PENGARUH PEMBERIAN MULSA DAN DOSIS UREA BRIKET TERHADAP HASIL
PANEN BAWANG PUTIH (Allium Sativum, L.) DI DESA KEBAYAKAN KECAMATAN
KOTA KABUPATEN ACEH TENGAHMakalah ini disusun untuk memenuhi salah
satu tugas Mata Kuliah Rancangan Percobaan
Disusun Oleh :Dwi Agustina3125121974
PROGRAM STUDI MATEMATIKAJURUSAN MATEMATIKAFAKULTAS MATEMATIKA
DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI JAKARTA2015ABSTRAK
Bawang Putih termasuk tanaman berakar pendek, sehingga peka
terhadap kekeringan. Apabila disiram satu sampai dua kali sehari
mengakibatkan permukaan bedengan turun, padat, dan umbi bawang
putih tersembul ke atas yang dapat mengganggu perkembangan umbiCara
mengantisipasinya antara lain dengan pemberian mulsa untuk menutupi
permukaan tanah yang berfungsi sebagai pengendali temperature
tanah, memelihara kelembaban, penyangga lontaran butiran tanah
akibat pukulan air hujan, dapat menekan erosi permukaan, menekan
pertumbuhan gulma dan apabila mulsa melapuk dapat menambah hara dan
bahan organik tanah.Disamping pemberian mulsa, pemupukan nitrogen
juga sangat perlu mendapat perhatian, karena pupuk ini bersifat
mobil sehingga mudah hilang akibat tercuci atau menguap. Untuk
mengantisipasinya pabrik telah membuat modifikasi Urea Prill
menjadi Urea Briket melalui proses pemadatan sehingga berbentuk
cakram berukuran berat satu gram per butir dan bersifat lepas
lambat.Untuk mengetahui pengaruh pemberian mulsa dan urea briket
pada tanaman bawang putih telah dilakukan penelitian di Desa
Kebayakan Kecamatan Kota Kabupaten Aceh Tengah sejak bulan November
1992 sampai dengan bulan April 1993, peneliian dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian mulsa dan takaran urea
briket yang tepat terhadap hasil panen tanaman bawang
putih.Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial
terdiri dari dua taraf perlakuan pemberian mulsa yaitu perlakuan
tanpa mulsa dan perlakuan diberi mulsa 10 ton per hektar. Sedangkan
faktor takaran urea briket terdiri dari empat taraf yaitu perlakuan
tanpa urea briket, diberi urea briket dengan takaran 150, 300, dan
450 kg per hektar. Pengamatan meliputi komponen hasil panen bawang
putih yang dicobakan.Hasil penelitian ini diolah menggunakan
software SPSS, pengolahan data menunjukkan bahwa perlakuan
pemberian mulsa dan takaran urea briket berpengaruh sangat nyata
terhadap komponen hasil panen bawang putih yang diamati.Hasil panen
terbaik dijumpai pada pada pemberian urea briket 300 kg per
hektar.
DAFTAR ISI
ABSTRAKiDAFTAR ISI.ii
BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Masalah11.2 Rumusan
Masalah.11.3 Pembatasan Masalah11.4 Tujuan Penelitian11.5 Manfaat
Penelitian.1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Syarat Tumbuh Tanaman Bawang
Putih..22.2 Peranan Mulsa..22.3 Peranan Urea Briket.2
BAB IV PEMBAHASAN3.1 Pelaksanaan Penelitian3.2 Interaksi Mulsa
dengan Urea Briket3.2 Pengolahan Data Menggunakan SPSS
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN4.1 Kesimpulan4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang MasalahBawang putihatau dalam Bahasa latin
disebut Allium sativum adalah namatanamandarigenusAlliumsekaligus
nama dari umbi yang dihasilkan. Bawang putih mempunyai sejarah
penggunaan oleh manusia selama lebih dari 7.000 tahun, terutama
tumbuh di Asia Tengah,dan sudah lama menjadi bahan makanan di
daerah sekitarLaut Tengah, serta bumbu umum diAsia,Afrika,
danEropa. Dikenal di dalam catatanMesir kuno, digunakan baik
sebagai campuran masakan maupun pengobatan. Umbi dari tanaman
bawang putih merupakan bahan utama untuk bumbu dasar
masakanIndonesia. Bawang putih mentah penuh dengan senyawa-senyawa
sulfur, termasuk zat kimia yang disebutalliinyang membuat bawang
putih mentah terasa getir atau angur. Bawang putih termasuk tanaman
berakar pendek, oleh sebab itu sangat peka terhadap kekeringan.
Apabila disiram satu sampai dua kali sehari mengakibatkan permukaan
bedengan tanah turun, padat dan umbi bawang putih tersembul ke atas
sehingga perkembangan umbi terhambat. Salah satu alternatif untuk
mengatasi masalah tersebut adalah dengan pemberian mulsa. Menurut
Purwowidodo (1983) mulsa adalah bahan atau sisa-sisa tanaman yang
diletakkan di atas permukaan tanah yang berfungsi sebagai penutup
tanah. Mulsa berperan sebagai penggendali temperature, kelembaban
tanah dan sebagai penyangga pukulan langsung air hujan, mulsa dapat
juga menekan erosi permukaan, menekan pertumbuhan gulma serta
apabila mulsa melapuk dapat menambah hara dan bahan organik
tanah.Selain pemberian mulsa, pemupukan merupakan faktor yang
sangat penting dalam pembudidayaan bawang putih. Diantara berbagai
unsur hara yang diberikan sebagai pupuk ialah Nitrogen. Nitrogen
merupakan diperlukan untuk merangsang pertumbuhan vegetatif dan
pembentukan umbi bawang putih. Nitrogen merupakan unsur hara yang
harus mendapat perhatian khusus, karena mudah hilang karena
pencucian dan penguapan. Untuk mengantisipasi masalah tersebut,
urea prill yang masih banyak dipakai sebagai sumber N dimodifikasi
menjadi urea briket.
1.2 Rumusan Masalah1. Apa pengaruh mulsa terhadap tumbuhan
bawang putih?2. Apa pengaruh urea briket terhadap tumbuhan bawang
putih?3. Bagaimana interaksi antara mulsa dan urea briket terhadap
hasil panen tumbuhan bawang putih?
1.3 Pembatasan MasalahPenelitian terbatas pada pemberian mulsa
dengan takaran maksimal 10 ton per hektar dan pemberian mulsa
dengan takaran maksimal 450 kg per hektar
1.4 Tujuan PenelitianAdapun tujuan dari penelitian percobaan
ini, yaitu:1. Mengetahui pengaruh pemberian mulsa dan takaran
pemupukan urea briket2. Mengetahui interaksi antara mulsa dan urea
briket terhadap hasil panen bawang putih3. Untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Rancangan Percobaan
1.5 Manfaat PenelitianManfaat Penelitian ini bagi petani,
penulis, dan pembaca yaitu untuk mengetahui pengaruh Pengaruh
Pemberian Mulsa Dan Dosis Urea Briket Terhadap Hasil Panen Bawang
Putih (Allium Sativum, L.) Di Desa Kebayakan Kecamatan Kota
Kabupaten Aceh Tengah. Diharapkan kedepannya petani mengetahui
takaran yang sesuai agar hasil panen maksimum dan mencapai
keuntungan yang optimal.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
1.1 Syarat Tumbuh Tanaman Bawang PutihTerdapat beberapa syarat
untuk bawang putih dapat tumbuh, karena tumbuhan bawang putih tidak
tumbuh pada situasi yang umum, melainkan ada syarat agar
pertumbuhan bawang putih optimum, yaitu:1. SuhuBawang Putih
menghendaki suhu yang rendah dan tidak dapat berumbi pada suhu
tinggi. Kisaran suhu udara yang diperlukan untuk budidaya bawang
putih 15-25 0C. Bila suhu udara melebihi 27 0C umbi tetap dalam
keadaan istirahat (dorman) dan tunas tidak akan keluar. Tetapi bila
suhu lebih rendah dari 15 0C pertumbuhan tunas akan terhambat. Suhu
yang paling baik untuk tumbuhnya bawang putih antara 15-20 0C
(Wibowo, 1991)2. Penyinaran MatahariPembentukan umbi bawang putih
mempunyai hubungan yang erat sekali dengan panjang pendeknya
penyinaran matahari. Varietas yang peka terhadap penyinaran panjang
mulai membentuk umbi hanya waktu dimana penyinaran matahari
berlangsung lebih lama. Penyinaran yang dikendahaki bawang putih
adalah 10-12 jam sehari (Bahri, 1987)3. TanahBawang putih tumbuh
baik pada tanah bertekstur liat berpasir yang ringan, gembur dan
kaya bahan organik. Tanah-tanah yang paling baik adalah memiliki
perbandingan yang seimbang antara fraksi liat, debu dan pasir.
Contoh tanah yang cocok untuk menanam bawang putih yaitu tanah
regosol, latosol, andosol, dan alluvial. Bawang putih paling baik
tumbuhnya pada tanah yang memiliki pH berkisar antara 5,6 6,0. Bila
keasaman tanah terlalu tinggi maka ujung akar tidak akan tumbuh
panjang sehingga pertumbuhan daun dan umbi menjadi terhambat
(Rismudandar, 1986)
2.2 Peranan MulsaBahan Mulsa sisa tanaman seperti jerami atau
daun alang-alang cukup efektif bila digunakan, karena dapat
mencegah perkecambahan dan pertumbuhan gulma, sehingga tidak
terjadi persaingan terhadap berbagai unsur hara dengan tanaman yang
diusahakan.Pemberian mulsa jerami dapat mengendalikan kehilangan
air melalui penguapan sehingga kelembaban tanah terpelihara.
Disamping itu fluktuasi suhu antara siang dan malam hari lebih
kecil sehingga aktifitas jasad renik tanah meningkat (sarief,
1986), menyatakan bahwa peningkatan aktifitas jasad renik dalam
tanah dapat meningkatkan proses penguraian bahan organic menjadi
humus. Peningkatan humus ini akan meningkatkan kesediaan air bagi
tanaman bawang putih.
2.3 Peranan Urea BriketUrea briket adalah urea prill yang
dimodifikasi bentuk dari butir berukuran kecil menjadi butir besar
seperti tablet. Dengan besarnya ukuran butir, urea tersebut akan
lebih lama larut sehingga dapat diserap oleh tanaman.
BAB IIIPEMBAHASAN
3.1 Pelaksanaan PenelitianPenelitian dilakukan dengan luas areal
15 x 10 m2, jenis tana yang digunakan adalah Tanah Andosol dengan
ketinggian tempat 1100 m di atas permukaan laut, ini merupakan
lahan sawah. Penelitian dilakukan November 1992 sampai dengan Mei
1993.Terdapat dua faktor yang diteliti secara bersamaan, yaitu
faktor pemberian mulsa dan faktor takaran pemupukan urea briket.
Faktor pemberian mulsa diberi symbol M yang terdiri dari dua faktor
taraf, yaitu:1. M0 = Tanpa Mulsa 2. M1 = Diberi mulsa daun
alang-alang dengan takaran 10 ton per hektar.
Faktor takaran urea briket diberi symbol N terdiri dari empat
taraf, yaitu:1. N1 = Tanpa urea briket2. N2 = 150 kg urea briket
per hektar3. N3 = 300 kg urea briket per hektar4. N4 = 450 kg urea
briket per hektar
Dengan demikian terdapat delapan kombinasi perlakuan yang
ditempatkan di dalam 3 blok berbeda (yang selanjutnya blok akan
disebut dengan kelompok)
Parameter yang diamati ialah hasil panen (berat tumbuhan tanaman
bawang putih dalam ton per hektar)
Berikut merupakan penyusunan pengacakan tanaman bawang putih
yang disusun dalam kelompok kelompok tanah
3.2 Interaksi Mulsa dengan Pupuk Urea Briket Terhadap Hasil
PanenBerikut ini merupakan tabel pengamatan penelitiaan pengaruh
mulsa dan urea briket terhadap hasil panen bawang putih dalam
satuan ton/ha
Pemberian mulsa terutama sekali dimaksudkan agar sifat-sifat
fisik tanah tetap terpelihara. Bila dilakukan pemupukan dengan Urea
Briket dengan takaran yang tepat pada tanah dengan sifat fisik
tanah yang baik diharapkan pembentukan dan perkembangan umbi akan
lebih baik sehingga hasil panen bawang putih dapat mencapai angka
maksimal sehingga nantinya harga dari penjualan bawang putih dapat
meningkat.Bila dilihat dari hasil panen pada tabel di atas
menunjukkan bahwa, pengaruh pemberian mulsa dan pupuk urea briket
mempengaruhi hasil panen bawang putih dan berpengaruh sangat nyata,
selanjutnya akan dilakukan pengolahan hasil dengan menggunakan
software SPSS.Sebelum kita mengolah data, kita terlebih dahulu
membuat model linier dari rancangan acak kelompok dua faktor serta
hipotesisnya:
Model Linier:
Dimana
;
;
Keterangan :
: hasil/nilai pengamatan pengaruh mulsa dan urea briket terhadap
hasil panen bawang putih untuk faktor mulsa level ke- , faktor urea
briket level ke- dan pada kelompok ke- .
: nilai tengah umum pengamatan pengaruh mulsa dan urea briket
terhadap hasil panen bawang putih
: pengaruh faktor mulsa pada level ke-
: pengaruh faktor urea briket level ke-
: pengaruh kelompok ke-k
: interaksi AB pada level A ke-, level B ke-
: galat percobaan untuk level ke-
Hipotesis: Untuk Faktor MulsaTidak ada perbedaan pengaruh
pemberian mulsa terhadap hasil panen bawang putihAda pengaruh
pemberian mulsa terhadap hasil panen bawang putih Faktor urea
briketTidak ada perbedaan pengaruh pemberian urea briket terhadap
hasil panen bawang putihAda pengaruh pemberian urea briket terhadap
hasil panen bawang putih Faktor Kelompok
Tidak ada perbedaan pengaruh pengelompokkan terhadap hasil panen
bawang putih
Ada pengaruh pengelompokkan terhadap hasil panen bawang putih
Faktor Interaksi mulsa dan urea briketTidak ada perbedaan pengaruh
pemberian mulsa terhadap hasil panen bawang putihAda pengaruh
pemberian mulsa terhadap hasil panen bawang putih
3.3 Pengolahan Data Menggunakan SPSSLangkah pertama yang kita
lakukan adalah menginput data hasil panen bawang putih ke dalam
SPSS, pada kolom 1 berisikan variabel mulsa, dimana angka 0
menunjukkan penanaman bawang putih tanpa mulsa dan angka 1
menunjukkan pemberian mulsa sebanyak 10 ton/ha.Pada kolom kedua
berisikan variabel pemberian pupuk urea briket, angka 0 menunjukkan
penanaman bawang putih dengan takaran pupuk 0 kg/ha, angka 1
menunjukkan takaran pupuk 150 ton/ha, angka 2 menunjukkan takaran
pupuk sebanyak 300 ton/ha, angka 3 menunjukkan takaran pupuk 450
kg/haPada kolom ketiga menunjukkan kelompok tanam, angka 1
menunjukkan kelompok 1, angka 2 menunjukkan kelompok 2, dan
kelompok 3 menunjukkan kelompok 3. Pada kolom keempat masukkan
hasil penelitian, hasil panen bawang putih (dalam ton/ha). Berikut
ini merupakan variabel view pada SPSS:
Berikut ini merupakan input data ke dalam SPSS
Kita olah data tersebut dengan Univariate, pada SPSS klik
Analyze General Linear Model UnivariateDalam Depent Variable kita
input hasil panen, kemudian dalam fixed factor, kita input mulsa,
urea, dan kelompok
Kita atur pada kotak model nya
Dan pada kotak Post Hoc nya
Output: ANOVA, Uji Lanjut Perlakuan, Uji Lanjut
KelompokANOVA
Dari Tabel Anova di atas, terlihat pada kolom sig. hanya ada
satu data yang diatas 0.05 yaitu kelompok, maka pengelompokkan
Terima H0. Sedangkan mulsa, urea briket serta interaksi berpengaruh
signifikan terhadap hasil panen
Uji Lanjut Perlakuan (Urea)
Dari tabel di atas terlihat bahwa penanaman bawang putih tanpa
pupuk berbeda nyata dengan pemberian pupuk dengan taraf 150 kg dan
450 kg berbeda nyata dengan 300 kg Taraf pupuk urea briket dengan
taraf 300 kg per ton yang paling baik dalam penelitian.
Uji Lanjut Kelompok
Tidak ada pengaruh pengelompokan terhadap hasil panen tanaman
bawang putih. Karena dari ANOVA sudah terlihat terima H0 untuk
kelompok.
BAB IV Kesimpulan dan Saran4.1 KesimpulanUntuk Perlakuan
pemberian Mulsa, Tolak H0. Ada Pengaruh