i PENGARUH LAMA PROSES DAN KECEPATAN PUTAR PADA MASERASI DAGING BUAH ASAM JAWA (Tamarindus indica L.) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh: Maria Ratri Damarini NIM : 078114062 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011
87
Embed
PENGARUH LAMA PROSES DAN KECEPATAN PUTAR PADA … · dikombinasikan dengan kunyit. Buah asam sendiri mengandung antara lain asam sitrat, malat dan tartrat. Asam ini berfungsi menjaga
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
PENGARUH LAMA PROSES DAN KECEPATAN PUTAR PADA
MASERASI DAGING BUAH ASAM JAWA
(Tamarindus indica L.)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Maria Ratri Damarini
NIM : 078114062
FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA2011
ii
PENGARUH LAMA PROSES DAN KECEPATAN PUTAR PADA
MASERASI DAGING BUAH ASAM JAWA
(Tamarindus indica L.)
Oleh :
Maria Ratri Damarini
NIM : 078114062
Telah disetujui oleh :
Pembimbing I
Yohanes Dwiatmaka, M.Si. Tanggal : …………………..
Pembimbing II
Lucia Wiwid Wijayanti, M.Si Tanggal :…………………..
iii
Pengesahan Skripsi Berjudul
PENGARUH LAMA PROSES DAN KECEPATAN PUTAR PADA MASERASI
DAGING BUAH ASAM JAWA (Tamarindus indica L.)
Oleh:
Maria Ratri Damarini
NIM: 078114062
Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
pada tanggal : ………………………
Mengetahui
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
Dekan
(Ipang Djunarko, M.Sc.,Apt.)
Panitia Penguji : Tanda tangan
1. Yohanes Dwiatmaka, M.Si ………………...
2. Lucia Wiwid Wijayanti, M.Si ………………...
3. Dr. C. J. Soegiharjo, Apt. ………………...
4. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. ………………...
iv
Halaman Persembahan
Seluruh pikiran, perasaan dan perjuangankupersembahkanuntuk mereka yangmemberi embun di antara durimenghadiri senyum diantara sepi
Keluargaku, Bapak, Mamah, mas Pandu dan mas Galih,Kekasihku Dimas,Teman seperjuangan Farmasi 2007,Almamaterku, Sanata Dharma
tidak perlu TERPURUK
dengan KELEMAHAN yang ada,
karena dalam KELEMAHAN itu
TUHAN menunjukkan KEBESARAN-NYA
Ideas are only seeds,to pick the crops needs perspiration
vi
vii
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang
berjudul “Pengaruh lama peoses dan kecepatan putar pada maserasi buah asam jawa
(Tamarindus indica L.) “. Skripsi ini disusun sebagai persyaratan untuk memperoleh
gelar Sarjana Strata Satu Program Studi Farmasi (S.Farm).
Dalam proses penyusunan skrispsi ini, penulis banyak mendapat bantuan
berupa bimbingan, dorongan, sarana, maupun finansial dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc, Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi, Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta.
2. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I atas bimbingan
dan pengarahan selama penelitian sampai penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Lucia Wiwid Wijayanti, M.Si. selaku Dosen Pembimbing II atas
bimbingan dan pengarahan selama penelitian sampai penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Dr. C. J. Soegiharjo, Apt. selaku Dosen Penguji yang telah memberi kan
saran dan kritik untuk kesempurnaan skripsi ini.
5. Ibu Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan
saran dan kritik untuk kesempurnaan skripsi ini.
6. Bapak, Mamah, mas Pandu, mas Galih atas seluruh kasih sayang , semangat
dan dukungannya selama ini.
7. Silvester Dimas atas seluruh kasih sayang , semangat dan dukungannya selama
ini.
8. Yumi atas seluruh bantuannya, membantu dan merawat saya selama ini.
9. Mas Wagiran, yang telah membantu jalannya penelitian.
10. Teman-teman satu tim, Paulina, Kadek Risna dan Fransiska atas
kekompakannya menyelesaikan proyek ini bersama.
11. Teman-teman duabelasdewa atas dukungan dan keceriaan kalian.
viii
12. Teman-teman seperjuangan angkatan 2007 khususnya FKK.
13. Sahabat setiaku Hypster, Nana, Sani, Dian, Wenny, Alin, Ferri dan Fidhya atas
dukungan dan keceriaan kalian.
14. Sahabat kecilku, Elisabeth Anggi yang jauh dimata namun dekat dihati yang
selalu memberikan semangat.
15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu
penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan
skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan
perkembangan ilmu pengetahuan.
Yogyakarta, Januari 2011
Penulis
Maria Ratri Damarini
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................. vi
PRAKATA............................................................................................................. vii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL.................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... xiv
INTISARI............................................................................................................... xv
ABSTRACT............................................................................................................. xvi
BAB I. PENGANTAR .......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
18. Foto Orbital shaker ..................................................................................... 70
19. Foto Corong Buchner dan vacum ................................................................. 70
xv
INTISARI
Penelitian ekstraksi dengan maserasi terhadap daging buah asam jawa(Tamarindus indica L.) ini termasuk dalam jenis penelitian eksperimental murni.Pada penelitian ini buah asam jawa diperlakukan dengan beberapa variasi lama waktuproses dan kecepatan putar maserasi.
Buah asam jawa biasanya digunakan sebagai obat tradisional yangdikombinasikan dengan kunyit. Buah asam sendiri mengandung antara lain asamsitrat, malat dan tartrat. Asam ini berfungsi menjaga kestabilan kurkumin dalam jamukunyit asam.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama proses dankecepatan putar terhadap hasil angka asam dan kadar asam tartrat dalam ekstrakdaging buah asam jawa pada proses maserasi. Selanjutnya penelitian ini bertujuandalam upaya mendapatkan kadar asam tartrat yang maksimal.
Buah asam jawa diekstraksi dengan cairan penyari aquadest. Setelah didapatekstrak cair buah asam jawa, ekstrak dibagi dua. Ekstrak pertama dikentalkan dandihitung angka asamnya. Ekstrak cair kedua dihitung kadar asam tartrat dengan HighPerformance Liquid Chromatograpy (HPLC).
Melalui proses ini diharapkan dapat diketahui lama proses dan kecepatanputar agar didapatkan ekstrak dengan kadar asam yang maksimal. Selanjutnya tingkatkeasaman ekstrak dapat dilihat dari nilai angka asam. Penelitian ini menggunakanaplikasi desain faktorial dengan dua faktor dan dua level. Dua faktor tersebut adalahlama proses dan kecepatan putar sedangkan dua level adalah level tinggi dan levelrendah.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa lama proses dan kecepatanputar pada maserasi daging buah asam jawa menunjukkan perbedaan yang tidakbermakna terhadap nilai angka asam maupun kadar asam tartrat.
Kata kunci : asam jawa, Tamarindus indica L., lama waktu maserasi, kecepatan putar,angka asam, kadar asam tartrat
xvi
ABSTRACT
The study of extraction by maceration of the tamarind pulp (Tamarindusindica L.) is included in this type of pure experimental research. In this study,tamarind fruit is treated with various such as the lengths of time and speed of rotationon the maceration.
Tamarind fruit is commonly used as traditional medicine in combination withturmeric. Sour fruit itself contains, among others, citric acid, malic and tartaric. Theseacids work to maintain the stability of curcumin in turmeric herbal acid.
This study is aimed at investigating the effect of a long process and speed onthe number of acid and tartaric acid levels in the extract of tamarind fruit pulp in theprocess on maceration.
Tamarind fruit is extractioned with distilled water. The extract of tamarindfruit is then divided by two. The first extract is thickened and its acid number iscalculated. The tartaric acid levels of the second liquid extract are calculated withHigh Performance Liquid Chromatograpy (HPLC).
Through this process are expected to know the long process and rotationalspeed for the extract obtained with a maximum acid content. Furthermore, the acidityof the extract can be seen from the acid number value.This study used factorial designapplications with two factors and two levels. The two factors are length of macerationand speed of rotation and however the two levels are high level and low level.
The results can be concluded that the long process of maceration androtational speed on tamarind pulp showed non-significant difference to the number ofacid and tartaric acid levels.
Key words: tamarind, Tamarindus indica L., length of maceration time, rotationalspeed of maceration, the rate of acid, tartaric acid levels
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Masyarakat mengenal obat tradisional secara turun-temurun dari nenek
moyangnya, seperti tanaman buah asam jawa (Tamarindus indica L.) sebagai salah
satu tanaman obat yang digunakan dalam sediaan jamu kunyit asam. Jamu kunyit
asam merupakan kombinasi dari daging buah asam jawa dan rimpang kunyit
(Soedibyo, 1998).
Jamu kunyit asam didominasi oleh rasa asam yang berasal dari asam jawa,
sedang warnanya didominasi oleh rimpang kunyit. Fungsi asam dalam jamu kunyit
asam tersebut adalah untuk menstabilkan kurkuminoid, hal ini karena sifat asam
yang dikandung buah asam jawa, sehingga menstabilkan kombinasi campuran kunyit
dan asam jawa. Peran asam begitu penting dalam kombinasi jamu kunyit asam ini,
sehingga jumlah asam perlu dimaksimalkan. Penelitian ini merupakan usaha dalam
mencari kadar asam yang maksimal. Guna memaksimalkan jumlah asam, dilakukan
penelitian dengan variasi-variasi ekstraksi buah asam jawa. Pada penelitian ini
menggunakan model desain faktorial dengan menentukan level untuk mencari daerah
optimum. Apabila telah diketahui variasi ektraksi yang optimum untuk menghasilkan
asam yang maksimal, maka kebutuhan bahan baku daging buah asam jawa menjadi
lebih efektif. Pembuatan jamu kunyit asam pun juga lebih efektif.
2
Dalam pembuatan jamu kunyit asam secara tradisional maupun perusahaan
besar komposisi buah asam jawa sangat penting dan berperan dalam komposisi jamu
kunyit asam. Karena alasan tersebut penelitian tentang optimasi ektraksi untuk
mendapatkan kadar asam yang maksimal perlu dilakukan.
Teknik untuk mendapatkan ekstrak daging buah asam jawa yang merupakan
salah satu bahan baku penyusun jamu kunyit asam dapat dilakukan dengan
bermacam-macam, antara lain dengan teknik maserasi, infundasi dan perkolasi.
Teknik maserasi merupakan usaha paling sederhana dalam mendapatkan
kadar asam yang optimal. Dalam proses maserasi ini cairan penyari akan menembus
dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif
tersebut akan larut, karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di
dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat didesak ke luar.
Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan
di luar sel dan di dalam sel. Agar cairan penyari dapat menembus sel perlu ada
putaran. (Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1986).
Kandungan terbanyak buah asam jawa adalah senyawa asam. Asam tersebut
mudah larut dalam air, (Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995).
Oleh karena itu pada penelitian ini pelarut yang digunakan adalah air (Direktorat
Jendral Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1986).
Salah satu unsur dalam maserasi adalah pengadukan. Pada alat maserasi
orbital shaker pengadukan memiliki satuan rpm (kecepatan putar). Selain itu, unsur
lain yang berperan dalam proses maserasi ini adalah waktu. Diharapkan semakin
3
lama sejumlah simplisia dimaserasi maka ekstrak yang didapat semakin banyak.
Namun demikian waktu tetap perlu dibatasi, karena menurut Direktorat Jendral
Pengawasan Obat dan Makanan RI (1986) apabila terlalu lama simplisia tersebut
akan ditumbuhi mikroorganisme.
Teknik infundasi tidak dipilih dalam penelitian ini, karena dalam teknik
infundasi menggunakan panas. Adanya panas membuat kandungan amilum yang
terkandung di dalam buah asam jawa membentuk gel, sehingga konsistensi ekstrak
menjadi lebih kental (Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1986).
Teknik perkolasi juga tidak dipilih dalam penelitian. Teknik ini yang paling
optimal dalam proses menarik sari, namun proses ini membutuhkan waktu yang lama,
teknik ini kurang efektif dari sisi waktu. Selain itu, kemungkinan ekstrak untuk
ditumbuhi mikroorganisme menjadi semakin tinggi (Direktorat Jendral Pengawasan
Obat dan Makanan RI, 1986).
Pada maserasi terdapat unsur lama proses dan pengadukan atau dalam hal ini
dikatakan sebagai kecepatan putar. Lama proses maserasi mempengaruhi dalam
penarikan sari dari dalam simplisia buah asam jawa. Semakin lama proses,
diharapkan semakin banyak asam yang tersari kedalam cairan penyari hingga
mencapai kesetimbangan. Unsur pengadukan pada maserasi mempercepat terjadinya
kesetimbangan.
Penelitian ini menggunakan angka asam dan kadar asam sebagai respon.
Dari angka asam diketahui total asam yang ada pada ekstrak buah asam jawa tersebut.
4
Angka asam akan memberikan gambaran secara cepat tingkat keasaman ekstrak buah
asam jawa.
Sedangkan dari kadar asam tartrat diketahui secara lebih detail dan spesifik
presentase kadar asam. Penelitian ini hanya membatasi pada analisis kadar asam
tartrat karena asam tartrat memiliki prosentase kadar asam yang paling besar pada
ekstrak buah asam jawa dibanding asam-asam yang lain (Bustan, 2008).
Bertitik tolak dari latar belakang yang telah diuraikan, maka perlu dilakukan
penelitian mengenai pengaruh lama proses dan kecepatan putar pada maserasi daging
buah asam jawa.
1. Perumusan masalah
a. Apakah terdapat pengaruh lama proses dan kecepatan putar terhadap
hasil angka asam ekstrak daging buah asam jawa pada proses maserasi?
b. Apakah terdapat pengaruh lama proses dan kecepatan putar terhadap
hasil kadar asam tartrat ekstrak daging buah asam jawa pada proses maserasi?
2. Keaslian penelitian
Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian sebelumnya yang
menyatakan bahwa kadar asam tartrat lebih tinggi dibanding kadar asam sitrat dan
asam malat dengan cara maserasi (Bustan, 2008). Selanjutnya penelitian ini lebih
khusus menitik beratkan tentang pengaruh lama proses dan kecepatan putar pada
maserasi daging buah asam jawa dalam usaha mendapatkan kadar asam yang optimal.
5
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis. Dari penelitian ini dapat diketahuai pengaruh lama
proses dan kecepatan putar terhadap hasil angka asam dan kadar asam ekstrak daging
buah asam jawa pada proses maserasi.
b. Manfaat praktis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
bagi masyarakat pada umumnya dan industri jamu khususnya mengenai lama proses
dan kecepatan putar untuk mendapat ekstrak buah asam yang maksimal.
B. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh lama proses dan kecepatan putar terhadap hasil
angka asam dan kadar asam tartrat ekstrak daging buah asam jawa pada proses
maserasi.
6
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Asam Jawa
1. Keterangan botani
Asam jawa (Tamarindus indica L.) termasuk dalam familia Ceacalpiniaceae.
Nama umum biasa disebut tamarind (Inggris), tamarinier (Perancis), sedangkan di
Indonesia lebih dikenal dengan nama asam jawa (Arisandi, 2006).
Gambar 1. Tanaman asam jawa (Maguire, 2010).
2. Deskripsi
Asam jawa merupakan sebuah kultivar daerah tropis dan termasuk tumbuhan
berbuah polong. Batang pohonnya yang cukup keras dapat tumbuh menjadi besar dan
daunnya rindang. Daun asam jawa bertangkai panjang dan bersirip genap. Bunganya
berwarna kuning kemerah-merahan dan buah polongnya berwarna coklat dengan rasa
khas asam. Pada buah polong selain terdapat kulit yang membungkus daging buah,
7
juga terdapat biji berjumlah 2-5 yang berbentuk pipih dengan warna coklat agak
kehitaman (Thomas, 1989).
3. Nama daerah
Tumbuhan asam jawa mempunyai nama yang berbeda-beda di beberapa
daerah. Di Sumatera dikenal dengan nama bak mee (Aceh), acam lagi (Gayo), asam
jawa (Melayu), cumalagi (Minangkabau). Di Jawa dikenal dengan nama tangkal asem
(Sunda), witasem (Jawa), acem (Madura). Di Bali dikenal dengan celagi. Di Nusa
Tenggara dikenal dengan nama bage (Sasak), mangga (Bima), kanefo kiu (Timor),
tobi (Solor). Di Kalimantan dikenal dengan asam jawa (Dayak). Di Sulawesi dikenal
dengan nama asang jawi (Gorontalo), tamalagi (Buol), saamba lagi (Barros), combo
(Makasar). Di Maluku dikenal dengan nama sablaki (Tanimbar), asam jawa ka
(Buru), asam jawa (Ternate), tabelaka (Seram) (Hutapea, 1994).
4. Kandungan kimia
Daging buah asam jawa antara lain mengandung asam-asam organik antara
lain sitrat, asam tartrat, dan asam malat. Selain itu juga mengandung pektin dan
monosakarida (Bruneton, 1999). Asam-asam ini sebagian terikat antara lain oleh
kalium bitartrat. Kandungan lainnya adalah sterol/terpen; saponin; selulosa; gula;
vitamin A; B dan C (Departemen Kesehatan RI, 1995).
Asam sitrat, asam tartrat dan asam malat yang terkandung dalam daging
buah asam jawa merupakan asam organik tumbuhan. Sifat unik metabolisme
8
tumbuhan, bila dibandingkan dengan metabolisme hewan dan mikroorganisme lain
adalah kemampuannya menimbun asam organik dalam vakuola sel dengan jumlah
asam tumbuhan yang dihasilkan beragam terutama asam sitrat, asam tartrat dan asam
malat (Dwidjoseputro, 1986).
Asam organik sederhana yang tertimbun dalam tumbuhan secara tepat dapat
dibagi menjadi dua golongan yaitu asam daur trikarboksilat (Krebs) dan asam yang
lainnya. Asam dikarboksilat paling sederhana adalah asam malonat, dan homolog
berikutnya yang lebih tinggi adalah asam suksinat. Turunan asam suksinat tak jenuh
adalah asam fumarat dan asam maleat. Asam monohidroksisuksinat dikenal sebagai
asam malat sedangkan asam dihidrosuksinat adalah asam tartrat. Apabila terdapat
dalam jumlah banyak asam tersebut mudah dikenal berdasarkan rasanya dalam
larutan dan berdasarkan pH rendah dalam ekstrak air tumbuhan tersebut. Asam sitrat
mempunyai pH antara 3,8 - 4,2. Asam tartrat mempunyai pH 1,6. Asam malat pH
2,2. Secara umum dapat dideteksi berdasarkan pengaruhnya pada indikator asam-basa
seperti hijau bromokresol atau biru bromotimol (Harborne, 1987).
5. Beberapa contoh asam organik
a. Asam sitrat. Asam sitrat (C6H8O7) dengan BM 192,12, berbentuk anhidrat
atau mengandung satu molekul air hidrat. Mengandung tidak kurang dari 99,6% dan
tidak lebih dari 100,5 % C6H8O7 , dihitung terhadap zat anhidrat. Pemperian asam
sitrat hablur bening, tidak berwarna atau serbuk hablur granul sampai halus, putih,
tidak berbau atau praktis tidak berbau, rasa sangat asam. Sangat mudah larut dalam
9
air, mudah larut dalam etanol, agak sukar larut dalam eter. Mempunyai nilai pH
antara 3,8 – 4,2.
Gambar 2. Struktur asam sitrat (Harborne,1987)
b. Asam tartrat. Asam Tartrat (C4H6O6) dengan BM 150,09, pemperian
hablur tidak berwarna atau bening, serbuk halus sampai granul, warna putih, tidak
berbau, rasa asam dan stabil di udara. Sangat mudah larut dalam air, mudah larut
dalam etanol. Nilai pH asam tartrat adalah 1,6.
Gambar 3. Struktur asam tartrat (Harborne,1987)
c. Asam malat. Asam malat (C4H6O5) dengan BM 134,09 mengandung
tidak kurang dari 99,0 % dan tidak lebih dari 100,5 % C4H6O5. Sangat mudah larut
dalam air, mudah larut dalam etanol . Nilai pH asam malat adalah 2,2
Gambar 4. Struktur asam malat (Harborne,1987)
10
B. Pengertian Simplisia
Simplisia ialah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang
telah dikeringkan. Simplisia nabati ialah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian
tanaman atau eksudat tanaman. Eksudat tanaman ialah isi sel yang keluar dari
tanaman atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat
nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum
berupa zat kimia murni (Departemen Kesehatan RI, 1977).
Simplisia nabati harus bebas dari serangga, fragmen hewan atau kotoran
hewan; tidak boleh menyimpang bau dan warnanya; tidak boleh mengandung lendir
dan cendawan atau menunjukkan tanda-tanda pengotoran lain; tidak boleh mengan-
dung bahan lain yang beracun atau berbahaya (Departemen Kesehatan RI, 1977).
C. Maserasi
Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan
penyari. Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel
yang mengandung zat aktif, selanjutnya zat aktif akan larut karena adanya perbedaan
konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan
yang terpekat didesak keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi
keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel (Direktorat
Jendral Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1986).
11
Pada penyarian dengan cara maserasi, perlu dilakukan pengadukan.
Pengadukan diperlukan untuk meratakan konsentrasi larutan di luar butir serbuk
simplisia, sehingga dengan pengadukan tersebut tetap terjaga adanya derajat
perbedaan konsentrasi yang sebesar-besarnya antara larutan di dalam sel dengan
larutan di luar sel. Penggunaan mesin pengaduk yang berputar terus-menerus, waktu
proses maserasi dapat dipersingkat menjadi 6 sampai 24 jam (Direktorat Jendral
Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1986).
D. High Performance Liquid Chromatography (HPLC)
High Performance Liquid Chromatography (HPLC) adalah kromatografi
yang fase geraknya dialirkan dengan cepat dengan bantuan tekanan dan kemudian
hasilnya dideteksi dengan instrumen (Gritter, Bobbitt, and Schwarting, 1985).
Tujuan utama penggunaan kromatografi cair dalam suatu prosedur analisis
adalah memisahkan suatu campuran dalam sampel menjadi komponen-komponennya.
Keberhasilan dalam penggunaan sistem kromatografi cair memerlukan kombinasi
operasi yang tepat seperti jenis packing kolom dan fase gerak, panjang dan diameter
kolom, kecepatan alir fase gerak, temperatur pemisahan, besar sampel dan lain-lain
(Noegrohati, 1994).
12
Gambar 5. Instrumentasi HPLC (Willard,1988)
E. Desain Faktorial
Desain faktorial adalah desain penelitian yang dipilih untuk menentukan
pengaruh secara simultan dari beberapa faktor dan interaksinya. Faktor adalah
variabel yang ditentukan. Pemilihan faktor pada suatu penelitian bergantung pada
tujuan penelitian. Level adalah nilai dari faktor. Notasi standar untuk kombinasi
faktor dinyatakan dengan (1), a, b, dan ab (Tabel I). Efek adalah perubahan yang
terjadi pada respon yang disebabkan karena variasi level dari faktor (Bolton, 1990).
Tabel I. Notasi Formula Desain Faktorial
Percobaan A B AB
(1) - - +
a + - -
b - + -
ab + + +
13
Keterangan :(1) = faktor A dan Faktor B pada level rendaha = faktor A pada level tinggi dan Faktor B pada level rendahb = faktor A pada level rendah dan Faktor B pada level tinggiab = faktor A dan Faktor B pada level tinggi- = faktor pada level rendah+ = faktor pada level tinggi
Persamaan umum untuk desain faktorial (Bolton, 1990) adalah :
Y = b0 + b1XA + b2XB + b12XAXB (1)
Keterangan :Y = respon hasil atau sifat yang diamatiXA, XB = level A dan level Bb0, b1, b2, b12 = koefisien, dapat dihitung dari hasil percobaan
Yate’s treatment merupakan metode yang sistematis untuk menganalisis data
dari 2n faktor percobaan. Replikasi dalam percobaan merupakan cara yang terbaik.
Pengulangan duplikasi (replikasi dua kali) sudah cukup. Semakin sedikit replikasi
maka experimental error semakin besar (Bolton, 1990).
F. Landasan Teori
Buah asam jawa antara lain memiliki kandungan asam sitrat, asam malat dan
asam tartrat. Salah satu cara untuk mendapatkan kandungan asam tersebut adalah
dengan maserasi. Maserasi merupakan cara ektraksi paling tepat dalam usaha menarik
sari dari simplisia buah asam jawa. Maserasi yang digunakan pada penelitian ini
adalah maserasi mekanis dengan menggunakan orbital shaker. Maserasi buah asam
jawa ini menggunakan cairan penyari air (aquadest). Air digunakan karena sifat
masing-masing asam tersebut sangat mudah larut dalam air. Pada maserasi terdapat
14
unsur waktu proses dan pengadukan yang akan mempercepat tercapainya
kesetimbangan. Unsur-unsur tersebut akan mempengaruhi jumlah asam yang dapat
disarikan pada maserasi ini. Perpaduan variasi lama proses dan kecepatan putar ini
memberikan suatu kondisi yang optimum dalam usaha mendapatkan asam yang
maksimal.
Penelitian ini menjadikan angka asam dan kadar asam sebagai respon.
Analisis kuantitatif angka asam memberikan gambaran cepat tingkat keasaman
ekstrak buah asam jawa secara keseluruhan. Angka asam dilakukan secara titrimetri.
Analisis kuantitatif kadar asam tartrat memberikan informasi prosentase kadar asam
secara lebih mendetail tiap jenis asam. Penelitian ini hanya membatasi analisis kadar
asam tartrat karena asam tartrat memiliki kadar asam yang paling banyak pada
simplisia buah asam jawa. Analisis kuantitatif kadar asam dilakukan dengan HPLC.
Pada HPLC terjadi pemisahan senyawa berdasarkan waktu retensi. Asam tartrat akan
terdeteksi dengan jelas dan prosentase kadar asam tartrat dapat diketahui dari Area
Under Curve (AUC) dengan cara membandingkan dengan kurva baku.
Untuk mencari kondisi yang optimal dari variasi lama proses dan kecepatan
putar digunakan analisis aplikatif dengan desain faktorial. Pada desain faktorial ini
akan diketahui interaksi lama proses dan kecepatan putar terhadap hasil angka asam
dan kadar asam dalam ekstrak daging buah asam jawa pada proses maserasi.
15
G. Hipotesis
1. Lama proses dan kecepatan putar akan mempengaruhi hasil angka asam ekstrak
daging buah asam jawa pada proses maserasi.
2. Lama proses dan kecepatan putar akan mempengaruhi hasil kadar asam tartrat
ekstrak daging buah asam jawa pada proses maserasi.
16
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Berdasarkan proses penelitian yang dilakukan dan bagaimana variabel
diamati, penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksperimental murni dengan
aplikasi desain faktorial.
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel penelitian
a. Variabel bebas. Lama maserasi yang di gunakan adalah 1 jam sebagai
level rendah dan 3 jam sebagai level tinggi. Kecepatan putar yang di gunakan adalah
140 rpm sebagai level rendah dan 170 rpm sebagai level tinggi.
b. Variabel tergantung. Angka asam dan kadar asam tartrat dalam ekstrak.
c. Variabel pengacau terkendali. Umur buah dan varietas tanaman.
2. Definisi operasional
a. Daging buah asam jawa. Daging buah asam jawa yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah endokarpium beserta pulpa buah asam jawa. Asam jawa yang
digunakan pada penelitian ini adalah buah asam jawa yang telah disimpan beberapa
lama.
b. Air. Air yang digunakan dalam penelitian ini adalah aquadest.
17
c. Optimasi ekstraksi. Proses mencoba dua variasi lama proses dan
kecepatan putar untuk mengetahui pengaruh dua variabel tersebut dalam
mendapatkan kadar asam jawa. Optimasi ini menggunakan aplikasi desain faktorial.
d. Maserasi. Maserasi yang dilakukan adalah maserasi mekanis dilakukan
dengan alat orbital shaker, dan dilakukan dengan batas waktu dan kecepatan putar
tertentu.
e. Angka asam. Angka asam di selaraskan dengan banyaknya milligram
KOH yang dibutuhkan untuk menetralkan asam-asam bebas di dalam satu gram
ekstrak air daging buah asam jawa.
f. Kadar asam. Kadar asam yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kadar asam tartrat yang ditetapkan dengan HPLC.
g. Faktor. Faktor yang dimaksud adalah variabel bebas yang ditentukan
dalam penelitian yaitu lama proses dan kecepatan putar.
h. Respon. Respon yang dimaksud adalah variabel tergantung yang
ditentukan dalam penelitian yaitu angka asam dan kadar asam tartrat.
i. Level. Level yang dimaksud adalah nilai dari faktor. Terdiri dari level
rendah dan level tinggi. Level rendah lama maserasi adalah 1 jam sedangkan
kecepatan putar adalah 140 rpm. Level tinggi lama maserasi adalah 3 jam sedangkan
kecepatan putar adalah 170 rpm.
j. Efek. Efek yang dimaksud adalah perubahan yang terjadi pada respon
yang disebabkan karena variasi dari faktor. Efek ini dapat berupa peningkatan
maupun penurunan terhadap angka asam dan kadar asam tartrat.
18
3. Bahan dan alat
a. Bahan. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah asam
yang didapat dari pasar tradisional di daerah Kecamatan Prambanan. Berdasarkan
wawancara dengan pedagang, didapatkan informasi bahwa buah asam ini berasal dari
daerah Boyolali. Buah asam jawa yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah
asam jawa yang telah disimpan. Bahan dari Merck antara lain: baku asam tartrat,
Pengamatan waktu retensi sampel telah dibandingkan dengan standar,
dan mengacu pada tabel VI dan VII. Waktu retensi sampel menunjukkan
35
kemiripan dengan waktu retensi baku asam tartart. Hal ini mengartikan bahwa
pada sampel berupa ekstrak daging buah asam jawa terdapat asam tartart pula.
Pengamatan waktu retensi ini untuk membuktikan dan menyakinkan bahwa benar
bahwa asam tartart yang di uji pada penelitian ini. Dari waktu retensi tersebut
maka didapat kadar sampel.
(a)
(b)
Gambar 8. Contoh kromatogram (a) standar asam tartart. (b) sampel
36
Hasil waktu retensi juga dapat diamati dari kromatogram (Gambar 8).
waktu retensi antara standar asam tartrat dan sampel ekstrak daging uah asam
jawa memiliki kemiripan. Asam tartrat terelusi sekitar pada menit ke 9,055, hal
ini terlihat pada kromatogram standar (Gambar 8.a). Pada sampel ekstrak daging
buah asam jawa (Gambar 8.b) terdapat senyawa yang terelusi pada menit ke
9,055. Hal ini menunjukkan bahwa sampel ekstrak daging buah asam jawa
mengandung asam tartrat yang sama dengan asam tartrat pada sampel.
Tabel VIII. Persentase kadar asam
Variasi Perlakuan(rpm,jam)
Replikasi Kadar asamtartart (%)
Rata-rata kadar asamtartart (% )
140 ; 1 1 8,399,365
140 ; 1 2 10,34
140 ; 3 1 9,019,445
140 ; 3 2 10,20
170 ; 1 1 9,389,605
170 ; 1 2 9,51
170 ; 3 1 9,2810,875
170 ; 3 2 12,47
Kadar asam tartart merupakan respon yang berupa variabel tergantung
yang ditentukan pada penelitian ini. Respon kadar ini dicari untuk merespon
faktor yang berupa variable bebas. Kadar akan dipakai untuk melihat adakah
interaksi dari faktor-faktor variabel bebas yaitu lama proses dan kecepatan putar,
dalam usaha mendapatkan asam yang paling tinggi.
Mengacu pada tabel VIII, variasi lama proses level tinggi (3 jam) dan
kecepatan putar level tinggi (170 rpm) memiliki persentase nilai kadar yang
paling tinggi. Perbedaan prosentase kadar ini perlu dianalisa lebih dalam dengan
37
uji statistik. Model percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
factorial design (DF). Analisa ini dikerjakan dengan software design expert. Pada
aplikasi DF ini didapat interaksi faktor-faktor terhadap respon yang telah
ditentukan oleh peneliti.
Tabel IX. Perhitungan ANOVA terhadap respon Kadar Asam Tartartpada software design expert
Response KadarANOVA for selected factorial model
Analysis of variance table [Partial sum of squares - Type III]Sum of Source Squares Mean
dfFSquare
p-valueValue
Prob > F
Model 3.01 3 1.00 0.52 0.6902 not significant
rpm 0.91 1 0.91 0.47 0.5294
waktu 1.39 1 1.39 0.72 0.4428
rpm-waktu 0.71 1 0.71 0.37 0.5771
Pure Error 7.71 4 1.93
Cor Total 10.72 7
Dari analisa statistik dengan model desain faktorial (Tabel IX ) diketahui
bahwa hasil model tidak signifikan karena prob > 0,05. Untuk respon kadar asam
tartrat, nilai Prob dari sampel adalah 0,6902. Nilai Prob tersebut lebih besar dari
0,05 maka model percobaan ini tidak signifikan.
Persamaan 4 didapat dari software design expert. Persamaan 4 dapat
digunakan untuk memprediksi nilai respon apabila model penelitian menunjukkan
hasil yang signifikan.
Hasil model tidak signifikan, untuk itu persamaan 4 model ini tidak
dapat digunakan.
Y= 11,648 – 0,017 XA – 2,656 XB + 0,019 XAXB (4)
38
Persamaan 4 tidak menggambarkan pengaruh lama maserasi dan
kecepatan putar terhadap kadar asam tartrat. Faktor lama maserasi dan kecepatan
putar tidak secara signifikan menyebabkan perubahan nilai respon kadar asam
tartrat.
Interaksi tetap terjadi pada model penelitian ini. Interaksi antara lama
proses dengan kecepatan putar terhadap respon kadar asam tartrat (Gambar 9)
terlihat dengan adanya garis yang tidak sejajar.
Gambar 9. Grafik interaksi efek faktor lama proses maserasidengan kecepatan putar maserasi terhadap kadar asam tartrat
Peningkatan kecepatan putar pada level rendah maupun tinggi lama
proses maserasi akan meningkatkan kadar asam tartrat. Namun, peningkatan
kecepatan putar pada level tinggi lama proses maserasi meningkatkan kadar asam
tartrat yang lebih tinggi dibanding peningkatan lama waktu pada level rendah.
Design-Expert® SoftwareFactor Coding: ActualKadar
Design Points
X1 = A: RPMX2 = B: Time
B1 1B2 3
B: Time
140 170
A: RPM
Ka
da
r
7
8
9
10
11
12
13
Interaction
Waktu : 1 jamWaktu : 3 jam
Waktu : 1 jamWaktu : 3 jam
39
Respon angka asam dan kadar asam tartrat menunjukkan hasil yang tidak
signifikan terhadap faktor-faktor. Hal ini dikarenakan pada maserasi 1jam dan 3
jam jumlah asam dalam ekstrak telah mencapai kesetimbangan. Pada level 1 dan
3 jam, respon yang dihasilkan sudah mencapai nilai yang konstan dan telah
mencapai kesetimbangan. Kemungkinan kesetimbangan telah tercapai sebelum
waktu maserasi 1 jam, sehingga hasil angka asam dan kadar asam tartrat pada
level ini merupakan hasil yang sudah stabil.
Ada kemungkinan kesetimbangan angka asam dan kadar asam telah
tercapai sebelum waktu maserasi 1 jam. Hal ini melihat karakteristik dari asam itu
sendiri yang sangat mudah larut dalam air.
Bila dikaji dari respon angka asam dan prosentase kadar asam tartrat
yang tidak signifikan, dan terkait dengan kebutuhan industri jamu kunyit asam,
pembuatan jamu kunyit asam akan lebih efisien dalam hal waktu dan energi bila
dilakukan pada lama proses 1 jam dan kecepatan putar 140 rpm. Variasi lama
proses dan kecepatan putar tersebut akan menghasilkan asam yang cukup untuk
menstabilkan kurkuminoid dalam jamu kunyit asam.
40
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan :
1. Tidak ada pengaruh lama proses dan kecepatan putar terhadap hasil angka
asam dalam ekstrak daging buah asam jawa pada proses maserasi.
2. Tidak ada pengaruh lama proses dan kecepatan putar terhadap hasil kadar
asam dalam ekstrak daging buah asam jawa pada proses maserasi.
B. SARAN
Saran yang dapat dipertimbangkan sesuai hasil penelitian ini adalah :
1. Perlu dilakukan variasi lama proses dan kecepatan putar terhadap asam
organik yang lain yang terkandung dalam buah asam jawa yaitu asam malat
dan asam sitrat.
2. Perlu dilakukan penelitian lain dengan menurunkan level pada variasi lama
proses.
3. Perlu dilakukan penelitian tentang optimasi volume cairan penyari.
41
DAFTAR PUSTAKA
Arisandi, 2006, Khasiat Berbagai Tanaman Untuk Pengobatan, 15-18, Eska Media,Jakarta.
Bolton, S., 1990, Pharmaceutical Statistics: Practical and Clinical Applications, 2ndedition, 308-337, Marcel Dekker Inc., New York.
Bruneton, Jean., 1999, Pharmacognocy,Phytochemistry and Medical Plants, 2ndedition, 24, Lavoisier Publishing, UK
Bustan, M., 2008, Karakterisasi Ekstrak Air Daging Buah Asam Jawa (TamarindusIndica L.), Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma,Yogyakarta.
Departemen Kesehatan RI, 1977, Materia Medika Indonesia, Jilid I, XI, XII, XX,Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 1995, Materia Medika, jilid VI, 288-291, DepartemenKesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1986, Sediaan Galenik, 2-4,10-13, 25-26, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995, Farmakope IndonesiaIV, 48-53, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan RI, 2000, Parameter StandarUmum Ekstrak Tumbuhan Obat, cetakan pertama, Badan Pengawas Obatdan Makanan Republik Indonesia, Jakarta.
Dwidjoseputo, 1986, Pengantar Fisiologi Tumbuhan, 83, Gramedia, Jakarta.
Gritter, R.J., Bobbitt, J.M., and Schwarting, A.E., 1985, Introduction toChromatography, diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata, Edisi II, 4-5,15, 93, 213, 219, ITB, Bandung.
Harborne, 1987, Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan,terbitan kedua, Penerbit ITB, Bandung.
Hutapea, J.R., 1994, Inventaris Tanaman Obat Indonesia, jilid III, 287-289, DepkesRI, Jakarta.
42
Maguire, 2010, Tamarind,http://www.tropicalfruitnursery.com/fruitproducts_sw.htm,diakses tanggal 12 Januari 2010
Noegrohati, S., 1994, Pengantar Kromatografi, dalam Noegrohati, S. dan Narsito,(Eds.), Risalah Prinsip dan Aplikasi Beberapa Teknik Analisis Instrumental,hal 1, 6, 16-17, 28, 31-32, Laboratorium Analisis Kimia dan Fisika PusatUGM, Yogyakarta.
Soedibyo,M., 1998, Alam Sumber Kesehatan Manfaat dan Kegunaan, jilid I, 60- 61,Balai Pustaka, Jakarta.
Sudarmadji, S., 1984, Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan dan Pertanian, 63-64,Liberty, Yogyakarta.
Thomas, 1989, Tanaman Obat Tradisional 1, 78-82, Kanisius, Yogyakarta.
Voigt, 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi 5, 579-582 Gadjah MadaUniversity Press, Yogyakarta.
Kadar =+11.64833-0.017167 * A-2.65667 * B+0.019833 * A * B
66
Term Effect SumSqr % Contribtn
Require Intercept
Model A-A 0.675 0.91125 8.50082
Model B-B 0.835 1.39445 13.0085
Model AB 0.595 0.70805 6.60522
Error Lack Of Fit 0 0
Error Pure Error 7.7058 71.8855
Lenth's ME 2.53904
Lenth's SME 3.47499
Pareto Chart
t-V
alu
eof|E
ffect|
Rank
0.00
0.99
1.98
2.97
3.96Bonferroni Limit 3.96079
t-Value Limit 2.77645
1 2 3
BA
AB
67
Lampiran 11. Foto Bahan penelitian buah asam jawa
Lampiran 12. Foto ekstrak cair daging buah asam jawa
Lampiran 13. Foto ekstrak kental daging buah asam jawa
68
Lampiran 14. Foto hasil angka asam
Lampiran 15. Foto Vacum Rotary evapotaror
69
Lampiran 16. FotoTimbangan analitik
Lampiran 17. Foto oven
70
Lampiran 18. Foto orbital shaker
Lampiran 19. Foto Corong Buchner dan vacum
71
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi “Pengaruh Lama Proses danKecepatan Putar pada Maserasi Daging Buah Asam Jawa(Tamarindus indica L.) ” memiliki nama lengkap Maria RatriDamarini. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudaradalam keluarga Ir. B.S Pudji Rahardjo, M.Si. dan Ir. VeronicaEstuningsih. Penulis dilahirkan di Ambon pada 26 Oktober1988. Pendidikan formal yang telah ditempuh, yaitu mengawalimasa pendidikannya di TK Strada Nawar Bekasi (1993-1995),kemudian melanjutkan pendidikan tingkat Sekolah Dasar di SDStrada Nawar Bekasi (1995-2001). Pendidikan Sekolah LanjutanTingkat Pertama ditempuh oleh penulis di SLTPN 49 Jakarta
Timur (2001-2004), kemudian melanjutkan pendidikan tingkat menengah atas di SMA8 Yogyakarta (2004-2007). Penulis kemudian melanjutkan pendidikan sarjana diUniversitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2007. Semasa menempuh kuliah,penulis aktif dalam berbagai kepanitiaan baik dalam fakultas maupun di luar fakultas.Penulis pernah mengikuti acara bakti sosial berupa pengobatan gratis yang diadakanoleh Jaringan Mahasiswa Kesehatan Indonesia (JMKI) tahun 2007. Penulis aktif dalamUKM fotografi Universitas “Lens Club” dan menjadi sekretaris II pada tahun 2007 danmenjadi humas pada tahun 2008. Penulis pernah menjadi redaktur buletin farmasifakultas Pharmaholic tahun 2007. Penulis juga aktif mengikuti kepanitiaan antara lainpada kepanitiaan Inisiasi Universitas Sanata Dharma (Insadha) 2007 sebagai anggotaseksi dokumentasi, kepanitiaan pelepasan wisuda sebagai seksi dokumentasi dandekorasi pada tahun 2008. Penulis juga pernah mengikuti kepanitian TIga hari TemuakRAb farmaSI (TITRASI) sebagai seksi P3K pada tahun 2008. Penulis juga terlibatdalam kepanitian hari HIV-AIDS 2008 sebagai konseptor. Beberapa pengalamanpenulis di bidang akademik antara lain pernah mengikuti Program KreativitasMahasiswa Dikti bidang penelitian pada tahun 2008. Asisten Praktikum Farmasi FisikaII (semester gasal 2008-2009). Selain itu penulis pernah menjadi relawan POSKES danrelawan bencana Merapi pada tahun 2010.