Page 1
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP
JAMUR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
ERLITA SETIAWATI
1112016100038
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
Page 2
KEMENTERIAN AGAMAUINJAЩ TAFITK‖たえⅢ
"“lV●
"c""′′"′
2ああ●“た
FORルI(FD
No.Dokumcn : FITK― FR‐AKD=089
Tgi.TerЫ t : l Mara2010No.R倒嗜si: : 01
Ha!
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDⅡ u
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
NamaTempat/Tgl.Lahir
NIM'Jurusan/Prodi
Erlita Setiawati
Jak‐arta,23・ November 1993
1112016100038
Pendidikan IPA/Pcndidikan Bi01ogi
.‐
~: 2.Eny S.R6syidatЩ、MA ~
dengan iⅢ menyatakanbⅢWa skripd yang sayabuatbenar‐ benar hasilkatta sendiH
dan saya bertanggungJawab secara akadcn」s atas apa yang saya tulis。 _
Pむけataan ini dibu激‐sф砲なsahh羮Fs3■●lmm伽中止 Чね硼Ⅷ唖呵おL. ~
Jakarta,30 Mei 2018
NIM.1112016100038
Page 3
勁 榔 ARPぶGttIIANPEttI鵬響G郎即 嶺
Skripsi y彙`:belll,1`Tengartlh v9dd penlld可蒻覆 IIⅢごi brbimb範
Tttadap lpeりT Peserta JⅢ 響 |:黎叫
"J“ゞ14おⅢ CⅢ Erlita
Seda暇伍i or hd¨ m“ is籠 111'0161∞ 038,■sS叩 ふP叫申
ふ。ぉま,,轟轟 imd轟畠IhuJttdttuぬ mmb:嗣体iⅢ卿 血
鶴Ⅲ鳴 ガ世Versitホ:季い NeキISy轟.職
釣緬轟 す螂 :1雛義metti
b岬五脚 Ⅲ螂ψtti輩Ⅲ Ⅲ鶴y甲ち■套螂峰 pttaゞ1彙ぬ轟lqosⅢ鱒鋼 ketぬ枷 yallgdt中口ktt dぬ FtuFt¨ .
_ 購 12嚇
繊 11坊d菫0,200501i2002
Page 4
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
Skripsi be{udul Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap
Hasil Belajar Peserta Didik pada Konsep Jamur disusun oleh Erlita Setiawati,
Nomor Induk Mahasiswa 1112016100038, Program Studi Pendidikan Biologi,
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah dinyatakan
lulus dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 23 Juli 2018 di hadapan dewan
penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Sl (S.Pd) dalam
bidang Pendidikan Biologi.
Jakarta,30 Juli 2018
Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal TandaTangan
Ketua Panitia o【e加曖PrOdi Pendidikan Biologi)
Dr.Yanti Herlanti、 M.PdNIP.197101192008012010
Pe■8町 lI
Meirv Fadilah Noo■ M.Si
NIP.198005162007102001
PenguJl II
Dina Rana Fadlil山,M.Si
o6- o8-zot8
e6.:9.Q.2d8
o2-08-zot8
ruan
Mengetahuiu Tarbiyah
ヽ /
Page 5
v
ABSTRAK
Erlita Setiawati, 1112016100038, “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Peserta didik Pada Konsep Jamur.
Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2018.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri
terbimbing terhadap hasil belajar peserta didik pada konsep jamur. Penelitian ini
dilaksanakan di MAN 1 Bekasi tahun ajaran 2016/2017 dengan metode kuasi
eksperimen yang menerapkan desain two group pretest postest design. Teknik
pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Sampel penelitian ini
adalah kelas X MIA 2 berjumlah 40 orang sebagai kelas eksperimen (kelas yang
menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing) dan kelas X MIA 5
berjumlah 40 orang sebagai kelas kontrol (kelas yang menggunakan pendekatan
saintifik). Instrumen penelitian berupa 20 soal pilihan ganda, lembar observasi
dan lembar kerja peserta didik (LKPD). Perolehan nilai rata-rata postes kelas
eksperimen sebesar 80,12 dan kelas kontrol sebesar 73,37. Hasil perhitungan uji
statistik menggunakan uji-t pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05) dengan derajat
kebebasan (df = 78) diperoleh nilai thitung > ttabel yaitu sebesar 3,30 > 1,990. Maka,
dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuri terbimbing berpengaruh
secara signifikan terhadap hasil belajar peserta didik pada konsep jamur.
Kata kunci : Model Pembelajaran, Inkuiri Terbimbing, Hasil Belajar Peserta
didik, Jamur.
Page 6
vi
ABSTRACT
Erlita Setiawati, 1112016100038, “The influence Guided Inquiry Learning
Model Towards Student’s Achievement on Fungi Concept. BA Thesis of Biologi
Education Program Study, Departement of Natural Science Education, Faculty of
Tarbiya and Teaching Science of State Islamic University of Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2018.
This research aimed to know the influence of guided inquiry learning model
towards student’s achievement on fungi concept. This research was conducted at
MAN 1 Bekasi in academic year 2016/2017 with a quasy experiment method
which used pretest posttest control group design. To get sampling technique in
this study was purposive sampling. The samples were 40 students of class X MIA
2 as the experiment class (class that uses a model of guided inquiry) and 40
students of class X MIA 5 as the control class (class that uses a scientific
approach). The instrument test were multiple choice test consist of 20 questions,
observation sheet and student’s worksheet. The obtained average value for
posttest of experiment class was 80,12 and for posttest of control class was 73,37.
The result of the statistical test using t-test at 5% significance level (α = 0,05)
with the degrees of freedom (df = 78) obtained has score ttest > ttable which is 3,30
> 1,99. Therefore, it can be concluded that guided inquiry learning model can
give significan effected towards student’s achievement on Fungi concept.
Keyword : Learning Model, Guided Inquiry, Towards Student’s Achievement,
Fungi.
Page 7
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur terpanjatkan atas kehadirat Allah SWT dengan
segala karunia, rahmat dan kekuatan, juga segala petunjuk dan kemudahan
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan sebaik-
baiknya. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi besar
Muhammad SAW, beserta keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya.
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Konsep Jamur”, yang disusun untuk
memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program S1 pada Program Studi
Pendidikan Biologi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari
bimbingan, bantuan, dorongan, dan dukungan, serta doa dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Orang tuaku tersayang Bapak Mahsus dan Ibu Suciati yang tidak henti-
hentinya memberi dukungan, semangat, doa, dan masukan tanpa memberi
tekanan kepada penulis sehingga penulis bisa mengelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah selalu memberikan umur panjang, kesehatan, dan keberkahan
kepada kalian.
2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Biologi.
5. Ibu Yuke Mardiati, M.Si selaku penasehat akademik Pendidikan Biologi A
2012.
6. Ibu Dr. Zulfiani, M.Pd selaku pembimbing I dan Ibu Eny S. Rosyidatun, MA
selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk
Page 8
viii
membimbing dengan penuh kesabaran. Semoga ilmu dan bimbingan yang
telah Ibu berikan mendapat keberkahan dari Allah SWT.
7. Drs. H. Ilin Nuryadin selaku Kepala MAN 1 Kota Bekasi yang telah
memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian.
8. Ibu Eva Larasati S.Pd selaku guru Biologi MAN 1 Kota Bekasi yang telah
banyak membantu, meluangkan waktu dan pikiran kepada peneliti. Serta
kepada seluruh guru dan staff tata usaha MAN 1 Kota Bekasi yang dengan
ramah membantu peneliti.
9. Adik-adikku Mulia Wulan Sari, Rizky Amalia, Hafizah Azkadina, yang tak
henti-hentinya memberikan saran, semangat, dukungan, dan doa kepada
penulis.
10. Lailah Fauziah, Rania, Puput, Eka, Resti, Hesti, Ni’matul, Nuzli, Endah Dwi,
Ilen, Firdhani, Devi, Imron, Dzikri, dan semua sahabat-sahabat Pendidikan
Biologi 2012 yang selalu memberikan saran, masukan, motivasi dan bantuan
kepada penulis.
11. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan ini dan tidak dapat
disebutkan satu persatu oleh penulis.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini tidak lepas dari kekurangan,
untuk itu penulis menerima kritik dan saran membangun. Semoga karya ilmiah ini
dapat bermanfaat bagi semua pembaca dan dapat memberikan kontribusi bagi
peningkatan kualitas pendidikan, khususnya pendidikan biologi.
Ciputat, 30 Mei 2018
Penulis
Erlita Setiawati
Page 9
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .............................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ......................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 5
C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 5
D. Perumusan Masalah ................................................................................ 6
E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 6
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis ....................................................................................... 7
1. Model Pembelajaran.................................................................................7
a. Pengertian Model Pembelajaran............................................................7
2. Pembelajaran Inkuiri ............................................................................. 7
a. Pengertian Inkuiri ............................................................................. 7
b. Karakteristik Inkuiri ......................................................................... 9
c. Jenis-Jenis Model Pembelajaran Inkuiri .......................................... 11
d. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri ......................... 11
Page 10
x
e. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ...... ................................ .. 12
f. Langkah-langkah Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ....................... 13
3. Hasil Belajar ......................................................................................... 16
a. Pengertian Hasil Belajar ................................................................. 16
b. Jenis-Jenis Hasil Belajar ................................................................ 17
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ........................ 19
4. Konsep Jamur ....................................................................................... 20
a. KD Kingdom Jamur ....................................................................... 20
b. Pengertian dan Karakteristik Jamur ............................................... 20
1) Reproduksi Jamur .................................................................... 20
2) Klasifikasi Jamur ...................................................................... 21
3) Simbiosis Jamur ........................................................................ 24
B. Hasil Penelitian Relevan ...................................................................... 25
C. Kerangka Berpikir ................................................................................ 28
D. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Peneltian ..................................................................... 31
B. Metode dan Desain Penelitian .................................................................... 31
C. Alur Penelitian ............................................................................................ 32
D. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................. 34
1. Populasi ................................................................................................ 34
2. Sampel .................................................................................................. 34
E. Variabel Penelitian .................................................................................... 34
F. Prosedur Penelitian..................................................................................... 35
1. Tahap Perencanaan/Persiapan Penelitian ............................................. 35
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian .............................................................. 35
3. Tahap Akhir Penelitian ........................................................................ 35
G. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 36
1. TesTertulis ........................................................................................... 36
2. Lembar Observasi ................................................................................ 36
H. Instrumen Penelitian ................................................................................... 37
Page 11
xi
I. Kalibrasi Instrumen .................................................................................... 38
1. Uji Validitas ........................................................................................ 38
2. Uji Reliabilitas ..................................................................................... 39
3. Tingkat Kesukaran ............................................................................... 40
4. Daya Pembeda ...................................................................................... 41
J. Teknik Analisis Data .................................................................................. 42
1. Perhitungan N-Gain ............................................................................ 43
2. Pengujian Prasyarat Analisis ................................................................ 43
a. Uji Normalitas ............................................................................ 43
b. Uji Homogenitas ......................................................................... 44
c. Uji Beda Mann Whitney U untuk Menghitung Hasil Posttest
berdasarkan Dimensi Kognitif dan Pengetahuan ........................45
3. Uji Hipotesis ........................................................................................ 46
K. Hipotesis Statistik ..................................................................................... 47
L. Persentase Lembar Observasi .................................................................... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian .......................................................................... 49
1. Data N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ....................... ...... 50
2. Hasil Belajar Peserta didik Tiap Ranah Pengetahuan dan Jenjang Kognitif
Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................. 51
3. Analisis Data Posttest Berdasarkan Dimensi Pengetahuan dan Dimensi
Kognitif Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ..................... 52
4. Data Hasil Belajar Peserta didik tiap Sub-Konsep Pretest, Posttest dan N-
Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........................................ 53
5. Data Hasil Lembar Kerja Peserta didik Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ....................................................................................... 54
B. Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran ................................... 55
C. Pengujian Prasyarat Analisis Data ............................................................ 57
1. Uji Normalitas ...................................................................................... 58
2. Uji Homogenitas .................................................................................. 59
D. Pengujian Hipotesis ................................................................................... 60
Page 12
xii
E. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................... 61
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 67
B. Saran ........................................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 68
LAMPIRAN .................................................................................................... 73
Page 13
xiii
DAFTAR TABEL
2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ................................ 13
3.1 Desain Penelitian ....................................................................................... 31
3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ................................................................... 37
3.3 Kriteria Koefisien Reliabilitas Instrumen .................................................. 40
3.4 Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal ............................................................ 41
3.5 Indeks Tingkat Kesukaran ANATES ......................................................... 42
3.6 Indeks Kriteria Daya Beda ANATES ....................................................... 42
3.7 Kriteria Gain Ternormalisasi ..................................................................... 43
4.1 Data Hasil Pretest dan Postest .................................................................. 49
4.2 Data Hasil N-Gain ...................................................................................... 50
4.3 Data Hasil Belajar Peserta didik Tiap Ranah Pengetahuan dan Jenjang
Kognitif Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........ 51
4.4 Uji Normalitas, Uji Homogenitas dan Uji Hipotesis Dimensi
Pengetahuan dan Dimensi Kognitif Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ...................................................................................................... 53
4.5 Data Hasil Belajar Peserta didik Pretest, Posttest tiap Sub-Konsep Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol .................................................................. 54
4.6 Data Hasil Lembar Kerja Peserta didik Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ...................................................................................................... 55
4.7 Hasil Observasi Kegiatan Guru ................................................................. 56
4.8 Hasil Observasi Kegiatan Peserta didik Kelas Eksperimen ....................... 56
4.9 Hasil Observasi Kegiatan Peserta didik Kelas Kontrol ............................. 57
4.10 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest dan posttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ............................................................................................ 58
4.11 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest dan posttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ............................................................................................ 59
4.12 Hasil Uji-t Pretest dan Posttest .................................................................. 60
Tabel Halaman
Page 14
xiv
DAFTAR GAMBAR
2.1 Skema Alur Kerangka Berpikir ................................................................. 29
3.1 Skema Alur Penelitian ............................................................................... 33
Gambar Halaman
Page 15
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Wawancara dengan Guru Biologi Kelas X MAN 1 Bekasi ......................... 73
2. Kisi-Kisi Instrumen ...................................................................................... 75
3. Uji Validitas dengan Program ANATES V4.............................................. 102
4. Hasil Uji Reliabilitas................................................................................... 103
5. Hasil Tingkat Kesukaran ............................................................................ 104
6. Hasil Daya Pembeda.................................................................................... 105
7. Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen................................... 106
8. Hasil Uji N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol............................. 109
9. Hasil Pretest dan Posttest Ranah Pengetahuan dan Jenjang Kognitif
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.......................................................... 111
10. Uji Normalitas, Uji Homogenitas, dan Uji Hipotesis Dimensi Pengetahuan
dan Dimensi Kognitif Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol......... 115
11. Data Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol tiap
Sub-Konsep ................................................................................................. 124
12. Data Hasil Lembar Kerja Peserta didik Kelas Eksperimen......................... 128
13. Lembar Observasi Aktivitas Guru .............................................................. 129
14. Lembar Observasi Aktivitas Peserta didik.................................................. 137
15. Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ........................................................................................................ 143
16. Hasil Uji Homogenitas Data Pretest dan Postest Kelas Esperimen dan
Kelas Kontrol .............................................................................................. 151
17. Hasil Uji Hipotesis Pretest dan Posttest ..................................................... 153
18. RPP Kelas Eksperimen................................................................................ 157
19. RPP Kelas Kontrol....................................................................................... 179
20. Instrumen Penelitian ................................................................................... 196
21. Lembar Kerja Peserta didik Kelas Eksperimen........................................... 204
22. Lembar Kerja Peserta didik Kelas Kontrol.................................................. 219
23. Lembar Tugas ............................................................................................ 236
Lampiran Halaman
Page 16
xvi
24. Hasil Observasi Pertemuan 1 dan 2............................................................. 238
25. Rubrik Penilaian Lembar Kerja Peserta didik Pertemuan 1 dan 2.............. 239
26. Dokumentasi................................................................................................ 249
27. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian................................................ 250
28. Lembar Uji Referensi.................................................................................. 251
Page 17
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara menuntut adanya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Menurut undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003
bahwa “Pendidikan nasional pada hakikatnya berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.1 Oleh
karena itu, untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, keterampilan
mengajar tenaga pendidik di seluruh Indonesia perlu ditingkatkan.
Menurut Sugandi, pada proses pembelajaran terdapat komponen-komponen
yang dapat mempengaruhi hasil belajar, antara lain: 1) tujuan, 2) bahan atau
materi yang dipelajari, 3) strategi pembelajaran, 4) peserta didik dan guru sebagai
subjek belajar, 5) media pembelajaran dan penunjang proses pembelajaran.2
Setiap mata pelajaran memiliki karakter yang berbeda dengan pelajaran lainnya,
masing-masing mata pelajaran membutuhkan sarana pembelajaran yang berbeda.
Setiap peserta didik pada dasarnya memiliki potensi, baik fisik, kepribadian,
minat, moral maupun religi yang dapat dikembangkan.
Oleh sebab itu, agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik maka
pengembangan potensi peserta didik harus difasilitasi dan diarahkan pada
1 Trianto Ibnu Badar al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan
Kontekstual: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum 2013 (Kurikulum Tematik
Integratif/KTI), (Jakarta: Prenamedia Group, 2014), Cet. 1, h. 1.
2 L. Praptiwi, Sarwi, L. Handayani, “Efektifitas Model Pembelajaran Eksperimen Inkuiri
Terbimbing Berbantuan My Own Dictionary untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Unjuk
Kerja Siswa SMP RSBI”, Unnes Science Education Journal, Vol. 1, No. 2, 2012, h. 87. Diakses
dari (https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:Ik9LMY nkE18J: https://media.
neliti.com/media/publications/121316-ID-pengaruh-penerapan-metode-eksperimen-
dan.pdf+&cd=3&hl=id&ct=clnk&gl=id) pada tanggal 20 November 2016 pukul 20.00 WIB.
Page 18
2
penekanan aktivitas peserta didik serta menempatkan peserta didik sebagai subjek
belajar. Sehingga peserta didik dapat mengembangkan seluruh potensi yang
dimilikinya secara maksimal.3 Dalam hal ini, peserta didik harus ditekankan
dalam mengembangkan potensinya untuk berperan aktif dalam meningkatkan
pengetahuannya pada kegiatan pembelajaran.
Menurut Depdiknas, hakikat IPA meliputi empat unsur utama yaitu: 1) sikap:
rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan
sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan dengan
prosedur yang benar; 2) proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode
ilmiah; meliputi penyusunan hipotesis, eksperimen, evaluasi, pengukuran, dan
penarikan kesimpulan; 3) produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum; 4)
aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari.
Keempat unsur tersebut merupakan hakikat IPA secara utuh yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain.4 Keempat aspek tersebut diharapkan dapat muncul
dalam proses pembelajaran IPA, sehingga peserta didik dapat membangun
kemampuan berpikirnya, mengembangkan keterampilan, wawasan, serta
kesadaran tentang ilmu yang berkaitan dengan pemanfaatannya dalam kehidupan
sehari-hari dan dapat diterapkan secara nyata.
Menurut Indrawati, suatu pembelajaran pada umumnya akan lebih efektif bila
diselenggarakan melalui model-model pembelajaran yang termasuk rumpun
pemrosesan informasi.5 Dalam pembelajaran IPA, diperlukan adanya model
pembelajaran yang membantu peserta didik untuk mengenal, memahami konsep
yang berkaitan dengan dirinya sendiri dan lingkungan sekitar. Sehingga dapat
mengembangkan kemampuan berpikirnya, serta mengembangkan keterampilan
dan wawasan. Sementara itu, informasi saat ini mengalami perkembangan yang
berlangsung sangat cepat, sehingga guru tidak cukup untuk mengajarkan fakta dan
konsep dari sumber belajar yang bersifat statis. Peserta didik perlu dibekali
3 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Edisi 1,
(Jakarta: Kencana, 2011), Cet. 8, h. 135 - 136.
4 Zulfiani, Tonih Feronika, Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Jakarta, 2009) , Cet. 1, h. 46 - 47.
5 Al - Tabany, op. cit., h. 77.
Page 19
3
dengan keterampilan mencari dan mengolah sendiri informasi dari berbagai
sumber belajar dan media informasi yang bersifat dinamis.6 Oleh karena itu,
dalam pembelajaran IPA di sekolah tidak hanya menyampaikan informasi dan
pemahaman konsep saja, namun perlu didukung dengan kegiatan eksperimen atau
praktikum.
Pendidik dalam menyampaikan konsep-konsep biologi kepada peserta didik
mengalami beberapa hambatan. Hal ini dikarenakan, mata pelajaran biologi
banyak terdapat istilah-istilah, peristiwa, bahkan tokoh-tokoh yang cukup sulit
untuk diingat. Peserta didik cenderung jenuh dan sulit dalam memahami konsep
biologi dan terkadang hanya mengingat materi saat kegiatan pembelajaran
berlangsung, namun lupa setelah pembelajaran usai. Informasi yang dapat diingat
adalah informasi yang bermakna, karena pikiran manusia adalah pencipta makna.7
Informasi yang terus menerus memasuki pikiran manusia terkadang langsung
dibuang, dan sebagian informasi disimpan dalam ingatan dalam waktu yang relatif
singkat yang kemudian dilupakan.
Sejalan dengan permasalahan diatas, berdasarkan wawancara yang dilakukan
dengan guru mata pelajaran biologi kelas X di sekolah MAN 1 Bekasi. Guru
sudah menggunakan pendekatan saintifik yang merupakan tuntutan dari
kurikulum yang diterapkan di sekolah. Proses pembelajaran biologi dilakukan
dengan menggunakan metode ceramah dan diskusi secara berkelompok. Hasil
belajar peserta didik hampir setengah dari 40 orang yang harus diremedial nilai
ulangannya. Hal ini dikarenakan peserta didik kesulitan dalam mencerna istilah-
istilah dalam biologi.8 Rendahnya hasil belajar peserta didik serta realita cara
mengajar guru di kelas diperlukan adanya perubahan dengan mengubah proses
pembelajaran yang berlangsung selama ini.
Pembelajaran konstruktivisme mengkritisi konsep pembelajaran yang
cenderung berpusat pada subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, pengajar dan
6 Ibid., h. 272.
7 Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik Edisi 9, Jilid 1, Terj. dari
Educational Psychology: Theory and Practice, 9 th ed oleh Marianto Samosir, (Jakarta: PT.
Indeks Jakarta, 2011), Cet. 1, h. 216.
8 Lampiran 1, h. 73 – 74.
Page 20
4
peserta didik harus sama-sama aktif, peserta didik berupaya dalam mengonstruksi
pengetahuannya sendiri dan pengajar bertindak sebagai fasilitator.9
Berdasarkan uraian diatas, dibutuhkan model pembelajaran yang tepat untuk
memberikan peningkatan terhadap hasil belajar peserta didik. Salah satu model
pembelajaran yang memberikan ruang terbesar kepada peserta didik adalah model
pembelajaran inkuiri terbimbing. “Pembelajaran Inkuiri adalah pembelajaran yang
melibatkan adanya proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban atas permasalahan yang dihadapi dengan
menggunakan berbagai sumber informasi sebagai pendukungnya.”10
Inkuiri dapat
didefinisikan sebagai pendekatan instruksional yang dikembangkan dengan tujuan
mengajarkan peserta didik bagaimana berpikir.11
Tahapan pembelajaran Inkuiri
Terbimbing (Guided Inquiry) menuntut adanya kegiatan dimana peserta didik
dapat mengeksplorasi kemampuan dalam dirinya untuk menemukan sendiri apa
yang menjadi target dalam tujuan pembelajaran di kelas. Dengan keterlibatan
peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran, diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan kognitif yang berimbas pada peningkatan hasil belajar
peserta didik.
Pada salah satu tahapan model pembelajaran inkuiri terbimbing melatih
kemampuan peserta didik untuk melakukan kegiatan penelitian. Melalui model
pembelajaran inkuiri, peserta didik dilatih untuk “belajar bagaimana belajar”12
yang dapat membantu meningkatkan pengetahuan peserta didik dengan langkah
penyajian masalah, pembentukan hipotesis, melakukan eksperimen, hingga
membuat kesimpulan.
Selain model pembelajaran yang diterapkan di kelas, konsep dalam
pembelajaran juga menjadi bahan pertimbangan. Konsep jamur dianggap sesuai
apabila diajarkan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Konsep jamur
adalah salah satu konsep biologi yang dipelajari pada kelas X, dimana materi
9 Wina Sanjaya, op., cit. h. 123.
10
Sigit Mangun Wardoyo, Pembangunan Berbasis Riset, (Jakarta : Akademia Permata, 2013),
h. 32.
11
Richard I. Arends, Learning to Teach, (New York : McGraw-Hill Education, 2012), h. 353.
12
Carol Collier Kuhlthau, Guided Inquiry: Learning in the 21st Century, Center of
International Scholarship in School Libraries (CISSL), h. 4.
Page 21
5
tersebut membahas tentang jenis-jenis jamur, struktur tubuh jamur, cara
reproduksi jamur, simbiosis jamur, dan peranan jamur. Peserta didik dapat
menganalisis hubungan antara struktur tubuh jamur, peranan jamur dan
mengaitkannya melalui studi literatur, pengamatan, dan percobaan.
Penyajian materi jamur dengan pembelajaran inkuiri terbimbing sesuai
dengan karakteristik materi jamur yang dapat diamati, dan dipelajari melalui
eksperimen/pengamatan fakta sehari-hari. Dengan model pembelajaran inkuri
terbimbing, peserta didik dibimbing untuk menemukan dan menyelidiki sendiri
tentang suatu konsep sehingga pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki bukan
hasil mengingat seperangkat fakta, melainkan hasil temuan mereka sendiri.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul, “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Konsep Jamur”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, beberapa masalah
diidentifikasi sebagai berikut:
1. Materi pembelajaran biologi yang dianggap sulit dicerna.
2. Peserta didik perlu menanamkan empat aspek hakikat IPA dalam proses
pembelajaran.
3. Hasil belajar peserta didik pada materi pelajaran biologi masih tergolong
rendah.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah maka fokus penelitian dibatasi pada:
1. Penelitian dilakukan pada kelas X MAN I Bekasi semester genap tahun
ajaran 2016/2017.
2. Penelitian ini menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing
melalui tahapan orientasi, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis,
mengumpulkan data, menguji hipotesis, serta merumuskan kesimpulan.
3. Hasil belajar peserta didik yang dimaksud pada penelitian ini dibatasi pada
dimensi kognitif peserta didik dengan jenjang C1-C6 dan dimensi
pengetahuan pada konsep jamur.
Page 22
6
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah
dikemukakan, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
“Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap
hasil belajar peserta didik pada konsep jamur?”.
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu, untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar peserta didik pada konsep
jamur.
F. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan praktis
sebagai salah satu alternatif dalam upaya perbaikan pembelajaran, antara lain :
1. Bagi peserta didik : mampu mengembangkan potensi yang dimiliki dan
meningkatkan hasil belajar melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing.
2. Bagi guru : Dapat dijadikan bahan pertimbangan saat menyampaikan
materi yang akan diajarkan.
3. Bagi sekolah : hasil penelitian dapat digunakan untuk meningkatkan
kualitas program pengajaran.
Page 23
7
BAB II
DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis
1. Model Pembelajaran
a. Pengertian Model Pembelajaran
Menurut Joyce & Weil, model pembelajaran adalah suatu rangkaian
rencana yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana
pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran,
dan membimbing pembelajaran di kelas.1 Suatu model pembelajaran,
dapat dirancang dan dikembangkan oleh pendidik sehingga tujuan
pembelajaran dapat dicapai.
Pemilihan model pembelajaran dipengaruhi oleh tujuan
pembelajaran yang akan dicapai serta tingkat kemampuan peserta didik.
Tujuan yang akan dicapai meliputi aspek kognitif dari kegiatan
pemahaman bacaan pada buku teks atau sumber lainnya dan lembar
kegiatan peserta didik (LKPD).2
2. Pembelajaran Inkuiri
a. Pengertian Inkuiri
Model pembelajaran inkuiri berasal dari kata inquiry dalam bahasa
inggris yang berarti pertanyaan atau pemeriksaan/penyelidikan. Inkuiri
sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau
memahami informasi3 Dalam arti yang luas, peserta didik melakukan
sendiri suatu kegiatan pembelajaran untuk mencari jawaban-jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru ataupun pertanyaan mereka
sendiri agar memahami suatu konsep yang sedang dipelajari.
1 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Edisi Kedua,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014), Cet. 5, h. 133.
2 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Edisi 1, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), Cet. 2,
h. 55.
3 Al-Tabany, op. cit., h. 79.
Page 24
8
Bransford & Brown pada National Science Education Standard for
“inquiry-based” science education menyatakan pembelajaran inkuiri
mengimplementasikan strategi pembelajaran konstruktivisme dengan
memusatkan potensi peserta didik pada informasi yang baru ke dalam
kerangka kerja yang sudah ada.4 Pada proses pembelajarannya, peserta
didik menggabungkan informasi yang baru saja didapatnya dengan
pengetahuan yang sudah diketahuinya dalam memahami suatu konsep
tertentu.
Menurut Kardi, model pembelajaran inkuiri dirancang untuk melatih
peserta didik bagaimana cara memeriksa isu dan pertanyaan berdasarkan
fakta yang ditemukan.5 Dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik
mencari dan menemukan solusinya sendiri, sedangkan guru bersifat
sebagai fasilitator. Guru memegang peranan dalam memilih topik atau
bahasan, pernyataan dan menyediakan materi.
Menurut Wina Sanjaya, inkuiri merupakan rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kriritis dan
analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu
masalah yang dipertanyakan.6 Dengan demikian, inkuiri menempatkan
peserta didik untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran dan
tidak lagi berperan pasif sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan
guru.
Menurut Gulo, strategi inkuiri berarti suatu rangkaian belajar yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk
mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, analitis, sehingga
mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya
4 Nathaniel P.Hitt & Brian R. Murphy, An Inquiry-based Case Study for Conservation Biology,
Journal of Virginia Science Education, Vol. 2, No. 1, 2007, p. 43. Diakses pada
(https://www.researchgate.net/profile/Brian_Murphy10/publication/251572828_An_inquiry-
based_case_study_for_conservation_biology/links/00b7d51f1331d493be000000/An-inquiry-
based-case-study-for-conservation-biology.pdf), tanggal 9 Juni 2016 pukul 20.00 WIB.
5 Vera Septi Andrini, The Effectiveness of Inquiry Learning Method to Enhance Students’
Learning Outcome: A Theoritical and Empirical Review, Journal of Education and Practice, Vol.
7, No. 3, ISSN 2222-1735 (Paper) ISSN 2222-288X (Online), 2016, p. 39. Diakses pada
(https://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ1089825.pdf), tanggal 10 November 2016 pukul 21.00 WIB.
6 Sanjaya, op. cit., h. 196.
Page 25
9
diri. Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah (1) keterlibatan
peserta didik secara maksimal dalam proses kegiatan belajar; (2)
keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan
pembelajaran; dan (3) mengembangkan sikap percaya diri peserta didik
tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.7
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran yang
mengarahkan peserta didik untuk berfikir secara alamiah dengan
mengajukan pertanyaan, menghubungkan penemuan satu dan lainnya,
serta dapat menemukan solusi dari permasalahan yang ditemukannya.
Peranan guru dalam pembelajaran inkuiri adalah :8
1) Motivator, memberi rangsangan agar peserta didik aktif dan
bergairah berpikir.
2) Fasilitator, menunjukkan jalan keluar jika peserta didik mengalami
kesulitan.
3) Penanya, menyadarkan peserta didik dari kekeliruan yang mereka
buat.
4) Administrator, bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan kelas
5) Pengarah, memimpin kegiatan peserta didik untuk mencapai tujuan
yang diharapkan.
6) Manajer, mengelola sumber belajar, waktu dan organisasi kelas.
7) Rewarder, memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai
peserta didik.
b. Karakteristik Inkuiri
Menurut pandangan konstruktivistik, belajar merupakan suatu proses
pembentukan pengetahuan, proses pembentukan ini dilakukan oleh
peserta didik. Peserta didik harus aktif dalam kegiatan, aktif berpikir,
menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang dipelajari.
Pengetahuan dibangun oleh peserta didik sedikit demi sedikit yang
7 Al - Tabany, op. cit., h. 78.
8 Ibid., h. 78 – 79.
Page 26
10
hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. Selain itu, peserta didik
harus membangun pengetahuan dengan memberi makna melalui
pengalaman yang nyata.9
Hinrichsen & Jarrett dalam Program Report The Northwest Regional
Education Laboratory menyatakan empat karakter inkuiri, yaitu:10
1) Koneksi
Pada tahap ini, peserta didik mampu menghubungkan
pengetahuan sains pribadi dengan konsep komunitas sains.
Tahapan ini dilakukan dengan cara diskusi bersama dan
mengeksplorasi fenomena. Guru mendorong untuk mendiskusikan
dan menjelaskan pemahaman mereka bagaimana suatu fenomena
bekerja, menggunakan contoh dari pengalaman pribadi,
menemukan hubungan dengan literatur. Proses koneksi dapat
melalui: konsiliasi, pertanyaan, dan observasi.
2) Desain
Pada tahap ini, peserta didik membuat perencanaan
pengumpulan data yang bermakna yang ditujukan pada pertanyaan.
Disini terjadi integrasi konsep sains dengan proses sains. Peserta
didik berperan aktif mendiskusikan prosedur, persiapan, materi,
menentukan variabel kontrol, pengukuran. Guru memantau
ketepatan aktivitas peserta didik.
3) Investigasi
Pada tahap ini, proses melalui koreksi dan mempresentasikan
data. Peserta didik dapat membaca data secara akurat,
mengorganisasikan data dalam cara yang logis dan bermakna, dan
memperjelas hasil penyelidikan.
4) Membangun Pengetahuan
Pada tahap ini, proses melalui refleksi – konstruksi – prediksi.
Konsep yang dilakukan dengan eksperimen, akan memberi arti
9 Rusman, op. cit., h. 193.
10
Zulfiani, op. cit., h. 122 - 123.
Page 27
11
yang lebih bermakna dan mampu berpikir kritis. Ia harus
menghubungkan antara interpretasi ilmiah yang telah diterima.
c. Jenis-Jenis Model Pembelajaran Inkuiri
Menurut Towbridge, jenis-jenis model pembelajaran inkuiri terdiri
dari tiga jenis, yaitu:11
1) Inkuiri terstruktur (Discovery)
Pada inkuiri terstuktur, tindakan utama pendidik adalah
mengidentifikasi permasalahan dan proses. Sedangkan peserta
didik mengikuti dengan tepat instruksi dari pendidik untuk
menyelesaikan kegiatan pengamatan dengan sempurna.
2) Inkuiri terbimbing (Guided inquiry)
Pada tingkatan ini, peserta didik dituntut untuk mengembangkan
langkah kerja untuk menyelidiki dan mencari jawaban dari
pertanyaan yang dipilih. Dalam hal ini, guru memberikan
bimbingan dan pengarahan yang cukup luas. Dalam
pelaksanaannya, guru bertindak untuk menyajikan permasalahan
dan peserta didik menentukan proses untuk penyelesaian masalah.
3) Inkuiri bebas (Free inquiry)
Pada inkuiri bebas, peserta didik melakukan penelitian sendiri
bagaikan seorang ilmuwan. Pada pengajaran ini, peserta didik harus
menurunkan pertanyaan dengan mengidentifikasi dan merumuskan
berbagai topik permasalahan yang hendak diselidiki. Metodenya
adalah dengan melibatkan peserta didik dalam kelompok tertentu,
dan merencanakan sendiri penyelidikannya.
d. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri
Adapun model pembelajaran inkuiri memiliki keunggulan yang
dapat dikemukakan sebagai berikut:12
1) Pembelajaran inkuiri menekankan pada pengembangan aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang, sehingga dapat 11 A. Wahab Jufri, Belajar dan Pembelajaran Sains, (Bandung: Pustaka Reka Cipta, 2013),
Cet. 1, h. 98 - 109.
12
Al - Tabany, op. cit., h. 82 – 83.
Page 28
12
mendorong peserta didik dalam berpikir, dan bekerja atas
inisiatifnya sendiri dan bersikap objektif, jujur dan terbuka.
2) Pembelajaran ini dapat memberikan kebebasan kepada peserta didik
untuk belajar sendiri, sehingga peserta didik juga dapat
mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
3) Pembelajaran ini sejalan dengan perkembangan psikologi modern
yang menyatakan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah
laku berkat adanya pengalaman.
4) Pada pembelajaran ini, peserta didik yang memiliki kemampuan
bagus mampu mengikuti proses belajar dengan baik, dan tidak akan
terhambat oleh peserta didik yang memiliki kemampuan lemah.
5) Pembelajaran ini mendorong peserta didik untuk berpikir intuitif dan
merumuskan hipotesisnya sendiri.
Di samping memiliki keunggulan, model pembelajaran inkuiri juga
mempunyai kelemahan, di antaranya:
1) Jika inkuiri diterapkan sebagai model pembelajaran, maka akan sulit
mengontrol kegiatan dan keberhasilan peserta didik.
2) Model ini sulit dalam merencanakan pembelajaran karena terbentur
dengan kebiasaan peserta didik dalam belajar.
3) Terkadang dalam mengimplementasikannya memerlukan waktu
yang panjang, sehingga guru sulit menyesuaikannya dengan waktu
yang telah ditentukan.
4) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan
peserta didik menguasai materi pelajaran, maka inkuiri akan sulit
diimplementasikan oleh setiap guru.
e. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)
Inkuiri terbimbing (guided inquiry) merupakan salah satu jenis
model pembelajaran inkuiri, guru menyediakan bimbingan atau petunjuk
Page 29
13
yang cukup luas kepada peserta didik. Guru mengajukan permasalahan,
sedangkan peserta didik menentukan proses dan penyelesaian masalah.13
Menurut Khulthau, Maniotes, dan Caspari, inkuiri terbimbing adalah
inkuiri yang dibimbing oleh guru agar peserta didik mendapat
pemahaman yang mendalam dan pandangan pribadi melalui berbagai
sumber informasi yang luas.14
Berdasarkan pendapat di atas, penulis
menyimpulkan bahwa inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran
yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertindak aktif
mencari jawaban dari permasalahan yang diberikan oleh guru dengan
menentukan proses dan penyelesaiannya sendiri yang didapat dari
berbagai sumber informasi yang luas.
f. Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri
Menurut Orlich, tahapan model pembelajaran inkuiri terdiri dari
enam fase. Secara ringkas kegiatan guru dan peserta didik selama proses
pembelajaran model inkuiri terbimbing dapat dijabarkan sebagai berikut.:
15
Tabel 2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri
No. Fase Perilaku Guru
1. Merumuskan masalah Guru membimbing peserta
didik mengidentifikasi masalah
dan masalah dituliskan di papan
tulis. Guru membagi peserta
didik dalam kelompok.
2. Perumusan hipotesis Guru memberikan kesempatan
pada peserta didik untuk curah
pendapat dalam membentuk
hipotesis. Guru membimbing
13 Zulfiani, op. cit., h. 122.
14
Carol C. Kuhlthau, “Guided Inquiry: School Libraries in the 21st Century”, School Libraries
Worldwide, Vol. 16, No. 1, 2010, p. 18. Diakses pada (http://wp.comminfo.rutgers.edu/
ckuhlthau/wp-content/uploads/sites/185/2016/02/GI-School-Librarians-in-the-21-Century.pdf)
tanggal 20 November 2017 pukul 15.30 WIB.
15
Jufri, op. cit., h. 108 - 109.
Page 30
14
peserta didik dalam menentukan
hipotesis yang relevan dengan
permasalahan dan
memprioritaskan hipotesis mana
yang menjadi prioritas
penelitian.
3. Pengumpulan data Guru membimbing peserta
didik dalam merancang
eksperimen untuk
mengumpulkan data.
4. Interpretasi data Guru membimbing peserta
didik untuk menganalisis data
dan menguji hipotesis
berdasarkan data atau informasi
yang diperoleh.
5. Pengembangan kesimpulan Guru membimbing peserta
didik untuk membuat induksi
atau generalisasi.
6. Pengulangan Guru membimbing dan
meminta peserta didik untuk
membuktikan kebenaran
generalisasi.
Sanjaya menyatakan, ada 6 tahapan yang ditempuh dalam
melaksanakan pembelajaran inkuiri, yaitu:16
1) Orientasi, merupakan langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang responsif. Guru mengkondisikan agar peserta
didik siap melaksanakan proses pembelajaran, selain itu guru juga
16 Sanjaya, op. cit., h. 202 - 205.
Page 31
15
merangsang dan mengajak peserta didik untuk berpikir
memecahkan masalah.
2) Merumuskan masalah, guru memberikan suatu masalah yang
nantinya akan dikaji oleh peserta didik, peserta didik didorong
untuk mencari jawaban yang tepat dari masalah yang tengah
dibahas.
3) Mengajukan hipotesis, merupakan jawaban sementara atas suatu
permasalahan yang sedang dikaji. Dalam langkah ini, guru
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengemukakan pendapatnya sesuai dengan permasalahan yang
telah diberikan. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memberikan
hipotesis adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang
dapat mendorong peserta didik untuk dapat mengajukan jawaban
sementara.
4) Mengumpulkan data, menjaring aktivitas untuk menguji hipotesis
yang diajukan. Dalam model pembelajaran inkuiri, mengumpulkan
data merupakan proses mental yang sangat penting dalam
pengembangan intelektual. Oleh sebab itu, tugas dan peran guru
dalam tahap ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
dapat mendorong peserta didik untuk berpikir mencari informasi
yang dibutuhkan.
5) Menguji hipotesis, proses menentukan jawaban yang dianggap
diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh
berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji
hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan peserta didik atas
jawaban yang diberikan peserta didik. Disamping itu, menguji
hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir
rasional.
6) Merumuskan kesimpulan, mendeskripsikan temuan yang diperoleh
berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Biasanya yang terjadi dalam
Page 32
16
pembelajaran, karena banyaknya data yang diperoleh menyebabkan
kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus terhadap masalah yang
hendak dipecahkan. Oleh karena itu, untuk mencapai kesimpulan
yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada peserta
didik data yang relevan.
Model pembelajaran inkuiri, bertujan untuk memberikan kesempatan
kepada peserta didik dalam belajar memecahkan masalah,
mengembangkan pemikirannya dan menemukan solusi dari
permasalahan tersebut. Keberhasilan model pembelajaran inkuiri
tergantung pada apersepsi yang diberikan guru pada tahap awal
pembelajaran. Materi yang disajikan pada tahap apersepsi harus terkait
dengan apa yang telah diketahui peserta didik sebelumnya.
3. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur
yang sangat fundamental dalam penyelengaraan setiap jenis dan
jenjang pendidikan. Dalam perspektif psikologi pendidikan, belajar
didefinisikan sebagai suatu perubahan segala macam tingkah laku
dalam diri seseorang yang relatif menetap sebagai hasil dari sebuah
pengalaman.17
Ini berarti, proses belajar yang dialami peserta didik
bergantung pada lingkungan yang ditempatinya, baik lingkungan
sekolah ataupun lingkungan rumah.
Dimyati dan Mudjiono berpendapat, “hasil belajar menekankan
pada diperolehnya informasi tentang seberapakah perolehan peserta
didik dalam mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan”.18
Menurut
mereka, hasil belajar ialah hasil pencapaian dari aktivitas
pembelajaran yang dilakukan melalui upaya peserta didik dalam
memperoleh informasi.
17 Syah, Psikologi Pendidikan: dengan Pendekatan Baru, op. cit., h. 89.
18
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. 4, h.
190.
Page 33
17
Dalam teori belajar konstruktivisme, menyatakan bahwa peserta
didik harus menemukan sendiri pengetahuannya dan
mentrasnformasikan informasi secara kompleks dan lengkap,
mengecek informasi-informasi terbaru dan relevan.19
Dalam hal ini,
peserta didik didorong untuk menemukan segala sesuatu untuk
dirinya, melatih peserta didik dalam memecahkan masalah,
menerapkan ide-ide yang baru dan dituntut untuk benar-benar
memahami materi pelajaran dan menerapkan pengetahuannya.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar merupakan hasil pencapaian kemampuan belajar peserta didik
setelah melakukan proses kegiatan pembelajaran, yang bertujuan
untuk mengukur apakah tujuan pembelajaran yang ditentukan tercapai
atau tidak.
Belajar merupakan aktivitas yang melibatkan aktifitas berfikir
yang sangat kompleks. Proses belajar terjadi antara lain pengaturan
stimulus dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki dan terbentuk di
dalam pikiran manusia seseorang berdasarkan pemahaman dan
pengalaman-pengalaman sebelumnya.20
Dalam hal ini, pemahaman
dan pengalaman sebelumnya merupakan suatu cara yang sistematis
dalam memahami dan mengemukakan tentang sesuatu yang
diperolehnya sehingga proses kegiatan belajar menjadi lebih
bermakna.
b. Jenis-Jenis Hasil Belajar
Gagne membagi lima kategori hasil belajar yaitu:21
1) Informasi verbal ialah pesan atau informasi yang disampaikan
dalam bentuk lisan atau pun tertulis
19 Al - Tabany, op. cit, h. 29.
20
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2010). Cet. 5, h. 24.
21
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif: Konsep, Landasan, dan
Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2013), Cet. 6, h.
135 – 136.
Page 34
18
2) Keterampilan intelektual ialah kemampuan individu dalam
menggunakan pengetahuannya untuk berpikir, menalar dan
memecahkan masalah.
3) Strategi kognitif ialah langkah-langkah yang dapat digunakan
individu untuk berpikir agar terjadi aktivitas yang efektif. Strategi
kognitif ditekankan pada proses pemikiran.
4) Sikap ialah kemampuan dalam memilih tindakan yang akan
dilakukan untuk memperoleh hasil pembelajaran yang maksimal.
5) Keterampilan motorik yaitu hasil belajar yang berupa kecakapan
pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik.
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan,
menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom, baik
untuk tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional. Klasifikasi tersebut
secara garis besar dibagi menjadi tiga ranah, yaitu: ranah koginitif,
ranah afektif, dan ranah psikomotoris.22
Ranah kognitif berkaitan dengan hasil intelektual yang terdiri dari
enam aspek. Aspek-aspek tersebut adalah (1) pengetahuan atau ingatan,
(2) pemahaman, (3) aplikasi, (4) analisis, (5) sintesis dan (6) penilaian.
Sedangkan, ranah afektif yang berkaitan dengan sikap dan nilai terdiri
dari lima aspek, di antaranya ialah aspek penerimaan, jawaban,
penilaian, organisasi dan interaksi. Hasil pembelajaran dalam ranah
psikomotorik terlihat dalam bentuk keterampilan dan kemampuan
bertindak dalam menerima pengalaman belajar tertentu. Ada enam
aspek pengetahuan psikomotorik, yaitu:23
1) Gerakan refleks ialah gerakan yang dilakukan tanpa sadar
2) Gerakan dasar ialah gerakan yang mengarah pada keterampilan
yang khusus
22 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2012), Cet. 17, h. 22 - 23.
23
Ibid.
Page 35
19
3) Gerakan persepsi ialah gabungan dari kemampuan kognitif dan
motorik
4) Kemampuan fisik ialah kemampuan peserta didik untuk
mengembangkan gerakan terampil
5) Gerakan terampil ialah gerakan yang memerlukan untuk berlatih,
seperti keterampilan dalam olahraga.
6) Gerakan indah dan kreatif ialah gerakan yang diperlukan latihan
khusus agar dapat menghasilkan gerakan yang indah dan kreatif
Dari ketiga ranah tersebut, ketiganya menjadi objek penilaian
hasil belajar. Namun di antara ketiga ranah tersebut, yang paling
banyak menjadi objek penilaian di sekolah adalah ranah kognitif. Hal
ini bertujuan, untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam
menguasai dan memahami isi konsep bahan pengajaran. Sehingga,
peserta didik dapat menyatakan kembali konsep yang telah diperoleh
dalam kegiatan belajar.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta
didik terhadap materi dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:24
1) Faktor internal, adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
peserta didik, yakni keadaan/kondisi jasmani serta rohani peserta
didik yang dapat mempengaruhi hasil belajar individu.
a) Faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan
kondisi fisik peserta didik yang dapat mempengaruhi semangat
dan intensitas peserta didik dalam mengikuti pembelajaran.
b) Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis peserta didik
di antaranya, tingkat kecerdasan/intelegensi peserta didik; sikap
peserta didik; bakat peserta didik; minat peserta didik dan
motivasi peserta didik yang dapat mempengaruhi proses belajar.
24 Syah, Psikologi Pendidikan: dengan Pendekatan Baru, op. cit., h. 129 - 136.
Page 36
20
2) Faktor eksternal, adalah faktor yang berasal dari luar diri peserta
didik itu sendiri, yaitu faktor yang berhubungan dengan lingkungan
di sekeliling peserta didik.
a) Lingkungan sosial, yaitu lingkungan sosial keluarga, lingkungan
sosial sekolah, sosial masyarakat yang dapat mempengaruhi
semangat belajar peserta didik.
b) Lingkungan non sosial, yaitu lingkungan alamiah yang berupa
gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga
peserta didik dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan
waktu belajar yang digunakan peserta didik yang dapat
meningkatkan keberhasilan belajar peserta didik.
3) Faktor pendekatan belajar, adalah faktor-faktor yang meliputi
strategi dan metode yang digunakan peserta didik dalam
menunjang efektivitas dan efesiensi proses belajar pada materi
tertentu.
4. Konsep Jamur
a. Kompetensi Dasar Kingdom Jamur
3.6. Mengelompokkan jenis-jenis jamur berdasarkan ciri-ciri
dan perannya bagi kehidupan melalui percobaan .
4.6. Mengamati berbagai jenis jamur melalui pengamatan langsung
atau gambar dan mengelompokkannya berdasarkan ciri atau perannya
bagi kehidupan.
b. Pengertian jamur dan karakteristik jamur25
Jamur (fungi) merupakan organisme eukariotik yang dinding
selnya tersusun atas kitin. Kingdom ini mempunyai klorofil sehingga
tidak melakukan fotosintesis. Jamur adalah organisme heteotrof yang
mendapat nutriennya melaui penyerapan (absorpsi). Makanan dicerna
oleh jamur dengan cara mensekresikan enzim hidrolitik.
25 Pratiwi, Sri Maryati, Srikini, Suharno, Bambang S., Biologi SMA Jilid 1 untuk Kelas X,
(Jakarta: Erlangga, 2006), h. 102 - 115.
Page 37
21
Berdasarkan cara memperoleh makanannya jamur memiliki tiga
peranan yaitu saprofit, parasit, atau bersimbiosis dengan organisme lain.
Umumnya jamur bersel satu (uniseluler) atau banyak (multiseluler).
Dinding sel tersusun atas zat kitin dan tidak berklorofil. Anggotanya
belum memiliki organ akar, batang dan daun sejati sehinga tubuh jamur
dikatagorikan sebagai talus berbentuk benang-benang halus (hifa) yang
bercabang membentuk jaring-jaring hifa (miselium). Berdasarkan
morfologinya jamur dibagi menjadi tiga, yaitu khamir (yeast) yang
bersel satu contohnya saccharomyces, kapang (molds) yang berbentuk
benang contohnya Neurospora crassa (jamur oncom), dan cendawan
(mushroom) yang berbentuk seperti payung contohnya Auricularia
auricula (jamur kuping).
1) Reproduksi jamur
Jamur bereproduksi dengan menghasilkan spora. Spora jamur yang
hidup di perairan berupa spora kembara. Jamur yang hidup di darat
menghasilkan endospora (askospora) yang dibentuk di dalam
askus, sedangkan eksospora dibentuk di dalam basidium.
Reproduksi jamur dilakukan dengan cara seksual dan aseksual.
Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembelahan sel gemma
(kuncup), fragmentasi, dan pembentukan spora aseksual.
Reproduksi seksual dilakukan dengan konjugasi dan pembentukan
spora seksual.
2) Klasifikasi jamur
Berdasarkan struktur hifa dan spora seksual yang dihasilkan,
kingdom fungi dibedakan menjadi 4 divisi, yaitu zygomycotina,
ascomycotina, basidiomycotina, dan deuteromycotina.
a) Zygomycotina
Zygomycotina memiliki hifa yang tidak bersekat (koenositik).
Reproduksi terjadi secara seksual menghasilkan zigospora dan
secara aseksual menghasilkan sporangiospora. Struktur tubuh
berdasarkan fungsinya dibedakan menjadi tiga :
Page 38
22
a. Stolon, miselium yang membentuk jaringan pada
permukaan substrat tempat tumbuh jamur.
b. Rhizoid, miselium yang menembus substrat yang berfungsi
sebagai akar untuk menyerap zat makanan.
c. Sporangiofor, miselium yang tubuh tegak pada permukaan
substrat dan memiliki sporangium globuler (kotak spora
berbentuk bulat) di ujungnya.
Reproduksinya berlangsung secra seksual dan aseksual.
Reproduksi seksual dilakukan dengan membentuk
sporangiospora dalam sporangium. Reproduksi aseksual
berlangsung secara konjugasi melalui peleburan dua sel
kelamin berinti banyak yang sama bentuk dan ukurannya.
b) Ascomycotina
Ascomycotina memiliki hifa bersekat, dapat hidup sebagai
parasit pada tubuh organisme lain atau sebagai saprofit pada
sisa-sisa organisme lain. Jamur ini dapat hidup bersimbiosis
dengan ganggang hijau biru dan ganggang hijau bersel satu
membentuk liken. Struktur tubuh pada umumnya berbentuk
hifa bersekat dengan inti banyak.
Reproduksi ascomycotina berlangsung secara aseksual dan
seksual. Reproduksi aseksual berlangsung dengan
pembentukan konidiospora di dalam konidium tunggal atau
berantai pada ujung hifa khusus yang disebut konidiofor.
Reproduksi seksual berlangsung melalui perbentukan
askospora di dalam askus, yaitu suatu organ berbentuk seperti
botol.
Klasifikasi jamur ascomycotina :
a) Kelas hemiascomysetes
Bersifat uniseluler tanpa hifa dan askokarp. morfologinya
berupa khamir, yaitu berbentuk bulat atau oval yang dapat
bertunas sehingga dapat membentuk rantai sel atau hifa
Page 39
23
semu. Contohnya saccharomyces. Reproduksi secara
aseksual, dinding sel menonjol keluar membentuk tunas
kecil. Untuk menjamin kehidupan tunas kecil yang baru
terbentuk, sitoplasma dari sel induk mengalir ke dalamnya.
Selanjutnya bagian dasar tunas kecil menyempit.
Berdasarkan hal tersebut, inti sel dalam sel induk
membelah secara mitosis. Dengan terbentuknya inti sel,
maka sel tunas telah siap menjadi sel individu baru.
Reproduksi seksual hanya dapat berlangsung apabila
keadaan lingkungannya sesuai, yaitu menggunakan askus.
b) Kelas pyrenomycetes
Kelompok pyrenomycetes memiliki ciri khas adanya
peritesium, yaitu askokarp berbentuk khusus dan dilengkapi
dengan ostiulum (lubang pelepas askus dan askokarp).
Contohnya Neurospora crassa.
c) Kelas plectomycetes
Kelas plectomycetes memiliki kleistotesium, yaitu askokarp
berbentuk seperti bola. Anggotanya bisa bersifat saprofit,
parasit atau hiperparasit. Contohnya penisilium
dan aspergillus. Kedua jenis jamur ini bereproduksi secara
aseksual dengan pembentukan konidiospora di dalam
konidium berbentuk rantai pada ujung konidiofor.
Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan
askospora di dalam askus yang terkumpul di dalam
kleistotesium.
c) Basidiomycotina :
Basidiomycotina memiliki hifa bersekat. Reprodusi seksual
dengan pembentukan konidiospora, sedangkan reproduksi aseksual
dengan pembentukan basidiospora. Secara umum, kelompok jamur
ini bersifat makroskopis (berukuran besar). Basidiomycotina
Page 40
24
banyak ditemukan di permukaan tanah yang lembap dan di hutan-
hutan.
Struktur tubuh basidiomycotina memiliki hifa bersekat, setiap
ruasnya memiliki satu atau dua inti. Hifa dengan satu inti
(monokariotik) disebut hifa primer sedangkan hifa dua inti
dikariotik disebut hifa sekunder. Reproduksi secara aseksual
dilakukan dengan pembentukan konidiospora di dalam konidia.
Reproduksi secara seksual berlangsung secara konjugasi, yaitu
dengan peleburan dua hifa yang berlainan jenis membentuk hifa
dikariotik yang mengandung dua inti. Hifa tersebut kemudian
berkembang menjadi miselium dikariotik dan membentuk tubuh
menjadi bulat (basidiokarp).
d) Deuteromycotina :
Deuteromycotina dikenal dengan fungi imperfecti karena
belum ditemukan reproduksi seksualnya. Reproduksi hanya terjadi
secara aseksual dengan membentuk konidiospora yang dihasilkan
di dalam konidia. Pada umumnya, jamur ini bersifat saprofit di
tempat-tempat banyak mengandung bahan organik dan sebagai
parasit pada tumbuhan tingkat tinggi.
3. Simbiosis Jamur
a) Lumut kerak
Lumut kerak/liken merupakan organisme yang unik karena
merupakan organisme simbion antara ganggang dan jamur. Kedunya
hidup secara simbiosis mutualisme. Ganggang simbionnya disebut
fikobion yang terdiri atas cyanophyta (ganggang hijau-biru) dan
chlorophyta (ganggang hijau). Jamur simbionnya disebut mikobion
yang terdiri atas ascomycotina dan basidiomycotina. Liken bersifat
epifit pada batang pohon atau bebatuan. Habitat liken mulai dari
daerah tropis sehingga kutub termasuk daerah dengan kondisi
lingkungan yang kurang menguntungkan.
Page 41
25
Struktur tubuh liken bersifat multiseluler, tubuhnya disebut talus.
Simbiosis antara ganggang dan jamur bersifat mutualisme. Kebutuhan
zat-zat makanan liken diperoleh dari hasil fotosintesis yang dilakukan
oleh ganggang, sedangkan kebutuhan air dan mineral dipenuhi oleh
jamur.
Reproduksi liken, liken tidak memiliki alat reproduksi khusus.
Reproduksinya dilakukan secara terpisah antara ganggang dan jamur
yang bersimbiosis. Pada kondisi lingkungan yang kering, jalinan
simbiosis ganggang dan jamur terlepas dari koloni liken. Jalinan
simbiosis ini berbentuk butir-butir menyerupai tepung disebut
soredium.
Bentuk tubuh liken sangat bervariasi yaitu:
Crustose, talus seperti kulit keras yang menempel rapat pada
substrat.
Foliose, talus pipih seperti daun.
Fructicose, talus berbentuk seperti benang atau tali yang
bercabang, menempel pada substrat hanya pada pangkal
tubuhnya.
b) Mikoriza
Merupakan bentuk asosiasi simbiotik antara jamur dan sistem
perakaran tumbuhan tingkat tinggi. Jamur menembus akar
tumbuhan dan memperluas bidang penyerapan nutrisi seperti
nitrogen. Berdasarkan daya tembus hifa jamur, mikoriza dibagi
menjadi dua macam yaitu:
1. Endomikoriza, lapisan tipis yang dibentuk jamur menembus
sampai kebagian dalam akar tanaman. Contohnya asosiasi
antara jamur dengan anggrek, jagung, gandum dan kacang-
kacangan.
2. Ektomikoriza, lapisan tipis yang dibentuk oleh hifa jamur
hanya menembus lapisan epidermis dan kortek tanaman.
Page 42
26
Contohnya asosiasi antara jamur dengan pinus, oak, dan
eukalitis.
B. Hasil Penelitian Relevan
Beberapa penelitian telah dilakukan berkaitan dengan penerapan model
pembelajaran Inkuri Terbimbing.
Penelitian yang dilakukan oleh Devi Purna Eva dalam skripsinya yang
berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Peta Konsep
Terhadap Kemampuan Metakognitif dan Hasil Belajar Biologi Siswa SMAN 3
Sukoharjo. Hasil penelitiannya disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri
terbimbing dengan peta konsep berpengaruh signifikan terhadap kemampuan
metakognitif dan hasil belajar biologi ranah psikomotor, tetapi tidak berpengaruh
signifikan terhadap hasil belajar biologi pada ranah kognitif dan afektif siswa
SMA N 3 Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012.26
Penelitian yang dilakukan oleh Yoranda Meinita, dkk., yang berjudul
Pengaruh Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (High
Order Thinking) Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Malang pada Pokok Bahasan
Hidrokarbon. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, metode inkuiri terbimbing
lebih baik dalam meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir tingkat
tinggi siswa.27
Penelitian yang dilakukan oleh Ainur Rokhmah dan Madlazim, yang berjudul
Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Inkuiri Terbimbing untuk
26 Devi Purna Eva, “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Peta Konsep
Terhadap Kemampuan Metakognitif dan Hasil Belajar Biologi Siswa SMA N 3 Sukoharjo,
Skripsi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Biologi Universitas Sebelas
Maret.”, 2012, h. viii. Diakses pada (https:// digilib. uns. ac.id/ dokumen/
download/28743/NjA2NzY=/Pengaruh-model-pembelajaran-inkuiri-terbimbing-dengan-peta-
konsep-terhadap-kemampuan-metakognitif-dan-hasil-belajar-biologi-siswa-sma-n-3-sukoharjo-
abstrak.pdf) tanggal 14 November 2017 pukul 20.00 WIB.
27
Yoranda Meinita Dwi Putri, I Wayan Dasna, Oktavia Sulistina.,“Pengaruh Metode
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan
Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (High Order Thinking Skill) Siswa Kelas X SMA Negeri 1
Malang pada Pokok Bahasan Hidrokarbon, Skripsi pada Program Studi Kimia Universitas Negeri
Malang”,2013, h. 1. Diakses pada (http://jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel339ECE54E
2DC10A5BF8815AB F44105F2.pdf) tanggal 14 November 2017 pukul 21.00 WIB.
Page 43
27
Melatihkan Keterampilan Peserta didik dalam Melakukan Eksperimen pada
Materi Ajar Sumber Energi Terbarukan. Hasil penelitiannya disimpulkan bahwa
pembelajaran menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing dapat melatihkan
keterampilan melakukan eksperimen dengan nilai rata-rata 3,53 (predikat A-).
Didukung dengan perolehan kompetensi sikap memperoleh modus Sangat Baik
dan kompetensi pengetahuan memperoleh nilai rata-rata 3,06 (predikat B+).28
Penelitian yang dilakukan oleh Sehat Simatupang dan Tiarmaida, yang
berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Pokok Listrik Dinamis Di Kelas X Semester II SMA Negeri 8.
Berdasarkan hasil penelitiannya dengan menggunakan analisis perhitungan uji T,
terdapat pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran inkuiri terhadap
hasil belajar siswa.29
Penelitian yang dilakukan oleh Lutfi Eko Wahyudi, Z.A., Imam Supardi yang
berjudul Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Pokok Bahasan
Kalor Untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains Terhadap Hasil Belajar Di
SMAN 1 Sumenep. Hasil penelitiannya disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran inkuiri terbimbing dengan melatihkan keterampilan proses sains
dapat meningkatkan hasil belajar di kelas X-6 SMAN 1 Sumenep.30
Penelitian yang dilakukan oleh L. Praptiwi dan Sarwi, L. Handayani yang
berjudul Efektivitas Pembelajaran Eksperimen Inkuiri Terbimbing Berbantuan My
Own Dictionary untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Unjuk Kerja Siswa
28 Ainur Rokhmah, Madlazim, “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Inkuiri
Terbimbing untuk Melatihkan Keterampilan Siswa dalam Melakukan Eksperimen pada Materi ajar
Sumber Energi Terbarukan”, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF), Vol. 04, No. 2, 2015, h. 88.
Diakses pada (https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/inovasi–pendidikan-fisika/article/
view File /12305/11370) tanggal 15 November 2017 pukul 20.00 WIB.
29
Sehat Simatupang, Tiarmaida, “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis Di Kelas X Semester II SMA Negeri 8 Medan”,
Jurnal Ikatan Alumni Fisika Universitas Negeri Medan, Vol. 1 No. 1, 2015, ISSN : 2461 - 1247, h.
34. Diakses dari (http://jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelBE228A886CE46FF4DA86019
5F98AA44F.pdf +&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id) pada tanggal 03 Oktober 2017 pukul 20.00
WIB.
30
Lutfi Eko Wahyudi, Z.A. Imam Supardi, “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing Pada Pokok Bahasan Kalor Untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains Terhadap
Hasil Belajar Di SMAN 1 Sumenep”, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol. 02, No. 02, 2013, h.
62 – 65. Diakses pada (http://ejournal.unesa.ac.id/article/5152/32/article.pdf) tanggal 06 Oktober
2017 pukul 15.00 WIB.
Page 44
28
SMP RSBI. Rata-rata persentase unjuk kerja peserta didik kelas eksperimen
sebesar 82,50% dan kelas kontrol sebesar 81,40%. Gain <g> pada kelas
eksperimen diperoleh 0.72 (tinggi) dan kelas kontrol diperoleh 0.66 (sedang). Hal
ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing
berbantuan My Own Dictionary efektif untuk meningkatkan penguasaan konsep
dan unjuk kerja siswa SMP RSBI.31
Penelitian yang dilakukan oleh Indra Hernawan yang berjudul Implementasi
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Information Technologi (IT) Untuk
Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Pernapasan
Manusia. Berdasarkan hasil penelitiannya, menunjukkan bahwa penerapan model
berbasis IT inkuiri terbimbing efektif dapat meningkatkan kreativitas dan hasil
belajar siswa serta memberikan stimulus positif bagi siswa untuk belajar biologi.32
C. Kerangka Berpikir
Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi dengan pemilihan dan
penggunaan model pembelajaran yang tepat untuk suatu konsep. Pembelajaran yang
dilaksanakan secara variatif, tidak monoton, serta mampu meningkatkan keaktifan
siswa merupakan hal yang penting dalam proses belajar mengajar untuk tercapainya
tujuan pembelajaran.
Rendahnya hasil belajar peserta didik dikarenakan kegiatan pembelajaran masih
berpusat kepada guru. Hal ini juga mengakibatkan peserta didik pasif dan tidak
memiliki kesempatan untuk dapat berpartisipasi, sehingga kegiatan belajar menjadi
tidak bermakna. Guru harus mampu menerapkan model dan teknik yang dapat
mendukung perannya tersebut, sehingga kegiatan proses pembelajaran dapat berjalan
secara efektif. Guru dituntut untuk menggunakan model pembelajaran dan
menyesuaikan dengan materi yang akan disampaikan agar peserta didik dapat
memahami konsep yang dipelajari. Selain itu, tugas guru tidak hanya menyampaikan
informasi, akan tetapi juga menciptakan pengalaman belajar bagi peserta didik.
31 Praptiwi, loc. cit. h. 86.
32
Indra Hernawan, Implementasi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Information
Technologi (IT) Untuk Meningkatkan Kreativitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Pernapasan Manusia, BIOSFER, J. Bio. & Pend.Bio, Vol. 2, No. 1, e - ISSN: 2549 - 0486, 2017, h.
37. Diakses dari (https://journal.unpas.ac.id/index.php/biosfer/article/download/524/305/+&cd
=1&hl =id&ct=clnk&gl=id) pada 03 November 2017 pukul 20.00 WIB.
Page 45
29
Supaya proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan
upaya untuk mengembangkan potensi peserta didik dengan melatih peserta didik
untuk berpikir sistematis, mandiri, dan interaktif. Salah satu alternatif model
pembelajaran yang mampu mengembangkan potensi peserta didik adalah inkuiri
terbimbing, peserta didik diberikan kesempatan untuk menemukan sendiri
pengetahuan yang sedang dibangun. Pembelajaran inkuiri terbimbing ini tidak
hanya menghafal suatu konsep yang sudah ada, peserta didik memiliki
pengalaman langsung dalam menemukan pengetahuannya sendiri
Tahapan dalam pembelajaran Inkuiri Terbimbing menuntut peserta didik
untuk mengeksplorasi kemampuan yang dimilikinya untuk menemukan sendiri
target dalam tujuan pembelajaran di kelas melaui tahapan nyajian masalah,
perumusan hipotesis, melakukan eksperimen, hingga membuat kesimpulan.
Berikut ini adalah kerangka berpikir yang dapat digambarkan, yaitu :
Gambar 2.1 Skema Alur Kerangka Berpikir
Rendahnya hasil belajar peserta didik
Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat
yang menyebabkan peserta didik pasif di kelas
Model pembelajaran
inkuiri terbimbing
Orientasi Merumuskan
masalah Mengumpulka
n data untuk
memperoleh
informasi
Menguji
hipotesis
dengan
menganalisis
data
Mengajukan
hipotesis Merumuskan
kesimpulan
Peserta didik aktif dalam pembelajaran, meningkatkan proses berpikir peserta didik, sehingga dapat
merancang suatu proses penemuan secara mandiri
Hasil belajar peserta didik meningkat
Page 46
30
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini yaitu “Terdapat pengaruh model pembelajaran
inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar peserta didik pada konsep jamur.”
Page 47
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bekasi, beralamatkan di Jalan Markisa
Raya II Taman Wisma Asri Kelurahan Teluk Pucung Kecamatan Bekasi
Utara. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran
2016/2017, tepatnya tanggal 07 Februari-28 Maret 2017.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuasi-eksperimen (quasi-experiment). Metode penelitian ini adalah metode
yang digunakan untuk memprediksi keadaan melalui eksperimen yang
sebenarnya.1 Metode ini merupakan metode dalam pendekatan penelitian
kuantitatif dengan desain pretes dan postes.2
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen O1 X1 O2
Kontrol O3 X2 O4
Keterangan:
O1 dan O3 : Hasil pretest yang diberikan sebelum proses pembelajaran dimulai.
O2 dan O4 : Hasil posttest yang diberikan setelah proses pembelajaran berakhir.
X1 : Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri
terbimbing.
X2 : Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik.
1 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2011), Cet. 1, h. 74.
2 Ibid.
Page 48
32
C. Alur Penelitian
Alur penelitian ini dimulai dengan penyusunan RPP dan bahan ajar.
Kemudian peneliti membuat kisi-kisi instrumen penelitian, melakukan wawancara
dengan guru dan memilih metode pembelajaran. Setelah itu, peneliti melakukan
survei uji coba instrumen di sekolah. Pada pelaksanaan penelitian, peneliti
memberikan perlakuan terhadap sampel yang terdiri dari kelas eksperimen yang
menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan kelas kontrol.
Pendenkata yang digunakan adalah pendekatan saintifik. Sebelum dimulainya
pembelajaran, Peneliti melakukan pengambilan sampel pretest kepada peserta
didik dari kedua kelompok kelas untuk mengetahui pemahaman awal peserta
didik mengenai materi yang akan dipelajari. Tahap selanjutnya, dilakukan
penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing untuk kelas eksperimen dan
pendekatan saintifik untuk kelas kontrol. Di akhir pembelajaran, dilakukan
penilaian pengambilan sampel posttest. Setelah semua data terkumpul, maka
dilakukanlah analisis data, mencatat hasil penelitian dan terakhir penarikan
kesimpulan.
Page 49
33
Alur penelitian dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian
Kesimpulan
Penyusunan Instrumen, RPP,
dan Bahan Ajar
Membuat Instrumen Inkuiri Terbimbing
dengan aspek kognitif C1-C6
Uji Coba Instrumen Inkuiri Terbimbing
dengan aspek kognitif C1-C6
Analisis Hasil Uji Coba
Penentuan Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol
Pretest Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol
Perlakuan Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol
Posttest Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol
Analisis Data dan
Pembahasan
Perbaikan Instrumen
Perbaikan Instrumen
Page 50
34
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi merupakan suatu wilayah yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti.3
Populasi dalam penelitian dipilih berdasarkan kualitas dan karakteristik/sifat
yang diinginkan peneliti yang kemudian dipelajari dan ditarik
kesimpulannya.4 Populasi terjangkau yang digunakan dalam penelitian ini
adalah seluruh peserta didik kelas X di MAN 1 Bekasi pada Semester Genap
Tahun Ajaran 2016/2017.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah populasi dengan karakteristik yang
dimiliki oleh popolasi tertentu.5 Berdasarkan hasil diskusi dengan guru mata
pelajaran Biologi kelas X MAN 1 Bekasi, didapatkan dua kelas yang akan
dijadikan sampel penelitian, yaitu X MIA 2 dan X MIA 5. Pengambilan
sampel dilakukan dengan teknik random sampling yaitu teknik penentuan
sampel dengan cara acak.6 Pada penelitian ini, kelas X MIA 2 menjadi kelas
eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran inkuiri terbimbing.
Sedangkan X MIA 5 menjadi kelas kontrol yang menggunakan metode
pembelajaran pendekatan saintifik.
E. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek pengamatan penelitian, atau apa yang
menjadi titik perhatian suatu penelitian untuk dipelajari kemudian diatrik
kesimpulannya.7 Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas
(independen) dan variabel terikat (dependen). Variabel tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Variabel Bebas (variabel X) : model pembelajaran inkuiri terbimbing.
Variabel Terikat (variabel Y) : hasil belajar peserta didik.
3 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2013), Cet. 18, h. 117.
4 Ibid.
5 Sugiyono, op. cit., h. 118.
6 Ibid.
7 Sugiyono, op. cit., h. 60.
Page 51
35
F. Prosedur Penelitian
1. Tahap Perencanaan/Persiapan Penelitian
Tahap perencanaan/persiapan terdiri dari:
a. Penyusunan proposal skripsi yang kemudian dipresentasikan pada seminar
proposal.
b. Melakukan observasi ke sekolah untuk menyusun rencana rancangan
pembelajaran pada konsep jamur.
c. Menyelesaikan surat izin penelitian di MAN 1 Bekasi.
d. Merancang rencana pembelajaran (RPP).
e. Menghubungi guru Biologi sekolah kelas X dan kelas XI untuk
menentukan waktu penelitian dan waktu untuk melakukan uji coba
instrumen serta mendiskusikan prosedur jalannya penelitian.
f. Penyusunan instrumen penelitian (alat pengumpul data).
g. Perbaikan instrumen setelah mendapat masukan dari dosen.
h. Melakukan uji coba instrumen.
i. Menentukan soal yang valid untuk digunakan dalam pretest dan posttest
penelitian melalui pengolahan data.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
a. Memberikan pemahaman awal mengenai proses berjalannya model
pembelajaran inkuiri terbimbing.
b. Membagikan lembar pretest kepada seluruh subjek penelitian dengan
menggunakan instrumen tes sebelum jam pelajaran berlangsung.
c. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
inkuiri terbimbing.
d. Memberikan posttest kepada seluruh subjek penelitian dengan
menggunakan instrumen tes yang sama pada saat pretest.
3. Tahap Akhir Penelitian
a. Mengolah data hasil tes (pretest dan posttest) dalam bentuk skor dan nilai.
b. Mengolah data dengan analisis statistik.
c. Mengolah data observasi kegiatan guru.
d. Mengolah data observasi kegiatan peserta didik.
Page 52
36
e. Melakukan analisis terhadap data hasil penelitian.
f. Menarik kesimpulan berdasarkan pembahasan.
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Tes tertulis
Penggunaan tes pada penelitian dimaksudkan untuk mengukur tingkat
kemampuan atau bakat yang dimiliki individu.8 Pada penelitian ini digunakan
tes dalam bentuk tes tertulis. Tes tertulis merupakan tes objektif yang
dilakukan secara tertulis baik pertanyaan maupun jawabannya.9 Tes tertulis
dalam penelitian ini meliputi pretest dan posttest. Pretest adalah tes yang
digunakan untuk mengukur seberapa besar pengetahuan awal peserta didik
sebelum diberi perlakuan (kegiatan pembelajaran). Sedangkan posttest adalah
tes yang digunakan mengukur hasil belajar peserta didik setelah dilakukannya
kegiatan pembelajaran. Hasil posttest merupakan nilai yang muncul akibat
adanya perlakuan yang telah diberikan. Pada penelitian ini, digunakan tes
dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 20 soal.
2. Lembar Observasi
Instrumen penelitian lembar observasi digunakan untuk mendukung
kegiatan observasi yang dilakukan oleh observer. Lembar observasi
digunakan untuk melakukan pencatatan secara sistematis mengenai aktivitas
guru dan peserta didik pada setiap pertemuan di kelas eksperimen maupun
kelas kontrol. Penelitian ini menggunakan dua jenis lembar observasi, yaitu
lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi kegiatan peserta didik.
Lembar observasi kegiatan guru digunakan untuk melihat kegiatan yang
dilakukan guru ketika pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran inkuiri terbimbing berlangsung. Lembar observasi peserta didik
digunakan untuk melihat seberapa besar partisipasi peserta didik ketika proses
pelaksanaan inkuri terbimbing berlangsung. Pada masing-masing lembar
8 Darwyan Syah, Supardi, Abd. Aziz Hasibuan, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta:
Gaung Persada Press, 2007), Cet. 1, h. 12.
9 Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan, (Bandung: PT.
Refika Aditama, 2014), Cet. 2, h. 97.
Page 53
37
observasi, terdapat ceklis yang diisi berdasarkan pengamatan nyata ketika
proses pembelajaran berlangsung.
H. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen berupa soal pilihan ganda sebanyak 20
butir dari 30 butir soal yang diujicobakan. Soal-soal ini akan ditulis berdasarkan
tingkatan Taksonomi Bloom yaitu C1-C6. Aspek kognitif C1-C6 pada Taksonomi
Bloom yaitu mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisa, sintesis hingga
menilai. Rubrik jawaban pilihan ganda yang digunakan sebagai pedoman peneliti
dalam memberikan skor peserta didik untuk mengukur hasil belajar peserta didik.
Selain menggunakan tes berupa pilihan ganda, instrumen lain juga digunakan
dalam penelitian ini yaitu menggunakan LKPD yang sesuai dengan kedua model
pembelajaran yaitu LKPD berbasis inkuiri terbimbing dan LKPD berbasis
pendekatan saintifik mengenai konsep jamur. Peneliti telah melakukan uji coba di
MAN 1 Bekasi di kelas XI MIA 4. Hasil validasi dinyatakan valid sesuai dengan
ketepatan jawaban dengan soal dan konsep jamur kelas X SMA.
Adapun kisi-kisi instrumen dalam tes tertulis adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian10
Indikator Nomor Soal Jumlah
soal valid C1 C2 C3 C4 C5 C6
3.6.1 Mengidentifikasi ciri-ciri
umum dan struktur tubuh jamur
3, 4* 1*, 2* 3
3.6.2 Menjelaskan cara hidup
dan reproduksi jamur
5, 6* 9* 8* 7 3
3.6.3 Mengklasifikasikan dasar
pengelompokkan jamur 10*
11, 12*,
13, 14*,
15*
16 4
3.6.4 Menjelaskan hubungan
simbiotik jamur dengan
tanaman lain
17* 18 19*, 20 21* 22 4
3.6.5 Menjelaskan jenis jamur
dan peranannya dalam
kehidupan
23* 24*
25*,
26*, 27,
30*
28*, 29 6
Jumlah 20
Keterangan : * = Soal yang valid.
10 Lampiran 2, h. 75 – 101.
Page 54
38
I. Kalibrasi Instrumen
Instrumen penelitian harus memenuhi persyaratan tertentu agar dapat diujikan
kepada sampel penelitian. Persyaratan yang dimaksud adalah analisis terhadap
instrumen yang akan digunakan meliputi uji validitas, reliabilitas, daya pembeda,
dan tingkat kesukaran. Oleh karena itu, sebelum diberikan kepada sampel
penelitian, instrumen harus diujicobakan terlebih dahulu. Pada penelitian ini, uji
coba instrumen diberikan kepada kelas yang telah menerima materi jamur
sebelumnya, yaitu kelas XI MIA 4. Setelah diujikan, kalibrasi instrumen pada
penelitian ini dilakukan menggunakan software ANATES V4.
1. Uji Validitas
Valid dalam analisis butir soal didapat apabila skor tes atau instrumen
evaluasi memiliki ketepatan interpretasi.11
Validitas soal juga dapat diartikan
sebagai indeks diskriminasi yang digunakan untuk membedakan antara peserta
tes yang berkemampuan tinggi dengan peserta tes yang berkemampuan
rendah.12
Dengan demikian, suatu soal dinyatakan valid atau tidak, apabila
mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Valid atau tidaknya
suatu soal juga tergantung kepada mampu atau tidaknya soal tersebut
mencapai tujuan yang dikehendaki dengan tepat. Uji validitas soal pilihan
ganda dilakukan menggunakan software ANATES V4. Program ini ditentukan
dengan menggunakan korelasi product moment sebagai berikut:13
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }
Keterangan:
RXY : koefisien korelasi
N : banyaknya sampel
∑X : jumlah skor untuk tiap butir soal
∑Y : jumlah skor total
11 Sugiyono, op. cit., h. 173.
12
Ibid., h. 176.
13
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Kedua, (Jakarta: Bumi
Akasara, 2012), Cet. 1, h. 92.
Page 55
39
∑X2 : jumlah kuadrat tiap butir soal
∑Y2 : jumlah kuadrat skor total
∑XY : jumlah perkalian antara X dan Y
Dari hasil perhitungan yang menggunakan program ANATES V4,
diperoleh data bahwa dari 30 soal pilihan ganda terdapat 20 soal yang
dinyatakan valid yaitu nomor soal 1, 2, 4, 6, 8, 9, 10, 12, 14, 15, 17, 19, 21,
22, 23, 24, 25, 26, 28, 30.14
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan tingkat kestabilan atau kepercayaan dan ketetapan
hasil dari dua pengukuran tersebut sehingga diharapkan akan sama apabila
pengukuran tersebut diulangi.15
Suatu instrumen penelitian dikatakan
mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai
hasil yang konsisten dalam mengukur objek.
Uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh
butir pertanyaan. Uji reliabilitas ini dihitung dengan menggunakan koefisien
Alpha, dengan rumus sebagai berikut:16
(
) (
∑
)
Keterangan:
rii : koefisien reliabilitas tes Alpha
Si2
: varians skor butir
St2
: varians skor total
k : banyaknya butir pertanyaan
Hasil uji reliabilitas dengan mengunakan software ANATES V4, yang
diperoleh dari 30 soal pilihan ganda yang diujicobakan pada n=40
menunjukkan nilai reliabilitas sebesar 0,87 dan tergolong dalam kategori
14
Lampiran 3, h. 102. 15
Arikunto, op. cit., h. 74. 16
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Cet. 1, h. 108.
Page 56
40
korelasi tinggi.17
Adapun kriteria yang digunakan dalam uji reliabilitas
menurut Guilford adalah sebagai berikut.
Tabel 3.3 Kriteria Koefisien Reliabilitas Instrumen18
Koefisien reliabilitas Korelasi Interpretasi reliabilitas
0,90 ≤ r ≤ 1,00 Sangat tinggi Sangat baik
0,70 ≤ < 0,90 Tinggi Baik
0,40 ≤ < 0,70 Sedang Cukup baik
0,20 ≤ r < 0,40 Rendah Buruk
r < 0,20 Sangat rendah Sangat buruk
3. Tingkat Kesukaran
Penghitungan tingkat kesukaran soal merupakan pengukuran seberapa
besar tingkat kesukaran suatu butir soal. Hasil penghitungannya didapat dari
perbandingan antara peserta didik yang menjawab betul dengan keseluruhan
peserta didik yang mengikuti tes/ujian. Soal yang baik adalah soal yang tidak
terlalu mudah atau terlalu sulit. Cara melakukan analisis untuk menentukan
taraf kesukaran soal dengan menggunakan rumus:19
Keterangan:
I = indeks kesulitan untuk setiap butir soal
B = jumlah peserta didik yang menjawab benar
N = jumlah peserta tes
Klasifikasi indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut :
17
Lampiran 4, h. 103. 18
Kurnia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan
Matematika: Panduan Praktis Menyusun Skripsi, Tesis, dan Karya Ilmiah dengan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi Disertai dengan Model Pembelajaran dan Kemampuan
Matematis, (Bandung: PT Refika Aditama, 2015), Cet. 1, h. 206. 19
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2015), Cet. 14, h. 137.
Page 57
41
Tabel 3.4 Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal20
Nilai Kriteria
< 0,0 Sangat Sukar
0 – 0,25 Sukar
0,26 – 0,75 Sedang
0,76 –1 Mudah
Pengujian tingkat kesukaran dilakukan juga dengan menggunakan software
ANATES V4. Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari 30 soal pilihan ganda,
didapatkan 7 soal yang kategori mudah, 18 soal dengan kategori sedang, 3 soal
dengan kategori sukar, dan 2 soal dengan kategori sangat sukar. Kriteria indeks
tingkat kesukaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.5 Indeks Tingkat Kesukaran Soal ANATES21
Indeks Tingkat
Kesukaran Kriteria No.Soal
< 0,25 Sangat Sukar 7, 16
0 – 0,25 Sukar 13, 21, 27
0,26 – 0,75 Sedang 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 11, 12, 14, 19, 20,
22, 23, 24, 25, 26, 30
0,76 –1 Mudah 9, 10, 15, 17, 18, 28, 29
4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal bertujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam
membedakan peserta didik yang tergolong mampu (tinggi prestasinya) dengan
peserta didik yang tergolong lemah prestasinya.22
Daya pembeda dihitung dengan
menggunakan program ANATES V4.
20 Sofyan, op. cit., h. 103 - 104.
21
Lampiran 5, h. 104.
22 Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, op. cit., Cet. 14, h. 141.
Page 58
42
Tabel 3.6 Indeks Kriteria Daya Beda ANATES23
Indeks Daya Beda Kriteria
Bertanda negatif Jelek sekali
00-0,2 Jelek
0,2-0,4 Cukup
0,4-0,7 Baik
0,7-1,00 Baik sekali
Berdasarkan hasil uji daya beda yang dilakukan, dari 30 soal yang diujikan
terdapat 7 soal dengan daya pembeda cukup, 9 soal baik, dan 7 soal baik sekali.24
J. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh setelah penelitian selanjutnya diolah secara statistik dan
dianalisis dengan maksud agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan penelitian
dan menguji hipotesis. Data terbagi menjadi dua kelompok yaitu data kuantitatif
(tes) dan data kualitatif (lembar observasi). Penelitian ini mendapatkan data
mentah berupa nilai pretest dan posttest. Kedua nilai tersebut belum dapat
dijadikan bukti atas adanya pengaruh atau tidak adanya pengaruh atas metode
pembelajaran yang telah digunakan. Bentuk tindak lanjut terhadap data tersebut
dan untuk mencapai sebuah kesimpulan, maka dilakukan proses analisis data.
Proses ini digunakan dengan maksud, agar data yang diperoleh dapat
diterjemahkan menjadi kesimpulan dan dapat dipahami oleh orang lain, di luar
peneliti. Pada penelitian in, digunakan teknik analisis data yaitu perhitungan N-
Gain, pengujian prasyarat analisis data (uji normalitas dan uji homogen), serta
pengujian hipotesis.
1. Perhitungan N-Gain
Gain adalah selisih antara nilai pretest dan postest. Gain menunjukkan
peningkatan pemahaman peserta didik setelah pembelajaran dilakukan oleh
23 Arikunto, op. cit., h. 232.
24
Lampiran 6, h. 105.
Page 59
43
guru. Rumusan indeks gain ternormalisasi menurut meltzer adalah sebagai
berikut:25
Kategori perolehan skor N-Gain :
Tabel 3.6 Kriteria Gain Ternormalisasi 26
Gain ternormalisasi Kriteria
G < 0,3 Rendah
0,3 ≤ G ≤ 0,7 Sedang
G > 0,7 Tinggi
2. Pengujian Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak. Adapun uji normalitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji normalitas data tunggal yaitu uji Liliefors. Dalam
melakukan uji normalitas, diperlukan penentuan hipotesis awal, yaitu H0 yang
merupakan data dengan distribusi normal dan Ha yang merupakan data
dengan distribusi tidak normal. Langkah-langkah yang dilakukan untuk uji
normalitas Liliefors adalah sebagai berikut: 27
Data X1, X2,….Xn dijadikan bilangan baku z1, z2,….zn dengan rumus zi =
(di mana dan s masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan
baku sampel). Kemudian, untuk tiap bilangan baku tersebut digunakan
distribusi normal baku sehingga dapat dihitung peluang dengan ketentuan
F(zi) = P(z ≤ zi). Selanjutnya, dihitung proporsi z1, z2,….zn yang lebih kecil
25 David E. Meltzer, The relationship between mathematics preparation and conceptual learning
gains in physics: A possible “hidden variable” in diagnostic pretest scores, American Journal of
Physics, Vol. 70, No. 12, 2002, p. 1260. Diakses pada (https://pdfs.semanticscholar.org/84e5/e21
fa60337453f5dfa9d6a05f53a420e0863.pdf) tanggal 02 September 2017.
26
Richard R. Hake, Analyzing Change/Gain Scores, American Educational Research
Association’s Division D, 1999, p. 1. Diakses pada (http://www.physics.indiana.edu/~sdi/
Analyzing Change -Gain.pdf) tanggal 05 September 2017 pukul 23.00 WIB.
27
Syah, Pengantar Statistik Pendidikan, op. cit., h. 67 - 68.
Page 60
44
atau sama dengan zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(zi), maka S(zi) =
. Kemudian, dihitung harga mutlak nilai F(zi) – S(zi).
Langkah terakhir adalah mengambil nilai terbesar dari harga-harga mutlak
tersebut. Nilai terbesar ini kemudian disebut dengan L0 atau Lhitung.
Nilai Lhitung selanjutnya dibandingkan dengan nilai L kritis pada tabel
Liliefors untuk taraf nyata α yang dipilih, nilai kritis pada tabel disebut juga
Ltabel. Adapun dua kriteria dalam uji ini, yaitu apabila Lhitung< Ltabel maka
hipotesis nol (H0) diterima dan populasi berdistribusi normal. Sebaliknya jika
Lhitung> Ltabel maka hipotesis nol (H0) ditolak dan populasi berdistribusi tidak
normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan setelah diketahui data hasil penelitian
berdistribusi normal. Pengujian homogenitas berfungsi untuk mengetahui
apakah kedua kelompok populasi, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol
bersifat homogen atau heterogen. Teknik yang digunakan untuk uji
homogenitas pada penelitian ini adalah uji Fisher. Perhitungan uji Fisher
dapat dirumuskan dengan formula sebagai berikut.28
Perhitungan varians (S) dapat dirumuskan dengan formula sebagai berikut.29
∑
Keterangan:
F = homogenitas
S12 = varians data pertama/ varians terbesar
S22 = varians data kedua/ varians terkecil
Kriteria yang terdapat pada uji homogenitas ini yaitu, jika Fhitung< Ftabel
maka H0 diterima, yang artinya data bersifat homogen. Sebaliknya, jika
Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan berarti data bersifat tidak homogen.
28 Sudjana, Metoda Statistika, Edisi 7, (Bandung: Tarsito, 2005), Cet. 3, h. 249.
29
Ibid., h. 93.
Page 61
45
c. Uji Beda Mann Whitney U untuk Menghitung Hasil Posttest
berdasarkan Dimensi Kognitif dan Dimensi Pengetahuan
Uji normalitas pada data hasil posttest dimensi kognitif dan dimensi
pengetahuan terdapat beberapa data yang tidak normal, maka hipotesis
hasil belajar dimensi pengetahuan diuji dengan menggunakan uji Mann
Whitney U. Uji Mann Whitney digunakan untuk menguji perbedaan dua
sampel bebas (independen).30
Perhitungan uji Mann Whitney U
menggunakan SPSS 22. Adapun langkah-langkah analisisnya sebagai
berikut:31
1) Membuka program SPSS
2) Pada variable view pada SPSS editor:
a) Pada kolom name baris pertama diklik nama “Kelas” dan pada
baris kedua diketik data yang akan diuji misal “Nilai”
b) Pada kolom decimaldiganti dengan angka 0
c) Pada baris Kelas, diberi nama untuk kode 1 dan 2 pada kolom
Values, lalu baris Kelas dimasukkan angka 1 untuk Eksperimen dan
angka 2 untuk Kontrol, diklik Add, kemudian OK
3) Pengisian data dengan mengklik data view pada SPSS editor. Pada
kolom Kelas dimasukkan kelas yang digunakan sesuai dengan jumlah
peserta didik di kelas tersebut, apabila kelas Eksperimen, maka diketik
angka 1 dan bila Kontrol maka diketik angka 2. Kemudian pada
kolom Nilai, dimasukkan nilai peserta didik sesuai dengan kelasnya.
4) Pada menu utama SPSS diklik Analyze dan dipilih Nonparametric test
dan dipilih Legacy Dialogs serta 2 Independent Samples.
5) Variabel Nilai dipindahkan ke kotak Test Variable List dan variabel
Kelas pada Grouping Variable.
6) Mengklik Define Groups, diisikan angka 1 pada Group 1 dan angka 2
pada Group 2, kemudian diklik continue untuk kembali ke menu Test
30 Kadir, Statistika Terapan: Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program SPSS/Lisrel
dalam Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada: 2015), Cet. 1, h. 166.
31
Ibid., h. 489.
Page 62
46
Independent Sample Test dan pada Test Type pilih Mann-Whitney U,
kemudian diklik OK, sehingga akan muncul output.
7) Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai probabilitas(Sig). Jika nilai
(sig)>0,05 maka H0 diterima yang artinya tidak terdapat perbedaan
pada data yang diuji. Jika nilai (sig)<0,05, H0 ditolak yang artinya
terdapat perbedaan pada data yang diuji.
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah uji-t (t-test). Uji-t
digunakan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penggunaan metode
pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar peserta didik.
Uji-t dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut.32
√
dengan
Keterangan:
t = hasil hitung distribusi
1 = nilai rata-rata kelompok eksperimen
2 = nilai rata-rata kelompok kontrol
n1 = jumlah sampel kelompok eksperimen
n2 = jumlah sampel kelompok kontrol
S1 = varians kelompok eksperimen
S2 = varians kelompok control
S = nilai varians gabungan
Penarikan kesimpulan dilakukan dengan membandingkan besar thitung
dengan ttabel. Kriteria yang terdapat pada uji hipotesis ini yaitu, jika thitung< ttabel
maka Ha ditolak, yang artinya tidak terdapat pengaruh metode pembelajaran
inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar peserta didik. Sebaliknya, jika thitung>
32
Sudjana, Metoda Statistika, Edisi 7, op. cit., h. 239.
Page 63
47
ttabel maka Ha diterima dan berarti terdapat pengaruh metode pembelajaran
inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar peserta didik.
K. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik yang diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
H0:
Ha:
Keterangan:
Ho: Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing
terhadap hasil belajar peserta didik pada konsep jamur (Hipotesis nol).
Ha: Terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil
belajar peserta didik pada konsep jamur (Hipotesis alternatif).
µE: Hasil belajar peserta didik pada kelas eksperimen dengan menggunakan
model pembelajaran inkuiri terbimbing.
µK: Hasil belajar peserta didik pada kelas kontrol dengan pendekatan
saintifik.
L. Persentase Lembar Observasi
Lembar observasi dalam penelitian ini menggunakan dua jenis, yaitu lembar
observasi kegiatan guru dan lembar observasi kegiatan peserta didik. Format
penilaian yang digunakan untuk menghitung nilai persentase hasil observasi
kegiatan guru ialah :
Persentase =
Keterangan :
= hasil yang muncul per pertemuan, kategori “Ya”
mendapat skor “1” dan kategori “Tidak” mendapat
skor “0”.
= jumlah maksimum keterlaksanaan per pertemuan.
Jumlah keterlaksanaan
aktivitas guru
Jumlah maksimum
keterlaksanaan
aktivitas guru
Page 64
48
Sementara itu, format penilaian yang digunakan untuk menghitung nilai
persentase hasil observasi kegiatan peserta didik untuk kategori <50% ialah :
Persentase =
Keterangan :
= hasil yang muncul per pertemuan, setiap ceklis yang
muncul pada kategori “<50%” mendapat skor “1”.
= jumlah maksimum keterlaksanaan per pertemuan.
Format penilaian yang digunakan untuk menghitung nilai persentase hasil
observasi kegiatan peserta didik untuk kategori ≥50% ialah :
Persentase =
Keterangan :
= hasil yang muncul per pertemuan, setiap ceklis yang
muncul pada kategori “≥50%” mendapat skor “1”.
= jumlah maksimum keterlaksanaan per pertemuan.
Jumlah keterlaksanaan
tahapan pembelajaran
Jumlah maksimum
keterlaksanaan tahapan
pembelajaran
Jumlah keterlaksanaan
tahapan pembelajaran
Jumlah maksimum
keterlaksanaan
tahapan pembelajaran
Page 65
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Data hasil penelitian ini adalah data pretest dan posttest dari dua kelas yang
berbeda yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen
menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada kelas X MIA 2 (40
peserta didik), sedangkan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran dengan
pendekatan saintifik kurikulum 2013 pada kelas X MIA 5 (40 peserta didik).
Berikut ini, disajikan hasil perhitungan data pretest dan posttest baik sebelum
maupun sesudah diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran
inkuiri terbimbing pada kelas eksperimen dan kelas kontrol di MAN 1 Bekasi.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data berupa nilai tes
awal (pretest) dan posttest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai
berikut:
Tabel 4.1 Data Hasil Pretest dan Posttest1
Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pretest Posttest Pretest Posttest
Nilai
Maksimum 55 100 55 90
Nilai
Minimum 15 60 15 60
Rata-Rata 37,75 80,12 36,37 73,37
SD 8,84 9,96 11,09 8,19
Pada tabel 4.1 nilai rata-rata hasil pretest kelas kontrol lebih rendah
daripada kelas eksperimen. Hasil pretest kelas eksperimen dari 40 peserta
didik diperoleh nilai tertinggi 55 dan nilai terendah 15, sedangkan hasil pretest
kelas kontrol dari 40 peserta didik diperoleh nilai tertinggi 55 dan nilai
terendah 15.
1 Lampiran 7, h. 106 – 108.
Page 66
50
Kemudian nilai rata-rata pada hasil posttest kelas kontrol lebih rendah
daripada kelas eksperimen. Hasil pretest kelas eksperimen dari 40 peserta
didik diperoleh nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60, sedangkan hasil
pretest kelas kontrol dari 40 peserta didik diperoleh nilai tertinggi 90 dan nilai
terendah 60.
1. Data N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan yang diperoleh dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol maka diperlukan adanya perbandingan hasil
pretest dan posttest dengan menggunakan perhitungan N-Gain. Data
perhitungan N-Gain kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada
Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Data Hasil N-Gain2
N-Gain Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Tertinggi 1,00 0,80
Terendah 0,42 0,46
Rata-Rata 0,69 0,58
Kategori Sedang Sedang
Pada tabel 4.2 di atas, perhitungan nilai rata-rata N-Gain pada kelas
eksperimen diperoleh sebesar 0,69 dan kelas kontrol diperoleh sebesar 0,58.
Dari kedua kelas tersebut berada pada tingkatan kategori sedang. Walaupun
demikian, nilai rata-rata pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan
dengan kelas kontrol.
2. Hasil Belajar Peserta didik Tiap Ranah Pengetahuan dan Jenjang
Kognitif Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Hasil perhitungan data penelitian hasil belajar peserta didik tiap ranah
pengetahuan dan jenjang kognitif kelas eksperimen dan kelas kontrol, dapat
dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini :
2 Lampiran 8, h. 109 – 110.
Page 67
51
Tabel 4.3 Data Hasil Belajar Peserta didik Tiap Ranah Pengetahuan dan
Jenjang Kognitif Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol3
Kelas Ranah
Penget
ahuan
Jenjang Kognitif
C1 (%) C2 (%) C3 (%) C4 (%) C5 (%) C6 (%) Rata-
rata Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post
Eksperi
men
Faktual 31,2 82,5 42,5 83,7 32,5 85 59,5
Konsep
tual 41,2 78,7 35 73,7 40 80 37,5 74 22,5 85 22,5 90 56,6
Rerata 41,2 78,7 35 73,7 35,6 81,2 40 78,8 27,5 85 22.5 90
Kontrol Faktual 32,5 70 35 71,2 26,3 78,7 52,2
Konsep
tual 45 75 41,3 72,5 45 80 38 67 35 72,5 25 82,5 56,6
Rerata 45 75 41,3 72,5 38,7 75 36,5 69,1 30,6 75,6 25 82,5
Berdasarkan tabel 4.3, pada pretest hasil belajar peserta didik untuk
masing-masing kelas eksperimen maupun kelas kontrol, keseluruhan ranah
pengetahuan dan jenjang kognitif memperoleh nilai persentase yang
tergolong rendah. Sedangkan pada posttest dari hasil belajar peserta didik
untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol, keseluruhan ranah pengetahuan
dan jenjang kognitif memperoleh nilai persentase yang lebih besar dari hasil
pretest.
Dari posttest hasil belajar peserta didik kelas eksperimen pada tingkatan
jenjang kognitif C1 memperoleh nilai rata-rata lebih besar dari kelas kontrol
yaitu 78,7%. Kemudian hasil posttest kelas eksperimen pada tingkatan
jenjang kognitif C2 memperoleh rata-rata lebih besar dari kelas kontrol yaitu
73,7%. Hasil posttest kelas eksperimen pada tingkatan jenjang kognitif C3
memperoleh rata-rata lebih besar dari kelas eksperimen yaitu 81,2%. Hasil
posttest kelas eksperimen pada tingkatan jenjang kognitif C4 memperoleh
3 Lampiran 9, h. 111 – 114.
Page 68
52
rata-rata lebih besar dari kelas kontrol yaitu 78,8%. Hasil posttest kelas
eksperimen pada tingkatan jenjang kognitif C5 memperoleh rata-rata lebih
besar dari kelas kontrol yaitu 85%. Dan pada hasil posttest jenjang kognitif
C6 memperoleh rata-rata lebih besar dari kelas kontrol yaitu 90%.
Berdasarkan data di atas, terlihat bahwa peserta didik sudah cukup menguasai
konsep, klasifikasi dan kategori-kategori jamur.
Sedangkan untuk ranah pengetahuan faktual, kelas eksperimen
memperoleh nilai persentase lebih besar dari kelas kontrol dengan
memperoleh rata-rata sebesar 59,5%. Dan pada ranah pengetahuan
konseptual, kelas eksperimen dan kelas kontrol memperoleh nilai persentase
yang sama yaitu sebesar 56,6%. Berdasarkan data di atas, terlihat bahwa
peserta didik sudah cukup menguasai kategori-kategori jamur berdasarkan
kegiatan pengamatan yang berupa fakta.
3. Analisis Data Posttest Berdasarkan Dimensi Pengetahuan dan Dimensi
Kognitif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Data hasil belajar dimensi pengetahuan dan dimensi kognitif posttest
kelas eksperimen dan kontrol dilakukan uji statistik untuk mengetahui apakah
data tiap ranah yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak normal. Data
tersaji pada Tabel 4.4.
Page 69
53
Tabel 4.4 Uji Normalitas, Uji Homogenitas dan Uji Hipotesis
Dimensi Pengetahuan dan Dimensi Kognitif Posttest Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol.4
No. Dimensi
Kognitif
Dimensi
Pengetahuan
Uji
Normalitas Uji
Homogenitas
Uji Mann
Whitney
U
Kesimpulan
E K
1. C1 Konseptual 0,00 0,00 0,346 0,504 Tidak Signifikan
2. C2 Konseptual 0,00 0,00 0,029 0,827 Tidak Signifikan
3. C3 Konseptual 0,00 0,00 1,00 1,00 Tidak Signifikan
Faktual 0,00 0,00 0,371 0,026 Signifikan
4. C4 Konseptual 0,00 0,00 0,822 0,102 Tidak Signifikan
Faktual 0,00 0,00 0,037 0,038 Signifikan
5. C5 Konseptual 0,00 0,00 0,738 0,009 Signifikan
Faktual 0,00 0,00 0,228 0,196 Tidak Signifikan
6. C6 Konseptual 0,00 0,00 0,52 0,333 Tidak Signifikan
Berdasarkan Tabel 4.4 menggunakan program SPSS versi 22, uji
normalitas dimensi kognitif C1-C6 diperoleh nilai signifikansi pada setiap
ranah > 0,05 artinya data yang diperoleh berdistribusi tidak normal.
Selanjutnya, untuk menguji hipotesis dilakukan uji statistik lanjutan sebagai
uji beda yaitu uji non parametrik jenis uji Mann Whitney U. Terdapat tiga
ranah yang signifikan. Nilai signifikansi pada C5 Konseptual yaitu sebesar
0,009, C3 Faktual sebesar 0,026 dan C4 Faktual sebesar 0,038 < 0,05 ini
artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
4. Data Hasil Belajar Peserta didik tiap Sub-Konsep Pretest, Posttest dan
N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Hasil perhitungan data penelitian pretest, posttest, uji n-gain pada hasil
belajar peserta didik tiap sub-konsep kelas eksperimen dan kelas kontrol,
dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini :
4 Lampiran 10, h. 115 – 123.
Page 70
54
Tabel 4.5 Data Hasil Belajar Peserta didik Pretest, Posttest tiap
Sub-Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol5
No. Sub Konsep
Pretest (%) Posttest (%) Rata-
rata Eksperi
men Kontrol
Eksperi
men Kontrol
1. Ciri-ciri umum jamur 44,1 41,6 84 79,1 62,2
2. Cara hidup dan reproduksi
jamur 43,3 44,2 69,2 75 57, 9
3. Klasifikasi jamur 39,5 37,5 79 65,5 55,3
4.
Hubungan simbiotik
jamur dengan
tanaman lain
42,5 40,8 77,5 65 56,4
5. Peranan jamur 25 26,3 85,4 80 54,1
Rata-rata 38,8 38,08 79 72, 9
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa sub-konsep ciri-ciri umum jamur
memperoleh rata-rata yang lebih besar daripada sub konsep lainnya yaitu
(44,1%). Dan dari hasil belajar peserta didik pada posttest kelas eskperimen
terlihat bahwa sub-konsep peranan jamur memperoleh nilai terbesar yaitu
(85,4%). Nilai rata-rata sub-konsep hasil belajar peserta didik pada pretest
kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol (38,8% > 38,08%). Nilai
rata-rata sub-konsep hasil belajar peserta didik pada posttest kelas eksperimen
lebih besar daripada kelas kontrol (79% > 72,9%). Sedangkan secara
keseluruhan, dari hasil belajar peserta didik dapat terlihat bahwa sub konsep
ciri-ciri umum jamur memperoleh rata-rata lebih besar daripada sub konsep
lainnya yaitu (62,2%).
5. Data Hasil Lembar Kerja Peserta didik Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Hasil perhitungan data penelitian lembar kerja peserta didik kelas
eksperimen dan kelas kontrol, dapat dilihat pada Tabel 4.6, berikut ini :
5 Lampiran 11, h. 124 – 127.
Page 71
55
Tabel 4.6 Data Hasil Lembar Kerja Peserta didik Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol6
No. Kelompok
Kelas Eksperimen
Rerata
Kelas Kontrol
Rerata LKPD I LKPD II
LKPD
I
LKPD
II
1. Kelompok I 70 75 72,5 64 72 68
2. Kelompok II 65 80 72,5 65 76 70,5
3. Kelompok III 74 84 79 70 80 75
4. Kelompok IV 60 76 68 60 70 65
5. Kelompok V 70 85 77,5 70 78 74
Rata-rata 67,8 80 73,9 65,8 75,2 70,5
Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan bahwa pada pretest nilai rata-rata lembar
kerja peserta didik kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelas
kontrol. Nilai rata-rata terendah yaitu dihasilkan dari LKPD I, hal ini dikarenakan
pada pertemuan pertama peserta didik belum terbiasa menggunakan LKPD,
sehingga belum mampu mengerjakan LKPD dengan baik dan tepat.
B. Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran
Observasi kegiatan pembelajaran dilakukan di kelas eksperimen dan kelas
kontrol pada setiap pertemuan. Hasil observasi ini berdasarkan pada pengamatan
observer sesuai dengan tahapan atau sintaks dalam model pembelajaran inkuiri
terbimbing yang mengacu pada kegiatan praktikum. Observasi dilakukan terhadap
guru dan peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil observasi
terhadap guru dan peserta didik dapat dilihat dalam Tabel 4.7, 4.8 dan Tabel 4.9,
sebagai berikut :
6 Lampiran 12, h. 128.
Page 72
56
Tabel 4.7 Hasil Observasi Kegiatan Guru7
No. Tahapan
Keterlaksanaan
Pertemuan I Pertemuan II
1 Mengkondisikan kelas 100% 100%
2 Mengarahkan peserta didik untuk
merumuskan masalah 100% 100%
3 Membimbing peserta didik untuk
menyiapkan alat dan bahan 100% 100%
4 Mengarahkan peserta didik untuk
untuk menuliskan hipotesis 100% 100%
5 Mengawasi jalannya kegiatan
praktikum 100% 100%
6 Meminta peserta didik untuk
menganalisis hasil pengamatan. 100% 100%
7 Mengecek jawaban dari hasil
pengamatan. 100% 100%
8 Menilai hasil penyelidikan 100% 100%
Berdasarkan Tabel 4.7, Hasil penilaian observasi kegiatan guru pada proses
pembelajaran berlangsung sudah sangat baik bahkan sudah dilaksanakan
seluruhnya oleh guru. Hal ini terlihat berdasarkan persentase pada pertemuan
pertama sebesar 100%, dan pada pertemuan kedua sebesar 100%.
Tabel 4.8 Hasil Observasi Kegiatan Peserta didik Kelas Eksperimen8
No.
Tahapan
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Kategori
≥50%
Kategori
<50%
Kategori
≥50%
Kategori
<50%
1 Orientasi 1 0 1 0
2 Merumuskan masalah 1 0 1 0
3 Menentukan hipotesis
masalah 1 1 2 0
4 Mengumpulkan data 1 0 1 0
5 Menguji hipotesis 1 1 2 0
6 Membuat kesimpulan 1 0 1 0
Sum 6 3 8 0
Rerata 75 37,5 100 0
7 Lampiran 13, h. 129 – 136.
8 Lampiran 14, h. 137 - 142.
Page 73
57
Tabel 4.9 Hasil Observasi Kegiatan Peserta didik Kelas Kontrol
No.
Tahapan
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Kategori
≥50%
Kategori
<50%
Kategori
≥50%
Kategori
<50%
1 Kegiatan Awal
Pembelajaran 2 1 3 0
2 Kegiatan Inti 5 2 7 0
3 Kegiatan Penutup 3 0 3 0
Sum 10 3 13 0
Rerata 76,3 23,0 100 0
Berdasarkan Tabel 4.8 dan Tabel 4.9, hasil observasi kegiatan peserta didik
untuk kategori ≥50% kelas eskperimen secara keseluruhan pada pertemuan
pertama memperoleh rata-rata sebesar 75% dan pertemuan kedua memperoleh
rata-rata sebesar 100%. Sedangkan, kategori <50% pada pertemuan pertama
memperoleh rata-rata sebesar 37,5% dan pertemuan kedua memperoleh rata-rata
sebesar 0.
Sementara itu, kelas kontrol untuk kategori <50% secara keseluruhan pada
pertemuan pertama memperoleh rata-rata sebesar 76,2% dan pertemuan kedua
sebesar 100%. Kemudian, kategori <50% pada pertemuan pertama memperoleh
rata-rata sebesar 23,0% dan pertemuan kedua memperoleh rata-rata sebesar 0. Hal
ini menunjukkan bahwa setiap pertemuan, tingkat partisipasi peserta didik
mengalami peningkatan yang cukup baik. Pada pertemuan pertama, setiap tahapan
belum diikuti dengan baik, sehingga partisapasi peserta didik pada tahapan
menentukan hipotesis masalah dan menguji hipotesis kurang dari 50%. Pada
pertemuan kedua, peserta didik sudah mengikuti setiap tahapan dengan baik.
C. Pengujian Prasyarat Analisis Data
Sebelum melakukan uji hipotesis untuk mengetahui ada atau tidaknya
perbedaan hasil belajar peserta didik pada kelompok eksperimen dan kelas
kontrol, maka terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat data yaitu uji normalitas dan
homogenitas.
Page 74
58
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu
distribusi data. Uji normalitas yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji
Liliefors dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05). Data berdistribusi normal
apabila memenuhi kriteria uji normalitas yaitu L0 < Ltabel. Perhitungan
lengkap uji Liliefors disajikan pada halaman lampiran. Data perhitungan uji
normalitas pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol tersaji
pada Tabel 4.10.
a. Uji normalitas data pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol
Hasil perhitungan uji normalitas data pretest kelas eksperimen dan
kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut ini :
Tabel 4.10 Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol9
Data Statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pretest Postest Pretest Postest
Jumlah Peserta didik 40 40 40 40
Rata-rata 37,37 80,12 36,37 73,37
SD 9,7 9,96 11,09 8,195
L0 0,129 0,139 0,132 0,135
Ltabel 0,140 0,140 0,140 0,140
Kesimpulan L0 < Ltabel, L0 < Ltabel, L0 < Ltabel, L0 < Ltabel,
Berdasarkan Tabel 4.10 diperoleh hasil L0 skor pretest pada kelas eksperimen
sebesar 0,129 dan Ltabel (n=40) sebesar 0,140. Dan pada kelas kontrol diperoleh
hasil L0 skor pretest kelas kontrol sebesar 0,132 dan Ltabel (n=40) sebesar 0,140.
Diketahui bahwa semua nilai Lhitung < Ltabel,sehingga kedua data memenuhi syarat
untuk dinyatakan berdistribusi normal.
Selanjutnya, hasil L0 skor posttest pada kelas eksperimen sebesar 0,139 dan
Ltabel (n=40) sebesar 0,140. Dan pada kelas kontrol diperoleh hasil L0 skor pretest
kelas kontrol sebesar 0,135 dan Ltabel (n=40) sebesar 0,140. Diketahui bahwa
9 Lampiran 15, h. 143 – 150.
Page 75
59
semua nilai Lhitung < Ltabel, sehingga kedua data memenuhi syarat untuk dinyatakan
berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Hasil data dari kedua kelompok sampel dinyatakan berdistribusi normal,
maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Uji homogenitas bertujuan untuk
mengetahui apakah data penelitian memiliki varians yang homogen atau tidak. Uji
homogenitas yang digunakan adalah uji fisher dengan taraf signifikansi 5% (α =
0,05). Data dari kedua kelompok memiliki varians yang sama atau homogen
apabila memenuhi kriteria uji homogenitas yaitu jika Fhitung<Ftabel.
Perhitungan lengkap uji Fisher disajikan pada halaman lampiran. Data
perhitungan uji homogenitas pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas
kontrol tersaji pada Tabel 4.11. Hasil perhitungan uji homogenitas pretest kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.10 sebagai berikut:
Tabel 4.11 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest dan Postest Kelas Esperimen
dan Kelas Kontrol 10
Data Jumlah
Pretest Posttest
N kelas Eksperimen 40 40
N kelas control 40 40
Fhitung 0,59 2,18
Ftabel 3,96 3,96
Nilai Ftabel diambil berdasarkan nilai pada tabel nilai kritis F untuk uji Fisher
dengan jumlah sampel 40 dan taraf signifikansi 5%. Berdasarkan Tabel 4.10
diperoleh hasil Fhitung skor pretest sebesar 0,59 dan Ltabel (n=40) sebesar 3,96.
Diketahui bahwa nilai Fhitung <Ftabel, sehingga sampel memenuhi syarat untuk
dinyatakan homogen.
Kemudian untuk hasil perhitungan uji homogenitas data posttest dari
kelompok eksperimen dan kontrol didapatkan Fhitung sebesar 2,18. Pada taraf
signifikansi 5% ( α = 0.05) dengan df untuk pembilang (N1=40) dan df untuk
10
Lampiran 16, h. 151 -152.
Page 76
60
penyebut (N2=40) diperoleh Ftabel sebesar 3,96. Dapat disimpulkan bahwa nilai
Fhitung <Ftabel,sehingga sampel memenuhi syarat untuk dinyatakan homogen.
3. Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, diketahui bahwa kedua
kelompok sampel berdistribusi normal dan bersifat homogen. Selanjutnya
dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t. Perhitungan lengkap
uji-t disajikan pada halaman lampiran. Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk
mengetahui apakah terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing
terhadap hasil belajar peserta didik.
Uji-t memiliki ketentuan yaitu apabila thitung > ttabel maka hipotesis alternatif
(Ha) diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak. Hasil perhitungan uji hipotesis pretest
dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 4.12 Hasil Uji-t Pretest dan Posttest 11
Keterangan Nilai Rata-Rata Nilai Rata-Rata
Pretest Posttest
Kelompok Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
X 37,37 36,37 80,12 73,37
Thitung 0,42 3,30
Ttabel 1,99 1,99
Kesimpulan Tidak terdapat perbedaan yang
signifikan
Terdapat perbedaan yang
signifikan
Dari data perhitungan pengujian hipotesis di atas, hasil pengujian yang
diperoleh pada pretest menunjukan bahwa thitung < ttabel (0,42 < 1,99) dan tidak
memenuhi kriteria pengujian. Dengan demikian, Ho (hipotesis nol) diterima dan Ha
(hipotesis alternatif) ditolak pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengetahuan awal peserta didik
sebelum menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing di kelas
eksperimen pada konsep jamur.
Kemudian dari hasil pengujian yang diperoleh pada posttest menunjukan
bahwa thitung > ttabel (3,30 < 1,99) artinya data tersebut memenuhi kriteria
11
Lampiran 17, h. 153 – 156.
Page 77
61
pengujian. Dengan demikian hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol
(Ho) ditolak.pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada model pembelajaran inkuiri
terbimbing terhadap hasil belajar peserta didik pada konsep jamur.
4. Pembahasan Hasil Penelitian
Pada penelitian ini, terdapat dua kelas yang dijadikan sampel penelitian, yaitu
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selama proses pembelajaran berlangsung,
kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran
inkuiri terbimbing dan kelas kontrol dengan menggunakan pendekatan saintifik.
Data yang diperoleh melalui pretest menunjukkan kedua kelas memiliki rata-
rata kemampuan pengetahuan awal yang tidak jauh berbeda. Kelas eksperimen
memiliki rata-rata pretest sebesar 37,37. Sedangkan kelas kontrol memiliki rata-
rata pretest sebesar 36,37. Setelah dilakukan perlakuan yang berbeda pada kedua
kelas tersebut, diperoleh nilai rata-rata postest yang lebih besar pada kelas
eksperimen daripada nilai rata-rata posttest pada kelas kontrol. Kelas eksperimen
memperoleh nilai rata-rata posttest sebesar 80,12. Sedangkan kelas kontrol
memperoleh nilai rata-rata posttest sebesar 73,37.
Berdasarkan data perhitungan N-gain, menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan pada pengetahuan peserta didik dengan kategori sedang pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Rata-rata data N-gain pada
kelompok eksperimen yaitu sebesar 0,69. Dan rata-rata data N-gain pada
kelompok kontrol yaitu sebesar 0,58.
Uji hipotesis yang dilakukan terhadap hasil posttest pada kedua kelas tersebut
juga diperoleh nilai thitung > ttabel (3,57>1,99). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran inkuiri terbimbing memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap hasil belajar peserta didik pada konsep jamur. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Yoranda Meinita, dkk, yang menyatakan bahwa
metode inkuiri terbimbing lebih baik dalam meningkatkan hasil belajar dan
kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik.12
Hasil posttest pada kedua kelas
12 Putri, loc.cit., h. 87.
Page 78
62
tersebut mengalami peningkatan karena dalam proses pembelajaran, guru selalu
memberikan motivasi di awal pembelajaran.
Tingginya hasil belajar peserta didik pada kelas eksperimen tersebut juga
dipengaruhi oleh kelebihan dari inkuiri terbimbing. Pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada konsep jamur yaitu
mencari dan menyelidiki secara kiritis, logis, dan analitis sehingga mereka dapat
menemukan sendiri penemuannya. Dan menjadikan peserta didik merasa lebih
mudah dalam memahami konsep yang diajarkan.
Selain itu, perbedaan hasil belajar peserta didik antara kelompok eksperimen
dengan kelompok kontrol ini dikarenakan adanya perbedaan perlakuan antara
kedua kelas. Pada kelas eksperimen, peserta didik diberikan perlakuan dengan
menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing, sedangkan pada kelas
kontrol peserta didik diberikan perlakuan dengan menggunakan pendekatan
saintifik. Setelah memberikan pengertian awal mengenai proses berjalannya
model pembelajaran inkuiri terbimbing dan pendekatan saintifik, kedua kelas
tersebut diberikan soal pretest. Pada kelas eksperimen, sebelum dimulainya
pengamatan, peserta didik dilatih untuk mampu menentukan masalah dan
menentukan solusi sementara dari permasalahan yang ada. Sehingga peserta didik
terbiasa untuk lebih banyak mencari informasi yang relevan terkait topik
permasalahan selama kegiatan pembelajaran. Dalam bereksperimen, peserta didik
secara berkelompok terlihat antusias dalam menggunakan alat dan bahan dan
saling bekerjasama dalam melakukan pengamatan. Setelah selesainya pengamatan,
peserta didik juga dituntut untuk membuktikan solusi sementara yang telah dipilih
dengan menggunakan hasil pengamatan yang diperoleh.
Sementara itu, pembelajaran pada kelas kontrol menunjukan peserta didik
dapat mengolah dengan baik informasi yang diperoleh, menggunakan alat dan
bahan, bahkan juga terlihat bekerjasama untuk mendiskusikan hasil pengamatan
yang telah dilakukan. Berbeda dengan kelas eksperimen, pada kelas kontrol
peserta didik masih kurang dilatih untuk menentukan solusi/jawaban sementara
dari permasalahan. Sehingga peserta didik belum mampu belajar secara mandiri
dalam memecahkan permasalahan dengan cara membuktikan solusi sementara
Page 79
63
yang telah dibuat. Setelah selesainya pengamatan yang dilakukan, barulah kedua
kelas tersebut diberikan soal posttest yang sama dengan soal pretest sebelumnya.
Sehingga terlihat adanya perbedaan hasil belajar peserta didik antara kedua kelas
tersebut.
Hasil belajar peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat
dilihat beberapa perbedaannya berdasarkan nilai rata-rata posttest pada ranah
pengetahuan dan jenjang kognitif. Pada tingkatan jenjang kognitif C1, C2, C3, C5,
dan C6, nilai rata-rata pretest kelas eksperimen lebih kecil dari kelas kontrol.
Namun, setelah dilakukan postest, kelas eskperimen memperoleh nilai rata-rata
lebih besar dari kelas kontrol. Hal ini dikarenakan, pengetahuan awal yang
dimiliki peserta didik berbeda-beda. Pengetahuan tingkatan jenjang C6 pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol memperoleh nilai rata-rata terbesar. Pada
pertanyaan ini peserta didik dituntut untuk mempertimbangkan nilai suatu
pernyataan, uraian berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan.
Sementara itu, hasil belajar peserta didik kelas eksperimen pada ranah
pengetahuan faktual, memperoleh nilai presentase lebih besar daripada kelas
kontrol. Sedangkan untuk ranah pengetahuan konseptual pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol memperoleh nilai persentase yang sama. Hal ini dikarenakan,
model inkuiri terbimbing tidak hanya menuntut peserta didik untuk
menyelesaikan suatu permasalahan saja tetapi juga menuntut peserta didik untuk
mempertimbangkan setiap pernyataan (konseptual) dan uraian di setiap
pembelajaran sampai menemukan suatu solusi permasalahan yang bersifat faktual.
Kemudian, peserta didik tidak hanya memiliki kemampuan dalam mengumpulkan
fakta saja tetapi peserta didik dapat menginterpretasikan informasi yang
didapatkannya dalam pembelajaran melalui pengamatan sampai dengan membuat
kesimpulan. Selain itu, sejumlah permasalahan dan kegiatan pengamatan yang
dihadirkan dalam pembelajaran diambil berdasarkan peristiwa atau hal-hal yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari (faktual).
Untuk melihat adanya perbedaan kelas eksperimen dan kelas kontrol pada
dimensi kognitif dan dimensi pengetahuan, maka dilakukanlah uji statistik. Hasil
uji normalitas data pada tiap ranah kognitif peserta didik diperoleh data tidak
Page 80
64
normal. Karena data tidak normal, maka uji statistik lanjutan sebagai uji beda
adalah uji non parametrik jenis uji Mann Whitney U. Berdasarkan uji Mann
Whitney U, untuk ranah kognitif C3 Faktual, C4 Faktual dan C5 Konseptual
diperoleh data Ho ditolak karena menunjukkan nilai signifikansi < 0,05 yang
artinya terdapat perbedaan signifikan antara ranah kognitif tersebut pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol yakni pada pembelajaran inkuiri terbimbing dan
pendekatan saintifik. Hal ini dikarenakan dalam penelitian ini peserta didik
dituntut untuk menginterpretasikan informasi (faktual) yang didapatkannya sesuai
dengan masalah yang ada. Kemudian mengaplikasikan (C3) pemahaman dari
informasi yang telah dimiliki dalam memecahkan permasalahan. Selain itu,
berdasarkan informasi yang diperoleh melalui beberapa masalah yang ada
(faktual), peserta didik juga dituntut untuk menganalisis (C4) suatu kondisi yang
terjadi dalam menyelesaikan permasalahan. Pada kelas eksperimen, peserta didik
berusaha untuk mengkonstruksi pengetahuan sendiri menggunakan konsep-
konsep yang sudah dimiliki untuk memecahkan permasalahan. Kemudian, peserta
didik juga memeriksa apakah kesimpulan yang ditarik telah sesuai dengan prinsip,
teori dan data yang ada (C5). Hal ini dapat mengarahkan peserta didik agar lebih
bertanggung jawab dalam menginterpretasikan hasil pengamatan di kelas. Sejalan
dengan pendapat Rusman bahwa pengetahuan diperoleh bukan hasil dari
mengingat seperangkat teori, melainkan merupakan hasil menemukan sendiri.13
Dari hasil ketercapaian sub-konsep jamur menunjukkan bahwa seluruh sub
konsep jamur pada kelas eksperimen lebih besar dibandingkan kelas kontrol yang
menggunakan pendekatan saintifik. Ketercapaian suatu sub-konsep pada kelas
eksperimen juga dipengaruhi oleh kelebihan dari model pembelajaran inkuiri
terbimbing. Selain memiliki kelebihan, model pembelajaran inkuiri terbimbing
juga memiliki kekurangan yaitu membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
membuat pembelajaran menjadi bermakna karena peserta didik perlu memahami
permasalahan, menentukan solusi sementara dari permasalahan sampai dengan
membuktikan solusi sementara yang telah dibuat dari hasil pengamatan.
13 Rusman, op. cit., h. 194.
Page 81
65
Selama proses pembelajaran berlangsung kedua kelas dibantu dengan
menggunakan LKPD (Lembar Kerja Peserta didik) dan berbasis pada dua model
pembelajaran yang berbeda. Pada pertemuan pertama, peserta didik masih
bingung dalam mengerjakan lembar kerja peserta didik (LKPD) yang disajikan.
Mengakibatkan nilai rata-rata LKPD yang diperoleh pada pertemuan pertama
masih tergolong rendah. Namun pada pertemuan kedua terjadi peningkatan yang
lebih baik daripada pertemuan yang sebelumnya. Pada tahapan kegiatan
pengamatan, peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan LKPD yang
berisi langkah-langkah untuk melakukan kegiatan praktikum dengan tujuan
menambah data informasi yang bertujuan membantu dalam kegiatan praktikum.
LKPD yang diberikan terdapat pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan peserta
didik untuk melaksanakan kegiatan praktikum sesuai dengan langkah-langkah
penyelesaian yang tepat. Peserta didik dilatih untuk mencari informasi-informasi yang
benar melalui hasil temuannya sendiri.
Pada kelas eksperimen, peserta didik bekerja dengan kelompok dalam
merumuskan masalah, pembentukan hipotesis, mengolah data, menguji hipotesis,
mencari informasi, serta penarikan kesimpulan dan kemudian mempresentasikan
LKPD tersebut. Peserta didik tidak menemukan kesulitan yang besar karena pada
LKPD dilengkapi dengan pertanyaan-pertanyaan yang menuntun peserta didik untuk
melakukan kegiatan praktikum. Pada kelas kontrol, LKPD yang digunakan oleh
peserta didik sudah disediakan hipotesis atau dugaan sementara dalam kegiatan
praktikum yang akan dilakukan, sehingga peserta didik dapat mengajukan rumusan
masalah berdasarkan hipotesis yang telah tersedia. Berbeda dengan kelas eksperimen,
LKPD yang digunakan tidak disediakan hipotesis sehingga peserta didik dilatih untuk
berpikir dalam merumuskan masalah dan menentukan hipotesis yang akan menjadi
target untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pada pertemuan kedua, kelas eksperimen mendapat nilai rata-rata LKPD yang
lebih unggul dari kelas kontrol, hal ini dikarenakan peserta didik pada pertemuan
awal sudah dilatih untuk berpikir dalam menganalisa masalah dari rumusan
masalah yang telah diajukan, berhipotesis dan kemudian diuji. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Ainur Rokhmah dan Madlazim yang
Page 82
66
menyatakan bahwa LKPD berbasis inkuiri terbimbing dapat melatihkan
keterampilan dalam melakukan eksperimen.14
Hasil rata-rata dari penilaian LKPD
terbesar diperoleh kelas eksperimen. Hal ini menunjukkan bahwa LKPD dengan
menggunakan tahapan inkuiri terbimbing lebih menunjang dalam meningkatkan
hasil belajar peserta didik. Karena peserta didik dilatih untuk memahami masalah,
menentukan hipotesis dari rumusan masalah yang telah diajukan dan dapat belajar
mandiri melakukan kegiatan praktikum dengan cara membuktikan hipotesis yang
telah dibuat. Sehingga penguasaan konsep dapat meningkat secara dinamis.
14 Rokhmah, loc. cit, h. 88.
Page 83
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data penelitian yang telah
dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran inkuiri
terbimbing berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar peserta didik pada
konsep jamur. Hal ini dapat terlihat dari perolehan hasil perhitungan uji hipotesis
posttest melalui uji-t pada taraf signifikansi α = 0,05, dimana thitung > ttabel yaitu
(3,30 > 1,99).
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, sebagai tindak lanjut dari
hasil penelitian ini dapat dikemukakan saran sebagai berikut:
1. Guru diharapkan dapat menerapkan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran inkuiri terbimbing pada tingkatan kelas yang berbeda
dan konsep biologi yang lain.
2. Peneliti selanjutnya perlu mengungkap semua aspek pengetahuan dan
jenjang kognitif lebih lengkap seperti ranah pengetahuan metakognitif dan
prosedural dengan tingkatan aspek kognitif yang lebih tinggi seperti C4,
C5 dan C6.
Page 84
73
Lampiran 1
FORM WAWANCARA PRA PENELITIAN
GURU BIDANG STUDI BIOLOGI KELAS X
Nama Sekolah : MAN 1 Bekasi
Nama Guru Biologi : Eva Larasati, S.Pd
Hari/Tanggal Wawancara : 17 Januari 2017
1. Kurikulum apa yang diterapkan disekolah saat ini, bagaimana menurut Ibu
mengenai tuntutan kurikulum tersebut? MAN 1 Bekasi sudah menerapkan
kurikulum 2013, memang agak rumit dalam menerapkan K13 di sekolah, namun kami
semua juga menyadari bahwa kurikulum pendidikan nasional memang harus terus
menerus dikaji untuk meningkatkan mutu ekosistem pendidikan.
2. Model pembelajaran apa yang Ibu terapkan di dalam kelas? Sesuai dengan
kurikulum 2013 disini sudah menggunakan pendekatan saintifik, biasanya saya
presentasi di kelas, kemudian anak-anak diminta untuk membuat power point dan
presentasi di depan kelas.
3. Bagaimana keatifan peserta didik di kelas? Hanya sebagian kecil yang aktif dalam
pembelajaran biologi, hal ini dikarenakan kurangnya antusias peserta didik terhadap
biologi. Biologi dianggap pelajaran yang susah karena banyak menghafal nama-nama
ilmiah.
4. Kesulitan apa yang Ibu temukan saat mengajar biologi? Tidak ada kesulitan,
hanya saja, terdapat beberapa peserta didik yang sulit memahami konsep serta sulit
menghafal istilah-istilah biologi.
5. Apakah peserta didik biasa mencatat informasi yang diberikan di kelas? Dalam
pembelajaran tidak diwajibkan untuk mencatat. Namun ada sebagian peserta didik
yang mencatat. Biasanya perempuan yang lebih rajin mencatat.
6. Berapa nilai KKM pada materi pelajaran Biologi, dan apa Ibu puas dengan hasil
belajar peserta didik selama pembelajaran? Nilai KKM untuk materi pelajaran
biologi yaitu 75, saya belum puas dengan nilai anak-anak karena masih banyak
peserta didik yang harus di remedial nilai ulangannya.
Page 86
75
Lampiran 2
KISI-KISI INSTRUMEN
Mata Pelajaran : Biologi
Kurikulum acuan : Kurikulum 2013
Alokasi Waktu : 45 Menit
Kompetensi Dasar : 3.6. Mengelompokkan jenis-jenis jamur berdasarkan ciri-ciri dan perannya bagi kehidupan melalui percobaan.
4.7. Mengamati berbagai jenis jamur melalui pengamatan langsung atau gambar dan mengelompokkannya
berdasarkan ciri atau perannya bagi kehidupan.
Indikator
pembelajaran
Indikator
Soal
Jenjang
kognitif
Nomor
Soal
Soal Kunci Jawaban Skor
3.6.1
Mengidentifikasi
ciri-ciri umum
dan struktur
tubuh jamur
Menganalisi
s jenis jamur
berdasarkan
ciri-ciri dari
data yang
ada
C4
Konseptual
1 Berikut ini merupakan ciri-ciri makhluk hidup:
1) Bereproduksi seksual saja
2) Bereproduksi seksual dan aseksual
3) Dinding sel mengandung zat pektin
4) Dinding sel mengandung zat kitin
5) Memiliki sel senositik
6) Tidak memiliki sel senositik
Manakah pernyataan yang benar mengenai jamur?
a. 1, 3 dan 5
D
Subardi, dkk, Biologi,
(Jakarta : Pusat
Perbukuan Depdiknas,
2009)
1
Page 87
76
b. 1, 4 dan 5
c. 2, 4 dan 6
d. 2, 4 dan 5
e. 1, 4 dan 6
Membedaka
n ciri jamur
dengan
tumbuhan
C4
Faktual
2 Apa alasan jamur tidak dapat digolongkan ke dalam
kingdom plantae [tumbuhan]?
a. Tumbuhan memiliki hifa, jamur tidak memiliki hifa
b. Tumbuhan bersifat heterotrof, jamur bersifat
autotrof
c. Tumbuhan memiliki klorofil, jamur tidak memiliki
klorofil
d. Jamur hidup di tempat lembab, tumbuhan hidup di
tempat kering
e. Tumbuhan memiliki zat kitin, jamur tidak memiliki
zat kitin
C
Nunung nurhayati,
Mukhlis, Agus Jaya.
Biologi SMA/MA
Kelas X Kelompok
Peminatan Matematika
dan Ilmu Alam
(Bandung: Yrama
Widya, 2014)
1
Mengaplikas
ikan struktur
bagian
tubuh jamur
dalam
kehidupan
sehari-hari.
C3
Metakognitif
3 Gunakan pilihan berikut untuk menjodohkan dengan
pernyataan di bawah ini !
A. Sporangium B. Spora
C. Rhizoid D. Sporangiofor
E. Hifa F. Stolon
D
1
Page 88
77
No
.
Pernyataan Pasangan
1. Hifa yang muncul tegak ke
atas
2. Ujung cabang yang
menggelembung dan berfungsi
membentuk spora atau disebut
kotak spora
3. Bagian tubuh jamur yang
berperan sebagai akar
4. Merupakan spora yang
terbentuk dalam kotak spora,
sebagai alat
perkembangbiakan.
5. Hifa yang mendatar dan
berada di antara sporangiofor
6. Benang-benang halus pada
jamur
Urutan pernyataan yang sesuai dengan pasangan di atas
adalah....
a. 1-C, 2-A, 3-D, 4-B, 5-E, 6-F
b. 1-C, 2-A, 3-D, 4-E, 5-B, 6-F
c. 1-D, 2-A, 3-B, 4-C, 5-F, 6-E
Nunung nurhayati,
Mukhlis, Agus Jaya.
Biologi SMA/MA
Kelas X Kelompok
Peminatan Matematika
dan Ilmu Alam
(Bandung: Yrama
Widya, 2014)
Page 89
78
d. 1-D, 2-A, 3-C, 4-B, 5-F, 6-E
e. 1-D, 2-A, 3-C, 4-F, 5-B, 6-E
Menunjukka
n bagian
tubuh jamur
berdasarkan
gambar
C3
Faktual
4. Perhatikan gambar berikut ini!
Gambar di atas merupakan struktur tubuh jamur. Apa
nama bagian tubuh jamur yang ditunjuk oleh huruf B?
a. Stolon
b. Spora
c. Sporangiofor
d. Zoospora
e. Sporangium
E
Renobayan, Ringtone
Biologi, ( Jakarta: PT
Grasindo, 2012)
1
Page 90
79
3.6.2
Menjelaskan
cara hidup dan
reproduksi jamur
Mengidentifi
kasi jenis
jamur yang
menghasilka
n
konidiospora
berdasarkan
gambar
jamur
C2
Konseptual
5.
Manakah dari gambar diatas yang menunjukan jamur
penghasil konidiospora?
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 2 dan 3
D. 2 dan 4
E. 3 dan 5
B
Suwarso, Panduan
Pembelajaran Biologi,
(Jakarta : Pusat
Perbukuan Depdiknas,
2009)
1
Menjelaskan
istilah
reproduksi
jamur
dengan
fragmentasi
C2
Konseptual
6. Salah satu reproduksi jamur secara aseksual adalah
fragmentasi. Reproduksi jamur secara fragmentasi
adalah....
a. peleburan antara spora jantan dan spora betina
b. peleburan antara hifa jantan dan hifa betina
c. persatuan inti sel jantan dan betina
d. pemutusan hifa yang kemudian akan menjadi jamur
D
Suwarso, Panduan
1
Page 91
80
baru
e. peleburan sitoplasma membentuk zigosporangium
pembelajaran Biologi,
(Jakarta : Pusat
Perbukuan Depdiknas,
2009)
Merumuskan
masalah
berdasarkan
suatu data
C6
Metakognitif
7. Roti A Roti B
(Ruang cahaya) (Ruang lembab)
Deskripsi: Seorang siswa melakukan pengamatan
pertumbuhan jamur pada roti. Roti
didiamkan selama 4 hari, dan diperoleh
hasil berikut:
Tabel hasil pengamatan
Keterangan Roti A
(R.cahaya)
Roti B
(R.
lembab)
Warna yang
muncul
Putih Putih
Hijau Hijau
Abu-abu Abu-abu
Kuning Kuning
Orange Hitam
Coklat
B
Page 92
81
Jumlah
jamur yang
tumbuh
5 jenis
jamur
6 jenis
jamur
Dari pengamatan diatas, rumusan masalah yang dapat
kamu ajukan adalah....
a. Bagaimana jamur tersebut dapat hidup pada
intensitas yang lembab?
b. Apakah cahaya matahari dapat mempengaruhi
pertumbuhan jamur pada roti?
c. Apa saja jenis jamur yang muncul pada roti
tersebut?
d. Pernahkah roti ditumbuhi spesies lain selain jamur?
e. Mengapa hanya terdapat 5 jenis jamur pada roti B?
Syamsuri, Istamar.
Biologi untuk SMA
Kelas X. (Jakarta:
Erlangga, 2014)
Menganalisi
s urutan
proses
C4
Konseptual
8. Berikut ini merupakan pernyataan tentang reproduksi
seksual pada jamur zygomycota.
1) Meiosis
E
1
Page 93
82
reproduksi
seksual pada
jamur
zygomycota
2) Plasmogami
3) Hifa – bergabung dengan hifa +
4) Kariogami
5) Zigosporangium
Urutan proses reproduksi seksual jamur zygomycota
yang tepat adalah....
a. 1 – 2 – 3 – 4 – 5
b. 5 – 3 – 4 – 2 – 1
c. 3 – 4 – 2 – 1 – 5
d. 3 – 4 – 2 – 5 – 1
e. 3 – 2 – 4 – 1 – 5
Resti Septianing dkk.
Panduan Belajar
Biologi 1A SMA Kelas
X. (Jakarta: Yudhistira,
2012)
Menentukan
tempat
pembentuka
n spora pada
Basidiomyco
ta
C3
Konseptual
9. Perhatikan gambar berikut!
Bagian manakah jamur tersebut membentuk sporanya?
a. basidium
b. zygospora
c. sporangium
d. askus
e. konidium
A
Subardi, dkk, Biologi,
(Jakarta : Pusat
Perbukuan Depdiknas,
2009)
1
Page 94
83
3.6.3
Mengklasifikasi
kan dasar
pengelompokkan
jamur
Menjelaskan
istilah
spora
seksual pada
jamur
divisi
zygomycota
C1
Konseptual
10. Spora seksual pada jamur divisi zygomycota disebut....
a. sporangium
b. zigospora
c. askospora
d. basidiospora
e. sporangiospora
B
Subardi, dkk, Biologi,
(Jakarta : Pusat
Perbukuan Depdiknas,
2009)
1
Mengklasifi
kasikan
jamur
berdasarkan
ciri
seksualnya
C4
Metakognitif
11. Gunakan pilihan berikut untuk menjodohkan dengan
pernyataan di bawah ini !
A. Zygomycota
B. Ascomycota
C. Basidiomycota
D. Deuteromycota
No
.
Pernyataan Pasangan
1. Bereproduksi dengan spora dan
konjugasi.
2. Rreproduksi seksual dengan
basiodiospora, aseksual dengan
fragmentasi, tunas, dan
konidiospora.
3. Reproduksi aseksual dengan
menghasilkan konidia atau hifa,
D
Suwarso, Panduan
Pembelajaran Biologi,
(Jakarta : Pusat
Perbukuan Depdiknas,
2009)
1
Page 95
84
dan belum diketahui pasti cara
perkembangbiakan seksualnya.
4. Reproduksi aseksual dengan
memperbanyak konidia, spora,
tunas dan fragmentasi.
Reproduksi seksual konjugasi
untuk membentuk askospora di
dalam askus.
Manakah pasangan yang tepat untuk melengkapi
pernyataan di atas...
a. 1-C, 2-A, 3-D, 4-B
b. 1-C, 2-A, 3-B, 4-D
c. 1-A, 2-C, 3-B, 4-D
d. 1-A, 2-C, 3-D, 4-B
e. 1-D, 2-C, 3-A, 4-B
Menganalisi
s jenis jamur
berdasarkan
ciri-ciri yang
ada
C4
Konseptual
12 Diketahui ciri-ciri umum spesies jamur sebagai berikut:
1. Hidup saprofit
2. Reproduksi seksual dengan cara fragmentasi
miselium
3. Alat reproduksi seksualnya berupa zigosproangium
4. Banyak ditemukan pada kotoran hewan ternak
Berdasarkan ciri-ciri di atas, apakah kemungkinan nama
spesies tersebut?
B
Nunung nurhayati,
1
Page 96
85
a. Neurospora crassa
b. Mucor mucedo
c. Rhizopus oryzae
d. Volvariella volvaceae
e. Saccharommyces serevisiae
Mukhlis, Agus Jaya.
Biologi SMA/MA
Kelas X Kelompok
Peminatan Matematika
dan Ilmu Alam
(Bandung: Yrama
Widya, 2014)
Menganalisi
s divisi
jamur
berdasarkan
ciriciri
C4
Faktual
13. Dari hasil pengamatan jamur tampak ciri-ciri sebagai
berikut.
1. Uniseluler atau multiseluler
2. Hifa bersekat
3. Memiliki askus
4. Hidup secara saprofit atau parasit
Berdasarkan ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan jamur
tersebut masuk ke dalam divisi....
a. Zygomycota
b. Ascomycota
c. Basidiomycota
d. Deuteromycota
e. Oomycota
A
Resti Septianing dkk.
Panduan Belajar
Biologi 1A SMA Kelas
X. (Jakarta: Yudhistira,
2012)
1
Menganalisi
s jenis jamur
berdasarkan
C4
Konseptual
14. Berikut ini adalah ciri-ciri beberapa jamur:
No. Ciri-Ciri Jamur
C
1
Page 97
86
ciri-ciri yang
terdapat
dalam tabel
A B C
1. Hifa tidak
bersekat
+ - -
2. Hifa
bersekat
- + +
3. Spora
terbentuk
di dalam
askus
- + -
4. Spora
terbentuk
di dalam
basidium
- - +
Berdasarkan data hasil percobaan yang dilakukan, jenis
jamur A, B, dan C berturut-turut termasuk.....
a. Ascomycota, Basidiomycota, Zygomycota
b. Ascomycota, Deutromycota, Basidiomycota
c. Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota
d. Basidiomycota, Zygomycota, Deutromycota
e. Zygomycota, Deutromycota, Ascomycota
Nunung nurhayati,
Mukhlis, Agus Jaya.
Biologi SMA/MA
Kelas X Kelompok
Peminatan Matematika
dan Ilmu Alam
(Bandung: Yrama
Widya, 2014)
Page 98
87
Menganalisi
s ciri-ciri
jamur
Ascomycoti
na
berdasarkan
data ciri-ciri
yang
disajikan
C4
Konseptual
15. 1. Berikut ini adalah ciri-ciri jamur
No Ciri-ciri jamur
1. Spora dihasilkan di dalam askus
2. Spora mempunyai alat gerak
berupa bulu cambuk
3. Spora terdapat dalam tonjolan
hifa
4. Hifa bersekat dan berinti banyak
5. Bersifat mikroskopis
Manakah yang merupakan ciri-ciri dari jamur
Ascomycotina?
a. 1 dan 2 d. 2 dan 4
b. 1 dan 4 e. 2 dan 5
c. 2 dan 3
B
Resti Septianing dkk.
Panduan Belajar
Biologi 1A SMA Kelas
X. (Jakarta: Yudhistira,
2012)
1
Merumuskan
suatu
masalah
berdasarkan
suatu data
C6
Konseptual
16. Tempe A Tempe B Tempe C
Deskripsi : Seorang siswa mencoba membuat tempe
dengan menggunakan jenis kacang yang
A
1
Page 99
88
berbeda. Jenis jamur yang digunakan
adalah Rhizopus oryzae dengan dosis yang
sama untuk ketiganya.
Hasil pengamatan
Indik
ator
Tempe A
kacang
hijau
Tempe B
kacang
kedelai
Tempe C
kacang
merah
Tekst
ur
Berwarna
putih
kurang
padat dan
antar
kacang
hijau tidak
saling
terikat erat
menjadi
satu.
Berwarna
putih
lembut
padat dan
antar
kacang
kedelai
terikat erat
menjadi
satu dalam
misellium.
Berwarna
putih padat,
agak keras,
antar
kacang
merah
terikat erat
menjadi
satu dalam
misellium
Dari percobaan di atas, rumusan masalah yang dapat
kamu ajukan adalah ....
a. Apakah jenis kacang dapat mempengaruhi tekstur
tempe?
b. Mengapa jamur Rhizopus oryzae dapat mengubah
Nunung nurhayati,
Mukhlis, Agus Jaya.
Biologi SMA/MA
Kelas X Kelompok
Peminatan Matematika
dan Ilmu Alam
(Bandung: Yrama
Widya, 2014)
Page 100
89
kacang menjadi tempe?
c. Apakah jumlah kacang mempengaruhi tekstur
tempe?
d. Bagaimana cara pembuatan tempe?
e. Apakah jenis jamur mempengaruhi tekstur tempe?
3.6.4
Menjelaskan
hubungan
simbiotik
jamur dengan
tanaman lain
Menjelaskan
istilah
simbiosis
antara jamur
dengan akar
C1
Konseptual
17. Simbiosis antara jamur dengan akar tanaman disebut....
a. liken
b. lumut kerak
c. alga
d. mikoriza
e. miselium
D
Resti Septianing dkk.
Panduan Belajar
Biologi 1A SMA Kelas
X. (Jakarta: Yudhistira,
2012)
1
Menentukan
fungsi
mikoriza
yang tepat
C2
Konseptual
18. Apakah peranan utama dari Mikoriza?
a. Sebagai nutrisi bagi tumbuhan
b. Sebagai tanaman perintis
c. Peningkat serapan nutrisi tumbuhan
d. Indikator pencemaran udara
e. Sebagai parasit tumbuhan
C
Resti Septianing dkk.
Panduan Belajar
Biologi 1A SMA Kelas
X. (Jakarta: Yudhistira,
2012)
1
Menganalisi
s ciri jamur
Auricularia
polytricha
(jamur
C4
Faktual
19. Berikut ini adalah ciri-ciri jamur :
1) Multiseluler, bersekat dan mempunyai tubuh buah
menyerupai kuping berwarna kecoklatan
2) Tubuh buahnya memiliki permukaan yang berlendir
(basah) dan licin
B
1
Page 101
90
kuping)
3) Hidup saprofit dan dapat dimanfaatkan sebagai
sumber makanan
Berdasarkan ciri-ciri diatas dapat disimpulkan jamur
tersebut termasuk ke dalam spesies....
a. Volvariella volvacea (jamur merang)
b. Auricularia polytricha (jamur kuping)
c. Mucor mucedo (jamur kotoran ternak)
d. Saccharomyces cereviseae (jamur ragi)
e. Pleurotus sp. (jamur tiram)
Nunung nurhayati,
Mukhlis, Agus Jaya.
Biologi SMA/MA
Kelas X Kelompok
Peminatan Matematika
dan Ilmu Alam
(Bandung: Yrama
Widya, 2014)
Menganalisi
s cara
mikoriza
mempertaha
nkan hidup
ketika dalam
kekeringan
C4
Konseptual
20. Mikoriza adalah jamur yang bersimbiosis dengan akar
tumbuhan. Apa saja keuntungan yang diberikan jamur
pada akar tumbuhan?
a. Membantu akar dalam meningkatkan penyerapan
karbondioksida pada daerah yang tidak dapat
dijangkau oleh akar
b. Membantu akar dalam meningkatkan penyerapan
enzim pencernaan makanan pada daerah yang tidak
dapat dijangkau oleh akar
c. Membantu akar dalam meningkatkan penyerapan air
dan bahan organik pada daerah yang tidak dapat
C
Resti Septianing dkk.
1
Page 102
91
dijangkau oleh akar
d. Membantu akar untuk menunjang berdirinya
tumbuhan
e. Membantu akar dalam menyimpan cadangan
makanan pada tumbuhan
Panduan Belajar
Biologi 1A SMA Kelas
X. (Jakarta: Yudhistira,
2012)
Page 103
92
Memprediks
i cara hidup
alga
berdasarkan
suatu kasus
C5
Faktual
21.
Faktor
pembeda
Lumut
kerak
(Lichen) di
sepanjang
jalan raya
Lumut
kerak
(Lichen) di
lingkungan
sekolah
Jumlah
(Lichen)
pada pohon
Sedikit
Banyak
Letak
tumbuh
Ditemukan
pada
bagian
tengah
batang
Ditemukan
di
sepanjang
batang
Suhu udara Panas Teduh
Tempat
tumbuh
Pohon
mangga,
pohon
melinjo
Pohon
mangga,
pohon
cemara,
tanaman
bougenvile
,tanaman
puring
Perhatikan tabel di bawah ini !
A
1
Page 104
93
Berdasarkan tabel di atas, prediksi peranan
liken yang paling tepat adalah...
a. Liken tersebut digunakan sebagai indikator
adanya polusi udara
b. Liken tersebut digunakan sebagai
tumbuhan perintis
c. Liken tersebut digunakan sebagai penentu
tingkat kesuburan tanaman
d. Liken tersebut digunakan untuk
menentukan jumlah mikroorganisme yang
dapat hidup di lingkungan sekolah
e. Liken tersebut digunakan untuk
menentukan jumlah mikroorganisme yang
dapat hidup di lingkungan jalan raya
Nunung nurhayati, Mukhlis,
Agus Jaya. Biologi SMA/MA
Kelas X Kelompok Peminatan
Matematika dan Ilmu Alam
(Bandung: Yrama Widya, 2014)
Mengaitkan
hubungan
mikoriza
yang
menempel
pada pohon
pinus
C5
Konseptual
22. Seorang siswa berjalan di hutan pinus,
kemudian Ia menemukan sejenis jamur
berbentuk payung tumbuh di bawah pohon
tersebut. Jamur bersimbiosis dengan pohon
pinus termasuk jenis simbiosis mutualisme.
Manakah pernyataan mengenai simbion
pembentuk mikoriza yang benar ?
D
1
Page 105
94
a. Pohon pinus pada tahun pertama tidak
dapat tumbuh jika tidak ada simbiosis
dengan jamur.
b. Pohon pinus pada tahun pertama dapat
tumbuh jikatidak ada simbiosis dengan
jamur.
c. Dengan adanya jamur pinus tidak
mendapatkan air dan unsur-unsur dari
tanah.
d. Dengan adanya jamur, akar pohon pinus
tidak memerlukan bulu akar untuk
mendapatkan air dan unsur-unsur hara.
e. Dengan adanya simbiosis tersebut pohon
pinus menjadi kering.
Syamsuri, Istamar. Biologi untuk
SMA Kelas X. (Jakarta:Erlangga,
2014)
3.6.5
Menjelaskan
jenis
jamur dan
peranannya
dalam
kehidupan
Mengidentifi
kasi penyakit
yang
disebabkan
oleh
Aspergillus
fumigatus
C2
Konseptual
23. Aspergillus fumigatus merupakan jamur yang
merugikan manusia, kerugian atau penyakit
yang disebabkan oleh jamur tersebut adalah....
a. Menginfeksi tanaman jagung
b. Menginfeksi tanaman kacang
c. Menginfeksi saluran pernapasan dan paru-
paru
d. Menginfeksi kuku dan kulit
e. Menginfeksi kulit rambut
C
Syamsuri, Istamar. Biologi untuk
SMA Kelas X. (Jakarta:Erlangga,
1
Page 106
95
2014)
Menentukan
jenis jamur
berdasarkan
uraian hasil
percobaan
C3
Faktual
24. Perhatikan gambar di bawah ini!
Gelembung mengindikasi adanya CO2 pada
pembuatan alkohol. Ragi yang dituangkan
dalam larutan gula tersebut merupakan sejenis
jamur, jenis jamur apa yang mungkin dipakai
dalam percobaan tersebut?
A. Neurospora sitophila
B. Aspergillus oryzae
C. Rhizopusoryzae
D. Volvariella volvaceae
E. Saccharomyces cereviceae
E
Subardi, dkk, Biologi, (Jakarta :
Pusat Perbukuan Depdiknas,
2009)
1
Page 107
96
Soal untuk Nomor 25-26
Perhatikan data pengamatan di bawah ini!
No. Bahan
Pembungkus
Perlakuan
ragi
Suhu
pengering
an
Waktu
yang
digunakan
Setelah fermentasi
Warna Tekstur Aroma
1. Daun 0,5 gram 30C 3 hari Putih Rata, tebal,
banyak
miselium, padat
Aroma khas
tempe
2. Plastik 0,5 gram 30C 3 hari Putih Tidak rata, tidak
terlalu tebal,
miselium kurang
lebat
Aroma khas
tempe
Menyimpulk
an variabel
bebas yang
digunakan
dalam
pembuatan
tempe
C5
Konseptual
25. Dari percobaan pembuatan tempe diatas, yang
menjadi variabel bebas adalah...
a. Tekstur, warna dan aroma kedelai yang
telah difermentasi
b. Suhu, kebersihan, serta jenis ragi yang
digunakan
c. Waktu dalam tahapan pembuatan tempe
d. Bahan pembungkus yang digunakan untuk
membungkus tempe
e. Tempat penyimpanan tempe
D
Nunung nurhayati, Mukhlis,
Agus Jaya. Biologi SMA/MA
Kelas X Kelompok Peminatan
Matematika dan Ilmu Alam
(Bandung: Yrama Widya, 2014)
1
Page 108
97
Menyimpulk
an variabel
terikat dalam
pembuatan
tempe
C5
Konseptual
26. Dari percobaan pembuatan tempe di atas, yang
menjadi variabel terikat adalah...
a. Tekstur, warna dan aroma kedelai yang
telah difermentasi
b. Suhu, kebersihan, serta jenis ragi yang
digunakan
c. Waktu dalam tahapan pembuatan tempe
d. Pembungkus yang digunakan untuk
membungkus tempe
e. Tempat penyimpanan tempe
A
Nunung nurhayati, Mukhlis,
Agus Jaya. Biologi SMA/MA
Kelas X Kelompok Peminatan
Matematika dan Ilmu Alam
(Bandung: Yrama Widya, 2014)
1
Menemukan
prosedur
pembuatan
tempe
dengan
langkah
yang tepat.
C5
Prosedural
27. Seorang siswa melakukan prercobaan
pembuatan tempe dengan konsentrasi ragi 0,5
gram. Maka prosedur percobaan yang dapat
dilakukan untuk membuat tempe adalah...
1. Menimbang kacang kedelai.
2. Membersihkan kacang kedelai sampai
bersih.
3. Merendam kacang kedelai yang telah
dicuci bersih selama 12 jam dengan air
dingin biasa.
4. Merendam kacang kedelai yang telah
dicuci bersih selama 24 jam dengan air
dingin biasa.
C
1
Page 109
98
5. Melepaskan kulit biji kedelai yang telah
lunak, kemudian dibilas dengan
menggunakan air bersih.
6. Dibilas kembali menggunakan air panas.
7. Merebus biji kedelai tersebut sekitar 30
menit sampai empuk.
8. Biji-biji tersebut diangin-angin dengan
kipas/kipas angin sambil diaduk-aduk
hingga biji-biji tersebut terasa hangat.
9. Menaburkan ragi 0,5 gram untuk ¼ kg
kedelai
10. Memasukkan kedelai ke dalam bahan
pembungkus
11. Angin-anginkan kembali kacang kedelai
yang sudah dibungkus dengan kipas angin.
12. Diamkan selama dua hari (2 x 24 jam) pada
suhu kamar
13. Setiap sore dan pagi hari tempe dibalikkan
agar proses fermentasi kacang kedelai
merata.
Agar data yang diperlukan mencukupi, maka
prosedur percobaan yang benar adalah....
a. 1, 2, 3, 5, 7, 8, 9, 10, 13
b. 1, 3, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12
Resti Septianing dkk. Panduan
Belajar Biologi 1A SMA Kelas
X. (Jakarta: Yudhistira, 2012)
Page 110
99
c. 2, 3, 5, 7, 8, 9, 10, 12, 13
d. 2, 3, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 13
e. 2, 3, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13
Perhatikan tabel di bawah ini !
No. Bahan
Pembungkus
Pesentase ragi Waktu
fermentasi
Setelah fermentasi
Tekstur Rasa
1. Daun pisang 0,15% 3 hari Kadar air
sedikit, agak
keras
Kurang manis
2. Daun pisang 0,30% 3 hari Kadar air cukup
banyak dan
lunak
Manis
3. Daun pisang 0,45% 3 hari Kadar air sangat
banyak dan
lunak
Manis
Merumuskan
masalah
berdasarkan
suatu data
pembuatan
tapai
C6
Konseptual
28. Berdasarkan hasil pengamatan di atas, rumusan
masalah yang dapat kamu ajukan adalah...
a. Bagaimana rasa yang dihasilkan dari
pembuatan tapai tersebut?
b. Apakah konsentrasi ragi yang diberikan
dapat mempengaruhi tekstur dan rasa
tapai?
c. Apa saja bahan-bahan yang dibutuhkan
dalam pembuatan tape?
d. Apakah bahan pembungkus dalam
percobaan tersebut dapat mempengaruhi
B
Resti Septianing dkk. Panduan
Belajar Biologi 1A SMA Kelas
X. (Jakarta: Yudhistira, 2012)
1
Page 111
100
tekstur tape?
e. Mengapa ragi diperlukan dalam pembuatan
tape?
Berikut ini adalah tabel pengamatan pada proses pembuatan tapai ketan.
Parameter yang
diamati
Sebelum diberi ragi
Sesudah diberi ragi
Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3
Kematangan - - Agak matang Matang
Rasa - - Sedikit manis Manis
Warna Hitam keungu-unguan Hitam keungu-
unguan
Hitam keungu-unguan Hitam keungu-unguan
dan putih kusam
Kadar air - - Sedikit Banyak
Mengajukan
hipotesis
berdasarkan
tabel yang
disajikan.
C6
Konseptual
29. Dari tabel percobaan pembuatan tapai ketan
diatas, hipotesis alternatif yang dapat kamu
ajukan adalah....
a. Langkah-langkah dalam proses pembuatan
dapat mempengaruhi kematangan pada
tapai ketan
b. Wadah yang steril dapat mempengaruhi
bentuk tapai ketan
c. Lamanya waktu dalam proses fermentasi
dapat mempengaruhi kualitas tapai ketan
d. Jenis ragi yang digunakan dapat
mempengaruhi rasa tapai ketan
C
Syamsuri, Istamar. Biologi
untuk SMA Kelas X.
(Jakarta:Erlangga, 2014)
1
Page 112
101
e. Bahan-bahan yang digunakan dapat
mempengaruhi bentuk tapai ketan
Menyimpulk
an jenis
jamur yang
menyebabka
n penyakit
dari suatu
gejala yang
ditimbulkan
C5
Faktual
30. Sania mengalami gangguan karena sering
mengenakan pakaian ketat.
Gejala yang ditimbulkan yaitu sebagai berikut :
1. Mengalami gatal yang luar biasa di sekitar
vagina
2. Bagian di sekeliling vagina memerah dan
perih serta keputihan yang menggumpal
seperti keju.
3. Bagian di sekitar vagina membengkak serta
timbul pendarahan
4. Nyeri saat buang air kecil
Berdasarkan gejala di atas,jenis jamur yang
menyebabkan penyakit tersebut adalah....
a. Aspergillus fumigatus
b. Neurospora crassa
c. Candida albicans
d. Rhizopus stolonifer
e. Saccharomyces cervisiae
C
Suwarso, Panduan
pembelajaran Biologi, (Jakarta :
Pusat Perbukuan Depdiknas,
2009)
1
Page 113
102
Lampiran 3
Uji Validitas Dengan Program ANATES V4
Page 117
106
Lampiran 7
Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
No. Nama Siswa Pretest Posttest
1 Fauzi Azahra 15 65
2 Egi Laila 15 70
3 Wisnu Fathurrahman Akbar 25 65
4 Devira Widiyati 25 70
5 Bintang Widy Kurnia Gusti 25 60
6 Muhamad Firman Aulanda 25 65
7 Astrid Zahra Aisyah 25 65
8 Luthfi Nurfadhal 30 70
9 Irfan Murtadha 30 70
10 Anggita Nur'Aini 30 75
11 Noviannisa Cahya Fitriyani 35 70
12 Hanifah Syahidah 35 75
13 Ayu Ningsih 35 75
14 Nabila Putri Ma'Rifatul H 35 75
15 Indah Mafazatin Nailiah 35 80
16 Aliyah Suryanti 35 75
17 Nofiani Zikria 35 75
18 Rizki Febrian 35 80
19 Annisa Nurjanah 35 80
20 Muhammad Raihan Sajid 35 80
21 Abidzar Ali Fauzi 35 80
22 Fikri Arief Al Farizi 40 80
23 Meyva Nurulia Utami 40 85
24 Alief Ndaru Aji Saputra 40 80
25 Adelia Citra Ardian Pratama 40 85
26 Muhammad Farid Iskandar 40 85
27 Novendra Syah Putra 45 85
28 Hilmi Muhammad Rizky 45 90
29 Tiarahati Hadiyanti 40 85
30 Silvia Oktavianni 45 90
31 Dina Hanifah 45 85
32 Nanda Mira Syifa Kusuma 45 90
33 Risda Pradica Handayani 45 95
34 Ridho Herdi Pratama 45 95
35 Qotrun Nada 50 90
36 Putri Nurhalifah 55 90
37 Nyimas Khairunnisa Kusuma 55 90
38 Nur Anissa 50 90
Page 118
107
39 Salma Dwi Lestari 50 95
40 Zahra Aulia 50 100
Rata-rata 37,75 80,12
REKAPAN
Data
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pretest Posttest Pretest Posttest
Nilai
Tertinggi
55 100 55 90
Nilai
Terendah
15 60 15 60
Page 119
108
Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
No. Nama Siswa Pretest Posttest
1 Mochammad Vladi Riandie 15 60
2 Dhini Intan Purbayanti 25 65
3 Azmi Hamdi Utama 15 60
4 Ilham Fadhil Nuranho 25 60
5 Fadhil Muhammad Hafizh 20 65
6 Nabila Agzalita Rofiatul Azizah 15 65
7 Khalda Sya'Baniah 25 60
8 Aulia Tri Yuniarti 20 65
9 Iffah Harvini Sholihah 30 65
10 Habdaradif 25 65
11 Fitri Nurhaliza 30 70
12 Arnanda Kirana Prameswari 30 70
13 Ervina Aulia Budiman 35 70
14 Muhammad Naufal Rosyidi 35 70
15 Sana Harum 30 70
16 Muhammad Alwansyah Mardika 35 70
17 Dwianti Pui Rahayu 35 70
18 Mega Audinna Febria 35 70
19 Khalis Jadid 35 70
20 Andriani Aulia Subekti 40 75
21 Alifia Angga Saputri 35 75
22 Safena Wiyasti 35 75
23 Reniwati 40 75
24 Zaldy Malik Ibrahim 40 75
25 Novia Mukhlis Hendra 40 75
26 Ahmad Akif Maulana 45 75
27 Syadzwana Widiasalwa 40 75
28 Nadiah Jihan Farihah 40 75
29 Muhammad Gifari 45 80
30 Ramanda Putri Utari 40 80
31 Nur Aisah Mauliddyaningsih 50 80
32 Putri Andini Damayanty 45 85
33 Nurhanifah 55 80
34 Raihan Ali 45 85
35 Yasmin Fathiya Az Zahra 50 80
36 Nisa Amalia Maulani 50 90
37 Naufal Ferdiyanto 50 80
38 Shukma Deradjat Windu Adhi 55 85
39 Annisa Azyyati 50 90
40 Umi Faradila Putritama 50 85
Rata-rata 36,37 73,37
Page 120
109
Lampiran 8
Hasil Uji N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Siswa Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pretest Posttest N-Gain Kriteria Pretest Posttest N-Gain Kriteria
1 15 65 0,588 Sedang 15 60 0,529 Sedang
2 15 70 0,647 Sedang 25 65 0,533 Sedang
3 25 65 0,533 Sedang 15 60 0,529 Sedang
4 25 70 0,600 Sedang 25 60 0,467 Sedang
5 25 60 0,467 Sedang 20 65 0,563 Sedang
6 25 65 0,533 Sedang 15 65 0,588 Sedang
7 25 65 0,533 Sedang 25 60 0,467 Sedang
8 30 70 0,571 Sedang 20 65 0,563 Sedang
9 30 70 0,571 Sedang 30 65 0,500 Sedang
10 30 75 0,643 Sedang 25 65 0,533 Sedang
11 35 70 0,538 Sedang 30 70 0,571 Sedang
12 35 75 0,615 Sedang 30 70 0,571 Sedang
13 35 75 0,615 Sedang 35 70 0,538 Sedang
14 35 75 0,615 Sedang 35 70 0,538 Sedang
15 35 80 0,692 Sedang 30 70 0,571 Sedang
16 35 75 0,615 Sedang 35 70 0,538 Sedang
17 35 75 0,615 Sedang 35 70 0,538 Sedang
18 35 80 0,692 Sedang 35 70 0,538 Sedang
19 35 80 0,692 Sedang 35 70 0,538 Sedang
20 35 80 0,692 Sedang 40 75 0,583 Sedang
21 35 80 0,692 Tinggi 35 75 0,615 Sedang
22 40 80 0,667 Sedang 35 75 0,615 Sedang
23 40 85 0,750 Tinggi 40 75 0,583 Sedang
24 40 80 0,667 Sedang 40 75 0,583 Sedang
25 40 85 0,750 Tinggi 40 75 0,583 Sedang
Page 121
110
26 40 85 0,750 Tinggi 45 75 0,545 Sedang
27 45 85 0,727 Tinggi 40 75 0,583 Sedang
28 45 90 0,818 Tinggi 40 75 0,583 Sedang
29 40 85 0,750 Tinggi 45 80 0,636 Sedang
30 45 90 0,818 Tinggi 40 80 0,667 Sedang
31 45 85 0,727 Tinggi 50 80 0,600 Sedang
32 45 90 0,818 Tinggi 45 85 0,727 Tinggi
33 45 95 0,909 Tinggi 55 80 0,556 Sedang
34 45 95 0,909 Tinggi 45 85 0,727 Tinggi
35 50 90 0,800 Tinggi 50 80 0,600 Sedang
36 55 90 0,778 Tinggi 50 90 0,800 Tinggi
37 55 90 0,778 Tinggi 50 80 0,600 Sedang
38 50 90 0,800 Tinggi 55 85 0,667 Sedang
39 50 95 0,900 Tinggi 50 90 0,800 Tinggi
40 50 100 1,000 Tinggi 50 85 0,700 Sedang
N-
Gain
Rata-
Rata
0,697 Sedang 0,589 Sedang
Kategori N-Gain Frekuensi
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Rendah - -
Sedang 22 36
Tinggi 18 4
Page 122
111
Lampiran 9
Hasil Pretest dan Posttest Ranah Pengetahuan dan Jenjang Kognitif Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Konseptual Konseptual
C3 C6
Total Total Nomor Soal Total Total Nomor Soal Total Total Total
7 11 4 15 5 1 6 8 9 10 14 17 18 19 3 16 2 12 13 20
1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0
2 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0
3 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1
4 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
5 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 2 0 0 0
6 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 2 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0
7 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1
8 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 2 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0
9 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 2 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
10 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
11 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 2 0 0 0
12 0 0 0 1 1 2 1 0 1 0 1 0 2 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0
13 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 2 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0
14 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 2 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1
15 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 2 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1
16 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 2 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1
17 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 3 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1
18 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 2 0 1 1 2 0 1 1 2 1 0 1 0 0 0
19 1 1 2 0 0 0 1 1 0 0 0 1 2 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0
20 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 3 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0
21 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 2 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0
22 1 1 2 0 1 1 0 0 1 0 1 0 2 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1
23 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 2 1 0 1 2 1 0 0 0 1 0 1 1 1 2
24 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 2 0 1 1 2 0 1 0 1 0 0 0 1 1 2
25 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 3 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1
26 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 2 1 0 0 1 0 1 1 2 1 0 1 0 0 0
27 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 2 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 2 0 1 1
28 1 1 2 0 1 1 0 1 1 0 1 0 3 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1
29 0 0 0 1 1 2 0 0 0 1 0 1 2 1 1 0 2 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1
30 1 0 1 1 1 2 1 0 1 1 1 1 4 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
31 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 3 1 1 0 2 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0
32 1 1 2 1 1 2 0 1 0 0 0 1 2 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2
33 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 2 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1
34 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 2 1 1 1 3 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1
35 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 3 1 1 0 2 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1
36 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 2 1 0 1 2 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1
37 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 4 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 2 1 0 1
38 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 2 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1
39 1 0 1 1 1 2 0 1 1 0 1 0 3 1 1 0 2 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0
40 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 2 1 1 0 2 0 1 1 2 0 0 0 1 0 1
33 28 16 80 45 9 25 34 26
41,25 35 40 40 37,5 22,5 31,25 42,5 32,5
Nomor Soal
Faktual
C5
Faktual
C3
Nomor Soal
Faktual
C4
Nomor Soal
Jumlah
Persentase
No.
Konseptual
Nomor Soal
C5
Nomor Soal
Konseptual
C4
Konseptual Konseptual
C1
Nomor Soal Nomor Soal
C2
Page 123
112
Hasil Posttest Ranah Pengetahuan dan Jenjang Kognitif Kelas Eksperimen
No. Konseptual Konseptual
C3 C6
Total Total Nomor Soal Total Total Nomor Soal Total Total Total
7 11 4 15 5 1 6 8 9 10 14 17 18 19 3 16 2 12 13 20
1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
2 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
3 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0
5 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0
7 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 2 0 0 0 1 0 1
8 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
9 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 2 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
10 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 2 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0
11 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1
12 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0
13 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 2 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1
14 0 0 0 1 1 2 0 1 1 0 1 0 3 1 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 1 1 2 1 0 1 0 0 1 1 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0
16 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 2 0 0 0
17 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 2 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0
18 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 2
19 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 2 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0
20 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 3 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1
21 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 3 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
22 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 2 1 0 1
23 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 2 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1
24 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 2 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1
25 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 3 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0
26 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1
27 0 1 1 1 1 2 1 1 1 0 0 0 2 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
28 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 2 1 1 1 3 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0
29 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 3 1 1 0 2 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0
30 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 2 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1
31 1 1 2 1 1 2 1 1 0 1 1 0 3 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0
32 1 0 1 1 1 2 0 0 0 0 1 1 2 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1
33 1 1 2 1 0 1 0 1 0 0 1 1 3 1 0 1 2 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1
34 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 2 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0
35 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 3 1 1 1 3 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
36 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 2 1 1 1 3 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1
37 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 3 0 1 1 2 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1
38 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 4 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1
39 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 2 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 2 0 0 0
40 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 2 1 0 0 1 1 1 1 2 0 1 1 1 1 2
36 33 18 76 42 10 26 28 21
45 41,3 45 38 35 25 32,5 35 26,3
Faktual
C5
Nomor Soal
Konseptual
C1
Nomor Soal Nomor Soal
Konseptual
C2
Faktual
C3
Nomor Soal
Faktual
C4
Nomor Soal
Jumlah
Presentase
Konseptual
Nomor Soal
C5
Konseptual
C4
Nomor Soal
Page 124
113
Hasil Pretest Ranah Pengetahuan dan Jenjang Kognitif Kelas Kontrol
No. Konseptual Konseptual
C3 C6
Total Total Nomor Soal Total Total Nomor Soal Total Total Total
7 11 4 15 5 1 6 8 9 10 14 17 18 19 3 16 2 12 13 20
1 1 1 2 0 1 1 1 1 0 1 0 0 2 1 1 1 3 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1
2 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 3 1 1 1 3 0 1 1 2 1 1 2 1 1 2
3 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 3 1 1 1 3 1 0 1 1 1 1 2 1 1 2
4 1 0 1 1 1 2 1 1 0 1 1 1 4 0 1 1 2 0 1 0 1 1 0 1 1 1 2
5 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 3 0 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 0 0 0
6 1 0 1 1 1 2 0 1 0 1 1 1 4 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 2
7 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 2 1 1 1 3 1 1 1 2 1 0 1 0 1 1
8 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 3 1 1 1 3 1 1 0 1 1 0 1 1 1 2
9 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 2 0 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2
10 1 1 2 1 1 2 0 1 0 1 1 0 3 0 1 1 2 1 0 1 1 1 1 2 1 1 2
11 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 4 1 1 1 3 1 0 1 1 1 1 2 0 1 1
12 0 1 1 1 1 2 1 1 0 1 0 1 3 1 0 0 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2
13 0 1 1 1 1 2 1 0 0 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 0 1 1 0 1 1 1 2
14 1 1 2 0 1 1 1 0 0 1 1 1 3 1 1 1 3 0 1 1 2 1 0 1 1 1 2
15 1 1 2 0 0 0 1 1 0 1 1 1 4 0 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2
16 1 1 2 1 1 2 1 1 0 1 1 0 3 1 0 1 2 1 1 1 2 1 0 1 0 1 1
17 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 4 0 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2
18 1 1 2 0 0 0 1 1 0 1 1 1 4 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 2 0 1 1
19 1 1 2 1 0 1 1 1 1 1 1 0 4 1 0 1 2 1 1 0 1 1 1 2 1 1 2
20 1 0 1 1 1 2 1 1 0 1 1 1 4 1 1 1 3 1 1 1 2 1 0 1 0 1 1
21 1 1 2 1 0 1 1 1 1 1 0 1 4 1 1 0 2 0 1 1 2 1 1 2 1 1 2
22 1 1 2 1 0 1 0 0 1 1 1 1 4 1 1 1 3 1 0 1 1 1 1 2 1 1 2
23 1 1 2 1 1 2 1 0 1 1 1 0 3 1 1 1 3 1 1 1 2 1 0 1 1 1 2
24 1 1 2 0 1 1 1 0 1 1 1 1 4 1 1 0 2 1 1 0 1 1 1 2 1 1 2
25 1 1 2 1 1 2 1 1 0 1 1 0 3 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 2 0 1 1
26 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 5 0 1 0 1 1 1 1 2 1 0 1 1 1 2
27 1 1 2 1 1 2 1 0 1 1 1 0 3 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 2 1 0 1
28 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 3 1 1 0 1 1 0 1 1 1 2
29 1 1 2 1 1 2 0 1 1 1 0 1 4 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 2 0 1 1
30 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 0 4 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 2 0 1 1
31 1 0 1 1 1 2 1 1 0 1 1 0 3 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2
32 1 1 2 1 1 2 1 0 1 1 1 1 4 1 1 0 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2
33 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 0 4 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2
34 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 3 1 1 1 2 1 0 1 1 1 2
35 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 5 1 1 0 2 1 1 0 1 1 1 2 1 1 2
36 1 1 2 1 1 2 1 1 1 0 1 1 4 1 1 1 3 1 0 1 1 1 1 2 1 1 2
37 1 0 1 1 1 2 1 1 1 1 1 0 4 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2
38 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2
39 0 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2
40 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2
63 59 32 148 102 36 66 67 68
78,75 73,75 80 74 85 90 82,5 83,75 85
Faktual
C5
Nomor Soal
Faktual
C3
Nomor Soal
Faktual
C4
Nomor Soal
Konseptual
C4
Nomor Soal
Konseptual
C5
Nomor Soal
Konseptual
Nomor Soal
C2
Jumlah
Presentase
Nomor Soal
Konseptual
C1
Page 125
114
Hasil Postest Ranah Pengetahuan dan Jenjang Kognitif Kelas Kontrol
Konseptual Konseptual
C3 C6
Total Total Nomor Soal Total Total Nomor Soal Total Total Total
7 11 4 15 5 1 6 8 9 10 14 17 18 19 3 16 2 12 13 20
1 1 1 2 0 1 1 0 0 1 1 0 1 3 0 1 1 2 0 1 0 1 1 1 2 0 1 1
2 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 4 1 1 0 2 1 1 0 1 1 0 1 1 1 2
3 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 2 0 1 1 2 1 0 1 1 1 1 2 0 1 1
4 1 1 2 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 3 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1
5 1 1 2 1 1 2 0 1 1 0 0 0 2 1 1 0 2 1 1 0 1 1 1 2 1 0 1
6 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 3 1 1 1 3 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1
7 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 3 0 1 1 2 1 1 1 2 1 0 1 0 1 1
8 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 3 1 0 1 2 1 1 1 2 1 0 1 1 0 1
9 1 1 2 1 0 1 1 0 1 1 1 1 4 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1
10 1 0 1 1 1 2 1 0 1 1 0 1 3 0 1 1 2 1 1 0 1 0 0 0 1 1 2
11 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 4 0 1 1 2 1 1 0 1 1 1 2 0 1 1
12 1 1 2 0 1 1 1 1 1 0 1 0 3 0 1 0 1 1 1 1 2 1 1 2 1 0 1
13 1 0 1 1 1 2 1 1 1 1 0 1 4 1 0 1 2 0 1 0 1 1 0 1 1 1 2
14 1 0 1 1 1 2 1 1 0 1 1 1 4 1 0 1 2 0 1 1 2 0 1 1 0 1 1
15 1 1 2 1 1 2 1 0 1 1 1 0 3 1 1 0 2 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1
16 0 1 1 1 1 2 1 1 1 0 0 0 2 0 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 0 1
17 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 4 1 1 0 2 1 1 1 2 1 0 1 0 1 1
18 1 1 2 1 0 1 1 1 1 0 0 1 3 0 1 0 1 1 1 1 2 1 0 1 1 1 2
19 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 0 1 4 0 1 1 2 0 1 0 1 1 1 2 1 1 2
20 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 4 0 0 1 2 1 1 0 1 1 1 2 1 1 2
21 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 4 1 1 1 3 0 1 1 2 1 1 2 1 1 2
22 1 1 2 0 1 1 0 1 1 0 1 0 3 0 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2
23 1 1 2 1 1 2 0 1 1 0 1 0 3 1 1 0 2 1 1 0 1 1 1 2 1 1 2
24 0 1 1 1 1 2 1 1 1 0 0 1 3 1 1 1 3 1 0 1 1 1 0 1 1 1 2
25 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 4 1 1 1 3 1 1 0 1 1 0 1 1 1 2
26 1 1 2 1 1 2 1 0 1 1 1 1 4 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 2 0 1 1
27 1 0 1 1 1 2 1 0 0 1 1 1 3 0 1 1 2 1 1 0 1 1 1 2 1 1 2
28 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 3 1 1 0 1 1 0 1 1 1 2
29 0 1 1 1 1 2 1 1 1 1 0 1 4 1 1 1 3 1 1 1 2 1 0 1 0 1 1
30 1 0 1 1 1 2 1 1 1 0 1 1 4 1 0 1 2 1 1 0 1 1 1 2 1 1 2
31 1 1 2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 3 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1
32 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 4 0 1 0 1 0 1 1 2 1 1 2 1 1 2
33 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 0 1 4 0 1 1 2 1 1 0 1 1 0 1 1 1 2
34 1 1 2 1 1 2 1 0 1 1 1 1 4 1 1 1 3 1 0 1 1 1 0 1 1 1 2
35 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 3 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2
36 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 0 1 1 2 1 0 1 1 1 2
37 1 1 2 0 1 1 0 1 1 1 0 1 4 1 1 1 3 1 1 0 1 1 1 2 1 1 2
38 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 2 1 0 1 1 1 2
39 1 1 2 0 1 1 1 1 1 1 1 0 4 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2
40 1 1 2 1 1 2 1 1 1 0 1 1 4 0 1 1 2 1 1 1 2 1 0 1 1 1 2
60 58 32 134 87 33 56 57 63
75 72,5 80 67 72,5 82,5 70 71,25 78,75
Jumlah
persentase
C3
Nomor Soal Nomor Soal Nomor Soal
Faktual Faktual
C4 C5
Faktual
No.
Konseptual Konseptual Konseptual Konseptual
Nomor Soal Nomor Soal Nomor Soal Nomor Soal
C1 C2 C4 C5
Page 126
115
Lampiran 10
Uji Normalitas, Uji Homogenitas, dan Uji Hipotesis Dimensi Pengetahuan dan
Dimensi Kognitif Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Tests of Normality
Kelas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
C1 Eksperimen ,377 40 ,000 ,629 40 ,000
Kontrol ,338 40 ,000 ,637 40 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
C1 Based on Mean ,898 1 78 ,346
Based on Median ,898 1 78 ,346
Based on Median and with
adjusted df ,898 1 39,000 ,349
Based on trimmed mean ,898 1 78 ,346
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelas N Mean Rank Sum of Ranks
C1 Eksperimen 40 42,00 1680,00
Kontrol 40 39,00 1560,00
Total 80
Test Statisticsa
C1
Mann-Whitney U 740,000
Wilcoxon W 1560,000
Z -,668
Asymp. Sig. (2-tailed) ,504
a. Grouping Variable: Kelas
Tests of Normality
Kelas Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Page 127
116
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
C2 Eksperimen ,355 40 ,000 ,719 40 ,000
Kontrol ,338 40 ,000 ,637 40 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
C2 Based on Mean 4,947 1 78 ,029
Based on Median ,054 1 78 ,816
Based on Median and with
adjusted df ,054 1 39,000 ,817
Based on trimmed mean 3,687 1 78 ,058
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelas N Mean Rank Sum of Ranks
C2 Eksperimen 40 41,00 1640,00
Kontrol 40 40,00 1600,00
Total 80
Test Statisticsa
C2
Mann-Whitney U 780,000
Wilcoxon W 1600,000
Z -,219
Asymp. Sig. (2-tailed) ,827
a. Grouping Variable: Kelas
Tests of Normality
Kelas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
C3 Eksperimen ,489 40 ,000 ,491 40 ,000
Kontrol ,489 40 ,000 ,491 40 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
Page 128
117
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
C3 Based on Mean ,000 1 78 1,000
Based on Median ,000 1 78 1,000
Based on Median and with
adjusted df ,000 1 78,000 1,000
Based on trimmed mean ,000 1 78 1,000
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelas N Mean Rank Sum of Ranks
C3 Eksperimen 40 40,50 1620,00
Kontrol 40 40,50 1620,00
Total 80
Test Statisticsa
C3
Mann-Whitney U 800,000
Wilcoxon W 1620,000
Z ,000
Asymp. Sig. (2-tailed) 1,000
a. Grouping Variable: Kelas
Tests of Normality
Kelas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
C4 Eksperimen ,237 40 ,000 ,873 40 ,000
Kontrol ,304 40 ,000 ,740 40 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
Page 129
118
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
C4 Based on Mean ,051 1 78 ,822
Based on Median ,082 1 78 ,775
Based on Median and with
adjusted df ,082 1 68,865 ,775
Based on trimmed mean ,049 1 78 ,825
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelas N Mean Rank Sum of Ranks
C4 Eksperimen 40 44,44 1777,50
Kontrol 40 36,56 1462,50
Total 80
Test Statisticsa
C4
Mann-Whitney U 642,500
Wilcoxon W 1462,500
Z -1,637
Asymp. Sig. (2-tailed) ,102
a. Grouping Variable: Kelas
Tests of Normality
kelas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
C5 eksperimen ,385 40 ,000 ,685 40 ,000
kontrol ,277 40 ,000 ,793 40 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
Page 130
119
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
C5 Based on Mean ,113 1 78 ,738
Based on Median ,038 1 78 ,847
Based on Median and with
adjusted df ,038 1 74,114 ,847
Based on trimmed mean ,003 1 78 ,959
Mann-Whitney Test
Ranks
kelas N Mean Rank Sum of Ranks
C5 eksperimen 40 46,61 1864,50
kontrol 40 34,39 1375,50
Total 80
Test Statisticsa
C5
Mann-Whitney U 555,500
Wilcoxon W 1375,500
Z -2,596
Asymp. Sig. (2-tailed) ,009
a. Grouping Variable: kelas
Tests of Normality
Kelas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
C6 Eksperimen ,529 40 ,000 ,345 40 ,000
Kontrol ,500 40 ,000 ,462 40 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
Page 131
120
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
C6 Based on Mean 3,889 1 78 ,052
Based on Median ,936 1 78 ,336
Based on Median and with
adjusted df ,936 1 74,016 ,336
Based on trimmed mean 3,889 1 78 ,052
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelas N Mean Rank Sum of Ranks
C6 Eksperimen 40 42,00 1680,00
Kontrol 40 39,00 1560,00
Total 80
Test Statisticsa
C6
Mann-Whitney U 740,000
Wilcoxon W 1560,000
Z -,968
Asymp. Sig. (2-tailed) ,333
a. Grouping Variable: Kelas
Tests of Normality
Kelas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
C3F Eksperimen ,416 40 ,000 ,604 40 ,000
Kontrol ,390 40 ,000 ,623 40 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
Page 132
121
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
C3F Based on Mean ,810 1 78 ,371
Based on Median ,209 1 78 ,649
Based on Median and with
adjusted df ,209 1 77,944 ,649
Based on trimmed mean ,810 1 78 ,371
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelas N Mean Rank Sum of Ranks
C3F Eksperimen 40 45,50 1820,00
Kontrol 40 35,50 1420,00
Total 80
Test Statisticsa
C3F
Mann-Whitney U 600,000
Wilcoxon W 1420,000
Z -2,225
Asymp. Sig. (2-tailed) ,026
a. Grouping Variable: Kelas
Tests of Normality
Kelas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
C4F eksperimen ,428 40 ,000 ,591 40 ,000
kontrol ,330 40 ,000 ,706 40 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
Page 133
122
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
C4F Based on Mean 4,526 1 78 ,037
Based on Median 1,872 1 78 ,175
Based on Median and with
adjusted df 1,872 1 77,682 ,175
Based on trimmed mean 5,139 1 78 ,026
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelas N Mean Rank Sum of Ranks
C4F eksperimen 40 45,16 1806,50
kontrol 40 35,84 1433,50
Total 80
Test Statisticsa
C4F
Mann-Whitney U 613,500
Wilcoxon W 1433,500
Z -2,079
Asymp. Sig. (2-tailed) ,038
a. Grouping Variable: kelas
Tests of Normality
Kelas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
C5F Eksperimen ,444 40 ,000 ,596 40 ,000
Kontrol ,377 40 ,000 ,629 40 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
Page 134
123
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
C5F Based on Mean 1,477 1 78 ,228
Based on Median 1,208 1 78 ,275
Based on Median and with
adjusted df 1,208 1 77,925 ,275
Based on trimmed mean 2,213 1 78 ,141
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelas N Mean Rank Sum of Ranks
C5F Eksperimen 40 43,29 1731,50
Kontrol 40 37,71 1508,50
Total 80
Test Statistics
a
C5F
Mann-Whitney U 688,500
Wilcoxon W 1508,500
Z -1,294
Asymp. Sig. (2-tailed) ,196
a. Grouping Variable: Kelas
Page 135
124
Lampiran 11
Data Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Tiap Sub-Konsep
Sub Konsep 1 Sub Konsep 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 11 13 14 15 16 17 18 19 20
1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 2 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 2
4 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0
5 0 1 1 2 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
6 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 2 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
7 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
8 1 1 0 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 2
9 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 2 0 0 0 1 0 0 1
10 0 0 0 0 1 0 1 2 0 1 0 0 0 1 1 0 1 2 0 0 1 0 0 0 1
11 1 1 1 3 0 1 0 1 1 0 0 0 1 2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
12 0 0 0 0 1 1 1 3 0 0 1 0 1 2 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1
13 0 1 1 2 1 0 1 2 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1
14 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 2 1 1 1 3 0 0 0 0 0 0 0
15 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 3 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1
16 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 3 1 1 0 0 0 0 2
17 1 0 1 2 0 0 1 1 0 0 0 1 1 2 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1
18 1 1 1 3 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 3
19 1 1 1 3 0 1 0 1 1 0 0 1 0 2 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
20 1 0 1 2 0 1 1 2 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 2
21 0 0 1 1 1 1 0 2 1 1 0 1 1 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
22 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 3 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 2
23 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 2 0 0 0 1 1 1 3
24 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 2 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 3
25 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 3 0 1 1 2 1 0 0 0 0 0 1
26 1 1 1 3 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 2 0 1 0 0 0 0 1
27 1 1 0 2 0 1 0 1 1 0 0 1 1 3 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 3
28 1 1 0 2 0 0 1 1 1 0 1 0 0 2 1 1 0 2 1 1 0 0 0 0 2
29 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 2 0 1 1 2 1 0 1 0 0 0 2
30 0 0 0 0 1 1 1 3 1 1 1 1 0 4 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1
31 1 1 0 2 1 0 1 2 0 0 1 0 0 1 1 0 1 2 0 1 1 0 0 0 2
32 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 2 1 1 0 2 1 0 1 0 0 1 3
33 1 1 1 3 0 0 0 0 1 0 0 1 0 2 0 1 1 2 1 0 0 0 1 0 2
34 0 1 1 2 0 1 0 1 0 1 1 0 0 2 0 1 1 2 0 0 1 1 0 0 2
35 1 0 0 1 1 1 1 3 1 0 1 0 0 2 0 1 1 2 0 0 1 0 1 0 2
36 0 1 0 1 1 1 0 2 1 1 1 0 0 3 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 3
37 0 1 0 1 1 1 1 3 0 1 1 1 1 4 1 1 1 3 0 0 0 0 0 0 0
38 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 3 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 5
39 1 1 0 2 1 0 1 2 1 0 1 0 0 2 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 3
40 0 0 1 1 1 1 0 2 1 0 1 1 0 3 0 1 1 2 0 1 1 0 0 0 2
53 52 79 51 60
44 43 40 43 25
JUMLAH
No.
Sub Konsep 3 Konsep 4 Sub Konsep 5
Page 136
125
Data Hasil Pretest Kelas Kontrol Tiap Sub-Konsep
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 11 13 14 15 16 17 18 19 20
1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
2 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 2 1 0 0 0 0 0 1
3 0 0 0 0 0 1 1 2 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
4 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
5 0 0 0 0 1 1 0 2 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
6 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
7 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1
8 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
9 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 2
10 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 2
11 0 0 0 0 0 1 1 2 1 1 0 0 1 3 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
12 0 0 0 0 1 0 1 2 1 1 0 0 1 3 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
13 1 0 1 2 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 2 1 0 1 0 0 0 2
14 1 0 0 1 1 0 1 2 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 2
15 0 0 0 0 1 0 1 2 1 1 0 0 1 3 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
16 0 1 1 2 0 0 1 1 1 0 0 0 1 2 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 2
17 1 0 0 1 0 1 1 2 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 2
18 0 1 1 2 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 2 0 0 0 1 0 1 2
19 0 1 0 1 1 1 0 2 0 0 0 1 1 2 1 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0
20 0 1 1 2 0 0 0 0 1 1 1 1 0 4 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 2
21 0 0 1 1 0 1 1 2 1 1 1 0 0 3 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
22 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 2 0 1 1 2 0 0 0 0 1 0 1
23 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 3 1 1 0 2 0 0 1 0 1 0 2
24 0 1 0 1 0 1 1 2 0 1 0 0 0 1 1 1 0 2 1 0 1 0 0 0 2
25 0 0 0 0 1 0 1 2 1 1 1 0 1 4 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1
26 0 1 0 1 1 1 1 3 1 0 0 0 0 1 0 1 1 2 0 1 0 0 1 0 2
27 1 0 0 1 1 1 0 2 0 0 0 0 0 0 1 1 0 2 1 0 1 0 0 0 2
28 1 1 1 3 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 2
29 1 0 1 2 0 1 1 2 0 0 1 0 0 1 1 0 1 2 0 1 1 0 0 0 2
30 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 2 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 3
31 1 1 1 3 1 0 0 1 1 1 1 0 0 3 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 2
32 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 4 1 1 0 2 0 1 1 0 0 0 2
33 1 1 0 2 1 0 0 1 1 0 1 1 0 3 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 3
34 0 0 1 1 1 1 0 2 0 1 0 0 1 2 1 0 1 2 0 0 0 1 1 0 2
35 1 1 0 2 1 1 0 2 0 1 0 1 0 2 1 0 1 2 0 0 1 1 0 0 2
36 1 1 1 3 1 0 1 2 1 0 0 1 0 2 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 2
37 0 1 1 2 1 0 0 1 0 1 1 1 0 3 1 1 0 2 0 1 0 1 0 0 2
38 1 0 1 2 0 1 1 2 0 1 0 1 0 2 1 0 1 2 1 0 0 0 1 1 3
39 1 1 1 3 0 1 1 2 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 3
40 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 3 0 1 1 2 0 1 0 0 1 1 3
50 53 75 49 63
41,667 44,2 37,5 40,83 26,3
JUMLAH
JumlahSub Konsep 5
JumlahSub Konsep 1 Sub Konsep 2 Sub Konsep 4
No.Jumlah Jumlah
Sub Konsep 3Jumlah
Page 137
126
Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen Tiap Sub-Konsep
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 11 13 14 15 16 17 18 19 20
1 1 1 1 3 0 1 0 1 1 1 0 0 0 2 1 0 1 2 1 0 1 1 1 1 5
2 1 1 1 3 0 0 0 0 0 1 1 0 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 0 1 5
3 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 4 0 1 1 2 0 1 1 1 1 1 5
4 1 1 1 3 1 1 0 2 1 1 1 1 0 4 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 4
5 1 1 1 3 0 1 1 2 1 1 0 0 1 3 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 4
6 1 1 0 2 1 0 0 1 1 1 1 1 0 4 0 1 1 2 1 0 1 0 1 1 4
7 0 1 1 2 0 1 0 1 0 0 1 1 0 2 1 0 1 2 1 1 1 1 1 0 5
8 1 1 1 3 1 1 0 2 1 1 1 0 0 3 0 1 1 2 0 0 1 1 1 1 4
9 0 1 1 2 0 1 0 1 1 1 1 0 1 4 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 6
10 1 1 0 2 1 0 0 1 1 1 1 0 1 4 1 1 0 2 1 1 1 1 1 1 6
11 1 1 0 2 1 0 1 2 1 1 1 0 1 4 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 5
12 1 1 0 2 1 1 0 2 0 1 0 1 1 3 1 1 1 3 1 1 0 1 1 1 5
13 0 1 1 2 1 1 0 2 0 1 1 1 0 3 1 1 1 3 1 0 1 1 1 1 5
14 0 1 1 2 0 1 0 1 1 1 1 1 0 4 1 1 1 3 1 1 1 1 0 1 5
15 1 1 1 3 0 1 0 1 1 1 1 1 1 5 1 1 0 2 0 1 1 1 1 1 5
16 1 1 1 3 1 1 0 2 1 1 1 0 0 3 1 0 1 2 1 1 0 1 1 1 5
17 0 1 1 2 0 0 1 1 0 1 1 1 1 4 1 1 0 2 1 1 1 1 1 1 6
18 1 1 1 3 0 1 0 1 1 1 1 1 1 5 1 0 1 2 0 1 1 1 1 1 5
19 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 0 1 4 1 1 0 2 0 0 1 1 1 1 4
20 1 1 1 3 1 1 0 2 1 1 1 1 0 4 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 6
21 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 0 1 1 4 1 1 1 3 0 1 1 0 0 1 3
22 0 1 0 1 1 0 1 2 1 1 1 1 1 5 1 1 1 3 0 1 1 1 1 1 5
23 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 0 0 3 1 1 1 3 1 0 1 1 1 1 5
24 0 1 1 2 0 1 1 2 1 1 1 1 1 5 1 1 1 3 1 0 1 0 1 1 4
25 0 1 1 2 1 1 1 3 1 1 1 1 1 5 1 1 1 3 1 0 1 0 1 1 4
26 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 0 4 1 1 0 2 1 1 1 0 1 1 5
27 0 1 1 2 1 1 1 3 1 1 1 0 1 4 1 1 1 3 1 1 1 1 1 0 5
28 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 0 4 1 1 1 3 1 0 1 1 1 1 5
29 1 1 1 3 1 0 1 2 1 1 0 1 1 4 1 0 1 2 1 1 1 1 1 1 6
30 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 0 1 4 1 0 1 2 1 1 1 1 1 1 6
31 1 1 1 3 1 1 0 2 1 1 1 0 1 4 0 1 1 2 1 1 1 1 1 1 6
32 0 1 1 2 1 1 1 3 1 1 1 1 1 5 1 1 1 3 1 1 1 0 1 1 5
33 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 0 1 4 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 6
34 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 0 4 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 6
35 0 1 1 2 1 1 1 3 1 1 1 1 1 5 1 1 1 3 1 1 1 0 1 1 5
36 1 1 0 2 1 1 1 3 1 1 0 1 1 4 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 6
37 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 0 1 4 0 1 1 2 1 1 1 1 1 1 6
38 1 1 1 3 0 1 1 2 0 1 1 1 1 4 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 6
39 1 1 1 3 0 1 1 2 1 1 1 1 1 5 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 6
40 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 1 5 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 6
101 83 158 93 205
84 69,2 79 77,5 85,4
JUMLAH
Sub Konsep 3
No.
Sub Konsep 1Jumlah
Sub Konsep 2Jumlah Jumlah
Sub Konsep 4Jumlah
Sub Konsep 5Jumlah
Page 138
127
Data Hasil Posttest Kelas Kontrol Tiap Sub-Konsep
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 11 13 14 15 16 17 18 19 20
1 0 1 1 2 0 0 1 1 1 1 0 1 1 4 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 4
2 1 1 0 2 1 0 0 1 1 1 1 1 0 4 0 1 1 2 1 0 1 0 1 1 4
3 0 1 0 1 0 1 1 2 1 0 0 1 1 3 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 6
4 0 1 1 2 0 1 0 1 1 1 0 0 0 2 1 0 1 2 1 0 1 1 1 1 5
5 0 1 1 2 1 0 1 2 1 0 0 0 1 2 1 1 1 3 1 1 1 0 1 0 4
6 1 1 1 3 0 1 0 1 0 1 0 1 0 2 1 0 1 2 1 0 1 1 1 1 5
7 0 1 1 2 0 0 1 1 1 1 0 1 0 3 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 6
8 1 1 1 3 1 1 1 3 1 0 1 0 0 2 0 1 1 2 0 1 0 1 1 0 3
9 0 1 0 1 1 1 1 3 1 1 1 1 0 4 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 4
10 0 0 1 1 1 1 1 3 1 1 0 1 0 3 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 5
11 0 1 1 2 0 1 1 2 1 1 0 1 1 4 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 6
12 1 1 1 3 0 1 1 2 1 0 1 0 1 3 1 1 0 2 1 1 1 0 1 0 4
13 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 0 1 0 3 0 1 1 2 1 0 0 1 0 1 3
14 1 0 1 2 1 1 0 2 1 1 1 1 1 5 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 4
15 0 1 1 2 1 1 1 3 1 1 1 0 0 3 1 0 1 2 1 0 1 0 1 1 4
16 1 1 1 3 1 1 1 3 0 0 0 0 1 1 1 1 0 2 1 1 1 1 1 0 5
17 1 1 1 3 0 1 1 2 1 1 0 1 0 3 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 5
18 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 0 0 0 2 1 1 0 2 0 1 1 0 1 1 4
19 0 1 1 2 1 1 0 2 1 1 0 1 1 4 1 1 0 2 1 0 1 1 0 1 4
20 1 1 1 3 1 1 1 3 1 0 1 1 1 4 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 3
21 1 1 1 3 0 0 1 1 0 1 1 0 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 0 1 5
22 1 1 1 3 0 0 1 1 1 0 1 0 1 3 1 0 1 2 1 1 1 1 1 1 6
23 1 1 1 3 1 0 1 2 1 0 1 0 1 3 1 1 1 3 1 0 1 0 1 1 4
24 1 1 0 2 1 1 1 3 0 0 0 1 0 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 6
25 0 1 1 2 0 1 1 2 0 1 1 1 0 3 1 1 1 3 1 0 1 1 1 1 5
26 0 1 0 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 5 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 5
27 0 1 1 2 1 1 0 2 1 1 1 1 1 5 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 5
28 1 1 0 2 1 1 1 3 1 1 0 1 0 3 0 1 1 2 1 0 1 1 1 1 5
29 1 1 1 3 1 1 1 3 0 1 0 1 0 2 1 0 1 2 1 1 1 1 1 1 6
30 0 1 1 2 1 1 1 3 1 1 0 1 1 4 0 1 1 2 1 1 0 1 1 1 5
31 0 1 1 2 1 1 1 3 1 1 1 1 0 4 1 1 1 3 1 0 1 1 1 0 4
32 1 1 0 2 1 1 1 3 1 1 1 0 1 4 1 1 1 3 1 1 1 0 1 1 5
33 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 0 1 0 3 1 1 0 2 1 0 1 1 1 1 5
34 0 1 1 2 1 1 1 3 1 1 1 1 0 4 1 1 1 3 0 1 1 1 1 1 5
35 1 1 1 3 0 1 0 1 0 1 0 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 6
36 1 1 1 3 1 1 0 2 1 1 1 1 1 5 1 1 1 3 1 0 1 1 1 1 5
37 1 1 1 3 0 0 1 1 1 1 0 1 1 4 1 1 1 3 0 1 1 1 1 1 5
38 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 0 4 1 1 0 2 1 0 1 1 1 1 5
39 1 1 1 3 0 1 1 2 1 1 1 0 1 4 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 6
40 1 1 1 3 1 1 1 3 1 0 1 1 0 3 1 1 0 2 1 1 1 1 1 1 6
95 90 131 78 192
79,17 75 65,5 65 80
JUMLAH
Sub Konsep 3
No.
Sub Konsep 1Jumlah
Sub Konsep 2Jumlah Jumlah
Sub Konsep 4Jumlah
Sub Konsep 5Jumlah
Page 139
128
Lampiran 12
Data Hasil Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Kelas Eksperimen
Pertemuan 1 : Pengamatan Jamur
Tahapan
Skor Rata-
rata Kel
1
Kel
2
Kel
3
Kel
4
Kel
5
Merumuskan masalah 3 2 4 2 4 60
Menentukan hipotesis
masalah 3 4 4 3 3 68
Menentukan variabel
penelitian 4 3 4 2 3 64
Membuat tabel hasil
pengamatan 8 8 9 7 8 80
Bahan diskusi 45 42 46 40 44 86
Membuat Kesimpulan 7 6 7 6 8 68
Nilai 70 65 74 60 70
Pertemuan II : Pembuatan Tempe
Tahapan
Skor Rata-
rata Kel
1
Kel
2
Kel
3
Kel
4
Kel
5
Merumuskan masalah 4 4 5 4 5 88
Menentukan hipotesis
masalah 4 5 5 5 5 96
Menentukan variabel
penelitian 4 5 5 5 5 96
Membuat tabel hasil
pengamatan 8 9 10 8 5 80
Bahan diskusi 46 49 50 46 50 96
Membuat Kesimpulan 9 8 9 8 10 88
Nilai 75 80 84 76 85
Page 140
129
Lampiran 13
Lembar Observasi Aktivitas Guru
Pertemuan 1 (Kelas Eksperimen)
Beri tanda ceklis (√) pada kolom sesuai dengan pengamatan anda terhadap keterlaksanaan
model pembelajaran inkuiri terbimbing yang dilakukan oleh guru.
Tahapan
Pembelajaran
Inkuiri
Aspek tiap Tahapan yang
diamati
Aspek yang
diamati
Keterlaksanaan
Ya Tidak
Orientasi Memberikan apersepsi,
menjelaskan model
pembelajaran inkuri
terbimbing, serta
menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Mengkondisikan
kelas, dan
mendengarkan
setiap jawaban
yang disampaikan
oleh peserta didik.
√
Merumuskan
masalah
Menampilkan gambar
dan video serta
membiarkan peserta
didik membaca dasar
teori sehingga peserta
didik mampu
merumuskan masalah.
Mengarahkan
peserta didik untuk
menuliskan
rumusan masalah
pada lembar kerja
peserta didik
√
Mengajukan
hipotesis
Membebaskan peserta
didik dalam merumuskan
hipotesis dari
permasalahan yang telah
dirumuskan sebelumnya.
Membimbing
peserta didik untuk
menyiapkan alat
dan bahan yang
akan digunakan.
√
Mengarahkan
peserta didik untuk
untuk menuliskan
hipotesis pada
LKPD.
√
Page 142
131
Lembar Observasi
Kegiatan Guru Kelas Kontrol
Pertemuan 1
Petunjuk : Berilah tanda ceklis (√) pada jawaban yang saudara/I anggap sesuai
Hari/ Tanggal :
Materi Pokok : Jamur
No Aktifitas Guru Keterlaksanaan
Keterangan Ya Tidak
I Kegiatan Awal Pembelajaran
1. Guru memberi salam √
2. Guru mengecek absensi siswa √
3. Guru memberikan pertanyaan apersepsi √
4. Guru menyampaikan tujuan dan indikator
pembelajaran. √
II Kegiatan Inti
1. Guru menampilkan gambar √
2. Guru menampilkan video mengenai jamur √
3. Guru mendorong siswa mengajukan pertanyaan √
4. Guru memilih pertanyaan yang relevan dan
menuliskannya di papan tulis √
5. Guru membagi siswa ke dalam kelompok yang
terdiri dari 5 orang √
6. Guru membagikan LKPD dan meminta siswa
untuk melakukan pengamatan dengan teman
sekelompoknya berdasarkan LKPD tersebut
√
7. Guru mengawasi kegiatan praktikum dan
membimbing siswa √
8. Guru meminta peserta didik untuk menuliskan
kesimpulan dari hasil diskusi √
9. Guru meminta perwakilan kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi mereka. √
Page 144
133
Lembar Observasi Aktivitas Guru
Pertemuan 2 (Kelas Eksperimen)
Beri tanda ceklis (√) pada kolom sesuai dengan pengamatan anda terhadap keterlaksanaan
model pembelajaran inkuiri terbimbing yang dilakukan oleh guru.
Tahapan
Pembelajaran
Inkuiri
Aspek tiap Tahapan yang
diamati
Aspek yang
diamati
Keterlaksanaan
Ya Tidak
Orientasi Memberikan apersepsi,
menjelaskan model
pembelajaran inkuri
terbimbing, serta
menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Mengkondisikan
kelas, dan
mendengarkan
setiap jawaban
yang disampaikan
oleh peserta didik.
√
Merumuskan
masalah
Menampilkan gambar
dan video serta
membiarkan peserta
didik membaca dasar
teori sehingga peserta
didik mampu
merumuskan masalah.
Mengarahkan
peserta didik untuk
menuliskan
rumusan masalah
pada lembar kerja
peserta didik
√
Mengajukan
hipotesis
Membebaskan peserta
didik dalam merumuskan
hipotesis dari
permasalahan yang telah
dirumuskan sebelumnya.
Membimbing
peserta didik untuk
menyiapkan alat
dan bahan yang
akan digunakan.
√
Mengarahkan
peserta didik untuk
untuk menuliskan
hipotesis pada
LKPD.
√
Mengumpulk Mengarahkan peserta Mengawasi √
Page 145
134
an Data didik untuk berkumpul
dengan kelompoknya dan
membimbing peserta
didik untuk melakukan
kegiatan praktikum.
jalannya kegiatan
praktikum
Page 146
135
Lembar Observasi
Kegiatan Guru Kelas Kontrol
Pertemuan 2
Petunjuk : Berilah tanda ceklis (√) pada jawaban yang saudara/I anggap sesuai
Hari/ Tanggal :
Materi Pokok : Jamur
No Aktifitas Guru Keterlaksanaan
Keterangan Ya Tidak
I Kegiatan Awal Pembelajaran
1. Guru memberi salam √
2. Guru mengecek absensi siswa √
3. Guru memberikan pertanyaan apersepsi √
4. Guru menyampaikan tujuan dan indikator
pembelajaran. √
II Kegiatan Inti
1. Guru menampilkan gambar √
2. Guru menampilkan video mengenai jamur √
3. Guru mendorong siswa mengajukan pertanyaan √
4. Guru memilih pertanyaan yang relevan dan
menuliskannya di papan tulis √
5. Guru membagi siswa ke dalam kelompok yang
terdiri dari 5 orang √
6. Guru membagikan LKPD dan meminta siswa
untuk melakukan pengamatan dengan teman
sekelompoknya berdasarkan LKPD tersebut
√
7. Guru mengawasi kegiatan praktikum dan
membimbing siswa √
8. Guru meminta peserta didik untuk menuliskan
kesimpulan dari hasil diskusi √
9. Guru meminta perwakilan kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi mereka. √
Page 148
137
Lampiran 14
Lembar Observasi Aktivitas Peserta didik
Pertemuan 1 (Kelas Eksperimen)
Nama Sekolah : MAN 1 Bekasi
Kelas : X-MIA 2
Konsep : Jamur
Observer :
Tahapan
Pembelajaran Inkuiri
Aspek tiap Tahapan
yang diamati
Aspek yang
diamati
Keterlaksanaan
50% <50%
Orientasi Mendengarkan
penjelasan dari guru.
Memperhatika
n dan
mendengarkan
instruksi dari
guru.
√
Merumuskan
masalah
Setelah mengamati
video dan gambar
dari guru serta
menuliskan tujuan
praktikum dan dasar
teori peserta didik
mampu merumuskan
masalah dari yang
mereka lihat atau
mereka amati.
Menuliskan
rumusan
masalah pada
lembar kerja
peserta didik √
Mengajukan
hipotesis masalah
Merumuskan
hipotesis dari
permasalahan yang
telah dirumuskan
sebelumnya bersama
teman
sekelompoknya.
Menyiapkan
alat dan bahan
apa yang akan
digunakan
√
Menuliskan
hipotesis yang
diajukan ke
dalam LKPD
√
Mengumpulkan data Mencari informasi
yang dibutuhkan.
Melakukan
kegiatan
praktikum
dengan teman
kelompoknya.
√
Page 151
140
Lembar Observasi Aktivitas Peserta didik
Pertemuan 2 (Kelas Eksperimen)
Nama Sekolah : MAN 1 Bekasi
Kelas : X-MIA 2
Konsep : Jamur
Observer :
Tahapan
Pembelajaran Inkuiri
Aspek tiap Tahapan
yang diamati
Aspek yang
diamati
Keterlaksanaan
50% <50%
Orientasi Mendengarkan
penjelasan dari guru.
Memperhatika
n dan
mendengarkan
instruksi dari
guru.
√
Merumuskan
masalah
Setelah mengamati
video dan gambar
dari guru serta
menuliskan tujuan
praktikum dan dasar
teori peserta didik
mampu merumuskan
masalah dari yang
mereka lihat atau
mereka amati.
Menuliskan
rumusan
masalah pada
lembar kerja
peserta didik √
Mengajukan
hipotesis masalah
Merumuskan
hipotesis dari
permasalahan yang
telah dirumuskan
sebelumnya bersama
teman
sekelompoknya.
Menyiapkan
alat dan bahan
apa yang akan
digunakan
√
Menuliskan
hipotesis yang
diajukan ke
dalam LKPD
√
Mengumpulkan data Mencari informasi
yang dibutuhkan.
Melakukan
kegiatan
praktikum
dengan teman
kelompoknya.
√
Page 154
143
Lampiran 15
Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No X f - Z= x- /s F(z) S(z) F(z)-S(z)
1 15 1 -22,375 -2,297 0,011 0,025 0,014
2 15 1 -22,375 -2,297 0,011 0,050 0,039
3 25 1 -12,375 -1,271 0,102 0,075 0,027
4 25 1 -12,375 -1,271 0,102 0,100 0,002
5 25 1 -12,375 -1,271 0,102 0,125 0,023
6 25 1 -12,375 -1,271 0,102 0,150 0,048
7 25 1 -12,375 -1,271 0,102 0,175 0,073
8 30 1 -7,375 -0,757 0,224 0,200 0,024
9 30 1 -7,375 -0,757 0,224 0,225 0,001
10 30 1 -7,375 -0,757 0,224 0,250 0,026
11 35 1 -2,375 -0,244 0,404 0,275 0,129
12 35 1 -2,375 -0,244 0,404 0,300 0,104
13 35 1 -2,375 -0,244 0,404 0,325 0,079
14 35 1 -2,375 -0,244 0,404 0,350 0,054
15 35 1 -2,375 -0,244 0,404 0,375 0,029
16 35 1 -2,375 -0,244 0,404 0,400 0,004
17 35 1 -2,375 -0,244 0,404 0,425 0,021
18 35 1 -2,375 -0,244 0,404 0,450 0,046
19 35 1 -2,375 -0,244 0,404 0,475 0,071
20 35 1 -2,375 -0,244 0,404 0,500 0,096
21 35 1 -2,375 -0,244 0,404 0,525 0,121
22 40 1 2,625 0,270 0,606 0,550 0,056
23 40 1 2,625 0,270 0,606 0,575 0,031
24 40 1 2,625 0,270 0,606 0,600 0,006
25 40 1 2,625 0,270 0,606 0,625 0,019
26 40 1 2,625 0,270 0,606 0,650 0,044
27 45 1 7,625 0,783 0,783 0,675 0,108
28 45 1 7,625 0,783 0,783 0,700 0,083
29 40 1 2,625 0,270 0,606 0,725 0,119
30 45 1 7,625 0,783 0,783 0,750 0,033
31 45 1 7,625 0,783 0,783 0,775 0,008
32 45 1 7,625 0,783 0,783 0,800 0,017
33 45 1 7,625 0,783 0,783 0,825 0,042
34 45 1 7,625 0,783 0,783 0,85 0,067
35 50 1 12,625 1,296 0,903 0,875 0,028
36 55 1 17,625 1,810 0,965 0,900 0,065
Page 155
144
37 55 1 17,625 1,810 0,965 0,925 0,040
38 50 1 12,625 1,296 0,903 0,950 0,047
39 50 1 12,625 1,296 0,903 0,975 0,072
40 50 1 12,625 1,296 0,903 1,000 0,097
- ) = 37,375
Standar Deviasi (SD) = 9,739
1. Lhitung diambil dari nilai F(z)-S(z) terbesar
Lhitung = 0,129
2. Ltabel ditentukan dari tabel nilai kritis uji Liliefors
Ltabel =
√ =
√ =
= 0,140
Lhitung< Ltabel (0,129< 0,140) maka dapat disimpulkan bahwa data pretest
kelas kontrol berdistribusi normal.
Page 156
145
Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol
No. X F -
Z= x-
/s F(z) S(z) F(z)-S(z)
1 15 1 -21,375 -1,927 0,027 0,025 0,002
2 25 1 -11,375 -1,025 0,153 0,050 0,103
3 15 1 -21,375 -1,927 0,027 0,075 0,048
4 25 1 -11,375 -1,025 0,153 0,100 0,053
5 20 1 -16,375 -1,476 0,070 0,125 0,055
6 15 1 -21,375 -1,927 0,027 0,150 0,123
7 25 1 -11,375 -1,025 0,153 0,175 0,022
8 20 1 -16,375 -1,476 0,070 0,200 0,130
9 30 1 -6,375 -0,575 0,283 0,225 0,058
10 25 1 -11,375 -1,025 0,153 0,250 0,097
11 30 1 -6,375 -0,575 0,283 0,275 0,008
12 30 1 -6,375 -0,575 0,283 0,300 0,017
13 35 1 -1,375 -0,124 0,451 0,325 0,126
14 35 1 -1,375 -0,124 0,451 0,350 0,101
15 30 1 -6,375 -0,575 0,283 0,375 0,092
16 35 1 -1,375 -0,124 0,451 0,400 0,051
17 35 1 -1,375 -0,124 0,451 0,425 0,026
18 35 1 -1,375 -0,124 0,451 0,450 0,001
19 35 1 -1,375 -0,124 0,451 0,475 0,024
20 40 1 3,625 0,327 0,628 0,500 0,128
21 35 1 -1,375 -0,124 0,451 0,525 0,074
22 35 1 -1,375 -0,124 0,451 0,550 0,099
23 40 1 3,625 0,327 0,628 0,575 0,053
24 40 1 3,625 0,327 0,628 0,600 0,028
25 40 1 3,625 0,327 0,628 0,625 0,003
26 45 1 8,625 0,778 0,782 0,650 0,132
27 40 1 3,625 0,327 0,628 0,675 0,047
28 40 1 3,625 0,327 0,628 0,700 0,072
29 45 1 8,625 0,778 0,782 0,725 0,057
30 40 1 3,625 0,327 0,628 0,750 0,122
31 50 1 13,625 1,228 0,890 0,775 0,115
32 45 1 8,625 0,778 0,782 0,800 0,018
33 55 1 18,625 1,679 0,953 0,825 0,128
34 45 1 8,625 0,778 0,782 0,850 0,068
35 50 1 13,625 1,228 0,890 0,875 0,015
Page 157
146
36 50 1 13,625 1,228 0,890 0,900 0,010
37 50 1 13,625 1,228 0,890 0,925 0,035
38 55 1 18,625 1,679 0,953 0,950 0,003
39 50 1 13,625 1,228 0,890 0,975 0,085
40 50 1 13,625 1,228 0,890 1,000 0,110
- ) = 36,375
Standar Deviasi (SD) =11,093
1. Lhitung diambil dari nilai F(z)-S(z) terbesar
Lhitung = 0,132
2. Ltabel ditentukan dari tabel nilai kritis uji Liliefors
Ltabel =
√ =
√ =
= 0,140
Lhitung< Ltabel (0,132< 0,140) maka dapat disimpulkan bahwa data pretest
kelas kontrol berdistribusi normal.
Page 158
147
Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No. X F - Z= x- /s F(z) S(z) F(z)-S(z)
1 65 1 -15,125 -1,518 0,065 0,025 0,040
2 70 1 -10,125 -1,016 0,155 0,050 0,105
3 65 1 -15,125 -1,518 0,065 0,075 0,010
4 70 1 -10,125 -1,016 0,155 0,100 0,055
5 60 1 -20,125 -2,019 0,022 0,125 0,103
6 65 1 -15,125 -1,518 0,065 0,150 0,085
7 65 1 -15,125 -1,518 0,065 0,175 0,110
8 70 1 -10,125 -1,016 0,155 0,200 0,045
9 70 1 -10,125 -1,016 0,155 0,225 0,070
10 75 1 -5,125 -0,514 0,304 0,250 0,054
11 70 1 -10,125 -1,016 0,155 0,275 0,120
12 75 1 -5,125 -0,514 0,304 0,300 0,004
13 75 1 -5,125 -0,514 0,304 0,325 0,021
14 75 1 -5,125 -0,514 0,304 0,350 0,046
15 80 1 -0,125 -0,013 0,495 0,375 0,120
16 75 1 -5,125 -0,514 0,304 0,400 0,096
17 75 1 -5,125 -0,514 0,304 0,425 0,121
18 80 1 -0,125 -0,013 0,495 0,450 0,045
19 80 1 -0,125 -0,013 0,495 0,475 0,020
20 80 1 -0,125 -0,013 0,495 0,500 0,005
21 80 1 -0,125 -0,013 0,495 0,525 0,030
22 80 1 -0,125 -0,013 0,495 0,550 0,055
23 85 1 4,875 0,489 0,688 0,575 0,113
24 80 1 -0,125 -0,013 0,495 0,600 0,105
25 85 1 4,875 0,489 0,688 0,625 0,063
26 85 1 4,875 0,489 0,688 0,650 0,038
27 85 1 4,875 0,489 0,688 0,675 0,013
28 90 1 9,875 0,991 0,839 0,700 0,139
29 85 1 4,875 0,489 0,688 0,725 0,037
30 90 1 9,875 0,991 0,839 0,750 0,089
31 85 1 4,875 0,489 0,688 0,775 0,087
32 90 1 9,875 0,991 0,839 0,800 0,039
33 95 1 14,875 1,492 0,932 0,825 0,107
34 95 1 14,875 1,492 0,932 0,850 0,082
35 90 1 9,875 0,991 0,839 0,875 0,036
36 90 1 9,875 0,991 0,839 0,900 0,061
Page 159
148
37 90 1 9,875 0,991 0,839 0,925 0,086
38 90 1 9,875 0,991 0,839 0,950 0,111
39 95 1 14,875 1,492 0,932 0,975 0,043
40 100 1 19,875 1,994 0,977 1,000 0,023
- ) = 80,125
Standar Deviasi (SD) = 9,967
3. Lhitung diambil dari nilai F(z)-S(z) terbesar
Lhitung = 0,139
4. Ltabel ditentukan dari tabel nilai kritis uji Liliefors
Ltabel =
√ =
√ =
= 0,140
Lhitung< Ltabel (0,139< 0,140) maka dapat disimpulkan bahwa data posttest
kelas ekperimen berdistribusi normal.
Page 160
149
Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol
No. X F -
Z= x-
/s F(z) S(z) F(z)-S(z)
1 60 1 -13,375 -1,632 0,051 0,025 0,026
2 65 1 -8,375 -1,022 0,153 0,050 0,103
3 60 1 -13,375 -1,632 0,051 0,075 0,024
4 60 1 -13,375 -1,632 0,051 0,100 0,049
5 65 1 -8,375 -1,022 0,153 0,125 0,028
6 65 1 -8,375 -1,022 0,153 0,150 0,003
7 60 1 -13,375 -1,632 0,051 0,175 0,124
8 65 1 -8,375 -1,022 0,153 0,200 0,047
9 65 1 -8,375 -1,022 0,153 0,225 0,072
10 65 1 -8,375 -1,022 0,153 0,250 0,097
11 70 1 -3,375 -0,412 0,340 0,275 0,065
12 70 1 -3,375 -0,412 0,340 0,300 0,040
13 70 1 -3,375 -0,412 0,340 0,325 0,015
14 70 1 -3,375 -0,412 0,340 0,350 0,010
15 70 1 -3,375 -0,412 0,340 0,375 0,035
16 70 1 -3,375 -0,412 0,340 0,400 0,060
17 70 1 -3,375 -0,412 0,340 0,425 0,085
18 70 1 -3,375 -0,412 0,340 0,450 0,110
19 70 1 -3,375 -0,412 0,340 0,475 0,135
20 75 1 1,625 0,198 0,579 0,500 0,079
21 75 1 1,625 0,198 0,579 0,525 0,054
22 75 1 1,625 0,198 0,579 0,550 0,029
23 75 1 1,625 0,198 0,579 0,575 0,004
24 75 1 1,625 0,198 0,579 0,600 0,021
25 75 1 1,625 0,198 0,579 0,625 0,046
26 75 1 1,625 0,198 0,579 0,650 0,071
27 75 1 1,625 0,198 0,579 0,675 0,096
28 75 1 1,625 0,198 0,579 0,700 0,121
29 80 1 6,625 0,808 0,791 0,725 0,066
30 80 1 6,625 0,808 0,791 0,750 0,041
31 80 1 6,625 0,808 0,791 0,775 0,016
32 85 1 11,625 1,419 0,922 0,800 0,122
33 80 1 6,625 0,808 0,791 0,825 0,034
34 85 1 11,625 1,419 0,922 0,850 0,072
35 80 1 6,625 0,808 0,791 0,875 0,084
Page 161
150
36 90 1 16,625 2,029 0,979 0,900 0,079
37 80 1 6,625 0,808 0,791 0,925 0,134
38 85 1 11,625 1,419 0,922 0,950 0,028
39 90 1 16,625 2,029 0,979 0,975 0,004
40 85 1 11,625 1,419 0,922 1,000 0,078
- ) = 73,375
Standar Deviasi (SD) = 8,195
1. Lhitung diambil dari nilai F(z)-S(z) terbesar
Lhitung = 0,135
2. Ltabel ditentukan dari tabel nilai kritis uji Liliefors
Ltabel =
√ =
√ =
= 0,140
Lhitung< Ltabel (0,135< 0,140) maka dapat disimpulkan bahwa data posttest
kelas kontrol berdistribusi normal.
Page 162
151
Lampiran 16
Uji Homogenitas Pretest dan Posttest
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
N 40 40
37,375 36,375
SD 9,739 11,093
Varians (S = SD2) 94,848 123,054
F =
=
=
=
= 0,594
Untuk menentukan Ftabel, maka dihitung:
df pembilang = k-1
= jumlah variabel – 1
= 2 -1
= 1
df penyebut = (N1+N2) - k
= jumlah sampel – jumlah variabel
= 80 – 2
= 78
Diperoleh Ftabel sebesar 3,96. Fhitung< Ftabel (0,594< 3,96) sehingga dapat disimpulkan
bahwa data pretest kedua kelas tersebut adalah homogen.
Page 163
152
Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
F =
=
=
=
= 2,188
Untuk menentukan Ftabel, maka dihitung:
df pembilang = k-1
= jumlah variabel – 1
= 2 -1
= 1
df penyebut = (N1+N2) -k
= jumlah sampel – jumlah variabel
= 80 – 2
= 78
Diperoleh Ftabel sebesar 3,96. Fhitung< Ftabel (2,188 < 3,96) sehingga dapat disimpulkan
bahwa data posttest kedua kelas tersebut adalah homogen.
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
N 40 40
80,125 73,375
SD 9,967 8,195
Varians (S = SD2) 99,341 67,158
Page 164
153
Lampiran 17
Uji Hipotesis Data Pretest dan Posttest
t =
√
dengan S = √( ) ( )
Berdasarkan data pretest, diketahui:
1 = 37,375 S1 = 9,739 N1 = 40
2 = 36,375 S2 = 11,093 N2= 40
Nilai S dapat ditentukan sebagai berikut:
S = √( ) ( )
S = √( )( ) ( )( )
S = √
S = √
S = √
S = 10,437
Dari data tersebut, maka dapat dihitung:
t =
√
t =
√
Page 165
154
t =
√
t =
= 0,428
Interpretasi terhadap to:
df atau db = (N1 + N2) – 2
= (40 + 40) – 2
= 80 – 2
= 78
ttabel pada taraf signifikasi α = 0,05 adalah 1,991.
Diperoleh hasil thitung< ttabel (0,428< 1,991) sehingga Ha ditolak dan dapat ditarik
kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan pengetahuan peserta didik sebelum
menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar peserta
didik pada konsep jamur.
Page 166
155
Uji Hipotesis Data Posttest
t =
√
dengan S = √( ) ( )
Berdasarkan data posttest, diketahui:
1 = 80,125 S1 = 9,967 N1 = 40
2 = 73,375 S2 = 8,195 N2= 40
Nilai S dapat ditentukan sebagai berikut:
S = √( ) ( )
S = √( )( ) ( )( )
S = √
S = √
S = √
S = 9,124
Dari data tersebut, maka dapat dihitung:
t =
√
t =
√
t =
√
Page 167
156
t =
= 3,30
Interpretasi terhadap to:
df atau db = (N1 + N2) – 2
= (40 + 40) – 2
=80 – 2
= 78
ttabel pada taraf signifikasi α= 0,05 adalah 1,991.
Diperoleh hasil thitung > ttabel (3,30> 1,991) sehingga Ha diterima dan dapat ditarik
kesimpulan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing
terhadap hasil belajar peserta didik pada konsep jamur.
Page 168
157
Lampiran 18
RPP RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas / Semester : X/ 2
Materi : Jamur
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Pertemuan : Pertama
A. Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianutnya.
KI 2 :Mengahayati dan mengamalkan prilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan
proaktif, dan menujukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 :Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan factual, konseptual,
prosedural, berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang di pelajarinya disekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
Page 169
158
B. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar Indikator
3.6 Menerapkan prinsip
klasifikasi untuk menggolongkan
jamur berdasarkan ciri-ciri dan
cara reproduksinya melalui
pengamatan secara teliti dan
sistematis.
3.6.1 Mengidentifikasi ciri-ciri umum dan struktur
tubuh jamur.
3.6.2 Menjelaskan cara hidup dan reproduksi
jamur
3.6.3 Mengklasifikasikan dasar pengelompokkan
jamur
4.6 Menyajikan data hasil
pengamatan ciri-ciri dan peran
jamur dalam kehidupan dan
lingkungan dalam bentuk laporan
tertulis.
4.6.1 Melakukan pengamatan jamur mikroskopis
pada jamur oncom /tempe dan makroskopis
pada jamur jenis basidiomycota dengan
mengamati morfologi tubuhnya
4.6.2 Membuat laporan hasil pengamatan pada
jamur mikroskopis dan makroskopis
C. Tujuan Pembelajaran :
Setelah melakukan pembelajaran ini diharapkan peserta didik mampu:
1. Peserta didik mampu mengidentifikasi ciri umum dan struktur tubuh
jamur melalui pengamatan
2. Peserta didik mampu menjelaskan cara hidup dan reproduksi jamur
melalui studi pustaka
3. Peserta didik mampu mengklasifikasikan jamur berdasarkan divisinya
melalui studi pustaka
4. Peserta didik mampu membuat laporan hasil pengamatan pada jamur
mikroskopis dan makroskopis
D. Materi Ajar :
1. Fakta
Fungi [Jamur]
Page 170
159
2. Konsep
Pengertian tentang fungi/jamur, ciri- ciri umum jamur, klasifikasi jamur
mikroskopis dan makroskopis, reproduksi jamur.
dengan alga
peran simbiosis
dengan akar
Berdasar hifa
meliputi
memiliki
E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Inkuiri Terbimbing
2. Metode : Pengamatan, presentasi, diskusi kelompok, tanya jawab.
Jamur
Menguntungkan
Merugikan
Lumut kerak
Meikoriza
Tidak Bersekat Bersekat
Zygomycota Basidiomycota Deuteromycota Ascomycota
Ascokarp
Askus
Askospora
Basidiokarp
Basidium
Basidiospora
Spora seksual
Spora aseksual Zigospora
Page 171
160
F. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama (3x45menit)
Sintaks
Pendekatan
Inkuiri
Terbimbing
Kegiatan Guru
Kegiatan Peserta
didik
Alokasi
waktu
Pendahuluan
Motivasi
Guru mengucapkan
salam kepada
peserta didik dengan
senyum yang
bersahabat.
Guru mengajak
peserta didik untuk
berdoa sesuai
keyakinan masing-
masing.
Guru mengecek
kehadiran peserta
didik.
Guru menanyakan
kesiapan peserta
didik dalam
melakukan
pembelajaran.
Guru memberikan
soal pretest
berkaitan dengan
materi jamur.
Guru mengulas
kembali mengenai
ciri-ciri umum
Peserta didik
menjawab
salam
Peserta didik
berdoa dengan
tertib
Peserta didik
mendengarkan
guru
Peserta didik
mengeluarkan
alat tulisnya.
Peserta didik
mengerjakan
soal-soal pretest
dengan tertib
Peserta didik
memperhatikan
penjelasan dari
30 menit
Page 172
161
makhluk hidup guru.
Apersepsi
Guru memberikan
apersepsi dengan
menanyakan
“Apakah kalian
pernah melihat
jamur? Bagaimana
bentuk jamur?”
Guru
menyampaikan
tujuan pembelajaran
pada hari tersebut
berkaitan dengan
materi jamur.
Peserta didik
menjawab
pertanyaan
guru, dengan
menggunakan
pengetahuan
yang dimiliki.
Peserta didik
mendengarkan
penyampaian
yang diberikan
oleh guru
dengan seksama
Kegiatan Inti
Sintaks
Pendekatan
Inkuiri
Terbimbing
Kegiatan Guru
Kegiatan peserta
didik
Alokasi
Waktu
Orientasi
Guru membimbing
peserta didik dalam
pembentukan
kelompok kecil ,
maksimal anggota
kelompok terdiri
dari 5 orang
Guru menampilkan
video mengenai
Ciri-ciri umum
jamur,
Peserta didik
bergabung
dengan
kelompoknya.
Peserta didik
mendengarkan
dan
memperhatikan
1 menit
2 menit
Page 173
162
pengelompokkan
jamur, serta cara
hidup dan
reproduksi jamur.
Guru membagikan
LKPD kepada
masing-masing
kelompok.
Guru menjelaskan
petunjuk yang
terdapat pada
LKPD.
Observasi
Guru membimbing
peserta didik untuk
membaca dan
memperhatikan
gambar serta
wacana mengenai
jamur agar dapat
merumuskan
masalah.
Guru dengan
seksama.
Peserta didik
mulai membaca
LKPD.
Peserta didik
mendengarkan
penjelasan dari
guru.
Peserta didik
membaca dan
memperhatikan
gambar serta
wacana yang
berkaitan
dengan jamur.
1 menit
1 menit
3 menit
Merumuskan
Masalah
Guru membimbing
peserta didik untuk
merumuskan
masalah
berdasarkan wacana
yang terdapat pada
LKPD mengenai
pengamatan jamur
yang akan
dipraktikumkan.
Peserta didik
membuat
rumusan
masalah
berdasarkan
wacana yang
telah dibaca.
10 menit
Page 174
163
Merumuskan
Hipotesis
Guru membimbing
peserta didik untuk
berdiskusi dengan
teman
kelompoknya dan
membuat hipotesis
mengenai masalah
yang disajikan.
Guru meminta
peserta didik untuk
menuliskan
hipotesis yang telah
dibuat ke dalam
LKPD.
Peserta didik
berdiskusi
dengan teman
kelompoknya
untuk membuat
hipotesis dari
rumusan
masalah yang
telah dibuat.
Peserta didik
menuliskan
hipotesis di
lembar LKPD.
10 menit
Mengumpulk
an Data
Guru membimbing
peserta didik dalam
mencari referensi
mengenai
praktikum yang
akan dilakukan.
Guru membimbing
peserta didik dalam
mempersiapkan alat
dan bahan yang
akan digunakan
dalam praktikum.
Guru membimbing
dan mengawasi
peserta didik dalam
Peserta didik
dalam tiap
kelompoknya
mencari
referensi yang
relevan.
Peserta didik
mulai
mengambil alat
bahan yang
diperlukan
dalam praktikum
yang akan
dilakukan.
Peserta didik
bersama teman
kelompoknya
2 menit
9 menit
35 menit
Page 175
164
kegiatan praktikum. mulai
melakukan
kegiatan
praktikum.
Menguji
Hipotesis
Guru membimbing
peserta didik untuk
menuliskan hasil
kegiatan praktikum
dan berdiskusi
terkait dengan
hipotesis yang telah
dirumuskan
sebelumnya pada
LKPD.
Guru membimbing
peserta didik dalam
menganalisis hasil
praktikum yang
telah dilakukan dan
membuat
penjelasan lengkap
terkait dengan
pengamatan jamur
dengan mengacu
pada referensi yang
relevan.
Guru meminta
peserta didik untuk
menjawab semua
pertanyaan yang
terdapat pada
LKPD terkait
Peserta didik
menuliskan hasil
praktikumnya
dan berdiskusi
kembali bersama
teman
kelompoknya.
Peserta didik
menganalisis
hasil
pengamatannya
dengan mengacu
pada referensi
yang relevan.
Peserta didik
menjawab
pertanyaan yang
tertera dalam
lembar LKPD.
2 Menit
2 menit
7 menit
Page 176
165
pengamatan yang
telah dilakukan.
Merumuskan
Kesimpulan
Guru meminta
peserta didik untuk
membuat
kesimpulan dari
hasil pengamatan
yang telah
dilakukan dan
menuliskannya ke
dalam LKPD.
Guru meminta
perwakilan dari
masing-masing
kelompok untuk
mempresentasikan
atau menyampaikan
hasil pengamatan
yang telah
dilakukan.
Guru
mempersilahkan
kepada peserta
didik dari
kelompok lain
untuk menanggapi
atau bertanya.
Peserta didik
membuat
kesimpulan dari
hasil
pengamatan
yang telah
dilakukan dan
menuliskannya
ke dalam lembar
LKPD.
Masing-masing
perwakilan
kelompok
mempresentasik
an hasil
pengamatan
yang telah
dilakukan.
Peserta didik
dari kelompok
lain, mulai
menanggapi dan
bertanya kepada
perwakilan
kelompok yang
sudah
presentasi.
3 Menit
5 menit
5 menit
Kegiatan akhir
Page 177
166
Sintaks
Pendekatan
Inkuiri
Terbimbing
Kegiatan Guru
Kegiatan Peserta
didik
Alokasi
Waktu
Penutup
Evaluasi
Guru memberikan
penguatan dengan
penjelasan sebagai
penyempurnaan
kesimpulan yang
dihasilkan oleh
peserta didik.
Peserta didik
mendengarkan
penjelasan dari guru
dengan seksama.
2 menit
Penutup
Guru membagikan
LKPD untuk
pertemuan kedua
dan meminta
peserta didik untuk
melakukan
kegiatan
pembuatan tempe
sesuai dengan
langkah kerja yang
ada.
Guru meminta
peserta didik untuk
merapihkan
kembali alat dan
bahan yang telah
digunakan.
Guru menutup
kelas dengan
Peserta didik
mencatat pesan
dari guru.
Peserta didik
merapihkan alat
dan bahan yang
telah digunakan.
Peserta didik
menjawab salam
dari guru.
1 menit
3menit
1 menit
Page 178
167
mengucapkan
salam.
Page 179
168
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas / Semester : X/ 2
Materi : Jamur
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Pertemuan : Kedua
A. Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianutnya.
KI 2 : Mengahayati dan mengamalkan prilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan
proaktif, dan menujukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan factual, konseptual,
prosedural, berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang di pelajarinya disekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
Page 180
169
B. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar Indikator
3.6 Menerapkan prinsip
klasifikasi untuk menggolongkan
jamur berdasarkan ciri-ciri dan
cara reproduksinya melalui
pengamatan secara teliti dan
sistematis.
3.6.4 Menjelaskan hubungan simbiotik jamur
dengan tanaman lain
3.6.5 Menjelaskan jenis jamur dan peranannya
dalam kehidupan
4.6 Menyajikan data hasil
pengamatan ciri-ciri dan peran
jamur dalam kehidupan dan
lingkungan dalam bentuk laporan
tertulis.
4.6.1 Membuat laporan tertulis berdasarkan hasil
kegiatan praktikum peran jamur mikroskopis
dalam fermentasi.
C. Tujuan Pembelajaran :
Setelah melakukan pembelajaran ini diharapkan peserta didik mampu:
1. Peserta didik mampu menyelidiki informasi mengenai peran jenis-jenis
jamur mikroskopis dan makroskopis dalam kehidupan
2. Peserta didik mampu menganalisis peran jenis-jenis jamur mikroskopis
dan makroskopis dalam kehidupan
3. Peserta didik mampu menampilkan data mengenai peran jenis-jenis jamur
mikroskopis dan makroskopis dalam kehidupan
4. Peserta didik mampu membuat laporan hasil pengamatan pada jamur
mikroskopis dan makroskopis.
D. Materi Ajar :
1. Fakta
Fungi [Jamur]
2. Konsep
Hubungan simbiosis antara jamur dengan organisme lain dan peranan
jamur mikroskopis dan makroskopis dalam kehidupan.
Page 181
170
dengan alga
peran simbiosis
dengan akar
Berdasar hifa
meliputi
memiliki
E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Inkuiri terbimbing
2. Metode : Ceramah, pengamatan, diskusi kelompok, tanya jawab.
F. Langkah –Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan kedua (3x 45 menit)
Tahapan Kegiatan Guru Kegiatan Peserta
didik
Alokasi
waktu
Pembukaan
Guru memberikan
salam, mengecek
absensi,
Peserta didik
menjawab salam,
berdoa, dan
3 menit
Jamur
rrr2w
Menguntungkan
Merugikan
Lumut kerak
Mikoriza
Tidak Bersekat Bersekat
Zygomycota Basidiomycota Deuteromycota Ascomycota
Ascokarp
Askus
Askospora
Basidiokarp
Basidium
Basidiospora
Spora seksual
Spora aseksual Zigospora
Page 182
171
Pendahuluan
membimbing untuk
berdoa, mengecek
kesiapan peserta
didik dan
menyiapakan buku
ajar.
mengeluarkan
buku pelajaran
biologi.
Motivasi
Guru memotivasi
kepada peserta
didik terkait peran
jamur dalam
kehidupan.
Peserta didik
termotivasi
untuk
mengetahui
peran jamur
dalam
kehidupan.
3 menit
Apersepsi
Guru memberikan
apersepsi dengan
mengarahkan
pertanyaan “Apa
saja peranan jamur
dalam kehidupan?”
Peserta didik
menjawab
pertanyaan yang
diberikan oleh
Guru dengan
pengetahuan
yang dimiliki.
4 menit
Kegiatan Inti
Tahapan Kegiatan Guru Kegiatan peserta
didik
Alokasi
Waktu
Orientasi
Guru membimbing
peserta didik
untuk duduk
berkelompok
berdasarkan
Peserta didik
bergabung dengan
kelompoknya.
Page 183
172
kelompok yang
telah dibagikan
sebelumnya
Guru
menampilkan
video mengenai
peranan jamur
dalam kehidupan
serta hubungan
simbiotik jamur
dengan organisme
lain.
Guru membimbing
peserta didik
untuk membaca
dan
memperhatikan
gambar serta
wacana mengenai
peranan jamur
agar dapat
merumuskan
masalah yang
disajikan.
Peserta didik
mendengarkan
dan
memperhatikan
Guru dengan
seksama.
Peserta didik
mulai membaca
dan
memperhatikan
gambar serta
wacana yang
berkaitan dengan
peranan jamur.
10 menit
Merumuskan
masalah
Guru membimbing
peserta didik
untuk
merumuskan
masalah
berdasarkan
wacana yang
terdapat pada
Peserta didik
membuat rumusan
masalah
berdasarkan
wacana yang telah
dibaca.
10 menit
Page 184
173
LKPD mengenai
peranan jamur.
Merumuskan
hipotesis
Guru meminta
peserta didik
untuk menuliskan
hipotesis dalam
LKPD terkait
peran jamur dalam
proses fermentasi
Peserta didik
menuliskan
hipotesis terkait
peran jamur
dalam proses
fermentasi sesuai
dengan instruksi
dari Guru.
10 menit
Mengumpulkan
data
Guru meminta
peserta didik
untuk
menunjukkan
tempe yang telah
dibuat.
Guru membimbing
dan mengawasi
peserta didik
dalam kegiatan
diskusi terkait
hasil morfologi
dari pembuatan
tempe.
Guru membagikan
lembar tugas
terkait hubungan
simbiotik jamur
dengan organisme
lain.
Peserta didik
mengumpulkan
hasil eksperimen
yang telah
dilakukan.
Peserta didik
mulai berdiskusi
terkait morfologi
yang dihasilkan
dari tempe yang
telah dibuat.
Peserta didik
bersama teman
kelompoknya
mulai berdiskusi
dan mengerjakan
lembar tugas
terkait hubungan
45 menit
Page 185
174
simbiotik jamur
dengan organisme
lainnya.
Menguji
hipotesis
Guru membimbing
peserta didik
untuk menuliskan
hasil kegiatan
diskusi terkait
dengan hipotesis
yang telah
dirumuskan
sebelumnya pada
LKPD.
Guru membimbing
peserta didik
dalam menyelidiki
informasi serta
mencari referensi
yang relevan
terkait dengan
peran jamur dalam
proses fermentasi
dan hubungan
simbiotik jamur
dengan organisme
lain.
Guru membimbing
peserta didik
dalam
menganalisis hasil
pengamatan yang
telah dilakukan
Peserta didik
menuliskan hasil
praktikumnya dan
berdiskusi
kembali bersama
teman
kelompoknya.
Peserta didik
dalam tiap
kelompoknya
menyelidiki
informasi serta
mencari referensi
yang relevan
terkait dengan
peran jamur
dalam proses
fermentasi dan
hubungan
simbiotik jamur
dengan organisme
lain.
Peserta didik
menganalisis hasil
pengamatannya
dengan mengacu
20 Menit
Page 186
175
dan membuat
penjelasan lengkap
terkait dengan
peranan jamur
serta hubungan
simbiotik jamur
dengan mengacu
pada referensi
yang relevan.
Guru meminta
peserta didik
untuk menjawab
semua pertanyaan
yang terdapat pada
LKPD terkait
pengamatan yang
telah dilakukan.
pada referensi
yang relevan.
Kemudian
masing-masing
kelompok
mengungkapkan
hasil analisisnya.
Peserta didik
menjawab
pertanyaan yang
tertera dalam
LKPD.
Menarik
kesimpulan
Guru meminta
perwakilan dari
masing-masing
kelompok untuk
mempresentasikan
atau
menyampaikan
hasil kerjanya
terkait pembuatan
tempe yang telah
dilakukan.
Guru
mempersilahkan
kepada peserta
didik dari
Masing-masing
perwakilan
kelompok
mempresentasika
n hasil
pengamatan yang
telah dilakukan.
Peserta didik dari
kelompok lain,
mulai menanggapi
dan bertanya
kepada
perwakilan
kelompok yang
sudah presentasi.
10 menit
Page 187
176
kelompok lain
untuk menanggapi
atau bertanya.
Guru meminta
peserta didik
untuk membuat
kesimpulan dari
hasil pengamatan
yang telah
dilakukan dan
menuliskannya ke
dalam LKPD.
Peserta didik
membuat
kesimpulan dari
hasil pengamatan
yang telah
dilakukan.
Kegiatan Akhir
Tahapan Kegiatan Guru Kegiatan Peserta
didik
Alokasi
Waktu
Evaluasi
Guru meminta
peserta didik untuk
mengumpulkan
LKPD yang telah
dikerjakan
sebelumnya.
Guru memberikan
penguatan berupa
penjelasan sebagai
penyempurnaan
kesimpulan yang
dihasilkan oleh
peserta didik.
Peserta didik
menyerahkan
LKPD yang telah
dikerjakan kepada
Guru.
Peserta didik
mendengarkan
penjelasan dari
guru dengan
seksama.
15 menit
Guru meminta
Page 188
177
Penutup
peserta didik untuk
merapihkan
bangku-bangku ke
tempat semula.
Guru menutup
kelas dengan
mengucapkan
salam.
Peserta didik
merapihkan
bangku-bangku ke
tempat semula.
Peserta didik
menjawab salam
dari guru.
3 menit
1 menit
G. Sumber/Bahan/Alat
Sumber :
1. Buku Biologi untuk SMA Kelas X, karangan Nunung nurhayati, Mukhlis,
Agus Jaya, Yrama Widya.
2. Buku Biologi untuk SMA kelas X, karangan Resti Septianing dkk,
Yudhistira.
3. Buku-buku yang relevan
Bahan :
1. LKPD
2. Gambar/foto berbagai tentang jamur
3. PPT
Alat : LCD, laptop, speaker laptop
Page 190
179
Lampiran 19
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas / Semester : X/ 2
Materi : Jamur
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Pertemuan : Pertama
A. Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianutnya.
KI 2 :Mengahayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan
proaktif, dan menujukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 :Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan factual, konseptual,
prosedural, berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang di pelajarinya disekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
Page 191
180
B. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar Indikator
3.6 Menerapkan prinsip
klasifikasi untuk menggolongkan
jamur berdasarkan ciri-ciri dan
cara reproduksinya melalui
pengamatan secara teliti dan
sistematis.
3.6.1 Mengidentifikasi ciri-ciri umum dan struktur
tubuh jamur.
3.6.2 Menjelaskan cara hidup dan reproduksi
jamur
3.6.3 Mengklasifikasikan dasar pengelompokkan
jamur
4.6 Menyajikan data hasil
pengamatan ciri-ciri dan peran
jamur dalam kehidupan dan
lingkungan dalam bentuk laporan
tertulis.
4.6.1 Melakukan pengamatan jamur mikroskopis
pada jamur oncom /tempe dan makroskopis
pada jamur jenis basidiomycota dengan
mengamati morfologi tubuhnya
4.6.2 Membuat laporan hasil pengamatan pada
jamur mikroskopis dan makroskopis
C. Tujuan Pembelajaran :
Setelah melakukan pembelajaran ini diharapkan siswa mampu:
1. Peserta didik mampu mengidentifikasi ciri umum dan struktur tubuh
jamur melalui pengamatan
2. Peserta didik mampu menjelaskan cara hidup dan reproduksi jamur
melalui studi pustaka
3. Peserta didik mampu mengklasifikasikan jamur berdasarkan divisinya
melalui studi pustaka
4. Peserta didik mampu membuat laporan hasil pengamatan pada jamur
mikroskopis dan makroskopis.
D. Materi Ajar :
1. Fakta
Fungi [Jamur]
2. Konsep
Pengertian tentang fungi/jamur, ciri- ciri umum jamur, klasifikasi jamur
mikroskopis dan makroskopis, reproduksi jamur.
Page 192
181
dengan alga
peran simbiosis
dengan akar
Berdasar hifa
meliputi
memiliki
E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode : Ceramah, pengamatan, diskusi kelompok, tanya jawab.
F. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama (3x45menit)
Tahapan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
waktu
Motivasi
Guru mengucapkan
salam kepada
peserta didik dengan
senyum yang
bersahabat.
Peserta didik
menjawab
salam
Jamur
Menguntungkan
Merugikan
Lumut kerak
Meikoriza
Tidak Bersekat Bersekat
Zygomycota Basidiomycota Deuteromycota Ascomycota
Ascokarp
Askus
Askospora
Basidiokarp
Basidium
Basidiospora
Spora seksual
Spora aseksual Zigospora
Page 193
182
Pendahuluan
Guru mengajak
peserta didik untuk
berdoa sesuai
keyakinan masing-
masing.
Guru mengecek
kehadiran peserta
didik.
Guru menanyakan
kesiapan peserta
didik dalam
melakukan
pembelajaran.
Guru memberikan
soal pretest
berkaitan dengan
materi jamur.
Guru mengulas
kembali mengenai
ciri-ciri umum
makhluk hidup
Peserta didik
berdoa dengan
tertib
Peserta didik
mendengarkan
guru
Peserta didik
mengeluarkan
alat tulisnya.
Peserta didik
mengerjakan
soal-soal pretest
dengan tertib
Peserta didik
memperhatikan
penjelasan dari
guru.
30 menit
Apersepsi
Guru memberikan
apersepsi dengan
menanyakan
“Apakah kalian
pernah melihat
jamur? Bagaimana
bentuk jamur?”
Guru
menyampaikan
tujuan pembelajaran
Peserta didik
menjawab
pertanyaan
guru, dengan
menggunakan
pengetahuan
yang dimiliki.
Peserta didik
mendengarkan
penyampaian
Page 194
183
pada hari tersebut
berkaitan dengan
materi jamur.
yang diberikan
oleh guru
dengan seksama
Kegiatan Inti
Tahapan Kegiatan Guru Kegiatan siswa Alokasi
Waktu
Mengamati
Guru menampilkan
video terkait ciri-
ciri umum jamur,
pengelompokkan
jamur serta cara
hidup dan
reproduksi jamur.
Guru membagikan
lembaran LKPD
kepada masing-
masing kelompok.
Guru menjelaskan
petunjuk yang
terdapat pada
LKPD.
Peserta didik
mendengarkan dan
memperhatikan
Guru dengan
seksama.
Peserta didik mulai
membaca
lembaran LKPD.
Peserta didik
mendengarkan
penjelasan dari
guru.
15 menit
Menanya Memotivasi peserta
didik untuk
bertanya terkait
kegiatan praktikum
yang akan
dilakukan.
Membimbing
peserta didik untuk
merumuskan
masalah.
Peserta didik
termotivasi untuk
bertanya dan mulai
berdiskusi dengan
teman
kelompoknya
dalam
merumuskan
masalah.
10 menit
Page 195
184
Mengeksplora
si
Guru membimbing
peserta didik dalam
pembentukan
kelompok kecil,
maksimal anggota
kelompok terdiri
dari 5 orang
Guru membimbing
peserta didik dalam
kegiatan praktikum
pengamatan jamur
mikroskopis dan
makroskopis.
Peserta didik
bergabung dengan
kelompoknya.
Peserta didik
bersama
kelompoknya
mulai melakukan
kegiatan praktikum
pengamatan jamur
mikroskoipis dan
makroskopis
40 menit
Mengasosiasi Guru membimbing
peserta didik untuk
mengumpulkan
informasi dari
berbagai literatur
seperti buku paket,
internet, dan
sumber lain yang
relevan.
Guru memastikan
setiap anggota
kelompok
berkontribusi dalam
mengolah informasi
Peserta didik
mencari dan
mengumpulkan
informasi yang
berkaitan dengan
kegiatan praktikum
dari
berbagai literatur
Peserta didik
dengan teman
kelompoknya
mengolah
informasi yang
telah didapat
10 menit
Mengkomuni
kasi
Guru meminta
perwakilan dari
Masing-masing
perwakilan
25 menit
Page 196
185
masing-masing
kelompok untuk
mempresentasikan
atau menyampaikan
hasil pengamatan
yang telah
dilakukan.
Guru
mempersilahkan
kepada peserta
didik dari
kelompok lain
untuk menanggapi
atau bertanya.
kelompok
mempresentasikan
hasil pengamatan
yang telah
dilakukan.
Peserta didik mulai
menanggapi dan
bertanya kepada
perwakilan
kelompok yang
sudah presentasi.
Kegiatan akhir
Tahapan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu
Penutup
Evaluasi
Guru memberikan
penguatan dengan
penjelasan sebagai
penyempurnaan
kesimpulan yang
dihasilkan oleh
peserta didik.
Peserta didik
mendengarkan
penjelasan dari guru
dengan seksama.
3 menit
Penutup
Guru membagikan
LKPD untuk
pertemuan kedua
dan meminta
Peserta didik
mencatat pesan
dari guru.
1 menit
Page 197
186
peserta didik
melakukan
kegiatan
pembuatan tempe
di rumah sesuai
dengan langkah
kerja yang ada.
Guru meminta
peserta didik untuk
merapihkan
kembali alat dan
bahan yang telah
digunakan.
Guru menutup
kelas dengan
mengucapkan
salam.
Peserta didik
merapihkan alat
dan bahan yang
telah digunakan.
Peserta didik
menjawab salam
dari guru.
1 menit
G. Sumber/Bahan/Alat
Sumber :
1. Buku Biologi untuk SMA Kelas X, karangan Nunung nurhayati, Mukhlis,
Agus Jaya, Yrama Widya.
2. Buku Biologi untuk SMA kelas X, karangan Resti Septianing dkk,
Yudhistira.
3. Buku-buku yang relevan
Bahan :
1. LKS
2. Gambar/foto berbagai jenis jamur
3. PPT
Alat : LCD, laptop, speaker laptop
Page 199
188
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas / Semester : X/ 2
Materi : Jamur
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Pertemuan : Kedua
A. Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianutnya.
KI 2 :Mengahayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan
proaktif, dan menujukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 :Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan factual, konseptual,
prosedural, berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang di pelajarinya disekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
Page 200
189
B. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar Indikator
3.6 Menerapkan prinsip
klasifikasi untuk menggolongkan
jamur berdasarkan ciri-ciri dan
cara reproduksinya melalui
pengamatan secara teliti dan
sistematis.
3.6.4 Menjelaskan hubungan simbiotik jamur
dengan organisme lain
3.6.5 Menjelaskan jenis jamur dan peranannya
dalam kehidupan
4.6 Menyajikan data hasil
pengamatan ciri-ciri dan peran
jamur dalam kehidupan dan
lingkungan dalam bentuk laporan
tertulis.
4.6.2 Membuat laporan tertulis berdasarkan hasil
kegiatan praktikum peran jamur mikroskopis
dalam fermentasi.
C. Tujuan Pembelajaran :
Setelah melakukan pembelajaran ini diharapkan siswa mampu:
1. Peserta didik mampu menyelidiki informasi mengenai peran jenis-jenis
jamur mikroskopis dan makroskopis dalam kehidupan
2. Peserta didik mampu menganalisis peran jenis-jenis jamur mikroskopis
dalam kehidupan
3. Peserta didik mampu menampilkan data mengenai peran jenis-jenis jamur
mikroskopis dalam kehidupan
4. Peserta didik mampu membuat laporan hasil pengamatan peran jenis-
jenis jamur mikroskopis dalam kehidupan
5. Peserta didik mampu menjelaskan simbiosis antara jamur dengan
organisme lainnya melalui studi literatur
D. Materi Ajar :
1. Fakta
Page 201
190
Fungi [Jamur]
2. Konsep
Simbiosis antara jamur dengan organisme lainnya dan peranan jamur
mikroskopis dan makroskopis dalam kehidupan.
dengan alga
peran simbiosis
dengan akar
Berdasar hifa
meliputi
memiliki
E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode : Ceramah, pengamatan, diskusi kelompok, tanya jawab.
F. Langkah –Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan kedua (3x 45 menit)
Tahapan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
waktu
Pembukaan
Guru memberikan
Peserta didik
3 menit
Jamur
Menguntungkan
Merugikan
Lumut kerak
Meikoriza
Tidak Bersekat Bersekat
Zygomycota Basidiomycota Deuteromycota Ascomycota
Ascokarp
Askus
Askospora
Basidiokarp
Basidium
Basidiospora
Spora seksual
Spora aseksual Zigospora
Page 202
191
Pendahuluan
salam, mengecek
absensi,
membimbing untuk
berdoa, mengecek
kesiapan peserta
didik dan
menyiapakan buku
ajar.
menjawab salam,
berdoa, dan
mengeluarkan
buku pelajaran
biologi.
Motivasi
Guru memotivasi
kepada peserta
didik terkait peran
jamur dalam
kehidupan.
Peserta didik
termotivasi
untuk
mengetahui
peran jamur
dalam
kehidupan.
3 menit
Apersepsi
Guru memberikan
apersepsi dengan
mengarahkan
pertanyaan “Apa
saja peranan jamur
dalam kehidupan?”
Peserta didik
menjawab
pertanyaan yang
diberikan oleh
Guru dengan
pengetahuan
yang dimiliki.
4 menit
Kegiatan Inti
Tahapan Kegiatan Guru Kegiatan siswa Alokasi
Waktu
Mengamati
Guru meminta peserta
didik untuk
berkumpul dengan
Peserta didik
berkumpul
kembali dengan
Page 203
192
kelompoknya serta
menginformasikan
kepada peserta didik
mengenai materi yang
akan dipelajari.
Guru menampilkan
video mengenai peran
jamur dalam
kehidupan serta
hubungan simbiotik
jamur dengan
organisme lain
kelompok yang
telah dibagikan
sebelumnya dan
memperhatikan
Guru dengan
seksama
Peserta didik
memperhatikan
Guru dengan
seksama
10 menit
Menanya Guru meminta peserta
didik untuk
melengkapi LKPD.
Guru memotivasi
peserta didik untuk
bertanya terkait
masalah yang telah
disajikan mengenai
peran jamur dalam
kehidupan.
Peserta didik
mulai berdiskusi
dengan teman
kelompoknya.
Peserta didik
termotivasi untuk
bertanya terkait
masalah yang
disajikan dan
menuliskannya
dalam lembar
LKPD.
15 menit
Mengeksplorasi Guru meminta peserta
didik untuk
menunjukkan tempe
yang telah dibuat.
Guru membimbing
dan mengawasi
peserta didik dalam
kegiatan diskusi
Peserta didik
mengumpulkan
hasil eksperimen
yang telah
dilakukan.
Peserta didik
mulai berdiskusi
terkait morfologi
40 menit
Page 204
193
terkait hasil morfologi
dari pembuatan
tempe.
Guru membagikan
lembar tugas terkait
hubungan simbiotik
jamur dengan
organisme lain
yang dihasilkan
dari tempe yang
telah dibuat.
Peserta didik
bersama teman
kelompoknya
mulai berdiskusi
dan mengerjakan
lembar tugas
terkait hubungan
simbiotik jamur
dengan
organisme
lainnya.
Mengasosiasi Guru membimbing
peserta didik dalam
menyelidiki informasi
serta mencari
referensi terkait
dengan peran jamur
dalam proses
fermentasi dan
hubungan simbiotik
jamur dengan
organisme lain.
Peserta didik
dalam tiap
kelompoknya
menyelidiki
informasi serta
mencari referensi
yang relevan
terkait dengan
peran jamur
dalam proses
fermentasi dan
hubungan
simbiotik jamur
dengan
organisme lain.
20 menit
Mengkomunikas
ikan hasil
Guru meminta
perwakilan dari
masing-masing
Peserta didik
mengkomunikasi
kan hasil
Page 205
194
kelompok untuk
mempresentasikan
atau menyampaikan
hasil kerjanya terkait
pembuatan tempe
yang telah dilakukan.
Guru mempersilahkan
kepada peserta didik
dari kelompok lain
untuk menanggapi
atau bertanya.
pengamatan dan
hasil diskusi
yang telah
dilakukan
Masing-masing
perwakilan
kelompok
mempresentasika
n hasil
pengamatan yang
telah dilakukan.
Peserta didik dari
kelompok lain,
mulai
menanggapi dan
bertanya kepada
perwakilan
kelompok yang
sudah presentasi.
20 Menit
Kegiatan Akhir
Tahapan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu
Evaluasi
Guru memberikan
penguatan berupa
penjelasan sebagai
penyempurnaan
kesimpulan yang
dihasilkan oleh
peserta didik.
Peserta didik
mendengarkan
penjelasan dari
guru dengan
seksama.
15 menit
Penutup
Penutup
Guru menutup
Peserta didik
Page 206
195
kelas dengan
mengucapkan
salam.
menjawab salam
dari guru.
5 menit
Page 207
196
Lampiran 20
Instrumen Penelitian
Pilihlah satu jawaban yang tepat berdasarkan pertanyaan di bawah ini !
1. Berikut ini merupakan ciri-ciri makhluk hidup:
1) Bereproduksi seksual saja
2) Bereproduksi seksual dan aseksual
3) Dinding sel mengandung zat pektin
4) Dinding sel mengandung zat kitin
5) Memiliki sel senositik
6) Tidak memiliki sel senositik
Manakah pernyataan yang benar mengenai jamur?
a. 1, 3 dan 5
b. 1, 4 dan 5
c. 2, 4 dan 6
d. 2, 4 dan 5
e. 1, 4 dan 6
2. Apa alasan jamur tidak dapat digolongkan ke dalam kingdom plantae [tumbuhan]?
a. Tumbuhan memiliki hifa, jamur tidak memiliki hifa
b. Tumbuhan bersifat heterotrof, jamur bersifat autotrof
c. Tumbuhan memiliki klorofil, jamur tidak memiliki klorofil
d. Jamur hidup di tempat lembab, tumbuhan hidup di tempat kering
e. Tumbuhan memiliki zat kitin, jamur tidak memiliki zat kitin
3. Perhatikan gambar berikut ini!
Gambar di atas merupakan struktur tubuh jamur. Apa nama bagian tubuh jamur yang
ditunjuk oleh huruf B?
a. Stolon
b. Spora
c. Sporangiofor
Page 208
197
d. Zoospore
e. Sporangium
4. Salah satu reproduksi jamur secara aseksual adalah fragmentasi. Reproduksi jamur secara
fragmentasi adalah....
a. Peleburan antara spora jantan dan spora betina
b. Peleburan antara hifa jantan dan hifa betina
c. Persatuan inti sel jantan dan betina
d. Pemutusan hifa yang kemudian akan menjadi jamur baru
e. Peleburan sitoplasma membentuk zigosporangium
5. Perhatikan gambar berikut!
Bagian manakah jamur tersebut membentuk sporanya?
a. Basidium
b. Zygospora
c. Sporangium
d. Askus
e. Konidium
6. Berikut ini merupakan pernyataan tentang reproduksi seksual pada jamur zygomycota.
1) Meiosis
2) Plasmogami
3) Hifa – bergabung dengan hifa +
4) Kariogami
5) Zigosporangium
Urutan proses reproduksi seksual jamur zygomycota yang tepat adalah....
a. 1 – 2 – 3 – 4 – 5
b. 5 – 3 – 4 – 2 – 1
c. 3 – 4 – 2 – 1 – 5
d. 3 – 4 – 2 – 5 – 1
e. 3 – 2 – 4 – 1 – 5
Page 209
198
7. Spora seksual pada jamur divisi zygomycota disebut....
a. Sporangium
b. Zigospora
c. Askospora
d. Basidiospora
e. Sporangiospora
8. Diketahui ciri-ciri umum spesies jamur sebagai berikut:
1. Hidup saprofit
2. Reproduksi seksual dengan cara fragmentasi miselium
3. Alat reproduksi seksualnya berupa zigosproangium
4. Banyak ditemukan pada kotoran hewan ternak
Berdasarkan ciri-ciri di atas, apakah kemungkinan nama spesies tersebut?
a. Neurospora crassa
b. Mucor mucedo
c. Rhizopus oryzae
d. Volvariella volvaceae
e. Saccharommyces serevisiae
9. Berikut ini adalah ciri-ciri beberapa jamur:
No. Ciri-Ciri Jamur
A B C
1. Hifa tidak
bersekat
+ - -
2. Hifa bersekat - + +
3. Spora
terbentuk di
dalam askus
- + -
4. Spora
terbentuk di
dalam
basidium
- - +
Page 210
199
Berdasarkan data hasil percobaan yang dilakukan, jenis jamur A, B, dan C berturut-turut
termasuk.....
a. Ascomycota, Basidiomycota, Zygomycota
b. Ascomycota, Deutromycota, Basidiomycota
c. Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota
d. Basidiomycota, Zygomycota, Deutromycota
e. Zygomycota, Deutromycota, Ascomycota
10. Berikut ini adalah ciri-ciri jamur
No Ciri-ciri jamur
1. Spora dihasilkan di dalam
askus
2. Spora mempunyai alat gerak
berupa bulu cambuk
3. Spora terdapat dalam tonjolan
hifa
4. Hifa bersekat dan berinti
banyak
5. Bersifat mikroskopis
Manakah yang merupakan ciri-ciri dari jamur Ascomycotina?
a. 1 dan 2 d. 2 dan 4
b. 1 dan 4 e. 2 dan 5
c. 2 dan 3
11. Simbiosis antara jamur dengan akar tanaman disebut....
a. Liken
b. Lumut kerak
c. Alga
d. Mikoriza
e. Miselium
12. Berikut ini adalah ciri-ciri jamur :
1) Multiseluler, bersekat dan mempunyai tubuh buah menyerupai kuping berwarna
kecoklatan
2) Tubuh buahnya memiliki permukaan yang berlendir (basah) dan licin
3) Hidup saprofit dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan
Page 211
200
Berdasarkan ciri-ciri diatas dapat disimpulkan jamur tersebut termasuk ke dalam
spesies....
a. Volvariella volvacea (jamur merang)
b. Auricularia polytricha (jamur kuping)
c. Mucor mucedo (jamur kotoran ternak)
d. Saccharomyces cereviseae (jamur ragi)
e. Pleurotus sp. (jamur tiram)
13. Perhatikan tabel di bawah ini !
Berdasarkan tabel di atas, prediksi peranan liken yang paling tepat adalah...
a. Liken tersebut digunakan sebagai indikator adanya polusi udara
b. Liken tersebut digunakan sebagai tumbuhan perintis
c. Liken tersebut digunakan sebagai penentu tingkat kesuburan tanaman
d. Liken tersebut digunakan untuk menentukan jumlah mikroorganisme yang dapat hidup
di lingkungan sekolah
e. Liken tersebut digunakan untuk menentukan jumlah mikroorganisme yang dapat hidup
di lingkungan jalan raya
Faktor pembeda Lumut kerak (Lichen) di
sepanjang jalan raya
Lumut kerak (Lichen) di lingkungan
sekolah
Jumlah (Lichen)
pada pohon
Sedikit
Banyak
Letak tumbuh Ditemukan pada bagian tengah
batang
Ditemukan di sepanjang batang
Suhu udara Panas Teduh
Tempat tumbuh Pohon mangga, pohon melinjo Pohon mangga, pohon cemara,
tanaman bougenvile,tanaman puring
Page 212
201
14. Seorang siswa berjalan di hutan pinus, kemudian Ia menemukan sejenis jamur berbentuk
payung tumbuh di bawah pohon tersebut. Jamur bersimbiosis dengan pohon pinus
termasuk jenis simbiosis mutualisme. Manakah pernyataan mengenai simbion pembentuk
mikoriza yang benar ?
a. Pohon pinus pada tahun pertama tidak dapat tumbuh jika tidak ada simbiosis
dengan jamur.
b. Pohon pinus pada tahun pertama dapat tumbuh jikatidak ada simbiosis dengan
jamur.
c. Dengan adanya jamur pinus tidak mendapatkan air dan unsur-unsur dari tanah.
d. Dengan adanya jamur, akar pohon pinus tidak memerlukan bulu akar untuk
mendapatkan air dan unsur-unsur hara.
e. Dengan adanya simbiosis tersebut pohon pinus menjadi kering.
15. Aspergillus fumigatus merupakan jamur yang merugikan manusia, kerugian atau penyakit
yang disebabkan oleh jamur tersebut adalah....
a. Menginfeksi tanaman jagung
b. Menginfeksi tanaman kacang
c. Menginfeksi saluran pernapasan dan paru-paru
d. Menginfeksi kuku dan kulit
e. Menginfeksi kulit rambut
16. Perhatikan gambar di bawah ini!
Gelembung mengindikasi adanya CO2 pada pembuatan alkohol. Ragi yang dituangkan
dalam larutan gula tersebut merupakan sejenis jamur, jenis jamur apa yang mungkin
dipakai dalam percobaan tersebut?
a. Neurospora sitophila
b. Aspergillus oryzae
c. Rhizopusoryzae
d. Volvariella volvaceae
e. Saccharomyces cereviceae
Page 213
202
17. Perhatikan tabel di bawah ini !
Dari percobaan pembuatan tempe diatas, yang menjadi variabel bebas adalah...
a. Tekstur, warna dan aroma kedelai yang telah difermentasi
b. Suhu, kebersihan, serta jenis ragi yang digunakan
c. Waktu dalam tahapan pembuatan tempe
d. Bahan pembungkus yang digunakan untuk membungkus tempe
e. Tempat penyimpanan tempe
18. Dari percobaan pembuatan tempe di atas, yang menjadi variabel terikat adalah...
a. Tekstur, warna dan aroma kedelai yang telah difermentasi
b. Suhu, kebersihan, serta jenis ragi yang digunakan
c. Waktu dalam tahapan pembuatan tempe
d. Pembungkus yang digunakan untuk membungkus tempe
e. Tempat penyimpanan tempe
No Bahan
Pembu
ngkus
Perlakuan
ragi
Suhu
pengeri
ngan
Waktu
yang
digunakan
Setelah fermentasi
Warna Tekstur Aroma
1. Daun 0,5 gram 30C 3 hari Putih Rata, tebal,
banyak
miselium,
padat
Aroma
khas tempe
2. Plastik 0,5 gram 30C 3 hari Putih Tidak rata,
tidak terlalu
tebal,
miselium
kurang lebat
Aroma
khas tempe
Page 214
203
19. Berikut ini adalah tabel pengamatan pada proses pembuatan tapai ketan.
Dari tabel percobaan pembuatan tapai ketan diatas, hipotesis alternatif yang dapat kamu
ajukan adalah....
a. Langkah-langkah dalam proses pembuatan dapat mempengaruhi kematangan pada
tapai ketan
b. Wadah yang steril dapat mempengaruhi bentuk tapai ketan
c. Lamanya waktu dalam proses fermentasi dapat mempengaruhi kualitas tapai ketan
d. Jenis ragi yang digunakan dapat mempengaruhi rasa tapai ketan
e. Bahan-bahan yang digunakan dapat mempengaruhi bentuk tapai ketan
20. Sania mengalami gangguan karena sering mengenakan pakaian ketat.
Gejala yang ditimbulkan yaitu sebagai berikut :
1. Mengalami gatal yang luar biasa di sekitar vagina
2. Bagian di sekeliling vagina memerah dan perih serta keputihan yang menggumpal
seperti keju.
3. Bagian di sekitar vagina membengkak serta timbul pendarahan
4. Nyeri saat buang air kecil
Berdasarkan gejala di atas,jenis jamur yang menyebabkan penyakit tersebut adalah....
a. Aspergillus fumigatus
b. Neurospora crassa
c. Candida albicans
d. Rhizopus stolonifer
e. Saccharomyces cervisiae
Parameter
yang diamati
Sebelum
diberi ragi
Sesudah diberi ragi
Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3
Kematangan - - Agak matang Matang
Rasa - - Sedikit manis Manis
Warna Hitam
keungu-
unguan
Hitam
keungu-
unguan
Hitam keungu-
unguan
Hitam
keungu-
unguan dan
putih kusam
Kadar air - - Sedikit Banyak
Page 215
204
Lampiran 21
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) PRAKTIKUM BIOLOGI
MORFOLOGI JAMUR MIKROSKOPIS DAN MAKROSKOPIS
Pertemuan 1 (Inkuiri Terbimbing)
Nama : Hari/Tanggal :
Kelas : Waktu : 2x45 Menit
Kelompok :
Konsep : Jamur mikroskopis dan makroskopis
Tujuan : ~ Mengamati struktur morfologi jamur mikroskopis dan makroskopis
Mengelompokkan berbagai jenis jamur berdasarkan ciri-cirinya.
Membuat sketsa tubuh jenis-jenis jamur mikroskopis dan makroskopis
berdasarkan pengamatan praktikum dan kajian pustaka.
Menampilkan data mengenai hasil pengamatan morfologi jenis-jenis
jamur mikroskopis dan makroskopis.
Menyelidiki informasi mengenai morfologi jenis-jenis jamur
mikroskopis dan makroskopis berdasarkan hasil pengamatan.
Kegiatan : Melakukan pengamatan mengenai bentuk-bentuk dari jamur mikroskopis,
struktur tubuh jamur mikroskopis, serta ciri-ciri yang dimilikinya.
DASAR TEORI
Page 216
205
Salah satu makhluk hidup yang banyak terdapat di lingkungan adalah fungi atau
jamur, baik jamur yang berukuran mikroskopis maupun yang berukuran makroskopis.
Fungi dalam bahasa Indonesia disebut cendawan yang merupakan organisme tingkat
rendah yang belum mempunyai akar, batang dan daun. Jamur termasuk organisme bersel
satu (uniseluler) dan bersel banyak (multiseluler). Sel berbentuk benang-benang halus
yang disebut hifa. Hifa akan bercabang-cabang membentuk bangunan seperti anyaman
yang disebut miselium.
Jamur merupakan organisme eukariotik, yang tidak mempunyai klorofil, karena
tidak berklorofil maka jamur hidup secara heterotrof yaitu menguraikan bahan-bahan
organik yang ada di lingkungannya. Umumnya jamur hidup secara saprofit yaitu
menguraikan sampah-sampah organik seperti bangkai, sisa tumbuhan, makanan dan
kayu lapuk menjadi bahan anorganik. Jamur dengan sifat ini berperan sebagai
dekomposer (pengurai) sehingga bumi terhindar dari tumpukan sampah materi organik.
Adapula yang hidup parasit yaitu mendapatkan bahan organik dari inangnya dan
bersimbion membentuk lichen (lumut kerak). Fungi terbagi beberapa divisi antara lain
Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota. Beberapa jamur
makroskopis struktur tubuh terdiri atas tudung dan badan buah, sedangkan pada jamur
yang mikroskopis struktur tubuh umumnya memiliki sporangium, sporangiosfor, rizoid
dan stolon. Tubuh jamur mikroskopis hanya terdiri atas satu sel (uniseluler). Jamur
mikroskopis misalnya, Candida albicans, Neurospora crassa, dan Rhizopus oryzae.
Page 217
206
RUMUSAN MASALAH
Buatlah rumusan masalah berdasarkan tujuan dan dasar teori yang dipaparkan!
HIPOTESIS
Buatlah hipotesis (jawaban sementara) berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat!
VARIABEL
Tentukan variabel-variabel yang terkait dalam kegiatan pengamatan ini!
Variabel Bebas:
Variabel Terikat:
Variabel Kontrol:
ALAT dan BAHAN
Alat Bahan
Mikroskop
Kaca objek
Kaca penutup
Pipet
Tusuk gigi
Lup
Silet
Jamur Tempe
Jamur oncom
Jamur tiram
Jamur merang
Jamur kuping
Tissue
Air
Page 218
207
LANGKAH KERJA
Buatlah langkah kerja yang akan kamu lakukan !
1. Pengamatan Jamur Mikroskopis
2. Pengamatan Jamur Makroskopis
1. Siapkan alat dan bahan untuk pengamatan.
2. Ambilah sedikit sampel jamur dari tempe dengan
menggunakan ujung tusuk gigi. Letakkan jamur tersebut
pada kaca objek yang telah disiapkan.
3. Tutup kaca objek dengan kaca penutup. Perhatikan supaya
tidak ada gelembung udara pada saat menutup objek kaca.
4. Amati dibawah mikroskop mila-mula dengan perbesaran
10x10.
5. Ubah perbesaran menjadi 10x40 agar diperoleh gambar
struktur jamur yang lebih besar.
6. Lakukan hal yang sama pada jamur oncom
7. Gambarlah hasil pengamatanmu dan beri nama bagian-
bagiannya!
8.
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk mengamati
jamur makroskopis
2. Ambilah lup untuk mengamati bagian-bagian dari jamur
kuping, merang dan tiram. Tunjukkan bagian tudung, tangkai,
dan bilah lebih teliti.
3. Gambarlah hasil pengamatanmu dan beri nama bagian-
bagiannya!
Page 219
208
HASIL PENGAMATAN
1. Jamur Mikroskopis
Gambar Morfologi Keterangan
Jamur tempe
Jamur Oncom
Jamur Makroskopis
Gambar Morfologi Keterangan
Jamur Tiram
Page 220
209
Jamur Kuping
Jamur Merang
TABEL HASIL PENGAMATAN
*) Beri tanda (√) jika masuk dalam divisi
No Nama
Jamur
Habit
at
Hal yang diamati Pengelompokkan dalam divisi
Bentuk
tubuh
buah
Warna
tubuh
buah
Hifa Asco
mycot
a*)
Basidio
mycota*)
Zygomyco
ta*)
Deuteromyc
ota*)
Page 221
210
PERTANYAAN
1. Ciri-ciri apa saja yang ditemukan pada jenis jamur makrokopis dan jamur mikrokopis?
2. Perbedaan apa yang dapat kamu temukan dari hasil pengamatan jamur makroskopis
tersebut?
3. Sebutkan spesies-spesies yang kamu temukan dalam kegiatan praktikum dan jelaskan
manfaatnya dalam kehidupan?
4. Bagaimana ciri-ciri hifa pada jamur tempe dan oncom sebagai jamur mikroskopis dari
pengamatan yang kamu lakukan?
5. Perbedaan apa yang dapat Anda temukan dari hasil pengamatan tersebut?
PEMBAHASAN
Page 222
211
KESIMPULAN
Buatlah kesimpulan berdasarkan hasil pengamatanmu !
Daftar Pustaka
Campbell.Neil A, Reece.Jane B. Biologi Edisi 8 Jilid 1. Jakarta : Erlangga.2011.
Kusumawati.Rohana, Dewi Retnaningati. Biologi. Klaten: Intan Pariwara.2012.
S.Bambang, Suharno, Srikini S. Maryati, Pratiwi D.A. Biologi Untuk SMA/MA Kelas 10.
Jakarta : Erlangga.2012.
Syamsuri, Istamar. Biologi Untuk SMA Kelas X Semester I.Malang:Erlangga.2012
Page 223
212
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) PRAKTIKUM BIOLOGI
PERAN JAMUR MIKROSKOPIS DALAM KEHIDUPAN
Pertemuan 2 (Inkuiri Terbimbing)
Nama : Hari/Tanggal : .................
Kelas : Waktu : 2 x 45 Menit
Kelompok :
Konsep : Peran jamur mikroskopis dalam kehidupan
Tujuan : ~ Mengetahui peran jamur dalam proses fermentasi
Mengetahui pengaruh bahan pembungkus tempe terhadap hasil
fermentasi pembuatan tempe
Menyelidiki informasi mengenai peran jenis-jenis jamur mikroskopis
dalam proses fermentasi
Menampilkan data mengenai peran jenis-jenis jamur mikroskopis
yang berperan dalam proses fermentasi
Membuat laporan tertulis mengenai peran jamur mikroskopis dalam
proses fermentasi
Kegiatan : Melakukan percobaan pembuatan tempe dengan bahan pembungkus
yang berbeda
DASAR TEORI
Page 224
213
Perkembangan bioteknologi telah melalui sejarah yang panjang sebelum
manipulasi genetik mulai berkembang. Bioteknologi telah dikenal dan dilakukan oleh
masyarakat tradisional, walaupun tanpa sebutan bioteknologi. Bioteknologi tradisional
merupakan bioteknologi yang memanfaatkan mikroba, proses biokimia, dan
proses genetik alami. Salah satu contoh produk bioteknologi konvensional yang
banyak diterapkan oleh masyarakat kita adalah pada aspek pangan yakni pembuatan
tempe yang berbahan dasar kacang kedelai.
Tempe merupakan produk bioteknologi tradisional yang dihasilkan melalui
teknik fermentasi sederhana. Rhizopus oryzae atau disebut juga jamur tempe. Banyak
bahan dasar yang dapat digunakan dalam pembuatan tempe, seperti kacang kedelai,
kacang hijau, kacang merah dan lain sebagainya, selain itu tempe juga dapat dibuat
dengan bahan pembungkus daun pisang dan plastik. Proses pembuatan tempe dimulai
dengan proses menumbuhan spora jamur tempe, yaitu Rhizopus oryzae pada biji kacang.
Dalam pertumbuhannya Rhizopus oryzae membentuk benang-benang yang disebut
benang hifa. Benang hifa ini membentuk suatu tekstur padat, yang kemudian disebut
tempe. Kualitas tempe yang baik juga ditentukan oleh kadar protein dalam kacang,
kemurnian starter tempe yang digunakan dalam fermentasi,cara pembuatan dan cara
penyimpanan.
Page 225
214
RUMUSAN MASALAH
Buatlah rumusan masalah berdasarkan tujuan dan dasar teori yang dipaparkan!
HIPOTESIS
Buatlah hipotesis (jawaban sementara) berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat!
VARIABEL
Tentukan variabel-variabel yang terkait dalam kegiatan pengamatan ini!
Variabel Bebas:
Variabel Terikat:
Variabel Kontrol:
ALAT dan BAHAN
Alat Bahan
Kompor
Baskom
Ayakan/tampah
Saringan
Panci
Sendok
Daun pisang
Plastik
Kertas label
Kacang kedelai ½ kg
Ragi tempe [Rhizopus
oryzae] ½ gram untuk ½
kg kacang kedelai
Page 226
215
LANGKAH KERJA
Buatlah langkah kerja yang akan kamu lakukan !
3. Pembuatan tempe kacang kedelai
1. Cucilah alat dan bahan yang akan digunakan, kemudian
dikeringkan.
2. Bersihkan kacang kedelai dari bahan-bahan lain yang
tercampur dengan air bersih, kemudian dikeringkan.
3. Rendam kacang kedelai yang telah dicuci bersih selama 12
jam dengan air dingin biasa (proses hidrasi agar biji kedelai
menyerap air sebanyak mungkin).
4. Lepaskan kulit biji kedelai yang telah lunak, kemudian cuci
atau bilas dengan menggunakan air bersih.
5. Kukus / rebus biji kedelai tersebut sekitar 30 menit sampai
empuk.
6. Setelah biji kedelai terasa empuk, tuangkan biji-biji
tersebut pada tampah yang telah dibersihkan, lalu diangin-
angin dengan kipas/kipas angin sambil diaduk-aduk hingga
biji-biji tersebut terasa hangat.
7. Taburkan ragi tempe yang telah disiapkan sedikit demi
sedikit sambil diaduk-aduk supaya merata (1/4 sendok
untuk ½ kg kacang kedelai)
8. Siapkan kantong daun pisang untuk pembungkus.
9. Masukkan kedelai yang telah diberi ragi tempe ke dalam
pembungkusnya, dan atur ketebalannya.
10. Diamkan selama dua hari (2 x 24 jam) pada suhu kamar
hingga seluruh permukaan kacang kedelai tertutupi jamur.
11. Setiap sore dan pagi hari tempe dibalikkan agar proses
fermentasi kacang kedelai merata.
12. Amati dan catat hasil pengamatanmu!
Page 227
216
HASIL PENGAMATAN
No. Bahan
pembungkus
Warna Rasa Kepadatan/tekstur Aroma
1. Daun pisang
2. Plastik
Bahan Pembungkus Kondisi sebelum diberikan ragi
(Rhizopus oryzae)
Kondisi setelah diberikan ragi
(Rhizopus oryzae)
Daun pisang
Plastik
Page 228
217
PERTANYAAN
1. Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan berapa lama terbentuknya miselium
pada masing-masing tempe?
2. Bagaimanakah perubahan rasa, warna dan bau pada masing-masing tempe dengan bahan
pembungkus daun pisang dan plastik?
3. Apakah faktor sanitasi dalam pembuatan tempe berpengaruh terhadap tempe yang
dihasilkan? Jelaskan !
4. Apakah terdapat perbedaan tempe yang dihasilkan dari bahan pembungkus daun pisang
dan plastik? Mengapa demikian?
5. Bagaimanakah tekstur tempe yang dihasilkan dari tempe yang menggunakan bahan
pembungkus daun pisang dan plastik?
PEMBAHASAN
Page 229
218
KESIMPULAN
Buatlah kesimpulan berdasarkan hasil pengamatanmu !
Daftar Pustaka
Campbell.Neil A, Reece.Jane B. Biologi Edisi 8 Jilid 1. (Jakarta : Erlangga.2011).
Nunung nurhayati, Mukhlis, Agus Jaya. Biologi SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan
Matematika dan Ilmu Alam (Bandung: Yrama Widya, 2014).
Resti Septianing dkk. Panduan Belajar Biologi 1A SMA Kelas X. (Jakarta: Yudhistira, 2012)
Page 230
219
Lampiran 22
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) PRAKTIKUM BIOLOGI
MORFOLOGI JAMUR MIKROSKOPIS DAN MAKROSKOPIS
Pertemuan 1 (Pendekatan Saintifik)
Nama : Hari/Tanggal :
Kelas : Waktu : 45 Menit
Kelompok :
Konsep : Jamur mikroskopis dan makroskopis
Tujuan : ~ Mengamati struktur morfologi jamur mikroskopis dan makroskopis
Mengelompokkan berbagai jenis jamur berdasarkan ciri-cirinya.
Membuat sketsa tubuh jenis-jenis jamur mikroskopis dan makroskopis
berdasarkan pengamatan praktikum dan kajian pustaka.
Menampilkan data mengenai hasil pengamatan morfologi jenis-jenis
jamur mikroskopis dan makroskopis.
Menyelidiki informasi mengenai morfologi jenis-jenis jamur
mikroskopis dan makroskopis berdasarkan hasil pengamatan.
Kegiatan : Melakukan pengamatan mengenai bentuk-bentuk dari jamur mikroskopis,
struktur tubuh jamur mikroskopis, serta ciri-ciri yang dimilikinya.
DASAR TEORI
Page 231
220
Salah satu makhluk hidup yang banyak terdapat di lingkungan adalah fungi atau
jamur, baik jamur yang berukuran mikroskopis maupun yang berukuran makroskopis.
Fungi dalam bahasa Indonesia disebut cendawan yang merupakan organisme tingkat
rendah yang belum mempunyai akar, batang dan daun. Jamur termasuk organisme bersel
satu (uniseluler) dan bersel banyak (multiseluler). Sel berbentuk benang-benang halus
yang disebut hifa. Hifa akan bercabang-cabang membentuk bangunan seperti anyaman
yang disebut miselium.
Jamur merupakan organisme eukariotik, yang tidak mempunyai klorofil, karena
tidak berklorofil maka jamur hidup secara heterotrof yaitu menguraikan bahan-bahan
organik yang ada di lingkungannya. Umumnya jamur hidup secara saprofit yaitu
menguraikan sampah-sampah organik seperti bangkai, sisa tumbuhan, makanan dan
kayu lapuk menjadi bahan anorganik. Jamur dengan sifat ini berperan sebagai
dekomposer (pengurai) sehingga bumi terhindar dari tumpukan sampah materi organik.
Adapula yang hidup parasit yaitu mendapatkan bahan organik dari inangnya dan
bersimbion membentuk lichen (lumut kerak). Fungi terbagi beberapa divisi antara lain
Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota. Beberapa jamur
makroskopis struktur tubuh terdiri atas tudung dan badan buah, sedangkan pada jamur
yang mikroskopis struktur tubuh umumnya memiliki sporangium, sporangiosfor, rizoid
dan stolon. Tubuh jamur mikroskopis hanya terdiri atas satu sel (uniseluler). Jamur
mikroskopis misalnya, Candida albicans, Neurospora crassa, dan Rhizopus oryzae.
Page 232
221
Persamaan struktur morfologi jamur mikroskopis dan makroskopis saat dilakukan
pengamatan yaitu sama-sama memiliki hifa yang berbentuk filamen bercabang seperti
benang-benang halus. Perbedaan diantara keduanya yaitu pada segi ukuran.
RUMUSAN MASALAH
HIPOTESIS
VARIABEL
Tentukan variabel-variabel yang terkait dalam kegiatan pengamatan ini!
Variabel Bebas: jamur mikroskopis dan jamur makroskopis
Variabel Terikat: struktur morfologi
Variabel Kontrol: alat dan bahan
ALAT dan BAHAN
Alat Bahan
Mikroskop
Kaca objek
Kaca penutup
Pipet
Tusuk gigi
Lup
Silet
Jamur Tempe
Jamur oncom
Jamur tiram
Jamur merang
Jamur kuping
Tissue
Air
Page 233
222
LANGKAH KERJA
Buatlah langkah kerja yang akan kamu lakukan !
1. Pengamatan Jamur Mikroskopis
2. Pengamatan Jamur Makroskopis
1. Siapkan alat dan bahan untuk pengamatan.
2. Ambilah sedikit sampel jamur dari tempe dengan
menggunakan ujung tusuk gigi. Letakkan jamur tersebut
pada kaca objek yang telah disiapkan.
3. Tutup kaca objek dengan kaca penutup. Perhatikan supaya
tidak ada gelembung udara pada saat menutup objek kaca.
4. Amati dibawah mikroskop mila-mula dengan perbesaran
10x10.
5. Ubah perbesaran menjadi 10x40 agar diperoleh gambar
struktur jamur yang lebih besar.
6. Lakukan hal yang sama pada jamur oncom
7. Gambarlah hasil pengamatanmu dan beri nama bagian-
bagiannya!
8.
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk mengamati
jamur makroskopis
2. Ambilah lup untuk mengamati bagian-bagian dari jamur
kuping, merang dan tiram. Tunjukkan bagian tudung, tangkai,
dan bilah lebih teliti.
3. Gambarlah hasil pengamatanmu dan beri nama bagian-
bagiannya!
Page 234
223
HASIL PENGAMATAN
1. Jamur Mikroskopis
Gambar Morfologi Keterangan
Jamur tempe
Jamur Oncom
Jamur Makroskopis
Gambar Morfologi Keterangan
Jamur Tiram
Page 235
224
Jamur Kuping
Jamur Merang
TABEL HASIL PENGAMATAN
*) Beri tanda (√) jika masuk dalam divisi
No Nama
Jamur
Habit
at
Hal yang diamati Pengelompokkan dalam divisi
Bentuk
tubuh
buah
Warna
tubuh
buah
Hifa Asco
mycot
a*)
Basidio
mycota*)
Zygomyco
ta*)
Deuteromyc
ota*)
Page 236
225
PERTANYAAN
1. Ciri-ciri apa saja yang ditemukan pada jenis jamur makrokopis dan jamur mikrokopis?
2. Perbedaan apa yang dapat kamu temukan dari hasil pengamatan jamur makroskopis
tersebut?
3. Sebutkan spesies-spesies yang kamu temukan dalam kegiatan praktikum dan jelaskan
manfaatnya dalam kehidupan?
4. Bagaimana ciri-ciri hifa pada jamur tempe dan oncom sebagai jamur mikroskopis dari
pengamatan yang kamu lakukan?
5. Perbedaan apa yang dapat Anda temukan dari hasil pengamatan tersebut?
PEMBAHASAN
Page 237
226
KESIMPULAN
Buatlah kesimpulan berdasarkan hasil pengamatanmu !
Daftar Pustaka
Campbell.Neil A, Reece.Jane B. Biologi Edisi 8 Jilid 1. Jakarta : Erlangga.2011.
Kusumawati.Rohana, Dewi Retnaningati. Biologi. Klaten: Intan Pariwara.2012.
S.Bambang, Suharno, Srikini S. Maryati, Pratiwi D.A. Biologi Untuk SMA/MA Kelas 10.
Jakarta : Erlangga.2012.
Syamsuri, Istamar. Biologi Untuk SMA Kelas X Semester I.Malang:Erlangga.2012
Page 238
227
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) PRAKTIKUM BIOLOGI
PERAN JAMUR MIKROSKOPIS DALAM KEHIDUPAN
Pertemuan 2 (Pendekatan Saintifik)
Nama : Hari/Tanggal : .................
Kelas : Waktu : 2 x 45 Menit
Kelompok :
Konsep : Peran jamur mikroskopis dalam kehidupan
Tujuan : ~ Mengetahui peran jamur dalam proses fermentasi
Mengetahui pengaruh bahan pembungkus tempe terhadap hasil
fermentasi pembuatan tempe
Menyelidiki informasi mengenai peran jenis-jenis jamur mikroskopis
dalam proses fermentasi
Menampilkan data mengenai peran jenis-jenis jamur mikroskopis
yang berperan dalam proses fermentasi
Membuat laporan tertulis mengenai peran jamur mikroskopis dalam
proses fermentasi
Kegiatan : Melakukan percobaan pembuatan tempe dengan bahan pembungkus
yang berbeda
DASAR TEORI
Page 239
228
Perkembangan bioteknologi telah melalui sejarah yang panjang sebelum
manipulasi genetik mulai berkembang. Bioteknologi telah dikenal dan dilakukan oleh
masyarakat tradisional, walaupun tanpa sebutan bioteknologi. Bioteknologi tradisional
merupakan bioteknologi yang memanfaatkan mikroba, proses biokimia, dan
proses genetik alami. Salah satu contoh produk bioteknologi konvensional yang
banyak diterapkan oleh masyarakat kita adalah pada aspek pangan yakni pembuatan
tempe yang berbahan dasar kacang kedelai.
Tempe merupakan produk bioteknologi tradisional yang dihasilkan melalui
teknik fermentasi sederhana. Rhizopus oryzae atau disebut juga jamur tempe. Banyak
bahan dasar yang dapat digunakan dalam pembuatan tempe, seperti kacang kedelai,
kacang hijau, kacang merah dan lain sebagainya, selain itu tempe juga dapat dibuat
dengan bahan pembungkus daun pisang dan plastik. Proses pembuatan tempe dimulai
dengan proses menumbuhan spora jamur tempe, yaitu Rhizopus oryzae pada biji kacang.
Dalam pertumbuhannya Rhizopus oryzae membentuk benang-benang yang disebut
benang hifa. Benang hifa ini membentuk suatu tekstur padat, yang kemudian disebut
tempe. Kualitas tempe yang baik juga ditentukan oleh kadar protein dalam kacang,
kemurnian starter tempe yang digunakan dalam fermentasi,cara pembuatan dan cara
penyimpanan.
Page 240
229
.
RUMUSAN MASALAH
Buatlah rumusan masalah berdasarkan tujuan dan dasar teori yang dipaparkan!
HIPOTESIS
Buatlah hipotesis (jawaban sementara) berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat!
Adanya perbedaan bahan pembungkus dalam pembuatan tempe
dapat mempengaruhi tekstur tempe.
VARIABEL
Tentukan variabel-variabel yang terkait dalam kegiatan pengamatan ini!
Variabel Bebas: bahan pembungkus tempe
Variabel Terikat: tekstur tempe yang dihasilkan
Variabel Kontrol:alat yang digunakan serta konsentrasi ragi
ALAT dan BAHAN
Alat Bahan
Kompor
Baskom
Ayakan/tampah
Saringan
Panci
Sendok
Daun pisang
Plastik
Kertas label
Kacang kedelai ½ kg
Ragi tempe [Rhizopus
oryzae] ½ gram untuk ½
kg kacang kedelai
Page 241
230
LANGKAH KERJA
Buatlah langkah kerja yang akan kamu lakukan !
3. Pembuatan tempe kacang kedelai
1. Cucilah alat dan bahan yang akan digunakan, kemudian
dikeringkan.
2. Bersihkan kacang kedelai dari bahan-bahan lain yang
tercampur dengan air bersih, kemudian dikeringkan.
3. Rendam kacang kedelai yang telah dicuci bersih selama 12
jam dengan air dingin biasa (proses hidrasi agar biji kedelai
menyerap air sebanyak mungkin).
4. Lepaskan kulit biji kedelai yang telah lunak, kemudian cuci
atau bilas dengan menggunakan air bersih.
5. Kukus / rebus biji kedelai tersebut sekitar 30 menit sampai
empuk.
6. Setelah biji kedelai terasa empuk, tuangkan biji-biji
tersebut pada tampah yang telah dibersihkan, lalu diangin-
angin dengan kipas/kipas angin sambil diaduk-aduk hingga
biji-biji tersebut terasa hangat.
7. Taburkan ragi tempe yang telah disiapkan sedikit demi
sedikit sambil diaduk-aduk supaya merata (1/4 sendok
untuk ½ kg kacang kedelai)
8. Siapkan kantong daun pisang untuk pembungkus.
9. Masukkan kedelai yang telah diberi ragi tempe ke dalam
pembungkusnya, dan atur ketebalannya.
10. Diamkan selama dua hari (2 x 24 jam) pada suhu kamar
hingga seluruh permukaan kacang kedelai tertutupi jamur.
11. Setiap sore dan pagi hari tempe dibalikkan agar proses
fermentasi kacang kedelai merata.
12. Amati dan catat hasil pengamatanmu!
Page 242
231
HASIL PENGAMATAN
No. Bahan
pembungkus
Warna Rasa Kepadatan/tekstur Aroma
1. Daun pisang
2. Plastik
Bahan Pembungkus Kondisi sebelum diberikan ragi
(Rhizopus oryzae)
Kondisi setelah diberikan ragi
(Rhizopus oryzae)
Daun pisang
Plastik
Page 243
232
PERTANYAAN
1. Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan berapa lama terbentuknya miselium
pada masing-masing tempe?
2. Bagaimanakah perubahan rasa, warna dan bau pada masing-masing tempe dengan bahan
pembungkus daun pisang dan plastik?
3. Apakah faktor sanitasi dalam pembuatan tempe berpengaruh terhadap tempe yang
dihasilkan? Jelaskan !
4. Apakah terdapat perbedaan tempe yang dihasilkan dari bahan pembungkus daun pisang
dan plastik? Mengapa demikian?
5. Bagaimanakah tekstur tempe yang dihasilkan dari tempe yang menggunakan bahan
pembungkus daun pisang dan plastik?
PEMBAHASAN
Page 244
233
KESIMPULAN
Buatlah kesimpulan berdasarkan hasil pengamatanmu !
Daftar Pustaka
Campbell.Neil A, Reece.Jane B. Biologi Edisi 8 Jilid 1. (Jakarta : Erlangga.2011).
Nunung nurhayati, Mukhlis, Agus Jaya. Biologi SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan
Matematika dan Ilmu Alam (Bandung: Yrama Widya, 2014).
Resti Septianing dkk. Panduan Belajar Biologi 1A SMA Kelas X. (Jakarta: Yudhistira, 2012)
Page 245
236
Lampiran 23
LEMBAR TUGAS
1. Perhatikan gambar di bawah ini ! B A
A
a) Jamur yang tinggal pada akar tumbuhan b) Jamur dan alga yang saling menguntungkan
Berdasarkan gambar yang ditampilkan. Disebut apakah jamur yang bersimbiosis dengan
akar, dan jamur yang bersimbiosis dengan alga? Jelaskanlah berdasarkan tanda panah
yang ditunjukkan pada gambar!
2. Perhatikan gambar di bawah ini !
Berdasarkan gambar yang ditampilkan. Bagaimana proses perkembangbiakan jamur
divisi Zygomycotina secara seksual dan aseksual ?
Page 246
237
Kunci jawaban Kriteria Penilaian Skor
Gambar yang ditunjuk oleh huruf
A merupakan akar [berwarna
cokelat], gambar yang ditunjuk
oleh huruf B merupakan jamur.
Keduanya merupakan bentuk
simbiosis antara akar tumbuhan
dan jamur yang tinggal di akar dan
disebut mikoriza. Sedangkan pada
gambar C merupakan lumut
kerak/liken. Hal ini menunjukkan
hubungan simbiosis antara jamur
dengan alga yang saling
menguntungkan.
Menjelaskan yang ditunjuk oleh
huruf A,B,C berdasarkan gambar,
jawaban lengkap, jelas, tepat dan
sesuai dengan kunci jawaban
40
Jawaban tidak lengkap, tidak
sesuai dengan kunci jawaban,
hanya berdasarkan pendapat
siswa
30
Berdasarkan hasil gambar,
Perkembangbiakan jamur divisi
Zygomycotina dapat terjadi secara
seksual dan aseksual.
Reproduksi seksual : Peleburan
inti hifa + dan inti hifa – yang
membentuk zigospora
Reproduksi aseksual :
Fragmentasi/pemutusan dengan
spora
Menjelaskan reproduksi seksual
dan aseksual dengan lengkap,
jelas, tepat dan sesuai dengan
kunci jawaban
40
Jawaban tidak lengkap, tidak
sesuai dengan kunci jawaban,
hanya berdasarkan pendapat
siswa
30
Page 247
238
Lampiran 24
Hasil Observasi Kelas Eksperimen Pertemuan 1 dan 2
No.
Tahapan
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Kategori
≥50%
Kategori
<50%
Kategori
≥50%
Kategori
<50%
1 Orientasi 1 0 1 0
2 Merumuskan masalah 1 0 1 0
3 Menentukan hipotesis
masalah 1 1 2 0
4 Mengumpulkan data 1 0 1 0
5 Menguji hipotesis 1 1 2 0
6 Membuat kesimpulan 1 0 1 0
Sum 6 3 8 0
Rerata 75 37,5 100 0
Hasil Observasi Kelas Kontrol Pertemuan 1 dan 2
Aktivitas Peserta Didik
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Kategori
≥50%
Kategori
<50%
Kategori
≥50%
Kategori
<50%
Menjawab salam 1 0 1 0
Memperhatikan arahan guru 1 0 1 0
Menjawab pertanyaan
apersepsi 0 1 1 0
Mengamati gambar 1 0 1 0
Mengajukan pertanyaan 0 1 1 0
Berkumpul dengan
kelompoknya 1 0 1 0
Melakukan praktikum 0 1 1 0
Melakukan diskusi dengan
teman sekelompoknya
berdasarkan LKPD yang
dibagikan
1 0 1 0
Menuliskan kesimpulan dari
hasil diskusi 1 0 1 0
Menyimak evaluasi dari guru 1 0 1 0
Menjawab pertanyaan
evaluasi dari guru 1 0 1 0
Sum 6 3 13 0
Rata-rata 76,3 23,0 100,00 0
Page 248
239
Lampiran 25
RUBRIK LEMBAR KERJA SISWA KELAS EKSPERIMEN
Pertemuan 1
No. Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor
1. Rumusan Masalah
a. Bagaimana perbedaan struktur morfologi pada jamur
mikroskopis dan makroskopis yang diamati dari kegiatan
praktikum?
Mengajukan rumusan masalah dengan spesifik, terdapat
variabel X dan Y dalam kalimat tanya. 5
Mengajukan rumusan masalah dengan tidak spesifik,
terdapat variabel X dan Y dalam kalimat tanya.
4
Mengajukan rumusan masalah dengan spesifik, hanya
terdapat salah satu variabel baik X/Y dalam kalimat tanya.
3
Mengajukan rumusan masalah dengan tidak spesifik, hanya
terdapat salah satu variabel baik X/Y dalam kalimat tanya.
2
Jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban, hanya
berdasarkan opini siswa.
1
2. Hipotesis
a. Persamaan struktur morfologi jamur mikroskopis dan
makroskopis saat dilakukan pengamatan yaitu sama-sama
memiliki hifa yang berbentuk filamen bercabang seperti
benang-benang halus. Perbedaan diantara keduanya yaitu pada
segi ukuran.
Menjelaskan hipotesis dengan spesifik, terdapat variabel X
dan Y dalam bentuk pernyataan. 5
Menjelaskan hipotesis dengan tidak spesifik, terdapat
variabel X dan Y dalam bentuk pernyataan.
4
Menjelaskan hipotesis dengan spesifik, dan hanya terdapat
variabel X/Y, tepat, dalam bentuk pernyataan.
3
Menjelaskan hipotesis dengan tidak spesifik, dan hanya
terdapat variabel X/Y dalam bentuk pertanyaan.
2
Jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban, hanya
berdasarkan opini siswa.
1
3. Variabel
a. Variabel bebas : jamur mikroskopis dan jamur makroskopis
b. Variabel terikat : struktur morfologi
c. Variabel kontrol : alat dan bahan
Menyebutkan ketiga variabel dengan tepat dan jelas 5
Menyebutkan dua variabel dengan tepat jelas 4
Menyebutkan satu variabel dengan tepat jelas 3
Jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban, hanya
berdasarkan opini siswa.
2
Page 249
240
4. Tabel Hasil Pengamatan*
1. Jamur tempe (mikroskopis)
- Bentuk tubuh: Bentuk untaian benang seperti kapas
- Warna tubuh buah: Berupa koloni berwarna putih
- Hifa: Tidak bersekat
- Pengelompokan divisi: Zygomycotina
- Habitat : Di darat, di tanah yang lembab dan saprofit pada
organisme yang telah mati
2. Jamur oncom (mikroskopis)
- Bentuk tubuh: filamen yang berbentuk oval berupa guratan-
guratan menyerupai akson
- Warna tubuh buah: Berupa koloni yang berwarna kuning
kemerahan
- Hifa: Bersekat
- Pengelompokan divisi: Ascomycotina
- Habitat : Saprofit pada tanah dan sisa-sisa organisme
3. Jamur tiram (makroskopis)
- Habitat: Ditemukan di hutan yaitu dibawah pohon berdaun
lebar/dibawah tanaman berkayu
- Bentuk tubuh: Tudungnya berbentuk setengah lingkaran
mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung.
- Warna tubuh buah: Putih hingga krem
- Hifa: Bersekat
- Pengelompokan divisi: Basidiomycotina.
4. Jamur kuping (makroskopis)
- Habitat: Hidup didaerah bersuhu dingin dan panas.
Ditemukan pada berbagai macam jenis kayu.
- Bentuk tubuh: Tubuh buah melebar seperti daun telinga
manusia.
- Warna tubuh buah: Umumnya hitam/coklat kehitaman
namun ada pula yang coklat tua.
- Hifa: Bersekat dengan sambung apit
Membuat gambar struktur tubuh jamur mikroskopis dan
makroskopis dari hasil pengamatan serta mengisi data tabel
pengamatan dengan lengkap pada lima aspek pembeda
jamur mikroskopis dan makroskopis yaitu bentuk tubuh,
warna tubuh, hifa, pengelompokkan divisi yang secara
garis besar sama dengan kunci jawaban, didukung referensi
yang valid.
10
Jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban, hanya
berdasarkan opini siswa.
5
Page 250
241
- Pengelompokan divisi: Basidiomycotina
5. Jamur merang (makroskopis)
- Habitat: Tumbuh di lokasi yang punya suhu 32-38°C dan
memiliki kelembapan 80-90% dengan oksigen yang cukup.
- Bentuk tubuh: Berbentuk bulat telur sedangkan pada dewasa
tudung berkembang seperti cawan.
- Warna tubuh buah: Muda bewarna coklat gelap hingga abu-
abu dan dewasa yaitu coklat tua keabu-abuan dengan bagian
batang bewarna coklat muda.
- Hifa: Bersekat
- Pengelompokan divisi: Basidiomycotina.
* ditulis dalam bentuk tabel
Bahan diskusi
1. Bagaimana struktur tubuh yang ditemukan pada jamur
mikroskopis dan makroskopis berdasarkan kegiatan
pengamatan?
a. Jamur tempe termasuk ke dalam divisi Zygomycotina yang
memiliki karakteristik hifa tidak bersekat, dengan bentuk
jamur seperti untaian benang (kapas) serta karakteristik
warna abu-abu dengan degradasi warna coklat serta
termasuk dalam jamur mikroskopis yang membutuhkan
bantuan mikroskop dalam melakukan pengamatan.
b. Jamur oncom termasuk ke dalam divisi Ascomycotina
yang memiliki karakteristik hifa bersekat, jamur berbentuk
oval berupa guratan-guratan , dan memiliki karakteristik
warna kuning kemerahan. Jamur ini termasuk dalam jamur
mikroskopis yang membutuhkan bantuan mikroskop dalam
melakukan pengamatan.
c. Jamur kuping ke dalam divisi Basidiomycotina yang
memiliki karakteristik hifa bersekat, tubuh buah melebar
seperti daun telinga manusia, pada umumnya bewarna
Menyebutkan ciri-ciri pembeda jamur mikroskopis dan
makroskopis dengan 4 kategori yaitu karakteristik hifa,
bentuk tubuh buah, warna tubuh buah, pengklasifikasian
jamur. Jawaban diuraikan secara tepat, didukung referensi
yang relevan.
10
Jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban, hanya
berdasarkan opini siswa.
5
Page 251
242
hitam/coklat kehitaman. Jamur ini termasuk dalam jamur
makroskopis yang hanya membutuhkan kaca pembesar (lup)
dalam melakukan pengataman.
d. Jamur tiram termasuk dalam jamur divisi Basidiomycotina
yang memiliki karakteristik hifa bersekat, tubuh buah
memiliki tudung yang berbentuk setengah lingkaran mirip
cangkang tiram dengan bagian tengah sedikit cekung serta
memiliki tubuh buah bewarna putih hingga krem. Jamur ini
termasuk dalam jamur makroskopis namun membutuhkan
kaca pembesar (lup) dalam melakukan pengamatan.
e. Jamur merang termasuk dalam jamur divisi
Basidiomycotina yang memiliki karakteristik hifa bersekat,
memiliki tubuh buah berbentuk bulat telur saat muda dan
berbentuk tudung seperti cawan saat tumbuh dewasa. Warna
jamur merang saat muda yaitu cokelat gelap hingga abu-abu
dan pada saat dewasa yaitu coklat tua keabu-abuan dengan
bagian batang bewarna coklat muda. Jamur ini termasuk
dalam jamur makroskopis namun membutuhkan kaca
pembesar (lup) dalam melakukan pengataman.
2. Perbedaan apa yang dapat kamu temukan dari hasil
pengamatan jamur mikroskopis dan makroskopis?
Perbedaan yang ditemukan dalam pengamatan:
- Makroskopis: didominasi jamur yang berasal dari divisi
Basidiomycotina (tubuh buah besar/ukuran besar)
- Mikroskopis: didominasi jamur yang berasal dari divisi
Ascomycotina dan Zygomycotina (ukuran kecil)
Menyebutkan perbedaan jamur makroskopis dan
mikroskopis dengan jelas dan tepat sesuai kunci jawaban. 10
Menyebutkan perbedaan jamur makroskopis dan
mikroskopis hanya berdasarkan opini penulis dan tidak
sesuai kunci jawaban.
7
Jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban, hanya
berdasarkan opini siswa.
5
3. Sebutkan spesies-spesies yang kamu amati beserta manfaatnya
dalam kehidupan !
Menyebutkan 5 spesies jamur beserta manfaatnya dengan
kalimat jelas dan tepat sesuai kunci jawaban. 10
Page 252
243
Rhizopus oryzae (jamur tempe) bermanfaat dalam
fermentasi kedelai menjadi tempe.
Neurospora crassa (jamur oncom) bermanfaat dalam
fermentasi oncom dari ampas tahu.
Pleurotus ostreatus (jamur tiram) dikonsumsi sebagai
bahan makanan
Volvariella volvacea (jamur merang) dikonsumsi sebagai
bahan makanan
Auricularia auricula (jamur kuping) dikonsumsi sebagai
bahan makanan
Menyebutkan 4 spesies jamur beserta manfaatnya dengan
kalimat jelas dan tepat sesuai kunci jawaban.
8
Menyebutkan 3 spesies jamur beserta manfaatnya dengan
kalimat jelas dan tepat sesuai kunci jawaban.
7
Menyebutkan 2 spesies jamur beserta manfaatnya dengan
kalimat jelas dan tepat sesuai kunci jawaban.
6
Jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban, hanya
berdasarkan opini siswa.
5
4. Bagaimana ciri-ciri hifa pada jamur tempe dan oncom sebagai
jamur mikroskopis dari pengamatan yang kamu lakukan?
Ciri-ciri hifa pada jamur mikroskopis adalah berbentuk
seperti untaian benang yang menyerupai kapas (jamur
tempe) dan berbentuk oval berupa guratan-guratan yang
menyerupai akson (jamur oncom).
Menyebutkan ciri hifa pada jamur tempe dan jamur roti,
tepat, sesuai dengan data kegiatan pengamatan. 10
Menyebutkan ciri hifa pada salah satu jamur baik jamur
tempe/jamur roti, sesuai dengan data kegiatan pengamatan.
7
Jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban, hanya
berdasarkan opini siswa.
5
5. Perbedaan apa yang dapat Anda temukan dari hasil
pengamatan tersebut?
Perbedaan ciri-ciri jamur mikroskopis dan makroskopis
berdasakan hasil pengamatan yaitu:
- Makroskopis : ukuran tubuh besar; menggunakan lup
- Mikroskopis : ukuran tubuh kecil; menggunkan mikroskop
Menyebutkan 2 perbedaan jamur mikroskopis dan
makroskopis berdasarkan kegiatan pengamatan, tepat,
didukung referensi.
10
Menyebutkan 1 perbedaan jamur mikroskopis dan
makroskopis berdasarkan kegiatan pengamatan, tepat,
didukung referensi.
7
Jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban, hanya
berdasarkan opini siswa.
5
Memberikan 4 kesimpulan yang lengkap, sesuai data, dan
sesuai kunci jawaban dalam bahasa yang jelas dan tepat. 10
Page 253
244
Membuat Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan praktikum adalah:
- Jamur 1) dan 2) yaitu jamur tempe dan jamur oncom
merupakan jamur mikroskopis. Jamur mikroskopis pada
umumnya didominasi oleh jamur yang berasal dari divisi
Zygomycotina dan Ascomycotina.
- Jamur 3), 4) dan 5) yaitu jamur kuping, jamur tiram dan
jamur merang merupakan jamur makroskopis. Jamur
makroskopis pada umumnya didominasi oleh jamur yang
berasal dari divisi Basidiomycotina.
- Jamur mikroskopis maupun makroskopis dapat dibedakan
dari 5 ciri pembeda yaitu, hifa, bentuk, warna, divisi dan
alat bantu pengamatan.
- Jamur mikroskopis maupun makroskopis memiliki
persamaan yaitu sama-sama memiliki hifa yang berbentuk
filamen bercabang seperti benang-benang halus.
Memberikan 3 kesimpulan, sesuai data, dan sesuai kunci
jawaban dalam bahasa yang kurang jelas.
8
Memberikan 2 kesimpulan, sesuai data, dan sesuai kunci
jawaban dalam bahasa yang jelas dan tepat.
7
Memberikan 1 kesimpulan yang lengkap, sesuai data, dan
sesuai kunci jawaban dalam bahasa yang jelas dan tepat.
6
Jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban, hanya
berdasarkan opini siswa.
5
Page 254
245
RUBRIK LEMBAR KERJA SISWA KELAS EKSPERIMEN
PERTEMUAN 2
No. Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor
1. Rumusan Masalah
a. Apakah bahan pembungkus dalam pembuatan tempe dapat
mempengaruhi tekstur tempe yang dihasilkan?
Mengajukan rumusan masalah dengan spesifik, terdapat
variabel X dan Y dalam kalimat tanya. 5
Mengajukan rumusan masalah dengan tidak spesifik,
terdapat variabel X dan Y dalam kalimat tanya.
4
Mengajukan rumusan masalah dengan spesifik, hanya
terdapat salah satu variabel baik X/Y dalam kalimat tanya.
3
Mengajukan rumusan masalah dengan tidak spesifik, hanya
terdapat salah satu variabel baik X/Y dalam kalimat tanya.
2
Jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban, hanya
berdasarkan opini siswa.
1
2. Hipotesis
a. Adanya perbedaan bahan pembungkus dalam pembuatan tempe
dapat mempengaruhi tekstur yang dihasilkan.
Menjelaskan hipotesis dengan spesifik, terdapat variabel X
dan Y dalam bentuk pernyataan. 5
Menjelaskan hipotesis dengan tidak spesifik, terdapat
variabel X dan Y dalam bentuk pernyataan.
4
Menjelaskan hipotesis dengan spesifik, dan hanya terdapat
variabel X/Y, tepat, dalam bentuk pernyataan.
3
Menjelaskan hipotesis dengan tidak spesifik, dan hanya
terdapat variabel X/Y dalam bentuk pertanyaan.
2
Jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban, hanya
berdasarkan opini siswa.
1
3. Variabel
a. Variabel bebas : bahan pembungkus tempe
b. Variabel terikat : tekstur tempe yang dihasilkan
c. Variabel kontrol : alat yang digunakan serta konsentrasi ragi
Menyebutkan ketiga variabel dengan tepat dan jelas 5
Menyebutkan dua variabel dengan tepat jelas 4
Menyebutkan satu variabel dengan tepat jelas 3
Jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban, hanya
berdasarkan opini siswa.
2
4. Tabel Hasil Pengamatan* Mengisi data tabel pengamatan dengan lengkap pada empat 10
Page 255
246
1. Daun pisang
Warna : putih
Rasa : memiliki rasa kacang yang khas dan terasa sedap
Kepadatan/tekstur tempe : rapat, lembut, padat dan antar kacang
kedelai terikat erat menjadi satu dalam
miselium, dan miselium tumbuh
merata pada seluruh permukaan
tempe.
Aroma : memiliki aroma khas tempe
2. Plastik
Warna : putih
Rasa : memiliki rasa kedelai yang khas namun sedikit tidak sedap
Kepadatan/tekstur tempe : agak lembut, miselium saling mengikat
erat pada tempe bagian atas, sedangkan
bagian bawah, terdapat miselium yang
lebih sedikit.
Aroma : memiliki aroma khas tempe
aspek pembeda yaitu, warna, rasa, kepadatan/tekstur
tempe, serta aroma yang dihasilkan dari fermentasi tempe
yang secara garis besar sama dengan kunci jawaban,
didukung referensi yang valid.
Jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban, hanya
berdasarkan opini siswa.
5
Bahan diskusi
1. Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan berapa lama
terbentuknya miselium pada masing-masing tempe? Dari hasil percobaan pembuatan tempe pada kacang kedelai
yang menggunakan bahan pembungkus daun pisang dan
plastik, miselium terbentuk dalam 2 x 24 jam (2 hari).
Menjelaskan lamanya waktu yang dibutuhkan dalam
pembentukan miselium pada masing-masing kedelai yang
telah difermentasi. Jawaban diuraikan secara tepat,
didukung referensi yang relevan.
10
Jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban, hanya
berdasarkan opini siswa.
5
2. Bagaimanakah perubahan rasa, warna dan bau pada masing-
masing tempe? Pada tempe yang dibungkus plastik, memiliki rasa kacang
kedelai yang khas akan tetapi sedikit tidak sedap, berwarna
Menjelaskan perubahan rasa, warna dan bau pada masing-
masing tempe dengan jelas dan tepat sesuai kunci jawaban.
10
Page 256
247
putih dengan miselium yang lebat pada bagian atas, namun pada
bagian bawah sedikit miselium serta memiliki aroma khas
tempe.
Pada tempe yang dibungkus dengan daun pisang, memiliki rasa
kacang kedelai yang khas dan sedap, berwarna putih dengan
miselium yang lebat pada seluruh permukaan kedelai, serta
memiliki aroma khas tempe.
Menjelaskan perubahan rasa, warna dan bau pada masing-
masing tempe berdasarkan opini penulis dan tidak sesuai
kunci jawaban.
7
Jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban, hanya
berdasarkan opini siswa.
5
3. Apakah faktor sanitasi dalam pembuatan tempe berpengaruh
terhadap tempe yang dihasilkan? Jelaskan ! Faktor sanitasi dalam pembuatan tempe cukup berpengaruh
terhadap tempe yang dihasilkan, tidak steril nya alat dan bahan
yang digunakan dapat menyebabkan bakteri ikut tumbuh pada
kacang yang telah difermentasi, sehingga mengakibatkan
tekstur tempe yang tidak sesuai.
Menjelaskan pengaruh faktor sanitasi terhadap tempe yang
dihasilkan, kalimat jelas dan tepat sesuai dengan kunci
jawaban.
10
Menjelaskan pengaruh faktor sanitasi terhadap tempe yang
dihasilkan berdasarkan opini penulis, tidak sesuai kunci
jawaban.
7
Jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban, hanya
berdasarkan opini siswa.
5
4. Apakah terdapat perbedaan tempe yang dihasilkan dari
pembungkus daun pisang dan plastik? Mengapa demikian? Ya, terdapat perbedaan dari segi rasa dan tekstur yang
dihasilkan.
Karena daun pisang mengandung polifenol yang berfungsi
sebagai antioxidan dan juga dapat menghambat
pertumbuhan bakteri, hal tersebut dapat memaksimalkan
bakteri.
Sedangkan pada plastik, terkadang terdapat
mikroorganisme yang masih menempel sehingga tidak
steril
Pada daun pisang, terdapat rongga-rongga udara yang dapat
melancarkan sirkulasi udara yang mana jamur tempe
memerlukan oksigen untuk kelangsungan hidupnya.
Sedangkan pada plastik, terkadang perlubangannya kurang
Menjelaskan perbedaan tempe yang dihasilkan dari bahan
pembungkus daun pisang dan plastik, jawaban tepat dan
jelas sesuai dengan kunci jawaban.
10
Menjelaskan perbedaan tempe yang dihasilkan dari bahan
pembungkus daun pisang dan plastik, jawaban tidak tepat
dan kurang jelas, tidak sesuai dengan kunci jawaban.
7
Jawaban sama sekali tidak sesuai dengan kunci jawaban,
hanya berdasarkan opini siswa.
5
Page 257
248
sempurna sehingga menyebabkan jamur tempe kurang
mendapatkan oksigen.
5. Bagaimanakah tekstur tempe yang dihasilkan dari tempe yang
dibungkus daun pisang dan plastik? Pada tempe yang dibungkus dengan daun pisang, menghasilkan
pertumbuhan Rhizopus Oryzae yang maksimal dimana
miseliumnya tebal dan mengikat seluruh bagian kedelai,
sehingga teksturnya lembut dan merata.
Pada tempe yang dibungkus dengan plastik, tekstur yang
dihasilkan agak lembut, miselium saling mengikat. Miselium
cukup merata pada bagian atas, sedangkan bagian bawah
sedikit.
Menjelaskan tekstur tempe yang dihasilkan dari 2 tempe
yang dihasilkan sesuai dengan kunci jawaban. 10
Menjelaskan tekstur tempe yang dihasilkan dari 1 tempe
yang dihasilkan sesuai dengan kunci jawaban.
8
Menjelaskan tekstur tempe yang dihasilkan dari salah satu
tempe yang dihasilkan, jawaban tidak tepat, dan kurang
jelas
7
Jawaban sama sekali tidak sesuai dengan kunci jawaban,
hanya berdasarkan opini siswa.
5
Membuat Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan praktikum adalah:
1. Terdapat pengaruh dalam pembuatan tempe dengan
menggunakan bahan pembungkus yang berbeda.
2. Tempe yang dihasilkan memiliki karakter yang berbeda baik
dalam segi rasa, tekstur, dan warna sesuai dengan bahan dasar
utama tempe tersebut.
3. Kondisi atau bentuk tempe yang dihasilkan kedua tempe pada
umumnya sama. Hanya saja persebaran miselium pada tempe
ada yang sudah sempurna dan ada yang masih belum sempurna.
4. Selain faktor sanitasi yang sangat berpengaruh dalam
pembuatan tempe, sistematika atau tahapan demi tahapan
pembuatan tempe juga harus diperhatikan agar menghasilkan
tempe yang sesuai kita inginkan.
Memberikan 4 kesimpulan yang lengkap, sesuai data, dan
sesuai kunci jawaban dalam bahasa yang jelas dan tepat. 10
Memberikan 3 kesimpulan, sesuai data, dan sesuai kunci
jawaban dalam bahasa yang kurang jelas.
8
Memberikan 2 kesimpulan, sesuai data, dan sesuai kunci
jawaban dalam bahasa yang jelas dan tepat.
7
Memberikan 1 kesimpulan yang lengkap, sesuai data, dan
sesuai kunci jawaban dalam bahasa yang jelas dan tepat.
6
Jawaban sama sekali tidak sesuai dengan kunci jawaban,
hanya berdasarkan opini siswa.
5
Page 259
249
Lampiran 26
DOKUMENTASI