PENGARUH MEDIA GOOGLE CLASSROOM TERHADAP HASIL BELAJAR PADA KONSEP SISTEM GERAK Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menjalankan Tugas Akhir Sarjana Pendidikan Oleh EDO ARRUJI 1113016100033 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020
210
Embed
PENGARUH MEDIA GOOGLE CLASSROOM TERHADAP HASIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...menghafal (rote leraning) dan belajar bermakna (meaningfull learning). Pembelajaran
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH MEDIA GOOGLE CLASSROOM TERHADAP
HASIL BELAJAR PADA KONSEP SISTEM GERAK
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Menjalankan Tugas Akhir Sarjana Pendidikan
Oleh
EDO ARRUJI
1113016100033
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
I
II
III
IV
ABSTRAK
Edo Arruji, 1113016100033, Pengaruh Media Google Classroom terhadap
Hasil Belajar Biologi pada Konsep Sistem Gerak di SMAN 13 Kabupaten
Tangerang. Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media Google Classroom
terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem gerak. Penelitian ini dilaksanakan
di SMAN 13 Kabupaten Tangerang. Metode Penelitian Yang digunakan adalah
kuasi eksperimen. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik
purposive sampling. Sampel penelitian yang pertama berjumlah 36 siswa untuk kelas
eksperimen dengan menggunakan media Google Classroom. Sampel yang kedua
berjumlah 36 siswa untuk kelas kontrol dengan menggunakan media konvesional.
Perolehan nilai rata-rata postes kelas eksperimen sebesar 79,13 dan kelas kontrol
sebesar 73,21. Hasil hipotesis dengan menggunakan uji-t pada taraf signifikan 0,05
diperoleh sig (2-tailed) sebesar 0,002, sehingga H0 ditolak dan H1 diterima karena
0,002<0,05, Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh media pembelajaran
Google Classroom terhadap hasil belajar biologi pada konsep sistem gerak.
Kata Kunci: Media Google Classroom, Hasil Belajar, sistem gerak
V
ABSTRACT
Edo Arruji, 1113016100033. Google classroom Model Outcomes on Skeletal
System Concept (a Quasi Experiment at SMAN 13 Tangerang). Undergraduate
Thesis, Biology Education Program, Science Education Department, Faculty of
Tarbiya and Teaching Science, Syarif Hidayatullah State Islamic University
Jakarta.
This research aimed to investigate the effect of Google Classroom Media on
Learning Outcomes in Skeletal System Concept. This research was conducted at
SMAN 13 Tangerang. The method that used in this study was quasi experimental
method. The samples were taken by purposive sampling technique. The first sample
was 36 studens for experiment class by using Google Classroom Media. The second
sample was 36 students for control class by using conventional Media. The mean
value for posttest of experimental class was 79,13 and control class was 73,21. The
technique of data analysis in this research used the Liliefors test for normality and
Fisher test for homogenity, and t-test used for hypothesis testing. The result of
hypothesis test by using t-test whit the significance 0,05 obtained sig (2-tailed) was
0,002, therefore H0 was rejected H1 was accepted, because 0,002 < 0,05. It means
that there was effect of Google Classroom Media Outcomes in Skeletal System
Concept.
Keywords: Google Classroom, on Learning Outcomes, Skeletal System
VI
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum, Wr. Wb.
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi dengan judul ”Pengaruh Media Google
Classroom terhadap Hasil Belajar pada Konsep Sistem Gerak“ dapat penulis
selesaikan. Shalawat serta salam semoga tercurah pada Baginda Nabi Muhammad
SAW, keluarga, para sahabat, dan kita sebagai umatnya.
Terimakasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu
terlaksananya penelitian ini, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ibu Dr.Surunin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Meiry Fadilah Noor, M.Si., selaku Sekertaris Program Studi Pendidikan
Biologi dan Pembimbing ke II.
4. Ibu Dr. Baiq Hana Susanti M.Sc., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, saran-saran, dan motivasi dalam penyusunan
skripsi.
5. Bapak Muhammad Ridhwan, M.Si., selaku Kepala Laboratorium
Pendidikan Biologi yang telah memberikan saran dan masukan dalam
proses penulisan skripsi.
6. Pihak sekolah SMA Negeri 13 Kabupaten Tangerang, yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan kegiatan observasi dan
penelitian.
7. Kedua orang tua tercinta Bapak Komarudin dan Ibu murti dan adik Asep
Firdaus, Muhammad Arroyan dan nenek Hj Ayati yang selalu memberikan
doa, semangat, dan dukungan materil kepada penulis dari awal masuk
kuliah hingga pada penulisan skripsi ini.
VII
8. Sahabat-sahabat dan teman-teman Pendidikan Biologi angkatan 2013 yang
telah berjuang bersama menempuh perkuliahan dari awal hingga akhir, yang
selalu berbagi pengalaman, dan saling menguatkan satu sama lain.
9. Seluruh Asisten Laboratorium Pendidikan Biologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, yang selalu memberikan penulis motivasi dalam menyelesaikan
skripsi.
10. Seluruh Asisten Laboratorium Pendidikan Kimis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, yang selalu memberikan penulis motivasi dalam menyelesaikan
skripsi.
11. Pengurus HMPS Pendidikan Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dari
tahun 2013-Sekarang.
12. Pihak-pihak yang memiliki andil baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam penulisan skripsi yang tidak bisa penulis sebutkan satu-
persatu.
Sebagai karya ilmiah, skripsi ini tentu tidak terlepas dari berbagai kesalahan
serta kekurangan, dan hal ini menjadi tanggung jawab penulis. Penulis berharap
skripsi ini bisa menjadi faktor untuk menggali khazanah ilmu pengetahuan.
Kritik dan saran yang bersifat membangun terhadap isi skripsi akan penulis
terima untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Terimakasih
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb
Jakarta, Maret 2020
Edo Arruji
VIII
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ……………………... I
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................ II
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................. III
ABSTRAK ………………………………………………………….. IV
ABSTRACT …………………………………………………………. V
KATA PENGANTAR ……………………………………………... VI
DAFTAR ISI ……………………………………………………….. VIII
DAFTAR TABLE …………………………………………………. XI
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………. X
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………… 1
B. Indentifikasi Masalah ……………………………………….. 6
C. Pembatasan Masalah …………………………………………. 6
D. Perumusan Masalah…………………………………………… 6
E. Tujuan Penelitian……………………………………………… 6
F. Manfaat Penelitian ……………………………………………. 7
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori…………………………………………………… 9
1. Media Pembelajaran……………………………………… 9
a. Pengertian Media……………………………………. 9
b. Jenis-Jenis Media……………………………………. 9
c. Fungsi Media………………………………………… 10
d. Peran Media …………………………………………. 10
2. Google Classroom ……………………………………….. 10
a. Pengertian Google Classroom……………………….. 11
b. Fungsi Google Classroom…………………………… 12
c. Kelebihan Google Classroom……………………….. 13
d. Kekurangan Google Classrooom……………………. 14
e. Langkah-langkah Membuat Google Classroom …….. 14
IX
3. Hasil Belajar ……………………………………………... 18
a. Pengertian Belajar…………………………………… 18
b. Pengertian Hasil Belajar……………………………... 20
c. Penilaian Hasil Belajar………………………………. 23
4. Konsep Sistem Gerak…………………………………….. 24
B. Hasil Penelitian Yang Relevan……………………………….. 24
C. Kerangka Berpikir…………………………………………….. 27
D. Hipotesis Penelitian…………………………………………… 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu Penelitian……………………………………………… 30
B. Metode dan Desain Penelitian………………………………… 30
C. Populasi dan Sampel………………………………………….. 31
1. Populasi…………………………………………………… 31
2. Sampel …………………………………………………… 31
D. Variabel Penelitian …………………………………………… 32
E. Teknik Penelitian …………………………………………….. 32
F. Instrumen Penelitian ………………………………………… 33
G. Uji Instrumen …………………………………………………. 36
1. Validasi Instrumen ………………………………………. 37
2. Reliabilitas ……………………………………………….. 38
3. Tingkat Kesukaran……………………………………….. 38
4. Daya Pembeda …………………………………………… 39
H. Teknik Analisis Data………………………………………….. 39
1. Uji N-Gain……………………………………………….. 40
2. Uji Prasyarat Analisis…………………………………….. 40
a. Uji Normalitas……………………………………….. 40
b. Uji Homogenitas…………………………………….. 41
3. Uji Hipotesis……………………………………………… 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian………………………………………………... 43
B. Hasil Analisis Data Tes ………………………………………. 44
X
1. Uji N-Gain ……………………………………………….. 44
2. Uji Prasyarat Analisis…………………………………….. 45
a. Uji Normalitas……………………………………….. 45
b. Uji Homogenitas ……………………………………. 46
3. Uji Hipotesis……………………………………………… 47
C. Hasil Analisisis Angket ..........................……………………. 49
D. Pembahasan………………………………………………….. 49
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan…………………………………………………... 55
B. Saran………………………………………………………… 55
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………. 56
LAMPIRAN………………………………………………………… 59
xi
DAFTAR TABEL
Tabel
3.1 Desain Penelitian ……………………………………………….. 30
3.2 Kisi-Kisi Instrumen …………………………………………….. 34
3.3 Kisi-Kisi Angket………………………………………………... 36
4.1 Data Prestest dan Postest ……………………………………….. 43
4.2 Perhitungan N-Gain ……………………………………………. 44
4.3 Jumlah N-Gain tiap Kategori ………………………………….. 45
4.4 Hasil Uji Normalitas…………………………………………… 46
4.5 Hasil Uji Homogenitas ………………………………………… 47
4.6 Hasil Uji Hipotesis …………………………………………….. 48
4.7 Data Hasil Angket……………………………………………… 49
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen …………… 59
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol …………........... 85
3. Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen …………………………… 111
4. Lembar Kerja Siswa Kelas Kontrol ………………………………... 124
5. Kisi-Kisi Instrumen…………………………………………………. 137
6. Analisis Butir Soal …………………………………………………. 156
7. Instrumen test ……………………………………………………… 165
8. Nilai Pretest Postest………………………………………………… 171
9. Hasil Uji N-Gain…………………………………………………… 172
10. Hasil Uji Normalitas……………………………………………….. 174
11. Hasil Uji Homogenitas…………………………………………….. 175
12. Hasil Uji Hipotesis…………………………………………………. 176
13. Angket Siswa……………………………………………………….. 178
14. Hasil Analisis Data Angket…………………………………………. 180
15. Dokumentasi……………………………………………………….. 183
16. Wawancara …………………………………………………………. 184
17. Lembar Uji Referensi……………………………………………….. 186
18. Surat – Surat………………………………………………………… 195
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabad ke-21 ini masyarakat Indonesia memasuki masa dimana seluruh aspek
dipengaruhi perkembangan teknologi dan informasi. Di dunia pendidikan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat dan sangat
berpengaruh besar dunia pendidikan. Oleh karena itu harusnya ada inovasi-inovasi
di dalam dunia pendidikan agar sejalan dengan perkembangan teknologi dan
informasi pada masa sekarang ini, terutama penggunaan media pembelajaran
sebagai alat bantu guru didalam proses belajar mengajar.
Adapun tujuan dan fungsi pendidikan tertuang dalam pasal 3 Undang - Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, yakni:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban yang martabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.1
Sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No. 65 tahun 2013 tentang pemanfaatan teknologi informasi
untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran.2 Penggunaan
teknologi informasi menjadikan kegiatan pembelajaran disekolah menjadi
lebih menarik, aktif dan kreatif. Tujuannya untuk mendorong penyelenggraan
pembelajaran yang efektif dan efisien. Dengan demikian, pembelajaran
dengan integrasi teknologi informasi merupakan upaya untuk meningkatkan
1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pasal 3, h.3 2 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.65 tahun 2013 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah
2
mutu dan kualitas kegiatan belajar mengajar dengan cara membuka lebar-lebar
terhadap akses pengetahuan dan teknologi informasi.3
Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi informasi dan komunikasi yang
sangat pesat mengakibatkan pendidikan dan sekolah ikut merasakan dampak
globalisasi. Teknologi informasi dapat digunakan sebagai salah satu bagian dari
teknologi pendidikan yang mendukung proses pembelajaran. Dampak yang
dirasakan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi informasi munculnya media-
media yang menarik yang memberikan manfaat bagi siswa itu sendiri dengan media
yang menarik tersebut akan memperhatikan perbedaan karakteristik, minat dan
bakat perserta didik, yang mengarahkan ke motivasi belajar siswa dan
meningkatkan hasil belajar. Keuntungan lain adalah bahwa teknologi informasi
dapat mengatasi permasalahan ruang, waktu dan jarak dalam proses belajar.
Perkembangan proses pembelajaran juga melibatkan banyak waktu yang
digunakan untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran. Ada pun proses belajar
bermakna dibagi menjadi dua dimensi menurut Ausubel dan Robison yaitu dimensi
cara mengetahui pengetahuan baru dan cara menghubungkan pengetahuan baru
dengan struktur atau konsep ide yang sudah ada.4 Pada dimensi pertama, siswa
dibagi menjadi dua berdasarkan tipe belajarnya yaitu belajar yang bersifat
menemukan (discovery learning) dan belajar yang bersifat menerima (reception
learning), sedangkan pada dimensi kedua bedakan antara tipe belajar yang bersifat
menghafal (rote leraning) dan belajar bermakna (meaningfull learning).
Pembelajaran yang mengikuti perkembangan teknologi yang ada
pada saat ini, memberi kesempatatan bagi guru untuk dapat
berkembang dalam meningkatkan kualitas belajar mengajar dan mengembangkan
kompetensinya terutama kemampuan kompetensi pedagogik dan profesional.
Penggunaan teknologi dalam pembelajaran dapat menjadi solusi dalam mengatasi
3 Rusman, dkk, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Jakarta:
Rajawali Press,2013), h. 5 4 Nana Syaodih S., Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009), Cet. 11, h.135
3
permasalahan pembelajaran di kelas yang disebabkan oleh kurang maksimalnya
peran guru dalam memanfaatkan penggunaan teknologi yang semangat banyak
macam nya dan semakin cangih dalam dunia pendidikan.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jaringan
Internet Indonesia (APJII) pada data yang didapatkan bahwa Perilaku Pengguan
Internet di Indonesia tahun 2017, diketahui bahwa pengguna internet di
Indonesia sebanyak 143,26 juta jiwa. Dimana total penduduk Indonesia 262
juta jiwa, artinya sebanyak 54,68% penduduk di Indonesia merupakan
pengguna internet, dan diketahui pengguna internet berdasarkan tingkat pendidikan
SMA/MA Sebanyak 70,54% lebih tinggi dibandingkan tingkat SMP dan SD untuk
saat ini. Adapun dari hasil survey tersebut di peroleh data tentang pemanfaat
internet di bidang edukasi.5 Dari data tersebut diketahui juga bahwa pemanfaatan
internet dalam bidang pendidikan terbagi menjadi lima bagian yaitu
Sebanyak 55.30% digunakan untuk membaca artikel, 49.87% digunakan
untuk melihat video tutorial, 21.73% digunakan untuk berbagi artikel atau
video edukasi dan 14.63% digunakan untuk kegiatan pendaftaran sekolah.
Pemanfaatan internet di sekolah sangat penting bagi siswa untuk mengesporasi
pengetahuan siswa dan dapat mempermudah mengakses berbagai literatur dan
referensi ilmu pengetahuan yang dibutuhkan dengan cepat melalui internet tersebut,
sehingga dapat mempermudah untuk memahami proses belajar mengajar yang
dilakukan. Kegiatan pembelajaran menggunakan internet bisa menggunakan salah
media yaitu media Google Classroom. Media Google Classroom ini merupakan
sistem manajemen pembelajaran untuk sekolah-sekolah dengan tujuan
memudahkan pembuatan, pendistribusian dan penilaian tugas secara paperless agar
pemebelajaran mencapai tujuan yang di harapkan yaitu mencapai indikator
pembelajaran. Media Google Classroom berperan sebagai media atau alat yang
5 Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII), Infogarfis Penetrasi dan
Perilaku Pengguan Internet di Indonesia Tahun 2017. Diakses 20 Desember 2018. h.31. (https://www.apjii.or.id/survei2017).
4
dapat digunakan oleh pengajar dan siswa untuk menciptakan kelas online atau kelas
secara virtual.
Media Google Classroom ini merupakan bagian dari sistem Google for
Education yang merupakan inovasi yang memiliki daya tarik dalam mendampingi
guru dan siswa atau siswa dan siswa dalam berinteraksi lebih aktif disaat
pelaksanakan kegiatan belajar mengajar. Seperti yang dituliskan pada situs
resminya, Google for Education memiliki beberapa layanan yang sangat membantu
dalam proses belajar mengajar di sekolah, seperti Google Classroom, Google Mail,
Google Calendar, Google Drive, dan Google Docs. Google Classroom merupakan
layanan yang layak diterapkan di Indonesia, karena Google Classroom memiliki
struktur yang sama dengan pembelajaran yang ada saat ini yang bisa saling
terhubung dalam satu sistem yaitu Google for Education.6
Media Google Classroom dirancang untuk mempermudah interaksi guru dan
siswa, siswa dan siswa yang lebih aktif didalam dunia maya. Media ini
memberikan kesempatan kepada para guru untuk mengeksplorasi gagasan
keilmuan yang dimilikinya kepada siswa dan rasa tangung jawab siswa untuk
meyelesaikan tugas nya tepat waktu. Inovasi yang diberikan oleh sistem Google
For Education tersebut bertujuan untuk membantu menciptakan pembelajaran
yang aktif berinteraksi guru dan siswa atau siswa dan siswa, efektif, efisien dan
menyenangkan.
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yang telah dilakukan oleh
peneliti menujukan bahwa SMAN 13 Kabupaten Tangerang adalah sekolah negeri
yang memiliki fasilitas yang mendukung dan menunjang pembelajaran dengan
menggunakan media berbasis teknologi yaitu media Google Classroom.
Tersedianya fasilitas internet yang di peruntukan untuk masing-masing siswa,
masing-masing guru, tenaga pendidik yang semua nya memiliki akun untuk
mengakses fasilitas internet selama berada di gedung sekolah. Namun penggunaan
6 Diemas Bagas Panca Pradana dan Rina Harimurti, Pengaruh Penerapan Tools Google
Calssroom Pada Model Pembelajaran Project Based Learning terhadap Hasil Belajar Siswa, Jurnal IT-Edu Universitas Negeri Surabaya, Vol 02 No 01, 2017, h 60
5
media Google Classroom untuk membantu kegiatan pembelajaran masih jarang
diterapkan oleh guru disekolah. Selama ini materi yang diberikan oleh guru melalui
Power point jarang diberikan kepada siswa setelah pembelajaran, dan buku ajar
biologi yang diberikan sekolah kepada siswa itu tidak bisa di bawa pulang kerumah
dikarenaka jumlah buku teks yang terbatas yang mengakibatkan siswa sulit belajar
kembali dirumah dan bisa berakibat kepada hasil belajar siswa dibawah KKM
karena sumber belajar dari power point dan buku teks tidak bisa di pelajari lagi
oleh siswa dirumah.7
Oleh karena peneliti memilih SMAN 13 Kabupaten Tangerang sebagai objek
penelitian untuk melihat pengaruh penggunaan Google Classroom terhadap hasil
belajar siswa. Dengan menggunakan media Google Classroom diharapkan siswa
dapat melakukan pembelajaran kapan saja dan dimana saja sehingga siswa mampu
mencapai KKM.
Media Google Classroom ini merupakan media yang memungkinkan terciptanya
ruang kelas di dunia maya. Media ini di asumsikan menjadi salah satu alternatif
yang berbasis internet dalam menjawab persoalan yang terdapat dalam
pembelajaran dan tantangan pembelajaran. Penggunaan media Google Classroom
bisa menyimpan materi yang telah dipelajari selama pembelajaran untuk
memudahkan siswa untuk mengakses kembali materi pembelajaran yang sudah
dilakukan, dan bisa mengatasi terbatasnya waktu yang tersedia didalam kelas,
kurang nya waktu untuk berdisikusi dalam mengkaji materi pelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran biologi bahwa materi
yang sulit di pelajari yaitu materi sistem gerak yang sulit diamati secara langsung.8
Oleh karena itu Konsep yang dipilih oleh peneliti adalah sistem gerak dengan
subbab berupa alat gerak aktif alat gerak pasif, rangka, otot, persedian, dan
ganguan pada sistem gerak. Sistem gerak merupakan salah satu materi
pembelajaran Biologi di Sekolah Menegah Atas (SMA) yang di dalamnya memuat
7 Lampiran 16, h. 182. 8 Lampiran 16, h. 182.
6
mulai dari struktur makro dan mikrotomi, bagian-bagian rangka, pembentukan
tulang, persedian, bagian-bagian otot, serta mekanisme kerja otot. Sistem ini sulit
untuk dilihat secara langsung, karena terletak dibagian dalam tubuh, dengan
mekanisme yang saling bersinergi baik diotot maupun ditulang, konsep ini tidak
cukup dijelaskan dengan bantuan buku teks, dan media torso penggunaan Google
Classroom disistem gerak baik struktur dan mekanisme dapat dipresentasikan
melalui komputer ataupun handphone. Google Classroom dapat menampilkan
konsep-konsep biologi menjadi nyata dengan visualisasi melalui video. Selain itu
Google Classroom dalam mengumpulkan tugas dan mendalami secara langsung,
sehingga data mudah dikumpulkan dan diolah. Dengan penggunaan Google
Classroom diharapkan dapat mempermudah peserta didik dalam belajar dan
memahami konsep dengan baik.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis mengangkat judul “Pengaruh Media
Google Classroom terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Sistem Gerak.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belangkan masalah terdapat beberapa
masalah yang dapat dapat diindentifikasi sebagai berikut:
1. Kurangnya pemanfaatan media pada pembelajaran biologi.
2. Siswa membutuhkan suasana belajar biologi yang lebih menarik dan tidak
membosankan.
3. Hasil belajar siswa yang masih belum optimal pada pelajaran biologi.
4. Pelaksanaan pembelajaran secara sederhana membutuhkan waktu yang
banyak.
C. Pembatasan Masalah
Agar masalah dalam penelitian tidak melebar, penulis membatasi masalah.
Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini dibatasi pada :
7
1. Media Google classroom layanan berbasis internet yang disediakan oleh
google dengan pengabungan kegiatan pembelajaran sehingga menyerupai
kelas nyata.
2. Materi yang disajikan dalam media google classroom adalah sistem Gerak,
yaitu meliputi struktur bentuk tulang, fungsi tulang, pembentukan tulang
osifikasi, macam-macam rangka, stuktur bentuk persedian, fungsi
persedian, macam-macam persedian, struktur bentuk otot, mekanisme kerja
otot, jenis-jenis pergerakan, dan ganguan-ganguan pada sistem gerak.
3. Hasil belajar pada ranah kognitif pada tingkatan kognitif C1-C5
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan indentifikasi yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh media Google Classroom terhadap hasil
belajar siswa pada konsep sistem Gerak?”.
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media google classroom
terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem gerak kelas XI SMA.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan berguna tidak hanya bagi peneliti, tetapi juga berguna
untuk semua pihak terkait yang terlibat dalam dunia pendidikan antara lain :
1. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif media yang
digunakan dalam membelajaran dan Menambah wawasan guru mengenai
media-media pembelajaran yang inovatif lainnya sehingga dalam proses
pembelajaran siswa lebih mudah menguasai konsep pelajaran dan waktu
pembelajaran yang lebih singkat.
2. Bagi Siswa
8
Memberikan suasana belajar biologi lebih menarik dan tidak
membosankan, dan meningkatkan hasil belajar siswa karena materi
pelajaran tersimpan rapih dan bisa di akses kembali setelah pembelajaran
selesai.
3. Bagi penulis
Untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan dan dapat
memotivasi para penulis melakukan penelitian lebih lanjut yang berkaitan
dengan penelitian ini
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian media
Media berasal dari bahasa latin dan merupakan kata bentuk jamak dari kata
“medium”, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar”. Dengan
demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur
pesan.1 Menurut Association of Education and Commucation Technology (AECT)
media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyalurkan pesan
dan informasi.2
Menurut Rogers (2003) yang dikutip oleh Muhammad Yaumi media adalah alat
yang membawa pesan dari seorang individu ke indivudu lainya.3 Menurut Gagne et
al., (1998) yang dikutip oleh nizwar jalinus media atau mediator yaitu mengatur
hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses pembelajaran siswa
dan isi pelajaran. Seebagai mediator, dapat pula mencerminkan suatu pengertian
bahwa dalam setiap sistem pengajaran, mulai dari guru sampai kepada peralatan
yang paling canggih dapat disebut media.4
Maka dengan itu dapat disimpulkan bahwa media bermanfaat sangat
dibutuhkan dalam dunia pendidikan untuk mengefektifkan dan mengefesiankan
proses pembelajaran itu sendiri, serta memberikan penguatan, perhatian, dan
motivasi pada peserta didik.
b. Jenis-jenis media pembelajaran
Dilihat dari indera yang terlibat, media pembelajaran dibagi menjadi 4. Yaitu,
media Audio adalah media yang hanya mengandalkan indera pendengaran saja,
1 Syaiful Bahri Djamrah, strategi belajar mengajar (Jakarta: rineka cipta 2014) h.120 2 Yudhi Munadi, media pembelajaran sebuah pendikan baru ( Jakarta: gaung persada press,
2010) h.8 3 Muhammad Yaumi, media dan teknologi pembelajaran, (Jakarta : Prenadamedia Group,
2018) h.5 4 Nizwar Jalinus dan Ambiyar, Media dan Sumber Pembelajaran , (Jakarta : Kencana,
2016) h. 3
10
seperti radio, audio tape, piringan hitam. Media visual adalah media yang hanya
mengandalkan indra penglihatan, seperti foto, gambar. Specimen. Media audio
visual adalah media yang melibatkan indera pendengaran dan indera penglihatan
sekaligus dalam suatu proses, seperti film, video cassette. Media multimedia adalah
media yang melibatkan berbagai indera dalam sebuah proses pembelajan. Contoh
pengalaman langsung berupa komputer dan internet, pengalaman nyata telibat
seperti karya wisata, simulasi, dan permainan.5
c. Fungsi media
Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar adalah tersirat makna
keaktifan, yakni sebagai penyalur, penyampai, penghubung dan lain-lain.6 Fungsi
semantik yakni kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata (symbol
verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami anak didik. Fungsi
manipulatif ini didasarkan pada ciri-ciri umum yang dimilikinya. Berdasarkan
karakteristik umum ini mediamempunyai dua kemampuan, yakni mengatasi batas-
batas ruang dan waktu serta mengatasi keterbatasan inderawi.
d. Peran media
Kehadiran media pembelajaran sangat membantu siswa untuk memahami suatu
konsep tertentu yang sulit dijelaskan dengan bahasa verbal, dengan demikian
pemanfaatan media sangat tergantung pada karakteristik media dan kemampuan
pengajar maupun siswa memahami cara kerja media tersebut.7
Uraian terdahulu menunjukkan bahwa media merupakan alat bantu
pengajaran yang diharapkan dapat membantu peserta didik untuk belajar lebih baik.
Dengan demikian suatu media dikategorikan baik jika media tersebut dapat
membantu siswa untuk mempelajari sesuatu dengan lebih baik.
2. Google Classroom
5 Yudhi Munadi, media pembelajaran sebuah pendikan baru ( Jakarta, gaung persada press,
2010) h.54 6 Ibid.,h.37 7 Rusman, dkk, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi,
(Jakarta: Rajawali Press,2013), h.171
11
a. Pengertian Google Classroom
Menurut Abdul Barir Hakim, Google Classroom adalah layanan berbasis
Internet yang disediakan oleh Google sebagai sebuah sistem e-learning. Service ini
didesain untuk membantu pengajar membuat dan membagikan tugas kepada pelajar
secara paperless. Pengguna service ini harus mempunyai akun di Google. Selain itu
Google Classroom hanya bisa digunakan oleh sekolah yang mempunyai Google
Apps for Education.8
Dengan demikian Google Classroom merupakan suatu media berbasis internet
yang disediakan oleh sistem Google APP for Education untuk menciptakan ruang
virtual kelas atau kelas dalam dunia maya. Media ini dapat membantu memudahkan
guru dan siswa dalam melaksanakan proses belajar dengan lebih mendalam,
memudahan siswa untuk belajar kapan dan dimana pun. Pembelajaran dengan
menggunakan rancangan kelas yang mengaplikasikan media Google Classroom
sesungguhnya sangat ramah lingkungan. Hal ini dikarenakan siswa tidak lagi
menggunakan kertas dalam mengumpulkan tuganya ataupubn guru yang tidak perlu
memakai kertas untuk memberikan tugas atau mengguankan spidol untuk
menuliskan materi.
Layanan ini diperkenalkan sebagai fitur yang terdapat pada sistem G-Suite for
Education pada tanggal 6 Mei 2014, diiukti oleh rilis publiknya pada tanggal 12
Agustus 2014. Pada bulan Juni 2015, Google mengumumkan API kelas dan tombol
berbagi untuk situs web, yang memungkinkan administrator sekolah dan
pengembang untuk selanjutnya telibat dengan Google Classroom. Pada Bulan
Maret 2017, Google membuka kelas untuk mengizinkan pengguna pribadi masuk
kelas tanpa persyaratan memiliki akun G Suite For Education, dan pada bulan April,
dimungkinkan bagi pengguna Google pribadi untuk membuat dan mengajar kelas.9
8 Abdul Barir Hakim, Efektifitas Penggunaan E-Learning Moodle, Google Classroom dan
Edmodo, Jurnal I-Statement Vol.02 No 1, 2016, h.2. 9 Muhammad Imaduddin, Membuat Kelas Online Berbasis Android dengan Google
Classroom, (Yogyakarta : garudhawaca, 2018) h.4
12
Pemanfaatan Google Classroom dapat melalui multiplatform yakni melalui
komputer dan telepon genggam. Google Classroom dapat diakses melalui dua cara
yaitu website atau aplikasi. Guru dan siswa dapat mengunjungi situs
https://classroom.google.com melalui browser apapun seperti Chorme, FireFox,
ataupun Internet Exploler atau mengunduh aplikasi melalui playstore di android
atau app store di iOS dengan kata kunci Google Classroom. Penggunaan LMS
tersebut tanpa dipungut biaya, sehingga pemanfaatannya dapat dilakukan sesuai
kebutuhan.10
b. Fungsi google classroom
Google Classroom merupakan sebuah produk bagian dari Google For Education
yang sangat istimewa, karena produk yang satu isi memiliki banyak fasilitas
didalamnya seperti memberi pengumuman atau tugas, mengumpulkan tugas dan
melihat siapa saja yang sudah mengumpulkan tugas, calander, memberikan materi
pembelajaran berupa video ataupun gambar ataupun powerpoint yang tersimpan
rapih didalam google classroom.
Pada situs Google Classroom juga tertulis bahwa Google Classroom terhubung
dengan semua layanan Google For Education yang lainnya, sehingga pendidik
dapat memanfaatkan Google Mail, Google Drive, Google Calendar, Google Docs,
Google Sheets, Google Slides, dan Google Sites dalam proses pembelajarannya.
Sehingga saat pendidik menggunakan Google Classroom pendidik juga dapat
memanfaatkan Google Calendar untuk mengingatkan peserta didik tentang jadwal
atau tugas yang ada, sedangkan penggunaan Google Drive sebagai tempat untuk
menyimpan keperluan pembelajaran seperti Power Point, video, gambar, dan file
yang perlu digunakan dalam pembelajaran maupun yang lainnya. Sedangkan
Google doc untuk membuat dokumen soal tugas, sedangkan Google slides untuk
membuat membuat materi pembelajaran dalam bentuk power point, Google slides
10 Vicky Dwi Wicaksono dan Putri Rachmadyanti, Pembelajaran Blended Learning Melalui
Google Classroom Di Sekolah Dasar, Jurnal Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS &
HDPGSDI Wilayah Jawa, Universitas Negeri Surabaya, h. 515
13
dan Google doc bisa digunakan peserta didik untuk keperluar mengerjakan tugas.
Dengan demikian, Google Classroom dapat membantu memudahkan guru dan
siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan lebih mendalam. Hal
ini disebabkan karena baik siswa maupun guru dapat mengumpulkan tugas,
mendistribusikan tugas, dan berdiskusi tentang pelajaran dimanapun tanpa terikat
batas waktu atau jam pelajaran. Hal tersebut membuat proses pembelajaran lebih
menarik dan lebih efisien dalam hal pengelolaan waktu, dan tidak ada alasan lagi
siswa lupa tentang tugas yang sudah diberikan.11
c. Kelebihan google classroom
Menurut Janzen M dan Mary yang dikutip dalam Shampa Iftakhar
menyatakan kelebihan dari Google Classroom antara lain yaitu:
a) Mudah digunakan: Sangat mudah digunakan. Desain Google Kelas sengaja
menyederhanakan antarmuka instruksional dan opsi yang digunakan untuk
tugas pengiriman dan pelacakan; komunikasi dengan keseluruhan kursus
atau individu juga disederhanakan melalui pemberitahuan pengumuman
dan email.
b) Menghemat waktu: Ruang kelas Google dirancang untuk menghemat
waktu. Ini mengintegrasikan dan mengotomatisasi penggunaan aplikasi
Google lainnya, termasuk dokumen, slide, dan spreadsheet, proses
pemberian distribusi dokumen, penilaian, penilaian formatif, dan umpan
balik disederhanakan dan disederhanakan
c) Berbasis cloud : Google Classroom menghadirkan teknologi yang lebih
profesional dan otentik untuk digunakan dalam lingkungan belajar karena
aplikasi Google mewakili sebagian besar alat komunikasi perusahaan
berbasis claud yang digunakan di seluruh angkatan kerja profesional.
d) Fleksibel: Aplikasi ini mudah diakses dan dapat digunakan oleh instruktur
dan peserta didik di lingkungan belajar tatap muka dan lingkungan online
11 Diemas Bagas Panca Pradana dan Rina Harimurti, Pengaruh Penerapan Tools Google
Calssroom Pada Model Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa, Jurnal IT-Edu Universitas Negeri Surabaya, Vol 02 No 01, 2017, h 60
14
sepenuhnya. Hal ini memungkinkan para pendidik untuk mengeksplorasi
dan memengaruhi metode pembelajaran yang dibalik lebih mudah serta
mengotomatisasi dan mengatur distribusi dan pengumpulan tugas dan
komunikasi dalam beberapa milieus instruksional.
e) Gratis: Google Kelas sendiri sudah dapat digunakan oleh siapapun untuk
membuka kelas di Google kelas asalkan memiliki akun gmail dan bersifat
gratis. Selain itu dapat mengakses semua aplikasi lainnya, seperti Drive,
Documents, Spreadsheets, Slides, dll. Cukup dengan mendaftar ke akun
Google.
f) Ramah seluler: Google Classroom dirancang agar responsif. Mudah
digunakan pada perangkat mobile manapun. Akses mobile ke materi
pembelajaran yang menarik dan mudah untuk berinteraksi sangat penting
dalam lingkungan belajar terhubung web saat ini.12
d. Kekurangan Google Classroom
a) Google Classroom/Kelas Maya yang berbasis web mengharuskan siswa
dan guru untuk terkoneksi dengan internet.
b) Pembelajatan berupa individual (sendiri), sehingga dapat mengurangi
pembelajaran Sosial Siswa.
c) Apabila siswa tidak kritis & terjadi kesalahan materi akan sangat
berdampak pada pengetahuannya.
d) Membutuhkan spesifikasi Hardware, Software & Jaringan Internet
yang tinggi.13
e. Langkah – langkah membuat Google Classroom
1. Langkah-langkah join class
1) Buka browser internet lalu ketikkan ‘classroom.google.com’ di kolom
alamat url lalu tekan ‘Enter’
12 Shampa Iftakhar, “Google Classroom: What Works And How?” Journal of Education and
Social Sciences, Vol. 3, Tahun 2016, h. 13
13 Anonym 2014, Pengertian Keuntungan dan Kerugian Kelas Maya/Virtual Class, diakses
30 september 2018, https://arkatkj.wordpress.com/2014/11/29/pengertian-keuntungan-dan-
Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk melihat apakah terdapat
peningkatan diri berupa perubahan kemampuan atau tidak pada diri siswa, atau
mengetahui sejauh mana siswa menguasai bahan yang sudah diajarkan oleh guru
pada saat pembelajaran. Terdapat empat unsur utama dalam proses pembelajaran,
yakni, tujuan, bahan metode dan media atau alat, serta penilaian. Tujuan yakni
rumusan tingkah laku yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa setelah menerima
atau menempuh pengalaman belajarnya. Bahan adalah seperangkat pengetahuan
ilmiah yang dijabarkan dari kurikulum untuk disampaikan dalam proses
pembelajaran agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Metode dan alat
adalah cara atau teknik yang digunakan untuk mencapai tujuan. Sedangkan
penilaian adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu
tercapai. Dengan kata lain, penilaian berfungsi sebagai alat untuk mengetahui
keberhasilan proses dan hasil belajar siswa.19
Menurut Purwanto hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah
mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan.20 Dalam
proses belajar mengusahakan perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat
diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan.
Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang
lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu,
sikap kurang sopan menjadi sopan, dan sebagainya.21
Menurut A.J. Romizowski yang dikutip oleh Asep Jihad, hasil belajar
merupakan keluaran (outputs) dari suatu sistem pemrosesan masuk (inputs).
19 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), Cet. XVII, h. 22. 20 Purwanto, op. cit., h. 54. 21 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Bandung :
Citra Aditya Bakti, 1990), Cet. I, h. 189.
21
Masukan dari sistem tersebut berupa informasi-informasi yang diperoleh
sedangkan keluarannya adalah perbuatan atau kinerja.22
Tujuan pebelajaran yang populer di Indonesia yaitu dilandasi taksonomi
Pendidikan Bloom. Benyamin Bloom secara garis besar membaginya menjadi tiga
ranah sasaran pendidikan yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotorik. Masing-masing ranah dapat dirinci lagi menjadi beberapa jangkauan
kemampuan, yaitu sebagai berikut :
1. Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup hasil belajar intelektual (otak)
yang meliputi :23
a. Knowledge (ingatan, pengetahuan) yaitu kemampuan seseorang
untuk mengingat kembali atau mengenali fakta, konsep, definisi,
nama dan sebagainya.
b. Comprehension (pemahaman) yaitu pemahaman terhadap hubungan
antarfaktor, antar-konsep, antar-data dalam penarikan kesimpulan.
c. Application (penerapan) yaitu pengetahuan untuk memecahkan
masalah dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
d. Analysis (analisis) yaitu kemampuan seseorang menentukan bagian-
bagian dari suatu masalah.
e. Synthesis (sintesis) yaitu menggabungkan informasi menjadi satu
kumpulan atau konsep, merangkai berbagai gagasan menjadi
sesuatu yang baru.
f. Evaluation (menilai) yaitu kemampuan seseorang untuk dapat
mempertimbangkan dan menilai benar-salah, baik-buruk,
bermanfaat-tidak bermanfaat.
2. Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif
tampak pada siswa dalam beragai tingkah laku seperti perhatiannya
terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman
sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial. Ada beberapa jenis
22Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Multi Pressindo : Yogyakarta,2012),
Cet. I, h. 14. 23Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta : UIN
Jakarta Press, 2006), Cet. I. h. 18-19.
22
kategori ranah afektif sebagai hasil belajar. Kategori tersebut dimulai dari
tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks, yaitu :24
a. Receiving (sikap menerima) adalah kepekaan seseorang dalam
menerima rangsangan dari luar yang datang kepada dirinya dalam
bentuk masalah, situasi, gelaja, dan lain-lain
b. Responding (memberikan respon) adalah kemampuan yang dimiliki
oleh seseorang untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam
fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah
satu cara.
c. Valuing (penilai atau memnentukan sikap) yaitu suatu sikap tidak
hanya mau menerima nilai yang diajarkan tetapi mampu menilai
konsep atau fenomena, yang baik dan buruk.
d. Organization (mengatur) adalah mempertemukan perbedaan nilai
sehingga terbentuk nilai baru yang lebih universal, dan membawa
perbaikan umum.
e. Characterization (pembentukan pola hidup) adalah karakterisasi
dengan suatu nilai yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi
kepribadian dan tingkah lakunya.
3. Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan
(skill) yang meliputi :25
a. Persepsi mencakup kemampuan untuk menafsirkan rangsangan,
peka terhadap rangsangan, menyeleksi objek.
b. Kesiapan mencakup kemampuan untuk berkonsentrasi,
menyiapkan diri secara fisik, emosi, dan mental.
c. Gerakan terbimbing mencakup kemampuan untuk meniru contoh,
mencoba-coba, pengembangan respons baru.
d. Gerakan terbiasa mencakup kemampuan untuk berketerampilan,
berpegang pada pola, respon baru muncul dengan sendirinya.
24 Nana Sudjana, op. cit., h. 30 25 Nana Sudjana, op. cit., h. 30
23
e. Gerakan kompleks mencakup kemampuan untuk melaksanakan
keterampilan, yang terdiri dari beberapa komponen dengan lancar,
tepat, dan efisien.
f. Kreativitas mencakup kemampuan untuk menciptakan hal-hal baru.
Dari ketiga ranah yang telah disebutkan di atas, ranah kognitif yang paling
banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para
siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.26
c. Penilaian Hasil Belajar
Penilaian merupakan salah satu kegiatan yang memiliki kedudukan sangat
penting dilakukan oleh guru. Melalui kegiatan penilaian, guru akan mengetahui
apakah pengajaran ataupun pelatihan selama proses pembelajaran telah dikuasai
oleh siswa atau belum.27
Menurut Ahmad Sofyan, Tonih Feronika dan Burhanudin Milama, “tujuan
dilakukannya penilaian antara lain, untuk mengetahui tingkat pencapaian
kompetensi siswa, mengukur pertumbuhan dan perkembangan siswa, mendiagnosis
kesulitan belajar siswa, dan untuk memperoleh masukan atau umpan balik bagi
guru dan siswa dalam rangka perbaikan”.28 Angka atau nilai tertentu biasanya
dijadikan patokan untuk menentukan penguasaan program tersebut. Jika diangap
telah menguasai maka ia dinyatakan lulus, sebaliknya jika dianggap belum
menguasai maka ia dinyatakan tidak lulus.29
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penilaian hasil belajar mempunyai
peran yang tidak kalah penting dengan penetapan tujuan dan proses pembelajaran
itu sendiri yang ingin dicapat di indikator pembeljaran. Salah satu tujuan
dilakukannya penilaian adalah untuk mengetahui tingkat kemajuan belajar siswa
dari hasil proses pembelajaran baik kemajuan sikap, kognitif, psikomotorik, yang
selanjutnya dijadikan sebagai bahan koreksi untuk pembelajaran yang akan datang
agar bisa meningkat kualiatas dan kauntitas pembelajaran tersebut.
26 Nana Sudjana, op. cit., h. 23. 27 Asep Jihad dan Abdul Haris, op. cit., h. 53. 28 Ahmad Sofyan, dkk., op. cit., h. 4-5. 29 Asep Jihad dan Abdul Haris, loc. cit.
24
4. Konsep Sistem Gerak
Pembelajaran biologi teridiri atas banyak konsep yang harus di pahami siswa.
Dalam pengajarannya diperlukan perencanaan yang baik sebelum kegiatan belajar
mengajar. Apalagi materi-materi yang terdapat didalam biologi banyak abstrak dan
susah di liat ataupun dimengerti salah satu nya sistem gerak.
Materi sistem gerak manusia merupakan materi yang mengadung konsep dengan
cukup banyak terdapat istilah biologi khususnya dalam tulang. Dan susah untuk
diamati secara langsung. Sehingga Siswa tidak hanya dituntut untuk hafal saja
namun juga memahami kemudian mengaitkan antara struktur dan fungsi nya yang
sulit diamati tersebut.
Sebenarnya materi sistem gerak ini telah dipelajari di tingkat sekolah menengah
pertama namun materi masih mendasar, sedangkan pada sekolah menengah atas
banyak ditemukan materi-materi baru dan lebih mendalam seperti osifikasi,
artikulasi, dan kerja otot.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Menurut penelitian Faridatun Nadziroh (2017) Semakin intensif e-learning
dimanfaatkan, maka mutu belajar siswa akan semakin meningkat pula. Selain itu,
pemanfaatan web e-learning akan meningkatkan hasil belajar secara tidak
langsung. Sehingga tujuan digunakannya e-learning dalam sistem pembelajaran
yakni dapat memperluas akses pendidikan kemasyarakat luas, serta dapat
meningkatkan mutu belajar.30
Menurut penelitian Diemas Bagas Panca Pradana (2017) Berdasarkan nilai
rata-rata masing-masing kelas yaitu kelas kontrol sebesar 77,43 dan
kelaseksperimen sebesar 81,89. bahwa kelas yang menggunakan Tools Google
Classroom pada model pembelajaran Project Based Learning memiliki nilai rata-
rata yang lebih baik dibandingkan yang hanya menggunakan model pembelajaran
Project Based Learning. Berdasarkan hasil analisis angket respon siswa dan
30Faridatun Nadziroh, Analisa Efektifitas Sistem Pembelajaran Berbasis E-Learning.Jurnal
Ilmu Komputer Dan Desain Komunikasi Visual (JIKDISKOMVIS), 2 (1) ,2017.
25
didapatkan persentase siswa dalam mengisi angket sebesar 83,77%, maka dapat
disimpulkan bahwa siswa merespon dengan sangat baik angket yang diberikan
mengenai penerapan Tools Google Classroom pada model pembelajaran Project
Based Learning.31
Menurut penelitian Euis Sofi (2016) Kreativitas siswa menjadi lebih tinggi dan
terarah, seperti yang dikemukakan oleh admin IT : “Melihat tugas-tugas yang di
upload siswa kedalam classroom itu terlihat ide-ide kreatif dan kemampuan
menguasai IT dari siswa melebihi kemampuan yang dimiliki gurunya. Ide-ide siswa
sangat luar biasa, jadi pembelajaran di classroom itu bisa dapat menggali kre
ativitas anak semakin tinggi. Guru SKI menjelaskan bahwa : “Apabila diberikan
tugas yang ada kaitannya dengan ICT siswa sangat menyukainya, kreativitasnya
makin tinggi bahkan mampu melebihi gurunya. Materi yang banyak dan membuat
siswa malas untuk membaca, tetapi dengan bentuk tugas yang bisa menggali
kreativitas akan menarik bagi siswa. Materi sejarah memang membosankan bagi
yang tidak menyukainya, tetapi apabila guru pandai mengemas pembelajaran
dengan menarik, makasiswa juga akan tertantang untuk lebih kreatif”. Menurut
guru SKI “Nilai yang diperoleh siswa sebanyak 70% diatas KKM dan 30 % di
bawah KKM. Jika dikonversikan maka sebanyak 30 % dari keseluruhan siswa
mempunyai nilai kurang”.32
Menurut penelitian Stanislava Stoyanova1 (2016) tujuan pendidikan kognitif
dari pembelajaran E-Learning Menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam
pendidikan online difasilitasi melalui aplikasi seluler, web-aplikasi dan
perkembangan teknis. E-learning mendorong belajar cara belajar, karena
pembelajaran online memungkinkan pelajar untuk memutuskan konten mana yang
harus difokuskan pada suatu periode tertentu, serta tentang garis waktu proses
belajar, jumlah pengulangan latihan yang diperlukan untuk menguasai pengetahuan
31Diemas Bagas Panca Pradana, Rina Harimurti, Pengaruh Penerapan Tools Google
Classroom pada Model Pembelajaran Project Based Learning terhadap Hasil Belajar Siswa.Jurnal
IT-Edu. 02.(01). 2017. 32 Euis Sofi, Pembelajaran Berbasis E-Learning pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri. Jurnal TANZHIM Jurnal Penelitian Manajemen
Pendidikan 01. (01). Tahun 2016
26
dan menerapkan keterampilan, bagaimana mengekspresikan sikap seseorang
terhadap pembelajaran, siswa dan guru lainnya.33
Menurut penelitian Shampa Iftakhar (2016) Seorang guru menyebutkan bahwa
fitur Google Kelas memungkinkan dia dan pembelajarnya memiliki interaksi yang
lebih baik. Murid-muridnya Facebook disukai untuk Belajar Sistem Umpan Balik
untuk mengumumkan tanggal kuis atau topik untuk kelas yang akan datang atau
tugas. Di antara peserta siswa, 18 setuju bahwa Google Classroom efektif dan
mudah digunakan. Mereka bisa mendapatkan begitu banyak file yang diunggah
pada suatu waktu. Google Classroom memiliki penyimpanan tanpa batas. Jadi
mereka dapat menambahkan sumber daya bacaan sendiri juga. 20 siswa merasa
bahwa kecepatan internet adalah wajib untuk mengunggah file. 30 siswa
berkomentar bahwa guru harus menggunakannya secara teratur dan memberikan
umpan balik positif tentang partisipasi siswa di Google Kelas yaitu membalas
komentar siswa atau pertanyaan tepat waktu.34
Menurut penelitian Sathyendra Bhat (2018) Penilaian adalah bentuk integral
dari pendidikan sistem dan lebih lagi dalam pendidikan teknik. Tugas adalah salah
satu teknik penilaian untuk mengukur pembelajaran dan telah terbukti menjadi
sangat alat yang efektif dalam melakukannya. mode pengiriman melalui google
classroom tidak hanya membersihkan masalah dengan tulisan tangan kurang bisa
dibaca, itu juga menyediakan mekanisme dimana pengiriman melampaui batas
waktu itu secara otomatis dinonaktifkan. Ini mengurangi beban pada guru untuk
melacak penugasan diserahkan melampaui batas waktu. Di kasus ini, ada dua tugas
untuk penyerahan seperti yang digambarkan dalam gambar. Batas waktu untuk
penyerah tugas pertama adalah 30 September. Tanggapan 14 siswa yang
menganggap enteng dan melakukannya tidak menyerahkan pekerjaan tepat
waktu. Ini terutama disebabkan oleh fakta bahwa para siswa berasumsi bahwa
mereka bisa menyerahkan tugas melampaui batas waktu dan guru akan tetap
33 Stanislava Stoyanova, Educational Objectives in E-Learning, International Journal of
Humanities Social Sciences and Education (IJHSSE) 3, (9), 2016, 34 Shampa Iftakhar, Google Classroom : What Works And How, Journal of Education and
Social Sciences, Vol. 3. 2016
27
menerimanya seperti yang biasa mereka lakukan di kasus pengiriman
manual; sedikit yang mereka tahu Google classroom itu sendiri membatasi semua
pengiriman di luar batas waktu.35
Menurut penelitian B. K. Madhavi (2018) Google Classroom adalah alat
canggih untuk guru yang ingin menciptakan lingkungan kelas tanpa kertas yang
memungkinkan guru memiliki akses instan ke pekerjaan siswa, dan mengelola
setiap aspek alur kerja kelas secara digital. Dalam sekilas, Google Classroom
terintegrasi Google Drive, Google Dokumen, Spreadsheet, dan Slide, dan Gmail
bersama untuk membantu institusi pendidikan menuju sistem tanpa kertas.36
Menurut Dicky Pratama dan Hendri Sopryad (2016). Berdasarkan hasil
penelitian bahwa kelas elektronik berpengaruh terhadap efektifitas dan efisiensi.
Pengaruh kelas elektronik terhadap efektifitas sebesar 25,5% .Sedangkan hasil uji
regresi pada kelas elektronik terhadap efisiensi sebesar 32,9%. Hasil berbagai uji
tersebut menunjukan bahwa ruang kelas elektronik berpengaruh terhadap efektifitas
dan efisiensi proses belajar mengajar.37
Menurut Nirfayanti dan Nurbaeti (2019) berdasarkan hasil penelitian ada
perbedaan hasil belajar mahasiswa setelah diajar dengan menerapkan media
pembelajaran google classroom pada Program Studi Pendidikan Matematika. ada
perbedaan motivasi belajar mahasiswa setelah diajar dengan menerapkan media
pembelajaran google classroom pada Program Studi Pendidikan Matematika.38
C. Kerangka Berpikir
35Sathyendra Bhat, Leveraging E-Learning through Google Classroom: A Usability Stud,
Journal of Engineering Education Transformations , 31, (3), 2018. 36B. K. Madhavi, Improving Attainment of Graduate Attributes using Google Classroom,
Journal of Engineering Education Transformations , 31, (3), 2018, 37 Dicky Pratama dan Hendri Sopryadi, Pengaruh Pemanfaatan Kelas Elektronik Terhadap
Efektifitas dan Efisiensi Proses Belajar STMIK XYZ, Jurnal Jatisi, Vol. 03 No. 1 Tahun 2016. 38 Nirfayanti dan Nurbaeti, Pengaruh Media Pembelajaran Googgle Classroom dalam
Pembelajaran Analisis Real Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa, Jurnal penelitian matematika
dan pendidikan matematika, Vol. 2 No. 1 Tahun 2019
28
Perkembangan informasi dan teknologi ikut berpengaruh terhadap
berkembangnya dunia pendidikan, terutama penggunaan media sebagai alat bantu
dalam kegiatan belajar dan mengajar. Salah satu bahan ajar yang sedang popular
saat ini adalah e-learning. Penggunaan e-Learning di era modern seperti sekarang
ini merupakan suatu langkah yang tepat untuk mengatasi permasalahan dalam
media pembelajaran. Dimana peserta didik selalu dituntut untuk mengikuti
perkembangan perubahan lingkungan ilmu yang dipelajarinya sesuai dengan
kebutuhan mereka. Dengan adanya e-Learning, semua informasi yang terkait
dengan materi baru dapat segera diperbaharui oleh guru atau pengampu mata
pelajaran di sistem manajemen pembelajaran ini.
Lingkungan belajar virtual yang digunakan oleh sekolah memungkinkan guru
atau pengampu mata pelajaran dapat mengelola materi dan bertukar informasi
dengan peserta didik untuk materi tertentu yang diajarkan disetiap minggunya,
semisal dalam waktu tertentu seorang guru atau pengampu tidak dapat melakukan
tatap muka secara langsung terhadap peserta didik.
Pembelajaran biologi banyak materi yang bersifat abstrak salah satu nya pada
konsep sistem Gerak seperti jenis-jenis tulang, pembentukan tulang, macam-
macam otot, mekanime kerja otot, yang membutuhkan media pembelajaran untuk
memudah untuk memahami materi tersebut dengan media e-learning .
Salah satu e-learning yang digunakan yaitu Google Classroom atau ruang kelas
Google merupakan suatu serambi pembelajaran campuran untuk ruang lingkup
pendidikan yang dapat memudahkan pengajar dalam membuat, membagikan dan
menggolongkan setiap penugasan tanpa kertas (paperless). Software tersebut telah
diperkenalkan sebagai keistimewaan dari Google Apps for Education yang rilis
pada tanggal 12 Agustus 2014. Bagi pengajar dapat digunakan untuk membuat dan
mengelola kelas, tugas, nilai serta memberikan masukan secara langsung (real-
time). Untuk siswa dapat memantau materi dan tugas kelas, berbagi materi dan
berinteraksi dalam aliran kelas atau melalui email, mengirim tugas dan mendapat
masukan dan nilai secara langsung.
29
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, diperoleh hipotesis penelitian
sebagai berikut: “terdapat pengaruh penerapan media google classroom terhadap
hasil belajar siswa pada konsep sistem gerak.
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMAN 13 Kabupaten Tangerang. Adapun waktu
pelaksanaan penelitian ini pada semester Ganjil tahun pelajaran 2019/2020 yakni
pada bulan Oktober.
B. Metode dan desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode dalam penelitian adalah metode kuasi eksperimen (quasi
experiment) yang biasa disebut dengan eksperimen semu. Desain ini merupakan
jenis penelitian yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi
sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi
pelaksanaan eksperimen.1 Rancangan kuasi eksperimen merupakan rancangan yang
menyerupai rancangan eksperimen tetapi tidak sama persis dengan rancangan
eksperimen sebenarnya. Dalam penelitian ini metode eksperimen semu (quasi
experiment) dianggap cocok. Kelas eksperimen menggunakan pembelajaran media
google classroom, sedangkan kelas kontrol menggunakan power point yang biasa
digunakan di sekolah (kelompok kontrol). Kelas eksperimen menggunakan
pembelajaran media Google Classroom secara Individu.
2. Desain Penelitian
Rancangan penelitian Ini menggunakan “Pretest-postest control group
design”.Hal ini dikarenakan pemilihan dua kelompok kelas yang di pilih secara
random.2 dapat digambarkan sebagai berikut :
Tabel 3.1 Bagan desain penelitian Pretest-posttest control group design
1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2015), h.114 2 Ibid.,h 113
31
Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test
Eksperimen Y1 XE Y2
Kontrol Y1 Xk Y2
Keterangan :
XE = Perlakuan (media google classroom) pada kelompok eksperimen
Xk = Perlakuan (media power point) pada kelompok kontrol
Y1 = Pemberian pretest
Y2 = Pemberian posttest
Rancangan desain penelitian pada tabel, terdiri dari dua kelas yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol, kelas eksperimen yang dipilih di SMAN 13
Kabupaten Tangerang. adalah kelas X.e dan mendapatkan perakuan (treatment)
berbeda dari pembelajaran yang biasa diterapkan sekolah yaitu dengan
menggunakan media Google Classroom, sedangkan pada kelas kontrol yang dipilih
adalah SMAN 13 Kabupaten Tangerang. adalah kelas X.k mendapatkan perlakuan
(treatment) yang sama dengan pembelajaran yang biasa diterapkan di sekolah yaitu
menggunakan media power point.
C. Populasi dan sampel
a. Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMAN 13
Kabupaten Tangerang. yang ada pada semester ganjil tahun ajaran
2019/2020 yang terbagi kedalam 2 kelas.
b. Sampel penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil respodens yang hendak diteliti.3
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sampel bertujuan atau purposive sampel yang dilakukan dengan cara