikat adukan mortar semen digunakan semen
portland tipe I (normal) merk Nusantara dalam kemasan 40 kg produksi PT.
Semen Nusantara, Cilacap, Jawa Tengah. Menurut Tjokrodimuljo (1996:10) berat
jenis semen adalah 3,15 gram/cm3 dan berat satuannya adalah 1,25 gram/cm3.
3.1.2 Agregat halus (pasir)
Pasir yang digunakan adalah pasir muntilan, yang terdapat di Kabupaten
Magelang, Jawa Tengah. Pengambilan cukup di toko material PT. Combo yang
ada di Jl. Cemara Raya, Banyumanik Semarang.
3.1.3 Air
Air yang digunakan berasal dari jaringan air bersih UNNES. Secara visual
air tersebut berwarna jernih, tidak berasa, tidak berbau dan dapat diminum,
sehingga air ini dapat digunakan sebagai bahan penyusun mortar.
3.1.4 Serbuk gergaji
Serbuk gergaji Kayu Jati (Tectona grandis L.f) yang digunakan didatangkan
dari pabrik penggergajian kayu di desa Sarip Kecamatan Wirosari Kabupaten
Grobogan, Purwodadi.
31
3.2 Alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan pada penelitian beserta penjelasan singkat tentang
kegunaan akan diuraikan di bawah ini.
3.2.1 Baskom dan cawan
Baskom digunakan sebagai tempat untuk penyimpanan bahan penyususn
adukan mortar (pasir, semen, air dan serbuk gergaji).
3.2.2 Ayakan
a. Ayakan No. 200 digunakan untuk pemeriksaan kandungan lumpur dalam
pasir.
b. Ayakan dengan lubang berturut-turut 4,80 mm , 2,4 mm , 1,2 mm , 0,6
mm , 0,3 mm , 0,15 mm yang dilengkapi dengan tutup, pan dan juga alat
penggetar, digunakan untuk mengetahui gradasi pasir dan serbuk gergaji.
3.2.3 Timbangan (Mechanical Balances)
Timbangan merk Ohaus, kapasitas 4 kg, ketelitian 0,1 gram, digunakan
untuk mengukur berat contoh yang kurang dari 4 kg.
3.2.4 Piknometer
Piknometer dengan kapasitas 500 gram digunakan untuk mencari berat jenis
pasir.
3.2.5 Mangkuk dan kaca
Mangkuk dan kaca digunakan dalam pemeriksaan berat jenis kayu
3.2.6 Oven
Oven merek Gallen Kamp Size Two Oven BS untuk mengeringkan pecahan
benda uji pada pengujian daya serap air dan pemeriksaan bahan.
32
3.2.7 Desikator
Desikator digunakan untuk mendinginkan sampel setelah mengalami proses
pengeringan dalam oven.
3.2.8 Bejana baja
Bejana baja dengan diameter 225 mm, tinggi 244 mm, digunakan untuk
mengetahui berat satuan pasir dalam kondisi dipadatkan maupun tidak dipadatkan
dilengkapi dengan tongkat penumbuk panjang 60 cm, diameter 15 mm.
3.2.9 Meja sebar (Flow Table)
Meja sebar atau “Flow Table” berfungsi untuk mengetahui konsistensi
(kelecakan) adukan mortar sebelum di cetak. Meja sebar yang digunakan adalah
Compressive Strength Of Hydraulic Cement Mortar buatan Tatonas. Meja sebar
terdiri atas :
3.2.9.1 Alas meja yang berbentuk lingkaran dan terbuat dari kuningan dengan
diameter 300 mm dan ketebalan 20 mm. pada permukaan alas terdapat
empat garis yang masing-masing membentuk sudut 45° yang digunakan
untuk pembacaan nilai sebar mortar semen yang diuji.
3.2.9.2 Kerucut kuningan yang mempunyai diameter atas 69,8 mm dan diameter
bawah 102 mm dengan ketinggian 50,8 mm.
3.2.9.3 Jangka sorong khusus yang terbuat dari kuningan dengan skala yang
menunjukkan prosentase penyebaran adukan mortar.
3.2.9.4 Penumbuk yang terbuat dari kuningan, yang digunakan untuk pemadatan
mortar yang akan diuji didalam kerucut kuningan yang diletakkan diatas
alas meja sebar.
33
3.2.10 Cetok dan talam baja
Cetok digunakan untuk memindahkan adukan ke dalam cetakan dan juga
untuk meratakan permukaan benda uji yang baru dicetak. Talam baja digunakan
untuk tempat pasir dan adukan mortar semen.
3.2.11 Gelas ukur
Gelas ukur volume 250 ml digunakan pada pemeriksaan kandungan zat
organis dalam pasir. Gelas ukur volume 50 ml, 100 ml, 250 ml, 1000 ml
digunakan untuk mengukur volume air yang dibutuhkan untuk adukan mortar
semen dan juga untuk memeriksa karekteristik pasir.
3.2.12 Ember tempat air
Ember digunakan untuk menampung air yang dibutuhkan dan juga untuk
merendam serbuk gergaji.
3.2.13 Cetakan mortar
Cetakan kubus mortar dengan ukuran 50 mm x 50 mm x 50 mm yang
digunakan untuk pengujian kuat tekan pada benda uji kubus dan cetakan seperti
angka delapan pada gambar 3.1 dengan ukuran 75 mm x 50 mm x 25 mm yang
digunakan untuk pengujian tarik.
Gambar 3.1. Benda Uji Tarik Mortar dan Alat Uji Tarik Mortar.
34
3.2.14 Stop watch
Stop watch digunakan untuk megukur waktu yang diperlukan dalam
pengadukan.
3.2.15 Mesin pengaduk beton atau mortar
Mesin merk The Creteangle Multi Flow dengan motor listrik, berkapasitas
60 liter, digunakan untuk mengaduk mortar segar.
3.2.16 Kerucut kronik
Kerucut kronik digunakan untuk menentukan kondisi jenuh kering muka
(Saturated Surface Dry) pasir. Kerucut kronik terbuat dari kuningan dengan
diameter bawah 890 mm, diameter atas 380 mm, tinggi 760 mm dilengkapi
dengan penumbuk berupa tongkat baja diameter 25 mm berat 336 gram.
3.2.17 Kaliper
Kaliper digunakan untuk mengukur semua benda uji.
3.2.18 Alat uji tekan dan uji tarik
Alat uji tekan dan tarik yang digunakan adalah mesin uji desak
(Compression Tension Machine ) merk indotest dengan kapasitas kuat tekan 150
ton dengan kecepatan pembebanan 100 KN/menit dan mesin dengan kapasitas
6.000 ml. digunakan untuk mengujian kuat tekan dan kuat tarik mortar semen
pada umur 28 hari. Pengujian dilakukan di Lab. Struktur Teknik Sipil UNNES.
3.3 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Bahan Bangunan Jurusan Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Adapun tahap-tahap
35
pelaksanaan penelitian meliputi tahap persiapan, tahap perhitungan kebutuhan
bahan susun adukan mortar semen, tahap pembuatan benda uji, perawatan dan
pelaksanaan pengujian.
3.3.1 Tahap pengujian bahan mortar
3.3.1.1 Pemeriksaan berat jenis pasir.
Contoh pasir uji (SSD) di keringkan dalam oven dengan suhu 105° C sampai
beratnya tetap kemudian pasir direndam di dalam air selama 24 jam. Air bekas
rendaman dibuang dengan hati-hati sehingga butiran pasir tidak terbuang. Pasir
dibiarkan di atas nampan dan dikeringkan sampai tercapai keadaan jenuh kering
muka. Untuk pemeriksaan kondisi jenuh kering muka dilakukan dengan
memasukkan pasir pada kerucut terpancung dan dipadatkan dengan penumbukan
sebanyak 25 kali. Pada saat kerucut diangkat pasir akan runtuh tetapi masih
berbentuk kerucut. Pasir dalam keadaan kering muka ditimbang sebanyak 500
gram (w1) dimasukkan ke dalam piknometer dan kemudian diisikan air hingga
penuh. Gelembung udara yang tertinggal dihilangkan dengan cara menggulingkan
piknometer secara berulang-ulang. Piknometer berisi air dan pasir ditimbang dan
dicatat beratnya (w2). Piknometer kosong dan berisi air ditimbang dan dicatat
beratnya berturut-turut (w3) dan (w4). Setelah mengendap pasir dikeluarkan dari
piknometer tanpa ada yang tercecer, kemudian dikeringkan dalam oven selama 24
jam. Pasir yang sudah kering didinginkan, ditimbang dan dicatat beratnya (w5).
Berat jenis pasir (γpsr) dihitung dengan rumus :
( )[ ]124
5
wwww
psr −−=γ ….…………………….………………..(3.1)
36
3.3.1.2 Pemeriksaan berat jenis kayu
Contoh diambil dari potongan kayu gergajian yang berukuran 50 x 50 x 20
mm dan ditimbang beratnya (wk). Air raksa yang memiliki berat jenis (γr) sebesar
13,6 gram/cm3 dimaksukkan kedalam mangkok dan diratakan dengan cara
menekan permukaannya dengan kaca. Selanjutnya potongan kayu ditekan masuk
ke dalam air raksa dengan meggunakan kaca sampai seluruh potongan kayu
terendam. Air raksa yang tumpah ditimbang beratnya (wr). berat jenis kayu atau
serbuk gergaji (γsbk) dihitung dengan rumus :
r
rksbk w
w γγ
.= ………………………………………………..(3.2)
3.3.1.3 Pemeriksaan gradasi
Pemeriksaan gradasi serbuk gergaji dan pasir langkah pengujiannya sama.
Pasir dan serbuk gergaji yang akan diperiksa dikeringkan dalam oven dengan suhu
105° sampai beratnya tetap dan ditimbang beratnya. Ayakan di susun sesuai
dengan urutannya, ukuran terbesar diletakkan pada bagian paling atas, yaitu : 4,8
mm, diikuti dengan ukuran ayakan yang lebih kecil yaitu berturut-turut 2,4 mm ,
1,2 mm , 0,6 mm , 0,3 mm , 0,15 mm , 0 mm (sisa), kemudian di getarkan selam
kurang lebih 10 menit. Pasir atau serbuk gergaji yang tertinggal pada masing-
masing saringan ditimbang dan dicatat beratnya. Dari hasil ini dapat dihitung
jumlah komulatif persentase butir-butir yang lolos pada masing-masing ayakan.
Nilai modulus halus butir dihitung dengan menjumlahkan persentase komulatif
butir tertinggal, kemudian dibagi seratus sehingga dapat digambar grafik distribusi
ukuran butir agregat.
37
3.3.1.4 Pemeriksaan berat satuan
Pemeriksaan berat satuan serbuk gergaji dan pasir langkah pengujiannya
sama. Contoh pasir dalam keadaan SSD atau serbuk gergaji pada kadar air
16,85% dimasukkan ke dalam silinder baja yang diketahui berat dan volumenya.
Pemeriksaan berat satuan pasir atau serbuk gergaji dalam keadaan tanpa
pemadatan (Shoveled). Silinder baja berisi pasir atau serbuk gergaji ditimbang dan
dicatat beratnya. Berat satuan dihitung dengan rumus :
Gambar 4.10. Hubungan antara Berat Serbuk Gergaji dengan Kuat Tarik
Mortar Semen
Penurunan kuat tarik mortar semen terjadi pada saat penambahan berat
serbuk gergaji yang relatif lebih besar. Penurunan kuat tarik mortar terjadi karena
adanya perubahan faktor air semen yang terlalu besar sehingga semakin banyak
berat serbuk gergaji maka air yang digunakan semakin besar pula terbukti dari
hasil perhitungan antara subsitusi pasir dan subsitusi semen. Dengan nilai fas
melebihi angka 1 berarti serbuk gergaji yang digunakan akan semakin bertambah
68
sejalan dengan bertambahnya air sehingga adukan mortar semen menjadi lebih
berpori. Mortar yang berpori berarti kuat tariknya rendah.
Pemakian serbuk gergaji sebagai bahan isian pada mortar semen, akan
sangat mempengaruhi terhadap penurunan kuat tarik mortar semen yang
dihasilkan. Seperti yang telah disebutkan di muka untuk mendapatkan tingkat
pengerjaan yang sama untuk setiap adukan yang berbeda proporsi bahannya
diperlukan penambahan fas sejalan dengan semakin besarnya kandungan serbuk
gergaji dalam campuran. Hal ini disebabkan karena serbuk gergaji yang
digunakan dalam adukan dengan kadar air 16,85 % masih akan menyerap air dari
campuran karena sifatnya yang sangat higroskopis.
Selain sifat tersebut karena serbuk gergaji memiliki ukuran butiran yang
lebih halus jika dibandingkan dengan pasir maka penambahan kandungan serbuk
gergaji dalam campuran akan menyebabkan ukuran butir agregat campuran
menjadi lebih halus sehingga dibutuhkan air yang lebih banyak untuk melumasi
campuran agregat yang memiliki permukaan yang lebih luas. Perubahan fas
tersebut akan menjadikan adukan memilki workabilitas yang sama dan memiliki
nilai sebar yang berdasarkan ASTM D : C270 – 575 yaitu 70 % - 115%, akan
tetapi apabila perubahan fas tersebut berlebihan akan menyebabkan penurunan
kuat tarik mortar semen. Kelebihan air yang tidak bereaksi dengan semen akan
menguap atau tetap tinggal dalam mortar semen yang akan menyebabkan pasta
semen memiliki pori-pori (capillary pores) lebih banyak sehingga akan
menghasilkan bahan yang porous.
69
Pada saat pencampuran bahan, air akan diserap oleh serbuk gergaji sampai
dalam keadaan jenuh. Air yang diserap oleh serbuk gergaji tersebut akan mengisi
ruang antar sel (disebut air bebas atau free water), dinding sel (disebut air ikat atau
imbitet water) dan permukaan butir serbuk gergaji yang berpori. Setelah mortar
semen mengeras dan mengering air bebas dan air ikat akan keruar dari ruang sel
dan dinding sel yang akan menguap. Serbuk gergaji yang mengering
menyebabkan dinding sel semakin padat, sehingga serat-seratnya menjadi lebih
kuat. Air yang keluar dari rongga sel dan dinding dinding sel akan
mengakibatkan serbuk gergaji menyusut volumenya, sehingga akan mengurangi
lekatan yang baik antara serbuk gergaji dengan pasta semen yang akan
menurunkan kekuatan mortar semen. Akibat penyusutan tersebut juga akan
menimbulkan terjadinya rongga-rongga udara pada permukaan butiran serbuk
gergaji dan menyebabkan mortar semen menjadi porous. Mortar semen yang
porous ini akan memiliki kekuatan tarik yang lebih rendah.
70
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan yang telah diuraikan
sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil pengujian nilai sebar dilapangan sebesar 95% - 103,5% memenuhi
syarat ASTM D : C 270 – 575 yaitu 70 % - 115%.
2. Nilai fas yang dihasilkan dari 0% serbuk gergaji hingga 50% serbuk gergaji
dari berat pasir yang dipergunakan bernilai antara 1.05 – 1.10 sedangkan fas
dengan persentase serbuk gergaji dari berat semen sebesar 1.05.
3. Penambahan serbuk gergaji kayu jati sebagai subsitusi pasir dan subsitusi
semen pada mortar semen akan menyebabkan terjadinya pengaruh penurunan
nilai kuat tekan dan kuat tarik, akan tetapi pengaruh kenaikan terjadi pada nilai
daya serap airnya.
4. Mortar semen yang menggunakan serbuk gergaji sebagai subsitusi pasir dan
subsitusi semen mengalami penurunan kuat tekan sejalan dengan
bertambahnya persentase serbuk gergaji kayu jati. Kuat tekan rata-rata
tertinggi untuk kedua subsitusi berturut-turut adalah 128,740 kg/cm2 dan
113,84 kg/cm2 yang dicapai pada konsentrasi serbuk gergaji 0%, sedangkan
kuat tekan rata–rata terendah untuk kedua subsitusi berturut-turut adalah
15,279 kg/cm2 dan 45,070 kg/cm2 yang dicapai pada konsentrasi serbuk
gergaji 20%.
71
5. Berdasarkan kuat tekan rata-rata benda uji, mortar yang termasuk kedalam
mortar type adukan S yaitu adukan yang menggunakan serbuk gergaji sebagai
subsitusi berat pasir 0% hingga 5% dan subsitusi berat semen 0% hingga 15%
sedangkan mortar yang menggunakan serbuk gergaji sebagai subsitusi berat
pasir 10% hingga 15% dan subsitusi berat semen 20% termasuk dalam mortar
type adukan O. Untuk mortar type adukan K hanya dialami pada adukan yang
menggunakan serbuk gergaji sebagai subsitusi berat pasir 20%.
6. Mortar semen yang menggunakan serbuk gergaji sebagai subsitusi pasir dan
subsitusi semen mengalami kenaikan daya serap sejalan dengan bertambahnya
persentase serbuk gergaji kayu jati. Daya serap air rata-rata terrendah untuk
kedua subsitusi berturut-turut adalah 9,569% dan 11,013% yang dicapai pada
konsentrasi serbuk gergaji 0%, sedangkan daya serap air rata–rata tertinggi
untuk kedua subsitusi berturut-turut adalah 46,481% dan 16,015% yang
dicapai pada konsentrasi serbuk gergaji 20%.
7. Mortar semen yang menggunakan serbuk gergaji sebagai subsitusi pasir dan
subsitusi semen mengalami penurunan kuat tarik sejalan dengan
bertambahnya persentase serbuk gergaji kayu jati. Kuat tarik rata-rata tertinggi
untuk kedua subsitusi berturut-turut adalah 71,86 kg/cm2 dan 78.42 kg/cm2
yang dicapai pada konsentrasi serbuk gergaji 0%, sedangkan kuat tarik rata–
rata terendah untuk kedua subsitusi berturut-turut adalah 5,937 kg/cm2 dan
24,56 kg/cm2 yang dicapai pada konsentrasi serbuk gergaji 20%.
72
8. Jadi ada pengaruh terhadap kuat tekan , kuat tarik dan daya serap air dan ada
perbedaan kuat tekan, kuat tarik dan daya serap air karena adanya
penambahan serbuk gergaji kayu jati.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan pada penelitian ini baik
pada pelaksanaan penelitian maupun pada hasil yang diperoleh, maka diberikan
saran-saran sebagai berikut :
1. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang keretakan dari mortar dengan
bahan tambah serbuk gergaji.
2. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui sifat-sifat mortar semen
dengan bahan isian pasir dan serbuk gergaji kayu jati khususnya terhadap
pereabilitas udara yang lebih baik dengan berat jenis yang lebih rendah.
3. Penelitian lebih lanjut diperlukan pada pembuatan mortar semen dengan bahan
isian serbuk gergaji dengan perbandingan campuran, persentase serbuk gergaji
dan berat jenis bahan/kayu yang berbeda.
4. Diperlukan ditemukannya suatu cara atau metode yang khusus untuk
mengolah serbuk gergaji sehingga kandungan zat ekstraktif dan zat-zat lain
yang berpengaruh buruk pada pengerasan semen dapat dieliminer sekecil
mungkin.
73
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1985. Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia 1982 (PUBI-1982). Bandung : Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemukiman. Balitbang Dep. PU.
Anonim, 1961. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia. Bandung : Direktorat
Jenderal Ciptakarya DPU. Anonim, 1991. Industri Kehutanan di Indonesia. Jakarta : Departeman Kehutanan
dan PT. Herzal Agrakarya Pratama. Anonim, 2003. Pedoman Penulisan Skripsi. FIS. Semarang : UNNES Press. Amalia D., 2001. Pemanfaatan Limbah Serbuk Gergaji Kayu Jati menjadi Karbon
Aktif dengan Aktifator Kaporit. Laporan Penelitian. Semarang : Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik UNDIP.
Ayudhya Diella S., 2001. Pengolahan Limbah Cd2+ Terlarut Secara Absorpsi
Menggunakan Delignifikasi Serbuk Gergaji Kayu Jati . Laporan Penelitian. Semarang : Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik UNDIP.
Bintang T., 2005. Karekteristik Mekanik Mortar dengan Bahan Tambah Serbuk
Kaca. Tugas Akhir. Yogyakarta : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UGM.
Ismeddiyanto, 1998. Penelitian Pemanfaatan Serbuk Gergaji Kayu Jati (Tectona
Grandis L-F) untuk Bata Beton. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UGM. Yogyakarta.
Malawi R., 1996. Potensi Abu Sekam Padi sebagai Bahan Pengganti Semen :
Tinjauan pada Mortar Seman dengan Bahan Tambah Abu Sekam Padi. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UGM. Jogjakarta.
Munir S., 1996. Pengaruh penambahan serat Sabut Kelapa (Coconut Fibres)
terhadap Kuat Tekan dan Daya Serap Air Batu Cetak Beton (Bataton). Tugas Akhir. Jogjakarta : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UGM.
Penguin, 1999. Kamus Lengkap Teknik Sipil. Jakarta : Erlangga. Setyono E., 2003. Karakteristik Beton Dengan Agregat Halus Formulasi Pasir
Pantai Mangkang-Pasir Muntilan Dengan Variasi Jumlah Semen. Tugas Akhir. Semarang : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Sipil UNNES.
74
Sjostrom, 1995. Kimia Kayu. Yogyakarta : UGM Press. Sudarmoko, 2000. Beton Fiber Lokal untuk Non-Struktural. Kursus Singkat
Teknologi Bahan Lokal dan Aplikasinya di Bidang Teknik Sipil. Yogyakarta: Pusat Antar Universitas Ilmu Teknik Universitas Gadjah Mada.
Sudjana, Prof. 1992. Metode Statistik. Bandung : Tarsito. Supada Albert, dkk, 2004. Alternatif Pemanfaatan Serbuk Gergaji. Surakarta :
Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Fakultas Pertanian UNS. Suroso H., 2001. Pemanfaatan Pasir Pantai sebagai Bahan Agregat Halus pada
Beton. Tesis S-2. Yogyakarta : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UGM. Sutrisno H., Prof. 2000. Statistik Jilid 2. Yogyakarta : Andi. Sutrisno H., Prof. 2000. Metodologi Research Jilid 4. Yogyakarta : Andi. Sutrisno H., Prof. 2000. Analisis Regresi Cetakan III. Yogyakarta : Andi. Tjokrodimuljo K., 2004. Beton-Non-Pasir untuk Pembuatan Elemen Non-Struktur
dan Elemen Struktur Ringan. Seminar Nasional. Yogyakarta : Program S-1 Ekstensi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UGM.
Tjokrodimuljo K., 1996. Teknologi Beton. Yogyakarta : Nafiri. Warsito, 1987. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka : Jakarta. Wirjomartono S., 1991. Kayu untuk Struktur. Jogjakarta : Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik UGM.
Lampiran 11 (lanjutan) 75
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
HASIL PEMERIKSAAN BERAT JENIS PASIR
Peneliti : MUH IBNU BUDI SETYAWAN, Mahasiswa S1
Pasir asal : Muntilan, Daerah Istimewa Jogjakarta
Keperluan : Penelitian
No URAIAN Sampel I Sampel II Rata-rata 1 Berat pasir kering mutlak (gram) 48 9.70 490.30 489.85 2 Berat pasir keadaan jenuh kering muka
(gram) 500 500.00 500.0
3 Berat piknometer berisi pasir dan air (gram) 1002.20 1009.50 1005.85 4 Berat pinometer berisi air (gram) 689.10 695.00 692.3 5 Berat jenis (gram/cm3) 2.616 2.643 2.630 6 Berat jenis jenuh kering muka (gr/cm3) 2.669 2.695 2.682 7 Penyerapan air (pasir jenuh kering muka) % 2.103 1.978 2.040 Kesimpulan : Berdasarkan hasil pemeriksaan diperoleh berat jenis pasir kering muka
(SSD) adalah 2.682
Semarang, September 2005
Dikerjakan oleh : Kepala Laboratorium Teknik Sipil
HASIL PEMERIKSAAN BUTIRAN YANG LEWAT AYAKAN No. 200
DAN KANDUNGAN ZAT ORGANIS
Peneliti : MUH IBNU BUDI SETYAWAN, Mahasiswa S1
Pasir asal : Muntilan, Daerah Istimewa Jogjakarta
Keperluan : Penelitian
1. Pemeriksaan butiran yang lewat lobang ayakan No. 200
No URAIAN Sampel I Sampel II Rata-rata 1 Berat pasir kering tungku mula-mula (gram) 500.00 500.00 500.00 2 Berat pasir kering tungku setelah dicuci
(gram) 480.90 479.30 480.10
3 Butiran yang lewat ayakan no. 200 (gram) 19.10 20.70 19.90 4 Kadar Lumpur % 3.82 4.14 3.98 Kesimpulan : Berdasarkan hasil pemeriksaan diperoleh kadar Lumpur pasir adalah 3.98 2. Pemeriksaan kandungan zat organis (khusus pasir)
Hasil pemeriksaan setelah didiamkan selama 24 jam, larutan NaOH 3 % dan pasir di dalam gelas ukur secara visual menunjukkan warna larutan di atas pasir lebih muda dari warna standar..Menurut SII. 0052-80 hasil pemeriksaan warna tidak boleh lebih tua daripada warna standar. Kesimpulan : agregat memenuhi syarat untuk bahan adukan mortar .
Semarang, September 2005
Dikerjakan oleh : Kepala Laboratorium Teknik Sipil
kayu jati asal : Desa Sarip Kec. Wirosari Kab. Grobogan, Purwodadi
Keperluan : Penelitian
No URAIAN Sampel I Sampel II Rata-rata 1 Tebal kayu (mm) 17.00 17.00 - 2 Panjang kayu (mm) 47.00 50.00 - 3 Lebar kayu (mm) 45.00 45.00 - 4 Berat kayu mula-mula (gram) 28.30 33.10 - 5 Berat air raksa yang disisihkan (kayu mula-
mula), gram 556.20 659.50 -
6 Berat kayu kering tungku (gram) 24.70 29.10 - 7 Berat air raksa yang disisihkan kayu kering
tungku), gram 511.7 581.5 -
8 Berat isi (gr/cm3) 0.656 0.681 0.669 9 Berat jenis (gr/cm3) 0.692 0.683 0.688 10 Kadar air % 14.57 13.74 14.16 Kesimpulan : Berdasarkan hasil pemeriksaan diperoleh berat jenis kayu jati sebesar
0.688, bobot isi sebesar 0.669 dan kadar air kayu jati sebesar 14.16
Semarang, September 2005
Dikerjakan oleh : Kepala Laboratorium Teknik Sipil
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
Lampiran 11 (lanjutan) 79
HASIL PEMERIKSAAN KADAR AIR SERBUK GERGAJI KAYU JATI
SEBELUM DIRENDAM DAN SETELAH DIRENDAM
Peneliti : MUH IBNU BUDI SETYAWAN, Mahasiswa S1
Serbuk gergaji kayu jati asal : Desa Sarip Kec. Wirosari Kab. Grobogan, Purwodadi
Keperluan : Penelitian
1. Serbuk gergaji kayu jati sebelum direndam No. URAIAN Sampel I Sampel II Rata-rata 1 Berat serbuk mula-mula (gram) 40.61 43.84 - 2 Berat serbuk setelah kering tungku
(gram) 36.09 38.73 -
3 Kadar air % 12.52 13.19 12.85 Kesimpulan : Berdasarkan hasil pemeriksaan diperoleh kadar air serbuk gergaji kayu jati
sebelum direndam adalah 12.85 2. Serbuk gergaji kayu jati setelah direndam dan dikeringkan kembali No. URAIAN Sampel I Sampel II Rata-rata 1 Berat serbuk mula-mula (gram) 58.96 60.64 - 2 Berat serbuk setelah kering tungku
(gram) 50.39 51.96 -
3 Kadar air % 17.00 16.71 16.85 Kesimpulan : Berdasarkan hasil pemeriksaan diperoleh kadar air serbuk gergaji kayu jati
setelah direndam dan dikeringkan kembali adalah 16.85 Semarang, September 2005
Dikerjakan oleh : Kepala Laboratorium Teknik Sipil
Volume seperti angka delapan 75 mm x 50 mm x 25 mm
V = 0.075 x 0.05 mm x 0.025 mm = 0.00009375 m3 x 5 buah = 0,00046875 m3
Lampiran 11 (lanjutan) 86
Jenis Pengujian / Pemeriksaan : Pengujian Nilai Sebar dan F.a.s
Perhitungan Analog Faktor air semen (f.a.s) awal = 1.05
Bahan Berat (W) Volume (W / BJ) (liter) Kebutuhan 1 m (Kg)* Semen 1 0,3175 306,3671 Pasir 5 1,8643 1531,835 Air 1,05 1,0500 321,6854
Sub total 7,05 3,2317 2159,888 Udara 0,0323 Total 3,2641
Faktor Konversi (K) 306,3671
Faktor air semen (f.a.s) awal = 1.10
Bahan Berat (W) Volume (W / BJ) (liter) Kebutuhan 1 m (Kg)* Semen 1 0,3175 301,6993 Pasir 5 1,8643 1508,497 Air 1,10 1,1000 331,8693
Sub total 7,10 3,2817 2142,065 Udara 0,0328 Total 3,3146
Faktor Konversi (K) 301,6993 * Berat bahan dikalikan dengan faktor konversi volume ( K ) Volume kubus 50 mm x 50 mm x 50 mm = 0,000125 m3 x 5 buah = 0,000625 m3 Kebutuhan bahan : Volume benda uji x kebutuhan 1 m3
Volume seperti angka delapan 75 mm x 50 mm x 25 mm
V = 0.075 x 0.05 mm x 0.025 mm = 0.00009375 m3 x 5 buah = 0.00046875 m3
Lampiran 11 (lanjutan) 93
A. Hubungan Antara Berat Serbuk Gergaji, Berat Semen dengan Kuat Tekan Mortar Semen Hub. Berat Serbuk Gergaji dgn Kuat Tekan Hub. Berat Semen dgn Kuat Tekan
Berat Serbuk Gergaji (kg/m3) Kuat Tekan (kg/cm2) Berat Semen (kg/m3) Kuat Tekan (kg/cm2)
B. Hubungan Antara Berat Serbuk Gergaji, Pasta Semen dengan Daya Serap Air Mortar Semen Hub. Berat Serbuk Gergaji dgn Daya Serap Air Hub. Pasta Semen dgn Daya Serap Air
Berat Serbuk Gergaji (kg/m3) Daya Serap Air (%) Pasta Semen (kg/m3) Daya Serap Air (%))
Lampiran 13 Jenis Pengujian / Pemeriksaan : Pengujian Daya Serap Air A. Perbandingan Terhadap Berat Pasir
Persen Berat Kering Oven (gram) Berat Terendam Air (gram) Daya Serap Air (%) Daya Serap Air Serbuk Gergaji 1 2 3 4 5 1 2 3,0 4 5 1 2 3 4 5 Rata-rata (%)