perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MUTU PELAYANAN KEBIDANAN DI AKADEMI KEBIDANAN GIRI SATRIA HUSADA WONOGIRI T E S I S Untuk Mememenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan Oleh: Sri Widayatni NIM. S.541008088 PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KELUARGA UNIVERITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
83
Embed
PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN GAYA BELAJAR …/Pengaruh... · PRESTASI BELAJAR MUTU PELAYANAN KEBIDANAN DI AKADEMI KEBIDANAN GIRI SATRIA HUSADA WONOGIRI T E S I S Untuk Mememenuhi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN GAYA BELAJAR TERHADAP
PRESTASI BELAJAR MUTU PELAYANAN KEBIDANAN
DI AKADEMI KEBIDANAN GIRI SATRIA HUSADA
WONOGIRI
T E S I S
Untuk Mememenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
Sri Widayatni
NIM. S.541008088
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KELUARGA
UNIVERITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN GAYA BELAJAR TERHADAP
Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri .......................... 50 Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolineanitas ............................................... 51 Tabel 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................ 51 Tabel 4.7 Hasil Uji R ......................................................................... 53 Tabel 4.8 Hasil Uji Anova ................................................................. 53 Tabel 4.9 Hasil Uji T .......................................................................... 53 Tabel 4.10 Hasil Uji R ......................................................................... 55 Tabel 4.11 Hasil Uji Anova ................................................................. 55 Tabel 4.12 Hasil Uji T .......................................................................... 55 Tabel 4.13 Hasil Uji R ......................................................................... 57 Tabel 4.14 Hasil Uji Anova ................................................................. 57 Tabel 4.15 Hasil Uji T .......................................................................... 57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran :
1. Kuesioner Penelitian
2. Hasil uji validitas dan reliabilitas
3. Hasil uji prasyarat (uji asumsi klasik)
4. Hasil uji regresi sederhana dan regresi ganda data hasil penelitian
5. Ijin Penelitian dari Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
6. Surat Keterangan Penelitian dari Akbid Giri Satria Husada Wonogiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
Sri Widayatni, NIM. S541008088. Motivation Influence of Learning And Learning Style To Achievement of Learning Quality Of Midwifery Service In Midwifery Academy Giri Satria Husada Wonogiri. Guide I. Prof.DR.dr.Didik Tamtomo,PAK,MM,MKK, Guide II: dr. Putu Suriyasa, M.S,PKK,Sp.OK. Thesis. The Core Interest of Health Profession Education, The Graduate Program in Family Medicine, Sebelas Maret University, Surakarta Background : Motivation is integral part of learning principles and study besides motivation also becomes one of factor determining effective study. Learning style hardly influences result of learning. Learning style refers to way of preferred learning of student. Many entering students is not accompanied with high motivation and good learning style, this thing of course more or less having an effect on to learning process to teach like the low of spirit to learn, inactive, not discipline or even middle of street break that is in the end achievement obtained unable to gratify. Purpose : Co-signature motivation influence and learning style to achievement of student Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri. Method : First research is Explanatory Research with approach of cross sectional,. Population in this research is be semester student 3 Midwifery Academy of Giri Satria Husada Wonogiri 89 students. Sampling with purposive sampling with number of samples 89 (sample of total population). Independent variable is motivation and learning style, dependent variables is achievement of learning. Descriptive analysis with tables is frequency distribution. Statistic test applied is simple regression test and double regression with degree of trust of 95% or = 0,05. Result : simple regression test is obtained by t motivation calculate ( X1) = 19,914 and t tables = 1,980 ( t calculate > t tables), and p value = 0,000 is meaning motivation variable ( X1) proven had an effect on signifikan to achievement of learning ( Y). Learning style variable ( X2) proven had an effect on signifikan to achievement of learning ( Y) { t learning style calculate ( X2) 5,634 and known table t 0,05 : 2 ; 89-1-1 = 1,980 ( t calculate > t tables) , p value = 0,000. Motivation variable ( X1) and learning style ( X2) joinly influences achievement of learning { F calculate = 211,011 and F tables = 3,10 ( F calculate > F tables)}, Node : There is positive influence signifikan motivation to achievement of student learning Midwifery Academy Giri Satria Husada Wonogiri. There is positive influence signifikan learning style to achievement of learning. Motivation and learning style influential positive and signifikan collectively/together to achievement of learning. There is difference of influence between motivations and learning style to achievement of learning. Keyword : motivation, learning style, achievement of learning
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Sri Widayatni, NIM. S.541008088. Pengaruh Motivasi Belajar Dan Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mutu Pelayanan Kebidanan Di Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri Pembimbing I. Prof.DR.dr.Didik Tamtomo,PAK,MM,MKK, Pembimbing II: dr. Putu Suriyasa, M.S,PKK,Sp.OK. Tesis. Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan, Program Pasca Sarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta 2012.
Latar belakang : Motivasi merupakan bagian integral dari prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran selain itu motivasi juga menjadi salah satu faktor yang menentukan pembelajaran yang efektif. Gaya belajar sangat mempengaruhi hasil belajar. Gaya belajar mengacu pada cara belajar yang lebih disukai mahasiswa. Banyak mahasiswa yang masuk tidak disertai dengan motivasi tinggi dan gaya belajar yang baik, hal ini tentu sedikit banyak berpengaruh terhadap proses belajar mengajar seperti rendahnya semangat untuk belajar, tidak aktif, tidak disiplin atau bahkan putus ditengah jalan yang pada akhirnya prestasi yang diperoleh kurang memuaskan. Tujuan : Mengetahui pengaruh motivasi dan gaya belajar terhadap prestasi mahasiswa Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri. Metode : Penelitian pertama merupakan Explanatory Research dengan pendekatan cross sectional,. Populasi dalam penelitian ini adalah adalah mahasiswa semester 3 Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri sebanyak 89 mahasiswa. Pengambilan sampel dengan purposive sampling dengan jumlah sampel 89 orang (sample of total population). Variabel bebas adalah motivasi dan gaya belajar, variabel terikat adalah prestasi belajar. Analisa deskriptif dengan tabel distribusi frekuensi. Uji statistik yang digunakan adalah uji regresi sederhana dan regresi ganda dengan derajat kepercayaan 95% atau = 0,05. Hasil : uji regresi sederhana diperoleh t hitung motivasi (Xl) = 19,914 dan t tabel = 1,980 (t hitung >t tabel), dan p value = 0,000 yang berarti variabel motivasi (Xl) terbukti berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar (Y). Variabel gaya belajar (X2) terbukti berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar (Y) {t hitung gaya belajar (X2) sebesar 5,634 dan diketahui t tabel sebesar 0,05 : 2 ; 89-1-1 = 1,980 (t hitung >t tabel) , p value = 0,000. Variabel motivasi (X1) dan gaya belajar (X2) secara bersama-sama mempengaruhi prestasi belajar {F hitung = 211,011 dan F tabel = 3,10 (F hitung > F tabel)}, Simpulan : Terdapat pengaruh positif yang signifikan motivasi terhadap prestasi belajar mahasiswa Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri. Terdapat pengaruh positif yang signifikan gaya belajar terhadap prestasi belajar. Motivasi dan gaya belajar berpengaruh positif dan signifikan secara bersama terhadap prestasi belajar. Terdapat perbedaan pengaruh antara motivasi dan gaya belajar terhadap prestasi belajar. Kata kunci : motivasi, gaya belajar, prestasi belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan oleh setiap manusia sejak
dilahirkan sampai dengan akhir hayatnya. Sewaktu bayi, manusia mengalami
proses belajar antara lain menghisap puting susu ibu, memegang sesuatu,
berbicara, berjalan dan lain-lain. Begitupun pada masa kanak-kanak, anak
akan belajar bermain dengan teman-teman sebaya, belajar menghafal huruf,
angka, nyanyian dan sebagainya. Demikian seterusnya pada masa remaja,
dewasa, tua hingga akhir hayatnya manusia akan selalu mengalami proses
belajar. (Santhoso dkk, 1991)
Belajar pun merupakan masalah yang selalu aktual dan dihadapi oleh
setiap orang karena terdapat berbagai faktor yang mempengaruhinya yaitu
faktor jasmani meliputi kesehatan dan kecacatan tubuh, usia perkembangan
yang menuntut beberapa kebutuhan yang tidak dapat dicapai individu, proses
belajar, perihal yang menyangkut organisasi dengan tata tertib yang harus
dipatuhi yaitu ; kurikulum, dosen, fasilitas kebutuhan mahasiswa, serta faktor
psikologis berupa minat, kecerdasan, bakat, motif, gaya belajar.
Motivasi sangat penting dalam proses belajar dan pembelajaran karena
motivasi dapat mendorong tingkah laku belajar dan mempengaruhi serta
mengubah tingkah laku. Tanpa adanya motivasi tidak akan timbul suatu
perbuatan belajar. Motivasi merupakan bagian integral dari prinsip-prinsip
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
belajar dan pembelajaran selain itu motivasi juga menjadi salah satu faktor
yang menentukan pembelajaran yang efektif. Pembelajaran yang bermotivasi
adalah pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, dorongan, motif, dan
minat yang ada pada diri mahasiswa (Hamalik, 2005).
Gaya belajar atau learning style adalah suatu karakteristik kognitif,
afektif, dan perilaku psikomotoris sebagai indikator yang bertindak relatif
stabil untuk pelajar yang saling berhubungan dan bereaksi terhadap
lingkungan belajar. (Suardiman, dalam Madyana, 1994)
Berkaitan dengan gaya belajar atau learning style, Sahertian (2004)
menyebutkan bahwa gaya belajar sangat mempengaruhi hasil belajar. Gaya
belajar mengacu pada cara belajar yang lebih disukai mahasiswa.
Keanekaragaman gaya belajar mahasiswa perlu diketahui pada awal
permulaannya diterima pada suatu lembaga pendidikan yang akan dijalani.
Hal ini akan memudahkan bagi mahasiswa dapat menerapkan pembelajaran
dengan mudah dan tepat. Mengetahui gaya belajar sangat diperlukan oleh
seorang mahasiswa agar dapat belajar lebih efektif dan produktif.
Untuk menciptakan belajar yang efektif dan produktif, belajar hanya
mungkin terjadi apabila mahasiswa belajar secara aktif. Keterlibatan secara
aktif dalam belajar lebih dituntut lagi bagi mahasiswa yang mengikuti
pendidikan di keperawatan khususnya di Akademi Kebidanan (AKBID) Giri
Satria Husada yang merupakan program pendidikan akademik profesional
berorientasi pada midwify menerapkan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran (IPTEKDOK) yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
relevan dengan kebutuhan saat ini serta sudah menerapkan inovasi pendidikan
dan
konvensional yang menuntut mahasiswa untuk belajar mandiri.
Belajar mandiri mengacu pada kemampuan dan kemauan untuk
belajar atas keinginan diri sendiri serta melibatkan mahasiswa untuk
mengetahui gaya belajarnya (Panduan akademik AKBID Giri Satria Husada
Wonogiri). Terkait dengan gaya belajar berdasarkan hasil wawancara tidak
terstruktur yang dilakukan peneliti pada mahasiswa AKBID Giri Satria
Husada Wonogiri sebagian responden menyatakan bahwa mereka
(mahasiswa) tidak memberi hasil yang baik dalam belajarnya diantaranya
karena kebiasaan dan gaya belajar yang tidak efektif. Pelajar/mahasiswa gagal
dan atau tidak memberi hasil yang baik dalam belajarnya karena cara-cara
belajar yang tidak efektif, mereka biasanya belajar hanya menghafal saja.
Sering dijumpai banyak siswa yang memiliki prestasi rendah dan mengalami
kegagalan hanya karena tidak memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang baik
jauh lebih banyak dibandingkan siswa yang memang rendah kecerdasannya.
(Harjito, 1994)
Jika keadaan tersebut terjadi pada mahasiswa AKBID Giri Satria
Husada maka berarti akan banyak terjadi pemborosan waktu, biaya, tenaga
yang terbuang percuma hanya karena kebiasaan dan gaya belajar yang tidak
baik. Dalam menghadapi tuntutan kebutuhan di masa datang tersebut maka
langkah konkrit yang harus dilakukan antara lain adalah pengelolaan sistem
pendidikan kebidanan yang mampu menghasilkan bidan profesional serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
penataan sistem legalisasi kebidanan untuk mengatur hak dan batas
kewenangan, kewajiban, tanggung jawab tenaga kebidanan dalam melakukan
praktek kebidanan.
Penelitian yang dilakukan pada mahasiswa keperawatan di
Baccalaureate Nursing Program Universitas Southwestern tahun 1999
menyebutkan bahwa mengetahui gaya belajar atau learning style dalam
pendidikan kesehatan menghasilkan efek positif bukan hanya dalam proses
belajar-mengajar di institusi pendidikan tetapi juga menciptakan
keefektifitasan berinteraksi dengan tim interdisipliner serta keefektifitasan
dalam proses pendidikan pada pasien. (Linares, 1999)
Pendidikan D-III Kebidanan adalah pendidikan profesional yang
dilandasi oleh kemampuan akademi dan profesi yang menghasilkan lulusan
ahli madya kebidanan yang memiliki sikap dan kemampuan dalam
kebidanan yang diperoleh melalui berbagai bentuk pengalaman belajar yaitu :
1). Pengalaman belajar teori dikelas maupun praktek di laboratorium mulai
semester I s/d semester VI dan 2). Pengalaman belajar praktek lapangan yang
dilaksanakan pada tatanan nyata pelayanan kesehatan. Setelah mengikuti
perkuliahan baik di kelas, laboratorium, praktek dilapangan diadakan ujian
tiap semester. Salah satu mata kuliah dalam kurikulum Pendidikan D-III
Kebidanan terdapat mata kuliah Mutu Pelayanan Kebidanan, dalam mata
kuliah ini akan membahas tentang konsep dasar mutu pelayanan kesehatan
khususnya kebidanan, faktor yang mempengaruhi standar mutu, dan strategi
penilaian mutu sebagai dasar untuk dapt memelihara dan meningkatkan mutu
pelayanan kebidanan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Prosedur masuk pendidikan Akademi Kebidanan tidak berdasar pada
nilai Ujian Akhir Nasional (UAN) tetapi melalui prosedur yang telah
ditetapkan dalam buku pedoman penerimaan mahasiswa baru yang
ditenbitkan dan Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan (Pusdiknakes)
Departemen Kesehatan RI. Yaitu melalui tes administrasi, tes tertulis yang
meliputi Ilmu Pengetahuan Alam (TPA) terpadu, Bahasa Inggris dan Bahasa
Indonesia serta tes kesehatan. Oleh karena animo yang terbatas maka fungsi
tes seleksi tersebut seolah-olah hanya formalitas saja karena pada akhirnya
seluruh peserta tes dapat diterima.
Berdasarkan kenyataan tersebut maka dimungkinkan banyak peserta
didik yang masuk tidak disertai dengan motivasi tinggi dan gaya belajar yang
baik, hal ini tentu sedikit banyak berpengaruh terhadap proses belajar
mengajar seperti rendahnya semangat untuk belajar, tidak aktif, tidak disiplin
atau bahkan putus ditengah jalan yang pada akhirnya prestasi yang diperoleh
kurang memuaskan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar mutu pelayanan
kebidanan mahasiswa Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri ?
2. Apakah ada pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa
Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri ?
3. Apakah ada pengaruh secara bersama motivasi dan gaya belajar terhadap
prestasi mahasiswa Akademi Kebidanan. Giri Satria Husada Wonogiri ?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh motivasi dan gaya belajar terhadap prestasi
mahasiswa Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar mutu
pelayanan kebidanan mahasiswa Akademi Kebidanan Giri Satria
Husada Wonogiri
b. Mengetahui ada pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar
mahasiswa Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri
c. Mengetahui ada pengaruh secara bersama motivasi dan gaya belajar
terhadap prestasi mahasiswa Akademi Kebidanan. Giri Satria Husada
Wonogiri
d. Mengetahui faktor yang lebih berpengaruh antara motivasi dan gaya
belajar terhadap prestasi mahasiswa Akademi Kebidanan. Giri Satria
Husada Wonogiri
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam perbaikan sitem
belajar mengajar pada mahasiswa dengan memperhatikan beberapa faktor
yang berpengaruh.
2. Praktis
Diharapkan dapat menjadi informasi bagi institusi pendidikan bahwa
proses belajar mengajar akan berhasi dengan baik apabila disertai dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
motivasi dan gaya belajar mahasiswa yang sesuai dengan metode
pembelajaran yang diterapkan di institusi pendidikan, sehingga tes
motivasi dan gaya belajar perlu dilakukan pada saat penerimaan
mahasiswa baru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Motivasi Belajar
a. Pengertian
Menurut Mc Donald (dalam Hamalik, 2002), motivasi adalah
suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai
dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam rumusan tersebut terdapat tiga unsur yang saling berkaitan,
yaitu sebagai berikut :
1). Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi
Perubahan tersebut terjadi disebabkan oleh perubahan tertentu pada
sistem neurofisiologis dalam organisme manusia.
2). Motivasi ditandai oleh timbulnya perasaan (affective arousal)
Mula-mula berupa ketegangan psikologis, lalu berupa suasana
emosi. Suasana emosi ini menimbulkan tingkah laku yang
bermotif. Perubahan ini dapat diamati pada perbuatannnya.
3). Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan
Pribadi yang bermotivasi memberikan respon-respon kearah suatu
tujuan tertentu. Tiap respon merupakan suatu langkah kearah
mencapai tujuan. Pendidikan modern lebih menitikberatkan pada
aktifitas sejati dimana mahasiswa belajar sambil bekerja. Dengan
bekerja mahasiswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan
ketrampilan serta perilaku lainnya termasuk sikap dan nilai. Sistem
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pembelajaran ini sangat menekankan pada pendayagunaan asas
keaktifan dalam proses belajar dan pembelajaran untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan.
Motivasi sebagai suatu keadaan dalam diri seseorang
(innerstate) yang mendorong, mengaktifkan atau menggerakkan dan
yang mengarahkan atau menyalurkan perilaku kearah tujuan (Barelson
dan Steiner dalam Pujadi, 2007).
b. Tujuan motivasi
Tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah
seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan
sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan
tertentu yang diinginkan (Purwanto, 2004).
c. Fungsi Motivasi
Menurut Sardiman (2001) fungsi motivasi adalah:
1). Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau
motor siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan lulus,
maka akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan
mengbabiskan waktunya untuk bermahn, sebab hal mi tidak sesuai
dengan tujuan.
2). Sebagai pendorong untuk mencapai prestasi, seorang melakukan
usaha kanena adanya motivasi. Adanya motivasi dalam belajar
akan memperoleh hasil yang baik. Intensitas motivasi melepaskan
energi. Motivasi dalam hal ini merupakan penggerak dan setiap
kegiatan yang akan dikerjakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3). Menentukan arah kegiatan, yaltu kearah tujuan yang hendak
dicapai Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan
kegiatan yang harus dikeijakan sesuai dengan rumusan tujuan.
4). Menyelesaikan perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan
apa yang harus dikerjakan, dengan menyisihkan perbuatan-
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Misal
seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi
belajarnya.
d. Sifat motivasi
Motivasi timbuh dan berkembang dengan jalan :
1). Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap
diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Motivasi ini sering disebut dengan motivasi murni atau motivasi
yang sebenarnya, yang timbul dari dalam diri mahasiswa, misalnya
keinginan untuk mendapatkan ketrampilan tertentu, memperoleh
informasi, dan pemahaman, mengembangkan sikap untuk berhasil,
menikmati kehidupan, secara sadar memberikan sumbangan pada
kelompok, keinginan untuk diterima orang lain, dan sebagainya.
Dalam hal ini, pujian atau hadiah tidak diperlukan, karena tidak
akan menyebabkan mahasiswa bekerja atau belajar untuk
mendapatkan pujian atau hadiah tersebut. Motivasi intrinsik sangat
diperlukan terutama dalam belajar mandiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2). Motivasi ekstrinsik/datang dari luar
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsi karena adanya perangsangan dari luar situasi belajar,
seperti angka, kredit, tingkatan, hadiah, dan sebagainya.
Mahasiswa belajar karena hendak mencapai tujuan yang yang
terletak diluar hal yang dipelajarinya, misalnya untuk mencapai
angka tinggi, diploma, gelar, kehormatan, dan sebagainya. Antara
motivasi intrinsik dan ekstrinsik sulit untuk menentukan mana
yang lebih baik. Yang dikehendaki adalah timbulnya motivasi
intrinsik, tetapi motivasi ini tidak mudah dan tidak selalu dapat
muncul. Di pihak lain dosen bertanggung jawab supaya
pembelajaran dapat berhasil dengan baik, dan oleh karena itu dosen
berkewajiban membangkitkan motivasi ekstrinsik pada
mahasiswanya. Kemunculan sifat motivasi, apakah motivasi
intrinsik atau ekstrinsik dipengaruhi oleh berbagai faktor (Hamalik,
2008), yaitu :
a). Tingkat kesadaran diri mahasiswa atas kebutuhan yang
mendorong tingkah laku atau perbuatannya dan kesadaran atas
tujuan belajar yang hendak dicapainya.
b). Sikap dosen terhadap kelas. Dosen yang bersikap bijak dan
selalu merangsang mahasiswa untuk berbuat kearah suatu
tujuan yang jelas dan bermakna, akan menumbuhkan sifat
intrinsik itu, tetapi bila dosen lebih menitikberatkan pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
rangsangan-rangsangan sepihak maka sifat ekstrinsik menjadi
lebih dominan.
c). Pengaruh kelompok mahasiswa. Bila pengaruh kelompok
mahasiswa cenderung terlalu kuat maka motivasinya lebih
condong ke sifat ekstrinsik.
d). Suasana kelas juga berpengaruh terhadap munculnya sifat
tertentu pada motivasi belajar mahasiswa. Suasana kebebasan
yang bertanggung jawab tentunya lebih merangsang munculnya
motivasi intrinsik dibandingkan suasana penuh tekanan dan
paksaan.
Kondisi-kondisi kelas berikut ini dapat meningkatkan motivasi
didalam kelas, yaitu :
(1). Suasana lingkungan kelas
Pada umumnya, mahasiswa memberikan respon dan
perilaku jika dosen bersifat menunjang dan membantu
selama berlangsungnya pembelajaran. Motivasi mahasiswa
dipengaruhi secara positif oleh dosen yang bersemangat
dan antusias terhadap materi yang diajarkannya. Dosen juga
perlu memberikan umpan balik yang positif sepanjang
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Untuk itu dosen
perlu menciptakan suasana lingkungan kelas yang
menyenangkan, dan menunjang sehingga membangkitkan
motivasi mahasiswa untuk mencapai hasil belajar yang
positif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(2). Keterlibatan langsung mahasiswa
Jika mata kuliah dalam kelas dihubungkan dengan
kehidupan pribadi mahasiswa dan minatnya, maka proses
belajar akan melibatkan dan memotivasi mahasiswa.
Karena itu dosen hendaknya memilih topik yang populer
bagi para mahasiswa, agar mereka secara aktif
berpartisipasi dalam kegiatan belajar.
(3). Menjamin keberhasilan
Pada umumnya mahasiswa akan memberikan
respon yang positif bila mereka mengalami keberhasilan.
Memang terkadang ada mahasiswa yang justru bekeja keras
setelah mengalami kegagalan, namun umumnya motivasi
belajar lebih meningkat berkat tumbuhnya rasa
keberhasilan. Untuk itu dosen hendaknya memberikan
penguatan ekstra dan bimbingan, agar mahasiswa mau
belajar lebih keras dengan penuh perhatian melaksanakan
tugas-tugas belajarnya.
e. Teori tentang motivasi
1). Teori kebutuhan
Manusia termotivasi untuk bertindak karena adanya
dorongan untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan pertama
yang yang dirasakan individu harus dipuaskan terlebih dahulu
(Maslow dalamPrayitno, 1989). Jika kebutuhan pertama yang
dirasakan tersebut belum terpenuhi maka individu tersebut belum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
akan merasa perlu untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi
tingkatannya seperti kebutuhan untuk berprestasi. Ini berarti bahwa
seseorang harus memenuhi terlebih dahulu kebutuhan dasar
fisiologi dan keamanan untuk dapat berprestasi.
2). Teori humanistik
Menurut ahli teori humaninstik, hanya ada satu motivasi
yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri masing-masing
individu. Motivasi ini merupakan keinginan yang mendorong
individu untuk mencapai pemenuhan akan berbagai macam
kebutuhan diri sendiri. Keinginan dasar yang dimiliki masing-
masing mahasiswa berkaitan dengan kegiatan belajarnya akan
dibawa oleh mahasiswa tersebut ke kampus. Dosen hanya tinggal
memanfaatkan dorongan ingin tahu mahasiswa yang bersifat
alamiah dengan cara menyajikan materi yang cocok dan berarti
bagi mereka. Dosen memberikan berbagai kesempatan agar
mahasiswa dapat berprestasi secara optimal. Yang paling penting
untuk meningkatkan motivasi mahasiswa menurut kaum humanis
adalah memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan
eksplorasi secara pribadi dan memungkinkan mereka menemukan
sesuatu yang berarti melalui bekerja (Hamacheck dalam Prayitno,
1989). Yang juga penting adalah menghormati dan menghargai
mahasiswa sebagai manusia yang mempunyai potensi dan
keinginan sendiri untuk belajar. Kegiatan pembelajaran hendaknya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
memberikan kesempatan kepada mahasiswa melakukan alternatif-
alternatif kegiatan sendiri.
Apapun model penyajian yang dilaksanakan untuk
membelajarkan mahasiswa, mahasiswa akan tetap termotivasi
asalkan mereka melihat hubungan materi yang disajikan dengan
kepentingan dirinya pada saat sekarang maupun yang akan datang
(Hamacheck dalam Prayitno, 1989). Mahasiswa yang belajar
karena didorong oleh keinginan sendiri akan secara mandiri
mampu menentukan tujuan yang ingin dicapainya dan cara
mencapainya, itu tidak berarti bahwa mahasiswa mempunyai
kebebasan sebebas-bebasnya. Dosen tetap harus menegakkan
disiplin dan sistem kontrol yang tepat. Sistem kontrol yang
diterapkan hendaknya menimbulkan kesan bahwa mahasiswa
diperhatikan bukan diabaikan.
3). Teori behavioristik
Menurut ahli teori behavioristik, motivasi dikontrol oleh
lingkungan. Suatu tingkah laku yang bermotivasi terjadi bila
konsekuensi tingkah laku itu dapat menggetarkan emosi individu
yaitu menjadi suka atau tidak suka. Dosen berperan dalam
mengontrol emosi mahasiswa untuk menjadi suka dan ingin
belajar.
f. Karakteristik motivasi
Ada lima karakteristik umum motivasi yang dikemukakan
Thornburgh (dalam Prayitno, 1989), yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1). Tingkah laku yang bermotivasi adalah digerakkan.
Mahasiswa mempunyai kebutuhan jasmani, rohani, dan
sosial yang perlu mendapatkan pemuasan, dan oleh karenanya
menimbulkan dorongan berbuat/tindakan tertentu. Tiap saat
kebutuhan tersebut bisa berubah dan bertambah. Oleh karena itu
jika mahasiswa bertingkah laku berarti ia sedang memenuhi
kebutuhannya.
2). Tingkah laku yang bermotivasi memberikan arah.
Mahasiswa menyalurkan energinya untuk menyelesaikan
tugas-tugas akademik, mengembangkan hubungan sosial,
memperoleh penghargaan dan persetujuan dari dosen dan
meningkatkan perasaan mampu. Apabila mahasiswa memilih
sumber yang dapat menimbulkan motivasi maka berarti sedang
mencapai tujuan yang diharapkannya memuaskan. Pembelajaran
perlu mengarahkan tingkah laku menuju ke tingkat perkembangan
yang diharapkan. Potensi yang hidup perlu mendapat kesempatan
berkembang ke arah tujuan tertentu.
3). Motivasi menimbulkan intensitas bertindak.
Adanya suatu usaha yang merangsang intelektual
mahasiswa maka rangsangan ini merupakan pendorong untuk
timbulnya motivasi yang kuat bagi mahasiswa tersebut.
4). Motivasi itu selektif.
Tingkah laku mempunyai arti dan terarah kepada tujuan
maka mahasiswa memilih tingkah laku yang tepat untuk mencapai
tujuan atau memuaskan kebutuhannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5). Motivasi merupakan kunci untuk pemuasan kebutuhan.
Agar menjadi termotivasi, mahasiswa harus merasa ada
kekurangan dalam dirinya sehingga ia termotivasi untuk
memenuhinya.
g. Model Pengembangan Motivasi Belajar
Perbuatan belajar, seperti halnya perbuatan-perbuatan sadar dan
penbuatan tanpa paksaan pada umunya, selalu didahului oleh proses
pembuatan keputusankeputusan untuk berbuat atau tidak berbuat
Apabila kekuatan motivasinya cukup kuat, maka ha akan memutuskan
untuk melakukan perbuatan belajar, begitu juga sebaliknya. Menurut
Hans Mudjiman, 1981 (dalam Harts Mudjiman, 2006) ada beberapa
faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan motivasi belajar antara
lain:
1). Faktor pengetahuan tentang kegunaan belajar
2). Faktor kebutuhan untuk belajar
3). Faktor kemampuan melakukan kegiatan belajar
4). Faktor kesenangan terhadap ide melakukan kegiatan belajar
5). Faktor pelaksanaan kegiatan belajar
6). Faktor hasil belajar
7). Faktor kepuasan terhadap hasil belajar
8). Faktor karakteristik pribadi dan lingkungan terhadap proses
pembuatan keputusan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Gaya Belajar
a. Definisi Gaya Belajar
Konsep gaya belajar berakar pada klasifikasi jenis-jenis
psikologi manusia. Gaya belajar merupakan cara belajar yang
berdasarkan pada karakteristik individu (Harsono, 2004).
Ada beberapa cara belajar yang dipergunakan oleh individu-
individu yang berbeda dalam hal usia, kebiasaan, lingkungan sosial.
Cara belajar atau metode belajar yang beragam itu dikenal sebagai
strategi belajar.
Strategi belajar adalah suatu pola strategi information-
processing yang digunakan untuk menyiapkan tes atau ujian memori.
Gaya belajar adalah suatu predisposisi dari sekelompok peserta didik
untuk mengadopsi suatu strategi belajar yang khusus tanpa
memperhatikan tuntutan spesifik dari tugas pembelajaran (Schmeck,
dalam Harsono, 2004). Gaya belajar pun merupakan pendekatan yang
digunakan seseorang dalam usahanya memenuhi sesuatu yang
dipelajari, termasuk cara seseorang dalam menghadapi berbagai
persoalan dalam kehidupan sehari-hari ( Kolb, dalam Ramdhani,
2006).
Menurut Nasution (1993) yang dimaksud dengan gaya belajar
atau learning style adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh
murid dalam menangkap stimulus informasi, mengingat, berpikir, dan
memecahkan soal (dalam Dengan demikian maka gaya
belajar berhubungan langsung dengan kegiatan yang dilakukan oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
murid dalam mengikuti kegiatan belajarnya. Menurut DePotter dan
Hernacki (2005), gaya belajar adalah kombinasi dari bagaimana ia
menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi.
Memahami gaya belajar akan memudahkan diri sendiri dan
orang lain dalam memahami bagaimana cara yang paling efisien dalam
belajar atau memasukan data pada pikiran. Menurut Barbara Prashing
bahwa kunci menuju sukses belajar dan bekerja adalah menemukan
keunikan gaya belajar dan gaya bekerja diri sendiri (dalam Dryden dan
Jeannete, 2000).
b. Model-model Gaya Belajar
Model-model gaya belajar mencakup konsep dari kegiatan belajar
yang dilakukan oleh individu.
a. Model menurut DePorter dan Hernacki (2005) mencakup:
1). Gaya belajar visual, yang cenderung lebih dominan dalam
penglihatannya dibanding dengan pendengaran dan gerakan-
gerakannya. Orang-orang yang memiliki gaya belajar seperti ini
cenderung lebih khusus dalam belajar dengan selalu melihat pada
fokus pembelajarannya.
2). Gaya belajar auditorial, dalam belajar lebih memfokuskan pada apa
yang mereka dengar.
3). Gaya belajar kinestetik adalah orang yang memiliki gaya belajar
melalui lewat gerak dan sentuhan.
Hasil penelitian yang terkait dengan gaya belajar ini dilakukan
pada mahasiswa Universitas Terbuka tahun 2000 yaitu 58,16 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mahasiswa memiliki kecenderungan gaya belajar visual, 26,74 % gaya
relajar auditorial dan 14,65 % gaya belajar kinestetik (Julaeha, 2000)
serta korelasi antara gaya belajar dengan kreatifitas siswa tingkat IV
Sekolah Menengah di Malaysia tahun 2000, dengan hasil korelasi
antara sikap kreatif siswa dengan gaya belajar visual menunjukan
adanya korelasi yang tinggi dan signifikan yaitu sebesar r= 0,860; p
<0,01. Korelasi antara sikap kreatif siswa dengan gaya belajar
kinestetik menunjukan adanya korelasi yang tinggi dan signifikan yaitu
sebesar r = 0,779; p<0,01. Korelasi antara sikap kreatif siswa dengan
gaya belajar auditorial menunjukkan adanya korelasi yang tinggi dan
signifikan yaitu r = 0,742 ; p < 0,01 (Jemaat, 2000).
b. Model menurut Madyana (1994)
Membagi gaya belajar menjadi enam kelompok gaya belajar
berdasarkan latar belakang perubahan dalam hubungan antara dosen
dan mahasiswanya. Kuisioner yang digunakan berisi 90 item yang
berkaitan dengan gaya belajar dengan memilih nomor 1-5 sesuai
dengan pendapat responden. Gaya belajar tersebut mencakup:
1). Gaya belajar mandiri
Memberi kebebasan pada anak didik untuk maju menurut
kecepatan masing-masing. Cara ini diperoleh dengan tugas-tugas
yang diberikan oleh dosen.
2). Gaya belajar menghindar
Gaya belajar ini biasa dilakukan oleh mahasiswa yang kurang
mengerti tugas dan kewajiban sebagai murid. Sehingga mereka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
berusaha menghindari persoalan-persoalan yang harus diselesaikan
sebagai seseorang mahasiswa yang baik.
3). Gaya belajar kerja sama
Untuk membentuk mahasiswa menjadi manusia demokratis, maka
harus menekankan prinsip kerja sama atau kelompok. Karena kerja
sama lebih besar manfaatnya dari sitem persaingan.
4). Gaya belajar ketergantungan
Dalam hal ini, mahasiswa belum mengerti atau memahami arti
maupun tujuan sebagai seorang mahasiswa, sehingga mereka
banyak menggantungkan nasibnya kepada dosen atau teman.
5). Gaya belajar kompetisi
Berkompetisi untuk mencapai hasil yang lebih tinggi atau
pemecahan masalah yang dihadapi kelompok. Namun, kompetisi
harus dibatasi untuk menghindari konsekuensi-konsekuensi yang
tidak diinginkan.
6). Gaya belajar gotong royong
Menguraikan bahwa group process kelompok adalah cara individu
mengadakan hubungan dan bekerja sama dengan individu lain
untuk mencapai tujuan bersama. Hubungan di dalam kelompok
demokratis artinya bahwa setiap individu berpartisifasi, ikut serta
secara aktif dan bekerja sama. Dengan demikian individu akan
memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Model menurut Kolb (dalam Chapaman, 1995)
Kolb membuat formulasi gaya belajar seseorang dalam
beberapa kategori yang berbeda. Kolb terinspirasi oleh Lewin seorang
tokoh dalam bidang psikologi yang mengajukan konsep mengenai
Learning' atau berprinsip belajar orang dewasa yang dikenal
juga dengan experiental learning. Prinsip belajar berdasarkan
pengalaman ini digunakan untuk menjelaskan proses belajar seseorang
dalam kehidupan sehari-hari. Experiental learning disebut juga four-
stage cycle of learning meliputi concrete experience, active
Selanjutnya keempat kelompok tersebut akan terjadi kombinasi yang
menciptakan empat pola dasar cara belajar yang disebut four-type
definition of learning styles.
1). Four-stage cycle of learning, meliputi:
a). Gaya belajar concrete experience(CE)
Gaya belajar yang berbasis atas pengalaman nyata. Pada pola
ini seseorang memiliki kecenderungan untuk terbuka dan tanpa
curiga menerima hal-hal baru.
b). Gaya belajar reflektif observation (RO)
Gaya belajar yang mampu melihat dan berfikir tentang
pengalaman yang dialami dari berbagai sudut pandang.
c). Gaya belajar abstract conceptualisation (AC)
Gaya belajar yang dengan sadar mengelola teori-teori yang
logis dengan mengintegarasikan hal-hal yang diamati.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
d). Gaya belajar active experementation (AE)
Gaya belajar bagi orang-orang yang akan belajar dan
memasukkan data ke otaknya dengan mencoba semua teori
yang ada.
e). Four-type definition of learning styles, meliputi:
(1). Diverging (CE/RO)
Kombinasi gaya belajar concrete experience dan reflektif
observation. Mereka yang berada dalam gaya belajar ini
cenderung terbuka terhadap pengalaman baru, mampu
berpikir dan menganalisa pengalaman tersebut. Pada saat
bertindak orang-orang dalam tipe ini akan menempatkan
pandangan orang lain sebagai pertimbangan.
(2). Assimilating (AC/RO)
Merupakan kombinasi kelompok abstract
conceptualisation dan reflektif observation. Pada gaya
belajar ini, seseorang akan memikirkan segala
permasalahan dan tatanan yang terstruktur. Mereka mampu
membentuk teori-teori berdasarkan analisa atas
permasalahan tersebut.
(3). Converging (AC/AE)
Gaya belajar ini terletak diantara model pemahaman
abstractconceptualisation dan active experementation.
Mereka yang berada dalam kelompok ini sangant senang
mengaplikasikan ide-idenya secara praktis. Mereka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cenderung mampu bereaksi secara cepat dan lebih senang
berhubungan langsung dengan orang lain.
(4). Accommodating (CE/AE)
Merupakan kombinasi dari concrete experience dan active
experementation yang mendasari kesimpulannya atas
pengalaman yang konkrit dan percobaan yang aktif. Mereka
yang termasuk kelompok ini mengandalkan informasi dari
pihak lain dan sangat aktif dan secara konstan mencari
tantangan-tantangan baru.
Gaya belajar ini pernah dilakukan penelitian pada
mahasiswa keperawatan di Baccalaureate Nursing
Program Universitas Southwestern tahun 1999
menyebutkan bahwa gaya belajar yang dominan pada
mahasiswanya adalah gaya belajar converging sekitar 60%
(Linares, 1999).
d. Model menurut Honey dan Mumford (1986)
Model gaya belajar ini merupakan pengembangan dari tipologi
gaya belajar Kolb. Sebenarnya, gaya belajar activist, reflector, theorist
dan pragmatist hasil dari pengembangan gaya belajar Honey dan
Mumford terdapat perbedaan dengan gaya belajar Kolb. Tetapi
persamaan dari kedua model gaya belajar ini lebih besar dari pada
perbedaannya. Honey dan Mumford mengatakan bahwa:
" Our description of the stages in the learning cycle originated from the work of David Kolb. Kolb uses different words to describe the stages of the learning cycle and four learning styles..." And, "...The similarities between his model and ours are greater than the differences.." (Honey & Mumford).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Persamaan dari kedua model gaya belajar itu adalah
1). Activist = Accommodating
2). Reflector = Diverging
3). Theorist = Assimilating
4). Pragmatist = Converging
Gaya belajar menurut Honey dan Mumford adalah
1). Gaya belajar Activist
Mereka yang mempunyai gaya belajar ini memiliki
pandangan yang terbuka, tidak ragu-ragu dan hal tersebut membuat
mereka antusias terhadap pengalaman-pengalaman baru. Gaya
belajar activist lebih meyukai learning by doing. Mereka
cenderung aktif, penuh harap dan berhubungan baik dengan orang
lain bahkan mampu untuk memotivasi orang lain.
Bagi orang yang bertipe gaya belajar ini, belajar yang paling efektif
adalah ketika mereka berada pada lingkungan yang konstan, jika
terdesak, bila bekerja dengan intensif dalam group yang cocok.
2). Gaya belajar Reflector
Seorang reflector lebih menyukai menganalisa dari
berbagai sudut pandang. Mereka yang mempunyai gaya belajar ini
mengumpulkan data baik secara langsung dari diri sendiri maupun
dari orang lain dan lebih memilih untuk mempertimbangkannya
secara menyeluruh sebelum membuat satu kesimpulan. Mereka
mampu mengenali dan membedakan permasalahan-permasalahan
yang muncul. Mereka dengan gaya belajar reflektor cenderung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kurang aktif tetapi banyak mempunyai ide dan gagasan. Orang-
orang tipe ini tidak senang memberikan kritik yang keras karena
mereka juga tidak suka untuk dikritik.
Belajar akan efektif untuk orang-orang yang bergaya
belajar ini, jika mereka diberikan waktu yang cukup mengolah
observasinya; jika permasalahan dipresentasikan kepada mereka
secara visual; jika mereka berkesempatan mendengar atau
mengobservasi. Mereka akan sangat efektif dalam belajar jika tidak
ada tekanan dari pihak luar.
3). Gaya belajar Theorist
Mereka melihat masalah secara vertikal dan menyeluruh,
secara logika step by step. Mereka cenderung perfeksionis yang
tidak akan mudah mengambil waktu untuk beristirahat
sebelum segala sesuatunya rapi dan tersusun dalam skema rational
yang tepat. Orang-orang dengan gaya belajar ini akan mengkaji
sesuatu hal berdasarkan kerangka atau konsep apa yang
mendasarinya, apakah bagian yang satu dan yang lainnya sesuai
teori. Mereka sangat cerdas memanfaatkan pengalamannya dalam
kehidupan sehari-hari, sangat logis dan senang atas ketepatan.
Mereka pun cerdas dalam mengorganisasikan dan merencanakan
sesuatu. Mereka dengan kemampuan berfikirnya cenderung
menghindari risiko.
Orang dengan gaya belajar ini akan sangat mudah belajar
jika mereka diberikan struktur yang jelas; jika mereka mampu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mengamati segala sesuatu secara logis; dan mereka akan sangat
efektif dalam belajar jika segala sesuatunya teratur dan hening
untuk berfikir.
4). Gaya belajar Pragmatist
Gaya belajar yang suka menguji apakah pemahamannya
sesuai sehingga dapat diterapkan. Selain itu gaya belajar ini
membuktikan apakah prinsip-prinsip yang telah dipahami
seseorang dapat berlaku pada situasi yang berbeda. Mereka yang
mempunyai gaya belajar ini merespon masalah dan kesempatan
sebagai tantangan. Mereka suka mencoba dan menguji apakah
sesuatu itu benar atau tidak benar dengan praktik langsung dan
cerdas dalam menentukan sasaran serta menentukan prioritasnya.
Orang-orang yang termasuk dalam gaya belajar ini lebih
berorientasi pada tugas daripada orang-orangnya.
Cara belajar yang efektif untuk orang-orang ini adalah jika
mereka bisa menggambarkan kesimpulannya sendiri, jika segala
sesuatunya jelas dan praktis terhadap suatu permasalahan. Mereka
akan mudah belajar jika mereka ditunjukkan atau didemonstrasikan
segala sesuatunya atau mencoba sesuatu dengan bantuan ahlinya
dan lebih mudah belajar jika mengembangkan aktivitas dengan
hasil yang jelas.
Keempat gaya belajar itu merupakan indikator gaya belajar
yang tidak hanya digunakan di institusi pendidikan, tapi juga
digunakan dalam dunia bisnis, oleh penasehat, para pelatih, para
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
manager perusahaan, dan juga digunakan untuk pengembangan diri
dalam diri seseorang. Terdapat perbedan gaya belajar menurut jenis
kelamin yaitu perempuan cenderung memiliki gaya belajar reflector
dan theorist daripada pragmatis (Honey dan Mumford, 1986). Dalam
penggunannya, menggunakan Learning Styles Questionnaire (L.S.Q.)
yang terdiri dari 80 item pertanyaan. Setiap indikator gaya belajar
masing-masing memuat 20 item pertanyaan
3. Prestasi Belajar
a. Pengertian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990), prestasi
belajar adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai
test atau angka nilai yang diberikan oleh guru, sedangkan prestasi
akademik adalah hasil pelajaran yang diperoleh dari kegiatan
persekolahan yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan oleh
pengukuran dan penilaian (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
RI, 1990). Selanjutnya menurut Sudjana (1995), prestasi hasil belajar
adalah proses penentuan tingkat kecakapan penguasaan belajar
seseorang dengan cara membandingkannya dengan norma tertentu
dalam sistem penilaian yang disepakati.
Menurut Gagne and Driscoll (1988), hasil belajar dapat
dikaitkan dengan terjadinya perubahan kepandaian, kecakapan, atau
kemampuan seseorang, dimana proses kepandaian itu terjadi tahap
demi tahap. Hasil belajar diwujudkan dalam lima kemampuan yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
keterampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal,
keterampilan motorik, dan sikap. Bloom (1981) menyatakan ada tiga
dimensi hasil belajar yaitu dimensi kognitif, dimensi afektif, dan
dimensi psikomotorik. Dimensi kognitif adalah kemampuan yang
berhubungan dengan berpikir, mengetahui, dan memecahkan masalah
seperti pengetahuan komprehensif, aplikatif, sintesis, analisis, dan
pengetahuan evaluatif. Dimensi afektif adalah kemampuan yang
berhubungan dengan sikap, nilai, minat, dan apresiasi. Sedangkan
dimensi psikomotorik adalah kemampuan yang berhubungan dengan
keterampilan motorik.
b. Faktor yang mempengaruhi
Menurut Suryabrata (1978) faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1). Faktor internal
Faktor internal adalah semua faktor yang terdapat dalam
diri yang belajar itu sendiri, terdiri dari :
a). Faktor fisiologis seperti kondisi fisiologis secara umum dan
kondisi panca indera.
b). Faktor psikologis seperti minat, bakat, kecerdasan, motivasi,
kebiasaan serta kemampuan kognitif.
2). Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar
diri yang belajar, terdiri dari :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a). Faktor lingkungan sosial seperti lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, lingkungan tempat tinggal serta
pertemanan.
b). Faktor instrumen seperti kurikulum, program, sarana, fasilitas
1995). Sistem penilaian yang digunakan di Program Studi Ilmu
Keperawatan FK UGM adalah sistem penilaian absolut yaitu Penilaian
Acuan Patokan (PAP). Sistem penilaian PAP, yaitu sistem yang
digunakan untuk menilai kemampuan mahasiswa secara absolut
terhadap suatu patokan yang telah ditetapkan terlebih dahulu yang
disebut batas lulus atau tingkat penguasaan minimum. Dosen harus
sudah menetapkan patokan ini sejak sebelum pengajaran dimulai.
Mahasiswa yang dapat mencapai atau bahkan melampaui patokan
tersebut dinilai lulus, lalu yang diatas batas lulus itu dikelompokkan
menjadi kelompok yang diberi nilai A, A/B, B B/C, C, D dan E
(Panduan Akademik Akademi Kebidanan Giri Satria Husada, 2010).
Standar pencapaian materi dikelompokkan sebagai berikut:
Tabel 2.1 Standar Pencapain Materi
Pencapaian materi Skor Absolut Huruf Mutu Anka Mutu
75 100 %
70 74,9 %
65 69,9 %
60 64,9 %
55 64,9 %
45 54,9 %
< 44,9 %
75 100
70 74,9
65 69,9
60 64,9
55 64,9
45 54,9
< 44,9
A
A/B
B
B/C
C
D
E
4
3,5
3
2,5
2
1
0
Sumber : Panduan Akademik Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Tahun 2011/2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Evaluasi hasil studi mahasiswa dilaksanakan secara rutin setiap akhir
semester meliputi semua kegigatan pendidikan yang diambil oleh
mahasiswa pada semestre tersebut. Penilaian tiap semester dilakukan
dengan menghitung Indeks Prestasi (IP) semester. IP berkisar antara 0
sampai 4.
B. Penelitian Yang Relevan
Hasil penelitian yang terkait dengan gaya belajar ini dilakukan oleh
Wiwit Widi Astuti Program Studi Ilmu Keperawatan Program A Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada tahun 2007 dimana didapatkan rata-rata
gaya hidup mahasiswa berada pada level baik dengan mayoritas berada pada
level sejahtera (60.16%). Rata-rata prestasi belajar ditunjukkan oleh IPK
mahasiswa dengan nilai 3.15. Gaya hidup mahasiswa berhubungan dengan
prestasi belajar, semakin sejahtera gaya hidup mahasiswa terkait dengan
prestasi belajar yang semakin baik pula. Aktivitas fisik, sosial dan lingkungan,
penerimaan emosional dan seksual, managemen emosi, intelektual serta nilai
dan kepercayaan mahasiswa tidak terkait dengan prestasi belajar. Semakin
baik nutrisi mahasiswa terkait dengan prestasi belajar yang semakin baik pula.
Hasil penelitian Eko Budiono mahasiswa program studi magister
kedokteran keluarga Universitas Senelas Maret Surakarta dengan judul
Hubungan antara Minat dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar
Mahasiswa Akademi Kebidanan Kutai Husada Tenggarong tahun 2010,
didapatkan bahwa ada hubungan yang signifikan minat dengan IPK (p<0,05)
dan ada hubungan yang kurang signifikan antara motivasi dengan IPK
(p>0,05). Hasil analisis regresi didapatkan bahwa sumbangan minat dan
motivasi belajar adalah 13,8%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Kerangka Berpikir
Motivasi belajar seseorang yang tinggi merupakan motor penggerak
untuk melakukan aktifitas betajana dan sefalu berusaha untuk mencapai basii
seperti apa yang diinginkan atau cita-citakan. Misal seorang mahasiswa
dengan motivasi yang tinggi untuk menjadi bidan maka akan termotivasi
untuk belajar sehingga akan memperoleh hasil belajar atau prestasi yang lebih
baik. Mengingat keterikatan yang cukup kuat antara motivasi belajar dengan
prestasi belajar, timbul dugaan bahwa penyebab prestasi belajar yang rendah
dikalangan mahasiswa adalah kurangnya motivasi dalam menjalankan
kegiatan belajarnya. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Agnes Maria
(2005) menunjukkan bahwa setelah mengendalikan faktor intelegensi dan
motivasi intrinsik diperoleh hasil ada pengaruh yang signifikan dari keempat
komponen motivasi belajar ekstrinsik prestasi belajar dengan R2 sebesar
26,5%.
Gaya belajar activist, reflector, theorist dan pragmatist hasil dari
pengembangan gaya belajar Honey dan Mumford. Gaya belajar akan
menentukan keberhasilan prestasi belajar mahasiswa. Gaya belajar reflector
dan pragmatist paling banyak ditemui, mungkin karena sistem keilmuan
dalam bebidanan yang telah membentuknya, seseorang yang memiliki gaya
belajar reflector cenderung menggunakan otak kirinya yang bersifat realitas,
logis sedangkan pada pragmatist cenderung menggunakan otak kanannya
yang bersifat intuitif dan holistik. Kedua gaya belajar ini, sesuai dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kebidanan yang lebih difokuskan pada kemampuan bidan untuk memberi
asuhan kebidanan secara komprehensif dengan sentuhan seni dalam arti
menggunakan kiat-kiat tertentu dalam upaya memberikan kepuasan dan
kenyamanan pada klien. Gaya belajar yang sesuai dengan metode
pembelajaran maka akan memudahkan dalam penerimaan stimulus/
pengetahuan baru sehingga dapat meraih prestasi. Hai ini juga akan
menimbulkan semangat yang tinggi untuk memfasilitasi dalam rangka meraih
prestasi.
Motivasi dan gaya belajar mempunyai peranan yang sangat penting
dalam proses belajar mengajar sebingga seseorang merasa senang dan
terpanggil untuk meningkatkan mutu pembelajaran, karena faktor-faktor
tensebut lebih berpengaruh untuk mewujudkan aktifitas untuk mencapai suatu
tujuan terutama dalam meraih prestasi belajar secara optimal. Gaya belajar dan
motivasi yang tinggi akan semakin menguatkan atau meneguhkan seseorang
atau individu untuk melakukan atau berbuat dalarn mencapai apa yang
diinginkan, sehingga seorang mahasiswa dengan gaya belajar dan motivasi
yang tinggi akan jauh lebih semangat untuk selalu berusaha atau belajar
sebingga diperoleh hasil atau prestasi belajar yang tinggi pula. Sebaliknya
maka akan menurunkan semangat sebhngga tidak ada dorongan atau motivasi
untuk berusaha keanah pencapaian suatu hasil yang baik. Seperti pendapat
Sardiman AM. (2006) bahwa proses belajar itu akan berjalan lancar kalau
disertai dengan motivasi. Dan uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
semakin tinggi motivasi akan semakin baik hasil atau prestasi belajarnya,
begitu juga sebaliknya semakin motivasi akan menurun sehingga
mempengaruhi hasil atau prestasi belajar yang rendah pula.
Selain kedua faktor motivasi (X1) dan gaya belajar (X2) tersebut di
atas prestasi belajar dapat juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti minat,
kecerdasan, bakat, konsentrasi, kemampuan kognitif, reaksi., organisasi dan
ulangan, sosial, ekonomi dan lingkungan proses belajar mengajar.
Ket : = diteliti
= tidak diteliti
Gambar 2.1 : Kerangka Berpikir Pengaruh Motivasi dan Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Mutu Pelayanan Kebidanan pada Mahasiswa Akademi Kebidanan Giri Staria Husada Wonogiri
1. Pengetahuan 2. Kebutuhan 3. Kemampuan 4. Kesenangan 5. Pelaksanaan kegiatan