Top Banner
1 PENGARUH MEKANISME PENGAWASAN TERHADAP AKTIVITAS TUNNELING John, Inge Lengga Sari Munthe, Fatahurrazak Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang, Kepulauan Riau E-mail : [email protected] ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris tentang adanya pengaruh mekanisme pengawasan terhadap aktivitas tunneling. tunneling akan diukur melalui pergerakan Tobin’s q entitas induk dan Tobin’s q entitas anak. Mekanisme pengawasan dibagi menjadi dua yakni mekanisme internal yang diwakilkan oleh komisaris independen dan komite audit, serta mekanisme eksternal yang diwakilkan oleh kreditur dan auditor independen dari segi independensi. Sampel dalam penelitian ini ialah perusahaan yang memiliki hubungan induk dan anak, dimana perusahaan induk merupakan perusahaan berstatus LQ-45, sedangkan perusahaan anak ialah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada rentang tahun 2010-2014. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling dimana diperoleh 5 perusahaan induk dan 8 perusahaan anak yang menjadi sampel. Pengujian hipotesis dilakukan dengan 2 analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa mekanisme pengawasan internal yang diwakili oleh komisaris independen tidak memiliki pengaruh terhadap tunneling, mekanisme pengawasan internal yang diwakili oleh komite audit tidak memiliki pengaruh terhadap tunneling, mekanisme pengawasan eksternal yang diwakili oleh kreditur memiliki pengaruh positif terhadap tunneling dan mekanisme pengawasan eksternal yang diwakili oleh auditor independen dari segi independensi tidak memiliki pengaruh terhadap aktivitas tunneling. Kata Kunci : Masalah Keagenan, Struktur Kepemilikan, Tunneling, Mekanisme Pengawasan, Hubungan Induk dan Anak
15

PENGARUH MEKANISME PENGAWASAN TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-John-120462201150.pdf · struktur kepemilikan terkonsentrasi yang menyebabkan pergeseran

May 22, 2019

Download

Documents

nguyenhuong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGARUH MEKANISME PENGAWASAN TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-John-120462201150.pdf · struktur kepemilikan terkonsentrasi yang menyebabkan pergeseran

1

PENGARUH MEKANISME PENGAWASAN TERHADAP

AKTIVITAS TUNNELING

John, Inge Lengga Sari Munthe, Fatahurrazak

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Tanjungpinang, Kepulauan Riau

E-mail : [email protected]

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris tentang

adanya pengaruh mekanisme pengawasan terhadap aktivitas tunneling. tunneling

akan diukur melalui pergerakan Tobin’s q entitas induk dan Tobin’s q entitas anak.

Mekanisme pengawasan dibagi menjadi dua yakni mekanisme internal yang

diwakilkan oleh komisaris independen dan komite audit, serta mekanisme eksternal

yang diwakilkan oleh kreditur dan auditor independen dari segi independensi.

Sampel dalam penelitian ini ialah perusahaan yang memiliki hubungan induk dan

anak, dimana perusahaan induk merupakan perusahaan berstatus LQ-45, sedangkan

perusahaan anak ialah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada

rentang tahun 2010-2014. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan

metode purposive sampling dimana diperoleh 5 perusahaan induk dan 8 perusahaan

anak yang menjadi sampel. Pengujian hipotesis dilakukan dengan 2 analisis regresi

berganda. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa mekanisme pengawasan

internal yang diwakili oleh komisaris independen tidak memiliki pengaruh terhadap

tunneling, mekanisme pengawasan internal yang diwakili oleh komite audit tidak

memiliki pengaruh terhadap tunneling, mekanisme pengawasan eksternal yang

diwakili oleh kreditur memiliki pengaruh positif terhadap tunneling dan mekanisme

pengawasan eksternal yang diwakili oleh auditor independen dari segi independensi

tidak memiliki pengaruh terhadap aktivitas tunneling.

Kata Kunci : Masalah Keagenan, Struktur Kepemilikan, Tunneling,

Mekanisme Pengawasan, Hubungan Induk dan Anak

Page 2: PENGARUH MEKANISME PENGAWASAN TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-John-120462201150.pdf · struktur kepemilikan terkonsentrasi yang menyebabkan pergeseran

2

I. Pendahuluan

Pada era yang semakin maju ini banyak alternatif yang dapat digunakan

dalam melakukan aktivitas pendanaan untuk mendapatkan keuntungan dikemudian

hari, salah satu aktivitas tersebut ialah pendanaan kepada perusahaan melalui saham

yang mereka tawarkan kepada publik. Saham yang ditawarkan perusahaan

merupakan pembiayaan bagi mereka, dan hal ini akan menyebabkan pengalihan

pengambilan keputusan dari pemilik ke manajemen perusahaan. Ini merupakan

gambaran dari Teori Keagenan (agency theory), dimana biasanya akan terjadi

masalah antara pemilik dengan manajemen karena adanya perbedaan kepentingan.

Masalah keagenan yang berbeda dapat terjadi pula pada perusahaan dengan

struktur kepemilikan terkonsentrasi yang menyebabkan pergeseran permasalahan

dari masalah keagenan antara pemilik dan manajemen menjadi masalah antara

pemegang saham pengendali dengan pemegang saham non-pengendali. Masalah

tersebut bisa dilakukan salah satunya dengan mengeruk kekayaan pemegang saham

non-pengendali, atau yang dikenal dengan tunneling.

Tunneling merupakan aktivitas pemindahan aset kekayaan keluar perusahaan

untuk kepentingan pemegang saham pengendali (Johnson, et.al, 2000). Salah satu

alternatif untuk mengurangi aktivitas tunneling dalam sebuah perusahaan adalah

dengan menerapkan mekanisme pengawasan yang efektif. Dalam penelitian ini

mekanisme pengawasan dibagi menjadi dua bagian yakni pengendalian internal dan

pengendalian eksternal. Pengendalian internal diwakilkan dengan keberadaan

dewan komisaris independen dan komite audit, Sedangkan pengendalian eksternal

diwakilkan dengan kreditur dan auditor independen dari segi independensi.

Penelitian ini mereplikasi penelitian (Brundy, 2014) yang membedakan

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah tahun penelitian. Penelitian ini

akan meneliti aktivitas tunneling pada tahun 2010 dan 2014. Hal selanjutnya yang

membedakan penelitian ini adalah variabel independen dan objek penelitian, dimana

variabel pengawasan eksternal oleh auditor independen dari segi kopetensi diganti

dengan pengawasan internal oleh komite audit. Serta objek penelitian ini menjadikan

perusahaan LQ-45 sebagai induk perusahaan, sedangkan anak perusahaan ialah

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh dari mekanisme pengawasan internal yang diwakilkan

komisaris independen terhadap aktivitas tunneling.

2. Mengetahui pengaruh dari mekanisme pengawasan internal yang diwakilkan

komite audit terhadap aktivitas tunneling.

3. Mengetahui pengaruh dari mekanisme pengawasan eksternal yang diwakilkan

kreditur terhadap aktivitas tunneling.

4. Mengetahui pengaruh dari mekanisme pengawasan eksternal yang diwakilkan

auditor independen dari sudut pandang independensi terhadap aktivitas

tunneling.

5. Mengetahui pengaruh dari mekanisme pengawasan secara simultan terhadap

aktivitas tunneling.

Page 3: PENGARUH MEKANISME PENGAWASAN TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-John-120462201150.pdf · struktur kepemilikan terkonsentrasi yang menyebabkan pergeseran

3

II. Kajian Pustaka

Teori Keagenan yang dikembangkan Jensen dan meckling dalam (Atmaja,

2008) menyatakan bahwa hubungan keagenan atau agency relationship muncul

ketika satu atau lebih individu (majikan) menggaji individu lain (agen atau

karyawan) untuk bertindak atas namanya, mendelegasikan kekuasaan untuk

membuat keputusan kepada agen atau karyawannya. Masalah keagenan (agency

problem) antara pemegang saham (pemilik perusahaan) dengan manajer potensial

terjadi bila manajemen tidak memiliki saham mayoritas perusahaan.

Dan untuk kepemilikan saham yang terkonsentrasi pada satu pihak yang dapat

mengendalikan perusahaan Classens dan Fang dalam (Brundy, 2014) mengatakan

bahwa masalah keagenan yang timbul akan berbeda, bukan lagi masalah antara

pemegang saham dengan manajer melainkan masalah antara pemegang saham

pengendali dengan pemegang saham non-pengendali. Konflik yang muncul

diakibatkan karena adanya ekploitasi kekayaan yang dilakukan oleh pemegang

saham pengendali terhadap pemegang saham non-pengendali yang disebut dengan

aktivitas tunneling. Tunneling didefinisikan sebagai pentransferan aset dan

keuntungan keluar perusahaan demi menguntungkan pemegang saham pengendali

(controlling shareholders) (Johnson et al.,2000).

Alternatif lain yang bisa digunakan untuk mencegah hal ini ialah dengan

menerapkan mekanisme pengawasan yang dipercayakan kepada pihak yang lebih

independen, sehingga aktivitas tunneling dapat ditekan. Mekanisme pengawasan

dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Mekanisme pengawasan internal

diwakilkan dengan keberadaan dewan komisaris independen dan komite audit,

Sedangkan Mekanisme pengawasan eksternal diwakilkan dengan kreditur dan

auditor independen dari segi independensi.

Komisaris independen dalam suatu perusahaan memiliki pengaruh yang

besar. Komisaris independen merupakan pihak yang netral dalam perusahaan,

posisi komisaris independen yang istimewa ini membuatnya dapat mengawasi

perusahaan dengan lebih saksama. Oleh karena itu, jika terdapat penyimpangan

seperti tunneling terjadi, komisaris independen dapat dengan segera mengetahui

serta mengatasinya.

Komite audit merupakan mekanisme pengawasan internal yang penting.

Komite audit dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan pemeriksaan atau

penelitian yang dianggap perlu terhadap pelaksanaan fungsi direksi dalam

melaksanakan pengelolaan perusahaan serta melaksanakan tugas penting berkaitan

dengan sistem pelaporan keuangan. Komite audit memiliki kewenangan untuk

mengakses data perusahaan, selain itu komite audit dituntut untuk bertindak secara

independen dalam melaksanakan tanggung jawabnya,baik tanggung jawab dalam

laporan keuangan, tata kelola perusahaan, dan pengawasan perusahaan.

Dalam sebuah perusahaan modal adalah hal yang utama. Modal dapat

diperoleh dengan berbagai macam cara, salah satunya dengan melakukan pinjaman.

Pada saat melakukan peminjaman, ada kontrak yang harus disetujui oleh

perusahaan dengan kreditur, jika perusahaan melakukan pelanggaran, maka

Page 4: PENGARUH MEKANISME PENGAWASAN TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-John-120462201150.pdf · struktur kepemilikan terkonsentrasi yang menyebabkan pergeseran

4

kreditur dapat dengan segera memberikan sanksi terhadap perusahaan. Semakin

besar pinjaman perusahaan, maka semakin besar pula pengawasan yang dilakukan

oleh kreditur terhadap perusahaan.

Lama periode perikatan antara auditor dengan perusahaan berkaitan dengan

independensi seorang auditor. Semakin lama perikatan seorang auditor terhadap

suatu perusahaan mengindikasikan kurang independennya auditor dalam

melaksanakan tugasnya. Hal ini dikarenakan ada indikasi auditor berkerja sama

dengan perusahaan yang dapat merugikan pihak-pihak tertentu, seperti aktivitas

tunneling yang merugikan pihak non pengendali. Karena adanya kerja sama seperti

ini pihak perusahaan akan cenderung menggunakan jasa auditor tersebut, yang

bermakna lama perikatan antara auditor dengan perusahaan terjalin lebih lama.

Berikut hipotesis pada penelitian ini :

H1

H2

H3

H4

H5

:

:

:

:

:

Diduga Mekanisme Pengawasan Internal Oleh Komisaris

Independen Berpengaruh Terhadap Aktivitas Tunneling

Diduga Mekanisme Pengawasan Internal Oleh Komite Audit

Berpengaruh Terhadap Aktivitas Tunneling

Diduga Mekanisme Pengawasan Eksternal Oleh Kreditur

Berpengaruh Terhadap Aktivitas Tunneling

Diduga Mekanisme Pengawasan Eksternal Oleh Auditor Independen

Dari Sudut Pandang Independensi Berpengaruh Terhadap Aktivitas

Tunneling

Diduga Mekanisme Pengawasan Secara Simultan Berpengaruh

Terhadap Aktivitas Tunneling

III. METODOLOGI PENELITIAN

Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan yang memiliki hubungan anak

dan induk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dimana perusahaan induk

ialah perusahaan yang menyandang status LQ-45. Perusahaan anak dan induk harus

menerbitkan laporan keuangan selama tahun 2010 sampai dengan 2014.

Data penelitian ini merupakan data kuantitatif berupa laporan keuangan

tahunan perusahaan induk dan anak yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

dimana perusahaan induk harus menyandang status LQ-45. Dan sumber data

penelitian ini ialah sumber data sekunder. Data sekunder adalah data yang

diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahnya (Sangadji dan

Sopiah, 2010).

Penelitian ini merupakan penelitian empiris, dimana penelitian dilakukan

dengan pengujian hipotesis untuk mengidentifikasi pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen dan juga terdapat variabel kontrol yang digunakan pada

penelitian sebelumnya.

Page 5: PENGARUH MEKANISME PENGAWASAN TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-John-120462201150.pdf · struktur kepemilikan terkonsentrasi yang menyebabkan pergeseran

5

Persamaan regresi pertama digunakan untuk mendapatkan nilai tunneling

yang nantinya akan digunakan untuk persamaan regresi kedua. Pada persamaan

regresi pertama peneliti akan menggunakan variabel dependen, independen, dan

moderasi, dimana variabel dependen adalah Tobin’s q entitas induk, variabel

independen ialah Tobin’s entitas anak, dan variabel presentase kepemilikan induk

dalam perusahaan anak sebagai variabel moderasi. Disini tunneling dapat terdeteksi

dari perbandingan terbalik antara nilai perusahaan induk dan anak. Jika perusahaan

anak mengalami penurunan nilai, maka seharusnya perusahaan induk juga

mengalami hal yang sama. Namun, jika yang terjadi hal sebaliknya maka

diindikasikan terjadi aktivitas tunneling yang dilakukan oleh induk.

Tobins’q entitas induk dan anak diukur dengan membagi nilai pasar ekuitas

dan kewajiban dengan total aset. Sedangkan presentase kepemilikan akan dihitung

dengan cara membagi saham yang dimiliki induk dibagi dengan jumlah saham anak

yang beredar.

Persamaan regresi kedua akan digunakan untuk menguji mekanisme

pengawasan yang terdiri dari mekanisme pengawasan internal oleh komisaris

independen dan mekanisme pengawasan eksternal oleh kreditur dan auditor

independen. Tunneling merupakan variabel dependen sedangkan mekanisme

pengawasan merupakan variabel independen. Hasil uji pada regresi pertama akan

digunakan sebagai nilai tunneling yang diuji pada regresi kedua. Nilai tunneling

ini akan digunakan untuk menguji lebih lanjut variabel independen yakni

mekanisme pengawasan.

Pada regresi kedua terdapat 4 (empat) variabel independen yang terdiri dari

mekanisme pengawasan internal yang diwakilkan oleh komisaris independen,

mekanisme pengawasan internal yang diwakilkan oleh komite audit, mekanisme

pengawasan eksternal yang diwakilkan oleh kreditur, dan mekanisme pengawasan

eksternal yang diwakilkan oleh auditor independen dari sudut pandang

independensi.

Komisaris independen diukur dengan membagi keseluruhan komisaris

independen dengan keseluruhan anggota dewan komisaris. komite audit diukur

dengan keseluruhan anggota komite audit yang dimiliki perusahaan. Dalam

penelitian ini mekanisme pengawasan oleh kreditur diproksikan dengan rasio

leverage. Dalam penelitian ini leverage diperoleh dari hasil pembagian total

liabilitas dengan total aset. Pengukuran independensi auditor dalam penelitian ini

menggunakan dummy variabel. Diberikan nilai 1 jika diaudit auditor yang sama

selama tiga periode berturut-turut, 0 jika tidak.

Dalam penelitian ini terdapat 2 (dua) variabel kontrol yang digunakan dalam

penelitian sebelumnya yakni, profit to assets ratio dan ukuran perusahaan. Profit to

asset ratio diperoleh dengan membagi laba bersih dengan total aset, sedangkan ,

ukuran perusahaan menggunakan nilai logaritma natural dari total aset.

Penelitian ini mengambil data kuantitatif berupa laporan keuangan di Bursa

Efek Indonesia (BEI), dimana perusahaan yang menjadi objek penelitian ialah

perusahaan induk dengan status LQ-45 yang memiliki anak perusahaan yang

Page 6: PENGARUH MEKANISME PENGAWASAN TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-John-120462201150.pdf · struktur kepemilikan terkonsentrasi yang menyebabkan pergeseran

6

terdaftar di BEI. Data penelitian ini mengambil laporan keuangan melalui situs

resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yakni (www.idx.co.id). Dan penelitian ini juga

mengambil sumber penelitian berupa buku-buku dan jurnal-jurnal yang didapat dari

perpustakaan dan internet.

Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

Purposive Sampling. Berdasarkan kriteria-kriteria dibawah, peneliti mendapatkan

13 sampel yang terdiri dari 5 perusahaan induk dan 8 perusahaan anak . Kriteria-

kriteria yang digunakan dalam menentukan sampel dalam penelitian ini akan dibagi

menjadi dua kelompok yakni kriteria untuk perusahaan anak dan induk, berikut

kriterianya :

1. Perusahaan Induk

a. Perusahaan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

b. Perusahaan berstatus LQ-45 mempertahankan statusnya selama 5 (lima)

tahun berturut-turut, yakni dari tahun 2010 sampai 2014

c. Perusahaan LQ-45 memiliki anak perusahaan yang terdaftar di BEI

d. Perusahaan LQ-45 menerbitkan laporan keuangan selama 5 (lima) tahun

berturut-turut, yakni dari tahun 2010 sampai 2014

2. Perusahaan Anak

a. Perusahaan anak LQ-45

b. Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

c. Menerbitkan laporan keuangan selama 5 (lima) tahun berturut-turut,

yakni dari tahun 2010 sampai 2014

Penelitian ini merupakan penelitian empiris. Penelitian dilakukan dengan

pengujian hipotesis untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen dengan

variabel dependen. Untuk model analisis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah 2 (dua) persamaan regresi. Proses analisis penelitian ini menggunakan alat

bantu statistik berupa software SPSS 21.

Dalam penelitian ini terdapat beberapa analisis dan uji yang akan dilakukan.

Analisis dan uji yang akan dilakukan meliputi analisis deskriptif, pengujian asumsi

klasik, analisis regresi berganda dan pengujian hipotesis. Dalam penelitian ini

analisis deskriptif yang digunakan antara lain mean, standar deviasi, maksimum,

dan minimun. Uji Asumsi Klasik dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas, uji

multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Selanjutnya ialah

analisis regresi berganda. Berikut, bentuk regresi dalam penelitian ini :

𝑻𝑸𝑷 = α + 𝜷𝟏𝑻𝑸𝑺 + 𝜷𝟐𝑶𝑾𝑵𝑷 + 𝜷𝟑𝑻𝑸𝒔 ∗ 𝑶𝑾𝑵𝒑 + e ( 1 )

Setelah mendapatkan hasil dari regresi pertama, langkah selanjutnya ialah

menggunakan hasil regresi pertama tersebut ke regresi penelitian, berikut bentuk

regresinya :

𝑻𝑼𝑵 = α + 𝜷𝟏𝑲𝑰 + 𝜷𝟐𝑲𝑨 + 𝜷𝟑𝑲𝑹 + 𝜷𝟒𝑨𝑰 + e ( 2 )

Pengujian hipotesis statistik adalah prosedur yang memungkinkan keputusan

dapat dibuat, yakni keputusan untuk menolak atau menerima hipotesis yang sedang

Page 7: PENGARUH MEKANISME PENGAWASAN TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-John-120462201150.pdf · struktur kepemilikan terkonsentrasi yang menyebabkan pergeseran

7

dipersoalkan/diuji (Sunyoto, 2011). Ketepatan fungsi regresi sampel dalam

menaksir nilai aktual dapat diukur dengan goodness of fit nya. Secara statistik,

setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F, dan

nilai statistik T.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sampel awal penelitian ini berjumlah 40, namun karena terjadi masalah

normalitas data yang digunakan hanya 34. Berikut hasil analisis deskriptif regresi

pertama :

Tabel 4.1

Analisis Deskriptif untuk Model Regresi Pertama

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

TobinsQInduk 34 1,004316

11

2,457392

10

1,71667752

09

,513729323

41

TobinsQAnak 34 ,1724175

0

3,522987

03

1,97610002

03

,802296753

95

PresentaseKepemilikan 34 ,5950 ,9565 ,801535 ,1102528

Moderasi 34 ,1386754

0

2,807116

07

1,57225781

80

,653399307

82

Valid N (listwise) 34

Tobin’s Q induk memiliki nilai minimun sebesar 1,00431611, maksimum

sebesar 2,45739210, rata-rata sebesar 1,7166775209 dan standar deviasi sebesar

0,51372932341. Tobin’s Q anak memiliki nilai minimun sebesar ,17241750,

maximum sebesar 3,52298703, rata-rata sebesar 1,9761000203 dan standar deviasi

sebesar 0,80229675395. Sedangkan untuk persentase kepemilikan induk di anak

memiliki nilai minimum sebesar 59,50%, maksimum sebesar, 95,65%, rata-rata

sebesar 80,15% dan standar deviasi sebesar 0,1102528. Dari rata-rata persentase

kepemilikan induk sebesar 80,15% terlihat bahwa induk memiliki pengaruh yang

besar terhadap perusahaan anak. Dan nilai modearsi memiliki nilai minimun

sebesar 0,13867540, maksimum sebesar 2,80711607, rata-rata sebesar

1,5722578180 dan standar deviasi sebesar 0,65339930782.

Analisis deskriptif regresi kedua menunjukkan variabel tunneling memiliki

nilai minimum sebesar -1,975619362855709, maksimum 1,032157645119245,

rata-rata 0,337615910058408 dan standar deviasi sebesar 0,561364785428157.

Independensi dewan komisaris memiliki nilai minimum sebesar 0,3, maksimum

0,6666667, rata-rata 0,42744779741 dan standar deviasi sebesar 0,084506055828.

Variabel komite audit memiliki nilai minimum sebesar 3,0, maksimum 7,0, rata-

rata 3,382 dan standar deviasi sebesar 0,9852. Variabel kreditur yang dijelaskan

Page 8: PENGARUH MEKANISME PENGAWASAN TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-John-120462201150.pdf · struktur kepemilikan terkonsentrasi yang menyebabkan pergeseran

8

dengan leverage memiliki nilai minimum sebesar ,000836672, maksimum

0,908880940,rata-rata 0,48020074488 dan standar deviasi sebesar

0,242145448904. Variabel auditor independen merupakan variabel dummy, dimana

nilai minimum ialah 0, maksimum 1, rata-rata 0,412, dan standar deviasi 0,4996.

Berikut hasil analisis deskriptif regresi kedua :

Tabel 4.2

Analisis Deskriptif untuk Model Regresi Kedua

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

Tunneling

34 -

1,9756193

62855709

1,0321576

45119245

,33761591

0058408

,56136478

5428157

IndependensiDewan

Komisaris

34 ,30000000

0

,66666666

7

,42744779

741

,08450605

5828

Komiteaudit 34 3,0 7,0 3,382 ,9852

Leverage 34 ,00083667

2

,90888094

0

,48020074

488

,24214544

8904

IndependensiAuditor 34 ,0 1,0 ,412 ,4996

ProfittoAssetsRatio 34 ,00351006

0

,23573572

2

,10755821

135

,06021240

0388

Ln_TA 34 27,34 31,73 29,9278 1,19928

Valid N (listwise) 34

Pada regresi pertama terjadi masalah uji multikolinearitas, oleh karena itu

dilakukan variabel independen dirubah kedalam bentuk logaritma natural.

Berikut hasil pengujian regresi pertama :

Tabel 4.3

Uji Hipotesis Regresi Pertama Model I dan II

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B

Std.

Error Beta

I (Constant) 1,496 ,117 12,839 ,000

Ln_TQs ,388 ,147 ,422 2,635 ,013

II (Constant) 1,253 ,161 7,774 ,000

Ln_OWNp -1,488 ,548 -,418 -2,714 ,011

Ln_MOD ,354 ,141 ,387 2,510 ,017

Sumber : Diolah dengan SPSS versi 21.0

Page 9: PENGARUH MEKANISME PENGAWASAN TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-John-120462201150.pdf · struktur kepemilikan terkonsentrasi yang menyebabkan pergeseran

9

Dari tabel 4.3 diketahui dari model I bahwa variabel Logaritma natural dari

Nilai perusahaan anak (Ln_TQs) memiliki signifikansi sebesar 0,13 atau lebih kecil

dari 0,05 artinya secara parsial nilai perusahaan anak memiliki pengaruh terhadap

perusahaan induk. Sedangkan untuk model II terlihat bahwa logaritma natural

variabel Kepemilikan induk di anak (Ln_OWNp) dan Moderasi (Ln_MOD)

memiliki pengaruh masing-masing sebesar 0,11 dan 0,17. Hal ini bermakna bahwa

Dari regresi kedua model I pada tabel 4.4 terlihat bahwa variabel komisaris

independen memiliki pengaruh negatif secara parsial terhadap tunneling dengan

signifikasi sebesar 0,003, sedangkan untuk komite audit, kreditur, dan auditor

independen memiliki nilai sebesar 0,852, 0,940, dan 0,955 yang bermakna variabel-

variabel ini tidak berpengaruh secara parsial terhadap tunneling. Untuk uji hipotesis

pada regresi kedua model II dengan variabel komisaris independen dan komite audit

tidak memiliki pengaruh terhadap tunneling. Kedua variabel pengawasan internal

ini memiliki signifikasi melewati 0,05 dimana masing-masing memiliki nilai 0,84

dan 0,591. Sedangkan untuk kreditur (Leverage) memiliki pengaruh positif

terhadap tunneling dengan signifikansi sebesar 0,008. Dan untuk auditor

Tabel 4.4

Uji T Regresi Kedua Model I dan II

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardize

d

Coefficients

t Sig. B

Std.

Error Beta

I (Constant) 2,041 ,570 3,579 ,001

IndependensiDew

anKomisaris -3,794 1,190 -,571 -3,188 ,003

Komiteaudit -,018 ,097 -,032 -,188 ,852

Leverage -,032 ,416 -,014 -,077 ,940

IndependensiAudi

tor -,011 ,203 -,010 -,057 ,955

II (Constant) -4,681 1,889 -2,479 ,020

IndependensiDew

anKomisaris -1,951 1,086 -,294 -1,796 ,084

Komiteaudit -,045 ,083 -,079 -,544 ,591

Leverage 1,060 ,371 ,457 2,856 ,008

IndependensiAudi

tor -,213 ,171 -,189 -1,242 ,225

ProfittoAssetsRati

o 7,763 1,756 ,833 4,422 ,000

Ln_TA ,159 ,066 ,339 2,416 ,023

Sumber : Diolah dengan SPSS versi 21.0

Page 10: PENGARUH MEKANISME PENGAWASAN TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-John-120462201150.pdf · struktur kepemilikan terkonsentrasi yang menyebabkan pergeseran

10

independen tidak berpengaruh terhadap tunneling dengan nilai t sebesar 0,225.

Sedangkan 2 variabel kontrol yakni profit to assets ratio dan logaritma natural dari

total aset memiliki pengaruh terhadap tunneling dengan signifikansi masing-masing

sebesar 0,000 dan 0,023.

Tabel 4.5

Uji Simultan Regresi Pertama

ANOVAa

Model Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig.

1

Regression 2,426 2 1,213 5,986 ,006b

Residual 6,283 31 ,203

Total 8,709 33

Sumber : Diolah dengan SPSS versi 21.0

Dari uji simultan untuk regresi pertama pada tabel 4.5 menunjukkan nilai f

hitung sebesar 5,986 dan f tabel sebesar 2,93 (df = (4-1 = 3 : 33-4 = 29)), ini

berarti f hitung lebih besar dari f tabel dimana 5,986 > 2,93, dengan signifikansi

sebesar 0,006.

Tabel 4.6

Uji Simultan Regresi Kedua

ANOVAa

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

I Regression 3,405 4 ,851 3,529 ,018b

Residual 6,995 29 ,241

Total 10,399 33

II Regression 6,908 6 1,151 8,903 ,000b

Residual 3,491 27 ,129

Total 10,399 33

Sumber : Diolah dengan SPSS versi 21.

Dari uji simultan regresi kedua pada tabel 4.28 diatas terlihat bahwa nilai f

hitung tanpa variabel kontrol memiliki nilai sebesar 3,529 dan f tabel sebesar 2,70

(df = (5-1 = 4 : 33-4 =29)), atau 3,529 > 2,70 dengan signifikansi sebesar 0,018,

Sedangkan untuk uji simultan regresi kedua dengan variabel kontrol memiliki nilai

f hitung sebesar 8,903 dan f tabel 2,43 (df = (7-1 = 6 : 33-4 = 29) dengan signifikansi

sebesar 0,000 yang bermakna 8,903 > 2,43 dan signifikansi kurang dari 0,05.

Page 11: PENGARUH MEKANISME PENGAWASAN TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-John-120462201150.pdf · struktur kepemilikan terkonsentrasi yang menyebabkan pergeseran

11

Dari tabel 4.7 diatas diketahui koefisien determinasi regresi pertama untuk

model I ialah sebesar 0,153 atau 15,3%, hal ini bermakna kemampuan variabel nilai

perusahaan anak (Ln_TQs) dalam menjelaskan nilai perusahaan induk

(TobinsQInduk) ialah 15,3%. Sedangkan sisanya 84,7% dipengaruhi faktor lain

yang tidak diteliti dalam model regresi ini. Sedangkan untuk koefisien regresi

pertama model II koefisien determinasi nya ialah sebesar 0,232 atau 23,2%, artinya

kemampuan nilai perusahaan anak (Ln_TQs), kepemilikan induk dianak

(Ln_OWNp), dan moderasi (Ln_MOD) dalam menjelaskan nilai perusahaan induk

(TobinsQInduk) ialah 23,2%. Sedangkan sisanya 76,8% dipengaruhi faktor lain

yang tidak diteliti dalam model regresi ini.

Tabel 4.8

Koefisien Determinasi Regresi Kedua Model I dan II

Model Summary

Model R

R

Square

Adjusted

R

Square

Std. Error of the

Estimate

I ,572a ,327 ,235 ,491119007493166

II ,815a ,664 ,590 ,359601975437324

Sumber : Diolah dengan SPSS versi 21.0

Untuk koefisien determinasi regresi Kedua Model I dapat dilihat pada tabel

4.8 diatas. Diketahui koefisien determinasi regresi kedua untuk model I ialah

sebesar 0,235 atau 23,5%, hal ini bermakna bahwa variabel independen yakni

komisaris independen, komite audit, kreditur dan auditor independen mampu

menjelaskan variabel tunneling sebesar 23,5%. Sedangkan sisanya 76,5%

dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti dalam model regresi ini. Sedangkan untuk

koefisien regresi kedua model II koefisien determinasi nya ialah sebesar 0,590 atau

59%, artinya variabel independen yakni komisaris independen, komite audit,

kreditur dan auditor independen serta variabel kontrol yakni profit to assets ratio

dan uikuran perusahaan mampu menjelaskan variabel tunneling sebesar 59%.

Sedangkan sisanya 41% dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti dalam model

regresi ini.

Tabel 4.7

Koefisien Determinasi Regresi Pertama Model I dan II

Model Summary

Model R

R

Square

Adjusted

R

Square Std. Error of the Estimate

I ,422a ,178 ,153 ,47290433997

II ,528a ,279 ,232 ,45019611321

Page 12: PENGARUH MEKANISME PENGAWASAN TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-John-120462201150.pdf · struktur kepemilikan terkonsentrasi yang menyebabkan pergeseran

12

Hasil pengujian hipotesis mekanisme pengawasan internal oleh komisaris

independen terhadap aktivitas tunneling tidak berpengaruh dengan signifikasi

sebesar 0,084. Hal ini juga sejalan dengan penelitian (Veronica, 2013) mengenai

nilai perusahaan dimana besar kecilnya proporsi dewan komisaris independen

dalam suatu perusahaan bukan merupakan jaminan bahwa kinerja perusahaan akan

semakin baik dan tidak terjadi kecurangan dalam pelaporan keuangan perusahaan.

Dengan kata lain, banyaknya komisaris independen bukan merupakan faktor yang

dapat mengurangi aktivitas kecurangan seperti tunneling.

Hasil penelitian ini menunjukkan komite audit tidak memiliki pengaruh

terhadap aktivitas tunneling dengan signifikansi 0,591. Dan dijelaskan dalam

(Veronica, 2013) bahwa hal ini dapat dijelaskan bahwa ada kemungkinan

keberadaan komite audit bukan merupakan jaminan bahwa kinerja perusahaan akan

semakin baik, karena dengan pertambahan jumlah komite audit tidak dapat

menaikkan nilai perusahaan, yang bermakna pengawasan oleh komite audit masih

kurang maksimal yang dapat memicu terjadinya aktivitas tunneling. Oleh karena

itu, dapat disimpulkan bahwa jumlah komite audit tidak dapat menekan aktivitas

tunneling.

Mekanisme pengawasan ekternal oleh kreditur berpengaruh terhadap

aktivitas tunneling dengan tingkat signifikasi sebesar 0,008. Namun kenaikan

leverage satu-satuan akan menyebabkan nilai tunneling naik sebesar 1,060. Hal ini

sejalan dengan penelitian (Brundy, 2014) yang menyatakan bahwa hubungan

mekanisme pengawasan oleh kreditur dengan aktivitas tunneling adalah positif.

Dalam artian bahwa semakin tinggi nilai utang maka aktivitas tunneling ikut

meningkat. Dan jiang dalam (Brundy, 2014) mengatakan bahwa akun utang dan

piutang merupakan sarana yang sering digunakan untuk mentransfer dana antar

perusahaan. Sehingga semakin tinggi penggunaan utang maka nilai tunneling juga

menjadi lebih besar.

Mekanisme pengawasan eksternal oleh auditor independen dilihat dari sisi

independensi tidak memiliki pengaruh dengan signifikasi 0,225. Hal ini sejalan

dengan penelitian (Purwani, 2015) dimana independensi seorang auditor tidak

berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini dikuatkan dengan penelitian (Brundy,

2014) yang mengatakan bahwa hasil yang tidak signifikan disebabkan karena

pergantian tim audit dilakukan hanya untuk memenuhi aturan yang ditetapkan di

Indonesia yaitu 3 periode berturut-turut oleh tim audit yang sama. Jadi, jika tim

audit mengganti auditor lebih sering daripada mengikuti aturan yang ada maka

independensi auditor dapat lebih tinggi dan dapat mendeteksi terjadinya tunneling.

Dari uji hipotesis dalam penelitian ini menujukkan bahwa secara bersama-

sama atau simultan mekanisme pengawasan internal yang diwakilkan oleh

komisaris independen dan komite audit, serta pengawasan eksternal oleh kreditur

dan auditor independen berpengaruh terhadap aktivitas tunneling.

Page 13: PENGARUH MEKANISME PENGAWASAN TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-John-120462201150.pdf · struktur kepemilikan terkonsentrasi yang menyebabkan pergeseran

13

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah

dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Mekanisme pengawasan internal yang diwakilkan oleh komisaris independen

tidak berpengaruh terhadap aktivitas tunneling

2. Mekanisme pengawasan interal yang diwakilkan oleh komite audit tidak

berpengaruh terhadap aktivitas tunneling

3. Mekanisme pengawasan eksternal yang diwakilkan oleh kreditur

berpengaruh terhadap aktivitas tunneling

4. Mekanisme pengawasan eksternal yang diwakilkan oleh auditor independen

dari sudut pandang independensi tidak berpengaruh terhadap aktivitas

tunneling

5. Mekanisme pengawasan secara bersama-sama atau simultan berpengaruh

terhadap aktivitas tunneling.

Penelitian ini diharapkan dapat membantu pemegang saham non-pengendali

dalam mendeteksi aktivitas tunneling yang terjadi dalam perusahaan yang

diinvestasikan. Serta memperhatikan apakah mekanisme pengawasan perusahaan

tersebut baik secara internal maupun eksternal telah berjalan sebagaimana

mestinya. Bagi penelitian selanjutnya disarankan agar dapat mengidentifikasi atau

menemukan variabel independen lain yang memiliki pengaruh terhadap aktivitas

tunneling dalam suatu perusahaan. Penelitian mengenai aktivitas tunneling masih

jarang dilakukan terutama di Indonesia. Oleh karena itu, disarankan tidak hanya

mencari bahan-bahan baik jurnal atau buku dan bahan lainnya yang diteliti hanya

dibatasan negara kita Indonesia, untuk menambah wawasan yang lebih luas lagi

mengenai masalah ini peneliti selanjutnya dapat mencari jurnal-jurnal maupun

buku-buku internasional yang dapat didapatkan secara gratis maupun berbayar

melalui internet.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes dan Hoesada. (2009). Bunga Rampai Auditing. Jakarta: Salemba Empat.

Agoes, S. (2012). Auditing. Jakarta: Salemba Empat.

Anggraini, D. (2013). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai

Perusahaan Pada Perusahaan Textile, Garment yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia(BEI)Periode 2009-2012. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas

Maritim Raja Ali Haji.

Atmaja, L. S. (2008). Teori dan Praktik:Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Andi.

Beams, F. A. (2010). Akuntansi Lanjutan (Advance Accounting). Jakarta: Erlangga.

Black. (2003). Does Corporate Governance Affect Firm Value? Evidence from

Korea. Finance Working Paper No.103/2005.

Brundy, E. P. (2014). Pengaruh Mekanisme Pengawasan Terhadap Aktivitas

Tunneling. Symposium Nasional Akuntansi 17.

Page 14: PENGARUH MEKANISME PENGAWASAN TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-John-120462201150.pdf · struktur kepemilikan terkonsentrasi yang menyebabkan pergeseran

14

Farisah, N. (2015). Pengaruh Invesment Opportunity Set, Ukuran Perusahaan,

Profitabilitas, dan Debt to Equity Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio

Pada Perusahaan Sektor Real Estate dan Property yang Terdaftar di BEI.

Semarang: Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21.

Semarang: Universitas Diponegoro.

Gugler, K. (2012). The determinants of rent extraction in the parent-subsidiary

relation. New York: Springer Science+Business Media.

Harsono, M. (2002). Prosedur Pengujian Variabel Kontrol dan Moderator dalam

Penelitian Perilaku dengan Menggunakan SPSS 10.00. Seminar Bulanan

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret (pp. 01-

02). Universitas Sebelas Maret.

Jogiyanto. (2008). Metodologi Penelitian:Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.

Johnson, et.al. (2000). Tunneling. National Bureau Of Economic Research Working

Paper 7523.

KNKG. (2006). Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia. Jakarta:

Komite Nasional Kebijakan Governance.

Mulyadi. (2002). Auditing Edisi 6-Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Nurazi, e. (2015). Tunnelling: Evidence From Indonesia Stock Exchange. Asian

Academy of Management Journal of Accounting and Finance Vol. 11, No.

2, 127–150, 2015.

Priyatno, D. (2014). SPSS 22 Pengolah Data Terpraktis. Yogyakarta: Andi.

Purwani, D. (2015). Pengaruh Independensi, Etika, Standar Audit, Akuntabilitas

dan Kopetensi Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor

Akuntan Publik di Surakarta dan Yogyakarta). Skripsi Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Putri, S. W. (2013). Pengaruh Kopetensi, Independensi, Pengalaman Terhadap

Kualitas Audit (Studi Pada Auditor Di KAP Wilayah Surakarta dan

Yogyakarta). Surakarta: Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Rosalina, A. D. (2013). Pengaruh Kopetensi dan Independensi Auditor Terhadap

Kualitas Audit (Pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung). Skripsi

Universitas Widyatama.

Sangadji dan Sopiah. (2010). Metodologi Penelitian:Pendekatan Praktis Dalam

Penelitian. Yogyakarta: Andi.

Sari dan Taman. (2011). Pengembangan Model Prediksi Tunneling: BuktiI Empiris

Pada Transaksi Pihak BereIasi Perusahaan Publik di Indonesia.

Page 15: PENGARUH MEKANISME PENGAWASAN TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-John-120462201150.pdf · struktur kepemilikan terkonsentrasi yang menyebabkan pergeseran

15

Yogyakarta: Laporan Penelitian Hibah Bersaing Universitas Negeri

Yogyakarta.

Sunyoto, D. (2011). Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Yogyakarta: CAPS.

Surya dan Yustiavandana. (2006). Penerapan Good Corporate

Governance:Mengesampingkan Hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha.

Jakarta: Kencana.

Veronica, T. M. (2013). Pengaruh Good Corporate Governance, Corporate Social

Responsibility & KIinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal

Dinamika Manajemen Vol. 4, No. 2, 2013, pp: 132-149.

Wardani, A. (2013). Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care,

dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada KAP

Wilayah Surakarta dan Yogyakarta). Skripsi Universitas Muhammadiyah

Surakarta.