Top Banner
PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM REPRODUKSI MANUSIA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA MENJAGA KESEHATAN REPRODUKSI Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh NIA MAULIDHIA IBRAHIM 11140161000040 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019
61

PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

Oct 09, 2019

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI

ISLAM SISTEM REPRODUKSI MANUSIA TERHADAP

PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA MENJAGA

KESEHATAN REPRODUKSI

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah

Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

NIA MAULIDHIA IBRAHIM

11140161000040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

i

Page 3: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

ii

Dr. Sururin, M.Ag.

NIP. 197103191998032001

Page 4: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

iii

Page 5: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

iv

ABSTRAK

Nia Maulidhia Ibrahim, 11140161000040. Pengaruh Modul Biologi

Terintegrasi Nilai Islam Sistem Reproduksi Manusia terhadap Pengetahuan

dan Sikap Siswa Menjaga Kesehatan Reproduksi. Skripsi Program Studi

Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Biologi, Jurusan Ilmu Pengetahuan

Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modul Biologi terintegrasi

nilai Islam sistem reproduksi terhadap pengetahuan dan sikap siswa menjaga

kesehatan reproduksi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2018 di MAN

1 Tangerang Selatan tahun pelajaran 2017/2018. Metode penelitian yang

digunakan adalah quasi eksperiment dengan desain penelitian yang digunakan

adalah Nonequivalent Control Group Design. Teknik pengambilan sampel pada

penelitian ini adalah simple random sampling, dengan sampel penelitian ini

adalah kelas XI MIA 1 berjumlah 37 orang sebagai kelas eksperimen dan kelas XI

MIA 2 berjumlah 37 orang sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan pada

penelitian ini berupa tes pilihan ganda pada konsep sistem reproduksi dan angket

kesehatan reproduksi remaja yang diadaptasi dari indikator kesehatan reproduksi

remaja WHO (World Health Organization). Analisis data posstest menggunakan

uji-t diperoleh signifikansi 0,019 < 0,05 maka H0 ditolak. Analisis data sikap

menggunakan uji mann whitney diperoleh signifikansi 0,455 > 0,05 maka Ho

diterima. Penelitian ini menunjukkan penggunaan modul Biologi terintegrasi nilai

Islam sistem reproduksi berpengaruh secara signifikan terhadap pengetahuan dan

sikap siswa menjaga kesehatan reproduksi.

Kata kunci : Integrasi, Kesehatan Reproduksi, Modul Biologi Terintegrasi Nilai

Islam, Pengetauhan dan Sikap,.

Page 6: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

v

ABSTRACT

Nia Maulidhia Ibrahim,11140161000040. The Effect of Reproductive System

Integrated with Islamic Value’s Module Through Students’ Knowledge and

Attitude in Maintain Reproductive Health. A BA Thesisat Biology Education

Department, Science Education Department, Faculty of Educational Sciences,

Islamic State University Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.

The objective of this research was intended to know the effect of reproductive

system integrated with Islamic value‘s Module through students‘ knowledge and

attitude in maintain reproductive health. This research was conducted at April

2018 in MAN 1 Tangerang Selatan Academic Year 2017/2018. This research

used a Quasi Experiment and Nonequivalent Control Group Design. Simple

Random Sampling is used in this study which is consisting of 2 classes; XI MIA 1

which consists of 37 as the experimental group and XI MIA 2 that consists of 37

people as the control group. The writer used a multiple choice test and

questionnaire that adapted from WHO. The data was analyzed using t-test, the

result showed that the mean score of experimental class was higher than

controlled class. The result showed the significant of the t-test 0,019 < 0.05, it

means H0 was ignored. The data analyzed of students‘ attitude used mann whitney

test was 0,455 > 0.05, this revealed that was statistical significance so the

hypothesis was accepted. Also this can be concluded that the use of reproductive

system‘s Module integrated with Islamic value is significantly effective on

students‘ knowledge and attitude in maintaining reproductive health.

Keywords: Biology‘s Module integrated with Islamic value, Integrated,

Knowledge and Attitude, Reproductive Health

.

Page 7: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

vi

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmanirrahim

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberi rahmat dan karunia-Nya dengan semua kemuliaanNya dan

keagunganNya telah mempermudah langkah penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini. Dalam penulisan skripsi ini banyak hal yang dapat dijadikan pengalaman

sekaligus pelajaran. Pelajaran untuk tetap fokus dan terus berjuang dalam

menyelesaikan skripsi. Namun,atas bimbinganNya dan kesempatan lewat

terkabulnya do‘a dan harapan yang selalu dipanjatkan serta dukungan dari

berbagai pihak yang sellau menyemangati, menyayangi dan mendo‘akan penulis.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan adalah sebuah proses yang harus

diperjuangkan sepenuh hati. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah berjasa dalam

penulisan skripsi ini, diantaranya adalah :

1. Ibu Dr. Sururin M.Ag., selaku dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta sekaligus Dosen Pembimbing I yang penuh kesabaran dan

keikhlasan dalam membimbing penulis selama ini.

4. Ibu Meiry Fadilah Noor,M.Si., selaku dosen pembimbing II yang penuh

kesabaran dan kasih sayang dalam membimbing penulis.

5. Ibu Eny Rosydatun, M.A selaku dosen pembimbing akademik yang telah

memberikan bimbingan selama perkuliahan.

6. Seluruh dosen jurusan Pendidikan Biologi FITK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan selama

mengikuti perkuliahan.

7. Bapak H. Ridwan, S.Ag. selaku kepala sekolah MAN 1 Tangerang Selatan

yang telah memberi izin untuk melakukan penelitian.

8. Ibu Sulhah,S.Si., selaku guru bidang studi Biologi di MAN 1 Tangerang

Selatan yang telah membimbing dan memberikan kesempatan untuk

melakukan penelitian di kelas yang diampu oleh beliau.

9. Mamah dan papah tercinta, H.Agus Ibrahim Kosasih,SE dan HJ.Eni Retno

Yuliastuti,SE. yang selalu mendo‘akan, memberi kasih sayang dan

mendukung penulis sehingga mampu menyelesaikan skripsi.

10. Raden Fauzan Ramadhan Ibrahim, adik sholeh yang selalu mendo‘akan

kebaikan untuk penulis.

11. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Biologi 2014, khususnya

BIOBEST yang telah berjuang bersama dalam menyelesaikan tugas akhir

ini. Semoga kita semua dapat menyelesaikan skripsi dengan baik di waktu

yang terbaik.

Page 8: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

vii

12. Teruntuk Inas, Dian, Anisa, Lestari, Carunia dan Raisa, terima kasih sudah

selalu menyemangati dan menjadi sahabat yang baik di masa suka maupun

duka.

13. Teruntuk ka Bangga Dwitian Mahadi Putra, S.Kom. yang selalu

mendo‘akan, menyemangati dan menemani penulis. Terimakasih sudah

menemani berkeliling Indonesia untuk menikmati keindahan alam,

sehingga penulis semakin bersemangat untuk menyelesaikan skripsi.

14. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses penyusunan dan

penyelesaian skripsi yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi materi maupun

kajiannya. Namun, besar harapan penulis agar skripsi ini dapat bermanfaat

khususnya bagi penulis dan khazanah ilmu pengetahuan umum.

Jakarta, 02 Mei 2019

Page 9: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

viii

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................. Error! Bookmark not defined.

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI………………………………………….iii

ABSTRAK ....................................................................................................................... iv

ABSTRACT ...................................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. xiii

BAB I ................................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................................... 4

C. Pembatasan Masalah .......................................................................................... 5

D. Perumusan Masalah ............................................................................................ 5

E. Tujuan Penelitian................................................................................................ 5

F. Manfaat Penelitian.............................................................................................. 5

BAB II ............................................................................................................................... 7

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ..................................................... 7

A. Deskripsi Teoritis ................................................................................................. 7

1. Pembelajaran ...................................................................................................... 7

2. Media Pembelajaran ........................................................................................... 7

3. Modul Biologi Terintegrasi Nilai Islam.............................................................. 9

a) Sistem Reproduksi Manusia ............................................................................. 10

b) Anatomi dan Fisiologi Reproduksi Manusia .................................................... 13

4. Kesehatan Reproduksi Remaja ......................................................................... 16

5. Hasil Belajar ..................................................................................................... 20

a) Pengetahuan ..................................................................................................... 21

b) Sikap ................................................................................................................ 22

B. Kajian Penelitian Relevan ................................................................................. 23

C. Kerangka Pikir ................................................................................................... 24

Page 10: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

ix

D. Hipotesis Penelitian ............................................................................................ 26

BAB III ........................................................................................................................... 27

METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................... 27

A. Waktu dan Tempat Penelitian........................................................................... 27

B. Metode dan Desain Penelitian ........................................................................... 27

1. Metode Penelitian ............................................................................................. 27

a) Desain Penelitian .............................................................................................. 27

b) Populasi dan Sampel ........................................................................................ 28

c) Variabel Penelitian ........................................................................................... 29

d) Prosedur Penelitian ........................................................................................... 29

1. Tahap Pendahuluan .......................................................................................... 30

2. Tahap Pelaksanaan ........................................................................................... 30

C. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 32

1. Instrumen Penelitian ......................................................................................... 32

a) Instrumen Tes ................................................................................................... 33

b) Instrumen Non-Tes ........................................................................................... 34

D. Kalibrasi Instrumen ........................................................................................... 34

1. Instrumen Tes Pengetahuan Kesehatan Reproduksi ......................................... 35

a) Uji Validitas ..................................................................................................... 35

c) Uji Tingkat Kesukaran ..................................................................................... 37

d) Uji Daya Beda .................................................................................................. 37

2. Instrumen Non-tes Sikap Menjaga Kesehatan Reproduksi ............................... 38

a) Uji Validitas ..................................................................................................... 38

E. Teknik Analisis Data .......................................................................................... 39

1. Uji Prasyarat Hipotesis ..................................................................................... 39

a) Uji Normalitas .................................................................................................. 39

b) Uji Homogenitas .............................................................................................. 40

2. Uji Hipotesis .................................................................................................... 40

a) Statistika Parametrik ........................................................................................ 40

b) Statistika Nonparametrik .................................................................................. 40

3. Analisis N-Gain ................................................................................................ 41

F. Hipotesis Statistik ............................................................................................... 42

Page 11: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

x

BAB IV ............................................................................................................................ 42

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................................. 43

A. Hasil Penelitian ................................................................................................... 43

1. Data Pengetahuan Kesehatan Reproduksi ........................................................ 43

a) Pretest dan Posttest ........................................................................................... 43

b) Data Uji N-Gain Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Pretest dan Posttest Kelas

Eksperimen dan Kontrol........................................................................................... 44

2. Data Sikap Menjaga Kesehatan Reproduksi ..................................................... 44

3. Hasil Observasi ................................................................................................ 45

B. Analisis Data Pengetahuan ................................................................................ 47

1. Uji Prasyarat Analisis Data .............................................................................. 47

a) Uji Normalitas .................................................................................................. 47

b) Uji Homogenitas .............................................................................................. 48

2. Uji Hipotesis .................................................................................................... 48

a) Uji Hipotesis Pretest Pengetahuan .................................................................... 48

b) Uji Hipotesis Posttest Pengetahuan .................................................................. 49

C. Hasil Uji N-Gain Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Berdasarkan Tingkat

Kognitif dan Sub Materi Modul ................................................................................ 50

D. Analisis Data Sikap Menjaga Kesehatan Reproduksi ..................................... 51

1. Uji Non Parametrik .......................................................................................... 51

a) Uji Hipotesis Sikap Sebelum diberi Perlakuan ................................................. 51

b) Uji Hipotesis Sikap Setelah Diberi Perlakuan .................................................. 51

E. Pembahasan ........................................................................................................ 52

1. Presentase Pengetahuan Kesehatan Reproduksi ............................................... 56

2. Presentase Sikap Menjaga Kesehatan Reproduksi ............................................ 57

BAB V ............................................................................................................................. 59

KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................................... 59

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 59

B. Saran ................................................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 61

Page 12: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

xi

DAFTAR TABEL Tabel Halaman

Tabel 3. 1 Desain Penelitian.................................................................................. 27

Tabel 3. 2 Jenis Data dan Sumber Data ................................................................ 32

Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Instrumen Pengetahuan ........................................................ 33

Tabel 3. 4 Kisi-kisi Instrumen Sikap Menjaga Kesehatan Reproduksi ................ 34

Tabel 3. 5 Validitas Instrumen Pengetahuan......................................................... 36

Tabel 3. 6 Kriteria Reliabilitas Instrumen ............................................................. 36

Tabel 3. 7 Kriteria Tingkat Kesukaran Instrumen ................................................ 37

Tabel 3. 8 Kriteria Daya Beda Instrumen ............................................................. 37

Tabel 3. 9 Uji Validitas Instrumen Sikap .............................................................. 38

Tabel 3. 10 Kriteria N-Gain .................................................................................. 41

Tabel 4. 1 Pretest dan Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol (Pengetahuan

Kesehatan Reproduksi) ........................................................................................43

Tabel 4. 2 Hasil N-Gain Pengetahuan pada Kelas Eksperimen dan Kontrol.........44

Tabel 4. 3 Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol (Sikap Menjaga Kesehatan

Reproduksi) ........................................................................................................... 45

Tabel 4. 4 Analisis Perbedaan Sumber Materi Ajar .............................................. 46

Tabel 4. 5 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Postest Pengetahuan ........................ 47

Tabel 4. 6 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Postest Pengetahuan .................... 48

Tabel 4. 7 Hasil Uji-t Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol .............................. 49

Tabel 4. 8 Hasil Uji-t Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ............................. 49

Tabel 4. 9 Hasil N-Gain Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Sub-Materi Kelas

Eksperimen dan Kontrol ....................................................................................... 50

Tabel 4. 10 Hasil Uji mann-whitney Sebelum Pelakuan ...................................... 51

Tabel 4. 11 Hasil Mann-whitney Setelah Perlakuan Kelas Eksperimen dan

Kontrol .................................................................................................................. 51

Tabel 4. 12 Presentase Pengetahuan Kesehatan Reproduksi ................................ 57

Tabel 4. 13 Presentase Sikap Menjaga Kesehatan Reproduksi............................. 58

Page 13: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

xii

DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman

Gambar 2.1Kerangka Berpikir Penelitian……………………………………....25

Gambar 3. 1 Tahapan dalam Prosedur Penelitian………………………………..32

Page 14: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 RPP Sistem Reproduksi .................................................................... 64

Lampiran 2 Lembar Observasi ........................................................................... 119

Lampiran 3 Instrumen Pengetahuan Kesehatan Reproduksi ............................. 125

Lampiran 4 Instrumen Sikap Menjaga Kesehatan Reproduksi .......................... 128

Lampiran 5 Analisis Data Menggunakan Anates............................................... 138

Lampiran 6 Nilai Pengetahuan Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen & Kontrol

............................................................................................................................. 153

Lampiran 7 Hasil Presentase Instrumen Sikap................................................... 155

Lampiran 8 Hasil Uji Validitas Instrumen Sikap ............................................... 169

Lampiran 9 Normalitas, Homogenitas ............................................................... 177

Lampiran 10 Uji Hipotesis ................................................................................. 179

Lampiran 11 Uji Mann Whitney ........................................................................ 181

Lampiran 12 Hasil N-Gain Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Sub-Materi Kelas

Eksperimen dan Kontrol. .................................................................................... 184

Lampiran 13 Wawancara Guru MAN 1 Tangsel ............................................... 187

Lampiran 14 Analisis Konsep Sistem Reproduksi............................................. 189

Lampiran 15 Foto Kegiatan Saat Penelitian....................................................... 196

Lampiran 16 Surat Pernyataan Penelitian .......................................................... 197

Lampiran 17 Surat Pernyataan Uji Coba Instrumen Penelitian ......................... 198

Lampiran 18 Lembar Uji Referensi ................................................................... 198

Lampiran 19 Modul Biologi Terintegrasi Nilai Islam (Sistem Reproduksi)…...221

Page 15: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31

ayat (3) mengamanatkan bahwa pemerintah mengusahakan dan

menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan

dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

yang diatur dengan undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional.1 Amanah konstitusi tersebut membuktikan bahwa tujuan

pendidikan di Indonesia tidak hanya mengembangkan potensi dan mencerdaskan

saja tetapi juga membentuk manusia yang berkarakter agamis.

Kementerian Agama Republik Indonesia menyusun kompetensi lulusan

madrasah aliyah berdasarkan dimensi sikap, pengetahuam dan keterampilan.

Kualifikasi kemampuan pada dimensi sikap yakni memiliki perilaku yang

mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri dan

bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan

alam. Kualifikasi kemampuan pada dimensi pengetahuan yakni memiliki

pengetahuan faktual, konseptual dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan.

Ilmu yang dikembangkan di madrasah menuntun siswa agar mengenal

Penciptanya dan beriman kepada-Nya, siswa akan dibimbing untuk mengkaji

berbagai aspek Biologi. Aspek Biologi yang dikaji mulai dari dalam diri manusia,

lingkungan, alam sekitar dan seluruh makhluk hidup ciptaan Allah SWT. Integrasi

nilai keislaman kedalam disiplin ilmu khususnya ilmu Biologi menjadi salah satu

ciri khas dari sekolah madrasah.2 Oleh sebab itu dibutuhkan bahan ajar yang

khusus mengkaji ilmu Biologi yang diintegrasikan dengan nilai Islam. Materi ajar

1 Menteri Agama Republik Indonesia, Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia

Nomor 000912 Tahun 2013, (http://simpuh.kemenag.go.id/regulasi/pma_912_13.pdf). 2 H.M.Hamdar Arraiyyah, Keilmuan di Madrasah, 2019, diakses

(http://balitbangdiklat.kemenag.go.id/posting/read/2869-MELETAKKAN-DASAR-INTEGRASI-

KEILMUAN-DI-MADRASAH).

Page 16: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

2

yang telah diintegrasikan dengan nilai keislaman diharapkan mampu mencetak

peserta didik yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di MAN 1 Tangerang Selatan,

terdapat pelajaran akidah akhlak dan Al-Qur‘an hadist. Hal ini memudahkan guru

Biologi untuk mengaitkan pelajaran Biologi dengan materi keislaman. Materi

keislaman dan keilmuan Biologi masih dikaji secara terpisah, belum terdapat

pengintegrasian nilai Biologi dengan keislaman. Bahan ajar Biologi yang

digunakan oleh siswa merupakan buku paket Biologi karangan Irnaningtyas. Guru

menggunakan buku tersebut sebagai sumber bahan ajar, guru membutuhkan bahan

ajar Biologi yang di dalamnya sudah terintegrasi dengan nilai Islam untuk

memudahkan mengajar nilai keislaman dan nilai Biologi kepada siswa.3

Materi ajar Biologi khususnya untuk siswa SMA/MA memiliki berbagai

macam bentuk interaksi. Interaksi yang terjadi di dalam diri sendiri, interaksi

antara diri dengan makhluk hidup lain dan interaksi antara diri dengan

lingkungan. Materi Biologi yang terangkum dalam interaksi antar diri sendiri

adalah materi sel, struktur dan fungsi jaringan hewan, sistem gerak, sistem

sirkulasi, sistem pencernaan, sistem pernapasan, sistem eksresi, sistem koordinasi,

sistem reproduksi, sistem pertahanan tubuh, enzim dan metabolisme sel, materi

genetik, pembelahan sel, pola pewarisan sifat, dan mutasi. Materi ajar yang

terangkum dalam interaksi antara diri dengan makhluk hidup lain adalah virus,

bakteri, protista, jamur, tumbuhan, animalia, dan bioteknologi. Materi ajar yang

terangkum dalam interaksi antara diri dengan lingkungan adalah keanekaragaman

hayati, ekologi, perubahan dan pelestarian lingkungan hidup.4

Sistem reproduksi adalah salah satu materi yang diajarkan pada siswa kelas

11 SMA/MA. Materi sistem reproduksi tidak hanya memuat materi tentang

anatomi dan fisiologi alat reproduksi namun juga berisikan materi terkait

pengetahuan kesehatan reproduksi. Pada survei demografi dan kesehatan

3 Lampiran 15 : Hasil wawancara dengan guru Biologi MAN 1 tangerang Selatan

4 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun

2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.

Page 17: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

3

Indonesia yang dilakukan oleh BPS (Badan Pusat Statistik), BKKBN (Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana) dan KEMENKES (Kementrian

Kesehatan) didapatkan hasil pengetahuan dan sikap remaja Indonesia terkait

kesehatan reproduksi. Terdapat 52% remaja laki-laki dan 69 % remaja perempuan

yang memiliki pengetahuan tentang perubahan fisik pada pubertas, 89% remaja

perempuan dan 70% remaja laki-laki yang memiliki pengetahuan tentang metode

kontrasepsi, kurang dari 1 % perempuan dan 3% laki-laki yang menggunakan

obat-obatan terlarang, 92% perempuan dan 86% laki-laki mengetahui HIV/AIDS.

Selain aspek pengetahuan, terdapat aspek sikap yakni sebesar 8% laki-laki dan 1%

perempuan setuju terhadap hubungan seksual pranikah, sebesar 4% remaja laki-

laki dan perempuan menyatakan pernah melakukan hubungan seksual sebelum

menikah.5

Menurut USAID (United States Agency International Development)

terdapat beberapa indikator kesehatan reproduksi pada remaja, yaitu ; (1)

Kedewasaan remaja (ditandai dengan pubertas), (2) Pengetahuan terkait

kehamilan, (3) Penggunaan alat kontrasepsi, (4) Perilaku seksual pada remaja, dan

(5) HIV & Aids.6 USAID merupakan salah satu lembaga survei di bidang

kesehatan di negara Amerika Serikat. USAID menggunakan indikator kesehatan

reproduksi pada remaja yang dirilis oleh WHO (World Health Organization).

Materi sistem reproduksi merupakan materi yang penting diketahui oleh

remaja. Berdasarkan kepada banyaknya penyimpangan seksual yang dilakukan

oleh remaja disebabkan oleh kurangnya tanggung jawab seorang remaja terhadap

kesehatan reproduksinya. Tidak tersedianya informasi yang akurat dan benar

tentang kesehatan reproduksi membuat remaja berusaha untuk mencari akses dan

melakukan eksplorasi sendiri. Remaja sering kali menjadikan media internet,

televisi, majalah dan bentuk media massa lainnya yang dijadikan sumber untuk

memenuhi rasa ingin tahu tentang seksualitas dan reproduksi. Oleh karena itu

5 BKKBN, BPS, dan Kemenkes, Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2017:

Kesehatan Reproduksi Remaja, Jakarta: 2018. 6 Shane Kan & Vinod Mishra, Youth Reproductive and Sexual Health, (USA: Macro

International Inc, 2008) h.5.

Page 18: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

4

remaja memerlukan informasi tentang kesehatan reproduksi dengan benar

sehingga diharapkan remaja akan memiliki sikap dan tingkah laku yang

bertanggung jawab mengenai organ dan proses reproduksinya sendiri.7

Pengembangan modul ajar IPA dengan pendekatan pembelajaran integrasi

Islam-Sains ini didasarkan pada kenyataan bahwa untuk menuju tujuan

pembelajaran terintegrasi sesuai amanat kurikulum, semua mata pelajaran

termasuk sains harus mampu membawa perbaikan pada akhlak dan moral siswa

agar menjadi lebih baik dalam arti berkarakter ternyata belum ada tindakan nyata

yang dituangkan dalam kegiatan pembelajaran, dan secara sepihak masih

diserahkan pada mata pelajaran agama. Keberadaan modul pembelajaran ini

dikembangkan agar nilai – nilai agama terintegrasi dengan mata pelajaran IPA

sebagaimana amanat kurikulum yang berlaku.8

Berdasarkan pernyataan tersebut, salah satu upaya untuk meningkatkan

pengetahuan dan sikap siswa dalam menjaga kesehatan reproduksi adalah dengan

menggunakan modul yang berintegrasikan dengan keislaman. Modul reproduksi

manusia berintegrasi keislaman diharapkan dapat menambah pengetahuan siswa

terkait kesehatan reproduksi dan menumbuhkan sikap menjaga kesehatan

reproduksi.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka terdapat

beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan, yaitu :

1. Proses pembelajaran di kelas belum mengintegrasikan secara spesifik antara

materi Biologi dengan nilai Islam.

2. Rendahnya pengetahuan dan sikap remaja dalam menjaga kesehatan

reproduksi.

7 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Kurikulum dan Modul Pelatihan

Pengelolaan Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR) cetakan

kedua, ( Jakarta : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional), 2008. 8 Faiz Hamzah, ―Studi Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Berbasis Integrasi Islam-

Sains pada Pokok Bahasan Sistem Reproduksi Kelas IX Madrasah Tsanawiyah‖, Jurnal

Pendidikan Islam, Vol. 1, no 1, 2015,h. 50.

Page 19: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

5

C. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini masalah yang akan menjadi objek penelitian dibatasi

pada integrasi nilai keislaman pada materi biologi konsep sistem reproduksi.

Penelitian harus dibatasi karena luasnya materi biologi, sehingga penelitian ini

hanya memfokuskan pada materi konsep sistem reproduksi. Penelitian akan di

lakukan pada peserta didik kelas XI di MAN 1 Kota Tangerang Selatan.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka perumusan masalah dapat diuraikan sebagai

berikut :

1. Bagaimana pengaruh antara modul Biologi terintegrasi nilai Islam sistem

reproduksi terhadap sikap dan pengetahuan siswa menjaga kesehatan

reproduksi ?

2. Apakah modul Biologi terintegrasi nilai Islam sistem reproduksi dapat

memunculkan sikap menjaga kesehatan reproduksi dan menambah

pengetahuan siswa dalam menjaga kesehatan reproduksi ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui pengaruh Modul Biologi Terintegrasi Nilai Islam Sistem

Reproduksi terhadap peningkatan pengetahuan siswa.

2. Mengetahui pengaruh Modul Biologi Terintegrasi Nilai Islam Sistem

Reproduksi terhadap sikap siswa dalam menjaga kesehatan reproduksi.

3. Mengetahui besarnya presentase hasil dari penggunaan Modul Biologi

Terintegrasi Nilai Islam.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik bagi semua

pihak yang terkait langsung dalam dunia pendidikan, terutama bagi guru biologi,

karena guru memiliki peranannya yang cukup besar dalam memberikan

pengetahuan seputar pentingnya menjaga kesehatan reproduksi kepada peserta

didik. Selain bermanfaat untuk guru, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

Page 20: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

6

juga bagi orang tua, karena orang tua dapat melakukan pencegahan terjadinya

penyimpangan seksual pada peserta didik. Penelitian ini juga diharapkan dapat

menambah khasanah pengetahuan dalam integrasi keislaman terhadap sikap

menjaga kesehatan reproduksi peserta didik. Bagi peneliti lain yang ingin meneliti

seputar integrasi keislaman dengan biologi juga dapat melakukan penelitian ini.

Page 21: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

7

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis

1. Pembelajaran

Pembelajaran adalah usaha untuk mencapai tujuan berupa kemampuan

tertentu atau pembelajaran adalah usaha untuk terciptanya situasi belajar sehingga

yang belajar memperoleh atau meningkatkan kemampuannya.1 Hal yang paling

mendasar dalam proses pembelajaran adalah berkaitan dengan bagaimana cara

membelajarkan siswa. Guru berperan cukup penting dalam proses pembelajaran.

Meskipun berperan penting dalam proses pembelajaran, guru hanya sebagai

fasilitator. Pusat dari proses pembelajaran terletak pada siswa. Siswa harus aktif

dan kreatif dalam berinteraksi dengan lingkungan belajarnya.

Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada pencapaian

tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman yang diciptakan guru.2

Proses tersebut mencakup pada proses melihat, mengamati, dan memahami

sesuatu. Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua pelaku, guru sebagai objek

yang membelajarkan dan siswa sebagai objek yang belajar. Kegiatan

pembelajaran membutuhkan bahan pembelajaran, bahan pembelajaran dapat

berupa pengetahuan, nilai-nilai kesusilaan, seni, norma agama, sikap dan

keterampilan.3

Pengertian pembelajaran berdasarkan pendapat para ahli merupakan proses

interaksi antara guru dan siswa yang memiliki perannya masing-masing. Guru

sebagai penyampai informasi dan berperan untuk mendidik siswa, sedangkan

siswa sebagai penerima informasi dan berperan sebagai pembelajar.

2. Media Pembelajaran

Media berasal dari kata ―medius‖ yang artinya tengah, perantara atau

pengantar. Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan

1 Jamaludin, dkk, Pembelajaran Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2015), Cet 1, h. 30. 2 Rusman,dkk, Pembelajaran Berbasis Teknologi Infomasi dan Komunikasi, (Jakarta:

RajaGrafindo Persada, 2015), Cet 5,h.5. 3 Loc. cit.

Page 22: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

8

pesan.4 Dalam pembelajaran, penggunaan media pembelajaran memegang

peranan penting. Komunikasi yang tercipta antara guru dan siswa menjadi lebih

efektif dan efisien apabila menggunakan media pembelajaran. Salah satu

pengertian dari media pembelajaran yang cukup populer adalah alat, metode, dan

teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan

interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di

sekolah.5

Komunikasi dan interaksi antara guru dan peserta didik akan lebih efisien

jika menggunakan media. Media dalam proses belajar mengajar memiliki dua

peranan penting, yaitu : (1) media sebagai alat bantu mengajar atau disebut

sebagai dependent media karena posisi media di sini sebagai alat bantu

(efektivitas), dan (2) Media sebagai sumber belajar yang digunakan sendiri oleh

peserta didik secara mandiri atau disebut independent media. 6

Media pembelajaran memiliki manfaat diantaranya: (1) Penyampaian materi

dapat diseragamkan, (2) Proses pembelajaran menjadi lebih menarik, (3) Proses

belajar siswa lebih interaktif, (4) Jumlah waktu belajar mengajar dapat dikurangi,

(5) Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan, (5) Proses belajar dapat terjadi

dimana saja dan kapan saja, (6) Peran guru dapat berubah kearah yang lebih

positif dan produktif.7 Bahan ajar atau materi pembelajaran secara garis besar

terdiri atas pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dipelajari dalam

rangka ketercapaian kompetensi yang sudah ditentukan.8

Berdasarkan manfaat dan peranan media pembelajaran, media pembelajaran

merupakan salah satu aspek penting dalam proses pembelajaran. Proses

pembelajaran akan berjalan lebih efektif dan efisien apabila menggunakan media

pembelajaran.

4 Loc. cit.

5 Sapto Haryoko, ―Efektivitas Pemanfaatan Media Audia-Visual Sebagai Alternatif

Optimalisasi Model Pembelajaran‖, Jurnal Edukasi@Elektro, Vol. 5, No. 1, 2009, h.3. 6 Rusman, op. cit, h. 7.

7 J.Handhika, ―Efektivitas Media Pembelajaran IM3 Ditinjau dari Motivasi Belajar‖, JP II 1

(2), 2012, h. 110. 8 Suroso Mukti Leksono,dkk, ―Pengembangan Bahan Ajar Biologi Konservasi Berbasis

Etnopedagogi‖, Jurnal Kependidikan, vol 45, nomor 2, 2015, h.176.

Page 23: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

9

3. Modul Biologi Terintegrasi Nilai Islam

Modul adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik

berisikan materi, metode, dan evaluasi dan dapat digunakan secara mandiri.9

Modul merupakan sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis

menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa sesuai dengan tingkat

pengetahuan dan usia agar siswa dapat belajar secara mandiri dengan bantuan

minimal yang diberikan oleh pendidik.10

Definisi modul dari beberapa pendapat

para ahli yaitu sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis, dapat digunakan

secara mandiri oleh siswa dan memuat tujuan pembelajaran.

Maksudin menyatakan bahwa untuk mengintegrasikan pendidikan Sains dan

akhlak dalam pembelajaran secara filosofis harus diberi muatan nilai – nilai

fundamental, pembekalan ayat – ayat Al-Qur‘an dalam kaitannya dengan bidang

studi (mata pelajaran) yang bersifat profetik, universal dan humanistik.11

Pada

bidang studi Biologi ditemukan berbagai macam fenomena alam yang dapat

dikaitkan dengan ayat Al-Qur‘an dan hadits. Tujuan dari integrasi ayat Al-Qur‘an

dan sains bukan hanya untuk membangun kesadaran bahwa ilmu pengetahuan dan

Al-Qur‘an saling berkaitan, namun bertujuan untuk membangkitkan semangat

umat islam dalam hal ini khususnya siswa.12

Berdasarkan pendapat para ahli modul merupakan bahan ajar yang disusun

secara sistematik dan dapat digunakan secara mandiri, modul Biologi terintegrasi

nilai Islam merupakan modul yang didalamnya terdapat materi yang mengaitkan

antara Biologi dengan nilai Islam. Nilai Islam yang dimaksud bersumber dari Al-

Qur‘an dan hadits.

9 Ratna Setyowati,dkk, ―Pengembangan Modul IPA Berkarakter Peduli Lingkungan Tema

Polusi Sebagai Bahan Ajar Siswa SMK N 11 SEMARANG‖, Unnes Science Education Journal, 2

(2), 2013, h. 246. 10

Ervian Arif Muhafid,dkk, ―Pengembangan Modul IPA Terpadu Berpendekatan

Keterampilan Proses pada Tema Bunyi di SMP kelas VIII‖, Unnes Science Education Journal, 2

(1), 2013. h. 141. 11

Faiz Hamzah, ―Studi Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Berbasis Integrasi Islam-

Sains pada Pokok Bahasan Sistem Reproduksi Kelas IX Madrasah Tsanawiyah‖, Jurnal

Pendidikan Islam, Vol. 1, no 1, 2015,h. 45. 12

Ibid., h. 48.

Page 24: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

10

a) Sistem Reproduksi Manusia

Kompetensi dasar kurikulum 2013 revisi 2017 terkait sistem reproduksi

yaitu mendeskripsikan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses yang

meliputi pembentukan sel kelamin, ovulasi, menstruasi, fertilisasi, dan pemberian

ASI, serta kelainan penyakit yang dapat terjadi pada sistem reproduksi manusia.13

Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam

organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak.14

Tuhan menciptakan

manusia berbeda dengan makhluk lainnya. Manusia diberikan akal, pikiran dan

hati. Ketiga aspek tersebutlah yang membuat derajat manusia lebih tinggi

dibanding makhluk lainnya. Hewan dan manusia sama-sama melakukan

reproduksi untuk menjaga keberlangsungan jenisnya.15

Reproduksi pada manusia

dilakukan dengan cara generatif atau seksual.16

Reproduksi seksual (sexual reproduction), merupakan penyatuan gamet

haploid untuk membentuk sel diploid yang disebut zigot (zygote). Perkembangan

zigot nantinya akan memunculkan gamet dari proses meiosis.17

Sistem reproduksi

pada perempuan dan laki-laki berbeda, tanda kematangan alat reproduksi pada

pria ditandai dengan keluarnya air mani (ejakulasi) yang pertama yaitu pada saat

mimpi basah. Tanda kematangan alat reproduksi pada wanita ditandai dengan

haid yang pertama (menarche).18

Berdasarkan pendapat para ahli, sistem reproduksi adalah suatu rangkaian

interaksi zat dan organ reproduksi pada pria dan wanita melalui reproduksi

seksual yang akan membentuk individu baru. Sistem reproduksi pada pria dan

wanita memiliki perbedaan. Kematangan organ reproduksi pada pria ditandai

13

Khairil Anwar Notodiputro, Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Atas (SMA)/

Madrasah Aliyah (MA), (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013), h. 118. 14

Hasdianah Hasan Rohan dan Sandu Siyoto, Buku Ajar : Kesehatan Reproduksi,

(Yogyakarta: Nuha Medika, 2012 ) h. 17. 15

Arif Priadi dan Yanti Herlanti, BIOLOGI 2 SMA Kelas XI, (Jakarta: Yudhistira, 2017), h.

211. 16

Hasdianah., loc cit. 17

Neil A Campbell, Biologi Edisi 8 Jilid 3, Terj. BIOLOGY oleh Damaring Tyas

Wulandari ( Jakarta: Penerbit Erlangga, 2010) h. 164. 18

Hasdianah Hasan Rohan dan Sandu Siyoto, Buku Ajar : Kesehatan Reproduksi,

(Yogyakarta: Nuha Medika, 2012 ) h.17.

Page 25: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

11

dengan adanya mimpi basah, sedangkan pada wanita ditandai dengan haid yang

pertama.

Terdapat sekitar 40 ayat di dalam Al-Qur‘an yang membahas tentang sistem

reproduksi khususnya yang berkaitan dengan ilmu embriologi. Semua yang

terdapat di dalam Al-Qur‘an amat sesuai dengan ilmu pengetahuan

modern.19

Allah berfirman, “mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?

Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan

kejadian.” (Nuh: 13-14). Al-Quran menggambarkan tahap-tahap pertumbuhan

janin di dalam rahimsecara jelas dan akurat, Al-Qur‘an membagikannya ke dalam

enam fase selain fase penciptaan tanah. Fase itu antara lain ialah: fase nutfah, fase

―alaqah, fase mufhghah, fase pembentukkan tulang, fase pembungkusan tulang

dengan daging, dan fase taswiyah (penyempurnaan).20

Fase pertama, manusia diciptakan dari sari pati tanah. Secara meyakinkan,

riset ilmiah membuktikan bahwa di alam semesta ini ada beberapa macam tanah.

Fakta inilah yang mendorong munculnyailmu klasifikasi. Sejumlah peneliti di

laboratorium NASA, Amerika Serikat, berhasil mengungkap adanya delapan

macam tanah di alam raya. Sebgiannya membantu pembentukkan unsur-unsur

yang masuk ke dalam susunan protein yang dianggap sebagai komposisi utama

dari susunan sel tubuh makhluk hidup.21

Fase kedua, secara etimologi, nuthfah adalah cairan dalam jumlah kecil atau

tetesan. Maksud nuthfah di sini adalah nuthfah laki-laki dan perempuan, atau

spermatozoa laki-laki dan sel telur perempuan. Kata nuthfah dalam arti air yang

hina, ada dalam ayat berikut ―Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang

hina?” (Al-Mursalat:20). Air yang hina ini ditafsirkan sebagai nuthfah karena

melihat bagaimana sperma berjalan melalui uretra atau saluran kencing. Sel telur

yang besarnya 850.000 kali lipat dari spermatozoa, tampak seperti bulan-bulan

yang berevolusi pada prosos planet besar itu. Spermatozoa di dorong oleh gerakan

rambut-rambut halus dan gelombang yang timbul akibat gerakan cairan yang ada

19

Nadiah Thayyarah, Buku Pintar Sains dalam Al-Qur‟an, ( Jakarta: Zaman, 2013), cet.2,

h. 177. 20

Ibid.,h. 189. 21

Ibid., h. 190.

Page 26: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

12

pada tuba fallopi untuk mengitari sel telur, sampai salah satunya berhasil

menerobos masuk ke dalam sel telur.22

Fase ketiga adalah pembentukkan ‗Alaqah, setelah terbentuk zigot yang

merupakan sel utama manusia mengandung 46 kromosom. Zigot mengandung

sifat-sifat dominan dan resesif yang diturunkan dari kedua orang tuanya. Zigot

kemudian membelah diri dan bergerak menuju tuba falopi, selanjutnya zigot

menempelkan dirinya di dinding rahim. Menurut Moore dan Azzindari ‗Alaqah

dalam bahasa arab berarti lintah (suatu suspensi) atau segumpal darah. Lintah

merupakan binatang tingkat rendah, bentuknya seperti buah pir dan memenuhi

kebutuhan nutrisinya dengan cara menghisap darah.Sifat hidup lintah mirip

dengan ‗alaqah, ‗alaqah merupakan sebuah suspensi yang berbentuk seperti buah

pir dan hidupnya bergantung dengan peredaran darah ibunya.23

Fase keempat adalah pembentukkan mudgah, fase awal dari pembentukkan

mudgah adalah berkembangnya ‗alaqah menjadi mudgah (segumpal daging).

Tahapan mudghah ditandai dengan bermulanya pertumbuhan dan pembiakkan sel

yang sangat banyak. Segumpal daging ini tersusun atas sel dan jaringan-jaringan

yang telah maupun yang belum terdiferensiasi. Pada tahapan ini beberapa organ

mulai terbentuk seperti mata, lidah dan bibir. Bentukkan seperti manusia masih

belum tampak sampai dengan akhir minggu ke-8. Pada masa ini bentuk tangan

dan kaki sudah mulai tampak.24

Fase kelima adalah pembentukkan tulang, Allah berfirman pada QS. Al-

Mu‘minun: 14 ― kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu

sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu

kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan

daging. Kemudian, kami menjadikannya makhluk yang berbentuk lain. Mahasuci

Allah, pencipta yang paling baik.”Tahap pembentukkan tulang ini merupakan

tahapan yang sangat penting karena tahapan ini mengubah bentuk zigot yang

22

Ibid., h.193. 23

Kementerian Agama RI, Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-Qur‟an dan Sains

(Tafsir „Ilmi),(Jakarta: Kementerian Agama RI, 2012). h. 87. 24

Ibid., h.89.

Page 27: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

13

semula hanya segumpal daging menjadi bentuk yang sudah mirip manusia. Proses

ini terjadi pada hari ke 40 hingga hari ke 45.25

Fase keenam adalah pembentukkan otot, setelah tulang-tulang terbentuk

mulailah fase pelekatan otot terhadap tulang. Setelah proses pembentukan otot

selesai, embrio mulai dapat bergerak. Pembungkusan tulang oleh otot merupakan

fase akhir dari perkembangan embriologi dan memulai fase baru yakni fase

perkembangan anak. Pada akhir minggu ke-8, perkembangan jauh lebih cepat

dibanding fase-fase sebelumnya ukuran kaki, kepala dan badan mulai

menyesuaikan antara minggu ke 9-12. Pada minggu ke 10 organ kelamin mulai

tampak. Pada minggu ke-12 tulang tengkorak mulai mengeras. Lengan dan jari

mulai dapat dibedakan. Janin siap hidup di luar rahim mulai minggu ke – 22

sampai 26, yakni setelah masa kehamilan lebih dari 6 bulan. Indera yang petama

kali berkembang adalah indera pendengaran.26

b) Anatomi dan Fisiologi Reproduksi Manusia

Struktur dan fungsi alat reproduksi pada wanita dan pria memiliki

perbedaan. Anatomi reproduktif perempuan terdiri dari ovarium, oviduk dan

uterus, vagina dan vulva, dan kelenjar susu. Ovarium merupakan gonad pada

perempuan, lapisan luar ovarium disarati dengan folikel yang masing-masing

terdiri dari satu oosit. Oviduk atau tuba fallopi membentang dari uterus ke arah

masing-masing ovarium. Uterus adalah organ yang tebal dan berotot dapat

mengembang selama masa kehamilan untuk mengakomodasi fetus seberat 4 kg.

Vagina adalah ruang yang berotot namun elastis yang merupakan tempat untuk

menyisipkan penis dan menampung sperma. Vagina juga berperan sebagai saluran

lahir.27

Labia mayora merupakan sepasang tepian yang tebal dan berlemak

membungkus dan melindungi vulva. Labia minora merupakaan lapisan tipis yang

memisahkan antara bukaan vagina dengan bukaan uretra. Klitoris terdiri dari

batang pendek yang mendukung glans atau kepala yang ditutupi oleh tudung kulit

25

Ibid.,h.90 26

Ibid., h.91 27

Neil A Campbell, op. cit., h.171.

Page 28: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

14

kecil yang disebut prepusium. Klitoris sebagian besar terdiri dari jaringan erektil

merupakan salah satu titik rangsangan seksual yang paling sensitif. Kelenjar susu

terdapat pada pria dan wanita, namun susu hanya dihasilkan pada kelenjar susu

perempuan.28

Organ-organ reproduktif eksternal pada laki-laki adalah skrotum dan penis.

Organ reproduktif internal terdiri dari gonad yang menghasilkan sperma maupun

hormon-hormon reproduktif, kelenjar-kelenjar aksesori menyekresikan produk

esensial untuk pergerakan sperma, dan saluran pengankut sperma serta hasil

sekresi kelenjar. Alat reproduksi laki-laki terdiri atas : (1) Testis, gonad laki-laki,

atau testis (jamak, testes), terdiri dari banyak saluran yang menggulung berkali-

kali, dikelilingi oleh beberapa lapis jaringan ikat. Saluran-saluran ini adalah

tubulus seminiferus (seminiferous tubules), tempat sperma terbentuk. Sel-sel

leydig (Leydig cells), tersebar di antara tubulus-tubulus seminiferus, menghasilkan

testosteron dan androgen yang lain. Bagi sebagian besar mamalia, produksi

sperma terjadi dengan benar hanya jika suhu testis lebih rendah daripada suhu

tubuh normal; (2) Duktus, dari tubulus seminiferus sebuah testis, sperma melewati

saluran-saluran menggulung yang disebut epididimis (epididymis).

Pada manusia, sperma memerlukan waktu 3 minggu untuk melewati saluran

sepanjang 6 m setiap epididimis. Selama perjalanan ini, sperma menyelesaikan

pematangannya dan menjadi motil, walaupun sperma tersebut baru memperoleh

kemampuan memfertilitasi sel telur ketika terpapar ke lingkungan kimiawi dari

sistem reproduktif perempuan. Selama ejakulasi (ejaculation) sperma didorong

dari setiap epididimis melalui saluran berotot, vas deferens (vas deferens). Setiap

vas deferens (satu dari masing-masing epididimis) menjulur di sekeliling dan di

belakang kandung kemih, tempat vas deferens baergabung dengan saluran dari

vesikula seminalis, membentuk duktus ejakulasi (ejaculatory duct) yang pendek.

Duktus ejakulasi membuka ke dalam uretra (urethra), saluran keluar bagi sistem

ekskresi dan juga sistem reproduksi.

Uretra membenteng melalui penis dan membuka ke luar pada ujung penis;

(3) Kelenjar aksesoris, tiga perangkat kelenjar aksesoris—vesikula seminalis,

28

Ibid., h. 172.

Page 29: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

15

kelenjar prostat, dan kelenjar bulbouretra—menghasilkan sekresi yang

berkombinasi dengan sperma untuk membentuk semen, cairan yang

diejakulasikan. Kedua vesikula seminalis (seminal vesicles) menyumbangkan

sekitar 60% volume semen. Caian dari vesikula seminalis bersifat kental,

kekuningan dan basa. Cairan itu mengandung mukus, gula fruktosa (yang

menyediakan sebagian besar energi sperma), enzim penggumpal, asam askorbat,

dan regulator lokal yang disebut prostaglandin.

Kelenjar prostat (prostate gland) menyekresikan produk-produknya

langsung ke dalam uretra melalui beberapa saluran kecil. Cairan ini bersifat encer

dan mirip susu, serta mengandung enzim-enzim antikoagulan dan sitrat (salah satu

nutrien sperma). Kelenjar-kelenjar bulbouretra (bulbourethra glands) adalah

sepasang kelenjar kecil di sepanjang uretra, di bawah prostat. Sebelum ejakulasi,

kelenjar tersebut menyekresikan mukus jernih yang menetralasi urin asam apa pun

yang tersisa di dalam uretra.

Cairan bulbouretra juga mengangkut beberapa sperma yang dilepaskan

sebelum ejakulasi, yang merupakan salah satu alasan tingginya tingkat kegagalan

metode KB senggama terputus (coitus interruptus); (4) Penis, penis manusia

mengandung uretra, dan tiga silinder jaringan erektil yang seperti spons. Sewaktu

gairah seksual bangkit, jaringan erektil, yang berasal dari vena –vena dan kapiler-

kapiler yang termodifikasi, terisi dengan darah dari arteri-arteri. Sewaktu jaringan-

jaringan ini terisi, peningkatan tekanan menyumbat vena-vena yang mengalirkan

darah keluar dari penis, sehingga penis pun membengkak akibat terisi darah.

Ereksi yang diakibatkan memungkinkan penis disisipkan ke dalam vagina. Batang

utama penis tertutup oleh kulit yang relatif tebal. Kepala atau glans penis

memiliki penutup yang jauh lebih tipis sehingga lebih sensitif terhadap

rangsangan. Glans manusia ditutupi oleh lipatan kulit yang disebut prepusium,

atau kulup, yang biasa dibuang melalui khitan.29

Berdasarkan pemaparan teori mengenai anatomi dan fisiologi organ

reproduksi pada manusia terdapat perbedaan yang signifikan antara organ

29

Ibid., h. 174.

Page 30: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

16

reproduksi pria dan wanita. Pada sel kelamin wanita menghasilkan sel telur

sedangkan pada sel kelamin pria menghasilkan sperma.

4. Kesehatan Reproduksi Remaja

Pengertian remaja menurut WHO adalah populasi dengan periode usia 10-

19 tahun, Kementerian Kesehatan menefinisikan remaja ditinjau dari beberapa

sudut pandang. Secara kronologis, remaja merupakan individu yang berusia 10-19

tahun. Dalam hal fisik, periode remaja ditandai dengan adanya perubahan ciri-ciri

penampilan dan fungsi fisiologis, terutama yang berhubungan dengan organ

reproduksi, sedangkan dari sisi psikologis, masa remaja merupakan saat individu

mengalami perubahan dalam aspek kognitif, emosi, sosial, dan moral. Masa

tersebut merupakan peralihan masa kanak-kanak menuju kedewasaan.30

Hal yang paling menonjol dalam tumbuh kembang remaja adalah adanya

perubahan fisik, kognitif, dan psikososial. Adanya perubahan hormonal dalam

tubuh remaja menginisiasi perubahan fisik. Beberapa hormon yang berperan

dalam pertumbuhan dan perkembangan adalah growth hormone (GH),

gonadotropic hormones yang terdiri dari luteinizing hormone (LH) dan follicle

stimulating hormone (FSH), serta hormon estrogen, progesteron, dan testosteron.

Perubahan hormonal ini bermanifestasi dengan terjadinya percepatan berat dan

tinggi badan, selama satu tahun pertumbuhan, tinggi badan laki-laki dan

perempuan meningkat sebesar 3,5-4,1 inci. Selain itu terjadi pula perkembangan

karakteristik seks sekunde. Perkembangan tersebut pada laki-laki ditandai dengan

pertumbuhan penis, pembesaran skrotum, perubahan suara, pertumbuhan kumis

dan rambut wajah serta rambut ketiak, sementara perubahan pada wanita meliputi

pertumbuhan rambut pubis dan rambut ketiak, serta terjadinya menarche atau

menstruasi pertama. Perubahan bentuk tubuh dan perkembangan otak juga terjadi

pada masa remaja.31

Berdasarkan beberapa definisi remaja tersebut maka definisi remaja adalah

manusia yang berusia 10 – 19 tahun. Masa remaja merupakan peralihan dari masa

30

Nydia Rena Benita, ―Pengaruh Penyuluhan terhadap Tingkat Pengetahuan Kesehatan

Reproduksi pada remaja Siswa SMP Kristen Gergaji‖, Laporan Hasil Karya Tulis Ilmiah pada

Fakultas Kedokteran UNDIP, Semarang, 2012,h.8, tidak dipublikasikan. 31

Ibid., h.9.

Page 31: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

17

kanak-kanak menuju masa dewasa. Periode remaja ditandai dengan perubahan

secara fisik dan psikologis. Remaja perempuan mengalami pubertas ditandai

dengan adanya menstruasi untuk pertama kali, sedangkan pubertas pada remaja

laki-laki ditandai dengan mengalami mimpi basah. Remaja yang sudah mengalami

pubertas memberikan indikasi bahwa sistem reproduksinya sudah matang secara

sempurna.

Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental

dan sosial yang utuh di usia remaja, bukan hanya bebas dari penyakit atau

kecacatan, dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi,

fungsi serta prosesnya.32

Kesehatan reproduksi merupakan komponen penting

kesehatan bagi pria dan wanita, tetapi lebih dititikberatkan pada wanita. Keadaan

penyakit pada wanita lebih banyak dihubungkan dengan fungsi dan kemampuan

bereproduksi serta tekanan sosial pada wanita karena masalah gender. Wanita

memiliki kebutuhan kesehatan khusus yang berhubungan dengan fungsi seksual

dan reproduksi. Wanita memiliki sistem reproduksi yang sensitif terhadap

kerusakan yang dapat terjadi disfungsi atau penyakit. Wanita adalah subjek dari

beberapa penyakit terhadap fungsi tubuh oleh karena pengaruh laki-laki, pola

penyakit punberbeda dengan laki-laki karena adanya perbedaan bentuk genetik,

hormonal, ataupun perilaku gaya hidup.33

Kesehatan reproduksi adalah kesehatan secara fisik, mental, dan

kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem

dan fungsi, serta proses reproduksi, bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit

atau cacat. Implikasi definisi kesehatan reproduksi berarti bahwa setiap orang

mampu memiliki kehidupan seksual yang memuaskan dan aman bagi dirinya,

juga mampu memenuhi keinginanya tanpa ada hambatan apa pun untuk

melakukan aktivitas seksual dan memiliki keturunan.34

32

H.M Sukawati Abu Bakar, Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana (Dalam

Tanya Jawab), (Jakarta: PT RajaGrafindo, 2014) cet. 1, h. 90. 33

Eny Kusmiran, Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita, ( Jakarta Selatan: Penerbit

salemba medika, 2011) h. 93. 34

Ibid., h. 94.

Page 32: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

18

Indikator kesehatan reproduksi bagi remaja dirumuskan dari adanya

masalah-masalah kesehatan reproduksi pada remaja di dunia dan di Indonesia.

Masalah kesehatan reproduksi remaja diantaranya (1) Perilaku berisiko, (2)

Kurangnya akses pelayanan kesehatan, (3)Kurangnya informasi yang benar dan

dapat dipertanggungjawabkan, (4)Banyaknya akses pada informasi yang salah

tanpa tapisan, (5) Masalah IMS (Infeksi Menular Seksual) termasuk infeksi

HIV/AIDS, (6)Tindak kekerasan seksual, seperti pemerkosaan, pelecehan seksual

dan transaksi seks komersial; (7)Kehamilan dan persalinan usia muda yang

berisiko kematian ibu dan bayi; (8)Kehamilan yang tidak dikehendaki, yang

sering menjurus kepada aborsi yang tidak aman dan komplikasinya.35

Dari pemaparan masalah kesehatan reproduksi bagi remaja tersebut

dirumuskan beberapa indikator untuk menilai tingkat kesehatan reproduksi pada

remaja. Menurut MEASURE DHS, yang merupakan lembaga dari United States

Agency for International Development (USAID) indikator kesehatan reproduksi

pada remaja terbagi menjadi beberapa indikator: (1) Karakteristik dari perempuan

dan laki-laki; (2) Kedewasaan remaja, kehamilan dan terminasi kehamilan; (3)

Pemuda dan alat kontrasepsi; (4) Perilaku seksual remaja putra dan putri; (5)

Pengetahuan dan sikap terhadap HIV / AIDS, dan penyakit IMS Lainnya.36

Berdasarkan pendapat para ahli maka definisi dari kesehatan reproduksi

pada remaja adalah kesehatan secara menyeluruh secara fisik, mental dan

kesejahteraan yang berhubungan dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi.

Ketercapaian remaja yang memiliki sistem reproduksi yang sehat dilihat dari

berbagai macam indikator. Indikator kesehatan reproduksi pada remaja yakni

remaja harus mengenali karakteristik organ reproduksinya, mengetahui hal yang

berkaitan dengan kedewasaan, kehamilan dan terminas kehamilan, mengetahui

jenis alat kontrasepsi, mengetahui perilaku seksual yang baik dan memiliki

pengetahuan serta sikap terhadap HIV/AIDS dan penyakit infeksi menular seksual

lainnya.

35

Sukawati Abu Bakar, op. cit., h. 93. 36

Shane Kan & Vinod Mishra, op. cit., h.2.

Page 33: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

19

Remaja membutuhkan pengetahuan untuk menjaga kesehatan

reproduksinya. Cara menjaga kesehatan reproduksi remaja perempuan berbeda

dengan laki-laki. Cara menjaga kesehatan reproduksi pada laki-laki adalah dengan

menjaga kesehatan penis. Penis merupakan organ intim pria, bagi pria banyak

yang mengabaikan kesehatan penis sehingga banyak masalah yang timbul seperti

impotensi, ejakulasi dini dan masalah lainnya. Cara merawat dan menjaga

kesehatan penis dengan cara berikut ini: (1) Gunakan celana dalam bersih

higienis; (2) Cuci bersih secara rutin alat kelamin; (3) Cukur rambut kemaluan

secara berkala; (4) Hindari ancaman bahaya; (5) Jaga kelembapan.37

Menurut dr. Inneke Sirowanto,SpOG banyak masalah yang dapat

menganggu kesehatan organ reproduksi wanita, misalnya infeksi yang disebabkan

oleh jamur, virus, atau bakteri, yang dapat menyebabkan radang panggul atau ada

kelainan pada struktur organ reproduksi wanita. Remaja harus memiliki prinsip

tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah. Hubungan seks pranikah

memungkinkan hubungan intim dengan lebih dari satu pasangan. Hal ini

meningkatkan peluang penularan penyakit kelamin. Penyakit kelamin saat ini

banyak yang berbahaya dan beresiko tinggi merusak organ reproduksi.

Tips menjaga kesehatan organ intim wanita antara lain: (1) Biasakan untuk

membilas vagina setiap kali selesai buang urine atau buang air besar; (2)

Perhatikan jenis kertas tisu yang digunakan untuk membersihkan daerah vagina;

(3) Mengganti celana dalam minimal 2 kali sehari; (4) Hindari celana dalam yang

terlalu ketat; (5) Menggunakan air yang berasal dari kran jika berada di toilet

umum; (6) Hindari penggunaan pantiliner beraroma atau secara terus menerus

setiap hari karena dapat menyebabkan iritasi kulit; (7) Gunakan pembalut dengan

permukaan lembut dan kering sehingga tidak menimbulkan iritasi ketika

menstruasi; (8) Hindari penggunaan cairan khusus pembersih organ intim secara

rutin karena akan menganggu keseimbangan flora dalam vagina; (9) Hindari

37

Koes Irianto, Panduan Lengkap Biologi Reproduksi Manusia (Human Reproductive

Biology) untuk Paramedis dan Nonmedis, (Bandung, Penerbit Alfabeta, 2014), Cet 1, h. 201.

Page 34: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

20

hubungan seks saat haid; (10) Hindari stres berlebihan dan beralih ke gaya hidup

aktif dengan teratur berolahraga dan konsumsi makanan seimbang.38

Berdasarkan teori yang menjelaskan mengenai cara menjaga kesehatan

reproduksi, maka didapatkan kesimpulan bahwa seorang remaja harus menjaga

organ reproduksinya dengan baik. Hal ini dilakukan untuk menghindari penyakit

organ reproduksi yang disebabkan oleh jamur, bakteri dan virus.

5. Hasil Belajar

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. nomor

4 tahun 2018 tentang penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dan penilaian

hasil belajar oleh pemerintah. Pengukuran hasil belajar peserta didik

menggunakan penilaian pada ujian sekolah, ujian sekolah berstandar nasional

(USBN), dan ujian nasional (UN).39

Hasil belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu berinteraksi

dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik.

Adapun hasil belajar dalam bentuk afektif dan pisikomotorik salah satunya adalah

kemampuan keterampilan proses sains. Kemampuan keterampilan proses sains

merupakan keseluruhan keterampilan yang terarah (baik kognitif dan psikomotor)

yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep, prinsip atau teori untuk

mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, atau untuk melakukan

penyangkalan terhadap adanya penemuan.40

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan baru yang diperoleh oleh

siswa sesudah mengikuti proses belajar-mengajar tentang suatu materi pelajaran.

Pemerolehan kemampuan baru terwujud dengan adanya perubahan tingkah laku,

seperti dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi cakap dalam

melakukan keterampilan tertentu. Tujuan pengajaran di sekolah umumnya

38

Ibid., h. 206. 39

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudyaan Republik Indonesia, nomor 4 tahun 2018,

2019, h. 20 (https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2018/02/permendikbud-nomor-4-tahun-

2018-tentang-penilaian-hasil-belajar). h.2. 40

Johari Marjan, ―Pengaruh Pembelajaran Pendekatan Saintifik terhadap Hasil Belajar

Biologi dan Keterampilan Proses Sains Siswa MA Mu‘alimat NW Pancor Selong Kabupaten

Lombok Timur Nusa Tenggara Barat‖, Program Studi IPA vol.4, 2014.

Page 35: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

21

berdasarkan kepada taksonomi bloom.41

Taksonomi tersebut meliputi ranah

kognitif atau intelektual, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Hasil belajar dalam

ranah kognitif terwujud dalam aneka kemampuan intelektual murid. Hasil belajar

dalam ranah afektif meliputi sikap, minat, perhatian, kesadaran nilai, apresiasi,

antusiasme, dan motivasi siswa.42

Hasil belajar dalam ranah psikomotorik

mencakup kemampuan menggunakan aneka keterampilan motor, koordinasi dan

gerak fisik.43

Berdasarkan pendapat dari beberapa para ahli, hasil belajar merupakan

kemampuan baru yang didapatkan siswa dari sebuah proses belajar. Hasil belajar

dapat berupa kemampuan intelektual, perubahan sikap ke arah yang lebih baik dan

munculnya keterampilan baru yang sebelumnya belum dimiliki.

a) Pengetahuan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah mengatur dimensi pengetahuan

yang harus dimiliki setiap siswa di dalam standar kompetensi lulusan. Siswa SMA

atau MA harus memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan

metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil dan kompleks yang berkenaan

dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora.44

Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia

melalui pengamatan indra. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan

indra atau akalnya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum

pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Secara umum, pengetahuan dalam

psikologi dibagi dua, yaitu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural.

Pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan bahwa sesuatu itu begini dan begitu

dan meliputi semua data serta fakta, pengetahuan teoritis, pengalaman pribadi dan

kesukaan pribadi. Adapun pengetahuan prosedural adalah pengetahuan mengenai

cara melakukan sesuatu atau berbuat sesuatu.45

41

A. Supratiknya, Penilaian Hasil Belajar dengan Teknik Nontes, (Yogyakarta: Penerbit

Universitas Sanata Dharma, 2012), Cet. 1, h.5. 42

Ibid., 12. 43

Ibid., h.15. 44

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 20 tahun 2016, Standar

Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah, h.2. 45

Mahmud, Psikologi Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010), Cet. 1, h. 169.

Page 36: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

22

Beberapa materi yang perlu diketahui sebagai bentuk pengetahuan

kesehatan reproduksi remaja adalah anatomi dan fisiologi organ reproduksi, cara

memelihara kesehatan organ reproduksi, pubertas, kehamilan dan aborsi, dan

penyakit menular seksual (HIV/AIDS).46

Hal yang perlu dipahami oleh remaja

adalah bahwa pria dan wanita memiliki organ reproduksi yang berbeda, baik

dalam hal struktur maupun pada fungsinya. Alat reproduksi pria terdiri dari testis

dan penis, sedangkan pada wanita terdiri atas ovarium, uterus, dan vagina.

b) Sikap

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah mengatur dimensi sikap yang

harus dimiliki setiap siswa di dalam standar kompetensi lulusan. Siswa

diharapkan memiliki perilaku yang mencerminkan sikap beriman dan bertakwa

kepada Tuhan YME, berkarakter, jujur, dan peduli. Bertanggung jawab,

pembelajar sejati sepanjang hayat dan sehat jasmani serta rohani.47

Menurut Secord & Backman (1964) sikap merupakan konstelasi

komponen- komponen kognitif, afektif, dan konatif yang saling berinteraksi

dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek.

Komponen kognitif merupakan representatif mengenai kepercayaan seseorang

terhadap suatu objek. Komponen afektif merupakan perasaan atau kecenderungan

emosional yang bersifat subjektif terhadap suatu objek. Komponen perilaku atau

konatif menunjukkan bagaimana kecenderungan berperilaku yang terdapat dalam

diri seseorang. Kecenderungan berperilaku secara konsisten akan memunculkan

sikap individu.48

Sikap remaja terhadap kesehatan reproduksinya sangat beragam, terdapat

sikap positif yang menunjukkan remaja menjaga kesehatan reproduksinya dan

juga terdapat sifat negatif yang menunjukkan bahwa remaja masih belum menjaga

kesehatan reproduksinya dengan baik. Kelompok usia remaja merupakan usia

yang rentan terinfeksi HIV/AIDS dan penyakit menular seksual (PMS)

46

Nydia Rena benita., Op. cit, h.12. 47

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Op. cit, h.3. 48

Saifuddin Azwar, Sikap Manusia Teori dan pengukurannya, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2016), cet xxi. h.24.

Page 37: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

23

lainnya.49

Berdasarkan pemaparan tersebut, seorang remaja harus mengetahui

sikap positif yang harus dilakukan dalam menjaga kesehatan reproduksinya agar

tidak tertular penyakit yang menyerang organ pada sistem reproduksi.

B. Kajian Penelitian Relevan

Penelitian relevan dengan penelitian yang dilakukan adalah ebagai berikut :

Penelitian yang dilakukan oleh Made Kusuma Wijaya,dkk (2014) mengenai

Pengetahuan, Sikap dan Aktivitas Remaja SMA dalam Kesehatan Reproduksi di

Kecamatan Buleleng. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat

hubunganyang positif dan signifikan antara variabel pengetahuan dengan sikap

remaja SMA (p=0,000; r = 0,383), pengetahuan dengan aktivitas remaja SMA

(P=0,000; r=0,284) dan sikap dengan aktivitas remaja SMA (p=0,000; r=0,269).

Dapat disimpulkan bahwa remaja SMA yang memiliki pengetahuan yang baik

akan diikuti dengan sikap yang baik, remaja SMA yang memiliki pengetahuan

yang baik akan diikuti dengan aktivitas yang positif dan remaja SMA yang

memiliki sikap yang baik akan diikuti juga dengan aktivitas yang positif.50

Ernita Kurnia Sari, Elida Ulfiana dan Praba Dian dalam penelitiannya yang

berjudul Pengaruh Pendidikan Kesehatan Gosok Gigi Dengan Metode permainan

Simulasi Ular Tangga Terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap dan Aplikasi

Tindakan Gosok Gigi Anak Usia Sekolah Di SD Wilayah Paron Ngawi. Desain

penelitian yang digunakan adalah Quasy-Experimental. Instrumen yang

digunakan adalah papan permainan ular tangga yang telah dimodifikasi, alat

peraga berupa pantom gigi, dan kuesioner (pengetahuan, sikap dan aplikasi

tindakan gosok gigi). Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan

menggunakan uji statistik Wilcoxon Sign Rank Test dan uji statistik Mann

Whitney U Test dengan derajat keabsahan p ≤ 0,05. Hasil yang diperoleh dari

penelitian tersebut adalah pengetahuan dan sikap responden tentang gosok gigi

meningkat setelah diberikan intervensi berupa pendidikan kesehatan gosok gigi

dengan metode permainan ular tangga. Aplikasi tindakan gosok gigi responden

meningkat setelah diberikan intervensi berupa pendidikan kesehatan gosok gii

49 Koes Irianti, Op. cit., h.199

50 Made Kusuma Wijaya,dkk, ―Pengetahan,Sikap dan Aktivitas Remaja SMA dalam

Kesehatan Reproduksi di Kecamatan Buleleng‖, KEMAS 10 (1), 2014.

Page 38: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

24

dengan metode permainan ular tangga responden diberikan kesempatan untuk

menginternalkan hasil pengetahuannya pada waktu permainan.51

Silviana Nur Faizah dan Minahul Mubin dalam penelitiannya yang berjudul

Pengaruh Modul Tematik Berbasis Integrasi Islam dan Sains Pada Tema Energi

dan Perubahannya Terhadap Hasil Belajar Siswa MI Murni Sunan Drajat

Lamongan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen One Group Pre-Test

Post-Test dengan menggunakan sampel penelitian di Kelas III A dengan jumlah

36 siswa. Dalam modul ini terdapat materi yang diintegrasikan dengan alQur‘an

pada tema energi dan perubahannya beserta soal evaluasi. Instrument yang

digunakan untuk mengumpulkan data adalah 30 butir tes hasil belajar pretest dan

posttest dengan metode analisis gain score dan mean. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa modul tematik berbasis integrasi islam dan sains pada tema

energi dan perubahannya dapat meningkatkan hasil belajar, ditunjukkan

berdasarkan hasil rerata gain score 0,32 dengan kategori sedang dan mean posttest

(81,3) > pretest (72,2). Modul Tematik Berbasis Integrasi Islam dan Sains pada

Tema Energi dan Perubahannya diharapkan mampu mengakomodir kebutuhan

intelektual dan spiritual siswa di Madrasah.

C. Kerangka Pikir

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada tahun

2014 menemukan 46% remaja di Indonesia yang berusia 15-19 tahun sudah

melakukan hubungan seksual pranikah. Terdapat lebih dari 700.000 pelajar

perempuan yang melakukan aborsi tiap tahunnya.52

Hubungan seksual pranikah

memiliki dampak yang sangat buruk bagi remaja. Resiko akan terkenanya

penyakit menular seksual akan semakin tinggi jika melakukan hubungan seksual

pra nikah. Penyakit yang dapat diderita misalnya HIV/AIDS, gonore, sifilis, dan

herpes genitalis.

51

Ernita Kurnia Sari,dkk. ―Pengaruh Pendidikan Kesehatan Gosok Gigi Dengan Metode

permainan Simulasi Ular Tangga Terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap dan Aplikasi Tindakan

Gosok Gigi Anak Usia Sekolah Di SD Wilayah Paron Ngawi‖. Karya Ilmiah Universitas

Airlangga, Surabaya, 2012, tidak dipublikasikan. 52

Fisabella Dea Migiana dan Dinie Ratri Desiningrum, ―Seks Pranikah Bagi Remaja: Studi

Fenomenologis pada Remaja yang Melakukan Hubungan Seksual Pranikah, Universitas

Diponegoro, Jurnal Empati Vol. 4 (1), 2015, h. 89.

Page 39: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

25

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting untuk meminimalisir

terjadinya penyimpangan seksual pada remaja. Kurangnya informasi yang valid

dan pembahasan seputar kesehatan reproduksi serta aktivitas seksual yang

dianggap tabu menjadikan remaja mencari tau sendiri hal yang berkaitan dengan

aktivitas seksual pra nikah.

Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwan tujuan pendidikan di

Indonesia bukan hanya mengembangkan potensi dan mencerdasakan peserta

didik. Tujuan pendidikan adalah untuk membentuk manusia yang berkarakter

agamis. Pemerintah menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang

meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dalam UU No. 20 Tahun 2003.

Dalam pembelajaran, media memegang peranan penting untuk tercapainya

tujuan pembelajaran. Media dalam proses belajar mengajar memiliki dua peranan

penting, yaitu media sebagai alat bantu mengajar dan media sebagai sumber

belajar.53

Modul merupakan sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis

menggunakan bahasa yang mudah dipahami siswa agar dapat digunakan secara

mandiri.

Modul Biologi Terintegrasi Nilai Islam merupakan sumber belajar yang

diintegrasikan dengan nilai agama, siswa akan diberikan penanaman nilai tentang

ketuhanan yang sesuai dengan konsep sains. Di dalam modul Biologi Terintegrasi

Nilai Islam terdapat konsep-konsep Biologi yang dikaitkan dengan Al-Qur‘an dan

Hadits. Hal ini akan menumbuhkan pengetahuan baru terhadap siswa bahwa

konsep sains dan nilai Islam saling berkaitan.

Penggunaan modul Biologi Terintegrasi Nilai Islam sangat memungkinkan

untuk meningkatkan pengetahuan siswa yang berkaitan dengan kesehatan

reproduksi dan memunculkan sikap menjaga kesehatan reproduksi. Kedua hal

tersebut menjadi landasan agar penyimpangan seksual yang terjadi pada remaja

dapat menurun.

53

Rusman, op.cit, h.7

Page 40: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

26

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang dapat diambil berdasarkan kerangka berpikir dan kajian teori

dalam penelitian ini, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh

materi ajar reproduksi manusia berintegrasi keislaman terhadap pengetahuan dan

sikap siswa menjaga kesehatan reproduksi.

Pembelajaran

menggunakan Modul

Biologi Terintegrasi Nilai

Islam ―Sistem

Reproduksi‖

Meningkatnya

pengetahuan siswa

terhadap kesehatan

reproduksi

Memunculkan sikap

positif dalam menjaga

kesehatan reproduksi

Tingginya aktivitas

seksual pra nikah pada

remaja Indonesia

Page 41: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2017/2018, yaitu

pada tanggal 3 sampai dengan 25 April. Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Kota

Tangerang Selatan, Jl. Raya Serpong, Kademangan, Setu, Kota Tangerang

Selatan, Banten. Kegiatan penelitian dilaksanakan selama 12 hari di MAN 1 Kota

Tangerang Selatan.

B. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

eksperiment (eksperimen semu). Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi

tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang

mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Quasi-eksperimental design, digunakan

karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan

untuk penelitian.1

a) Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group

Design. Desain ini hampir sama dengan pretest-postest control group design,

hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kontrol tidak dipilih secara

random.2 Rancangan penelitian tersebut dinyatakan pada Tabel 3.1.

Tabel 3. 1 Desain Penelitian

Kelompok Pre Test Perlakuan Post Test

Eksperimen O1 Xeksperimen O2

Kontrol O3 Xkontrol O4

1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD, ( Bandung: Alfabeta,2015), h.

114. 2Ibid.,116.

Page 42: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

28

Keterangan :

O1 dan O3 : Pengamatan awal dengan pretest

Xeksperimen : Perlakuan penggunaan materi ajar keislaman berupa

―Modul Biologi Terintegrasi Nilai Islam, Sistem

Reproduksi‖

O2 dan O4 : Pengamatan akhir dengan postest

Xkontrol : Perlakuan penggunaan buku Tafsir Ilmi ―Penciptaan

Manusia dalam Perspektif Al-Qur‘an dan Sains‖

Rancangan desain penelitian pada tabel, terdiri dari dua kelas yaitu kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen yang dipilih di MAN 1 Kota

Tangerang Selatan adalah kelas XI MIA 1 sedangkan kelas kontrol adalah kelas

XI MIA 2. Kelas eksperimen dan kelas kontrol mendapatkan perlakuan yang sama

dari segi model dan metode pembelajaran. Letak perbedaannya terdapat pada

sumber bahan ajar yang digunakan. Pada kelas eksperimen, sumber bahan ajar

digunakan Modul Biologi Terintegrasi Nilai Islam ―Sistem Reproduksi Manusia‖.

Sedangkan pada kelas kontrol digunakan buku Tafsir Ilmi ―Penciptaan Manusia

dalam Perspektif Al-Qur‘an dan Sains‖. 3

Modul Biologi Terintegrasi Nilai Islam ―Sistem Reproduksi Manusia‖

merupakan modul yang mengintegrasikan nilai Islam berupa Al-Qur‘an dan

Hadits dengan konten materi Sistem Reproduksi. Pembahasan di dalam modul

terbagi ke dalam enam sub bab yaitu mengenai organ reproduksi manusia,

gametogenesis dan siklus menstruasi, fertilisasi dan kehamilan, ASI, alat

kontrasepsi dan KB, serta kesehatan reproduksi.4

b) Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.5 Sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar,

3Lampiran 1 : RPP Kelas Eksperimen dan Kontrol.

4 Lampiran 17 : Modul Biologi Terintegrasi Nilai Islam ―Sistem Reproduksi‖

5 Sugiyono, op.cit., h. 117.

Page 43: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

29

dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya

karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan

sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu,

kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang

diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).6

Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik MAN 1

Tangerang Selatan. Sedangkan untuk populasi terjangkau yaitu peserta didik kelas

XI MAN 1 Tangerang Selatan. Pada penelitian ini diambil dua kelas yang

tersedia. Teknik penentuan sampel yang digunakan yaitu nonprobability sampling

dengan teknik penentuannya menggunakan sampling purposive. Sampling

purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.7

c) Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian

ini terdapat dua variabel yaitu variabel independent (bebas)dan variabel dependent

(terikat). Variabel independent (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat).

Sedangkan variabel dependent (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.8 Adapun variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah ; (1) Variabel X1 (variabel bebas) yaitu

Modul Biologi Terintegrasi Nilai Islam. (2) Variabel Y1 (variabel terikat) yaitu

pengetahuan peserta didik terkait kesehatan reproduksi. (3) Variabel Y2 (variabel

terikat) yaitu sikap peserta didik dalam menjaga kesehatan reproduksi.

d) Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini terdiri dari tiga ahapan, yaitu tahap pendahuluan,

tahap pelaksanaan dan tahap akhir. Berikut penjelasannya :

6 Ibid., h. 118.

7Ibid., h.120.

8Ibid., h. 61.

Page 44: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

30

1. Tahap Pendahuluan

Langkah awal pada tahap pendahuluan adalah studi pendahuluan berupa

identifikasi masalah sekolah terkait dan telaah pustaka untuk menyusun rencana

pembelajaran pada konsep sistem reproduksi dilakukan dengan cara wawancara

dan observasi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui model dan metode yang umum

digunakan oleh guru ketika mengajar materi sistem reproduksi, selain itu

observasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan peserta didik pada sampel

penelitian. Setelah itu, mengurus surat izin penelitian dari Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Langkah selanjutnya adalah melakukan koordinasi dengan guru Biologi

terkait dalam hal waktu penelitian dan proses penelitian. Bersamaan dengan

penyusunan instrumen penelitian berupa tes pilihan ganda dan angket. Setelah

melakukan koordinasi dengan pihak sekolah terkait penelitian yang akan

dilakukan, instrumen yang akan digunakan diujicobakan di sekolah yang berbeda.

Instrumen di uji coba di SMAN 1 Kabupaten Tangerang. Setelah soal instrumen

di uji coba, langkah selanjutnya yaitu instrumen dinilai. Soal yang digunakan

untuk penelitian diambil berdasarkan kevalidan, reabilitas, tingkat kesukaran

maupun daya bedanya.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dimulai dengan menentukan dua kelompok sampel yang

akan menjadi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Penentuan kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen menggunakan sistem kocok, yakni terdapat dua

kertas yang bertuliskan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol kemudian

diundi. Kertas yang pertama keluar menjadi kelompok eksperimen. Selanjutnya

diadakan tes awal (pretest) pada kedua kelompok penelitian dengan menggunakan

soal-soal hasil analisis data uji coba instrumen penelitian. Kemudian dilaksanakan

proses pembelajaran di kelas menggunakan ―Modul Biologi Terintegrasi Nilai

Islam, Sistem Reproduksi‖ pada kelas eksperimen dan menggunakan buku Tafsir

Ilmi ―Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-Qur‘an dan Sains‖ pada kelas

kontrol sesuai dengan RPP.

Page 45: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

31

3. Tahap Akhir

Setelah kedua kelas diberikan perlakuan, diberikan tes akhir (posttest) untuk

kedua kelompok penelitian. Tes akhir (postest) merupakan langkah akhir dalam

tahap pelaksanaan. Setelah kedua kelompok penelitian melaksanakan tes akhir

(postest), selanjutnya hasil tes tersebut dikoreksi dan di nilai.

Jum'at, 6 April 2018

Pengambilan data pre test di

kelas eksperimen

Selasa, 10 April 2018

Pengambilan data pre test di

kelas kontrol

Rabu, 11 April 2018

kelas

eksperimen:

materi mengenai fertilisasi,

gestasi, dan melahirkan

menggunakan modul Biologi

terintegrasi Nilai Islam "Sistem

Reproduksi Manusia"

• kelas kontrol :

materi mengenai fertilisasi,

gestasi, dan melahirkan

menggunakan buku Tafsir Ilmi

"Penciptaan Manusia dalam

Perspektif Al-Qur'an dan sains"

Jum'at, 13 April

Kelas Eksperimen : materi

tentang persalinan, manfaat

ASI, jenis alat kontrasepsi,

dan gangguan pada sistem

reproduksi.

Selasa 17 April 2018

Kelas Kontrol : materi

tentang persalinan, manfaat

ASI, jenis alat kontrasepsi,

dan gangguan pada sistem

reproduksi.

Rabu, 18 April 2018

Presentasi terkait poster yang

telah dibuat

Jum‘at, 20 April 2018

Kelas eksperimen : presentasi

poster yang telah dibuat

Kelas kontrol : presentasi poster

dan membahas soal uji

kompetensi pada buku paket.

Rabu, 25 April

Pengambilan data post test kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

Gambar 3. 2Tahapan dalam Prosedur Penelitian

Page 46: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

32

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

berupa angket dan tes. Untuk mengumpulkan data sikap siswa dalam menjaga

kesehatan reproduksi, siswa diberikan angket di awal dan akhir pembelajaran.

Sedangkan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa mengenai kesehatan

sistem reproduksi, siswa diberikan tes diawal (pretest) dan diakhir (posttest)

pembelajaran berupa pilihan ganda sebanyak 15 soal. Soal yang digunakan pada

saat pretest dan postest merupakan soal yang sama agar tidak ada pengaruh

perbedaan kualitas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini dapat dilihat lebih jelasnya pada Tabel 3.2.

Tabel 3. 2Jenis Data dan Sumber Data

Jenis Data Sumber Data Teknik Pengumpulan Data

Pretest Siswa Tes Subjektif

Penilaian pada proses

pemberian perlakuan

Siswa Eksperimen Lembar observasi

Siswa Kontrol Lembar observasi

Posttest Siswa Tes Subjektif

1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena

alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut

variabel penelitian.9 Pada dasarnya instrumen dapat dibagi menjadi dua macam,

yakni tes dan non-tes. Yang termasuk kelompok tes,misalnya tes prestasi belajar,

tes intelegensi; sedangkan yang termasuk non tes misalnya pedoman wawancara,

angket atau kuesioner, lembar observasi dan sebagainya.10

Instrumen penelitian yang digunakan terdiri dari dua jenis, yakni

instrumentes dan non tes. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur aspek

pengetahuan dan mengukur aspek sikap peserta didik. Instrumen untuk mengukur

aspek pengetahuan berupa soal pilihan ganda yang terdiri dari 15 soal. Instrumen

9Ibid., h.148.

10Zulkifli Matondang, ―Validitas dan Reliabilitas Suatu Instrumen Penelitian‖, Jurnal

Tabularasa PPS UNIMED, Vol. 6 No. 1, 2009 h.87.

Page 47: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

33

untuk mengukur aspek sikap berupa angket pernyataan terkait sikap menjaga

kesehatan reproduksi.11

a) Instrumen Tes

Instrumen tes digunakan dalam penelitian ini berupa pengetahuan terkait

kesehatan reproduksi. Instrumen tes terdiri atas 25 soal kemudian setelah

dilakukan uji coba dan uji validitas, soal yang digunakan untuk instrumen

penelitian sebanyak 15 soal.Kisi-kisi instrumen dapat disajikan pada Tabel 3.3.

Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Instrumen Pengetahuan

Kompetensi

Dasar

Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ reproduksi

dengan fungsinya dalam proses reproduksi manusia melalui studi literatur,

pengamatan, percobaan, dan simulasi.

Indikator Ketercapaian Kompetensi (IPK) berdasarkan Tingkat Kognitif

C1 C2 C3 C6

Menjelaskan

proses

fertilisasi

(9, 12)

Menjelaskan struktur

dan fungsi alat-alat

reproduksi pada pria

dan wanita

(1,2,3,4)

Memproseskan

perkembangan embrio

dalam rahim

(13)

Membandingkan proses

pembentukan sel kelamin

(10)

Menjelaskan

manfaat ASI

(14)

Menjelaskan definisi

kehamilan (16,17)

Mengimplementasikan

menjaga keehatan organ-

organ reproduksi

(19,24,25)

Mengimplementasikan

menjaga keehatan organ-

organ reproduksi (8)

Faktor kesiapan

menikah

ditinjau dari

aspek biologis

(11,15)

Mendiferensiasikan

hormon yang berperan

pada laki-laki dan

perempuan

(5,6,7)

Menghubungkan hukum

islam dengan

penyimpangan pada

kesehatan reproduksi

(17,18,23)

Menjelaskan

dampak

ditimbulkan

dari aborsi

(20,21,22)

11

Lampiran 3 : Angket Pengetahuan dan Sikap Menjaga Kesehatan Reproduksi

Page 48: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

34

b) Instrumen Non-Tes

1. Angket

Instrumen non tes yang digunakan berupa angket untuk mengukur sikap

peserta didik dalam menjaga kesehatan reproduksi. Angket yang digunakan

bersifat tertutup, responden hanya memilih alternatif jawaban yang telah

disediakan dari pernyataan-pernyataan yang tertera pada angket. Jawaban setiap

butir instrumen menggunakan skala Likert yang memiliki gradasi nilai dari sangat

positif sampai sangat negatif. Angket diberikan sebelum dan setelah pelaksanaan

pembelajaran. Kisi-kisi instrumen aspek sikap dijabarkan pada Tabel 3.4.

Tabel 3. 4Kisi-kisi Instrumen Sikap Menjaga Kesehatan Reproduksi

No Indikator Sikap Menjaga

Kesehatan Reproduksi

Indikator yang

Dipelajari pada Sistem

Reproduksi

No soal

1 Pubertas Organ reproduksi

manusia

1

2 Sex sebelum menikah Fertilisasi & kehamilan 9,10,11,13

Unsur pornografi 12,14,15

3 Kesehatan reproduksi Kesehatan reproduksi 2,3,4,5,6,7,8,16

4 PMS (Penyakit Menular

Sexual)

HIV & Aids 15,17

2. Lembar Observasi

Dalam penelitian ini, lembar observasi digunakan untuk mengetahui

aktivitas siswa yang menjadi objek penelitian. Lembar observasi akan

memudahkan observer dalam menilai aktivitas siswa di kelas selama

pembelajaran berlangsung.12

D. Kalibrasi Instrumen

Instrumen yang akan digunakan harus memiliki kualitas yang baik. Oleh

karena itu, perlu dilakukan kalibrasi terlebih dahulu sebelum digunakan untuk

penelitian. Instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) telah tervalidasi oleh ahli (pembimbing). Sedangkan instrumen pengukuran

12

Lampiran 2 : Lembar Observasi

Page 49: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

35

berupa tes dan angket terlebih dahulu dikalibrasikan dengan cara uji validitas dan

reabilitas dari instrumen. Pengujian instrumen menggunakan siftware ANATES

ver 4.0.9 yang dikembangkan oleh Drs Karno To, MPd. Dan Yudi Wibisono, ST.

sehingga dapat menjadi pertimbangan sebuah instrumen dapat dipakai atau tidak.

1. Instrumen Tes Pengetahuan Kesehatan Reproduksi

Instrumen tes pilihan ganda dikalibrasi terlebih dahulu sebelum digunakan

dalam penelitian. Tujuan dari hal ini yaitu untuk mengetahui validitas, reabilitas,

tingkat kesukaran, dan daya beda soal. Uji tes menggunakan program Anates 4.0

a) Uji Validitas

Validitas tes pada dasarnya menunjuk kepada derajat fungsi pengukurnya

suatu tes, atau derajat kecermatan ukurnya sesuatu tes. Validitas suatu tes

mempermasalahkan apakah tes tersebut benar-benar mengukur apa yang hendak

diukur. Maksudnya adalah seberapa jauh suatu tes mampu mengungkapkan

dengan tepat ciri atau keadaan yang sesungguhnya dari obyek ukur, akan

tergantung dari tingkat validitas tes yang bersangkutan. Menurut Sudjana,

validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian dalam menilai konsep yang

akan dinilai sehingga mendapatkan hasil yang sangat tepat.13

Uji validitas dilakukan dengan cara uji coba instrumen pada siswa yang

sebelumnya sudah memiliki pengetahuan terkait materi sistem reproduksi, yakni

siswa kelas XII.14

Koefisien korelasi selalu terdapat antara – 1,00 sampai + 1,00.

Namun, karena dalam menghitung sering dilakukan pembulataan angka-angka,

sangat mungkin diperoleh koefisien lebih dari 1,00. Koefisien negatif

menunjukkan hubungan kebalikan sedangkan koefisien positif menunjukkan

adanya kesejajaran untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien

korelasi. Adapun besarnya koefisien dijabarkan pada Tabel 3.5.15

13

Zulkifli, op. cit, h. 89. 14

Lampiran 5 : Hasil Analisis Data Menggunakan Anates 15

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.

75.

Page 50: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

36

Tabel 3. 5Validitas Instrumen Pengetahuan

Koefisien Kriteria Nomor Soal Jumlah

0.800-1.00 Sangat Tinggi - 0

0.600-0.800 Tinggi 4*, 10*,16*, 24* 4

0.400-0.600 Cukup 2*, 3*, 5*, 11*,

12*, 15*, 19*, 22*,

8

0.200-0.400 Rendah 8,9*, 13,14,20,

21*, 23, 25*

8

0.00-0.200 Sangat Rendah 1, 6,7,17, 18 5

Keterangan : nomor soal yang bertanda (*) adalah nomor soal yang digunakan

dalam instrumen penelitian.

Hasil perhitungan Anates 4.0, diperoleh data bahwa dari 25 soal pilihan

ganda terdapat 15 soal yang dinyatakan valid yaitu soal nomor 2, 3, 4, 5, 9, 10, 11,

12, 15, 16, 19, 21, 22, 24, 25

b) Uji Reliabilitas

Pengkajian reliabilitas soal tes menggunakan bantuan software Anates 4.0.16

Setelah didapatkan nilai kemudian diinterpretasikan terhadap tabel nilai riipada

Tabel 3.6.

Tabel 3. 6Kriteria Reliabilitas Instrumen

Koefisien Kolerasi Kriteria Reliabilitas

0.81-1.00 Sangat Tinggi

0.61-0.80 Tinggi

0.41-0.60 Cukup

0.21-0.40 Rendah

0.00-0.20 Sangat Rendah

Hasil uji coba soal yang menggunakan Anates 4.0, jika nilai Alpha > 0,60

maka reliabel. Dari hasil uji reliabilitas menggunakan anates diperoleh nilai

reliabilitas sebesar 0.64. Dengan demikian, soal yang sudah diujikan memiliki

reliabilitas dengan kriteria tinggi.

16

Lampiran 5 : Hasil Analisis Data Menggunakan Anates

Page 51: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

37

c) Uji Tingkat Kesukaran

Indeks kesukaran memilki nilai rentang sari 0.0-1.0. Dalam perhitungan

tingkat kesukaran ini, digunakan software Anates 4.0. Untuk menafsirkan tingkat

kesukaran, digunakan ketentuan yang dijabarkan pada Tabel 3.7.

Tabel 3. 7Kriteria Tingkat Kesukaran Instrumen

Nilai Kriteria Nomor Soal Soal yang Valid Jumlah

0.00-0.25 Sukar 2,4,10,16,24 2,4,10,16,24 5

0.26-0.75 Sedang 3, 5, 7, 12, 13, 14, 15,

19,22,23

3, 5, 12, 15, 19, 22 6

0.76-1.00 Mudah 1,6,8,9, 11, 17, 18, 20,

21,25,

9,11,21,25 4

Berdasarkan hasil perhitungan Anates 4.0 dari 25 soal yang diujikan

terdapat 5 soal sukar, 6 soal sedang dan 4 soal mudah.17

d) Uji Daya Beda

Dalam penelitian ini perhidungan daya beda menggunakan software Anates

4.0. Kriteria tolak ukur untuk menginterpretasikan daya pembeda tiap butir soal

terdapat pada Tabel 3.8.

Tabel 3. 8Kriteria Daya Beda Instrumen

Besarnya Angket

Indeks Diskriminasi

Item (D)

Kriteria Nomor Soal Soal yang

Valid Jumlah

0.00-0.20 Jelek (poor) 1, 6, 9, 14,

17,18

9 1

0.21-0.40 Cukup (satisfactory) 2, 4, 7, 10,

13, 23,

2, 4, 10 3

0.41.0.70 Baik (good) 5, 11, 12,

15,16, 19,

21,22, 24,25

5, 11, 12,

15, 16, 19,

21, 22,24,25

10

0.71-1.00 Baik Sekali

(excellent)

3 3 1

Berdasarkan hasil uji daya pembeda yang telah dilakukan, dari 25 soal

sebanyak 6 soal jelek, 6 soal cukup, 10 soal baik, dan 1 soal baik sekali.18

17

Lampiran 5 : Hasil Analisis Data Menggunakan Anates 18

Lampiran 5 : Hasil anates uji daya beda soal.

Page 52: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

38

2. Instrumen Non-tes Sikap Menjaga Kesehatan Reproduksi

a) Uji Validitas

Uji validitas instrumen dilakukan dengan dua cara, yakni validitas ahli yaitu

dosen pembimbing skripsi dan perhitungan menggunakan software microsoft

excel 2010. Untuk mengukur validitas maka instrumen tersebut diujicobakan pada

kelas XII di sekolah MAN 1 Tangerang Selatan.

Angket sikap menjaga kesehatan reproduksi dianalisis dengan memberikan

skor pada setiap pernyataan peserta didik. Pada angket, terdapat pernyataan positif

dan negatif. Pernyataan positif diberi skor 1 untuk jawaban tidak pernah, skor 2

untuk jawaban jarang, skor 3 untuk jawaban sering dan skor 4 untuk jawaban

sangat sering. Sementara itu, untuk pernyataan negatif beri skor 1 untuk jawaban

sangat sering, 2 untuk jawaban sering, 3 untuk jawaban jarang dan 4 untuk

jawaban tidak pernah19

. Setelah diberikan skor, kemudian skor tersebut

dikonveksi dalam bentuk presentase menggunakan rumus :

x 100 %

Hasil uji validitas disajikan pada Tabel 3.9.

Tabel 3. 9Uji Validitas Instrumen Sikap

Koefisien Kriteria Nomor Soal Jumlah

0.800-1.00 Sangat Tinggi - -

0.600-0.800 Tinggi 5*, 14* 2

0.400-0.600 Cukup 1*,3*,5*,

7*,8*,9*,10*,11*,

12*,13, 15*, 16, 17

10

0.200-0.400 Rendah 2*, 4*,6* 3

0.00-0.200 Sangat Rendah - -

Keterangan : nomor soal yang bertanda (*) adalah nomor soal yang digunakan

dalam instrumen penelitian.

Berdasarkan Tabel 3.11 terdapat 2 soal dengan kriteria validitas yang tinggi,

10 soal cukup dan 3 soal rendah. Soal nomor 13,16,17 dinyatakan tidak valid

namun tetap digunakan karena sudah tervalidasi oleh dosen pembimbing, soal

19

Haryadi Sarjono dan Winda Julianita, SPSS VS LISREL (Sebuah Pengantar, Aplikasi untuk

Riset), (Jakarta : Salemba Empat, 2011) h. 6

Page 53: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

39

tersebut merupakan aspek yang cukup penting dalam mengukur sikap menjaga

kesehatan reproduksi.20

E. Teknik Analisis Data

Analisis merupakan pencarian untuk eksplansi dengan pemahaman yang

berada dalam rangkaian konsep yang dan teori yang diharapkan menjadi

kemajuan, pertimbangan, dan perkembangan. Karena dengan analisis penelitian

akan menemukan yang sebenarnya dalam bentuk hubungan yang lebih luas dan

rinci. Data yang dikumpulkan dari hasil penelitian berupa data kuantitatif, berupa

data-data kuantitatif, berupa data data hasil pretest dan postest tentang

pemahaman konsep yang telah dipelajari. Setalah data terkumpul, selanjutnya

dibuat analisis data agar menjadikan data tersebut bermakna dan berguna dalam

pemecahan masalah penelitian.

Pengolahan dan penganalisisan data menggunakan unj statistik. Data

dianalisis terlebih dahulu dengan menggunakan uji N-Gain kemudian dilakukan

uji analisis data dengan uji hipotesis menggunakan uji-t. Namun, sebelum

menganalisis data dengan uji-t, dilakukan ui prasyarat analisis terlebih dahulu

dengan menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas untuk mengetahui

apakah data yang diperoleh berdistribusi normal dan memiliki ragam yang

homogen atau tidak, jika data sudah normal dan homogen kemudian dilakukan uji

hipotetsis.

1. Uji Prasyarat Hipotesis

Sebelum melakukan uji hipotesis, maka dilakukan uji prasyarat untuk

menentukkan rumus statistik yang akan digunakan untuk uji hipotesis. Terdapat 2

uji prasyarat yang harus dipenuhi, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

a) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti

berdistribusi normal atau tidak. Uji Normalitas pretest dan posttest menggunakan

uji Kolgomorov-Smirnov taraf signifikansi 0,05 dengan bantuan SPSS 22.

20

Lampiran 7 : Uji validitas.

Page 54: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

40

b) Uji Homogenitas

Sebagai persyaratan untuk pengujian hipotesis pada statistika inferensial,

dilakukan pengujian tentang asumsi distribusi normal dan homogenitas.

Persyaratan lain yang juga sering dilakukan adalah pengujian asumsi

homogenitas. Pengujian homogenitas menjadi bermakna untuk menjaga

komparabilitas terutama untuk pengujian hipotesis tentang perbedaan rata-rata

melalui statistic uji-t dan uji-F. Terkadang dalam penelitian terutama penelitian

eksperimen bila ternyata asumsi homogenitas tidak dipenuhi maka pengujian

hipotesis tentang perbedaan rata-rata dua kelompok, masih dapat dilakukan yaitu

melalui pendekatan statistik uji-t.21

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan setelah uji normalitas dan uji homogenitas. Jika data

yang didapat dari uji normalitas dan homogenitas itu normal dan homogen maka

statistika yang digunakan adalah statistika parametrik, akan tetapi jika data yang

didapatkan tidak normal maka statistika yang digunakan adalah statistik non-

paramentrik.

a) Statistika Parametrik

Teknik analisis yang digunakan dalam statistika parametrik ini

menggunakan uji- t. Uji-t adalah suatu metode statistika yang digunakan untuk

menguji signifikansi perbedaan dua rata. Metode statistika ini digunakan apabila

data yang dianalisis berskala rasio atau berskala interval. Dalam melakukan

analisis menggunakan metode statistika ini yang diuji signifikansi perbedaannya

adalah rata-rata hitung (mean) karena dia merupakan salah satu jenis ukuran

kecenderungan pemusatan data yang dianggap paling stabil.22

b) Statistika Nonparametrik

Teknik analisis data pada statistika non-parametrik dengan menggunakan uji

Mann Whitney (U). Uji Mann Whitney (U) adalah uji non-paramentrik yang

tergolong kuat sebagai pengganti uji t. Jika dalam uji t menguji parameter

21

Kadir, Statistika Terapan, Konsep, contoh dan Analisis Data dengan Program

SPSS/Lisrel dalam Penelitian, ( Jakarta: PT RajaGrafindo, 2016), Cet. 3, h. 143. 22

Mohammad Ali dan Muhammad Asrori, Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan,

(Jakarta : Bumi Aksara, 2014), Cet. 1, h.310.

Page 55: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

41

perbedaan 2 rata-rata sampel yang asumsi distribusi populasinya harus normal dan

variansnya harus homogen , maka dalam uji uji Mann Whitney (U) asumsi

normalitas dan homogenitas tidak diperlukan yang penting level pengukuran

minimal ordinal dan variabel yang akan diuji merupakan variabel kontinu.23

3. Analisis N-Gain

Gain adalah selisih antara nilai pos tes dan pre tes, gain menunjukkan

peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran

dilakukan guru. Sering sekali terjadi permasalahan pada suatu kelompok

(misalnya kelompok A) nilai gain tinggi, yang berarti nilai pos tes siswa sangat

tinggi, dan nilai pre tes siswa sangat rendah, sedangkan pada kelompok yang lain

(misalnya kelompok B) nilai gain rendah, karena kebanyakan siswa di kelompok

tersebut memang pandai-pandai. Jika gain kelompok A dan B akan dibandingkan,

maka didapatkan kesimpulan kelompok A lebih baik dari kelompok B.

Kesimpulan ini akan menimbulkan bias penelitian, karena pada pre tes kedua

kelompok ini sudah berbeda. Untuk menghindari bias penelitian seperti ini

digunakan normal gain, karena normal gain sudah memperhitungkan faktor-faktor

yang dapat menyebabkan bias penelitian seperti dijelaskan di atas.Untuk

menhitung N-Gain maka menggunakan rumus sebagai berikut:

Hasil dari perhitungan dengan menggunakan rumus di atas dibandingkan

dengan kriteria yang dijabarkan pada Tabel 3.10.

Tabel 3. 10Kriteria N-Gain

Rentang Kriteria

n-g≥0.7 Tinggi

0.3≤n-g<0.7 Sedang

n-g<0.3 Rendah

23

Kadir, op cit,h. 489.

Page 56: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

42

F. Hipotesis Statistik

Perumusan hipotesis statistik yang diajukan adalah sebagai berikut:

1. X terhadap Y1

Ho :

Ha :

Keterangan :

: Rata-rata hasil pengetahuan siswa kelas kontrol

µ12 : Rata-rata hasil pengetahuan siswa kelas eksperimen

Ho : Tidak terdapat pengaruh modul Biologi terintegrasi nilai islam sistem

reproduksi manusia terhadap pengetahuan siswa

Ha : Terdapat pengaruh modul Biologi terintegrasi nilai islam sistem

reproduksi manusia terhadap pengetahuan siswa

2. X terhadap Y2

Ho : µ21 = µ22

Ha : µ21 µ22

Keterangan :

µ21 : Rata-rata hasil sikap siswa kelas kontrol

µ22 : Rata-rata hasil sikap siswa kelas eksperimen

Ho : Tidak terdapat pengaruh modul Biologi terintegrasi nilai islam sistem

reproduksi manusia terhadap sikap siswa

Ha : Terdapat pengaruh modul Biologi terintegrasi nilai islam sistem

reproduksi manusia terhadap sikap siswa

3. X terhadap Y1 dan Y2

Ho : ( ) = (

)

Ha : ( ) (

)

Keterangan:

Ho : Tidak terdapat pengaruh dari penggunaan Modul Biologi terintegrasi nilai

Islam Sistem Reproduksiterhadap pengetahuan dan sikap peserta didik dalam

menjaga kesehatan reproduksi.

Ha : Terdapat pengaruh dari penggunaan Modul Biologi terintegrasi nilai Islam

Page 57: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

59

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan deskripsi data yang telah diuraikan, maka

dapat disimpulkan bahwa :

1. Modul Biologi Terintegrasi Nilai Islam berpengaruh terhadap pengetahuan

kesehatan reproduksi peserta didik. Rata-rata pretest di kelas yang

menggunakan Modul Biologi Terintegrasi Nilai Islam Sistem Reproduksi

Manusia (Kelas Eksperimen) sebesar 53,45 sedangkan pada kelas yang

menggunakan Buku Tafsir Ilmi ―Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-

Quran dan Sains‖ (Kelas Kontrol) sebesar 48,83. Nilai posttest

pengetahuan pada kelas eksperimen yaitu 77,32 sedangkan rata-rata pada

kelas kontrol yaitu 69,56. Peningkatan nilai pada kelas eksperimen sebesar

23,87 poin dan pada kelas kontrol sebesar 20,73 poin.

2. Materi ajar yang berintegrasikan nilai islam mampu menumbuhkan sikap

positif peserta didik dalam menjaga kesehatan reproduksinya. Rata-rata

nilai sikap pada kelas eksperimen sebelum diberi perlakuan yaitu 85

sedangkan pada kelas kontrol sebesar 85,7. Rata-rata nilai sikap setelah

diberi perlakuan pada kelas eksperimen yaitu 89,87 dan pada kelas kontrol

yaitu 89,7. Peningkatan aspek sikap pada kelas eksperimen dan kontrol

tidak signifikan. Peningkatan pada kelas eksperimen sebesar 4,87 poin dan

pada kelas kontrol sebesar 4 poin.

3. Presentase pengetahuan pada siswa yang menggunakan Modul Biologi

Terintegrasi Nilai Islam Sistem Reproduksi Manusia mengalami

peningkatan sebesar 51,36% sedangkan pada aspek sikap mengalami

peningkatan sebesar 3,2%.

B. Saran

1. Penggunaan modul Biologi berintegrasi Islam dapat digunakan di

MA/SMA untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik terkait

pengetahuan Biologi dengan Islam. Modul dapat digunakan sebagai

sumber ajar tambahan bagi guru.

Page 58: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

60

2. Peneliti yang akan melakukan penelitian terkait kesehatan reproduksi

harus mengetahui terlebih dahulu populasi peserta didik yang akan diteliti,

akan lebih baik jika penelitian dilakukan di kota-kota besar dengan status

kesehatan reproduksi yang rendah.

3. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan perbandingan pengetahuan dan

sikap menjaga kesehatan reproduksi pada peserta didik antara siswa yang

bersekolah di SMA dengan siswa yang bersekolah di MAN.

Page 59: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

61

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad dan Muhammad Asrori.Metodologi dan Aplikasi Riset

Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara, 2014.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

2009.

Azwar, Saifuddin. Sikap Manusia Teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2016.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Kurikulum dan Modul

Pelatihan Pengelolaan Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan

Reproduksi Remaja (PIK-KRR) cetakan kedua. Jakarta : Badan Koordinasi

Keluarga Berencana Nasional. 2008.

Bakar, H.M Sukawati Abu. Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana

(Dalam Tanya Jawab). Jakarta: PT RajaGrafindo. 2014.

Benita, Nydia Rena. Pengaruh Penyuluhan terhadap Tingkat Pengetahuan

Kesehatan Reproduksi pada remaja Siswa SMP Kristen Gergaji. Laporan

Hasil Karya Tulis Ilmiah, Semarang: Universitas Diponegoro. 2012.

BKKBN, BPS, dan Kemenkes, Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2017:

Kesehatan Reproduksi Remaja, Jakarta: 2018.

Campbell, Neil A . Biologi Edisi 8 Jilid 3, Terj. Dari Biology oleh Damaring Tyas

Wulandari. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2010.

Elisa, Syafrida. Sikap Guru Terhadap Pendidikan Inklusi Ditinjau dari Faktor

Pembentuk Sikap, Jurnal Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, vol

2, no 01. 2013.

Hamzah, Faiz. Studi Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Berbasis Integrasi

Islam-Sains pada Pokok Bahasan Sistem Reproduksi Kelas IX

Madrasah Tsanawiyah. Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 1, no 1. 2015.

Irianto, Koes. Panduan Lengkap Biologi Reproduksi Manusia (Human

Reproductive Biology) untuk Paramedis dan Nonmedis. Bandung,

Penerbit Alfabeta. 2014.

Jamaludin, dkk. Pembelajaran Perspektif Islam. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2015.

Kadir. Statistika Terapan, Konsep, contoh dan Analisis Data dengan Program

SPSS/Lisrel dalam Penelitian. Jakarta: PT RajaGrafindo, 2016.

Page 60: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

62

Khan, Shane & Vinod Mishra, Youth Reproductive and Sexual Health. USA:

Macro International Inc. 2008.

Kusmiran, Eny. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta Selatan:

Penerbit salemba Medika. 2011.

Leksono,Suroso Mukti. Pengembangan Bahan Ajar Biologi Konservasi

Berbasis Etnopedagogi. Jurnal Kependidikan, vol 45, nomor 2. 2015.

Mahmud, Psikologi Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia. 2010.

Marjan, Johari. Pengaruh Pembelajaran Pendekatan Saintifik terhadap Hasil

Belajar Biologi dan Keterampilan Proses Sains Siswa MA Mu‟alimat NW

Pancor Selong Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat,

Program Studi IPA vol.4. 2014.

Matondang, Zulkifli. Validitas dan Reliabilitas Suatu Instrumen Penelitian, Jurnal

Tabularasa PPS UNIMED, Vol. 6 No. 1, Juni 2009.

M. Drake, Susan. Menciptakan Kurikulum Terintegrasi yang Berbasis Standar.

Jakarta Barat: PT Indeks. 2012.

Muspiroh, Novianti, Integrasi Nilai Islam dalam Pembelajaran IPA (Perspektif

Pendidikan Islam), IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Vol. XXVIII no 3.

2013.

Nadya, Modul Biologi Terintegrasi Nilai Islam Sistem Reproduksi Manusia Kelas

XI Madrasah Aliyah. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. 2018.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 69

Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah

Menengah Atas/Madrasah Aliyah.

Rohan, Hasdianah Hasan dan Sandu Siyoto. Buku Ajar : Kesehatan Reproduksi.

Yogyakarta: Nuha Medika. 2012.

Rusman. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi

Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2015.

Septiana, Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Tingkat Pengetahuan

Remaja tentang Kesehatan Reproduksi di SMP Islam Ruhama Ciputat.

Jakarta:UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2014.

Setyowati, Ratna. Pengembangan Modul IPA Berkarakter Peduli Lingkungan

Tema Polusi Sebagai Bahan Ajar Siswa SMK N 11 SEMARANG. Unnes

Science Education Jurnal, 2. 2013.

Page 61: PENGARUH MODUL BIOLOGI TERINTEGRASI NILAI ISLAM SISTEM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46544/1/NIA...pengaruh modul biologi terintegrasi nilai islam sistem reproduksi

63

S.Susilowati. Pengembangan Bahan Ajar IPA Terintegrasi Nilai Islam untuk

Meningkatkan Hasil Belajar IPA. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 3 (1).

2017.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD. Bandung:

Alfabeta,2015.

Thayyarah, Nadiah. Buku Pintar Sains dalam Al-Qur‟an. Jakarta: Zaman. 2013

Wijaya, Made Kusuma, dkk. Pengetahan,Sikap dan Aktivitas Remaja SMA dalam

Kesehatan Reproduksi di Kecamatan Buleleng. KEMAS 10 (1). 2014.

Yanti Herlanti. Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains. Jakarta:

Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah. 2014.