PENGARUH PE FOSFAT TERHA Sebaga SEKOLAH EMBERIAN DOSIS AMPAS TAHU D ADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BUNCIS ( Phaseolus vulgaris. L) (Skripsi) OLEH : OKTA MAULIDA SARI 11110026 ai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gel SARJANA PERTANIAN Pada Jurusan Agroteknologi H TINGGI ILMU PERTANIAN ( ST DHARMA WACANA METRO TAHUN 2015 DAN PUPUK L TANAMAN lar TIPER )
85
Embed
PENGARUH PEMBERIAN DOSIS AMPAS TAHU DAN PUPUK …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/128/1/Skripsi Okta Maulida Sari.pdf · PENGARUH PEMBERIAN DOSIS AMPAS TAHU DAN PUPUK ... organik
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH PEMBERIAN DOSIS AMPAS TAHU DAN PUPUK FOSFAT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SEKOLAH TINGGI
PEMBERIAN DOSIS AMPAS TAHU DAN PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL
BUNCIS ( Phaseolus vulgaris. L)(Skripsi)
OLEH :OKTA MAULIDA SARI
11110026
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai GelarSARJANA PERTANIAN
Pada Jurusan Agroteknologi
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN ( STIPER )DHARMA WACANA METRO
TAHUN 2015
PEMBERIAN DOSIS AMPAS TAHU DAN PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
PERTANIAN ( STIPER )
PENGARUH PEMBERIAN DOSIS AMPAS TAHU DAN PUPUK FOSFAT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BUNCIS
( Phaseolus vulgaris. L)
OlehOKTA MAULIDA SARI
ABSTRAK
Buncis merupakan sayuran kacang-kacangan yang cukup digemari masyarakat karena merupakan salah satu sumber protein nabati dan termasuk dalam 10 besar sayuran yang paling banyak dikonsumsi di Indonesia (Statistik Konsumsi Pangan2011). Seiring tingginya pertumbuhan penduduk dan semakin meningkatnya kesadaran gizi masyarakat serta dapat dijadikan komoditas ekspor membuat permintaan terhadap buncis semakin meningkat. Usaha peningkatan produktivitas buncis dapat dilakukan melalui pemupukan, baik pupuk organik maupun pupuk anorganik. Pemberian pupuk organik salah satunya adalah pemanfaatan limbah pabrik tahu yaitu berupa ampas tahu. Ampas tahu mengandung hara dan bahan organik sehingga memberikan indikasi bahwa ampas tahu dapat dijadikan pupuk organik alternatif untuk meningkatkan kesuburan tanah dan ketersediaan unsur hara bagi tanaman.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Pengaruh dosis ampas tahu terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman buncis. (2) Pengaruh dosis pupuk fosfat terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman buncis. (3) interaksi antara dosis ampas tahu dan pupuk fosfat terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman buncis.
Penelitian akan dilaksanakan di kebun percobaan STIPER Dharma Wacana Metro, Desa Rejomulyo Kcamatan Metro Selatan Kota Metro. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juni 2015. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) disusun secara faktorial dengan tiga kali ulangan. Faktor pertama adalah dosis Ampas Tahu (T), yang terdiri atas 3 taraf perlakuan yaitu dosis tanpa ampas tahu (t0), 20 ton ha-1 (t1), 40 ton ha-1 (t2), sedangkan faktor kedua adalah dosis pupuk Fosfat (P) yaitu dosis 250 kg ha-1 (p1), 300 kg ha-1 (p2), 350 kg ha-1 (p3). Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf nyata
5%. Untuk melihat kehomogenan ragam dilakukan dengan uji Homogenitas dengan uji Bartlet dengan ketak-aditifan data dengan uji Tuckey.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Perlakuan dosis ampas tahu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman buncis, (2) Perlakuan dosis pupuk fosfat tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman buncis, (3) Terdapat interaksi antara dosis ampas tahu dan dosis pupuk fosfat dalam mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman buncis.
Okta Maulida Sari
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Skripsi : PENGARUH PEMBERIAN DOSIS AMPAS TAHU DAN PUPUK FOSFAT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BUNCIS ( Phaseolus vulgaris L.)
Nama Mahasiswa : Okta Maulida Sari
NPM : 11110026
Program Studi : Agroteknologi
Jurusan : Agroteknologi
MENYETUJUI1. Komisi Pembimbing
Pembimbing I
Prof. Dr. Ir. Maryati, MP NIP. 196509221989032001
Pembimbing II
Ir. Rakhmiati, MTANIP. 196304081989032001
2. Ketua Jurusan
Ir. Syafiuddin, M.P.NIP. 19630309 198903 1 003
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Prof. Dr. Ir. Maryati, MP. ………………
Penguji Utama : Ir. Syafiuddin, M.P. ………………
Anggota : Ir. Rakhmiati, MTA. ………………
2. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana Metro
Ir. Rakhmiati, M.T.A.NIP. 19630408 198903 2 001
Tanggal lulus ujian :10 Desember 2015
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Metro pada tanggal 21 Oktober 1990, putri pertama dari tiga
bersaudara dari pasangan Bapak Sukatno dan Ibu Sarmi.
Penulis memulai pendidikannya di Taman Kanak-kanak (TK) Binaputra pada
tahun 1996. Selanjutnya menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 2003 di SD
N 2 Raman Aji, Kecamatan Raman Utara Lampung Timur, selanjutnya
meneruskan pendidikan di SMP N 1 Raman Utara yang lulus pada tahun 2006.
Pendidikan SLTA penulis tempuh di SMA N 1 Raman Utara Lampung Timur,
selesai pada tahun 2009.
Pada tahun 2011 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu
Pertanian (STIPER) Dharma Wacana Metro pada jurusan/Program Study
Agroteknologi.
Motto
“ Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk
hari tua.”(Aristoteles)
“Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh”
(Confusius)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkan kepada Orang tua ku dan adik-
adik ku tercinta yang telah memberi motivasi dan inspirasi
dan tiada henti memberikan dukungan serta doanya buat
ku.
Teman-temanku yang tidak dapat disebutkan satu per satu,
yang senantiasa menjadi penyemangat dan menemani
disetiap hariku.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Pengaruh Pemberian Dosis Ampas Tahu Dan Pupuk Fosfat
Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Buncis (Phaseolus vulgaris L.)”.
Dengan kerendahan dan ketulusan hati, penulis mengucapkan terima kasih
sedalam-dalamnya kepada :
1. Ibu Ir. Rakhmiati, M.T.A., sebagai Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian
(STIPER) Dharma Wacana Metro, sekaligus pembimbing II (dua) yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan, dan sarannya selama menyelesaikan
skripsi ini.
2. Ibu Prof. Maryati., selaku pembimbing I (satu) atas bimbingan, meluangkan
waktu, tenaga dan pikiran serta motivasi yang tinggi sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Ir. Syafiuddin, M.P., selaku Ketua Jurusan Agroteknologi, sekaligus
penelaah atas kesediaannya menguji serta memberikan pengarahan sehingga
penulis menyelesaikan skripsi ini.
4. Keluarga tercinta, Bapak, Mamak, dan Adik-adik tersayang atas segala do’a,
kasih sayang, dan dukungannya yang tidak ternilai selama ini.
5. Rekan-rekan seperjuangan di kampus Dharma Wacana Metro terima kasih
atas bantuan, motivasi, semangat dan kebersamaannya.
Penulis menyadari skripsi ini belum sempurna, baik penulisan maupun pemikiran
yang tertuang didalamnya, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan untuk menyempurnakan tulisan ini. Demikian penulis berharap
semoga dapat bermanfaat bagi penulis dan pembacanya.
1. Tinggi tanaman umur 42 hst akibat pengaruh dosis ampas tahu dan dosis pupuk fosfat (dalam cm) .........................................................
2. Jumlah daun umur 42 hst akibat pengaruh dosis ampas tahu dan dosis pupuk fosfat (dalam helai) .......................................................
3. Indeks luas daun akibat pengaruh dosis ampas tahu dan dosis pupuk fosfat (dalam g/cm/hari) ........................................................
4. Laju tumbuh tanaman akibat akibat pengaruh dosis ampas tahu dan dosis pupuk fosfat (dalam g/cm/hari) ........................................
5. Laju asimilasi bersih akibat akibat pengaruh dosis ampas tahu dan dosis pupuk fosfat (dalam g/cm/hari) ...............................................
6. Umur berbunga akibat akibat pengaruh dosis ampas tahu dan dosis pupuk fosfat (dalam hari) .................................................................
7. Umur panen perdana akibat akibat pengaruh dosis ampas tahu dan dosis pupuk fosfat (dalam hari) ........................................................
8. Panjang polong akibat akibat pengaruh dosis ampas tahu dan dosis pupuk fosfat (dalam cm) ..................................................................
9. Berat polong per buah akibat akibat pengaruh dosis ampas tahu dan dosis pupuk fosfat (dalam gram) ...............................................
10. Jumlah polong pertanaman akibat akibat pengaruh dosis ampas tahu dan dosis pupuk fosfat (dalam buah) ........................................
Lampiran
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
11. Umur panen terahir akibat akibat pengaruh dosis ampas tahu dan dosis pupuk fosfat (dalam hari) ........................................................
12. Hasil perpetak akibat akibat pengaruh dosis ampas tahu dan dosis pupuk fosfat (dalam kg) ...................................................................
4. Hasil rekapitulasi analisis ragam semua peubah yang diamati .........
5. Data tinggi tanaman akibat pengaruh dosis ampas tahu dan dosis pupuk fosfat (dalam cm) ..................................................................
6. Hasil analisis ragam tinggi tanaman akibat pengaruh dosis ampas tahu dan dosis pupuk fosfat...............................................................
7. Data jumlah daun akibat pengaruh dosis ampas tahu dan dosis pupuk fosfat (dalam helai) ................................................................
8. Hasil analisis ragam jumlah daun akibat pengaruh dosis ampas tahu dan dosis pupuk fosfat...............................................................
9. Data indeks luas daun akibat pengaruh dosis ampas tahu dan dosis pupuk fosfat (dalam g/cm/hari) ........................................................
10. Hasil analisis ragam indeks luas daun akibat pengaruh dosis ampas tahu dan dosis pupuk fosfat...............................................................
11. Data laju tumbuh tanaman akibat akibat pengaruh dosis ampas tahu dan dosis pupuk fosfat (dalam g/cm/hari) ................................
Halaman
46
46
47
47
48
48
49
42
43
44
45
12. Hasil analisis ragam laju tumbuh tanaman akibat pengaruh dosis ampas tahu dan dosis pupuk fosfat ...................................................
13. Data laju asimilasi bersih akibat akibat pengaruh dosis ampas tahu dan dosis pupuk fosfat (dalam g/cm/hari) ........................................
14. Hasil analisis ragam laju asimilasi bersih akibat pengaruh dosis ampas tahu dan dosis pupuk fosfat ...................................................
15. Data umur berbunga akibat akibat pengaruh dosis ampas tahu dan dosis pupuk fosfat (dalam hari) ........................................................
16. Hasil analisis ragam umur berbunga akibat pengaruh dosis ampas tahu dan dosis pupuk fosfat...............................................................
17. Data umur panen perdana akibat akibat pengaruh dosis ampas tahu dan dosis pupuk fosfat (dalam hari) .................................................
18. Hasil analisis ragam panen perdana akibat pengaruh dosis ampas tahu dan dosis pupuk fosfat...............................................................
19. Data panjang polong akibat akibat pengaruh dosis ampas tahu dan dosis pupuk fosfat (dalam cm) .........................................................
20. Hasil analisis ragam panjang polong akibat pengaruh dosis ampas tahu dan dosis pupuk fosfat...............................................................
21. Data berat polong per buah akibat akibat pengaruh dosis ampas tahu dan dosis pupuk fosfat (dalam gram) .......................................
22. Hasil analisis ragam berat polong per buah akibat pengaruh dosis ampas tahu dan dosis pupuk fosfat ...................................................
23. Data jumlah polong pertanaman akibat akibat pengaruh dosis ampas tahu dan dosis pupuk fosfat (dalam buah) ............................
24. Hasil analisis ragam jumlah polong pertanaman akibat pengaruh dosis ampas tahu dan dosis pupuk fosfat ..........................................
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
25. Data umur panen terahir akibat akibat pengaruh dosis ampas tahu dan dosis pupuk fosfat (dalam hari) .................................................
26. Hasil analisis ragam umur panen terahir akibat pengaruh dosis ampas tahu dan dosis pupuk fosfat .................................................
27. Data hasil perpetak akibat akibat pengaruh dosis ampas tahu dan dosis pupuk fosfat (dalam kg) ..........................................................
28. Hasil analisis ragam hasil perpetak akibat pengaruh dosis ampas tahu dan dosis pupuk fosfat...............................................................
Ga = jarak tanam (cm2)La1 = luas daun pada pengamatan 14 HST (cm2)La2 = luas daun pada pengamatan 21 HST (cm2)W2 = berat kering tanaman pada pengamatan 21 HST (gram)W1 = berat kering tanaman pada pengamatan 14 HST (gram)T2 = waktu pengamatan 21 HST (hari), T1 = waktu pengamatan 14 HST (hari)
Untuk pengamatan ILD, LPT dan LAB pengukuran dan penimbangan
dilakukan dengan mengambil 2 tanaman sampel untuk setiap satuan percobaan.
pada 14 hari setelah tanam (T1) dan 21 hari setelah tanam (T2). Pengukuran
yang dilakukan meliputi pengukuran luas daun (La) dilakukan dengan
menggunakan alat bantu image scanner. Berat kering tanaman (W) diperoleh
dengan menimbang tanaman sampel kemudian dikeringkan dalam oven sampai
beratnya konstan.
6. Umur berbunga (hari)
Pengamatan umur berbunga dilakukan dengan cara menghitung hari keberapa
tanaman mulai mengeluarkan bunga dengan sempurna.
7. Umur panen perdana (hst)
Umur panen ditetapkan bila 80% dari total tanaman perpetak telah
menunjukkan kriteria panen dan siap dipanen perdana.
22
8. Panjang polong (cm)
Pengamatan panjang polong dilakukan dengan cara mengambil buah dari 10
tanaman sampel dipetik dan dikumpulkan, diambil secara acak 10 polong, lalu
diukur panjangnya selama 5 kali panen dengan interal panen 3 hari sekali.
9. Berat polong per buah (g)
Pengamatan berat polong per buah dilakukan dengan cara menimbang buah
dari 10 tanaman sampel, diambil secara acak 10 polong, lalu ditimbang selama
5 kali panen dengan interal panen 3 hari sekali .
10.Jumlah polong per tanaman (buah)
Pengamatan jumlah polong per tanaman dilakukan dengan cara menghitung
setiap kali panen dari tanaman sampel, kemudian dijumlahkan dibagi 10.
11.Umur panen terahir (hst)
Umur panen terahir ditetapkan bila 80% dari total tanaman perpetak telah
dipanen selama 5 kali panen.
12.Hasil per petak (kg)
Untuk menghitung hasil per petak dilakukan dengan cara mengambil buah dari
petak panen yaitu 10 tanaman tengah yang sudah memenuhi kriteria panen,
kemudian menimbangnya selama 5 kali panen dan dijumlahkan dalam satuan
kg.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Tinggi Tanaman
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian berbagai dosis ampas tahu
dan pupuk fosfat tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman buncis, dan
tidak terdapat interaksi antara kedua perlakuan (Lampiran 6).
Tabel 1. Tinggi tanaman buncis umur 42 HST akibat pemberian berbagai dosis ampas tahu dan pupuk fosfat.
Dosis Ampas Tahu (T)(ton ha-1)
Dosis Pupuk Fosfat (P)
Rerata250 kg ha-1 300 kg ha-1 350 kg ha-1
--------------- cm ---------------Tanpa Ampas Tahu
Dosis 20 ton ha-1
Dosis 40 ton ha-1
119,67132,23138,13
143,93163,70126,50
114,70141,37129,87
126,10 145,77 131,50
Rerata 130,01 144,71 128,64
Tabel 1 di atas menunjukkan pemberian ampas tahu dan pupuk fosfat berbagai
dosis tidak mempengaruhi rata-rata tinggi tanaman buncis.
24
Gambar 1. Kurva pertumbuhan tinggi tanaman
Gambar 1 memperlihatkan bahwa pertumbuhan tinggi tanaman buncis yang diberi
ampas tahu dan pupuk fosfat berbagai dosis.
4.1.2 Jumlah Daun
Hasil analisis ragam menunjukan bahwa pemberian berbagai dosis ampas tahu
dan pupuk fosfat tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, dan tidak
terdapat interaksi antara kedua perlakuan tersebut (Lampiran 8).
Tabel Tabel 2. Jumlah Daun tanaman buncis umur 42 HST akibat pemberian berbagai dosis ampas tahu dan pupuk fosfat.
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama (huruf besar arah vertikal dan huruf kecil arah horizontal) tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.
Berdasarkan uji BNT (Tabel 11) menunjukkan bahwa pemberian berbagai dosis
amapas tahu mempengaruhi umur panen terahir yang bergantung pada pemberian
dosis pupuk fosfat. Pemberian pupuk fosfat dengan dosis 250 kg ha-1
menghasilkan umur panen terahir lebih cepat 62 hari jika diikuti dengan
pemberian ampas tahu dengan dosis 40 ton ha-1. Dosis 300 kg ha-1 menghasilkan
umur berbunga lebih cepat 62,67 hari jika diikuti dengan pemberian ampas tahu
dengan dosis 20 ton ha-1, dan dosis 350 kg ha-1 menghasilkan umur berbunga lebih
cepat jika diikuti dengan pemberian ampas tahu berbagai dosis.
34
4.1.12 Hasil Per Petak
Hasil analisis ragam menunjukan bahwa pemberian berbagai dosis ampas tahu
berpengaruh nyata terhadap hasil per petak, tetapi perlakuan dosis pupuk fosfat
tidak berpengaruh nyata terhadap hasil per petak, dan tidak terdapat interaksi
antara kedua perlakuan (Lampiran 26).
Tabel 12. Hasil Per Petak tanaman buncis akibat pemberian berbagai dosis ampas tahu dan pupuk fosfat.
Dosis Ampas Tah (T)(ton ha-1)
Dosis Pupuk Fosfat (P)
Rerata250 kg ha-1 300 kg ha-1 350 kg ha-1
--------------- kg ---------------Tanpa Ampas Tahu
Dosis 20 ton ha-1
Dosis 40 ton ha-1
1,361,641,56
1,371,711,64
`1,381,521,53
1,37 A1,62 B1,58 B
Rerata 1,52 1,57 1,48
BNT T = 0,10
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama (huruf besar arah vertikal) tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.
Berdasarkan uji BNT (Tabel 12) menunjukkan bahwa pemberian ampas tahu 20
dan 40 ton ha-1 menunjukan hasil per petak 18,25% dan 15,33%, lebih tinggi
dibandingkan dengan tanpa pemberian ampas tahu. Sedangkan pemberian pupuk
fosfat tidak memberikan pengaruh terhadap berat polong perbuah.
4.2 Pembahasan
Secara visual keadaan tanaman buncis percobaan dibawah deskripsi, tinggi
tanaman rendah, daun berkeriting, yang berakibatkan pada hasil. Hasil
memperlihatkan buah yang kurang maksimal, dibawah deskripsi (lampiran 3).
35
Hal ini disebabkan karena kesuburan tanah (kandungan unsur hara) di kebun
percobaan sangat rendah, meskipun sudah dilakukan penambahan pupuk diluar
perlakuan, tetapi tetap belum sesuai dengan deskripsi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ampas tahu berbagai dosis tidak
mempengaruhi tinggi tanaman, jumlah daun, indeks luas daun rata-rata tujuh
harian, laju tumbuh tanaman rata-rata tujuh harian dan laju asimilasi bersih rata-
rata tujuh harian. Tetapi memberikan pengaruh terhadap umur berbunga, umur
panen perdana, panjang polong, berat polong per buah, jumlah polong per
tanaman, umur panen terahir dan hasil per petak. Hal ini diduga kemungkinan
besar disebabkan karna masih mudanya tanaman buncis sehingga penyerapan
unsur hara belum optimal. Serta hal ini disebabkan pada awal penanaman ampas
tahu yang diaplikasikan mengalami dekomposisi secara lambat sehingga belum
diserap tanaman secara sempurna pada fase vegetatif tetapi memberikan pengaruh
yang nyata pada fase generatif. Pemberian ampas tahu 40 ton ha-1 memberikan
pengaruh lebih baik pada umur berbunga, umur panen perdan dan umur panen
terahir dibandingkan dengan dosis 20 ton ha-1 dan tanpa pemberian ampas tahu.
Hal ini diduga pengaruh positif pupuk organik terhadap peningkatan sifat fisik,
kimia dan biologi tanah sehingga memberikan lingkungan tumbuh yang baik bagi
tanaman buncis. (Notohadiprawiro 1999 dalam Tua 2012) menyatakan
mineralisasi merupakan peristiwa penting dalam perombakan bahan organik
karena melepaskan unsur-unsur dan ikatan organik membuatnya mobil yang akan
diserap tanaman.
36
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk fosfat berbagai dosis tidak
mempengaruhi peubah yang diamati seperti tinggi tanaman, jumlah daun, indeks
luas daun, laju tumbuh tanaman, laju asimilasi bersih, panjang polong, berat
polong per buah, jumlah polong per tanaman dan hasil perpetak. Hal ini diduga
ketersediaan pupuk fosfat dalam tanah maupun dari pupuk fosfat yang diberikan
masih belum mencukupi kebutuhan tanaman buncis. Selain dosis pupuk yang
diberikan belum mencukupi, kemungkinan rendahnya pertumbuhan dan hasil
tanaman buncis pada penelitian ini juga diduga akibat rendahnya efesiensi
pemupukan. Efesiensi pemupukan dalam usaha pertanian dapat berarti teknis dan
ekonomi. Secara teknis efesiensi pemupukan terletak pada takaran pupuk yang
mendatangkan kenaikan hasil, tingkat efesiensi serapan pupuk yang antara lain
dapat dilakukan dengan usaha tepat cara, tepat waktu dan tepat jenis (Wibowo
Z.S., 1991). Hasil dari variabel yang tidak sesaui dengan deskripsi, hal ini diduga
karena kondisi cuaca pada saat awal penelitian kemarau, curah hujan rendah
sehingga penyerapan hara mengalami hambatan karena suplai air kurang
memenuhi kebutuhan tanaman (Lampiran 29). Unsur hara pada lahan percobaan
seperti N-total, P-tersedia, K-dd, C-organik Al-dd sangat rendah, dan pH rendah
sehingga tanaman tidak dapat menghasilkan hasil sesuai dengan deskripsi
(Lampiran 30). Pada tanah ber-pH rendah, fosfor akan bereaksi dengan ion besi
dan aluminium. Reaksi ini membentuk besi fosfat atau aluminium fosfat yang
sukar larut dalam air sehingga tidak dapat digunakan oleh tanaman. Leiwakabessy
dan Sutandi (2004) menyatakan bahwa mobilitas ion-ion fosfat sangat rendah
karena retensinya dalam tanah sangat tinggi. Oleh karena itu kemampuan fosfor
37
menjadi bentuk yang tersedia bagi tanaman yang berasal dari pertambahan pupuk
P sangat rendah, yakni antara 10-30%. Sisanya 70-90% tertinggal dalam bentuk
tak larut atau hilang karena erosi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat interaksi antara pemberian berbagai
dosis ampas tahu dan pupuk fosfat yang ditunjukan oleh peubah umur berbunga,
umur panen perdana dan umur panen terahir. Perlakuan pemberian berbagai dosis
ampas tahu akan mempengaruhi kebutuhan pupuk fosfat. Semakin banyak dosis
ampas tahu yang diberikan untuk tanaman bunis semakin sedikit dosis pupuk
fosfat yang dibutuhkan untuk mempercepat umur berbunga dan akan
mempengaruhi umur panen perdana serta umur panen terahir. Pemberian pupuk
fosfat dengan dosis 250 kg ha-1 menghasilkan umur berbunga lebih cepat 36 hari
jika diikuti dengan pemberian ampas tahu dengan dosis 40 ton ha-1. Dosis 300 kg
ha-1 menghasilkan umur berbunga lebih cepat 36,67 hari jika diikuti dengan
pemberian ampas tahu dengan dosis 20 ton ha-1, dan dosis 350 kg ha-1
menghasilkan umur berbunga lebih cepat jika diikuti dengan pemberian ampas
tahu berbagai dosis. Hal ini diduga bahwa pupuk fosfat mensubsitusi kekurangan
P dari pemberian ampas tahu dosis rendah hal ini sesuai dengan pendapat
Poerwanto (2003) menyatakan bahwa fungsi fosfor sebagai penyusun karbohidrat
dan penyusun asam amino yang merupakan faktor internal yang mempengaruhi
induksi pembungaan. Selain pupuk fosfat ampas tahu mengandung bahan organik
yang berfungsi untuk memperbaiki struktur tanah sehingga penyerapan hara oleh
tanaman akan semakin baik yang akan mempengaruhi produksi tanaman buncis.
Hal ini sesuai dengan pernyataan (Kepala Pusat Penelitian dan Pengembahan
38
Holtikultura 2002 dalam Sarigih 2008) bahwa bahan organik diperlukan oleh
tanaman selain sebagai sumber nutrisi, juga sebagai bahan yang digunakan untuk
perbaikan struktur tanah. Selain itu juga dipengaruhi oleh unsur hara yang berasal
dari dalam tanah dapat diserap tanaman dengan baik karena hara berada dalam
keadaan yang tersedia bagi tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Murbandino (2003) yang menyatakan bahwa pemberian bahan organik
berpengaruh besar terhadap sifat fisik tanah.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Dosis ampas tahu 40 ton ha-1 memberikan hasil buncis lebih baik yang
ditunjukan oleh peubah umur berbunga, umur panen perdana, umur panen
terahir.
2. Dosis pupuk fosfat tidak memberikan pengaruh nyata terhadap semua peubah
yang diamati tetapi terdapat interaksi antara dosis ampas tahu dan dosis
pupuk fosfat yang ditunjukan oleh peubah umur berbunga, umur panen
perdana dan umur panen terahir.
5.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian serupa dengan dosis ampas tahu yang bervariasi
untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil tanaman buncis lebih baik.
2. Disarankan untuk memakai dosis ampas tahu 40 ton ha-1 dengan dosis pupuk
fosfat 250 kg ha-1 untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil buncis yang
lebih baik.
.
DAFTAR PUSTAKA
Adzizan. 2005. Pemanfaatan Kompos Ampas Tahu Untuk Pertumbuhan BibitKelapa Sawit. Skripsi Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Riau, Pekanbaru.
Amanullah K.E.Z., T. Horiuchi dan T. Matsui. 2008. Effects of compost and green manure of pea and their combinations with chicken manure and rapeseed oil residue on soil fertility and nutrient uptake in wheatrice cropping system. African Journal of Agricultural Research Vol. 3 (9), pp. 633-639.
Asmoro, Y. 2008. Pemanfaatan Limbah Tahu untuk Peningkatan Hasil TanamanPetsai (Brassica chinensis). Bioteknologi 5 (2) : 51-52. Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. 2011. Produksi sayuran di Indonesia. h t t p : / / w w w. b p s . g o . i d . [30 Oktober 2011].
BP4K. 2011. Budidaya Buncis. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. Sukabumi
Cahyono, B. 2003. Kacang Buncis, Teknik Budi Daya & Analis Usaha Tani. Kanisius, Yogyakarta.
Cahyono, B. 2007. Kacang Buncis, Teknik Budidaya Dan Analis Usaha Tani. Kanisius Yogyakarta. 129 pp
Dwirahayu’s. 2010. Budidaya Buncis.. Diakses pada 25 Januari 2010
Hakim, .,N Nyakpa, M. Y., Lubis, A. M., Nugroho, S. G., Soul, M. R., Diha, M., Go Bang Hong, Bailey, H. H. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung 490 hal.
Handayunik W. 2008 Pengaruh Pemberian Kompos Limbah Padat Tempe Terhadap Sifat Fisik, Kimia Tanah Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea Mays) Serta Efisiensi Terhadap Pupuk Urea Pada Entisol Wajak-Malang. Universitas Brawijaya Fakultas Pertanian.
41
Handriatni, A dan Syakiroh Jazilah. 2008. Peningkatan Produksi Baby Buncis dengan Pemberian Pupuk Fosfat dan pengaturan Jarak Tanam. Biofarm, Vol. lV/ No. 2. Fakultas Pertanian Universitas Pekalongan
Hidayat, N. 2008. Pertumbuhan dan Produksi kacang tanah (Arachis hipogea L.)Varietas Lokal Madura pada Berbagai Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Fosfor. Agrovigor Vol. 1 No. 1. Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo.
Indriani, Y. H. 2005. Membuat Pupuk Kompos Secara Kilat. Jakarta: PT Penebar Swadaya.
Leiwakabessy, F. M. dan A. Sutandi. 2004. Pupuk dan Pemupukan. Diktat Kuliah. Departemen Tanah. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. 208 hal.
Prabowo, A, D. Samaih dan M. Rangkuti. 1983. Pemanfaatan Ampas Tahu sebagai Makanan Tambahan dalam Usaha Penggemukan Domba potong. Lembaga Nasional-LIPI. Bandung.
Poerwanto, R. 2003. Budidaya Buah-buahan: Proses Pembungaan dan Pembuahan. Bahan Kuliah. Fakultas Pertanian, IPB. Bogor. 44 hal.
Statistik Konsumsi Pangan 2011. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. http://www.academia.edu/4926609/Statistik_Konsumsi_2011
Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. IPB. Bogor
Tua Roni, 2012. Pemberian Kompos Ampas Tahu Dan Urine Sapi Pada Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq). Fakultas Pertanian Universitas Riau.Http://Jom.Unri.Ac.Id/Index.Php/Jomfaperta/Article/Viewfile/2686/2618
Wahyudi, 2011. Meningkatkan Hasil Panen Sayuran Dengan Teknologi EMP. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta Selatan.
Yufni, 2010. Pengaruh Dosis Pupuk Phosfat Dan Umur Pemangkasan Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kacang Panjang (Vigna Sinensis L.). Fakultas Pertanian Universitas Jabal Ghafur. Aceh. Diakses 18 Mei 2012Http://Zainulbakri.Blogspot.Com/2012/05/Pengaruh-Dosis-Pupuk Phosfat-Dan-Umur.Html
42
Lampiran 1. Tata letak percobaan
I II 1 m III
0,5 m
U
Keterangan:
t0 = Tanpa ampas tahut1 = Ampas tahu dosis 20 ton ha-1
t2 = Ampas tahu dosis 40 ton ha-1
p1 = Pupuk fosfat dosis 250 kg ha-1
p2 = Pupuk fosfat dosis 300 kg ha-1
p3 = Pupuk fosfat dosis 350 kg ha -1
t1p2
t1p3
t0p3
t2p1
t1p1
t0p1
t0p2
t2p3
t2p2 t1p3 t0p3
t2p1
t1p2
t2p2
t0p2
t2p3
t1p1
t0p1
t1p3
t0p2
t0p3
t2p1
t1p2
t0p2
t1p1
t2p2
t2p3
43
Lampiran 2. Tata letak tanaman
2 m
X X X X
X X X X
X X X X
X X X X 2,7 m
X X X X
X X X X
X X X X
X X X X
X X X X
Keterangan:
- Satu petak percobaan berukuran 2 x 2,7 m = 5,4 m2
- Jarak tanam 30 x 50 cm- Jumlah tanaman perpetak percobaan 36 tanaman
X : Tanaman sampel non destruktif
X : Tanaman sampel destruktif
: Luas petak panen
50 cm15 cm
25 cm
30 cm
44
Lampiran 3. Deskripsi Buncis Varietas LEBAT® -3
Nama : LEBAT® -3
Warna daun : Hijau muda dengan permukaan halus
Bentuk daun : Delta
Warna bunga : Putih
Bentuk bunga : Kupu-kupu
Warna batang : Hijau muda
Tipe tumbuh : Merambat
Tinggi tanaman :± 2 meter
Umur panen : 52 hari
Bentuk polong : Bulat dengan konstruksi dangkal dan ujung runcing
Panjang polong :15-21 cm
Warna polong : Hijau muda
Rasa polong : Agak manis dan renyah
Bentuk biji : Bulat panjang
Warna biji : Putih
Hasil pertanaman : 7-20 polong
Hasil rata-rata : 30 ton ha -1
Sumber : https://faedahjaya.com
Lampiran 4. Hasil rekapitulasi analisis ragam semua peubah yang diamati