i PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP PERUBAHAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA PEMAIN FUTSAL EKSTRAKURIKULER FUTSAL SMA NEGERI 2 JENEPONTO SKRIPSI MEGA SAPUTRI C 131 14 006 PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2018
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP
PERUBAHAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA PEMAIN
FUTSAL EKSTRAKURIKULER FUTSAL
SMA NEGERI 2 JENEPONTO
SKRIPSI
MEGA SAPUTRI
C 131 14 006
PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR 2018
ii
PENGARUH PEMBERIAN STATIC CORE EXERCISE TERHADAP
PERUBAHAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA PEMAIN
FUTSAL EKSTRAKURIKULER FUTSAL
SMA NEGERI 2 JENEPONTO
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana
disusun dan diajukan oleh
MEGA SAPUTRI
Kepada
PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penyusun akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini
yang berjudul “Pengaruh Pemberian Static Core Exercise Terhadap Perubahan
Keseimbangan Dinamis pada Pemain Futsal Ekstrakurikuler Futsal SMA Negeri 2
Jeneponto”. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu bagian dari syarat guna
meraih gelar sarjana di Program Studi S1 Fisioterapi Fakultas Keperawatan
Universitas Hasanuddin.
Dalam penyusunan skripsi ini, banyak ditemui hambatan. Namun semua
itu dapat terselesaikan dengan baik berkat mendapatkan limpahan doa, bimbingan,
arahan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penulis ingin menghaturkan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-
tingginya kepada :
1. Ayahanda Makkaratong dan Ibunda Agustina yang senantiasa
mendoakan, memberikan kasih sayang, cinta dan dukungan yang tak
2) Menjelaskan tentang manfaat latihan static core exercise
3) Memberikan contoh kepada pemain gerakan-gerakan static core
exercise kemudian pemain diinstruksikan untuk melakukan gerakan
tersebut.
Adapun dosis latihan static core exercise adalah:
(F) Frekuensi : 3 kali/minggu (4 minggu)
(I) Intensitas : 1 set kali 10 repetisi tiap sisi (kaki kanan dan kaki
kiri), tahan selama 5 detik
(T) Teknik : Supine Single Leg Marching, Bird Dog & Creepy
Crawly Plank
(T) Time : 5 menit
4. Tahap Post-test:
Post-test dilakukan setelah pemberian static core exercise. Adapun
instrumen yang dibutuhkan dan prosedur pelaksanaanya sama seperti
pada tahap pre-tes. Dari post-test ini, akan didapatkan hasil yang akan
44
dibandingkan dengan hasil pre-test untuk membuktikan adanya
perubahan keseimbangan dinamis yang terjadi pada peserta tes dalam
waktu yang berbeda.
E. Rencana Pengolahan dan Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Untuk mengetahui karakteristik data dengan cara mendeskripsikan
atau menggambarkan data hasil penelitian secara tunggal. Analisis
deskriptif meliputi median, modus, tabel distribusi frekuensi dan
persentase, diagram. Data yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan data primer yaitu hasil pengukuran nilai keseimbangan
dinamis.
2. Analisis Inferensial
Sebelum diolah, data yang dikumpulkan diuji normalitas data
menggunakan uji Shapiro Wilk Test. Setelah diketahui sebaran data
pretest dan posttest yang berdistribusi normal, maka akan digunakan uji
T berpasangan dan apabila distribusi data tidak normal maka digunakan
uji Wilcoxon. Sedangkan untuk mengetahui hubungan static core
exercisec terhadap perubahan keseimbangan dinamis, maka dilakukan uji
korelasi Pearson bila salah satu variabel berdistribusi normal. Jika hasil
transformasi data tidak normal digunakan uji korelasi Spearmen. Semua
uji statistik dengan bantuan komputer menggunakan software SPSS.
45
F. Masalah Etika
1. Informend Consent
Lembar persetujuan akan diberikan kepada responden. Jika
sampel bersedia menjadi responden, maka harus menandatangani
lembar persetujuan dan sampel yang menolak tidak akan dipaksa dan
tetap menghormati haknya.
2. Anonimity
Menjaga kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantumkan nama
responden, tetapi hanya memberi kode tertentu pada setiap responden.
3. Confidentiality
Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh
peneliti dan hanya sekelompok data yang dilaporkan dalam
hasil penelitian.
46
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lapangan futsal SMA Negeri 2 Jeneponto
pada tanggal 10 April sampai dengan 4 Mei 2018, populasi penelitian
sebanyak 25 orang dari seluruh anggota ekstrakurikuler futsal. Berdasarkan
populasi tersebut, diperoleh jumlah sampel sebanyak 23 orang responden
yang sesuai dengan kriteria inklusi yang ditentukan oleh peneliti. Penelitian
ini dimulai dengan observasi dan penentuan sampel untuk dilibatkan ke
dalam penelitian. Sebelum dilakukan penelitian, peneliti menginformasikan
tujuan penelitian untuk memperoleh persetujuan sampel. Setelah dilakukan
pengisian informed concent, maka pada responden dilakukan pengukuran
awal berupa pengukuran tinggi badan, berat badan, nilai keseimbangan
dinamis, stabilitas, dan koordinasi. Adapun gambaran umum tentang
responden akan disajikan sebagai berikut:
1. Karakteristik Responden
Tabel 2. Karakteristik Sampel Penelitian
Karakteristik
Sampel n (%)
Umur
15 tahun
16 tahun
17 tahun
3
13
7
13,0
56,5
30,4
Total 23 100,0
IMT
Underweight (<18,5)
Normal (18,5-24,9)
Overweight (25,0-29,9)
2
20
1
8,7
87,0
4,3
Total 23 100,0
Sumber: Data Primer, 2018
47
Tabel 2 data karakteristik sampel penelitian yang diperoleh adalah
umur dan IMT. Berdasarkan umur, sampel dibagi menjadi beberapa
kelompok umur yaitu 15 tahun, 16 tahun, dan 17 tahun. Distribusi sampel
pada umur 15 tahun berjumlah 3 orang (13%), kemudian untuk umur 16
tahun merupakan jumlah terbanyak yaitu sebanyak 13 orang (56,5%), dan
umur 17 tahun sejumlah 7 orang (30,4%).
Berdasarkan karakteristik sampel menurut IMT menunjukkan bahwa
pada kategori underweight (kurus) sebanyak 2 orang (8,7%), kemudian
untuk kategori normal sebanyak 20 orang (87%), dan kategori overweight
(kegemukan) sebanyak 1 orang (4,3%).
Tabel 3. Distribusi Pengukuran Stabilitas Terhadap Pemberian Static Core Exercise
Variabel Antara Kategori Perubahan n
Stabilitas
Meningkat
Tetap
Menurun
23
0
0
Total 23
n = frekuensi Sumber : Data Primer, 2018
Tabel 3 menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran stabilitas
setelah pemberian static core exercise. Dimana seluruh sampel berada
pada kategori meningkat dengan berjumlah 23 orang. Hal ini menunjukkan
bahwa pemberian static core exercise dapat meningkatkan stabilitas pada
anggota ekstrakurikuler futsal SMA Negeri 2 Jeneponto dengan adanya
peningkatan stabilitas dari keseluruhan sampel, sehingga dapat
disimpulkan terdapat peningkatan stabilitas setelah pemberian 12 kali
static core exercise.
48
Tabel 4. Distribusi Pengukuran Koordinasi Terhadap Pemberian Static Core Exercise
Variabel Antara Kategori Perubahan n
Koordinasi
Meningkat
Tetap
Menurun
9
10
4
Total 23
n = frekuensi Sumber : Data Primer, 2018
Tabel 4 menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran koordinasi
setelah pemberian static core exercise. Pada kategori meningkat berjumlah
9 orang, kategori menetap berjumlah 10 orang, dan kategori menurun
berjumlah 4 orang. Hal ini memunjukkan bahwa pemberian 12 kali static
core exercise tidak memberikan peningkatan kepada seluruh jumlah
sampel, sehingga dapat disimpulkan bahwa setelah pemberian static core
exercise tidak memberikan pengaruh terhadap peningkatan koordinasi.
1. Distribusi Perubahan Nilai Keseimbangan Dinamis Sebelum dan
Setelah Pemberian Static Core Exercise Tabel 5. Distribusi Kategori Perubahan Keseimbangan Dinamis
Kategori
Pre-Test Post-Test
n (%) n (%)
Sangat Bagus
Bagus
Sedang
Kurang
Sangat Kurang
1 (4,3)
5 (21,7)
9 (39,1)
5 (21,7)
3 (13,0)
21 (91,3)
2 (8,7)
0 (0)
0 (0)
0 (0)
Total 23 (100) 23 (100)
n = frekuensi; (%) = persentase Sumber : Data Primer, 2018
Tabel 5 menunjukkan bahwa keseimbangan dinamis sebelum dan
sesudah diberikan pemberian static core exercise. Pada pre test terdapat 1
orang (4,3%) yang hasilnya berada pada kategori sangat bagus untuk
keseimbangan dinamisnya, pada kategori bagus terdapat 5 orang (21,7%),
49
kategori sedang terdapat 9 orang (39,1%), kategori kurang 5 orang
(21,7%), dan kategori sangat kurang terdapat 3 orang (13%). Sedangkan
pada post test, terdapat 21 orang (91,3%) hasilnya berada pada kategori
sangat bagus, dan pada kategori bagus, terdapat 2 orang (8,7%).
Gambar 18. Distribusi Nilai Keseimbangan Dinamis
Gambar 18 berupa distribusi nilai dari keseimbangan dinamis
dengan menggunakan balance board. Pada grafik merupakan nilai post
test keseimbangan dinamis tiap minggu setelah pemeberian static core
exercise. Gambar menunjukkan bahwa post test pada 23 sampel terdapat
perubahan yang signifikan dalam pengukuran tiap minggu. Perubahan
yang dimaksud adalah peningkatan nilai keseimbangan dinamis dengan
area grafik yang tiap minggunya semakin besar yang sesuai dengan jenis
pengukuran balance board dimana semakin besar nilai keseimbangan
dinamis maka semakin bagus.
50
2. Pengaruh Pemberian Static Core Exercise Terhadap Perubahan
Keseimbangan Dinamis
Tabel 6. Uji Homogenitas
Variabel Levene’s Test Sig. (P) Keterangan
Keseimbangan
dinamis 1,967 0,175 Homogen
Sumber : Data Primer, 2018
Tabel 6 Hasil uji homogenitas diketahui bahwa perolehan data
variabel terikat yaitu keseimbangan dinamis memiliki varians data yang
homogen. Hal tersebut bisa dilihat dari nilai signifikansi dari data lebih
besar dari taraf signifikansi 0,175 (p>0.05). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa populasi dari varians yang sama atau homogen.
Tabel 7. Uji Normalitas dan Uji T Berpasangan (paried sample t-test)
SD= Standar deviasi; r= Nilai selisih Sumber : Data Primer, 2018
Tabel 7 Setelah diketahui sebaran data pre test dan post test
keseimbangan dinamis yang berdistribusi normal dengan uji normalitas
menggunakan Shapiro-Wilk, diperoleh hasil pre test sebesar P=0,224
(p>0,05) dan post test sebesar P=0,365 (p>0,05) sehingga dapat
disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal.
Perubahan
Keseimbangan
Dinamis
Mean SD Uji Normalitas r
Uji t
Pre Test 8,00 5,196 0,224 15,696 0,000
Post Test 23,70 5,138 0,365
51
Melihat hasil uji normalitas kedua data diatas, maka dilakukan
menggunakan uji statistik parametrik yaitu uji t berpasangan (paired
sample t-test) untuk mengetahui apakah ada pengaruh pemberian static
core exercise terhadap perubahan keseimbangan dinamis.
Hasil uji t berpasangan menunjukkan bahwa rata-rata sebelum
diberikan latihan static core exercise adalah 8,00 dan setelah diberikan
latihan static core exercises adalah 23,70 dengan nilai selisih sebesar
15,696. Diperoleh nilai signifikan p=0,001 (p<0,05), dimana hal ini berarti
hipotesis penelitian dapat diterima dan dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang bermakna sebelum dan
sesudah diberikan static core exercise.
Selanjutnya dilakukan uji korelasi untuk mengetahui hubungan
antara keseimbangan dinamis dengan stabilitas dan koordinasi terhadap
pemberian static core exercises sebelum terjadi peningkatan keseimbangan
dinamis. Dimana data berdistribusi normal, maka digunakan uji korelasi
pearson sebagai berikut.
Tabel 8. Uji Korelasi Pearson
Stabilitas Koordinasi
Perubahan Keseimbangan Dinamis
r 0,653 0,102
p
0,001 0,644
n 23 23
r= nilai koefisien korelasi; p= nilai signifikan korelasi; n= total sampel Sumber : Data Primer, 2018
Tabel 8 uji korealasi pearson, dimana menunjukkan bahwa terdapat
korelasi antara keseimbangan dinamis dengan stabilitas diperoleh nilai
p= 0,001 (p<0,05) yang menunjukkan ada korelasi yang bermakna. Nilai
52
koefisien korelasi sebesar r= 0,653 menunjukkan bahwa hubungan antara
keseimbangan dinamis dengan stabilitas searah yang mengindikasikan
memiliki korelasi yang kuat. Sedangkan nilai signifikan korelasi
koordinasi diperoleh p= 0,644 (p>0,05) dengan nilai r= 0,102 yang
menunjukkan tidak ada korelasi yang bermakna antara keseimbangan
dinamis dengan koordinasi..
B. Pembahasan
1. Karakteristik Responden
a. Karakteristik Umur dan IMT
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh
pemberian static core exercise terhadap perubahan keseimbangan
dinamis pada pemain futsal ekstrakurikuler futsal SMA Negeri 2
Jeneponto. Data pada penelitian ini merupakan data primer dengan
memperoleh data langsung dari sampel. Berdasarkan kriteria inklusi
yang ditetapkan, maka sampel dalam penelitian ini berjumlah 23 orang
dari keseluruhan populasi.
Hasil analisis Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata sampel dalam
penelitian ini berada pada umur 16 tahun yaitu sebanyak 13 orang (56,5
%). Hal ini dikarenakan, pada umur tersebut merupakan masa siswa
SMA yang aktif mengikuti kegiatan keolahragaan (youth atlet) dimana
usianya berkisar 15-17 tahun karena usia remaja 15-20 tahun kebutuhan
energi dan protein meningkat untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan
cepat yang disebabkan proses masa pubertas (Lesmana, 2012). Fungsi
organ-organ keseimbangan mulai mengalami penurunan seiring dengan
53
pertambahan usia, sehingga pada usia remaja 15-20 tahun
perkembangan keseimbngan meningkat dengan baik (Syam, 2015).
Pada karakteristik IMT diperoleh hasil bahwa dari hasil penelitian
ini rata-rata sampel memiliki IMT normal yaitu sebanyak 20 orang
(87,0 %). Hal ini terjadi karena sampel usia remaja yang sebagai
anggota ekstrakurikuler futsal yang merupakan kelompok olahraga
yang mana terpenuhinya kebutuhan energi dan protein ditandai dengan
berat badan dan tinggi badan yang normal (Lesmana, 2012). Orang
yang memiliki IMT obesitas berhubungan dengan dampak buruk
terhadap performa atlet pada salah satu tes yaitu keseimbangan (Syam,
2015).
b. Perubahan Hasil Stabilitas dan Koordinasi Setelah Pemberian
Static Core Exercise
Pemeriksaan tingkat stabilitas diukur menggunakan bridging test
dan koordinasi diukur menggunakan soccer wall volley test. Sebelum
diberikan static core exercise, terlebih dahulu sampel diukur
kemampuan stabilitas dan koordinasinya kemudian setelah diberikan 12
kali static core exercise sampel kembali diukur stabilitas dan
koordinasinya. Hasil pengukuran stabilitas dari keseluruhan jumlah
sampel yaitu 23 orang memiliki tingkat stabilitas yang meningkat.
Sedangkan hasil pengukuran koordinasi dari 23 sampel, rata-rata
tingkat koordinasinya menetap yaitu sebanyak 10 orang.
54
Trunkus berperan penting dalam mempertahankan postur yang
stabil melawan gravitasi, sehingga dapat memberikan kestabilan pada
bagian proksimal dari ekstremitas dan tulang belakang (Kim J.H. et
al.,2013). Latihan static core akan meningkatkan kekuatan otot-otot
stabilisator trunkus seperti otot multifidus, erector spine, dan abdominal
(transversus, rektus, dan obliques). Hal ini sejalan dengan penelitian
Paulina E.W. et al., latihan static core 3 kali seminggu sebanyak 12
kali perlakuan dapat memperbaiki stabilitas trunkus dan keseimbangan.
Menurut hasil penelitian Amran Hadi, 2006 (Nazzala, 2016) yang
berjudul ”Hubungan Kelincahan, Koordinasi, Keseimbangan, dan
Kelentukan terhadap Keterampilan Shooting.” Sampel yang digunakan
ialah pemain sepakbola UKM UGM sebanyak 35 orang. Hasil
penelitian menunjukkan sumbangan koordinasi sebesar 18,352 %.
Pemain futsal yang mempunyai koordinasi tubuh yang baik akan lebih
mudah dalam melakukan tiap gerakan baik dengan bola maupun tanpa
bola.
Berdasarkan uraian di atas bahwa koordinasi dalam futsal
merupakan kemampuan seorang pemain futsal dalam melakukan
gerakan yang kompleks, pada tingkat kesulitan tertentu dengan cepat
dan efisien. Contohnya, ketika melakukan menendang bola pada
gawang, koordinasi kaki menunjang keseimbangan tubuh sangat
diperlukan agar tendangan tersebut dapat dilakukan dengan baik dan
dihasilkan ke arah gawang. Koordinasi yang dimaksud adalah gerakan
teknik yang baik, seperti koordinasi teknik menendang yang baik,
55
antara posisi kaki, perkenaan kaki dengan bola, tumpuan kaki, posisi
badan, dan lain sebagainya (Nazzala, 2016).
2. Perubahan Hasil Pre Test dan Post Test Keseimbangan Dinamis
Pemeriksaan tingkat keseimbangan dinamis diukur menggunakan
balance board yang dinilai berdasarkan detik dengan 3 kali kesempatan
tes. Waktu terbaik dari 3 kali kesempatan yang diukur adalah sebagai hasil
akhir tes. Sebelum diberikan static core exercise, terlebih dahulu sampel
diukur tingkat keseimbangan dinamisnya untuk menilai pre test dari
sampel tersebut dengan hasil dari total 23 sampel, rata-rata sampel dalam
penelitian ini 9 orang memiliki kategori sedang jika diukur dengan nilai
maka memiliki nilai keseimbangan dinamis 5-10. Hal ini disebabkan
pemain futsal belum pernah melakukan latihan static core exercise yang
dapat mempengaruhi otot core dan mengontrol keseimbangan khususnya
keseimbangan dinamis bagi pemain futsal selama pertandingan maupun
latihan.
Setelah data pre test didapatkan, maka dilanjutkan dengan pemberian
static core exercise kepada semua sampel sebanyak 12 kali perlakuan,
kemudian setelah diberikan perlakuan, maka sampel diukur kembali
tingkat keseimbangannya untuk menilai post test dari sampel itu sendiri.
Rata-rata hasil yang diperoleh, 21 orang memiliki kategori sangat bagus
dengan nilai ≥17. Jika dibandingkan hasil pemeriksaan tingkat
keseimbangan dinamis sebelum dan setelah 12 kali perlakuan maka
diperoleh adanya perbedaan yang signifikan antara pre test dan post test
untuk pemberian static core exercise.
56
Selain itu, bisa juga dilihat dari grafik nilai post test keseimbangan
dinamis tiap minggunya yang menunjukkan bahwa area grafik pada
minggu keempat yang paling besar dari area grafik pada minggu pertama
sampai ketiga. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar nilai
keseimbangan dinamis maka tingkat keseimbangannya juga semakin
bagus, sehingga terdapat perubahan yang bermakna pada tiap minggunya
setelah diberikan static core exercise.
Peningkatan nilai keseimbangan dinamis disebabkan karena latihan
core itu sendiri mampu meningkatkan kekuatan, daya tahan, dan kontrol
saraf pada daerah tulang belakang dan daerah abdominal, sehingga otot-
otot ekstremitas atas dapat meningkat dengan melatih otot core. Latihan
ini juga efektif dalam menjaga keseimbangan tubuh saat melakukan
berbagai gerakan dinamis (Khamooshi et al., 2016).
Peningkatan keseimbangan dinamis dapat terjadi karena saat
diberikan static core exercise akan terjadi respon kontrol motorik
kompleks yang melibatkan deteksi dan integrasi informasi sensorik untuk
menilai posisi dan gerakan tubuh dalam ruang dan pelaksanaan respon
muskuloskeletal yang sesuai untuk mengontrol posisi tubuh. Integrasi
sensorimotor penting untuk menghubungkan sensasi ke respon motor serta
untuk adaptasi dan antisipasi, strategi motorik untuk merencanakan,
memprogram, dan mengeksekusi respon keseimbangan (Kisner dan Colby,
2014).
57
3. Pengaruh Static Core Exercise terhadap Perubahan Keseimbangan
Dinamis
Hasil dari static core exercise, dilakukan uji t berpasangan untuk
menilai apakah ada perbedaan yang berarti dari pemberian static core
exercise terhadap perubahan keseimbangan dinamis. Pada hasil tes
diperoleh nilai selisih perubahan keseimbangan dinamis dari pre test ke
post test sebesar 15,70 dengan nilai p = 0,001 (p<0,05) yang berarti
hipotesis yang diajukan peneliti diterima dan mengindikasikan bahwa ada
pengaruh yang bermakna dari static core exercise terhadap perubahan
keseimbangan dinamis.
Selain itu, bisa juga dilihat dari hasil uji korelasi untuk mengetahui
hubungan antara keseimbangan dinamis dengan stabilitas dan koordinasi
terhadap pemberian static core exercises. Diperoleh nilai stabilitas p=
0,001 (p<0,05) yang menunjukkan ada korelasi yang bermakna antara
keseimbangan dinamis terhadap stabilitas dengan nilai r= 0,653 yang
mengindikasikan nilai korelasi kuat. Sedangkan diperoleh nilai koordinasi
p= 0,644 (p>0,05) dengan nilai r= 0,102 yang menunjukkan tidak ada
korelasi yang bermakna antara keseimbangan dinamis dengan koordinasi.
Oleh karenanya dapat disimpulkan bahwa setelah 12 kali perlakuan static
core exercise ada korelasi yang signifikan antara stabilitas dengan
keseimbangan dinamis.
Peningkatan keseimbangan dinamis setelah sampel diberikan 12 kali
perlakuan terjadi karena static core exercise merupakan suatu latihan yang
memberikan keseimbangan dinamis untuk memaksimalkan aktivitas secara
58
efisien. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Berbudi
(2015) terhadap 14 responden yang menunjukkan perubahan signifikan
terhadap peningkatkan nilai keseimbangan pada pre dan post test 14,32
dengan nilai p= 0,0001 (p<0,05).
Secara fisiologis dari latihan core stability yaitu terhadap otot-otot
core, memberikan manfaat terhadap kestabilan dan peningkatan komponen
sensorik dan motorik yang terkait dengan sistem tulang belakang agar
dapat bekerja secara optimal. Hal ini sejalan dengan teori dari hasil
penelitian yang dilakukan Suadnyana (2015) yaitu latihan untuk
keseimbangan dapat menimbulkan adanya kontraksi otot. Ketika otot
berkontraksi, sintesa protein kontraktil otot berlangsung jauh lebih cepat
dari penghancurannya sehingga menghasilkan filamen aktin dan miosin
yang bertambah banyak secara progresif dalam miofibril, sehingga akan
memecah di dalam setiap serat otot untuk membentuk miofibril baru.
Peningkatan jumlah miofibril akan menyebabkan serat otot menjadi
hipertropi yang meningkatkan komponen sistem metabolisme fosfagen,
termasuk ATP dan fosfokreatin. Hal ini mengakibatkan peningkatan
kemampuan sistem metabolik aerob dan anaerob yang dapat meningkatkan
energi dan kekuatan otot. Peningkatan kekuatan otot inilah yang membuat
anggota futsal semakin kuat dalam menopang tubuh serta melakukan
gerakan (Guyton, 2014).
Prinsip latihan core exercise adalah mengaktifkan kerja core muscle
(deep muscle and superficial mascle) dari individu anggota futsal.
Teraktifasinya core muscle ini akan meningkatkan stabilitas tulang
59
belakang karena dapat meningkatkan tekanan intra abdominal dan hal
tersebut yang membentuk abdominal brace yang akan meningkatkan
stabilitas dari tulang belakang. Peningkatan aktivitas dan co-aktivitas
antagonis otot trunk dapat meningkatkan kontrol tulang belakang pada
individu anggota futsal. Hal tersebut mendorong pemeliharaan dari posisi
lumbopelvic agar tetap stabil. Pemberian latihan berupa static core
exercise yang dilakukan dengan benar dapat memberikan peningkatan
kekuatan otot yang mengalami kelemahan sekaligus dapat mengurangi
rasa nyeri dan meningkatkan aktivitas fungsional. Keseimbangan dinamis
yang baik lebih diperlukan pada pemain futsal sebagai mobilitas ketika
bermain futsal, karena permasalahan pada keseimbangan dinamis pada
pemain futsal adalah berkurangnya stabilitas pada punggung bawah
(Pramita, 2015).
Static core exercise juga memiliki pengaruh pada orang normal,
bukan hanya pada orang sakit seperti penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Zulvikar (2016) yang menunjukkan bahwa terdapat
hubungan core stability statis yang mempengaruhi keseimbangan dan
pemulihan gerak setelah stroke.
60
C. Keterbatasan Penelitian
Dalam melakukan penelitian maupun saat menulis laporan akhir dari
penelitian ini, terdapat beberapa keterbatasan yang menjadi kelemahan dari
penelitian yang dilakukan ini, keterbatasan yang dimaksud antara lain :
1. Pada saat penelitian, sulitnya di kontrol kehadiran sampel secara
bersamaan, sehingga sampel yang tidak mengikuti exercise sesuai jadwal
latihan pada sore hari maka diberikan perlakuan pada jam sekolah
dikeesokan hari setelah jadwal latihan.
2. Area lokasi exercise kurang nyaman, sehingga mempengaruhi kondisi
sampel ketika diberikan perlakuan.
61
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dan hasil penelitian mengenai pengaruh pemberian
static core exercise terhadap perubahan keseimbangan dinamis pada pemain
futsal ekstrakurikuler futsal SMA Negeri 2 Jeneponto maka dapat
disimpulkan sebagai berikut.
1. Terdapat perubahan nilai keseimbangan dinamis sebelum diberikan static
core exercise pada pemain futsal ekstrakurikuler futsal SMA Negeri 2
Jeneponto dengan nilai mean 8,00, standar deviasi 5,196, dan nilai uji
normalitas 0,224 (P>0,05).
2. Terdapat perubahan nilai keseimbangan dinamis setalah diberikan static
core exercise pada pemain futsal ekstrakurikuler futsal SMA Negeri 2
Jeneponto dengan nilai mean 23,70, standar deviasi 5,138, dan nilai uji
normalitas 0,365 (P>0,05).
3. Ada pengaruh pemberian pemberian static core exercise terhadap
perubahan keseimbangan dinamis pada pemain futsal ekstrakurikuler
futsal SMA Negeri 2 Jeneponto dengan nilai uji t = 0,000 (P < 0,005).
62
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka disarankan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Disarankan hasil dari penelitian ini dapat menjadi masukan yang positif
bagi pihak ekstrakulikuler futsal SMA Negeri 2 Jeneponto dan menjadi
referensi dari pihak terkait untuk menggunakan hasil penelitian ini, sebagai
pengetahuan betapa pentingnya core exercise dalam olahraga, seperti
static core exercise yang dapat meningkatkan keseimbangan dinamis.
2. Bagi peneliti lanjutan serupa, dilakukan dengan jumlah sampel yang lebih
banyak dan homogen, sebagai contoh klub olahraga pada sebuah sekolah
asrama yang notabene memiliki aktivitas dan pola hidup yang hampir
homogen keseluruhan.
3. Disarankan bagi anggota futsal SMA Negeri 2 Jeneponto untuk lebih
sering melakukan static core exercise di rumah untuk menunjang
tercapainya hasil yang maksimal.
63
DAFTAR PUSTAKA
Adam, larcom. 2013. The Effects Of Balance Training On Dynamic Balance Capabilities In The Elite Australian Rules Footballer. Research Thesis Presented To School Of Sport And Exercise Science, Victoria University.
Ahmadi, R., Hasan, D., dan Hosin, B. A. 2012. The effect of 6 weeks core stabilization training program on the balance in mentally retarded students. International Journal of Sport Studies. Vol., 2 (10), 496-501.
Ajis, Ilman. 2014. Kontribusi Kelentukan Pinggang, Kelincahan, dan Kecepatan (speed) terhadap keterampilan Dribbling pada Cabor Futsal. Skripsi tidak diterbitkan. Bandung: Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.
Anggriawan, Nofa. 2015. Peran Fisiologi Olahraga Dalam Menunjang Prestasi. Jurnal Olahraga Prestasi. Volume 11, Nomor 2.
Anwar, C., Tianing, N. W., Winaya, M. N. 2014. Pemberian Core Exercise
Meningkatkan Jangkauan Throw-in pada Siswa Sekolah Sepakbola Bali Soccer Ball Usia 11-13 Tahun. Skripsi tidak diterbitkan. Bali: Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar Bali.
Aylinmahmut. 2017. Core Strength and Back Pain. (Online). (https://draylinmahmut.com/2017/03/22/1675/, diakses 9 Maret 2018).
Berbudi A. 2015. Pelatihan Core Stability dan Balance Board Exercise Lebih Baik Dalam Meningkatkan Keseimbangan Dibandingkan dengan Balance Board Exercise pada Mahasiswa Usia 18 – 24 Tahun dengan Kurang Aktivitas Fisik. Jurnal Fisioterapi Volume 15 Nomor 1.
Dahlan, M. Sopiyudin. 2017. Statistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif, Bivariat, dan Multivariat. Edisi 6. Jakarta: Epidemiologi Indonesia.
Firdha, Hajrianti. 2016. Pengaruh Pemberian Core Stability Exercise Terhadap
Kelincahan pada Pemain Futsal Tahun 2016. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar: Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Guyton, and Hall. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 12. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Halim, Nur Ichsan. 2011. Tes dan Pengukuran Kesegaran Jasmani. Makassar: Universitas Negeri Makassar.
Halim, Sahda. 2012. 1 Hari Pintar Main Futsal. (Online). (http://www.media-pressindo.com, diakses 20 Februari 2018).
Hastuti, Santi Bery, Pangkahila, J. Alex, Irfan, Muhammad. 2018. Dynamic Neuromuscular Stabilization Lebih Meningkatkan Keseimbangan Dinamis
64
Dari pada Balance Exercise pada Siswa Usia (-10 Tahun Di Sekolah Negeri 11 Sumerta Denpasar. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar.
Hastuti, Santi Bery, Wibawa, Ari, Muliarta, I Made. 2014. Pemberian Core Stability Exercise Lebih Meningkatkan Keseimbangan Statis Daripada Balance Beam Exercise pada Siswa Sekolah Dasar Negeri 11 Sumerta Denpasar. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar.
Hemphill, N. 2012. Core Exercise for Athletic Performance. (Online).
(http://www.oneresult.com/training/core-exercise-athletic-performane, diakses 28 Februari 2018).
Hermawan, Iwan. 2012. Gerak Dasar Permainan Olahraga Petanque. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Jakarta.
Imaningsih. 2015. Penambahan Proprioseptive Exercise pada Intervensi Strengthening Exercise Lebih Meningkatkan Keseimbangan pada Pemain Sepakbola. Tesis tidak diterbitkan. Denpasar: Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar.
Irfan. 2016. Keseimbangan Pada Manusia. (Online). (https://www.ifi.or.id/artikel 02.html, diakses 20 Februari 2018).
Khamooshi, R., Mohammadieh, SM., Rahmana, N., dan Zalani, F.R. 2016. Comparing the Effect of Simultaneus Eight-Week Stretching/Strengthening Training with Core Stability Exercise on the Flat Foot Deformity of 9 to 13. International Journal of Musculoskeletal Pain prevention Year Old Female Students. Vol. 1. No: 4.
Kim J.H., Lee L.K., Lee J.U., Kim M.Y., Yang S.M., Jeon H.J., et al. 2013. A
Pilot Study on the Effect of Functional Electrikal Stimulation of Stroke Patients in a Sitting Potition on Balance and Activities of Dialy Living. J Phys Ther Sci.
Kisner, C. dan Colby, L. A. 2014. Intisari Terapi Latihan. Jakarta: EGC Lesmana, Syahmirza Indra. 2012. Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Beban
Terhadap Kekuatan dan Daya Tahan Otot Biceps Brachialis Ditinjau Dari Perbedaan Gender. Jakarta, Universitas Esa Unggul.
Natmessing, Herwig. 2016. 6 Amazing Core Exercise You Should Be Doing If You’re A Runner. (Online). (https://www.runtastic.com, diakses 5 Maret 2018).
Nazzala, Gigih Nenaz. 2016. Hubungan Koordinasi, Keseimbangan, dan Power Otot Tungkai Dengan Kemampuan Shooting Futsal Menggunakan Punggung Kaki Pada Olahraga Futsal. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta.
65
Nugroho, S. 2011. Materi Kinesiologi. Universitas Negeri Yogyakarta
Paulina E.W., Lidwina, S.S., dan Julius, H.L. 2016. Pengaruh Latihan Core-
Strengthening Terhadap Stabilitas Trunkus dan Keseimbangan Pasien Pasca Stroke. Jurnal Biomedik, Vol. 8, No. 1 : 43-50.
Pramita, Indah. Pangkahila, Alex. Sugijanto. 2015. Core Stability Exercise Lebih Baik Meningkatkan Aktivitas Fungsional Dari Pada William’s Flexion Excercise Pada Pasien Nyeri Punggung Bawah Miogenik. Sport and Fitness Journal. Volume 3, No 1 : 35-49.
Quinn, E. 2012. Medical Review Board, Sit And Reach Flexibility Test. (Online).
(http://sportsmedicine.about.com/old/fitnessevalandassesment/qt/sitandreach.htm, diakses 28 Februari 2018).
Quinn, Elizabeth. 2013. Exercise for Injury-Free Throwing. (Online). (http://spo rtmedicine.com/od/sampleworkouts/a/Exercise-For-Injury-Free-Throwing.htm, diakses 28 Februari 2018).
Rafsanjani, Johan. 2012. Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai Keseimbangan dan Panjang Tungkai dengan Ketepatan Hasil Operan Tendangan Jarak Jauh pada Siswa Peserta Ekstrakulikuler Sepakbola Di SMP Negeri 1 Pleret Kabupaten Bantul. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta.
Richarpin, Yohanes. 2012. Koordinasi dan Keseimbangan. (Online). (http://richarpinnumerouno.blogspot.com, diakses 26 Maret 2018).
Risangdiptya, G. dan Ambarwati, E. 2016. Perbedaan Antara Keseimbangan Tubuh Sebelum dan Sesudah Senam Pilates pada Waktu Usia Muda. (Online). (http://ejournal-s1.undp.ac.id/index.php/medico, diakses 2 Maret 2018). Volume 5, nomor 4.
Riyadi, N. 2013. Tingkat Keterampilan Teknik Dasar Bermain Futsal Pemain yang Menggunakan Lapangan Agung Futsal Arena Jatinom Klaten. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakara.
Royana, Ibnu Fatkhu. 2017. Analisis Kondisi Fisik Pemain Tim Futsal UPGRIS. Semarang: Universitas PGRI Semarang.
Seftian, Antu. 2014. Pengaruh Core Stability Exercise Terhadap Keseimbangan pada Pesilat PPLP Gorontalo. Skripsi tidak diterbitkan. Gorontalo: Fakultas Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo.
Setiyawan. 2016. Implementasi Undang-undang Sistem Keolahragaan Nasional.
(Online). (http://journal.upgris.ac.id, diakses 27 Februari 2018). Sherwood, Lauralee. 2013. Introduction to Human Physiology, 8th edition.
Penerbit Yolanda Cossio.
66
Suadnyana, I.A. Astiti, Nurmawan, Sutha, dan Muliarta, I Made. 2015. Core Stability Exercise Meningkatkan Keseimbangan Dinamis Lanjut Usia di Banjar Bebengan, Desa Tangeb, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Suharjana. 2013. Pendidikan Kesegaran Jasmani. Yogyakarta: Jogja Global Media
Sunaryadi, Yadi. 2009. Aplikasi Biomekanika Dalam Pelatihan Judo. (Online). (http://docplayer.info/, diakses 11 Maret 2018).
Susanto, Dedi. 2014. Pengaruh Core Stability Terhadap peningkatan Keseimbangan Dinamik pada Resimen Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta. Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Swandari, N. L., Nurmawan, I. S., dan Ratna, L. H. 2015. Pelatihan Proprioseptif Efektif Dalam Meningkatkan Keseimbangan Dinamis pada Pemain Sepakbola dengan Functional Ankle Instability di SSB Pegok. Skripsi tidak diterbitkan. Bali: Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar Bali.
Syam, Sitti Fatimah. 2015. Perbedaan Core Exercise dengan Balance Execise Dalam Meningkatkan Keseimbangan Dinamis Pemain Futsal. Skripsi tidak diterbitkan. Bali: Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Utami, Kurnia Putri. 2014. Gambaran Tingkat Keseimbangan Dinamis pada Atlet Sepakbola Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar Sulawesi Selatan Tahun 2013. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar: Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Winanda, Erick Nur. 2017. Pengaruh Core Stability Exercise Terhadap
Keseimbangan Dinamis pada Remaja Flat Foot Usia 18-25 Tahun. Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Zulvikar, Januarshah. 2016. Pengaruh Latihan Core Stability Statis (Plank dan
Side Plank) dan Core Stability Dinamis (Side Lying Hip Abduction dan Oblique Crunch) Terhadap Keseimbangan. Journal of Physical Education, Health and Sport.
67
Lampiran 1
NASKAH PENJELASAN UNTUK MENDAPATKAN
PERSETUJUAN DARI SUBYEK PENELITIAN
Judul Penelitian :
Pengaruh Pemberian Static Core Exercise Terhadap Perubahan Keseimbangan
Dinamis pada Pemain Futsal Ekstrakulikuler Futsal SMA Negeri 2 Jeneponto.
Penjelasan kepada subyek penelitian:
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Saya Mega Saputri akan
melakukan penelitian tentang Pengaruh Pemberian Static Core Exercise Terhadap
Perubahan Keseimbangan Dinamis pada Pemain Futsal Ekstrakulikuler Futsal
SMA Negeri 2 Jeneponto. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pemberian static core exercise terhadap perubahan keseimbangan dinamis pada
pemain futsal. Keuntungan mengikuti penelitian ini adalah akan menambah
pengetahuan saudara. Manfaat aplikatifnya sebagai data yang dapat
dipertimbangkan dan menjadi edukasi sebagai pemain futsal, apakah jenis
penelitian dapat membantu keseimbangan pemain saat bermain.
Jika Saudara setuju untuk berpartisipasi, maka kami akan mengambil data
terkait, seperti nama, umur, jenis kelamin, alamat. Kemudian, saudara akan
mengikuti prosedur penelitian seperti pengambilan data pre test, melakukan