Top Banner
PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DI KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI Oleh SATRIA YUDA Nim : 07C20101088 POGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH, ACEH BARAT 2015
44

PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG TERHADAP …

Nov 26, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG TERHADAP …

PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG

TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

DI KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI

Oleh

SATRIA YUDA

Nim : 07C20101088

POGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH, ACEH BARAT

2015

Page 2: PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG TERHADAP …

PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG

TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

DI KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI

OLEH

SATRIA YUDA

NIM : 07C20101088

Skripsi/Tugas Akhir Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi

Pada Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar Meulaboh

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH, ACEH BARAT

2015

Page 3: PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG TERHADAP …

ABSTRAK

Satria Yuda. Analisis Pengaruh Pembentukan Modal Langsung Terhadap Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB). Di Bawah bimbingan Bapak Arafah dan

Bapak Zulkipli.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Pembentukan Modal

Langsung terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kabupaten Aceh

Barat. Data yang diperoleh yaitu dari kantor Badan Pusat Statistik (BPS)

Kabupaten Aceh Barat. Untuk mengatahui hal tersebut, penulis menggunakan

analisis regresi linier sederhana, Koefisien Korelasi, Koefisien Determinasi, Uji t

yang diolah dengan menggunakan Software Statistical Program and Service

Solution (SPSS) 18.

Penelitian yang diperoleh nilai konstanta sebesar 17.366 ini menyatakan

bahwa apabila vaiabel PDRB sama dengan nol, maka Pembentukan Modal

Langsung di Kabupaten Aceh Barat adalah sebesar 17.366%. Selain itu Uji

koefisien korelasi dan determinasi dari hasil perhitungan Koefisien Korelasi (R)

sebesar 77,8 Koefisien determinasi (R2) yaitu hasil dari perhitungan koefisien

korelasi yang dikuadratkan maka didapatkan nilai koefisien determinasi yaitu

sebesar 54,9% termasuk pada katagori kuat hal ini menunjukkan bahwa variabel

Pembentukan Modal Langsung berpengaruh terhadap PDRB di Kabupaten Aceh

Barat sedangkan 45,1 persen dipengaruhi oleh variabel lain diluar model

penelitian ini.

variabel Pembentukan Modal langsung (X) diperoleh t hitungsebesar 3.279

lebi besar dari t tabelsebesar 1,895 artinya variabel Pembentukan Modal Langsung

berpengaruh signifikan terhadap PDRB di Kabupaten Aceh Barat.

Kata Kunci : Pembentukan Modal Langsung, Produk Domestik Regional

Bruto, dan Investasi.

Page 4: PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG TERHADAP …

I. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Perencanaan merupakan sebuah upaya mengatasi ketidakseimbangan yang

terjadi yang bersifat akumulatif. Artinya perubahan yang terjadi pada sebuah

keseimbangan awal dapat menyebabkan perubahan pada sistem yang ada

menjauhi keseimbangan semula. Perencanaan memiliki peran yang sangat penting

dalam proses pembangunan. Salah satu peran perencanaan memiliki peran yang

sangat penting dalam proses pembangunan untuk berjalan menuju tujuan yang

ingin dicapai disamping sebagai tolak ukur keberhasilan proses pembangunan

yang dilakukan. Sedangkan pembangunan sendiri dapat diartikan sebagai upaya

yang dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan Produk Domestik Regional

Bruto ditingkat daerah. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator

yang amat penting dalam menilai kinerja suatu perekonomian, terutama untuk

melakukan analisis tentang hasil pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan

suatu daerah. (http:id.wikipedia.org.pertumbuhan.diakses 20 maret 2014).

Pembentukan modal langsung tahun 2010 di Indonesia menunjukkan

pertumbuhan sebesar 8,5 persen jumlah lebih dari pada tahun sebelumnya.

Pertumbuhan ini menunjukkan adanya peningkatan kinerja investasi yang tumbuh

tinggi. Peningkatan investasi tersebut disebabkan meningkatnya kinerja ekspor

dan semakin kondusifnya berbagai variabel makro ekonomi. Selain itu iklim

investasi di Indonesia dinilai oleh para pelaku usaha dan investor menunjukkan

kondisi yang membaik dan mendukung perekonomian. Hal tersebut tidak terlepas

Page 5: PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG TERHADAP …

2

dari berbagai kebijakan dari pemerintah yang telah diterapkan demi mendukung

daya saing perekonomian. (Http/google.portal.radiotero.com diakses 20 maret

2014).

Diprovinsi Aceh laju pertumbuhan pembentukan modal langsung dari

tahun 2008-2011 berfluktuasi setiap tahun tumbuh positif hany pad tahun 2009

tumbuh negatif yaitu 1,76 persen. Hal ini terjadi di karenakan mulai berkurangnya

rekontruksi dan rehabilitasi Aceh Pasca Tsunami 2004 walaupun pada tahun 2009

pembentukan modal langsung tumbuh negatif, namun pada tahun 2008 tumbuh

positif sebesar 2,55 persen, pada tahun 2010 sebesar 3,69 persen dan pada tahun

2011 sebesar 3,98 persen. Sementara investasi di Aceh yang dicerminkan dari

pembentukan modal triwulan berjalan mengalami pertumbuhan 5,04 persen pada

tahun 2011 menjadi 5,29 persen tahun 2012 dari pembentukan modal langsung

triwulan satu 2013 telah terjadi realisasi investasi sebesar Rp. 1.562 milyar

dimana 97 persen diantaranya berasal dari penanaman modal dalam negeri. (BPS

Propinsi Aceh).

Produk Domestik rregional Bruto (PDRB) propinsi Aceh triwulan 1 tahun

2013 senilai Rp. 25 triliun atau mengalami peningkatan 1,5 persen dibandingkan

triwulan IV pada tahun 2012 senilai Rp. 24,76 triliun. Kenaikan PDRB atas harga

berlaku dengan migas pada triwulan pertama tahun 2013 yakni menjadi Rp. 2,3

triliun dibanding triwulan IV 2012 hanya Rp. 20,97 triliun, ada tiga sektor yang

berkontribusi besar terhadap pembentukan PDRB Aceh dengan migas pada

triwulan pertama 2013 yakni pertanian sebesar 26,99 persen, perdagangan, hotel,

dan restoran 17,25 persen dan sektor pengangkutan 11,26 persen. Nilai Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut penggunaan atas dasar harga berlaku

Page 6: PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG TERHADAP …

3

(ADHB) pada triwulan satu tahun 2013 masih didominasi oleh komponen

konsumsi rumah tangga sebesar 10,06 triliun, sedangkan pada komponen

konsumsi pemerintah nilai PDRB atas dasar harga berlaku sebesar 5,86 triliun dan

atas dasar konstan 2,37 triliun. (BPS Propinsi Aceh).

Tingkat pertumbuhan ekonomi daerah dapat dilihat dari perkembangan

nilai PDRB atas harga konstan yang disajikan secara berkala setiap tahunya.

Berdasarkan harga konstan 2009, selama kurun waktu 2009-2012 nilai PDRB

konstan dan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh Barat mencapai 5,00 persen

dan 5,04 persen dengan PDRB konstan yang berbentuk mencapai 1,20 dan 1,26

triliun rupiah. Nilai ini tumbuh lagi sebesar 5,11 dan 5,00 persen pada tahun 2012,

melambatnya pertumbuhan ekonomi pada tahun 2009 disebabkan menurunnya

pertumbuhan ekonomi sektor kontruksi seiring berakhirnya masa rehabilitasi dan

rekontruksi di Aceh Barat. Pada tahun selanjutnya meningkatnya produksi

perkebunan menjadikan pertumbuhan ekonomi Aceh Barat semakin tinggi setiap

tahunya, dan pada tahun 2013 pertumbuhan batu bara di kawasan ini. (Indikator

PDRB Aceh Barat).Kondisi PDRB di Kabupaten Aceh barat seperti ditunjukkan

pada tabel berikut ini :

Tabel 1

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Aceh Barat

Tahun 2007-2013

No Tahun PDRB (Milyar Rupiah)

1 2007 108.172.263

2 2008 114.081.736

3 2009 120.276.924

4 2010 126.537.675

5 2011 132.489.454

6 2012 135.657.302

7 2013 139.858.324 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Barat ( Desember 2014)

Page 7: PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG TERHADAP …

4

Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwa laju produk domestik

regional bruto (PDRB) di Kabupaten Aceh Barat dari tahun 2007-2013 yaitu pada

tahun 2007 PDRB sebesar Rp.081.722.63 milyar rupiah, dan pada tahun 2008

PDRB di Kabupaten Aceh Barat sebesar Rp.140.817.36 milyar rupiah, dan pada

tahun 2009 PDRB meningkat sebesar Rp.202.769.24 milyar rupiah, dikarenakan

2007-2009 masuk dalam tahap rekontruksi NGO dan LSM masuk ke daerah Aceh

Barat dalam misi kemanusiaan, dan kemudian pada tahun 2010 PDRB sebesar

Rp.265.376.75 milyar rupiah, dan pada tahun 2011 PDRB sebesar Rp.324.894.54

milyar rupiah, dan pada tahun 2012 PDRB Kabupaten Aceh Barat sebesar

Rp.356.573.02 milyar rupiah ini semakin meningkat disebabkan sektor yang

menjadi basis di Aceh Barat terus meningkatkan trend positif diantaranya sektor

pertanian dan jasa. Dan pada tahun 2013 PDRB di Kabupaten Aceh Barat sebesar

Rp.398.583.24 milyar rupiah.

Berdasarkan penjelasan diatas bahwa PDRB di Kabupaten Aceh Barat

setiap tahunnya mengalami peningkatan.

Pembentukan modal lansung di Kabupaten Aceh Barat dilihat pada tabel

dibawah ini :

Tabel 2

Pembentukan Modal Langsung di Kabupaten Aceh Barat

Tahun 2007-2013

No Tahun Pembentukan Modal Langsung

(Milyar Rupiah)

1 2007 309.999.567

2 2008 402.543.576

3 2009 756.224.433

4 2010 850.889.901

5 2011 925.899.202

6 2012 936.799.801

7 2013 967.889.908 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Barat ( Desember 2014)

Page 8: PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG TERHADAP …

5

Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat pembentukan modal langsung di

Kabupaten Aceh Barat pada tahun 2007-2013 yaitu pada tahun 2007 pembentukan

modal langsung sebesar Rp.309.999.567 milyar rupiah, dan pada tahun 2008

pembentukan modal langsung meningkat sebesar Rp.402.543.576 milyar rupiah,

dan pada tahun 2009 pembentukan modal langsung sebesar Rp.756.224.433

milyar rupiah, angka yang cukup besar mengingat masa rehabilitasi dan

rekontruksi membuat peranan pembentukan modal langsung belum begitu

mengalami peningkatan, dan pada tahun 2010 pembentukan modal langsung

sebesar Rp.850.889.901 milyar rupiah dikerenakan proses proses pembangunan

yang dilakukan pemerintah daerah bertambah, dan pada tahun 2011 pembentukan

modal langsung sebesar Rp.925.899.202 milyar rupiah, dan pada tahun 2012

pembentukan modal langsung sebesar Rp.936.799.801 milyar rupiah, dan pada

tahun 2013 pembentukan modal langsung sebesar Rp.967.889.908 milyar rupiah.

Berdasarkan tabel diatas maka penulis tertarik untuk membuat suatu karya

ilmiah yang dituangkan dalam skripsi dengan judul “ Pengaruh Pembentukan

Modal Langsung Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di

Kabupaten Aceh Barat “.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah

seberapa besar pengaruh Pembentukan Modal langsung terhadap Produk

Domestik Regioanal Bruto (PDRB) di Kabupaten Aceh Barat periode 2005-2013.

Page 9: PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG TERHADAP …

6

1.3. Tujuan Penelitian

Tujun penelitian adalah untuk mengetahui berapa besar pengaruh

Pembentukan Modal Langsung terhadap Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) di Kabupaten Aceh Barat tahun 2005-2013.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

a. Penulis

Menambah wawasan penulisan sebagai bahan perbandingan antara teori

yang telah dipelajari dengan praktek yng diterapkan berdasarkan hasil data BPS

dan hasil observasi secara langsung.

b. Lingkungan Akademik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam menambah bahan

bacaan bagi mahasiswa Universitas Teuku Umar pada umumnya dan Fakultas

ekonomi pada Khususnya.

1.4.2. Manfaat Praktis

Untuk memberikan informasi kepada pemerintah daerah Aceh Barat

pihak-pihak yang ada keterkaitannya dengan penelitian ini sehingga dapat

dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan, pengambilan

keputusan dan langkah-langkah kebijaksanaan.

1.5. Sistematika pembahasan

Adapun sistematika pembahasan alam penelitian ini adalah sebagai berikut

Page 10: PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG TERHADAP …

7

Bagian pertama dalam pendahuluan terdapat sub yang meliputi Latar

Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Teoritis dan

Manfaat Praktis.

Bagian kedua yaitu tinjaun pustaka yang berisi tentang pengertian

pembentukan Modal langsung, Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

seseorang untuk melakukan investasi, Invesatsi Mampu Memberikan Keuntungan

Secara Ekonomis, Arti Pembentukan Modal Dalam Menunjang Pertumbuhan

Ekonomi, Investasi dan Aliran Dana Investasi, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Tingkat Investasi, Faktor-Faktor Mempengaruhi Investasi, Dua Sisi Investasi

Langsung Luar Negeri, Pengertian Produk Domestik regional Bruto (PDRB),

Menurut Pendekatan Produksi, Menurut Pendekatan Pendapatan, Menurut

Pendekatan Pengeluaran, Tujuan dan kegunaan Statistik Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB), Perumusan Hipotesis.

Bagian ketiga metode penelitian yang terdiri dari Ruang Lingkup

Penelitian, Data Penelitian, Diantaranya Jenis dan Sumber Data, Teknis

Pengumpulan Data, dan Model Analisis Data, Definisi Operasional Variabel Serta

Pengujian Hipotesis.

Bagian keempat Isi dan Pembahasan yang terdiri dari Statistik Deskriptif

Variabel Penelitian, Perkembangan Pembentukan Modal Langsung di Kabupaten

Aceh Barat, Perkembangan PDRB di Kabupaten Aceh Barat, Pembahasan Hasil,

Analisis Regresi Linier Sederhana, Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi,

dan Uji t.

Page 11: PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG TERHADAP …

8

Page 12: PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG TERHADAP …

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pembentukan Modal Langsung

2.1.1. Pengertian Pembentukan Modal Langsung

Definisi Modal Langsung adalah (penanaman modal) hanya mencakup

penanaman modal secara langsung, penanaman modal secara langsung ini

dilakukan baik berupa mendirikan perusahaan patungan dengan mitra lokal

dengan melakukan kerjasama operasi tanpa membentuk perusahaan baru, dengan

mengkonversikan pinjaman menjadi penyertaan mayoritas dalam perusahaan

lokal dengan memberikan bantuan teknis dan manajerial (technical and

management assistance) dengan memberikan lisensi (Johannes 2010, h. 13).

Perbedaan Investasi lansung dan investasi tidak langsung yaitu :

(Johannes 2010, h. 14)

1. Investasi langsung

a. Investasi dengan uang/perlengkapan

b. Mendirikan perusahaan

c. Perusahaan dikendalikan sebagian atau keseluruhan pemilik perusahaan

d. Investasi tidak dapat ditarik setiap saat

e. Membutuhkan kehadiran secara fisik

f. Undang-undang penanaman modal

g. Pengelola BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal)

2. Investasi tidak Langsung

a. Investasi dengan membeli saham

Page 13: PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG TERHADAP …

9

b. Tidak perlu mendirikan perusahaan

c. Adanya pemisahan pemilik dan menajemen

d. Investasi dapat ditarik tiap saat

e. Tidak perlu hadir secara fisik

f. Undang-undang penanaman modal

g. Pengelola Bapepam dal LK ( Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga

keuangan.

2.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan seseorang untuk

melakukan investasi

Dalamilmu ekonomi investasi merupakan komponen kedua yang

menentukan tingkat pengeluaran agregat. Istilah investasi dapat diartikan sebagai

pengeluaran atau pembelanjaan penanam modal atau perusahaan untuk membeli

barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi barang-barang dan

jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. Pertambahan jumlah barang ini

memungkinkan perekonomian tersebut menghasilkan lebih banyak barang dan

jasa dimasa yang akan datang. Adakalanya penanaman modal dilakukan untuk

menggantikan barang-barang modal yang lama yang telah aus dan perlu

dideprisiasikan. (Johannes 2010, h. 14).

Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi keputusan seseorang untuk

melakukan investasi yaitu :(Johannes 2010, h. 14)

1. Revenues (Pendapatan), yaitu sejauh mana ia akan memperoleh pendapatan

yang memadai dan modal yang ditanamkan.

Page 14: PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG TERHADAP …

10

2. Cost (biaya) yang terutama ditentukan oleh tingkat suku bunga dan pajak

walaupun dalam operasionalnya ditentukan juga oleh berbagai biaya lain yang

ditemui dilapangan.

3. Espectations (harapan) yaitu bagaimana harapan di masa datang dari

investasinya, jadi investor yang serius dalam penanaman modal langsung

(direct invesment) tidak hanya hit and run (perilaku pelanggan) tetapi

berhitung jauh kedepan, dia memperhitungkan situasi-situasi pada masa

mendatang yang dapat mempengaruhi investasinya termasuk perubahan situasi

politik.

Investasi menghubungkan masa kini dengan masa depan. Investasi

menghubungkan pasar uang dan pasar barang, dan fluktuasi invesatsi berpengaruh

besar pada siklus bisnis, berikut ini adalah poin-poin menonjol dalam sektor

investasi. (Johannes 2010, h. 15).

1. Pengeluaran investasi amat berfluktuasi dan oleh karenanya berperan luas

pada gejolak PDB yang besar akibat siklus bisnis.

2. Pengeluaran investasi merupakan penghubung utama bagaimana suku bunga

dan kebijakan moneter mempengaruhi perekonomian kebijakan pajak yang

mempengaruhi investasi merupakan perangkat penting dalam kebijakan

fiskal.

3. Disisi penawaran investasi dalam jangka panjang menentukan jumlah stok

modal dan berperan dalam pertumbuhan jangka panjang.

Teori investasi adalah teori permintaan modal beberapa penerapan teori

tersebut adalah investasi bisnis tetap. Investasi perumahan, dan investasi

inventori, pertama harus mengerti dinamika investasi dan modal yang ditentukan

Page 15: PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG TERHADAP …

11

oleh “Stylized fact’’ arus investasi terlalu kecil dibandingkan dengan stok modal.

Investasi sering mengacu kepada membeli aset finansial atau fisiknya kita katakan

seseorang “berinvestasi ‘’ dalam saham, obligasi dan rumah ketika ia membeli

aset tersebut dalam makro ekonomi investasi mempunyai arti lebih sempit lagi

yang secara teknis bearti investasi adalah arus pengeluaran yang menambah stok

modal fisik. (Johannes 2010, h. 14).

2.1.3. Investasi Mampu Memberikan Keuntungan Secara Ekonomis

Menurut (Jhingan 2007, h. 335) Sebagian-sebagian dari kegiatan ekonomi,

tujuan utama dilakukannya investasi adalah untuk mencari keuntungan yang oleh

karena itu sebelum memutuskan untuk menanamkan modalnya para investor pada

umumnya senantiasa mempertimbangkan aspek ekonomic oportunity (peluang

ekonomi) terlebih dahulu, sehingga dengan demikian akan dapat memprediksi

keuntungan yang dapat diperoleh, adapun bentuk (ekonomic oportunity) yang

mungkin dapat menarik minat investor untuk menanamkan modalnya disuatu

negara pada dasarnya dapat berupa :

a. Upah buruh yang rendah

b. Pasar yang luas

c. Dekat dengan sumber daya alam

d. Tersedianya bahan baku

e. Tersedianya lokasi untuk mendirikan pabrik

f. Memperoleh insentif perpajakan pada umumnya insentif

g. Adanya status tertentu yang dimiliki oelh negara tersebut.

Page 16: PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG TERHADAP …

12

2.1.4. Arti Pembentukan Modal Dalam Menunjang Pertumbuhan Ekonomi

Arti pembentukan modal adalah masyarakat tidak mempergunakan seluruh

aktivitas produktivitas saat ini untuk kebutuhan dn keinginan konsumsi, tetapi

menggunakan sebagian saja untuk pembuatan barang modal, perkakas, alat-alat

mesin, fasilitas angkutan pabrik dan perlengkapan. Inti prosesnya ialah pengalihan

sebagian sumber daya yang sekarang ada pada masyarakat ketujuan untuk

meningkatkan persediaan barang modal begitu rupa sehingga memungkinkan

perluasan output yang dapat konsumsi pada masa depan. (Jhingan 2007, h. 337).

Pembentukan Modal terdiri dari barang yang nampak seperti pabrik, alat-

alat dan mesin, maupun barang yang tidak nampak seperti pendidikan bermutu

tinggi serta kesehatan . kuznets menyatakan bahwa pembentukan modal domestik

tidak hanya mencakup biaya untuk kontruksi, peralatan, dan persediaan dalam

negeri, tetapi juga pengeluaran lain. Kecuali pengeluaran yang diperlukan untuk

mempertahankan output pada tingkat yang ada. Dalam mencakup pembiayaan

untuk pendidikan. Rekreasi dan barang mewah yang memberikan kesejahteraan

dan produktivitas lebih pada individu dan semua pengeluaran masyarakat yang

berfungsi untuk meningkatkan moral penduduk yang bekerja. Jadi pembentukan

modal meliputi modal material dan modal manusia (Jhingan 2007, h. 337).

2.2. Investasi dan Aliran Dana Investasi

Menurut (Fahmi 2009, h. 10)Investasi dikenal dengan istilah penanaman

modal/pembentukan modal. Investasi adalah komponen sekunder yang menjadi

penentu tingkat pengeluaran agregat. Tabungan dari sektor rumah tangga akan

Page 17: PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG TERHADAP …

13

mengalir kesektor perusahaan. Pengusaha yang menggunakan uang tersebut untuk

membeli barang dan modal maka pengeluaran itu dikatakan sebagai investasi.

Adakalahnya penanaman modal dilakukan untuk menggantikan barang-barang

modal yang lama yang telah haus dan perlu didepresiasikan dalam prakteknya,

dalam usaha untuk mencatat nilai penanaman modal yang dilakukan dalam suatu

tahun tertentu, yang digolongkan sebagai investasi (pembentukan modal atau

penanaman modal) meliputi pengeluaran/perbelanjaan yang berikut :

1. Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan

produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan.

2. Perbelanjaan untuk membangun rumah tempat tinggal, bangunan kantor,

bangunan pabrik dan bangunan-bangunan lainya.

3. Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah dan

barang yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun penghitungan

pendapatan nasional. (Fahmi 2009, h. 10).

Jumlah dari ketiga jenis komponen investasi tersebut dinamakan investasi

bruto, yaitu investasi untuk menambah kemampuan memproduksi dalam

perekonomian dan mengganti barang modal yang sudah didepresiasikan. Apabila

investasi bruto dikurangi oleh nilai apresiasi maka akan didapat investasi neto.

Dalam teori ekonomi makro yang dibahas adalah investasi fisik. Dengan

pembatasan tersebut maka definisi investasi dapat lebih dipertajam sebagai

pengeluaran-pengeluaran yang meningkatkan stok barang modal. Stok barang

modal adalah jumlah barang modal dalam suatu perekonomian pada saat tertentu.

(Fahmi 2009, h. 10).

Page 18: PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG TERHADAP …

14

2.2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Investasi

1. Tingkat Pengembalian yang diharapakan (Noor 2009, h. 11) :

a. Kondisi internal perusahaan seperti tingkat efisiensi, kualitas SDM dan

teknologi yang digunakan.

b. kondisi eksternal yaitu perkiraan tentang tingkat produksi dan pertumbuhan

ekonomi domestik maupun internasional.

2. Biaya Investasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi biaya investasi (Noor 2009, h. 11) :

a. Tingkat Bunga Pinjaman

b. Keberadaan dan efisiensi lembaga keuangan

c. Tingkat kepastian hukum

d. Stabilitas politik

e. Keadaan keamanan

Faktor yang mempengaruhi terhadap iklim investasi di Indonesia (Noor 2009,h.

12)

1. Stabilitas politik dan sosial

2. Stabilitas ekonomi

3. Kondisi infratruktur dasar (listrik, telekomonikasi, prasarana jalan dan

pelabuhan)

4. Berfungsinya sektor pembiayaan dan pasar tenaga kerja (termasuk isu-isu

perburuhan)

5. Regulasi dan perpajakan

6. Birokrasi (dalam waktu dan biaya yang diciptakan)

Page 19: PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG TERHADAP …

15

7. Masalah good governance termasuk korupsi, konsitensi dan kepastian

dalam kebijakan pemerintah yang langsung maupun tidak langsung

mempengaruhi keuntungan neto atas resiko jangka panjang

8. Hak milik mulai dari tanah sampai kontrak.

2.2.2. Faktor-Faktor Mempengaruhi Investasi

Kekuatan ekonomi utama menentukan investasi adalah hasil biaya

investasi yang ditentukan oleh kebijakan tingkat bunga dan pajak, serta harapan

mengenai masa depan. Faktor-faktor penentu investasi sangat tergantung pada

situasi dimasa depan yang sulit untuk diramalkan, maka investasi merupakan

komponen yang paling mudah berubah. Penanman modal dalam negeri

memberikan peranan dalam pembangunan ekonomi dinegara-negara sedang

berkembang. Hal ini terjadi dalam berbagaibentuk modal investasi mampu

mengurangi kekurangan tabungan dan melalui pemasukan peralatan modal dan

bahan mentah dengan demikian menaikkan laju pemasukan modal, selain itu

tabungan dan investasi yang rendah mencerminkan kurangnya modal dinegara

keterbelakangan teknologi bersamaan dengan modal uang dan modal fisik, modal

investasi yang membawa serta keterampilan teknik, tenaga ahli, pengalaman

organisai, informasi pasar, teknik-teknik produksi maju, pembawaan produk dan

lain-lain. Selain itu juga melatih tenaga kerja setempat pada keahlian baru. Semua

ini pada akhirnya akan mempercepat pembangunan ekonomi negara terbelakang

pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya dan tahun yang akan datang sangat

mempengaruhi penanaman modal asing kedalam negeri. (Noor 2009, h. 13)

Faktor –faktor yang mempengaruhi investasi adalah sebagai berikut :(Noor

2009, h. 14)

Page 20: PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG TERHADAP …

16

1. Pengaruh nilai tukar

Secara teoritis dampak perubahan tingkat/nilai tukar dengan investasi

bersifat uncertainty (tidak pasti) berpengaruh tingkat kurs yang berubah pada

investasi dapat langsung lewat beberapa saluran, yaitu sisi permintaan dan sisi

penawaran domestik.

2. Pengaruh Tingkat Suku Bunga

Tingkat bunga mempunyai pengaruh yang signifikan pada dorongan untuk

berinvestasin pengelolaan barang-barang dan bahan baku produksi

memerlukan modal (input) lain untuk menghasilkan output/barang final.

3. Pengaruh Tingkat Inflasi

Tingkat inflasi berpengaruh negatif pada tingkat investasi hal ini

disebabkan karena tingkat inflasi yang tinggi akan meningkatkan resiko proyek

investasi dan dalam jangka panjang inflasi yang tinggi dapat mengurangi rata-

rata masa jatuh pinjam modal serta minimbulkan distrosi.

4. Pengaruh Insfrastruktur

Seperti dilakukan banyak negara didunia, pemerintah mengundang

investor guna berpatisipasi menambahkan modalnya disektor-sektor

insfrastruktur. Seperti jalan tol, sumber energi listrik, sumber daya air,

pelabuhan dan lain-lain. Partisipasi tersebut dapat berupa pembiayaan dalam

mata uang rupiah atau uang asing.

2.2.3. Dua Sisi Investasi Langsung Luar Negeri

Investasi langsung merupakan salah satu sifat dari arus modal

internasional yang berupa investasi riil, seperti penderitaan perusahaan,

pembangunan pabrik, pembelian barang modal (tanah, peralatan, perlengkapan)

Page 21: PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG TERHADAP …

17

dalam investor langsung investor terlibat langsung dalam manajemen perusahaan

dan mengontrol penanaman modalnya. Investasi langsung banyak dilakukan oleh

perusahaan multinational company (MNC) sehingga investasi ini sering disebut

foreigh direct investment (arus investasi luar negeri secara langsung).

Foreigh direct investment terjadi karena adanya ketergantungan antara

negara yang mempunyai kelebihan modal (Capital abudant) dengan negara yang

mengalami kekurangan modal sehingga dengan adanya arus modal yang masuk,

diharapkan dana dari negara kelebihan modal dapat diserap secara optimal untuk

menggerakkan sektor perekonomian dinegara kekurangan modal.

Foreight direct investment juga banyak berdampak pada sektor di negara

sasaran investasi, yaitu :

1. Dampak positif

a. Sebagai sumber dana untuk pembangunan, terutama bagi negara

berkembang seperti Indonesia.

b. Kenaikan produksi dan pendapatan nasional negara sasaran.

c. Sebagai sumber pembiayaan jangka panjang dan pembentukan modal.

d. Terjadinya trasfer teknologi dan pengetahuan dibidang manajerial

perusahaan.

e. Foreigh direct investment tidak akan memberatkan balance of payment

disebabkan tidak ada kewajiban membayar hutang dan bunga karena

transfer keuntungan didasarkan pada keberhasilan perusahaan asing tersebut

berinvestasi.

f. Mendorong pembangunan regional dan sektoral.

g. Meningkatkan jiwa kewirausahaan dan persaingan sehat dalam negeri.

Page 22: PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG TERHADAP …

18

h. Membuka lapangan pekerjaan.

2. Dampak Negatif

a. Munculnya dominasi industrial yang berpotensi mematikan industri dalam

negeri yang kalah dalam segi modal.

b. Ketergantungan teknologi

c. Perubahan budaya

d. Berpotensi mengganggu perencanaan perekonomian

e. Dapat terjadi intervensi terhadap home goverment oleh MNC sehingga

dimungkinkan kebijakan yang dibuat cenderung melindungi MNC berbagai

ancaman teramasuk investasi dan industri dalam negeri.

f. Investasi berpotensi lari keluar negeri, hal ini tergantung pada kebijakan

pemerintah untuk mengatur perputaran uang didalam negeri agar dapat

diserap optimal.

2.3. Produk Domestik Regioanal Bruto (PDRB)

2.3.1. Pengertian Produk Domestik regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah Jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan

oleh berbagai unit produksi disuatu daerah di dalam jangka waktu tertentu,

biasanya satu tahun, unit-unit produksi tersebut dalam penyajian ini

dikelompokkan menjadi senbilan sektor yaitu (Sukirno 2006, h. 8) :

1. Pertanian, pertenakan, kehutanan dan perikanan

2. Pertambangan dan penggalian

3. Industri penggalian

4. Listrik dan air minum

Page 23: PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG TERHADAP …

19

5. Bangunan

6. Perdagangan, hotel dan restoran

7. Pengangkutan dan komonikasi

8. Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

9. Jasa-jasa

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi disuatu

daerah dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB), baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB

pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit

usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa

akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDRB atas dasar harga berlaku

menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga

yang berlaku pada setiap tahun, sedang PDRB atas dasar harga konstan

menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan

harga yang berlaku pada saat satu tahun tetentu sebagai dasar. Dalam publikasi ini

tahun dasar yang digunakan adalah tahun 2000. PDRB atas harga berlaku dapat

digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedang harga konstgan

digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Untuk

menghitung angka PDRB ada tiga pendekatan yang dapat digunakan, yaitu :

1. Menurut Pendekatan Produksi

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan

oleh berbagai unit produksi disuatu daerah dalam jangka waktu tertentu (Biasanya

satu tahun). Unit-init produksi tersebut dalam penyajian ini dikelompokkan

menjadi 9 lapangan usaha (Sukirno 2006, h. 8)

Page 24: PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG TERHADAP …

20

1. Pertanian,Pertenakan,Kehutanan Dan Perikanan

2. Pertambangan dan penggalian

3. Industri penggalian

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih

5. Bangunan

6. Perdagangan, hotel dan restoran

7. Pengangkutan dan komonikasi

8. Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

9. Jasa-jasa termasuk Jasa Pelayanan Pemerintah.

2. Menurut Pendekatan Pendapatan

PDRB merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor

produksi yang ikut serta dalam proses produksi disuatu daerah dalam jangka

waktu tertentu (biasanya satu tahun). Balas jasa faktor produksi yang dimaksud

adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan, semuanya

sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainya. Dalam definisi

ini, PDRB mencakup juga penyusutan dan pajak tifak langsung neto (pajak tak

langsung dikurangi subsidi). (Sukirno 2006, h. 9).

3. Menurut Pendekatan Pengeluaran

PDRB adalah semua komponen permintaan akhir yang terdiri dari :

1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba

2. Konsumsi pemerintah

3. Pembentukan modal tetap domestik bruto

4. Perubahan stok

5. Ekspor neto, (ekspor neto merupakan ekspor dikurangi impor).

Page 25: PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG TERHADAP …

21

Secara konsep ketiga pendekatan tersebut akan menghasilkan angka yang

sama. Jadi, jumlah pengeluaran akan sama dengan jumlah barang dan jasa akhir

yang dihasilkan dan harus sama pula dengan jumlah pendapatan untuk faktor-

faktor produksi. PDRB yang dihasilkan dengan cara ini disebut sebagai PDRB

atas harga pasar, karena didalamnya sudah dicakup pajak langsung neto. (Sukirno

2006, h. 9)

2.4.Tujuan dan kegunaan Statistik Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Data produk domestik regional bruto adalah salah satu indikator makro

yang dapat menunjukkan kondisi perekonomian daerah setiap tahun. Manfaat

yang dapat diperoleh dari data ini antara lain adalah (Tarigan 2005, h. 20) :

1. PDRB harga berlaku nominal menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi

yang dihasilkan oleh suatu daerah. Nilai PDRB yang besar menunjukkan

kemampuan sumber daya ekonomi yang besar, begitu juga sebaliknya. PDRB

harga berlaku juga menunjukkan pendapatan yang memungkinkan untuk

dinikmati oelh penduduk suatu daerah.

2. PDRB harga konstan (riil) dapat digunakan untuk menunjukkan laju

pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap sektor dari tahun

ketahun. Apabila dibandingkan angka-angka nilai tambah bruto atas harga

konstan dengan angka-angka tahun sebelumnya maka akan diketahui besarnya

tingkat pertumbuhan ekonomi disuatu daerah baik secara keseluruhan maupun

secara sektoral.

3. Distribusi PDRB harga berlaku menurut sektor menunjukkan struktur

perekonomian atau peranan setiap sektor ekonomi dalam suatu daerah. Sektor-

Page 26: PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG TERHADAP …

22

sektor ekonomi yang mempunyai peran besar menunjukkan basis

perekonomian suatu daerah. Dengan melihat angka persentase setiap sektor

tersebut, selain dapat diketahui sumbangan atau kontribusi masing-masing

sektor, sekaligus juga dapat dilihat struktur perekonomian daerah yang

bersangkutan. Dengan demikian dapat diketahui apakah perekonomian. Daerah

bersifat agraris atau non agraris. Apabila pendapatan regional dikumpulkan

dari waktu ke waktu, maka akan terlihat perubahan kontribusi masing-masing

sektor serta perubahan struktur ekonominya.

4. PDRB harga berlaku menurut penggunaan menunjukkan produk barang dan

jasa digunakan untuk tujuan konsumsi, investasi dan diperdagangkan dengan

pihak luar negeri.

5. Distibusi PDRB menurut penggunaan menunjukkan peranan kelembagaan

dalam menggunakan barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor

ekonomi..

6. PDRB penggunaan atas harga konstan bermanfaat untuk mengukur laju

pertumbuhan konsumsi, investasi dan perdagangan luar negeri.

7. PDRB perkapita atas dasar harga berlaku menunjukkan tingkat kemakmuran

suatu daerah. Untuk mengetahui tingkat kemakmuran suatu daerah sedikit

banyaknya harus mempunyai angka pembanding dari daerah lain, sedangkan

untuk mengetahui perkembangannya perlu diketahui angka perkembangan

pendapatan secara berkala.

8. Perbandingan antara pendapatan regional atas harga berlaku dan atas dasar

harga konstan merupakan angka indeks implisit yang dapat dipergunakan

untuk mengetahui adanya perubahan harga barang dan jasa secara keseluruhan.

Page 27: PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG TERHADAP …

23

9. Elastisitas kesempatan kerja dengan bantuan data kerja yang apabila disajikan

bersama-sama secara series dari waktu ke waktu, maka dapat dihitung angka

elastisitas kesempatan kerja terhadap pendapatan regional. Elastisitas

kesempatan kerja ini mencerminkan pengaruh kenaikan/penurunan pendapatan

regional terhadap kesempatan kerja. Perlu ditekankan disini bahwa kenaikan

pendapatan regional bukan saja disebabkan oleh adanya kesempatan kerja yang

bertambah tetapi juga disebabkan adanya penambahan modal. Pengaruh dari

dua faktor ini sangat suli dipisahkan.

10. Untuk melihat produktifitas persektoral yaitu dengan membagi jumlah nilai

tambah dari sektor yang bersangkutan dengan jumlah tenaga kerja yang bekerja

disektor tersebut, produktifitas tenaga kerja sektoral ini sangat berguna untuk

mempertimbangkan penentuan alokasi tenaga kerja secara sektoral.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berdasarkan penggunaan di

kelompokkan dalam enam kelompok yaitu (Tarigan 2005, h. 20) :

1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga, mencakup semua pengeluaran untuk

konsumsi barang dan jasa dikurangi penjualan neto barang bekas dan sisa yang

dilakukan rumah tangga selama setahun.

2. Pengeluaran konsumsi pemerintah, mencakup pengeluaran untuk belanja

pegawai penyusutan dan belanja barang pemerintah daerah, tidak termasuk

penerimaan dan produksi barang dan jasa yang dihasilkan.

3. Pembentukan modal tetap domestik bruto mencakup pembuatan dan pembelian

barang modal baru dari dalam daerah dan barang modal bekas atau baru dari

luar daerah. Metode yang dipakai adalah pendekatan arus barang.

Page 28: PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG TERHADAP …

24

4. Perubahan invori, perubahan stok dihitung dari PDRB hasil penjualan nilai

tambah bruto sektoral dikurang komponen permintaan akhir lainnya.

5. Eskpor barang dan jasa ekspor barang dinilai menurut harga free on bord

(FOB)

6. Impor barang dan jasa. Impor barang dinilai menurut Cost insurance freight

(CIF).

2.5. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan kajian penelitian ini, diduga Pembentukan Modal Langsung

berpengaruh secara positif terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di

Kabupaten Aceh Barat tahun 2005-2013.

Page 29: PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG TERHADAP …

III. METODE PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian adalah data Pembentukan Modal

Langsung dan data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kabupaten Aceh

Barat. Data yang diambil adalah data tahun 2005-2013.

3.2. Data Penelitian

Adapun jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang bersumber

dari berbagai instansi-instansi pemerintah yaitu : Badan Pusat Statistik,

Perpustakaan Daerah dan Perpustakaan Universitas Teuku Umar Kabupaten Aceh

Barat.

3.3. Model Analisis Data

Metode yang digunakan sebagai alat analisis dalam penelitian ini yaitu

dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana, koefisien korelasi

sederhana dan uji t yang akan diolah dengan menggunakan program komputer

SPSS dengan penjelasan sebagai berikut :

a. Analisa ini digunakan sebagai alat analisis peramalan nilai pengaruh suatu

variabel bebas (x) terhadap variabel terikat (y) dengan rumus sebagai berikut :

(Nacrowi 2006, h. 1).

LnY = α +Ln bx + e........................................................................................(1)

Page 30: PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG TERHADAP …

26

Dimana :

Y = PDRB (Rupiah)

a = Nilai Konstanta (intercept)

b = koefisien Korelasi (Slop)

X = Pembentukan Modal Langsung (Rupiah)

𝑟 =𝑛∑𝑋1𝑌1− 𝑋1 (𝑌1)

𝑛 ∑𝑋1−(∑𝑌1 )2[𝑛𝑌1−(∑𝑌1 )2 .......................................................(2)

Dimana :

r = Koefisien korelasi

n = Jumlah Tahun

X= Pembentukan Modal Langsung

Y= PDRB

2. Koefisien Diterminasi ( r2 )

Analisa ini digunakan untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan

variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Koefisien determinasi ( r2

)

merupakan kuadrat dari nilai koefisien korelasi. Rumus koefisien determinasi

adalah sebagai berikut (Hasn 2002, h. 236) :

Kp = r2 x 100 %.........................................................................................(3)

Dimana :

Kp = besarnya koefisien penentu (determinasi)

r = Koefisien korelasi

3. Uji t

Uji signifikan parameter individual (uji t) dilakukan untuk melihat

signifikan dari pengaruh vaiabel bebas (pembentukan modal langsung) terhadap

Page 31: PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG TERHADAP …

27

variabel terikat (PDRB) secara individual dengan rumus sebagai berikut (Ghozoli

2005, h. 205) :

𝑡 = 𝑛−𝑟2

1− 𝑟2..................................................................................(4)

Dimana :

n = Jumlah tahun

r = Koefisien korelasi

3.4. Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian operasional variabel yang digunakan dalam analisis ini

adalah sebagai berikut :

a. Pembentukan Modal Langsung (X) adalah data Pembentukan Modal Langsung

di Kabupaten Aceh Barat pada kurun waktu 2005-2013 yang diukur dalam

milyaran rupiah.

b. PDRB (Y) adalah data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kabupaten

Aceh Barat pada kurun waktu 2005-2013 yang diukur dalam milyaran rupiah.

3.5. Pengujian Hipotesis

Hipotesis yng digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. H0 ; β = 0, Variabel Pembentukan Langsung yang diteliti tidak berpengaruh

secara siginifikan terhadap PDRB di Kabupaten Aceh Barat.

b. H1 ; β ≠ 0, Variabel Pembentukan Modal Langsung yang diteliti berpengaruh

secara signifikan terhadap PDRB di Kabupaten Aceh Barat.

Page 32: PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG TERHADAP …

28

Kriteria uji hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah :

a. Apabila t hitung > t tabel, maka H0 ditolak H1 diterima, artinya Variabel

Pembentukan Modal Langsung yang diteliti berpengaruh secara signifikan

terhadap PDRB di Kabupaten Aceh Barat.

b. Apabila t hitung < t tabel maka H0 diterima H1 ditolak, artinya variabel

Pembentukan Modal Langsung yang diteliti tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap PDRB di Kabupaten Aceh Barat.

Page 33: PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG TERHADAP …

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Analisisstatistik deskriptif variabel penelitian ini digunakan untuk

mengetahui pengaruh Pembentukan Modal Tetap Langsung terhadap Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kabupaten Aceh Barat sehingga akan dapat

memberikan gambaran yang jelas dalam meningkat PDRB di Kabupaten Aceh

Barat.

4.2.Perkembangan Pembentukan Modal Langsung di Kabupaten Aceh Barat

Pembentukan modal Langsung (penanaman modal) hanya mencakup

penanaman modal secara langsung di Kabupaten Aceh barat, penanaman modal

secara langsung ini dilakukan baik berupa mendirikan perusahaan patungan

dengan mitra lokal dengan melakukan kerjasama operasi tanpa membentuk

perusahaan baru.

Untuk lebih jelas Pembentukan modal lansung di Kabupaten Aceh Barat

dilihat pada tabel dibawah ini :

Page 34: PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG TERHADAP …

30

Tabel 3

Jumlah Pembentukan Modal Langsung di Kabupaten Aceh Barat

Tahun 2005-2013

No Tahun Pembentukan Modal Langsung

(Milyar Rupiah)

1 2005 295.687.967

2 2006 309.999.567

3 2007 402.543.576

4 2008 756.224.433

5 2009 850.889.901

6 2010 925.899.202

7 2011 936.799.801

8 2012 967.889.908

9 2013 989.774.678 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Barat ( Desember 2014)

Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat pembentukan modal langsung di

Kabupaten Aceh Barat pada tahun 2005-2013 yaitu pada tahun 2005 pembentukan

modal langsung di Kabupaten Aceh Barat sebesar Rp.295.687.967 milyar dan

pada tahun 2006 pembentukan modal langsung sebesarRp.309.999.567 milyar

rupiah, dan pada tahun 2007 pembentukan modal langsung meningkat sebesar

Rp.402.543.576 milyar rupiah, dan pada tahun 2008 pembentukan modal

langsung sebesar Rp.756.224.433 milyar rupiah, angka yang cukup besar

mengingat masa rehabilitasi dan rekontruksi membuat peranan pembentukan

modal langsung belum begitu mengalami peningkatan, dan pada tahun 2009

pembentukan modal langsung sebesar Rp.850.889.901 milyar rupiah dikerenakan

proses proses pembangunan yang dilakukan pemerintah daerah bertambah, dan

pada tahun 2010 pembentukan modal langsung sebesar Rp.925.899.202 milyar

rupiah, dan pada tahun 2011 pembentukan modal langsung sebesar

Rp.936.799.801 milyar rupiah, dan pada tahun 2012 pembentukan modal

langsung sebesar Rp.967.889.908 milyar rupiah. Dan pada tahun 2013

pembentukan modal langsung sebesar Rp.989.774.678.

Page 35: PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG TERHADAP …

31

4.3. Perkembangan PDRB di Kabupaten Aceh Barat

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu bagian

yang dapat mengatasi masalah perekonomian, PDRB yaitu jumlah nilai tambah

atas barang dan jasa yang duhasilkan oleh berbagai unit produksi disuatu daerah

di dalam jangka waktu tertentu, di Kabupaten Aceh Barat Poduk Domestik

Regional Bruto (PDRB ) dari tahun ketahun mengalami peningkatan.

Untuk melihat PDRB di Kabupaten Aceh Barat dapat dilihat pada tabel

dibawah ini :

Tabel 4

Jumlah Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Aceh Barat

Tahun 2005-2013

No Tahun PDRB (Milyar Rupiah)

1 2005 102.167.893

2 2006 108.172.263

3 2007 114.081.736

4 2008 120.276.924

5 2009 226.537.675

6 2010 232.489.454

7 2011 356.573.023

8 2012 398.583.249

9 2013 498.582.249 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Barat ( Desember 2014)

Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwa laju produk domestik

regional bruto (PDRB) di Kabupaten Aceh Barat dari tahun 2005-2013 yaitu pada

tahun 2005 Rp.102.167.893 PDRB di Kabupaten Aceh Barat sebesar pada tahun

2006 PDRB sebesar Rp.081.172.263 milyar rupiah, dan pada tahun 2007 PDRB

di Kabupaten Aceh Barat sebesar Rp.114.081.736 milyar rupiah, dan pada tahun

2008 PDRB meningkat sebesar Rp.120.276.924 milyar rupiah, dikarenakan 2006-

2008 masuk dalam tahap rekontruksi NGO dan LSM masuk ke daerah Aceh Barat

dalam misi kemanusiaan, dan kemudian pada tahun 2009 PDRB

Page 36: PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG TERHADAP …

32

sebesarRp.226.537.675 milyar rupiah, dan pada tahun 2010 PDRB sebesar

Rp.232.489.454milyar rupiah, dan pada tahun 2011 PDRB Kabupaten Aceh Barat

sebesar Rp.356.573.023.08 milyar rupiah ini semakin meningkat disebabkan

sektor yang menjadi basis di Aceh Barat terus meningkatkan trend positif

diantaranya sektor pertanian dan jasa. Dan pada tahun 2012 PDRB di Kabupaten

Aceh Barat sebesar Rp.398.583.249 milyar rupiah. Dan pada tahun 2013 PDRB

sebesar Rp.498.582.249Berdasarkan penjelasan diatas bahwa PDRB di

Kabupaten Aceh Barat setiap tahunnya mengalami peningkatan.

4.4. Pembahasan Hasil

Setelah melakukan penelitian tentang pengaruh buah impor terhadap

permintaan tentang Pengaruh Pembentukan Modal Langsung terhadap Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kabupaten Aceh Barat maka penulis

melakukan pengelolaan data dengan menggunakan program SPSS (Statistical

Produtc and Service Solution ) versi 18 dan hasil pengelolaan data tersebut dapat

dikemukakan hasil pembahasan sebagai berikut :

Tabel 5

Standar Deviasi Rata-Rata dan Jumlah Sampel

No Variabel Rata-Rata Std. Deviasi N

1 PDRB 20.9321 .11540 9

2 Pembentukan Modal Langsung 20.2871 .51082 9

Sumber : Hasil Regresi (diolah Desember 2014)

Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa jumlah rata-rata PDRB (Y) adalah

20.9321dengan jumlah Tahun (N) selama 9 tahun dan standar deviasi sebesar

.11540 Sedangkan variabel pembentukan modal lansung (X) dengan jumlah (N) 9

tahun dengan nilai rata-rata sebesar 20.2871 dan Standard Deviasi sebesar .51082.

Page 37: PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG TERHADAP …

33

4.4.1. Analisis Regresi Linier Sederhana

Hasil perhitungan dengan menggunakan model regresi sederhana

dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 6

Hasil Perhitungan Regresi Linier Sederhana

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 17.366 1.088 .000

LNPML .176 .054 .778 .014

Sumber : Hasil Regresi (diolah Desember 2014)

Dari tabel 6 dapat dilihat hasil persamaan regresi sederhana sebagai berikut :

Y = a + bx

£nY = 17.366 + 0.176 £nx

Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Konstanta

Berdasarkan persamaan diatas dapat diperoleh nilai konstanta sebesar 17.366

ini menyatakan bahwa apabila variabel PDRB sama dengan nol, maka

Pembentukan Modal Langsung di Kabupaten Aceh Barat adalah sebesar

17.366 %.

2. Koefisien Regresi Variabel Pembentukan Modal Langsung (X)

Berdasarkan persamaan diatas, dapat dilihat bahwa nilai X sebesar .171 hal ini

menyatakan apabila terjadi penambahan pembentukan modal langsung sebesar

1 persen maka PDRB di Kabupaten Aceh Barat bertambah sebesar 0.171

persen.

Page 38: PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG TERHADAP …

34

4.4.2. Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan regresi

linier sederhana untuk menentukan signifikan dari variabel Pembentukan Modal

Langsung (X) terhadap PDRB (Y), maka dapat dilihat pada tabel dibawah ini

sebagai berikut :

Tabel 7

Hasil Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

No Variabel LnPDRB LnPML

1 Pearson Correlation

a. LnPDRB

b. LnPML

1.000

.788

.778

1.000

2 Model

a. Koefisien Korelasi

b. Koefisien Determinasi (R2)

c. Koefisien Determinasi Adjusted

.778

.549

.606

Sumber : Hasil Regresi (diolah Desember 2014)

Berdasarkan tabel 7 diatas dijelaskan bahwa koefisien korelasi diperoleh

0,778 persen secara positif menjelaskan adanya hubungan antara PDRB (Y)

dengan Pembentukan Modal Langsung (X) dengan hubungan sebesar 77,8 persen

ini dikarenakan Pembentukan Modal Lansung akan mempengaruhi PDRB.

Dimana pembentukan modal langsung akan berpengaruh terhadap PDRB di

Kabupaten Aceh Barat.

Uji koefisien korelasi dan determinasi dari hasil perhitungan Koefisien

Korelasi (R) sebesar 77,8 persen menunjukkan bahwa variabel Pembentukan

Modal Langsung berpengaruh secara signifikan terhadap PDRB di Kabupaten

Aceh Barat.

Adapun Koefisien Determinasi dapat diketahui dengan menggunakan

rumus koefisien determinasi yaitu :

Page 39: PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG TERHADAP …

35

Koefisien Determinasi = r2 X 100 %

Koefisien Determinasi = 0.549 X 100 %

Koefisien Determinasi = 54,9 %

Koefisien determinasi (R2) yaitu hasil dari perhitungan koefisien korelasi

yang dikuadratkan maka didapatkan nilai koefisien determinasi yaitu sebesar 54,9

persen termasuk pada katagori kuat hal ini menunjukkan bahwa variabel

Pembentukan Modal Langsung berpengaruh terhadap PDRB di Kabupaten Aceh

Barat sedangkan 45,1 persen dipengaruhi oleh variabel lain diluar model

penelitian ini.

4.4.3. Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh Pembentukan modal

Langsung (X) terhadap PDRB (Y) di Kabupaten Aceh Barat dilakukan pengujian

individu dengan uji t pada jumlah pada taraf nyata (α) = 0,05.

Tabel 8

Uji t

Coefficient

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 17.366 1.088 15.959 .000

LNPML .176 .054 .778 3.279 .014

Sumber : Hasil Regresi (diolah Desember 2014)

Berdasarkan tabel 8 diatas dapat dilihat pengaruh signifikan Variabel

bebas terhadap Variabel terikat dapat dijelaskan bahwa variabel Pembentukan

Page 40: PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG TERHADAP …

36

Modal langsung (X) diperoleh t hitungsebesar 3.279 lebi besar dari t tabelsebesar

1,895 artinya variabel Pembentukan Modal Langsung berpengaruh signifikan

terhadap PDRB di Kabupaten Aceh Barat.

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah diketahui

bahwa variabel Pembentukan Modal Langsung berpengaruh signifikan terhadap

PDRB di Kabupaten Aceh Barat.

Page 41: PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG TERHADAP …

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan dari hasil pengujian dan analisis yang dilakukan dalam

penelitian ini di Kabupaten Aceh Barat dapat disimpulkan bahwa :

a. jumlah rata-rata PDRB (Y) adalah 20.9321 dengan jumlah Tahun (N) selama

9 tahun dan standar deviasi sebesar .11540 Sedangkan variabel pembentukan

modal lansung (X) dengan jumlah (N) 9 tahun dengan nilai rata-rata sebesar

20.2871 dan Standard Deviasi sebesar .51082

b. koefisien korelasi diperoleh 0,778 persen secara positif menjelaskan adanya

hubungan antara PDRB (Y) dengan Pembentukan Modal Langsung (X)

dengan hubungan sebesar 77,8 persen ini dikarenakan Pembentukan Modal

Lansung akan mempengaruhi PDRB. Dimana pembentukan modal langsung

akan berpengaruh terhadap PDRB di Kabupaten Aceh Barat. Sedangkan

Koefisien determinasi (R2) yaitu hasil dari perhitungan koefisien korelasi

yang dikuadratkan maka didapatkan nilai koefisien determinasi yaitu sebesar

54,9 persen termasuk pada katagori kuat hal ini menunjukkan bahwa variabel

Pembentukan Modal Langsung berpengaruh terhadap PDRB di Kabupaten

Aceh Barat sedangkan 40,1 persen dipengaruhi oleh variabel lain diluar

model penelitian ini.

c. Pembentukan Modal langsung (X) diperoleh t hitung sebesar 3.279 lebi besar

dari t tabel sebesar 1,895 artinya variabel Pembentukan Modal Langsung

berpengaruh signifikan terhadap PDRB di Kabupaten Aceh Barat.

Page 42: PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG TERHADAP …

37

5.2. Saran-Saran

Adapun saran kepada pemerintah daerah adalah :

a. Pemerintah harus dapat meningkatkan PDRB dengan cara Pembentukan

modal langsung, karena dengan adanya pembentukan modal langsung

dapat meningkatkan PDRB di Kabupaten Aceh Barat.

b. Meningkatkan peranan pemerintah dalam meningkatkan sembilan sektor

PDRB di Kabupaten Aceh Barat.

Page 43: PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG TERHADAP …

DAFTAR PUSTAKA

BPS. 2012. Aceh Dalam Angka. Kabupaten Aceh Barat. Meulaboh.

___________2007. PDRB. Kabupaten Aceh Barat. Meulaboh.

___________2008-2011. PDRB Menurut Penggunaan. Kabupaten Aceh Barat.

Meulaboh.

___________ 2010. Aceh Dalam Angka. Propinsi Aceh. Banda Aceh.

___________ 2012. Aceh Dalam Angka. Propinsi Aceh. Banda Aceh.

Gujarati, N Donodar. 2003. Basic Econometrics. Fourth Edition. The McGraw-

Hill Companies.

Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Meteologi Penelitian dan Aplikasinya.

PT. Ghalia Indonesia. Bogor.

Irham, Fahmi. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Alfabeta. Bandung.

Jhingan, M.L. 2007. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Penerjemah D.

Guritno. Edisi 1. PT Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Johannes, A.P. Sinurat. 2010. Skripsi Investasi. Fakultas Hukum. Universitas

Indonesia. Jakarta.

Nachrowi, Djalal. 2006. Pendekatan Populer dan Praktis Ekonomitrika. Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Nurba, Diswandi. Et.al. 2010. Pedoman Penulisan Skripsi Dan Tugas Akhir.

Universitas Teuku Umar. Meulaboh.

Noor, Faizal, Hendry. 2009. Investasi Pengelolaan Keuangan Bisnis dan

Pengembangan Ekonomi Masyarakat. Permata Putri Media. Jakarta

Barat.

Sadono, Sukirno. 2008. Teori Pengantar Makro Ekonomi Edisi Ketiga. PT Raja

Grafindo Persada. Jakarta.

____________ 2006. Pengantar Makro Ekonom. PT. Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

____________ 2006. Pengantar Makro Ekonom. PT. Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Page 44: PENGARUH PEMBENTUKAN MODAL LANGSUNG TERHADAP …

39

Tarigan, Robinson. 2005. Ekonomi Regional. Teori dan Aplikasi. Edisi Revisi.

Bumi Aksara. Jakarta.

Http/google. Portal.radiotero.com siakses 20 maret 2014.

http:wikipedia.org.pertumbuhan.di Akses 20 maret 2014.