Top Banner
i PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT (PERSEA AMERICANA MILL) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI LAKI-LAKI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TIKALA KABUPATEN TORAJA UTARA EFFECT GIVING WATER DECOCTION OF AVOCADO LEAVES (PERSEA AMERICANA MILL) TO LOWERING BLOOD PRESSURE HYPERTENSION PATIENTS MEN AT WORKING AREA TIKALA HEALTH DISTRICT NORTH TORAJA YUNI ALFRIYANTY MANTONG PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN 2017
79

PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

Dec 01, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

i

PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT (PERSEA AMERICANA MILL) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI LAKI-LAKI DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS TIKALA KABUPATEN TORAJA UTARA

EFFECT GIVING WATER DECOCTION OF AVOCADO LEAVES (PERSEA AMERICANA MILL) TO LOWERING BLOOD PRESSURE HYPERTENSION PATIENTS MEN AT WORKING AREA

TIKALA HEALTH DISTRICT NORTH TORAJA

YUNI ALFRIYANTY MANTONG

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN

2017

Page 2: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

ii

PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT (PERSEA AMERICANA MILL) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

PASIEN HIPERTENSI LAKI-LAKI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TIKALA KABUPATEN TORAJA UTARA

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Magister

Program Studi

Ilmu Kesehatan Masyarakat

Disusun dan diajukan oleh

YUNI ALFRIYANTY MANTONG

Kepada

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 3: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

iii

Page 4: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Yuni Alfriyanty Mantong

NIM : P1804215033

Program Studi : Kesehatan Masyarakat/Epidemiologi

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar-

benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan

tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian hari terbukti atau

dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis ini hasil karya

orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, agar dimanfaatkan

sebagaimana mestinya.

Makassar, Agustus 2017

Yuni Alfiyanty Mantong

Page 5: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

v

PRAKATA

Puji Syukur penulis haturkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa, yang

telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga semua proses belajar mengajar

pada Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Epidemiologi

Sekolah Pascasarjana Unhas sampai dengan penulisan tesis ini dapat dilalui.

Niat yang tulus, kerja keras dan Do’a kepada Tuhan yang Maha Kuasa yang

memberi kekuatan penuh untuk melakukannya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis dengan judul “Pengaruh Pemberian Air Rebusan

Daun Alpukat (Persea americana Mill) Terhadap Penurunan Tekanan

Darah Pasien Hipertensi Laki-Laki di Wilayah Puskesmas Tikala

Kabupaten Toraja Utara”.

Upaya maksimal telah penulis tempuh dengan sebaik-baiknya untuk

menyempurnakan penyelesaian tesis ini, namun penulis menyadari

sepenuhnya bahwa tesis ini masih banyak memiliki kekurangan dan

kekeliruan, baik dari segi isi maupun dari segi penulisan. Oleh karena itu

dengan ikhlas dan terbuka penulis mengharapkan saran, masukan dan

kritikan yang bersifat membangun demi kesempurnaan tesis ini.

Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan tesis ini tidak lepas dari

bantuan berbagai pihak, baik berupa dukungan, bimbingan, nasehat serta

motivasi selama proposal hingga penyelesaian tesis ini. Oleh karena itu,

penulis menyampaikan terima kasih yang sangat mendalam dan

penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Nur Nasry Noor,

Page 6: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

vi

MPH selaku Ketua Komisi Penasehat dan Dr. dr. Masyitha Muis, MS selaku

anggota Komisi Penasehat atas kesediaan waktu, segala kesabaran,

bantuan, bimbingan, nasihat, arahan, dan juga saran yang diberikan selama

ini kepada penulis. Rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya

penulis sampaikan pula kepada Prof. Dr. drg. A. Arsunan Arsin, M.Kes,

Prof. Dr. Ridwan A, SKM, M.Kes, M.Sc.PH dan Dr. dr. Citrakesumasari,

M.Kes, Sp.GK selaku penguji yang telah memberikan arahan, saran dan

masukan untuk perbaikan tesis ini.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA selaku Rektor Universitas

Hasanuddin.

2. Prof. Dr. Muhammad Ali, SE. MS selaku Dekan Sekolah Pascasarjana

Universitas Hasanuddin beserta staf.

3. Prof. Dr. drg. Andi Zulkifli, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Hasanuddin, Wakil Dekan, Dosen pengajar dan

seluruh pegawai yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada

penulis selama mengikuti pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Hasanuddin.

4. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

Kesehatan (BPPSDMK) Kemenkes 2015.

5. Dr. Ridwan M. Thaha, M.Sc. selaku ketua Program Studi Ilmu Kesehatan

Masyarakat Sekolah Pascasarjana Universitas Hasanuddin.

Page 7: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

vii

6. Para Dosen FKM Unhas, khususnya dosen Bagian Epidemiologi, yang

telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berharga selama

penulis mengikuti pendidikan.

7. Seluruh informan yang telah bersedia meluangkan waktunya dalam

memberikan informasi yang dibutuhkan oleh penulis untuk dapat

menyelesaikan tesis ini sesuai dengan harapan.

8. Enumerator, Lisya Syamsul dan Erni, serta pihak Puskesmas Tikala yang

telah membantu dan memberi dukungan selama peneliti melakukan

penelitian.

9. Sahabat tercinta, Dhika Indriyani, Fajriah Islami dan Musa Arys yang

telah ikhlas memberi bantuan baik ilmu maupun tenaga kepada peneliti,

Kakak ketua kelas Nur Ilham dengan penuh kesabaran membimbing

kami selama proses perkuliahan dan teman-teman seperjuangan

angkatan 2015 pada Sekolah Pascasarjana Program Studi Kesehatan

Masyarakat Konsentrasi Epidemiologi Universitas Hasanuddin Makassar

yang tidak bias saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas segala

bantuan, motivasi, serta kebersamaan indah yang terjalin selama ini.

Penghargaan yang setinggi-tingginya penulis persembahkan kepada

kedua orang tua tercinta, ibunda Alfrida Rerungan dan Ayahanda Lipu

Mantong, yang dengan ikhlas, sabar, penuh kasih sayang serta selalu

mendoakan penulis hingga sampai pada tahap ini.

Page 8: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

viii

Akhirnya, penulis paparkan dalam tesis ini masih jauh dari

kesempurnaan, untuk itu penulis sangat berterima kasih apabila terdapat

kritik dan saran demi penyempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini dapat

memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya. Semoga

segala bantuan, dukungan dan doa yang telah diberikan kepada penulis

dibalas oleh Tuhan yang Maha Kuasa dengan pahala yang berlimpah. Amin

Makassar, Agustus 2017

Yuni Alfriyanty Mantong

Page 9: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

ix

Page 10: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

x

Page 11: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGAJUAN ii

LEMBAR PENGESAHAN iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TESIS iv

PRAKATA v

ABSTRAK ix

ABSTRACK x

DAFTAR ISI xi

DAFTAR TABEL xiv

DAFTAR GAMBAR xvi

DAFTAR SINGKATAN xvii

DAFTAR LAMPIRAN xix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 8

C. Tujuan Penelitian 8

1. Tujuan Umum 9

2. Tujuan Khusus 9

D. Manfaat Penelitian 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Daun Alpukat

(Persea americana Mill) 11

B. Tinjauan Umum Tentang Hipertensi 21

C. Mekanisme Antihipertensi Senyawa Kimia

Daun Alpukat (Persea americana Mill) 47

D. Tabel Sintesa 53

E. Kerangka Teori 56

Page 12: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

xii

F. Kerangka Konsep 57

G. Definisi Operasional 58

H. Hipotesis Penelitian 60

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian 61

B. Lokasi dan Waktu 62

C. Populasi dan Sampel 62

D. Instrumen Pengumpulan Data 65

E. Pengolahan dan Analisis Data 69

F. Kontrol Kualitas 70

G. Prosedur Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian 71

H. Pertimbangan Etik 72

I. Alur Penelitian 73

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 74

B. Hasil Penelitian 74

1. Karakteristik Umum Responden 75

2. Karakteristik Gaya Hidup 77

3. Karakteristik Pola Makan 79

4. Asupan Gizi 84

5. Perubahan Pasca Intervensi Pemberian Daun Salam 87

6. Hasil Uji Statistik Setelah Intervensi 88

7. Hasil Uji Perubahan Tekanan Darah 94

C. Pembahasan 96

1. Karakteristik Umum Responden 98

2. Karakteristik Gaya Hidup 103

3. Karakteristik Pola Makan dan Asupan Gizi 108

4. Pengaruh Daun Alpukat Terhadap Hipertensi 114

Page 13: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

xiii

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 117

B. Saran 118

DAFTAR PUSTAKA 120

LAMPIRAN 128

Page 14: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Kandungan gizi alpukat (Persea americana Mill) Per 100 Gram 13

2 Senyawa Kimia Daun Alpukat (Persea americana mill) Per100 Gram 14

3 Kandungan Mineral Daun Alpukat (Persea Americana mill)

Per 100 Gram 20

4 Kalsifikasi Tekanan Darah (mmHg) Menurut WHO 30

5 Kalsifikasi tekanan darah menurut kelompok umur 35

6 Sintesa Penelitian Terkait Pemberian Air Rebusan Daun Alpukat

(Persea americana Mill) Terhadap Pasien Hipertensi 53

7 Definisi Operasional Penelitian 58

8 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin, pekerjaan dan

riwayat hipertensi 75

9 Distribusi responden dengan riwayat hipertensi terhadap kebiasaan

minum obat ketika menderita hipertensi dan jenis sumber obat

yang diminum 76

10 Jenis obat herbal yang diminum ketika hipertensi 77

11 Distribusi berdasarkan kebiasaan merokok, minum alkohol,

olahraga teratur, mengikuti kegiatan kelompok dan tingkat

kebahagiann yang dirasakan 78

12 Kebiasaan konsumsi buah segar dan sayuran 80

13 Distribusi responden berdasarkan pola makan 81

14 Kategori IMT berdasarkan kelompok responden 85

15 Rerata asupan natrium sebelum dan setelah intervensi 86

16 Rerata asupan kalium sebelum dan setelah intervensi 86

17 Distribusi responden berdasarkan perubahan pasca intervensi

pemberian daun alpukat 88

18 Uji normality tekanan darah sistolik/diastolik intervensi kontrol 89

Page 15: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

xv

19 Hasil uji rerata tekanan darah penderita hipertensi hari ke 4 90

20 Hasil uji rerata tekanan darah penderita hipertensi hari ke 7 92

21 Perubahan rerata tekanan darah berdasarkan intervensi yang

dilakukan 95

Page 16: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Tanaman Alpukat 12

2 Kerangka Teori 56

3 Alur Penelitian 73

4 Grafik rerata asupan zat gizi 84

5 Grafik tekanan darah kelompok intervensi hari 1 dan hari ke-4 91

6 Grafik tekanan darah kelompok kontrol hari 1 dan hari ke-4 91

7 Grafik tekanan darah kelompok intervensi hari 1 dan hari ke-7 93

8 Grafik tekanan darah kelompok kontrol hari 1 dan hari ke-7 93

9 Grafik perubahan tekanan darah sistolik dan diastolik hari ke-4 94

10 Grafik perubahan tekanan darah sistolik dan diastolik hari ke-7 95

Page 17: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

xvii

DAFTAR SINGKATAN

ACE : Anti Converting Enzyme

ADH : Anti Diuretic Hormone

AMP : Adenosina Monofosfat

ATPase : Adenosina Trifosfat

BPOM RI : Badan Penanganan Obat dan Makanan Republik

Indonesia

CAM : Complementary and Alternative Medicine

CHR : Conticotropin Releasing Hormeone

CO : Carbon Monoksida

CVD : Cerebro Vaskulair Disease

DBP : Diastolic Blood Pressure

FFQ : Food Frequency Quationnaire

HDL : High Density Lipoprotein

HST : Hipertensi Sistolik Terisolasi

IPAC : International Physical Activity Quationnaire

IMT : Indeks Massa Tubuh

ISH : Istolated Systolic Hypertension

JNC 7 : The Sevent Report Of The Joint National

KEMENKES RI : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

KDGS : Kadar Gula Darah Sewaktu

Page 18: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

xviii

KIE : Komunikasi, Informasi dan Edukasi

LDL : Low Density Lipoprotein

METs : Metabolic Equivalents Task

MSG : Monosodium Glutamat

PJK : Penyakit Jantung Koroner

PTM : Penyakit Tidak Menular

OR : Odds Ratio

RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar

RR : Relative

RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah

SBP : Sistolic Blood Pressure

SDM : Sumber Daya Manusia

SE : Standard Errors

TDS : Tekanan Darah Diastolik

TDS : Tekanan Darah Sistolik

USDA : United State Departement of Agricultural

WHO : World Health Organization

WHOQOL : World Health Organization Qualyti Of Life

Page 19: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Informed Consent

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian

Lampiran 3 Kode Etik

Lampiran 4 Surat Izin Penelitian

Lampiran 5 Surat Keterangan Melakukan Penelitian

Lampiran 6 Foto Kegiatan Penelitian

Lampiran 7 Master Tabel

Lampiran 8 Output SPSS

Lampiran 9 Curiculum Vitae

Page 20: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hipertensi merupakan salah satu gangguan kardiovaskuler yang

sering diderita oleh masyarakat, dan termasuk kategori Penyakit Tidak

Menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan yang serius saat ini

(Triyanto, 2014). WHO telah memperkirakan pada tahun 2025 nanti, 1,5

milyar orang di dunia akan menderita hipertensi tiap tahunnya dan sebagai

salah satu penyebab kematian dini pada masyarakat di dunia. Semakin lama

permasalahan tersebut semakin meningkat dan dari 50% penderita hipertensi

yang diketahui hanya 25% yang mendapat pengobatan dan 12,5% yang

diobati dengan baik. Hipertensi bertanggung jawab untuk setidaknya 45%

dari kematian akibat penyakit jantung (total mortalitas penyakit jantung

iskemik) dan 51% kematian akibat stroke. Risiko komplikasi terendah pada

tekanan darah sekitar 115/75 mmHg. Lebih dari 115/75 mmHg, untuk setiap

peningkatan 20 mm Hg tekanan darah sistolik atau 10 mmHg tekanan darah

diastolik, berisiko mengalami gangguan kardiovaskular dan stroke (Weber et

al., 2014)

Problem kesehatan global terkait hipertensi dirasakan mencemaskan

dan menyebabkan biaya kesehatan tinggi. Dua pertiga hipertensi hidup di

negara miskin dan berkembang (WHO, 2013). Peningkatan tekanan darah

secara global diperkirakan menyebabkan 7,5 juta kematian atau sekitar

Page 21: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

2

12,8% dari total semua kematian dan merupakan penyebab kecacatan pada

57 juta orang pertahun atau 3,7% dari seluruh kecacatan. Secara global,

prevalensi peningkatan tekanan darah yang terjadi pada usia lebih dari 25

tahun sebesar 40% pada tahun 2008 (WHO, 2012).

Menurut Hasil Riset Kesehatan Dasar Departemen Kesehatan RI

(2013) prevalensi nasional hipertensi pada penduduk umur 18 tahun keatas

di Indonesia adalah sebesar 25,8%, sedangkan Provinsi Sulawesi Selatan

berada pada urutan kedelapan tertinggi penyakit hipertensi dengan

prevalensi 28,1%. Prevalensi hipertensi di Sulawesi Selatan yang didapat

melalui kuesioner yang didiagnosis tenaga kesehatan sebesar 10,5% sedang

minum obat (Riskesdas, 2013). Berdasarkan data pada Dinas Kesehatan

Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2014 terdapat penderita baru hipertensi

esensial (primer) sebanyak 5.902 kasus, penderita lama sebanyak 7.575

kasus, dengan kematian 65 orang, jantung hipertensi penderita lama 1.687

kasus, penderita baru 1.670 kasus dengan kematian 24 orang, ginjal

hipertensi penderita baru sebanyak 58 kasus, penderita lama sebanyak 34

kasus dengan kematian 5 orang, jantung dan dan hipertensi sekunder

penderita lama sebanyak 2.082 kasus dan penderita baru sebanyak 2.081

kasus dengan kematian 18 orang (Dinkes Provinsi SulSel, 2014).

Berdasarkan Profil kesehatan Kabupaten Toraja Utara 2016 dan 2017 secara

khusus untuk prevalensi penyakit hipertensi pada tahun 2015 yaitu 7,4% dan

Page 22: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

3

tahun 2016 meningkat 7,5%, untuk prevalensi Kecamatan Tikala tahun 2015

yaitu 20,9% dan tahun 2016 sebesar 21% (Profil Kabupaten Torut, 2016).

Menurut Martha (2013) hipertensi adalah masalah yang relatife

terselubung tapi mengandung potensi yang serius sebagai penyebab

masalah kesehatan. Hipertensi adalah awal untuk proses lanjut mencapai

target organ untuk memberi kerusakan yang lebih berarti dan seseorang

dinyatakan hipertensi bila tekanan sistoliknya mencapai diatas 140 mmHg

dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Faktor – faktor yang berperan penting

sebagai penyebab hipertensi antara lain jenis kelamin serta perubahan gaya

hidup seperti merokok, minum alkohol, pola makan tidak seimbang dan

kurangnya aktifitas fisik (Setiawan, 2015).

Penderita hipertensi sangat heterogen dan diderita oleh banyak orang

yang datang dari berbagai sub-kelompok berisiko di dalam masyarakat

khususnya pada laki-laki. Jenis kelamin berpengaruh terhadap kadar hormon

yang dimiliki seseorang. Hormon estrogen yang dominan dimiliki oleh

perempuan diketahui sebagai faktor protektif atau perlindungan pembuluh

darah, sehingga wanita yang belum mengalami menopause dilindungi

hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density

Lipoprotein (HDL). Hal itulah yang menyebabkan penyakit jantung dan

pembuluh darah termasuk hipertensi pada laki-laki yang kadar estrogennya

lebih rendah daripada perempuan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan di Pekanbaru yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara jenis

Page 23: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

4

kelamin dengan kejadian hipertensi dimana jenis kelamin yang paling

banyak menderita hipertensi yaitu pada laki-laki 56,4% (Sapitri, 2016).

Penanganan hipertensi secara umum yaitu secara farmakologis dan

nonfarmakologis. Penanganan secara farmakologik terdiri atas pemberian

obat yang bersifat diuretik, simpatik, betabloker dan vasodilator yang

memperhatikan tempat, mekanisme kerja dan tingkat kepatuhan (Yuliarti,

2011 dalam Ramadi, 2012). Menurut Brasers (2008) penanganan secara

farmakologis dianggap mahal oleh masyarakat, selain itu penanganan

farmakologis juga mempunyai efek samping dan efek samping tersebut

bermacam-macam tergantung dari obat yang digunakan. Penanganan

nonfarmakologis meliputi penurunan berat badan, olahraga secara teratur,

diet renah garam & lemak dan terapi komplementer.

Penanganan secara nonfarmakologis sangat diminati oleh masyarakat

karena sangat mudah untuk dipraktekkan dan tidak mengeluarkan biaya yang

terlalu banyak. Selain itu, penanganan nonfarmakologis juga tidak memiliki

efek samping yang berbahaya tidak seperti penanganan farmakologis,

sehingga masyarakat lebih menyukai nonfarmakologis dari pada secara

farmakologis (Ramadi, 2012). Salah satu dari penanganan nonfarmakologis

dalam menyembuhkan penyakit hipertensi yaitu terapi komplementer. Terapi

komplementer bersifat terapi pengobatan alamiah diantaranya adalah dengan

terapi herbal, terapi nutrisi, relaksasi progresif, meditasi, terapi tawa,

akupuntur, aromaterapi, hydroterapi dan refleksologi. Terapi herbal banyak

Page 24: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

5

digunakan oleh masyarakat dalam menangani penyakit hipertensi

dikarenakan memiliki efek samping yang sedikit (Sustrani, 2007).

Penggunaan tanaman sebagai obat sudah dikenal luas baik di negara

berkembang maupun negara maju. Hal ini semakin diperkuat oleh adanya

pemikiran back to nature serta krisis berkepanjangan yang mengakibatkan

turunnya daya beli masyarakat. Di Asia dan Afrika 70-80% populasi masih

tergantung pada obat tradisional sebagai pengobatan primer. Meluasnya

penggunaan obat tradisional disebabkan kepercayaan masyarakat bahwa

obat tradisional berbahan alami, lebih aman dan tidak menimbulkan efek

samping. Akan tetapi selama ini pengetahuan tentang khasiat obat tradisional

dan keamanan tanaman obat hanya diperoleh melalui informasi secara turun

temurun dari nenek moyang yang belum semuanya belum teruji secara

ilmiah. Untuk itu diperlukan penelitian tentang penggunaan obat tradisional,

sehingga nantinya obat jenis tersebut dapat digunakan dengan aman dan

efektif (WHO, 2002; 2013)

Indonesia sangat kaya akan keanekaragaman hayatinya. Sejak zaman

dahulu, manusia khususnya masyarakat Indonesia sangat mengandalkan

lingkungan sekitarnya untuk memenuhi kebutuhannya salah satunya untuk

obat. Kekayaan alam di sekitar manusia sebenarnya sangat bermanfaat bagi

kehidupan, tetapi belum sepenuhnya digali, dimanfaatkan, atau bahkan

dikembangkan (Silalahi, 2012). Bangsa Indonesia telah lama mengenal dan

menggunakan tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam

Page 25: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

6

menanggulangi masalah kesehatan. Pengetahuan tentang tanaman

berkhasiat obat berdasar pada pengalaman dan keterampilan yang secara

turun temurun telah diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional di Indonesia telah

dilakukan oleh nenek moyang kita sejak berabad-abad. Penggunaan obat

tradisional secara umum dinilai lebih aman daripada penggunaan obat

modern. Hal ini disebabkan karena obat tradisional memiliki efek samping

yang relatif lebih sedikit dari pada obat modern (Sari & Ruma, 2006). Selain

itu obat tradisional memiliki manfaat yang banyak, harganya murah, dan bisa

dipetik kapan saja (Widodo, 2013). Kelebihan obat tradisional lainnya adalah

efek sampingnya yang relatif rendah, satu tanaman bisa memiliki lebih dari

satu efek farmakologi dan sesuai untuk penyakit-penyakit metabolik dan

degeneratif (Larasati, 2012). Pemilihan pengobatan nonfarmokologi juga

terjadi di Amerika, hal ini dibuktikan dalam penelitian pada tahun 2002

dimana masyarakat Amerika juga menggunakan Complementary and

Alternative Medicine (CAM) sebagai pilihan pengobatan, alasannya karena

membantu dalam penyembuhan (54,9%), tertarik untuk mencoba (50,1%),

karena profesional pengobatan konvensional menyarankan untuk mencoba

CAM (26%) dan harganya lebih murah (13%) (Barnes, 2002).

Banyak tumbuh-tumbuhan yang dapat digunakan untuk terapi herbal

dalam pengobatan hipertensi, diantaranya adalah bawang putih, seledri,

bunga rosella, belimbing wuluh dan daun alpukat. Bawang putih kurang

Page 26: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

7

disukai oleh masyarakat karena rasanya yang kurang enak untuk dijadikan

obat. Sedangkan bunga rosella dan belimbing wuluh memiliki rasa asam

yang pada umumnya kurang disukai oleh masyarakat. Daun alpukat memiliki

rasa yang tidak terlalu pahit jika diseduh, namun rasa pahitnya tidak terlalu

melekat dilidah dan dapat dihilangkan dengan meminum sedikit air putih

(Rachdian, 2011).

Berdasarkan penelitian eksperimen yang dilakukan oleh Sulistiawati et

al.,(2015) di Denpasar Selatan. Ditemukan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan antara rata-rata tekanan darah responden pada kelompok kontrol

dan kelompok perlakuan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

pemberian air rebusan daun alpukat (Persea americana Mill) terhadap

penurunan tekanan darah pasien hipertensi. Daun buah alpukat mempunyai

kegunaan sangat beragam untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan

secara tradisional. Tidak hanya buahnya yang bermanfaat untuk kecantikan

kulit, khasiat ramuan alami dari rebusan daun alpukat juga sudah banyak

dipakai untuk pengobatan tradisional penyakit hipertensi dan aman diminum.

Kadar kalium yang sangat tinggi dalam 100 mg ekstrak daun alpukat

yaitu sebanyak 148,92 mg dapat menyebabkan dilastasi pembuluh darah,

sehingga menimbulkan efek antihipertensi (Akusehatku, 2013). Dari

beberapa penelitian sebelumnya seperti yang dilakukan oleh Gusti dan

Setiawan (2014), mereka menyajikan air rebusan daun alpukat (Persea

Americana Mill) untuk pasien hipertensi yang sudah didinginkan. Sedangkan

Page 27: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

8

menurut penelitian yang dilakukan oleh Sy Elmatris dkk,(2012) menggunakan

air hangat untuk menurunkan kadar glukosa dalam darah dan hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa dengan mengkonsumsi air hangat dapat

menurunkan kadar gula darah sewaktu (KDGS) sebanyak 85,82 mg/dl pada

kelompok intervensi selama 14 hari. Dalam hal ini peneliti ingin menyajikan

air rebusan daun alpukat dalam keadaan masih hangat pada saat ingin

dikonsumsi oleh penderita hipertensi.

Tanaman alpukat sangat banyak dikembang biakan di Kabupaten

Toraja Utara sehingga sangat mudah untuk ditemukan di pekarangan warga

karena buahnya diminati oleh warga setempat tetapi daun alpukat (Persea

americana Mill) jarang diketahui manfaatnya oleh warga sebagai salah satu

obat tradisional untuk menurunkan tekanan darah, maka dari itu peneliti ingin

melanjutkan penelitian tersebut untuk melihat pemanfaatan daun alpukat

(Persea americana Mill) dalam menurunkan tekanan darah pasien hipertensi

di wilayah kerja Puskesmas Tikala Kabupaten Toraja Utara.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini peneliti

membuat rumusan masalah sebagai berikut “Apakah pemberian air rebusan

daun alpukat (Persea americana Mill) berpengaruh terhadap penurnunan

tekanan darah pada penderita hipertensi laki-laki di Kecamatan Tikala

Kabupaten Toraja Utara ?

Page 28: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

9

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh pemberian air rebusan daun alpukat (Persea

americana Mill) terhadap penurunan tekanan darah laki-laki hipertensi

umur 20-65 tahun di Kecamatan Tikala Kabupaten Toraja Utara.

2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui karakteristik laki-laki yang menderita hipertensi

umur 20-65 tahun di Kecamatan Tikala Kabupaten Toraja Utara.

2. Untuk mengetahui gambaran tekanan darah penderita hipertensi umur

20-65 tahun sebelum diberikan air rebusan daun alpukat (Persea

americana Mill) di Kecamatan Tikala Kabupaten Toraja Utara.

3. Untuk mengetahui gambaran tekanan darah hipertensi umur a 20-65

tahun sesudah diberikan air rebusan daun alpukat (Persea americana

Mill) di Kecamatan Tikala Kabupaten Toraja Utara.

4. Untuk mengetahui gambaran tekanan darah hipertensi umur 20-65

tahun sebelum dan sesudah diberikan air rebusan daun alpukat

(Persea americana Mill) di Kecamatan Tikala Kabupaten Toraja Utara.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Ilmiah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi

mengenai pengaruh daun alpukat terhadap penurunan tekanan penderita

hipertensi di Kecamatan Tikala Kabupaten Toraja Utara.

Page 29: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

10

2. Manfaat bagi institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi

Dinas Kesehatan dan Puskesmas terkait terutama pemerintah daerah

dalam membuat regulasi/kebijakan penggunaan obat herbal tradisional

dalam pencegahan dan pengobatan hipertensi.

3. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi rekomendasi dan

alternatif kepada masyarakat umum dalam pencegahan dan pengobatan

hipertensi.

Page 30: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Daun Alpukat (Persea americana Mill)

1. Persea americana Mill

Persea americana mill, dengan nama daerah sumatera: avokat,

advokat, apokat, adpokat, bauh pokat, jambo pokat. Jawa timur/tengah:

alpokat. Jawa barat: apuket, alpuket. Lampung: advokat, jamboo

mentega, jamboo pooan, pookat. Tanaman alpukat berasal dari Amerika

Tengah. Tumbuh di daerah tropik dan sub tropik dengan curah hujan

antara 1.800 mm sampai 4.500 mm tiap tahun. Pada umumnya tumbuhan

ini cocok dengan iklim yang sejuk dan basah dan bersuhu dingin tetapi

tidak tahan terhadap suhu tinggi, juga tidak tahan terhadap angin yang

keras dan kelembaban yang rendah pada saat pembentukan buah. Di

indonesia tumbu pada ketinggian tempat antara 1-1.000 m di atas

permukaan laut (BPOM RI, 2007)

Secara morfologi tanaman alpukat merupakan pohon yang

tingginya 3-10 meter, ranting teguh berambut halus. Daun berdesakan di

ujung ranting teguh, bundar telur atau bentuk jorong memanjat, mula-mula

berambut pada kedua belah permukaannya, lama-lama menjadi licin,

panjang 10-20 cm, lebar 3-10 cm, panjang tangkai 1,5-5 cm, warna putih

kekuningan, berambut lurus. Benang sari 12, dalam 4 karangan, yang

paling dalam tidak berfungsi dan berwarna jingga sampai coklat. Buah

Page 31: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

12

berbentuk bola lampu sampai berbentuk bulat telur, panjang 5-20 cm,

lebar 5-10 c, tanpa sisa bunga, warna hijau atau agak kehijauan,

berbintik-bintik ungu sama sekali, harum, berbiji satu berbentuk bola, garis

tengah 2,5-5 cm (Materia Medika Indonesia, 1978).

Gambar 1. Tanaman Alpukat

Tanaman alpukat merupakan salah satu tanaman yang memiliki

manfaat sebagai obat tradisional dan tanaman ini banyak ditemui hampir

di semua daerah di Indonesia . Hampir semua bagian dari tanaman in

memiliki khasiat sebagai sumber obat-obatan. Bagian tanaman alpukat

yang memiliki banyak khasiat adalah bagian daunnya, meskipun bagian

buah juga memiliki kandungan gizi yang tinggi (Nutrient Data, 2011).

Page 32: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

13

Tabel 1. Kandungan gizi alpukat (Persea americana Mill) per 100 gram

Zat Gizi Kadar per 100 gram

Air 73,23 g

Energi 670 kJol (160 kcal)

Karbohidrat 8,53 g

Serat 6,7 g

Lemak 14,66 g

Protein 2 g

Thiamin (Vitamin B) 0,067 mg (5%)

Vitamin C 10 mg (17%)

Vitamin E 2,07 mg

Vitamin K 21,0 mcg

Sumber: USDA National Nutrient Database for Standard Reference, 2011.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Owolabi (2010),

daun alpukat memiliki aktifitas antioksidan dan membantu dalam

mencegah atau memperlambat kemajuan berbagai oksidatif stres yang

berhubungan dengan penyakit. Konsumsi ekstrak daun alpukat diketahui

dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi secara

signifikan, menurunkan kadar glukosa darah serta dapat menurunkan

kadar ureum dan kreatinin pada ginjal. Dalam penelitian yang dilakukan

oleh Ojewole (2007), dinyatakan bahwa daun alpukat berkontribusi

terhadap penurunan tekanan darah melalui efek vasorelaksan yang

dimilikinya.

Page 33: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

14

Berdasarkan penelitian dengan melakukan penapisan fitokimia

yang dilakukan oleh Maryati tahun 2007 menyatakan bahwa daun alpukat

mengandung senyawa flavonoid, tanin katekat, kuinon, saponin, dan

steroid / triterpenoid. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Arukwe

(2012) membuktikan bahwa daun alpukat juga memiliki kandungan

glikosida sianogenik, alkaloid dan fenol (Arukwe et al., 2012).

Tabel 2. Senyawa kimia daun alpukat (Persea americana mill) per100 gram

Senyawa Kimia Kadar per 100 gram

Saponin 1.29±0.08

Tanin 0.68±0.06

Flavonoid 8.11±0.14

Glikosida Sianogenik 0.06±0.02

Alkaloid 0.51± 0.21

Fenol 3.41± 0.64

Steroid 1.21±0.14

Sumber: Arukwe et al, 2012.

Beberapa penjelasan untuk kandungan daun alpukat :0,072

a. Saponin

Saponin diberi nama demikian karena sifatnya yang menyerupai

sabun (bahasa latin sapo berarti sabun). Saponin bisa ditemukan pada

tanaman yang tumbuh liar maupun tanaman yang dipelihara pada

bianatang laut tingkat rendah (flower marine animals)., dalam

beberapa bakteri, namun jarang ditemukan pada tanaman yang

Page 34: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

15

tumbuh liar maupun tanaman yang dipelihara pada binatang laut

tingkat rendah (lower marine animals), dalam beberapa bakteri, namun

jarang ditemukan pada binatang tingkat tinggi (higher animals).

Saponin triterpenoid tersebar luas dalam lebih dari 500 spesies

tanaman seperti kedelai, buncis, teh beet, bunga matahari, ginsen,

bayam, dan beberapa tanaman lain. Sedangkan saponin steroid

terdapat dalam 85 spesies dari genera Agave, Yucca, dan dalam 56

genera yang lain seperti tomat, asparagus, ginseng, dan oat. Dalam

tumbuhan polong, saponin berikatan dengan protein sehingga

ditemukan dalam bagian tumbuhan yang kaya protein sehingga

ditemukan dalam bagian tumbuhan yang kaya protein. Tipe dan jenis

saponin berbeda tergantung berbagai faktor, misalnya spesies, umur

tanaman, dan bagian tanaman. Selain itu juga bisa dipengaruhi oleh

cuaca, macam tanah, sinar matahari, tempat bercocok tanam dan

berbagai faktor yang lain. Dalam satu spesies dimungkinkan

mengandung lebih dari satu macam saponin (Hasan, 2008).

Saponin mempunyai aktifitas farmokologi yang cukup luas

diantaranya meliputi; immunomodulator, anti tumor, anti inflamasi,

antivirus, anti jamur, dapat membunuh kerang-kerang, hipoglikemik,

dan efek hypokholesterol (Sun, 2009). Senyawa saponin memiliki

kemampuan sebagai antiseptik yang berfunsi sebagai pembunuh atau

pencegah tumbuhnya organisme, saponin juga berfunsi untuk

Page 35: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

16

menstimulasi pertumbuhan jaringan baru sehingga akan membantu

mempercepat proses penutupan luka dan penyatuan jaringan kulit,

selain itu regenerasi sel epitel (jaringan luar tubuh), saponin juga dapat

membentuk ikatan kompleks yang tidak larut dengan kolesterol yang

berasala dari makanan, berikatan denga asam empedu membentuk

micelles dan meningkatkan pengikatan kolesterol oleh serat sehingga

kolesterol tidak dapat diserap oleh usus tapi dapat dikeluarkan melaui

kotoran (Prahastuti, 2013).

b. Flavonoid

Flavonoid merupakan kelompok senyawa bioaktif yang secara

luas ditemukan dalam bahan makanan yang berasal dari tumbuhan.

Konsumsi rutin terkait dengan penurunan risiko sejumlah penyakit

kronis, termasuk kanker, penyakit kardiovaskular (CVD) dan gangguan

neurodegenerative. Flavonoid diklasifikasikan menjadi subkelompok

berdasarkan struktur kimianya: flavanon, flavon, flavonol, flavan-3-ols,

anthocyanin dan isoflavon. Flavonoid dalam tubuh manusia berfungsi

sebagai antioksidan sehingga sangat baik untuk mencegah kanker.

Manfaat flavonoid antara lain adalah untuk melindungi strukstur sel,

meingkatkan efektivitas vitamin C, anti inflamasi, mencegah keropos

tulang, dan sebagai antibiotik. Flavonoid dapat berperan secara

langsung sebagai antibiotik dengan mengganggu fungsi dari

Page 36: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

17

mikroorganisme seperti bakteri dan virus, serta mampu untuk

memodulasi beberapa jalur utama enzimatik (Kozłowska, 2014).

Flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol yang terbesar

yang ditemukan di alam dan terkandung pada tumbuhan, baik di daun,

batang, buah maupun bunga. Senyawa flavonoid merupakan senyawa

metabolit sekunder yang terdapat pada tanaman hijau, kecuali alga.

Pada umumnya flavonoid terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi

(Angiospermae) dan terdapat pada hampir semua bagian tanaman.

Sebagai pigmen bunga flavonoid berperan sebagai penarik serangga

yaitu untuk menyerbuk bunga .

Flavonoid juga ditemukan pada tanaman teh, anggur, propolis,

madu, dan hampir mewakili seluruh unsur umum makanan manusia,

flavonoid diketahui telah disintesis oleh tanaman dalam responnya

terhadap infeksi mikroba sehingga efektif secara in vitro terhadap

sejumlah mikroorganisme. Flavonoid pada sejumlah tumbuhan obat

dilaporkan memiliki sifat antibakteri, antioksidan, anti inflamasi,

antialergi, antimutagenik, antiviral, antineoplastik, dan anti trombotik

(Supriyati, 2006). Di Amerika Serikat, asupan flavonoid diperkirakan

mencapai 500-100 mh/hari, tetapi jumlahnya akan lebih tinggi pada

orang yang mengonsumsi senyawa herbal yang mengonsumsi

senyawa herbal yang mengandung flavonoid. Beberapa jenis flavonoid

seperti kalkon, flavon, flavan-3-ol dan falavan-3,4-diol, seluruhnya

Page 37: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

18

merupakan turunan dari produk biosintesis yang tersimpan dalam

jaringan tanaman. Jenis *lain yang diketahui adalah antosianidin,

proantosianidin, flavon, dan flavonol (Cushnie, 2005).

c. Tanin

Tanin adalah kelompok senyawa polifenol yang mempunyai

sifat dalam menyamak kulit. Seperti diketahui bahwa kulit binatang

adalah suatu bahan yang banyak mengandung protein (kolagen)

dimana protein pada umumnya terdapat pada setiap tanaman yang

letak dan jumlahnya bebeda tergantung pada jenis tanaman, umur,

organ dari tanaman itu sendiri. Pada beberapa tanaman, kulit kayunya

banyak mengandung tanin, sedangkan pada tanaman lain tanin

berasal dari getah (lendir yang keluar dari kulit tanaman yang terbuka)

tanaman itu sendiri. Secara menyeluruh tanin akan berkurang selama

proses pematangan dan pendawasaan pada buah-buahan. Pada

jaringan tanaman, semakin tua maka semakin tinggi kandungan

taninnya. Terjadinya penurunan kadar tanin dalam buah sudah tidak

mampu mengendapkan lagi protein, karena polimerisasi,

depolimerisasi, dan okidasi tanin (Winarno, 1981).

d. Alkaloid

Alkaloid, sekitar 5500 telah diketahui yang merupakan golongan

zat tumbuhan sekunder yang terbesar. Banyak sekali alkaloid yang

khas pada suatu suku tumbuhan atau beberapa tumbuhan sekerabat.

Page 38: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

19

Jadi, nama alkaloid sering kali diturunkan dari sumber tumbuhan

penghasilannya. Beberapa tahun lalu sebagian besar sumber alkaloid

adalah pada tanaman berbunga, angiosperma. Pada tahun-tahun

berikutnya penemuan sejumlah besar alkaloid terdapat pada hewan

serangga, organisme laut, mikroorganisme dan tanaman rendah

(Hardjono, 1995).

e. Steroid

Steroid alkohol atau sterol adalah lemak sterol yang merupakan

kelompok steroid. Sterol merupakan bagian yang penting dari

senyawa organik dan sering kali berfungsi sebagai nukleus. Salah satu

jenis sterol, yakni kolesterol mempunyai peranan yang vital bagi

fungsi-fungsi selular dan menjadi subtrat awal (precusor) bagi vitamin

yang larut dalam lemak dan hormon steroid. Keberadaan sterol dalam

tubuh akan menurunkan absorpsi kolesterol di saluran cerna dan

meningkatkan ekskresinya di saluran empedu (Paramawati, 2016).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Babatunde AP tahun 2012

juga membuktikan bahwa daun alpukat memiliki elemen mineral yang

penting manfaatnya bagi kesehatan. Tanaman ini memiliki kandungan

natrium, kalium, kalsium, magnesium, fosfor dan mineral lainnya

(Babatunde, 2012).

Page 39: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

20

Tabel 3. Kandungan mineral daun alpukat (Persea americana Mill) per

100 gram

Senyawa Kimia Kadar per 100 gram

Sodium 80.42±9.12

Calcium 56.13±3.31

Magnesium 75.60±13.31

Phosphorus 48.98±5.50

Potassium 148.92±0.12

Zinc 7.21±2.62

Magnese 4.84±0.13

Sumber: Arukwe et al, 2012.

Daun alpukat memiliki kandungan kalium yang tinggi. Kalium

diperlukan untuk keseimbangan elektrolit dan mengontrol tekanan darah.

Hal ini dapat menjadi dasar penggunaan daun alpukat untuk

menyembuhkan tekanan darah tinggi. Kalsium, magnesium, dan fosfor

juga penting untuk kesehatan manusia. Mineral-mineral tersebut berguna

untuk pembentukan tulang dan gigi, pembentukan bekuan darah,

pembentukan siklik AMP dan second messenger lain, untuk mekanisme

tubuh. Zinc berperan dalam proses penyembuhan luka, besi diketahui

berguna dalam pembentukan heme, sedangkan mangan dan tembaga

digunakan untuk membantu absorbsi besi di dalam tubuh (Arukwe et al.,

2012).

Page 40: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

21

B. Tinjauan Umum Tentang Hipertensi

Menurut Casey (2012) tekanan darah adalah jumlah gaya yang

diberikan oleh darah di bagian dalam pembuluh arteri saat darah dipompa

ke seluruh peredaran darah. Sama halnya dengan Susanto (2010)

menyatakan bahwa tekanan darah tidak pernah konstan dan dapat

berubah drastis dalm hitungan detik, menyesuaikan diri dengan tuntutan

pada saat itu. Tekanan darah dihasilkan oleh kekuatan jantung ketika

memompa darah. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan

penyakit kronik akibat desakan darah yang berlebihan dan hampir tidak

konstan pada pembuluh darah arteri, berkaitan dengan meningkatnya

tekanan pada arterial sistemik, baik diastolik maupun sistolik, atau bahkan

keduanya secara terus-menerus (Dwi, 2016).

1. Etiologi

Hipertensi merupakan tekanan darah diastolik atau sistolik,

ditemukan dalam dua tipe: hipertensi esensial (primer) yang paling sering

terjadi, dan hipertensi sekunder, yang disebabkan oleh penyakit renal

atau penyebab lain yang dapat diidentifikasi. Hipertensi malignan adalah

bentuk hipertensi yang berat, fulminan, dan sering dijumpai pada kedua

tipe hipertensi tersebut. Hipertensi merupakan penyebab utama stroke,

penyakit jantung, dan gagal ginjal (Kowala, 2011)

Hipertensi primer (esensial) biasanya dimulai secara berangsur-

angsur tanpa keluhan dan gejala sebagai penyakit benigna yang secara

Page 41: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

22

perlahan-perlahan berlanjut menjadi keadaan yang melignan. Jika tidak

diobati, kasus-kasus yang ringan sekalipun dapat menimbulkan

komplikasi berat dan kematian. Penanganan hipertensi yang dikelola

dengan cermat, yang meliputi modifikasi gaya hidup serta pemakaian

obat-obatan akan memperbaiki prognosis. Apabila tidak ditangani,

hipertensi memiliki angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Kenaikan

tekanan darah yang berat (krisis hipertensi) dapat berakibat kematian.

Faktor risiko untuk hipertensi primer karena adanya riwayat keluarga, usia

yang bertambah lanjut, dan sleep apnea.

Kewaspadaan klinis pada penderita hipertensi yang sudah lanjut

usia (lansia) yang hanya dapat menderita hipertensi sistolik saja (Istolated

Systolic Hypertension, ISH) dengan tekanan darah sistolik yang tinggi

karena keadaan ateroklerosis menyebabkan pembuluh arteri yang besar

kehilangan kelenturan. Sebelumnya, ISH dianggap sebagai bagian normal

dalam proses penuaan dan tidak perlu diobati. Namun, dalam hasil

penelitian berjudul Systolic Hypertension in the Elderly Program,

ditemukan bahwa pengobatan ISH dengan obat-obatan antihipertensi

dapat menurunkan insidensi stroke, penyakit jantung (PJK), dan gagal

jantung kiri.

2. Patofisiologi

Tekanan darah arteri merupakan produk total resistensi perifer dan

curah jantung. Curah jantung meningkat karena keadaan yang

Page 42: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

23

meningkatkan frekuensi jantung, volume sekuncupnya atau keduanya.

Resistensi perifer meningkat karena faktor-faktor yang meningkatkan

viskositas darah atau yang menurunkan ukuran lumen pembuluh darah,

khususnya pembuluh arteriol. Beberapa teori membantu menjelaskan

terjadinya hipertensi. Teori-teori tersebut meliputi (Kowala, 2011):

a. Perubahan pada bantalan dinding pembuluh darah arteriolar yang

menyebabkan peningkatan resistensi perifer.

b. Peningkatan tonus pada sistem saraf simpatik yang abnormal dan

berasal dari dalam pusat sistem motor, peningkatan tonus ini

menyebabkan peningkatan resistensi vaskuler perifer.

c. Penambahan volume darah yang terjadi karena disfungsi renal atau

hormonal.

d. Peningkatan penebalan dinding arteriol akibat faktor genetik yang

menyebabkan peningkatan resistensi vaskuler perifer.

e. Pelepasan renin yang abnoral sehingga terbentuk angiotensin II yang

menimbulkan konstriksi arteriol dan meningkatkan volume darah.

Hipertensi yang berlangsung lama akan meningkatkan beban kerja

jantung karena terjadi peningkatan resistensi terhadap ejeksi vertikel kiri.

Untuk meningkatkan kekuatan kontruksinya, vertikel kiri mengalami

hipertrofi sehingga kebutuhan jantung akan oksigen dan beban kerja

jantung meningkat. Dilatasi dan kegagalan jantung dapat terjadi ketika

keadaan hipertrofi tidak lagi mampu mempertahankan curah jantung yang

Page 43: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

24

memadai. Karena hipertensi memicu proses aterosklerosis

arterikoronaria, maka jantung dapat memicu proses aterosklerosis arteri

koronaria, maka jantung dapat mengalami gangguan lebih lanjut akibat

penurunan aliran darah ke dalam miokardium sehingga timbul angina

pektoris atau infark miokard. Hipertensi juga menyebabkan kerusakan

pembuluh darah yang semakin mempercepat proses aterosklerosis serta

kerusakan organ, seperti cedera retina, gagal ginjal, stroke, dan

arieurisma serta diseksi aorta.

Patofisiologi hipertensi sekunder berhubungan dengan penyakit

yang mendasari, sebagai contoh:

a. Penyebab hipertensi sekunder yang paling sering adalah penyakit

ginjal kronis. Serangan pada ginjal akibat glomerulonefritis kronis atau

stenosis arteri renalis akan menganggu ekskresi natrium, sistem renin-

angiotensin-aldosteron, atau perfusi renal sehingga tekanan darah

meningkat.

b. Pada sindrom Cushing, peningkatan kadar kortisol akan menaikkan

tekanan darah melalui peningkatan retensi natrium renal, kadar

angiotensin II, dan respons vaskuler terhadap norepinefrin.

c. Pada aldosteronisme primer, penambahan volume intravaskuler,

perubahan konsentrasi natrium dalam dinding pembuluh darah, atau

kadar aldosteron yang terlampau tinggi menyebabkan vasokonstriksi

dan peningkatan resistensi.

Page 44: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

25

d. Feokromositoma merupakan tumor sel kromafin mendula yang

menyekresi epinefrin dan norepinefrin. Epinefrin meningkatkan

kontraktilitas dan frekuensi jantung sementara norepinefrin

meningkatkan resitensi vaskuler perifer.

3. Tanda dan Gejala

Meskipun hipertensi sering tanpa gejala (aimptomatik), namun tanda

klinis berikut ini dapat terjadi (Kowala, 2011):

a. Hasil pengukuran tekanan darah yang menunjukkan kenaikan pada

dua kali pengukuran secara berurutan sesudah dilakukan pemeriksaan

pendahuluan, untuk kasus pada penderita yang memiliki umur lanjut

(lansia) yang memiliki sela auskultatori yang lebar, sela antara bunyi

korotkoff pertama dan bunyi berikutnya, maka jika manset alat

tensimeter tidak dipompa cukup tinggi, bunyi pertama dapat terlewati

sehingga terjadi hasil pengukuran tekanan sistolik di bawah nilai yang

diperkirakan. Untuk menghindari agar bunyi korotkoff pertama tidak

terlewati, lakukan dahulu palpasi denyut nadi radialis dan kemudian

manset tensimeter dipompa sampai kurang lebih 20 mm di atas saat

denyut nadi menghilang.

b. Nyeri kepala oksipital (yang bisa semakin parah pada saat bangun di

pagi hari karena terjadi peningkatan tekanan intrakranial): nausea, dan

vomitus dapat pula terjadi.

Page 45: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

26

c. Epistaksis yang mungkin terjadi karena kelainan vaskuler akibat

hipertensi.

d. Bruitis (bising pembuluh darah yang dapat terdengar didaerah aorta

abdominalis atau arteri karotis, arteri renalis dan femoralis);

bisingpembuluh darah ini disebabkan oleh stenosis atau aneurisma.

e. Perasaan pening, bingung, dan keletihan yang disebabkan oleh

penurunan perfusi darah akibat vasokontruksi pembuluh darah.

f. Penglihatan yang kabur akibat kerusakan retina.

g. Nokturia yang disebabkan oleh peningkatan aliran darah ke ginjal dan

peningkatan filtrasi oleh glomerulus.

h. Endema yang disebabkan oleh peningkatan tekanan kapiler.

4. Regulasi Tekanan Darah

Hipertensi dapat terjadi karena gangguan pada salah satu

mekanisme intrinsik sebagai berikut (Kowala, 2011):

a. Sistem Renin-angiotensin

Sistem renin-angiotensin bekerja untuk meningkatkan tekanan

darah melalui mekanisme ini:

1) Deplesi natrium, penurunan tekanan darah, dan dehidrasi

menstimulasi pelepasam renin.

2) Renin bereaksi dengan angiotensin yang merupakan enzim hati dan

mengubahnya menjadi angitensin I yang meningkatkan preload

serta afterload.

Page 46: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

27

3) Angitensin I berubah menjadi angitensin II di dalam paru-paru,

angitensin II merupakan vasokonstriktor poten yang target kerjanya

adalah arteriol.

4) Angitensin II bekerja untuk meningkatkan preload dan afterload

dengan menstimulasi korteks adrenal agar menyekresi aldosteron;

ini meningkatkan volume darah dengan menahan natrium dan air.

b. Autoregulasi

Bebarapa mekanisme intrinsik bekerja untuk mengubah diameter

arteri guna mempertahankan perfusi jaringan dan organ sekalipun

terjadi fluktuasi pada tekanan darah. Mekanisme ini meliputi relaksasi

stres dan perpindahan cairan kapiler.

1) Pada relaksasi stres, pembuluh darah secara berangsur berdilatasi

mengurangi resistensi perifer terjadi peningkatan tekanan darah.

2) Pada perpindahan cairan kapiler, plasma mengalir antara pembuluh

darah dan ruang ekstravaskuler untuk mempertahankan volume

intravaskuler.

c. Sistem Saraf Simpatik

Ketika terjadi penurunan tekanan darah, baroreseptor dalam arkus

aorta dan sinus karotikus akan mengurangi inhibisinya pada pusat

vasomotor dalam medula oblongata. Peningkatan stimulasi saraf

simpatik yang ditimbulkan oleh norepinefrin pada jantung akan

meningkatkan curah jantung dengan menambah kekuatan kontraksi

Page 47: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

28

jantung sehingga terjadi kenaikan frekuensi jantung dan peningkatan

resistensi perifer karena vasokonstriksi. Stres dapat pula menstimulasi

sistem saraf simpatik untuk meningkatan curah jantung dan resistensi

vaskuler perifer.

d. Hormon Antidiuretik

Pelepasan hormon antidiuretik dapat meregulasi hipotensi melalui

peningkatan reabsorpsi air oleh ginjal. Dengan terjadinya reabsorpsi,

volume plasma darah meningkat sehingga terjadi kenaikan tekanan

darah.

5. Klasifikasi Hasil Pengukuran Tekanan Darah

Pada tahun 1997, National Institutes of Health mempublikasikan

suatu metode hasil revisi untuk mengklasifikasikan tekanan darah

berdasarkan stadiumnya. Kategori sebelumnya-ringan, sedang, berat dan

sangat berat, masing-masing diganti dengan stadium satu hingga empat.

Penggantian kategori ini sebagian dilakukan karena istilah “ringan” dan

“sedang” yang lama tidak berhasil menyampaikan dampak sebenarnya

tekanan darah tinggi pada risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler.

Kategori yang sudah direvisi ini didasarkan pada hasil rata-rata dua kali

pengukuran atau lebih pada kunjungan terpisah sesudah pemeriksaan

skrining pendahuluan. Klasifikasi kategori tersebut diterapkan pada

dewasa berusia 18 tahun atau lebih dan belum menggunakan obat-

obatan antihipertensi serta belum mengalami sakit yang akut (Jika hasil

Page 48: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

29

pengukuran tekanan sistolik dan diastolik tergolong ke dalam kategori

yang berbeda, gunakan hasil pengukuran tertinggi untuk

mengklasifikasikan hasil pengukuran tersebut. Sebagai contoh, hasil

pengukuran 160/92 mmHg harus diklasifikasikan sebagai stadium 2

(Kowala, 2011).

Tekanan darah optimal sehubungan dengan risiko kardiovaskuler

adalah tekanan sistolik <120 mmHg dan tekanan diastolik < 80 mmHg.

Hipertensi sistolik tersendiri (isolated systolic hypertension) merupakan

keadaan hipertensi dengan tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan

tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Di samping klasifikasi stadium

hipertensi berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah rata-rata, dokter

harus pula memperhatikan penyakit pada target organ dan faktor risiko

tambahan. Sebagai contoh, seseorang pasien diabetes dan hipertrofi

vertikel kiri dengan tekanan darah 144/98 mmHg harus diklasifikasi

sebagai “hipertensi stadium I disertai penyakit pada target organ

(hipertropi vartikel kiri) dan faktor risiko utama lain diabetes (Kowala,

2011).

Untuk klasifikasi Hipertensi berdasarkan The Joint nasional

Comitte on Prevention, Detection evaluation, and Treatment of High

Bloodpressure (JNC VI) dan WHO/International Society of Hypertension

guidelines subcommittes menyatakan bahwa tekanan darah sistolik dan

diastolik keduanya digunakan untuk klasifikasi hipertensi, dimana sistol

Page 49: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

30

diastolik terdiagnosis apabila TDS ≥ 140 mmHg dan TDD ≥ 90 mmHg.

Hipertensi sistolik terisolasi (HST) adalah bila TDS ≥ 140 mmHg dengan

TDD < 90 mmHg (Kowala, 2011).

Tabel 4. Kalsifikasi tekanan darah (mmHg) menurut WHO

Kategori Sistolik Distolik

Optimal < 120 mmHg < 80 mmHg

Normal < 130 mmHg < 85 mmHg

Normal tinggi atau Pra-Hipertensi 130-139 mmHg 85- 89 mmHg

Hipertensi

Hipertensi derajat 1 (ringan) 140-159 mmHg 90-99 mmHg

Sub kelompok (borderline) 140-149 mmHg 90-94 mmHg

Hipertensi derajat 2 (sedang) 160-179 mmHg 100-109 mmHg

Hipertensi derajat 3 (berat) ≥ 180 mmHg ≥ 110

Hipertensi sistolik terisolasi ≥ 140 mmHg <90 mmHg

Sub kelompok (borderline) 140-149 mmHg <90 mmHg

Sumber: Kowala, 2011.

Dalam pengukuran tekanan darah ada beberapa hal yang perlu

diperhatrikan, yaitu (Gunawan, 2007) :

a) Pengukuran tekanan darah boleh dilaksanakan pada posisi duduk

ataupun berbaring. Namun yang penting lengan tanga harus dapat

diletakkan dengan santai.

b) Pengukuran tekanan darah dalam posisi duduk, akan memberikan

angka yang agak lebih tinggi dibandingkan dengan posisi berbaring

meskipun selisihnya relatif kecil.

Page 50: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

31

c) Tekanan darah juga dipengaruhi kondisi saat pengukuran. Pada orang

yang bangun tidur, akan didapatkan tekanan darah paling rendah.

Tekanan darah yang diukur setelah berjalan kaki aktifitas fisik lain

akan memberi angka yang lebih tinggi. Di samping itu, juga tidak boleh

merokok atau minum kopi karena merokok atau minum kopi akan

menyebabkan tekanan darah sedikit naik.

d) Pada pemeriksaan kesehatan, sebaiknya tekanan darah diukur 2 atau

3 kali berturut-turut, dan pada detakan yang terdengar tegas pertama

kali mulai dihitung. Jika hasilnya berbeda maka nilai yang dinilai

adalah nilai yang terendah.

e) Ukuran manset harus sesuai dengan lingkar lengan bagian

mengembang harus melingkari 80% lengan dan mencakup lengan.

6. Faktor Risiko Hipertensi

Ada banyak hal yang berkontribusi terhadap individu mengalami

tekanan darah tinggi. Hal-hal ini secara kolektif disebut faktor risiko.

Banyak penyakit memiliki faktor risiko penting, tidak terkecuali penyakit

hipertensi.

a. Faktor yang tidak dapat dikontrol

1) Riwayat Keluarga

Peran faktor genetik terhadap timbulnya hipertensi terbukti

dengan ditemukannya gen resesif dari orang tua penderita

hipertensi yang diturunkan kepada generasi berikutnya. Penurunan

Page 51: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

32

sifat baku tersebut dapat langsung menurun kepada anak-anaknya

dan generasi selanjutnya, angka probabilitasnya tidak dapat

dipastikan secara matematis, tetapi kecenderungan untuk

menurunkan sifat resesif tersebut ada. Jika orangtua atau saudara

sekandung merupakan penderita hipertensi, maka anak atau

saudara dari penderita tersebut berpeluang besar untuk mengalami

penyakit yang sama. Begitu juga pada bayi yang dilahirkan oleh ibu

yang mengalami hipertensi gestantional (hipertensi yang terjadi saat

masa kehamilan), ketika dewasa berisiko tinggi mengalami

hipertensi (Lingga, 2012).

Hipertensi juga terbukti dipengaruhi oleh peran faktor genetik

terbukti dengan ditemukannya kejadian bahwa hipertensi lebih

banyak pada kembar monozigot (satu sel telur) daripada heterozigot

(berbeda sel telur). Seorang penderita yang mempunyai sifat

genetik hipertensi primer (esensial) apabila dibiarkan secara

alamiah tanpa intervensi terapi, bersama lingkungannya akan

menyebabkan hipertensinya berkembang dan dalam waktu sekitar

30-20 tahun akan timbul tanda dan gejala (Qiu et al., 2003)

Penelitian yang dilakukan oleh Nasta (2015) juga

membuktikan bahwa penderita hipertensi yang memiliki riwayat

keluarga dengan penyakit hipertensi menunjukkan nilai yang

signifikan sebagai faktor risiko hipertensi (p <0,0001, Odds ratio

Page 52: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

33

2.31) dari total sampel hipertensi, 66,5% memiliki riwayat keluarga

hipertensi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

sapitri tahun 2016, menunjukkan bahwa mayoritas responden

hipertensi keluarga sebanyak 71,8%. Keluarga yang memiliki

hipertensi dan penyakit jantung meningkatkan risiko hipertensi 2

sampai 5 kali lipat (Nasta, 2015)

2) Umur

Hipertensi tidak pandang bulu siapa saja dapat mengalaminya,

penyakit ini umumnya dialami oleh orang dewasa, namun oleh

sebab tertentu anak-anak juga dapat mengalami hipertensi misalnya

karena kondisi bawaan terkait dengan ketidakmampuan tubuhnya

menghasilkan nitrogen monoksida atau karena mengalami kelainan

ginjal. Secara alamiah, tekanan darah anak-anak lebih rendah

daripada tekanan darah orang dewasa. Tekanan darah tersebut

akan meningkatkan sejalan dengan pertambahan usia. Anak usia 8-

12 tahun setiap tahun mengalami peningkatan tekanan darah

sistolik sebesar 0,44 mmHg dan tekanan darah diastolik sebesar

2,90 mmHg dan tekanan darah diastolik sebesar 2,90 mmHg.

Sementara itu remaja berusia 13-17 tahun mengalami peningkatan

tekanan darah sistolik sebesar 0,33 mmHg per tahun dan tekanan

darah diastolik sebesar 1,81 mmHg per tahun. Tidak hanya orang

Page 53: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

34

dewasa para remaja juga berpotensi mengalami tekanan darah

tinggi. (Lingga, 2012).

Lingga (2012) juga mengungkapkan bahwa risiko hipertensi

memiliki hubungan linear dengan pertambahan usia dimana

hipertensi umumnya dialami oleh orang tua karena pertambahan

usia menyebabkan tekanan darah meningkat dan berpotensi

mengalami hipertensi. pada usia paruh baya, pria memiliki

kecenderungan hipertensi lebih besar daripada wanita. Namun,

setelah memasuki usia 60 tahun, wanita lebih berisiko menderita

hipertensi ketimbang pria. Risiko hipertensi berjalan sesuai

pertambahan usia. Sebuah studi epidemiologi Framingham Heart

Prevention berhasil mendata risiko hipertensi manula di seluruh

dunia. Hasilnya terungkap, individu dewasa yang berusia di bawah

60 tahun, 27% di antaranya mengalami tekanan darah tinggi

dengan tekanan darah rata-rata 140-90 mmHg, sedangkan 20%

dari mereka memiliki tekanan darah sebesar 160/100 mmHg.

Sementara itu, pada individu yang berusia lebih dari 80 tahun,

hanya 7% yang memiliki tekanan darah normal. Sebagian besar dari

mereka adalah penderita hipertensi dengan tekanan darah rata-rata

160/100 mmHg. Sedangkan menurut Tambayong (2000) berikut ini

merupakan klasifikasi tekanan darah seseorang berdasarkan

kelompok umur :

Page 54: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

35

Tabel 5. Kalsifikasi tekanan darah menurut kelompok umur

No. Kelompok Umur Normal (mmHg) Hipertensi

(mmHg)

1. Bayi 80/40 mm Hg

90/60 mm Hg

2. Anak 7-11 tahun 100/60 mmHg 120/80 mmHg

3. Remaja 12-17tahun 115-70 mmHg 130/80 mmHg

4. Dewasa awal 20-45

tahun

120-125/75-80

mmHg

135/ 90 mmHg

5. Dewasa akhir 45-65

tahun

135-140/85 mmHg 140-160/90-95

mmHg

6. Lansia > 65 tahun 150/85 mmHg 160/95 mmHg

Sumber: Tambayong Jan, 2000.

3) Jenis Kelamin

Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria hampir sama dengan

wanita. Namun wanita terlindungi dari penyakit kardiovaskuler

sebelum monopouse. Wanita yang belum mengalami monopouse

dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam peningkatan

kadar High Density Lipoprotein (HDL). Menurut penelitian dari Saptri

tahun 2016, menunjukkan bahwa ada hubungan antara jenis

kelamin dengan kejadian hipertensi. Jenis kelamin terbanyak pada

laki-laki 56,4%. Penelitian yang juga dilakukan oleh Evertt (2015) di

Amerika menunjukkan bahawa laki-laki lebih banyak menderita

Page 55: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

36

penyakit hipertensi karena kesadaran pria untuk menjaga kesehatan

dan memeriksakan diri ke pusat kesehatan lebih rendah, sedangkan

wanita lebih memiliki kesadaran untuk menjaga kesehatan melalui

pola hidup dan lebih rutin untuk memeriksakan kesehatan mereka

sebagai pencegahan dini dan mengurangi risiko penyakit

kardiovaskular (Everett & Zajacova, 2016).

Berdasarkan data profil kesehatan Sulawesi Selatan tahun

2014, perempuan yang datang kepusat kesehatan dan

memeriksakan tekanan darahnya sebanyak 41,89% dibandingkan

dengan laki-laki hanya 37%. Sedangkan khusus untuk kabupaten

toraja utara sendiri, perempuan yang datang ke tempat-tempat

kesehatan dan memeriksakan tekanan darah mereka lebih banyak

yaitu 72% dibanding laki-laki yang hanya 58% (Dinkes Provinsi

SulSel, 2014)

4) Etnis

Faktor etnis yang diperkirakan sebagai salah satu penyebab

hipertensi sampai saat ini belum didefenisikan berperan dalam

tekanan darah tinggi. Etnis disertakan hampir pada semua faktor

risiko tekanan darah tinggi dan ada kemungkinan didasari karena

beberapa komponen genetika karena gen dari ras tertentu memiliki

kecenderungan yang tinggi untuk menjadi penderita hipertensi. Ras

yang membawa gen resesif kuat terkait hipertensi adalah ras Afrika

Page 56: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

37

dan Afrika-Amerika, pada sebuah studi epidemiologi

mengungkapkan fakta bahwa ras keturunan Afrika-Amerika memiliki

risiko hipertensi sebesar 31,6%, ras Hispanik sebesar 19%, Asia

sebesar 16%, dan kulit putih sebesar 20,5%, dimana ras Afrika-

Amerika yang memiliki gen resesif tersebut terhadap makanan dan

stress neurologi (Lingga, 2012).

b. Faktor yang tidak dapat dikontrol

1) Obesitas

Salah satu pemicu percepatan hipertensi adalah obesitas. Pada

anak-anak yang mengalami obesitas, 30% dari mereka mengalami

tekanan darah tinggi ketika beranjak dewasa. Bagi anak-anak yang

sering mengalami tekanan darah tinggi. Saat dewasa kelak,

mereka berpeluang besar menderita hipertensi. risiko tersebut

semakin besar jika memiliki garis keturunan penderita hipertensi

(Lingga, 2012).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mannan tahun

2012, obesitas merupakan keadaan kelebihan berat badan sebesar

20% atau lebih dari berat badan ideal. Obesitas mempunyai

korelasi positif dengan hipertensi. Anak-anak remaja yang

mengalami kegemukan cenderung mengalami hipertensi, diduga

meningkatnya berat badan normal relatif sebesar 10 %

mengakibatkan kenaikan tekanan darah 7 mmHg. Penyelidikan

Page 57: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

38

epidemiologi membuktikan obesitas merupakan ciri khas pada

populasi pasien hipertensi. curah jantung dan volume darah pasien

obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingkan penderita

yang mempunyai berat badan normal dengan tekanan darah yang

setara. Akibat obesitas, para penderita cenderung menderita

penyakit kardiovaskuler, hipertensi dan diabetes mellitus (Mannan,

2012). Hal ini juga dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan

oleh sapitri di Kota Pekanbaru menunjukkan bahwa orang dengan

obesitas (IMT>25) berisiko menderita hipertensi sebesar 6,47 kali

dibanding dengan orang yang tidak obesitas (Sapitri, 2016).

2) Pola Asupan Garam

Garam merupakan faktor penting dalam pathogenisis hipertensi.

hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa

dengan asupan garam rendah. Apabila asupan garam antara 5-15

g/hr prevalensi hipertensi meningkat menjadi 15-20%. Menurut

Depkes RI, klasifikasi dari banyaknya asupan natrium yang

dikonsumsi sehari-hari yaitu tinggi; jika ≥6 gr sehari atau >3 sdt dan

normal: jika <6 gr sehari atau ≤3 sdt. Hal ini sejalan dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Raihan di Pesisir Rumbai

Kabupaten Pekanbaru, menunjukkan bahwa terdapat hubungan

bermakna antara pola asupan garam dengan kejadian hipertensi

(Raihan, 2014).

Page 58: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

39

Pengaruh asupan garam terhadap hipertensi terjadi melalui

peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah.

Konsumsi garam yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gr/hr yang

setara dengan 110 mmol natrium atau 2400 mg/hr, asupan natrium

yang tinggi dapat menyebabkan tubuh meretensi cairan sehingga

meningkatkan volume darah (Armilawaty, 2007). Sedangkan

berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, dari data yang diperoleh

terdapat peningkatan konsumsi makanan berisiko seperti makanan

asin >1 sehari, dari tahun 2007 sebesar 24,5% hingga tahun 2013

sebanyak 26,2%.

Hal ini juga dibuktikan pada studi epidemiologi klinik yang

menyatakan bahwa natrium yang berlebihan merupakan faktor

risiko hipertensi dimana kelompok yang diberikan asupan sodium

rendah mengalami penurunan tekanan darah sistolik dengan 0,844

mmHg dan tekanan darah diastolik 0,87 mmHg. Beberapa

organisasi kesehatan utama termasuk Departemen Pertanian

Amerika Serikat, Departemen Kesehatan dan Layanan Manusia,

Akademi Gizi dan Diet, dan Organisasi Diabetes di Amerika

memberikan rekomendasi konsensus bahwa manusia harus

membatasi diri untuk 1500 mg asupan natrium, dengan tidak lebih

dari 2.300 mg per hari. Selain itu, untuk beberapa populasi khusus,

asupan natrium yang berlebihan dapat dikaitkan dengan hasil

Page 59: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

40

kesehatan yang lebih buruk dan potensi efek sampingnya dapat

mengakibatkan perubahan yang tidak sehat di tingkat lipid darah

dan katekolamin, dan penurunan fungsi ginjal (Yuan, 2016).

3) Alkohol

Salah satu faktor risiko dari penyakit hipertensi adalah konsumsi

alkohol. Konsumsi alkohol di dunia menyebabkan kematian lebih

dari 3,3 juta orang setiap tahunnya atau 5,9% dari semua kematian

(WHO, 2014). Menurut Hasil Riskesdas tahun 2007 di Indonesia

prevalensi konsumsi alkohol nasional adalah 4,6%, pada laki-laki

8,8% dan perempuan 0,5%. Mengkonsumsi alkohol Darah akan

menjadi kental sehingga jantung akan dipaksa bekerja lebih kuat

lagi agar darah yang sampai ke jaringan mencukupi. Begitu juga

dengan mengkonsumsi alkohol secara berlebihan akan

meningkatkan syaraf simpatis karena dapat meransang sekresi

Conticotropin Releasing Hormeone (CHR) yang berujung pada

peningkatan tekanan darah (Komaling, 2013)

4) Merokok

Faktor risiko penyakit hipertensi lainnya adalah merokok. Dari

Hasil Riskesdas tahun 2013 tampak bahwa proporsi terbanyak

perokok aktif setiap hari pada umur 30-34 tahun sebesar 33,4 %,

umur 35-39 tahun 32,2 %, sedangkan proporsi perokok setiap hari

pada laki-laki lebih banyak di bandingkan perokok perempuan

Page 60: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

41

(47,5% banding 1,1%). Menurut Siteopeo (1997) merokok

merupakan salah satu penyebab dari hipertensi. Rokok yang

dihisap dapat mengakibatkan peningkatan tekanan darah. Rokok

akan mengakibatkan vasokontriksi pembuluh darah perifer dan

pembuluh diginjal sehingga terjadi peningkatan tekanan darah.

Merokok sebatang setiap hari akan meningkatkan tekanan sistolik

10-25 mmHg dan menambah detak jantung 5-20 kali permenit.

Merokok secara aktif maupun pasif pada dasarnya menghisap

CO(karbonmonoksida) yang bersifat merugikan yaitu menyebabkan

pasokan oksigen kejaringan menjadi berkurang. Sel tubuh yang

kekurangan oksigen akan berusaha memenuhi oksigen melaui

kompensasi pembuluh darah dengan jalan menciut atau spasme

dan mengakibatkan meningkatnya tekanan darah. Bila proses

spasme berlangsung lama dan terus menerus maka pembuluh

darah akan mudah rusak dengan terjadinya proses atrosklerosis

(Ramadi, 2012)

Sedangkan pada pasien hipertensi yang bukan perokok,

tekanan darah tinggi dapat disebabkan karena faktorgenetik, defek

dalam sekresi Na, peningkatan Ca dan Na intravaskuler, obesitas,

penyakit ginjal dan faktor resiko lainnya yang menyebabkan

peningkatan tekanan darah. Walaupun etiologi hipertensi antara

Page 61: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

42

perokok dan bukan perokok berbeda, namun secara umum

penanganan hipertensi secara umum tetap sama (Ramadi, 2012).

5) Stres

Stres diyakini memiliki hubungan dengan memiliki hubungan

dengan hipertensi. Hal ini karena melalui aktivitas syaraf simpatis

yang dapat meningkatkan tekanan darah secara intermiten.

Disamping itu juga dapat merangsang kelenjar anak ginjal

melepaskan hormon adrenalin dan memicu jantung berdenyut lebih

cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah akan meningkat.

Jika sterss berlangsung cukup lama, tubuh akan berusaha

mengadakan penyesuian sehingga timbul kelainan organis atau

perubahan patologis. Gejala yang akan muncul berupa hipertensi

atau penyakit maag. Stress dapat meningkatkan darah untuk

sementara waktu dan bila stress sudah hilang tekanan darah bisa

normal kembali (Lingga, 2012). Hasil penelitian yang dilakukan oleh

Rong menunjukkan bahwa orang yang stress diakibatkan karena

status pekerjaan yang berat berisiko 1,09 kali untuk menderita

hipertensi (Li et al., 2017)

7. Pencegahan dan pengobatan Hipertensi

Departemen Kesehatan tahun 2006 mencanakan tentang

pentingnya pencegahan dan pengobatan hipertensi yang bertujuan untuk

menurunkan mortalitas dan morbiditas yang berhubungan dengan

Page 62: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

43

hipertensi. Mortalitas dan morbiditas ini berhubungan dengan kerusakan

organ target misalnya kejadian kardiovaskuler atau serebrovaskuler,

gagal jantung, dan penyakit ginjal (Departemen Kesehatan RI, 2006).

a. Terapi farmakologi

Penanganan berdasarkan National Institutes of Health

merekomendasikan pendekatan berikut ini dalam penanganan

hipertensi primer untuk terapi farmakologi maka pasien yang

menderita hipertensi memulai denga terapi obat. Terapi obat bersifat

individu dan diarahkan oleh penyakit yang menyertai. Obat-obat yang

disukai meliputi prepatur duretik, inhibitor ACE, atau beta-bloker.

Semua obat ini terbukti efektif untuk menurunkan angka morbiditas

kardiovaskuler. Jika pengobatan dengan preparat diuretik, inhibitor

ACE, atau beta-bloker tidak efektif atau tidak bisa diterima, dokter

dapat meresepkan preparat antagonis kalsium, penyekat reseptor–

alfa, atau penyekat alfa-beta. Meskipun efektif untuk menurunkan

tekanan darah, obat-obat ini belum terbukti efektif menurunkan angka

morbiditas dan mortalitas. Jika melalui pengobatan tersebut pasien

dengan hipertensi belum mengalami penurunan tekanan darah yang

diinginkan atau tidak mengalami kemajuan yang berarti, tingkatkan

dosis obat atau ganti obat dari golongan yang berbeda, dan jika

penanganan tersebut belum berhasil untuk menurunkan tekanan

darah pasien hipertensi sesuai yang diinginkan atau tidak mengalami

Page 63: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

44

kemajuan yang berarti maka tambahkan pengobatan dengan preparat

kedua atau dengan preparat ketiga atau dengan preparat diuretik (jika

golongan ini belum diberikan), preparat kedua atau ketiga dapat

berupa preparat vasadilator, antagonis-alfa, antagonis neuron

adrenergik yang kerjanya perifer, inhibitor ACE atau penghambat

kanal kalsium (Kowala, 2011).

Penanganan hipertensi sekunder berfokus pada koreksi

penyebab yang mendasari dan pengendalian efek hipertensi. secara

khas kegawatan hipertensi memerlukan pemberian obat-obatan

golongan vasodilator atau inhibitor adrenergik secara perenteral atau

pemberian per oral obat pilihan seperti nifedipine, kaptopril, klonidin,

atau labetalol untuk menurunkan tekanan darah dengan cepat. Tujuan

awal adalah penurunan tekanan darah arterial rat-rata sampai tidak

lebih dari 25% (dalam waktu beberapa menit hingga beberapa jam),

kemudian penurunan lebih lanjut hingga tekanan dicapai 160/110

mmHg dalam waktu dua jam seraya menghidari penurunan tekanan

darah yang berlebihan karena keadaan ini dapat menimbulkan iskemia

renal, selebral, atau miokard. Contoh–contoh kegawatan hipertensi

meliputi ensefalopati hipertensi, perdarahan intrakranial, gagal jantung

kiri yang akut, disertai edema paru dan aneurisma aorta dssecting.

Kegawatan hipertensi juga menyertai keadaan eklamsia atau

hipertensi berat yang ditimbulkan oleh kehamilan, angina tidak stabil,

Page 64: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

45

dan infark akut miokard. Hipertensi tenpa gejala yang menyertai

ataupun tanpa penyakit pada organ target jarang memerlukan terapi

atau pengobatan kedaruratan (Kowala, 2011).

b. Terapi non farmakologis

Pengobatan non farkomologis sama pentingnya dengan

pengobatan farmokologis, pengobatan non farmokolgis juga

bermanfaat pada pengobatan hipertensi, terapi non farkomologis

merupakan penanganan awal sebelum penmbahan obat-obatan

hipertensi, disamping perlu diperhatikan oleh seorang yang sedang

dalam terapi obat, pada pasien hipertensi yang terkontrol, pendekatan

non farmokologis ini dapat membantu pengurangan dosis obat pada

sebagian penderita. Menurut National Institutes of Health

merekomendasikan penanganan pasien hipertensi dengan modifikasi

gaya hidup yang meliputi penurunan berat badan melaui diet rendah

garam atau kolesterol karena dengan mengurangi berat badan dapat

pula mengurangi beban kerja jantung sehingga kecepatan denyut

jantung dan volume sekuncup juga berkurang. Pengurangan asupan

alkohol dan berhenti merokok juga sangat penting, berhenti merokok

penting untuk mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena asap

rokok diketahui menurunkan aliran darah ke berbagai organ dan dapat

meningkatkan kerja jantung (Kowala, 2011). Latihan fisik secara

teratur merupakan salah satu cara dalam penanganan penyakit

Page 65: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

46

hipertensi secara non farmakologi, latihan fisik sangat berpengaruh

bagi penyandang hipertensi dalam meningkatkan imunitas tubuh

setelah latihan teratur, mengatur kadar glukosa darah, mencegah

kegemukan, meningkatkan sensitivitas reseptor insulin, menormalkan

tekanan darah serta meningkatkan kemampuan kerja. Senam aerobik

dapat membantu memperbaiki profil lemak darah, menurunkan

kolesterol total, Low Density Lipoprotein (LDL), trigliserida dan

menaikkan High Density Lipoprotein (HDL) serta memperbaiki sistem

hemostatis dan tekanan darah (Lumempouw, 2016)

Salah satu penanganan hipertensi secara non farkomologi

termasuk juga terapi komplomenter salah satu dari terapi

komplementer yaitu terapi herbal yang pengobatannya menggunakan

bahan-bahan alami yang ada disekitar kita. Pengobatan ilmiah

biasanya tidak memiliki efek samping tetapi pengobatannya tidak bisa

secara langsung, perlu kesabaran, ketelatenan, dan manfaatnya akan

kelihatan dalam jangka waktu panjang. Namun pengobatan ini lebih

aman, ekonomis dan disukai banyak orang, bahan-bahan alami yang

yang dengan kandungannya dapat mengobati hipertensi salah satunya

adalah daun alpukat (Persea Americana miller), pemanfaatan bahan

herbal untuk pengobatan dapat dilakukan dengan berbagai cara

seperti diseduh, dibuat ekstrak, dan dan direbus (Margowati, 2016).

Penyajian air daun alpukat yang dilakukan oleh beberapa peneliti

Page 66: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

47

disajikan dalam keadaan dingin, sedangkan menurut penelitian yang

dilakukan oleh Sy Elmatris dkk,(2012) mengkonsumsi air hangat

sangat bermanfaat dalam menurunkan kadar gula dalam darah karena

dengan banyak minum air hangat akan mempercepat toxin atau racun

keluar melalui keringat dan urin begitu juga halnya dengan kadar

natrium dalam darah. Hal ini disebabkan karena dengan meminum air

hangat, air akan lebih cepat diserap oleh lambung begitu juga dengan

kaandungan kimia dan mineral dalam rebusan air daun alpukat yang

masih hangat akan lebih cepat diserap di dalam tubuh untuk

menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Secara ilmiah

air hangat mempunyai dampak fisiologi bagi tubuh. Pertama

berdampak pada pembuluh darah dimana hangatnya air membuat

sirkulasi darah menjadi lancar, yang kedua adalah faktor pembebanan

di dalam air yang akan menguatkan otot-otot dan ligament yang

mempengaruhi sendi tubuh.

C. Mekanisme Antihipertensi Senyawa Kimia dan Mineral Daun Alpukat

(Persea americana Mill)

Senyawa kimia dalam daun alpukat yang telah diketahui berperan

aktif dalam mekanisme antihipertensi antara lain flavonoid, saponin dan

alkaloid. Flavonoid merupakan salah satu golongan fenol terbesar yang

berada di alam. Senyawa tersebut dapat melindungi tubuh dari radikal

bebas melalui mekanisme antioksidan. Flavonoid mampu memperbaiki

Page 67: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

48

fungsi endotel dan menghambat agregasi platelet. Efek ini merupakan

keuntungan flavonoid pada resiko penyakit kardiovaskuler (Gross, 2004).

Flavonoid akan mempengaruhi kerja dari Angiotensin Converting

Enzym (ACE). Penghambatan ACE akan menginhibisi perubahan

angiotensin I menjadi angiotensin II, yang menyebabkan vasodilatasi

sehingga tahanan resistensi perifer turun dan dapat menurunkan tekanan

darah. Efek lainnya dapat menyebabkan penurunan retensi air dan

garam oleh ginjal, sekresi aldosteron, dan sekresi Anti Diuretic Hormone

(ADH) oleh kelenjar hipopituitari. Sekresi aldosteron yang menurun

berefek terhadap penurunan retensi air dan garam oleh ginjal, sedangkan

penurunan sekresi ADH menyebabkan penurunan absorpsi air.

Penurunan retensi air dan garam serta absorpsi air menyebabkan volume

darah menurun, sehingga tekanan darah menurun (Loizzo et al., 2007).

Penelitian yang dilakukan oleh Muthia dkk (2017), daun alpukat yang di

uji aktivitas penghambatan ACE yang dilakukan pada kondisi suhu

inkubasi in vitro digunakan di 37 ° C, selama 60 menit dan pH 8,3.

Pengukuran aktivitas menggunakan spektrofotometer UV-Vis dari uji

aktivitas tersebut menunjukkan sebagai inhibitor ACE sebesar 29,52 +

5,95% dibandingkan tumbuhan lain yg diujikan.

Saponin memiliki khasiat diuretik dengan menurunkan volume

plasma dengan cara mengeluarkan air dan elektrolit terutama natrium,

Page 68: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

49

sehingga pada akhirnya cardiac output menurun. Natrium dan air juga

dapat mempengaruhi resistensi perifer (De Souza et al., 2004).

Secara umum alkaloid sering digunakan dalam bidang

pengobatan. Alkaloid dapat berfungsi sebagai zat antioksidan yang

didukung oleh penelitian uji antioksidan. Alkaloid berfungsi sama

dengan obat -obatan β- blocker mempunyai khasiat inotropik negatif dan

kronotropik negatif terhadap jantung. Akibatnya adalah penurunan curah

jantung, turunnya denyut jantung dan kurangnya kekuatan kontraksi dari

miokardium. Resistensi perifer terkadang naik, terkadang juga tetap.

Pengurangan cardiac output yang kronik menyebabkan resistensi

perifer menurun. Hal tersebut menyebabkan penurunan tekanan darah

(Apriyati, 2008).

Penelitian yang dilakukan oleh Hermawan menunjukkan bahwa

terdapat efek pemberian seduhan daun alpukat terhadap penurunan

tekanan darah pada pria normal. Dalam penelitian tersebut dilakukan

pengukuran tekanan darah sistol dan diastol (mmHg) sebelum dan

sesudah minum seduhan daun alpukat. Hasil penelitian tekanan darah

sesudah minum seduhan daun alpukat 99.85/67.38 mmHg lebih rendah

daripada tekanan darah sebelum minum seduhan daun alpukat yaitu

sebesar 113,77/75,12 mmHg dengan perbedaan yang sangat signifikan

(p<0,01). Hal ini sejalan dengan penelitian Azizahwati yang

membuktikan bahwa senyawa flavonoid dalam daun alpukat berperan

Page 69: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

50

dalam mengatasi hipertensi. Menurut Azizahwati dosis aman pada

manusia untuk mengatasi hipertensi dan kolesterol adalah 10 mg/kgBB

ekstrak daun alpukat dengan menggunakan pelarut etanol 70%.

Penelitian yang dilakukan oleh sudarsono (1996) menunjukkan

bahwa daun alpukat dapat digunakan untuk pengobatan kencing batu

dengan cara kerja diuretik. Diuretik juga merupakan salah satu

penatalaksanaan yang digunakan untuk pengobatan hipertensi. Dengan

kata lain, efek diuretik yang ada dalam daun alpukat juga dapat

digunakan untuk pengobatan hipertensi (Gusti, 2014). Berdasarkan

Badan Pengawasan Obat dan Makanan tahun 2004, daun alpukat

termasuk salah satu tanaman herbal yang aman digunakan untuk

antidiabetik dan antihipertensi karena kandungan kimia dalam daun

alpukat yang mempunyai kemampuan sebagai astrigen yang dapat

mempresipitasikan protein selaput lendir usus dan membentuk suatu

lapisan yang melindungi usus, sehingga menghambat asupan glukosa

dan natrium yang menyebabkan laju peningkatan laju glukosa darah

serta kadar natrium dalam darah tidak terlalu tinggi (BPOM, 2004).

Kandungan mineral kalium (Potasium) yang tinggi dalam 100 mg daun

alpukat yaitu sebanyak 148,92 mg sangat membantu untuk

keseimbangan elektrolit dan mengontrol tekanan darah (Arukwe et al.,

2012). Kalium dapat menimmbulkan vasodilatasi sebagai hasil dari

hiperpolarisasi sel otot polos vascular yang terjadi akibat stimulasi

Page 70: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

51

kalium pada pompa natrium (Na+) / kalium (K+) dan juga mengaktifkan

Kir channels. Ion kalium juga dilepaskan oleh sel endotel sebagai

respon terhadap mediator neurohumoral dan stress fisik, hasilnya akan

terjadi relaksasi endotel. Kalium yang tinggi yang terkandung pada daun

alpukat juga menghindari terjadinya retensi natrium sehingga

memberikan efek penurunan tekanan darah (Gu et al., 2015). Efek

antihipertensi yang terkandung pada daun alpukat karena kandungan

kalium ini dapat melalui lebih dari satu mekanisme. Tidak hanya karena

menstimulasi pompa natrium, kalium, dan Adenosina trifosfat (ATPase)

pada sel otot polos pembuluh darah dan saraf terminal adrenergic yang

menghasilkan vasodilatasi serta menginduksi relaksasi endotel, pada

konsumsi jangka panjang dapat memicu mekanisme yang disebut

adaptasi kalium yang mampu meningkatkan jumlah molekul enzim,

mengkonsumsi kalium jangka panjang dapat meningkatkan kapasitas

sekresi kalium di kolon dan segmen tubulus kolektivus di ginjal.

Peningkatan sekresi kalium ini akan meningkatkan jumlah pompa

natrium, kalium, dan ATPase di membran sel basolateral dan

meningkatkan voltase transepitelial. Jika jumlah pompa natrium, kalium,

dan ATPase meningkat, di membrane plasma sel otot pembuluh darah,

maka akan terjadi mekanisme selular yang mampu melemahkan efek

vasokonstriksi. Adaptasi kalium ini akan menjaga stabilitas konsentrasi

kalium dalam plasma sehingga mampu menunda terjadinya hipertensi

Page 71: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

52

pada subjek yang mengkonsumsi kalium (Terker et al., 2016).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Zhang et al., (2013)

mengkonsumsi natrium yang tinggi secara signifikan terkait dengan

tekanan darah sistolik dengan kenaikan 1,04 mmHg (95% CI, 0,27-1,82)

dan mengkonsumsi konsumsi kalium 1.000 mg / hari menurunkan

tekanan darah sebear 1,24 mmHg (95% CI, 0,31-2,70). Penelitian yang

sama juga dilakukan oleh Atuni dkk, (2014) menyebutkan subyek

dengan rasio konsumsi kalium kurang dan natrium yang berlebih

mempunyai risiko 5.8 kali terkena hipertensi dibandingkan dengan

subyek yang rasio konsumsi kalium natrium baik.

Page 72: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

53

D. Tabel Sintesa

Tabel 6. Penelitian terkait pemberian air rebusan daun alpukat (Persea

americana Mill) terhadap pasien hipertensi

No Judul Penelitian ,

Tahun

Metode

Desain

Penelitian

Sampel

Peneliti

an

Hasil

1. Perbedaan pengaruh Pemberian Seduhan Daun Alpukat (Persea Amreicana Mill) Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Laki-Laki yang Perokok dengan Bukan Perokok di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Kota Padang tahun 2012 (Reny Prima Gusti, 2014)

Eksperimen Pasien Hipertensi Laki-laki 24 orang

Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan penurunan yang bermakna pada tekanan darah sistolik dan diastolik pada masing-masing kelompok perokok dan bukan perokok pada penderita hipertensi setelah intervensi (p=0,000).

2. Pengaruh Seduhan Daun alpukat Terhadap Tekanan Darah Di Desa Sedati Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto (Andi Dwi Setiawan, 2014)

Eksperimen Pasien Hipertensi (29 perempuan, 13 laki-laki)

Hasil uji wilcoxon signed rank test dengan bantuan SPSS Versi 16 pada kelompok perlakuan, didapatkan p= 0,000<0,05 (α) sehingga H0 ditolak artinya ada pengaruh pemberian seduhan daun alpukat terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada pasien hipertensi di Desa Sedati Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto.

Page 73: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

54

Lanjutan Tabel Penelitian Terkait Pemberian Rebusan Daun Alpukat

3. Pengaruh Pemberian Air Rebusan Daun Alpukat ( (Persea americana Mill.) Terhadap Tekanan Darah Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Selatan (Anak Agung Ari Novia Sulistiawati, Ni Ketut Guru Prapti, Made Pande Lilik Lestari, 2015)

Eksperimen Pasien hipertensi primer yang rawat jalan dan berjenis kelamin laki-laki 30 orang, berusia 45-74

Terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil post test kelompok perlakuan dan kelompok kontrol pada tekanan darah sistolik (nilai t=18,618; nilai p=0,000) dan diastolik (nilai t=14,836; p=0,000)

4. Efektitas

Penggunaan

Rebusan Daun

alpukat Dengan

Rebusan Daun

salam Dalam

Penurunan

Tekanan Darah

pada Lansia (Sri

Margowati, Sigit

Priyanto, Mita

Wiharyani, tahun

2016)

Eksperimen Pasien

hipertensi

68

responde

n (usia

60 tahun

dengan

tekanan

darah

>160/90

s.d

200/115

mmHg)

Rerata tekanan darah

sistol pada hari ke-1

sebesar 176,78 dan

terjadi penurunan rerata

tekanan darah selama 7

hari pemberian rebusan

daun alpukat dengan

mayoritas rerata

tekanan darah sistol

hari ke-7 sebesar

151,56 ≤ 160 artinya

normal, Uji signifikasi p:

0,000 < 0,05 untuk

tekanan darah sistol

terlihat pada hari ke-6

dan p: 0,004 < 0,05 hari

ke-7 intervensi daun

alpukat bermakna dapat

menurunkan tekanan

darah sistol pada lansia.

Page 74: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

55

Lanjutan Tabel Penelitian Terkait Pemberian Rebusan Daun Alpukat 5. Angiotensin-I

Converting

Enzyme (ACE)

Inhibitory

Activity Of

Several

Indonesian

Medicinal Plants

(Rahmi Muthia,

Asep Gana

Suganda, Elin

Yulinah

Sukandar,

Januari–

Februari 2017)

Eksperimen daun alpukat yang di uji aktivitas penghambatan ACE yang dilakukan pada kondisi suhu inkubasi in vitro digunakan di 37 ° C, selama 60 menit dan pH 8,3. Pengukuran aktivitas menggunakan spektrofotometer UV-Vis dari uji aktivitas tersebut menunjukkan sebagai inhibitor ACE sebesar 29,52 + 5,95% dibandingkan tumbuhan lain yg diujikan.

Page 75: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

56

E. Kerangka Teori

Berikut disajikan kerangka teori penelitian yang telah dimodifikasi dari

berbagai sumber :

Gambar 2. Kerangka Teori Hipertensi

HIPERTENSI

Faktor yang tidak dapat dikontrol : ➢ Jenis kelamin ➢ Umur ➢ Genetik ➢ Etnis

Faktor yang dapat dikontrol : ➢ Stress ➢ Konsumsi alkohol ➢ Merokok ➢ Obesitas ➢ Pola asupan garam

Terapi Farmakologi : Faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan tekanan darah secara farmokologi : Diuretik, Beta Blokers, Calcium Chanel Bloker, Angiotesin II, Alpha Blokers, Clonidin dan Vasodilator

TERAPI

Terapi Non Farmakologi : Faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan tekanan darah secara non farmokologi dengan memodifikasi gaya hidup seperti : penurunan berat badan dengan diet kolesterol, diet garam, berhenti merokok, alkohol, latihan fisik secara teratur, terapi herbal dengan pemberian air rebusan daun alpukat

Penurunan Tekanan

Darah :

➢ Sistolik

➢ Distolik

Sumber Modifikasi ; Kowala (2011) dan Margowati (2016)

Page 76: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

57

F. Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini disajikan dalam gambar

di bawah ini :

Keterangan : = Variabel yang tidak diteliti

= Variabel yang diteliti

Gambar 3. Kerangka Konsep Penelitian Pengaruh Pemberian Air Rebusan Daun Alpukat Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pasien Hipertensi

Terapi

Pemberian air rebusan daun alpukat (Persea

americana Mil)

Penderita Hipertensi

Obat

Penurunan tekanan darah pada penderita Hipertensi

Page 77: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

58

G. Definisi Operasional

Tabel 7. Definisi operasional penelitian

N

o.

Variabel Definisi

Opersional

Kategori Cara Pengukuran Skala

1. Hipertensi Tekanan darah

yang lebih

tinggi dari

normal, dengan

menggunakan

kriteria WHO,

kasus yaitu

hipertensi

primer mulai

dari derajat 1

(Sitolik ≥ 140

mmHg dan

distolik ≥ 90

mmHg).

• Menderita

hipertensi

primer mulai

derajat 1.

• Tidak

menderita

hipertensi

primer mulai

derajat 1.

Dengan melakukan

skrining pasien

hipertensi baik yang

memiliki riwayat

hipertensi semenjak

tahun 2016 dan yang

tidak memiliki riwayat

hipertensi di wilayah

kerja Puskesmas Tikala.

Nomi

nal

2. Pengukuran

Tekanan

Darah

Cara untuk menentukan tekanan darah dengan menggunakan spygnomanome-ter air raksa dan stetoskop.

Manset difiksasikan melingkari lengan dan denyut pada pergelangan tangan diraba. Stetoskop diletakkan diatas denyut arteri brakials pada fosa kubiti dan tekanan pada manset karet diturunkan perlahan dengan melonggarkan katupnya. Ketika tekanan diturunkan dan mencapai tekanan darah sistolik terdengar suara ketukan pada stetoskop. Saat itu tinggi air raksa dalam manometer dicatat tekanan dalam manset diturunkan, suara semakin keras sampai tekanan darah sistolik tercapai, karakter bunyi tersebut berubah dan meredup.

Page 78: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

59

Lanjutan Definisi Operasional Penelitian 3. Pemberian

rebusan daun

alpukat

(Persea

Americana

miller)

Prosedur pengolahan

rebusan daun alpukat.

Pertama-tama dipilih

daun alpukat yang tidak

telalu tua berwarna hijau

mengkilat kemudian

ditimbang untuk

mendapat berat yang

diinginkan. Setelah itu

daun alpukat dicuci

dengan air yang

mengalir untuk

menghilangkan kotoran

yang ada pada daun

alpukat. kemudian daun

alpukat direbus dengan

menggunakan metode

infusa. Daun alpukat

yang telah ditimbang

sebanyak 25 gr

dimasukan kedalam

panci ditambah air

sebanyak 200 ml

kemudian dipanaskan

selama 15 menit mulai

dihitung setelah suhunya

mencapai 90˚C sambil

sesekali diaduk hingga

sisa air rebusan 200 ml.

Setelah 15 menit air

rebusan daun alpukat

dituang kedalam gelas.

Rebusan air daun

alpukat diberikan kepada

responden selagi masih

hangat.

• Diberikan rebusan air daun alpukat.

• Tidak diberikan rebusan air daun alpukat.

Diukur dengan cara memberikan rebusan daun alpukat pada penderita hipertensi yang dijadikan sebagai responden dan telah diperiksa tekanan darahnya. Kemudian diperoleh juga dari hasil cheklist yang diisi oleh keluarga yang telah peneliti berikan sebelum dan sesudah pemberian air rebusan daun alpukat.

Nomin

al

Page 79: PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN ALPUKAT PERSEA ...

60

H. Hipotesis Penelitian

1. Ho1 : Pemberian air rebusan daun alpukat tidak berpengaruh terhadap

penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik pasien hipertensi.

2. Ha1 : Pemberian air rebusan daun alpukat berpengaruh terhadap

penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik pasien hipertensi.

3. Ho2 : Tidak terdapat pengaruh penurunan tekanan darah pada

kelompok kontrol yang tidak diberi air rebusan daun alpukat.

4. Ha2 : Terdapat pengaruh penurunan tekanan darah pada kelompok

kontrol yang tidak diberi air rebusan daun alpukat.