UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN, DANA BAGI HASIL DAN LUAS WILAYAH TERHADAP BELANJA MODAL PADA KABUPATEN DAN KOTA DI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2009-2013 Mira Murlina 110462201079 Fakultas Ekonomi – Jurusan Akuntansi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang, 2016 ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah antara masing-masing variabel Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dana Bagi Hasil, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran dan Luas Wilayah berpengaruh tehadap Belanja Modal pada Kabupaten dan Kota di Kepulauan Riau baik secara parsial maupun secara simultan. Populasi dalam penelitian ini adalah Pemerintah Kabupaten dan Kota di Kepulauan Riau tahun 2009-2013. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa data laporan Reaslisai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten dan Kota di Kepulauan Riau tahun 2009-2013. Pengujuan hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan uji t, uji f, dan koefisien determinasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial Dana Bagi Hasil, Sisa Lebih Pembiayan Anggaran berpengaruh secara signifikan terhadap Belanja Modal. Sedangkan Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Luas Wilayah tidak berpengaruh signifikan terhadap Belanja Modal. Namun secara simultan Variabel Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dana Bagi Hasil, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran dan Luas Wilayah berpengaruh signifikan terhadap Belanja Modal pada Kabupaten dan Kota di Kepulauan Riau tahun 2009-2013. Kata Kunci : Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dana Bagi Hasil, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Luas Wilayah, Belanja Modal
24
Embed
PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, SISA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Perubahan reformasi yang terjadi di Indonesia dengan adanya
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, SISA LEBIH
PEMBIAYAAN ANGGARAN, DANA BAGI HASIL DAN LUAS WILAYAH
TERHADAP BELANJA MODAL PADA KABUPATEN DAN KOTA DI
KEPULAUAN RIAU TAHUN 2009-2013
Mira Murlina
110462201079
Fakultas Ekonomi – Jurusan Akuntansi
Universitas Maritim Raja Ali Haji
Tanjungpinang, 2016
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah antara masing-masing variabel
Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dana Bagi Hasil, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
dan Luas Wilayah berpengaruh tehadap Belanja Modal pada Kabupaten dan Kota di
Kepulauan Riau baik secara parsial maupun secara simultan. Populasi dalam penelitian
ini adalah Pemerintah Kabupaten dan Kota di Kepulauan Riau tahun 2009-2013.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa data laporan Reaslisai Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten dan Kota di Kepulauan Riau
tahun 2009-2013.
Pengujuan hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda
dengan uji t, uji f, dan koefisien determinasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
secara parsial Dana Bagi Hasil, Sisa Lebih Pembiayan Anggaran berpengaruh secara
signifikan terhadap Belanja Modal. Sedangkan Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan
Luas Wilayah tidak berpengaruh signifikan terhadap Belanja Modal. Namun secara
simultan Variabel Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dana Bagi Hasil, Sisa Lebih
Pembiayaan Anggaran dan Luas Wilayah berpengaruh signifikan terhadap Belanja
Modal pada Kabupaten dan Kota di Kepulauan Riau tahun 2009-2013.
Kata Kunci : Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dana Bagi Hasil, Sisa Lebih
Pembiayaan Anggaran, Luas Wilayah, Belanja Modal
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
LATAR BELAKANG
Perubahan reformasi yang terjadi di Indonesia dengan adanya perubahan bentuk
pemerintahan dari sentralisasi menjadi desentralisasi tersebut diperkuat dengan
ditetapkannya UU No. 22 Tahun 1999 yang kemudian terakhir direvisi dengan UU No.
32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah. Menurut UU No. 32 Tahun 2004,
desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sejalan dengan pelaksanaan desentralisasi, selanjutnya diterbitkan UU No. 33
Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dengan
Pemerintah Daerah. Perimbangan yang di maksudkan tersebut mencakup sistem
pembagian keuangan yang adil, proporsional, demokratis, transparan, dan efisien dalam
rangka pendanaan penyelenggaraan desentralisasi, dengan mempertimbangkan potensi,
kondisi, dan kebutuhan daerah, serta besaran pendanaan penyelenggaraan
dekonsentralisasi dan tugas pembantuan.
Dalam mengelola keuangannya, pemerintah daerah harus dapat menerapkan asas
kemandirian daerah dengan mengoptimalkan penerimaan dari sektor pendapatan asli
daerah (PAD). PAD merupakan sumber penerimaan Pemerintah Daerah yang berasal
dari daerah itu sendiri berdasarkan kemampuan yang dimiliki yang terdiri dari pajak
daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-
lain pendapatan asli daerah yang sah (UU No.33 Tahun 2004).
Selain pajak daerah dan retribusi daerah, sumber pembiayaan yang juga penting
bagi pemerintah daerah adalah dana bagi hasil, dana bagi hasil dalalm UU No 33 tahun
2004 sebagai salah satu komponen dana perimbangan merupakan dana yang bersumber
dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka presentase
tertentu untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) menurut Permendagri Nomor 13
Tahun 2006 adalah selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama
satu periode anggaran. SiLPA terbentuk bila terjadi surplus pada APBD dan sekaligus
terjadi pembiayaan neto yang positif, dimana komponen penerimaan lebih besar dari
komponen pengeluaran pembiayaan.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Dalam UU.No 33 tahun 2004, salah satu variabel yang mencerminkan
kebutuhan atas penyediaan sarana dan prasarana adalah luas wilayah. Daerah dengan
wilayah yang lebih luas tentulah membutuhkan sarana dan prasarana yang lebih banyak
sebagai syarat untuk pelayanan kepada publik bila dibandingkan dengan daerah dengan
wilayah yang tidak begitu luas (Kusnandar dan Siswantoro, 2012).
Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengambil judul penelitian yaitu:
“Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dana Bagi Hasil, Sisa Lebih
Pembiayaan Anggaran Dan Luas Wilayah Terhadap Belanja Modal Pada
Kabupaten Dan Kota Di Kepulauan Riau Periode 2009-2013”.
KAJIAN PUSTAKA
Belanja Modal
Menurut Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-33/PB/2008 yang dimaksud
dengan belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan
modal yang sifatnya menambah aset tetap atau aset lainnya yang memberikan manfaat
lebih dari satu periode akuntansi, termasuk di dalamnya adalah pengeluaran untuk biaya
pemeliharaan yang sifatnya mempertahankan atau menambah masa manfaat,
meningkatkan kapasitas dan kualitas aset.
Berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, belanja menurut kelompok
belanja terdiri dari: 1) Belanja Tidak Langsung. Belanja tidak langsung merupakan
belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program
dan kegiatan. 2) Belanja Langsung. Belanja langsung merupakan belanja yang
dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.
Pajak Daerah
Dalam undang-undang Nomor 28 tahun 2009, pajak daerah adalah kontribusi
wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat. Dalam Undang-Undang No 28 Tahun 2009, jenis pajak daerah yaitu : 1).Jenis
pajak provinsi. 2.Jenis Pajak Kabupaten dan Kota.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Retribusi Daerah
Dalam undang-undang No. 28 tahun 2009 retribusi daerah yang selanjutnya
disebut retribusi yaitu pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian
izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk
kepentingan pribadi atau badan.
Menurut UU No. 28 Tahun 2009, objek retribusi daerah terdiri dari ; 1. Jasa
Umum 2. Jasa Usaha 3.Perizinan Tertentu
Dana Bagi Hasil
Berdasarkan UU No. 33 tahun 2004 Dana Bagi Hasil adalah dana yang
bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah berdasarkan angka
persentase untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
Dana Bagi Hasil bersumber dari pajak dan sumber daya alam.
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) menurut Permendagri Nomor 13
tahun 2006 adalah selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama
satu periode anggaran. SiLPA tahun anggaran sebelumnya mencakup pelampauan
penerimaan PAD, pelampauan penerimaan dana perimbangan, pelampauan penerimaan
lain-lain pendapatan daerah yang sah, pelampauan penerimaan pembiayaan,
penghematan belanja, kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum
terselesaikan, dan sisa dana kegiatan lanjutan.
Luas Wilayah
Dipilihnya Kabupaten dan Kota Provinsi Kepulauan Riau dalam penelitian ini
karena Provinsi Kepulauan Riau merupakan salah satu provinsi yang mempunyai
penetapan batas wilayah secara resmi. Adanya batas wilayah yang resmi akan diketahui
sejauh mana batas status hukum, tanggung jawab pemerintahan, perpajakan hingga
untuk menentukan luas area guna untuk menghitung potensi sumber daya, kepadatan
penduduk hingga dana perimbangan daerah. Sehingga berpengaruh pada besarnya
pendapatan ataupun pengeluaran yang terjadi di wilayah tersebut.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
KERANGKA PEMIKIRAN
Sumber : Penulis.2016
HIPOTESIS
Berdasarkan asumsi yang telah di jelaskan diatas, maka hipotesis dalam penelitian
ini sebagai berikut :
H1 : Pajak Daerah berpengaruh terhadap Belanja Modal pada Kabupaten dan Kota di
Kepulauan Riau periode 2009-2013.
H2 : RetribusiDaerahberpengaruh terhadap Belanja Modal pada Kabupaten dan Kota di
Kepulauan Riau periode 2009-2013.
H3 : Dana Bagi Hasil berpengarah terhadap Belanja Modal pada Kabupaten dan Kota
di Kepulauan Riau periode 2009-2013.
H4 : Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran berpengaruh terhadap Belanja Modal pada
Kabupaten dan Kota di Kepulauan Riau periode 2009-2013.
H5 : Luas Wilayah berpengaruh terhadap Belanja Modal pada Kabupaten dan Kota di
Kepulauan Riau periode 2009-2013.
H6 : Pajak Daerah,Retribusi Daerah,Dana Bagi Hasil,Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
dan Luas Wilayah berpengaruh terhadap Belanja Modal pada Kabupaten dan Kota
di Kepulauan Riau periode 2009-2013.
Pajak Daerah
(X1)
Belanja Modal
(Y)
Luas Wilayah
(X5)
Sisa Lebih Pembiayaan
Anggaran
(X4)
Dana Bagi Hasil
(X3)
Retribusi Daerah
(X2)
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
METODELOGI PENELITIAN
JENIS DAN SUMBER DATA
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif.
Sumber data yang diperoleh adalah data sekunder (secondary data) yaitu data yang
diperoleh secara tidak langsung atau melalui media perantara yaitu yang diperoleh dari
dokumen Laporan Realisasi APBD Kabupaten dan Kota di Kepulauan Riau yang
diperoleh dari Situs Dirjen Perimbangan Keuangan Pemerintah Daerah
(www.djpk.kemenkeu.go.id) dimana dari dokumen ini diperoleh data mengenai jumlah
realisasi Anggaran Belanja Modal, Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dana Bagi Hasil,
Sisa Lebih Pembiayan Anggaran. Dan data Luas Wilayah bersumber dari Kementerian
Dalam Negeri yang diunduh melalui situs web resmi Kementerian Dalam Negeri yang
beralamat di (www.kemendagri.go.id).
POPULASI DAN SAMPEL
Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek dengan
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan (Sangadji & Sopiah 2010:185). Populasi dalam penelitian
ini adalah pemerintah daerah Kabupaten dan Kota di Kepulauan Riau yang berjumlah 7
yang terdiri dari 5 Kabupaten dan 2 Kota pada tahun 2009-2013. Kota Batam, Kota
Tanjung Pinang, Kab. Karimun, Kab.Bintan, Kab.Natuna, Kab.Lingga,Kab. Kepulauan
Anambas.
Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Sangadji & Sopiah 2010:186). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan
menggunakan metode purposive sampling. Purposive sampling merupakan metode
penetapan responden untuk dijadikan sampel berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu
(Siregar 2013 : 33).
Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Kabupaten dan Kota di Kepulauan Riau yang telah memasukkan data Laporan
Realisasi APBD di situs Dirjen Perimbangan Keuangan Pemerintah Daerah