PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MIND MAPPING TERHADAP KREATIVITAS SISWA SKRIPSI JAMILAH KARIMAH NIM. TB. 161038 PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2021
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE MIND MAPPING TERHADAP
KREATIVITAS SISWA
SKRIPSI
JAMILAH KARIMAH
NIM. TB. 161038
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2021
i Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE MIND MAPPING TERHADAP
KREATIVITAS SISWA
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JAMILAH KARIMAH
NIM. TB. 161038
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2021
ii
KEMENTERIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Alamat Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Jl. Jambi – Ma. Bulian KM. 16 Simp. Sungai Duren Muara Jambi 36363
PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
KodeDokumen KodeFormulir Berlakutgl No. Revisi Tgl. Revisi Halaman
In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 2021 R-0 1 dari 1
Hal : Nota Dinas
Lampiran :
Kepada
Yth.Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di Jambi
Assalamualaikum wr. wb
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi saudara;
Nama : Jamilah Karimah
NIM : TB 161038
Judul Skripsi : Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping
terhadap kreativitas siswa
Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program Studi
Tadris Biologi Universitas Islam Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strara Satu dalam Program Studi
Tadris Biologi. Dengan ini kami mengharapkan agar skripsi / tugas akhir saudara
tersebut di atas dapat segera di munaqasyahkan. Atas perhatiannya saya ucapkan
terima kasih.
Jambi, 26 Januari 2021
Pembimbing I
Drs. H. Alfian, M.Pd
NIP. 19570904 197903 1 007
iii
KEMENTERIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Alamat Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Jl. Jambi – Ma. Bulian KM. 16 Simp. Sungai Duren Muara Jambi 36363
PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
KodeDokumen KodeFormulir Berlakutgl No. Revisi Tgl. Revisi Halaman
In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 2021 R-0 1 dari 1
Hal : Nota Dinas
Lampiran :
Kepada
Yth.Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di Jambi
Assalamualaikum wr. wb
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi saudara;
Nama : Jamilah Karimah
NIM : TB 161038
Judul Skripsi :Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping
terhadap kreativitas siswa
Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program Studi
Tadris Biologi Universitas Islam Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam Program Studi
Tadris Biologi. Dengan ini kami mengharapkan agar skripsi / tugas akhir saudara
tersebut di atas dapat segera di munaqasyahkan. Atas perhatiannya saya ucapkan
terima kasih.
Pembimbing II
Dwi Gusfarenie, M.Pd
NIP. 19840802 201101 2 009
v
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun
sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi seluruhnya merupakan hasil karya
saya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip
dari hasil karya orang lain telah saya tuliskan sumbernya secara jelas sesuai
dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi bukan
hasil karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian-bagian
tertentu, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan
perundangundangan yang berlaku.
Jambi, 26 Januari 2021
TB 161038
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini persembahan untuk semua yang telah memberikan ketegaran
jiwa, mendukung, memotivasi, dan membantu terselesaikannya skripsi ini baik
secara material maupun spiritual
1. Untuk kedua orang tuaku Bapak ( M.Nasir Ali ) dan Ibu ( Junaini ) sebagai
motivator terbesar dalam hidupku, yang tak pernah berhenti untuk
mendoakanku, mengasuhku, menjagaku dari aku kecil hingga aku
menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi ini. Ucapan terimakasih dari
hati yang paling dalam, tak akan mungkin dapat membalas segala jasa-
jasamu. Terimakasih telah menjadi orang tua yang luar biasa untuk ku.
Semoga ini menjadi awal langkahku untuk membahagiakan kedua orang
tuaku amiin.
2. Teruntuk abang kandung ku ( M. Efendi ) terimakasih telah menjadi abang
sekaligus orang tua yang luar biasa untuk ku selama ini. Yang telah
memberikanku banyak semangat dan dukungan dalam proses penyusunan
skripsi.
3. Terima kasih untuk kedua kakak ku (Misnawati dan Lilis Suryani) yang
telah memberikan doa dan dukungan selama saya berada di bangku
perkuliahan.
4. Terakhir untuk sahabat ku (Marhmah, Misriani, Hidayatul Fitri, Yeni
Astuti, Zubaida, Putri Purnama Sari, Vinie Andrian, Yulinar, Lestari
Rahayu, Lisa Paramita Oktavia, Sri Wulandari, dan Intan Fitri Hilza)
terimakasih telah banyak memotivasi dalam penyusunan skripsi ,terimakasih
selalu Membantuku apapun itu. Semoga Allah selalu menjaga kalian semua,
dan selalu melancarkan segala urusan mu.
vii
MOTTO
سبيل ربك بالكمة والموعظة السنة وجادلم بالت هي احسن ان ادع إل
( ۱٢۵ضل عن سبيله وهو اعلم بالمهتدين. ) النحل:اعلم بن ربك هو Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang
baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.
(Anonim, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Departemen Agama RI 2005, hal 281 )
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha „Alim
yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkannya, atas Iradahnya hingga
skripsi ini dapat dirampungkan. Salawat dan salam atas Nabi SAW pembawa
risalah pencerahan bagi manusia.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada fakultas Tarbiyah
UIN Sulthan Thaha Saifudin Jambi. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
penyelesaian skripsi ini tidak banyak melibatkan pihak yang telah memberikan
motivasi baik moral maupun materil, untuk itu melalui kolom ini Penulis
menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidi, Ph.D, selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifudin
Jambi.
2. Ibu Dr. Hj. Fadillah, M..Pd, Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifudin Jambi
3. Ibu Reny Safita, S.Pt, M.Pd selaku Ketua Program Studi Tadris Biologi dan
Ibu Dwi Gusfarenie, M.Pd selaku Sekretaris Program Studi Tadris Biologi
4. Bapak Drs. H. Alfian, M.Pd selaku dosen pembimbing I dan ibu Dwi
Gusfarenie, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu
dan mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Nining Nuraida, M.Pd sebagai dosen validator instrument lembar observasi
sekaligus dosen validator RPP yang telah meluangkan waktu dan pemikirannya
demi mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. .
6. Bapak H. Abdul Qadir Jailany, S.Ag selaku kepala sekolah MA As‟ad Kota
Jambi serta Majelis guru selaku guru yang bertugas yang telah memberikan
banyak informasi guna mempermudah penulis memperoleh data dilapangan.
7. Almamater UIN Sulthan Thaha Saifudin Jambi yang memberikan dukungan
penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi.
ix
8. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Akhirnya semoga Allah SWT berkenaan membalas segala kebaikan dan
amal semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
pengembangan ilmu.
Jambi, 26 Januari 2021
Penulis
Jamilah Karimah
NIM. TB 161038
x
ABSTRAK
Nama : Jamilah Karimah
Program Studi : Tadris Biologi
Judul Skripsi : Penggaruh model pembejaran kooperatif tipe Mind Mapping
terhadap kreativitas siswa
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rata-rata skor kreativitas siswa sebelum
dan sesudah menggunakan model mind mapping serta pengaruh signifikan
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping. Penelitian ini yaitu
penelitian eksperimen dengan desain penelitian Pre-Experimental Design yaitu
one-Group Pretest-Posttest Design. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah siswa kelas XI Madrasah Aliyah Swasta As‟ad Kota Jambi. Sampel dalam
penelitian ini sebanyak 20 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar
observasi. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa skor rata-rata sebelum
diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping
sebesar 37,75%, sedangkan setelah diberi perlakuan sebesar 45,6%. Hasil
perhitungan uji-t diperoleh thitung = 4,38 tt 5% = 1,73 sedangkan tt 1 % = 2,53.
Hasil uji pengaruh Phi-Korelasi (Φ)mendapatkan skor 1,633 dan rtabel pada taraf
5% = 0,320 dan 1%=0,413 karena skor phi lebih besar dari rtabel maka terdapat
pengaruh yang signifikan.Setelah dianalisis maka dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe mind mapping memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kreativitas siswa
Kata Kunci : Model Pembelajaran Tipe Mind Mapping, Kreativitas
xi
ABSTRACT
Name : Jamilah Karimah
Study Program : Biologi Education
Thesis Title : The influence of the Mind Mapping type of cooperative
learning model on students' creativity
This study aims to determine the average score of students' creativity before and
after using the mind mapping model as well as the significant effect of applying
the mind mapping type cooperative learning model. This research is an
experimental research with a pre-experimental research design, namely one-group
pretest-posttest design. The population used in this study were students of class XI
Madrasah Aliyah Swasta As'ad Jambi City. The sample in this study were 20
students. Data collection techniques using observation sheets. The results in this
study indicate that the average score before being treated using the mind mapping
type cooperative learning model was 37.75%, while after being given treatment
was 45.6%. The results of the t-test calculation obtained tcount = 4.38 tt 5% = 1.73
while tt 1% = 2.53. The results of the Phi-Correlation (Φ) effect test get a score of
1.633 and rtabel at the level of 5% = 0.320 and 1% = 0.413 because the pi score is
greater than the rtable, so there is a significant effect. After being analyzed, it can be
concluded that the type of mind mapping cooperative learning model has a
significant influence on student creativity.
Keywords: Mind Mapping Type Learning, Learning Creativity
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
NOTA DINAS ........................................................................................... ii
PENGESAHAN .......................................................................................... iv
PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................ v
PERSEMBAHAN ...................................................................................... vi
MOTTO ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................. x
ABSTRACT ................................................................................................. xi
DAFTAR ISI .............................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 5
C. Batasan Masalah ............................................................................ 5
D. Rumusan Masalah .......................................................................... 5
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori ............................................................................... 8
B. Studi Relevan ................................................................................ 28
C. Kerangka Berfikir ........................................................................... 31
D. Hipotesis Penelitian ......................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 33
B. Desain Penelitian ............................................................................. 33
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ..................................... 34
D. Instrumen Penelitian........................................................................ 38
E. Teknik Analisis Data ....................................................................... 41
F. Hipotesis Statistik ........................................................................... 44
G. Jadwal Penelitian ............................................................................ 44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ................................................................................. 47
B. Analisis Data ................................................................................... 52
C. Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................... 55
BAB V PENUTUP
xiii
A. Kesimpulan ...................................................................................... 60
B. Saran ................................................................................................ 60
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 62
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Catatan Biasa dan Mind Mapping .................... 14
Tabel 2.2 Karakteristik Kreativitas .................................................... 22
Table 2.3 Aspek Kreativitas dan Indikatornya .................................... 23
Tabel 2.4 Perbedaan dan Persamaan Studi Relevan Yang
Peneliti Ambil ..................................................................... 30
Table 3.1 Data Siswa Kelas XI Madrasah Aliyah Swasta
As‟ad Kota Jambi ................................................................ 34
Tabel 3.2 Kategori Kreativitas Siswa.................................................. 39
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Lembar Observasi Kreativitas
Belajar Siswa ....................................................................... 40
Tabel 3.4 Jadwal Penelitian................................................................. 44
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Skor Lembar Observasi
Sebelum Menggunakan Model Mind Mapping................... 48
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Skor Lembar Observasi
Sesudah Menggunakan Model Mind Mapping ................... 49
Tabel 4.3 Perbandingan Kreativitas Belajar Siswa Sebelum dan
Sesudah Menggunakan Model Mind Mapping ................... 51
Tabel 4.4 Uji Normalitas ..................................................................... 52
Table 4.5 Uji Homogenitas ................................................................. 53
Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis .............................................................. 54
Tabel 4.7 Hasil Uji Korelasi Phi Sebelum dan Sesudah ..................... 55
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Komponen Penyusun Kreativitas ...................................... 19
Gambar 2.2 Dimensi Penyusun Kreativitas .......................................... 19
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian ......................................... 32
Gambar 3.1 Pretest-Postest Design ....................................................... 33
Gambar 4.1 Grafik Poligon Skor Kreativitas Siswa Sebelum .............. 48
Gambar 4.2 Grafik Poligon Skor Kreativitas Siswa Sesudah ............... 50
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Uji Normalitas ................................................................... 65
Lampiran II Uji Homogenitas .............................................................. 73
Lampiran III Uji Hipotesis .................................................................... 78
Lampiran IV Uji Korelasi Phi ............................................................... 81
Lampiran V Lembar Observasi ............................................................. 82
Lampiran VI Dokumentasi .................................................................... 91
Lampiran VII Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .............................. 95
Lampiran VIII Tabel Distribusi Z ....................................................... 149
Lampiran IX Tabel Distribusi Liliefors............................................... 150
Lampiran X Tabel Product Moment ................................................... 151
1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu proses yang wajib dijalani dalam kehidupan
manusia. Melalui pendidikan potensi setiap manusia dapat dikembangkan
dengan cara transfer ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang lebih
baik daripada sebelumnya. Peranan pendidikan sebagai suatu sistem yang
terbentuk dari komponen-komponen yang saling berinteraksi dan
melaksanakan fungsinya secara tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
Negara (Lufri, 2006, hlm. 1).
Menurut Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab I Pasal I yakni:”Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengembalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan Negara. Pendidikan yang diperlukan seseorang bukan hanya pendidikan
yang bersifat umum melainkan pendidikan agama juga. Pendidikan juga
harus menanamkan nilai keagamaan dengan tujuan membentuk pribadi yang
berakhlak mulia (Hasbullah, 2006:4).
Pendidikan dapat dikatakan berkualitas apabila terjadi penyelenggaraan
pembelajaran yang efektif dan efisien dengan melibatkan semua komponen-
komponen pendidikan, diantaranya mencakup tujuan pengajaran, guru,
peserta didik, bahan pelajaran, strategi, metode belajar mengajar, alat dan
sumber pelajaran serta evaluasi. Di lembaga pendidikan, guru menjadi orang
2
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
pertama, bertugas membimbing, mengajar, dan melatih anak didik mencapai
kedewasaan. Setelah proses pendidikan sekolah selesai, diharapkan anak
didik mampu untuk hidup dan mengembangkan dirinya ditengah masyarakat
dengan berbekal pengetahuan dan pengalaman yang sudah melekat didalam
dirinya (Martinis Yamin, 2007, hlm. 17). Guru adalah orang yang bertugas
mengajar, mendidik dan melatih peserta didik dan bertanggung jawab
mencerdaskan kehidupan peserta didik. Tidak ada seorang guru
menginginkan peserta didiknya menjadi sampah masyarakat atau menjadi
beban orang tua, masyarakat, bangsa dan Negara. Guru dengan penuh
dedikasi dan loyalitas berusaha keras supaya peserta didiknya sukses dalam
menuntut ilmu pengetahuan dan menjadi anak yang baik, manusia yang maju
dan berkualitas, serta berguna bagi nusa dan bangsa (Lufri, 2006. hal. 5).
Kreativitas merupakan hasil dari proses pembelajaran dalam kecakapan
kognitif yang diwujudkan dalam sikap dan tindakan (Daryanto, 2013:108).
Kreativitas itu sendiri adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan
sesuatu yang baru berdasarkan fakta, baik berupa gagasan, ide maupun karya
nyata, baik karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada dan
semuanya itu berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Kegiatan
belajar mengajar yang dapat memicu kreativitas siswa sangatlah dibutuhkan
pada saat ini mengingat pentingnya peran kreativitas dan inovasi baru dalam
berbagai bidang ilmu terutama sains dan teknologi untuk menghadapi
tantangan masa depan.
Perkembangan kreativitas seseorang erat kaitannya dengan perkembangan
kognitifnya. Karena memang, sesungguhnya kreativitas merupakan
perwujudan dari pekerjaan otak. Clark dan Gowan melalui teori belahan otak
(Hemisphere theory) mengatakan bahwa otak manusia itu menurut fungsinya
terbagi menjadi dua belahan, yaitu belahan otak kiri (left hemisphere) dan
belahan otak kanan (right hemisphere) (Danim,2013:133). Belahan otak kiri
mengarah kepada cara berpikir konveren (convergent thinking) dan berkaitan
dengan IQ seseorang, sedangkan otak belahan kanan mengarah kepada cara
berpikir divergen atau berpikir menyebar (divergent thinking) yang berkaitan
3
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dengan IQ seseorang. Otak kiri sering dikaitkan dengan berpikir kritis
sedangkan otak kanan sering dikaitkan dengan berpikir kreatif. Pada proses
pengembangan kreativitas seseorang, otak kiri dan otak kanan bekerja secara
bersamaan namun yang lebih mendominasi adalah kerja belahan otak kanan.
Dengan kata lain, pada proses pengembangan kreativitas kemampuan berpikir
kritis dan kemampuan berpikir kreatif seseorang tidak bisa dipisahkan karena
keduanya saling berhubungan.
Berdasarkan hasil observasi 14 November 2019 di MAS As‟ad Kota
Jambi. Pada saat siswa melakukan diskusi kelompok banyak siswa yang
hanya diam, tidak berani untuk mengemukakan pendapat atau mencetuskan
gagasan, maupun saran dalam penyelesaian masalah. Pada saat guru
memberikan tugas banyak siswa yang tidak mengerjakan tugas dengan cepat.
Selain itu pada saat proses pembelajaran berlangsung, siswa kesulitan
memahami dan menguasai pembelajaran khususnya pada materi sistem
pencernaan manusia. Hal ini terlihat dari hasil nilai siswa yang rendah yang
belum mencapai nilai KKM yaitu 70, dari 20 siswa hanya 7 siswa yang
mencapai nilai KKM.
Dari hasil observasi 21 November 2019 dengan guru bidang studi yang
dilakukan di MAS As‟ad Kota Jambi mengatakan bahwa “pada saat proses
pembelajaran Biologi yang sedang berlangsung di kelas, sebagian besar siswa
disekolah tersebut kurang aktif dalam proses belajar mengajar terlihat dari
proses pembelajaran. Siswa lebih banyak menerima ilmu pengetahuan dari
guru ketimbang menemukan pengetahuan itu sendiri”. Padahal yang
diharapkan guru seharusnya siswa dapat menemukan konsep dalam
pembelajaran itu sendiri sebelum atau tanpa dijelaskan oleh guru dengan
berpikir kreatif. Kurangnya kemandirian siswa dalam mengerjakan tugas,
siswa kurang mampu menyelesaikan beberapa masalah yang bersangkutan
pada materi pokok bahasan. Pada umumnya siswa cenderung membuat catatan
yang panjang sehingga siswa mengalami kesulitan dalam mencari poin-poin
materi yang telah dipelajari. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka dengan
menerapkan model pembelajaran mind mapping dapat membawa siswa pada
4
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
pengalaman yang mengesankan. Pengalaman yang diperoleh siswa akan
semakin berkesan apabila pembelajaran yang diperolehnya merupakan hasil
dari pemahaman dan penemuannya sendiri.
Mind mapping merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang
digunakan melatih kemampuan menyajikan isi (content) materi pelajaran
dengan pemetaan pikiran (mind mapping). Mind map dikembangkan oleh
Tony Buzan (2002) sejak akhir tahun 1960-an sebagai cara untuk mendorong
peserta didik mencatat hanya dengan menggunakan kata kunci dan gambar.
Iwan Sugiarto (2004) dalam Mulyatiningsih (2014:238) mengemukakan
“Pemetaan pikiran (mind mapping) adalah teknik meringkas bahan yang perlu
dipelajari dan memproyeksikan masalah yang dihadapi kedalam bentuk peta
atau teknik grafik sehingga lebih mudah memahaminya”. Kegiatan ini
sebagai upaya yang dapat mengoptimalkan fungsi otak kiri dan kanan, yang
kemudian dalam aplikasinya sangat membantu untuk memahami masalah
dengan cepat karena telah terpetakan (Mulyatiningsih, 2014:238-239).
Dalam model pembelajaran mind mapping siswa lebih bertanggung
jawab terhadap tugas yang di berikan oleh guru, karena pada pembuatan peta
konsep ini, siswa diajarkan untuk kreatif menggunkan warna, menggunakan
garis lengkung, simbol, kata, dan gambar yang sesuai dengan materi dan
kehendak siswa. Dengan mind mapping, daftar materi pelajaran yang panjang
bisa dialihkan menjadi diagram warna-warni, sangat teratur, dan mudah
diingat yang bekerja selaras dengan cara kerja alami otak dalam melakukan
berbagai hal. Menerapkan model pembelajaran Mind Mapping ini adalah
langkah mudah menggali informasi dari dalam otak yang merupakan cara
baru untuk belajar dan berlatih yang cepat dan ampuh dengan membuat
catatan yang tidak membosankan untuk mendapatkan ide baru dan
merencanakan proyek dari proses pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan mengangkat judul Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Mind Mapping Terhadap Kreativitas Siswa
5
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat di identifikasi beberapa
masalah sebagai berikut:
1. Kurangnya rasa ingin tahu siswa dalam pelajaran, hal ini terlihat dari
siswa yang hanya menerima pengetahuan dari guru dibandingkan
menemukan pengetahuan itu sendiri.
2. Tidak adanya feed back, hanya guru yang memberikan pertanyaan
sementara pada saat guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengemukakan pendapat banyak siswa yang tidak mengemukakan
pendapatnya.
3. Pada umumnya siswa cenderung membuat catatan yang panjang
sehingga siswa mengalami kesulitan dalam mencari poin-poin materi
yang telah dipelajari, dan siswa juga merasa cepat bosan jika terus
mencatat dengan catatan yang panjang.
C. Batasan Masalah
Agar peneliti lebih terarah sesuai dengan tujuan yang diharapkan, perlu
batasan masalah. Adapun batasan masalah dalam hal ini adalah:
1. Yang menjadi objek penelitian ini adalah siswa kelas XI di Madrasah
Aliyah Swasta As‟ad Kota Jambi tahun pelajaran 2020/2021
2. Materi yang diajarkan dalam penelitian ini dibatasi pada pokok
bahasan Sistem Pencernaan.
3. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Mind Mapping. Karena model pembelajaran tersebut
merupakan model pembelajaran yang mampu membuat siswa
mengkonstruksi pengetahuan sendiri.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah yang telah dikemukakan,
maka rumusan masalah penelitian ini adalah: Bagaimana Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping Terhadap Kreativitas Belajar
Siswa Di Madrasah Aliyah Swasta As‟ad Kota Jambi?
6
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Untuk membantu menjawab rumusan masalah maka dirumuskan
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Seberapa besar skor rata-rata kreativitas siswa sebelum dan sesudah
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping di
Madarasah Aliyah Swasta As‟ad Kota jambi?
2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan sesudah diterapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping terhadap kreativitas
siswa?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui peningkatan kreativitas siswa melalui model
pembelajaran kooperatif tipe mind mapping di Madarasah Aliyah
Swasta As‟ad Kota Jambi.
b. Untuk mengetahui seberapa signifikan model pembelajaran kooperatif
tipe mind mapping terhadap kreativitas siswa.
2. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi Sekolah
Menjadi masukan bagi sekolah sebagai pedoman untuk mengambil
kebijakan disekolah tersebut untuk meningkatkan mutu belajar di
Madrasah Aliyah Swasta As‟ad Kota Jambi.
b. Bagi Guru
Sebagai bahan masukan bagi guru agar dapat menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping untuk mengajar di dalam
kelas demi terciptanya proses pembelajaran yang efektif,
menyenangkan dan hasil yang baik.
c. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis dan juga
mahasiswa calon guru dalam memilih dan menggunakan media
pembelajaran pada proses belajar-mengajar dikemudian hari ketika
7
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
penulis menjalankan tugas di institusi pendidikan. Dan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memeperoleh gelar sarjana starata 1.
d. Bagi Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan bagi perkembangan
model pembelajaran yang dilakukan oleh dosen maupun bagi calon
pendidik pada fakultas ilmu tarbiyah dan kependidikan.
8 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR, DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
1. Konsep Model Mind Mapping
Konsep Mind Mapping asal mulanya diperkenalkan oleh Tony
Buzan tahun 1970-an. Mind map dalam bahasa Indonesia berarti peta
pikiran (dari kata mind = pikiran, dan map = peta). Pengertian mind map,
menurut sang pengembang, Tony Buzan, adalah suatu teknik mencatat
yang menonjolkan sisi kreativitas sehingga efektif dalam memetakan
pikiran. Hal tersebut senada dengan pendapat yang diungkapkan oleh
Suyanto dalam Rosyidah (2015:24) bahwa "Proses menyajikan dan
menangkap isi pelajaran dalam peta-peta konsep mendekati operasi
alamiah dalam berpikir".Sementara itu, Michalkodalam Tony Buzan
(2007:10) menyatakan bahwa "Mind map adalah alternatif pemikiran
keseluruhan otak terhadap pemikiran linear. (Mind Map) menggapai ke
segala arah menangkap berbagai pikiran dari segala sudut. Metode
mencatat melalui peta pikiran (mind map) ini dikembangkan oleh Tony
Buzan sebagai cara untuk mendorong peserta didik mencatat hanya
dengan menggunakan kata kunci dan gambar. Kegiatan ini sebagai upaya
yang dapat mengoptimalkan fungsi otak kiri dan kanan, yang kemudian
dalam aplikasinya sangat membantu untuk memahami masalah dengan
cepat karena telah terpetakan. Hasil Mind Mapping berupa Mind Map
(Sani, 2014:240).
Peta Pikir merupakan alat berpikir yang sangat efektif karena ia
memberi peluang kepada kita untuk membuat garis besar tentang
berbagai gagasan pokok (main ideas) dan menyebabkan kita melihat
secara jelas dan cepat bagaimana berbagai gagasan tadi saling
berhubungan dan berkaitan. Peta Pikir seakan-akan menyiapkan suatu
tahapan tepat guna antara proses berpikir dan pencurahan pikiran kita
9
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dalam bentuk kata sebenarnya di atas kertas (Rosyidah, 2015:24). Otak
manusia secara mental dibagi menjadi dua belahan atau hemisfer, yaitu
otak kiri dan otak kanan. Masing– masing otak tersebut mempunyai
intensitas fungsi dan karakteristik yang berbeda satu sama lain. Otak
kiri berhubungan dengan aktifitas-aktifitas seperti bahasa, angka,
analisa, logika, urutan, hitungan dan sebagainya. Sedangkan otak kanan
berhubungan dengan hal-hal seperti kreatifitas, konseptual, seni/warna,
musik, emosi, imajinasi, dan lain sebagainya. Otak kanan mempunyai
memori jangka panjang jika dibandingkan dengan otak kiri yang
mempunyai cirri khas memori jangka pendek. Sehingga, tidak heran
pelajaran yang sudah dihafal selama seminggu kemudian hilang
(Rosyidah, 2015:25)
Mind Map adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke
dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak, dan cara
mencatat yang kreatif dan efektif bagi siswa secara individual untuk
menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran dan secara harfiah akan
memetakan pikiran – pikiran kita (Rosyidah, 2015:25). Mind Map juga
merupakan peta rute yang hebat bagi ingatan, memungkinkan kita
menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja alami
otak dilibatkan sejak awal. Ini berarti mengingat informasi akan lebih
mudah dan lebih bisa diandalkan daripada menggunakan teknik
pencatatan tradisional (Buzan, 2007:11).
Jadi Pada dasarnya mind map merupakan suatu teknik visualisasi
pengetahuan secara grafis untuk mengoptimalkan eksplorasi seluruh
area kemampuan otak. Otak menyimpan informasi dengan pola dan
asosiasi seperti pohon dengan cabang dan rantingnya. Otak tidak
menyimpan informasi menurut kata demi kata atau kolom demi kolom
dalam kalimat baris yang rapi seperti yang kita keluarkan dalam
berbahasa. Untuk mengingat kembali dengan cepat apa yang telah kita
pelajari sebaiknya meniru cara kerja otak dalam bentuk peta pikiran.
10
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2. Langkah-langkah Penggunaan Mind Mapping
Dalam tahap aplikasi, terdapat empat langkah yang harus dilakukan
proses pembelajaran berbasis Mind Mapping, yaitu:
1). Overview: Tinjauan Menyeluruh terhadap suatu topik pada saat proses
pembelajaran baru dimulai. Hal ini bertujuan untuk memberi gambaran
umum kepada siswa tentang topik yang akan dipelajari. Khusus untuk
pertemuan pertama pada setiap awal Semester, Overview dapat diisi
dengan kegiatan untuk membuat Master Mind Mapyang merupakan
rangkuman dari seluruh topik yang akan diajarkan selama satu Semester
yang biasanya sudah ada dalam Silabus. Dengan demikian, sejak awal
siswa sudah mengetahui topik apa saja yang akan dipelajarinya
sehingga membuka peluang bagi siswa yang aktif untuk
mempelajarinya lebih dahulu di rumah atau di perpustakaan.
2).Preview: Tinjauan Awal merupakan lanjutan dari Overview sehingga
gambaran umum yang diberikan setingkat lebih detail daripada
Overview dan dapat berupa penjabaran lebih lanjut dari Silabus.
Dengan demikian, siswa diharapkan telah memiliki pengetahuan awal
yang cukup mengenai sub-topik dari bahan sebelum pembahasan yang
lebih detail dimulai. Khusus untuk bahan yang sangat sederhana,
langkah Preview dapat dilewati sehingga langsung masuk ke langkah
Inview.
3). Inview: Tinjauan Mendalam yang merupakan inti dari suatu proses
pembelajaran, di mana suatu topik akan dibahas secara detail, terperinci
dan mendalam. Selama Inview ini, siswa diharapkan dapat mencatat
informasi, konsep atau rumus penting beserta grafik, daftar atau
diagram untuk membantu siswa dalam memahami dan menguasai
bahan yang diajarkan.
4).Review: Tinjauan Ulang dilakukan menjelang berakhirnya jam pelajaran
dan berupa ringkasan dari bahan yang telah diajarkan serta ditekankan
pada informasi, konsep atau rumus penting yang harus diingat atau
dikuasai oleh siswa. Hal ini akan dapat membantu siswa untuk fokus
11
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dalam mempelajari-ulang seluruh bahan yang diajarkan di sekolah pada
saat di rumah. Review dapat juga dilakukan saat pelajaran akan dimulai
pada pertemuan berikutnya untuk membantu siswa mengingatkan
kembali bahan yang telah diajarkan pada pertemuan
sebelumnya.(Rosyidah, 2015:26-28)
Berikut adalah langkah – langkah dalam pembuatan Mind Map:
1) Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya
diletakkan mendatar. Tulis gagasan utama di tengah-tengah
kertas dan lingkupilah dengan lingkaran atau bentuk lain.
2) Tambahkan sebuah cabang yng keluar dari pusatnya untuk
setiap poin atau gagasan utama, jumlah cabang-cabangnya akan
bervariasi. Gunakan warna yang berbeda untuk tiap-tiap
cabang.
3) Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Karena kata kunci
tunggal memberi lebih banyak daya dan fleksibilitas terhadap
Mind Map.
4) Tambahkan simbol-simbol dan ilustrasi-ilustrasi untuk
mendapatkan ingatan yang lebih baik.
5) Gunakan warna, karena warna membuat Mind Map lebih
hidup,menambah energi kepada pemikiran kreatif, dan
menyenangkan.
6) Buatlah garis hubung yang melengkung, cabang-cabang yang
melengkung dan organis, seperti cabang-cabang pohon, jauh
lebih menarik dipandang. (Rosyidah, 2015:28-29).
Berikut langkah-langkah pelaksanaan Mind Mapping:
1) Tentukan satu topik/ masalah (utama) tertentu.
2) Selanjutnya, minta siswa munculkan beberapa kata atau gambar
kunci utama yang berhubungan dengan topik yang akan
dipelajari,
3) Kemudian, minta siswa munculkan beberapa kata atau gambar
yang berhubungan dengan kata atau gambar utama,
12
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
4) Lantas, munculkan beberapa kata atau gambar yang
berhubungan untuk setiap kata atau gambar pada langkah kedua
(no.3)
5) Lakukan, seperti langkah no.4 sampai anda puas atau anda tidak
memiliki asosiasi lagi untuk setiap kata atau gambar.
6) Kemudian siswa mempresentasi hasil kerja dan mungkin siswa
atau kelompok lain mengomentarinyaTerakhir, guru melakukan
klarifikasi kerja-kerja siswa.(Munthe, 2016:85)
Sedangkan menurut sani (2014:241) langkah-langkah pelaksanaan
Mind Mapping:
1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai .
2) Guru mengemukakan konsep/ permasalahan yang akan
ditanggapi oleh siswa dan sebaiknya permasalahan yang
mempunyai alternatif jawaban.
3) Bentuk kelompok yanganggotanya 2-3 orang.
4) Tiap kelompok mengiventarisasi/ mencatat alternatif jawaban
hasil diskusi.
5) Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil
diskusinya dan guru mencatat dipapan tulis dan
mengelompokkan sesuai kebutuhan guru.
6) Peserta didik membuat peta pikiran atau diagram berdasarakan
alternatif jawaban yang telah didiskusikan .
7) Beberapa peserta didik diberi kesempatan untuk menjelaskan ide
pemetaan konsep berpikirnya.
8) Peserta didik diminta membuat kesimpulan dan guru memberi
perbandingan sesuai konsep disediakan.
3. Tujuan Pokok Mind Mapping
1) Mengembangakan kemampuan menggambarkan kesimpulan-
kesimpulan yang masuk akal
13
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2) Mengembangkan kemampuan mensinstesis dan mengintegrasikan
informasi atau ide menjadi satu
3) Mengembangkan kemampuan berfikir secara heliostik untuk melihat
keseluruhan dan bagian-bagian
4) Mengembangkan kecakapan, strategi dan kebiasaan belajar
5) Belajar konsep-konsep dan teori-teori mata pelajaran
6) Belajar memahami perspektif dan nilai tentang mata pelajaran
7) Mengembangkan kapasitas untuk memikirkan kemandirian.(Irfan,
2015:31)
4. Kelebihan Model Mind Mapping
Ditinjau dari segi waktu Mind Mapping juga dapat mengefisienkan
penggunaan waktu dalam mempelajari suatu informasi. Hal ini utamanya
disebabkan karena Mind Mapping dapat menyajikan gambaran
menyeluruh atas suatu hal, dalam waktu yang lebih singkat. Dengan kata
lain, Mind Mapping mampu memangkas waktu belajar dengan mengubah
pola pencatatan linear yang memakan waktu menjadi pencatatan yang
efektif yang sekaligus langsung dapat dipahami oleh siswa.
keutamaan metode pencatatan menggunakan Mind Mapping, antara
lain:
1) tema utama terdefenisi secara sangat jelas karena dinyatakan di tengah.
2) level keutamaan informasi teridentifikasi secara lebih baik. Informasi
yang memiliki kadar kepentingan lebih diletakkan dengan tema utama.
3) hubungan masing-masing informasi secara mudah dapat segera
dikenali.
4) lebih mudah dipahami dan diingat.
5) informasi baru setelahnya dapat segera digabungkan tanpa merusak
keseluruhan struktur Mind Mapping, sehingga mempermudah proses
pengingatan.
6) masing-masing Mind Mapping sangat unik, sehingga mempermudah
proses pengingatan.
14
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
7) mempercepat proses pencatatan karena hanya menggunakan kata kunci.
Mind Mapping bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara
visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat,
dan mengingat kembali informasi yang telah dipelajari. Berikut ini
disajikan perbedaan antara catatan tradisional (catatan biasa) dengan
catatan pemetaan pikiran (Mind Mapping).
Tabel 2.1 Perbedaan Catatan Biasa dan Mind Mapping
Catatan biasa Mind Mapping
Hanya berupa tulisan-tulisan saja Berupa tulisan, symbol dan
gambar
Hanya dalam satu warna Berwarna-warni
Untuk mereview ulang memerlukan
waktu yang lama
Untuk mereview ulang
diperlukan waktu yang
pendek
Waktu yang diperlukan untuk
belajar lebih lama
Waktu yang diperlukan
untuk belajar lebih cepat
dan efektif
Statis Membuat individu menjadi
lebih kreatif.
Dari uraian tersebut, Mind Mapping adalah satu teknik mencatat yang
mengembangkan gaya belajar visual. Mind Mapping memadukan dan
mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang.
Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka akan memudahkan
seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik
secara tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol,
bentuk dan sebagainya memudahkan otak dalam menyerap informasi yang
diterima.Mind Mapping yang dibuat oleh siswa dapat bervariasi pada
setiap materi. Hal ini disebabkan karena berbedanya emosi dan perasaan
yang terdapat dalam diri siswa setiap saat. Suasana menyenangkan yang
diperoleh siswa ketika berada di ruang kelas pada saat proses belajar akan
mempengaruhi penciptaan peta pikiran. Dengan demikian, guru
diharapkan dapat menciptakan suasana yang dapat mendukung kondisi
belajar siswa terutama dalam proses pembuatan Mind Mapping. Proses
belajar yang dialami seseorang sangat bergantung kepada lingkungan
15
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
tempat belajar. Jika lingkungan belajar dapat memberikan sugesti positif,
maka akan baik dampaknya bagi proses dan hasil belajar, sebaliknya jika
lingkungan tersebutmemberikan sugesti negatif maka akan buruk
dampaknya bagi proses dan hasil belajar.(Rosyidah, 2015:29-31)
5. Manfaat Model Mind Mapping
Ada kbanyak manfaat atau keunggulan yang dapat diraih bila siswa
menggunakan teknik mencatat mind map (peta pikiran) ini dalam kegiatan
pembelajarannya, di antaranya:
1) Mind map meningkatkan kreativitas dan aktivitas individu maupun
kelompok.
2) Bila siswa terbiasa menggunakan teknik mind map (peta pikiran) ini
dalam mencatat informasi pembelajaran yang diterimanya, tentu akan
menjadikan mereka lebih aktif dan kreatif. Penggunaan simbol,
gambar, pemilihan kata kunci tertentu untuk dilukis atau ditulis pada
mind map mereka merangsang pola pikir kreatif.
3) Mind map memudahkan otak memahami dan menyerap informasi
dengan cepat. Catatan yang dibuat dengan teknik mind map dapat
dengan mudah dipahami oleh orang lain, apalagi oleh sang
pembuatnya sendiri. Mind map membuat siswa harus menentukan
hubungan-hubungan apa atau bagaimana yang terdapat antar
komponen-komponen mind map tersebut.Hal ini menjadikan mereka
lebih mudah memahami dan menyerap informasi dengan cepat.
4) Mind map meningkatkan daya ingat. Catatan khas yang dibuat dengan
mind map karena sifatnya spesifik dan bermakna khusus bagi setiap
siswa yang membuatnya (karena melibatkan penggunaan dan
pembentukan makna atar komponen mind map), akan dapat
meningkatkan daya ingat mereka terhadap informasi yang terkandung
di dalam mind map itu.
5) Mind map dapat mengakomodasi berbagai sudut pandang terhadap
suatu informasi. Setiap siswa tentu akan mempunyai beragam sudut
pandang terhadap suatu informasi yang disampaikan oleh guru atau
16
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
yang mereka terima dari sumber-sumber belajar lainnya. Beragamnya
sudut pandang ini memungkinkan mereka untuk memaknai secara
khas informasi tersebut dan dituangkan secara khas pada mind map
mereka masing-masing.
6) Mind map dapat memusatkan perhatian siswa. Selama proses
pembuatan mind map perhatian siswa akan terpusat untuk memahami
dan memaknai informasi yang diterimanya. Ini akan membuat
kegiatan pembelajaran akan menjadi lebih efektif.
7) Mencatat dengan teknik mind map menyenangkan. Anak mana yang
tak suka pelajaran menggambar sewaktu di sekolah dasar? Bahkan
hingga dewasa orang-orang suka menggambar. Teknik menulis
menggunakan mind map tentu menyenangkan bagi siswa, sejelek
apapun kemampuan mereka menggambar simbol-simbol. Kegiatan
yang menyenangkan selanjutnya akan menimbulkan suasana positif
dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Mind map mengaktifkan seluruh bagian otak. Selama mencatat
dengan teknik mind map kedua belahan otak akan dimaksimalkan
penggunaannya. Siswa tidak hanya menggunakanbelahan otak kiri terkait
pemikiran logis, tetapi mereka juga dapat menggunakan belahan otak
kanan dengan mencetuskan perasaan dan emosi mereka dalam bentuk
warna dan simbol-simbol tertentu selama membuat mind map
6. Bentuk Dasar Mind Mapping
Adapun bentuk dasar metode mind map adalah:
1) Subjek yang menjadi perhatian utama (tema utama) mengalami
kristalisasi dalam bentuk gambar di tengah mind map
2) Tema utama dari subjek memancar dari gambar di tengah mind map
dalam bentuk cabang-cabang
3) Cabang-cabang dapat berupa gambar atau kata kunci yang dilukis atau
ditulis pada garis yang berhubungan
4) Topik-topik dengan tingkat kepentingan lebih rendah digambar atau
ditulis sebagai cabang-cabang yang lebih kecil
17
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
5) Cabang-cabang membentuk struktur yang saling berhubungan
7. Kreativitas
Pada dasarnya, setiap orang dilahirkan di dunia dengan memiliki
potensi kreatif. Kreativitas dapat diidentifikasi dan dipupuk melalui
pendidikan yang tepat. Kreativitas merupakan salah satu kebutuhan pokok
manusia, yaitu kebutuhan akan perwujudan diri (aktualisasi diri) dan
merupakan kebutuhan paling tinggi bagi manusia (Munandar, 2012:19).
Kreativitas yang tinggi disertai dengan rasa ingin tahu yang besar dan
haus akan tantangan berpikir membuat seseorang gemar melakukan
eksplorasi sehingga kreativitas, bakat dan kecerdasan dapat berkombinasi
dalam meningkatkan prestasi dan hasil belajar siswa. Munandar (2012:49)
mengemukakan teori yang mendasari proses terbentuknya suatu kreativitas
yaitu teori Wallas tentang tahap-tahap proses kreatif dan teori tentang
belahan otak kiri dan kanan (hemisphere theory). Hemisphere theory
mengatakan bahwa otak manusia itu menurut fungsinya terbagi menjadi
dua belahan, yaitu belahan otak kiri (left hemisphere) dan belahan otak
kanan (right hemisphere) (Danim, 2013:133). Belahan otak kiri mengarah
kepada cara berpikir konvergen (convergent thinking) dan berkaitan
dengan IQ seseorang, sedangkan otak belahan kanan mengarah kepada
cara berpikir divergen atau berpikir menyebar (divergent thinking) yang
berkaitan dengan EQ seseorang. Otak kiri cenderung kepada cara berpikir
secara kritis dan analitis sedangkan otak kanan cenderung kepada cara
berpikir kreatif. Pada proses pengembangan kreativitas seseorang, otak kiri
dan otak kanan bekerja secara bersamaan namun yang lebih mendominasi
adalah kerja belahan otak kanan dengan kata lain kreativitas merupakan
hasil dari proses berpikir kreativitas.
Menurut Agustina (2011:1), pada umumnya anak yang kreatif, dan
kritis dapat memecahkan masalah, karena diawali dari berpikir kritis
terlebih dahulu yang berpikir secara cepat dan rasional kemudian dia
mampu berpikir kreatif dimana berpikir kreatif mampu menghasilkan
sesuatu yang baru dan berbeda namun tetap bisa diterima, dari pemikiran
18
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
tersebut anak akan dapat memecahkan masalah yang ada. Rochmad
(2013:5) berpendapat bahwa karakter kritis dan karakter kreatif merupakan
salah satu komponen pendidikan karakter yang dapat dibangun melalui
pembelajaran disekolah. Untuk membangun karakter kreatif diperlukan
karakter kritis. Sebaliknya siswa yang berkarakter kreatif dia berkarakter
kritis. Karakter kritis dan karakter kreatif seperti dua sisi mata uang logam
yang terkait erat anatar satu dengan lainnya. Seluruh manusia adalah
pemikir kritis dan kreatif, hasil pemikiran kritis dan kreatif itulah yang
disebut kreativitas.
Menurut Munandar (2012:25), kreativitas adalah kemampuan untuk
membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur
yang ada. Hasil yang diciptakan tidak selalu hal-hal yang baru, tetapi juga
dapat berupa gabungan (kombinasi) dari hal-hal yang sudah ada
sebelumnya. Hal tersebut selaras dengan semiawan, dkk (dalam Hartanto,
2011:24) yang menyatakan bahwa kreatif adalah kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru (produk) atau membuat kombinasi baru
berdasarkan fakta, data, informasi yang ada. Kreativitas merupakan
kecenderungan-kecenderungan manusia untuk mengaktualisasikan dirinya
sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
Dari beberapa pengertian mengenai definisi kreativitas menurut para
ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah
kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru berdasarkan
fakta, berupa gagasan, ide maupun karya nyata, baik karya baru ataupun
kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada dan semuanya itu berbeda
dengan yang telah ada sebelumnya.
Menurut Downing (dalam Sani, 2014:13) kreativitas merupakan
proses untuk menghasilkan suatu yang baru dari elemen yang ada dengan
menyusun kembali elemen tersebut. kreativitas terkait dengan tiga
komponen utama yakni: keterampilan berpikir kreatif, keahlian
(pengetahuan teknis, procedural, intelektual) dan motivasi.
19
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 2.1. Komponen Penyusun Kreativitas
Menurut Munandar (2012:59) kreativitas merupakan suatu konstruk
yang multidimensional, terdiri dari berbagai dimensi yaitu dimensi
kognitif (berpikir kreatif), dimensi afektif (sikap dan kepribadian) dan
dimensi psikomotor (keterampilan kreatif). Masing-masing dimensi
meliputi berbagai kategori, seperti dimensi kognitif dari kreativitas yaitu
berpikir divergen yang mencakup antara lain, kelancaran, keluwesan,
orisinal dalam berpikir, kemampuan untuk berpikir mendetail.
Gambar 2.2. Dimensi Penyusun Kreativitas
Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa kreativitas merupakan
hasil dari proses yang terjadi pada sistem kognisi individu yaitu berpikir
Keterampilan
berpikir kreatif
Kreativitas Motivasi Keahlian
Dimensi Kognitif
(Berpikir Kreatif)
Dimensi Afektif
(Sikap dan
Kepribadian)
Kreativitas Dimensi
Psikomotor
(Keterampilan
kreatif)
20
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
kreatif, tampak pada sikap yang ditunjukkannya melalui tindakan dan
mencirikan kepribadian individu tersebut. jadi jelaslah bahwa kemampuan
berpikir kreatif (kognitif) dan keterampilan berpikir kreatif (afektif dan
psikomotorik) merupakan bagian dalam pengembangan kreativitas.
Dengan kata lain cakupan kreativitas lebih luas dibandingkan dengan
kemampuan berpikir kreatif dan keterampilan berpikir kreatif.
8. Ciri-ciri Kreativitas
Kreativitas adalah faktor penunjang yang penting dimiliki siswa dalam
pemecahan masalahnya. Anak atau siswa yang kreatif menjadi dambaan
orang tua dan guru karena kreativitas merupakan tanda bahwa seseorang
tersebut memiliki potensi yang dapat digunakan untuk mencapai suatu
prestasi.
Dalam studi-studi faktor analisis seputar ciri-ciri utama dari
kreativitas, Guilford (1959) membedakan antara aptitude dan non-aptitude
traits yang berhubungan dengan kreativitas. Ciri-ciri aptitude dari
kreativitas (berpikir kreatif) meliputi kelancaran, kelenturan (fleksibilitas),
orisinalitas, elaborasi yang dipoerasionalisasikan dalam bentuk berpikir
divergen. Namun produktivitas kreatif tidak sama dengan produktivitas
divergen. Sejauh mana seseorang mampu menghasilkan prestasi kreatif
ikut ditentukan oleh ciri-ciri non-aptitude atau afektif (Munandar,
2012:11).
Menurut Davis (2012:259) ciri-ciri aptitude meliputi kelancaran,
fleksibilitas, keaslian, dan elaborasi sedangkan ciri-ciri non-aptitude
meliputi rasa ingin tahu, bersikap imajinatif, merasa tertantang oleh
kemajemukan, sikap berani mengambil resiko. Berikut ciri-ciri aptitude
dan non-aptitude serta penjelasannya.
1. Ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif (aptitude)
a. Kelancaran adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak
gagasan, ide, jawaban, penyelesaian masalah, atau pertanyaan,
memberikan saran dan selalu memikirkan lebih dari satu
kemungkinan penyelesaian.
21
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
b. Fleksibilitas adalah kemampuan untuk mengghasilkan gagasan
yang bervariasi, mampu melihat masalah dari perspektif berbeda
dan mampu mengubah pola pikir.
c. Keaslian atau orisinalitas adalah mampu melahirkan gagasan baru
dan unik, mampu membuat kombinasi yang tidak lazim dari
bagian-bagian, mampu mampu memikirkan cara yang tidak lazim
untuk mengungkapkan diri.
d. Elaborasi adalah kemampuan untuk mengembangkan,
memperbaiki, memperhalus, menyempurnakan, menerapkan ide
sehingga menjadi lebih baik dan menarik dibandingkan
sebelumnya.
2. Ciri-ciri afektif (non-aptitude)
a. Rasa ingin tahu yaitu selalu terdorong untuk mengetahui lebih
banyak, mengajukan banyak pertanyaan, selalu memperhatikan
orang, objek, dan situasi serta peka dalam pengamatan dan ingin
mengetahui/meneliti.
b. Imajinatif yaitu mampu membayangkan bahkan memperagakan
hal-hal yang tidak atau belum pernah terjadi akan tetapi
mengetahui perbedaan antara imajinasi dan kenyataan.
c. Merasa tertantang yaitu mencari banyak kemungkinan, merasa
terdorong untuk mengatasi masalah yang sulit, dan lebih tertarik
pada tugas-tugas yang sulit.
d. Sikap berani mengambil resiko yaitu tidak takut gagal atau
mendapat kritikan dan berani memberikan jawaban meskipun
belum tentu benar dan teguh dalam mempertahankan pendapat.
Menurut Uno (2011:252) adapun karakteristik individu kreatif yang
dapat dijadikan indikator dalam pengembangan kreativitas antara lain
memiliki rasa ingin tahu yang besar, sering mengajukan pertanyaan yang
berbobot, memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah,
mampu menyatakan pendapat secara spontan dan tidak malu-malu,
mempunyai atau menghargai rasa keindahan, mempunyai pendapat sendiri
22
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dan dapat mengungkapkannya, tidak mudah terpengaruh orang lain,
memiliki rasa humor yang tinggi, mempunyai daya imajinasi yang kuat,
mampu mengajukan pemikiran, gagasan pemecahan masalah yang berbeda
dari orang lain (orisinil), dapat bekerja sendiri, senang mencoba hal-hal
baru, serta mampu mengembangkan atau merinci suatu gagasan
(kemampuan elaborasi).
Selaras dengan pendapat Uno mengenai ciri-ciri kreativitas, berikut
pendapat beberapa ahli mengenai karakteristik kreativitas:
Tabel 2.2 Karakteristik Kreativitas
Menurut Utami
Munandar (1992)
Menurut Clark (1988) Menurut Pierre (1976)
dan Torrance (1981)
Senang mencari
pengalaman baru
Memiliki keasyikan dalam
mengerjakan
tugas-tugas yang
sulit
Memiliki inisiatif
Memiliki
ketekunan yang
tinggi
Cenderung kritis terhadap orang
lain
Berani menyatakan
pendapat dan
keyakinannya
Selalu ingin tahu
Peka atau perasa
Energik dan ulet
Menyukai tugas-tugas majemuk
Percaya kepada
diri sendiri
Mempunyai rasa humor
Memiliki rasa keindahan
Berwawasan masa
Memiliki
kedisiplinan diri
yang tinggi
Memiliki
kemandirian yang
tinggi
Cenderung sering
menentang otoritas
Memiliki rasa
humor
Mampu menentang
tekanan kelompok
Lebih mampu
meneyesuaikan diri
Senang
berpetualang
Toleran terhadap
ambiguitas
Kurang toleran
terhadap hal-hal
yang membosankan
Menyukai hal-hal
yang kompleks
Memiliki
kemampuan
berpikir divergen
yang tinggi
Memiliki memori
dan atensi yang
baik
Memilki wawasan
Memiliki dorongan
atau kemauan yang
tinggi
Memilki keterlibatan yang
tinggi
Memiliki ketekunan yang tinggi
Cenderung tidak
puas terhadap
kemampuan
Memilki kemandirian yang
tinggi
Bebas dalam mengambil
keputusan
Menerima diri sendiri
Senang humor
Memiliki intuisi yang tinggi
Cenderung tertarik pada hal-hal yang
kompleks
Toleran terhadap
ambiguitas
Bersifat sensitive
Memilki rasa ingin tahu yang besar
23
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
depan dan penuh
imajinasi
yang luas
Mampu berpikir
periodic
Memerlukan situasi
yang mendukung
Sensitif terhadap
lingkungan
Tekun dan tidak
mudah bosan
Percaya diri dan mandiri
Merasa tertantang oleh kemajuan atau
kompleksitas
Berani mengambil
resiko
Berpikir divergen
(Danim, 2013:136)
Dari berbagai pendapat yang telah dikemukakan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa kreativitas dapat terwujud dengan kemampuan
berpikir kreatif (apititude) dan sikap kreatif (non-aptitude) meliputi
kelancaran, fleksibilitas, orisinalitas, elaborasi, rasa ingin tahu, merasa
tertantang, imajinatif, dan berani mengambil resiko yang dapat dijabarkan
sebagai berikut:
Tabel 2.3 Aspek Kreativitas dan Indikatornya
Aspek Kreativitas Indikator
1. Keterampilan Berpikir Lancar Mencetuskan banyak gagasan,
jawaban, saran dalam penyelesaian
masalah
Bekerja lebih cepat dan melakukan
lebih banyak dari yang lain
Menghasilkan gagasan yang
bervariasi
2. Keterampilan berpikir luwes
(Fleksibilitas)
Dapat melihat masalah dari berbagai
sudut pandang yang berbeda
Dapat menerapkan konsep, sifat,
atau aturan dalam contoh pemecahan
masalah
3. Keterampilan berpikir orisinil
(orisinalitas)
Mencetuskan masalah, gagasan atau
hal-hal yang tidak terpikirkan orang
lain
Menciptakan ide-ide atau hasil karya
yang berbeda dan betul-betul baru
4. Keterampilan berpikir detail
(elaborasi)
Mengembangkan atau memperkaya
gagasan orang lain
Membuat laporan dengan detail dan
berbeda
5. Rasa ingin tahu Keinginan untuk mencari tahu,
24
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
mendalami pengetahuan lebih dalam
Mempertanyakan segala sesuatu
6. Bersikap merasa tertantang Melibatkan diri dalam tugas yang
diberikan
9. Tahapan Pengembangan Kreativitas
Salah satu tugas guru adalah membantu atau memfasilitasi
perkembangan siswanya. Pengembangan potensi siswa bersifat kontinu
dan terdiri dari tahapan-tahapan tertentu. Wallas (dalam Danim, 2013:137)
mengemukakan empat tahapan proses kreatif, yaitu persiapan, inkubasi,
iluminasi, dan verifikasi. Selaras dengan Wallas, Walgito (2010: 208)
mengemukakan bahwa dalam berpikir kreatif ada beberapa tingkatan atau
stages sampai seseorang memperoleh sesuatu hal yang baru atau
pemecahan masalah. Tingkatan-tingkatan itu adalah:
1. Persiapan (preparation), yaitu tingkatan seseorang memformulasikan
masalah, dan mengumpulkan fakta-fakta atau materi yang dipandang
berguna dalam memperoleh pemecahan yang baru. Ada kemungkinan
apa yang dipikirkan itu tidak segera memperoleh pemecahannya, tetapi
soal itu tidak hilang begitu saja, tetapi masih terus berlangsung dalam
diri individu yang bersangkutan. Hal ini menyangkut fase atau
tingkatan kedua yaitu inkubasi.
2. Tingkat inkubasi, yaitu berlangsungnya masalah terebut dalam jiwa
seseorang, karena individu tidak segera memperoleh pemecahan
masalah.
3. Tingkat pemecahan atau iluminasi, yaitu tingkat mendapatkan
pemecahan masalah.
4. Tingkat evaluasi, yaitu mengecek apakah pemecahan yang diperoleh
pada tingkat iluminasi itu cocok atau tidak. Apabila tidak cocok lalu
meningkat pada tingkat berikutnya yaitu
5. Tingkat revisi, yaitu mengadakan revisi terhadap pemecahan masalah
yang diperolehnya.
25
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Sedangkan menurut Hernacki dan Deporter (2010:301) proses kreatif
mengalir melalui lima tahap:
1. Persiapan . Mendefinisikan masalah, tujuan, atau tantangan.
2. Inkubasi . Mencerna fakta-fakta dan mengolahnya dalam pikiran.
3. Iluminasi . Mendesak ke permukaan, gagasan-gagasan bermunculan.
4. Verifikasi . Memastikan apakah solusi itu benar-benar memecahkan
masalah.
5. Aplikasi . Mengambil langkah-langkah untuk menindaklanjuti solusi
tersebut.
Berbeda dengan pendapat sebelumnya, menurut Danim (2013:137)
terdapat 6 tahapan dalam pengembangan kreativitas, diantaranya:
1. Penyadaran (consciousness) akan imajinasi.
Siswa yang kreatif memiliki banyak imajinasi. Seringkali imajinasi
berlalu begitu saja tanpa adanya kesadaran atasnya. Dengan demikian,
ide-ide kreatif yang terlontar sebagai imajinasi perlu diinternalisasi
sedemikian rupa sehingga dapat diwujudkan menjadi realitas. Inilah
yang disebut penyadaran dan kesadaran untuk bertindak kreatif.
2. Persiapan (preparation)
Pada tahapan ini siswa berusaha mengumpulkan informasi atau data
untuk memcahkan masalah yang dihadapi sehingga menjadi tindakan
kreatif. Dengan bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimliki,
siswa berusaha menjajaki berbagai kemungkinan jalan yang dapat
ditempuh untuk memecahkan masalah.
3. Inkubasi (incubation)
Pada tahap ini siswa seolah-seolah melepaskan diri untuk sementara
waktu dari masalah yang dihadapinya, dalam artian tidak
memikirkannya secara sadar melainkan “menghadapinya” dalam alam
prasadar.
4. Iluminasi (illumination)
26
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Pada tahap ini siswa mulai membangun proses psikologis untuk
mempersiapkan diri bagi transformasi tindakan kreatif atas gagasan
baru yang dimilikinya.
5. Verifikasi (verification)
Pada tahap ini, gagasan baru yang muncul dievaluasi secara kritis dan
konvergen serta menghadapkannya ke realitas yang ada.
6. Tindakan Kreatif (creative action)
Pada tahap yang terakhir ini, siswa melakukan tindakan nyata atas ide-
ide kreatif atau imajinasinya, sehingga terwujud menjadi kenyataan
yang dikehendaki.
Stenberg (dalam Josef dan Eva, 2014:57) mengemukakan 12 proses
dasar yang dapat meningkatkan kreativitas:
1. Kemampuan untuk menjelaskan permasalahan secara berbeda
2. Menganalisis ide yang dimiliki
3. Mempresentasikan ide yang dimiliki
4. Memahami pengetahuan sesuai dengan konteks
5. Dapat menyelesaikan rintangan yang dihadapi
6. Dapat menghadapi resiko yang akan diterima
7. Memilki hasrat untuk menjadi lebih baik
8. Memiliki kepercayaan diri
9. Dapat mentoleransi ambiguitas
10. Dapat menentukan minat sendiri
11. Dapat menentukan sendiri waktu yang tepat memulai sesuatu yang baru
12. Dapat mentoleransi kesalahan
10. Faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Kreativitas
Faktor-faktor yang mendorong terwujudnya kreativitas individu
diantaranya:
a. Dorongan diri dalam diri sendiri (motivasi instrinsik)
Menurut Munandar (2012:76) setiap individu memiliki kecenderungan
atau doronngan dari dalam dirinya untuk berkreativitas, mewujudkan
potensi, mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitas yang
27
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dimilikinya. Dorongan ini merupakan motivasi primer untuk
kreativitas ketika individu membentuk hubungan-hubungan baru
dengan lingkungannya dalam upaya menjadi dirinya sepenuhnya.
Individu harus memiliki motivasi instrinsik untuk melakukan sesuatu
atas keinginan dari dirinya sendiri selain didukung oleh perhatian,
dorongan, dan pelatihan dari lingkungan.
Kondisi internal (internal press) yang dapat mendorong seseorang
untuk berkreasi diantaranya:
1) Keterbukaan terhadap pengalaman. Keterbukaan terhadap
pengalaman adalah kemampuan menerima segala sumber
informasi dari pengalaman hidupnya sendiri dengan menerima apa
adanya, tanpa ada usaha defense, tanpa kekakuan terhadap
pengalaman-pengalaman tersebut dan keterbukaan terhadap
konsep secara utuh, kepercayaan, persepsi dan hipotesis. Dengan
demikian individu kreatif adalah individu yang mampu menerima
perbedaan.
2) Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi
seseorang (internal locus of evaluation). Pada dasarnya penilaian
terhadap produk ciptaan seseorang terutama ditentukan oleh diri
sendiri, bukan karena kritik dan pujian dari orang lain. Walaupun
demikian individu tidak tertutup dari kemungkinan masukan dan
kritikan dari orang lain.
3) Kemampuan untuk bereksperimen dengan konsep-konsep.
Merupakan kemampuan untuk memebentuk kombinasi dari hal-
hal yang sudah ada sebelumnya.
b. Dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik)
Lingkungan yang dapat mempengaruhi kreativitas individu dapat
berupa lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Lingkungan
keluarga merupakan kekuatan yang penting dan merupakan
sumber pertama dan utama dalam pengembangan kreativitas
individu. Pada lingkungan sekolah, pendidikan disetiap jenjangnya
28
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
mulai dari pra-sekolah hingga ke perguruan tinggi dapat berperan
dalam menumbuhkan dan meningkatkan kreativitas individu. Pada
lingkungan masyarakat, kebudayaan-kebudayaan yang
berkembang dalam masyarakat juga turut mempengaruhi
kreativitas individu.
11. Manfaat Pengembangan Kreativitas
Beberapa manfaat kreativitas diantaranya, dengan kemampuan
seseorang berpikir secara kreatif, seorang siswa mampu meraih prestasi
yang jauh diatas prestasi rata-rata kebanyakan siswa. Mengembangkan
kreativitas sangatlah penting dalam pembelajaran. Seperti yang
dikemukakan Munandar (2012:31) yaitu:
1. Kreativitas merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi
sepenuhnya dalam perwujudan dirinya
2. Kreativitas sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam
kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah
3. Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat, tetapi juga
memberikan kepuasan kepada individu
B. Studi Relevan
Penelitian yang relevan dan telah dilakukan oleh peneliti terdahulu yang
ada kaitaannya dengan metode metode pembelajran Mind Mapping yaitu
sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Rizki Dwi Siswanto (2018) tentang
“Pengaruh pembelajaran dengan menggunakan mind map terhadap
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa” diperoleh kesimpulan
terdapat pengaruh pembelajaran dengan menggunakan mind map
memberikan pengaruh yang baik terhadap kemampuan berpikir kreatif
matematik siswa pada pokok bahasan aljabar. Hal ini juga terlihat dari
rata-rata hasil belajar dengan menggunakan mind map memberikan
pengaruh yang baik terhadap kemampuan berpikir kreatif matematik
29
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
siswa lebih baik daripada rata-rata siswa yang belajar tanpa
meggunakan mind map.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Maisarah (2020) tentang “Penerapan
model Mind Mapping untuk meningkatkan kreativitas siswa pada
pembelajaran tematik kelas IV MIN 7 PIDIE JAYA” diperoleh
kesimpulan bahwa kreativitas siswa mengalami peningkatan pada
setiap siklusnya. Kreativitas siswa pada siklus I mencapai 60% berada
pada kategori cukup. Kreativitas siswa pada siklus II mencapai 72%
masih berada pada kategori cukup, namun pada siklus III mencapai
88% berada pada kategori kreatif. Peningkatan kreativitas siswa
disebabkan karena guru menerapkan model Mind Mapping.
Kreativitas siswa juga meningkat karena siswa sudah sering berlatih
membuat Mind Mapping dari siklus sebelumnya. Siswa membuat
Mind Mapping yang dilengkapi dengan garis, simbol, dan warna yang
menarik sehingga pembelajaran dengan model Mind Mapping
menjadikan lebih aktif, kreatif dan menyenangkan.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Cut Ferras Dwi Ratika (2019) tentang
“Pengaruh model pembelajaran Cooperative Tipe Mind Mapping
terhadap kreativitas dan hasil belajar siswa di SMA Negeri 2 Banda
Aceh”. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Cut Ferras
Dwi Ratika menggunakan jenis penelitian quasi eksperimen. Hasil
penelitian yang diperoleh peneliti yaitu terdapat pengaruh
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran mind
mapping terhadap kreativitas dan hasil belajar siswa.
30
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tabel. 2.4 Perbedaan dan persamaan Studi Relevan Yang Peneliti ambil
N
o
Nama
peneliti,
judul,
penerbit, dan
tahun
Persamaan Perbedaan Penelitian yang
akan
dilakukan
1
.
Rizki Dwi
Siswanto
“Pengaruh
pembelajaran
dengan
menggunakan
mind map
terhadap
kemampuan
berpikir kreatif
matematis
siswa”.
Skripsi.
Universitas
Pendidikan
Indonesia
Bandung. 2018
Sama-sama
menggunakan
model
pembelajaran
mind map
Penelitian ini
bertujuan untuk
menelaah dan
mendeskripsikan
kemampuan
berpikir kreatif
matematika siswa
pada pokok
bahasan aljabar
Penelitian
yang akan
penulis teliti
yakni tentang
seberapa
besar
pengaruh
model Mind
mapping
terhadap
kreativitas
belajar siswa
2
.
Maisarah
“Penerapan
model Mind
Mapping untuk
meningkatkan
kreativitas siswa
pada
pembelajaran
tematik kelas IV
MIN 7 PIDIE
JAYA”. Skripsi.
Univeristas Islam
Negeri Ar-Raniry
Fakultas
Tarbiyah dan
Keguruan
Darussalam,
Banda Aceh.2020
Sama-sama
menggunak
an model
pembelajara
n mind map
Jenis penelitian
ini adalah
penelitian
tindakan kelas.
Penelitian ini
bertujuan untuk
meningkatkan
kreativitas siswa
dalam
pembelajaran
tematik
Jenis penelitian
ini adalah
penelitian
eksperimen
dengan melihat
seberapa besar
pengaruh model
pembelajaran
Mind Mapping
terhadap
kreativitas siswa
31
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
3
Cut Ferras
Dwi Kartika
“Pengaruh
Model
Pembelajaran
Cooperatif
Tipe Mind
Mapping
Terhadap
Kreativitas dan
Hasil Belajar
Siswa Di SMA
Negeri 2
Banda Aceh”
Sama-sama
menggunak
an model
pembelajara
n mind
mapping
Jenis penelitian
ini adalah quasi
eksperimen
C. Kerangka Berfikir
Pelajaran biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami
alam semesta secara sistematis, dalam pembelajaran biologi siswa tidak
hanya diharapkan mampu menguasai fakta-fakta, konsep-konsep maupun
prinsip-prinsip saja melainkan merupakan suatu proses penemuan, sehingga
dalam mengembangkan pembelajaran Biologi dikelas hendaknya ada
keterlibatan aktif siswa dalam pembelajaran untuk menemukan sendiri
pengetahuan melalui interaksinya dalam lingkungan.
Pembelajaran yang kreatif adalah salah satu strategi pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa tentang sesuatu
dengan cara baru dan tak biasa, serta menghasilkan solusi unik atas suatu
problem, dan merupakan aktivitas berpikir kognitif siswa yang penerapannya
ditandai dengan adanya peningkatan dalam kemampuan berpikir.
Demikian diduga bahwa hasil pembelajaran dengan metode Mind
Mapping akan membuat siswa menjadi lebih kreatif maka memiliki pengaruh
terhadap kreativitas belajar siswa. Untuk lebih jelasnya digambarkan pada
kerangka berikut:
32
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 2.3 Kerangka pemikiran penelitian
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berpikir, maka hipotesis
penelitian yang diajukan sebagai berikut:
H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan setelah pemberian model Mind
Mapping terhadap kreativitas siswa kelas XI Madrasah Aliyah Swasta
As‟ad Kota Jambi.
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan setelah pemberian model Mind
Mapping terhadap kreativitas siswa kelas XI Madrasah Aliyah Swasta
As‟ad Kota Jambi.
Mengamati lembar observasi sebelum
melakukan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran tipe
Mind Mapping
Proses pembelajaran menggunakan model
pembelajaran tipe Mind Mapping
Analisis
Kesimpulan
Mengamati lembar observasi setelah
melakukan pembelajaran menggunakan
model pembelajaran tipe Mind Mapping
33 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian akan dilakukan dikelas XI di Madrasah Aliyah Swasta
As‟ad Kota Jambi. Dipilihnya sekolah tersebut dengan
mempertimbangkan waktu, tenaga dan biaya. Sekolah tersebut berlokasi
di jalan Said Baragbah Danau Teluk Kota Jambi.
2. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran
2020/2021.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, karena
data-data penelitian berupa angka dan analisis berupa statistik (Sugiyono,
2014, hlm.13). Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen
untuk mencari pengaruh perlakuan, sebagaimana yang dijelaskan oleh
Sugiyono (2014: 72) penelitian eksperimen ialah penelitian yang digunakan
untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi
yang terkendali.
Metode penelitian yang digunakan dalam peneliti ini adalah metode Pre-
Experimental Designs. Desain penelitian yang digunakan adalah One-Group
Pretest-Postest Design (Sugiyono, 2016 hlm.75). Pada desain ini
mengunakan satu kelas yang digunakan untuk penelitian, pada desain ini
pretest (mengisi lembar observasi) selanjutnya diberi perlakuan yaitu dengan
menerapkan model mind mapping selanjutnya postest (mengisi lembar
observasi). Desain ini dapat digambarkan seperti berikut :
Gambar 3.1 Pretest-Postest Design
O1 X O2
34
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Keterangan :
O1 : Hasil Lembar observasi (sebelum diberi perlakuan menggunakan
model pembelajaran Mind Mapping)
O2 : Hasil Lembar observasi (setelah dibei perlakuan menggunakan
model pembelajaran Mind Mapping)
Pengaruh model pembelajaran tipe Mind Mapping = (O1−O2)
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2016, hlm.117). Populasi dapat diartikan sebagai suatu kesatuan elemen
yang mempunyai karakteristik tertentu yang akan menjadi target penelitian
untuk dipelajari sehingga dapat diketahui kesimpulan penelitiannya.
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI
Madrasah Aliyah Swasta As‟ad Kota Jambi. Dengan jumlah siswa 50
orang, yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 30 siswa perempuan. Data
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1: Data Siswa Kelas XI Madrasah Aliyah Swasta As’ad Kota
Jambi
NO Kelas Jumlah siswa
1 XI IPA A 20
2 XI IPA B 30
Jumlah Seluruh Siswa Kelas XI IPA 50
2. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan
dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
35
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu,
kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi (Sugiyono, 2019,
hlm.127). Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan
setelah melakukan uji normalitas dan homogenitas, hasilnya diperoleh
kelas XI IPA A dan XI IPA B yang normal dan homogen. Untuk
menentukan sampel maka dilakukan teknik cluster random sampling.
Sehingga diperoleh kelas XI IPA A sebagai sampel pada penelitian ini.
3. Variabel-Variabel dan Perlakuan Penelitian
“Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja,
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”(Sugiyono,
2013:61).
1. Variabel bebas (X)
“Variabel bebas (variabel independen) merupakan variabel yang
mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat)”(Sugiyono,2016:61). Menurut Djunaidi
Ghony (1998:56) variabel independen diartikan variabel yang
dipergunakan oleh orang yang melakukan eksperimen. Pada penelitian
ini, yang bertindak sebagai variabel bebas yakni model pembelajaran
tipe Mind Mapping yang merupakan tolak ukur terhadap variabel
terikat yang diberikan perlakuan.
2. Variabel terikat (Y)
“variabel terikat (variabel dependen) merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas”(Sugiyono,2016:61). Pada penelitian ini, yang bertindak
sebagai variabel terikat yakni kemampuan berpikir kreatif siswa yang
merupakan hasil belajar yang dicapai siswa setelah diberikan
perlakuan terhadap materi Sistem Pencernaan yang ada pada mata
pelajaran biologi.
36
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Jika variabel bebas (X) memiliki hubungan dengan variabel terikat
(Y), maka nilai-nilai variabel X yang sudah diketahui dapat digunakan
untuk menaksir atau memperkirakan nilai-nilai Y (Hasan,2008:227).
4. Definisi Varibael Penelitian
1. Model Pembelajaran Tipe Mind Mapping (X)
a. Definisi Konseptual
Pada dasarnya mind map merupakan suatu teknik visualisasi
pengetahuan secara grafis untuk mengoptimalkan eksplorasi seluruh area
kemampuan otak. Otak menyimpan informasi dengan pola dan asosiasi
seperti pohon dengan cabang dan rantingnya. Otak tidak menyimpan
informasi menurut kata demi kata atau kolom demi kolom dalam kalimat
baris yang rapi seperti yang kita keluarkan dalam berbahasa. Untuk
mengingat kembali dengan cepat apa yang telah kita pelajari sebaiknya
meniru cara kerja otak dalam bentuk peta pikiran.
Penerapan model pembelajaran tipe Mind Mapping dalam proses
pembelajaran kemungkinan membuat siswa cenderung aktif dalam
mengikuti proses pembelajaran, banyak memperoleh kesempatan untuk
bertanya dan mengembangkan ide-idenya dalam menyelesaikan tugas dan
latihan yang diberikan guru.
b. Definisi Operasional
Model pembelajaran tipe Mind Mapping adalah suatu model
pembelajaran yang berawal dari konsep belajar. Sintaknya adalah:
informasi kompetensi, sajian permasalahan terbuka, siswa berkelompok
untuk menanggapi dan membuat berbagai alternativ jawaban dalam bentuk
Mind Mapping, persentasi hasil diskusi kelompok, siswa membuat
kesimpulan dari hasil setiap kelompok, evaluasi dan refleksi. Adapun
peralatan yang dibutuhkan untuk membuat Mind Mapping yaitu: pensil,
pena, penghapus, penggaris, spidol warna/cat air, kertas HVS putih, dan
kertas HVS warna.
Penelitian yang akan dilaksanakan di MAS As‟ad Kota Jambi selama
lebih kurang 6 kali pertemuan. Pada pertemuan pertama guru akan
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan manfaatnya
37
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dalam kehidupan sehari-hari. Guru juga menyampaikan mengenai materi
yang akan dipelajari. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan
mulai mengenalkan siswa untuk membuat peta konsep. Pada pertemuan
kedua, siswa sudah duduk dalam kelompoknya dan guru menugaskan
siswa untuk membuat peta konsep dengan warna seadanya. Pada
pertemuan ketiga, guru mulai mengenalkan Mind Mapping kepada siswa
dengan membawa contoh Mind Mapping. Guru juga mengajarkan siswa
cara membuat Mind Mapping. Diakhir pembelajaran guru menyuruh siswa
untuk membaca materi selanjutnya dirumah. Pada pertemuan keempat,
setelah guru menyuruh siswa untuk membaca materi selanjutnya dirumah.
Guru juga memberi waktu10 menit untuk membaca kembali. Dan guru
memberikan waktu 30 menit kepada siswa untuk berdiskusi secara
kelompok dan mulai membuat Mind Mapping. Pada pertemuan kelima,
siswa masih melanjutkan membuat Mind Mapping untuk materi
selanjutnya dengan dasar siswa sudah membaca materi yang akan dibuat
Mind Mapping. Pada pertemuan keenam, setelah berdiskusi dan membuat
Mind Mapping siswa mempresentasikan hasil Mind Mapping nya didepan
kelas, dan mengizinkan kelompok lain untuk mengemukan pendapatnya.
Guru menilai hasil kerja siswa dan menyimpulkan pembelajaran.
2. Kreativitas (Y)
a. Definisi Konseptual
Kreativitas atau kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan siswa
dalam memahami masalah-masalah dan menemukan penyelesaian dengan
model atau melalui metode yang bervariasi (divergen). Kemampuan
berpikir kreatif adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu
yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, dalam bentuk ciri-
ciri aptitude maupun non aptitude, dalam karya baru maupun kombinasi
dengan hal-hal yang sudah ada, dan semuanya realtif berbeda dengan yang
sudah ada sebelumnya.
b. Definisi Operasional
Kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan siswa dalam
memahami masalah-masalah dan menemukan penyelesaian. Kemampuan
berpikir kreatif dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam
38
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
pengkajian materi dan mengkonstruksi konsep-konsep dengan kemampuan
sendiri dalam materi Sistem Pencernaan di bidang studi Biologi. Adapun
indikator kreativitas siswa yang harus dicapai dalam penelitian ini, dari
Apititude terdapat beberapa indikator yaitu: kemampuan berpikir lancar,
keterampilan berpikir luwes, kemampuan berpikir orisinil, keterampilan
berpikir detail (elaborasi). Sedangkan dari non apititude terdapat beberapa
indikator yaitu: rasa ingin tahu, dan bersikap merasa tertantang.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur variabel dalam penelitian (Sugiyono, 20017, hlm.133). Pada
dasarnya instrumen dapat diartikan sebagai alat. Instrumen penelitian
dalam hal ini yang dimaksudkan adalah unsur yang mempunyai peranan
penting dalam sebuah penelitian karena dikatakan bahwa instrumen
penelitian harus relevan dengan masalah aspek yag diteliti atau agar
datanya lebih akurat. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah instrument non tes yaitu dengan menggunkan lembar observasi
kreativitas siswa. Adapun instrumen yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek
penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Apabila objek
penelitian bersifat perilaku dan tindakan manusia, fenomena alam
(kejadian-kejadian yang ada di alam sekitar), proses kerja dan penggunaan
responden kecil. Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu
proses yang tersusun dari berbagai prose biologis dan psikologis. Dua
diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
Observasi sebagai metode non tes adalah suatu cara yang ditempuh untuk
mengevaluasi tingkah laku peserta didik dengan jalan mengadakan
pengamatan langsung.
2. Lembar Observasi
39
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Instrument yang akan digunakan adalah lembar observasi kreativitas
siswa diukur dengan menggunakan rubrik. Rubrik merupakan panduan
penilaian dalam suatu pekerjaan siswa yang menggambarkan atau memuat
berbagai kriteria-kriteria yang diinginkan guru dengan tujuan untuk dapat
menilai hasil pekerjaan siswa yang sesuai dengan kriteria yang telah
ditentukan. Rubrik dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur
kemampuan kreativitas siswa sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah
ditentukan dan diinginkan peneliti.
Analisis lembar observasi kreativitas dilakukan dengan perhitungan
skor dimana lembar observasi berisi 14 pernyataan dengan skor minimal
14 dan maksimal 56. Data kreativitas siswa dianalisis dengan
menjumlahkan skor dari masing-masing item pernyataan. Interpretasi skor
tersebut adalah sebagai berikut:
Skor minimum : 1 X 14 = 14
Skor maksimum : 4 X 14 = 56
Kategori kriteria : 4
Rentang nilai : 56 – 14 = 10,5
4
Tabel 3.2 Kategori Kreativitas Siswa
Skor Kategori Kreativitas Siswa
46 – 56 Sangat baik
35 – 45 Baik
25 – 34 Cukup baik
14 – 24 Kurang baik
3. Kisi-Kisi Instrumen
Kisi-kisi kemampuan berpikir kreatif siswa merupakan pedoman
peneliti dalam membuat butir-butir pernyataan yang akan diberikan pada
subjek penelitian. Adapun kisi-kisi kemampuan berpikir kreatif pada
bidang studi Biologi dalam pokok bahasan Sistem Pencernaan dapat
dilihat pada tabel:
40
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tabel 3.3Kisi-kisi instrument Lembar Observasi Kreativitas Belajar Siswa
Aspek Kreativitas Indikator Nomor
Item
Apititude
1. Kemampuan
Berpikir
Lancar
Mencetuskan banyak gagasan
dalam penyelesaian masalah
1
Mencetuskan beberapa jawaban 2
Mengemukakan saran dalam
penyelesaian masalah
3
Bekerja lebih cepat dari dari
yang lain
4
Melakukan lebih banyak dari
yang lain
5
2. Keterampilan
berpikir luwes
Menghasilkan gagasan yang
bervariasi
6
Dapat melihat masalah dari
berbagai sudut pandang yang
berbeda
7
Dapat menerapkan konsep,sifat,
atau aturan dalam contoh
pemecahan masalah
8
3. Keterampilan
berpikir
orisinil
Mencetuskan masalah, gagasan
atau hal-hal yang tidak
terpikirkan orang lain
9
Menciptakan ide-ide atau hasil
karya yang berbeda dan betul-
betul baru
10
4. Keterampilan
berpikir detail
(elaborasi)
Mengembangkan atau
memperkaya gagasan orang lain
11
5. Rasa ingin Keinginan untuk mencari tahu, 12
41
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
E. Teknik Analisis Data
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang
digunakan dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. . Uji
normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Lilliefors (taraf
signifikan 0,05%) karena sampel dalam penelitian sampel kecil. Adapun
langkah pengerjaannya adalah sebagai berikut:
a) Mengurutkan data sampel dari yang terkecil ke terbesar ( X1, X2, X3,
X4)
b) Menghitung rata-rata nilai skor sampel secara keseluruhan
menggunakan rata-rata tunggal.
c) Menghitung standar deviasi nilai skor sampel menggunakan rata-rata
tunggal
d) Menghitung Zi dengan rumus : Zi=
e) Menentukan nilai tabel Z (melihat lampiran tabel Z) berdasarkan nilai
Z, dengan mengabaikan nilai negatifnya.
f) Menentukan besar peluang masing-masing nilai Z berdasarkan nilai Z
(ditulis dengan simbol f (Zi)), Yaitu dengan cara nilai 0,5-nilai tabel Z
apa nilai Zi negatif (-), 0,5+ nilai tabel Z apabila nilai Zi positif (+).
g) Menghitung frekuensi komulatif nyata dari masing-masing dari nilai Z
untuk setiap baris, dan disebut dengan S(z) kemudian dibagi dengan
jumlah number of cases (N) sampel.
Non-
Apititude
tahu mendalami pengetahuan lebih
dalam
Mempertanyakan segala sesuatu 13
6. Bersikap
merasa
tertantang
Melibatkan diri dalam tugas
yang diberikan
14
42
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
h) Menentukan nilai Lo(hitung) =│F(Zi)- S(Zi)│dan dibandingkan dengan
nilai Ltabel ( tabel nilai kritis uji liliefors) dalam hal ini taraf signifikan
yang digunakan sebesar 5% (0,05).
i) Apabila Lhitung < Ltabel, maka sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal (Rusydi ananda, 2008, hlm.159).
2. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dengan uji Fisher atau disingkat dengan F
dilakukan apabila data yang akan diuji hanya ada 2 (dua) kelompok
data atau sampel. Uji F dilakukan dengan cara membandingkan varian
data terbesar dibagi varian data terkecil. Prosedur pengujian
homogenitas data sebagai berikut:
1. Menentukan taraf signifikan, misalnya α = 0,05 untuk menguji
hipotesis:
H0 : σ12 = σ2
2 ( varian 1 sama dengan varian 2 atau data
homogen)
H1 : σ12 ≠ σ2
2 ( varian 1 tidak sama dengan varian 2 atau
data tidak homogen).
Kriteria pengujian
Terima H0 jika Fhitung < Ftabel
Tolak H0 jika Fhitung > Ftabel
2. Menghitung varian tiap kelompok data dengan rumus:
S2 =
∑
∑
3. Tentukan nilai Fhitung yaitu:
=
4. Tentukan nilai Ftabel untuk taraf signifikasi ɑ, dk1 = dkpembilang =
na -1 dan dk2 = dkpenyebut = nb -1. Dalam ini, na = banyaknya data
kelompok varian terbesar (pembilang) dan nb = banyaknya data
kelompok varian terkecil (penyebut)
5. Membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel yaitu:
43
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika FHitung < Ftabel , maka Ho diterima
Jika Fhitung > Ftabel , maka Ho ditolak
3. Uji Hipotesis
Setelah data yang diperoleh benar-benar telah memenuhi syarat-
syarat analisis, kemudian dilakukan pengujian hipotesis untuk
mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
Mind Mapping terhadap kreativitas belajar siswa dengan
menggunakan uji “t” (Sudijono, 2015:305).
Berdasarkan besarnya df atau db terbentuk, kita mencari harga
kritik “t” yang tercantum dalam tabel nilai “t” pada taraf signifikansi
5% dan taraf signifikansi 1% dengan catatan:
e. Apabila t0 ≥ tt maka hipotesis nihil ditolak, berarti diantara kedua
variabel yang diselidiki terdapat perbedaan mean yang signifikan.
f. Apabila t0 ≤ tt maka hipotesis nihil diterima atau disetujui, berarti
diantara kedua variabel yang diselidiki tidak terdapat perbedaan
mean yang signifikan (Sudijono, 2015 :324).
4. Uji Korelasi Phi
Teknik korelasi phi adalah satu teknik analisis korelasional yang
digunakan apabila data yang dikorelasi adalah data yang benar-benar
dikotomik (terpisah atau dipisahkan secara tajam) (Anas
Sudijono,2014). Rumus yang digunakan adalah:
Φ =
√
Keterangan :
Φ = koefisien korelasi
A,b,c,d = sel frekuensi
44
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
F. Hipotesis Statistik
Secara statistik, hipotesis dinyatakan sebagai berikut:
:
:
Keterangan:
Ha = Hipotesis Alternatif
H0 = Hipotesis Nihil
Ha: jika maka ada pengaruh yang signifikan antara
penggunakan model pembelajaran tipe Mind Mapping terhadap
Kreativitas siswa Madrasah Aliyah Swasta As‟ad Kota Jambi.
H0: jika maka tidak ada pengaruh yang signifikan antara
penggunaan model pembelajaran tipe Mind Mapping terhadap
Kreativitas siswa Madrasah Aliyah Swasta As‟ad Kota Jambi
G. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian ini dirancang untuk kegiatan penulisan mulai dari
pengajuan proposal hingga penggandaan dengan waktu yang direncanakan.
Adapun rincian waktu dan jenis kegiatan penelitian dapat dilihat pada tabel
3.4 Jadwal Penelitian
45
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
N
O KEGIATAN
Agu
stu
s 2019
Sep
tem
ber
Ok
tob
er
Novem
ber
Des
emb
er
Jan
uari
2020
Feb
ruari
Mare
t
Ap
ril
Mei
Ju
ni
Ju
li
Agu
stu
s
Sep
tem
ber
Ok
tob
er
Novem
ber
Des
emb
er
Jan
uari
2021
Feb
ruari
Mare
t
Ap
ril
Mei
Ju
ni
Ju
li
1 Pengajuan
judul √
2 Penulisan
proposal √
3
Permohona
n dosen
pembimbin
g
√
4
Batas akhir
dan
bimbingan
proposal
√
5 Seminar
proposal √
6 Pengesaha
n judul √
7 Riset √
8
Penulisan
bab IV dan
V
√
9 Bimbingan
skripsi √
46
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
10
Batas
bimbingan
skripsi
√
11 Ujian
munaqasah √
12 Pengganda
an skripsi √
13
Penyerahan
skripsi ke
fakultas
√
14 Wisuda √
Nb: Jadwal sewaktu-waktu dapat berubah
47 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Swasta As‟ad Kota
Jambi. Peneliti melakukan penelitian sebanyak enam kali pertemuan setiap
minggunya ada 2x (dua kali) pertemuan dengan alokasi waktu 2JP x 40 menit
setiap pertemuan. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun
ajaran 2020/2021. Penelitian ini dilakukan secara luring (luar jaringan)
dengan artian penelitian ini dilakukan secara langsung disekolah dengan tatap
muka langsung. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan
setelah melakukan uji normalitas dan homogenitas, hasilnya diperoleh kelas
XI IPA A dan XI IPA B yang normal dan homogen. Untuk menentukan
sampel maka dilakukan teknik cluster random sampling. Sehingga diperoleh
kelas XI IPA A sebagai sampel pada penelitian ini. Dengan jumlah siswa
sebanyak 20 siswa.
Deskripsi data dalam penelitian ini membahas kreativitas siswa pada
pembelajaran materi sistem pencernaan manusia. Deskripsi data yang
disajikan dalam penelitian ini meliputi skor maksimum dan minimum dan
mean atau rata-rata. Deskripsi data dan kategori kreativitas siswa sebelum
diberikan perlakuan dan sesudah diberikan perlakuan, dijelaskan sebagai
berikut:
1. Hasil Lembar Observasi Kreativitas Belajar Siswa Sebelum
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping
Sebelum memberikan perlakuan yaitu proses pembelajaran pada kelas
eksperimen dengan tujuan untuk melihat kreativitas belajar awal siswa
kelas XI IPA A di Madrasah Aliyah Swasta As‟ad Kota Jambi.
Berdasarkan hasil lembar observasi awal diperoleh sebaran data yang
bervariasi, jumlah keseluruhan siswa pada kelas XI IPA A adalah 20
orang responden yang menjadi sampel. Diperoleh skor tertinggi (H) = 50
48
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dan skor terendah (L) = 21 dengan interval kelas (i) = 5. Berikut hasil
skor lembar observasi sebelum menggunakan model Mind Mapping yaitu:
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Skor Lembar Observasi Sebelum
Menggunakan Model Mind Mapping
No Interval 𝑭 𝑿 𝑭𝑿 ˉ𝒙 𝒙𝟐 𝑭𝑿𝟐
1 21 – 25 1 23 23 -14,75 217,562 217,562
2 26 – 30 3 28 84 -9,75 95,062 285,186
3 31 – 35 3 33 99 -4,75 22,562 67,686
4 36 – 40 5 38 190 0,25 0,0625 0,3125
5 41 – 45 5 43 215 5,25 27,562 137,81
6 46 – 50 3 48 144 10,25 105,062 315,186
N = 20 ∑FX=
755 ∑FX =
1.023,7425
Berdasarkan data hasil skor sebelum pada tabel 4.1 tersebut dari 20 orang
responden yang memperoleh frekuensi tertinggi yaitu berada pada interval
36-40 dan 41-45 dengan frekuensi = 5. Sedangkan frekuensi terendah pada
interval 21-25 dengan frekuensi = 1. Hasil skor lembar observasi sebelum
menggunakan model Mind Mapping dapat diinterpretasikan pada gambar 4.1
dibawah ini.
Gambar 4.1 Grafik Poligon skor kreativitas siswa sebelum
Dapat dilihat dalam grafik polygon skor kreativitas siswa sebelum
menerapkan model tersebut bahwa garis grafik bergerak naik dan turun
menyesuaikan dengan jumlah siswa yang memperoleh skor tersebut.
Digambar terlihat pada frekuensi 5 grafik mendatar dikarenakan ada 2
0
1
2
3
4
5
6
21-25 26-30 31-35 36-40 41-45 45-50
FREK
UEN
SI
SKOR
Skor Kreativitas Siswa Sebelum
49
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
interval yang memilki frekuensi yang sama yaitu pada interval 36-40 dan 41-
45.
2. Hasil Lembar Observasi Kreativitas Belajar Siswa Sesudah
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping
Setelah memberikan perlakuan dengan menerapakan model
pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping saat proses belajar mengajar
pada kelas eksperimen dengan tujuan untuk melihat kreativitas belajar
siswa kelas XI IPA A di Madrasah Aliyah Swasta As‟ad Kota Jambi.
Berdasarkan hasil lembar observasi tersebut diperoleh sebaran data yang
bervariasi, jumlah keseluruhan siswa pada kelas XI IPA A adalah 20
orang responden yang menjadi sampel. Diperoleh skor tertinggi (H) = 53
dan skor terendah (L) = 38 dengan interval kelas (i) = 3. Berikut hasil
skor lembar observasi setelah menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Mind Mapping yaitu:
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Skor Lembar Observasi Sesudah
Menggunakan Model Mind Mapping
No Interva
l 𝑭 𝑿 𝑭𝑿 ˉ𝒙 𝒙𝟐 𝑭𝑿𝟐
1 38 – 40 4 39 156 -6,6 43,56 217,562
2 41 – 43 4 42 168 -3,6 12,96 285,186
3 44 – 46 3 45 135 -0,6 0,36 67,686
4 47 – 49 4 48 192 2,4 5,76 0,3125
5 50 – 52 3 51 153 5,4 29,16 137,81
6 53 – 55 2 54 108 8,4 70,56 315,186
N = 2
0
∑FX
= 912 ∑FX =
478,8
Berdasarkan tabel 4.2 tersebut dapat dilihat bahwa frekuensi tertinggi
yaitu berada pada interval 38-40, 41-43 dan 47-49 dengan frekuensi = 4.
Sedangkan frekuensi terendah pada interval 53-55 dengan frekuensi = 2.
50
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 4.2 Grafik Poligon skor kreativitas siswa sesudah
Dapat dilihat dalam grafik polygon skor kreativitas siswa sesudah
menerapkan model tersebut bahwa garis grafik bergerak naik dan turun
menyesuaikan dengan jumlah siswa yang memperoleh skor tersebut. pada
grafik diatas terlihat pada frekuensi 4 terdapat 3 interval yang memilki
frekuensi sama yaitu pada interval 38-40, 41-43 dan 47-49.
3. Signifikan Pengaruh Kreativitas Belajar Siswa Sebelum
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping
Dengan Sesudah Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Mind Mapping
Signifikan pengaruh kreativitas belajar siswa sebelum
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping dengan
sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping
maka bisa dilihat pada tabel berikut ini:
0
1
2
3
4
5
38-40 41-43 44-46 47-49 50-52 53-55
FREK
UEN
SI
SKOR
Skor Kreativitas Belajar Siswa Sesudah
51
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tabel 4.3 Perbandingan Kreativitas Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah
Menggunakan Model Mind Mapping
No Ukuran Penetapan Sebelum Sesudah
1 Skor tertinggi 50 53
2 Skor terendah 21 38
3 Range skor 29 15
4 Mean 37,75 45,6
5 Median 37,5 46,5
6 Modus 41 53
7 Standar deviasi 7,1 4,8
8 Standar error 1,63 1,1
Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa skor tertinggi dari sesudah
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping lebih
besar dibandingkan skor tertinggi dari sebelum menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping, yaitu skor tertinggi sesudah
= 53 dan skor tertinggi sebelum = 50. Kemudian skor terendah sesudah
juga lebih besar dibandingkan skor sebelum, yaitu skor terendah sesudah
= 38 dan skor terendah sebelum = 21.
Rentang yang dihasilkan sesudah lebih besar dibandingkan rentang
sebelum, yaitu rentang sesudah = 15 dan rentang sebelum = 29. Selain itu
juga skor rata-rata sesudah juga lebih besar dibandingkan skor rata-rata
sebelum yaitu, skor rata-rata sesudah = 45,6 dan skor rata-rata sebelum =
37,75. Kemudian standar deviasi semakin mendekati nilai sesungguhnya
dibandingkan standar deviasi sebelum yaitu, standar deviasi sesudah =
4,8 dan standar deviasi sebelum = 7,1. Jika nilai yang diperoleh seperti
ini, maka kreativitas belajar siswa yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping lebih baik dibandingkan
kreativitas siswa yang tidak menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Mind Mapping.
52
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
B. Analisis Data
Signifikan atau tidaknya antara sebelum dan sesudah menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping terhadap kreativitas
belajar siswa kelas XI IPA Madrasah Aliyah Swasta As‟ad Kota Jambi akan
diukur menggunakan rumus uji “t”. Analisis ini dilakukan dengan tujuan
untuk menjawab rumusan masalah yang telah diajukan, namun sebelum
melakukan analisis lebih lanjut terlebih dahulu perlu mengadakan uji
persyaratan analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat sampel berdistribusi normal
atau tidak normal. Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji
Liliefors. Setelah melakukan perhitungan, maka didapat kesimpuan
bahwa data hasil lembar observasi sebelum dan sesudah menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping berdistribusi normal
karena:
Tabel 4.4 Uji Normalitas
Test L0 𝑳𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Kesimpulan
Sebelum 0,016 0,190 Normal
Sesudah 0,043 0,190 Normal
Data yang diperoleh :
Hasil sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Mind Mapping yaitu:
Lhitung=0,016<Ltabel = 0,190
Hasil sesudah menggunkan model pembelajaran kooperatif tipe
Mind Mapping yaitu:
Lhitung=0,043<Ltabel = 0,190
Berdasarkan hasil data sebelum dan sesudah yang telah diuji maka
dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal.
53
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah data mempunyai
varians yang sama atau tidak. Jika data yang diperoleh sudah homogeny
maka data tersebut akan menghasilkan pengukuran yang akurat dalam uji
perbedaan. Uji homogenitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji
varians terbesar dibanding varians terkecil dengan menggunakan tabel F,
yaitu:
Fhitung ≥Ftabel = tidak homogen
Fhitung≤Ftabel = homogen
Tabel 4.5 Uji Homogenitas
Varians
Terbesar
Varians
Terkecil
𝑭𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝑭𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Kesimpulan
52,29 25,1001 2,12 2,16 Homogen
Berdasarkan hasil data diatas diketahui bahwa Fhitung < Ftabel maka
dapat disimpulkan varians-varians tersebut adalah homogen.
3. Uji Hipotesis
Setelah diketahui data berdistribusi normal dan kedua data kelompok
varians homogen maka peneliti melanjutkan analisis data dengan uji “t”.
Pada taraf signifikan t 5% = 1,73
Pada taraf signifikan t 1% = 2,53
Jika tt 5% > t0 < tt 1% = H0 ditolak
Jika tt 5% < t0 > tt 1% = Hα diterima
Eksperimen efektif untuk memunculkan perubahan dengan t0 atau “t”
yang diperoleh dalam perhitungan t0 = 4,38 lebih besar dari ttabel (baik
dalam taraf signifikan 5% maupun taraf signifikan 1%) maka dari kedua
hipotesis yang ada dapat disimpulkan hipotesis nihil ditolak sedangkan
hipotesis alternative diterima. Yang berarti kedua variabel X dan Y
terdapat pengaruh yang signifikan.
54
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Hal ini dapat dibuktikan bahwa:
Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis
tt 5% t0 tt 1% Kesimpulan
1,73 4,38 2,53 Hα Diterima
Berdasarkan perhitungan diatas dan setelah uji hipotesis dilakukan
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan
terhadap kreativitas belajar siswa kelas XI IPA C Madrasah Aliyah swasta
As‟ad Kota Jambi setelah diajarkan dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping.
4. Tabel Bantu Korelasi Phi (Φ)
Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe
mind mapping terhadap kreativitas belajar siswa dilakukan analisis
lanjutan dengan menggunakan tabel bantu korelasi Phi. Teknik korelasi
Phi adalah salah satu teknik analisis korelasional yang dipergunakan
apabila data yang dikorelasikan adalah data yang benar-benar dikotomik
(terpisah atau dipisahkan secara tajam) dengan istilah lain variabel yang
dikorelasikan itu adalah variabel diskrit murni. Adapaun rumus yang
digunakan adalah:
Φ =
√
Keterangan :
Φ = koefisien korelasi
A,b,c,d = sel ferekuensi
Rumus ini digunakan dalam menghitung atau mencari korelasi Phi
berdasarkan pada frekuensi dari masing-masing sel yang terdapat dalam
tabel kerja (tabel perhitungan). Jika nilai Φ telah diperoleh maka
selanjutnya interprestasi Φ, dengan df= N- nr dan konsultasikan ke tabel
nilai “r” dengan taraf signifikan 5% dan 1%, jika Φ< rtabel maka hipotesis
(Ha) diterima. Jika Φ > rtabel maka hipotesis kerja diterima atau dengan kata
lain hipotesis nol ditolak. Langkah-langkah perhitungan Korelasi Phi (Φ)
55
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran.
Hasil uji korelasi Phi dapat dilihat pada Tabel 4.7 dibawah ini :
Tabel 4.7 Hasil Uji korelasi Phi sebelum dan sesudah
Uji Korelasi Phi Hasil
rtabel 5% 0,263
Φ 1,633
rtabel 1% 0,366
Konsultasi dengan tabel nilai “r” dengan df= 38, diperoleh rtabel
pada taraf signifikansi 5% = 0,263 sedangkan pada taraf signifikansi 1% =
0,366. Dengan demikian Φ yang kita peroleh yaitu 1,633 adalah lebih
besar daripada rtabel (baik pada taraf signifikansi 5% maupun 1%) 0,263 <
1,633 > 0,366. Maka Ha (Hipotesis alternatif) diterima dan H0 (hipotesis
nol) ditolak. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping terhadap kreativitas
belajar siswa.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari perhitungan
berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan di Madrasah Aliyah Swasta
As‟ad Kota Jambi, dengan jumlah sampel sebanyak 20 siswa. Dari penelitian
dilapangan dan hasil perhitungan maka peneliti menemukan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe mind
mapping terhadap kreativitas belajar siswa. Hal ini dibuktikan melalui
perhitungan yang dilakukan menggunakan uji “t” dan hasilnya Ha (hipotesis
alternatif) diterima. Untuk lebih meyakinkan apakah benar model
pembelajaran kooperatif tipe mind mapping berepngaruh terhadap kreativitas
belajar siswa selanjutnya peneliti melakukan uji Phi (Φ). Hal ini
menunjukkan bahwa antara kedua variabel tersebut di atas terdapat pengaruh
yang signifikan. Adapun perbedaan dan peningkatan lembar observasi siswa
sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe mind
56
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
mapping dapat dilihat dari nilai rata-rata sebelum 37,75 dan nilai rata-rata
sesudah 45,6.
Hasil observasi peneliti selama melaksanakan penelitian di Madrasah
Aliyah Swasta As‟ad Kota Jambi yaitu pada saat pembelajaran Biologi
dengan menerapkan model mind mapping membuat siswa lebih termotivasi
untuk belajar, yang dibuktikan dengan siswa bersedia dan serius dalam
membuat mind mapping. Hal ini terlihat dari siswa yang biasanya ribut pada
saat proses pembelajaran, dan dengan menerapkan model mind mapping
siswa menjadi kalem (diam), sehingga tidak banyak lagi yang main-main
ataupun mengobrol. Selain itu juga siswa mudah menemukan dan memahami
konsep-konsep yang sulit ketika mereka saling mendiskusikan masalah-
masalah tersebut dengan teman sekelompoknya. Melalui diskusi akan terjalin
elaborasi yang baik sehingga dapat memberi kesempatan pada siswa untuk
menungkapkan pendapatnya. Hal ini terlihat dari keaktifan siswa dalam
menyampaikan pendapat dan gagasan serta menanggapi pendapat temannya
dalam diskusi kelompok. Pembagian kelompok dilakukan secara merata
sehingga siswa yang memiliki kemampuan tinggi dapat membantu siswa
dengan kemampuan rendah.
Hasil pengamatan pada indikator kemampuan berpikir lancar memiliki
skor rata-rata 52,2 tergolong dalam kategori sangat baik (sangat kreatif).
Dikarenakan pada setiap pertemuan siswa harus membuat mind mapping,
sehingga siswa sangat lancar dan terlatih untuk membuat mind mapping
sesuai dengan materi yang dibelajarkan. Hal ini sesuai dengan penelitian
Nura Azkia (2018) mengemukakan bahwa peningkatan kreativitas siswa
dikarenakan siswa sudah sering terlatih membuat mind mapping, sehingga
kreativitasnya semakin berkembang.
Hasil pengamatan pada indikator keterampilan berpikir orisinil
memiliki skor rata-rata 61 tergolong dalam kategori sangat baik (sangat
kreatif). Dikarenakan siswa membuat mind mapping tanpa meniru dan
pembuatan mind mapping sesuai dengan ide kreatif yang siswa miliki. Hal
ini didukung oleh penelitian dari Fuaddah Hanum Mahmudah (2018)
57
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
mengemukakan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe mind
mapping dapat meningkatkan penalaran dan kreativitas siswa.
Hasil pengamatan pada indikator elaborasi memiliki skor rata-rata 68
tergolong dalam kategori sangat baik (sangat kreatif). Dikarenakan dalam
pembuatan mind mapping siswa mampu meringkas materi yang dibelajarkan
dalam bentuk pemetaan pikiran sesuai pokok permasalahan, sehingga siswa
mudah mengingat materi yang dibelajarkan, serta siswa dapat
mengembangkan imajinasi dengan menambahkan warna-warna yang
membuat mind mapping lebih menarik untuk dipresentasikan kepada anggota
kelompok lainnya. Pernyataan ini sesuai dengan penelitian Amalia Buntu
(2017) mengemukakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe mind
mapping dapat memudahkan siswa dalam mengingat, sehingga pengetahuan
yang dimiliki siswa tidak hanya bertahan dalam jangka yang pendek.
Hasil dalam penelitian ini diperkuat oleh beberapa hasil penelitian
pendahulu yakni penelitian yang dilakukan oleh Cut Ferras Dwi Kartika.
Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen, dimana setiap
pertemuannya kreativitas siswa mengalami peningkatan. Siswa menjadi lebih
aktif, mudah mengingat materi, serta siswa dapat mengembangkan imajinasi
dengan menambahkan warna-warna yang membuat mind mapping lebih
menarik untuk dipersentasikan kepada anggota kelompok lainnya. Model
pembelajaran kooperatif tipe mind mapping dapat mempengaruhi kreativitas
siswa dalam mengembangkan imajinasi siswa yang kreatif.
Hasil peneliti yang dilakukan oleh Rizki Dwi Siswanto (2018) tentang
“Pengaruh pembelajaran dengan menggunakan mind map terhadap
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa” diperoleh kesimpulan terdapat
pengaruh pembelajaran dengan menggunakan mind map memberikan
pengaruh yang baik terhadap kemampuan berpikir kreatif matematik siswa
pada pokok bahasan aljabar. Hal ini juga terlihat dari rata-rata hasil belajar
dengan menggunakan mind map memberikan pengaruh yang baik terhadap
kemampuan berpikir kreatif matematik siswa lebih baik daripada rata-rata
siswa yang belajar tanpa meggunakan mind map.
58
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Mind mapping merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang
digunakan untuk melatih kemampuan menyajikan isi materi pelajaran dengan
pemetaan pikiran. Selain itu model pembelajaran mind mapping juga dapat
membawa siswa pada pengalaman yang mengesankan, pengalaman yang
diperoleh siswa akan semakin berkesan apabila pembelajaran yang
diperolehnya merupakan hasil dari pemahaman dan penemuannya sendiri.
Mind mapping adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke
dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak, dan cara mencatat
yang kreatif dan efektif bagi siswa secara individual untuk menghasilkan ide-
ide, mencatat pelajaran dan secara harfiah akan memetakan pikiran – pikiran
kita (Rosyidah, 2015:25). Mind map juga merupakan peta rute yang hebat
bagi ingatan, memungkinkan kita menyusun fakta dan pikiran sedemikian
rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Ini berarti
mengingat informasi akan lebih mudah dan lebih bisa diandalkan daripada
menggunakan teknik pencatatan tradisional (Buzan, 2007:11).
Dengan menerapkan model pembelajaran mind mapping pembelajaran
didalam kelas menjadi menyenangkan biasanya pada saat proses
pembelajaran kebanyakan siswa mengantuk dan merasa bosan. Tetapi dengan
menerapkan model pembelajaran mind mapping siswa menjadi lebih aktif dan
pada saat mempresentasikan hasil karya mind mapping nya banyak siswa
yang ikut berkontribusi dalam mengemukakan ide-ide nya, siswa juga jauh
lebih berani mengemukakan idenya. Kegiatan ini sebagai upaya yang dapat
mengoptimalkan fungsi otak kiri dan kanan, yang kemudian dalam
aplikasinya sangat membantu untuk memahami masalah dengan cepat karena
telah terpetakan (Mulyatiningsih, 2014 :238-239).
Dengan demikian proses pembelajaran bukan lagi sekedar transfer
pengetahuan, tetapi merupakan proses pemerolehan konsep yang melibatkan
siswa secara aktif dan langung. Model pembelajaran kooperatif tipe mind
mapping membuat siswa lebih kreatif dan terampil dalam menuangkan ide-
idenya dengan membuat catatan yang menarik dan menyenangkan dengan
melibatkan kedua belah otak untuk menghasilkan catatan yang terdiri atas
59
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
kata-kata, warna, garis, serta gambar pada selembar kertas kosong putih
(Tony Buzan, 2007,hlm.10).
60 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian, maka
dapat disimpulkan bahwa:
1. Skor rata-rata perbedaan sebelum dan sesudah menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe mind mapping. Skor rata-rata sebelum
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping yaitu
37,75. Sedangkan skor rata-rata sesudah menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe mind mapping yaitu 45,6. Berdasarkan data
yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe mind
mapping dengan hasil pencarian ttabel pada taraf signifikan 5% = 1,73.
Karena yang diperoleh dalam perhitungan adalah lebih besar dari ttabel
(baik dari taraf signifikan 5% maupun 1%) yaitu 1,73 < 4,38 > 2,53
sehingga Ha yang menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping terhadap
kreativitas siswa.
2. Berdasarkan pelaksanaan penelitian mengenai pengaruh penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe mind mapping berpengaruh signifikan
terhadap kreativitas siswa di Madrasah Aliyah Swasta As‟ad kota jambi.
B. Saran
Adapun saran-saran yang dapat peneliti sampaikan dengan hasil
penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini hanya dilakukan untuk mengukur kreativitas belajar siswa
dengan menerapkan model pembelajaran tipe mind mapping, diharapkan
pada penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel yang berbeda.
Misalnya aktivitas belajar, motivasi dan hasil belajar.
2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan lebih menyempurnakan beberapa
kelemahan atau kekurangan dalam penelitian ini. Kelemahan dan
61
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
kekurangan tersebut antara lain dalam mendeskripsikan hasil penelitian
serta keterbatasan kemampuan dalam membuat dan mengolah instrument,
perluasan populasi dan jumlah sample agar hasil penelitian yang di
lakukan akan semakin membaik lagi.
3. Pembelajaran dengan model mind mapping yang peneliti lakukan dengan
cara luring, diharapkan pada penelitan selanjutnya bisa dilakukan secara
daring menggunakan aplikasi.
62 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Al-Qur‟an dan Terjemahnya. Departemen Agama RI. 2005
B. Uno, Hamzah. 2007. Model Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara
B. Uno, Hamzah. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara
Buzan, Tony. 2013. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Danim, S., 2013. Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Alfabeta
Davis, G. A., 2012. Anak Berbakat dan Pendidikan Keberbakatan, Terjemahan A.
Cahyani, Jakarta: Indeks
Delta, Syahara, Luqy. 2013. Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran
Snowball Terhadap Hasil Belajar Matematika di Kelas VII Sekolah
Menengah Pertama Negeri 23 Kota Jambi. Skripsi. Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan. Uin STS Jambi.
Diana, Hepi. 2019. Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving
(CPS) Disertai Mind Mapping Terhadap Kemampuan Berpikir
Kreatif dan Sikap Kreatif Siswa Kelas XI SMA N 1 NATAR Lampung
Selatan. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam
Negeri Raden Lampung.
Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Hamalik, Oemar, 2014. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamid, Abdul. 2010. Mengukur Kemampuan Bahasa Arab. Malang: UIN Maliki
Press
Hartanto, Ashadi, dan Paulina. 2011. Mengembangkan Kreativitas Siswa Melalui
Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Inkuiri, Jurnal
Kependidikan Triadik. 14 (1): 1-18
Hasbullah. 2006. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Hernacki, M dan Deporter B. 2010. Quantum Learning, terjemahan A.
Abdurahman, Jakarta: Kaifa Learning
Isnaeni, Yulinda, 2017. Pengaruh Strategi Pembelajaran Mind Mappping
Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran Sejarah
63
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Kebudayaan Islam Kelas IV di MIN 2 Bandar Lampungss. Skripsi.
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. UIN Raden Intan Lampung.
Irfan, Ahmad. 2015. Pengaruh Penerapan Metode Mind Map Terhadap hasil
belajar pendidikan Agama Islam Kelas VIII SMP Yanuri tegal Alur
Kalideres Jakarta Barat. Skripsi. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta.
Maisarah. 2020. Penerapan Model Mind Mapping Untuk Meningkatkan
Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran Tematik Kelas IV MIN 7
PIDIE JAYA. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Universitas
Islam Negeri Ar-Raniry.
Mulyatiningsih, Endang. 2014. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.
Bandung: PT Alfabeta
Munandar, U., 2012. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta; Rineka
Cipta
Murni, Wahid, Dkk. 2014. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Nuha Litera
Rosyidah, Afisah. 2015. Pembelajaran Bahasa Arab Dengan Metode Mind Map
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah (
Studi Multi Situs Min Kanigoro Kras Kediri dan MI Tarbiyatul Islam
Jemakan Ringin Rejo). Thesis IAIN Tulung Agung Kediri
Sani, Abdullah, Ridwan. 2014. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara
Sani, A. R., 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum. 2013.
Jakarta: Bumi Aksara
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Tika, Pabundu, Moh. 2006. Metodelogi Riset Bisnis. Jakarta: PT Bumi Aksara
Walgito, B., 2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: CV. Andi
Wena, Made. 2014. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT
Bumi Aksara
65 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran I
Uji Normalitas
1. Hasil Skor Kreativitas Belajar Siswa Sebelum
Tabel 2.6 Hasil skor Kreativitas Belajar Siswa Sebelum Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping
No Responden Skor
1. R1 39
2. R2 29
3. R3 46
4. R4 37
5. R5 46
6. R6 43
7. R7 21
8. R8 50
9. R9 42
10. R10 41
11. R11 30
12. R12 45
13. R13 47
14. R14 38
15. R15 33
16. R16 32
17. R17 28
18. R18 35
19. R19 40
20. R20 41
a. Sebaran Data
21 33 39 43
28 35 40 45
29 36 41 46
30 37 41 47
32 38 42 50
b. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi
Tabel 2.7 Distribusi Frekuensi Hasil skor Kreativitas Belajar Siswa
Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind
Mapping
66
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
No Interval F X FX X2 FX
2
1. 21 − 25 1 23 23 529 529
2. 26 – 30 3 28 84 784 2352
3. 31 – 35 3 33 99 1089 3267
4. 36 – 40 5 38 190 1444 7220
5. 41 – 45 5 43 215 1849 9245
6. 46 − 50 3 48 144 2304 6912
∑F
=
20
∑FX=755 ∑FX2=29.525
c. Mencari Mean
Me = ∑
=
= 37,75
d. Mencari Standar Simpang Baku
S =√ ∑ ∑
=√
=√
=√
=√
= 7,3
67
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tabel 2.8 Perhitungan Uji Normalitas Sebelum
𝑁𝑜 𝑋𝑖 𝑍𝑖 𝑍𝑡 𝐹 (𝑍𝑖) 𝐹 (𝐾𝑢𝑚) 𝑆(𝑍𝑖) 𝐹(𝑍𝑖) − 𝑆(𝑍𝑖)
1 21 -2,2945 0,4890 0,011 1 0,05 -0,039
2 28 -1,3356 0,4082 0,0918 2 0,1 -0,0082
3 29 -1,1986 0,3830 0,117 3 0,15 -0,033
4 30 -1,0616 0,3554 0,1446 4 0,2 -0,0554
5 32 -0,7876 0,2823 0,2177 5 0,25 -0,0323
6 33 -0,6506 0,2422 0,2578 6 0,3 -0,0422
7 35 -0,3767 0,1443 0,3557 7 0,35 0,0057
8 36 -0,2397 0,0910 0,409 8 0,4 0,009
9 37 -0,1027 0,0398 0,4602 9 0,45 0,0102
10 38 0,0342 0,0160 0,516 10 0,5 0,016
11 39 0,1712 0,0675 0,5675 11 0,55 0,0175
12 40 0,3082 0,1179 0,6179 12 0,6 0,0179
13 41 0,4452 0,1700 0,67 13 0,65 0,02
14 41 0,4452 0,1700 0,67 14 0,7 - 0,03
15 42 0,5821 0,2190 0,719 15 0,75 -0,031
16 43 0,7191 0,2611 0,7611 16 0,8 -0,0389
17 45 0,9931 0,3389 0,8389 17 0,85 -0,0111
18 46 1,1301 0,3708 0,8708 18 0,9 -0,0292
19 47 1,2671 0,3962 0,8962 19 0,95 -0,0538
20 50 1,6780 0,4525 0,9525 20 1 -0,0475
e. Mengurutkan data sampel dari yang terkecil hingga terbesar.
f. Menentukan nilai Zi dari tiap-tiap data, dengan rumus:
Zi = Xi – x =
= −2,2945
S
Untuk mencari Z2 dan seterusnya maka mengikuti cara yang telah
dipaparkan.
g. Menentukan nilai Ztabel berdasarkan nilai Zi
Zi = bulatkan menjadi dua angka dibelakang koma menjadi −2,29
kemudian nilai minus dimutlakkan menjadi positif pada tabel kritis
distribusi normal diperoleh nilai Ztabel. Untuk mencari nilai Ztabel dan
seterusnya maka mengikuti cara yang telah dipaparkan.
h. Menentukan nilai F(Zi) berdasarkan nilai Ztabel
Jika Zi negative (-) 0,5 - Ztabel
Jika Zi positif (+) 0,5 + Ztabel
68
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Zi = 0,4890, karena nilai pada Zi adalah negatif maka mencari F(Zi)
adalah F(Zi) = 0,5 – 0,4890 = 0,011.
Untuk mencari nilai F(Zi) seterusnya dapat dicari mengikuti cara yang
tekah dipaparkan.
i. Menentukan nilai S(Zi) dengan cara:
S(Zi) =
=
= 0,05
Untuk mencari S(Zi) dan seterusnya dapat mengikuti cara yang telah
dipaparkan.
Mencari nilai Lhitung yang merupakan selisih dari F(Zi) – S(Zi)
Lhitung = │F(Zi) – S(Zi)│= 0,011 – 0,05 = -0,039
Untuk mengetahui nilai Lhitung dan seterusnya mengikuti cara yang telah
dipaparkan.
Maka didapati nilai Lhitung untuk α = 0,05 pada tabel nilai kritis
untuk N = 20 uji liliefors yaitu Ltabel = 0,190. Kriteria yang telah
ditentukan L0 < Ltebel maka H0 diterima atau data distribusi normal apabila
L0 ≥ Ltabel maka H0 ditolak atau data distribusi tidak normal. Dari kolom
diatas L0 = 0,016 maka kecil dari Ltabel = 0,190 atau 0,016 < 0,190 maka
data berdistribusi Normal.
69
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2. Hasil Skor kreativitas Belajar Siswa Sesudah
Tabel 2.9 Hasil Skor Kreativitas Belajar siswa Sesudah Menggunakan Model
pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping
No Responden Skor
1. R1 42
2. R2 38
3. R3 48
4. R4 40
5. R5 39
6. R6 45
7. R7 38
8. R8 53
9. R9 47
10. R10 46
11. R11 44
12. R12 50
13. R13 51
14. R14 41
15. R15 43
16. R16 41
17. R17 51
18. R18 49
19. R19 49
20. R20 53
a. Sebaran Data
38 41 46 50
38 42 47 51
39 43 48 51
40 44 49 53
41 45 49 53
b. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi
Tabel 3.0 Distribusi Frekuensi Hasil skor Kreativitas Belajar Siswa
Sesudah Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind
Mapping
70
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
No Interval F X FX X2 FX
2
1. 38 – 40 4 39 156 1521 6084
2. 41 – 43 4 42 168 1764 7056
3. 44 – 46 3 45 135 2025 6075
4. 47 – 49 4 48 192 2304 9216
5. 50 – 52 3 51 153 2601 7803
6. 53 − 55 2 54 108 2916 5832
∑F
=
20
∑FX=912 ∑FX2=42.066
c. Mencari Mean
Me = ∑
=
= 45,6
d. Mencari Standar Simpang Baku
S =√ ∑ ∑
=√
=√
=√
=√
= 5,01
71
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tabel 3.1 Perhitungan Uji Normalitas Sesudah
𝑁𝑜 𝑋𝑖 𝑍𝑖 𝑍𝑡 𝐹 (𝑍𝑖) 𝐹 (𝐾𝑢𝑚) 𝑆(𝑍𝑖) 𝐹(𝑍𝑖) − 𝑆(𝑍𝑖)
1 38 -1,5169 0,4345 0,0655 1 0,05 0,0155
2 38 -1,5169 0,4345 0,0655 2 0,1 -0,3345
3 39 -1,3173 0,4049 0,0951 3 0,15 -0,0549
4 40 -1,1177 0,3665 0,1335 4 0,2 -0,0665
5 41 -0,9181 0,3186 0,1814 5 0,25 -0,0686
6 41 -0,9181 0,3186 0,1814 6 0,3 -0,1186
7 42 -0,7185 0,2611 0,2389 7 0,35 -0,1111
8 43 -0,5189 0,1950 0,305 8 0,4 -0,095
9 44 -0,3193 0,1217 0,3783 9 0,45 -0,0717
10 45 -0,1197 0,0438 0,4562 10 0,5 -0,0438
11 46 0,0798 0,0279 0,5279 11 0,55 0,0221
12 47 0,2794 0,1064 0,6064 12 0,6 0,0064
13 48 0,4790 0,1808 0,6808 13 0,65 0,0308
14 49 0,6786 0,2486 0,7486 14 0,7 0,0486
15 49 0,6786 0,2486 0,7486 15 0,75 -0,0014
16 50 0,8782 0,3078 0,8078 16 0,8 0,0078
17 51 1,0778 0,3577 0,8577 17 0,85 0,0077
18 51 1,0778 0,3577 0,8577 18 0,9 -0,0423
19 53 1,4770 0,4292 0,9292 19 0,95 -0,0208
20 53 1,4770 0,4292 0,9292 20 1 -0,0708
e. Mengurutkan data sampel dari yang terkecil hingga terbesar.
f. Menentukan nilai Zi dari tiap-tiap data, dengan rumus:
Zi = Xi – x =
= −1,5169
S
Untuk mencari Z2 dan seterusnya maka mengikuti cara yang telah
dipaparkan.
g. Menentukan nilai Ztabel berdasarkan nilai Zi
Zi = bulatkan menjadi dua angka dibelakang koma menjadi −1,51
kemudian nilai minus dimutlakkan menjadi positif pada tabel kritis
distribusi normal diperoleh nilai Ztabel. Untuk mencari nilai Ztabel dan
seterusnya maka mengikuti cara yang telah dipaparkan.
h. Menentukan nilai F(Zi) berdasarkan nilai Ztabel
Jika Zi negative (-) 0,5 - Ztabel
Jika Zi positif (+) 0,5 + Ztabel
72
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Zi = 0,4345, karena nilai pada Zi adalah negatif maka mencari F(Zi)
adalah F(Zi) = 0,5 – 0,4345 = 0,0655.
Untuk mencari nilai F(Zi) seterusnya dapat dicari mengikuti cara yang
tekah dipaparkan.
i. Menentukan nilai S(Zi) dengan cara:
S(Zi) =
=
= 0,05
Untuk mencari S(Zi) dan seterusnya dapat mengikuti cara yang telah
dipaparkan.
Mencari nilai Lhitung yang merupakan selisih dari F(Zi) – S(Zi)
Lhitung = │F(Zi) – S(Zi)│= 0,0655 – 0,05 = -0,0155
Untuk mengetahui nilai Lhitung dan seterusnya mengikuti cara yang telah
dipaparkan.
Maka didapati nilai Lhitung untuk α = 0,05 pada tabel nilai kritis
untuk N = 20 uji liliefors yaitu Ltabel = 0,190. Kriteria yang telah
ditentukan L0 < Ltebel maka H0 diterima atau data distribusi normal apabila
L0 ≥ Ltabel maka H0 ditolak atau data distribusi tidak normal. Dari kolom
diatas L0 = 0,0438 maka kecil dari Ltabel = 0,190 atau 0,0438 < 0,190
maka data berdistribusi Normal.
73 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Lampiran II
Uji Homogenitas
Proses uji homogenitas:
1. Hasil Skor Kreativitas Belajar Siswa Sebelum
Tabel 3.2 Hasil Skor Kreativitas Belajar Siswa Sebelum Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping
No Responden Skor
1. R1 39
2. R2 29
3. R3 46
4. R4 37
5. R5 46
6. R6 43
7. R7 21
8. R8 50
9. R9 42
10. R10 41
11. R11 30
12. R12 45
13. R13 47
14. R14 38
15. R15 33
16. R16 32
17. R17 28
18. R18 35
19. R19 40
20. R20 41
a. Sebaran Data
21 33 39 43
28 35 40 45
29 36 41 46
30 37 41 47
32 38 42 50
b. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi
Tabel 3.3 Distribusi Frekuensi Hasil skor Kreativitas Belajar Siswa
Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind
Mapping
74
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
No Interval F X FX X2 FX
2
1. 21 − 25 1 23 23 529 529
2. 26 – 30 3 28 84 784 2352
3. 31 – 35 3 33 99 1089 3267
4. 36 – 40 5 38 190 1444 7220
5. 41 – 45 5 43 215 1849 9245
6. 46 − 50 3 48 144 2304 6912
∑F
=
20
∑FX=755 ∑FX2=29.525
c. Mencari Mean
Me = ∑
=
= 37,75
d. Mencari Standar Simpang Baku (s)
S =√ ∑ ∑
=√
=√
=√
=√
= 7,3
75
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2. Hasil Skor kreativitas Belajar Siswa Sesudah
Tabel 3.4 Hasil Skor Kreativitas Belajar siswa Sesudah Menggunakan
Model pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping
No Responden Skor
1. R1 42
2. R2 38
3. R3 48
4. R4 40
5. R5 39
6. R6 45
7. R7 38
8. R8 53
9. R9 47
10. R10 46
11. R11 44
12. R12 50
13. R13 51
14. R14 41
15. R15 43
16. R16 41
17. R17 51
18. R18 49
19. R19 49
20. R20 53
a. Sebaran Data
38 41 46 50
38 42 47 51
39 43 48 51
40 44 49 53
41 45 49 53
b. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi
Tabel 3.5 Distribusi Frekuensi Hasil skor Kreativitas Belajar Siswa
Sesudah Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind
Mapping
76
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
No Interval F X FX X2 FX
2
1. 38 – 40 4 39 156 1521 6084
2. 41 – 43 4 42 168 1764 7056
3. 44 – 46 3 45 135 2025 6075
4. 47 – 49 4 48 192 2304 9216
5. 50 – 52 3 51 153 2601 7803
6. 53 − 55 2 54 108 2916 5832
∑F
=
20
∑FX=912 ∑FX2=42.066
c. Mencari Mean
Me = ∑
=
= 45,6
d. Mencari Standar Simpang Baku (s)
S =√ ∑ ∑
=√
=√
=√
=√
= 5,01
Langkah-langkah uji homogenitas populasi sebagai berikut:
1. Menentukan varians dari variabel yang diteliti.
a. Varians variabel Y1
S2 = (7,3)
2 = 53,29
b. Varians variabel Y2
S2 = (5,01)
2 = 25,1001
77
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2. Menghitung perbandingan varians terbesar dan varians terkecil.
Fhitung =
=
= 2,12
3. Membandingkan Fhitung dengan Ftabel
Dk pembilang = n – 1 = 20-1 = 19 (Untuk varians terbesar)
Dk penyebut = n – 1 = 20-1 = 19 (Untuk varians terkecil)
Pada taraf signifikan (α) = 0,05 maka diperoleh Ftabel = 2,16
4. Kriteria pengujian
Jika Fhitung < Ftabel = Homogen
Jika Fhitung > Ftabel = Tidak Homogen
Ternyata Fhitung < Ftabel atau 2,12 < 2,16, maka varians-varians adalah
Homogen.
78 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Lampiran III
Uji Hipotesis
Tabel 4.6 Skor Kreativitas Belajar Siswa Dari 20 Orang siswa Kelas XI
IPA A Madrasah Aliyah Swasta As’ad Kota Jambi
No
Nama Skor Minat Belajar Siswa
D=(X-Y)
D2=(X-Y)
2
Nilai
Sebelum
Nilai
Sesudah
1 R1 39 42 -3 9
2 R2 29 38 -9 81
3 R3 46 48 -2 4
4 R4 37 40 -3 9
5 R5 36 39 -3 9
6 R6 43 45 -2 4
7 R7 21 38 -17 289
8 R8 50 53 -3 9
9 R9 42 47 -5 25
10 R10 41 46 -5 25
11 R11 30 44 -14 196
12 R12 45 50 -5 25
13 R13 47 51 -4 16
14 R14 38 41 -3 9
15 R15 33 43 -10 100
16 R16 32 41 -9 81
17 R17 28 51 -23 529
18 R18 35 49 -14 196
19 R19 40 49 -9 81
20 R20 41 53 -12 144
∑N=20 ∑D= -155 ∑D= 1838
Langkah-langkah perhitungan:
a) Mencari Mean of Difference (MD)
MD = ∑
=
79
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
= -7,75
b) Mencari Standard Deviasi of Difference (SDD)
SDD = √∑
− √
∑
SDD = √
− √
SDD = √
SDD =√
SDD =√
SDD = 5,61
c) Mencari Standard Error dari Mean of Difference (SEMD)
SEMD =
√
=
√
=
√
=
= 1,28
d) Mencari t0
t0 =
t0 =
t0 = 4,38
e) Mencari Interpretasi
Df = N – 1
Df = 20 – 1
Df = 19
Pada taraf signifikan t 5% = 1,73
Pada taraf signifikan t 1% = 2,53
Jika tt 5% > t0 < tt 1% = H0 ditolak
80
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Jika tt 5% < t0 > tt 1% = Hα diterima
Eksperimen efektif untuk memunculkan perubahan dengan t0 atau “t”
yang diperoleh dalam perhitungan t0 = 4,38 lebih besar dari ttabel (baik
dalam taraf signifikan 5% maupun taraf signifikan 1%) maka dari kedua
hipotesis yang ada dapat disimpulkan hipotesis nihil ditolak sedangkan
hipotesis alternatif diterima. Yang berarti kedua variabel X dan Y terdapat
pengaruh
81 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Lampiran IV
Uji Korelasi Phi
Tabel 4.7 Tabel Korelasi Phi
II
I
Sesudah Sebelum Jumlah
Tinggi 20 (a) 4 (b) 24
Rendah 0 (c) 16 (d) 16
Jumlah 20 20 40
Φ =
√
Φ =
√
=
√
=
= 1,633
Memberi interpretasi pada Phi (Φ)
DF =N-2 = 40-2 =38
Konsultasi dengan tabel nilai “t” dengan df = 38, diperoleh rtabel pada
taraf signifikansi 5% = 0,320, sedangkan pada taraf signifikansi 1% =
0,413. Dengan demikian Φ yang telah diproleh yaitu 1,633 adalah lebih
besar dari pada rtabel (baik pada taraf signifikansi 5% maupun 1%) 0,320 ˂
1,633 ˃ 0,413. Maka H0 (hipotesis nol) ditolak dan Ha (hipotesis alternatif)
diterima.
Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe mind mapping terhadap kreativitas belajar
siswa.
82 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Lampiran V
Lembar Observasi
Nama Sekolah : Madrasah Aliyah Swasta As‟ad Kota Jambi
Materi : Sistem Pencernaan Manusia
Kelas/semester : XI IPA A / 1
Aspek yang Diamati : Kreativitas
Petunjuk : Berilah tanda checklist (√) pada kolom nomor siswa sesuai dengan kriteria siswa yang diamati
No Aspek
(Tahapan)
Indikator Kriteria Nomor Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Keterampilan
berpikir lancar
Mencetuskan banyak
gagasan dalam
penyelesaian masalah
4. Mencetuskan banyak
gagasan dengan lancar dan
tepat
3. Mencetuskan banyak
gagasan dengan lancar dan
kurang tepat
2. Mencetuskan banyak
gagasan dengan kurang
lancar dan kurang tepat
1. Tidak mencetuskan gagasan
Mencetuskan beberapa
jawaban
4. Mencetuskan beberapa
jawaban dengan lancar dan
tepat
3. Mencetuskan beberapa
jawaban dengan lancar dan
83
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
kurang tepat
2. Mencetuskan beberapa
jawaban dengan kurang
lancar dan kurang tepat
1. Tidak mencetuskan
jawaban
Mengemukakan saran
dalam penyelsaian
masalah
4. Mengemukakan banyak
saran dengan tepat
3. Mengemukakan sedikit
saran dengan tepat
2. Mengemukakan sedikit
saran dengan kurang tepat
1. Tidak mengemukakan saran
Bekerja lebih cepat dari
yang lain
4. Semua tugas dikerjakan
tepat waktu
3. Sebagian besar tugas
diselesaikan tepat waktu
2. Sebagian kecil tugas
diselesaikan tepat waktu
1. Semua tugas tidak
diselesaikan tepat waktu
Melakukan lebih banyak
dari yang lain
4. Mengerjakan semua soal
dengan benar
3. Mengerjakan sebagian soal
dengan benar
2. Mengerjakan semua soal
84
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
tetapi hanya sebagian yang
benar
1. Mengerjakan semua soal
tetapi tidak ada yang benar
2. Keterampilan
berpikir luwes
Menghasilkan gagasan
yang bervariasi
4. Memberikan jawaban yang
bervariasi secara tepat dan
sesuai literatur
3. Memberikan jawaban yang
bervariasi namun jawaban
belum tepat
2. Memberikan jawaban yang
bervariasi, tidak tepat serta
tidak sesuai literatur.
1. Tidak memberikan jawaban
yang bervariasi.
Dapat melihat masalah
dari berbagai sudut
pandang yang berbeda
4. Menganalisis permasalahan
yang muncul dari fakta dan
petunjuk yang diberikan
guru
3. Kurang menganalisis
permasalahan yang muncul
dari fakta dan petunjuk
yang diberikan guru
2. Hanya menganalisis
permasalahan yang muncul
dari penjelasan guru saja
atau dari fakta saja
1. Tidak menganalisis
85
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
permasalahan yang muncul
dari fakta dan pentunjuk
yang diberikan guru
Dapat menerapkan
konsep, sifat, atau aturan
dalam contoh pemecahan
masalah
4. Menerapkan konsep, sifat,
atau aturan dalam berdikusi
guna memecahkan
permasalahan dengan
berbeda dan tepat
3. Menerapkan konsep, sifat
atau aturan dalam
berdiskusi guna
memecahkan permasalahan
dengan berbeda namun
kurang tepat
2. Memecahkan permasalahan
dengan berbeda namun
tidak menerapkan
konsep,sifat atau aturan
dalam berdiskusi
1. Tidak menerapkan konsep,
sifat atau aturan dalam
berdiskusi guna
memecahkan permasalahan
3. Keterampilan
berpikir orisinil
Mencetuskan masalah,
gagasan, atau hal-hal
yang tidak terpikirkan
orang lain.
4. Mencetuskan masalah,
gagasan, atau hal yang
berbeda dengan lancar dan
tepat
3. Mencetuskan masalah,
86
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
gagasan atau hal yang
berbeda dengan lancar dan
tepat
2. Mencetuskan masalah,
gagasan atau hal yang
berbeda dengan tidak lancar
dan tidak tepat
1. Tidak mencetuskan
masalah, gagasan atau hal
yang berbeda
Menciptakan ide-ide atau
hasil karya yang berbeda
dan betul-betul baru
4. Siswa berdiskusi sesuai
dengan materi sistem
pencernaan, dengan hasil
yang unik dan rapi
3. Siswa berdiskusi sesuai
dengan materi sistem
pencernaan, dengan hasil
unik namun kurang rapi
2. Siswa berdiskusi sesuai
dengan materi sistem
pencernaan dengan hasil
tidak unik
1. Siswa berdiskusi tidak
sesuai dengan materi sistem
pencernaan, dengan hasil
unik dan rapi
4. Keterampilan
berpikir detail
Mengembangkan atau
memperkaya gagasan
4. Mengembangkan gagasan
dari guru/teman dengan
87
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
(elaborasi) orang lain tepat
3. Mengembangkan gagasan
dari guru/teman namun
kurang tepat
2. Mengembangkan gagasan
dari guru/teman namun
tidak tepat
1. Tidak mengembangkan
gagasan dari guru/teman
5. Rasa ingin tahu Keinginan untuk mencari
tahu, mendalami
pengetahuan lebih dalam
4. Menganalisis data
menggunakan sumber
internet, buku bertanya
pada guru/teman
3. Menganlisis data
menggunakan sumber
internet dan buku
2. Menganalisis data dengan
bertanya pada guru/teman
1. Tidak menganalisis data
menggunakan sumber
internet, buku, bertanya
pada guru/teman
Mempertanyakan segala
sesuatu
4. Bertanya dengan lancar dan
sesuai materi sistem
pencernaan
3. Bertanya dengan lancar
namun tidak sesuai dengan
materi sistem pencernaan
88
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2. Bertanya dengan tidak
lancar dan tidak sesuai
dengan materi sistem
pencernaan
1. Tidak bertanya
6. Bersikap merasa
tertantang
Melibatkan diri dalam
tugas yang diberikan
4. Fokus dan tekun bekerja
dalam menyelesaikan tugas
3. Rajin bekerja dalam
menyelesaikan tugas namun
kurang fokus
2. Bekerja dalam
menyelesaikan tugas namun
diungatkan terus menerus
1. Tidak bekerja dan harus
diingatkan
89
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
SKOR KREATIVITAS SEBELUM
Kode
Siswa Skor Per Indikator Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 3 3 3 3 2 2 3 2 2 4 3 3 3 3 39
2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 4 2 2 2 3 29
3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 3 4 46
4 3 3 2 2 2 2 3 2 3 4 3 3 2 3 37
5 3 2 2 3 2 1 3 1 4 2 4 3 4 2 36
6 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 4 4 3 3 43
7 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 3 1 21
8 3 4 4 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 50
9 3 3 2 2 3 3 2 3 4 4 4 4 3 2 42
10 2 3 2 4 3 3 3 1 4 3 4 4 3 2 41
11 2 2 3 2 1 1 2 1 3 3 2 3 2 3 30
12 4 3 3 1 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 45
13 4 4 3 2 4 4 4 1 3 4 4 4 3 3 47
14 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 4 3 2 38
15 2 3 1 1 3 3 2 1 3 3 1 4 3 3 33
16 2 3 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 32
17 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 28
18 1 3 3 1 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 35
19 3 2 3 1 3 4 2 3 3 3 4 4 3 2 40
20 4 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 2 3 41
90
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
SKOR KREATIVITAS SESUDAH
Kode
Siswa Skor Per Indikator Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 4 3 3 2 3 3 4 3 3 2 3 4 3 2 42
2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 4 38
3 3 3 4 2 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 48
4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 4 2 2 3 40
5 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 4 3 3 39
6 3 4 3 3 3 2 4 2 3 3 4 4 3 4 45
7 4 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 4 3 38
8 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 53
9 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 47
10 3 4 3 2 3 3 3 4 3 4 4 4 2 4 46
11 4 3 4 3 4 3 2 2 3 3 4 3 3 3 44
12 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 50
13 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 51
14 4 3 2 4 2 4 2 2 2 3 3 3 3 4 41
15 4 3 3 2 3 4 2 3 4 2 4 3 3 3 43
16 2 3 3 2 2 3 3 4 3 1 3 3 3 4 41
17 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 51
18 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 49
19 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 49
20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 53
91 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Lampiran VI
Dokumentasi
Menjelaskan tentang materi yang akan diajarkan kepada siswa
Sebelum menggunakan model pembelajaran tipe Mind Mapping
Siswa duduk perkelompok
Siswa berdiskusi dalam kelompok dan mulai membuat Mind Mapping
92
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
siswa mempresentasikan hasil Mind Mapping nya
Hasil Mind Mapping Siswa
95 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Lampiran VII
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI/1
Satuan Pendidikan : MAS As‟ad Kota Jambi
Materi Pokok : Sistem Sirkulasi
Alokasi Waktu : 2 JP x 40 menit / 3x Pertemuan
A. KOMPETENSI INTI
1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri,
peduli (toleransi, gotong royong) dan bertanggung jawab dalam
berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitr,
bangsa, negara dan kawasan regional.
3) Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait
fenomena dan kejadian yang tampak mata.
4) Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyajikan secara
kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif dalam
ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.
B. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar Indikator
3.6 Menganalisis hubungan
antara struktur jaringan
penyusun organ pada
sistem sirkulasi dan
mengaitkannya dengan
bioprosesnya sehingga
dapat menjelaskan
mekanisme peredaran
darah serta gangguan
fungsi yang mungkin
terjadi pada sistem
3.6.1 Menjelaskan pengertian sistem peredaran
darah
3.6.2 Menjelaskan fungsi darah dan komponen
darah
3.6.3 Menjelaskan proses pembekuan darah
3.6.4 Mengetahui organ sistem peredaran darah
3.6.5 Menjelaskan mekanisme peredaran darah
3.6.6 Menjelaskan kelainan atau gangguan pada
sistem sirkulasi
96
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
sirkulasi manusia melalui
studi literature,
pengamatan, percobaan,
dan simulasi.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian sistem peredaran darah
2. Siswa mampu menjelaskan fungsi darah dan komponen darah
3. Siswa mampu menjelaskan proses pembekuan darah
4. Siswa mampu menjelaskan organ sistem peredaran darah
5. Siswa mampu menjelaskan mekanisme peredaran darah
6. Siswa mampu menjelaskan kelainan atau gangguan pada sistem
sirkulasi
D. Materi Pembelajaran
1. Pengertian Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah merupakan sistem transportasi tubuh secara
fungsional menghubungkan organ-organ pertukaran dengan sel-sel tubuh,
mengangkut bahan-bahan yang dibutuhkan, seperti O2 dan zat makanan
atau bahan-bahan sisa metabolisme seperti CO2 dan urea.
2. Fungsi Darah
a. Mengangkut bahan-bahan yang diperlukan oleh tubuh
b. Mengendalikan stabilitas suhu tubuh
c. Sebagai alat pertahanan tubuh
d. Mengatur keseimbangan pH
e. dalam pembekuan darah jika terjadi luka
3. Komponen Darah
Darah terdiri atas dua komponen yaitu:
a. Plasma darah
Plasma darah merupakan bagian cair yang berwarna kekuningan,
terdiri atas:
Hampir 90% air yang didalamnya terlarut berbagai macam zat
Garam-garam mineral
Protein plasma
b. Sel darah
Sel darah merah (eritrosit)
Sel darah putih (leukosit)
a) Granulosit
97
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Granulosit dibedakan berdasarkan reaksi granulanya terhadap
zat pewarna, yaitu:
Essinofil
Basofil
Neutrofil
b) Agranulosit
Plasma agranulosit tidak mengandung granula (butiran).
Dibedakan menjadi dua yaitu:
Limfosit
Monosit
Keping Darah (trombosit)
Trombosit berbentuk bulat, lonjong, bahkan berbentuk tidak
beraturan. Trombosit tidak memiliki inti dan berukuran lebih kecil
dibandingkan eritrosit. Jumlah trombosit sekitar 250.000-400.000
dalam setiap millimeter kubik darah. Trombosit dapat hidup selama
delapan hari. Trombosit berfungsi dalam proses penggumpalan
darah.
4. Mekanisme pembekuan darah
Gambar proses pembekuan darah
Di dalam plasma darah terdapat trombosit yang akan pecah apabila
menyentuh permukaan yang kasar. Jika trombosit pecah, enzim
tromboplastin yang dikandungnya akan keluar bercampur dengan plasma
darah. Selain trombosit, di plasma darah terdapat protombin. Protombin
akan diubah menjadi trombin oleh enzim tromboplastin. Perubahan
protombin menjadi trombin dipicu oleh ion kalsium (Ca2+). Protombin
98
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
adalah suatu protein plasma yang pembentukannya memerlukan vitamin
K. Trombin akan berfungsi sebagai enzim yang dapat mengubah
fibrinogen menjadi fibrin. Fibrinogen adalah suatu protein yang terdapat
dalam plasma.Adapun fibrin adalah protein berupa benang-benang yang
tidak larut dalam plasma. Benang-benang fibrin yang terbentuk akan
saling bertautan sehingga sel-sel darah merah beserta plasma akan
terjaring dan membentuk gumpalan. Jaringan baru akan terbentuk
menggantikan gumpalan tersebut dan luka akan menutup.
5. Organ Peredaran Darah
1. Jantung
Gambar jantung
Jantung manusia terdiri atas 4 ruang, 2 serambi (atrium) yaitu serambi
kiri dan kanan dan 2 bilik (ventrikel) yaitu bilik kiri dan bilik kanan.Sekat
yang memisahkan jantung menjadi bagian kiri dan kanan disebut Septum
Cordi dan sekat uang memisahkan atrium dan ventrikel disebut Septum
Atrio Ventriculorum.Antara serambi kiri dan bilik kiri dihubungkan oleh
katup berkelopak dua (valvula biskuspidalis), antara serambi kanan dan
bilik kanan dihubungkan oleh katup berkelopak tiga (valvula
trikuspidalis).Katup-katup tersebut diperkuat oleh korda tendinae.
2. Pembuluh Darah
1) Arteri (pembuluh darah nadi), yaitu pembuluh darah yang membawa
darah keluar dari jantung. Terdiri dari:
Arteri pulmonalis
99
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Merupakan pembuluh nadi yang membawa darah menuju paru-paru
Aorta
Merupakan pembuluh darah besar yang membawa darah menuju
seluruh tubuh.Pada pangkal batang nadi terdapat klep berbentuk bulan
sabit (Valvula semilunaris) yang berfungsi untuk menjaga aliran darah
agar tetap searah
2) Vena (pembuluh darah balik) yaitu pembuluh darah yang membawa
darah menuju ke jantung.
Vena pulmonalis yaitu pembuluh darah yang membawa darah dari
paru-paru menuju ke jantung.
Vena cava inferior yaitu pembuluh darah yang membawa darah dari
bagian bawah tubuh menuju jantung.
Vena cava superior yaitu pembuluh darah yang membawa darah dari
bagian atas menuju ke jantung.
3) Pembuluh darah kapiler
Pembuluh darah halus yaitu yang langsung berhubungan dengan
jaringan tubuh. Pada pembuluh darah kapiler terdapat hubungan antara
pembuluh darah arteri dengan pembuluh darah vena.
6. Mekanisme Sistem Peredaran Darah Pada Manusia
Sistem peredaran darah pulmonalis (peredaran darah kecil/pendek),
meliputi system peredaran darah dari jantung menuju ke paru-paru
dan kembali kejantung. Mekanismenya ventrikel berkontraksi menuju
katup trikuspid tertutup ke katup semilunar arteri paru-paru terbuka
kemudian menuju darah yang kaya akan CO2 dari ventrikel kanan
dibawa oleh arteri pulmonalis selanjutnya ke paru-paru kanan dan kiri,
diparu-paru darah mengeluarkan CO2 kemudian darah mengambil O2
di paru-paru, darah yang kaya akan O2 dibawa vena pulmonalis
menuju keatrium kiri, ventrikel relaksasi, katup bicuspid terbuka
sehingga darah mengalir ke ventrikel kiri.
100
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Sistem Peredaran Darah Sistemik (peredaran darah besar/panjang),
yaitu sistem peredaran darah dari jantung, kemudian diedarkan
keseluruh tubuh dan kembali ke jantung.
7. Gangguan Penyakit Sistem Peredaran darah
Anemia yaitu keadaan jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin berada di bawah normal.
Hemofilia yaitu suatu kegagalan proses pembekuan darah pada
pembuluh darah yang cedera atau luka.
Talasemia yaitu suatu penyakit keturunan yang terjadi karena kelainan
sel darah merah.
Hipertensi yaitu tekanan darah pada arteri meningkt hingga di atas
normal.
Hipotensi yaitu tekanan darah arteri menurun hingga di bawah normal.
Limfangitis yaitu infeksi peradangan pembuluh limfa, sehingga
tampak timbul garisgaris merah di bawah kulit.
Infark Miokard yaitu serangan jantung yang terjadi ketika sekelompok
otot jantung mati karena penyumbatan menddak dari arteri coroner
(thrombosis coroner).
E. Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode : Penugasan, Pengamatan, Diskusi, Tanya Jawab
3. Model :
F. Kegiatan Pembelajaran
Pertmeuan 1
Kegiatan Fase/Sintaks Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru mengkondisikan
peserta didik di dalam
kelas
1. Guru memberikan salam
2. Guru mengkondisikan kelas dan
meminta salah satu murid
memimpin membaca doa
sebelum pelajaran dimulai.
3. Guru melakukan absensi.
4. Guru menanyakan materi
10
Menit
101
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
sebelumnya.
Apersepsi
1. Guru memberikan apersepsi
kepada siswa untuk membayangkan
jika didalam tubuhmu terdapat
sebuah sistem transportasi: ada jalan,
mobil, lengkap dengan polisi lalu
lintasnya. Sistem ini bisa
mengantarkan zat-zat kehidupan ke
setiap sel tubuh sambil macet
sampah dari sel tubuh untuk dibuang
keluar tubuh. Sistem ini juga
menyediakan seradu-seradu untuk
itu penjahat (kuman) yang berhasil
menyusup kedalam tubuh. Sistem
inilah disebut dengan sistem
peredaran darah.
Motivasi :
1. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Guru memotivasi peserta didik
tentang kebesaran tuhan yang
telah menciptakan darah dengan
berbagai kompleksitasnya”.
Kegiatan Inti Mengamati 1. Guru meminta siswa untuk
memperhatikan video tentang
kegiatan PMI dalam
penyumbang darah.
60
Menit
Menanya Siswa mencoba menentukan
permasalahan dan membuat
pertanyaan (rumusan masalah)
Misalkan: mengapa darah
berwarna merah? Bagaimana
bentuk sel darah? Apa
komponen yang ada didalam
darah?
Mengumpulkan
Data/Informasi
1. Membagi siswa menjadi 5
keompok, masing-masing
kelompok membuka LKS
2. Siswa secara berkelompok
mengkaji literatur untuk
mencari data mengenai materi
yang harus berdiskusi
102
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Mengasosiasikan 1. Siswa menulikan hasil
diskusinya pada LKS yang telah
diberikan.
2. Guru melakukan pendampingan
kepada masing-masing
kelompok.
Mengomunikasikan 1. Salah satu kelompok
mempresentasikan hasil diskusi
kelompok ke depan kelas. Guru
memfasilitasi jalannya diskusi.
2. Guru memberikan penguatan
terkait konsep yang masih
belum benar dan menambahkan
konsep yang kurang.
Penutup 1. Menanyakan pada siswa meteri
yang belum dipahami.
2. Guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan pembelajaran.
3. Memberi tugas pada siswa.
4. Guru menginformasikan materi
selanjutnya.
5. Guru memberi pesan yang
bermanfaat bagi siswa.
6. Guru mengucapkan salam.
10
Menit
Pertemuan 2
Kegiatan Fase/Sintaks Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru mengkondisikan
peserta didik di dalam
kelas
1) Guru memberikan salam
2) Guru mengkondisikan kelas dan
meminta salah satu murid
memimpin membaca doa
sebelum pelajaran dimulai.
3) Guru melakukan absensi.
4) Guru menanyakan materi
sebelumnya.
Apersepsi
Guru menggali pengetahuan siswa
dengan menanyakan:
Apa saja komponen penyusun darah?
10
Menit
103
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Apa yang kalian ketahui tentang
organ peredaran darah dan
mekanisme peredaran darah?
Motivasi :
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
Guru memotivasi peserta didik
tentang kebesaran tuhan yang
telah menciptakan darah dengan
berbagai kompleksitasnya”.
Kegiatan Inti Mengamati 1. Guru menjelaskan materi kepada
siswa mengenai materi organ
peredaran darah dan mekanisme
peredaran darah.
60
Menit
Menanya Siswa mencoba menentukan
permasalahan dan membuat
pertanyaan (rumusan masalah)
Misalkan: bagaimana darah
mengalir dalam tubuh kita?
Mengumpulkan
Data/Informasi
Membagi siswa menjadi 5
keompok, masing-masing
kelompok membuka LKS
Siswa secara berkelompok
mengkaji literatur untuk
mencari data mengenai materi
yang harus berdiskusi
Guru menayangkan video dan
gambar-gambar tentang organ
peredaran darah. Kemudian
guru meminta siswa untuk
memperhatikan tayangan video
dan gambar-gambar tersebut.
Mengasosiasikan Siswa mencatat hal-hal penting
sebagai bahan untuk
mengerjakan bersama
kelompoknya.
Guru melakukan pendampingan
kepada masing-masing
kelompok.
Mengomunikasikan Salah satu kelompok
mempresentasikan hasil diskusi
kelompok ke depan kelas. Guru
memfasilitasi jalannya diskusi.
104
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Guru memberikan penguatan
terkait konsep yang masih
belum benar dan menambahkan
konsep yang kurang.
Penutup Menanyakan pada siswa meteri
yang belum dipahami.
Guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan pembelajaran.
Memberi tugas pada siswa.
Guru menginformasikan materi
selanjutnya.
Guru memberi pesan yang
bermanfaat bagi siswa.
Guru mengucapkan salam.
10
Menit
Pertemuan 3
Kegiatan Fase/Sintaks Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru mengkondisikan
peserta didik di dalam
kelas
Guru memberikan salam
Guru mengkondisikan kelas dan
meminta salah satu murid
memimpin membaca doa
sebelum pelajaran dimulai.
Guru melakukan absensi.
Guru menanyakan materi
sebelumnya.
Apersepsi
Guru menggali pengetahuan
siswa dengan menanyakan: Ada
yang tahu tidak nama lain dari
penyakit darah tinggi dan apa
penyebabnya?
Motivasi :
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
Guru memotivasi peserta didik
tentang kebesaran tuhan yang
telah menciptakan darah dengan
berbagai kompleksitasnya”.
10
Menit
Kegiatan Inti Mengamati 1. Guru menjelaskan materi kepada
siswa mengenai materi kelainan
60
Menit
105
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
atau penyakit pada sistem
peredaran darah
Menanya Siswa mencoba menentukan
permasalahan dan membuat
pertanyaan (rumusan masalah)
Misalkan: hipertensi itu
penyebabnya apa dan bagaimana
mengatasinya?
Mengumpulkan
Data/Informasi
Membagi siswa menjadi 5
keompok, masing-masing
kelompok membuka LKS
Siswa secara berkelompok
mengkaji literatur untuk
mencari data mengenai materi
yang harus didiskusi
Guru menjelaskan materi
kepada siswa mengenai materi
kelainan atau penyakit pada
sistem peredaran darah
Mengasosiasikan Siswa mencatat hal-hal penting
sebagai bahan untuk
mengerjakan bersama
kelompoknya.
Guru melakukan pendampingan
kepada masing-masing
kelompok.
Mengomunikasikan Salah satu kelompok
mempresentasikan hasil diskusi
kelompok ke depan kelas. Guru
memfasilitasi jalannya diskusi.
Guru memberikan penguatan
terkait konsep yang masih
belum benar dan menambahkan
konsep yang kurang.
Penutup Menanyakan pada siswa meteri
yang belum dipahami.
Guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan pembelajaran.
Memberi tugas pada siswa.
Guru menginformasikan materi
selanjutnya.
Guru memberi pesan yang
bermanfaat bagi siswa.
10
Menit
106
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Guru mengucapkan salam.
G. Sumber dan Media Pembelajaran
Sumber : Buku paket (Faidah Rachmawati, Nurul Urifah, Ari Wijayati.
2009. Biologi Kelas XI SMA/MA, Jakarta: Pusat Perbukuan.)
LKS (Lembar Kerja Siswa)
Media : Papan tulis, Karton, power point mengenai sistem peredaran darah
H. Penilaian
1. Tes (penilaian kognitif)
2. Diskusi dan presentasi (penilaian psikomotorik dan afektif)
107
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
INSTRUMEN PENILAIAN DISKUSI
Topik : Sistem Sirkulasi
Tanggal :
Jumlah siswa :
No Nama Menyam
paikan
Pendapat
Menanggapi Memperta
hankan
Argumen
Jumlah
skor
Nil
ai
1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4
RUBRIK PENILAIAN DISKUSI
No Aspek Yang Dinilai Rubrik
1 Menyampaikan Pendapat 1.Tidak Sesuai Masalah
2.Sesuai dengan masalah tapi belum
benar
3.Sesuai dengan masalah dan benar
2 Menanggapi 1.Langsung setuju atau menyanggah
tanpa alasan
2.Setuju dan menyanggah dengan alasan
yang benar tidak sempurna
3.Setuju atau menyanggah dengan alasan
yang benar dengan didukung referensi
3 Mempertahankan
Argumen
1.Tidak dapat mempertahankan pendapat
2.Mampu mempertahankan
108
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
pendapat,alasan kurang benar
3.Mampu mempertahankan
pendapat,alasan benar didukung referensi
Jumlah skor maksimum = 15
Nilai Akhir =
x 100
Rentang nilai Keterangan
60-69 Cukup
70-79 Baik
80-100 Sangat baik
109
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
INSTRUMEN PENILAIAN PSIKOMOTORIK
N
O
NAMA
SISWA
Aspek Psikomotorik Yang Dinilai SK
OR
JUMLAH
NILAI Menggun
akan
media
Pengumpula
n data
Pe
ngo
lah
an
dat
a
Ketera
mpilan
Present
asi
Keterampila
n bertanya
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3
RUBRIK PENILAIAN PSIKOMOTORIK
NO Aspek yang Dinilai Rubrik
1 Menggunakan Media 1. Tidak Terampil Menggunakan Media.
2. Kurang Terampil Menggunakan Media.
3. Trampil Menggunakan Media.
2 Pengumpulan Data 1. Tidak Mengumpulkan Data.
2. Mengumpulkan Data Tetapi Kurang
Lengkap.
3. Mengumpulkan Data Lengkap.
3 Pengolahan data 1. Tidak Ada Pengolahan Data.
2. Mengolah Data Tetapi Kurang Lengkap.
3. Mengolah Data Dengan Lengkap.
4 Presentasi 1. Tidak melakukan Presentasi.
2. Melakukan Presentasi Tetapi Kurang
Aktif.
3. Presentasi Baik.
5 Bertanya 1. Tidak Bertanya.
110
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2. Jarang Bertanya.
3. Sering Bertanya.
Jumlah skor Maksimum = 15
Nilai Akhir =
x100
Rentang nilai Keterangan
60-69 Cukup
70-79 Baik
80-100 Sangat baik
Mengetahui Jambi,16 Desember 2020
Guru Mata Pelajaran
Susilowati S.Pd.i JamilahKarimah
NIP NIM : TB.161038
Mengetahui
111
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI/1
Satuan Pendidikan : MAS As‟ad Kota Jambi
Materi Pokok : Sistem Pencernaan Manusia
Alokasi Waktu : 2 JP x 40 menit / 1x Pertemuan
A. KOMPETENSI INTI
1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya
diri, peduli (toleransi, gotong royong) dan bertanggung jawab dalam
berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitr,
bangsa, negara dan kawasan regional.
3) Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik
sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata.
4) Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyajikan secara
kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif dalam
ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.
B. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar Indikator
3.7 Menganalisis hubungan
antara struktur jaringan
penyususn organ pada
sistem pencernaan dalam
kaitannya dengan nutrisi,
bioproses dan gangguan
fungsi yang dapat terjadi
pada sistem pencernaan
manusia.
3.7.1 Menjelaskan pengertian sistem pencernaan
manusia
3.7.2 Mendeskripsikan jenis makanan berdasarkan
kandungan zat yang ada di dalamnya
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan apa itu sistem pencernaan manusia.
112
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2. Siswa mampu mendeskripsikam jenis makanan berdasarkan kandungan
zat yang ada didalamnya.
D. Materi Pembelajaran
Sistem Pencernaan Manusia
Sistem pencernaan adalah sistem yang membantu dalam mencerna
makanan yang dikonsumsi sehingga mudah dicerna oleh tubuh yang
berguna untuk menghasilkan energi bagi seluruh anggota tubuh. Makanan
yang diserap oleh tubuh berupa nutrisi dibantu oleh enzim untuk
memecah molekul kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana
sehingga mudah diserap oleh tubuh. Proses pencernaan pada manusia
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1. Pencernaan mekanik, adalah proses pengubahan makanan dari bentuk
kasar menjadi bentuk kecil atau halus. Proses ini dilakukan dengan
menggunakan gigi di dalam mulut.
2. Pencernaan kimiawi, adalah proses perubahan makanan dari zat yang
kompleks menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan enzim, yang
terjadi mulai dari mulut, lambung, dan usus. Enzim adalah zat kimia
yang dihasilkan oelh tubuh yang berfungsi mempercepat reaksi-reaksi
kimia dalam tubuh.
Zat Makanan
1. Nutrisi
Terdapat enam jenis nutrisi dalam makanan yaitu karbohidrat,
lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Karbohidrat, lemak, dan
protein dibutuhkan dalam jumlah yang banyak, sedangkan vitamin dan
mineral dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit.
a. Karbohidrat ada tiga jenis yaitu gula, pati, dan serat. Gula ditemukan
pada buah-buahan, madu, dan susu. Pati ditemukan dalam kentang dan
makanan yang terbuat dari biji-bijian. Serat didapatkan dari makanan
seperti gandum atau sereal, kacang-kacangan, sayuran, dan buah-
buahan. Serat tidak dapat dicerna dan dikeluarkan sebagai feses.
Fungsi utama karbohidrat adalah sebagai sumber energi.
113
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
b. Lemak dibedakan menjadi lemak jenuh dan tidak jenuh. Minyak nabati
serta lemak yang ditemukan dalam biji adalah lemak tidak jenuh.
Lemak jenuh ditemukan dalam daging, susu, keju, minyak kelapa
maupun minyak sawit. Fungsi utama lemak adalah sebagai cadangan
energi dalam tubuh, kelebihan dari makaanan yang dikonsumsi diubah
menjadi lemak dan disimpan untuk digunakan kemudian.
c. Protein didapat tubuh berasal dari protein hewani yang berasal dari
hewan dan protein nabati yang berasal dari tumbuhan. Bahan makanan
yang mengandung protein hewani antara lain daging, ikan, telur, susu,
dan keju. Bahan makanan yang mengandung protein nabati adalah
kacang kedelai, kacang hijau dan kacang-kacangan lainnya. Protein
dibutuhkan sebagai penghasil energi, untuk pertumbuhan dan
mengganti sel-sel tubuh yang rusak, pembuat enzim dan hormon dan
pembentuk antibodi.
d. Vitamin dibutuhkan dalam jumlah sedikit, namun harus ada karena
berfungsi untuk mengatur fungsi tubuh dan mencegah beberapa
penyakit. Vitamin B dan C larut dalam air, vitamin A, D, E dan K
larut dalam lemak
e. Tubuh memerlukan 14 jenis mineral, diantara kalsium, pospor,
potasium, sodium, besi, yodium, dan seng. Mineral berfungsi dalam
proses pembangunan sel, membantu reaksi kimia tubuh, mengangkut
oksigen ke seluruh tubuh, pembentukan dan pemeliharaan tulang.
f. Air adalah faktor yang paling penting untuk kelangsungan hidup. Sel
tubuh makhluk hidup sekitar 60-70 persen terdiri atas air, air berfungsi
sebagai pembentuk sel dan cairan tubuh, pengatur suhu tubuh, pelarut
zat-zat gizi lain dan membantu proses pencernaan makanan, pelumas
dan bantalan, media transportasi, media pengeluaran sisa
metabolisme.
Proses Pencernaan Makanan
Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat
pencernaan makanan. Alat-alat pencernaan makanan pada manusia adalah
114
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
organ-organ tubuh yang berfungsi mencerna makanan yang kita makan.
Alat pencernaan mkaanan dibedakan atas saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Organ Pencernaan dimulai dari mulut, kerongkongan,
lambung, usus halus, dan usus besar, rektum dan anus. Sedangkan kelenjar
pencernaan terdiri dari hati, pankreas, dan empedu.
Sumber: Tonni Limbong, 2019
Struktur dan Fungsi Organ Sistem Pencernaan
1) Rongga-mulut
Merupakan suatu rongga terbuka temapt masuknya makanan dan air pada
hewan maupun manusia. Mulut biasanya terletak dikepala dan ummnya
merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di
anus. Pada rongga mulut dilengkapi alat pencernaan dan kelenjar
pencernaan untuk membantu pencernaan makanan. Pada mulut terdapat:
a. Gigi
Memiliki fungsi memotong, mengoyak dan menggiling makanan
menjadi partikel yang kecil-kecil.
b. Lidah
Memiliki peran mengatur letak makanan didalam mulut.
c. Kelenjar Ludah
115
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Ada 3 kelenjar ludah pada rongga mulut. Ketiga kelenjar ludah
tersebut menghasilkan setiap harinya 1 sampai 2,5 liter ludah.
Kandungan ludah pada manusia adalah: air, mucus, enzim amilase, zat
antibakteri, dll. Fungsi ludah adalah melumasi rongga mulut serta
mencerna karbohidrat menjadi disakarida.
2) Esofagus (kerongkongan)
Mahkota gigi
Leher gigi
Akar gigi
Pulpa
Enamel
Dentin
Akar gigi
Gbr. Anatomi Gigi
116
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Merupakan saluran yang menghubungkan antara rongga mulut dengan
lambung. Pada ujung saluran esophagus setelah mulut terdapat daerah yang
disebut faring. Pada faring terdapat klep, yaitu epiglotis yang mengatur
makanan agar tidak masuk ke trakea (tenggorokan). Fungsi esophagus adalah
menyalurkan makanan ke lambung. Agar makanan dapat berjalan sepanjang
esophagus, terdapat gerakan peristaltik sehingga makanan dapat berjalan
menuju lambung.
3) Lambung
Lambung merupakan organ otot yang besar dan berbentuk seperti kandang
keledai, terdiri dari 3 bagian yaitu kardia, fundus dan antrum. Makanan
masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin
(sfingter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfingter
menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.
Lambung adalah kelanjutan dari esophagus, berbentuk seperti kantung.
Lambung dapat menampung makanan 1 liter hingga mencapai 2 liter.
Dinding lambung disusun oleh otot-otot polos yang berfungsi menggerus
makanan secara mekanik melalui kontraksi otot-otot tersebut. Ada 3 jenis otot
polos yang menyusun lambung, yaitu otot memanjang, otot melingkar dan
otot menyerong. Lambung berfungsi sebagai gudang makanan , yang
berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim.
Gambar: Proses penelanan makanan
117
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar: lambung
4) Usus Halus
Usus halus merupakan kelanjutan dari
lambung. Usus halus memiliki panjang
sekitar 6-8 meter. Usus halus terbagi
menjadi 3 bagian yaitu duodenum (± 25
cm), jejunum (± 2,5 m), serta ileum (± 3,6
m). Pada usus halus hanya terjadi
pencernaan secara kimiawi saja, dengan
bantuan senyawa kimia yang dihasilkan
oleh usus halus serta senyawa kimia dari
kelenjar pankreas yang dilepaskan ke usus
halus.
5) Usus Besar (Kolon)
Merupakan usus yang memiliki diameter lebih besar dari usus halus.
Memiliki panjang 1,5 meter, dan berbentuk seperti huruf U terbalik. Usus
Esofagus
Dinding lambung
Pilorus
Duodenum 3 Lapisan otot polos
Sel mukus
Kelenjar
lambung Sel kepala
Sel
parietal
Saluran
kelenjar
Sel endokrin
Gambar: penampang dinding
lambung
118
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
besar dibagi menjadi 3 daerah, yaitu : Kolon asenden, Kolon Transversum,
dan Kolon desenden. Fungsi kolon adalah :
a. Menyerap air selama proses pencernaan.
b. Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai hasil
simbiosis dengan bakteri usus, misalnya E.coli.
c. Membentuk massa feses
d. Mendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari tubuh.
Pengeluaran feses dari tubuh didefekasi
6) Rektum dan Anus
Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”) adalah sebuah
ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan
berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara
feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih
tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja
masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB).
Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam
rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk
melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan
dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan.
Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan
feses akan terjadi.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan
limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh
(kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur
oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang
air besar – BAB), yang merupakan fungsi utama anus.
119
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gangguan
Pencernaan
Beberapa
kelainan dan
penyakit yang dapat
terjadi pada alat-alat
sistem pencernaan antara lain:
a. Parotitis atau penyakit gondong, yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus
yang menyerang kelenjar air ludah di bagian bawah telinga akibatnya
kelenjar air ludah menjadi bengkak atau membesar.
b. Xerostomia, adalah istilah bagi penyakit pada rongga mulut yang ditandai
dengan rendahnya produksi air ludah. Kondisi mulut yang kering membuat
makanan kurang tercerna dengan baik.
c. Tukak lambung, terjadi karena adanya luka pada dinding lambung bagian
dalam. Makan secara teratur sangat dianjurkan untuk mengurangi risiko
timbulnya tukak lambung.
d. Apendisitis atau infeksi usus buntu, dapat merembet sampai ke usus besar
dan menyebabkan radang selaput rongga perut.
e. Diare atau “mencret”, adalah penyakit yang disebabkan oleh inveksi bakteri
maupun protozoa pada usus besar. Karena inveksi tersebut, proses
penyerapan air di usus besar terganggu, akibatnya feses menjadi encer.
f. Konstipasi atau sembelit terjadi akibat penyerapan air di dalam usus besar
terjadi secara berlebihan, akibatnya feses menjadi sangat padat dan keras
sehingga sulit dikeluarkan. Untuk mencegah sembelit dianjurkan untuk
buang air besar secara teratur tiap hari, serta banyak makan sayur dan buah-
buahan.
E. Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran
1. Pendektan : Saintifik
2. Metode : Penugasan, Pengamatan, Diskusi, Tanya Jawab
120
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
3. Model : Mind Mapping
F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Kegiatan Fase/Sintaks Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru mengkondisikan
peserta didik di dalam
kelas
Guru memberikan salam
Guru mengkondisikan kelas dan
meminta salah satu murid
memimpin membaca doa
sebelum pelajaran dimulai.
Guru melakukan absensi.
Guru menanyakan materi
sebelumnya.
Apersepsi
Misalnya: “ Mengapa kita harus
makan? Apakah kita dapat
mengkonsumsi seluruh jenis
makanan? Apa akibatnya jika
makan makanan yang tidak
sehat?”.
Motivasi :
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
Guru memotivasi peserta didik
dengan cara menampilkan
poster makanan sehat.
(Misalnya : “Setiap manusia
dapat menggunakan fungsi
organ-organ pencernaan dengan
baik”.
10
Menit
Kegiatan Inti Mengamati Guru meminta siswa untuk
memperhatikan gambar yang
ada di papan tulis
60
Menit
121
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dan mendengarkan penjelasan
tentang materi sistem pencernaan.
Menanya Siswa dimotivasi atau diberikan
kesempatan untuk bertanya
mengenai gambar yang diberikan.
Mengumpulkan
Data/Informasi
Guru bersama siswa
mengidentifikasi jenis makanan
berdasarkan kandungan zat yang
ada di dalamnya.
Guru menugaskan siswa untuk
menyiapkan alat yang digunakan
untuk membuat Mind
Mapping/peta pikiran.
Guru menjelaskan cara membuat
Mind Mapping/peta pikiran
Guru membagi siswa ke dalam
beberapa kelompok, dimana
setiap kelompok terdiri dari 4-5
orang.
Guru membagi LKS pada
masing-masing kelompok.
Mengasosiasikan Guru menugaskan siswa untuk
berdiskusi bersama kelompoknya
dalam membuat Mind
Mapping/peta pikiran sesuai
dengan kreativitas setiap siswa.
Guru melakukan pendampingan
kepada masing-masing
kelompok.
122
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Mengomunikasikan Guru menugaskan siswa untuk
menyampaikan hasil Mind
Mapping/oeta pikiran didepan
kelas secara bergantian.
Guru mengkonfirmasi hasil Mind
Mapping yang dibuat oleh siswa
dan memberi penguatan.
Penutup Menanyakan pada siswa meteri
yang belum dipahami.
Guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan pembelajaran.
Memberi tugas pada siswa.
Guru menginformasikan materi
selanjutnya.
Guru memberi pesan yang
bermanfaat bagi siswa.
Guru mengucapkan salam.
10
Menit
G. Sumber dan Media Pembelajaran
Sumber : Buku paket (Faidah Rachmawati, Nurul Urifah, Ari Wijayati.
2009. Biologi Kelas XI SMA/MA, Jakarta: Pusat Perbukuan.)
LKS (Lembar Kerja Siswa)
Media : Papan tulis, Karton
H. Penilaian
a. Penilaian pengetahuan
Penilaian pengetahuan dilakukan dengan memberikan 5 butir soal pada
akhir pembelajaran.
Skor maksimal = 10
Penskoran :
skor perolehan
Skor maksimal
b. Penilaian keterampilan
Rubrik membuat peta pikiran atau Mind Mapping
Kriteria Sangat Baik
(4)
Baik
(3)
Cukup
(2)
Isi dan
pengetahuan
Informasi ditulis
secara lengkap
Informasi ditulis
secara lengkap
Informasi kurang
lengkap dan tidak
X
100 Nil
ai
123
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
serta ada
menambahkan
informasi
namun tidak ada
menambahkan
informasi
ada
menambahkan
informasi
Kesesuaian
warna dan
kerapian
Warna bervariasi
dan menarik serta
hasil Mind
Mapping rapi dan
bersih
Warna kurang
bervariasi dan
kurang menarik
serta hasil Mind
Mapping kurang
rapi dan kurang
bersih
Warna tidak
bervariasi serta
hasil Mind
Mapping tidak
rapi dan kurang
bersih
Catatan:
Centang ( √ ) pada bagian yang memenuhi kriteria
Skor maksimal = 8
Penilaian
Skor perolehan
Skor maksimal
Mengetahui Jambi,16 Desember 2020
Guru Mata Pelajaran
Susilowati S.Pd.i JamilahKarimah
NIP NIM : TB.161038
Mengetahui
Nilai = X 100
124
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI/1
Satuan Pendidikan : MAS As‟ad Kota Jambi
Materi Pokok : Sistem Pencernaan Manusia
Alokasi Waktu : 2 JP x 40 menit / 1x Pertemuan
A. KOMPETENSI INTI
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri,
peduli (toleransi, gotong royong) dan bertanggung jawab dalam
berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitr,
bangsa, negara dan kawasan regional.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait
fenomena dan kejadian yang tampak mata.
4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyajikan secara
kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif dalam
ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.
B. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar Indikator
3.7 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyususn organ pada sistem pencernaan dalam kaitannya dengan nutrisi, bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem pencernaan manusia.
3.7.3 Mengidentifikasi organ-organ sistem pencernaan manusia
3.7.4 Menganalisis struktur dan fungsi organ sistem pencernaan manusia
3.7.5 Mengurutkan proses pencernaan
makanan
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mengidentifikasi organ-organ sistem pencernaan manusia
125
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2. Siswa mampu menganalisis struktur dan fungsi organ sistem pencernaan
manusia.
3. Siswa mampu mengurutkan proses sistem pencernaan manusia.
D. Materi Pembelajaran
Sistem Pencernaan Manusia
Sistem pencernaan adalah sistem yang membantu dalam mencerna
makanan yang dikonsumsi sehingga mudah dicerna oleh tubuh yang
berguna untuk menghasilkan energi bagi seluruh anggota tubuh. Makanan
yang diserap oleh tubuh berupa nutrisi dibantu oleh enzim untuk
memecah molekul kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana
sehingga mudah diserap oleh tubuh. Proses pencernaan pada manusia
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1. Pencernaan mekanik, adalah proses pengubahan makanan dari bentuk
kasar menjadi bentuk kecil atau halus. Proses ini dilakukan dengan
menggunakan gigi di dalam mulut.
2. Pencernaan kimiawi, adalah proses perubahan makanan dari zat yang
kompleks menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan enzim, yang
terjadi mulai dari mulut, lambung, dan usus. Enzim adalah zat kimia
yang dihasilkan oelh tubuh yang berfungsi mempercepat reaksi-reaksi
kimia dalam tubuh.
Zat Makanan
1. Nutrisi
Terdapat enam jenis nutrisi dalam makanan yaitu karbohidrat,
lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Karbohidrat, lemak, dan
protein dibutuhkan dalam jumlah yang banyak, sedangkan vitamin dan
mineral dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit.
a. Karbohidrat ada tiga jenis yaitu gula, pati, dan serat. Gula ditemukan
pada buah-buahan, madu, dan susu. Pati ditemukan dalam kentang dan
makanan yang terbuat dari biji-bijian. Serat didapatkan dari makanan
seperti gandum atau sereal, kacang-kacangan, sayuran, dan buah-
126
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
buahan. Serat tidak dapat dicerna dan dikeluarkan sebagai feses.
Fungsi utama karbohidrat adalah sebagai sumber energi.
b. Lemak dibedakan menjadi lemak jenuh dan tidak jenuh. Minyak nabati
serta lemak yang ditemukan dalam biji adalah lemak tidak jenuh.
Lemak jenuh ditemukan dalam daging, susu, keju, minyak kelapa
maupun minyak sawit. Fungsi utama lemak adalah sebagai cadangan
energi dalam tubuh, kelebihan dari makaanan yang dikonsumsi diubah
menjadi lemak dan disimpan untuk digunakan kemudian.
c. Protein didapat tubuh berasal dari protein hewani yang berasal dari
hewan dan protein nabati yang berasal dari tumbuhan. Bahan makanan
yang mengandung protein hewani antara lain daging, ikan, telur, susu,
dan keju. Bahan makanan yang mengandung protein nabati adalah
kacang kedelai, kacang hijau dan kacang-kacangan lainnya. Protein
dibutuhkan sebagai penghasil energi, untuk pertumbuhan dan
mengganti sel-sel tubuh yang rusak, pembuat enzim dan hormon dan
pembentuk antibodi.
d. Vitamin dibutuhkan dalam jumlah sedikit, namun harus ada karena
berfungsi untuk mengatur fungsi tubuh dan mencegah beberapa
penyakit. Vitamin B dan C larut dalam air, vitamin A, D, E dan K
larut dalam lemak
e. Tubuh memerlukan 14 jenis mineral, diantara kalsium, pospor,
potasium, sodium, besi, yodium, dan seng. Mineral berfungsi dalam
proses pembangunan sel, membantu reaksi kimia tubuh, mengangkut
oksigen ke seluruh tubuh, pembentukan dan pemeliharaan tulang.
f. Air adalah faktor yang paling penting untuk kelangsungan hidup. Sel
tubuh makhluk hidup sekitar 60-70 persen terdiri atas air, air berfungsi
sebagai pembentuk sel dan cairan tubuh, pengatur suhu tubuh, pelarut
zat-zat gizi lain dan membantu proses pencernaan makanan, pelumas
dan bantalan, media transportasi, media pengeluaran sisa
metabolisme.
127
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Proses Pencernaan Makanan
Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat
pencernaan makanan. Alat-alat pencernaan makanan pada manusia adalah
organ-organ tubuh yang berfungsi mencerna makanan yang kita makan.
Alat pencernaan mkaanan dibedakan atas saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Organ Pencernaan dimulai dari mulut, kerongkongan,
lambung, usus halus, dan usus besar, rektum dan anus. Sedangkan kelenjar
pencernaan terdiri dari hati, pankreas, dan empedu.
Sumber: Tonni Limbong, 2019
Struktur dan Fungsi Organ Sistem Pencernaan
a) Rongga-mulut
Merupakan suatu rongga terbuka temapt masuknya makanan dan air pada
hewan maupun manusia. Mulut biasanya terletak dikepala dan ummnya
merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di
anus. Pada rongga mulut dilengkapi alat pencernaan dan kelenjar
pencernaan untuk membantu pencernaan makanan. Pada mulut terdapat:
1) Gigi
Memiliki fungsi memotong, mengoyak dan menggiling makanan
menjadi partikel yang kecil-kecil.
2) Lidah
Memiliki peran mengatur letak makanan didalam mulut.
128
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
3) Kelenjar Ludah
Ada 3 kelenjar ludah pada rongga mulut. Ketiga kelenjar ludah
tersebut menghasilkan setiap harinya 1 sampai 2,5 liter ludah.
Kandungan ludah pada manusia adalah: air, mucus, enzim amilase, zat
antibakteri, dll. Fungsi ludah adalah melumasi rongga mulut serta
mencerna karbohidrat menjadi disakarida.
b) Esofagus (kerongkongan)
Mahkota gigi
Leher gigi
Akar gigi
Pulpa
Enamel
Dentin
Akar gigi
Gbr. Anatomi Gigi
129
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Merupakan saluran yang menghubungkan antara rongga mulut dengan
lambung. Pada ujung saluran esophagus setelah mulut terdapat daerah yang
disebut faring. Pada faring terdapat klep, yaitu epiglotis yang mengatur
makanan agar tidak masuk ke trakea (tenggorokan). Fungsi esophagus adalah
menyalurkan makanan ke lambung. Agar makanan dapat berjalan sepanjang
esophagus, terdapat gerakan peristaltik sehingga makanan dapat berjalan
menuju lambung.
a) Lambung
Lambung merupakan organ otot yang besar dan berbentuk seperti kandang
keledai, terdiri dari 3 bagian yaitu kardia, fundus dan antrum. Makanan
masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin
(sfingter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfingter
menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.
Lambung adalah kelanjutan dari esophagus, berbentuk seperti kantung.
Lambung dapat menampung makanan 1 liter hingga mencapai 2 liter.
Dinding lambung disusun oleh otot-otot polos yang berfungsi menggerus
makanan secara mekanik melalui kontraksi otot-otot tersebut. Ada 3 jenis otot
polos yang menyusun lambung, yaitu otot memanjang, otot melingkar dan
otot menyerong. Lambung berfungsi sebagai gudang makanan , yang
berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim.
Gambar: Proses penelanan makanan
130
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar: lambung
b) Usus Halus
Usus halus merupakan kelanjutan dari
lambung. Usus halus memiliki panjang
sekitar 6-8 meter. Usus halus terbagi
menjadi 3 bagian yaitu duodenum (± 25
cm), jejunum (± 2,5 m), serta ileum (± 3,6
m). Pada usus halus hanya terjadi
pencernaan secara kimiawi saja, dengan
bantuan senyawa kimia yang dihasilkan
oleh usus halus serta senyawa kimia dari
kelenjar pankreas yang dilepaskan ke usus
halus.
c) Usus Besar (Kolon)
Merupakan usus yang memiliki diameter lebih besar dari usus halus.
Memiliki panjang 1,5 meter, dan berbentuk seperti huruf U terbalik. Usus
Esofagus
Dinding lambung
Pilorus
Duodenum 3 Lapisan otot polos
Sel mukus
Kelenjar
lambung Sel kepala
Sel
parietal
Saluran
kelenjar
Sel endokrin
Gambar: penampang dinding
lambung
131
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
besar dibagi menjadi 3 daerah, yaitu : Kolon asenden, Kolon Transversum,
dan Kolon desenden. Fungsi kolon adalah :
e. Menyerap air selama proses pencernaan.
f. Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai hasil
simbiosis dengan bakteri usus, misalnya E.coli.
g. Membentuk massa feses
h. Mendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari tubuh.
Pengeluaran feses dari tubuh didefekasi
d) Rektum dan Anus
Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”) adalah sebuah
ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan
berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara
feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih
tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja
masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB).
Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam
rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk
melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan
dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan.
Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan
feses akan terjadi.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan
limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh
(kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur
oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang
air besar – BAB), yang merupakan fungsi utama anus.
132
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gangguan Pencernaan
Beberapa kelainan dan penyakit yang dapat terjadi pada alat-alat sistem
pencernaan antara lain:
a. Parotitis atau penyakit gondong, yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus
yang menyerang kelenjar air ludah di bagian bawah telinga akibatnya
kelenjar air ludah menjadi bengkak atau membesar.
b. Xerostomia, adalah istilah bagi penyakit pada rongga mulut yang ditandai
dengan rendahnya produksi air ludah. Kondisi mulut yang kering membuat
makanan kurang tercerna dengan baik.
c. Tukak lambung, terjadi karena adanya luka pada dinding lambung bagian
dalam. Makan secara teratur sangat dianjurkan untuk mengurangi risiko
timbulnya tukak lambung.
d. Apendisitis atau infeksi usus buntu, dapat merembet sampai ke usus besar
dan menyebabkan radang selaput rongga perut.
e. Diare atau “mencret”, adalah penyakit yang disebabkan oleh inveksi bakteri
maupun protozoa pada usus besar. Karena inveksi tersebut, proses
penyerapan air di usus besar terganggu, akibatnya feses menjadi encer.
f. Konstipasi atau sembelit terjadi akibat penyerapan air di dalam usus besar
terjadi secara berlebihan, akibatnya feses menjadi sangat padat dan keras
sehingga sulit dikeluarkan. Untuk mencegah sembelit dianjurkan untuk
buang air besar secara teratur tiap hari, serta banyak makan sayur dan buah-
buahan.
E. Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran
4. Pendektan : Saintifik
5. Metode : Penugasan, Pengamatan, Diskusi, Tanya Jawab
6. Model : Mind Mapping
F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ke-2
Kegiatan Fase/Sintaks Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru mengkondisikan
peserta didik di dalam
1. Guru memberikan salam
2. Guru mengkondisikan kelas dan
10
Menit
133
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
kelas meminta salah satu murid
memimpin membaca doa
sebelum pelajaran dimulai.
3. Guru melakukan absensi
4. Guru menayakan materi
sebelumnya.
Apersepsi
Misalnya: sebelum berangkat ke
sekolah apakah anak-anak ibuk
sudah makan?,”apa yang kalian
rasakan?”
Motivasi :
1. Guru menyampaikan cakupan
materi organ-organ penyusun
pada sistem pencernaan
manusia.
2. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Kegiatan Inti Mengamati 1. Guru meminta siswa
memperhatikan video proses
masuknya makanan dari mulut
sampai ke organ-organ
pencernaan dan menjelaskan
proses pencernaan yang terjadi
pada manusia dan organ-organ
serta kelenjar yang terlibat
dalam proses pencernaan.
60
Menit
Menanya Dari kegiatan memperhatikan dan
mengamati, diharapkan siswa dapat
bertanya tentang:
1. Organ apa saja yang terlibat
dalam proses penelanan
makanan?
2. Guru menjawab pertanyaan
siswa
Mengumpulkan
Data/Informasi
1. Guru bersama siswa
mengidentifikasi struktur organ
pencernaan beserta fungsinya.
2. Guru menugaskan siswa untuk
menyiapkan alat yang
134
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
digunakan untuk membuat
Mind Mapping/peta pikiran.
3. Guru menjelaskan cara
membuat Mind Mapping/peta
pikiran
4. Guru membagi siswa ke dalam
beberapa kelompok, dimana
setiap kelompok terdiri dari 4-5
orang.
Guru membagi LKS pada
masing-masing kelompok.
Mengasosiasikan 1. Guru menugaskan siswa untuk
berdiskusi bersama
kelompoknya dalam membuat
Mind Mapping/peta pikiran
sesuai dengan kreativitas setiap
siswa.
2. Guru melakukan pendampingan
kepada masing-masing
kelompok.
Mengomunikasikan 1. Guru menugaskan siswa untuk
menyampaikan hasil Mind
Mapping/peta pikiran didepan
kelas secara bergantian.
2. Guru mengkonfirmasi hasil
Mind Mapping yang dibuat oleh
siswa dan memberi penguatan.
Penutup 1. Menanyakan pada siswa meteri
yang belum dipahami.
2. Guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan pembelajaran.
3. Memberi tugas pada siswa.
4. Guru menginformasikan materi
selanjutnya.
5. Guru memberi pesan yang
bermanfaat bagi siswa.
6. Guru mengucapkan salam.
10
Menit
G. Sumber dan Media Pembelajaran
135
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Sumber : Buku paket (Faidah Rachmawati, Nurul Urifah, Ari Wijayati.
2009. Biologi Kelas XI SMA/MA, Jakarta: Pusat Perbukuan.)
LKS (Lembar Kerja Siswa)
Media : Papan tulis, Karton
H. Penilaian
a. Penilaian pengetahuan
Penilaian pengetahuan dilakukan dengan memberikan 5 butir soal pada
akhir pembelajaran.
Skor maksimal = 10
Penskoran :
skor perolehan
Skor maksimal
b. Penilaian keterampilan
Rubrik membuat peta pikiran atau Mind Mapping
Kriteria Sangat Baik (4)
Baik (3)
Cukup (2)
Isi dan pengetahuan
Informasi ditulis secara lengkap serta ada menambahkan informasi
Informasi ditulis secara lengkap namun tidak ada menambahkan informasi
Informasi kurang lengkap dan tidak ada menambahkan informasi
Kesesuaian warna dan kerapian
Warna bervariasi dan menarik serta hasil Mind Mapping rapi dan bersih
Warna kurang bervariasi dan kurang menarik serta hasil Mind Mapping kurang rapi dan kurang bersih
Warna tidak bervariasi serta hasil Mind Mapping tidak rapi dan kurang bersih
Catatan:
Centang ( √ ) pada bagian yang memenuhi kriteria
Skor maksimal = 8
Penilaian
Skor perolehan
Skor maksimal
X 100 Nilai =
Nilai = X 100
136
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Mengetahui Jambi, 16 Desember 2020
Guru Pamong
Susilowati S.Pd.i Jamilah Karimah
NIP. Nim : TB.161038
Mengetahui
137
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI/1
Satuan Pendidikan : MAS As‟ad Kota Jambi
Materi Pokok : Sistem Pencernaan Manusia
Alokasi Waktu : 2 JP x 40 menit / 1x Pertemuan
A. KOMPETENSI INTI
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri,
peduli (toleransi, gotong royong) dan bertanggung jawab dalam
berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitr,
bangsa, negara dan kawasan regional.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait
fenomena dan kejadian yang tampak mata.
4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyajikan secara
kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif dalam
ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.
B. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar Indikator
3.7 Menganalisis hubungan
antara struktur jaringan
penyususn organ pada
sistem pencernaan
dalam kaitannya
dengan nutrisi,
bioproses dan gangguan
fungsi yang dapat
terjadi pada sistem
pencernaan manusia.
3.7.6 Mengidentifikasi kelainan dan
gangguan pada sistem pencernaan
manusia
3.7.7 Mengidentifikasi penyebab gangguan
pada sistem pencernaan manusia
C. Tujuan Pembelajaran
138
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
1. Siswa mampu mengidentifikasi kelainan dan gangguan pada sistem
pencernaan manusia.
2. Siswa mampu mengidentifikasi penyebab gangguan pada sistem
pencernaan manusia.
D. Materi Pembelajaran
Sistem Pencernaan Manusia
Sistem pencernaan adalah sistem yang membantu dalam mencerna
makanan yang dikonsumsi sehingga mudah dicerna oleh tubuh yang
berguna untuk menghasilkan energi bagi seluruh anggota tubuh. Makanan
yang diserap oleh tubuh berupa nutrisi dibantu oleh enzim untuk
memecah molekul kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana
sehingga mudah diserap oleh tubuh. Proses pencernaan pada manusia
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1. Pencernaan mekanik, adalah proses pengubahan makanan dari
bentuk kasar menjadi bentuk kecil atau halus. Proses ini dilakukan
dengan menggunakan gigi di dalam mulut.
2. Pencernaan kimiawi, adalah proses perubahan makanan dari zat
yang kompleks menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan
enzim, yang terjadi mulai dari mulut, lambung, dan usus. Enzim
adalah zat kimia yang dihasilkan oelh tubuh yang berfungsi
mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh.
Zat Makanan
Nutrisi
Terdapat enam jenis nutrisi dalam makanan yaitu karbohidrat,
lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Karbohidrat, lemak, dan
protein dibutuhkan dalam jumlah yang banyak, sedangkan vitamin dan
mineral dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit.
a. Karbohidrat ada tiga jenis yaitu gula, pati, dan serat. Gula ditemukan
pada buah-buahan, madu, dan susu. Pati ditemukan dalam kentang dan
139
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
makanan yang terbuat dari biji-bijian. Serat didapatkan dari makanan
seperti gandum atau sereal, kacang-kacangan, sayuran, dan buah-
buahan. Serat tidak dapat dicerna dan dikeluarkan sebagai feses.
Fungsi utama karbohidrat adalah sebagai sumber energi.
b. Lemak dibedakan menjadi lemak jenuh dan tidak jenuh. Minyak nabati
serta lemak yang ditemukan dalam biji adalah lemak tidak jenuh.
Lemak jenuh ditemukan dalam daging, susu, keju, minyak kelapa
maupun minyak sawit. Fungsi utama lemak adalah sebagai cadangan
energi dalam tubuh, kelebihan dari makaanan yang dikonsumsi diubah
menjadi lemak dan disimpan untuk digunakan kemudian.
c. Protein didapat tubuh berasal dari protein hewani yang berasal dari
hewan dan protein nabati yang berasal dari tumbuhan. Bahan makanan
yang mengandung protein hewani antara lain daging, ikan, telur, susu,
dan keju. Bahan makanan yang mengandung protein nabati adalah
kacang kedelai, kacang hijau dan kacang-kacangan lainnya. Protein
dibutuhkan sebagai penghasil energi, untuk pertumbuhan dan
mengganti sel-sel tubuh yang rusak, pembuat enzim dan hormon dan
pembentuk antibodi.
d. Vitamin dibutuhkan dalam jumlah sedikit, namun harus ada karena
berfungsi untuk mengatur fungsi tubuh dan mencegah beberapa
penyakit. Vitamin B dan C larut dalam air, vitamin A, D, E dan K
larut dalam lemak
e. Tubuh memerlukan 14 jenis mineral, diantara kalsium, pospor,
potasium, sodium, besi, yodium, dan seng. Mineral berfungsi dalam
proses pembangunan sel, membantu reaksi kimia tubuh, mengangkut
oksigen ke seluruh tubuh, pembentukan dan pemeliharaan tulang.
f. Air adalah faktor yang paling penting untuk kelangsungan hidup. Sel
tubuh makhluk hidup sekitar 60-70 persen terdiri atas air, air berfungsi
sebagai pembentuk sel dan cairan tubuh, pengatur suhu tubuh, pelarut
zat-zat gizi lain dan membantu proses pencernaan makanan, pelumas
140
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dan bantalan, media transportasi, media pengeluaran sisa
metabolisme.
Proses Pencernaan Makanan
Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat
pencernaan makanan. Alat-alat pencernaan makanan pada manusia adalah
organ-organ tubuh yang berfungsi mencerna makanan yang kita makan.
Alat pencernaan mkaanan dibedakan atas saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Organ Pencernaan dimulai dari mulut, kerongkongan,
lambung, usus halus, dan usus besar, rektum dan anus. Sedangkan kelenjar
pencernaan terdiri dari hati, pankreas, dan empedu.
Sumber: Tonni Limbong, 2019
Struktur dan Fungsi Organ Sistem Pencernaan
1) Rongga-mulut
Merupakan suatu rongga terbuka temapt masuknya makanan dan air pada
hewan maupun manusia. Mulut biasanya terletak dikepala dan ummnya
merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di
anus. Pada rongga mulut dilengkapi alat pencernaan dan kelenjar
pencernaan untuk membantu pencernaan makanan. Pada mulut terdapat:
c) Gigi
Memiliki fungsi memotong, mengoyak dan menggiling makanan
menjadi partikel yang kecil-kecil.
141
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
d) Lidah
Memiliki peran mengatur letak makanan didalam mulut.
e) Kelenjar Ludah
Ada 3 kelenjar ludah pada rongga mulut. Ketiga kelenjar ludah
tersebut menghasilkan setiap harinya 1 sampai 2,5 liter ludah.
Kandungan ludah pada manusia adalah: air, mucus, enzim amilase, zat
antibakteri, dll. Fungsi ludah adalah melumasi rongga mulut serta
mencerna karbohidrat menjadi disakarida.
2) Esofagus (kerongkongan)
Merupakan saluran yang menghubungkan antara rongga mulut dengan
lambung. Pada ujung saluran esophagus setelah mulut terdapat daerah yang
disebut faring. Pada faring terdapat klep, yaitu epiglotis yang mengatur
makanan agar tidak masuk ke trakea (tenggorokan). Fungsi esophagus adalah
menyalurkan makanan ke lambung. Agar makanan dapat berjalan sepanjang
esophagus, terdapat gerakan peristaltik sehingga makanan dapat berjalan
menuju lambung.
3) Lambung
Lambung merupakan organ otot yang besar dan berbentuk seperti kandang
keledai, terdiri dari 3 bagian yaitu kardia, fundus dan antrum. Makanan
masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin
Mahkota gigi
Leher gigi
Akar gigi
Pulpa
Enamel
Dentin
Akar gigi
Gbr. Anatomi Gigi
142
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
(sfingter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfingter
menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.
Lambung adalah kelanjutan dari esophagus, berbentuk seperti kantung.
Lambung dapat menampung makanan 1 liter hingga mencapai 2 liter.
Dinding lambung disusun oleh otot-otot polos yang berfungsi menggerus
makanan secara mekanik melalui kontraksi otot-otot tersebut. Ada 3 jenis otot
polos yang menyusun lambung, yaitu otot memanjang, otot melingkar dan
otot menyerong. Lambung berfungsi sebagai gudang makanan , yang
berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim.
Gambar: lambung
4) Usus Halus
Usus halus merupakan kelanjutan dari
lambung. Usus halus memiliki panjang
sekitar 6-8 meter. Usus halus terbagi
menjadi 3 bagian yaitu duodenum (± 25
cm), jejunum (± 2,5 m), serta ileum (± 3,6
m). Pada usus halus hanya terjadi
pencernaan secara kimiawi saja, dengan
bantuan senyawa kimia yang dihasilkan
Esofagus
Dinding lambung
Pilorus
Duodenum 3 Lapisan otot polos
Sel mukus
Kelenjar lambung
Sel kepala
Sel parietal
Saluran kelenjar
Sel endokrin
Gambar: penampang dinding
lambung
143
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
oleh usus halus serta senyawa kimia dari kelenjar pankreas yang dilepaskan ke
usus halus.
5) Usus Besar (Kolon)
Merupakan usus yang memiliki diameter lebih besar dari usus halus.
Memiliki panjang 1,5 meter, dan berbentuk seperti huruf U terbalik. Usus
besar dibagi menjadi 3 daerah, yaitu : Kolon asenden, Kolon Transversum,
dan Kolon desenden. Fungsi kolon adalah :
i. Menyerap air selama proses pencernaan.
j. Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai hasil
simbiosis dengan bakteri usus, misalnya E.coli.
k. Membentuk massa feses
l. Mendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari tubuh.
Pengeluaran feses dari tubuh didefekasi
6) Rektum dan Anus
Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”) adalah sebuah
ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan
berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara
feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih
tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja
masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB).
Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam
rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk
melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan
dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan.
Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan
feses akan terjadi.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan
limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh
144
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
(kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur
oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang
air besar – BAB), yang merupakan fungsi utama anus.
Gangguan Pencernaan
Beberapa kelainan dan penyakit yang dapat terjadi pada alat-alat sistem
pencernaan antara lain:
a. Parotitis atau penyakit gondong, yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus
yang menyerang kelenjar air ludah di bagian bawah telinga akibatnya
kelenjar air ludah menjadi bengkak atau membesar.
b. Xerostomia, adalah istilah bagi penyakit pada rongga mulut yang ditandai
dengan rendahnya produksi air ludah. Kondisi mulut yang kering membuat
makanan kurang tercerna dengan baik.
c. Tukak lambung, terjadi karena adanya luka pada dinding lambung bagian
dalam. Makan secara teratur sangat dianjurkan untuk mengurangi risiko
timbulnya tukak lambung.
d. Apendisitis atau infeksi usus buntu, dapat merembet sampai ke usus besar
dan menyebabkan radang selaput rongga perut.
e. Diare atau “mencret”, adalah penyakit yang disebabkan oleh inveksi bakteri
maupun protozoa pada usus besar. Karena inveksi tersebut, proses
penyerapan air di usus besar terganggu, akibatnya feses menjadi encer.
f. Konstipasi atau sembelit terjadi akibat penyerapan air di dalam usus besar
terjadi secara berlebihan, akibatnya feses menjadi sangat padat dan keras
sehingga sulit dikeluarkan. Untuk mencegah sembelit dianjurkan untuk
145
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
buang air besar secara teratur tiap hari, serta banyak makan sayur dan buah-
buahan.
E. Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran
7. Pendektan : Saintifik
8. Metode : Penugasan, Pengamatan, Diskusi, Tanya Jawab
9. Model : Mind Mapping
F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ke-3
Kegiatan Fase/Sintaks Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru
mengkondisikan
peserta didik di
dalam kelas
1. Guru memberikan salam
2. Guru mengkondisikan kelas
dan meminta salah satu
murid memimpin membaca
doa sebelum pelajaran
dimulai.
3. Guru melakukan absensi
4. Guru menayakan materi
sebelumnya.
Apersepsi
1. Guru bertanya: apakah kalian
pernah sakit perut?menurut
kalian apa yang
menyebabkan perut kalian
sakit?”
Motivasi :
1. Guru menyampaikan
cakupan gangguan pada
sistem pencernaan manusia.
2. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
10
Menit
Kegiatan Inti Mengamati 1. Siswa mengamati gambar
gangguan yang terjadi pada
sistem pencernaan yang ada
pada buku paket.
60
Menit
Menanya 1. Guru meminta siswa
mengajukan pertanyaan yang
berkaitan dengan gambar.
2. Misalnya: Apa penyebab
146
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
terjadinya penyakit maag
yang menyerang sistem
pencernaan?
Mengumpulkan
Data/Informasi
1. Guru bersama siswa
mendeskripsikan gangguan
pada sistem pencernaan.
2. Guru menugaskan siswa
untuk menyiapkan alat yang
digunakan untuk membuat
Mind Mapping/peta pikiran.
3. Guru menjelaskan cara
membuat Mind Mapping/peta
pikiran
4. Guru membagi siswa ke
dalam beberapa kelompok,
dimana setiap kelompok
terdiri dari 4-5 orang.
5. Guru membagi LKS pada
masing-masing kelompok.
Mengasosiasikan 1. Guru menugaskan siswa
untuk berdiskusi bersama
kelompoknya dalam
membuat Mind Mapping/peta
pikiran sesuai dengan
kreativitas setiap siswa.
2. Guru melakukan
pendampingan kepada
masing-masing kelompok.
Mengomunikasikan 1. Guru menugaskan siswa
untuk menyampaikan hasil
Mind Mapping/peta pikiran
didepan kelas secara
bergantian.
2. Guru mengkonfirmasi hasil
Mind Mapping yang dibuat
oleh siswa dan memberi
penguatan.
Penutup 1. Menanyakan pada siswa
meteri yang belum dipahami.
2. Guru membimbing siswa
10
Menit
147
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
untuk menyimpulkan
pembelajaran.
3. Memberi tugas pada siswa.
4. Guru menginformasikan
materi selanjutnya.
5. Guru memberi pesan yang
bermanfaat bagi siswa.
6. Guru mengucapkan salam.
G. Sumber dan Media Pembelajaran
Sumber : Buku paket (Faidah Rachmawati, Nurul Urifah, Ari Wijayati.
2009. Biologi Kelas XI SMA/MA, Jakarta: Pusat Perbukuan.)
LKS (Lembar Kerja Siswa)
Media : Papan tulis, Karton
H. Penilaian
1) Penilaian pengetahuan
Penilaian pengetahuan dilakukan dengan memberikan 5 butir soal pada
akhir pembelajaran.
Skor maksimal = 10
Penskoran :
skor perolehan
Skor maksimal
2) Penilaian keterampilan
Rubrik membuat peta pikiran atau Mind Mapping
Kriteria Sangat Baik
(4)
Baik
(3)
Cukup
(2)
Isi dan
pengetahuan
Informasi
ditulis secara
lengkap serta
ada
menambahkan
informasi
Informasi
ditulis secara
lengkap namun
tidak ada
menambahkan
informasi
Informasi
kurang lengkap
dan tidak ada
menambahkan
informasi
Kesesuaian
warna dan
kerapian
Warna
bervariasi dan
menarik serta
Warna kurang
bervariasi dan
kurang menarik
Warna tidak
bervariasi serta
hasil Mind
X 100 Nilai =
148
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
hasil Mind
Mapping rapi
dan bersih
serta hasil Mind
Mapping
kurang rapi dan
kurang bersih
Mapping tidak
rapi dan kurang
bersih
Catatan:
Centang ( √ ) pada bagian yang memenuhi kriteria
Skor maksimal = 8
Penilaian
Skor perolehan
Skor maksimal
Mengetahui Jambi,16 Desember 2020
Guru Pamong
Susilowati S.Pd.i Jamilah Karimah
NIP. Nim : TB.161038
Mengetahui
Nilai = X 100
154
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(CURICULUM VITAE)
Nama : Jamilah Karimah
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/tgl lahir : Maro Sebo, 23 Januari 1998
Agama : Islam
Alamat Email : [email protected]
No Kontak : 082274339220
Pengalaman-Pengalaman Pendidikan Formal
1. SDN 112/IX Maro Sebo : Tamat tahun 2010
2. SMPN 17 Muaro Jambi : Tamat tahun 2013
3. SMAN 1 Muaro Jambi : Tamat tahun 2016
4. S1 Tadris Biologi, Fakultas Tarbiyah : Tamat tahun 23
Dan Keguruan UIN STS Jambi Februari 2021
Motto Hidup
“Tetap tegar seperti batu karang”
Jambi, 23 Februari 2021
Jamilah Karimah
Nim.TB161038