PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI (Penelitian Kuasi Eksperimen pada Kelas XI MAN 11 Jakarta) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: IKA ELIZA CHOLISTYANA 109016100021 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
269
Embed
PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL … · PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI (Penelitian Kuasi Eksperimen pada
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI
(Penelitian Kuasi Eksperimen pada Kelas XI MAN 11 Jakarta)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
IKA ELIZA CHOLISTYANA
109016100021
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
i
ABSTRAK
Ika Eliza Cholistyana (109016100021). Pengaruh Model Learning Cycle 5E
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sistem Ekskresi (Kuasi
Eksperimen di MAN 11 Jakarta).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model learning cycle
5E terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem ekskresi. Penelitian ini
dilakukan di MAN 11 Jakarta tahun pelajaran 2013-2014. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Sampel penelitian ini
adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan LKS
berbasis Learning Cycle 5E dengan model Learning Cycle 5E dan siswa kelas XI
IPA 2 sebagai kelas kontrol yang diberi perlakuan LKS yang biasa digunakan di
MAN 11 Jakarta dengan model direct instruction. Perolehan nilai rata-rata postest
kelas eksperimen 79,36 dan kelas kontrol 67,00. Analisis data proses kedua
kelompok menggunakan uji-t diperoleh hasil t-hitung 6,645 dan t-tabel pada taraf
signifikansi 5% sebesar 1,994, maka t-hitung > t-tabel. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model Learning Cycle 5E terhadap hasil
belajar siswa pada konsep sistem ekskresi.
Kata kunci: LKS, Learning Cycle 5E, Hasil Belajar.
ii
ABSTRACT
Ika Eliza Cholistyana, (109016100021). The Effect of 5E Learning Cycle
Against Student Learning Outcomes on Excretion System Concepts (Quasi-
Experimental in MAN 11 Jakarta).
This study aims to determine the effect of 5E Learning Cycle against
student learning outcomes on excretory system concepts. This research was
conducted in Jakarta MAN 11 academic year 2013-2014. The method used in this
study is quasi-experimental methods. Samples were students of class XI Science 1
as an experimental class-student worksheet (LKS) based on 5E Learning Cycle
treated with the 5E Learning Cycle Model and the students of class XI IPA 2 as
class worksheets treated controls commonly used in MAN 11 Jakarta with
instruction direct models. Obtaining the average value of 79.36 post-test
experimental class and control class 67.00. Data analysis process two groups
using t-test results obtained 6.645 t-test and t-table at 5% significance level of
1.994, then t-test > t-table. The results of this study indicate that there are
significant the 5E Learning Cycle against student learning outcomes on excretory
system concept.
Keywords: LKS, 5E Learning Cycle, Learning Outcomes.
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah, dengan Rahmat dan Hidayah-Nya yang selalu
tercurahkan kepada seluruh hamba-Nya. Penulis senantiasa memanjatkan puji
syukur kepada-Nya atas segala nikmat dan karunia-Nya yang tak terhingga.
Dengan nikmat Iman dan Islam, sehat wal’afiat, penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi yang berjudul Pengaruh Model Learning Cycle 5E
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sistem Ekskresi.
Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu tugas akhir untuk
mendapatkan gelar S1 di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Nurlena Rifai, MA., Ph. D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Baiq Hana Susanti, M.Sc, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Zulfiani, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Ahmad Sofyan, M. Pd, Pembimbing I dan Eny S. Rosyidatun, MA
pembimbing II yang telah membimbing peneliti dalam penyusunan skripsi
ini hingga selesai.
5. Yanti Herlanti, M. Pd, Pembimbing akademik yang telah membimbing
dan mengarahkan penulis dari awal sampai sekarang.
6. Ibu Hj. Na’imah Fathoni, Lc. MA, Kepala Madrasah Aliyah Negeri MAN
11 Jakarta yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian
skripsi.
iv
7. Ibu Sulistiyowati, S. Pd dan Bapak Amir Qodhir, M. Si, Guru bidang studi
Biologi di MAN 11 Jakarta yang telah memberikan bimbingan dan arahan
selama terlaksananya penelitian skripsi.
8. Seluruh keluarga besar MAN 11 Jakarta terutama kepada kelas XI IPA 1
dan XI IPA 2 yang telah bersedia bekerjasama selama penelitian.
9. Kedua orang tua, Nur Choliq dan Sumidah serta ananda Akhmad Aghzath
Ananjaya yang senantiasa mencurahkan kasih sayang dan doanya serta
memberikan dukungan sehingga penulis dapat meyelesaikan skripsi ini.
10. Mas Ahmad Sa’di, S. Kom., CCNA, kamu adalah penghebatku “Jabbal
Rahmah” has brought us back.. Thanks you God.
11. Teman-teman seperjuangan kelas Biologi A 2009 terutama mbok echa,
6 6 14 48,28 Sedang 7 7 25 86,21 Sangat Mudah 8 8 27 93,10 Sangat Mudah 9 9 27 93,10 Sangat Mudah 10 10 26 89,66 Sangat Mudah 11 11 27 93,10 Sangat Mudah 12 12 20 68,97 Sedang 13 13 4 13,79 Sangat Sukar 14 14 20 68,97 Sedang 15 15 9 31,03 Sedang 16 16 22 75,86 Mudah 17 17 25 86,21 Sangat Mudah 18 18 4 13,79 Sangat Sukar 19 19 23 79,31 Mudah 20 20 23 79,31 Mudah 21 21 27 93,10 Sangat Mudah 22 22 3 10,34 Sangat Sukar 23 23 27 93,10 Sangat Mudah 24 24 27 93,10 Sangat Mudah 25 25 27 93,10 Sangat Mudah 26 26 25 86,21 Sangat Mudah 27 27 19 65,52 Sedang 28 28 25 86,21 Sangat Mudah 29 29 27 93,10 Sangat Mudah 30 30 27 93,10 Sangat Mudah 31 31 21 72,41 Mudah 32 32 25 86,21 Sangat Mudah 33 33 0 0,00 Sangat Sukar 34 34 0 0,00 Sangat Sukar 35 35 25 86,21 Sangat Mudah 36 36 22 75,86 Mudah 37 37 13 44,83 Sedang 38 38 1 3,45 Sangat Sukar 39 39 16 55,17 Sedang 40 40 23 79,31 Mudah 41 41 27 93,10 Sangat Mudah 42 42 11 37,93 Sedang 43 43 18 62,07 Sedang 44 44 1 3,45 Sangat Sukar 45 45 0 0,00 Sangat Sukar 46 46 25 86,21 Sangat Mudah 47 47 26 89,66 Sangat Mudah 48 48 18 62,07 Sedang 49 49 19 65,52 Sedang 50 50 26 89,66 Sangat Mudah 51 51 26 89,66 Sangat Mudah 52 52 16 55,17 Sedang 53 53 26 89,66 Sangat Mudah 54 54 20 68,97 Sedang 55 55 16 55,17 Sedang 56 56 11 37,93 Sedang 57 57 0 0,00 Sangat Sukar 58 58 26 89,66 Sangat Mudah 59 59 23 79,31 Mudah 60 60 25 86,21 Sangat Mudah KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL ================================= Jumlah Subyek= 29 Butir Soal= 60 Nama berkas: D:\BELUM_ADA_NAMA.ANA No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi 1 1 0,579 Sangat Signifikan 2 2 0,745 Sangat Signifikan 3 3 0,255 Signifikan
105
4 4 0,684 Sangat Signifikan 5 5 0,794 Sangat Signifikan 6 6 0,323 Signifikan 7 7 0,658 Sangat Signifikan 8 8 0,944 Sangat Signifikan 9 9 0,944 Sangat Signifikan 10 10 0,794 Sangat Signifikan 11 11 0,944 Sangat Signifikan 12 12 0,281 Signifikan 13 13 0,133 - 14 14 0,339 Sangat Signifikan 15 15 0,256 Signifikan 16 16 0,633 Sangat Signifikan 17 17 0,623 Sangat Signifikan 18 18 -0,015 - 19 19 0,440 Sangat Signifikan 20 20 0,455 Sangat Signifikan 21 21 0,944 Sangat Signifikan 22 22 0,100 - 23 23 0,944 Sangat Signifikan 24 24 0,944 Sangat Signifikan 25 25 0,944 Sangat Signifikan 26 26 0,710 Sangat Signifikan 27 27 0,424 Sangat Signifikan 28 28 0,623 Sangat Signifikan 29 29 0,944 Sangat Signifikan 30 30 0,944 Sangat Signifikan 31 31 0,559 Sangat Signifikan 32 32 0,666 Sangat Signifikan 33 33 NAN NAN 34 34 NAN NAN 35 35 0,658 Sangat Signifikan 36 36 0,619 Sangat Signifikan 37 37 0,288 Signifikan 38 38 0,034 - 39 39 0,573 Sangat Signifikan 40 40 0,574 Sangat Signifikan 41 41 0,944 Sangat Signifikan 42 42 0,412 Sangat Signifikan 43 43 0,452 Sangat Signifikan 44 44 -0,015 - 45 45 NAN NAN 46 46 0,727 Sangat Signifikan 47 47 0,765 Sangat Signifikan 48 48 0,594 Sangat Signifikan 49 49 0,607 Sangat Signifikan 50 50 0,804 Sangat Signifikan 51 51 0,765 Sangat Signifikan 52 52 0,573 Sangat Signifikan 53 53 0,765 Sangat Signifikan 54 54 0,585 Sangat Signifikan 55 55 0,470 Sangat Signifikan 56 56 0,424 Sangat Signifikan 57 57 NAN NAN 58 58 0,765 Sangat Signifikan 59 59 0,485 Sangat Signifikan 60 60 0,684 Sangat Signifikan Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut: df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01 10 0,576 0,708 60 0,250 0,325 15 0,482 0,606 70 0,233 0,302 20 0,423 0,549 80 0,217 0,283 25 0,381 0,496 90 0,205 0,267 30 0,349 0,449 100 0,195 0,254
57 57 26--- 0-- 0-- 0** 1-- 0 58 58 0-- 26** 1+ 0-- 0-- 0 59 59 23** 0-- 1+ 1+ 2+ 0 60 60 0-- 0-- 25** 2-- 0-- 0 Keterangan: ** : Kunci Jawaban ++ : Sangat Baik + : Baik - : Kurang Baik -- : Buruk ---: Sangat Buruk REKAP ANALISIS BUTIR ===================== Rata2= 39,93 Simpang Baku= 11,72 KorelasiXY= 0,93 Reliabilitas Tes= 0,96 Butir Soal= 60 Jumlah Subyek= 29 Nama berkas: D:\BELUM_ADA_NAMA.ANA Btr Baru Btr Asli D.Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi 1 1 12,50 Sangat Mudah 0,579 Sangat Signifikan 2 2 25,00 Sangat Mudah 0,745 Sangat Signifikan 3 3 0,00 Sedang 0,255 Signifikan 4 4 37,50 Sangat Mudah 0,684 Sangat Signifikan 5 5 25,00 Sangat Mudah 0,794 Sangat Signifikan 6 6 25,00 Sedang 0,323 Signifikan 7 7 25,00 Sangat Mudah 0,658 Sangat Signifikan 8 8 25,00 Sangat Mudah 0,944 Sangat Signifikan 9 9 25,00 Sangat Mudah 0,944 Sangat Signifikan 10 10 25,00 Sangat Mudah 0,794 Sangat Signifikan 11 11 25,00 Sangat Mudah 0,944 Sangat Signifikan 12 12 -37,50 Sedang 0,281 Signifikan 13 13 12,50 Sangat Sukar 0,133 - 14 14 12,50 Sedang 0,339 Sangat Signifikan 15 15 25,00 Sedang 0,256 Signifikan 16 16 75,00 Mudah 0,633 Sangat Signifikan 17 17 25,00 Sangat Mudah 0,623 Sangat Signifikan 18 18 -37,50 Sangat Sukar -0,015 - 19 19 12,50 Mudah 0,440 Sangat Signifikan 20 20 25,00 Mudah 0,455 Sangat Signifikan 21 21 25,00 Sangat Mudah 0,944 Sangat Signifikan 22 22 0,00 Sangat Sukar 0,100 - 23 23 25,00 Sangat Mudah 0,944 Sangat Signifikan 24 24 25,00 Sangat Mudah 0,944 Sangat Signifikan 25 25 25,00 Sangat Mudah 0,944 Sangat Signifikan 26 26 37,50 Sangat Mudah 0,710 Sangat Signifikan 27 27 25,00 Sedang 0,424 Sangat Signifikan 28 28 25,00 Sangat Mudah 0,623 Sangat Signifikan 29 29 25,00 Sangat Mudah 0,944 Sangat Signifikan 30 30 25,00 Sangat Mudah 0,944 Sangat Signifikan 31 31 62,50 Mudah 0,559 Sangat Signifikan 32 32 37,50 Sangat Mudah 0,666 Sangat Signifikan 33 33 0,00 Sangat Sukar NAN NAN 34 34 0,00 Sangat Sukar NAN NAN 35 35 25,00 Sangat Mudah 0,658 Sangat Signifikan 36 36 75,00 Mudah 0,619 Sangat Signifikan 37 37 37,50 Sedang 0,288 Signifikan 38 38 0,00 Sangat Sukar 0,034 - 39 39 100,00 Sedang 0,573 Sangat Signifikan 40 40 62,50 Mudah 0,574 Sangat Signifikan 41 41 25,00 Sangat Mudah 0,944 Sangat Signifikan 42 42 87,50 Sedang 0,412 Sangat Signifikan
108
43 43 50,00 Sedang 0,452 Sangat Signifikan 44 44 0,00 Sangat Sukar -0,015 - 45 45 0,00 Sangat Sukar NAN NAN 46 46 37,50 Sangat Mudah 0,727 Sangat Signifikan 47 47 25,00 Sangat Mudah 0,765 Sangat Signifikan 48 48 100,00 Sedang 0,594 Sangat Signifikan 49 49 100,00 Sedang 0,607 Sangat Signifikan 50 50 37,50 Sangat Mudah 0,804 Sangat Signifikan 51 51 25,00 Sangat Mudah 0,765 Sangat Signifikan 52 52 100,00 Sedang 0,573 Sangat Signifikan 53 53 25,00 Sangat Mudah 0,765 Sangat Signifikan 54 54 87,50 Sedang 0,585 Sangat Signifikan 55 55 62,50 Sedang 0,470 Sangat Signifikan 56 56 87,50 Sedang 0,424 Sangat Signifikan 57 57 0,00 Sangat Sukar NAN NAN 58 58 25,00 Sangat Mudah 0,765 Sangat Signifikan 59 59 0,00 Mudah 0,485 Sangat Signifikan 60 60 25,00 Sangat Mudah 0,684 Sangat Signifikan
109
110
111
Soal Evaluasi Sistem Ekskresi pada Hewan dan Manusia | Kelas XI IPA Semester Ganjil
17. Manakah yang bukan alasan mengapa
pada saat udara dingin, kita sering
mengeluarkan air seni?
a. suhu darah lebih rendah dari
hipotalamus
b. otot aktif dan pembuluh darah
mengkerut
c. aliran darah yang melewati
pembuluh berkurang
d. suhu darah lebih tinggi dari
hipotalamus
e. kecepatan metabolisme dalam
tubuh berkurang
18. Ibu Nike mengalami penyakit diabetes
millitus, dokter mengatakan bahwa
pada pankreas beliau sedikit
menghasilkan insulin. Manakah yang
bukan termasuk dari akibat kekurangan
hormon insulin?
a. kadar gula dalam darah tinggi
b. menderita diabetes mellitus
c. penyerapan air di tubulus distal
menurun
d. jumlah urin menurun
e. sering mengeluarkan urin
19. Dari hasil tes, ternyata urin pak Yudha
mengandung glukosa. Di manakah
terjadinya proses kelainan tersebut?
a. filtrasi
b. augmentasi
c. reabsorpsi
d. defekasi
e. sekresi
20. Pernyataan berikut merupakan ciri-ciri
kelainan pada ginjal:
1) Adanya albumin dan protein dalam
urin
2) Tidak menghasilkan urin sama
sekali
3) Urin yang dikeluarkan banyak dan
encer
4) Adanya gula dalam urin
5) Terjadinya penimbunan di kaki
Manakah yang menunjukkan ciri gagal
ginjal?
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
21. Hasil pemeriksaan laboratorium
menunjukkan bahwa urin penderita
mengandung protein. Di manakah
terjadinya gangguan tersebut?
a. nefron
b. glomerulus
c. tubulus kontortus
d. kapsul bowman
e. hormon antideuretik
22. Seseorang di vonis mengidap penyakit
diabetes millitus. Salah satu akibatnya
sering buang air kecil. Karena kadar
glukosa dalam di urin dan darah sangat
tinggi. Mengapa diabetes militus dapat
terjadi? Karena kegagalan....
a. glomerulus mengadakan filtrasi
b. hati menghasilkan enzim amilase
c. pankreas memproduksi insulin
d. pankreas memproduksi enzim
amilase
e. kelebihan ADH di dalam darah
23. Salah satu alternatif pengobatan bagi
orang yang terkena gagal ginjal adalah
transplantasi ginjal. Sebelum
transplantasi ginjal perlu dilakukan tes
darah terlebih dahulu. Manakah
pernyataan dibawah ini yang bukan
alasan pendukung dilakukannya tes
tersebut?
a. Untuk mendapatkan informasi
seberapa perlu transplantasi ginjal
b. Meyakinkan organ donor memiliki
kecocokan dengan tubuh resipien
c. Resiko terjadinya komplikasi
112
Soal Evaluasi Sistem Ekskresi pada Hewan dan Manusia | Kelas XI IPA Semester Ganjil
d. Untuk memahami kondisi tubuh
penerima transplan
e. Hanya dilakukan bagi pendonor
yang bukan keluarganya
24. Apa alat ekskresi dan bahan yang
diekskresikan oleh insekta?
a. opistonefros dan asam urat
b. pronefros dan amonia
c. buluh Malpighi dan asam urat
d. nefridium dan asam urat
e. sel api dan amonia
25. Apa alat ekskresi pada planaria?
a. sel api berupa sel-sel yang
memiliki rambut getar
b. pembuluh malpighi berupa
pembuluh yang melekat pada
ujung usus
c. nefridia berupa cerobong yang
memiliki saluran berliku-liku
d. trakea sederhana berupa saluran-
saluran kecil menuju kulit
e. pori-pori yang terdapat pada sisi
tubuh bagian luar
26. Manakah hubungan yang tepat antara
organisme dan alat ekskresinya?
Organisme Alat Ekskresi
a. Planaria Sel hijau
b. Turbinaria Nefridia
c. Cacing tanah Sel api
d. Belalang Pembuluh malpighi
e. Ikan Nefridia
27. Apa ekskret yang dikeluarkan oleh
reptilia?
a. cairan urin
b. feses
c. kristal asam urat
d. amonia
e. ureum
28. Apa alat ekskresi ikan yang berupa
sepasang ginjal yang memanjang?
a. pronefros
b. mesonefros
c. metanefros
d. opistonefros
e. nefros
29. Mengapa hasil ekskresi burung
bercampur dengan feses? Karena....
a. burung hanya memiliki kloaka
b. urin keluar lewat uretra
c. organ ekskresi berhubungan dengan
organ reproduksi
d. ginjal burung menyatu dengan usus
e. saluran ginjal buntu
30. Di hari yang panas, kita sering melihat
anjing terengah-engah dan menjulurkan
lidahnya. Manakah pernyataan yang
bukan alasan pendukung dilakukannya
hal tersebut?
a. Anjing lebih mudah mengalami
hyperthemia
b. Hanya memiliki sejumlah kecil
kelenjar keringat
c. Mengurangi kondisi panas tubuh
d. Memenuhi kekurangan air dalam
tubuh
e. Mengimbangi kecepatan
pengeluaran panas saat suhu tinggi
113
Lampiran 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Menggunakan LKS Berbasis Learning Cycle 5E)
Kelas Eksperimen
Pertemuan 1
Satuan Pendidikan : MAN 11 Jakarta
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Program : XI / IPA
Semester : Genap
Tahun Pelajaran : 2013/2014
Standar
Kompetensi : 3. Memahami penerapan konsep dasar dan prinsip-prinsip
hereditas serta implikasinya pada Salingtemas
Kompetensi Dasar : 3.5. Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan
proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada
sistem ekskresi pada manusia dan hewan (misalnya
pada ikan dan serangga)
Indikator : 3.5.1. Menjelaskan pengertian sistem ekskresi
3.5.2.
3.5.3.
3.5.4.
3.5.5.
Menyebutkan macam-macam organ sistem ekskresi
pada manusia
Menjelaskan struktur masing-masing organ ekskresi
beserta fungsinya.
Menjelaskan proses kerja organ ekskresi manusia.
Mengkaitkan proses kerja organ ekskresi dengan
fenomena sehari-hari.
Alokasi Waktu : 2x 45 menit ( 1 Pertemuan )
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran, siswa dapat :
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian sistem ekskresi melalui diskusi dan
kajian pustaka.
2. Siswa dapat menyebutkan macam-macam organ sistem ekskresi pada
manusia melalui diskusi dan kajian pustaka.
3.
4.
5.
Siswa dapat mengidentifikasi struktur masing-masing organ ekskresi beserta
fungsinya melalui diskusi dan kajian pustaka.
Siswa dapat menjelaskan proses kerja organ ekskresi melalui praktikum dan
kajian pustaka.
Siswa dapat mengkaitkan proses kerja organ ekskresi dengan fenomena
sehari-hari.
114
II. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta
2. Materi Konsep Ekskresi adalah proses pembebasan sisa-sisa metabolisme dari tubuh.
Kelebihan air, gas, garam-garam, dan material organik diekskresikan keluar, tetapi
substansi yang esensial untuk fungsi tubuh disimpan. Zat yang dikeluarkan
biasanya dalam bentuk terlarut dan diekskresikan melalui suatu proses filtrasi
selektif.
115
Sistem ekskresi pada manusia terdiri atas ginjal, kulit, paru-paru, dan hati
yang berfungsi sebagai organ untuk membuang zat sampah/kotoran sisa
metabolisme.
Ginjal:
Alat tubuh yang mempunyai fungsi spesifik untuk ekskresi sisa
metabolisme yang mengandung nitrogen.
Lapisan ginjal bagian luar disebut kulit ginjal atau korteks, sedangkan
lapisan dalam disebut sumsum ginjal atau medula. Lapisan paling dalam
berupa rongga ginjal yang disebut pelvis renalis.
Satuan struktural dan fungsional ginjal yang terkecil disebut nefron. Tiap
nefron terdiri atas badan malpighi yang tersusun dari kapsul bowman,
glomerulus yang terdapat di bagian korteks, serta tubulus-tubulus.
Tubulus-tubulus tersebut adalah tubulus kontortus proksimal, tubulus
kontortus distal, tubulus pengumpul, dan lengkung henle yang terdapat
dibagian medula.
Ginjal mengendalikan potensial air pada darah yang melewatinya.
Substansi yang menyebabkan ketidakseimbangan potensial air pada darah
akan dipisahkan dari darah dan diekskresikan dalam bentuk urin.
Paru-paru
Organ paru-paru terdiri dari bronkus, bronkiolus, dan alveolus.
Ekskret dari paru-paru adalah CO2 dan H2O yang dihasilkan dari proses
pernafasan.
Hati
Organ hati dilindungi selaput tipis yang disebut kapsula hepatica.
Kapsula gibson menyatukan antara kelenjar empedu dan pembuluh darah
di dalam hati.
Empedu yang dihasilkan oleh hati berfungsi sebagai pencernaan lemak,
mengaktifkan lipase, mengubah zat yang tak larut dalam air menjadi zat
yang dapat larut dalam air, membantu daya absorpsi lemak pada dinding
usus.
Kulit
Organ kulit tersusun oleh epidermis dan dermis.
Jaringan epidermis tersusun atas stratum basal, stratum spinosum, stratum
granulosum, stratum lusidum, stratum korneum.
Jaringan dermis tersusun atas akar rambut, pembuluh darah, kelenjar
minyak, kelenjar keringat dan ujung saraf.
Fungsi dari kulit sebagai alat ekskresi yaitu sebagai pengatur suhu tubuh,
penyimpanan cadangan makanan berupa lemak, melindungi tubuh dari
gesekan, panas, zat-zat kimia, dan mengurangi hilangnya air dalam tubuh.
Proses kerja organ ekskresi
Ginjal
Proses pembentukan urin:
Proses pembentukan urin dalam ginjal dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
filtrasi (penyaringan), reabsorpsi (penyerapan kembali) dan augmentasi
(pengeluaran zat):
Filtrasi
116
Terjadi di kapsul bowman dan glomerulus. Terjadi penyaringan darah.
Hasil filtrasi dari glomerulus dan kapsul bowman disebut filtrat
glomerulus atau urin primer.
Reabsorpsi
Terjadi di tubulus kontortus proksimal, lengkung henle dan sebagian
tubulus kontortus distal. Reabsorpsi dilakukan oleh sel-sel epitelium
di seluruh tubulus ginjal. Zat-zat yang direabsorpsi antara lain Na+,
K+, Ca
2+, Cl
-, HCO3
-, HbO4
2-, dan sebagian urea. Hasil dari reabsorpsi
yaitu urin sekunder.
Augmentasi
Urin sekunder dari tubulus kontortus distal akan turun menuju tubulus
pengumpul. Pada tubulus pengumpul ini masih terjadi penyerapan ion
Na+, Cl-, dan urea. Dari tubulus pengumpul, urin di bawa ke pelvis
renalis, selanjutnya melalui ureter menuju vesika urinaria yang
merupakan tempat sementara urin.
Paru-paru
Ekskret dari paru-paru adalah CO2 dan H2O yang dihasilkan dari proses
pernapasan. Proses pengangkutan CO2 terjadi melalui tiga cara, yaitu:
terlarut dalam plasma darah, berikatan dengan hemoglobin dan dalam
bentuk ion HCO3- melalui proses berantai yang disebut pertukaran klorida.
Kulit
Kulit atau integumen mengekskresikan keringat. Keringat dihasilkan oleh
kelenjar keringat pada lapisan dermis. Kerja keringat berada di bawah
pengaruh pusat pengaturan suhu badan dari sistem saraf pusat
(hipotalamus) dan enzim brandikinin. Pengaturan oleh saraf pusat ini
dirangsang oleh perubahan suhu di pembuluh darah.
Hati
Hati mengekskresikan empedu. Empedu mengandung kolesterol, garam
mineral, garam empedu, serta pigmen yang disebut bilirubin dan
biliverdin. Zat warna empedu dikeluarkan ke usus 12 jari dan dioksidasi
menjadi urobilin. Urobilin berwarna kuning coklat yang berperan
memberi warna pada feses dan urin.
3. Materi Prosedur
a. Pengertian ekskresi
b. Organ-organ ekskresi manusia
c. Proses kerja organ ekskresi
III. Metode dan Model Pembelajaran
1. Metode : Kerja kelompok, tanya jawab dan diskusi
2. Model : Learning Cycle 5e
IV. Kegiatan Pembelajaran
A. Kegiatan awal (20 menit)
Mengucapkan salam dan doa sebagai implementasi nilai religius.
Pengkondisian kelas dilanjutkan dengan pembiasaan sebagai implementasi nilai disiplin.
Guru melakukan pretest
117
Tahap Engage (Mengajak) Guru mengajukan pertanyaan tentang berkeringat setelah olahraga
kepada siswa untuk menggali pengetahuan awal mengenai materi
sistem ekskresi
Guru memperlihatkan gambar organ-organ sistem ekskresi melalui
media power point untuk memfokuskan siswa agar lebih
memperhatikan
Guru mengulas tujuan pembelajaran pada pertemuan tersebut
Guru memotivasi siswa dengan menjelaskan pentingnya mempelajari
sistem ekskresi pada manusia.
B. Kegiatan inti (60 menit)
No. Tahap Siklus
Belajar Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Eksplorasi Membentuk kelompok,
memberi kesempatan
untuk bekerja sama dalam
kelompok kecil secara
mandiri.
Membentuk kelompok
dan siswa bekerja sama
dalam kelompok.
Guru membagikan LKS
berbasis learning cycle 5E
Setiap kelompok
memperoleh LKS
berbasis learning cycle
5E
Guru berperan sebagai
fasilitator.
Setiap kelompok
mendiskusikan dan
membuat prediksi baru
tentang organ-organ
ekskresi beserta
fungsinya.
Mendorong siswa untuk
menjelaskan organ-organ
ekskresi beserta fungsinya
dengan kalimat mereka
sendiri
Mencoba alternatif
pemecahan dengan
teman sekelompok,
mencatat hasil diskusi,
serta mengembangkan
ide-ide baru.
Meminta bukti dan
klarifikasi penjelasan
siswa, mendengar secara
kritis penjelasan
antarsiswa.
Menunjukkan bukti dan
memberi klarifikasi
terhadap ide-ide baru
tentang organ-organ
ekskresi beserta
fungsinya.
Memberi definisi dan
penjelasan dengan
memakai penjelasan siswa
terlebih dahulu sebagai
dasar diskusi.
Mencermati dan
berusaha memahami
penjelasan guru.
2. Penjelasan Mendorong siswa untuk
menjelaskan organ-organ
ekskresi beserta fungsinya
Mencoba memberi
penjelasan terhadap
organ-organ ekskresi
118
dengan kalimat mereka sendiri.
beserta fungsinya yang ditemukan.
Meminta bukti dan
klarifikasi penjelasan
siswa.
Menggunakan
pengamatan dan catatan
dalam memberi
penjelasan.
Mendengar secara kritis
penjelasan antarsiswa atu
guru
Melakukan pembuktian
terhadap organ-organ
ekskresi beserta
fungsinya yang diajukan.
Memandu diskusi Mendiskusikan.
3. Elaborasi Mengingatkan siswa pada
penjelasan alternatif dan
mempertimbangkan
data/bukti saat mereka
mengeksplorasi situasi
baru.
Menerapkan konsep dan
keterampilan dalam
praktikum fungsi kerja
ginjal.
Mendorong dan
memfasilitasi siswa
mengaplikasi
konsep/keterampilan
dalam setting yang
baru/lain.
Bertanya, mengusulkan
pemecahan, membuat
keputusan, melakukan
percobaan, dan
pengamatan.
C. Kegiatan Penutup (10 menit)
Tahap Evaluasi:
Guru meninjau kembali dengan bertanya kepada salah seorang siswa
mengenai materi yang telah diajarkan atau siswa dapat mengajukan
pertanyaan terbuka kepada guru dan mencari jawabannya bersama-sama
dengan siswa yang lainnya.
Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
Guru memberi tugas untuk membaca kelainan pada organ ekskresi dan penanggulangannya kepada siswa dan menginformasikan bahan
selanjutnya.
Penugasan Terstruktur (PT) :
Menjelaskan pengertian sistem ekskresi.
Menyebutkan macam-macam organ ekskresi pada manusia.
Mengidentifikasi struktur masing-masing organ ekskresi beserta fungsinya.
Menjelaskan proses kerja organ ekskresi manusia.
Mengkaitkan proses kerja organ ekskresi dengan fenomena sehari-hari.
Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT) :
Mencari informasi melalui internet atau kajian pustaka tentang struktur, fungsi,
dan proses kerja masing-masing organ ekskresi.
119
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
Sumbe
r:
Bahan
:
Alat : LCD, Laptop, power point, video, LKS
VI. Penilaian
Penilaian dilakukan secara individu atau kelompok yang berupa penugasan LKS.
Jakarta, 20 Juli 2013
Mengetahui Peneliti,
Guru Mata Pelajaran,
(Sulistiyowati, S.Pd) Ika Eliza Cholistyana
NIP.19671005199603 2 002 NIM.109016100021
1.
2.
Buku Biologi Elangga XII D.A.Prawiti, dkk. (80 s/d 85)
Rumah Belajar Online Diknas
1. Buku Biologi Elangga XII D.A.Prawiti, dkk.
2. Rumah Belajar Online Diknas
3. LKS Learning Cycle 5e yang dibuat guru
120
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Menggunakan LKS Berbasis Learning Cycle 5E)
Kelas Eksperimen
Pertemuan 2
Satuan Pendidikan : MAN 11 Jakarta
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Program : XI / IPA
Semester : Genap
Tahun Pelajaran : 2013/2014
Standar
Kompetensi : 3. Memahami penerapan konsep dasar dan prinsip-prinsip
hereditas serta implikasinya pada Salingtemas
Kompetensi Dasar : 3.5. Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan
proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada
sistem ekskresi pada manusia dan hewan (misalnya
pada ikan dan serangga)
Indikator : 3.5.4. Menjelaskan gangguan yang terjadi pada sistem
ekskresi manusia.
3.5.5.
Memberi contoh teknologi untuk penanggulangan
akibat kelainan yang terjadi pada sistem ekskresi.
Alokasi Waktu : 2x 45 menit ( 1 Pertemuan )
III. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran, siswa dapat :
1. Siswa dapat menjelaskan gangguan yang terjadi pada sistem ekskresi
manusia melalui diskusi dan kajian pustaka.
2. Siswa dapat memberi contoh teknologi untuk penanggulangan akibat kelainan
yang terjadi pada sistem ekskresi melalui diskusi dan kajian pustaka.
IV. Materi Pembelajaran
4. Materi Fakta
121
5. Materi Konsep Kelainan-kelainan pada paru-paru, diantaranya adalah:
a. Asma atau sesak nafas, yaitu kelainan yang disebabkan oleh penyumbatan
saluran pernafasan yang diantaranya disebabkan oleh alergi terhadap rambut,
bulu, debu atau tekanan psikologis.
b. Kanker Paru-Paru, yaitu gangguan paru-paru yang disebabkan oleh kebiasaan
merokok. Penyebab lain adalah terlalu banyak menghirup debu asbes, kromium,
produk petroleum dan radiasi ionisasi. Kelainan ini mempengaruhi pertukaran
gas di paru-paru.
c. Emphysema, adalah penyakit pembengkakan paru-paru karena pembuluh
darahnya terisi udara.
Cara Mengatasi Kelainan Pada Paru-Paru
Upaya menghindari dan mengatasi kelainan-kelainan pada paru-paru adalah dengan
menjalankan pola hidup sehat, diantaranya:
1. Mengatur pola makan dengan mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi
secara teratur
2. Berolah raga dengan teratur
3. Istirahat minimal 6 jam per hari
4. Mengindari konsumsi rokok, minum minuman beralkohol dan narkoba
5. Hindari Stress
Kelainan-Kelainan Pada Hati:
Gangguan pada hati yang umumnya dijumpai di masyarakat saat ini adalah
HEPATITIS atau PENYAKIT KUNING. Disebut demikian karena tubuh penderita
menjadi kekuningan, disebabkan zat warna empedu beredar ke seluruh tubuh.
122
Penyakit ini disebabkan oleh serangan virus yang dapat menular melalui makanan,
minuman, jarum suntik dan transfusi darah.
Hepatitis adalah peradangan pada sel-sel hati. Penyebab penyakit hepatitis yang
utama adalah virus. Virus hepatitis yang sudah ditemukan sudah cukup banyak dan
digolongkan menjadi virus hepatitis A, B, C, D, E, G, dan TT.
Beberapa jenis hepatitis yang saat ini harus diwaspadai adalah:
1. Hepatitis A yang disebabkan oleh Virus Hepatitis A (VHA)
2. Hepatitis B yang disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB)
3. Hepatitis C yang disebabkan oleh Virus Hepatitis C (VHC)
Cara mengatasi kelainan-kelainan pada hati diantaranya adalah dengan:
1. Pemberian vaksinasi
2. Makan makanan yang sehat
3. Menghindari penggunaan obat-obatan terlarang
4. Berolahraga dengan teratur
5. Sterilisasi penggunaan jarum suntik
6. Menghindari pergaulan bebas (berganti-ganti pasangan)
Kelainan Pada Ginjal
Kelainan-kelainan pada ginjal diantaranya adalah gagal ginjal dan batu ginjal.
a. Gagal Ginjal
Gagal ginjal merupakan kelainan pada ginjal dimana ginjal sudah tidak dapat
berfungsi sebagaimana mestinya yaitu menyaring dan membersihkan darah dari
zat-zat sisa metabolisme.
Penyebab terjadinya gagal ginjal antara lain disebabkan oleh:
1. Makan makanan berlemak
2. Kolesterol dalam darah yang tinggi
3. Kurang berolahraga
4. Merokok, dan
5. Minum minuman beralkohol.
Mengatasi Gagal Ginjal
Kemajuan ilmu pengetahuan, memungkinkan fungsi ginjal digantikan.
Penggantian fungsi tersebut dikenal dengan Renal Replacement Therapy (RRT)
atau Terapi Pengganti Ginjal (TPG). Ada dua cara TPG, yakni
transplantasi/cangkok ginjal dan dialisis/cuci darah . Dialisis/cuci darah
dibedakan menjadi:
1. HD (Hemodialisis), dialisis dengan bantuan mesin
2. PD (Peritoneal Dialisis), dialisis melalui rongga perut
b. Batu Ginjal
Urine banyak mengandung mineral dan berbagai bahan kimiawi. Urin belum
tentu dapat melarutkan semua itu. Apabila kita kurang minum atau sering
menahan kencing, mineral-mineral tersebut dapat mengendap dan membentuk
batu ginjal.Batu ginjal merupakan kristal yang terlihat seperti batu yang
terbentuk di ginjal. Kristal-kristal tersebut akan berkumpul dan saling berlekatan
untuk membentuk formasi “batu”. Apabila batu tersebut menyumbat saluran
kemih antara ginjal dan kandung kemih, saluran kemih manusia yang mirip
selang akan teregang kuat karena menahan air seni yang tidak bisa keluar. Hal
itu tentu menimbulkan rasa sakit yang hebat.
Mencegah Terjadinya Batu Ginjal
Jangan menahan buang air kemih terlalu lama, karena dapat
menyebabkan kandungan garam dalam urin menjadi pekat
123
Minumlah air putih yang banyak, minimal 8 gelas sehari, agar urin menjadi lebih encer, batupun menjadi lebih sulit mengendap.
Apabila kita seorang pekerja yang membutuhkan duduk yang terlalu
lama, cobalah untuk bergerak sedikit, dan perbanyaklah berjalan
disekitar tempat duduk.
Sebelum pergi tidur biasakan untuk minum terlebih dahulu, karena malam yang panjang memudahkan air seni yang pekat mengendapkan
batu. c. Diabetes Insipidus
Suatu kelainan dimana terdapat kekurangan hormon antidiuretik yang
menyebabkan rasa haus yang berlebihan (polidipsi) dan pengeluaran sejumlah
besar air kemih yang sangat encer (poliuri). Diabetes insipidus terjadi akibat
penurunan pembentukan hormon antidiuretik (vasopresin), yaitu hormon yang
secara alami mencegah pembentukan air kemih yang terlalu banyak.
Cara mengatasi penyebabnya.
Diabetes insipidus diobati dengan mengatasi penyebabnya yaitu
Vasopresin atau desmopresin asetat (dimodifikasi dari hormon antidiuretik) bisa diberikan sebagai obat semprot hidung beberapa
kali sehari untuk mempertahankan pengeluaran air kemih yang
normal. Terlalu banyak mengkonsumsi obat ini bisa menyebabkan
penimbunan cairan, pembengkakan dan gangguan lainnya.
Suntikan hormon antidiuretik diberikan kepada penderita yang akan
menjalani pembedahan atau penderita yang tidak sadarkan diri.
Kadang diabetes insipidus bisa dikendalikan oleh obat-obatan yang merangsang pembentukan hormon antidiuretik, seperti klorpropamid,
karbamazepin, klofibrat dan berbagai diuretik (tiazid). Tetapi obat-
obat ini tidak mungkin meringankan gejala secara total pada diabetes
insipidus yang berat.
d. Diabetes Melitus Kurangnya produksi zat insulin atau kurang sensitifnya jaringan tubuh
terhadap zat insulin. Hal ini akan mengakibatkan kadar glukosa pada makanan
tidak dapat diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh. Akibatnya kadar gula dalam
darah akan terus meningkat.
Pengobatan
Meskipun terbentuk jaringan parut, fungsi ginjal biasanya kembali normal
setelah pemakaian obat penyebabnya dihentikan. Jika penyebabnya adalah reaksi
alergi, maka pemberian kortikosteroid bisa mempercepat pemulihan fungsi ginjal.
Infeksi saluran kencing merupakan pintu menuju infeksi ginjal, sebab itu
usahakan agar saluran kencing itu bersih, tidak terpapar bakteri, yang misalnya
pada kaum perempuan, umumnya didapat dari kotoran yang keluar dari anus,
yang masuk ke lubang saluran kencing. Bagi kaum lelaki yang sudah berusia di
atas 50 tahun, usahakan memeriksakan prostat sekali setahun.
e. Albuminuria
Albuminuria adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan
urine penderita mengandung albumin. Albumin merupakan protein yang
bermanfaat bagi manusia karena berfungsi untuk mencegah agar cairan tidak
terlalu banyak keluar dari darah. Penyakit ini menyebabkan terlalu banyak
124
albumin yang lolos dari saringan ginjal dan terbuang bersama urine. Penyakit ini
antara lain disebabkan oleh kekurangan protein. Cara mencegahnya dengan cara
pengendalian kadar gula darah dan mengurangi derajat albuminuria dengan
pemberian diuretik dosis kecil dan pembatasan asupan protein (0,6-0,8 gram / kg
berat badan per hari).
6. Materi Prosedur
d. Gangguan/penyakit pada sistem ekskresi manusia.
e. Cara penanggulannya.
III. Metode dan Model Pembelajaran
1. Metode : Eksperimen dan diskusi
2. Model : Learning Cycle 5e
IV. Kegiatan Pembelajaran
D. Kegiatan awal (10 menit)
Mengucapkan salam dan doa sebagai implementasi nilai religius.
Pengkondisian kelas dilanjutkan dengan pembiasaan sebagai
implementasi nilai disiplin.
Tahap Engage (Mengajak)
Guru menarik perhatian siswa dengan menunjukkan video tentang suatu organ ekskresi.
Guru mengulas pembelajaran pada pertemuan sebelumnya mengenai
macam-macam dan fungsi organ ekskresi.
Guru mengulas tujuan pembelajaran pada pertemuan tersebut.
Guru memotivasi siswa dengan mengutarakan urgensi/pentingnya mempelajari keterkaitan proses kerja organ ekskresi dengan gangguan
atau kelainannya.
E. Kegiatan inti (70 menit)
No. Tahap Siklus
Belajar Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Eksplorasi Membentuk kelompok,
memberi kesempatan
untuk bekerja sama dalam
kelompok kecil secara
mandiri.
Membentuk kelompok
dan siswa bekerja sama
dalam kelompok.
Guru membagikan LKS
berbasis learning cycle 5E
Setiap kelompok
memperoleh LKS
berbasis learning cycle
5E
Guru berperan sebagai
fasilitator.
Setiap kelompok
mendiskusikan dan
membuat prediksi baru
tentang kelainan pada
sistem ekskresi.
Mendorong siswa untuk
menjelaskan proses kerja
Mencoba alternatif
pemecahan dengan
125
organ ekskresi dan gangguan penyakit dengan
kalimat mereka sendiri
teman sekelompok, mencatat pengamatan,
serta mengembangkan
ide-ide baru.
Meminta bukti dan
klarifikasi penjelasan
siswa, mendengar secara
kritis penjelasan
antarsiswa.
Menunjukkan bukti dan
memberi klarifikasi
terhadap ide-ide baru
tentang proses kerja
organ ekskresi dan
gangguan penyakit.
Memberi definisi dan
penjelasan dengan
memakai penjelasan siswa
terlebih dahulu sebagai
dasar diskusi.
Mencermati dan
berusaha memahami
penjelasan guru.
2. Penjelasan Mendorong siswa untuk
menjelaskan konsep
dengan kalimat mereka
sendiri.
Mencoba memberi
penjelasan terhadap
gangguan penyakit yang
ditemukan.
Meminta bukti dan
klarifikasi penjelasan
siswa.
Menggunakan
pengamatan dan catatan
dalam memberi
penjelasan.
Mendengar secara kritis
penjelasan antarsiswa atu
guru
Melakukan pembuktian
terhadap gangguan
penyakit yang diajukan.
Memandu diskusi Mendiskusikan.
3. Elaborasi Mengingatkan siswa pada
penjelasan alternatif dan
mempertimbangkan
data/bukti saat mereka
mengeksplorasi situasi
baru.
Menerapkan kelainan
sistem ekskresi dengan
penemukan teknologi
atau cara
penanggulannya.
Mendorong dan
memfasilitasi siswa
mengaplikasi
konsep/keterampilan
dalam setting yang
baru/lain.
Siswa merancang
kegiatan praktikum
sesuai langkah kerja pada
LKS kemudian
melakukan pengamatan
dan mencatat hasil
pengamatan selanjutnya
melaporkan dalam
bentuk karya ilmiah.
F. Kegiatan Penutup (10 menit)
Tahap Evaluasi:
Guru meninjau kembali dengan bertanya kepada salah seorang siswa mengenai materi yang telah diajarkan atau siswa dapat mengajukan
pertanyaan terbuka kepada guru dan mencari jawabannya bersama-sama
dengan siswa yang lainnya.
126
Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
Guru memberi tugas untuk membaca alat ekskresi pada hewan kepada
siswa dan menginformasikan bahan selanjutnya.
Penugasan Terstruktur (PT) :
Menjelaskan gangguan yang terjadi pada sistem ekskresi manusia.
Memberi contoh teknologi untuk penanggulangan akibat kelainan yang terjadi
pada sistem ekskresi.
Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT) :
Mencari informasi melalui internet atau kajian pustaka tentang alat ekskresi
pada hewan.
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
Sumbe
r:
Bahan
:
Alat : LCD, Laptop, power point, video, LKS
VI. Penilaian
Penilaian dilakukan secara individu atau kelompok yang beupa penugasan LKS.
Jakarta, 20 Juli 2013
Mengetahui Peneliti,
Guru Mata Pelajaran,
(Sulistiyowati, S.Pd) Ika Eliza Cholistyana
NIP.19671005199603 2 002 NIM.109016100021
1.
2.
Buku Biologi Elangga XII D.A.Prawiti, dkk. (80 s/d 85)
Rumah Belajar Online Diknas
1. Buku Biologi Elangga XII D.A.Prawiti, dkk.
2. Rumah Belajar Online Diknas
3. LKS berbasis learning cycle 5E
127
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Menggunakan LKS Berbasis Learning Cycle 5E)
Kelas Eksperimen
Pertemuan 3
Satuan Pendidikan : MAN 11 Jakarta
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Program : XI / IPA
Semester : Genap
Tahun Pelajaran : 2013/2014
Standar
Kompetensi : 3. Memahami penerapan konsep dasar dan prinsip-prinsip
hereditas serta implikasinya pada Salingtemas
Kompetensi Dasar : 3.5. Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan
proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada
sistem ekskresi pada manusia dan hewan (misalnya
pada ikan dan serangga)
Indikator : 3.5.7. Menjelaskan alat ekskresi pada hewan invertebrata.
3.5.8.
3.5.9.
Menjelaskan alat ekskresi pada hewan vertebrata.
Mengkaitkan alat ekskresi hewan dengan fenomena
sehari-hari.
Alokasi Waktu : 2x 45 menit ( 1 Pertemuan )
V. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran, siswa dapat :
1. Siswa dapat menjelaskan alat ekskresi pada hewan invertebrata melalui
diskusi dan kajian pustaka.
2.
3.
Siswa dapat menjelaskan alat ekskresi pada hewan vertebrata melalui diskusi
dan kajian pustaka.
Siswa dapat mengkaitkan alat ekskresi hewan dengan fenomena sehari-hari
VI. Materi Pembelajaran
7. Materi Fakta
128
8. Materi Konsep
a. Alat ekskresi pada hewan Invertebrata
Cacing pipih
Contohnya pada Planaria. Cairan tubuh yang melewati sel api akan
disaring. Zat-zat sisa yang dikandungnya akan diserap oleh sel api.
Gerakan bulu getar di dalam saluran sel api akan mendorong zat air ke
arah saluran gabungan. Melalui saluran gabungan inilah, akhirnya zatzat
sisa dibuang ke luar melalui lubang ekskresi.
Cacing tanah
Cairan tubuh yang melewati nefridia. Zat-zat yang berguna akan diserap
oleh darah, sedangkan cairan tubuh yang berupa zat sisa yang tidak
berguna seperti air, senyawa nitrogen, dan garam-garam yang tidak
diperlukan tubuh akan ditampung dalam kantong kemih, selanjutnya
dikeluarkan melalui lubang nefridium (nefridiofora).
Serangga
Zat-zat sisa metabolisme yang berupa senyawa nitrogen dari cairan
tubuh diubah menjadi asam urat. Zat ini akan diserap pembuluh
malpighi, terus diangkut ke usus di dalam rektum. Air yang berlebihan
129
akan diserap oleh usus, sehingga kotoran serangga berupa butiran-
butiran.
b. Alat ekskresi pada hewan Vertebrata
Ikan emas
Alat ekskresi berupa sepasang ginjal berwarna kemerah-merahan,
terletak di antara gelembung udara depan dan belakang. Ginjal
dilengkapi saluran urine, yang muaranya menyatu dengan muara saluran
kelamin, sehingga disebut muara saluran urogenitalia. Ikan-ikan jenis
lain ada yang muara tiga saluran, yaitu saluran urine, kelamin, dan anus
menyatu disebut kloaka.
Ikan air laut banyak minum, sedikit urine. Garam-garam yang
masuk bersama air yang diminum, akan dikeluarkan secara aktif melalui
insang. Ikan air tawar sedikit minum namun banyak mengeluarkan urine.
Di samping itu, ikan air tawar juga menghemat garam dan
membersihkan tubuhnya dan zat-zat sisa senyawa nitrogen.
Katak hijau
Alat ekskresi berupa sepasang ginjal kiri dan kanan. Warnanya
merah kecoklatan, bentuknya memanjang dari depan ke belakang. Zat
sisa yang diambil oleh ginjal akan disalurkan melalui ureter menuju ke kantong kemih yang berupa kantong berdinding tipis yang terbentuk dari
tonjolan dinding kloaka. Fungsinya untuk menyimpan urine sementara.
Muara saluran urine, saluran kelamin, dan saluran pencernaan akan
menyatu disebut kloaka.
Kadal
Alat ekskresi berupa sepasang ginjal. Salurannya juga bermuara pada
kloaka (muara saluran urine, saluran kelamin dan saluran pencernaan).
Burung
Alat ekskresi berupa paru-paru, ginjal dan kulit. Ginjal berjumlah
sepasang, berwarna cokelat. Saluran kelamin, saluran ekskresi, dan
saluran pencernaan menyatu bermuara pada kloaka. Burung tidak
mempunyai kantong urine. Urine yang dihasilkan ginjal langsung
bercampur dengan sisa pencernaan di kloaka. Kulit burung tidak
mempunyai keringat, tetapi mempunyai kelenjar minyak yang terdapat
pada tunggingnya. Minyak ini berguna untuk meminyaki bulu.
9. Materi Prosedur
f. Alat Ekskresi Pada Hewan Invertebrata
g. Alat Ekskresi Pada Hewan Vertebrata
III. Metode dan Model Pembelajaran
1. Metode : Kerja kelompok, tanya jawab dan diskusi
2. Model : Learning Cycle 5e
IV. Kegiatan Pembelajaran
G. Kegiatan awal (5 menit)
Mengucapkan salam dan doa sebagai implementasi nilai religius.
Pengkondisian kelas dilanjutkan dengan pembiasaan sebagai
implementasi nilai disiplin.
130
Tahap Engage (Mengajak)
Guru menarik perhatian siswa dengan menunjukkan video tentang alat
ekskresi pada hewan.
Guru mengulas pembelajaran pada pertemuan sebelumnya mengenai proses kerja dari masing-masing organ ekskresi dan gangguan/penyakit
pada sistem ekskresi.
Guru mengulas tujuan pembelajaran pada pertemuan tersebut.
Guru memotivasi siswa dengan mengutarakan urgensi/pentingnya mempelajari alat ekskresi pada hewan.
H. Kegiatan inti (60 menit)
No. Tahap Siklus
Belajar Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. Eksplorasi Membentuk kelompok,
memberi kesempatan
untuk bekerja sama dalam
kelompok kecil secara
mandiri.
Membentuk kelompok
dan siswa bekerja sama
dalam kelompok.
Guru membagikan LKS
berbasis learning cycle 5E
Setiap kelompok
memperoleh LKS
berbasis learning cycle
5E
Guru berperan sebagai
fasilitator.
Setiap kelompok
mendiskusikan dan
membuat prediksi baru
tentang pada hewan.
Mendorong siswa untuk
menjelaskan alat-alat
ekskresi pada hewan
dengan kalimat mereka
sendiri
Mencoba alternatif
pemecahan dengan
teman sekelompok,
mencatat hasil diskusi,
serta mengembangkan
ide-ide baru.
Meminta bukti dan
klarifikasi penjelasan
siswa, mendengar secara
kritis penjelasan
antarsiswa.
Menunjukkan bukti dan
memberi klarifikasi
terhadap ide-ide baru
tentang alat ekskresi pada
hewan.
Memberi definisi dan
penjelasan dengan
memakai penjelasan siswa
terlebih dahulu sebagai
dasar diskusi.
Mencermati dan
berusaha memahami
penjelasan guru.
2. Penjelasan Mendorong siswa untuk
menjelaskan alat ekskresi
pada hewan dengan
kalimat mereka sendiri.
Mencoba memberi
penjelasan terhadap alat
ekskresi pada hewan
yang ditemukan.
Meminta bukti dan
klarifikasi penjelasan
Menggunakan
pengamatan dan catatan
131
siswa. dalam memberi penjelasan.
Mendengar secara kritis
penjelasan antarsiswa atu
guru
Melakukan pembuktian
terhadap alat ekskresi
pada hewan yang
diajukan.
Memandu diskusi Mendiskusikan.
3. Elaborasi Mengingatkan siswa pada
penjelasan alternatif dan
mempertimbangkan
data/bukti saat mereka
mengeksplorasi situasi
baru.
Menerapkan alat ekskresi
pada hewan pada
fenomena baru dengan
diskusi sebuah artikel
terkait.
Mendorong dan
memfasilitasi siswa
mengaplikasi
konsep/keterampilan
dalam setting yang
baru/lain.
Siswa mencatat hasil
temuan selanjutnya
melaporkan dalam
bentuk presentasi.
I. Kegiatan Penutup (25 menit)
Tahap Evaluasi:
Guru meninjau kembali dengan bertanya kepada salah seorang siswa mengenai materi yang telah diajarkan atau siswa dapat mengajukan
pertanyaan terbuka kepada guru dan mencari jawabannya bersama-sama
dengan siswa yang lainnya.
Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
Guru melakukan posttest.
Penugasan Terstruktur (PT) :
Menjelaskan alat ekskresi paada hewan invertebrata.
Menjelaskan alat ekskresi pada hewan vertebrata.
Mengkaitkan alat ekskresi pada hewan dengan fenomena sehari-hari
Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT) :
Mencari informasi melalui internet atau kajian pustaka tentang alat ekskresi
pada hewan.
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
Sumbe
r:
Bahan
:
1.
2.
Buku Biologi Elangga XII D.A.Prawiti, dkk. (80 s/d 85)
Rumah Belajar Online Diknas
1. Buku Biologi Elangga XII D.A.Prawiti, dkk.
2. Rumah Belajar Online Diknas
3. LKS berbasis learning cycle 5E
132
Alat : LCD, Laptop, power point, video, LKS
VI. Penilaian
Penilaian dilakukan secara individu atau kelompok yang penugasan LKS
Jakarta, 20 Juli 2013
Mengetahui Peneliti,
Guru Mata Pelajaran,
(Sulistiyowati, S.Pd) Ika Eliza Cholistyana
NIP.19671005199603 2 002 NIM.109016100021
133
Lampiran 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Menggunakan LKS Biasa)
Kelas Kontrol
Pertemuan 1
Satuan Pendidikan : MAN 11 Jakarta
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Program : XI / IPA
Semester : Genap
Tahun Pelajaran : 2013/2014
Standar
Kompetensi : 3. Memahami penerapan konsep dasar dan prinsip-prinsip
hereditas serta implikasinya pada Salingtemas
Kompetensi Dasar : 3.5. Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan
proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada
sistem ekskresi pada manusia dan hewan (misalnya
pada ikan dan serangga)
Indikator : 3.5.1. Menjelaskan pengertian sistem ekskresi
3.5.2.
3.5.3.
Menyebutkan macam-macam organ sistem ekskresi
pada manusia
Mengidentifikasi struktur masing-masing organ
ekskresi beserta fungsinya.
Alokasi Waktu : 2x 45 menit ( 1 Pertemuan )
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran, siswa dapat :
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian sistem ekskresi melalui diskusi dan
kajian pustaka.
2. Siswa dapat menyebutkan macam-macam organ sistem ekskresi pada
manusia melalui diskusi dan kajian pustaka.
3.
Siswa dapat mengidentifikasi struktur masing-masing organ ekskresi beserta
fungsinya melalui diskusi dan kajian pustaka.
134
II. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta
2. Materi Konsep
Ekskresi adalah proses pembebasan sisa-sisa metabolismedari tubuh.
Kelebihan air, gas, garam-garam, dan material organik diekskresikan
keluar, tetapi substansi yang esensial untuk fungsi tubuh disimpan. Zat
yang dikeluarkan biasanya dalam bentuk terlarut dan diekskresikan
melalui suatu proses filtrasi selektif.
135
Sistem ekskresi pada manusia terdiri atas ginjal, kulit, paru-paru, dan hati
yang berfungsi sebagai organ untuk membuang zat sampah/kotoran sisa
metabolisme. Ginjal:
Alat tubuh yang mempunyai fungsi spesifik untuk ekskresi sisa metabolisme yang mengandung nitrogen. Lapisan ginjal bagian luar disebut kulit ginjal atau korteks, sedangkan lapisan dalam disebut sumsum ginjal atau medula. Lapisan paling dalam berupa rongga ginjal yang disebut pelvis renalis. Satuan struktural dan fungsional ginjal yang terkecil disebut nefron. Tiap nefron terdiri atas badan malpighi yang tersusun dari kapsul bowman, glomerulus yang terdapat di bagian korteks, serta tubulus-tubulus. Tubulus-tubulus tersebut adalah tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, tubulus pengumpul, dan lengkung henle yang terdapat dibagian medula. Ginjal mengendalikan potensial air pada darah yang melewatinya. Substansi yang menyebabkan ketidakseimbangan potensial air pada darah akan dipisahkan dari darah dan diekskresikan dalam bentuk urin.
Paru-paru Organ paru-paru terdiri dari bronkus, bronkiolus, dan alveolus. Ekskret dari paru-paru adalah CO2 dan H2O yang dihasilkan dari proses pernafasan.
Hati Organ hati dilindungi selaput tipis yang disebut kapsula hepatica. Kapsula gibson menyatukan antara kelenjar empedu dan pembuluh darah di dalam hati. Empedu yang dihasilkan oleh hati berfungsi sebagai pencernaan lemak, mengaktifkan lipase, mengubah zat yang tak larut dalam air menjadi zat yang dapat larut dalam air, membantu daya absorpsi lemak pada dinding usus.
Kulit Organ kulit tersusun oleh epidermis dan dermis. Jaringan epidermis tersusun atas stratum basal, stratum spinosum, stratum
granulosum, stratum lusidum, stratum korneum. Jaringan dermis tersusun atas akar rambut, pembuluh darah, kelenjar minyak, kelenjar keringat dan ujung saraf. Fungsi dari kulit sebagai alat ekskresi yaitu sebagai pengatur suhu tubuh, penyimpanan cadangan makanan berupa lemak, melindungi tubuh dari gesekan, panas, zat-zat kimia, dan mengurangi hilangnya air dalam tubuh.
3. Materi Prosedur
a. Pengertian ekskresi
b. Organ-organ ekskresi manusia
III. Metode dan Model Pembelajaran
1. Metode : Kerja kelompok, tanya jawab dan diskusi
2. Model : Direct Instruction
136
IV. Kegiatan Pembelajaran
A. Kegiatan awal (20 menit)
Mengucapkan salam dan doa sebagai implementasi nilai religius.
Pengkondisian kelas dilanjutkan dengan pembiasaan sebagai
implementasi nilai disiplin.
Guru melakukan pretest
Fase orientasi
Guru mengajukan pertanyaan tentang berkeringat setelah olahraga kepada
siswa untuk menggali pengetahuan awal mengenai materi sistem ekskresi
Guru memperlihatkan gambar organ-organ sistem ekskresi melalui media power point untuk memfokuskan siswa agar lebih memperhatikan
Guru mengulas tujuan pembelajaran pada pertemuan tersebut
Guru memotivasi siswa dengan menjelaskan pentingnya mempelajari sistem ekskresi pada manusia.
B. Kegiatan inti (60 menit)
Fase Presentasi
Guru menyiapkan gambar yang akan ditayangkan.
Guru menayangkan gambar tentang macam-macam organ sistem ekskresi melalui power point dan menjelaskan materi tersebut.
Menjelaskan ulang hal yang dianggap sulit atau kurang dimengerti oleh siswa
Siswa secara individu mengamati gambar yang ditayangkan untuk
mengetahui macam-macam orgam ekskresi secara cermat dan teliti
sebagai ungkapan rasa ingin tahu
Siswa mencatat hasil temuan. Fase Latihan Terstruktur
Guru memberikan bimbingan kepada siswa untuk melakukan latihan-latihan awal.
Perwakilan peserta didik di minta untuk menjelaskan fungsi pentingnya sistem ekskresi
Guru memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi yang salah
Fase Latihan Terbimbing
Guru membagi siswa menjadi 5-6 kelompok.
Guru membimbing siswa dalam mendiskusikan macam-macam organ ekskresi dengan penuh tanggung jawab
Siswa mendiskusikan tentang struktur dan fungsi organ ekskresi yang ada pada LKS secara cermat dan penuh rasa ingin tahu
Guru meminta setiap perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas dengan penuh tanggung jawab.
Fase Latihan Mandiri
Guru memberi tugas rumah untuk mengerjakan soal yang ada di LKS
yang berkaitan dengan fungsi organ ekskresi
C. Kegiatan Penutup (10 menit)
Guru meninjau kembali dengan bertanya kepada salah seorang siswa mengenai materi yang telah diajarkan atau siswa dapat mengajukan
137
pertanyaan terbuka kepada guru dan mencari jawabannya bersama-sama
dengan siswa yang lainnya.
Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
Guru memberi tugas untuk membaca proses kerja dari masing-masing
organ ekskresi kepada siswa dan menginformasikan bahan selanjutnya.
Penugasan Terstruktur (PT) :
Menjelaskan pengertian sistem ekskresi.
Menyebutkan macam-macam organ ekskresi pada manusia.
Mengidentifikasi struktur masing-masing organ ekskresi beserta fungsinya.
Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT) :
Mencari informasi melalui internet atau kajian pustaka tentang proses kerja
masing-masing organ ekskresi dan gangguan penyakitnya.
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
Sumbe
r:
Bahan :
Alat : LCD, Laptop, power point, LKS
VI. Penilaian
Penilaian dilakukan secara individu atau kelompok yang penugasan LKS.
Jakarta, 20 Juli 2013
Mengetahui Peneliti,
Guru Mata Pelajaran,
(Sulistiyowati, S.Pd) Ika Eliza Cholistyana
NIP.19671005199603 2 002 NIM.109016100021
1.
2.
Buku Biologi Elangga XII D.A.Prawiti, dkk. (80 s/d 85)
Rumah Belajar Online Diknas
1. Buku Biologi Elangga XII D.A.Prawiti, dkk.
2. Rumah Belajar Online Diknas
3. LKS MAN 11 Jakarta
138
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Menggunakan LKS Biasa)
Kelas Kontrol
Pertemuan 2
Satuan Pendidikan : MAN 11 Jakarta
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Program : XI / IPA
Semester : Genap
Tahun Pelajaran : 2013/2014
Standar
Kompetensi : 3. Memahami penerapan konsep dasar dan prinsip-prinsip
hereditas serta implikasinya pada Salingtemas
Kompetensi Dasar : 3.5. Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan
proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada
sistem ekskresi pada manusia dan hewan (misalnya
pada ikan dan serangga)
Indikator : 3.5.4.
3.5.5
Menjelaskan proses kerja dari masing-masing organ
ekskresi pada manusia.
Mengkaitkan proses kerja organ ekskresi dengan
fenomena sehari-hari
3.5.6.
3.5.7.
Menjelaskan gangguan/kelainan yang terjadi pada
sistem ekskresi pada manusia.
Memberi contoh teknologi untuk penanggulangan
akibat kelainan yang terjadi pada sistem ekskresi.
Alokasi Waktu : 2x 45 menit ( 1 Pertemuan )
III. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran, siswa dapat :
1. Siswa dapat menjelaskan proses kerja dari masing-masing organ ekskresi
melalui diskusi dan kajian pustaka.
2. Siswa dapat menjelaskan gangguan/penyakit yang terjadi pada sistem
ekskresi melalui diskusi dan kajian pustaka.
139
IV. Materi Pembelajaran
4. Materi Fakta
5. Materi Konsep
Ginjal
Proses pembentukan urin:
Proses pembentukan urin dalam ginjal dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
filtrasi (penyaringan), reabsorpsi (penyerapan kembali) dan augmentasi
(pengeluaran zat):
140
Filtrasi
Terjadi di kapsul bowman dan glomerulus. Terjadi penyaringan darah.
Hasil filtrasi dari glomerulus dan kapsul bowman disebut filtrat
glomerulus atau urin primer.
Reabsorpsi
Terjadi di tubulus kontortus proksimal, lengkung henle dan sebagian
tubulus kontortus distal. Reabsorpsi dilakukan oleh sel-sel epitelium
di seluruh tubulus ginjal. Zat-zat yang direabsorpsi antara lain Na+,
K+, Ca
2+, Cl
-, HCO3
-, HbO4
2-, dan sebagian urea. Hasil dari reabsorpsi
yaitu urin sekunder.
Augmentasi
Urin sekunder dari tubulus kontortus distal akan turun menuju tubulus
pengumpul. Pada tubulus pengumpul ini masih terjadi penyerapan ion
Na+, Cl-, dan urea. Dari tubulus pengumpul, urin di bawa ke pelvis
renalis, selanjutnya melalui ureter menuju vesika urinaria yang
merupakan tempat sementara urin.
Paru-paru
Ekskret dari paru-paru adalah CO2 dan H2O yang dihasilkan dari proses
pernapasan. Proses pengangkutan CO2 terjadi melalui tiga cara, yaitu:
terlarut dalam plasma darah, berikatan dengan hemoglobin dan dalam
bentuk ion HCO3- melalui proses berantai yang disebut pertukaran klorida.
Kulit
Kulit atau integumen mengekskresikan keringat. Keringat dihasilkan oleh
kelenjar keringat pada lapisan dermis. Kerja keringat berada di bawah
pengaruh pusat pengaturan suhu badan dari sistem saraf pusat
(hipotalamus) dan enzim brandikinin. Pengaturan oleh saraf pusat ini
dirangsang oleh perubahan suhu di pembuluh darah.
Hati
Hati mengekskresikan empedu. Empedu mengandung kolesterol, garam
mineral, garam empedu, serta pigmen yang disebut bilirubin dan
biliverdin. Zat warna empedu dikeluarkan ke usus 12 jari dan dioksidasi
menjadi urobilin. Urobilin berwarna kuning coklat yang berperan
memberi warna pada feses dan urin.
Kelainan pada sistem ekskresi antara lain:
Nefritis: kerusakan bagian glomerulus ginjal akibat alergi racun kuman, biasanya disebabkan oleh bakteri Streptococcus.
Batu ginjal: terbentuk karena pengendapan garam kalsium di dalam rongga ginjal, saluran ginjal, atau kantong kemih.
Albuminuria: adanya albumin dalam urin merupakan indikasi adanya
kerusakan pada membran kapsul endotelium.
Glikosuria: adanya glukosa dalam urin menunjukkan adanya kerusakan pada tabung ginjal.
Hematuria: adanya sel darah merah dalam urin. Disebabkan peradangan pada organ urinaria atau iritasi akibat gesekan pada batu
ginjal.
Ketosis: adanya senyawa keton dalam darah.
Diabetes millitus: disebabkan pankreas tidak menghasilkan atau hanya sedikit sekali menghasilkan insulin.
Diabetes Insipidus: penyakit yang menyebabkan penderita mengeluarkan urin terlalu banyak karena kekurangan hormon ADH.
141
6. Materi Prosedur
c. Proses kerja organ ekskresi:
1) Ginjal
2) Paru-paru
3) Kulit
4) hati
d. Gangguan/penyakit pada sistem ekskresi manusia
III. Metode dan Model Pembelajaran
1. Metode : Kerja kelompok, Tanya jawab dan diskusi
2. Model : Direct Instruction
IV. Kegiatan Pembelajaran
A. Kegiatan awal (20 menit)
Mengucapkan salam dan doa sebagai implementasi nilai religius.
Pengkondisian kelas dilanjutkan dengan pembiasaan sebagai
implementasi nilai disiplin.
Fase orientasi
Guru menarik perhatian siswa dengan menunjukkan video tentang suatu organ ekskresi.
Guru mengulas pembelajaran pada pertemuan sebelumnya mengenai macam-macam dan fungsi organ ekskresi.
Guru mengulas tujuan pembelajaran pada pertemuan tersebut.
Guru memotivasi siswa dengan mengutarakan urgensi/pentingnya mempelajari keterkaitan proses kerja organ eksresi dengan gangguan atau
kelainannya.
B. Kegiatan inti (60 menit)
Fase Presentasi
Guru menyiapkan materi yang akan ditayangkan.
Guru menayangkan materi tentang proses kerja organ sistem ekskresi
melalui power point dan menjelaskan materi tersebut.
Menjelaskan ulang hal yang dianggap sulit atau kurang dimengerti oleh siswa
Siswa secara individu mengamati gambar yang ditayangkan untuk mengetahui proses kerja orgam ekskresi secara cermat dan teliti sebagai
ungkapan rasa ingin tahu
Siswa mencatat hasil temuan. Fase Latihan Terstruktur
Guru memberikan bimbingan kepada siswa untuk melakukan latihan-
latihan awal.
Perwakilan peserta didik di minta untuk menjelaskan proses kerja ginjal sistem ekskresi
Guru memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi yang salah
Fase Latihan Terbimbing
Guru membagi siswa menjadi 5-6 kelompok.
Guru Membimbing siswa dalam mendiskusikan proses kerja organ
ekskresi yang ada pada LKS secara cermat dan penuh rasa ingin tahu.
142
Setiap kelompok mengkaitkan proses kerja organ ekskresi dengan
kehidupan sehari-hari seperti pembentukan urin, berkeringat dan bernafas
serta gangguan/penyakit yang terdapat pada sistem ekskresi.
Secara meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusinya ke depan kelas dengan penuh tanggung jawab.
Fase Latihan Mandiri
Guru memberi tugas rumah untuk mengerjakan soal yang ada di LKS yang berkaitan dengan fungsi organ ekskresi
C. Kegiatan Penutup (10 menit)
Guru meninjau kembali dengan bertanya kepada salah seorang siswa mengenai materi yang telah diajarkan atau siswa dapat mengajukan
pertanyaan terbuka kepada guru dan mencari jawabannya bersama-sama
dengan siswa yang lainnya.
Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
Guru memberi tugas untuk membaca alat ekskresi pada hewan kepada
siswa dan menginformasikan bahan selanjutnya.
Penugasan Terstruktur (PT) :
Menjelaskan proses kerja dari masing-masing organ ekskresi pada manusia.
Menjelaskan gangguan/penyakit yang terjadi pada sistem ekskresi pada
manusia.
Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT) :
Mencari informasi melalui internet atau kajian pustaka tentang alat ekskresi
pada hewan.
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
Sumbe
r
Bahan
Alat : LCD, Laptop, power point, LKS
VI. Penilaian
Penilaian dilakukan secara individu atau kelompok yang penugasan LKS.
Jakarta, 20 Juli 2013
Mengetahui Peneliti,
Guru Mata Pelajaran,
(Sulistiyowati, S.Pd) Ika Eliza Cholistyana
NIP.19671005199603 2 002 NIM.109016100021
1.
2.
Buku Biologi Elangga XII D.A.Prawiti, dkk. (80 s/d 85)
Rumah Belajar Online Diknas
1. Buku Biologi Elangga XII D.A.Prawiti, dkk.
2. Rumah Belajar Online Diknas
3. LKS MAN 11 Jakarta
143
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Menggunakan LKS Biasa)
Kelas Kontrol
Pertemuan 3
Satuan Pendidikan : MAN 11 Jakarta
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Program : XI / IPA
Semester : Genap
Tahun Pelajaran : 2013/2014
Standar
Kompetensi : 3. Memahami penerapan konsep dasar dan prinsip-prinsip
hereditas serta implikasinya pada Salingtemas
Kompetensi Dasar : 3.5. Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan
proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada
sistem ekskresi pada manusia dan hewan (misalnya
pada ikan dan serangga)
Indikator : 3.5.7. Menjelaskan alat ekskresi pada hewan invertebrata.
3.5.8.
3.5.9.
Menjelaskan alat ekskresi pada hewan vertebrata.
Mengkaitkan alat ekskresi hewan dengan fenomena
sehari-hari.
Alokasi Waktu : 2x 45 menit ( 1 Pertemuan )
V. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran, siswa dapat :
1. Siswa dapat menjelaskan alat ekskresi pada hewan invertebrata melalui
diskusi dan kajian pustaka.
2.
3.
Siswa dapat menjelaskan alat ekskresi pada hewan vertebrata melalui diskusi
dan kajian pustaka.
Siswa dapat menjelaskan mengkaitkan alat ekskresi hewan dengan fenomena
sehari-hari.
VI. Materi Pembelajaran
7. Materi Fakta
144
8. Materi Konsep
a. Alat ekskresi pada hewan Invertebrata
Cacing pipih
Contohnya pada Planaria. Cairan tubuh yang melewati sel api akan
disaring. Zat-zat sisa yang dikandungnya akan diserap oleh sel api.
Gerakan bulu getar di dalam saluran sel api akan mendorong zat air ke
arah saluran gabungan. Melalui saluran gabungan inilah, akhirnya zatzat
sisa dibuang ke luar melalui lubang ekskresi.
Cacing tanah
Cairan tubuh yang melewati nefridia. Zat-zat yang berguna akan diserap
oleh darah, sedangkan cairan tubuh yang berupa zat sisa yang tidak
berguna seperti air, senyawa nitrogen, dan garam-garam yang tidak
diperlukan tubuh akan ditampung dalam kantong kemih, selanjutnya
dikeluarkan melalui lubang nefridium (nefridiofora).
Serangga
Zat-zat sisa metabolisme yang berupa senyawa nitrogen dari cairan
tubuh diubah menjadi asam urat. Zat ini akan diserap pembuluh
malpighi, terus diangkut ke usus di dalam rektum. Air yang berlebihan
145
akan diserap oleh usus, sehingga kotoran serangga berupa butiran-
butiran.
b. Alat ekskresi pada hewan Vertebrata
Ikan emas
Alat ekskresi berupa sepasang ginjal berwarna kemerah-merahan,
terletak di antara gelembung udara depan dan belakang. Ginjal
dilengkapi saluran urine, yang muaranya menyatu dengan muara saluran
kelamin, sehingga disebut muara saluran urogenitalia. Ikan-ikan jenis
lain ada yang muara tiga saluran, yaitu saluran urine, kelamin, dan anus
menyatu disebut kloaka.
Ikan air laut banyak minum, sedikit urine. Garam-garam yang
masuk bersama air yang diminum, akan dikeluarkan secara aktif melalui
insang. Ikan air tawar sedikit minum namun banyak mengeluarkan urine.
Di samping itu, ikan air tawar juga menghemat garam dan
membersihkan tubuhnya dan zat-zat sisa senyawa nitrogen.
Katak hijau
Alat ekskresi berupa sepasang ginjal kiri dan kanan. Warnanya
merah kecoklatan, bentuknya memanjang dari depan ke belakang. Zat
sisa yang diambil oleh ginjal akan disalurkan melalui ureter menuju ke kantong kemih yang berupa kantong berdinding tipis yang terbentuk dari
tonjolan dinding kloaka. Fungsinya untuk menyimpan urine sementara.
Muara saluran urine, saluran kelamin, dan saluran pencernaan akan
menyatu disebut kloaka.
Kadal
Alat ekskresi berupa sepasang ginjal. Salurannya juga bermuara pada
kloaka (muara saluran urine, saluran kelamin dan saluran pencernaan).
Burung
Alat ekskresi berupa paru-paru, ginjal dan kulit. Ginjal berjumlah
sepasang, berwarna cokelat. Saluran kelamin, saluran ekskresi, dan
saluran pencernaan menyatu bermuara pada kloaka. Burung tidak
mempunyai kantong urine. Urine yang dihasilkan ginjal langsung
bercampur dengan sisa pencernaan di kloaka. Kulit burung tidak
mempunyai keringat, tetapi mempunyai kelenjar minyak yang terdapat
pada tunggingnya. Minyak ini berguna untuk meminyaki bulu.
9. Materi Prosedur
a. Alat Ekskresi Pada Hewan Invertebrata
b. Alat Ekskresi Pada Hewan Vertebrata
III. Metode dan Model Pembelajaran
1. Metode : Kerja kelompok, tanya jawab dan diskusi
2. Model : Direct Instruction
IV. Kegiatan Pembelajaran
A. Kegiatan awal (20 menit)
Mengucapkan salam dan doa sebagai implementasi nilai religius.
Pengkondisian kelas dilanjutkan dengan pembiasaan sebagai
implementasi nilai disiplin.
.
146
Fase orientasi
Guru menarik perhatian siswa dengan menunjukkan video tentang alat
ekskresi pada hewan.
Guru mengulas pembelajaran pada pertemuan sebelumnya mengenai proses kerja dari masing-masing organ ekskresi dan gangguan/penyakit
pada sistem ekskresi.
Guru mengulas tujuan pembelajaran pada pertemuan tersebut.
Guru memotivasi siswa dengan mengutarakan urgensi/pentingnya
mempelajari alat ekskresi pada hewan.
B. Kegiatan inti (60 menit)
Fase Presentasi
Guru menyiapkan materi yang akan ditayangkan.
Guru menayangkan materi tentang alat ekskresi pada hewan melalui power point dan menjelaskan materi tersebut.
Menjelaskan ulang hal yang dianggap sulit atau kurang dimengerti oleh siswa
Siswa secara individu mengamati gambar yang ditayangkan untuk
mengetahui alat ekskresi pada hewan secara cermat dan teliti sebagai
ungkapan rasa ingin tahu
Siswa mencatat hasil temuan.
Fase Latihan Terstruktur
Guru memberikan bimbingan kepada siswa untuk melakukan latihan-
latihan awal.
Perwakilan peserta didik di minta untuk menjelaskan alat ekskresi pada hewan serangga dan ikan.
Guru memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi yang salah
Fase Latihan Terbimbing
Guru membagi siswa menjadi 5-6 kelompok.
Guru membimbing siswa untuk menerapkan konsep dalam situasi baru
atau konteks yang berbeda yaitu tentang mengidentifikasi alat ekskresi
pada hewan invertebrata dan vertebrata.
Siswa mengidentifikasi alat ekskresi pada hewan invertebrata seperti pada
serangga dan pada hewan vertebrata seperti ikan dengan penuh rasa ingin
tahu.
Siswa mendiskusikan perbedaan antara alat ekskresi pada hewan
invertebrata dan vertebrata secara kelompok dengan penuh tanggung
jawab.
Secara klasikal guru dan siswa membahas hasil diskusi tiap kelompok.
Fase Latihan Mandiri
Guru memberi tugas untuk mengerjakan soal yang ada di LKS yang berkaitan dengan alat ekskresi hewan.
147
C. Kegiatan Penutup (10 menit)
Guru meninjau kembali dengan bertanya kepada salah seorang siswa mengenai materi yang telah diajarkan atau siswa dapat mengajukan
pertanyaan terbuka kepada guru dan mencari jawabannya bersama-sama
dengan siswa yang lainnya.
Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
Guru melakukan posttest.
Penugasan Terstruktur (PT) :
Menjelaskan alat ekskresi pada hewan invertebrata.
Menjelaskan alat ekskresi pada hewan vertebrata.
Mengkaitkan alat ekskresi hewan dengan fenomena sehari-hari
Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT) :
Mencari informasi melalui internet atau kajian pustaka tentang alat ekskresi
pada hewan.
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
Sumber:
Bahan :
Alat : LCD, Laptop, power point, LKS
VI. Penilaian
Penilaian dilakukan secara individu atau kelompok yang berupa penugasan LKS.
Jakarta, 20 Juli 2013
Mengetahui Peneliti,
Guru Mata Pelajaran,
(Sulistiyowati, S.Pd) Ika Eliza Cholistyana
NIP.19671005199603 2 002 NIM.109016100021
1
2
Buku Biologi Elangga XII D.A.Prawiti, dkk. (80 s/d 85)
Rumah Belajar Online Diknas
1. Buku Biologi Elangga XII D.A.Prawiti, dkk.
2. Rumah Belajar Online Diknas
3. LKS MAN 11 Jakarta
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
175
Lampiran 9
KUNCI JAWABAN LKS LEARNING CYCLE 5E
Pertemuan Tahapan No. Soal Kunci Jawaban
1 Explore 1 Beras dan air cucian mewakili sebagai model darah dalam arteri giinjal
2 Corong dan kain kasa mewakili sebagai model ginjal
3 Air dalam cucian beras dalam gelas kimia yang telah disaring mewakili sebagai model urin dalam
saluran pengumpul
4 Tahapan 1: filtrasi, bertempat di kapsul bowman dan glomerulus, hasilnya berupa urin primer
Tahapan 2: reabsorpsi, bertempat di tubulus proksimal, lengkung henle dan sebagian di tubulus distal,
hasilnya berupa urin sekunder.
Tahapan 3: augmentasi, bertempat di sebagian tubulus distal dan tubulus pengumpul, hasilnya uriin
sesungguhnya.
Explain A, B, C, D A. Ginjal
Gambar I:
1. Korteks : regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara
menyaring darah
2. Pelvis: tempat penyimpanan urin sementara di ginjal sebelum disalurkan ke kantonng kemih
melalui ureter
3. Ureter: menyalurkan urin dari ginjal menuju kantong kemih
4. Medula: pengumpul hasil penyaringan darah pada korteks
Gambar II:
1. Glomerulus: menyaring darah
2. Kapsul bownman: menampung hasil filtrasi yang berbentuk urin primer
3. Tubulus proksimal: sebagai tempat reabsorpsi (proses penyerapan kembali zat-zat yang
masih berguna).
4. Lengkung henle: mengatur lalu lintas urin agar tidak kembali ke tubulus proksimal
176
5. Tubulus distal: menerima zat-zat yang tidak dibutuhkan lagi (augmentasi) dan menyerap
kelebihan air
6. Tubulus pengumpul: mengumpulkan urin yang telah diproses nefron
B. Kulit
1. Rambut: memperluas daerah penyerapan air dan mineral atau menahan penguapan air
2. Kelenjar lemak (minyak): menghasilkan minyak untuk melembabkan rambut
3. Folikel rambut: melindungi tunas rambut
4. Otor halus: menegakkan rambut pada saat merasa dingin atau takut
5. Kelenjar keringat: menghasilkan keringat dan pengatur suhu tubuh
6. Neuron sensorik: meneruskan impuls atau rangsangan dari reseptor ke sistem saraf pusat
C. Hati
1. Vena hepatika: mengumpulkan darah dari sinusoid hepatica (pelebaran kapiler hati) dan
smeua vena centralis bersatu disini
2. Saluran empedu: menghubungkan hati dan kantong empedu
3. Kantong empedu: menyimpan empedu (cairan pencernaan yang dihasilkan oleh hati)
D. Paru-paru
1. Trakea: menyaring benda-benda asing yang ikut masuk ke dalam saluran pernafasan
2. Bronkus: memungkinkan udara lewat dengan bebas ke paru-paru
3. Bronkiolus: penghubung oksigen agar masuk ke paru-paru
4. Alveolus: tempat terjadinya O2 dan CO2
Elaborate 1 Jika jumlah air yang diminum sedikit, konsentrasi protein darah meningkat dan konsentrasi air
menurun. Oleh karena itu, tekanan koloid protein meningkat sehingga tekanan filtrasinya menjadi
bertambah. Akibatnya, air yang diserap bertambah. Sehingga urin yang diproduksi menurun. Itulah
sebabnya, makin sedikit minum, makin sedikit konsentrasi urin yang dikeluarkan.
2 Narkoba yang masuk kedalam tubuh akan dianggap sebagai benda asing sama halnya saat kita
meminum obat. Oleh karena itu didalam tubuh narkoba akan dinetralisir dihati dan dibuang melalui
ginjal sehingga masuk ke urin. Atas dasar itu urine dapat dijadikan tes untuk melihat apakah seseorang
tersebut mengkonsumsi narkoba atau tidak.
177
3 Saat dingin, suhu darah lebih rendah daripada hipotalamus yang mengaktifkan pusat panas, sehingga
otot aktif dan pembuluh darah mengkerut. Hal ini dilakukan dengan cara mengurangi aliran darah yang
melewati pembeuluh darah permukaan dan mengurangi pembentukan keringat, dan menyebabkan
pengeluaran urin meningkat.
Saat panas, suhu darah lebih tinggi daripada hipotalamus yang mengaktifkan pusat dingin sehingga
pembuluh darah mengembang dan keluarlah keringat.
Evaluate 1 Ekskresi adalah pengeluaran zat buangan atau zat sisa hasil metabulisme yg menghasilkan
organisme,seperti keringat pd manusia.
Fungsi ekskresi:
a. Membuang limbah yang tidak berguna dan beracun dari tubuh.
b. Mengatur konsentrsi dan cairan tubuh(osmoregulasi).
c. Mempertahankan temperatur tubuh dalam kisaran normal (termoregulasi).
d. Homeostasis.
2 Bagian-bagian nefron:
a. Glomerulus: menyaring darah
b. Kapsul bownman: menampung hasil filtrasi yang berbentuk urin primer
c. Tubulus proksimal: sebagai tempat reabsorpsi (proses penyerapan kembali zat-zat yang masih
berguna).
d. Lengkung henle: mengatur lalu lintas urin agar tidak kembali ke tubulus proksimal
e. Tubulus distal: menerima zat-zat yang tidak dibutuhkan lagi (augmentasi) dan menyerap kelebihan
air
f. Tubulus pengumpul: mengumpulkan urin yang telah diproses nefron
3 Pembentukan urin terjadi di ginjal oleh nephron. Prosesnya:
Filtrasi / penyaringan darah yang terjadi pada glomerulus, dihasilkan urin primer yang masih
mengandung zat-zat yang berguna dan zat-zat yang tak berguna. Zat-zat yang terdapat pada urin
primer: air, gula, garam, asam amino, urea, asam ureat.
Reabsorpsi / penyerapan kembali za-zat yang masih berguna pada tubulus kontortus proksimal,
misalnya air, gula, asam amino, garam, mineral. Hasilnya dinamakan urin sekunder.
178
Augmentasi / mengeluarkan zat-zat sisa yang tidak berguna dan tidak dapat dismpan dalamtubuh
dan reabsorpsi air pada tubulus kontortus distal, menghasilkan urin sesungguhnya yang akan keluar
melalui pelvis renalis, ureter, urinaria, uretra, keluar tubuh.
4 Volume air yang dikeluarkan dalam tubuh manusia bergantung pada:
Hormon anti diuretik (ADH) akan mempengaruhi penyerapan air pada bagian tubulus distal karema
meningkatkan permeabilitias sel terhadap air.
Jumlah air yang diminum
Rangsangan pada saraf ginjal akan menyebabkan penyempitan duktus aferen
Banyak sedikitnya hormon insulin
Banyaknnya garam yang harus dikeluarkan
5 Kerja kelenjar keringat berada di bawah pengaruh pusat pengaturan suhu badan dari sistem saraf pusat
(hipotalamus) dan enzim brandikinin. Jika darah yang melalui hipotalamus suhunya lebih rendah dari
normal, maka saraf pusat pencapai panas akan mengeluarkan rangsangan ke kulit untuk menurunkan
kecepatan hilangnya panas. Hal ini dilakukan dengan cara mengurangi aliran darah yang melewati
pembuluh dara pemukaan dan mengurangi pembentukan keringat. Sebaliknya, jika darah yang melewati
hipotalamus suhunya lebih tinggi, maka saraf pusat kehilangan panas dan akan mengurangi kecepatan
metabolisme, menghentikan menggigil, dan meningkatkan kecepatan hilangnya panas lewat kulit.
2 Explore
dan
explain
Artikel
gangguan
sistem
ekskresi
A. Gangguan Pada Ginjal
a. Batu ginjal: batu ginjal dapat terbentuk karena pengendapan garam kalsium di dalam rongga
ginjal, saluran ginjal, atau kandung kemih.
b. Nefritis: nefritis adalah kerusakan bagian glomerulus ginjal akibat alergi racun kuman.
c. Glukosuria: glukosuria adalah penyakit yang ditandai adanya glukosa dalam urine.
d. Albuminuria: albuminuria adalah penyakit yang ditunjukkan oleh adanya molekul albumin dan
protein lain dalam urine. Penyebabnya karena adanya kerusakan pada alat filtrasi.
e. Hematuria: hematuria adalah penyakit yang ditandai adanya sel darah merah dalam urine.
Penyakit tersebut disebabkan adanya peradangan pada organ urinaria atau karena iritasi akibat
gesekan batu ginjal.
179
f. Gagal ginjal: gagal ginjal terjadi jika salah satu ginjal tidak berfungsi. Kegagalan salah satu
ginjal ini akan diambil alih tugasnya oleh ginjal lain.
B. Gangguan Pada Hati
a. Hepatitis: hepatitis adalah radang hati yang disebabkan oleh virus.
b. Penyakit kuning: penyakit kuning disebabkan oleh tersumbatnya saluran empedu yang
mengakibatkan cairan empedu tidak dapat dialirkan ke dalam usus dua belas jari,
sehingga masuk ke dalam darah dan warna darah menjadi kuning.
c. Sirosis hati: sirosis hati adalah keadaan penyakit yang sudah lanjut dimana fungsi hati sudah
sangat terganggu akibat banyaknya jaringan ikat di dalam hati.
d. Kanker hati: kanker hati terjadi apabila sel kanker berkembang pada jaringan hati. Kanker
hati yang banyak terjadi adalah Hepatocellular carcinoma (HCC).
C. Gangguan Pada Paru-Paru
a. Asma: asma dikenal dengan bengek yang disebabkan oleh bronkospasme. Asma merupakan
penyempitan saluran pernapasan utama pada paru-paru.
b. Tubrculosis (TBC): TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini
dapat menular melalui percikan ludah saat penderita batuk.
c. Pneumonia: penyakit ini disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur yang menginfeksi paru-
paru khususnya di alveolus.
d. Emfisema: emfisema disebabkan karena hilangnya elastisitas alveolus.
e. Bronkitis: penyakit bronkitis disebabkan oleh peradangan pada bronkus (saluran yang
membawa udara menuju paru-paru). Penyebabnya bisa karena infeksi kuman, bakteri atau
virus.
f. Sinusitis: sinusitis adalah infeksi dalam rongga sinus yaitu rongga berisi udara
yang letaknya dalam rongga kepala di sekitar hidung.
g. Pleuritis: pleuritis adalah peradangan pada pleura, yang merupakan, lembab berlapis ganda
membran yang mengelilingi paru-paru dan garis tulang rusuk.
D. Gangguan Pada Kulit
180
a. Skabies: kudis (scabies) adalah penyakit kulit yang menular, penyakit ini memiliki gejala
gatal, dan rasa gatal tersebut akan lebih para pada malam hari.
b. Panu: panu adalah salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur.
c. Biduran: biduran disebabkan oleh udara dingin, alergi makanan dan alergi bahan kimia.
d. Kanker kulit: penyakit kanker kulit disebabkan oleh penerimaan sinar matahari yang
berlebihan.
Elaborate
(Artikel
transplanta
si ginjal)
1 Sebelum seseorang ditetapkan untuk melakukan transplantasi ginjal, orang tersebut akan menjalani
serangkaian tes darah dan tes diagnostik. Tes darah berguna untuk mendapatkan informasi yang akan
membantu menentukan seberapa perlunya transplantasi segera dilakukan. Selain itu, tes tersebut untuk
meyakinkan organ donor yang didapat memiliki kecocokan dengan tubuh penerimanya sehingga tubuh
penerima transplan tidak menolak organ tersebut. Tes diagnostik berguna untuk memahami kondisi
tubuh penerima transplan secara keseluruhan sehingga mengurangi resiko terjadinya komplikasi saat
melakukan operasi transplantasi.
2 Ginjal merupakan organ yang sangat penting dalam tubuh kita. Organ ini menjadi organ utama dalam
pemeliharaan keadaan stabil dinamis lingkungan cairan tubuh, memegang peranan penting dalam
pembuangan sisa-sisa metabolisme, regulasi volume esktraselular, keseimbangan elektrolit, dan
keseimbangan asam dan basa tubuh.
Manusia bisa hidup dengan hanya satu ginjal. Sebenarnya, tubuh manusia tidak memerlukan dua ginjal,
fungsi-fungsi di atas dapat dijalankan oleh satu ginjal saja. Banyak orang yang lahir dengan satu ginjal.
Sebagian besar dari mereka menjalani hidup tanpa mengetahui bahwa mereka hanya memiliki satu
ginjal. Tidak ada insiden peningkatan gagal ginjal pada orang yang lahir dengan satu ginjal, atau
mengalami gagal ginjal karena satu ginjal diangkat. Orang dengan satu ginjal dapat hidup seperti biasa,
bahkan tidak ada pengaturan makanan tertentu kecuali ginjal yang tertinggal memang memiliki
masalah.
3 Faktor lingkungan sangat berpengaruh pada hasil transplantasi ginjal, yaitu:
Mencuci tangan dengan bersih sebelum dan sesudah merawat pasien adalah cara efektif untuk
menurunkan organisme di lingkungan resipien
181
Membersihkan kateter dan perineum sekitar meatus uretra dengan sabun dan air setiap 8 jam
menurunkan infeksi traktus urinarius.
Mengganti selang intravena setiap hari demikian halnya bila terkontaminasi juga akan menurunkan
resiko sepsis.
Mengganti balutan yang basah dengan sering akan menyingkirkan media yang sangat baik untuk
pertumbuhan organisme.
4 Salah satu teknologi yang dapat digunakan transplantasi ginjal adalah Laparoskopi adalah suatu teknik
operasi yang menggunakan alat-alat berdiameter 5 hingga 12 mm untuk menggantikan tangan dokter
bedah melakukan prosedur bedah dalam rongga perut.
5 Transplantasi ginjal sudah banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia para penderita gangguan ginjal.
Berdasarkan data terakhir (29 Juni 2013) dari jumlah 100 ribu tersebut diperkirakan sebanyak 50 ribu
orang melakukan terapi dialisis, kemudian pengobatan CAPD 30.000 pada pasien gagal ginjal atau
sebesar 30 persen, dan 20 persen dari prosentase dimana sebanyak 20 ribu orang untuk pasien yang
melakukan operasi transplantasi ginjal.
Sumber http://health.okezone.com/read/2013/06/28/482/829220/redirect
Evaluate 1 a. Albuminuria adalah ditemukannya albumin pada urin. Adanya albumin dalam urin merupakan
indikasi adanya kerusakan pada membran kapsul endotelium.
b. Glukosuria adalah ditemukannya glukosa dalam urin. Adanya glukosa dalam urin menunjukkan
adanya kerusakan pada tabung ginjal.
c. Hematuria adalah ditemukannya sel darah merah dalam urin. Hematuria disebabkan peradangan
pada organ urinaria atau iritasi akibat gesekan pada batu ginjal.
2 Batu Ginjal, terbentuk dari adanya pengendapan garam kalsium di dalam rongga ginjal, saluran ginjal,
atau kandung kemih. Bentuk batu binjal seperti kristal yang tidak dapat larut. Kandungan zat yang ada
di dalamnya adalah kalsium oksalat, asam urat, dan kristal kalsium fosfat. Penyebab adanya endapan
garam ini karena penderita terlalu banyak mengkonsumsi garam mineral, sedangkan air di konsumsi
hanya sedikit. Selain itu, dipengaruhi perilaku buruk penderita yang sering menahan buang air kecil.
3 Kelainan pada paru-paru:
a. Asma atau sesak nafas, yaitu kelainan yang disebabkan oleh penyumbatan saluran pernafasan yang