Page 1
Jurnal STEI Ekonomi, Vol XX, No XX, April 2020 1
PENGARUH LINGKUNGAN KERJA,
KOMPENSASI DAN KECERDASAN
EMOSIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA
(STUDI KASUS PADA KARYAWAN BANK BRI
CABANG ROXY DI JAKARTA)
Salma Fauziah Zahara Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia, Jakarta
[email protected]
The purpose of this study was to study how to influence of work environment,
compensation and emotional intelligence on job satisfaction at Bank Rakyat
Indonesia roxy branch in Jakarta. The population in this study were all employees
of Bank Rakyat Indonesia roxy branch as many 90 employees. The sample used in
this study was a saturated sample technique to obtain 88 respondents. Data
collection methods used were observation and questionnaires. Data analysis
techniques used in this study were tested using path analysis with the Structural
Equation Modeling (SEM) method using SmartPLS 3.0. software. The results of
this study state: (1) The effect of the work environment on job satisfaction is 21%.
(2) The effect of compensation on job satisfaction by 29%. (3) The influence of
emotional intelligence on job satisfaction by 32%. (4) Effect of work environment,
compensation and emotional intelligence on job satisfaction 48%. The remaining
52% is influenced by other factors not examined in this study.
Keywords : Work Environment, Compensation, emotional intelligence, Job
Satisfaction.
I. PENDAHULUAN
Unsur utama dalam kemajuan perusahaan adalah Sumber Daya Manusia (SDM),
sebagai motor penggerak, insipirasi dan juga sebagai otak berjalannya suatu perusahaan.
Pada hakikatnya sumber daya manusia menjadi faktor yang sangat penting dan berperan
sebagai penggerak dalam kegiatan pelaksanaan di perusahaan yang didasarkan pada
kreatifitas serta kemampuan yang dimilikinya sebagai suatu kebutuhan untuk mencapai
tujuan perusahaan. Karena berhasil atau tidaknya tujuan perusahaan didasari oleh
kemampuan perusahaan tersebut dalam mengelola sumber daya yang dimiliki. Tujuan
perusahaan akan tercapai tidak hanya tergantung pada peralatan serta sarana maupun
prasarana yang lengkap, tetapi lebih utama adalah faktor manusia tersebut dalam mencapai
tujuan perusahaan. Setiap karyawan yang memiliki kepuasan kerja yang tinggi dan baik
akan memberikan kontribusi yang besar dalam mencapai tujuan dan sasaran-sasaran yang
telah ditetapkan oleh perusahaan.
Kepuasan kerja adalah salah satu faktor yang penting bagi manusia dalam bekerja.
Menurut Handoko dalam Edy Sutrisno (2017:75) Kepuasan kerja adalah keadaan
emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi para karyawan memandang
pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaaan seseorang terhadap
pekerjaannya. Ini tampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala
sesuatu yang dihadapin dilingkungan kerjanya. Kepuasan kerja meningkatkan
Page 2
Jurnal STEI Ekonomi, Vol XX, No XX, April 2020 2
produktivitas karyawan dan terkait dengan usaha agar membantu mencapai tujuan
perusahaan. Diantaranya adalah lingkungan kerja, kompensasi dan kecerdasan emosional.
Lingkungan kerja Menurut Serdamayanti (2013:23) adalah suatu tempat yang
terdapat sejumlah kelompok dimana didalamnya terdapat beberapa fasilitas pendukung
untuk mencapai tujuan perusahaan sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Lingkungan
kerja menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi implementasi pekerjaan di suatu
perusahaan untuk mendukung kinerja dan moral dan semangat karyawan. Lingkungan
kerja yang baik (sarana dan prasarana yang baik) atau buruk dalam organisasi karyawan.
Misalnya, lingkungan kerja yang kotor, lingkungan kerja yang tidak nyaman, kebisingan
semua dapat membuat karyawan tidak merasa puas dalam melakukan pekerjaannya karena
tidak melakukan pekerjaan dengan nyaman.
Faktor kedua yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja yaitu kompensasi. Menurut
Hasibuan (2017:119) Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang
langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai immbalan atas jasa yang
diberikan kepada perusahaan. Pembentukan sistem kompensasi yang efektif merupakan
bagian penting dari manajemen sumber daya manusia karena membantu menarik dan
mempertahankan pekerjaan–pekerjaan yang berbakat. Selain itu sistem kompensasi
perusahaan memiliki dampak terhadap kinerja strategis. Menurut Handoko (2014:155)
kompensasi adalah “segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk
kerja mereka Program program kompensasi juga penting bagi perusahaan, karena
mencermintakan upaya organisasi untuk mempertahankan sumber daya manusia.
Faktor selanjutnya yang mempengaruhi kepuasan kerja diantaranya adalah
kecerdasan emosional. Menurut Hein dalam Efendi dan Susanto (2013:2): “Emotional
intelligence is the innate potential to feel, use, communicate, recognize, remember,
describe, identify, learn form, manage, understand, and explain emotions.” Pendapat ini
menyatakan bahwa kecerdasan emosional merupakan potensi dari dalam diri seseorang
untuk bisa merasakan, menggunakan, mengomunikasikan, mengenal, mengingatkan,
mendeskripsikan emosi. Menurut Goleman dalam Nurita (2012:14) Kecerdasan Emosional
adalah kecakapan emosional yang meliputi kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri
dan memiliki daya tahan ketika menghadapi rintangan, mampu mengendalikan impuls dan
tidak cepat merasa puas, mampu mengatur suasana hati dan mampu mengelola kecemasan
agar tidak mengganggu kemampuan berpikir, mampu berempati serta berharap membagi
kecerdasan emosional menjadi lima bagian yaitu tiga komponen berupa kompetensi
emosional (pengenalan diri, pengendalian diri dan motivasi) dan dua komponen berupa
kompetensi sosial (empati dan keterampilan sosial).
Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar
di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa
Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en
Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi
Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan
Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian
dijadikan sebagai hari kelahiran BRI. Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang
Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI
berubah menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan Bank Rakyat Indonesia saat itu masih
100% di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia
memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan publik
dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., yang masih digunakan
sampai dengan saat ini merefleksikan langkah strategis
Salah satu Cabang Bank Rakyat Indonesia (BRI) yaitu berada di Pusat Niaga Roxy
Mas Blok B1, Jl. KH. Hasyim Ashari No.1-2, RW.8, Cideng, Gambir, Jakarta pusat. Bank
Rakyat Indonesia saat ini dalam mendayagunakan kapabilitas layanan teknologi informasi
dan komunikasi terkini, sehingga membuka berbagai peluang bagi Bank BRI untuk
menjangkau lebih banyak nasabah, meningkatkan kualitas pelayanan, dan berinovasi
Page 3
Jurnal STEI Ekonomi, Vol XX, No XX, April 2020 3
menghadirkan produk dan layanan baru dalam rangka memenuhi kebutuhan perbankan dan
keuangan nasabah dari semua kalangan, hingga ke seluruh pelosok Indonesia. Seiring
dengan tumbuh kembangnya negeri ini, Bank Rakyat Indonesia secara dinamis terus
berinovasi untuk memenuhi segala bentuk kebutuhan layanan perbankan sekaligus tetap
konsisten dengan tekad Bank Rakyat Indonesia menjadi mitra utama bagi masyarakat
Indonesia dalam mengembangkan perekonomiannya. Dengan adaya layanan yang baik dan
mendukung semua kebutuhan nasabahnya, sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan
yang memiliki keterlibatan kerja yang tinggi sehingga perusahaan seimbang dalam
mewujudkan semua tujuan perusahaan melalui produk-produk berkualitas dan sumber daya
manusia yang berdedikasi tinggi kepada perusahaan.
Lingkungan kerja yang kondusif juga diperlukan agar karyawan merasa nyaman
dalam menyelesaikan semua tanggung jawab mereka. Area lingkungan kerja di perusahaan
terdengar oleh kebisingan yang berasal dari jalan utama karena Bank Rakyat Indonesia
Cabang Roxy tepat di jalan utama. Karea itu Lingkungan kerja adalah salah satu faktor
yang memiliki pengaruh kuat terhadap kinerja organisasi.. Lingkungan kerja dapat
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Dan membuat lingkungan kerja yang
baik, dengan lingkungan kerja yang baik akan membuat karyawan merasa nyaman di
ruangan sehingga mereka bersemangat untuk melakukan pekerjaan.
kompensasi yang diberikan oleh Bank Rakyat Indonesia cabang Roxy kepada para
karyawannya dengan harapan dapat meningkatkan kepuasan kerja mereka. Kompensasi
yang diberikan termasuk gaji, BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan, asuransi kesehatan,
bonus, dan gaji tambahan pertahun berdasarkan masa kerja karyawan. Selain kompensasi,
perusahaan juga dapat menawarkan liburan gratis kepada karyawan. Namun bagi sebagian
para karyawan sulit mengajukan cuti karena terikat dengan pekerjaannya. Sangat penting
bagi perusahaan untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawannya, Seperti halnya mereka
setia kepada perusahaan, mereka lebih nyaman, dan memiliki loyalitas yang tinggi kepada
perusahaan.
Selain kompensasi, karyawan juga membutuhkan kecerdasan emosional, karyawan
Bank Rakyat Indonesia cabang Roxy membutuhkan kecerdasan emosi yang baik untuk
berhubungan langsung dengan pelanggan dan berinteraksi dengan kolega dan nasabah serta
rekan kerja. Karena setiap nasabah yang datang ke Bank Rakyat Indonesia cabang Roxy
memiliki sifat dan kepribadian yang berbeda-beda, karyawan harus memiliki tingkat
kecerdasan emosional tertentu dalam arti bahwa mereka memahami semua pelanggan dan
bersabar dalam memberikan layanan.
Untuk kepuasan kerja di Bank Rakyat Indonesia cabang Roxy dilihat dari keudukan
seseorang. Kepuasan kerja dapat dilihat oleh semua karyawan yang dapat melakukan atau
menyelesaikan tugas mereka dengan baik. Dapat dihitung berapa banyak karyawan
menyelesaikan tugas mereka tepat waktu dan baik. Setiap karyawan tentu ingin terpeuhi
keinginannya dalam pekerjaan. Kepuasan kerja karyawan diperoleh dari promosi yang
diberikan oleh perusahaan, pendapatan yang baik dan rekan kerja yang dapat
mendukungnya. Selain itu, kepuasan kerja adalah sikap wajar yang diterima oleh
karyawan. Kepuasan kerja juga dipengaruhi oleh posisi karyawan dalam suatu organisasi
jika posisi yang ditempati karyawan lebih tinggi maka mereka akan merasa lebih puas
karena mereka memiliki pengaruh yang lebih besar, pekerjaan mereka lebih bervariasi dan
memiliki kebebasan untuk membuat penilaian, bagi karyawan yang memiliki posisi level
cenderung merasa tidak puas dan bosan karena tidak memiliki pengaruh besar dan
pekerjaan tidak bervariasi.
Berdasarkan teori dan penelitian diatas maka hal ini yang mendasari munculnya
penelitian dengan judul “Pengaruh Lingkungan kerja, Kompesasi dan Kecerdasan
emosional Terhadap Kepuasan kerja. (Studi kasus pada Bank Rakyat Indonesia Cabang
Roxy)”.
Page 4
Jurnal STEI Ekonomi, Vol XX, No XX, April 2020 4
II. KAJIAN LITERATUR 2.1 Review Penelitian
penelitian pertama dari jurnal internasional “International Journal of Innovation and
Economic Development ”ISSN 1849-7020 (Print) ISSN 1849-7551 (Online), dengan judul
“Impact of Emotional Intelligence and Gender on Job Satisfaction: An Empirical Study
amongst the Employees of HDFC Banks in Chandigarh Tricity, India” penelitian ini
dilakukan paa tahun 2018 oleh Dr. Vishal Kumar, Professor, School of Management,
Maharaja Agrasen University, Baddi (H.P), India sampel penelitian ini terdiri dari 100
responden, di mana 60% adalah laki-laki dan 40% adalah perempuan. Metode analisis
Penelitian ini menggunakan tes Kolmogorov-Smirnov, Cronbach Uji Reliabilitas Alpha,
ANOVA, uji-t, Koefisien Korelasi Pearson, dan Regresi analisis. Hasil dari penelitian ini
adalah Kecerdasan emosional memainkan peran penting saat ini dalam organisasi, karena
itu salah satunya komponen terpenting dari kepuasan kerja. Analisis penelitian
mengungkapkan bahwa ada korelasi positif antara kecerdasan emosional dan kepuasan
kerja bank karyawan yang juga menggambarkan bahwa karyawan bank yang bekerja
dengan semangat kerja tinggi dan hubungan emosional dengan bank merasa lebih puas dari
pekerjaan mereka.
Peneletian kedua jurnal internasional dari “Abhinav International Monthly Refereed
Journal of Research in Management & Technology” ISSN-2320-0073. Dengan judul :
“Work Environment And Its Effect On Job Satisfaction In Cooperative Sugar Factories In
Maharashtra, India” penelitian dilakukan oleh Dr. Ganesh Salunke. Penelitian ini dilakukan
pada tahun 2015. Dengan populasi Penelitian Wilayah studi ini dilkukan pabrik gula
koperasi di Maharashtra India. Dengan 850 sampel. Data penelitian ini menggunakan Uji
statistik chi-square dikarenakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan pada penelitian ini,
dan penelitian ini telah menggunakan kombinasi dari penelitian eksploratif dan deskriptif.
Hasil dari penelitian ini dilihat dari nilai tabel chi-square menunjukkan 9,49 di mana tabel
sebenarnya menunjukkan nilai 358,75 dengan derajat kebebasan 1 dan tingkat signifikansi
5%. Ini membuktikan hipotesis itu Lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap
kepuasan kerja karyawan di pabrik gula. Analisis dan interpretasi data miliki empiris
menunjukkan bahwa beban kerja, stres, lembur, kelelahan, kebosanan adalah beberapa
faktor meningkatkan ketidakpuasan kerja.
Penelitian ketiga jurnal internasional dari “Global Journal of Management and
Business Research: Online” ISSN: 2249-4588 & Print ISSN: 0975-5853. Dengan judul
“Effect of Compensation on Basic School Teachers’ Job Satisfaction in the Northern Zone:
The Case of Ghana”. Penelitian ini dilakukan oleh Josephine Pepra-Mensah, Luther
NtimAdjei & Albert Agyei, di Valley View University. Penelitian ini dilakukan pada tahun
2017. Dengan populasi penelitian ini terdiri dari semua guru sekolah dasar di sektor Utara
Ghana, dengan 100 sampel guru. Analisis kuantitatif dan standar deviasi digunakan dalam
analisis data software yang digunakan adalah (SPSS). Hasil penelitian ini adalah Pengaruh
Kompensasi pada Kepuasan Kerja Guru Sekolah Dasar di Zona Utara: Kasus model Ghana
secara keseluruhan signifikan secara statistik, atau bahwa variabel memiliki pengaruh
gabungan yang signifikan terhadap variabel tak bebas. oleh karena itu, Kompensasi, secara
signifikan berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja guru (β = 2.279, p <.05). .
Kompensasi juga ditemukan secara signifikan dan positif memprediksi Kepuasan kerja
guru. Alasan utama untuk menjaga karyawan yang puas dan puas akan mendapat manfaat
dari dedikasi, kesetiaan dan komitmen. Dan salah satunya cara Manajer dapat menjaga
karyawan yang baik adalah dengan menawarkan mereka paket kompensasi yang menarik
dan memadai yang sesuai dengan kebutuhan, preferensi dan kinerja.
Penelitian keempat junal internasional dari “Research Journal of Business
Management” ISSN 1819-1932 dengan judul “Impact of Compensation and Benefits on
Job Satisfaction” penelitian ini dilakukan oleh Calvin Mzwenhlanhla Mabaso dan Bongani
Innocent Dlamini, penelitian ini dilakukan pada tahun 2017, Sampel dari 279 staf
Page 5
Jurnal STEI Ekonomi, Vol XX, No XX, April 2020 5
akademik, yang merupakan total populasi peserta dipilih untuk penelitian ini. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian kuantitatif untuk menyelidiki pengaruh imbalan terhadap
ketertarikan dan retensi bakat. Penjelasan pendekatan yang menghasilkan hipotesis
digunakan dan desain survei digunakan untuk mengumpulkan data melalui kuesioner semi-
terstruktur. Hasil dari penelitian ini adalah A positif dan pengaruh signifikan kompensasi
terhadap kepuasan kerja (p = 0,263). Selain itu, tidak ada pengaruh yang signifikan antara
tunjangan dan kepuasan kerja. Oleh karena itu, hanya kompensasi yang secara signifikan
memprediksi kepuasan kerja di antara staf akademik.
Penelitian kelima jurnal internasional dari “International Journal of Management,
Accounting and Economics” ISSN 2383-2126 (Online) dengan judul “The Impact of
Emotional Intelligence on Job Satisfaction among Teachers” penelitian dilakukan oleh
Choi Sang Long Raffles, Mardhiah Yaacob, Tan Wee Chuen di Malaysia. Penelitian ini
dilakukan pada tahun 2016, populasi dan sampel penelitian ini adalah didasarkan pada
sampel 386 guru yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Data yang diperoleh dari survei
dianalisis menggunakan Pearson korelasi dan analisis regresi berganda dengan
menggunakan Paket Statistik Ilmu Sosial (SPSS) versi 18.0. hasil dari penelitian ini adalah
hasil analisis regresi berganda dari efek emosional kecerdasan pada kepuasan kerja. Hasil
penelitian ini adalah hasil analisis korelasi Pearson menujukkan antara emosional
kecerdasan dan kepuasan kerja. Secara keseluruhan kecerdasan emosi memiliki
signifikansi dan hubungan positif dengan kepuasan kerja (r = 0,52, p <0,01). Namun
hubungannya antara keduanya moderat. Ini berarti bahwa semakin tinggi kecerdasan
emosionalnya kepuasan kerja yang lebih tinggi di antara responden Temuan penelitian ini
mengkonfirmasi bahwa kecerdasan emosi mempengaruhi kepuasan kerja. Ini juga
menegaskan bahwa karyawan, yang melaporkan menggunakan kecerdasan emosional
dalam tempat kerja, juga memiliki perasaan kepuasan kerja. Karyawan kecerdasan
emosional akan mempengaruhi kepuasan kerja mereka untuk menciptakan perilaku yang
sesuai yang dibutuhkan secara efektif melaksanakan tugas kerja. Guru dapat menggunakan
perilaku baik mereka untuk mengelola kegiatan dan memecahkan masalah yang muncul
dalam lingkungan kerja mereka.
Penelitian keenam jurnal internasional “International Journal of Business
Administration” ISSN 1923-4007 E-ISSN 1923-4015 dengan judul “The Effect of
Emotional Intelligence on Job Satisfaction: Applied Study in the Jordanian
Telecommunication Sector” penelitian ini dilakukan oleh Abdul Azez Badir Alnidawy di
Business Administration Department, Al-Zaytoonah University, Amman, Jordan.
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2015. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah (300) karyawan. data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sebuah kuesioner
yang dirancang untuk mengumpulkan data, lalu dilanjutkan dengan Metode statistik
dengan menggunakan (SPSS). Hasil dari penelitian ini adalah termasuk koefisien regresi
dan nilai signifikansi yang dihitung untuk mengukur pengaruh tiga konstruk (EI) dan
variabel dependen (JS) dalam interval kepercayaan = 95% dan signifikansi yang diusulkan
level = 0,05. Tabel menunjukkan bahwa dampak positif yang signifikan untuk
(Kesejahteraan) dengan (JS) ditemukan (Sig = 0,000, Beta = 0,271). Oleh karena itu,
hipotesis Null (1-1) ditolak dan hipotesis alternatif diterima, yang menyatakan bahwa
variabel (Kesejahteraan) mempengaruhi JS pada a = 0,05. menunjukkan bahwa signifikan
positif.
Penelitian ketujuh jurnal internasioal dari “International Journal of Applied
Services Marketing Perspectives” ISSN (Print): 2279-0977, (Online): 2279-0985 dengan
judul “Impact Of Emotional Intelligence On Job Satisfaction Of Employees Of Hdfc Bank
Ltd In Kashmir Valley” penelitia dilakukan oleh Raies Hamid dan penelitian dilakukan
pada taun 2016 populasi dan sampel dari penelitian ini adalah 100 Karyawan Bank HDFC
melintasi lembah untuk belajar. Data dan metode yang digunakan adalah Bar-On
Emotional Quotient Inventarisasi (EQI) Skala Laporan Diri, dan Indeks Deskripsi
Pekerjaan (JDI). Korelasi Pearson Product Moment dan Independent-Sample t-test
Page 6
Jurnal STEI Ekonomi, Vol XX, No XX, April 2020 6
diterapkan pada data yang ada. Hasil penelitian ini mengungkapkan dampak kecerdasan
emosional pada kepuasan kerja karyawan Bank HDFC. Setelah interpretasi, ditemukan
bahwa ada korelasi positif antara Emotional Quotient dan kepuasan kerja antara karyawan
HDFC Bank Ltd, merasakan kepuasan karyawan dengan pekerjaan mereka. Korelasi
negatif ditemukan antara kepuasan kerja dan kontrol impuls sub-skala EQ. Namun, tidak
ada perbedaan yang ditemukan antara subskala EQ seperti mood umum, kesadaran diri
emosional, harga diri, hubungan interpersonal, pemecahan masalah, pengujian realitas,
toleransi stres, optimisme dan kebahagiaan, dan kepuasan kerja karyawan. Disimpulkan
bahwa hasil penelitian dapat berguna untuk meningkatkan kecerdasan emosional karyawan
HDFC dan khususnya karyawan sektor perbankan lainnya pada umumnya. Struktur
pembayaran yang diperbaiki oleh sektor perbankan dapat dibuktikan faktor
menguntungkan untuk kepuasan karyawan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan
produktivitas sektor secara keseluruhan.
Penlitian kedelapan jurnal internasional dari “Journal of Human Resource
Management” ISSN: 2331-0707 (Print); ISSN: 2331-0715 (Online) dengan judul “The
Effect of Work Environment on Job Satisfaction: Evidence from the Banking Sector in
Ghana” penelitian ini dilakukan oleh George Kafui Agbozo, Isaac Sakyi Owusu, Mabel A.
Hoedoafia, dan Yaw Boateng Atakorah penelitian ini dilakukan pada tahun 2017 Populasi
penelitian ini adalah 209 karyawan bank di Ghana dengan fokus pada dua zona yang
membentang secara geografis dari sejauh Abirem Baru di wilayah Timur Ghana hingga
Tamale di wilayah utara. Alasan pemilihan zona ini dan cabang-cabangnya adalah zona
utara ini sangat representatif sehubungan dengan ukuran cabang mulai dari ukuran cabang
besar hingga sedang hingga kecil. Dan sampel penelitian ini 105 karyawan. Data yang
digunakan dalam penelitian dalah penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif karena
fleksibilitas dalam hal pendekatan tersebut diberikan melalui investigasi yang mendalam
dan holistik. Hasil dari penelitian ini adalah Kepuasan keseluruhan mencakup setiap faktor
yang diteliti dalam penelitian ini. Faktor-faktor ini berkisar dari lingkungan kerja fisik,
lingkungan sosial dan hubungan serta faktor psikologis termasuk konten kerja (monoton
dari kerja dan kelelahan). Cukup banyak responden (42%) tidak puas dengan kondisi kerja
mereka di keseluruhan. Ini menujukkan bahwa kebutuhan untuk meningkatkan kondisi
kerja mereka karena telah ditemukannya lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap
kepuasan kerja karyawan.
2.2 Pengertian Sumberdaya Manusia
Menurut Henry Simamora dalam Bintoro, M.T dan Daryanto (2017:16) MSDM
adalah sebagai pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberi balasan jasa dan
pengelolaan terhadap individu anggota organisasi atau kelompok bekerja. MSDM juga
menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan penyusunan personalia,
pengembangan karyawan, pengelolaan karir, evaluasi kerja, kompensasi karyawan dan
hubungan perburuhan yang mulus.
2.3 Pengertian Lingkungan Kerja
Menurut Sedarmayanti (2011:26), lingkugan kerja fisik adalah semua keadaan
berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan
baik secara langsung maupun tidak langsung. Beberapa faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi lingkungan kerja fisik diantaranya penerangan, temperatur, kelembapan,
sirkulasi udara, kebisingan, getaran mekanis, bau-bauan, tata warna, dekorasi, musik, serta
keamanan. Menurut Sedarmayanti (2011:26), lingkungan kerja non fisik adalah semua
keadaan yang terjadi berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan
maupun hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan.
2.4 Indikator Lingkungan Kerja
Menurut Sedarmayanti (2013 : 26) indikator lingkungan kerja adalah sebagai berikut:
Page 7
Jurnal STEI Ekonomi, Vol XX, No XX, April 2020 7
1. Suhu udara
Dalam keadaan normal, tiap anggota tubuh manusia mempunyai temperatur berbeda.
Tubuh manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keadaan normal, dengan suatu
system tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan
yang terjadi di luar tubuh.
2. Kebisingan
Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar untuk mengatasinya adalah
kebisingan, yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga. Melakukan pekerjaan
membutuhkan konsentrasi, maka suara bising hendaknya dihindarkan agar
pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien sehingga produktivitas kerja
meningkat.
3. Penerangan
Penerangan sangat besar manfaatnya bagi karyawan guna mendapatkan keselamatan
dan kelancaran kerja. Oleh sebab itu perlu diperhatikan adanya penerangan (cahaya)
yang terang tetapi tidak menyilaukan.
4. Mutu udara
Suatu keadaan dengan temperatur udara sangat panas dan kelembaban tinggi, akan
menimbulkan pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran, karena sistem
penguapan.
5. Perasaan aman
Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan aman maka
perlu perhatikan adanya keberadaannya. Salah satu upaya untuk menjaga keamanan di
tempat kerja dapat memanfaatkan tenaga Satuan Tugas Keamanan (SATPAM).
6. Pengaturan ruang kerja
Merupakan suatu kebiasaan dalam mengatur besarnya ruangan seorang karyawan. Hal
ini disebabkan agar karyawan merasa tentram dalam mengerjakan tugasnya.
7. Privasi ruangan
Diberikan oleh perusahaan untuk kenyamanan karyawan dalam melaksanakan
tugasnya sehingga tidak mengganggu karyawan yang lainnya.
Indikator untuk mengetahui keadaan lingkungan kerja nonfisik, maka indikator yang
digunakan yaitu:
1. Pelaksanaan pengawasan
Adalah sistem pengawasan yang ada didalam perusahaan untuk karyawan. Agar
karyawan dapat bekerja sesuai dengan kemampuannya.
2. Suasana kerja
Suasana kerja merupakan suasana yang berada didalam perusahaan tersebut, seperti
karyawan yang sedang bekerja dengan fokus atau karyawan yang bekerja secara
kelompok terdapat perbedaan dalam suasananya.
3. Sistem imbalan
Sistem imbalan adalah suatu bentuk yang diberikan oleh karyawan karena telah
melakukan atau melaksanakan tugas yang diberikan oleh perusahaan.
4. Hubungan antar individu
a. Yaitu hubungan dengan rekan kerja harmonis. Salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi karyawan tetap tinggal dalam satu organisasi adalah adanya
hubungan harmonis dan keluargaan merupakn faktor yang mempengaruhi
peningkatan dan perubahan kinerja karyawan tersebut.
2.5 Pengertian Kompensasi
Menurut Handoko (2010) Pemberian kompensasi merupakan salah satu pelaksanaan
fungsi MSDM yang berhubungan dengan semua jenis pemberian penghargaan individual
sebagai pertukaran dalam melakukan tugas keorganisasian. Kompensasi adalah segala
sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka.
Page 8
Jurnal STEI Ekonomi, Vol XX, No XX, April 2020 8
2.6 Indikator Kompensasi
Menurut Septiawan (2012) Indikator kompensasi diantaranya:
1. Upah dan gaji.
Upah biasanya berhubungan dengan tarif gaji per jam.
2. Insentif
Insentif adalah tambahan kompensasi diatas atau di luar gaji atau upah yang
diberikan oleh organisasi.
3. Tunjangan
Contoh-contoh tunjangan adalah asuransi kesehatan dan jiwa, liburan yang
ditanggung perusahaan, program pension, dan tunjangan lainnya yang berkaitan
dengan hubungan kepegawaian.
4. Fasilitas
Contoh-contoh fasilitas adalah kenikmatan/fasilitas seperti mobil perusahaan,
keanggotaan klub, tempat parkir khusus, atau akses ke pesawat perusahaan yang
diperoleh karyawan
2.7 Pengertian Kecerdasan Emosional
Menurt Goleman D, (2015) Kecerdasan emosional adalah kemampuan seperti
kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi,
mengendalikan dorongan hati dan dan tidak melebih lebihkan kesengangan, mengatur
suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berfikir,
berempati dan berdo’a.
2.8 Indikator Kecerdasan Emosional
Menurut Goleman (2015:58), mengungkapkan lima indikator kecerdasan emosional, yaitu
:
1. Kesadaran diri, yaitu kemampuan individu yang berfungsi untuk memantau perasaan
diri waktu ke waktu, mencermati perasaan yang muncul. Ketidak mampuan untuk
mencermati perasaan yang sesungguhnya mendadak bahwa orang berada dalam
kekuasaan emosi.
2. Pengaturan diri, yaitu kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepas kecemasan,
kemurungan atau ketersinggungan dan akibat akibat yang timbul karena kegagalan
keterampilan emosi dasar. Seseorang yang mempunyai kemampuan yang rendah dalam
mengelola emosi akan terus menerus bernaung melawan perasaan murung. Sementara
mereka yang memiliki tingkat pengelola emosi yang tinggi akan dapat bangkit lebih
cepat dari kemurungannya. Kemampuan mengelola emosi meliputi kemampuan
penguasan diri dan kemampuan menennangkan diri.
3. Motivasi, yaitu kemampuan untuk mengatur emosi menjadi alat untuk mencapai tujuan
dan menguasi diri. Seseorang yang memiliki keterampilan ini cendrung lebih produktif
dan efektif dalam upaya apapun yang dikerjakannya. Kemampuan ini didasari oleh
kemampuan mengendalikan emosi yaitu menahan diri terhadap kepuasan dan
mengendalikan dorongan hati.
4. Mengenali emosi orang lain (empaty), yaitu kemampuan yang bergantung pada
kesadaran, kemampuan ini merupakan keterampilan dasar dalam bersosial.seorang
yang empati lebih mampu menangkap sinyal-sinyal social tersembunyi yang
mengisyaratkan apa yang dibutuhkan atau dikehendaki orang lain.
5. Keterampilan sosial, yaitu merupakan keterampilan mengelola emosi orang
lain,mempertahankan hubungan dengan orang lain melalui keterampilan social,
kepemimpinan dan keberhasilan hubungan antar pribadi.
2.9 Pengertian Kepuasan Kerja
Menurut Luthans dalam Yashinta (2010:22) mengemukakan bahwa kepuasan kerja
adalah ungkapan kepuasan karyawan tentang bagaimana pekerjaan mereka dapat
Page 9
Jurnal STEI Ekonomi, Vol XX, No XX, April 2020 9
memberikan manfaat bagi organisasi, yang berarti bahwa apa yang diperoleh dalam
bekerja sudah memenuhi apa yang dianggap penting
2.10 Indikator Kepuasan Kerja
Menurut Siagian (2011:298), indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan
kerja karyawan adalah:
1. Gaji, yaitu jumlah bayaran yang diterima seseorang sebagai akibat dari pelaksanaan
kerja apakah sesuai dengan kebutuhan dan dirasakan adil.
2. Pekerjaan itu sendiri, yaitu isi pekerjaan yang dilakukan seseorang apakah memiliki
elemen yang memuaskan.
3. Rekan sekerja, yaitu teman-teman kepada siapa seseorang senantiasa berinteraksi
dalam pelaksanaan pekerjaan. Seseorang dapat merasakan rekan kerjanya sangat
menyenangkan atau tidak menyenangkan.
4. Atasan, yaitu seseorang yang senantiasa memberi printah atau petunjuk dalam
pelaksanaan kerja. Cara-cara atasan dapat tidak menyenangkan bagi seseorang atau
menyenangkan dan hal ini dapat mempengaruhi kepuasan kerja.
5. Promosi, yaitu kemungkinan seseorang dapat berkembang melalui kenaikan jabatan.
Seseorang dapat merasakan adanya kemungkinan yang besar untuk naik jabatan atau
tidak, proses kenaikan jabatan kurang terbuka atau terbuka. Ini juga dapat
mempengaruhi tingkat kepuasan kerja seseorang.
2.11 Keterkaitan Antar Variabel Penelitian
a. Keterkaitan lingkungan kerja (X1) terhadap kepuasan kerja
Hubungan lingkungan kerja dan kepuasan kerja didasarkan pada temuan penelitian
Rohim Abdul (2018) dan Ardianti Erfin, Qomariah, Wibowo Gunawan (2018) Bahwa
lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja. Kondisi kerja adalah
keadaan dimana tempat kerja yang baik meliputi lingkungan fisik dan lingkungan non fisik
yang dapat memberikan kesan menyenangkan, aman, tentram dan lain sebagainya. Apabila
kondisi kerja baik maka hal tersebut dapat memacu timbulnya rasa puas dalam diri
karyawan yang pada akhirnya dapat memberikan pengaruh positif terhadap kinerja
karyawan, begitu sebaliknya, apabila kondisi kerja buruk maka karyawan tidak akan
mempunyai kepuasan dalam bekerja (Wahyuddin, 2010).
b. Keterkaitan Kompensasi (X2) terhadap kepuasan kerja
Hubungan kompensasi dan kepuasan kerja didasarkan pada temuan penelitian
Agathanisa, Prasetio Partono (2018) dan Veriyani, Prasetio Partono(2018) Bahwa
kompensasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja. Kompensasi yang diberikan
perusahaan kepada karyawan dapat memberikan manfaat jangka panjang dan pendek
perusahaan karena kompensasi berfungsi dan bertujuan untuk ikatan kerjasama perusahaan
dengan karyawan, peningkatan kepuasan kerja, pengadaan yang efektif, memotivasi,
menjaga stabilitas karyawan, menjaga kedisiplinan karyawan, penghindaran serikat buruh
dan pengaruh intervensi pemerintah (Ardana, dkk.,2012:154). Menurut Triton (2010: 123)
kompensasi adalah satu upaya yang dilakukan oleh manajemen untuk meningkatkan
prestasi kerja, motivasi, dan kepuasan kerj para karyawan. Menurut Hasibuan (2012: 118)
Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak
langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada
perusahaan.
c. Keterkaitan kecerdasan emosional (X3) terhadap kepuasan kerja
Hubungan kecerdasan emosional dan kepuasan kerja didasarkan pada temuan
penelitian Supriyanto Sani, Troena Afnan (2012) Dan Andewi Yasmitha, Supartha Gede,
Putra Surya (2016). bahwa kecerdasan emosional berpengaruh positif terhadap kepuasan
kerja. Nezad et al. (2013) meneliti untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan
emosional dan kepuasan kerja. Kecerdasan emosional digunakan dalam penelitian
Page 10
Jurnal STEI Ekonomi, Vol XX, No XX, April 2020 10
manajemen, apabila manajer dan karyawan memiliki kecerdasan emosional yang tinggi
sehingga dapat memecahkan masalah dengan memilih strategi yang sesuai, menghilangkan
konflik, dan membangkitkan kepuasan kerja. Penelitian ini dilakukan pada bidang jasa
yaitu perusahaan air di Mashhad dengan membuktikan bahwa adanya hubungan positif
signifikan kecerdasan emosional dengan kepuasan kerja. Tripathi et al (2013), meneliti
pengaruh kecerdasan emosional terhadap kepuasan kerja pada sektor manufaktur di India.
Hasil penelitiannya membuktikan adanya pengaruh positif signifikan dengan kepuasan.
Karyawan memiliki kecerdasan emosional tinggi maka kepuasan kerja tinggi sebaliknya
jika kecerdasan emosional rendah maka kepuasan kerja rendah sehingga menciptakan
hubungan kerja yang buruk. Dengan demikian, diajukan hipotesis.
III. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan metode
survey. Metode penelitian survey digunakan untuk mendapatkan data dari tempat
penelitian yang alamiah (bukan buatan), dan penliti melakukan pengumpulan data dengan
cara mengedarkan kuesioner, wawancara terstruktur, dan sebagainya. Teknik strategi
dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. menurut Sugiyono (2016: 14) Penelitian
kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk meneliti
populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel umumnya dilakukan secara
random, pengumpulan datanya menggunakan instrument penelitian, analisis data statistik,
serta bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Sugiyono (2017:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas, obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.Berdasarkan pengertian tersebut maka
populasi dalam penelitian ini adalah 90 karyawan Bank Rakyat Indonesia cabang Roxy.
Menurut Sugiyono (2016:81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Penarikan sampel dilakukan untuk menguji variabel yang
sedang diteliti dan sampel yang digunakan harus bisa mewakili dan dapat menjawab
pengujian dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini menggunakan sampel jenuh. Menurut
Sugiyono (2015:67) Sampel Jenuh merupakan teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
semua populasi yang ada pada Bank Rakyat Indonesia cabag Roxy menjadi sampel yaitu
sebanyak 88 orang responden penelitian ini tidak menggunakan semua populasi
dikarenakan 2 pemimpin tidak diikutsertakan karena alasan tertentu.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Survei kuesioner
adalah metode survei menggunakan kuesioner penelitian. Kuesioner penelitian diserahkan
langsung kepada responden atau meminta bantuan salah satu karyawan dalam
mengkordinir pengumpulan Kuesioner Bank Rakyat Indonesia cabang Roxy dengan
jangka waktu yang ditentukan. Tehnik Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai
tempat, berbagai sumber, dan berbagai cara. Teknik pengumpulan data merupakan
langkah utama dalam penelitian, karena memiliki tujuan memperoleh data yang
dibutuhkan (Sugiyono, 2014:85).
. Dalam pengumpulan data penelitian ini menggunakan beberapa metode, yaitu:
1. Penelitian Lapangan (Field research)
Pengumpulan data dengan cara melakukan survei ke lapangan yang berhubungan
dengan masalah yang sedang diteliti. Jenis pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer, terdiri dari:
a. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengunjungi langsung objek atau perusahaan yang akan diteliti, untuk mencatat
informasi yang berkaitan dengan masalah penelitian yang sedang dilakukan.
2. Kuesioner
Page 11
Jurnal STEI Ekonomi, Vol XX, No XX, April 2020 11
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan menyebarkan pernyataan
melalui lembar kuesioner kepada karyawan Bank Rakyat Indonesia cabang Roxy.
Bentuk kuesioner yang disusun adalah kuesioner berstruktur, dimana materi
perntanyaan berhubungan pendapat mengenai pengaruh lingkungan kerja, kompensasi
dan kecerdasan emosional terhadap kepuasan kerja pada seluruh karyawan Bank
Rakyat Indonesia cabang Roxy.
3. Studi Kepustakaan (Library research)
Studi kepustakaan (library Research) adalah metode yang dilakukan dengan cara
membaca, mempelajari, dan mengutip pendapat dari berbagai sumber seperti, buku-
buku yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, skripsi maupun tesis, browsing
di internet, jurnal, makalah, dokumen perusahaan, dan sumber lainnya yang berkaitan
dengan permasalahan yang diteliti.
Dalam operasional variabel penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data berupa
kuesioner. Operasional penelitian saya disusun dari sub indikator lingkungan kerja,
kompensasi, kecerdasan emosional dan kepuasan kerja dalam pernyataan dengan 4 (empat)
alternative jawaban. Dalam pernyataan digunakan skala likert. Dengan skala likert maka
variabel akan dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dapat
dijadikan sebagai tolok ukur untuk menyusun setiap pernyataan dan pertanyaan.
Menganalisis data yang diperoleh melalui kuesioner dengan metode deskriptif yang
bertujusn untuk menggambarkan semua persepsi karyawan Bank Rakyat Indonesia cabang
Roxy. Tahap analisis dilakukan dengan cara scoring, dimana skor atau bobot nilai antara 1
sampai 4. Setiap jawaban responden akan dinilai dengan pernyataan sebagai berikut:
Tabel 3.1:
Skala Likert untuk instrument penelitian
NO Pernyataan Bobot Nilai
1 Sangat Setuju (SS) 4
2 Setuju (S) 3
3 Tidak Setuju (TS) 2
4 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Sugiyono (2016)
Tabel 3.2:
Indikator Variabel lingkungan kerja (X1)
Variabel Indikator Sub Indikator No. Item
Lingkungan
kerja (X1)
Menurut :
Sedarmayanti
(2013 : 26)
Lingkkungan
kerja fisik
Suhu Udara 1,2
Kebisingan 3,4
Penerangan 5,6,7
Mutu udara 8,9
Perasaan aman 10,11
Pengaturan ruang kerja 12,13
Privasi ruangan 14,15
Pelaksanaa pengawasan 16,17
Page 12
Jurnal STEI Ekonomi, Vol XX, No XX, April 2020 12
Lingkungan kerja
non fisik
Suasana kerja 18,19
Sistem imbalan 20,21
Huungan antar individu 22,23
Sumber: Sedarmayanti (2013 : 26)
Tabel 3.3:
Indikator Variabel Kompensasi (X2)
Variabel Indikator Sub Indikator No. Item
Kompensasi
(X2)
menurut :
Septiawan
Upah dan gaji
Gaji sesuai dengan pekerjaan 24,25
Tariff upah sesuai dengan
pekerjaan. 26
Insentif
Penerimaan uang lembur 27,28
Bonus 30,31
Tunjangan
Asuransi 31,32
Pensiun 33
Cuti 34,35
Fasilitas Kendaraan / akses tempat parkir
khusus 36,37
Sumber: Septiawan (2012)
Tabel 3.4:
Indikator Variabel kecerdasan emosional (X3)
Variabel Indikator Sub Indikator No. Item
Kecerdasan
emosional
(X3) :
Menurut
Goleman
(2015 : 58)
Kesadaran
Diri
Sadar atas apa yang dirasakan diri
sendiri 38,39
Memahami secara intuitif
bagaimana suasana hatinya
mempengaruhi orang lain.
40,41
Mampu menerima umpan balik dari
orang lain tentang bagaimana
memperbaiki secara berkelanjutan.
41,42
Mampu membuat keputusan
meskipun dibawah dibawah
tekanan.
43,44
Seseorang dengan kesadaran tinggi
mampu menunjukkan rasa humor. 45,46
Dengan kesadaran diri tinggi
seseorang akan mampu memahami
berbagai faktor yang membuat
dirinya disukai.
47
Dengan kesadaran diri tinggi akan
mampu memanfaatkan tekanan
daripada anggota organisasi.
48
Page 13
Jurnal STEI Ekonomi, Vol XX, No XX, April 2020 13
Pengaturan diri
Mampu mengontrol atau
mengarahkan kembali luapan dan
suasana hati.
49,50
Mampu berpikir jernih sebelum
bertindak 51,52
Motivasi
Selalu memiliki alasan-alasan
sehingga memberikan dorongan
untuk selalu memperbaiki kinerja.
53,54
Memiliki kesiapan mental untuk
berkorban demi tercapainya tujuan
organisasi.
56,57
Mampu mengendalikan emosi diri
sendiri dan memanfaatkannya
untuk memperbaiki peluang agar
bisa sukses.
58,59
Melakukan kegiatan lebih
terdorong untukbisa sukses
dibandingkan ketakutan akan
kegagalan.
60,61
Mengerti Emosi
Orang Lain
Memahami situasi yang dihadapi
oleh orang lain 62,63
Mengalami emosi orang lain 64,65
Memahami kebutuhan orang lain
dengan menunjukkan kepedulian 66,67
Mampu kemampuan untuk
mengelola dengan hubungan
dengan orang lain.
68
Kemampuan untuk membangun
jaringan dengan orang lain. 69
Sumber: Goleman (2015:58)
Tabel 3.5:
Indikator Kepuasan Kerja Variabel(Y)
Variabel Indikator Sub Indikator No. Item
Kepuasan
Kerja (Y) :
Menurut
Siagian
(2010:295)
Gaji
Bayaran yang diterima sesuai
dengan harapan 70
Bayaran yang diterima tepat waktu 71
Pekerjaan itu
sendiri
Menghasilkan elemen yang
nyaman dalam melakukan
pekerjaan
72
Menghasilkan elemen yang aman
dalam melakukan pekerjaan 73
Rekan sekerja.
Dapat menjalin komunikasi yang
baik dengan rekan kerja 74
Dapat menjalin hubungan yang
baik dengan rekan kerja 75
Page 14
Jurnal STEI Ekonomi, Vol XX, No XX, April 2020 14
Atasan
Dapat menjaga hubungan
interpersonal yag baik dengan
atasan
76
Dapat menjaga loyalitas yang baik
antara atasan dan bawahan 77
Promosi
Keterbukaan promosi kenaikan
jabatan 78
Kemungkinan peluang kenaikan
jabatan 79
Lingkungan kerja Fisik dan psikologis 80
Sumber: Siagian (2010:295)
Setelah data kuesioner terkumpul, data tersebut kemudian diubah menjadi data
kuantitatif, dengan memberikan bobot skor berdasarkan skala likert. Dalam penelitian ini
pengolahan dan penyajian data dalam bentuk diagram dengan menggunakan Structural
Equation Modeling PLS (SEM PLS) menggunakan SmartPLS 3.0.
SEM PLS digunakan untuk memeriksa dan membenarkan suatu model bukan untuk
merancang teori. Menurut (Santoso, 2011) SEM PLS merupakan sekumpulan Teknik-
teknik statistik yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian simultan, hubungan ini
dibangun antara satu atau beberapa variabel. (Byrne dan Barbara, 2010) juga
mengungkapkan bahwa SEM PLS dapat digunakan alternatif lain yang lebih kuat
dibandingkan dengan menggunakan regresi berganda, analisis jalur, analisis factor, analisis
time series, dan analisis kovarian. Pada SEM PLS ada tiga tahap, yaitu model pengukuran
(Outer Model), Evaluasi Goodness of Fit, dan Model Struktural (Inner Model)
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Responden
Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 88 karyawan di Bank BRI Cabang
Roxy. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin, pendidikan terakhir dan masa kerja.
Berikut dipaparkan hasil dari masing masing karakteristik responden.
a. Karakteristik Responden berdasarkan jenis kelamin karyawan Bank Rakyat
Indonesia cabang Roxy dapat dilihat pada tabel:
Tabel 4.1 Hasil Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin
Jenis kelamin Frekuensi Presentasi
Laki-laki 40 55%
Perempuan 48 45%
Total 88 100%
Sumber: Data Primer diolah (2020)
Tabel di atas menunjukkan bahwa karakteristik responden yang lebih lebih banyak
adalah jenis kelamin laki-laki yang terdapat di Bank Rakyat Indonesia cabang Roxy dilihat
dari presentasi gender. Responden dalam penelitian ini adalah 88 orang yang terdiri dari 40
pria (55%) dan 48 wanita (45%). Ini mempersentasikan bahwa jenis kelamin perempuan
sebagai proporsi lebih besar dibandingkan jenis kelamin laki-laki yang berkerja di Bank
Rakyat Indonesia cabang Roxy.
b. Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Terakhir.
Karakteristik responden berikutnya didasarkan pada Pendidikan Terakhir. Data ini
diperlukan untuk mengetahui pendidikan terakhir karyawan Bank Rakyat Indonesia cabang
Roxy. Distribusi responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat pada tabel
berikut:
Page 15
Jurnal STEI Ekonomi, Vol XX, No XX, April 2020 15
Tabel 4.2 Hasil Distribusi Frekuensi Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir Frekuensi Presentasi
SMA/Sederajat 4 5%
D3 14 16%
S1 60 68%
S2 10 11%
Total 88 100%
Sumber: Data Primer diolah (2020)
Tabel diatas menunjukkan bahwa karakteristik responden penidikan terakhir karyawan
Bank Rakyat Indonesia cabang Roxy. Responden penelitian ini sebanyak 88 orang
karyawan pada Bank Rakyat Indonesia cabang Roxy 4 orang dengan pendidikan terakhir
SMA/Sederajat (5%), 14 orang dengan pendidikan terakhir D3 (16)%, 60 orang dengan
pendidikan terakhir S1 (68%), dan 10 orang dengan pendidikan terakhir S2 (11%).
c. Karakteristik responden berdasarkan masa kerja.
Karakteristik responden berikutnya didasarkan pada masa kerja. Data ini diperlukan
untuk mengetahui masa kerja karyawan Bank Rakyat Indonesia cabang Roxy. Distribusi
responden berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3 Hasil Distribusi Frekuensi Masa Kerja
Masa Kerja Frekuensi Presentasi
<1 Tahun 19 21%
1-5 Tahun 34 38%
5-10 Tahun 32 36%
>10 tahun 4 5%
Total 88 100%
Sumber : Data Primer diolah (2020)
Tabel diatas menunjukkan bahwa karakteristik responden masa kerja karyawan Bank
Rakyat Indonesia cabang Roxy. Responden penelitian ini sebanyak 88 orang karyawan
pada Bank Rakyat Indonesia cabang Roxy 19 orang dengan masa kerja < 1 Tahun (21%),
34 orang dengan masa kerja 1-5 Tahun (38)%, 32 orang dengan masa kerja 5-10 Tahun
(36%), dan 4 orang dengan masa kerja > 10 Tahun (5%).
4.2 Deskripsi Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari pengisian kuesioner
dengan skala likert oleh karyawan Bank Rakyat Indonesia cabang Roxy sebanyak 88
karyawan. Adapun variabel penelitian yang digunakan adalah variabel exogenous
lingkungan kerja (X1), kompensasi (X2), dan kecerdasan emosional (X3), variabel
endogenous kepuasan kerja (Y).
a. Deskripsi data lingkungan kerja (x1)
Berasarkan hasil dari data yang telah terkumpul dalam kuesioner untuk variabel eksogen
lingkungan kerja dengan 88 responden karyawan Bank Rakyat Indonesia cabang Roxy,
diukur dengan 23 pertanyaan dengan skala skor 1 hingga 4 dengan skala likert. Diproleh
jumlah kriterium jika setiap butir pertanyaan mendapat skor tertinggi sebesar X1 = 23 x 4
x 88 = 8.096. Jumlah skor pengumpulan data = 6.815, Dengan demikian lingkungan kerja
menurut 88 responden karyawan Bank Rakyat Indonesia cabang Roxy adalah 6.825 : 8.096
= 84,17 % dari kriteria yang telah ditetapkan hasil tersebut dapat digambarkan dengan
diagram berikut :
Page 16
Jurnal STEI Ekonomi, Vol XX, No XX, April 2020 16
Gambar 4.1. Skala Likert Variabel lingkungan kerja
Berdasarkan diagram diatas, sebesar 84,17% menunjukkan bahwa variabel
lingkungan kerja berada dikelompok sangat setuju.
b. Deskripsi data kompensasi (X2)
Berasarkan hasil dari data yang telah terkumpul dalam kuesioner untuk variabel
eksogen kompensasi dengan 88 responden karyawan Bank Rakyat Indonesia cabang Roxy,
diukur dengan 14 pertanyaan dengan skala skor 1 hingga 4 dengan skala likert. Diproleh
jumlah kriterium jika setiap butir pertanyaan mendapat skor tertinggi sebesar X2 = 14 x 4
x 88 = 4.928. Jumlah skor pengumpulan data = 4.103, Dengan demikian kompensasi
menurut 88 responden karyawan Bank Rakyat Indonesia cabang Roxy adalah 4.103 : 4.928
= 83,25 % dari kriteria yang telah ditetapkan hasil tersebut dapat digambarkan dengan
diagram berikut :
Gambar 4.2. Skala Likert Variabel Kompensasi
Berdasarkan diagram diatas, sebesar 83,25% menunjukkan bahwa variabel
kompensasi berada dikelompok sangat setuju.
c. Deskripsi data kecerdasan emosional (X3) Berasarkan hasil dari data yang telah terkumpul dalam kuesioner untuk variabel
eksogen kecerdasan emosional dengan 88 responden karyawan Bank Rakyat Indonesia
cabang Roxy, diukur dengan 32 pertanyaan dengan skala skor 1 hingga 4 dengan skala
likert. Diproleh jumlah kriterium jika setiap butir pertanyaan mendapat skor tertinggi
sebesar X3 = 32 x 4 x 88 = 11.264. Jumlah skor pengumpulan data = 9.229 , Dengan
demikian kecerdasan emosional menurut 88 responden karyawan Bank Rakyat Indonesia
cabang Roxy adalah 11.264 : 9.229 = 81,93% dari kriteria yang telah ditetapkan hasil
tersebut dapat digambarkan dengan diagram berikut :
Gambar 4.3. Skala Likert kecerdasan emosional
2024 6072
STS TS S SS
6815 4048 8096
1232 2464 3696 4928
STS TS S SS
4103
2816 5632 8442 11264
STS TS S SS
9229
Page 17
Jurnal STEI Ekonomi, Vol XX, No XX, April 2020 17
Berdasarkan diagram diatas, sebesar 81,93% menunjukkan bahwa variabel
kecerdasan emosional berada dikelompok sangat setuju.
d. Deskripsi data kepuasan kerja (Y)
Berasarkan hasil dari data yang telah terkumpul dalam kuesioner untuk variabel
endogeneous kepuasan kerja dengan 88 responden karyawan Bank Rakyat Indonesia
cabang Roxy, diukur dengan 11 pertanyaan dengan skala skor 1 hingga 4 dengan skala
likert. Diproleh jumlah kriterium jika setiap butir pertanyaan mendapat skor tertinggi
sebesar Y = 11 x 4 x 88 = 3.872. Jumlah skor pengumpulan data = 3.204, Dengan demikian
kepuasan kerja menurut 88 responden karyawan Bank Rakyat Indonesia cabang Roxy
adalah 3.204 : 3.872 = 82,74% dari kriteria yang telah ditetapkan hasil tersebut dapat
digambarkan dengan diagram berikut :
Gambar 4.4. Skala Likert Variabel kepuasan Kerja
Berdasarkan diagram diatas, sebesar 82,74% menunjukkan bahwa variabel kepuasan
kerja berada dikelompok sangat setuju
4.3 Model Pengukuran atau Outer Model
a. Uji Validitas
Instrumen penelitian dikatakan valid apabila memiliki loading factor validitas diatas
0,5 dan apabila nilai loading factor kurang dari 0,5 maka dapat dikatakan tidak valid.
Pengujian ini menggunakan bantuan program SmartPLS 3.0. Berikut ini hasil pengolahan
data untuk pernyataan instrumen kecerdasan emosional, kompensasi, lingkungan kerja dan
keterikatan kerja.
968 1936 2904 3872
STS TS S SS
3204
Page 18
Jurnal STEI Ekonomi, Vol XX, No XX, April 2020 18
Gambar 4.4. Outer Loading tahap satu Smarpls 3.0 Sumber: Data diolah, 2020
Berikut pengolahan data pertama untuk pernyataan lingkungan kerja sebanyak 23
pernyataan yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.4:
Validitas Instrument per butir Lingkungan kerja (X1)
Variabel Pernyataan Lo ading
factor
Rule of
Thumb Kesimpulan
Lingkungan Kerja
(LK)
LK.1 0,745 0,5 Valid
LK.2 0,657 0,5 Valid
LK.3 0,480 0,5 Tidak valid
LK.4 0,564 0,5 Valid
LK.5 0,612 0,5 Valid
LK.6 0,691 0,5 Valid
LK.7 0,602 0,5 Valid
LK.8 0,696 0,5 Valid
LK.9 0,202 0,5 Tidak valid
LK.10 0,240 0,5 Tidak valid
LK.11 0,220 0,5 Tidak valid
LK.12 0,535 0,5 Valid
LK.13 0,482 0,5 Tidak valid
LK.14 0,225 0,5 Tidak valid
LK.15 0,480 0,5 Tidak valid
LK.16 0,031 0,5 Tidak valid
Page 19
Jurnal STEI Ekonomi, Vol XX, No XX, April 2020 19
LK.17 0,042 0,5 Tidak valid
LK.18 0,443 0,5 Tidak valid
LK.19 0,383 0,5 Tidak valid
LK.20 0,395 0,5 Tidak valid
LK.21 0,478 0,5 Tidak valid
LK.22 0,493 0,5 Tidak valid
LK.23 0,369 0,5 Tidak valid
Sumber: data diolah, 2020
Dari hasil pengolahan data pertama, dapat dilihat bahwa banyak nilai loading factornya
kurang dari 0,50. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa beberapa instrumen variabel
lingkungan kerja yang dinyatakan tidak valid dan beberapa instrumen variabel tersebut
harus dihapus.
Berikut pengolahan data pertama untuk pernyataan kompensasi yang terdiri dari 14
pernyataan.
Tabel 4.5:
Validitas Instrument per butir Variabel Kompensasi (X2)
Variabel Pernyataan
Loading
factor
Rule of
Thumb Kesimpulan
Kompensasi
(KO)
KO.1 0,745 0,5 Valid
KO.2 0,557 0,5 Valid
KO.3 0,652 0,5 Valid
KO.4 0,409 0,5 Tidak valid
KO.5 0,237 0,5 Tidak valid
KO.6 0,375 0,5 Tidak valid
KO.7 0,596 0,5 Valid
KO.8 0,399 0,5 Tidak valid
KO.9 0,283 0,5 Tidak valid
KO.10 0,457 0,5 Tidak valid
KO.11 0,265 0,5 Tidak valid
KO.12 0,156 0,5 Tidak valid
KO.13 0,118 0,6 Tidak valid
KO.14 0,535 0,7 Valid
Sumber: Data diolah, 2020
Dari hasil pengolahan data pertama, dapat dilihat bahwa banyak nilai loading factornya
kurang dari 0,50. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa beberapa instrumen variabel
kompensasi yang dinyatakan tidak valid dan beberapa instrumen variabel tersebut harus
dihapus
Berikut pengolahan data pertama untuk pernyataan kecerdasan emosional yang terdiri
dari 32 pernyataan.
Page 20
Jurnal STEI Ekonomi, Vol XX, No XX, April 2020 20
Tabel 4.6:
Validitas Instrument per butir Variabel kecerdasan emosional (X3)
Variabel Pernyataan
Loading
factor
Rule of
Thumb Kesimpulan
Kecerdasan
Emosional (KE)
KE.1 0,408 0,5 Tidak Valid
KE.2 0,153 0,5 Tidak Valid
KE.3 0,064 0,5 Tidak valid
KE.4 0,499 0,5 Tidak valid
KE.5 0,388 0,5 Tidak valid
KE.6 0,236 0,5 Tidak valid
KE.7 0,471 0,5 Tidak valid
KE.8 0,294 0,5 Tidak valid
KE.9 0,459 0,5 Tidak valid
KE.10 0,444 0,5 Tidak valid
KE.11 0,611 0,5 Valid
KE.12 0,469 0,5 Tidak valid
KE.13 0,353 0,5 Tidak valid
KE.14 0,354 0,5 Tidak valid
KE.15 0,392 0,5 Tidak valid
KE.16 0,262 0,5 Tidak valid
KE.17 0,466 0,5 Tidak valid
KE.18 0,479 0,5 Tidak valid
KE.19 0,512 0,5 Valid
KE.20 0,449 0,5 Tidak valid
KE.21 0,339 0,5 Tidak valid
KE.22 0,569 0,5 Valid
KE.23 0,326 0,5 Tidak valid
KE.24 0,518 0,5 Valid
KE.25 0,368 0,5 Tidak valid
KE.26 0,192 0,5 Tidak valid
KE.27 0,349 0,5 Tidak valid
KE.28 0,546 0,5 Valid
KE.29 0,513 0,5 Valid
KE.30 0,405 0,5 Tidak valid
KE.31 0,127 0,5 Tidak valid
KE.32 0,206 0,5 Tidak valid
Sumber: Data diolah, 2020
Dari hasil pengolahan data pertama, dapat dilihat bahwa banyak nilai loading factornya
kurang dari 0,50. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa beberapa instrumen variabel
kecerdasan emosional yang dinyatakan tidak valid dan beberapa instrumen variabel
tersebut harus dihapus.
Page 21
Jurnal STEI Ekonomi, Vol XX, No XX, April 2020 21
Berikut pengolahan data pertama untuk pernyataan kepuasan kerja yang terdiri dari 11
pernyataan.
Tabel 4.7:
Validitas Instrument per butir variabel kepuasan kerja (Y)
Variabel Pernyataan Loading
factor
Rule of
Thumb Kesimpulan
Kepuasan Kerja
(KK)
KK.1 0,637 0,5 Valid
KK.2 0,024 0,5 Tidak valid
KK.3 0,663 0,5 Valid
KK.4 0,482 0,5 Tidak valid
KK.5 0,347 0,5 Tidak valid
KK.6 0,504 0,5 Valid
KK.7 0,564 0,5 Valid
KK.8 0,666 0,5 Valid
KK.9 0,676 0,5 Valid
KK.10 0,659 0,5 Valid
KK.11 0,489 0,5 Tidak valid
Sumber: Data dioalah, 2020
Dari hasil pengolahan data pertama, dapat dilihat bahwa banyak nilai loading factornya
kurang dari 0,50. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa beberapa instrumen variabel
kepuasan kerja yang dinyatakan tidak valid dan beberapa instrumen variabel tersebut harus
dihapus.
Setelah instrument dengan loading factor <0,5 dihilangkan kemudian data diolah
kembali, dan diperoleh hasil dari pengolahan tahap 2 sebagai berikut
Kemudian pernyataan instrument yang tersisa dari setiap variabel diolah kembali
menggunakan SmartPLS 3.0.
Setelah instrument dengan loading factor <0,5 dihilangkan kemudian data
diolah kembali, dan diperoleh hasil dari pengolahan tahap 2 sebagai berikut:
Gambar 4.6. Outer Loading tahap kedua SmartPls 3.0.
Sumber: data diolah, 2020
Page 22
Jurnal STEI Ekonomi, Vol XX, No XX, April 2020 22
Dari hasil pengolahan data tahap kedua, dapat dilihat bahwa semua instrumen
pernyataan dari variabel kompensasi memiliki nilai loading factor di atas 0,5. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa semua pernyataan tersebut valid. Untuk memastikan
pernyataan kompensasi akan dilakukan proses pegolahan data ulang bersama dengan
pernyataan ketiga variabel lainnya.
Dari hasil pengolahan data tahap kedua, dapat dilihat bahwa semua instrumen
pernyataan dari variabel kecerdasan emosional memiliki nilai loading factor di atas 0,5.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semua pernyataan tersebut valid. Untuk
memastikan pernyataan kompensasi akan dilakukan proses pegolahan data ulang bersama
dengan pernyataan ketiga variabel lainnya.
Dari hasil pengolahan data tahap dua dapat dilihat ada satu pernyataan instrument dari
variabel kepuasan kerja memiliki nilai loading factor dibawah 0,5. Dengan demikian dapat
dikatakan semua pernyataan tersebut tidak valid. Dan diperlukan melakukan pengolahan
data tahap ketiga, Setelah instrument dengan loading factor <0,5 dihilangkan kemudian
data diolah kembali, dan diperoleh hasil dari pengolahan tahap 3 dengan bagan PLS sebagai
berikut:
Gambar 4.7. Outer Loading tahap kedua SmartPLS 3.0. Sumber: Outpu SmartPLS diolah, 2020
Dari hasil pengolahan data perbutir tahap tiga dapat dilihat semua pernyataan
instrument variabel lingkungan kerja dinyatakan valid dikarenakan memiliki loading factor
diatas 0,5. Pada variabel lingkungan kerja nilai loading factor terbesar yaitu 0,795 pada
pernyataan LK.1 sistem sirkulasi udara beroprasi dengan baik.
Dari hasil pengolahan data tahap tiga perbutir variabel kompensasi memiliki nilai
loading factor diatas 0,5. Dengan demikian dinyatakan 5 pernyataan tersebut valid pada
variabel kompensasi nilai loading factor terbesar yaitu 0,832 pada pernyataan KO.1 yaitu
Gaji yang diterima dari perusahaan sesuai dengan keinginan para karyawan.
Dari hasil dari semua semua pernyataan hasil pengolahan data tahap tiga menunjukkan
bahwa variabel kecerdasan emosional memiliki loading factor diatas 0,5 maka dapat
inyataka semua pernyataan tersebut valid. Pernyataan variabel kecerdasan emosional nilai
loading factor terbesar yaitu 0,723 pada pernyataan KE.11 yaitu kesadaran individu akan
mampu memahami faktor apa saja yang disukai diri sendiri.
Page 23
Jurnal STEI Ekonomi, Vol XX, No XX, April 2020 23
Dari hasil pengolahan data per butir tahap tiga seluruh pernyataan variabel kepuasan
kerja memiliki nilai loading factor diatas 0,5. Dngan demikian dapat dikatakan bahwa
semua pernyataan variabel kepuasan kerja dinyatakan valid dengan nilai loading factor
terbesar yaitu 0,728 yaitu pernyataan KK.8 yaitu pemipin dapat menjaga loyalitas dengan
para karyawan.
b. Validitas Diskriminan
Hasil dari nilai ini didapat dengan cara memandingkan nilai loading factor pada
konstruk dituju harus lebih besar diandingkan dengan nilai loading factor dengan konstruk
yang lainnya.
Tabel 4.16:
Nilai loading factor untuk Validitas diskriminan
lingkugan
kerja Kompensasi
kecerdasan
emosional kepuasan kerja
LK.1 0.795 0.677 0.421 0.525
LK.2 0.670 0.514 0.300 0.447
LK.4 0.594 0.319 0.354 0.366
LK.5 0.697 0.402 0.414 0.365
LK.6 0.762 0.440 0.475 0.449
LK.7 0.717 0.414 0.410 0.317
LK.8 0.704 0.505 0.473 0.403
LK.12 0.567 0.302 0.341 0.384
KO.1 0.484 0.832 0.329 0.485
KO.2 0.323 0.652 0.011 0.250
KO.3 0.439 0.776 0.181 0.359
KO.7 0.340 0.599 0.359 0.361
KO.14 0.484 0.832 0.568 0.472
KE.11 0.321 0.305 0.723 0.441
KE.19 0.436 0.263 0.520 0.334
KE.22 0.398 0.331 0.657 0.399
KE.24 0.273 0.172 0.541 0.275
KE.28 0.363 0.226 0.610 0.294
KE.29 0.347 0.366 0.637 0.344
KK 0.377 0.524 0.306 0.715
KK 0.225 0.267 0.372 0.635
KK 0.344 0.276 0.476 0.629
KK 0.532 0.469 0.351 0.579
KK 0.456 0.427 0.463 0.728
KK 0.342 0.264 0.310 0.699
Page 24
Jurnal STEI Ekonomi, Vol XX, No XX, April 2020 24
Sumber: Data diolah, 2020
Berdasarkan hasi dari tabel diatas menunjukkan bahwa nilai loaing factor pada setiap
variabel laten lebih besar dibandibgkan dengan nilai loading factor variabel yang lain.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil variabel laten mampu mempreiksi
indikatornya lebih baik daripaa variabel laten yaing lain.
a. Uji Reliabilitas
Setelah uji validitas dilakukan, maka untuk pertanyaan valid uji reliabilitas kemudian
dilakukan. Pengujian reliabilitas dapat dilihat berdasarkan pada nilai Cronbach’s alpha
harus lebih dari 0,6 dan nilai composite reliability harus lebih dari 0,7. Hasil uji reliabilitas
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.17 :Hasil Uji Reliabiitas Instrumen Composite Reliability
Variabel Composit
Reliability
Rule of
Thumb Kesimpulan
Lingkungan kerja 0,880 0,7 Reliabel
Kompensasi 0,826 0,7 Reliabel
Kecerdasan emosional 0,828 0,7 Reliabel
Kepuasan kerja 0,786 0,7 Reliabel
Sumber: Data diolah, 2020
Tabel 4.18: Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Cronbach’s alpha
Variabel Cronbach’s
alpha
Rule of
Thumb Kesimpulan
Lingkungan kerja 0,844 0,6 Reliabel
Kompensasi 0,749 0,6 Reliabel
Kecerdasan emosional 0,741 0,6 Reliabel
Kepuasan Kerja 0,675 0,6 Reliabel
Sumber: Data diolah, 2020
Berdasarkan hasil dari tabel diatas dapat dinyatakan reliabel karena variabel lingkungan
kerja, kompenasi, kecerdasan emosional, dan kepuasan kerja memiliki nilai composite
reliability diatas 0,7 dan dan nilai Cronbach’s alpha diatas 0,6.
4.4 Evaluasi Goodness of Fit
Setelah dilakukan pengolahan data dengan model fit dapat kita liat hasilnya pada
tabel sebagai berikut:
Tabel 4.19: Model Fit
Saturared Model Estimated Model
NFI 0,515 0,515
Sumber: Data diolah, 2020
Hasi dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa nilai NFI (Normed Fit Index) adalah
0,515. Sehinggan penelitian ini dapat disimpulkan antara model dengan data cukup sesuai.
Model mempunyai kecocokan tinggi jika nilai mendekati 1 (Jonathan Sarwono, 2010).
4.5 Model Struktural atau Inner Model
Pada model structural atau inner model kita menggunakan Path Coefficient dan R
Square
Page 25
Jurnal STEI Ekonomi, Vol XX, No XX, April 2020 25
a. Koefisien jalur atau Path Coefficient
Pengukuran path coefficient bertujuan untuk melihat signifikansi dan kekuatan
hubungan tersebut dan juga untuk menguji hipotesis. Hasil pengukuran path
coefficient dapat dilihat melalui bagan PLS sebagai berikut:
Gambar 4.8. Outer Loading tahap kedua SmartPLS 3.0.
Sumber: Output SmartPLS diolah, 2020
Pada variabel lingkungan kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja sebesar 0,210
atau 21% Karyawan Bank Rakyat Indonesia cabang Roxy. Ini sesuai dengan penelitian
yang sudah dilakukan oleh Krisnaldy, Dr. Vishal Kumar (2018), Dr. Ganesh Salunk
(2015). bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif dengan kepuasan kerja. Dan pernah
dikemukakan juga oleh Agbozo G.K, et, al (2017). Kepuasan keseluruhan mencakup setiap
faktor yang diteliti dalam penelitian ini. Faktor-faktor ini berkisar dari lingkungan kerja
fisik, lingkungan sosial dan hubungan serta faktor psikologis termasuk konten kerja
(monoton dari kerja dan kelelahan). Cukup banyak responden (42%) tidak puas dengan
kondisi kerja mereka di keseluruhan. Ini menujukkan bahwa kebutuhan untuk
meningkatkan kondisi kerja mereka karena telah ditemukannya lingkungan kerja
berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja karyawan.
Pada variabel kompensasi memiliki pengaruh terhadap variabel kepuasan kerja
sebesar 0,288 atau 29%. Karyawan Bank Rakyat Indonesia cabang Roxy sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Mabaso C.M dan Dlamini B.I (2017) dan ditemukan
penelitia oleh Mensah P.M, NtimAdjei Luther & Agyei Albert, (2017) Kompensasi juga
ditemukan secara signifikan dan positif memprediksi Kepuasan kerja guru. Alasan utama
untuk menjaga karyawan yang puas dan akan mendapat manfaat dari dedikasi, kesetiaan
dan komitmen. Dan salah satunya cara Manajer dapat menjaga karyawan yang baik adalah
dengan menawarkan mereka paket kompensasi yang menarik dan memadai yang sesuai
dengan kebutuhan, preferensi dan kinerja.
Berdasarkan bagan diatas dapat kita lihat bahwa setiap varibel independent
berpengaruh terhadap variabel dependen. Pada variabel kecerdasan emosional memiliki
pengaruh terhadap variabel kepuasan kerja sebesar 0,321 atau 32%. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa kecerdasan emosioanal pada karyawan Bank Rakyat Indonesia
cabang Roxy berpengaruh terhadap kepuasan kerja mereka. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang sudah dilakukan oleh Choi Sang Long Raffles, Mardhiah Yaacob, Tan Wee
Chuen (2015), Abdul Azez Badir Alnidawy (2015), Raies Hamid (2016), dan penelitia
Page 26
Jurnal STEI Ekonomi, Vol XX, No XX, April 2020 26
yang dilakukan oleh Dr. Vishal (2018) yang menemukan adanya pengaruh positif dan
signifikan pada variabel kecerdasan emosional terhadap kepuasan kerja. Kecerdasan
emosional memainkan peran penting saat ini dalam organisasi, karena itu salah satunya
komponen terpenting dari kepuasan kerja. Analisis penelitian mengungkapkan bahwa ada
korelasi positif antara kecerdasan emosional dan kepuasan kerja.
a. R Square (R2)
Dari hasil pengolahan data diatas nilai R square variabel kecerdasan emosional,
kompensasi dan lingkungan kerja secara bersama-sama mempengaruhi variabel kepuasan
kerja sebesar 0,472 itu artinya bahwa variabel eksogen mampu mempengaruhi variabel
endogen sebesar 47,2%, sehingga dapat dikatakan memiliki hubungan yang kuat, Berarti
terdapat 53% (100%-47%) varians variabel terikat yang dijelaskan oleh faktor lain yang
tidak dibahas dalam penelitian ini.
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan dari hasil kesimpulan penelitian dan analisis data yang telah dilakukan,
adapun beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut
1. Lingkungan kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan di Bank Rakyat
Indonesia cabang Roxy memiliki pengaruh paling kecil dalam penelitian ini yaitu
sebesar 0,21 atau 21%.
2. Kompensasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan Bank Rakyat
Indonesia cabang Roxy yaitu sebesar 0,288 atau 29%.
3. Kecerdasan emosional berpengaruh terbesar terhadap kepuasan kerja karyawan
Bank Rakyat Indonesia cabang Roxy dibandingkan oleh kedua variabel
sebelumnya, yaitu sebesar 0,321 atau 32%.
5.2 Saran
Berdasarkan dari hasil kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan saran yang dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan. Hal yang disarankan oleh peneliti sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan Bank Rakyat Indonesia cabang
Roxy dapat meningkatkan lingkungan kerja, khususnya dalam meningkatkan
sistem sirkulasi udara dikantor dengan menggunakan air purifier untuk menyaring
atau memurnikan udara yang ada di dalam ruangan sehingga sistem sirkulasi udara
dapat beroprasi dengan baik dan kualitas udara terjaga sehingga karyawan dapat
bekerja lebih nyaman.
2. Untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan Bank Rakyat Indonesia cabang
Roxy dapat meningkatkan kompensasi untuk karyawan khususnya dalam
pemberian kompensasi yang kompetitif
3. Untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan Bank Rakyat Indonesia cabang
Roxy dapat meningkatkan kecerdasan emosional karyawan khususnya dengan
meningkatkan kepuasan kerja karyawan dengan cara memberikan pelatihan dan
sharing agar karyawan memiliki rasa kesadaran individu dan mampu memahami
minat dan bakat yang dimilikinya.
Page 27
Jurnal STEI Ekonomi, Vol XX, No XX, April 2020 27
DAFTAR REFERENSI
Edy, Sutrisno. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan ke-8. Jakarta: Prenada
Media Group.
Lestary Lyta dan Harmon. 2017. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan.
Jurnal Riset Bisnis & Investasi. Vol. 3, No. 2, Agustus 2017 ISSN 2460-8211
Hasibuan, Malayu S.P. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta:
Bumi
Siagian N.F, 2014. Pengaruh Pengetahuan Manajemen Mahasiswa Terhadap Minat
Berwirausaha Yang Didasari Oleh Kecerdasan Emosional. Vol. 7 No. 2 Agustus
2017.
Dewi Khaerunnissa dan Winarno Alex. 2019. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan Di Bagian Kilang Paraxylene PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV
Cilacap Vol.6, No.2 Agustus 2019 ISSN : 2355-9357.
Ferawati, A. 2017. Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan. AGORA Vol. 5, No.1, (2017).
Cintia Eldaa dan Gilang Alini. 2016. Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik Dan Non Fisik
Terhadap Kinerja Karyawan Pada Kppn Bandung I. Vol.3, No.1 April 2016. ISSN :
2355-9357.
Maludin, P. 2017. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan.
Vol 3. No. 2, p. 1-5 p - ISSN : 2301 – 6256.
Pranitasari., Akbar., & Hamidah., 2019. Key success factors of lecturer’s work engagement
at college of economics. ISSN: 1816-949X.
Sedarmayanti. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung. CV Mandar Maju.
Potale., R, & Uhing., Y. 2015. Pengaruh Kompensasi Dan Stres Kerja Terhadap Kepuasan
Kerja Karyawan Pada Pt. Bank Sulut Cabang Utama Manado. Vol.3 No.1 Maret
2015. ISSN 2303-1174.
Kurniawan., Y.K. 2015. Pengaruh Pengembangan Karir Dan Kompensasi Terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan Di PT Parit Padang Global. AGORA Vol. 3, No. 2, 2015.
Hasibuan, Malayu S.P. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta:
Bumi Aksara.
Aryani. Dita, & Meriyati. 2019. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada
Pt. Sri Metriko Utama Widjaja Palembang. Volume 4 Nomor 2 Februari 2019.
Suwarno., Windaryadi Catur., & Sudariyanto. 2018. Pengaruh Kompensasi Dan
Pendidikan Terhadap Kinerja Karyawan Di Hotel City Lubuklinggau. Vol. 23, No.
1 April 2018 ISSN: 1693-4768.
Kuncoro, T, W., Sudarwati., & Djumali., 2019. Pengaruh Kecerdasan Emosional,
Kompetensi, Dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Setda Kabupaten WonogirI.
Vol. 03, No. 02 Agustus 2019.
Page 28
Jurnal STEI Ekonomi, Vol XX, No XX, April 2020 28
Kurnia, Fajar., 2015. Pengaruh Konflik Peran Dan Kecerdasan Emosional Terhadap
Kepuasan Kerja Guru Sekolah Luar Biasa Negeri Pembina Provinsi Riau . Vol. 2 No.
1 Februari 2015.
Novitasari, P, P., Hanafi Syadeli., & Naim Mochamad., 2019. Pola Asuh Orang Tua
Tunggal Dalam Menunjang Perkembangan Kecerdasan Emosional Pada Anak Usia
Dini Di Kelurahan Unyur, Kecamatan Serang, Kota Serang, Provinsi Banten. Vol. 4
No 2 Hlm. 190 - 198. Agustus 2019 P-ISSN 2549-1717 e-ISSN 2541-1462.
Efendi, V.A. & Sutanto, E.M., 2013. Pengaruh faktor-faktor kecerdasan emosional
pemimpin terhadap komitmen organisasional karyawan di Universitas Kristen Petra.
AGORA, 1(1).
Mutsar, Ali., et. Al., 2019. Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Kepribadian Terhadap
Kepemimpinan Kepala Madrasah Di Kabupaten Agam. Vol. VII, No. 2 Juli-
Desember 2019.
Nurhayati, Diah., 2016. Pengaruh Kepuasan Kerja, Lingkungan Kerja Dan Loyalitas Kerja
Tehadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) ( Studi Kasus Pada PT.
Perwirabhakti Sentrasejahtera Di Kota Semarang). Journal Of Management, Volume
2 No.2 Maret 2016.
Karmita, S, B., Wayan, I., & Priantini, P, S., 2015. Pengaruh Motivasi Kerja Dan
Penempatan Karyawan Terhadap Kepuasan Kerja Dan Kinerja Karyawan (Studi
Pada Analis Kredit PT. Bpd Bali Cabang Utama Denpasar). ISSN : 2337-3067.
Lusri, Lidia., & Siagian, Hotlan., 2017. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan Melalui Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Mediasi Pada Karyawan PT.
Borwita Citra Prima Surabaya. AGORA Vol. 5, No. 1, (2017).
Putrana, Yoga., Fathoni, Azis., & Warso, M, M., 2016. Pengaruh Kepuasan Kerja Dan
Komitmen Organisasi Terhadap Organizational Citizenship Behavior Dalam
Meningkatkan Kinerja Karyawan Pada PT. Gelora Persada Mediatama Semarang.
Journal Of Management, Volume 2 No.2 Maret 2016.
Simanjuntak, D, S., 2017. Pengaruh Persepsi Penilaian Prestasi Kerja terhadap Kepuasan
Kerja Karyawan. Vol 3. No. 2, p. 6-13 p - ISSN : 2301 – 6256.
Rohim, Abdul., 2018. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Dan Kinerja
Karyawan. Vol 20, NO. 2, Agt 2018. p-ISSN 1693-8852 e-ISSN 2549-5003.
Mauritz D.S Lumentut., L.O.H Dotulong., 2015. Pengaruh Motivasi, Disiplin, Dan
Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. Bank Sulut Cabang
Airmadidi. Vol.3 No.1 Maret 2015. ISSN 2303-1174.
Ardianti, dkk., 2018. Pengaruh Motivasi Kerja, Kompensasi Dan Lingkungan Kerja
Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Studi Kasus Pada PT. Sumber Alam Santoso
Pratama Karangsari Banyuwangi). Vol. 8 No. 1 Juni 2018. e-ISSN:2541-2566 p-
ISSN:2088-916X.
Sedhana, Yasa., & Utama, Mudiartha., 2014. Pengaruh Kompensasi Dan Lingkungan Kerja
Terhadap Kepuasan Kerja Dan Kinerja Karyawan Pada Karma Jimbaran.
Page 29
Jurnal STEI Ekonomi, Vol XX, No XX, April 2020 29
Itha, Agathanisa., & Prasetio. P, A., 2014. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan Indogrosir Samarinda. Vol 2 No.4 Juli (2018) 308-319. ISSN 2614-0365
e-ISSN 2599-087X.
Veriyani, Rani ., & Prasetio, P, A., 2018. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan Pada Divisi Produksi PT. Soljer Abadi. VOL. NO. 2 Tahun 2018 e-ISSN:
2621-5306.
PB,Triton. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Penerbit Oryza.
Andewi, A, Y., Supartha, W, G., & Putra , S, P., 2016. Pengaruh Kecerdasan Emosional
Terhadap Stres Kerja Dan Kepuasan Kerja Pada Karyawan Pdam Tirta Mangutama
Kabupaten Badung. ISSN : 2337-3067.
Supriyanto, S, A., & Troena, E, A., 2012. Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan
Kecerdasan Spiritual Terhadap Kepemimpinan Transformasional, Kepuasan Kerja
Dan Kinerja Manajer (Studi di Bank Syari’ah Kota Malang). VOL 10 NO 4
Desember 2012 ISSN: 1693-5241
Sarwono, Jonathan., 2010. Pengartian Dasat Struktural Equation Modeling SEM.Vol 10
NO 3 September 2010.
Gita, Alfa.,Rachmatin, Dewi., & Agustina, Fitriani., 2017. Analisis Pengaruh Faktor
Keputusan Konsumen Dengan Structural Equation Modeling Partial Least Square.
Vol. 5, No. 2, 2017.
Robbins, Stephen P dan Timothy A Judge. 2014. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba
Empat.
Dr. Vishal Kumar., 2017. Impact of Emotional Intelligence and Gender on Job Satisfaction:
An Empirical Study amongst the Employees of HDFC Banks in Chandigarh Tricity,
India. International Journal of Innovation and Economic Development. Volume 4
Issue 2 June, 2018. ISSN 1849-7020 (Print), ISSN 1849-7551 (Online).
Dr. Ganesh Salunke., 2015. Work Environment And Its Effect On Job Satisfaction In
Cooperative Sugar Factories In Maharashtra, India. Abhinav International Monthly
Refereed Journal of Research in Management & Technology. Volume 4, Issue 5
(May, 2015) Online ISSN-2320-0073.
Josephine, P, M., Luther, N, A., & Agyei, Albert., 2017. Effect of Compensation on Basic
School Teachers’ Job Satisfaction in the Northern Zone: The Case of Ghana. Global
Journal of Management and Business Research: G Interdisciplinary. Volume 17
Issue 3 Version 1.0 Year 2017. Online ISSN: 2249-4588 & Print ISSN: 0975-5853.
Mabaso, C, M., & Dlamini, B, I., 2017. . Impact of Compensation and Benefits on Job
Satisfaction. Research Journal of Business Management .ISSN: 1819-1932.
Long, C, S., & Yaacob, Mardhiah Chuen, T, W., 2016.The Impact of Emotional
Intelligence on Job Satisfaction among Teachers. International Journal of
Management, Accounting and Economics. Vol. 3, No. 8, August, 2016 ISSN 2383-
2126 (Online).
Alnidawy, Badir., 2015. The Effect of Emotional Intelligence on Job Satisfaction: Applied
Study in the Jordanian Telecommunication Sector. International Journal of Business
Administration. ISSN 1923-4007 E-ISSN 1923-4015.
Page 30
Jurnal STEI Ekonomi, Vol XX, No XX, April 2020 30
Hamid, Raies., 2016 Impact Of Emotional Intelligence On Job Satisfaction Of Employees
Of Hdfc Bank Ltd In Kashmir Valley. International Journal of Applied Services
Marketing Perspectives” ISSN (Print): 2279-0977, (Online): 2279-0985.
George Kafui Agbozo, et, al. 2017. The Effect of Work Environment on Job Satisfaction:
Evidence from the Banking Sector in Ghana. Journal of Human Resource
Management. ISSN: 2331-0707 (Print); ISSN: 2331-0715 (Online).