Page 1
PENGARUH MODEL CHALLENGE BASED LEARNING TERHADAP
KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIS SISWA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun oleh:
NURUL MARDHIYAH
NIM. 11140170000033
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
Page 5
i
ABSTRAK
Nurul Mardhiyah (11140170000033), Pengaruh Model Challenge Based
Learning terhadap Kemampuan Literasi Matematis Siswa, Skripsi Jurusan
Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Mei 2019.
Model pembelajaran Challenge Based Learning adalah model pembelajaran
berbasis tantangan dengan memberikan tema besar untuk mengantarkan siswa
pada konsep pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
perbedaan kemampuan literasi matematis siswa yang diajarkan dengan model
Challenge Based Learning dan Discovery Learning. Penelitian ini dilaksanakan di
salah satu sekolah menengah atas di Tangerang Selatan tahun ajaran 2018/2019.
Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain
penelitian posttest only control design. Sampel penelitian sebanyak 75 siswa yang
terdiri dari 40 siswa eksperimen dan 35 siswa kontrol dengan teknik cluster
random sampling. Pengumpulan data untuk mengukur kemampuan literasi
matematis siswa setelah perlakuan menggunakan instrumen tes. Hasil penelitian
menunjukan bahwa nilai 𝑠𝑖𝑔 = 0,000 lebih kecil dari pada taraf signifikan 0,05
pada uji hipotesis. Hal ini menunjukan bahwa rata – rata kemampuan literasi
matematis siswa pada pokok bahasan barisan dan deret aritmatika serta barisan
dan deret geometri yang diajarkan dengan model Challenge Based Learning
lebih tinggi dibandingkan siswa yang diajarkan dengan model Discovery
Learning. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pembelajaran matematika
menggunakan model Challenge Based Learning berperngaruh terhadap
kemampuan literasi matematis siswa.
Kata kunci: Model Challenge Based Learning, Kemampuan Literasi Matematis.
Page 6
ii
ABSTRACT
Nurul Mardhiyah (11140170000033), “The Effect of Challenge Based
Learning Model on Students' Mathematical Literacy Ability”, Undergraduate
Thesis of Mathematics Education Department, Faculty of Tarbiyah and Teachers
Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, May 2019.
The Challenge Based Learning model is a learning model with giving a
challenge by providing a large theme to deliver students to the concept of
learning. The purpose of this study was to determine the differences in students'
mathematical literacy skills taught by the model of Challenge Based Learning and
Discovery Learning. This research was conducted in one of the high schools of
South Tangerang on 2018/2019 academic year. The research method used was
quasi-experimental with posttest only control design research. The research
samples were taken from 75 students consisting of 40 experimental students and
35 control students with cluster random sampling technique. Data collection is
used to measure the ability of students' mathematical literacy after treatment
which use instrument test. The results of this study showed that the sig value =
0,000 was smaller than the significant level of 0.05 in the hypothesis test. It shows
that the average mathematical literacy abilities of students in the subject line and
geometric arithmetic series which taught by using the Challenge Based Learning
model are higher compared to students which taught by using the Discovery
Learning model. The conclusion of this study is that mathematics learning using
the Challenge Based Learning model affect to students' mathematical literacy
abilities.
Keyword: Model Challenge Based Learning, Mathematical Literacy Ability.
Page 7
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan umatnya.
Skirpsi ini disusun sebagai syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan pada
program studi pendidikan matematika. Penulis menyadari masih terdapat banyak
kekurangan dalam penulisan skripsi ini dikarenakan terdapat berbagai kesulitan
dan hambatan yang dihadapi. Berkat doa dan dukungan dari berbagai pihak,
Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Sururin M.Ag., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Gusni Satriawati, M.Pd., Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Kadir, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika periode 2014 –
2019 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
5. Dr. Abdul Muin, S.Si., M.Pd., Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika
periode 2014 – 2019 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6. Dr. Lia Kurniawati, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
berkenan meluangkan waktunya untuk membimbing, memotivasi, dan
memberikan semangat selama proses penulisan skripsi. Semoga Ibu selalu
diberikan kesehatan dan dalam lindungan-Nya.
7. Ramdani Miftah, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah berkenan
meluangkan waktunya untuk membimbing, memotivasi, dan memberikan
semangat selama proses penulisan skripsi. Semoga Bapak diberikan
kesehatan dan dalam lindungan-Nya.
Page 8
iv
8. Dindin Sobiruddin, M.Kom., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah memberikan dukungan, arahan, dan perhatian mulai dari penulis
menjadi mahasiswa baru hingga selesainya penulisan skripsi. Semoga
Bapak diberikan kesehatan dan dalam lindungan-Nya.
9. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
ilmu selama di bangku perkuliahan. Semoga ilmu yang Bapak dan Ibu
berikan mendapat keberkahan-Nya.
10. Staff Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan kemudahan dalam proses administrasi.
11. Bapak kepala sekolah, Ibu wakasek kurikulum, dan Ibu mata pelajaran
matematika kelas XI dan XII SMAN 12 Tangerang Selatan yang telah
mengizinkan peneliti untuk melakukan observasi dan penelitian, sehingga
mempermudah peneliti dalam memperoleh data. Semoga Bapak dan Ibu
diberikan kesehatan dan dalam lindungan-Nya.
12. Teristimewa dan terkasih untuk Ayahanda Irwan dan Ibunda Sulistiawati
yang telah mendukung secara moril dan materil, memotivasi, memberi
arahan, dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi. Semoga
Allah SWT selalu memberikan kebahagiaan, kesehatan, dan berkah usia
teruntuk Ayahanda dan Ibunda.
13. Saudara kandung penulis, Muhammad Ruhan, Muhammad Ichwan
Ramadhan, dan Moza Nadhifa yang telah menyemangati penulis dalam
menyelesaikan skripsi. Semoga Allah SWT selalu memberikan
kebahagiaan, kesehatan, dan berkah usia teruntuk Ananda sekalian.
14. Keluarga besar Kaso Abdullah dan Djudju Suhadi selaku keluarga dari
Ayahanda dan Ibunda yang selalu memberikan perhatian, arahan, dan
semangat selama proses penulisan skripsi.
15. Sahabat Next Trip, Diwani, Fifi, Kuni, Ulfah, Novia, Nur Halimah,
Imtiyaz yang tak pernah lelah mendengarkan keluh kesah penulis dari
awal menjadi mahasiswa baru hingga selesai penulisan skripsi.
Page 9
v
16. Sahabat terkasih Nur Halimah, Fifi, dan Ulfah yang selalu mendampingi
dan mendukung penulis selama proses penelitian. Semoga Ananda
sekalian selalu dalam lindungan-Nya.
17. Teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika angkatan 2014 yang
selalu memotivasi, bertukar informasi dan ilmu yang dimiliki.
18. Teman seperjuangan menulis skripsi Nur Halimah, Fifi, Diwani, Ulfah,
Kacipa, Ka Ega, Ticha, Huswetul Hasanah, Ai Ariska, Arista Ambar,
Rohima yang selalu menyemangati, memotivasi, dan bertukar informasi.
19. Teman seperjuangan PPKT Fifi prialita yang selalu mendampingi penulis
dalam segala kondisi, menyemangati, memotivasi, dan memberikan
dukungan secara moril selama 4 bulan PPKT. Semoga selalu dalam
lindungan-Nya.
20. Sahabat SMP tersayang Nurul Lailatul Badriah yang selalu menyemangati
dan memberikan waktunya untuk berbagi selama proses penulisan skripsi.
21. Sahabat OPTIKA 17 terkasih Peni, Linda, Nanda, Deni, Imtiyaz, Novia,
Diwani, Fitria, Mahmudah, Kiki, Santri Eka, Achmad. Semoga selalu
dalam lindungan-Nya.
22. Kaka – kaka Jurusan Pendidikan Matematika Ka Hani, Ka Rini, Ka
Rahmi, Ka Hanna, Ka Rizvi, Ka Yuli, Ka Ismi yang bersedia memberikan
waktunya untuk membantu penulis apabila terdapat kesulitan dalam
menyelesaikan skripsi. Semoga selalu dalam lindungan-Nya.
23. Teman organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika
periode 2017/2018 terutama Departemen Penelitian dan Pengembangan.
Terimakasih atas kerjasama dan pengalaman yang berharga yang telah kita
lalui bersama.
24. Sahabat terkasih Surya Eka, Fifi Nur Indahsari, Bella Ulfah, Indriyani
Bakri, Itsna Ainun, Rahma Millatina, Nur Safiya, Siti Nur Chadijah, Irianti
Octavia, Elsha Afriyanti, Nanda Diviyana, Aida Atrida yang selalu
mendampingi penulis dalam suka dan duka serta mendukung dan
memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi. Semoga selalu dalam
lindungan-Nya.
Page 10
vi
Ucapan terima kasih juga ditunjukan kepada semua pihak yang namanya
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah selalu melimpahkan
rahmat-Nya dan memeberikan perlindungan baik dunia maupun akhirat. Aamiin
Aamiin yaa robbal’alamin.
Akhir kata penulis memohon maaf atas segala kesalahan dalam penulisan
skripsi ini. Kritik dan saran dari siapapun yang membaca skripsi ini akan penulis
terima dengan hati yang lapang. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi banyak orang khususnya bagi yang membaca.
Jakarta, Mei 2019
Penulis
Page 11
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
ABSTRACT ............................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 7
C. Pembatasan Masalah ................................................................................ 7
D. Perumusan Masalah ................................................................................. 8
E. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian ................................................................................... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................... 10
A. Kajian Teori ........................................................................................... 10
1. Kemampuan Literasi Matematis Siswa ............................................. 10
2. Model Pembelajaran Challenge Based Learning .............................. 18
3. Model Pembelajaran Discovery Learning ......................................... 23
B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................... 25
C. Kerangka Berpikir ................................................................................. 26
D. Hipotesis Penelitian ............................................................................... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 30
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 30
B. Metode dan Desain Penelitian ............................................................... 30
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ........................................... 31
Page 12
viii
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ..................................................... 32
E. Instrumen Penelitian .............................................................................. 32
1. Uji Validitas ....................................................................................... 32
2. Uji Reliabilitas ................................................................................... 34
3. Uji Taraf Kesukaran .......................................................................... 35
4. Uji Daya Pembeda ............................................................................. 36
F. Teknik Analisis Data .............................................................................. 38
1. Uji Normalitas Data ........................................................................... 38
2. Uji Homogenitas Data ....................................................................... 38
3. Uji Hipotesis ...................................................................................... 39
G. Proporsi Variansi (Effect Size) .............................................................. 39
H. Hipotesis Statistik .................................................................................. 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 41
A. Deskripsi Data ....................................................................................... 41
1. Kemampuan Literasi Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol .................................................................................... 41
2. Perbandingan Kemampuan Literasi Matematis Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............................................... 42
3. Perbandingan Kemampuan Literasi Matematis Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol per-Indikator dan
Berdasarkan Komponen Literasi Matematis Siswa .......................... 43
B. Hasil Uji Prasarat Analisis ..................................................................... 44
1. Uji Normalitas ................................................................................... 45
2. Uji Homogenitas ................................................................................ 45
C. Hasil Pengujian Hipotesis ...................................................................... 46
D. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................. 47
1. Analisis Kemampuan Literasi Matematis Siswa Per-Indikator ......... 47
2. Kelebihan dan Kekurangan Model CBL dan Discovery ................... 59
3. Proses Pembelajaran kelas Eksperimen ............................................ 60
4. Proses Pembelajaran kelas Kontrol ................................................... 65
Page 13
ix
E. Keterbatasan Peneliti ............................................................................ 69
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 71
A. Kesimpulan .......................................................................................... 71
B. Saran..................................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 73
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Page 14
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan PBL, PJBL, dan CBL .................................................... 20
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ............................................................. 30
Tabel 3.2 Desain Penelitian ............................................................................ 31
Tabel 3.3 Kriteria Koefisien Korelasi Validitas Instrumen ............................ 33
Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Uji Validitas ...................................................... 34
Tabel 3.5 Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen ........................ 35
Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas .................................................. 35
Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Uji Tingkat Kesukaran ...................................... 36
Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Uji Daya Pembeda ............................................ 37
Tabel 3.9 Kriteria Indeks Daya Pembeda Instrumen ...................................... 37
Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptis Postes Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol.................................................................................. 42
Tabel 4.2 Perbandingan Persentase Kemampuan Literasi Matematis
Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .................................. 43
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .......... 45
Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ....... 45
Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis Kemampuan Literasi Matematis Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol............................................. 46
Tabel 4.6 Persentase Kemampuan Literasi Matematis Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Pada Indikator Numeris ...... 48
Tabel 4.7 Persentase Kemampuan Literasi Matematis Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Pada Indikator Spatial ........ 52
Tabel 4.8 Persentase Kemampuan Literasi Matematis Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Pada Indikator
Quantitative .................................................................................... 56
Tabel 4.9 Kelebihan dan Kekurangan CBL dan Discovery Learning ........... 59
Page 15
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Cakupan Literasi Matematika ............................................. 12
Gambar 2.2 Bagan Komponen Literasi Matematis ............................................ 14
Gambar 2.3 Framework model Challenge based learning ................................. 22
Gambar 4.1 Jawaban Siswa yang Mewakili Indikator Numeris Level 1
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol............................................. 50
Gambar 4.2 Jawaban Siswa yang Mewakili Indikator Numeris Level 2
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol............................................. 51
Gambar 4.3 Jawaban Siswa yang Mewakili Indikator Spatial Level 3
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol............................................. 53
Gambar 4.4 Jawaban Siswa yang Mewakili Indikator Spatial Level 4
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol............................................. 55
Gambar 4.5 Jawaban Siswa yang Mewakili Indikator Quantitative
Level 5 Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............................... 57
Gambar 4.6 Jawaban Siswa yang Mewakili Indikator Quantitative Level
6 Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.......................................... 58
Gambar 4.7 Suasana Pembelajaran Kelas Eksperimen ...................................... 61
Gambar 4.8 Contoh LKS langkah Engange yaitu Big Idea, Essential
Question, dan The Challenge ......................................................... 62
Gambar 4.9 Contoh LKS Langkah Investigate yaitu Guiding Question,
Guiding Activitie, dan Anlysis ........................................................ 63
Gambar 4.10 Contoh LKS Langkah Act yaitu Solution, Implementation,
dan Evaluation ................................................................................ 64
Gambar 4.11 Suasana Pembelajaran Kelas Kontrol ............................................. 65
Gambar 4.12 Contoh Langkah LKS Mengamati.................................................. 66
Gambar 4.13 Contoh Langkah LKS Identifikasi Masalah ................................... 67
Gambar 4.14 Contoh Langkah LKS Mengumpulkan Infromasi .......................... 67
Gambar 4.15 Contoh Langkah LKS Mengolah Data ........................................... 68
Gambar 4.16 Contoh Langkah LKS Verifikasi .................................................... 68
Gambar 4.17 Contoh Langkah LKS Generalisasi ................................................ 69
Page 16
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rencana Pembelajaran Kelas Eksperimen ..................................... 76
Lampiran 2. Rencana Pembelajaran Kelas Kontrol .......................................... 101
Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen ....................................... 126
Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa Kelas Kontrol .............................................. 149
Lampiran 5. Intrumen tes sebelum uji validitas ................................................ 167
Lampiran 6. Kisi – kisi dan Instrumen Tes Literasi Matematis serta
Komposisi Soal ............................................................................. 172
Lampiran 7. Kunci Jabawan Instrumen Tes dan Kriteria Penskoran
Berdasarkan Langkah Pengerjaan Siswa ...................................... 179
Lampiran 8. Hasil Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Literasi
Matematis Siswa ........................................................................... 184
Lampiran 9. Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Kemampuan Literasi
Matematis Siswa ........................................................................... 186
Lampiran 10. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Kemampuan Literasi
Matematis Siswa ........................................................................... 187
Lampiran 11. Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes Kemampuan Literasi
Matematis Siswa ........................................................................... 188
Lampiran 12. Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes Kemampuan Literasi
Matematis Siswa ........................................................................... 189
Lampiran 13. Hasil Tes Kemampuan Literasi Matemtis Siswa Kelas
Eksperimen ................................................................................... 191
Lampiran 14. Hasil Tes Kemampuan Literasi Matemtis Siswa Kelas Kontrol .. 193
Lampiran 15. Hasil Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol ......................................................................... 195
Lampiran 16. Hasil Uji Hipotesis Statistik Kelas Eksperimen dan kelas
kontrol........................................................................................... 196
Lampiran 17. Dokumentasi Kegiatan Penelitian Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol .......................................................................................... 197
Lampiran 18. Hasil Projek Kelas Eksperimen .................................................... 198
Page 17
xiii
Lampiran 19. Surat Keterangan Penelitian ......................................................... 199
Lampiran 20. Lembar Uji Referensi ................................................................... 200
Page 18
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di zaman yang serba ketat dalam menghadapi persaingan, baik persaingan
lokal, nasional, maupun global, pemerintah dan lembaga penyelenggara
pendidikan dituntut mampu mencetak dan mempersiapkan peserta didik agar
mereka dapat hidup dan bersaing dizamannya. Persaingan dimasa mendatang
tidak dapat dihadapi hanya dengan berbekal selembar ijazah dan angka – angka
dalam buku kemajuan belajar, tetapi harus dijawab dengan cara membentuk
kemampuan riil.1 Tahun 2009 Triling dan Fadel melakukan studi mengenai
tamatan menengah, diploma, dan perguruan tinggi, hasilnya lulusan tersebut
masih banyak yang kurang kompeten dalam bidang komunikasi baik lisan
maupun tertulis, berpikir kritis, etika bekerja dan profesionalisme, bekerjasama
dalam tim, berkerja dalam kelompok yang berbeda, menggunakan teknologi, dan
menejemen projek.2 Pada abad ke 21 standar dalam memperoleh pekerjaan
menjadi lebih tinggi maka siswa dituntut untuk memiliki kompetensi yang akan
menunjang pekerjaan dan kehidupannya melalui berfikir kreatif, pemecahan
masalah yang fleksibel, berkolaborasi dan berinovasi.3
Wagner dan Change Leadership Group yang berasal dari Universitas Harvard
mengemukakan mengenai kompetensi dan keterampilan yang harus dimiliki oleh
individu pada abad ke 21, yaitu berfikir kritis dan pemecahan masalah, kolaborasi,
kepemimpinan, ketangkasan, beradaptasi, inisiatif dan komunikasi, menganalisis
informasi, dan rasa ingin tahu serta imajinasi.4 Permendikbud nomor 103 tahun
2014, mengenai pembelajaran pendidikan dasar dan menengah, rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) kurikulum 2013 revisi 2017 harus memuat
pendidikan pemuatan karakter (PPK), literasi sekolah, keterampilan abad 21 atau
1 Dedy Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), Cet. I, h.25. 2 Siti Zubaidah, Keterampilan Abad ke 21: Keterampilan yang di Ajarkan Melalui
Pembelajaran, Seminar Nasional Pendidikan, 2016, h.1. 3 Ibid, h.2.
4 Ibid.
Page 19
2
4c (communication, collaborative, critical thinking, and creativity) dan HOTS.5
Literasi didefinisikan sebagai kemampuan untuk membaca, menulis,
mendengarkan, berbicara, melihat, menyajikan, dan berfikir kritis tentang ide –
ide. Literasi merupakan proses yang kompleks yang melibatkan pembangunan
pengetahuan sebelumnya, budaya, pengalaman untuk mengembangkan
pengetahuan baru dan pemahaman yang lebih dalam.6 Pembelajaran literasi
ditujukan untuk membentuk siswa pembaca, penulis, dan komunikator yang
srategis, meningkatkan kemampuan berpikir dan mengembangkan kebiasaan
berpikir, meningkatkan motivasi belajar, dan mengembangkan kemandirian siswa
sebagai seorang pembelajar yang kreatif, inovatif, produktif, dan berkarakter.7
Kemampuan literasi ini merupakan suatu kemampuan yang mumpuni untuk
memenuhi kebutuhan individu di abad 21 dalam bidang pekerjaan dan kehidupan
sehari – hari, hal ini dijelaskan bahwa literasi adalah kemampuan membaca,
mengkomunikasi, berpikir kritis, dimana hal – hal tersebut memenuhi kompetensi
dan keterampilan yang dibutuhkan.
Satu disiplin ilmu yang diajarkan di semua jenjang pendidikan adalah
matematika. Sarana berpikir ilmiah yang memegang peran penting dalam usaha
mengembangkan ilmu dan teknologi merupakan Matematika. National Council of
Teacher of Mathematics (NCTM) tahun 2000 menetapkan lima kemampuan
matematis dalam pembelajaran matematika. Kelima kemampuan ini merupakan
kemampuan yang harus dikuasai oleh siswa setelah belajar matematika, yakni
penalaran matematis, representasi matematis, koneksi matematis, komunikasi
matematis, dan pemecahan masalah matematis.8 Siswa dituntut tidak sekedar
memiliki kemampuan berhitung saja, akan tetapi kemampuan bernalar yang logis
dan kritis dalam pemecahan masalah. Pemecahan masalah yang diberikan tidak
5 Ice Afritanty. dkk, Pengembangan Literasi Matematika Mengacu PISA Melalui
Pembelajaran Abad ke – 21 Berbasis Teknologi, Prisma: Prosiding Seminar Nasional Matematika
vol. 1, 2018, h.608. 6 Yunus Abidin. dkk., Pembelajaran Literasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2018), Cet. II, h.1.
7 Ibid., h.25
8 Ibid., h.99.
Page 20
3
hanya berupa soal rutin, namun pada permasalahan yang ditemui sehari – hari.
Hal ini dikenal dengan kemampuan literasi matematika. 9
Programme for International Student Assessment (PISA), pada tahun 2015
melakukan survei mengenai kemampuan literasi matematika siswa, Indonesia
memperoleh rata – rata skor 386. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan literasi
matematis siswa Indonesia masih dibawah skor rata – rata.10
Penelitian Stacey tahun 2011 mengungkapkan bahwa siswa Indonesia pada
usia 15 tahun, sebanyak 76,7% berada pada level 2 untuk kemampuan literasi
matematika.11
Adapun pada level 2 ini siswa dianggap mampu menerapkan
algoritma dasar dan mampu mengenali konteks matematika yang hanya
membutuhkan inferensi langsung, dan membuat interpretasi kesimpulan.12
Melihat fakta tersebut, kemampuan literasi matematika siswa di Indonesia masih
perlu untuk ditingkatkan.
Gema Aroysi pada tahun 2018 meneliti mengenai kesalahan siswa dalam
menyelesaikan soal bertipe PISA berdasarkan Teori Nolting pada tingkat SMP di
daerah Tangerang Selatan dan level yang digunakan adalah level 1 sampai dengan
level 6, hasilnya menunjukan bahwa berdasarkan konten soal PISA kesalahan
siswa pada level 1 saat mengerjakan tes sebanyak 9,23% untuk quantity dan
11,72% untuk uncertainty and data. Sedangkan pada level 2 sampai dengan 6
kesalahan siswa lebih dari 40% untuk konten space and shape, change and
relationship, quantity, dan uncertainty and data. Hal ini menunjukan bahwa siswa
SMP di Tangerang Selatan hanya mampu sampai level 1 untuk tipe soal PISA
pada konten literasi matematis. 13
9 Rosalia Hera, Literasi Matematika: Apa, Mengapa dan Bagaimana, Seminar Nasional
Matematika dan Pendidikan Matematika UNY, 2015, h.713. 10
Performance of U.S. 15 years old of student in science, reading, and Mathematics
Literacy in an international context, First look at PISA 2015, IES National Center for Education
Statistics, 2016, p.23. 11
Kaye Stacey, The PISA View of Mathematical Literacy In Indonesia, IndoMS JME,
vol. 2, 2011, p.108. 12
Ibid, p.102 13
Gema Aroysi, “Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan soal bertipe PISA
berdasarkan Teori Nolting”, Skrispsi pada Sarjana Strata satu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Jakarta, 2018, h.148, tidak dipublikasikan.
Page 21
4
Pada konteks soal literasi PISA, untuk level 1 kesalahan siswa pada konteks
occupational dan societal mencapai 9,23% dan 11,72%. Pada level 2 pada
konteks societal mencapai 38,89%. Pada konteks lainnya untuk level 2 sampai
level 6 mencapai lebih dari 50%. Ini menunjukan bahwa Siswa SMP di Tangerang
Selatan mampu pada level 1 serta untuk level 2 pada konteks societal dalam
konteks literasi matematis.14
Pada kompetensi soal PISA, di level 1 untuk
kompetensi reproduction mencapai 10,95%, untuk level 2 sampai dengan level 6
lebih dari 40% untuk kompetensi reproduction, connection, dan reflection. Pada
kompetensi soal PISA ini siswa hanya mampu pada level 1.15
Hasil penelitian Gema Aroysi secara keseluruhan yaitu terdapat 2 jenis
kesalahan yang sering dilakukan siswa, yaitu kesalahan saat melakukan tes
(mengosongkan jawaban, tidak menyelesaikan penyelesaian, dan tidak ada
kesimpulan akhir) dan kesalahan membaca petunjuk (yaitu salah membaca
perintah, salah yang diketahui, dan mengerjakan soal asal – asalan atau tanpa
konsep), sisanya sebagian kecil yaitu kesalahan konsep, kesalahan kecerobohan
dan kesalahan penerapan. Kemampuan literasi matematis yang perlu di tingkatkan
berdasarkan penelitian ini level 2 sampai 6 pada konten matematis yaitu space
and shape, change and relationship, quantity, dan uncertainty. Untuk konteks
pada level 3 sampai 6 yaitu personal, education/occupational, public, scientific.
Pada kompetensi di level 2 sampai 6 yaitu, reproduction, connection, dan
reflection. Berdasarkan hasil analisis wawancara dan observasi bahwa penyebab
kesalahan tersebut adalah akibat dari faktor intern berupa faktor yang terdapat
dalam diri siswa, dan faktor ini adalah faktor yang paling mempengaruhi dalam
melakukan kesalahan. Faktor selanjutnya adalah ekstern, yaitu keluarga, guru, dan
fasilitas sekolah.16
Kebiasaan proses belajar matematika yang selama ini biasa dilakukan di kelas
juga berpengaruh terhadap rendahnya kemampuan literasi matematis. Hal penting
dalam proses belajar mengajar pada dasarnya hanya terdiri atas tiga hal. Ketiga
hal tersebut antara lain (1) bagaimana anak belajar, (2) apa tujuan utama
14
Ibid, h.149. 15
Ibid, h.150. 16
Ibid, h.154.
Page 22
5
mengajar, (3) bagaimana menjadi guru yang efektif.17
Sering dijumpai di lapangan
saat ini guru mengharapkan siswa tertib duduk dibangku masing – masing
memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru, hal ini menyebabkan siswa
merasa hilangnya waktu bermainnya bersama teman – teman, hilangnya aktivitas
seni yang menarik, dan semua kesenangan yang ia lakukan pada saat ia tidak
belajar, artinya suasana yang sangat berbeda terjadi pada saat proses pembelajaran
dimana siswa biasanya melakukan hal – hal yang menyenangkan bersama teman –
temannya.18
Pada saat melaksanakan PPKT (Praktek Profesi Keguruan Terpadu)
disalah satu sekolah menengah pertama daerah Tangerang Selatan juga terlihat
guru lebih aktif dibandingkan siswa dalam pembelajaran, guru menyampaikan
materi dan memberikan latihan soal, hal ini menjadi salah satu penyebab kurang
tercapainya tujuan belajar atau bisa dikatakan siswa kurang paham terhadap
konsep materi, karena siswa tidak dilibatkan dalam proses penemuan konsep.
Dalam pandangan islam, guru yang baik adalah mereka yang mencintai
peserta didiknya dan peserta didiknya mencintai gurunya.19
Guru literasi yang
efektif minimal harus memiliki beberapa karakteristik, yaitu: memiliki
pengetahuan yang mendalam tentang konsep, proses/keterampilan, pembelajaran
dan evaluasi literasi, memiliki kemampuan praktik melaksanakan pembelajaran
literasi, memiliki kemampuan merefleksi diri dan senantiasa mengembangkan
kemampuan profesionalnya dalam melaksanakan program pendidikan literasi,
memiliki kemampuan yang mumpuni dalam memotivasi, mengembangkan
potensi, dan memberikan balikan positif pada siswa, serta membimbing siswa
secara terperancah. Menguasai mempraktikkan berbagai strategi pembelajaran
literasi, serta menguasi dan mengembangkan bahan ajar literasi.20
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa literasi merupakan proses kompleks yang
melibatkan pemahaman sebelumnya dan pengalaman untuk pengetahuan baru
yang mendalam, dan bertujuan membentuk siswa yang kreatif, mandiri, berpikir
17
Yunus, dkk., op. cit., h.47. 18
Lubis Grafura dan Ari Wijayanti, 100 Masalah Pembelajaran, (Yogyakarta: AR-RUZZ
MEDIA, 2016), Cet. I, h. 89. 19
Dedy Mulyasana, op. cit., h.45. 20
Yunus, dkk., op. cit., h.50.
Page 23
6
kritis. Challenge based learning (CBL) sebagai salah satu model pembelajaran
yang dapat dijadikan suatu usaha dalam memenuhi proses pembelajaran literasi,
karena Challenge yang berarti tantangan akan memberikan dampak rasa ingin
tahu siswa yang lebih terhadap pembelajaran. Hal ini pun dapat memicu siswa
untuk berpikir kreatif dan kritis terhadap suatu permasalahan. Challenge juga
upaya mengatasi permasalahan yang sering terjadi dikelas yaitu siswa tidak minat
pada pembelajaran karena suatu kebiasaan yang berubah dari lingkungannya yang
biasanya bermain tiba – tiba harus diam dan belajar memperhatikan gurunya,
karena Challenge merupakan pembelajaran yang dilakukan berkelompok, maka
siswa dapat berjuang bersama teman – temannya dalam memecahkan tantangan,
jadi siswa tidak terlalu merasakan perubahan suasana dalam proses pembelajaran.
CBL adalah model pembelajaran dengan memberikan kesempatan pada siswa
untuk fokus pada tantangan permasalahan yang diberikan. Sebuah studi
membuktikan bahwa CBL dapat meningkatkan keterlibatan siswa, karena siswa
memiliki waktu lebih untuk mengerjakan tantangan, kreatif dalam
mengaplikasikan teknologi, dan meningkatkan kepuasan siswa terhadap pelajaran
di sekolah.21
Langkah – langkah dalam merancang pembelajaran CBL adalah: Big Idea,
Essential Questions, State Challenge, Formulate Guiding Questions, group
guiding questions, dan present and defend solution.22
Model CBL ini dapat
memperbaiki kesalahan – kesalahan yang sering dilakukan siswa dalam
memecahkan masalah berdasarkan hasil penelitian terdahulu. Kesalahan
pengerjaan tes seperti mengosongkan jawaban dan tidak menyelesaikan masalah
dapat diperbaiki dengan pemberian tantangan pada pembelajaran ini, maka siswa
termotivasi untuk menyelesaikan masalah dengan baik sesuai tantangan yang
diberikan. Kesalahan membaca petunjuk atau yang diketahui dapat diperbaiki
dengan step essential question, dimana diberikan pertanyaan penting terhadap
masalah yang akan diselesaikan, ini akan meminimalisir kesalah pahaman
21
Johnson et al., Challenge Based Learning: An Approach for Our Time, (Autin, Texas:
The New Media Consortium, 2009), p.7. 22
Dr Jeff Kastner et al., Using Challenge Based Learning to Teach the Fundamentals of
Exponential Equetions, Proceeding of 2014 ASSE North Central Section Conference.
Page 24
7
terhadap masalah. Kesalahan kecerobohan, konsep, dan penerapan dapat
diperbaiki dengan step group guiding question, dimana siswa melakukan analisis
terhadap pertanyaan – pertanyaan dan melakukan sejumlah aktivitas untuk
memperoleh solusi, dan mengalisis kembali solusi sementera. Apabila dalam
proses penyelesaian masalah terdapat kesalahan maka dapat diperbaiki kembali.
Berdasarkan uraian – uraian yang telah dipaparkan, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai kemampuan literasi matematis siswa yang
berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Challenge Based Learning terhadap
Kemampuan Literasi Matematis Siswa.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dari latarbelakang diatas, terdapat pokok masalah yang
dapat di kemukakan yaitu :
1. Masih rendahnya kemampuan literasi matematis siswa yang meliputi
konten Numeris: quantity dan change and relationship, Spatial: shape and
space, Quantitative: quantity, change and relationship, dan uncertainty.
Konteks personal, societal, educational/occupational, dan scientific.
Kompetensi reproduction, connection, dan reflection.
2. Kurang efektifnya proses pembelajaran dalam kelas yang melibatkan
siswa, sehingga tidak terciptanya siswa yang kreatif dan kritis terhadap
masalah.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, maka perlu dilakukan
pembatasan masalah. Masalah akan dibatasi pada:
1. Kemampuan yang diukur adalah kemampuan literasi matematis siswa
yaitu berupa kemampuan numeris pada konten quantity dan change and
relationship, kemampuan spatial pada konten shape and space
,kemampuan quantitative pada konten quantity, change and relationship,
dan uncertainty. Konteks yang diukur adalah personal, societal,
Page 25
8
educational/occupational, dan scientific. Kompetensi yang diukur
reproduction, connection, dan reflection.
2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model Challenge Based
Learning dengan langkah – langkah sebagai berikut: big Idea, essential
questions, state challenge, formulate guiding questions, group guiding
questions, dan present and defend solution.
3. Model pembelajaran yang menjadi kontrol adalah Discovery Learning
dengan langkah – langkah: stimulasi, identifikasi masalah, pengumpulan
data, pengolahan data, verifikasi dan generalisasi.
4. Materi yang digunakan adalah barisan dan deret aritmatika serta barisan
dan deret geometri.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan, maka peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kemampuan literasi matematis siswa dengan penerapan model
Challenge Based Learning?
2. Bagaimana kemampuan literasi matematis siswa dengan penerapan
pendekatan scientific model Discovery Learning?
3. Apakah kemampuan literasi matematis siswa dengan menggunakan
Challenge Based Learning lebih tinggi dari pada pendekatan scientific
model Discovery Learning?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka penelitian
bertujuan untuk :
1. Mengidentifikasi kemampuan literasi matematis siswa setelah memperoleh
pembelajaran model Challenge Based Learning.
2. Mengidentifikasi kemampuan literasi matematis siswa setelah memperoleh
pembelajaran dengan pendekatan scientific model Discovery Learning.
Page 26
9
3. Mengetahui apakah kemampuan literasi matematis siswa yang
memperoleh pembelajaran model Challenge Based Learning lebih tinggi
dari pada siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan
scientific model Discovery Learning.
F. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak lain, manfaatnya antara
lain :
a. Manfaat teoritis:
1. Memberikan informasi bahwa pembelajaran dengan model Challenge
Based Learning memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan
literasi matematis siswa.
2. Sebagai referensi untuk penelitian lain yang relevan.
b. Manfaat praktis:
1. Bagi guru, diharapkan dapat menjadi alternatif pembelajaran yang dapat
diterapkan untuk meningkatkan kemampuan literasi matematis siswa.
2. Bagi sekolah, dapat menjadi referensi model pembelajaran yang dapat
digunakan sekolah dan mengetahui hasil kemampuan literasi matematis
siswa di sekolahnya serta mengupayakan untuk meningkatkannya.
3. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu sumber
informasi dan bahan rujukan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut.
Page 27
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 12 Tangerang Selatan yang beralamat
di jalan Raya Serpong. Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI pada tahun ajaran
semester genap 2018/2019. Jadwal persiapan dan pelaksanaan penelitian disajikan
pada Tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
No Jenis Kegiatan Okt Nov Des Jan Feb Mar
1 Persiapan dan Perencanaan v v v
2 Observasi Sekolah v v
3 Pelaksanaan dilapangan v
4 Analisis Data v
5 Laporan Penelitian v
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen.
Metode ini dipilih karena peneliti tidak dapat mengontrol variabel – variabel luar
yang dapat mempengaruhi eksperimen, contoh variabel luar seperti kecerdasan
siswa, fasilitas belajar, dan sebagainya. Penelitian kuasi eksperimen ini terdiri dari
pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan desain pembelajaran
Challenge Based Learning yaitu pembelajaran berbasis tantangan, dan kelas
kontrol yang menggunakan desain pembelajaran Discovery Based Learning yaitu
pembelajaran berbasis penemuan. Penelitian ini menggunakan desain Randomize
Post Test Only Control Design, dimana tes untuk mengetahui hasil dari perlakuan
yang diberikan yaitu hanya pada akhir dari keseluruhan proses pemebelajaran.
Pengambilan populasi pada penelitian ini dipilih secara acak. Desain penelitian
Page 28
31
Randomize Control Group Posttest Only Design ditampilkan pada Tabel 3.2
sebagai berikut:23
Tabel 3.2
Desain Penelitian
Keterangan:
A = Pengambilan sampel secara acak (random)
X = Perlakuan yang diberikan (variabel independen)
C = Kontrol terhadap perlakuan
O = Pos tes (variabel dependen yang diobservasi)
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah sekelompok yang memiliki karakteristik yang sama, yang
menjadi populasi adalah sekelompok yang mampu memberikan data sesuai
dengan kebutuhan penelitian.24
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh kelas
XI SMAN 12 kota Tangerang Selatan yang terdiri dari 10 kelas.
2. Teknik pengambilan Sampel
Sampel adalah sekelompok yang dapat mewakili seluruh karakteristik dari
populasi.25
Sampel pada penelitian ini menggunakan teknik cluster random
sampling, yaitu sampel yang diambil dari kelompok-kelompok atau cluster secara
acak, dimana siswa yang menjadi sampel memiliki kemampuan awal yang sama.
Pengambilan sampel ini sebanyak 2 kelas teridiri dari kelas kontrol dan
eksperimen yang diambil dari 10 kelas populasi.
23
Karunia Eka dan M. Ridwan, Penelitian Pendidikan Matematika, (Bandung: PT Refika
Aditama, 2015), cet. I, h.126. 24
Kadir, Statistika Terapan, (Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2016), cet. III, h.118. 25
Ibid, h.119.
A X O
A C O
Page 29
32
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode instrumen tes
yang akan mengukur kemampuan literasi matematis siswa. Kemampuan tersebut
meliputi spatial, numeracy, dan quantitative. Hal – hal yang diperhatikan dalam
pengumpulan data yaitu sebagai berikut:
1. Variabel
Variabel dalam penelitian ini adalah kemampuan literasi matematis siswa
sebagai variabel terikat (dependent variable) dan model challenge based learning
sebagai variabel bebas (independent variable).
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa yang menjadi sampel
penelitian, yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
E. Instrumen Penelitian
Lembar tes berupa 8 butir soal essay yang mengandung konten, konteks dan
kompetensi literasi matematis terdiri dari level 1 sampai dengan level 6 yang
berisikan masalah matematika dengan indikator literasi yaitu spatial, numeracy,
dan quantitative, dari ketiga indikator tersebut dijabarkan kembali kontennya
menjadi shape and space, quantity, change and relationship, dan uncertainty.
Konteks tesnya berupa personal, education, public, dan scientific. Kompetensinya
berupa reproduction, connection dan reflection.
Instrumen tes yang telah dibuat perlu diuji kualitasnya yaitu dengan uji
validitas, uji reliabilitas, uji daya pembeda, dan uji tingkat kesukaran. Jika hasil
soal valid, reliabilitas baik, memiliki daya pembeda baik dan tingkat kesukaran
sesuai dengan levelnya maka instrumen tersebut siap untuk digunakan. Uji
kelayakan instrumen di jelaskan sebagai berikut.
1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen tes untuk
mengukur kemampuan literasi matematis siswa tersebut valid atau tidak. Uji
Validitas yang digunakan yaitu korelasi product moment sebagai berikut:26
26
Zainal Arifin, Evaluasi pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), cet.
VI, h. 254.
Page 30
33
𝑟 =𝑁 𝑥𝑦 − ( 𝑥)( 𝑦)
(𝑁 𝑥2 − ( 𝑥)²)(𝑁 𝑦² − ( 𝑦)²)
Keterangan:27
r = koefisien korelasi antara variabel X dan Y dua variabel yang dikorelasikan.
𝑋 = jumlah rerata nilai X
𝑦 = jumlah rerata nilai Y
𝑁 = banyaknya responden
Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat validitas instrumen menurut
Guildford pada Tabel 3.3 berikut.28
Tabel 3.3
Kriteria Koefisien Korelasi validitas Instrumen
Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi Validitas
0,90 ≤ 𝑟𝑥𝑦 ≤ 1,00 Sangat tinggi Sangat tepat/sangat baik
0,70 ≤ 𝑟𝑥𝑦 < 0,90 Tinggi Tepat/baik
0,40 ≤ 𝑟𝑥𝑦 < 0,70 Sedang Cukup tepat/cukup baik
0,20 ≤ 𝑟𝑥𝑦 < 0,40 Rendah Tidak tepat/buruk
𝑟𝑥𝑦 < 0,20 Sangat rendah Sangat tidak tepat/sangat
buruk
Uji validitas dilakukan untuk membandingkan 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dengan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan
alpha 5%. Jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka soal tersebut dapat dikatakan valid. Jika
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka butir soal tersebut tidak valid.29
Setelah instrumen soal
valid maka soal tersebut dapat digunakan untuk mengukur kemampuan literasi
matematis siswa. Perhitungan uji validitas disajikan pada Tabel 3.4 berikut.
27
Ali Hamzah, Evaluasi Pembelajaran Matematik, (Depok: PT Rajagrafindo Persada,
2014), cet. I, h.220. 28
Karunia dan Ridwan, Op. cit., h.193 29
Ali Hamzah.,Op.Cit. h.222.
Page 31
34
Tabel 3.4
Hasil Perhitungan Uji Validitas
No Butir soal rxy Interpretasi Validitas 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
1 Nomor 1
0,413 Sedang (valid)
0,361
2 Nomor 2
0,506 Sedang (valid)
3 Nomor 3
0,439 Sedang (valid)
4 Nomor 4
0,144 Sangat Rendah (tidak
valid)
5 Nomor 5
0,389 Rendah (valid)
6 Nomor 6
0,809 Tinggi (valid)
7 Nomor 7
0,473 Sedang (valid)
8 Nomor 8
0,820 Tinggi (valid)
9 Nomor 9
0,621 Sedang (valid)
Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas pada Tabel 3.3, dari 9 butir soal
yang diujikan diperoleh 8 butir soal valid dan 1 butir soal tidak valid. Maka butir
soal nomor 4 dengan level 2 tidak digunakan untuk mengukur kemampuan literasi
matematis siswa.
2. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas dilakukan untuk mengetahui derajat konsistensi apakah suatu
tes teliti dan dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Adapun
rumus yang digunakan adalah Cronbach’s Alpha atau koefisien Alpha sebagai
berikut:30
𝛼 =𝑅
𝑅 − 1 1 −
𝜎𝑖2
𝜎𝑥2
Keterangan:
R = jumlah butir soal
𝜎𝑖² = varian butir soal
30
Zainal Arifin. Op.cit., h. 258.
Page 32
35
𝜎𝑥² = varian skor total
kriteria menurut Guilford untuk menentukan derajat reliabilitas instrumen
ditunjukan pada Tabel 3.5 sebagai berikut:31
Tabel 3.5
Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen
Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi Reliabilitas
0,90 ≤ 𝑟 ≤ 1,00 Sangat tinggi Sangat tetap/sangat baik
0,70 ≤ 𝑟 < 0,90 Tinggi Tetap/baik
0,40 ≤ 𝑟 < 0,70 Sedang Cukup tetap/cukup baik
0,20 ≤ 𝑟 < 0,40 Rendah Tidak tetap/buruk
𝑟 < 0,20 Sangat Rendah Sangat tidak tetap/sangat buruk
Berdasarkan uji validitas, maka butir soal yang diuji reliabilitaskan hanya
butir soal yang valid, dengan demikian butir soal nomor 4 tidak ikut serta dalam
uji reliabilitas. Hasil uji reliabilitas ditunjukan pada Tabel 3.6 berikut.
Tabel 3.6
Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas
Hasil uji reliabilitas adalah 0,665 berdasarkan kriteria Guilford maka termasuk
kategori sedang dan dapat di interpretasikan bahwa instrumen cukup tepat atau
cukup baik.
3. Tingkat kesukaran
Tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa sulit kesukaran suatu
soal. Soal yang baik memiliki tingkat kesulitan yang seimbang (proporsional),
baiknya soal itu tidak terlalu sulit atau terlalu mudah. Untuk menghitung tingkat
kesukaran, dapat dihitung dengan rumus proporsi menjawab benar (proportion
correct) sebagai berikut:32
31
Karunia dan Ridwan, Op. cit., h.206. 32
Zainal Arifin, Op. cit., h.266.
Variabel Hasil Uji
Kemampuan literasi
matematis siswa 0,665
Page 33
36
𝑝 = 𝐵
𝑁
Keterangan:
P = tingkat kesukaran
𝐵 = jumlah peserta didik yang menjawab benar
𝑁 = jumlah peserta didik
Untuk menafsirkan tingkat kesukaran tersebut, dapat digunakan kriteria sebagai
berikut:
𝑝 > 0,70 = mudah
0,03 ≤ 𝑝 ≤ 0,70 = sedang
𝑝 < 0,30 = sukar
Hasil perhitungan uji tingkat kesukaran instrumen ditunjukan pada Tabel 3.7
berikut.
Tabel 3.7
Hasil Perhitungan Uji Tingkat Kesukaran
4. Daya pembeda
Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal
mampu membedakan peserta didik yan sudah menguasai kompetensi dengan
peserta didik yang belum/kurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria
tertentu. Untuk menghitung daya pembeda setiap butir soal dapat digunakan
rumus sebagai berikut:33
33
Ibid., h. 273.
No
soal
Indeks Tingkat
Kesukaran
Interpretasi
1 0,7 Sedang
2 0,7 Sedang
3 0,7 Sedang
4 1 Terlalu Mudah
5 0,4 Sedang
6 0,5 Sedang
7 0,7 Sedang
8 0,5 Sedang
9 0,1 Sukar
Page 34
37
𝑑𝑝 =(𝑊𝐿 −𝑊𝐻)
𝑛
Keterangan:
𝑑𝑝 = daya pembeda
𝑤𝑙 = jumlah peserta didik dari kelompok bawah
𝑤ℎ = jumlah peserta didik dari kelompok atas
𝑛 = 27% × 𝑁
N = jumlah peserta didik
Hasil perhitungan uji daya pembeda instrumen ditunjukan pada Tabel 3.8
berikut.
Tabel 3.8
Hasil Perhitungan Uji Daya Pembeda
Kriteria yang digunakan untuk menginterpretasikan indeks daya pembeda
disajikan pada Tabel 3.9 .34
Tabel 3.9
Kriteria Indeks Daya Pembeda Instrumen
Nilai Interpretasi Daya Pembeda
0,70 < 𝐷𝑃 ≤ 1,00 Sangat baik
0,40 < 𝐷𝑃 ≤ 0,70 Baik
0,20 < 𝐷𝑃 ≤ 0,40 Cukup
0,00 < 𝐷𝑃 ≤ 0,20 Buruk
𝐷𝑃 ≤ 0,00 Sangat buruk
34
Karunia dan Ridwan, Op. cit., h.217.
No
Soal
Indeks Daya
Pembeda
Interpretasi
1 0,13 Buruk
2 0,12 Buruk
3 0,10 Buruk
4 0,05 Buruk
5 0,07 Buruk
6 0,22 Cukup
7 0,23 Cukup
8 0,48 Baik
9 0,08 Buruk
Page 35
38
Berdasarkan hasil uji validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat
kesukaran, instrumen tes butir soal nomor 4 tidak digunakan karena tidak valid
dan memiliki tingkat kesukaran terlalu mudah. Butir soal tersebut mewakili
level 2 kemampuan literasi matematis. Soal yang digunakan sebanyak 8 butir
soal dengan level 1 – 6. Secara keseluruhan butir soal lainnya telah mewakili
seluruh indikator kemampuan literasi matematis.
F. Teknik Analisis Data
1. Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif dalam penelitian ini diperoleh dari hasil instrumen tes
berupa 8 butir soal essay yang berisikan masalah dengan indikator literasi
matematis yaitu spatial, numeracy, dan quantitative. Setelah memperoleh data
maka perlu dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji
homogenitas. Apabila data tersebut berdistribusi normal maka akan dilakukan
uji t, jika tidak berdistribusi normal akan dilakukan uji u.
a. Uji Prasyarat Analisis
1) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel berasal
dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Jika data berdistribusi
normal dapat dihitung dengan uji parametrik, jika tidak berdistribusi normal
dapat dilakukan perhitungan dengan uji non parametrik. Dalam penelitian
ini peneliti akan menggunakan uji normalitas menggunakan SPSS. Uji
normalitas akan dilakukan dengan uji saphiro wilk karena sampel data yang
kurang dari 50.35
Hipotesis yang akan diujikan dalam kasus ini adalah:36
H0 : distribusi populasi normal, jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima
H1 : distribusi populasi tidak normal, jika probabilitas ≤ 0,05, maka H0
ditolak
35
Ibid., h. 243. 36
Kadir, Statistika Terapan, (Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2016), cet. III, h. 156.
Page 36
39
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel berasal
dari sampel yang dianalisis homogen atau tidak. Uji homogenitas yang
digunakan adalah dengan software SPSS. Adapun hipotesis yang akan diuji
adalah berikut:37
𝐻0:𝜎12 = 𝜎2
2
𝐻1: 𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛 𝐻0
b. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji data yang diperoleh, digunakan uji-t apabila data nya
berdistribusi normal. Jika uji prasyarat analisis tidak terpenuhi atau tidak
berasal dari populasi berdistribusi normal, maka untuk menguji hipotesis
digunakan uji statistik non-parametrik, seperti uji Mann-Whiteney (Uji “U”).
Berikut merupakan hipotesis untuk uji hipotesis:
H0: Rata – rata kemampuan literasi matematis siswa kelas eksperimen lebih
kecil atau sama dengan rata – rata kemampuan siswa kelas kontrol.
H1: Rata – rata kemampuan literasi matematis siswa kelas eksperimen lebih
besar dari rata – rata kemampuan siswa kelas kontrol.
c. Proporsi Varians
Proporsi varians adalah efek atau pengaruh besarnya (effect size)
variabel bebas terhadap variabel terikat. Pada penelitian ini proporsi varians
akan menunjukan seberapa besar pengaruh dari model CBL terhadap
kemampuan literasi matematis siswa. Berikut formula menghitung proporsi
varians.38
𝑟2 =𝑡0
2
𝑡02 + 𝑑𝑏
Keterangan:
𝑟2 : Koefisien determinasi
𝑡0 : Nilai t pada uji hipotesis t tes
𝑑𝑏 : Derajat kebebasan
37
Ibid., h.167. 38
Ibid., h.296.
Page 37
40
Kriteria proporsi varians menurut Gravetter dan Wallnau, sebagai berikut:
Efek kecil : 0,01 < 𝑟2 ≤ 0,09
Efek sedang : 0,09 < 𝑟2 ≤ 0,25
Efek besar : 𝑟2 > 0,25
G. Perumusan Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik pada penelitian ini sebagai berikut:
𝐻0 : 𝜇1 = 𝜇2
𝐻1: 𝜇1 > 𝜇2
Keterangan:
𝜇1: rata – rata kemampuan literasi matematis siswa kelas eksperimen
𝜇2: rata – rata kemampuan literasi matematis siswa kelas kontrol.
Tingkat signifikan yang diambil dalam penelitian ini adalah derajat
kepercayaan 95% dan 𝛼 = 0,05 dengan kriteria penerimaan sebagai berikut.
Terima H0 : jika thitung ≤ ttabel
Tolak H0 : jika thitung > ttabel
Page 38
71
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian di SMAN 12 kota Tangerang Selatan pada kelas XI
mengenai “Pengaruh Model Pembelajaran Challenge Based Learning terhadap
Kemampuan Literasi Matematis Siswa” diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Kemampuan literasi matematis siswa kelas eksperimen dengan model
pembelajaran Challenge Based Learning (CBL) memiliki pencapaian tertinggi
untuk komponen konten pada quantity, komponen konteks pada
societal/public, serta komponen kompetensi pada reproduction.
2. Kemampuan literasi matematis siswa kelas kontrol dengan model pembelajaran
Discovery Learning memiliki pencapaian tertinggi untuk komponen konten
pada uncertainty, komponen konteks pada societal/public, serta komponen
kompetensi pada reproduction.
3. Kemampuan literasi matematis siswa kelas eksperimen dengan model
pembelajaran CBL lebih tinggi dibandingkan kemampuan literasi matematis
siswa kelas kontrol dengan model pembelajaran Discovery Learning.
Kemampuan literasi matematis siswa dengan indikator numeris, spatial, dan
quantitative, secara keseluruhan kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan
kelas kontrol. Ukuran pengaruh (effect size) model pembelajaran CBL terhadap
kemampuan literasi matematis siswa berdasarkan kriterianya maka model CBL
memiliki pengaruh yang besar terhadap kemampuan literasi matematis.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, saran yang dapat
diberikan peneliti sebagai berikut:
1. Bagi guru dapat menjadikan model pembelajaran CBL sebagai salah satu
model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan literasi matematis
siswa, agar mendapatkan hasil yang lebih efisien dalam pembelajaran
disarankan untuk mempertimbangkan waktu yang tersedia dalam
menggunakan model pembelajaran CBL.
Page 39
72
2. Bagi sekolah dengan adanya penelitian ini dapat menjadi acuan dalam
meningkatkan dan memperbaiki kualitas pembelajaran disekolah, serta dapat
menyarankan guru mata pelajaran baik matematika atau pelajaran bidang studi
lain untuk menggunakan model CBL sebagai alternatif model pembelajaran.
3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan model CBL
dapat meneliti kemampuan yang lainnya dan pada pokok bahasan yang lain.
Page 40
73
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus., dkk., Pembelajaran Literasi. Jakarta: Bumi Aksara. 2018.
Afritanty, Ice. dkk., Pengembangan Literasi MatematikaMengacu PISA Melalui
Pembelajaran Abad ke – 21 Berbasis Teknologi. (Prosiding Seminar Nasional
Matematika (PRISMA)). 1. 2018.
Arifin, Zainal. Evaluasi pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2014.
Aroysi, Gema. “Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan soal bertipe
PISA berdasarkan Teori Nolting”. Skrispsi pada Sarjana Strata satu UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta. 2018.
Challenge Based Learning: A Classroom Guide
Eka, Karunia dan Ridwan, M. Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung: PT
Refika Aditama. 2015.
Grafura, Lubis dan Wijayanti, Ari. 100 Masalah Pembelajaran. Yogyakarta: AR-
RUZZ MEDIA. 2016.
Hamzah, Ali. Evaluasi Pembelajaran Matematik. Depok: PT RAJAGRAFINDO
PERSADA. 2014.
Hera, Rosalia. Literasi Matematika: Apa, Mengapa dan Bagaimana. Seminar
Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNY. 2015.
Heriyanti, Lucky. Penerapan Double Loop Problem Solving Untuk Meningkatkan
Kemampuan Literasi Matematis Level 3 Pada Siswa Kelas VIII SMPN 27
BANDUNG. LEMMA. 2. 2015.
Hidayat, Rahmat. Implementasi Pendekatan Pembelajaran berbasis Tantangan
untuk meningkatkan Pemahaman Konsep dan Ketrampilan Generik Sains
Siswa SMP Pada Tema Pemanasan Global. Jurnal Penelitian Pendidikan
LPPM UI. 2014.
Page 41
74
Johnson., et al., Challenge Based Learning: An Approach for Our Time. Autin,
Texas: The New Media Consortium. 2009.
Johar, Rahmah. Domain Soal PISA untuk Literasi Matematika. Jurnal Peluang. 1.
2012.
Kadir. Statistika Terapan. Depok: PT RAJAGRAFINDO PERSADA. 2016.
Kastner, Jeff., et al., Using Challenge Based Learning to Teach the Fundamentals
of Exponential Equetions. Proceeding of 2014 ASSE North Central
Section Conference.
M, Nichols., et al., challenge based learner user guide. Redwood City: Digital
Promise. 2016.
Mahdiansyah dan Rahmawati. Literasi Matematika Siswa Pendidikan Menengah:
Analisis Menggunakan Desian Tes Internasional dengan Konteks
Indonesia. 2014.
Mariam, Siti dan J, Azrol. Challenge based Learning in students for vocational
skills. International Jurnal of Independent Research and Studies. 2. 2013.
Mawardi. Komparasi Model Pembelajaran Discovery Learning dan Problem
Solving ditinjau dari hasil belajar IPA pada siswa kelas 3 SD di Gugus
Diponegoro Tengaran. Scholaria. 6. 2016.
Mulyasana, Dedy. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 2011.
Musfiqon dan Nurdyansyah. Pendekatan Pembelajaran Saintifik. Sidoarjo:
Nizamia Learning Center Sidoarjo. 2015.
Nursyahidah, Farida dan Ardi, Bagus. Pembelajaran Discovery Learning
Menggunakan Tangram Geogebra Untuk Menemukan Luas Persegi.
Aksioma: Jurnal Matematika dan Pendidikan. 6. 2015.
Page 42
75
Observatory of educational innovation Technologico de monterrey. Challenge
Based Learning. Edu Trends. 2015.
Performance of U.S. 15 years old of student in science, reading, and Mathematics
Literacy in an international context, First look at PISA 2015. IES National
Center for Education Statistics. 2016.
Rahman, Risqi dan Samsul. Pengaruh Penggunaan Metode Discovery Terhadap
Kemampuan Analogi Matematis Siswa SMK Al Ikhsan Pamarica, Infinity:
Jurnal Ilmiah Matematika. 3. 2014.
Ratna, Siti. Model Pembelajaran Dsicovery Learning Sebagai Metode Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar. Strategic: Jurnal Pendidikan Manajemen
Bisnis. 11. 2016.
Setiawan, Dika. Pendekatan Saintifik dan Penilaian Autentik Untuk Meningkatkan
Mutu Pembelajaran Agama Islam. Al-Asasiyya: Journal Of Basic
Education. 1. 2017.
Stacey, Kaye. The PISA View of Mathematical Literacy In Indonesia. IndoMS
JME. 2. 2011.
Subkhan, Edi. Pendidikan Kritis. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA. 2016.
Syawahid, M. dan Susilahudin. Kemampuan Literasi Matematika SMP ditinjau
dari Gaya Belajar. Beta: Jurnal Tadris Matematika. 10. 2017.
Wardono. Peningkatan Literasi Matematika Melalui Pembelajaran Inovatif
berpenilaian PISA. Seminar Nasional Evaluasi Pendidikan. 2013.
Zubaidah, Siti. Keterampilan Abad ke 21: Keterampilan yang di Ajarkan Melalui
Pembelajaran. 2016.