PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN USAHA MIKRO (Studi BMT Asy-Syabaab Kabupaten Pinrang) Oleh RESKI AMALIA JUFRI NIM. 13.2200.018 PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PAREPARE 2017
114
Embed
PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH TERHADAP …repository.stainparepare.ac.id/301/1/13.2200.018.pdfPENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN USAHA MIKRO (Studi BMT
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH TERHADAP
PENINGKATAN KESEJAHTERAAN USAHA MIKRO
(Studi BMT Asy-Syabaab Kabupaten Pinrang)
Oleh
RESKI AMALIA JUFRI
NIM. 13.2200.018
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PAREPARE
2017
i
PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH TERHADAP
PENINGKATAN KESEJAHTERAAN USAHA MIKRO
(Studi BMT Asy-Syabaab Kabupaten Pinrang)
Oleh
RESKI AMALIA JUFRI
NIM. 13.2200.018
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)
pada Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Parepare
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PAREPARE
2017
ii
PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH TERHADAP
PENINGKATAN KESEJAHTERAAN USAHA MIKRO
(Studi BMT Asy-Syabaab Kabupaten Pinrang)
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk mencapai
Gelas Sarjana Hukum (S.H)
Program Studi
Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)
Disusun dan diajukan oleh
RESKI AMALIA JUFRI
NIM. 13.2200.018
Kepada
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PAREPARE
2017
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Nama Mahasiswa :
RESKI AMALIA JUFRI
Judul Skripsi :
Pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap Peningkatan Kesejahteraan Usaha Mikro (Studi BMT Asy-Syabaab Kabupaten Pinrang)
NIM :
13.2200.018
Jurusan :
Syariah dan Ekonomi Islam
Program Studi :
Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah) Dasar Penetapan Pembimbing
: SK. Ketua Jurusan Syariah STAIN Parepare
No. Sti/08/PP.00.9/0858/2016
Disetujui Oleh
Pembimbing Utama : Abdul Hamid, S.E., M.M
NIP : 19720929 200801 1 012
Pembimbing Pendamping : Damirah, S.E., M.M
NIP : 19760604 200604 2 001
iv
SKRIPSI
PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH TERHADAP
PENINGKATAN KESEJAHTERAAN USAHA MIKRO
(Studi BMT Asy-Syabaab Kabupaten Pinrang)
disusun dan diajukan oleh
RESKI AMALIA JUFRI NIM. 13.2200.018
telah dipertahankan di depan panitia ujian munaqasyah
pada tanggal 19 Mei 2017 dan
dinyatakan telah memenuhi syarat
Mengesahkan
Dosen Pembimbing
Pembimbing Utama : Abdul Hamid, S.E., M.M
NIP : 19720929 200801 1 012
Pembimbing Pendamping : Damirah, S.E., M.M
NIP : 19760604 200604 2 001
v
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI
Judul Skripsi
:
Pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap Peningkatan Kesejahteraan Usaha Mikro (Studi BMT Asy-Syabaab Kabupaten Pinrang)
Nama Mahasiswa
:
RESKI AMALIA JUFRI
NIM :
13.2200.018
Jurusan :
Syariah dan Ekonomi Islam
Program Studi :
Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah) Dasar Penetapan Pembimbing
:
SK. Ketua Jurusan Syariah STAIN Parepare No. Sti/08/PP.00.9/0858/2016
Tanggal Kelulusan
:
19 Mei 2017
Disahkan Oleh Komisi Penguji
Abdul Hamid, S.E., M.M (Ketua)
Damirah, S.E., M.M (Sekertaris)
Badruzzaman, S.Ag., M.H (Anggota)
Dr. Muhammad Kamal Zubair, M.Ag (Anggota)
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT berkat hidayah, taufik dan
maunah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya. Tak
lupa pula kita kirimkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabiullah
Muhammad SAW, sebagai nabi pembawa petunjuk keselamatan dunia dan akhirat.
Skripsi ini penulis susun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi
dan memperoleh gelar “Sarjana Hukum pada Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam”
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Parepare. Dalam penyusunan skripsi
ini penulis mendapatkan banyak bimbingan, dorongan dan bantuan dari berbagai
pihak, sehingga skripsi ini dapat selesai tepat waktu. Maka dari itu penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Keluarga, terkhusus Bapak Jufri Saleh dan Ibu Hartina selaku kedua orang
tua penulis yang telah memberikan do’a, bimbingan, kasih sayang serta
dukungan baik berupa moril, maupun materil sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih kepada saudara-saudara kandungku
untuk adikku Fitra Handayani atas dukungan dan motivasinya.
2. Bapak Dr. Ahmad Sultra Rustan, M.Si, selaku Ketua STAIN Parepare yang
telah bekerja keras mengelolah pendidikan di STAIN Parepare
3. Bapak Budiman, M.Hi, selaku Ketua Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam
atas pengabdiannya telah menciptakan suasana pendidikan yang positif bagi
mahasiswa.
vii
4. Seluruh Bapak dan Ibu dosen pada Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam yang
selama ini telah mendidik penulis hingga dapat menyelesaikan studinya.
5. Bapak Abdul Hamid, S.E., M.M, selaku pembimbing I atas segala bimbingan
dan arahan serta motivasi yang diberikan kepada penulis untuk bergerak lebih
cepat dalam penyelesaian.
6. Ibu Damirah, S.E., M.M, selaku pembmbing II atas segala bimbingan,
arahan, bantuan, dan motivasi.
7. Kepala perpustakaan dan jajaran pegawai perpustakaan STAIN Parepare
yang telah membantu dalam pencarian referensi skripsi penulis.
8. Manager Baitul Maal Wattamwil, Bapak H. Nasaruddin Jamal, S.Pi beserta
jajarannya atas izin dan datanya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.
9. Teman-teman, terkhusus kepada Suharman Syamsir, S.Pd.i yang selalu
menemani, membantu, dan memberikan masukan-masukan dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
10. Sahabat-sahabat, terkhusus kepada Khaerunnisa dan Nurdiana T yang selalu
membantu penulis dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, serta teman-
teman dan segenap kerabat yang tidak sempat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, sebagaimana kata pepatah “tak ada gading yang tak retak”. Oleh
karena itu, penyusun dengan sangat terbuka dan lapang dada mengharapkan yang
sifatnya membangun guna kesempurnaan skripsi ini.
viii
Semoga segala bantuan yang penulis terima dari berbagai pihak dibalas oleh
Allah SWT, dan semoga skripsi ini dinilai ibadah disisi-Nya dan bermanfaat bagi
siapa saja yang membutuhkannya, khususnya pada lingkungan Program Studi
Muamalah Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam STAIN Parepare. Akhirnya semoga
aktivitas yang kita lakukan mendapat bimbingan dan ridho dari-Nya, Amiin.
ix
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : RESKI AMALIA JUFRI
NIM : 13.2200.018
Tempat/Tgl. Lahir : Benteng, 29 Oktober 1994
Program Studi : Hukum Ekonomi Syariah
Jurusan : Syariah dan Ekonomi Islam
Judul Skripsi :
Pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap
Peningkatan Kesejahteraan Usaha Mikro (Studi BMT
Asy-Syabaab Kabupaten Pinrang)
Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini
benar merupakan hasil karya saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa ia
merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau
seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
x
ABSTRAK
Reski Amalia Jufri, 2017. Pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap Peningkatan Kesejahteraan Usaha Mikro (Studi BMT Asy-Syabaab Kabupaten Pinrang) (dibimbing oleh Abdul Hamid dan Damirah).
Kesejahteraan para pengusaha mikro sangat perlu untuk ditingkatkan sebagai
bagian dalam pertumbuhan perekonomian yang lebih baik di Kabupaten Pinrang. Bentuk usaha mikro merupakan pilihan alternatif bagi sebagian besar masyarakat Pinrang dalam mencari pendapatan. Namun, tidak semua masyarakat memiliki modal yang cukup untuk melakukan usaha tersebut. Oleh karena itu Baitul Maal Wattamwil atau BMT sebagai lembaga keuangan non perbankan hadir dan memberikan pelayanan berupa pembiayaan Murabahah untuk memberikan bantuan modal kepada usaha kecil dan menengah hingga ke pedesaan.
Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana pembiayaan murabahah di
BMT Asy-Syabaab Kabupaten Pinrang. Serta bagaimana pengaruh pembiayaan murabahah terhadap peningkatan kesejahteraan usaha mikro di BMT Asy-Syabaab Kabupaten Pinrang. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi, dokumentasi, kuesioner (angket), dan interview (wawancara). Sedangkan teknik analisis datanya menggunakan teknik editing, analisis regresi linear sederhana, analisis koefisien korelasi, dan analisis koefisien determinasi. Hasil penelitian menunjukkan: 1). Dari hasil observasi dan wawancara peneliti dapat mengemukakan bahwa walaupun produk murabahah ini memberikan pengaruh yang sedikit atau tidak signifikan terhadap tingkat kesejahteraannya namun produk bantuan modal usaha ini disambut baik oleh masyarakat Kabupaten Pinrang. 2). Berdasarkan pada perhitungan regresi linear sederhana, koefisien korelasi, dan koefisien determinasi maka dapat disimpulkan bahwa produk pembiayaan murabahah (variabel X) memberikan pengaruh tetapi tidak signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan usaha mikro (Y) karena ada atau tidak adanya produk pembiayaan murabahah ini tetap menjadi usaha para pengusaha mikro untuk meningkatkan kesejahteraan mereka
perbankan syariah yang menggunakan sistem bagi hasil atau mudharabah yang
sesuai dengan syariat Islam.2
Kehadiran bank syariah di tengah-tengah perbankan konvensional adalah
untuk menawarkan sistem perbankan alternatif bagi umat Islam yang membutuhkan
atau ingin memproleh layanan jasa perbankan tanpa harus melanggar hukum syara’.
Meningkatnya kesadaran masyarakat muslim di Indonesia akan pentingnya
kehadiran perbankan syariah merupakan cerminan dari kesadaran umat terhadap
hukum Islam.
Perbankan syariah di Indonesia telah mendapatkan landasan peraturan
perundang-undangan, dengan keluarnya Undang Undang No. 7 Tahun 1992 tentang
perbankan kemudian diubah dengan Undang Undang No. 10 Tahun 1998 tentang
Bank Indonesia.3 Perubahan tersebut kemudian bertambah dengan adanya fatwa
Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 16 November 2003 tentang
pengharaman berbagai jenis transaksi berbasis bunga, baik di lingkungan perbankan,
asuransi maupun transaksi bisnis lainnya. Dengan demikian perbankan syariah
adalah perbankan yang beroperasi dengan tidak menggunakan sistem bunga yang
secara tegas diharamkan oleh agama Islam, melainkan dengan menggunakan sistem
bagi hasil yang merupakan salah satu produk perbankan syariah.4
2Budi Utomo, “Analisis Pembiayaan Mudharabah pada Bank Syariah Mandiri Kantor
Cabang Pembantu Banyumanik” (Skripsi Sarjana; Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam: Salatiga,
2014), h. 1.
3Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h. 205.
4Muhammad, Bank Syari’ah (Yogyakarta: Ekonisia, 2002), h. 80.
3
Selain bank syariah yang akhir- akhir ini banyak bermunculan di Indonesia,
banyank pula bermunculan lembaga keuangan swasta sejenis berprinsip syariah,
diantaranya adalah Baitul Maal Wat Tamwil (BMT). Keberadaan BMT ini
merupakan usaha untuk memenuhi keinginan khususnya sebagai umat Islam yang
mengiginkan jasa layanan bank syariah untuk mengelola perekonomiannya.
Kepercayaan masyarakat terhadap BMT Asy-Syabaab yang berada di Jalan
Imam Bonjol Nomor 37 Kabupaten Pinrang, menuntut pihak BMT untuk profesional
dalam pelaksanaan opersional dan mensosialisasikan produk-produknya. Pada
umumnya prinsip bagi hasil merupakan landasan dasar operasional bagi bank syariah
dan lembaga keungan non bank lainnya yang berprinsip syariah salah satunya adalah
BMT yang dalam pelaksanaanya disalurkan dalam beberapa produk usaha, salah
satunya adalah pembiayaan murabahah. 5 H. Nasaruddin selaku ketua BMT Asy-
Syabaab Kabupaten Pinrang mengatakan bahwa produk keuangan yang banyak
diminati masyarakat adalah murabahah karena umumnya masyarakat juga banyak
yang ingin melakukan usaha sehingga mereka mengambil dana dari BMT dengan
sistem bagi hasil.
Tumbuhnya lembaga keuangan dengan sistem bagi hasil dalam prinsip jual
beli murabahah diharapkan akan membantu dan mendorong kegiatan investasi dan
dengan jangkauannya masyarakat lemah mampu meningkatkan usaha mereka.
Sehingga Islam menganjurkan untuk berbuat baik antara sesama serta menjaga
5M. Alif Iswanto, “Pengaruh Pembiayaan Mudharabah terhadap Peningkatan Pendapatan
Nasabah di BMT Al- Falah Sumber Kabupaten Cirebon” (Skripsi Sarjana: Jurusan Muamalah
Ekonomi Perbankan Islam: Cirebon, 2012), h. 2.
4
keharmonisan hubungan masyarakat melaui prinsip saling membantu dalam
meningkatkan taraf hidup melalui mekanisme kerja sama ekonomi dan bisnis.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S. Al-Maidah/5 : 2
Terjemahnya:
Tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong akan bebuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah sesungguhnya Allah amat berat siksanya.6
Usaha mikro yang ada di Kabupaten Pinrang sudah merajalela. Pada
umumnya para pengusha kecil kesulitan mengembangkan usahanya disebabkan
karena sulitnya mendapat modal. Hal tersebut juga disebabkan dikarenakan
masyarakat tidak mampu menjangkau pelayanan yang diberikan oleh pemerintah
melalui perbankan khususnya bank konvensional karena adanya persyaratan yang
memberatkan, yaitu bunga bank yang tinggi sehingga dalam memenuhi kebutuhan
usahanya para pengusaha kecil di kota pinrang lebih memilih melakukan pembiayaan
atau meminjam dana di BMT Asy-Syabaab sebagai modal usaha yang akan di
jalankannya. Modal sangatlah penting dalam kegiatan usaha, bahkan dalam
meningkatkan produktifitas dan sebagai alat untuk mengukur tingkat pendapatan.
6Departemen Agama R.I, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
t.th.), h. 290.
5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti menetapkan rumusan masalah
sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana pembiayaan murabahah di BMT Asy-Syabaab Kabupaten
Pinrang ?
1.2.2 Bagaimana pengaruh pembiayaan murabahah terhadap tingkat kesejahteraan
usaha mikro di Kabupaten Pinrang ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini yaitu:
1.3.1 Untuk mengetahui pembiayaan murabahah di BMT Asy-Syabaab Kabupaten
Pinrang.
1.3.2 Untuk mengetahui pengaruh produk pembiayaan murabahah terhadap tingkat
kesejahteraan usaha mikro di Kabupaten Pinrang.
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini yaitu:
1.4.1 Kegunaan Teoritis
Dapat dijadikan sebagai landasan dalam menyalurkan pembiayaan khususnya
pada BMT Asy-Syabaab terhadap kinerja usaha mikro untuk menambah
kepustakaan dalam usaha meningkatkan mutu kedisiplinan itu sendiri
khususnya pada bidang studi muamalah guna menciptakan generasi yang
berpengetahuan.
6
1.4.2 Kegunaan Praktis
Untuk menambah pengetahuan ilmiah dalam studi administrasi dan
pembangunan pada umunya serta pembangunan bidang kesejahteraan
pembiayaan murabahah terhadap kinerja usaha mikro di Kabupaten Pinrang.
1.4.2.1 Bagi Peneliti
1.4.2.2 Penelitian ini berguna untuk menambah wawasan, dan sebagai sarana
menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang pembiayaan
murabahah.
1.4.2.3 Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, khususnya
bagi para nasabah BMT Asy-Syabaab Kabupaten Pinrang untuk tetap
melaksanakan kewajibann sebagai nasabah dan bermuamalah sesuai dengan
syariat Islam.
1.4.2.4 Bagi BMT Asy-Syabaab
Penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi BMT sendiri untuk
pengembangan penerapan pembiayaan murabahah, sehingga produk ini tetap
dikenal baik dimasyarakat dan sebagai salah satu langkah untuk
mengembangkan BMT kedepan.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Teori
2.1.1 Teori BMT
2.1.1.1 Pengertian BMT
Menurut Euis Amalia, Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) adalah lembaga
swadaya masyarakat, dalam artian didirikan dan dikembangkan oleh masyarakat.7
M. Zaidi Abdad mendefinisikan bahwa ‘baitul maal’ adalah suatu lembaga
keuangan yang dibentuk pemerintah Islam guna mengatur segala aktivitas perputaran
keuangan, mulai penerimaan, penyimpanan, maupun pendistribusian untuk
kepentingan kesejahteraan masyarakat berdasarkan syariat Islam.8
Andri Soemitra mendefinisikan BMT adalah kependekaan kata Balai Usaha
Mandiri Terpadu atau Baitul Maal Wat Tamwil, yaitu lembaga keuangan mikro
(LKM) non bank yang beroperasi berdasarkan prinsip- prinsip Syariah.9
Dari beberapa defenisi diatas mengandung pengertian bahwa BMT adalah
lembaga pendukung kegiatan, BMT sesuai namanya terdiri dari dua fungsi utama
yaitu:
2.1.1.1.1 Baitul Tamwil (rumah pengembangan harta), melakukan kegiatan
pengembangan usaha- usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan
7Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2009), h. 82.
8M. Zaidi Abdad, Lembaga Perekonomian di Dunia Islam (Bandung: Angkasa, 2003), h. 79.
9Andri Soemitra, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, Cet I (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2009), h. 51.
8
kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil dengan antara lain
mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan
ekonomi.
2.1.1.1.2 Baitul Maal ( rumah harta), menerima titipan dana zakat, infak dan sedekah
serta mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan peraturan dan
amanahnya.
Maka dapat disimpulkan bahwa BMT merupakan lembaga keuangan non
perbankan yang berlandaskan sistem syariah, yang mempunyai tujuan meningkatkan
kualitas usaha ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat dan mempunyai sifat usaha
yakni usaha bisnis, mandiri, ditumbuh kembangkan dengan swadaya dan dikelolah
secara professional. Sedangkan dari segi aspek Baitul Maal lebih mengarah pada
usaha- usaha pengumpulan dan penyaluran dana non- profit, seperti zakat, infaq, dan
sedekah.10
2.1.1.2 Prinsip- Prinsip Utama BMT
Dalam mengembangkan prinsip BMT sendiri mempunyai prinsip- prinsip
utama, yaitu:
2.1.1.2.1 Keimanan dan ketakwaan pada Allah SWT dengan mengimplementasikan
prinsip- prinsip syariah dan muamalah Islam kedalam kehidupan nyata.
2.1.1.2.2 Keterpaduan (Kaffah) dimana nilai- nilai spiritual berfungsi mengarahkan
dan menggerakkan etika dan moral yang dinamis, proaktif, progresif, adil,
dan berakhlak mulia.
10Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi
(Yogyakarta: Ekonisia, 2005), h. 103.
9
2.1.1.2.3 Kekeluargaan (koorpertif)
2.1.1.2.4 Kebersamaan
2.1.1.2.5 Kemandirian
2.1.1.2.6 Profesionalisme
2.1.1.2.7 Istiqamah atau konsisten, kointinuitas atau berkelanjutan tanpa henti dan
tanpa pernah putus asa. Setelah mencapai suatu tahap, maju ke tahap
berikutnya, dan hanya kepada Allah berharap.
2.1.1.3 Jenis-jenis pembiayaan yang digunakan BMT secara umum adalah sebagai
berikut:
2.1.1.3.1 Pembiayaan murabahah
2.1.1.3.2 Pembiayaan istishna
2.1.1.3.3 Pembiayaan qardul hasan
2.1.1.3.4 Pembiayaan musyarakah
2.1.1.3.5 Pembiayaan mudharabah
2.1.1.3.6 Pembiayaan muzaraah
Operasi dari pembiayaan tersebut untuk mengembangkan dan atau
meningakatkan usaha dan pendapatan dari para pengusaha kecil menengah, yang
mana sasaran pembiayaan adalah semua faktor ekonomi yang memungkinkan untuk
dibiayai seperti pertanian, industri rumah tangga, perdagangan dan jasa.11 Dengan
harapan produk pembiayaan memberikan manfaat didalam meningkatkan
kesejahteraan ekonomi rumah tangga anggotanya.
11M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah (Bandung: Alfabeta, 2010),
h. 42.
10
Dalam perbankan syariah atau BMT sebenarnya penggunaan kata pinjam
meminjam kurang tepat digunakan disebabkan dua hal yaitu pertama, pinjaman
merupakan salah satu metode hubungan finansial dalam Islam dan yang kedua,
pinjam meminjam adalah akad komersial yang artinya bila seseorang meminjam
sesuatu ia tidak boleh diisyaratkan untuk memberikan tambahan atas pokok
pinjamannya, karena setiap pinjaman yang mengambil manfaat adalah riba,
sedangakan para ulama’ sepakat bahwa riba itu haram. Oleh karena itu dalam
perbankan syariah atau BMT, pinjaman tidak disebut kredit akan tetapi disebut
pembiayaan.12
Pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli tidak dilarang dalam Islam hal ini
dijelaskan dalam Q.S. Al-Baqarah/2: 275 :
… ......
Terjemahnya:
… Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba… Pada ayat diatas menjelaskan bahwa Allah itu tidak melarang adanya praktek
jual beli tetapi Allah melarang atau mengharamkan adanya riba. Perbedaan mendasar
antara kredit yang diberikan oleh bank konvensiaonal dengan pembiayaan yang
diberikan oleh bank syariah atau BMT adalah terletak pada keuntungan yang
12Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta: Gema Insani
Press, 2001), h. 170.
11
diharapkan. Pada bank konvensional keuntungan yang diperoleh yaitu melalui bunga,
sedangakan bagi BMT keuntungan yang diperoleh berupa imbalan atau bagi hasil.13
2.1.1.4 Prinsip Pembiayaan yang digunakan BMT
Di dunia perbankan syariah dan juga BMT prinsip penilaian dikenal dengan
5C + 1S yaitu:
2.1.1.4.1 Character yaitu penilaian terhadap karakter atau kepribadian calon
penerima pembiayaan dengan tujuan untuk memperkirakan kemungkinan
bahwa penerima pembiayaan dapat memenuhi kewajibannya.
2.1.1.4.2 Capacity yaitu penilaian secara subjektif tentang kemampuan penerima
pembiayaan untuk melakukan pembayaran. Kemampuan diukur dengan
catatan prestasi penerima pembiayaan dimasa lalu yang didukung dengan
pengamatan di lapangan atas sarana usahanya seperti toko, karyawan, alat-
alat, pabrik serta metode kegiatan.
2.1.1.4.3 Capital yaitu penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki oleh
calon penerima pembiayaan yang dikukur dengan posisi perusahaan secara
keseluruhan yang ditujukan oleh rasio finansial dan penekanan pada
komposisi modalnya.
2.1.1.4.4 Collateral yaitu jaminan yang dimiliki calon penerima pembiayaan.
Penilaian ini bertujuan untuk lebih meyakinkan bahwa jika suatu resiko
kegagalan pembayaran tercapai terjadi, maka jaminan dapat dipakai
sebagai pengganti dari kewajiban.
13Kasmir, S.E.,MM, Manajemen Perbankan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), h.
91.
12
2.1.1.4.5 Condition yaitu bank syariah harus melihat kondisi ekonomi yang terjadi di
masyarakat secara spesifik melihat adanya keterkaitan dengan jenis usaha
yang dilakukan oleh calon penerima pembiayaan.
2.1.1.4.6 Syariah penilaian ini dilakukan untuk menegaskan bahwa usaha yang akan
dibiayai benar-benar usaha yang tidak melanggar syariah sesuai dengan
fatwa DSN “Pengelola tidak boleh menyalahi hukum syariah Islam dalam
tindakannya yang berhubungan dengan murabahah”.14
2.1.1.5 Struktur Organisasi BMT Secara Umum
Untuk memperlancar tugas BMT, maka diperlukan srtuktur yang
mendeskripsikan alur kerja yang harus dilakukan oleh personil yang ada
didalam BMT tersebut. Adapun struktur orgnisasi sederhana BMT secara
umum adalah sebagai berikut:15
Gambar 2.1.1
14Hafsah Freya, “Pembiayaan dalam Perbankan Syariah,” Blogspot.Ae, 18 Januari 2013.
15A. Djazuli dan Yadi Janwari, Lembaga- lembaga Perekonomian Umat: Sebuah Pengenalan
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), h. 193.
Badan Pendiri Anggota BMT
Badan Pengawas
Badan Pengelola
13
2.1.2 Teori Murabahah
2.1.2.1 Pengertian Murabahah
Murabahah adalah menjual suatu barang dengan harga asal (modal) ditambah
dengan mergin keuntungan yang disepakati. Istilah murabahah adalah istilah yang
paling digunakan oleh bank-bank islam. Prinsip ini juga dikenal sebagai akad jual
beli dimana bank memberikan pembiayaan modal investasi atau modal kerja yang
hasil keuntungan dibagi sesuai dengan hasil perjanjian.16
Menurut Andrian Sutedi murabahah adalah akad jual beli antara kedua belah
pihak, dimana pembeli dan penjual menyepakati harga jual yang terdiri atas hsrgs
beli ditambah ongkos pembelian dan keuntungan bagi penjual. Murabahah dapat
dilakukan secara tunai, atau juga secara tangguh atau bayar dengan angsuran.17
Menurut Antonio murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan
tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam murabahah penjual harus memberi
tahu harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai
tambahannya.18
Dalam konotasi Islam, murabahah pada dasarnya berarti penjualan, satu hal
yang membedakannya dengan cara penjualan yang lain adalah bahwa penjual dalam
model murabahah secara jelas memberitahu kepada pembeli berapa nilai pokok
barang tersebut dan berapa besar keuntungan yang dibebankannya pada nilai
16Frianto Pandia, Th. I. Elly Santi Oumpusunggu, dan Achmad Abror, Lembaga Keunagan
(Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 194.
17Adrian Sutedi, Perbankan Syariah Tinjauan Dan Beberapa Segi Hukum (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2009), h. .95.
18Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah dari Teori ke Praktik, Edisi Pertama (Jakarta:
Gema Insani, 2001), h. 101.
14
tersebut. Pembayaran pada murabahah dapat dilakukan saat penyerahan barang atau
ditetapkan pada tanggal tertentu yang telah disepakati diawal akad.19
Dari beberapa defenisi diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
muarabahah adalah kerjasama antara kedua belah pihak yang memiliki dan
menyediakan modal guna membiayai suatu usaha, pihak penyedia modal dengan
prinsip jual beli yang usahanya dibantu oleh pengelola modal. Dengan demikian,
pembiayaan murabahah adalah pembiayaan yang disalurkan oleh lembaga keuangan
syariah seperti BMT dengan prinsip jual beli kepada pihak lain untuk suatu usaha
yang produktif.
Dari pembiayaan ini BMT sebagai pemilik modal membiayai pembiayaan
kebutuhan suatu usaha, sedangkan nasabah bertindak sebagai pembeli. Jangka waktu
usaha, tatacara pengambilan dana dan pembagian keuntungan ditentukan berdasarkan
kesepakatan antara kedua belah pihak yaitu pihak BMT dengan pihak pengusaha.
2.1.2.2 Rukun dan Syarat Murabahah
2.1.2.2.1 Rukun murabahah
2.1.2.2.1.1 Orang yang berakad (penjual dan pembeli)
2.1.2.2.1.2 Sighat (lafal ijab dan qabul )
2.1.2.2.1.3 Ada barang yang dibeli
2.1.2.2.1.4 Ada nilai tukar pengganti barang
19Maulidah Kurniawati, “Analisis Pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap Kinerja Usaha
Nasabah di BMT NU Sejahtera Mangkang Semarang” (Skripsi Sarjana: Jurusan Ekonomi Islam:
Semarang, 2013), h. 21.
15
2.1.2.2.2 Syarat murabahah
2.1.2.2.2.1 Penjual memberitahu biaya modal kepada nasabah.
2.1.2.2.2.2 Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan.
2.1.2.2.2.3 Kontrak harus bebas dari riba.
2.1.2.2.2.4 Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang
sesudah pembelian.
2.1.2.2.2.5 Penjual harus sudah menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan
pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara angsuran. Secara
prinsip syarat dalam 1, 4, 5 tidak dipenuhi, maka pembeli memiliki
pilihan, yaitu:
2.1.2.2.2.5.1 Melanjutkan pembelian seperti apa adanya.
2.1.2.2.2.5.2 Kembali kepada penjual dan mengatakan ketidak setujuan atas barang
yang dijual.
2.1.2.2.2.5.3 Membatalkan kontrak.20
2.1.2.3 Landasan Hukum Murabahah
Murabahah pada dasarnya dapat dikatakan kedalam salah satu bentuk
mudharabah (bagi hasil), namun para cendekiawan fiqih islam meletakkan
murabahah dalam posisi yang khusus dan memberikan landasan hukum tersendiri.21
20M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2003), h. 118.
21Anita Mega Utami, “Pengaruh Pembiayaan Mudharabah terhadap Pendapatan BMT Bina
Umat Sejahtera Pondok Gede” (Skripsi Sarjana; Fakultas Syariah dan Hukum: Jakarta, 2011), h. 39.
16
2.1.2.3.1 Landasan Hukum Al-Quran
QS. Al-Baqarah/2: 275:
Terjemahnya:
Orang-orang Yang memakan (mengambil) riba itu tidak dapat berdiri betul melainkan seperti berdirinya orang Yang dirasuk Syaitan Dengan terhuyung-hayang kerana sentuhan (Syaitan) itu. Yang demikian ialah disebabkan mereka mengatakan: "Bahawa Sesungguhnya berniaga itu sama sahaja seperti riba". padahal Allah telah menghalalkan berjual-beli (berniaga) dan mengharamkan riba. oleh itu sesiapa Yang telah sampai kepadanya peringatan (larangan) dari Tuhannya lalu ia berhenti (dari mengambil riba), maka apa Yang telah diambilnya dahulu (sebelum pengharaman itu) adalah menjadi haknya, dan perkaranya terserahlah kepada Allah. dan sesiapa Yang mengulangi lagi (perbuatan mengambil riba itu) maka itulah ahli neraka, mereka kekal didalamnya.
QS. Al- Jumuah/63:10:
Terjemahnya:
Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebarlah kamu dimuka bumi dan carilah karunia Allah SWT dan ingatlah Allah banyak- banyak supaya kamu beruntung.22
22Departemen Agama R.I, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta: Raja Grafindo Persada),
h. 300.
17
Dari kedua ayat diatas mengandung arti berusaha mencari rezeki, karena
rezeki merupakan salah satu kebutuhan yang vital bagi kehidupan. Sedangkan Allah
SWT tidak menghendaki kamu untuk meninggalkan urusan- urusan kehidupan dan
memfokuskan perhatianmu untuk melaksanakan syiar- syiar ibadah saja sebagaimana
para rahib dan biarawan.
2.1.2.4 Tujuan pembiayaan Murabahah
Tujuan nasabah melakukan jual beli adalah karena suatu alasan bahwa
nasabah tidak memiliki uang tunai (modal) untuk bertransaksi langsung dengan
supplier. Dengan melakukan transaksi dengan bank (sebagai lembaga keuangan),
maka nasabah dapat melakukan jual beli dengan pembayaran tangguh atau angsuran,
maka yang timbul dalam transaksi ini adalah piutang uang. Artinya penjual (ba’i)
akan memiliki piutang uang sebesar nilai transaksi atas pembeli (musytariy), dan
sebaliknya pembeli (musytariy) punya utang uang sebesar nilai transaksi kepada
penjual (ba’i).23
2.1.2.5 Mekanisme Penyaluran Dana Pembiayaan Murabahah
Gambar 2.1.2
Akad Murabahah
Bagi Hasil Usaha
23Lokakarya Perbankan Syariah polines Semarang, Perbankan Syariah Prinsip Dasar
Pengelolaan Bank Syariah (Jakarta: Tim Pengembangan perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia,
2001), h. 15.
NASABAH
(Pengelola Modal)
BMT
(Pemilik Dana)
18
2.1.2.5.1 Ketentuan umum
2.1.2.7.1.1 Jumlah modal yang diserahkan kepada nasabah selaku pengelola modal
harus diserahkan secara tunai, dapat berupa uang atau barang yang
dinyatakan nilainya dalam satuan uang. Apabila modal diserahkan secara
bertahap, harus jelas tahapannya dan disepakati bersama.
2.1.2.7.1.2 Hasil dan pengelolaan modal pembiayaan murabahah dapat
diperhitungkan dengan dua cara yaitu dengan perhitungan dari
pendapatan proyek (revenue sharing), dan perhitungan dari keuntungan
proyek (profit sharing).
2.1.2.7.1.3 Hasil usaha dibagi sesuai dengan persetujuan dalam akad, pada setiap
bulan atau waktu yang disepakati. BMT selaku pemilik modal
menanggung seluruh kerugian kecuali akibat kelalaian dan
penyimpangan pihak nasabah, seperti penyelewengan, kecurangan dan
penyalahgunaan dana.
2.1.2.7.1.4 BMT berhak melakukan pengawasan terhadap pekerjaan namun tidak
berhak mencampuri urusan pekerjaan/usaha nasabah. Jika nasabah
dengan sengaja misalnya tidak mau membayar kewajiban atau menunda
pembayaran kewajiban, dapat dikenakan sanksi administrasi.24
24Saripedia, “Penyaluran Dana dalam Produk Pembiayaan Syariah,” Wordpress.Com, 10
November 2010. http://www.saripedia.wordpress.com./tag/penyaluran dana-dana-dalam-produk-