PENELITIAN MADYADESIGN RESEARCHPENGARUH PELAPORAN DAN
PENGUNGKAPAN AKTIVITAS TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CORPORATE
SOCIAL RESPONSIBILITY) TERHADAP KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP
PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA
PENGUSUL :YUSAR SAGARA, SE.,M.Si.,Ak.,CA.LEMBAGA PENELITIAN,
PENERBITAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (LP3M)UIIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA2014
Pengaruh Pelaporan Dan Pengungkapan Aktivitas Tanggungjawab
Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Terhadap
Kualitas Lingkungan Hidup Perusahaan Manufaktur di Indonesia
ABSTRAKPenelitian ini dilatarbelakangi belum ada informasi
mengenai besarnya pengaruh pelaporan dan pengungkapan aktivitas CSR
terhadap kinerja ekonomi, soial dan lingkungan perusahaan terbuka
di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah membuktikan
pengaruh penerapan tanggungjawab social perusahaan (CSR) terhadap
pelaporan, pengungkapan aktivitas CSR dalam laporan tahunan
perusahaan dan membuktikan pengaruh penerapan tanggungjawab sosial
perusahaan (CSR) terhadap kualitas lingkungan perusahaan. Data yang
diolah dalam penelitian ini adalah data sekunder. Populasi dalam
penelitian ini adalah Perusahaan Terbuka yang telah menerapkan
Sustainability Reporting (SR). Metode analisis data dalam
penelitian ini adalah metode path analysis (analisis jalur) dengan
SPSS. Hasil penelitian ini diharapkan terdapat pengaruh yang
signifikan dari pengungkapan, pelaporan aktivitas CSR di perusahaan
terhadap kualitas going concern perusahaan terbuka (Tbk) di
IndonesiaI. LATAR BELAKANG PENELITIANUU No. 40 tahun 2007 pasal 1
ayat 3 menyebutkan bahwa tanggung jawab sosial dan lingkungan
adalah komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan
ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan
lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas
setempat maupun masyarakat pada umumnya. Belum semua perusahaan
melakukan Tanggung Jawab Sosial (CSR), melaporkan dan mengungkapkan
kegiatan Tanggung Jawab Sosial (CSR)-nya. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh KAP KPMG persentase perusahaan yang melaporkan
pada inisiatif CSR 2008-2011 meningkat dari 74% menjadi 83% di
Amerika Serikat, dari 62% menjadi 79% di Kanada, dan dari 91%
menjadi 100% di Inggris. Berdasarkan survei tersebut dapat dilihat
persentase peningkatan perusahaan yang melaporkan pada inisiatif
CSR di wilayah Amerika dan Inggris mengalami peningkatan 9%,
sedangkan di wilayah Kanada mengalami peningkatan 17% selama 4
tahun (KPMG, 2011).Fenomena yang terjadi di Indonesia konsep CSR
sudah mulai disadari perusahaan-perusahaan besar, contohnya program
community development yang dijalankan hampir semua perusahaan besar
maupun Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) oleh Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi bukti bagaimana korporasi
menerangkan konsep CSR, juga penerapan CSR oleh Hongkong and
Shanghai Banking Corporation Limited (HSBC) yang memberikan
perhatian khusus di bidang pendidikan, lingkungan hidup, dan
sosial. Beberapa fenomena kasus lain di Indonesia terkait
permasalahan yang muncul dikarenakan perusahaan dalam melaksanakan
operasinya kurang memperhatikan kondisi lingkungan dan sosial di
sekitarnya, khususnya perusahaan yang aktivitasnya berkaitan dengan
pengelolaan sumber daya alam. Sebagai contoh, PT. Freeport
Indonesia salah satu perusahaan tambang terbesar di Indonesia yang
berlokasi di Papua, yang memulai operasinya sejak tahun 1969,
sampai dengan saat ini tidak lepas dari konflik berkepanjangan
dengan masyarakat lokal, baik terkait dengan tanah ulayat,
pelanggaran adat, maupun kesenjangan sosial dan ekonomi yang
terjadi (Wibisono, 2007). Jika dilihat dari beberapa kasus diatas,
masalah sosial dan lingkungan yang tidak diatur dengan baik oleh
perusahaan ternyata memberikan dampak yang sangat besar, bahkan
tujuan meraih keuntungan dalam aspek bisnis malah berbalik menjadi
kerugian yang berlipat. Oleh karena itu masalah pengelolaan sosial
dan lingkungan untuk saat ini tidak bisa menjadi aspek yang tidak
dianggap penting dalam beroperasinya perusahaan.
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan aspek penting
yang harus dilakukan perusahaan dalam operasionalnya. Hal tersebut
bukan semata-mata memenuhi peraturan perundang-undangan sebagaimana
untuk perusahaan tambang diatur dalam Undang-Undang No 22 tahun
2001, maupun untuk Perseroan Terbatas (PT) diatur dalam
Undang-Undang No. 40 pasal 74 tahun 2007, melainkan secara logis
terdapat hukum sebab akibat, dimana ketika operasional perusahaan
memberikan dampak negatif, maka akan muncul respon negatif yang
jauh lebih besar dari masyarakat maupun lingkungan yang
dirugikan.
Dalam upaya meningkatkan daya saing melalui peningkatan
transparansi dan akuntabilitas, Ikatan Akuntan Indonesia
Kompartemen Akuntan Manajemen sejak tahun 2005 mengadakan
Indonesian Sustainability Reporting Award (ISRA). ISRA adalah
penghargaan yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan yang telah
membuat pelaporan atas kegiatan yang menyangkut aspek lingkungan
dan sosial disamping aspek ekonomi untuk memelihara keberlanjutan
(sustainability) perusahaan itu sendiri, baik yang diterbitkan
secara terpisah maupun terintegrasi dalam laporan tahunan (annual
report) (Purnasiwi, 2011).
Sejak tanggal 23 September 2007, pengungkapan Corporate Social
Responsibility mulai diwajibkan melalui UU Perseroan Terbatas Nomor
40 Tahun 2007, khususnya untuk perusahaan-perusahaan yang hidup
dari ekstraksi sumber daya alam. Adapun undang-undang Nomor 40,
Tahun 2007, Bab V, Pasal 74. Pasal tersebut berisi tentang:1.
Perseroan yang menjalankan kegiatan usaha di bidang dan atau
berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab
sosial dan lingkungan;2. Tanggung jawab sosial dan lingkungan
sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) merupakan kewajiban
perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya
perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan
kepatutan dan kewajaran;3. Perseroan yang tidak melaksanakan
kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangundangan;4. Ketentuan lebih
lanjut mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan diatur dalam
peraturan pemerintah.Dalam pasal 74 Undang-Undang tersebut diatur
tentang kewajiban pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan
perusahaan. Sehingga, tidak ada lagi pengungkapan CSR yang
sukarela, namun wajib hukumnya. Sementara itu, perkembangan CSR di
luar negeri sudah sangat populer. Bahkan di beberapa negara, CSR
digunakan sebagai salah satu indikator penilaian kinerja sebuah
perusahaan dengan dicantumkannya informasi CSR di dalam catatan
laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan (Rahmawati &
Utami, 2005: 2). Peraturan lainnya yang diterapkan, terdapat dalam
UUD 25, Tahun 2007, Pasal 15, tentang Penanaman Modal, terdapat
pada Ayat 1 yaitu setiap penanam modal berkewajiban menerapkan
prinsip tata kelola perusahaan yang baik, dan pada Ayat 2, yaitu
setiap penanam modal berkewajiban untuk melaksanakan corporate
social responsibility.
Jadi, Corporate Social Responsibilty (CSR) adalah basis teori
tentang perlunya sebuah perusahaan membangun hubungan harmonis
dengan masyarakat dan lingkungan tempat beroperasi. Secara
teoretik, Corporate Social Responsibilty dapat didefinisikan
sebagai tanggung jawab moral suatu perusahaan terhadap para
stakeholders terutama komunitas atau masyarakat disekitar wilayah
kerja dan operasinya. Sebuah perusahaan harus menjunjung tinggi
moralitas. Parameter keberhasilan suatu perusahaan dalam sudut
pandang CSR adalah pengedepankan prinsip moral dan etis, yakni
menggapai suatu hasil terbaik, tanpa merugikan kelompok masyarakat
lainnya (Suaryana, 2011: 3)Idealnya perusahaan dapat memadukan
antara tujuan bisnis dengan kelestarian lingkungan hidup. Menurut
Lawrence et.al., (2007) perusahaan-perusahaan menemukan bahwa
pemenuhan tujuan bisnis dan penyelesaian lingkungan tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lainnya. Belum ada informasi mengenai
besarnya pengaruhnya terhadap pelaporan dan pengungkapan aktivitas
CSR terhadap kinerja ekonomi, soial dan lingkungan perusahaan
terbuka di Indonesia
II. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang, data dan fakta
yang diperoleh maka penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah pelaporan aktivitas corporate social responsibility
(CSR) pada laporan tahunan perusahaan manufaktur di Indonesia
berpengaruh terhadap kualitas lingkungan hidup perusahaan?
2. Apakah pengungkapan aktivitas corporate social responsibility
(CSR) pada laporan tahunan perusahaan manufaktur di Indonesia
berpengaruh terhadap kualitas lingkungan hidup perusahaan?
3. Apakah pelaporan (reporting) dan pengungkapan (disclosure)
aktivitas tanggungjawab sosial perusahaan (CSR) berpengaruh
terhadap kualitas lingkungan perusahaan manufaktur di
Indonesia?III. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Membuktikan pengaruh penerapan tanggungjawab social
perusahaan (CSR) terhadap pelaporan aktivitas tanggungjawab sosial
perusahaan pada laporan tahunan perusahaan manufaktur di
Indonesia.2. Membuktikan pengaruh penerapan tanggungjawab sosial
perusahaan (CSR) terhadap pengungkapan aktivitas tanggungjawab
sosial perusahaan pada laporan tahunan perusahaan manufaktur di
Indonesia.3. Membuktikan pengaruh pelaporan (reporting) dan
pengungkapan (disclosure) aktivitas tanggungjawab sosial perusahaan
manufaktur di Indonesia (CSR) terhadap kualitas lingkungan
perusahaan.
IV. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain :
1. Bagi Pemerintah :Sebagai bahan masukan dalam penyempurnaan
atau pembuatan undang-undang baru yang mencakup kepentingan
berbagai pihak yang terkait dengan masalah lingkungan hidup,
seperti Undang-undang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Undang Undang
Perseroan terbatas, Undang Undang Pasar Modal dan Standar Akuntansi
Keuangan.
2. Bagi Perusahaan :Dapat dijadikan sebagai evaluasi mengenai
kepentingan aktivitas tanggungjawab social, mana yang harus
ditingkatkan sehingga dapat memberikan dorongan dalam mencapai
tujuan perusahaan.
3. Bagi Pihak Terkait : Untuk memberikan gambaran kepada
organisasi profesi yang menaruh minat dan perhatian dalam
mengembangkan tanggungjawab sosial perusahaan sehingga dapat
digunakan sebagai kontrol sosial dan lingkungan
4. Bagi Akademisi :Dapat dijadikan bukti empiris mengenai
pengaruh kepentingan penerapan tanggungjawab sosial perusahaan
(CSR) terhadap pelaporan dan pengungkapan aktivitas tanggungjawab
sosial perusahaan serta implikasi terhadap peningkatan kinerja
ekonomi, sosial dan lingkungan perusahaan
5. Bagi Teori Audit Sosial dan Lingkungan :Dapat menambah atau
melengkapi teori yang telah ada dalam rangka meningkatkan ketaatan
pengelolaan lingkungan hidup perusahaan.BAB IITINJAUAN TEORIA.
Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)Menurut World Bank
(Fox, Ward dan Howard, 2002), CSR merupakan komitmen sektor swasta
untuk mendukung terciptanya pembangunan yang berkelanjutan
(sustainable development). Sedangkan menurut sebuah organiasi dunia
World Bisnis Council for Sustainable Development (WBCD) menyatakan
bahwa corporate social responsibility (CSR) adalah komitmen
berkelanjutan dari para pelaku bisnis untuk berprilaku secara etis
dan memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi, sementara pada
saat yang sama meningkatkan kualitas hidup dari para pekerja dan
keluarganya demikian pula masyarakat lokal dan masyarakat secara
luas (Solihin, 2009).
Menurut Draf 3 ISO 2600, 2007, guidance on social
responsibility, mendefinisikan corporate social responsibility
(CSR) sebagai tanggung jawab dari suatu organisasi untuk
dampakdampak dari keputusan-keputusan dan aktivitas di masyarakat
dan lingkungan melalui transparasi dan perilaku etis yang konsisten
dengan perkembangan berkelanjutan dan kesejahteraan dari
masyarakat; pertimbangkan harapan stakeholders; sesuai dengan
ketentuan hukum yang bisa diterapkan dan norma-norma internasional
yang konsisten dari perilaku; dan terintergrasi sepanjang
organisasi. Sedangkan dalam UU PM, yang digunakan sebagai rujukan
pewajiban corporate social responsibility (CSR), Undang-Undang No.
25 tahun 2007 pasal 15(b) tentang Penanaman Modal, corporate social
responsibility (CSR) didefinisikan sebagai Tanggung jawab yang
melekat pada setiap perusahaan untuk tetap menciptakan hubungan
yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma,
dan budaya masyarakat setempat.
Dalam teks Pasal 74 RUU PT sendiri corporate social
responsibility (CSR) tidak didefinisikan. Namun dalam dokumen kerja
Tim Perumus terdapat definisi bahwa tanggung jawab sosial dan
lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam
pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas
kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan
sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.
Sementara, menurut CSR Forum (Wibisono, 2007), Corporate Social
Responsibility (CSR) didefinisikan sebagai bisnis yang dilakukan
secara transparan dan terbuka serta berdasarkan pada nilai-nilai
moral dan menjunjung tinggi rasa hormat kepada karyawan, komunitas
dan lingkungan.
Menurut The World Business Council for Sustainable Development
(WBCSD), corporate social responsibility atau tanggung jawab sosial
perusahaan didefinisikan sebagai komitmen bisnis untuk memberikan
kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerja
sama dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka,
komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan
kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat baik bagi bisnis
sendiri maupun untuk pembangunan.B. Pelaporan dan Pengungkapan
Corporate Social Responsibility (CSR)
Pertanggungjawaban sosial perusahaan diungkapkan di dalam
laporan yang disebut sustainability reporting. Sustainability
Reporting adalah pelaporan mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan
dan sosial, pengaruh dan kinerja organisasi dan produknya di dalam
konteks pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
Sustainability Reporting meliputi pelaporan mengenai ekonomi,
lingkungan dan pengaruh sosial terhadap kinerja organisasi (ACCA,
2004 dalam Anggraini, 2006). Sustainability report harus menjadi
dokumen strategik yang berlevel tinggi yang menempatkan isu,
tantangan dan peluang Sustainability Development yang membawanya
menuju kepada core business dan sektor industrinya. Berkaitan
dengan pelaksanaan CSR, perusahaan bisa dikelompokkan ke dalam
beberapa kategori. Meskipun cenderung menyederhanakan realitas,
tipologi ini menggambarkan kemampuan dan komitmen perusahaan dalam
menjalankan CSR. Pengungkapan (diinterpretasikan secara luas)
terkait dengan informasi dalam laporan keuangan dan komunikasi
tambahan, termasuk footnote, poststatement events, diskusi dan
analisis manajemen tentang operasi untuk tahun yang akan datang,
peramalan operasi dan keuangan, ringkasan kebijakan akuntansi yang
signifikan, dan laporan keuangan tambahan yang meliputi
pengungkapan tambahan dan perluasan selain biaya historis (Wolk, et
al.). Dalam SFAC No. 5 Paragraf 9 pengungkapan sebagai penyajian
informasi dengan menggunakan selain dari pengakuan dalam laporan
keuangan, yang dibandingkan dengan pengakuan dalam laporan keuangan
itu sendiri.Terdapat asimetri informasi antara perusahaan dengan
pihak luar. Situasi ini menimbulkan ketidakpastian informasi,
sehingga investor akan memproteksi diri dengan menawarkan harga
yang lebih rendah untuk perusahaan. Nilai sebuah perusahaan dapat
ditingkatkan jika perusahaan secara sukarela melaporkan dengan
informasi yang dapat dipercaya dan hal tersebut akan mengurangi
ketidakpastian investor tentang prospek masa depan perusahaan
(Wolk, et al.). Hendriksen (1992) mendefinisikan pengungkapan
(disclosure) sebagai penyajian sejumlah informasi yang dibutuhkan
untuk pengoperasian secara optimal pasar modal yang efisien.
Pengungkapan ada yang bersifat wajib (mandatory) yaitu pengungkapan
informasi wajib dilakukan oleh perusahaan yang didasarkan pada
peraturan atau standar tertentu, dan ada yang bersifat sukarela
(voluntary) yang merupakan pengungkapan informasi melebihi
persyaratan minimum dari paraturan yang berlaku.
Ada 2 jenis ungkapan dalam pelaporan keuangan yang telah
ditetapkan oleh badan yang memiliki otoritas di pasar modal.
Pertama adalah pengungkapan wajib (mandatory disclosure), yaitu
informasi yang harus diungkapkan oleh emiten yang diatur oleh
peraturan pasar modal di suatu negara. Kedua adalah pengungkapan
sukarela (voluntary disclosure), yaitu ungkapan yang dilakukan
secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh standar yang
ada. Pengungkapan sosial yang diungkapkan perusahaan merupakan
informasi yang sifatnya sukarela. Karenanya, perusahaan memiliki
kebebasan untuk mengungkapkan informasi yang tidak diharuskan oleh
badan penyelenggara pasar modal. Keragaman dalam pengungkapan
disebabkan oleh entitas yang dikelola oleh manajer yang memiliki
filosofis manajerial yang berbeda dan keluasan dalam kaitannya
dengan pengungkapan informasi kepada masyarakat. Setiap unit/pelaku
ekonomi selain berusaha untuk kepentingan pemegang saham dan
mengkonsentrasikan diri pada pencapaian laba juga mempunyai
tanggung jawab sosial, dan hal itu perlu diungkapkan dalam laporan
tahunan, sebagaimana dinyatakan oleh Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No.1 (Revisi 1998) Paragraf kesembilan:
Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti
laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value
added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor
lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang
menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang
peranan penting.
Pernyataan PSAK di atas merupakan manifestasi kepedulian
akuntansi akan masalah-masalah sosial yang merupakan wujud
pertanggungjawaban sosial perusahaan . Pertanggungjawaban sosial
bukan merupakan fenomena sosial baru, melainkan merupakan akibat
dari semakin meningkatnya isu lingkungan di akhir 1980-an
(Kumalahadi, 2000 dalam Rosmasita, 2007). Makalah ini akan membahas
mengenai pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai
bagian dari pengungkapan sukarela. Standar pelaporan
pertanggungjawaban sosial sampai saat ini belum mempunyai standar
yang baku, hal ini dikarenakan adanya permasalahan yang berhubungan
dengan biaya dan manfaat sosial. Perusahaan dapat membuat sendiri
model pelaporan pertanggungjawaban sosialnya. Perusahaan-perusahaan
besar di era modern ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap
denyut kehidupan masyarakat. Perusahaan (korporasi) sebagai salah
satu pelaku ekonomi memegang peran kunci dalam upaya pensejahteraan
dan peningkatan pendapatan negara. Perusahaan diharapkan mampu
menciptakan lapangan kerja baru yang akan meningkatkan taraf hidup
yang lebih baik bagi masyarakat. Corporate Social Responsibility
menunjuk pada transparansi pengungkapan sosial perusahaan atas
kegiatan atau aktivitas sosial yang dilakukan oleh perusahaan.
Dimana transparansi informasi yang diungkapkan tidak hanya
informasi keuangan perusahaan, tetapi perusahaan juga diharapkan
mengungkapkan informasi mengenai dampak (externalities) sosial dan
lingkungan hidup yang diakibatkan aktivitas perusahaan (Prasetyo,
2009). Menurtu Suharto, kepedulian sosial perusahaan terutama
didasari alasan bahwasanya kegiatan perusahaan membawa dampak for
better or worse, bagi kondisi lingkungan dan sosial-ekonomi
masyarakat, khususnya di sekitar perusahaan beroperasi. Selain itu,
pemilik perusahaan sejatinya bukan hanya shareholders atau para
pemegang saham. Melainkan pula stakeholders, yakni pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap eksistensi perusahaan. Dalam konteks
global, istilah CSR mulai digunakan sejak tahun 1970an dan semakin
populer terutama setelah kehadiran buku Cannibals With Forks: The
Triple Bottom Line in 21st Century Business (1998), karya John
Elkington. Mengembangkan tiga komponen penting sustainable
development, yakni economic growth, environmental protection, dan
social equity, yang digagas the World Commission on Environment and
Development (WCED) dalam Brundtland Report (1987), Elkington
mengemas CSR ke dalam tiga fokus: 3P, singkatan dari profit, planet
dan people. Perusahaan yang baik tidak hanya memburu keuntungan
ekonomi belaka (profit).Menurut The World Business Council for
Sustainable Development (WBCSD), Corporate Social Responsibility
atau tanggung jawab sosial perusahaan didefinisikan sebagai
komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan
ekonomi berkelanjutan, melalui kerja sama dengan para karyawan
serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun
masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara
yang bermanfaat baik bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan
(Nurlela dan Ishlahuddin, 2008).Pengungkapan tanggung jawab sosial
atau sering disebut sebagai Corporate social reporting adalah
proses pengkomunikasian efek-efek sosial dan lingkungan atas
tindakan-tindakan ekonomi perusahaan pada kelompok-kelompok
tertentu dalam masyarakat dan pada masyarakat secara keseluruhan
(Gray et al., 1987 dalam Rosmasita, 2007). Kontribusi negatif
perusahaan terhadap lingkungan sekitarnya telah menyebabkan
hilangnya kepercayaan masyarakat adalah dengan mengungkapkan
informasi-informasi mengenai operasi perusahaan sehubungan dengan
lingkungan sebagai tanggung jawab perusahaan. Menurut Dahlia dan
Sylvia, pengambilan keputusan ekonomi hanya dengan melihat kinerja
keuangan suatu perusahaan, saat ini sudah tidak relevan lagi.
Eipstein dan Freedman (1994) dalam Anggraini (2006), menemukan
bahwa investor individual tertarik terhadap informasi sosial yang
dilaporkan dalam laporan tahunan. Untuk itu dibutuhkan suatu sarana
yang dapat memberikan informasi mengenai aspek sosial, lingkungan
dan keuangan secara sekaligus. Sarana tersebut dikenal dengan nama
laporan keberlanjutan (sustainability reporting).Pengungkapan
sosial yang dilakukan oleh perusahaan umumnya bersifat voluntary
(sukarela), unaudited (belum diaudit), dan unregulated (tidak
dipengaruhi oleh peraturan tertentu). Glouter dalam Utomo (2000)
menyebutkan tema-tema yang termasuk dalam wacana Akuntansi
Pertanggungjawaban Sosial adalah:
1) Kemasyarakatan
Tema ini mencakup aktivitas kemasyarakatan yang diikuti oleh
perusahaan, misalnya aktivitas yang terkait dengan kesehatan,
pendidikan dan seni serta pengungkapan aktivitas kemasyarakatan
lainnya.
2) Ketenagakerjaan
Tema ini meliputi dampak aktivitas perusahaan pada orang-orang
dalam perusahaan tersebut. Aktivitas tersebut meliputi: rekruitmen,
program pelatihan, gaji dan tuntutan, mutasi dan promosi dan
lainnya.
3) Produk dan Konsumen
Tema ini melibatkan aspek kualitatif suatu produk atau jasa,
antara lain keguanaan durability, pelayanan, kepuasan pelanggan,
kejujuran dalam iklan, kejelasan/kelengkapan isi pada kemasan, dan
lainnya.
4) Lingkungan Hidup
Tema ini meliputi aspek lingkungan dari proses produksi, yang
meliputi pengendalian polusi dalam menjalankan operasi bisnis,
pencegahan dan perbaikan kerusakan lingkungan akibat pemrosesan
sumber daya alam dan konversi sumber daya alam.
Dalam Monika dan Hartanti, kondisi keuangan saja tidak cukup
menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan (Narver,
1971; McWilliams dan Siegel, 2000). Keberlanjutan perusahaan
(corporate sustainability) hanya akan terjamin apabila perusahaan
memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup. Sudah menjadi
fakta bagaimana resistensi masyarakat sekitar muncul ke permukaan
terhadap perusahaan yang dianggap tidak memperhatikan lingkungan
hidup. Contoh di Indonesia adalah kasus Inti Indorayon Utama,
Sumatera Utara.CSR sebagai sebuah gagasan menjadikan perusahaan
tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single
bottom line, yaitu nilai perusahaan (corporate value) yang
direfleksikan dalam kondisi keuangannya (financial) saja. Tapi
tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines
yaitu juga memperhatikan masalah sosial dan lingkungan (Daniri,
2008). Karena kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai
perusahaan tumbuh secara berkelanjutan (sustainable).Pengungkapan
kinerja lingkungan, sosial, dan ekonomi di dalam laporan tahunan
atau laporan terpisah adalah untuk mencerminkan tingkat
akuntabilitas, responsibilitas, dan transparansi korporat kepada
investor dan stakeholders lainnya. Pengungkapan tersebut bertujuan
untuk menjalin hubungan komunikasi yang baik dan efektif antara
perusahaan dengan publik dan stakeholders lainnya tentang bagaimana
perusahaan telah mengintegrasikan corporate social responsibilty
(CSR): - lingkungan dan sosial - dalam setiap aspek kegiatan
operasinya (Darwin, 2007).Menurut Verrecchia (1983, dalam Suratno
et al., 2006) dengan discretionary disclosure teorinya mengatakan
pelaku lingkungan yang baik percaya bahwa dengan mengungkapkan
performance mereka berarti menggambarkan good news bagi pelaku
pasar. Oleh karena itu, perusahaan dengan environmental performance
yang baik perlu mengungkapkan informasi kuantitas dan mutu
lingkungan yang lebih dibandingkan dengan perusahaan dengan
environmental performance lebih buruk.C. Kualitas Lingkungan Hidup
Perusahaan
Dari perspektif ekonomi, perusahaan akan mengungkapkan suatu
informasi jika informasi tersebut akan meningkatkan nilai
perusahaan (Verecchia, 1983, dalam Rakhiemah dan Agustia, 2009).
Dengan menerapkan CSR, diharapkan perusahaan akan memperoleh
legitimasi sosial dan memaksimalkan kekuatan keuangannya dalam
jangka panjang (Kiroyan, 2006 dalam Rakhiemah dan Agustia, 2009).
Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang menerapkan CSR
mengharapkan akan direspon positif oleh para pelaku pasar.
Diharapkan bahwa investor mempertimbangkan informasi CSR yang
diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan, sehingga dalam
pengambilan keputusan investor tidak semata-mata mendasarkan pada
informasi laba saja. Laporan tahunan adalah salah satu media yang
digunakan oleh perusahaan untuk berkomunikasi langsung dengan para
investor. Pengungkapan informasi CSR diharapkan memberikan
informasi tambahan kepada para investor selain dari yang sudah
tercakup dalam laba akuntansi (Rakhiemah dan Agustia,
2009).Sebagian perusahaan menganggap bahwa mengomunikasikan
kegiatan atau program CSR sama pentingnya dengan kegiatan CSR itu
sendiri. Dengan mengomunikasikan CSR-nya, makin banyak masyarakat
yang mengetahui investasi sosial perusahaan sehingga tingkat risiko
perusahaan menghadapi gejolak sosial akan menurun. Jadi, melaporkan
CSR kepada khalayak akan meningkatkan nilai social hedging
perusahaan. Banyak perusahaan menggunakan media masa untuk
mempromosikan bisnis utama atau produknya, tetapi jarang sekali
menggunakan saluran komunikasi pemasaran yang sama untuk
mengomunikasikan inisiatif CSR yang dilakukan. Informasi dan
komunikasi CSR umumnya ditempatkan pada laman resmi perusahaan.
Mengingat pesatnya penggunaan internet di kalangan masyarakat,
pemanfaatan website perusahaan untuk mengomunikasikan program CSR
patut untuk lebih dipertimbangkan. Laporan yang tersedia bagi
publik juga telah dianggap sebagai cara yang baik untuk
berkomunikasi dengan para pemangku kepentingan tentang strategi,
pendekatan, dan kinerja CSR.Laporan tahunan akan menjadi salah satu
bahan rujukan bagi para investor dan calon investor dalam
memutuskan apakah akan berinvestasi di dalam suatu perusahaan atau
tidak. Dengan demikian, tingkat pengungkapan (disclosure level)
yang diberikan oleh pihak manajemen perusahaan akan berdampak
kepada pergerakan harga saham yang pada gilirannya juga akan
berdampak pada volume saham yang diperdagangkan dan return
(Junaedi, 2005). Dalam studi literatur yang dilakukan oleh Finch
(2005), dikatakan bahwa motivasi perusahaan menggunakan
sustainability reporting framework adalah untuk mengkomunikasikan
kinerja manajemen dalam mencapai keuntungan jangka panjang
perusahaan kepada para stakeholder, seperti perbaikan kinerja
keuangan, kenaikan dalam competitive advantage, maksimisasi profit,
serta kesuksesan perusahaan dalam jangka panjang.PENELITIAN
SEBELUMNYANamaTahun Hasil
Noke Kiroyan2006Kaitan antara Good Corporate Govenance (GCG) dan
Corporate Social Responsibility (CSR) disimpulkan bahwa Keterkaitan
antara dua konsep Good Corporate Governance (GCG) dan Corporate
Social Responsibility (CSR) yang tumbuh berkembang pada saat
bersamaan di awal millennium 2000 dan menjadi wacana yang sampai
saat ini terus berkembang dan menjadi perhatian berbagai kalangan.
Secara garis besar, dari rentang jangkauannya GCG dapat dibagi
berdasarkan dua falsafah yang berbeda yang pertama meneliti GCG
dalam arti sempit, yaitu berkaitan dengan lembaga-lembaga yang
mengatur perilaku perusahaan terbatas pada pihak-pihak yang berada
pada lingkungan tersebut. Yang kedua bahwa tanggung jawab sosial
perusahaan merupakan tanggungjawab semua yang terlibat dalam
keberlangsungan hidup perusahaan
Ali Darwin, Ak, M.Sc.2006Akuntabilitas, Kebutuhan, Pelaporan dan
Pengungkapan CSR bagi perusahaan di Indonesia dapat disimpulkan
bahwa CSR bukan hanya kegiatan donasi perusahaan (corporate
philanthropy), tetapi cakupanya jauh lebih luas dari pada itu,
mencakup isu HAM, buruh, kualitas lingkungan hidup dan sosial
masyarakat sampai kelompok produk terhadap pelanggan. Untuk
mewujudkan akuntabilitas dan transparansi yang tinggi perusahaan
perlu mengungkapkan kinerja CSR dalam Laporan CSR atau laporan
Keberlanjutan (sustainable report). Melalui ini akan terungkap
apakah tingkat keterbukaan perusahaan sudah satu level engan
harapan mayarakat
Edi Suharto, PhD2008Menggagas Standar Audit program CSR.
Tantangan dalam mengembangkan protokol audit program CSR tidak
hanya terletak dalam kompleksitas perumusannya. Melainkan pula
dalam implementasinya. Audit sosial melibatkan aspek lingkungan dan
sosial yang relatif lebih sulit dirumuskan dan diukur ketimbang
aspek finansial. Audit sosial memerlukan ahli yang memiliki
kompetensi yang komprehensif di bidang lingkungan dan sosial,
selain kemampuan dalam menerapkan berbagai metode penelitian.
Kesulitan utama dalam merancang sistem audit terhadap program
CSR yang terstandar adalah merumuskan variabel dan indikator yang
tepat dan dapat diterapkan kepada seluruh sektor. Dua syarat utama
yang perlu dipenuhi adalah:
Definisi berbagai kategori harus dapat diterapkan terhadap semua
perusahaan, industri dan bahkan sistem sosial yang memungkinkan
analisis komparatif dapat dilakukan;
Kategori-kategori untuk mengklasifikasikan kegiatan-kegiatan
perusahaan haruslah stabil dalam kurun waktu tertentu, sehingga
perbandingan historis dapat dilakukan.
Mohamad S. Hidayat
2009Pandangan Dunia Usaha Terhadap Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2007 Tentang Perseroan Terbatas Kadin Indonesia telah memberikan
masukan pada Pemerintah yang terkait dengan rancangan peraturan
pemerintah tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagai
berikut :
Pemberlakuan kewajiban tanggung jawab sosial dan lingkungan
harus diterapkan secara bijaksana dengan memperhatikan kemampuan
perusahaan, misalnya bagi perusahaan yang baru berdiri atau yang
masih merugi.
Tanggung jawab sosial dan lingkungan dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang mengatur bidang usaha
masing-masing.
Perseroan menganggarkan pembiayaan kegiatan tanggung jawab
sosial dan lingkungan, dan melaksanakannya sesuai dengan kemampuan
perusahaan.
Perseroan wajib melaporkan pelaksanaan kegiatan tanggung jawab
sosial dan lingkungan dalam laporan tahunan perseroan bagi
perusahaan terbuka dan laporan manajemen perseroan bagi perusahaan
tertutup.
Dr. Johannes, S.E., M.Si.2009Model Tanggungjawab Sosial Industri
dalam pemanfaatan hasil-hasil riset ilmu pengetahuan dan teknologi
Adapun praktik penerapan CSR yang menjadi populer saat ini haruslah
juga mengakomodasi isu-isu yang berkembang. Isu tentang pemanfaatan
ilmu pengetahuan dan teknologi bagaimanapun harus menjadi bagian
daripada strategi perusahaan sehingga setiap perusahaan dapat
menyiapkan pedoman yang menopang praktik dan pemanfaatan teknologi
sebagai bagian daripada tanggung jawab sosial perusahaan . Dukungan
terhadap praktik Tanggung jawab Sosial perusahaan baik bersifat
Undang-undang dan peraturan yang bersifat lokal senantiasa harus
dipahami bukan sebagai beban perusahaan , akan tetapi sebagai
tanggung jawab perusahaan untuk turut menopang pembangunan yang
lebih luas.
Andreas dan Chrystina Lawer 20101. Size perusahaan berpengaruh
terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan.
2. Leverage, profitabilitas dan umur perusahaan tidak
berpengaruh terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial
perusahaan.
Restu Agusti Susilatri dan Deri Indriani
20111. Profitabilitas, size, umur perusahaan dan ukuran dewan
komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial
perusahaan.2. Leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan
tanggungjawab sosial perusahaan.
Maria Wijaya 20121. Ukuran dewan komisaris, leverage,
profitabilitas, dan kinerja lingkungan tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. 2. Ukuran
perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial.
KERANGKA PEMIKIRAN
Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin menguji apakah ada
pengaruh yang signifikan antara pengungkapan dan pelaporan
aktivitas corporate social responsibility (CSR) terhadap kualitas
lingkungan hidup perusahaan manufaktur di indonesia. Kerangka
pemikiran tersebut terlihat dalam gambar berikut.Gambar 1.
Kerangka Pemikiran
HIPOTESIS Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, penelitian ini
bermaksud menguji pengaruh pengungkapan dan pelaporan aktivitas
corporate social responsibility (CSR) terhadap kualitas lingkungan
hidup perusahaan manufaktur di indonesia, yang dinyatakan dengan
rumusan hipotesis berikut ini.H0 : Tidak ada pengaruh antara
pengungkapan dan pelaporan aktivitas corporate social
responsibility (CSR) terhadap kualitas lingkungan hidup perusahaan
manufaktur di indonesia.
Ha1 :Ada pengaruh antara pengungkapan aktivitas corporate social
responsibility (CSR) terhadap kualitas lingkungan hidup perusahaan
manufaktur di indonesia.Ha2 : Ada pengaruh antara pelaporan
aktivitas corporate social responsibility (CSR) terhadap kualitas
lingkungan hidup perusahaan manufaktur di indonesia.
.
Ha3 :Ada pengaruh antara pengungkapan dan pelaporan aktivitas
corporate social responsibility (CSR) terhadap kualitas lingkungan
hidup perusahaan manufaktur di indonesia.
BAB IIIMETODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup PenelitianDalam penyusunan penelitian ini, yang
akan menjadi objek studi penelitian oleh penulis adalah perusahaan
manufaktur yang telah mengungkapkan dan melaporkan aktivitas
tanggung jawab sosial perusahaan dengan populasi seluruh perusahaan
manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.
B. Metode Pengumpulan DataAdapun metode pengumpulan data-data
dan informasi, dilakukan dengan melakukan pengamatan secara
langsung ke lapangan terhadap objek yang diteliti untuk memperoleh
data yang akurat. Dalam kaitannya dengan sumber data dan cara
mendapatkannya, dalam penelitian ini digunakan dua variabel yaitu
variabel dependen dan variabel independen.Variabel independen dalam
penelitian ini diwakili oleh variabel pengungkapan CSR dan variabel
pelaporan CSR. Berdasarkan variabel diatas maka data yang akan
digunakan untuk diteliti oleh penulis dalam penyusunan penelitian
ini adalah:
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari
tempat dimana penulis mengadakan penelitian. Data ini dikumpulkan
dengan menggunakan teknik observasi langsung melalui penyebaran
kuisioner, yaitu dengan cara menyebar daftar pertanyaan dimana
responden tinggal memilih pilihan jawaban yang dianggap paling
sesuai.
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari buku-buku,
jurnal, dan sumber bacaan lain yang memiliki relevansi dengan objek
yang diteliti. Untuk data sekunder, peneliti mengumpulkannya dengan
studi kepustakaan dan literatur pada berbagai perpustakaan didalam
dan diluar kampus maupun pada toko-toko buku.
C. Metode Analisis Data
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya ialah menganalisis
data berdasarkan metode analisis yang sesuai untuk digunakan.
Kegiatan analisis dan pengolahan data dilakukan dengan mentabulasi
terhadap setiap kuisioner dengan memberikan dan menjumlahkan bobot
jawaban pada masing-masing pertanyaan untuk masing-masing
variabel.Analisa data-data tersebut menggunakan metode analisis
jalur atau Path Analysis yang dimaksudkan untuk menganalisis
hubungan kausal antar variabel dimana variabel-variabel bebas
mempengaruhi variabel tergantung, baik secara langsung maupun tidak
langsung, melalui satu atau lebih variabel perantara (Jonathan
Sarwono, 2007:147). Pada dasarnya analisis jalur merupakan bagian
dari analisis regresi linear berganda yang diperluas untuk menaksir
secara eksplisit hubungan kausalitas diantara variabel-variabel
yang akan diuji yang telah ditetapkan sebelumnya.Didalam analisis
jalur (path analysis), pada setiap variabel memiliki keterkaitan
baik itu regresi maupun korelasi dan harus digambarkan dengan
jelas. Dalam menggambarkan diagram jalur yang perlu diperhatikan
adalah anak panah yang menggambarkan hubungan diantara variabel
tersebut dimana anak panah berkepala satu merupakan hubungan
regresi dan anak panah berkepala dua adalah hubungan korelasi
(Ghozali 2001:161).Disetiap anak panah terkandung nilai koefisien
jalur yang menggambarkan seberapa besar hubungan ataupun pengaruh
variabel-variabel yang dihubungkan oleh anak panah tersebut.
Koefisien jalur adalah besarnya pengaruh langsung suatu variabel
yang mempengaruhi variabel dependen. Dalam setiap penelitian yang
menggunakan analisis jalur, penentuan model diagram jalur merupakan
tahap pertama yang sangat penting dalam memulai analisis ini.Dalam
penelitian ini diagram jalurnya tergambarkan dalam gambar
berikut:
1
P2
P3
P1
2
Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa pengungkapan CSR dapat
berpengaruh langsung terhadap kualitas lingkungan hidup perusahaan.
Tetapi dapat juga berpengaruh tidak langsung yaitu melalui variabel
pelaporan CSR terlebih dahulu baru kemudian secara bersama
mempengaruhi kualitas lingkungan hidup perusahaan. Logikanya
semakin tinggi tingkat pengungkapan akan meningkatkan pelaporan
yang sudah pasti akan meningkatkan kualitas lingkungan hidup
perusahaan.Koefisien jalur dalam gambar tersebut dilambangkan
dengan simbol P. nilai yang terkandung dalam simbol ini menunjukkan
seberapa kuat pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Total pengaruh hubungan dari gambar diatas adalah
pengaruh langsung dari tingkat pengungkapan aktivitas CSR terhadap
kualitas lingkungan hidup perusahaan (P1) ditambah pengaruh tingkat
pengungkapan terhadap pelaporan (P2) dikalikan dengan pengaruh
tingkat pelaporan terhadap kulaitas lingkungan hidup perusahaan
(P3). Secara matematis digambarkan P = P1 + (P2 X P3).Hubungan
langsung terjadi apabila suatu variabel mempengaruhi variabel
lainnya tanpa ada variabel ketiga yang memediasi hubungan kedua
variabel tadi. Sedangkan hubungan tidak langsung yaitu jika ada
variabel ketiga yang memediasi hubungan kedua variabel tersebut.
Kemudian pada setiap variabel endogen (variabel yang dipengaruhi)
terdapat anak panah yang menunjukkan besarnya nilai jumlah variance
yang tidak dapat dijelaskan (unexplained variance) oleh variabel
itu yang dilambangkan dengan simbol .Dalam penelitian ini yang
tergambar dalam diagram jalur diatas terdapat dua nilai , yaitu 1
dan 2. Besarnya nilai 1 = {(1-R2)2} menggambarkan jumlah variance
variabel keahlian auditor yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel
profesionalisme auditor. Sedangkan besarnya nilai 2 = {(1-R2)2}
menggambarkan jumlah variance variabel temuan bukti audit kompeten
yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel profesionalisme dan
keahlian auditor.Dalam analisis jalur, koefisien jalur dihitung
dengan membuat beberapa persamaan struktural yang ingin dicari
koefisien jalurnya. Pada penelitian ini persamaan tersebut
adalahY1= a + b1X1 + e1(1)Y2= a + b1X1 + b2X2 +
e2..(2)Keterangan:
Y1
= Pelaporan Aktivitas CSR
b1X1 = Tingkat Pengungkapan Aktivitas CSR
Y2
= Kualitas Lingkungan Hidup Perusahaan
b2X2
= Pelaporan Aktivitas CSR
a
= Konstanta / Intercept
e
= Unexplained Variance (Error Terms)
D. Uji Statistik1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji MultikolinearitasUji multikolinearitas digunakan untuk
mengetahui apakah ada hubungan atau korelasi diantara variabel
independen. Multikolinearitas menyatakan hubungan antar sesama
variabel independen. Dalam penelitian ini uji multikolinearitas
digunakan untuk menguji apakah ada korelasi atau hubungan diantara
variabel profesionalisme dan keahlian auditor. Pedoman suatu model
regresi yang ideal adalah tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen (nilai VIF dan tolerance disekitar angka 1 serta
koefisien korelasi antar variabel independen haruslah dibawah 0,5).
Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel
ini tidak orthogonal yakni variabel orthogonal adalah variabel
independen yang memiliki nilai korelasi antar sesama variabel
independen sama dengan nol (Ghozali, 2001:91).b. Uji
HeteroskedastisitasUji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan variance
dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
variance tersebut tetap maka disebut homoskedastisitas, dan jika
berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
tidak terjadi heteroskedastisitas.Untuk mendeteksi
heteroskedastisitas dapat melihat grafik plot. Deteksinya dengan
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik dimana sumbu Y
adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual yang
telah di-standardized (Santoso, 2000:210). Pedoman dalam mendeteksi
uji heteroskedastisitas antara lain: (a) jika ada pola tertentu,
seperti titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar) maka terjadi heteroskedastisitas. Dan (b)
jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.c. Uji NormalitasMenguji suatu model regresi
yaitu variabel dependen, variabel independen maupun keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2001:110). Model
regresi yang baik adalah distribusi data normal atau paling tidak
mendekati normal. Untuk mendeteksi normalitas dapat menggunakan
analisa grafik dengan melihat grafik normal P-P Plot Of Regression
Standardized Residual. Deteksinya dengan melihat penyebaran data
(titik) pada sumbu diagonal dari grafik.Dasar pengambilan keputusan
dari analisa grafik tersebut adalah:1) Jika data menyebar disekitar
garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas.2) Jika data menyebar jauh dari
garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka
model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
2. Uji Validitas dan Realibilitas
a. Uji ValiditasUji validitas digunakan untuk mengetahui apakah
item-item yang ada di dalam kuesioner mampu mengukur peubah yang
didapatkan dalam penelitian ini (Ghozali, 2001:45). Maksudnya untuk
mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner dilihat jika
pertanyaan dalam kuesioner tersebut mampu mengungkapkan sesuatu
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.Uji validitas ini dapat
dilakukan dengan menggunakan korelasi antar skor butir pertanyaan
dengan total skor konstruk atau variabel. Setelah itu tentukan
hipotesis H0: skor butir pertanyaan berkorelasi positif dengan
total skor konstruk dan Ha: skor butir pertanyaan tidak berkorelasi
positif dengan total skor konstruk. Setelah menentukan hipotesis H0
dan Ha, kemudian uji dengan membandingkan r hitung dengan r tabel
untuk degree of freedom (df) = n-2.b. Uji ReliabilitasHasil dari
pengujian reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah instrumen
penelitian yang dipakai dapat digunakan berkali-kali pada waktu
yang berbeda. Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur
suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau
konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu.Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan
teknik cronbach alpha, dimana suatu instrumen dapat dikatakan
reliabel bila memiliki koefisien kehandalan atau alpha : 0,8 sangat
reliabel (dalam Hendro Wahyudi, 2006).OPERASIONAL
VARIABELVariabelSub VariabelIndikatorSkala
Variabel X1
Penerapan CSRSebuah perusahaan terbuka khusus yang mempunyai
dampak dan berkaitan dengan lingkungan hidup harus melaksanakan
CSRSkor Persepsi Pimpinan tentang perlu atau tidaknya tanggungjawab
sosial perusahaan yang diwujud kan dengan :a. Perencanaan, Komite
dan program dan tanggungjawab social perusahaan
b. Adanya penyampai an Program tanggungjawab sosial kepada
shareholder
c. Adanya penyampaian program tanggungjawab sosial perusahaan
kepada karyawan dan stakeholder lainnya.
d. Frekuensi penyampaian tanggungjawab sosial kepada
shareholders dan stakeholdersInterval
Variabel Y1
Pelaporan (Reporting) Aktivitas CSR
Dalam PSAK No. 1 tentang penyajian Laporan keuangan dinyatakan
bahwa perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan, khususnya
bagi industry dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang
peranan penting walaupun di Indonesia hal itu belum menjadi
kewajibanScore/indeks Pelaporan Aktivitas CSR dalam komponen biaya
sosial di Laporan Keuangan PerusahaanInterval
Variabel Y2
Pengungkapan (disclosure) aktivitas CSRMenurut Hendriksen &
Breda, 2002), Pengungkapan didefinisikan sebagai penyediaan
sejumlah informasi yang dibutuhkan untuk pengoperasian secara
optimal pasar modal efesien. Pengungkapan ada yang bersifat wajib
dan ada yang bersifat sekarelaScore/Indeks atas Jumlah Pengungkapan
Sukarela Aktivitas Sosial pada laporan tahunan
perusahaanInterval
Variabel Y3
Kualitas LingkunganMenurut Glouter (dalam Utomo, 2000)
Lingkungan hidup meliputi aspek lingkungan dari proses produksi,
yang meliputi pengendalian polusi dalam menjalankan operasi bisnis,
pencegahan dan perbaikan kerusakan lingkungan akibat pemrosesan
sumber daya alam dan konversi sumber daya alamScore / Indeks
Kinerja Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan Perusahaan Berdasarkan
indikator GRIInterval
HASIL YANG DIHARAPKAN
1) Memecahkan masalah dan memberikan gambaran kepada masyarakat
luas tentang penerapan, pengungkapan dan pelaporan CSR sebagai
implementasi UU Perseroan terbatas sebagai kualitas perusahaan
manufaktur TBK di Indonesia2) Menjadi strategi bisnis yang inheren
dalam perusahaan untuk menjaga atau meningkatkan daya saing melalui
reputasi dan kesetiaan merek produk (loyalitas) atau citra
perusahaan agar dapat menjadi keunggulan kompetitif perusahaan yang
sulit untuk ditiru oleh para pesaing. Di lain pihak, adanya
keinginan dari konsumen untuk membeli produk berdasarkan
kriteria-kriteria berbasis nilai-nilai dan etika, diharapkan akan
merubah perilaku konsumen di masa mendatang. Implementasi kebijakan
Corporate Social Responsibility adalah suatu proses yang terus
menerus dan berkelanjutan. Perusahaan yang lebih banyak
mengungkapkan dan melaksanakan kegiatan corporate social
responsibility akan mendapat nilai tambah dari masyarakat dan
investor. 3) Menyadarkan masyarakat berkenaan dengan hak-hak yang
mesti diperoleh oleh masyarakat dengan adanya perusahaan ditengah
masyarakat. Untuk stakeholder, penelitian ini berguna untuk
menambah frekuensi komunikasi yang baik kepada stakeholders yang
yang akan menambah trust stakeholders kepada perusahaan. Untuk
pemerintah, penelitian ini berguna untuk mengetahui sejauh mana
pengungkapan pertanggungjawaban sosial yang telah dilakukan
sehingga pemerintah dapat menentukan standar pelaporan CSR yang
sesuai dengan kondisi Indonesia. ORGANISASI PELAKSANA
Sesuai denga pedoman penelitian tahun 2014 halaman 8 bahwa
penelitian madya dilakukan oleh satu orang peneliti. Dan yang
terlibat adalah peneliti, LP3M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan
Perusahaan TBK yang terdaftar di BEJ
Selanjutnya organisasi pelaksana digambarkan sebagai berikut
:
WAKTU PELAKSANAAN PENELITIAN
Pengajuan Proposal : 17 Februari 2014 sampai dengan 17 Maret
2014
Seleksi Proposal : 20 Maret 2014 sampai dengan 27 maret 2014
Pengumuman hasil seleksi tahap I : 10 April 2014
Presentasi Penelitian : 15 April 2014
Pengumuman : 17 April 2014
Penandatanganan SPK : 21-28 April 2014
Pencairan dana 2 tahap (mei dan november)
Pelaksanaan Penelitian : 1 Mei 2014-31 Oktober 2014
Diskusi dan pendampingan sesuai jadual (menyusul)
Artikel ilmiah beserta laporan proses penelitian diserahkan ke
puslitpen : 14 November 2014
ANGGARAN DANA
PENELTIAN MADYA 15.000.000
BELANJA BAHAN 6.400.000
ATK dan Fotocopy 1 Keg Rp 1.200.000 Rp 1.200.000
Penggandaan Sumber Kepustakaan 1 Keg Rp 1.000.000 Rp
1.000.000
Dokumentasi 1 Keg Rp 500.000 Rp 500.000
Pengolahan data 1 Keg Rp 1.000.000 Rp 1.000.000
Pembuatan Instrumen 1 Keg Rp 500.000 Rp 500.000
Penyuntingan artikel 1 Keg Rp 1.200.000 Rp 1.200.000
Pembuatan Laporan Artikel 1 Keg Rp 1.000.000 Rp 1.000.000
BELANJA HONOR 4.800.000
Honor Peneliti Utama/Koordinator 1 Org x 6 bln Rp 500.000 Rp
3.000.000
Asisten Peneliti 1 Org x 6 bln Rp 300.000 Rp 1.800.000
BELANJA JASA 3.000.000
Survey/Wawancara 1 Keg Rp 2.500.000 Rp 2.500.000
Transkip 1 Keg Rp 500.000 Rp 500.000
BELANJA PERJALANAN 800.000
Biaya transport ke lapangan 1 Keg Rp 800.000 Rp 800.000
RANCANGAN PUBLIKASI DAN PRESENTASI ILMIAH
Hasil akhir dari penelitian ini adalah jurnal yang akan
dipublikasikan dan dimuat dalam proseding dan dipublikasikan di
Simposium Nasional Akuntansi ke 17 di Matraman pada 24-27 September
2014.
http://snaxvii.iaikapd.or.id/homehttp://snaxvii.iaikapd.or.id/home
Dan akan dipublikasikan di Media Ilmiah Akuntansi (MIA)DAFTAR
PUSTAKA--------------. 2008b. Standarisasi Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan (Bag II).
http://www.madani-ri.com/2008/02/11/standarisasi-tanggung-jawab
sosial-perusahaan-bag-ii/. Diakses tanggal 13 November
2013.--------------. 2008c. Standarisasi Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan (Bag III Finish).
http://www.madani-ri.com/2008/02/11/standarisasi-tanggung-
jawab-sosial-perusahaan-bag-iii-finish/. Diakses tanggal 13
November 2013.________________. 2007. Undang-undang Nomor 25 tahun
2007 tentang Penanaman Modal.
________________. 2007. Undang-undang Nomor 40 tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas.Abidin, Hamid, dan Saidi Zaim. 2004.
Menjadi Bangsa Pemurah: Wacana dan Praktek Kedermawanan Sosial di
Indonesia. Piramida: Jakarta.Anggraini, Reni Retno. 2006.
Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pengungkapan Informasi Sosial Dalam Laporan Keuangan Tahunan: Studi
Empiris Pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di BEJ. Simposium
Nasional Akuntansi IX, Padang..Balabanis, George, Phillips, Hugh
C., Lyall, Jonathan. 1988. Corporate Social Responsibility &
Economic Performance in the Top British Companies.Barnea, Amir dan
Amir Rubin, 2005. Corporate Social Responsibility as a Conflict
Between Shareholders.Belkaoui, Ahmed and Philip G. Karpik. 1989.
Determinants of the Corporate Decision To Disclose Sosial
Information. Accounting, Auditing and Accountability Journal. Vol.
2, No. 1,p.36-5.
Chambers, Eleanor; Chapple, Wendy; Moon, Jeremy and Sullivan,
Michael. 2003. CSR in Asia: A Seven Country Study of CSR Website
Reporting. International Centre for Corporate Social Responsibility
Research Paper Series.
Chandler, David .2003. A Guide to Corporate Social
Responsibility. Undated paper on University of Miami website
http://www6.miami.edu/ethics2/pdf_files/csr_guide.pdf, diunduh tgl
19 Nopember 2009CSR Indonesia. 2013. Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan. http://www.csrindonesia.com. Diakses 4 Oktober
2013.Daniri, Mas Achmad. 2008a. Standarisasi Tanggung Jawab Sosial
Perusahaann(Bag I).
http://www.madani-ri.com/2008/01/17/standarisasi-tanggung-jawab-sosial-perusahaan-bag-i/.
Diakses tanggal 20 Oktober 2013.Darwin, A. 2008. CSR; Standards dan
Reporting. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional CSR sebagai
Kewajiban Asasi Perusahaan; Telaah Pemerintah, Pengusaha, dan Dewan
Standar Akuntansi tanggal 18 Juni 2008 di Unika Soegijapranata
Semarang.
Darwin, Ali. 2004. Penerapan Sustainability Reporting di
Indonesia. Konvensi nasional Akutansi V, Program Profesi lanjutan,
Yogyakarta, 13-15 Desember.
Deegan, Craig and Michaela Rankin, 1997. The Materiality Of
Environmental Information to Users of Annual Reports. Accounting,
Auditing and Accountability Journal. Vol. 10, No.4,p.562-584.
Effendi, M. A. 2009. The Power of Good Corporate Governance: Teori
dan implementasi. Salemba Empat: Jakarta.Eklington, John. 2000.
Cannibal with Forks: The Triple Bottom Line in 21st Century
Business. Journal of Business Ethics, Vol 23, No. 2, Jan 2000.
Friedman, Milton.2003. The Social Responsibility of Business Is
to Increase Its Profits dalam Baron, David. P. 2003. Business and
Its Environment. Fourth Edition,Pearson Education, Ltd.
Ghozali dan Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro: Semarang.
Ghozali Imam. 2009. Aplikasi AnalisisMultivariate Denga Program
SPSS, Edisi 4, Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.
Gray, B, Owen, D & Maunders, K. 1998. Corporate Social
Reporting : Emeging Trends in Accountability and Social Contract.
Accounting Building And Accountability Journal.Vol. 1,
pp.6-20.Heal, Geoffrey, dan Garret, Paul. 2004. Corporate Social
Responsibility, An Economic and Financial Framework, Columbia
Business School. Herawati, Erna. 2008. Pengaruh Elemen-elemen
Mekanisme Good Corporate Governance terhadap Earning Manajemen dan
Kinerja Perusahaan. Disertasi. Universita Airlangga.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan.
Salemba Empat: Jakarta.Indrianto,Nur dan Bambang Supomo. 2002.
Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi
Pertama, BPFE Yogyakarta: Yogyakarta,
Jalal. 2007. Perkembangan Mutakhir CSR di Indonesia. Lingkar
Studi CSR: Jakarta.
Jensen, M, C, and Meckling. 2003. Theory of the Firm:Managerial
Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of
Financial Economics. Vol 3,p. 305-360.Jumingan. 2006. Analisis
Laporan Keuangan. Bumi Aksara: Jakarta. Kotler, Philip and Lee,
Nancy. 2005. Corporate Social Responsibility, Doing the Most Good
for Your Company and Your Cause. John Wiley & Sons, Inc.
KPMG. 2011. International Corporate Survey Responsibility
Report.
http://www.greenbusinesstimes.com/tag/kpmg-international-corporate-responsibility-reporting-survey-2011/.
Diakses 9 November 2013.Lalu Roby Rajafi, Gugus Irianto. 2007.
Analisis Pengungkapan Laporan Sosial dan Lingkungan Sebagai Bagian
Dari Triple Bottom Line Reporting dalam Akuntansi
Pertanggungjawaban Sosial perusahaan (Studi Perbandingan Rata-rata
Tema Pengungkapan antar kelompok Industri yang Terdaftar Pada BEJ
Tahun 2005), Jurnal Tema, Volume 8, No. 1. Marcel Van Marrewijk.
2003. Concepts and Definitions of CSR and Corporate Sustainability:
between Agency and Communion. Journal of Business Ethics, May 2003;
44,2/3 pg 95-105.Masiyah Kholmi, Yuningsih.2002. Akuntansi Biaya:
Universitas Muhamadiyah Malang.Naser, K., Al-Hussaini, A.,
Al-Kwari, D., & Nuseibeh, R. 2006. Determinants of Corporate
Social Disclosure in Developing Countries: The Case of Qatar.
Advance in International Accounting, 19, 1-23.Nugroho, Yanuar.2005,
Tanggung Jawab & Keberlanjutan, http://audients.wordpress.com.
Diakses pada tanggal 28 Desember 2013.Nugroho, Yanuar.2007, Dilema
Tanggung Jawab Korporasi, Kumpulan Tulisan, www.unisoedem.org.
Diakses pada tanggal 11 Januari 2013.Pradipta, Dyah Hayu, dan Anna
Purwaningsih. 2012. Pengaruh Luas Pengujngkapan Tanggung Jawab
Sosial dan Lingkungan Perusahaan Terhadap Earning Response
Coeficient (ERC), dengan Ukuran Perusahaan dan Leverage sebagai
variabel Kontrol. Banjarmasin: Seminar Nasional Akuntansi
X.Rahmawati, dan Indah Dewi Utami. 2005. Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Ukuran Dewan Komisaris, Kepemilikan Institusional,
Kepemilikan Asing, dan Umur Perusahaan, Terhadap Corporate Social
Responsibility Disclosure pada Perusahaan Property dan Real Estate
yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Solo : Seminar Nasional
Akuntansi VIII.Rustiarini, Ni Wayan. 2009. Pengaruh Struktur
Kepemilikan Saham pada Pengungkapan Corporate Social
Responsibility. Universitas Mahasaraswati Denpasar.Sacconi,
Lorenzo. 2006. A Social Contract Account for CSR as an Extended
Model of Corporate Governance. Journal of Business Ethics, 68, pp
259-281.Saidi,Zaim,dkk. 2003. Dari Filantropi menuju CSR: Potret
Kedermawanan Sosial Perusahaan di Indonesia, Piramedia. Ford
Foundation dan PIRAC. www.filantropi.or.id, diunduh tgl 3 Nopember
2009
Solihin, Ismail. 2009. Corporate Social Responsibility From
Charity to Sustainability. Salemba Empat: Jakarta.Suaryana, Agung.
2011. Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Pengungkapan Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa
Efek Indonesia. Aceh: Seminar Nasional Akuntansi XIV.Suharto, Edi.
2007. Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik: Peran Pembangunan
Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial dalam Mewujudkan Negara
Kesejahteraan di Indonesia. Alfabeta, Bandung.
Suharto, Edi. 2007. Pekerjaan Sosial di Dunia Industri.
Memperkuat Tanggungjawab Sosial Perusahaan (Corporate Social
Responsibility), Refika Aditama, Bandung.
Suharto, Harry. 2004. Standar Akuntansi Lingkungan: Kebutuhan
Mendesak. Jurnal Media Akuntansi. Edisi 42/Tahun Xl,hal.
4-5.Susiloadi, Priyanto. 2008. Implementasi Corporate Social
Responsibility untuk Mendukung Pembangunan berkelanjutan. Spirit
Publik, Volume 4 No 2.
Tanudjaja,Bing Bedjo. 2006. Perkembangan Corporate Social
Responsibility di Indonesia. Nirmana, Vol 8, No 2 ,hlm 92-98The
Millenium Pool on Corporate Social Responsibility.1999.
www.iblf.org/docs, diunduh tanggal 3 Nopember 2009.
The World Business Council for Sustainable Development. 2009.
Business Role, Corporate Social Responsibility (CSR).
www.wbcsd.org, diunduh tanggal 3 Nopember 2009.
Tomkins, G.E & Hoskisson, K. 1991. Languange Arts. New York:
Macmillan Publishing Company. Journal of Financial
Economics.Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman
Modal.Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
(UU PT).Untung, Budi Hendrik. 2008. Corporate Social
Responsibility. Sinar Grafika: Jakarta.Verechhhia, R. 1983.
Discretionary disclosure. Journal of Accounting and Economics. Vol.
5, pp. 179-194.
Wahyudi, Untung dan Prasetyaning, Hartini Prawestri. 2005.
Implikasi Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan : Dengan
Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening. Simposium Nasional
Akuntansi IX. Padang 23-26 Agustus.Watss, Ross L. and Jerold L.
Zimmerman. 1986. Positive Accounting Theory, New Jersey,
Prentice-Hall. Werthey, JR; William B and Chandler, David. 2006.
Strategic Corporate Social Responsibility, Stakeholder in Global
Environment. Sage Publication.
Wheeelen, Thomas L and Hunger, David J.2004. Strategic
Management and Business Policy,Ninth edition. Pearson Eduction
International.
Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Fascho
Publishing: Gresik.Widjaja, Gunawan dan Yeremia Ardi Pratama. 2008.
Risiko Hukum dan Bisnis Perusahaan Tanpa CSR. PT. Percetakan
Penebar Swadaya: Jakarta.
Williams, David F. 2007. Tax and Corporate Social
Responsibility. Disscussion Paper from KPMGs Tax Business
School.
Wisnu Mawardi. 2005.Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia (Studi Kasus Pada Bank
UmumDengan Total Assets Kurang Dari 1 Triliun). Jurnal Bisnis Dan
Strategi.Vol.14. No.1. Juli 2005.
Wiwoho, Jamal. 2009. Sinkronisasi Kebijakan Corporate Social
Responsibility (CSR) dengan Hukum Pajak sebagai Upaya Mewujudkan
Kesejahteraan di Indonesia. UPT Perpustakaan UNS,
www.pustaka.uns.ac.id, diunduh tgl 3 Nopember 2009
Wiwoho, Jamal. 2009. Sinkronisasi Kebijakan Corporate Sosial
Responsibility (CSR) Dengan Hukum Pajak Sebagai Upaya Mewujudkan
Kesejahteraan di Indonesia. Pidato Pengukuhan Profesor Fakultas
Hukum UNS, Surakarta, 20 Agustus 2009.
World Business Council for Sustainable Development. 2002. The
Business Case for Sustainable Development. WBCSD,www.wbcsd.org,
diunduh tanggal 3 Nopember 2009
Yonah- Avi,Reuven S. 2006. Corporate Social Responsibility and
Strategic Tax Behaviour. Michigan Law University of Michigan Law
School, Working Paper Series, No 69 Dec, 2006.Lampiran 1
Perusahaan ManufakturNo.Nama PerusahaanKode
1.PT Tiga Pilar Sejahtera Food, TbkAISA
2.PT Argha Karya Prima TbkAKPI
3.PT Asahimas Flat Glass TbkAMFG
4.PT Mandom Indonesia TbkTCID
5.PT Arwana Citra Mulia TbkARNA
6.PT Astra InternationalASII
7.PT Indokordsa TbkBRAM
8.PT Berlina TbkBRNA
9.PT Citra Tubindo TbkCTBN
10.PT Eterindo Wahanatama TbkETWA
11.PT Fajar Surya Wisesa TbkFASW
12.PT Goodyear Indonesia TBKGDYR
13.PT HM Sampoerna TbkHMSP
14.PT Indofood CBP TbkICBP
15.PT Indofood INDF
16.PT Indah KiatPulp & Paper TbkINKP
17.PT Japfa Comfeed Indonesia TbkJPFA
18.PT Kimia FarmaKAEF
19.PT Kertas Basuki Rahmat IndonesiaKBRI
20.PT KalbeKLBF
21.PT Krakatau SteelKRAS
22.PT Multistrada Arah Sarana TbkMASA
23.PT Martina Berto TbkMBTO
24.PT Merck TbkMERK
25.PT Mulia Industrindo TbkMLIA
26.PT Mayora Indah TbkMYOR
27.PT Hanson International TbkMYRX
28.PT Apac Citra CentertexMYTX
29.PT Latinusa TbkNIKL
30.PT Pan BrothersPBRX
31.Pyrdam FarmaPYFA
32.Bentoel GroupRMBA
33.PT Nippon Indosari Corpindo TbkROTI
34.PT Surabaya Agung Industri Pulp Tbk SAIP
35.PT Sucaco TbkSCCO
36.PT Merck Sharp Dohme Pharma TbkSCPI
37.PT Sierad Produce TbkSIPD
38.PT Sekar laut TbkSKLT
39.PT Holcim Indonesia TbkSMCB
40.PT Tifico Fiber Indonesia TbkTFCO
41.PT Tirta Mahakam Resource TbkTIRT
42.PT Trias Sentosa TbkTRST
43.PT Tempo Scan Pasific TbkTSPC
44.PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company TbkULTJ
45.PT Unggul Indah Cahya TbkUNIC
46.PT Indomobil Sukses Internasional TbkIMAS
47.PT IndofarmaINAF
48.PT Intanwijaya Internasional TbkINCI
49.PT Indopoly Swakarsa Industri TbkIPOL
50.PT Kabelindo Murni TbkKBLM
PELAPORAN AKTIVITAS
CSR
Kualitas Lingkungan Hidup Perusahaan
Pengungkapan Aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR)
Pelaporan Aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR)
KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP PERUSAHAAN
PENGUNGKAPAN AKTIVITAS
CSR
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Peneliti
Yusar Sagara, SE.,M.Si.,Ak.,CA
1