PENGARUH LATAR BELAKANG EKONOMI ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SEJARAH MAHASISWA PENDIDIKAN SEJARAH UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA ANGKATAN 2013 DAN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah Oleh : Masnimawati Gulo NIM: 131314032 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Embed
PENGARUH LATAR BELAKANG EKONOMI ORANG TUA DAN MOTIVASI ...repository.usd.ac.id/11864/2/131314032_full.pdf · belakang ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar sejarah mahasiswa,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH LATAR BELAKANG EKONOMI ORANG TUA DAN
MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI
BELAJAR SEJARAH MAHASISWA PENDIDIKAN SEJARAH
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
ANGKATAN 2013 DAN 2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh :
Masnimawati Gulo
NIM: 131314032
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGARUH LATAR BELAKANG EKONOMI ORANG TUA DAN
MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI
BELAJAR SEJARAH MAHASISWA PENDIDIKAN SEJARAH
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
ANGKATAN 2013 DAN 2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh :
Masnimawati Gulo
NIM: 131314032
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang senantiasa mendampingi,
membimbing dan menyayangiku dalam keadaan apapun.
2. Kedua orangtuaku “Buala Zisokhi Gulo (alm) dan Atimina Gulo” kakakku
akan tetapi mahasiswa yang memiliki prestasi yang tinggi lebih banyak apabila
dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki prestasi yang rendah. Rendahnya
prestasi belajar mahasiswa menjadi sebuah permasalahan yang harus diselesaikan.
Dalam hal ini, peniliti tertarik melakukan penilitian untuk mengetahui apakah
benar faktor latar belakang ekonomi orang tua dan motivasi belajar mahasiswa
berpengaruh terhadap prestasi belajar sejarah mahasiswa Pendidikan Sejarah
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2013 dan 2014? Untuk
menjawab pertanyaan tersebut maka diadakan penelitian ini.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, bahwa dari
banyak masalah yang berkaitan dengan belajar antara lain prestasi belajar siswa.
Faktor internal dan eksternal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar mahasiswa. Akan tetapi dalam penelitian ini permasalahan
dibatasi pada latar belakang ekonomi orang tua (eksternal) dan motivasi belajar
(internal).
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, agar penelitian ini tidak menjadi
luas maka permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh latar belakang ekonomi orang tua terhadap prestasi
belajar sejarah mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
2. Apakah ada pengaruh motivasi belajar mahasiswa terhadap prestasi belajar
sejarah mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta?
3. Apakah ada pengaruh secara bersama antara latar belakang ekonomi orang tua
dan motivasi belajar sejarah mahasiswa terhadap prestasi belajar mahasiswa
Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?
D. Tujuan Penilitian
1. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh latar belakang ekonomi orang
tua terhadap prestasi belajar sejarah mahasiswa Pendidikan Sejarah
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh motivasi belajar mahasiswa
terhadap prestasi belajar sejarah mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh secara bersama antara latar
belakang ekonomi orang tua dan motivasi belajar mahasiswa terhadap prestasi
belajar sejarah mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
E. Manfaat Peniltian
1. Bagi Universitas Sanata Dharma, khususnya prodi Pendidikan Sejarah
- Penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan bahan bacaan dan
pengetahuan di bidang pendidikan, khususnya untuk mahasiswa FKIP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
- Penelitian ini dapat digunakan sebagai titik tolak dalam penelitian sejenis
dengan fokus yang berbeda, sehingga dapat diungkap hal-hal yang
mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bagi Orang Tua
Orang tua mengetahui hal-hal yang dapat membantu anak dalam studi dengan
prestasi yang memuaskan dengan cara memenuhi kebutuhan yang diperlukan
dalam belajar serta memberikan dorongan dan perhatian yang dibutuhkan anak,
sehingga anak dapat berkembang mewujudkan keinginannya menuju ke arah yang
lebih baik.
3. Bagi Mahasiswa
- Mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk menguji kemampuannya sejauh
mana tingkat prestasi belajarnya serta mampu untuk memperbaikinya ke
arah yang lebih baik lagi.
- Penelitian ini dapat menjadi acuan kedepan mahasiswa dalam mendidik
anaknya kelak.
4. Bagi Peneliti
Bagi peneliti sendiri dapat mengetahui secara lebih mendalam tentang pengaruh
latar belakang ekonomi orang tua dan motivasi belajar mahasiswa terhadap
prestasi belajar sejarah mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Selain itu dapat menjadi pedoman bagi peneliti untuk
mengembangkan diri dalam penulisan karya ilmiah selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Latar Belakang Ekonomi Orang Tua
Kata ekonomi berasal dari kata Bahasa Yunani yakni oikonomia artinya
manajemen rumah tangga. Asal katanya adalah oikos yang berarti keluarga atau
rumah tangga dan nomos yang berarti peraturan, aturan dan hukum. Jadi, dua kata
tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang
berguna untuk mempelajari bagaimana manusia dapat menemukan dan memenuhi
kebutuhannya beserta rumah tangganya sehingga memperoleh kenyamanan dan
kepuasan.13
Orang tua adalah terdiri dari ayah dan ibu. Umumnya, orang tua memiliki
peranan yang sangat penting dalam membesarkan anak. Orang tua merupakan
setiap orang tua yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau tugas rumah
tangga yang dalam kehidupan sehari-hari. Orang tua adalah orang dewasa yang
membawa anak menuju kedewasaan, terutama dalam masa perkembangan. Tugas
orang tua melengkapi dan mempersiapkan anak menuju kedewasaan dengan
memberikan bimbingan dan pengarahan yang dapat membantu anak dalam
menjalani kehidupannya.
Dalam memberikan bimbingan dan pengarahan pada anak akan berbeda
pada masing-masing orang tua karena setiap keluarga memiliki kondisi-kondisi
13 S. Alam, Ekonomi, Jakarta, Erlangga, 2013, hlm. 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
tertentu yang berbeda corak dan sifatnya antara keluarga yang satu dengan
keluarga yang lain.Orang tua bertanggung jawab terhadap pendidikan anak-
anaknya dalam keluarga. Tanggung jawab orang tua bukan hanya dalam
mendidik, melainkan membiayai pendidikan, mencakup literatur bagi anak-
anaknya, memberikan kebutuhan sekolahnya, dan mengajarinya di rumah sesuai
dengan kemampuannya masing-masing.14
Telah disinggung di muka bahwa prestasi belajar anak dipengaruhi
beberapa faktor yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal adalah salah
satunya ekonomi keluarga. Siswa yang memiliki ekonomi orang tuanya baik
berkecukupan, mampu, kaya menunjukkan nilai yang lebih tinggi dalam tes
kemampuan akademik, dalam tes hasil belajar dan lamanya bersekolah ketimbang
mereka yang status sosial ekonomi orang tuanya rendah atau kurang
menguntungkan, kurang berada dan miskin. Senada dengan itu remaja-remaja
yang orang tuanya berpendidikan tinggi lebih mungkin melanjutkan pelajarannya
ke perguruan tinggi ketimbang remaja-remaja yang orang tuanya tidak pernah
mengenyam pendidikan tinggi dan siswa yang orang tuanya berijazah sekolah
lanjutan tingkat atas lebih mungkin melanjutkan studinya ke perguruan tinggi dari
pada remaja-remaja yang orang tuanya tidak mengenyam pendidikan.
Menurut Dweck dan Light (1980), tumbuh dan menjadi besar dalam
kondisi-kondisi yang penuh dengan tekanan dan frustasi itu dapat mengakibatkan
berkembangnya ketidak berdayaan. Salah satu alasan bahwa latar belakang
keluarga itu berkait dengan prestasi akademik ialah bahwa anak-anak dari lapisan
14 Tatang S, Ilmu Pendidikan, Bandung,Pustaka Setia, 2012, hlm. 81.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
sosial ekonomi rendah mungkin sekali masuk sekolah dengan berbekalkan nilai
rendah yang ditunjukkan melalui tes kemampuan akademik dasar. Perbedaan-
perbedaan yang ada disebabkan baik oleh faktor keturunan maupun oleh faktor
lingkungan. Keluarga dari lapisan menengah pada umumnya memiliki tingkat
kecerdasan yang lebih tinggi ketimbang orang-orang dari lapisan bawah, dan
keuntungan ini diteruskan kepada anak-anaknya baik melalui keturunan maupun
lewat nasib baik karena dididik dalam kondisi lingkungan yang lebih baik. Dari
lingkungan yang lebih baik itu anak-anak memperoleh perawatan kesehatan dan
makanan yang lebih baik, yang keduanya ikut menunjang prestasi gemilang pada
tes-tes kecerdasan.15
Remaja-remaja yang berasal dari latar belakang sosial ekonomi yang
tidak menguntungkan menghadapi problem-problem finansial sehingga tidak
mempunyai kesempatan untuk melanjutkan sekolah, dengan demikian membatasi
keinginannya untuk lebih maju. Ramaja-ramaja itu kecil kemungkinannya untuk
tumbuh dan berkembang dalam masyarakat di mana berbagai jenis pekerjaan
dipegang dan ditangani oleh orang-orang yang berpendidikan baik, dan bahkan
dipandang rendah oleh teman-temannya dari lapisan berada karena prestasi
akademiknya yang rendah itu.
Status sosial ekonomi keluarga antara lain meliputi tingkat pendidikan
orang tua, pekerjaan dan penghasilan orang tua, fasilitas khusus dan barang-
barang berharga yang ada di rumah seperti radio, televisi, mesin cuci, almari es,
mebeler dan sebagainya.Tetapi perlu diingat bahwa tetap saja ada pengecualian,
15 M. Dimyati Mahmud, op.cit, hlm. 87-88.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
yaitu tidak semua remaja yang berasal dari keluarga berada, menunjukkan prestasi
akademik yang tinggi jika dibandingkan dengan remaja yang berasal dari keluarga
yang lebih miskin, dan banyak yang datang dari keluarga-keluarga yang kurang
berkecukupan mampu melanjutkan studi diperguruan tinggi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kasus demikian itu berakar pada sikap orang tua yang hangat
dan suka memotivasi, yang menaruh minat pada kemajuan belajar anak-anaknya,
dan bergairah sekali melihat anak-anaknya berhasil baik dalam belajarnya.
Dengan perkataan lain, hubungan keluarga yang positif beserta dorongan orang
tua yang simpatik dapat mengatasi pengaruh negatif dari keadaan sosial ekonomi
yang tidak baik.
Keadaan ekonomi setiap orang itu berbeda-beda dan bertingkat, ada yang
ekonominya tinggi dan rendah. Menurut Abdulsyani adalah kedudukan atau posisi
seseorang dalam kelompok manusia ditentukan jenis aktivitas ekonomi,
pendapatan, tingkat pendidikan, jenis rumah tinggal dan pemilikan kekayaan atau
fasilitas,16
sedangkan menurut Soejono Soekanto sosial ekonomi adalah posisi
seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan orang lain dalam arti lingkungan
pergaulan, prestasinya, dan hak-hak serta kewajibannya dalam hubungannya
dengan sumber daya.17
Dalam hal ini, ada beberapa faktor yang dapat menentukan
tinggi rendahnya keadaan ekonomi orang tua yang akan mempengaruhi prestasi
anak dalam dunia pendidikan diantaranya yaitu, tingkat pendidikan, tingkat
pendapatan, dan pemilikan kekayaan atau fasilitas.
16 Abdulsyani, Kebutuhan Ekonomi Manusia, Malang, Graha Ilmu, 1994, hlm. 57. 17 Soejono Soekanto, Sosial Ekonomi, Jakarta, Raja Grafindo, 2001, hlm.34.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
1) Tingkat pendidikan orang tua.
Pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu kata ini mendapat awalan me
sehingga menjadi “mendidik”, artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam
memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan
pimpinan menganai akhlak dan kecerdasan pikiran. Selanjutnya, pengertian
“pendidikan” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah proses pengubahan
sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui pengajaran dan pelatihan.
Dalam pengertian yang sempit, pendidikan berarti perbuatan atau proses
perbuatan untuk memperoleh pengetahuan sedangkan dalam pengertian yang agak
luas, pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode
tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara
bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam pengertian yang luas dan
representatif ialah seluruh tahapan pengembangan kemampuan-kemampuan dan
perilaku-perilaku manusia dan juga proses penggunaan hampir seluruh
pengalaman kehidupan.18
Telah dijelaskan di muka bahwa pendidikan pada hakekatnya merupakan
upaya sadar untuk melakukan segala bentuk tindakan berkualitas dan tulus dalam
mendidik yang dilandasi cinta kasih dan kemurahan hati. Cara ini dilakukan untuk
mengangkat harkat kemanusiaan siswa, membebaskannya dari kebodohan,
kemiskinan, keterasingan, dan membangun niat baik untuk mengaktualisasikan
diri secara optimal dalam dinamika kehidupannya dengan tetap mengakui dan
18 Syah Muhibbin, op.cit. hlm. 10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
menghargai perbedaan orang lain. Hal ini menegaskan bahwa hakekat pendidikan
yang pertama dan utama berpusat pada perkembangan siswa.19
Menurut Driyarkara, inti sari pendidikan ialah pemanusiaan manusia
muda. Pendidikan pada dasarnya ialah pemanusiaan dan ini memuat hominisasi
dan humanisasi. Pemanusia-an manusia muda ialah hominisasi dan humanisasi.
Artinya manusia muda dipimpin dengan cara yang sedemikian rupa, sehingga dia
bisa berdiri sendiri, bergerak, bersikap, bertindak sebagai manusia. Hominisasi
dan humanisasi berarti pengangkatan manusia muda sampai sedemikian
tingginya, sehingga bisa menjalankan hidupnya sebagai manusia dan
membudayakan diri.20
Dalam dunia pendidikan, keluarga merupakan tempat yang pertama dan
utama anak mendapatkan pendidikan dalam membentuk pribadi anak. Keluarga
terdiri dari ayah, ibu dan anak yang merupakan kesatuan tritunggal. Secara tidak
langsung anak akan meniru kelakuan maupun tutur kata dari orang tua. Dalam
mendidik anak, orang tua juga butuh pengetahuan ataupun pengalaman serta
wawasan yang luas, agar anak mendapat pembelajaran dari orang tua dengan baik
yang mampu membantu anak kelak dalam perkembangannya. Orang tua yang
tingkat pendidikannya lebih tinggi mempunyai sumber daya yang lebih besar
seperti, pengetahuan tentang ilmu-ilmu sekolah yang lebih banyak dari pada
orang tua yang tidak berpendidikan, wawasan tentang urusan pendidikan yang
lebih luas, juga pengalaman-pengalaman yang lebih tentang pendidikan.
19 Rohandi, op.cit. hlm. 6-7. 20 Driyarkara, Driyarkara tentang Pendidikan, Yogyakarta, Kanisius, 1980, hlm. 127.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Pendidikan orang tua yang dimaksud di atas adalah tingkat pendidikan
formal yang berhasil ditamatkan oleh setiap orang tua. Dalam hal ini tingkat
pendidikan orang tua dapat diklasifikasikan dalam beberapa tingkatan yaitu 1)
Tingkat Pendidikan Rendah yang meliputi tidak pernah mengenyam pendidikan
sama sekali dan tamatan Sekolah Dasar (SD), 2) Tingkat Pendidikan Menengah
yang meliputi tamatan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), 3) Tingkat Pendidikan Tinggi yang meliputi
tamatan Perguruan Tinggi (PT).
Pemikiran orang tua yang mempunyai pendidikan yang lebih tinggi akan
berbeda dengan pemikiran orang tua yang berpendidikan menengah dan rendah.
Sebagian besar orang tua yang mempunyai pendidikan yang tinggi mempunyai
cita-cita yang tinggi pula terhadap pendidikan anaknya. Mereka menginginkan
pendidikan anaknya untuk berpendidikan tinggi pula. Dengan berbagai dorongan
dan fasilitas yang diberikan demi menunjang pendidikan anak dan prestasi yang
memuaskan.
Nasution berpendapat bahwa tanpa adanya pengetahuan orang tua tentang
hal-hal yang mendukung peningkatan mutu atau prestasi belajar anak-anaknya
tidak akan diarahkan dengan positif.21
Orang tua yang berasal dari lulusan
Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Sekolah Lanjutan Tingkat
Atas, berbeda dengan orang tua dari lulusan Perguruan Tinggi, karena orang tua
yang sudah tamatan Perguruan Tinggi mempunyai keterampilan, pemahaman,
pengetahuan, yang lebih luas dalam menumbuhkan dan memperhatikan
21 Thamrin, Nasution, Nurhalizah Nasution, Peranan Orang Tua dalam Meningkatkan Prestasi
Anak, Jakarta, Gunung Mulia, 1985, hlm. 71.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
keberhasilan anak. Orang tua yang berpendidikan tinggi cenderung lebih banyak
bacaan yang dapat menunjang dan menolong anak lebih giat membaca. Para
orang tua aktif dalam mendorong proses pendidikan anak-anaknya seperti dia
membaca buku di rumah bersama-sama dengan anaknya, mengunjungi
perpustakaan dan berpartisipasi dalam kegiatan sekolah. Orang tua yang
mempunyai latar belakang pendidikan tinggi akan selalu memperhatikan jadwal
belajar anak-anaknya.22
Orang tua yang berpendidikan tinggi mempunyai kemampuan emosi untuk
membantu anak-anaknya dalam membantu memecahkan masalah dalam belajar
anaknya. Sebaliknya berbeda dengan beberapa orang tua yang berlatar belakang
pendidikan rendah atau tidak berpendidikan. Hal ini dikarenakan pengetahuan
tentang ilmu sekolah serta pengalaman dalam pendidikan yang dimiliki rendah.
Meskipun demikian, dapat ditemukan anak yang orang tuanya yang
berpendidikan rendah memiliki prestasi yang tinggi. Sebab kemungkinan orang
tua yang berpendidikan rendah memiliki sifat yang hangat terhadap pendidikan
anaknya.
2) Tingkat pendapatan/penghasilan orang tua.
Pendapatan dan penghasilan merupakan bagian dari keluarga. Pendapatan
adalah jumlah semua pendapatan kepala keluarga atau anggota keluarga yang
diwujudkan dalam bentuk uang dan barang. Orang tua dengan penghasilan yang
tinggi akan mampu memenuhi berbagai macam sarana dan prasarana yang
menunjang kegiatan belajar anak.
22 Aswandi Bahar, Dasar-Dasar Kependidikan, Jakarta, Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan,
1989, hlm. 135.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Menurut Wahyu Adji, pendapatan adalah uang yang diterima oleh
seseorang dan perusahaan dalam bentuk gaji, upah, sewa bunga, dan laba
termasuk juga berbagai tunjangan, seperti kesehatan dan pensiun.23
Sedangkan
menurut Mulyanto Sumardi dan Hans-Dieter Evers pendapatan rumah tangga
adalah jumlah penghasilan riil dari seluruh anggota rumah tangga yang
disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun perseorangan dalam
rumah tangga. Pendapatan dan penerimaan anggota keluarga dapat diperinci atas:
a) pendapatan berupa uang, b) pendapatan berupa barang, c) lain-lain penerimaan
uang dan barang. Termasuk juga ke dalam pendapatan ini adalah jasa yang
diberikan oleh anggota rumah atau orang lain untuk kepentingan rumah tangga
yang dapat dinilai dengan uang.
a) Pendapatan berupa dengan uang ialah segala penghasilan berupa uang yang
diperoleh melalui a) gaji dan upah, b) dari penjualan barang-barang yang
dimiliki. Pendapatan rumah tangga merupakan jumlah keseluruhan dari
pendapatan formal, pendapatan informal, dan pendapatan subsisten.
Pendapatan formal ialah pengahasilan yang diperoleh melalui pekerjaan
pokok. Pendapatan ini meliputi pendapatan berupa uang dari 1) gaji dan upah,
2) hasil investasi, 3) pendapatan yang berupa barang yang diantaranya
meliputi beras, pengobatan, transportasi, perumahan dan rekreasi. Pendapatan
informal adalah penghasilan yang diperoleh melalui pekerjaan tambahan
diluar pekerjaan pokoknya.
23 Wahyu Adji, dkk, Ekonomi untuk SMA/ MA Kelas X, Bandung, Erlangga, 2007, hlm. 165.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
b) Pendapatan berupa barang ialah segala penghasilan yang diperoleh dalam
bentuk barang terhadap jasa yang diberikan. Tetap ada juga bentuk barang
yang diterima yang tidak merupakan belas jasa seperti warisan orang tua.
c) Untuk lain-lain penerimaan uang dan barang yang dipakai sebagai pedoman
adalah segala penerimaan yang bersifat transfer redistributif dan biasanya
membawa perubahan dalam keuangan rumah tangga, mendapat undian dan
bahkan menang judi.24
Orang tua yang berpendapatan tinggi akan lebih mudah memperhatikan,
memfasilitasi keperluan anaknya serta mampu membantu kesulitan anaknya
dalam proses belajar. Dengan demikian anak yang hidup dalam lingkungan
keluarga dengan penghasilan orang tua yang tinggi, akan dengan mudah
mendapatkan sarana dan prasarana dalam belajar, sehingga kegiatan belajar akan
berjalan dengan maksimal. Berbeda dengan anak yang hidup dalam lingkungan
keluarga dengan penghasilan yang rendah, pada umumnya kesulitan dalam
mendapatkan fasilitas penunjang kegiatan belajar anak sehingga kegiatan belajar
anak dan hasilnya pun kurang maksimal. Dengan adanya sarana dan fasilitas
belajar yang lengkap, maka anak biasanya terdorong untuk lebih giat belajar dan
meningkatkan hasil belajarnya.25
24 Mulyanto Sumardi dan Hans-Dieter Evers (Ed), Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok, Jakarata,
CV. Rajawali, 1982. Hlm. 322-323. 25 Mulyono Anton M, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarata, Depertemen Pendidikan-Balai
Pustaka, 1990. hlm. 74.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
3) Pemilikan kekayaan atau fasilitas
Pemilikian kekayaan atau fasilitas adalah kekayaan dalam bentuk barang-
barang berharga dan jenis kendaraan pribadi dimana masih bermanfaat dalam
menunjang kehidupan ekonominya. Fasilitas atau kekayaan itu antara lain:
a) Barang-barang berharga
Menurut Abdulsyani (1994), bahwa kepemilikan yang bernilai
ekonomis dalam berbagai bentuk dan ukuran seperti perhiasan, televisi,
kulkas, radio, mesin cuci, computer dan lain-lain dapat menunjukkan adanya
pelapisan dalam masyarakat.
Dalam penelitian ini barang-barang dapat menunjukkan keadaan sosial
ekonomi seseorang. Barang-barang yang berharga tersebut antara lain tanah,
sawah, rumah dan lain-lain. Barang-barang tersebut bisa digunakan untuk
membiayai pendidikan anak. Semakin banyak kepemilikan harta yang bernilai
ekonomi dimiliki orang tua maka akan semakin luas kesempatan orang tua
untuk dapat menyekolahkan anak-anaknya, dan orang tua dapat mencukupi
semua fasilitas belajar anak, sehingga dapat memotivasi anak untuk
berprestasi.
b) Jenis-jenis kendaraan pribadi
Kendaraan pribadi dapat digunakan sebagai alat ukur tinggi rendahnya
tingkat sosial ekonomi oraang tua. Misalnya: orang yang mempunyai mobil
akan merasa lebih tinggi tingkat sosial ekonominya dari pada orang yang
mempunyai sepeda motor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Dari beberapa defenisi tersebut dapat diambil satu pengertian bahwa
keadaan ekonomi orang tua adalah suatu kondisi dimana orang tua dapat
memenuhi kebutuhan hidup yang dapat dilihat melalui beberapa faktor antara
lain: pendapatan efektif (penghasilan orang tua) dan pemilikan kekayaan atau
fasilitas.
2. Motivasi Belajar
a) Pengertian Belajar
Menurut Slameto, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungan.26
Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan
serangkaian kegiatan misalnya membaca, menulis, mengamati dan
mendengarkan. Belajar adalah suatu proses yang berlangsung sepanjang hayat.
Hampir semua kecakapan, keterampilan, pengetahuan, kebiasaan, kegemaran dan
sikap manusia terbentuk, dimodifikasi dan berkembang karena belajar. Hal
demikian, belajar merupakan proses penting yang terjadi dalam kehidupan setiap
orang. Dalam hal ini, pemahaman yang benar tentang konsep belajar sangat
diperlukan, terutama bagi kalangan pendidik yang terlibat langsung dalam proses
pembelajaran.27
Dalam kehidupan sehari-hari banyak kegiatan yang telah dilakukan dan
hal ini merupakan gejala dari belajar. Ciri khasnya ialah telah terjadi suatu
26 Slameto, op.cit, hlm. 2. 27 Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2014, hlm. 47.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
perubahan pada orang yang belajar; mengalami perubahan dari belum mampu/
tahu ke mampu/tahu. Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk
memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku,
sikap dan mengokohkan kepribadian.28
Menurut Oemar Hamalik, belajar adalah perubahan tingkah laku yang
relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Belajar sesungguhnya ialah ciri
khas manusia, dan yang membedakannya dengan makhluk lain. Belajar yang
dilakukan oleh manusia merupakan bagian dari hidupnya, berlangsung seumur
hidup, kapan saja, dan dimana saja, baik di sekolah, di kelas, di jalanan dalam
waktu yang tidak dapat ditentukan sebelumnya. Namun satu hal yang pasti,
bahwa belajar yang dilakukan oleh manusia senantiasa dilandasi oleh tekad dan
maksud tertentu.29
Abin Syamsudin Makmun (2007) mengatakan bahwa belajar ialah suatu
proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau
pengalaman tertentu, sedangkan menurut Muhibbin Syah belajar merupakan
proses memperoleh pengetahuan (psikologi kognitif). Belajar juga diartikan pula
sebagai suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langeng sebagai hasil
latihan yang diperkuat.
Jadi karakteristik belajar itu antara lain:
1. Belajar adalah suatu perubahan dalam tingkah laku
2. Belajar terjadi melalui latihan dan pengalaman (perubahan karena
pertumbuhan atau kematangan bukan merupakan hasil belajar)
28 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran: tori dan Konsep Dasar, Bandung, Remaja
Rosdakarya, 2011. Hlm. 9. 29 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Bandung, PT. Citra
Aditya Bakti, 1990, hlm. 189.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
3. Belajar terjadi melalui latihan dan pengalaman, berarti perubahan tingkah laku
yang disebabkan oleh motivasi, kelelahan, adaptasi/ kepekaan seseorang yang
biasanya hanya berlangsung sementara bukan merupakan hasil belajar.
4. Perubahan tingkah laku itu menyangkut berbagai aspek kepribadian (fisik/
psikis) seperti perubahan pengertian, berpikir, keterampilan, kebiasaan, sikap,
dan lain-lain.30
b) Pengertian Motivasi Belajar
Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari
dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern
(kesiapsiagaan). Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan
sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Menurut Mc. Donald, motivasi
adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
“feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.31
Motif ialah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak
melakukan sesuatu. Seperti yang dikamukakan Sartain dalam bukunya, motif
adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang
mengarahkan tingkah laku/perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang.32
Dalam
percakapan sehari-hari motif itu dinyatakan dengan berbagai kata, seperti: hasrat,
minat, tekad, kemauan, dorongan, kebutuhan, kehendak, cita-cita, kehausan, dan
sebagainya.
Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan
kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan
30 Noer Rohmah, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta, Kalimedia, 2015, hlm. 172. 31 Sardiman A.M., op.cit. hlm. 73. 32 M. Ngalim Purwanto, Psokologi Pendidikan, Bandung, Remadja Karya, 1984, hlm. 64.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau
mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi, motivasi itu dapat dirangsang oleh
faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang.
c) Motivasi Belajar
Dalam kegiatan belajar motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada
kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat
tercapai. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non-
intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal menumbuhkan gairah, merasa
senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan
mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.33
Motivasi merupakan suatu energi dalam diri manusia yang mendorong
untuk melakukan aktivitas tertentu dengan tujuan tertentu. Motivasi belajar adalah
segala sesuatu yang dapat memotivasi peserta didik atau individu untuk belajar,
tanpa motivasi belajar seorang peserta didik tidak akan belajar dan akhirnya tidak
akan mencapai keberhasilan dalam belajar. Motivasi mempengaruhi tingkat
keberhasilan dan kegagalan belajar, dan pada umumnya belajar tanpa motivasi
akan sulit untuk berhasil. Motivasi merupakan kondisi yang menimbulkan
perilaku, atau mempertahankan intensitas perilaku. Motivasi belajar dapat
dilakukan dengan meningkatkan perhatian (attention), relevansi (relevance),
33 Sardiman A.M., op.cit. hlm. 75.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
kepercayaan diri (confidence), dan kepuasan (satisfaction) peserta didik dalam
belajar.34
d) Macam-macam Motivasi Belajar
Pendapat mengenai klasifikasi motif itu ada bermacam-macam yaitu sebagai
berikut.
1. Motivasi organik
Motivasi organik meliputi: kebutuhan untuk minum, makan, bernafas, berbuat
dan dorongan untuk beristirahat.
2. Motivasi darurat
Motivasi darurat meliputi: dorongan untuk menyelamatkan diri, membalas,
berusaha, memburu.
Dorongan ini timbul karena perangsang dari luar. Pada dasarnya dorongan-
dorongan ini telah ada sejak lahir, tetapi bentuk-bentuknya tertentu yang
sesuai dengan perangsang tertentu berkembang karena dipelajari.
3. Motivasi objektif
Motivasi objektif meliputi, kebutuhan-kebutuhan untuk melakukan eksplorasi,
manipulasi, menaruh minat.
Motif-motif ini timbul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar
(sosial dan non-sosial) secara efektif.35
Dalam perkembangan selanjutnya, motivasi dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu 1) motivasi intriksi; 2) motivasi ekstrinsik. Motivasi intriksi ialah
hal dan keadaan yang berasal dari dari dalam diri siswa sendiri yang dapat
mendorongnya melakukan tindakan belajar. Termasuk dalam motivasi intrinsik
siswa ialah perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi
tersebut, misalnya untuk kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan.
Adapun motivasi ekstrinsik ialah hal dan keadaan yang datang dari luar
individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar.
Pujian dan hadiah, peraturan/tata tertib sekolah, keteladan orang tua, guru dan
34 Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran, Jakarta, PT. Bumi Aksara, 2013, hlm. 49-50. 35 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta, CV. Rajawali, 1984, hlm. 72-73.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
seterusnya merupakan contoh-contoh konkret motivasi ekstrinsik yang dapat
menolong siswa untuk belajar. Kekurangan atau ketiadaan motivasi, baik yang
bersifat internal maupun yang bersifat eksternal, akan menyebabkan kurang
bersemangat siswa dalam melakukan proses pembelajaran materi-materi pelajaran
baik di sekolah maupun di rumah.
Dalam perspektif kognitif, motivasi yang lebih signifikan bagi siswa
adalah motivasi intrinsik karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung
pada dorongan atau pengaruh orang lain. Dorongan mencapai prestasi dan
dorongan memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk masa depan,
umpamanya, memberi pengaruh lebih kuat dan relatif lebih langgeng
dibandingkan dengan dorongan hadiah atau dorongan keharusan dari orang tua
dan guru.36
e) Fungsi Motivasi Belajar
Menurut Ngalim Purwanto guna/fungsi dari motivasi belajar ialah sebagai
berikut:
a. Motif itu mendorong manusia untuk berbuat/bertindak. Motif itu berfungsi
sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan energi (kekuatan)
kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas.
b. Motif itu menentukan arah perbuatan. Yakni kearah perwujudan suatu tujuan
dan cita-cita. Motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang harus
ditempuh untuk mencapai tujuan itu. Makin jelas tujuan itu, makin jelas pula
terbentang jalan yang harus ditempuh.
c. Motif itu menyeleksi perbuatan. Artinya menentukan perbuatan-perbuatan
mana yang harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan itu dengan
menyampingkan perbuatan yang tak bermanfaat bagi tujuan itu. Seorang yang
benar-benar ingin mencapai gelarnya sebagai sarjana, tidak akan
menghambur-hamburkan waktunya untuk berfoya-foya/bermain kartu. Sebab
dengan perbuatan itu tidak cocok dengan tujuan.37
36 M. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung, PT. Remaja
Sejarah berasal dari bahasa Arab yaitu “Syajaratum” yang arting pohon
atau keturunan atau asal-usul yang kemudian berkembang dalam bahasa Melayu
menjadi “Syajarah” yang dalam bahasa Indonesia menjadi kata “Sejarah.”
Adapun istilah sejarah dalam bahasa Inggris: “history”, mengandung pengertian
masa lampau kehidupan manusia. Sedangkan istilah history sendiri berasal dari
kata Yunani yaitu Istoria yang berarti meneliti, menyanyakan, memperoleh
pengetahuan, atau sifatnya mengetahui.41
Sejarah adalah segala kegiatan manusia dan segala kejadian yang ada
hubungannya dengan segala kegiatan manusia sedemikian rupa sehingga
mempunyai akibat adanya perubahan politik, ekonomi, sosial dan kebudayaan dan
kesemuanya ditinjau dari sudut perkembangannya (berjalan dalam tempat dan
waktu, atau adanya saling hubungan dalam tempat dan waktu).42
Sartono Kartodidjo (1988) berpendapat bahwa dalam rangka
pembangunan bangsa, pembelajaran sejarah tidak semata-mata berfungsi untuk
memberikan pengetahuan sejarah sebagai kumpulan informasi fakta sejarah tetapi
juga bertujuan menyadarkan anak didik atau membangkitkan kesadaran
sejarahnya. I Gde Widja (1989), mengungkapkan pembelajaran sejarah ibarat
mengajak peserta didik menengok kebelakang dengan tujuan melihat ke depan.
Pembelajaran sejarah yang baik akan membentuk pemahaman sejarah.
Pemahaman sejarah merupakan kecenderungan berfikir yang merefleksikan nilai-
41 A. Kardiyat Wiharyanto, dkk, Stategi Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta, Universitas Sanata
Dharma, 2001, hlm. 1. 42 Sutrasno, Sejarah dan Ilmu Pengetahuan, Jakarta, Pradnya Paramita, 1975, hlm. 8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
nilai positif dari peristiwa sejarah dalam kehidupan sehar-hari, sehingga kita
menjadi lebih bijak dalam melihat dan memberikan respon terhadap berbagai
masalah kehidupan.43
Sejarah dapat berarti subyektif maupun obyektif. Sejarah dalam arti
subyektif bila memuat unsur-unsur dan isi subyektif penulis. Pengetahuan atau
gambaran sejarah merupakan hasil penggambaran atau rekontruksi dari pengarang
maka mau tidak mau memuat sifat-sifatnya, gaya bahasa, struktur pemikirannya
dan pandangannya. Sedangkan sejarah dalam arti obyektif menunjukkan pada
kejadian atau peristiwa itu sendiri, ialah proses belajar sejarah dalam
aktualitasnya.44
Menurut Dennis Gunning, secara umum pembelajaran sejarah betujuan
untuk membentuk warga negara yang baik, dan menyadarkan peserta didik untuk
mengenal diri dan lingkungannya, serta memberikan perspektif historikalitas.
Sedangkan secara spesifik tujuan pengajaran sejarah ada tiga yaitu mengajarkan
konsep, mengajarkan keterampilan intelektual dan memberikan informasi kepada
peserta didik.45
Berkaitan dengan tujuan pembelajaran sejarah yang telah diuraikan di atas,
pembelajaran sejarah penting ditanamkan dalam setiap individu. Pembelajaran
sejarah yang dimaksud adalah pembelajaran yang telah ditempuh oleh mahasiswa
dalam waktu tertentu yang berupa Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang didapat
oleh mahasiswa dari proses perkuliahan.
43 Heri Susanto, Seputar Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta, Aswaja Pressindo, 2014, hlm. 35-36. 44 Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah, Jakarta, Gramedia
Pustaka Utama, 1993, hlm. 15. 45 Aman, Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta, Penerbit Ombak, 2011, hlm. 73.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
b) Prestasi Belajar Sejarah
Keberhasilan seseorang dalam kegiatan belajar akan nampak dalam
prestasi belajar yang diraihnya. Prestasi belajar ialah hasil yang telah dicapai oleh
seseorang sebagai akibat dari adanya kegiatan peserta didik kaitannya dengan
belajar. Sedangkan arti belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, ketrampilan dan sikap-
sikap.46
Prestasi belajar merupakan hasil yang ditunjukkan peserta didik setelah
melakukan proses belajar mengajar. Prestasi belajar biasanya ditunjukkan dengan
angka dan nilai sebagai laporan sebagai hasil laporan belajar peserta didik kepada
orang tua. Prestasi belajar ialah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang
dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat
mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.
Menurut Winkel prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar
atau kemampuan seseorang dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan
bobot yang dicapainya.47
Menurut Dimyati dan Mudjiono prestasi belajar ialah
hasil yang ditunjukkan dari suatu interaksi tindak belajar dan biasanya
ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru.48
46 W.S. Winkel, PSikologi Pendidikan, Jakarta, PT. Gramedia, 1987, hlm. 36. 47 W.S. Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta, Gramedia, 1984, hlm. 162. 48 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Rineka Cipta, 2002, hlm. 36.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari dalam diri
(internal) maupun dari luar diri (eksternal) individu yakni sebagai berikut:
Faktor internal yang tergolong didalamnya adalah
1. Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran,
struktur tubuh, dan sebagainya.
2. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang
terdiri atas:
a. Faktor intelektif yang meliputi:
1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat
2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki
b. Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti
1) Sikap
2) Kebiasaan
3) Minat
4) Kebutuhan
5) Motivasi
6) Emosi
7) Penyesuaian diri
3. Faktor kematangan fisik maupun psikis.
Faktor ekternal yang tergolong didalamnya adalah:
1. Faktor sosial yang terdiri atas:
1) Lingkungan keluarga yaitu cara orang tua mendidik, relasi
antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga dan
pengertian orang tua
2) Lingkungan sekolah
3) Lingkungan masyarakat
4) Lingkungan kelompok.
2. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian.
3. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.49
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang telah diuraikan di
atas baik faktor internal maupun faktor eksternal, peneliti tertarik melakukan
penelitian dengan memfokuskan pada faktor eksternal yaitu ekonomi orang tua
dan faktor internal yaitu motivasi belajar.
49 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta, PT Rineka Cipta, hlm. 130-
131.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Dalam penelitian ini, data tentang prestasi belajar ditunjukkan dengan nilai
yang diperoleh mahasiswa berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang di
dapat oleh mahasiswa angkatan 2013 dan angkatan 2014 selama masa proses
perkuliahan sebagai gambaran dan daya tangkap serta pemahaman mahasiswa
terhadap materi selama masa proses pembelajaran.
B. Kerangka Berpikir
Keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar banyak dipengaruhi oleh faktor
ekstern dan faktor intern. Salah satu faktor ekstern yang mempunyai pengaruh
kuat terhadap prestasi belajar adalah status ekonomi orang tua yang meliputi
tingkat pendidikan, tingkat pendapatan/penghasilan orang tua dan kepemilikan
kekayaan atau fasilitas orang tua. Sedangkan faktor intern yang mempunyai
pengaruh kuat terhadap prestasi belajar salah satunya yaitu motivasi belajar.
Latar belakang ekonomi orang tua mempuyai peran penting terhadap
prestasi belajar anak. Latar belakang ekonomi orang tua dapat di pengaruhi tinggi
dan rendahnya pendidikan orang tua, tingkat pendapatan/penghasilan orang tua
dan kepemilikan kekayaan atau fasilitas orang tua. Orang tua yang berpendidikan
tinggi akan mempunyai emosi untuk membantu anak-anaknya dalam membantu
memecahkan masalah dalam belajar anaknya dengan berbagai upaya seperti
membaca buku di rumah bersama-sama dengan anaknya, mengunjungi
perpustakaan dan akan selalu memperhatikan jadwal belajar anak-anaknya.
Selain itu orang tua yang berpenghasilan tinggi dan orang tua yang
berpemilikan kekayaan atau fasilitas akan lebih mudah memenuhi kebutuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
belajar anaknya dengan memberikan berbagai fasilitas yang mampu mendukung
proses belajar anaknya. Dengan fasilitas belajar yang memadai dapat mendukung
pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan yang dimiliki anak sehingga prestasi
belajar anak cenderung mengalami peningkatan.
Berbeda halnya dengan siswa yang hidup dalam lingkungan keluarga yang
tingkat pendidikan orang tuanya rendah, berpenghasilan rendah dan fasilitas yang
serba kekurangan akan menyebabkan anak kesulitan mendapatkan berbagai
sarana dan prasarana yang dibutuhkan anak dalam proses belajarnya. Hal ini
dengan kurangnya sarana dan prasarana yang dimiliki menyebabkan anak malas
dalam belajar sehingga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa tersebut yang
cenderung kurang maksimal.
Selain latar belakang ekonomi orang tua, prestasi belajar juga dipengaruhi
oleh motivasi belajar. Motivasi dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari
dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
mencapai suatu tujuan. Motivasi merupakan suatu energi dalam diri manusia yang
mendorong untuk melakukan aktivitas tertentu dengan tujuan tertentu. Tanpa
motivasi belajar, seorang peserta didik tidak akan belajar dan akhirnya tidak akan
mencapai keberhasilan dalam belajar. Motivasi mempengaruhi tingkat
keberhasilan dan kegagalan belajar, dan pada umumnya belajar tanpa motivasi
akan sulit untuk berhasil. Semakin tinggi motivasi belajar siswa maka akan
semakin tinggi pula prestasi belajarnya sebaliknya semakin rendah motivasi
belajar siswa maka akan semakin rendah pula prestasi belajarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Siswa yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai semangat besar dalam
belajar, tidak mudah putus asa, rajin membaca buku-buku untuk mendapatkan
prestasi yang maksimal. Sedangkan siswa yang memiliki motivasi rendah akan
lebih cenderung malas belajar, tidak mengerjakan tugas, jarang masuk kuliah
sehingga prestasi belajar akan menurun.
Penjelasan di atas, dapat dikatakan apabila mahasiswa yang mempunyai
ekonomi orang tua tinggi dan motivasi belajar tinggi, kemungkinan besar akan
memperoleh hasil yang maksimal. Sebaliknya apabila mahasiswa yang
mempunyai ekonomi orang tua rendah dan motivasi belajar rendah, kemungkinan
besar akan memperoleh hasil belajar yang kurang maksimal. Dengan demikian
hubungan antara latar belakang ekonomi orang tua dan motivasi belajar
mahasiswa akan mempengaruhi hasil belajar siswa.
C. Hipotesis Penilitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis
penelitian ini dapat diajukan sebagai berikut:
1. H1A : Ada pengaruh antara latar belakang ekonomi orang tua terhadap prestasi
belajar sejarah mahasiswa
2. H1B : Ada pengaruh antara motivasi belajar mahasiswa terhadap prestasi
belajar sejarah mahasiswa
3. H1AB : Ada pengaruh secara bersama antara latar belakang ekonomi orang tua
dan motivasi belajar mahasiswa terhadap prestasi belajar sejarah mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Sejarah
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Jln. Affandi Mrican, Tromol Pos 55002.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret - Juni 2017.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.50
Populasi dalam penelitian ini
adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, yang diperoleh dari sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah
yang keseluruhannya terdiri dari 216 mahasiswa. Angkatan 2011 dengan jumlah 7
orang, angkatan 2012 dengan jumlah 21 orang, angkatan 2013 dengan jumlah 50
orang, angkatan 2014 dengan jumlah 39 orang, angkatan 2015 dengan jumlah 39
orang, dan angkatan 2016 dengan jumlah 60 orang. Populasi secara rinci
diuraikan dalam tabel 3.1 berikut:
50 Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, Bandung, Alfabeta, 2014, hlm. 61.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 1 Distribusi Populasi
No. Angkatan Jumlah
1
2
3
4
5
6
2011
2012
2013
2014
2015
2016
7
21
50
39
39
60
Jumlah 216
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi.51
Menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya “Prosedur Penelitian
suatu Pendekatan Praktik” menyatakan bahwa apabila subyeknya kurang dari 100,
lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Selanjutnya jika jumlah subyeknya lebih dari 100 orang dapat diambil antara 10-
15% atau 20-25% atau lebih.52
Sampel dalam penelitian ini adalah 41% dari 216
mahasiswa, sehingga sampel penelitian ini berjumlah 89 responden yang terdiri
dari dua angkatan, yaitu mahasiswa angkatan 2013 dan mahasiswa angkatan
2014 Pendidikan Sejarah, alasan diikutsertakannya mahasiswa angkatan 2013 dan
2014 Pendidikan Sejarah, kecuali mahasiswa angkatan 2011, 2012, 2015 dan
angkatan 2016 adalah telah menempuh perkuliahan dalam waktu yang lama
sehingga latar belakang ekonomi orang tua dan motivasi belajar mahasiswa
semakin terlihat hasil yang signifikan dari prestasi belajar selama VII dan V
semester. Dalam hal ini dapat dibuktikan apakah benar latar belakang ekonomi
51 Sugiyono, op. cit, hlm. 62. 52 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, Jakarta, Penerbit, Rineka
Cpta, 1996, hlm.120.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
orang tua dan motivasi belajar mahasiswa terhadap prestasi belajar sejarah
mahasiswa sedangkan angkatan 2011 dan 2012 tidak diikutsertakan dengan alasan
sebagian besar dari angkatan tersebut sudah kurang aktif dalam perkuliahan dan
angkatan 2015 dan 2016 tidak diikutsertakan dengan alasan mereka masih berada
di tahun pertama perkuliahan yang dianggap penulis masih dalam tahap
penyesuaian diri dalam perkuliahan. Sampel secara rinci diuraikan dalam tabel 3.2
berikut:
Tabel 2 Distribusi Sampel
No. Angkatan Jumlah
1
2
2013
2014
50
39
Jumlah 89
Dalam pengambilan sampel dilakukan dengan tekhnik purposive sampling
dilakukan dengan cara mengambil subyek bukan didasarkan atas strata, random
atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.
C. Definisi Operasional Variabel
1. Latar Belakang Ekonomi Oang Tua
Latar belakang ekonomi orang tua dalam penelitian ini adalah informasi
tentang pendapatan/penghasilan orang tua serta pemilikan kekayaan atau fasilitas.
2. Motivasi Belajar Mahasiswa
Motivasi belajar dalam penelitian ini adalah daya upaya yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu dengan memiliki ciri-ciri motivasi belajar
yaitu tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan secara mandiri,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah yang belum diketahui,
ingin mendalami bahan atau bidang pengetahuan yang diberikan, selalu berusaha
untuk berprestasi sebaik mungkin, dapat mempertahankan pendapatnya, senang
dan rajin penuh semangat, dan senang mencari dan memecahkan masalah soal-
soal.
3. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil yang ditunjukkan mahasiswa setelah
melakukan proses belajar selama masa perkuliahan. Prestasi belajar yang
dimaksud adalah prestasi belajar yang ditunjukkan dengan nilai yang diperoleh
mahasiswa berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang didapat oleh
mahasiswa angkatan 2013 dan 2014 selama masa proses perkuliahan sampai
semester gasal 2016/2017.
D. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian ex-post facto yaitu penelitian yang
dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi. Menurut Nana Sudjana ex-
post facto sebagai metode penelitian yang menunjuk kepada perlakuan atau
manipulasi variabel bebas yang telah terjadi sebelumnya sehingga penelitian tidak
perlu memberikan perlakuan lagi, tinggal melihat efeknya pada variabel terikat.53
Penelitian ex-post facto merupakan metode yang dapat dipakai dalam situasi yang
dihadapi oleh penelitian pendidikan.54
53
Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung, Sinar Baru, 1989,
hlm. 56. 54 Arief furchan, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, Surabaya, Usaha Nasional, 1982, hlm.
385.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode survei dengan menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa Prodi
Pendidikan Sejarah mengenai latar belakang ekonomi orang tua dan motivasi
belajar sejarah.
2. Prosedur Pengumpulan Data
a. Tahap persiapan
1) Menyusun proposal
2) Meminta izin kepada Kaprodi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta untuk mengadakan penelitian mengenai Pengaruh
Latar Belakang Ekonomi dan Motivasi Belajar Mahasiswa Terhadap
Prestasi Belajar Sejarah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta angkatan 2013 dan 2014.
3) Menyusun instrument penelitian
b. Tahap pelaksanaan
1) Pengumpulan data penelitian akan dilaksanakan pada bulan Mei 2017
dengan cara membagi kuesioner kepada mahasiswa Prodi Pendidikan
Sejarah. Pengisian kuesioner dilakukan di kampus Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta. Dalam pelaksanaan penelitian ini, kuesioner
diedarkan oleh peneliti.
2) Pengecekan terhadap kelengkapan kuesioner. Setelah kuesioner terkumpul
semua, peneliti melakukan pengecekan terhadap kuesioner yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
terkumpul tersebut. Pengecekan ini dimaksudkan untuk mengetahui
apakah kuesioner yang terkumpul itu sah atau tidak. Kuesioner dianggap
sah apabila responden menuliskan nama/nomor mahasiswa di lembar
jawab kuesioner.
3) Skoring
Dalam penelitian ini, IPK mahasiswa dikategorikan menjadi empat, yaitu
sangat tinggi, tinggi, sedang dan rendah. Mahasiswa yang termasuk dalam
ketegori sangat tinggi apabila IPK-nya berkisar antara 3,51-4,00, kategori
tinggi berkisar antara 2,76-3,50, kategori sedang berkisar 2,00-2,75, serta
mahasiswa yang termasuk kategori rendah adalah mahasiswa dengan IPK-
nya antara <2,00. Pengelompokkan ini didasarkan pada buku pedoman
akademik Prodi Pendidkan Sejarah Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta Tahun 2010.55
4) Pengolahan dan analisis data
5) Penyusunan laporan penelitian
F. Instrument Pengumpulan Data
1. Instrument Penelitian
a. Kuesioner/angket
Kuesioner/angket digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data latar
belakang ekonomi orang tua dan motivasi belajar mahasiswa. Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan
55 Buku Pedoman Program Studi Pendidikan Sejarah, Yogyakarta, 2010.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawabanya.56
Dalam pengumpulan data, kuesioner dianggap baik apabila cara
dan pengadaannya mengikuti persyaratan yang telah ditentukan sesuai dengan
strukur pengumpulan data kuesioner/angket itu sendiri.
Dalam mengumpulkan data latar belakang ekonomi orang tua Peneliti
tidak melakukan pengukuran validitas dan reabilitas, karena sudah terjamin
validitas dan reabilitasnya. Selain itu kuesioner tersebut sudah terstandar.
Kuesioner yang digunakan untuk penelitian ini adalah kuesioner James Spellane
S.J yang sudah diujicobakan kepada mahasiswa di berbagai universitas yang ada
di Indonesia. Sedangkan untuk mengumpulkan data motivasi belajar
menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan dengan disertai sejumlah jawaban
dalam bentuk skala Likert dengan teknik skoring yang dirancang untuk item
positif dan negatif. Skala Likert yang digunakan sebagai berikut: Sangat Setuju
(SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Tetuju
(STT). Skor dari tiap jawaban dapat dilihat dalam tabel: 3.3.
Tabel 3 Penskoran Skala Likert
Allternatif Jawaban Skor Untuk Pertnyaan
Positif Negatif
Sangat setuju 5 1
Setuju 4 2
Ragu-ragu 3 3
Tidak setuju 2 4
Sangat tidak setuju 1 5
56 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidkan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
Bandung, Alfabeta, 2010, hlm. 199.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
b. Metode Dokumentasi
Untuk mengetahui data tentang prestasi belajar mahasiswa Prodi
Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma digunakan arsip prestasi belajar
atau nilai yang telah berhasil dicapai mahasiswa selama mengikuti perkuliahan.
Hal ini dapat dilihat dari Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa.
2. Uji Coba Instrumen
Untuk menguji validitas instrument digunakan rumus korelasi Product
moment. Untuk mempersingkat waktu penghitungan maka digunakan bantuan
Microsoft Office Excel 2007.
a. Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan
keabsahan suatu instrumen. Validitas artinya sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Instrumen yang
valid mempunyai tingkat validitas yang tinggi atau instrumen tersebut
mengukur apa yang ingin diukur.57
Dalam penelitian ini validitas yang
digunakan adalah validitas kontruksi (contruct validity). Validitas kontruk
adalah validitas yang mempermasalahkan seberapa jauh item-item tes mampu
mengukur apa yang benar-benar hendak diukur sesuai dengan konsep khusus
atau defenisi konseptual yang telah ditetapkan.
Kontruksi dalam pengertian ini bukanlah “susunan” seperti yang sering
dijumpai dalam teknik, tetapi merupakan rekaan psikologis, yaitu suatu rekaan
yang dibuat oleh para ahli Ilmu Jiwa yang dengan suatu tertentu “memerinci” isi