Top Banner
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan standar kebijakan dalam bernegara memberikan tuntutan kehidupaan politik yang sejalan dengan pertumbuhan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan Negara yang memiliki pemimpin terbaik dan pemerintahan yang bersih, guna menciptakan kesejahteraan bangsa. Dalam prosesnya, Negara demokrasi khususnya Indonesia memiliki sistem pemungutan suara (Pemilihan Umum) untuk menentukan Presiden. Pelaksanaannya dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Oleh karena itu penting bagi masyarakat Indonesia untuk menggunakan hak pilihnya dalam Pemilihan Umum. Pemilihan Umum (Pemilu) untuk menentukan Presiden, Wakil Presiden, DPR, DPD dan DPRD dilakukan lima tahun sekali secara berkala. Selain itu, KPU mempunyai tugas, wewenang dan kewajiban untuk
55

Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

Feb 05, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan standar kebijakan dalam bernegara

memberikan tuntutan kehidupaan politik yang sejalan

dengan pertumbuhan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dengan Negara yang memiliki pemimpin terbaik dan

pemerintahan yang bersih, guna menciptakan

kesejahteraan bangsa.

Dalam prosesnya, Negara demokrasi khususnya

Indonesia memiliki sistem pemungutan suara (Pemilihan

Umum) untuk menentukan Presiden. Pelaksanaannya

dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Oleh

karena itu penting bagi masyarakat Indonesia untuk

menggunakan hak pilihnya dalam Pemilihan Umum.

Pemilihan Umum (Pemilu) untuk menentukan

Presiden, Wakil Presiden, DPR, DPD dan DPRD dilakukan

lima tahun sekali secara berkala. Selain itu, KPU

mempunyai tugas, wewenang dan kewajiban untuk

Page 2: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

2

mengoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan

semua tahapan Pemilu.

Banyaknya masyarakat Indonesia yang kurang

mengerti tentang tata cara Pemilu atau tahapan-tahapan

Pemilu membuat KPU lebih kreatif dalam menarik

masyarakat Indonesia untuk melakukan Pemilu. Dengan

berbagai program yang disebarkan melalui Komisi

Pemilihan Umum Daerah (KPUD), sehingga lebih efektif

diterima oleh masyarakat Indonesia yang berada di

pelosok dan dapat meningkatkan kesadaran untuk

melakukan Pemilu.

1Dari data yang diperoleh jumlah masyarakat

Indonesia yang memiliki syarat untuk melakukan Pemilu

2014, terdiri atas 80% pemilih dewasa, dan 20% pemilih

muda. Dalam presentase ini, pemilih muda memiliki

pengaruh yang besar terhadap proses Pemilu, sehingga

humas KPU harus meningkatkan sosialisasi agar pemilih

muda mengerti penting suara mereka dalam Pemilu.

Page 3: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

3

Humas berperan aktif dalam mengkomunikasikan

suatu informasi, yang nantinya dapat diterima oleh

publiknya, salah satu kegitan komunikasi humas adalah

melalui sosialisasi. Sosialisasi dianggap memiliki

pengaruh khususnya dalam membangun kesadaran dan

pengetahuan khususnya pagi pemilih muda.

Menurut Cohen dalam terjrmahan Simamora (2003, h.

56) tujuan sosialisasi adalah:

1. Memberikan keterampilan yang dibutuhkan seseorangdalam kehidupan si tengah masyarakat.

2. Menanamkan nilai-nilai dan kepercayaan pokok yangada di masyarakat.

3. Mengembangkan kemampuan individu untuk berbicaradan berkomunikasi dengan baik.

4. Mengembangkan kemampuan individu untukmengendalikan diri sesuai fungsinya sebagaibagian dari masyarakat dengan seringnyamengoreksi perbuatan yang sudah dilakukan apakahitu benar atau salah.

Oleh karena itu, KPU selaku pelaksana Pemilu

berupaya memberikan sosialisasi kepada masyarakat

Indonesia, terutama pada pemilih muda untuk

menciptakan dan meningkatkan kesadaran melalui media

leaflet dan booklet berisi tentang tahapan-tahapan

Page 4: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

4

Pemilu, sejarah Pemilu, syarat pemilih, dll dengan

bahasa sehari-hari yang dikhususkan untuk pemilih

muda. Sosialisasi yang dilakukan melalui media leaflet

dan booklet disebarkan ke SMA dan Universitas di

Indonesia, saat kegiatan “KPU Goes to School” atau “KPU

Goes to Campus”. SMA ataupun Universitas dalam kegiatan

tersebut dipilih oleh KPU, dimana hanya SMA dan

Universitas yang dianggap sebagai wakil dari pemilih

muda di wilayahnya. Di Jakarta, dipilihlah SMA

Labschool Rawamangun sebagai salah satu sekolah yang

dipilih dalam “KPU Goes to School”.

SMA Labschool Rawamangun yang berlokasi di Jl.

Pemuda , Komplek UNJ Rawamangun, terdiri dari 304

siswa berusia diatas 17 tahun, sehingga mereka

termasuk dalam pemilih muda. Sekolah ini dipilih

karena memiliki integritas yang tinggi dan memiliki

banyak kegiatan yang mendidik, diharapkan siswa/i yang

lulus mendapatkan masa depan yang menjanjikan.

Page 5: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

5

1.2. Permasalahan

Dengan adanya perkembangan masyarakat Indonesia

dalam memperoleh informasi, maka KPU selaku pelaksana

Pemilu yang resmi didirikan oleh Pemerintah melakukan

orientasi dalam menciptakan dan meningkatkan kesadaran

masyarakat Indonesia untuk memilih. Dalam memberikan

informasi yang menarik, KPU berupaya dalam

mensosialisasikan tata cara Pemilu untuk Pemilih Muda

melalui booklet dan leaflet kepada siswa/siswi SMA

atau mahasiswa, sehingga dapat melakukan Pemilu dengan

baik.

Menurut Kayla siswa kelas XII SMA Labschool

Rawamangun, “Kegiatan ini bagus untuk memberikan

edukasi tentang Pemilu terhadap pemilih muda, booklet

dan leafletnya isinya lengkap, sehingga para pemilih

muda yang tidak mendapatkan seminar kaya gini

disekolahnya, bisa mendapatkan informasi lewat booklet

dan leafletnya.”

Page 6: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

6

Sedangkan, menurut Sigit Pamungkas Komisioner

KPU, “Booklet dan leaflet ini sangat berguna sebagai

informasi pendukung untuk pemilih muda dalam

mendapatkan informasi tentang Pemilu. Karena 20%

pemilih merupakan pemilih muda, jadi diharapkan

booklet serta leaflet pemilih muda ini dapat

memberikan pengetahuan dan informasi tentang Pemilu

dan bahayanya Golput.”

Dari pernyataan-pernyataan diatas, penulis

menggunakan logika berfikir deduktif, karena penulis

mengambil fenomena yang timbul dari pernyataan-

pernyataan diatas. Dari jumlah masyarakat Indonesia

20% merupakan pemilih muda, sehingga suara dari

pemilih muda sangat berpengaruh terhadap kemajuan

Pemilu. Untuk memunculkan kesadaran dari para pemilih

muda, KPU melakukan berbagai hal salah satunya adalah

dengan pembuatan booklet dan leaflet khusus pemilih

muda.

Page 7: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

7

Berdasarkan fenomena diatas, timbul pertanyaan

dalam diri penulis sebagai berikut :

1. Sejauhmana Pengaruh Media Sosialisasi Komisi

Pemilihan Umum Terhadap Kesadaran Pemilih Muda

dalam Pemilu 2014 Siswa Kelas XII SMA Labschool

Rawamangun?

2. Faktor isi media sosialisasi apa yang memiliki

pengaruh terhadap kesadaran siswa?

Berdasarkan latar belakang masalah diatas,

penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut :

“Sejauhmana Pengaruh Media Sosialisasi Komisi

Pemilihan Umum Terhadap Kesadaran Pemilih Muda dalam

Pemilu 2014 Siswa Kelas XII SMA Labschool Rawamangun?”

Dari rumusan masalah tersebut, maka judul

penelitian ini adalah :

“PENGARUH MEDIA SOSIALISASI KOMISI PEMILIHAN UMUM

TERHADAP KESADARAN PEMILIH MUDA DALAM PEMILU 2014

SISWA KELAS XII SMA LABSCHOOL RAWAMANGUN”

Page 8: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

8

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh media

sosialisasi Komisi Pemilihan Umum terhadap

kesadaran pemilih muda dalam Pemilu 2014 siswa

kelas XII SMA Labschool Rawamangun.

2. Untuk mengetahui faktor media sosialisasi apa

yang memiliki pengaruh terhadap kesadaran Pemilih

Muda dalam Pemilu 2014.

1.4 Kegunaan Penelitian

Secara teoritis, penelitian ini mengaharapkan

dapat bermanfaat sebagai masukan bagi pengembangan

Ilmu Komunikasi khususnya Ilmu Humas mengenai media

sosialisasi terhadap kesadaran Pemilih Muda dalam

Pemilu.

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat

memberi masukan kepada KPU mengenai pengaruh media

sosialisasi terhadap kesadaran Pemilih Muda.

Page 9: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

9

1.5 Sistematika Penelitian

Dalam rangka memudahkan penyusunan proposal

penelitian, maka sistematika penulisan sebagai berikut

:

Bab I Berisi Pendahuluan. Pada bab ini berisi

latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan

kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Berisi Tinjauan Pustaka dan Kerangka

Teori. Pada bab ini akan diuraikan mengenai tulisan

atau karya-karya yang telah membahas tentang tema

sesuai dengan penelitian ini. Di samping itu, akan

diuraikan tentang kerangka pemikiran yang menjadi

landasan konseptual dalam penyusunan proposal ini,

sehingga memperoleh hasil maksimal.

Bab III Berisi Prosedur Penelitian. Pada bab ini

akan dijelaskan mengenai metode penelitian, bahan

penelitian, populasi dan sampel, oprasional variabel,

teknik pengumpulan data, uji validitas dan reabilitas,

dan rencana analisis data.

Page 10: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teori

Untuk menjawab masalah penelitian ini, dalam bab

ini akan menjelaskan dan menguraikan konsep-konsep

yang berkaitan dengan masalah penelitian pengaruh

media sosialisasi terhadap Pemilih Muda. Konsep-konsep

yang berkaitan dengan rumusan masalah sebagai

berikut :

2.1.1 Humas

2.1.2 Pengaruh Media Sosialisasi (Leaflet dan

Booklet)

Page 11: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

11

2.1.3 Kesadaran

2.1.4 Pemilih Muda

2.1.1 Humas

Menurut Frank Jefkins dalam terjemahan Munandar

(2002, h. 10), PR atau Humas adalah : “Semua bentuk

komunikasi yang terrencana, baik itu ke dalam maupun

ke luar, antara suatu organisasi dengan semua

khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan

spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian”.

Sedangkan, Cutlip, Center, & Broom dalam buku

edisi Bahasa Indonesia (2005, h. 4) mengungkapkan

bahwa, “Hubungan Masyarakat merupakan fungsi manajemen

yang mengevaluasi sikap masyarakat, mengenali

kebijakan

7dan prosedur individu atau organisasi dalam

kepentingan masyarakat, dan

merencanakan serta melaksanakan program tindakan untuk

mendapatkan pengertian dan penerimaan masyarakat”.

Page 12: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

12

Dari dua pendapat diatas menjelaskan bahwa Humas

merupakan kegiatan kedalam dan keluar perusahaan, yang

berfungsi mengevaluasi sikap masyarakat dan mampu

memberikan arahan serta masukan kepada pemimpin

organisasi, untuk mendapatkan pengertian dan dukungan

publik.

Menurut Kusumastuti (2003, h.20) Humas pada

hakikatnya adalah

Aktifitas, maka sebenarnya tujuan Humas dapatdianalogikan dengan tujuan komunikasi, yakniadanya penguatan dan perubahan kognisi, afeksi,dan perilaku komunikannya. Bila kita bawa ke dalamtujuan Humas, maka tujuan Humas adalah terjaga danterbentuknya kognisi, afeksi, dan perilaku positifpublik terhadap organisasi/lembaga.

Dari pendapat di ata penulis memahami bahwa

tujuan Humas sama halnya dengan tujuan komunikasi,

yaitu membentuk aspek kognisi, afeksi, dan perilaku

positif publik terhadap organisasi/lembaga. Bertujuan

untuk menciptakan pengetahuan, pengertian, pemahaman,

kesadaran dan dukungan dari berbagai pihak yang

menjadi tujuan perusahaan.

Page 13: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

13

Menurut Kriyantono (2008, h. 6) hubungan

masyarakat adalah

Fungsi manajemen dalam melaksanakan kegiatankomunikasi, informasi antara perusahaan danpubliknya, maka pada dasarnya tujuan humas adalahtujuan komunikasi. Tujuan tersebutdiimplementasikan ke dalam program humas, makaperlu didukung oleh media humas. Disinilah peranhumas harus mempunyai kemampuan menulis dan membuatinformasi di media humas.

Humas merupakan fungsi manajemen dalam

melaksanakan kegiatan komunikasi, memberikan informasi

antara perusahaan dan publiknya, maka pada dasarnya

tujuan humas adalah tujuan komunikasi yang

diimplementasikan ke dalam program humas melalui media

humas.

Menurut Kriyantono (2008, h. 5-17), Tujuan

Public Relation antara lain,

Menciptakan pemahaman publik, membangun citrakorporat (CorporateImage), membangun opini publik yang favorable sertamembentuk goodwill dan kerja sama. Menciptakanpemahaman publik dimaksudkan berupaya menciptakansaling pengertian antara perusahaan dan publiknya,melalui kegiatan-kegiatan komunikasi diharapkan terjadikondisi kecukupan informasi antara perusahaan danpubliknya. Membangun citra korporat merupakan

Page 14: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

14

gambaran yang ada dalam benak publik tentangperusahaan yang menyangkut pelayanannya, kualitasproduk, budaya perusahaan, prilaku perusahaan, atauprilaku individu-individu dalam perusahaan yangpasa akhirnya persepsi akan mempengaruhi sikappublik. Membentuk opini publik yang Favorablemerupakan ekspresi publik mengenai persepsi dansikapnya terhadap perusahaan. Membentuk Goodwilldan kerja sama, menjelaskan sudah terciptanyajalinan kerja sama dalam bentuk prilaku tertentuyang mendukung keberhasilan perusahaan.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

tujuan Public Relation adalah Menciptakan pemahaman

publik, membangun citra korporat (Corporate Image),

membangun opini publik yang favorable serta membentuk

goodwill dan kerja sama.

Menurut Cutlip & Center, and Canfield dalam buku

Ruslan (2006, h. 19) fungsi public relation dapat

dirumuskan sebagai berikut :

1. Menunjang aktivitas utama manajemen dalammencapai tujuan bersama (fungsi melekat padamanajemen lembaga/organisasi).

2. Membina hubungan yang harmonis antarabadan/organisasi dengan publiknya yang merupakankhalayak sasaran.

3. Mengidentifikasi segala sesuatu yangberkaitan dengan opini, persepsi dan tanggapanmasyarakat terhadap badan/organisasi yangdiwakilinya atau sebaliknya.

Page 15: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

15

4. Melayani keinginan publiknya dan memberikansumbang saran kepada pimpinan manajemen demitujuan dan manfaat bersama.

5. Menciptakan komunikasi dua arah timbalbalik, dan mengatur arus informasi, publikasiserta pesan dari badan/organisasi ke publiknyaatau sebaliknya, demi tercapainya citra positifbagi kedua belah pihak.Dari penjelasan di atas penulis memahami bahwa,

Humas berfungsi mengadakan hubungan yang efektif

antara perusahaan dengan publiknya, menunjang

aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan

bersama, melayani keinginan publik, dan menciptakan

komunikasi dua arah timbal balik demi tercapai citra

positif bagi kedua belah pihak.

Adapun ruang lingkup atau tugas Humas dalam

sebuah organisasi lembaga, menurut Ruslan (2006, h.

23), antara lain meliputi aktifitas sebagai berikut :

1. Membina hubungan ke dalam (public internal).Yang dimaksud dengan publik internal adalahpublik yang menjadi bagian dariunit/badan/perusahaan/organisasi itu sendiri.Seorang PR harus mampu mengidentifikasi ataumengenali hal-hal yang menimbulkan gambarannegatif di dalam masyarakat, sebelum kebijakanitu dijalankan oleh organisasi.

2. Membina hubungan ke luar (public external)Yang dimaksud dengan publik eksternal adalahpublik umum (masyarakat). Mengusahakan tumbuhnya

Page 16: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

16

sikap dan gambaran publik yang positif terhadaplembaga yang diwakilinya.

Penulis memahami penjelasan di atas bahwa tugas

Humas meliputi aktifitas menjalin hubungan ke dalam

(public internal), dan hubungan ke luar (public external).

Media Humas menurut Kriyantono (2008, h.28)

adalah

“Alat-alat kegiatan untuk dapat melakukanpekerjaannya dalam menyampaikan informasi. Mediainternal humas seperti news letters, dan majalah.Media eksternal humas seperti press release, pressconference, press tours, media gathering, media promotion (leaflet,booklet), dan annual report.” News letters adalah mediatulisan yang biasa digunakan untuk internal daneksternal publik. Press release adalah berita tentangperusahaan kepada media. Press conference adalahmenyampaikan informasi tentang perusahaan secaralangsung mengundang wartawan. Press tour adalahmengundang wartawan untuk berkunjung ke perusahaan.Media gathering adalah mengumpulkan media dalam sebuahforum. Media promotion adalah menyampaikan informasikepada publik. Annual report adalah produk tulisanyang bertujuan menyediakan informasi mengenai data-data financial dan deskripsi tentang kegiatanoperasional perusahaan.

Media humas terdiri dari media internal seperti

news letters dan majalah serta media eksternal seperti

press release, press conference, press tour, media gathering, media

Page 17: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

17

promotion (leaflet, booklet), dan annual report. Media ini

bertujuan untuk menyampaikan informasi.

Mengenai tujuan dari External Public Relation menurut

Oemi Abdurrachman adalah : “Untuk mengeratkan hubungan

dengan orang-orang di luar badan/instansi hingga

terbentuklah opini publik yang favorable terhadap

badan itu”.

Tujuan penyebaran informasi menurut West & Turner

dalam terjemahan Maer (2008, h. 349), adalah untuk

mengurangi ketidak jelasan yang muncul dalam penyebaran

informasi, hal yang dapat dilakukan adalah :

1.Menciptakan lingkungan (Entactment) yang merujukkepada bagaimana informasi akan diterima dandiinterpretasikan.

2.Menginterpretasikan dengan memilih metode terbaikuntuk mendapatkan informasi.

3.Pengulangan (retensi) merupakan proses yangmenekankan pada hal-hal kecil dengan mendasarkanpada ingatan kolektif dan memungkinkan oranguntuk mencapai tujuan.

Page 18: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

18

Dengan demikian masalah yang harus dipecahkan

dalam kegiatan external Public Relation antara lain :

Bagaimana informasi akan diterima dan

diinterpretasikan. Bagaimana menginterpretasikan

metode  terbaik untuk mendapatkan informasi. Seberapa

banyak pengulangan (retensi) yang merupakan proses

penekankan pada hal-hal kecil dengan mendasarkan pada

ingatan kolektif untuk mencapai tujuan.

Dari uraian mengenai Humas di atas penulis

menyimpulkan bahwa Humas merupakan fungsi manajemen

yang menilai sikap publik, dan mampu memberikan arahan

serta masukan kepada pemimpin organisasi untuk meraih

pengertian dan dukungan publik, baik publik internal

yang meliputi seluruh karyawan, dan publik eksternal

seperti masyarakat, customers, klien, pemerintah, pers,

dan organisasi lain yang mendukung tujuan perusahaan.

Kegiatan kehumasan dikaitkan dengan masalah pokok

penelitian adalah kegiatan yang menunjang publikasi

tentang Pemilu 2014 kepada masyarakat Indonesia

khususnya Pemilih Muda. Kegiatan tersebut berupa

Page 19: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

19

pemberitahuan kepada khalayak sebagai calon pemilih

mengenai informasi tentang Pemilu 2014 yang ditawarkan

oleh KPU melalui media sosialisasi berupa leaflet dan

booklet.

Kegiatan Humas melalui media sosialisasi

bertujuan mencapai sasaran yang diharapkan yaitu

kesadaran Pemilih Muda untuk melakukan Pemilu 2014.

Oleh karena itu, Humas hendaknya mampu memilih media

sosialisasi yang efektif serta tepat sehingga tujuan

yang diinginkan dapat tercapai.

2.1.2 Pengaruh Media Sosialisasi

Dalam melakukan fungsi sebagai humas eksternal,

KPU memberikan media sosialisasi sebagai alat untuk

menciptakan kesadaran bagi masyarakat Indonesia agar

mengetahui segala hal tentang Pemilu. Menurut

Kriyantono (2010, h. 69), “Media adalah penyebarluasan

informasi dari komunikator kepada komunikan. Media

digunakan dalam komunikasi apabila komunikan berada

Page 20: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

20

ditempat yang jauh dari komunikator dan/atau jumlahnya

banyak”.

Media berfungsi sebagai sarana penyebar pesan

yang ingin disampaikan oleh komunikator kepada

komunikan serta media dapat sigunakan berkomunikasi

pada tempat yang jauh dan atau jumlahnya banyak dalam

proses penyampaian informasi dari komunikator ke

komunikan.

Menurut Soekanto (2009, h. 157), “Sosialiasasi

adalah proses mengkomunikasikan kebuadayaan kepada

warga masyarakat yang baru”.

Sedangkan menurut Berger dalam terjemahan Hartono

(2003, h. 180), “Sosialisasi adalah suatu proses

dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma

dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan

membentuk kepribadiannya”.

Penulis menyimpulkan bahwa media soasialisasi

adalah penyerbaran pesan atau informasi yang

disampaikan oleh komunikator kepada komunikan yang

Page 21: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

21

bertujuan untu mengkomunikasikan kebuadayaan baru

sebagai norma-norma dalam membentuk kepribadiannya.

Tujuan dari media sosialisasi menurut

Sistaningrum (2002, h. 98), “Ada empat hal, yaitu

memperkenalkan diri, membujuk, modifikasi dan

membentuk tingkah laku serta mengingatkan kembali”.

Sedangkan menurut Tjiptono (2005, h. 21) tujuan

media sosialisasi adalah, “Menginformasikan

(informing), mempengaruhi dan membujuk (persuading)

serta mengingatkan (reminding)”.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulakn bahwa

tujuan dari media sosialisasi adalah memperkenalkan

diri, membujuk, modifikasi dan membentuk tingkah laku

serta mengingatkan kembali dalam pelaksanaannya.

Jika dihubungkan dengan pokok penelitian, KPU

menggunakan sarana media leaflet dan booklet sebagai media

sosialisasi yang dianggap cocok untuk memberikan efek

positif terhadap masyarakat Indonesia khususnya

Pemilih Muda dalam melakukan Pemilu di tahun 2014

mendatang.

Page 22: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

22

1. Leaflet

Iriantara & Surachman (2006, h. 158) menjelaskan,

“Karena umumnya leaflet berukuran kecil, informasi atau

pesan yang akan disampaikan pun relatif terbatas.

Hanya menyampaikan pokok persoalan saja, sehingga

kurang mengandung kedalaman informasi. Dapat

dikatakan, leaflet hanya sebagai pendukung sarana

penyampai informasi dan pesan dalam bentuk lainnya”.

Mengenai bentuk fisik leaflet Iriantara &

Surachman (2006, h. 158) menjelaskan, “Meskipun

umumnya leaflet berukuran kecil, namun dapat dikembangkan

ke dalam ukuran kertas A4 hingga A1, bahkan ukuran

billboard. Disamping itu, dapat juga menjadi dasar

rancangan situs di internet”.

Jika dikaitkan dengan pokok penelitian maka

bentuk fisik dari leaflet “Pemilih Muda Cerdas

Berdemokrasi” sebagai berikut :

Warna cover : Berwarna

Format ukuran : 9,8cm x 15cm

Page 23: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

23

Letak logo : Terdapat dibagian tengah

atas

Isi pesan : Berisi tentang materi-

materi seperti : Pilar Demokrasi, Tahapan-tahapan

Pemilu, Sejarah Pemilu, Penyelenggaraan Pemilu

2014, Sistem Pemilu, dan Syarat Pemilih.

2. Booklet

Soehoet (2003, h. 35-36), menjelaskan booklet

Dalam Pameran, berarti “bahan keterangan atau

penerangan tercetak berbentuk buku kecil untuk

dibagikan atau disebarkan kepada umum”.

Difinisi di atas dapat disimpulkan, Booklet

berarti sebuah bahan keterangan terbuat dari bahan

catakan berupa buku yang berukuran kecil terdiri dari

lembaran-lembaran.

Sedangkan, bentuk fisik dari booklet “Bangga

Menjadi Pemilih Pemula” sebagai berikut :

Warna cover : Berwarna

Format ukuran : 11cm x 17,8cm

Page 24: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

24

Isi pesan : Berisi tentang materi-materi

seperti : Suaraku Penting, Kiat Jitu jadi Pemilih

Cerdas, Do’s and Don’ts Buat Kita, Klik Nih, Situs

Info Pemilu 2014, Coblos!!!, dan Referensi.

Berdasarkan beberapa data yang didapat langsung,

penulis tertarik ingin mengetahui Pengaruh Media

Sosialisasi Komisi Pemilihan Umum Terhadap Kesadaran

Pemilih Muda dalam Pemilu 2014 Siswa Kelas XII SMA

Labschool Rawamangun.

Untuk mengetahui faktor pengaruh media

sosialisasi dalam menyebarluaskan informasi mengenai

Pemilu 2014 kepada Pemilih Muda, penulis mengutip

pendapat Schramm dalam Abdurrachman (2001, h. 71)

bahwa, “Komunikator harus berusaha terlebih dahulu

membangkitkan perhatian komunikan terhadap usaha-usaha

komunikator. Bila perhatian komunikan sudah bangkit,

komunikator harus berusaha untuk menggerakan komunikan

agar ia berbuat atau bertindak seperti yang diharapkan

oleh komunikator”.

Page 25: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

25

Berdasarkan pendapat di atas penulis sependapat

bahwa dalam usaha menggerakkan komunikan untuk

bertindak atau berperilaku harus terlebih dahulu

membangkitkan perhatiannya. Dengan adanya perhatian

komunikan terhadap usaha-usaha dari komunikator, maka

akan menggerakkan komunikan untuk bertindak atau

berperilaku seperti yang diharapkan komunikator.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesadaran

berdasarkan isi media, dikemukakan oleh Kotler (1992,

h. 254), “Bahwa untuk memformulasikan pesan memerlukan

pemecahan atas empat masalah yang terdiri dari : apa

yang dikatakan (isi pesan), bagaimana mengatakannya

secara logis (struktur pesan), bagaimana mengatakannya

secara simbolis (format pesan), dan siapa yang

seharusnya mengatakannya (sumber pesan)”.

Jika dikaitkan dengan paenelitian, penulis

menyimpulkan bahwa isi pesan, stuktur pesan, format

pesan, dan sumber pesan berpengaruh dalam mempengaruhi

kesadaran siswa kelas XII SMA Labschool Rawamangun.

Isi pesan yang terdapat pada booklet dan leaflet berisi

Page 26: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

26

tentang pemahaman dan pengetahuan tentang Pemilu

dengan struktur dan format pesan yang informatif

dengan bahasa sehari-hari, sehingga dapat dimengerti

oleh Pemilih Muda. Sumber pesan pun terpercaya, karena

dalam booklet dan leaflet tersebut banyak mengutip kalimat-

kalimat dari pejabat KPU yang terkait.

2.1.3 Kesadaran

Menurut Suryabrata (2007, h. 158-161) :

Kesadaran mempunyai dua komponen pokok yaitufungsi jiwa dan sikap jiwa yang masing-masingmempunyai peranan penting dalam orientasi manusiadalam dunianya. Fungsi jiwa ialah suatu bentukaktivitas kejiwaan yang secara teori tiada berubahdalam lingkungannya yang berbeda-beda. Sedangkansikap jiwa adalah arah daripada energi psikis umumatau libido, yang menjelma dalam bentuk orientasimanusia terhadap dunianya. Arah aktivitas energipsikis itu dapat ke luar ataupun ke dalam, dandemikian pula arah orientasi manusia terhadapdunianya. Dapat ke luar ataupun ke dalam.

Penulis menyimpulkan bahwa kesadaran mempunyai

dua komponen pokok yaitu fungsi jiwa dan sikap jiwa.

Fungsi jiwa merupakan bentuk aktivitas kejiwaan tanpa

ada perubahan walaupun lingkungan berbeda-beda.

Page 27: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

27

Sedangkan sikap jiwa merupakan arah energi psikis yang

menjelma menjadi orientasi terhadap dunianya.

Menurut Jung (2003, h. 101), Kesadaran adalah,“Suatu tingkat kesiagaan individu pada saat initerhadap stimulus internal dan eksternal, yaituterhadap peristiwa-peristiwa lingkungan dari sensasitubuh, memori dan pikiran. Pengertian lainnya adalahkemampuan individu mengadakan hubungan denganlingkungan serta diri sendiri (melalui pancainderanya) dan mengadakan pembatasan terhadaplingkungan serta diri sendiri ( melalui perhatian)”.

Dari penjelasan di atas, penulis memahami bahwa

kesadaran merupakan tingkat kesiagaan individu saat

ini terhadap stimulus internal dan eksternal yang

berkemampuan untuk berhubungan dengan lingkungannya

serta diri sendiri (perhatian).

Selanjutnya mengenai kesadaran, menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia (2008, h. 1999) adalah,

“Keinsafan dan keadaan mengerti”.

Penulis memahami definisi di atas bahwa kesadaran

merupakan keadaan mengerti, merasa tahu akan sesuatu

hal.

Page 28: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

28

Menurut Kusuma (2000, h. 343) kesadaran adalah,

“Tingkat kesiagaan individu pada saat ini terhadap

stimuli eksternal dan internal, artinya, terhadap

peristiwa-peristiwa lingkungan dan sensasi tubuh,

memori, dan pikiran”.

Penulis memahami pendapat diatas bahwa kesadaran

sebagai kesiagaan individu saat menerima stimuli

(rangsangan) baik internal maupun ekternal, tetapi

juga saat kita mencoba mengendalikan diri kita sendiri

dan lingkungan.

Kusuma (2000, h. 343) membagi fungsi kesadaran

menjadi dua, yaitu : “(1) pemantauan diri sendiri dan

lingkungan sehingga persepsi, memori, dan proses

berpikir direpresentasikan dalam kesadaran, dan (2)

mengendalikan diri sendiri dan lingkungan sehingga

kita mampu memulai dan mengakhiri aktivitas perilaku

dan kognitif”.

Dari uraian di atas, penulis memahami bahwa

fungsi kesadaran ada dua yakni memantau diri sendiri

dan lingkungan sehingga menyadari apa yang terjadi di

Page 29: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

29

dalam tubuh dan si sekeliling dan mengendalikan

tindakan sehingga berkoordinasi dengan peristiwa-

peristiwa di dunia luar.

Menurut Moenir (2008, h. 89) kesadaran adalah,

“Suatu proses berfikir melalui metode renungan,

pertimbangan dan perbandingan, sehingga menghasilkan

keyakinan, ketenangan, ketetapan hati dan keseimbangan

dalam jiwanya sebagai pangkal tolak untuk perbuatan

dan tindakan yang akan dilakukan kemudian”.

Dari penjelasan di atas, penulis memahami bahwa

kesadaran adalah proses berfikir melalui renungan,

pertimbangan dan perbandingan, sehingga menghasilkan

keyakinan, ketenangan, ketetapan hati dan keseimbangan

dalam jiwanya sebagai pangkal tolak untuk bertindak

dan melakukan apa yang ingin dilakukan kemudian.

Berdasarkan penjelasan di atas bila dihubungkan

dengan masalah pokok penelitian ini, kesadaran itu

tumbuh karena proses berfikir melalui renungan,

pertimbangan dan perbandingan, sehingga menghasilkan

keyakinan, ketenangan, ketetapan hati dan keseimbangan

Page 30: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

30

dalam jiwanya. Setelah itu, secara sukarela menyadari

dan melakukan tugas dan tanggung jawabnya. Tugas dan

tanggung jawab masyarakat Indonesia adalah memilih

Presiden, Wakil Presiden, DPR, DPD dan DPRD. Dalam hal

ini lebih ditekankan kepada Pemilih Muda yang

statusnya adalah pemilih-pemilih pemula melalui media

sosialisasi, yang diharapkan mampu meningkatkan

kesadaran mereka untuk mengetahui pentingnya

kontribusi mereka dalam memajukan Negara Indonesia.

2.1.4 Pemilih Muda

Pemilih Muda menurut Rizkiyansyah dalam Kominfo

(2013, h. 20) adalah “Pemilih yang untuk pertama

kalinya memiliki kesempatan memilih dalam pemilu.

Rentang usianya antar 17-21 tahun. Pemilih muda

terdiri atas pelajar, mahasiswa, dan pemuda”.

.

Berdasarkan kpujakarta.go.id, arti pentingpendidikan Pemilih Muda , “Karena belum punyapengalaman memilih dalam pemilu, pada umumnya banyakdari kalangan mereka yang belum mengetahui berbagaihal yang terkait dengan pemilihan umum. Misalnya untuk

Page 31: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

31

apa pemilu diselenggarakan, apa saja tahapan pemilu,siapa saja yang menjadi peserta pemilu, apa sajasyarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadipeserta pemilu, siapa saja yang boleh memilih dalampemilu, apa itu partai politik dan sebagainya. Merekajuga tidak tahu bahwa suaranya sangat berarti bagiproses politik di negaranya. Bahkan tidak jarangmereka enggan berpartisipasi dalam pemilu dan memilihikut-ikutan tidak mau menggunakan hak pilihnya aliasgolongan putih (golput)”.

Bila dihubungkan dengan masalah pokok penelitian

ini, kesadaran Pemilih Muda melalui media sosialisasi

yang dilakukan oleh KPU adalah membangun pengertian

penting untuk melakukan kontribusi dalam memilih

Presiden, Wakil Presiden, DPR, DPD dan DPRD.

Page 32: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

32

2.2 Kerangka Pemikiran

Komisi Pemilihan Umum (KPU)

Kabag Teknis dan Hupmas PR

Kasubbag Sosialisasi (Humas Eksternal)

Penyebaran Informasi

Media Sosialisasi (Leaflet & Booklet)

1. Isi pesan

2. Struktur pesan

3. Format pesan

4. Sumber pesan

Kesadaran

1. Renungan

2. Pertimbangan

Page 33: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

33

3. Perbandingan

Pemilih Muda

2.3 Hipotesis

Berdasarkan uraian yang dijabarkan pada kerangka

teori maka penulis menyusun hipotesis penelitian

sebagai berikut :

Ho = Media sosialisasi tidak mempengaruhi kesadaran

Pemilih Muda.

Ha = Media sosialisasi mempengaruhi kesadaran Pemilih

Muda.

Dengan variabel :

X

Y

Page 34: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

34

X (variabel bebas ) = Pengaruh media sosialisasi.

Y (varibel tidak bebas) = Kesadaran.

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

3.1.1 Paradigma Penelitian

Page 35: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

35

Menurut Sugiono (2008, h. 42), “Paradigma

penelitian adalah pola hubungan antar variabel yang

akan diteliti, selain itu. Sugiono (2008, h. 42) juga

mengartikan, “Paradigma sebagai pola pikiran yang

menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti

dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk

merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan

teknik analisis statistic yang akan digunakan. Penulis

memahami bahwa paradigma penelitian adalah pola pikian

yang menunjukan hubungan antar variabel yang ingin

diteliti lewat penelitian”.

Untuk menjawab penelitian yang berjudul “Pengaruh

Media Sosialisasi Komisi Pemilihan Umum Terhadap

Kesadaran Pemilih Muda dalam Pemilu 2014 Siswa Kelas

XII SMA Labschool Rawamangun”, penulis menggunakan

paradigma positivistik. Penelitian kuantitatif dan

positivistik, dilandasi pada suatu asumsi bahwa suatu

gejala dapat diklasifikasikan dan hubungan gejala

bersifat kasual (sebab akibat).

Page 36: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

36

23

3.1.2 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang dipakai untuk meneliti pengaruh

media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda

dalam Pemilu 2014 siswa kelas XII SMA Labschool

Rawamangun adalah pendekatan kuantitatif. Kriyantono

(2008, h. 39) berpendapat bahwa, “Pendekatan

kuantitatif merupakan, hasil pengukuran atau observasi

dinyatakan dengan satuan dan angka-angka tertentu”.

Selain itu, Kriyantono (2008, h. 55) juga mengartikan,

“Riset kuantitatif adalah penelitian yang menggambarkan

suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan”.

Bila dikaitkan dengan penelitian ini, penulis

ingin mencari tahu sebab-akibat mengenai pengaruh media

sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda dalam

Pemilu 2014 siswa kelas XII SMA Labschool Rawamangun.

Page 37: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

37

3.1.3 Metode Penelitian

Dalam pendekatan kuantitatif tersebut, penulis

akan menggunakan metode survai. Penulis menggunakan

metode survai untuk mendapatkan data yang valid dan

kongkret mengenai pengaruh media sosialisasi Komisi

Pemilihan Umum terhadap kesadaran Pemilih Muda dalam

Pemilu 2014 siswa kelas XII SMA Labschool Rawamangun.

Survai adalah metode penelitian kuantitatif yang di

dalam proses pengumpulan datanya menggunakan kuesioner

yang berisikan daftar pertanyaan yang mengukur

variabel-variabel, hubungan antar variabel atau

pengalaman dan opini dari responden. Menurut

Singarimbun (2008, h. 3), “Survai adalah penelitian

yang mengambil sampel dari satu populasi dan

menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data

yang pokok. Unit analisa dalam penelitian survai adalah

individu”. Menurut Kriyantono (2008, h. 59), “Survai

adalah metode riset dengan menggunakan kuesioner

sebagai instrumen pengumpulan datanya”.

Page 38: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

38

Kuesioner diajukan penulis dengan menyerahkan

daftar pernyataan yang diisi sendiri oleh siswa kelas

XII SMA Labschool Rawamangun. Bila dikaitkan dengan

masalah, penelitian ini menggunakan metode penelitian

survai untuk mengetahui sejuhmana pengaruh media

sosialisasi Komisi Pemilihan Umum terhadap kesadaran

Pemilih Muda dalam Pemilu 2014 siswa kelas XII SMA

Labschool Rawamangun.

3.1.4 Sifat Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode

survai. Ada dua bentuk utama dalam metode penelitian

survai, yaitu survai deskripsi dan eksplanatif. Survai

eksplanatif terbagi lagi menjadi dua, yaitu survai

komparatif dan survai asosiatif.

Menurut Kriyantono (2008, h. 59),

Survai deskriptif yang biasanya digunakan untukmenggambarkan populasi yang sedang diteliti. Survaieksplanatif (analitik) biasanya digunakan bilaperiset ingin mengetahui mengapa situasi ataukondisi tertentu terjadi atau apa yang mempengaruhiterjadinya sasuatu. Jenis survai eksplanatif dibagi

Page 39: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

39

menjadi dua jenis, yaitu, komparatif yang bermaksudmembuat perbandingan antar variabel and asosiatifyang bermaksud untuk menjelaskan hubungan antarvariabel.

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini masuk

ke dalam jenis survai eksplanatif (analitik) asosiatif.

Penelitian ini bermaksud untuk menjelaskan hubungan

(kolerasi) antar variabel, dimana penelitian ini ingin

mengetahui apakah ada hubungan antar variabel pengaruh

media sosialisasi dengan kesadaran Pemilih Muda pada

siswa kelas XII SMA Labschool Rawamangun.

3.1.5 Bahan Penelitian dan Unit Analisis

Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini terdiri dari subyek dan objek penelitian. Subjek

dalam penelitian ini adalah leaflet dan booklet.

Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah Pemilih

Muda.

Menurut Nugroho (2005, h. 13), “Unit analisis

dalam penelitian adalah unit yang sama dengan

Page 40: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

40

observasi, unit atau elemen observasi adalah

individu/rumah tangga/kelompok yang dapat memberikan

keterangan tentang yang ingin diamati atau dipelajari

oleh seorang peneliti”.

Jadi, unit analisis merupakan unit yang diteliti

atau dianalisa dalam sebuah penelitian. Unit analisa

pada penelitian ini adalah individu yang merupakan

siswa kelas XII SMA dan memenuhi syarat Pemilih Muda.

3.1.6 Populasi dan Sampel

Menurut Singarimbun (2006, h. 152), “Populasi atau

universe adalah, Jumlah keseluruhan dari unit analisa

yang ciri-cirinya akan diduga”.

Berdasarkan penjelasan tersebut populasi merupakan

jumlah seluruh unit yang hendak dianalisis dan ciri-

cirinya akan dapat diduga.

Populasi menurut Sugiono (2006, h. 57) adalah,

“Wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

Page 41: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

41

subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Dalam penelitian ini, populasi yang penulis ambil

adalah siswa kelas XII SMA Labschool Rawamangun, yang

statusnya memiliki syarat disebut sebagai Pemilih Muda.

Menurut Nugroho (2005, h. 113) mengenai, “Ukuran

sampel bahwa suatu teorema unit sentral yang menyatakan

statistik rata-rata mempunyai distribusi normal untuk

ukuran sampel yang mendekati tak terhingga, dan

prakteknya teorema limit sentral yang dapat diterapkan

untuk ukuran sampel minimal 30”.

Bila dikaitkan dengan masalah pokok penelitian,

maka penulis menentukan sampel yang diambil dari orang-

orang memiliki status siswa kelas XII SMA Labschool

Rawamangun sebanyak 30 responden, yang dianggap dapat

mewakili untuk dijasikan responden dan dapat dianalisis

dengan data statistik.

Page 42: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

42

Untuk menentukan sampel yang dipakai, penulis

menggunakan teknik pengambilan sampel probability

sampling dengan purposive sampling. Pengertian teknik

pengambilan probability sampling itu sendiri menurut

Istijanto (2008, h. 113) adalah, “teknik sampling yang

memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur

(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota

sampel”. Jadi penelitian ini hanya memberikan peluang

pada populasi tertentu yaitu siswa kelas XII SMA

Labschool Rawamangun yang mengetahui media sosialisasi

KPU tentang Pemilu 2014, karena jika siswa-siswa

tersebut sudah mengetahui media sosialisasi tersebut

akan mempengaruhi kesadaran untuk melakukan Pemilu.

3.1.7 Hipotesis Riset

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan

hipotesis karena penulis menghubungkan variabel

pengaruh media sosialisasi Komisi Pemilihan Umum

terhadap kesadaran Pemilih Muda dalam Pemilu 2014 siswa

Page 43: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

43

kelas XII SMA Labschool Rawamangun, maka hipotesis yang

penulis simpulkan adalah sebagai berikut :

H1 : Media sosialisasi mempunyai pengaruh terhadap

kesadaran.

3.1.8 Operasionalisasi Variabel

Menurut Rakhmat (2005, h. 12), “Operasionalisasi

merupakan mengukur suatu konsep yang abstrak menjadi

konstruk yang dapat diukur”.

Untuk dapat mengukur variabel, maka penulis

menggunakan variabel penelitian sebagai berikut : X

(Media sosialiasai KPU) – Y (Kesadaran Pemilih Muda).

Penulis menggunaka skala likert 1 – 6 tingkat terdiri

dari sangat setuju, setuju, cukup setuju, kurang

setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju. Keenam

penelitian tersebut diberi bobot sebagai berikut :

1. Sangat setuju diberi bobot = 6

2. Setuju diberi bobot = 5

Page 44: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

44

3. Cukup setuju diberi bobot = 4

4. Kurang setuju diberi bobot = 3

5. Tidak setuju diberi bobot = 2

6. Sangat tidak setuju diberi bobot = 1

Variabel Dimensi Indikator

X = MediaSosialisasi(Independen

)

1. Isi Pesan Informasi didalam media

2. Struktur Pesan

Gaya bahasa dalam media

3. Format Pesan

Simbol-simbol atau gambardalam media

4. Sumber Pesan

Narasumber dari informasididalam media

Y =Kesadaran(Dependen)

1. Renungan Respon dari proses berfikir.

2.

Pertimbangan

Timbul dari adanya berbagai faktor yang mempengaruhi.

3.

Perbandingan

Adanya pilihan lain yang nilainya setara.

Page 45: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

45

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ialah cara-cara yang

digunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Dalam

memperoleh data untuk penelitian ini penulis

menggunakan kuesioner untuk mendapatkan data promer.

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

Menurut Ridwan (2009, h. 71), “Kuesioner atau angket

adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang

lain yang bersedia memberikan respon sesuai dengan

permintaan peneliti. Tujuan penyebaran kuesioner adalah

untuk mencari informasi yang lengkap mengenai suatu

masalah dari responden”.

Pada penelitian survai penggunaan kuesioner

merupakan hal yang pokok untuk mengumpulkan data.

Sebelum melakukan penyebaran kuesioner, penulis

menanyakan terlebih dahulu kepada calon responden,

apakah mereka siswa kelas XII SMA Labschool Rawamangun

Page 46: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

46

dan memiliki syarat Pemilih Muda atau tidak, jika

jawabannya tidak maka penulis mencari responden lain.

Jika jawabannya iya, maka penulis menanyakan apakah

anda pernah melihat dan membaca leaflet dan booklet Pemilu

2014. Jika jawabannya tidak, maka penulis mencari

responden lain. Jika jawabannya iya, maka penulis

mempersilahkan untuk melanjutkan pengisian kuesioner.

Pertama, responden mengisi karakteristik responden

kemudian melanjutkan mengisi daftar pernyataan yang

telah tersedia. Jenis kuesioner yang digunakan dalam

penelitian ini adalah tertutup, yaitu jawaban sudah

ditentukan terlebih dahulu dan responden tidak

diberikan kesempatan untuk memberikan jawaban lain agar

dapat dihitung secara kuantitatif.

3.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.2.1.1 Pengujian Validitas Alat Ukur

Page 47: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

47

Validitas adalah suatu alat ukur yang menunjukan

tingkat-tingkat keabsahan suatu alat ukur. Suatu

penelitian disebut valid bila terdapat kesamaan antara

data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya

terjadi pada objek yang diteliti Umar (2002, h. 105).

Menurut Suharsimi (2002, h. 144), valid berarti

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur yang

akan diukur. Uji validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukan tingkat kevalidan atau keabsahan suatu

instrumen.

Untuk menguji penelitan digunakan validitas isi.

Validitas isi merupakan jenis khusus yang menjawab

pertanyaan apakah keseluruhan isi definisi tercakup

dalam perangkap ukur yang digunakan. Pengujian

validitas dalam penelitian ini menggunakan uji analisis

faktor dengan melihat KMO 0.5 dan sig 0.05 dan nilai

daktor skor 0.5. Untuk nilai KMO dan faktor skor harus

diatas 0.5, sedangkan signifikan harus dibawah 0.05

yang akan dinyatakan valid.

Page 48: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

48

3.2.1.2 Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat ukur yang bila digunakan

beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan

menghasilkan data yang sama. Suatu alat ukur disebut

mempunyai reliabilitas tinggi, jika alat ukur itu

stabil dan dapat diandalkan, serta diamalkan. Suatu

alat ukur yang stabil tidak berubah-ubah pengukurannya

dan dapat diandalkan karena pengkuran alat ukur

tersebut berkali-kali akan memberikan hasil yang

serupa.

Pada penelitian ini reliabilitas yang digunakan

adalah Cronbach’s Alpa, yaitu pengukuran reliabilitas

dianggap handal jika koefisien minimum diatas 0.5

Kuesioner yang digunakan akan diuji dengan reliabilitas

dengan menggunakan analisis SPSS (Statistical Package for

Social Science 17.0). apabila diperoleh koefisien alpha

lebih besar dari 0.5 maka kuesioner yang digunakan

dianggap handal atau dapat dipercaya.

Page 49: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

49

3.3 Teknik Analisis Data

Untuk menjawab tujuan penelitian, data yang telah

terkumpul, kemudian diolah dan dianalisis dengan

melakukan pendekatan secara kuantitatif. Dalam

pendekatan kuantitatif, analisis data adalah proses

penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah

untuk dibaca dan diinterpretasikan. Setelah data

dikumpulkan dan dioleh, kemudian dibuat analisis-

analisis agar dapat ditarik kesimpulan yang sangat

berguna bagi pembuat keputusan sebagai dasar untuk

membuat keputusan-keputusan. Analisis data dalam

penelitian ini menggunakan dua metode, yaitu analisis

faktor dan analisis regresi linier sederhana.

Analisis faktor merupakan cara yang digunakan

untuk mengidentifikasi variabel-variabel dasar atau

faktor yang menerangkan pola hubungan dalam suatu

himpunan observasi. Analisi faktor pada prinsipnya

digunakan untuk mereduksi data, yaitu proses untuk

Page 50: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

50

meringkas sejumlah variabel menjadi lebih sedikit dan

menamakannya sebagai faktor. Faktor tersebut adalah

yang mendasari karakteristik variabel tersebut sehingga

variabel itu terkumpul menjadi satu faktor. Dengan

menerapkan analisis faktor berdasarkan kelompok

variabel yang relevan dengan dukungan substansi atau

teori yang tepat, faktor-faktor yang terbentuk dapat

dipertanggungjawabkan secara substansi dan statistik.

Tujuan analisis faktor adalah untuk menentukan

beberapa faktor sehingga data dari banyak variabel

dapat dijelaskan dan dipelajari berdasarkan data-data

faktor yang terpilih. Oleh karena itu, penerapan

analisis faktor ini memerlukan dukungan teori yang

tepat sehingga kelompok variabel relevan dan dapat

dipertanggungjawabkan secara substansi dan statistik.

Analisis kedua digunakan adalah analisis regresi

linier sederhana yang digunakan untuk menganalisis

hubungan secara linier antar variebel dependen dengan

variabel independen yang digunakan untuk memprediksi

Page 51: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

51

atau meramalkan suatu nilai variabel dependen

berdasarkan variabel independen.

Persamaan regresi linier sederhana adalah sebagai

berikut :

Y’ = a + bX

Keterangan :

Y’ = Nilai prediksi variabel dependen

a = Konstanta; nilai Y’ jika X = 0

b = Koefisien regresi, yaitu nilai peningkatan

atau penurunan variabel Y’ yang didasarkan

variabel X

X = Variabel independen

3.3.1 Hipotesis Statistik

Page 52: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

52

Ha : Ada hubungan antara media sosialisasi Komisi

Pemilihan Umum dengan kesadaran Pemilih Muda dalam

Pemilu 2014 siswa kelas XII SMA Labschool Rawamangun.

Daftar Pustaka

A. Buku

Abdurrachman, Oemi. (2001). Dasar-dasar Public Relations. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.

Ahmadi, Abu. (2003). Psikologi Umum. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Alma, Buchari. (2005). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. CV. Alphabeta.

Burger & Kellner (2003). Sosiologi Ditafsirkan Kembali : Esei tentang Metode dan Bidang Kerja. Penerjemah Hartono. Jakarta : LP3ES.

Cohen, Bruce J. (2003). Sosiologi : Suatu Pengantar. Penerjemah Sahat Simamora. Jakarta : Bina Aksara.

Page 53: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

53

Cutlip & Center & Broom. (2005). Effective Public Relations Merancang dan Melaksanakan Kegiatan Kehumasan dengan Sukses. Jakarta : INDEKS Kelompok Gramedia.

Iriantara & Surachman. (2006). Public Relations WritingPendekatan Teoritis Dan Praktis. Bandung : SimbiosaRekatama Media.

Jung, Carl Gustav. (2003). Memperkenalkan Psikologi Analisis : Pendekatan terhadap Ketidaksadaran. Penerjemah G. Cremers. Jakarta : Gramedia.

Kotler, Philip. (1992). Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Jakarta: Erlangga.

Krityantono, Rachmat. (2008). Public Relation Writing. Jakarta : Kencana Media Group.

Kusuma, Widjaja. (2000). Pengantar Psikologi. Jakarta :

Interaksara.

Kusumastuti, Frida. (2003). Dasar-dasar Humas.

Jakarta : Ghalia Indonesia.

Moenir, H. A. S. (2008). Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara.

Jefkins, Frank. (2002). Periklanan, Edisi Revisi, Penerjemah Haris Munandar. Jakarta : Erlangga.

Nugroho, Agung. (2005). Mertode Statistik Penelitian dengan SPSS. Yogyakarta : Andi.

Purnama, C.M . Lingga. (2004). Strategic Marketing Plan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Page 54: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

54

Rakhmat, Jalaludin. (2007). Psikologi Komunikasi.

Bandung : Remadja Karya.

Rangkuti, Fredy. (2010). Strategi Promosi Yang Kreatif & Analisis Kasus Integrated Marketing Communication. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Umum.

Ruslan, Rosady. (2006). Manajemen Public Relation & Media Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Hoeta Soehoet, A.M, Media Komunikasi. Jakarta : YayasanKampus Tercinta-IISIP.

Sistaningrum. (2002). Manajemen Penjualan Produk. Yogyakarta : Kanisius.

Sugiono. (2006). Statistik Untuk Penelitian. Bandung :

Alfabeta.

Suhandang, Kustadi (2004). Public Relations Perusahaan : Kajian, Program, dan Implementasi. Bandung : Yayasan Nuansa Cendekia.

Suryabrata, Sumadi. (2007). Psikologi Kepribadian. Jakarta :Rajawali Pers.

West & Turner. (2008). Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan Aplikasi. Penerjemah Natalia DamayantiMaer. Jakarta : PT Salemba Humanika.

Widjaja, H. A. W. (2008). Komunikasi dan Hubungan

Masyarakat. Jakarta : Andi Offset.

B. Kamus

Page 55: Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun

55

Tim Penyusun. (2008). Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisiketiga. Jakarta : Balai Pustaka.

C. Sumber Lain

Direktorat Pengolahan dan Penyediaan Informasi (2013).Bangga Menjadi Pemilih Pemula. Jakarta : Kementerian Komunikasi dan Informatika RI.

kpujakarta.go.id