PENGARUH PEMANFAATAN BEASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI 4 JAKARTA Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Sebagai Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Manajemen Pendidikan (S.Pd) Oleh: Syarifatul Hilwa 1112018200007 JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016
112
Embed
PENGARUH PEMANFAATAN BEASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33802/1/Syarifatul Hilwa... · 13. Seluruh teman-teman angkatan 2012/2013
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH PEMANFAATAN BEASISWA TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA
DI SMK NEGERI 4 JAKARTA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Sebagai Syarat
Mendapatkan Gelar Sarjana Manajemen Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Syarifatul Hilwa
1112018200007
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
i
ABSTRAK
Syarifatul Hilwa, 2016. Pengaruh Pemanfaatan Beasiswa Terhadap Hasil
Belajar Siswa di SMK Negeri 4 Jakarta. Jurusan Manajemen Pendidikan,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
beasiswa Kartu Jakarta Pintar terhadap hasil belajar siswa. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa SMK Negeri 4 Jakarta yang menerima
beasiswa pada tahun 2015 dengan jumlah 322 siswa. Berdasarkan hasil analisis
korelasi antara variabel pemanfaatan beasiswa dengan variabel hasil belajar siswa,
didapatkan harga rhitung sebesar 0,446. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai
sebesar thitung(2,862)≥ ttab (2,034), maka H0 ditolakdan H1 diterima. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pemanfaatan beasiswa
terhadap hasil belajar siswa.
Kata kunci: beasiswa, hasil belajar
ii
ABSTRACT
Syarifatul Hilwa, 2016. The Influence Of Scholarships On Student
Learning Outcomes in SMK Negeri 4 Jakarta. Education Management
Department, Faculty of Tarbiyah and Teaching Sciences, Syarif Hidayatullah
State Islamic University of Jakarta.
This study attempts to look for influence of Jakarta Smart Card
scholarships to student learning outcomes. The method used in this study was
correlational descriptive method. The populations in this study are all students of
SMK Negeri 4 Jakarta who received scholarships in 2015 with the number of 322
students. Based on the analysis of correlation between utilization of scholarship
variablewith student learning outcomesvariable, obtained rcount value of 0.446.
From the calculations, the value of tcount (2,862) ≥ ttab (2,034. It means that H0
rejected and H1 accepted. It can be concluded there is an influence on the
utilization of the scholarship to the student.
Keywords: scholarship, learning outcome
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, nikmat,
dan hidayah yang diberikan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,
keluarga, para sahabat, dan umatnya hingga akhir zaman.
Dalam penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemanfaatan Beasiswa
Terhadap Hasil Belajar Siswa di SMK Negeri 4 Jakarta” penulis menyadari
bahwa masih terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan namun demikian
penulis berusaha semaksimal mungkin untuk menghindari kekurangan tersebut.
Tidak dipungkiri selama proses penyusunan penulis banyak menerima
bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada pihak yang telah membantu. Semoga atas bantuan yang
diberikan senantiasa mendapatkan pahala dan keridhoan Allah SWT. Khususnya
kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd. Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Dindin Sobiruddin, M.Kom. Dosen pembimbing I yang selalu
meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan arahan, nasihat,
solusi dan motivasi sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
4. Dr. H. Marzuki, M.Ag. Dosen pembimbing II yang selalu memberikan
semangat untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
5. Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed., M.Phil. Dosen pembimbing akademik
yang selalu meluangkan waktunya untuk memberikan arahan, nasihat
dan motivasi untuk menyelesaikan perkuliahan dengan baik.
6. Drs. Kholil, M.Si. Kepala SMK Negeri 4 Jakarta, yang dengan ramah
menerima dan mengizinkan penulis melakukan penelitian di SMK
Negeri 4 Jakarta.
iv
7. Bapak dan Ibu Guru SMK Negeri 4 Jakarta, serta bagian tata usaha.
Khsusnya kepada: Abdul Basit, M.Pd, Anggiat Togatorop, S.Pd, Dra.
Enni Relawati, Puput Yulianti, A.Md, Afit Sutiyawan, S.Pd. Yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi sumber data dan
membantu mencari informasi lebih banyak terkait masalah yang sedang
diteliti.
8. Ayahanda Abdul Wadud, terimakasih telah mengajarkan arti integritas
moral, akhlak, agama, mendidik dan menasehati serta mendukung baik
moril maupun materi. Sehingga penulis bisa terus berusaha keras
memperjuangkan apa yang dicita-citakan.
9. Ibunda Daharoh, Ibu yang luar biasa tanpa henti menasehati dan
menyertai langkah penulis dengan doa terbaik, dan selalu menguatkan
Lampiran 12 : Tabel t .......................................................................... 90
Lampiran 13 : Tabel r ......................................................................... 91
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini telah
mempercepat modernisasi dalam segala bidang. Percepatan modernisasi di era
globalisasi ini menjadi aspek yang sangat diperhatikan, terlebih percepatan
modernisasi menuntut Sumber Daya Manusia (SDM) untuk lebih profesional. Dalam
menghadapi tantangan perkembangan modernisasi yang berjalan begitu cepat,
peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi salah satu komponen penting
dalam menghadapi tantangan perkembangan modernisasi di era globalisasi.Salah
satu upaya dalam mengembangkan dan meningkatkan SDM yang berkualitas adalah
dengan pendidikan. Pendidikan ialah usaha yang dilakukan untuk memberikan
pembelajaran dan bekal pada masyarakat agar mampu bertahan dan bersaing dalam
kehidupannya kelak.
Berbicara mengenai pendidikan, khususnya pendidikan formal sangat erat
hubungannya dengan pembiayaan pendidikan. Bisa dikatakan biaya pendidikan
merupakan salah satu instrumen yang sangat penting dalam penyelenggaraan
pendidikan di sekolah. Tanpa adanya biaya aktivitas belajar-mengajar akan
terhambat. Biaya (cost) merupakan jenis pengeluaran yang berkenaan dengan
penyelenggaraan pendidikan, baik dalam bentuk uang, barang maupun tenaga. Biaya
pendidikan itu sendiri berasal dari tiga sumber yaitu pemerintah, masyarakat dan
keluarga siswa.
Dalam perhitungan biaya pendidikan, pembiayaan ditingkat sekolah lebih
cenderung bias pada dana pemerintah dengan mengabaikan dana dari keluarga siswa
dan masyarakat. Artinya, perhitungan biaya dapat dengan mudah dihitung dengan
cara menjumlahkan dana pemberian dari pemerintah dengan membagi dana total
dalam anggaran pendidikan. Namun, hal tersebut sangat disayangkan mengingat
bahwa sebagian besar biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh siswa agar tetap
berada di sekolah ialah menjadi tanggungan keluarga siswa. Biaya pendidikan yang
2
ditanggung keluarga digunakan untuk membiayai berbagai komponen kegiatan
pendidikan seperti membeli seragam sekolah, buku, tas, kegiatan ekstra-kulikuler,
transportasi, uang jajan dan lain sebagainya.
Dewasa ini biaya pendidikan sekolah dapat dikatakan cukup mahal, dan
mahalnya biaya pendidikan serta ekonomi keluarga yang tidak mencukupi dengan
pendapatan orang tua yang pas-pasan, nampaknya hal ini membuat siswa sulit untuk
bertahan dalam proses pendidikan. Hingga akhirnya siswa terpaksa meninggalkan
pendidikannya atau dengan kata lain putus sekolah demi membantu orang tua untuk
bekerja guna mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga. Hal terbut masih bisa
ditemukan di Kota besar seperti DKI Jakarta khususnya Jakarta Utara.
Rendahnya partisipasi pendidikan khususnya pada kelompok miskin adalah
tingginya biaya pendidikan. Biaya pendidikan yang dimaksud adalah biaya
pendidikan langsung maupun biaya pendidikan tidak langsung. Menurut panduan
pelakasanaan beasiswa miskin biaya langsung meliputi antara lain iuran sekolah,
buku, seragam, dan alat tulis, sementara biaya tidak langsung meliputi antara lain
biaya transportasi, kursus, uang saku, dan biaya lainnya1. Senada dengan kutipan
tersebut masih dijumpai adanya sekolah yang membebankan iuran atau pungutan
kepada siswa/orang tua wali murid untuk membeli buku paket/sumber, seragam, dan
kebutuhan sekolah lainnya.
Beberapa ketentuan peratuan yang mendukung pemberian bantuan biaya
pendidikan menurut buku Pedoman Perogram Beasiswa 2009 yaitu Undang-Undang
RI Nomor 20 Tahun 2003 Bab V pasal 12 (1.c), menyebutkan bahwa setiap peserta
didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapat beasiswa bagi yang berprestasi
yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya.2
Bantuan biaya atau beasiswa umumnya diberikan kepada siswa yang
berprestasi tetapi kurang mampu dalam hal ekonomi. Beasiswa ini memiliki
ketentuan yang beragam sesuai dengan tujuan beasiswa itu sendiri. Pemberian
1Panduan Pelaksanaan Beasiswa Miskin (BSM), (Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional
Direktoroat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, 2010), h. 1.
2 Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: 2003), h. 5
3
beasiswa semata-mata bukan hanya memberikan kemudahan dalam mengakses
pendidikan tetapi juga memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat berprestasi
lebih baik lagi. Pemberian beasiswa juga dapat memberikan peluang bagi siswa
miskin agar dapat melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi lagi
bantuan untuk siswa miskin sering disebut dengan Bantuan Siswa Miskin (BSM).
Berdasarkan hasil pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) tahun
2011 tercatat data penduduk Provinsi DKI Jakarta kategori 40% rumah tangga
Indonesia berpenghasilan terendah sebanyak 332,465 ribu jiwa yang termasuk dalam
usia sekolah (7-18 tahun) dengan rincian sebagai berikut:3
Tabel. 1.1 Hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial Tahun 2011
Usia Sangat
Miskin
Miskin Hampir
Miskin
Rentan
Miskin
Jumlah Keterangan
7-12
Tahun
84.830
49.913
32.176
3.467
170.386
Setara SD/SDLB/MI
13-15
Tahun
36.996
26.029
18.607
2.220
83.852
Setara
SMP/SMPLB/MTs
16-18
Tahun
28.710
24.980
21.721
2.816
78.227
Setara
SMA/SMALB/SMK
/SMKLB/MA
Total 150.536 100.922 72.504 8.503 332.465
Sumber : Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta
Disamping itu salah satu langkah stratgis khususnya pada Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta dalam memberikan bantuan kepada masyarakat miskin dalam
mengakses pendidikan ialah dengan memberikan Kartu Jakarta Pintar pada warga
DKI Jakarta. Kartu Jakarta Pintar (KJP) adalah program strategis untuk memberikan
3 Pedoman Bantuan Biaya Personal Pendidikan (BBPP) bagi Peserta Didik dari Keluarga
Tidak Mampu Melalui Kartu Jakarta Pintar, (Jakarta: Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, 2013), h. 6
4
akses bagi warga DKI Jakarta dari kalangan masyarakat tidak mampu untuk
mengenyam pendidikan minimal sampai dengan tamat SMA/SMK dengan dibiayai
penuh dari dana APBD Provinsi DKI Jakarta. Hal tersebut tertuang pada Peraturan
Gubernur nomor 174 Tahun 2015 tentang Pemberian Bantuan Biaya Personal
Pendidikan melalui Kartu Jakarta Pintar.
Kartu Jakarta Pintar (KJP) diberikan kepada siswa kurang mampu melalui
Kartu yang diterbitkan oleh Bank DKI yang telah bekerja sama dengan Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta agar dapat memberikan keringanan dan kemudahan dalam
mengakses pendidikan. Di sisi lain KJP juga menjadi sarana dalam memenuhi
kebutuhan siswa dalam menempuh masa pendidikannya. Guna memperoleh KJP
dengan benar hal yang perlu diketahui oleh mayarakat adalah bagaimana prasyarat,
tahapan dan proses pemberian Kartu Jakarta Pintar itu sendiri.
Tahap dalam penerimaan Kartu Jakarta Pintar yaitu dengan cara sekolah
memilih siswa yang kurang mampu dan mendaftarkannya, dalam mendaftarkan
terdapat proses verifikasi terhadap kebenaran tersebut dan dapat dipertanggung
jawabkan sehingga meminimlaisir terjadinya penyimpangan penyalah gunaan dana
KJP serta proses pemberian dana yang diberikan langsung kepada siswa yang
bersangkutan.
Pemberian KJP ini diberikan kepada siswa kurang mampu yang bersekolah
di DKI Jakarta, artinya bukan hanya untuk warga asli DKI Jakarta saja yang dapat
menerima KJP, tetapi warga bukan asli DKI Jakarta juga bisa mendapatkannya.
Tentunya dengan syarat dan ketentuan bahwa siswa berdomisili di DKI Jakarta dan
siswa yang akan mendapatkan KJP aktif di sekolah yang berada di DKI Jakarta dan
siswa tersebut kurang mampu dalam ekonominya.
Khususnya di SMK Negeri 4 Jakarta pemberian atau penerima KJP pada
tahun 2015 termasuk dalam kategori cukup banyak dari jumlah siswa 1.281 tercatat
322 siswa yang menerima beasiswa Kartu Jakarta Pintar (KJP) pada tahun 2015,
artinya sekitar 25% siswa mendapatkan beasiswa KJP diantaranya dapat dilihat pada
tabel berikut:
5
Tabel. 1.2 Penerima Beasiswa KJP Tahun 2015
NO JURUSAN KELAS JUMLAH
1 Tek. Konstruksi Batu dan Beton XI, XII 20
2 Tek. Furniture XI, XII 42
3 Tek. Audio Video XI, XII 37
4 Tek. Elektronoka Industri XI, XII 14
5 Tek. Instalasi Tenaga Listrik XI, XII 36
6 Tek. Pemesinan XI, XII 28
7 Tek. Kendaraan Ringan XI, XII 42
8 Tek. Ototronik XI, XII 8
9 Tek. Mekatronika XI, XII 24
10 Tek. Pengelasan XI, XII 13
11 Tek. Fablikasi Logam XI, XII 19
12 Tek. Komputer dan Jaringan XI, XII 29
TOTAL 322
Sumber : Dokumentasi Daftar Penerima Beasiswa KJP SMK Negeri 4 Jakarta
Dalam pemberian beasiswa KJP ternyata masih banyak permasalahan yang
terjadi dilapangan. Temuan tersebut adalah adanya keluhan yang diterima oleh pihak
sekolah terkait KJP ialah laporan dari orang tua siswa terhadap pencairan dana yang
masih belum diterima oleh siswa bahwa pada tanggal yang sudah ditetapkan hal
tersebut mengakibatkan terhambatnya pemenuhan kebutuhan personal siswa.
Disamping keterlambatan pencairan dana adanya temuan bahwa orang tua siswa
merasa bahwa sulitnya membelanjakan bantuan dana tersebut dikarenakan KJP tidak
dapat di tarik tunai mengingat bahwa penjual yang biasa menjual kebutuhan peserta
didik mengaku bahwa alat Electronic Data Capture (EDC) masih terbatas atau
belum bisa mengadakan alat tersebut di tokonya. Selain itu, masalah lain yang timbul
yaitu adanya temuan bahwa penerima KJP tidak menggunakan beasiswa dengan
semestinya seperti beasiswa dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
bukan untuk keperluan sekolah siswa.
6
Permasalahan lain yang timbul ialah dalam sistem pencalonan siswa
penerima beasiswa KJP. Hal tersebut diutarakan oleh pihak sekolah mengenai
keluhan pihak sekolah terhadap sistem penetapan tanggal pemberkasan file calon
penerima beasiswa KJP yang dirasa terlalu cepat. Keluhan tersebut mengungkapkan
bahwa jangka waktu yang diberikan oleh Pemerintah Daerah hanya 4 hari untuk
menginput data calon penerima beasiswa. Nyatanya, dalam pengimputan data
tersebut banyak kendala yang dialami salah satunya adalah siswa masih belum bisa
menyerahkan persyaratan SKTM yang diperoleh dari kelurahan setempat, karena
alasan bahwa RT/RW sedang tidak ada di tempat dan masih banyak alasan yang
diberikan siswa terkait pengumpulan berkas.
Di sisi lain, guna ketepatan dalam pencapaian sasaran penyeleksian
penerimaan bantuan dana beasiswa KJP di SMK Negeri 4, Pihak sekolah
mengadakan survei lapangan dan juga uji berkas terhadap siswa yang mengajukan
beasiswa. Dalam proses penyeleksian yang dilakukan oleh SMK Negeri 4 Jakarta
adanya temuan bahwa calon penerima KJP yang berasal dari keluarga yang terbilang
cukup mampu. Hal ini dapat dikatakan telah penyeleksian yang dilakukan olek SMK
Negeri 4 cukup baik, namun tidak memungkiri bahwa adanya kemungkinan hal
tersebut terulang kembali atau bahkan lolos seleksi.
Adanya dampak positif dari pemberian KJP ini dapat dilihat dari kondisi
masyarakat itu sendiri, dalam lingkungan masyakarat Jakarta Utara khususnya
lingkungan SMK Negeri 4 Jakarta ialah beasiswa KJP dapat memberikan keringanan
atas biaya personal pendidikan siswa hingga siswa bisa terus melanjutkan sekolah
tanpa hambatan persoalan biaya dan kemudahan-kemudahan lainnya dalam
memperoleh pemerataan sarana dan prasarana pendidikan. Namun, disisi lain
pemberian KJP ini juga dapat memberikan dampak negatif bagi masyakat.Adanya
temuan bahwa masyarakat lingkungan SMK Negeri 4 Jakarta masih terindentifikasi
menggunakan dana beasiswa bukan untuk keperluan pendidikan siswa melainkan
untuk keperluan diluar pendidikan. Hal tersebut jika dibiarkan akan berakibat buruk
bagi kebiasaan masyarakat tersebut atau dalam kata lain hal tersebut bisa
“memanjakan” Artinya masyarakat merasa bantuan ini dapat digunakan bukan untuk
kebutuhan sekolah saja, tetapi juga kebutuhan rumah tangga sehari-hari hal ini
7
mendorong masyarakat untuk bersikap menerima tanpa terlebih dahulu berusaha
karena bantuan biaya diberikan langsung tanpa adanya dorongan untuk dapat
memperbaiki dan berusaha lebih agar segala sesuatunya dapat terpenuhi dengan hasil
usaha sendiri. Dengan kata lain, pemberian beasiswa bagi masayarakat kurang
mampu belum mencapai tingkat optimalisasi sumber daya untuk mendukung
produktivitas.
Dampak positif lain dari pemberian beasiswa KJP bagi siswa sendiri yaitu
terpenuhinya kebutuhan siswa khususnya biaya personal yang dibebankan kepada
siswa dalam dunia pendidikan seperti sergam sekolah, tas, sepatu, buku, transportasi,
gizi serta ekstrakulikuler sehingga hasil belajar siswa baik akademik maupun non
akademik dapat meningkat. Selain itu, pemberian beasiswa ini dapat memotivasi
siswa untuk bersikap dan bertindak lebih baik, karena setelah menerima bantuan
beasiswa KJP siswa tidak boleh melakukan hal-hal yang melanggar aturan sekolah
seperti berkelahi/tauran, merokok, drugs, minuman keras dan lain sebagainya yang
akan berakibat pemutusan beasiswa KJP.
Pada dasarnya pemberian beasiswa KJP adalah untuk memberikan
kemudahan siswa dalam mengakses pendidikan guna meningkatkan hasil belajar
sehingga prestasi belajar meningkat. Untuk itu, pemberian bantuan biaya atau
beasiswa adalah salah satu cara untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia
hingga dapat bersaing dalam era globalisasi sekarang ini. Pemberian beasiswa guna
memperbaiki kualitas sumber daya manusia yang profesional memberikan peluang
bagi siswa untuk dapat mengeksplor kemampuan diri dan dapat memaksimalkan
bantuan yang telah diberikan dengan memanfaatkan bantuan secara efektif dan tepat
sasaran hingga siswa dapat menyelesaikan studinya.
Sekolah SMK Negeri 4 Jakarta mampu mencetak lulusan yang dapat
bersaing dengan lulusan SMK/SMA/MA/sederajat dalam hal perolehan lapangan
pekerjaan ini dibuktikan dengan perolehan rata-rata lulusan berkerja di perusahaan
yang bonafit. Pada tahun 2014 sekitar 143 lulusan terdaftar diterima di 17 perusahan.
Bukan hanya baik dalam pencapaian pekerjaan tetapi lulusan SMK Negeri 4 juga
mampu masuk dalam Universitas yang bonafit seperti Universitas Negeri Jakarta,
8
Universitas Djadajat, STIP, Universitas Penerbangan, Universitas Jayabaya dan
Universitas lainnya.
Selain itu, prestasi yang telah diraih oleh SMK Negeri 4 Jakarta ini baik
lokal maupun nasional, yaitu juara pertama pada ajang LKS networking support
tingkat Jakarta Utara sampai Nasional, yaitu di bidang lomba Refrigeration, CADD,
Cabinet Making, Pattern Making, CNC Milling. Prestasi lainnya Juara dua bidnag
lomba Production Machine, Commercial Wirring, Cabiner Making, Mould Making.
Dan juara ketiga pada bidang lomba refregeration, Joinery, Elektronik Aplication,
Industrial control, Auto CAD. Dengan demikian SMK Negeri 4 Jakarta menjadi
sekolah yang paling banyak mendapatkan piala kejuruan.
Dengan keunggulan tersebut pastinya tidak luput dari adanya dukungan
orangtua, sekolah juga masyarakat dukungan tersebut berupa materi dan non materi.
Peran penting orang tua dalam memberikan fasilitas untuk menyekolahkan anaknya
hingga selesai menjadi fokus penelitian. Terlebih Pemerintah DKI Jakarta telah
menetapkan kebijakan tentang pemberian bantuan beasiswa untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa Jakarta dengan mengeluarkan Kartu Jakarta Pintar.
Dengan diberikannya bantuan beasiswa Kartu Jakarta Pintar diharapkan
dapat membatu meringkankan beban orang tua dalam memberikan fasilitas
pendidikan kepada anaknya seperti buku, alat tulis, seragam, sepatu, tas, transport,
hingga biaya non akademis seperti ekstra kulikuler, makan (jajan) dan lain
sebagainya.
Dengan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, penulis ingin
mengetahui sejauh mana pengaruh pemberian beasiswa Kartu Jakarta Pintar terhadap
hasil belajar siswa. Oleh sebab itu, penulis mengadakan penelitian yang berjudul
“PENGARUH PEMANFAATAN BEASISWA KARTU JAKARTA PINTAR
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI 4 JAKARTA”.
9
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis mengidenfikasi
permasalahan penelitian sebagai berikut:
1. Kurang tepatnya pemanfaatan beasiswa yang diberikan kepada siswa.
2. Kurang tepatnya sasaran dalam pemeberian beasiswa terkait dengan
penggunaan beasiswa.
3. Kurangnya sosialisasi dalam menggunakan dana beasiswa yang diberikan
sehingga masyarakat menggunakan KJP dengan dan tanpa pertimbangan
yang matang membelanjakan atau bahkan memindah tangankan kartu
tersebut.
4. Sulitnya sistem dalam menggunakan KJP karena toko yang menggunakan alat
EDC terbatas.
C. Pembatasan Masalah Agar pembahasan hasil penelitian ini tidak terlalu luas dan terarah, maka
penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut:
1. Pemanfaatan Beasiswa Kartu Jakarta Pintar oleh siswa di SMK Negeri 4
Jakarta
2. Masalah tersebut dikaitkan dengan Hasil belajar siswa yang akan diukur
dengan menggunakan nilai siswa (UTS, UAS, raport) sebelum dan sesudah
menerima Kartu Jakarta Pintar.
D. Perumusan Masalah Perumusan masalah penelitian ini dimaksudkan agar masalah penelitian
lebih terfokus dan terarah, sehingga memudahkan dalam mengambil sebuah
hasil keputusan atau kesimpulan. Adapun rumusan yang dibuat dalam penelitian
ini Adakah pengaruh pemanfaatan beasiswa Kartu Jakarta Pintar terhadap
hasil belajar?
10
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dari hasil
penelitian ini adalah sebagai adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh pemanfaatan beasiswa Kartu Jakarta Pintar terhadap hasil belajar siswa
di SMK Negeri 4 Jakarta.
F. Manfaaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, diantaranya:
1. Untuk Pemerintah DKI Jakarta : Hasil penelitian ini dapat dijadikan evaluasi
bagi pemerintah untuk memperbaiki sistem pemberian beasiswa agar lebih
baik lagi dan sebagai sarana pemberian informasi mengenai pemanfaatan
beasiswa Kartu Jakarta Pintar di SMK Negeri 4 Jakarta.
2. Untuk Sekolah: Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi sekolah khususnya yang berkaitan dengan beasiswa, yaitu pemanfaatan
dana secara efektif dan efisien serta mengalokasikannya secara tepat sesuai
dengan skala prioritas untuk dapat meningkatkan prestasi belajar peserta
didik.
3. Bagi peneliti: untuk peneliti selanjutnya penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan sebagai kajian serta acuan untuk mendalami dan mengembangkan
konsep tentang pengaruh pemanfaatan beasiswa terhadap hasil belajar.
4. Untuk siswa : Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
kepada siswa dalam pemanfaatan beasiswa yang tepat guna meningkatkan
sprestasi belajarnya.
11
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Beasiswa
Beasiswa dapat diartikan sebagai tunjangan atau biaya bantuan belajar
yang diberikan kepada pelajar atau mahasiswa.4 Sedangkan menurut Erni
Muniarsih Beasiswa diberikan kepada individu tertentu dan/atau organisasi
tertentu yang memiliki keunggulan tertentu.
Dari dua pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa beasiswa
merupakan sebuah bantuan baik berupa dana ataupun fasilitas yang diberikan oleh
organisasi tertentu kepada siswa atau mahasiswa yang akan mengikuti pendidikan
atau dalam masa pendidikan di sekolah untuk dimanfaatkan guna menunjang
keberlangsungan pendidikan. Beasiswa juga bisa disebut sebagai tunjangan atau
bantuan secara cuma-cuma yang diberikan kepada pelajar atau mahasiswa untuk
memenuhi kebutuhan belajar.
Beasiswa dapat diberikan oleh pemerintah, perusahaan, organisasi,
lembaga, atau yayasan. Adapun macam beasiswa yaitu berupa beasiswa prestasi,
beasiswa bantuan dan beasiswa penuh. Lama ikatan instansi dalam hal
memberikan beasiswa berbeda-beda, tergantung terhadap dinas yg memberikan
beasiswa tersebut. Beasiswa yang diberikan kepada siswa atau mahasiswa
biasanya berupa dana untuk memenuhi biaya ongkos yang harus dikeluarkan
selama menempuh masa pendidikannya di tempat yang mereka inginkan.
Beasiswa digunakan untuk memberikan keringanan dalam studinya
seperti membayar SPP, membeli buku, sepatu, tas serta kebutuhan akademik
lainnya. Beasiswa ini bertujuan untuk membantu siswa atau mahasiswa dalam
melanjutkan pendidikan lebih tinggi atau menunjang biaya pendidikan pada
proses pembelajaran. Bantuan beasiswa biasanya diberikan kepada siswa yang
4Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Pusat Bahasa Departemen Pensisikan
Nasional (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 118
12
berbakat dan berprestasi dalam bidang akademik maupun non akademik agar
dapat memberikan motivasi berprestasi lebih dan dapat melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Adapula beasiswa yang diberikan untuk siswa
yang kurang mampu atau sering disebut dengan Bantuan Siswa Miskin (BSM).
Beasiswa ini bertujuan untuk memberantas angka putus sekolah.
Menurut Martha K. (2016) ada beberapa jenis beasiswa yaitu:
a. Beasiswa Atletik Beasiswa ini biasanya diberikan oleh universitas tempat calon penerima beasiswa terdaftar. Mereka merekrut mahasiswa yang memiliki kemampuan lebih dibidang olahraga, terutama cabang olah raga atletik, untuk dijadikan atlet tim universitas yang akan mewakili universitas mengikuti berbagai kejuaraan nasional maupun internasional.
b. Beasiswa Bantuan Sesuai dengan namanya, beasiswa ini diberikan untuk membantu mahasiswa atau calon mahasiswa yang kurang beruntung secara ekonomi, namun memiliki prestasi, terutama prestasi dibidang akademik.
c. Beasiswa Penghargaan Beasiswa ini diberikan kepada mahasiswa yang memiliki prestasi akademik terbaik sebagai bentuk penghargaan. Oleh karena itu, beasiswa ini juga sering disebut beasiswa prestasi akademik. Beasiswa ini bisa didapatkan setelah calon penerima beasiswa menjadi mahasiswa di universitas pemberi beasiswa dengan syarat Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mencapai syarat yang ditetapkan, misalnya IPK diatas 3,00 atau 3,50.
d. Beasiswa Nonakademik Beasiswa ini hampir mirip dengan beasiswa atletik. Selain diberikan kepada mahasiswa yang berprestasi dibidang olahraga, beasiswa ini juga diberikan kepada calon mahasiswa yang berprestasi di bidang seni.
e. Beasiswa Sebagian Program beasiswa yang satu ini hanya menanggung sebagian biaya
pendidikan yang dibutuhkan mahasiswa. Biasanya biaya pendidikan yang ditanggung dalam program ini misalnya biaya kuliah dan biaya buku saja.
f. Beasiswa Penuh Beasiswa penuh memberikan dana secara penuh untuk memenuhi
kebutuhan mahasiswa penerima beasiswa selama menempuh pendidikan tinggi, yang meliputi biaya hidup, akomodasi, biaya pendidikan, biaya buku dan penelitian, biaya perjalanan dan juga asuransi.
g. Beasiswa Teaching Assistantship (TA) Beasiswa ini diberikan sebagai upah karena telah membantu dosen atau
upah sebagai asisten dosen. h. Beasiswa penelitian
13
Beasiswa penelitian hampir sama konsepnya dengan beasiswa teachingassistanship, namun lebih fokus pada penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa atau dosen dari perguruan tinggi penyedia beasiswa.
i. Beasiswa Proyek PhD Beasiswa ini diberikan pada kelompok penelitian yang terdiri dari
mahasiswa atau penelitian setingkah PhD yang dilakukan oleh dosen atau profesor dari perguruan tinggi pemberi beasiswa.
j. Beasiswa Ikatan Dinas Ikatan dinas artiya penerima beasiswa harus bekerja dalam jangka
waktu tertentu di perusahaan pemberi beasiswa begitu pendidikannya selesai. Dengan kata lain, penerima ikatan dinas akan mendapat jaminan bekerja begitu selesai kuliah.
k. Beasiswa Pemerintah Beasiswa yang langsung dari pemerintah atau lembaga-lembaga
pemerintahan Indonesia. Seperti yang kitaketahui banyak sekali lembaga yang memiliki program beasiswa dengan tujuan membantu mencerdaskan generasi penerus bangsa.
l. Beasiswa yang Berasal dari Negara Maju Ada banyak negara maju yang menjalin kerjasama dengan Indonesia
dalam hal peningkatan mutu pendidikan, salah satunya dengan cara menyediakan program beasiswa.
m. Beasiswa dari Perusahaan Swasta Di Indonesia, ada banyak perusahaan yang memiliki program
Coorporate Social Responsibility (CSR) yang bertujuan meningkatkan bidang pendidikan bagi masyarakat umum, terutama bagi generasi muda yang merupakan bibit unggul dalam bidang tertentu.
n. Beasiswa dari Yayasan atau Organisasi Beasiswa dari yayasan atau organisasi juga terbagi dalam banyak jenis
sesuai dengan fokus mereka pada bidang tertentu, seperti berdasarkan sosial budaya, akademik, keagamaan, atau berdasarkan latar belakang penerima beasiswa. Contoh beasiswa yayasan misalnya: beasiswa dari Habiebie Center atau beasiswa Supersemar.5
Sejalan dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV Pasal 6 ayat (1) bahwa “setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar”.6 Dalam kaitannya dengan Undang-Undang tersebut Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengembangkannya hingga peraturan wajib belajar pada undang-undang tersebut dinaikan hingga pada tahap 12 tahun belajar atau sama dengan tingkatan SMA/SMK sederajat. Maka dari itu, ditetapkannya Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV pasal 5 ayat (1), dengan
5 Martha K, 100++ Beasiswa S-1 Favorit dalam Negeri di Universitas Pilihan, (Jakarta:
PT. Grasindo, 2016), h. 1- 6. 6Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tetang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta:
2003), h. 4
14
menyatakan bahwa, “warga masyarakat yang berusia 7 sampai 18 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar sampai tamat”.7
Dan selanjutnya pada Bab yang sama pada pasal 16 huruf (f) mengatakan
bahwa, “pemerintah daerah wajib menyediakan dana guna terselenggaranya wajib
belajar 12 tahun khususnya bagi peserta didik dari keluarga tidak mampu dan
anak terlantar”.8 Dengan demikian, berdasarkan peraturan daerah tersebut
pemerintah dalam upayanya untuk menjamin seluruh warga DKI Jakarta usia
sekolah agar mendapatkan akses pelayanan pendidikan minimal sampai jenjang
pendidikan menengah atas, atau sama dengan mewujudkan program wajib belajar
12 tahun, pemerintah memberikan bantuan dan menetapkan kebijakan dengan
memberikan dana Biaya Operasional Pendidikan (BOP) dan Biaya Persoanal
Siswa Miskin (BPSM). Kebijakan pemberian BPSM tersebut Pemerintah
menyalurkannya melalui program Kartu Jakarta Pintar atau bisa disingkat dengan
KJP.
Kartu Jakarta Pintar adalah kartu yang diterbitkan Pemerintah Daerah yang diberikan kepada peserta didik untuk memperoleh biaya operasional pendidikan yang bersumber dari beasiswa rawan putus sekolah.9 Bantuan biaya personal pendidikan ini diperuntukan kepada peserta didik tidak mampu/miskin guna memenuhi kebutuhan personal pendidikan seperti seragam, sepatu, tas, biaya transpotrasi sekolah, buku, alat tulis, makanan tambahan dan, biaya kegiatan ekstakulikuler.10
Pemberian beasiswa Kartu Jakarta Pintar bukan hanya diberikan kepada warga asli Jakarta. Namun, untuk warga yang bukan asli dari wilayah DKI Jakarta juga dapat memperoleh Kartu Jakarta Pintar dengan catatan bahwa peserta didik sedang berada atau sedang mengikuti proses pembelajaran di SMA atau SMK yang berada di DKI Jakarta. Dan pertimbangan lainnya seperti kualifikasi prestasi akademik peserta didik yang baik dan tidak dibawah standar, kemampuan ekonomi orang tua/wali peserta didik, serta kemampuan keuangan daerah.11
7 Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 8 tahun 2006
tentang Sistem Pendidikan, (Jakarta: Lembaran Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 2006), h. 7
8 ibid. h. 10 9Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 190 Tahun 2012
Tentang Pemberian Bantuan Biaya Personal Pendidikan Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan Bagi Peserta didik dari Keluarga Tidak Mampu/Miskin Melalui Kartu Jakarta Pintar, (Jakarta: Berita Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 2012), h. 3
10 Ibid 11 ibid, h. 4
15
Kartu Jakarta Pintar diadakan untuk siswa dari keluarga miskin/tidak
mampu. Dalam hal ini peserta didik mulai dari sekolah dasar hingga sekolah
menengah atas yang dinyatakan tidak mampu/miskin secara materi ataupun
penghasilan orang tua yang tidak memadai dalam memenuhi kebutuhan primer
pendidikan seperti baju seragam, sepatu, tas sekolah, makanan tambahan,
transportasi serta biaya ekstrakulikuler.
Adapun alokasi dana Kartu Jakarta Pintar sebagai berikut:
a. Peserta didik dari sekolah negeri BPP per bulan. -SD/Sederajat Rp. 210.000,- -SMP/Sederjat Rp. 260.000,- -SMA/Sederajat Rp. 375.000,- -SMK/Sederajat Rp. 390.000,- -PKBM Rp. 210.000,-
b. Peserta didik dari sekolah swasta BPP dan SPP -SD/Sederajat Rp. 210.000,- dan Rp. 130.000,- -SMP/Sederajat Rp. 260.000,- dan Rp. 170.000,- -SMA/Sederajat Rp. 390.000,- dan Rp. 275.000,- -SMK/Sederajat Rp. 390.000,- dan Rp. 240.000,-12
Kuota peserta didik calon penerima Bantuan Biaya Personal Pendidikan
melalui KJP Tahun 2015 berjumlah 489.150 peserta didik, dengan rincian
291.900 (59,67%) calon penerima KJP dari sekolah negeri dan 197.250 (40,33%)
calon penerima dari sekolah swasta.13
Dalam pemenuhan kebutuhan bagi peserta didik yang mendapat
Bantuan Biaya Personal Pendidikan (BBPP) pada rinciannya akan dipaparkan
sebagai berikut :
12Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Petunjuk Teknis Bantuan Biaya Personal
Pendidikan Melalui Kartu Jakarta Pintar, (Jakarta, 2015), h. 11 13 Ibid
16
Tabel. 2.1 Unit Biaya Personal Satuan Pendidikan14
No
Unit
Kebutuhan
Tingkat Satuan Pendidikan per Tahun
SD/SDLB/MI SMP/SMPLB/
MTs
SMA/SMALB/
SMK/SMKLB/
MA
1 Buku, Alat
Tulis, dan Tas
Sekolah
Rp. 400.000,-
Rp. 450.000,-
Rp. 450.000,-
2 Baju seragam
dan Sepatu
Sekolah
Rp. 560.000,-
Rp. 560.000,-
Rp. 710.000,-
3 Transport ke
dan dari
sekolah
Rp. 900.000,-
Rp. 1.200.000,-
Rp. 1.320.000,-
4 Tambahan
Makan dan
Minum
Rp. 300.000,-
Rp. 335.000,-
Rp. 400.000,-
Jumlah Total Rp. 2.160.000,- Rp. 2.520.000,- Rp. 2.880.000
Sumber: Pedoman Bantuan Biaya Personal Pendidikan
2. Sistem Pelaksanaan dan Pengawasan Beasiswa KJP
(a) Syarat-syarat yang harus dipenuhi bagi calon penerima Bantuan Biaya
Personal Pendidikan sebagai berikut:
- Memiliki Kartu Keluarga Penduduk DKI Jakarta;
- Satuan Pendidikan mengusulkan peserta didik warga DKI yang bersekolah
di Jakarta;
- Kasi Dikcam/Kantor Kemenag Kota mengusulkan nama peserta didik
warga DKI yang bersekolah di luar DKI;
- Surat keterangan tidak mampu (SKTM).15
14 BBPP, Op. Cit., h. 10 15 Ibid, h. 12
17
(b) Tahapan dalam Proses Pengajuan KJP ialah sebagai berikut :
(1) Pengajuan usulan KJP melalui :
- Satuan Pendidikan, wajib sudah dilakukan verifikasi dan atau
peninjauan kepada peserta didik yang bersekolah di Jakarta.
- Kasi Dikcam/Kantor Kemenag Kota, wajib sudah dilakukan verifikasi
dan atau peninjauan lapangan kepada peserta didik yang bersekolah di
luar Jakarta.
(2) Selama 7 hari pengumuman daftar usulan dengan cara ditempel pada
papan informasi di sekolah/kelurahan/kecamatan dengan bermaksud
memberikan informasi dan untuk mendapatkan tanggapan langsung dari
masyarakat (uji publik).
(3) Kepala Sekolah dan Seksi Dikcam/Kantor Kemenag Kota melakukan
verifikasi dan/atau peninjauan lapangan khusus pada peserta didik yang
diadukan atau terdapat pengaduan dikarenakan laporkan masyarakat
terhadap peserta didik yang berasal dari keluarga mampu dan tidak layak
mendapatkan KJP.
(4) Pengumuman calon penerima KJP setelah dilakukan verifikasi dan/atau
peninjauan pasca terjadinya pengaduan masyarakat, dilakukan selama 3
hari kalender.
(5) Rekapitulasi daftar usulan yang dilakukan oleh :
- Satuan Pendidikan, menyerahkan rekapitulasi daftar usulan pada Suku
Dinas Pendidikan bagi peserta didik warga DKI yang bersekolah di
Jakarta.
- Kasi Dikcam, menyerahkan rekapitulasi daftar usulan kepada Suku
Dinas Pendidikan bagi peserta didik SD, SMP, SMA, SMK warga
rekapitulasi daftar usulan kepada Kanwil Kemenag untuk peserta
didik MI dan MTs warga DKI yang bersekolah di luar DKI
- Kanwil Kemenag, untuk peserta didik MA warga DKI yang
bersekolah di luar DKI.
18
(6) Membuat surat usulan tertulis calon penerima bantuan sosial biaya
personal pendidikan dilakukan oleh Suku Dinas Pendidikan dan Kanwil
Kemenag untuk peserta didik dari keluarga tidak mampu melalui KJP
kepad Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta.16
Mekanisme Penggunaan Kartu Jakarta Pintar disediakan oleh Pemerintah dengan bekerjasama dengan Bank DKI. Untuk menggunakan Kartu Jakarta Pintar harus memenuhi prosedur yang telah ditetapkan oleh Bank DKI. Dalam penerbitan Kartu Jakarta Pintar beban kepada Bank DKI sesuai dengan perjanjian dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang tertuang dalam pergub no 190 tahun 2012 BAB V Pasal 17 point (2) dan (3) bahwa biaya administrasi rekening tabungan sebesar Rp.1000,- (seribu rupiah) dan biaya pemeliharaan ATM sebesar Rp.1000,- (seribu rupiah) perbulan dibebankan pada penabung dengan cara mendebet tabungan.17
Pengendalian dan Pelaporan Kartu Jakarta Pintar dilakukan oleh
Kepala Suku Dinas dengan mengadakan inspeksi terhadap SMA atau SMK yang bersangkutan melalui laoparan yang telah diberikan oleh kepala sekolah terkait kebenaran data dan informasi. Kepala Suku Dinas mengadakan inspeksi sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan atau sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan dalam pengendalian. Setelah Kepala suku dinas melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan anggaran dana selanjutnya kepala suku dinas akan melaporkan kepada Gubernur melalui Sekertaris Dareh sekurang-kurangnya 1 kali dalam 3 bulan.18
Selain itu pelaporan pembelajaan BPSM bagi siswa pemegang KJP
siswa diwajibkan melaporkan penggunaan belanja BPSM setiap bulannya dalam
bentuk laporan tertulis sebagai bentuk pelaporan sekaligus pertanggung jawaban
penggunaan dana BPSM. Dengan diadakannya inspeksi 3 bulan sekali
penyimpangan atau ketidak sesuaian penggunaan KJP dapat diminimalisir, dengan
catatan pengendalian dan pelaporan ini rutin dilakukan dengan kenyataan yang
terjadi.
16 Ibid, h. 12-13 17Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 190 Tahun 2012
Tentang Pemberian Bantuan Biaya Personal Pendidikan Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan Bagi Peserta didik dari Keluarga Tidak Mampu/Miskin Melalui Kartu Jakarta Pintar, (Jakarta: Berita Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 2012), h. 8.
18 Ibid, h. 9
19
(c) Sistem pengawasan pembelanjaan KJP :
Tabel. 2.2 Sistem Pengawasan Beasiswa19
No Sasaran Pengawasan Petugas
Pengawas Dokumen Pendukung
1 Pembuatan rencana pembelajaran Triwulan I, II, III, IV oleh siswa
Sekolah Rencana Belanja Siswa (RBS)
2 Penandatanganan surat pernyataan tentang kesediaan membelanjakan BBPP untuk pemenuhan kebutuhan sekolah oleh siswa dan orang tuanya.
Sekolah Surat Pernyataan
3 Penyerahan laporan pembelanjaan BBPP setiap bulan oleh siswa
Sekolah Laporan Bulanan Pembelanjaan Bantuan Biaya Personal Pendidikan (BBPP) oleh setiap siswa pemegang KJP
4 Pembuatan rekapitulasi pembelanjaan seluruh siswa penerima KJP setiap triwulan yang dilakukan oleh pihak sekolah.
Sekolah Rekapitulasi belanja bantuan biaya personal pendidikan (BBPP) seluruh siswa
5 Laporan pembelanjaan BBPP untuk seluruh siswa penerima KJP setiap Triwulan I, II, III, IV ke Sudin yang dilakukan oleh sekolah.
Sudin Laporan Sekolah tentang BBPP seluruh siswa pemegang KJP
19 BBPP, Op. Cit., h. 16
20
(d) Jenis sangsi terhadap pelanggaran KJP :
Tabel. 2.3 Pelanggaran dan Sangsi20 No Jenis Pelanggaran Sanksi Tindak Lanjut 1 Bantuan Biaya Personal
Pendidikan (BBPP) dibelanjakan oleh pemegang KJP diluar kebutuhan sekolah seperti (membeli HP, menonton film, dll)
Bantuan Biaya Personal Pendidikan (BBPP)/KJP dicabut
Siswa miskin lain yang belum menerima Bantuan Biaya Personal Pendidikan (BBPP) KJP berhak menggantikannya
2 Bantuan Biaya Personal Pendidikan (BBPP) digunakan untuk kebutuhan rumah tangga diluar kepentingan sekolah.
Bantuan Biaya Personal Pendidikan (BBPP)/KJP dicabut
Siswa miskin lain yang belum menerima Bantuan Biaya Personal Pendidikan (BBPP) KJP berhak menggantikannya
3 Pemanfaatan dana Bantuan Biaya Personal Pendidikan (BBPP) oleh sekolah untuk pelunasan administrasi keuangan sekolah (khusus sekolah swasta)
Kepala Sekolah diberikan peringatan keras oleh Kasudin
Surat pernyataan tidak mengulangi kembali yang dibuat oleh Kepala Sekolah
Bank DKI setiap tiga bulan (triwulan) sekali akan mencairkan dana
BBPP tersebut sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dan selanjutnya
penerima Kartu Jakarta Pintar atau orang tua (wali) dapat langsung melakukan
penarikan untuk dibelanjakan sesuai dengan ketetapan belanja tersebut hanya
dapat dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan biaya personal peserta didik.
Selanjutnya untuk pelaporan sekaligus pertanggung jawaban pengguna dana KJP
yang dilakukan oleh siswa pemegang KJP dengan membuat laporan tertulis
pembelanjaan Bantuan Biaya Personal Pendidikan setiap bulan diserahkan siswa
kepada sekolah kemudian selanjutnya pihak sekolah (kepala Sekolah) akan
melaporkan seluruh rekapitulasi penggunaan bantuan biaya pendidikan (BBPP)
yang telah di gunakan oleh siswa dipaorkan kepada Sudin.
20 ibid. h. 17
21
3. Tujuan dan Manfaat Beasiswa
Menurut M.Fadhli dalam Yono Julianto manfaat beasiswa secara
umum adalah sebagai berikut:
1) Membantu peserta didik yang kurang mampu untuk mendapat kesempatan
dalam menempuh pendidikan.
2) Mendorong peserta didik untuk saling berlomba dalam hal prestasi
akademik.
3) Merangsang semangat belajar atau penerima beasiswa agar terbebas dari
pencabutan beasiswa tersebut.
4) Memberikan kesempatan kepada lembaga luar sekolah untuk berpartisipasi
dalam proses peningkatan pendidikan.21
Pemberian beasiswa mampu memberikan kesempatan peserta didik
kurang mampu/miskin untuk mendapat keseetaraan dalam menempuh pendidikan
serta mendapatkan fasilitas pendidikan dalam menempuh pembelajaran yang
efektif. Hal tersebut dapat mendorong peserta didik untuk saling berlomba dalam
hal prestasi akademik dan pemanfaatan beasiswa ini juga diharapkan dapat
memenuhi fasilitas belajar guna menunjang pembelajaran yang efektif.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia fasilitas adalah sarana untuk
melancarkan pelaksanaan atau fungsi. Dengan kata lain fasilitas adalah segala
sesuatu yang perlu dalam proses pekerjaan baik secara langsung maupun tidak
langsung agar tercapai tujuan yang diharapkan.
Dalam pendidikan fasilitas belajar sering diidentikan dengan sarana dan
prasarana pembelajaran. Mulyasa memberikan pengertian bahwa sarana
pendidikan merupakan sebuah peralatan dan perlengkapan yang dapat menunjang
proses pembelajaran secara langsung. Sedangkan prasarana pendidikan
merupakan fasilitas yang dapat menjadi penunjang proses , pengajaran atau
pendidikan secara tidak langsung.22
21 Yono, Junilanto., Nurhasan, Syah., Indrati Kusumaningrum, Pengaruh Pemanfaatan
Beasiswa Dengan Hasil Belajar Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil FT-UNP, Journal of Civil Engineering and Vocational Education, 2(2), 428-434.
Sedangkan menurut Barnawi dan M. Arifin sarana pendidikan
merupakan semua peralatan, bahan, dan prabot maupun pelengkap lainnya yang
dapat digunakan secara langsung dalam proses belajar-mengajar di sekolah.
Prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang dapat
menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah secara tidak langsung.23
Sarana dan prasarana pembelajaran merupakan salah satu penunjang keberhasilan dalam pembelajaran. Seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab XII pasal 45 ayat (1) yang berbunyi “ Setiap satuan pendidikan formal dan non formal menyediakan fasilitas yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kewajiban peserta didik”.24
Fasilitas belajar di sekolah umunya sudah tersedia, namun fasilitas
tersebut tidaklah cukup untuk mendapatkan hasil belajar yang makasimal bagi
peserta didik. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal tentunya diperlukan bagi
peserta didik seperti fasilitas pendukung pembelajaran atau sarana dalam
pembelajaran yang disediakan oleh peserta didik itu sendiri. Dengan memiliki
fasilitas sendiri yang diadakan oleh peserta didik diharapkan mampu memberikan
dorongan atau dukungan terhadap keberhasilan belajar peserta didik dalam
studinya.
Tidak hanya fasilitas belajar di sekolah saja yang dibutuhkan peserta
didik, namun kelengkapan fasilitas belajar di rumah juga sangat dibutuhkan oleh
peserta didik untuk dapat memberikan kenyaman dalam belajar ataupun
mengerjakan tugas yang diberikan sekolah. Misalnya, ruangan khusus untuk
belajar, meja, kursi, penerang ruangan, buku, alat tulis dan lain sebagainya.
Fasilitas belajar di rumah dapat dikatakan baik apabila peserta didik
nyaman dan senang belajar di rumah atau ruangan tersebut, seperti halnya fasilitas
di sekolah dapat disamakan atau di katakan mengacu pada prasarat di sekolah
mengenai fasilitas belajar peserta didik hingga peserta didik/anak merasa nyaman
untuk belajar dengan baik di rumah.
23 Barnawi dan M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media, 2012), h. 47-48 24 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, h. 13
23
Untuk dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik perlu
disediakannya fasilitas belajar sendiri bagi peserta didik guna menunjang tujuan
pembelajaran agar hasil belajar tercapai sesuai yang diharapkan.
4. Evaluasi Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Menurut Muhibbin Syah belajar adalah sebuah tahapan proses perubahan
secara menyeluruh baik tingkah laku individu dan perubahan tersebut bersifat
menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang
melibatkan proses kognitif.25 Tidak semua perubahan tingkah laku dapat diartikan
sebagai proses belajar, misalnya perubahan tingkah laku yang dapat disebabkan
oleh tingkat kematangan, keadaan gila, mabuk, lelah dan jenuh yang tidak dapat
dikatakan sebagai hasil proses belajar.
Dapat dipahami bahwa belajar merupakan suatu proses kognitif yang
dilakukan dengan sadar sebagai usaha untuk menghasilkan perubahan seseorang
melalui pelatihan atau pengalaman guna menambah tingkat pengetahuan,
pemahaman, keterampilan, nilai, dan sikap yang berlangsung secara terus-
menerus (continu).
Karakteristik perubahan perilaku belajar diantaranya memiliki cici-ciri
sebagai beriku:
1. intensional; perubahan yang disadari dan disengaja yang merupakan sebuah
usaha sadar dan disengaja oleh individu yang bersangkutan.
2. positif dan aktif; perubahan perilaku yang terjadi bersifat normatif dan
menunjuk ke arah kemajuan untuk memperoleh perilaku baru atau aktif
berupaya melakukan perubahan.
3. efektif dan fungsional; setiap perubahan yang terjadi dapat dimanfaatkan
untuk kepentingan hidup individu yang bersangkutan.26
25 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), h. 90. 26 Ibid. h. 114
24
Menurut Cronbach yang dikutip oleh Nana Syaodih, adanya 7 unsur utama dalam proses belajar, yakni: Tujuan. Adanya tujuan yang munculkan hasrat untuk terpenuhinya sesuatu
kebutuhan yang ingin dicapai. Kesiapan. Kesiapan disini mencakup kesiapan baik fisik, psikis, sebagai
bentuk kematangan untuk melakukan sesuatu, penguasaan pengetahuan dan keterampilan juga diperlukan untuk mendasarinya.
Situasi. Dalam siatuasi belajar ini kegiatan belajar seperti tempat, lingkungan sekitar, alat dan bahan yang dipelajari, dan orang-orang yang turut andil dalam kegiatan belajar.
Interprestasi. Yaitu individu dapat memberikan pandangannya terhadap hubungan antara komponen-komponen situasi belajar dengan kemungkinan pencapaian tujuan.
Respons. Tindak lanjut dari interpretasi tersebut individu dapat memberikan respon berupa usaha coba-coba (trial and error) ataupun memberikan usaha yang memiliki perencanaan dan perhitungan ataupun menghentikan udahanya untuk mencapai suatu tujuan tersebut.
Kosekuensi. Setiap individu memiliki kosekuensi terhadap usaha belajar itu sendiri seperti halnya keberhasilan ataupun kegagalan tergantung dari bagaimana usaha dapat membawa hasil yang maksimal.
Reaksi terhadap kegagalan. Keberhasilan dalam proses belajar menjadi sebuah pencapaian yang baik ataupun maksimal, namun proses belajar juga tidak terlepas dari adanya kegagalan. Jika individu memperoleh kegagalan dalam proses belajarnya maka reaksi yang ditimbulkan individu bergantung sesuai dengan pribadi siswa itu sendiri, ada yang menjadikan kegagalan sebagai pembangkit atau motivasi yang lebih untuk menebus ataupun menutupi kegagalan tersebut, dan ada pula yang kegagalan menjadikan sebuah pukulan hingga dapat menurunkan semangat.27
Proses belajar dilatarbelakangi oleh beberapa faktor beberapa ahli
membagi faktor belajar terbagi menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
Menurut Slameto faktor intern merupakan faktor yang terdapat atau disebabkan
oleh diri individu itu sendiri, sedangkan faktor ekstern merupakan faktor yang
terdapat atau disebabkan oleh lingkungan yang ada di luar individu.28
Senada dengan hal tersebut Yahya Ganda mengemukakan faktor yang
dapat mempengaruhi belajar sebagai berikut:
(a) Faktor intern Aspek kejiwaan
27 Nana Syaodaih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung:
Rosdakarya, 2011), h. 157-158 28 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), h. 54
25
Keadaan intelegensi dapat mewarnai proses seseorang. IQ tinggi (genius) lebih mudah mengalami proses belajar daripada orang dengan IQ-nya rendah. Di samping itu, pembawaan, keadaan emosi, kekuatan, kemauan, daya fantasi, semuanya berpengaruh terhadap proses belajar. Aspek jasmaniah
Keadaan alat indera, kesehatan, anggota badan berpengaruh kepada jalannya belajar dalam keadaan sakit atau sedih, misalnya seseorang tentu tidak dapat belajar secara layak atau baik.
(b) Faktor ekstern Segala hal, baik benda atau orang, maupun suasana dan keadaan yang
melingkupi atau mengelilingi orang yang belajar berpengaruh kepada proses dan hasil belajar seseorang. Belajar dalam keadaan yang teratur, nyaman, bersih, jauh dari kebisingan dan tidak diganggu teman yang menganggu (mengajak ngobrol, menonton, bermain-main dan sebagainya) akan lebih berhasil dari pada dalam lingkungan semerawut banyak ganguan teman untuk berbuat yang bukan-bukan.29
Hasil belajar atau evaluasi hasil belajar Menurut Elis Ratnawulan dan
H. A. Rusdiana merupakan sebuah proses pengukuran atau penilaian belajar sebagai langkah untuk menentukan nilai pembelajaran. Pengukuran yang dimaksud disini ialah penentuan secara kuantitatif dengan membandingkan tingkat keberhasilan pembelajaran dengan keberhasilan pembelajaran yang telah ditentukan, sedangkan penilaian ialah sebuah proses pemberian keputusan nilai pembelajaran secara kualitatif.30
Untuk mengetahui/melihat efisiensi dari proses pembelajaran yang
dilaksanakan dan efektivitas dari sebuah pencapaian pembelajaran yang telah ditetapkan kita dapat melihat esensi dari tujuan evaluasi pembelajaran itu sendiri. Evaluasi dalam pembelajaran adalah proses atau kegiatan untuk mengukur dan menilai kemampuan siswa dalam pembelajaran, seperti pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk membuat keputusan tentang status kemampuan siswa tersebut.31
Evaluasi terhadap hasil belajar siswa ini mencakup: (a) penguasaan
siswa terhadap program pengajaran yang bersifat terbatas untuk melihat tujuan-
tujuan khusus yang ingin dicapai; dan (b) pencapaian siswa terhadap tujuan-tujuan
umum pembelajaran.
Ruang lingkup evaluasi dilihat dari aspek hasil belajar maka yang
berhubungan dengan hasil belajar ialah hasil belajar Kognitif, Afektif, dan
29 Yahya Ganda, Petunjuk praktis Cara Mahasiswa Belajar di Perguruan Tinggi,
(Jakarta: Grasindo, 2004), h.51-52 30 Elis Ratnawulan., dan H. A. Rusdiana, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: CV Pustaka,
2015), h.21 31 Ibid, h. 22
26
Psikomotorik. Ketiga aspek ini merupakan aspek yang umum dikenal sebagai
ranah tujuan pendidikan.32
Menurut Junaidi sasaran evaluasi belajar tau hasil belajar secara umum
meliputi tiga aspek, yaitu sebagai berikut:
(1) Kognitif; hasil belajar kognitif mencakup beberapa aspek yang melingkupi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sisntesis dan evaluasi sebagai hasil dari kemampuan berfikir.
(2) Afektif; Hasil belajar afektif melingkupi minat, sikap, dan nilai-nilai yang terdapat dalam diri siswa.
(3) Psikomotor; yaitu hasil belajar dengan memperhatikan keterampilan motorik yaitu gerakan-gerakan jasmaniah yang berupa keterampilan fisik dan kemampuan bertindak serorang individu.33
Macam-macam evaluasi menurut Muhibbin Syah adalah sebagai berikut:
1) Pre-test dan Post-test Pretest merupakan sebuah kegiatan pemberian pertanyaan/soal yang dilakukan guru sebelum memulai penyajian materi baru. Sedangkan post-test adalah kebalikan dari pretest.
2) Evaluasi Prasyarat Evaluasi yang diberikan untuk melihat sejauhmana penguasaan siswa terhadap materi lama yang dikuasai oleh siswa sehingga dapat memberikan materi baru yang akan diajarkan. Evaluasi prasya ini sangat mirip dengan pre-test.
3) Evaluasi Diagnostik Evaluasi ini memiliki tujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai siswa yang dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pembelajaran.
4) Evaluasi Formatif Kurang lebih pada evaluasi formatif sama dengan ulangan yang dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul.
5) Evaluasi Sumatif Evaluasi sumatif ini dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran.
6) UAN/UN Pada prinsipnya evaluasi UAN/UN sama dnegan evaluasi sumatif dalam arti sebagai alat penentu kenaikan status siswa.34
32Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h.
40 33Junaidi, Pengembangan Evaluasi Pembelajaran PAI, (Direktorat Pendidikan Agama
Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama Republik Indonesia, 2011), h. 30-38
34 Muhibbin, op. cit., h. 142
27
Tujuan dari evaluasi pembelajaran menurut Elis Ratnawulan secara
umum dan khusus adalah sebagai berikut:
a) untuk mengetahui keefektifan dan efisiesi sistem pembelajran, baik tujuan,
materi, metode, media, sumber belajra, lingkungan maupun sistem penilaian.
b) untuk menghimpun bahan keteragan (data) yang dijadikan sebagai bukti
mengenal taraf kemajuan anak didik dalam mengalami proses pendidikan
selama jangka waktu tertentu.35
Menurut Zainal Arifin tujuan penilaian hasil belajar adalah sebagai
berikut:
Mengetahui sejauhmana peserta didik dapat menguasai materi yang telah dipelajari;
Mengetahui bagaimana respon peserta didik terhadap program pembelajaran sperti kecakapan, motivasi, bakat, minat, dan sikap;
Mengetahui sejauhmana pencapaian standar kompetensi dasar yang telah ditetapkan dengan progres dan kesesuaian hasil belajar peserta didik;
Mendiagnosis kekurangan dan kelebihan peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran;
Seleksi, yaitu sebuah proses pemilihan dan penentuan terhadap jenis pendidikan tertentu;
Menentukan kenaikan kelas; Menempatkan dengan tepat sesuai dengan potensi peserta didik yang
dimilikinya.36
b. Pelaporan Hasil Evaluasi
Pentingnya pelaporan hasil evaluasi diberikan ialah untuk memberikan
kejelasan atas pembelajaran peserta didik terkait proses pembelajarannya di
sekolah. Seperti dikatakan oleh Zainal Arifin bahwa pelaporan hasil evaluasi
belajar sebagai bentuk akuntabilitas publik oleh karena itu pelaporan hasil
evaluasi ini harus diberikan kepada pihak yang berkepentingan, seperti orang
tua/wali, pengawas, pemerintah, kepala sekolah, mitra sekolah dan peserta didik
itu sendiri.37 Hal yang serupa juga dikatakan oleh Ahmad Sofyan, dkk sebagai
pertanggungjawaban (akuntabilitas) guru dan wali kelas perlu menyajikan laporan
35 Ratnawulan., op. cit., h. 26-27 36Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 15 37Ibid, h. 110
28
hasil evaluasi yang akan diberikan kepada siswa, orang tua siswa, kepala sekolah,
dan pihak lain yang terkait.38
Laporan hasil evaluasi dapat menjadai sarana komunikasi yang jitu
sebagai bentuk upaya dalam mengembangkan dan menjaga hubungan kerjasama
yang harmonis antar sekolah, peserta didik, dan orang tua. Untuk itu ada beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan laporan hasil tersebut, yaitu sebagai
berikut:
1. Konsisten
2. Memuat perincian hasil belajar
3. Menjamin informasi permasalahan peserta didik dalam belajar.
4. Strategi komunikasi.
5. Informasi yang benar, jelas,komperhensif, dan akurat.39
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan ini, diambil dari skripsi dan tesis
mahasiswa dari berbagai Universitas. Dengan judul sebagai berikut:
1) Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Afton Ilman
Huda, Anwar, M. Hadi Makmur yang berjudul “Analisis Pemanfaatan
Beasiswa Tahun 2010 Oleh Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Jember (Analysis Of Scholarship’ Benefit In 2010mBy
Students Of Social And Political Sciene University Of Jember)” yang
dilakukan di Jember pada tahun 2010. Hasil penelitian tersebut bahwa
pemanfaatan uang beasiswa Jember digunakan untuk kepentingan
akademik/Kulikuler dan kepentingan non-akademik/non-kulikuler. Dari
pemberian beasiswa yang diberikan kepada mahasiswa presentasi
peningkatan yang berhasil meningkatkan prestasi belajar mahasiswa yaitu
sebesar 30%-35%.
2) Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yono Yulianto,
Nurhasan Syah, Indrianti Kusumaningrum yang berjudul “Pengaruh
38 Ahmad Sofyan dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 127.
39 Zainal Arifin, Op. Cit., h. 111
29
Pemanfaatan Beasiswa dengan Hasil belajar Mahasiswa Jurusan Teknik
Sipil FT-UNP” yang dilakukan di FT-UNP pada tahun 2013. Hasil
penelitian tersebut bahwa Terdapat pengaruh pemberian beasiswa terhadap
hasil belajar mahasiswa Jurusan Teknik Sipil pada tahun 2012 kategori
sedang. Yaitu bahwa rata-rata IPK mahasiswa setelah menerima beasiswa
lebih tinggi dari nilai rata-rata mahasiswa sebelum menerima beasiswa di
tahun 2012.
3) Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh dosen jurusan
pendidikan teknik elektronika yaitu Pramudi Utomo yang berjudul “Analisis
Kontribusi Pemberian Beasiswa terhadap Peningkatan Prestasi Akademik
Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta”. Hasil dari
penelitian tersebut bahwa pemberian beasiswa kepada mahasiswa di
Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta secara umum belum
meningkatkan prestasi akademik mahasiswa. Hal ini ditunjukan dengan
jumlah kenaikan indeks pada prestasi mahasiswa penerima beasiswa hanya
59%. Serta pemberian beasiswa kepada mahasiswa belum dimanfaatkan
secara optimal. Hal ini diketahui dari penggunaan beasiswa yang tidak
dipakai untuk keperluan akademik.
C. Kerangka Berfikir
Masalah pendidikam khususnya pada angka putus sekolah merupakan
masalah yang harus cepat ditangani, angka kemiskinan di Provinsi DKI Jakarta
masih terbilang cukup banyak. Untuk itu diperlukannya bantuan beasiswa bagi
peserta didik kurang mampu agar dapat mengikuti pembelajaran dengan baik di
sekolah. Selain itu, permaslahan yang terjadi ialah minimnya atau terbatasnya
fasilitas pendukung untuk menunjang pembelajaran peserta didik di sekolah.
Terlebih harga dari fasilitas pendukung terbilang cukup mahal sehingga alat
pemenuh kebtuhan belajar peserta didik menjadi faktor penghambat dalam proses
belajar siswa.
30
Faktor pendukung untuk meningkatkan hasil belajar siswa ialah berupa
sarana dan prasarana pendidikan termasuk juga dengan fasilitas pendidikan yang
diadakan baik dari lembaga pendidikan maupun peserta didik itu sendiri. Untuk
itu, pemberian beasiswa Kartu Jakarta Pintar digunakan untuk memenuhi
kebutuhan personal pendidikan siswa agar mampu memberikan dampak/manfaat
bagi hasil belajarnya. Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat adakah pengaruh
pemanfaatan beasiswa terhadap hasil belajar siswa.
Untuk lebih jelasnya kerangka konseptual diperlihatkan pada bagan di
bawah ini :
Gambar. 2.1 Skema Kerangka Berfikir
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskriptif teoritik dan kerangka berpikir yang telah
dipaparkan, maka dalam penelitian ini dapat diajukan hipotesis penelitian bahwa
“Pemanfaatan beasiswa berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa”.
Pemanfaatan Beasiswa (X) Hasil Belajar (Y)
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian tentang Pengaruh Pemanfaatan Beasiswa Kartu Jakarta Pintar
(KJP) terhadap Hasil Belajar Siswa dilakukan di SMK Negeri 4 Jakarta yang
beralamat di Jl. Rorotan IV No. 1 Kec. Cilincing Kota Jakarta Utara. Adapun
pelaksanaan penelitian sebagai berikut:
Tabel. 3.1 Pelaksanaan Penelitian Pemanfaatan Beasiswa KJP terhadap Hasil
Belajar Siswa
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, yakni mendeskripsikan
hubungan pemanfaatan beasiswa terhadap hasil belajar siswa di SMK Negeri 4
Jakarta. Metode deskriptif korelasional dalam penelitian ini berlandaskan pada
KEGIATAN
TAHUN 2016
Febu
ari
Mar
et
Apr
il
Mei
Juni
Juli
Agu
stus
Sept
embe
r
Okt
ober
Nop
embe
r
Des
embe
r
1. Membuat Surat Izin
Penelitan
2. Melakukan Penelitian:
a. Obsevasi awal
b. Wawancara
c. Pengambilan
data/dokumen
d. Penyebaran instrumen
3. Pengolahan Data
4. Pelaporan Hasil Penelitian
32
pencarian ilmiah dengan berlandaskan pada prinsip-prinsip tertentu. Metode atau
cara yang digunakan dengan mendeskripsikan atau menggambarkan suatu
fenomena yang ada. Tujuan dari penelitian dekriptif korelasional ialah untuk
menjelaskan hubungan variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y).
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi target yang terdapat di dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
penerima beasiswa Kartu Jakarta Pintar di SMK Negeri 4 Jakarta pada tahun
2015. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 322 siswa.
2. Sampel
Pengambilan sampel menggunakan teknik sampel acak statistik (random)
yaitu sampel diambil dengan cara mengurutkan angka dan mengelompokkannya
menjadi beberapa kelompok, kelompok tersebut kemudian diambil secara acak.
Dari hasil pengundian tersebut, sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI
yang berjumlah 35 siswa. Jumlah target awal dalam sampel penelitian ini
sebanyak 50 orang. Namun, dalam pengumpulan responden nama-nama yang
sudah diambil secara acak tidak dapat hadir dikarenakan masih dalam masa PKL.
D. Variabel dan Data Penelitian
1. Variabel
Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu:
a) Pemanfaatan beasiswa kartu jakarta pintar, sebagai independent variable atau
variabel bebas. Variabel ini disimbolkan dengan huruf (X).
b) Hasil belajar siswa, sebagai dependent variable atau variabel terikat. Variabel
ini disimbolkan dengan hufuf (Y).
2. Data
Sumber data penelitian ini adalah SMK Negeri 4 Jakarta dan penerima
beasiswa Kartu Jakarta Pintar tahun 2015. Data di peroleh dari data primer dan
data sekunder sebagai berikut :
33
a) Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari penyebaran kuesioner
atau angket kepada siswa penerima beasiswa Kartu Jakarta Pintar.
b) Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil belajar siswa berupa nilai
UAS siswa penerima beasiswa KJP di SMK Negeri 4 Jakarta tahun 2015.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kuantitatif ini teknik pengumpulan data dengan
menggunakan teknik sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan pewawancara untuk
memperoleh informasi dari yang diwawancarai. Wawancara digunakan sebagai
teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan
untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti
ingin mengetahui hal-hal dari respoden yang lebih mendalam dan jumlah
responden lebih sedikit/kecil.
Wawancara ini dilakukan guna mengumpulkan data tentang KJP secara
verbal. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada guru bahasa Indonesia
yang bernama pak Toga sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam proses
pendaftaran, penyeleksian hingga pada tahap pelaporan beasiswa Kartu Jakarta
Pintar. Wawancara ini digunakan sebagai data pendukung untuk memperkuat
hasil penelitian di SMK Negeri 4 Jakarta.
2. Kuesioner (Angket)
Angket ini berisikan pernyataan tentang pemanfaatan beasiswa yang
digunakan oleh siswa sebagai alat pengukur sejauh mana pemanfaatan beasiswa
digunakan secara efektif dan efisien. Dalam penyebaran angket atau kuesioner ini
diberikan kepada siswa yang telah menerima beasiswa Kartu Jakarta Pintar pada
tahun 2015 di Sekolah SMK Negeri 4 Jakarta.
3. Dokumentasi
Dokumen yang sangat penting sebagai sumber data atau informasi yang
sangat diperlukan dalam penelitian. Adapun dokumen yang diteliti dalam
penelitian ini antara lain menyangkut:
34
a. Rekapan Hasil belajar siswa (rapor, UAS, UTS, siswa penerima KJP)
b. Rekapan jumlah data penerima KJP
c. Rekapan pelaporan penggunaan KJP
d. Rekapan pengajuan beasiswa KJP
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini berupa angket yang berisi pernyataan tertulis
mengenai pemanfaatan beasiswa Kartu Jakarta Pintar pada tahun 2015.
Perumusan indikator pemanfaatan beasiswa penerima beasiswa Kartu Jakarta
Pintar diambil dari kajian teori yang telah dipaparkan di atas, kemudian
dirumuskan dalam bentuk kisi-kisi instrumen seperti tabel berikut:
Tabel. 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Angket Penelitian
Variabel Indikator Sub Indikator No. Item
Pemanfaatan Beasiswa
1. Dana
2. Buku-buku sumber
3. Alat-alat tulis dan alat-alat praktik
4. Sarana dan
prasarana belajar dirumah berserta perlengkapannya
a. Biaya Transportasi
b. Keperluan ekstrakulikuler
c. Keperluan lainnya (seragam, tas, sepatu)
a. Buku pelajaran wajib
b. Buku tambahan a. Alat-alat tulis b. Alat-alat praktik a. Fasilitas belajar
Waka Sarana & Prasarana : Dra. Istiti Cahyaningsih
43
3. Visi dan Misi
Visi
Menjadi SMK Unggul Pembentuk SDM Bermutu
Misi
1. Menanamkan iman dan taqwa serta sikap profesional pada seluruh
warga sekolah.
2. Menumbuhkan semangat keunggulan dengan kemampuan
berkompetensi pada seluruh warga sekolah.
3. Menerapkan KBM dengan pendekatan kompetensi (CBT) dan
pendekatan produksi (PBT).
4. Menerapkan manajemen berbasis sekolah yang mengacu pada
sistem manajemen mutu ISO 9001:2008.
4. Keadaan Siswa, Guru, dan Tenaga Kependidikan SMK Negeri 4
Jakarta
Tabel 4.1 Keadaan Siswa 3 Tahun Terakhir
NO PROGRAM KEAHLIAN TAHUN PELAJARAN
2012/2013 2013/2014 2014/2015 L P L P L P
1 Teknik Konst. Bangunan 147 9 112 5 85 4
2 Teknik Perabot Kayu 165 12 84 - 64 2 3 Teknik Audio Video 289 16 221 8 187 14 4 Teknik Elektronika Industri 219 14 183 9 174 13 5 Teknik Mesin Perkakas 352 2 252 - 273 - 6 Teknik Mekanik Otomotif 471 2 318 3 441 2 7 Teknik Pem. Tenaga List. 327 5 212 5 246 7 8 Teknik Fabrikasi Logam - - - - 82 - 9 Teknik Ototronik - - - - 134 3
10 Teknik Mekatronika - - - - 176 17 11 Teknik Komputer Jaringan - - - - 435 36
Jumlah 1970 60 1382 30 2297 98
Sumber : Dokumentasi Data Siswa
44
Tabel 4.2 Data Prestasi Tahun 2015
No Keberhasilan / Prestasi Ajang Pencapaian Prestasi
1.
2. 3. 4. 5.
6.
Sebagai peserta lomba pada kegiatan LKS Tingkat Provinsi DKI Jakarta dengan menjuarai mata lomba :
• Fisika Terapan • Refigration • CADD • Patern Making • Industrial Control • CNC Miling
Debat Bahasa Inggris Penulisan KIR OSTN Sebagai peserta lomba pada kegiatan LKS Tingkat Nasional dengan menjuarai mata lomba:
• Wall and Floor Tilling • Cabinet Making • CADD • Bricklying • Refigration • Patern Making
Taman Terbaik SMK Se-DKI Jakarta
Juara I Tingkat DKI Juara I Tingkat DKI Juara I Tingkat DKI Juara I Tingkat DKI Juara I Tingkat DKI Juara I Tingkat DKI Juara I dan II Tingkat DKI Juara II Tingkat Jak-Ut Juara II Tingkat DKI Juara I Tingkat Nasional Juara II Tingkat Nasional Juara II Tingkat Nasional Juara II Tingkat Nasional Juara III Tingkat Nasional Juara III Tingkat Nasional Juara I Tingkat DKI Jakara
Tabel 4.3 Lulusan 3 Tahun Terakhir
NO
JUMLAH PESERTA UJIAN
JUMLAH
LULUSAN
STATUS LULUSAN 2012-2015
Dikontrak Sebelum
Lulus
Bekerja setelah Lulus
Kuliah Tidak Tahu
L P Jml % Jml % Jml % Jml %
1 248 244 4 50 20.16 163 65.73 20 8.06 15 6.05
2 392 373 19 93 23.72 234 59.69 23 5.87 42 10.72
3 314 297 7 72 22.93 217 69.11 14 4.46 11 3.50
45
Tabel 4.4 Profil Tenaga Pendidik
No
Kelompok
Mata
Pelajaran
Pendidikan Usia L/P
GT GTT Total
Guru Dip S1 S2 <35 35-50 <51 L P
1 Normatif 1 13 - 10 2 2 10 4 11 3 14
2 Adaptif 1 34 1 15 14 6 20 16 16 20 36
3 Produktif 1 38 2 2 31 8 35 6 39 2 41
4 BP/BK - 3 - 2 1 - - 3 1 2 3
Jumlah 4 89 3 28 58 17 66 28 57 26 94
Sumber : Dokumentasi Data Pendidik
Tabel 4.5 Profil Tenaga Kependidikan
N
o Kelompok Guru
Pendidikan Usia L/P Total
Pegawai SMA DPL S1 50 >50 L P
1 Tenaga
Administrasi 3 1 3 6 1 5 2 7
2 Tenaga Teknis
Keuangan 2 1 0 2 1 1 2 3
3 Tenaga Teknis
sarana Prasarana 22 8 1 26 5 26 5 31
Jumlah 36 10 4 34 7 32 8 40
Sumber : Dokumentasi Data Kependidikan
46
5. Struktur Organisasi
Gambar. 4.1 Struktur SMK Negeri 4 Jakarta
B. Hasil Penelitian
Data penelitian ini diperoleh dari hasil penelitian yang dilaksanakan di
SMK Negeri 4 Jakarta khususnya pada siswa penerima beasiswa KJP tahun 2015
sebanyak 322 orang. Siswa penerima beasiswa KJP tersebut adalah siswa yang
berlatar belakang dari keluarga tidak mampu yang membutuhkan dukungan dana
biaya personal pendidikan.
Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan memiliki dua variabel
yakni: Pemanfaatan Beasiswa (X) sebagai variabel bebas dan Hasil Belajar Siswa
(Y) sebagai variabel terikat.
47
1. Deskripsi Data Penelitian
Uraian berikut menyajikan deskripsi data 2 variabel ukur yaitu data
Pemanfaatan Beasiswa (X) dan Hasil Belajar Siswa (Y). Untuk variabel
pemanfaatan beasiswa (X) diperoleh dari hasil penyebaran angket dengan skor
terlampir (pada lampiran 5 halaman 74) dari masing-masing responden.
Sedangkan variabel hasil belajar siswa (Y) diperoleh dari nilai rata-rata UAS
siswa terlampir (pada lampiran 6 halaman 76).
Kemudian untuk mengetahui barometer pengaruh dari pemanfaatan
beasiswa terhadap hasil belajar peneliti membandingkan hasil belajar sebelum
dengan sesudah menerima beasiswa KJP di tahun 2015.
Selanjutnya data tersebut diolah dan dideskripsikan dengan singkat dan
jelas untuk memaparkan hasil dari perhitungan secara statistik agar memperoleh
gambaran yang utuh. Berikut ini ditampilkan perhitungan statistik dasar kedua
variabel tersebut.
a. Deskripsi Data Pemanfaatan Beasiswa
Tabel. 4.6 Analisa Deskriptif
Pemanfaatan beasiswa
Nilai sebelum menerima
beasiswa KJP
Nilai sesudah menerima
beasiswa KJP N Valid 35 35 35 Missing 0 0 0 Mean 39,83 43,6343 54,4326 Median 40,00 43,3300 54,6000 Mode 42 42,00 51,47 Std. Deviation 5,102 2,92851 3,03546 Variance 26,029 8,576 9,214 Range 20 13,00 11,00 Minimum 32 37,40 49,20 Maximum 52 50,40 60,20 Sum 1394 1527,20 1905,14
Dari tabel di atas diketahui bahwa distribusi skor jawaban menyebar
dari skor terendah (minimum) 32 yang artinya nilai tersebut yang paling rendah
dalam memanfaatkan beasiswa untuk keperluan sekolah. Dan skor tertinggi
(Maximum) 52 yang artinya nilai tersebut digunakan paling tinggi untuk keperluan
48
sekolah, dan jumlah (sum) dari skor tersebut adalah 1394. Berdasarkan distribusi
skor tersebut diperoleh rata-rata (mean) sebesar 39,83, skor tengah (median)
40,00, data yang sering muncul (mode) 42, dan memiliki variance 26,029, range
20. Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang distribusi skor, dapat dilihat
Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
65
LAMPIRAN 1
ANGKET PENELITIAN
PENGARUH PEMANFAATAN BEASISWA KARTU JAKARTA PINTAR
TERHADAP HASIL BELAJAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Pada kesempatan kali ini penulis memohon bantuan Saudara/i untuk mengisi angket
ini. Pengisian angkat ini tidak akan mempengaruhi nilai/pribadi Saudara/i dalam hal
apapun, kiranya saudara/i memberikan informasi jawaban dalam angket ini dalam
keadaan yang sebenarnya sesuai dengan apa yang terjadi. Kerahasiaan jawaban anda
menjadi kode etik penelitian ini. Atas segala informasi dan waktu yang telah diberikan
Saudara/i penulis mengucapkan terimakasih.
Petunjuk Pengisian
Berikut ini kami sajikan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan Pengaruh
Pemanfaatan Beasiswa Kartu Jakarta Pintar terhadap Hasil Belajar. Bacalah angket
pertanyaan ini dengan baik, sesuai dengan apa yang dirasakan dan dilakukan selama
ini. Selanjutnya pilihlah salah satu jawaban yang paling cocok dengan Anda dengan
memberikan tanda ceklist (√) pada kolom yang anda pilih. Setelah menjawab semua
item silahkan Saudara/i periksa kembali jawaban Saudara/i agar tidak ada yang
terlewat.
Keterangan:
Untuk masing-masing pertanyaan dilengkapi dengan 4 pilihan jawaban yaitu:
SL = Selalu
SR = Sering
JR = Jarang
TP = Tidak Pernah
Contoh pengisian:
66
1. Jika hal ini sesuai dengan keadaan Anda maka berilah tanda check list (√) pada salah
satu kotak jawaban Anda sesuai nomor soal.
No. Pertanyaan Alternatif Jawaban
SL SR JR TP
1. Dana beasiswa saya gunakan untuk membeli perlengkapan
sekolah.
√
2. Bila terdapat kesalahan dalam pemberian jawaban, maka anda dapat meralatnya
dengan memberikan sebuah garis pada jawaban anda dan memberikan jawaban yang
anda anggap paling sesuai.
No. Pertanyaan Alternatif Jawaban
SL SR JR TP
1. Dana beasiswa saya gunakan untuk membeli perlengkapan
sekolah.
√ √
Angket Pernyataan
Nama :
NIS :
No Pernyataan SL SR JR TP
1. Saya menggunakan uang beasiswa untuk keperluan pribadi di luar sekolah.
2. Saya tidak menggunakan uang beasiswa untuk tarnsporatasi ke sekolah.
3. Saya menggunakan beasiswa untuk membeli perlengkapan sekolah (seperti membeli alat tulis, tas dll).
4. Saya menggunakan dana beasiswa untuk menonton bioskop. 5. Saya tidak menggunakan dana beasiswa untuk keperluan
ekstrakulikuler.
6. Dana beasiswa saya gunakan untuk keperluan di luar kegiatan sekolah (seperti membeli playstation)
7. Saya menggunkan dana beasiswa untuk belanja kebutuhan keluarga sehari-hari (misalnya sembako)
8. Saya mentraktir teman dengan menggunakan dana beasiswa. 9. Dana beasiswa saya gunakan untuk membeli tas dan sepatu
untuk sekolah
10. Saya menggunakan dana beasiswa untuk menyelesaikan tugas sekolah (seperti membuat prakarya, atau praktek kejuruan
67
lainnya) 11. Dana beasiswa saya pakai untuk mengikuti kegiatan di sekolah
(misalnya untuk praktek kejuruan)
12 Sebelum menerima beasiswa saya sangat sulit mendapatkan bahan tugas dari sekolah, dengan adanya dana beasiswa saya membeli buku sumber yang saya butuhkan.
13. Saya membeli buku pembelajaran (seperti referensi, pengayaan) dari dana beasiswa.
14. Saya berusaha untuk mencukupi buku dan bahan pembelajaran dari dana beasiswa.
15. Orang tua saya menganjurkan membeli buku dan bahan pembelajaran dengan dana beasiswa.
16. Saya membeli perlengkapan sekolah (seperti buku, pulpen, pensil, penghapus, dan lain sebagainya) dari dana beasiswa.
17. Untuk membeli majalah/koran yang berguna bagi pembelajaran merupakan tanggung jawab orang tua bukan dari dana beasiswa.
18. Dalam mengcopy bahan untuk pembelajaran saya membayar dari dana beasiswa.
19. Saya menggunakan beasiswa untuk membeli buku novel, comik, untuk mengisi waktu luang.
20. Saya selalu mengutamakan membeli buku tulis dan alat tulis dengan dana pemberian beasiswa.
21. Dana beasiswa saya gunakan untuk print/photo copy buku/ materi dan sumber belajar lainnya untuk menunjang pembelajaran.
22. Perlengkapan tulis seperti buku dan pena tidak pernah saya beli dengan dana beasiswa.
23. Saya menggunkan dana beasiswa untuk membeli penggaris dan jangka.
24. Perlengkapan praktek kejuruan yang tidak tersedia dalam sekolah saya beli dengan dana beasiswa.
25. Saya tidak pernah menggunakan dana beasiswa untuk kegiatan praktek kejuruan.
26. Saya menggunkan uang beasiswa untuk membeli flashdisk. 27. Saya tidak membeli flasdisk dengan biaya beasiswa. 28. Saya dapat membeli laptop dengan dana beasiswa guna
kegiatan pembelajaran di sekolah.
29. Dana beasiswa saya gunakan untuk bermain game. 30. Saya menggunkan biaya beasiswa untuk membeli handphone. 31. Saya tidak pernah menggunakan dana beasiswa untuk kegiatan
praktek.
32. Dana beasiswa saya gunakan untuk membeli barang elektronik (hand phone).
33. Saya tidak membutuhkan fasilitas penunjang pembelajaran (contoh meja belajar, lampu belajar dan lain sebagainya)
Untuk signifikansi normalitas data Alpha yang dianut adalah sebesar 0,05. Dari data
penelitian ini seluruh variabel lebih besar dari pada 0,05. Maka kedua variabel ini
berdistribusi NORMAL.
B. UJI LINEARITAS
Hipotesis statistik :
H0 : Y = ᾳ + ßX (linear)
H1 : Y ‡ᾳ + ßX (tidak linear)
Uji linearitas persamaan garis regresi
diperoleh dari baris Deviation from
Linearity, yaitu Fhit = 0,723, dengan skor
signifikansi yang diperoleh sebesar 0,715
> alpha 0,05. Dapat dikatakan bahwa
sebaran data pada variabel pemanfaatan
beasiswa mempunyai hubungan yang
linear dengan hasil belajar siswa.
82
LAMPIRAN 9
UJI HIPOTESIS
Harga koefisien korelasi pemanfaatan beasiswa terhadap hasil belajar setelah menerima
beasiswa (r) adalah 0,446 pada kategori sedang. Kriteria untuk pengambilan keputusan
bahwa rhitung > rtabel (0,446> 0,3338) maka, H0 ditolak. Dengan demikian bahwa terdapat
hubungan pemanfaatan beasiswa dengan hasil belajar. Selanjutnya, untuk mengetahui
determinan seberapa besar kontribusi tiap variabel caranya dengan mengkuadratkan r dikali
presentase 100%. Hasil dari perhitungan yaitu (0,446² x 100%) = 19,89%. Dapat ditarik
kesimpulan artinya bahwa variabel hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh variabel
pemanfaatan beasiswasebesar 19,89%.
83
LAMPIRAN 10
PEDOMAN WAWANCARA
1. Perkenalkan diri dan ucapkan terimakasih kepada informan atas kesediaannya di
wawancara.
2. Jelaskan topik wawancara serta tujuan wawancara dilakukan.
3. Jelaskan bahwa informan bebas menyampaikan pendapat, pengalaman, harapan, atau
saran yang berkaitan dengan topik wawancara.
4. Catatlah seluruh pembiacaraan, jika perlu gunakan alat bantu seperti perekam suara.
5. Mintalah waktu jika informan hanya memiliki waktu yang terbatas.
Nama : Anggiat Togatorop, S.Pd
Jabatan : Guru Bahasa Indonesia
Waktu/Tgl :
Tempat :
Wawancara
Pewawancara : Bersumber dari manakah pemberian KJP?
Narasumber : Sesuai dengan yang kami tahu dari pengarahan bahwa sumber dana beasiswa
itu berasal dari APBD itu adalah sesuai dengan yang kami dapatkan penjelasan
dari pihak Dinas.
Pewawancara : Hal-hal apasajakah/syarat-syarat yang perlu diperhatikan untuk memperoleh
KJP?
Narasumber : Kalau tentang syarat untuk mendapatkan KJP yang pertama, keluarga itu
harus dari keluarga kurang mampu dari sisi ekonomi, hal itu dikuatkan oleh
surat pengantar dari Rt/Rw dan dikuatkan lagi oleh lurah masing-masing.
Terus Dinas juga meminta Akte Lahir asli dan copy nya, KK, KTP orang tua,
Kartu Pelajar siswa sebagai syarat untuk mendapatkan Beasiswa KJP.
Pewawancara : Bagaimakah proses atau prosedur siswa dalam mempeorleh KJP?
Narasumber : Kalau tentang proses untuk mendapatkan beasiswa KJP itu pertama-tama kita
informasikan/umumkan baik ketika saat upacara di lapangan, atau kita
sampaikan melalui wali kelas, ataupun diumumkan dengan speaker/pengeras
84
suara di kelas-kelasnya, untuk mendapatkan KJP adalah untuk siswa yang
dimaksud mengurus surat pengatar, KK, Akte, KTP, dan lain sebagainya,
selanjutnya dilampiri semua berkas itu diserahkan pada pihak sekolah untuk di
input secara online ke pihak Dinas.
Pewawancara : Bagaimana dengan penyaluran dana tersebut, dan berapa kisaran dana yang
diterima siswa?
Narasumber : Beasiswa langsung diberikan kepada siswa melalui Bank DKI Jakarta yang
telah bekerjasama dengan Pemda, dan soal dana yang cair biasanya setiap
bulan ditransfer sebesar Rp. 240.000,-
Pewawancara : Adakah pengawasan terhadap pemanfaatan KJP?
Narasumber : Menurut yang kami alami secara khusus di SMK 4 ini, pengawasan itu ada.
Pewawancara : Bagaimana pengawasan itu dilakukan?
Narasumber : Selama ini bentuk pengawaan yang dilakukan oleh pemerintah itu dari dinas
datang langsung untuk bertanya kepada pihak sekolah yang mengurus, dan ada
juga uji petik yaitu siswa yang bersangkutan diwawancarai secara langsung
tentang pemberian basiswa KJP tersebut oleh pihak pemerintah
(didelegasikan) mereka di panggil dan di wawancarai tentang beasiswa
tersebut. Saya kira itu pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap
pemberian KJP.
Pewawancara : Adakah hambatan atau kendala dalam sistem atau pemberian KJP?
Mengapa?
Narasumber : Kalau tentang hambatan yang dialami oleh pihak sekolah yang mengurus ya
terutama hambatan dari siswa itu sendiri misalnya kita (pihak sekolah) sudah
memberi batasan waktu untuk melengkapi berkas, katakanlah kita beri batasan
waktu 4 hari sebelum yang ditetapkan oleh pemerintah sehingga pihak sekolah
bisa mengurus. Tetapi jarang ditepati oleh siswa, sering terjadi keterlambatan
pengumpulan data padahal sudah memasuki kategori batasan waktu, dan
masih ada siswa yang baru bertanya ‘kapan pak batas akhir pengumpulan?’
artinya siswa belum mengurus. Begitu juga dengan hambatan yang dialami
oleh siswa “mengapa ko baru sekarang?”, “RT/RW nya pak tidak ada di
tempat”. Nah, hal seperti itu menjadi hambatan yang sering kita dapati.
Pewawancara : Sudah tepatkah pemberian KJP untuk siswa disekolah ini?
Narasumber : Tepat sasarankah sudah KJP itu kalau menurut hemat kami sesuai dengan
prosedur yang kita jalani masih dalam kategori tepat sasaran, satu pengalaman
85
kita katakan dalam hal penyaringan/penyeleksian pernah ada masuk berkas
orang tuanya ibu sarjana bapak sarjana ibu PNS dan ibunya guru, tetapi
keluarga itu masih mengajukan KJP, itu sudah otomatis tidak dilanjutkan.
Siapapun saya kira sudah pasti mengategorikan itu tidak lagi keluarga mampu
dari sisi ekonomi.
Pewawancara : Adakah pengaruhdari beasiswa itu, dan bagaimana beasiswa bisa
mempengaruhinya?
Narasumber : Tentu pastilah ada, misal karena sebelum mereka dinyatakan mendapatkan
sudah di arakhan terlebih dahulu dalam bentuk, ‘andaikan nanti anda
mendapatkan KJP tersebut tetapi suatu ketika perilakumu tidak sesuai atau
berperilaku tidak baik maka bantuan KJP itu bisa dihentikan’ dengan arahan
itu tentu ada kearah yang lebih baik kalau tentang perbedaannya.
Pewawancara : Adakah dampak dari pemberian KJP ini bagi siswa sendiri maupun
masyarakat?
Narasumber : Kalau tentang dampak dari pemberian bantuan KJP ke masyarakat dari sisi
ekonomi itu, memang sisi positifya ada, ya tentu sangat membantu bagi
keluarga yang kurang mampu yang kita tau, pernah ada orang tua mengatakan,
anaknya tidak sekolah karena waktu itu belum ada ongkos, sisis positifnya bisa
membantu anak melanjutkan sekolah. Tetapi, dari sisi negatifnya walaupun
kita belum mengadakan survei/penelitian tetapi sesuai dengan yang kita
dengarkan dari luar dengan mendapatkan KJP tersebut, ada masyarakat
menyalah gunaan tidak digunakan pada tempatnya, malah digunakan jauh
melenceng dari kebutuhan pendidikan anaknya. Pernah saya bertanya waktu
itu masih bisa mengambil tunai tetapi sekarang tidak diperbolehkan lagi, tetapi
waktu itu ketika saya tanyakan ‘uang KJP itu dikemanakan’ tidak lagi beli
buku anaknya, tas anaknya, sepatu anaknya, malah kebutuhan pokok rumah
tangganya itu saya temukan yang seperti itu, jadi dengan kata lain/disisi lain
meninabobokan seharusnya untuk kebutuhan pendidikan anaknya malah untuk
membeli beras tidak usah berusaha lagi untuk memenuhi kebutuhan sehari hari
ini meninabobokan masyarakat sisi negatifnya.
Pewawancara : Adakah saran untuk pemerintah dalam kebijakan pemberian beasiswa KJP?
Narasumber : Dari saran tidak muluk-muluk, yaitu:
87
LAMPIRAN 11
DAFTAR NAMA RESOPNDEN
PENERIMA KARTU JAKARTA PINTAR (KJP) 2015
No Nama NIS Kelas Jurusan
1 Yusuf 11553 XI Tek. Furniture 2 Fadhil Maulana 11530 XI Tek. Furniture 3 Hartono Wibowo 11536 XI Tek. Furniture 4 Muhammad Nico 11542 XI Tek. Furniture 5 Azis Mulana 11533 XI Tek. Furniture 6 Andi Patirangi 11525 XI Tek. Furniture 7 Bagus Trinanda 11531 XI Tek. Furniture 8 Firman Banni Zakaria 11535 XI Tek. Furniture 9 Firdaus Muzaky 11534 XI Tek. Furniture 10 Hekmah Setiano 11537 XI Tek. Furniture 11 Ady Kurniawan 11523 XI Tek. Furniture 12 Dicky Ramadhan 11532 XI Tek. Furniture 13 Reynaldi 11548 XI Tek. Furniture 14 Lukmanul Hakim 11539 XI Tek. Furniture 15 Putra Dwi Septiananda 11546 XI Tek. Furniture 16 Muhammad Rizqi Darmawan 11543 XI Tek. Furniture 17 Lutfi Iftul Amalah 11540 XI Tek. Furniture 18 Aji Firmansyah 11524 XI Tek. Furniture 19 Adelya Maezelinne 11522 XI Tek. Furniture 20 Royan Hidayat 11610 XI Tek. Instalasi Tenaga Listrik – B 21 Sindi Yuniar Sari 11612 XI Tek. Instalasi Tenaga Listrik – B 22 Robiatul Adawiyah 11609 XI Tek. Instalasi Tenaga Listrik – B 23 Sofyan Sawri 11613 XI Tek. Instalasi Tenaga Listrik – B 24 Muhamad Naufal Firdaus 11600 XI Tek. Instalasi Tenaga Listrik – B 25 Sulaeman 11615 XI Tek. Instalasi Tenaga Listrik – B 26 Muhammad Ari Setiawan 11596 XI Tek. Instalasi Tenaga Listrik – B 27 Khoirul Yanuar 11588 XI Tek. Instalasi Tenaga Listrik – B 28 Miftahul Rizky 11593 XI Tek. Instalasi Tenaga Listrik – B 29 Lutfi Hafidz Aminudi 11591 XI Tek. Instalasi Tenaga Listrik – B 30 Nur Mustika Farha 11605 XI Tek. Instalasi Tenaga Listrik – B 31 Muhammad Fahmi 11597 XI Tek. Instalasi Tenaga Listrik – B 32 Dwi Saputra 11602 XI Tek. Instalasi Tenaga Listrik – B 33 Aditya Bayu Setyawan 11604 XI Tek. Instalasi Tenaga Listrik – B 34 Andrew Frastyan 11607 XI Tek. Instalasi Tenaga Listrik – B 35 Akbar Kurniawan 11614 XI Tek. Instalasi Tenaga Listrik – B