Top Banner
PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN NILAI PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Pada Perusahaan Jasa Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2017) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Ilmu Administrasi Bisnis Disusun Oleh: NOVITA PERMATASARI 152150049 HALAMAN JUDUL JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2019
209

pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

Mar 19, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN

PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN

NILAI PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

(Studi Pada Perusahaan Jasa Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi yang

Tercatat Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2017)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana (S1)

Ilmu Administrasi Bisnis

Disusun Oleh:

NOVITA PERMATASARI

152150049

HALAMAN JUDUL

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2019

Page 2: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Novita Permatasari

NIM : 152150049

Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional ˮVeteran” Yogyakarta

Judul Skripsi : Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas dan Profitabilitas Terhadap

Harga Saham Dengan Nilai Perusahaan Sebagai Variabel

Intervening (Studi pada Perusahaan Jasa Sektor

Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi periode 2011-2017)

Telah diajukan dan lulus pada :

Hari/Tanggal : 24 April 2019

Tempat : Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Yogyakarta

Yogyakarta, 24 April 2019

Mengetahui/Menyetujui

Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis

Dr. Sadeli, M.Si

NIK. 2 7007 99 0219 1

Dosen Pembimbing/Penguji : Tanda Tangan

1. Dosen Pembimbing I

Suratna, S.Sos, M.AB

NIP. 19660205 199103 1 001 ( .......................................)

2. Dosen Pembimbing II

DR. Meilan Sugiarto, S.Sos, M.Si

NIK. 2 7005 96 0061 1 ( .......................................)

3. Penguji Ahli I

Dr. Sadeli, M.Si

NIK. 2 7007 99 0219 1 ( .......................................)

4. Penguji Ahli II

Eny Endah Pujiastuti, S.Sos, M.Si

NIK. 2 7307 97 0154 1 ( .......................................)

Page 3: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

iii

MOTTO

“Karena sesungguhnya, sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”

(Q.S. Al-Insyirah Ayat 5-6)

“But maybe we suffer so that we can become stronger. So that we can understand

and reach out to those who may face similar hardships later on.”

Unknown

“Dan barangsiapa berusaha, maka sesungguhnya usahanya itu untuk dirinya

sendiri.”

(Q.S. Al-Ankabut Ayat 6)

“Ojo pernah iri karo wong sing ning ndhuwurmu, ojo cilik ati karo apa sing wis

Gusti Allah wenehi ning kowe. Disyukuri lan ojo lali donga merga kabeh wis ana

dalane. Gusti Allah iku Maha Adil.”

Mamah

“Inhale confidence, exhale doubt.”

Page 4: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

iv

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi rabbil’alamin. Saya panjatkan puji syukur kehadirat Allah

SWT. karena-Nya saya bisa mempersembahkan karya sederhana ini untuk orang-

orang yang selalu menantikan saat-saat ini :

1. Alm. Papah saya Joko Waskito yang telah memberikan kasih sayang,

perhatian, dukungan, semangat, wejangan, doa serta mengajarkan untuk

selalu bertanggungjawab dan menjadi orang yang mandiri sejak kecil

sehingga saya dapat menempuh sekolah sampai perguruan tinggi.

2. Mamah saya Lies Handayani yang tiada hentinya memberikan kasih sayang,

perhatian, dukungan, semangat, wejangan, doa serta mengajarkan untuk

selalu ikhlas, sabar, rendah hati dan selalu berusaha semampunya dalam

segala hal.

3. Kakak saya Aditya Warman yang tiada henti memberikan kasih sayang dan

mengajarkan saya untuk bertanggungjawab dan bersabar.

4. Kakak saya Krisna Sapta Aji yang tiada henti memberikan kasih sayang,

perhatian, dukungan, semangat, wejangan, doa dan nasihat-nasihat serta

mengajarkan untuk selalu berusaha dan pantang menyerah.

5. Saudara saya Mbak Intan dan sekeluarga yang sudah mendukung saya untuk

menyelesaikan studi.

6. Sahabat saya Dhea Paramita Fabby, Rizka Isniatul Azizah, Cyndhiana Desy

Rahmawati, Ratna Ratri D., Siti Aminatul Zahra, Marni Ningsih, Fitri

Ariyani, Anggie Dewantari S., Rizka Hermi N., Ardhia Rezkitiani yang

Page 5: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

v

selama ini berjuang bersama dan selalu menemani serta saling memberi

dukungan untuk menyelesaikan skripsi.

7. Sahabat saya sejak di bangku sekolah dasar Astri Nuraini, Neysa Wirantika

A., dan Re Safitri N. untuk segala bantuannya yang juga tak lupa memberi

semangat serta dukungan untuk menjadi orang yang rajin dan tidak menyia-

nyiakan waktu.

8. Sahabat saya Okta Fitri N., Erika Wahyu S., Sevia Rani I., Rossa N., dan

Syarifatul M. yang sudah memberi semangat, dukungan dan doa.

9. Semua teman-teman Ilmu Administrasi Bisnis yang tidak bisa disebutkan

satu persatu.

Page 6: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

vi

ABSTRAKSI

Novita Permatasari, Nomor Induk Mahasiswa 152150049, Program Studi Ilmu

Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Yogyakarta. Judul penelitian “Likuiditas, Solvabilitas dan

Profitabilitas terhadap Harga Saham dengan Nilai Perusahaan sebagai Variabel

Intervening” (Studi Pada Perusahaan Jasa Sektor Infrastruktur, Utilitas dan

Transportasi yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2017). Dosen

pembimbing I Suratna dan dosen pembimbing II Meilan Sugiarto.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh

Likuiditas dari Current Ratio (CR), Solvabilitas dari Debt to Equity Ratio (DER)

dan Profitabilitas dari Return On Investment (ROI) terhadap Harga Saham dengan

Nilai Perusahaan dari Price Book Value (PBV) sebagai variabel intervening.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan perusahaan jasa sektor

infrastruktur, utilitas dan transportasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Sampel

penelitian yaitu perusahaan jasa sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi yang

tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2017. Pengambilan sampel pada

penelitian ini menggunakan purposive sampling yang kemudian diperoleh sampel

sebanyak 10 perusahaan sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi. Data

penelitian menggunakan data sekunder yaitu berupa laporan keuangan tahunan

perusahaan selama tahun 2011-2017 yang diperoleh dari Indonesia Stock Exchange

(IDX) dan web resmi perusahaan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis

jalur (path analysis) dengan menggunakan PLS program aplikasi SmartPLS 3.2.8.

Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh langsung secara parsial Likuiditas

dan Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham sedangkan

Solvabilitas dan Nilai Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham.

Likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan namun

Solvabilitas dan Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan.

Kemudian untuk pengaruh tidak langsung menunjukkan secara parsial Likuiditas

tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham melalui Nilai Perusahaan.

Sedangkan Profitabilitas dan Solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap Harga

Saham melalui Nilai Perusahaan.

Kata Kunci : Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas, Nilai Perusahaan, Current

Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Investment (ROI), Price

Book Value (PBV) dan Harga Saham.

Page 7: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan nikmat, rahmat dan karynianya sehingga penulis mampu

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Likuiditas, Solvailitas dan

Profitabilitas terhadap Harga Saham dengan Nilai Perusahaan sebagai Variabel

Intervening” (Studi Pada Perusahaan Jasa Sektor Infrastruktur, Utilitas dan

Transportasi yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2017) yang

diajukan untyuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana (S1) pada

Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah memberi pengarahan,

bimbingan, bantuan, dukungan sekaligus doa sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada :

1. Dr. Sadeli, M.Si. selaku Kepala Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Yogyakarta.

2. Suratna, M.AB dan Dr. Meilan Sugiarto, M.Si selaku Dosen Pembimbing

yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan,

memberi dorongan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi.

3. Seluruh dosen dan karyawan di Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis

yang telah membantu memberikan ilmu dan motivasi kepada penulis.

Page 8: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

viii

4. Mamah, Mas Adit, Mas Krisna dan Alm. Papah yang sejak awal selalu

memberi doa, bimbingan, motivasi dan dorongan dalam bentuk apapun

kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi.

5. Teman-teman seperjuangan dan semua pihak yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu yang sudah memberikan doa, bimbingan, motivasi

serta dorongan dalam bentuk apapun kepada penulis untuk menyelesaikan

skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari kekurangan dan

keterbatasan. Mudah-mudahan segala sesuatu yang telah dibahas dalam penelitian

ini dapat bermanfaat untuk menjadi saran dan evaluasi bagi perusahaan jasa sektor

infrastruktur, utilitas dan transportasi. Penulis juga berharap semoga skripsi ini

dapat memberikan sumbangsih terhadap ilmu pengetahuan dan dapat berguna bagi

pihak-pihak yang berkepentingan.

Yogyakarta, April 2019

Penulis,

Novita Permatasari

Page 9: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii

HALAMAN MOTTO .......................................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv

ABSTRAKSI ......................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 20

1.3 Tujuan ........................................................................................................ 21

1.4 Manfaat ...................................................................................................... 23

1.4.1 Manfaat Teoritis ............................................................................ 23

1.4.2 Manfaat Praktis ............................................................................. 23

1.5 Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 24

1.5.1 Tinjauan Teoritis ........................................................................... 24

1.5.2 Tinjauan Empiris ........................................................................... 42

1.6 Pengaruh Antar Variabel ........................................................................... 52

1.6.1 Pengaruh Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan .......................... 52

1.6.2 Pengaruh Solvabilitas Terhadap Nilai Perusahaan ........................ 53

1.6.3 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan ...................... 54

1.6.4 Pengaruh Likuiditas Terhadap Harga Saham ................................ 55

1.6.5 Pengaruh Solvabilitas Terhadap Harga Saham ............................. 56

1.6.6 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham ............................ 58

1.6.7 Pengaruh Nilai Perusahaan Terhadap Harga Saham ..................... 59

1.6.8 Pengaruh Likuiditas Terhadap Harga Saham Melalui Nilai

Perusahaan ..................................................................................... 60

1.6.9 Pengaruh Solvabiltas Terhadap Harga Saham Melalui Nilai

Perusahaan ..................................................................................... 61

Page 10: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

x

1.6.10 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham Melalui Nilai

Perusahaan ..................................................................................... 63

1.7 Kerangka Pemikiran .................................................................................. 64

1.8 Hipotesis .................................................................................................... 65

1.9 Definisi Konsep dan Operasional .............................................................. 67

1.9.1 Definisi Konsep ............................................................................. 67

1.9.2 Definisi Operasional ...................................................................... 68

1.10 Metode Penelitian ...................................................................................... 70

1.10.1 Tipe penelitian ............................................................................... 70

1.10.2 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 70

1.10.3 Sumber Data .................................................................................. 70

1.10.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 71

1.10.5 Populasi dan Sampel...................................................................... 71

1.10.6 Teknik Sampling ........................................................................... 72

1.10.7 Teknik Analisis Data ..................................................................... 73

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ................................... 79

2.1 Bursa Efek Indonesia ................................................................................ 79

2.1.1 Sejarah Pendirian Bursa Efek Indonesia ....................................... 79

2.1.2 Bidang Usaha................................................................................. 80

2.2 PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. .............................................. 81

2.2.1 Sejarah Pendirian PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. ..... 81

2.2.2 Bidang Usaha................................................................................. 83

2.3 PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. .................................................................. 85

2.3.1 Sejarah Pendirian PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. ......................... 85

2.3.2 Bidang Usaha................................................................................. 86

2.4 PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. .......................................... 88

2.4.1 Sejarah Pendirian PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. . 88

2.4.2 Bidang Usaha................................................................................. 89

2.5 PT. Adi Sarana Armada Tbk. .................................................................... 91

2.5.1 Sejarah PT. Adi Sarana Armada Tbk. ........................................... 91

2.5.2 Bidang Usaha................................................................................. 93

2.6 PT. Cardig Aero Services Tbk. ................................................................. 95

2.6.1 Sejarah PT. Cardig Aero Services Tbk.......................................... 95

Page 11: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

xi

2.6.2 Bidang Usaha................................................................................. 97

2.7 PT. Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk. ....................................................... 100

2.7.1 Sejarah Pendirian PT. Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk. .............. 100

2.7.2 Bidang Usaha............................................................................... 101

2.8 PT. Pelayaran Tempuran Emas Tbk. ....................................................... 101

2.8.1 Sejarah Pendirian PT. Pelayaran Tempuran Emas Tbk. .............. 101

2.8.2 Bidang Usaha............................................................................... 103

2.9 PT. Inti Bangun Sejahtera Tbk. ............................................................... 104

2.9.1 Sejarah Pendirian PT. Inti Bangun Sejahtera Tbk. ...................... 104

2.9.2 Bidang Usaha............................................................................... 105

2.10 PT. Tower Bersama Infrastructure Tbk. .................................................. 106

2.10.1 Sejarah Pendirian PT. Tower Bersama Infrastructure Tbk. ........ 106

2.10.2 Bidang Usaha............................................................................... 106

2.11 PT. Sarana Menara Nusantara Tbk. ........................................................ 107

2.11.1 Sejarah Pendirian PT. Sarana Menara Nusantara Tbk. ............... 107

2.11.2 Bidang Usaha............................................................................... 109

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 111

3.1 Deskripsi Hasil Penelitian ......................................................................... 111

3.1.1 Likuiditas ..................................................................................... 111

3.1.2 Solvabilitas .................................................................................. 115

3.1.3 Profitabilitas ................................................................................ 119

3.1.4 Nilai Perusahaan .......................................................................... 123

3.1.5 Harga Saham ............................................................................... 126

3.2 Hasil Uji Data ............................................................................................ 132

3.2.1 Outer Model................................................................................. 132

3.2.2 Inner Model ................................................................................. 135

3.3 Uji Hipotesis .............................................................................................. 136

3.4 Pembahasan ............................................................................................... 143

3.4.1 Pengaruh Likuiditas terhadap Nilai Perusahaan .......................... 144

3.4.2 Pengaruh Solvabilitas terhadap Nilai Perusahaan ....................... 145

3.4.3 Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan ..................... 147

3.4.4 Pengaruh Likuiditas terhadap Harga Saham ............................... 149

3.4.5 Pengaruh Solvabilitas terhadap Harga Saham ............................. 151

Page 12: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

xii

3.4.6 Pengaruh Profitabilitas terhadap Harga Saham ........................... 154

3.4.7 Pengaruh Nilai Perusahaan terhadap Harga Saham .................... 156

3.4.8 Pengaruh Likuiditas terhadap Harga Saham melalui Nilai

Perusahaan ................................................................................... 159

3.4.9 Pengaruh Solvabilitas terhadap Harga Saham melalui Nilai

Perusahaan ................................................................................... 161

3.4.10 Pengaruh Profitabilitas terhadap Harga Saham melalui Nilai

Perusahaan ................................................................................... 163

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 166

4.1 Kesimpulan ................................................................................................ 166

4.2 Saran .......................................................................................................... 168

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 171

LAMPIRAN

Page 13: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Perusahaan Jasa Sub Sektor Energi di Bursa Efek Indonesia .... 6

Tabel 1.2 Daftar Perusahaan Jasa Sub Sektor Jalan Tol, Pelabuhan, Bandara dan

Sejenisnya di Bursa Efek Indonesia ...................................................... 6

Tabel 1.3 Daftar Perusahaan Jasa Sub Sektor Telekomunikasi di Bursa Efek

Indonesia ............................................................................................... 7

Tabel 1.4 Daftar Perusahaan Jasa Sub Sektor Transportasi di Bursa Efek

Indonesia ............................................................................................... 7

Tabel 1.5 Daftar Perusahaan Jasa Sub Sektor Konstruksi Non Bangunan di Bursa

Efek Indonesia ....................................................................................... 9

Tabel 1.6 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 48

Tabel 1.7 Ringkasan Tinjauan Teoritis dan Empiris ........................................... 66

Tabel 1.8 Sampel Perusahaan Jasa Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi

di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2017 ......................................... 71

Tabel 3.1 Current Ratio (CR) Perusahaan Jasa Sektor Infrastruktur, Utilitas dan

Transportasi di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2017 .................. 112

Tabel 3.2 Debt to Equity Ratio (DER) Perusahaan Jasa Sektor Infrastruktur,

Utilitas dan Transportasi di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-

2017 ................................................................................................... 116

Tabel 3.3 Return On Investment (ROI) Perusahaan Jasa Sektor Infrastruktur,

Utilitas dan Transportasi di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-

2017 ................................................................................................... 120

Tabel 3.4 Price Book Value (PBV) Perusahaan Jasa Sektor Infrastruktur, Utilitas

dan Transportasi di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2017 ........... 124

Tabel 3.5 Harga Penutupan Saham Perusahaan Jasa Sektor Infrastruktur, Utilitas

dan Transportasi di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2017 ........... 127

Tabel 3.6 Descriptive Statistics ......................................................................... 130

Tabel 3.7 Cross Loadings .................................................................................. 132

Tabel 3.8 Construct Reliability and Validity ..................................................... 133

Tabel 3.9 Collinearity Statistics (Outer VIF Value).......................................... 134

Tabel 3.10 R-Square ............................................................................................ 135

Tabel 3.11 Path Coefficient ................................................................................. 137

Page 14: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

xiv

Tabel 3.12 Hasil Nilai Koefisien ......................................................................... 140

Tabel 3.13 Total Indirect Effects ......................................................................... 141

Page 15: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Data Pertumbuhan Anggaran Infrastuktur Pemerintah Tahun 2015-

2019 ................................................................................................... 2

Gambar 1.2 Data Alokasi dan Sasaran Target Infrastruktur Pemerintah Tahun

2019 ................................................................................................... 3

Gambar 1.3 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 64

Gambar 1.4 Model Hipotesis ............................................................................... 65

Gambar 1.5 Diagram Jalur Pada SmartPLS ......................................................... 76

Gambar 3.1 Nilai Rata-Rata Current Ratio (CR) Perusahaan Jasa Sektor Infra-

struktur, Utilitas dan Transportasi Tahun 2011-2017 .................... 113

Gambar 3.2 Perkembangan Current Ratio (CR) Perusahaan Jasa Sektor Infra-

struktur, Utilitas dan Transportasi Tahun 2011-2017 .................... 114

Gambar 3.3 Nilai Rata-Rata Debt to Equity Ratio (DER) Perusahaan Jasa Sektor

Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi Tahun 2011-2017 ............ 117

Gambar 3.4 Perkembangan Debt to Equity Ratio (DER) Perusahaan Jasa Sektor

Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi Tahun 2011-2017 ............ 118

Gambar 3.5 Nilai Rata-Rata Return On Investment (ROI) Perusahaan Jasa Sektor

Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi Tahun 2011-2017 ............ 121

Gambar 3.6 Perkembangan Return On Investment (ROI) Perusahaan Jasa Sektor

Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi Tahun 2011-2017 ............ 122

Gambar 3.7 Nilai Rata-Rata Price Book Value (PBV) Perusahaan Jasa Sektor

Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi Tahun 2011-2017 ............ 128

Gambar 3.8 Perkembangan Price Book Value (PBV) Perusahaan Jasa Sektor

Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi Tahun 2011-2017 ............ 129

Gambar 3.9 Nilai Rata-Rata Harga Saham Perusahaan Jasa Sektor Infrastruktur,

Utilitas dan Transportasi Tahun 2011-2017 .................................. 125

Gambar 3.10 Nilai Perkembangan Harga Saham Perusahaan Jasa Sektor Infra-

struktur, Utilitas dan Transportasi Tahun 2011-2017 .................... 126

Gambar 3.11 Model PLS Algorithm .................................................................... 136

Gambar 3.12 Model PLS Bootstraping ................................................................ 143

Page 16: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan ekonomi nasional merupakan suatu proses perubahan yang terus

menerus menuju perbaikan termasuk usaha meningkatkan produk per kapita dengan

memperhatikan pemerataan pendapatan termasuk pemerataan pembangunan dan

hasilnya. Salah satu tujuan dilakukan pembangunan ekonomi nasional untuk

meningkatkan taraf hidup masyarakat. Pembangunan ekonomi tidak dapat lepas

dari pertumbuhan ekonomi (economic growth). Pembangunan ekonomi mendorong

pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar

proses pembangunan ekonomi.

Salah satu aspek penting dan vital untuk mempercepat proses pembangunan

ekonomi nasional adalah pembangunan infrastruktur. Infrastruktur memegang

peranan penting sebagai salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak dapat terlepas dari ketersediaan

infrastruktur seperti sarana transportasi, telekomunikasi, sanitasi dan energi.

Penyediaan infrastruktur perlu dilakukan tepat waktu dan membutuhkan pemberian

fasilitas tambahan dalam rangka mempercepat pembangunan proyek.

Pemerintah sadar akan pentingnya pembangunan infrastruktur dan keseriusan

pemerintah di sektor infrastruktur ini terlihat sangat jelas melalui subsidi

pemerintah terhadap proyek infrastruktur meningkat. Pemerintah membentuk

Penjamin Infrastruktur Indonesia (Indonesia Infrastructure Guarantee Fund, atau

disebut IIGF). Lembaga ini memberikan jaminan tertentu terhadap risiko infra-

Page 17: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

2

struktur untuk proyek-proyek di bawah skema KPS. Pemerintah juga membentuk

Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) untuk memimpin

koordinasi percepatan infrastruktur prioritas dan mendorong peningkatan kualitas

penyiapan proyek serta diharapkan agar investor tertarik untuk mendanai proyek.

Gambar 1.1 Data Pertumbuhan Anggaran Infrastruktur Pemerintah

Tahun 2015-2019

Sumber : www.kemenkeu.go.id, diakses tahun 2019

Berdasarkan Gambar 1.1 Data Pertumbuhan Anggaran Infrastruktur

Pemerintah Tahun 2015-2019 menunjukkan bahwa pemerintah meningkatkan

pengeluaran tiap tahun untuk pembangunan infrastruktur melalui anggaran negara

dan melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Jika dilihat dari tahun 2015,

anggaran infrastukturnya sekitar sebesar dua ratus lima puluh enam triliun rupiah.

Anggaran infrastruktur tahun 2019 diperoleh sebesar empat ratus lima belas triliun

rupiah. Anggaran yang diberikan pemerintah ini pun tentu diharapkan akan menarik

perhatian para investor dalam melihat prospek pembangunan infrastruktur.

Page 18: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

3

Gambar 1.2 Data Alokasi dan Sasaran Target Infrastruktur Pemerintah

Tahun 2019

Sumber : www.kemenkeu.go.id, diakses tahun 2019

Berdasarkan Gambar 1.2 Data Alokasi dan Sasaran Target Infrastruktur

Pemerintah Tahun 2019 menunjukkan bahwa pemerintah memiliki beberapa

sasaran target pembangunan diantaranya yaitu pelebaran jalan, bandara baru,

jaringan irigasi, rehabilitasi jembatan, penyelesaian rel kereta api dan bendungan.

Upaya pemerintah mengenai sasaran target ini selain bertujuan untuk mendorong

perekonomian nasional juga diharapkan mampu meningkatkan iklim investasi

dengan deregulasi dari pemerintah. Deregulasi yang diberikan pemerintah tersebut

berupa mendukung pengembang proyek infrastruktur utama yang mengalami

masalah pembebasan lahan.

Di era sekarang perkembangan teknologi dan informasi yang begitu pesat telah

mendorong juga kemajuan perusahaan di berbagai bidang. Hal ini cukup

mempengaruhi para pelaku bisnis di industri ini dalam membuat strategi maupun

keputusan bisnis. Melihat dari faktor kebutuhan masyarakat yang sangat besar dan

dinamis, seiring perkembangan teknologi yang cepat dan dengan segmen pengguna

Page 19: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

4

yang luas membuat persaingan yang cukup ketat antar perusahaan. Karena

perkembangan dunia industri saat ini begitu pesat menyebabkan para pelaku bisnis

pun dituntut untuk lebih kreatif dan memiliki keunggulan kompetitif dibanding

dengan para pesaingnya. Sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi ini menjadi

menarik untuk dijadikan objek karena keberadaannya saat ini dapat memberikan

pengaruh langsung terhadap kehidupan masyarakat sehingga bukan tidak mungkin

akan menarik perhatian para investor dalam menilai saham.

Kegiatan perusahaan berlangsung tidak luput dari dukungan pihak eksternal

seperti investor. Pihak eksternal tentu perlu melakukan beberapa penilaian tentang

perusahaan. Pasar modal menjadi salah satu alternatif penghubung dalam kegiatan

yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek. Selain

alternatif investasi pasar modal juga menyediakan berbagai alternatif lainnya bagi

para investor seperti menabung di bank, perdagangan emas, asuransi, tanah dan

bangunan. Pasar modal merupakan tempat diperjualbelikannya berbagai instrumen

keuangan jangka panjang, seperti utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif dan

instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan

maupun institusi lain (misalnya pemerintah) dan sebagai sarana bagi kegiatan

berinvestasi (Darmadji dan Fakhrudin, 2012).

Pasar modal sendiri digunakan untuk berinvestasi bagi pihak yang kelebihan

dana (investor) dan digunakan sebagai alternatif pendanaan bagi pihak yang

kekurangan dana (perusahaan). Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara

yang banyak diminati oleh investor dalam berinvestasi di Indonesia. Di Indonesia

sendiri terdapat lembaga pasar modal yang menampung semua jenis kegiatan

Page 20: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

5

perdagangan efek yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesian Stock

Exchange (IDX).

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menyatakan

bahwa Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga

komersial, saham, obligasi, tanda bukti uang. Salah satu efek yang diterbitkan dan

diperdagangkan di pasar modal Indonesia adalah saham dan pada dasarnya ada dua

keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham pada

perusahaan yang telah go public, yaitu dividen dan capital gain. Bagi perusahaan

go public, pasar modal merupakan sarana peningkatan perusahaan dengan

memberikan sarana permodalan serta digunakan untuk meningkatkan nilai

perusahaan melalui informasi yang diberikan perusahaan go public kepada para

investor.

Go Public memiliki manfaat yang pertama adalah membuka akses perusahaan

terhadap sarana pendanaan jangka panjang, meningkatkan nilai perusahaan dan

meningkatkan image perusahaan. Perusahaan yang menjadi perusahaan publik yang

sahamnya diperdagangkan di Bursa juga akan lebih mudah untuk menarik strategi

investor untuk ikut berinvestasi pada saham perusahaan. Adanya saham yang

diperdagangkan di Bursa maka publik dapat memperoleh data pergerakan nilai

perusahaan, setiap peningkatan kinerja operasional dan kinerja keuangan umumnya

akan mempunyai dampak terhadap harga saham di Bursa (www.idx.co.id).

Saat ini di Indonesia ada enam puluh perusahaan jasa sektor infrastruktur,

utilitas dan transportasi yang telah terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. Sektor

infrastruktur, utilitas dan transportasi dibagi menjadi lima sub sektor. Sub sektor

Page 21: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

6

tersebut diantaranya adalah Sub Sektor Energi; Sub Sektor Jalan Tol, Pelabuhan,

Bandara dan Sejenisnya; Sub Sektor Telekomunikasi; Sub Sektor Transportasi; dan

Sub Sektor Konstruksi Non Bangunan.

Tabel 1.1

Daftar Perusahaan Jasa Sub Sektor Energi di Bursa Efek Indonesia

No. Kode

Saham Nama Emiten Tanggal IPO

1 KOPI Mitra Energi Persada Tbk. 23 April 2001

2 LAPD Leyand International Tbk. 17 Juli 2001

3 MPOW Megapower Makmur Tbk. 05 Juli 2017

4 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. 15 Desember 2003

5 POWR Cikarang Listrindo Tbk. 14 Juni 2016

6 RAJA Rukun Raharja Tbk. 19 April 2006

7 TGRA Terregra Asia Energy Tbk. 16 Mei 2017

Sumber: www.sahamok.com, diakses tahun 2019

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat diketahui perusahaan yang melakukan IPO atau

yang terdaftar dalam perusahaan jasa sub sektor energi di Bursa Efek Indonesia.

Perusahaan dengan kode saham KOPI dan LAPD melakukan IPO pada tahun 2001.

Kode saham PGAS melakukan IPO pada tahun 2003. Kode saham RAJA

melakukan IPO pada tahun 2006. Kode saham POWR melakukan IPO pada tahun

2016. Kode saham MPOW dan TGRA melakukan IPO pada tahun 2017.

Tabel 1.2

Daftar Perusahaan Jasa Sub Sektor Jalan Tol, Pelabuhan, Bandara dan Sejenisnya

di Bursa Efek Indonesia

No. Kode

Saham Nama Emiten Tanggal IPO

1 CMNP Cipta Marga Nusaphala Persada Tbk. 10 Januari 1995

2 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk. 12 November 2007

3 META Nusantara Infrastructure Tbk. 18 Juli 2001

Sumber: www.sahamok.com, diakses tahun 2019

Page 22: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

7

Berdasarkan Tabel 1.2 dapat diketahui perusahaan yang melakukan IPO atau

yang terdaftar dalam perusahaan jasa sub sektor jalan tol, pelabuhan, bandara dan

sejenisnya di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan dengan kode saham CMNP

melakukan IPO pada tahun 1995. Kode saham META melakukan IPO pada tahun

2001. Kode saham JSMR melakukan IPO pada tahun 2007.

Tabel 1.3

Daftar Perusahaan Jasa Sub Sektor Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia

No Kode

Saham Nama Emiten Tanggal IPO

1 BTEL Bakrie Telecom Tbk. 03 Februari 2006

2 EXCL XL Axiata Tbk. 29 September 2005

3 FREN Smartfren Telecom Tbk. 29 November 2006

4 ISAT Indosat Tbk. 19 Oktober 1994

5 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk. 14 November 1995

Sumber: www.sahamok.com, diakses tahun 2019

Berdasarkan Tabel 1.3 dapat diketahui perusahaan yang melakukan IPO atau

yang terdaftar dalam perusahaan jasa sub sektor telekomunikasi di Bursa Efek

Indonesia. Perusahaan dengan kode saham ISAT melakukan IPO pada tahun 1994.

Kode saham TLKM melakukan IPO pada tahun 1995. Kode saham EXCL

melakukan IPO pada tahun 2005. Kode saham BTEL dan FREN melakukan IPO

pada tahun 2006.

Tabel 1.4

Daftar Perusahaan Jasa Sub Sektor Transportasi di Bursa Efek Indonesia

No. Kode

Saham Nama Emiten Tanggal IPO

1 APOL Arpeni Pratama Ocean Line Tbk. 22 Juni 2005

2 ASSA Adi Sarana Armada Tbk. 12 November 2012

3 BBRM Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk. 09 Januari 2013

4 BIRD Blue Bird Tbk. 05 November 2014

5 BLTA Berlian Laju Tanker Tbk. 26 Maret 1990

6 BULL Buana Listya Tama Tbk. 23 Mei 2011

Page 23: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

8

Lanjutan Tabel 1.4

7 CANI Capitol Nusantara Indonesia Tbk. 16 Januari 2014

8 CASS Cardig Aero Services Tbk. 05 Desember 2011

9 GIAA Garuda Indonesia (Persero) Tbk. 11 Februari 2011

10 HITS Humpuss Intermoda Transportasi Tbk. 15 Desember 1997

11 IATA Indonesia Air Transport dan Infrastruktur Tbk. 13 September 2006

12 INDX Tanah Laut Tbk. 17 Mei 2001

13 IPCM Jasa Armada Indonesia Tbk. 22 Desember 2017

14 KARW ICTSI Jasa Prima Tbk. 17 Mei 2001

15 LEAD Logindo Samuderamakmur Tbk. 11 Desember 2013

16 LRNA Ekasari Lorena Transport Tbk. 15 April 2014

17 MBSS Mitra Bantera Segara Sejati Tbk. 06 April 2011

18 MIRA Mitra International Resources Tbk. 30 Januari 1997

19 NELY Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk. 11 Oktober 2012

20 PORT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk. 16 Maret 2017

21 PTIS Indro Straits Tbk. 12 Juli 2011

22 RIGS Rig Tenders Indonesia Tbk. 26 Maret 1990

23 SAFE Steady Safe Tbk. 15 Agustus 1994

24 SDMU Sidomulyo Selaras Tbk. 12 Juli 2011

25 SHIP Sillo Maritime Perdana Tbk. 16 Juni 2016

26 SMDR Samudera Indonesia Tbk. 05 Desember 1999

27 SOCI Soechi Lines Tbk. 03 Desember 2014

28 TAMU Pelayaran Tamarin Samudra Tbk. 10 Mei 2017

29 TAXI Express Transindo Utama Tbk. 02 November 2012

30 TMAS Pelayaran Tempuran Emas Tbk. 09 Juli 2003

31 TPMA Trans Power Marine Tbk. 20 Februari 2013

32 TRAM Trada Maritime Tbk. 10 September 2008

33 WEHA Weha Transportasi Indonesia Tbk. 03 Mei 2007

34 WINS Wintermar Offshore Marine Tbk. 29 November 2010

35 ZBRA Zebra Nusantara Tbk. 01 Agustus 1991

Sumber: www.sahamok.com, diakses tahun 2019

Berdasarkan Tabel 1.4 dapat diketahui perusahaan yang melakukan IPO atau

yang terdaftar dalam perusahaan jasa sub sektor transportasi di Bursa Efek

Indonesia. Perusahaan dengan kode saham BLTA dan RIGS melakukan IPO pada

tahun 1990. Kode saham ZBRA melakukan IPO pada tahun 1991. Kode saham

SAFE melakukan IPO pada tahun 1994. Kode saham HITS dan MIRA melakukan

Page 24: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

9

IPO pada tahun 1997. Kode saham SMDR melakukan IPO pada tahun 1999. Kode

saham INDX dan KARW melakukan IPO pada tahun 2001. Kode saham TMAS

melakukan IPO pada tahun 2003. Kode saham APOL melakukan IPO pada tahun

2005. Kode saham IATA melakukan IPO oada tahun 2006.

Kode saham WEHA melakukan IPO pada tahun 2007. Kode saham TRAM

melakukan IPO pada tahun 2008. Kode saham WINS melakukan IPO pada tahun

2010. Kode saham BULL, CASS, GIAA, MBSS, PTIS dan SDMU melakukan IPO

pada tahun 2011. Kode saham ASSA, NELY dan TAXY melakukan IPO pada

tahun 2012. Kode saham BBRM, LEAD dan TPMA melakukan IPO pada tahun

2013. Kode saham BIRD, CANI, LRNA dan SOCI melakukan IPO pada tahun

2014. Kode saham SHIP melakukan IPO pada tahun 2016. Kode saham IPCM,

PORT dan TAMU melakukan IPO pada tahun 2017.

Tabel 1.5

Daftar Perusahaan Jasa Sub Sektor Konstruksi Non Bangunan di Bursa Efek

Indonesia

No Kode Saham Nama Emiten Tanggal IPO

1 BALI Bali Towerindo Sentra Tbk. 13 Maret 2014

2 BUKK Bukaka Teknik Utama Tbk. 09 Januari 1995

3 IBST Inti Bangun Sejahtera Tbk. 31 Agustus 2012

4 INDY Indika Energy Tbk. 11 Juni 2008

5 OASA Protech Mitra Perkasa Tbk. 18 Juli 2016

6 PPRE PP Presisi Tbk. 24 November 2017

7 SUPR Solusi Tunas Pratama Tbk. 11 Oktober 2011

8 TBIG Tower Bersama Infrastructure Tbk. 26 Oktober 2010

9 TOWR Sarana Menara Nusantara Tbk. 08 Maret 2010

10 TRUB Truba Alam Manunggal Engineering Tbk. 16 Oktober 2006

Sumber: www.sahamok.com, diakses tahun 2019

Berdasarkan Tabel 1.5 dapat diketahui perusahaan yang melakukan IPO atau

yang terdaftar dalam perusahaan jasa sub sektor konstruksi non bangunan di Bursa

Page 25: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

10

Efek Indonesia. Perusahaan dengan kode saham BUKK melakukan IPO pada tahun

1995. Kode saham TRUB melakukan IPO pada tahun 2006. Kode saham INDY

melakukan IPO pada tahun 2008. Kode saham TBIG dan TOWR melakukan IPO

pada tahun 2010. Kode saham SUPR melakukan IPO pada tahun 2011. Kode saham

IBST melakukan IPO pada tahun 2012. Kode saham BALI melakukan IPO pada

tahun 2014. Kode saham OASA melakukan IPO pada 2016. PPRE melakukan IPO

pada tahun 2017.

Berdasarkan Tabel 1.1 sampai 1.5 diketahui daftar perusahaan yang tergabung

dalam perusahaan jasa sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi yang tercatat di

Bursa Efek Indonesia. Sektor ini dipilih menjadi objek penelitian karena

infrastruktur, utilitas dan transportasi merupakan pendorong perekonomian

nasional dan menjadi salah satu program terbesar pemerintahan saat ini. Disertai

adanya deregulasi dari pemerintahan untuk mendukung pembangunan

infrastruktur, utilitas dan transportasi membuka peluang kepada para investor

dalam proyek-proyek pemerintahan. Oleh karena itu situasi tersebut bisa

berpengaruh terhadap kenaikan atau penurunan harga saham.

Berdasarkan teori Struktur Modal dengan penggunaan hutang akan

memberikan manfaat yaitu meningkatkan nilai perusahaan. M&M menunjukkan

bahwa dengan menggunakan hutang (bahkan menggunakan hutang yang lebih

banyak) perusahaan bisa meningkatkan nilainya apabila ada pajak. Pelonggaran

asumsi terutama dengan adanya pajak karena menggunakan hutang maka

perusahaan perlu bekerja pada target debt ratio yang akan memaksimumkan nilai

perusahaan. M&M tidak menyarankan menggunakan hutang sebanyak-banyaknya

Page 26: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

11

karena mengakibatkan ketidaksempurnaan pasar (Husnan, 1993). Hal ini juga bisa

berdampak pada kebangkrutan (financial distress).

Teori Sinyal (Signalling Theory) pertama kali diperkenalkan oleh Spence di

dalam penelitiannya yang berjudul Job Marketing Signalling mengemukakan

bahwa isyarat atau sinyal memberikan suatu sinyal pihak pengirim (pemilik

informasi) berusaha memberikan potongan informasi relevan yang dapat

dimanfaatkan oleh pihak penerima. Pihak penerima kemudian akan menyesuaikan

perilakunya sesuai dengan pemahamannya terhadap sinyal tersebut (Spence, 1973).

Signalling theory menjelaskan mengapa perusahaan mempuyai dorongan

untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan

perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat asimetri informasi antara

perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai

perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar (investor dan

kreditor). Kurangya informasi bagi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan

mereka melindungi diri mereka dengan mmberikan harga yang rendah untuk

perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengurangi

informasi asimetri. Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah

dengan memberikan sinyal pada pihak luar (Arifin, 2005).

Beberapa investor ada yang melakukan tindakan wait and see atau menunggu

dan melihat perkembangan yang ada baru kemudian mengambil keputusan. Oleh

karena itu informasi menjadi penting bagi investor dan pelaku bisnis karena

informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran.

Informasi tersebut baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun masa yang akan

Page 27: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

12

datang bagi kelangsungan hidup perusahaan dan bagaimana efeknya pada

perusahaan.

Sebelum investor memutuskan untuk berinvestasi, investor memiliki

kualifikasi terhadap tingkat pengembalian yang maksimal dari nilai investasi yang

telah ditanamkan serta tingkat resiko yang akan dihadapi dimasa yang akan datang.

Dengan demikian untuk mengurangi ketidakpastian dalam mendapatkan

keuntungan dan menanggung resiko yang terjadi dimasa yang akan datang, maka

investor memerlukan berbagai informasi akuntansi investee (penerima modal)

sebagai pedoman untuk berinvestasi di pasar modal. Salah satu data yang dapat

digunakan adalah laporan keuangan tahunan perusahaan.

Laporan keuangan, menurut Hery (2015), merupakan salah satu sumber

informasi yang penting bagi para pemakai laporan keuangan dalam rangka

pengambilan keputusan. Analisis laporan keuangan menurut sudut pandang

investor digunakan untuk memprediksi masa depan. Berdasarkan hasil analisis

laporan keuangan ini akan membantu menginterpretasikan berbagai hubungan yang

ada dalam laporan keuangan dan kecenderungan yang dapat dijadikan dasar dalam

menilai potensi keberhasilan perusahaan di masa mendatang.

Laporan tahunan (annual report) adalah laporan yang paling penting. Pertama

adalah bagian verbal yang seringkali disajikan sebagai surat presiden direktur yang

menguraikan hasil operasi perusahaan selama tahun lalu dan membahas

perkembangan baru yang akan mempengaruhi operasi perusahaan di masa depan.

Kedua adalah laporan tahunan yang menyajikan empat laporan keuangan dasar dan

neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan dan laporan arus kas. Laporan

Page 28: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

13

tersebut menyajikan angka-angka dari operasi dan posisi keuangan perusahaan serta

data yang disajikan secara rinci dalam dua atau tiga tahun terakhir.

Analisis keuangan yang mencakup analisis rasio keuangan akan sangat

membantu menilai perusahaan baik di masa lalu maupun prospek di masa datang.

Rasio keuangan, menurut Hery (2015), merupakan suatu perhitungan rasio dengan

menggunakan laporan keuangan yang berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai

kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Rasio keuangan dirancang untuk

membantu mengevaluasi laporan keuangan, analisis rasio keuangan inilah yang

paling sering dilakukan untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan

dibandingkan dengan alat analisis keuangan lainnya. Melalui rasio akan lebih

mudah untuk membandingkan suatu perusahaan terhadap perusahaan sejenis dalam

industri yang sama atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik.

Rasio keuangan yang bervariasi seperti rasio likuiditas, rasio aktivitas,

solvabilitas, profitabilitas dan penilaian ini bisa digunakan sesuai kepentingan

pihak yang memerlukan. Masing-masing jenis rasio memberikan informasi

kemampuan perusahaan yang berbeda sesuai tujuan dan manfaat rasio. Pada

penelitian ini menggunakan rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan

penilaian. Rasio likuiditas, menurut Fahmi (2013), merupakan kemampuan suatu

perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara lancar dan tepat waktu.

Suatu perusahaan dikatakan likuid apabila perusahaan tersebut dapat memenuhi

kewajiban jatuh temponya dalam jangka pendek.

Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Current Ratio (CR).

Current Ratio (CR), menurut Kasmir (2011), merupakan rasio untuk mengukur

Page 29: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

14

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang

yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Penggunaan Current

Ratio (CR) didasarkan pada indikator terbaik digunakan dalam rasio ini. Besarnya

kewajiban lancar yang ditutup dengan aktiva atau aset yang diharapkan akan

dikonversi menjadi kas dalam jangka pendek. Sangat penting bagi investor untuk

memperhatikan aset lancar perusahaan karena terdapat akun surat berharga, yang

berupa saham dan obligasi yang segera dapat diuangkan atau dijual di bursa

efek/bank. Investor pada umumnya lebih suka akan hal semacam itu.

Rasio solvabilitas atau leverage, menurut Kasmir (2012), merupakan rasio

yang digunakan untuk mengukur sejauhmana aktiva perusahaan dibiayai oleh

hutang. Rasio solvabilitas atau leverage digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun

jangka panjang. Salah satu rasio yang digunakan yaitu Debt to Equity Ratio (DER).

Rasio utang terhadap modal atau disebut juga Debt to Equity Ratio (DER), menurut

Hery (2015), merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya proporsi

utang terhadap modal. Rasio yang tinggi menunjukkan proporsi modal sendiri yang

rendah untuk membiayai aktiva.

Penggunaan Debt to Equity Ratio (DER) didasarkan pada indikator yang

digunakan yaitu seberapa besar perusahaan dibiayai oleh total hutang dengan

kemampuan perusahaan yang digambarkan dengan modal kerja atau ekuitas. Jika

melihat dari total hutang yang semakin besar maka kemungkinan modal kerja atau

ekuitas akan semakin tertekan dan bisa berdampak pada laba perusahaan karena

harus membiayai bunga kewajiban. Sangat penting bagi investor untuk

Page 30: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

15

memperhatikan kondisi perusahaan yang jauh lebih aman dengan

jaminan/penggunaan modal kerja atau ekuitas yang bersumber dari pemilik

perusahaan karena akan mengurangi resiko yang akan didapat investor tersebut.

Profitabilitas berpengaruh pada kelangsungan hidup perusahaan untuk jangka

panjang, dalam arti lain adalah prospek di masa depan. Setiap perusahaan akan

selalu berusaha meningkatkan kinerja perusahaan, karena dengan laba yang tinggi,

perusahaan dapat terus beroperasi dan berkembang. Salah satu rasio yang

digunakan yaitu Return On Investment (ROI). Return On Investment (ROI),

menurut Sartono (2012), adalah kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari

aktiva yang dipergnunakan. Penggunaan Return On Investment (ROI) bersifat

menyeluruh artinya mencakup semua tingkat efisiensi perusahaan dalam

penggunaan aktiva atau asetnya serta dapat mengukur tingkat keuntungan atas

penjualan produk yang dihasilkan oleh perusahaan.

Return On Investment (ROI) merupakan salah satu pendekatan yang paling

umum digunakan untuk mengevaluasi konsekuensi keuangan dari suatu keputusan

dan tindakan investasi bisnis. Return on Investment (ROI) ini dapat digunakan

untuk keputusan keuangan pribadi, membandingkan profitabilitas perusahaan

ataupun untuk membandingkan efisiensi investasi. Penggunaan Return on

Investment (ROI) didasarkan pada indikator yang digunakan yaitu seberapa efisien

aset atau aktiva yang bersumber dari kreditur dan pemegang saham ini dalam

produktivitas perusahaan. Oleh karena itu sangat penting bagi investor untuk

mendapatkan pengembalian dari efisiensi tersebut.

Page 31: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

16

Nilai perusahaan, menurut Brigham dan Houston (2010), adalah suatu bentuk

kepercayaan masyarakat terhadap suatu perusahaan dengan menanamkan modal

saham pada perusahaan tersebut yang berdampak pada meningkatnya harga saham

pada perusahaan tersebut. Pentingnya nilai perusahaan membuat investor dan

kreditur semakin selektif dalam berinvestasi maupun memberikan kredit kepada

perusahaan. Nilai perusahaan akan memberikan sinyal positif dimata investor untuk

menanamkan modal pada sebuah perusahaan, sedangkan bagi pihak kreditur nilai

perusahaan mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya

sehingga pihak kreditur tidak merasa khawatir dalam memberikan pinjaman kepada

perusahaan tersebut. Nilai perusahaan bisa memburuk apabila perusahaan tersebut

terindikasi menurun kualitas dan kinerja fundamentalnya.

Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas dan tujuan

perusahaan dalam perspektif manajemen keuangan pada dasarnya adalah untuk

memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan didefinisikan sebagai nilai

pasar karena nilai pasar dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara

maksimal apabila harga saham perusahaan tersebut meningkat. Penggunaan

besaran fraksi dan maksimum perubahan sebagai acuan dalam tawar-menawar

saham di bursa terhadap suatu saham yang berada dalam suatu rentang harga,

apabila pada akhir bursa harga suatu saham (harga penutupan) melalui batasan

rentang harga maka penggunaan maksimum perubahaan sesuai dengan batasan

rentang harga dari saham yang bersangkutan mulai berlaku pada hari bursa

berikutnya. Perubahan fraksi atas suatu saham sebagai akibat perubahan rentang

harga saham tersebut mengakibatkan harga saham tersebut harus merupakan

Page 32: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

17

kelipatan dari fraksi harga yang baru yang berlaku pada rentang harga tersebut.

Dengan demikian harga saham yang menjadi patokan untuk menentukan fraksi

harga adalah harga penutupan hari sebelumnya. Jika market price (harga pasar)

adalah harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung. Ketika Bursa Efek

sudah tutup maka harga pasar adalah harga penutupannya (Hadi, 2015).

Harga saham, menurut Hartono (2010), adalah harga suatu saham di pasar

bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh mekanisme pasar berupa permintaan

dan penawaran saham tersebut. Investor umumnya melihat harga saham sebagai

cerminan nilai perusahaan dipasar modal serta untuk melihat bagaimana suatu

perusahaan memiliki kinerja keuangan yang baik. Investor yang akan melakukan

jual beli saham di perusahaan go public memiliki pendekatan untuk mengetahui

apakah saham yang akan dibeli akan memberikan keuntungan atau kerugian bagi

investor. Suatu saham ditentukan oleh faktor-faktor fundamental yang

memengaruhinya. Harga saham akan dipengaruhi oleh kinerja perusahaannya.

Kinerja perusahaan itu sendiri dipengaruhi oleh kondisi industri dan perekonomian

secara makro (Halim, 2015).

Berdasarkan penelitian terdahulu ditemukan inkonsisten hasil penelitian

mengenai hubungan antara Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER),

Return On Investment (ROI) terhadap Harga Saham dan Price Book Value (PBV).

Bukti empiris tentang pengaruh Current Ratio (CR) terhadap harga saham menurut

penelitian Megawati (2018) menyimpulkan bahwa Current Ratio (CR) berpengaruh

signifikan terhadap harga saham penelitian ini berbanding terbalik dengan hasil

penelitian Anshari (2016) yang menyimpulkan bahwa Current Ratio (CR) tidak

Page 33: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

18

berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Penelitian Dewi dan Suaryana

(2013) dan Zaki, Islahuddin, dan Shabri (2017) menunjukkan bahwa Debt to Equity

Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham sedangkan

menurut penelitian Pandansari (2017) menyimpulkan bahwa, Debt to Equity Ratio

(DER) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Penelitian Hamidah dan

Umdiana (2017), Pandansari (2012) dan Zaki, Islahuddin, dan Shabri (2017)

menyimpulkan bahwa Return On Investment (ROI) berpengaruh signifikan

terhadap harga saham namun hasil tersebut bertolak belakang dengan penelitian

Wangarry, Poputra dan Runtu (2015) yang menyatakan bahwa Return On

Investment (ROI) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Penelitian Hasania, Murni dan Mandagie (2016) menyimpulkan bahwa

Current Ratio (CR) berpengaruh signifikan terhadap Price Book Value (PBV)

sedangkan menurut penelitian Wulandari (2013) menyatakan bahwa Current Ratio

(CR) tidak berpengaruh signifikan terhadap Price Book Value (PBV). Penelitian

Mannopo dan Arie (2016) menyimpulkan bahwa Debt to Equity Ratio (DER)

berpengaruh signifikan terhadap Price Book Value (PBV) namun hasil ini bertolak

belakang dengan penelitian Sukoco (2013) menyimpulkan bahwa, Debt to Equity

Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap Price Book Value (PBV).

Penelitian Ayuningtyas dan Kurnia (2013) didukung hasil penelitian Hamidah dan

Umdiana (2017) dan Mannopo dan Arie (2016) menyimpulkan profitabilitas yang

diukur dengan Return On Investment (ROI) berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan Price Book Value (PBV) sedangkan menurut penelitian Hermawati,

Paramita dan Oemar (2018) menyatakan bahwa Return On Investment (ROI) tidak

Page 34: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

19

berpengaruh signifikan terhadap Price Book Value (PBV). Penelitian Dewi dan

Suaryana (2013) menyimpulkan bahwa, Price Book Value (PBV) berpengaruh

signifikan terhadap harga saham, sedangkan menurut Putri (2018) menyimpulkan

Price Book Value (PBV) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Berdasarkan research gap yang telah dipaparkan maka peneliti tertarik

melakukan penelitian untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh signifikan

Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Return On Investment (ROI)

secara parsial terhadap harga saham dengan Price Book Value (PBV) sebagai

variabel intervening. Objek yang dijadikan penelitian yaitu perusahaan jasa sektor

infrastruktur, utilitas dan transportasi dengan dengan tahun waktu yang diambil

dalam penelitian ini yaitu dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2017. Sumber data

melalui laporan keuangan tahunan perusahaan jasa sektor infrastruktur, utilitas dan

transportasi maka terlampir data-data seperti aktiva, laba, hutang sampai harga

pasar per lembar dari masing-masing perusahaan tiap tahun yang memungkinkan

berpengaruh terhadap harga saham.

Perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah variabel

Price Book Value (PBV) dijadikan sebagai vaiabel intervening. Jadi peneliti ingin

melakukan penelitian lebih lanjut guna mengetahui hasil yang sebenarnya terjadi

dengan data yang relevan dalam penelitan yang berjudul “Pengaruh Likuiditas,

Solvabilitas dan Profitabilitas terhadap Harga Saham dengan Nilai Perusahaan

sebagai Variabel Intervening” (Studi Pada Perusahaan Jasa Sektor Infrastruktur,

Utilitas dan Transportasi yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2017).

Page 35: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

20

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah :

1. Adakah pengaruh signifikan Likuiditas terhadap Nilai Perusahaan pada

perusahaan jasa sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi di BEI tahun

2011-2017?

2. Adakah pengaruh signifikan Solvabilitas terhadap Nilai Perusahaan pada

perusahaan jasa sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi di BEI tahun

2011-2017?

3. Adakah pengaruh signifikan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan pada

perusahaan jasa sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi di BEI tahun

2011-2017?

4. Adakah pengaruh signifikan Likuiditas terhadap Harga Saham pada

perusahaan jasa sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi di BEI tahun

2011-2017?

5. Adakah pengaruh signifikan Solvabilitas terhadap Harga Saham pada

perusahaan jasa sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi di BEI tahun

2011-2017?

6. Adakah pengaruh signifikan Profitabilitas terhadap Harga Saham pada

perusahaan jasa sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi di BEI tahun

2011-2017?

Page 36: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

21

7. Adakah pengaruh signifikan Nilai Perusahaan terhadap Harga Saham pada

perusahaan jasa sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi di BEI tahun

2011-2017?

8. Adakah pengaruh signifikan Likuiditas terhadap Harga Saham melalui

Nilai Perusahaan pada perusahaan jasa sektor infrastruktur, utilitas dan

transportasi di BEI tahun 2011-2017?

9. Adakah pengaruh signifikan Solvabilitas terhadap Harga Saham melalui

Nilai Perusahaan pada perusahaan jasa sektor infrastruktur, utilitas dan

transportasi di BEI tahun 2011-2017?

10. Adakah pengaruh signifikan Profitabilitas terhadap Harga Saham melalui

Nilai Perusahaan pada perusahaan jasa sektor infrastruktur, utilitas dan

transportasi di BEI tahun 2011-2017?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan penelitian dalam

penulisan ini adalah :

1. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan Likuiditas

terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan jasa sektor infrastruktur,

utilitas dan transportasi di BEI tahun 2011-2017.

2. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan Solvabilitas

terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan jasa sektor infrastruktur,

utilitas dan transportasi di BEI tahun 2011-2017.

3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan

Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan jasa sektor

Page 37: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

22

infrastruktur, utilitas dan transportasi di BEI tahun 2011-2017.

4. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan Likuiditas

terhadap Harga Saham pada perusahaan jasa sektor infrastruktur, utilitas

dan transportasi di BEI tahun 2011-2017.

5. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan Solvabilitas

terhadap Harga Saham pada perusahaan jasa sektor infrastruktur, utilitas

dan transportasi di BEI tahun 2011-2017.

6. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan

Profitabilitas terhadap Harga Saham pada perusahaan jasa sektor

infrastruktur, utilitas dan transportasi di BEI tahun 2011-2017.

7. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan Nilai

Perusahaan terhadap Harga Saham pada perusahaan jasa sektor

infrastruktur, utilitas dan transportasi di BEI tahun 2011-2017.

8. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan Likuiditas

terhadap Harga Saham melalui Nilai Perusahaan pada perusahaan jasa

sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi di BEI tahun 2011-2017.

9. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan Solvabilitas

terhadap Harga Saham melalui Nilai Perusahaan pada perusahaan jasa

sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi di BEI tahun 2011-2017.

10. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan

Profitabilitas terhadap Harga Saham melalui Nilai Perusahaan pada

perusahaan jasa sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi di BEI tahun

2011-2017.

Page 38: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

23

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk

penelitian selanjutnya dalam masalah Likuiditas, Solvabilitas dan Profitabilitas

terhadap Harga Saham dengan Nilai Perusahaan sebagai variabel intervening.

1.4.2 Manfaat Praktis

Selain dari manfaat teoritis, diharapkan manfaat praktis juga dapat

memberikanmanfaat dan memberikan andil terhadap segala pihak baik bagi

penulis, perusahaan, investor, dan pembaca.

a. Bagi penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan

penerapan teori yang didapatkan dengan praktek yang sesungguhnya.

b. Bagi perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi dan motivasi bagi

perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan.

c. Bagi investor

Penelitian diharapkan dapat memberi gambaran serta tambahan informasi

bagi investor dalam melakukan penilaian terhadap perusahaan.

d. Bagi pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi dalam

menghadapi masalah yang sama dan sebagai sarana pengembangan ilmu

pengetahuan.

Page 39: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

24

1.5 Tinjauan Pustaka

1.5.1 Tinjauan Teoritis

1.5.1.1 Teori Struktur Modal

Struktur modal merupakan kombinasi hutang dan ekuitas dalam struktur

keuangan jangka panjang perusahaan. Jika struktur modal memang ditemukan

mempengaruhi nilai perusahaan maka dari segi investor akan mendapatkan pasar

keuangan yang memberikan tingkat pengembalian maksimum namun dengan

resiko yang minimum. Modigliani dan Miller (M&M) menyimpulkan bahwa nilai

ekonomi dari aset perusahaan ditentukan sepenuhnya oleh seberapa besar operating

cash flows yang dapat diperoleh dari aset tersebut (Arifin, 2005).

Berdasarkan teori Struktur Modal dengan penggunaan hutang akan

memberikan manfaat yaitu meningkatkan nilai perusahaan. M&M menunjukkan

bahwa dengan menggunakan hutang (bahkan menggunakan hutang yang lebih

banyak) perusahaan bisa meningkatkan nilainya apabila ada pajak. Pelonggaran

asumsi terutama dengan adanya pajak karena menggunakan hutang maka

perusahaan perlu bekerja pada target debt ratio yang akan memaksimumkan nilai

perusahaan. M&M tidak menyarankan menggunakan hutang sebanyak-banyaknya

karena mengakibatkan ketidaksempurnaan pasar (Husnan, 1993). Hal ini juga bisa

berdampak pada kebangkrutan (financial distress).

1.5.1.2 Teori Sinyal (Signalling Theory)

Teori sinyal (Signalling Theory) pertama kali diperkenalkan oleh Spence di

dalam penelitiannya yang berjudul Job Marketing Signalling mengemukakan

bahwa isyarat atau sinyal memberikan suatu sinyal pihak pengirim (pemilik

Page 40: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

25

informasi) berusaha memberikan potongan informasi relevan yang dapat

dimanfaatkan oleh pihak penerima. Pihak penerima kemudian akan menyesuaikan

perilakunya sesuai dengan pemahamannya terhadap sinyal tersebut (Spence, 1973).

Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena

informasi pada hakikatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik

untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi

kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi

yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di

pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi. Informasi

yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan sinyal bagi

investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut

mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu

pengumuman tersebut diterima oleh pasar (Hartono, 2000).

Signalling theory menjelaskan mengapa perusahaan mempuyai dorongan

untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan

perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat asimetri informasi antara

perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai

perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar (investor dan

kreditor). Kurangya informasi bagi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan

mereka melindungi diri mereka dengan mmberikan harga yang rendah untuk

perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengurangi

informasi asimetri. Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah

dengan memberikan sinyal pada pihak luar (Arifin, 2005).

Page 41: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

26

Teori Sinyal (Signalling Theory), menurut Brigham dan Houston (2011),

adalah isyarat atau signal yaitu suatu tindakan yang diambil perusahaan untuk

memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana menajemen memandang

prospek perusahaan. Signalling theory, menurut Fahmi (2013), adalah teori yang

melihat pada tanda-tanda tentang kondisi yang menggambarkan suatu perusahaan.

Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen

untuk merealisasikan keinginan pemilik. Adapun pengertian Signalling theory,

menurut Fahmi dan Hadi (2009), adalah teori yang membahas tentang naik

turunnya harga di pasar sehingga akan memberi pengaruh pada keputusan investor.

Tanggapan para investor terhadap sinyal positif dan negatif adalah sangat

mempengaruhi kondisi pasar, mereka akan bereaksi dengan berbagai cara dalam

menanggapi sinyal tersebut. Informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan

merupakan hal yang penting karena pengaruhnya terhadap keputusan investasi

pihak diluar perusahaan. Informasi tersebut penting bagi investor dan pelaku bisnis

karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran,

baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun masa yang akan datang bagi

kelangsungan hidup perusahaan dan bagaimana efeknya pada perusahaan.

1.5.1.3 Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan, menurut Brigham dan Houston (2001), adalah beberapa

lembar kertas yang bertuliskan angka tetapi sangat penting juga untuk memikirkan

aktiva riil dibalik angka-angka tersebut. Informasi kuantitatif dan verbal yang

tercatat dalam laporan keuangan sama pentingnya. Laporan keuangan melaporkan

posisi perusahaan pada satu titik waktu dan kegiatan operasinya selama beberapa

Page 42: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

27

tahun lalu. Peramalan masa depan dari sudut pandang investor adalah inti dari

analisis keuangan yang sebenarnya. Informasi yang tercatat pada laporan tahunan

digunakan oleh investor untuk membuat ekspektasi tentang laba. Sementara itu,

dari sudut pandang manajemen, analisis laporan keuangan berguna untuk

membantu mengantisipasi kondisi masa depan, yang lebih penting lagi adalah

sebagai titik awal untuk merencanakan tindakan-tindakan yang akan memperbaiki

kinerja di masa depan (Brigham dan Houston, 2010).

Analisis laporan keuangan, menurut Hery (2015), merupakan suatu proses

untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya dan menelaah

masing-masing dari unsur tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian

dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri. Analisis

laporan keuangan, menurut Rudianto (2013), adalah meneliti hubungan yang ada

di antara unsur-unsur dalam laporan keuangan, dan membandingkan unsur-unsur

pada laporan keuangan tahun berjalan dengan unsur-unsur yang sama tahun yang

laluatau angka pembanding yang lain serta menjelaskan penyebab perubahannya.

Menganalisis laporan keuangan berarti menilai kinerja perusahaan, baik secara

internal maupun untuk dibandingkan dengan perusahan lain yang berada dalam

industri yang sama. Hal ini berguna bagi arah perkembangan perusahaan dengan

mengetahui seberapa efektif operasi perusahaan telah berjalan.

Analisis laporan keuangan sangat berguna tidak hanya bagi internal

perusahaan saja tetapi juga bagi investor dan pemangku kepentingan lainnya.

Analisis laporan keuangan merupakan suatu metode yang membantu para

pengambil keputusan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan

Page 43: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

28

melalui informasi yang didapat dari laporan keuangan. Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 menjelaskan bahwa tujuan laporan keuangan

adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta

perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar

pemakai dalam pengambilan keputusan.

Analisis keuangan mempunyai tiga tujuan : (a) penafsiran informasi keuangan,

(b) penggunaan data komparatif, dan (c) analisis pasar keuangan. Pada bidang

pertama mengenai penafsiran dan pertimbangan terhadap laporan keuangan dan

data keuangan lainnya dari suatu perusahaan untuk tujuan penilaian dan proyeksi

prestasi dan nilainya. Selanjutnya pada bidang kedua, mengenai penggunaan data

komparatif merupakan bagian penting analisis keuangan karena data itu membantu

menempatkan perspektif penilaian tentang suatu perusahaan. Dan bidang terakhir

yaitu analisis pasar keuangan mengenai analisis fluktuasi harga saham di

masyarakat (Sedarmayanti, 2014).

1.5.1.4 Analisis Rasio Keuangan

Rasio keuangan merupakan salah satu alat ukur yang sering digunakan dalam

menilai suatu perusahaan. Oleh karena itu analisis rasio disebut juga bagian dari

analisis keuangan. Rasio merupakan pedoman atau jalan pintas yang berfaedah

dalam mengevaluasi posisi dan kegiatan keuangan perusahaan dan melakukan

perbandingan dengan hasil tahun-tahun sebelumnya atau dengan perusahaan

lainnya (Harahap, 2013). Jika rasio keuangan disajikan dalam bentuk suatu daftar

untuk tahun beberapa tahun, analis dapat mempelajari komposisi perubahan-

perubahan dan menetapkan apakah telah terdapat suatu perbaikan atau bahkan

Page 44: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

29

sebaliknya di dalam kondisi keuangan dan prestasi perusahaan selama jangka

waktu tersebut didukung dengan perbandingan rasio keuangan perusahaan sejenis

maka analis dapat memberikan pertimbangan yang realistis.

Meramalkan masa mendatang dari sudut investor merupakan hal terpenting

dari analisis laporan keuangan sedangkan dari sudut pandang manajemen, analisis

laporan keuangan berguna sebagai cara untuk mengantisipasi keadaan dimasa

mendatang dan lebih penting sebagai titik tolak bagi tindakan perencanaan yang

akan mempengaruhi jalannya kejadian di masa mendatang (Brigham dan Houston,

2010). Analisis rasio, menurut Hery (2015), adalah analisis yang dilakukan dengan

menghubungkan berbagai perkiraan yang ada pada laporan keuangan dalam bentuk

rasio keuangan.

Jenis-jenis rasio keuangan yaitu :

a. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas, menurut Fahmi (2013), merupakan kemampuan suatu

perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara lancar dan tepat

waktu. Rasio likuiditas secara umum ada dua yaitu :

1) Rasio Lancar (Current Ratio) merupakan ukuran yang umum

digunakan atas solvensi jangka pendek, kemampuan suatu perusahaan

memenuhi kebutuhan utang ketika jatuh tempo.

2) Rasio Sangat Lancar atau Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test

Ratio) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo

dengan menggunakan aset sangat lancar (kas+sekuritas jangka

Page 45: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

30

pendek+piutang) tanpa memperhitungkan persediaan barang dagang

dan asset lancer lainnya.

b. Rasio Solvabilitas atau Rasio Struktur Modal atau Rasio Leverage

Rasio Solvabilitas atau Rasio Struktur Modal atau Rasio Leverage,

menurut Harjito dan Martono (2010), merupakan rasio yang

menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh

kewajibannya. Rasio ini mengukur seberapa banyak perusahaan

menggunakan dana dari hutang. Rasio ini terdiri atas :

1) Rasio Utang (Debt Ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur perbandingan antara total utang dengan total asset. Rasio ini

juga sering dinamakan sebagai rasio utang terhadap asset (Debt to

Asset Ratio).

2) Rasio Utang terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio) merupakan rasio

yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang

dengan total ekuitas.

3) Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas (Long Term Debt to

Equity Ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

perbandingan antara utang jangka panjang dengan total ekuitas.

4) Rasio Kelipatan Bunga yang Dihasilkan (Times Interest Earned Ratio)

merupakan rasio yang menunjukkan (sejauh mana atau berapa kali)

kemmapuan perusahaan dalam membayar bunga. Kemampuan

perusahaan di sini diukur dari jumlah laba sebelum bunga dan pajak.

Page 46: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

31

5) Rasio Laba Operasional terhadap Kewajiban (Operating Income to

Liabilities Ratio) merupakan rasio yang menunjukkan (sejauh mana

atau berapa kali) kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh

kewajiban. Kemampuan perusahaan di sini diukur dari jumlah laba

operasional.

c. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas, menurut Hery (2015), merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur tingkat efisiensi atas pemanfaatan sumber daya yang

dimiliki perusahaan, atau untuk menilai kemampuan perusahaan dalam

menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Rasio aktivitas terdiri atas :

1) Perputaran Piutang Usaha (Accounts Receivable Turn Over)

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama

penagihan piutang usaha atau beberapa kali dan yang tertanam

dalam piutang usaha akan berputar dalam satu tahun .

2) Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over) merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang tertanam dalam

persediaan akan berputar dalam satu tahun .

3) Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over) merupakan

rasio yang digunakan untuk mengukur keefektifan modal kerja (aset

lancar) yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan penjualan.

4) Perputaran Aset Tetap (Fixed Assets Turnover) merupakan rasio

yang digunakan untuk mengukur keefektifan asset tetap yang

dimiliki perusahaan dalam menghasilkan penjualan.

Page 47: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

32

5) Perputaran Total Aset (Total Assets Turnover) merupakan rasio

yang digunakan untuk mengukur berapa jumlah penjualan yang

akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total

asset.

d. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas, menurut Kasmir (2012), merupakan rasio untuk

menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio

profitabilitas, menurut Hery (2015), merupakan rasio yang menggambarkan

kemampuan perusahaan dalam menghasikan laba. Rasio ini dapat

dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Rasio Tingkat Pengembalian atas

Investasi dan Rasio Kinerja Operasi. Rasio tingkat pengembalian atas

investasi adalah rasio yang digunakan untuk menilai kompensasi finansial

atas penggunaan aset atau ekuitas terhadap laba bersih/laba setelah bunga

dan pajak. Rasio ini terdiri atas :

1) Hasil Pengembalian atas Aset (Return On Assets) merupakan rasio

yang menunjukkan hasil (return) atas penggunaan asset perusahaan

dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini digunakan

untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan

dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset.

2) Hasil Pengembalian atas Ekuitas (Return on Equity) merupakan rasio

yang menunjukkan hasil (return) atas penggunaan ekuitas perusahaan

dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini digunakan

Page 48: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

33

untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan

dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total ekuitas.

Rasio Kinerja Operasi adalah rasio yang digunakan untuk mengevaluasi

margin laba dari aktivitas operasi (penjualan). Rasio ini terdiri atas :

1) Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin) merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur besarnya persentase laba kotor atas

penjualan bersih.

2) Margin Laba Operasional (Operating Profit Margin) merupakan rasio

yang digunakan untuk mengukur besarnya persentase laba operasional

atas penjualan bersih.

3) Margin Laba Bersih (Net Profit Margin) merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur besarnya persentase laba bersih atas

penjualan bersih.

e. Rasio Penilaian atau Rasio Ukuran Pasar

Rasio Penilaian atau Rasio Ukuran Pasar, menurut Hery (2015),

merupakan rasio yang digunakan untuk mengestimasi nilai intrinsik

perusahaan/nilai saham. Rasio ini terdiri atas :

1) Laba Per Lembar Saham Biasa (Earnings Per Share) merupakan rasio

untk mengukur keberhasilan manajemen perusahaan dalam

memberikan keuntungan bagi pemegang saham biasa. Rasio ini

menunjukkan keterkaitan antara jumlah laba bersih dengan bagian

kepemilikan pemegang saham dalam perusahaan investee.

Page 49: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

34

2) Rasio Harga terhadap Laba (Price Earnings Ratio) merupakan rasio

yang menunjukkan hasil perbandingan antara harga pasar per lembar

saham dengan laba per lembar saham. Melalui rasio ini, harga saham

sebuah emiten dibandingkan dengan laba bersih yang dihasilkan oleh

emiten tersebut dalam setahun. Dengan mengetahui besaran PER

tersebut, calon investor potensial dapat mengetahaui apakah haga

saham tergolong wajar atau tidak sesuai kondisi saat ini dan bukannya

berdasarkan pada perkiraan masa mendatang.

3) Imbal Hasil Dividen (Dividend Yield) merupakan rasio yang

menunjukkan hasil perbandingan antara dividen tunai per lembar

saham dengan harga pasar per lembar saham. Rasio ini digunakan

untuk mengukur return (imbal hasil) atas investasi saham.

4) Rasio Pembayaran Dividen (Dividend Payout Ratio) merupakan rasio

yang menunjukkan hasil perbandingan antara dividen tunai per lembar

saham dengan laba per lembar saham. Rasio ini menggambarkan

jumlah laba dari setiap lembar saham yang dialokasikan dalam bentuk

dividen.

5) Rasio Harga terhadap Nilai Buku (Price Book Value Ratio) merupakan

rasio yang menunjukkan hasil perbandingan antara harga pasar per

lembar saham dengan nilai buku per lembar saham. Rasio ini digunakan

untuk mengukur tingkat harga saham apakah overvalued atau

undervalued. Semakin rendah nilai Price Book Value (PBV) suatu

saham maka saham tersebut dikategorikan undervalued, di mana sangat

Page 50: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

35

baik untuk investasi jangka panjang. Namun rendahnya nilai Price

Book Value (PBV) juga dapat mengindikasi menurunnya kualitas dan

kinerja fundamental emiten. Oleh sebab itu, nilai Price Book Value

(PBV) juga harus dibandingkan dengan Price Book Value (PBV) saham

emiten lain dalam industri yang sama.

1.5.1.5 Current Ratio (CR)

Rasio likuiditas, menurut Weston (2008), merupakan rasio yang

menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang)

jangka pendek. Rasio likuiditas berfungsi untuk menunjukkan atau mengukur

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo,

baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun di

dalam perusahaan (likuiditas perusahaan). Rasio likuiditas, menurut Gill (2004),

menyebutkan mengukur jumlah kas atau jumlah investasi yang dapat dikonversikan

atau diubah menjadi kas untuk membayar pengeluaran, tagihan dan seluruh

kewajiban lainnya yang sudah jatuh tempo.

Likuiditas dalam penelitian ini diproksikan dengan Current Ratio (CR).

Current Ratio (CR), menurut Kasmir (2012), merupakan rasio untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang

yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain,

seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka

pendek yang segera jatuh tempo. Rasio lancar atau yang biasa disebut Current

Ratio, menurut Hery (2015), merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

Page 51: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

36

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang

segera jatuh tempo dengan menggunakan total aset lancar yang tersedia.

Rumus untuk mencari Current Ratio (CR) menurut Kasmir (2012) adalah

Current Ratio = 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 (𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠)

𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 (𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠) x 100%

Current Ratio (CR) yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya

masalah dalam likuiditas namun suatu perusahaan yang memiliki Current Ratio

(CR) terlalu tinggi juga kurang bagus karena menunjukkan banyaknya dana

menganggur. Nilai Current Ratio (CR) yang terlalu tinggi dapat mengindikasi

adanya penimbunan kas, banyak piutang tidak tertagih, penumpukan persediaan.

Bagi para pemegang saham situasi tersebut dianggap tidak baik atau dalam artian

para manajer perusahaan tidak mendayagunakan aktiva lancar secara baik dan

efektif. Bagi perusahaan penghasil jasa maka angka 100% dikatakan sudah

mencukupi (Fahmi, 2013).

1.5.1.6 Debt to Equity Ratio (DER)

Rasio solvabilitas atau rasio leverage, menurut Kasmir (2012) merupakan rasio

yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aset perusahaan dibiayai dengan

utang. Rasio solvabilitas memiliki implikasi yaitu kreditor memandang jumlah

ekuitas debitur sebagai margin keamanan atau yang disebut safety margin (Weston,

2008). Apabila jumlah modal perusahaan debitur kecil, maka berarti bahwa kreditor

akan menanggung resiko yang besar. Jika laba naik, pemegang utang terus

menerima pembayaran bunga tetap saja jadi semua keuntungan menjadi milik

pemegang saham kemudian hal sebaliknya terjadi ketika laba turun (Myers, 2007).

Page 52: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

37

Oleh karena itu utang meningkatkan pengembalian bagi pemegang saham dalam

masa-masa baik dan menguranginya pada masa-masa buruk.

Solvabilitas atau leverage dalam penelitian ini diproksikan dengan Debt to

Equity Ratio (DER). Rasio utang terhadap modal atau disebut juga Debt to Equity

Ratio (DER), menurut Hery (2015), merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur besarnya proporsi utang terhadap modal. Rasio ini dihitung sebagai hasil

bagi antara total utang dengan modal. Debt to Equity Ratio (DER), menurut Kasmir

(2012), merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas.

Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang

lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana

yang disediakan peminjam (kreditur) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain,

rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan

untuk jaminan utang.

Rumus untuk mencari Debt to Equity Ratio (DER) menurut Kasmir (2012) adalah

Debt to Equity Ratio = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 (𝐷𝑒𝑏𝑡)

𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖 (𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦)

1.5.1.7 Return On Investment (ROI)

Profitabilitas, menurut Sartono (2012), adalah kemampuan perusahaan

memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun

modal sendiri. Semakin baik pertumbuhan profitabilitas perusahaan berarti prospek

perusahaan di masa depan dinilai semakin baik, artinya nilai perusahaan juga akan

dinilai semakin baik di mata investor. Apabila kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba dalam jangka panjang meningkat maka nilai perusahaan juga

akan meningkat dan akan tercermin pada harga sahamnya.

Page 53: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

38

Profitabilitas dalam penelitian ini diproksikan dengan Return On Investment

(ROI). Return On Investment (ROI) atau Return On Total Assets, menurut Kasmir

(2012), merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang

digunakan dalam perusahaan. Return On Investment (ROI) atau pengembalian

investasi bahwa di beberapa referensi lainnya rasio ini juga ditulis dengan Return

On Total Assets (ROA) melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan

mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan

(Fahmi, 2013). Return On Assets (ROA), menurut Hery (2015), merupakan rasio

yang menunjukkan seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih.

Rumus untuk mencari Return On Investment (ROI) menurut Kasmir (2012) adalah

Return On Investment =𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑇𝑎𝑥

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑥 100%

Penggunaan indikator ini mengukur tingkat kemampuan perusahaan secara

keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva

yang tersedia di dalam perusahaan (Syamsudin, 2011). Rasio ini menggambarkan

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap satu rupiah

aset yang digunakan (Rudianto, 2013). Semakin tinggi tingkat keuntungan yang

didapat maka akan mendorong kenaikan harga saham yang karena permintaan yang

terjadi.

1.5.1.8 Price Book Value (PBV)

Nilai perusahaan, menurut Brigham dan Houston (2010), adalah suatu

bentuk kepercayaan masyarakat terhadap suatu perusahaan dengan menanamkan

modal saham pada perusahaan tersebut yang berdampak pada meningkatnya

Page 54: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

39

harga saham pada perusahaan tersebut. Menurut Signalling theory, nilai

perusahaan dipengaruhi oleh peluang investasi dimana keputusan investasi

yang tepat merupakan sinyal positif terhadap prospek perusahaan di masa

mendatang, salah satu indikatornya adalah meningkatkanya harga saham.

Rasio nilai pasar/nilai buku, menurut Brigham dan Houston (2010), adalah

rasio harga pasar suatu saham terhadap nilai bukunya. Rasio harga pasar suatu

saham terhadap nilai bukunya memberikan indikasi pandangan investor atas

perusahaan. Perusahaan yang dipandang baik oleh investor dijual dengan rasio

nilai buku yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan dengan pengembalian

yang rendah.

Nilai perusahaan dapat sebagai indikator kemakmuran para pemilik atau

pemegang saham, dengan kata lain menigkatnya harga saham adalah

indikator tingginya kepercayan pasar terhadap kinerja perusahaan

(Sukirni, 2012). Nilai perusahaan, menurut Husnan (2013), didefinisikan

sebagai nilai pasar dari suatu perusahaan apabila perusahaan tersebut dijual.

Price Book Value (PBV) yang rendah menunjukkan harga sahamnya murah,

jika posisi harga saham berada dibawah book value ada kecenderungan harga

saham tersebut akan menuju keseimbangan minimal sama dengan nilai

bukunya. Hal ini berarti harga saham itu berpotensi lebih besar untuk naik,

sehingga return yang diterima akan meningkat. Base Price (harga dasar) yaitu

harga perdana dari suatu saham dan Market Price (harga pasar) yaitu harga

penutup (closing price) dari suatu saham jadi harga pasar ini lah yang

menentukan naik turunnya suatu saham. Pada penelitian ini harga saham yang

Page 55: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

40

digunakan adalah harga penutupan (closing price). Pertama menghitung nilai

buku per saham menurut

Book Value = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝐵𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟

Selanjutnya, untuk mencari Price Book Value (PBV) menurut Brigham dan

Houston (2010)

Price Book Value = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑢𝑘𝑢 𝑝𝑒𝑟 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚

1.5.1.9 Harga Saham

Harga saham, menurut Hartono (2010), adalah harga suatu saham di pasar

bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh mekanisme pasar berupa permintaan

dan penawaran saham tersebut. Harga saham merupakan cerminan dari ekspektasi

investor terhadap faktor-faktor earning, aliran kas dan tingkat return yang

diisyaratkan investor. Harga saham turut mencerminkan penilaian investor terhadap

keberhasilan perusahaan di masa depan yang mana berpengaruh pada nilai

perusahaan (Brigham dan Houston, 2010). Harga saham berubah dari waktu ke

waktu seiring dengan perubahan kondisi dan informasi baru yang diperoleh investor

tentang prospek perusahaan. Harga pasar saham juga menunjukkan nilai dari

perusahaan itu sendiri. Semakin tinggi nilai dari harga pasar saham suatu

perusahaan, maka investor akan tertarik menjual sahamnya.

Ada dua macam analisis yang banyak digunakan untuk menentukan harga

saham (Hartono, 2013) :

a) Analisis Teknikal (Technical Analysis), yaitu menentukan harga saham

dengan menggunakan data pasar dari saham misalnya harga saham,

Page 56: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

41

volume transaksi saham dan indeks pasar.

b) Analisis Fundamental (Fundamental Analysis) atau Analisis Perusahaan

(Company Analysis), yaitu menentukan harga saham dengan

menggunakan data fundamental, yaitu data yang berasal dari keuangan

perusahaan misalnya laba, dividen yang dibayar, penjualan, pertumbuhan

dan prospek perusahaan dan kondisi industri perusahaan. Jika terjadi

perbaikan prestasi kondisi fundamental perusahaan (kinerja keuangan dan

operasional perusahaan), biasanya diikuti dengan kenaikan harga saham di

lantai bursa. Hal ini disebabkan karena investor mempunyai ekspektasi

yang lebih besar dalam jangka panjang. Informasi tentang perbaikan atau

penurunan prestasi biasanya diketahui setelah laporan keuangan

dikeluarkan.

Investor menyukai pengembalian yang tinggi. Dengan demikian, makin besar

laba yang diharapkan maka makin tinggi harga saham. Perubahan tersebut

tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran, apabila suatu saham

mengalami kelebihan permintaan, maka harga cenderung naik. Sebaliknya jika

terjadi kelebihan penawaran, maka harga saham cenderung turun. Saham dapat

didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha)

dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal

tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim (hak tagih) atas pendapatan

perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS). (www.idx.co.id)

Page 57: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

42

1.5.2 Tinjauan Empiris

Penelitian ini bertujuan menggali wacana peneliti terdahulu sebagai proses

menjelaskan variabel-variabel di dalam penelitian ini. Terdapat beberapa penelitian

di kalangan akademis yang menjadi acuan atau referensi pada penelitian ini antara

lain sebagai berikut :

1) Penelitian Pandansari (2012)

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-fakor

fundamental yang mempengaruhi harga saham. Adapun faktor fundamental

yang dipakai dalam penelitian ini adalah rasio keuangan yang terdiri dari

Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Book Value Per Share

(BVS). Metode pengambilan sampel yang dilakukan adalah purposive

sampling method. Dari populasi sebanyak 133 perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia diambil 36 perusahaan. Pengujian hipotesis

dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan

terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas data,

multikolonieritas, heteroskedastisitas, dan uji linearitas model. Hasil dari

penelitian ini menunjukkan bahwa ROA, DER, BVS secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil analisis secara parsial

faktor fundamental Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), dan

Book Value Per Share (BVS) memiliki pengaruh positif terhadap harga saham.

2) Penelitian Dewi dan Suaryana (2013)

Penelitian ini menerapkan kriteria tertentu dalam menentukan sampel yang

sering disebut dengan purposive sampling. Penelitian ini mendapatkan 15

Page 58: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

43

perusahaan emiten yang bergerak di Food and Beverage teregister di BEI

dengan tahun pengamatan pada 2009-2011. Regresi linear berganda digunakan

dalam penelitian ini untuk menjawab permasalahan pokok penelitian.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengaruh EPS, PBV terhadap harga

saham adalah signifikan positif, sedangkan pengaruh DER terhadap harga

saham adalah signifikan negatif pada perusahaan Food and Beverage yang

teregister di BEI dengan tahun pengamatan pada 2009-2011. Ketiga variabel

independen yang digunakan pada penelitian ini EPS, DER, dan PBV bersama-

sama berpengaruh signifikan bagi harga saham.

3) Penelitian Manoppo dan Arie (2016)

Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang

sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai

perusahaan juga tinggi. Harga saham merupakan harga yang terjadi pada saat

saham di perdagangkan di pasar. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi

nilai perusahaan, dalam penelitian ini hanya meneliti struktur modal , ukuran

perusahaan dan profitabilitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

pengaruh dari struktur modal (DER), ukuran perusahaan (Total Asset) dan

profitabilitas (ROI, NPM dan ROE) terhadap nilai perusahaan. Sampel

penelitian ini adalah perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI tahun 2011-

2014 dengan jumlah 10 perusahaan dengan menggunakan metode purposive

sampling. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier

berganda dengan menggunakan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan

struktur modal, ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh secara

Page 59: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

44

bersama terhadap nilai perusahaan. Struktur modal dan profitabilitas yang

diukur dengan ROI berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sedangkan ukuran

perusahaan dan profitabilitas yang diukur dengan NPM dan ROE tidak

berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

4) Penelitian Hasania, Murni, dan Mandagie (2016)

Tujuan penelitian adalah untuk menguji pengaruh Current Ratio (CR), ukuran

perusahaan, struktur modal, dan ROE terhadap nilai perusahaan pada

perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014

baik secara parsial maupun simultan. Populasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2011-2014. Sampel sebanyak 9 perusahaan. Analisis data menggunakan

analisis regresi berganda, uji t, uji F dan analisis koefisien determinasi (R2).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat dibuat

kesimpulan Current Ratio (CR) berpengaruh secara signifikan terhadap nilai

perusahaan. ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan. struktur modal berpengaruh secara signifikan terhadap nilai

perusahaan. ROE berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan.

Dan secara simultan CR, ukuran perusahaan, struktur modal, dan ROE

berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan.

5) Penelitian Zaki, Islahuddin, Shabri (2017)

Tujuan penelitian adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh

profitabilitas, leverage keuangan, dan ukuran perusahaan terhadap harga

saham pada beberapa perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Page 60: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

45

Indonesia selama tahun 2005-2014, baik secara simultan maupun parsial.

Dalam studi ini, ada 69 perusahaan manufaktur yang diteliti dan metode

sampling yang dipilih adalah purposive sampling. Data dianalisis dengan

menggunakan model regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa Return on Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), dan Ukuran

Perusahaan (UP) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham

secara simultan. Kemudian, berdasarkan analisis parsial bahwa ROA dan UP

berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, sedangkan DER

tidak mempunyai pengaruh yang signifikan.

6) Penelitian Hamidah dan Umdiana (2017)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas dan invest-

ment opportunity set (ios) terhadap nilai perusahaan dengan harga saham

sebagai variabel intervening pada perusahaan manufaktur sektor industri

barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis jalur dengan

bantuan SPSS versi 20. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 38 perusahaan

dan diambil sampel sebanyak 21 perusahaan dengan menggunakan metode

purposive sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder berupa laporan tahunan dan keuangan dari tahun 2010-2014 yang

diambil melalui situs www.idx.co.id. Berdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa: 1) Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan

terhadap harga saham, 2) Investment opportunity set (ios) berpengaruh positif

dan signifikan terhadap harga saham, 3) Profitabilitas berpengaruh positif dan

Page 61: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

46

signifikan terhadap nilai perusahaan, 4) Investment opportunity set (ios)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, 5) Harga saham

tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, 6) Harga saham tidak

dapat memediasi pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan, 7) Harga

saham tidak dapat memediasi pengaruh investment opportunity set (ios)

terhadap nilai perusahaan.

7) Penelitian Purwohandoko (2017)

Tujuan penelitian adalah untuk menguji pengaruh ukuran, pertumbuhan, dan

profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan struktur modal sebagai

mediator. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan pertanian yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011 hingga 2014. Populasi penelitian ini

adalah perusahaan pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2011-2014

dengan sampel 14 perusahaan, menggunakan metode purposive sampling. Data

dianalisis menggunakan smartpal, karena penelitian ini menambahkan struktur

modal sebagai variabel mediator. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

ukuran perusahaan dan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh pada

struktur modal. Profitabilitas secara negatif mempengaruhi struktur modal.

8) Penelitian Megawati (2018)

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan terhadap

harga saham pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) selama tahun 2012-2016, baik secara parsial maupun

simultan. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan telekomunikasi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2012 sampai 2016. Sampel

Page 62: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

47

penelitian sebanyak 5 perusahaan telekomunikasi yang diperoleh dengan

teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan regresi data panel dengan model

yang terpilih adalah fixed effect. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara

parsial variabel CR, NPM, dan TATO berpengaruh positif dan signifikan

terhadap harga saham, sedangkan variabel DR dan PER berpengaruh positif

namun tidak signifikan terhadap harga saham. Secara simultan variabel CR,

DR, NPM, TATO dan PER berpengaruh terhadap harga saham. Nilai adjusted

R-squared dalam penelitian ini sebesar 0,9192 yang artinya kemampuan

variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel terikat sebesar 91,92%

sedangkan sisanya sebesar 8,08% dijelaskan oleh variabel bebas lain diluar

model.

9) Penelitian Putri (2018)

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh earnings per

share (EPS) dan nilai buku harga (PBV) secara simultan dan parsial terhadap

harga saham di industri ritel yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2013-2016. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 8

industri ritel yang terdaftar di Bursa Efek Indonesiatahun 2013-2016. Metode

yang digunakan adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Alat analisis yang

digunakan dalam ini penelitian adalah analisis regresi linier berganda, uji

asumsi klasik (normalitas, multikolinearitas, hetoroscedasicity, dan

autocorrelation) dan koefisien determinasi. Berdasarkan hasil multipleanalisis

regresi linier menunjukkan persamaan Log Y = 2,244 + Log 0,528EPS - Log

Page 63: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

48

0,018PBV + e, dengan F nilai uji 5,153. Nilai t test untuk earning per share

(EPS) sebesar 3,159 dan nilai T test untuk price book nilai (PBV) sebesar

0,113. Nilai R Square 26,2%, sedangkan sisanya 73,8% menjelaskan faktor lain

di luarmodel studi. Dan nilai R 0,512. Kesimpulan dari penelitian ini

menunjukkan bahwa secara bersamaan variabel EPS dan PBV berpengaruh

terhadap harga saham. Secara parsial PBV tidak memiliki pengaruh signifikan

terhadap harga saham dan EPS memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

variabel harga saham.

Tabel 1.6 Penelitian Terdahulu

Berikut merupakan sejumlah penelitian terdahulu yang digunakan dalam

penelitian ini :

No. Peneliti Judul

Penelitian

Metode

Penelitian

Hasil Penelitian

1. Fillya Arum

Pandansari

(2012)

Analisis Faktor

Fundamental

Terhadap Harga

Saham

Kuantitatif,

Regresi

berganda

- ROA, DER, BVS secara

simultan berpengaruh signifikan

terhadap harga saham

- ROA, DER, dan BVS secara

parsial berpengaruh signifikan

terhadap harga saham

2. Putu Dina

Aristya

Dewi dan

I.G.N.A.

Suaryana

(2013)

Pengaruh EPS,

DER, dan PBV

Terhadap Harga

Saham

Kuantitatif,

Regresi

berganda

- EPS, DER, dan PBV bersama-

sama berpengaruh signifikan

bagi harga saham

- Secara parsial pengaruh EPS,

PBV terhadap harga saham

adalah signifikan sedangkan

pengaruh DER terhadap harga

saham adalah signifikan

Page 64: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

49

3. H.

Manoppo.

dan F.V.

Arie.

(2016)

Pengaruh

Struktur Modal,

Ukuran

Perusahaan dan

Profitabilitas

Terhadap Nilai

Perusahaan

Kuantitatif,

Regresi

berganda

- Struktur Modal, ukuran

perusahaan dan profitabilitas

secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap Nilai

Perusahaan

- Struktur Modal berpengaruh

signifikan terhadap Nilai

Perusahaan

Ukuran Perusahaan tidak

berpengaruh signifikan terhadap

Nilai Perusahaan

- Profitabilitas yang diukur

menggunakan ROI dan NPM

berpengaruh signifikan terhadap

Nilai Perusahaan sedangkan

ROE tidak berpengaruh

signifikan terhadap Nilai

Perusahaan

4. Zuhria

Hasania, Sri

Murni , dan

Yunita

Mandagie

(2016)

Pengaruh

Current Ratio,

Ukuran

Perusahaan

Struktur Modal,

Dan ROE

Terhadap Nilai

Perusahaan

Kuantitatif,

Regresi

berganda

- Secara simultan CR, Ukuran

Perusahaan, Struktur Modal,

dan ROE berpengaruh secara

signifikan terhadap Nilai

Perusahaan.

- Secara parsial variabel Current

Ratio (CR), struktur modaldan

ROE berpengaruh secara

signifikan terhadap Nilai

Perusahaan. Variabel Ukuran

Perusahaan tidak berpengaruh

signifikan terhadap Nilai

Perusahaan.

Page 65: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

50

5. Muhammad

Zaki,

Islahuddin,

dan M.

Shabri

(2017)

Pengaruh

Profitabilitas,

Leverage

Keuangan Dan

Ukuran

Perusahaan

Terhadap Harga

Saham

Kuantitatif,

Regresi

Berganda

- ROA, DER dan Ukuran

Perusahaan (UP) berpengaruh

signifikan terhadap harga saham

secara simultan

- Secara parsial ROA dan UP

berpengaruh signifikan terhadap

harga saham, sedangkan DER

tidak mempunyai pengaruh

yang signifikan

6. Ghina

Hamidah

dan Nana

Umdiana

(2017)

Pengaruh

Profitabilitas

dan Investment

Opportunity Set

(IOS) Terhadap

Nilai Perusahaan

Dengan Harga

Saham Sebagai

Variabel

Intervening

Kuantitatif,

Path

analysis

- Profitabilitas dan Investment

Opportunity Set (IOS)

berpengaruh signifikan terhadap

harga saham.

- Profitabilitas dan Investment

Opportunity Set (IOS)

berpengaruh signifikan terhadap

nilai perusahaan.

- Harga saham tidak berpengaruh

signifikan terhadap nilai

perusahaan.

- Harga saham tidak dapat

memediasi pengaruh

profitabilitas dan Investment

Opportunity Set (IOS) terhadap

nilai perusahaan.

7. Puwohan-

doko

(2017)

The Influence of

Firm’s Size,

Growth, and

Profitability on

Firm Value with

Capital

Structure as the

Mediator

Kuantitatif,

Path

Analysis

(PLS)

- Ukuran perusahaan dan

pertumbuhan perusahaan tidak

berpengaruh pada struktur

modal.

- Profitabilitas secara negatif

mempengaruhi struktur modal.

Page 66: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

51

8. Salma Bela

Megawati

(2018)

Pengaruh Rasio

Keuangan

Terhadap Harga

Saham

Kuantitatif,

Regresi

berganda

(data panel)

- Secara simultan variabel CR,

DR, NPM, TATO dan PER

berpengaruh terhadap harga

saham

- Secara parsial variabel CR,

NPM, dan TATO berpengaruh

positif dan signifikan terhadap

harga saham

9. Hana

Tamara

Putri (2018)

Pengaruh

Earning Per

Share (EPS) dan

Price Book

Value (PBV)

Terhadap Harga

Saham

Kuantitatif,

Regresi

berganda

- EPS dan PBV memiliki

pengaruh yang signifikan

terhadap harga saham secara

simultan

- Secara parsial bahwa EPS

memiliki pengaruh signifikan

dan PBV tidak memiliki

pengaruh signifikan

Berdasarkan Tabel 1.6 tersebut maka dapat dijelaskan perbedaan penelitian ini

dengan penelitian terdahulu adalah penelitian ini menggunakan variabel

intervening dengan teknik analisis jalur (path analysis) untuk menguji pengaruh

tidak langsung serta menggunakan alat analisis PLS. Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui secara parsial pengaruh Likuiditas dari Current Ratio (CR),

Solvabilitas dari Debt to Equity Ratio (DER), Profitabilitas dari Return On

Investment (ROI) terhadap Harga Saham dengan Nilai Perusahaan dari Price Book

Value (PBV) sebagai variabel intervening. Objek studi yang digunakan juga

berbeda, pada penelitian ini menggunakan studi pada perusahaan jasa sektor

infrastruktur, utilitas dan transportasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan

tahun penelitian 2011-2017.

Page 67: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

52

1.6 Pengaruh Antar Variabel

1.6.1 Pengaruh Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan

Current Ratio (CR), menurut Sudana (2011), merupakan kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva yang

dimiliki. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat Current

Ratio (CR) maka baik bagi perusahaan. Bagi investor justru akan membahayakan

karena nilai yang terlalu tinggi dianggap jika perusahaan tersebut tidak

mendayagunakan aktivanya dengan baik.

Current Ratio (CR) yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya

masalah dalam likuiditas namun suatu perusahaan yang memiliki Current Ratio

(CR) terlalu tinggi juga kurang bagus karena menunjukkan banyaknya dana

menganggur. Nilai Current Ratio (CR) yang terlalu tinggi dapat mengindikasi

adanya penimbunan kas, banyak piutang tidak tertagih, penumpukan persediaan.

Bagi para pemegang saham situasi tersebut dianggap tidak baik atau dalam artian

para manajer perusahaan tidak mendayagunakan aktiva lancar secara baik dan

efektif dan berpengaruh pada nilai perusahaan (Fahmi, 2013).

Tingkat likuiditas yang tinggi memperkecil kegagalan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban finansial jangka pendek kepada kreditur dan berlaku pula

sebaliknya. Tinggi rendahnya rasio ini akan mempengaruhi minat investor

(Hasania, Murni dan Mandagie, 2016). Tingkat likuiditas yang tinggi, maka pasar

akan menaruh kepercayaan terhadap perusahaan, bahwa perusahaan tersebut dapat

menjaga tingkat likuiditasnya, yang artinya perusahaan tersebut memiliki kinerja

yang baik (Wulandari, 2013). Hasil penelitian Hasania, Murni dan Mandagie (2016)

Page 68: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

53

menyimpulkan bahwa CR memiliki pengaruh positif terhadap PBV sedangkan

menurut penelitian Wulandari (2013) menyatakan bahwa CR tidak berpengaruh

signifikan terhadap PBV.

H1 : Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan.

1.6.2 Pengaruh Solvabilitas Terhadap Nilai Perusahaan

Debt to Equity Ratio (DER), menurut Kasmir (2012), merupakan rasio yang

digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Dengan kata lain, Debt to Equity

Ratio (DER) merupakan perhitungan antara total utang dengan dengan modal.

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa bagian dari setiap rupiah modal yang

dijadikan sebagai jaminan utang.

Tingkat Debt to Equity Ratio (DER) yang rendah memberikan sinyal positif

bagi investor terhadap penilaian perusahaan di mana tingginya tingkat pendanaan

debitur yang berasal dari modal pemilik itu sendiri. Namun peningkatan hutang

juga bisa mendorong meningkatkan nilai perusahaan selama perusahaan mampu

menyeimbangkan manfaat dan biaya yang ditimbulkan akibat hutang. Debt to

Equity Ratio (DER) yang tinggi diikuti dengan pengelolaan yang baik juga

memungkinkan untuk meningkatkan profit (Fahmi, 2013).

Teori struktur modal yang menyatakan bahwa sepanjang perusahaan mampu

menyeimbangkan manfaat dan biaya yang ditimbulkan akibat hutang tidak menjadi

masalah. Dengan demikian DER yang tinggi tetapi diikuti dengan pengelolaan yang

baik dapat meningkatkan profit (Mannopo dan Arie, 2016). Hasil penelitian

Hasania, Murni, dan Mandagie (2016) dan Mannopo dan Arie (2016)

menyimpulkan bahwa DER memiliki pengaruh signifikan terhadap PBV namun

Page 69: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

54

hasil ini bertolak belakang dengan penelitian Sukoco (2013) menyimpulkan bahwa,

DER tidak berpengaruh signifikan terhadap PBV.

H2 : Solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan.

1.6.3 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan

Return On Investment (ROI) atau Return On Total Assets, menurut Kasmir

(2012), merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang

digunakan dalam perusahaan. Return On Investment (ROI) merupakan salah satu

rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan

investasi yang ditanamkan dalam total asset yang digunakan untuk memperoleh

keuntungan. Nilai ROI yang tinggi akan memberikan sinyal positif bagi investor

bahwa perusahaan menghasilkan dalam kondisi yang menguntungkan. Nilai rasio

yang tinggi menjadi daya tarik investor untuk memiliki saham perusahaan, sehingga

akan meningkatkan nilai perusahaan.

Hasil penelitian Ayuningtyas dan Kurnia (2013) menemukan bukti bahwa,

profitabilitas yang diukur dengan ROI berpengaruh positif signifikan terhadap nilai

perusahaan. Semakin baik pertumbuhan profitabilitas perusahaan berarti prospek

perusahaan di masa depan dinilai semakin baik, artinya nilai perusahaan juga akan

dinilai semakin baik di mata investor. Apabila kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba dalam jangka panjang meningkat maka nilai perusahaan juga

akan meningkat (Ayuningtyas dan Kurnia, 2013).

Nilai ROI yang tinggi akan memberikan sinyal positif bagi investor bahwa

perusahaan menghasilkan dalam kondisi yang menguntungkan. Hal ini menjadi

daya tarik investor untuk memiliki saham perusahaan, sehingga akan meningkatkan

Page 70: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

55

nilai perusahaan (Hamidah dan Umdiana, 2017). Profitabilitas yang semakin

meningkat maka nilai perusahaan tersebut juga akan meningkat (Mannopo dan

Arie, 2016). ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen

dalam mengelola investasinya. Semakin kecil rasio ini semakin kurang baik,

demikian pula dengan sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur

efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Hasil penelitian Hamidah dan

Umdiana (2017) dan Mannopo dan Arie (2016) menyimpulkan bahwa, ROI

memiliki pengaruh signifikan terhadap PBV sedangkan menurut penelitian

Hermawati, Paramita dan Oemar (2018) menyatakan bahwa ROI tidak berpengaruh

signifikan terhadap PBV.

H3 : Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan

1.6.4 Pengaruh Likuiditas Terhadap Harga Saham

Current Ratio (CR), menurut Kasmir (2012), merupakan rasio untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang

yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Current Ratio (CR)

merupakan ukuran yang digunakan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek

dengan menggunakan aktiva lancar perusahaan (Megawati, 2018). Current Ratio

(CR) yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam

likuiditas namun suatu perusahaan yang memiliki Current Ratio (CR) terlalu tinggi

juga kurang bagus karena menunjukkan banyaknya dana menganggur. Nilai

Current Ratio (CR) yang terlalu tinggi dapat mengindikasi adanya penimbunan kas,

banyak piutang tidak tertagih, penumpukan persediaan. Bagi para pemegang saham

situasi tersebut dianggap tidak baik atau dalam artian para manajer perusahaan tidak

Page 71: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

56

mendayagunakan aktiva lancar secara baik dan efektif. Semakin tinggi tingkat

Current Ratio (CR) maka akan berpengaruh baik terhadap kinerja keuangan

perusahaan serta harga saham perusahaan (Fahmi, 2013).

Manajemen perusahaan berusaha untuk menjaga kondisi likuiditas perusahaan

yang sehat dan terpenuhi secara tepat waktu. Hal ini dilakukan dengan maksud

untuk memberi reaksi kepada para calon investor dan para pemegang saham

khususnya bahwa kondisi perusahaan berada dalam kondisi aman dan stabil maka

harga saham perusahaan juga cenderung stabil dan bahkan diharapkan mengalami

kenaikan (Fahmi, 2013).

Berdasarkan pengertian Current Ratio (CR) menunjukkan bahwa semakin

tinggi maka akan berpengaruh baik terhadap kinerja keuangan perusahaan serta

harga saham perusahaan (Megawati, 2018). CR yang tinggi akan menimbulkan

kepercayaan investor untuk menginvestasikan modalnya ke perusahaan. Karena

perusahaan dinilai memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban-kewajiban

jangka pendeknya, sehingga dapat meningkatkan permintaan saham perusahaan

tersebut (Anshari, 2016). Hasil penelitian Megawati (2018) menyimpulkan bahwa

CR memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham sedangkan Anshari (2016)

menyimpulkan bahwa CR tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

H4 : Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham

1.6.5 Pengaruh Solvabilitas Terhadap Harga Saham

Debt to Equity Ratio (DER), menurut Kasmir (2012), merupakan rasio yang

digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio leverage menunjukkan

seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh pihak luar dengan kemampuan perusahaan

Page 72: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

57

yang digambarkan oleh modal (Zaki, Islahuddin dan Shabri, 2017). Rasio ini

berhubungan dengan keputusan pendanaan dimana perusahaan lebih memilih

pembiayaan hutang dibandingkan modal sendiri.

Rasio Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan persentase penyediaan dana

oleh pemegang saham kepada pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio, semakin

rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Rasio yang

tinggi menunjukkan komposisi tingkat utang semakin besar apabila dibandingkan

dengan total modal sendiri, sehingga hal ini akan berdampak pada semakin besar

pula beban perusahaan terhadap pihak eksternal. Semakin besar nilai leverage,

struktur permodalan usaha relatif lebih banyak memanfaatkan hutang terhadap

ekuitas.

Analisis leverage yang menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) dapat dilihat

proporsi penggunaan hutang yang semakin besar menjadi resiko bagi investor dan

dapat menurunkan harga saham. Pengukuran leverage keuangan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio (DER). Rasio ini menunjukkan

persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman.

Semakin tinggi nilai Debt to Equity Ratio (DER) maka semakin besar resiko

keuangannya bagi pemegang saham. Penambahan hutang bisa memperbesar resiko

perusahaan dan semakin besar hutang maka cenderung menurunkan harga saham.

Keseimbangan antara tingkat resiko dan pengembalian sangat diharapkan untuk

memaksimumkan harga saham (Fahmi, 2013).

Nilai DER yang tinggi menandakan jika perusahaan memiliki resiko yang

tinggi sehingga cenderung lebih dihindari oleh para investor dan mengakibatkan

Page 73: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

58

permintaan saham menurun dan memicu penurunan harga saham (Dewi dan

Suaryana, 2013). Hasil penelitian Zaki , Islahuddin dan Shabri (2017) menunjukkan

bahwa DER tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham sedangkan

menurut penelitian Dewi dan Suaryana (2013) dan juga Pandansari (2012)

menyimpulkan bahwa DER memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham.

H5 : Solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham.

1.6.6 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham

Return On Investment (ROI) atau Return On Total Assets, menurut Kasmir

(2012), merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang

digunakan dalam perusahaan. Return On Investment (ROI) merupakan salah satu

rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan

investasi yang ditanamkan dalam total asset yang digunakan untuk memperoleh

keuntungan (Hamidah dan Umdiana, 2017).

Nilai Return On Investment (ROI) yang tinggi akan memberikan sinyal positif

bagi investor bahwa perusahaan menghasilkan dalam kondisi yang

menguntungkan. Hal ini menjadi daya tarik investor untuk memiliki saham

perusahaan sehingga akan meningkatkan permintaan dan mendorong kenaikan

harga saham. Semakin baik pertumbuhan profitabilitas perusahaan berarti prospek

perusahaan di masa depan dinilai semakin baik, artinya nilai perusahaan juga akan

dinilai semakin baik di mata investor. Apabila kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba dalam jangka panjang meningkat maka akan tercermin pada

harga sahamnya.

Page 74: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

59

Perusahaan yang memiliki ROA yang tinggi akan menarik investor untuk

menanamkan modalnya karena dianggap berhasil menghasilkan laba yang tinggi

dan akan berdampak pada dividen yang akan diterima oleh investor. Semakin

banyak yang tertarik terhadap kinerja perusahaan tersebut, maka permintaan

terhadap saham perusahaan tersebut akan meningkat, dan harga saham perusahaan

juga menjadi naik (Zaki, Islahudin dan Shabri, 2017). Nilai ROI yang tinggi akan

memberikan sinyal positif bagi investor bahwa perusahaan menghasilkan dalam

kondisi yang menguntungkan. Hal ini menjadi daya tarik investor untuk memiliki

saham perusahaan dan akan meningkatkan harga saham (Hamidah dan Umdiana,

2017).

Hasil penelitian Pandansari (2012) menunjukkan ROI berpengaruh positif

terhadap harga saham. Hamidah dan Umdiana (2017) dan Zaki, Islahuddin dan

Shabri (2017) menyimpulkan bahwa ROI memiliki pengaruh signifikan terhadap

harga saham sedangkan menurut Wangarry, Poputra dan Runtu (2015) yang

menyatakan bahwa ROI tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

H6 : Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham

1.6.7 Pengaruh Nilai Perusahaan Terhadap Harga Saham

Nilai perusahaan, menurut Brigham dan Houston (2010), adalah suatu ben-

tuk kepercayaan masyarakat terhadap suatu perusahaan dengan menanamkan

modal saham pada perusahaan tersebut yang berdampak pada meningkatnya

harga saham pada perusahaan tersebut. Price Book Value (PBV) yaitu salah satu

indikator utama untuk melihat apakah suatu saham mahal atau tidak. Oleh sebab itu

Price Book Value (PBV) sangat berpengaruh terhadap harga saham. Hal tersebut

Page 75: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

60

dapat dilihat jika nilai pasar saham lebih tinggi dari nilai intrinsiknya berarti saham

tersebut tergolong mahal (overvalued). Jika nilai pasar saham lebih rendah dari nilai

intrinsiknya berarti saham tersebut tergolong rendah (undervalued). Nilai

perusahaan dengan perhitungan Price Book Value (PBV) yang tinggi membuat

harga saham juga tinggi dan akan diikuti dengan tingginya kemakmuran pemegang

saham.

PBV mencerminkan tingkat keberhasilan manajemen perusahaan dalam

menjalankan perusahaan, mengelola sumber daya yang tercermin pada harga saham

pada akhir tahun. Semakin tinggi nilai PBV tentunya memberikan harapan para

investor untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar (Dewi dan Suaryana,

2013). Hasil penelitian Dewi dan Suaryana (2013) menyimpulkan bahwa PBV

memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham sedangkan menurut Putri

(2018) menyimpulkan PBV tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

H7 : Nilai Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham

1.6.8 Pengaruh Likuiditas Terhadap Harga Saham Melalui Nilai Perusahaan

Nilai Current Ratio (CR) yang terlalu tinggi dapat mengindikasi adanya

penimbunan kas, banyak piutang tidak tertagih, penumpukan persediaan. Bagi para

pemegang saham situasi tersebut dianggap tidak baik atau dalam artian para

manajer perusahaan tidak mendayagunakan aktiva lancar secara baik dan efektif.

Manajemen perusahaan berusaha untuk menjaga kondisi likuiditas perusahaan

yang sehat dan terpenuhi secara tepat waktu. Hal ini dilakukan dengan maksud

untuk memberi reaksi kepada para calon investor dan para pemegang saham

khususnya bahwa kondisi perusahaan berada dalam kondisi aman dan stabil maka

Page 76: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

61

harga saham perusahaan juga cenderung stabil dan bahkan diharapkan mengalami

kenaikan.

Tingkat likuiditas yang tinggi memperkecil kegagalan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban finansial jangka pendek kepada kreditur dan berlaku pula

sebaliknya. Tinggi rendahnya rasio ini akan mempengaruhi minat investor

(Hasania, Murni dan Mandagie, 2016). Tingkat likuiditas yang tinggi, maka pasar

akan menaruh kepercayaan terhadap perusahaan, bahwa perusahaan tersebut dapat

menjaga tingkat likuiditasnya, yang artinya perusahaan tersebut memiliki kinerja

yang baik (Wulandari, 2013). Semakin tinggi tingkat current ratio maka akan

berpengaruh baik terhadap kinerja keuangan perusahaan serta harga saham

perusahaan (Megawati, 2018). Hasil penelitian Megawati (2018) menyimpulkan

bahwa, CR memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Penelitian

Hasania, Murni, dan Mandagie (2016) menyimpulkan bahwa CR memiliki

pengaruh signifikan terhadap PBV. Dari penelitian tersebut maka PBV bisa

dijadikan sebagai variabel intervening atau mampu memediasi CR memiliki

pengaruh signifikan terhadap harga saham.

H8 : Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham melalui Nilai

Perusahaan

1.6.9 Pengaruh Solvabiltas Terhadap Harga Saham Melalui Nilai

Perusahaan

Semakin tinggi nilai Debt to Equity Ratio (DER) maka semakin besar resiko

keuangannya bagi pemegang saham. Penambahan hutang bisa memperbesar resiko

perusahaan dan semakin besar hutang maka cenderung menurunkan harga saham.

Page 77: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

62

Keseimbangan antara tingkat resiko dan pengembalian sangat diharapkan untuk

memaksimumkan harga saham.

Meningkatnya hutang (DER) akan meningkatkan nilai perusahaan. Temuan ini

juga sekaligus mendukung teori struktur modal yang menyatakan bahwa sepanjang

perusahaan mampu menyeimbangkan manfaat dan biaya yang ditimbulkan akibat

hutang tidak menjadi masalah. Dengan demikian DER yang tinggi tetapi diikuti

dengan pengelolaan yang baik dapat meningkat profit (Mannopo dan Arie, 2016).

Nilai DER yang tinggi menandakan jika perusahaan memiliki resiko yang tinggi

sehingga cenderung lebih dihindari oleh para investor dan mengakibatkan

permintaan saham menurun dan memicu penurunan harga saham (Dewi dan

Suaryana, 2013).

Hasil penelitian Zaki , Islahuddin , dan Shabri (2017) menunjukkan bahwa

DER tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham sedangkan menurut

penelitian Pandansari (2017) menyimpulkan bahwa DER memiliki pengaruh

signifikan terhadap harga saham. Penelitian Hasania, Murni, dan Mandagie (2016)

dan Mannopo dan Arie (2016) menyimpulkan bahwa DER memiliki pengaruh

signifikan terhadap PBV. Dari penelitian tersebut maka PBV bisa dijadikan sebagai

variabel intervening atau mampu memediasi DER memiliki pengaruh signifikan

terhadap harga saham.

H9 : Solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham melalui Nilai

Perusahaan

Page 78: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

63

1.6.10 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham Melalui Nilai

Perusahaan

Nilai ROI yang tinggi akan memberikan sinyal positif bagi investor bahwa

perusahaan menghasilkan dalam kondisi yang menguntungkan. Hal ini menjadi

daya tarik investor untuk memiliki saham perusahaan, sehingga akan meningkatkan

nilai perusahaan (Hamidah dan Umdiana, 2017). Profitabilitas yang semakin

meningkat maka nilai perusahaan tersebut juga akan meningkat (Mannopo dan

Arie, 2016). Hasil penelitian Hamidah dan Umdiana (2017) dan Mannopo dan Arie

(2016) menyimpulkan bahwa, Return On Investment (ROI) memiliki pengaruh

signifikan terhadap Price Book Value (PBV).

Perusahaan yang memiliki ROA yang tinggi akan menarik investor untuk

menanamkan modalnya karena dianggap berhasil menghasilkan laba yang tinggi

dan akan berdampak pada dividen yang akan diterima oleh investor. Semakin

banyak yang tertarik terhadap kinerja perusahaan tersebut, maka permintaan

terhadap saham perusahaan tersebut akan meningkat, dan harga saham perusahaan

juga menjadi naik (Zaki, Islahudin dan Shabri, 2017). Nilai ROI yang tinggi akan

memberikan sinyal positif bagi investor bahwa perusahaan menghasilkan dalam

kondisi yang menguntungkan. Hal ini menjadi daya tarik investor untuk memiliki

saham perusahaan dan akan meningkatkan harga saham (Hamidah dan Umdiana,

2017). Hasil penelitian Pandansari (2012) menunjukkan ROI berpengaruh

signifikan terhadap harga saham. Hamidah dan Umdiana (2017) dan Zaki,

Islahuddin, dan Shabri (2017) menyimpulkan bahwa ROI memiliki pengaruh

signifikan terhadap harga saham. Penelitian Ayuningtyas dan Kurnia (2013)

Page 79: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

64

menemukan bukti bahwa, profitabilitas yang diukur dengan ROI berpengaruh

signifikan terhadap nilai perusahaan. Dari penelitian tersebut maka PBV bisa

dijadikan sebagai variabel intervening atau mampu memediasi ROI memiliki

pengaruh signifikan terhadap harga saham.

H10 : Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham melalui Nilai

Perusahaan

1.7 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kajian teoritis maupun penelitian terdahulu, maka kerangka

pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1.3 Kerangka Pemikiran

Laporan Keuangan Perusahaan Jasa Sektor

Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi

Rasio

Likuiditas

Rasio

Solvabilitas

Rasio

Profitabilitas

Current Ratio

(CR)

Debt to Equity

Ratio (DER)

Return On

Investment (ROI)

Harga Saham

Rasio

Penilaian

Price Book Value

(PBV)

Page 80: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

65

1.8 Hipotesis

Gambar 1.4 Model Hipotesis

Keterangan :

H8 = X1→Z→Y ; H9 = X2→Z→Y ; H10 = X3→Z→Y

Hipotesis

Berdasarkan dari gambar 1.4 model hipotesis maka dapat diuraikan hipotesis

penelitian sebagai berikut :

1) H1 = Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan

2) H2 = Solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan

3) H3 = Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan

4) H4 = Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham

5) H5 = Solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham

6) H6 = Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham

7) H7 = Nilai Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham

8) H8 = Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham melalui

Nilai Perusahaan

H6

H2

Likuiditas (X1)

Profitabilitas (X3)

Nilai Perusahaan (Z) Harga Saham

(Y) Solvabilitas (X2)

H3

H4

H5

H1

H7

H8 H9

H10

Page 81: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

66

9) H9 = Solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham melalui

Nilai Perusahaan

10) H10 = Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham

melalui Nilai Perusahaan

Model hipotesis penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :

Tabel 1.7

Ringkasan Tinjauan Teoritis dan Empiris

Pengaruh Antar Variabel Tinjauan Teoritis dan Empiris

Pengaruh Likuiditas terhadap Nilai

Perusahaan

Teoritis : Sudana (2011), Fahmi (2013)

Empiris : Hasania et al (2016), Wulandari

(2013)

Pengaruh Solvabilitas terhadap Nilai

Perusahaan

Teoritis : Kasmir (2012)

Empiris : Hasania et al (2016), Mannopo

dan Arie (2016), Sukoco (2013)

Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai

Perusahaan

Teoritis : Kasmir (2012)

Empiris : Ayuningtyas dan Kurnia (2013),

Hamidah dan Umdiana (2017), Mannopo

dan Arie (2016), Hermawati et al (2018)

Pengaruh Likuiditas terhadap Harga

Saham

Teoritis : Kasmir (2012), Fahmi (2013)

Empiris : Megawati (2018), Anshari

(2016)

Pengaruh Solvabilitas terhadap Harga

Saham

Teoritis : Kasmir (2012), Fahmi (2013)

Empiris : Zaki et al (2017), Dewi dan

Suaryana (2013), Pandansari (2012)

Pengaruh Profitabilitas terhadap Harga

Saham

Teoritis : Kasmir (2012)

Empiris : Hamidah dan Umdiana (2017),

Zaki et al (2017), Pandansari (2012),

Wangarry et al (2015)

Pengaruh Nilai Perusahaan terhadap Harga

Saham

Teoritis : Brigham dan Houston (2010)

Page 82: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

67

Empiris : Dewi dan Suaryana (2013), Putri

(2018)

Pengaruh Likuiditas terhadap Harga

Saham melalui Nilai Perusahaan

Empiris : Hasania et al (2016), Wulandari

(2013), Megawati (2018)

Pengaruh Solvabilitas terhadap Harga

Saham melalui Nilai Perusahaan

Empiris : Mannopo dan Arie (2016), Zaki

et al (2017), Pandansari (2017), Hasania et

al (2016)

Pengaruh Profitabilitas terhadap Harga

Saham melalui Nilai Perusahaan

Empiris : Hamidah dan Umdiana (2017),

Mannopo dan Arie (2016), Zaki et al

(2017), Ayuningtyas dan Kurnia (2013)

1.9 Definisi Konsep dan Operasional

1.9.1 Definisi Konsep

a) Likuiditas

Rasio likuiditas, menurut Kasmir (2012), merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan. Rasio likuiditas berfungsi

untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar maupun

di dalam perusahaan. Rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio (CR).

b) Solvabilitas

Rasio solvabilitas, menurut Kasmir (2012), merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Rasio

solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar

seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila

perusahaan dibubarkan (dilikuidasi). Rasio solvabilitas yang digunakan adalah

Debt to Equity Ratio (DER).

c) Profitabilitas

Rasio profitabilitas, menurut Kasmir (2012), merupakan rasio untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio profitabilitas

Page 83: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

68

memberikan ukuan tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan dan hal ini

ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan oleh penjualan dan pendapatan investasi.

Rasio ini digunakan untuk menunjukkan efisiensi perusahaan. Rasio profitabilitas

yang digunakan adalah Return On Investment (ROI).

d) Nilai Perusahaan

Rasio penilaian atau rasio ukuran pasar, menurut Hery (2015), merupakan rasio

yang digunakan untuk mengestimasi nilai intrinsik perusahaan/nilai saham. Rasio

penilaian yang digunakan adalah Price Book Value (PBV), menurut Brigham dan

Houston (2010), merupakan rasio nilai pasar/nilai buku menggambarkan penilaian

pasar keuangan terhadap manajemen dan organisasi perusahaan.

e) Harga Saham

Harga saham, menurut Hartono (2010), merupakan harga suatu saham di pasar

bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh mekanisme pasar berupa permintaan

dan penawaran saham tersebut. Harga saham yang dimaksud merupakan harga

saham biasa per tahun yang dinyatakan dalam satuan rupiah. Harga saham yang

digunakan adalah harga saham penutupan (closing price).

1.9.2 Definisi Operasional

Penelitian ini terdiri dari tiga variabel independen, satu variabel dependen dan

satu variabel intervening yang diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Likuiditas

Likuiditas digunakan untuk mengukur seberapa lancar kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang sudah

Page 84: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

69

jatuh tempo. Likuiditas memperlihatkan bagaimana perusahaan

membayar pengeluaran, tagihan dan seluruh kewajiban lancar lainnya.

2) Solvabilitas

Solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan yang

dibiayai oleh pihak luar. Solvabilitas memperlihatkan bagaimana

hutang yang digunakan perusahaan mampu meningkatkan

pengembalian bagi pemegang saham dan bagaimana hutang mendanai

usahanya jika dibandingkan dengan modal sendiri.

3) Profitabilitas

Profitabilitas digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan yang

didapatkan perusahaan. Profitabilitas memperlihatkan seberapa efektif

dan efisien perusahaan dalam menjalankan usahanya.

4) Nilai Perusahaan

Penilaian digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen

menciptakan nilai pasar usahanya di atas biaya investasi. Penilaian

mengevaluasi baik buruknya kondisi perusahaan tersebut.

5) Harga saham

Harga saham digunakan untuk mengukur pendapatan, aliran kas dan

tingkat pengembalian yang terjadi di perusahaan. Harga saham ini

terjadi oleh mekanisme pasar atau disebabkan karena permintaan dan

penawaran yang terjadi.

Page 85: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

70

1.10 Metode Penelitian

1.10.1 Tipe penelitian

Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian explanatory research.

Penelitian dilakukan bertujuan untuk menjelaskan hubungan antar dua variabel atau

lebih. Pada penelitian ini penulis juga ingin mengetahui pengaruh langsung maupun

tidak langsung pada variabel yang digunakan peneliti. Penelitian ini menjelaskan

pengaruh variabel independen yang terdiri dari Likuiditas (X1), Solvabilitas (X2),

Profitabilitas (X3) terhadap variabel dependen (Y) yaitu Harga Saham dengan

variabel intervening (Z) yaitu Nilai Perusahaan.

1.10.2 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup pada penelitian ini sebagai berikut :

1) Objek penelitian adalah perusahaan jasa sektor infrastruktur, utilitas dan

transportasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2017.

2) Variabel dependen adalah Harga Saham.

3) Variabel independen diantaranya adalah Likuiditas, Solvabilitas dan

Profitabilitas.

4) Variabel intervening adalah Nilai Perusahaan.

1.10.3 Sumber Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data sekunder. Data

sekunder pada penelitian ini berupa laporan keuangan tahunan (annual report)

perusahaan jasa sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi yang tercatat di Bursa

Efek Indonesia tahun 2011-2017. Data yang diperoleh didapat dari Indonesia Stock

Exchange (IDX) dan web resmi perusahaan.

Page 86: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

71

1.10.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari dokumentasi

arsip perusahaan yaitu berupa laporan keuangan tahunan (annual report)

perusahaan jasa sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi yang tercatat di Bursa

Efek Indonesia tahun 2011-2017.

1.10.5 Populasi dan Sampel

1.10.5.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan jasa sektor infrastruktur,

utilitas dan transportasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia yang terbagi menjadi

5 sub sektor dan berjumlah 60 perusahaan.

1.10.5.2 Sampel

Sampel dari penelitian ini adalah perusahaan jasa sektor infrastruktur, utilitas

dan transpotasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2017.

Tabel 1.8

Sampel perusahaan jasa sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi yang tercatat

di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2017.

No Kode Saham Nama Emiten Tanggal IPO

1 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. 15 Desember 2003

2 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk. 09 Januari 1995

3 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. 14 November 1995

4 ASSA Adi Sarana Armada Tbk. 12 November 2012

5 CASS Cardig Aero Services Tbk. 05 Desember 2011

6 NELY Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk. 11 Oktober 2012

7 TMAS Pelayaran Tempuran Emas Tbk. 09 Juli 2003

8 IBST Inti Bangun Sejahtera Tbk. 31 Agustus 2012

9 TBIG Tower Bersama Infrastructure Tbk. 26 Oktober 2010

10 TOWR Sarana Menara Nusantara Tbk. 08 Maret 2010

Sumber : www.sahamok.com, diakses tahun 2019.

Page 87: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

72

Berdasarkan Tabel 1.8 sampel perusahaan jasa sektor infrastruktur, utilitas dan

transportasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2017 dengan data

yang akan diambil adalah data akhir pada tahun 2011-2017 atau dalam kurun waktu

7 tahun berjumlah 10 perusahaan. Penggunaan sampel tersebut didasarkan pada

perusahaan yang sudah tercatat dan memenuhi kriteria penelitian pada periode

penelitian sehingga penelitian bisa dilaksanakan.

1.10.6 Teknik Sampling

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Metode sampling yang

digunakan dalam penelitian ini adalah non-probability sampling dengan teknik

pengambilan sampel purposive sampling.

a. Perusahaan Jasa Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi yang

Tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2017. Penelitian

menggunakan perusahaan dengan jangka waktu penelitian lebih lama

selama 7 tahun tersebut agar mendapatkan hasil data penelitian yang lebih

valid.

b. Perusahaan yang menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan

tahunan atau annual report secara lengkap pada tahun penelitian yaitu

tahun 2011-2017. Laporan keuangan tahunan yang lengkap ini diperlukan

untuk memudahkan penelitian.

c. Perusahaan yang mengalami laba dalam laporan keuangan tahunan atau

annual report pada tahun penelitian yaitu tahun 2011-2017. Penelitian

menggunakan laporan keuangan perusahaan yang mengalami laba untuk

Page 88: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

73

meneliti Profitabilitas melalui Return On Investment (ROI) yang

menggunakan laba bersih setelah pajak.

1.10.7 Teknik Analisis Data

1.10.7.1 Analisis Statistik Deskriptif

Pada statistik deskriptif akan dibahas cara-cara penyajian data dengan tabel

biasa maupun distribusi grafik penjelasan melalui median, mean dan simpangan

baku, rasio dan persentase. Analisis statistik deskriptif ini digunakan peneliti untuk

menggambarkan pengolahan hasil data keuangan perusahaan jasa sektor sektor

infrastruktur, utilitas dan transportasi yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia.

a. Likuiditas

Likuiditas yang menggunakan Current Ratio (CR) dengan cara

membandingkan aktiva lancar yang dimiliki dengan hutang atau

kewajiban lancar perusahaan. Dirumuskan dalam Kasmir (2012),

Current Ratio = 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 (𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠)

𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 (𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠) x100%

b. Solvabilitas

Solvabilitas yang menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) dengan cara

membandingkan total hutang dengan total modal sendiri yang dimiliki

oleh perusahaan. Dirumuskan dalam Kasmir (2012),

Debt to Equity Ratio = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 (𝐷𝑒𝑏𝑡)

𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖 (𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦)

c. Profitabilitas

Profitabilitas yang menggunakan Return On Investment (ROI) dengan cara

membandingkan laba bersih setelah bunga dan pajak dengan total aset

Page 89: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

74

perusahaan. Dirumuskan dalam Kasmir (2012),

Return On Investment (ROI) = 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑇𝑎𝑥

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑥 100%

d. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan yang menggunakan Price Book Value (PBV) dengan

cara membandingkan haga pasar per lembar saham dengan nilai buku

per lembar saham perusahaan. Pertama menghitung nilai buku per

saham menurut Brigham dan Houston (2010) sebagai berikut,

Book Value = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝐵𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟

Selanjutnya, untuk mencari Price Book Value (PBV) menurut Brigham

dan Houston (2010) yaitu

Price Book Value = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑢𝑘𝑢 𝑝𝑒𝑟 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚

e. Harga Saham

Harga saham yang menggunakan harga penutupan (closing price)

perusahaan.

1.10.7.3 Analisis Statistik Inferensial

Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis

data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi (Sugiyono, 2012). Analisis

statistik pada penelitian ini menggunakan model variance based dengan metode

Partial Least Square (PLS) untuk analisis jalur (path analysis) pada data keuangan

perusahaan jasa sub-sektor telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-

2017. Di dalam PLS, model struktural hubungan antar variabel laten (variabel

Page 90: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

75

yang tidak dapat diukur secara langsung) disebut inner model, sedangkan model

pengukuran disebut outer model.

a. Analisis Jalur PLS

Partial Least Squares (PLS), menurut Ghozali (2015) merupakan jenis SEM

berbasis variance yang diciptakan untuk mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh

SEM berbasis covariance. Metode analisis PLS ini bisa digunakan untuk menguji

teori yang lemah dan data yang lemah seperti jumlah sampel kecil atau adanya

masalah normalitas data. Sehingga metode PLS yang powerfull dan sering disebut

juga sebagai soft modeling karena meniadakan asumsi-asumsi Ordinary Least

Square (OLS) regresi seperti data harus terdistribusi normal secara multivariate dan

tidak adanya problem multikolonieritas antar variabel eksogen (independen). PLS

digunakan untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan antar variabel laten (variabel

yang tidak dapat diukur secara langsung) dan mengkonfirmasi teori.

Jika suatu model penelitian dibentuk dengan menggunakan variabel

intervening maka teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis

jalur (path analysis). Analisis jalur memungkinkan kita untuk menguji hubungan

langsung antar variabel maupun hubungan tidak langsung antar variabel dalam

model. Model pengukuran menunjukkan bagaimana variabel manifest atau

observed variable merepresentasikan variabel laten untuk diukur. Sedangkan model

struktural menunjukkan kekuatan estimasi antar variabel laten atau konstruk.Untuk

analisis jalur (path analysis) dengan variabel observed menggunakan program

SmartPLS tidak perlu melakukan pengukuran model (measurement model) untuk

menguji validitas dan reliabilitas sehingga langsung dilakukan estimasi model

Page 91: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

76

struktural. Namun pada penelitian ini pengukuran model (measurement model)

tetap dilampirkan guna untuk mengetahui sejauh mana pengukuran model jalur

yang digunakan dapat menjelaskan penelitian. Berikut merupakan persamaannya,

Nilai Perusahaan = β1Likuiditas + β2Solvabilitas + β3Profitabilitas +ε

Harga saham = β1Likuiditas+ β2Solvabilitas+ β3Profitabilitas+ε

Gambar 1.5 Diagram jalur pada SmartPLS

Sumber : Data diolah, 2019

Gambar 1.5 menggambarkan gambar struktural dari model penelitian.

Gambar ini menjelaskan jalur variabel independen yang terdiri dari Likuiditas (X1),

Solvabilitas (X2), Profitabilitas (X3) terhadap variabel dependen (Y) yaitu Harga

Saham dengan variabel intervening (Z) yaitu Nilai Perusahaan.

2. Outer Model

Model pengukuran atau disebut juga outer model untuk menguji validitas dan

reliabilitas yang merepresentasikan setiap konstruk. Evaluasi model pengukuran

atau outer model untuk indikator dievaluasi melalui convergent dan discriminant

Page 92: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

77

dari indikator pembentuk konstruk dan composite reliability serta cronbach’s

alpha. Rule of thumb yang biasanya digunakan untuk menilai validitas convergent

yaitu nilai loading factor harus lebih dari 0.7 dengan nilai average variance

extracted (AVE) harus lebih besar dari 0.5 . Rule of thumb yang digunakan untuk

menilai reliabilitas suatu konstruk yaitu nilai cronbach’s alpha dan composite

reliability harus lebih besar dari 0.7 .

Untuk konstruk berbentuk formatif maka evaluasi model pengukuran dilihat

dari signifikansi weight-nya. Sehingga uji validitas dan reliabilitas konstruk tidak

diperlukan. Namun pada penelitian ini pengukuran model tetap dilampirkan guna

untuk mengetahui sejauh mana pengukuran model jalur yang digunakan dapat

menjelaskan penelitian. Untuk memperoleh signifikansi weight harus melalui

prosedur resampling (atau bootstrapping). Selain itu uji multikolonieritas untuk

konstuk formatif diperlukan dengan menghitung nilai Variance Inflation Factor

(VIF) dan lawannya Tolerance. Jika didapat nilai signifikansi weight T-statistics >

1.96 maka dapat disimpulkan bahwa indikator konstruk valid. Untuk nilai VIF

direkomendasikan < 5.

3. Inner Model

Model struktural atau disebut juga inner model untuk menguji kekuatan

prediksi dengan melihat signifikansi dari semua path estimasi. Untuk kekuatan

prediksi model struktural dapat dilihat dari nilai R-Square variabel endogen atau

dependen. Hasil dari PLS R-Square merepresentasikan jumlah variance dari

konstruk yang dapat dijelaskan oleh model. Perubahan nilai R-Squares dapat

digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel laten eksogen atau independen

Page 93: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

78

tertentu terhadap variabel laten endogen atau dependen apakah mempunyai

pengaruh yang substantive.

• Nilai 𝑅 − 𝑠𝑞𝑢𝑎𝑟𝑒𝑠 sebesar 0.75 dikategorikan sebagai model kuat

• Nilai 𝑅 − 𝑠𝑞𝑢𝑎𝑟𝑒𝑠 sebesar 0.50 dikategorikan sebagai model moderate

• Nilai 𝑅 − 𝑠𝑞𝑢𝑎𝑟𝑒𝑠 sebesar 0.25 dikategorikan sebagai model lemah

1.10.7.3 Uji Hipotesis

a) Uji t

Untuk menguji hipotesis yang diajukan atau melihat tingkat

signifikansi dapat dilihat dari besarnya nilai t-statistik (T-Statistics)

melalui prosedur bootstrapping (Santosa, 2018). Tingkat signifikansi pada

program PLS masuk dalam analisis Inner Model. Untuk pengaruh

langsung dari variabel penelitian dapat dilihat dari Path Coefficient

sedangkan untuk pengaruh tidak langsungnya dapat diketahui melalui

Indirect Effects. Batas untuk menolak dan menerima hipotesis yang

diajukan adalah 1,96 (Ghozali dan Latan, 2015), dimana apabila

• Nilai t-statistik berada dibawah 1,96 maka hipotesis ditolak.

• Nilai t-statistik berada diatas 1,96 maka hipotesis diterima.

Page 94: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

79

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

2.1 Bursa Efek Indonesia

2.1.1 Sejarah Pendirian Bursa Efek Indonesia

Kehadiran pasar modal Indonesia dengan sejarah yang sangat panjang. Bursa

di Indonesia berdiri tahun 1912, lebih dahulu dari bursa Singapura yang baru lahir

bulan Juni 1930 ketika 15 perusahaan efek membentuk the Singapore Stockbrokers

Association untuk mengatur industri perefekan di sana. Perkembangan bursa efek

di Indonesia tidak terlepas dari pasang surutnya iklim politik, ekonomi dan

keuangan negara ini. Bursa Efek Indonesia mengalami kemunduran aktivitasnya di

tahun 1940, waktu negeri Belanda diserang dan diduduki oleh Bangsa Jerman.

Setelah itu muncul lagi tahun 1952 dan seolah-olah menghilang sejak tahun 1958,

kemudian bangkit kembali pada tanggal 10 Agustus 1997.

Pada tahun 1968 Bank Indonesia membentuk Tim Persiapan Pasar Uang dan

Modal tahun 1969 yang diketuai Gubernur Bank Indonesia. Tahun 1972 tim ini

diganti dengan Badan Pembina Pasar Uang dan Modal yang masih diketuai oleh

Gubernur Indonesia. Pada penghujung tahun 1976 badan inilah yang melahirkan

BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal) dan PT. Persero Danareksa. Sejak

dibuka kembali pada tahun 1977 pasar modal diawasi dan dilaksanakan oleh

BAPEPAM, badan yang berada di dalam lingkungan Departemen Keuangan.

Pelaku pasar modal di samping BAPEPAM adalah perusahaan-perusahaan efek

yang menjadi perantara antara perusahaan yang membutuhkan dana atau dikenal

Page 95: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

80

dengan istilah emiten dan para pemilik dana yang disebut pemodal atau investor,

akuntan, notaris, penasehat hukum dan para penilai yang menduduki tempat vital

dalam konfigurasi pasar modal.

Pada tahun 1970 BAPEPAM diganti fungsinya dari pembina menjadi

pengawas. Baru pada tahun 1972 pengelolaannya diserahkan kepada pihak swasta.

Perkembangan pasar yang begitu cepat menghendaki adanya efisiensi kerja dan

bursa harus diotomatisasi. Inilah yang melahirkan JATS (Jakarta Automated

Trading System) yang diperkuat dengan dukungan undang-undang di tahun 1995.

Pasar modal menurut UU No. 8 Tahun 1995 adalah kegiatan yang bersangkutan

dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan yang berkaitan dengan

efek diterbitkannya serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

Pasar modal juga mempunyai pengertian yang abstrak yang mempertemukan

calon pemodal (investor) dengan emiten yang membutuhkan dana jangka panjang.

Peran yang dilakukan oleh pasar modal adalah menyediakan fasilitas untuk

memindahkan dana khususnya yang diperuntukkan untyuk pembiayaan jangka

panjang dari yang memiliki dana atau dikenal dengan istilah lender ke perusahaan

yang membutuhkan dana atau borrower. Biasanya dalam menjalankan aktivitasnya

pasar modal menggunakan jasa pialang dan underwriter.

2.1.2 Bidang Usaha

Produk yang diperdagangkan di pasar modal yaiu saham. Saham menjadi

produk utama diperdagangkan di pasar modal dan memang tujuan utama

keberadaan pasar modal suatu negara memperdagangkan saham. Selain saham juga

Page 96: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

81

diperdagangkan berbagai jenis surat berharga lainnya (efek lainnya) yaitu sebagai

berikut :

1. Surat Pengakuan Utang

2. Surat Berharga Komersial

3. Obligasi

4. Tanda Bukti Uang

5. Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif

6. Kontrak Berjangka Atas Efek

7. Setiap Derivatif dari Efek, seperti Bukti Right, Warrant dan Opsi

8. Efek Beragun Aset

9. Sertifikat Penitipan Efek Indonesia

2.2 PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

2.2.1 Sejarah Pendirian PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

PGN merupakan sebuah perusahaan milik negara yang dirintis sejak tahun

1859, ketika masih bernama Firma L.J.N. Eindhoven & CO Gravenhage. Pada

tanggal 13 Mei 1965, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1965,

PGN ditetapkan sebagai Perusahaan Negara dan dikenal sebagai Perusahaan Gas

Negara. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 1994, status PGN

berubah menjadi perusahaan Perseroan yang diiringi dengan penambahan ruang

lingkup usaha yang lebih luas, yaitu selain di bidang niaga gas bumi juga di bidang

transmisi, dimana PGN berfungsi sebagai transporter.

Saham PGN telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya

pada tanggal 15 Desember 2003 dengan kode transaksi perdagangan PGAS. Pada

tanggal 25 Oktober 2007, diresmikan pipa penyalur gas SSWJ II segmen Grissik –

Pagardewa oleh Menteri Negara BUMN untuk PT. Krakatau Daya Listrik dari

Page 97: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

82

lapangan Pertamina di Pagardewa. Pada tahun yang sama, PGN mendirikan entitas

anak yang bergerak dibidang telekomunikasi, yaitu PT. PGAS Telekomunikasi

Nusantara (PGASCOM). PGASCOM mengelola pengoperasian dan pemeliharaan

jaringan kabel fiber optik.

Melakukan sinergi BUMN dengan Pertamina melalui pendirian perusahaan

patungan, PT. Nusantara Regas yang mengoperasikan Floating Storage &

Regasification Unit (FSRU) Jawa Barat berkapasitas 500 MMscfd. FSRU ini

merupakan LNG Receiving Facility pertama di Indonesia. PGN membentuk 2

entitas anak yang masing-masing bergerak di bidang hulu dan hilir bisnis gas bumi.

Entitas anak di bidang hulu adalah PT. Saka Energi Indonesia (SEI) sedangkan

entitas anak di bidang hilir PT. Gagas Energi Indonesia (GEI). PGN mendirikan

entitas anak PT. PGN LNG Indonesia (PLI). Lingkup usaha PLI antara lain

melakukan pengadaan pasokan LNG dan gas bumi, kegiatan penyimpanan

termasuk regasifikasi kepada pembeli, serta melakukan kegiatan usaha lainnya di

bidang LNG.

Pada akhir Agustus 2015, PGN melalui entitas afiliasi PT. Kalimantan Jawa

Gas (KJG) berhasil menyelesaikan pembangunan ruas pipa Transmisi Kalija I dari

lapangan gas Kepodang ke PLTG Tambak Lorok Semarang sepanjang 201 km dan

dilanjutkan dengan komersialisasi pipa tersebut. Dengan beroperasinya

infrastruktur tersebut, maka PGN menjadi satu – satunya badan usaha hilir gas bumi

yang melayani ke semua sektor pelanggan (Rumah tangga, komersial, industri dan

pembangkit listrik) di Jawa Tengah.

Page 98: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

83

Sesuai dengan penugasan Pemerintah, PGN memulai pembangunan dan

pengelolaan proyek jaringan gas bumi rumah tangga di wilayah Batam, Surabaya

dan Tarakan, setelah sebelumnya ditahun 2015 PGN ditugaskan untuk mengelola

jaringan gas bumi rumah tangga yang dibangun Pemerintah Pusat di 11 wilayah,

yaitu antara lain Jabodetabek, Pelembang dan Surabaya. PGN melakukan

transformasi organisasi untuk menyesuaikan perkembangan perusahaan dan

menghadapi persaingan usaha di bidang migas. Bersama dengan entitas anak dan

afiliasi dalam bentuk ONE PGN, mengukuhkan langkahnya ke tahapan selanjutnya

menuju perusahaan kelas dunia di bidang gas.

2.2.2 Bidang Usaha

Sesuai dengan Anggaran Dasar PGN sebagaimana terakhir diubah dengan Akta

No. 23 Tanggal 6 April 2015 yang dibuat dihadapan Notaris Fathiah Helmi, SH.,

Notaris di Jakarta, kegiatan usaha PGN adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan,

pembangunan dan pengembangan usaha hilir bidang gas bumi yang meliputi

kegiatan pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan niaga; 2. Perencanaan,

pembangunan, pengembangan produksi, penyediaan, penyaluran dan distribusi gas

buatan (gas hidrokarbon); 3. Selain kegiatan usaha utama, PGN dapat melakukan

kegiatan usaha penunjang lain yang berkaitan langsung dan atau yang mendukung

kegiatan usaha utama sesuai peraturan perundangan-undangan yang berlaku.

Produk atau jasa yang dihasilkan

Sebagai BUMN yang bergerak di bidang hilir gas bumi, PGN melakukan

kegiatan usaha di bidang pengangkutan dan niaga gas bumi. Pada bidang

pengangkutan gas bumi, PGN memiliki jaringan pipa transmisi di Provinsi

Page 99: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

84

Sumatera Utara, Riau, Sumatera bagian selatan, Kepulauan Riau dan Provinsi Jawa

Tengah untuk menghubungkan lokasi sumber gas bumi dengan lokasi pengguna

akhir gas bumi melalui moda pipa transmisi. Pada bidang niaga gas bumi, PGN

membeli gas bumi dari berbagai Produsen gas bumi yang kemudian dijual ke

berbagai segmen pengguna akhir gas bumi, mulai dari Pelanggan Rumah Tangga,

Pelanggan Komersial, Pelanggan Industri - Manufaktur, Pembangkit Listrik hingga

ke Sektor Transportasi baik melalui moda pipa distribusi gas, CNG maupun LNG.

Untuk mendukung usaha niaga gas bumi, PGN menyediakan berbagai

infrastruktur gas bumi yang dilakukan secara terintegrasi untuk menjamin

penyaluran gas bumi kepada para pengguna akhir gas bumi memenuhi kualitas

produk (komposisi, tekanan, temperatur gas bumi) dan layanan (kontak pelanggan,

penanganan gangguan) sesuai standar internasional. Untuk kepentingan manajemen

perusahaan, dalam menjalankan kegiatan usahanya, PGN membagi 4 (empat)

segmen usaha pokok, yaitu: 1. Usaha transmisi dan transportasi gas bumi; 2. Usaha

niaga gas bumi; 3. Usaha minyak dan gas bumi; 4. Usaha lainnya, yaitu

telekomunikasi, jasa, konstruksi dan pemeliharaan jaringan pipa pengelolaan

gedung dan sewa pembiayaan (financial lease). Sejalan dengan strategi bisnis

perusahaan, Pada tahun 2011 Perusahaan mengembangkan kapabilitas di kegiatan

hulu minyak dan gas bumi, serta berdasarkan PSAK No. 5 (direvisi tahun 2009)

mengenai segmen usaha operasional dan untuk tujuan penilaian serta pelaporan

manajemen, di tahun 2013 Perusahaan juga melaporkan kegiatan usaha hulu

minyak dan gas bumi sebagai segmen bisnis perusahaan.

Page 100: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

85

2.3 PT. Jasa Marga (Persero) Tbk.

2.3.1 Sejarah Pendirian PT. Jasa Marga (Persero) Tbk.

Melalui Peraturan Pemerintah No. 04 Tahun 1978, pada tanggal 01 Maret 1978

Pemerintah mendirikan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Tugas utama Jasa Marga

adalah merencanakan, membangun, mengoperasikan dan memelihara jalan tol serta

sarana kelengkapannya agar jalan tol dapat berfungsi sebagai jalan bebas hambatan

yang memberikan manfaat lebih tinggi daripada jalan umum bukan tol. Pada awal

berdirinya, Perseroan berperan tidak hanya sebagai operator tetapi memikul

tanggung jawab sebagai otoritas jalan tol di Indonesia. Hingga tahun 1987 Jasa

Marga adalah satu-satunya penyelenggara jalan tol di Indonesia yang

pengembangannya dibiayai Pemerintah dengan dana berasal dari pinjaman luar

negeri serta penerbitan obligasi Jasa Marga dan sebagai jalan tol pertama di

Indonesia yang dioperasikan oleh Perseroan, Jalan Tol Jagorawi (Jakarta-Bogor-

Ciawi) merupakan tonggak sejarah bagi perkembangan industri jalan tol di Tanah

Air yang mulai dioperasikan sejak tahun 1978.

Pada akhir dasawarsa tahun 80-an Pemerintah Indonesia mulai

mengikutsertakan pihak swasta untuk berpartisipasi dalam pembangunan jalan tol

melalui mekanisme Build, Operate and Transfer (BOT). Pada dasawarsa tahun

1990-an Perseroan lebih berperan sebagai lembaga otoritas yang memfasilitasi

investor-investor swasta yang sebagian besar ternyata gagal mewujudkan

proyeknya. Beberapa jalan tol yang diambil alih Perseroan antara lain adalah JORR

dan Cipularang.

Page 101: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

86

Dengan terbitnya Undang-Undang No. 38 tahun 2004 tentang Jalan yang

menggantikan Undang-Undang No. 13 tahun 1980 serta terbitnya Peraturan

Pemerintah No. 15 yang mengatur lebih spesifik tentang jalan tol terjadi perubahan

mekanisme bisnis jalan tol diantaranya adalah dibentuknya Badan Pengatur Jalan

Tol (BPJT) sebagai regulator industri jalan tol di Indonesia, serta penetapan tarif tol

oleh Menteri Pekerjaan Umum dengan penyesuaian setiap dua tahun. Dengan

demikian peran otorisator dikembalikan dari Perseroan kepada Pemerintah. Sebagai

konsekuensinya, Perseroan menjalankan fungsi sepenuhnya sebagai sebuah

perusahaan pengembang dan operator jalan tol yang akan mendapatkan ijin

penyelenggaraan tol dari Pemerintah. Pada 2 November 2007, Perusahaan Jasa

Marga menjadi perusahaan terbuka melalui Initial Public Offering (IPO) dan

mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia.

2.3.2 Bidang Usaha

Bidang usaha Jasa Marga adalah membangun dan menyediakan jasa pelayanan

jalan tol. Untuk itu Jasa Marga melakukan aktifitas usaha sebagai berikut:

1. Melakukan investasi dengan membangun jalan tol baru.

2. Mengoperasikan dan memelihara jalan tol.

3. Mengembangkan usaha lain, seperti tempat istirahat, iklan, jaringan serat

optik dan lain-lain, untuk meningkatkan pelayanan kepada pemakai jalan dan

meningkatkan hasil usaha perusahaan.

4. Mengembangkan usaha lain dalam koridor jalan tol.

Saat ini Jasa Marga mengelola dan mengoperasikan 13 hak pengusahaan (konsesi)

jalan tol melalui delapan kantor cabang dan satu anak perusahaan yaitu :

Page 102: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

87

1. Jalan tol Jagorawi

2. Jalan Tol Jakarta-Tangerang

3. Jalan Tol Jakarta- Cikampek

4. Jalan Tol Dalam Kota Jakarta

5. Jalan Tol Prof. Dr.Ir. Sedyatmo

6. Jalan Tol Serpong-Pondok Aren (dioperasikan oleh JLJ)

7. Jalan Tol Cikampek -Purwakarta-Cileunyi

8. Jalan Tol Padalarang –Cileunyi

9. Jalan Tol Palimanan-Kanci

10. Jalan Tol Semarang

11. Jalan Tol Surabaya Gempol

12. Jalan Tol Belawan-Medan-Tanjung Morawa

13. Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (dioperasikan oleh JLJ)

Dibawah ini adalah anak perusahaan Jasa Marga pemegang konsesi Jalan Tol :

a. PT Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JLJ)

b. PT Marga Sarana Jabar (MSJ)

c. PT Marga Lingkar Jakarta (MLJ)

d. PT Marga Trans Nusantara (MTN)

e. PT Jasamarga Kunciran Cengkareng (JKC)

f. PT Trans Marga Jateng (TMJ)

g. PT Jasamarga Surabaya Mojokerto (JSM)

h. PT Jasamarga Pandaan Tol (JPT)

i. PT Transmarga Jatim Pasuruan (TJP)

j. PT Jasamarga Bali Tol (JBT)

k. PT Jasamarga Kualanamu Tol (JKT)

l. PT Solo Ngawi Jaya (SNJ)

m. PT Ngawi Kertosono Jaya (NKJ)

n. PT Cinere Serpong Jaya (CSJ)

o. PT Jasamarga Batang Semarang (JBS)

p. PT Jasamarga Balikpapan Samarinda (JBS)

Page 103: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

88

q. PT Jasamarga Manado Bitung (JMB)

r. PT Jasamarga Pandaan Malang (JPM)

s. PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC)

2.4 PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.

2.4.1 Sejarah Pendirian PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.

PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (Telkom) adalah Badan Usaha

Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa layanan teknologi informasi

dan komunikasi (TIK) dan jaringan telekomunikasi di Indonesia. Pemegang saham

mayoritas Telkom adalah Pemerintah Republik Indonesia sebesar 52.09%,

sedangkan 47.91% sisanya dikuasai oleh publik. Saham Telkom diperdagangkan di

Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode “TLKM” dan New York Stock Exchange

(NYSE) dengan kode “TLK”. Dalam perjalanan sejarahnya, Telkom telah melalui

berbagai dinamika bisnis dan melewati beberapa fase perubahan, yakni kemunculan

telepon, perubahan organisasi jawatan yang merupakan kelahiran Telkom,

tumbuhnya teknologi seluler, berkembangnya era digital, ekspansi bisnis

internasional, serta transformasi menjadi perusahaan telekomunikasi berbasis

digital.

Pada 1882, kemunculan telepon menyaingi layanan pos dan telegraf yang

sebelumnya digunakan pada 1856. Hadirnya telepon membuat masyarakat kian

memilih untuk menggunakan teknologi baru ini. Kala itu, banyak perusahaan

swasta menyelenggarakan bisnis telepon. Banyaknya pemain ini membuat industri

telepon berkembang lebih cepat pada 1892 telepon sudah digunakan secara

interlokal dan tahun 1929 terkoneksi secara internasional.

Page 104: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

89

Pada tahun 1961, Pemerintah Indonesia mendirikan Perusahaan Negara Pos

dan Telekomunikasi (PN Postel). Namun, seiring perkembangan pesat layanan

telepon dan telex, Pemerintah Indonesia mengeluarkan PP No. 30 tanggal 6 Juli

1965 untuk memisahkan industri pos dan telekomunikasi dalam PN Postel: PN Pos

dan Giro serta PN Telekomunikasi. Dengan pemisahan ini, setiap perusahaan dapat

fokus untuk mengelola portofolio bisnisnya masing-masing. Terbentuknya PN

Telekomunikasi ini menjadi cikal-bakal Telkom saat ini. Sejak tahun 2016,

manajemen Telkom menetapkan tanggal 6 Juli 1965 sebagai hari lahir Telkom.

Telkomsel didirikan oleh PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) dan PT

Indosat Tbk (Indosat). Telkomsel mulai beroperasi pada tahun 1995. Dua puluh dua

tahun kemudian, Telkomsel telah memantapkan dirinya sebagai operator seluler

terkemuka di Indonesia.

2.4.2 Bidang Usaha

Dalam upaya bertransformasi menjadi digital telecommunication company,

Telkom Group mengimplementasikan strategi bisnis dan operasional perusahaan

yang berorientasi kepada pelanggan (customer-oriented). Transformasi tersebut

akan membuat organisasi Telkom Group menjadi lebih lean (ramping) dan agile

(lincah) dalam beradaptasi dengan perubahan industri telekomunikasi yang

berlangsung sangat cepat. Organisasi yang baru juga diharapkan dapat

meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam menciptakan customer experience

yang berkualitas.

Kegiatan usaha Telkom Group bertumbuh dan berubah seiring dengan

perkembangan teknologi, informasi dan digitalisasi, namun masih dalam koridor

Page 105: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

90

industri telekomunikasi dan informasi. Hal ini terlihat dari lini bisnis yang terus

berkembang melengkapi legacy yang sudah ada sebelumnya.

Produk atau jasa yang dihasilkan

Saat ini Telkom Group mengelola 6 produk portofolio yang melayani empat

segmen konsumen, yaitu korporat, perumahan, perorangan dan segmen konsumen

lainnya.

1. Mobile

Portofolio ini menawarkan produk mobile voice, SMS dan value added service,

serta mobile broadband.

2. Fixed

Memberikan layanan fixed service dengan brand IndiHome.

3. Wholesale & International

Produk yang ditawarkan antara lain layanan interkoneksi, network service, Wi-Fi,

VAS, hubbing data center dan content platform, data dan internet, dan solution.

4. Network Infrastructure

Produk yang ditawarkan meliputi network service, satelit, infrastruktur dan tower.

5. Enterprise Digital

Terdiri dari layanan information and communication technology platform

service dan smart enabler platform service.

6. Consumer Digital

Terdiri dari media dan edutainment service.

Page 106: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

91

2.5 PT. Adi Sarana Armada Tbk.

2.5.1 Sejarah PT. Adi Sarana Armada Tbk.

Perseroan berdiri pada 17 Desember 1999 dengan nama PT Quantum

Megahtama Motor. Pada 22 Januari 2003, PT Quantum Megahtama Motor berganti

nama menjadi PT Adira Sarana Armada, atau yang dulu lebih dikenal dengan

ADIRA Rent (selanjutnya disebut ASSA, kami, atau Perseroan). Diawal pendirian,

ASSA bergerak di bidang usaha penyewaan kendaraan dengan jaringan nasional.

Seiring dengan perubahan identitas tersebut, Perseroan melakukan perubahan

Anggaran Dasar dengan bidang kegiatan usaha diperluas menjadi jasa penyewaan

atau rental dan manajemen kendaraan dengan pelanggan utama dari pelanggan

korporasi terkemuka di Indonesia. Ekspansi bidang usaha tersebut merupakan

wujud konsistensi Perseroan terhadap pertumbuhan industri nasional sekaligus

untuk menangkap peluang baru dalam pasar penyewaan kendaraan.

Perubahan identitas Perseroan kembali dilakukan pada 7 September 2009

melalui perubahan nama Perseroan menjadi PT Adi Sarana Armada dengan ASSA

sebagai merek dagang utama menggantikan ADIRA rent. Transformasi identitas

Perusahaan tersebut merupakan penguatan komitmen ASSA untuk menyediakan

solusi penyewaan kendaraan terintegrasi di tingkat nasional, mulai dari jasa

penyewaan jangka panjang dan pendek, sistem pengelolaan kendaraan, pelayanan

logistik hingga penyediaan juru mudi profesional. Layanan penyewaan kendaraan

yang ditawarkan oleh ASSA didukung oleh sistem manajemen terintegrasi yang

mengedepankan kualitas terbaik. Sistem manajemen tersebut dilengkapi dengan

Page 107: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

92

pelayanan prima dan inovatif dari sumber daya manusia yang memiliki kompetensi

serta pengalaman memadai dalam industri penyewaan kendaraan.

Pada tahun 2012, ASSA mencatat babak baru dalam perkembangan bisnisnya

melalui penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering) ASSA kepada

masyarakat atau menjadi perusahaan terbuka dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI). Pada tanggal 12 November 2012, ASSA resmi melepas 1.360 juta lembar

saham atau 40,03% dari total saham Perseroan kepada masyarakat dengan nilai

nominal Rp100 per lembar saham. Melalui IPO tersebut ASSA secara resmi

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode emiten “ASSA”. Operasional

ASSA semakin efektif dengan didukung oleh 5 (lima) entitas anak yang bergerak

dalam usaha penyediaan juru mudi, pengurusan jasa logistik, jasa lelang,

pembangunan (properti) dan koperasi.

Kehandalan operasional ASSA saat ini tersebar di berbagai wilayah Indonesia

melalui dukungan layanan dari 17 (tujuh belas) kantor cabang, yaitu Medan,

Pekanbaru, Padang, Palembang, Lampung, Jakarta (3 Cabang), Cikarang, Bandung,

Semarang, Solo, Surabaya, Bali, Banjarmasin, Balikpapan, dan Makassar. Selain

Kantor Cabang, ASSA juga memiliki 21 (dua puluh satu) kantor perwakilan di

Banda Aceh, Batam, Pematang Siantar, Bengkulu, Jambi, Cirebon, Yogyakarta,

Malang, Jember, Manado, Ternate, Jayapura, Palu, Kendari, Ambon, Kediri,

Pontianak, Satui, Tanjung, Samarinda dan Mataram. Dalam memperluas usahanya,

ASSA mendirikan PT Duta Mitra Solusindo bergerak di bidang penyediaan juru

mudi, PT Adi Sarana Logistik bergerak di bidang penyedia jasa logistik, PT Adi

Page 108: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

93

Sarana Lelang bergerak di bidang balai lelang (auction) dan PT Adi Sarana Properti

bergerak di bidang pembangunan serta Koperasi Karyawan ASSA (Kopkar ASSA).

Seiring perkembangan usaha yang pesat, saat ini ASSA mengelola lebih dari

20.880 kendaraan dan 4.478 pengemudi, yang melayani lebih dari 1.203 korporasi

di Indonesia. ASSA juga telah memperluas wilayah layanan ke hampir semua kota

besar utama dan memberikan jaminan kelancaran operasional melalui lebih dari

865 bengkel perbaikan authorized dan non-authorized, dengan didukung layanan

24 jam dari ASSA Solution Center.

2.5.2 Bidang Usaha

Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar, Perseroan menjalankan dua kegiatan

usaha yang pertama yaitu kegiatan usaha utama :

a. Menjalankan usaha-usaha di bidang jasa, yang antara lain meliputi jasa

persewaan kendaraan bermotor/ alat transportasi darat dan kegiatan

usaha terkait, termasuk tetapi tidak terbatas pada jasa layanan fleet

management, perawatan, pemeliharaan, perbaikan (maintenance), dan

jasa konsultasi di bidang transportasi

b. Menjalankan usaha perdagangan impor, ekspor, antar pulau, daerah dan

lokal atas segala macam barang dagangan, termasuk tetapi tidak

terbatas pada mobil, kendaraan bermotor, suku cadang dan aksesoris,

baik atas perhitungan sendiri maupun pihak lain secara komisi, serta

menjadi supplier, dealer, distributor, dan keagenan/perwakilan dari

perusahaan-perusahaan dalam negeri maupun luar negeri

Page 109: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

94

c. Menjalankan usaha-usaha di bidang pengangkutan darat, yang antara

lain meliputi transportasi penumpang menggunakan angkutan bis,

sedan dan angkutan darat lainnya, transportasi pengangkutan barang,

pengiriman, pengurusan transportasi, ekspedisi dan pergudangan

Kemudian yang kedua, kegiatan usaha penunjang yaitu menjalankan usaha-usaha

lain yang berkaitan dengan bidang usaha tersebut di atas sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Produk atau jasa yang dihasilkan yaitu

a. Penyewaan Kendaraan Jangka Panjang

Menyediakan solusi transportasi yang menyeluruh berupa sewa bulanan dan

tahunan yang aman, nyaman dan terpercaya untuk mendukung kelancaran

usaha korporasi. Tersedia berbagai pilihan kendaraan operasional baik dengan

ataupun tanpa pengemudi sesuai kebutuhan perusahaan atau pelanggan.

b. Penyewaan Kendaraan Jangka Pendek

Menyediakan kebutuhan transportasi sewa harian dan mingguan dengan

berbagai ragam opsi yang sesuai dengan jenis kebutuhan pelanggan.

c. Car Pooling

ASSA Rent juga membantu pelanggan dalam mengelola kendaraan yang

disewa dengan sistem pooling. Pengaturan pemakaian kendaraan dan biaya

dilakukan secara sistematis sesuai dengan kebutuhan operasional

menggunakan sistem terintegrasi, serta didukung dengan laporan dan analisa

secara periodik untuk mencapai optimalisasi pemakaian unit dan efisiensi biaya

perusahaan.

Page 110: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

95

d. Jasa Logistik

Menyediakan layanan logistik terintegrasi penuh yang mencakup transportasi

berbasis jumlah perjalanan dan manajemen distribusi pengiriman. Layanan

dirancang untuk berbagai jenis industri dan diimplementasikan secara

terintegrasi dengan disesuaikan kepada kebutuhan dan permintaan pelanggan.

e. Jasa Juru Mudi

Menyediakan tenaga pengemudi yang ramah, professional dan berpengalaman,

yang siap untuk digunakan jasanya kapan saja sehingga pelanggan akan

terbebas dari kerumitan proses rekrutmen, penempatan dan pengembangan

pengemudinya.

f. BidWin Automotive Auction

BidWin menjual ratusan kendaraan dengan berbagai tipe dan varian merek

kendaraan secara regular di kota-kota besar di Indonesia dengan sistem lelang.

2.6 PT. Cardig Aero Services Tbk.

2.6.1 Sejarah PT. Cardig Aero Services Tbk.

PT Cardig Aero Services Tbk, yang dikenal dengan sebutan CAS adalah entitas

induk yang beroperasi melalui enam entitas anak yang bergerak di bidang jasa

penunjang transportasi udara, solusi boga dan pengelolaan fasilitas.

Penyelenggaraan jasa tersebut dijalankan dengan standar operasi dan mutu yang

telah diakui dunia. Perseroan menjalankan usahanya di banyak lokasi, yakni bandar

udara, daerah terpencil, kawasan industri maupun wilayah perkotaan.

Perkembangan CAS Group dimulai dengan berdirinya PT Jasa Angkasa

Semesta Tbk (JAS Airport Services) pada tahun 1984, guna memenuhi kebutuhan

Page 111: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

96

jasa pendukung transportasi udara di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, yang

juga mulai beroperasi pada tahun yang sama. Saat itu, PT Jasa Angkasa Semesta

Tbk (JAS Airport Services) melayani jasa ground handling dan cargo handling di

Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Seiring dengan pertumbuhan kegiatan

bisnis transportasi udara, pada tahun 2003 PT JAS Aero Engineering Services (JAS

Aero) didirikan untuk melayani jasa line maintenance dan aircraft release. Di

tahun yang sama, PT JAS Aero Engineering Services (JAS Aero) melakukan

kemitraan strategis dengan Singapore Airlines Engineering Company (SIA-EC).

Pada tahun 2004, PT Jasa Angkasa Semesta Tbk (JAS Airport Services)

mencatatkan saham di Bursa Efek Surabaya dan memulai kemitraan strategis

dengan SATS (Singapore Airport Terminal Services) Ltd. pada tahun yang sama.

Seiring dengan perkembangan dan kebutuhan kegiatan bisnis jasa transportasi

udara yang semakin meningkat, PT Cardig Aero Services, Tbk. (CAS Group)

didirikan di tahun 2009. Selanjutnya, pada tanggal 5 Desember 2011, PT Cardig

Aero Services, Tbk. (CAS Group) mencatatkan saham perdana di Bursa Efek

Indonesia. Pada tahun 2012, CAS Group melakukan investasi pada Perusahaan jasa

boga (PT Purantara Mitra Angkasa Dua) dan PT Cardig Anugra Sarana Bersama

yang melayani manajemen fasilitas. Pada tahun 2017 Perseroan menangani lebih

dari 24 juta penumpang dan lebih dari 80.000 penerbangan, serta menyediakan 8,75

juta porsi makanan dan mengelola hampir 300.000 ton kargo.

Page 112: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

97

2.6.2 Bidang Usaha

CAS Group terdiri dari empat kegiatan segmen usaha, yakni CAS Destination,

CAS Food, CAS Facility and CAS People yang melayani pelanggan di sektor

industri penerbangan dan non-penerbangan.

a. CAS Destination

Jasa penunjang penerbangan yang mencakup layanan penanganan

penumpang, bagasi dan pesawat, layanan penggunaan peralatan penunjang,

pengelolaan ruang tunggu penumpang kelas bisnis serta layanan

penyambutan dan pendampingan penumpang. Jasa pergudangan adalah

layanan bongkarmuat kargo, dokumentasi kargo, pengurusan pemindahan

dan pengiriman kargo, penyimpanan kargo dan penanganan kargo khusus,

jika dibutuhkan. PT Jasa Angkasa Semesta Tbk (JAS) mempekerjakan

3.109 orang karyawan di 11 bandar udara dan melayani lebih dari 30

perusahaan maskapai yang kebanyakan merupakan maskapai penerbangan

internasional, di samping sekitar 150 perusahaan angkutan dan ekspedisi.

Jasa perbengkelan penerbangan merupakan perbaikan dan perawatan

pesawat selama tahun singgah (turnaround), yang merupakan saat krusial

selama jam beroperasinya bandar udara. Para ahli mesin, mekanik dan

teknisi CAS memiliki ketrampilan khusus yang bukan saja sesuai dengan

jenis dan model pesawat namun juga sesuai spesifikasi maskapai atau

perusahaan angkutan udara, dengan standar internasional dan ketentuan

yang ditetapkan negara asal perusahaan maskapai atau angkutan udara. PT

JAS Aero Engineering (JAE) beroperasi di 16 bandar udara dan memiliki

Page 113: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

98

karyawan sebanyak 275 orang, di antaranya 250 orang lebih teknisi yang

andal, dan melayani keperluan 41 pelanggan, termasuk 15 maskapai yang

menawarkan pelayanan lengkap, sehingga pesawat milik mereka

memperoleh perawatan menyeluruh selama beroperasi di Indonesia. Jasa

yang diberikan mencakup sertifikasi rutin vital untuk menjamin setiap

pesawat layak untuk penerbangan selanjutnya, layanan perawatan dan

perbaikan mesin, grand power unit, air starter unit, air conditioning unit dan

sarana penunjang demi kenyamanan penumpang, suku cadang pokok dan

bahan habis-pakai. Disediakan layanan manajemen persediaan dan sarana

penyimpanan berikat untuk semua suku cadang.

b. CAS Food

Jasa katering dibagi menjadi layanan pendukung untuk pelanggan dari

sektor penerbangan, dengan standar ketat dan dukungan 24-jam sesuai

kebutuhan maskapai, dan layanan pendukung untuk pelanggan bukan dari

industri penerbangan, yang membutuhkan pelayanan khusus di lokasi

tertentu, termasuk wilayah perkotaan, kawasan industri dan daerah

terpencil. PT Purantara Mitra Angkasa Dua (PMAD) berlokasi di Bandara

Internasional Soekarno-Hatta dan memiliki cabang di bandara internasional

I Gusti Ngurah Rai – Denpasar Bali, menyediakan jasa katering lengkap

bagi 6 maskapai penerbangan, baik makanan di atas pesawat maupun

makanan bagi pelanggan yang memanfaatkan fasilitas ruang tunggu kelas

bisnis dan kelas utama. Perusahaan berencana menambah satu lagi lokasi

bandara yang akan ditangani. PT Cardig Anugrah Sarana Catering (CASC)

Page 114: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

99

berkantor pusat di Menara Cardig, Halim Perdana Kusuma dan menawarkan

jasa katering di sejumlah lokasi dan juga melayani perusahaan ternama

dalam dan luar negeri di wilayah perkotaan dan kawasan industri. Selain

jasa katering, CASC juga menawarkan layanan binatu dan penataan lokasi.

Bagi pelanggan di daerah terpencil, jasa yang disediakan mencakup pula

layanan pembelian bahan pangan dan bahan lain sesuai standar keamanan

pangan internasional HACCP.

c. CAS Facility

Manajemen fasilitas menyediakan jasa pembersihan pesawat bagian

luar maupun dalam dan pemeliharaan fasilitas. Belum lama ini langkah

diversifikasi usaha dengan masuk ke layanan binatu untuk kebutuhan rumah

sakit terus berjalan baik. PT Cardig Anugrah Sarana Bersama (CASB)

melayani 16 pelanggan dari sektor industri penerbangan dengan

menyediakan jasa pembersihan bagian dalam dan luar pesawat. Selain itu,

CASB melayani pula 49 pelanggan bukan dari sektor penerbangan, dan

mengoperasikan dua pusat binatu di wilayah Jabotabek.

d. CAS PEOPLE

Pelatihan penerbangan, bidang usaha terbaru setelah langkah

diversifikasi, merupakan layanan pelatihan menggunakan simulator

mutakhir yang ditujukan bagi pilot pesawat Boeing dan Airbus. Kami

membeli porsi saham pengendali PT Jakarta Aviation Training Centre pada

tahun 2017. Entitas ini melayani enam pelanggan, dan berencana terus

berekspansi sejalan meningkatnya permintaan.

Page 115: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

100

Produk atau jasa yang dihasilkan yaitu

• CAS Destination, merupakan segmen bisnis yang bergerak pada bidang jasa

pendukung transportasi udara yang terdiri dari dua anak Perusahaan yaitu PT

Jasa Angkasa Semesta, Tbk. (JAS Airport Services) dan PT JAS Aero

Engineering Services (JAS Aero).

• CAS Food, merupakan segmen bisnis yang bergerak pada bidang jasa solusi

boga yang terdiri dari dua anak Perusahaan yaitu PT Purantara Mitra Angkasa

Dua dan PT Cardig Anugrah Sarana Catering.

• CAS Facility, merupakan segmen bisnis yang melayani jasa manajemen

fasilitas, jasa laundry institusional, manajemen parkir dan jasa pembersihan

pesawat. PT Cardig Anugra Sarana Bersama merupakan anak Perusahaan

yang tergabung dalam CAS Facility.

• CAS People, merupakan segmen bisnis yang bergerak di bidang jasa

pelatihan penerbangan. PT Jakarta Aviation Training Center adalah anak

Perusahaan yang tergabung dalam CAS People.

2.7 PT. Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk.

2.7.1 Sejarah Pendirian PT. Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk.

PT. Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk adalah perseroan yang bergerak dalam

bidang jasa dan konsultasi pelayaran. Untuk menyediakan jasa pelayaran yang

terintegrasi, perseroan mempunyai anak perseroan yaitu PT. Permata Barito

Shipyard & Engineering yang bergerak dalam jasa perakitan dan perbaikan kapal.

PT. Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk sebagai salah satu jasa pelayaran tertua di

Indonesia, didirikan dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1977 dan

Page 116: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

101

berkedudukan di Jakarta. Pada tahun 1989 perseroan memperluas bidang usahanya

dengan menyediakan jasa angkutan laut, menjadi agen perantara dan pencari

muatan, penyewaan kapal, dan jasa penunjang angkutan laut lainnya. Perseroan

juga melengkapi kegiatan usahanya dengan menyediakan jasa perakitan dan

perbaikan kapal melalui anak perseroannya PT Permata Barito Shipyard &

Engineering, yang penyertaan sahamnya dilakukan sejak tahun 1998.

2.7.2 Bidang Usaha

Kegiatan usaha PT Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk saat ini terbagi menjadi 2 jenis

usaha, yaitu :

1. Jasa Pelayaran. Dalam Jasa Pelayaran, Perseroan menyediakan Jasa Penyewaan

kapal dengan sistem sewa Freight Charter dan Time Charter. Perseroan juga

menyediakan jasa Konsultan Pelayaran.

2. Jasa Pemeliharaan & Perbaikan Kapal. Melalui anak perusahaan Perseroan PT

Permata Barito Shipyard & Engineering melayani jasa pembuatan kapal,

pemeliharaan dan perbaikan kapal. Dengan memiliki jasa pelayaran yang

terintegrasi PT Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk siap menatap persaingan Global.

2.8 PT. Pelayaran Tempuran Emas Tbk.

2.8.1 Sejarah Pendirian PT. Pelayaran Tempuran Emas Tbk.

Perjalanan Perseroan dimulai pada tanggal 17 September 1987 saat Bpk. Harto

Khusumo dan Bpk. Koentojo bersepakat untuk mendirikan sebuah perusahaan

pelayanan pengiriman barang dalam peti kemas melalui jalur laut, dengan nama PT

Tempuran Emas. Enam tahun kemudian, Perseroan berubah menjadi perusahaan

terbuka, tepatnya pada tanggal 25 Juni 2003, melalui penawaran umum saham

Page 117: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

102

Perseroan sebanyak 451.000.000 lembar saham dengan kode “TMAS”. Pada

tanggal 9 Juli 2003 nama Perseroan resmi tercatat di lantai Bursa Efek Indonesia

dengan nama PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk dan menjadi perusahaan pelayaran

pengangkut peti kemas nasional pertama yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Awalnya, Perseroan menjalankan pelayanan pengangkutan peti kemas dengan

menggunakan kapal sewaan. Namun seiring perjalanan waktu dan perkembangan

bisnis Perseroan yang pesat, Perseroan terus menambah daya saing dan

memperbesar kapasitasnya dengan penambahan armada, sarana penunjang serta

memperluas jangkauan pelayanan. Untuk menjalankan usahanya , sampai dengan

akhir 2017, Perseroan memiliki 36.270 unit peti kemas dan 34 unit kapal dengan

total kapasitas angkut 25.785 TEUs, 384.540 DWT. Sarana penunjang kegiatan

utama Peseroan dinilai menjadi faktor penting untuk meningkatkan daya saing.

Adanya alat bongkar muat seperti Harbor Mobile Crane, Reach Stacker, Container

Forklift, serta depo peti kemas yang dimiliki oleh anak perusahaan dapat menjadi

dukungan utama bagi Perseroan untuk memberikan pelayanan yang terintegrasi

pagi para pelanggannya.

Saat ini kegiatan utama Perseroan telah didukung oleh 5 entitas anak

perusahaan, yang masing-masing memiliki spesialisasi, yaitu PT Pelayaran

Tirtamas Express yang bergerak di bidang manajemen perkapalan, PT Temas

Pendulum Nusantara yang bergerak di bidang usaha depo peti kemas, Anemi

Maritime Co. Ltd, yang bergerak di bidang manajemen peti kemas, PT Escorindo

Stevedoring yang bergerak di bidang bongkar muat, dan PT Asia Marine Temas,

entitas anak yang baru didirikan pada tanggal 18 Agustus 2017, yang bergerak di

Page 118: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

103

bidang majemen perkapalan. Jangkauan layanan yang diberikan oleh Perseroan

terus mengalami perkembangan. Hingga akhir tahun 2017 Peseroan telah membuka

20 kantor cabang antara lain di Medan, Pekanbaru, Jakarta, Surabaya, Pontianak,

Banjarmasin, Tarjun, Samarinda, Makassar, Bitung, Ambon, Sorong, Manokwari,

Jayapura, Palembang, Batam, Padang, Bengkulu, Merauke, dan Fakfak, serta 18

keagenan di seluruh wilayah Indonesia, yaitu di Malahayati, Dumai, Kumai,

Sampit, Balikpapan, Berau, Tarakan, Palu, Kupang, Tual, Dobo, Kaimana, Timika,

Biak, Serui, Nabire, Baubau, dan Lhokseumawe

2.8.2 Bidang Usaha

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, kegiatan usaha utama

Perseroan adalah menjalankan usaha dalam bidang pelayaran, mengusahakan dan

menyelenggarakan perusahaan pelayaran nusantara dengan usaha-usaha

pengangkutan barang, kendaraan, penumpang, hewan dengan kapal laut baik di

dalam maupun luar negeri. Produk dan Jasa Perseroan begerak di bidang usaha jasa

transportasi khususnya transportasi laut yang menyediakan jasa pengiriman barang

di dalam peti kemas. Yang menjadi komoditas barang yang diangkut antara lain,

bahanbahan kebutuhan pokok, semen, kendaraan bermotor, bahan bangunan,

barang elektronik, makanan dan minuman, obat-obatan dan lain-lain yang dikemas

dan dimuat ke dalam peti kemas. Transportasi laut tersebut melayani beberapa

pelabuhan-pelabuhan besar dan kecil di Indonesia.

Page 119: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

104

2.9 PT. Inti Bangun Sejahtera Tbk.

2.9.1 Sejarah Pendirian PT. Inti Bangun Sejahtera Tbk.

PT Inti Bangun Sejahtera didirikan pada tahun 2006 berdasarkan Akta

Pendirian No. 7 tanggal 28 April 2006 dibuat dihadapan Yulia, S.H., Notaris di

Jakarta. Akta tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak

Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. W7-

00873.HT.01.01-TH.2006 tanggal 22 September 2006, serta telah diumumkan

dalam Berita Negara Republik Indonesia No.12 tanggal 9 September 2007,

Tambahan No.1337. Perusahaan di dirikan dengan kegiatan usaha utama dibidang

jasa penguatan sinyal dalam gedung (In-building service provider).

Perusahaan terus meningkatkan usaha jasa penguat sinyal dalam gedung, selain

mengembangkan potensi untuk memenuhi kebutuhan Operator akan menara.

Hingga saat ini, Perusahaan telah memiliki menara built to suit yang tersebar di

wilayah-wilayah strategis dan potensial, yang sebagian besar menara berlokasi di

wilayah Jawa dan Sumatera. Pada Maret 2012, perusahaan melakukan pelepasan

atas aset yang berhubungan dengan kegiatan usaha jasa penguat sinyal seiring

dengan fokus perusahaan menjadi perusahaan penyedia menara telekomunikasi dan

jaringan infrastruktur di Indonesia.

Pada April 2012, Perusahaan mengubah statusnya menjadi Perusahaan terbuka

sehingga namanya menjadi PT Inti Bangun Sejahtera Tbk. Kemudian sejak 31

Agustus 2012, Perusahaan telah sukses bertransformasi menjadi Perusahaan publik

yang sahamnya dicatat dan diperdagangkan secara umum di Bursa Efek Indonesia

(BEI). Perusahaan terus berinovasi untuk mengembangkan potensi dalam

Page 120: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

105

persaingan pasar penyedia menara telekomunikasi dan jaringan infrastruktur di

Indonesia.

2.9.2 Bidang Usaha

Maksud dan tujuan Perseroan adalah berusaha di bidang perdagangan umum

dan jasa, khususnya penunjang telekomunikasi di dalam wilayah Republik

Indonesia. Hal itu berdasarkan pada Akta Pernyataan Keputusan Rapat No.104

tanggal 19 Juni 2015 yang dibuat dihadapan Notaris Linda Herawati, S.H.,

sebagaimana Surat Nomor AHU-AH. 01.03- 0948038 tertanggal 3 Juli 2015

tentang Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar PT Inti Bangun

Sejahtera Tbk yang diterbitkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia Direktorat Jendral Administrasi Hukum Umum.

Guna mencapai maksud dan tujuan diatas, Perseroan menjalankan kegiatan

usaha, sebagai berikut:

1. Kegiatan usaha utama Perseroan, yaitu perdagangan alat-alat

telekomunikasi, alat-alat elektrikal serta usaha di bidang jasa yang

meliputi jasa penyediaan, pembelian, pengelolaan dan penyewaan

bangunan dan insfrastruktur, termasuk diantaranya menara telekomunikasi

serta sarana telekomunikasi, jasa konsultasi bidang instalasi

telekomunikasi.

2. Kegiatan usaha penunjang Perseroan, sebagai berikut:

a. Jasa penyediaan instalasi telekomunikasi inbuilding coverage

b. Jasa pengelolaan dan penyewaan bangunanbangunan, ruangan-ruangan

kantor, ruanganruangan apartemen serta fasilitasnya

Page 121: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

106

d. Menyediakan berbagai produk multimedia dan jasa terkait lainnya

termasuk tetapi tidak terbatas pada penjualan secara langsung

maupun tidak langsung voice services, data/ image dan jasa-jasa

komersial mobile lainnya

e. Memperdagangkan barang-barang, perangkat-perangkat dan/atau

produkproduk telekomunikasi, termasuk tetapi tidak terbatas pada

impor atas barang-barang, perangkat-perangkat dan/atau produk-

produk telekomunikasi tersebut

f. Mendistribusikan dan menjual barang, perangkatperangkat dan/atau

produk-produk telekomunikasi;

g. Menyediakan layanan purna jual atas penjualan barang-barang,

perangkat-perangkat dan/atau produk-produk telekomunikasi.

2.10 PT. Tower Bersama Infrastructure Tbk.

2.10.1 Sejarah Pendirian PT. Tower Bersama Infrastructure Tbk.

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk ("TBIG") merupakan perusahaan induk

dari Tower Bersama Group. TBIG didirikan pada tahun 2004 dan sahamnya tercatat

di Bursa Efek Indonesia sejak tanggal 26 Oktober 2010. Tower Bersama Group

merupakan salah satu dari dua perusahaan menara independen terbesar di

Indonesia.

2.10.2 Bidang Usaha

Kegiatan usaha utama Perseroan adalah menyewakan tower

space pada sites sebagai tempat pemasangan perangkat telekomunikasi milik

penyewa untuk transmisi sinyal berdasarkan skema perjanjian sewa jangka panjang

Page 122: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

107

melalui Entitas Anak. Perseroan juga menyediakan akses untuk operator

telekomunikasi ke jaringan repeater dan IBS milik Perseroan sehingga dapat

memancarkan jaringan sistem telekomunikasi di gedung-gedung perkantoran dan

pusat-pusat perbelanjaan yang terletak pada wilayah perkotaan.

2.11 PT. Sarana Menara Nusantara Tbk.

2.11.1 Sejarah Pendirian PT. Sarana Menara Nusantara Tbk.

PT Sarana Menara Nusantara, Tbk. (“SMN” atau “Perseroan”) didirikan pada

tahun 2008 di Kudus, Jawa Tengah. Fokus utama SMN adalah berinvestasi pada

perusahaan-perusahaan yang memiliki spesialisasi dalam kepemilikan dan

pengoperasian lokasi-lokasi menara untuk disewakan kepada perusahaan

komunikasi nirkabel. Sejak tahun 2008, investasi utama SMN adalah kepemilikan

99,99% atas saham yang beredar dari PT Profesional Telekomunikasi Indonesia

(“Protelindo”). Karena kegiatan usaha SMN dijalankan sebagian besar oleh

Protelindo, penjelasan bisnis SMN akan difokuskan pada aset-aset dan kegiatan

operasional yang dilakukan oleh Protelindo. Oleh karena itu, hal-hal yang mengacu

pada “kami”, “kita”, atau “Grup” ditujukan kepada SMN dan Protelindo dan

entitas-entitas anaknya dalam basis konsolidasi.

Didirikan pada tahun 2003, Protelindo merupakan pemilik dan operator menara

independen terbesar untuk perusahaan-perusahaan komunikasi nirkabel di

Indonesia. Sampai dengan 31 Desember 2016, Protelindo telah memiliki dan

mengoperasikan 14.562 lokasi menara. Kegiatan usaha utama Protelindo adalah

penyewaan ruang untuk lokasi menara yang dapat digunakan bersama kepada

seluruh operator nirkabel besar di Indonesia dengan perjanjian sewa jangka

Page 123: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

108

panjang. Tempat yang disewakan terdiri dari ruang vertikal pada menara dimana

para pelanggan kami dapat memasang antena frekuensi radio dan antena

microwave, dan juga ruang lahan untuk setiap lokasinya untuk penempatan shelter

dan kabinet milik para pelanggan yang merupakan tempat penyimpanan perangkat

elektronik dan penyediaan listrik. Portofolio menara kami yang baru merupakan

yang terbesar di Indonesia dan terluas secara geografis.

Grup memiliki komitmennya untuk menjadi perusahaan menara terkemuka di

Indonesia. Pada akhir 2016, kami memiliki dan mengoperasikan 14.562 lokasi

menara di Indonesia, terutama di Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan dan Sulawesi.

Pertumbuhan portofolio menara kami mendorong Perseroan untuk mencapai

tahapan industri lainnya, dikarenakan kami telah menjadi perusahaan menara

independen pertama di Indonesia yang memiliki dan mengoperasikan portofolio

lebih dari 14.500 lokasi menara dengan lebih dari 24.100 penyewa. Portofolio

menara kami yang tersebar secara geografis memberikan cakupan di seluruh

kepulauan Indonesia, sehingga memperkuat posisi kami sebagai penyedia menara

yang diutamakan mampu memenuhi kebutuhan nasional, regional, lokal dan

perusahaan telekomunikasi nirkabel yang sedang berkembang.

Protelindo beroperasi secara independen dari operator komunikasi nirkabel dan

memiliki pelanggan yang beragam dan para pelanggan kami yang penting

mencakup para operator telekomunikasi besar di Indonesia: PT Telekomunikasi

Selular (“Telkomsel”), PT XL Axiata Tbk (“XL Axiata”), PT Indosat Tbk

(“Indosat”), dan PT Hutchison 3 Indonesia (“H3I”).

Page 124: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

109

Sebagai hasil dari akuisisi iForte, kami memiliki lebih dari 521 menara micro-cell

dan 7 hotel BTS yang beroperasi dengan lebih dari 2.140 kilometer jaringan fiber

optic dan lebih dari 200 Points-of-Presence (“PoP”) di kota metropolitan seperti

Jakarta dan Surabaya. Kami telah memasang jaringan fiber optic sepanjang Koridor

Busway di Jakarta dengan menawarkan pelayanan 3G WiFi-ocoad di daerah

dengan lalu lintas yang padat ini. Selain itu, kami memberikan pelayanan Very

Small Aperture Terminal (“VSAT”) di seluruh Indonesia. Pada bulan Juni 2016,

kami menyelesaikan pembelian sebanyak 2.500 menara dari XL, dengan

penyewaan kembali oleh XL pada 2.433 menara untuk jangka waktu 10 tahun.

2.11.2 Bidang Usaha

Bidang usaha utama Perseroan adalah melakukan investasi pada anak

perusahaan yang mengkhususkan diri dalam pemilikan dan pengoperasian menara

telekomunikasi untuk disewakan kepada perusahaanperusahaan telekomunikasi

nirkabel. Berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan, maka Perseroan dapat

melakukan kegiatan-kegiatan usaha berikut ini:

a. Kegiatan usaha utama Perseroan

menjalankan usaha-usaha di bidang jasa dan investasi termasuk dan tidak terbatas

yang meliputi jasa penyewaan dan pengelolaan menara Base Transceiver Station

(BTS), jasa konsultasi bidang instalasi telekomunikasi, jasa konsultasi manajemen,

bisnis administrasi, strategi pengembangan bisnis dan investasi atau penyertaan

pada perusahaan lain

Page 125: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

110

b. Kegiatan usaha penunjang Perseroan

menjalankan usaha-usaha di bidang jasa yang meliputi jasa persewaan dan

pengelolaan bangunan-bangunan, ruang-ruangan kantor, ruangruangan

pertokoan, ruang-ruangan apartemen, kondominium beserta fasilitasnya dan

jasa konsultasi bidang konstruksi.

Page 126: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

111

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan dari data yang sudah diperoleh dan diolah

maka dapat diuraikan terkait dengan judul yang diajukan mengenai pengaruh

Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Return On Investment terhadap Harga

Saham dengan Price Book Value sebagai variabel intervening.

3.1 Deskripsi Hasil Penelitian

3.1.1 Likuiditas

Current Ratio (CR) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam membayar kewajiban jangka pendek atau hutang yang segera jatuh tempo

pada saat ditagih secara keseluruhan atau seberapa banyak aktiva lancar yang

tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo.

Current Ratio (CR) yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya

masalah dalam likuiditas namun suatu perusahaan yang memiliki Current Ratio

(CR) terlalu tinggi juga kurang bagus karena menunjukkan banyaknya dana

menganggur. Nilai Current Ratio (CR) yang terlalu tinggi dapat mengindikasi

adanya penimbunan kas, banyak piutang tidak tertagih, penumpukan persediaan.

Bagi perusahaan penghasil jasa maka angka 100% dikatakan sudah mencukupi

(Fahmi, 2013). Untuk mencari Current Ratio (CR) menggunakan

Current Ratio = 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 (𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠)

𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 (𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠) x 100%

Page 127: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

112

Hasil perhitungan Current Ratio (CR) dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 3.1

Current Ratio (CR) Perusahaan Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi

Tahun 2011-2017

No. Kode

Saham

Current Ratio Rata-

Rata

(%) 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 PGAS 550,22 419,63 550,22 419,63 550,22 419,63 550,22 494,25

2 JSMR 98,21 68,16 77,77 84,43 49,43 69,61 75,95 74,79

3 TLKM 95,80 116,04 116,31 106,22 135,29 119,97 104,82 113,49

4 ASSA 38,19 109,83 48,94 40,11 42,50 48,96 42,83 53,05

5 CASS 182,88 173,95 153,13 166,95 223,48 223,08 133,18 179,52

6 NELY 139,47 307,04 230,67 181,69 316,37 453,28 603,82 318,91

7 TMAS 55,45 50,81 51,84 49,49 58,51 42,28 50,65 51,29

8 IBST 89,79 52,24 542,24 278,99 223,26 254,16 141,67 226,05

9 TBIG 136,39 105,46 66,11 34,55 102,41 89,85 99,16 90,56

10 TOWR 76,86 122,17 91,51 129,78 178,67 108,83 158,41 123,75

Rata-Rata (%) 146,33 152,53 192,87 149,18 188,02 182,96 196,07 172,57

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Tahun 2011-2017, diolah 2019

Berdasarkan Tabel 3.1, nilai rata-rata Current Ratio (CR) perusahaan jasa

sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi selama tahun 2011-2017 sebesar

172,57%. Nilai Current Ratio (CR) untuk perusahaan jasa sebesar 100% sudah

dianggap baik, hal ini menunjukkan bahwa kondisi perusahaan jasa sektor

infrastruktur, utilitas dan transportasi tersebut sudah baik karena nilai Current Ratio

(CR) yang lebih dari 100%. Nilai rata-rata Current Ratio (CR) tertinggi dimiliki

oleh PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. sebesar 494,25% dengan kode

saham PGAS. Nilai rata-rata Current Ratio (CR) terendah dimiliki oleh PT.

Pelayaran Tempuran Emas Tbk. sebesar 51,29% dengan kode saham TMAS. Nilai

rata-rata Current Ratio (CR) tertinggi selama tahun 2011-2017 terdapat pada tahun

2017 dan terendah pada tahun 2011.

Page 128: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

113

Gambar 3.1 Nilai Rata-Rata Current Ratio (CR) Perusahaan Sektor Infrastruktur,

Utilitas dan Transportasi Tahun 2011-2017

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Tahun 2011-2017, diolah 2019

Berdasarkan Gambar 3.1 dapat dilihat perusahaan yang menunjukkan rata-rata

Current Ratio (CR) tertinggi yaitu PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

dengan kode saham PGAS sebesar 494,25%, sedangkan rata-rata Current Ratio

(CR) terendah yaitu PT. Pelayaran Tempuran Emas Tbk. dengan kode saham

TMAS sebesar 51,29%. Besar kecilnya Current Ratio (CR) menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam menutupi seluruh hutang jangka pendeknya dengan

menggunakan aktiva lancar yang ada. Semakin tinggi Current Ratio (CR) maka

perusahaan dinilai semakin baik dalam menjamin hutang jangka pendek yang jatuh

tempo. Bagi kreditur dipandang perusahaan tersebut berada dalam keadaan yang

kuat, bagi pemegang saham ini dianggap tidak baik dalam artian manajer

perusahaan tidak mendayagunakan current asset secara baik dan efektif.

Sebaliknya Current Ratio (CR) yang rendah relatif lebih riskan tetapi menunjukkan

bahwa manejemen telah mengoperasikan aktiva lancar secara efektif. Maka sesuai

494,25%

74,79%

113,49%

53,05%

179,52%

318,91%

51,29%

226,05%

90,56%123,75%

0,00%

100,00%

200,00%

300,00%

400,00%

500,00%

600,00%

PGAS JSMR TLKM ASSA CASS NELY TMAS IBST TBIG TOWR

Page 129: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

114

dengan data yang diperoleh, PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. memiliki

kemampuan paling baik dalam likuiditasnya dibandingkan dengan perusahaan lain

dalam menjamin hutang jangka pendek namun juga memiliki resiko yang tinggi.

Gambar 3.2 Perkembangan Current Ratio (CR) Perusahaan Sektor Infrastruktur,

Utilitas dan Transportasi Tahun 2011-2017

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Tahun 2011-2017, diolah 2019

Berdasarkan Gambar 3.2 Perkembangan Current Ratio (CR) Perusahaan

Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi tahun 2011-2017 mengalami

fluktuasi. Rata-rata total Current Ratio (CR) dimulai pada tahun 2011 dengan rata-

rata total terendah yaitu sebesar 146,33% mengalami peningkatan di tahun 2012

yaitu sebesar 152,53% lalu meningkat lagi di tahun 2013 menjadi 192,87%. Rata-

rata total Current Ratio (CR) di tahun 2014 sebesar 149,18% kemudian meningkat

di tahun 2015 menjadi 188,02% dan di tahun 2016 menjadi 182,96%. Sedangkan

di tahun 2017 mengalami peningkatan dengan rata-rata total tertinggi yaitu sebesar

196,07%.

146,33% 152,53%

192,87%

149,18%

188,02% 182,96%196,07%

0,00%

50,00%

100,00%

150,00%

200,00%

250,00%

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Current Ratio

Page 130: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

115

3.1.2 Solvabilitas

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk menilai

hutang dengan ekuitas. Rasio ini digunakan untuk mengetahui hubungan hutang

jangka panjang dengan jumlah modal sendiri atau ekuitas yang telah diberikan oleh

pemilik perusahaan, dengan maksud untuk mengetahui berapa jumlah dana yang

disediakan kreditor dengan pemilik perusahaan. Rasio ini dicari dengan cara

membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh

ekuitas.

Semakin tinggi nilai Debt to Equity Ratio (DER) maka semakin besar resiko

keuangannya bagi pemegang saham. Akan lebih aman bagi investor untyk

menanamkan investasinya pada perusahaan yang memiliki nilai Debt to Equity

Ratio (DER) rendah karena hal ini berarti semakin besar jumlah modal pemilik

perusahaan yang dapat dijadikan sebagai jaminan hutang. Dapat diketahui di mana

kelemahan dan kekuatan pada perusahaan tersebut apabila dibandingkan dengan

perusahaan lain yang sejenis.

Untuk mencari Debt to Equity Ratio (DER) menggunakan

Debt to Equity Ratio = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 (𝐷𝑒𝑏𝑡)

𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖 (𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦)

Page 131: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

116

Hasil perhitungan Debt to Equity Ratio (DER) dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 3.2

Debt to Equity Ratio (DER) Perusahaan Sektor Infrastruktur, Utilitas dan

Transportasi Tahun 2011-2017

NO Kode

Saham

Debt to Equity Ratio Rata-Rata

(x) 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 PGAS 0,81 0,66 0,81 0,66 0,81 0,66 0,81 0,75

2 JSMR 1,50 1,53 1,66 1,79 1,97 2,27 3,31 2,00

3 TLKM 0,69 0,66 0,65 0,64 0,78 0,70 0,77 0,70

4 ASSA 6,38 1,88 1,63 1,99 2,39 2,35 0,24 2,41

5 CASS 1,50 1,26 1,24 1,22 1,29 1,07 1,39 1,28

6 NELY 0,34 0,36 0,34 0,31 0,17 0,11 0,08 0,24

7 TMAS 3,11 3,40 3,97 2,06 1,19 1,54 1,85 2,44

8 IBST 1,39 0,73 0,32 0,26 0,29 0,37 0,47 0,55

9 TBIG 1,54 2,37 3,55 4,33 13,33 13,54 7,04 6,53

10 TOWR 4,64 2,97 3,26 2,69 1,79 1,34 1,52 2,60

Rata-Rata (x) 2,19 1,58 1,74 1,60 2,40 2,40 1,75 1,95

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Tahun 2011-2017, diolah 2019

Berdasarkan Tabel 3.2, nilai rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) perusahaan

sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi selama tahun 2011-2017 sebesar 1,95

kali. Pada umumnya nilai Debt to Equity Ratio (DER) yang baik adalah sekitar 1

kali di mana jumlah hutang sama dengan jumlah ekuitas, hal ini menunjukkan

bahwa kondisi perusahaan sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi selama

tahun 2011-2017 tersebut baik untuk perusahaan yang tergolong go-public. Nilai

rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) tertinggi dimiliki oleh PT. Sarana Menara

Nusantara Tbk. sebesar 2,60 kali dengan kode saham TOWR sedangkan terendah

yaitu PT. Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk. sebesar 0,24 kali dengan kode saham

NELY. Nilai rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) tertinggi selama tahun 2011-

2017 terdapat pada tahun 2015 dan 2016 karena memiliki nilai rata-rata sama dua

tahun berturut-turut sedangkan yang terendah pada tahun 2014.

Page 132: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

117

Gambar 3.3 Nilai Rata-Rata Debt to Equity Ratio (DER) Perusahaan Sektor

Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi Tahun 2011-2017

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Tahun 2011-2017, diolah 2019

Berdasarkan Gambar 3.3 dapat dlihat perusahaan yang menunjukkan rata-rata

Debt to Equity Ratio (DER) tertinggi yaitu PT. Tower Bersama Infrastruckture Tbk.

dengan kode saham TBIG sebesar 6.53 kali, sedangkan rata-rata Debt to Equity

Ratio (DER) terendah yaitu PT. Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk. dengan kode saham

NELY sebesar 0.24 kali. Besar kecilnya Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan

seberapa besar hutang perusahaan jika dibandingkan ekuitas yang dimiliki oleh

perusahaan atau para pemegang saham. Semakin tinggi Debt to Equity Ratio

(DER), semakin kecil jumlah modal pemilik perusahaan atau ekuitas yang dijadikan

sebagai jaminan hutang. Sedangkan semakin rendah Debt to Equity Ratio (DER)

semakin baik karena aman bagi investor saat likuidasi. Maka sesuai dengan data

yang diperoleh, PT. Tower Bersama Infrastruckture Tbk. memiliki resiko paling

tinggi dibandingkan dengan perusahaan lain dalam solvabilitas atau leverage

perusahaan di mana bisa membahayakan perusahaan yang masuk kategori extreme

0,75

2,00

0,70

2,41

1,28

0,24

2,44

0,55

6,53

2,60

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

PGAS JSMR TLKM ASSA CASS NELY TMAS IBST TBIG TOWR

Page 133: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

118

leverage (hutang ekstrim) yaitu perusahaan terjebak dalam tingkat hutang yang

tinggi dan sulit untuk melepaskan beban utang tersebut.

Gambar 3.4 Perkembangan Debt to Equity Ratio (DER) Perusahaan Sektor

Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi Tahun 2011-2017

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Tahun 2011-2017, diolah 2019

Berdasarkan Gambar 3.4 Perkembangan Debt to Equity Ratio (DER)

Perusahaan Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi Tahun 2011-2017

mengalami fluktuasi. Rata-rata total Debt to Equity Ratio (DER) dimulai dari tahun

2011 sebesar 2,19, mengalami penurunan di tahun 2012 menjadi 1,58 kali

kemudian di tahun 2013 meningkat menjadi 1,74 kali dan menurun kembali di

tahun 2014 menjadi 1,60 kali. Peningkatan terjadi di tahun 2015 dan 2016 yang

sama-sama memiliki rata-rata total sebesar 2,40 kali dan menjadi rata-rata total

tertinggi, sedangkan di tahun selanjutnya yaitu di tahun 2017 mengalami

penurunan menjadi 1,75 kali.

2,19

1,581,74

1,60

2,40 2,40

1,75

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Debt to Equity Ratio

Page 134: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

119

3.1.3 Profitabilitas

Return On Investment (ROI) atau Return On Total Assets merupakan rasio

yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam

perusahaan. Return On Investment (ROI) atau pengembalian investasi bahwa di

beberapa referensi lainnya rasio ini juga ditulis dengan Return On Total Assets

(ROA). Rasio ini digunakan untuk melihat sejauh mana investasi yang telah

ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang

diharapkan.

Rasio ini memperlihatkan efisiensi penggunaan modal yang bekerja, efisiensi

produksi dan efisiensi bagian penjualan. Oleh karena itu, rasio ini lebih efisien

dalam mengetahui kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam

menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di

dalam perusahaan atau seberapa besar laba bersih setelah pajak yang dihasilkan.

Pihak luar akan dapat mengetahui perusahaan mana yang mempunyai

potensial profit. Semakin baik pertumbuhan profitabilitas perusahaan berarti

prospek perusahaan di masa depan dinilai semakin baik, artinya nilai perusahaan

juga akan dinilai semakin baik di mata investor. Dapat diketahui di mana

kelemahan dan kekuatan pada perusahaan tersebut apabila dibandingkan dengan

perusahaan lain yang sejenis.

Untuk mencari Return On Investment (ROI) menggunakan

Return On Investment = 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑇𝑎𝑥

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑥 100%

Page 135: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

120

Hasil perhitungan Return On Investment (ROI) dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 3.3

Return On Invetsment (ROI) Perusahaan Sektor Infrastruktur, Utilitas dan

Transportasi Tahun 2011-2017

No. Kode

Saham

Return On Investment Rata-Rata

(%) 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 PGAS 20,64 23,42 20,64 23,42 20,64 23,42 20,64 21,83

2 JSMR 5,64 6,20 3,31 3,81 3,59 3,37 2,64 4,08

3 TLKM 15,01 16,49 15,86 15,22 14,03 16,24 16,48 15,62

4 ASSA 0,69 1,40 4,24 1,71 1,18 2,05 3,12 2,06

5 CASS 19,84 23,83 27,28 24,85 22,94 17,99 16,94 21,95

6 NELY 18,95 13,87 6,78 5,28 6,74 3,40 6,84 8,83

7 TMAS 2,66 7,82 4,24 12,49 17,80 9,17 1,83 8,00

8 IBST 4,84 26,32 30,24 6,02 7,54 8,16 4,12 12,46

9 TBIG 7,16 6,48 7,22 6,23 6,34 5,51 9,14 6,87

10 TOWR 3,31 2,55 1,06 4,87 13,84 10,67 9,81 6,59

Rata-Rata (x) 9,87 12,84 12,09 10,39 11,46 10,00 9,16 10,83

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Tahun 2011-2017, diolah 2019

Berdasarkan Tabel 3.3, nilai rata-rata Return On Investment (ROI) perusahaan

sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi selama tahun 2011-2017 sebesar

10,83%. Pada umumnya nilai Return On Investment (ROI) semakin tinggi semakin

baik, hal ini menunjukkan bahwa kondisi perusahaan sektor infrastruktur, utilitas

dan transportasi selama tahun 2011-2017 tersebut kurang baik karena masih jauh

dari angka 50%. Nilai rata-rata Return On Investment (ROI) tertinggi dimiliki oleh

PT. Cardig Aero Services Tbk. sebesar 21,95% dengan kode saham CASS

sedangkan yang terendah yaitu PT. Adi Sarana Armada Tbk. sebesar 2,06% dengan

kode saham ASSA. Nilai rata-rata Return On Investment (ROI) tertinggi selama

tahun 2011-2017 terdapat pada tahun 2012 sedangkan yang terendah pada tahun

2017.

Page 136: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

121

Gambar 3.5 Nilai Rata-Rata Return On Investment (ROI) Perusahaan Sektor

Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi Tahun 2011-2017

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Tahun 2011-2017, diolah 2019

Berdasarkan Gambar 3.5 dapat dilihat perusahaan yang menunjukkan rata-

rata Return On Investment (ROI) tertinggi yaitu PT. Cardig Aero Services Tbk.

dengan kode saham CASS sebesar 21,95%, sedangkan Return On Investment (ROI)

terendah yaitu PT. Adi Sarana Armada Tbk. dengan kode saham ASSA sebesar

2,06%. Semakin tinggi hasil pengembalian atas aset maka semakin tinggi laba

bersih yang dihasilkan. Besar kecilnya Return On Investment (ROI) menunjukkan

kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan

dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan atau dengan

kata lain efisiensi manajemen. Maka sesuai dengan data yang diperoleh, PT. Cardig

Aero Services Tbk. memiliki kemampuan paling baik dalam efisiensi manajemen

di dalam perusahaan.

21,83%

4,08%

15,62%

2,06%

21,95%

8,83%8,00%

12,46%

6,87% 6,59%

0,00%

5,00%

10,00%

15,00%

20,00%

25,00%

PGAS JSMR TLKM ASSA CASS NELY TMAS IBST TBIG TOWR

Page 137: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

122

Gambar 3.6 Perkembangan Return On Investment (ROI) Perusahaan Sektor

Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi Tahun 2011-2017

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Tahun 2011-2017, diolah 2019

Berdasarkan gambar 3.6 perkembangan Return On Investment (ROI)

perusahaan sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi tahun 2011-2017

mengalami fluktuasi. Dimulai pada tahun 2011, rata-rata total Return On

Investment (ROI) sebesar 9,87% mengalami peningkatan di tahun 2012 menjadi

12,84% yang merupakan rata-rata total tertinggi selama tahun 2011-2017 kemudian

mengalami penurunan di tahun 2013 menjadi 12,09% dan di tahun selanjutnya yaitu

di tahun 2014 menjadi 10,39% . Rata-rata total Return On Investment (ROI) tahun

2015 sebesar 11,46% kemudian mengalami penurunan dua tahun berturut-turut di

tahun 2016 menjadi 10,00% dan di tahun 2017 menjadi 9,16%.

9,87%

12,84%12,09%

10,39%

11,46%

10,00%

9,16%

0,00%

2,00%

4,00%

6,00%

8,00%

10,00%

12,00%

14,00%

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Page 138: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

123

3.1.4 Nilai Perusahaan

Price Book Value (PBV) atau rasio nilai pasar/nilai buku adalah rasio

harga pasar suatu saham terhadap nilai bukunya. Rasio penilaian ini Rasio ini

digunakan untuk mengetahui nilai wajar saham atau seberapa mahal harga

saham dari suatu perusahaan. Rasio harga pasar suatu saham terhadap nilai

bukunya memberikan indikasi pandangan investor atas perusahaan.

Perusahaan yang dipandang baik oleh investor dijual dengan rasio nilai

buku yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan dengan pengembalian yang

rendah. Nilai perusahaan dapat sebagai indikator kemakmuran para pemilik

atau pemegang saham. Base Price (harga dasar) yaitu harga perdana dari suatu

saham dan Market Price (harga pasar) yaitu harga penutup (closing price) dari

suatu saham jadi harga pasar ini lah yang menentukan naik turunnya suatu

saham. Pada penelitian ini harga saham yang digunakan adalah harga

penutupan (closing price).

Untuk mencari Price Book Value (PBV) terlebih dahulu menggunakan

Book Value = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝐵𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟

Selanjutnya menghitung

Price Book Value = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑢𝑘𝑢 𝑝𝑒𝑟 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚

Page 139: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

124

Hasil perhitungan Price Book Value (PBV) dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 3.4

Price Book Value (PBV) Perusahaan Sektor Infrastruktur, Utilitas dan

Transportasi Tahun 2011-2017

No. Kode

Saham

Price Book Value Rata-Rata

(x) 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 PGAS 4,55 4,88 4,76 4,99 2,58 2,06 1,68 3,64

2 JSMR 3,65 4,04 3,25 4,48 3,07 1,92 2,53 3,28

3 TLKM 2,33 2,72 2,80 3,35 3,35 3,80 3,99 3,19

4 ASSA 9,00 1,97 1,15 0,63 0,40 0,73 0,70 2,08

5 CASS 2,91 4,34 4,19 5,34 4,22 2,48 2,35 3,69

6 NELY 2,01 1,48 1,27 1,13 0,90 0,49 0,70 1,14

7 TMAS 0,93 1,21 0,71 4,75 2,73 2,01 1,28 1,95

8 IBST 10,07 5,55 3,30 1,33 0,61 0,46 2,53 3,41

9 TBIG 3,98 6,08 6,39 10,64 16,74 13,89 9,14 9,55

10 TOWR 6,72 6,77 7,70 9,07 6,31 3,41 5,32 6,47

Rata-Rata (x) 4,62 3,90 3,55 4,57 4,09 3,12 3,02 3,84

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Tahun 2011-2017, diolah 2019

Berdasarkan Tabel 3.4, nilai rata-rata Price Book Value (PBV) perusahaan

sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi selama tahun 2011-2017 sebesar 3,84

kali. Pada umumnya saham yang memiliki rasio Price Book Value (PBV) yang

lebih besar dari 1 artinya investor bersedia membayar saham lebih besar dari nilai

bukunya. Memiliki valuasi yang tinggi di atas (overvalue) sedangkan saham yang

memiliki Price Book Value (PBV) di bawah 1 memiliki valuasi yang rendah

(undervalue), hal ini menunjukkan bahwa kondisi perusahaan sektor infrastruktur,

utilitas dan transportasi selama tahun 2011-2017 tersebut memiliki valuasi yang

tinggi karena rata-ratanya melebihi angka 1 bahkan mencapai angka 3,84 kali. Nilai

rata-rata Price Book Value (PBV) tertinggi dimiliki oleh PT. Tower Bersama

Infrastructure Group Tbk. sebesar 9,55 kali dengan kode saham TBIG. Nilai rata-

Page 140: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

125

rata Return On Investment (ROI) tertinggi selama tahun 2011-2017 terdapat pada

tahun 2011.

Gambar 3.7 Nilai Rata-Rata Price Book Value (PBV) Perusahaan Sektor

Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi Tahun 2011-2017

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Tahun 2011-2017, diolah 2019

Berdasarkan gambar 3.7 dapat dlihat perusahaan yang menunjukkan rata-rata

Price Book Value (PBV) tertinggi yaitu PT. Tower Bersama Infrastructure Tbk.

dengan kode saham TBIG sebesar 9,55 kali, sedangkan rata-rata Price Book Value

(PBV) terendah yaitu PT. Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk. dengan kode saham

NELY sebesar 1,14 kali. Besar kecilnya Price Book Value (PBV) menunjukkan

valuasi atau penilaian pasar keuangan terhadap manajemen dan organisasi

perusahaan. Maka sesuai dengan data yang diperoleh, PT. Tower Bersama

Infrastructure Tbk. memiliki valuasi yang tinggi di mana nilai yang tinggi tersebut

juga bisa menunjukkan bahwa sahamnya tidak overvalue atau tingkat pengembalian

atas aset yang tinggi sehingga mengakibatkan nilai pasarnya jauh melebihi nilai

bukunya.

3,643,28 3,19

2,08

3,69

1,14

1,95

3,41

9,55

6,47

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

PGAS JSMR TLKM ASSA CASS NELY TMAS IBST TBIG TOWR

Page 141: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

126

Gambar 3.8 Perkembangan Price Book Value (PBV) Perusahaan Sektor

Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi Tahun 2011-2017

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Tahun 2011-2017, diolah 2019

Berdasarkan Gambar 3.8 Perkembangan Price Book Value (PBV) Perusahaan

Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi Tahun 2011-2017 mengalami

fluktuasi. Dimulai pada tahun 2011, rata-rata total Price Book Value (PBV) sebesar

4,62 kali menurun di tahun 2012 menjadi 3,90 kali dan di tahun 2013 menjadi

sebesar 3,55 kali. Kemudian mengalami peningkatan di tahun 2014 menjadi 4,57

kali yang merupakan rata-rata total tertinggi Price Book Value (PBV) kemudian

mengalami penurunan tiga tahun berturut-turut di tahun 2015 menjadi 4,09 kali, di

tahun 2016 menjadi 3,12 kali dan di tahun 2017 menjadi 3,02 kali.

3.1.5 Harga Saham

Harga saham merupakan harga suatu saham di pasar bursa pada saat tertentu

yang ditentukan oleh mekanisme pasar berupa permintaan dan penawaran saham.

Harga saham berubah dari waktu ke waktu seiring dengan perubahan kondisi dan

4,62

3,90

3,55

4,57

4,09

3,12 3,02

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

3,50

4,00

4,50

5,00

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Price Book Value

Page 142: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

127

informasi baru yang diperoleh investor tentang prospek perusahaan. Harga pasar

saham juga menunjukkan nilai dari perusahaan itu sendiri. Untuk mencari harga

saham menggunakan closing price atau harga penutupan saham di akhir tahun. Data

harga saham dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 3.5

Harga Penutupan Saham Perusahaan Sektor Infrastruktur, Utilitas dan

Transportasi Tahun 2011-2017

No. Kode

Saham

Harga Saham Rata-Rata

Total 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 PGAS 3.175 4600 4475 6000 2745 2700 1750 3.635

2 JSMR 4200 5450 4725 7050 5225 4320 6400 5.339

3 TLKM 1410 1810 2150 2865 3105 3980 4440 2.823

4 ASSA 510 425 280 155 100 195 202 267

5 CASS 405 730 820 1250 1130 945 900 883

6 NELY 195 199 175 163 138 76 114 151

7 TMAS 199 370 210 2215 1950 1750 1145 1.120

8 IBST 4959 5125 5312 3000 1900 1850 8100 4.321

9 TBIG 2375 5700 5800 9700 5875 4980 6425 5.836

10 TOWR 1000 2270 2750 4150 4750 3580 4000 3.214

Rata-Rata 1.843 2.668 2.670 3.655 2.692 2.438 3.348 2.759

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Tahun 2011-2017, diolah 2019

Berdasarkan Tabel 3.5, rata-rata harga saham perusahaan sektor infrastruktur,

utilitas dan transportasi selama tahun 2011-2017 sebesar Rp2.759. Pada umumnya

semakin tinggi harga saham maka semakin baik, hal ini menunjukkan bahwa

kondisi perusahaan sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi selama tahun 2011-

2017 berada di nilai rata-rata industri tersebut yang berarti cukup baik. Nilai rata-

rata harga saham tertinggi dimiliki oleh PT. Tower Bersama Infrastructure Group

Tbk. sebesar Rp5.836 dengan kode saham TBIG. Nilai rata-rata harga saham

tertinggi selama tahun 2011-2017 terdapat pada tahun 2014.

Page 143: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

128

Gambar 3.9 Nilai Rata-Rata Harga Saham Perusahaan Sektor Infrastruktur,

Utilitas dan Transportasi Tahun 2011-2017

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Tahun 2011-2017, diolah 2019

Berdasarkan Gambar 3.9 dapat dlihat perusahaan yang menunjukkan rata-

rata harga saham tertinggi yaitu PT. Tower Bersama Infrastructure Tbk. dengan

kode saham TBIG sebesar Rp5.836, sedangkan rata-rata harga saham terendah

yaitu PT. Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk. dengan kode saham NELY sebesar

Rp151. Besar kecilnya harga saham menunjukkan keberhasilan perusahaan di masa

depan. Maka sesuai data yang diperoleh, PT. Tower Bersama Infrastructure Tbk.

memiliki harga saham yang cukup tinggi.

3.635

5.339

2.823

267

883

151

1.120

4.321

5.836

3.214

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

PGAS JSMR TLKM ASSA CASS NELY TMAS IBST TBIG TOWR

Page 144: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

129

Gambar 3.10 Perkembangan Harga Saham Perusahaan Sektor Infrastruktur,

Utilitas dan Transportasi Tahun 2011-2017

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Tahun 2011-2017, diolah 2019

Berdasarkan Gambar 3.10 Perkembangan Harga Saham Perusahaan Sektor

Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi Tahun 2011-2017 mengalami fluktuasi.

Dimulai pada tahun 2011 merupakan rata-rata total terendah selama tahun 2011-

2017 yaitu sebesar Rp1.843. Rata-rata total mengalami peningkatan selama 3 tahun

berturut-turut di tahun 2012 menjadi Rp2.668, di tahun 2013 menjadi Rp2.670 dan

di tahun 2014 menjadi Rp3.655 merupakan rata-rata total tertinggi selama tahun

2011-2017. Rata-rata total di tahun 2015 sebesar Rp2.692 mengalami penurunan di

tahun 2016 menjadi Rp2.438 dan meningkat lagi di tahun 2017 yaitu menjadi

Rp3.348.

1.843

2.668 2.670

3.655

2.692

2.438

3.348

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Page 145: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

130

Tabel 3.6

Descriptive Statistics

No. Missing Mean Median Min Max

Standard

Deviation

CR 1 0 172,60 116 34,55 603,82 152,40

DER 2 0 1,95 1,39 0,08 13,54 2,40

ROI 3 0 10,80 7,50 0,69 30,24 8,00

PBV 4 0 3,84 3,25 0,40 16,74 3,15

HARGA

SAHAM 5 0 2.758,89 2.270,00 76,00 9.700,00 2.303,56

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2019

Berdasarkan Tabel 3.6 Descriptive Statistics, dapat dilihat bahwa terdapat

missing, mean, median, min, max, dan standard deviation dalam menggambarkan

atau mendiskripsikan variabel-variabel penelitian. Deskripsi statistik variabel yang

pertama adalah Current Ratio (CR). Nilai missing dari Current Ratio (CR) adalah

0, mean dari Current Ratio (CR) adalah 172,60, median dari Current Ratio (CR)

adalah sebesar 116, minimum sebesar 34,55 yang berasal dari PT. Tower Bersama

Infrastructure Tbk. dengan kode saham TBIG. Nilai maximum dari Current Ratio

(CR) adalah sebesar 603,82 yang berasal dari PT. Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk.

dengan kode saham NELY. Nilai standard deviation dari Current Ratio (CR)

adalah sebesar 152,40.

Deskripsi statistik variabel yang kedua adalah Debt to Equity Ratio (DER).

Nilai missing dari Debt to Equity Ratio (DER) adalah 0, mean dari Debt to Equity

Ratio (DER) adalah 1,95, median dari Debt to Equity Ratio (DER) adalah 1,39,

minimum dari Debt to Equity Ratio (DER) adalah sebesar 0,08 yang berasal dari

PT. Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk. dengan kode saham NELY. Nilai maximum

dari Debt to Equity Ratio (DER) adalah sebesar 13,54 yang berasal dari PT. Tower

Page 146: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

131

Bersama Infrastructure Tbk. dengan kode saham TBIG. Nilai standard deviation

dari Debt to Equity Ratio (DER) adalah sebesar 2,40.

Deskripsi statistik variabel yang ketiga adalah Return On Investment (ROI).

Nilai missing dari Return On Investment (ROI) adalah 0, mean dari Return On

Investment (ROI) adalah 10,80, median dari Return On Investment (ROI) adalah

7,50, minimum dari Return On Investment (ROI) adalah sebesar 0,69 yang berasal

dari PT. Adi Sarana Armada Tbk. dengan kode saham ASSA. Nilai maximum dari

Return On Investment (ROI) adalah sebesar 30,24 yang berasal dari PT. Inti Bangun

Sejahtera Tbk. dengan kode saham IBST. Nilai standard deviation dari Return On

Investment (ROI) adalah sebesar 8,00.

Deskripsi statistik variabel yang keempat adalah Price Book Value (PBV).

Nilai missing dari Price Book Value (PBV) adalah 0, mean dari Price Book Value

(PBV) adalah 3,84, median dari Price Book Value (PBV) adalah 3,25, minimum

dari Price Book Value (PBV) adalah sebesar 0,40 yang berasal dari PT. Adi Sarana

Armada Tbk. dengan kode saham ASSA. Nilai maximum dari Price Book Value

(PBV) adalah sebesar 16,74 yang berasal dari PT. Tower Bersama Infrastructure

Tbk. dengan kode saham TBIG. Nilai standard deviation dari Price Book Value

(PBV) adalah sebesar 3,15.

Deskripsi statistik variabel yang kelima adalah Harga Saham. Nilai missing

dari Harga Saham adalah 0, mean dari Harga Saham adalah 2.758,89, median dari

Harga Saham adalah 2.270, minimum dari Harga Saham adalah sebesar 76 yang

berasal dari PT. Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk. dengan kode saham NELY. Nilai

maximum dari Harga Saham adalah sebesar 9.700 yang berasal dari PT. Tower

Page 147: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

132

Bersama Infrastructure Tbk. dengan kode saham TBIG. Nilai standard deviation

dari Harga Saham adalah sebesar 2.303,56.

3.2 Hasil Uji Data

Berikut adalah hasil pengujian analisis jalur dengan PLS menggunakan aplikasi

SmartPLS 3.2.8.

3.2.1 Outer Model

Tabel 3.7

Cross Loadings

HARGA

SAHAM

LIKUIDI

TAS

NILAI

PERUSAHAAN

PROFITABILI

TAS

SOLVABILI

TAS

CR -0,051 1,000 -0,180 0,496 -0,342

DER 0,259 -0,342 0,747 -0,329 1,000

ROI 0,017 0,496 -0,018 1,000 -0,329

NILAI

PERUSAHAAN 0,560 -0,180 1,000 -0,018 0,747

HARGA

SAHAM 1,000 -0,051 0,560 0,017 0,259

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2019

Output dari Cross Loadings ini menghendaki bahwa nilai korelasi dari setiap

indikator dengan variabel latennya harus lebih besar bila dibandingkan dengan

korelasi antar indikator pada variabel laten lainnya. Berdasarkan tabel 3.6 diketahui

bahwa nilai Cross Loadings dari indikator dengan masing-masing variabel latennya

lebih besar. Maka dengan demikian hasil ini dapat menunjukkan bahwa masing-

masing variabel penelitian yaitu Likuditas, Solvabilitas, Profitabilitas, Nilai

Perusahaan dan Harga Saham telah memenuhi persyaratan Cross Loadings,

sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel adalah valid atau memenuhi uji

validitas diskriminan.

Page 148: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

133

Tabel 3.8

Construct Reliability and Validity

Cronbach's

Alpha

Composite

Reliability

Average Variance

Extracted (AVE)

LIKUIDITAS 1,000 1,000 1,000

SOLVABILITAS 1,000 1,000 1,000

PROFITABILITAS 1,000 1,000 1,000

NILAI PERUSAHAAN 1,000 1,000 1,000

HARGA SAHAM 1,000 1,000 1,000

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2019

Suatu variabel dapat dinyatakan valid atau memenuhi Average Variant

Extracted (AVE) apabila memiliki nilai Average Variant Extracted (AVE) > 0,5.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai Average Variant Extracted (AVE)

dari masing-masing variabel penelitian > 0,5 maka dengan demikian hasil ini dapat

menunjukkan bahwa masing-masing variabel penelitian yaitu Likuiditas,

Solvabilitas, Profitabilitas, Nilai Perusahaan dan Harga Saham telah memenuhi

persyaratan nilai Average Variant Extracted (AVE), sehingga dapat disimpulkan

bahwa semua variabel adalah valid atau memenuhi uji validitas konvergen.

Suatu variabel dapat dinyatakan reliabel atau memenuhi Cronbach’s Alpha

apabila memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0.7 . Berdasarkan tabel di atas dapat

diketahui bahwa nilai Cronbach’s Alpha dari masing-masing variabel penelitian >

0.7 maka dengan demikian hasil ini dapat menunjukkan bahwa masing-masing

variabel penelitian yaitu Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas, Nilai Perusahaan

dan Harga Saham telah memenuhi persyaratan nilai Cronbach’s Alpha, sehingga

dapat disimpulkan bahwa semua variabel adalah reliabel atau sudah memenuhi uji

reliabilitas.

Page 149: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

134

Composite Reliability merupakan bagian yang digunakan untuk menguji nilai

reliabilitas indikator-indikator pada suatu variabel. Suatu variabel dapat dinyatakan

reliabel atau memenuhi Composite Reliability apabila memiliki nilai Composite

Reliability > 0.6 . Suatu variabel dapat dinyatakan reliabel atau memenuhi

Composite Reliability apabila memiliki nilai Composite Reliability > 0.6 .

Berdasarkan sajian tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai Composite Reliability

dari masing-masing variabel penelitian > 0.6 maka dengan demikian hasil ini dapat

menunjukkan bahwa masing-masing variabel penelitian yaitu Likuiditas,

Solvabilitas, Profitabilitas, Nilai Perusahaan dan Harga Saham telah memenuhi

persyaratan nilai Composite Reliability, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua

variabel adalah reliabel atau sudah memenuhi uji reliabilitas.

Tabel 3.9

Collinearity Statistics (Outer VIF Values)

VIF

CR 1.000

DER 1.000

ROI 1.000

PBV 1.000

HARGA SAHAM 1.000

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2019

Suatu variabel dapat dinyatakan tidak terjadi korelasi antar variabel atau

memenuhi Variance Inflation Factor (VIF) apabila memiliki nilai Variance

Inflation Factor (VIF) < 5 . Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai

Variance Inflation Factor (VIF) dari masing-masing variabel penelitian < 0.5 maka

dengan demikian hasil ini dapat menunjukkan bahwa masing-masing variabel

penelitian yaitu Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas, Nilai Perusahaan dan Harga

Saham telah memenuhi persyaratan nilai Variance Inflation Factor (VIF), sehingga

Page 150: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

135

dapat disimpulkan bahwa semua variabel memenuhi uji dan tidak terjadi

permasalahan multikolonieritas.

3.2.2 Inner Model

Inner Model bisa digunakan untuk mengetahui bagaimana tingkat pengaruh

variabel independen terhadap dependen dan variabel independen terhadap

intervening melalui R-Square serta seberapa besar variabel diluar penelitian yang

mempengaruhi penelitian. Untuk menguji model struktural atau disebut juga Inner

Model adalah sebagai berikut

Tabel 3.10

R Square

R Square R Square Adjusted

HARGA SAHAM 0,381 0,343

NILAI PERUSAHAAN 0,618 0,600

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2019

Nilai R Square dapat digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel laten

dependen apakah memiliki pengaruh yang substantif. Nilai R Square 0.75, 0.50 dan

0.25 dapat disimpulkan bahwa model kuat, moderate dan lemah. Hasil dari R

Square merepresentasikan jumlah variance dari konstruk yang dijelaskan oleh

model. Maka dengan demikian hasil ini dapat menunjukkan variabel Harga Saham

memiliki nilai R Square sebesar 0,381 yang masuk dalam kategori lemah. Perolehan

nilai tersebut menjelaskan bahwa presentase besarnya Harga Saham dapat

dijelaskan oleh Likuiditas, Solvabilitas dan Profitabilitas sebesar 0,381 atau

38,10%. Nilai Perusahaan dalam model memiliki nilai R Square sebesar 0,618 yang

masuk dalam kategori moderate. Perolehan nilai tersebut menjelaskan bahwa

Page 151: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

136

presentase besarnya Price Book Value (PBV) dapat dijelaskan oleh Likuiditas,

Solvabilitas dan Profitabilitas sebesar 0,618 atau 61,80% dan sisanya dipengaruhi

oleh variabel diluar penelitian.

Gambar 3.11 Model PLS Algorithm

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2019

Berdasarkan Gambar 3.11 Model PLS Algorithm maka digambarkan

hubungan dengan satu variabel intervening. Sesuai dengan dengan hipotesis yang

diajukan dan teori yang mendasarinya maka model tersebut menunjukkan adanya

hubungan dari variabel independen ke dependen, variabel independen ke

intervening.

3.3 Uji Hipotesis

Uji hipotesis analisis jalur pada penelitian ini dilakukan dengan melihat hasil

uji t dimana dalam penelitian ini dijelaskan oleh nilai T-Statistics atau nilai P-

Values pada Path Coefficient untuk melihat pengaruh langsung dan Total Indirect

Page 152: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

137

Effect untuk melihat pengaruh tidak langsung. Hipotesis penelitian dapat

dinyatakan diterima apabila nilai T-Statistics > 1.96 atau P-Values < 0,05. Berikut

ini adalah hasil uji hipotesis yang diperoleh dalam penelitian ini melalui inner

model :

Tabel 3.11

Path Coefficient

Original

Sample

(O)

Sample

Mean

(M)

Standard

Deviation

(STDEV)

T Statistics

(|O/STDEV|) P Values Keterangan

LIKUIDITAS ->

NILAI

PERUSAHAAN

-0,031 -0,024 0,057 0,539 0,590 Tidak

Signifikan

SOLVABILITAS ->

NILAI

PERUSAHAAN

0,825 0,805 0,097 8,537 0,000 Signifikan

PROFITABILITAS ->

NILAI

PERUSAHAAN

0,269 0,283 0,088 3,057 0,002 Signifikan

LIKUIDITAS ->

HARGA SAHAM 0,018 0,023 0,091 0,195 0,845

Tidak

Signifikan

SOLVABILITAS ->

HARGA SAHAM -0,439 -0,445 0,190 2,314 0,021 Signifikan

PROFITABILITAS ->

HARGA SAHAM -0,120 -0,135 0,142 0,846 0,398

Tidak

Signifikan

NILAI

PERUSAHAAN ->

HARGA SAHAM

0,889 0,891 0,178 4,984 0,000 Signifikan

Sumber : Data sekunder diolah, 2019

Berdasarkan Tabel 3.11 Path Coefficient, diketahui perhitungan uji secara

parsial seberapa besar pengaruh langsung dan nilai signifikansi dari variabel-

variabel yang peneliti gunakan seperti sebagai berikut:

1) Pengaruh Likuiditas terhadap Nilai Perusahaan

Ha : Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan

Page 153: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

138

H0 : Likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan tabel 3.11 Path Coefficient diketahui pengaruh Likuiditas

terhadap Nilai Perusahaan adalah tidak signifikan dengan T-Statistics

sebesar 0,539 < 1.96 dan nilai original sample adalah negatif yaitu 0,031

dengan Standard Deviation yaitu 0,057. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa Ha ditolak dan H0 diterima.

2) Pengaruh Solvabilitas terhadap Nilai Perusahaan

Ha : Solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan

H0 : Solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan tabel 3.11 Path Coefficient diketahui pengaruh Solvabilitas

terhadap Nilai Perusahaan adalah signifikan dengan T-Statistics sebesar

8,537 > 1.96 dan nilai original sample adalah positif yaitu 0,825 dengan

Standard Deviation yaitu 0,097. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha

diterima dan H0 ditolak.

3) Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan

Ha : Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan

H0 : Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan tabel 3.11 Path Coefficient diketahui pengaruh Profitabilitas

terhadap Nilai Perusahaan adalah signifikan dengan T-Statistics sebesar

3,057 > 1.96 dan nilai original sample adalah positif yaitu 0,269 dengan

Standard Deviation yaitu 0,088. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha

diterima dan H0 ditolak.

Page 154: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

139

4) Pengaruh Likuiditas terhadap Harga Saham

Ha : Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham

H0 : Likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham

Berdasarkan tabel 3.11 Path Coefficient diketahui pengaruh Likuiditas

terhadap Harga Saham adalah tidak signifikan dengan T-Statistics sebesar

0,195 < 1.96 dan nilai original sample adalah positif yaitu 0,018 dengan

Standard Deviation yaitu 0,091. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha

ditolak dan H0 diterima.

5) Pengaruh Solvabilitas terhadap Harga Saham

Ha : Solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham

H0 : Solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham

Berdasarkan tabel 3.11 Path Coefficient diketahui pengaruh

Solvabilitas terhadap Harga Saham adalah signifikan dengan T-Statistics

sebesar 2,314 > 1.96 dan nilai original sample adalah negatif yaitu -0,439

dengan Standard Deviation yaitu 0,190. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

Ha diterima dan H0 ditolak.

6) Pengaruh Profitabilitas terhadap Harga Saham

Ha : Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham

H0 : Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham

Berdasarkan tabel 3.11 Path Coefficient diketahui pengaruh

Profitabilitas terhadap Harga Saham adalah tidak signifikan dengan T-

Statistics sebesar 0,846 < 1.96 dan nilai original sample adalah negatif yaitu

Page 155: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

140

-0,120 dengan Standard Deviation yaitu 0,142. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa Ha ditolak dan H0 diterima.

7) Pengaruh Nilai Perusahaan terhadap Harga Saham

Ha : Nilai Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham

H0 : Nilai Perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham

Berdasarkan tabel 3.11 Path Coefficient diketahui pengaruh Nilai

Perusahaan terhadap Harga Saham adalah signifikan dengan T-Statistics

sebesar 4,984 > 1.96 dan nilai original sample adalah positif yaitu 0,889

dengan Standard Deviation yaitu 0,178. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa Ha diterima dan H0 ditolak.

Hasil di atas dapat digambarkan dengan tabel sebagai berikut :

Tabel 3.12

Hasil nilai koefisien

Variabel Nilai

Likuiditas terhadap Harga Saham 0,018

Solvabilitas terhadap Harga Saham -0,439

Profitabilitas terhadap Harga Saham -0,120

Likuiditas terhadap Nilai Perusahaan -0,031

Solvabilitas terhadap Nilai Perusahaan 0,825

Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan 0,269

Nilai Perusahaan terhadap Harga Saham 0,889

Sumber : Data Sekunder diolah, 2019

Maka didapatkan persamaan sebagai berikut :

Nilai Perusahaan = -0.031Likuiditas + 0,825Solvabilitas + 0,269Profitabilitas

Harga Saham = 0,018Likuiditas+ -0,439Solvabilitas + -0,120Profitabilitas

Page 156: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

141

Tabel 3.13

Total Indirect Effects

Original

Sample

(O)

Sample

Mean

(M)

Standard

Deviation

(STDEV)

T Statistics

(|O/STDEV|)

P

Values Keterangan

LIKUIDITAS->

HARGA SAHAM -0,027 -0,021 0,048 0,566 0,572

Tidak

Signifikan

LIKUIDITAS ->

NILAI

PERUSAHAAN

0,000 0,000

SOLVABILITAS ->

HARGA SAHAM 0,733 0,728 0,210 3,485 0,001

Signifikan

SOLVABILITAS ->

NILAI

PERUSAHAAN

0,000 0,000

PROFITABILITAS ->

HARGA SAHAM 0,239 0,251 0,089 2,685 0,007

Signifikan

PROFITABILITAS ->

NILAI

PERUSAHAAN

0,000 0,000

Sumber : Data Sekunder diolah tahun 2019

Berdasarkan Tabel 3.13 Total Indirect Effect, maka penjelasan seberapa besar

pengaruh tidak langsung dan nilai signifikansi dari variabel-variabel yang peneliti

gunakan adalah sebagai berikut :

1) Pengaruh Likuiditas terhadap Harga Saham melalui Nilai Perusahaan

Ha : Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham melalui Nilai

Perusahaan

H0 : Likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham melalui

Nilai Perusahaan

Berdasarkan Tabel 3.13 Total Indirect Effect diketahui pengaruh

Likuiditas terhadap Harga Saham melalui Nilai Perusahaan sebagai variabel

intervening adalah tidak signifikan dengan T-Statisticcs sebesar 0,566 <

1.96 dan nilai original sample adalah negatif yaitu -0,027 dengan Standard

Page 157: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

142

Deviation yaitu 0,048. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha ditolak dan

H0 diterima.

2) Pengaruh Solvabilitas terhadap Harga Saham melalui Nilai Perusahaan

Ha : Solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham melalui

Nilai Perusahaan

H0 : Solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham

melalui Nilai Perusahaan

Berdasarkan Tabel 3.13 Total Indirect Effect diketahui pengaruh

Solvabilitas terhadap Harga Saham melalui Nilai Perusahaan sebagai

variabel intervening adalah signifikan dengan T-Statistics sebesar 3,485 >

1.96 dan nilai original sample adalah positif yaitu 0,733 dengan Standard

Deviation yaitu 3,485. Sehingga data disimpulkan bahwa Ha diterima dan

H0 ditolak.

3) Pengaruh Profitabilitas terhadap Harga Saham melalui Nilai Perusahaan

Ha : Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham melalui

Nilai Perusahaan

H0 : Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham

melalui Nilai Perusahaan

Berdasarkan Tabel 3.13 Total Indirect Effect diketahui pengaruh

Profitabilitas terhadap Harga Saham melalui Nilai Perusahaan adalah

signifikan dengan T-Statistics sebesar 2,685 > 1.96 dan nilai original sample

adalah positif yaitu 0,239 dengan Standard Deviation yaitu 0,089. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak.

Page 158: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

143

Gambar 3.12 Model PLS Bootstrapping

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2019

Berdasarkan Gambar 3.12 Model PLS Bootstrapping maka dapat diketahui

seberapa besar signifikansi dari variabel-variabel yang diteliti. Berdasarkan olah

data yang telah dilakukan, hasilnya dapat digunakan untuk menjawab hipotesis

analisis jalur secara parsial pada penelitian ini.

3.4 Pembahasan

Dalam uji analisis jalur (path analysis) antara variabel Likuiditas, Solvabilitas

dan Profitabilitas menunjukkan pengaruh yang berbeda-beda setiap variabel bebas

(independen) terhadap Harga Saham dengan melalui Nilai Perusahaan sebagai

variabel intervening.

Berikut ini adalah analisis terkait pengaruh antar variabel sesuai hipotesis yang

diajukan :

0.539

8.537

3.057

0.846

4.984

0.195

2.314

Page 159: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

144

3.4.1 Pengaruh Likuiditas terhadap Nilai Perusahaan

Current Ratio (CR), menurut Sudana (2011), merupakan kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva yang

dimiliki. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat Current

Ratio (CR) maka baik bagi perusahaan. Bagi investor justru akan membahayakan

karena nilai yang terlalu tinggi dianggap jika perusahaan tersebut tidak

mendayagunakan aktivanya dengan baik. Hasil penelitian Hasania, Murni, dan

Mandagie (2016) menyimpulkan bahwa Current Ratio (CR) memiliki pengaruh

positif terhadap Price Book Value (PBV) sedangkan menurut penelitian Wulandari

(2013) menyatakan bahwa Current Ratio (CR) tidak berpengaruh signifikan

terhadap Price Book Value (PBV).

Berdasarkan hasil tabel 3.11 Path Coefficient menunjukkan bahwa Likuiditas

memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada

studi perusahaan jasa sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi yang tercatat di

Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2017. Nilai T-Statistics sebesar 0,539 < 1,96

sehingga dinyatakan Likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap Nilai

Perusahaan dengan nilai original sampel sebesar -0,031. Pengaruh negatif

menandakan bahwa adanya hubungan yang tidak searah antara Likuiditas dengan

Nilai Perusahaan. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa

semakin tinggi tingkat likuiditas perusahaan akan mendorong nilai perusahaan.

Hasil penelitian menunjukkan semakin tinggi Likuiditas maka menurunkan nilai

perusahaan karena adanya aset menganggur yang tidak dimanfaatkan dengan baik

oleh manajemen perusahaan sehingga hal ini menjadi sinyal negatif untuk penilaian

Page 160: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

145

investor. Adanya ketidakstabilan data membuat pengaruhnya menjadi tidak

signifikan dikarenakan beberapa data perusahaan yang memiliki likuiditas terlalu

tinggi dan jauh diatas rata-rata industri.

Hasil uji secara parsial dengan T-Statistics sebesar 0,539 < 1,96 menandakan

hipotesis pertama ditolak di mana Likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap

Nilai Perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian Wulandari (2013) menyatakan

bahwa Current Ratio (CR) tidak berpengaruh signifikan terhadap Price Book Value

(PBV). Sehingga dapat disimpulkan pada penelitian ini bahwa Current Ratio (CR)

tidak berpengaruh signifikan terhadap Price Book Value (PBV) pada studi

perusahaan jasa sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi yang tercatat di Bursa

Efek Indonesia tahun 2011-2017.

3.4.2 Pengaruh Solvabilitas terhadap Nilai Perusahaan

Debt to Equity Ratio (DER), menurut Kasmir (2012), merupakan rasio yang

digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Dengan kata lain, Debt to Equity

Ratio (DER) merupakan perhitungan antara total utang dengan dengan modal.

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa bagian dari setiap rupiah modal yang

dijadikan sebagai jaminan utang.

Tingkat Debt to Equity Ratio (DER) yang rendah memberikan sinyal positif

bagi investor terhadap penilaian perusahaan di mana tingginya tingkat pendanaan

debitur yang berasal dari modal pemilik itu sendiri. Hasil penelitian Hasania,

Murni, dan Mandagie (2016) dan Mannopo dan Arie (2016) menyimpulkan bahwa

Debt to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh signifikan terhadap Price Book

Value (PBV) namun hasil ini bertolak belakang dengan penelitian Sukoco (2013)

Page 161: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

146

menyimpulkan bahwa, Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan

terhadap Price Book Value (PBV).

Berdasarkan hasil tabel 3.11 Path Coefficient menunjukkan bahwa Solvabilitas

memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada studi

perusahaan jasa sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi yang tercatat di Bursa

Efek Indonesia tahun 2011-2017. Nilai T-Statistics sebesar 8,537 > 1,96 sehingga

dinyatakan Solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan dengan

nilai original sampel sebesar 0,825. Pengaruh positif menandakan bahwa adanya

hubungan yang searah antara Solvabilitas dengan Nilai Perusahaan. Semakin tinggi

nilai Solvabilitas maka semakin besar resiko keuangannya bagi pemegang saham.

Penambahan hutang bisa memperbesar resiko perusahaan dan semakin besar

hutang dalam perusahaan tersebut dinilai berani dalam mengambil keputusan.

Melihat kinerja perusahaan dalam operasional untuk menghasilkan laba juga maka

hal ini memberi penilaian positif investor terhadap perusahaan.

Hasil penelitian ini mendukung teori kedua M&M dimana penggunaan hutang

akan memberikan manfaat yaitu meningkatkan nilai perusahaan. M&M

menunjukkan bahwa dengan menggunakan hutang (bahkan menggunakan hutang

yang lebih banyak) perusahaan bisa meningkatkan nilainya apabila ada pajak.

Pelonggaran asumsi terutama dengan adanya pajak karena menggunakan hutang

maka perusahaan perlu bekerja pada target debt ratio yang akan memaksimumkan

nilai perusahaan. M&M tidak menyarankan menggunakan hutang sebanyak-

banyaknya karena mengakibatkan ketidaksempurnaan pasar (Husnan, 1993). Hal

ini juga bisa berdampak pada kebangkrutan (financial distress).

Page 162: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

147

Hasil uji secara parsial dengan T-Statistics sebesar 8,537 > 1,96 menandakan

hipotesis kedua diterima di mana Solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap Nilai

Perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian Hasania, Murni, dan Mandagie

(2016) dan Mannopo dan Arie (2016) menyimpulkan bahwa Debt to Equity Ratio

(DER) memiliki pengaruh signifikan terhadap Price Book Value (PBV). Sehingga

dapat disimpulkan pada penelitian ini bahwa Solvabilitas berpengaruh signifikan

terhadap Nilai Perusahaan pada studi perusahaan jasa sektor infrastruktur, utilitas

dan transportasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2017.

3.4.3 Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan

Return On Investment (ROI) atau Return On Total Assets, menurut Kasmir

(2012), merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang

digunakan dalam perusahaan. Return On Investment (ROI) merupakan salah satu

rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan

investasi yang ditanamkan dalam total asset yang digunakan untuk memperoleh

keuntungan. Nilai Return On Investment (ROI) yang tinggi akan memberikan sinyal

positif bagi investor bahwa perusahaan menghasilkan dalam kondisi yang

menguntungkan.

Nilai rasio yang tinggi menjadi daya tarik investor untuk memiliki saham

perusahaan, sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan. Hasil penelitian

Ayuningtyas dan Kurnia (2013) menemukan bukti bahwa, profitabilitas yang

diukur dengan Return On Investment (ROI) berpengaruh positif signifikan terhadap

nilai perusahaan. Hasil penelitian Hamidah dan Umdiana (2017) dan Mannopo

dan Arie (2016) menyimpulkan bahwa, Return On Investment (ROI) memiliki

Page 163: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

148

pengaruh signifikan terhadap Price Book Value (PBV) sedangkan menurut

penelitian Hermawati, Paramita dan Oemar (2018) menyatakan bahwa Return On

Investment (ROI) tidak berpengaruh signifikan terhadap Price Book Value (PBV).

Berdasarkan hasil tabel 3.11 Path Coefficient menunjukkan bahwa

Profitabilitas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan

pada studi perusahaan jasa sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi yang

tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2017. Nilai T-Statistics sebesar 3,057

> 1,96 sehingga dinyatakan Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Nilai

Perusahaan dengan nilai original sampel sebesar 0,269. Pengaruh positif

menandakan bahwa adanya hubungan yang searah antara Profitabilitas dengan

Nilai Perusahaan. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin

tinggi tingkat keuntungan yang didapat maka perusahaan ini dianggap efisien

dalam menggunakan total asetnya untuk memperoleh laba bersih setelah pajak.

Maka investor akan merespon positif sinyal ini terhadap penilaian perusahaan,

investor akan menaruh harapan terhadap kondisi perusahaan yang menguntungkan.

Signalling theory menjelaskan mengapa perusahaan mempuyai dorongan

untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan

perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat asimetri informasi antara

perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai

perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar (investor dan

kreditor). Kurangnya informasi bagi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan

mereka melindungi diri mereka dengan mmberikan harga yang rendah untuk

perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengurangi

Page 164: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

149

informasi asimetri. Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah

dengan memberikan sinyal pada pihak luar (Arifin, 2005).

Hasil penelitian ini mendukung teori sinyal yang ada. Jika pengumuman

tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu

pengumuman tersebut diterima oleh pasar (Hartono, 2000). Oleh karena perusahaan

dirasa mampu memberikan informasi ke pihak eksternal secara positif sehingga

pasar mampu merespon positif pula sehingga investor menilai perusahaan tersebut

baik.

Hasil uji secara parsial dengan T-Statistics sebesar 3,057 > 1,96 menandakan

hipotesis ketiga diterima di mana Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap

Nilai Perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian Hamidah dan Umdiana (2017)

dan Mannopo dan Arie (2016) menyimpulkan bahwa, Return On Investment (ROI)

memiliki pengaruh signifikan terhadap Price Book Value (PBV). Sehingga dapat

disimpulkan pada penelitian ini bahwa Return On Investment (ROI) berpengaruh

signifikan terhadap Price Book Value (PBV) pada studi perusahaan jasa sektor

infrastruktur, utilitas dan transportasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun

2011-2017.

3.4.4 Pengaruh Likuiditas terhadap Harga Saham

Current Ratio (CR), menurut Kasmir (2012), merupakan rasio untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang

yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Current Ratio (CR)

merupakan ukuran yang digunakan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek

dengan menggunakan aktiva lancar perusahaan (Megawati, 2018). Current Ratio

Page 165: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

150

(CR) yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam

likuiditas namun suatu perusahaan yang memiliki Current Ratio (CR) terlalu tinggi

juga kurang bagus karena menunjukkan banyaknya dana menganggur.

Nilai Current Ratio (CR) yang terlalu tinggi dapat mengindikasi adanya

penimbunan kas, banyak piutang tidak tertagih, penumpukan persediaan. Bagi para

pemegang saham situasi tersebut dianggap tidak baik atau dalam artian para

manajer perusahaan tidak mendayagunakan aktiva lancar secara baik dan efektif.

Current Ratio (CR) yang tinggi akan menimbulkan kepercayaan investor untuk

melakukan investasi ke perusahaan. Karena perusahaan dinilai memiliki

kemampuan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya sehingga

dapat meningkatkan permintaan saham perusahaan tersebut. Semakin tinggi tingkat

Current Ratio (CR) maka akan berpengaruh baik terhadap kinerja keuangan

perusahaan serta harga saham perusahaan. Hasil penelitian Megawati (2018)

menyimpulkan bahwa Current Ratio (CR) memiliki pengaruh signifikan terhadap

harga saham sedangkan Anshari (2016) menyimpulkan bahwa Current Ratio (CR)

tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Berdasarkan hasil tabel 3.11 Path Coefficient menunjukkan bahwa Likuiditas

memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Harga Saham pada studi

perusahaan jasa sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi yang tercatat di Bursa

Efek Indonesia tahun 2011-2017. Nilai T-Statistics sebesar 0,195 < 1,96 sehingga

dinyatakan Likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham dengan

nilai original sampel sebesar 0,018. Pengaruh positif menandakan bahwa semakin

tinggi nilai Likuiditas maka semakin tinggi harga saham. Likuiditas perusahaan

Page 166: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

151

akan menimbulkan kepercayaan investor untuk melakukan investasi ke perusahaan.

Karena perusahaan dinilai memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban-

kewajiban jangka pendeknya sehingga dapat meningkatkan permintaan saham

perusahaan tersebut. Hal ini dilakukan manajemen dengan maksud untuk memberi

reaksi kepada para calon investor dan para pemegang saham khususnya bahwa

kondisi perusahaan berada dalam kondisi aman dan stabil maka harga saham

perusahaan juga cenderung stabil dan bisa mengalami kenaikan (Fahmi, 2013).

Berdasarkan pernyataan tersebut maka perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi

akan diminati para investor dan akan berimbas pula pada harga saham yang

cenderung naik akibat tingginya permintaan. Adanya ketidakstabilan data bisa

membuat pengaruhnya menjadi tidak signifikan dikarenakan beberapa data

perusahaan yang memiliki likuiditas terlalu tinggi dan jauh diatas rata-rata industri.

Hasil uji secara parsial dengan T-Statistics sebesar 0,195 < 1,96 menandakan

hipotesis keempat ditolak di mana Likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap

harga saham. Hal ini sejalan dengan penelitian Anshari (2016) menyimpulkan

bahwa Current Ratio (CR) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Sehingga dapat disimpulkan pada penelitian ini bahwa Likuiditas tidak berpengaruh

signifikan terhadap Harga Saham pada studi perusahaan jasa sektor infrastruktur,

utilitas dan transportasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2017.

3.4.5 Pengaruh Solvabilitas terhadap Harga Saham

Debt to Equity Ratio (DER), menurut Kasmir (2012), merupakan rasio yang

digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio leverage menunjukkan

seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh pihak luar dengan kemampuan perusahaan

Page 167: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

152

yang digambarkan oleh modal (Zaki , Islahuddin , dan Shabri, 2017). Rasio ini

berhubungan dengan keputusan pendanaan dimana perusahaan lebih memilih

pembiayaan hutang dibandingkan modal sendiri.

Rasio Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan persentase penyediaan dana

oleh pemegang saham kepada pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio, semakin

rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Rasio yang

tinggi menunjukkan komposisi tingkat utang semakin besar apabila dibandingkan

dengan total modal sendiri, sehingga hal ini akan berdampak pada semakin besar

pula beban perusahaan terhadap pihak eksternal. Semakin besar nilai leverage,

struktur permodalan usaha relatif lebih banyak memanfaatkan hutang terhadap

ekuitas.

Analisis leverage yang menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) dapat dilihat

proporsi penggunaan hutang yang semakin besar menjadi resiko bagi investor dan

dapat menurunkan harga saham. Pengukuran leverage keuangan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio (DER). Rasio ini menunjukkan

persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman.

Hasil penelitian Zaki , Islahuddin , dan Shabri (2017) menunjukkan bahwa Debt to

Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham sedangkan

menurut penelitian Pandansari (2012) menyimpulkan bahwa Debt to Equity Ratio

(DER) memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham.

Berdasarkan hasil tabel 3.11 Path Coefficient menunjukkan bahwa Solvabilitas

memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap Harga Saham pada studi

perusahaan jasa sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi yang tercatat di Bursa

Page 168: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

153

Efek Indonesia tahun 2011-2017. Nilai T-Statistics sebesar 2,314 > 1,96 sehingga

dinyatakan Solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham dengan nilai

original sampel sebesar -0,439. Pengaruh negatif menandakan adanya hubungan

tidak searah yang berarti semakin tinggi nilai Solvabilitas maka harga saham akan

turun. Hal ini sesuai dengan teori-teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi

nilai Solvabilitas maka semakin besar resiko keuangannya bagi pemegang saham.

Penambahan hutang bisa memperbesar resiko perusahaan dan semakin besar hutang

maka cenderung menurunkan harga saham karena permintaan akan saham tersebut

yang menurun. Investor melihat keadaan ini sebagai sinyal bahwa saham

perusahaan tersebut sangat beresiko.

Berdasarkan teori struktur modal M&M yang menyatakan penggunaan hutang

mampu memberikan manfaat. M&M tidak menyarankan menggunakan hutang

sebanyak-banyaknya karena mengakibatkan ketidaksempurnaan pasar (Husnan,

1993). Hal ini juga bisa berdampak pada kebangkrutan (financial distress) karena

penggunaan hutang yang terlalu tinggi bisa menekan laba setelah pajak sehingga

mengakibatkan sinyal negatif untuk para investor yang menilai perusahaan ini

terlalu beresiko dan memiliki harapan rendah terhadap prospek perusahaan ini.

Hasil uji secara parsial dengan T-Statistics sebesar 2,314 > 1,96 menandakan

hipotesis kelima diterima di mana Solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap

Harga Saham. Hal ini sejalan dengan penelitian Pandansari (2012) menyimpulkan

bahwa Debt to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh signifikan terhadap harga

saham. Sehingga dapat disimpulkan pada penelitian ini bahwa Solvabilitas

berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham pada studi perusahaan jasa sektor

Page 169: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

154

infrastruktur, utilitas dan transportasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun

2011-2017.

3.4.6 Pengaruh Profitabilitas terhadap Harga Saham

Return On Investment (ROI) atau Return On Total Assets, menurut Kasmir

(2012), merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang

digunakan dalam perusahaan. Return On Investment (ROI) merupakan salah satu

rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan

investasi yang ditanamkan dalam total asset yang digunakan untuk memperoleh

keuntungan (Hamidah dan Umdiana, 2017). Rasio ini masuk dalam profitabilitas.

Nilai Return On Investment (ROI) yang tinggi akan memberikan sinyal positif

bagi investor bahwa perusahaan menghasilkan dalam kondisi yang

menguntungkan. Hal ini menjadi daya tarik investor untuk memiliki saham

perusahaan sehingga akan meningkatkan permintaan dan mendorong kenaikan

harga saham. Hasil penelitian Pandansari (2012) menunjukkan Return On

Investment (ROI) berpengaruh positif terhadap harga saham. Hamidah dan

Umdiana (2017) dan Zaki, Islahuddin, dan Shabri (2017) menyimpulkan bahwa

Return On Investment (ROI) memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham

sedangkan menurut Wangarry, Poputra, dan Runtu (2015) yang menyatakan bahwa

Return On Investment (ROI) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Berdasarkan hasil tabel 3.11 Path Coefficient menunjukkan bahwa

Profitabilitas memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Harga

Saham pada studi perusahaan jasa sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi yang

tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2017. Nilai T-Statistics sebesar 0,846

Page 170: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

155

< 1,96 sehingga dinyatakan Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap

Harga Saham dengan nilai original sampel sebesar -0,120. Pengaruh negatif

menandakan bahwa adanya hubungan yang tidak searah antara Profitabilitas

dengan harga saham. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa

semakin tinggi tingkat keuntungan yang didapat maka akan mendorong kenaikan

harga saham karena permintaan yang terjadi.

Jika memperhatikan hasil perhitungan data sekunder maka hal yang

sebenarnya terjadi adalah mayoritas data sampel memiliki hubungan yang searah

antara Return On Investment (ROI) dengan harga saham namun hasil dari penelitian

ini tidak mendukung teori bisa dikarenakan kondisi keuangan beberapa perusahaan

selama tahun penelitian dalam keadaan tidak stabil. Investor pada umumnya

melihat keadaan ini sebagai sinyal yang kurang baik sehingga menurunkan

permintaan terhadap saham perusahaan yang menyebabkan penurunan harga

saham. Apabila nilai keuntungan bersih yang didapatkan tidak stabil maka

dianggap perusahaan belum bisa mengelola seluruh asetnya dengan efektif yang

mana akan berdampak pada menurunnya respon pasar karena harapan investor

adalah mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Keuntungan tidak stabil bisa

dikarenakan penggunaan hutang yang terlalu tinggi sehingga hal ini menjadi sinyal

negatif untuk investor karena perusahaan dianggap dalam keadaan beresiko.

Signalling theory menjelaskan mengapa perusahaan mempuyai dorongan

untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan

perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat asimetri informasi antara

perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai

Page 171: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

156

perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar (investor dan

kreditor). Kurangya informasi bagi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan

mereka melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah untuk

perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengurangi

informasi asimetri. Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah

dengan memberikan sinyal pada pihak luar (Arifin, 2005). Oleh karena perusahaan

dirasa tidak memberikan informasi ke pihak eksternal secara positif karena ketidak

stabilan informasi keuangan yang diterima sehingga pasar tidak merespon dengan

baik pula akibatnya terjadi penurunan permintaan.

Hasil uji secara parsial dengan T-Statistics sebesar 0,846 < 1,96 menandakan

hipotesis ketiga ditolak di mana Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap

harga saham. Hal ini sejalan dengan penelitian Wangarry, Poputra, dan Runtu

(2015) yang menyatakan bahwa Return On Investment (ROI) tidak berpengaruh

signifikan terhadap harga saham. Sehingga dapat disimpulkan pada penelitian ini

bahwa Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham pada studi

perusahaan jasa sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi yang tercatat di Bursa

Efek Indonesia tahun 2011-2017.

3.4.7 Pengaruh Nilai Perusahaan terhadap Harga Saham

Nilai perusahaan, menurut Brigham dan Houston (2010), adalah suatu

bentuk kepercayaan masyarakat terhadap suatu perusahaan dengan menanamkan

modal saham pada perusahaan tersebut yang berdampak pada meningkatnya

harga saham pada perusahaan tersebut. Price Book Value (PBV) yaitu salah satu

indikator utama untuk melihat apakah suatu saham mahal atau tidak. Oleh sebab itu

Page 172: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

157

Price Book Value (PBV) sangat berpengaruh terhadap harga saham. Hal tersebut

dapat dilihat jika nilai pasar saham lebih tinggi dari nilai intrinsiknya berarti saham

tersebut tergolong mahal (overvalued). Jika nilai pasar saham lebih rendah dari nilai

intrinsiknya berarti saham tersebut tergolong rendah (undervalued).

Nilai perusahaan dengan perhitungan Price Book Value (PBV) yang tinggi

membuat harga saham juga tinggi dan akan diikuti dengan tingginya kemakmuran

pemegang saham. Hasil penelitian Dewi dan Suaryana (2013) menyimpulkan

bahwa Price Book Value (PBV) memiliki pengaruh signifikan terhadap harga

saham sedangkan menurut Putri (2018) menyimpulkan Price Book Value (PBV)

tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Berdasarkan hasil tabel 3.11 Path Coefficient menunjukkan bahwa Nilai

Perusahaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham pada

studi perusahaan jasa sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi yang tercatat di

Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2017. Nilai T-Statistics sebesar 4,984 > 1,96

sehingga dinyatakan Nilai Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Harga

Saham dengan nilai original sampel sebesar 0,889. Pengaruh positif menandakan

bahwa adanya hubungan yang searah antara Nilai Perusahaan dengan Harga

Saham. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi

penilaian perusahaan maka harga saham cenderung naik karena permintaan yang

meningkat. Kondisi ini menyatakan, perusahaan yang memiliki nilai tinggi

memberikan sinyal kepada investor serta akan mendapat respon positif dari pasar.

Hasil penelitian ini mendukung teori sinyal yang ada. Jika pengumuman

tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu

Page 173: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

158

pengumuman tersebut diterima oleh pasar (Hartono, 2000). Penelian menunjukkan

bahwa perusahaan mampu memberikan informasi kepada pihak eksternal secara

positif sehingga investor menganggap ini merupakan sinyal positif yang mampu

meningkatkan nilai perusahaan dan berakibat permintaan meningkat atau harga

saham meningkat.

Signalling theory menjelaskan mengapa perusahaan mempuyai dorongan

untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan

perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat asimetri informasi antara

perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai

perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar (investor dan

kreditor). Kurangya informasi bagi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan

mereka melindungi diri mereka dengan mmberikan harga yang rendah untuk

perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengurangi

informasi asimetri. Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah

dengan memberikan sinyal pada pihak luar (Arifin, 2005).

Hasil uji secara parsial dengan T-Statistics sebesar 4,984 > 1,96 menandakan

hipotesis ketujuh diterima di mana Nilai Perusahaan berpengaruh signifikan

terhadap Harga Saham. Hal ini sejalan dengan penelitian Dewi dan Suaryana (2013)

menyimpulkan bahwa Price Book Value (PBV) memiliki pengaruh signifikan

terhadap Harga Saham. Sehingga dapat disimpulkan pada penelitian ini bahwa Nilai

Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham pada studi perusahaan

jasa sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi yang tercatat di Bursa Efek

Indonesia tahun 2011-2017.

Page 174: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

159

3.4.8 Pengaruh Likuiditas terhadap Harga Saham melalui Nilai Perusahaan

Current Ratio (CR), menurut Kasmir (2012), merupakan rasio untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang

yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Current Ratio (CR)

yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuiditas.

Tetapi suatu perusahaan yang memiliki Current Ratio (CR) terlalu tinggi juga

kurang bagus karena menunjukkan banyaknya dana menganggur.

Nilai Current Ratio (CR) yang terlalu tinggi dapat mengindikasi adanya

penimbunan kas, banyak piutang tidak tertagih, penumpukan persediaan. Bagi para

pemegang saham situasi tersebut dianggap tidak baik atau dalam artian para

manajer perusahaan tidak mendayagunakan aktiva lancar secara baik dan efektif.

Manajemen perusahaan berusaha untuk menjaga kondisi likuiditas perusahaan

yang sehat dan terpenuhi secara tepat waktu. Hal ini dilakukan dengan maksud

untuk memberi reaksi kepada para calon investor dan para pemegang saham

khususnya bahwa kondisi perusahaan berada dalam kondisi aman dan stabil maka

harga saham perusahaan juga cenderung stabil dan bahkan diharapkan mengalami

kenaikan (Fahmi, 2013).

Hasil penelitian Megawati (2018) menyimpulkan bahwa, Current Ratio (CR)

memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Penelitian Hasania, Murni,

dan Mandagie (2016) menyimpulkan bahwa Current Ratio (CR) memiliki

pengaruh signifikan terhadap Price Book Value (PBV). Dari penelitian tersebut

maka Price Book Value (PBV) bisa dijadikan sebagai variabel intervening atau

Page 175: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

160

mampu memediasi Current Ratio (CR) memiliki pengaruh signifikan terhadap

harga saham.

Berdasarkan hasil tabel 3.13 Total Indirect Effects menunjukkan bahwa

Likuiditas memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Harga Saham

melalui Nilai Perusahaan pada studi perusahaan jasa sektor infrastruktur, utilitas

dan transportasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2017. Nilai T-

Statistics sebesar 0,566 < 1,96 sehingga dinyatakan Likuiditas tidak berpengaruh

signifikan terhadap Harga Saham melalui Nilai Perusahaan dengan nilai original

sampel sebesar -0,027. Pengaruh negatif menandakan bahwa adanya hubungan

yang berlawanan arah antara Likuiditas dengan Harga Saham melalui Nilai

Perusahaan. Apabila nilai Likuiditas naik maka nilai Harga Saham akan turun

melalui hubungan tidak langsung dari Nilai Perusahaan sebagai variabel

intervening. Didasarkan pada hasil pengaruh langsung Likuiditas terhadap Nilai

Perusahaan serta pengaruh langsung Likuiditas terhadap Harga Saham sama-sama

tidak mampu memberi pengaruh signifikan sehingga dinyatakan bahwa Nilai

Perusahaan tidak mampu memediasi Likuiditas terhadap Harga Saham. Adanya

ketidakstabilan data juga bisa membuat pengaruhnya menjadi tidak signifikan

dikarenakan beberapa data perusahaan yang memiliki likuiditas terlalu tinggi dan

jauh diatas rata-rata industri.

Hasil uji secara parsial dengan T-Statistics sebesar 0,566 < 1,96 menandakan

hipotesis kedelapan ditolak di mana Likuiditas tidak berpengaruh signifikan

terhadap Harga Saham melalui Nilai Perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan pada

penelitian ini bahwa mana Likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga

Page 176: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

161

Saham melalui Nilai Perusahaan pada studi perusahaan jasa sektor infrastruktur,

utilitas dan transportasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2017.

3.4.9 Pengaruh Solvabilitas terhadap Harga Saham melalui Nilai Perusahaan

Debt to Equity Ratio (DER), menurut Kasmir (2012), merupakan rasio yang

digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara

membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh

ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan

peminjam (kreditur) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini

berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk

jaminan utang.

Semakin tinggi nilai Debt to Equity Ratio (DER) maka semakin besar resiko

keuangannya bagi pemegang saham. Penambahan hutang bisa memperbesar resiko

perusahaan dan semakin besar hutang maka cenderung menurunkan harga saham.

Keseimbangan antara tingkat resiko dan pengembalian sangat diharapkan untuk

memaksimumkan harga saham.

Hasil penelitian Zaki , Islahuddin , dan Shabri (2017) menunjukkan bahwa

Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham

sedangkan menurut penelitian Pandansari (2017) menyimpulkan bahwa Debt to

Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Penelitian

Hasania, Murni, dan Mandagie (2016) dan Mannopo dan Arie (2016)

menyimpulkan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh signifikan

terhadap Price Book Value (PBV). Dari penelitian tersebut maka Price Book Value

Page 177: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

162

(PBV) bisa dijadikan sebagai variabel intervening atau mampu memediasi Debt to

Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham.

Berdasarkan hasil tabel 3.13 Total Indirect Effects menunjukkan bahwa

Solvabilitas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham

melalui Nilai Perusahaan pada studi perusahaan jasa sektor infrastruktur, utilitas

dan transportasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2017. Nilai T-

Statistics sebesar 3,485 > 1,96 sehingga dinyatakan Solvabilitas berpengaruh

signifikan terhadap Harga Saham melalui Nilai Perusahaan dengan nilai original

sampel sebesar 0,733. Pengaruh positif menandakan bahwa adanya hubungan yang

searah antara Solvabilitas dengan Harga Saham melalui Nilai Perusahaan. Apabila

nilai Solvabilitas naik maka nilai Harga Saham akan naik pula melalui hubungan

tidak langsung dari Nilai Perusahaan sebagai variabel intervening. Kondisi

perusahaan dalam menggunakan hutang yang tinggi merupakan suatu keputusan

yang beresiko namun jika perusahaan mampu menjamin hutangnya menggunakan

ekuitas dengan efektif dengan tidak luput memperhatikan kinerja operasionalnya

dalam menghasilkan laba maka hal ini akan meningkatkan nilai perusahaan

sehingga menimbulkan sinyal bagi investor serta akan mendapat respon positif bagi

pasar dengan meningkatnya permintaan maka harga saham akan naik. Berdasarkan

pada hasil pengaruh signifikan sehingga dinyatakan bahwa Nilai Perusahaan

mampu memediasi Solvabilitas terhadap Harga Saham.

Hasil uji secara parsial dengan T-Statistics sebesar 3,485 > 1,96 menandakan

hipotesis kesembilan diterima di mana Solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap

Harga Saham melalui Nilai Perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan pada

Page 178: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

163

penelitian ini bahwa mana Solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap Harga

Saham melalui Nilai Perusahaan pada studi perusahaan jasa sektor infrastruktur,

utilitas dan transportasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2017.

3.4.10 Pengaruh Profitabilitas terhadap Harga Saham melalui Nilai

Perusahaan

Return On Investment (ROI) atau Return On Total Assets, menurut Kasmir

(2012), merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang

digunakan dalam perusahaan. Tingkat keuntungan yang semakin tinggi menjadi

daya tarik investor untuk memiliki saham perusahaan sehingga turut meningkatkan

nilai perusahaan. Apabila permintaan meningkat maka akan mendorong kenaikan

harga saham.

Hasil penelitian Pandansari (2012) menunjukkan Return On Investment (ROI)

berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hamidah dan Umdiana (2017) dan

Zaki, Islahuddin, dan Shabri (2017) menyimpulkan bahwa Return On Investment

(ROI) memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Penelitian Ayuningtyas

dan Kurnia (2013) menemukan bukti bahwa, profitabilitas yang diukur dengan

Return On Investment (ROI) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Hasil penelitian Hamidah dan Umdiana (2017) dan Mannopo dan Arie (2016)

menyimpulkan bahwa, Return On Investment (ROI) memiliki pengaruh signifikan

terhadap Price Book Value (PBV). Dari penelitian tersebut maka Price Book Value

(PBV) bisa dijadikan sebagai variabel intervening atau mampu memediasi Return

On Investment (ROI) memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham.

Page 179: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

164

Berdasarkan hasil tabel 3.13 Total Indirect Effects menunjukkan bahwa

Profitabilitas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham

melalui Nilai Perusahaan pada studi perusahaan jasa sektor infrastruktur, utilitas

dan transportasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2017. Nilai T-

Statistics sebesar 2,685 > 1,96 sehingga dinyatakan Profitabilitas berpengaruh

signifikan terhadap Harga Saham melalui Nilai Perusahaan dengan nilai original

sampel sebesar 0,239. Pengaruh positif menandakan bahwa adanya hubungan yang

searah antara Profitabilitas dengan Harga Saham melalui Nilai Perusahaan.

Apabila nilai Profitabilitas naik maka nilai Harga Saham akan naik pula melalui

hubungan tidak langsung dari Nilai Perusahaan sebagai variabel intervening.

Semakin baik kinerja perusahaan dalam operasionalnya menghasilkan laba bersih

setelah pajak maka semakin tinggi penilaian perusahaan dan harga saham

cenderung naik karena permintaan yang meningkat. Kondisi ini menyatakan sinyal

untuk investor karena mendapat respon positif dari pasar dengan meningkatnya

permintaan maka harga saham akan naik.

Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar

akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar (Hartono,

2000). Signalling theory menjelaskan mengapa perusahaan mempuyai dorongan

untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan

perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat asimetri informasi antara

perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai

perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar (investor dan

kreditor) (Arifin, 2005). Penelitian menunjukkan bahwa perusahaan mampu

Page 180: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

165

memberikan informasi kepada pihak eksternal secara positif sehingga investor

menganggap ini merupakan sinyal positif yang mampu meningkatkan nilai

perusahaan dan berakibat permintaan meningkat atau harga saham meningkat.

Berdasarkan pada hasil pengaruh signifikan sehingga dinyatakan bahwa Nilai

Perusahaan mampu memediasi Profitabilitas terhadap Harga Saham.

Hasil uji secara parsial dengan T-Statistics sebesar 2,685 > 1,96 menandakan

hipotesis kesepuluh diterima di mana Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap

Harga Saham melalui Nilai Perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan pada

penelitian ini bahwa mana Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Harga

Saham melalui Nilai Perusahaan pada studi perusahaan jasa sektor infrastruktur,

utilitas dan transportasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2017.

Page 181: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

166

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penjelasan analisis hasil dan hipotesis yang diuraikan maka untuk

menjawab tujuan penenelitian yaitu untuk mengetahui mengetahui ada atau

tidaknya pengaruh signifikan Likuiditas, Solvabilitas dan Profitabilitas secara

parsial terhadap Harga Saham dengan Nilai Perusahaan sebagai variabel

intervening studi pada perusahaan jasa sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi

tahun 2011-2017 dapat ditarik kesimpulan serta saran bagi pihak-pihak yang

berkaitan dengan penelitian ini maupun penelitian yang akan datang.

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab

III maka kesimpulan dari penelitian adalah sebagai berikut:

1) Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel Likuiditas sebagai

X1 berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan

sebagai Z studi pada perusahaan jasa sektor infrastruktur, utilitas dan

transportasi tahun 2011-2017.

2) Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel Solvabilitas

sebagai X2 berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan

sebagai Z studi pada perusahaan jasa sektor infrastruktur, utilitas dan

transportasi tahun 2011-2017.

3) Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel Profitabilitas

sebagai X3 berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan

Page 182: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

167

sebagai Z studi pada perusahaan jasa sektor infrastruktur, utilitas dan

transportasi tahun 2011-2017.

4) Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel Likuiditas sebagai

X1 berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Harga Saham sebagai

Y studi pada perusahaan jasa sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi

tahun 2011-2017.

5) Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel Solvabilitas

sebagai X2 berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Harga Saham

sebagai Y studi pada perusahaan jasa sektor infrastruktur, utilitas dan

transportasi tahun 2011-2017.

6) Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel Profitabilitas

sebagai X3 berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Harga

Saham sebagai Y studi pada perusahaan jasa sektor infrastruktur, utilitas

dan transportasi tahun 2011-2017.

7) Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel Nilai Perusahaan

sebagai Z berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham

sebagai Y studi pada perusahaan jasa sektor infrastruktur, utilitas dan

transportasi tahun 2011-2017.

8) Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel Likuiditas sebagai

X1 berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Harga Saham

sebagai Y melalui Nilai Perusahaan sebagai Z studi pada perusahaan jasa

sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi tahun 2011-2017.

Page 183: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

168

9) Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel Solvabilitas

sebagai X2 berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham

sebagai Y melalui Nilai Perusahaan sebagai Z studi pada perusahaan jasa

sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi tahun 2011-2017.

10) Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel Profitabilitas

sebagai X3 berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham

sebagai Y melalui Nilai Perusahaan sebagai Z studi pada perusahaan jasa

sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi tahun 2011-2017.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan , adapun beberapa saran

yaitu sebagai berikut :

1) Bagi Investor

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, disarankan bagi

investor yang ingin berinvestasi khususnya di perusahaan jasa sektor

infrastruktur, utilitas dan transportasi yang tercatat di Bursa Efek

Indonesia (BEI) supaya lebih memperhatikan Likuiditas, Solvabilitas,

Profitabilitas dan Nilai Perusahaan dalam menilai harga saham, kinerja

perusahaan untuk memperkirakan perkembangan bisnis di masa yang akan

datang dan dapat memaksimalkan kemakmuran.

Berdasarkan analisis deskriptif, PT. Perusahaan Gas Negara (Persero)

Tbk dengan kode saham PGAS dan PT. Tower Bersama Infrastructure

Tbk. dengan kode saham TBIG dapat dijadikan pertimbangan bagi

investor dan calon investor dalam melakukan investasi karena memiliki

Page 184: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

169

penilaian yang baik dibanding perusahaan jasa sektor infrastruktur, utilitas

dan transportasi lainnya dan berada diatas rata-rata industri selama 2011-

2017.

2) Bagi Perusahaan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, disarankan bagi

perusahaan yang telah mampu menghasilkan Likuiditas, Solvabilitas,

Profitabilitas dan Nilai Perusahaan di atas rata-rata perusahaan yang

sejenis pada tahun 2011-2017 diharapkan selalu dapat mempertahankan

atau bahkan meningkatkan potensinya dan tidak lupa memperhatikan

faktor internal dan eksternal perusahaan. Sedangkan bagi perusahaan yang

menghasilkan Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas dan Nilai Perusahaan

di bawah rata-rata perusahaan yang sejenis supaya bisa lebih

memperhatikan faktor internal dan eksternal perusahaan.

Perusahaan yang nilainya di bawah rata-rata perusahaan yang sejenis

supaya bisa lebih memperhatikan hutang jangka pendek, aktiva lancar,

total hutang, modal (ekuitas), total aktiva (total aset), dan jumlah saham

beredar. Karena jika proporsi dari masing-masing indikator tersebut tidak

stabil maka akan sangat berdampak pada kinerja dan penilaian perusahaan.

3) Bagi Penelitian Selanjutnya

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, disarankan bagi

peneliti selanjutnya supaya melakukan penelitian dan pengujian lebih

lanjut dengan menambah tahun penelitian agar jauh lebih baik dalam

menilai harga saham dengan menggunakan Likuiditas, Solvabilitas,

Page 185: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

170

Profitabilitas dan Nilai Perusahaan terutama pada perusahaan jasa sektor

infrastruktur, utilitas dan transportasi yang tercatat di Bursa Efek

Indonesia (BEI).

Page 186: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

171

DAFTAR PUSTAKA

Anshari, Budi. 2016. Analisis Pengaruh Current Ratio (CR) Dan Net Profit Margin

(NPM) Terhadap Harga Saham. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, 2, 2, Hal: 97-

115.

Arifin, Zaenal. 2005. Teori Keuangan Dan Pasar Modal. Edisi Pertama.

Yogyakarta: Ekonisia.

Ayuningtias, Dwi dan Kurnia. 2013. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai

Perusahaan; Kebijakan Dividen dan Kesempatan Investasi Sebagai Variabel

Antara. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, 1, 1, Hal: 37-57.

Brealey, Myers, dan Marcus. 2007. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi

kelima. Jakarta: Erlangga.

Brigham, Eugene F. dan Houston, J. F. 2001. Manajemen Keuangan. Terjemahan

oleh Dodo Suharto dkk. Buku 1. Edisi kedelapan, Jakarta : Erlangga.

_____________. 2010. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Terjemahan oleh Ali

Akbar Yulianto. Jilid 1. Edisi kesebelas, Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

_____________. 2011. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Terjemahan oleh Ali

Akbar Yulianto. Jilid 2. Edisi kesebelas, Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

Darmadji, Tjiptono dan Fakhrudin, H. M. 2012. Pasar Modal di Indonesia. Edisi

Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.

Dewi, Putu Dina Aristya dan Suaryana, I.G.N.A. 2013. Pengaruh EPS, DER, dan

PBV Terhadap Harga Saham. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 4,

1. Hal: 215-229.

Fahmi, Irham dan Hadi, Y. L. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi.

Bandung: Alfabeta.

Page 187: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

172

Fahmi, Irham. 2013. Rahasia Saham dan Obligasi Strategi Meraih Keuntungan Tak

Terbatas Dalam Bermain Saham dan Obligasi. Cetakan kesatu, Bandung:

Alfabeta.

Ghozali, Imam dan Latan, H. 2015. Partial Least Square. Konsep, Teknik dan

Aplikasi Menggunakan Program SmartPLS 3.0 Untuk Penelitian Empiris.

Edisi Kedua. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gill, James O. (2004).Dasar-dasar Analisis Keuangan. Jakarta: PPM.

Hadi, Nor. 2015. Pasar Modal. Edisi Dua. Cetakan Pertama. Yogyakarta: GRAHA

ILMU.

Halim, Abdul. 2015. Analisis Investasi dan Aplikasinya: Dalam Aset Keuangan dan

Aset Riil. Jakarta: Salemba Empat.

Hamidah, G. dan Umdiana, N. 2017. Pengaruh Profitabilitas Dan Investment

Opportunity Set (IOS) Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Harga Saham

Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Akuntansi 3, 2. Hal: 90-106.

Hanafi, Mamduh M. 2010. Manajemen Keuangan. Cetakan kelima. Yogyakarta:

BPFE.

Harahap, Sofyan Syafri. 2013. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Cetakan

Kesebelas. Jakarta: Rajawali Pers.

Harjito, Agus dan Martono. 2010. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonisia.

Hartono, Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kelima.

Yogyakarta : BPFE

Hasania, Z., Murni, S. dan Mandagie, Y. 2016. Pengaruh Current Ratio, Ukuran

Perusahaan Struktur Modal Dan ROE Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal

Berkala Ilmiah Efisiensi 16, 3. Hal: 133-144.

Hermawati, D., Paramita, P. D. dan Oemar, A. 2018. Pengaruh Return On

Investment(ROI) dan Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap

Page 188: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

173

Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating.

Journal Accounting, Hal: 1-20

Hery. 2015. Analisis Laporan Keuangan Pendekatan Rasio Keuangan. Cetakan

Pertama. Yogyakarta: Center for Academic Publishing Service (CAPS)

Husnan, Suad. Pembelanjaan Perusahaan (Dasar-Dasar Manajemen Keuangan).

Edisi Keempat. Yogyakarta: 1993.

Husnan, Suad. 2015. Dasar-dasar Teori Portofolio & Analisis Sekuritas. Edisi

Kelima. Yogyakarta: UUP STIM YKPN

https://bisnis.tempo.co/read/1117867/anggaran-infrastruktur-2019-naik-jadi-rp-

4205-t-ini-rinciannya/ diakses pada 10 Maret 2019

https://id.investing.com/equities/diakses pada 2 November 2018

https://www.kemenkeu.go.id/apbn2019/ diakses pada 3 Maret 2019

https://www.sahamok.com/emiten/sektor-infrastruktur-utilitas-transportasi/sub-

sektor-telekomunikasi/ diakses pada 25 Oktober 2018

https://www.ojk.go.id/id/kanal/pasar-modal/regulasi/undang-undang/Documents

/Pages/undang-undang-nomor-8-tahun-1995-tentang-pasar-modal/diakses

pada 25 Oktober 2018

https://www.idx.co.id/perusahaan-tercatat/laporan-keuangan-dan-tahunan/diak-

ses pada 28 November 2018

James O. Gill. 2004. Dasar-Dasa Analisis Keuangan. Cetakan ketiga. Jakarta: PPM

Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Manoppo, H. dan F.V. Arie. 2016. Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan

Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014. Jurnal EMBA 4, 2. Hal: 485-497.

Martono dan Agus Harjito. 2005. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama.

Yogyakarta: Ekonisia.

Page 189: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

174

Megawati, Salma Bela. 2018. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham

Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2012‒2016. Jurnal Pendidikan Ekonomi 7, 5, Hal: 418-429.

Munawir, S. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta:

Liberty.

Pandansari, Fillya Arum. 2012. Analisis Faktor Fundamental Terhadap Harga

Saham (Pada Perusahaan Manufaktur di BEI tahun 2008-2010). Accounting

Analysis Journal 1, 1, Hal: 27-34.

Putri, Hana Tamara. 2018. Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Price Book

Value (PBV) Terhadap Harga Saham. Jurnal Manajemen dan Sains 3, 2,

Hal: 195-202.

Purwohandoko. 2017. The Influence of Firm’s Size, Growth, and Profitability on

Firm Value with Capital Structure as the Mediator: A Study on the

Agricultural Firms Listed in the Indonesian Stock Exchange. International

Journal of Economics and Finance 9, 8, Hal: 103-110.

Rudianto. 2013. Akuntansi ManajemenInformasi Untuk Pengambilan Keputusan

Strategis. Jakarta: Erlangga.

Republik Indonesia. 1995. Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar

Modal. Lembaran Negara RI Tahun 1995, No. 3608. Sekretariat Negara.

Jakarta.

Santoso, Paulus Insap. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif-Pengembangan

Hipotesis dan Pengujiannya Menggunakan SmartPLS. Yogyakarta: Andi

Offset.

Sartono, Agus. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi keempat.

Yogyakarta: BPFE

Sedarmayanti. 2014. Restrukturisasi dan Pemberdayaan Organisasi. Cetakan

Kesatu. Bandung: PT Refika Aditama.

Page 190: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

175

Spence, M. 1973. Job Market Signalling. Quarterly Journal Of Economics, 87,

Page: 355-374.

Sukoco, H. 2013. Analisis Pengaruh Debt to Equity Ratio, Profitabilitas, Firm Size

Dan Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan Melalui Mediasi Dividend

Payout Ratio. Jurnal Bisnis Strategi, 22, 2, Hal: 112-127.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sunariyah. 2011. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Keenam.

Yogyakarta: UPP STIM YKPN

Syamsuddin, Lukman. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Rajawali

Pers.

Tandelillin. Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta: BPFE.

Wangarry, A. R., Poputra, A. T. dan Runtu, T. 2015. Pengaruh Tingkat Return

On Investment (ROI), Net Profit Margin (NPM), Dan Debt To Equity

Ratio (DER) Terhadap Harga Saham. Jurnal EMBA, 3, 4, Hal: 470-477.

Weston, J. Fred dan Brigham, E. F. 1990. Manajemen Keuangan, Penerjemah:

Alfonsus Sirait. Jakarta: Erlangga.

Weston, J. Fred dan Copeland, T. E. 2008. Manajemen Keuangan, Penerjemah: A.

Jaka Wasana. Jakarta: Binarupa Aksara.

Wulandari, Dwi Retno. 2013. Pengaruh Profitabilitas, Operating Leverage Dan

Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Struktur Modal Sebagai

Variabel Intervening. Accounting Analysis Journal, 2, 4, Hal. 455-463.

Zaki, M., Islahuddin ,dan M. Shabri. 2017. Pengaruh Profitabilitas, Leverage

Keuangan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham. Jurnal

Megister Akuntansi Pascasarjana Universitas of Syiah Kuala, 6, 2, Hal: 58-

66.

Page 191: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

LAMPIRAN

Page 192: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

Lampiran A

Sampel Perusahaan Jasa Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transpotasi yang

Tercatat Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2017

Sumber : www.sahamok.com, diakses tahun 2019.

No. Kode Saham Nama Emiten Tanggal IPO

1 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. 15 Desember 2003

2 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk. 09 Januari 1995

3 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. 14 November 1995

4 ASSA Adi Sarana Armada Tbk. 12 November 2012

5 CASS Cardig Aero Services Tbk. 05 Desember 2011

6 NELY Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk. 11 Oktober 2012

7 TMAS Pelayaran Tempuran Emas Tbk. 09 Juli 2003

8 IBST Inti Bangun Sejahtera Tbk. 31 Agustus 2012

9 TBIG Tower Bersama Infrastructure Tbk. 26 Oktober 2010

10 TOWR Sarana Menara Nusantara Tbk. 08 Maret 2010

Page 193: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

Lampiran B

Aktiva Lancar Perusahaan Jasa Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi Periode 2011-2017

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Tahun 2011-2017, diolah 2019

No. Kode

Saham

Aktiva Lancar (Aset Lancar)

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 PGAS 13560806124000 19243034958900 18273939630208 24555699661986 20701323926404 26809316952018 20259844349256

2 JSMR 3996740522000 4531117154000 3788304387000 3641371714000 3729046503000 12965884489000 18987065058000

3 TLKM 21258000000000 27973000000000 33075000000000 33762000000000 47912000000000 47701000000000 47561000000000

4 ASSA 120791634551 435661177548 200696682735 215694874010 265669161853 292211049808 343676979857

5 CASS 387902302000 430369669000 482987570000 589767791000 932838567000 1086484530000 834129958000

6 NELY 57537336816 137648006427 132467481389 96238565669 92436909071 103632804322 111105582339

7 TMAS 185133237127 222755282668 294108712017 304669276694 271152262325 275648326608 414746140998

8 IBST 190783176384 471792802757 438925037443 1235888690095 454686176910 922990241831 1199164016997

9 TBIG 1186268000000 2301229000000 2598596000000 3152206000000 1960672000000 2605510000000 1971501000000

10 TOWR 902269000000 1448916000000 2214567000000 2646637000000 3533386000000 3594550000000 3533386000000

Page 194: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

Lampiran C

Hutang Lancar Perusahaan Jasa Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transpotasi Periode 2011-2017

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Tahun 2011-2017, diolah 2019

No. Kode

Saham

Hutang Lancar

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 PGAS 2464616916000 4585669412800 3321208217472 5851692370272 3762374645436 6388735715936 3682137672504

2 JSMR 4069500992000 6648164394000 4871298958000 4312916751000 7543411360000 18626988996000 24997940298000

3 TLKM 22189000000000 24107000000000 28437000000000 31786000000000 35413000000000 39762000000000 45376000000000

4 ASSA 316293318131 396686090694 410110600279 537744820888 625123073152 596788731977 802405786738

5 CASS 212111560000 247412754000 315416064000 353250744000 417406003000 487042513000 626321050000

6 NELY 41253739097 44830925914 57426700751 52967173989 29217872661 22862731874 18400443369

7 TMAS 333875123242 438384167795 567334563633 615621554666 463425983891 652010180636 818827483785

8 IBST 212471512953 903124284949 80947106414 442982862242 203655329757 363155030787 846443381930

9 TBIG 869746000000 2182014000000 3930922000000 9124102000000 1914539000000 2899952000000 1988122000000

10 TOWR 1173960000000 1185940000000 2419900000000 2039363000000 1977557000000 3302952000000 2230487000000

Page 195: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

Lampiran D

Total Hutang Perusahaan Jasa Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transpotasi Periode 2011-2017

No. Kode

Saham

Total Hutang

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 PGAS 13687377624000 15067692307700 18444501758208 19227618080898 20894542352904 20992246788274 20448942170256

2 JSMR 12555380912000 14965765873000 17500634532000 20432952360000 24356318021000 37161482595000 60833333269000

3 TLKM 42073000000000 44391000000000 50527000000000 54770000000000 72745000000000 74067000000000 86354000000000

4 ASSA 1229230035776 1376044230936 1347244280084 1669894040761 2038423272119 2126179428075 232158725114

5 CASS 436458707000 443658309000 507847139000 596942115000 721089781000 852432858000 1108203297000

6 NELY 77293627379 115233803056 110108350137 103863108911 61089238467 41516059806 31209419166

7 TMAS 756671244277 1184952840987 1334260131757 1095003996638 967395114387 1530986623552 1895433894137

8 IBST 924225545809 907057618941 702030964968 801659645032 1196285726808 2015920172808 2037803725474

9 TBIG 4174997000000 10072090000000 14605172000000 17903053000000 21208875000000 21996126000000 22410705000000

10 TOWR 7049664000000 10155012000000 11890688000000 12566090000000 13738170000000 14316861000000 11661666000000

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Tahun 2011-2017, diolah 2019

Page 196: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

Lampiran E

Total Ekuitas Perusahaan Jasa Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transpotasi Periode 2011-2017

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Tahun 2011-2017, diolah 2019

No. Kode

Saham

Ekuitas (Modal Sendiri)

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 PGAS 16914215421000 22841482186600 22792844958432 29147615103684 25820489518791 31822658790692 25269837838974

2 JSMR 8360509655000 9787785568000 10557947245000 11424995629000 12368664466000 16338840064000 18359439521000

3 TLKM 60981000000000 66978000000000 77424000000000 86125000000000 93428000000000 105544000000000 112130000000000

4 ASSA 192550950533 732954077027 824996878191 837417153745 854543924734 903628035278 985809663441

5 CASS 290133995000 351357149000 408746422000 488518241000 558417231000 795021924000 798831533000

6 NELY 227518856445 316638359451 324976859782 338940206062 361141988910 367968720273 385077162794

7 TMAS 243127775262 348904077560 336254419674 531890525935 814665760802 994675716237 1022944320320

8 IBST 664969088924 1248145534353 2176110827224 3042001917230 4177279955791 5449356086874 4317467149606

9 TBIG 2705209000000 4245393000000 4114039000000 4131029000000 1590796000000 1624142000000 3185080000000

10 TOWR 1518666000000 3418548000000 3643388000000 4669329000000 7678539000000 10708346000000 7678539000000

Page 197: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

Lampiran F

Total Aset Perusahaan Jasa Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transpotasi Periode 2011-2017

No. Kode

Saham

Laba Setelah Bunga dan Pajak (Earning After Inteest and Tax)

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 PGAS 6317104671000 8877985625000 8512649494432 11329041862500 9643411230541 12368772962500 9437754378474

2 JSMR 1179281837000 1535812200000 928787747000 1215331727000 1319200546000 1803054456000 2093656062000

3 TLKM 15470000000000 18362000000000 20290000000000 21446000000000 23317000000000 29172000000000 32701000000000

4 ASSA 9864660224 29453261026 92042801164 42947775554 34176339639 62150984694 103308394513

5 CASS 144156125000 189428306000 250017096000 269760085000 293571512000 296376558000 323071667000

6 NELY 57761070620 59879630257 29488500331 23363346280 28456234767 13922094004 28456234767

7 TMAS 26617138054 119987105993 70819528750 203241828930 317174135241 231521148688 53358287358

8 IBST 76861868216 567172071038 870390809060 231389627656 314894933022 444850966006 262126036511

9 TBIG 492348000000 927415000000 1351524000000 1372104000000 1445027000000 1301393000000 2339029000000

10 TOWR 283884000000 346299000000 164658000000 839417000000 2964686000000 2670151000000 2100138000000

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Tahun 2011-2017, diolah 2019

Page 198: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

Lampiran G

Total Aset Perusahaan Jasa Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transpotasi Periode 2011-2017

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Tahun 2011-2017, diolah 2019

No. Kode

Saham

Total Aktiva (Total Aset)

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 PGAS 30601593045000 37909174494300 41237346716640 48375233184582 46715031871695 52814905578966 45718780009230

2 JSMR 20915890567000 24753551441000 28058581777000 31857947989000 36724982487000 53500322659000 79192772790000

3 TLKM 103054000000000 111369000000000 127951000000000 140895000000000 166173000000000 179611000000000 198484000000000

4 ASSA 1421780986309 2108998307963 2172241158275 2507311194506 2892967196853 3029807463353 3307396918555

5 CASS 726592702000 795015458000 916593561000 1085460356000 1279507012000 1647454782000 1907034830000

6 NELY 304812483824 431872162507 435085209919 442803314973 422231227377 409484780079 416286581960

7 TMAS 999799019539 1533856918547 1670514551431 1626894522573 1782060875189 2525662339789 2918378214457

8 IBST 1589194634733 2155203153294 2878141792192 3843661562262 4177279955791 5449356086874 6355270875080

9 TBIG 6880206000000 14317483000000 18719211000000 22034082000000 22799671000000 23620268000000 25595785000000

10 TOWR 8568330000000 13573560000000 15534076000000 17235419000000 21416709000000 25025207000000 21416709000000

Page 199: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

Lampiran H

Total Saham Beredar Perusahaan Jasa Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transpotasi Periode 2011-2017

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Tahun 2011-2017, diolah 2019

No. Kode

Saham

Jumlah Saham Beredar

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 PGAS 24241508196 24241508196 24241508196 24241508196 24241508196 24241508196 24241508196

2 JSMR 7257871199 7257871199 7257871199 7257871199 7257871199 7257871199 7257871199

3 TLKM 100799996399 100799996399 100799996399 100799996399 100799996399 100799996399 100799996399

4 ASSA 3397500000 3397500000 3397500000 3397500000 3397500000 3397500000 3397500000

5 CASS 2086950000 2086950000 2086950000 2086950000 2086950000 2086950000 2086950000

6 NELY 2350000000 2350000000 2350000000 2350000000 2350000000 2350000000 2350000000

7 TMAS 1141030000 1141030000 1141030000 1141030000 1141030000 1141030000 1141030000

8 IBST 1350904927 1350904927 1350904927 1350904927 1350904927 1350904927 1350904927

9 TBIG 4531399889 4531399889 4531399889 4531399889 4531399889 4531399889 4531399889

10 TOWR 10202925000 10202925000 10202925000 10202925000 10202925000 10202925000 10202925000

Page 200: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

Lampiran I

Harga Saham (Closing Price) Perusahaan Jasa Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transpotasi Periode 2011-2017

No. Kode

Saham

Harga Saham (Closing Price)

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 PGAS 3.175 4600 4475 6000 2745 2700 1750

2 JSMR 4200 5450 4725 7050 5225 4320 6400

3 TLKM 1410 1810 2150 2865 3105 3980 4440

4 ASSA 510 425 280 155 100 195 202

5 CASS 405 730 820 1250 1130 945 900

6 NELY 195 199 175 163 138 76 114

7 TMAS 199 370 210 2215 1950 1750 1145

8 IBST 4959 5125 5312 3000 1900 1850 8100

9 TBIG 2375 5700 5800 9700 5875 4980 6425

10 TOWR 1000 2270 2750 4150 4750 3580 4000

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Tahun 2011-2017, diolah 2019

Page 201: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

Current Ratio = 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 (𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠)

𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 (𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠) x 100%

Lampiran J

Current Ratio (CR) Perusahaan Jasa Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transpotasi Periode 2011-2017

No. Kode

Saham

Current Ratio Rata-Rata

(%) 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 PGAS 550,22 419,63 550,22 419,63 550,22 419,63 550,22 494,25

2 JSMR 98,21 68,16 77,77 84,43 49,43 69,61 75,95 74,79

3 TLKM 95,80 116,04 116,31 106,22 135,29 119,97 104,82 113,49

4 ASSA 38,19 109,83 48,94 40,11 42,50 48,96 42,83 53,05

5 CASS 182,88 173,95 153,13 166,95 223,48 223,08 133,18 179,52

6 NELY 139,47 307,04 230,67 181,69 316,37 453,28 603,82 318,91

7 TMAS 55,45 50,81 51,84 49,49 58,51 42,28 50,65 51,29

8 IBST 89,79 52,24 542,24 278,99 223,26 254,16 141,67 226,05

9 TBIG 136,39 105,46 66,11 34,55 102,41 89,85 99,16 90,56

10 TOWR 76,86 122,17 91,51 129,78 178,67 108,83 158,41 123,75

Rata-Rata (%) 146,33 152,53 192,87 149,18 188,02 182,96 196,07 172,57

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Tahun 2011-2017, diolah 2019

Page 202: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

Debt to Equity Ratio = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 (𝐷𝑒𝑏𝑡)

𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖 (𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦)

Lampiran K

Debt to Equity Ratio (DER) Perusahaan Jasa Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transpotasi Periode 2011-2017

No. Kode

Saham

Debt to Equity Ratio Rata-Rata

(x) 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 PGAS 0,81 0,66 0,81 0,66 0,81 0,66 0,81 0,75

2 JSMR 1,50 1,53 1,66 1,79 1,97 2,27 3,31 2,00

3 TLKM 0,69 0,66 0,65 0,64 0,78 0,70 0,77 0,70

4 ASSA 6,38 1,88 1,63 1,99 2,39 2,35 0,24 2,41

5 CASS 1,50 1,26 1,24 1,22 1,29 1,07 1,39 1,28

6 NELY 0,34 0,36 0,34 0,31 0,17 0,11 0,08 0,24

7 TMAS 3,11 3,40 3,97 2,06 1,19 1,54 1,85 2,44

8 IBST 1,39 0,73 0,32 0,26 0,29 0,37 0,47 0,55

9 TBIG 1,54 2,37 3,55 4,33 13,33 13,54 7,04 6,53

10 TOWR 4,64 2,97 3,26 2,69 1,79 1,34 1,52 2,60

Rata-Rata (x) 2,19 1,58 1,74 1,60 2,40 2,40 1,75 1,95

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Tahun 2011-2017, diolah 2019

Page 203: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

Return On Investment (ROI) = 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑇𝑎𝑥

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑥 100%

Lampiran L

Return On Investment (ROI) Perusahaan Jasa Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transpotasi Periode 2011-2017

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Tahun 2011-2017, diolah 2019

No. Kode

Saham

Return On Investment Rata-Rata

(%) 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 PGAS 20,64 23,42 20,64 23,42 20,64 23,42 20,64 21,83

2 JSMR 5,64 6,20 3,31 3,81 3,59 3,37 2,64 4,08

3 TLKM 15,01 16,49 15,86 15,22 14,03 16,24 16,48 15,62

4 ASSA 0,69 1,40 4,24 1,71 1,18 2,05 3,12 2,06

5 CASS 19,84 23,83 27,28 24,85 22,94 17,99 16,94 21,95

6 NELY 18,95 13,87 6,78 5,28 6,74 3,40 6,84 8,83

7 TMAS 2,66 7,82 4,24 12,49 17,80 9,17 1,83 8,00

8 IBST 4,84 26,32 30,24 6,02 7,54 8,16 4,12 12,46

9 TBIG 7,16 6,48 7,22 6,23 6,34 5,51 9,14 6,87

10 TOWR 3,31 2,55 1,06 4,87 13,84 10,67 9,81 6,59

Rata-Rata (x) 9,87 12,84 12,09 10,39 11,46 10,00 9,16 10,83

Page 204: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

nilai buku per saham atau Book Value = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝐵𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟

Lampiran M

Book Value (BV) Perusahaan Jasa Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transpotasi Periode 2011-2017

No. Kode

Saham

Book Value

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 PGAS 697,74 942,25 940,24 1202,38 1065,14 1312,73 1042,42

2 JSMR 1151,92 1348,58 1454,69 1574,15 1704,17 2251,19 2529,59

3 TLKM 604,97 664,46 768,10 854,41 926,87 1047,06 1112,40

4 ASSA 56,67 215,73 242,82 246,48 251,52 265,97 290,16

5 CASS 139,02 168,36 195,86 234,08 267,58 380,95 382,77

6 NELY 96,82 134,74 138,29 144,23 153,68 156,58 163,86

7 TMAS 213,08 305,78 294,69 466,15 713,97 871,73 896,51

8 IBST 492,24 923,93 1610,85 2251,83 3092,21 4033,86 3195,98

9 TBIG 596,99 936,88 907,90 911,65 351,06 358,42 702,89

10 TOWR 148,85 335,06 357,09 457,65 752,58 1049,54 752,58

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Tahun 2011-2017, diolah 2019

Page 205: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

Price Book Value = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑢𝑘𝑢 𝑝𝑒𝑟 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚

Lampiran N

Price Book Value (PBV) Perusahaan Jasa Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transpotasi Periode 2011-2017

No. Kode

Saham

Price Book Value Rata-Rata (x)

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 PGAS 4,55 4,88 4,76 4,99 2,58 2,06 1,68 3,64

2 JSMR 3,65 4,04 3,25 4,48 3,07 1,92 2,53 3,28

3 TLKM 2,33 2,72 2,80 3,35 3,35 3,80 3,99 3,19

4 ASSA 9,00 1,97 1,15 0,63 0,40 0,73 0,70 2,08

5 CASS 2,91 4,34 4,19 5,34 4,22 2,48 2,35 3,69

6 NELY 2,01 1,48 1,27 1,13 0,90 0,49 0,70 1,14

7 TMAS 0,93 1,21 0,71 4,75 2,73 2,01 1,28 1,95

8 IBST 10,07 5,55 3,30 1,33 0,61 0,46 2,53 3,41

9 TBIG 3,98 6,08 6,39 10,64 16,74 13,89 9,14 9,55

10 TOWR 6,72 6,77 7,70 9,07 6,31 3,41 5,32 6,47

Rata-Rata (x) 4,62 3,90 3,55 4,57 4,09 3,12 3,02 3,84

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Tahun 2011-2017, diolah 2019

Page 206: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

Lampiran O

Descriptive Statistics

No. Missing Mean Median Min Max

Standard

Deviation

CR 1 0 172,60 116 34,55 603,82 152,40

DER 2 0 1,95 1,39 0,08 13,54 2,40

ROI 3 0 10,80 7,50 0,69 30,24 8,00

PBV 4 0 3,84 3,25 0,40 16,74 3,15

HARGA

SAHAM 5 0 2.758,89 2.270,00 76,00 9.700,00 2.303,56

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2019

Lampiran P

Cross Loadings

HARGA

SAHAM

LIKUIDI

TAS

NILAI

PERUSAHAAN

PROFITABILI

TAS

SOLVABILI

TAS

CR -0,051 1,000 -0,180 0,496 -0,342

DER 0,259 -0,342 0,747 -0,329 1,000

ROI 0,017 0,496 -0,018 1,000 -0,329

NILAI

PERUSAHAAN 0,560 -0,180 1,000 -0,018 0,747

HARGA

SAHAM 1,000 -0,051 0,560 0,017 0,259

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2019

Lampiran Q

Construct Reliability and Validity

Cronbach's

Alpha

Composite

Reliability

Average Variance

Extracted (AVE)

LIKUIDITAS 1,000 1,000 1,000

SOLVABILITAS 1,000 1,000 1,000

PROFITABILITAS 1,000 1,000 1,000

NILAI PERUSAHAAN 1,000 1,000 1,000

HARGA SAHAM 1,000 1,000 1,000

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2019

Page 207: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

Lampiran R

Collinearity Statistics (Outer VIF Values)

VIF

CR 1.000

DER 1.000

ROI 1.000

PBV 1.000

HARGA SAHAM 1.000

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2019

Lampiran S

R-Square

R Square R Square Adjusted

HARGA SAHAM 0,381 0,343

PBV 0,618 0,600

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2019

Lampiran T

Model PLS Algorithm

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2019

Page 208: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

Lampiran U

Path Coefficient

Original

Sample (O)

Sample

Mean (M)

Standard

Deviation

(STDEV)

T Statistics

(|O/STDEV|) P Values

LIKUIDITAS -> PBV -0,031 -0,024 0,057 0,539 0,590

SOLVABILITAS -> PBV 0,825 0,805 0,097 8,537 0,000

PROFITABILITAS -> PBV 0,269 0,283 0,088 3,057 0,002

LIKUIDITAS ->

HARGA SAHAM 0,018 0,023 0,091 0,195 0,845

SOLVABILITAS ->

HARGA SAHAM -0,439 -0,445 0,190 2,314 0,021

PROFITABILITAS ->

HARGA SAHAM -0,120 -0,135 0,142 0,846 0,398

NILAI PERUSAHAAN ->

HARGA SAHAM 0,889 0,891 0,178 4,984 0,000

Sumber : Data sekunder diolah, 2019

Lampiran V

Total Indirect Effects

Original

Sample

(O)

Sample

Mean

(M)

Standard

Deviation

(STDEV)

T Statistics

(|O/STDEV|

)

P Values

LIKUIDITAS->

HARGA SAHAM -0,027 -0,021 0,048 0,566 0,572

LIKUIDITAS -> NILAI

PERUSAHAAN 0,000 0,000

SOLVABILITAS ->

HARGA SAHAM 0,733 0,728 0,210 3,485 0,001

Sumber : Data Sekunder diolah tahun 2019

Page 209: pengaruh likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap ...

Lampiran W

Model PLS Bootstrapping

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2019

0.539

8.537

3.057

0.846

4.984

0.195

2.314