1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan standar kebijakan dalam bernegara memberikan tuntutan kehidupaan politik yang sejalan dengan pertumbuhan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan Negara yang memiliki pemimpin terbaik dan pemerintahan yang bersih, guna menciptakan kesejahteraan bangsa. Dalam prosesnya, Negara demokrasi khususnya Indonesia memiliki sistem pemungutan suara (Pemilihan Umum) untuk menentukan Presiden. Pelaksanaannya dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Oleh karena itu penting bagi masyarakat Indonesia untuk menggunakan hak pilihnya dalam Pemilihan Umum. Pemilihan Umum (Pemilu) untuk menentukan Presiden, Wakil Presiden, DPR, DPD dan DPRD dilakukan lima tahun sekali secara berkala. Selain itu, KPU mempunyai tugas, wewenang dan kewajiban untuk
55
Embed
Pengaruh media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda SMA Labschool Rawamangun
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan standar kebijakan dalam bernegara
memberikan tuntutan kehidupaan politik yang sejalan
dengan pertumbuhan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dengan Negara yang memiliki pemimpin terbaik dan
pemerintahan yang bersih, guna menciptakan
kesejahteraan bangsa.
Dalam prosesnya, Negara demokrasi khususnya
Indonesia memiliki sistem pemungutan suara (Pemilihan
Umum) untuk menentukan Presiden. Pelaksanaannya
dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Oleh
karena itu penting bagi masyarakat Indonesia untuk
menggunakan hak pilihnya dalam Pemilihan Umum.
Pemilihan Umum (Pemilu) untuk menentukan
Presiden, Wakil Presiden, DPR, DPD dan DPRD dilakukan
lima tahun sekali secara berkala. Selain itu, KPU
mempunyai tugas, wewenang dan kewajiban untuk
2
mengoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan
semua tahapan Pemilu.
Banyaknya masyarakat Indonesia yang kurang
mengerti tentang tata cara Pemilu atau tahapan-tahapan
Pemilu membuat KPU lebih kreatif dalam menarik
masyarakat Indonesia untuk melakukan Pemilu. Dengan
berbagai program yang disebarkan melalui Komisi
Pemilihan Umum Daerah (KPUD), sehingga lebih efektif
diterima oleh masyarakat Indonesia yang berada di
pelosok dan dapat meningkatkan kesadaran untuk
melakukan Pemilu.
1Dari data yang diperoleh jumlah masyarakat
Indonesia yang memiliki syarat untuk melakukan Pemilu
2014, terdiri atas 80% pemilih dewasa, dan 20% pemilih
muda. Dalam presentase ini, pemilih muda memiliki
pengaruh yang besar terhadap proses Pemilu, sehingga
humas KPU harus meningkatkan sosialisasi agar pemilih
muda mengerti penting suara mereka dalam Pemilu.
3
Humas berperan aktif dalam mengkomunikasikan
suatu informasi, yang nantinya dapat diterima oleh
publiknya, salah satu kegitan komunikasi humas adalah
melalui sosialisasi. Sosialisasi dianggap memiliki
pengaruh khususnya dalam membangun kesadaran dan
pengetahuan khususnya pagi pemilih muda.
Menurut Cohen dalam terjrmahan Simamora (2003, h.
56) tujuan sosialisasi adalah:
1. Memberikan keterampilan yang dibutuhkan seseorangdalam kehidupan si tengah masyarakat.
2. Menanamkan nilai-nilai dan kepercayaan pokok yangada di masyarakat.
3. Mengembangkan kemampuan individu untuk berbicaradan berkomunikasi dengan baik.
4. Mengembangkan kemampuan individu untukmengendalikan diri sesuai fungsinya sebagaibagian dari masyarakat dengan seringnyamengoreksi perbuatan yang sudah dilakukan apakahitu benar atau salah.
Oleh karena itu, KPU selaku pelaksana Pemilu
berupaya memberikan sosialisasi kepada masyarakat
Indonesia, terutama pada pemilih muda untuk
menciptakan dan meningkatkan kesadaran melalui media
leaflet dan booklet berisi tentang tahapan-tahapan
4
Pemilu, sejarah Pemilu, syarat pemilih, dll dengan
bahasa sehari-hari yang dikhususkan untuk pemilih
muda. Sosialisasi yang dilakukan melalui media leaflet
dan booklet disebarkan ke SMA dan Universitas di
Indonesia, saat kegiatan “KPU Goes to School” atau “KPU
Goes to Campus”. SMA ataupun Universitas dalam kegiatan
tersebut dipilih oleh KPU, dimana hanya SMA dan
Universitas yang dianggap sebagai wakil dari pemilih
muda di wilayahnya. Di Jakarta, dipilihlah SMA
Labschool Rawamangun sebagai salah satu sekolah yang
dipilih dalam “KPU Goes to School”.
SMA Labschool Rawamangun yang berlokasi di Jl.
Pemuda , Komplek UNJ Rawamangun, terdiri dari 304
siswa berusia diatas 17 tahun, sehingga mereka
termasuk dalam pemilih muda. Sekolah ini dipilih
karena memiliki integritas yang tinggi dan memiliki
banyak kegiatan yang mendidik, diharapkan siswa/i yang
lulus mendapatkan masa depan yang menjanjikan.
5
1.2. Permasalahan
Dengan adanya perkembangan masyarakat Indonesia
dalam memperoleh informasi, maka KPU selaku pelaksana
Pemilu yang resmi didirikan oleh Pemerintah melakukan
orientasi dalam menciptakan dan meningkatkan kesadaran
masyarakat Indonesia untuk memilih. Dalam memberikan
informasi yang menarik, KPU berupaya dalam
mensosialisasikan tata cara Pemilu untuk Pemilih Muda
melalui booklet dan leaflet kepada siswa/siswi SMA
atau mahasiswa, sehingga dapat melakukan Pemilu dengan
baik.
Menurut Kayla siswa kelas XII SMA Labschool
Rawamangun, “Kegiatan ini bagus untuk memberikan
edukasi tentang Pemilu terhadap pemilih muda, booklet
dan leafletnya isinya lengkap, sehingga para pemilih
muda yang tidak mendapatkan seminar kaya gini
disekolahnya, bisa mendapatkan informasi lewat booklet
dan leafletnya.”
6
Sedangkan, menurut Sigit Pamungkas Komisioner
KPU, “Booklet dan leaflet ini sangat berguna sebagai
informasi pendukung untuk pemilih muda dalam
mendapatkan informasi tentang Pemilu. Karena 20%
pemilih merupakan pemilih muda, jadi diharapkan
booklet serta leaflet pemilih muda ini dapat
memberikan pengetahuan dan informasi tentang Pemilu
dan bahayanya Golput.”
Dari pernyataan-pernyataan diatas, penulis
menggunakan logika berfikir deduktif, karena penulis
mengambil fenomena yang timbul dari pernyataan-
pernyataan diatas. Dari jumlah masyarakat Indonesia
20% merupakan pemilih muda, sehingga suara dari
pemilih muda sangat berpengaruh terhadap kemajuan
Pemilu. Untuk memunculkan kesadaran dari para pemilih
muda, KPU melakukan berbagai hal salah satunya adalah
dengan pembuatan booklet dan leaflet khusus pemilih
muda.
7
Berdasarkan fenomena diatas, timbul pertanyaan
dalam diri penulis sebagai berikut :
1. Sejauhmana Pengaruh Media Sosialisasi Komisi
Pemilihan Umum Terhadap Kesadaran Pemilih Muda
dalam Pemilu 2014 Siswa Kelas XII SMA Labschool
Rawamangun?
2. Faktor isi media sosialisasi apa yang memiliki
pengaruh terhadap kesadaran siswa?
Berdasarkan latar belakang masalah diatas,
penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut :
“Sejauhmana Pengaruh Media Sosialisasi Komisi
Pemilihan Umum Terhadap Kesadaran Pemilih Muda dalam
Pemilu 2014 Siswa Kelas XII SMA Labschool Rawamangun?”
Dari rumusan masalah tersebut, maka judul
penelitian ini adalah :
“PENGARUH MEDIA SOSIALISASI KOMISI PEMILIHAN UMUM
TERHADAP KESADARAN PEMILIH MUDA DALAM PEMILU 2014
SISWA KELAS XII SMA LABSCHOOL RAWAMANGUN”
8
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh media
sosialisasi Komisi Pemilihan Umum terhadap
kesadaran pemilih muda dalam Pemilu 2014 siswa
kelas XII SMA Labschool Rawamangun.
2. Untuk mengetahui faktor media sosialisasi apa
yang memiliki pengaruh terhadap kesadaran Pemilih
Muda dalam Pemilu 2014.
1.4 Kegunaan Penelitian
Secara teoritis, penelitian ini mengaharapkan
dapat bermanfaat sebagai masukan bagi pengembangan
Ilmu Komunikasi khususnya Ilmu Humas mengenai media
sosialisasi terhadap kesadaran Pemilih Muda dalam
Pemilu.
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat
memberi masukan kepada KPU mengenai pengaruh media
sosialisasi terhadap kesadaran Pemilih Muda.
9
1.5 Sistematika Penelitian
Dalam rangka memudahkan penyusunan proposal
penelitian, maka sistematika penulisan sebagai berikut
:
Bab I Berisi Pendahuluan. Pada bab ini berisi
latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan
kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Berisi Tinjauan Pustaka dan Kerangka
Teori. Pada bab ini akan diuraikan mengenai tulisan
atau karya-karya yang telah membahas tentang tema
sesuai dengan penelitian ini. Di samping itu, akan
diuraikan tentang kerangka pemikiran yang menjadi
landasan konseptual dalam penyusunan proposal ini,
sehingga memperoleh hasil maksimal.
Bab III Berisi Prosedur Penelitian. Pada bab ini
akan dijelaskan mengenai metode penelitian, bahan
penelitian, populasi dan sampel, oprasional variabel,
teknik pengumpulan data, uji validitas dan reabilitas,
dan rencana analisis data.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teori
Untuk menjawab masalah penelitian ini, dalam bab
ini akan menjelaskan dan menguraikan konsep-konsep
yang berkaitan dengan masalah penelitian pengaruh
media sosialisasi terhadap Pemilih Muda. Konsep-konsep
yang berkaitan dengan rumusan masalah sebagai
berikut :
2.1.1 Humas
2.1.2 Pengaruh Media Sosialisasi (Leaflet dan
Booklet)
11
2.1.3 Kesadaran
2.1.4 Pemilih Muda
2.1.1 Humas
Menurut Frank Jefkins dalam terjemahan Munandar
(2002, h. 10), PR atau Humas adalah : “Semua bentuk
komunikasi yang terrencana, baik itu ke dalam maupun
ke luar, antara suatu organisasi dengan semua
khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan
spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian”.
Sedangkan, Cutlip, Center, & Broom dalam buku
edisi Bahasa Indonesia (2005, h. 4) mengungkapkan
bahwa, “Hubungan Masyarakat merupakan fungsi manajemen
yang mengevaluasi sikap masyarakat, mengenali
kebijakan
7dan prosedur individu atau organisasi dalam
kepentingan masyarakat, dan
merencanakan serta melaksanakan program tindakan untuk
mendapatkan pengertian dan penerimaan masyarakat”.
12
Dari dua pendapat diatas menjelaskan bahwa Humas
merupakan kegiatan kedalam dan keluar perusahaan, yang
berfungsi mengevaluasi sikap masyarakat dan mampu
memberikan arahan serta masukan kepada pemimpin
organisasi, untuk mendapatkan pengertian dan dukungan
publik.
Menurut Kusumastuti (2003, h.20) Humas pada
hakikatnya adalah
Aktifitas, maka sebenarnya tujuan Humas dapatdianalogikan dengan tujuan komunikasi, yakniadanya penguatan dan perubahan kognisi, afeksi,dan perilaku komunikannya. Bila kita bawa ke dalamtujuan Humas, maka tujuan Humas adalah terjaga danterbentuknya kognisi, afeksi, dan perilaku positifpublik terhadap organisasi/lembaga.
Dari pendapat di ata penulis memahami bahwa
tujuan Humas sama halnya dengan tujuan komunikasi,
yaitu membentuk aspek kognisi, afeksi, dan perilaku
positif publik terhadap organisasi/lembaga. Bertujuan
untuk menciptakan pengetahuan, pengertian, pemahaman,
kesadaran dan dukungan dari berbagai pihak yang
menjadi tujuan perusahaan.
13
Menurut Kriyantono (2008, h. 6) hubungan
masyarakat adalah
Fungsi manajemen dalam melaksanakan kegiatankomunikasi, informasi antara perusahaan danpubliknya, maka pada dasarnya tujuan humas adalahtujuan komunikasi. Tujuan tersebutdiimplementasikan ke dalam program humas, makaperlu didukung oleh media humas. Disinilah peranhumas harus mempunyai kemampuan menulis dan membuatinformasi di media humas.
Humas merupakan fungsi manajemen dalam
melaksanakan kegiatan komunikasi, memberikan informasi
antara perusahaan dan publiknya, maka pada dasarnya
tujuan humas adalah tujuan komunikasi yang
diimplementasikan ke dalam program humas melalui media
humas.
Menurut Kriyantono (2008, h. 5-17), Tujuan
Public Relation antara lain,
Menciptakan pemahaman publik, membangun citrakorporat (CorporateImage), membangun opini publik yang favorable sertamembentuk goodwill dan kerja sama. Menciptakanpemahaman publik dimaksudkan berupaya menciptakansaling pengertian antara perusahaan dan publiknya,melalui kegiatan-kegiatan komunikasi diharapkan terjadikondisi kecukupan informasi antara perusahaan danpubliknya. Membangun citra korporat merupakan
14
gambaran yang ada dalam benak publik tentangperusahaan yang menyangkut pelayanannya, kualitasproduk, budaya perusahaan, prilaku perusahaan, atauprilaku individu-individu dalam perusahaan yangpasa akhirnya persepsi akan mempengaruhi sikappublik. Membentuk opini publik yang Favorablemerupakan ekspresi publik mengenai persepsi dansikapnya terhadap perusahaan. Membentuk Goodwilldan kerja sama, menjelaskan sudah terciptanyajalinan kerja sama dalam bentuk prilaku tertentuyang mendukung keberhasilan perusahaan.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
tujuan Public Relation adalah Menciptakan pemahaman
publik, membangun citra korporat (Corporate Image),
membangun opini publik yang favorable serta membentuk
goodwill dan kerja sama.
Menurut Cutlip & Center, and Canfield dalam buku
Ruslan (2006, h. 19) fungsi public relation dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Menunjang aktivitas utama manajemen dalammencapai tujuan bersama (fungsi melekat padamanajemen lembaga/organisasi).
2. Membina hubungan yang harmonis antarabadan/organisasi dengan publiknya yang merupakankhalayak sasaran.
3. Mengidentifikasi segala sesuatu yangberkaitan dengan opini, persepsi dan tanggapanmasyarakat terhadap badan/organisasi yangdiwakilinya atau sebaliknya.
15
4. Melayani keinginan publiknya dan memberikansumbang saran kepada pimpinan manajemen demitujuan dan manfaat bersama.
5. Menciptakan komunikasi dua arah timbalbalik, dan mengatur arus informasi, publikasiserta pesan dari badan/organisasi ke publiknyaatau sebaliknya, demi tercapainya citra positifbagi kedua belah pihak.Dari penjelasan di atas penulis memahami bahwa,
Humas berfungsi mengadakan hubungan yang efektif
antara perusahaan dengan publiknya, menunjang
aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan
bersama, melayani keinginan publik, dan menciptakan
komunikasi dua arah timbal balik demi tercapai citra
positif bagi kedua belah pihak.
Adapun ruang lingkup atau tugas Humas dalam
sebuah organisasi lembaga, menurut Ruslan (2006, h.
23), antara lain meliputi aktifitas sebagai berikut :
1. Membina hubungan ke dalam (public internal).Yang dimaksud dengan publik internal adalahpublik yang menjadi bagian dariunit/badan/perusahaan/organisasi itu sendiri.Seorang PR harus mampu mengidentifikasi ataumengenali hal-hal yang menimbulkan gambarannegatif di dalam masyarakat, sebelum kebijakanitu dijalankan oleh organisasi.
2. Membina hubungan ke luar (public external)Yang dimaksud dengan publik eksternal adalahpublik umum (masyarakat). Mengusahakan tumbuhnya
16
sikap dan gambaran publik yang positif terhadaplembaga yang diwakilinya.
Penulis memahami penjelasan di atas bahwa tugas
Humas meliputi aktifitas menjalin hubungan ke dalam
(public internal), dan hubungan ke luar (public external).
Media Humas menurut Kriyantono (2008, h.28)
adalah
“Alat-alat kegiatan untuk dapat melakukanpekerjaannya dalam menyampaikan informasi. Mediainternal humas seperti news letters, dan majalah.Media eksternal humas seperti press release, pressconference, press tours, media gathering, media promotion (leaflet,booklet), dan annual report.” News letters adalah mediatulisan yang biasa digunakan untuk internal daneksternal publik. Press release adalah berita tentangperusahaan kepada media. Press conference adalahmenyampaikan informasi tentang perusahaan secaralangsung mengundang wartawan. Press tour adalahmengundang wartawan untuk berkunjung ke perusahaan.Media gathering adalah mengumpulkan media dalam sebuahforum. Media promotion adalah menyampaikan informasikepada publik. Annual report adalah produk tulisanyang bertujuan menyediakan informasi mengenai data-data financial dan deskripsi tentang kegiatanoperasional perusahaan.
Media humas terdiri dari media internal seperti
news letters dan majalah serta media eksternal seperti
press release, press conference, press tour, media gathering, media
17
promotion (leaflet, booklet), dan annual report. Media ini
bertujuan untuk menyampaikan informasi.
Mengenai tujuan dari External Public Relation menurut
Oemi Abdurrachman adalah : “Untuk mengeratkan hubungan
dengan orang-orang di luar badan/instansi hingga
terbentuklah opini publik yang favorable terhadap
badan itu”.
Tujuan penyebaran informasi menurut West & Turner
dalam terjemahan Maer (2008, h. 349), adalah untuk
mengurangi ketidak jelasan yang muncul dalam penyebaran
informasi, hal yang dapat dilakukan adalah :
1.Menciptakan lingkungan (Entactment) yang merujukkepada bagaimana informasi akan diterima dandiinterpretasikan.
2.Menginterpretasikan dengan memilih metode terbaikuntuk mendapatkan informasi.
3.Pengulangan (retensi) merupakan proses yangmenekankan pada hal-hal kecil dengan mendasarkanpada ingatan kolektif dan memungkinkan oranguntuk mencapai tujuan.
pemberitahuan kepada khalayak sebagai calon pemilih
mengenai informasi tentang Pemilu 2014 yang ditawarkan
oleh KPU melalui media sosialisasi berupa leaflet dan
booklet.
Kegiatan Humas melalui media sosialisasi
bertujuan mencapai sasaran yang diharapkan yaitu
kesadaran Pemilih Muda untuk melakukan Pemilu 2014.
Oleh karena itu, Humas hendaknya mampu memilih media
sosialisasi yang efektif serta tepat sehingga tujuan
yang diinginkan dapat tercapai.
2.1.2 Pengaruh Media Sosialisasi
Dalam melakukan fungsi sebagai humas eksternal,
KPU memberikan media sosialisasi sebagai alat untuk
menciptakan kesadaran bagi masyarakat Indonesia agar
mengetahui segala hal tentang Pemilu. Menurut
Kriyantono (2010, h. 69), “Media adalah penyebarluasan
informasi dari komunikator kepada komunikan. Media
digunakan dalam komunikasi apabila komunikan berada
20
ditempat yang jauh dari komunikator dan/atau jumlahnya
banyak”.
Media berfungsi sebagai sarana penyebar pesan
yang ingin disampaikan oleh komunikator kepada
komunikan serta media dapat sigunakan berkomunikasi
pada tempat yang jauh dan atau jumlahnya banyak dalam
proses penyampaian informasi dari komunikator ke
komunikan.
Menurut Soekanto (2009, h. 157), “Sosialiasasi
adalah proses mengkomunikasikan kebuadayaan kepada
warga masyarakat yang baru”.
Sedangkan menurut Berger dalam terjemahan Hartono
(2003, h. 180), “Sosialisasi adalah suatu proses
dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma
dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan
membentuk kepribadiannya”.
Penulis menyimpulkan bahwa media soasialisasi
adalah penyerbaran pesan atau informasi yang
disampaikan oleh komunikator kepada komunikan yang
21
bertujuan untu mengkomunikasikan kebuadayaan baru
sebagai norma-norma dalam membentuk kepribadiannya.
Tujuan dari media sosialisasi menurut
Sistaningrum (2002, h. 98), “Ada empat hal, yaitu
memperkenalkan diri, membujuk, modifikasi dan
membentuk tingkah laku serta mengingatkan kembali”.
Sedangkan menurut Tjiptono (2005, h. 21) tujuan
media sosialisasi adalah, “Menginformasikan
(informing), mempengaruhi dan membujuk (persuading)
serta mengingatkan (reminding)”.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulakn bahwa
tujuan dari media sosialisasi adalah memperkenalkan
diri, membujuk, modifikasi dan membentuk tingkah laku
serta mengingatkan kembali dalam pelaksanaannya.
Jika dihubungkan dengan pokok penelitian, KPU
menggunakan sarana media leaflet dan booklet sebagai media
sosialisasi yang dianggap cocok untuk memberikan efek
positif terhadap masyarakat Indonesia khususnya
Pemilih Muda dalam melakukan Pemilu di tahun 2014
mendatang.
22
1. Leaflet
Iriantara & Surachman (2006, h. 158) menjelaskan,
“Karena umumnya leaflet berukuran kecil, informasi atau
pesan yang akan disampaikan pun relatif terbatas.
Hanya menyampaikan pokok persoalan saja, sehingga
kurang mengandung kedalaman informasi. Dapat
dikatakan, leaflet hanya sebagai pendukung sarana
penyampai informasi dan pesan dalam bentuk lainnya”.
Mengenai bentuk fisik leaflet Iriantara &
Surachman (2006, h. 158) menjelaskan, “Meskipun
umumnya leaflet berukuran kecil, namun dapat dikembangkan
ke dalam ukuran kertas A4 hingga A1, bahkan ukuran
billboard. Disamping itu, dapat juga menjadi dasar
rancangan situs di internet”.
Jika dikaitkan dengan pokok penelitian maka
bentuk fisik dari leaflet “Pemilih Muda Cerdas
Berdemokrasi” sebagai berikut :
Warna cover : Berwarna
Format ukuran : 9,8cm x 15cm
23
Letak logo : Terdapat dibagian tengah
atas
Isi pesan : Berisi tentang materi-
materi seperti : Pilar Demokrasi, Tahapan-tahapan
Pemilu, Sejarah Pemilu, Penyelenggaraan Pemilu
2014, Sistem Pemilu, dan Syarat Pemilih.
2. Booklet
Soehoet (2003, h. 35-36), menjelaskan booklet
Dalam Pameran, berarti “bahan keterangan atau
penerangan tercetak berbentuk buku kecil untuk
dibagikan atau disebarkan kepada umum”.
Difinisi di atas dapat disimpulkan, Booklet
berarti sebuah bahan keterangan terbuat dari bahan
catakan berupa buku yang berukuran kecil terdiri dari
lembaran-lembaran.
Sedangkan, bentuk fisik dari booklet “Bangga
Menjadi Pemilih Pemula” sebagai berikut :
Warna cover : Berwarna
Format ukuran : 11cm x 17,8cm
24
Isi pesan : Berisi tentang materi-materi
seperti : Suaraku Penting, Kiat Jitu jadi Pemilih
Cerdas, Do’s and Don’ts Buat Kita, Klik Nih, Situs
Info Pemilu 2014, Coblos!!!, dan Referensi.
Berdasarkan beberapa data yang didapat langsung,
penulis tertarik ingin mengetahui Pengaruh Media
Sosialisasi Komisi Pemilihan Umum Terhadap Kesadaran
Pemilih Muda dalam Pemilu 2014 Siswa Kelas XII SMA
Labschool Rawamangun.
Untuk mengetahui faktor pengaruh media
sosialisasi dalam menyebarluaskan informasi mengenai
Pemilu 2014 kepada Pemilih Muda, penulis mengutip
pendapat Schramm dalam Abdurrachman (2001, h. 71)
bahwa, “Komunikator harus berusaha terlebih dahulu
membangkitkan perhatian komunikan terhadap usaha-usaha
komunikator. Bila perhatian komunikan sudah bangkit,
komunikator harus berusaha untuk menggerakan komunikan
agar ia berbuat atau bertindak seperti yang diharapkan
oleh komunikator”.
25
Berdasarkan pendapat di atas penulis sependapat
bahwa dalam usaha menggerakkan komunikan untuk
bertindak atau berperilaku harus terlebih dahulu
membangkitkan perhatiannya. Dengan adanya perhatian
komunikan terhadap usaha-usaha dari komunikator, maka
akan menggerakkan komunikan untuk bertindak atau
berperilaku seperti yang diharapkan komunikator.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesadaran
berdasarkan isi media, dikemukakan oleh Kotler (1992,
h. 254), “Bahwa untuk memformulasikan pesan memerlukan
pemecahan atas empat masalah yang terdiri dari : apa
yang dikatakan (isi pesan), bagaimana mengatakannya
secara logis (struktur pesan), bagaimana mengatakannya
secara simbolis (format pesan), dan siapa yang
seharusnya mengatakannya (sumber pesan)”.
Jika dikaitkan dengan paenelitian, penulis
menyimpulkan bahwa isi pesan, stuktur pesan, format
pesan, dan sumber pesan berpengaruh dalam mempengaruhi
kesadaran siswa kelas XII SMA Labschool Rawamangun.
Isi pesan yang terdapat pada booklet dan leaflet berisi
26
tentang pemahaman dan pengetahuan tentang Pemilu
dengan struktur dan format pesan yang informatif
dengan bahasa sehari-hari, sehingga dapat dimengerti
oleh Pemilih Muda. Sumber pesan pun terpercaya, karena
dalam booklet dan leaflet tersebut banyak mengutip kalimat-
kalimat dari pejabat KPU yang terkait.
2.1.3 Kesadaran
Menurut Suryabrata (2007, h. 158-161) :
Kesadaran mempunyai dua komponen pokok yaitufungsi jiwa dan sikap jiwa yang masing-masingmempunyai peranan penting dalam orientasi manusiadalam dunianya. Fungsi jiwa ialah suatu bentukaktivitas kejiwaan yang secara teori tiada berubahdalam lingkungannya yang berbeda-beda. Sedangkansikap jiwa adalah arah daripada energi psikis umumatau libido, yang menjelma dalam bentuk orientasimanusia terhadap dunianya. Arah aktivitas energipsikis itu dapat ke luar ataupun ke dalam, dandemikian pula arah orientasi manusia terhadapdunianya. Dapat ke luar ataupun ke dalam.
Penulis menyimpulkan bahwa kesadaran mempunyai
dua komponen pokok yaitu fungsi jiwa dan sikap jiwa.
Fungsi jiwa merupakan bentuk aktivitas kejiwaan tanpa
ada perubahan walaupun lingkungan berbeda-beda.
27
Sedangkan sikap jiwa merupakan arah energi psikis yang
menjelma menjadi orientasi terhadap dunianya.
Menurut Jung (2003, h. 101), Kesadaran adalah,“Suatu tingkat kesiagaan individu pada saat initerhadap stimulus internal dan eksternal, yaituterhadap peristiwa-peristiwa lingkungan dari sensasitubuh, memori dan pikiran. Pengertian lainnya adalahkemampuan individu mengadakan hubungan denganlingkungan serta diri sendiri (melalui pancainderanya) dan mengadakan pembatasan terhadaplingkungan serta diri sendiri ( melalui perhatian)”.
Dari penjelasan di atas, penulis memahami bahwa
kesadaran merupakan tingkat kesiagaan individu saat
ini terhadap stimulus internal dan eksternal yang
berkemampuan untuk berhubungan dengan lingkungannya
serta diri sendiri (perhatian).
Selanjutnya mengenai kesadaran, menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2008, h. 1999) adalah,
“Keinsafan dan keadaan mengerti”.
Penulis memahami definisi di atas bahwa kesadaran
merupakan keadaan mengerti, merasa tahu akan sesuatu
hal.
28
Menurut Kusuma (2000, h. 343) kesadaran adalah,
“Tingkat kesiagaan individu pada saat ini terhadap
stimuli eksternal dan internal, artinya, terhadap
peristiwa-peristiwa lingkungan dan sensasi tubuh,
memori, dan pikiran”.
Penulis memahami pendapat diatas bahwa kesadaran
sebagai kesiagaan individu saat menerima stimuli
(rangsangan) baik internal maupun ekternal, tetapi
juga saat kita mencoba mengendalikan diri kita sendiri
dan lingkungan.
Kusuma (2000, h. 343) membagi fungsi kesadaran
menjadi dua, yaitu : “(1) pemantauan diri sendiri dan
lingkungan sehingga persepsi, memori, dan proses
berpikir direpresentasikan dalam kesadaran, dan (2)
mengendalikan diri sendiri dan lingkungan sehingga
kita mampu memulai dan mengakhiri aktivitas perilaku
dan kognitif”.
Dari uraian di atas, penulis memahami bahwa
fungsi kesadaran ada dua yakni memantau diri sendiri
dan lingkungan sehingga menyadari apa yang terjadi di
29
dalam tubuh dan si sekeliling dan mengendalikan
tindakan sehingga berkoordinasi dengan peristiwa-
peristiwa di dunia luar.
Menurut Moenir (2008, h. 89) kesadaran adalah,
“Suatu proses berfikir melalui metode renungan,
pertimbangan dan perbandingan, sehingga menghasilkan
keyakinan, ketenangan, ketetapan hati dan keseimbangan
dalam jiwanya sebagai pangkal tolak untuk perbuatan
dan tindakan yang akan dilakukan kemudian”.
Dari penjelasan di atas, penulis memahami bahwa
kesadaran adalah proses berfikir melalui renungan,
pertimbangan dan perbandingan, sehingga menghasilkan
keyakinan, ketenangan, ketetapan hati dan keseimbangan
dalam jiwanya sebagai pangkal tolak untuk bertindak
dan melakukan apa yang ingin dilakukan kemudian.
Berdasarkan penjelasan di atas bila dihubungkan
dengan masalah pokok penelitian ini, kesadaran itu
tumbuh karena proses berfikir melalui renungan,
pertimbangan dan perbandingan, sehingga menghasilkan
keyakinan, ketenangan, ketetapan hati dan keseimbangan
30
dalam jiwanya. Setelah itu, secara sukarela menyadari
dan melakukan tugas dan tanggung jawabnya. Tugas dan
tanggung jawab masyarakat Indonesia adalah memilih
Presiden, Wakil Presiden, DPR, DPD dan DPRD. Dalam hal
ini lebih ditekankan kepada Pemilih Muda yang
statusnya adalah pemilih-pemilih pemula melalui media
sosialisasi, yang diharapkan mampu meningkatkan
kesadaran mereka untuk mengetahui pentingnya
kontribusi mereka dalam memajukan Negara Indonesia.
2.1.4 Pemilih Muda
Pemilih Muda menurut Rizkiyansyah dalam Kominfo
(2013, h. 20) adalah “Pemilih yang untuk pertama
kalinya memiliki kesempatan memilih dalam pemilu.
Rentang usianya antar 17-21 tahun. Pemilih muda
terdiri atas pelajar, mahasiswa, dan pemuda”.
.
Berdasarkan kpujakarta.go.id, arti pentingpendidikan Pemilih Muda , “Karena belum punyapengalaman memilih dalam pemilu, pada umumnya banyakdari kalangan mereka yang belum mengetahui berbagaihal yang terkait dengan pemilihan umum. Misalnya untuk
31
apa pemilu diselenggarakan, apa saja tahapan pemilu,siapa saja yang menjadi peserta pemilu, apa sajasyarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadipeserta pemilu, siapa saja yang boleh memilih dalampemilu, apa itu partai politik dan sebagainya. Merekajuga tidak tahu bahwa suaranya sangat berarti bagiproses politik di negaranya. Bahkan tidak jarangmereka enggan berpartisipasi dalam pemilu dan memilihikut-ikutan tidak mau menggunakan hak pilihnya aliasgolongan putih (golput)”.
Bila dihubungkan dengan masalah pokok penelitian
ini, kesadaran Pemilih Muda melalui media sosialisasi
yang dilakukan oleh KPU adalah membangun pengertian
penting untuk melakukan kontribusi dalam memilih
Presiden, Wakil Presiden, DPR, DPD dan DPRD.
32
2.2 Kerangka Pemikiran
Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Kabag Teknis dan Hupmas PR
Kasubbag Sosialisasi (Humas Eksternal)
Penyebaran Informasi
Media Sosialisasi (Leaflet & Booklet)
1. Isi pesan
2. Struktur pesan
3. Format pesan
4. Sumber pesan
Kesadaran
1. Renungan
2. Pertimbangan
33
3. Perbandingan
Pemilih Muda
2.3 Hipotesis
Berdasarkan uraian yang dijabarkan pada kerangka
teori maka penulis menyusun hipotesis penelitian
sebagai berikut :
Ho = Media sosialisasi tidak mempengaruhi kesadaran
Pemilih Muda.
Ha = Media sosialisasi mempengaruhi kesadaran Pemilih
Muda.
Dengan variabel :
X
Y
34
X (variabel bebas ) = Pengaruh media sosialisasi.
Y (varibel tidak bebas) = Kesadaran.
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
3.1.1 Paradigma Penelitian
35
Menurut Sugiono (2008, h. 42), “Paradigma
penelitian adalah pola hubungan antar variabel yang
akan diteliti, selain itu. Sugiono (2008, h. 42) juga
mengartikan, “Paradigma sebagai pola pikiran yang
menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti
dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk
merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan
teknik analisis statistic yang akan digunakan. Penulis
memahami bahwa paradigma penelitian adalah pola pikian
yang menunjukan hubungan antar variabel yang ingin
diteliti lewat penelitian”.
Untuk menjawab penelitian yang berjudul “Pengaruh
Media Sosialisasi Komisi Pemilihan Umum Terhadap
Kesadaran Pemilih Muda dalam Pemilu 2014 Siswa Kelas
XII SMA Labschool Rawamangun”, penulis menggunakan
paradigma positivistik. Penelitian kuantitatif dan
positivistik, dilandasi pada suatu asumsi bahwa suatu
gejala dapat diklasifikasikan dan hubungan gejala
bersifat kasual (sebab akibat).
36
23
3.1.2 Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang dipakai untuk meneliti pengaruh
media sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda
dalam Pemilu 2014 siswa kelas XII SMA Labschool
Rawamangun adalah pendekatan kuantitatif. Kriyantono
(2008, h. 39) berpendapat bahwa, “Pendekatan
kuantitatif merupakan, hasil pengukuran atau observasi
dinyatakan dengan satuan dan angka-angka tertentu”.
Selain itu, Kriyantono (2008, h. 55) juga mengartikan,
“Riset kuantitatif adalah penelitian yang menggambarkan
suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan”.
Bila dikaitkan dengan penelitian ini, penulis
ingin mencari tahu sebab-akibat mengenai pengaruh media
sosialisasi KPU terhadap kesadaran Pemilih Muda dalam
Pemilu 2014 siswa kelas XII SMA Labschool Rawamangun.
37
3.1.3 Metode Penelitian
Dalam pendekatan kuantitatif tersebut, penulis
akan menggunakan metode survai. Penulis menggunakan
metode survai untuk mendapatkan data yang valid dan
kongkret mengenai pengaruh media sosialisasi Komisi
Pemilihan Umum terhadap kesadaran Pemilih Muda dalam
Pemilu 2014 siswa kelas XII SMA Labschool Rawamangun.
Survai adalah metode penelitian kuantitatif yang di
dalam proses pengumpulan datanya menggunakan kuesioner
yang berisikan daftar pertanyaan yang mengukur
variabel-variabel, hubungan antar variabel atau
pengalaman dan opini dari responden. Menurut
Singarimbun (2008, h. 3), “Survai adalah penelitian
yang mengambil sampel dari satu populasi dan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data
yang pokok. Unit analisa dalam penelitian survai adalah
individu”. Menurut Kriyantono (2008, h. 59), “Survai
adalah metode riset dengan menggunakan kuesioner
sebagai instrumen pengumpulan datanya”.
38
Kuesioner diajukan penulis dengan menyerahkan
daftar pernyataan yang diisi sendiri oleh siswa kelas
XII SMA Labschool Rawamangun. Bila dikaitkan dengan
masalah, penelitian ini menggunakan metode penelitian
survai untuk mengetahui sejuhmana pengaruh media
sosialisasi Komisi Pemilihan Umum terhadap kesadaran
Pemilih Muda dalam Pemilu 2014 siswa kelas XII SMA
Labschool Rawamangun.
3.1.4 Sifat Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode
survai. Ada dua bentuk utama dalam metode penelitian
survai, yaitu survai deskripsi dan eksplanatif. Survai
eksplanatif terbagi lagi menjadi dua, yaitu survai
komparatif dan survai asosiatif.
Menurut Kriyantono (2008, h. 59),
Survai deskriptif yang biasanya digunakan untukmenggambarkan populasi yang sedang diteliti. Survaieksplanatif (analitik) biasanya digunakan bilaperiset ingin mengetahui mengapa situasi ataukondisi tertentu terjadi atau apa yang mempengaruhiterjadinya sasuatu. Jenis survai eksplanatif dibagi
39
menjadi dua jenis, yaitu, komparatif yang bermaksudmembuat perbandingan antar variabel and asosiatifyang bermaksud untuk menjelaskan hubungan antarvariabel.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini masuk
ke dalam jenis survai eksplanatif (analitik) asosiatif.
Penelitian ini bermaksud untuk menjelaskan hubungan
(kolerasi) antar variabel, dimana penelitian ini ingin
mengetahui apakah ada hubungan antar variabel pengaruh
media sosialisasi dengan kesadaran Pemilih Muda pada
siswa kelas XII SMA Labschool Rawamangun.
3.1.5 Bahan Penelitian dan Unit Analisis
Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini terdiri dari subyek dan objek penelitian. Subjek
dalam penelitian ini adalah leaflet dan booklet.
Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah Pemilih
Muda.
Menurut Nugroho (2005, h. 13), “Unit analisis
dalam penelitian adalah unit yang sama dengan
40
observasi, unit atau elemen observasi adalah
individu/rumah tangga/kelompok yang dapat memberikan
keterangan tentang yang ingin diamati atau dipelajari
oleh seorang peneliti”.
Jadi, unit analisis merupakan unit yang diteliti
atau dianalisa dalam sebuah penelitian. Unit analisa
pada penelitian ini adalah individu yang merupakan
siswa kelas XII SMA dan memenuhi syarat Pemilih Muda.
3.1.6 Populasi dan Sampel
Menurut Singarimbun (2006, h. 152), “Populasi atau
universe adalah, Jumlah keseluruhan dari unit analisa
yang ciri-cirinya akan diduga”.
Berdasarkan penjelasan tersebut populasi merupakan
jumlah seluruh unit yang hendak dianalisis dan ciri-
cirinya akan dapat diduga.
Populasi menurut Sugiono (2006, h. 57) adalah,
“Wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
41
subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Dalam penelitian ini, populasi yang penulis ambil
adalah siswa kelas XII SMA Labschool Rawamangun, yang
statusnya memiliki syarat disebut sebagai Pemilih Muda.
Menurut Nugroho (2005, h. 113) mengenai, “Ukuran
sampel bahwa suatu teorema unit sentral yang menyatakan
statistik rata-rata mempunyai distribusi normal untuk
ukuran sampel yang mendekati tak terhingga, dan
prakteknya teorema limit sentral yang dapat diterapkan
untuk ukuran sampel minimal 30”.
Bila dikaitkan dengan masalah pokok penelitian,
maka penulis menentukan sampel yang diambil dari orang-
orang memiliki status siswa kelas XII SMA Labschool
Rawamangun sebanyak 30 responden, yang dianggap dapat
mewakili untuk dijasikan responden dan dapat dianalisis
dengan data statistik.
42
Untuk menentukan sampel yang dipakai, penulis
menggunakan teknik pengambilan sampel probability
sampling dengan purposive sampling. Pengertian teknik
pengambilan probability sampling itu sendiri menurut
Istijanto (2008, h. 113) adalah, “teknik sampling yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur
(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel”. Jadi penelitian ini hanya memberikan peluang
pada populasi tertentu yaitu siswa kelas XII SMA
Labschool Rawamangun yang mengetahui media sosialisasi
KPU tentang Pemilu 2014, karena jika siswa-siswa
tersebut sudah mengetahui media sosialisasi tersebut
akan mempengaruhi kesadaran untuk melakukan Pemilu.
3.1.7 Hipotesis Riset
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
hipotesis karena penulis menghubungkan variabel
pengaruh media sosialisasi Komisi Pemilihan Umum
terhadap kesadaran Pemilih Muda dalam Pemilu 2014 siswa
43
kelas XII SMA Labschool Rawamangun, maka hipotesis yang
penulis simpulkan adalah sebagai berikut :
H1 : Media sosialisasi mempunyai pengaruh terhadap
kesadaran.
3.1.8 Operasionalisasi Variabel
Menurut Rakhmat (2005, h. 12), “Operasionalisasi
merupakan mengukur suatu konsep yang abstrak menjadi
konstruk yang dapat diukur”.
Untuk dapat mengukur variabel, maka penulis
menggunakan variabel penelitian sebagai berikut : X
(Media sosialiasai KPU) – Y (Kesadaran Pemilih Muda).
Penulis menggunaka skala likert 1 – 6 tingkat terdiri
dari sangat setuju, setuju, cukup setuju, kurang
setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju. Keenam
penelitian tersebut diberi bobot sebagai berikut :
1. Sangat setuju diberi bobot = 6
2. Setuju diberi bobot = 5
44
3. Cukup setuju diberi bobot = 4
4. Kurang setuju diberi bobot = 3
5. Tidak setuju diberi bobot = 2
6. Sangat tidak setuju diberi bobot = 1
Variabel Dimensi Indikator
X = MediaSosialisasi(Independen
)
1. Isi Pesan Informasi didalam media
2. Struktur Pesan
Gaya bahasa dalam media
3. Format Pesan
Simbol-simbol atau gambardalam media
4. Sumber Pesan
Narasumber dari informasididalam media
Y =Kesadaran(Dependen)
1. Renungan Respon dari proses berfikir.
2.
Pertimbangan
Timbul dari adanya berbagai faktor yang mempengaruhi.
3.
Perbandingan
Adanya pilihan lain yang nilainya setara.
45
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data ialah cara-cara yang
digunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Dalam
memperoleh data untuk penelitian ini penulis
menggunakan kuesioner untuk mendapatkan data promer.
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
Menurut Ridwan (2009, h. 71), “Kuesioner atau angket
adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang
lain yang bersedia memberikan respon sesuai dengan
permintaan peneliti. Tujuan penyebaran kuesioner adalah
untuk mencari informasi yang lengkap mengenai suatu
masalah dari responden”.
Pada penelitian survai penggunaan kuesioner
merupakan hal yang pokok untuk mengumpulkan data.
Sebelum melakukan penyebaran kuesioner, penulis
menanyakan terlebih dahulu kepada calon responden,
apakah mereka siswa kelas XII SMA Labschool Rawamangun
46
dan memiliki syarat Pemilih Muda atau tidak, jika
jawabannya tidak maka penulis mencari responden lain.
Jika jawabannya iya, maka penulis menanyakan apakah
anda pernah melihat dan membaca leaflet dan booklet Pemilu
2014. Jika jawabannya tidak, maka penulis mencari
responden lain. Jika jawabannya iya, maka penulis
mempersilahkan untuk melanjutkan pengisian kuesioner.
kemudian melanjutkan mengisi daftar pernyataan yang
telah tersedia. Jenis kuesioner yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tertutup, yaitu jawaban sudah
ditentukan terlebih dahulu dan responden tidak
diberikan kesempatan untuk memberikan jawaban lain agar
dapat dihitung secara kuantitatif.
3.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas
3.2.1.1 Pengujian Validitas Alat Ukur
47
Validitas adalah suatu alat ukur yang menunjukan
tingkat-tingkat keabsahan suatu alat ukur. Suatu
penelitian disebut valid bila terdapat kesamaan antara
data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya
terjadi pada objek yang diteliti Umar (2002, h. 105).
Menurut Suharsimi (2002, h. 144), valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur yang
akan diukur. Uji validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukan tingkat kevalidan atau keabsahan suatu
instrumen.
Untuk menguji penelitan digunakan validitas isi.
Validitas isi merupakan jenis khusus yang menjawab
pertanyaan apakah keseluruhan isi definisi tercakup
dalam perangkap ukur yang digunakan. Pengujian
validitas dalam penelitian ini menggunakan uji analisis
faktor dengan melihat KMO 0.5 dan sig 0.05 dan nilai
daktor skor 0.5. Untuk nilai KMO dan faktor skor harus
diatas 0.5, sedangkan signifikan harus dibawah 0.05
yang akan dinyatakan valid.
48
3.2.1.2 Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat ukur yang bila digunakan
beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama. Suatu alat ukur disebut
mempunyai reliabilitas tinggi, jika alat ukur itu
stabil dan dapat diandalkan, serta diamalkan. Suatu
alat ukur yang stabil tidak berubah-ubah pengukurannya
dan dapat diandalkan karena pengkuran alat ukur
tersebut berkali-kali akan memberikan hasil yang
serupa.
Pada penelitian ini reliabilitas yang digunakan
adalah Cronbach’s Alpa, yaitu pengukuran reliabilitas
dianggap handal jika koefisien minimum diatas 0.5
Kuesioner yang digunakan akan diuji dengan reliabilitas
dengan menggunakan analisis SPSS (Statistical Package for
Social Science 17.0). apabila diperoleh koefisien alpha
lebih besar dari 0.5 maka kuesioner yang digunakan
dianggap handal atau dapat dipercaya.
49
3.3 Teknik Analisis Data
Untuk menjawab tujuan penelitian, data yang telah
terkumpul, kemudian diolah dan dianalisis dengan
melakukan pendekatan secara kuantitatif. Dalam
pendekatan kuantitatif, analisis data adalah proses
penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah
untuk dibaca dan diinterpretasikan. Setelah data
dikumpulkan dan dioleh, kemudian dibuat analisis-
analisis agar dapat ditarik kesimpulan yang sangat
berguna bagi pembuat keputusan sebagai dasar untuk
membuat keputusan-keputusan. Analisis data dalam
penelitian ini menggunakan dua metode, yaitu analisis
faktor dan analisis regresi linier sederhana.
Analisis faktor merupakan cara yang digunakan
untuk mengidentifikasi variabel-variabel dasar atau
faktor yang menerangkan pola hubungan dalam suatu
himpunan observasi. Analisi faktor pada prinsipnya
digunakan untuk mereduksi data, yaitu proses untuk
50
meringkas sejumlah variabel menjadi lebih sedikit dan
menamakannya sebagai faktor. Faktor tersebut adalah
yang mendasari karakteristik variabel tersebut sehingga
variabel itu terkumpul menjadi satu faktor. Dengan
menerapkan analisis faktor berdasarkan kelompok
variabel yang relevan dengan dukungan substansi atau
teori yang tepat, faktor-faktor yang terbentuk dapat
dipertanggungjawabkan secara substansi dan statistik.
Tujuan analisis faktor adalah untuk menentukan
beberapa faktor sehingga data dari banyak variabel
dapat dijelaskan dan dipelajari berdasarkan data-data
faktor yang terpilih. Oleh karena itu, penerapan
analisis faktor ini memerlukan dukungan teori yang
tepat sehingga kelompok variabel relevan dan dapat
dipertanggungjawabkan secara substansi dan statistik.
Analisis kedua digunakan adalah analisis regresi
linier sederhana yang digunakan untuk menganalisis
hubungan secara linier antar variebel dependen dengan
variabel independen yang digunakan untuk memprediksi
51
atau meramalkan suatu nilai variabel dependen
berdasarkan variabel independen.
Persamaan regresi linier sederhana adalah sebagai
berikut :
Y’ = a + bX
Keterangan :
Y’ = Nilai prediksi variabel dependen
a = Konstanta; nilai Y’ jika X = 0
b = Koefisien regresi, yaitu nilai peningkatan
atau penurunan variabel Y’ yang didasarkan
variabel X
X = Variabel independen
3.3.1 Hipotesis Statistik
52
Ha : Ada hubungan antara media sosialisasi Komisi
Pemilihan Umum dengan kesadaran Pemilih Muda dalam
Pemilu 2014 siswa kelas XII SMA Labschool Rawamangun.
Daftar Pustaka
A. Buku
Abdurrachman, Oemi. (2001). Dasar-dasar Public Relations. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.
Ahmadi, Abu. (2003). Psikologi Umum. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Alma, Buchari. (2005). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. CV. Alphabeta.
Burger & Kellner (2003). Sosiologi Ditafsirkan Kembali : Esei tentang Metode dan Bidang Kerja. Penerjemah Hartono. Jakarta : LP3ES.
Cohen, Bruce J. (2003). Sosiologi : Suatu Pengantar. Penerjemah Sahat Simamora. Jakarta : Bina Aksara.
53
Cutlip & Center & Broom. (2005). Effective Public Relations Merancang dan Melaksanakan Kegiatan Kehumasan dengan Sukses. Jakarta : INDEKS Kelompok Gramedia.
Iriantara & Surachman. (2006). Public Relations WritingPendekatan Teoritis Dan Praktis. Bandung : SimbiosaRekatama Media.
Jung, Carl Gustav. (2003). Memperkenalkan Psikologi Analisis : Pendekatan terhadap Ketidaksadaran. Penerjemah G. Cremers. Jakarta : Gramedia.