PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PELAJAR DI SMP SWASTA GKPI PAMEN MEDAN TAHUN 2018 SKRIPSI Oleh ELISABET SIREGAR NIM: 141000490 PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2018 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
130
Embed
PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PELAJAR
DI SMP SWASTA GKPI PAMEN MEDAN TAHUN 2018
SKRIPSI
Oleh
ELISABET SIREGAR NIM: 141000490
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2018
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PELAJAR DI
SMP SWASTA GKPI PAMEN MEDAN TAHUN 2018
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Oleh
ELISABET SIREGAR
NIM: 141000490
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2018
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya menyatakan dengan ini bahwa skripsi saya yang berjudul
‘PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP
PENGETAHUAN DAN SIKAP PELAJAR DI SMP SWASTA GKPI
PAMEN MEDAN TAHUN 2018’ beserta seluruh isinya adalah benar karya saya
sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara
yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat
keilmuan kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam
daftar pustaka. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang
diajukan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap
etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap karya
saya ini.
Medan, September 2018
Elisabet Siregar
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Telah diuji dan dipertahankan Pada tanggal : 01 Oktober 2018 TIM PENGUJI SKRIPSI Ketua : Drs. Alam Bakti Kelolo, M.Kes Anggota : 1. Dr. Drs. R. Kintoko. Rochadi, M.K.M
2. Drs. Tukiman, M.K.M
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
Penelitian ini berangkat dari fenomena semakin meningkatnya jumlah perokok di Indonesia. Tidak hanya itu, tingginya konsumen rokok tersebut mencakup pada kalangan pelajar. Untuk menurunkan angka perokok aktif di Indonesia, pemerintah mewajibkan produsen rokok untuk mencantumkan peringatan mengenai bahaya merokok (label visualisasi risiko merokok) pada setiap kemasan maupun iklan yang ditayangkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh label visualisasi risiko merokok terhadap pengetahuan dan sikap pelajar di SMP Swasta GKPI Pamen Medan Tahun 2018. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif bersifat quasi eksperimen yang dilaksanakan di SMP Swasta GKPI Pamen Padang Bulan Medan. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 96 orang, dengan jumlah sampel sama dengan jumlah populasi. Metode pengumpulan data dilaksanakan dengan pengisian kuesioner pengetahuan dan sikap oleh responden. Analisis data dilaksanakan dengan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji wilcoxon Signed Rank Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran pengetahuan dari 96 responden sebelum diberikan media label visualisasi risiko merokok, responden yang memiliki pengetahuan tinggi yaitu 7 orang (7,3%), setelah diberi label visualisasi risiko merokok terjadi peningkatan pengetahuan yaitu mayoritas responden berpengetahuan tinggi menjadi 59 orang (61,5%). Gambaran sikap dari 96 responden sebelum diberikan media label visualisasi risiko merokok diperoleh tidak ada responden yang memiliki sikap baik (0%), setelah diberi label visualisasi risiko merokok terjadi peningkatan sikap yaitu mayoritas responden bersikap baik menjadi 92 orang (61,5%). Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh label visualisasi risiko merokok terhadap pengetahuan (p=0,000) dan sikap (p=0,000) pelajar di SMP Swasta GKPI Pamen Medan. Diharapkan bagi pihak sekolah agar membina kerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Medan melalui Dinas Pendidikan Kota Medan untuk memberikan penyuluhan dengan menggunakan media peringatan bergambar mengenai risiko merokok dengan tujuan agar siswa memperoleh pengetahuan dan sikap untuk mewujudkan perubahan perilaku ke arah yang lebih baik, bagi guru mata pelajaran Bimbingan dan Konseling agar dapat mengedukasi para siswa mengenai dampak buruk merokok dan membentuk peer group yang bertujuan untuk menjaga pergaulan remaja dalam lingkungan sosial sehingga mempengaruhi pengetahuan dan sikap remaja mengenai dampak buruk merokok. Kata Kunci: Label Visualisasi, Pelajar, Pengetahuan, Rokok, Sikap
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRACT
This research take from the phenomenon of increasing the number of smokers in Indonesia. The more concern is the high consumer of cigarettes include at which the students. To reduce the number of active smokers in Indonesia, the government requires cigarette manufacturers to include warnings about the dangers of smoking (label visualization the risk of smoking) on each package or advertisement that airs. The purpose of this study is to analyze the influence visualization labels the risk of smoking on students knowledge and attitudes in GKPI Pamen junior high school Medan years 2018. The method used in this research was an quantitative approach method by using quasi experiment, which is implemented in GKPI Pamen junior high school Medan. The population in this research amounted to 96 male student with the same samples as the population. Data analysis was performed with univariate and bivariate analysis used wilcoxon signed ranks test which resulted in the frequency distribution table. The results showed that knowledge description of 96 respondents before being given visualization media labeling risk of smoking, respondents who have high knowledge are 7 people (7.3%), after being labeled visualization the risk of smoking increases knowledge, namely the majority of respondents with high knowledge to 59 people (61.5% ). The attitude description of 96 respondents before being given visualization label media the risk of smoking, there were no respondents who had good attitude (0%), after being labeled visualization the risk of smoking increased attitudes, namely the majority of respondents were good at 92 people (61.5%). It shows that there was a influence between visualization labels the risk of smoking to students knowledge (p=0.000) and attitudes (p=0.000) in GKPI Pamen junior high school Medan. It is expected that the school will foster collaboration with the Medan City Health Office through the Medan City Education Agency to provide counseling using pictorial warning media the risk of smoking with the aim that students gain knowledge and attitudes to realize behavioral change in a better direction, for subject teachers Guidance and Counseling in order to educate students about the adverse effects of smoking and form a peer group that aims to maintain adolescent relationships in the social environment so as to influence the knowledge and attitudes of adolescents about the adverse effects of smoking. Keywords: Attitude, Cigarette, Knowledge, Students,Visualization Labels
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah
memberikan kesehatan dan kesabaran untuk dapat menyelesaikan penelitian dan
penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Label Visualisasi Risiko Merokok
terhadap Pengetahuan dan Sikap Pelajar di SMP Swasta GKPI Pamen Padang
Bulan Medan Tahun 2018”.
Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak menemukan kesulitan dan
hambatan, namun berkat doa, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak
akhirnya skripsi ini dapat selesai dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan
ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan kepada Ayahanda
(alm) Berman Siregar dan Ibunda Dimpu Manganar Sitorus yang telah
membesarkan dengan penuh cinta, mendoakan memberikan dukungan moril
maupun materil sehingga penulis skripsi ini bisa selesai dengan baik. Selain itu
penulis juga mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H, M.Hum, selaku Rektor Universitas
Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
3. Dr. Lita Sri Andayani, SKM, M.Kes, selaku Ketua Departemen
Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4. Drs. Alam Bakti Keloko, M.Kes, sebagai pembimbing I atas segala saran,
masukan, dan bimbingan yang telah diberikan dalam penyusunan skripsi
ini.
5. Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, M.K.M selaku Dosen penguji I atas segala
saran dan masukan yang diberikan untuk penyusunan skripsi ini.
6. Drs. Tukiman, M.K.M selaku Dosen penguji II atas segala saran dan
masukan yang diberikan untuk penyusunan skripsi ini.
7. Dr. Ir. Zulhaida Lubis, M. Kes, selaku Pembimbing Akademik yang telah
banyak memberikan arahan dan bimbingan studi kepada penulis selama
mengikuti pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara.
8. Kepala sekolah SMP Swasta GKPI Pamen Padang Bulan Medan yang
telah banyak membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.
9. Kepada Kakanda dan Abangda Yanti Rosmauli Siregar SH, Tamba Tua
Siregar, Dewi Agustina Siregar, Tongam Josua Siregar yang telah
memberikan dukungan dan bimbingan nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
10. Kepada Thirto Pardede S.Ikom yang telah memberi semangat dan
dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
11. Kepada sahabat terdekat (Memori Siregar, Darwan Hasibuan, Asmita
Nasution, Erica Sembiring, Wahyu Hasibuan) serta kepada teman
seperjuangan PBL (Selvana Silalahi, Fadilla Safitri, Yuan Fadilah, Sufi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Azraini, Sri Mutiara, Fauzi Siregar) yang telah memotivasi dalam
penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penulisan skripsi ini
sehingga dengan kerendahan hati penulis menerima kritikan dan saran demi
kesempurnaan skripsi ini.
Medan, September 2018
Penulis
Elisabet Siregar
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI i HALAMAN PENGESAHAN ii ABSTRAK iv ABSTRACT v KATA PENGANTAR vi DAFTAR ISI ix DAFTAR TABEL xii DAFTAR GAMBAR xiv DAFTAR LAMPIRAN xv RIWAYAT HIDUP xvi
PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 9 Tujuan Penelitian 9
Tujuan umum 10 Tujuan khusus 10
Manfaat Penelitian 10
TINJAUAN PUSTAKA 11 Label Visualisasi 11
Alat visual Dua Dimensi 11 Alat visual Tiga Dimensi 12 Elemen-elemen Komunikasi Visual 12 Syarat Komunikasi Visual 13 Label Visualisasi Risiko Merokok 13
Rokok 14 Pengertian Rokok 14 Sejarah Rokok 15 Jenis Rokok 16 Kandungan Rokok 17
Merokok 18 Risiko Merokok 19 Jenis Perokok 21 Tahapan Menjadi Perokok 21 Tipe-tipe Perokok 23
Teknik Analisis Data 39 Analisis Univariat 39 Analisis Bivariat 40
Prosedur Pelaksanaan Penelitian 40
HASIL PENELITIAN 41 Deskripsi Lokasi Penelitian 41 Analisis Univariat 42
Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Umur 42
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 43 Gambaran Pengetahuan Responden tentang Risiko Merokok 43 Gambaran Sikap Responden tentang Risiko Merokok 47 Uji Normalitas Data 50
Analisis Bivariat 51 Pengaruh Label Visualisasi Risiko Merokok terhadap Pengetahuan 51 Pengaruh Label Visualisasi Risiko Merokok terhadap Sikap 52
PEMBAHASAN 53 Analisis Univariat 54
Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Umur 54 Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 55 Gambaran Pengetahuan Responden tentang Risiko Merokok 55 Gambaran Sikap Responden Tentang Risiko Merokok 59
Analisis Bivariat 63 Pengaruh Label Visualisasi Risiko Merokok terhadap Pengetahuan 63 Pengaruh Label Visualisasi Risiko Merokok terhadap Sikap 65
KESIMPULAN DAN SARAN 67
Kesimpulan 67 Saran 67
DAFTAR PUSTAKA 69 DAFTAR LAMPIRAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
1 Distribusi Jumlah Pelajar Laki-laki Di SMP 37 Swasta GKPI Pamen Medan
2 Skala Pengukuran Variabel Pengetahuan 39
3 Skala Pengukuran Variabel Sikap 39
4 Jumlah Siswa SMP Swasta GKPI Pamen Medan 41
5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden 43 Berdasarkan Umur
6 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden 43 Berdasarkan Jenis Kelamin
7 Distribusi Pengetahuan Responden tentang Risiko Merokok 43 Sebelum Diberi Media Label Visualisasi Risiko Merokok
8 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Risiko Merokok 45 Setelah Diberi Media Label Visualisasi Risiko Merokok
9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan 46 tentang Risiko Merokok Sebelum dan Setelah Diberikan Media Label Visualisasi Risiko Merokok
10 Distribusi Sikap Responden tentang Risiko Merokok 47 Sebelum Diberi Media Label Visualisasi Risiko Merokok
11 Distribusi Sikap Responden tentang Risiko Merokok 48
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Setelah Diberi Media Label Visualisasi Risiko Merokok
12 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap 50 Sebelum dan Setelah Diberikan Media Label Visualisasi Risiko Merokok
13 Pengaruh Label Visualisai Risiko Merokok 51 terhadap Pengetahuan
14 Pengaruh Label Visualisasi Risiko Merokok terhadap Sikap 51
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman 1 Kerangka Teori SOR 34 2 Kerangka Konsep penelitian 34 3 Rancangan Penelitian Quasi Experimental 36 4 Struktur Organisasi SMP Swasta GKPI Pamen Medan 42
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
1 Label Visualisasi Risiko Merokok 72 2 Kuesioner Penelitian 76 3 Hasil Analisis SPSS 81 4 Surat Izin Penelitian 92 5 Surat Keterangan Telah Menyelesaikan Penelitian 93 6 Dokumentasi 94 7 Master Data 96
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Elisabet Siregar berumur 21 tahun, dilahirkan di Balige
pada tanggal 20 Maret 1997. Penulis beragama Kristen Protestan, anak bungsu
dari 5 bersaudara dari pasangan Bapak (alm) Berman Siregar dan Ibu Dimpu
Sitorus.
Pendidikan formal dimulai di SD Swasta HKBP No.2 Balige (2002- 2008),
SMP Negeri 1 Lintongnihuta (2008-2011), SMA Negeri 1 Lintongnihuta (2011-
2014), selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di Program Studi S1
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara.
Medan, September 2018
Elisabet Siregar
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pendahuluan
Latar Belakang
Kesehatan adalah aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari dan meningkatkan produktivitas,
maka setiap orang harus menjaga kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat
kehidupannya. Menurut UU No. 36 Tahun 2009, Kesehatan adalah keadaan sehat,
baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap
orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Merokok merupakan suatu perilaku yang dapat memberi dampak buruk terhadap
kesehatan bahkan dapat berujung pada kematian. Menurut WHO (2013)
Tembakau merupakan ancaman serius untuk kesehatan global, membunuh sekitar
6 juta orang dan menyebabkan lebih dari setengah triliun dolar kerusakan
ekonomi setiap tahun akibat pengeluaran untuk menerima pelayanan kesehatan
dan mengakibatkan berkurangnya produktivitas. Menurut Departemen Kesehatan
Republik Indonesia (Depkes RI, 2008) melaporkan bahwa adanya hubungan
kausal antara penggunaan rokok dengan terjadinya berbagai penyakit kanker,
penyakit jantung, penyakit sistem saluran pernapasan, penyakit gangguan
reproduksi dan kehamilan. Risiko berbagai penyakit tersebut disebabkan pada
setiap batang rokok mengandung lebih dari 4000 bahan kimia toksik dan 43 bahan
penyebab kanker (karsinogenik).
Untuk mengatasi ancaman bahaya merokok tersebut, maka pemberian
informasi mengenai bahaya merokok adalah salah satu aspek penting. Di
Indonesia, informasi mengenai bahaya merokok tidak lagi menjadi sesuatu yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
baru. Mulai dari kampanye hingga berbagai penyuluhan kesehatan yang mengulas
tentang bahaya merokok sudah sering dilaksanakan, namun yang terjadi hingga
saat ini jumlah perokok yang ada di Indonesia masih tetap tinggi.
Menurut The Tobacco Atlasedisi ke-3 pada tahun 2009, ASEAN
merupakan sebuah kawasan dengan 10% dari perokok dunia dan 20% penyebab
kematian global akibat tembakau. Persentase perokok di negara ASEAN antara
lain di Indonesia (46,16%), Filipina (16,62%), Vietnam (14,11%), Myanmar
(8,73%), Thailand (7,74%), Malaysia (2,90%), Kamboja (2,07%), Laos (1,23%),
Singapura (0,39%) dan Brunei (0,04%). Kemudian dalam Tobacco Atlas 2016,
perokok di Indonesia diprediksi akan meningkat sebanyak 24 juta jiwa dari tahun
2015-2025 karena Indeks Pembangunan Manusia Menengah (Medium Human
Development Indeks), perkembangan ekonomi yang dinamis, dan pertumbuhan
penduduk yang berkelanjutan.
Saat ini kebiasaan merokok tidak hanya dilakukan oleh orang-orang
dewasa melainkan dikalangan remaja juga sudah menjadi konsumen dari rokok.
Hal tersebut terjadi dikarenakan usia remaja merupakan masa peralihan menuju
kedewasaan dimana pada usia tersebut seseorang cenderung ingin selalu mencoba
hal-hal yang baru. Padahal anak-anak merupakan generasi muda penerus bangsa.
Untuk itu seharusnya suatu negara perlu mempersiapkan generasi muda agar
memiliki perilaku yang berorientasi pada kesehatan, salah satu persiapan dan
perencanaan untuk membentuk generasi muda yang sehat, diantaranya dengan
membebaskan generasi muda dari perilaku merokok (Nugroho, 2008). Data WHO
tahun 2011 menunjukkan dari tahun 2000-2009 sebanyak 65,8% pria berusia 13-
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
15 tahun telah merokok dan sebanyak 54,1% wanita telah merokok pada usia 13-
15 tahun. Masyarakat di Asia dengan usia 13-15 tahun memiliki perilaku merokok
dengan rincian 22,6% perokok berjenis kelamin laki-laki dan 7,7% perokok
berjenis kelamin wanita (WHO, 2011).
Berdasarkan hasil penelitian Survey Global Youth Tobacco 2006
menemukan bahwa di antara siswa usia 13-15 tahun sebanyak 17 orang merokok
saat usia 12 tahun (Reimondus, dkk, 2010) dan penelitian yang dilakukan The
Global Youth Tobacco Survey pada tahun 2013 pada penduduk kelompok umur
>10 tahun di Indonesia proporsi perokok laki-laki 67,0% sedangkan pada
perempuan adalah 2,7%. Kemudian menurut Global Youth Tobaco Survey tahun
2014 menyatakan Indonesia sebagai negara dengan angka perokok remaja
tertinggi di dunia, dimana 43,4% laki-laki pertama kali merokok pada umur 12-13
tahun dan sebanyak 26,7% pada umur 10-11 tahun.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas ) 2013, diketahui bahwa
trend usia merokok meningkat pada usia remaja yaitu pada kelompok umur 10-14
tahun dan 15-19 tahun. Proporsi penduduk umur15 tahun keatas yang merokok
cenderung meningkat, dalam Riskedas 2007 (34,2%), Riskedas 2010 (34,7%),
Riskedas 2013 (36,3)%, dan Riskesdas 2016 (36%).
Provinsi Sumatera Utara menjadi salah satu daerah dengan penduduk
berumur >10 tahun yang memiliki kebiasaan merokok tertinggi di Indonesia.
Berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013 menunjukkan bahwa
sebanyak 24,2% penduduk berumur >10 tahun memiliki kebiasaan merokok
setiap hari dan sebanyak 4,2% penduduk berumur >10 tahun memiliki kebiasaan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
merokok kadang-kadang. Rerata jumlah rokok yang dihisap penduduk di Provinsi
Sumatera Utara pada setiap harinya sebanyak 14,9 batang per hari. Presentasi
perokok tiap hari menurut umur sudah mulai sejak 10-14 tahun yang kemudian
meningkat pada umur 15-24 tahun, persentase merokok terus meningkat seiring
bertambahnya umur dan puncaknya pada umur 45-54 tahun. Proporsi merokok
setiap hari pada laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan (47,5% banding
1,5%) dan menurut tingkat pendidikan, siswa Sekolah Menenengah Pertama
(SMP) masuk dalam tingkat proporsi terbanyak perokok aktif setiap hari sebesar
26,8%. Sementara hasil penelitian Komasari (2000) menunjukkan bahwa perilaku
merokok remaja pertama sekali terjadi pada waktu Sekolah Dasar sebanyak
21,33% dan Sekolah Menengah Pertama sebanyak 62,67%. Banyak faktor
penyebab remaja siswa menjadi perokok, penelitian yang dilakukan oleh Febrina
(2012) pada sejumlah siswa menunjukkan bahwa sebanyak 36,64% siswa
merokok karena memang sudah menjadi kebiasaannya, 26,3% karena sudah
ketagihan dan merasa tidak enak jika tidak merokok , 18,81% beralasan untuk
menenangkan perasaan-perasaan negatif dari dirinya, dan 17,82% yang ada
didalam dirinya.
Hampir semua orang mulai merokok dengan alasan yang sedikit sekali
kaitannya dengan kenikmatan. Dalam pikiran anak muda, rokok merupakan
lambang kedewasaan. Sebagai seorang remaja mereka menggunakan berbagai
macam cara untuk terlihat dewasa. Untuk membuktikannya, mereka dengan sadar
melakukan kebiasaan orang dewasa, yaitu merokok (Caldwell,2009). Faktor lain
penyebab remaja menghisap rokok adalah karena dipengaruhi oleh iklan rokok,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dimana iklan rokok dibuat dengan sedemikian rupa untuk menimbulkan kesan
maskulin, superior, eksklusif, dan sebagainya yang membuat orang tertarik
dengan produk rokok.
Pada umumnya perokok mengetahui bahaya yang disebabkan oleh kegiatan
merokok tersebut, tetapi kandungan zat adiktif dalam rokok menyebabkan
kuatnya ketergantungan terhadap rokok sehingga sulit untuk berhenti
mengisapnya. Berbagai penyakit yang disebabkan oleh zat adiktif yang
terkandung dalam rokok, mulai dari gangguan alat pernafasan hingga organ tubuh
lain seperti ginjal dan organ intim perlahan akan menyerang para perokok. Efek
negatif dari rokok tersebut bukan hanya dialami perokok aktif saja, akan tetapi
perokok pasif juga dapat menerima efek negatif dari rokok tersebut. Bahkan efek
yang diterima oleh perokok pasif akan jauh lebih berbahaya dari pada perokok
aktif. Maka dari itu, merokok merupakan kebiasaan buruk yang sebaiknya
ditinggalkan sejak dini dan diperlukan tindakan pencegahan untuk mengurangi
angka perokok di Indonesia.
Untuk menurunkan angka perokok aktif di Indonesia, pemerintah
mewajibkan produsen rokok untuk mencantumkan peringatan mengenai bahaya
merokok pada setiap kemasan maupun iklan yang ditayangkan. Dengan demikian,
untuk menawarkan produk diharapkan iklan tidak melakukan penipuan, dan harus
selalu menunjukkan kebenaran. Seperti larangan merokok dan bahaya merokok
yang dicantumkan pada iklan dan bungkus rokok sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan dan Informasi Kesehatan Pada Kemasan Produk Tembakau dan
mendukung Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang pengamanan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan.
Peringatan itu harus dicantumkan di bagian atas bungkus seluas masing-masing
40 persen dari bungkus, baik di bagian depan maupun belakang.
Beberapa negara seperti negara Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei dan
berbagai negara lainnya telah menerapkan kebijakan pencantuman peringatan
bergambar pada bungkus rokok. Negara Brazil merupakan negara kedua setelah
Canada yang melakukan pencantuman peringatan bergambar yaitu pada tahun
2001. Kebijakan pengendalian tembakau Brazil telah menunjukkan hasil yang
positif seperti pengurangan prevalensi merokok dari 34,8% menjadi 22,4% pada
populasi berusia 18 atau lebih.
Peringatan berbentuk gambar akan memudahkan masyarakat memperoleh
informasi tentang bahaya merokok. Dengan adanya batasan-batasan tersebut,
membuat para kreator iklan rokok menjadi semakin kreatif, mereka berusaha
untuk tidak menyalahi aturan sekaligus berusaha agar pesan yang ingin
disampaikan dapat tetap diterima dengan baik oleh konsumen. Pada setiap iklan
rokok, peringatan bahaya merokok biasanya ditampilkan di akhir iklan dan
biasanya hanya beberapa detik saja, sehingga yang ada di benak konsumen
bukanlah peringatan bahaya merokok tersebut, melainkan slogan iklan rokoknya
sendiri.
Label visualisasi risiko merokok merupakan pesan dalam bentuk gambar
yang ditujukan kepada masyarakat atau konsumen rokok untuk menunjukkan
risiko yang dapat dialami akibat mengkonsumsi rokok yang terdapat pada
kemasan rokok. Terdapat 5 jenis gambar yang ditetapkan sebagai gambar
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
peringatan kesehatan pada kemasan rokok agar memberikan kesan menakutkan
dan menjijikkan bagi perokok dan juga sebagai media informasi tentang risiko
merokok bagi masyarakat yang bukan perokok yaitu gambar kanker paru-paru
kronis, kanker mulut, kanker tenggorokan, gambar seseorang menggendong bayi
yang menandakan bahwa merokok berbahaya bagi anak serta gambar merokok
membunuhmu yang terdapat gambar tengkorak. Dalam hal ini, label visualisasi
risiko merokok sebagai media promosi kesehatan diharapkan mampu mengurangi
angka perokok di Indonesia.
Pendekatan promosi kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional
yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat setinggi-
tingginya. Salah satu strategi untuk memperoleh perubahan perilaku adalah
dengan pemberian informasi untuk meningkatkan pengetahuan sehingga
menimbulkan kesadaran dan akan berperilaku sesuai dengan kemampuannya
tersebut. Dalam hal ini pemberian promosi kesehatan dengan menggunakan media
visualisasi risiko merokok diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap
pelajar di SMP GKPI Pamen Medan, sehingga para siswa mengetahui sejak dini
bagaimana pengaruh buruk dari merokok dan diharapkan mampu mengurangi
angka perokok.
Penelitian yang dilakukan oleh Zulkarnain dengan judul Pengaruh Label
Visual Resiko Merokok Terhadap Sikap Pelajar (Survey pada pelajar SMK Negeri
2 Yogyakarta Jurusan Teknik Mesin) dengan hasil menunjukkan bahwa terdapat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pengaruh yang signifikan antara komunikasi Visual resiko merokok terhadap
sikap pelajar SMK Negeri 2 Yogyakarta (Zulkarnain, 2015).
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Nugroho dengan judul pengaruh
gambar peringatan kesehatan dan risiko yang dipersepsikan terhadap minat beli
pada rokok menunjukkan bahwa (1) ada pengaruh negatif gambar peringatan
kesehatan pada iklan berpengaruh terhadap minat beli konsumen; (2) ada
pengaruh negatif gambar peringatan kesehatan pada kemasan terhadap minat beli
konsumen; (3) ada pengaruh negatif resiko yang dipersepsikan (X3) terhadap
minat beli konsumen; (4) ada pengaruh gambar peringatan kesehatan pada iklan,
gambar peringatan kesehatan pada kemasan, dan resiko yang dipersepsikan
berpengaruh terhadap minat beli konsumen (Nugroho, 2015).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Indah dengan judul Persepsi Remaja
Tentang Gambar Peringatan Kesehatan Pada Kemasan Rokok di SMK Nahdlatul
Ulama Medan Tahun 2015 menunjukkan bahwa gambar peringatan kesehatan
pada kemasan rokok adalah tiruan, tidak nyata, dan penyakit kronis pada kemasan
bukan akibat dari merokok (Indah, 2015).
Penelitian lainnya seperti penelitian yang dilakukan oleh Sri dengan judul
Analisa Pengaruh Pencantuman Peringatan Bergambar Pada Bungkus Rokok
Terhadap Sikap Remaja Di Kota Medan Tahun 2016 (studi di SMA Swasta Mulia
Medan dan di SMA Swasta Muhammadiyah 2 Medan) menjelaskan bahwa
terdapat pengaruh pencantuman peringatan bergambar terhadap sikap remaja
dimana responden sudah paham akan maksud dari gambar yang tercantum pada
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
bungkus rokok dan sebagian besar sudah tidak ingin merokok dan ingin
mengurangi konsumsi rokok (Sri, 2016).
Berdasarkan observasi peneliti di SMP GKPI Pamen Medan, hasil survei
pendahuluan wawancara dengan Kepala Sekolah SMP GKPI Pamen, mengatakan
bahwa telah ditetapkan peraturan larangan merokok terhadap siswa, tetapi
beberapa siswa masih ada yang merokok di luar lingkungan sekolah. Selain itu,
SMP GKPI Pamen Medan sudah menjadi Kawasan Tanpa Rokok (KTR), oleh
karena itu seluruh masyarakat di lingkungan sekolah tidak diperbolehkan merokok
di kawasan sekolah. Kepala sekolah juga mengatakan belum pernah dilakukan
penelitian sebelumnya tentang pengaruh label visualisasi risiko merokok di
sekolah tersebut. Kemudian hasil wawancara dengan seorang guru SMP GKPI
Pamen mengatakan beberapa siswa laki-laki pernah dihukum karena diketahui
pernah merokok. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk
mengetahui pengaruh label visual risiko merokok terhadap pengetahuan dan sikap
pelajar di SMP Swasta GKPI Pamen Medan.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka rumusan
masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh label
visualisasi risiko merokok terhadap pengetahuan dan sikap pelajar di SMP Swasta
GKPI Pamen Medan?”
TujuanPenelitian
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tujuan umum. Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dengan adanya
penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh label visual risiko merokok
terhadap pengetahuan dan sikap pelajar di SMP Swasta GKPI Pamen Medan.
Tujuan khusus. Tujuan khusus yang ingin dicapai oleh peneliti yaitu
untuk mengetahui tingkat pengetahuan pelajar di SMP Swasta GKPI Pamen
mengenai risiko merokok sebelum diberi label visualisasi risiko merokok, untuk
mengetahui tingkat pengetahuan pelajar di SMP Swasta GKPI Pamen mengenai
risiko merokok setelah diberi label visualisasi risiko merokok, untuk mengetahui
sikap pelajar di SMP Swasta GKPI Pamen terhadap risiko merokok sebelum
diberi label visualisasi risiko merokok dan untuk mengetahui sikap pelajar di SMP
Swasta GKPI Pamen mengenai risiko merokok setelah diberi label visualisasi
risiko merokok.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini dilakukan adalah diharapkan mampu
memberikan masukan dan jawaban untuk permasalahan terkait pengaruh label
visualisasi risiko merokok sehingga dapat memberikan kontribusi positif untuk
dijadikan acuan dan rujukan penelitian sejenis atau penelitian lanjutan. Kemudian
dengan adanya penelitian ini, penulis berharap bisa mengetahui sejauh mana
pengaruh label visual risiko merokok terhadap pengetahuan dan sikap pelajar
sehingga diharapkan dapat berperan dalam meminimalisasi tingkat prevelensi
jumlah perokok khususnya di kalangan pelajar.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tinjauan Pustaka
Label Visualisasi
Visualisasi adalah suatu bentuk komunikasi, dimana bahasa visual
merupakan kekuatan yang paling utama yang dapat dilihat dan dapat digunakan
untuk menyampaikan suatu pesan yang memiliki arti, makna dan maksud tertentu.
Dapat dikatakan juga sebagai muatan nilai melalui penggunaan bahasa rupa
(visual language) yang disampaikan melalui media berupa desain dengan tujuan
menginformasikan, mempengaruhi hingga merubah perilaku target audience
sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Bahasa rupa yang dipakai berbentuk grafis,
tanda, simbol, ilustrasi gambar/foto, tipografi/huruf dan sebagainya yang disusun
berdasarkan khaidah bahasa visual yang khas.
Menurut Suleiman (1985), alat-alat visual adalah alat-alat yang dapat
memperlihatkan rupa atau bentuk dan dikenal sebagai alat peraga yang terbagi
atas:
Alat visual dua dimensi. Alat visual dua dimensi dibagi menjadi dua,
yaitu alat visual dua dimensi pada bidang yang tidak transparan dan alat visual
dua dimensi pada bidang yang transparan.
Alat visual dua dimensi pada bidang yang tidak transparan. Contoh dari
alat-alat visual dua dimensi pada bidang yang tidak transparan yaitu gambar diatas
kertas karton, gambar yang diproyeksikan dengan opaque-projektor, lembaran
balik, wayang beber, grafik, diagram, bagan, poster, gambar hasil cetak saring dan
foto.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Alat visual dua dimensi pada bidang yang transparan. Contoh dari alat
visual dua dimensi pada bidang yang transparan yaitu slaid, filmstrip, lembaran
transparan untuk overhead projektor.
Alat visual tiga dimensi. Contoh dari alat visual tiga dimensi yaitu benda
asli, model, contoh barang atau spesimen, alat tiruan sederhana atau mock-up.
Termasuk didalamnya diorama, pameran dan bak pasir.
Elemen elemen komunikasi visual. Penyampaian pesan secara visual
berarti menggunakan elemen-elemen visual.
Bentuk. Bentuk berasal dari penggabungan garis-garis. Contohnya
segitiga, kotak, lingkaran, dan lain-lain.
Warna. Warna memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan banyak
hal kepada konsumen. Warna juga sering diasosiasikan dengan kejadian-kejadian
tertentu. Asosiasi ini berhubungan dengan sesuatu yang dipelajari, seperti budaya,
tradisi dan kebiasaan.
Ilustrasi. Ilustrasi secara harfiah adalah gambar yang digunakan untuk
menerangkan atau mengisi sesuatu. Sedangkan menurut defenisinya, ilustrasi
adalah seni gambar yang dimanfaatkan untuk memberi penjelasan atas suatu
maksud atau tujuan secara visual.
Tata Letak. Tata letak atau layout berkaitan dengan pengaturan huruf dan
visual pada permukaan dua dimensi agar seluruh informasi dapat dibaca, jelas dan
menarik. Layout yang berbeda dapat menyampaikan kesan yang berbeda terhadap
suatu produk.
Tipografi. Tipografi adalah seni memilih jenis huruf dari ratusan jenis
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
huruf yangtersedia. Tipografi yang baik mengarah pada keterbacaan dan
kemenarikan. Hal itu karena desain huruf tertentu dapat menciptakan gaya dan
karakter atau menjadi karakteristik pesan yang ingin disampaikan.
Syarat komunikasi visual. Menurut Sonja dalam Smith (2005)visual
rhetoric adalah studi gambar rhetoric yang menggunakan simbol gambar untuk
tujuan berkomunikasi. Beberapa syarat agar suatu objek dapat dikatakan sebagai
visual rhetoric yaitu:
Symbolic action. Syimbolic action yaitu sebuah objek visual dipahami
sebagai tanda untuk berkomunikasi.
Human intervention. Human intervation artinya objek visual dibuat oleh
seseorang atau perlakuan dari manusia seperti adanya penetapan untuk
menjadikan suatu objek menjadi visual rhetoric.
Presence of an audience. Presence of an audience yaitu adanya audien,
walaupun audien tersebut adalah pencipta objek tersebut.
bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko.
Ciri-Ciri Sikap. Ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut.
Sikap bukan dibawa sejak lahir. Sikap bukan dibawa sejak lahir
melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan orang itu dalam
hubungan dengan objeknya. Sifat ini membedakannya dengan sifat motif motif
biogenetis seperti lapar, haus atau kebutuhan akan istirahat.
Sikap dapat berubah-ubah. Sikap dapat berubah-ubah karena sikap dapat
dipelajari dan karena itu pula sikap dapat berubah-ubah pada orang bila terdapat
keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang
itu.
Sikap tidak berdiri sendiri. Sikap tidak berdiri sendiri tetapi senantiasa
mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu objek. Dengan kata lain sikap itu
terbentuk, dipelajari atau berubah senantiasa.
Objek sikap. Objek sikap itu dapat merupakan satu hal tertentu tetapi
dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.
Sikap mempunyai segi motivasi dari segi-segi perasaan. Sifat ilmiah
yang membedakan sikap dan kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-
pengetahuan yang dimiliki orang (Purwanto, 1999).
Fungsi sikap. Fungsi sikap dibagi menjadi empat golongan, yakni sebagai
berikut.
Sebagai alat untuk menyesuaikan diri. Sikap adalah sesuatu yang bersifat
communicable artinya sesuatu yang mudah menjalar sehingga mudah pula
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
menjadi milik bersama.
Sebagai alat pengatur tingkah laku. Kita tahu bahwa tingkah laku anak
kecil atau binatang umumnya merupakan aksi-aksi yang spontan terhadap
sekitarnya. Antara perangsang dan reaksi tidak ada pertimbangan tetapi pada
orang dewasa dan yang sudah lanjut usianya, perangsang itu pada umumnya tidak
diberi reaksi secara spontan akan tetapi terdapat adanya proses secara sadar untuk
menilai perangsang-perangsang itu. Jadi antara perangsang dan reaksi terhadap
sesuatu yang disisipkannya yaitu sesuatu yang berwujud pertimbangan
pertimbangan atau penilaian-penilaian terhadap perangsang itu. Jadi antara
perangsang dan reaksi terhadap sesuatu yang disisipkannya yaitu sesuatu yang
berwujud pertimbangan pertimbangan atau penilaian-penilaian terhadap
perangsang itu sebenarnya bukan hal yang berdiri sendiri tetapi merupakan
sesuatu yang erat hubungannya dengan cita-cita orang, tujuan hidup orang,
peraturan-peraturan kesusilaan yang ada dalam bendera, keinginan-keinginan
pada orang itu dan sebagainya.
Sebagai alat pengatur pengalaman-pengalaman. Dalam hal ini perlu
dikemukakan bahwa manusia di dalam menerima pengalaman-pengalaman dari
dunia luar sikapnya tidak pasif tetapi diterima secara aktif artinya semua
pengalaman yang berasal dari luar itu tidak semuanya dilayani oleh manusia tetapi
juga manusia memilih mana-mana yang perlu dan mana yang tidak perlu dilayani.
Jadi semua pengalaman ini diberi penilaian lalu dipilih.
Sebagai pernyataan kepribadian. Sikap sering mencerminkan kepribadian
seseorang. Ini sebabnya karena sikap tidak pernah terpisah dari pribadi yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
mendukungnya. Oleh karena itu dengan melihat sikap-sikap pada obyek-obyek
tertentu, sedikit banyak orang bisa mengetahui pribadi orang tersebut. Jadi sikap
sebagai pernyataan pribadi. Apabila kita akan mengubah sikap sesorang kita harus
mengetahui keadaan sesungguhnya dari sikap orang tersebut dengan mengetahui
keadaan sikap itu kita akan mengetahui pula mungkin tidaknya sikap tersebut
dapat diubah dan bagaimana cara mengubah sikap-sikap tersebut (Purwanto,
1999).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap. Menurut
Azwar (1998), ada 6 faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap yaitu
pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh
kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama, dan
pengaruh faktor emosional.
Pengalaman pribadi. Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila
pengalaman pribadi meninggalkan kesan yang kuat dan terjadi dalam situasi yang
melibatkan faktor emosional.
Pengaruh orang lain yang dianggap penting. Seseorang yang berarti
khusus akan sangat mempengaruhi pembentukan sikap orang lain terhadap
sesuatu.
Pengaruh kebudayaan. Kebudayaan telah menanamkan garis pengarah
sikap terhadap berbagai masalah. Kebudayaan juga telah mewarnai dan memberi
corak sikap kelompok masyarakat tertentu.
Media massa. Dalam penyampaian informasi, media massa membawa
pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Pesan-
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pesan yang dibawa oleh informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan memberi
dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.
Lembaga pendidikan dan lembaga agama. Lembaga pendidikan dan
lembaga keagamaan dapat memberikan pemahaman akan baik dan buruk, sesuatu
yang boleh dan tidak boleh dilakukan sehingga membentuk suatu sikap tertentu.
Pengaruh faktor emosional. Sikap dapat didasari oleh faktor emosi yang
berfungsi sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme
pertahanan ego. Sikap yang demikian merupakan sikap yang sementara dan akan
berlalu setelah frustasi hilang akan tetapi dapat juga menjadi sikap yang persisten
dan bertahan lama.
Pelajar (Remaja)
Definisi remaja. Pelajar merupakan kelompok usia remaja. Menurut
Kusmiran (2012) defenisi remaja dapat ditinjau dari tiga sudut pandang yaitu:
Secara kronologis. Secara kronologis remaja adalah individu yang berusia
antara 11-12 tahun sampai 20-21 tahun.
Secara fisik. Secara fisik remaja ditandai oleh ciri perubahan pada
penampilan fisik dan fungsi fisiologis, terutama yang terkait dengan kelenjar
seksual.
Secara psikologi . Secara psikologis remaja merupakan masa dimana
individu mengalami perubahan-perubahan dalam aspek kognitif, emosi, sosial,
dan moral diantara masa anak-anak menuju masa dewasa.
Tahap perkembangan remaja. Terdapat 3 tahap proses perkembangan
remaja yang dilalui remaja dalam proses menuju kedewasaan yaitu remaja awal,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
remaja madya, dan remaja akhir.
Remaja awal (12-15 tahun). Pada tahap ini remaja masih merasa heran
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya dan dorongan-dorongan
yang menyertai perubahn-perubahan tersebut. Mereka mulai mengembangkan
pikiran-pikiran baru, keinginan untuk mencoba segala sesuatu, rasa ingin tahu
yang tinggi, cepat tertarik pada lawan jenis dan mudah terangsang secara erotis.
Kepekaan yang berlebihan ini ditambah dengan berkurangnya pengendalian
terhadap ego dan menyebabkan remaja sulit mengerti dan dimengerti oleh orang
dewasa.
Remaja madya (15-18 tahun). Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan
teman-teman. Ada kecenderungan narsistik, yaitu mencintai dirinya sendiri,
dengan cara lebih menyukai teman-teman yang mempunyai sifat-sifat yang sama
dengan dirinya. Pada tahap ini remaja berada dalam kondisi kebingungan karena
masih ragu harus memilih yang mana, peka atau peduli, ramai-ramai atau sendiri,
optimis atau pesimis, dan sebagainya.
Remaja akhir (18-21 tahun). Tahap ini adalah masa mendekati
kedewasaan yang ditandai dengan minat yang semakin mantap terhadap fungsi-
fungsi intelek, mencari pengalaman-pengalaman baru, terbentuknya identitas
seksual yang tidak akan berubah lagi, tidak hanya mementingkan diri sendiri
tetapi juga orang lain, tumbuh dinding pemisah antara diri sendiri dengan
masyarakat umum.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri masa remaja
pada penelitian ini adalah masa remaja awal yang berada pada rentang usia 12-15
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
tahun yang duduk pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Masa remaja awal merupakan periode yang penting, periode peralihan, periode
perubahan, dan mencari identitas diri.
Landasan Teori
Teori S-O-R (Stimulus-Organism-Response). Menurut Skinner, seperti
yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku terjadi akibat
adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon.
Gambar 1. Kerangka Teori SOR
Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2. Kerangka Konsep penelitian
Pemberian informasi dengan menggunakan media Label Visualisasi Risiko Merokok
Sikap
Responden (Pelajar SMP Swasta GKPI Pamen Medan)
Pengetahuan
Stimulus
Promosi Kesehatan dengan menggunakan label visualisasi risiko merokok
Organism (pelajar SMP Swasta GKPI Pamen Medan)
Respon (perubahan pengetahua
Respon (perubahan sikap)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Berdasarkan TeoriS-O-R, setelah diberikan promosi kesehatan dengan
menggunakan label visualisasi risiko merokok sebagai media promosi kesehatan
(stimulus) kepada pelajar SMP Swasta GKPI Pamen Medan (organism) akan
terjadi peningkatan pengetahuan dan sikap (respon).
Hipotesis
Berdasarkan kerangka konsep dan latar belakang yang telah dijabarkan
sebelumnya, maka diambil rumusan hipotesis untuk menjawab rumusan masalah
yang telah ditentukan dan kesimpulan sementara dalam memberi jawaban yang
masih diuji kebenarannya. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu hipotesis kerja dan
hipotesis nol.
Ha. Terdapat pengaruh label visualisasi risiko merokok terhadap
pengetahuan dan sikap pelajar SMP Swasta GKPI Pamen Medan.
Ho. Tidak terdapat pengaruh label visualisasi risiko merokok terhadap
pengetahuan dan sikap pelajar SMP Swasta GKPI Pamen Medan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi experimental)
dimana kelompok subjek diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian
diobservasi kembali setelah dilakukan intervensi dengan menggunakan media
visualisasi risiko merokok selama 10 menit. Desain rancangan yang digunakan
pretest and posttest group design without control group. Pretest dan posttest
dilakukan di hari yang sama agar tidak terpengaruh oleh lingkungan diluar
lingkungan observasi. Rancangan penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 3.Rancangan Penelitian Quasi Experimental
Keterangan: 𝑂𝑂1adalah pengetahuan dan sikap siswa laki-laki di SMP Swasta GKPI Pamen Medan terhadap risiko merokok sebelum diberi media visualisasi. 𝑋𝑋1 adalah pemberian media visualisasi terhadap siswa laki-laki di SMP Swasta GKPI Pamen Medan. 𝑂𝑂2 adalah pengetahuan dan sikap siswa laki-laki di SMP Swasta GKPI Pamen Medan terhadap risiko merokok setelah diberi media visualisasi.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian. Penelitian akan di laksanakan di SMP Swasta GKPI
Pamen, Jl. Jamin Ginting, Komplek Pamen, Medan.
𝑂𝑂1 𝑋𝑋1 𝑂𝑂2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Waktu penelitian. Penelitian ini dilakukan sejak Januari 2018 sampai
dengan selesai.
Populasi dan Sampel
Populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa laki-laki
kelas VII, kelas VIII dan kelas IX di SMP Swasta GKPI Pamen Medan yang
berjumlah 96 orang. Dengan pembagiannya dapat dilihat pada tabel 1 sebagai
berikut.
Tabel 1 Distribusi Jumlah Pelajar Laki-lakidi SMP Swasta GKPI Pamen Medan
Kelas Jumlah VII VIII
38 26
IX 32 Jumlah 96
Sampel. Sampel dalam penelitian adalah seluruh siswa laki-laki kelas VII,
kelas VIII dan kelas IX di SMP Swasta GKPI Pamen Medan yang berjumlah 96
orang. Hal ini dikarenakan jumlah populasi yang kurang dari 100, maka jumlah
sampel sama dengan jumlah populasi.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan dua jenis
sumber data yaitu:
Data primer. Data primer adalah data yang diperoleh dari kuisioner yang
telah diisi oleh responden. Kuesioner terdiri dari pertanyaan mengenai
pengetahuan dan sikap yang diisi langsung sendiri oleh responden pada saat
dibagikan. Kuesioner diberikan sebelum dan sesudah diberikan intervensi dengan
menggunakan media label visualisasi risiko merokok di satu hari yang sama agar
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
tidak terpengaruh oleh informasi dari luar lingkungan.
Data sekunder. Data sekunder diperoleh dari dari dokumentasi SMP
Swasta GKPI Pamen Medan meliputi keterangan lokasi, jumlah siswa, dan data
pendukung lainnya.
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel bebas. Variabel bebas (variabel independen) adalah variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen atau terikat (Sugiyono, 2009). Adapun variabel bebas (variabel
independen) dalam penelitian ini adalah label visualisasi risiko merokok.
Variabel terikat. Variabel terikat (variabel dependen) dalam penelitian ini
adalah pengetahuan dan sikap pelajar SMP Swasta GKPI Pamen Medan.
Definisi operasional. Defenisi operasional dalam penelitian ini adalah
diukur melalui 12 pertanyaan dengan menggunakan skala Guttman. Skala
pengukuran pengetahuan berdasarkan pada jawaban yang diperoleh dari
responden terhadap semua pertanyaan yang diberikan. Jawaban yang benar
mendapat skor 2 dan jawaban yang salah mendapat skor 0. Secara rinci skala
pengukuran sikap dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut.
Tabel 2 Skala Pengukuran Variabel Pengetahuan
Variabel Jumlah Indikator
Kategori Jawaban
Bobot Nilai
Kategori Variabel
Skor
Pengetahuan 12 Salah Benar
0 2
1. Rendah 2. Sedang 3. Tinggi
0-12 14-18 20-24
Aspek pengukuran sikap. Pengukuran sikap dilakukan dengan
menggunakan skala Likert, dimana kriteria jawaban dalam pertanyaan sikap yaitu
Tidak Setuju, Kurang Setuju, Setuju dan Sangat Setuju. Secara rinci skala
pengukuran sikap dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut.
Tabel 3 Skala Pengukuran Variabel Sikap
Variabel
Jumlah Indikator
Kategori Jawaban
Bobot Nilai
(pertanyaan positif)
Bobot Nilai
(pertanyaan negatif)
Kategori Variabel
Skor
Sikap 10 Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju
1 2 3 4
4 3 2 1
Buruk Sedang Baik
10-20 21-30 31-40
Teknik Analisis Data
Analisis univariat. Analisis data secara univariat dilakukan untuk
mendapatkan gambaran distribusi karakteristik responden dan distribusi frekuensi
variabel responden. Dalam uji univariat juga melihat distribusi normal sebaran
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
data dalam penelitian. Untuk mengetahui distribusi normal digunakan uji
kolmogorov smirnov, adapun syarat dikatakan normal apabila nilai signifikan atau
p>a (0,05) dan sebaliknya. Kemudian setelah dilakukan uji normalitas dapat
dilanjutkan ke analisis bivariat untuk melihat perbedaan pengetahuan dan sikap
sebelum dan setelah diberikan media visualisasi risiko merokok.
Analisis bivariat. Analisis data dilakukan untuk menguji ada tidaknya
pengaruh media visualisasi risiko merokok terhadap pengetahuan dan sikap siswa
laki-laki di SMP Swasta GKPI Pamen Medan. Adapun uji yang digunakan apabila
data berdistribusi normal, maka uji statistik dilakukan dengan menggunakan uji
paired t-test, sedangkan bila distribusi data tidak berdistribusi normal, uji statistik
dilakukan dengan menggunakan uji wilcoxon dengan tingkat kepercayaan atau
signifikan sebesar 95% sehingga dikatakan ada pengaruhnya apabila nilai p<0,05
dan tidak ada pengaruhnya apabila sebaliknya.
Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Penelitian di lakukan pada tanggal 31 Agustus 2018 jam 08.00 wib. Pada
saat pelaksanaan penelitian, peneliti dibantu oleh 3 orang mahasiswa yang sedang
melaksanakan Program Pengalaman Lapangan di SMP Swasta GKPI Pamen
Medan. Penelitian diawali dengan perkenalan selama 5 menit. Setelah itu peneliti
memberikan lembar pretest yang akan diisi oleh siswa selama 15 menit. Setelah
pretest dikumpulkan, peneliti memberi media label visualisasi risiko merokok
kepada seluruh responden. Responden diberikan waktu untuk membaca media
selama 10 menit. Kemudian dilakukan postest selama
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Hasil Penelitian
Deskripsi Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada di SMP Swasta GKPI Pamen yang didirikan oleh
Gereja GKPI Padang Bulan pada tahun 1972 di Jl Jamin Ginting, Komplek
Pamen, Medan. Berdirinya yayasan atas nama Badan Gereja Kristen Protestan
Indonesia (YP-GKPI) dengan tujuan untuk mendirikan sekolah dalam membina
masyarakat yang adil dan makmur serta memelihara dan memperluas ajaran dan
kepercayaan agama Kristen Protestan. Adapun visi dan misi SMP Swasta GKPI
Pamen yaitu:
Visi: Membentuk anak didik menjadi manusia yang cerdas, terampil,
berbudi luhur, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Misi: Melaksanakan sepenuhnya program sekolah yang berskala prioritas
yang terfokus pada peningkatan kualitas Proses Belajar Mengajar
(PBM)
Adapun jumlah siswa di SMP Swasta GKPI Pamen Medan dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 4 Jumlah Siswa SMP Swasta GKPI Pamen Medan Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah VII VIII
38 26
32 32
70 58
IX 32 28 60 Jumlah 96 92 188
Saat ini SMP GKPI Pamen Medan dipimpin oleh Kepala Sekolah yaitu Ibu
Risma Perdede, M.Pd.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 4. Struktur Organisasi SMP Swasta GKPI Pamen Medan
Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi dari
masing-masing variabel yaitu karakteristik responden (umur, jenis kelamin),
pengetahuan responden tentang risiko merokok, dan sikap responden terhadap
risiko merokok.
Gambaran karakteristik responden berdasarkan umur. Pada
penelitian ini karakteristik responden berdasarkan umur terdiri dari; umur 11
tahun sebanyak 5 orang, umur 12 tahun 27 orang, umur 13 tahun sebanyak 19
orang, umur 14 tahun sebanyak 30 orang, dan umur 15 tahun sebanyak 15 orang.
Distribusi frekuensi karakteristik responden dapat dilihat pada tabel berikut.
Pengurus Yayasan
Kepala Sekolah (Risma Pardede, M.Pd)
Wakasek Kurikulum (Doli R.K Silalahi, S.Pd)
Wakasek Kesiswaan (Domu Silaban, S.Th, S.Pdk)
Wakasek Sarana & Prasarana (Elia Roma Sinaga,
BP / BK Wali kelas Guru mata pelajaran
Kepala Tata Usaha (Nurmoti Nainggolan)
Siswa / Siswi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Kelompok Umur (tahun) Jumlah (orang) Persen (%) 11 tahun 5 5,2 12 tahun 27 28,1 13 tahun 19 19,8 14 tahun 30 31,3 15 tahun 15 15,6 Total 96 100
Gambaran karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.
Responden dalam penelitian ini adalah seluruh siswa laki-laki di SMP Swasta
GKPI Pamen yang berjumlah 96 orang.
Tabel 6 Distribusi frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis kelamin Kelas Jumlah (orang) Persen (%) VII 38 39,6 VII 26 27,1 IX 32 33,3 Total 96 100
Gambaran pengetahuan responden tentang risiko merokok sebelum
diberi media label visualisasi risiko merokok. Hasil pengumpulan data terhadap
96 orang responden sebelum diberi media label visualisasi risiko merokok dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7 Distribusi Pengetahuan Responden tentang Risiko Merokok Sebelum Diberi Media Label Visualisasi Risiko Merokok
No Item Jawaban Sebelum Intervensi Total Benar Salah n % N % N %
1. Zat yang terkandung dalam rokok yang dapat menyebabkan kanker adalah tar.
2 2,1 94 97,9 96 100
2. Bahan kimia dalam rokok seperti nikotin dapat menyebabkan adiksi (ketagihan) dan kanker tenggorokan.
88 91,7 8 8,3 96 100
3. Kandungan dalam rokok yang menyebabkan peningkatan tekanan darah adalah nikotin.
25 26 71 74 96 100
4. Merokok dan menghirup produk 75 78,1 21 21,9 96 100
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lanjutan tabel 7 tembakau lainnya, seperti pipa atau cerutu dapat membuat seseorang terpapar karsinogen dan merusak DNA, sehingga menyebabkan kanker mulut.
5. Yang dapat menerima dampak dari kegiatan merokok adalah orang yang menghisap rokok dan orang yang berada disekitar perokok.
66 68,8 30 31,3 96 100
6. Terhirup asap rokok lebih berbahaya dari merokok secara langsung.
28 29,2 68 70,8 96 100
7. Seseorang yang merokok disebut dengan perokok aktif.
46 47,9 50 52,1 96 100
8. Seseorang yang tidak merokok tetapi menghirup asap rokok disebut dengan perokok pasif.
76 79,2 20 20,8 96 100
9. Dampak dari kebiasaan merokok adalah menyebabkan kanker mulut, kanker tenggorokan, kanker paru-paru, hingga berujung pada kematian.
88 91,7 8 8,3 96 100
10. Dampak buruk akibat merokok di samping atau pada saat menggendong balita adalah dapat menyebabkan ISPA pada bayi/balita.
60 62,5 36 37,5 96 100
11. Dampak buruk akibat merokok di samping wanita hamil yaitu dapat menyebabkan keguguran dan mengganggu perkembangan fisik maupun intelektual anak.
68 70,8 28 29,2 96 100
12. Gangguan kesehatan yang dapat timbul apabila anggota keluarga menghirup asap rokok dari perokok adalah kanker paru.
81 84,4 15 15,6 96 100
Dari tabel 7 menunjukkan bahwa sebelum diberi media label visualisasi
risiko merokok, responden yang mengetahui bahwa zat yang terkandung dalam
rokok yang dapat menyebabkan kanker adalah tar yaitu sebanyak 2 orang (2,1%),
responden yang mengetahui bahwa kandungan dalam rokok yang dapat
menyebabkan peningkatan tekanan darah adalah nikotin yaitu sebanyak 25 orang
(26%), dan responden yang mengetahui bahwa terhirup asap rokok lebih
berbahaya dari merokok secara langsung yaitu sebanyak 28 orang (29,2%).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambaran pengetahuan responden tentang risiko merokok setelah
diberi media label visualisasi risiko merokok.
Tabel 8 Distribusi Pengetahuan Responden tentang Risiko Merokok Setelah Diberi Media Label Visualisasi Risiko Merokok
No Item Jawaban
Setelah Intervensi Total Benar Salah n % n % N %
1. Zat yang terkandung dalam rokok yang dapat menyebabkan kanker adalah tar.
76 79,2 20 20,8 96 100
2. Bahan kimia dalam rokok seperti nikotin dapat menyebabkan adiksi (ketagihan) dan kanker tenggorokan.
89 92,7 7 7,3 96 100
3. Kandungan dalam rokok yang menyebabkan peningkatan tekanan darah adalah nikotin.
71 74 25 26 96 100
4. Merokok dan menghirup produk tembakau lainnya, seperti pipa atau cerutu dapat membuat seseorang terpapar karsinogen dan merusak DNA, sehingga menyebabkan kanker mulut.
88 91,7 8 8,3 96 100
5. Yang dapat menerima dampak dari kegiatan merokok adalah orang yang menghisap rokok dan orang yang berada disekitar perokok.
67 69,8 29 30,2 96 100
6. Terhirup asap rokok lebih berbahaya dari merokok secara langsung.
46 47,9 50 52,1 96 100
7. Seseorang yang merokok disebut dengan perokok aktif.
68 70,8 28 29,2 96 100
8. Seseorang yang tidak merokok tetapi menghirup asap rokok disebut dengan perokok pasif.
86 89,6 10 10,4 96 100
9. Dampak dari kebiasaan merokok adalah menyebabkan kanker mulut, kanker tenggorokan, kanker paru-paru, hingga berujung pada kematian.
88 91,7 8 8,3 96 100
10. Dampak buruk akibat merokok di samping atau pada saat menggendong balita adalah dapat menyebabkan ISPA pada bayi/balita.
84 87,5 12 12,5 96 100
11. Dampak buruk akibat merokok di samping wanita hamil yaitu dapat menyebabkan keguguran dan mengganggu perkembangan fisik maupun intelektual anak.
91 94,8 5 5,2 96 100
12. Gangguan kesehatan yang dapat timbul apabila anggota keluarga menghirup asap rokok dari perokok adalah kanker paru.
90 93,8 6 6,3 96 100
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Berdasarkan Tabel 8 diatas menunjukkan bahwa setelah diberikan media
label visualisasi risiko merokok, mayoritas responden telah mengetahui zat yang
terkandung dalam rokok yang dapat menyebabkan kanker adalah tar yaitu
sebanyak 94 orang (91,7%), mayoritas responden mengetahui bahwa kandungan
dalam rokok yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah adalah nikotin
yaitu sebanyak 71 orang (74%), dan mayoritas responden mengetahui bahwa
terhirup asap rokok lebih berbahaya dari merokok secara langsung yaitu sebanyak
46 orang (47,9%).
Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat perubahan pengetahuan
responden tentang risiko merokok pada remaja siswa di SMP Swasta GKPI
Pamen setelah diberikan media label visualisasi risiko merokok yang dapat dilihat
pada tabel 9 berikut:
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang Risiko Merokok Sebelum dan Setelah Diberikan Media Label Visualisasi Risiko Merokok.
Kategori Pengetahuan
Sebelum diberi media label visualisasi risiko merokok
Setelah diberi media label visualisasi risiko merokok
Jumlah (%) Jumlah (%) Rendah Sedang
26 63
27,1 65,6
2 35
2,1 36,5
Tinggi 7 7,3 59 61,5 Total 96 100 96 100
Berdasarkan Tabel 9 tersebut dapat dilihat bahwa sebelum diberikan media
label visualisasi risiko merokok responden yang memiliki pengetahuan tinggi
yaitu 7 orang (7,3%). Setelah diberikan media label visualisasi risiko merokok
terjadi peningkatan pengetahuan, mayoritas responden yang memiliki
pengetahuan tinggi menjadi 59 orang (61,5%).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambaran sikap responden tentang risiko merokok sebelum diberi
media label visualisasi risiko merokok. Berdasarkan hasil pengumpulan data
terhadap 96 orang responden sebelum diberi media label visualisasi risiko
merokok dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 10 Distribusi Sikap Responden tentang Risiko Merokok Sebelum Diberi Media Label Visualisasi Risiko Merokok
Indikator Sikap Sebelum Intervensi Total SS S KS TS N % N % n % n % N %
Merokok dapat menyebabkan kanker paru, kanker mulut, tenggorokan dan menimbulkan berbagai macam penyakit.
65 67,7 16 16,7 1 1,0 14 14,6 96 100
Seseorang yang merokok akan kelihatan lebih dewasa dan keren.
8 8,3 4 4,2 17 17,7 67 69,8 96 100
Merokok akan memberi kenikmatan dan ketenangan.
9 9,4 10 10,4 11 11,5 66 68,8 96 100
Anda akan menerima rokok apabila diberi teman anda.
10 10,4 4 4,2 5 5,2 77 80,2 96 100
Merokok adalah lambang kehebatan dan keberanian
17 17,7 3 3,1 6 6,3 70 72,9 96 100
Larangan merokok memberi dampak positif terhadap remaja.
45 46,9 19 19,8 13 13,5 19 19,8 96 100
Larangan merokok membuat saya tidak ingin merokok dan berhenti merokok.
48 50 32 33,3 2 2,1 14 14,6 96 100
Anda akan menghindari asap rokok dimana pun berada.
46 47,9 23 24 13 13,5 14 14,6 96 100
Apabila ada seseorang yang merokok di tempat umum yang telah diberi larangan
32 33,3 43 44,8 6 6,3 15 15,6 96 100
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lanjutan Tabel 10 merokok, anda tidak akan diam saja. Saya akan menyebarkan informasi mengenai risiko merokok.
49
51
25
26
15
15,6
7
7,3
96
100
Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat bahwa sikap responden sebelum
diberikan media label visualisasi risiko merokok yang sangat setuju bahwa
merokok menyebabkan kanker paru, kanker mulut, tenggorokan dan
menimbulkan berbagai macam penyakit sebanyak 65 orang (67,7%), yang sangat
setuju bahwa merokok adalah lambang kehebatan dan keberanian sebanyak 17
orang (17,7%), dan yang sangat setuju bahwa larangan merokok memberi dampak
positif terhadap remaja masih sebanyak 45 orang (46,9%).
Gambaran sikap responden tentang risiko merokok setelah diberi
media label visualisasi risiko merokok. Hasil pengumpulan data terhadap 96
orang responden setelah diberi media label visualisasi risiko merokok dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 11 Distribusi Sikap Responden tentang Risiko Merokok Setelah Diberi Media Label Visualisasi Risiko Merokok
Indikator Sikap Sebelum Intervensi Total SS S KS TS N % N % N % N % N %
Merokok dapat menyebabkan kanker paru, kanker mulut, tenggorokan dan menimbulkan berbagai macam penyakit.
84 87,5 9 9,4 0 0 3 3,1 96 100
Seseorang yang merokok akan kelihatan lebih
2 2,1 2 2,1 6 6,3 86 89,6 96 100
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lanjutan Tabel 11 dewasa dan keren. Merokok akan memberi kenikmatan dan ketenangan.
2 2,1 3 3,1 5 5,2 86 89,6 96 100
Anda akan menerima rokok apabila diberi teman anda.
2 2,1 1 1 6 6,3 87 90,6 96 100
Merokok adalah lambang kehebatan dan keberanian
3 3,1 1 1 10 10,4 82 85,4 96 100
Larangan merokok memberi dampak positif terhadap remaja.
59 61,5 22 22,9 5 5,2 10 10,4 96 100
Larangan merokok membuat saya tidak ingin merokok dan berhenti merokok.
66 68,8 29 30,2 1 1 0 0 96 100
Anda akan menghindari asap rokok dimana pun berada.
54 56,3 33 34,4 3 3,1 6 6,3 96 100
Apabila ada seseorang yang merokok di tempat umum yang telah diberi larangan merokok, anda tidak akan diam saja.
55 57,3 28 29,2 7 7,3 6 6,3 96 100
Saya akan menyebarkan informasi mengenai risiko merokok.
59 61,5 30 31,3 3 3,1 4 4,2 96 100
Dari Tabel 11 diatas diketahui bahwa sikap responden setelah diberikan
media label visualisasi risiko merokok, yang sangat setuju bahwa merokok
menyebabkan kanker paru, kanker mulut, tenggorokan dan menimbulkan berbagai
macam penyakit meningkat menjadi 84 orang (87,5%), yang sangat setuju bahwa
merokok adalah lambang kehebatan dan keberanian menurun menjadi 3 orang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(3,1%), dan yang sangat setuju bahwa larangan merokok memberi dampak positif
terhadap remaja meningkat menjadi 45 orang (46,9%).
Berdasarkan analisis data pada pelajar yang diberikan media label
visualisasi risiko merokok memperlihatkan bahwa terdapat perubahan sikap
responden tentang risiko merokok setelah diberikan media label visualisasi risiko
merokok yang dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 12 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Sebelum dan Setelah Diberikan Media Label Visualisasi Risiko Merokok.
Kategori Sikap
Sebelum diberikan media label visualisasi risiko merokok
Setelah diberikan media label visualisasi risiko merokok
Jumlah (%) Jumlah (%) Baik Sedang
0 67
0 69,8
92 3
95,8 3,1
Buruk 29 30,2 1 1,0 Total 96 100 96 100
Berdasarkan Tabel 12 diatas dapat dilihat bahwa sebelum diberikan
intervensi dengan media label visualisasi risiko merokok, tidak ada responden
yang bersikap baik (0%). Kemudian setelah diberikan media label visualisasi
risiko merokok terjadi peningkatan sikap, responden yang memiliki sikap baik
menjadi 92 orang (95,8%).
Uji normalitas data. Hasil uji normalitas data yang diperoleh nilai
signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data
berdistribusi tidak normal. Oleh karena itu, analisis bivariat yang digunakan untuk
melihat pengaruh label visualisasi risiko merokok terhadap pengetahuan dan sikap
adalah uji non parameterik yaitu uji wilcoxon.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat pengaruh media label visualisasi
risiko merokok terhadap pengetahuan dan sikap pelajar di SMP Swasta GKPI
Pamen Medan.
Pengaruh Label Visualisasi Risiko Merokok terhadap Pengetahuan
Tabel 13 Pengaruh Label Visualisasi Risiko Merokok terhadap Pengetahuan Pengetahuan Mean p value N
Sebelum diberikan media label visualisasi risiko merokok
14,60 0,000
96
Setelah diberikan media label visualisasi risiko merokok
19,67 96
Berdasarkan Tabel 13 diatas dapat dilihat rata-rata pengetahuan responden
tentang risiko merokok sebelum diberikan media label visualisasi risiko merokok
adalah 14,60. Setelah diberikan media label visualisasi risiko merokok adalah
19,67. Perbedaan nilai mean menunjukkan adanya peningkatan antara mean
pengetahuan sebelum dan setelah diberikan media label visualisasi risiko
merokok.
Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji wilcoxon Signed Rank Test
terhadap rata-rata nilai pengetahuan sebelum dan setelah diberikan media label
visualisasi risiko merokok menunjukkan hasil p=0,000 < α=0,05 yang berarti
terdapat pengaruh label visualisasi risiko merokok terhadap pengetahuan pelajar
SMP Swasta GKPI Pamen Medan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pengaruh Label Visualisasi Risiko Merokok terhadap Sikap
Tabel 14 Pengaruh Label Visualisasi Risiko Merokok terhadap Sikap Sikap Mean p value N Sebelum diberikan media label visualisasi risiko merokok
32,10
0,000
96
Setelah diberikan media label visualisasi risiko merokok
36,42 96
Berdasarkan Tabel 14 diatas dapat dilihat bahwa rata-rata sikap responden
tentang risiko merokok sebelum diberikan media label visualisasi risiko merokok
adalah 32,10. Setelah diberikan media label visualisasi risiko merokok adalah
36,42. Perbedaan nilai mean sebelum dan setelah diberikan media label visualisasi
risiko merokok menunjukkan peningkatan antara mean sikap sebelum dan setelah
diberikan media label visualisasi risiko merokok.
Berdasarkan analisis statistik dengan uji wilcoxon Signed Rank Test
terhadap rata-rata nilai sikap sebelum dan setelah diberikan media label visualisasi
risiko merokok menunjukkan hasil p=0,000 < α=0,05 yang berarti terdapat
pengaruh label visualisasi risiko merokok terhadap sikap pelajar SMP Swasta
GKPI Pamen Medan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pembahasan
Kebiasaan merokok saat ini tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa
melainkan kalangan remaja juga telah menjadi konsumen dari rokok. Alasan
remaja mengkonsumsi rokok adalah agar terlihat dewasa. Tetapi zat adiktif dalam
rokok menyebabkan ketergantungan terhadap rokok sehingga sulit untuk berhenti
mengisapnya. Dampak negatif dari mengkonsumsi rokok akan menimbulkan
berbagai penyakit seperti gangguan alat pernafasan. Dampak buruk tersebut tidak
hanya dialami oleh perokok aktif saja, akan tetapi perokok pasif juga dapat
menerima efek negatif dari asap rokok tersebut.
Untuk menurunkan tingginya angka perokok di Indonesia, pemerintah
mengeluarkan Peraturan Nomor 109 Tahun 2012 tentang pengamanan bahan yang
mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan. Pemerintah
mewajibkan produsen rokok untuk mencantumkan peringatan mengenai bahaya
merokok atau yang dikenal sebagai label visualisasi risiko merokok (Picture
Health Warning) pada bagian atas kemasan rokok seluas 40 persen dari bungkus
rokok. Label tersebut terdiri dari gambar kanker paru-paru kronis, kanker mulut,
kanker tenggorokan, gambar seseorang menggendong bayi yang menandakan
bahwa merokok berbahaya bagi anak, serta gambar merokok membunuhmu yang
terdapat gambar tengkorak. Meskipun peraturan mengenai pencantuman bahaya
merokok telah dilakukan, tetapi belum di nilai efektif dalam menurunkan jumlah
perokok. Hal ini di dukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Octaviana (2016)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
yang mengatakan bahwa gambar seram di kemasan rokok di nilai baik, namun
gambar seram belum efektif dalam mengurangi jumlah perokok aktif.
Analisis Univariat
Gambaran karakteristik responden berdasarkan umur. Berdasarkan
hasil penelitian diketahui bahwa gambaran umum karakteristik berdasarkan umur,
terdapat 5 orang responden berumur 11 tahun (5,2%), 27 orang responden
berumur 12 tahun (28,1%), 19 orang responden berumur 13 tahun (19,8%), 30
orang responden berumur 14 tahun (31,3%), dan 15 orang responden berumur 15
tahun (15,6%).
Dalam proses menuju kedewasaan, terdapat 3 tahap perkembangan remaja
yang dilalui yaitu remaja awal (12-15 tahun), remaja madya (15-18 tahun), dan
remaja akhir (18-21 tahun). Tetapi masa remaja awal inilah yang sangat
menentukan remaja dalam mengenal hingga mengambil tindakan merokok karena
pengaruh adaptasi, dan lain-lain. Selain itu pada masa ini juga remaja mulai
mengembangkan pikiran-pikiran baru, keinginan untuk mencoba segala sesuatu,
serta rasa ingin tahu yang tinggi.
Semakin bertambah umur seseorang akan semakin tinggi wawasan yang
diperoleh, apabila umur seseorang semakin muda maka akan mempengaruhi
pengetahuannya (Notoatmodjo, 2012). Pengalaman atau sesuatu yang pernah
dialami seseorang akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat
informal, dalam hal ini semakin tua umur seseorang maka akan semakin banyak
pengalamannya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambaran karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.
Responden dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang memiliki jenis kelamin
laki-laki di SMP Swasta GKPI Pamen Medan sebanyak 96 orang.
Penelitian yang dilakukan The Global Youth Tobacco Survey pada tahun
2013 pada penduduk kelompok umur >10 tahun di Indonesia proporsi perokok
laki-laki 67,0% sedangkan pada perempuan adalah 2,7%. Kemudian menurut
Global Youth Tobaco Survey tahun 2014 menyatakan Indonesia sebagai negara
dengan angka perokok remaja tertinggi di dunia, dimana 43,4% laki-laki pertama
kali merokok pada umur 12-13 tahun dan sebanyak 26,7% pada umur 10-11
tahun.
Gambaran pengetahuan responden tentang risiko merokok. Menurut
Notoatmodjo (2012) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga.
Gambaran pengetahuan responden tentang risiko merokok sebelum
diberi media label visualisasi risiko merokok. Pengetahuan tentang risiko
merokok sangat penting bagi remaja agar terhindar dari dampak buruk yang
diakibatkan oleh rokok. Pengetahuan dalam hal ini meliputi pengertian rokok dan
merokok, kandungan rokok, bahaya merokok, serta perokok aktif dan pasif.
Pelajar tidak hanya semata belajar mengenai pengetahuan akademis saja. Dalam
proses belajar, remaja juga menghadapi situasi-situasi dalam kehidupan pribadi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dan bergelut dalam pergaulan sosial. Oleh karena itu pemberian informasi
mengenai risiko merokok terhadap remaja sangat penting dilakukan. Mengingat
remaja merupakan usia yang sangat rentan akan pengaruh dalam maupun luar
lingkungan. Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Hasmiati
(2012) yang mengatakan bahwa lingkungan sosial sangat besar pengaruhnya
terhadap perilaku merokok remaja di SMA Negeri 2 Makassar.
Hasil penelitian terhadap 96 orang responden menunjukkan tingkat
pengetahuan responden sebelum diberikan media label visualisasi risiko merokok
mayoritas dalam kategori sedang. Hal tersebut terbukti dari persentase jawaban
yang benar atas pertanyaan-pertanyaan pengetahuan masih rendah. Pertanyaan
yang dominan responden menjawab benar adalah pertanyaan mengenai bahan
kimia dalam rokok seperti nikotin dapat menyebabkan adiksi (ketagihan) dan
kanker tenggorokan. Selain itu responden juga dominan telah menjawab dengan
benar pertanyaan mengenai dampak dari kebiasaan merokok.
Meskipun demikian sebagian besar responden masih memiliki
pengetahuan yang rendah. Hal tersebut terbukti dari jawaban responden atas
pertanyaan pengetahuan yang dominan salah seperti pertanyaan mengenai zat
yang terkandung dalam rokok yang dapat menyebabkan kanker. Selain itu
responden juga dominan menjawab salah pertanyaan mengenai kandungan dalam
rokok yang meningkatkan tekanan darah. Peneliti berasumsi bahwa sebagian
besar responden telah mengetahui dampak berbahaya akibat merokok tetapi
responden tidak mengetahui jenis bahan kimia yang berbahaya dalam rokok.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Disamping itu masih ditemukan sebagian responden yang belum dapat
membedakan perokok pasif dan perokok aktif. Hal ini juga mempengaruhi
pengetahuan responden mengenai bahaya terhirup asap rokok dengan merokok
secara langsung, terbukti dari jawaban 68 orang responden yang menjawab
merokok secara langsung lebih berbahaya dari terhirup asap rokok. Asumsi ini
juga diperkuat oleh jawaban 30 orang responden yang menyatakan bahwa yang
dapat menerima dampak dari kegiatan merokok hanya orang yang menghisap
rokok secara langsung atau disebut dengan perokok aktif.
Berdasarkan hasil penelitian sebelum responden diberikan label visualisasi
risiko merokok diperoleh kategori tingkat pengetahuan yang tinggi sebanyak 7
orang (7,3%), sedang sebanyak 63 orang (65,6), dan rendah 26 orang (27,1%).
Hal tersebut menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan tinggi
hanya sedikit dan responden yang memiliki pengetahuan sedang lebih dominan.
Gambaran pengetahuan responden tentang risiko merokok setelah
diberi media label visualisasi risiko merokok. Pengetahun dapat diartikan sebagai
pengumpulan informasi yang dipahami, yang diperoleh dari proses belajar selama
hidup maupun sumber informasi lain yang dapat digunakan sewaktu-waktu
sebagai alat penyesuaian diri baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan.
Pengetahuan yang mencakup didalam domain kognitif mempunyai enam
tingkatan yaitu tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi
(Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan remaja mengenai risiko merokok utamanya
pada aspek pencegahan merupakan salah satu hal yang dapat menentukan sikap
dan perilaku remaja terhadap rokok. Andika, dkk (2016) mengatakan bahwa
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan tentang rokok dan kejadian
merokok pada pelajar SMPN 1 Pariaman. Selain itu Yuliati (2015) juga
mengatakan bahwa visualisasi pada bungkus rokok memberikan pengaruh pada
perokok hingga perilaku berhenti merokok.
Hasil penelitian terhadap 96 orang responden menunjukkan tingkat
pengetahuan responden setelah diberikan media label visualisasi risiko merokok
mayoritas dalam kategori tinggi. Hal tersebut terbukti dari persentase jawaban
yang benar atas pertanyaan-pertanyaan pengetahuan. Pertanyaan yang dominan
memiliki perubahan pengetahuan yang signifikan adalah pertanyaan mengenai zat
yang terkandung dalam rokok yang dapat menyebabkan kanker dan kandungan
dalam rokok yang menyebabkan peningkatan tekanan darah. Berdasarkan jawaban
responden setelah diberikan media label visualisasi risiko merokok, mayoritas
responden telah mengetahuan kandungan bahan kimia yang berbahaya dalam
rokok.
Selain itu mayoritas responden juga telah memiliki pengetahuan yang
tinggi karena sebagian besar reponden telah menjawab dengan benar pertanyaan
mengenai dampak buruk akibat merokok. Hal ini terbukti dari jawaban 91 orang
responden yang menyatakan dampak buruk akibat merokok di samping wanita
hamil dapat menyebabkan keguguran dan mengganggu perkembangan fisik
maupun intelektual anak. Kemudian 90 orang responden telah menjawab dengan
benar bahwa gangguan kesehatan yang dapat timbul apabila anggota keluarga
menghirup asap rokok dari perokok adalah kanker paru. Peneliti juga berasumsi
bahwa setelah diberikan label visualisasi risiko merokok sebagian besar responden
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
telah dapat membedakan perokok pasif dan perokok aktif. Berdasarkan jawaban
dari pertanyaan pengetahuan oleh responden mengenai konsep perokok pasif,
ditemukan sebanyak 86 orang responden telah menjawab dengan benar. Asumsi
peneliti diperkuat oleh jawaban 50 orang responden yang menjawab merokok
secara langsung lebih berbahaya dari terhirup asap rokok. Asumsi ini juga
diperkuat oleh jawaban 67 orang responden yang menyatakan bahwa yang dapat
menerima dampak dari kegiatan merokok adalah orang yang menghisap rokok
secara langsung atau disebut dengan perokok aktif dan orang yang berada di
sekitar perokok.
Berdasarkan hasil penelitian setelah responden diberikan label visualisasi
risiko merokok menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan, dimana kategori
tingkat pengetahuan yang tinggi menjadi 59 orang (61,5%), sedang menjadi 35
orang (36,5%), dan rendah menjadi 2 orang (2,1%). Hal ini berarti terdapat
pengaruh pemberian label visualisasi risiko merokok terhadap pengetahuan
pelajar di SMP Swasta GKPI Pamen Medan. Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Siti (2015) bahwa promosi kesehatan dengan
menggunakan media visualisasi seperti poster dapat meningkatkan pengetahuan
remaja mengenai bahaya merokok.
Gambaran sikap responden tentang risiko merokok. Sikap merupakan
suatu kumpulan gejala dalam merespons stimulus atau objek, sehingga sikap itu
melibatkan pikiran, perasaan, perhatian, dan gejala kejiwaan yang lain. Sikap
merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu
stimulasi atau objek. Secara nyata sikap menunjukkan adanya kesesuaian terhadap
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang
bersifat emosional terhadap stimulus sosial (Notoatmodjo, 2005).
Gambaran sikap responden tentang risiko merokok sebelum diberi
media label visualisasi risiko merokok. Sikap belum merupakan suatu tindakan
atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap
merupakan suatu reaksi tertutup bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah
laku yang terbuka.
Hasil penelitian terhadap 96 orang responden menunjukkan sikap
responden sebelum diberikan media label visualisasi risiko merokok mayoritas
dalam kategori sedang. Hal tersebut terbukti dari persentase pernyataan responden
atas kuesioner sikap. Hasil penelitian menunjukkan 17 orang responden
menyatakan sangat setuju bahwa merokok adalah lambang kehebatan, 10 orang
responden menyatakan sangat setuju atas pernyataan akan menerima rokok
apabila diberi teman, serta 8 orang responden menyatakan sangat setuju atas
pernyataan merokok akan memberi kenikmatan dan ketenangan dan seseorang
yang merokok akan kelihatan lebih dewasa dan keren. Peneliti berasumsi bahwa
pernyataan sikap responden tersebut dipengaruhi oleh pengalaman pribadi oleh
responden itu sendiri. Beberapa siswa telah mengkonsumsi rokok dan
mendapatkan dampak jangka pendek dari merokok, tetapi belum merasakan
dampak jangka panjang dari mengkonsumsi rokok.
Sikap responden mengenai risiko merokok ini juga mempengaruhi
pernyataan responden mengenai larangan merokok. Berdasarkan hasil penelitian
terhadap 96 orang responden ditemukan hanya 45 orang responden yang sangat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
setuju bahwa larangan merokok memberi dampak positif terhadap remaja,
selanjutnya dari 96 orang responden hanya 48 orang yang sangat setuju bahwa
larangan merokok membuat responden tidak ingin merokok dan berhenti
merokok. Peneliti berasumsi bahwa sebagian besar responden masih memiliki
sikap yang buruk terhadap risiko merokok, terbukti dari hasil penelitian diperoleh
tidak ada responden yang memiliki kategori sikap baik. Asumsi ini juga diperkuat
oleh hasil penelitian yang diperoleh yaitu dari 96 orang responden hanya 46 orang
responden yang sangat setuju akan menghindari asap rokok dimanapun berada,
selanjutnya dari 96 orang responden hanya 32 orang responden yang sangat setuju
bahwa apabila ada seseorang yang merokok di tempat umum yang telah diberi
larangan merokok, responden tidak akan diam saja. Disamping itu, dari 96 orang
responden hanya 49 orang responden yang menyatakan sangat setuju untuk
menyebarkan informasi mengenai risiko merokok.
Berdasarkan hasil penelitian sebelum responden diberikan label visualisasi
risiko merokok diperoleh tidak ada responden yang memiliki kategori sikap yang
baik(0%), sedang sebanyak 67 orang (69,8%), dan buruk sebanyak 29 orang
(30,2%). Pada penelitian ini, peneliti menemukan bahwa kurangnya sikap positif
yang dimiliki oleh responden. Hal ini dapat dipengaruhi oleh rendahnya
pengetahuan dan pemahaman mengenai risiko merokok. Sikap seseorang sangat
erat kaitannya dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki, semakin baik
pemahaman atau pengetahuan seseorang maka diharapkan pula semakin bijak
dalam menyikapi segala sesuatu yang terjadi baik dalam lingkungan sekitar
ataupun gejolak dalam dirinya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambaran sikap responden tentang risiko merokok setelah diberi media
label visualisasi risiko merokok. Hasil penelitian terhadap 96 orang responden
menunjukkan sikap responden setelah diberikan media label visualisasi risiko
merokok mayoritas dalam kategori baik. Hal tersebut terbukti dari persentase
pernyataan responden atas kuesioner sikap. Pernyataan sikap yang dominan
memiliki perubahan signifikan adalah pernyataan mengenai merokok. Hasil
penelitian dari 96 orang responden diperoleh 86 orang responden menyatakan
tidak setuju bahwa seseorang yang merokok akan kelihatan lebih dewasa dan
keren. Selanjutnya 86 orang responden tidak setuju bahwa merokok akan memberi
kenikmatan dan ketenangan.
Sikap responden setelah diberikan label visualisasi risiko merokok juga
mempengaruhi pernyataan responden mengenai larangan merokok. Berdasarkan
hasil penelitian terhadap 96 orang responden diperoleh 59 orang responden
menyatakan sangat setuju bahwa larangan merokok memberi dampak positif
terhadap remaja, selanjutnya dari 96 orang responden diperoleh 66 orang
responden menyatakan sangat setuju bahwa larangan merokok membuat
responden tidak ingin merokok dan berhenti merokok. Peneliti berasumsi bahwa
pemberian label visualisasi risiko merokok sangat mempengaruhi sikap
responden, terbukti dari hasil penelitian yang semula diperoleh tidak ada
responden yang memiliki kategori sikap baik kemudian setelah diberi label
visualisasi risiko merokok diperoleh 92 orang telah memiliki sikap yang baik.
Asumsi ini juga diperkuat oleh hasil penelitian yang diperoleh yaitu dari 96 orang
responden, sebanyak 54 orang responden telah menyatakan sangat setuju akan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
menghindari asap rokok dimanapun berada, selanjutnya dari 96 orang responden
55 orang responden menyatakan sangat setuju bahwa apabila ada seseorang yang
merokok di tempat umum yang telah diberi larangan merokok, responden tidak
akan diam saja. Disamping itu, dari 96 orang responden diperoleh 59 orang
responden menyatakan sangat setuju untuk menyebarkan informasi mengenai
risiko merokok.
Berdasarkan hasil penelitian setelah responden diberikan label visualisasi
risiko merokok menunjukkan adanya peningkatan sikap, dimana kategori sikap
yang baik menjadi 92 orang (95,8%), sedang menjadi 3 orang (3,1%), dan buruk
menjadi 1 orang (1%). Hal ini berarti terdapat pengaruh pemberian label
visualisasi risiko merokok terhadap sikap pelajar di SMP Swasta GKPI Pamen
Medan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri (2016)
yang mengatakan bahwa terdapat pengaruh pencantuman peringatan bergambar
pada bungkus rokok terhadap sikap remaja.
Analisis Bivariat
Pengaruh label visualisasi risiko merokok terhadap pengetahuan.
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan terhadap pengetahuan responden
tentang risiko merokok sebelum dan setelah diberi label visualisasi menunjukkan
adanya peningkatan nilai mean pengetahuan pelajar. Berdasarkan hasil analisis
statistik dengan uji Wilcoxon Signed Rank Test terhadap nilai rata-rata
pengetahuan sebelum dan setelah diberikan media label visualisasi risiko merokok
menunjukkan hasil p=0,000 < α=0,05 yang berarti terdapat pengaruh media label
visualisasi risiko merokok terhadap pengetahuan pelajar di SMP Swasta GKPI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pamen Medan. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa penggunaan media visual
sebagai media belajar cukup efektif dalam meningkatkan pengetahuan pelajar.
Pemerolehan pengetahuan dan keterampilan, perubahan-perubahan sikap
dan perilaku dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan
pengalaman yang pernah dialami sebelumnya. Tingkatan pengalaman
pemerolehan pengetahuan digambarkan oleh Edgar Dale sebagai proses
komunikasi. Materi yang ingin disampaikan agar pelajar dapat menguasainya
disebut pesan. Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima dan
mengolah informasi maka semakin besar informasi tersebut dimengerti dan dapat
dipertahankan dalam ingatan.
Salah satu gambaran yang paling banyak dijadikan acuan sebagai landasan
teori penggunaan media dalam proses belajar adalah Dale’s Cone of Experience
(Kerucut Pengalaman Dale). Dalam kerucut ini dijelaskan bahwa hasil belajar
seseorang diperoleh mulai dari pengalaman langsung, kenyataan yang ada di
lingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada
lambang verbal. Semakin ke atas puncak kerucut semakin abstrak media
penyampai pesan itu. Dasar pengembangan kerucut pengalaman Dale bukan
berdasarkan tingkat kesulitan namun berdasarkan tingkat keabstrakan jumlah jenis
indera yang turut serta selama penerimaan isi pengajaran pesan.
Dengan demikian, pemberian media visualisasi risiko merokok memiliki
keunggulan dalam menyampaikan informasi yaitu media yang mengkombinasikan
antara visual dari rancangan yang kuat dengan warna serta pesan dengan maksud
menangkap perhatian pelajar agar informasi yang disampaikan lebih cepat di
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
serap sehingga menghasilkan pengetahuan. Selain itu informasi yang di kemas
dalam media visualisasi juga lebih singkat, padat dan jelas serta menggunakan
bahasa yang mudah dimengerti sehingga pelajar tertarik untuk membaca media
tersebut.
Pengaruh label visualisasi risiko merokok terhadap sikap. Menurut
Newcomb dalam Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa sikap merupakan
kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif
tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas akan tetapi
merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap merupakan reaksi tertutup,
bukan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Pembentukan sikap akan
dipengaruhi oleh pengetahuan, dalam hal ini merupakan pengetahuan mengenai
risiko merokok. Penelitian yang dilakukan oleh Negoro (2016) mengatakan bahwa
terdapat pengaruh antara pengetahuan atas pesan dan persepsi terhadap perilaku.
Hasil penelitian menunjukkan perubahan yang lebih signifikan terjadi pada
aspek pengetahuan. Hal ini dapat terjadi karena media label visualisasi merupakan
bagian dari media massa atau sering dikenal dengan nirmassa. Dalam Rakhmat
(2005) mengatakan bahwa media massa tidak dapat mempengaruhi orang untuk
mengubah sikap, tetapi media massa cukup berpengaruh terhadap apa yang
dipikirkan orang.
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan terhadap sikap responden
tentang risiko merokok sebelum dan setelah diberi label visualisasi menunjukkan
adanya peningkatan nilai mean sikap pelajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebelum diberikan media visualisasi risiko merokok responden mayoritas
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
memiliki sikap yang sedang, setelah diberikan media label visualisasi risiko
merokok mayoritas responden menjadi memiliki sikap baik.
Berdasarkan analisis statistik dengan uji wilcoxon Signed Rank Test
terhadap rata-rata nilai sikap sebelum dan setelah diberikan media label visualisasi
risiko merokok menunjukkan hasil p=0,000 < α=0,05 yang berarti terdapat
pengaruh media label visualisasi risiko merokok terhadap sikap pelajar di SMP
Swasta GKPI Pamen Medan. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa penggunaan
media visual sebagai media belajar cukup efektif dalam meningkatkan sikap
pelajar.
Dengan demikian pemberian media visualisasi risiko merokok dapat
meningkatkan pengetahuan pelajar dan lebih jauh dapat meningkatkan sikap
pelajar mengenai risiko merokok. Dengan adanya perubahan pengetahuan dan
sikap pelajar mengenai risiko merokok diharapkan akan dapat mempengaruhi
perubahan perilaku pelajar ke arah yang lebih baik.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
1. Gambaran pengetahuan dari 96 orang responden sebelum diberikan
media label visualisasi risiko merokok, yang memiliki pengetahuan
tinggi yaitu 7 orang (7,3%).
2. Gambaran pengetahuan dari 96 orang responden setelah diberikan
media label visualisasi risiko merokok terjadi peningkatan
pengetahuan yaitu mayoritas responden berpengetahuan tinggi menjadi
59 orang (61,5%).
3. Gambaran sikap dari 96 orang responden sebelum diberikan media
label visualisasi risiko merokok diperoleh tidak ada responden yang
bersikap baik (0%).
4. Gambaran sikap dari 96 orang responden setelah diberikan media label
visualisasi risiko merokok terjadi peningkatan sikap dimana mayoritas
responden yang bersikap baik menjadi 92 orang (95,8%).
5. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat pengaruh label
visualisasi risiko merokok terhadap pengetahuan (p=0,000) dan sikap
(p=0,000) pelajar SMP Swasta GKPI Pamen Medan.
Saran 1. Bagi pihak sekolah disarankan agar membina kerjasama dengan Dinas
Kesehatan Kota Medan melalui Dinas Pendidikan Kota Medan untuk
memberikan penyuluhan dengan menggunakan media peringatan
bergambar mengenai risiko merokok dengan tujuan agar siswa
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
memperoleh pengetahuan dan sikap untuk mewujudkan perubahan
perilaku ke arah yang lebih baik.
2. Bagi guru mata pelajaran Bimbingan dan Konseling disarankan untuk
dapat mengedukasi para siswa yang merokok dengan menggunakan
metode komunikasi antar pribadi mengenai dampak buruk merokok.
3. Membentuk peer group yang bertujuan untuk menjaga pergaulan
remaja dalam lingkungan sosial sehingga mempengaruhi pengetahuan
dan sikap remaja mengenai dampak buruk merokok.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR PUSTAKA
Andika. (2016). Hubungan pengetahuan dengan kejadian merokok pada pelajar SMPN 1 Makassar. Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas, Sumatera Barat.
Mu’tadin, Z. (2002). Kemandirian sebagai kebutuhan psikologis pada remaja. Diakses Januari, 2018, from http://www.e-psikologi.com/remaja.050602.htm
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Negoro, S. (2016). Pembentukan Sikap oleh perokok remaja melalui peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok. Jurnal Interaksi, 5 (2), 112-122. https://ejournal.undip.ac.id/index.php/interaksi/article/download/13830/10476
Ningsih. (2016). Analisa pengaruh pencantuman peringatan bergambar pada
bungkus rokok terhadap sikap remaja di kota medan tahun 2016. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Notoatmodjo,S. (2003). Promosi kesehatan teori dan aplikasi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, S. (2005). Promosi kesehatan & ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2010). promosi kesehatan & ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Nugroho, M. (2008). Beberapa faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok pada siswa SLTP di kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo tahun 2008. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Octaviana. (2016). Pengaruh gambar seram kemasan rokok terhadap disonansi kognitif perokok di kota Serang. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sultan Ageng Tritasya, Banten.
Peraturan Pemerintah No 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan. Jakarta.
Radioaustralia. (2014). Jumlah perokok di Indonesia semakin meningkat. Diakses
Januari, 2018, from http://www.radioaustralia.net.au/indonesian/2014-01-08/jumlah-perokok-di-indonesia-semakin-meningkat/1244776
Rakhmat. (2005). Psikologi komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Satiti, Alfi. (2009). Strategi Rahasia Berhenti Merokok. Yogyakarta : Data Media. Sitepoe, Mangku. (2000). Kekhususan Rokok Indonesia. Jakarta: Grange Books. Siti. (2015). Pengaruh media poster dan media leaflet terhadap pengetahuan dan
sikap siswa tentang bahaya rokok di SMA negeri 2 Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu tahun 2015. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Smith, dkk. (2005). Handbook of visual communication : theory. methods, and
media. New Jersey : Lawrence Erlbaum Associates. Sugiyono, (2008). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Bandung :
Alfabeta. Suleiman, A. H. (1985). Media visual untuk pengajaran, penerangan dan
penyuluhan. Jakarta : Gramedia. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Jakarta. WHO. (2013). WHO report on the global tobacco epidemic. Geneva: WHO Press. Yuliati. (2015). Dampak visualisasi ancaman kesehatan pada bungkus rokok
terhadap perubahan sikap perokok di wilayah Samarinda. eJournal Ilmu Komunikasi, 3 (2), 81-91.
http://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id
Zulkarnain, F. (2015). Pengaruh label visual risiko merokok terhadap sikap pelajar. Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 1. Label Visualisasi Risiko Merokok
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian
PENGARUH LABEL VISUALISASI RISIKO MEROKOK TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PELAJAR DI SMP SWASTA GKPI PAMEN
MEDAN TAHUN 2018
I. PROFIL RESPONDEN
Nama :
Kelas :
Umur :
II. PENGETAHUAN RESPONDEN MENGENAI RISIKO MEROKOK
1. Zat apakah yang terkandung dalam rokok yang dapat menyebabkan
kanker?
a. Nikotin
b. Tar
c. Karbon monoksida
2. Bahan kimia dalam rokok seperti nikotin dapat menyebabkan ?
a. Adiksi (ketagihan) dan kanker tenggorokan
b. Kanker tulang dan lumpuh
c. Kanker otak dan hati
3. Kandungan dalam rokok yang menyebabkan peningkatan tekanan
darah adalah?
a. Tar
b. Nikotin
c. Cadmium
PETUNJUK PENGISIAN
1) Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan dan pernyataan
2) Pilihlah salah satu jawaban dari setiap pertanyaan dibawah ini dengan cara
memberikan tanda silang (X) untuk jawaban yang dianggap paling sesuai.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4. Merokok dan menghirup produk tembakau lainnya, seperti pipa atau
cerutu dapat membuat seseorang terpapar karsinogen dan merusak
DNA, sehingga menyebabkan?
a. Kanker usus
b. Kanker lambung
c. Kanker mulut
5. Siapakah yang dapat menerima dampak dari kegiatan merokok?
a. Orang yang menghisap rokok
b. Orang yang berada disekitar perokok
c. Orang yang menghisap rokok dan orang yang berada disekitar
perokok
6. Manakah yang lebih berbahaya, merokok secara langsung atau terhirup
asap rokok?
a. Merokok secara langsung
b. Terhirup asap rokok
c. Sama saja
7. Seseorang yang merokok disebut dengan?
a. Perokok aktif pasif
b. Perokok pasif
c. Perokok aktif
8. Seseorang yang tidak merokok tetapi menghirup asap rokok disebut
dengan?
a. Perokok aktif
b. Perokok pasif
c. Perokok pasif aktif
9. Apa dampak dari kebiasaan merokok?
a. Menyebabkan impotensi, pikun, pusing, mual muntah
b. Menyebabkan kanker mulut, kanker tenggorokan, kanker paru-
paru, hingga berujung pada kematian
c. Gangguan pencernaan dan kerusakan otak
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
10. Apakah dampak buruk akibat merokok di samping atau pada saat
menggendong balita?
a. Dapat menyebabkan ISPA pada bayi/balita
b. Dapat menyebabkan gangguan otak pada balita
c. Dapat menyebabkan gangguan pencernaan pada balita
11. Apakah dampak buruk akibat merokok di samping wanita hamil?
a. Dapat menyebabkan keguguran dan mengganggu perkembangan
fisik maupun intelektual anak
b. Dapat menyebabkan gangguan pernapasan dan pencernaan
c. Dapat menyebabkan kerusakan otak dan hati
12. Gangguan kesehatan apakah yang dapat timbul apabila anggota
keluarga menghirup asap rokok dari perokok?
a. Kanker tulang
b. Kanker paru
c. Kanker otak
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
III. SIKAP RESPONDEN MENGENAI RISIKO MEROKOK
Sikap
No Pernyataan SS S KS TS
1. Merokok dapat menyebabkan
kanker paru, kanker mulut,
tenggorokan dan menimbulkan
berbagai macam penyakit.
2. Seseorang yang merokok akan
kelihatan lebih dewasa dan keren.
3. Merokok akan memberi
kenikmatan dan ketenangan.
4. Anda akan menerima rokok apabila
diberi teman anda.
5. Merokok adalah lambang
kehebatan dan keberanian.
6. Larangan merokok memberi
dampak positif terhadap remaja.
PETUNJUK PENGISIAN
Pilihlah salah satu jawaban antara:
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Kurang Setuju (KS)
Tidak Setuju (TS)
Dengan cara menceklis (√) pada kolom yang telah
disediakan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
7. Larangan merokok membuat saya
tidak ingin merokok dan berhenti
merokok.
8. Anda akan menghindari asap rokok
dimana pun berada.
9. Apabila ada seseorang yang
merokok di tempat umum yang
telah diberi larangan merokok, anda
tidak akan diam saja.
10. Saya akan menyebarkan informasi
mengenai risiko merokok.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 3. Hasil Analisis Spss
1. Univariat Pengetahuan Siswa Sebelum Diberikan Media Label Visualisasi Risiko Merokok
Pengetahuan 1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid Salah 94 97,9 97,9 97,9
Benar 2 2,1 2,1 100,0 Total 96 100,0 100,0
Pengetahuan 2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid Salah 8 8,3 8,3 8,3
Benar 88 91,7 91,7 100,0 Total 96 100,0 100,0
Pengetahuan 3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid Salah 71 74,0 74,0 74,0
Benar 25 26,0 26,0 100,0 Total 96 100,0 100,0
Pengetahuan 4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid Salah 21 21,9 21,9 21,9
Benar 75 78,1 78,1 100,0 Total 96 100,0 100,0
Pengetahuan 5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid Salah 30 31,3 31,3 31,3
Benar 66 68,8 68,8 100,0 Total 96 100,0 100,0
Pengetahuan 6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Salah 68 70,8 70,8 70,8 Benar 28 29,2 29,2 100,0
Total 96 100,0 100,0 Pengetahuan 7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid Salah 50 52,1 52,1 52,1
Benar 46 47,9 47,9 100,0 Total 96 100,0 100,0
Pengetahuan 8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid Salah 20 20,8 20,8 20,8
Benar 76 79,2 79,2 100,0 Total 96 100,0 100,0
Pengetahuan 9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid Salah 8 8,3 8,3 8,3
Benar 88 91,7 91,7 100,0 Total 96 100,0 100,0
Pengetahuan 10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid Salah 36 37,5 37,5 37,5
Benar 60 62,5 62,5 100,0 Total 96 100,0 100,0
Pengetahuan 11
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid Salah 28 29,2 29,2 29,2
Benar 68 70,8 70,8 100,0 Total 96 100,0 100,0
Pengetahuan 12
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid Salah 15 15,6 15,6 15,6
Benar 81 84,4 84,4 100,0
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Total 96 100,0 100,0 Kategori Pengetahuan Pretest
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid Rendah 26 27,1 27,1 27,1
Sedang 63 65,6 65,6 92,7 Tinggi 7 7,3 7,3 100,0 Total 96 100,0 100,0
2. Univariat Pengetahuan Siswa Setelah Diberikan Media Label
Visualisasi Risiko Merokok
Pengetahuan 1 postest
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid Salah 20 20,8 20,8 20,8
Benar 76 79,2 79,2 100,0 Total 96 100,0 100,0
Pengetahuan 2 postest
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid Salah 7 7,3 7,3 7,3
Benar 89 92,7 92,7 100,0 Total 96 100,0 100,0
Pengetahuan 3 postest
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid Salah 25 26,0 26,0 26,0
Benar 71 74,0 74,0 100,0 Total 96 100,0 100,0
Pengetahuan 4 postest
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid Salah 8 8,3 8,3 8,3
Benar 88 91,7 91,7 100,0 Total 96 100,0 100,0
Pengetahuan 5 postest
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid Salah 29 30,2 30,2 30,2
Benar 67 69,8 69,8 100,0 Total 96 100,0 100,0
Pengetahuan 6 postest
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid Salah 50 52,1 52,1 52,1
Benar 46 47,9 47,9 100,0 Total 96 100,0 100,0
Pengetahuan 7 postest
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid Salah 28 29,2 29,2 29,2
Benar 68 70,8 70,8 100,0 Total 96 100,0 100,0
Pengetahuan 8 postest
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid Salah 10 10,4 10,4 10,4
Benar 86 89,6 89,6 100,0 Total 96 100,0 100,0
Pengetahuan 9 postest
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid Salah 8 8,3 8,3 8,3
Benar 88 91,7 91,7 100,0 Total 96 100,0 100,0
Pengetahuan 10 postest
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid Salah 12 12,5 12,5 12,5
Benar 84 87,5 87,5 100,0 Total 96 100,0 100,0
Pengetahuan 11 postest
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid Salah 5 5,2 5,2 5,2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Benar 91 94,8 94,8 100,0 Total 96 100,0 100,0
Pengetahuan 12 postest
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid Salah 6 6,3 6,3 6,3
Benar 90 93,8 93,8 100,0 Total 96 100,0 100,0
Kategori pengetahuan posttest
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid Rendah 2 2,1 2,1 2,1
Sedang 35 36,5 36,5 38,5 Tinggi 59 61,5 61,5 100,0 Total 96 100,0 100,0
3. Univariat Sikap Siswa Sebelum Diberi Media Label Visualisasi Risiko
Merokok Sikap 1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid tidak setuju 14 14,6 14,6 14,6
kurang setuju 1 1,0 1,0 15,6 Setuju 16 16,7 16,7 32,3 sangat setuju 65 67,7 67,7 100,0 Total 96 100,0 100,0
Sikap 2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid sangat setuju 8 8,3 8,3 8,3
Setuju 4 4,2 4,2 12,5 kurang setuju 17 17,7 17,7 30,2 tidak setuju 67 69,8 69,8 100,0 Total 96 100,0 100,0
Resources Processor Time 00:00:00,00 Elapsed Time 00:00:00,01 Number of Cases Allowed 349525 a
a. Based on availability of workspace memory. Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum total skor pengetahuan pretest
96 14,60 3,484 2 20
total skor pengetahuan postest
96 19,67 2,748 12 24
total skor sikap pretest 96 32,10 6,639 0 40 total skor sikap posttest 96 36,42 3,317 20 40
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N
Mean
Rank
Sum of
Ranks total skor sikap pretest - total skor pengetahuan pretest
Negative Ranks
2a 5,25 10,50
Positive Ranks
94b 49,42
4645,50
Ties 0 c Total 96
total skor sikap postest -
Negative Ranks
0d ,00 ,00
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
total skor pengetahuan postest
Positive Ranks
96e 48,50
4656,00
Ties 0 f Total 96
a. total skor sikap pretest < total skor pengetahuan pretest b. total skor sikap pretest > total skor pengetahuan pretest c. total skor sikap pretest = total skor pengetahuan pretest d. total skor sikap postest < total skor pengetahuan postest e. total skor sikap postest > total skor pengetahuan postest f. total skor sikap postest = total skor pengetahuan postest Test Statisticsa
total skor sikap pretest - total skor
pengetahuan pretest
total skor sikap postest - total skor
pengetahuan postest
Z -8,473 -8,520b b Asymp. Sig. (2-tailed) ,000 ,000 a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on negative ranks.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 4. Surat Izin Penelitian
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 5. Surat Keterangan Telah Menyelesaikan Penelitian
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 6. Dokumentasi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 7. Master Data
Master Data Pengetahuan Siswa Mengenai Risiko Merokok Sebelum Diberikan Label Visualisasi Risiko Merokok