Top Banner
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MIND MAPPING TERHADAP KREATIVITAS SISWA SKRIPSI JAMILAH KARIMAH NIM. TB. 161038 PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2021
171

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

Apr 25, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE MIND MAPPING TERHADAP

KREATIVITAS SISWA

SKRIPSI

JAMILAH KARIMAH

NIM. TB. 161038

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2021

Page 2: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

i Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE MIND MAPPING TERHADAP

KREATIVITAS SISWA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JAMILAH KARIMAH

NIM. TB. 161038

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2021

Page 3: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

ii

KEMENTERIAN AGAMA RI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Alamat Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Jl. Jambi – Ma. Bulian KM. 16 Simp. Sungai Duren Muara Jambi 36363

PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR

KodeDokumen KodeFormulir Berlakutgl No. Revisi Tgl. Revisi Halaman

In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 2021 R-0 1 dari 1

Hal : Nota Dinas

Lampiran :

Kepada

Yth.Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Di Jambi

Assalamualaikum wr. wb

Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta

mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat

bahwa skripsi saudara;

Nama : Jamilah Karimah

NIM : TB 161038

Judul Skripsi : Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping

terhadap kreativitas siswa

Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

Tadris Biologi Universitas Islam Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strara Satu dalam Program Studi

Tadris Biologi. Dengan ini kami mengharapkan agar skripsi / tugas akhir saudara

tersebut di atas dapat segera di munaqasyahkan. Atas perhatiannya saya ucapkan

terima kasih.

Jambi, 26 Januari 2021

Pembimbing I

Drs. H. Alfian, M.Pd

NIP. 19570904 197903 1 007

Page 4: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

iii

KEMENTERIAN AGAMA RI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Alamat Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Jl. Jambi – Ma. Bulian KM. 16 Simp. Sungai Duren Muara Jambi 36363

PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR

KodeDokumen KodeFormulir Berlakutgl No. Revisi Tgl. Revisi Halaman

In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 2021 R-0 1 dari 1

Hal : Nota Dinas

Lampiran :

Kepada

Yth.Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Di Jambi

Assalamualaikum wr. wb

Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta

mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat

bahwa skripsi saudara;

Nama : Jamilah Karimah

NIM : TB 161038

Judul Skripsi :Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping

terhadap kreativitas siswa

Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program Studi

Tadris Biologi Universitas Islam Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam Program Studi

Tadris Biologi. Dengan ini kami mengharapkan agar skripsi / tugas akhir saudara

tersebut di atas dapat segera di munaqasyahkan. Atas perhatiannya saya ucapkan

terima kasih.

Pembimbing II

Dwi Gusfarenie, M.Pd

NIP. 19840802 201101 2 009

Page 5: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

iv

Page 6: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

v

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun

sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi seluruhnya merupakan hasil karya

saya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip

dari hasil karya orang lain telah saya tuliskan sumbernya secara jelas sesuai

dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah

Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi bukan

hasil karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian-bagian

tertentu, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan

perundangundangan yang berlaku.

Jambi, 26 Januari 2021

TB 161038

Page 7: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini persembahan untuk semua yang telah memberikan ketegaran

jiwa, mendukung, memotivasi, dan membantu terselesaikannya skripsi ini baik

secara material maupun spiritual

1. Untuk kedua orang tuaku Bapak ( M.Nasir Ali ) dan Ibu ( Junaini ) sebagai

motivator terbesar dalam hidupku, yang tak pernah berhenti untuk

mendoakanku, mengasuhku, menjagaku dari aku kecil hingga aku

menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi ini. Ucapan terimakasih dari

hati yang paling dalam, tak akan mungkin dapat membalas segala jasa-

jasamu. Terimakasih telah menjadi orang tua yang luar biasa untuk ku.

Semoga ini menjadi awal langkahku untuk membahagiakan kedua orang

tuaku amiin.

2. Teruntuk abang kandung ku ( M. Efendi ) terimakasih telah menjadi abang

sekaligus orang tua yang luar biasa untuk ku selama ini. Yang telah

memberikanku banyak semangat dan dukungan dalam proses penyusunan

skripsi.

3. Terima kasih untuk kedua kakak ku (Misnawati dan Lilis Suryani) yang

telah memberikan doa dan dukungan selama saya berada di bangku

perkuliahan.

4. Terakhir untuk sahabat ku (Marhmah, Misriani, Hidayatul Fitri, Yeni

Astuti, Zubaida, Putri Purnama Sari, Vinie Andrian, Yulinar, Lestari

Rahayu, Lisa Paramita Oktavia, Sri Wulandari, dan Intan Fitri Hilza)

terimakasih telah banyak memotivasi dalam penyusunan skripsi ,terimakasih

selalu Membantuku apapun itu. Semoga Allah selalu menjaga kalian semua,

dan selalu melancarkan segala urusan mu.

Page 8: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

vii

MOTTO

سبيل ربك بالكمة والموعظة السنة وجادلم بالت هي احسن ان ادع إل

( ۱٢۵ضل عن سبيله وهو اعلم بالمهتدين. ) النحل:اعلم بن ربك هو Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang

baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya

Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan

Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.

(Anonim, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Departemen Agama RI 2005, hal 281 )

Page 9: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha „Alim

yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkannya, atas Iradahnya hingga

skripsi ini dapat dirampungkan. Salawat dan salam atas Nabi SAW pembawa

risalah pencerahan bagi manusia.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada fakultas Tarbiyah

UIN Sulthan Thaha Saifudin Jambi. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa

penyelesaian skripsi ini tidak banyak melibatkan pihak yang telah memberikan

motivasi baik moral maupun materil, untuk itu melalui kolom ini Penulis

menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidi, Ph.D, selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifudin

Jambi.

2. Ibu Dr. Hj. Fadillah, M..Pd, Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Sulthan Thaha Saifudin Jambi

3. Ibu Reny Safita, S.Pt, M.Pd selaku Ketua Program Studi Tadris Biologi dan

Ibu Dwi Gusfarenie, M.Pd selaku Sekretaris Program Studi Tadris Biologi

4. Bapak Drs. H. Alfian, M.Pd selaku dosen pembimbing I dan ibu Dwi

Gusfarenie, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu

dan mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Nining Nuraida, M.Pd sebagai dosen validator instrument lembar observasi

sekaligus dosen validator RPP yang telah meluangkan waktu dan pemikirannya

demi mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. .

6. Bapak H. Abdul Qadir Jailany, S.Ag selaku kepala sekolah MA As‟ad Kota

Jambi serta Majelis guru selaku guru yang bertugas yang telah memberikan

banyak informasi guna mempermudah penulis memperoleh data dilapangan.

7. Almamater UIN Sulthan Thaha Saifudin Jambi yang memberikan dukungan

penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi.

Page 10: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

ix

8. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhirnya semoga Allah SWT berkenaan membalas segala kebaikan dan

amal semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi

pengembangan ilmu.

Jambi, 26 Januari 2021

Penulis

Jamilah Karimah

NIM. TB 161038

Page 11: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

x

ABSTRAK

Nama : Jamilah Karimah

Program Studi : Tadris Biologi

Judul Skripsi : Penggaruh model pembejaran kooperatif tipe Mind Mapping

terhadap kreativitas siswa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rata-rata skor kreativitas siswa sebelum

dan sesudah menggunakan model mind mapping serta pengaruh signifikan

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping. Penelitian ini yaitu

penelitian eksperimen dengan desain penelitian Pre-Experimental Design yaitu

one-Group Pretest-Posttest Design. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah siswa kelas XI Madrasah Aliyah Swasta As‟ad Kota Jambi. Sampel dalam

penelitian ini sebanyak 20 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar

observasi. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa skor rata-rata sebelum

diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping

sebesar 37,75%, sedangkan setelah diberi perlakuan sebesar 45,6%. Hasil

perhitungan uji-t diperoleh thitung = 4,38 tt 5% = 1,73 sedangkan tt 1 % = 2,53.

Hasil uji pengaruh Phi-Korelasi (Φ)mendapatkan skor 1,633 dan rtabel pada taraf

5% = 0,320 dan 1%=0,413 karena skor phi lebih besar dari rtabel maka terdapat

pengaruh yang signifikan.Setelah dianalisis maka dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe mind mapping memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kreativitas siswa

Kata Kunci : Model Pembelajaran Tipe Mind Mapping, Kreativitas

Page 12: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

xi

ABSTRACT

Name : Jamilah Karimah

Study Program : Biologi Education

Thesis Title : The influence of the Mind Mapping type of cooperative

learning model on students' creativity

This study aims to determine the average score of students' creativity before and

after using the mind mapping model as well as the significant effect of applying

the mind mapping type cooperative learning model. This research is an

experimental research with a pre-experimental research design, namely one-group

pretest-posttest design. The population used in this study were students of class XI

Madrasah Aliyah Swasta As'ad Jambi City. The sample in this study were 20

students. Data collection techniques using observation sheets. The results in this

study indicate that the average score before being treated using the mind mapping

type cooperative learning model was 37.75%, while after being given treatment

was 45.6%. The results of the t-test calculation obtained tcount = 4.38 tt 5% = 1.73

while tt 1% = 2.53. The results of the Phi-Correlation (Φ) effect test get a score of

1.633 and rtabel at the level of 5% = 0.320 and 1% = 0.413 because the pi score is

greater than the rtable, so there is a significant effect. After being analyzed, it can be

concluded that the type of mind mapping cooperative learning model has a

significant influence on student creativity.

Keywords: Mind Mapping Type Learning, Learning Creativity

Page 13: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

NOTA DINAS ........................................................................................... ii

PENGESAHAN .......................................................................................... iv

PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................ v

PERSEMBAHAN ...................................................................................... vi

MOTTO ...................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ............................................................................... vii

ABSTRAK ................................................................................................. x

ABSTRACT ................................................................................................. xi

DAFTAR ISI .............................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 5

C. Batasan Masalah ............................................................................ 5

D. Rumusan Masalah .......................................................................... 5

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teori ............................................................................... 8

B. Studi Relevan ................................................................................ 28

C. Kerangka Berfikir ........................................................................... 31

D. Hipotesis Penelitian ......................................................................... 32

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 33

B. Desain Penelitian ............................................................................. 33

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ..................................... 34

D. Instrumen Penelitian........................................................................ 38

E. Teknik Analisis Data ....................................................................... 41

F. Hipotesis Statistik ........................................................................... 44

G. Jadwal Penelitian ............................................................................ 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ................................................................................. 47

B. Analisis Data ................................................................................... 52

C. Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................... 55

BAB V PENUTUP

Page 14: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

xiii

A. Kesimpulan ...................................................................................... 60

B. Saran ................................................................................................ 60

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 62

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURICULUM VITAE

Page 15: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Catatan Biasa dan Mind Mapping .................... 14

Tabel 2.2 Karakteristik Kreativitas .................................................... 22

Table 2.3 Aspek Kreativitas dan Indikatornya .................................... 23

Tabel 2.4 Perbedaan dan Persamaan Studi Relevan Yang

Peneliti Ambil ..................................................................... 30

Table 3.1 Data Siswa Kelas XI Madrasah Aliyah Swasta

As‟ad Kota Jambi ................................................................ 34

Tabel 3.2 Kategori Kreativitas Siswa.................................................. 39

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Lembar Observasi Kreativitas

Belajar Siswa ....................................................................... 40

Tabel 3.4 Jadwal Penelitian................................................................. 44

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Skor Lembar Observasi

Sebelum Menggunakan Model Mind Mapping................... 48

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Skor Lembar Observasi

Sesudah Menggunakan Model Mind Mapping ................... 49

Tabel 4.3 Perbandingan Kreativitas Belajar Siswa Sebelum dan

Sesudah Menggunakan Model Mind Mapping ................... 51

Tabel 4.4 Uji Normalitas ..................................................................... 52

Table 4.5 Uji Homogenitas ................................................................. 53

Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis .............................................................. 54

Tabel 4.7 Hasil Uji Korelasi Phi Sebelum dan Sesudah ..................... 55

Page 16: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Komponen Penyusun Kreativitas ...................................... 19

Gambar 2.2 Dimensi Penyusun Kreativitas .......................................... 19

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian ......................................... 32

Gambar 3.1 Pretest-Postest Design ....................................................... 33

Gambar 4.1 Grafik Poligon Skor Kreativitas Siswa Sebelum .............. 48

Gambar 4.2 Grafik Poligon Skor Kreativitas Siswa Sesudah ............... 50

Page 17: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Uji Normalitas ................................................................... 65

Lampiran II Uji Homogenitas .............................................................. 73

Lampiran III Uji Hipotesis .................................................................... 78

Lampiran IV Uji Korelasi Phi ............................................................... 81

Lampiran V Lembar Observasi ............................................................. 82

Lampiran VI Dokumentasi .................................................................... 91

Lampiran VII Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .............................. 95

Lampiran VIII Tabel Distribusi Z ....................................................... 149

Lampiran IX Tabel Distribusi Liliefors............................................... 150

Lampiran X Tabel Product Moment ................................................... 151

Page 18: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu proses yang wajib dijalani dalam kehidupan

manusia. Melalui pendidikan potensi setiap manusia dapat dikembangkan

dengan cara transfer ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang lebih

baik daripada sebelumnya. Peranan pendidikan sebagai suatu sistem yang

terbentuk dari komponen-komponen yang saling berinteraksi dan

melaksanakan fungsinya secara tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan

Negara (Lufri, 2006, hlm. 1).

Menurut Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Bab I Pasal I yakni:”Pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengembalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa

dan Negara. Pendidikan yang diperlukan seseorang bukan hanya pendidikan

yang bersifat umum melainkan pendidikan agama juga. Pendidikan juga

harus menanamkan nilai keagamaan dengan tujuan membentuk pribadi yang

berakhlak mulia (Hasbullah, 2006:4).

Pendidikan dapat dikatakan berkualitas apabila terjadi penyelenggaraan

pembelajaran yang efektif dan efisien dengan melibatkan semua komponen-

komponen pendidikan, diantaranya mencakup tujuan pengajaran, guru,

peserta didik, bahan pelajaran, strategi, metode belajar mengajar, alat dan

sumber pelajaran serta evaluasi. Di lembaga pendidikan, guru menjadi orang

Page 19: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

2

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

pertama, bertugas membimbing, mengajar, dan melatih anak didik mencapai

kedewasaan. Setelah proses pendidikan sekolah selesai, diharapkan anak

didik mampu untuk hidup dan mengembangkan dirinya ditengah masyarakat

dengan berbekal pengetahuan dan pengalaman yang sudah melekat didalam

dirinya (Martinis Yamin, 2007, hlm. 17). Guru adalah orang yang bertugas

mengajar, mendidik dan melatih peserta didik dan bertanggung jawab

mencerdaskan kehidupan peserta didik. Tidak ada seorang guru

menginginkan peserta didiknya menjadi sampah masyarakat atau menjadi

beban orang tua, masyarakat, bangsa dan Negara. Guru dengan penuh

dedikasi dan loyalitas berusaha keras supaya peserta didiknya sukses dalam

menuntut ilmu pengetahuan dan menjadi anak yang baik, manusia yang maju

dan berkualitas, serta berguna bagi nusa dan bangsa (Lufri, 2006. hal. 5).

Kreativitas merupakan hasil dari proses pembelajaran dalam kecakapan

kognitif yang diwujudkan dalam sikap dan tindakan (Daryanto, 2013:108).

Kreativitas itu sendiri adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan

sesuatu yang baru berdasarkan fakta, baik berupa gagasan, ide maupun karya

nyata, baik karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada dan

semuanya itu berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Kegiatan

belajar mengajar yang dapat memicu kreativitas siswa sangatlah dibutuhkan

pada saat ini mengingat pentingnya peran kreativitas dan inovasi baru dalam

berbagai bidang ilmu terutama sains dan teknologi untuk menghadapi

tantangan masa depan.

Perkembangan kreativitas seseorang erat kaitannya dengan perkembangan

kognitifnya. Karena memang, sesungguhnya kreativitas merupakan

perwujudan dari pekerjaan otak. Clark dan Gowan melalui teori belahan otak

(Hemisphere theory) mengatakan bahwa otak manusia itu menurut fungsinya

terbagi menjadi dua belahan, yaitu belahan otak kiri (left hemisphere) dan

belahan otak kanan (right hemisphere) (Danim,2013:133). Belahan otak kiri

mengarah kepada cara berpikir konveren (convergent thinking) dan berkaitan

dengan IQ seseorang, sedangkan otak belahan kanan mengarah kepada cara

berpikir divergen atau berpikir menyebar (divergent thinking) yang berkaitan

Page 20: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

3

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

dengan IQ seseorang. Otak kiri sering dikaitkan dengan berpikir kritis

sedangkan otak kanan sering dikaitkan dengan berpikir kreatif. Pada proses

pengembangan kreativitas seseorang, otak kiri dan otak kanan bekerja secara

bersamaan namun yang lebih mendominasi adalah kerja belahan otak kanan.

Dengan kata lain, pada proses pengembangan kreativitas kemampuan berpikir

kritis dan kemampuan berpikir kreatif seseorang tidak bisa dipisahkan karena

keduanya saling berhubungan.

Berdasarkan hasil observasi 14 November 2019 di MAS As‟ad Kota

Jambi. Pada saat siswa melakukan diskusi kelompok banyak siswa yang

hanya diam, tidak berani untuk mengemukakan pendapat atau mencetuskan

gagasan, maupun saran dalam penyelesaian masalah. Pada saat guru

memberikan tugas banyak siswa yang tidak mengerjakan tugas dengan cepat.

Selain itu pada saat proses pembelajaran berlangsung, siswa kesulitan

memahami dan menguasai pembelajaran khususnya pada materi sistem

pencernaan manusia. Hal ini terlihat dari hasil nilai siswa yang rendah yang

belum mencapai nilai KKM yaitu 70, dari 20 siswa hanya 7 siswa yang

mencapai nilai KKM.

Dari hasil observasi 21 November 2019 dengan guru bidang studi yang

dilakukan di MAS As‟ad Kota Jambi mengatakan bahwa “pada saat proses

pembelajaran Biologi yang sedang berlangsung di kelas, sebagian besar siswa

disekolah tersebut kurang aktif dalam proses belajar mengajar terlihat dari

proses pembelajaran. Siswa lebih banyak menerima ilmu pengetahuan dari

guru ketimbang menemukan pengetahuan itu sendiri”. Padahal yang

diharapkan guru seharusnya siswa dapat menemukan konsep dalam

pembelajaran itu sendiri sebelum atau tanpa dijelaskan oleh guru dengan

berpikir kreatif. Kurangnya kemandirian siswa dalam mengerjakan tugas,

siswa kurang mampu menyelesaikan beberapa masalah yang bersangkutan

pada materi pokok bahasan. Pada umumnya siswa cenderung membuat catatan

yang panjang sehingga siswa mengalami kesulitan dalam mencari poin-poin

materi yang telah dipelajari. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka dengan

menerapkan model pembelajaran mind mapping dapat membawa siswa pada

Page 21: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

4

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

pengalaman yang mengesankan. Pengalaman yang diperoleh siswa akan

semakin berkesan apabila pembelajaran yang diperolehnya merupakan hasil

dari pemahaman dan penemuannya sendiri.

Mind mapping merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang

digunakan melatih kemampuan menyajikan isi (content) materi pelajaran

dengan pemetaan pikiran (mind mapping). Mind map dikembangkan oleh

Tony Buzan (2002) sejak akhir tahun 1960-an sebagai cara untuk mendorong

peserta didik mencatat hanya dengan menggunakan kata kunci dan gambar.

Iwan Sugiarto (2004) dalam Mulyatiningsih (2014:238) mengemukakan

“Pemetaan pikiran (mind mapping) adalah teknik meringkas bahan yang perlu

dipelajari dan memproyeksikan masalah yang dihadapi kedalam bentuk peta

atau teknik grafik sehingga lebih mudah memahaminya”. Kegiatan ini

sebagai upaya yang dapat mengoptimalkan fungsi otak kiri dan kanan, yang

kemudian dalam aplikasinya sangat membantu untuk memahami masalah

dengan cepat karena telah terpetakan (Mulyatiningsih, 2014:238-239).

Dalam model pembelajaran mind mapping siswa lebih bertanggung

jawab terhadap tugas yang di berikan oleh guru, karena pada pembuatan peta

konsep ini, siswa diajarkan untuk kreatif menggunkan warna, menggunakan

garis lengkung, simbol, kata, dan gambar yang sesuai dengan materi dan

kehendak siswa. Dengan mind mapping, daftar materi pelajaran yang panjang

bisa dialihkan menjadi diagram warna-warni, sangat teratur, dan mudah

diingat yang bekerja selaras dengan cara kerja alami otak dalam melakukan

berbagai hal. Menerapkan model pembelajaran Mind Mapping ini adalah

langkah mudah menggali informasi dari dalam otak yang merupakan cara

baru untuk belajar dan berlatih yang cepat dan ampuh dengan membuat

catatan yang tidak membosankan untuk mendapatkan ide baru dan

merencanakan proyek dari proses pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan mengangkat judul Pengaruh Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Mind Mapping Terhadap Kreativitas Siswa

Page 22: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

5

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat di identifikasi beberapa

masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya rasa ingin tahu siswa dalam pelajaran, hal ini terlihat dari

siswa yang hanya menerima pengetahuan dari guru dibandingkan

menemukan pengetahuan itu sendiri.

2. Tidak adanya feed back, hanya guru yang memberikan pertanyaan

sementara pada saat guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengemukakan pendapat banyak siswa yang tidak mengemukakan

pendapatnya.

3. Pada umumnya siswa cenderung membuat catatan yang panjang

sehingga siswa mengalami kesulitan dalam mencari poin-poin materi

yang telah dipelajari, dan siswa juga merasa cepat bosan jika terus

mencatat dengan catatan yang panjang.

C. Batasan Masalah

Agar peneliti lebih terarah sesuai dengan tujuan yang diharapkan, perlu

batasan masalah. Adapun batasan masalah dalam hal ini adalah:

1. Yang menjadi objek penelitian ini adalah siswa kelas XI di Madrasah

Aliyah Swasta As‟ad Kota Jambi tahun pelajaran 2020/2021

2. Materi yang diajarkan dalam penelitian ini dibatasi pada pokok

bahasan Sistem Pencernaan.

3. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Mind Mapping. Karena model pembelajaran tersebut

merupakan model pembelajaran yang mampu membuat siswa

mengkonstruksi pengetahuan sendiri.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah yang telah dikemukakan,

maka rumusan masalah penelitian ini adalah: Bagaimana Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping Terhadap Kreativitas Belajar

Siswa Di Madrasah Aliyah Swasta As‟ad Kota Jambi?

Page 23: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

6

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Untuk membantu menjawab rumusan masalah maka dirumuskan

pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Seberapa besar skor rata-rata kreativitas siswa sebelum dan sesudah

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping di

Madarasah Aliyah Swasta As‟ad Kota jambi?

2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan sesudah diterapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping terhadap kreativitas

siswa?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui peningkatan kreativitas siswa melalui model

pembelajaran kooperatif tipe mind mapping di Madarasah Aliyah

Swasta As‟ad Kota Jambi.

b. Untuk mengetahui seberapa signifikan model pembelajaran kooperatif

tipe mind mapping terhadap kreativitas siswa.

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi Sekolah

Menjadi masukan bagi sekolah sebagai pedoman untuk mengambil

kebijakan disekolah tersebut untuk meningkatkan mutu belajar di

Madrasah Aliyah Swasta As‟ad Kota Jambi.

b. Bagi Guru

Sebagai bahan masukan bagi guru agar dapat menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping untuk mengajar di dalam

kelas demi terciptanya proses pembelajaran yang efektif,

menyenangkan dan hasil yang baik.

c. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis dan juga

mahasiswa calon guru dalam memilih dan menggunakan media

pembelajaran pada proses belajar-mengajar dikemudian hari ketika

Page 24: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

7

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

penulis menjalankan tugas di institusi pendidikan. Dan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memeperoleh gelar sarjana starata 1.

d. Bagi Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan bagi perkembangan

model pembelajaran yang dilakukan oleh dosen maupun bagi calon

pendidik pada fakultas ilmu tarbiyah dan kependidikan.

Page 25: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

8 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR, DAN PENGAJUAN

HIPOTESIS

A. Deskripsi Teori

1. Konsep Model Mind Mapping

Konsep Mind Mapping asal mulanya diperkenalkan oleh Tony

Buzan tahun 1970-an. Mind map dalam bahasa Indonesia berarti peta

pikiran (dari kata mind = pikiran, dan map = peta). Pengertian mind map,

menurut sang pengembang, Tony Buzan, adalah suatu teknik mencatat

yang menonjolkan sisi kreativitas sehingga efektif dalam memetakan

pikiran. Hal tersebut senada dengan pendapat yang diungkapkan oleh

Suyanto dalam Rosyidah (2015:24) bahwa "Proses menyajikan dan

menangkap isi pelajaran dalam peta-peta konsep mendekati operasi

alamiah dalam berpikir".Sementara itu, Michalkodalam Tony Buzan

(2007:10) menyatakan bahwa "Mind map adalah alternatif pemikiran

keseluruhan otak terhadap pemikiran linear. (Mind Map) menggapai ke

segala arah menangkap berbagai pikiran dari segala sudut. Metode

mencatat melalui peta pikiran (mind map) ini dikembangkan oleh Tony

Buzan sebagai cara untuk mendorong peserta didik mencatat hanya

dengan menggunakan kata kunci dan gambar. Kegiatan ini sebagai upaya

yang dapat mengoptimalkan fungsi otak kiri dan kanan, yang kemudian

dalam aplikasinya sangat membantu untuk memahami masalah dengan

cepat karena telah terpetakan. Hasil Mind Mapping berupa Mind Map

(Sani, 2014:240).

Peta Pikir merupakan alat berpikir yang sangat efektif karena ia

memberi peluang kepada kita untuk membuat garis besar tentang

berbagai gagasan pokok (main ideas) dan menyebabkan kita melihat

secara jelas dan cepat bagaimana berbagai gagasan tadi saling

berhubungan dan berkaitan. Peta Pikir seakan-akan menyiapkan suatu

tahapan tepat guna antara proses berpikir dan pencurahan pikiran kita

Page 26: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

9

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

dalam bentuk kata sebenarnya di atas kertas (Rosyidah, 2015:24). Otak

manusia secara mental dibagi menjadi dua belahan atau hemisfer, yaitu

otak kiri dan otak kanan. Masing– masing otak tersebut mempunyai

intensitas fungsi dan karakteristik yang berbeda satu sama lain. Otak

kiri berhubungan dengan aktifitas-aktifitas seperti bahasa, angka,

analisa, logika, urutan, hitungan dan sebagainya. Sedangkan otak kanan

berhubungan dengan hal-hal seperti kreatifitas, konseptual, seni/warna,

musik, emosi, imajinasi, dan lain sebagainya. Otak kanan mempunyai

memori jangka panjang jika dibandingkan dengan otak kiri yang

mempunyai cirri khas memori jangka pendek. Sehingga, tidak heran

pelajaran yang sudah dihafal selama seminggu kemudian hilang

(Rosyidah, 2015:25)

Mind Map adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke

dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak, dan cara

mencatat yang kreatif dan efektif bagi siswa secara individual untuk

menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran dan secara harfiah akan

memetakan pikiran – pikiran kita (Rosyidah, 2015:25). Mind Map juga

merupakan peta rute yang hebat bagi ingatan, memungkinkan kita

menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja alami

otak dilibatkan sejak awal. Ini berarti mengingat informasi akan lebih

mudah dan lebih bisa diandalkan daripada menggunakan teknik

pencatatan tradisional (Buzan, 2007:11).

Jadi Pada dasarnya mind map merupakan suatu teknik visualisasi

pengetahuan secara grafis untuk mengoptimalkan eksplorasi seluruh

area kemampuan otak. Otak menyimpan informasi dengan pola dan

asosiasi seperti pohon dengan cabang dan rantingnya. Otak tidak

menyimpan informasi menurut kata demi kata atau kolom demi kolom

dalam kalimat baris yang rapi seperti yang kita keluarkan dalam

berbahasa. Untuk mengingat kembali dengan cepat apa yang telah kita

pelajari sebaiknya meniru cara kerja otak dalam bentuk peta pikiran.

Page 27: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

10

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

2. Langkah-langkah Penggunaan Mind Mapping

Dalam tahap aplikasi, terdapat empat langkah yang harus dilakukan

proses pembelajaran berbasis Mind Mapping, yaitu:

1). Overview: Tinjauan Menyeluruh terhadap suatu topik pada saat proses

pembelajaran baru dimulai. Hal ini bertujuan untuk memberi gambaran

umum kepada siswa tentang topik yang akan dipelajari. Khusus untuk

pertemuan pertama pada setiap awal Semester, Overview dapat diisi

dengan kegiatan untuk membuat Master Mind Mapyang merupakan

rangkuman dari seluruh topik yang akan diajarkan selama satu Semester

yang biasanya sudah ada dalam Silabus. Dengan demikian, sejak awal

siswa sudah mengetahui topik apa saja yang akan dipelajarinya

sehingga membuka peluang bagi siswa yang aktif untuk

mempelajarinya lebih dahulu di rumah atau di perpustakaan.

2).Preview: Tinjauan Awal merupakan lanjutan dari Overview sehingga

gambaran umum yang diberikan setingkat lebih detail daripada

Overview dan dapat berupa penjabaran lebih lanjut dari Silabus.

Dengan demikian, siswa diharapkan telah memiliki pengetahuan awal

yang cukup mengenai sub-topik dari bahan sebelum pembahasan yang

lebih detail dimulai. Khusus untuk bahan yang sangat sederhana,

langkah Preview dapat dilewati sehingga langsung masuk ke langkah

Inview.

3). Inview: Tinjauan Mendalam yang merupakan inti dari suatu proses

pembelajaran, di mana suatu topik akan dibahas secara detail, terperinci

dan mendalam. Selama Inview ini, siswa diharapkan dapat mencatat

informasi, konsep atau rumus penting beserta grafik, daftar atau

diagram untuk membantu siswa dalam memahami dan menguasai

bahan yang diajarkan.

4).Review: Tinjauan Ulang dilakukan menjelang berakhirnya jam pelajaran

dan berupa ringkasan dari bahan yang telah diajarkan serta ditekankan

pada informasi, konsep atau rumus penting yang harus diingat atau

dikuasai oleh siswa. Hal ini akan dapat membantu siswa untuk fokus

Page 28: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

11

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

dalam mempelajari-ulang seluruh bahan yang diajarkan di sekolah pada

saat di rumah. Review dapat juga dilakukan saat pelajaran akan dimulai

pada pertemuan berikutnya untuk membantu siswa mengingatkan

kembali bahan yang telah diajarkan pada pertemuan

sebelumnya.(Rosyidah, 2015:26-28)

Berikut adalah langkah – langkah dalam pembuatan Mind Map:

1) Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya

diletakkan mendatar. Tulis gagasan utama di tengah-tengah

kertas dan lingkupilah dengan lingkaran atau bentuk lain.

2) Tambahkan sebuah cabang yng keluar dari pusatnya untuk

setiap poin atau gagasan utama, jumlah cabang-cabangnya akan

bervariasi. Gunakan warna yang berbeda untuk tiap-tiap

cabang.

3) Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Karena kata kunci

tunggal memberi lebih banyak daya dan fleksibilitas terhadap

Mind Map.

4) Tambahkan simbol-simbol dan ilustrasi-ilustrasi untuk

mendapatkan ingatan yang lebih baik.

5) Gunakan warna, karena warna membuat Mind Map lebih

hidup,menambah energi kepada pemikiran kreatif, dan

menyenangkan.

6) Buatlah garis hubung yang melengkung, cabang-cabang yang

melengkung dan organis, seperti cabang-cabang pohon, jauh

lebih menarik dipandang. (Rosyidah, 2015:28-29).

Berikut langkah-langkah pelaksanaan Mind Mapping:

1) Tentukan satu topik/ masalah (utama) tertentu.

2) Selanjutnya, minta siswa munculkan beberapa kata atau gambar

kunci utama yang berhubungan dengan topik yang akan

dipelajari,

3) Kemudian, minta siswa munculkan beberapa kata atau gambar

yang berhubungan dengan kata atau gambar utama,

Page 29: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

12

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

4) Lantas, munculkan beberapa kata atau gambar yang

berhubungan untuk setiap kata atau gambar pada langkah kedua

(no.3)

5) Lakukan, seperti langkah no.4 sampai anda puas atau anda tidak

memiliki asosiasi lagi untuk setiap kata atau gambar.

6) Kemudian siswa mempresentasi hasil kerja dan mungkin siswa

atau kelompok lain mengomentarinyaTerakhir, guru melakukan

klarifikasi kerja-kerja siswa.(Munthe, 2016:85)

Sedangkan menurut sani (2014:241) langkah-langkah pelaksanaan

Mind Mapping:

1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai .

2) Guru mengemukakan konsep/ permasalahan yang akan

ditanggapi oleh siswa dan sebaiknya permasalahan yang

mempunyai alternatif jawaban.

3) Bentuk kelompok yanganggotanya 2-3 orang.

4) Tiap kelompok mengiventarisasi/ mencatat alternatif jawaban

hasil diskusi.

5) Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil

diskusinya dan guru mencatat dipapan tulis dan

mengelompokkan sesuai kebutuhan guru.

6) Peserta didik membuat peta pikiran atau diagram berdasarakan

alternatif jawaban yang telah didiskusikan .

7) Beberapa peserta didik diberi kesempatan untuk menjelaskan ide

pemetaan konsep berpikirnya.

8) Peserta didik diminta membuat kesimpulan dan guru memberi

perbandingan sesuai konsep disediakan.

3. Tujuan Pokok Mind Mapping

1) Mengembangakan kemampuan menggambarkan kesimpulan-

kesimpulan yang masuk akal

Page 30: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

13

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

2) Mengembangkan kemampuan mensinstesis dan mengintegrasikan

informasi atau ide menjadi satu

3) Mengembangkan kemampuan berfikir secara heliostik untuk melihat

keseluruhan dan bagian-bagian

4) Mengembangkan kecakapan, strategi dan kebiasaan belajar

5) Belajar konsep-konsep dan teori-teori mata pelajaran

6) Belajar memahami perspektif dan nilai tentang mata pelajaran

7) Mengembangkan kapasitas untuk memikirkan kemandirian.(Irfan,

2015:31)

4. Kelebihan Model Mind Mapping

Ditinjau dari segi waktu Mind Mapping juga dapat mengefisienkan

penggunaan waktu dalam mempelajari suatu informasi. Hal ini utamanya

disebabkan karena Mind Mapping dapat menyajikan gambaran

menyeluruh atas suatu hal, dalam waktu yang lebih singkat. Dengan kata

lain, Mind Mapping mampu memangkas waktu belajar dengan mengubah

pola pencatatan linear yang memakan waktu menjadi pencatatan yang

efektif yang sekaligus langsung dapat dipahami oleh siswa.

keutamaan metode pencatatan menggunakan Mind Mapping, antara

lain:

1) tema utama terdefenisi secara sangat jelas karena dinyatakan di tengah.

2) level keutamaan informasi teridentifikasi secara lebih baik. Informasi

yang memiliki kadar kepentingan lebih diletakkan dengan tema utama.

3) hubungan masing-masing informasi secara mudah dapat segera

dikenali.

4) lebih mudah dipahami dan diingat.

5) informasi baru setelahnya dapat segera digabungkan tanpa merusak

keseluruhan struktur Mind Mapping, sehingga mempermudah proses

pengingatan.

6) masing-masing Mind Mapping sangat unik, sehingga mempermudah

proses pengingatan.

Page 31: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

14

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

7) mempercepat proses pencatatan karena hanya menggunakan kata kunci.

Mind Mapping bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara

visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat,

dan mengingat kembali informasi yang telah dipelajari. Berikut ini

disajikan perbedaan antara catatan tradisional (catatan biasa) dengan

catatan pemetaan pikiran (Mind Mapping).

Tabel 2.1 Perbedaan Catatan Biasa dan Mind Mapping

Catatan biasa Mind Mapping

Hanya berupa tulisan-tulisan saja Berupa tulisan, symbol dan

gambar

Hanya dalam satu warna Berwarna-warni

Untuk mereview ulang memerlukan

waktu yang lama

Untuk mereview ulang

diperlukan waktu yang

pendek

Waktu yang diperlukan untuk

belajar lebih lama

Waktu yang diperlukan

untuk belajar lebih cepat

dan efektif

Statis Membuat individu menjadi

lebih kreatif.

Dari uraian tersebut, Mind Mapping adalah satu teknik mencatat yang

mengembangkan gaya belajar visual. Mind Mapping memadukan dan

mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang.

Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka akan memudahkan

seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik

secara tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol,

bentuk dan sebagainya memudahkan otak dalam menyerap informasi yang

diterima.Mind Mapping yang dibuat oleh siswa dapat bervariasi pada

setiap materi. Hal ini disebabkan karena berbedanya emosi dan perasaan

yang terdapat dalam diri siswa setiap saat. Suasana menyenangkan yang

diperoleh siswa ketika berada di ruang kelas pada saat proses belajar akan

mempengaruhi penciptaan peta pikiran. Dengan demikian, guru

diharapkan dapat menciptakan suasana yang dapat mendukung kondisi

belajar siswa terutama dalam proses pembuatan Mind Mapping. Proses

belajar yang dialami seseorang sangat bergantung kepada lingkungan

Page 32: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

15

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

tempat belajar. Jika lingkungan belajar dapat memberikan sugesti positif,

maka akan baik dampaknya bagi proses dan hasil belajar, sebaliknya jika

lingkungan tersebutmemberikan sugesti negatif maka akan buruk

dampaknya bagi proses dan hasil belajar.(Rosyidah, 2015:29-31)

5. Manfaat Model Mind Mapping

Ada kbanyak manfaat atau keunggulan yang dapat diraih bila siswa

menggunakan teknik mencatat mind map (peta pikiran) ini dalam kegiatan

pembelajarannya, di antaranya:

1) Mind map meningkatkan kreativitas dan aktivitas individu maupun

kelompok.

2) Bila siswa terbiasa menggunakan teknik mind map (peta pikiran) ini

dalam mencatat informasi pembelajaran yang diterimanya, tentu akan

menjadikan mereka lebih aktif dan kreatif. Penggunaan simbol,

gambar, pemilihan kata kunci tertentu untuk dilukis atau ditulis pada

mind map mereka merangsang pola pikir kreatif.

3) Mind map memudahkan otak memahami dan menyerap informasi

dengan cepat. Catatan yang dibuat dengan teknik mind map dapat

dengan mudah dipahami oleh orang lain, apalagi oleh sang

pembuatnya sendiri. Mind map membuat siswa harus menentukan

hubungan-hubungan apa atau bagaimana yang terdapat antar

komponen-komponen mind map tersebut.Hal ini menjadikan mereka

lebih mudah memahami dan menyerap informasi dengan cepat.

4) Mind map meningkatkan daya ingat. Catatan khas yang dibuat dengan

mind map karena sifatnya spesifik dan bermakna khusus bagi setiap

siswa yang membuatnya (karena melibatkan penggunaan dan

pembentukan makna atar komponen mind map), akan dapat

meningkatkan daya ingat mereka terhadap informasi yang terkandung

di dalam mind map itu.

5) Mind map dapat mengakomodasi berbagai sudut pandang terhadap

suatu informasi. Setiap siswa tentu akan mempunyai beragam sudut

pandang terhadap suatu informasi yang disampaikan oleh guru atau

Page 33: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

16

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

yang mereka terima dari sumber-sumber belajar lainnya. Beragamnya

sudut pandang ini memungkinkan mereka untuk memaknai secara

khas informasi tersebut dan dituangkan secara khas pada mind map

mereka masing-masing.

6) Mind map dapat memusatkan perhatian siswa. Selama proses

pembuatan mind map perhatian siswa akan terpusat untuk memahami

dan memaknai informasi yang diterimanya. Ini akan membuat

kegiatan pembelajaran akan menjadi lebih efektif.

7) Mencatat dengan teknik mind map menyenangkan. Anak mana yang

tak suka pelajaran menggambar sewaktu di sekolah dasar? Bahkan

hingga dewasa orang-orang suka menggambar. Teknik menulis

menggunakan mind map tentu menyenangkan bagi siswa, sejelek

apapun kemampuan mereka menggambar simbol-simbol. Kegiatan

yang menyenangkan selanjutnya akan menimbulkan suasana positif

dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

Mind map mengaktifkan seluruh bagian otak. Selama mencatat

dengan teknik mind map kedua belahan otak akan dimaksimalkan

penggunaannya. Siswa tidak hanya menggunakanbelahan otak kiri terkait

pemikiran logis, tetapi mereka juga dapat menggunakan belahan otak

kanan dengan mencetuskan perasaan dan emosi mereka dalam bentuk

warna dan simbol-simbol tertentu selama membuat mind map

6. Bentuk Dasar Mind Mapping

Adapun bentuk dasar metode mind map adalah:

1) Subjek yang menjadi perhatian utama (tema utama) mengalami

kristalisasi dalam bentuk gambar di tengah mind map

2) Tema utama dari subjek memancar dari gambar di tengah mind map

dalam bentuk cabang-cabang

3) Cabang-cabang dapat berupa gambar atau kata kunci yang dilukis atau

ditulis pada garis yang berhubungan

4) Topik-topik dengan tingkat kepentingan lebih rendah digambar atau

ditulis sebagai cabang-cabang yang lebih kecil

Page 34: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

17

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

5) Cabang-cabang membentuk struktur yang saling berhubungan

7. Kreativitas

Pada dasarnya, setiap orang dilahirkan di dunia dengan memiliki

potensi kreatif. Kreativitas dapat diidentifikasi dan dipupuk melalui

pendidikan yang tepat. Kreativitas merupakan salah satu kebutuhan pokok

manusia, yaitu kebutuhan akan perwujudan diri (aktualisasi diri) dan

merupakan kebutuhan paling tinggi bagi manusia (Munandar, 2012:19).

Kreativitas yang tinggi disertai dengan rasa ingin tahu yang besar dan

haus akan tantangan berpikir membuat seseorang gemar melakukan

eksplorasi sehingga kreativitas, bakat dan kecerdasan dapat berkombinasi

dalam meningkatkan prestasi dan hasil belajar siswa. Munandar (2012:49)

mengemukakan teori yang mendasari proses terbentuknya suatu kreativitas

yaitu teori Wallas tentang tahap-tahap proses kreatif dan teori tentang

belahan otak kiri dan kanan (hemisphere theory). Hemisphere theory

mengatakan bahwa otak manusia itu menurut fungsinya terbagi menjadi

dua belahan, yaitu belahan otak kiri (left hemisphere) dan belahan otak

kanan (right hemisphere) (Danim, 2013:133). Belahan otak kiri mengarah

kepada cara berpikir konvergen (convergent thinking) dan berkaitan

dengan IQ seseorang, sedangkan otak belahan kanan mengarah kepada

cara berpikir divergen atau berpikir menyebar (divergent thinking) yang

berkaitan dengan EQ seseorang. Otak kiri cenderung kepada cara berpikir

secara kritis dan analitis sedangkan otak kanan cenderung kepada cara

berpikir kreatif. Pada proses pengembangan kreativitas seseorang, otak kiri

dan otak kanan bekerja secara bersamaan namun yang lebih mendominasi

adalah kerja belahan otak kanan dengan kata lain kreativitas merupakan

hasil dari proses berpikir kreativitas.

Menurut Agustina (2011:1), pada umumnya anak yang kreatif, dan

kritis dapat memecahkan masalah, karena diawali dari berpikir kritis

terlebih dahulu yang berpikir secara cepat dan rasional kemudian dia

mampu berpikir kreatif dimana berpikir kreatif mampu menghasilkan

sesuatu yang baru dan berbeda namun tetap bisa diterima, dari pemikiran

Page 35: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

18

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

tersebut anak akan dapat memecahkan masalah yang ada. Rochmad

(2013:5) berpendapat bahwa karakter kritis dan karakter kreatif merupakan

salah satu komponen pendidikan karakter yang dapat dibangun melalui

pembelajaran disekolah. Untuk membangun karakter kreatif diperlukan

karakter kritis. Sebaliknya siswa yang berkarakter kreatif dia berkarakter

kritis. Karakter kritis dan karakter kreatif seperti dua sisi mata uang logam

yang terkait erat anatar satu dengan lainnya. Seluruh manusia adalah

pemikir kritis dan kreatif, hasil pemikiran kritis dan kreatif itulah yang

disebut kreativitas.

Menurut Munandar (2012:25), kreativitas adalah kemampuan untuk

membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur

yang ada. Hasil yang diciptakan tidak selalu hal-hal yang baru, tetapi juga

dapat berupa gabungan (kombinasi) dari hal-hal yang sudah ada

sebelumnya. Hal tersebut selaras dengan semiawan, dkk (dalam Hartanto,

2011:24) yang menyatakan bahwa kreatif adalah kemampuan untuk

menciptakan sesuatu yang baru (produk) atau membuat kombinasi baru

berdasarkan fakta, data, informasi yang ada. Kreativitas merupakan

kecenderungan-kecenderungan manusia untuk mengaktualisasikan dirinya

sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

Dari beberapa pengertian mengenai definisi kreativitas menurut para

ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah

kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru berdasarkan

fakta, berupa gagasan, ide maupun karya nyata, baik karya baru ataupun

kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada dan semuanya itu berbeda

dengan yang telah ada sebelumnya.

Menurut Downing (dalam Sani, 2014:13) kreativitas merupakan

proses untuk menghasilkan suatu yang baru dari elemen yang ada dengan

menyusun kembali elemen tersebut. kreativitas terkait dengan tiga

komponen utama yakni: keterampilan berpikir kreatif, keahlian

(pengetahuan teknis, procedural, intelektual) dan motivasi.

Page 36: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

19

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Gambar 2.1. Komponen Penyusun Kreativitas

Menurut Munandar (2012:59) kreativitas merupakan suatu konstruk

yang multidimensional, terdiri dari berbagai dimensi yaitu dimensi

kognitif (berpikir kreatif), dimensi afektif (sikap dan kepribadian) dan

dimensi psikomotor (keterampilan kreatif). Masing-masing dimensi

meliputi berbagai kategori, seperti dimensi kognitif dari kreativitas yaitu

berpikir divergen yang mencakup antara lain, kelancaran, keluwesan,

orisinal dalam berpikir, kemampuan untuk berpikir mendetail.

Gambar 2.2. Dimensi Penyusun Kreativitas

Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa kreativitas merupakan

hasil dari proses yang terjadi pada sistem kognisi individu yaitu berpikir

Keterampilan

berpikir kreatif

Kreativitas Motivasi Keahlian

Dimensi Kognitif

(Berpikir Kreatif)

Dimensi Afektif

(Sikap dan

Kepribadian)

Kreativitas Dimensi

Psikomotor

(Keterampilan

kreatif)

Page 37: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

20

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

kreatif, tampak pada sikap yang ditunjukkannya melalui tindakan dan

mencirikan kepribadian individu tersebut. jadi jelaslah bahwa kemampuan

berpikir kreatif (kognitif) dan keterampilan berpikir kreatif (afektif dan

psikomotorik) merupakan bagian dalam pengembangan kreativitas.

Dengan kata lain cakupan kreativitas lebih luas dibandingkan dengan

kemampuan berpikir kreatif dan keterampilan berpikir kreatif.

8. Ciri-ciri Kreativitas

Kreativitas adalah faktor penunjang yang penting dimiliki siswa dalam

pemecahan masalahnya. Anak atau siswa yang kreatif menjadi dambaan

orang tua dan guru karena kreativitas merupakan tanda bahwa seseorang

tersebut memiliki potensi yang dapat digunakan untuk mencapai suatu

prestasi.

Dalam studi-studi faktor analisis seputar ciri-ciri utama dari

kreativitas, Guilford (1959) membedakan antara aptitude dan non-aptitude

traits yang berhubungan dengan kreativitas. Ciri-ciri aptitude dari

kreativitas (berpikir kreatif) meliputi kelancaran, kelenturan (fleksibilitas),

orisinalitas, elaborasi yang dipoerasionalisasikan dalam bentuk berpikir

divergen. Namun produktivitas kreatif tidak sama dengan produktivitas

divergen. Sejauh mana seseorang mampu menghasilkan prestasi kreatif

ikut ditentukan oleh ciri-ciri non-aptitude atau afektif (Munandar,

2012:11).

Menurut Davis (2012:259) ciri-ciri aptitude meliputi kelancaran,

fleksibilitas, keaslian, dan elaborasi sedangkan ciri-ciri non-aptitude

meliputi rasa ingin tahu, bersikap imajinatif, merasa tertantang oleh

kemajemukan, sikap berani mengambil resiko. Berikut ciri-ciri aptitude

dan non-aptitude serta penjelasannya.

1. Ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif (aptitude)

a. Kelancaran adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak

gagasan, ide, jawaban, penyelesaian masalah, atau pertanyaan,

memberikan saran dan selalu memikirkan lebih dari satu

kemungkinan penyelesaian.

Page 38: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

21

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

b. Fleksibilitas adalah kemampuan untuk mengghasilkan gagasan

yang bervariasi, mampu melihat masalah dari perspektif berbeda

dan mampu mengubah pola pikir.

c. Keaslian atau orisinalitas adalah mampu melahirkan gagasan baru

dan unik, mampu membuat kombinasi yang tidak lazim dari

bagian-bagian, mampu mampu memikirkan cara yang tidak lazim

untuk mengungkapkan diri.

d. Elaborasi adalah kemampuan untuk mengembangkan,

memperbaiki, memperhalus, menyempurnakan, menerapkan ide

sehingga menjadi lebih baik dan menarik dibandingkan

sebelumnya.

2. Ciri-ciri afektif (non-aptitude)

a. Rasa ingin tahu yaitu selalu terdorong untuk mengetahui lebih

banyak, mengajukan banyak pertanyaan, selalu memperhatikan

orang, objek, dan situasi serta peka dalam pengamatan dan ingin

mengetahui/meneliti.

b. Imajinatif yaitu mampu membayangkan bahkan memperagakan

hal-hal yang tidak atau belum pernah terjadi akan tetapi

mengetahui perbedaan antara imajinasi dan kenyataan.

c. Merasa tertantang yaitu mencari banyak kemungkinan, merasa

terdorong untuk mengatasi masalah yang sulit, dan lebih tertarik

pada tugas-tugas yang sulit.

d. Sikap berani mengambil resiko yaitu tidak takut gagal atau

mendapat kritikan dan berani memberikan jawaban meskipun

belum tentu benar dan teguh dalam mempertahankan pendapat.

Menurut Uno (2011:252) adapun karakteristik individu kreatif yang

dapat dijadikan indikator dalam pengembangan kreativitas antara lain

memiliki rasa ingin tahu yang besar, sering mengajukan pertanyaan yang

berbobot, memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah,

mampu menyatakan pendapat secara spontan dan tidak malu-malu,

mempunyai atau menghargai rasa keindahan, mempunyai pendapat sendiri

Page 39: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

22

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

dan dapat mengungkapkannya, tidak mudah terpengaruh orang lain,

memiliki rasa humor yang tinggi, mempunyai daya imajinasi yang kuat,

mampu mengajukan pemikiran, gagasan pemecahan masalah yang berbeda

dari orang lain (orisinil), dapat bekerja sendiri, senang mencoba hal-hal

baru, serta mampu mengembangkan atau merinci suatu gagasan

(kemampuan elaborasi).

Selaras dengan pendapat Uno mengenai ciri-ciri kreativitas, berikut

pendapat beberapa ahli mengenai karakteristik kreativitas:

Tabel 2.2 Karakteristik Kreativitas

Menurut Utami

Munandar (1992)

Menurut Clark (1988) Menurut Pierre (1976)

dan Torrance (1981)

Senang mencari

pengalaman baru

Memiliki keasyikan dalam

mengerjakan

tugas-tugas yang

sulit

Memiliki inisiatif

Memiliki

ketekunan yang

tinggi

Cenderung kritis terhadap orang

lain

Berani menyatakan

pendapat dan

keyakinannya

Selalu ingin tahu

Peka atau perasa

Energik dan ulet

Menyukai tugas-tugas majemuk

Percaya kepada

diri sendiri

Mempunyai rasa humor

Memiliki rasa keindahan

Berwawasan masa

Memiliki

kedisiplinan diri

yang tinggi

Memiliki

kemandirian yang

tinggi

Cenderung sering

menentang otoritas

Memiliki rasa

humor

Mampu menentang

tekanan kelompok

Lebih mampu

meneyesuaikan diri

Senang

berpetualang

Toleran terhadap

ambiguitas

Kurang toleran

terhadap hal-hal

yang membosankan

Menyukai hal-hal

yang kompleks

Memiliki

kemampuan

berpikir divergen

yang tinggi

Memiliki memori

dan atensi yang

baik

Memilki wawasan

Memiliki dorongan

atau kemauan yang

tinggi

Memilki keterlibatan yang

tinggi

Memiliki ketekunan yang tinggi

Cenderung tidak

puas terhadap

kemampuan

Memilki kemandirian yang

tinggi

Bebas dalam mengambil

keputusan

Menerima diri sendiri

Senang humor

Memiliki intuisi yang tinggi

Cenderung tertarik pada hal-hal yang

kompleks

Toleran terhadap

ambiguitas

Bersifat sensitive

Memilki rasa ingin tahu yang besar

Page 40: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

23

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

depan dan penuh

imajinasi

yang luas

Mampu berpikir

periodic

Memerlukan situasi

yang mendukung

Sensitif terhadap

lingkungan

Tekun dan tidak

mudah bosan

Percaya diri dan mandiri

Merasa tertantang oleh kemajuan atau

kompleksitas

Berani mengambil

resiko

Berpikir divergen

(Danim, 2013:136)

Dari berbagai pendapat yang telah dikemukakan diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa kreativitas dapat terwujud dengan kemampuan

berpikir kreatif (apititude) dan sikap kreatif (non-aptitude) meliputi

kelancaran, fleksibilitas, orisinalitas, elaborasi, rasa ingin tahu, merasa

tertantang, imajinatif, dan berani mengambil resiko yang dapat dijabarkan

sebagai berikut:

Tabel 2.3 Aspek Kreativitas dan Indikatornya

Aspek Kreativitas Indikator

1. Keterampilan Berpikir Lancar Mencetuskan banyak gagasan,

jawaban, saran dalam penyelesaian

masalah

Bekerja lebih cepat dan melakukan

lebih banyak dari yang lain

Menghasilkan gagasan yang

bervariasi

2. Keterampilan berpikir luwes

(Fleksibilitas)

Dapat melihat masalah dari berbagai

sudut pandang yang berbeda

Dapat menerapkan konsep, sifat,

atau aturan dalam contoh pemecahan

masalah

3. Keterampilan berpikir orisinil

(orisinalitas)

Mencetuskan masalah, gagasan atau

hal-hal yang tidak terpikirkan orang

lain

Menciptakan ide-ide atau hasil karya

yang berbeda dan betul-betul baru

4. Keterampilan berpikir detail

(elaborasi)

Mengembangkan atau memperkaya

gagasan orang lain

Membuat laporan dengan detail dan

berbeda

5. Rasa ingin tahu Keinginan untuk mencari tahu,

Page 41: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

24

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

mendalami pengetahuan lebih dalam

Mempertanyakan segala sesuatu

6. Bersikap merasa tertantang Melibatkan diri dalam tugas yang

diberikan

9. Tahapan Pengembangan Kreativitas

Salah satu tugas guru adalah membantu atau memfasilitasi

perkembangan siswanya. Pengembangan potensi siswa bersifat kontinu

dan terdiri dari tahapan-tahapan tertentu. Wallas (dalam Danim, 2013:137)

mengemukakan empat tahapan proses kreatif, yaitu persiapan, inkubasi,

iluminasi, dan verifikasi. Selaras dengan Wallas, Walgito (2010: 208)

mengemukakan bahwa dalam berpikir kreatif ada beberapa tingkatan atau

stages sampai seseorang memperoleh sesuatu hal yang baru atau

pemecahan masalah. Tingkatan-tingkatan itu adalah:

1. Persiapan (preparation), yaitu tingkatan seseorang memformulasikan

masalah, dan mengumpulkan fakta-fakta atau materi yang dipandang

berguna dalam memperoleh pemecahan yang baru. Ada kemungkinan

apa yang dipikirkan itu tidak segera memperoleh pemecahannya, tetapi

soal itu tidak hilang begitu saja, tetapi masih terus berlangsung dalam

diri individu yang bersangkutan. Hal ini menyangkut fase atau

tingkatan kedua yaitu inkubasi.

2. Tingkat inkubasi, yaitu berlangsungnya masalah terebut dalam jiwa

seseorang, karena individu tidak segera memperoleh pemecahan

masalah.

3. Tingkat pemecahan atau iluminasi, yaitu tingkat mendapatkan

pemecahan masalah.

4. Tingkat evaluasi, yaitu mengecek apakah pemecahan yang diperoleh

pada tingkat iluminasi itu cocok atau tidak. Apabila tidak cocok lalu

meningkat pada tingkat berikutnya yaitu

5. Tingkat revisi, yaitu mengadakan revisi terhadap pemecahan masalah

yang diperolehnya.

Page 42: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

25

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Sedangkan menurut Hernacki dan Deporter (2010:301) proses kreatif

mengalir melalui lima tahap:

1. Persiapan . Mendefinisikan masalah, tujuan, atau tantangan.

2. Inkubasi . Mencerna fakta-fakta dan mengolahnya dalam pikiran.

3. Iluminasi . Mendesak ke permukaan, gagasan-gagasan bermunculan.

4. Verifikasi . Memastikan apakah solusi itu benar-benar memecahkan

masalah.

5. Aplikasi . Mengambil langkah-langkah untuk menindaklanjuti solusi

tersebut.

Berbeda dengan pendapat sebelumnya, menurut Danim (2013:137)

terdapat 6 tahapan dalam pengembangan kreativitas, diantaranya:

1. Penyadaran (consciousness) akan imajinasi.

Siswa yang kreatif memiliki banyak imajinasi. Seringkali imajinasi

berlalu begitu saja tanpa adanya kesadaran atasnya. Dengan demikian,

ide-ide kreatif yang terlontar sebagai imajinasi perlu diinternalisasi

sedemikian rupa sehingga dapat diwujudkan menjadi realitas. Inilah

yang disebut penyadaran dan kesadaran untuk bertindak kreatif.

2. Persiapan (preparation)

Pada tahapan ini siswa berusaha mengumpulkan informasi atau data

untuk memcahkan masalah yang dihadapi sehingga menjadi tindakan

kreatif. Dengan bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimliki,

siswa berusaha menjajaki berbagai kemungkinan jalan yang dapat

ditempuh untuk memecahkan masalah.

3. Inkubasi (incubation)

Pada tahap ini siswa seolah-seolah melepaskan diri untuk sementara

waktu dari masalah yang dihadapinya, dalam artian tidak

memikirkannya secara sadar melainkan “menghadapinya” dalam alam

prasadar.

4. Iluminasi (illumination)

Page 43: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

26

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Pada tahap ini siswa mulai membangun proses psikologis untuk

mempersiapkan diri bagi transformasi tindakan kreatif atas gagasan

baru yang dimilikinya.

5. Verifikasi (verification)

Pada tahap ini, gagasan baru yang muncul dievaluasi secara kritis dan

konvergen serta menghadapkannya ke realitas yang ada.

6. Tindakan Kreatif (creative action)

Pada tahap yang terakhir ini, siswa melakukan tindakan nyata atas ide-

ide kreatif atau imajinasinya, sehingga terwujud menjadi kenyataan

yang dikehendaki.

Stenberg (dalam Josef dan Eva, 2014:57) mengemukakan 12 proses

dasar yang dapat meningkatkan kreativitas:

1. Kemampuan untuk menjelaskan permasalahan secara berbeda

2. Menganalisis ide yang dimiliki

3. Mempresentasikan ide yang dimiliki

4. Memahami pengetahuan sesuai dengan konteks

5. Dapat menyelesaikan rintangan yang dihadapi

6. Dapat menghadapi resiko yang akan diterima

7. Memilki hasrat untuk menjadi lebih baik

8. Memiliki kepercayaan diri

9. Dapat mentoleransi ambiguitas

10. Dapat menentukan minat sendiri

11. Dapat menentukan sendiri waktu yang tepat memulai sesuatu yang baru

12. Dapat mentoleransi kesalahan

10. Faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Kreativitas

Faktor-faktor yang mendorong terwujudnya kreativitas individu

diantaranya:

a. Dorongan diri dalam diri sendiri (motivasi instrinsik)

Menurut Munandar (2012:76) setiap individu memiliki kecenderungan

atau doronngan dari dalam dirinya untuk berkreativitas, mewujudkan

potensi, mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitas yang

Page 44: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

27

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

dimilikinya. Dorongan ini merupakan motivasi primer untuk

kreativitas ketika individu membentuk hubungan-hubungan baru

dengan lingkungannya dalam upaya menjadi dirinya sepenuhnya.

Individu harus memiliki motivasi instrinsik untuk melakukan sesuatu

atas keinginan dari dirinya sendiri selain didukung oleh perhatian,

dorongan, dan pelatihan dari lingkungan.

Kondisi internal (internal press) yang dapat mendorong seseorang

untuk berkreasi diantaranya:

1) Keterbukaan terhadap pengalaman. Keterbukaan terhadap

pengalaman adalah kemampuan menerima segala sumber

informasi dari pengalaman hidupnya sendiri dengan menerima apa

adanya, tanpa ada usaha defense, tanpa kekakuan terhadap

pengalaman-pengalaman tersebut dan keterbukaan terhadap

konsep secara utuh, kepercayaan, persepsi dan hipotesis. Dengan

demikian individu kreatif adalah individu yang mampu menerima

perbedaan.

2) Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi

seseorang (internal locus of evaluation). Pada dasarnya penilaian

terhadap produk ciptaan seseorang terutama ditentukan oleh diri

sendiri, bukan karena kritik dan pujian dari orang lain. Walaupun

demikian individu tidak tertutup dari kemungkinan masukan dan

kritikan dari orang lain.

3) Kemampuan untuk bereksperimen dengan konsep-konsep.

Merupakan kemampuan untuk memebentuk kombinasi dari hal-

hal yang sudah ada sebelumnya.

b. Dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik)

Lingkungan yang dapat mempengaruhi kreativitas individu dapat

berupa lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Lingkungan

keluarga merupakan kekuatan yang penting dan merupakan

sumber pertama dan utama dalam pengembangan kreativitas

individu. Pada lingkungan sekolah, pendidikan disetiap jenjangnya

Page 45: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

28

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

mulai dari pra-sekolah hingga ke perguruan tinggi dapat berperan

dalam menumbuhkan dan meningkatkan kreativitas individu. Pada

lingkungan masyarakat, kebudayaan-kebudayaan yang

berkembang dalam masyarakat juga turut mempengaruhi

kreativitas individu.

11. Manfaat Pengembangan Kreativitas

Beberapa manfaat kreativitas diantaranya, dengan kemampuan

seseorang berpikir secara kreatif, seorang siswa mampu meraih prestasi

yang jauh diatas prestasi rata-rata kebanyakan siswa. Mengembangkan

kreativitas sangatlah penting dalam pembelajaran. Seperti yang

dikemukakan Munandar (2012:31) yaitu:

1. Kreativitas merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi

sepenuhnya dalam perwujudan dirinya

2. Kreativitas sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam

kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah

3. Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat, tetapi juga

memberikan kepuasan kepada individu

B. Studi Relevan

Penelitian yang relevan dan telah dilakukan oleh peneliti terdahulu yang

ada kaitaannya dengan metode metode pembelajran Mind Mapping yaitu

sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Rizki Dwi Siswanto (2018) tentang

“Pengaruh pembelajaran dengan menggunakan mind map terhadap

kemampuan berpikir kreatif matematis siswa” diperoleh kesimpulan

terdapat pengaruh pembelajaran dengan menggunakan mind map

memberikan pengaruh yang baik terhadap kemampuan berpikir kreatif

matematik siswa pada pokok bahasan aljabar. Hal ini juga terlihat dari

rata-rata hasil belajar dengan menggunakan mind map memberikan

pengaruh yang baik terhadap kemampuan berpikir kreatif matematik

Page 46: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

29

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

siswa lebih baik daripada rata-rata siswa yang belajar tanpa

meggunakan mind map.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Maisarah (2020) tentang “Penerapan

model Mind Mapping untuk meningkatkan kreativitas siswa pada

pembelajaran tematik kelas IV MIN 7 PIDIE JAYA” diperoleh

kesimpulan bahwa kreativitas siswa mengalami peningkatan pada

setiap siklusnya. Kreativitas siswa pada siklus I mencapai 60% berada

pada kategori cukup. Kreativitas siswa pada siklus II mencapai 72%

masih berada pada kategori cukup, namun pada siklus III mencapai

88% berada pada kategori kreatif. Peningkatan kreativitas siswa

disebabkan karena guru menerapkan model Mind Mapping.

Kreativitas siswa juga meningkat karena siswa sudah sering berlatih

membuat Mind Mapping dari siklus sebelumnya. Siswa membuat

Mind Mapping yang dilengkapi dengan garis, simbol, dan warna yang

menarik sehingga pembelajaran dengan model Mind Mapping

menjadikan lebih aktif, kreatif dan menyenangkan.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Cut Ferras Dwi Ratika (2019) tentang

“Pengaruh model pembelajaran Cooperative Tipe Mind Mapping

terhadap kreativitas dan hasil belajar siswa di SMA Negeri 2 Banda

Aceh”. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Cut Ferras

Dwi Ratika menggunakan jenis penelitian quasi eksperimen. Hasil

penelitian yang diperoleh peneliti yaitu terdapat pengaruh

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran mind

mapping terhadap kreativitas dan hasil belajar siswa.

Page 47: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

30

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Tabel. 2.4 Perbedaan dan persamaan Studi Relevan Yang Peneliti ambil

N

o

Nama

peneliti,

judul,

penerbit, dan

tahun

Persamaan Perbedaan Penelitian yang

akan

dilakukan

1

.

Rizki Dwi

Siswanto

“Pengaruh

pembelajaran

dengan

menggunakan

mind map

terhadap

kemampuan

berpikir kreatif

matematis

siswa”.

Skripsi.

Universitas

Pendidikan

Indonesia

Bandung. 2018

Sama-sama

menggunakan

model

pembelajaran

mind map

Penelitian ini

bertujuan untuk

menelaah dan

mendeskripsikan

kemampuan

berpikir kreatif

matematika siswa

pada pokok

bahasan aljabar

Penelitian

yang akan

penulis teliti

yakni tentang

seberapa

besar

pengaruh

model Mind

mapping

terhadap

kreativitas

belajar siswa

2

.

Maisarah

“Penerapan

model Mind

Mapping untuk

meningkatkan

kreativitas siswa

pada

pembelajaran

tematik kelas IV

MIN 7 PIDIE

JAYA”. Skripsi.

Univeristas Islam

Negeri Ar-Raniry

Fakultas

Tarbiyah dan

Keguruan

Darussalam,

Banda Aceh.2020

Sama-sama

menggunak

an model

pembelajara

n mind map

Jenis penelitian

ini adalah

penelitian

tindakan kelas.

Penelitian ini

bertujuan untuk

meningkatkan

kreativitas siswa

dalam

pembelajaran

tematik

Jenis penelitian

ini adalah

penelitian

eksperimen

dengan melihat

seberapa besar

pengaruh model

pembelajaran

Mind Mapping

terhadap

kreativitas siswa

Page 48: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

31

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

3

Cut Ferras

Dwi Kartika

“Pengaruh

Model

Pembelajaran

Cooperatif

Tipe Mind

Mapping

Terhadap

Kreativitas dan

Hasil Belajar

Siswa Di SMA

Negeri 2

Banda Aceh”

Sama-sama

menggunak

an model

pembelajara

n mind

mapping

Jenis penelitian

ini adalah quasi

eksperimen

C. Kerangka Berfikir

Pelajaran biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami

alam semesta secara sistematis, dalam pembelajaran biologi siswa tidak

hanya diharapkan mampu menguasai fakta-fakta, konsep-konsep maupun

prinsip-prinsip saja melainkan merupakan suatu proses penemuan, sehingga

dalam mengembangkan pembelajaran Biologi dikelas hendaknya ada

keterlibatan aktif siswa dalam pembelajaran untuk menemukan sendiri

pengetahuan melalui interaksinya dalam lingkungan.

Pembelajaran yang kreatif adalah salah satu strategi pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa tentang sesuatu

dengan cara baru dan tak biasa, serta menghasilkan solusi unik atas suatu

problem, dan merupakan aktivitas berpikir kognitif siswa yang penerapannya

ditandai dengan adanya peningkatan dalam kemampuan berpikir.

Demikian diduga bahwa hasil pembelajaran dengan metode Mind

Mapping akan membuat siswa menjadi lebih kreatif maka memiliki pengaruh

terhadap kreativitas belajar siswa. Untuk lebih jelasnya digambarkan pada

kerangka berikut:

Page 49: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

32

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Gambar 2.3 Kerangka pemikiran penelitian

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berpikir, maka hipotesis

penelitian yang diajukan sebagai berikut:

H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan setelah pemberian model Mind

Mapping terhadap kreativitas siswa kelas XI Madrasah Aliyah Swasta

As‟ad Kota Jambi.

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan setelah pemberian model Mind

Mapping terhadap kreativitas siswa kelas XI Madrasah Aliyah Swasta

As‟ad Kota Jambi.

Mengamati lembar observasi sebelum

melakukan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran tipe

Mind Mapping

Proses pembelajaran menggunakan model

pembelajaran tipe Mind Mapping

Analisis

Kesimpulan

Mengamati lembar observasi setelah

melakukan pembelajaran menggunakan

model pembelajaran tipe Mind Mapping

Page 50: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

33 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian akan dilakukan dikelas XI di Madrasah Aliyah Swasta

As‟ad Kota Jambi. Dipilihnya sekolah tersebut dengan

mempertimbangkan waktu, tenaga dan biaya. Sekolah tersebut berlokasi

di jalan Said Baragbah Danau Teluk Kota Jambi.

2. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran

2020/2021.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, karena

data-data penelitian berupa angka dan analisis berupa statistik (Sugiyono,

2014, hlm.13). Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen

untuk mencari pengaruh perlakuan, sebagaimana yang dijelaskan oleh

Sugiyono (2014: 72) penelitian eksperimen ialah penelitian yang digunakan

untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi

yang terkendali.

Metode penelitian yang digunakan dalam peneliti ini adalah metode Pre-

Experimental Designs. Desain penelitian yang digunakan adalah One-Group

Pretest-Postest Design (Sugiyono, 2016 hlm.75). Pada desain ini

mengunakan satu kelas yang digunakan untuk penelitian, pada desain ini

pretest (mengisi lembar observasi) selanjutnya diberi perlakuan yaitu dengan

menerapkan model mind mapping selanjutnya postest (mengisi lembar

observasi). Desain ini dapat digambarkan seperti berikut :

Gambar 3.1 Pretest-Postest Design

O1 X O2

Page 51: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

34

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Keterangan :

O1 : Hasil Lembar observasi (sebelum diberi perlakuan menggunakan

model pembelajaran Mind Mapping)

O2 : Hasil Lembar observasi (setelah dibei perlakuan menggunakan

model pembelajaran Mind Mapping)

Pengaruh model pembelajaran tipe Mind Mapping = (O1−O2)

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2016, hlm.117). Populasi dapat diartikan sebagai suatu kesatuan elemen

yang mempunyai karakteristik tertentu yang akan menjadi target penelitian

untuk dipelajari sehingga dapat diketahui kesimpulan penelitiannya.

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI

Madrasah Aliyah Swasta As‟ad Kota Jambi. Dengan jumlah siswa 50

orang, yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 30 siswa perempuan. Data

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1: Data Siswa Kelas XI Madrasah Aliyah Swasta As’ad Kota

Jambi

NO Kelas Jumlah siswa

1 XI IPA A 20

2 XI IPA B 30

Jumlah Seluruh Siswa Kelas XI IPA 50

2. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan

dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang

Page 52: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

35

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu,

kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi (Sugiyono, 2019,

hlm.127). Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan

setelah melakukan uji normalitas dan homogenitas, hasilnya diperoleh

kelas XI IPA A dan XI IPA B yang normal dan homogen. Untuk

menentukan sampel maka dilakukan teknik cluster random sampling.

Sehingga diperoleh kelas XI IPA A sebagai sampel pada penelitian ini.

3. Variabel-Variabel dan Perlakuan Penelitian

“Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja,

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”(Sugiyono,

2013:61).

1. Variabel bebas (X)

“Variabel bebas (variabel independen) merupakan variabel yang

mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen (terikat)”(Sugiyono,2016:61). Menurut Djunaidi

Ghony (1998:56) variabel independen diartikan variabel yang

dipergunakan oleh orang yang melakukan eksperimen. Pada penelitian

ini, yang bertindak sebagai variabel bebas yakni model pembelajaran

tipe Mind Mapping yang merupakan tolak ukur terhadap variabel

terikat yang diberikan perlakuan.

2. Variabel terikat (Y)

“variabel terikat (variabel dependen) merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel

bebas”(Sugiyono,2016:61). Pada penelitian ini, yang bertindak

sebagai variabel terikat yakni kemampuan berpikir kreatif siswa yang

merupakan hasil belajar yang dicapai siswa setelah diberikan

perlakuan terhadap materi Sistem Pencernaan yang ada pada mata

pelajaran biologi.

Page 53: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

36

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Jika variabel bebas (X) memiliki hubungan dengan variabel terikat

(Y), maka nilai-nilai variabel X yang sudah diketahui dapat digunakan

untuk menaksir atau memperkirakan nilai-nilai Y (Hasan,2008:227).

4. Definisi Varibael Penelitian

1. Model Pembelajaran Tipe Mind Mapping (X)

a. Definisi Konseptual

Pada dasarnya mind map merupakan suatu teknik visualisasi

pengetahuan secara grafis untuk mengoptimalkan eksplorasi seluruh area

kemampuan otak. Otak menyimpan informasi dengan pola dan asosiasi

seperti pohon dengan cabang dan rantingnya. Otak tidak menyimpan

informasi menurut kata demi kata atau kolom demi kolom dalam kalimat

baris yang rapi seperti yang kita keluarkan dalam berbahasa. Untuk

mengingat kembali dengan cepat apa yang telah kita pelajari sebaiknya

meniru cara kerja otak dalam bentuk peta pikiran.

Penerapan model pembelajaran tipe Mind Mapping dalam proses

pembelajaran kemungkinan membuat siswa cenderung aktif dalam

mengikuti proses pembelajaran, banyak memperoleh kesempatan untuk

bertanya dan mengembangkan ide-idenya dalam menyelesaikan tugas dan

latihan yang diberikan guru.

b. Definisi Operasional

Model pembelajaran tipe Mind Mapping adalah suatu model

pembelajaran yang berawal dari konsep belajar. Sintaknya adalah:

informasi kompetensi, sajian permasalahan terbuka, siswa berkelompok

untuk menanggapi dan membuat berbagai alternativ jawaban dalam bentuk

Mind Mapping, persentasi hasil diskusi kelompok, siswa membuat

kesimpulan dari hasil setiap kelompok, evaluasi dan refleksi. Adapun

peralatan yang dibutuhkan untuk membuat Mind Mapping yaitu: pensil,

pena, penghapus, penggaris, spidol warna/cat air, kertas HVS putih, dan

kertas HVS warna.

Penelitian yang akan dilaksanakan di MAS As‟ad Kota Jambi selama

lebih kurang 6 kali pertemuan. Pada pertemuan pertama guru akan

menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan manfaatnya

Page 54: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

37

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

dalam kehidupan sehari-hari. Guru juga menyampaikan mengenai materi

yang akan dipelajari. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan

mulai mengenalkan siswa untuk membuat peta konsep. Pada pertemuan

kedua, siswa sudah duduk dalam kelompoknya dan guru menugaskan

siswa untuk membuat peta konsep dengan warna seadanya. Pada

pertemuan ketiga, guru mulai mengenalkan Mind Mapping kepada siswa

dengan membawa contoh Mind Mapping. Guru juga mengajarkan siswa

cara membuat Mind Mapping. Diakhir pembelajaran guru menyuruh siswa

untuk membaca materi selanjutnya dirumah. Pada pertemuan keempat,

setelah guru menyuruh siswa untuk membaca materi selanjutnya dirumah.

Guru juga memberi waktu10 menit untuk membaca kembali. Dan guru

memberikan waktu 30 menit kepada siswa untuk berdiskusi secara

kelompok dan mulai membuat Mind Mapping. Pada pertemuan kelima,

siswa masih melanjutkan membuat Mind Mapping untuk materi

selanjutnya dengan dasar siswa sudah membaca materi yang akan dibuat

Mind Mapping. Pada pertemuan keenam, setelah berdiskusi dan membuat

Mind Mapping siswa mempresentasikan hasil Mind Mapping nya didepan

kelas, dan mengizinkan kelompok lain untuk mengemukan pendapatnya.

Guru menilai hasil kerja siswa dan menyimpulkan pembelajaran.

2. Kreativitas (Y)

a. Definisi Konseptual

Kreativitas atau kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan siswa

dalam memahami masalah-masalah dan menemukan penyelesaian dengan

model atau melalui metode yang bervariasi (divergen). Kemampuan

berpikir kreatif adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu

yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, dalam bentuk ciri-

ciri aptitude maupun non aptitude, dalam karya baru maupun kombinasi

dengan hal-hal yang sudah ada, dan semuanya realtif berbeda dengan yang

sudah ada sebelumnya.

b. Definisi Operasional

Kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan siswa dalam

memahami masalah-masalah dan menemukan penyelesaian. Kemampuan

berpikir kreatif dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam

Page 55: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

38

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

pengkajian materi dan mengkonstruksi konsep-konsep dengan kemampuan

sendiri dalam materi Sistem Pencernaan di bidang studi Biologi. Adapun

indikator kreativitas siswa yang harus dicapai dalam penelitian ini, dari

Apititude terdapat beberapa indikator yaitu: kemampuan berpikir lancar,

keterampilan berpikir luwes, kemampuan berpikir orisinil, keterampilan

berpikir detail (elaborasi). Sedangkan dari non apititude terdapat beberapa

indikator yaitu: rasa ingin tahu, dan bersikap merasa tertantang.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk

mengukur variabel dalam penelitian (Sugiyono, 20017, hlm.133). Pada

dasarnya instrumen dapat diartikan sebagai alat. Instrumen penelitian

dalam hal ini yang dimaksudkan adalah unsur yang mempunyai peranan

penting dalam sebuah penelitian karena dikatakan bahwa instrumen

penelitian harus relevan dengan masalah aspek yag diteliti atau agar

datanya lebih akurat. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah instrument non tes yaitu dengan menggunkan lembar observasi

kreativitas siswa. Adapun instrumen yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek

penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Apabila objek

penelitian bersifat perilaku dan tindakan manusia, fenomena alam

(kejadian-kejadian yang ada di alam sekitar), proses kerja dan penggunaan

responden kecil. Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu

proses yang tersusun dari berbagai prose biologis dan psikologis. Dua

diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.

Observasi sebagai metode non tes adalah suatu cara yang ditempuh untuk

mengevaluasi tingkah laku peserta didik dengan jalan mengadakan

pengamatan langsung.

2. Lembar Observasi

Page 56: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

39

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Instrument yang akan digunakan adalah lembar observasi kreativitas

siswa diukur dengan menggunakan rubrik. Rubrik merupakan panduan

penilaian dalam suatu pekerjaan siswa yang menggambarkan atau memuat

berbagai kriteria-kriteria yang diinginkan guru dengan tujuan untuk dapat

menilai hasil pekerjaan siswa yang sesuai dengan kriteria yang telah

ditentukan. Rubrik dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur

kemampuan kreativitas siswa sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah

ditentukan dan diinginkan peneliti.

Analisis lembar observasi kreativitas dilakukan dengan perhitungan

skor dimana lembar observasi berisi 14 pernyataan dengan skor minimal

14 dan maksimal 56. Data kreativitas siswa dianalisis dengan

menjumlahkan skor dari masing-masing item pernyataan. Interpretasi skor

tersebut adalah sebagai berikut:

Skor minimum : 1 X 14 = 14

Skor maksimum : 4 X 14 = 56

Kategori kriteria : 4

Rentang nilai : 56 – 14 = 10,5

4

Tabel 3.2 Kategori Kreativitas Siswa

Skor Kategori Kreativitas Siswa

46 – 56 Sangat baik

35 – 45 Baik

25 – 34 Cukup baik

14 – 24 Kurang baik

3. Kisi-Kisi Instrumen

Kisi-kisi kemampuan berpikir kreatif siswa merupakan pedoman

peneliti dalam membuat butir-butir pernyataan yang akan diberikan pada

subjek penelitian. Adapun kisi-kisi kemampuan berpikir kreatif pada

bidang studi Biologi dalam pokok bahasan Sistem Pencernaan dapat

dilihat pada tabel:

Page 57: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

40

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Tabel 3.3Kisi-kisi instrument Lembar Observasi Kreativitas Belajar Siswa

Aspek Kreativitas Indikator Nomor

Item

Apititude

1. Kemampuan

Berpikir

Lancar

Mencetuskan banyak gagasan

dalam penyelesaian masalah

1

Mencetuskan beberapa jawaban 2

Mengemukakan saran dalam

penyelesaian masalah

3

Bekerja lebih cepat dari dari

yang lain

4

Melakukan lebih banyak dari

yang lain

5

2. Keterampilan

berpikir luwes

Menghasilkan gagasan yang

bervariasi

6

Dapat melihat masalah dari

berbagai sudut pandang yang

berbeda

7

Dapat menerapkan konsep,sifat,

atau aturan dalam contoh

pemecahan masalah

8

3. Keterampilan

berpikir

orisinil

Mencetuskan masalah, gagasan

atau hal-hal yang tidak

terpikirkan orang lain

9

Menciptakan ide-ide atau hasil

karya yang berbeda dan betul-

betul baru

10

4. Keterampilan

berpikir detail

(elaborasi)

Mengembangkan atau

memperkaya gagasan orang lain

11

5. Rasa ingin Keinginan untuk mencari tahu, 12

Page 58: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

41

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

E. Teknik Analisis Data

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang

digunakan dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. . Uji

normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Lilliefors (taraf

signifikan 0,05%) karena sampel dalam penelitian sampel kecil. Adapun

langkah pengerjaannya adalah sebagai berikut:

a) Mengurutkan data sampel dari yang terkecil ke terbesar ( X1, X2, X3,

X4)

b) Menghitung rata-rata nilai skor sampel secara keseluruhan

menggunakan rata-rata tunggal.

c) Menghitung standar deviasi nilai skor sampel menggunakan rata-rata

tunggal

d) Menghitung Zi dengan rumus : Zi=

e) Menentukan nilai tabel Z (melihat lampiran tabel Z) berdasarkan nilai

Z, dengan mengabaikan nilai negatifnya.

f) Menentukan besar peluang masing-masing nilai Z berdasarkan nilai Z

(ditulis dengan simbol f (Zi)), Yaitu dengan cara nilai 0,5-nilai tabel Z

apa nilai Zi negatif (-), 0,5+ nilai tabel Z apabila nilai Zi positif (+).

g) Menghitung frekuensi komulatif nyata dari masing-masing dari nilai Z

untuk setiap baris, dan disebut dengan S(z) kemudian dibagi dengan

jumlah number of cases (N) sampel.

Non-

Apititude

tahu mendalami pengetahuan lebih

dalam

Mempertanyakan segala sesuatu 13

6. Bersikap

merasa

tertantang

Melibatkan diri dalam tugas

yang diberikan

14

Page 59: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

42

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

h) Menentukan nilai Lo(hitung) =│F(Zi)- S(Zi)│dan dibandingkan dengan

nilai Ltabel ( tabel nilai kritis uji liliefors) dalam hal ini taraf signifikan

yang digunakan sebesar 5% (0,05).

i) Apabila Lhitung < Ltabel, maka sampel berasal dari populasi yang

berdistribusi normal (Rusydi ananda, 2008, hlm.159).

2. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas dengan uji Fisher atau disingkat dengan F

dilakukan apabila data yang akan diuji hanya ada 2 (dua) kelompok

data atau sampel. Uji F dilakukan dengan cara membandingkan varian

data terbesar dibagi varian data terkecil. Prosedur pengujian

homogenitas data sebagai berikut:

1. Menentukan taraf signifikan, misalnya α = 0,05 untuk menguji

hipotesis:

H0 : σ12 = σ2

2 ( varian 1 sama dengan varian 2 atau data

homogen)

H1 : σ12 ≠ σ2

2 ( varian 1 tidak sama dengan varian 2 atau

data tidak homogen).

Kriteria pengujian

Terima H0 jika Fhitung < Ftabel

Tolak H0 jika Fhitung > Ftabel

2. Menghitung varian tiap kelompok data dengan rumus:

S2 =

3. Tentukan nilai Fhitung yaitu:

=

4. Tentukan nilai Ftabel untuk taraf signifikasi ɑ, dk1 = dkpembilang =

na -1 dan dk2 = dkpenyebut = nb -1. Dalam ini, na = banyaknya data

kelompok varian terbesar (pembilang) dan nb = banyaknya data

kelompok varian terkecil (penyebut)

5. Membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel yaitu:

Page 60: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

43

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika FHitung < Ftabel , maka Ho diterima

Jika Fhitung > Ftabel , maka Ho ditolak

3. Uji Hipotesis

Setelah data yang diperoleh benar-benar telah memenuhi syarat-

syarat analisis, kemudian dilakukan pengujian hipotesis untuk

mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

Mind Mapping terhadap kreativitas belajar siswa dengan

menggunakan uji “t” (Sudijono, 2015:305).

Berdasarkan besarnya df atau db terbentuk, kita mencari harga

kritik “t” yang tercantum dalam tabel nilai “t” pada taraf signifikansi

5% dan taraf signifikansi 1% dengan catatan:

e. Apabila t0 ≥ tt maka hipotesis nihil ditolak, berarti diantara kedua

variabel yang diselidiki terdapat perbedaan mean yang signifikan.

f. Apabila t0 ≤ tt maka hipotesis nihil diterima atau disetujui, berarti

diantara kedua variabel yang diselidiki tidak terdapat perbedaan

mean yang signifikan (Sudijono, 2015 :324).

4. Uji Korelasi Phi

Teknik korelasi phi adalah satu teknik analisis korelasional yang

digunakan apabila data yang dikorelasi adalah data yang benar-benar

dikotomik (terpisah atau dipisahkan secara tajam) (Anas

Sudijono,2014). Rumus yang digunakan adalah:

Φ =

Keterangan :

Φ = koefisien korelasi

A,b,c,d = sel frekuensi

Page 61: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

44

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

F. Hipotesis Statistik

Secara statistik, hipotesis dinyatakan sebagai berikut:

:

:

Keterangan:

Ha = Hipotesis Alternatif

H0 = Hipotesis Nihil

Ha: jika maka ada pengaruh yang signifikan antara

penggunakan model pembelajaran tipe Mind Mapping terhadap

Kreativitas siswa Madrasah Aliyah Swasta As‟ad Kota Jambi.

H0: jika maka tidak ada pengaruh yang signifikan antara

penggunaan model pembelajaran tipe Mind Mapping terhadap

Kreativitas siswa Madrasah Aliyah Swasta As‟ad Kota Jambi

G. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian ini dirancang untuk kegiatan penulisan mulai dari

pengajuan proposal hingga penggandaan dengan waktu yang direncanakan.

Adapun rincian waktu dan jenis kegiatan penelitian dapat dilihat pada tabel

3.4 Jadwal Penelitian

Page 62: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

45

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

N

O KEGIATAN

Agu

stu

s 2019

Sep

tem

ber

Ok

tob

er

Novem

ber

Des

emb

er

Jan

uari

2020

Feb

ruari

Mare

t

Ap

ril

Mei

Ju

ni

Ju

li

Agu

stu

s

Sep

tem

ber

Ok

tob

er

Novem

ber

Des

emb

er

Jan

uari

2021

Feb

ruari

Mare

t

Ap

ril

Mei

Ju

ni

Ju

li

1 Pengajuan

judul √

2 Penulisan

proposal √

3

Permohona

n dosen

pembimbin

g

4

Batas akhir

dan

bimbingan

proposal

5 Seminar

proposal √

6 Pengesaha

n judul √

7 Riset √

8

Penulisan

bab IV dan

V

9 Bimbingan

skripsi √

Page 63: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

46

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

10

Batas

bimbingan

skripsi

11 Ujian

munaqasah √

12 Pengganda

an skripsi √

13

Penyerahan

skripsi ke

fakultas

14 Wisuda √

Nb: Jadwal sewaktu-waktu dapat berubah

Page 64: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

47 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Swasta As‟ad Kota

Jambi. Peneliti melakukan penelitian sebanyak enam kali pertemuan setiap

minggunya ada 2x (dua kali) pertemuan dengan alokasi waktu 2JP x 40 menit

setiap pertemuan. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun

ajaran 2020/2021. Penelitian ini dilakukan secara luring (luar jaringan)

dengan artian penelitian ini dilakukan secara langsung disekolah dengan tatap

muka langsung. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan

setelah melakukan uji normalitas dan homogenitas, hasilnya diperoleh kelas

XI IPA A dan XI IPA B yang normal dan homogen. Untuk menentukan

sampel maka dilakukan teknik cluster random sampling. Sehingga diperoleh

kelas XI IPA A sebagai sampel pada penelitian ini. Dengan jumlah siswa

sebanyak 20 siswa.

Deskripsi data dalam penelitian ini membahas kreativitas siswa pada

pembelajaran materi sistem pencernaan manusia. Deskripsi data yang

disajikan dalam penelitian ini meliputi skor maksimum dan minimum dan

mean atau rata-rata. Deskripsi data dan kategori kreativitas siswa sebelum

diberikan perlakuan dan sesudah diberikan perlakuan, dijelaskan sebagai

berikut:

1. Hasil Lembar Observasi Kreativitas Belajar Siswa Sebelum

Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping

Sebelum memberikan perlakuan yaitu proses pembelajaran pada kelas

eksperimen dengan tujuan untuk melihat kreativitas belajar awal siswa

kelas XI IPA A di Madrasah Aliyah Swasta As‟ad Kota Jambi.

Berdasarkan hasil lembar observasi awal diperoleh sebaran data yang

bervariasi, jumlah keseluruhan siswa pada kelas XI IPA A adalah 20

orang responden yang menjadi sampel. Diperoleh skor tertinggi (H) = 50

Page 65: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

48

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

dan skor terendah (L) = 21 dengan interval kelas (i) = 5. Berikut hasil

skor lembar observasi sebelum menggunakan model Mind Mapping yaitu:

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Skor Lembar Observasi Sebelum

Menggunakan Model Mind Mapping

No Interval 𝑭 𝑿 𝑭𝑿 ˉ𝒙 𝒙𝟐 𝑭𝑿𝟐

1 21 – 25 1 23 23 -14,75 217,562 217,562

2 26 – 30 3 28 84 -9,75 95,062 285,186

3 31 – 35 3 33 99 -4,75 22,562 67,686

4 36 – 40 5 38 190 0,25 0,0625 0,3125

5 41 – 45 5 43 215 5,25 27,562 137,81

6 46 – 50 3 48 144 10,25 105,062 315,186

N = 20 ∑FX=

755 ∑FX =

1.023,7425

Berdasarkan data hasil skor sebelum pada tabel 4.1 tersebut dari 20 orang

responden yang memperoleh frekuensi tertinggi yaitu berada pada interval

36-40 dan 41-45 dengan frekuensi = 5. Sedangkan frekuensi terendah pada

interval 21-25 dengan frekuensi = 1. Hasil skor lembar observasi sebelum

menggunakan model Mind Mapping dapat diinterpretasikan pada gambar 4.1

dibawah ini.

Gambar 4.1 Grafik Poligon skor kreativitas siswa sebelum

Dapat dilihat dalam grafik polygon skor kreativitas siswa sebelum

menerapkan model tersebut bahwa garis grafik bergerak naik dan turun

menyesuaikan dengan jumlah siswa yang memperoleh skor tersebut.

Digambar terlihat pada frekuensi 5 grafik mendatar dikarenakan ada 2

0

1

2

3

4

5

6

21-25 26-30 31-35 36-40 41-45 45-50

FREK

UEN

SI

SKOR

Skor Kreativitas Siswa Sebelum

Page 66: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

49

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

interval yang memilki frekuensi yang sama yaitu pada interval 36-40 dan 41-

45.

2. Hasil Lembar Observasi Kreativitas Belajar Siswa Sesudah

Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping

Setelah memberikan perlakuan dengan menerapakan model

pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping saat proses belajar mengajar

pada kelas eksperimen dengan tujuan untuk melihat kreativitas belajar

siswa kelas XI IPA A di Madrasah Aliyah Swasta As‟ad Kota Jambi.

Berdasarkan hasil lembar observasi tersebut diperoleh sebaran data yang

bervariasi, jumlah keseluruhan siswa pada kelas XI IPA A adalah 20

orang responden yang menjadi sampel. Diperoleh skor tertinggi (H) = 53

dan skor terendah (L) = 38 dengan interval kelas (i) = 3. Berikut hasil

skor lembar observasi setelah menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Mind Mapping yaitu:

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Skor Lembar Observasi Sesudah

Menggunakan Model Mind Mapping

No Interva

l 𝑭 𝑿 𝑭𝑿 ˉ𝒙 𝒙𝟐 𝑭𝑿𝟐

1 38 – 40 4 39 156 -6,6 43,56 217,562

2 41 – 43 4 42 168 -3,6 12,96 285,186

3 44 – 46 3 45 135 -0,6 0,36 67,686

4 47 – 49 4 48 192 2,4 5,76 0,3125

5 50 – 52 3 51 153 5,4 29,16 137,81

6 53 – 55 2 54 108 8,4 70,56 315,186

N = 2

0

∑FX

= 912 ∑FX =

478,8

Berdasarkan tabel 4.2 tersebut dapat dilihat bahwa frekuensi tertinggi

yaitu berada pada interval 38-40, 41-43 dan 47-49 dengan frekuensi = 4.

Sedangkan frekuensi terendah pada interval 53-55 dengan frekuensi = 2.

Page 67: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

50

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Gambar 4.2 Grafik Poligon skor kreativitas siswa sesudah

Dapat dilihat dalam grafik polygon skor kreativitas siswa sesudah

menerapkan model tersebut bahwa garis grafik bergerak naik dan turun

menyesuaikan dengan jumlah siswa yang memperoleh skor tersebut. pada

grafik diatas terlihat pada frekuensi 4 terdapat 3 interval yang memilki

frekuensi sama yaitu pada interval 38-40, 41-43 dan 47-49.

3. Signifikan Pengaruh Kreativitas Belajar Siswa Sebelum

Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping

Dengan Sesudah Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Mind Mapping

Signifikan pengaruh kreativitas belajar siswa sebelum

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping dengan

sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping

maka bisa dilihat pada tabel berikut ini:

0

1

2

3

4

5

38-40 41-43 44-46 47-49 50-52 53-55

FREK

UEN

SI

SKOR

Skor Kreativitas Belajar Siswa Sesudah

Page 68: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

51

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Tabel 4.3 Perbandingan Kreativitas Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah

Menggunakan Model Mind Mapping

No Ukuran Penetapan Sebelum Sesudah

1 Skor tertinggi 50 53

2 Skor terendah 21 38

3 Range skor 29 15

4 Mean 37,75 45,6

5 Median 37,5 46,5

6 Modus 41 53

7 Standar deviasi 7,1 4,8

8 Standar error 1,63 1,1

Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa skor tertinggi dari sesudah

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping lebih

besar dibandingkan skor tertinggi dari sebelum menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping, yaitu skor tertinggi sesudah

= 53 dan skor tertinggi sebelum = 50. Kemudian skor terendah sesudah

juga lebih besar dibandingkan skor sebelum, yaitu skor terendah sesudah

= 38 dan skor terendah sebelum = 21.

Rentang yang dihasilkan sesudah lebih besar dibandingkan rentang

sebelum, yaitu rentang sesudah = 15 dan rentang sebelum = 29. Selain itu

juga skor rata-rata sesudah juga lebih besar dibandingkan skor rata-rata

sebelum yaitu, skor rata-rata sesudah = 45,6 dan skor rata-rata sebelum =

37,75. Kemudian standar deviasi semakin mendekati nilai sesungguhnya

dibandingkan standar deviasi sebelum yaitu, standar deviasi sesudah =

4,8 dan standar deviasi sebelum = 7,1. Jika nilai yang diperoleh seperti

ini, maka kreativitas belajar siswa yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping lebih baik dibandingkan

kreativitas siswa yang tidak menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Mind Mapping.

Page 69: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

52

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

B. Analisis Data

Signifikan atau tidaknya antara sebelum dan sesudah menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping terhadap kreativitas

belajar siswa kelas XI IPA Madrasah Aliyah Swasta As‟ad Kota Jambi akan

diukur menggunakan rumus uji “t”. Analisis ini dilakukan dengan tujuan

untuk menjawab rumusan masalah yang telah diajukan, namun sebelum

melakukan analisis lebih lanjut terlebih dahulu perlu mengadakan uji

persyaratan analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat sampel berdistribusi normal

atau tidak normal. Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji

Liliefors. Setelah melakukan perhitungan, maka didapat kesimpuan

bahwa data hasil lembar observasi sebelum dan sesudah menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping berdistribusi normal

karena:

Tabel 4.4 Uji Normalitas

Test L0 𝑳𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Kesimpulan

Sebelum 0,016 0,190 Normal

Sesudah 0,043 0,190 Normal

Data yang diperoleh :

Hasil sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Mind Mapping yaitu:

Lhitung=0,016<Ltabel = 0,190

Hasil sesudah menggunkan model pembelajaran kooperatif tipe

Mind Mapping yaitu:

Lhitung=0,043<Ltabel = 0,190

Berdasarkan hasil data sebelum dan sesudah yang telah diuji maka

dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal.

Page 70: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

53

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah data mempunyai

varians yang sama atau tidak. Jika data yang diperoleh sudah homogeny

maka data tersebut akan menghasilkan pengukuran yang akurat dalam uji

perbedaan. Uji homogenitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji

varians terbesar dibanding varians terkecil dengan menggunakan tabel F,

yaitu:

Fhitung ≥Ftabel = tidak homogen

Fhitung≤Ftabel = homogen

Tabel 4.5 Uji Homogenitas

Varians

Terbesar

Varians

Terkecil

𝑭𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝑭𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Kesimpulan

52,29 25,1001 2,12 2,16 Homogen

Berdasarkan hasil data diatas diketahui bahwa Fhitung < Ftabel maka

dapat disimpulkan varians-varians tersebut adalah homogen.

3. Uji Hipotesis

Setelah diketahui data berdistribusi normal dan kedua data kelompok

varians homogen maka peneliti melanjutkan analisis data dengan uji “t”.

Pada taraf signifikan t 5% = 1,73

Pada taraf signifikan t 1% = 2,53

Jika tt 5% > t0 < tt 1% = H0 ditolak

Jika tt 5% < t0 > tt 1% = Hα diterima

Eksperimen efektif untuk memunculkan perubahan dengan t0 atau “t”

yang diperoleh dalam perhitungan t0 = 4,38 lebih besar dari ttabel (baik

dalam taraf signifikan 5% maupun taraf signifikan 1%) maka dari kedua

hipotesis yang ada dapat disimpulkan hipotesis nihil ditolak sedangkan

hipotesis alternative diterima. Yang berarti kedua variabel X dan Y

terdapat pengaruh yang signifikan.

Page 71: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

54

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Hal ini dapat dibuktikan bahwa:

Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis

tt 5% t0 tt 1% Kesimpulan

1,73 4,38 2,53 Hα Diterima

Berdasarkan perhitungan diatas dan setelah uji hipotesis dilakukan

maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan

terhadap kreativitas belajar siswa kelas XI IPA C Madrasah Aliyah swasta

As‟ad Kota Jambi setelah diajarkan dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping.

4. Tabel Bantu Korelasi Phi (Φ)

Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe

mind mapping terhadap kreativitas belajar siswa dilakukan analisis

lanjutan dengan menggunakan tabel bantu korelasi Phi. Teknik korelasi

Phi adalah salah satu teknik analisis korelasional yang dipergunakan

apabila data yang dikorelasikan adalah data yang benar-benar dikotomik

(terpisah atau dipisahkan secara tajam) dengan istilah lain variabel yang

dikorelasikan itu adalah variabel diskrit murni. Adapaun rumus yang

digunakan adalah:

Φ =

Keterangan :

Φ = koefisien korelasi

A,b,c,d = sel ferekuensi

Rumus ini digunakan dalam menghitung atau mencari korelasi Phi

berdasarkan pada frekuensi dari masing-masing sel yang terdapat dalam

tabel kerja (tabel perhitungan). Jika nilai Φ telah diperoleh maka

selanjutnya interprestasi Φ, dengan df= N- nr dan konsultasikan ke tabel

nilai “r” dengan taraf signifikan 5% dan 1%, jika Φ< rtabel maka hipotesis

(Ha) diterima. Jika Φ > rtabel maka hipotesis kerja diterima atau dengan kata

lain hipotesis nol ditolak. Langkah-langkah perhitungan Korelasi Phi (Φ)

Page 72: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

55

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran.

Hasil uji korelasi Phi dapat dilihat pada Tabel 4.7 dibawah ini :

Tabel 4.7 Hasil Uji korelasi Phi sebelum dan sesudah

Uji Korelasi Phi Hasil

rtabel 5% 0,263

Φ 1,633

rtabel 1% 0,366

Konsultasi dengan tabel nilai “r” dengan df= 38, diperoleh rtabel

pada taraf signifikansi 5% = 0,263 sedangkan pada taraf signifikansi 1% =

0,366. Dengan demikian Φ yang kita peroleh yaitu 1,633 adalah lebih

besar daripada rtabel (baik pada taraf signifikansi 5% maupun 1%) 0,263 <

1,633 > 0,366. Maka Ha (Hipotesis alternatif) diterima dan H0 (hipotesis

nol) ditolak. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping terhadap kreativitas

belajar siswa.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari perhitungan

berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan di Madrasah Aliyah Swasta

As‟ad Kota Jambi, dengan jumlah sampel sebanyak 20 siswa. Dari penelitian

dilapangan dan hasil perhitungan maka peneliti menemukan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe mind

mapping terhadap kreativitas belajar siswa. Hal ini dibuktikan melalui

perhitungan yang dilakukan menggunakan uji “t” dan hasilnya Ha (hipotesis

alternatif) diterima. Untuk lebih meyakinkan apakah benar model

pembelajaran kooperatif tipe mind mapping berepngaruh terhadap kreativitas

belajar siswa selanjutnya peneliti melakukan uji Phi (Φ). Hal ini

menunjukkan bahwa antara kedua variabel tersebut di atas terdapat pengaruh

yang signifikan. Adapun perbedaan dan peningkatan lembar observasi siswa

sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe mind

Page 73: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

56

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

mapping dapat dilihat dari nilai rata-rata sebelum 37,75 dan nilai rata-rata

sesudah 45,6.

Hasil observasi peneliti selama melaksanakan penelitian di Madrasah

Aliyah Swasta As‟ad Kota Jambi yaitu pada saat pembelajaran Biologi

dengan menerapkan model mind mapping membuat siswa lebih termotivasi

untuk belajar, yang dibuktikan dengan siswa bersedia dan serius dalam

membuat mind mapping. Hal ini terlihat dari siswa yang biasanya ribut pada

saat proses pembelajaran, dan dengan menerapkan model mind mapping

siswa menjadi kalem (diam), sehingga tidak banyak lagi yang main-main

ataupun mengobrol. Selain itu juga siswa mudah menemukan dan memahami

konsep-konsep yang sulit ketika mereka saling mendiskusikan masalah-

masalah tersebut dengan teman sekelompoknya. Melalui diskusi akan terjalin

elaborasi yang baik sehingga dapat memberi kesempatan pada siswa untuk

menungkapkan pendapatnya. Hal ini terlihat dari keaktifan siswa dalam

menyampaikan pendapat dan gagasan serta menanggapi pendapat temannya

dalam diskusi kelompok. Pembagian kelompok dilakukan secara merata

sehingga siswa yang memiliki kemampuan tinggi dapat membantu siswa

dengan kemampuan rendah.

Hasil pengamatan pada indikator kemampuan berpikir lancar memiliki

skor rata-rata 52,2 tergolong dalam kategori sangat baik (sangat kreatif).

Dikarenakan pada setiap pertemuan siswa harus membuat mind mapping,

sehingga siswa sangat lancar dan terlatih untuk membuat mind mapping

sesuai dengan materi yang dibelajarkan. Hal ini sesuai dengan penelitian

Nura Azkia (2018) mengemukakan bahwa peningkatan kreativitas siswa

dikarenakan siswa sudah sering terlatih membuat mind mapping, sehingga

kreativitasnya semakin berkembang.

Hasil pengamatan pada indikator keterampilan berpikir orisinil

memiliki skor rata-rata 61 tergolong dalam kategori sangat baik (sangat

kreatif). Dikarenakan siswa membuat mind mapping tanpa meniru dan

pembuatan mind mapping sesuai dengan ide kreatif yang siswa miliki. Hal

ini didukung oleh penelitian dari Fuaddah Hanum Mahmudah (2018)

Page 74: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

57

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

mengemukakan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe mind

mapping dapat meningkatkan penalaran dan kreativitas siswa.

Hasil pengamatan pada indikator elaborasi memiliki skor rata-rata 68

tergolong dalam kategori sangat baik (sangat kreatif). Dikarenakan dalam

pembuatan mind mapping siswa mampu meringkas materi yang dibelajarkan

dalam bentuk pemetaan pikiran sesuai pokok permasalahan, sehingga siswa

mudah mengingat materi yang dibelajarkan, serta siswa dapat

mengembangkan imajinasi dengan menambahkan warna-warna yang

membuat mind mapping lebih menarik untuk dipresentasikan kepada anggota

kelompok lainnya. Pernyataan ini sesuai dengan penelitian Amalia Buntu

(2017) mengemukakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe mind

mapping dapat memudahkan siswa dalam mengingat, sehingga pengetahuan

yang dimiliki siswa tidak hanya bertahan dalam jangka yang pendek.

Hasil dalam penelitian ini diperkuat oleh beberapa hasil penelitian

pendahulu yakni penelitian yang dilakukan oleh Cut Ferras Dwi Kartika.

Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen, dimana setiap

pertemuannya kreativitas siswa mengalami peningkatan. Siswa menjadi lebih

aktif, mudah mengingat materi, serta siswa dapat mengembangkan imajinasi

dengan menambahkan warna-warna yang membuat mind mapping lebih

menarik untuk dipersentasikan kepada anggota kelompok lainnya. Model

pembelajaran kooperatif tipe mind mapping dapat mempengaruhi kreativitas

siswa dalam mengembangkan imajinasi siswa yang kreatif.

Hasil peneliti yang dilakukan oleh Rizki Dwi Siswanto (2018) tentang

“Pengaruh pembelajaran dengan menggunakan mind map terhadap

kemampuan berpikir kreatif matematis siswa” diperoleh kesimpulan terdapat

pengaruh pembelajaran dengan menggunakan mind map memberikan

pengaruh yang baik terhadap kemampuan berpikir kreatif matematik siswa

pada pokok bahasan aljabar. Hal ini juga terlihat dari rata-rata hasil belajar

dengan menggunakan mind map memberikan pengaruh yang baik terhadap

kemampuan berpikir kreatif matematik siswa lebih baik daripada rata-rata

siswa yang belajar tanpa meggunakan mind map.

Page 75: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

58

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Mind mapping merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang

digunakan untuk melatih kemampuan menyajikan isi materi pelajaran dengan

pemetaan pikiran. Selain itu model pembelajaran mind mapping juga dapat

membawa siswa pada pengalaman yang mengesankan, pengalaman yang

diperoleh siswa akan semakin berkesan apabila pembelajaran yang

diperolehnya merupakan hasil dari pemahaman dan penemuannya sendiri.

Mind mapping adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke

dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak, dan cara mencatat

yang kreatif dan efektif bagi siswa secara individual untuk menghasilkan ide-

ide, mencatat pelajaran dan secara harfiah akan memetakan pikiran – pikiran

kita (Rosyidah, 2015:25). Mind map juga merupakan peta rute yang hebat

bagi ingatan, memungkinkan kita menyusun fakta dan pikiran sedemikian

rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Ini berarti

mengingat informasi akan lebih mudah dan lebih bisa diandalkan daripada

menggunakan teknik pencatatan tradisional (Buzan, 2007:11).

Dengan menerapkan model pembelajaran mind mapping pembelajaran

didalam kelas menjadi menyenangkan biasanya pada saat proses

pembelajaran kebanyakan siswa mengantuk dan merasa bosan. Tetapi dengan

menerapkan model pembelajaran mind mapping siswa menjadi lebih aktif dan

pada saat mempresentasikan hasil karya mind mapping nya banyak siswa

yang ikut berkontribusi dalam mengemukakan ide-ide nya, siswa juga jauh

lebih berani mengemukakan idenya. Kegiatan ini sebagai upaya yang dapat

mengoptimalkan fungsi otak kiri dan kanan, yang kemudian dalam

aplikasinya sangat membantu untuk memahami masalah dengan cepat karena

telah terpetakan (Mulyatiningsih, 2014 :238-239).

Dengan demikian proses pembelajaran bukan lagi sekedar transfer

pengetahuan, tetapi merupakan proses pemerolehan konsep yang melibatkan

siswa secara aktif dan langung. Model pembelajaran kooperatif tipe mind

mapping membuat siswa lebih kreatif dan terampil dalam menuangkan ide-

idenya dengan membuat catatan yang menarik dan menyenangkan dengan

melibatkan kedua belah otak untuk menghasilkan catatan yang terdiri atas

Page 76: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

59

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

kata-kata, warna, garis, serta gambar pada selembar kertas kosong putih

(Tony Buzan, 2007,hlm.10).

Page 77: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

60 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian, maka

dapat disimpulkan bahwa:

1. Skor rata-rata perbedaan sebelum dan sesudah menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe mind mapping. Skor rata-rata sebelum

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping yaitu

37,75. Sedangkan skor rata-rata sesudah menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe mind mapping yaitu 45,6. Berdasarkan data

yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe mind

mapping dengan hasil pencarian ttabel pada taraf signifikan 5% = 1,73.

Karena yang diperoleh dalam perhitungan adalah lebih besar dari ttabel

(baik dari taraf signifikan 5% maupun 1%) yaitu 1,73 < 4,38 > 2,53

sehingga Ha yang menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping terhadap

kreativitas siswa.

2. Berdasarkan pelaksanaan penelitian mengenai pengaruh penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe mind mapping berpengaruh signifikan

terhadap kreativitas siswa di Madrasah Aliyah Swasta As‟ad kota jambi.

B. Saran

Adapun saran-saran yang dapat peneliti sampaikan dengan hasil

penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini hanya dilakukan untuk mengukur kreativitas belajar siswa

dengan menerapkan model pembelajaran tipe mind mapping, diharapkan

pada penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel yang berbeda.

Misalnya aktivitas belajar, motivasi dan hasil belajar.

2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan lebih menyempurnakan beberapa

kelemahan atau kekurangan dalam penelitian ini. Kelemahan dan

Page 78: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

61

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

kekurangan tersebut antara lain dalam mendeskripsikan hasil penelitian

serta keterbatasan kemampuan dalam membuat dan mengolah instrument,

perluasan populasi dan jumlah sample agar hasil penelitian yang di

lakukan akan semakin membaik lagi.

3. Pembelajaran dengan model mind mapping yang peneliti lakukan dengan

cara luring, diharapkan pada penelitan selanjutnya bisa dilakukan secara

daring menggunakan aplikasi.

Page 79: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

62 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Al-Qur‟an dan Terjemahnya. Departemen Agama RI. 2005

B. Uno, Hamzah. 2007. Model Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara

B. Uno, Hamzah. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara

Buzan, Tony. 2013. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama.

Danim, S., 2013. Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Alfabeta

Davis, G. A., 2012. Anak Berbakat dan Pendidikan Keberbakatan, Terjemahan A.

Cahyani, Jakarta: Indeks

Delta, Syahara, Luqy. 2013. Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran

Snowball Terhadap Hasil Belajar Matematika di Kelas VII Sekolah

Menengah Pertama Negeri 23 Kota Jambi. Skripsi. Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan. Uin STS Jambi.

Diana, Hepi. 2019. Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving

(CPS) Disertai Mind Mapping Terhadap Kemampuan Berpikir

Kreatif dan Sikap Kreatif Siswa Kelas XI SMA N 1 NATAR Lampung

Selatan. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam

Negeri Raden Lampung.

Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Hamalik, Oemar, 2014. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamid, Abdul. 2010. Mengukur Kemampuan Bahasa Arab. Malang: UIN Maliki

Press

Hartanto, Ashadi, dan Paulina. 2011. Mengembangkan Kreativitas Siswa Melalui

Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Inkuiri, Jurnal

Kependidikan Triadik. 14 (1): 1-18

Hasbullah. 2006. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo

Hernacki, M dan Deporter B. 2010. Quantum Learning, terjemahan A.

Abdurahman, Jakarta: Kaifa Learning

Isnaeni, Yulinda, 2017. Pengaruh Strategi Pembelajaran Mind Mappping

Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran Sejarah

Page 80: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

63

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Kebudayaan Islam Kelas IV di MIN 2 Bandar Lampungss. Skripsi.

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. UIN Raden Intan Lampung.

Irfan, Ahmad. 2015. Pengaruh Penerapan Metode Mind Map Terhadap hasil

belajar pendidikan Agama Islam Kelas VIII SMP Yanuri tegal Alur

Kalideres Jakarta Barat. Skripsi. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta.

Maisarah. 2020. Penerapan Model Mind Mapping Untuk Meningkatkan

Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran Tematik Kelas IV MIN 7

PIDIE JAYA. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Universitas

Islam Negeri Ar-Raniry.

Mulyatiningsih, Endang. 2014. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.

Bandung: PT Alfabeta

Munandar, U., 2012. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta; Rineka

Cipta

Murni, Wahid, Dkk. 2014. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Nuha Litera

Rosyidah, Afisah. 2015. Pembelajaran Bahasa Arab Dengan Metode Mind Map

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah (

Studi Multi Situs Min Kanigoro Kras Kediri dan MI Tarbiyatul Islam

Jemakan Ringin Rejo). Thesis IAIN Tulung Agung Kediri

Sani, Abdullah, Ridwan. 2014. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara

Sani, A. R., 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum. 2013.

Jakarta: Bumi Aksara

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Tika, Pabundu, Moh. 2006. Metodelogi Riset Bisnis. Jakarta: PT Bumi Aksara

Walgito, B., 2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: CV. Andi

Wena, Made. 2014. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT

Bumi Aksara

Page 81: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

64

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 82: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

65 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran I

Uji Normalitas

1. Hasil Skor Kreativitas Belajar Siswa Sebelum

Tabel 2.6 Hasil skor Kreativitas Belajar Siswa Sebelum Menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping

No Responden Skor

1. R1 39

2. R2 29

3. R3 46

4. R4 37

5. R5 46

6. R6 43

7. R7 21

8. R8 50

9. R9 42

10. R10 41

11. R11 30

12. R12 45

13. R13 47

14. R14 38

15. R15 33

16. R16 32

17. R17 28

18. R18 35

19. R19 40

20. R20 41

a. Sebaran Data

21 33 39 43

28 35 40 45

29 36 41 46

30 37 41 47

32 38 42 50

b. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi

Tabel 2.7 Distribusi Frekuensi Hasil skor Kreativitas Belajar Siswa

Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind

Mapping

Page 83: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

66

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

No Interval F X FX X2 FX

2

1. 21 − 25 1 23 23 529 529

2. 26 – 30 3 28 84 784 2352

3. 31 – 35 3 33 99 1089 3267

4. 36 – 40 5 38 190 1444 7220

5. 41 – 45 5 43 215 1849 9245

6. 46 − 50 3 48 144 2304 6912

∑F

=

20

∑FX=755 ∑FX2=29.525

c. Mencari Mean

Me = ∑

=

= 37,75

d. Mencari Standar Simpang Baku

S =√ ∑ ∑

=√

=√

=√

=√

= 7,3

Page 84: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

67

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Tabel 2.8 Perhitungan Uji Normalitas Sebelum

𝑁𝑜 𝑋𝑖 𝑍𝑖 𝑍𝑡 𝐹 (𝑍𝑖) 𝐹 (𝐾𝑢𝑚) 𝑆(𝑍𝑖) 𝐹(𝑍𝑖) − 𝑆(𝑍𝑖)

1 21 -2,2945 0,4890 0,011 1 0,05 -0,039

2 28 -1,3356 0,4082 0,0918 2 0,1 -0,0082

3 29 -1,1986 0,3830 0,117 3 0,15 -0,033

4 30 -1,0616 0,3554 0,1446 4 0,2 -0,0554

5 32 -0,7876 0,2823 0,2177 5 0,25 -0,0323

6 33 -0,6506 0,2422 0,2578 6 0,3 -0,0422

7 35 -0,3767 0,1443 0,3557 7 0,35 0,0057

8 36 -0,2397 0,0910 0,409 8 0,4 0,009

9 37 -0,1027 0,0398 0,4602 9 0,45 0,0102

10 38 0,0342 0,0160 0,516 10 0,5 0,016

11 39 0,1712 0,0675 0,5675 11 0,55 0,0175

12 40 0,3082 0,1179 0,6179 12 0,6 0,0179

13 41 0,4452 0,1700 0,67 13 0,65 0,02

14 41 0,4452 0,1700 0,67 14 0,7 - 0,03

15 42 0,5821 0,2190 0,719 15 0,75 -0,031

16 43 0,7191 0,2611 0,7611 16 0,8 -0,0389

17 45 0,9931 0,3389 0,8389 17 0,85 -0,0111

18 46 1,1301 0,3708 0,8708 18 0,9 -0,0292

19 47 1,2671 0,3962 0,8962 19 0,95 -0,0538

20 50 1,6780 0,4525 0,9525 20 1 -0,0475

e. Mengurutkan data sampel dari yang terkecil hingga terbesar.

f. Menentukan nilai Zi dari tiap-tiap data, dengan rumus:

Zi = Xi – x =

= −2,2945

S

Untuk mencari Z2 dan seterusnya maka mengikuti cara yang telah

dipaparkan.

g. Menentukan nilai Ztabel berdasarkan nilai Zi

Zi = bulatkan menjadi dua angka dibelakang koma menjadi −2,29

kemudian nilai minus dimutlakkan menjadi positif pada tabel kritis

distribusi normal diperoleh nilai Ztabel. Untuk mencari nilai Ztabel dan

seterusnya maka mengikuti cara yang telah dipaparkan.

h. Menentukan nilai F(Zi) berdasarkan nilai Ztabel

Jika Zi negative (-) 0,5 - Ztabel

Jika Zi positif (+) 0,5 + Ztabel

Page 85: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

68

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Zi = 0,4890, karena nilai pada Zi adalah negatif maka mencari F(Zi)

adalah F(Zi) = 0,5 – 0,4890 = 0,011.

Untuk mencari nilai F(Zi) seterusnya dapat dicari mengikuti cara yang

tekah dipaparkan.

i. Menentukan nilai S(Zi) dengan cara:

S(Zi) =

=

= 0,05

Untuk mencari S(Zi) dan seterusnya dapat mengikuti cara yang telah

dipaparkan.

Mencari nilai Lhitung yang merupakan selisih dari F(Zi) – S(Zi)

Lhitung = │F(Zi) – S(Zi)│= 0,011 – 0,05 = -0,039

Untuk mengetahui nilai Lhitung dan seterusnya mengikuti cara yang telah

dipaparkan.

Maka didapati nilai Lhitung untuk α = 0,05 pada tabel nilai kritis

untuk N = 20 uji liliefors yaitu Ltabel = 0,190. Kriteria yang telah

ditentukan L0 < Ltebel maka H0 diterima atau data distribusi normal apabila

L0 ≥ Ltabel maka H0 ditolak atau data distribusi tidak normal. Dari kolom

diatas L0 = 0,016 maka kecil dari Ltabel = 0,190 atau 0,016 < 0,190 maka

data berdistribusi Normal.

Page 86: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

69

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

2. Hasil Skor kreativitas Belajar Siswa Sesudah

Tabel 2.9 Hasil Skor Kreativitas Belajar siswa Sesudah Menggunakan Model

pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping

No Responden Skor

1. R1 42

2. R2 38

3. R3 48

4. R4 40

5. R5 39

6. R6 45

7. R7 38

8. R8 53

9. R9 47

10. R10 46

11. R11 44

12. R12 50

13. R13 51

14. R14 41

15. R15 43

16. R16 41

17. R17 51

18. R18 49

19. R19 49

20. R20 53

a. Sebaran Data

38 41 46 50

38 42 47 51

39 43 48 51

40 44 49 53

41 45 49 53

b. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi

Tabel 3.0 Distribusi Frekuensi Hasil skor Kreativitas Belajar Siswa

Sesudah Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind

Mapping

Page 87: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

70

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

No Interval F X FX X2 FX

2

1. 38 – 40 4 39 156 1521 6084

2. 41 – 43 4 42 168 1764 7056

3. 44 – 46 3 45 135 2025 6075

4. 47 – 49 4 48 192 2304 9216

5. 50 – 52 3 51 153 2601 7803

6. 53 − 55 2 54 108 2916 5832

∑F

=

20

∑FX=912 ∑FX2=42.066

c. Mencari Mean

Me = ∑

=

= 45,6

d. Mencari Standar Simpang Baku

S =√ ∑ ∑

=√

=√

=√

=√

= 5,01

Page 88: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

71

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Tabel 3.1 Perhitungan Uji Normalitas Sesudah

𝑁𝑜 𝑋𝑖 𝑍𝑖 𝑍𝑡 𝐹 (𝑍𝑖) 𝐹 (𝐾𝑢𝑚) 𝑆(𝑍𝑖) 𝐹(𝑍𝑖) − 𝑆(𝑍𝑖)

1 38 -1,5169 0,4345 0,0655 1 0,05 0,0155

2 38 -1,5169 0,4345 0,0655 2 0,1 -0,3345

3 39 -1,3173 0,4049 0,0951 3 0,15 -0,0549

4 40 -1,1177 0,3665 0,1335 4 0,2 -0,0665

5 41 -0,9181 0,3186 0,1814 5 0,25 -0,0686

6 41 -0,9181 0,3186 0,1814 6 0,3 -0,1186

7 42 -0,7185 0,2611 0,2389 7 0,35 -0,1111

8 43 -0,5189 0,1950 0,305 8 0,4 -0,095

9 44 -0,3193 0,1217 0,3783 9 0,45 -0,0717

10 45 -0,1197 0,0438 0,4562 10 0,5 -0,0438

11 46 0,0798 0,0279 0,5279 11 0,55 0,0221

12 47 0,2794 0,1064 0,6064 12 0,6 0,0064

13 48 0,4790 0,1808 0,6808 13 0,65 0,0308

14 49 0,6786 0,2486 0,7486 14 0,7 0,0486

15 49 0,6786 0,2486 0,7486 15 0,75 -0,0014

16 50 0,8782 0,3078 0,8078 16 0,8 0,0078

17 51 1,0778 0,3577 0,8577 17 0,85 0,0077

18 51 1,0778 0,3577 0,8577 18 0,9 -0,0423

19 53 1,4770 0,4292 0,9292 19 0,95 -0,0208

20 53 1,4770 0,4292 0,9292 20 1 -0,0708

e. Mengurutkan data sampel dari yang terkecil hingga terbesar.

f. Menentukan nilai Zi dari tiap-tiap data, dengan rumus:

Zi = Xi – x =

= −1,5169

S

Untuk mencari Z2 dan seterusnya maka mengikuti cara yang telah

dipaparkan.

g. Menentukan nilai Ztabel berdasarkan nilai Zi

Zi = bulatkan menjadi dua angka dibelakang koma menjadi −1,51

kemudian nilai minus dimutlakkan menjadi positif pada tabel kritis

distribusi normal diperoleh nilai Ztabel. Untuk mencari nilai Ztabel dan

seterusnya maka mengikuti cara yang telah dipaparkan.

h. Menentukan nilai F(Zi) berdasarkan nilai Ztabel

Jika Zi negative (-) 0,5 - Ztabel

Jika Zi positif (+) 0,5 + Ztabel

Page 89: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

72

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Zi = 0,4345, karena nilai pada Zi adalah negatif maka mencari F(Zi)

adalah F(Zi) = 0,5 – 0,4345 = 0,0655.

Untuk mencari nilai F(Zi) seterusnya dapat dicari mengikuti cara yang

tekah dipaparkan.

i. Menentukan nilai S(Zi) dengan cara:

S(Zi) =

=

= 0,05

Untuk mencari S(Zi) dan seterusnya dapat mengikuti cara yang telah

dipaparkan.

Mencari nilai Lhitung yang merupakan selisih dari F(Zi) – S(Zi)

Lhitung = │F(Zi) – S(Zi)│= 0,0655 – 0,05 = -0,0155

Untuk mengetahui nilai Lhitung dan seterusnya mengikuti cara yang telah

dipaparkan.

Maka didapati nilai Lhitung untuk α = 0,05 pada tabel nilai kritis

untuk N = 20 uji liliefors yaitu Ltabel = 0,190. Kriteria yang telah

ditentukan L0 < Ltebel maka H0 diterima atau data distribusi normal apabila

L0 ≥ Ltabel maka H0 ditolak atau data distribusi tidak normal. Dari kolom

diatas L0 = 0,0438 maka kecil dari Ltabel = 0,190 atau 0,0438 < 0,190

maka data berdistribusi Normal.

Page 90: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

73 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Lampiran II

Uji Homogenitas

Proses uji homogenitas:

1. Hasil Skor Kreativitas Belajar Siswa Sebelum

Tabel 3.2 Hasil Skor Kreativitas Belajar Siswa Sebelum Menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping

No Responden Skor

1. R1 39

2. R2 29

3. R3 46

4. R4 37

5. R5 46

6. R6 43

7. R7 21

8. R8 50

9. R9 42

10. R10 41

11. R11 30

12. R12 45

13. R13 47

14. R14 38

15. R15 33

16. R16 32

17. R17 28

18. R18 35

19. R19 40

20. R20 41

a. Sebaran Data

21 33 39 43

28 35 40 45

29 36 41 46

30 37 41 47

32 38 42 50

b. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi

Tabel 3.3 Distribusi Frekuensi Hasil skor Kreativitas Belajar Siswa

Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind

Mapping

Page 91: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

74

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

No Interval F X FX X2 FX

2

1. 21 − 25 1 23 23 529 529

2. 26 – 30 3 28 84 784 2352

3. 31 – 35 3 33 99 1089 3267

4. 36 – 40 5 38 190 1444 7220

5. 41 – 45 5 43 215 1849 9245

6. 46 − 50 3 48 144 2304 6912

∑F

=

20

∑FX=755 ∑FX2=29.525

c. Mencari Mean

Me = ∑

=

= 37,75

d. Mencari Standar Simpang Baku (s)

S =√ ∑ ∑

=√

=√

=√

=√

= 7,3

Page 92: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

75

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

2. Hasil Skor kreativitas Belajar Siswa Sesudah

Tabel 3.4 Hasil Skor Kreativitas Belajar siswa Sesudah Menggunakan

Model pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping

No Responden Skor

1. R1 42

2. R2 38

3. R3 48

4. R4 40

5. R5 39

6. R6 45

7. R7 38

8. R8 53

9. R9 47

10. R10 46

11. R11 44

12. R12 50

13. R13 51

14. R14 41

15. R15 43

16. R16 41

17. R17 51

18. R18 49

19. R19 49

20. R20 53

a. Sebaran Data

38 41 46 50

38 42 47 51

39 43 48 51

40 44 49 53

41 45 49 53

b. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi

Tabel 3.5 Distribusi Frekuensi Hasil skor Kreativitas Belajar Siswa

Sesudah Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind

Mapping

Page 93: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

76

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

No Interval F X FX X2 FX

2

1. 38 – 40 4 39 156 1521 6084

2. 41 – 43 4 42 168 1764 7056

3. 44 – 46 3 45 135 2025 6075

4. 47 – 49 4 48 192 2304 9216

5. 50 – 52 3 51 153 2601 7803

6. 53 − 55 2 54 108 2916 5832

∑F

=

20

∑FX=912 ∑FX2=42.066

c. Mencari Mean

Me = ∑

=

= 45,6

d. Mencari Standar Simpang Baku (s)

S =√ ∑ ∑

=√

=√

=√

=√

= 5,01

Langkah-langkah uji homogenitas populasi sebagai berikut:

1. Menentukan varians dari variabel yang diteliti.

a. Varians variabel Y1

S2 = (7,3)

2 = 53,29

b. Varians variabel Y2

S2 = (5,01)

2 = 25,1001

Page 94: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

77

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

2. Menghitung perbandingan varians terbesar dan varians terkecil.

Fhitung =

=

= 2,12

3. Membandingkan Fhitung dengan Ftabel

Dk pembilang = n – 1 = 20-1 = 19 (Untuk varians terbesar)

Dk penyebut = n – 1 = 20-1 = 19 (Untuk varians terkecil)

Pada taraf signifikan (α) = 0,05 maka diperoleh Ftabel = 2,16

4. Kriteria pengujian

Jika Fhitung < Ftabel = Homogen

Jika Fhitung > Ftabel = Tidak Homogen

Ternyata Fhitung < Ftabel atau 2,12 < 2,16, maka varians-varians adalah

Homogen.

Page 95: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

78 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Lampiran III

Uji Hipotesis

Tabel 4.6 Skor Kreativitas Belajar Siswa Dari 20 Orang siswa Kelas XI

IPA A Madrasah Aliyah Swasta As’ad Kota Jambi

No

Nama Skor Minat Belajar Siswa

D=(X-Y)

D2=(X-Y)

2

Nilai

Sebelum

Nilai

Sesudah

1 R1 39 42 -3 9

2 R2 29 38 -9 81

3 R3 46 48 -2 4

4 R4 37 40 -3 9

5 R5 36 39 -3 9

6 R6 43 45 -2 4

7 R7 21 38 -17 289

8 R8 50 53 -3 9

9 R9 42 47 -5 25

10 R10 41 46 -5 25

11 R11 30 44 -14 196

12 R12 45 50 -5 25

13 R13 47 51 -4 16

14 R14 38 41 -3 9

15 R15 33 43 -10 100

16 R16 32 41 -9 81

17 R17 28 51 -23 529

18 R18 35 49 -14 196

19 R19 40 49 -9 81

20 R20 41 53 -12 144

∑N=20 ∑D= -155 ∑D= 1838

Langkah-langkah perhitungan:

a) Mencari Mean of Difference (MD)

MD = ∑

=

Page 96: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

79

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

= -7,75

b) Mencari Standard Deviasi of Difference (SDD)

SDD = √∑

− √

SDD = √

− √

SDD = √

SDD =√

SDD =√

SDD = 5,61

c) Mencari Standard Error dari Mean of Difference (SEMD)

SEMD =

=

=

=

= 1,28

d) Mencari t0

t0 =

t0 =

t0 = 4,38

e) Mencari Interpretasi

Df = N – 1

Df = 20 – 1

Df = 19

Pada taraf signifikan t 5% = 1,73

Pada taraf signifikan t 1% = 2,53

Jika tt 5% > t0 < tt 1% = H0 ditolak

Page 97: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

80

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Jika tt 5% < t0 > tt 1% = Hα diterima

Eksperimen efektif untuk memunculkan perubahan dengan t0 atau “t”

yang diperoleh dalam perhitungan t0 = 4,38 lebih besar dari ttabel (baik

dalam taraf signifikan 5% maupun taraf signifikan 1%) maka dari kedua

hipotesis yang ada dapat disimpulkan hipotesis nihil ditolak sedangkan

hipotesis alternatif diterima. Yang berarti kedua variabel X dan Y terdapat

pengaruh

Page 98: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

81 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Lampiran IV

Uji Korelasi Phi

Tabel 4.7 Tabel Korelasi Phi

II

I

Sesudah Sebelum Jumlah

Tinggi 20 (a) 4 (b) 24

Rendah 0 (c) 16 (d) 16

Jumlah 20 20 40

Φ =

Φ =

=

=

= 1,633

Memberi interpretasi pada Phi (Φ)

DF =N-2 = 40-2 =38

Konsultasi dengan tabel nilai “t” dengan df = 38, diperoleh rtabel pada

taraf signifikansi 5% = 0,320, sedangkan pada taraf signifikansi 1% =

0,413. Dengan demikian Φ yang telah diproleh yaitu 1,633 adalah lebih

besar dari pada rtabel (baik pada taraf signifikansi 5% maupun 1%) 0,320 ˂

1,633 ˃ 0,413. Maka H0 (hipotesis nol) ditolak dan Ha (hipotesis alternatif)

diterima.

Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe mind mapping terhadap kreativitas belajar

siswa.

Page 99: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

82 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Lampiran V

Lembar Observasi

Nama Sekolah : Madrasah Aliyah Swasta As‟ad Kota Jambi

Materi : Sistem Pencernaan Manusia

Kelas/semester : XI IPA A / 1

Aspek yang Diamati : Kreativitas

Petunjuk : Berilah tanda checklist (√) pada kolom nomor siswa sesuai dengan kriteria siswa yang diamati

No Aspek

(Tahapan)

Indikator Kriteria Nomor Siswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1. Keterampilan

berpikir lancar

Mencetuskan banyak

gagasan dalam

penyelesaian masalah

4. Mencetuskan banyak

gagasan dengan lancar dan

tepat

3. Mencetuskan banyak

gagasan dengan lancar dan

kurang tepat

2. Mencetuskan banyak

gagasan dengan kurang

lancar dan kurang tepat

1. Tidak mencetuskan gagasan

Mencetuskan beberapa

jawaban

4. Mencetuskan beberapa

jawaban dengan lancar dan

tepat

3. Mencetuskan beberapa

jawaban dengan lancar dan

Page 100: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

83

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

kurang tepat

2. Mencetuskan beberapa

jawaban dengan kurang

lancar dan kurang tepat

1. Tidak mencetuskan

jawaban

Mengemukakan saran

dalam penyelsaian

masalah

4. Mengemukakan banyak

saran dengan tepat

3. Mengemukakan sedikit

saran dengan tepat

2. Mengemukakan sedikit

saran dengan kurang tepat

1. Tidak mengemukakan saran

Bekerja lebih cepat dari

yang lain

4. Semua tugas dikerjakan

tepat waktu

3. Sebagian besar tugas

diselesaikan tepat waktu

2. Sebagian kecil tugas

diselesaikan tepat waktu

1. Semua tugas tidak

diselesaikan tepat waktu

Melakukan lebih banyak

dari yang lain

4. Mengerjakan semua soal

dengan benar

3. Mengerjakan sebagian soal

dengan benar

2. Mengerjakan semua soal

Page 101: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

84

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

tetapi hanya sebagian yang

benar

1. Mengerjakan semua soal

tetapi tidak ada yang benar

2. Keterampilan

berpikir luwes

Menghasilkan gagasan

yang bervariasi

4. Memberikan jawaban yang

bervariasi secara tepat dan

sesuai literatur

3. Memberikan jawaban yang

bervariasi namun jawaban

belum tepat

2. Memberikan jawaban yang

bervariasi, tidak tepat serta

tidak sesuai literatur.

1. Tidak memberikan jawaban

yang bervariasi.

Dapat melihat masalah

dari berbagai sudut

pandang yang berbeda

4. Menganalisis permasalahan

yang muncul dari fakta dan

petunjuk yang diberikan

guru

3. Kurang menganalisis

permasalahan yang muncul

dari fakta dan petunjuk

yang diberikan guru

2. Hanya menganalisis

permasalahan yang muncul

dari penjelasan guru saja

atau dari fakta saja

1. Tidak menganalisis

Page 102: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

85

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

permasalahan yang muncul

dari fakta dan pentunjuk

yang diberikan guru

Dapat menerapkan

konsep, sifat, atau aturan

dalam contoh pemecahan

masalah

4. Menerapkan konsep, sifat,

atau aturan dalam berdikusi

guna memecahkan

permasalahan dengan

berbeda dan tepat

3. Menerapkan konsep, sifat

atau aturan dalam

berdiskusi guna

memecahkan permasalahan

dengan berbeda namun

kurang tepat

2. Memecahkan permasalahan

dengan berbeda namun

tidak menerapkan

konsep,sifat atau aturan

dalam berdiskusi

1. Tidak menerapkan konsep,

sifat atau aturan dalam

berdiskusi guna

memecahkan permasalahan

3. Keterampilan

berpikir orisinil

Mencetuskan masalah,

gagasan, atau hal-hal

yang tidak terpikirkan

orang lain.

4. Mencetuskan masalah,

gagasan, atau hal yang

berbeda dengan lancar dan

tepat

3. Mencetuskan masalah,

Page 103: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

86

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

gagasan atau hal yang

berbeda dengan lancar dan

tepat

2. Mencetuskan masalah,

gagasan atau hal yang

berbeda dengan tidak lancar

dan tidak tepat

1. Tidak mencetuskan

masalah, gagasan atau hal

yang berbeda

Menciptakan ide-ide atau

hasil karya yang berbeda

dan betul-betul baru

4. Siswa berdiskusi sesuai

dengan materi sistem

pencernaan, dengan hasil

yang unik dan rapi

3. Siswa berdiskusi sesuai

dengan materi sistem

pencernaan, dengan hasil

unik namun kurang rapi

2. Siswa berdiskusi sesuai

dengan materi sistem

pencernaan dengan hasil

tidak unik

1. Siswa berdiskusi tidak

sesuai dengan materi sistem

pencernaan, dengan hasil

unik dan rapi

4. Keterampilan

berpikir detail

Mengembangkan atau

memperkaya gagasan

4. Mengembangkan gagasan

dari guru/teman dengan

Page 104: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

87

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

(elaborasi) orang lain tepat

3. Mengembangkan gagasan

dari guru/teman namun

kurang tepat

2. Mengembangkan gagasan

dari guru/teman namun

tidak tepat

1. Tidak mengembangkan

gagasan dari guru/teman

5. Rasa ingin tahu Keinginan untuk mencari

tahu, mendalami

pengetahuan lebih dalam

4. Menganalisis data

menggunakan sumber

internet, buku bertanya

pada guru/teman

3. Menganlisis data

menggunakan sumber

internet dan buku

2. Menganalisis data dengan

bertanya pada guru/teman

1. Tidak menganalisis data

menggunakan sumber

internet, buku, bertanya

pada guru/teman

Mempertanyakan segala

sesuatu

4. Bertanya dengan lancar dan

sesuai materi sistem

pencernaan

3. Bertanya dengan lancar

namun tidak sesuai dengan

materi sistem pencernaan

Page 105: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

88

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

2. Bertanya dengan tidak

lancar dan tidak sesuai

dengan materi sistem

pencernaan

1. Tidak bertanya

6. Bersikap merasa

tertantang

Melibatkan diri dalam

tugas yang diberikan

4. Fokus dan tekun bekerja

dalam menyelesaikan tugas

3. Rajin bekerja dalam

menyelesaikan tugas namun

kurang fokus

2. Bekerja dalam

menyelesaikan tugas namun

diungatkan terus menerus

1. Tidak bekerja dan harus

diingatkan

Page 106: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

89

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

SKOR KREATIVITAS SEBELUM

Kode

Siswa Skor Per Indikator Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 3 3 3 3 2 2 3 2 2 4 3 3 3 3 39

2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 4 2 2 2 3 29

3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 3 4 46

4 3 3 2 2 2 2 3 2 3 4 3 3 2 3 37

5 3 2 2 3 2 1 3 1 4 2 4 3 4 2 36

6 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 4 4 3 3 43

7 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 3 1 21

8 3 4 4 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 50

9 3 3 2 2 3 3 2 3 4 4 4 4 3 2 42

10 2 3 2 4 3 3 3 1 4 3 4 4 3 2 41

11 2 2 3 2 1 1 2 1 3 3 2 3 2 3 30

12 4 3 3 1 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 45

13 4 4 3 2 4 4 4 1 3 4 4 4 3 3 47

14 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 4 3 2 38

15 2 3 1 1 3 3 2 1 3 3 1 4 3 3 33

16 2 3 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 32

17 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 28

18 1 3 3 1 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 35

19 3 2 3 1 3 4 2 3 3 3 4 4 3 2 40

20 4 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 2 3 41

Page 107: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

90

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

SKOR KREATIVITAS SESUDAH

Kode

Siswa Skor Per Indikator Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 4 3 3 2 3 3 4 3 3 2 3 4 3 2 42

2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 4 38

3 3 3 4 2 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 48

4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 4 2 2 3 40

5 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 4 3 3 39

6 3 4 3 3 3 2 4 2 3 3 4 4 3 4 45

7 4 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 4 3 38

8 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 53

9 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 47

10 3 4 3 2 3 3 3 4 3 4 4 4 2 4 46

11 4 3 4 3 4 3 2 2 3 3 4 3 3 3 44

12 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 50

13 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 51

14 4 3 2 4 2 4 2 2 2 3 3 3 3 4 41

15 4 3 3 2 3 4 2 3 4 2 4 3 3 3 43

16 2 3 3 2 2 3 3 4 3 1 3 3 3 4 41

17 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 51

18 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 49

19 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 49

20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 53

Page 108: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

91 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Lampiran VI

Dokumentasi

Menjelaskan tentang materi yang akan diajarkan kepada siswa

Sebelum menggunakan model pembelajaran tipe Mind Mapping

Siswa duduk perkelompok

Siswa berdiskusi dalam kelompok dan mulai membuat Mind Mapping

Page 109: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

92

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

siswa mempresentasikan hasil Mind Mapping nya

Hasil Mind Mapping Siswa

Page 110: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

93

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Page 111: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

94

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Page 112: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

95 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Lampiran VII

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Semester : XI/1

Satuan Pendidikan : MAS As‟ad Kota Jambi

Materi Pokok : Sistem Sirkulasi

Alokasi Waktu : 2 JP x 40 menit / 3x Pertemuan

A. KOMPETENSI INTI

1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri,

peduli (toleransi, gotong royong) dan bertanggung jawab dalam

berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di

lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitr,

bangsa, negara dan kawasan regional.

3) Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,

dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan

rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya

dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait

fenomena dan kejadian yang tampak mata.

4) Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyajikan secara

kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif dalam

ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah

dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.

B. Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar Indikator

3.6 Menganalisis hubungan

antara struktur jaringan

penyusun organ pada

sistem sirkulasi dan

mengaitkannya dengan

bioprosesnya sehingga

dapat menjelaskan

mekanisme peredaran

darah serta gangguan

fungsi yang mungkin

terjadi pada sistem

3.6.1 Menjelaskan pengertian sistem peredaran

darah

3.6.2 Menjelaskan fungsi darah dan komponen

darah

3.6.3 Menjelaskan proses pembekuan darah

3.6.4 Mengetahui organ sistem peredaran darah

3.6.5 Menjelaskan mekanisme peredaran darah

3.6.6 Menjelaskan kelainan atau gangguan pada

sistem sirkulasi

Page 113: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

96

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

sirkulasi manusia melalui

studi literature,

pengamatan, percobaan,

dan simulasi.

C. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu menjelaskan pengertian sistem peredaran darah

2. Siswa mampu menjelaskan fungsi darah dan komponen darah

3. Siswa mampu menjelaskan proses pembekuan darah

4. Siswa mampu menjelaskan organ sistem peredaran darah

5. Siswa mampu menjelaskan mekanisme peredaran darah

6. Siswa mampu menjelaskan kelainan atau gangguan pada sistem

sirkulasi

D. Materi Pembelajaran

1. Pengertian Sistem Peredaran Darah

Sistem peredaran darah merupakan sistem transportasi tubuh secara

fungsional menghubungkan organ-organ pertukaran dengan sel-sel tubuh,

mengangkut bahan-bahan yang dibutuhkan, seperti O2 dan zat makanan

atau bahan-bahan sisa metabolisme seperti CO2 dan urea.

2. Fungsi Darah

a. Mengangkut bahan-bahan yang diperlukan oleh tubuh

b. Mengendalikan stabilitas suhu tubuh

c. Sebagai alat pertahanan tubuh

d. Mengatur keseimbangan pH

e. dalam pembekuan darah jika terjadi luka

3. Komponen Darah

Darah terdiri atas dua komponen yaitu:

a. Plasma darah

Plasma darah merupakan bagian cair yang berwarna kekuningan,

terdiri atas:

Hampir 90% air yang didalamnya terlarut berbagai macam zat

Garam-garam mineral

Protein plasma

b. Sel darah

Sel darah merah (eritrosit)

Sel darah putih (leukosit)

a) Granulosit

Page 114: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

97

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Granulosit dibedakan berdasarkan reaksi granulanya terhadap

zat pewarna, yaitu:

Essinofil

Basofil

Neutrofil

b) Agranulosit

Plasma agranulosit tidak mengandung granula (butiran).

Dibedakan menjadi dua yaitu:

Limfosit

Monosit

Keping Darah (trombosit)

Trombosit berbentuk bulat, lonjong, bahkan berbentuk tidak

beraturan. Trombosit tidak memiliki inti dan berukuran lebih kecil

dibandingkan eritrosit. Jumlah trombosit sekitar 250.000-400.000

dalam setiap millimeter kubik darah. Trombosit dapat hidup selama

delapan hari. Trombosit berfungsi dalam proses penggumpalan

darah.

4. Mekanisme pembekuan darah

Gambar proses pembekuan darah

Di dalam plasma darah terdapat trombosit yang akan pecah apabila

menyentuh permukaan yang kasar. Jika trombosit pecah, enzim

tromboplastin yang dikandungnya akan keluar bercampur dengan plasma

darah. Selain trombosit, di plasma darah terdapat protombin. Protombin

akan diubah menjadi trombin oleh enzim tromboplastin. Perubahan

protombin menjadi trombin dipicu oleh ion kalsium (Ca2+). Protombin

Page 115: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

98

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

adalah suatu protein plasma yang pembentukannya memerlukan vitamin

K. Trombin akan berfungsi sebagai enzim yang dapat mengubah

fibrinogen menjadi fibrin. Fibrinogen adalah suatu protein yang terdapat

dalam plasma.Adapun fibrin adalah protein berupa benang-benang yang

tidak larut dalam plasma. Benang-benang fibrin yang terbentuk akan

saling bertautan sehingga sel-sel darah merah beserta plasma akan

terjaring dan membentuk gumpalan. Jaringan baru akan terbentuk

menggantikan gumpalan tersebut dan luka akan menutup.

5. Organ Peredaran Darah

1. Jantung

Gambar jantung

Jantung manusia terdiri atas 4 ruang, 2 serambi (atrium) yaitu serambi

kiri dan kanan dan 2 bilik (ventrikel) yaitu bilik kiri dan bilik kanan.Sekat

yang memisahkan jantung menjadi bagian kiri dan kanan disebut Septum

Cordi dan sekat uang memisahkan atrium dan ventrikel disebut Septum

Atrio Ventriculorum.Antara serambi kiri dan bilik kiri dihubungkan oleh

katup berkelopak dua (valvula biskuspidalis), antara serambi kanan dan

bilik kanan dihubungkan oleh katup berkelopak tiga (valvula

trikuspidalis).Katup-katup tersebut diperkuat oleh korda tendinae.

2. Pembuluh Darah

1) Arteri (pembuluh darah nadi), yaitu pembuluh darah yang membawa

darah keluar dari jantung. Terdiri dari:

Arteri pulmonalis

Page 116: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

99

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Merupakan pembuluh nadi yang membawa darah menuju paru-paru

Aorta

Merupakan pembuluh darah besar yang membawa darah menuju

seluruh tubuh.Pada pangkal batang nadi terdapat klep berbentuk bulan

sabit (Valvula semilunaris) yang berfungsi untuk menjaga aliran darah

agar tetap searah

2) Vena (pembuluh darah balik) yaitu pembuluh darah yang membawa

darah menuju ke jantung.

Vena pulmonalis yaitu pembuluh darah yang membawa darah dari

paru-paru menuju ke jantung.

Vena cava inferior yaitu pembuluh darah yang membawa darah dari

bagian bawah tubuh menuju jantung.

Vena cava superior yaitu pembuluh darah yang membawa darah dari

bagian atas menuju ke jantung.

3) Pembuluh darah kapiler

Pembuluh darah halus yaitu yang langsung berhubungan dengan

jaringan tubuh. Pada pembuluh darah kapiler terdapat hubungan antara

pembuluh darah arteri dengan pembuluh darah vena.

6. Mekanisme Sistem Peredaran Darah Pada Manusia

Sistem peredaran darah pulmonalis (peredaran darah kecil/pendek),

meliputi system peredaran darah dari jantung menuju ke paru-paru

dan kembali kejantung. Mekanismenya ventrikel berkontraksi menuju

katup trikuspid tertutup ke katup semilunar arteri paru-paru terbuka

kemudian menuju darah yang kaya akan CO2 dari ventrikel kanan

dibawa oleh arteri pulmonalis selanjutnya ke paru-paru kanan dan kiri,

diparu-paru darah mengeluarkan CO2 kemudian darah mengambil O2

di paru-paru, darah yang kaya akan O2 dibawa vena pulmonalis

menuju keatrium kiri, ventrikel relaksasi, katup bicuspid terbuka

sehingga darah mengalir ke ventrikel kiri.

Page 117: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

100

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Sistem Peredaran Darah Sistemik (peredaran darah besar/panjang),

yaitu sistem peredaran darah dari jantung, kemudian diedarkan

keseluruh tubuh dan kembali ke jantung.

7. Gangguan Penyakit Sistem Peredaran darah

Anemia yaitu keadaan jumlah sel darah merah atau jumlah

hemoglobin berada di bawah normal.

Hemofilia yaitu suatu kegagalan proses pembekuan darah pada

pembuluh darah yang cedera atau luka.

Talasemia yaitu suatu penyakit keturunan yang terjadi karena kelainan

sel darah merah.

Hipertensi yaitu tekanan darah pada arteri meningkt hingga di atas

normal.

Hipotensi yaitu tekanan darah arteri menurun hingga di bawah normal.

Limfangitis yaitu infeksi peradangan pembuluh limfa, sehingga

tampak timbul garisgaris merah di bawah kulit.

Infark Miokard yaitu serangan jantung yang terjadi ketika sekelompok

otot jantung mati karena penyumbatan menddak dari arteri coroner

(thrombosis coroner).

E. Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran

1. Pendekatan : Saintifik

2. Metode : Penugasan, Pengamatan, Diskusi, Tanya Jawab

3. Model :

F. Kegiatan Pembelajaran

Pertmeuan 1

Kegiatan Fase/Sintaks Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan Guru mengkondisikan

peserta didik di dalam

kelas

1. Guru memberikan salam

2. Guru mengkondisikan kelas dan

meminta salah satu murid

memimpin membaca doa

sebelum pelajaran dimulai.

3. Guru melakukan absensi.

4. Guru menanyakan materi

10

Menit

Page 118: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

101

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

sebelumnya.

Apersepsi

1. Guru memberikan apersepsi

kepada siswa untuk membayangkan

jika didalam tubuhmu terdapat

sebuah sistem transportasi: ada jalan,

mobil, lengkap dengan polisi lalu

lintasnya. Sistem ini bisa

mengantarkan zat-zat kehidupan ke

setiap sel tubuh sambil macet

sampah dari sel tubuh untuk dibuang

keluar tubuh. Sistem ini juga

menyediakan seradu-seradu untuk

itu penjahat (kuman) yang berhasil

menyusup kedalam tubuh. Sistem

inilah disebut dengan sistem

peredaran darah.

Motivasi :

1. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

2. Guru memotivasi peserta didik

tentang kebesaran tuhan yang

telah menciptakan darah dengan

berbagai kompleksitasnya”.

Kegiatan Inti Mengamati 1. Guru meminta siswa untuk

memperhatikan video tentang

kegiatan PMI dalam

penyumbang darah.

60

Menit

Menanya Siswa mencoba menentukan

permasalahan dan membuat

pertanyaan (rumusan masalah)

Misalkan: mengapa darah

berwarna merah? Bagaimana

bentuk sel darah? Apa

komponen yang ada didalam

darah?

Mengumpulkan

Data/Informasi

1. Membagi siswa menjadi 5

keompok, masing-masing

kelompok membuka LKS

2. Siswa secara berkelompok

mengkaji literatur untuk

mencari data mengenai materi

yang harus berdiskusi

Page 119: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

102

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Mengasosiasikan 1. Siswa menulikan hasil

diskusinya pada LKS yang telah

diberikan.

2. Guru melakukan pendampingan

kepada masing-masing

kelompok.

Mengomunikasikan 1. Salah satu kelompok

mempresentasikan hasil diskusi

kelompok ke depan kelas. Guru

memfasilitasi jalannya diskusi.

2. Guru memberikan penguatan

terkait konsep yang masih

belum benar dan menambahkan

konsep yang kurang.

Penutup 1. Menanyakan pada siswa meteri

yang belum dipahami.

2. Guru membimbing siswa untuk

menyimpulkan pembelajaran.

3. Memberi tugas pada siswa.

4. Guru menginformasikan materi

selanjutnya.

5. Guru memberi pesan yang

bermanfaat bagi siswa.

6. Guru mengucapkan salam.

10

Menit

Pertemuan 2

Kegiatan Fase/Sintaks Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan Guru mengkondisikan

peserta didik di dalam

kelas

1) Guru memberikan salam

2) Guru mengkondisikan kelas dan

meminta salah satu murid

memimpin membaca doa

sebelum pelajaran dimulai.

3) Guru melakukan absensi.

4) Guru menanyakan materi

sebelumnya.

Apersepsi

Guru menggali pengetahuan siswa

dengan menanyakan:

Apa saja komponen penyusun darah?

10

Menit

Page 120: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

103

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Apa yang kalian ketahui tentang

organ peredaran darah dan

mekanisme peredaran darah?

Motivasi :

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

Guru memotivasi peserta didik

tentang kebesaran tuhan yang

telah menciptakan darah dengan

berbagai kompleksitasnya”.

Kegiatan Inti Mengamati 1. Guru menjelaskan materi kepada

siswa mengenai materi organ

peredaran darah dan mekanisme

peredaran darah.

60

Menit

Menanya Siswa mencoba menentukan

permasalahan dan membuat

pertanyaan (rumusan masalah)

Misalkan: bagaimana darah

mengalir dalam tubuh kita?

Mengumpulkan

Data/Informasi

Membagi siswa menjadi 5

keompok, masing-masing

kelompok membuka LKS

Siswa secara berkelompok

mengkaji literatur untuk

mencari data mengenai materi

yang harus berdiskusi

Guru menayangkan video dan

gambar-gambar tentang organ

peredaran darah. Kemudian

guru meminta siswa untuk

memperhatikan tayangan video

dan gambar-gambar tersebut.

Mengasosiasikan Siswa mencatat hal-hal penting

sebagai bahan untuk

mengerjakan bersama

kelompoknya.

Guru melakukan pendampingan

kepada masing-masing

kelompok.

Mengomunikasikan Salah satu kelompok

mempresentasikan hasil diskusi

kelompok ke depan kelas. Guru

memfasilitasi jalannya diskusi.

Page 121: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

104

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Guru memberikan penguatan

terkait konsep yang masih

belum benar dan menambahkan

konsep yang kurang.

Penutup Menanyakan pada siswa meteri

yang belum dipahami.

Guru membimbing siswa untuk

menyimpulkan pembelajaran.

Memberi tugas pada siswa.

Guru menginformasikan materi

selanjutnya.

Guru memberi pesan yang

bermanfaat bagi siswa.

Guru mengucapkan salam.

10

Menit

Pertemuan 3

Kegiatan Fase/Sintaks Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan Guru mengkondisikan

peserta didik di dalam

kelas

Guru memberikan salam

Guru mengkondisikan kelas dan

meminta salah satu murid

memimpin membaca doa

sebelum pelajaran dimulai.

Guru melakukan absensi.

Guru menanyakan materi

sebelumnya.

Apersepsi

Guru menggali pengetahuan

siswa dengan menanyakan: Ada

yang tahu tidak nama lain dari

penyakit darah tinggi dan apa

penyebabnya?

Motivasi :

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

Guru memotivasi peserta didik

tentang kebesaran tuhan yang

telah menciptakan darah dengan

berbagai kompleksitasnya”.

10

Menit

Kegiatan Inti Mengamati 1. Guru menjelaskan materi kepada

siswa mengenai materi kelainan

60

Menit

Page 122: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

105

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

atau penyakit pada sistem

peredaran darah

Menanya Siswa mencoba menentukan

permasalahan dan membuat

pertanyaan (rumusan masalah)

Misalkan: hipertensi itu

penyebabnya apa dan bagaimana

mengatasinya?

Mengumpulkan

Data/Informasi

Membagi siswa menjadi 5

keompok, masing-masing

kelompok membuka LKS

Siswa secara berkelompok

mengkaji literatur untuk

mencari data mengenai materi

yang harus didiskusi

Guru menjelaskan materi

kepada siswa mengenai materi

kelainan atau penyakit pada

sistem peredaran darah

Mengasosiasikan Siswa mencatat hal-hal penting

sebagai bahan untuk

mengerjakan bersama

kelompoknya.

Guru melakukan pendampingan

kepada masing-masing

kelompok.

Mengomunikasikan Salah satu kelompok

mempresentasikan hasil diskusi

kelompok ke depan kelas. Guru

memfasilitasi jalannya diskusi.

Guru memberikan penguatan

terkait konsep yang masih

belum benar dan menambahkan

konsep yang kurang.

Penutup Menanyakan pada siswa meteri

yang belum dipahami.

Guru membimbing siswa untuk

menyimpulkan pembelajaran.

Memberi tugas pada siswa.

Guru menginformasikan materi

selanjutnya.

Guru memberi pesan yang

bermanfaat bagi siswa.

10

Menit

Page 123: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

106

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Guru mengucapkan salam.

G. Sumber dan Media Pembelajaran

Sumber : Buku paket (Faidah Rachmawati, Nurul Urifah, Ari Wijayati.

2009. Biologi Kelas XI SMA/MA, Jakarta: Pusat Perbukuan.)

LKS (Lembar Kerja Siswa)

Media : Papan tulis, Karton, power point mengenai sistem peredaran darah

H. Penilaian

1. Tes (penilaian kognitif)

2. Diskusi dan presentasi (penilaian psikomotorik dan afektif)

Page 124: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

107

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

INSTRUMEN PENILAIAN DISKUSI

Topik : Sistem Sirkulasi

Tanggal :

Jumlah siswa :

No Nama Menyam

paikan

Pendapat

Menanggapi Memperta

hankan

Argumen

Jumlah

skor

Nil

ai

1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4

RUBRIK PENILAIAN DISKUSI

No Aspek Yang Dinilai Rubrik

1 Menyampaikan Pendapat 1.Tidak Sesuai Masalah

2.Sesuai dengan masalah tapi belum

benar

3.Sesuai dengan masalah dan benar

2 Menanggapi 1.Langsung setuju atau menyanggah

tanpa alasan

2.Setuju dan menyanggah dengan alasan

yang benar tidak sempurna

3.Setuju atau menyanggah dengan alasan

yang benar dengan didukung referensi

3 Mempertahankan

Argumen

1.Tidak dapat mempertahankan pendapat

2.Mampu mempertahankan

Page 125: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

108

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

pendapat,alasan kurang benar

3.Mampu mempertahankan

pendapat,alasan benar didukung referensi

Jumlah skor maksimum = 15

Nilai Akhir =

x 100

Rentang nilai Keterangan

60-69 Cukup

70-79 Baik

80-100 Sangat baik

Page 126: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

109

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

INSTRUMEN PENILAIAN PSIKOMOTORIK

N

O

NAMA

SISWA

Aspek Psikomotorik Yang Dinilai SK

OR

JUMLAH

NILAI Menggun

akan

media

Pengumpula

n data

Pe

ngo

lah

an

dat

a

Ketera

mpilan

Present

asi

Keterampila

n bertanya

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1

2

3

RUBRIK PENILAIAN PSIKOMOTORIK

NO Aspek yang Dinilai Rubrik

1 Menggunakan Media 1. Tidak Terampil Menggunakan Media.

2. Kurang Terampil Menggunakan Media.

3. Trampil Menggunakan Media.

2 Pengumpulan Data 1. Tidak Mengumpulkan Data.

2. Mengumpulkan Data Tetapi Kurang

Lengkap.

3. Mengumpulkan Data Lengkap.

3 Pengolahan data 1. Tidak Ada Pengolahan Data.

2. Mengolah Data Tetapi Kurang Lengkap.

3. Mengolah Data Dengan Lengkap.

4 Presentasi 1. Tidak melakukan Presentasi.

2. Melakukan Presentasi Tetapi Kurang

Aktif.

3. Presentasi Baik.

5 Bertanya 1. Tidak Bertanya.

Page 127: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

110

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

2. Jarang Bertanya.

3. Sering Bertanya.

Jumlah skor Maksimum = 15

Nilai Akhir =

x100

Rentang nilai Keterangan

60-69 Cukup

70-79 Baik

80-100 Sangat baik

Mengetahui Jambi,16 Desember 2020

Guru Mata Pelajaran

Susilowati S.Pd.i JamilahKarimah

NIP NIM : TB.161038

Mengetahui

Page 128: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

111

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Semester : XI/1

Satuan Pendidikan : MAS As‟ad Kota Jambi

Materi Pokok : Sistem Pencernaan Manusia

Alokasi Waktu : 2 JP x 40 menit / 1x Pertemuan

A. KOMPETENSI INTI

1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya

diri, peduli (toleransi, gotong royong) dan bertanggung jawab dalam

berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di

lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitr,

bangsa, negara dan kawasan regional.

3) Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik

sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata.

4) Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyajikan secara

kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif dalam

ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di

sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.

B. Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar Indikator

3.7 Menganalisis hubungan

antara struktur jaringan

penyususn organ pada

sistem pencernaan dalam

kaitannya dengan nutrisi,

bioproses dan gangguan

fungsi yang dapat terjadi

pada sistem pencernaan

manusia.

3.7.1 Menjelaskan pengertian sistem pencernaan

manusia

3.7.2 Mendeskripsikan jenis makanan berdasarkan

kandungan zat yang ada di dalamnya

C. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu menjelaskan apa itu sistem pencernaan manusia.

Page 129: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

112

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

2. Siswa mampu mendeskripsikam jenis makanan berdasarkan kandungan

zat yang ada didalamnya.

D. Materi Pembelajaran

Sistem Pencernaan Manusia

Sistem pencernaan adalah sistem yang membantu dalam mencerna

makanan yang dikonsumsi sehingga mudah dicerna oleh tubuh yang

berguna untuk menghasilkan energi bagi seluruh anggota tubuh. Makanan

yang diserap oleh tubuh berupa nutrisi dibantu oleh enzim untuk

memecah molekul kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana

sehingga mudah diserap oleh tubuh. Proses pencernaan pada manusia

dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

1. Pencernaan mekanik, adalah proses pengubahan makanan dari bentuk

kasar menjadi bentuk kecil atau halus. Proses ini dilakukan dengan

menggunakan gigi di dalam mulut.

2. Pencernaan kimiawi, adalah proses perubahan makanan dari zat yang

kompleks menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan enzim, yang

terjadi mulai dari mulut, lambung, dan usus. Enzim adalah zat kimia

yang dihasilkan oelh tubuh yang berfungsi mempercepat reaksi-reaksi

kimia dalam tubuh.

Zat Makanan

1. Nutrisi

Terdapat enam jenis nutrisi dalam makanan yaitu karbohidrat,

lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Karbohidrat, lemak, dan

protein dibutuhkan dalam jumlah yang banyak, sedangkan vitamin dan

mineral dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit.

a. Karbohidrat ada tiga jenis yaitu gula, pati, dan serat. Gula ditemukan

pada buah-buahan, madu, dan susu. Pati ditemukan dalam kentang dan

makanan yang terbuat dari biji-bijian. Serat didapatkan dari makanan

seperti gandum atau sereal, kacang-kacangan, sayuran, dan buah-

buahan. Serat tidak dapat dicerna dan dikeluarkan sebagai feses.

Fungsi utama karbohidrat adalah sebagai sumber energi.

Page 130: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

113

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

b. Lemak dibedakan menjadi lemak jenuh dan tidak jenuh. Minyak nabati

serta lemak yang ditemukan dalam biji adalah lemak tidak jenuh.

Lemak jenuh ditemukan dalam daging, susu, keju, minyak kelapa

maupun minyak sawit. Fungsi utama lemak adalah sebagai cadangan

energi dalam tubuh, kelebihan dari makaanan yang dikonsumsi diubah

menjadi lemak dan disimpan untuk digunakan kemudian.

c. Protein didapat tubuh berasal dari protein hewani yang berasal dari

hewan dan protein nabati yang berasal dari tumbuhan. Bahan makanan

yang mengandung protein hewani antara lain daging, ikan, telur, susu,

dan keju. Bahan makanan yang mengandung protein nabati adalah

kacang kedelai, kacang hijau dan kacang-kacangan lainnya. Protein

dibutuhkan sebagai penghasil energi, untuk pertumbuhan dan

mengganti sel-sel tubuh yang rusak, pembuat enzim dan hormon dan

pembentuk antibodi.

d. Vitamin dibutuhkan dalam jumlah sedikit, namun harus ada karena

berfungsi untuk mengatur fungsi tubuh dan mencegah beberapa

penyakit. Vitamin B dan C larut dalam air, vitamin A, D, E dan K

larut dalam lemak

e. Tubuh memerlukan 14 jenis mineral, diantara kalsium, pospor,

potasium, sodium, besi, yodium, dan seng. Mineral berfungsi dalam

proses pembangunan sel, membantu reaksi kimia tubuh, mengangkut

oksigen ke seluruh tubuh, pembentukan dan pemeliharaan tulang.

f. Air adalah faktor yang paling penting untuk kelangsungan hidup. Sel

tubuh makhluk hidup sekitar 60-70 persen terdiri atas air, air berfungsi

sebagai pembentuk sel dan cairan tubuh, pengatur suhu tubuh, pelarut

zat-zat gizi lain dan membantu proses pencernaan makanan, pelumas

dan bantalan, media transportasi, media pengeluaran sisa

metabolisme.

Proses Pencernaan Makanan

Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat

pencernaan makanan. Alat-alat pencernaan makanan pada manusia adalah

Page 131: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

114

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

organ-organ tubuh yang berfungsi mencerna makanan yang kita makan.

Alat pencernaan mkaanan dibedakan atas saluran pencernaan dan kelenjar

pencernaan. Organ Pencernaan dimulai dari mulut, kerongkongan,

lambung, usus halus, dan usus besar, rektum dan anus. Sedangkan kelenjar

pencernaan terdiri dari hati, pankreas, dan empedu.

Sumber: Tonni Limbong, 2019

Struktur dan Fungsi Organ Sistem Pencernaan

1) Rongga-mulut

Merupakan suatu rongga terbuka temapt masuknya makanan dan air pada

hewan maupun manusia. Mulut biasanya terletak dikepala dan ummnya

merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di

anus. Pada rongga mulut dilengkapi alat pencernaan dan kelenjar

pencernaan untuk membantu pencernaan makanan. Pada mulut terdapat:

a. Gigi

Memiliki fungsi memotong, mengoyak dan menggiling makanan

menjadi partikel yang kecil-kecil.

b. Lidah

Memiliki peran mengatur letak makanan didalam mulut.

c. Kelenjar Ludah

Page 132: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

115

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Ada 3 kelenjar ludah pada rongga mulut. Ketiga kelenjar ludah

tersebut menghasilkan setiap harinya 1 sampai 2,5 liter ludah.

Kandungan ludah pada manusia adalah: air, mucus, enzim amilase, zat

antibakteri, dll. Fungsi ludah adalah melumasi rongga mulut serta

mencerna karbohidrat menjadi disakarida.

2) Esofagus (kerongkongan)

Mahkota gigi

Leher gigi

Akar gigi

Pulpa

Enamel

Dentin

Akar gigi

Gbr. Anatomi Gigi

Page 133: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

116

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Merupakan saluran yang menghubungkan antara rongga mulut dengan

lambung. Pada ujung saluran esophagus setelah mulut terdapat daerah yang

disebut faring. Pada faring terdapat klep, yaitu epiglotis yang mengatur

makanan agar tidak masuk ke trakea (tenggorokan). Fungsi esophagus adalah

menyalurkan makanan ke lambung. Agar makanan dapat berjalan sepanjang

esophagus, terdapat gerakan peristaltik sehingga makanan dapat berjalan

menuju lambung.

3) Lambung

Lambung merupakan organ otot yang besar dan berbentuk seperti kandang

keledai, terdiri dari 3 bagian yaitu kardia, fundus dan antrum. Makanan

masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin

(sfingter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfingter

menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.

Lambung adalah kelanjutan dari esophagus, berbentuk seperti kantung.

Lambung dapat menampung makanan 1 liter hingga mencapai 2 liter.

Dinding lambung disusun oleh otot-otot polos yang berfungsi menggerus

makanan secara mekanik melalui kontraksi otot-otot tersebut. Ada 3 jenis otot

polos yang menyusun lambung, yaitu otot memanjang, otot melingkar dan

otot menyerong. Lambung berfungsi sebagai gudang makanan , yang

berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim.

Gambar: Proses penelanan makanan

Page 134: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

117

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Gambar: lambung

4) Usus Halus

Usus halus merupakan kelanjutan dari

lambung. Usus halus memiliki panjang

sekitar 6-8 meter. Usus halus terbagi

menjadi 3 bagian yaitu duodenum (± 25

cm), jejunum (± 2,5 m), serta ileum (± 3,6

m). Pada usus halus hanya terjadi

pencernaan secara kimiawi saja, dengan

bantuan senyawa kimia yang dihasilkan

oleh usus halus serta senyawa kimia dari

kelenjar pankreas yang dilepaskan ke usus

halus.

5) Usus Besar (Kolon)

Merupakan usus yang memiliki diameter lebih besar dari usus halus.

Memiliki panjang 1,5 meter, dan berbentuk seperti huruf U terbalik. Usus

Esofagus

Dinding lambung

Pilorus

Duodenum 3 Lapisan otot polos

Sel mukus

Kelenjar

lambung Sel kepala

Sel

parietal

Saluran

kelenjar

Sel endokrin

Gambar: penampang dinding

lambung

Page 135: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

118

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

besar dibagi menjadi 3 daerah, yaitu : Kolon asenden, Kolon Transversum,

dan Kolon desenden. Fungsi kolon adalah :

a. Menyerap air selama proses pencernaan.

b. Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai hasil

simbiosis dengan bakteri usus, misalnya E.coli.

c. Membentuk massa feses

d. Mendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari tubuh.

Pengeluaran feses dari tubuh didefekasi

6) Rektum dan Anus

Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”) adalah sebuah

ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan

berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara

feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih

tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja

masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB).

Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam

rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk

melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan

dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan.

Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan

feses akan terjadi.

Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan

limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh

(kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur

oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang

air besar – BAB), yang merupakan fungsi utama anus.

Page 136: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

119

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Gangguan

Pencernaan

Beberapa

kelainan dan

penyakit yang dapat

terjadi pada alat-alat

sistem pencernaan antara lain:

a. Parotitis atau penyakit gondong, yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus

yang menyerang kelenjar air ludah di bagian bawah telinga akibatnya

kelenjar air ludah menjadi bengkak atau membesar.

b. Xerostomia, adalah istilah bagi penyakit pada rongga mulut yang ditandai

dengan rendahnya produksi air ludah. Kondisi mulut yang kering membuat

makanan kurang tercerna dengan baik.

c. Tukak lambung, terjadi karena adanya luka pada dinding lambung bagian

dalam. Makan secara teratur sangat dianjurkan untuk mengurangi risiko

timbulnya tukak lambung.

d. Apendisitis atau infeksi usus buntu, dapat merembet sampai ke usus besar

dan menyebabkan radang selaput rongga perut.

e. Diare atau “mencret”, adalah penyakit yang disebabkan oleh inveksi bakteri

maupun protozoa pada usus besar. Karena inveksi tersebut, proses

penyerapan air di usus besar terganggu, akibatnya feses menjadi encer.

f. Konstipasi atau sembelit terjadi akibat penyerapan air di dalam usus besar

terjadi secara berlebihan, akibatnya feses menjadi sangat padat dan keras

sehingga sulit dikeluarkan. Untuk mencegah sembelit dianjurkan untuk

buang air besar secara teratur tiap hari, serta banyak makan sayur dan buah-

buahan.

E. Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran

1. Pendektan : Saintifik

2. Metode : Penugasan, Pengamatan, Diskusi, Tanya Jawab

Page 137: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

120

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

3. Model : Mind Mapping

F. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 1

Kegiatan Fase/Sintaks Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan Guru mengkondisikan

peserta didik di dalam

kelas

Guru memberikan salam

Guru mengkondisikan kelas dan

meminta salah satu murid

memimpin membaca doa

sebelum pelajaran dimulai.

Guru melakukan absensi.

Guru menanyakan materi

sebelumnya.

Apersepsi

Misalnya: “ Mengapa kita harus

makan? Apakah kita dapat

mengkonsumsi seluruh jenis

makanan? Apa akibatnya jika

makan makanan yang tidak

sehat?”.

Motivasi :

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

Guru memotivasi peserta didik

dengan cara menampilkan

poster makanan sehat.

(Misalnya : “Setiap manusia

dapat menggunakan fungsi

organ-organ pencernaan dengan

baik”.

10

Menit

Kegiatan Inti Mengamati Guru meminta siswa untuk

memperhatikan gambar yang

ada di papan tulis

60

Menit

Page 138: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

121

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

dan mendengarkan penjelasan

tentang materi sistem pencernaan.

Menanya Siswa dimotivasi atau diberikan

kesempatan untuk bertanya

mengenai gambar yang diberikan.

Mengumpulkan

Data/Informasi

Guru bersama siswa

mengidentifikasi jenis makanan

berdasarkan kandungan zat yang

ada di dalamnya.

Guru menugaskan siswa untuk

menyiapkan alat yang digunakan

untuk membuat Mind

Mapping/peta pikiran.

Guru menjelaskan cara membuat

Mind Mapping/peta pikiran

Guru membagi siswa ke dalam

beberapa kelompok, dimana

setiap kelompok terdiri dari 4-5

orang.

Guru membagi LKS pada

masing-masing kelompok.

Mengasosiasikan Guru menugaskan siswa untuk

berdiskusi bersama kelompoknya

dalam membuat Mind

Mapping/peta pikiran sesuai

dengan kreativitas setiap siswa.

Guru melakukan pendampingan

kepada masing-masing

kelompok.

Page 139: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

122

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Mengomunikasikan Guru menugaskan siswa untuk

menyampaikan hasil Mind

Mapping/oeta pikiran didepan

kelas secara bergantian.

Guru mengkonfirmasi hasil Mind

Mapping yang dibuat oleh siswa

dan memberi penguatan.

Penutup Menanyakan pada siswa meteri

yang belum dipahami.

Guru membimbing siswa untuk

menyimpulkan pembelajaran.

Memberi tugas pada siswa.

Guru menginformasikan materi

selanjutnya.

Guru memberi pesan yang

bermanfaat bagi siswa.

Guru mengucapkan salam.

10

Menit

G. Sumber dan Media Pembelajaran

Sumber : Buku paket (Faidah Rachmawati, Nurul Urifah, Ari Wijayati.

2009. Biologi Kelas XI SMA/MA, Jakarta: Pusat Perbukuan.)

LKS (Lembar Kerja Siswa)

Media : Papan tulis, Karton

H. Penilaian

a. Penilaian pengetahuan

Penilaian pengetahuan dilakukan dengan memberikan 5 butir soal pada

akhir pembelajaran.

Skor maksimal = 10

Penskoran :

skor perolehan

Skor maksimal

b. Penilaian keterampilan

Rubrik membuat peta pikiran atau Mind Mapping

Kriteria Sangat Baik

(4)

Baik

(3)

Cukup

(2)

Isi dan

pengetahuan

Informasi ditulis

secara lengkap

Informasi ditulis

secara lengkap

Informasi kurang

lengkap dan tidak

X

100 Nil

ai

Page 140: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

123

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

serta ada

menambahkan

informasi

namun tidak ada

menambahkan

informasi

ada

menambahkan

informasi

Kesesuaian

warna dan

kerapian

Warna bervariasi

dan menarik serta

hasil Mind

Mapping rapi dan

bersih

Warna kurang

bervariasi dan

kurang menarik

serta hasil Mind

Mapping kurang

rapi dan kurang

bersih

Warna tidak

bervariasi serta

hasil Mind

Mapping tidak

rapi dan kurang

bersih

Catatan:

Centang ( √ ) pada bagian yang memenuhi kriteria

Skor maksimal = 8

Penilaian

Skor perolehan

Skor maksimal

Mengetahui Jambi,16 Desember 2020

Guru Mata Pelajaran

Susilowati S.Pd.i JamilahKarimah

NIP NIM : TB.161038

Mengetahui

Nilai = X 100

Page 141: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

124

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Semester : XI/1

Satuan Pendidikan : MAS As‟ad Kota Jambi

Materi Pokok : Sistem Pencernaan Manusia

Alokasi Waktu : 2 JP x 40 menit / 1x Pertemuan

A. KOMPETENSI INTI

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri,

peduli (toleransi, gotong royong) dan bertanggung jawab dalam

berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di

lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitr,

bangsa, negara dan kawasan regional.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,

dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan

rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya

dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait

fenomena dan kejadian yang tampak mata.

4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyajikan secara

kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif dalam

ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah

dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.

B. Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar Indikator

3.7 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyususn organ pada sistem pencernaan dalam kaitannya dengan nutrisi, bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem pencernaan manusia.

3.7.3 Mengidentifikasi organ-organ sistem pencernaan manusia

3.7.4 Menganalisis struktur dan fungsi organ sistem pencernaan manusia

3.7.5 Mengurutkan proses pencernaan

makanan

C. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu mengidentifikasi organ-organ sistem pencernaan manusia

Page 142: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

125

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

2. Siswa mampu menganalisis struktur dan fungsi organ sistem pencernaan

manusia.

3. Siswa mampu mengurutkan proses sistem pencernaan manusia.

D. Materi Pembelajaran

Sistem Pencernaan Manusia

Sistem pencernaan adalah sistem yang membantu dalam mencerna

makanan yang dikonsumsi sehingga mudah dicerna oleh tubuh yang

berguna untuk menghasilkan energi bagi seluruh anggota tubuh. Makanan

yang diserap oleh tubuh berupa nutrisi dibantu oleh enzim untuk

memecah molekul kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana

sehingga mudah diserap oleh tubuh. Proses pencernaan pada manusia

dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

1. Pencernaan mekanik, adalah proses pengubahan makanan dari bentuk

kasar menjadi bentuk kecil atau halus. Proses ini dilakukan dengan

menggunakan gigi di dalam mulut.

2. Pencernaan kimiawi, adalah proses perubahan makanan dari zat yang

kompleks menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan enzim, yang

terjadi mulai dari mulut, lambung, dan usus. Enzim adalah zat kimia

yang dihasilkan oelh tubuh yang berfungsi mempercepat reaksi-reaksi

kimia dalam tubuh.

Zat Makanan

1. Nutrisi

Terdapat enam jenis nutrisi dalam makanan yaitu karbohidrat,

lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Karbohidrat, lemak, dan

protein dibutuhkan dalam jumlah yang banyak, sedangkan vitamin dan

mineral dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit.

a. Karbohidrat ada tiga jenis yaitu gula, pati, dan serat. Gula ditemukan

pada buah-buahan, madu, dan susu. Pati ditemukan dalam kentang dan

makanan yang terbuat dari biji-bijian. Serat didapatkan dari makanan

seperti gandum atau sereal, kacang-kacangan, sayuran, dan buah-

Page 143: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

126

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

buahan. Serat tidak dapat dicerna dan dikeluarkan sebagai feses.

Fungsi utama karbohidrat adalah sebagai sumber energi.

b. Lemak dibedakan menjadi lemak jenuh dan tidak jenuh. Minyak nabati

serta lemak yang ditemukan dalam biji adalah lemak tidak jenuh.

Lemak jenuh ditemukan dalam daging, susu, keju, minyak kelapa

maupun minyak sawit. Fungsi utama lemak adalah sebagai cadangan

energi dalam tubuh, kelebihan dari makaanan yang dikonsumsi diubah

menjadi lemak dan disimpan untuk digunakan kemudian.

c. Protein didapat tubuh berasal dari protein hewani yang berasal dari

hewan dan protein nabati yang berasal dari tumbuhan. Bahan makanan

yang mengandung protein hewani antara lain daging, ikan, telur, susu,

dan keju. Bahan makanan yang mengandung protein nabati adalah

kacang kedelai, kacang hijau dan kacang-kacangan lainnya. Protein

dibutuhkan sebagai penghasil energi, untuk pertumbuhan dan

mengganti sel-sel tubuh yang rusak, pembuat enzim dan hormon dan

pembentuk antibodi.

d. Vitamin dibutuhkan dalam jumlah sedikit, namun harus ada karena

berfungsi untuk mengatur fungsi tubuh dan mencegah beberapa

penyakit. Vitamin B dan C larut dalam air, vitamin A, D, E dan K

larut dalam lemak

e. Tubuh memerlukan 14 jenis mineral, diantara kalsium, pospor,

potasium, sodium, besi, yodium, dan seng. Mineral berfungsi dalam

proses pembangunan sel, membantu reaksi kimia tubuh, mengangkut

oksigen ke seluruh tubuh, pembentukan dan pemeliharaan tulang.

f. Air adalah faktor yang paling penting untuk kelangsungan hidup. Sel

tubuh makhluk hidup sekitar 60-70 persen terdiri atas air, air berfungsi

sebagai pembentuk sel dan cairan tubuh, pengatur suhu tubuh, pelarut

zat-zat gizi lain dan membantu proses pencernaan makanan, pelumas

dan bantalan, media transportasi, media pengeluaran sisa

metabolisme.

Page 144: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

127

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Proses Pencernaan Makanan

Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat

pencernaan makanan. Alat-alat pencernaan makanan pada manusia adalah

organ-organ tubuh yang berfungsi mencerna makanan yang kita makan.

Alat pencernaan mkaanan dibedakan atas saluran pencernaan dan kelenjar

pencernaan. Organ Pencernaan dimulai dari mulut, kerongkongan,

lambung, usus halus, dan usus besar, rektum dan anus. Sedangkan kelenjar

pencernaan terdiri dari hati, pankreas, dan empedu.

Sumber: Tonni Limbong, 2019

Struktur dan Fungsi Organ Sistem Pencernaan

a) Rongga-mulut

Merupakan suatu rongga terbuka temapt masuknya makanan dan air pada

hewan maupun manusia. Mulut biasanya terletak dikepala dan ummnya

merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di

anus. Pada rongga mulut dilengkapi alat pencernaan dan kelenjar

pencernaan untuk membantu pencernaan makanan. Pada mulut terdapat:

1) Gigi

Memiliki fungsi memotong, mengoyak dan menggiling makanan

menjadi partikel yang kecil-kecil.

2) Lidah

Memiliki peran mengatur letak makanan didalam mulut.

Page 145: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

128

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

3) Kelenjar Ludah

Ada 3 kelenjar ludah pada rongga mulut. Ketiga kelenjar ludah

tersebut menghasilkan setiap harinya 1 sampai 2,5 liter ludah.

Kandungan ludah pada manusia adalah: air, mucus, enzim amilase, zat

antibakteri, dll. Fungsi ludah adalah melumasi rongga mulut serta

mencerna karbohidrat menjadi disakarida.

b) Esofagus (kerongkongan)

Mahkota gigi

Leher gigi

Akar gigi

Pulpa

Enamel

Dentin

Akar gigi

Gbr. Anatomi Gigi

Page 146: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

129

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Merupakan saluran yang menghubungkan antara rongga mulut dengan

lambung. Pada ujung saluran esophagus setelah mulut terdapat daerah yang

disebut faring. Pada faring terdapat klep, yaitu epiglotis yang mengatur

makanan agar tidak masuk ke trakea (tenggorokan). Fungsi esophagus adalah

menyalurkan makanan ke lambung. Agar makanan dapat berjalan sepanjang

esophagus, terdapat gerakan peristaltik sehingga makanan dapat berjalan

menuju lambung.

a) Lambung

Lambung merupakan organ otot yang besar dan berbentuk seperti kandang

keledai, terdiri dari 3 bagian yaitu kardia, fundus dan antrum. Makanan

masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin

(sfingter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfingter

menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.

Lambung adalah kelanjutan dari esophagus, berbentuk seperti kantung.

Lambung dapat menampung makanan 1 liter hingga mencapai 2 liter.

Dinding lambung disusun oleh otot-otot polos yang berfungsi menggerus

makanan secara mekanik melalui kontraksi otot-otot tersebut. Ada 3 jenis otot

polos yang menyusun lambung, yaitu otot memanjang, otot melingkar dan

otot menyerong. Lambung berfungsi sebagai gudang makanan , yang

berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim.

Gambar: Proses penelanan makanan

Page 147: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

130

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Gambar: lambung

b) Usus Halus

Usus halus merupakan kelanjutan dari

lambung. Usus halus memiliki panjang

sekitar 6-8 meter. Usus halus terbagi

menjadi 3 bagian yaitu duodenum (± 25

cm), jejunum (± 2,5 m), serta ileum (± 3,6

m). Pada usus halus hanya terjadi

pencernaan secara kimiawi saja, dengan

bantuan senyawa kimia yang dihasilkan

oleh usus halus serta senyawa kimia dari

kelenjar pankreas yang dilepaskan ke usus

halus.

c) Usus Besar (Kolon)

Merupakan usus yang memiliki diameter lebih besar dari usus halus.

Memiliki panjang 1,5 meter, dan berbentuk seperti huruf U terbalik. Usus

Esofagus

Dinding lambung

Pilorus

Duodenum 3 Lapisan otot polos

Sel mukus

Kelenjar

lambung Sel kepala

Sel

parietal

Saluran

kelenjar

Sel endokrin

Gambar: penampang dinding

lambung

Page 148: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

131

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

besar dibagi menjadi 3 daerah, yaitu : Kolon asenden, Kolon Transversum,

dan Kolon desenden. Fungsi kolon adalah :

e. Menyerap air selama proses pencernaan.

f. Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai hasil

simbiosis dengan bakteri usus, misalnya E.coli.

g. Membentuk massa feses

h. Mendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari tubuh.

Pengeluaran feses dari tubuh didefekasi

d) Rektum dan Anus

Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”) adalah sebuah

ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan

berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara

feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih

tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja

masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB).

Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam

rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk

melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan

dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan.

Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan

feses akan terjadi.

Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan

limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh

(kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur

oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang

air besar – BAB), yang merupakan fungsi utama anus.

Page 149: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

132

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Gangguan Pencernaan

Beberapa kelainan dan penyakit yang dapat terjadi pada alat-alat sistem

pencernaan antara lain:

a. Parotitis atau penyakit gondong, yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus

yang menyerang kelenjar air ludah di bagian bawah telinga akibatnya

kelenjar air ludah menjadi bengkak atau membesar.

b. Xerostomia, adalah istilah bagi penyakit pada rongga mulut yang ditandai

dengan rendahnya produksi air ludah. Kondisi mulut yang kering membuat

makanan kurang tercerna dengan baik.

c. Tukak lambung, terjadi karena adanya luka pada dinding lambung bagian

dalam. Makan secara teratur sangat dianjurkan untuk mengurangi risiko

timbulnya tukak lambung.

d. Apendisitis atau infeksi usus buntu, dapat merembet sampai ke usus besar

dan menyebabkan radang selaput rongga perut.

e. Diare atau “mencret”, adalah penyakit yang disebabkan oleh inveksi bakteri

maupun protozoa pada usus besar. Karena inveksi tersebut, proses

penyerapan air di usus besar terganggu, akibatnya feses menjadi encer.

f. Konstipasi atau sembelit terjadi akibat penyerapan air di dalam usus besar

terjadi secara berlebihan, akibatnya feses menjadi sangat padat dan keras

sehingga sulit dikeluarkan. Untuk mencegah sembelit dianjurkan untuk

buang air besar secara teratur tiap hari, serta banyak makan sayur dan buah-

buahan.

E. Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran

4. Pendektan : Saintifik

5. Metode : Penugasan, Pengamatan, Diskusi, Tanya Jawab

6. Model : Mind Mapping

F. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Ke-2

Kegiatan Fase/Sintaks Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan Guru mengkondisikan

peserta didik di dalam

1. Guru memberikan salam

2. Guru mengkondisikan kelas dan

10

Menit

Page 150: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

133

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

kelas meminta salah satu murid

memimpin membaca doa

sebelum pelajaran dimulai.

3. Guru melakukan absensi

4. Guru menayakan materi

sebelumnya.

Apersepsi

Misalnya: sebelum berangkat ke

sekolah apakah anak-anak ibuk

sudah makan?,”apa yang kalian

rasakan?”

Motivasi :

1. Guru menyampaikan cakupan

materi organ-organ penyusun

pada sistem pencernaan

manusia.

2. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

Kegiatan Inti Mengamati 1. Guru meminta siswa

memperhatikan video proses

masuknya makanan dari mulut

sampai ke organ-organ

pencernaan dan menjelaskan

proses pencernaan yang terjadi

pada manusia dan organ-organ

serta kelenjar yang terlibat

dalam proses pencernaan.

60

Menit

Menanya Dari kegiatan memperhatikan dan

mengamati, diharapkan siswa dapat

bertanya tentang:

1. Organ apa saja yang terlibat

dalam proses penelanan

makanan?

2. Guru menjawab pertanyaan

siswa

Mengumpulkan

Data/Informasi

1. Guru bersama siswa

mengidentifikasi struktur organ

pencernaan beserta fungsinya.

2. Guru menugaskan siswa untuk

menyiapkan alat yang

Page 151: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

134

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

digunakan untuk membuat

Mind Mapping/peta pikiran.

3. Guru menjelaskan cara

membuat Mind Mapping/peta

pikiran

4. Guru membagi siswa ke dalam

beberapa kelompok, dimana

setiap kelompok terdiri dari 4-5

orang.

Guru membagi LKS pada

masing-masing kelompok.

Mengasosiasikan 1. Guru menugaskan siswa untuk

berdiskusi bersama

kelompoknya dalam membuat

Mind Mapping/peta pikiran

sesuai dengan kreativitas setiap

siswa.

2. Guru melakukan pendampingan

kepada masing-masing

kelompok.

Mengomunikasikan 1. Guru menugaskan siswa untuk

menyampaikan hasil Mind

Mapping/peta pikiran didepan

kelas secara bergantian.

2. Guru mengkonfirmasi hasil

Mind Mapping yang dibuat oleh

siswa dan memberi penguatan.

Penutup 1. Menanyakan pada siswa meteri

yang belum dipahami.

2. Guru membimbing siswa untuk

menyimpulkan pembelajaran.

3. Memberi tugas pada siswa.

4. Guru menginformasikan materi

selanjutnya.

5. Guru memberi pesan yang

bermanfaat bagi siswa.

6. Guru mengucapkan salam.

10

Menit

G. Sumber dan Media Pembelajaran

Page 152: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

135

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Sumber : Buku paket (Faidah Rachmawati, Nurul Urifah, Ari Wijayati.

2009. Biologi Kelas XI SMA/MA, Jakarta: Pusat Perbukuan.)

LKS (Lembar Kerja Siswa)

Media : Papan tulis, Karton

H. Penilaian

a. Penilaian pengetahuan

Penilaian pengetahuan dilakukan dengan memberikan 5 butir soal pada

akhir pembelajaran.

Skor maksimal = 10

Penskoran :

skor perolehan

Skor maksimal

b. Penilaian keterampilan

Rubrik membuat peta pikiran atau Mind Mapping

Kriteria Sangat Baik (4)

Baik (3)

Cukup (2)

Isi dan pengetahuan

Informasi ditulis secara lengkap serta ada menambahkan informasi

Informasi ditulis secara lengkap namun tidak ada menambahkan informasi

Informasi kurang lengkap dan tidak ada menambahkan informasi

Kesesuaian warna dan kerapian

Warna bervariasi dan menarik serta hasil Mind Mapping rapi dan bersih

Warna kurang bervariasi dan kurang menarik serta hasil Mind Mapping kurang rapi dan kurang bersih

Warna tidak bervariasi serta hasil Mind Mapping tidak rapi dan kurang bersih

Catatan:

Centang ( √ ) pada bagian yang memenuhi kriteria

Skor maksimal = 8

Penilaian

Skor perolehan

Skor maksimal

X 100 Nilai =

Nilai = X 100

Page 153: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

136

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Mengetahui Jambi, 16 Desember 2020

Guru Pamong

Susilowati S.Pd.i Jamilah Karimah

NIP. Nim : TB.161038

Mengetahui

Page 154: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

137

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Semester : XI/1

Satuan Pendidikan : MAS As‟ad Kota Jambi

Materi Pokok : Sistem Pencernaan Manusia

Alokasi Waktu : 2 JP x 40 menit / 1x Pertemuan

A. KOMPETENSI INTI

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri,

peduli (toleransi, gotong royong) dan bertanggung jawab dalam

berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di

lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitr,

bangsa, negara dan kawasan regional.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,

dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan

rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya

dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait

fenomena dan kejadian yang tampak mata.

4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyajikan secara

kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif dalam

ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah

dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.

B. Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar Indikator

3.7 Menganalisis hubungan

antara struktur jaringan

penyususn organ pada

sistem pencernaan

dalam kaitannya

dengan nutrisi,

bioproses dan gangguan

fungsi yang dapat

terjadi pada sistem

pencernaan manusia.

3.7.6 Mengidentifikasi kelainan dan

gangguan pada sistem pencernaan

manusia

3.7.7 Mengidentifikasi penyebab gangguan

pada sistem pencernaan manusia

C. Tujuan Pembelajaran

Page 155: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

138

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

1. Siswa mampu mengidentifikasi kelainan dan gangguan pada sistem

pencernaan manusia.

2. Siswa mampu mengidentifikasi penyebab gangguan pada sistem

pencernaan manusia.

D. Materi Pembelajaran

Sistem Pencernaan Manusia

Sistem pencernaan adalah sistem yang membantu dalam mencerna

makanan yang dikonsumsi sehingga mudah dicerna oleh tubuh yang

berguna untuk menghasilkan energi bagi seluruh anggota tubuh. Makanan

yang diserap oleh tubuh berupa nutrisi dibantu oleh enzim untuk

memecah molekul kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana

sehingga mudah diserap oleh tubuh. Proses pencernaan pada manusia

dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

1. Pencernaan mekanik, adalah proses pengubahan makanan dari

bentuk kasar menjadi bentuk kecil atau halus. Proses ini dilakukan

dengan menggunakan gigi di dalam mulut.

2. Pencernaan kimiawi, adalah proses perubahan makanan dari zat

yang kompleks menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan

enzim, yang terjadi mulai dari mulut, lambung, dan usus. Enzim

adalah zat kimia yang dihasilkan oelh tubuh yang berfungsi

mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh.

Zat Makanan

Nutrisi

Terdapat enam jenis nutrisi dalam makanan yaitu karbohidrat,

lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Karbohidrat, lemak, dan

protein dibutuhkan dalam jumlah yang banyak, sedangkan vitamin dan

mineral dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit.

a. Karbohidrat ada tiga jenis yaitu gula, pati, dan serat. Gula ditemukan

pada buah-buahan, madu, dan susu. Pati ditemukan dalam kentang dan

Page 156: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

139

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

makanan yang terbuat dari biji-bijian. Serat didapatkan dari makanan

seperti gandum atau sereal, kacang-kacangan, sayuran, dan buah-

buahan. Serat tidak dapat dicerna dan dikeluarkan sebagai feses.

Fungsi utama karbohidrat adalah sebagai sumber energi.

b. Lemak dibedakan menjadi lemak jenuh dan tidak jenuh. Minyak nabati

serta lemak yang ditemukan dalam biji adalah lemak tidak jenuh.

Lemak jenuh ditemukan dalam daging, susu, keju, minyak kelapa

maupun minyak sawit. Fungsi utama lemak adalah sebagai cadangan

energi dalam tubuh, kelebihan dari makaanan yang dikonsumsi diubah

menjadi lemak dan disimpan untuk digunakan kemudian.

c. Protein didapat tubuh berasal dari protein hewani yang berasal dari

hewan dan protein nabati yang berasal dari tumbuhan. Bahan makanan

yang mengandung protein hewani antara lain daging, ikan, telur, susu,

dan keju. Bahan makanan yang mengandung protein nabati adalah

kacang kedelai, kacang hijau dan kacang-kacangan lainnya. Protein

dibutuhkan sebagai penghasil energi, untuk pertumbuhan dan

mengganti sel-sel tubuh yang rusak, pembuat enzim dan hormon dan

pembentuk antibodi.

d. Vitamin dibutuhkan dalam jumlah sedikit, namun harus ada karena

berfungsi untuk mengatur fungsi tubuh dan mencegah beberapa

penyakit. Vitamin B dan C larut dalam air, vitamin A, D, E dan K

larut dalam lemak

e. Tubuh memerlukan 14 jenis mineral, diantara kalsium, pospor,

potasium, sodium, besi, yodium, dan seng. Mineral berfungsi dalam

proses pembangunan sel, membantu reaksi kimia tubuh, mengangkut

oksigen ke seluruh tubuh, pembentukan dan pemeliharaan tulang.

f. Air adalah faktor yang paling penting untuk kelangsungan hidup. Sel

tubuh makhluk hidup sekitar 60-70 persen terdiri atas air, air berfungsi

sebagai pembentuk sel dan cairan tubuh, pengatur suhu tubuh, pelarut

zat-zat gizi lain dan membantu proses pencernaan makanan, pelumas

Page 157: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

140

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

dan bantalan, media transportasi, media pengeluaran sisa

metabolisme.

Proses Pencernaan Makanan

Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat

pencernaan makanan. Alat-alat pencernaan makanan pada manusia adalah

organ-organ tubuh yang berfungsi mencerna makanan yang kita makan.

Alat pencernaan mkaanan dibedakan atas saluran pencernaan dan kelenjar

pencernaan. Organ Pencernaan dimulai dari mulut, kerongkongan,

lambung, usus halus, dan usus besar, rektum dan anus. Sedangkan kelenjar

pencernaan terdiri dari hati, pankreas, dan empedu.

Sumber: Tonni Limbong, 2019

Struktur dan Fungsi Organ Sistem Pencernaan

1) Rongga-mulut

Merupakan suatu rongga terbuka temapt masuknya makanan dan air pada

hewan maupun manusia. Mulut biasanya terletak dikepala dan ummnya

merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di

anus. Pada rongga mulut dilengkapi alat pencernaan dan kelenjar

pencernaan untuk membantu pencernaan makanan. Pada mulut terdapat:

c) Gigi

Memiliki fungsi memotong, mengoyak dan menggiling makanan

menjadi partikel yang kecil-kecil.

Page 158: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

141

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

d) Lidah

Memiliki peran mengatur letak makanan didalam mulut.

e) Kelenjar Ludah

Ada 3 kelenjar ludah pada rongga mulut. Ketiga kelenjar ludah

tersebut menghasilkan setiap harinya 1 sampai 2,5 liter ludah.

Kandungan ludah pada manusia adalah: air, mucus, enzim amilase, zat

antibakteri, dll. Fungsi ludah adalah melumasi rongga mulut serta

mencerna karbohidrat menjadi disakarida.

2) Esofagus (kerongkongan)

Merupakan saluran yang menghubungkan antara rongga mulut dengan

lambung. Pada ujung saluran esophagus setelah mulut terdapat daerah yang

disebut faring. Pada faring terdapat klep, yaitu epiglotis yang mengatur

makanan agar tidak masuk ke trakea (tenggorokan). Fungsi esophagus adalah

menyalurkan makanan ke lambung. Agar makanan dapat berjalan sepanjang

esophagus, terdapat gerakan peristaltik sehingga makanan dapat berjalan

menuju lambung.

3) Lambung

Lambung merupakan organ otot yang besar dan berbentuk seperti kandang

keledai, terdiri dari 3 bagian yaitu kardia, fundus dan antrum. Makanan

masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin

Mahkota gigi

Leher gigi

Akar gigi

Pulpa

Enamel

Dentin

Akar gigi

Gbr. Anatomi Gigi

Page 159: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

142

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

(sfingter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfingter

menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.

Lambung adalah kelanjutan dari esophagus, berbentuk seperti kantung.

Lambung dapat menampung makanan 1 liter hingga mencapai 2 liter.

Dinding lambung disusun oleh otot-otot polos yang berfungsi menggerus

makanan secara mekanik melalui kontraksi otot-otot tersebut. Ada 3 jenis otot

polos yang menyusun lambung, yaitu otot memanjang, otot melingkar dan

otot menyerong. Lambung berfungsi sebagai gudang makanan , yang

berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim.

Gambar: lambung

4) Usus Halus

Usus halus merupakan kelanjutan dari

lambung. Usus halus memiliki panjang

sekitar 6-8 meter. Usus halus terbagi

menjadi 3 bagian yaitu duodenum (± 25

cm), jejunum (± 2,5 m), serta ileum (± 3,6

m). Pada usus halus hanya terjadi

pencernaan secara kimiawi saja, dengan

bantuan senyawa kimia yang dihasilkan

Esofagus

Dinding lambung

Pilorus

Duodenum 3 Lapisan otot polos

Sel mukus

Kelenjar lambung

Sel kepala

Sel parietal

Saluran kelenjar

Sel endokrin

Gambar: penampang dinding

lambung

Page 160: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

143

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

oleh usus halus serta senyawa kimia dari kelenjar pankreas yang dilepaskan ke

usus halus.

5) Usus Besar (Kolon)

Merupakan usus yang memiliki diameter lebih besar dari usus halus.

Memiliki panjang 1,5 meter, dan berbentuk seperti huruf U terbalik. Usus

besar dibagi menjadi 3 daerah, yaitu : Kolon asenden, Kolon Transversum,

dan Kolon desenden. Fungsi kolon adalah :

i. Menyerap air selama proses pencernaan.

j. Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai hasil

simbiosis dengan bakteri usus, misalnya E.coli.

k. Membentuk massa feses

l. Mendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari tubuh.

Pengeluaran feses dari tubuh didefekasi

6) Rektum dan Anus

Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”) adalah sebuah

ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan

berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara

feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih

tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja

masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB).

Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam

rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk

melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan

dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan.

Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan

feses akan terjadi.

Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan

limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh

Page 161: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

144

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

(kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur

oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang

air besar – BAB), yang merupakan fungsi utama anus.

Gangguan Pencernaan

Beberapa kelainan dan penyakit yang dapat terjadi pada alat-alat sistem

pencernaan antara lain:

a. Parotitis atau penyakit gondong, yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus

yang menyerang kelenjar air ludah di bagian bawah telinga akibatnya

kelenjar air ludah menjadi bengkak atau membesar.

b. Xerostomia, adalah istilah bagi penyakit pada rongga mulut yang ditandai

dengan rendahnya produksi air ludah. Kondisi mulut yang kering membuat

makanan kurang tercerna dengan baik.

c. Tukak lambung, terjadi karena adanya luka pada dinding lambung bagian

dalam. Makan secara teratur sangat dianjurkan untuk mengurangi risiko

timbulnya tukak lambung.

d. Apendisitis atau infeksi usus buntu, dapat merembet sampai ke usus besar

dan menyebabkan radang selaput rongga perut.

e. Diare atau “mencret”, adalah penyakit yang disebabkan oleh inveksi bakteri

maupun protozoa pada usus besar. Karena inveksi tersebut, proses

penyerapan air di usus besar terganggu, akibatnya feses menjadi encer.

f. Konstipasi atau sembelit terjadi akibat penyerapan air di dalam usus besar

terjadi secara berlebihan, akibatnya feses menjadi sangat padat dan keras

sehingga sulit dikeluarkan. Untuk mencegah sembelit dianjurkan untuk

Page 162: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

145

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

buang air besar secara teratur tiap hari, serta banyak makan sayur dan buah-

buahan.

E. Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran

7. Pendektan : Saintifik

8. Metode : Penugasan, Pengamatan, Diskusi, Tanya Jawab

9. Model : Mind Mapping

F. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Ke-3

Kegiatan Fase/Sintaks Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan Guru

mengkondisikan

peserta didik di

dalam kelas

1. Guru memberikan salam

2. Guru mengkondisikan kelas

dan meminta salah satu

murid memimpin membaca

doa sebelum pelajaran

dimulai.

3. Guru melakukan absensi

4. Guru menayakan materi

sebelumnya.

Apersepsi

1. Guru bertanya: apakah kalian

pernah sakit perut?menurut

kalian apa yang

menyebabkan perut kalian

sakit?”

Motivasi :

1. Guru menyampaikan

cakupan gangguan pada

sistem pencernaan manusia.

2. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

10

Menit

Kegiatan Inti Mengamati 1. Siswa mengamati gambar

gangguan yang terjadi pada

sistem pencernaan yang ada

pada buku paket.

60

Menit

Menanya 1. Guru meminta siswa

mengajukan pertanyaan yang

berkaitan dengan gambar.

2. Misalnya: Apa penyebab

Page 163: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

146

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

terjadinya penyakit maag

yang menyerang sistem

pencernaan?

Mengumpulkan

Data/Informasi

1. Guru bersama siswa

mendeskripsikan gangguan

pada sistem pencernaan.

2. Guru menugaskan siswa

untuk menyiapkan alat yang

digunakan untuk membuat

Mind Mapping/peta pikiran.

3. Guru menjelaskan cara

membuat Mind Mapping/peta

pikiran

4. Guru membagi siswa ke

dalam beberapa kelompok,

dimana setiap kelompok

terdiri dari 4-5 orang.

5. Guru membagi LKS pada

masing-masing kelompok.

Mengasosiasikan 1. Guru menugaskan siswa

untuk berdiskusi bersama

kelompoknya dalam

membuat Mind Mapping/peta

pikiran sesuai dengan

kreativitas setiap siswa.

2. Guru melakukan

pendampingan kepada

masing-masing kelompok.

Mengomunikasikan 1. Guru menugaskan siswa

untuk menyampaikan hasil

Mind Mapping/peta pikiran

didepan kelas secara

bergantian.

2. Guru mengkonfirmasi hasil

Mind Mapping yang dibuat

oleh siswa dan memberi

penguatan.

Penutup 1. Menanyakan pada siswa

meteri yang belum dipahami.

2. Guru membimbing siswa

10

Menit

Page 164: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

147

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

untuk menyimpulkan

pembelajaran.

3. Memberi tugas pada siswa.

4. Guru menginformasikan

materi selanjutnya.

5. Guru memberi pesan yang

bermanfaat bagi siswa.

6. Guru mengucapkan salam.

G. Sumber dan Media Pembelajaran

Sumber : Buku paket (Faidah Rachmawati, Nurul Urifah, Ari Wijayati.

2009. Biologi Kelas XI SMA/MA, Jakarta: Pusat Perbukuan.)

LKS (Lembar Kerja Siswa)

Media : Papan tulis, Karton

H. Penilaian

1) Penilaian pengetahuan

Penilaian pengetahuan dilakukan dengan memberikan 5 butir soal pada

akhir pembelajaran.

Skor maksimal = 10

Penskoran :

skor perolehan

Skor maksimal

2) Penilaian keterampilan

Rubrik membuat peta pikiran atau Mind Mapping

Kriteria Sangat Baik

(4)

Baik

(3)

Cukup

(2)

Isi dan

pengetahuan

Informasi

ditulis secara

lengkap serta

ada

menambahkan

informasi

Informasi

ditulis secara

lengkap namun

tidak ada

menambahkan

informasi

Informasi

kurang lengkap

dan tidak ada

menambahkan

informasi

Kesesuaian

warna dan

kerapian

Warna

bervariasi dan

menarik serta

Warna kurang

bervariasi dan

kurang menarik

Warna tidak

bervariasi serta

hasil Mind

X 100 Nilai =

Page 165: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

148

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

hasil Mind

Mapping rapi

dan bersih

serta hasil Mind

Mapping

kurang rapi dan

kurang bersih

Mapping tidak

rapi dan kurang

bersih

Catatan:

Centang ( √ ) pada bagian yang memenuhi kriteria

Skor maksimal = 8

Penilaian

Skor perolehan

Skor maksimal

Mengetahui Jambi,16 Desember 2020

Guru Pamong

Susilowati S.Pd.i Jamilah Karimah

NIP. Nim : TB.161038

Mengetahui

Nilai = X 100

Page 166: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

149

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Lampiran VIII Tabel Distribusi Z

Page 167: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

150

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Lampiran IX Tabel Distribusi Liliefors

Page 168: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

151

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Lampiran X Tabel Product Moment

Page 169: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

152

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Page 170: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

153

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Page 171: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ...

154

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(CURICULUM VITAE)

Nama : Jamilah Karimah

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/tgl lahir : Maro Sebo, 23 Januari 1998

Agama : Islam

Alamat Email : [email protected]

No Kontak : 082274339220

Pengalaman-Pengalaman Pendidikan Formal

1. SDN 112/IX Maro Sebo : Tamat tahun 2010

2. SMPN 17 Muaro Jambi : Tamat tahun 2013

3. SMAN 1 Muaro Jambi : Tamat tahun 2016

4. S1 Tadris Biologi, Fakultas Tarbiyah : Tamat tahun 23

Dan Keguruan UIN STS Jambi Februari 2021

Motto Hidup

“Tetap tegar seperti batu karang”

Jambi, 23 Februari 2021

Jamilah Karimah

Nim.TB161038