Top Banner
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP JAMUR Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: ERLITA SETIAWATI 1112016100038 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018
270

pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

Jan 25, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP

JAMUR

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

ERLITA SETIAWATI

1112016100038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018

Page 2: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

KEMENTERIAN AGAMAUINJAЩ TAFITK‖たえⅢ

"“lV●

"c""′′"′

2ああ●“た

FORルI(FD

No.Dokumcn : FITK― FR‐AKD=089

Tgi.TerЫ t : l Mara2010No.R倒嗜si: : 01

Ha!

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDⅡ u

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

NamaTempat/Tgl.Lahir

NIM'Jurusan/Prodi

Erlita Setiawati

Jak‐arta,23・ November 1993

1112016100038

Pendidikan IPA/Pcndidikan Bi01ogi

.‐

~: 2.Eny S.R6syidatЩ、MA ~

dengan iⅢ menyatakanbⅢWa skripd yang sayabuatbenar‐ benar hasilkatta sendiH

dan saya bertanggungJawab secara akadcn」s atas apa yang saya tulis。 _

Pむけataan ini dibu激‐sф砲なsahh羮Fs3■●lmm伽中止 Чね硼Ⅷ唖呵おL. ~

Jakarta,30 Mei 2018

NIM.1112016100038

Page 3: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

勁 榔 ARPぶGttIIANPEttI鵬響G郎即 嶺

Skripsi y彙`:belll,1`Tengartlh v9dd penlld可蒻覆 IIⅢごi brbimb範

Tttadap lpeりT Peserta JⅢ 響 |:黎叫

"J“ゞ14おⅢ CⅢ Erlita

Seda暇伍i or hd¨ m“ is籠 111'0161∞ 038,■sS叩 ふP叫申

ふ。ぉま,,轟轟 imd轟畠IhuJttdttuぬ mmb:嗣体iⅢ卿 血

鶴Ⅲ鳴 ガ世Versitホ:季い NeキISy轟.職

釣緬轟 す螂 :1雛義metti

b岬五脚 Ⅲ螂ψtti輩Ⅲ Ⅲ鶴y甲ち■套螂峰 pttaゞ1彙ぬ轟lqosⅢ鱒鋼 ketぬ枷 yallgdt中口ktt dぬ FtuFt¨ .

_ 購 12嚇

繊 11坊d菫0,200501i2002

Page 4: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi be{udul Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap

Hasil Belajar Peserta Didik pada Konsep Jamur disusun oleh Erlita Setiawati,

Nomor Induk Mahasiswa 1112016100038, Program Studi Pendidikan Biologi,

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah dinyatakan

lulus dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 23 Juli 2018 di hadapan dewan

penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Sl (S.Pd) dalam

bidang Pendidikan Biologi.

Jakarta,30 Juli 2018

Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal TandaTangan

Ketua Panitia o【e加曖PrOdi Pendidikan Biologi)

Dr.Yanti Herlanti、 M.PdNIP.197101192008012010

Pe■8町 lI

Meirv Fadilah Noo■ M.Si

NIP.198005162007102001

PenguJl II

Dina Rana Fadlil山,M.Si

o6- o8-zot8

e6.:9.Q.2d8

o2-08-zot8

ruan

Mengetahuiu Tarbiyah

ヽ /

Page 5: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

v

ABSTRAK

Erlita Setiawati, 1112016100038, “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Peserta didik Pada Konsep Jamur.

Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2018.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri

terbimbing terhadap hasil belajar peserta didik pada konsep jamur. Penelitian ini

dilaksanakan di MAN 1 Bekasi tahun ajaran 2016/2017 dengan metode kuasi

eksperimen yang menerapkan desain two group pretest postest design. Teknik

pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Sampel penelitian ini

adalah kelas X MIA 2 berjumlah 40 orang sebagai kelas eksperimen (kelas yang

menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing) dan kelas X MIA 5

berjumlah 40 orang sebagai kelas kontrol (kelas yang menggunakan pendekatan

saintifik). Instrumen penelitian berupa 20 soal pilihan ganda, lembar observasi

dan lembar kerja peserta didik (LKPD). Perolehan nilai rata-rata postes kelas

eksperimen sebesar 80,12 dan kelas kontrol sebesar 73,37. Hasil perhitungan uji

statistik menggunakan uji-t pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05) dengan derajat

kebebasan (df = 78) diperoleh nilai thitung > ttabel yaitu sebesar 3,30 > 1,990. Maka,

dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuri terbimbing berpengaruh

secara signifikan terhadap hasil belajar peserta didik pada konsep jamur.

Kata kunci : Model Pembelajaran, Inkuiri Terbimbing, Hasil Belajar Peserta

didik, Jamur.

Page 6: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

vi

ABSTRACT

Erlita Setiawati, 1112016100038, “The influence Guided Inquiry Learning

Model Towards Student’s Achievement on Fungi Concept. BA Thesis of Biologi

Education Program Study, Departement of Natural Science Education, Faculty of

Tarbiya and Teaching Science of State Islamic University of Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2018.

This research aimed to know the influence of guided inquiry learning model

towards student’s achievement on fungi concept. This research was conducted at

MAN 1 Bekasi in academic year 2016/2017 with a quasy experiment method

which used pretest posttest control group design. To get sampling technique in

this study was purposive sampling. The samples were 40 students of class X MIA

2 as the experiment class (class that uses a model of guided inquiry) and 40

students of class X MIA 5 as the control class (class that uses a scientific

approach). The instrument test were multiple choice test consist of 20 questions,

observation sheet and student’s worksheet. The obtained average value for

posttest of experiment class was 80,12 and for posttest of control class was 73,37.

The result of the statistical test using t-test at 5% significance level (α = 0,05)

with the degrees of freedom (df = 78) obtained has score ttest > ttable which is 3,30

> 1,99. Therefore, it can be concluded that guided inquiry learning model can

give significan effected towards student’s achievement on Fungi concept.

Keyword : Learning Model, Guided Inquiry, Towards Student’s Achievement,

Fungi.

Page 7: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur terpanjatkan atas kehadirat Allah SWT dengan

segala karunia, rahmat dan kekuatan, juga segala petunjuk dan kemudahan

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan sebaik-

baiknya. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi besar

Muhammad SAW, beserta keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya.

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Konsep Jamur”, yang disusun untuk

memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program S1 pada Program Studi

Pendidikan Biologi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari

bimbingan, bantuan, dorongan, dan dukungan, serta doa dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Orang tuaku tersayang Bapak Mahsus dan Ibu Suciati yang tidak henti-

hentinya memberi dukungan, semangat, doa, dan masukan tanpa memberi

tekanan kepada penulis sehingga penulis bisa mengelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah selalu memberikan umur panjang, kesehatan, dan keberkahan

kepada kalian.

2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Biologi.

5. Ibu Yuke Mardiati, M.Si selaku penasehat akademik Pendidikan Biologi A

2012.

6. Ibu Dr. Zulfiani, M.Pd selaku pembimbing I dan Ibu Eny S. Rosyidatun, MA

selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk

Page 8: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

viii

membimbing dengan penuh kesabaran. Semoga ilmu dan bimbingan yang

telah Ibu berikan mendapat keberkahan dari Allah SWT.

7. Drs. H. Ilin Nuryadin selaku Kepala MAN 1 Kota Bekasi yang telah

memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian.

8. Ibu Eva Larasati S.Pd selaku guru Biologi MAN 1 Kota Bekasi yang telah

banyak membantu, meluangkan waktu dan pikiran kepada peneliti. Serta

kepada seluruh guru dan staff tata usaha MAN 1 Kota Bekasi yang dengan

ramah membantu peneliti.

9. Adik-adikku Mulia Wulan Sari, Rizky Amalia, Hafizah Azkadina, yang tak

henti-hentinya memberikan saran, semangat, dukungan, dan doa kepada

penulis.

10. Lailah Fauziah, Rania, Puput, Eka, Resti, Hesti, Ni’matul, Nuzli, Endah Dwi,

Ilen, Firdhani, Devi, Imron, Dzikri, dan semua sahabat-sahabat Pendidikan

Biologi 2012 yang selalu memberikan saran, masukan, motivasi dan bantuan

kepada penulis.

11. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan ini dan tidak dapat

disebutkan satu persatu oleh penulis.

Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini tidak lepas dari kekurangan,

untuk itu penulis menerima kritik dan saran membangun. Semoga karya ilmiah ini

dapat bermanfaat bagi semua pembaca dan dapat memberikan kontribusi bagi

peningkatan kualitas pendidikan, khususnya pendidikan biologi.

Ciputat, 30 Mei 2018

Penulis

Erlita Setiawati

Page 9: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .............................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ......................................................... iv

ABSTRAK ...................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 5

C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 5

D. Perumusan Masalah ................................................................................ 6

E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 6

BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis ....................................................................................... 7

1. Model Pembelajaran.................................................................................7

a. Pengertian Model Pembelajaran............................................................7

2. Pembelajaran Inkuiri ............................................................................. 7

a. Pengertian Inkuiri ............................................................................. 7

b. Karakteristik Inkuiri ......................................................................... 9

c. Jenis-Jenis Model Pembelajaran Inkuiri .......................................... 11

d. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri ......................... 11

Page 10: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

x

e. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ...... ................................ .. 12

f. Langkah-langkah Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ....................... 13

3. Hasil Belajar ......................................................................................... 16

a. Pengertian Hasil Belajar ................................................................. 16

b. Jenis-Jenis Hasil Belajar ................................................................ 17

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ........................ 19

4. Konsep Jamur ....................................................................................... 20

a. KD Kingdom Jamur ....................................................................... 20

b. Pengertian dan Karakteristik Jamur ............................................... 20

1) Reproduksi Jamur .................................................................... 20

2) Klasifikasi Jamur ...................................................................... 21

3) Simbiosis Jamur ........................................................................ 24

B. Hasil Penelitian Relevan ...................................................................... 25

C. Kerangka Berpikir ................................................................................ 28

D. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Peneltian ..................................................................... 31

B. Metode dan Desain Penelitian .................................................................... 31

C. Alur Penelitian ............................................................................................ 32

D. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................. 34

1. Populasi ................................................................................................ 34

2. Sampel .................................................................................................. 34

E. Variabel Penelitian .................................................................................... 34

F. Prosedur Penelitian..................................................................................... 35

1. Tahap Perencanaan/Persiapan Penelitian ............................................. 35

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian .............................................................. 35

3. Tahap Akhir Penelitian ........................................................................ 35

G. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 36

1. TesTertulis ........................................................................................... 36

2. Lembar Observasi ................................................................................ 36

H. Instrumen Penelitian ................................................................................... 37

Page 11: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

xi

I. Kalibrasi Instrumen .................................................................................... 38

1. Uji Validitas ........................................................................................ 38

2. Uji Reliabilitas ..................................................................................... 39

3. Tingkat Kesukaran ............................................................................... 40

4. Daya Pembeda ...................................................................................... 41

J. Teknik Analisis Data .................................................................................. 42

1. Perhitungan N-Gain ............................................................................ 43

2. Pengujian Prasyarat Analisis ................................................................ 43

a. Uji Normalitas ............................................................................ 43

b. Uji Homogenitas ......................................................................... 44

c. Uji Beda Mann Whitney U untuk Menghitung Hasil Posttest

berdasarkan Dimensi Kognitif dan Pengetahuan ........................45

3. Uji Hipotesis ........................................................................................ 46

K. Hipotesis Statistik ..................................................................................... 47

L. Persentase Lembar Observasi .................................................................... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian .......................................................................... 49

1. Data N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ....................... ...... 50

2. Hasil Belajar Peserta didik Tiap Ranah Pengetahuan dan Jenjang Kognitif

Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................. 51

3. Analisis Data Posttest Berdasarkan Dimensi Pengetahuan dan Dimensi

Kognitif Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ..................... 52

4. Data Hasil Belajar Peserta didik tiap Sub-Konsep Pretest, Posttest dan N-

Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........................................ 53

5. Data Hasil Lembar Kerja Peserta didik Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol ....................................................................................... 54

B. Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran ................................... 55

C. Pengujian Prasyarat Analisis Data ............................................................ 57

1. Uji Normalitas ...................................................................................... 58

2. Uji Homogenitas .................................................................................. 59

D. Pengujian Hipotesis ................................................................................... 60

Page 12: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

xii

E. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................... 61

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................ 67

B. Saran ........................................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 68

LAMPIRAN .................................................................................................... 73

Page 13: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

xiii

DAFTAR TABEL

2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ................................ 13

3.1 Desain Penelitian ....................................................................................... 31

3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ................................................................... 37

3.3 Kriteria Koefisien Reliabilitas Instrumen .................................................. 40

3.4 Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal ............................................................ 41

3.5 Indeks Tingkat Kesukaran ANATES ......................................................... 42

3.6 Indeks Kriteria Daya Beda ANATES ....................................................... 42

3.7 Kriteria Gain Ternormalisasi ..................................................................... 43

4.1 Data Hasil Pretest dan Postest .................................................................. 49

4.2 Data Hasil N-Gain ...................................................................................... 50

4.3 Data Hasil Belajar Peserta didik Tiap Ranah Pengetahuan dan Jenjang

Kognitif Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........ 51

4.4 Uji Normalitas, Uji Homogenitas dan Uji Hipotesis Dimensi

Pengetahuan dan Dimensi Kognitif Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol ...................................................................................................... 53

4.5 Data Hasil Belajar Peserta didik Pretest, Posttest tiap Sub-Konsep Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol .................................................................. 54

4.6 Data Hasil Lembar Kerja Peserta didik Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol ...................................................................................................... 55

4.7 Hasil Observasi Kegiatan Guru ................................................................. 56

4.8 Hasil Observasi Kegiatan Peserta didik Kelas Eksperimen ....................... 56

4.9 Hasil Observasi Kegiatan Peserta didik Kelas Kontrol ............................. 57

4.10 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest dan posttest Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol ............................................................................................ 58

4.11 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest dan posttest Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol ............................................................................................ 59

4.12 Hasil Uji-t Pretest dan Posttest .................................................................. 60

Tabel Halaman

Page 14: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

xiv

DAFTAR GAMBAR

2.1 Skema Alur Kerangka Berpikir ................................................................. 29

3.1 Skema Alur Penelitian ............................................................................... 33

Gambar Halaman

Page 15: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

xv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Wawancara dengan Guru Biologi Kelas X MAN 1 Bekasi ......................... 73

2. Kisi-Kisi Instrumen ...................................................................................... 75

3. Uji Validitas dengan Program ANATES V4.............................................. 102

4. Hasil Uji Reliabilitas................................................................................... 103

5. Hasil Tingkat Kesukaran ............................................................................ 104

6. Hasil Daya Pembeda.................................................................................... 105

7. Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen................................... 106

8. Hasil Uji N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol............................. 109

9. Hasil Pretest dan Posttest Ranah Pengetahuan dan Jenjang Kognitif

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.......................................................... 111

10. Uji Normalitas, Uji Homogenitas, dan Uji Hipotesis Dimensi Pengetahuan

dan Dimensi Kognitif Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol......... 115

11. Data Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol tiap

Sub-Konsep ................................................................................................. 124

12. Data Hasil Lembar Kerja Peserta didik Kelas Eksperimen......................... 128

13. Lembar Observasi Aktivitas Guru .............................................................. 129

14. Lembar Observasi Aktivitas Peserta didik.................................................. 137

15. Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol ........................................................................................................ 143

16. Hasil Uji Homogenitas Data Pretest dan Postest Kelas Esperimen dan

Kelas Kontrol .............................................................................................. 151

17. Hasil Uji Hipotesis Pretest dan Posttest ..................................................... 153

18. RPP Kelas Eksperimen................................................................................ 157

19. RPP Kelas Kontrol....................................................................................... 179

20. Instrumen Penelitian ................................................................................... 196

21. Lembar Kerja Peserta didik Kelas Eksperimen........................................... 204

22. Lembar Kerja Peserta didik Kelas Kontrol.................................................. 219

23. Lembar Tugas ............................................................................................ 236

Lampiran Halaman

Page 16: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

xvi

24. Hasil Observasi Pertemuan 1 dan 2............................................................. 238

25. Rubrik Penilaian Lembar Kerja Peserta didik Pertemuan 1 dan 2.............. 239

26. Dokumentasi................................................................................................ 249

27. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian................................................ 250

28. Lembar Uji Referensi.................................................................................. 251

Page 17: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara menuntut adanya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.

Menurut undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003

bahwa “Pendidikan nasional pada hakikatnya berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.1 Oleh

karena itu, untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, keterampilan

mengajar tenaga pendidik di seluruh Indonesia perlu ditingkatkan.

Menurut Sugandi, pada proses pembelajaran terdapat komponen-komponen

yang dapat mempengaruhi hasil belajar, antara lain: 1) tujuan, 2) bahan atau

materi yang dipelajari, 3) strategi pembelajaran, 4) peserta didik dan guru sebagai

subjek belajar, 5) media pembelajaran dan penunjang proses pembelajaran.2

Setiap mata pelajaran memiliki karakter yang berbeda dengan pelajaran lainnya,

masing-masing mata pelajaran membutuhkan sarana pembelajaran yang berbeda.

Setiap peserta didik pada dasarnya memiliki potensi, baik fisik, kepribadian,

minat, moral maupun religi yang dapat dikembangkan.

Oleh sebab itu, agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik maka

pengembangan potensi peserta didik harus difasilitasi dan diarahkan pada

1 Trianto Ibnu Badar al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan

Kontekstual: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum 2013 (Kurikulum Tematik

Integratif/KTI), (Jakarta: Prenamedia Group, 2014), Cet. 1, h. 1.

2 L. Praptiwi, Sarwi, L. Handayani, “Efektifitas Model Pembelajaran Eksperimen Inkuiri

Terbimbing Berbantuan My Own Dictionary untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Unjuk

Kerja Siswa SMP RSBI”, Unnes Science Education Journal, Vol. 1, No. 2, 2012, h. 87. Diakses

dari (https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:Ik9LMY nkE18J: https://media.

neliti.com/media/publications/121316-ID-pengaruh-penerapan-metode-eksperimen-

dan.pdf+&cd=3&hl=id&ct=clnk&gl=id) pada tanggal 20 November 2016 pukul 20.00 WIB.

Page 18: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

2

penekanan aktivitas peserta didik serta menempatkan peserta didik sebagai subjek

belajar. Sehingga peserta didik dapat mengembangkan seluruh potensi yang

dimilikinya secara maksimal.3 Dalam hal ini, peserta didik harus ditekankan

dalam mengembangkan potensinya untuk berperan aktif dalam meningkatkan

pengetahuannya pada kegiatan pembelajaran.

Menurut Depdiknas, hakikat IPA meliputi empat unsur utama yaitu: 1) sikap:

rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan

sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan dengan

prosedur yang benar; 2) proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode

ilmiah; meliputi penyusunan hipotesis, eksperimen, evaluasi, pengukuran, dan

penarikan kesimpulan; 3) produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum; 4)

aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari.

Keempat unsur tersebut merupakan hakikat IPA secara utuh yang tidak dapat

dipisahkan satu sama lain.4 Keempat aspek tersebut diharapkan dapat muncul

dalam proses pembelajaran IPA, sehingga peserta didik dapat membangun

kemampuan berpikirnya, mengembangkan keterampilan, wawasan, serta

kesadaran tentang ilmu yang berkaitan dengan pemanfaatannya dalam kehidupan

sehari-hari dan dapat diterapkan secara nyata.

Menurut Indrawati, suatu pembelajaran pada umumnya akan lebih efektif bila

diselenggarakan melalui model-model pembelajaran yang termasuk rumpun

pemrosesan informasi.5 Dalam pembelajaran IPA, diperlukan adanya model

pembelajaran yang membantu peserta didik untuk mengenal, memahami konsep

yang berkaitan dengan dirinya sendiri dan lingkungan sekitar. Sehingga dapat

mengembangkan kemampuan berpikirnya, serta mengembangkan keterampilan

dan wawasan. Sementara itu, informasi saat ini mengalami perkembangan yang

berlangsung sangat cepat, sehingga guru tidak cukup untuk mengajarkan fakta dan

konsep dari sumber belajar yang bersifat statis. Peserta didik perlu dibekali

3 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Edisi 1,

(Jakarta: Kencana, 2011), Cet. 8, h. 135 - 136.

4 Zulfiani, Tonih Feronika, Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Jakarta, 2009) , Cet. 1, h. 46 - 47.

5 Al - Tabany, op. cit., h. 77.

Page 19: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

3

dengan keterampilan mencari dan mengolah sendiri informasi dari berbagai

sumber belajar dan media informasi yang bersifat dinamis.6 Oleh karena itu,

dalam pembelajaran IPA di sekolah tidak hanya menyampaikan informasi dan

pemahaman konsep saja, namun perlu didukung dengan kegiatan eksperimen atau

praktikum.

Pendidik dalam menyampaikan konsep-konsep biologi kepada peserta didik

mengalami beberapa hambatan. Hal ini dikarenakan, mata pelajaran biologi

banyak terdapat istilah-istilah, peristiwa, bahkan tokoh-tokoh yang cukup sulit

untuk diingat. Peserta didik cenderung jenuh dan sulit dalam memahami konsep

biologi dan terkadang hanya mengingat materi saat kegiatan pembelajaran

berlangsung, namun lupa setelah pembelajaran usai. Informasi yang dapat diingat

adalah informasi yang bermakna, karena pikiran manusia adalah pencipta makna.7

Informasi yang terus menerus memasuki pikiran manusia terkadang langsung

dibuang, dan sebagian informasi disimpan dalam ingatan dalam waktu yang relatif

singkat yang kemudian dilupakan.

Sejalan dengan permasalahan diatas, berdasarkan wawancara yang dilakukan

dengan guru mata pelajaran biologi kelas X di sekolah MAN 1 Bekasi. Guru

sudah menggunakan pendekatan saintifik yang merupakan tuntutan dari

kurikulum yang diterapkan di sekolah. Proses pembelajaran biologi dilakukan

dengan menggunakan metode ceramah dan diskusi secara berkelompok. Hasil

belajar peserta didik hampir setengah dari 40 orang yang harus diremedial nilai

ulangannya. Hal ini dikarenakan peserta didik kesulitan dalam mencerna istilah-

istilah dalam biologi.8 Rendahnya hasil belajar peserta didik serta realita cara

mengajar guru di kelas diperlukan adanya perubahan dengan mengubah proses

pembelajaran yang berlangsung selama ini.

Pembelajaran konstruktivisme mengkritisi konsep pembelajaran yang

cenderung berpusat pada subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, pengajar dan

6 Ibid., h. 272.

7 Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik Edisi 9, Jilid 1, Terj. dari

Educational Psychology: Theory and Practice, 9 th ed oleh Marianto Samosir, (Jakarta: PT.

Indeks Jakarta, 2011), Cet. 1, h. 216.

8 Lampiran 1, h. 73 – 74.

Page 20: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

4

peserta didik harus sama-sama aktif, peserta didik berupaya dalam mengonstruksi

pengetahuannya sendiri dan pengajar bertindak sebagai fasilitator.9

Berdasarkan uraian diatas, dibutuhkan model pembelajaran yang tepat untuk

memberikan peningkatan terhadap hasil belajar peserta didik. Salah satu model

pembelajaran yang memberikan ruang terbesar kepada peserta didik adalah model

pembelajaran inkuiri terbimbing. “Pembelajaran Inkuiri adalah pembelajaran yang

melibatkan adanya proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan

menemukan sendiri jawaban atas permasalahan yang dihadapi dengan

menggunakan berbagai sumber informasi sebagai pendukungnya.”10

Inkuiri dapat

didefinisikan sebagai pendekatan instruksional yang dikembangkan dengan tujuan

mengajarkan peserta didik bagaimana berpikir.11

Tahapan pembelajaran Inkuiri

Terbimbing (Guided Inquiry) menuntut adanya kegiatan dimana peserta didik

dapat mengeksplorasi kemampuan dalam dirinya untuk menemukan sendiri apa

yang menjadi target dalam tujuan pembelajaran di kelas. Dengan keterlibatan

peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran, diharapkan dapat

meningkatkan kemampuan kognitif yang berimbas pada peningkatan hasil belajar

peserta didik.

Pada salah satu tahapan model pembelajaran inkuiri terbimbing melatih

kemampuan peserta didik untuk melakukan kegiatan penelitian. Melalui model

pembelajaran inkuiri, peserta didik dilatih untuk “belajar bagaimana belajar”12

yang dapat membantu meningkatkan pengetahuan peserta didik dengan langkah

penyajian masalah, pembentukan hipotesis, melakukan eksperimen, hingga

membuat kesimpulan.

Selain model pembelajaran yang diterapkan di kelas, konsep dalam

pembelajaran juga menjadi bahan pertimbangan. Konsep jamur dianggap sesuai

apabila diajarkan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Konsep jamur

adalah salah satu konsep biologi yang dipelajari pada kelas X, dimana materi

9 Wina Sanjaya, op., cit. h. 123.

10

Sigit Mangun Wardoyo, Pembangunan Berbasis Riset, (Jakarta : Akademia Permata, 2013),

h. 32.

11

Richard I. Arends, Learning to Teach, (New York : McGraw-Hill Education, 2012), h. 353.

12

Carol Collier Kuhlthau, Guided Inquiry: Learning in the 21st Century, Center of

International Scholarship in School Libraries (CISSL), h. 4.

Page 21: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

5

tersebut membahas tentang jenis-jenis jamur, struktur tubuh jamur, cara

reproduksi jamur, simbiosis jamur, dan peranan jamur. Peserta didik dapat

menganalisis hubungan antara struktur tubuh jamur, peranan jamur dan

mengaitkannya melalui studi literatur, pengamatan, dan percobaan.

Penyajian materi jamur dengan pembelajaran inkuiri terbimbing sesuai

dengan karakteristik materi jamur yang dapat diamati, dan dipelajari melalui

eksperimen/pengamatan fakta sehari-hari. Dengan model pembelajaran inkuri

terbimbing, peserta didik dibimbing untuk menemukan dan menyelidiki sendiri

tentang suatu konsep sehingga pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki bukan

hasil mengingat seperangkat fakta, melainkan hasil temuan mereka sendiri.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul, “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Konsep Jamur”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, beberapa masalah

diidentifikasi sebagai berikut:

1. Materi pembelajaran biologi yang dianggap sulit dicerna.

2. Peserta didik perlu menanamkan empat aspek hakikat IPA dalam proses

pembelajaran.

3. Hasil belajar peserta didik pada materi pelajaran biologi masih tergolong

rendah.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah maka fokus penelitian dibatasi pada:

1. Penelitian dilakukan pada kelas X MAN I Bekasi semester genap tahun

ajaran 2016/2017.

2. Penelitian ini menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing

melalui tahapan orientasi, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis,

mengumpulkan data, menguji hipotesis, serta merumuskan kesimpulan.

3. Hasil belajar peserta didik yang dimaksud pada penelitian ini dibatasi pada

dimensi kognitif peserta didik dengan jenjang C1-C6 dan dimensi

pengetahuan pada konsep jamur.

Page 22: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

6

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah

dikemukakan, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :

“Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap

hasil belajar peserta didik pada konsep jamur?”.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu, untuk mengetahui pengaruh model

pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar peserta didik pada konsep

jamur.

F. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan praktis

sebagai salah satu alternatif dalam upaya perbaikan pembelajaran, antara lain :

1. Bagi peserta didik : mampu mengembangkan potensi yang dimiliki dan

meningkatkan hasil belajar melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing.

2. Bagi guru : Dapat dijadikan bahan pertimbangan saat menyampaikan

materi yang akan diajarkan.

3. Bagi sekolah : hasil penelitian dapat digunakan untuk meningkatkan

kualitas program pengajaran.

Page 23: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

7

BAB II

DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis

1. Model Pembelajaran

a. Pengertian Model Pembelajaran

Menurut Joyce & Weil, model pembelajaran adalah suatu rangkaian

rencana yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana

pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran,

dan membimbing pembelajaran di kelas.1 Suatu model pembelajaran,

dapat dirancang dan dikembangkan oleh pendidik sehingga tujuan

pembelajaran dapat dicapai.

Pemilihan model pembelajaran dipengaruhi oleh tujuan

pembelajaran yang akan dicapai serta tingkat kemampuan peserta didik.

Tujuan yang akan dicapai meliputi aspek kognitif dari kegiatan

pemahaman bacaan pada buku teks atau sumber lainnya dan lembar

kegiatan peserta didik (LKPD).2

2. Pembelajaran Inkuiri

a. Pengertian Inkuiri

Model pembelajaran inkuiri berasal dari kata inquiry dalam bahasa

inggris yang berarti pertanyaan atau pemeriksaan/penyelidikan. Inkuiri

sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau

memahami informasi3 Dalam arti yang luas, peserta didik melakukan

sendiri suatu kegiatan pembelajaran untuk mencari jawaban-jawaban dari

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru ataupun pertanyaan mereka

sendiri agar memahami suatu konsep yang sedang dipelajari.

1 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Edisi Kedua,

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014), Cet. 5, h. 133.

2 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Edisi 1, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), Cet. 2,

h. 55.

3 Al-Tabany, op. cit., h. 79.

Page 24: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

8

Bransford & Brown pada National Science Education Standard for

“inquiry-based” science education menyatakan pembelajaran inkuiri

mengimplementasikan strategi pembelajaran konstruktivisme dengan

memusatkan potensi peserta didik pada informasi yang baru ke dalam

kerangka kerja yang sudah ada.4 Pada proses pembelajarannya, peserta

didik menggabungkan informasi yang baru saja didapatnya dengan

pengetahuan yang sudah diketahuinya dalam memahami suatu konsep

tertentu.

Menurut Kardi, model pembelajaran inkuiri dirancang untuk melatih

peserta didik bagaimana cara memeriksa isu dan pertanyaan berdasarkan

fakta yang ditemukan.5 Dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik

mencari dan menemukan solusinya sendiri, sedangkan guru bersifat

sebagai fasilitator. Guru memegang peranan dalam memilih topik atau

bahasan, pernyataan dan menyediakan materi.

Menurut Wina Sanjaya, inkuiri merupakan rangkaian kegiatan

pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kriritis dan

analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu

masalah yang dipertanyakan.6 Dengan demikian, inkuiri menempatkan

peserta didik untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran dan

tidak lagi berperan pasif sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan

guru.

Menurut Gulo, strategi inkuiri berarti suatu rangkaian belajar yang

melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk

mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, analitis, sehingga

mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya

4 Nathaniel P.Hitt & Brian R. Murphy, An Inquiry-based Case Study for Conservation Biology,

Journal of Virginia Science Education, Vol. 2, No. 1, 2007, p. 43. Diakses pada

(https://www.researchgate.net/profile/Brian_Murphy10/publication/251572828_An_inquiry-

based_case_study_for_conservation_biology/links/00b7d51f1331d493be000000/An-inquiry-

based-case-study-for-conservation-biology.pdf), tanggal 9 Juni 2016 pukul 20.00 WIB.

5 Vera Septi Andrini, The Effectiveness of Inquiry Learning Method to Enhance Students’

Learning Outcome: A Theoritical and Empirical Review, Journal of Education and Practice, Vol.

7, No. 3, ISSN 2222-1735 (Paper) ISSN 2222-288X (Online), 2016, p. 39. Diakses pada

(https://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ1089825.pdf), tanggal 10 November 2016 pukul 21.00 WIB.

6 Sanjaya, op. cit., h. 196.

Page 25: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

9

diri. Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah (1) keterlibatan

peserta didik secara maksimal dalam proses kegiatan belajar; (2)

keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan

pembelajaran; dan (3) mengembangkan sikap percaya diri peserta didik

tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.7

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa model pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran yang

mengarahkan peserta didik untuk berfikir secara alamiah dengan

mengajukan pertanyaan, menghubungkan penemuan satu dan lainnya,

serta dapat menemukan solusi dari permasalahan yang ditemukannya.

Peranan guru dalam pembelajaran inkuiri adalah :8

1) Motivator, memberi rangsangan agar peserta didik aktif dan

bergairah berpikir.

2) Fasilitator, menunjukkan jalan keluar jika peserta didik mengalami

kesulitan.

3) Penanya, menyadarkan peserta didik dari kekeliruan yang mereka

buat.

4) Administrator, bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan kelas

5) Pengarah, memimpin kegiatan peserta didik untuk mencapai tujuan

yang diharapkan.

6) Manajer, mengelola sumber belajar, waktu dan organisasi kelas.

7) Rewarder, memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai

peserta didik.

b. Karakteristik Inkuiri

Menurut pandangan konstruktivistik, belajar merupakan suatu proses

pembentukan pengetahuan, proses pembentukan ini dilakukan oleh

peserta didik. Peserta didik harus aktif dalam kegiatan, aktif berpikir,

menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang dipelajari.

Pengetahuan dibangun oleh peserta didik sedikit demi sedikit yang

7 Al - Tabany, op. cit., h. 78.

8 Ibid., h. 78 – 79.

Page 26: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

10

hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. Selain itu, peserta didik

harus membangun pengetahuan dengan memberi makna melalui

pengalaman yang nyata.9

Hinrichsen & Jarrett dalam Program Report The Northwest Regional

Education Laboratory menyatakan empat karakter inkuiri, yaitu:10

1) Koneksi

Pada tahap ini, peserta didik mampu menghubungkan

pengetahuan sains pribadi dengan konsep komunitas sains.

Tahapan ini dilakukan dengan cara diskusi bersama dan

mengeksplorasi fenomena. Guru mendorong untuk mendiskusikan

dan menjelaskan pemahaman mereka bagaimana suatu fenomena

bekerja, menggunakan contoh dari pengalaman pribadi,

menemukan hubungan dengan literatur. Proses koneksi dapat

melalui: konsiliasi, pertanyaan, dan observasi.

2) Desain

Pada tahap ini, peserta didik membuat perencanaan

pengumpulan data yang bermakna yang ditujukan pada pertanyaan.

Disini terjadi integrasi konsep sains dengan proses sains. Peserta

didik berperan aktif mendiskusikan prosedur, persiapan, materi,

menentukan variabel kontrol, pengukuran. Guru memantau

ketepatan aktivitas peserta didik.

3) Investigasi

Pada tahap ini, proses melalui koreksi dan mempresentasikan

data. Peserta didik dapat membaca data secara akurat,

mengorganisasikan data dalam cara yang logis dan bermakna, dan

memperjelas hasil penyelidikan.

4) Membangun Pengetahuan

Pada tahap ini, proses melalui refleksi – konstruksi – prediksi.

Konsep yang dilakukan dengan eksperimen, akan memberi arti

9 Rusman, op. cit., h. 193.

10

Zulfiani, op. cit., h. 122 - 123.

Page 27: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

11

yang lebih bermakna dan mampu berpikir kritis. Ia harus

menghubungkan antara interpretasi ilmiah yang telah diterima.

c. Jenis-Jenis Model Pembelajaran Inkuiri

Menurut Towbridge, jenis-jenis model pembelajaran inkuiri terdiri

dari tiga jenis, yaitu:11

1) Inkuiri terstruktur (Discovery)

Pada inkuiri terstuktur, tindakan utama pendidik adalah

mengidentifikasi permasalahan dan proses. Sedangkan peserta

didik mengikuti dengan tepat instruksi dari pendidik untuk

menyelesaikan kegiatan pengamatan dengan sempurna.

2) Inkuiri terbimbing (Guided inquiry)

Pada tingkatan ini, peserta didik dituntut untuk mengembangkan

langkah kerja untuk menyelidiki dan mencari jawaban dari

pertanyaan yang dipilih. Dalam hal ini, guru memberikan

bimbingan dan pengarahan yang cukup luas. Dalam

pelaksanaannya, guru bertindak untuk menyajikan permasalahan

dan peserta didik menentukan proses untuk penyelesaian masalah.

3) Inkuiri bebas (Free inquiry)

Pada inkuiri bebas, peserta didik melakukan penelitian sendiri

bagaikan seorang ilmuwan. Pada pengajaran ini, peserta didik harus

menurunkan pertanyaan dengan mengidentifikasi dan merumuskan

berbagai topik permasalahan yang hendak diselidiki. Metodenya

adalah dengan melibatkan peserta didik dalam kelompok tertentu,

dan merencanakan sendiri penyelidikannya.

d. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri

Adapun model pembelajaran inkuiri memiliki keunggulan yang

dapat dikemukakan sebagai berikut:12

1) Pembelajaran inkuiri menekankan pada pengembangan aspek

kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang, sehingga dapat 11 A. Wahab Jufri, Belajar dan Pembelajaran Sains, (Bandung: Pustaka Reka Cipta, 2013),

Cet. 1, h. 98 - 109.

12

Al - Tabany, op. cit., h. 82 – 83.

Page 28: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

12

mendorong peserta didik dalam berpikir, dan bekerja atas

inisiatifnya sendiri dan bersikap objektif, jujur dan terbuka.

2) Pembelajaran ini dapat memberikan kebebasan kepada peserta didik

untuk belajar sendiri, sehingga peserta didik juga dapat

mengembangkan bakat atau kecakapan individu.

3) Pembelajaran ini sejalan dengan perkembangan psikologi modern

yang menyatakan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah

laku berkat adanya pengalaman.

4) Pada pembelajaran ini, peserta didik yang memiliki kemampuan

bagus mampu mengikuti proses belajar dengan baik, dan tidak akan

terhambat oleh peserta didik yang memiliki kemampuan lemah.

5) Pembelajaran ini mendorong peserta didik untuk berpikir intuitif dan

merumuskan hipotesisnya sendiri.

Di samping memiliki keunggulan, model pembelajaran inkuiri juga

mempunyai kelemahan, di antaranya:

1) Jika inkuiri diterapkan sebagai model pembelajaran, maka akan sulit

mengontrol kegiatan dan keberhasilan peserta didik.

2) Model ini sulit dalam merencanakan pembelajaran karena terbentur

dengan kebiasaan peserta didik dalam belajar.

3) Terkadang dalam mengimplementasikannya memerlukan waktu

yang panjang, sehingga guru sulit menyesuaikannya dengan waktu

yang telah ditentukan.

4) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan

peserta didik menguasai materi pelajaran, maka inkuiri akan sulit

diimplementasikan oleh setiap guru.

e. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)

Inkuiri terbimbing (guided inquiry) merupakan salah satu jenis

model pembelajaran inkuiri, guru menyediakan bimbingan atau petunjuk

Page 29: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

13

yang cukup luas kepada peserta didik. Guru mengajukan permasalahan,

sedangkan peserta didik menentukan proses dan penyelesaian masalah.13

Menurut Khulthau, Maniotes, dan Caspari, inkuiri terbimbing adalah

inkuiri yang dibimbing oleh guru agar peserta didik mendapat

pemahaman yang mendalam dan pandangan pribadi melalui berbagai

sumber informasi yang luas.14

Berdasarkan pendapat di atas, penulis

menyimpulkan bahwa inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran

yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertindak aktif

mencari jawaban dari permasalahan yang diberikan oleh guru dengan

menentukan proses dan penyelesaiannya sendiri yang didapat dari

berbagai sumber informasi yang luas.

f. Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri

Menurut Orlich, tahapan model pembelajaran inkuiri terdiri dari

enam fase. Secara ringkas kegiatan guru dan peserta didik selama proses

pembelajaran model inkuiri terbimbing dapat dijabarkan sebagai berikut.:

15

Tabel 2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri

No. Fase Perilaku Guru

1. Merumuskan masalah Guru membimbing peserta

didik mengidentifikasi masalah

dan masalah dituliskan di papan

tulis. Guru membagi peserta

didik dalam kelompok.

2. Perumusan hipotesis Guru memberikan kesempatan

pada peserta didik untuk curah

pendapat dalam membentuk

hipotesis. Guru membimbing

13 Zulfiani, op. cit., h. 122.

14

Carol C. Kuhlthau, “Guided Inquiry: School Libraries in the 21st Century”, School Libraries

Worldwide, Vol. 16, No. 1, 2010, p. 18. Diakses pada (http://wp.comminfo.rutgers.edu/

ckuhlthau/wp-content/uploads/sites/185/2016/02/GI-School-Librarians-in-the-21-Century.pdf)

tanggal 20 November 2017 pukul 15.30 WIB.

15

Jufri, op. cit., h. 108 - 109.

Page 30: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

14

peserta didik dalam menentukan

hipotesis yang relevan dengan

permasalahan dan

memprioritaskan hipotesis mana

yang menjadi prioritas

penelitian.

3. Pengumpulan data Guru membimbing peserta

didik dalam merancang

eksperimen untuk

mengumpulkan data.

4. Interpretasi data Guru membimbing peserta

didik untuk menganalisis data

dan menguji hipotesis

berdasarkan data atau informasi

yang diperoleh.

5. Pengembangan kesimpulan Guru membimbing peserta

didik untuk membuat induksi

atau generalisasi.

6. Pengulangan Guru membimbing dan

meminta peserta didik untuk

membuktikan kebenaran

generalisasi.

Sanjaya menyatakan, ada 6 tahapan yang ditempuh dalam

melaksanakan pembelajaran inkuiri, yaitu:16

1) Orientasi, merupakan langkah untuk membina suasana atau iklim

pembelajaran yang responsif. Guru mengkondisikan agar peserta

didik siap melaksanakan proses pembelajaran, selain itu guru juga

16 Sanjaya, op. cit., h. 202 - 205.

Page 31: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

15

merangsang dan mengajak peserta didik untuk berpikir

memecahkan masalah.

2) Merumuskan masalah, guru memberikan suatu masalah yang

nantinya akan dikaji oleh peserta didik, peserta didik didorong

untuk mencari jawaban yang tepat dari masalah yang tengah

dibahas.

3) Mengajukan hipotesis, merupakan jawaban sementara atas suatu

permasalahan yang sedang dikaji. Dalam langkah ini, guru

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

mengemukakan pendapatnya sesuai dengan permasalahan yang

telah diberikan. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk

mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memberikan

hipotesis adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang

dapat mendorong peserta didik untuk dapat mengajukan jawaban

sementara.

4) Mengumpulkan data, menjaring aktivitas untuk menguji hipotesis

yang diajukan. Dalam model pembelajaran inkuiri, mengumpulkan

data merupakan proses mental yang sangat penting dalam

pengembangan intelektual. Oleh sebab itu, tugas dan peran guru

dalam tahap ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang

dapat mendorong peserta didik untuk berpikir mencari informasi

yang dibutuhkan.

5) Menguji hipotesis, proses menentukan jawaban yang dianggap

diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh

berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji

hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan peserta didik atas

jawaban yang diberikan peserta didik. Disamping itu, menguji

hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir

rasional.

6) Merumuskan kesimpulan, mendeskripsikan temuan yang diperoleh

berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Biasanya yang terjadi dalam

Page 32: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

16

pembelajaran, karena banyaknya data yang diperoleh menyebabkan

kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus terhadap masalah yang

hendak dipecahkan. Oleh karena itu, untuk mencapai kesimpulan

yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada peserta

didik data yang relevan.

Model pembelajaran inkuiri, bertujan untuk memberikan kesempatan

kepada peserta didik dalam belajar memecahkan masalah,

mengembangkan pemikirannya dan menemukan solusi dari

permasalahan tersebut. Keberhasilan model pembelajaran inkuiri

tergantung pada apersepsi yang diberikan guru pada tahap awal

pembelajaran. Materi yang disajikan pada tahap apersepsi harus terkait

dengan apa yang telah diketahui peserta didik sebelumnya.

3. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur

yang sangat fundamental dalam penyelengaraan setiap jenis dan

jenjang pendidikan. Dalam perspektif psikologi pendidikan, belajar

didefinisikan sebagai suatu perubahan segala macam tingkah laku

dalam diri seseorang yang relatif menetap sebagai hasil dari sebuah

pengalaman.17

Ini berarti, proses belajar yang dialami peserta didik

bergantung pada lingkungan yang ditempatinya, baik lingkungan

sekolah ataupun lingkungan rumah.

Dimyati dan Mudjiono berpendapat, “hasil belajar menekankan

pada diperolehnya informasi tentang seberapakah perolehan peserta

didik dalam mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan”.18

Menurut

mereka, hasil belajar ialah hasil pencapaian dari aktivitas

pembelajaran yang dilakukan melalui upaya peserta didik dalam

memperoleh informasi.

17 Syah, Psikologi Pendidikan: dengan Pendekatan Baru, op. cit., h. 89.

18

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. 4, h.

190.

Page 33: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

17

Dalam teori belajar konstruktivisme, menyatakan bahwa peserta

didik harus menemukan sendiri pengetahuannya dan

mentrasnformasikan informasi secara kompleks dan lengkap,

mengecek informasi-informasi terbaru dan relevan.19

Dalam hal ini,

peserta didik didorong untuk menemukan segala sesuatu untuk

dirinya, melatih peserta didik dalam memecahkan masalah,

menerapkan ide-ide yang baru dan dituntut untuk benar-benar

memahami materi pelajaran dan menerapkan pengetahuannya.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar merupakan hasil pencapaian kemampuan belajar peserta didik

setelah melakukan proses kegiatan pembelajaran, yang bertujuan

untuk mengukur apakah tujuan pembelajaran yang ditentukan tercapai

atau tidak.

Belajar merupakan aktivitas yang melibatkan aktifitas berfikir

yang sangat kompleks. Proses belajar terjadi antara lain pengaturan

stimulus dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki dan terbentuk di

dalam pikiran manusia seseorang berdasarkan pemahaman dan

pengalaman-pengalaman sebelumnya.20

Dalam hal ini, pemahaman

dan pengalaman sebelumnya merupakan suatu cara yang sistematis

dalam memahami dan mengemukakan tentang sesuatu yang

diperolehnya sehingga proses kegiatan belajar menjadi lebih

bermakna.

b. Jenis-Jenis Hasil Belajar

Gagne membagi lima kategori hasil belajar yaitu:21

1) Informasi verbal ialah pesan atau informasi yang disampaikan

dalam bentuk lisan atau pun tertulis

19 Al - Tabany, op. cit, h. 29.

20

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,

2010). Cet. 5, h. 24.

21

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif: Konsep, Landasan, dan

Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2013), Cet. 6, h.

135 – 136.

Page 34: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

18

2) Keterampilan intelektual ialah kemampuan individu dalam

menggunakan pengetahuannya untuk berpikir, menalar dan

memecahkan masalah.

3) Strategi kognitif ialah langkah-langkah yang dapat digunakan

individu untuk berpikir agar terjadi aktivitas yang efektif. Strategi

kognitif ditekankan pada proses pemikiran.

4) Sikap ialah kemampuan dalam memilih tindakan yang akan

dilakukan untuk memperoleh hasil pembelajaran yang maksimal.

5) Keterampilan motorik yaitu hasil belajar yang berupa kecakapan

pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik.

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan,

menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom, baik

untuk tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional. Klasifikasi tersebut

secara garis besar dibagi menjadi tiga ranah, yaitu: ranah koginitif,

ranah afektif, dan ranah psikomotoris.22

Ranah kognitif berkaitan dengan hasil intelektual yang terdiri dari

enam aspek. Aspek-aspek tersebut adalah (1) pengetahuan atau ingatan,

(2) pemahaman, (3) aplikasi, (4) analisis, (5) sintesis dan (6) penilaian.

Sedangkan, ranah afektif yang berkaitan dengan sikap dan nilai terdiri

dari lima aspek, di antaranya ialah aspek penerimaan, jawaban,

penilaian, organisasi dan interaksi. Hasil pembelajaran dalam ranah

psikomotorik terlihat dalam bentuk keterampilan dan kemampuan

bertindak dalam menerima pengalaman belajar tertentu. Ada enam

aspek pengetahuan psikomotorik, yaitu:23

1) Gerakan refleks ialah gerakan yang dilakukan tanpa sadar

2) Gerakan dasar ialah gerakan yang mengarah pada keterampilan

yang khusus

22 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2012), Cet. 17, h. 22 - 23.

23

Ibid.

Page 35: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

19

3) Gerakan persepsi ialah gabungan dari kemampuan kognitif dan

motorik

4) Kemampuan fisik ialah kemampuan peserta didik untuk

mengembangkan gerakan terampil

5) Gerakan terampil ialah gerakan yang memerlukan untuk berlatih,

seperti keterampilan dalam olahraga.

6) Gerakan indah dan kreatif ialah gerakan yang diperlukan latihan

khusus agar dapat menghasilkan gerakan yang indah dan kreatif

Dari ketiga ranah tersebut, ketiganya menjadi objek penilaian

hasil belajar. Namun di antara ketiga ranah tersebut, yang paling

banyak menjadi objek penilaian di sekolah adalah ranah kognitif. Hal

ini bertujuan, untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam

menguasai dan memahami isi konsep bahan pengajaran. Sehingga,

peserta didik dapat menyatakan kembali konsep yang telah diperoleh

dalam kegiatan belajar.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta

didik terhadap materi dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:24

1) Faktor internal, adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri

peserta didik, yakni keadaan/kondisi jasmani serta rohani peserta

didik yang dapat mempengaruhi hasil belajar individu.

a) Faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan

kondisi fisik peserta didik yang dapat mempengaruhi semangat

dan intensitas peserta didik dalam mengikuti pembelajaran.

b) Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis peserta didik

di antaranya, tingkat kecerdasan/intelegensi peserta didik; sikap

peserta didik; bakat peserta didik; minat peserta didik dan

motivasi peserta didik yang dapat mempengaruhi proses belajar.

24 Syah, Psikologi Pendidikan: dengan Pendekatan Baru, op. cit., h. 129 - 136.

Page 36: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

20

2) Faktor eksternal, adalah faktor yang berasal dari luar diri peserta

didik itu sendiri, yaitu faktor yang berhubungan dengan lingkungan

di sekeliling peserta didik.

a) Lingkungan sosial, yaitu lingkungan sosial keluarga, lingkungan

sosial sekolah, sosial masyarakat yang dapat mempengaruhi

semangat belajar peserta didik.

b) Lingkungan non sosial, yaitu lingkungan alamiah yang berupa

gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga

peserta didik dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan

waktu belajar yang digunakan peserta didik yang dapat

meningkatkan keberhasilan belajar peserta didik.

3) Faktor pendekatan belajar, adalah faktor-faktor yang meliputi

strategi dan metode yang digunakan peserta didik dalam

menunjang efektivitas dan efesiensi proses belajar pada materi

tertentu.

4. Konsep Jamur

a. Kompetensi Dasar Kingdom Jamur

3.6. Mengelompokkan jenis-jenis jamur berdasarkan ciri-ciri

dan perannya bagi kehidupan melalui percobaan .

4.6. Mengamati berbagai jenis jamur melalui pengamatan langsung

atau gambar dan mengelompokkannya berdasarkan ciri atau perannya

bagi kehidupan.

b. Pengertian jamur dan karakteristik jamur25

Jamur (fungi) merupakan organisme eukariotik yang dinding

selnya tersusun atas kitin. Kingdom ini mempunyai klorofil sehingga

tidak melakukan fotosintesis. Jamur adalah organisme heteotrof yang

mendapat nutriennya melaui penyerapan (absorpsi). Makanan dicerna

oleh jamur dengan cara mensekresikan enzim hidrolitik.

25 Pratiwi, Sri Maryati, Srikini, Suharno, Bambang S., Biologi SMA Jilid 1 untuk Kelas X,

(Jakarta: Erlangga, 2006), h. 102 - 115.

Page 37: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

21

Berdasarkan cara memperoleh makanannya jamur memiliki tiga

peranan yaitu saprofit, parasit, atau bersimbiosis dengan organisme lain.

Umumnya jamur bersel satu (uniseluler) atau banyak (multiseluler).

Dinding sel tersusun atas zat kitin dan tidak berklorofil. Anggotanya

belum memiliki organ akar, batang dan daun sejati sehinga tubuh jamur

dikatagorikan sebagai talus berbentuk benang-benang halus (hifa) yang

bercabang membentuk jaring-jaring hifa (miselium). Berdasarkan

morfologinya jamur dibagi menjadi tiga, yaitu khamir (yeast) yang

bersel satu contohnya saccharomyces, kapang (molds) yang berbentuk

benang contohnya Neurospora crassa (jamur oncom), dan cendawan

(mushroom) yang berbentuk seperti payung contohnya Auricularia

auricula (jamur kuping).

1) Reproduksi jamur

Jamur bereproduksi dengan menghasilkan spora. Spora jamur yang

hidup di perairan berupa spora kembara. Jamur yang hidup di darat

menghasilkan endospora (askospora) yang dibentuk di dalam

askus, sedangkan eksospora dibentuk di dalam basidium.

Reproduksi jamur dilakukan dengan cara seksual dan aseksual.

Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembelahan sel gemma

(kuncup), fragmentasi, dan pembentukan spora aseksual.

Reproduksi seksual dilakukan dengan konjugasi dan pembentukan

spora seksual.

2) Klasifikasi jamur

Berdasarkan struktur hifa dan spora seksual yang dihasilkan,

kingdom fungi dibedakan menjadi 4 divisi, yaitu zygomycotina,

ascomycotina, basidiomycotina, dan deuteromycotina.

a) Zygomycotina

Zygomycotina memiliki hifa yang tidak bersekat (koenositik).

Reproduksi terjadi secara seksual menghasilkan zigospora dan

secara aseksual menghasilkan sporangiospora. Struktur tubuh

berdasarkan fungsinya dibedakan menjadi tiga :

Page 38: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

22

a. Stolon, miselium yang membentuk jaringan pada

permukaan substrat tempat tumbuh jamur.

b. Rhizoid, miselium yang menembus substrat yang berfungsi

sebagai akar untuk menyerap zat makanan.

c. Sporangiofor, miselium yang tubuh tegak pada permukaan

substrat dan memiliki sporangium globuler (kotak spora

berbentuk bulat) di ujungnya.

Reproduksinya berlangsung secra seksual dan aseksual.

Reproduksi seksual dilakukan dengan membentuk

sporangiospora dalam sporangium. Reproduksi aseksual

berlangsung secara konjugasi melalui peleburan dua sel

kelamin berinti banyak yang sama bentuk dan ukurannya.

b) Ascomycotina

Ascomycotina memiliki hifa bersekat, dapat hidup sebagai

parasit pada tubuh organisme lain atau sebagai saprofit pada

sisa-sisa organisme lain. Jamur ini dapat hidup bersimbiosis

dengan ganggang hijau biru dan ganggang hijau bersel satu

membentuk liken. Struktur tubuh pada umumnya berbentuk

hifa bersekat dengan inti banyak.

Reproduksi ascomycotina berlangsung secara aseksual dan

seksual. Reproduksi aseksual berlangsung dengan

pembentukan konidiospora di dalam konidium tunggal atau

berantai pada ujung hifa khusus yang disebut konidiofor.

Reproduksi seksual berlangsung melalui perbentukan

askospora di dalam askus, yaitu suatu organ berbentuk seperti

botol.

Klasifikasi jamur ascomycotina :

a) Kelas hemiascomysetes

Bersifat uniseluler tanpa hifa dan askokarp. morfologinya

berupa khamir, yaitu berbentuk bulat atau oval yang dapat

bertunas sehingga dapat membentuk rantai sel atau hifa

Page 39: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

23

semu. Contohnya saccharomyces. Reproduksi secara

aseksual, dinding sel menonjol keluar membentuk tunas

kecil. Untuk menjamin kehidupan tunas kecil yang baru

terbentuk, sitoplasma dari sel induk mengalir ke dalamnya.

Selanjutnya bagian dasar tunas kecil menyempit.

Berdasarkan hal tersebut, inti sel dalam sel induk

membelah secara mitosis. Dengan terbentuknya inti sel,

maka sel tunas telah siap menjadi sel individu baru.

Reproduksi seksual hanya dapat berlangsung apabila

keadaan lingkungannya sesuai, yaitu menggunakan askus.

b) Kelas pyrenomycetes

Kelompok pyrenomycetes memiliki ciri khas adanya

peritesium, yaitu askokarp berbentuk khusus dan dilengkapi

dengan ostiulum (lubang pelepas askus dan askokarp).

Contohnya Neurospora crassa.

c) Kelas plectomycetes

Kelas plectomycetes memiliki kleistotesium, yaitu askokarp

berbentuk seperti bola. Anggotanya bisa bersifat saprofit,

parasit atau hiperparasit. Contohnya penisilium

dan aspergillus. Kedua jenis jamur ini bereproduksi secara

aseksual dengan pembentukan konidiospora di dalam

konidium berbentuk rantai pada ujung konidiofor.

Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan

askospora di dalam askus yang terkumpul di dalam

kleistotesium.

c) Basidiomycotina :

Basidiomycotina memiliki hifa bersekat. Reprodusi seksual

dengan pembentukan konidiospora, sedangkan reproduksi aseksual

dengan pembentukan basidiospora. Secara umum, kelompok jamur

ini bersifat makroskopis (berukuran besar). Basidiomycotina

Page 40: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

24

banyak ditemukan di permukaan tanah yang lembap dan di hutan-

hutan.

Struktur tubuh basidiomycotina memiliki hifa bersekat, setiap

ruasnya memiliki satu atau dua inti. Hifa dengan satu inti

(monokariotik) disebut hifa primer sedangkan hifa dua inti

dikariotik disebut hifa sekunder. Reproduksi secara aseksual

dilakukan dengan pembentukan konidiospora di dalam konidia.

Reproduksi secara seksual berlangsung secara konjugasi, yaitu

dengan peleburan dua hifa yang berlainan jenis membentuk hifa

dikariotik yang mengandung dua inti. Hifa tersebut kemudian

berkembang menjadi miselium dikariotik dan membentuk tubuh

menjadi bulat (basidiokarp).

d) Deuteromycotina :

Deuteromycotina dikenal dengan fungi imperfecti karena

belum ditemukan reproduksi seksualnya. Reproduksi hanya terjadi

secara aseksual dengan membentuk konidiospora yang dihasilkan

di dalam konidia. Pada umumnya, jamur ini bersifat saprofit di

tempat-tempat banyak mengandung bahan organik dan sebagai

parasit pada tumbuhan tingkat tinggi.

3. Simbiosis Jamur

a) Lumut kerak

Lumut kerak/liken merupakan organisme yang unik karena

merupakan organisme simbion antara ganggang dan jamur. Kedunya

hidup secara simbiosis mutualisme. Ganggang simbionnya disebut

fikobion yang terdiri atas cyanophyta (ganggang hijau-biru) dan

chlorophyta (ganggang hijau). Jamur simbionnya disebut mikobion

yang terdiri atas ascomycotina dan basidiomycotina. Liken bersifat

epifit pada batang pohon atau bebatuan. Habitat liken mulai dari

daerah tropis sehingga kutub termasuk daerah dengan kondisi

lingkungan yang kurang menguntungkan.

Page 41: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

25

Struktur tubuh liken bersifat multiseluler, tubuhnya disebut talus.

Simbiosis antara ganggang dan jamur bersifat mutualisme. Kebutuhan

zat-zat makanan liken diperoleh dari hasil fotosintesis yang dilakukan

oleh ganggang, sedangkan kebutuhan air dan mineral dipenuhi oleh

jamur.

Reproduksi liken, liken tidak memiliki alat reproduksi khusus.

Reproduksinya dilakukan secara terpisah antara ganggang dan jamur

yang bersimbiosis. Pada kondisi lingkungan yang kering, jalinan

simbiosis ganggang dan jamur terlepas dari koloni liken. Jalinan

simbiosis ini berbentuk butir-butir menyerupai tepung disebut

soredium.

Bentuk tubuh liken sangat bervariasi yaitu:

Crustose, talus seperti kulit keras yang menempel rapat pada

substrat.

Foliose, talus pipih seperti daun.

Fructicose, talus berbentuk seperti benang atau tali yang

bercabang, menempel pada substrat hanya pada pangkal

tubuhnya.

b) Mikoriza

Merupakan bentuk asosiasi simbiotik antara jamur dan sistem

perakaran tumbuhan tingkat tinggi. Jamur menembus akar

tumbuhan dan memperluas bidang penyerapan nutrisi seperti

nitrogen. Berdasarkan daya tembus hifa jamur, mikoriza dibagi

menjadi dua macam yaitu:

1. Endomikoriza, lapisan tipis yang dibentuk jamur menembus

sampai kebagian dalam akar tanaman. Contohnya asosiasi

antara jamur dengan anggrek, jagung, gandum dan kacang-

kacangan.

2. Ektomikoriza, lapisan tipis yang dibentuk oleh hifa jamur

hanya menembus lapisan epidermis dan kortek tanaman.

Page 42: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

26

Contohnya asosiasi antara jamur dengan pinus, oak, dan

eukalitis.

B. Hasil Penelitian Relevan

Beberapa penelitian telah dilakukan berkaitan dengan penerapan model

pembelajaran Inkuri Terbimbing.

Penelitian yang dilakukan oleh Devi Purna Eva dalam skripsinya yang

berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Peta Konsep

Terhadap Kemampuan Metakognitif dan Hasil Belajar Biologi Siswa SMAN 3

Sukoharjo. Hasil penelitiannya disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri

terbimbing dengan peta konsep berpengaruh signifikan terhadap kemampuan

metakognitif dan hasil belajar biologi ranah psikomotor, tetapi tidak berpengaruh

signifikan terhadap hasil belajar biologi pada ranah kognitif dan afektif siswa

SMA N 3 Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012.26

Penelitian yang dilakukan oleh Yoranda Meinita, dkk., yang berjudul

Pengaruh Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (High

Order Thinking) Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Malang pada Pokok Bahasan

Hidrokarbon. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, metode inkuiri terbimbing

lebih baik dalam meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir tingkat

tinggi siswa.27

Penelitian yang dilakukan oleh Ainur Rokhmah dan Madlazim, yang berjudul

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Inkuiri Terbimbing untuk

26 Devi Purna Eva, “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Peta Konsep

Terhadap Kemampuan Metakognitif dan Hasil Belajar Biologi Siswa SMA N 3 Sukoharjo,

Skripsi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Biologi Universitas Sebelas

Maret.”, 2012, h. viii. Diakses pada (https:// digilib. uns. ac.id/ dokumen/

download/28743/NjA2NzY=/Pengaruh-model-pembelajaran-inkuiri-terbimbing-dengan-peta-

konsep-terhadap-kemampuan-metakognitif-dan-hasil-belajar-biologi-siswa-sma-n-3-sukoharjo-

abstrak.pdf) tanggal 14 November 2017 pukul 20.00 WIB.

27

Yoranda Meinita Dwi Putri, I Wayan Dasna, Oktavia Sulistina.,“Pengaruh Metode

Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan

Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (High Order Thinking Skill) Siswa Kelas X SMA Negeri 1

Malang pada Pokok Bahasan Hidrokarbon, Skripsi pada Program Studi Kimia Universitas Negeri

Malang”,2013, h. 1. Diakses pada (http://jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel339ECE54E

2DC10A5BF8815AB F44105F2.pdf) tanggal 14 November 2017 pukul 21.00 WIB.

Page 43: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

27

Melatihkan Keterampilan Peserta didik dalam Melakukan Eksperimen pada

Materi Ajar Sumber Energi Terbarukan. Hasil penelitiannya disimpulkan bahwa

pembelajaran menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing dapat melatihkan

keterampilan melakukan eksperimen dengan nilai rata-rata 3,53 (predikat A-).

Didukung dengan perolehan kompetensi sikap memperoleh modus Sangat Baik

dan kompetensi pengetahuan memperoleh nilai rata-rata 3,06 (predikat B+).28

Penelitian yang dilakukan oleh Sehat Simatupang dan Tiarmaida, yang

berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Siswa

Pada Materi Pokok Listrik Dinamis Di Kelas X Semester II SMA Negeri 8.

Berdasarkan hasil penelitiannya dengan menggunakan analisis perhitungan uji T,

terdapat pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran inkuiri terhadap

hasil belajar siswa.29

Penelitian yang dilakukan oleh Lutfi Eko Wahyudi, Z.A., Imam Supardi yang

berjudul Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Pokok Bahasan

Kalor Untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains Terhadap Hasil Belajar Di

SMAN 1 Sumenep. Hasil penelitiannya disimpulkan bahwa penerapan model

pembelajaran inkuiri terbimbing dengan melatihkan keterampilan proses sains

dapat meningkatkan hasil belajar di kelas X-6 SMAN 1 Sumenep.30

Penelitian yang dilakukan oleh L. Praptiwi dan Sarwi, L. Handayani yang

berjudul Efektivitas Pembelajaran Eksperimen Inkuiri Terbimbing Berbantuan My

Own Dictionary untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Unjuk Kerja Siswa

28 Ainur Rokhmah, Madlazim, “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Inkuiri

Terbimbing untuk Melatihkan Keterampilan Siswa dalam Melakukan Eksperimen pada Materi ajar

Sumber Energi Terbarukan”, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF), Vol. 04, No. 2, 2015, h. 88.

Diakses pada (https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/inovasi–pendidikan-fisika/article/

view File /12305/11370) tanggal 15 November 2017 pukul 20.00 WIB.

29

Sehat Simatupang, Tiarmaida, “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil

Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis Di Kelas X Semester II SMA Negeri 8 Medan”,

Jurnal Ikatan Alumni Fisika Universitas Negeri Medan, Vol. 1 No. 1, 2015, ISSN : 2461 - 1247, h.

34. Diakses dari (http://jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelBE228A886CE46FF4DA86019

5F98AA44F.pdf +&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id) pada tanggal 03 Oktober 2017 pukul 20.00

WIB.

30

Lutfi Eko Wahyudi, Z.A. Imam Supardi, “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing Pada Pokok Bahasan Kalor Untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains Terhadap

Hasil Belajar Di SMAN 1 Sumenep”, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol. 02, No. 02, 2013, h.

62 – 65. Diakses pada (http://ejournal.unesa.ac.id/article/5152/32/article.pdf) tanggal 06 Oktober

2017 pukul 15.00 WIB.

Page 44: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

28

SMP RSBI. Rata-rata persentase unjuk kerja peserta didik kelas eksperimen

sebesar 82,50% dan kelas kontrol sebesar 81,40%. Gain <g> pada kelas

eksperimen diperoleh 0.72 (tinggi) dan kelas kontrol diperoleh 0.66 (sedang). Hal

ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing

berbantuan My Own Dictionary efektif untuk meningkatkan penguasaan konsep

dan unjuk kerja siswa SMP RSBI.31

Penelitian yang dilakukan oleh Indra Hernawan yang berjudul Implementasi

Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Information Technologi (IT) Untuk

Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Pernapasan

Manusia. Berdasarkan hasil penelitiannya, menunjukkan bahwa penerapan model

berbasis IT inkuiri terbimbing efektif dapat meningkatkan kreativitas dan hasil

belajar siswa serta memberikan stimulus positif bagi siswa untuk belajar biologi.32

C. Kerangka Berpikir

Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi dengan pemilihan dan

penggunaan model pembelajaran yang tepat untuk suatu konsep. Pembelajaran yang

dilaksanakan secara variatif, tidak monoton, serta mampu meningkatkan keaktifan

siswa merupakan hal yang penting dalam proses belajar mengajar untuk tercapainya

tujuan pembelajaran.

Rendahnya hasil belajar peserta didik dikarenakan kegiatan pembelajaran masih

berpusat kepada guru. Hal ini juga mengakibatkan peserta didik pasif dan tidak

memiliki kesempatan untuk dapat berpartisipasi, sehingga kegiatan belajar menjadi

tidak bermakna. Guru harus mampu menerapkan model dan teknik yang dapat

mendukung perannya tersebut, sehingga kegiatan proses pembelajaran dapat berjalan

secara efektif. Guru dituntut untuk menggunakan model pembelajaran dan

menyesuaikan dengan materi yang akan disampaikan agar peserta didik dapat

memahami konsep yang dipelajari. Selain itu, tugas guru tidak hanya menyampaikan

informasi, akan tetapi juga menciptakan pengalaman belajar bagi peserta didik.

31 Praptiwi, loc. cit. h. 86.

32

Indra Hernawan, Implementasi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Information

Technologi (IT) Untuk Meningkatkan Kreativitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi

Pernapasan Manusia, BIOSFER, J. Bio. & Pend.Bio, Vol. 2, No. 1, e - ISSN: 2549 - 0486, 2017, h.

37. Diakses dari (https://journal.unpas.ac.id/index.php/biosfer/article/download/524/305/+&cd

=1&hl =id&ct=clnk&gl=id) pada 03 November 2017 pukul 20.00 WIB.

Page 45: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

29

Supaya proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan

upaya untuk mengembangkan potensi peserta didik dengan melatih peserta didik

untuk berpikir sistematis, mandiri, dan interaktif. Salah satu alternatif model

pembelajaran yang mampu mengembangkan potensi peserta didik adalah inkuiri

terbimbing, peserta didik diberikan kesempatan untuk menemukan sendiri

pengetahuan yang sedang dibangun. Pembelajaran inkuiri terbimbing ini tidak

hanya menghafal suatu konsep yang sudah ada, peserta didik memiliki

pengalaman langsung dalam menemukan pengetahuannya sendiri

Tahapan dalam pembelajaran Inkuiri Terbimbing menuntut peserta didik

untuk mengeksplorasi kemampuan yang dimilikinya untuk menemukan sendiri

target dalam tujuan pembelajaran di kelas melaui tahapan nyajian masalah,

perumusan hipotesis, melakukan eksperimen, hingga membuat kesimpulan.

Berikut ini adalah kerangka berpikir yang dapat digambarkan, yaitu :

Gambar 2.1 Skema Alur Kerangka Berpikir

Rendahnya hasil belajar peserta didik

Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat

yang menyebabkan peserta didik pasif di kelas

Model pembelajaran

inkuiri terbimbing

Orientasi Merumuskan

masalah Mengumpulka

n data untuk

memperoleh

informasi

Menguji

hipotesis

dengan

menganalisis

data

Mengajukan

hipotesis Merumuskan

kesimpulan

Peserta didik aktif dalam pembelajaran, meningkatkan proses berpikir peserta didik, sehingga dapat

merancang suatu proses penemuan secara mandiri

Hasil belajar peserta didik meningkat

Page 46: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

30

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini yaitu “Terdapat pengaruh model pembelajaran

inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar peserta didik pada konsep jamur.”

Page 47: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bekasi, beralamatkan di Jalan Markisa

Raya II Taman Wisma Asri Kelurahan Teluk Pucung Kecamatan Bekasi

Utara. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran

2016/2017, tepatnya tanggal 07 Februari-28 Maret 2017.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kuasi-eksperimen (quasi-experiment). Metode penelitian ini adalah metode

yang digunakan untuk memprediksi keadaan melalui eksperimen yang

sebenarnya.1 Metode ini merupakan metode dalam pendekatan penelitian

kuantitatif dengan desain pretes dan postes.2

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen O1 X1 O2

Kontrol O3 X2 O4

Keterangan:

O1 dan O3 : Hasil pretest yang diberikan sebelum proses pembelajaran dimulai.

O2 dan O4 : Hasil posttest yang diberikan setelah proses pembelajaran berakhir.

X1 : Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri

terbimbing.

X2 : Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik.

1 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2011), Cet. 1, h. 74.

2 Ibid.

Page 48: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

32

C. Alur Penelitian

Alur penelitian ini dimulai dengan penyusunan RPP dan bahan ajar.

Kemudian peneliti membuat kisi-kisi instrumen penelitian, melakukan wawancara

dengan guru dan memilih metode pembelajaran. Setelah itu, peneliti melakukan

survei uji coba instrumen di sekolah. Pada pelaksanaan penelitian, peneliti

memberikan perlakuan terhadap sampel yang terdiri dari kelas eksperimen yang

menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan kelas kontrol.

Pendenkata yang digunakan adalah pendekatan saintifik. Sebelum dimulainya

pembelajaran, Peneliti melakukan pengambilan sampel pretest kepada peserta

didik dari kedua kelompok kelas untuk mengetahui pemahaman awal peserta

didik mengenai materi yang akan dipelajari. Tahap selanjutnya, dilakukan

penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing untuk kelas eksperimen dan

pendekatan saintifik untuk kelas kontrol. Di akhir pembelajaran, dilakukan

penilaian pengambilan sampel posttest. Setelah semua data terkumpul, maka

dilakukanlah analisis data, mencatat hasil penelitian dan terakhir penarikan

kesimpulan.

Page 49: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

33

Alur penelitian dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian

Kesimpulan

Penyusunan Instrumen, RPP,

dan Bahan Ajar

Membuat Instrumen Inkuiri Terbimbing

dengan aspek kognitif C1-C6

Uji Coba Instrumen Inkuiri Terbimbing

dengan aspek kognitif C1-C6

Analisis Hasil Uji Coba

Penentuan Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol

Pretest Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol

Perlakuan Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol

Posttest Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol

Analisis Data dan

Pembahasan

Perbaikan Instrumen

Perbaikan Instrumen

Page 50: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

34

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi merupakan suatu wilayah yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti.3

Populasi dalam penelitian dipilih berdasarkan kualitas dan karakteristik/sifat

yang diinginkan peneliti yang kemudian dipelajari dan ditarik

kesimpulannya.4 Populasi terjangkau yang digunakan dalam penelitian ini

adalah seluruh peserta didik kelas X di MAN 1 Bekasi pada Semester Genap

Tahun Ajaran 2016/2017.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah populasi dengan karakteristik yang

dimiliki oleh popolasi tertentu.5 Berdasarkan hasil diskusi dengan guru mata

pelajaran Biologi kelas X MAN 1 Bekasi, didapatkan dua kelas yang akan

dijadikan sampel penelitian, yaitu X MIA 2 dan X MIA 5. Pengambilan

sampel dilakukan dengan teknik random sampling yaitu teknik penentuan

sampel dengan cara acak.6 Pada penelitian ini, kelas X MIA 2 menjadi kelas

eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran inkuiri terbimbing.

Sedangkan X MIA 5 menjadi kelas kontrol yang menggunakan metode

pembelajaran pendekatan saintifik.

E. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek pengamatan penelitian, atau apa yang

menjadi titik perhatian suatu penelitian untuk dipelajari kemudian diatrik

kesimpulannya.7 Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas

(independen) dan variabel terikat (dependen). Variabel tersebut dapat dijelaskan

sebagai berikut:

Variabel Bebas (variabel X) : model pembelajaran inkuiri terbimbing.

Variabel Terikat (variabel Y) : hasil belajar peserta didik.

3 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2013), Cet. 18, h. 117.

4 Ibid.

5 Sugiyono, op. cit., h. 118.

6 Ibid.

7 Sugiyono, op. cit., h. 60.

Page 51: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

35

F. Prosedur Penelitian

1. Tahap Perencanaan/Persiapan Penelitian

Tahap perencanaan/persiapan terdiri dari:

a. Penyusunan proposal skripsi yang kemudian dipresentasikan pada seminar

proposal.

b. Melakukan observasi ke sekolah untuk menyusun rencana rancangan

pembelajaran pada konsep jamur.

c. Menyelesaikan surat izin penelitian di MAN 1 Bekasi.

d. Merancang rencana pembelajaran (RPP).

e. Menghubungi guru Biologi sekolah kelas X dan kelas XI untuk

menentukan waktu penelitian dan waktu untuk melakukan uji coba

instrumen serta mendiskusikan prosedur jalannya penelitian.

f. Penyusunan instrumen penelitian (alat pengumpul data).

g. Perbaikan instrumen setelah mendapat masukan dari dosen.

h. Melakukan uji coba instrumen.

i. Menentukan soal yang valid untuk digunakan dalam pretest dan posttest

penelitian melalui pengolahan data.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

a. Memberikan pemahaman awal mengenai proses berjalannya model

pembelajaran inkuiri terbimbing.

b. Membagikan lembar pretest kepada seluruh subjek penelitian dengan

menggunakan instrumen tes sebelum jam pelajaran berlangsung.

c. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

inkuiri terbimbing.

d. Memberikan posttest kepada seluruh subjek penelitian dengan

menggunakan instrumen tes yang sama pada saat pretest.

3. Tahap Akhir Penelitian

a. Mengolah data hasil tes (pretest dan posttest) dalam bentuk skor dan nilai.

b. Mengolah data dengan analisis statistik.

c. Mengolah data observasi kegiatan guru.

d. Mengolah data observasi kegiatan peserta didik.

Page 52: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

36

e. Melakukan analisis terhadap data hasil penelitian.

f. Menarik kesimpulan berdasarkan pembahasan.

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Tes tertulis

Penggunaan tes pada penelitian dimaksudkan untuk mengukur tingkat

kemampuan atau bakat yang dimiliki individu.8 Pada penelitian ini digunakan

tes dalam bentuk tes tertulis. Tes tertulis merupakan tes objektif yang

dilakukan secara tertulis baik pertanyaan maupun jawabannya.9 Tes tertulis

dalam penelitian ini meliputi pretest dan posttest. Pretest adalah tes yang

digunakan untuk mengukur seberapa besar pengetahuan awal peserta didik

sebelum diberi perlakuan (kegiatan pembelajaran). Sedangkan posttest adalah

tes yang digunakan mengukur hasil belajar peserta didik setelah dilakukannya

kegiatan pembelajaran. Hasil posttest merupakan nilai yang muncul akibat

adanya perlakuan yang telah diberikan. Pada penelitian ini, digunakan tes

dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 20 soal.

2. Lembar Observasi

Instrumen penelitian lembar observasi digunakan untuk mendukung

kegiatan observasi yang dilakukan oleh observer. Lembar observasi

digunakan untuk melakukan pencatatan secara sistematis mengenai aktivitas

guru dan peserta didik pada setiap pertemuan di kelas eksperimen maupun

kelas kontrol. Penelitian ini menggunakan dua jenis lembar observasi, yaitu

lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi kegiatan peserta didik.

Lembar observasi kegiatan guru digunakan untuk melihat kegiatan yang

dilakukan guru ketika pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran inkuiri terbimbing berlangsung. Lembar observasi peserta didik

digunakan untuk melihat seberapa besar partisipasi peserta didik ketika proses

pelaksanaan inkuri terbimbing berlangsung. Pada masing-masing lembar

8 Darwyan Syah, Supardi, Abd. Aziz Hasibuan, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta:

Gaung Persada Press, 2007), Cet. 1, h. 12.

9 Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan, (Bandung: PT.

Refika Aditama, 2014), Cet. 2, h. 97.

Page 53: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

37

observasi, terdapat ceklis yang diisi berdasarkan pengamatan nyata ketika

proses pembelajaran berlangsung.

H. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan instrumen berupa soal pilihan ganda sebanyak 20

butir dari 30 butir soal yang diujicobakan. Soal-soal ini akan ditulis berdasarkan

tingkatan Taksonomi Bloom yaitu C1-C6. Aspek kognitif C1-C6 pada Taksonomi

Bloom yaitu mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisa, sintesis hingga

menilai. Rubrik jawaban pilihan ganda yang digunakan sebagai pedoman peneliti

dalam memberikan skor peserta didik untuk mengukur hasil belajar peserta didik.

Selain menggunakan tes berupa pilihan ganda, instrumen lain juga digunakan

dalam penelitian ini yaitu menggunakan LKPD yang sesuai dengan kedua model

pembelajaran yaitu LKPD berbasis inkuiri terbimbing dan LKPD berbasis

pendekatan saintifik mengenai konsep jamur. Peneliti telah melakukan uji coba di

MAN 1 Bekasi di kelas XI MIA 4. Hasil validasi dinyatakan valid sesuai dengan

ketepatan jawaban dengan soal dan konsep jamur kelas X SMA.

Adapun kisi-kisi instrumen dalam tes tertulis adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian10

Indikator Nomor Soal Jumlah

soal valid C1 C2 C3 C4 C5 C6

3.6.1 Mengidentifikasi ciri-ciri

umum dan struktur tubuh jamur

3, 4* 1*, 2* 3

3.6.2 Menjelaskan cara hidup

dan reproduksi jamur

5, 6* 9* 8* 7 3

3.6.3 Mengklasifikasikan dasar

pengelompokkan jamur 10*

11, 12*,

13, 14*,

15*

16 4

3.6.4 Menjelaskan hubungan

simbiotik jamur dengan

tanaman lain

17* 18 19*, 20 21* 22 4

3.6.5 Menjelaskan jenis jamur

dan peranannya dalam

kehidupan

23* 24*

25*,

26*, 27,

30*

28*, 29 6

Jumlah 20

Keterangan : * = Soal yang valid.

10 Lampiran 2, h. 75 – 101.

Page 54: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

38

I. Kalibrasi Instrumen

Instrumen penelitian harus memenuhi persyaratan tertentu agar dapat diujikan

kepada sampel penelitian. Persyaratan yang dimaksud adalah analisis terhadap

instrumen yang akan digunakan meliputi uji validitas, reliabilitas, daya pembeda,

dan tingkat kesukaran. Oleh karena itu, sebelum diberikan kepada sampel

penelitian, instrumen harus diujicobakan terlebih dahulu. Pada penelitian ini, uji

coba instrumen diberikan kepada kelas yang telah menerima materi jamur

sebelumnya, yaitu kelas XI MIA 4. Setelah diujikan, kalibrasi instrumen pada

penelitian ini dilakukan menggunakan software ANATES V4.

1. Uji Validitas

Valid dalam analisis butir soal didapat apabila skor tes atau instrumen

evaluasi memiliki ketepatan interpretasi.11

Validitas soal juga dapat diartikan

sebagai indeks diskriminasi yang digunakan untuk membedakan antara peserta

tes yang berkemampuan tinggi dengan peserta tes yang berkemampuan

rendah.12

Dengan demikian, suatu soal dinyatakan valid atau tidak, apabila

mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Valid atau tidaknya

suatu soal juga tergantung kepada mampu atau tidaknya soal tersebut

mencapai tujuan yang dikehendaki dengan tepat. Uji validitas soal pilihan

ganda dilakukan menggunakan software ANATES V4. Program ini ditentukan

dengan menggunakan korelasi product moment sebagai berikut:13

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

Keterangan:

RXY : koefisien korelasi

N : banyaknya sampel

∑X : jumlah skor untuk tiap butir soal

∑Y : jumlah skor total

11 Sugiyono, op. cit., h. 173.

12

Ibid., h. 176.

13

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Kedua, (Jakarta: Bumi

Akasara, 2012), Cet. 1, h. 92.

Page 55: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

39

∑X2 : jumlah kuadrat tiap butir soal

∑Y2 : jumlah kuadrat skor total

∑XY : jumlah perkalian antara X dan Y

Dari hasil perhitungan yang menggunakan program ANATES V4,

diperoleh data bahwa dari 30 soal pilihan ganda terdapat 20 soal yang

dinyatakan valid yaitu nomor soal 1, 2, 4, 6, 8, 9, 10, 12, 14, 15, 17, 19, 21,

22, 23, 24, 25, 26, 28, 30.14

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan tingkat kestabilan atau kepercayaan dan ketetapan

hasil dari dua pengukuran tersebut sehingga diharapkan akan sama apabila

pengukuran tersebut diulangi.15

Suatu instrumen penelitian dikatakan

mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai

hasil yang konsisten dalam mengukur objek.

Uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh

butir pertanyaan. Uji reliabilitas ini dihitung dengan menggunakan koefisien

Alpha, dengan rumus sebagai berikut:16

(

) (

)

Keterangan:

rii : koefisien reliabilitas tes Alpha

Si2

: varians skor butir

St2

: varians skor total

k : banyaknya butir pertanyaan

Hasil uji reliabilitas dengan mengunakan software ANATES V4, yang

diperoleh dari 30 soal pilihan ganda yang diujicobakan pada n=40

menunjukkan nilai reliabilitas sebesar 0,87 dan tergolong dalam kategori

14

Lampiran 3, h. 102. 15

Arikunto, op. cit., h. 74. 16

Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA

Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Cet. 1, h. 108.

Page 56: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

40

korelasi tinggi.17

Adapun kriteria yang digunakan dalam uji reliabilitas

menurut Guilford adalah sebagai berikut.

Tabel 3.3 Kriteria Koefisien Reliabilitas Instrumen18

Koefisien reliabilitas Korelasi Interpretasi reliabilitas

0,90 ≤ r ≤ 1,00 Sangat tinggi Sangat baik

0,70 ≤ < 0,90 Tinggi Baik

0,40 ≤ < 0,70 Sedang Cukup baik

0,20 ≤ r < 0,40 Rendah Buruk

r < 0,20 Sangat rendah Sangat buruk

3. Tingkat Kesukaran

Penghitungan tingkat kesukaran soal merupakan pengukuran seberapa

besar tingkat kesukaran suatu butir soal. Hasil penghitungannya didapat dari

perbandingan antara peserta didik yang menjawab betul dengan keseluruhan

peserta didik yang mengikuti tes/ujian. Soal yang baik adalah soal yang tidak

terlalu mudah atau terlalu sulit. Cara melakukan analisis untuk menentukan

taraf kesukaran soal dengan menggunakan rumus:19

Keterangan:

I = indeks kesulitan untuk setiap butir soal

B = jumlah peserta didik yang menjawab benar

N = jumlah peserta tes

Klasifikasi indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut :

17

Lampiran 4, h. 103. 18

Kurnia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan

Matematika: Panduan Praktis Menyusun Skripsi, Tesis, dan Karya Ilmiah dengan Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi Disertai dengan Model Pembelajaran dan Kemampuan

Matematis, (Bandung: PT Refika Aditama, 2015), Cet. 1, h. 206. 19

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2015), Cet. 14, h. 137.

Page 57: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

41

Tabel 3.4 Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal20

Nilai Kriteria

< 0,0 Sangat Sukar

0 – 0,25 Sukar

0,26 – 0,75 Sedang

0,76 –1 Mudah

Pengujian tingkat kesukaran dilakukan juga dengan menggunakan software

ANATES V4. Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari 30 soal pilihan ganda,

didapatkan 7 soal yang kategori mudah, 18 soal dengan kategori sedang, 3 soal

dengan kategori sukar, dan 2 soal dengan kategori sangat sukar. Kriteria indeks

tingkat kesukaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.5 Indeks Tingkat Kesukaran Soal ANATES21

Indeks Tingkat

Kesukaran Kriteria No.Soal

< 0,25 Sangat Sukar 7, 16

0 – 0,25 Sukar 13, 21, 27

0,26 – 0,75 Sedang 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 11, 12, 14, 19, 20,

22, 23, 24, 25, 26, 30

0,76 –1 Mudah 9, 10, 15, 17, 18, 28, 29

4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal bertujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam

membedakan peserta didik yang tergolong mampu (tinggi prestasinya) dengan

peserta didik yang tergolong lemah prestasinya.22

Daya pembeda dihitung dengan

menggunakan program ANATES V4.

20 Sofyan, op. cit., h. 103 - 104.

21

Lampiran 5, h. 104.

22 Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, op. cit., Cet. 14, h. 141.

Page 58: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

42

Tabel 3.6 Indeks Kriteria Daya Beda ANATES23

Indeks Daya Beda Kriteria

Bertanda negatif Jelek sekali

00-0,2 Jelek

0,2-0,4 Cukup

0,4-0,7 Baik

0,7-1,00 Baik sekali

Berdasarkan hasil uji daya beda yang dilakukan, dari 30 soal yang diujikan

terdapat 7 soal dengan daya pembeda cukup, 9 soal baik, dan 7 soal baik sekali.24

J. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh setelah penelitian selanjutnya diolah secara statistik dan

dianalisis dengan maksud agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan penelitian

dan menguji hipotesis. Data terbagi menjadi dua kelompok yaitu data kuantitatif

(tes) dan data kualitatif (lembar observasi). Penelitian ini mendapatkan data

mentah berupa nilai pretest dan posttest. Kedua nilai tersebut belum dapat

dijadikan bukti atas adanya pengaruh atau tidak adanya pengaruh atas metode

pembelajaran yang telah digunakan. Bentuk tindak lanjut terhadap data tersebut

dan untuk mencapai sebuah kesimpulan, maka dilakukan proses analisis data.

Proses ini digunakan dengan maksud, agar data yang diperoleh dapat

diterjemahkan menjadi kesimpulan dan dapat dipahami oleh orang lain, di luar

peneliti. Pada penelitian in, digunakan teknik analisis data yaitu perhitungan N-

Gain, pengujian prasyarat analisis data (uji normalitas dan uji homogen), serta

pengujian hipotesis.

1. Perhitungan N-Gain

Gain adalah selisih antara nilai pretest dan postest. Gain menunjukkan

peningkatan pemahaman peserta didik setelah pembelajaran dilakukan oleh

23 Arikunto, op. cit., h. 232.

24

Lampiran 6, h. 105.

Page 59: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

43

guru. Rumusan indeks gain ternormalisasi menurut meltzer adalah sebagai

berikut:25

Kategori perolehan skor N-Gain :

Tabel 3.6 Kriteria Gain Ternormalisasi 26

Gain ternormalisasi Kriteria

G < 0,3 Rendah

0,3 ≤ G ≤ 0,7 Sedang

G > 0,7 Tinggi

2. Pengujian Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti

berdistribusi normal atau tidak. Adapun uji normalitas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah uji normalitas data tunggal yaitu uji Liliefors. Dalam

melakukan uji normalitas, diperlukan penentuan hipotesis awal, yaitu H0 yang

merupakan data dengan distribusi normal dan Ha yang merupakan data

dengan distribusi tidak normal. Langkah-langkah yang dilakukan untuk uji

normalitas Liliefors adalah sebagai berikut: 27

Data X1, X2,….Xn dijadikan bilangan baku z1, z2,….zn dengan rumus zi =

(di mana dan s masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan

baku sampel). Kemudian, untuk tiap bilangan baku tersebut digunakan

distribusi normal baku sehingga dapat dihitung peluang dengan ketentuan

F(zi) = P(z ≤ zi). Selanjutnya, dihitung proporsi z1, z2,….zn yang lebih kecil

25 David E. Meltzer, The relationship between mathematics preparation and conceptual learning

gains in physics: A possible “hidden variable” in diagnostic pretest scores, American Journal of

Physics, Vol. 70, No. 12, 2002, p. 1260. Diakses pada (https://pdfs.semanticscholar.org/84e5/e21

fa60337453f5dfa9d6a05f53a420e0863.pdf) tanggal 02 September 2017.

26

Richard R. Hake, Analyzing Change/Gain Scores, American Educational Research

Association’s Division D, 1999, p. 1. Diakses pada (http://www.physics.indiana.edu/~sdi/

Analyzing Change -Gain.pdf) tanggal 05 September 2017 pukul 23.00 WIB.

27

Syah, Pengantar Statistik Pendidikan, op. cit., h. 67 - 68.

Page 60: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

44

atau sama dengan zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(zi), maka S(zi) =

. Kemudian, dihitung harga mutlak nilai F(zi) – S(zi).

Langkah terakhir adalah mengambil nilai terbesar dari harga-harga mutlak

tersebut. Nilai terbesar ini kemudian disebut dengan L0 atau Lhitung.

Nilai Lhitung selanjutnya dibandingkan dengan nilai L kritis pada tabel

Liliefors untuk taraf nyata α yang dipilih, nilai kritis pada tabel disebut juga

Ltabel. Adapun dua kriteria dalam uji ini, yaitu apabila Lhitung< Ltabel maka

hipotesis nol (H0) diterima dan populasi berdistribusi normal. Sebaliknya jika

Lhitung> Ltabel maka hipotesis nol (H0) ditolak dan populasi berdistribusi tidak

normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan setelah diketahui data hasil penelitian

berdistribusi normal. Pengujian homogenitas berfungsi untuk mengetahui

apakah kedua kelompok populasi, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol

bersifat homogen atau heterogen. Teknik yang digunakan untuk uji

homogenitas pada penelitian ini adalah uji Fisher. Perhitungan uji Fisher

dapat dirumuskan dengan formula sebagai berikut.28

Perhitungan varians (S) dapat dirumuskan dengan formula sebagai berikut.29

Keterangan:

F = homogenitas

S12 = varians data pertama/ varians terbesar

S22 = varians data kedua/ varians terkecil

Kriteria yang terdapat pada uji homogenitas ini yaitu, jika Fhitung< Ftabel

maka H0 diterima, yang artinya data bersifat homogen. Sebaliknya, jika

Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan berarti data bersifat tidak homogen.

28 Sudjana, Metoda Statistika, Edisi 7, (Bandung: Tarsito, 2005), Cet. 3, h. 249.

29

Ibid., h. 93.

Page 61: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

45

c. Uji Beda Mann Whitney U untuk Menghitung Hasil Posttest

berdasarkan Dimensi Kognitif dan Dimensi Pengetahuan

Uji normalitas pada data hasil posttest dimensi kognitif dan dimensi

pengetahuan terdapat beberapa data yang tidak normal, maka hipotesis

hasil belajar dimensi pengetahuan diuji dengan menggunakan uji Mann

Whitney U. Uji Mann Whitney digunakan untuk menguji perbedaan dua

sampel bebas (independen).30

Perhitungan uji Mann Whitney U

menggunakan SPSS 22. Adapun langkah-langkah analisisnya sebagai

berikut:31

1) Membuka program SPSS

2) Pada variable view pada SPSS editor:

a) Pada kolom name baris pertama diklik nama “Kelas” dan pada

baris kedua diketik data yang akan diuji misal “Nilai”

b) Pada kolom decimaldiganti dengan angka 0

c) Pada baris Kelas, diberi nama untuk kode 1 dan 2 pada kolom

Values, lalu baris Kelas dimasukkan angka 1 untuk Eksperimen dan

angka 2 untuk Kontrol, diklik Add, kemudian OK

3) Pengisian data dengan mengklik data view pada SPSS editor. Pada

kolom Kelas dimasukkan kelas yang digunakan sesuai dengan jumlah

peserta didik di kelas tersebut, apabila kelas Eksperimen, maka diketik

angka 1 dan bila Kontrol maka diketik angka 2. Kemudian pada

kolom Nilai, dimasukkan nilai peserta didik sesuai dengan kelasnya.

4) Pada menu utama SPSS diklik Analyze dan dipilih Nonparametric test

dan dipilih Legacy Dialogs serta 2 Independent Samples.

5) Variabel Nilai dipindahkan ke kotak Test Variable List dan variabel

Kelas pada Grouping Variable.

6) Mengklik Define Groups, diisikan angka 1 pada Group 1 dan angka 2

pada Group 2, kemudian diklik continue untuk kembali ke menu Test

30 Kadir, Statistika Terapan: Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program SPSS/Lisrel

dalam Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada: 2015), Cet. 1, h. 166.

31

Ibid., h. 489.

Page 62: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

46

Independent Sample Test dan pada Test Type pilih Mann-Whitney U,

kemudian diklik OK, sehingga akan muncul output.

7) Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai probabilitas(Sig). Jika nilai

(sig)>0,05 maka H0 diterima yang artinya tidak terdapat perbedaan

pada data yang diuji. Jika nilai (sig)<0,05, H0 ditolak yang artinya

terdapat perbedaan pada data yang diuji.

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah uji-t (t-test). Uji-t

digunakan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penggunaan metode

pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar peserta didik.

Uji-t dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut.32

dengan

Keterangan:

t = hasil hitung distribusi

1 = nilai rata-rata kelompok eksperimen

2 = nilai rata-rata kelompok kontrol

n1 = jumlah sampel kelompok eksperimen

n2 = jumlah sampel kelompok kontrol

S1 = varians kelompok eksperimen

S2 = varians kelompok control

S = nilai varians gabungan

Penarikan kesimpulan dilakukan dengan membandingkan besar thitung

dengan ttabel. Kriteria yang terdapat pada uji hipotesis ini yaitu, jika thitung< ttabel

maka Ha ditolak, yang artinya tidak terdapat pengaruh metode pembelajaran

inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar peserta didik. Sebaliknya, jika thitung>

32

Sudjana, Metoda Statistika, Edisi 7, op. cit., h. 239.

Page 63: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

47

ttabel maka Ha diterima dan berarti terdapat pengaruh metode pembelajaran

inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar peserta didik.

K. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik yang diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

H0:

Ha:

Keterangan:

Ho: Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing

terhadap hasil belajar peserta didik pada konsep jamur (Hipotesis nol).

Ha: Terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil

belajar peserta didik pada konsep jamur (Hipotesis alternatif).

µE: Hasil belajar peserta didik pada kelas eksperimen dengan menggunakan

model pembelajaran inkuiri terbimbing.

µK: Hasil belajar peserta didik pada kelas kontrol dengan pendekatan

saintifik.

L. Persentase Lembar Observasi

Lembar observasi dalam penelitian ini menggunakan dua jenis, yaitu lembar

observasi kegiatan guru dan lembar observasi kegiatan peserta didik. Format

penilaian yang digunakan untuk menghitung nilai persentase hasil observasi

kegiatan guru ialah :

Persentase =

Keterangan :

= hasil yang muncul per pertemuan, kategori “Ya”

mendapat skor “1” dan kategori “Tidak” mendapat

skor “0”.

= jumlah maksimum keterlaksanaan per pertemuan.

Jumlah keterlaksanaan

aktivitas guru

Jumlah maksimum

keterlaksanaan

aktivitas guru

Page 64: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

48

Sementara itu, format penilaian yang digunakan untuk menghitung nilai

persentase hasil observasi kegiatan peserta didik untuk kategori <50% ialah :

Persentase =

Keterangan :

= hasil yang muncul per pertemuan, setiap ceklis yang

muncul pada kategori “<50%” mendapat skor “1”.

= jumlah maksimum keterlaksanaan per pertemuan.

Format penilaian yang digunakan untuk menghitung nilai persentase hasil

observasi kegiatan peserta didik untuk kategori ≥50% ialah :

Persentase =

Keterangan :

= hasil yang muncul per pertemuan, setiap ceklis yang

muncul pada kategori “≥50%” mendapat skor “1”.

= jumlah maksimum keterlaksanaan per pertemuan.

Jumlah keterlaksanaan

tahapan pembelajaran

Jumlah maksimum

keterlaksanaan tahapan

pembelajaran

Jumlah keterlaksanaan

tahapan pembelajaran

Jumlah maksimum

keterlaksanaan

tahapan pembelajaran

Page 65: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Data hasil penelitian ini adalah data pretest dan posttest dari dua kelas yang

berbeda yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen

menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada kelas X MIA 2 (40

peserta didik), sedangkan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran dengan

pendekatan saintifik kurikulum 2013 pada kelas X MIA 5 (40 peserta didik).

Berikut ini, disajikan hasil perhitungan data pretest dan posttest baik sebelum

maupun sesudah diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran

inkuiri terbimbing pada kelas eksperimen dan kelas kontrol di MAN 1 Bekasi.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data berupa nilai tes

awal (pretest) dan posttest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai

berikut:

Tabel 4.1 Data Hasil Pretest dan Posttest1

Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pretest Posttest Pretest Posttest

Nilai

Maksimum 55 100 55 90

Nilai

Minimum 15 60 15 60

Rata-Rata 37,75 80,12 36,37 73,37

SD 8,84 9,96 11,09 8,19

Pada tabel 4.1 nilai rata-rata hasil pretest kelas kontrol lebih rendah

daripada kelas eksperimen. Hasil pretest kelas eksperimen dari 40 peserta

didik diperoleh nilai tertinggi 55 dan nilai terendah 15, sedangkan hasil pretest

kelas kontrol dari 40 peserta didik diperoleh nilai tertinggi 55 dan nilai

terendah 15.

1 Lampiran 7, h. 106 – 108.

Page 66: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

50

Kemudian nilai rata-rata pada hasil posttest kelas kontrol lebih rendah

daripada kelas eksperimen. Hasil pretest kelas eksperimen dari 40 peserta

didik diperoleh nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60, sedangkan hasil

pretest kelas kontrol dari 40 peserta didik diperoleh nilai tertinggi 90 dan nilai

terendah 60.

1. Data N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan yang diperoleh dari kelas

eksperimen dan kelas kontrol maka diperlukan adanya perbandingan hasil

pretest dan posttest dengan menggunakan perhitungan N-Gain. Data

perhitungan N-Gain kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada

Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Data Hasil N-Gain2

N-Gain Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Tertinggi 1,00 0,80

Terendah 0,42 0,46

Rata-Rata 0,69 0,58

Kategori Sedang Sedang

Pada tabel 4.2 di atas, perhitungan nilai rata-rata N-Gain pada kelas

eksperimen diperoleh sebesar 0,69 dan kelas kontrol diperoleh sebesar 0,58.

Dari kedua kelas tersebut berada pada tingkatan kategori sedang. Walaupun

demikian, nilai rata-rata pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan

dengan kelas kontrol.

2. Hasil Belajar Peserta didik Tiap Ranah Pengetahuan dan Jenjang

Kognitif Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Hasil perhitungan data penelitian hasil belajar peserta didik tiap ranah

pengetahuan dan jenjang kognitif kelas eksperimen dan kelas kontrol, dapat

dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini :

2 Lampiran 8, h. 109 – 110.

Page 67: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

51

Tabel 4.3 Data Hasil Belajar Peserta didik Tiap Ranah Pengetahuan dan

Jenjang Kognitif Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol3

Kelas Ranah

Penget

ahuan

Jenjang Kognitif

C1 (%) C2 (%) C3 (%) C4 (%) C5 (%) C6 (%) Rata-

rata Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post

Eksperi

men

Faktual 31,2 82,5 42,5 83,7 32,5 85 59,5

Konsep

tual 41,2 78,7 35 73,7 40 80 37,5 74 22,5 85 22,5 90 56,6

Rerata 41,2 78,7 35 73,7 35,6 81,2 40 78,8 27,5 85 22.5 90

Kontrol Faktual 32,5 70 35 71,2 26,3 78,7 52,2

Konsep

tual 45 75 41,3 72,5 45 80 38 67 35 72,5 25 82,5 56,6

Rerata 45 75 41,3 72,5 38,7 75 36,5 69,1 30,6 75,6 25 82,5

Berdasarkan tabel 4.3, pada pretest hasil belajar peserta didik untuk

masing-masing kelas eksperimen maupun kelas kontrol, keseluruhan ranah

pengetahuan dan jenjang kognitif memperoleh nilai persentase yang

tergolong rendah. Sedangkan pada posttest dari hasil belajar peserta didik

untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol, keseluruhan ranah pengetahuan

dan jenjang kognitif memperoleh nilai persentase yang lebih besar dari hasil

pretest.

Dari posttest hasil belajar peserta didik kelas eksperimen pada tingkatan

jenjang kognitif C1 memperoleh nilai rata-rata lebih besar dari kelas kontrol

yaitu 78,7%. Kemudian hasil posttest kelas eksperimen pada tingkatan

jenjang kognitif C2 memperoleh rata-rata lebih besar dari kelas kontrol yaitu

73,7%. Hasil posttest kelas eksperimen pada tingkatan jenjang kognitif C3

memperoleh rata-rata lebih besar dari kelas eksperimen yaitu 81,2%. Hasil

posttest kelas eksperimen pada tingkatan jenjang kognitif C4 memperoleh

3 Lampiran 9, h. 111 – 114.

Page 68: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

52

rata-rata lebih besar dari kelas kontrol yaitu 78,8%. Hasil posttest kelas

eksperimen pada tingkatan jenjang kognitif C5 memperoleh rata-rata lebih

besar dari kelas kontrol yaitu 85%. Dan pada hasil posttest jenjang kognitif

C6 memperoleh rata-rata lebih besar dari kelas kontrol yaitu 90%.

Berdasarkan data di atas, terlihat bahwa peserta didik sudah cukup menguasai

konsep, klasifikasi dan kategori-kategori jamur.

Sedangkan untuk ranah pengetahuan faktual, kelas eksperimen

memperoleh nilai persentase lebih besar dari kelas kontrol dengan

memperoleh rata-rata sebesar 59,5%. Dan pada ranah pengetahuan

konseptual, kelas eksperimen dan kelas kontrol memperoleh nilai persentase

yang sama yaitu sebesar 56,6%. Berdasarkan data di atas, terlihat bahwa

peserta didik sudah cukup menguasai kategori-kategori jamur berdasarkan

kegiatan pengamatan yang berupa fakta.

3. Analisis Data Posttest Berdasarkan Dimensi Pengetahuan dan Dimensi

Kognitif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Data hasil belajar dimensi pengetahuan dan dimensi kognitif posttest

kelas eksperimen dan kontrol dilakukan uji statistik untuk mengetahui apakah

data tiap ranah yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak normal. Data

tersaji pada Tabel 4.4.

Page 69: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

53

Tabel 4.4 Uji Normalitas, Uji Homogenitas dan Uji Hipotesis

Dimensi Pengetahuan dan Dimensi Kognitif Posttest Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol.4

No. Dimensi

Kognitif

Dimensi

Pengetahuan

Uji

Normalitas Uji

Homogenitas

Uji Mann

Whitney

U

Kesimpulan

E K

1. C1 Konseptual 0,00 0,00 0,346 0,504 Tidak Signifikan

2. C2 Konseptual 0,00 0,00 0,029 0,827 Tidak Signifikan

3. C3 Konseptual 0,00 0,00 1,00 1,00 Tidak Signifikan

Faktual 0,00 0,00 0,371 0,026 Signifikan

4. C4 Konseptual 0,00 0,00 0,822 0,102 Tidak Signifikan

Faktual 0,00 0,00 0,037 0,038 Signifikan

5. C5 Konseptual 0,00 0,00 0,738 0,009 Signifikan

Faktual 0,00 0,00 0,228 0,196 Tidak Signifikan

6. C6 Konseptual 0,00 0,00 0,52 0,333 Tidak Signifikan

Berdasarkan Tabel 4.4 menggunakan program SPSS versi 22, uji

normalitas dimensi kognitif C1-C6 diperoleh nilai signifikansi pada setiap

ranah > 0,05 artinya data yang diperoleh berdistribusi tidak normal.

Selanjutnya, untuk menguji hipotesis dilakukan uji statistik lanjutan sebagai

uji beda yaitu uji non parametrik jenis uji Mann Whitney U. Terdapat tiga

ranah yang signifikan. Nilai signifikansi pada C5 Konseptual yaitu sebesar

0,009, C3 Faktual sebesar 0,026 dan C4 Faktual sebesar 0,038 < 0,05 ini

artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

4. Data Hasil Belajar Peserta didik tiap Sub-Konsep Pretest, Posttest dan

N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Hasil perhitungan data penelitian pretest, posttest, uji n-gain pada hasil

belajar peserta didik tiap sub-konsep kelas eksperimen dan kelas kontrol,

dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini :

4 Lampiran 10, h. 115 – 123.

Page 70: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

54

Tabel 4.5 Data Hasil Belajar Peserta didik Pretest, Posttest tiap

Sub-Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol5

No. Sub Konsep

Pretest (%) Posttest (%) Rata-

rata Eksperi

men Kontrol

Eksperi

men Kontrol

1. Ciri-ciri umum jamur 44,1 41,6 84 79,1 62,2

2. Cara hidup dan reproduksi

jamur 43,3 44,2 69,2 75 57, 9

3. Klasifikasi jamur 39,5 37,5 79 65,5 55,3

4.

Hubungan simbiotik

jamur dengan

tanaman lain

42,5 40,8 77,5 65 56,4

5. Peranan jamur 25 26,3 85,4 80 54,1

Rata-rata 38,8 38,08 79 72, 9

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa sub-konsep ciri-ciri umum jamur

memperoleh rata-rata yang lebih besar daripada sub konsep lainnya yaitu

(44,1%). Dan dari hasil belajar peserta didik pada posttest kelas eskperimen

terlihat bahwa sub-konsep peranan jamur memperoleh nilai terbesar yaitu

(85,4%). Nilai rata-rata sub-konsep hasil belajar peserta didik pada pretest

kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol (38,8% > 38,08%). Nilai

rata-rata sub-konsep hasil belajar peserta didik pada posttest kelas eksperimen

lebih besar daripada kelas kontrol (79% > 72,9%). Sedangkan secara

keseluruhan, dari hasil belajar peserta didik dapat terlihat bahwa sub konsep

ciri-ciri umum jamur memperoleh rata-rata lebih besar daripada sub konsep

lainnya yaitu (62,2%).

5. Data Hasil Lembar Kerja Peserta didik Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol

Hasil perhitungan data penelitian lembar kerja peserta didik kelas

eksperimen dan kelas kontrol, dapat dilihat pada Tabel 4.6, berikut ini :

5 Lampiran 11, h. 124 – 127.

Page 71: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

55

Tabel 4.6 Data Hasil Lembar Kerja Peserta didik Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol6

No. Kelompok

Kelas Eksperimen

Rerata

Kelas Kontrol

Rerata LKPD I LKPD II

LKPD

I

LKPD

II

1. Kelompok I 70 75 72,5 64 72 68

2. Kelompok II 65 80 72,5 65 76 70,5

3. Kelompok III 74 84 79 70 80 75

4. Kelompok IV 60 76 68 60 70 65

5. Kelompok V 70 85 77,5 70 78 74

Rata-rata 67,8 80 73,9 65,8 75,2 70,5

Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan bahwa pada pretest nilai rata-rata lembar

kerja peserta didik kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelas

kontrol. Nilai rata-rata terendah yaitu dihasilkan dari LKPD I, hal ini dikarenakan

pada pertemuan pertama peserta didik belum terbiasa menggunakan LKPD,

sehingga belum mampu mengerjakan LKPD dengan baik dan tepat.

B. Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran

Observasi kegiatan pembelajaran dilakukan di kelas eksperimen dan kelas

kontrol pada setiap pertemuan. Hasil observasi ini berdasarkan pada pengamatan

observer sesuai dengan tahapan atau sintaks dalam model pembelajaran inkuiri

terbimbing yang mengacu pada kegiatan praktikum. Observasi dilakukan terhadap

guru dan peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil observasi

terhadap guru dan peserta didik dapat dilihat dalam Tabel 4.7, 4.8 dan Tabel 4.9,

sebagai berikut :

6 Lampiran 12, h. 128.

Page 72: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

56

Tabel 4.7 Hasil Observasi Kegiatan Guru7

No. Tahapan

Keterlaksanaan

Pertemuan I Pertemuan II

1 Mengkondisikan kelas 100% 100%

2 Mengarahkan peserta didik untuk

merumuskan masalah 100% 100%

3 Membimbing peserta didik untuk

menyiapkan alat dan bahan 100% 100%

4 Mengarahkan peserta didik untuk

untuk menuliskan hipotesis 100% 100%

5 Mengawasi jalannya kegiatan

praktikum 100% 100%

6 Meminta peserta didik untuk

menganalisis hasil pengamatan. 100% 100%

7 Mengecek jawaban dari hasil

pengamatan. 100% 100%

8 Menilai hasil penyelidikan 100% 100%

Berdasarkan Tabel 4.7, Hasil penilaian observasi kegiatan guru pada proses

pembelajaran berlangsung sudah sangat baik bahkan sudah dilaksanakan

seluruhnya oleh guru. Hal ini terlihat berdasarkan persentase pada pertemuan

pertama sebesar 100%, dan pada pertemuan kedua sebesar 100%.

Tabel 4.8 Hasil Observasi Kegiatan Peserta didik Kelas Eksperimen8

No.

Tahapan

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Kategori

≥50%

Kategori

<50%

Kategori

≥50%

Kategori

<50%

1 Orientasi 1 0 1 0

2 Merumuskan masalah 1 0 1 0

3 Menentukan hipotesis

masalah 1 1 2 0

4 Mengumpulkan data 1 0 1 0

5 Menguji hipotesis 1 1 2 0

6 Membuat kesimpulan 1 0 1 0

Sum 6 3 8 0

Rerata 75 37,5 100 0

7 Lampiran 13, h. 129 – 136.

8 Lampiran 14, h. 137 - 142.

Page 73: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

57

Tabel 4.9 Hasil Observasi Kegiatan Peserta didik Kelas Kontrol

No.

Tahapan

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Kategori

≥50%

Kategori

<50%

Kategori

≥50%

Kategori

<50%

1 Kegiatan Awal

Pembelajaran 2 1 3 0

2 Kegiatan Inti 5 2 7 0

3 Kegiatan Penutup 3 0 3 0

Sum 10 3 13 0

Rerata 76,3 23,0 100 0

Berdasarkan Tabel 4.8 dan Tabel 4.9, hasil observasi kegiatan peserta didik

untuk kategori ≥50% kelas eskperimen secara keseluruhan pada pertemuan

pertama memperoleh rata-rata sebesar 75% dan pertemuan kedua memperoleh

rata-rata sebesar 100%. Sedangkan, kategori <50% pada pertemuan pertama

memperoleh rata-rata sebesar 37,5% dan pertemuan kedua memperoleh rata-rata

sebesar 0.

Sementara itu, kelas kontrol untuk kategori <50% secara keseluruhan pada

pertemuan pertama memperoleh rata-rata sebesar 76,2% dan pertemuan kedua

sebesar 100%. Kemudian, kategori <50% pada pertemuan pertama memperoleh

rata-rata sebesar 23,0% dan pertemuan kedua memperoleh rata-rata sebesar 0. Hal

ini menunjukkan bahwa setiap pertemuan, tingkat partisipasi peserta didik

mengalami peningkatan yang cukup baik. Pada pertemuan pertama, setiap tahapan

belum diikuti dengan baik, sehingga partisapasi peserta didik pada tahapan

menentukan hipotesis masalah dan menguji hipotesis kurang dari 50%. Pada

pertemuan kedua, peserta didik sudah mengikuti setiap tahapan dengan baik.

C. Pengujian Prasyarat Analisis Data

Sebelum melakukan uji hipotesis untuk mengetahui ada atau tidaknya

perbedaan hasil belajar peserta didik pada kelompok eksperimen dan kelas

kontrol, maka terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat data yaitu uji normalitas dan

homogenitas.

Page 74: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

58

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu

distribusi data. Uji normalitas yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji

Liliefors dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05). Data berdistribusi normal

apabila memenuhi kriteria uji normalitas yaitu L0 < Ltabel. Perhitungan

lengkap uji Liliefors disajikan pada halaman lampiran. Data perhitungan uji

normalitas pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol tersaji

pada Tabel 4.10.

a. Uji normalitas data pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol

Hasil perhitungan uji normalitas data pretest kelas eksperimen dan

kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut ini :

Tabel 4.10 Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol9

Data Statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pretest Postest Pretest Postest

Jumlah Peserta didik 40 40 40 40

Rata-rata 37,37 80,12 36,37 73,37

SD 9,7 9,96 11,09 8,195

L0 0,129 0,139 0,132 0,135

Ltabel 0,140 0,140 0,140 0,140

Kesimpulan L0 < Ltabel, L0 < Ltabel, L0 < Ltabel, L0 < Ltabel,

Berdasarkan Tabel 4.10 diperoleh hasil L0 skor pretest pada kelas eksperimen

sebesar 0,129 dan Ltabel (n=40) sebesar 0,140. Dan pada kelas kontrol diperoleh

hasil L0 skor pretest kelas kontrol sebesar 0,132 dan Ltabel (n=40) sebesar 0,140.

Diketahui bahwa semua nilai Lhitung < Ltabel,sehingga kedua data memenuhi syarat

untuk dinyatakan berdistribusi normal.

Selanjutnya, hasil L0 skor posttest pada kelas eksperimen sebesar 0,139 dan

Ltabel (n=40) sebesar 0,140. Dan pada kelas kontrol diperoleh hasil L0 skor pretest

kelas kontrol sebesar 0,135 dan Ltabel (n=40) sebesar 0,140. Diketahui bahwa

9 Lampiran 15, h. 143 – 150.

Page 75: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

59

semua nilai Lhitung < Ltabel, sehingga kedua data memenuhi syarat untuk dinyatakan

berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Hasil data dari kedua kelompok sampel dinyatakan berdistribusi normal,

maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Uji homogenitas bertujuan untuk

mengetahui apakah data penelitian memiliki varians yang homogen atau tidak. Uji

homogenitas yang digunakan adalah uji fisher dengan taraf signifikansi 5% (α =

0,05). Data dari kedua kelompok memiliki varians yang sama atau homogen

apabila memenuhi kriteria uji homogenitas yaitu jika Fhitung<Ftabel.

Perhitungan lengkap uji Fisher disajikan pada halaman lampiran. Data

perhitungan uji homogenitas pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas

kontrol tersaji pada Tabel 4.11. Hasil perhitungan uji homogenitas pretest kelas

eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.10 sebagai berikut:

Tabel 4.11 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest dan Postest Kelas Esperimen

dan Kelas Kontrol 10

Data Jumlah

Pretest Posttest

N kelas Eksperimen 40 40

N kelas control 40 40

Fhitung 0,59 2,18

Ftabel 3,96 3,96

Nilai Ftabel diambil berdasarkan nilai pada tabel nilai kritis F untuk uji Fisher

dengan jumlah sampel 40 dan taraf signifikansi 5%. Berdasarkan Tabel 4.10

diperoleh hasil Fhitung skor pretest sebesar 0,59 dan Ltabel (n=40) sebesar 3,96.

Diketahui bahwa nilai Fhitung <Ftabel, sehingga sampel memenuhi syarat untuk

dinyatakan homogen.

Kemudian untuk hasil perhitungan uji homogenitas data posttest dari

kelompok eksperimen dan kontrol didapatkan Fhitung sebesar 2,18. Pada taraf

signifikansi 5% ( α = 0.05) dengan df untuk pembilang (N1=40) dan df untuk

10

Lampiran 16, h. 151 -152.

Page 76: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

60

penyebut (N2=40) diperoleh Ftabel sebesar 3,96. Dapat disimpulkan bahwa nilai

Fhitung <Ftabel,sehingga sampel memenuhi syarat untuk dinyatakan homogen.

3. Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, diketahui bahwa kedua

kelompok sampel berdistribusi normal dan bersifat homogen. Selanjutnya

dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t. Perhitungan lengkap

uji-t disajikan pada halaman lampiran. Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk

mengetahui apakah terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing

terhadap hasil belajar peserta didik.

Uji-t memiliki ketentuan yaitu apabila thitung > ttabel maka hipotesis alternatif

(Ha) diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak. Hasil perhitungan uji hipotesis pretest

dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 4.12 Hasil Uji-t Pretest dan Posttest 11

Keterangan Nilai Rata-Rata Nilai Rata-Rata

Pretest Posttest

Kelompok Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol

X 37,37 36,37 80,12 73,37

Thitung 0,42 3,30

Ttabel 1,99 1,99

Kesimpulan Tidak terdapat perbedaan yang

signifikan

Terdapat perbedaan yang

signifikan

Dari data perhitungan pengujian hipotesis di atas, hasil pengujian yang

diperoleh pada pretest menunjukan bahwa thitung < ttabel (0,42 < 1,99) dan tidak

memenuhi kriteria pengujian. Dengan demikian, Ho (hipotesis nol) diterima dan Ha

(hipotesis alternatif) ditolak pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05). Sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengetahuan awal peserta didik

sebelum menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing di kelas

eksperimen pada konsep jamur.

Kemudian dari hasil pengujian yang diperoleh pada posttest menunjukan

bahwa thitung > ttabel (3,30 < 1,99) artinya data tersebut memenuhi kriteria

11

Lampiran 17, h. 153 – 156.

Page 77: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

61

pengujian. Dengan demikian hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol

(Ho) ditolak.pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05). Sehingga dapat disimpulkan

bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada model pembelajaran inkuiri

terbimbing terhadap hasil belajar peserta didik pada konsep jamur.

4. Pembahasan Hasil Penelitian

Pada penelitian ini, terdapat dua kelas yang dijadikan sampel penelitian, yaitu

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selama proses pembelajaran berlangsung,

kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran

inkuiri terbimbing dan kelas kontrol dengan menggunakan pendekatan saintifik.

Data yang diperoleh melalui pretest menunjukkan kedua kelas memiliki rata-

rata kemampuan pengetahuan awal yang tidak jauh berbeda. Kelas eksperimen

memiliki rata-rata pretest sebesar 37,37. Sedangkan kelas kontrol memiliki rata-

rata pretest sebesar 36,37. Setelah dilakukan perlakuan yang berbeda pada kedua

kelas tersebut, diperoleh nilai rata-rata postest yang lebih besar pada kelas

eksperimen daripada nilai rata-rata posttest pada kelas kontrol. Kelas eksperimen

memperoleh nilai rata-rata posttest sebesar 80,12. Sedangkan kelas kontrol

memperoleh nilai rata-rata posttest sebesar 73,37.

Berdasarkan data perhitungan N-gain, menunjukkan bahwa terjadi

peningkatan pada pengetahuan peserta didik dengan kategori sedang pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Rata-rata data N-gain pada

kelompok eksperimen yaitu sebesar 0,69. Dan rata-rata data N-gain pada

kelompok kontrol yaitu sebesar 0,58.

Uji hipotesis yang dilakukan terhadap hasil posttest pada kedua kelas tersebut

juga diperoleh nilai thitung > ttabel (3,57>1,99). Sehingga dapat disimpulkan bahwa

model pembelajaran inkuiri terbimbing memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap hasil belajar peserta didik pada konsep jamur. Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Yoranda Meinita, dkk, yang menyatakan bahwa

metode inkuiri terbimbing lebih baik dalam meningkatkan hasil belajar dan

kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik.12

Hasil posttest pada kedua kelas

12 Putri, loc.cit., h. 87.

Page 78: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

62

tersebut mengalami peningkatan karena dalam proses pembelajaran, guru selalu

memberikan motivasi di awal pembelajaran.

Tingginya hasil belajar peserta didik pada kelas eksperimen tersebut juga

dipengaruhi oleh kelebihan dari inkuiri terbimbing. Pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada konsep jamur yaitu

mencari dan menyelidiki secara kiritis, logis, dan analitis sehingga mereka dapat

menemukan sendiri penemuannya. Dan menjadikan peserta didik merasa lebih

mudah dalam memahami konsep yang diajarkan.

Selain itu, perbedaan hasil belajar peserta didik antara kelompok eksperimen

dengan kelompok kontrol ini dikarenakan adanya perbedaan perlakuan antara

kedua kelas. Pada kelas eksperimen, peserta didik diberikan perlakuan dengan

menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing, sedangkan pada kelas

kontrol peserta didik diberikan perlakuan dengan menggunakan pendekatan

saintifik. Setelah memberikan pengertian awal mengenai proses berjalannya

model pembelajaran inkuiri terbimbing dan pendekatan saintifik, kedua kelas

tersebut diberikan soal pretest. Pada kelas eksperimen, sebelum dimulainya

pengamatan, peserta didik dilatih untuk mampu menentukan masalah dan

menentukan solusi sementara dari permasalahan yang ada. Sehingga peserta didik

terbiasa untuk lebih banyak mencari informasi yang relevan terkait topik

permasalahan selama kegiatan pembelajaran. Dalam bereksperimen, peserta didik

secara berkelompok terlihat antusias dalam menggunakan alat dan bahan dan

saling bekerjasama dalam melakukan pengamatan. Setelah selesainya pengamatan,

peserta didik juga dituntut untuk membuktikan solusi sementara yang telah dipilih

dengan menggunakan hasil pengamatan yang diperoleh.

Sementara itu, pembelajaran pada kelas kontrol menunjukan peserta didik

dapat mengolah dengan baik informasi yang diperoleh, menggunakan alat dan

bahan, bahkan juga terlihat bekerjasama untuk mendiskusikan hasil pengamatan

yang telah dilakukan. Berbeda dengan kelas eksperimen, pada kelas kontrol

peserta didik masih kurang dilatih untuk menentukan solusi/jawaban sementara

dari permasalahan. Sehingga peserta didik belum mampu belajar secara mandiri

dalam memecahkan permasalahan dengan cara membuktikan solusi sementara

Page 79: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

63

yang telah dibuat. Setelah selesainya pengamatan yang dilakukan, barulah kedua

kelas tersebut diberikan soal posttest yang sama dengan soal pretest sebelumnya.

Sehingga terlihat adanya perbedaan hasil belajar peserta didik antara kedua kelas

tersebut.

Hasil belajar peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat

dilihat beberapa perbedaannya berdasarkan nilai rata-rata posttest pada ranah

pengetahuan dan jenjang kognitif. Pada tingkatan jenjang kognitif C1, C2, C3, C5,

dan C6, nilai rata-rata pretest kelas eksperimen lebih kecil dari kelas kontrol.

Namun, setelah dilakukan postest, kelas eskperimen memperoleh nilai rata-rata

lebih besar dari kelas kontrol. Hal ini dikarenakan, pengetahuan awal yang

dimiliki peserta didik berbeda-beda. Pengetahuan tingkatan jenjang C6 pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol memperoleh nilai rata-rata terbesar. Pada

pertanyaan ini peserta didik dituntut untuk mempertimbangkan nilai suatu

pernyataan, uraian berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan.

Sementara itu, hasil belajar peserta didik kelas eksperimen pada ranah

pengetahuan faktual, memperoleh nilai presentase lebih besar daripada kelas

kontrol. Sedangkan untuk ranah pengetahuan konseptual pada kelas eksperimen

dan kelas kontrol memperoleh nilai persentase yang sama. Hal ini dikarenakan,

model inkuiri terbimbing tidak hanya menuntut peserta didik untuk

menyelesaikan suatu permasalahan saja tetapi juga menuntut peserta didik untuk

mempertimbangkan setiap pernyataan (konseptual) dan uraian di setiap

pembelajaran sampai menemukan suatu solusi permasalahan yang bersifat faktual.

Kemudian, peserta didik tidak hanya memiliki kemampuan dalam mengumpulkan

fakta saja tetapi peserta didik dapat menginterpretasikan informasi yang

didapatkannya dalam pembelajaran melalui pengamatan sampai dengan membuat

kesimpulan. Selain itu, sejumlah permasalahan dan kegiatan pengamatan yang

dihadirkan dalam pembelajaran diambil berdasarkan peristiwa atau hal-hal yang

berkaitan dengan kehidupan sehari-hari (faktual).

Untuk melihat adanya perbedaan kelas eksperimen dan kelas kontrol pada

dimensi kognitif dan dimensi pengetahuan, maka dilakukanlah uji statistik. Hasil

uji normalitas data pada tiap ranah kognitif peserta didik diperoleh data tidak

Page 80: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

64

normal. Karena data tidak normal, maka uji statistik lanjutan sebagai uji beda

adalah uji non parametrik jenis uji Mann Whitney U. Berdasarkan uji Mann

Whitney U, untuk ranah kognitif C3 Faktual, C4 Faktual dan C5 Konseptual

diperoleh data Ho ditolak karena menunjukkan nilai signifikansi < 0,05 yang

artinya terdapat perbedaan signifikan antara ranah kognitif tersebut pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol yakni pada pembelajaran inkuiri terbimbing dan

pendekatan saintifik. Hal ini dikarenakan dalam penelitian ini peserta didik

dituntut untuk menginterpretasikan informasi (faktual) yang didapatkannya sesuai

dengan masalah yang ada. Kemudian mengaplikasikan (C3) pemahaman dari

informasi yang telah dimiliki dalam memecahkan permasalahan. Selain itu,

berdasarkan informasi yang diperoleh melalui beberapa masalah yang ada

(faktual), peserta didik juga dituntut untuk menganalisis (C4) suatu kondisi yang

terjadi dalam menyelesaikan permasalahan. Pada kelas eksperimen, peserta didik

berusaha untuk mengkonstruksi pengetahuan sendiri menggunakan konsep-

konsep yang sudah dimiliki untuk memecahkan permasalahan. Kemudian, peserta

didik juga memeriksa apakah kesimpulan yang ditarik telah sesuai dengan prinsip,

teori dan data yang ada (C5). Hal ini dapat mengarahkan peserta didik agar lebih

bertanggung jawab dalam menginterpretasikan hasil pengamatan di kelas. Sejalan

dengan pendapat Rusman bahwa pengetahuan diperoleh bukan hasil dari

mengingat seperangkat teori, melainkan merupakan hasil menemukan sendiri.13

Dari hasil ketercapaian sub-konsep jamur menunjukkan bahwa seluruh sub

konsep jamur pada kelas eksperimen lebih besar dibandingkan kelas kontrol yang

menggunakan pendekatan saintifik. Ketercapaian suatu sub-konsep pada kelas

eksperimen juga dipengaruhi oleh kelebihan dari model pembelajaran inkuiri

terbimbing. Selain memiliki kelebihan, model pembelajaran inkuiri terbimbing

juga memiliki kekurangan yaitu membutuhkan waktu yang cukup lama untuk

membuat pembelajaran menjadi bermakna karena peserta didik perlu memahami

permasalahan, menentukan solusi sementara dari permasalahan sampai dengan

membuktikan solusi sementara yang telah dibuat dari hasil pengamatan.

13 Rusman, op. cit., h. 194.

Page 81: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

65

Selama proses pembelajaran berlangsung kedua kelas dibantu dengan

menggunakan LKPD (Lembar Kerja Peserta didik) dan berbasis pada dua model

pembelajaran yang berbeda. Pada pertemuan pertama, peserta didik masih

bingung dalam mengerjakan lembar kerja peserta didik (LKPD) yang disajikan.

Mengakibatkan nilai rata-rata LKPD yang diperoleh pada pertemuan pertama

masih tergolong rendah. Namun pada pertemuan kedua terjadi peningkatan yang

lebih baik daripada pertemuan yang sebelumnya. Pada tahapan kegiatan

pengamatan, peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan LKPD yang

berisi langkah-langkah untuk melakukan kegiatan praktikum dengan tujuan

menambah data informasi yang bertujuan membantu dalam kegiatan praktikum.

LKPD yang diberikan terdapat pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan peserta

didik untuk melaksanakan kegiatan praktikum sesuai dengan langkah-langkah

penyelesaian yang tepat. Peserta didik dilatih untuk mencari informasi-informasi yang

benar melalui hasil temuannya sendiri.

Pada kelas eksperimen, peserta didik bekerja dengan kelompok dalam

merumuskan masalah, pembentukan hipotesis, mengolah data, menguji hipotesis,

mencari informasi, serta penarikan kesimpulan dan kemudian mempresentasikan

LKPD tersebut. Peserta didik tidak menemukan kesulitan yang besar karena pada

LKPD dilengkapi dengan pertanyaan-pertanyaan yang menuntun peserta didik untuk

melakukan kegiatan praktikum. Pada kelas kontrol, LKPD yang digunakan oleh

peserta didik sudah disediakan hipotesis atau dugaan sementara dalam kegiatan

praktikum yang akan dilakukan, sehingga peserta didik dapat mengajukan rumusan

masalah berdasarkan hipotesis yang telah tersedia. Berbeda dengan kelas eksperimen,

LKPD yang digunakan tidak disediakan hipotesis sehingga peserta didik dilatih untuk

berpikir dalam merumuskan masalah dan menentukan hipotesis yang akan menjadi

target untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Pada pertemuan kedua, kelas eksperimen mendapat nilai rata-rata LKPD yang

lebih unggul dari kelas kontrol, hal ini dikarenakan peserta didik pada pertemuan

awal sudah dilatih untuk berpikir dalam menganalisa masalah dari rumusan

masalah yang telah diajukan, berhipotesis dan kemudian diuji. Hal ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Ainur Rokhmah dan Madlazim yang

Page 82: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

66

menyatakan bahwa LKPD berbasis inkuiri terbimbing dapat melatihkan

keterampilan dalam melakukan eksperimen.14

Hasil rata-rata dari penilaian LKPD

terbesar diperoleh kelas eksperimen. Hal ini menunjukkan bahwa LKPD dengan

menggunakan tahapan inkuiri terbimbing lebih menunjang dalam meningkatkan

hasil belajar peserta didik. Karena peserta didik dilatih untuk memahami masalah,

menentukan hipotesis dari rumusan masalah yang telah diajukan dan dapat belajar

mandiri melakukan kegiatan praktikum dengan cara membuktikan hipotesis yang

telah dibuat. Sehingga penguasaan konsep dapat meningkat secara dinamis.

14 Rokhmah, loc. cit, h. 88.

Page 83: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

67

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data penelitian yang telah

dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran inkuiri

terbimbing berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar peserta didik pada

konsep jamur. Hal ini dapat terlihat dari perolehan hasil perhitungan uji hipotesis

posttest melalui uji-t pada taraf signifikansi α = 0,05, dimana thitung > ttabel yaitu

(3,30 > 1,99).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, sebagai tindak lanjut dari

hasil penelitian ini dapat dikemukakan saran sebagai berikut:

1. Guru diharapkan dapat menerapkan pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran inkuiri terbimbing pada tingkatan kelas yang berbeda

dan konsep biologi yang lain.

2. Peneliti selanjutnya perlu mengungkap semua aspek pengetahuan dan

jenjang kognitif lebih lengkap seperti ranah pengetahuan metakognitif dan

prosedural dengan tingkatan aspek kognitif yang lebih tinggi seperti C4,

C5 dan C6.

Page 84: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

73

Lampiran 1

FORM WAWANCARA PRA PENELITIAN

GURU BIDANG STUDI BIOLOGI KELAS X

Nama Sekolah : MAN 1 Bekasi

Nama Guru Biologi : Eva Larasati, S.Pd

Hari/Tanggal Wawancara : 17 Januari 2017

1. Kurikulum apa yang diterapkan disekolah saat ini, bagaimana menurut Ibu

mengenai tuntutan kurikulum tersebut? MAN 1 Bekasi sudah menerapkan

kurikulum 2013, memang agak rumit dalam menerapkan K13 di sekolah, namun kami

semua juga menyadari bahwa kurikulum pendidikan nasional memang harus terus

menerus dikaji untuk meningkatkan mutu ekosistem pendidikan.

2. Model pembelajaran apa yang Ibu terapkan di dalam kelas? Sesuai dengan

kurikulum 2013 disini sudah menggunakan pendekatan saintifik, biasanya saya

presentasi di kelas, kemudian anak-anak diminta untuk membuat power point dan

presentasi di depan kelas.

3. Bagaimana keatifan peserta didik di kelas? Hanya sebagian kecil yang aktif dalam

pembelajaran biologi, hal ini dikarenakan kurangnya antusias peserta didik terhadap

biologi. Biologi dianggap pelajaran yang susah karena banyak menghafal nama-nama

ilmiah.

4. Kesulitan apa yang Ibu temukan saat mengajar biologi? Tidak ada kesulitan,

hanya saja, terdapat beberapa peserta didik yang sulit memahami konsep serta sulit

menghafal istilah-istilah biologi.

5. Apakah peserta didik biasa mencatat informasi yang diberikan di kelas? Dalam

pembelajaran tidak diwajibkan untuk mencatat. Namun ada sebagian peserta didik

yang mencatat. Biasanya perempuan yang lebih rajin mencatat.

6. Berapa nilai KKM pada materi pelajaran Biologi, dan apa Ibu puas dengan hasil

belajar peserta didik selama pembelajaran? Nilai KKM untuk materi pelajaran

biologi yaitu 75, saya belum puas dengan nilai anak-anak karena masih banyak

peserta didik yang harus di remedial nilai ulangannya.

Page 85: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

74

Page 86: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

75

Lampiran 2

KISI-KISI INSTRUMEN

Mata Pelajaran : Biologi

Kurikulum acuan : Kurikulum 2013

Alokasi Waktu : 45 Menit

Kompetensi Dasar : 3.6. Mengelompokkan jenis-jenis jamur berdasarkan ciri-ciri dan perannya bagi kehidupan melalui percobaan.

4.7. Mengamati berbagai jenis jamur melalui pengamatan langsung atau gambar dan mengelompokkannya

berdasarkan ciri atau perannya bagi kehidupan.

Indikator

pembelajaran

Indikator

Soal

Jenjang

kognitif

Nomor

Soal

Soal Kunci Jawaban Skor

3.6.1

Mengidentifikasi

ciri-ciri umum

dan struktur

tubuh jamur

Menganalisi

s jenis jamur

berdasarkan

ciri-ciri dari

data yang

ada

C4

Konseptual

1 Berikut ini merupakan ciri-ciri makhluk hidup:

1) Bereproduksi seksual saja

2) Bereproduksi seksual dan aseksual

3) Dinding sel mengandung zat pektin

4) Dinding sel mengandung zat kitin

5) Memiliki sel senositik

6) Tidak memiliki sel senositik

Manakah pernyataan yang benar mengenai jamur?

a. 1, 3 dan 5

D

Subardi, dkk, Biologi,

(Jakarta : Pusat

Perbukuan Depdiknas,

2009)

1

Page 87: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

76

b. 1, 4 dan 5

c. 2, 4 dan 6

d. 2, 4 dan 5

e. 1, 4 dan 6

Membedaka

n ciri jamur

dengan

tumbuhan

C4

Faktual

2 Apa alasan jamur tidak dapat digolongkan ke dalam

kingdom plantae [tumbuhan]?

a. Tumbuhan memiliki hifa, jamur tidak memiliki hifa

b. Tumbuhan bersifat heterotrof, jamur bersifat

autotrof

c. Tumbuhan memiliki klorofil, jamur tidak memiliki

klorofil

d. Jamur hidup di tempat lembab, tumbuhan hidup di

tempat kering

e. Tumbuhan memiliki zat kitin, jamur tidak memiliki

zat kitin

C

Nunung nurhayati,

Mukhlis, Agus Jaya.

Biologi SMA/MA

Kelas X Kelompok

Peminatan Matematika

dan Ilmu Alam

(Bandung: Yrama

Widya, 2014)

1

Mengaplikas

ikan struktur

bagian

tubuh jamur

dalam

kehidupan

sehari-hari.

C3

Metakognitif

3 Gunakan pilihan berikut untuk menjodohkan dengan

pernyataan di bawah ini !

A. Sporangium B. Spora

C. Rhizoid D. Sporangiofor

E. Hifa F. Stolon

D

1

Page 88: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

77

No

.

Pernyataan Pasangan

1. Hifa yang muncul tegak ke

atas

2. Ujung cabang yang

menggelembung dan berfungsi

membentuk spora atau disebut

kotak spora

3. Bagian tubuh jamur yang

berperan sebagai akar

4. Merupakan spora yang

terbentuk dalam kotak spora,

sebagai alat

perkembangbiakan.

5. Hifa yang mendatar dan

berada di antara sporangiofor

6. Benang-benang halus pada

jamur

Urutan pernyataan yang sesuai dengan pasangan di atas

adalah....

a. 1-C, 2-A, 3-D, 4-B, 5-E, 6-F

b. 1-C, 2-A, 3-D, 4-E, 5-B, 6-F

c. 1-D, 2-A, 3-B, 4-C, 5-F, 6-E

Nunung nurhayati,

Mukhlis, Agus Jaya.

Biologi SMA/MA

Kelas X Kelompok

Peminatan Matematika

dan Ilmu Alam

(Bandung: Yrama

Widya, 2014)

Page 89: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

78

d. 1-D, 2-A, 3-C, 4-B, 5-F, 6-E

e. 1-D, 2-A, 3-C, 4-F, 5-B, 6-E

Menunjukka

n bagian

tubuh jamur

berdasarkan

gambar

C3

Faktual

4. Perhatikan gambar berikut ini!

Gambar di atas merupakan struktur tubuh jamur. Apa

nama bagian tubuh jamur yang ditunjuk oleh huruf B?

a. Stolon

b. Spora

c. Sporangiofor

d. Zoospora

e. Sporangium

E

Renobayan, Ringtone

Biologi, ( Jakarta: PT

Grasindo, 2012)

1

Page 90: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

79

3.6.2

Menjelaskan

cara hidup dan

reproduksi jamur

Mengidentifi

kasi jenis

jamur yang

menghasilka

n

konidiospora

berdasarkan

gambar

jamur

C2

Konseptual

5.

Manakah dari gambar diatas yang menunjukan jamur

penghasil konidiospora?

A. 1 dan 2

B. 1 dan 3

C. 2 dan 3

D. 2 dan 4

E. 3 dan 5

B

Suwarso, Panduan

Pembelajaran Biologi,

(Jakarta : Pusat

Perbukuan Depdiknas,

2009)

1

Menjelaskan

istilah

reproduksi

jamur

dengan

fragmentasi

C2

Konseptual

6. Salah satu reproduksi jamur secara aseksual adalah

fragmentasi. Reproduksi jamur secara fragmentasi

adalah....

a. peleburan antara spora jantan dan spora betina

b. peleburan antara hifa jantan dan hifa betina

c. persatuan inti sel jantan dan betina

d. pemutusan hifa yang kemudian akan menjadi jamur

D

Suwarso, Panduan

1

Page 91: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

80

baru

e. peleburan sitoplasma membentuk zigosporangium

pembelajaran Biologi,

(Jakarta : Pusat

Perbukuan Depdiknas,

2009)

Merumuskan

masalah

berdasarkan

suatu data

C6

Metakognitif

7. Roti A Roti B

(Ruang cahaya) (Ruang lembab)

Deskripsi: Seorang siswa melakukan pengamatan

pertumbuhan jamur pada roti. Roti

didiamkan selama 4 hari, dan diperoleh

hasil berikut:

Tabel hasil pengamatan

Keterangan Roti A

(R.cahaya)

Roti B

(R.

lembab)

Warna yang

muncul

Putih Putih

Hijau Hijau

Abu-abu Abu-abu

Kuning Kuning

Orange Hitam

Coklat

B

Page 92: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

81

Jumlah

jamur yang

tumbuh

5 jenis

jamur

6 jenis

jamur

Dari pengamatan diatas, rumusan masalah yang dapat

kamu ajukan adalah....

a. Bagaimana jamur tersebut dapat hidup pada

intensitas yang lembab?

b. Apakah cahaya matahari dapat mempengaruhi

pertumbuhan jamur pada roti?

c. Apa saja jenis jamur yang muncul pada roti

tersebut?

d. Pernahkah roti ditumbuhi spesies lain selain jamur?

e. Mengapa hanya terdapat 5 jenis jamur pada roti B?

Syamsuri, Istamar.

Biologi untuk SMA

Kelas X. (Jakarta:

Erlangga, 2014)

Menganalisi

s urutan

proses

C4

Konseptual

8. Berikut ini merupakan pernyataan tentang reproduksi

seksual pada jamur zygomycota.

1) Meiosis

E

1

Page 93: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

82

reproduksi

seksual pada

jamur

zygomycota

2) Plasmogami

3) Hifa – bergabung dengan hifa +

4) Kariogami

5) Zigosporangium

Urutan proses reproduksi seksual jamur zygomycota

yang tepat adalah....

a. 1 – 2 – 3 – 4 – 5

b. 5 – 3 – 4 – 2 – 1

c. 3 – 4 – 2 – 1 – 5

d. 3 – 4 – 2 – 5 – 1

e. 3 – 2 – 4 – 1 – 5

Resti Septianing dkk.

Panduan Belajar

Biologi 1A SMA Kelas

X. (Jakarta: Yudhistira,

2012)

Menentukan

tempat

pembentuka

n spora pada

Basidiomyco

ta

C3

Konseptual

9. Perhatikan gambar berikut!

Bagian manakah jamur tersebut membentuk sporanya?

a. basidium

b. zygospora

c. sporangium

d. askus

e. konidium

A

Subardi, dkk, Biologi,

(Jakarta : Pusat

Perbukuan Depdiknas,

2009)

1

Page 94: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

83

3.6.3

Mengklasifikasi

kan dasar

pengelompokkan

jamur

Menjelaskan

istilah

spora

seksual pada

jamur

divisi

zygomycota

C1

Konseptual

10. Spora seksual pada jamur divisi zygomycota disebut....

a. sporangium

b. zigospora

c. askospora

d. basidiospora

e. sporangiospora

B

Subardi, dkk, Biologi,

(Jakarta : Pusat

Perbukuan Depdiknas,

2009)

1

Mengklasifi

kasikan

jamur

berdasarkan

ciri

seksualnya

C4

Metakognitif

11. Gunakan pilihan berikut untuk menjodohkan dengan

pernyataan di bawah ini !

A. Zygomycota

B. Ascomycota

C. Basidiomycota

D. Deuteromycota

No

.

Pernyataan Pasangan

1. Bereproduksi dengan spora dan

konjugasi.

2. Rreproduksi seksual dengan

basiodiospora, aseksual dengan

fragmentasi, tunas, dan

konidiospora.

3. Reproduksi aseksual dengan

menghasilkan konidia atau hifa,

D

Suwarso, Panduan

Pembelajaran Biologi,

(Jakarta : Pusat

Perbukuan Depdiknas,

2009)

1

Page 95: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

84

dan belum diketahui pasti cara

perkembangbiakan seksualnya.

4. Reproduksi aseksual dengan

memperbanyak konidia, spora,

tunas dan fragmentasi.

Reproduksi seksual konjugasi

untuk membentuk askospora di

dalam askus.

Manakah pasangan yang tepat untuk melengkapi

pernyataan di atas...

a. 1-C, 2-A, 3-D, 4-B

b. 1-C, 2-A, 3-B, 4-D

c. 1-A, 2-C, 3-B, 4-D

d. 1-A, 2-C, 3-D, 4-B

e. 1-D, 2-C, 3-A, 4-B

Menganalisi

s jenis jamur

berdasarkan

ciri-ciri yang

ada

C4

Konseptual

12 Diketahui ciri-ciri umum spesies jamur sebagai berikut:

1. Hidup saprofit

2. Reproduksi seksual dengan cara fragmentasi

miselium

3. Alat reproduksi seksualnya berupa zigosproangium

4. Banyak ditemukan pada kotoran hewan ternak

Berdasarkan ciri-ciri di atas, apakah kemungkinan nama

spesies tersebut?

B

Nunung nurhayati,

1

Page 96: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

85

a. Neurospora crassa

b. Mucor mucedo

c. Rhizopus oryzae

d. Volvariella volvaceae

e. Saccharommyces serevisiae

Mukhlis, Agus Jaya.

Biologi SMA/MA

Kelas X Kelompok

Peminatan Matematika

dan Ilmu Alam

(Bandung: Yrama

Widya, 2014)

Menganalisi

s divisi

jamur

berdasarkan

ciriciri

C4

Faktual

13. Dari hasil pengamatan jamur tampak ciri-ciri sebagai

berikut.

1. Uniseluler atau multiseluler

2. Hifa bersekat

3. Memiliki askus

4. Hidup secara saprofit atau parasit

Berdasarkan ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan jamur

tersebut masuk ke dalam divisi....

a. Zygomycota

b. Ascomycota

c. Basidiomycota

d. Deuteromycota

e. Oomycota

A

Resti Septianing dkk.

Panduan Belajar

Biologi 1A SMA Kelas

X. (Jakarta: Yudhistira,

2012)

1

Menganalisi

s jenis jamur

berdasarkan

C4

Konseptual

14. Berikut ini adalah ciri-ciri beberapa jamur:

No. Ciri-Ciri Jamur

C

1

Page 97: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

86

ciri-ciri yang

terdapat

dalam tabel

A B C

1. Hifa tidak

bersekat

+ - -

2. Hifa

bersekat

- + +

3. Spora

terbentuk

di dalam

askus

- + -

4. Spora

terbentuk

di dalam

basidium

- - +

Berdasarkan data hasil percobaan yang dilakukan, jenis

jamur A, B, dan C berturut-turut termasuk.....

a. Ascomycota, Basidiomycota, Zygomycota

b. Ascomycota, Deutromycota, Basidiomycota

c. Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota

d. Basidiomycota, Zygomycota, Deutromycota

e. Zygomycota, Deutromycota, Ascomycota

Nunung nurhayati,

Mukhlis, Agus Jaya.

Biologi SMA/MA

Kelas X Kelompok

Peminatan Matematika

dan Ilmu Alam

(Bandung: Yrama

Widya, 2014)

Page 98: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

87

Menganalisi

s ciri-ciri

jamur

Ascomycoti

na

berdasarkan

data ciri-ciri

yang

disajikan

C4

Konseptual

15. 1. Berikut ini adalah ciri-ciri jamur

No Ciri-ciri jamur

1. Spora dihasilkan di dalam askus

2. Spora mempunyai alat gerak

berupa bulu cambuk

3. Spora terdapat dalam tonjolan

hifa

4. Hifa bersekat dan berinti banyak

5. Bersifat mikroskopis

Manakah yang merupakan ciri-ciri dari jamur

Ascomycotina?

a. 1 dan 2 d. 2 dan 4

b. 1 dan 4 e. 2 dan 5

c. 2 dan 3

B

Resti Septianing dkk.

Panduan Belajar

Biologi 1A SMA Kelas

X. (Jakarta: Yudhistira,

2012)

1

Merumuskan

suatu

masalah

berdasarkan

suatu data

C6

Konseptual

16. Tempe A Tempe B Tempe C

Deskripsi : Seorang siswa mencoba membuat tempe

dengan menggunakan jenis kacang yang

A

1

Page 99: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

88

berbeda. Jenis jamur yang digunakan

adalah Rhizopus oryzae dengan dosis yang

sama untuk ketiganya.

Hasil pengamatan

Indik

ator

Tempe A

kacang

hijau

Tempe B

kacang

kedelai

Tempe C

kacang

merah

Tekst

ur

Berwarna

putih

kurang

padat dan

antar

kacang

hijau tidak

saling

terikat erat

menjadi

satu.

Berwarna

putih

lembut

padat dan

antar

kacang

kedelai

terikat erat

menjadi

satu dalam

misellium.

Berwarna

putih padat,

agak keras,

antar

kacang

merah

terikat erat

menjadi

satu dalam

misellium

Dari percobaan di atas, rumusan masalah yang dapat

kamu ajukan adalah ....

a. Apakah jenis kacang dapat mempengaruhi tekstur

tempe?

b. Mengapa jamur Rhizopus oryzae dapat mengubah

Nunung nurhayati,

Mukhlis, Agus Jaya.

Biologi SMA/MA

Kelas X Kelompok

Peminatan Matematika

dan Ilmu Alam

(Bandung: Yrama

Widya, 2014)

Page 100: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

89

kacang menjadi tempe?

c. Apakah jumlah kacang mempengaruhi tekstur

tempe?

d. Bagaimana cara pembuatan tempe?

e. Apakah jenis jamur mempengaruhi tekstur tempe?

3.6.4

Menjelaskan

hubungan

simbiotik

jamur dengan

tanaman lain

Menjelaskan

istilah

simbiosis

antara jamur

dengan akar

C1

Konseptual

17. Simbiosis antara jamur dengan akar tanaman disebut....

a. liken

b. lumut kerak

c. alga

d. mikoriza

e. miselium

D

Resti Septianing dkk.

Panduan Belajar

Biologi 1A SMA Kelas

X. (Jakarta: Yudhistira,

2012)

1

Menentukan

fungsi

mikoriza

yang tepat

C2

Konseptual

18. Apakah peranan utama dari Mikoriza?

a. Sebagai nutrisi bagi tumbuhan

b. Sebagai tanaman perintis

c. Peningkat serapan nutrisi tumbuhan

d. Indikator pencemaran udara

e. Sebagai parasit tumbuhan

C

Resti Septianing dkk.

Panduan Belajar

Biologi 1A SMA Kelas

X. (Jakarta: Yudhistira,

2012)

1

Menganalisi

s ciri jamur

Auricularia

polytricha

(jamur

C4

Faktual

19. Berikut ini adalah ciri-ciri jamur :

1) Multiseluler, bersekat dan mempunyai tubuh buah

menyerupai kuping berwarna kecoklatan

2) Tubuh buahnya memiliki permukaan yang berlendir

(basah) dan licin

B

1

Page 101: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

90

kuping)

3) Hidup saprofit dan dapat dimanfaatkan sebagai

sumber makanan

Berdasarkan ciri-ciri diatas dapat disimpulkan jamur

tersebut termasuk ke dalam spesies....

a. Volvariella volvacea (jamur merang)

b. Auricularia polytricha (jamur kuping)

c. Mucor mucedo (jamur kotoran ternak)

d. Saccharomyces cereviseae (jamur ragi)

e. Pleurotus sp. (jamur tiram)

Nunung nurhayati,

Mukhlis, Agus Jaya.

Biologi SMA/MA

Kelas X Kelompok

Peminatan Matematika

dan Ilmu Alam

(Bandung: Yrama

Widya, 2014)

Menganalisi

s cara

mikoriza

mempertaha

nkan hidup

ketika dalam

kekeringan

C4

Konseptual

20. Mikoriza adalah jamur yang bersimbiosis dengan akar

tumbuhan. Apa saja keuntungan yang diberikan jamur

pada akar tumbuhan?

a. Membantu akar dalam meningkatkan penyerapan

karbondioksida pada daerah yang tidak dapat

dijangkau oleh akar

b. Membantu akar dalam meningkatkan penyerapan

enzim pencernaan makanan pada daerah yang tidak

dapat dijangkau oleh akar

c. Membantu akar dalam meningkatkan penyerapan air

dan bahan organik pada daerah yang tidak dapat

C

Resti Septianing dkk.

1

Page 102: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

91

dijangkau oleh akar

d. Membantu akar untuk menunjang berdirinya

tumbuhan

e. Membantu akar dalam menyimpan cadangan

makanan pada tumbuhan

Panduan Belajar

Biologi 1A SMA Kelas

X. (Jakarta: Yudhistira,

2012)

Page 103: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

92

Memprediks

i cara hidup

alga

berdasarkan

suatu kasus

C5

Faktual

21.

Faktor

pembeda

Lumut

kerak

(Lichen) di

sepanjang

jalan raya

Lumut

kerak

(Lichen) di

lingkungan

sekolah

Jumlah

(Lichen)

pada pohon

Sedikit

Banyak

Letak

tumbuh

Ditemukan

pada

bagian

tengah

batang

Ditemukan

di

sepanjang

batang

Suhu udara Panas Teduh

Tempat

tumbuh

Pohon

mangga,

pohon

melinjo

Pohon

mangga,

pohon

cemara,

tanaman

bougenvile

,tanaman

puring

Perhatikan tabel di bawah ini !

A

1

Page 104: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

93

Berdasarkan tabel di atas, prediksi peranan

liken yang paling tepat adalah...

a. Liken tersebut digunakan sebagai indikator

adanya polusi udara

b. Liken tersebut digunakan sebagai

tumbuhan perintis

c. Liken tersebut digunakan sebagai penentu

tingkat kesuburan tanaman

d. Liken tersebut digunakan untuk

menentukan jumlah mikroorganisme yang

dapat hidup di lingkungan sekolah

e. Liken tersebut digunakan untuk

menentukan jumlah mikroorganisme yang

dapat hidup di lingkungan jalan raya

Nunung nurhayati, Mukhlis,

Agus Jaya. Biologi SMA/MA

Kelas X Kelompok Peminatan

Matematika dan Ilmu Alam

(Bandung: Yrama Widya, 2014)

Mengaitkan

hubungan

mikoriza

yang

menempel

pada pohon

pinus

C5

Konseptual

22. Seorang siswa berjalan di hutan pinus,

kemudian Ia menemukan sejenis jamur

berbentuk payung tumbuh di bawah pohon

tersebut. Jamur bersimbiosis dengan pohon

pinus termasuk jenis simbiosis mutualisme.

Manakah pernyataan mengenai simbion

pembentuk mikoriza yang benar ?

D

1

Page 105: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

94

a. Pohon pinus pada tahun pertama tidak

dapat tumbuh jika tidak ada simbiosis

dengan jamur.

b. Pohon pinus pada tahun pertama dapat

tumbuh jikatidak ada simbiosis dengan

jamur.

c. Dengan adanya jamur pinus tidak

mendapatkan air dan unsur-unsur dari

tanah.

d. Dengan adanya jamur, akar pohon pinus

tidak memerlukan bulu akar untuk

mendapatkan air dan unsur-unsur hara.

e. Dengan adanya simbiosis tersebut pohon

pinus menjadi kering.

Syamsuri, Istamar. Biologi untuk

SMA Kelas X. (Jakarta:Erlangga,

2014)

3.6.5

Menjelaskan

jenis

jamur dan

peranannya

dalam

kehidupan

Mengidentifi

kasi penyakit

yang

disebabkan

oleh

Aspergillus

fumigatus

C2

Konseptual

23. Aspergillus fumigatus merupakan jamur yang

merugikan manusia, kerugian atau penyakit

yang disebabkan oleh jamur tersebut adalah....

a. Menginfeksi tanaman jagung

b. Menginfeksi tanaman kacang

c. Menginfeksi saluran pernapasan dan paru-

paru

d. Menginfeksi kuku dan kulit

e. Menginfeksi kulit rambut

C

Syamsuri, Istamar. Biologi untuk

SMA Kelas X. (Jakarta:Erlangga,

1

Page 106: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

95

2014)

Menentukan

jenis jamur

berdasarkan

uraian hasil

percobaan

C3

Faktual

24. Perhatikan gambar di bawah ini!

Gelembung mengindikasi adanya CO2 pada

pembuatan alkohol. Ragi yang dituangkan

dalam larutan gula tersebut merupakan sejenis

jamur, jenis jamur apa yang mungkin dipakai

dalam percobaan tersebut?

A. Neurospora sitophila

B. Aspergillus oryzae

C. Rhizopusoryzae

D. Volvariella volvaceae

E. Saccharomyces cereviceae

E

Subardi, dkk, Biologi, (Jakarta :

Pusat Perbukuan Depdiknas,

2009)

1

Page 107: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

96

Soal untuk Nomor 25-26

Perhatikan data pengamatan di bawah ini!

No. Bahan

Pembungkus

Perlakuan

ragi

Suhu

pengering

an

Waktu

yang

digunakan

Setelah fermentasi

Warna Tekstur Aroma

1. Daun 0,5 gram 30C 3 hari Putih Rata, tebal,

banyak

miselium, padat

Aroma khas

tempe

2. Plastik 0,5 gram 30C 3 hari Putih Tidak rata, tidak

terlalu tebal,

miselium kurang

lebat

Aroma khas

tempe

Menyimpulk

an variabel

bebas yang

digunakan

dalam

pembuatan

tempe

C5

Konseptual

25. Dari percobaan pembuatan tempe diatas, yang

menjadi variabel bebas adalah...

a. Tekstur, warna dan aroma kedelai yang

telah difermentasi

b. Suhu, kebersihan, serta jenis ragi yang

digunakan

c. Waktu dalam tahapan pembuatan tempe

d. Bahan pembungkus yang digunakan untuk

membungkus tempe

e. Tempat penyimpanan tempe

D

Nunung nurhayati, Mukhlis,

Agus Jaya. Biologi SMA/MA

Kelas X Kelompok Peminatan

Matematika dan Ilmu Alam

(Bandung: Yrama Widya, 2014)

1

Page 108: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

97

Menyimpulk

an variabel

terikat dalam

pembuatan

tempe

C5

Konseptual

26. Dari percobaan pembuatan tempe di atas, yang

menjadi variabel terikat adalah...

a. Tekstur, warna dan aroma kedelai yang

telah difermentasi

b. Suhu, kebersihan, serta jenis ragi yang

digunakan

c. Waktu dalam tahapan pembuatan tempe

d. Pembungkus yang digunakan untuk

membungkus tempe

e. Tempat penyimpanan tempe

A

Nunung nurhayati, Mukhlis,

Agus Jaya. Biologi SMA/MA

Kelas X Kelompok Peminatan

Matematika dan Ilmu Alam

(Bandung: Yrama Widya, 2014)

1

Menemukan

prosedur

pembuatan

tempe

dengan

langkah

yang tepat.

C5

Prosedural

27. Seorang siswa melakukan prercobaan

pembuatan tempe dengan konsentrasi ragi 0,5

gram. Maka prosedur percobaan yang dapat

dilakukan untuk membuat tempe adalah...

1. Menimbang kacang kedelai.

2. Membersihkan kacang kedelai sampai

bersih.

3. Merendam kacang kedelai yang telah

dicuci bersih selama 12 jam dengan air

dingin biasa.

4. Merendam kacang kedelai yang telah

dicuci bersih selama 24 jam dengan air

dingin biasa.

C

1

Page 109: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

98

5. Melepaskan kulit biji kedelai yang telah

lunak, kemudian dibilas dengan

menggunakan air bersih.

6. Dibilas kembali menggunakan air panas.

7. Merebus biji kedelai tersebut sekitar 30

menit sampai empuk.

8. Biji-biji tersebut diangin-angin dengan

kipas/kipas angin sambil diaduk-aduk

hingga biji-biji tersebut terasa hangat.

9. Menaburkan ragi 0,5 gram untuk ¼ kg

kedelai

10. Memasukkan kedelai ke dalam bahan

pembungkus

11. Angin-anginkan kembali kacang kedelai

yang sudah dibungkus dengan kipas angin.

12. Diamkan selama dua hari (2 x 24 jam) pada

suhu kamar

13. Setiap sore dan pagi hari tempe dibalikkan

agar proses fermentasi kacang kedelai

merata.

Agar data yang diperlukan mencukupi, maka

prosedur percobaan yang benar adalah....

a. 1, 2, 3, 5, 7, 8, 9, 10, 13

b. 1, 3, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12

Resti Septianing dkk. Panduan

Belajar Biologi 1A SMA Kelas

X. (Jakarta: Yudhistira, 2012)

Page 110: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

99

c. 2, 3, 5, 7, 8, 9, 10, 12, 13

d. 2, 3, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 13

e. 2, 3, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13

Perhatikan tabel di bawah ini !

No. Bahan

Pembungkus

Pesentase ragi Waktu

fermentasi

Setelah fermentasi

Tekstur Rasa

1. Daun pisang 0,15% 3 hari Kadar air

sedikit, agak

keras

Kurang manis

2. Daun pisang 0,30% 3 hari Kadar air cukup

banyak dan

lunak

Manis

3. Daun pisang 0,45% 3 hari Kadar air sangat

banyak dan

lunak

Manis

Merumuskan

masalah

berdasarkan

suatu data

pembuatan

tapai

C6

Konseptual

28. Berdasarkan hasil pengamatan di atas, rumusan

masalah yang dapat kamu ajukan adalah...

a. Bagaimana rasa yang dihasilkan dari

pembuatan tapai tersebut?

b. Apakah konsentrasi ragi yang diberikan

dapat mempengaruhi tekstur dan rasa

tapai?

c. Apa saja bahan-bahan yang dibutuhkan

dalam pembuatan tape?

d. Apakah bahan pembungkus dalam

percobaan tersebut dapat mempengaruhi

B

Resti Septianing dkk. Panduan

Belajar Biologi 1A SMA Kelas

X. (Jakarta: Yudhistira, 2012)

1

Page 111: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

100

tekstur tape?

e. Mengapa ragi diperlukan dalam pembuatan

tape?

Berikut ini adalah tabel pengamatan pada proses pembuatan tapai ketan.

Parameter yang

diamati

Sebelum diberi ragi

Sesudah diberi ragi

Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3

Kematangan - - Agak matang Matang

Rasa - - Sedikit manis Manis

Warna Hitam keungu-unguan Hitam keungu-

unguan

Hitam keungu-unguan Hitam keungu-unguan

dan putih kusam

Kadar air - - Sedikit Banyak

Mengajukan

hipotesis

berdasarkan

tabel yang

disajikan.

C6

Konseptual

29. Dari tabel percobaan pembuatan tapai ketan

diatas, hipotesis alternatif yang dapat kamu

ajukan adalah....

a. Langkah-langkah dalam proses pembuatan

dapat mempengaruhi kematangan pada

tapai ketan

b. Wadah yang steril dapat mempengaruhi

bentuk tapai ketan

c. Lamanya waktu dalam proses fermentasi

dapat mempengaruhi kualitas tapai ketan

d. Jenis ragi yang digunakan dapat

mempengaruhi rasa tapai ketan

C

Syamsuri, Istamar. Biologi

untuk SMA Kelas X.

(Jakarta:Erlangga, 2014)

1

Page 112: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

101

e. Bahan-bahan yang digunakan dapat

mempengaruhi bentuk tapai ketan

Menyimpulk

an jenis

jamur yang

menyebabka

n penyakit

dari suatu

gejala yang

ditimbulkan

C5

Faktual

30. Sania mengalami gangguan karena sering

mengenakan pakaian ketat.

Gejala yang ditimbulkan yaitu sebagai berikut :

1. Mengalami gatal yang luar biasa di sekitar

vagina

2. Bagian di sekeliling vagina memerah dan

perih serta keputihan yang menggumpal

seperti keju.

3. Bagian di sekitar vagina membengkak serta

timbul pendarahan

4. Nyeri saat buang air kecil

Berdasarkan gejala di atas,jenis jamur yang

menyebabkan penyakit tersebut adalah....

a. Aspergillus fumigatus

b. Neurospora crassa

c. Candida albicans

d. Rhizopus stolonifer

e. Saccharomyces cervisiae

C

Suwarso, Panduan

pembelajaran Biologi, (Jakarta :

Pusat Perbukuan Depdiknas,

2009)

1

Page 113: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

102

Lampiran 3

Uji Validitas Dengan Program ANATES V4

Page 114: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

103

Lampiran 4

Page 115: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

104

Lampiran 5

Page 116: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

105

Lampiran 6

Page 117: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

106

Lampiran 7

Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen

No. Nama Siswa Pretest Posttest

1 Fauzi Azahra 15 65

2 Egi Laila 15 70

3 Wisnu Fathurrahman Akbar 25 65

4 Devira Widiyati 25 70

5 Bintang Widy Kurnia Gusti 25 60

6 Muhamad Firman Aulanda 25 65

7 Astrid Zahra Aisyah 25 65

8 Luthfi Nurfadhal 30 70

9 Irfan Murtadha 30 70

10 Anggita Nur'Aini 30 75

11 Noviannisa Cahya Fitriyani 35 70

12 Hanifah Syahidah 35 75

13 Ayu Ningsih 35 75

14 Nabila Putri Ma'Rifatul H 35 75

15 Indah Mafazatin Nailiah 35 80

16 Aliyah Suryanti 35 75

17 Nofiani Zikria 35 75

18 Rizki Febrian 35 80

19 Annisa Nurjanah 35 80

20 Muhammad Raihan Sajid 35 80

21 Abidzar Ali Fauzi 35 80

22 Fikri Arief Al Farizi 40 80

23 Meyva Nurulia Utami 40 85

24 Alief Ndaru Aji Saputra 40 80

25 Adelia Citra Ardian Pratama 40 85

26 Muhammad Farid Iskandar 40 85

27 Novendra Syah Putra 45 85

28 Hilmi Muhammad Rizky 45 90

29 Tiarahati Hadiyanti 40 85

30 Silvia Oktavianni 45 90

31 Dina Hanifah 45 85

32 Nanda Mira Syifa Kusuma 45 90

33 Risda Pradica Handayani 45 95

34 Ridho Herdi Pratama 45 95

35 Qotrun Nada 50 90

36 Putri Nurhalifah 55 90

37 Nyimas Khairunnisa Kusuma 55 90

38 Nur Anissa 50 90

Page 118: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

107

39 Salma Dwi Lestari 50 95

40 Zahra Aulia 50 100

Rata-rata 37,75 80,12

REKAPAN

Data

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pretest Posttest Pretest Posttest

Nilai

Tertinggi

55 100 55 90

Nilai

Terendah

15 60 15 60

Page 119: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

108

Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol

No. Nama Siswa Pretest Posttest

1 Mochammad Vladi Riandie 15 60

2 Dhini Intan Purbayanti 25 65

3 Azmi Hamdi Utama 15 60

4 Ilham Fadhil Nuranho 25 60

5 Fadhil Muhammad Hafizh 20 65

6 Nabila Agzalita Rofiatul Azizah 15 65

7 Khalda Sya'Baniah 25 60

8 Aulia Tri Yuniarti 20 65

9 Iffah Harvini Sholihah 30 65

10 Habdaradif 25 65

11 Fitri Nurhaliza 30 70

12 Arnanda Kirana Prameswari 30 70

13 Ervina Aulia Budiman 35 70

14 Muhammad Naufal Rosyidi 35 70

15 Sana Harum 30 70

16 Muhammad Alwansyah Mardika 35 70

17 Dwianti Pui Rahayu 35 70

18 Mega Audinna Febria 35 70

19 Khalis Jadid 35 70

20 Andriani Aulia Subekti 40 75

21 Alifia Angga Saputri 35 75

22 Safena Wiyasti 35 75

23 Reniwati 40 75

24 Zaldy Malik Ibrahim 40 75

25 Novia Mukhlis Hendra 40 75

26 Ahmad Akif Maulana 45 75

27 Syadzwana Widiasalwa 40 75

28 Nadiah Jihan Farihah 40 75

29 Muhammad Gifari 45 80

30 Ramanda Putri Utari 40 80

31 Nur Aisah Mauliddyaningsih 50 80

32 Putri Andini Damayanty 45 85

33 Nurhanifah 55 80

34 Raihan Ali 45 85

35 Yasmin Fathiya Az Zahra 50 80

36 Nisa Amalia Maulani 50 90

37 Naufal Ferdiyanto 50 80

38 Shukma Deradjat Windu Adhi 55 85

39 Annisa Azyyati 50 90

40 Umi Faradila Putritama 50 85

Rata-rata 36,37 73,37

Page 120: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

109

Lampiran 8

Hasil Uji N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Siswa Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pretest Posttest N-Gain Kriteria Pretest Posttest N-Gain Kriteria

1 15 65 0,588 Sedang 15 60 0,529 Sedang

2 15 70 0,647 Sedang 25 65 0,533 Sedang

3 25 65 0,533 Sedang 15 60 0,529 Sedang

4 25 70 0,600 Sedang 25 60 0,467 Sedang

5 25 60 0,467 Sedang 20 65 0,563 Sedang

6 25 65 0,533 Sedang 15 65 0,588 Sedang

7 25 65 0,533 Sedang 25 60 0,467 Sedang

8 30 70 0,571 Sedang 20 65 0,563 Sedang

9 30 70 0,571 Sedang 30 65 0,500 Sedang

10 30 75 0,643 Sedang 25 65 0,533 Sedang

11 35 70 0,538 Sedang 30 70 0,571 Sedang

12 35 75 0,615 Sedang 30 70 0,571 Sedang

13 35 75 0,615 Sedang 35 70 0,538 Sedang

14 35 75 0,615 Sedang 35 70 0,538 Sedang

15 35 80 0,692 Sedang 30 70 0,571 Sedang

16 35 75 0,615 Sedang 35 70 0,538 Sedang

17 35 75 0,615 Sedang 35 70 0,538 Sedang

18 35 80 0,692 Sedang 35 70 0,538 Sedang

19 35 80 0,692 Sedang 35 70 0,538 Sedang

20 35 80 0,692 Sedang 40 75 0,583 Sedang

21 35 80 0,692 Tinggi 35 75 0,615 Sedang

22 40 80 0,667 Sedang 35 75 0,615 Sedang

23 40 85 0,750 Tinggi 40 75 0,583 Sedang

24 40 80 0,667 Sedang 40 75 0,583 Sedang

25 40 85 0,750 Tinggi 40 75 0,583 Sedang

Page 121: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

110

26 40 85 0,750 Tinggi 45 75 0,545 Sedang

27 45 85 0,727 Tinggi 40 75 0,583 Sedang

28 45 90 0,818 Tinggi 40 75 0,583 Sedang

29 40 85 0,750 Tinggi 45 80 0,636 Sedang

30 45 90 0,818 Tinggi 40 80 0,667 Sedang

31 45 85 0,727 Tinggi 50 80 0,600 Sedang

32 45 90 0,818 Tinggi 45 85 0,727 Tinggi

33 45 95 0,909 Tinggi 55 80 0,556 Sedang

34 45 95 0,909 Tinggi 45 85 0,727 Tinggi

35 50 90 0,800 Tinggi 50 80 0,600 Sedang

36 55 90 0,778 Tinggi 50 90 0,800 Tinggi

37 55 90 0,778 Tinggi 50 80 0,600 Sedang

38 50 90 0,800 Tinggi 55 85 0,667 Sedang

39 50 95 0,900 Tinggi 50 90 0,800 Tinggi

40 50 100 1,000 Tinggi 50 85 0,700 Sedang

N-

Gain

Rata-

Rata

0,697 Sedang 0,589 Sedang

Kategori N-Gain Frekuensi

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Rendah - -

Sedang 22 36

Tinggi 18 4

Page 122: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

111

Lampiran 9

Hasil Pretest dan Posttest Ranah Pengetahuan dan Jenjang Kognitif Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol

Konseptual Konseptual

C3 C6

Total Total Nomor Soal Total Total Nomor Soal Total Total Total

7 11 4 15 5 1 6 8 9 10 14 17 18 19 3 16 2 12 13 20

1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0

2 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0

3 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1

4 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0

5 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 2 0 0 0

6 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 2 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0

7 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1

8 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 2 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0

9 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 2 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1

10 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1

11 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 2 0 0 0

12 0 0 0 1 1 2 1 0 1 0 1 0 2 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0

13 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 2 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0

14 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 2 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1

15 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 2 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1

16 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 2 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1

17 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 3 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1

18 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 2 0 1 1 2 0 1 1 2 1 0 1 0 0 0

19 1 1 2 0 0 0 1 1 0 0 0 1 2 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0

20 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 3 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0

21 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 2 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0

22 1 1 2 0 1 1 0 0 1 0 1 0 2 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1

23 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 2 1 0 1 2 1 0 0 0 1 0 1 1 1 2

24 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 2 0 1 1 2 0 1 0 1 0 0 0 1 1 2

25 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 3 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1

26 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 2 1 0 0 1 0 1 1 2 1 0 1 0 0 0

27 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 2 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 2 0 1 1

28 1 1 2 0 1 1 0 1 1 0 1 0 3 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1

29 0 0 0 1 1 2 0 0 0 1 0 1 2 1 1 0 2 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1

30 1 0 1 1 1 2 1 0 1 1 1 1 4 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

31 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 3 1 1 0 2 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0

32 1 1 2 1 1 2 0 1 0 0 0 1 2 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2

33 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 2 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1

34 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 2 1 1 1 3 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1

35 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 3 1 1 0 2 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1

36 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 2 1 0 1 2 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1

37 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 4 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 2 1 0 1

38 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 2 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1

39 1 0 1 1 1 2 0 1 1 0 1 0 3 1 1 0 2 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0

40 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 2 1 1 0 2 0 1 1 2 0 0 0 1 0 1

33 28 16 80 45 9 25 34 26

41,25 35 40 40 37,5 22,5 31,25 42,5 32,5

Nomor Soal

Faktual

C5

Faktual

C3

Nomor Soal

Faktual

C4

Nomor Soal

Jumlah

Persentase

No.

Konseptual

Nomor Soal

C5

Nomor Soal

Konseptual

C4

Konseptual Konseptual

C1

Nomor Soal Nomor Soal

C2

Page 123: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

112

Hasil Posttest Ranah Pengetahuan dan Jenjang Kognitif Kelas Eksperimen

No. Konseptual Konseptual

C3 C6

Total Total Nomor Soal Total Total Nomor Soal Total Total Total

7 11 4 15 5 1 6 8 9 10 14 17 18 19 3 16 2 12 13 20

1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1

2 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0

3 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0

5 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0

7 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 2 0 0 0 1 0 1

8 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

9 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 2 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0

10 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 2 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0

11 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1

12 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0

13 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 2 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1

14 0 0 0 1 1 2 0 1 1 0 1 0 3 1 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

15 1 1 2 1 0 1 0 0 1 1 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0

16 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 2 0 0 0

17 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 2 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0

18 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 2

19 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 2 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0

20 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 3 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1

21 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 3 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0

22 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 2 1 0 1

23 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 2 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1

24 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 2 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1

25 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 3 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0

26 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1

27 0 1 1 1 1 2 1 1 1 0 0 0 2 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1

28 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 2 1 1 1 3 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0

29 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 3 1 1 0 2 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0

30 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 2 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1

31 1 1 2 1 1 2 1 1 0 1 1 0 3 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0

32 1 0 1 1 1 2 0 0 0 0 1 1 2 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1

33 1 1 2 1 0 1 0 1 0 0 1 1 3 1 0 1 2 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1

34 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 2 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0

35 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 3 1 1 1 3 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0

36 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 2 1 1 1 3 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1

37 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 3 0 1 1 2 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1

38 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 4 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1

39 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 2 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 2 0 0 0

40 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 2 1 0 0 1 1 1 1 2 0 1 1 1 1 2

36 33 18 76 42 10 26 28 21

45 41,3 45 38 35 25 32,5 35 26,3

Faktual

C5

Nomor Soal

Konseptual

C1

Nomor Soal Nomor Soal

Konseptual

C2

Faktual

C3

Nomor Soal

Faktual

C4

Nomor Soal

Jumlah

Presentase

Konseptual

Nomor Soal

C5

Konseptual

C4

Nomor Soal

Page 124: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

113

Hasil Pretest Ranah Pengetahuan dan Jenjang Kognitif Kelas Kontrol

No. Konseptual Konseptual

C3 C6

Total Total Nomor Soal Total Total Nomor Soal Total Total Total

7 11 4 15 5 1 6 8 9 10 14 17 18 19 3 16 2 12 13 20

1 1 1 2 0 1 1 1 1 0 1 0 0 2 1 1 1 3 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1

2 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 3 1 1 1 3 0 1 1 2 1 1 2 1 1 2

3 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 3 1 1 1 3 1 0 1 1 1 1 2 1 1 2

4 1 0 1 1 1 2 1 1 0 1 1 1 4 0 1 1 2 0 1 0 1 1 0 1 1 1 2

5 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 3 0 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 0 0 0

6 1 0 1 1 1 2 0 1 0 1 1 1 4 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 2

7 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 2 1 1 1 3 1 1 1 2 1 0 1 0 1 1

8 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 3 1 1 1 3 1 1 0 1 1 0 1 1 1 2

9 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 2 0 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2

10 1 1 2 1 1 2 0 1 0 1 1 0 3 0 1 1 2 1 0 1 1 1 1 2 1 1 2

11 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 4 1 1 1 3 1 0 1 1 1 1 2 0 1 1

12 0 1 1 1 1 2 1 1 0 1 0 1 3 1 0 0 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2

13 0 1 1 1 1 2 1 0 0 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 0 1 1 0 1 1 1 2

14 1 1 2 0 1 1 1 0 0 1 1 1 3 1 1 1 3 0 1 1 2 1 0 1 1 1 2

15 1 1 2 0 0 0 1 1 0 1 1 1 4 0 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2

16 1 1 2 1 1 2 1 1 0 1 1 0 3 1 0 1 2 1 1 1 2 1 0 1 0 1 1

17 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 4 0 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2

18 1 1 2 0 0 0 1 1 0 1 1 1 4 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 2 0 1 1

19 1 1 2 1 0 1 1 1 1 1 1 0 4 1 0 1 2 1 1 0 1 1 1 2 1 1 2

20 1 0 1 1 1 2 1 1 0 1 1 1 4 1 1 1 3 1 1 1 2 1 0 1 0 1 1

21 1 1 2 1 0 1 1 1 1 1 0 1 4 1 1 0 2 0 1 1 2 1 1 2 1 1 2

22 1 1 2 1 0 1 0 0 1 1 1 1 4 1 1 1 3 1 0 1 1 1 1 2 1 1 2

23 1 1 2 1 1 2 1 0 1 1 1 0 3 1 1 1 3 1 1 1 2 1 0 1 1 1 2

24 1 1 2 0 1 1 1 0 1 1 1 1 4 1 1 0 2 1 1 0 1 1 1 2 1 1 2

25 1 1 2 1 1 2 1 1 0 1 1 0 3 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 2 0 1 1

26 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 5 0 1 0 1 1 1 1 2 1 0 1 1 1 2

27 1 1 2 1 1 2 1 0 1 1 1 0 3 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 2 1 0 1

28 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 3 1 1 0 1 1 0 1 1 1 2

29 1 1 2 1 1 2 0 1 1 1 0 1 4 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 2 0 1 1

30 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 0 4 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 2 0 1 1

31 1 0 1 1 1 2 1 1 0 1 1 0 3 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2

32 1 1 2 1 1 2 1 0 1 1 1 1 4 1 1 0 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2

33 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 0 4 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2

34 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 3 1 1 1 2 1 0 1 1 1 2

35 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 5 1 1 0 2 1 1 0 1 1 1 2 1 1 2

36 1 1 2 1 1 2 1 1 1 0 1 1 4 1 1 1 3 1 0 1 1 1 1 2 1 1 2

37 1 0 1 1 1 2 1 1 1 1 1 0 4 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2

38 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2

39 0 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2

40 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2

63 59 32 148 102 36 66 67 68

78,75 73,75 80 74 85 90 82,5 83,75 85

Faktual

C5

Nomor Soal

Faktual

C3

Nomor Soal

Faktual

C4

Nomor Soal

Konseptual

C4

Nomor Soal

Konseptual

C5

Nomor Soal

Konseptual

Nomor Soal

C2

Jumlah

Presentase

Nomor Soal

Konseptual

C1

Page 125: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

114

Hasil Postest Ranah Pengetahuan dan Jenjang Kognitif Kelas Kontrol

Konseptual Konseptual

C3 C6

Total Total Nomor Soal Total Total Nomor Soal Total Total Total

7 11 4 15 5 1 6 8 9 10 14 17 18 19 3 16 2 12 13 20

1 1 1 2 0 1 1 0 0 1 1 0 1 3 0 1 1 2 0 1 0 1 1 1 2 0 1 1

2 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 4 1 1 0 2 1 1 0 1 1 0 1 1 1 2

3 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 2 0 1 1 2 1 0 1 1 1 1 2 0 1 1

4 1 1 2 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 3 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1

5 1 1 2 1 1 2 0 1 1 0 0 0 2 1 1 0 2 1 1 0 1 1 1 2 1 0 1

6 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 3 1 1 1 3 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1

7 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 3 0 1 1 2 1 1 1 2 1 0 1 0 1 1

8 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 3 1 0 1 2 1 1 1 2 1 0 1 1 0 1

9 1 1 2 1 0 1 1 0 1 1 1 1 4 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1

10 1 0 1 1 1 2 1 0 1 1 0 1 3 0 1 1 2 1 1 0 1 0 0 0 1 1 2

11 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 4 0 1 1 2 1 1 0 1 1 1 2 0 1 1

12 1 1 2 0 1 1 1 1 1 0 1 0 3 0 1 0 1 1 1 1 2 1 1 2 1 0 1

13 1 0 1 1 1 2 1 1 1 1 0 1 4 1 0 1 2 0 1 0 1 1 0 1 1 1 2

14 1 0 1 1 1 2 1 1 0 1 1 1 4 1 0 1 2 0 1 1 2 0 1 1 0 1 1

15 1 1 2 1 1 2 1 0 1 1 1 0 3 1 1 0 2 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1

16 0 1 1 1 1 2 1 1 1 0 0 0 2 0 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 0 1

17 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 4 1 1 0 2 1 1 1 2 1 0 1 0 1 1

18 1 1 2 1 0 1 1 1 1 0 0 1 3 0 1 0 1 1 1 1 2 1 0 1 1 1 2

19 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 0 1 4 0 1 1 2 0 1 0 1 1 1 2 1 1 2

20 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 4 0 0 1 2 1 1 0 1 1 1 2 1 1 2

21 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 4 1 1 1 3 0 1 1 2 1 1 2 1 1 2

22 1 1 2 0 1 1 0 1 1 0 1 0 3 0 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2

23 1 1 2 1 1 2 0 1 1 0 1 0 3 1 1 0 2 1 1 0 1 1 1 2 1 1 2

24 0 1 1 1 1 2 1 1 1 0 0 1 3 1 1 1 3 1 0 1 1 1 0 1 1 1 2

25 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 4 1 1 1 3 1 1 0 1 1 0 1 1 1 2

26 1 1 2 1 1 2 1 0 1 1 1 1 4 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 2 0 1 1

27 1 0 1 1 1 2 1 0 0 1 1 1 3 0 1 1 2 1 1 0 1 1 1 2 1 1 2

28 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 3 1 1 0 1 1 0 1 1 1 2

29 0 1 1 1 1 2 1 1 1 1 0 1 4 1 1 1 3 1 1 1 2 1 0 1 0 1 1

30 1 0 1 1 1 2 1 1 1 0 1 1 4 1 0 1 2 1 1 0 1 1 1 2 1 1 2

31 1 1 2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 3 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1

32 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 4 0 1 0 1 0 1 1 2 1 1 2 1 1 2

33 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 0 1 4 0 1 1 2 1 1 0 1 1 0 1 1 1 2

34 1 1 2 1 1 2 1 0 1 1 1 1 4 1 1 1 3 1 0 1 1 1 0 1 1 1 2

35 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 3 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2

36 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 0 1 1 2 1 0 1 1 1 2

37 1 1 2 0 1 1 0 1 1 1 0 1 4 1 1 1 3 1 1 0 1 1 1 2 1 1 2

38 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 2 1 0 1 1 1 2

39 1 1 2 0 1 1 1 1 1 1 1 0 4 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2

40 1 1 2 1 1 2 1 1 1 0 1 1 4 0 1 1 2 1 1 1 2 1 0 1 1 1 2

60 58 32 134 87 33 56 57 63

75 72,5 80 67 72,5 82,5 70 71,25 78,75

Jumlah

persentase

C3

Nomor Soal Nomor Soal Nomor Soal

Faktual Faktual

C4 C5

Faktual

No.

Konseptual Konseptual Konseptual Konseptual

Nomor Soal Nomor Soal Nomor Soal Nomor Soal

C1 C2 C4 C5

Page 126: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

115

Lampiran 10

Uji Normalitas, Uji Homogenitas, dan Uji Hipotesis Dimensi Pengetahuan dan

Dimensi Kognitif Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Tests of Normality

Kelas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

C1 Eksperimen ,377 40 ,000 ,629 40 ,000

Kontrol ,338 40 ,000 ,637 40 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.

C1 Based on Mean ,898 1 78 ,346

Based on Median ,898 1 78 ,346

Based on Median and with

adjusted df ,898 1 39,000 ,349

Based on trimmed mean ,898 1 78 ,346

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelas N Mean Rank Sum of Ranks

C1 Eksperimen 40 42,00 1680,00

Kontrol 40 39,00 1560,00

Total 80

Test Statisticsa

C1

Mann-Whitney U 740,000

Wilcoxon W 1560,000

Z -,668

Asymp. Sig. (2-tailed) ,504

a. Grouping Variable: Kelas

Tests of Normality

Kelas Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Page 127: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

116

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

C2 Eksperimen ,355 40 ,000 ,719 40 ,000

Kontrol ,338 40 ,000 ,637 40 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.

C2 Based on Mean 4,947 1 78 ,029

Based on Median ,054 1 78 ,816

Based on Median and with

adjusted df ,054 1 39,000 ,817

Based on trimmed mean 3,687 1 78 ,058

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelas N Mean Rank Sum of Ranks

C2 Eksperimen 40 41,00 1640,00

Kontrol 40 40,00 1600,00

Total 80

Test Statisticsa

C2

Mann-Whitney U 780,000

Wilcoxon W 1600,000

Z -,219

Asymp. Sig. (2-tailed) ,827

a. Grouping Variable: Kelas

Tests of Normality

Kelas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

C3 Eksperimen ,489 40 ,000 ,491 40 ,000

Kontrol ,489 40 ,000 ,491 40 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Page 128: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

117

Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.

C3 Based on Mean ,000 1 78 1,000

Based on Median ,000 1 78 1,000

Based on Median and with

adjusted df ,000 1 78,000 1,000

Based on trimmed mean ,000 1 78 1,000

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelas N Mean Rank Sum of Ranks

C3 Eksperimen 40 40,50 1620,00

Kontrol 40 40,50 1620,00

Total 80

Test Statisticsa

C3

Mann-Whitney U 800,000

Wilcoxon W 1620,000

Z ,000

Asymp. Sig. (2-tailed) 1,000

a. Grouping Variable: Kelas

Tests of Normality

Kelas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

C4 Eksperimen ,237 40 ,000 ,873 40 ,000

Kontrol ,304 40 ,000 ,740 40 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Page 129: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

118

Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.

C4 Based on Mean ,051 1 78 ,822

Based on Median ,082 1 78 ,775

Based on Median and with

adjusted df ,082 1 68,865 ,775

Based on trimmed mean ,049 1 78 ,825

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelas N Mean Rank Sum of Ranks

C4 Eksperimen 40 44,44 1777,50

Kontrol 40 36,56 1462,50

Total 80

Test Statisticsa

C4

Mann-Whitney U 642,500

Wilcoxon W 1462,500

Z -1,637

Asymp. Sig. (2-tailed) ,102

a. Grouping Variable: Kelas

Tests of Normality

kelas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

C5 eksperimen ,385 40 ,000 ,685 40 ,000

kontrol ,277 40 ,000 ,793 40 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Page 130: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

119

Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.

C5 Based on Mean ,113 1 78 ,738

Based on Median ,038 1 78 ,847

Based on Median and with

adjusted df ,038 1 74,114 ,847

Based on trimmed mean ,003 1 78 ,959

Mann-Whitney Test

Ranks

kelas N Mean Rank Sum of Ranks

C5 eksperimen 40 46,61 1864,50

kontrol 40 34,39 1375,50

Total 80

Test Statisticsa

C5

Mann-Whitney U 555,500

Wilcoxon W 1375,500

Z -2,596

Asymp. Sig. (2-tailed) ,009

a. Grouping Variable: kelas

Tests of Normality

Kelas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

C6 Eksperimen ,529 40 ,000 ,345 40 ,000

Kontrol ,500 40 ,000 ,462 40 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Page 131: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

120

Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.

C6 Based on Mean 3,889 1 78 ,052

Based on Median ,936 1 78 ,336

Based on Median and with

adjusted df ,936 1 74,016 ,336

Based on trimmed mean 3,889 1 78 ,052

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelas N Mean Rank Sum of Ranks

C6 Eksperimen 40 42,00 1680,00

Kontrol 40 39,00 1560,00

Total 80

Test Statisticsa

C6

Mann-Whitney U 740,000

Wilcoxon W 1560,000

Z -,968

Asymp. Sig. (2-tailed) ,333

a. Grouping Variable: Kelas

Tests of Normality

Kelas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

C3F Eksperimen ,416 40 ,000 ,604 40 ,000

Kontrol ,390 40 ,000 ,623 40 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Page 132: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

121

Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.

C3F Based on Mean ,810 1 78 ,371

Based on Median ,209 1 78 ,649

Based on Median and with

adjusted df ,209 1 77,944 ,649

Based on trimmed mean ,810 1 78 ,371

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelas N Mean Rank Sum of Ranks

C3F Eksperimen 40 45,50 1820,00

Kontrol 40 35,50 1420,00

Total 80

Test Statisticsa

C3F

Mann-Whitney U 600,000

Wilcoxon W 1420,000

Z -2,225

Asymp. Sig. (2-tailed) ,026

a. Grouping Variable: Kelas

Tests of Normality

Kelas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

C4F eksperimen ,428 40 ,000 ,591 40 ,000

kontrol ,330 40 ,000 ,706 40 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Page 133: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

122

Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.

C4F Based on Mean 4,526 1 78 ,037

Based on Median 1,872 1 78 ,175

Based on Median and with

adjusted df 1,872 1 77,682 ,175

Based on trimmed mean 5,139 1 78 ,026

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelas N Mean Rank Sum of Ranks

C4F eksperimen 40 45,16 1806,50

kontrol 40 35,84 1433,50

Total 80

Test Statisticsa

C4F

Mann-Whitney U 613,500

Wilcoxon W 1433,500

Z -2,079

Asymp. Sig. (2-tailed) ,038

a. Grouping Variable: kelas

Tests of Normality

Kelas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

C5F Eksperimen ,444 40 ,000 ,596 40 ,000

Kontrol ,377 40 ,000 ,629 40 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Page 134: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

123

Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.

C5F Based on Mean 1,477 1 78 ,228

Based on Median 1,208 1 78 ,275

Based on Median and with

adjusted df 1,208 1 77,925 ,275

Based on trimmed mean 2,213 1 78 ,141

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelas N Mean Rank Sum of Ranks

C5F Eksperimen 40 43,29 1731,50

Kontrol 40 37,71 1508,50

Total 80

Test Statistics

a

C5F

Mann-Whitney U 688,500

Wilcoxon W 1508,500

Z -1,294

Asymp. Sig. (2-tailed) ,196

a. Grouping Variable: Kelas

Page 135: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

124

Lampiran 11

Data Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Tiap Sub-Konsep

Sub Konsep 1 Sub Konsep 2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 11 13 14 15 16 17 18 19 20

1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 2 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 2

4 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0

5 0 1 1 2 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0

6 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 2 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0

7 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0

8 1 1 0 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 2

9 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 2 0 0 0 1 0 0 1

10 0 0 0 0 1 0 1 2 0 1 0 0 0 1 1 0 1 2 0 0 1 0 0 0 1

11 1 1 1 3 0 1 0 1 1 0 0 0 1 2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1

12 0 0 0 0 1 1 1 3 0 0 1 0 1 2 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1

13 0 1 1 2 1 0 1 2 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1

14 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 2 1 1 1 3 0 0 0 0 0 0 0

15 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 3 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1

16 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 3 1 1 0 0 0 0 2

17 1 0 1 2 0 0 1 1 0 0 0 1 1 2 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1

18 1 1 1 3 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 3

19 1 1 1 3 0 1 0 1 1 0 0 1 0 2 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0

20 1 0 1 2 0 1 1 2 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 2

21 0 0 1 1 1 1 0 2 1 1 0 1 1 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

22 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 3 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 2

23 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 2 0 0 0 1 1 1 3

24 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 2 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 3

25 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 3 0 1 1 2 1 0 0 0 0 0 1

26 1 1 1 3 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 2 0 1 0 0 0 0 1

27 1 1 0 2 0 1 0 1 1 0 0 1 1 3 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 3

28 1 1 0 2 0 0 1 1 1 0 1 0 0 2 1 1 0 2 1 1 0 0 0 0 2

29 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 2 0 1 1 2 1 0 1 0 0 0 2

30 0 0 0 0 1 1 1 3 1 1 1 1 0 4 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1

31 1 1 0 2 1 0 1 2 0 0 1 0 0 1 1 0 1 2 0 1 1 0 0 0 2

32 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 2 1 1 0 2 1 0 1 0 0 1 3

33 1 1 1 3 0 0 0 0 1 0 0 1 0 2 0 1 1 2 1 0 0 0 1 0 2

34 0 1 1 2 0 1 0 1 0 1 1 0 0 2 0 1 1 2 0 0 1 1 0 0 2

35 1 0 0 1 1 1 1 3 1 0 1 0 0 2 0 1 1 2 0 0 1 0 1 0 2

36 0 1 0 1 1 1 0 2 1 1 1 0 0 3 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 3

37 0 1 0 1 1 1 1 3 0 1 1 1 1 4 1 1 1 3 0 0 0 0 0 0 0

38 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 3 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 5

39 1 1 0 2 1 0 1 2 1 0 1 0 0 2 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 3

40 0 0 1 1 1 1 0 2 1 0 1 1 0 3 0 1 1 2 0 1 1 0 0 0 2

53 52 79 51 60

44 43 40 43 25

JUMLAH

No.

Sub Konsep 3 Konsep 4 Sub Konsep 5

Page 136: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

125

Data Hasil Pretest Kelas Kontrol Tiap Sub-Konsep

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 11 13 14 15 16 17 18 19 20

1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0

2 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 2 1 0 0 0 0 0 1

3 0 0 0 0 0 1 1 2 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0

4 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1

5 0 0 0 0 1 1 0 2 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0

6 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1

7 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1

8 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

9 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 2

10 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 2

11 0 0 0 0 0 1 1 2 1 1 0 0 1 3 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0

12 0 0 0 0 1 0 1 2 1 1 0 0 1 3 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0

13 1 0 1 2 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 2 1 0 1 0 0 0 2

14 1 0 0 1 1 0 1 2 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 2

15 0 0 0 0 1 0 1 2 1 1 0 0 1 3 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0

16 0 1 1 2 0 0 1 1 1 0 0 0 1 2 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 2

17 1 0 0 1 0 1 1 2 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 2

18 0 1 1 2 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 2 0 0 0 1 0 1 2

19 0 1 0 1 1 1 0 2 0 0 0 1 1 2 1 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0

20 0 1 1 2 0 0 0 0 1 1 1 1 0 4 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 2

21 0 0 1 1 0 1 1 2 1 1 1 0 0 3 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1

22 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 2 0 1 1 2 0 0 0 0 1 0 1

23 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 3 1 1 0 2 0 0 1 0 1 0 2

24 0 1 0 1 0 1 1 2 0 1 0 0 0 1 1 1 0 2 1 0 1 0 0 0 2

25 0 0 0 0 1 0 1 2 1 1 1 0 1 4 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1

26 0 1 0 1 1 1 1 3 1 0 0 0 0 1 0 1 1 2 0 1 0 0 1 0 2

27 1 0 0 1 1 1 0 2 0 0 0 0 0 0 1 1 0 2 1 0 1 0 0 0 2

28 1 1 1 3 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 2

29 1 0 1 2 0 1 1 2 0 0 1 0 0 1 1 0 1 2 0 1 1 0 0 0 2

30 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 2 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 3

31 1 1 1 3 1 0 0 1 1 1 1 0 0 3 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 2

32 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 4 1 1 0 2 0 1 1 0 0 0 2

33 1 1 0 2 1 0 0 1 1 0 1 1 0 3 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 3

34 0 0 1 1 1 1 0 2 0 1 0 0 1 2 1 0 1 2 0 0 0 1 1 0 2

35 1 1 0 2 1 1 0 2 0 1 0 1 0 2 1 0 1 2 0 0 1 1 0 0 2

36 1 1 1 3 1 0 1 2 1 0 0 1 0 2 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 2

37 0 1 1 2 1 0 0 1 0 1 1 1 0 3 1 1 0 2 0 1 0 1 0 0 2

38 1 0 1 2 0 1 1 2 0 1 0 1 0 2 1 0 1 2 1 0 0 0 1 1 3

39 1 1 1 3 0 1 1 2 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 3

40 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 3 0 1 1 2 0 1 0 0 1 1 3

50 53 75 49 63

41,667 44,2 37,5 40,83 26,3

JUMLAH

JumlahSub Konsep 5

JumlahSub Konsep 1 Sub Konsep 2 Sub Konsep 4

No.Jumlah Jumlah

Sub Konsep 3Jumlah

Page 137: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

126

Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen Tiap Sub-Konsep

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 11 13 14 15 16 17 18 19 20

1 1 1 1 3 0 1 0 1 1 1 0 0 0 2 1 0 1 2 1 0 1 1 1 1 5

2 1 1 1 3 0 0 0 0 0 1 1 0 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 0 1 5

3 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 4 0 1 1 2 0 1 1 1 1 1 5

4 1 1 1 3 1 1 0 2 1 1 1 1 0 4 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 4

5 1 1 1 3 0 1 1 2 1 1 0 0 1 3 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 4

6 1 1 0 2 1 0 0 1 1 1 1 1 0 4 0 1 1 2 1 0 1 0 1 1 4

7 0 1 1 2 0 1 0 1 0 0 1 1 0 2 1 0 1 2 1 1 1 1 1 0 5

8 1 1 1 3 1 1 0 2 1 1 1 0 0 3 0 1 1 2 0 0 1 1 1 1 4

9 0 1 1 2 0 1 0 1 1 1 1 0 1 4 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 6

10 1 1 0 2 1 0 0 1 1 1 1 0 1 4 1 1 0 2 1 1 1 1 1 1 6

11 1 1 0 2 1 0 1 2 1 1 1 0 1 4 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 5

12 1 1 0 2 1 1 0 2 0 1 0 1 1 3 1 1 1 3 1 1 0 1 1 1 5

13 0 1 1 2 1 1 0 2 0 1 1 1 0 3 1 1 1 3 1 0 1 1 1 1 5

14 0 1 1 2 0 1 0 1 1 1 1 1 0 4 1 1 1 3 1 1 1 1 0 1 5

15 1 1 1 3 0 1 0 1 1 1 1 1 1 5 1 1 0 2 0 1 1 1 1 1 5

16 1 1 1 3 1 1 0 2 1 1 1 0 0 3 1 0 1 2 1 1 0 1 1 1 5

17 0 1 1 2 0 0 1 1 0 1 1 1 1 4 1 1 0 2 1 1 1 1 1 1 6

18 1 1 1 3 0 1 0 1 1 1 1 1 1 5 1 0 1 2 0 1 1 1 1 1 5

19 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 0 1 4 1 1 0 2 0 0 1 1 1 1 4

20 1 1 1 3 1 1 0 2 1 1 1 1 0 4 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 6

21 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 0 1 1 4 1 1 1 3 0 1 1 0 0 1 3

22 0 1 0 1 1 0 1 2 1 1 1 1 1 5 1 1 1 3 0 1 1 1 1 1 5

23 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 0 0 3 1 1 1 3 1 0 1 1 1 1 5

24 0 1 1 2 0 1 1 2 1 1 1 1 1 5 1 1 1 3 1 0 1 0 1 1 4

25 0 1 1 2 1 1 1 3 1 1 1 1 1 5 1 1 1 3 1 0 1 0 1 1 4

26 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 0 4 1 1 0 2 1 1 1 0 1 1 5

27 0 1 1 2 1 1 1 3 1 1 1 0 1 4 1 1 1 3 1 1 1 1 1 0 5

28 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 0 4 1 1 1 3 1 0 1 1 1 1 5

29 1 1 1 3 1 0 1 2 1 1 0 1 1 4 1 0 1 2 1 1 1 1 1 1 6

30 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 0 1 4 1 0 1 2 1 1 1 1 1 1 6

31 1 1 1 3 1 1 0 2 1 1 1 0 1 4 0 1 1 2 1 1 1 1 1 1 6

32 0 1 1 2 1 1 1 3 1 1 1 1 1 5 1 1 1 3 1 1 1 0 1 1 5

33 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 0 1 4 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 6

34 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 0 4 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 6

35 0 1 1 2 1 1 1 3 1 1 1 1 1 5 1 1 1 3 1 1 1 0 1 1 5

36 1 1 0 2 1 1 1 3 1 1 0 1 1 4 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 6

37 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 0 1 4 0 1 1 2 1 1 1 1 1 1 6

38 1 1 1 3 0 1 1 2 0 1 1 1 1 4 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 6

39 1 1 1 3 0 1 1 2 1 1 1 1 1 5 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 6

40 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 1 5 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 6

101 83 158 93 205

84 69,2 79 77,5 85,4

JUMLAH

Sub Konsep 3

No.

Sub Konsep 1Jumlah

Sub Konsep 2Jumlah Jumlah

Sub Konsep 4Jumlah

Sub Konsep 5Jumlah

Page 138: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

127

Data Hasil Posttest Kelas Kontrol Tiap Sub-Konsep

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 11 13 14 15 16 17 18 19 20

1 0 1 1 2 0 0 1 1 1 1 0 1 1 4 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 4

2 1 1 0 2 1 0 0 1 1 1 1 1 0 4 0 1 1 2 1 0 1 0 1 1 4

3 0 1 0 1 0 1 1 2 1 0 0 1 1 3 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 6

4 0 1 1 2 0 1 0 1 1 1 0 0 0 2 1 0 1 2 1 0 1 1 1 1 5

5 0 1 1 2 1 0 1 2 1 0 0 0 1 2 1 1 1 3 1 1 1 0 1 0 4

6 1 1 1 3 0 1 0 1 0 1 0 1 0 2 1 0 1 2 1 0 1 1 1 1 5

7 0 1 1 2 0 0 1 1 1 1 0 1 0 3 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 6

8 1 1 1 3 1 1 1 3 1 0 1 0 0 2 0 1 1 2 0 1 0 1 1 0 3

9 0 1 0 1 1 1 1 3 1 1 1 1 0 4 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 4

10 0 0 1 1 1 1 1 3 1 1 0 1 0 3 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 5

11 0 1 1 2 0 1 1 2 1 1 0 1 1 4 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 6

12 1 1 1 3 0 1 1 2 1 0 1 0 1 3 1 1 0 2 1 1 1 0 1 0 4

13 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 0 1 0 3 0 1 1 2 1 0 0 1 0 1 3

14 1 0 1 2 1 1 0 2 1 1 1 1 1 5 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 4

15 0 1 1 2 1 1 1 3 1 1 1 0 0 3 1 0 1 2 1 0 1 0 1 1 4

16 1 1 1 3 1 1 1 3 0 0 0 0 1 1 1 1 0 2 1 1 1 1 1 0 5

17 1 1 1 3 0 1 1 2 1 1 0 1 0 3 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 5

18 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 0 0 0 2 1 1 0 2 0 1 1 0 1 1 4

19 0 1 1 2 1 1 0 2 1 1 0 1 1 4 1 1 0 2 1 0 1 1 0 1 4

20 1 1 1 3 1 1 1 3 1 0 1 1 1 4 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 3

21 1 1 1 3 0 0 1 1 0 1 1 0 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 0 1 5

22 1 1 1 3 0 0 1 1 1 0 1 0 1 3 1 0 1 2 1 1 1 1 1 1 6

23 1 1 1 3 1 0 1 2 1 0 1 0 1 3 1 1 1 3 1 0 1 0 1 1 4

24 1 1 0 2 1 1 1 3 0 0 0 1 0 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 6

25 0 1 1 2 0 1 1 2 0 1 1 1 0 3 1 1 1 3 1 0 1 1 1 1 5

26 0 1 0 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 5 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 5

27 0 1 1 2 1 1 0 2 1 1 1 1 1 5 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 5

28 1 1 0 2 1 1 1 3 1 1 0 1 0 3 0 1 1 2 1 0 1 1 1 1 5

29 1 1 1 3 1 1 1 3 0 1 0 1 0 2 1 0 1 2 1 1 1 1 1 1 6

30 0 1 1 2 1 1 1 3 1 1 0 1 1 4 0 1 1 2 1 1 0 1 1 1 5

31 0 1 1 2 1 1 1 3 1 1 1 1 0 4 1 1 1 3 1 0 1 1 1 0 4

32 1 1 0 2 1 1 1 3 1 1 1 0 1 4 1 1 1 3 1 1 1 0 1 1 5

33 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 0 1 0 3 1 1 0 2 1 0 1 1 1 1 5

34 0 1 1 2 1 1 1 3 1 1 1 1 0 4 1 1 1 3 0 1 1 1 1 1 5

35 1 1 1 3 0 1 0 1 0 1 0 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 6

36 1 1 1 3 1 1 0 2 1 1 1 1 1 5 1 1 1 3 1 0 1 1 1 1 5

37 1 1 1 3 0 0 1 1 1 1 0 1 1 4 1 1 1 3 0 1 1 1 1 1 5

38 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 0 4 1 1 0 2 1 0 1 1 1 1 5

39 1 1 1 3 0 1 1 2 1 1 1 0 1 4 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 6

40 1 1 1 3 1 1 1 3 1 0 1 1 0 3 1 1 0 2 1 1 1 1 1 1 6

95 90 131 78 192

79,17 75 65,5 65 80

JUMLAH

Sub Konsep 3

No.

Sub Konsep 1Jumlah

Sub Konsep 2Jumlah Jumlah

Sub Konsep 4Jumlah

Sub Konsep 5Jumlah

Page 139: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

128

Lampiran 12

Data Hasil Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Kelas Eksperimen

Pertemuan 1 : Pengamatan Jamur

Tahapan

Skor Rata-

rata Kel

1

Kel

2

Kel

3

Kel

4

Kel

5

Merumuskan masalah 3 2 4 2 4 60

Menentukan hipotesis

masalah 3 4 4 3 3 68

Menentukan variabel

penelitian 4 3 4 2 3 64

Membuat tabel hasil

pengamatan 8 8 9 7 8 80

Bahan diskusi 45 42 46 40 44 86

Membuat Kesimpulan 7 6 7 6 8 68

Nilai 70 65 74 60 70

Pertemuan II : Pembuatan Tempe

Tahapan

Skor Rata-

rata Kel

1

Kel

2

Kel

3

Kel

4

Kel

5

Merumuskan masalah 4 4 5 4 5 88

Menentukan hipotesis

masalah 4 5 5 5 5 96

Menentukan variabel

penelitian 4 5 5 5 5 96

Membuat tabel hasil

pengamatan 8 9 10 8 5 80

Bahan diskusi 46 49 50 46 50 96

Membuat Kesimpulan 9 8 9 8 10 88

Nilai 75 80 84 76 85

Page 140: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

129

Lampiran 13

Lembar Observasi Aktivitas Guru

Pertemuan 1 (Kelas Eksperimen)

Beri tanda ceklis (√) pada kolom sesuai dengan pengamatan anda terhadap keterlaksanaan

model pembelajaran inkuiri terbimbing yang dilakukan oleh guru.

Tahapan

Pembelajaran

Inkuiri

Aspek tiap Tahapan yang

diamati

Aspek yang

diamati

Keterlaksanaan

Ya Tidak

Orientasi Memberikan apersepsi,

menjelaskan model

pembelajaran inkuri

terbimbing, serta

menyampaikan tujuan

pembelajaran.

Mengkondisikan

kelas, dan

mendengarkan

setiap jawaban

yang disampaikan

oleh peserta didik.

Merumuskan

masalah

Menampilkan gambar

dan video serta

membiarkan peserta

didik membaca dasar

teori sehingga peserta

didik mampu

merumuskan masalah.

Mengarahkan

peserta didik untuk

menuliskan

rumusan masalah

pada lembar kerja

peserta didik

Mengajukan

hipotesis

Membebaskan peserta

didik dalam merumuskan

hipotesis dari

permasalahan yang telah

dirumuskan sebelumnya.

Membimbing

peserta didik untuk

menyiapkan alat

dan bahan yang

akan digunakan.

Mengarahkan

peserta didik untuk

untuk menuliskan

hipotesis pada

LKPD.

Page 141: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

130

Page 142: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

131

Lembar Observasi

Kegiatan Guru Kelas Kontrol

Pertemuan 1

Petunjuk : Berilah tanda ceklis (√) pada jawaban yang saudara/I anggap sesuai

Hari/ Tanggal :

Materi Pokok : Jamur

No Aktifitas Guru Keterlaksanaan

Keterangan Ya Tidak

I Kegiatan Awal Pembelajaran

1. Guru memberi salam √

2. Guru mengecek absensi siswa √

3. Guru memberikan pertanyaan apersepsi √

4. Guru menyampaikan tujuan dan indikator

pembelajaran. √

II Kegiatan Inti

1. Guru menampilkan gambar √

2. Guru menampilkan video mengenai jamur √

3. Guru mendorong siswa mengajukan pertanyaan √

4. Guru memilih pertanyaan yang relevan dan

menuliskannya di papan tulis √

5. Guru membagi siswa ke dalam kelompok yang

terdiri dari 5 orang √

6. Guru membagikan LKPD dan meminta siswa

untuk melakukan pengamatan dengan teman

sekelompoknya berdasarkan LKPD tersebut

7. Guru mengawasi kegiatan praktikum dan

membimbing siswa √

8. Guru meminta peserta didik untuk menuliskan

kesimpulan dari hasil diskusi √

9. Guru meminta perwakilan kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusi mereka. √

Page 143: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

132

Page 144: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

133

Lembar Observasi Aktivitas Guru

Pertemuan 2 (Kelas Eksperimen)

Beri tanda ceklis (√) pada kolom sesuai dengan pengamatan anda terhadap keterlaksanaan

model pembelajaran inkuiri terbimbing yang dilakukan oleh guru.

Tahapan

Pembelajaran

Inkuiri

Aspek tiap Tahapan yang

diamati

Aspek yang

diamati

Keterlaksanaan

Ya Tidak

Orientasi Memberikan apersepsi,

menjelaskan model

pembelajaran inkuri

terbimbing, serta

menyampaikan tujuan

pembelajaran.

Mengkondisikan

kelas, dan

mendengarkan

setiap jawaban

yang disampaikan

oleh peserta didik.

Merumuskan

masalah

Menampilkan gambar

dan video serta

membiarkan peserta

didik membaca dasar

teori sehingga peserta

didik mampu

merumuskan masalah.

Mengarahkan

peserta didik untuk

menuliskan

rumusan masalah

pada lembar kerja

peserta didik

Mengajukan

hipotesis

Membebaskan peserta

didik dalam merumuskan

hipotesis dari

permasalahan yang telah

dirumuskan sebelumnya.

Membimbing

peserta didik untuk

menyiapkan alat

dan bahan yang

akan digunakan.

Mengarahkan

peserta didik untuk

untuk menuliskan

hipotesis pada

LKPD.

Mengumpulk Mengarahkan peserta Mengawasi √

Page 145: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

134

an Data didik untuk berkumpul

dengan kelompoknya dan

membimbing peserta

didik untuk melakukan

kegiatan praktikum.

jalannya kegiatan

praktikum

Page 146: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

135

Lembar Observasi

Kegiatan Guru Kelas Kontrol

Pertemuan 2

Petunjuk : Berilah tanda ceklis (√) pada jawaban yang saudara/I anggap sesuai

Hari/ Tanggal :

Materi Pokok : Jamur

No Aktifitas Guru Keterlaksanaan

Keterangan Ya Tidak

I Kegiatan Awal Pembelajaran

1. Guru memberi salam √

2. Guru mengecek absensi siswa √

3. Guru memberikan pertanyaan apersepsi √

4. Guru menyampaikan tujuan dan indikator

pembelajaran. √

II Kegiatan Inti

1. Guru menampilkan gambar √

2. Guru menampilkan video mengenai jamur √

3. Guru mendorong siswa mengajukan pertanyaan √

4. Guru memilih pertanyaan yang relevan dan

menuliskannya di papan tulis √

5. Guru membagi siswa ke dalam kelompok yang

terdiri dari 5 orang √

6. Guru membagikan LKPD dan meminta siswa

untuk melakukan pengamatan dengan teman

sekelompoknya berdasarkan LKPD tersebut

7. Guru mengawasi kegiatan praktikum dan

membimbing siswa √

8. Guru meminta peserta didik untuk menuliskan

kesimpulan dari hasil diskusi √

9. Guru meminta perwakilan kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusi mereka. √

Page 147: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

136

Page 148: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

137

Lampiran 14

Lembar Observasi Aktivitas Peserta didik

Pertemuan 1 (Kelas Eksperimen)

Nama Sekolah : MAN 1 Bekasi

Kelas : X-MIA 2

Konsep : Jamur

Observer :

Tahapan

Pembelajaran Inkuiri

Aspek tiap Tahapan

yang diamati

Aspek yang

diamati

Keterlaksanaan

50% <50%

Orientasi Mendengarkan

penjelasan dari guru.

Memperhatika

n dan

mendengarkan

instruksi dari

guru.

Merumuskan

masalah

Setelah mengamati

video dan gambar

dari guru serta

menuliskan tujuan

praktikum dan dasar

teori peserta didik

mampu merumuskan

masalah dari yang

mereka lihat atau

mereka amati.

Menuliskan

rumusan

masalah pada

lembar kerja

peserta didik √

Mengajukan

hipotesis masalah

Merumuskan

hipotesis dari

permasalahan yang

telah dirumuskan

sebelumnya bersama

teman

sekelompoknya.

Menyiapkan

alat dan bahan

apa yang akan

digunakan

Menuliskan

hipotesis yang

diajukan ke

dalam LKPD

Mengumpulkan data Mencari informasi

yang dibutuhkan.

Melakukan

kegiatan

praktikum

dengan teman

kelompoknya.

Page 149: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

138

Page 150: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

139

Page 151: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

140

Lembar Observasi Aktivitas Peserta didik

Pertemuan 2 (Kelas Eksperimen)

Nama Sekolah : MAN 1 Bekasi

Kelas : X-MIA 2

Konsep : Jamur

Observer :

Tahapan

Pembelajaran Inkuiri

Aspek tiap Tahapan

yang diamati

Aspek yang

diamati

Keterlaksanaan

50% <50%

Orientasi Mendengarkan

penjelasan dari guru.

Memperhatika

n dan

mendengarkan

instruksi dari

guru.

Merumuskan

masalah

Setelah mengamati

video dan gambar

dari guru serta

menuliskan tujuan

praktikum dan dasar

teori peserta didik

mampu merumuskan

masalah dari yang

mereka lihat atau

mereka amati.

Menuliskan

rumusan

masalah pada

lembar kerja

peserta didik √

Mengajukan

hipotesis masalah

Merumuskan

hipotesis dari

permasalahan yang

telah dirumuskan

sebelumnya bersama

teman

sekelompoknya.

Menyiapkan

alat dan bahan

apa yang akan

digunakan

Menuliskan

hipotesis yang

diajukan ke

dalam LKPD

Mengumpulkan data Mencari informasi

yang dibutuhkan.

Melakukan

kegiatan

praktikum

dengan teman

kelompoknya.

Page 152: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

141

Page 153: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

142

Page 154: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

143

Lampiran 15

Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

No X f - Z= x- /s F(z) S(z) F(z)-S(z)

1 15 1 -22,375 -2,297 0,011 0,025 0,014

2 15 1 -22,375 -2,297 0,011 0,050 0,039

3 25 1 -12,375 -1,271 0,102 0,075 0,027

4 25 1 -12,375 -1,271 0,102 0,100 0,002

5 25 1 -12,375 -1,271 0,102 0,125 0,023

6 25 1 -12,375 -1,271 0,102 0,150 0,048

7 25 1 -12,375 -1,271 0,102 0,175 0,073

8 30 1 -7,375 -0,757 0,224 0,200 0,024

9 30 1 -7,375 -0,757 0,224 0,225 0,001

10 30 1 -7,375 -0,757 0,224 0,250 0,026

11 35 1 -2,375 -0,244 0,404 0,275 0,129

12 35 1 -2,375 -0,244 0,404 0,300 0,104

13 35 1 -2,375 -0,244 0,404 0,325 0,079

14 35 1 -2,375 -0,244 0,404 0,350 0,054

15 35 1 -2,375 -0,244 0,404 0,375 0,029

16 35 1 -2,375 -0,244 0,404 0,400 0,004

17 35 1 -2,375 -0,244 0,404 0,425 0,021

18 35 1 -2,375 -0,244 0,404 0,450 0,046

19 35 1 -2,375 -0,244 0,404 0,475 0,071

20 35 1 -2,375 -0,244 0,404 0,500 0,096

21 35 1 -2,375 -0,244 0,404 0,525 0,121

22 40 1 2,625 0,270 0,606 0,550 0,056

23 40 1 2,625 0,270 0,606 0,575 0,031

24 40 1 2,625 0,270 0,606 0,600 0,006

25 40 1 2,625 0,270 0,606 0,625 0,019

26 40 1 2,625 0,270 0,606 0,650 0,044

27 45 1 7,625 0,783 0,783 0,675 0,108

28 45 1 7,625 0,783 0,783 0,700 0,083

29 40 1 2,625 0,270 0,606 0,725 0,119

30 45 1 7,625 0,783 0,783 0,750 0,033

31 45 1 7,625 0,783 0,783 0,775 0,008

32 45 1 7,625 0,783 0,783 0,800 0,017

33 45 1 7,625 0,783 0,783 0,825 0,042

34 45 1 7,625 0,783 0,783 0,85 0,067

35 50 1 12,625 1,296 0,903 0,875 0,028

36 55 1 17,625 1,810 0,965 0,900 0,065

Page 155: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

144

37 55 1 17,625 1,810 0,965 0,925 0,040

38 50 1 12,625 1,296 0,903 0,950 0,047

39 50 1 12,625 1,296 0,903 0,975 0,072

40 50 1 12,625 1,296 0,903 1,000 0,097

- ) = 37,375

Standar Deviasi (SD) = 9,739

1. Lhitung diambil dari nilai F(z)-S(z) terbesar

Lhitung = 0,129

2. Ltabel ditentukan dari tabel nilai kritis uji Liliefors

Ltabel =

√ =

√ =

= 0,140

Lhitung< Ltabel (0,129< 0,140) maka dapat disimpulkan bahwa data pretest

kelas kontrol berdistribusi normal.

Page 156: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

145

Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol

No. X F -

Z= x-

/s F(z) S(z) F(z)-S(z)

1 15 1 -21,375 -1,927 0,027 0,025 0,002

2 25 1 -11,375 -1,025 0,153 0,050 0,103

3 15 1 -21,375 -1,927 0,027 0,075 0,048

4 25 1 -11,375 -1,025 0,153 0,100 0,053

5 20 1 -16,375 -1,476 0,070 0,125 0,055

6 15 1 -21,375 -1,927 0,027 0,150 0,123

7 25 1 -11,375 -1,025 0,153 0,175 0,022

8 20 1 -16,375 -1,476 0,070 0,200 0,130

9 30 1 -6,375 -0,575 0,283 0,225 0,058

10 25 1 -11,375 -1,025 0,153 0,250 0,097

11 30 1 -6,375 -0,575 0,283 0,275 0,008

12 30 1 -6,375 -0,575 0,283 0,300 0,017

13 35 1 -1,375 -0,124 0,451 0,325 0,126

14 35 1 -1,375 -0,124 0,451 0,350 0,101

15 30 1 -6,375 -0,575 0,283 0,375 0,092

16 35 1 -1,375 -0,124 0,451 0,400 0,051

17 35 1 -1,375 -0,124 0,451 0,425 0,026

18 35 1 -1,375 -0,124 0,451 0,450 0,001

19 35 1 -1,375 -0,124 0,451 0,475 0,024

20 40 1 3,625 0,327 0,628 0,500 0,128

21 35 1 -1,375 -0,124 0,451 0,525 0,074

22 35 1 -1,375 -0,124 0,451 0,550 0,099

23 40 1 3,625 0,327 0,628 0,575 0,053

24 40 1 3,625 0,327 0,628 0,600 0,028

25 40 1 3,625 0,327 0,628 0,625 0,003

26 45 1 8,625 0,778 0,782 0,650 0,132

27 40 1 3,625 0,327 0,628 0,675 0,047

28 40 1 3,625 0,327 0,628 0,700 0,072

29 45 1 8,625 0,778 0,782 0,725 0,057

30 40 1 3,625 0,327 0,628 0,750 0,122

31 50 1 13,625 1,228 0,890 0,775 0,115

32 45 1 8,625 0,778 0,782 0,800 0,018

33 55 1 18,625 1,679 0,953 0,825 0,128

34 45 1 8,625 0,778 0,782 0,850 0,068

35 50 1 13,625 1,228 0,890 0,875 0,015

Page 157: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

146

36 50 1 13,625 1,228 0,890 0,900 0,010

37 50 1 13,625 1,228 0,890 0,925 0,035

38 55 1 18,625 1,679 0,953 0,950 0,003

39 50 1 13,625 1,228 0,890 0,975 0,085

40 50 1 13,625 1,228 0,890 1,000 0,110

- ) = 36,375

Standar Deviasi (SD) =11,093

1. Lhitung diambil dari nilai F(z)-S(z) terbesar

Lhitung = 0,132

2. Ltabel ditentukan dari tabel nilai kritis uji Liliefors

Ltabel =

√ =

√ =

= 0,140

Lhitung< Ltabel (0,132< 0,140) maka dapat disimpulkan bahwa data pretest

kelas kontrol berdistribusi normal.

Page 158: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

147

Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

No. X F - Z= x- /s F(z) S(z) F(z)-S(z)

1 65 1 -15,125 -1,518 0,065 0,025 0,040

2 70 1 -10,125 -1,016 0,155 0,050 0,105

3 65 1 -15,125 -1,518 0,065 0,075 0,010

4 70 1 -10,125 -1,016 0,155 0,100 0,055

5 60 1 -20,125 -2,019 0,022 0,125 0,103

6 65 1 -15,125 -1,518 0,065 0,150 0,085

7 65 1 -15,125 -1,518 0,065 0,175 0,110

8 70 1 -10,125 -1,016 0,155 0,200 0,045

9 70 1 -10,125 -1,016 0,155 0,225 0,070

10 75 1 -5,125 -0,514 0,304 0,250 0,054

11 70 1 -10,125 -1,016 0,155 0,275 0,120

12 75 1 -5,125 -0,514 0,304 0,300 0,004

13 75 1 -5,125 -0,514 0,304 0,325 0,021

14 75 1 -5,125 -0,514 0,304 0,350 0,046

15 80 1 -0,125 -0,013 0,495 0,375 0,120

16 75 1 -5,125 -0,514 0,304 0,400 0,096

17 75 1 -5,125 -0,514 0,304 0,425 0,121

18 80 1 -0,125 -0,013 0,495 0,450 0,045

19 80 1 -0,125 -0,013 0,495 0,475 0,020

20 80 1 -0,125 -0,013 0,495 0,500 0,005

21 80 1 -0,125 -0,013 0,495 0,525 0,030

22 80 1 -0,125 -0,013 0,495 0,550 0,055

23 85 1 4,875 0,489 0,688 0,575 0,113

24 80 1 -0,125 -0,013 0,495 0,600 0,105

25 85 1 4,875 0,489 0,688 0,625 0,063

26 85 1 4,875 0,489 0,688 0,650 0,038

27 85 1 4,875 0,489 0,688 0,675 0,013

28 90 1 9,875 0,991 0,839 0,700 0,139

29 85 1 4,875 0,489 0,688 0,725 0,037

30 90 1 9,875 0,991 0,839 0,750 0,089

31 85 1 4,875 0,489 0,688 0,775 0,087

32 90 1 9,875 0,991 0,839 0,800 0,039

33 95 1 14,875 1,492 0,932 0,825 0,107

34 95 1 14,875 1,492 0,932 0,850 0,082

35 90 1 9,875 0,991 0,839 0,875 0,036

36 90 1 9,875 0,991 0,839 0,900 0,061

Page 159: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

148

37 90 1 9,875 0,991 0,839 0,925 0,086

38 90 1 9,875 0,991 0,839 0,950 0,111

39 95 1 14,875 1,492 0,932 0,975 0,043

40 100 1 19,875 1,994 0,977 1,000 0,023

- ) = 80,125

Standar Deviasi (SD) = 9,967

3. Lhitung diambil dari nilai F(z)-S(z) terbesar

Lhitung = 0,139

4. Ltabel ditentukan dari tabel nilai kritis uji Liliefors

Ltabel =

√ =

√ =

= 0,140

Lhitung< Ltabel (0,139< 0,140) maka dapat disimpulkan bahwa data posttest

kelas ekperimen berdistribusi normal.

Page 160: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

149

Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol

No. X F -

Z= x-

/s F(z) S(z) F(z)-S(z)

1 60 1 -13,375 -1,632 0,051 0,025 0,026

2 65 1 -8,375 -1,022 0,153 0,050 0,103

3 60 1 -13,375 -1,632 0,051 0,075 0,024

4 60 1 -13,375 -1,632 0,051 0,100 0,049

5 65 1 -8,375 -1,022 0,153 0,125 0,028

6 65 1 -8,375 -1,022 0,153 0,150 0,003

7 60 1 -13,375 -1,632 0,051 0,175 0,124

8 65 1 -8,375 -1,022 0,153 0,200 0,047

9 65 1 -8,375 -1,022 0,153 0,225 0,072

10 65 1 -8,375 -1,022 0,153 0,250 0,097

11 70 1 -3,375 -0,412 0,340 0,275 0,065

12 70 1 -3,375 -0,412 0,340 0,300 0,040

13 70 1 -3,375 -0,412 0,340 0,325 0,015

14 70 1 -3,375 -0,412 0,340 0,350 0,010

15 70 1 -3,375 -0,412 0,340 0,375 0,035

16 70 1 -3,375 -0,412 0,340 0,400 0,060

17 70 1 -3,375 -0,412 0,340 0,425 0,085

18 70 1 -3,375 -0,412 0,340 0,450 0,110

19 70 1 -3,375 -0,412 0,340 0,475 0,135

20 75 1 1,625 0,198 0,579 0,500 0,079

21 75 1 1,625 0,198 0,579 0,525 0,054

22 75 1 1,625 0,198 0,579 0,550 0,029

23 75 1 1,625 0,198 0,579 0,575 0,004

24 75 1 1,625 0,198 0,579 0,600 0,021

25 75 1 1,625 0,198 0,579 0,625 0,046

26 75 1 1,625 0,198 0,579 0,650 0,071

27 75 1 1,625 0,198 0,579 0,675 0,096

28 75 1 1,625 0,198 0,579 0,700 0,121

29 80 1 6,625 0,808 0,791 0,725 0,066

30 80 1 6,625 0,808 0,791 0,750 0,041

31 80 1 6,625 0,808 0,791 0,775 0,016

32 85 1 11,625 1,419 0,922 0,800 0,122

33 80 1 6,625 0,808 0,791 0,825 0,034

34 85 1 11,625 1,419 0,922 0,850 0,072

35 80 1 6,625 0,808 0,791 0,875 0,084

Page 161: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

150

36 90 1 16,625 2,029 0,979 0,900 0,079

37 80 1 6,625 0,808 0,791 0,925 0,134

38 85 1 11,625 1,419 0,922 0,950 0,028

39 90 1 16,625 2,029 0,979 0,975 0,004

40 85 1 11,625 1,419 0,922 1,000 0,078

- ) = 73,375

Standar Deviasi (SD) = 8,195

1. Lhitung diambil dari nilai F(z)-S(z) terbesar

Lhitung = 0,135

2. Ltabel ditentukan dari tabel nilai kritis uji Liliefors

Ltabel =

√ =

√ =

= 0,140

Lhitung< Ltabel (0,135< 0,140) maka dapat disimpulkan bahwa data posttest

kelas kontrol berdistribusi normal.

Page 162: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

151

Lampiran 16

Uji Homogenitas Pretest dan Posttest

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

N 40 40

37,375 36,375

SD 9,739 11,093

Varians (S = SD2) 94,848 123,054

F =

=

=

=

= 0,594

Untuk menentukan Ftabel, maka dihitung:

df pembilang = k-1

= jumlah variabel – 1

= 2 -1

= 1

df penyebut = (N1+N2) - k

= jumlah sampel – jumlah variabel

= 80 – 2

= 78

Diperoleh Ftabel sebesar 3,96. Fhitung< Ftabel (0,594< 3,96) sehingga dapat disimpulkan

bahwa data pretest kedua kelas tersebut adalah homogen.

Page 163: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

152

Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

F =

=

=

=

= 2,188

Untuk menentukan Ftabel, maka dihitung:

df pembilang = k-1

= jumlah variabel – 1

= 2 -1

= 1

df penyebut = (N1+N2) -k

= jumlah sampel – jumlah variabel

= 80 – 2

= 78

Diperoleh Ftabel sebesar 3,96. Fhitung< Ftabel (2,188 < 3,96) sehingga dapat disimpulkan

bahwa data posttest kedua kelas tersebut adalah homogen.

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

N 40 40

80,125 73,375

SD 9,967 8,195

Varians (S = SD2) 99,341 67,158

Page 164: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

153

Lampiran 17

Uji Hipotesis Data Pretest dan Posttest

t =

dengan S = √( ) ( )

Berdasarkan data pretest, diketahui:

1 = 37,375 S1 = 9,739 N1 = 40

2 = 36,375 S2 = 11,093 N2= 40

Nilai S dapat ditentukan sebagai berikut:

S = √( ) ( )

S = √( )( ) ( )( )

S = √

S = √

S = √

S = 10,437

Dari data tersebut, maka dapat dihitung:

t =

t =

Page 165: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

154

t =

t =

= 0,428

Interpretasi terhadap to:

df atau db = (N1 + N2) – 2

= (40 + 40) – 2

= 80 – 2

= 78

ttabel pada taraf signifikasi α = 0,05 adalah 1,991.

Diperoleh hasil thitung< ttabel (0,428< 1,991) sehingga Ha ditolak dan dapat ditarik

kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan pengetahuan peserta didik sebelum

menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar peserta

didik pada konsep jamur.

Page 166: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

155

Uji Hipotesis Data Posttest

t =

dengan S = √( ) ( )

Berdasarkan data posttest, diketahui:

1 = 80,125 S1 = 9,967 N1 = 40

2 = 73,375 S2 = 8,195 N2= 40

Nilai S dapat ditentukan sebagai berikut:

S = √( ) ( )

S = √( )( ) ( )( )

S = √

S = √

S = √

S = 9,124

Dari data tersebut, maka dapat dihitung:

t =

t =

t =

Page 167: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

156

t =

= 3,30

Interpretasi terhadap to:

df atau db = (N1 + N2) – 2

= (40 + 40) – 2

=80 – 2

= 78

ttabel pada taraf signifikasi α= 0,05 adalah 1,991.

Diperoleh hasil thitung > ttabel (3,30> 1,991) sehingga Ha diterima dan dapat ditarik

kesimpulan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing

terhadap hasil belajar peserta didik pada konsep jamur.

Page 168: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

157

Lampiran 18

RPP RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : SMA

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas / Semester : X/ 2

Materi : Jamur

Alokasi Waktu : 3 x 45 menit

Pertemuan : Pertama

A. Kompetensi Inti :

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianutnya.

KI 2 :Mengahayati dan mengamalkan prilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan

proaktif, dan menujukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial

dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia.

KI 3 :Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan factual, konseptual,

prosedural, berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,

serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang di pelajarinya disekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

Page 169: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

158

B. Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar Indikator

3.6 Menerapkan prinsip

klasifikasi untuk menggolongkan

jamur berdasarkan ciri-ciri dan

cara reproduksinya melalui

pengamatan secara teliti dan

sistematis.

3.6.1 Mengidentifikasi ciri-ciri umum dan struktur

tubuh jamur.

3.6.2 Menjelaskan cara hidup dan reproduksi

jamur

3.6.3 Mengklasifikasikan dasar pengelompokkan

jamur

4.6 Menyajikan data hasil

pengamatan ciri-ciri dan peran

jamur dalam kehidupan dan

lingkungan dalam bentuk laporan

tertulis.

4.6.1 Melakukan pengamatan jamur mikroskopis

pada jamur oncom /tempe dan makroskopis

pada jamur jenis basidiomycota dengan

mengamati morfologi tubuhnya

4.6.2 Membuat laporan hasil pengamatan pada

jamur mikroskopis dan makroskopis

C. Tujuan Pembelajaran :

Setelah melakukan pembelajaran ini diharapkan peserta didik mampu:

1. Peserta didik mampu mengidentifikasi ciri umum dan struktur tubuh

jamur melalui pengamatan

2. Peserta didik mampu menjelaskan cara hidup dan reproduksi jamur

melalui studi pustaka

3. Peserta didik mampu mengklasifikasikan jamur berdasarkan divisinya

melalui studi pustaka

4. Peserta didik mampu membuat laporan hasil pengamatan pada jamur

mikroskopis dan makroskopis

D. Materi Ajar :

1. Fakta

Fungi [Jamur]

Page 170: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

159

2. Konsep

Pengertian tentang fungi/jamur, ciri- ciri umum jamur, klasifikasi jamur

mikroskopis dan makroskopis, reproduksi jamur.

dengan alga

peran simbiosis

dengan akar

Berdasar hifa

meliputi

memiliki

E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Inkuiri Terbimbing

2. Metode : Pengamatan, presentasi, diskusi kelompok, tanya jawab.

Jamur

Menguntungkan

Merugikan

Lumut kerak

Meikoriza

Tidak Bersekat Bersekat

Zygomycota Basidiomycota Deuteromycota Ascomycota

Ascokarp

Askus

Askospora

Basidiokarp

Basidium

Basidiospora

Spora seksual

Spora aseksual Zigospora

Page 171: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

160

F. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Pertama (3x45menit)

Sintaks

Pendekatan

Inkuiri

Terbimbing

Kegiatan Guru

Kegiatan Peserta

didik

Alokasi

waktu

Pendahuluan

Motivasi

Guru mengucapkan

salam kepada

peserta didik dengan

senyum yang

bersahabat.

Guru mengajak

peserta didik untuk

berdoa sesuai

keyakinan masing-

masing.

Guru mengecek

kehadiran peserta

didik.

Guru menanyakan

kesiapan peserta

didik dalam

melakukan

pembelajaran.

Guru memberikan

soal pretest

berkaitan dengan

materi jamur.

Guru mengulas

kembali mengenai

ciri-ciri umum

Peserta didik

menjawab

salam

Peserta didik

berdoa dengan

tertib

Peserta didik

mendengarkan

guru

Peserta didik

mengeluarkan

alat tulisnya.

Peserta didik

mengerjakan

soal-soal pretest

dengan tertib

Peserta didik

memperhatikan

penjelasan dari

30 menit

Page 172: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

161

makhluk hidup guru.

Apersepsi

Guru memberikan

apersepsi dengan

menanyakan

“Apakah kalian

pernah melihat

jamur? Bagaimana

bentuk jamur?”

Guru

menyampaikan

tujuan pembelajaran

pada hari tersebut

berkaitan dengan

materi jamur.

Peserta didik

menjawab

pertanyaan

guru, dengan

menggunakan

pengetahuan

yang dimiliki.

Peserta didik

mendengarkan

penyampaian

yang diberikan

oleh guru

dengan seksama

Kegiatan Inti

Sintaks

Pendekatan

Inkuiri

Terbimbing

Kegiatan Guru

Kegiatan peserta

didik

Alokasi

Waktu

Orientasi

Guru membimbing

peserta didik dalam

pembentukan

kelompok kecil ,

maksimal anggota

kelompok terdiri

dari 5 orang

Guru menampilkan

video mengenai

Ciri-ciri umum

jamur,

Peserta didik

bergabung

dengan

kelompoknya.

Peserta didik

mendengarkan

dan

memperhatikan

1 menit

2 menit

Page 173: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

162

pengelompokkan

jamur, serta cara

hidup dan

reproduksi jamur.

Guru membagikan

LKPD kepada

masing-masing

kelompok.

Guru menjelaskan

petunjuk yang

terdapat pada

LKPD.

Observasi

Guru membimbing

peserta didik untuk

membaca dan

memperhatikan

gambar serta

wacana mengenai

jamur agar dapat

merumuskan

masalah.

Guru dengan

seksama.

Peserta didik

mulai membaca

LKPD.

Peserta didik

mendengarkan

penjelasan dari

guru.

Peserta didik

membaca dan

memperhatikan

gambar serta

wacana yang

berkaitan

dengan jamur.

1 menit

1 menit

3 menit

Merumuskan

Masalah

Guru membimbing

peserta didik untuk

merumuskan

masalah

berdasarkan wacana

yang terdapat pada

LKPD mengenai

pengamatan jamur

yang akan

dipraktikumkan.

Peserta didik

membuat

rumusan

masalah

berdasarkan

wacana yang

telah dibaca.

10 menit

Page 174: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

163

Merumuskan

Hipotesis

Guru membimbing

peserta didik untuk

berdiskusi dengan

teman

kelompoknya dan

membuat hipotesis

mengenai masalah

yang disajikan.

Guru meminta

peserta didik untuk

menuliskan

hipotesis yang telah

dibuat ke dalam

LKPD.

Peserta didik

berdiskusi

dengan teman

kelompoknya

untuk membuat

hipotesis dari

rumusan

masalah yang

telah dibuat.

Peserta didik

menuliskan

hipotesis di

lembar LKPD.

10 menit

Mengumpulk

an Data

Guru membimbing

peserta didik dalam

mencari referensi

mengenai

praktikum yang

akan dilakukan.

Guru membimbing

peserta didik dalam

mempersiapkan alat

dan bahan yang

akan digunakan

dalam praktikum.

Guru membimbing

dan mengawasi

peserta didik dalam

Peserta didik

dalam tiap

kelompoknya

mencari

referensi yang

relevan.

Peserta didik

mulai

mengambil alat

bahan yang

diperlukan

dalam praktikum

yang akan

dilakukan.

Peserta didik

bersama teman

kelompoknya

2 menit

9 menit

35 menit

Page 175: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

164

kegiatan praktikum. mulai

melakukan

kegiatan

praktikum.

Menguji

Hipotesis

Guru membimbing

peserta didik untuk

menuliskan hasil

kegiatan praktikum

dan berdiskusi

terkait dengan

hipotesis yang telah

dirumuskan

sebelumnya pada

LKPD.

Guru membimbing

peserta didik dalam

menganalisis hasil

praktikum yang

telah dilakukan dan

membuat

penjelasan lengkap

terkait dengan

pengamatan jamur

dengan mengacu

pada referensi yang

relevan.

Guru meminta

peserta didik untuk

menjawab semua

pertanyaan yang

terdapat pada

LKPD terkait

Peserta didik

menuliskan hasil

praktikumnya

dan berdiskusi

kembali bersama

teman

kelompoknya.

Peserta didik

menganalisis

hasil

pengamatannya

dengan mengacu

pada referensi

yang relevan.

Peserta didik

menjawab

pertanyaan yang

tertera dalam

lembar LKPD.

2 Menit

2 menit

7 menit

Page 176: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

165

pengamatan yang

telah dilakukan.

Merumuskan

Kesimpulan

Guru meminta

peserta didik untuk

membuat

kesimpulan dari

hasil pengamatan

yang telah

dilakukan dan

menuliskannya ke

dalam LKPD.

Guru meminta

perwakilan dari

masing-masing

kelompok untuk

mempresentasikan

atau menyampaikan

hasil pengamatan

yang telah

dilakukan.

Guru

mempersilahkan

kepada peserta

didik dari

kelompok lain

untuk menanggapi

atau bertanya.

Peserta didik

membuat

kesimpulan dari

hasil

pengamatan

yang telah

dilakukan dan

menuliskannya

ke dalam lembar

LKPD.

Masing-masing

perwakilan

kelompok

mempresentasik

an hasil

pengamatan

yang telah

dilakukan.

Peserta didik

dari kelompok

lain, mulai

menanggapi dan

bertanya kepada

perwakilan

kelompok yang

sudah

presentasi.

3 Menit

5 menit

5 menit

Kegiatan akhir

Page 177: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

166

Sintaks

Pendekatan

Inkuiri

Terbimbing

Kegiatan Guru

Kegiatan Peserta

didik

Alokasi

Waktu

Penutup

Evaluasi

Guru memberikan

penguatan dengan

penjelasan sebagai

penyempurnaan

kesimpulan yang

dihasilkan oleh

peserta didik.

Peserta didik

mendengarkan

penjelasan dari guru

dengan seksama.

2 menit

Penutup

Guru membagikan

LKPD untuk

pertemuan kedua

dan meminta

peserta didik untuk

melakukan

kegiatan

pembuatan tempe

sesuai dengan

langkah kerja yang

ada.

Guru meminta

peserta didik untuk

merapihkan

kembali alat dan

bahan yang telah

digunakan.

Guru menutup

kelas dengan

Peserta didik

mencatat pesan

dari guru.

Peserta didik

merapihkan alat

dan bahan yang

telah digunakan.

Peserta didik

menjawab salam

dari guru.

1 menit

3menit

1 menit

Page 178: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

167

mengucapkan

salam.

Page 179: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

168

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMA

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas / Semester : X/ 2

Materi : Jamur

Alokasi Waktu : 3 x 45 menit

Pertemuan : Kedua

A. Kompetensi Inti :

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianutnya.

KI 2 : Mengahayati dan mengamalkan prilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan

proaktif, dan menujukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial

dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan factual, konseptual,

prosedural, berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,

serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang di pelajarinya disekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

Page 180: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

169

B. Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar Indikator

3.6 Menerapkan prinsip

klasifikasi untuk menggolongkan

jamur berdasarkan ciri-ciri dan

cara reproduksinya melalui

pengamatan secara teliti dan

sistematis.

3.6.4 Menjelaskan hubungan simbiotik jamur

dengan tanaman lain

3.6.5 Menjelaskan jenis jamur dan peranannya

dalam kehidupan

4.6 Menyajikan data hasil

pengamatan ciri-ciri dan peran

jamur dalam kehidupan dan

lingkungan dalam bentuk laporan

tertulis.

4.6.1 Membuat laporan tertulis berdasarkan hasil

kegiatan praktikum peran jamur mikroskopis

dalam fermentasi.

C. Tujuan Pembelajaran :

Setelah melakukan pembelajaran ini diharapkan peserta didik mampu:

1. Peserta didik mampu menyelidiki informasi mengenai peran jenis-jenis

jamur mikroskopis dan makroskopis dalam kehidupan

2. Peserta didik mampu menganalisis peran jenis-jenis jamur mikroskopis

dan makroskopis dalam kehidupan

3. Peserta didik mampu menampilkan data mengenai peran jenis-jenis jamur

mikroskopis dan makroskopis dalam kehidupan

4. Peserta didik mampu membuat laporan hasil pengamatan pada jamur

mikroskopis dan makroskopis.

D. Materi Ajar :

1. Fakta

Fungi [Jamur]

2. Konsep

Hubungan simbiosis antara jamur dengan organisme lain dan peranan

jamur mikroskopis dan makroskopis dalam kehidupan.

Page 181: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

170

dengan alga

peran simbiosis

dengan akar

Berdasar hifa

meliputi

memiliki

E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Inkuiri terbimbing

2. Metode : Ceramah, pengamatan, diskusi kelompok, tanya jawab.

F. Langkah –Langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan kedua (3x 45 menit)

Tahapan Kegiatan Guru Kegiatan Peserta

didik

Alokasi

waktu

Pembukaan

Guru memberikan

salam, mengecek

absensi,

Peserta didik

menjawab salam,

berdoa, dan

3 menit

Jamur

rrr2w

Menguntungkan

Merugikan

Lumut kerak

Mikoriza

Tidak Bersekat Bersekat

Zygomycota Basidiomycota Deuteromycota Ascomycota

Ascokarp

Askus

Askospora

Basidiokarp

Basidium

Basidiospora

Spora seksual

Spora aseksual Zigospora

Page 182: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

171

Pendahuluan

membimbing untuk

berdoa, mengecek

kesiapan peserta

didik dan

menyiapakan buku

ajar.

mengeluarkan

buku pelajaran

biologi.

Motivasi

Guru memotivasi

kepada peserta

didik terkait peran

jamur dalam

kehidupan.

Peserta didik

termotivasi

untuk

mengetahui

peran jamur

dalam

kehidupan.

3 menit

Apersepsi

Guru memberikan

apersepsi dengan

mengarahkan

pertanyaan “Apa

saja peranan jamur

dalam kehidupan?”

Peserta didik

menjawab

pertanyaan yang

diberikan oleh

Guru dengan

pengetahuan

yang dimiliki.

4 menit

Kegiatan Inti

Tahapan Kegiatan Guru Kegiatan peserta

didik

Alokasi

Waktu

Orientasi

Guru membimbing

peserta didik

untuk duduk

berkelompok

berdasarkan

Peserta didik

bergabung dengan

kelompoknya.

Page 183: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

172

kelompok yang

telah dibagikan

sebelumnya

Guru

menampilkan

video mengenai

peranan jamur

dalam kehidupan

serta hubungan

simbiotik jamur

dengan organisme

lain.

Guru membimbing

peserta didik

untuk membaca

dan

memperhatikan

gambar serta

wacana mengenai

peranan jamur

agar dapat

merumuskan

masalah yang

disajikan.

Peserta didik

mendengarkan

dan

memperhatikan

Guru dengan

seksama.

Peserta didik

mulai membaca

dan

memperhatikan

gambar serta

wacana yang

berkaitan dengan

peranan jamur.

10 menit

Merumuskan

masalah

Guru membimbing

peserta didik

untuk

merumuskan

masalah

berdasarkan

wacana yang

terdapat pada

Peserta didik

membuat rumusan

masalah

berdasarkan

wacana yang telah

dibaca.

10 menit

Page 184: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

173

LKPD mengenai

peranan jamur.

Merumuskan

hipotesis

Guru meminta

peserta didik

untuk menuliskan

hipotesis dalam

LKPD terkait

peran jamur dalam

proses fermentasi

Peserta didik

menuliskan

hipotesis terkait

peran jamur

dalam proses

fermentasi sesuai

dengan instruksi

dari Guru.

10 menit

Mengumpulkan

data

Guru meminta

peserta didik

untuk

menunjukkan

tempe yang telah

dibuat.

Guru membimbing

dan mengawasi

peserta didik

dalam kegiatan

diskusi terkait

hasil morfologi

dari pembuatan

tempe.

Guru membagikan

lembar tugas

terkait hubungan

simbiotik jamur

dengan organisme

lain.

Peserta didik

mengumpulkan

hasil eksperimen

yang telah

dilakukan.

Peserta didik

mulai berdiskusi

terkait morfologi

yang dihasilkan

dari tempe yang

telah dibuat.

Peserta didik

bersama teman

kelompoknya

mulai berdiskusi

dan mengerjakan

lembar tugas

terkait hubungan

45 menit

Page 185: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

174

simbiotik jamur

dengan organisme

lainnya.

Menguji

hipotesis

Guru membimbing

peserta didik

untuk menuliskan

hasil kegiatan

diskusi terkait

dengan hipotesis

yang telah

dirumuskan

sebelumnya pada

LKPD.

Guru membimbing

peserta didik

dalam menyelidiki

informasi serta

mencari referensi

yang relevan

terkait dengan

peran jamur dalam

proses fermentasi

dan hubungan

simbiotik jamur

dengan organisme

lain.

Guru membimbing

peserta didik

dalam

menganalisis hasil

pengamatan yang

telah dilakukan

Peserta didik

menuliskan hasil

praktikumnya dan

berdiskusi

kembali bersama

teman

kelompoknya.

Peserta didik

dalam tiap

kelompoknya

menyelidiki

informasi serta

mencari referensi

yang relevan

terkait dengan

peran jamur

dalam proses

fermentasi dan

hubungan

simbiotik jamur

dengan organisme

lain.

Peserta didik

menganalisis hasil

pengamatannya

dengan mengacu

20 Menit

Page 186: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

175

dan membuat

penjelasan lengkap

terkait dengan

peranan jamur

serta hubungan

simbiotik jamur

dengan mengacu

pada referensi

yang relevan.

Guru meminta

peserta didik

untuk menjawab

semua pertanyaan

yang terdapat pada

LKPD terkait

pengamatan yang

telah dilakukan.

pada referensi

yang relevan.

Kemudian

masing-masing

kelompok

mengungkapkan

hasil analisisnya.

Peserta didik

menjawab

pertanyaan yang

tertera dalam

LKPD.

Menarik

kesimpulan

Guru meminta

perwakilan dari

masing-masing

kelompok untuk

mempresentasikan

atau

menyampaikan

hasil kerjanya

terkait pembuatan

tempe yang telah

dilakukan.

Guru

mempersilahkan

kepada peserta

didik dari

Masing-masing

perwakilan

kelompok

mempresentasika

n hasil

pengamatan yang

telah dilakukan.

Peserta didik dari

kelompok lain,

mulai menanggapi

dan bertanya

kepada

perwakilan

kelompok yang

sudah presentasi.

10 menit

Page 187: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

176

kelompok lain

untuk menanggapi

atau bertanya.

Guru meminta

peserta didik

untuk membuat

kesimpulan dari

hasil pengamatan

yang telah

dilakukan dan

menuliskannya ke

dalam LKPD.

Peserta didik

membuat

kesimpulan dari

hasil pengamatan

yang telah

dilakukan.

Kegiatan Akhir

Tahapan Kegiatan Guru Kegiatan Peserta

didik

Alokasi

Waktu

Evaluasi

Guru meminta

peserta didik untuk

mengumpulkan

LKPD yang telah

dikerjakan

sebelumnya.

Guru memberikan

penguatan berupa

penjelasan sebagai

penyempurnaan

kesimpulan yang

dihasilkan oleh

peserta didik.

Peserta didik

menyerahkan

LKPD yang telah

dikerjakan kepada

Guru.

Peserta didik

mendengarkan

penjelasan dari

guru dengan

seksama.

15 menit

Guru meminta

Page 188: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

177

Penutup

peserta didik untuk

merapihkan

bangku-bangku ke

tempat semula.

Guru menutup

kelas dengan

mengucapkan

salam.

Peserta didik

merapihkan

bangku-bangku ke

tempat semula.

Peserta didik

menjawab salam

dari guru.

3 menit

1 menit

G. Sumber/Bahan/Alat

Sumber :

1. Buku Biologi untuk SMA Kelas X, karangan Nunung nurhayati, Mukhlis,

Agus Jaya, Yrama Widya.

2. Buku Biologi untuk SMA kelas X, karangan Resti Septianing dkk,

Yudhistira.

3. Buku-buku yang relevan

Bahan :

1. LKPD

2. Gambar/foto berbagai tentang jamur

3. PPT

Alat : LCD, laptop, speaker laptop

Page 189: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

178

Page 190: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

179

Lampiran 19

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : SMA

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas / Semester : X/ 2

Materi : Jamur

Alokasi Waktu : 3 x 45 menit

Pertemuan : Pertama

A. Kompetensi Inti :

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianutnya.

KI 2 :Mengahayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan

proaktif, dan menujukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial

dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia.

KI 3 :Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan factual, konseptual,

prosedural, berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,

serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang di pelajarinya disekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

Page 191: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

180

B. Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar Indikator

3.6 Menerapkan prinsip

klasifikasi untuk menggolongkan

jamur berdasarkan ciri-ciri dan

cara reproduksinya melalui

pengamatan secara teliti dan

sistematis.

3.6.1 Mengidentifikasi ciri-ciri umum dan struktur

tubuh jamur.

3.6.2 Menjelaskan cara hidup dan reproduksi

jamur

3.6.3 Mengklasifikasikan dasar pengelompokkan

jamur

4.6 Menyajikan data hasil

pengamatan ciri-ciri dan peran

jamur dalam kehidupan dan

lingkungan dalam bentuk laporan

tertulis.

4.6.1 Melakukan pengamatan jamur mikroskopis

pada jamur oncom /tempe dan makroskopis

pada jamur jenis basidiomycota dengan

mengamati morfologi tubuhnya

4.6.2 Membuat laporan hasil pengamatan pada

jamur mikroskopis dan makroskopis

C. Tujuan Pembelajaran :

Setelah melakukan pembelajaran ini diharapkan siswa mampu:

1. Peserta didik mampu mengidentifikasi ciri umum dan struktur tubuh

jamur melalui pengamatan

2. Peserta didik mampu menjelaskan cara hidup dan reproduksi jamur

melalui studi pustaka

3. Peserta didik mampu mengklasifikasikan jamur berdasarkan divisinya

melalui studi pustaka

4. Peserta didik mampu membuat laporan hasil pengamatan pada jamur

mikroskopis dan makroskopis.

D. Materi Ajar :

1. Fakta

Fungi [Jamur]

2. Konsep

Pengertian tentang fungi/jamur, ciri- ciri umum jamur, klasifikasi jamur

mikroskopis dan makroskopis, reproduksi jamur.

Page 192: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

181

dengan alga

peran simbiosis

dengan akar

Berdasar hifa

meliputi

memiliki

E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Saintifik

2. Metode : Ceramah, pengamatan, diskusi kelompok, tanya jawab.

F. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Pertama (3x45menit)

Tahapan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi

waktu

Motivasi

Guru mengucapkan

salam kepada

peserta didik dengan

senyum yang

bersahabat.

Peserta didik

menjawab

salam

Jamur

Menguntungkan

Merugikan

Lumut kerak

Meikoriza

Tidak Bersekat Bersekat

Zygomycota Basidiomycota Deuteromycota Ascomycota

Ascokarp

Askus

Askospora

Basidiokarp

Basidium

Basidiospora

Spora seksual

Spora aseksual Zigospora

Page 193: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

182

Pendahuluan

Guru mengajak

peserta didik untuk

berdoa sesuai

keyakinan masing-

masing.

Guru mengecek

kehadiran peserta

didik.

Guru menanyakan

kesiapan peserta

didik dalam

melakukan

pembelajaran.

Guru memberikan

soal pretest

berkaitan dengan

materi jamur.

Guru mengulas

kembali mengenai

ciri-ciri umum

makhluk hidup

Peserta didik

berdoa dengan

tertib

Peserta didik

mendengarkan

guru

Peserta didik

mengeluarkan

alat tulisnya.

Peserta didik

mengerjakan

soal-soal pretest

dengan tertib

Peserta didik

memperhatikan

penjelasan dari

guru.

30 menit

Apersepsi

Guru memberikan

apersepsi dengan

menanyakan

“Apakah kalian

pernah melihat

jamur? Bagaimana

bentuk jamur?”

Guru

menyampaikan

tujuan pembelajaran

Peserta didik

menjawab

pertanyaan

guru, dengan

menggunakan

pengetahuan

yang dimiliki.

Peserta didik

mendengarkan

penyampaian

Page 194: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

183

pada hari tersebut

berkaitan dengan

materi jamur.

yang diberikan

oleh guru

dengan seksama

Kegiatan Inti

Tahapan Kegiatan Guru Kegiatan siswa Alokasi

Waktu

Mengamati

Guru menampilkan

video terkait ciri-

ciri umum jamur,

pengelompokkan

jamur serta cara

hidup dan

reproduksi jamur.

Guru membagikan

lembaran LKPD

kepada masing-

masing kelompok.

Guru menjelaskan

petunjuk yang

terdapat pada

LKPD.

Peserta didik

mendengarkan dan

memperhatikan

Guru dengan

seksama.

Peserta didik mulai

membaca

lembaran LKPD.

Peserta didik

mendengarkan

penjelasan dari

guru.

15 menit

Menanya Memotivasi peserta

didik untuk

bertanya terkait

kegiatan praktikum

yang akan

dilakukan.

Membimbing

peserta didik untuk

merumuskan

masalah.

Peserta didik

termotivasi untuk

bertanya dan mulai

berdiskusi dengan

teman

kelompoknya

dalam

merumuskan

masalah.

10 menit

Page 195: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

184

Mengeksplora

si

Guru membimbing

peserta didik dalam

pembentukan

kelompok kecil,

maksimal anggota

kelompok terdiri

dari 5 orang

Guru membimbing

peserta didik dalam

kegiatan praktikum

pengamatan jamur

mikroskopis dan

makroskopis.

Peserta didik

bergabung dengan

kelompoknya.

Peserta didik

bersama

kelompoknya

mulai melakukan

kegiatan praktikum

pengamatan jamur

mikroskoipis dan

makroskopis

40 menit

Mengasosiasi Guru membimbing

peserta didik untuk

mengumpulkan

informasi dari

berbagai literatur

seperti buku paket,

internet, dan

sumber lain yang

relevan.

Guru memastikan

setiap anggota

kelompok

berkontribusi dalam

mengolah informasi

Peserta didik

mencari dan

mengumpulkan

informasi yang

berkaitan dengan

kegiatan praktikum

dari

berbagai literatur

Peserta didik

dengan teman

kelompoknya

mengolah

informasi yang

telah didapat

10 menit

Mengkomuni

kasi

Guru meminta

perwakilan dari

Masing-masing

perwakilan

25 menit

Page 196: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

185

masing-masing

kelompok untuk

mempresentasikan

atau menyampaikan

hasil pengamatan

yang telah

dilakukan.

Guru

mempersilahkan

kepada peserta

didik dari

kelompok lain

untuk menanggapi

atau bertanya.

kelompok

mempresentasikan

hasil pengamatan

yang telah

dilakukan.

Peserta didik mulai

menanggapi dan

bertanya kepada

perwakilan

kelompok yang

sudah presentasi.

Kegiatan akhir

Tahapan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi

Waktu

Penutup

Evaluasi

Guru memberikan

penguatan dengan

penjelasan sebagai

penyempurnaan

kesimpulan yang

dihasilkan oleh

peserta didik.

Peserta didik

mendengarkan

penjelasan dari guru

dengan seksama.

3 menit

Penutup

Guru membagikan

LKPD untuk

pertemuan kedua

dan meminta

Peserta didik

mencatat pesan

dari guru.

1 menit

Page 197: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

186

peserta didik

melakukan

kegiatan

pembuatan tempe

di rumah sesuai

dengan langkah

kerja yang ada.

Guru meminta

peserta didik untuk

merapihkan

kembali alat dan

bahan yang telah

digunakan.

Guru menutup

kelas dengan

mengucapkan

salam.

Peserta didik

merapihkan alat

dan bahan yang

telah digunakan.

Peserta didik

menjawab salam

dari guru.

1 menit

G. Sumber/Bahan/Alat

Sumber :

1. Buku Biologi untuk SMA Kelas X, karangan Nunung nurhayati, Mukhlis,

Agus Jaya, Yrama Widya.

2. Buku Biologi untuk SMA kelas X, karangan Resti Septianing dkk,

Yudhistira.

3. Buku-buku yang relevan

Bahan :

1. LKS

2. Gambar/foto berbagai jenis jamur

3. PPT

Alat : LCD, laptop, speaker laptop

Page 198: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

187

Page 199: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

188

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : SMA

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas / Semester : X/ 2

Materi : Jamur

Alokasi Waktu : 3 x 45 menit

Pertemuan : Kedua

A. Kompetensi Inti :

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianutnya.

KI 2 :Mengahayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan

proaktif, dan menujukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial

dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia.

KI 3 :Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan factual, konseptual,

prosedural, berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,

serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang di pelajarinya disekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

Page 200: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

189

B. Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar Indikator

3.6 Menerapkan prinsip

klasifikasi untuk menggolongkan

jamur berdasarkan ciri-ciri dan

cara reproduksinya melalui

pengamatan secara teliti dan

sistematis.

3.6.4 Menjelaskan hubungan simbiotik jamur

dengan organisme lain

3.6.5 Menjelaskan jenis jamur dan peranannya

dalam kehidupan

4.6 Menyajikan data hasil

pengamatan ciri-ciri dan peran

jamur dalam kehidupan dan

lingkungan dalam bentuk laporan

tertulis.

4.6.2 Membuat laporan tertulis berdasarkan hasil

kegiatan praktikum peran jamur mikroskopis

dalam fermentasi.

C. Tujuan Pembelajaran :

Setelah melakukan pembelajaran ini diharapkan siswa mampu:

1. Peserta didik mampu menyelidiki informasi mengenai peran jenis-jenis

jamur mikroskopis dan makroskopis dalam kehidupan

2. Peserta didik mampu menganalisis peran jenis-jenis jamur mikroskopis

dalam kehidupan

3. Peserta didik mampu menampilkan data mengenai peran jenis-jenis jamur

mikroskopis dalam kehidupan

4. Peserta didik mampu membuat laporan hasil pengamatan peran jenis-

jenis jamur mikroskopis dalam kehidupan

5. Peserta didik mampu menjelaskan simbiosis antara jamur dengan

organisme lainnya melalui studi literatur

D. Materi Ajar :

1. Fakta

Page 201: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

190

Fungi [Jamur]

2. Konsep

Simbiosis antara jamur dengan organisme lainnya dan peranan jamur

mikroskopis dan makroskopis dalam kehidupan.

dengan alga

peran simbiosis

dengan akar

Berdasar hifa

meliputi

memiliki

E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Saintifik

2. Metode : Ceramah, pengamatan, diskusi kelompok, tanya jawab.

F. Langkah –Langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan kedua (3x 45 menit)

Tahapan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi

waktu

Pembukaan

Guru memberikan

Peserta didik

3 menit

Jamur

Menguntungkan

Merugikan

Lumut kerak

Meikoriza

Tidak Bersekat Bersekat

Zygomycota Basidiomycota Deuteromycota Ascomycota

Ascokarp

Askus

Askospora

Basidiokarp

Basidium

Basidiospora

Spora seksual

Spora aseksual Zigospora

Page 202: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

191

Pendahuluan

salam, mengecek

absensi,

membimbing untuk

berdoa, mengecek

kesiapan peserta

didik dan

menyiapakan buku

ajar.

menjawab salam,

berdoa, dan

mengeluarkan

buku pelajaran

biologi.

Motivasi

Guru memotivasi

kepada peserta

didik terkait peran

jamur dalam

kehidupan.

Peserta didik

termotivasi

untuk

mengetahui

peran jamur

dalam

kehidupan.

3 menit

Apersepsi

Guru memberikan

apersepsi dengan

mengarahkan

pertanyaan “Apa

saja peranan jamur

dalam kehidupan?”

Peserta didik

menjawab

pertanyaan yang

diberikan oleh

Guru dengan

pengetahuan

yang dimiliki.

4 menit

Kegiatan Inti

Tahapan Kegiatan Guru Kegiatan siswa Alokasi

Waktu

Mengamati

Guru meminta peserta

didik untuk

berkumpul dengan

Peserta didik

berkumpul

kembali dengan

Page 203: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

192

kelompoknya serta

menginformasikan

kepada peserta didik

mengenai materi yang

akan dipelajari.

Guru menampilkan

video mengenai peran

jamur dalam

kehidupan serta

hubungan simbiotik

jamur dengan

organisme lain

kelompok yang

telah dibagikan

sebelumnya dan

memperhatikan

Guru dengan

seksama

Peserta didik

memperhatikan

Guru dengan

seksama

10 menit

Menanya Guru meminta peserta

didik untuk

melengkapi LKPD.

Guru memotivasi

peserta didik untuk

bertanya terkait

masalah yang telah

disajikan mengenai

peran jamur dalam

kehidupan.

Peserta didik

mulai berdiskusi

dengan teman

kelompoknya.

Peserta didik

termotivasi untuk

bertanya terkait

masalah yang

disajikan dan

menuliskannya

dalam lembar

LKPD.

15 menit

Mengeksplorasi Guru meminta peserta

didik untuk

menunjukkan tempe

yang telah dibuat.

Guru membimbing

dan mengawasi

peserta didik dalam

kegiatan diskusi

Peserta didik

mengumpulkan

hasil eksperimen

yang telah

dilakukan.

Peserta didik

mulai berdiskusi

terkait morfologi

40 menit

Page 204: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

193

terkait hasil morfologi

dari pembuatan

tempe.

Guru membagikan

lembar tugas terkait

hubungan simbiotik

jamur dengan

organisme lain

yang dihasilkan

dari tempe yang

telah dibuat.

Peserta didik

bersama teman

kelompoknya

mulai berdiskusi

dan mengerjakan

lembar tugas

terkait hubungan

simbiotik jamur

dengan

organisme

lainnya.

Mengasosiasi Guru membimbing

peserta didik dalam

menyelidiki informasi

serta mencari

referensi terkait

dengan peran jamur

dalam proses

fermentasi dan

hubungan simbiotik

jamur dengan

organisme lain.

Peserta didik

dalam tiap

kelompoknya

menyelidiki

informasi serta

mencari referensi

yang relevan

terkait dengan

peran jamur

dalam proses

fermentasi dan

hubungan

simbiotik jamur

dengan

organisme lain.

20 menit

Mengkomunikas

ikan hasil

Guru meminta

perwakilan dari

masing-masing

Peserta didik

mengkomunikasi

kan hasil

Page 205: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

194

kelompok untuk

mempresentasikan

atau menyampaikan

hasil kerjanya terkait

pembuatan tempe

yang telah dilakukan.

Guru mempersilahkan

kepada peserta didik

dari kelompok lain

untuk menanggapi

atau bertanya.

pengamatan dan

hasil diskusi

yang telah

dilakukan

Masing-masing

perwakilan

kelompok

mempresentasika

n hasil

pengamatan yang

telah dilakukan.

Peserta didik dari

kelompok lain,

mulai

menanggapi dan

bertanya kepada

perwakilan

kelompok yang

sudah presentasi.

20 Menit

Kegiatan Akhir

Tahapan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi

Waktu

Evaluasi

Guru memberikan

penguatan berupa

penjelasan sebagai

penyempurnaan

kesimpulan yang

dihasilkan oleh

peserta didik.

Peserta didik

mendengarkan

penjelasan dari

guru dengan

seksama.

15 menit

Penutup

Penutup

Guru menutup

Peserta didik

Page 206: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

195

kelas dengan

mengucapkan

salam.

menjawab salam

dari guru.

5 menit

Page 207: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

196

Lampiran 20

Instrumen Penelitian

Pilihlah satu jawaban yang tepat berdasarkan pertanyaan di bawah ini !

1. Berikut ini merupakan ciri-ciri makhluk hidup:

1) Bereproduksi seksual saja

2) Bereproduksi seksual dan aseksual

3) Dinding sel mengandung zat pektin

4) Dinding sel mengandung zat kitin

5) Memiliki sel senositik

6) Tidak memiliki sel senositik

Manakah pernyataan yang benar mengenai jamur?

a. 1, 3 dan 5

b. 1, 4 dan 5

c. 2, 4 dan 6

d. 2, 4 dan 5

e. 1, 4 dan 6

2. Apa alasan jamur tidak dapat digolongkan ke dalam kingdom plantae [tumbuhan]?

a. Tumbuhan memiliki hifa, jamur tidak memiliki hifa

b. Tumbuhan bersifat heterotrof, jamur bersifat autotrof

c. Tumbuhan memiliki klorofil, jamur tidak memiliki klorofil

d. Jamur hidup di tempat lembab, tumbuhan hidup di tempat kering

e. Tumbuhan memiliki zat kitin, jamur tidak memiliki zat kitin

3. Perhatikan gambar berikut ini!

Gambar di atas merupakan struktur tubuh jamur. Apa nama bagian tubuh jamur yang

ditunjuk oleh huruf B?

a. Stolon

b. Spora

c. Sporangiofor

Page 208: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

197

d. Zoospore

e. Sporangium

4. Salah satu reproduksi jamur secara aseksual adalah fragmentasi. Reproduksi jamur secara

fragmentasi adalah....

a. Peleburan antara spora jantan dan spora betina

b. Peleburan antara hifa jantan dan hifa betina

c. Persatuan inti sel jantan dan betina

d. Pemutusan hifa yang kemudian akan menjadi jamur baru

e. Peleburan sitoplasma membentuk zigosporangium

5. Perhatikan gambar berikut!

Bagian manakah jamur tersebut membentuk sporanya?

a. Basidium

b. Zygospora

c. Sporangium

d. Askus

e. Konidium

6. Berikut ini merupakan pernyataan tentang reproduksi seksual pada jamur zygomycota.

1) Meiosis

2) Plasmogami

3) Hifa – bergabung dengan hifa +

4) Kariogami

5) Zigosporangium

Urutan proses reproduksi seksual jamur zygomycota yang tepat adalah....

a. 1 – 2 – 3 – 4 – 5

b. 5 – 3 – 4 – 2 – 1

c. 3 – 4 – 2 – 1 – 5

d. 3 – 4 – 2 – 5 – 1

e. 3 – 2 – 4 – 1 – 5

Page 209: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

198

7. Spora seksual pada jamur divisi zygomycota disebut....

a. Sporangium

b. Zigospora

c. Askospora

d. Basidiospora

e. Sporangiospora

8. Diketahui ciri-ciri umum spesies jamur sebagai berikut:

1. Hidup saprofit

2. Reproduksi seksual dengan cara fragmentasi miselium

3. Alat reproduksi seksualnya berupa zigosproangium

4. Banyak ditemukan pada kotoran hewan ternak

Berdasarkan ciri-ciri di atas, apakah kemungkinan nama spesies tersebut?

a. Neurospora crassa

b. Mucor mucedo

c. Rhizopus oryzae

d. Volvariella volvaceae

e. Saccharommyces serevisiae

9. Berikut ini adalah ciri-ciri beberapa jamur:

No. Ciri-Ciri Jamur

A B C

1. Hifa tidak

bersekat

+ - -

2. Hifa bersekat - + +

3. Spora

terbentuk di

dalam askus

- + -

4. Spora

terbentuk di

dalam

basidium

- - +

Page 210: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

199

Berdasarkan data hasil percobaan yang dilakukan, jenis jamur A, B, dan C berturut-turut

termasuk.....

a. Ascomycota, Basidiomycota, Zygomycota

b. Ascomycota, Deutromycota, Basidiomycota

c. Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota

d. Basidiomycota, Zygomycota, Deutromycota

e. Zygomycota, Deutromycota, Ascomycota

10. Berikut ini adalah ciri-ciri jamur

No Ciri-ciri jamur

1. Spora dihasilkan di dalam

askus

2. Spora mempunyai alat gerak

berupa bulu cambuk

3. Spora terdapat dalam tonjolan

hifa

4. Hifa bersekat dan berinti

banyak

5. Bersifat mikroskopis

Manakah yang merupakan ciri-ciri dari jamur Ascomycotina?

a. 1 dan 2 d. 2 dan 4

b. 1 dan 4 e. 2 dan 5

c. 2 dan 3

11. Simbiosis antara jamur dengan akar tanaman disebut....

a. Liken

b. Lumut kerak

c. Alga

d. Mikoriza

e. Miselium

12. Berikut ini adalah ciri-ciri jamur :

1) Multiseluler, bersekat dan mempunyai tubuh buah menyerupai kuping berwarna

kecoklatan

2) Tubuh buahnya memiliki permukaan yang berlendir (basah) dan licin

3) Hidup saprofit dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan

Page 211: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

200

Berdasarkan ciri-ciri diatas dapat disimpulkan jamur tersebut termasuk ke dalam

spesies....

a. Volvariella volvacea (jamur merang)

b. Auricularia polytricha (jamur kuping)

c. Mucor mucedo (jamur kotoran ternak)

d. Saccharomyces cereviseae (jamur ragi)

e. Pleurotus sp. (jamur tiram)

13. Perhatikan tabel di bawah ini !

Berdasarkan tabel di atas, prediksi peranan liken yang paling tepat adalah...

a. Liken tersebut digunakan sebagai indikator adanya polusi udara

b. Liken tersebut digunakan sebagai tumbuhan perintis

c. Liken tersebut digunakan sebagai penentu tingkat kesuburan tanaman

d. Liken tersebut digunakan untuk menentukan jumlah mikroorganisme yang dapat hidup

di lingkungan sekolah

e. Liken tersebut digunakan untuk menentukan jumlah mikroorganisme yang dapat hidup

di lingkungan jalan raya

Faktor pembeda Lumut kerak (Lichen) di

sepanjang jalan raya

Lumut kerak (Lichen) di lingkungan

sekolah

Jumlah (Lichen)

pada pohon

Sedikit

Banyak

Letak tumbuh Ditemukan pada bagian tengah

batang

Ditemukan di sepanjang batang

Suhu udara Panas Teduh

Tempat tumbuh Pohon mangga, pohon melinjo Pohon mangga, pohon cemara,

tanaman bougenvile,tanaman puring

Page 212: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

201

14. Seorang siswa berjalan di hutan pinus, kemudian Ia menemukan sejenis jamur berbentuk

payung tumbuh di bawah pohon tersebut. Jamur bersimbiosis dengan pohon pinus

termasuk jenis simbiosis mutualisme. Manakah pernyataan mengenai simbion pembentuk

mikoriza yang benar ?

a. Pohon pinus pada tahun pertama tidak dapat tumbuh jika tidak ada simbiosis

dengan jamur.

b. Pohon pinus pada tahun pertama dapat tumbuh jikatidak ada simbiosis dengan

jamur.

c. Dengan adanya jamur pinus tidak mendapatkan air dan unsur-unsur dari tanah.

d. Dengan adanya jamur, akar pohon pinus tidak memerlukan bulu akar untuk

mendapatkan air dan unsur-unsur hara.

e. Dengan adanya simbiosis tersebut pohon pinus menjadi kering.

15. Aspergillus fumigatus merupakan jamur yang merugikan manusia, kerugian atau penyakit

yang disebabkan oleh jamur tersebut adalah....

a. Menginfeksi tanaman jagung

b. Menginfeksi tanaman kacang

c. Menginfeksi saluran pernapasan dan paru-paru

d. Menginfeksi kuku dan kulit

e. Menginfeksi kulit rambut

16. Perhatikan gambar di bawah ini!

Gelembung mengindikasi adanya CO2 pada pembuatan alkohol. Ragi yang dituangkan

dalam larutan gula tersebut merupakan sejenis jamur, jenis jamur apa yang mungkin

dipakai dalam percobaan tersebut?

a. Neurospora sitophila

b. Aspergillus oryzae

c. Rhizopusoryzae

d. Volvariella volvaceae

e. Saccharomyces cereviceae

Page 213: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

202

17. Perhatikan tabel di bawah ini !

Dari percobaan pembuatan tempe diatas, yang menjadi variabel bebas adalah...

a. Tekstur, warna dan aroma kedelai yang telah difermentasi

b. Suhu, kebersihan, serta jenis ragi yang digunakan

c. Waktu dalam tahapan pembuatan tempe

d. Bahan pembungkus yang digunakan untuk membungkus tempe

e. Tempat penyimpanan tempe

18. Dari percobaan pembuatan tempe di atas, yang menjadi variabel terikat adalah...

a. Tekstur, warna dan aroma kedelai yang telah difermentasi

b. Suhu, kebersihan, serta jenis ragi yang digunakan

c. Waktu dalam tahapan pembuatan tempe

d. Pembungkus yang digunakan untuk membungkus tempe

e. Tempat penyimpanan tempe

No Bahan

Pembu

ngkus

Perlakuan

ragi

Suhu

pengeri

ngan

Waktu

yang

digunakan

Setelah fermentasi

Warna Tekstur Aroma

1. Daun 0,5 gram 30C 3 hari Putih Rata, tebal,

banyak

miselium,

padat

Aroma

khas tempe

2. Plastik 0,5 gram 30C 3 hari Putih Tidak rata,

tidak terlalu

tebal,

miselium

kurang lebat

Aroma

khas tempe

Page 214: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

203

19. Berikut ini adalah tabel pengamatan pada proses pembuatan tapai ketan.

Dari tabel percobaan pembuatan tapai ketan diatas, hipotesis alternatif yang dapat kamu

ajukan adalah....

a. Langkah-langkah dalam proses pembuatan dapat mempengaruhi kematangan pada

tapai ketan

b. Wadah yang steril dapat mempengaruhi bentuk tapai ketan

c. Lamanya waktu dalam proses fermentasi dapat mempengaruhi kualitas tapai ketan

d. Jenis ragi yang digunakan dapat mempengaruhi rasa tapai ketan

e. Bahan-bahan yang digunakan dapat mempengaruhi bentuk tapai ketan

20. Sania mengalami gangguan karena sering mengenakan pakaian ketat.

Gejala yang ditimbulkan yaitu sebagai berikut :

1. Mengalami gatal yang luar biasa di sekitar vagina

2. Bagian di sekeliling vagina memerah dan perih serta keputihan yang menggumpal

seperti keju.

3. Bagian di sekitar vagina membengkak serta timbul pendarahan

4. Nyeri saat buang air kecil

Berdasarkan gejala di atas,jenis jamur yang menyebabkan penyakit tersebut adalah....

a. Aspergillus fumigatus

b. Neurospora crassa

c. Candida albicans

d. Rhizopus stolonifer

e. Saccharomyces cervisiae

Parameter

yang diamati

Sebelum

diberi ragi

Sesudah diberi ragi

Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3

Kematangan - - Agak matang Matang

Rasa - - Sedikit manis Manis

Warna Hitam

keungu-

unguan

Hitam

keungu-

unguan

Hitam keungu-

unguan

Hitam

keungu-

unguan dan

putih kusam

Kadar air - - Sedikit Banyak

Page 215: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

204

Lampiran 21

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) PRAKTIKUM BIOLOGI

MORFOLOGI JAMUR MIKROSKOPIS DAN MAKROSKOPIS

Pertemuan 1 (Inkuiri Terbimbing)

Nama : Hari/Tanggal :

Kelas : Waktu : 2x45 Menit

Kelompok :

Konsep : Jamur mikroskopis dan makroskopis

Tujuan : ~ Mengamati struktur morfologi jamur mikroskopis dan makroskopis

Mengelompokkan berbagai jenis jamur berdasarkan ciri-cirinya.

Membuat sketsa tubuh jenis-jenis jamur mikroskopis dan makroskopis

berdasarkan pengamatan praktikum dan kajian pustaka.

Menampilkan data mengenai hasil pengamatan morfologi jenis-jenis

jamur mikroskopis dan makroskopis.

Menyelidiki informasi mengenai morfologi jenis-jenis jamur

mikroskopis dan makroskopis berdasarkan hasil pengamatan.

Kegiatan : Melakukan pengamatan mengenai bentuk-bentuk dari jamur mikroskopis,

struktur tubuh jamur mikroskopis, serta ciri-ciri yang dimilikinya.

DASAR TEORI

Page 216: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

205

Salah satu makhluk hidup yang banyak terdapat di lingkungan adalah fungi atau

jamur, baik jamur yang berukuran mikroskopis maupun yang berukuran makroskopis.

Fungi dalam bahasa Indonesia disebut cendawan yang merupakan organisme tingkat

rendah yang belum mempunyai akar, batang dan daun. Jamur termasuk organisme bersel

satu (uniseluler) dan bersel banyak (multiseluler). Sel berbentuk benang-benang halus

yang disebut hifa. Hifa akan bercabang-cabang membentuk bangunan seperti anyaman

yang disebut miselium.

Jamur merupakan organisme eukariotik, yang tidak mempunyai klorofil, karena

tidak berklorofil maka jamur hidup secara heterotrof yaitu menguraikan bahan-bahan

organik yang ada di lingkungannya. Umumnya jamur hidup secara saprofit yaitu

menguraikan sampah-sampah organik seperti bangkai, sisa tumbuhan, makanan dan

kayu lapuk menjadi bahan anorganik. Jamur dengan sifat ini berperan sebagai

dekomposer (pengurai) sehingga bumi terhindar dari tumpukan sampah materi organik.

Adapula yang hidup parasit yaitu mendapatkan bahan organik dari inangnya dan

bersimbion membentuk lichen (lumut kerak). Fungi terbagi beberapa divisi antara lain

Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota. Beberapa jamur

makroskopis struktur tubuh terdiri atas tudung dan badan buah, sedangkan pada jamur

yang mikroskopis struktur tubuh umumnya memiliki sporangium, sporangiosfor, rizoid

dan stolon. Tubuh jamur mikroskopis hanya terdiri atas satu sel (uniseluler). Jamur

mikroskopis misalnya, Candida albicans, Neurospora crassa, dan Rhizopus oryzae.

Page 217: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

206

RUMUSAN MASALAH

Buatlah rumusan masalah berdasarkan tujuan dan dasar teori yang dipaparkan!

HIPOTESIS

Buatlah hipotesis (jawaban sementara) berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat!

VARIABEL

Tentukan variabel-variabel yang terkait dalam kegiatan pengamatan ini!

Variabel Bebas:

Variabel Terikat:

Variabel Kontrol:

ALAT dan BAHAN

Alat Bahan

Mikroskop

Kaca objek

Kaca penutup

Pipet

Tusuk gigi

Lup

Silet

Jamur Tempe

Jamur oncom

Jamur tiram

Jamur merang

Jamur kuping

Tissue

Air

Page 218: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

207

LANGKAH KERJA

Buatlah langkah kerja yang akan kamu lakukan !

1. Pengamatan Jamur Mikroskopis

2. Pengamatan Jamur Makroskopis

1. Siapkan alat dan bahan untuk pengamatan.

2. Ambilah sedikit sampel jamur dari tempe dengan

menggunakan ujung tusuk gigi. Letakkan jamur tersebut

pada kaca objek yang telah disiapkan.

3. Tutup kaca objek dengan kaca penutup. Perhatikan supaya

tidak ada gelembung udara pada saat menutup objek kaca.

4. Amati dibawah mikroskop mila-mula dengan perbesaran

10x10.

5. Ubah perbesaran menjadi 10x40 agar diperoleh gambar

struktur jamur yang lebih besar.

6. Lakukan hal yang sama pada jamur oncom

7. Gambarlah hasil pengamatanmu dan beri nama bagian-

bagiannya!

8.

1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk mengamati

jamur makroskopis

2. Ambilah lup untuk mengamati bagian-bagian dari jamur

kuping, merang dan tiram. Tunjukkan bagian tudung, tangkai,

dan bilah lebih teliti.

3. Gambarlah hasil pengamatanmu dan beri nama bagian-

bagiannya!

Page 219: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

208

HASIL PENGAMATAN

1. Jamur Mikroskopis

Gambar Morfologi Keterangan

Jamur tempe

Jamur Oncom

Jamur Makroskopis

Gambar Morfologi Keterangan

Jamur Tiram

Page 220: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

209

Jamur Kuping

Jamur Merang

TABEL HASIL PENGAMATAN

*) Beri tanda (√) jika masuk dalam divisi

No Nama

Jamur

Habit

at

Hal yang diamati Pengelompokkan dalam divisi

Bentuk

tubuh

buah

Warna

tubuh

buah

Hifa Asco

mycot

a*)

Basidio

mycota*)

Zygomyco

ta*)

Deuteromyc

ota*)

Page 221: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

210

PERTANYAAN

1. Ciri-ciri apa saja yang ditemukan pada jenis jamur makrokopis dan jamur mikrokopis?

2. Perbedaan apa yang dapat kamu temukan dari hasil pengamatan jamur makroskopis

tersebut?

3. Sebutkan spesies-spesies yang kamu temukan dalam kegiatan praktikum dan jelaskan

manfaatnya dalam kehidupan?

4. Bagaimana ciri-ciri hifa pada jamur tempe dan oncom sebagai jamur mikroskopis dari

pengamatan yang kamu lakukan?

5. Perbedaan apa yang dapat Anda temukan dari hasil pengamatan tersebut?

PEMBAHASAN

Page 222: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

211

KESIMPULAN

Buatlah kesimpulan berdasarkan hasil pengamatanmu !

Daftar Pustaka

Campbell.Neil A, Reece.Jane B. Biologi Edisi 8 Jilid 1. Jakarta : Erlangga.2011.

Kusumawati.Rohana, Dewi Retnaningati. Biologi. Klaten: Intan Pariwara.2012.

S.Bambang, Suharno, Srikini S. Maryati, Pratiwi D.A. Biologi Untuk SMA/MA Kelas 10.

Jakarta : Erlangga.2012.

Syamsuri, Istamar. Biologi Untuk SMA Kelas X Semester I.Malang:Erlangga.2012

Page 223: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

212

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) PRAKTIKUM BIOLOGI

PERAN JAMUR MIKROSKOPIS DALAM KEHIDUPAN

Pertemuan 2 (Inkuiri Terbimbing)

Nama : Hari/Tanggal : .................

Kelas : Waktu : 2 x 45 Menit

Kelompok :

Konsep : Peran jamur mikroskopis dalam kehidupan

Tujuan : ~ Mengetahui peran jamur dalam proses fermentasi

Mengetahui pengaruh bahan pembungkus tempe terhadap hasil

fermentasi pembuatan tempe

Menyelidiki informasi mengenai peran jenis-jenis jamur mikroskopis

dalam proses fermentasi

Menampilkan data mengenai peran jenis-jenis jamur mikroskopis

yang berperan dalam proses fermentasi

Membuat laporan tertulis mengenai peran jamur mikroskopis dalam

proses fermentasi

Kegiatan : Melakukan percobaan pembuatan tempe dengan bahan pembungkus

yang berbeda

DASAR TEORI

Page 224: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

213

Perkembangan bioteknologi telah melalui sejarah yang panjang sebelum

manipulasi genetik mulai berkembang. Bioteknologi telah dikenal dan dilakukan oleh

masyarakat tradisional, walaupun tanpa sebutan bioteknologi. Bioteknologi tradisional

merupakan bioteknologi yang memanfaatkan mikroba, proses biokimia, dan

proses genetik alami. Salah satu contoh produk bioteknologi konvensional yang

banyak diterapkan oleh masyarakat kita adalah pada aspek pangan yakni pembuatan

tempe yang berbahan dasar kacang kedelai.

Tempe merupakan produk bioteknologi tradisional yang dihasilkan melalui

teknik fermentasi sederhana. Rhizopus oryzae atau disebut juga jamur tempe. Banyak

bahan dasar yang dapat digunakan dalam pembuatan tempe, seperti kacang kedelai,

kacang hijau, kacang merah dan lain sebagainya, selain itu tempe juga dapat dibuat

dengan bahan pembungkus daun pisang dan plastik. Proses pembuatan tempe dimulai

dengan proses menumbuhan spora jamur tempe, yaitu Rhizopus oryzae pada biji kacang.

Dalam pertumbuhannya Rhizopus oryzae membentuk benang-benang yang disebut

benang hifa. Benang hifa ini membentuk suatu tekstur padat, yang kemudian disebut

tempe. Kualitas tempe yang baik juga ditentukan oleh kadar protein dalam kacang,

kemurnian starter tempe yang digunakan dalam fermentasi,cara pembuatan dan cara

penyimpanan.

Page 225: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

214

RUMUSAN MASALAH

Buatlah rumusan masalah berdasarkan tujuan dan dasar teori yang dipaparkan!

HIPOTESIS

Buatlah hipotesis (jawaban sementara) berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat!

VARIABEL

Tentukan variabel-variabel yang terkait dalam kegiatan pengamatan ini!

Variabel Bebas:

Variabel Terikat:

Variabel Kontrol:

ALAT dan BAHAN

Alat Bahan

Kompor

Baskom

Ayakan/tampah

Saringan

Panci

Sendok

Daun pisang

Plastik

Kertas label

Kacang kedelai ½ kg

Ragi tempe [Rhizopus

oryzae] ½ gram untuk ½

kg kacang kedelai

Page 226: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

215

LANGKAH KERJA

Buatlah langkah kerja yang akan kamu lakukan !

3. Pembuatan tempe kacang kedelai

1. Cucilah alat dan bahan yang akan digunakan, kemudian

dikeringkan.

2. Bersihkan kacang kedelai dari bahan-bahan lain yang

tercampur dengan air bersih, kemudian dikeringkan.

3. Rendam kacang kedelai yang telah dicuci bersih selama 12

jam dengan air dingin biasa (proses hidrasi agar biji kedelai

menyerap air sebanyak mungkin).

4. Lepaskan kulit biji kedelai yang telah lunak, kemudian cuci

atau bilas dengan menggunakan air bersih.

5. Kukus / rebus biji kedelai tersebut sekitar 30 menit sampai

empuk.

6. Setelah biji kedelai terasa empuk, tuangkan biji-biji

tersebut pada tampah yang telah dibersihkan, lalu diangin-

angin dengan kipas/kipas angin sambil diaduk-aduk hingga

biji-biji tersebut terasa hangat.

7. Taburkan ragi tempe yang telah disiapkan sedikit demi

sedikit sambil diaduk-aduk supaya merata (1/4 sendok

untuk ½ kg kacang kedelai)

8. Siapkan kantong daun pisang untuk pembungkus.

9. Masukkan kedelai yang telah diberi ragi tempe ke dalam

pembungkusnya, dan atur ketebalannya.

10. Diamkan selama dua hari (2 x 24 jam) pada suhu kamar

hingga seluruh permukaan kacang kedelai tertutupi jamur.

11. Setiap sore dan pagi hari tempe dibalikkan agar proses

fermentasi kacang kedelai merata.

12. Amati dan catat hasil pengamatanmu!

Page 227: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

216

HASIL PENGAMATAN

No. Bahan

pembungkus

Warna Rasa Kepadatan/tekstur Aroma

1. Daun pisang

2. Plastik

Bahan Pembungkus Kondisi sebelum diberikan ragi

(Rhizopus oryzae)

Kondisi setelah diberikan ragi

(Rhizopus oryzae)

Daun pisang

Plastik

Page 228: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

217

PERTANYAAN

1. Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan berapa lama terbentuknya miselium

pada masing-masing tempe?

2. Bagaimanakah perubahan rasa, warna dan bau pada masing-masing tempe dengan bahan

pembungkus daun pisang dan plastik?

3. Apakah faktor sanitasi dalam pembuatan tempe berpengaruh terhadap tempe yang

dihasilkan? Jelaskan !

4. Apakah terdapat perbedaan tempe yang dihasilkan dari bahan pembungkus daun pisang

dan plastik? Mengapa demikian?

5. Bagaimanakah tekstur tempe yang dihasilkan dari tempe yang menggunakan bahan

pembungkus daun pisang dan plastik?

PEMBAHASAN

Page 229: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

218

KESIMPULAN

Buatlah kesimpulan berdasarkan hasil pengamatanmu !

Daftar Pustaka

Campbell.Neil A, Reece.Jane B. Biologi Edisi 8 Jilid 1. (Jakarta : Erlangga.2011).

Nunung nurhayati, Mukhlis, Agus Jaya. Biologi SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan

Matematika dan Ilmu Alam (Bandung: Yrama Widya, 2014).

Resti Septianing dkk. Panduan Belajar Biologi 1A SMA Kelas X. (Jakarta: Yudhistira, 2012)

Page 230: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

219

Lampiran 22

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) PRAKTIKUM BIOLOGI

MORFOLOGI JAMUR MIKROSKOPIS DAN MAKROSKOPIS

Pertemuan 1 (Pendekatan Saintifik)

Nama : Hari/Tanggal :

Kelas : Waktu : 45 Menit

Kelompok :

Konsep : Jamur mikroskopis dan makroskopis

Tujuan : ~ Mengamati struktur morfologi jamur mikroskopis dan makroskopis

Mengelompokkan berbagai jenis jamur berdasarkan ciri-cirinya.

Membuat sketsa tubuh jenis-jenis jamur mikroskopis dan makroskopis

berdasarkan pengamatan praktikum dan kajian pustaka.

Menampilkan data mengenai hasil pengamatan morfologi jenis-jenis

jamur mikroskopis dan makroskopis.

Menyelidiki informasi mengenai morfologi jenis-jenis jamur

mikroskopis dan makroskopis berdasarkan hasil pengamatan.

Kegiatan : Melakukan pengamatan mengenai bentuk-bentuk dari jamur mikroskopis,

struktur tubuh jamur mikroskopis, serta ciri-ciri yang dimilikinya.

DASAR TEORI

Page 231: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

220

Salah satu makhluk hidup yang banyak terdapat di lingkungan adalah fungi atau

jamur, baik jamur yang berukuran mikroskopis maupun yang berukuran makroskopis.

Fungi dalam bahasa Indonesia disebut cendawan yang merupakan organisme tingkat

rendah yang belum mempunyai akar, batang dan daun. Jamur termasuk organisme bersel

satu (uniseluler) dan bersel banyak (multiseluler). Sel berbentuk benang-benang halus

yang disebut hifa. Hifa akan bercabang-cabang membentuk bangunan seperti anyaman

yang disebut miselium.

Jamur merupakan organisme eukariotik, yang tidak mempunyai klorofil, karena

tidak berklorofil maka jamur hidup secara heterotrof yaitu menguraikan bahan-bahan

organik yang ada di lingkungannya. Umumnya jamur hidup secara saprofit yaitu

menguraikan sampah-sampah organik seperti bangkai, sisa tumbuhan, makanan dan

kayu lapuk menjadi bahan anorganik. Jamur dengan sifat ini berperan sebagai

dekomposer (pengurai) sehingga bumi terhindar dari tumpukan sampah materi organik.

Adapula yang hidup parasit yaitu mendapatkan bahan organik dari inangnya dan

bersimbion membentuk lichen (lumut kerak). Fungi terbagi beberapa divisi antara lain

Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota. Beberapa jamur

makroskopis struktur tubuh terdiri atas tudung dan badan buah, sedangkan pada jamur

yang mikroskopis struktur tubuh umumnya memiliki sporangium, sporangiosfor, rizoid

dan stolon. Tubuh jamur mikroskopis hanya terdiri atas satu sel (uniseluler). Jamur

mikroskopis misalnya, Candida albicans, Neurospora crassa, dan Rhizopus oryzae.

Page 232: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

221

Persamaan struktur morfologi jamur mikroskopis dan makroskopis saat dilakukan

pengamatan yaitu sama-sama memiliki hifa yang berbentuk filamen bercabang seperti

benang-benang halus. Perbedaan diantara keduanya yaitu pada segi ukuran.

RUMUSAN MASALAH

HIPOTESIS

VARIABEL

Tentukan variabel-variabel yang terkait dalam kegiatan pengamatan ini!

Variabel Bebas: jamur mikroskopis dan jamur makroskopis

Variabel Terikat: struktur morfologi

Variabel Kontrol: alat dan bahan

ALAT dan BAHAN

Alat Bahan

Mikroskop

Kaca objek

Kaca penutup

Pipet

Tusuk gigi

Lup

Silet

Jamur Tempe

Jamur oncom

Jamur tiram

Jamur merang

Jamur kuping

Tissue

Air

Page 233: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

222

LANGKAH KERJA

Buatlah langkah kerja yang akan kamu lakukan !

1. Pengamatan Jamur Mikroskopis

2. Pengamatan Jamur Makroskopis

1. Siapkan alat dan bahan untuk pengamatan.

2. Ambilah sedikit sampel jamur dari tempe dengan

menggunakan ujung tusuk gigi. Letakkan jamur tersebut

pada kaca objek yang telah disiapkan.

3. Tutup kaca objek dengan kaca penutup. Perhatikan supaya

tidak ada gelembung udara pada saat menutup objek kaca.

4. Amati dibawah mikroskop mila-mula dengan perbesaran

10x10.

5. Ubah perbesaran menjadi 10x40 agar diperoleh gambar

struktur jamur yang lebih besar.

6. Lakukan hal yang sama pada jamur oncom

7. Gambarlah hasil pengamatanmu dan beri nama bagian-

bagiannya!

8.

1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk mengamati

jamur makroskopis

2. Ambilah lup untuk mengamati bagian-bagian dari jamur

kuping, merang dan tiram. Tunjukkan bagian tudung, tangkai,

dan bilah lebih teliti.

3. Gambarlah hasil pengamatanmu dan beri nama bagian-

bagiannya!

Page 234: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

223

HASIL PENGAMATAN

1. Jamur Mikroskopis

Gambar Morfologi Keterangan

Jamur tempe

Jamur Oncom

Jamur Makroskopis

Gambar Morfologi Keterangan

Jamur Tiram

Page 235: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

224

Jamur Kuping

Jamur Merang

TABEL HASIL PENGAMATAN

*) Beri tanda (√) jika masuk dalam divisi

No Nama

Jamur

Habit

at

Hal yang diamati Pengelompokkan dalam divisi

Bentuk

tubuh

buah

Warna

tubuh

buah

Hifa Asco

mycot

a*)

Basidio

mycota*)

Zygomyco

ta*)

Deuteromyc

ota*)

Page 236: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

225

PERTANYAAN

1. Ciri-ciri apa saja yang ditemukan pada jenis jamur makrokopis dan jamur mikrokopis?

2. Perbedaan apa yang dapat kamu temukan dari hasil pengamatan jamur makroskopis

tersebut?

3. Sebutkan spesies-spesies yang kamu temukan dalam kegiatan praktikum dan jelaskan

manfaatnya dalam kehidupan?

4. Bagaimana ciri-ciri hifa pada jamur tempe dan oncom sebagai jamur mikroskopis dari

pengamatan yang kamu lakukan?

5. Perbedaan apa yang dapat Anda temukan dari hasil pengamatan tersebut?

PEMBAHASAN

Page 237: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

226

KESIMPULAN

Buatlah kesimpulan berdasarkan hasil pengamatanmu !

Daftar Pustaka

Campbell.Neil A, Reece.Jane B. Biologi Edisi 8 Jilid 1. Jakarta : Erlangga.2011.

Kusumawati.Rohana, Dewi Retnaningati. Biologi. Klaten: Intan Pariwara.2012.

S.Bambang, Suharno, Srikini S. Maryati, Pratiwi D.A. Biologi Untuk SMA/MA Kelas 10.

Jakarta : Erlangga.2012.

Syamsuri, Istamar. Biologi Untuk SMA Kelas X Semester I.Malang:Erlangga.2012

Page 238: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

227

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) PRAKTIKUM BIOLOGI

PERAN JAMUR MIKROSKOPIS DALAM KEHIDUPAN

Pertemuan 2 (Pendekatan Saintifik)

Nama : Hari/Tanggal : .................

Kelas : Waktu : 2 x 45 Menit

Kelompok :

Konsep : Peran jamur mikroskopis dalam kehidupan

Tujuan : ~ Mengetahui peran jamur dalam proses fermentasi

Mengetahui pengaruh bahan pembungkus tempe terhadap hasil

fermentasi pembuatan tempe

Menyelidiki informasi mengenai peran jenis-jenis jamur mikroskopis

dalam proses fermentasi

Menampilkan data mengenai peran jenis-jenis jamur mikroskopis

yang berperan dalam proses fermentasi

Membuat laporan tertulis mengenai peran jamur mikroskopis dalam

proses fermentasi

Kegiatan : Melakukan percobaan pembuatan tempe dengan bahan pembungkus

yang berbeda

DASAR TEORI

Page 239: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

228

Perkembangan bioteknologi telah melalui sejarah yang panjang sebelum

manipulasi genetik mulai berkembang. Bioteknologi telah dikenal dan dilakukan oleh

masyarakat tradisional, walaupun tanpa sebutan bioteknologi. Bioteknologi tradisional

merupakan bioteknologi yang memanfaatkan mikroba, proses biokimia, dan

proses genetik alami. Salah satu contoh produk bioteknologi konvensional yang

banyak diterapkan oleh masyarakat kita adalah pada aspek pangan yakni pembuatan

tempe yang berbahan dasar kacang kedelai.

Tempe merupakan produk bioteknologi tradisional yang dihasilkan melalui

teknik fermentasi sederhana. Rhizopus oryzae atau disebut juga jamur tempe. Banyak

bahan dasar yang dapat digunakan dalam pembuatan tempe, seperti kacang kedelai,

kacang hijau, kacang merah dan lain sebagainya, selain itu tempe juga dapat dibuat

dengan bahan pembungkus daun pisang dan plastik. Proses pembuatan tempe dimulai

dengan proses menumbuhan spora jamur tempe, yaitu Rhizopus oryzae pada biji kacang.

Dalam pertumbuhannya Rhizopus oryzae membentuk benang-benang yang disebut

benang hifa. Benang hifa ini membentuk suatu tekstur padat, yang kemudian disebut

tempe. Kualitas tempe yang baik juga ditentukan oleh kadar protein dalam kacang,

kemurnian starter tempe yang digunakan dalam fermentasi,cara pembuatan dan cara

penyimpanan.

Page 240: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

229

.

RUMUSAN MASALAH

Buatlah rumusan masalah berdasarkan tujuan dan dasar teori yang dipaparkan!

HIPOTESIS

Buatlah hipotesis (jawaban sementara) berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat!

Adanya perbedaan bahan pembungkus dalam pembuatan tempe

dapat mempengaruhi tekstur tempe.

VARIABEL

Tentukan variabel-variabel yang terkait dalam kegiatan pengamatan ini!

Variabel Bebas: bahan pembungkus tempe

Variabel Terikat: tekstur tempe yang dihasilkan

Variabel Kontrol:alat yang digunakan serta konsentrasi ragi

ALAT dan BAHAN

Alat Bahan

Kompor

Baskom

Ayakan/tampah

Saringan

Panci

Sendok

Daun pisang

Plastik

Kertas label

Kacang kedelai ½ kg

Ragi tempe [Rhizopus

oryzae] ½ gram untuk ½

kg kacang kedelai

Page 241: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

230

LANGKAH KERJA

Buatlah langkah kerja yang akan kamu lakukan !

3. Pembuatan tempe kacang kedelai

1. Cucilah alat dan bahan yang akan digunakan, kemudian

dikeringkan.

2. Bersihkan kacang kedelai dari bahan-bahan lain yang

tercampur dengan air bersih, kemudian dikeringkan.

3. Rendam kacang kedelai yang telah dicuci bersih selama 12

jam dengan air dingin biasa (proses hidrasi agar biji kedelai

menyerap air sebanyak mungkin).

4. Lepaskan kulit biji kedelai yang telah lunak, kemudian cuci

atau bilas dengan menggunakan air bersih.

5. Kukus / rebus biji kedelai tersebut sekitar 30 menit sampai

empuk.

6. Setelah biji kedelai terasa empuk, tuangkan biji-biji

tersebut pada tampah yang telah dibersihkan, lalu diangin-

angin dengan kipas/kipas angin sambil diaduk-aduk hingga

biji-biji tersebut terasa hangat.

7. Taburkan ragi tempe yang telah disiapkan sedikit demi

sedikit sambil diaduk-aduk supaya merata (1/4 sendok

untuk ½ kg kacang kedelai)

8. Siapkan kantong daun pisang untuk pembungkus.

9. Masukkan kedelai yang telah diberi ragi tempe ke dalam

pembungkusnya, dan atur ketebalannya.

10. Diamkan selama dua hari (2 x 24 jam) pada suhu kamar

hingga seluruh permukaan kacang kedelai tertutupi jamur.

11. Setiap sore dan pagi hari tempe dibalikkan agar proses

fermentasi kacang kedelai merata.

12. Amati dan catat hasil pengamatanmu!

Page 242: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

231

HASIL PENGAMATAN

No. Bahan

pembungkus

Warna Rasa Kepadatan/tekstur Aroma

1. Daun pisang

2. Plastik

Bahan Pembungkus Kondisi sebelum diberikan ragi

(Rhizopus oryzae)

Kondisi setelah diberikan ragi

(Rhizopus oryzae)

Daun pisang

Plastik

Page 243: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

232

PERTANYAAN

1. Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan berapa lama terbentuknya miselium

pada masing-masing tempe?

2. Bagaimanakah perubahan rasa, warna dan bau pada masing-masing tempe dengan bahan

pembungkus daun pisang dan plastik?

3. Apakah faktor sanitasi dalam pembuatan tempe berpengaruh terhadap tempe yang

dihasilkan? Jelaskan !

4. Apakah terdapat perbedaan tempe yang dihasilkan dari bahan pembungkus daun pisang

dan plastik? Mengapa demikian?

5. Bagaimanakah tekstur tempe yang dihasilkan dari tempe yang menggunakan bahan

pembungkus daun pisang dan plastik?

PEMBAHASAN

Page 244: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

233

KESIMPULAN

Buatlah kesimpulan berdasarkan hasil pengamatanmu !

Daftar Pustaka

Campbell.Neil A, Reece.Jane B. Biologi Edisi 8 Jilid 1. (Jakarta : Erlangga.2011).

Nunung nurhayati, Mukhlis, Agus Jaya. Biologi SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan

Matematika dan Ilmu Alam (Bandung: Yrama Widya, 2014).

Resti Septianing dkk. Panduan Belajar Biologi 1A SMA Kelas X. (Jakarta: Yudhistira, 2012)

Page 245: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

236

Lampiran 23

LEMBAR TUGAS

1. Perhatikan gambar di bawah ini ! B A

A

a) Jamur yang tinggal pada akar tumbuhan b) Jamur dan alga yang saling menguntungkan

Berdasarkan gambar yang ditampilkan. Disebut apakah jamur yang bersimbiosis dengan

akar, dan jamur yang bersimbiosis dengan alga? Jelaskanlah berdasarkan tanda panah

yang ditunjukkan pada gambar!

2. Perhatikan gambar di bawah ini !

Berdasarkan gambar yang ditampilkan. Bagaimana proses perkembangbiakan jamur

divisi Zygomycotina secara seksual dan aseksual ?

Page 246: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

237

Kunci jawaban Kriteria Penilaian Skor

Gambar yang ditunjuk oleh huruf

A merupakan akar [berwarna

cokelat], gambar yang ditunjuk

oleh huruf B merupakan jamur.

Keduanya merupakan bentuk

simbiosis antara akar tumbuhan

dan jamur yang tinggal di akar dan

disebut mikoriza. Sedangkan pada

gambar C merupakan lumut

kerak/liken. Hal ini menunjukkan

hubungan simbiosis antara jamur

dengan alga yang saling

menguntungkan.

Menjelaskan yang ditunjuk oleh

huruf A,B,C berdasarkan gambar,

jawaban lengkap, jelas, tepat dan

sesuai dengan kunci jawaban

40

Jawaban tidak lengkap, tidak

sesuai dengan kunci jawaban,

hanya berdasarkan pendapat

siswa

30

Berdasarkan hasil gambar,

Perkembangbiakan jamur divisi

Zygomycotina dapat terjadi secara

seksual dan aseksual.

Reproduksi seksual : Peleburan

inti hifa + dan inti hifa – yang

membentuk zigospora

Reproduksi aseksual :

Fragmentasi/pemutusan dengan

spora

Menjelaskan reproduksi seksual

dan aseksual dengan lengkap,

jelas, tepat dan sesuai dengan

kunci jawaban

40

Jawaban tidak lengkap, tidak

sesuai dengan kunci jawaban,

hanya berdasarkan pendapat

siswa

30

Page 247: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

238

Lampiran 24

Hasil Observasi Kelas Eksperimen Pertemuan 1 dan 2

No.

Tahapan

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Kategori

≥50%

Kategori

<50%

Kategori

≥50%

Kategori

<50%

1 Orientasi 1 0 1 0

2 Merumuskan masalah 1 0 1 0

3 Menentukan hipotesis

masalah 1 1 2 0

4 Mengumpulkan data 1 0 1 0

5 Menguji hipotesis 1 1 2 0

6 Membuat kesimpulan 1 0 1 0

Sum 6 3 8 0

Rerata 75 37,5 100 0

Hasil Observasi Kelas Kontrol Pertemuan 1 dan 2

Aktivitas Peserta Didik

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Kategori

≥50%

Kategori

<50%

Kategori

≥50%

Kategori

<50%

Menjawab salam 1 0 1 0

Memperhatikan arahan guru 1 0 1 0

Menjawab pertanyaan

apersepsi 0 1 1 0

Mengamati gambar 1 0 1 0

Mengajukan pertanyaan 0 1 1 0

Berkumpul dengan

kelompoknya 1 0 1 0

Melakukan praktikum 0 1 1 0

Melakukan diskusi dengan

teman sekelompoknya

berdasarkan LKPD yang

dibagikan

1 0 1 0

Menuliskan kesimpulan dari

hasil diskusi 1 0 1 0

Menyimak evaluasi dari guru 1 0 1 0

Menjawab pertanyaan

evaluasi dari guru 1 0 1 0

Sum 6 3 13 0

Rata-rata 76,3 23,0 100,00 0

Page 248: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

239

Lampiran 25

RUBRIK LEMBAR KERJA SISWA KELAS EKSPERIMEN

Pertemuan 1

No. Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor

1. Rumusan Masalah

a. Bagaimana perbedaan struktur morfologi pada jamur

mikroskopis dan makroskopis yang diamati dari kegiatan

praktikum?

Mengajukan rumusan masalah dengan spesifik, terdapat

variabel X dan Y dalam kalimat tanya. 5

Mengajukan rumusan masalah dengan tidak spesifik,

terdapat variabel X dan Y dalam kalimat tanya.

4

Mengajukan rumusan masalah dengan spesifik, hanya

terdapat salah satu variabel baik X/Y dalam kalimat tanya.

3

Mengajukan rumusan masalah dengan tidak spesifik, hanya

terdapat salah satu variabel baik X/Y dalam kalimat tanya.

2

Jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban, hanya

berdasarkan opini siswa.

1

2. Hipotesis

a. Persamaan struktur morfologi jamur mikroskopis dan

makroskopis saat dilakukan pengamatan yaitu sama-sama

memiliki hifa yang berbentuk filamen bercabang seperti

benang-benang halus. Perbedaan diantara keduanya yaitu pada

segi ukuran.

Menjelaskan hipotesis dengan spesifik, terdapat variabel X

dan Y dalam bentuk pernyataan. 5

Menjelaskan hipotesis dengan tidak spesifik, terdapat

variabel X dan Y dalam bentuk pernyataan.

4

Menjelaskan hipotesis dengan spesifik, dan hanya terdapat

variabel X/Y, tepat, dalam bentuk pernyataan.

3

Menjelaskan hipotesis dengan tidak spesifik, dan hanya

terdapat variabel X/Y dalam bentuk pertanyaan.

2

Jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban, hanya

berdasarkan opini siswa.

1

3. Variabel

a. Variabel bebas : jamur mikroskopis dan jamur makroskopis

b. Variabel terikat : struktur morfologi

c. Variabel kontrol : alat dan bahan

Menyebutkan ketiga variabel dengan tepat dan jelas 5

Menyebutkan dua variabel dengan tepat jelas 4

Menyebutkan satu variabel dengan tepat jelas 3

Jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban, hanya

berdasarkan opini siswa.

2

Page 249: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

240

4. Tabel Hasil Pengamatan*

1. Jamur tempe (mikroskopis)

- Bentuk tubuh: Bentuk untaian benang seperti kapas

- Warna tubuh buah: Berupa koloni berwarna putih

- Hifa: Tidak bersekat

- Pengelompokan divisi: Zygomycotina

- Habitat : Di darat, di tanah yang lembab dan saprofit pada

organisme yang telah mati

2. Jamur oncom (mikroskopis)

- Bentuk tubuh: filamen yang berbentuk oval berupa guratan-

guratan menyerupai akson

- Warna tubuh buah: Berupa koloni yang berwarna kuning

kemerahan

- Hifa: Bersekat

- Pengelompokan divisi: Ascomycotina

- Habitat : Saprofit pada tanah dan sisa-sisa organisme

3. Jamur tiram (makroskopis)

- Habitat: Ditemukan di hutan yaitu dibawah pohon berdaun

lebar/dibawah tanaman berkayu

- Bentuk tubuh: Tudungnya berbentuk setengah lingkaran

mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung.

- Warna tubuh buah: Putih hingga krem

- Hifa: Bersekat

- Pengelompokan divisi: Basidiomycotina.

4. Jamur kuping (makroskopis)

- Habitat: Hidup didaerah bersuhu dingin dan panas.

Ditemukan pada berbagai macam jenis kayu.

- Bentuk tubuh: Tubuh buah melebar seperti daun telinga

manusia.

- Warna tubuh buah: Umumnya hitam/coklat kehitaman

namun ada pula yang coklat tua.

- Hifa: Bersekat dengan sambung apit

Membuat gambar struktur tubuh jamur mikroskopis dan

makroskopis dari hasil pengamatan serta mengisi data tabel

pengamatan dengan lengkap pada lima aspek pembeda

jamur mikroskopis dan makroskopis yaitu bentuk tubuh,

warna tubuh, hifa, pengelompokkan divisi yang secara

garis besar sama dengan kunci jawaban, didukung referensi

yang valid.

10

Jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban, hanya

berdasarkan opini siswa.

5

Page 250: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

241

- Pengelompokan divisi: Basidiomycotina

5. Jamur merang (makroskopis)

- Habitat: Tumbuh di lokasi yang punya suhu 32-38°C dan

memiliki kelembapan 80-90% dengan oksigen yang cukup.

- Bentuk tubuh: Berbentuk bulat telur sedangkan pada dewasa

tudung berkembang seperti cawan.

- Warna tubuh buah: Muda bewarna coklat gelap hingga abu-

abu dan dewasa yaitu coklat tua keabu-abuan dengan bagian

batang bewarna coklat muda.

- Hifa: Bersekat

- Pengelompokan divisi: Basidiomycotina.

* ditulis dalam bentuk tabel

Bahan diskusi

1. Bagaimana struktur tubuh yang ditemukan pada jamur

mikroskopis dan makroskopis berdasarkan kegiatan

pengamatan?

a. Jamur tempe termasuk ke dalam divisi Zygomycotina yang

memiliki karakteristik hifa tidak bersekat, dengan bentuk

jamur seperti untaian benang (kapas) serta karakteristik

warna abu-abu dengan degradasi warna coklat serta

termasuk dalam jamur mikroskopis yang membutuhkan

bantuan mikroskop dalam melakukan pengamatan.

b. Jamur oncom termasuk ke dalam divisi Ascomycotina

yang memiliki karakteristik hifa bersekat, jamur berbentuk

oval berupa guratan-guratan , dan memiliki karakteristik

warna kuning kemerahan. Jamur ini termasuk dalam jamur

mikroskopis yang membutuhkan bantuan mikroskop dalam

melakukan pengamatan.

c. Jamur kuping ke dalam divisi Basidiomycotina yang

memiliki karakteristik hifa bersekat, tubuh buah melebar

seperti daun telinga manusia, pada umumnya bewarna

Menyebutkan ciri-ciri pembeda jamur mikroskopis dan

makroskopis dengan 4 kategori yaitu karakteristik hifa,

bentuk tubuh buah, warna tubuh buah, pengklasifikasian

jamur. Jawaban diuraikan secara tepat, didukung referensi

yang relevan.

10

Jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban, hanya

berdasarkan opini siswa.

5

Page 251: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

242

hitam/coklat kehitaman. Jamur ini termasuk dalam jamur

makroskopis yang hanya membutuhkan kaca pembesar (lup)

dalam melakukan pengataman.

d. Jamur tiram termasuk dalam jamur divisi Basidiomycotina

yang memiliki karakteristik hifa bersekat, tubuh buah

memiliki tudung yang berbentuk setengah lingkaran mirip

cangkang tiram dengan bagian tengah sedikit cekung serta

memiliki tubuh buah bewarna putih hingga krem. Jamur ini

termasuk dalam jamur makroskopis namun membutuhkan

kaca pembesar (lup) dalam melakukan pengamatan.

e. Jamur merang termasuk dalam jamur divisi

Basidiomycotina yang memiliki karakteristik hifa bersekat,

memiliki tubuh buah berbentuk bulat telur saat muda dan

berbentuk tudung seperti cawan saat tumbuh dewasa. Warna

jamur merang saat muda yaitu cokelat gelap hingga abu-abu

dan pada saat dewasa yaitu coklat tua keabu-abuan dengan

bagian batang bewarna coklat muda. Jamur ini termasuk

dalam jamur makroskopis namun membutuhkan kaca

pembesar (lup) dalam melakukan pengataman.

2. Perbedaan apa yang dapat kamu temukan dari hasil

pengamatan jamur mikroskopis dan makroskopis?

Perbedaan yang ditemukan dalam pengamatan:

- Makroskopis: didominasi jamur yang berasal dari divisi

Basidiomycotina (tubuh buah besar/ukuran besar)

- Mikroskopis: didominasi jamur yang berasal dari divisi

Ascomycotina dan Zygomycotina (ukuran kecil)

Menyebutkan perbedaan jamur makroskopis dan

mikroskopis dengan jelas dan tepat sesuai kunci jawaban. 10

Menyebutkan perbedaan jamur makroskopis dan

mikroskopis hanya berdasarkan opini penulis dan tidak

sesuai kunci jawaban.

7

Jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban, hanya

berdasarkan opini siswa.

5

3. Sebutkan spesies-spesies yang kamu amati beserta manfaatnya

dalam kehidupan !

Menyebutkan 5 spesies jamur beserta manfaatnya dengan

kalimat jelas dan tepat sesuai kunci jawaban. 10

Page 252: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

243

Rhizopus oryzae (jamur tempe) bermanfaat dalam

fermentasi kedelai menjadi tempe.

Neurospora crassa (jamur oncom) bermanfaat dalam

fermentasi oncom dari ampas tahu.

Pleurotus ostreatus (jamur tiram) dikonsumsi sebagai

bahan makanan

Volvariella volvacea (jamur merang) dikonsumsi sebagai

bahan makanan

Auricularia auricula (jamur kuping) dikonsumsi sebagai

bahan makanan

Menyebutkan 4 spesies jamur beserta manfaatnya dengan

kalimat jelas dan tepat sesuai kunci jawaban.

8

Menyebutkan 3 spesies jamur beserta manfaatnya dengan

kalimat jelas dan tepat sesuai kunci jawaban.

7

Menyebutkan 2 spesies jamur beserta manfaatnya dengan

kalimat jelas dan tepat sesuai kunci jawaban.

6

Jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban, hanya

berdasarkan opini siswa.

5

4. Bagaimana ciri-ciri hifa pada jamur tempe dan oncom sebagai

jamur mikroskopis dari pengamatan yang kamu lakukan?

Ciri-ciri hifa pada jamur mikroskopis adalah berbentuk

seperti untaian benang yang menyerupai kapas (jamur

tempe) dan berbentuk oval berupa guratan-guratan yang

menyerupai akson (jamur oncom).

Menyebutkan ciri hifa pada jamur tempe dan jamur roti,

tepat, sesuai dengan data kegiatan pengamatan. 10

Menyebutkan ciri hifa pada salah satu jamur baik jamur

tempe/jamur roti, sesuai dengan data kegiatan pengamatan.

7

Jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban, hanya

berdasarkan opini siswa.

5

5. Perbedaan apa yang dapat Anda temukan dari hasil

pengamatan tersebut?

Perbedaan ciri-ciri jamur mikroskopis dan makroskopis

berdasakan hasil pengamatan yaitu:

- Makroskopis : ukuran tubuh besar; menggunakan lup

- Mikroskopis : ukuran tubuh kecil; menggunkan mikroskop

Menyebutkan 2 perbedaan jamur mikroskopis dan

makroskopis berdasarkan kegiatan pengamatan, tepat,

didukung referensi.

10

Menyebutkan 1 perbedaan jamur mikroskopis dan

makroskopis berdasarkan kegiatan pengamatan, tepat,

didukung referensi.

7

Jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban, hanya

berdasarkan opini siswa.

5

Memberikan 4 kesimpulan yang lengkap, sesuai data, dan

sesuai kunci jawaban dalam bahasa yang jelas dan tepat. 10

Page 253: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

244

Membuat Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan praktikum adalah:

- Jamur 1) dan 2) yaitu jamur tempe dan jamur oncom

merupakan jamur mikroskopis. Jamur mikroskopis pada

umumnya didominasi oleh jamur yang berasal dari divisi

Zygomycotina dan Ascomycotina.

- Jamur 3), 4) dan 5) yaitu jamur kuping, jamur tiram dan

jamur merang merupakan jamur makroskopis. Jamur

makroskopis pada umumnya didominasi oleh jamur yang

berasal dari divisi Basidiomycotina.

- Jamur mikroskopis maupun makroskopis dapat dibedakan

dari 5 ciri pembeda yaitu, hifa, bentuk, warna, divisi dan

alat bantu pengamatan.

- Jamur mikroskopis maupun makroskopis memiliki

persamaan yaitu sama-sama memiliki hifa yang berbentuk

filamen bercabang seperti benang-benang halus.

Memberikan 3 kesimpulan, sesuai data, dan sesuai kunci

jawaban dalam bahasa yang kurang jelas.

8

Memberikan 2 kesimpulan, sesuai data, dan sesuai kunci

jawaban dalam bahasa yang jelas dan tepat.

7

Memberikan 1 kesimpulan yang lengkap, sesuai data, dan

sesuai kunci jawaban dalam bahasa yang jelas dan tepat.

6

Jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban, hanya

berdasarkan opini siswa.

5

Page 254: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

245

RUBRIK LEMBAR KERJA SISWA KELAS EKSPERIMEN

PERTEMUAN 2

No. Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor

1. Rumusan Masalah

a. Apakah bahan pembungkus dalam pembuatan tempe dapat

mempengaruhi tekstur tempe yang dihasilkan?

Mengajukan rumusan masalah dengan spesifik, terdapat

variabel X dan Y dalam kalimat tanya. 5

Mengajukan rumusan masalah dengan tidak spesifik,

terdapat variabel X dan Y dalam kalimat tanya.

4

Mengajukan rumusan masalah dengan spesifik, hanya

terdapat salah satu variabel baik X/Y dalam kalimat tanya.

3

Mengajukan rumusan masalah dengan tidak spesifik, hanya

terdapat salah satu variabel baik X/Y dalam kalimat tanya.

2

Jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban, hanya

berdasarkan opini siswa.

1

2. Hipotesis

a. Adanya perbedaan bahan pembungkus dalam pembuatan tempe

dapat mempengaruhi tekstur yang dihasilkan.

Menjelaskan hipotesis dengan spesifik, terdapat variabel X

dan Y dalam bentuk pernyataan. 5

Menjelaskan hipotesis dengan tidak spesifik, terdapat

variabel X dan Y dalam bentuk pernyataan.

4

Menjelaskan hipotesis dengan spesifik, dan hanya terdapat

variabel X/Y, tepat, dalam bentuk pernyataan.

3

Menjelaskan hipotesis dengan tidak spesifik, dan hanya

terdapat variabel X/Y dalam bentuk pertanyaan.

2

Jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban, hanya

berdasarkan opini siswa.

1

3. Variabel

a. Variabel bebas : bahan pembungkus tempe

b. Variabel terikat : tekstur tempe yang dihasilkan

c. Variabel kontrol : alat yang digunakan serta konsentrasi ragi

Menyebutkan ketiga variabel dengan tepat dan jelas 5

Menyebutkan dua variabel dengan tepat jelas 4

Menyebutkan satu variabel dengan tepat jelas 3

Jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban, hanya

berdasarkan opini siswa.

2

4. Tabel Hasil Pengamatan* Mengisi data tabel pengamatan dengan lengkap pada empat 10

Page 255: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

246

1. Daun pisang

Warna : putih

Rasa : memiliki rasa kacang yang khas dan terasa sedap

Kepadatan/tekstur tempe : rapat, lembut, padat dan antar kacang

kedelai terikat erat menjadi satu dalam

miselium, dan miselium tumbuh

merata pada seluruh permukaan

tempe.

Aroma : memiliki aroma khas tempe

2. Plastik

Warna : putih

Rasa : memiliki rasa kedelai yang khas namun sedikit tidak sedap

Kepadatan/tekstur tempe : agak lembut, miselium saling mengikat

erat pada tempe bagian atas, sedangkan

bagian bawah, terdapat miselium yang

lebih sedikit.

Aroma : memiliki aroma khas tempe

aspek pembeda yaitu, warna, rasa, kepadatan/tekstur

tempe, serta aroma yang dihasilkan dari fermentasi tempe

yang secara garis besar sama dengan kunci jawaban,

didukung referensi yang valid.

Jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban, hanya

berdasarkan opini siswa.

5

Bahan diskusi

1. Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan berapa lama

terbentuknya miselium pada masing-masing tempe? Dari hasil percobaan pembuatan tempe pada kacang kedelai

yang menggunakan bahan pembungkus daun pisang dan

plastik, miselium terbentuk dalam 2 x 24 jam (2 hari).

Menjelaskan lamanya waktu yang dibutuhkan dalam

pembentukan miselium pada masing-masing kedelai yang

telah difermentasi. Jawaban diuraikan secara tepat,

didukung referensi yang relevan.

10

Jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban, hanya

berdasarkan opini siswa.

5

2. Bagaimanakah perubahan rasa, warna dan bau pada masing-

masing tempe? Pada tempe yang dibungkus plastik, memiliki rasa kacang

kedelai yang khas akan tetapi sedikit tidak sedap, berwarna

Menjelaskan perubahan rasa, warna dan bau pada masing-

masing tempe dengan jelas dan tepat sesuai kunci jawaban.

10

Page 256: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

247

putih dengan miselium yang lebat pada bagian atas, namun pada

bagian bawah sedikit miselium serta memiliki aroma khas

tempe.

Pada tempe yang dibungkus dengan daun pisang, memiliki rasa

kacang kedelai yang khas dan sedap, berwarna putih dengan

miselium yang lebat pada seluruh permukaan kedelai, serta

memiliki aroma khas tempe.

Menjelaskan perubahan rasa, warna dan bau pada masing-

masing tempe berdasarkan opini penulis dan tidak sesuai

kunci jawaban.

7

Jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban, hanya

berdasarkan opini siswa.

5

3. Apakah faktor sanitasi dalam pembuatan tempe berpengaruh

terhadap tempe yang dihasilkan? Jelaskan ! Faktor sanitasi dalam pembuatan tempe cukup berpengaruh

terhadap tempe yang dihasilkan, tidak steril nya alat dan bahan

yang digunakan dapat menyebabkan bakteri ikut tumbuh pada

kacang yang telah difermentasi, sehingga mengakibatkan

tekstur tempe yang tidak sesuai.

Menjelaskan pengaruh faktor sanitasi terhadap tempe yang

dihasilkan, kalimat jelas dan tepat sesuai dengan kunci

jawaban.

10

Menjelaskan pengaruh faktor sanitasi terhadap tempe yang

dihasilkan berdasarkan opini penulis, tidak sesuai kunci

jawaban.

7

Jawaban tidak sesuai dengan kunci jawaban, hanya

berdasarkan opini siswa.

5

4. Apakah terdapat perbedaan tempe yang dihasilkan dari

pembungkus daun pisang dan plastik? Mengapa demikian? Ya, terdapat perbedaan dari segi rasa dan tekstur yang

dihasilkan.

Karena daun pisang mengandung polifenol yang berfungsi

sebagai antioxidan dan juga dapat menghambat

pertumbuhan bakteri, hal tersebut dapat memaksimalkan

bakteri.

Sedangkan pada plastik, terkadang terdapat

mikroorganisme yang masih menempel sehingga tidak

steril

Pada daun pisang, terdapat rongga-rongga udara yang dapat

melancarkan sirkulasi udara yang mana jamur tempe

memerlukan oksigen untuk kelangsungan hidupnya.

Sedangkan pada plastik, terkadang perlubangannya kurang

Menjelaskan perbedaan tempe yang dihasilkan dari bahan

pembungkus daun pisang dan plastik, jawaban tepat dan

jelas sesuai dengan kunci jawaban.

10

Menjelaskan perbedaan tempe yang dihasilkan dari bahan

pembungkus daun pisang dan plastik, jawaban tidak tepat

dan kurang jelas, tidak sesuai dengan kunci jawaban.

7

Jawaban sama sekali tidak sesuai dengan kunci jawaban,

hanya berdasarkan opini siswa.

5

Page 257: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

248

sempurna sehingga menyebabkan jamur tempe kurang

mendapatkan oksigen.

5. Bagaimanakah tekstur tempe yang dihasilkan dari tempe yang

dibungkus daun pisang dan plastik? Pada tempe yang dibungkus dengan daun pisang, menghasilkan

pertumbuhan Rhizopus Oryzae yang maksimal dimana

miseliumnya tebal dan mengikat seluruh bagian kedelai,

sehingga teksturnya lembut dan merata.

Pada tempe yang dibungkus dengan plastik, tekstur yang

dihasilkan agak lembut, miselium saling mengikat. Miselium

cukup merata pada bagian atas, sedangkan bagian bawah

sedikit.

Menjelaskan tekstur tempe yang dihasilkan dari 2 tempe

yang dihasilkan sesuai dengan kunci jawaban. 10

Menjelaskan tekstur tempe yang dihasilkan dari 1 tempe

yang dihasilkan sesuai dengan kunci jawaban.

8

Menjelaskan tekstur tempe yang dihasilkan dari salah satu

tempe yang dihasilkan, jawaban tidak tepat, dan kurang

jelas

7

Jawaban sama sekali tidak sesuai dengan kunci jawaban,

hanya berdasarkan opini siswa.

5

Membuat Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan praktikum adalah:

1. Terdapat pengaruh dalam pembuatan tempe dengan

menggunakan bahan pembungkus yang berbeda.

2. Tempe yang dihasilkan memiliki karakter yang berbeda baik

dalam segi rasa, tekstur, dan warna sesuai dengan bahan dasar

utama tempe tersebut.

3. Kondisi atau bentuk tempe yang dihasilkan kedua tempe pada

umumnya sama. Hanya saja persebaran miselium pada tempe

ada yang sudah sempurna dan ada yang masih belum sempurna.

4. Selain faktor sanitasi yang sangat berpengaruh dalam

pembuatan tempe, sistematika atau tahapan demi tahapan

pembuatan tempe juga harus diperhatikan agar menghasilkan

tempe yang sesuai kita inginkan.

Memberikan 4 kesimpulan yang lengkap, sesuai data, dan

sesuai kunci jawaban dalam bahasa yang jelas dan tepat. 10

Memberikan 3 kesimpulan, sesuai data, dan sesuai kunci

jawaban dalam bahasa yang kurang jelas.

8

Memberikan 2 kesimpulan, sesuai data, dan sesuai kunci

jawaban dalam bahasa yang jelas dan tepat.

7

Memberikan 1 kesimpulan yang lengkap, sesuai data, dan

sesuai kunci jawaban dalam bahasa yang jelas dan tepat.

6

Jawaban sama sekali tidak sesuai dengan kunci jawaban,

hanya berdasarkan opini siswa.

5

Page 258: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

249

Page 259: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

249

Lampiran 26

DOKUMENTASI

Page 260: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

250

Page 261: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

251

Page 262: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

252

Page 263: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

253

Page 264: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

254

Page 265: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

255

Page 266: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

256

Page 267: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

257

Page 268: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

258

Page 269: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

259

Page 270: pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap ...

260