Jurnal Ilmu Keperawatan (2020) 8:1 ISSN: 2338-6371, e-ISSN 2550-018X Pengaruh Pemberian Air Rebusan Jahe Terhadap Penurunan Mual dan Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I The Effect of Ginger Stewing Water on Decreasing Nausea and Vomiting in First Trimester Pregnant Women Rahmaini Fitri Harahap¹, Lazuar Dani Rose Alamanda 1 , Idam Lestari Harefa 1 1 Universitas Prima Indonesia, Medan Abstrak Mual dan muntah merupakan keluhan umum yang terjadi pada kehamilan muda. Mengatasi mual muntah selama masa kehamilan dapat dilakukan melalui tindakan farmakologi maupun non farmakologi. Tindakan non farmakologi yang biasa di sarankan oleh tenaga kesehatan seperti menganjurkan ibu hamil untuk mengkonsumsi air rebusan jahe. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian air rebusan jahe terhadap penurunan mual dan muntah pada ibu hamil trimester I. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian pre-experimental design yang didesain dengan cara one-group pretest-posttest design. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling yaitu 30 orang. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang dikumpulkan dengan menggunakan lembar PUQE-24, diolah dan dianalisa dengan menggunakan uji wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan bermakna pemberian air rebusan jahe dari hari pertama sampai hari ketiga, sebelum dan sesudah diberikan air rebusan jahe dengan nilai p-value 0,000 < 0,05. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh pemberian air rebusan jahe terhadap penurunan mual dan muntah pada ibu hamil trimester I. Perlu peningkatan program kesehatan dalam bidang reproduksi khususnya kehamilan serta upaya peningkatan pengetahuan bahwa air rebusan jahe sebagai minuman penurun mual muntah trimester pertama yaitu melalui KIE yang berkesinambungan. Kata Kunci : Air Rebusan Jahe, Mual Muntah Abstract Nausea and vomiting are common complaints that occur in early pregnancy. Overcoming nausea and vomiting during pregnancy can be done through pharmacological and non-pharmacological measures. Non-pharmacological actions are usually recommended by health workers, such as advising pregnant women to consume ginger boiled water. This study aims to determine the effect of ginger boiled water on reducing nausea and vomiting in trimester I pregnant women. This research is a quantitative research with pre-experimental research design which is designed by means of one-group pretest-posttest design. The sampling technique in this study used a total sampling of 30 people. Types of data used are primary data and secondary data collected using PUQE-24 sheets, processed and analyzed using the Wilcoxon test. The results showed that there were significant differences in the provision of boiled ginger water from the first day to the third day, before and after being given boiled ginger water with a p-value of 0.000 <0.05. The conclusion in this study is that there is an effect of giving ginger boiled water on reducing nausea and vomiting in first trimester pregnant women. It is necessary to improve health programs in the field of reproduction, especially pregnancy and efforts to increase knowledge that ginger boiled water as a drink to reduce nausea and vomiting in the first trimester, namely through KIE which continuous. Keywords : Ginger Stewing Water, Nausea and Vomiting Korespondensi: * Suci Nofiyanti, Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Aceh Besar email: [email protected]
12
Embed
Pengaruh Pemberian Air Rebusan Jahe Terhadap Penurunan ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Jurnal Ilmu Keperawatan (2020) 8:1 ISSN: 2338-6371, e-ISSN 2550-018X
Pengaruh Pemberian Air Rebusan Jahe Terhadap Penurunan Mual dan Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I The Effect of Ginger Stewing Water on Decreasing Nausea and Vomiting in First Trimester Pregnant Women
Rahmaini Fitri Harahap¹, Lazuar Dani Rose Alamanda1, Idam Lestari Harefa1 1Universitas Prima Indonesia, Medan
Abstrak Mual dan muntah merupakan keluhan umum yang terjadi pada kehamilan muda. Mengatasi mual muntah selama masa kehamilan dapat dilakukan melalui tindakan farmakologi maupun non farmakologi. Tindakan non farmakologi yang biasa di sarankan oleh tenaga kesehatan seperti menganjurkan ibu hamil untuk mengkonsumsi air rebusan jahe. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian air rebusan jahe terhadap penurunan mual dan muntah pada ibu hamil trimester I. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian pre-experimental design yang didesain dengan cara one-group pretest-posttest design. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling yaitu 30 orang. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang dikumpulkan dengan menggunakan lembar PUQE-24, diolah dan dianalisa dengan menggunakan uji wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan bermakna pemberian air rebusan jahe dari hari pertama sampai hari ketiga, sebelum dan sesudah diberikan air rebusan jahe dengan nilai p-value 0,000 < 0,05. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh pemberian air rebusan jahe terhadap penurunan mual dan muntah pada ibu hamil trimester I. Perlu peningkatan program kesehatan dalam bidang reproduksi khususnya kehamilan serta upaya peningkatan pengetahuan bahwa air rebusan jahe sebagai minuman penurun mual muntah trimester pertama yaitu melalui KIE yang berkesinambungan. Kata Kunci : Air Rebusan Jahe, Mual Muntah Abstract Nausea and vomiting are common complaints that occur in early pregnancy. Overcoming nausea and vomiting during pregnancy can be done through pharmacological and non-pharmacological measures. Non-pharmacological actions are usually recommended by health workers, such as advising pregnant women to consume ginger boiled water. This study aims to determine the effect of ginger boiled water on reducing nausea and vomiting in trimester I pregnant women. This research is a quantitative research with pre-experimental research design which is designed by means of one-group pretest-posttest design. The sampling technique in this study used a total sampling of 30 people. Types of data used are primary data and secondary data collected using PUQE-24 sheets, processed and analyzed using the Wilcoxon test. The results showed that there were significant differences in the provision of boiled ginger water from the first day to the third day, before and after being given boiled ginger water with a p-value of 0.000 <0.05. The conclusion in this study is that there is an effect of giving ginger boiled water on reducing nausea and vomiting in first trimester pregnant women. It is necessary to improve health programs in the field of reproduction, especially pregnancy and efforts to increase knowledge that ginger boiled water as a drink to reduce nausea and vomiting in the first trimester, namely through KIE which continuous. Keywords : Ginger Stewing Water, Nausea and Vomiting
Korespondensi:
* Suci Nofiyanti, Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas
Harahap, Alamanda, Harefa / Jurnal Ilmu Keperawatan (2020) 8:1
85
Latar Belakang
Kehamilan adalah proses yang fisiologis dan
alamiah. Kehamilan di hitung mulai dari hari
pertama pada haid terakhir. Lama kehamilan
dari awal konsepsi hingga bayi lahir adalah 40
minggu atau 280 hari. Terdapat tiga bagian
dalam kehamilan, trimester I dari konsepsi
sampai tiga bulan, trimester II dari empat
bulan hingga enam bulan, dan trimester III
dimulai dari 7 bulan sampai ke 9 bulan
(Runjati & Umar, 2018).
Selama hamil ibu mengalami perubahan fisik,
sosial dan emosional di lingkungan keluarga.
Setiap kehamilan juga dapat berkembang
menjadi masalah atau komplikasi setiap saat.
Itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan
pemantauan selama kehamilannya (Maternity
et al., 2018). Perubahan hormonal wanita
terjadi pada saat kehamilan yaitu terjadinya
peningkatan hormon progesteron, dan
estrogen, sehingga menghasilkan HCG
plasenta atau (Human Chorionic
Gonadotropine). Hal ini dapat menimbulkan
keluhan yang akan dialami oleh ibu hamil,
salah satunya adalah emesis gravidarum
(Manuaba et al., 2015).
Emesis gravidarum merupakan keluhan umum
yang terjadi pada kehamilan muda. Sebagian
besar mual muntah saat kehamilan dapat
diobati dengan pengobatan jalan, serta
pemberian obat penenang dan anti muntah.
Tetapi, sebagian kecil wanita hamil tidak
dapat mengatasi mual muntah yang
berkelanjutan sehingga mengganggu aktifitas
dan menyebabkan terganggunya
keseimbangan elektrolit akibat kekurangan
cairan. (Manuaba et al., 2015).
Mual dan muntah terjadi karena pengaruh
HCG, tonus otot-otot traktus digestivus
menurun sehingga kemampuan bergerak
seluruh traktus digestivus juga berkurang
(Kusmiyati et al., 2015). Komplikasi mual dan
muntah terjadi pada primigravida sekitar 60-
80% dan terjadi pada multigravida sekitar 40-
60%. Pada 1 dari 1.000 gejala ini menjadi lebih
berat, tetapi jika tidak segera ditangani hal ini
dapat berakibat fatal (Manuaba et al., 2015).
Dari total seluruh kehamilan di dunia menurut
WHO (World Health Organization) terdapat
12,5% jumlah kejadian hiperemesis
gravidarum. Akibat mual dan muntah terjadi
ketidakseimbangan cairan yang dapat
mengganggu jaringan ginjal dan hati menjadi
nekrosis (WHO, 2013).
Mual dan muntah jarang menyebabkan
kematian, tetapi angka kejadiannya masih
cukup tinggi. Total kejadian hiperemesis
gravidarum di seluruh dunia bervariasi yaitu
dari semua total kehamilan di Indonesia 1-3%,
Harahap, Alamanda, Harefa / Jurnal Ilmu Keperawatan (2020) 8:1
86
dari semua total kehamilan di Canada 0,8%, di
Swedia sebesar 0,3%, di Norwegia 0,9%, di
China 10,8%, di California 0,5%, di Pakistan
2,2% dan di Turki sebesar 1,9%, 0,5-2%
merupakan angka prevalensi Hiperemis
Gravidarum Di Amerika Serikat (Oktavia,
2016).
Keluhan mual muntah pada emesis
gravidarum merupakan hal yang fisiologis,
akan tetapi apabila keluhan ini tidak segera
diatasi maka akan menjadi hal yang
berbahaya. Mual dan muntah juga
menyebabkan cairan tubuh berkurang dan
terjadi hemokonsentrasi yang dapat
memperlambat peredaran darah sehingga
mempengaruhi tumbuh kembang janin. Di
Indonesia sebanyak 50%-75% ibu hamil
mengalami mual dan muntah pada trimester
pertama atau awal-awal kehamilan
(Wulandari et al., 2019).
Mengatasi mual muntah selama masa
kehamilan dapat dilakukan melalu tindakan
non farmakologi maupun farmakologi.
Tindakan non farmakologi yang sering di
sarankan oleh tenaga kesehatan seperti
menganjurkan ibu hamil untuk mengkonsumsi
jahe dalam bentuk teh jahe, teknik relaksasi,
dan aromaterapi (Runiari, 2015). Sejak lama
khasiat jahe telah dikenal sebagai tanaman
dengan sejuta manfaat, dan juga salah satu
rempah yang sering digunakan sehari-hari.
Jahe memiliki banyak manfaat pada
rimpangnya yaitu untuk minuman, bumbu
masak, dan permen serta digunakan sebagai
ramuan obat tradisional (Ahmad et al., 2015).
Terapi komplementer dapat digunakan untuk
mengurangi rasa mual dan muntah pada awal
kehamilan, terapi ini mudah didapatkan dan
bisa dilakukan dengan tanaman herbal
tradisional seperti jahe. Minyak Atsiri terdapat
di dalam kandungan jahe (minyak
aromaterapi yang berbahan dasar wangi-
wangian yang digunakan untuk pengobatan
alami) Zingiberol, kurkumen, flandrena,
bisabilena, zingiberena (zingirona), gingerol,
resin pahit dan vitamin A yang bisa
menghalangi serotonin yang merupakan
neuro transmitter pada neoron-neuron
serotonergis yang disintesiskan sel-sel
enterokromafin serta sistem saraf pusat ke
dalam saluran pencernaan yang kemudian
diyakini dapat mengatasi mual dan muntah
karena memberi rasa nyaman dalam perut
(Ahmad et al., 2015).
Emesis gravidarum saat kehamilan juga bisa
dikurangi serta diobati oleh ekstrak jahe
(Zingiber Officenale Roscoe). Publikasi dalam
sebuah University of Mayland Medical Center,
menjelaskan pada saat hamil mengkonsumsi 1
gram ekstrak jahe setiap hari merupakan hal
Harahap, Alamanda, Harefa / Jurnal Ilmu Keperawatan (2020) 8:1
87
yang efektif dan aman untuk mengurangi rasa
mual dan muntah di pagi hari yang sering
dirasakan. Selama 4 hari diberikan 1 gram
jahe pada wanita hiperemesis setelah
pengobatan, penurunan yang signifikan
terjadi dalam mual dan muntah (Fitria, 2013).
Berdasarkan hasil survei awal yang telah
dilakukan peneliti pada tanggal 13 Januari
2020 di Klinik Bidan Darwina Kota Tebing
Tinggi didapatkan jumlah ibu hamil yang
memeriksakan kehamilan di Klinik Bidan
Darwina dari Desember 2019 ke Januari 2020
didapatkan sebanyak 37 orang ibu hamil
dengan usia kehamilan trimester I. Dengan
keluhan mengalami mual dan muntah
sebanyak 30 orang.
Berdasarkan uraian tersebut dan banyaknya
ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum
yang bisa mengarah kepada hal yang patologis
seperti hyperemesis gravidarum. Maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Pemberian Air
Rebusan Jahe Terhadap Penurunan Mual dan
Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I di Klinik
Bidan Darwina Kota Tebing Tinggi Tahun
2020”.
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dalam bentuk pre-experimental
design dengan desain penelitian dalam bentuk
one-group pretest-posttest design. Dalam
desain ini, terdapat pretest, sebelum diberi
perlakuan. Dalam penelitian ini data yang
digunakan merupakan data primer dan
sekunder. Analisa data dilakukan dengan uji
statistik non parametrik melalui Uji Wilcoxon.
Populasi Dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu
hamil trimester I yang mengalami mual dan
muntah pada bulan Juli dan Agustus 2020
sebanyak 30 orang. Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini adalah total
sampling yaitu semua populasi dijadikan
sampel penelitian sebanyak 30 orang ibu
hamil trimester I yang mengalami mual dan
muntah di Klinik Bidan Darwina Kota Tebing
Tinggi.
Tempat Dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di Klinik Bidan
Darwina Kota Tebing Tinggi. Penelitian
dilakukan sejak pengajuan judul sampai hasil
penelitian dimulai pada bulan Januari sampai
bulan Agustus tahun 2020.
Hasil Tabel 1 Distribusi Karakteristik Ibu Hamil Trimester I
No Karakteristik f %
Umur
1 2 3
<20 tahun 20-35 Ahun > 35 tahun
4 21
5
13,3 70,0 16,7
Harahap, Alamanda, Harefa / Jurnal Ilmu Keperawatan (2020) 8:1
88
Total 30 100
Gravida
1 2 3
Gravida 1 Gravida 2 Gravida 3
7 16
7
23,3 53,4 23,3
Total 30 100
Pendidikan
1 2
SMA Perguruan Tinggi
27 3
90,0 10,0
Total 30 100
Pekerjaan
1 2 3 4 5 6
Buruh Wiraswasta Ibu Rumah Tangga Guru PNS Pedagang
2 10 14
1 2 1
6,7 33,3 46,7
3,3 6,7 3,3
Total 30 100
Berdasarkan tabel 1 di atas, terlihat bahwa
mayoritas responden berumur 20-35 tahun
sebanyak 21 orang (70%), dilihat dari gravida,
sebagian besar responden hamil anak kedua
(gravida 2) sebanyak 16 orang (53,4%),
berpendidikan SMA sebanyak 27 orang
(90,0%) dan tidak bekerja (ibu rumah
tangga)sebanyak 14 orang (46,7%).
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Mual dan Muntah Sebelum dan Sesudah Diberikan Air Rebusan Jahe pada Ibu Hamil Trimester I
Variabel Mual Muntah Jumla
h Ringan Sedang Berat
Hari Pertama
f % f % f % f %
Sebelum 0 0,0 0 0,0 30
100 30
100
Sesudah 0 0,0 24
80,0 6 20,0 30
100
Hari Kedua
Sebelum 0 0 24
80,0 6 20,0 30
100
Sesudah 0 0 30
100,0 0 0,0 30
100
Hari Ketiga
Sebelum 0 0 30
100,0 0 0,0 30
100
Sesudah 2 80, 6 20,0 0 0,0 3 100
4 0 0
Hasil tabel di atas, menunjukkan bahwa
semua responden mengalami emesis
gravidarum pada hari pertama sebelum
pemberian air rebusan jahe sebanyak (100%)
yaitu 30 orang mengalami mual muntah
berat. Kemudian setelah pemberian air
rebusan jahe, terjadi penurunan emesis
gravidarum sebanyak (80,0%) yaitu sebanyak
24 orang mengalami emesis gravidarum
sedang. Pada hari kedua, setelah diberikan
minuman air rebusan jahe, frekuensi mual
muntah terus mengalami perubahan, yaitu
terdapat 30 orang (100%) merasakan emesis
gravidarum yang biasa, lalu di hari ketiga, ibu
yang merasakan emesis gravidarum biasa
berubah menjadi mengalami mual muntah
ringan dan 24 orang (80,0%)dan hanya 6
orang (20,0%) yang mengalami mual muntah
sedang.
Setelah melalui uji statistik non parametrik
Wilcoxon Test, maka diperoleh hasil seperti
pada tabel berikut ini:
Tabel 3. Distribusi Pengaruh Pemberian Air Rebusan Jahe Terhadap Penurunan Mual dan Muntah pada Ibu Hamil Trimester I
Variabel Mean SD P-
Value
Hari Pertama
Sebelum 13,93 0,691 0,000
Sesudah 11,93 0,691
Hari Kedua Sebelum 11,93 0,691
0,000 Sesudah 8,93 0,691
Hari Ketiga Sebelum 8,93 0,691
0,000 Sesudah 4,93 0,691
Harahap, Alamanda, Harefa / Jurnal Ilmu Keperawatan (2020) 8:1
89
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa
terdapat perbedaan bermakna pemberian air
rebusan jahe dari hari pertama sampai hari
ketiga, sebelum dan setelah pemberian air
rebusan jahe, hasil p-value 0,000< 0,05. Dapat
dirumuskan bahwa ada pengaruh pemberian
air rebusan jahe terhadap emesis gravidarum
pada ibu hamil muda di Klinik Bidan Darwina
Kota Tebing Tinggi Tahun 2020.
Pembahasan Frekuensi Mual dan Muntah Sebelum Diberikan Air Rebusan Jahe pada Ibu Hamil Trimester I Konsekuensi yang sering kali diabaikan adalah
pada trimester I perempuan hamil mengalami
hampir 50-90% mual dan muntah.
Dikarenakan meningkatnya kadar hormon
progesteron dan esterogen yang di produksi
dalam serum plasenta HCG (Human Chorionic
Gonadotropine) dan yang paling
menyebabkan stress. Tidak hanya pada pagi
hari peningkatan mual dan muntah bisa
terjadi siang bahkan malam hari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum
diberikan minuman wedang jahe semua
responden mengalami mual muntah berat
sebanyak 30 orang (100%). Mengkonsumsi
jahe sangat disarankan untuk ibu hamil
karena dapat mengatasi emesis gravidarum
selama masa kehamilan, upaya yang dapat
dilakukan melalui tindakan medis maupun
tradisonal, tindakan tradisonal yang biasa
disarankan seperti mengkonsumsi jahe dalam
bentuk the, aromaterapi dan teknik relaksasi.
Terapi komplementer dapat digunakan untuk
mengurangi rasa mual dan muntah pada awal
kehamilan, terapi ini mudah didapatkan dan
bisa dilakukan dengan tanaman herbal
tradisional seperti jahe. Minyak Atsiri terdapat
di dalam kandungan jahe.
Ditinjau dari karakteristik responden, rentang
usia terbanyak berada pada 20-30 tahun
namun ada pula yang masih berumur kurang
dari 20 tahun. Rahim ibu hamil yang berusia
kurang dari 20 tahun belum berfungsi secara
optimal. Ibu hamil yang berusia kurang dari 20
tahun secara psikologis belum bisa menerima
kehamilannya, cenderung labil dan belum bisa
mengontrol emosi, untuk menjadi orang tua
belum cukup siap. Hal ini dapat
mengakibatkan stres serta memicu konflik
mental yang dapat membuat ibu mual dan
muntah karena tidak memperhatikan asupan
nutrisinya. Sedangkan pada ibu hamil yang
berusia diatas 35 tahun yang mengalami mual
dan muntah diakibatkan dari kondisi
psikologis yang takut memiliki anak di usia
tua, sehingga memicu mual dan muntah yang
berlebihan karena perubahan emosi.
Harahap, Alamanda, Harefa / Jurnal Ilmu Keperawatan (2020) 8:1
90
Berdasarkan karakteristik tingkat pendidikan
terbanyak ialah SMA, dan berdasarkan
pekerjaan menunjukkan bahwa rata-rata
adalah ibu rumah tangga. Kondisi sosial
ekonomi dan pekerjaan juga berhubungan
dengan pola makan, aktifitas dan stres yang
mempengaruhi ibu hamil. Seorang ibu rumah
tangga yang apabila ikut membantu mencari
penghasilan, maka pada saat hamil mereka
lebih ekstra menggunakan pikiran dan tenaga.
Yang efeknya berpengaruh pada kondisi
psikologi dan fisik ibu. Hal ini dapat
menstimulasi pusat muntah di otak, kondisi
tersebut yang menyebabkan mual dan
muntah.
Frekuensi Mual dan Muntah Sesudah Diberikan Air Rebusan Jahe pada Ibu Hamil Trimester I Hasil penelitian menunjukkan terjadi
perubahan pada ibu hamil trimester I setelah
pemberian air rebusan jahe, frekuensi emesis
gravidarum dari hari pertama sampai hari
ketiga mengalami penurunan. Terlihat bahwa
pada hari pertama sebelum diberikan air
rebusan jahe semua responden sebanyak 30
orang (100%) mengalami emesis gravidarum
berat. Setelah diberikan air rebusan jahe,
terdapat 24 orang (80,0%) yang mengalami
perubahan mual muntah, yaitu mengalami
mual dan muntah sedang. Pada hari kedua,
setelah diberikan minuman air rebusan jahe,
frekuensi mual muntah terus mengalami
perubahan, yaitu terdapat 30 orang (100%)
yang merasakan emesis gravidarum yang
biasa, lalu di hari ketiga, ibu yang merasakan
emesis gravidarum biasa berubah menjadi
mengalami mual muntah ringan dan 24 orang
(80,0%)dan hanya 6 orang (20,0%) yang
mengalami mual muntah sedang.
Setelah mengkonsumsi air rebusan jahe
frekuensi mual dan muntah ibu hamil
mengalami perubahan hal ini membuktikan
bahwa air rebusan jahe sangat efektif untuk
mengurangi mual dan muntah pada ibu hamil
trimester I. Jahe mengandung minyak Atsiri,
zingiberena, zingiberol, bisabelina, kurkuman,
gingerol landrena, vitamin A dan resin pahit.
Jahe dipercaya dapat memberikan rasa
nyaman di dalam perut untuk mengatasi mual
muntah. Jahe juga memiliki efek langsung
dalam saluran pencernaan serta absorsi racun
dan asam, karena kandungan zat-zat pada
jahe tersebut dapat memblok serotonin yaitu
suatu neurotransmitter sistem saraf pusat dan
sel enterokromafin. sehingga menghalangi
induksi HCG ke lambung.
Wedang jahe merupakan salah satu alternatif
untuk menurunkan emesis gravidarum untuk
mengurangi cemas dan ketidaknyamanan
selama masa kehamilan. Jahe juga efektif
pada penggunaan antiemetik untuk mencegah
keracunan makanan, kemotrapi dan Menurut
Harahap, Alamanda, Harefa / Jurnal Ilmu Keperawatan (2020) 8:1
91
teori, jahe memiliki 19 komponen yang
bermanfaat untuk tubuh salah satunya
gingerol yang memiliki efek antiemetik
(antimuntah) yang bisa memblok serotonim.
Jahe juga berfungsi menurunkan kecemasan
dan ketidaknyamanan pada masa kehamilan,
mencegah keracunan, kemotrapi, serangan
emesis gravidarum saat tubuh berputar dan
bergetar saat berpergian dengan kendaraan
bermotor. Sehingga ibu hamil dapat
melanjutkan aktifitas sehari hari dengan
tenang dan nyaman dan berkonsentrasi
penuh menjaga kehamilannya menuju
persalinan. (Hasanah et al., 2014).
Penelitian ini juga tidak mengalami
kesenjangan dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Astriana, 2018), Pada ibu
mengandung yang mengalami mual dan
muntah sebelum meminum air rebusan jahe
berada dalam golongan mual muntah ringan
sebanyak (80%). Setelah diberian air rebusan
jahe rata-rata frekuensi 6,85. Penelitian
menunjukkan adanya pengurangan frekuensi
setelah diberikan air rebusan jahe sebanyak
2,45. Tingkat mual muntah menurun pada
hari ke 3 dan ke 4, rata-rata penurunan
sebesar 2,20. Penurunan yang terbesar
terjadi pada hari ke 4, dengan rata-rata
sebesar 4,80. Pada ibu hamil muda yang
mengalami emesis gravidarum. Dapat
diartikan bahwa pemberian air rebusan jahe
bisa mengurangi tingkat emesis gravidarum.
Pengaruh Pemberian Air Rebusan Jahe Terhadap Penurunan Mual dan Muntah pada Ibu Hamil Trimester I Analisa statistik dengan menggunakan
Wilcoxon Test menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan bermakna pemberian air rebusan
jahe dari hari pertama sampai hari ketiga,
sebelum dan sesudah diberikan air rebusan
jahe dengan nilai p-value0,000 < 0,05. Jadi
bisa diartikan bahwa ada pengaruh
memberikan air rebusan jahe terhadap
pengurangan emesis gravidarum pada ibu
hamil trimester I di Klinik Bidan Darwina Kota
Tebing Tinggi Tahun 2020.
Standar deviasi adalah ukuran yang digunakan
untuk mengukur jumlah variasi atau sebaran
sejumlah nilai data.Semakin rendah standar
deviasi, maka semakin mendekati rata-rata,
sedangkan jika nilai standar deviasi semakin
tinggi maka semakin lebar rentang variasi
datanya. Sehingga standar deviasi merupakan
besar perbedaan dari nilai sampel terhadap
rata-rata. Dalam penelitian ini, standar deviasi
adalah 0,691. Ini menunjukkan bahwa sampel
yang digunakan telah mewakili seluruh
populasi.
Hasil penelitian sesuai dengan jurnal
penelitian (Rusman et al., 2017) bahwa
Harahap, Alamanda, Harefa / Jurnal Ilmu Keperawatan (2020) 8:1
92
pemberian air rebusan jahe efektif untuk
menurunkan tingkat mual dan muntah ibu
hamil di trimester pertama. Kebanyakan ibu
hamil mengalami emesis gravidarum sebelum
diberikan intervensi adalah sebanyak 13 kali
sehari, dan rata-rata setelah diberi intervensi
rebusan jahe mengalami penurunan mual dan
muntah sebanyak 3,18 dalam sehari.
Hasil dari penelitian ini juga memiliki hasil
yang sejalan dengan penelitian (Wulandari et
al., 2019), menunjukkan adanya pengaruh
pemberian minuman jahe hangat dalam
mengurangi emesis gravidarum pada
kelompok intervensi dan kelompok kontrol
ibu hamil trimester I di Puskesmas Nalumsari
Jepara. Penelitian ini menunjukkan bahwa
pemberian jahe efektif mengatasi mual dan
muntah, karena jahe bermanfaat secara
langsung melalui minuman yang menekan
respon muntah serta aroma jahe juga
bermanfaat dalam mencegah mual muntah
pada ibu hamil.
Penggunaan jahe menjadi alternatif herbal
alami yang paling aman untuk mengurangi
rasa mual dan dapat digunakan para ibu hamil
untuk mengurangi morning sickness karena
jahe dapat menurunkan metoklopamid
senyawa penginduksi mual dan muntah selain
itu, beberapa penelitian juga menunjukkn
bahwa jahe sebagai obat untuk mual selama
kehamilan yang aman dan efektif. karena
dapat dibuat sendiri dengan bahan alami yang
tidak membahayakan kehamilan dan janinnya.
Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi
dapat pula timbul setiap saat dan malam hari.
Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi setelah 6
minggu setelah hari pertama haid terakhir dan
berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
Ada beberapa hal yang menyebabkan seorang
ibu hamil mengalami tanda gejala mual
muntah di pagi hari berdasarkan pada medis
dan kesehatan. Mual muntah terjadi karena
adanya perubahan hormon kehamilan yang
bisa kapan saja terjadi, dimana saja dan dalam
keadaan apapun sehingga untuk para ibu
hamil akan merasa terganggu dengan aktivitas
keseharian selama kehamilan di trimester
pertama (Astriana, 2018).
Penanganan mual dan muntah secara
farmakologi dapat dilakukan dengan
pemberian piridoksin (vitamin B6),
antihistamin, fenotiazin dan metoklopramid,
ondansentron dan kortikosteroid. Sedangkan
penanganan non farmakologi melalui
perubahan gaya hidup dan pola makan
teratur, akupuntur dan akupresur,
menghindari atau mengurangi kemungkinan
yang dapat menimbulkan rasa mual serta
penggunaan jahe. Jahe telah terbukti efektif
menurut beberapa penelitian, dan aman
Harahap, Alamanda, Harefa / Jurnal Ilmu Keperawatan (2020) 8:1
93
untuk kehamilan. Jahe merupakan salah satu
cara untuk meredakan mual dan muntah
selama kehamilan, setidaknya meminimalisasi
gangguan ini.
Menurut jurnal obstetrik dan ginekologi, mual
muntah di pagi hari yang sering terjadi pada
ibu hamil trimester I dapat dicegah dengan
cara mengkonsumsi rebusan jahe tanpa takut
menimbulkan efek yang dapat
membahayakan janin dalam kandungannya.
Dari beberapa penelitian menunjukkan
mengkonsumsi jahe saat kehamilan dapat
mengurangi rasa mual dan muntah pada
trimester awal, mengkonsumsi jahe lebih baik
dibandingkan mengkonsumsi obat-obatan
yang mengurangi rasa mual muntah pada ibu
hamil trimester I.
Mengkonsumsi jahe tidak mengganggu
kehamilan ibu. Menurut peneliti
mengkonsumsi jahe bisa dijadikan terapi yang
efektif dalam mengatasi mual muntah saat
kehamilan namun perlu penelitian lebih lanjut
agar mengetahui bahwa jahe benar-benar
aman dikonsumsi ibu hamil. (Astriana, 2018).
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka
menurut peneliti manfaat menggunakan
rebusan air jahe saat kehamilan dapat
mengurangi emesis gravidarum. Jahe
merupakan salah satu cara untuk meredakan
mual dan muntah selama kehamilan,
setidaknya meminimalisasi gangguan ini. Jahe
dapat membantu para wanita hamil
mengatasi derita mual dan muntah tanpa
menimbulkan efek samping yang
membahayakan janin di dalam kandungannya.
Jahe berfungsi lebih baik dibandingkan
plasebo atau obat inaktif seperti vitamin B6,
yang selama ini menunjulkan fungsinya dalam
mengurangi mual muntah pada beberapa
wanita hamil. Wanita hamil yang
mengkonsumsi jahe tersebut tidak mengalami
gangguan dalam kehamilannya, jahe bisa
menjadi terapi yang efektif untuk mengatasi
mual dan muntah dalam kehamilan
Berdasarkan hasil yang di dapat, ibu yang
telah mengkonsumsi wedang jahe merasakan
perutnya terasa hangat, emesis gravidarum
menurun setelah megkonsumsi air rebusan
jahe. Berdasarkan hasil penelitian dalam
pemberian asuhan kebidanan dapat
melakukan pemberian terapi air rebusan jahe
pada ibu hamil muda yang merasakan emesis
gravidarum untuk mengurangi tingkat mual
dan muntah dalam kehamilan.
Tenaga kesehatan/bidan dan ibu hamil
memerlukan kerjasama agar intervensi
pemberian air rebusan jahe terlaksana. Bidan
berperan untuk memberikan arahan agar para
ibu hamil trimester I menggunakan air
rebusan jahe sebagai alternatif alami saat
Harahap, Alamanda, Harefa / Jurnal Ilmu Keperawatan (2020) 8:1
94
mengalami mual dan muntah yang dialaminya
selama kehamilan.
Menurut peneliti meminum seduhan jahe
sebanyak 2 kali dalam sehari dengan 250 mg
jahe dapet mengurangi mual dan muntah
pada trimester pertama, jahe berperan
menstimulasi motilitas traktus
gastrointestinal dan mendorong sekresi saliva
dan jahe untuk melonggarkan dan
melemahkan otot-otot saluran pencernaan,
karena senyawa gingerol dalam jahe memblok
serotonim peningkatan progesteron, sehingga
tonus dan motilitas otot polos menurun dan
terjadi regurtitasi esofagus.
Kesimpulan a. Sebelum mengkonsumsi air rebusan jahe
rata-rata ibu hamil trimester I mengalami
mual dan muntah yang akut.
b. Mual muntah pada ibu hamil trimester I
sesudah mengkonsumsi air rebusan jahe
mayoritas adalah mengalami mual
muntah yang ringan.
c. Pemberian air rebusan jahe terbukti
menurunkan mual dan muntah yang
berpengaruh pada ibu hamil trimester I.
Saran Bagi Tempat Penelitian Peningkatan kesehatan program bidang
reproduksi perlu dalam upaya peningkatan
khususnya kehamilan serta pengetahuan akan
khasiat air rebusan jahe merupakan sebagai
obat tradisional dalam menurunkan mual dan
muntah pada ibu hamil muda yang secara
Komunikasi, Informasi serta Edukasi (KIE)
telah terbukti bermanfaat untuk mengurangi
mual dan muntah.
Institusi Pendidikan Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan
bahan bacaan bagi Universitas Prima
Indonesia dan dapat dijadikan bahan acuan
peneliti selanjutnya
Peneliti Selanjutnya Diharapkan pula untuk melakukan motode
yang lebih aplikatif dalam melanjutkan
penelitian, serta menggunakan sediaan jahe
untuk mengatasi masalah mual dan muntah
sebagai alternatif mudah dan murah yang
dapat ditemukan oleh masyrakat.
Daftar Pustaka
Ahmad, M., Cahya, A., & Gustiar, H. (2015). Pengaruh Antioksidan Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalevar. Sunti) terhadap Poliferasi Sel Leukimia (THP-1). Penulisan Ilmiah.
Astriana. (2018). Efektivitas Pemberian Rebusan Air Jahe Terhadap Penurunan Mual Dan Muntah Ibu Hamil Trimester 1 Di Wilayah Kerja Puskesmas Penawar Jaya Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2017. Jurnal Kebidanan, 4(2), 43–48.
Fitria, R. (2013). Efektivitas Jahe Untuk Menurunkan Mual Muntah Pada Kehamilan Trimester Satu. Maternity and
Harahap, Alamanda, Harefa / Jurnal Ilmu Keperawatan (2020) 8:1
95
Neonatal, 1(2), 55–66.
Hasanah, U., Alyamaniyah, & Mahmudah. (2014). Efektivitas Pemberian Wedang Jahe (Zingiber Officinale Var. Rubrum) Terhadap Penurunan Emesis Gravidarum Pada Trimester Pertama. Jurnal Biometrika Dan Kependudukan, 3(No. 1 Juli 2014), 81–87. http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-biometrik10a64e0be22full.pdf
Hidayat, A. A. (2014). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Salemba Medika.
Kusmiyati, Y., Wahyuningsih, H. P., & Sujiyatini. (2015). Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil). Fitramaya.
Manuaba, I. A. C., Manuaba, I. B. G. F., & Manuaba, I. B. G. (2015). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB Untuk Pendidikan Bidan. EGC.
Maternity, D., Yantina, Y., & Putri, R. D. (2018). Buku Asuhan Kebidanan Patologis. Binarupa Aksara.
Oktavia, L. (2016). Kejadian Hiperemisis Gravidarum Ditinjau dari Jarak Kehamilan dan Paritas. Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan, 1(2), 41–46. https://doi.org/10.30604/jika.v1i2.19
Runiari, N. (2015). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Hiperemesis Gravidarum. Salemba Medika.
Runjati, & Umar, S. (2018). Kebidanan : Teori dan Asuhan (Runjati & S. Umar (eds.)). EGC.
Rusman, A. D. P., Andiani, D., & Fakultas Ilmu Kesehatan, U. (2017). Prosiding Seminar Nasional IKAKESMADA “Peran Tenaga Kesehatan dalam Pelaksanaan SDGs” Efektifitas Pemberian Jahe Hangat Dalam Mengurangi Frekuensi Mual Muntah
pada Ibu Hamil Trimester I. Prosiding Seminar Nasional, 978–979.
Susila, & Suyanto. (2014). Metode Penelitian Epidemiologi Bidang Kedokteran dan Kesehatan. Bursa Ilmu.
WHO. (2013). Reduction of Maternal Mortality. A Joint WHO/ UNFPA/ UNICEF/ world bank statement.
Wulandari, D. A., Kustriyanti, D., & Aisyah, R. (2019). Minuman Jahe Hangat Untuk Mengurangi Emesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Nalumsari Jepara. Jurnal SMART Kebidanan, 6(1), 42. https://doi.org/10.34310/sjkb.v6i1.246