PENGARUH PEMBERIAN BUBUK CENGKIH (Syzygium aromaticum) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DAN 2 JAM POSTPRANDIAL PADA WANITA PREDIABETES Artikel Penelitian disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro disusun oleh: ADISTY NURUL HUSNA 22030112130019 PROGRAM STUDI ILMU GIZI (S1) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2016
28
Embed
PENGARUH PEMBERIAN BUBUK CENGKIH (Syzygium …eprints.undip.ac.id/51308/1/838_ADISTY_NURUL_HUSNA.pdf · 3 gram dapat menurunkan kadar glukosa ... diberikan sebanyak tiga kapsul dalam
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH PEMBERIAN BUBUK CENGKIH (Syzygium
aromaticum) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA DAN 2 JAM POSTPRANDIAL PADA WANITA
PREDIABETES
Artikel Penelitian
disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
studi pada Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro
disusun oleh:
ADISTY NURUL HUSNA
22030112130019
PROGRAM STUDI ILMU GIZI (S1) FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
ii
3
The Effect of Clove Powder (Syzigium aromaticum) for fasting and prostprandial blood
glucose level in Prediabetic Woman
Adisty Nurul Husna1, Etisa Adi Murbawani2
ABSTRACT
Background: Prediabetes is a condition when the blood glucose is higher than normal however
could not be considered as Diabetes. This mainly linked to unhealthy lifestyle caracterized by
physical inactivity, excessive energy, carbohydrate, fat intake, lack of fiber and antioxidant rich
food intake. Clove is an enermous source of antioxidant with plenty of bioactive constituents
showed by the ORAC level 400 folds higher than tomato. This spice prooved to decrease blood
glucose level so can be use as an alternative to prevent diabetes. This study tend to reveal clove
powder on lower fasting (FBG) and postprandial blood glucose (PBG) level and inhibit the
progression of Type 2 Diabetes.
Method:
This study was a true experiment using pre and post test group design. This research was
conducted in Tlogosari, Semarang. Consecutive sampling used to determine forty seven samples
were devided into three groups given the different doses of clove powder which were 1, 2, 3 gram
per day within two weeks. Dietary intake and phisical activity were examined using three days
food recall and phisical activity questionnaries. The result analyzed by statistic test using
Wilcoxon, paired t-test, Kruskall-Wallis, and linear regresion.
Result: There were significant decline of blood sugar levels among groups before and after
intervention which were 0,52 + 24,4; 2,46 + 18,7; and 13,3 + 16,3 mg/dl for FBG doses 1, 2, 3
gram/ day and 31,7+14,7; 38,32+27,2; and 31,11+32,5 mg/dl for PBG level with the same
treatment. Furthermore, there was a significant difference (p=0,001) among doses for FBG. Fiber
consumption affected FBG and PBG level while energy and fat intakes influence PBG only.
Conclusion: Clove powder 2, 3 gram/day decrease FBG and 1, 2, 3 gram/day decline PBG. So,
clove could be used as an alternative to prevent type 2 diabetes mellitus.
Keyword : prediabetes, clove, antioxidant, bood glucose level, diabetes prevention. 1 Student from Department of Nutrition Science Medical Faculty, University of Diponegoro,
Semarang 2 Department of Nutrition Science Medical Faculty, University of Diponegoro, Semarang
4
Pengaruh pemberian bubuk cengkih (Syzigium aromaticum) terhadap kadar glukosa darah
puasa dan 2 jam postprandial pada wanita prediabetes.
Adisty Nurul Husna1, Etisa Adi Murbawani2
ABSTRAK
Latar Belakang: Prediabetes merupakan kondisi transisi antara kadar glukosa darah normal dan
diabetes. Kondisi tersebut dikaitkan dengan gaya hidup yang tidak sehat seperti kurang
berolahraga, kelebihan asupan energi, karbohidrat, lemak, kurang asupan serat serta antioksidan.
Cengkih merupakan bumbu yang kaya akan antioksidan yang diketahui memiliki berbagai bahan
aktif yaitu eugenol, trans-cariofilen, alfa humulene, dan triterpenoid yang dapat menurunkan kadar
glukosa darah dan mencegah diabetes.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bubuk cengkih terhadap kadar
glukosa darah puasa (GDP) dan 2 jam postprandial (GD2JPP) sehingga dapat digunakan sebagai
pencegahan Diabetes mellitus tipe 2.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian true experiment dengan pre-post test group design.
Penelitian ini dilakukan di wilayah Tlogosari, Kota Semarang. Metode samping menggunakan
consecutive sampling sehingga diperoleh 47 sampel yang terbagi dalam tiga kelompok, dengan
dosis bubuk cengkih 1, 2, 3 gram/ hari selama 2 minggu. Asupan energi dan aktivitas fisik
diperoleh dengan recall 3x24 jam dan kuesioner aktivitas fisik. Pengujian secara statistik dilakukan
dengan uji Wilcoxon, paired t-test, Kruskall-Wallis, dan regresi linear.
Hasil: Terdapat penurunan kadar glukosa darah dengan dosis 1, 2, 3 gram/hari yaitu 0,52 + 24,4;
2,46 + 18,7; dan 13,3 + 16,3 mg/dl pada GDP dan 31,7+14,7; 38,32+27,2; 31,11+32,5 mg/dl pada
parameter GD2JPP. Kemudian, terdapat perbedaan yang signifikan (p=0,001) antarkelompok pada
kadar GDP. Tingkat kecukupan serat merupakan variabel yang mempengaruhi kadar GDP
sedangkan kadar GD2JPP dipengaruhi oleh asupan serat, energi, dan lemak.
Simpulan: Bubuk cengkih dapat menurunkan kadar GDP dan GD2JPP serta dapat digunakan
sebagai alternatif untuk mencegah Diabetes melitus tipe 2.
Kata kunci: prediabetes, cengkih, antioksidan, kadar glukosa darah, pencegahan diabetes
1 Mahasiswa Program Studi S-1 Ilmu Gizi, Universitas Diponegoro 2 Dosen Program Studi S-1 Ilmu Gizi, Universitas Diponegoro
5
PENDAHULUAN
Prediabetes adalah keadaan dimana kadar glukosa darah di atas nilai
normal, akan tetapi belum mencapai kriteria Diabetes mellitus (DM).1-3
Kondisi tersebut diindikasikan dengan terjadinya Toleransi Glukosa
Terganggu (TGT) dan/atau Glukosa Darah Puasa (GDP) terganggu. TGT
terjadi bila kadar glukosa darah 2 jam Postprandial (PP) berada di angka 140
– 199 mg/dL. Sedangkan GDP terganggu terjadi bila kadar GDP berada dalam
rentang 100 – 125 mg/dL.1, 3, 4
Angka kejadian prediabetes setiap tahun semakin meningkat. Pada
tahun 2013, prevalensi TGT di dunia sebesar 6,9% atau 316 juta jiwa.
Kemudian diperkirakan pada tahun 2035, prevalensi prediabetes akan
meningkat menjadi 8% atau 471 juta jiwa dari populasi dunia.5 Sedangkan di
Indonesia, prevalensi GDP terganggu dan TGT sebesar 20,2% dan 16,7%
pada tahun 2007.6 Pada tahun 2013, terjadi peningkatan angka kejadian GDP
tergganggu dan TGT menjadi 36,6% dan 29,9% dari seluruh populasi di
Indonesia.7
Kondisi prediabetes meningkatkan risiko terjadinya DM sebesar 2-10
kali lipat.3 Akan tetapi, progresivitas prediabetes menjadi DM dapat dicegah
hingga 50% dengan perubahan pola makan dan peningkatan aktivitas fisik.2
Perubahan pola makan dilakukan dengan mengurangi konsumsi sumber
karbohidrat sederhana dan lemak jenuh, serta menambah serat dan sumber
antioksidan sesuai dengan kebutuhan individu.
Cengkih (Syzygium aromaticum L., famili Myrtaceae) merupakan
bumbu yang kaya antioksidan dan polifenol, sehingga cengkih memiliki
sebutan “the champion spices”.8 Hal itu dibuktikan dengan total Oxygen
Radical Absorbace Capacity (ORAC) yang tinggi yaitu sebesar 290283 μmol
TE/100 g bila dibandingkan dengan total ORAC jeruk dan tomat yang sebesar
726 dan 546 μmol TE/100 g.9,10 Pengolahan cengkih menjadi bubuk cengkih
dilakukan melalui proses grinding atau dihaluskan. Komposisi kandungan
cengkih antara lain eugenol, eugenil asetat, β-kariofilen, asam oleanolat, asam
maslinoat, triterpen yang memiliki efek menurunkan kadar glukosa darah.8
6
Polifenol yang terdapat pada kuncup cengkih terbukti memiliki
insulin-like action yang berperan dalam regulasi glukosa dalam hepatosit dan
sel hepatoma karena dapat mengurangi fosfoenolpiruvat karboksikinase dan
glukosa-6 fosfat pada ekspresi gen. Terdapat pula korelasi positif antara
kandungan antioksidan kuncup cengkih terhadap pencegahan berbagai
penyakit degeneratif seperti DM, kanker, dan penyakit kardiovaskular.11
Penelitian pendahulu telah dilakukan pada tikus KK-A(y) DM tipe 2,
tikus Sprague-Dawley Diabetes yang diinduksi Streptozotosin, dan juga pada
manusia. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa eugenol dan substansi
lain yang dikandung dalam bubuk cengkih memiliki efek hipoglikemik.13-15
Penelitian yang dilakukan di Pakistan juga menunjang penelitian tersebut,
pemberian bubuk cengkih selama 30 hari pada manusia dengan dosis 1, 2, dan
3 gram dapat menurunkan kadar glukosa darah. Oleh karena itu, peneliti telah
melakukan penelitian dengan pemberian bubuk cengkih dengan dosis 1, 2, 3
gram per hari selama 14 hari terhadap kadar glukosa darah puasa dan 2 jam
postprandial pada wanita prediabetes di Tlogosari Kota Semarang. Pemilihan
lokasi tersebut didasarkan pada data sekunder yang didapatkan dari Dinas
Kesehatan Kota Semarang yang menunjukan populalsi DM terbanyak di Kota
Semarang terdapat di Tlogosari.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian gizi medik. Metode penelitian ini
menggunakan true experiment dengan pre-posttest group design. Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah pemberian cengkih bubuk, sedangkan
variabel terikatnya adalah kadar glukosa darah puasa dan 2 jam postprandial,
lalu variabel perancu antara lain asupan karbohidrat, lemak, serat, dan
aktivitas fisik.
Populasi target dari penelitian ini yaitu populasi wanita prediabetes
dan wanita prediabetes yang bekerja di TK dan SD Supriyadi, SDN Kalicari 1,
TK dan SDN Tlogosari Wetan 1, SMP Mardisiswa, MI dan MTS Darussadah,
7
TK, MI, MTS, dan MA Al-Wathoniyyah, dan MAN 2 Semarang merupakan
populasi terjangkau dalam penelitian ini.
Responden dalam penelitian ini adalah wanita prediabetes dengan
kadar GDP 100-125 mg/dl dan/atau kadar GD 2 jam PP 149-199 mg/dl yang
bekerja sebagai guru di Kota Semarang yang sesuai dengan kriteria inklusi
dan eksklusi. Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini antara lain, wanita
yang berusia 20 – 45 tahun dengan indeks massa tubuh 20-30 kg/m2 dan/atau
memiliki lingkar pinggang lebih dari sama dengan 80 cm, tidak mengonsumsi
obat penurun kadar glukosa darah dan bersedai menjadi responden melalui
persetujuan setelah penjelasan. Sedangkan kriteria eksklusi dalam penelitian
ini antara lain responden sakit dalam waktu yang lama, sedang hamil atau
menyusui dan mengonsumsi bubuk cengkih yang diberikan kurang dari 70%
pemberian.
Metode pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
consecutive sampling dan didapatkan 16 responden dalam masing-masing
kelompok, dengan drop out 1 responden. Selanjutnya, intervensi yang
diberikan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga kelompok dengan
pemberian dosis bubuk cengkih yang berbeda, yaitu 1 (K1), 2 (K2), 3 gram
(K3) per hari selama dua minggu. Pemberian kapsul bubuk cengkih dilakukan
setiap dua hingga tiga hari sekali pada setiap kelompok. Setiap responden
diberikan anjuran untuk mengadministrasi kapsul pada waktu setelah makan.
Bubuk cengkih merupakan cengkih yang dihaluskan dan diberikan
dalam bentuk kapsul untuk meningkatkan daya terima responden terhadap
bubuk cengkih. Satu kapsul berisi satu gram bubuk cengkih sehingga
kelompok pertama diberikan intervensi satu kapsul, kelompok kedua dua
kapsul perhari, dan kelompok terakhir diberikan sebanyak tiga kapsul dalam
satu hari. Penganjuran administrasi kapsul bubuk cengkih dosis 1 gram atau
satu kapsul dilakukan pada jam istirahat atau setelah makan siang. Sedangkan,
untuk dosis 2 gram, dilakukan pada waktu yang sama ditambah satu kapsul
setelah makan malam. Selanjutnya untuk dosis 3, sama dengan dosis 2 namun
8
ditambah satu kapsul setelah makan pagi. Kapsul yang digunakan merupakan
kapsul berukuran 00 yang diproduksi oleh Brataco Chemical.
Prosedur pembuatan kapsul bubuk cengkih dilakukan dengan dengan
metode konvensional yaitu kapsul dibuka dan diisi hingga penuh dengan
tangan yang telah dibalut sarung tangan, kemudian kapsul disatukan kembali.
Sedangkan untuk bubuk cengkih yang digunakan merupakan cengkih asli
Indonesia yang diproduksi oleh PT Hasil Tjandra Jaya. Proses pembuatan
bubuk cengkih dilakukan dengan cara bunga cengkih dikeringkan dengan
suhu tinggi, kemudian proses grinding dilakukan untuk memperoleh cengkih
bubuk.
Sebelum penelitian dilakukan pengujian kandungan bubuk cengkih di
Laboratorium Terpadu Undip dengan metode Gas Cromatography-mass
Spectrometry (GCMS). Prosedur pengujian kandungan bubuk cengkih dengan
GCMS diawali dengan proses ekstraksi + 50 gram sampel bubuk cengkih,
kemudian hasil ekstrak cengkih diletakkan pada alat GCMS dan diperoleh
hasil kandungan bubuk cengkih.
Selanjutnya terdapat pengukuran kadar GDP dan 2 jam PP sebelum
dan setelah perlakuan. Kadar GDP merupakan gambaran keadaan kadar
glukosa darah seseorang yang sesungguhnya tanpa adanya perancu seperti
asupan zat gizi. Pengambilan glukosa darah puasa dilakukan setelah
responden dipuasakan selama 8-10 jam. Sedangkan kadar GD 2 jam PP
merupakan kadar glukosa darah yang diperoleh dari pengukuran glukosa
darah 2 jam setelah melalukan oral glucose tolerance test (menggunakan
asupan yang mengandung ekuivalen 75 g glukosa anhidrous yang dilarutkan
dalam air atau sebesar 300 kkal). Pengambilan sampel darah dilakukan oleh
petugas Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Hasil kadar GDP dan
2 jam PP menggunakan metode enzimatik dengan glucose oxidase-peroxidase.
Di samping pegukuran kadar glukosa darah, variabel lain seperti
asupan zat gizi yaitu asupan serat, lemak, dan karbohidrat responden diperoleh
dengan metode recall 3 x 24 jam per minggu pada dua hari aktif bekerja dan
satu hari libur. Melalui metode tersebut, didapatkan data asupan energi,
9
karbohidrat, serat, dan lemak selama penelitian dilakukan. Sedangkan untuk
mengetahui kebiasaan makan responden sebelum penelitian, dilakukan
wawancara dengan food frequency questionnaries.
Aktivitas fisik responden merupakan aktivitas yang dilakukan
responden selama penelitian dilakukan baik berupa aktivitas harian maupun
kebiasaan olahraga. Kegiatan tersebut diamati dengan wawancara aktivitas
harian dan kebiasaan olahraga dalam satu minggu. Data aktivitas fisik
diperoleh dengan menggunakan kuesioner aktivitas fisik. Data tersebut berupa
menit per minggu kemudian diubah menjadi aktivitas harian lalu dikonversi
dari satuan MET-min/hari menjadi kkal/hari.
Sedangkan untuk mengetahui kepatuhan konsumsi cengkih dilakukan
dengan pengamatan langsung dan tidak langsung. Observasi tidak langsung
dilakukan dengan wawancara dan penghitungan sisa kapsul cengkih. Setelah
data konsumsi kapsul bubuk cengkih didapatkan kemudian diubah menjadi
persen.
Analisis statistik dilakukan dengan uji normalitas data Saphiro Wilk
disebabkan jumlah sampel kurang dari lima puluh. Lalu, dilakukan uji beda
kadar glukosa darah dalam kelompok dengan Wilcoxon dan Paired t-test.
Kemudian, uji komparatif lebih dari dua kelompok berpasangan dengan
Kruskall-Wallis untuk pengujian perbedaan selisih kadar glukosa darah
antarkelompok. Terakhir, dilakukan uji multivariat dengan regresi logistik
untuk mengetahui variabel yang paling mempengaruhi selisih kadar glukosa
darah.
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian dibagi menjadi dua kategori yaitu, hasil kandungan
bubuk cengkih yang diujikan di Laboratorium Terpadu Universitas
Diponegoro dan hasil penelitian kadar glukosa darah responden yang
diperoleh dari Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Di samping itu,
terdapat data lain yang diperoleh untuk mendukung objektivitas penelitian,
10
seperti data usia, indeks massa tubuh, lingkar pinggang, data asupan zat gizi,
aktivitas fisik, dan data riwayat kesehatan responden.
Hasil pengujian bubuk cengkih menunjukan terdapat lima puluh
komponen bioaktif yang terdapat di dalam bubuk cengkih yang diujikan.
Berikut adalah beberapa kandungan terbesar bubuk cengkih yang disajikan
dalam Tabel 1.
Tabel 1. Kandungan dalam 100 gram Cengkih
Komponen International Union of Pure and Applied Chemistry