perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun oleh: ARIS SURYAWAN F. 1308515 PROGRAM S1 AKUNTANSI NON REGULER FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
113
Embed
PENGARUH MEKANISME CORPORATE …/Pengaruh...informasi, arahan, bimbingan ... Scott (2000) membagi cara ... memandang manajemen laba dari perspektif efficient contracting (Efficient
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP
MANAJEMEN LABA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna
Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun oleh:
ARIS SURYAWAN
F. 1308515
PROGRAM S1 AKUNTANSI NON REGULER
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
HALAMAN MOTTO
JANGAN BERPIKIR PANJANG JIKA ANDA BELUM MAU
MELAKUKAN
(PENULIS)
IBADAH DISERTAI DOA, INGAT ORANG DISEKITARMU,
JALANKAN DAN BERSABARLAH JIKA KAMU INGIN
MENDAPATKAN RIDHONYA
(KATA-KATA ORANG TUA)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
1. Allah SWT.
2. Bapak, Mamah, Adik-adik.
3. Seluruh Manusia dibumi.
4. Dan semua orang yang
selalu membantu penulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena dengan limpahan
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH
MEKANISME CORPORATE GOVERNACE TERHADAP MANAJEMEN LABA”
dengan baik.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, M. S selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Santoso Tri Hananto, M. Si., Ak selaku ketua jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Prof. Dr. Rahmawati, M.Si., Ak selaku dosen pembimbing atas segala
informasi, arahan, bimbingan dan motivasinya dalam penyusunan skripsi ini.
4. Seluruh staf pengajar di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas
Sebelas Maret Surakarta atas semua ilmu yang telah diberikan.
5. Seluruh staf karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta atas bantuan yang diberikan kepada penulis selama ini. selama ini.
6. Keluarga atas seluruh dorongan semangat dan motivasi yang telah diberikan
dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Teman-teman liarku atas segala acara, semangat, dan bantuan selama ini.
8. Teman-teman akuntansi S1 non-reguler atas semua kerjasamanya.
9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, saran dan kritik sebagai masukan bagi perbaikan penelitian di masa yang
akan datang sangatlah penulis nantikan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penelitian selanjutnya.
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i
ABTRAK ................................................................................................................... ii
ABSTRACT............................................................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. v
Tabel IV.6 Uji Adjusted R Square ........................................................................... 64
Tabel IV.7 Hasil Uji F ............................................................................................... 65
Tabel IV.8 Hasil Uji t ................................................................................................ 66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Data Penelitian Sampel
Lampiran 2 : Penelitian Terdahulu
Lampiran 3 : Data Mentah
Lampiran 4 : Statistik Deskriptif
Lampiran 5 : Uji Normalitas Data
Lampiran 6 : Uji Regresi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP
MANAJEMEN LABA
ARIS SURYAWAN F. 1308515
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh corporate governance yang terdiri dari kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris, dan komite audit independen terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2010.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan dengan jenis industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.. Sampel diambil dengan metode purposive sampling. Analisis data menggunakan regresi berganda dengan sebelumnya melakukan uji asumsi klasik dan uji normalitas data.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. 2) Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. 3) Proporsi dewan komisaris independen berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. 4) Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap manajemen laba. 5) Komite audit independen berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Kata kunci: Manajemen laba, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial,
proporsi dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris, dan komite audit independen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
EFFECT OF CORPORATE GOVERNANCE MECHANISM ON
EARNING MANAGEMENT
ARIS SURYAWAN F. 1308515
This study aims to examine the effect of institutional ownership, managerial ownership, proportion of independent commissioner board, commissioner board size and independent audit committee on earning management for a sample of manufacturing company listed in Indonesia Stock Exchange over the period 2008-2010
Population in this research is the type of manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange. Samples taken by purposive sampling method. Analysis of data using multiple regression with classical assumption test and test of normality.
The results of this study indicate that: 1) Institutional ownership had no affect on earning mangement. 2) Managerial ownership had no effect on earning management. 3) Proportion of independent commissioner board had negative affect on earning manaement. 4) Commissioner board size had positive effect on earning mangement. 5) Independent audit committe had negative effect on earning mangement.
Penelitian dengan hasil sebaliknya dilakukan oleh Veronica dan
Utama (2005) yang menguji pengaruh keberadaan komite audit dalam
perusahaan terhadap manajemen laba. Penelitian tersebut melaporkan
bahwa variabel keberadaan komite audit tidak berpengaruh terhadap
manajemen laba perusahaan. Artinya keberadaan komite audit tidak
mampu mengurangi manajemen laba yang terjadi di perusahaan.
Penulis menduga bahwa semakin besar ukuran komite audit yang
mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang berkaitan dengan
perusahaan akan mampu mengurangi praktik manajemen laba.
Berdasarkan hasil penelitian dan temuan tersebut, maka dapat ditemukan
suatu hipotesis :
Ha5 : Komite audit independen berpengaruh negatif terhadap
manajemen laba.
C. KERANGKA PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan enam variabel, yaitu lima variabel
independen dan satu variabel dependen. Variabel independen yang digunakan
adalah kepemilikan institutional, kepemilikan manajerial, proporsi dewan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
komisaris independen, ukuran dewan komisaris dan komite audit independen,
sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah manajemen laba.
Berikut ini adalah kerangka penelitian:
Gambar II.1
Kerangka Penelitian
Kepemilikan Institusional
Manajemen Laba Proporsi Dewan
Komisaris Independen
Kepemilikan Manajerial
Ukuran Dewan Komisaris
Komite Audit Independen
H1=(-)
H2=(-)
H3=(-)
H4=(+)
H5=(-)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
BAB III
METODE PENELITIAN
A. POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
1. Populasi
Populasi adalah sekumpulan dari orang, kejadian atau sesuatu yang
menjadi perhatian peneliti untuk diteliti (Sekaran 2006:121). Populasi
dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
Seluruh data untuk mengembangkan model-model penelitian merupakan
data sekunder yang diambil dari laporan keuangan tahunan (annual
report).
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang terdiri dari beberapa
anggota yang dipilih dari populasi untuk diteliti (Sekaran 2006:123).
Syarat utama dalam pengambilan sampel suatu populasi adalah bahwa
sampel harus mewakili populasi. Sampel penelitian ini adalah perusahaan
yang terdaftar di BEI dari tahun 2008 sampai dengan 2010.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. Teknik purposive sampling adalah pengambilan
sampel yang dilakukan dengan mengambil sampel berdasarkan kriteria
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
tertentu sesuai dengan tujuan penelitian (Hartono, 2005). Kriteria
sampel yang diambil yaitu:
a. Perusahaan manufaktur.
b. Menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang Rupiah.
c. Menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit dengan tanggal 31
Desember .
d. Tidak de-listing selama tahun 2008-2010.
e. Memiliki data yang lengkap sesuai dengan kebutuhan peneliti.
Penelitian ini merupakan penelitian empiris dengan tipe penelitian
hypothesis testing. Melalui penelitian ini peneliti akan menguji pengaruh
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris,
proporsi dewan komisaris independen dan komite audit independen terhadap
manajemen laba.
Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan regresi linier
berganda dengan bantuan software SPSS for Windows versi 16.0. Periode
penelitian adalah tahun 2008-2010.
B. JENIS DAN SUMBER DATA
Data yang digunakan untuk melakukan pengujian dalam penelitian ini
adalah data yang bersifat kuantitatif dan berupa data sekunder. Data sekunder
mengacu pada informasi yang dikumpulkan oleh sesorang, dan bukan peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
yang melakukan studi mutakhir. Data tersebut berupa data internal atau eksternal
organisasi dan di akses melalui internet, penelusuran dokumen, atau publikasi
informasi (Sekaran, 2006). Data diambil dari laporan keuangan tahunan
perusahaan yang didapat dari situs IDX (http:// www.idx.co.id) dan Indonesian
Capital Market Directory (ICMD).
C. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
1. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah manajemen laba.
Earnings management merupakan fenomena yang menunjukkan bahwa
manajemen dapat memilih kebijakan akuntansi (discretionary) sesuai suatu
standar. Discretionary revenue digunakan untuk menghindari pelaporan
kejutan negatif pendapatan dan menemukan bukti bahwa manajer
menggunakan kebijaksanaan pendapatan yang mempengaruhi baik akun
piutang dan pendapatan ditangguhkan untuk melaporkan kejutan positif laba
(Stubben 2010). Menurut Stubben (2010) manajemen laba tersebut dapat
diproxikan dengan menggunakan discretionary revenue. Dengan
menggunakan persamaan berikut ini:
Dimana ∆AR merupakan perubahan dari piutang dagang dalam satu
tahun dibagi total asset, ∆S adalah perubahan pendapatan dari penjualan
∆ARit = α + β∆Sit + εit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
dalam satu tahun dibagi total asset. Sedangkan discretionary revenue adalah
nilai residual dari persamaan regresi tersebut.
2. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini ada 5 variabel, yaitu:
a. Kepemilikan Institutional
Kepemilikan Institusional adalah salah satu proksi dalam pengukuran
corporate governance. Adanya kepemilikan institusional yang cukup
besar dalam perusahaan akan menyebabkan keputusan yang diambil lebih
objektif dan tidak hanya fokus pada kepentingan pihak manajemen.
Semakin besar porsi kepemilikan institusional dalam keseluruhan saham
perusahaan maka semakin besar pengaruhnya dalam sistem monitoring.
Kepemilikan institusional adalah prosentase saham yang dimiliki oleh
institusi dari seluruh modal saham yang beredar. Kepemilikan
institusional adalah jumlah persentase hak suara yang dimiliki oleh
institusi (Beiner et al, 2003). Dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan indikator persentase jumlah saham yang dimiliki institusi
dari seluruh modal saham yang beredar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
b. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah para pemegang saham dari pihak
manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan pada
suatu perusahaan yang bersangkutan. Variabel ini diukur dari jumlah
presentase saham yang dimiliki oleh manajemen dari total saham yang
beredar (Vinola, 2007)
c. Proporsi Dewan Komisaris Independen (PDKI)
Dewan Komisaris Independen merupakan salah satu proksi pengukuran
corporate governance. Komisaris Independen adalah anggota dewan
komisaris yang tidak terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan
komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari
hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi
kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata
demi kepentingan perusahaan. Keberadaan Dewan Komisaris Independen
menjadi hal yang sangat penting dalam komposisi dewan komisaris secara
keseluruhan, karena berpengaruh terhadap pengambilan keputusan.
Keputusan yang diambil oleh dewan komisaris dapat lebih objektif dan
independen apabila terdapat komisaris independen dalam perusahaan.
Proporsi Dewan Komisaris Independen diukur dengan menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
indikator persentase anggota dewan komisaris yang berasal dari luar
perusahaan dari seluruh ukuran anggota dewan komisaris perusahaan.
Variabel Dewan Komisaris Independen merupakan persentase jumlah
dewan komisaris Independen terhadap jumlah total dewan komisaris.
Pengukuran Dewan Komisaris dilakukan dengan perhitungan sebagai
berikut:
d. Ukuran Dewan Komisaris
Ukuran dewan komisaris merupakan jumlah anggota dewan komisaris
perusahaan (Beiner et al, 2003). Dewan komisaris bertanggung jawab dan
berwenang mengawasi tindakan manajemen, dan memberikan nasehat
kepada manajemen jika dipandang perlu oleh dewan komisaris (KNKG,
2004). Ukuran dewan komisaris diukur dengan menggunakan indikator
jumlah anggota dewan komisaris suatu perusahaan.
e. Komite Audit Independen
Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk
membantu Board of Director ( Dewan Komisaris ) dalam rangka
pengawasan terhadap tanggung jawab pihak manajemen seperti
mengawasi proses penyusunan dan pelaporan keuangan dan kemudian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
tugasnya didelegasikan kepada komite audit melalui informasi dari
internal auditor perusahaan. Variabel komite audit independen diukur
dengan menggunakan indikator jumlah anggota komite audit yang berasal
dari luar perusahaan.
D. METODE ANALISIS DATA
1. Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran tentang
distribusi data dalam penelitian ini. Statistik deskriptif meliputi mean,
minimum, maximum serta standardeviasi yang bertujuan mengetahui distribusi
data yang menjadi sampel penelitian.
2. Uji Normalitas Data
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2005). Penulis
menggunakan uji Kolmogorov-Semirnov untuk menguji normalitas data.
Kriteria pengujiannya adalah apabila angka signifikansi (sig) > 0,05 maka
data berdistribusi normal, apabila angka signifikansi (sig) < 0,05 maka data
tidak berdistribusi normal.
3. Uji Asumsi Klasik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
a. Uji Multikolinieritas
Ghozali (2005) menyatakan multikolinieritas adalah situasi adanya
korelasi antara variabel independen. Uji multikolinieritas dilakukan
dengan meregresikan model analisis dan melakukan uji korelasi antara
variabel independen dengan menggunakan Tolerance Value dan Varians
Inflating Factor (VIF). Tolerance mengukur veriabilitas variabel
independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen
lainnya. Apabila nilai Tolerance di atas 0,10 dan VIF dibawah 10
menunjukkan tidak terjadi multikolinieritas.
b. Uji Autokorelasi
Ghozali (2005) menyatakan bahwa uji autokorelasi adalah sebuah
pengujian yang bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada perioda t dengan
kesalahan pengganggu pada perioda t-1. Jika terjadi korelasi nama
dinamakan problem autokorelasi. Autokorelasi terjadi karena observasi
yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Autokorelasi
diuji dengan menggunakan Durbin-Watson. Kriteria pengujiannya adalah
sebagai berikut:
1.) Jika 0 < d < d1, maka terjadi autokorelasi positif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
2.) Jika d1 < d < du, maka tidak ada kepastian apakah terjadi autokorelasi
atau tidak (ragu-ragu)
3.) Jika 4-d1 < d < 4, maka terjadi autokorelasi negatif
4.) Jika 4-du < d < 4-d1, maka tidak ada kepastian apakah terjadi
autokorelasi atau tidak (ragu-ragu)
5.) Jika du < d < 4-du, maka tidak terjadi autokorelasi baik positif atau
negatif.
c. Uji Heteroskedastisitas
Ghozali (2005) menyatakan bahwa uji heteroskedastisitas
dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan kepengamatan
yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau
tidak heteroskedastisitas.
Heteroskedastisitas dalam penelitian ini diuji dengan
menggunakan uji Scatterplot. Ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik
Scatterplot antara SRESID dan ZPRED di mana sumbu Y adalah Y yang
diprediksi dan sumbu X adalah residual. Jika ada pola tertentu, seperti
titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,
melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang telah dan titik menyebar di
atas dan di bawah angka 0 maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
4. Uji Hipotesis
Dari hipotesis yang diajukan, maka model penelitian dapat disusun sebagai
berikut:
D Rev = α + β1 KI + β2 KM + β3 PDKI + β4 UDK + β5 KAI + e
Keterangan :
DRev = Discretionary Revenue.
α = Konstanta.
β = koefisien regresi.
KI = Kepemilikan Institusional.
KM = Kepemilikan Manajerial.
PDKI = Proporsi Dewan Komisaris Independen.
UDK = Ukuran Dewan Komisaris.
KAI = Komite Audit Independen.
e = Error.
Setelah persamaan regresi terbebas dari asumsi dasar tersebut maka
langkah selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis, meliputi:
(a) Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi adalah nilai yang menunjukkan seberapa besar
variabel independen dapat menjelaskan variabel dependennya. Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
koefisien determinasi (R2) dilihat pada hasil pengujian regresi linier
berganda untuk variabel independen terhadap variabel dependennya.
Koefisien determinasi dapat dilihat dari nilai adjusted R2
(b) Nilai F
Nilai F merupakan pengujian simultan variabel independen yang
dilakukan untuk melihat variabel independen secara simultan terhadap
variabel dependen.
(c) Nilai t
Nilai t merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah
variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen. Nilai t dalam penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi
5%. Variabel independen dikatakan berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen apabila nilai sig (p-value) di bawah 5%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI DATA
Analisis deskriptif data terdiri dari seleksi sampel dan statistik deskriptif.
1. Seleksi Sampel
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI). Dimensi waktu yang digunakan adalah cross
sectional, dan penelitian ini dilakukan pada suatu periode tertentu yaitu tahun
2008 - 2010. Dalam penentuan sampel, penulis menggunakan purposive
sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan menggunakan
pertimbangan dan batasan tertentu sehingga sampel yang dipilih representatif
dan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Model analisis yang
digunakan untuk pengujian hipotesis adalah regresi berganda dengan bantuan
program SPSS 16 for Windows.
Perusahaan yang menjadi sampel adalah perusahaan manufaktur yang
memenuhi beberapa kriteria tertentu yang sudah dijelaskan di Bab III. Alasan
menggunakan perusahaan manufaktur karena perusahaan manufaktur
membutuhkan sumber dana panjang untuk membiayai operasi perusahaan
salah satu caranya dengan investasi saham oleh para investor, hal ini akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
membuat manajemen perusahaan meyakinkan investor akan mendapatkan
keuntungan dengan cara penerapan prinsip dasar corporate governance.
Dari populasi perusahaan manufaktur tahun 2008- 2010 yang
berjumlah 453, yang berarti hanya 151 sampel perusahaan manufaktur. Hanya
97 perusahaan yang menyampaikan laporan keuangannya selama tiga tahun
berturut-turut. Terdapat 50 perusahaan yang tidak menampilkan data yang
lengkap, sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 47
perusahaan atau setara dengan 141 jumlah observasi sampel perusahaan
selama periode 2008-2010, nama perusahaan sampel dapat dilihat pada
Lampiran I.
Tabel IV.1
Kriteria Pengambilan Sampel
Jumlah observasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2008-2010
151
Jumlah perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan lengkap selama 3 tahun berturut-turut
(54)
Jumlah perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan lengkap selama 3 tahun berturut-turut
97
Jumlah perusahaan dengan data tidak lengkap (50) Jumlah perusahaan yang menjadi sampel 47
Sumber: Hasil Pengolahan Data Statistik
2. Statistik Deskriptif
Pada tabel IV.1 di bawah ini dijelaskan statistik deskriptif dari variabel
dependen penelitian. Informasi mengenai statistik deskriptif tersebut meliputi:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
nilai minimum, maksimum, rerata (mean), dan standar deviasi yang
dihitung dengan menggunakan alat bantu statistik SPSS 16 for windows. Hasil
dari perhitungan tersebut ditampilkan pada tabel 4.2 berikut:
Tabel IV.2. Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Drev 141 -.61984 .51082 .0107950 .16014496
KI 141 .00600 .98200 .5504468 .26940921
KM 141 .00000 .70000 .0735248 .10299997
PDKI 141 .20000 .88000 .5392428 .18989976
UDK 141 1 10 4.01 2.327
KAI 141 1 5 2.11 .939
Valid N (listwise)
141
Keterangan : DREV = nilai discretionary revenue, KI = Kepemilikan institusional, KM= Kepemilkan manajerial, PDKI = Proporsi dewan komisaris independen, UDK = Ukuran dewan komisaris, KAI = Komite audit independen
Sumber: Hasil Pengolahan Data Statistik
Tabel diatas menunjukkan bahwa Discretionary Revenue (DREV)
memiliki nilai minimum sebesar -0,6198 yang diperoleh dari PT Mulia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
industrindo yang berarti perusahaan tersebut melakukan manajemen laba
dengan cara understate atau dengan meminimalkan nilai labanya, dan nilai
maksimum sebesar 0,5108 yang diperoleh dari PT Smartfren, nilai tersebut
menunjukkan manajemen laba yang dilakukan perusahaan dengan cara
overstate atau dengan memaksimlkan nilai labanya.
Kepemilikan Institusional (KI) memiliki nilai minimum 0,006 dan
memiliki nilai maksimum 0,9820. Nilai rata-rata hitung KI adalah sebesar
0,5504468 dan standar deviasinya adalah 0,26940921. Nilai minimum KI
sebesar 0,006 tersebut mengindikasikan bahwa ada perusahaan manufaktur di
Indonesia yang sahamnya sangat sedikit dimiliki oleh institusi tertentu, tetapi
banyak dimiliki oleh manajemen dan publik.
Sedangkan nilai maksimum KI sebesar 0,9820 tersebut menandakan
bahwa ada perusahaan manufaktur di Indonesia yang 98,20% sahamnya
dimiliki oleh satu atau lebih institusi. Sedangkan nilai rata-rata hitung KI yang
sebesar 0,5504468 menandakan bahwa lebih dari 50% perusahaan manufaktur
di Indonesia sahamnya dimiliki oleh institusi tertentu.
Kepemilikan Manajerial (KM) memiliki nilai minimum sebesar 0,00
dan nilai maksimum sebesar 0,7. Nilai minimum KM tersebut menunjukkan
bahwa ada perusahaan manufaktur di Indonesia yang manajemennya tidak
memiliki saham di perusahaan tersebut. Sedangkan nilai maksimum KM
sebesar 0,7 mengindikasikan bahwa ada juga perusahaan manufaktur di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Indonesia yang memiliki lebih dari 50% saham di perusahaan tersebut,
sedangkan saham lainnya dimiliki oleh institusi atau publik. Nilai rata-rata
hitung sebesar 0,0735248 mengindikasikan bahwa kepemilikan saham oleh
manajemen perusahaan manufaktur di Indonesia sangat kecil.
Proporsi Dewan Komisaris Independen (PDKI) memiliki nilai
minimum 0,2. Sedangkan nilai maksimum PDKI adalah sebesar 0,8. Hal
tersebut mendeskripsikan bahwa ada perusahaan manufaktur yang memiliki
dewan komisaris bersifat independen dengan proporsi lebih sedikit. Namun
secara umum, perusahaan manufaktur sudah menerapkan tata kelola
perusahaan yang baik dengan membentuk komisaris independen sekurang-
kurangnya 30% dari total jumlah dewan komisaris, sesuai dengan ketentuan
yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Jakarta (mulai 1 Desember 2007 menjadi
Bursa Efek Indonesia). Hal tersebut terlihat dari nilai rata-rata komisaris
independen sebesar 0,5392428.
Ukuran Dewan Komisaris (UDK) memiliki nilai minimum 1 dan nilai
maksimum sebesar 10. Hal tersebut mendeskripsikan bahwa perusahaan
manufaktur di Indonesia memiliki jumlah dewan komisaris paling sedikit 1
orang dan paling banyak sejumlah 10 orang dengan rata-rata jumlah dewan
komisaris sebanyak 4,01 atau ± sekitar 4 orang.
Komite Audit Independen (KAI) memiliki nilai minimum sebesar 1
dan nilai maksimum sebesar 5. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
manufaktur di indonesia memiiki jumlah komite audit independen paling
sedikit 1 orang dan paling banyak 5 orang dengan rata-rata jumlah komite
audit independen sebesar 2,11 atau ± sekitar 2 orang.
Setelah melakukan pengujian statistik deskriptif, peneliti melakukan
pengujian asumsi klasik. Berikut ini hasil pengujian asumsi klasik:
a. Uji Normalitas
Pengujian hipotesis dalam peneltian ini dilakukan dengan terlebih
dahulu menguji normalitas data dengan menggunakan metode
Kolmogorov-smirnov dengan tingkat signifikansi 5%. Data dikatakan
berdistribusi normal jika Pvalue (asymptotic significance) > 0,05.
Tabel IV.3 Uji Normalitas
Unstandardized Residual
N 141
Normal Parametersa,,b
Mean .0000000
Std. Deviation .14024882
Most Extreme Differences
Absolute .100
Positive .050
Negative -.100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Kolmogorov-Smirnov Z 1.183
Asymp. Sig. (2-tailed) .122
Sumber: Hasil Pengolahan Data Statistik
Tabel IV.2 hasil uji normalitas dengan N=141 menunjukkan nilai
Kolmogorov Smirnov Z pada unstandardized Residual persamaan regresi
sebesar 1,188 dengan asymptotic 0,122 > α 0,05, yang berarti data pada
persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi
normal.
b. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas terjadi apabila variabel dependen satu sama lain atau
dengan kata lain variabel independent berkorelasi dengan variabel
independent lain. Hasil pengujian asumsi multikolinearitas dapat dilihat
berdasarkan nilai variance inflation factor (VIF) dan Tolerance berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Tabel IV.4 Uji Multikolinearitas.
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 KI .952 1.051
KM .923 1.083
PDKI .842 1.188
UDK .823 1.215
KAI .985 1.016
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai Tolerance dari masing-
masing variabel (KI, KM, PDKI, UDK, KAI) adalah 0,952; 0,923;
0,842; 0,823; dan 0,985 sedangkan untuk nilai VIF (Variance Inflation
Factor) untuk tiap variabel tersebut adalah 1,051; 1,083; 1,188; 1,215;
dan 1,016. Hasil perhitungan nilai collinearity pada tabel di atas,
menunjukkan bahwa nilai VIF untuk masing-masing variabel
independent tidak memiliki nilai lebih dari 10 dan nilai tolerance lebih
0,01, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas
antar variabel independent.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
c. Uji Autokorelasi
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual tidak
bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Salah satu cara untuk
mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin-Watson
(DW Test). Pada penelitian ini uji autokorelasi dengan menggunakan
pendekatan Durbin-Watson, adapun pengujiannya dapat dilihat pada hasil
residual terjadi secara random atau tidak, yang mana dalam pengujian
autokorelasi dalam penelitian ini dengan kriteria du < d < 4-du, maka tidak
terjadi autokorelasi baik positif atau negatif.
Tabel IV.5 Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .483a .233 .205 .14282241 2.017
a. Predictors: (Constant), KAI, UDK, KI, KM, PDKI
b. Dependent Variable: Drev
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa
nilai Dw pada persamaan regresi sebesar 2,017, sedangkan du = 1,810,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
sehingga dapat disimpulkan 1,810 < 2.017 < 4-1,810 (2.19), maka dalam
analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi
autokorelasi..
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam metode
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap. Cara yang dilakukan untuk mendeteksi terjadinya
heteroskedastisitas dalam varian error term suatu model regresi yaitu
dengan melihat diagram plot residualnya. Jika grafik memiliki pola yang
tertentu seperti bergelombang kemudian menyempit, berpola U atau U
terbalik maka dapat dipastikan bahwa model regresi terjadi
heteroskedastisitas. Sebaliknya jika grafik memiliki pola yang menyebar
ke atas dan ke bawah nol pada sumbu Y maka tidak terjadi
heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas dapat ditunjukkan pada
gambar berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Gambar IV.1
Uji Heteroskedastisitas
Dari grafik IV.1 menunjukkan pola yang menyebar dan tidak beraturan,
hal ini mengindikasikan bahwa tidak adanya gejala heterokedastisitas pada
kedua regresi yang digunakan.
B. PENGUJIAN HIPOTESIS DAN PEMBAHASAN
1. Analisis Regresi Berganda
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat analisis regresi
berganda. Regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk menjawab
rumusan masalah yaitu menguji apakah mekanisme Good Corporate
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Governance berpengaruh terhadap manajemen laba suatu perusahaan.
Pengujian regresi berganda ini dilakukan dengan metode enter. Metode enter
adalah salah satu metode pengolahan data dengan cara memasukan semua
variabel independen secara keseluruhan dimana seluruh variabel
independennya digunakan untuk memprediksi. Berdasarkan hasil pengujian
regresi berganda terkait pengaruh mekanisme Good Corporate Governance
terhadap manajemen laba diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Pengujian Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengukur proporsi variasi variabel
terikat yang dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya. Nilai R² yang
digunakan adalah adjusted R2 karena ini merupakan salah satu
indikator untuk mengetahui pengaruh penambahan suatu variabel
independen ke dalam suatu persamaan regresi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Tabel IV.6
Uji adjusted R2
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 .483a .233 .205 .14282241
Dari hasil pengujian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
dengan adjusted R2 sebesar 0,205 hal ini menunjukkan bahwa sebesar
20,50 % variasi dari discritionary revenue dapat diterangkan oleh
variabel kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, proporsi
dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris independen dan
komite audit, sedangkan 79,50% diterangkan oleh variabel lain yang
tidak dimasukkan dalam persamaan regresi.
b. Pengujian Koefisien Regresi Simultan (Uji F)
Pengujian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen secara bersama-sama terh.adap variabel dependen. Uji F
dilakukan dengan membandingkan nilai signifikansi F hitung dengan
tingkat signifikan yang telah ditentukan yaitu 0,05.
Kriteria pengujian sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
1). Jika sig F< 0,05 maka Ho ditolak
2). Jika sig F> 0,05 maka Ho diterima
Tabel IV.7
Hasil Uji F
Model Sum of Squares Df
Mean Square F Sig.
1 Regression
.837 5 .167 8.204 .000a
Residual 2.754 135 .020
Total 3.590 140
Dari hasil pengujian secara simultan diperoleh F hitung sebesar
8,204 dengan p-value sebesar 0.000 < 0.05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel independen yaitu kepemilikan institusional, kepemilikan
manajerial, proporsi dewan komisaris independen, ukuran dewan
komisaris independen dan komite audit, secara simultan mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap discritionary revenue.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
c. Pengujian Parameter Individual
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen
secara parsial terhadap variabel dependen, dengan asumsi variabel
independen lainnya konstan. Pengujian secara parsial dilakukan dengan
cara membandingkan nilai sig. t hitung yang diperoleh dengan tingkat
signifikan yang telah ditentukan yaitu 0,05.
Kriteria pengujian sebagai berikut :
1) Jika p.value < 0,05 maka Ho ditolak
2) Jika p.value > 0,05 maka Ho diterima
Pengujian hipotesis secara parsial ditunjukkan dalam tabel
berikut.
Tabel IV.8 Uji t
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant)
.034 .053 .636 .526
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
KI -.011 .046 -.019 -.242 .809
KM .038 .122 .025 .315 .753
PDKI -.167 .069 -.198 -2.407 .017**
UDK .032 .006 .465 5.592 .000*
KAI -.033 .013 -.192 -2.528 .013**
* Secara statistik signifikan pada tingkat 0,01 ** Secara statistik signifikan pada tingkat 0,05 Dependent Variable: Drev
Keterangan: KI = Kepemilikan Institusional, KM = Kepemilikan Manajerial, PDKI = Proporsi Dewan Komisaris Independen, UDK = Ukuran Dewan Komisaris, KAI = Komite Audit Independen
Sumber: Hasil Pengolahan Data Statistik
1) Pengujian hipotesis pertama
Formulasi hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut :
Ha1 : Kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap
manajemen laba.
Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t,
dengan kriteria sebagai berikut : jika statistik t > t hitung atau p < α,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
maka Ho1 ditolak dan Ha1 diterima, tetapi jika statistik t ≤ t hitung atau
p ≥ α, maka Ho1 diterima Ha1 ditolak.
Berdasarkan hasil analisis linear berganda, tampak bahwa besarnya
nilai p = 0,809 dan t = -0,242. Jika dalam pengujian hipotesis ini
digunakan tingkat signifikansi sebesar α = 5% atau 0,05, maka nilai p
(0,809) > α (0,05) dan nilai -t hitung sebesar -0,242 < -t tabel sebesar -
1,973 sehingga Ha1 ditolak.
Kepemilikan institusional dinyatakan tidak berpengaruh signifikan
terhadap manajemen laba yang terjadi pada perusahaan sampel, semakin
tinggi kepemilikan institusional dalam perusaaan tidak akan mengurangi
manajemen laba yang terjadi. Penelitian ini didukung oleh penelitian
Darmawati dan Veronica dan Utama (2005) serta Ujiyantho dan
Pramuka (2007) yang tidak menemukan bukti adanya hubungan antara
pengelolaan laba dengan kepemilikan institusional karena kepemilikan
institusional adalah kepemilikan yang lebih memfokuskan pada current
earnings, akibatnya manajer terpaksa untuk melakukan tindakan yang
dapat meningkatkan laba jangka pendek dengan cara manipulasi laba.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan Boediono (2005) dan Cornett et
al. (2006) yang tidak menemukan pengaruh antara kepemilikan
institusional dengan manajemen laba, dikarenakan kepemilikan
institusional akan membuat manajer merasa terikat untuk memenuhi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
target laba dari para investor sehingga mereka tetap akan cenderung
teribat dalam tindakan manipulasi data. Hasil ini menunjukkan bahwa
kepemilikan saham institusional tidak dapat mendorong peningkatan
pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja perusaaan.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Jensen and Meckling (1976), La Porta et al. (1999) Warfield et al.
(1995), Herawaty (2008) serta Pranata dan Mas’ud (2003) yang
menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif
terhadap manajemen laba.
2) Pengujian hipotesis kedua
Formulasi yang digunakan adalah sebagai berikut :
Ha2 = Kepemilkan manajerial berpengaruh negatif terhadap manajemen
laba.
Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t,
dengan kriteria sebagai berikut : jika statistik t > t hitung atau p < α,
maka Ho2 ditolak dan Ha2 diterima, tetapi jika statistik t ≤ t hitung atau
p ≥ α, maka Ho2 diterima Ha2 ditolak.
Berdasarkan hasil analisis linear berganda, tampak bahwa besarnya
nilai p = 0,753 dan t = 0,315. Jika dalam pengujian hipotesis ini
digunakan tingkat signifikansi sebesar α = 5% atau 0,05, maka nilai p
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
(0,753) > α (0,05) dan nilai t hitung sebesar 0,315 < t tabel sebesar 1,973
sehingga Ha2 ditolak.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kepemilikan
manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba di
perusaaan manufaktur yang dijadikan sampel. Hipotesis yang
menyatakan bahwa kepemilkan manajerial berpengaruh negatif terhadap
manajemen laba ditolak. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian
yang dilakukan Jensen and Meckling (1976), Pranata dan Mas’ud
(2003), Cornett et al (2006) serta Ujiyantho dan Pramuka (2007) yang
mengatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif
terhadap manajemen laba.
Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap,
manajemen laba, penelitian ini didukung oleh Gabrielsen et al., (2002)
dalam Siallagan (2007) yang menguji hubungan antara kepemilikan
manajerial dengan discretionary accrual. Dengan menggunakan data
pasar modal Denmark ditemukan adanya hubungan yang positif tetapi
tidak signifikan antara kepemilikan manajerial dan discretionary
accrual. Hal ini akibat adanya ketimpangan informasi (information
asymmetry) yaitu kondisi dimana satu pihak memiliki kelebihan
informasi dibandingkan dengan pihak lain. Sehingga semakin tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
kepemilikan saham oleh manajerial maka semakin tinggi pula
kemungkinan dalam melakukan manajemen laba.
Hal ini tidak sesuai dengan apa yang diprediksi oleh teori bahwa
semakin tinggi kepemilikan manajerial akan mengurangi tindakan
manajemen laba, karena kepemilikan manajerial sering terjadi dengan
motif lain, seperti memperoleh manfaat sebesar-besarnya untuk
kepentingan manajemen sendiri dan mungkin dikarenakan rata-rata
kepemilikan manajerial pada perusaaan sampel yang nilainya kecil,
yaitu hanya.7% menjadikan variabel kepemilikan manajerial tidak sesuai
dengan prediksi teori yang dikemukakan.
3) Pengujian hipotesis ketiga
Formulasi yang digunakan adalah sebagai berikut :
Ha3 = Proporsi dewan komisaris independen berpengaruh negatif
terhadap manajemen laba.
Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t,
dengan kriteria sebagai berikut : jika statistik t > t hitung atau p < α,
maka Ho3 ditolak dan Ha3 diterima, tetapi jika statistik t ≤ t hitung atau
p ≥ α, maka Ho3 diterima Ha3 ditolak.
Berdasarkan hasil analisis linear berganda, tampak bahwa besarnya
nilai p = 0,017 dan t = -2,407. Jika dalam pengujian hipotesis ini
digunakan tingkat signifikansi sebesar α = 5% atau 0,05, maka nilai p
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
(0,017) < α (0,05) dan nilai t hitung sebesar -2,407 < t tabel sebesar
1,973 yang menyatakan bahwa Ha3 diterima.
Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa proporsi dewan komisaris
independen terbukti berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen
laba. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa proporsi
dewan komisaris independen secara negatif berpengaruh terhadap
manajemen laba diterima. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian
yang dilakukan oleh Cornett et al (2006), Nasution (2007) dan Xie et al
(2003) yang menemukan adanya pengaruh negatif signifikan. Hal ini
dapat dijelaskan bahwa pengangkatan dewan komisaris independen oleh
perusahaan dilakukan untuk pemenuhan regulasi untuk menegakkan
Good Corporate Governance (GCG) di dalam perusahaan, berarti makin
banyak dewan komisaris independen di dalam perusahaan berhasil
mengurangi manajemen laba yang terjadi. Selain itu ketentuan minimum
dewan komisaris independen sebesar 30% sudah cukup tinggi untuk
membuat para komisaris independen mendominasi kebijakan yang
diambil oleh dewan komisaris.
Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Boediono (2005) dan Veronica
dan Utama (2005) yang menyatakan bahwa penempatan atau
penambahan anggota dewan komisaris independen mungkin hanya
sekedar untuk memenuhi ketentuan formal, sementara kuatnya pendiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
dan pemegang saham mayoritas yang masih memegang peranan
penting dapat menjadikan dewan komisaris tidak independen lagi.
Fungsi pengawasan yang seharusnya menjadi tanggung jawab anggota
dewan menjadi tidak efektif dan bahkan kinerja dewan mungkin tidak
bisa meningkat dan bahkan cenderung turun.
4) Pengujian hipotesis keempat
Formulasi yang digunakan adalah sebagai berikut :
Ha4 =Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap manajemen
laba.
Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t,
dengan kriteria sebagai berikut : jika statistik t > t hitung atau p < α,
maka Ho4 ditolak dan Ha4 diterima, tetapi jika statistik t ≤ t hitung atau
p ≥ α, maka Ho4 diterima Ha4 ditolak.
Berdasarkan hasil analisis linear berganda, tampak bahwa besarnya
nilai p = 0,000 dan t = 5,592. Jika dalam pengujian hipotesis ini
digunakan tingkat signifikansi sebesar α = 5% atau 0,05, maka nilai p
(0,000) < α (0,05) dan nilai t hitung sebesar 5,592 > t tabel sebesar 1,973
sehingga Ha4 diterima.
Ukuran dewan komisaris berpengaruh postif signifikan terhadap
manajemen laba artinya perusahaan yang memiliki dewan komisaris
dalam jumlah banyak, tindak manajemen laba yang dilakukan pun akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
semakin banyak. Dalam arti lain dewan komisaris yang berukuran lebih
kecil akan lebih efektif dalam melakukan tindak pengawasan
dibandingkan dewan komisaris yang berukuran besar. Hal ini
disebabkan sulitnya komunikasi serta koordinasi antar anggota dewan
tersebut dan tentunya akan menghambat proses pengawasan dan
pembuatan keputusan yang seharusnya menjadi tanggung jawab
komisaris. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Jensen (1993),
Yermack (1996) Beiner (2003), Midiastuty dan Machfoedz (2003) dan
Nasution (2007). Penelitian ini berlawanan dengan hasil penelitian Xie
et al (2006), Chtorou et al (2001) yang menemukan pengaruh negatif
dalam hubungan ukuran dewan komisaris dengan manajemen laba. Lain
halnya dengan Ujiyantho dan Pramuka yang tidak menemukan pengaruh
antara ukuran dewan komisaris dengan manajemen laba.
Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t,
dengan kriteria sebagai berikut : jika statistik t > t hitung atau p < α,
maka Ho5 ditolak dan Ha5 diterima, tetapi jika statistik t ≤ t hitung atau
p ≥ α, maka Ho5 diterima Ha5 ditolak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Berdasarkan hasil analisis linear berganda, tampak bahwa besarnya
nilai p = 0,013 dan t = -2,528. Jika dalam pengujian hipotesis ini
digunakan tingkat signifikansi sebesar α = 5% atau 0,05, maka nilai p
(0,013) < α (0,05) dan nilai -t hitung sebesar -2,528 < -t tabel sebesar -
1,973 sehingga dapat disimpulkan Ha5 diterima.
Hal ini menandakan bahwa keberadaan komite audit independen
yang ada di perusahaan manufaktur di Indonesia sebagai salah satu
mekanisme corporate governance sudah mampu mengatasi tindak
manajemen laba yang terjadi di perusahaan. Dengan kata lain proses
pelaporan keuangan perusahaan sudah termonitor dengan baik oleh
anggota komite audit. Komite audit juga sudah melakukan pengawasan
pada perusahaan dalam menerapkan prinsip-prinsip akuntansi yang
nantinya akan menghasilkan informasi keuangan perusahaan yang
akurat dan berkualitas sehingga tindak manipulasi laba yang dilakukan
oleh manajemen dapat berkurang.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang sudah dilakukan
sebelumnya antara lain Xie, Davidson, Dadalt (2003), Nasution (2007),
Carcello (2006), dan Klein (2002), yang kesemuanya menyatakan
bahwa keberadaan komite audit berpengaruh negatif terhadap
manajemen laba. Lain halnya dengan penelitian Siallagan (2007) yang
memberikan hasil bahwa keberadaan komite audit berpengaruh positif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
signifikan terhadap manajemen laba. Penelitian ini memiliki hasil yang
berlawanan dengan penelitian Veronica dan Utama (2005) yang tidak
menemukan pengaruh antara keberadaan komite audit dengan
manajemen laba suatu perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh mekanisme corporate
governance dengan indikator kepemilikan institusional, kepemilikan
manajerial, proporsi dewan komisaris inedependen, ukuran dewan komisaris,
dan komite audit terhadap manajemen laba yang di proxy dengan
discritionary revenue terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI).
A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian ini, kesimpulan yang dapat diambil adalah:
1. Hasil analisis regresi linear berganda tidak mendukung hipotesis pertama
bahwa kepemilikan institusional memiliki pengaruh signifikan secara
negatif terhadap manajemen laba. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
besar kepemilikan institusional dalam struktur kepemilikan saham suatu
perusahaan, tidak menjamin manajemen laba yang dilakukan oleh suatu
perusahaan akan semakin kecil.
2. Hasil analisis regresi linear berganda mengungkapkan bahwa kepemilikan
manajerial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi kepemilikan manajerial
dalam struktur kepemilikan saham suatu perusahaan, tidak menjamin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
manajemen laba yang dilakukan oleh suatu perusahaan akan semakin
kecil.
3. asil analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa proporsi dewan
komisaris independen berpengaruh signifikan secara negatif terhadap
manajemen laba. Hal ini membuktikan bahwa proporsi dewan komisaris
independen yang ada di perusahaan manufaktur di Indonesia dapat
menurunkan manajemen laba yang dilakukan perusahaan.
4. Hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa ukuran dewan
komisaris suatu perusahaan berpengaruh signifikan secara positif terhadap
manajemen laba. Hal ini berarti bahwa semakin banyak ukuran dewan
komisaris suatu perusahaan maka tindak manajemen laba yang dilakukan
oleh manajemen juga akan semakin besar.
5. Hasil analisis regresi atas variabel yang terakhir mengungkapkan bahwa
keberadaan komite audit independen memiliki pengaruh signifikan secara
negatif terhadap manajemen laba. Hal tersebut menunjukkan bahwa
semakin banyak anggota komite audit yang independen dalam suatu
perusahaan, maka akan memperkecil manajemen laba yang dilakukan
perusahaan tersebut.
B. IMPLIKASI
1. Implikasi Teoritis
Diharapkan dari kesimpulan terhadap hasil penelitian ini dapat
memberikan wawasan baru dalam mekanisme corporate governance
dengan hubungannya terhadap manajemen laba pada perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-20010. Penelitian ini dapat
menjadi inspirasi bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti lebih lanjut
tentang pengaruh mekanisme corporate governance terhadap manajemen
laba.
2. Implikasi Praktik
Bagi akademisi, hasil penelitian ini dapat memberikan bukti
empiris mengenai pengaruh mekanisme corporate governance terhadap
manajemen laba. Selain itu penelitian ini juga dapat memberikan wawasan
dan menjadi inspirasi bagi penelitian selanjutnya tentang pengaruh
mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba.
Bagi Investor, diharapkan penelitian ini dapat memberikan
pengetahuan baru dan dapat digunakan sebagai pertimbangan mengenai
pengaruh mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba
dalam berinvestasi di perusahaan manufaktur.
Bagi kreditur disarankan untuk lebih berhati-hati dalam memahami
laba yang dilaporkan oleh manajemen perusahaan dalam laporan
keuangan. Mengingat laba yang dilaporkan belum tentu merupakan laba
yang sebenarnya. Hal ini dikarenakan laba dalam laporan keuangan dapat
dinaikkan atau diturunkan dengan memanfaatkan fleksibilitas dari Standar
Akuntansi Keuangan (SAK). Sedangkan, bagi manajemen perusahaan,
hendaknya menyikapi secara hati-hati dalam menyampaikan laporan
keuangan perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
3. Implikasi Kebijakan
Bagi BAPEPAM, dalam penelitian ini keberadaan komite audit
independen berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Hal ini berarti
bahwa keputusan Direksi BEJ Kep 339/BEJ/07-2001 tentang kewajiban
perusahaan terdaftar di BEJ untuk memiliki komite audit sudah efektif
yang mengindikasikan bahwa komite audit sudah dapat menjalankan
fungsinya dengan baik. Selanjutnya hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam menerapkan peraturan mengenai
pelaporan keuangan perusahaan sehingga dapat mengurangi tingkat
manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang
terdaftar di BEI. Sehingga informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan perusahaan dapat lebih dipercaya dan handal sehingga dapat
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan selain itu juga untuk
mendukung terlaksananya upaya penerapan prinsip good corporate
governance di Indonesia.
C. KETERBATASAN PENELITIAN
Berberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sampel penelitian ini hanya perusahaan manufaktur yang listing di BEI
tahun 2008-20010 sehingga tidak mencakup semua hasil temuan untuk
seluruh perusahaan publik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
2. Penelitian ini tidak mempertimbangkan kejadian-kejadian lain yang
memiliki konsekuensi ekonomi.
3. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini hanya
menggunakan lima komponen yaitu kepemilikan institusional,
kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris independen, ukuran
dewan komisaris dan keberadaan komite audit independen sehingga
variabel independen ini hanya dapat menjelaskan variabel dependen
sebesar 20,50% dan sisanya sebesar 79,50% dipengaruhi oleh variabel-
variabel lain di luar penelitian.
D. SARAN-SARAN
Saran-saran untuk penelitian lebih lanjut antara lain sebagai berikut:
1. Sampel yang digunakan sebaiknya tidak hanya dari perusahaan
manufaktur saja tetapi juga dari jenis industri lainnya yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Hal ini dilakukan untuk memperoleh hasil yang
lebih akurat dan menunjukkan apakah penelitian dengan menggunakan
seluruh perusahaan dapat memberikan hasil yang berbeda atau sama.
2. Mengingat nilai adjusted R2 yang sangat kecil diharapkan untuk penelitian
selanjutnya dapat menambah variabel independen di luar model penelitian
ini atau memberikan spesifikasi dari variabel-variabel independen yang
sudah ada agar dapat diketahui faktor-faktor utama apa saja dari
mekanisme corporate governance yang dapat mempengaruhi manajemen
laba. Seperti lama komite audit dan dewan komisaris menjabat,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
background serta pengalaman komite audit dan dewan komisaris itu
sendiri, dan frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran anggota tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
DAFTAR PUSTAKA
Arifin. 2005. Semarang : dalam Pidato Pengukuhan Guru Besar FE UNDIP “Peranan Akuntan dalam Menegakkan Prinsip GCG (Tinjauan Perspektif Agency Theory)”.
Beasley, Mark S. 1996. An Empirical Analysis of The Relation Between the Board of Director Composition and Financial Statement Fraud. The Accounting Review, Vol.17. No.4, Oktober: 443-465.
Beiner. S., W. Drobetz, F.Scmid dan H. Zimmerman. 2003. Is Board Size An Independent Corporate Governance Mechanism?. http://www.wwz.unibaz.ch/cofi/publications/papers/2003/06.03.pdf.
Boediono, Gideon SB. 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur. Simposium Nasional Akuntansi VIII. IAI, 2005.
Bursa Efek Jakarta. 2001. Kep-339/BEJ/07-2001. Ketentuan Umum Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas di Bursa.
________. 2001. Kep-315/BEJ/07/2001. Ketentuan Umum Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas di Bursa.
________. 2001. SE-008/BEJ/12-2001. Tata Cara Pemilihan Komisaris Independen.
Carcello, Joseph V., Carl W. Hollingsworth. April Klein, and Terry L. Neal. 2006. Audit Committee Financial Expertise, Competing Corporate Governance Mechanism, and Earnings Management. http://www.ssrn.com.
Cornett M. M, J. Marcuss, Saunders dan Tehranian H. 2006. Earnings Management, Corporate Governance and True Financial Performance. http://www.ssrn.com.
Dechow, Patricia M., R.G. Sloan and A.P. Sweeney. 1995. Detecting Earnings Management. The Accounting Review 70; 193-255.
Dechow, Patricia M., R.G. Sloan, and A.P. Sweeney. 1996. Causes and Consequences of Earnings Manipulation: An Analysis of Firms Subject to Enforcement Actions by the SEC. Contemporary Accounting Research 13: 1-36.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Emirzon, Joni. 2007. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Genta Press. Yogyakarta.
Gabrielsen G., Jeffrey D. Gramlich , and Thomas Plenborg. 2002. Managerial Ownership, Information Content of Earnings, and Discretionary Accruals in a Non-US Setting. Journal of Business Finance and Accounting. 29(7) & (8), Sept./Oct. 2002: 967-988.
Ghozali. Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Ketiga. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2006. Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS. Semarang: Badan penerbit Universitas Diponegoro.
Gujarati, Damodar. 2003. Basic Econometrics. Mc Graw-Hill Inc. Jakarta: Erlangga.
Herawaty, Vinola. 2008. Peran Praktek Corporate Governance sebagai Moderating Variabel dari Pengaruh Earnings Management terhadap Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XI, IAI, 2008.
Isnanta, Rudi. 2008. Pengaruh Corporate Governance dan Struktur Kepemilkan terhadap Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. Skripsi. Tidak diterbitkan.
Jensen, Michael C. and W.H. Meckling. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behaviour, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economics 3: 305-360.
Jensen, M.C. 1993. The Modern Industrial Revolution, Exit, and the Failure of Internal Control System. Journal of Finance, Vol.48: 831-880.
Klein, April. 2002. Audit Committee, Board of Director Characteristics and Earnings Management. Journal of Accounting and Economic, Vol.33(3): 375-400.
Komite Nasional Kebijakan Governance. 2004. Pedoman tentang Komisaris Independen. http://www.governance-indonesia.or.id/main.htm.
Midiastuty, Pratana Puspa dan Mas’ud Mahfoedz. 2003. Analisis Hubungan Mekanisme Corporate Governance dan Indikasi Manajemen Laba. Simposium Nasional Akuntansi VI. IAI, 2003.
Nasution, Marihot dan Doddy Setiawan. 2007. Pengaruh Corporate Governance terhadap Manajemen Laba di Industri Perbankan Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi X, IAI, 2007.
Schipper, Katherine. 1989. Comentary Katherine on Earnings Management. Accounting Horizon.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Scott, R. William. 2000. Financial Accounting Theory 2nd Edition. Prentice-Hall, New Jersey.
Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Siallagan, Hamonangan dan Mas’ud Machfoedz. 2006. Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi IX, IAI, 2006.
Stubben, Stephen R.. 2010. Discretionary Revenues as a Measure of Earnings Management. The Accounting Review 85 (2):695 – 717.
Stubben, Stephen R. 2006. Do Firms Use Discretionary Revenues to Meet Earnings and Revenue Targets?. Doctoral dissertation, Standford University.
Susanti, Angraheni Niken, Rahmawati, dan Y. Anni Aryani. 2010. Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan dengan Kualitas Laba sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007. Simposium Nasional Keuangan I. Penguatan Good Governance Dalam Akselerasi Pertumbuhan Perekonomian Pasca Krisis, 2010.
Ujiyantho, Muh.Arief dan Bambang Agus Pramuka. 2007. Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan (Studi pada Perusahaan Go Publik Sektor Manufaktur). Simposium Nasional Akuntansi X. IAI, 2007.
Utama, Sidharta dan F.Leonardo Z. 2006. Audit Committee Composition, Control of Majority Shareholders and Their Impact on Audit Committee Effectiveness: Indonesia Evidence. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol.9 No. 1 Januari: 21-34.
Utami, Rini Budi dan Rahmawati. 2008. Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris dan Keberadaan Komite Audit terhadap Aktivitas Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Seminar Ketahanan Ekonomi Nasional, 2008.
Veronica, Sylvia, dan Siddharta Utama. 2005. Pengaruh Struktur Kepemilkan, Ukuran Perusahaan dan Praktek Corporate Governance terhadap Pengelolaan Laba (Earnings Management). Simposium Nasional Akuntansi VIII, IAI, 2005.
Warfield, Terry D., J.J. Wild, and K.L. Wild. 1995. Managerial Ownership, Accounting Choices, and Informativeness of Earnings. Journal of Accounting and Economics 20: 61-91.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Welvin I. Guna., dan A. Herawaty. 2010. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance, Independensi Auditor, Kualitas Audit dan Faktor lainnya Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol.12 No. 1, April 2010, Hal. 53-68.
Xie, Biao., Wallace N. Davidson and Peter J. Dadalt. 2003. Earning Management and Corporate Governance: The Roles of The board and The Audit Committee. Journal of Corporate Finance, Vol.9: 295-316.
Yu, Frank. 2006. Corporate Governance and Earnings Management. Working Paper.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
LAMPIRAN 1
DAFTAR PERUSAHAAN SAMPEL
no Nama Perusahaan
1 PT. Siantar Top Tbk.
2 PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk.
3 PT. Tunas Baru Lampung Tbk.
4 PT. Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company Tbk.
5 PT.Indofood Sukses Makmur
6 PT. Gudang Garam Tbk.
7 PT,Hanjaya Mandala Sampurna
8 PT. Panasia IndosyntecTbk.
9 PT. Sunson Textile Manufacturer Tbk.
10 PT. Barito Pacific Tbk.
11 PT. Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk.
12 PT. Fajar Surya Wasesa
13 PT. AKR Corporindo Tbk.
14 PT. Eterindo Wahanatama Tbk.
15 PT. Lautan Luas Tbk.
16 PT Sorini Agro
17 PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk.
18 PT. Aneka Kemasindo Utama Tbk.(PT. Alam Karya Unggul)
19 PT. Asiaplast Industries Tbk.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
20 PT. Berlina Tbk.
21 PT. Dynaplast Tbk.
22 PT. Yanaprima Hastapersada Tbk.
23 PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk.
24 PT. Betonjaya Manunggal Tbk.
25 PT. Lionmesh Prima Tbk.
26 PT. Pelat Timah Nusantara Tbk.
27 PT. Citra Tubindo
28 PT. Kedaung Indah Can Tbk.
29 PT. Intikeramik Alamasri Industri Tbk.
30 PT. Mulia Industrindo Tbk.
no Nama Perusahaan
31 PT. Kabelindo Murni Tbk.
32 PT. Sumi Indo Kabel Tbk.
33 PT. Sat Nusapersada Tbk.
34 PT. Hexindo Adiperkasa Tbk.
35 PT. Indo Kordsa Tbk.
36 PT. Nipress Tbk.
37 PT. Intraco Penta Tbk.
38 PT. Astra Internasional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
39 PT. United Tractor
40 PT. Perdana Bangun Pusaka Tbk.
41 PT. Kalbe Farma
42 PT. Kimia Farma
43 PT. Mustika Ratu Tbk.
44 PT. Mandom Indonesia Tbk.
45 PT. Trikomsel Oke Tbk.
46 PT Smartfren Telc
47 PT. Catur Sentosa Adiprana Tbk.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
LAMPIRAN 2
PENELITIAN TERDAHULU
Tabel Penelitian Terdahulu
Peneliti Variabel Hasil Penelitian
Klein (2002) Karakteristik ukuran dewan direksi, komite audit dan manajemen laba
Dalam penelitian ini dibuktikan bahwa ukuran dewan direksi dan komite audit berpengaruh negatif signifikan teradap manajemen laba.
Cornett (2006)
Kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris dan manajemen laba.
Dalam penelitian ini dibuktikan bahwa kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris independen berpengaruh negatif teradap manajemen laba dan ukuran dewan komisaris berpengaru positif teradap manajemen laba.
Herawaty (2010)
kepemilikan institusional, kepemilikan manajemen, keberadaan komite audit, komisaris independen, kualitas audit, leverage, profitabilitas, ukuran perusahaan dan manajemen laba.
Dalam penelitian ini variabel leverage, kualitas audit dan profitabilitas berpengaruh teradap manajemen laba sedangkan kepemilikan institusional, kepemilikan manajemen, keberadaan komite audit, komisaris independen dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh teradap manajemen laba.
Stubben (2010)
Metode perhitungan manajemen laba Discreationary revenue dan discreionary accruals.
Dalam penelitian ini discretionary revenue secara substansial lebih tidak bias dan tidak rawan kesalahan dibanding discretionary accrual
Xie Bao (2003)
Struktur, background, dan komposisi board of director, komite audit dan manajemen laba
Dalam penelitian ini dibuktikan bahwa struktur, background, dan komposisi board of director, komite audit berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba.