156 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Syiah Kuala Volume 2, Nomor 2, Maret 2017, hal. 156 – 172. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KARTU ARISAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SEJARAH SISWA KELAS XI SMAN 1 SEULIMEUM, Zurriati 1 , Zainal Abidin 2 , Nurasiah 3 Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala Email: [email protected][email protected][email protected]ABSTRACT Learning that is not fun to make students not learning spirit, gathering card type learning model is one model of learning that can improve student achievement. The problem in this research are 1) how to influence the implementation of cooperative learning model arisan card against history lesson learning achievement of class student of XI SMAN 1 Seulimeum. 2) whether the constraints faced by teachers in the implementation of cooperative learning model social gathering cards in class XI SMAN 1 Seulimeum. Of intarest in this study were 1) to determine the effect of the application of cooperative learning model arisan card against history lesson learning achievement of class XI student of SMAN 1 Selimeum. 2) to determine the constraints faced by teachers in the implementation of cooperative learning model social gathering cards in class XI SMAN 1Seulimeum.Population in this study were all students of class XI SMAN 1 Seulimeum with the overall number of students186 students. Sampling in this study were students of class XI as iS 1 class control and XI iS 3 as the experimental class. Techniques of data collection is done by testing and documentation. Hypotheses were tested using t- test formula. Based on the processing results obtained t count = 0,872 and t table = 2,089. So, t = 0,872 then Ho is rejected and accepted. It can be concluded that with the implementation of the card-type learning model can improve learning achievement gathering subjects history class XI studends of SMAN 1 Seulimeum, and also there are no constraints bearti during learning model application card type gathering in class XI student of SMAN 1 Seulimeum. Keywords:influence,cooperative learning,gathering cards. ABSTRAK Pembelajaran yang tidak menyenangkan membuat siswa tidak semangat belajar, model pembelajaran tipe kartu arisan merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan terhadap prestasi belajar mata pelajaran sejarah siswa kelas XI SMAN 1 Seulimuem. 2) apakah 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah. 2 Dosen Pembimbing I. 3 Dosen Pembimbing II.
20
Embed
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KARTU ARISAN …
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
156
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Syiah KualaVolume 2, Nomor 2, Maret 2017, hal. 156 – 172.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KARTU ARISANTERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SEJARAH SISWA
KELAS XI SMAN 1 SEULIMEUM,
Zurriati1, Zainal Abidin2, Nurasiah3
Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Syiah Kuala
Learning that is not fun to make students not learning spirit, gathering card type learningmodel is one model of learning that can improve student achievement. The problem in thisresearch are 1) how to influence the implementation of cooperative learning model arisancard against history lesson learning achievement of class student of XI SMAN 1 Seulimeum.2) whether the constraints faced by teachers in the implementation of cooperative learningmodel social gathering cards in class XI SMAN 1 Seulimeum. Of intarest in this study were1) to determine the effect of the application of cooperative learning model arisan cardagainst history lesson learning achievement of class XI student of SMAN 1 Selimeum. 2) todetermine the constraints faced by teachers in the implementation of cooperative learningmodel social gathering cards in class XI SMAN 1Seulimeum.Population in this study wereall students of class XI SMAN 1 Seulimeum with the overall number of students186 students.Sampling in this study were students of class XI as iS 1 class control and XI iS 3 as theexperimental class. Techniques of data collection is done by testing and documentation.Hypotheses were tested using t- test formula. Based on the processing results obtained tcount = 0,872 and t table = 2,089. So, t = 0,872 then Ho is rejected and accepted. It can beconcluded that with the implementation of the card-type learning model can improvelearning achievement gathering subjects history class XI studends of SMAN 1 Seulimeum,and also there are no constraints bearti during learning model application card typegathering in class XI student of SMAN 1 Seulimeum.
Pembelajaran yang tidak menyenangkan membuat siswa tidak semangat belajar, modelpembelajaran tipe kartu arisan merupakan salah satu model pembelajaran yang dapatmeningkatkan prestasi belajar siswa. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1)Bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan terhadapprestasi belajar mata pelajaran sejarah siswa kelas XI SMAN 1 Seulimuem. 2) apakah
1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah.2Dosen Pembimbing I.3Dosen Pembimbing II.
157
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Syiah KualaVolume 2, Nomor 2, Maret 2017, hal. 156 – 172.
kendala-kendala yang dihadapi guru dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipekartu arisan di kelas XI SMAN 1 Seulimuem. Tujuan dalam penelitian ini adalah 1) Untukmengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan terhadapprestasi belajar mata pelajaran sejarah siswa kelas XI SMAN 1 Seulimuem. 2) Untukmengetahui kendala-kendala yang dihadapi guru dalam pelaksanaan model pembelajarankooperatif tipe kartu arisan di kelas XI SMAN 1 Seulimuem.Populasi dalam penelitian iniadalah seluruh siswa kelas XI SMAN 1 Seulimuem dengan jumlah siswa keseluruhan 186siswa. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI iS 1 sebagai kelascontrol dan XI iS 3 sebagai kelas eksperimen. Teknik pengumpulan data dilakukan dengantes dan dokumentasi. Hipotesis diuji menggunakan rumus Uji-t. Berdasarkan hasilpengolahan diperoleh thitung = 0,872 dan ttabel = 2,089. Jadi, thitung = 0,872> ttabel = 2,089, makaH0 tolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajarantipe kartu arisan dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran sejarah siswa kelas XISMAN 1 Seulimum, dan juga tidak terdapat kendala yang berarti selama penerapan modelpembelajaran tipe kartu arisan pada siswa kelas XI SMAN 1 Seulimuem.
Kata Kunci: Pengaruh, Pembelajaran Kooperatif, Kartu Arisan.
PENDAHULUANLatar Belakang
Pendidikan adalah salah satubentuk perwujudan kebudayaan manusiayang dinamis dan saraf perkembangan.Oleh karena itu, perubahan atauperkembangan pendidikan adalah halyang memang seharusnya terjadi sejalandengan perubahan budaya kehidupan.Perubahan dalam arti perbaikanpendidikan pada semua tingkat perluterus menerus dilakukan sebagaiantisipasi kepentingan masa depan.Pendidikan yang mampu mendukungpembangunan dimasa depan adalahpendidikan yang mampumengembangkan potensi peserta didik,sehingga yang bersangkutan mampumenghadapi dan memecahkan problemakehidupan yang dihadapinya. Pendidikanharus menyentuh potensi nurani maupunpotensi kompotensi peserta didik.Masalah utama dalam pembelajaranpada pendidikan formal dewasa ini ialahmasih rendahnya daya serap peserta
didik. Hal ini tampak dari rerata hasilbelajar peserta didik yang senantiasamasih sangat memprihatinkan. Prestasiini tentunya merupakan hasil kondisipembelajaran yang masih bersifatkonvensional dan tidak menyentuh ranahdimensi peserta didik itu sendiri, yaitubagaimana seharusnya belajar itu.Artinya bahwa proses pembelajaranhingga dewasa ini masih memberikandominasi guru dan tidak memberikanakses bagi anak didik untukberkembangan secara mandiri melaluipenemuan dalam proses berfikir(Trianto, 2012: 5).
Untuk meningkatkanmutu/kualitas pendidikan, di Indonesiajuga telah berkembang berbagai jenismodel pembelajaran. Baik pembelajarankooperatif, aktif dan elaboratif.Pembelajaran kooperatif merupakanaktifitas pembelajaran berkelompokyang diorganisir oleh suatu prinsip
157
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Syiah KualaVolume 2, Nomor 2, Maret 2017, hal. 156 – 172.
bahwa pembelajaran harus didasarkanpada informasi secara sosial di antarakelompok-kelompok pembelajaran yangdi dalamnya setiap peserta didikbertanggung jawab atas pembelajarannyasendiri dan didorong untukmeningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain (Huda, Miftahul,2013:29).
Pembelajaran kooperatifterdapat berbagai model pembelajaranyang bertujuan untuk memudahkanpeserta didik dalam memahami apa yangdipelajarinya. Salah satu modelpembelajaran kooperatif penulis anggaprelevan untuk meningkatkan matapembelajaran sejarah adalah modelkooperatif tipe Kartu Arisan. Modelpembelajaran kooperatif tipe KartuArisan adalah model pembelajarankelompok kooperatif denganmenggunakan sejumlah kartu yang berisipertanyaan dan jawaban yangdisesuaikan dengan materi pelajaranuntuk dipecahkan secara bersama-samadalam kelompok kooperatif/kelompokkecil.
Permainan dalam model inidiawali dengan memasukkan kartu-kartupertanyaan kedalam sebuah gelaskemudian dikocok agar pertanyaan itutidak didapatkan oleh siswa yang sama.Setelah dikocok, bagi pertanyaan yangjatuh kemudian dibacakan untuk dijawaboleh peserta kelompok yang memegangkartu jawaban. Tahap berikutnya gurumemberikan skor kepada kelompok yangberhasil menjawab benar begituseterusnya sampai kartu di dalam gelashabis dijawab dengan benar. Mengingat
model ini dianggap cocok untukmeningkatkan hasil prestasi belajarsiswa, maka perlu diadakan realisasilangsung di lapangan. Hal ini agar dapatmenambah pengetahuan guru dan siswayang selama ini masih belajar denganmenggunakan model yang konvensional.
Berdasarkan observasi yangdilakukan di sekolah SMAN 1seulimeum, proses pembelajaran yangterjadi di SMAN 1 Seulimeum masihmenggunakan metodeceramah,mendikte materi dan diskusi.Dalam hal ini guru yang lebih berperandalam kegiatan pembelajaran.Sedangkan siswa hanya mendengar danmencatat hasil dari apa yangdisampaikan oleh gurunya. Hal ini jikaterus terjadi, maka hasil belajar pesertadidik selalu kurang memuaskan. Pesertadidik kurang dapat memahami materiyang di sampaikan oleh gurunya.Sehingga membuat siswa merasa bosandan bahkan sebahagian dari peserta didiktidak mau mengikuti jam pelajaransejarah.
Model belajar denganmenggunakan metode konvensional initernyata mempunyai pengaruh terhadaphasil belajar yang diperoleh siswa.Berdasarkan dokumen guru matapelajaran sejarah dan diperkuat olehpengakuan kepala sekolah SMAN 1Seulimeun, bahwa selama ini rata-ratanilai yang diperoleh siswa belummencapai KKM (Kriteria KetuntasanMinimal) yang telah ditentukan gurumata pelajaran sejarah. Sehingga nilaiujian setiap tahunnya perlu ditambah.Sekalipun ada yang memperoleh ini
158
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Syiah KualaVolume 2, Nomor 2, Maret 2017, hal. 156 – 172.
baik, itu hanya beberapa persen siswasaja.
Berdasarkan karena permasalahdi atas, maka perlu adanya dilakukanpenelitian khususnya untukmemodivikasi dalam sistem belajar diSMAN 1 Seulimeum tersebut untukmeningkatkan mutu pendidikan yangdituntut oleh tujuan pendidikanNasional. Salah satu caranya ialahmerobah pola pembelajaran denganmenerapkan berbagai model yangmampu mengembangkan kemampuanpara peserta didik SMAN 1 Seulimeum.Model kooperatif tipe Kartu Arisan salahsatu model yang penulis anggap mampudan cocok untuk meningkatkan motivasibelajar bagi siswa. Dalam model inisiswa belajar dalam bentuk kelompok-kelompok kecil yang disusun secaraheterogen dan memiliki tanggung jawabindividu dan kelompok untukmemecahkan permasalah yangdihadapai. Dengan adanya sistem sepertiini guru tidak lagi berperan penuh,melainkan sebagai modeling, mediator,fasilitator dan motivator. Berdasarkanlatar belakang di atas, maka penulistertarik ingin mengadakan penelitiandengan mengambil tema “PengaruhModel Pembelajaran Kooperatif TipeKartu Arisan Terhadap Prestasi BelajarMata Pelajaran Sejarah Siswa Kelas XISMA N 1 Seulimeum”.
Berdasarkan latar belakangmasalah di atas, maka permasalahandalam penelitian ini adalah: (1)Bagaimana pengaruh penerapan modelpembelajaran kooperatif tipeKartuArisanterhadap prestasi belajar
mata pelajaran sejarah siswa kelas XISMAN 1 Seulimeum ? Dan (2) Apakahkendala-kendala yang dihadapi gurudalam pelaksanaan model pembelajarankooperatif tipe Kartu Arisan di kelas XISMAN 1 Seulimeum?
Tujuan PenelitianBerdasarkan uraian rumusan
masalah di atas, maka tujuan daripenelitian ini adalah:(1)Untuk mengtahuipengaruh penerapan modelpembelajaran kooperatif tipe KartuArisanterhadap prestasi belajar matapelajaran sejarah siswa kelas XI SMAN1 Seulimeum.Dan (2)ingin mengetahuikendala-kendala yang dihadapi gurudalam pelaksanaan model pembelajarankooperatif tipe Kartu Arisan di kelas XISMAN 1 Seulimeum.
Manfaat PenelitianManfaat Teoretis
Menambah wawasan ilmupengetahuan bagaimana cara mengatasipermasalahan yang di hadapi guru dalampembelajaran, khususnya dalam halmeningkatkan hasil belajar sejarahdengan menawarkan obat yaitupenerapan model pembelajarankooperatif tipe Kartu Arisan.
Manfaat PraktisBagi Siswa, diharapkan lebih
aktif dalam pembelajaran dan dapatmembantu siswa dalam memahamimateri yang disampaikan oleh guru.
Bagi Guru, penelitian ini dapatmemberikan pengalaman cara belajaryang aktif, menyenangkan dan sesuai
159
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Syiah KualaVolume 2, Nomor 2, Maret 2017, hal. 156 – 172.
dengan tujuan pembelajaran yangdiinginkan.
Bagi Sekolah, dapat memberikanmasukan dalam rangka perbaikan danpeningkatan mutu pengajaran sejarah dikelas.
Bagi Pembaca, dapat menjadireferensi dalam melakukan penelitianyang lebih lanjut.
Anggapan DasarMenurut Surakhmad dalam
Suharsimi Arikunto (2010: 104)mengemukakan bahwa yang dimaksuddengan anggapan dasar atau postulatadalah: Sebuah titik tolak pemikiranyang kebenarannya diterima olehpenyelidik. Dikatakan selanjutnya bahwasetiap penyelidik dapat merumuskanpostulat yang berbeda. Berdasarkanpengertian tersebut, maka yang menjadianggapan dasar dalam penelitian iniadalah “model pembelajaran kooperatiftipe Kartu Arisan merupakan salah satumodel yang dapat diterapkan dalampembelajaran sejarah”.
HipotesisPunaji Setyosari (2012: 108),
mengatakan hipotesis adalah harapanyang menyatakan ramalan atau prediksihasil yang diperoleh melalui penelitian.Atau dengan perkataan lain hipotesismerupakan suatu pernyataan yang berisisuatu prediksi (yang mungkin terjadi)berkenaan dengan hasil penelitian.Adapun yang menjadi hipotesis dalampenelitian ini adalah “penerapan modelpembelajaran kooperatif tipe KartuArisan berpengaruh terhadap prestasi
belajar siswa dalam pembelajaransejarah siswa kelas XI SMAN 1Seulimeum, aceh besar karena dapatmendorong siswa untuk ikut aktif dalamproses pembelajaran”.
Kajian RelevanSatu-satu hasil penelitian yang
relevan dengan judul penelitian ini ialahkarya dari A.A. Ari Susanti dkk denganjudul “Penerapan Model PembelajaranKartu Arisan Untuk Meningkatkan HasilBelajar IPA Siswa Kelas SemesterGanjil Sd No 2 Mendoyo”. Penelitian inimerupakan penelitian tindakan kelas,dengan subjek penelitian adalah siswakelas V SD No 2 Mendoyo DanginTukad tahun ajaran 2012/2013 denganjumlah siswa 16 orang yang terdiri atas 8orang siswa perempuan dan 8 orangsiswa laki-laki. Objek penelitian iniadalah hasil belajar IPA siswa danpenerapan model pembelajaran kartuarisan, yang dilakukan secara berulangdalam bentuk siklus. Satu siklus terdiridari empat tahapan, yaitu perencanaan,pelaksanaan tindakan, observasi, danrefleksi. Tiap siklus dilaksanakan dalam3 kali pertemuan dengan rincian 2 kalipertemuan pembelajaran dan 1 kalipertemuan tes.
Berdasarkan hasil penelitiannyadijelaskan bahwa setelah prosespembelajaran berlangsung sampai siklusII, hasil belajar IPA siswa kelas Vmengalami peningkatan dan mencapaiindikator keberhasilan yang ditetapkan.Peningkatan tersebut disebabkan olehbeberapa faktor berikut. Pertama, anakSD berada pada tahap Operasional-
160
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Syiah KualaVolume 2, Nomor 2, Maret 2017, hal. 156 – 172.
Konkret (7-11 tahun). Pada tahap ini,anak masih berpikir secara konkret. Cirilain adalah anak berpikir logis,memperoleh pengetahuan melaluiperistiwa nyata yang dialami, dan anaksudah mampu menyusun atau membuatsuatu karya. Disamping itu, anak padatahap ini masih senang bermain. Denganpenerapan model pembelajaran kartuarisan, anak terfasilitasi untuk belajarsambil bermain. Kegiatan tersebut sangatsesuai dengan karakteristik anaksehingga membuat mereka senangbelajar. Adanya permainan dalampembelajaran membuat anak lebihtertarik untuk mengikuti pembelajaran.Hal ini berdampak positif pada hasilbelajar. Kesenangan tersebut sangatberkontribusi terhadap peningkatan hasilbelajar.
Selanjutkan dikatakan pada saatkegiatan pembelajaran guru selalumemberikan reward dalam bentukpenguatan, pemberian hadiah, ataupunpujian kepada siswa. Kegiatan tersebutbertujuan untuk memotivasi siswa danmenambah semangat siswa untukbelajar. Dalam kegiatan pembelajaranguru memberikan semua siswakesempatan untuk berbicara tujuannyaadalah agar semua siswa tidak ragu-ragudalam mengeluarkan pendapatnya.Selain itu, pemerataan tersebut berfungsijuga untuk memunculkan motivasi daridalam diri agar lebih berani dan aktifdalam memecahkan masalah serta ikutberpartisifasi dalam pembelajaran.Keberhasilan penelitian ini sesuaidengan keberhasilan penelitian LuthfiaKomariyah (2009/2010). Hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa penerapanmodel pembelajaran Kartu Arisan dapatmeningkatkan hasil belajar siswa.Persentase pencapaian hasil belajar padasiklus I adalah 77,5% dan pada siklus II95%dengan kategori sangat baik. Begitupula hasil penelitian Nurhayati ItaSanjani (2011) juga menunjukkan hasilyang relevan dengan penelitian ini.Penerapan model pembelajaran KartuArisan dapat meningkatkan hasil belajarsiswa dengan persentase pencapaianhasil belajar siswa pada kriteria kurang,dan nilai rata-rata pos test dengankriteria sangat baik.
Hasil penelitian Pralingga(2009/2010) juga menunjukkanpenerapan model pembelajaran KartuArisan dapat meningkatkan hasil belajarsiswa. Persentase pencapaian hasilbelajarpada siklus I adalah 74,61, hasilbelajar pada siklus II 89%, dan padasiklus III adalah 94,45% dengan kategorisangat baik. Berdasarkan penelitian yangtelah dilakukan, teori-teori pendukung,dan hasil penelitian yang relevan yangtelah dijelaskan di atas, dapatdisimpulkan bahwa penerapan modelpembelajaran Kartu Arisan dapatmeningkatkan hasil belajar IPA siswakelas V semester ganjil SD No.2Mendoyo Dangin Tukad tahun ajaran2012/2013.
METODE PENELITIANPendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakandalam penelitian ini ialah pendekatankuantitatif. Penelitian kuantitatifmerupakan metode untuk menguji teori-
161
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Syiah KualaVolume 2, Nomor 2, Maret 2017, hal. 156 – 172.
teori tertentu dengan cara menelitihubungan antarvariabel.variabel-variabelini di ukur (biasanya dengan instrumenpenelitian) sehingga data yang terdiridari angka-angka dapat dianalisisberdasarkan prosedur statistik.
Penelitian eksperimen merupakanmetode inti dari model penelitian yangmenggunakan pendekatan kuantitatif.Dalam metode eksperimen, penelitiharus melakukan tiga persyaratan yaitukegiatan mengontrol, memanipulasi, danobservasi. Dalam penelitian eksperimen,peneliti membagi objek atau subjek yangditeliti menjadi dua kelompok yaitukelompok treatment yang mendapatkanperlakuan dan kelompok kontrol yangtidak mendapatkan perlakuan(Juliansyah Noor, 2011 :38-41).
Berdasarkan hal tersebut makatujuan umum penelitian eksperimenadalah untuk meneliti pengaruh darisuatu perlakuan tertentu terhadap gejalasuatu kelompok tertentu dibandingdengan kelompok lain yangmenggunakan perlakuan yang berbeda.Misalnya, suatu eksperimendimaksudkan untuk menilai/membuktikan pengaruh perlakuanpendidikan (pembelajaran dengan modelkartu arisan) terhadap prestasi belajarsejarah pada siswa SMA atau untukmenguji hipotesis tentang ada-tidaknyapengaruh perlakuan tersebut biladibandingkan dengan metodepemahaman konsep. Tindakan di dalameksperimen disebut treatment, dandiartikan sebagai semua tindakan, semuavariasi atau pemberian kondisi yangakan dinilai/diketahui pengaruhnya.
Lokasi dan Waktu PenelitianPenelitian ini akan diadakan di
SMAN 1 Seulimeum. Pemilihan lokasiini didasari oleh observasi awal yangpenulis lakukan dengan mewawancaridan diskusi dengan guru mata pelajaranSejarah SMAN 1 Seulimeum, telahdiperoleh hasil bahwa nilai peserta didikbaik hasil ujian tengah semester maupunujian semester rata-rata masih di bawahnilai KKM yang ingin dicapai oleh guru.Selain itu dari hasil diskusi jugadiperoleh pengakuan guru matapelajaran sejarah SMAN 1 Seulimeumbahwa proses pembelajaran selama inimasih menggunakan metodekonfensional ceramah ceramah, sosiodrama, diskusi dan lain-lain. Untukwaktu penelitian sudah dimulai sejakproposal penelitian ini dibuat tepatnyaawal Maret 2015 dan akan direncanakansampai April 2016.
Populasi dan SampelMulyatiningsih (2013:9-10),
mengemukakan bahwa populasi ialahsekumpulan orang, hewan, tumbuhanatau benda yang mempunyaikarakteristik tertentu yang akan diteliti.Sedangkan sample ialah cuplikan ataubagian dari populasi. Senada dengan ituArikunto mengatakan populasi adalahsekelompok objek yang akan diselidiki.Sedangkan Sampel dapat diartikansebagai bagian atau wakil populasi yangditeliti. Maka yang menjadi populasidalam penelitian ini adalah seluruh siswakelas XI SMAN 1 Seulimeum yangterdiri dari 6 kelas dengan jumlah siswakeseluhan 186 orang. Sedangkan yang
162
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Syiah KualaVolume 2, Nomor 2, Maret 2017, hal. 156 – 172.
menjadi sampel dalam penelitian initerdiri dari dua kelas yaitu kelas XIs-1dan kelas XIs-3. Kelas XIs-1 yang terdiridari 30 orang siswa dijadikan sebagaikelas kontrol dan XIs-3 yang terdiri dari30 dijadikan kelas eksperimen.Penarikan sample secara Purposivesampling atau judgmental samplingyaitu penarikan sampel secara purposifmerupakan cara penarikan sample yangdilakukan memiih subjek berdasarkankriteria spesifik yang ditetapkan peneliti.
Teknik pengumpulan dataUntuk mendapatkan data maka
teknik yang digunakan ialah : Test
Test adalah alat atau prosedur yangdipergunakan dalam rangka pengukurandan penilaian. Anne Anastasi dalamAnas Sudijono (2011: 66)mengemukakan bahwa test adalah alatpengukur yang mempunyai standaryang objektif sehingga dapat digunakansecara meluas, serta dapat betul-betuldapat digunakan untuk mengukur danmembandingkan keadaan psikis atautingkah laku individu. Adapun test yangakan penulis lakukan dalam penelitianini disetiap berakhirnya proses belajarmengajar atau pada saat pemberianevaluasi. Hal ini dilakukan untukmendapatkan data tentang prestasi siswakelas XI pada mata pelajaran sejarah diSMAN 1 Seulimeum.
DokumentasiSukardi, (2013: 47), mengemukakan
bahwa sumber informasi dokumentasiini memiliki peran penting, dan perlu
mendapat perhatian bagi para peneliti.Data ini memiliki objektifitas yangtinggi dalam memberikan informasikepada para guru sebagai tim peneliti.Informasi dari sumber dokumen sekolahdapat dibedakan menjadi dua macam,yaitu dokumen resmi dan dokumencatatan pribadi. Yang termasuk dokumenresmi, yaitu undang-undang danperaturan pemerintahan yang relavan,keputusan presiden,keputusan menteri,laporan atau catatan pertemuan sekolah,silabus dan skema kerja, tes evaluasiyang digunakan serta hasilnya, dantulisan hasil pertemuan antara gurusekolah. Adapun dokumen yang akandigunakan dalam penelitian ini berupaapsen siswa, RPP guru mata pelajaransejarah, silabus Kelas XI SMAN 1Seulimeum, dan lain-lain.
Teknik Analisis DataAnalisis data dalam penelitian ini
menggunakan teknik analisis deskriptifkuantitatif. Analisis data secarakuantitatif digunakan untuk menganalisisdata kuantitatif, seperti hasil observasidan studi dokumentasi. Data kuantitatifyaitu data yang berupa informasiberbentuk kalimat yang memberigambaran tentang ekspresi siswa, tingkatpemahaman terhadap suatu matapelajaran (kognitif), proses pembelajaranberlangsung, pandangan atau sikap siswa(afektif), antusiasme, motivasi belajardan sejenisnya. Tahapan analisis datadeskriptif kuantitatif terdiri dari:pemaparan data, reduksi (data yangsudah ada di cek dan dicatat kembali),
163
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Syiah KualaVolume 2, Nomor 2, Maret 2017, hal. 156 – 172.
kategorisasi (data dipilah-pilah),penafsiran dan penyimpulan.
Untuk mengetahui peningkatanprestasi belajar mata pelajaran sejarahdengan penggunaan modelpembelajaran kooperatif tipe KartuArisan Siswa kelas XI SMA Negeri 1Seulimeum.a. Uji homogenitas
Uji homogenitas adalah langkahyang dilakukan sebelum uji t untukmengetahui apakah data berasal darisampel populasi yang homogeny atautidak. Data dikatakan homogeny apabilakemampuan peserta didik yang yangmenjadi sampel penelitian memilikinilai varians yang sama. Data yangdiolah menggunakan uji fisher berupadata test. Rumus yang digunakan dalamuji homogenitas menurut sugiono(2014:140) sebagai berikut:
Fhitung =
Kriteria pengujiannya adalah jikaFhitung ≥Ftabel taraf signifikan 5% dengandk = (n1-1) maka data dianggap tidakhomogen tetapi jika jika Fhitung ≤dariFtabel maka data tersebut dikatakanhomogen.
b. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan datasetiap variabel penelitian yang akandianalisis membentuk distribusi normal.Suatu da dikatakan berdistribusi normalapabila jumlah data diatas dan dibawahrata-rata ialah sama. Adapun tujuandilakukan uji normalitas untukmengetahui apakah data yang diperoleh
dari kelas berdistribusi normal atautidak. Rumus yang digunakan untukmembuktikan apakah suatu databerdistribusi normal, yaitu dengan rumuschi kuadrat menurut sugiono (2014:107)
ᵡ² = ∑ ( )Keterangan :
ᵡ² = chi kuadrat
F0 =frekuensi yang diobservasi
Fh = frekuensi yang diharapkan
Jika perolehan nilai ᵡ² hitungdibandingkan dengan ᵡ²tabel dengantaraf signifikan α = 5% pada derajatkebebasan (dk) = (1-α) yang mengacupada tabel chi kuadrat, jika pengujiankriteria ᵡ²hitung ≥ ᵡ²tabel artinya databerdistribusi normal, akan tetapi jikaᵡ²hitung ≤ ᵡ²tabel maka kedua data adalahberdistribusi normal.
c. Uji ValiditasValiditas adalah keadaan yang
menggambarkan tingkat instrumenbersangkutan yang mampu mengukurapa yang akan diukur.Kegunaan validitasyaitu untuk mengetahui sejauh manaketepatan dan kecermatan suatuinstrumen pengukuran dalam melakukanfungsi ukurnya yaitu agar data yangdiperoleh bisa relevan/sesuai dengantujuan diadakannya pengukuran tersebut.
Setelah koefisien korelasidiperoleh, kemudian menguji apakahkoefisien korelasi signifikan atau tidak
164
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Syiah KualaVolume 2, Nomor 2, Maret 2017, hal. 156 – 172.
dengan menggunakan statistik uji t padataraf signifikan 5% (α =0,05), denganrumus yang dikemukakan oleh Sudjana,(2005: 38) yaitu:
2r-1
2-nrt
Keterangan:t = Hasil hitung distribusi koefesienkorelasin = Jumlah sampel yang ditelitir = koefesien korelasi antara variabelx dan y.
Kaidah pengujian menurutRiduwan, (2009: 218):
- jika thitung>dari ttabel, maka signifikan.- jika thitung<dari ttabel, makatidak
signifikan.
HASIL DAN PEMBAHASANProses pengumpulan data dilakukandengan tujuan agar mendapat data yangakurat, sehingga dapat tercapai hasilyang diinginkan. Untuk memperolehdata itu, peneliti melakukan evaluasiterhadap dua kelas yang berbeda yaitukelas XIIPS 1 dan XI IPS 3 dengan masing-
masing kelas berjumlah 20 siswa. KelasXI IPS 1 sebagai kelas eksperimen yangmenggunakan model pebelajaran kartuarisan sedangkan kelas XI IPS 3 sebagaikelas control menggunakan metodekonvensional.
Tabel 4.1 Daftar Nilai post test Siswa Kelas XI IPS 1(Eksperimen) Dan Nilai Siswa Kelas Control
(XI IPS 3)
Sumber: Hasil Post-test SMAN 1 Seulimeum AcehBesar
Berdasarkan hasil post-testsiswa kelas eksperimen (XI IPS 1) dankelas control (X IPS 3) pada materipenulisan dan penelitian sejarah dapatdilihat pada tabel diatas, bahwa kelaseksperimen memiliki nilai tertinggisebesar 96 dan nilai terendah 78,sedangkan untuk kelas control memilikinilai tertinggi sebesar 85 dan nilaiterendah 50.
Kriteria nilai ketuntasan siswapada mata pelajaran sejarah adalah 76.Standar ketuntasan tersebut berdasarkanKKM yang telah diterapkan oleh gurumata pelajran di SMA. Berdasarkan nilairata-rata diatas menunjukkan hasil yangberbeda pada setiap kelas.
10 Muhammad Saputra 90 10 Khairul Rizal 8511 Muharrami 78 11 Muhammad Iklil 7012 Murtazam 90 12 Muhammad Irsal 8013 Musriwan 90 13 Munawir Al Fahmi 8014 Nimar Rafidi 80 14 Nadia 8515 Riki Saputra 85 15 Raisal Akram. M 6016 Samsul Bahri 85 16 Saibul Hija 5017 Wildatul Uhya 85 17 Sahibul Izar 7918 Mujibussalim 96 18 Siti Muslimah 6419 Imam Syah Putra 95 19 Sri Wahyuni 7020 T. Afzalul Zikra 90 20 Syukrullah 75
165
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Syiah KualaVolume 2, Nomor 2, Maret 2017, hal. 156 – 172.
Saat proses pembelajarn denganmodel kartu arisan berlangsung suasanakelas sangat kondusif untuk melakukanproses pembelajaran. Siswa kelas XIIPS-1 yang menjadi sampel penelitidalam penelitian ini juga sangat tertarikdengan model pembelajaran kartu arisankarena sebelumnya mereka tidak pernahmenerapkan model pembelajaran inisehingga memeudahkan peneliti untukmelakukan proses pembelajaran.
Selanjutnya untuk mengetahuihasil dari prestasi belajar siswamenggunakan model koopertif tipe kartuarisan dan konvensional, maka penelitimenggunakan bantuan aplikasi SPSS halini dilakukan untuk memudahkanpeneliti dalam mengolah data.
Menurut Riduwan (2009: 218)mengatakan, “Korelasi Pearson ProductMoment (PPM) dilambangkan (r) denganketentuan nilai r tidak lebih dari harga ( -1 ≤ r ≤ + 1 ). Apabila r = -1 artinyakorelasinya negative sempurna, r = 0artinya tidak ada korelasi, dan r = 1korelasinya sempurna positif (sangatkuat)”. sedangkan harga r akandikonsultasikan dengan tabel interpretasinilai r sebagai berikut:
Berdasarkan data dari SPSS 20maka diperoleh nilai r = 0,872.Berdasarkan hasil perhitungan yangterjadi pada XI IPS 1 adalah 0,178 padakoefisien korelasi yang berkisaran 0,80 –1,000 pada tingkat hubungan yangsangat tinggi. Taraf signifikan dalam
penelitian ini adalah 5% (α = 0,05).Dengan hasil yang diperoleh daripengolahan data maka terima Ha dantolak H0, jadi dapat diberi kesimpulanbahwa model pembelajaran kartu arisandapat meningkatkan hasil belajar siswakelas XI IPS 1 SMAN 1 Seulimum.
2. Uji HomogenitasUji homogenitas merupakan
salah satu syarat sebelum dilakukan uji-tdalam suatu penelitian untuk mengetahuiapakah data berasal dari dari populasidan sampel yang homogen atau tidak.
Kelas Konvensional
NilaiTest Fi Xi xi² fixi fixi²50-56 3 53 2,809 159 8,42757-63 2 60 3,600 120 7,200
dikonfirmasikan dengan data Ftabel padataraf signifikan 0,05 dan (dk =n-1)berikut ini.
Ftabel = Fα (dk-1)
Ftabel = F (0,05 x 20-1)
Ftabel = 0,05 x19
Ftabel = 0,95
Uji homogenitas
167
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Syiah KualaVolume 2, Nomor 2, Maret 2017, hal. 156 – 172.
95,0
1905,0
12005,0
1
10,0
51,505
45.52
51,505
45,52
22
21
x
xF
dkFFtabel
SVarian
SVariansFhitung
Eksperimen
alKonvensionkelasVarian
Berdasarkan hasil perhitungandiatas diperoleh nilai Fhitung= 0,04 dannilai Ftabel= 0,95 jadi Fhitung ≤ Ftabel padataraf signifikan 5% dengan dk=20sehingga dapat dikatakan kelompok datapenelitian kedua kelas adalah homogen,dan telah memenuhi syarat uji-t.
3. Uji NormalitasUji normalitas dilakukan untuk
mengetahui apakah data berdistribusinormal atau tidak. Uji normalitas dalampenelitian ini menggunakan uji chikuadrat. Berikut langkah-langkahpenentuan nilai uji normalitas.
a) Menentukan nilai batas kelas (x)yaitu untuk menilai tes terkecildikurangi dengan 0,5, dan untuktes terbesar ditambah 0,5.
b) Menentukan angka baku (z) nilaidengan menggunakan rumus Z=
yang diketahui untuk x=
70,85 dan s 7,242
c) Menentukan batas luar daerahadalah untuk luas dibawahstandar dari O ke Z digunakantabel Z.
d) Menentukan luas daerah (A)yaitu nilai terbesar pada batasluar daerah dikurangi nilaiterkecil pada batas luar daerah.Dengan ketentuan apabila nilai-nilai pada Z skor mengandung (-)maka nilai batas luar daerahterbesar dikurangi nilai terkecilbatas luar daerah. Akan tetapi,apabila nilai-nilai Z skormengandung (-) dan (+) makanilai batas luar daerah harusditambahkan.
e) Menghitung frekuensi harapan(Fh) adalah luas daerah dikalibanyaknya sampel atau Fh = A xn (n= 20)
Tabel uji normalitas
Nilaites
BatasKelas
xZskor
Batasluas
daerah
Luasdaerah
Fh Fo
50-56
49.5 -2.94 0.49160.0534 1.068 3
56.5 -1.98 0.438257-63
56.5 -1.98 0.43820.1501 3.002 2
63.5 -1.01 0.288164-70
63.5 -1.01 0.28810.2642 5.284 6
70.5 -0.04 0.023971-77
70.5 -0.04 0.02390.2756 5.521 1
77.5 0.91 0.251778-84
77.5 0.91 0.25170.1705 3.41 6
84.5 1.88 0.42285-91
84.5 1.88 0.4220.0624 1.248 2
95.5 2.85 0.484620
168
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Syiah KualaVolume 2, Nomor 2, Maret 2017, hal. 156 – 172.
65,1
524,19
397,32
248,1
656,0
41,3
700,6
512,5
358,20
284,5
030,0
002,3
004,1
068,1
732,3
248,1
752,0
41,3
59,2
512,5
512,4
284,5
176,0
002,3
1002
068,1
932,1
248,1
248,12
41,3
41,36
512,5
512,51
284,5
284,56
002,3
002,32
068,1
068,13
2
2
2
2222222
2222222
1
22
X
X
X
X
X
Fn
FnFoX
k
i
Berdasarkan hasil perhitungandiperoleh nilai ᵡ²hitung = 1,65 dan ᵡ²tabel =7,81pada taraf signifikan 5%, makasesuai dengan kriteria pengujian jikaᵡ²hitung ≤ ᵡ²tabel maka data berdistribusinormal dan sudah memenuhi syarat uji-t.
4. Uji validitasUji validitas yaitu untuk
mengetahui sejauh mana ketepatan dankecermatan suatu instrumen pengukurandalam melakukan fungsi ukurnya yaituagar data yang diperoleh bisarelevan/sesuai dengan tujuandiadakannya pengukuran tersebut
CorrelationsX X2
X2Pearson Correlation -.322Sig. (2-tailed) .167
N 20
X
Pearson Correlation .909**
Sig. (2-tailed) .000N 20
**. Correlation is
significant at the 0.01 level(2-tailed)
(Sumber : SPSS-20)
Uji validalitas yang telahdiperoleh dengan bantuan software SPSS20 menjelaskan bahwa data tersebutvalid, dengan hasil yang diperoleh ,909pada taraf nilai sangat valid hal ini dapatdilihat pada tabel korelasi r Product-moment.
5. Uji tSelanjutnya untuk menguji
kebenaran hipotesis apakah pengaruhyang terjadi itu diterima atau ditolakmaka perlu dilakukan uji t dengan rumussebagai berikut:
t=2r-1
2-nr
)(0,872-1
2-200,8722
0,76038-1
180,872
0,239
4,242)(0,872
488,0
3,699
t= 7,579
Syarat untuk melakukan uji-tdata harus homogen,berdistribusi normaldan harus valid untuk membuktikan datahomogen, berdistribusi normal dan validmaka harus uji homogenitas, ujinormalitas dan uji validitas, dari ketigauji tersebut menunjukkan bahwa padapenelitian ini sudah dapat dilakukan uji-t. Dari hasil perhitungan uji t diperoleh
169
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Syiah KualaVolume 2, Nomor 2, Maret 2017, hal. 156 – 172.
nilai thitungadalah sebesar 7,579 untukmelihat apakah hipotesis ditolak atauditerima langkah selanjutnya yaitumembandingkan t hitung dengan ttabel.
Dalam menentukan t tabel harusberpedoman kepada tabel distribusi t.Nilai t tabel adalah 2,089 dengan taraf
signifikan 5% (α = 0,05) serta derajatbebas db = 18 berdasarkan hasil tersebutdinyatakan bahwa (thitung = 7,579 > ttabel =2,089) diketahui bahwa t hitung lebihbesar dari pada t tabel maka hipotesisdalam penelitian ini diterima, dalamartian penerapan model pembelajarantipe kartu arisan pada mata pelajaransejarah siswa kelas XI IPS 1 SMANegeri 1 Seulimuem dapatmeningkatkan prestasi belajar siswatersebut.
Berdasarkan hasil wawancaradengan guru mata pelajaran sejarah tidakterdapat kendala yang besar dalampenerapan model pembelajaran tipekartu arisan ini, akan tetapi modelpembelajaran ini tidak semua siswa manmengarjakan permasalah yang diberikanoleh guru karena pembelajaran ini lebihkepada pembelajaran kelompok sehinggaguru harus memantau prosespembelajaran dengan ketat.
Analisis Pengaruh Penerapan ModelPembelajaran Kooperatif Tipe KartuArisan Terhadap Prestasi BelajarMata Pelajaran Sejarah.
Penelitian yang yang dilakukandi SMA Negeri 1 Seulimum inimerupakan jenis penelitian eksperimen,yaitu menningkatkan hasil belajar siswa
dengan menggunakan modelpembelajaran kartu arisan.
Pengambilan data dilakukansetelah proses pembelajaran denganmemberikan beberapa soal kepada siswauntuk mengukur hasil belajar yang telahberlangsung. Data di uji menggunakanuji homogenitas, uji normalitas dan ujivaliditas. Hasil dari uji-uji tersebutmenunjukkan data bersifat homogen atausama dan juga normal dan validsehingga dapat dilakatakan data kelastersebut telah memenuhi syarat uji-t.
Berdasarkan hasil pengolahandata dengan bantuan Sofware SPSS 20diketahui hasil bahwa terima Ha. Hayang berarti terdapat pengaruh baik padapenerapan model pembelajarankooperatif tipe KartuArisanterhadapprestasi belajar mata pelajaran sejarahsiswa kelas XI SMAN 1 Seulimeum dahH0 tidak ada pengaruh pada penerapanmodel pembelajaran kooperatif tipeKartuArisanterhadap prestasi belajarmata pelajaran sejarah siswa kelas XISMAN 1 Seulimeum. Dengan penerapanmodel pembelajaran kartu arisanpelajaran Sejarah dengan materimataram kuno siswa kelas XI IPSsehingga nilai siswa pada kelaseksperimen tersebut mencapai diatasrata-rata nilai KKM, berbeda halnyadengan kelas XI IPS 3 ( kelas control)dimana nilai siswanya masih dibawahKKM.
Hasil yang diperoleh dari Uji tjuga semakin mennguatkan bahwapenerapan model pembelajaran kartu
170
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Syiah KualaVolume 2, Nomor 2, Maret 2017, hal. 156 – 172.
arisan dapat meningkatkan hasil belajarsiswa pada mata pelajaran sejarah hal inidapat dilihat dari (thitung = 7,579 > ttabel =2,089) dimana thitung dikatakan lebihbesar dari pada ttabel. Hipotesis diterima.
Analisis kendala-kendala yang dihadapi guru dalam pelaksanaanModel Pembelajaran Tipe KartuArisan
Model pembelajaran kartu arisanyang diterapkan di SMA Negeri 1Seulimuem dapat membantu siswadalam mengembangkan potensinya,siswa dituntut untuk dapat bekerja samadalam kelompok dan memilikikeberanian untuk mengemukakanpendapatnya, menyampaikan pendapatkepada teman berupa ilmu pengetahuandan dan membantu daya ingat siswaserta membangun suasana belajar yangaktif dari membosankan menjadimenyenangkan.
Dalam menyampaikan langkah awalguru mengalami kendala karena siswabelum terbiasa belajar menggunakanmodel pembelajaran tersebut. Sesudahguru menjelaskan satu persatu langkah –langkah model pembelajaran kooperatiftipe kartu arisan maka guru langsungmengawali pembelajaran sejarah. Ketikapenerapan model pembelajaran kartuarisan digunakan, hanya saja padakegiatan awal siswa kurangdisiplin/kurang merespon dengan apayang disampaikan oleh guru. Siswa kelasXI IPS 1 tersebut mengira pembelajaranyang akan berlangsung sama sepertibiasanya yaitu kelas yang monoton
sehingga siswa kurang siap denganmodel yang akan diterapkan oleh guru.Ketika guru menyampaikanpembelajaran yang berlangsungmenggunakan cara/metode yang berbedasiswa mulai mununjukkan sikap yangpositif dan mulai memberikan responbalik dan guru mulai bisamempersiapkan kelas dengan kondusifsehingga pembelajaran berlangsungdengan baik dan siswa belajar dengansemangat.
Guru juga harus benar-benarmembimbing siswa dalam belajarkelompok sehingga semua anggotakelompok aktif dalam memecahkanmasalah yang berikan oleh guru matapelajaran, tidak hanya ketuakelompoknya saja yang bekerja tetapisemua kelompok ikut memecahkanmasalah yang diberikan. Hal ini jugamembantu siswa agar menjadibertanggung jawab dan memiliki mentalpercaya diri dalam belajar dan ketikamemberikan pendapatnya ataupun ketikamenjawab pertanyaan dari guru.
Dan dengan kurangnya waktu gurujuga mengalami kendala karena harusmengerjar waktu belajar yang tidakcukup. Dalam belajar mata pelajaranyang menggunakan model pembelajarankartu arisan ada beberapa siswa yangtidak memiliki kercayaan dalam diri,sehingga malu- malu menjawab jawabanyang ia pegang.
Penggunaan model pembelajaransangat membantu dalammenumbuhkembangkan motivasi dan
171
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Syiah KualaVolume 2, Nomor 2, Maret 2017, hal. 156 – 172.
minat belajar siswa, yang akanberdampak pada hasil belajar yangmaksimal. Terutama modelpembelajaran yang aktif seperti kartuarisan yang diterapkan pada SMANegeri 1 Seulimeum terbukti dapatmeningkatkan prestasi belajar siswa.Model pembelajaran kartu arisan ini jugadapat menciptakan suasana belajar yangaktif dan menyenangkan sehingga siswatidak cenderung bosan ketika prosesbelajar mengajar berlangsung.
KESIMPULANSetelah peneliti melakukan
penelitian maka dapat disimpulkan hasildari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengujian hipotesis yang didapatdalam penelitian ini diperoleh thitung=0,872dan ttabel= 2,089. Jadi, thitung=0,872>ttabel= 2,089, maka H0 tolak danHa diterima, yang artinya pembelajarantipe kartu arisan dapat meningkatkanprestosi belajar mata pelajaran sejarahsiswa kelas XI SMAN 1 Seulimuem
2. Penerapan model artinyapembelajaran tipe kartu arisan pada matapelajaran sejarah siswa kelas XI SMAN1 Seulimuem berjalan sangat efisien,model pembelajaran ini merupakan halterbaru bagi siswa kelas XI SMAN 1Seulimuem sehingga siswa mengikutiproses pembelajaran dengan saksama.
Diharapkan kepada setiapmahasiswa agar dapat mempelajari lebihbanyak lagi model pembelajaran agarketika mengajar di sekolah mempunyaibanyak metode dalam melakukan prosesbelajar mengajar.Diharapkan kepada
guru untuk senantiasa update supayatahu model pembelajaran terbaru yanglebih baik dan lebih efektif untukditerapkan ketika mengajar kepada siswadi sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2010). ProsedurPenelitian Suatu PendekatanPraktik. Jakarta: PT. RinekaCipta