Page 1
1
Pengaruh Kunyit (Curcuma Domestica)
terhadap Perubahan Warna Resin Komposit Nanohibrida
Ayu Monika, Bambang Irawan, Decky J. Indrani
Program Studi Pendidikan Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara konsentrasi kunyit dan perubahan
warna resin komposit nanohibrida. Sampel resin komposit nanohibrida direndam di dalam
larutan kunyit konsentrasi 0.015%, 0.15%, 1.5%, atau 15% selama 24 atau 48 jam.
Pengukuran warna dilakukan dengan menggunakan Vita Easy Shade dan data dianalisis
mengggunakan Kruskal-Wallis dan Spearman. Ditunjukkan bahwa perendaman resin
komposit nanohibrida mengakibatkan peningkatan nilai L*,a*,b*,dan ΔE *. Makin tinggi
konsentrasi larutan kunyit serta makin lama waktu perendamannya mengakibatkan warna
resin komposit nanohibrida menjadi makin kuning kemerahan.
Kata kunci: Resin Komposit Nanohibrida; Perubahan Warna; Kunyit
Abstract
The purpose of this study was to determine the correlation between turmeric solution and the
discoloration of nanohybrid composite resins. Nanohybrid composite resin specimens were
immersed in turmeric solution with concentration of 0.015%, 0.15%, 1.5%, or 15% in 24 or
48 hours. Color changes were measured using Vita Easy Shade. Data were analyzed
statistically with the Kruskal-Wallis and Spearman test. Immersion of nanohybrid composite
resins have cause the raise of L*, a*, b* and ΔE value. The higher the concentration of
turmeric solutions increase the reddish yellow color of the nanohybrid composite resins
Keywords: Nanohybrid Composite Resin; Discoloration; Turmeric
PENDAHULUAN
Selama 60 tahun terakhir penggunaan resin komposit untuk restorasi direk pada gigi-gigi
anterior dan posterior meningkat secara signifikan.1
Sampai saat ini material resin komposit
masih terus dikembangkan dengan memanfaatkan teknologi nano.2
Resin komposit nano
hibrid belakangan ini banyak dipilih oleh dokter gigi karena keunggulan sifat estetisnya
yaitu warna yang dimilikinya.3 Namun, perubahan warna tumpatan resin komposit masih
dapat terjadi yang mengakibatkan kekurang-puasan pasien.4 Resin komposit rentan
mengalami perubahan warna saat berkontak dengan makanan dan minuman.5
Perubahan
warna dari tumpatan resin komposit dapat disebabkan oleh berbagai makanan yang
dikonsumsi, seperti teh, kopi atau kunyit.
Pengaruh kunyit ..., Ayu Monika, FKG UI, 2013
Page 2
2
Rimpang kunyit (Curcuma Domestica Val.) merupakan tanaman obat yang banyak memiliki
manfaat dan penggunaannya cukup banyak dalam kehidupan sehari-hari.6 Tanaman kunyit
merupakan komoditas rimpang-rimpangan yang kesediaannya melimpah dan mudah dijumpai
di Indonesia.7,
.8
Produk-produk olahan kunyit memiliki kadar atau konsentrasi kunyit yang
berbeda-beda dan jenis makanan yang ada di Indonesia banyak yang menggunakan kunyit.
Hal ini dapat dilihat dari beberapa penelitian yang menyebutkan bahwa kunyit menyebabkan
perubahan warna yang paling signifikan.9
Namun, pengaruh konsentrasi larutan kunyit
terhadap perubahan warna resin komposit nanohibrida belum banyak dipublikasi. Oleh karena
itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya perubahan warna resin komposit
nanohibrida setelah direndam di dalam larutan kunyit dengan konsentrasi yang berbeda-beda,
yaitu 0.015%, 0.15%, 1.5%, dan 15%, serta untuk mengetahui korelasi antara perbedaan
konsentrasi larutan kunyit dan perubahan warna resin komposit nanohibrida.
TINJAUAN PUSTAKA
Resin komposit adalah bahan tambalan sewarna gigi yang merupakan material kompleks dan
mengandung komponen resin organik yang membentuk matriks, inorganic filler, coupling
(interfacial) agent untuk menyatukan resin dengan filler, initiator untuk mengaktifkan
mekanisme polimerisasi komposit, stabilizers, dan pigmen. 13
Resin komposit dikelompokkan berdasarkan ukuran filler, yaitu resin komposit tradisional
(macrofiller), resin komposit microfiller, resin komposit hibrida, resin komposit mikrohibrida,
resin komposit nanofiller, dan resin komposit nanohibrida.14
Inovasi terbaru dari bahan resin
komposit adalah penggunaan teknologi nano pada komposit. Resin komposit nanohibrida
adalah tipe komposit dengan campuran partikel nanofiller dan microfiller.4 Resin komposit
nanohibrida merupakan salah satu jenis resin komposit hibrid yang mengandung partikel filler
yang berukuran nano pada matriks resinnya. Resin komposit nanohibrida dapat dikategorikan
sebagai resin komposit universal pertama dimana kemampuan penanganan dan kemampuan
poles didapat dari mikrofill komposit, disamping kekuatan dan ketahanan pemakaian dari
komposit makrohibrid, sehingga resin komposit nanohibrida dapat digunakan sebagai
restorasi pada gigi anterior dan sekaligus dapat dipakai sebagai restorasi pada gigi posterior.15
Nanokomposit ini memiliki kemampuan muat filler sampai dengan 69 % dalam volume ( v/v )
dan berat 84% ( w/v ).
11 Dengan ukuran partikel yang lebih kecil menyebabkan berkurangnya
penyusutan pada saat polimerisasi dan penurunan pada jumlah mikrofisure pada ujung email.
Sebagai hasilnya, terlihat sedikit kebocoran tepi, penetrasi bakteri dan perubahan warna,.12
Pengaruh kunyit ..., Ayu Monika, FKG UI, 2013
Page 3
3
Dengan demikian dihasilkan jenis komposit yang menghasilkan yang mempunyai kualitas
permukaan yang lebih baik.10
Sedangkan pada penelitian Malhotra nanocomposite mengalami
perubahan warna terbesar dibandingkan dengan resin komposit mikrohibrida.9
Terdapat tiga tipe diskolorasi dari resin komposit yang sering terjadi. Pertama, body
discoloration, tumpatan mengalami perubahan warna secara keseluruhan. Pada komposit
terdahulu, ini merupakan reaksi diantara tertiary amine initiators dan inhibitor yang
digunakan. Pada zaman sekarang, kombinasi ini telah diubah dengan kombinasi yang baru.
Pabrik telah menambahkan penyerap UV untuk memperlambat perubahan warna ini. Tetapi,
perubahan ini hanya mengurangi dan tidak mengeliminasi kerugian ini.17
Tipe kedua adalah
diskolorasi pada permukaan tambalan. Permukaan tambalan yang kasar dapat menyebabkan
terjadinya retensi zat warna. Kopi, anggur merah dan tembakau merupakan bahan yang dapat
menyebabkan diskolorasi tipe ini. Sebagai langkah mengurangi diskolorasi pada permukaan
tambalan, pabrik menggunakan filler ukuran kecil dan yang lainnya memperkenalkan glazing
compound ( vide supra). 17
Tipe ketiga adalah diskolorasi pada tepi tambalan. Biasanya
disebabkan karena adanya jarak diantara tepi restorasi dan gigi. Debris memasuki ruang ini
dan mengakibatkan stain.17
Diskolorasi resin komposit disebabkan oleh banyak faktor, termasuk faktor ekstrinsik dan
faktor intrinsik. Perubahan warna akibat faktor intrinsik adalah perubahan warna yang terjadi
akibat sifat resin komposit itu sendiri. Diskolorasi ekstrinsik terjadi karena absorpsi zat warna
dan atau retensi zat warna pada permukaan.23
Zat warna untuk makanan atau minuman terdiri
dari zat warna sintesis dan zat warna alami, contoh pewarna alami adalah kunyit (Curcuma
domestica) yang mengandung zat warna kurkumin.24
Penyerapan warna bisa terjadi pada
permukaan tumpatan yang kasar.25
Komposisi dan ukuran partikel filler dapat mempengaruhi
kehalusan permukaan dan kerentanan terhadap noda ekstrinsik.12
Selain komposisi bahan,
prosedur pemolesan juga berpengaruh terhadap kualitas permukaan komposit sehingga
berkaitan dengan terjadinya diskolorasi dini resin komposit.26
Commision Internationale d’ Eclaraige (CIE) merupakan organisasi standar internasional
yang mempelajari mengenai pengukuran suatu warna. CIE menemukan sistem untuk
mengukur perubahan warna tersebut pada tahun 1976.27
CIE L* a* b* color space memiliki
axis vertical L yang mengidentifikasi relativitas terang atau gelap. Dua axis horizontal
menerangkan jumlah hijau/ merah dan kuning/ biru yang direpresentasikan berupa +a*
Pengaruh kunyit ..., Ayu Monika, FKG UI, 2013
Page 4
4
(merah), -a* (hijau), +b* (kuning), -b* (biru).28
L* a* b* color space merepresentasikan
persepsi warna secara tiga dimensi. Jika kedua titik pada color space didapatkan dari dua
pengukuran tanpa disengaja, maka perbedaan warna pada kedua titik itu adalah 0. Jika
terdapat peningkatan jarak antara kedua titik pada color space, maka dapat disimpulkan pula
bahwa perbedaan warna pada kedua titik juga meningkat.28
Pengukuran perubahan warna didapat dengan mengukur jarak Euclidean diantara kedua titik
pada tiga dimensi color space yang disenut dengan ∆E. Istilah ∆E merupakan bahasa Jerman
dari sensasi yang berarti Empfindung yang kemudian diartikan sebagai difference in
sensation.28
Total nilai E didapatkan dari tiga nilai spectral warna dan diformulasikan
menjadi:
∆E= √(∆L)2+(∆a)
2+(∆b)
2 .29
Pengukuran warna pada CIE L*a*b* dilakukan dengan menggunakan alat berupa
Spectrophotometer. Meskipun CIE L*a*b* color system tidak didesain untuk mengukur
perubahan warna yang secara langsung terlihat melalui perbedaan secara visual, namun pada
penelitian sebelumnya telah dibuktikan bahwa pengukuran dengan CIE L*a*b* menunjukkan
hasil yang nyata secara klinis.27
Berdasarkan kemampuan mata tiap individu manusia untuk mengapresiasi perbedaan warna,
digunakan tiga interval yang berbeda untuk membedakan perubahan nilai warna, yaitu ΔE < 1
30 (tidak dapat terlihat mata manusia), 1.0 < ΔE ≤ 3.3 (dapat terlihat nyata secara visual
dengan kondisi pencahayaan yang optimal, dapat diterima secara klinis), ΔE > 3.3 (mudah
diobservasi, nilai perubahan warna ini tidak dapat diterima secara klinis).31
Dengan cara ini,
restorasi bisa diterima secara klinis dan tidak perlu diganti apabila ΔE ≤ 3.3.4
METODE PENELITIAN
Persiapan Spesimen. Dilakukan penumpatan resin komposit ke dalam mold. Letakkan
cellulose strip di atas tumpatan, yang dilanjutkan dengan meletakkan kaca preparat di atas
cellose strip. Lalu letakkan beban 1Kg di atas kaca preparat untuk setiap tumpatan. Kemudian
dilakukan penyinaran dengan LED light curing selama 20 detik. Ujung light curing unit
dilketakkan tegak lurus dengan permukaan cincin. Lempeng komposit dilepas setelah 10
menit. Selanjutnya dilakukan penomoran masing-masing resin komposit dan penandaan
bagian yang akan diukur
Pengaruh kunyit ..., Ayu Monika, FKG UI, 2013
Page 5
5
Perendaman Selama 24 jam dalam Akuades pada suhu 37°. Perendaman selama 24 jam
dalam akuades pada suhu 37° untuk menghasilkan spesimen yang terpolimerisasi sempurna.
Lempeng resin komposit diangkat dan dikeringkan. Selanjutnya warna awal resin komposit
diukur dengan menggunakan alas kertas berwarna putih.
Proses Perendaman dalam Larutan Kunyit dan Pengukuran Warna. Lempeng resin
komposit dibagi menjadi empat kelompok perlakuan, masing-masing kelompok berjumlah 6
spesimen. Kelompok tersebut terdiri atas kelompok pelakuan 1 (spesimen direndam dalam
larutan kunyit konsentrasi 0.015%), kelompok perlakuan 2 (spesimen direndam dalam larutan
kunyit konsentrasi 0.15%), kelompok perlakuan 3 (spesimen direndam dalam larutan kunyit
konsentrasi 1.5%), kelompok perlakuan 4 (spesimen direndam dalam larutan kunyit
konsentrasi 15%). Seluruh kelompok perlakuan akan diberi perlakuan lama perendaman yang
sama, yaitu tahap pertama direndam selama 24 jam lalu diukur dan dicatat nilai warnanya.
Tahap kedua perendaman dilanjutkan selama 24 jam lagi, sehingga total lama perendaman
menjadi 48 jam kemudian diukur dan dicatat nilai warnanya.
Analisis Data. Analisis data menggunakan statistik non-parametric dengan uji Kruskal-
Wallis untuk menguji hipotesis karena percobaan ini menggunakan metode komparatif, lebih
dari dua kelompok dan diambil dari kelompok yang tidak berpasangan. Selanjutnya
menggunakan uji Spearman untuk mengetahui korelasi antara perbedaan konsentrasi dalam
larutan kunyit dengan perubahan warna resin komposit nanohibrida.
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan resin komposit nanohibrida Tetric® N-Ceram shade A1 yang
direndam dalam larutan kunyit konsentrasi 0.015%, 0.15%, 1.5%, dan 15% selama 24 jam
dan 48 jam. Hasil penelitian menunjukkan nilai perubahan warna yang ditunjukkan dengan
nilai L*, a*, dan b* setelah perendaman selama 24 jam dan 48 jam dalam Tabel 1.
Tabel 1 Nilai rerata L*, a*, dan b* dari kelompok perendaman pada suhu 37°C berdasarkan lama perendaman
Kelompok
Perlakuan Waktu perendaman
Larutan kunyit
konsentrasi
0 jam 24 jam 48 jam
L* a* b* L* a* b* L* a* b*
0.015% 76.2 -0.8 17.2 74.4 -2.0 26.4 71.5 -1.9 36.8
0.15% 75.8 -0.8 18.2 71.6 -2.7 55.5 61.7 5.3 64.9
1.5% 75.9 -1.1 18.9 65.9 2.4 59.2 56.3 11.5 62.5
15% 75.2 -1.0 19.7 62.1 6.7 59.0 56.2 10.8 64.0
Pengaruh kunyit ..., Ayu Monika, FKG UI, 2013
Page 6
6
Keterangan Tabel 1:
- L*: Lightness 0 (hitam) – 100 (putih)
- a*: chroma, +a* mengindikasikan kemerahan, -a* mengindikasikan kehijauan
- b*: chroma, +b* mengindikasikan kekuningan, -b* mengindikasikan kebiruan
Nilai L* pada perlakuan perendaman dalam larutan kunyit konsentrasi 0.015% di jam ke-0
memiliki nilai 76.2 yang mengindikasikan warna sangat terang, di jam ke-24 mengalami
penurunan menjadi 74.4 yang mengindikasikan penurunan derajat terang dari sangat terang
menjadi terang, dan di jam ke-48 mengalami penurunan menjadi 71.5 yang mengindikasikan
penurunan kembali derajat terang menjadi kurang terang.
Nilai a* pada kelompok perlakuan perendaman dalam larutan kunyit konsentrasi 0.015% di
jam ke-0 memiliki nilai -0.8 yang mengindikasikan warna kehijauan, di jam ke-24
mengalami penurunan nilai menjadi -2.0 yang mengindikasikan peningkatan derajat warna
kehijauan menjadi lebih hijau,dan di jam ke-48 mengalami peningkatan menjadi -1.9 yang
mengindikasikan penurunan derajat warna kehijauan namun tetap hijau.
Nilai b* pada kelompok perlakuan perendaman dalam larutan kunyit konsentrasi 0.015% di
jam ke-0 memiliki nilai 17.2 yang mengindikasikan warna kekuningan, di jam ke-24
mengalami peningkatan nilai menjadi 26.4 yang mengindikasikan peningkatan derajat warna
kekuningan menjadi lebih kuning,dan di jam ke-48 mengalami peningkatan menjadi 36.8
yang mengindikasikan peningkatan derajat warna kekuningan menjadi sangat kuning.
Nilai L* pada kelompok perlakuan perendaman dalam larutan kunyit konsentrasi 0.15% di
jam ke-0 memiliki nilai 75.8 yang mengindikasikan warna sangat terang, di jam ke-24
mengalami penurunan nilai menjadi 71.6 yang mengindikasikan penurunan derajat terang dari
sangat terang menjadi terang, dan di jam ke-48 mengalami penurunan menjadi 61.7 yang
mengindikasikan penurunan derajat terang menjadi kurang terang.
Nilai a* pada kelompok perendaman dalam larutan kunyit konsentrasi 0.15% di jam ke-0
memiliki nilai -0.8 yang mengindikasikan warna kehijauan, di jam ke-24 mengalami
penurunan menjadi -2.7 yang mengindikasikan peningkatan derajat warna kehijauan menjadi
lebih hijau, dan di jam ke-48 mengalami peningkatan menjadi 5.3 yang mengindikasikan
peningkatan derajat warna kemerahan menjadi merah.
Pengaruh kunyit ..., Ayu Monika, FKG UI, 2013
Page 7
7
Nilai b* pada kelompok perendaman dalam larutan kunyit konsentrasi 0.15% di jam ke-0
memiliki nilai 18.2 yang mengindikasikan warna kekuningan, di jam ke-24 mengalami
peningkatan menjadi 55.5 yang mengindikasikan peningkatan derajat warna kekuningan
menjadi lebih kuning, dan di jam ke-48 mengalami peningkatan kembali menjadi 64.9 yang
mengindikasikan peningkatan kembali derajat warna kekuningan menjadi sangat kuning.
Nilai L* pada kelompok perlakuan perendaman dalam larutan kunyit konsentrasi 1.5% di jam
ke-0 memiliki nilai 75.9 yang mengindikasikan warna sangat terang, di jam ke-24 mengalami
penurunan nilai menjadi 65.9 yang mengindikasikan penurunan derajat terang menjadi kurang
terang, dan di jam ke-48 mengalami penurunan menjadi 61.7 yang mengindikasikan
penurunan derajat terang menjadi lebih gelap.
Nilai a* pada kelompok perendaman dalam larutan kunyit konsentrasi 1.5% di jam ke-0
memiliki nilai -1.1 yang mengindikasikan warna kehijauan, di jam ke-24 mengalami
peningkatan menjadi 2.4 yang mengindikasikan peningkatan derajat warna kemerahan dari
hijau menjadi merah, dan di jam ke-48 mengalami peningkatan kembali menjadi 11.5 yang
mengindikasikan peningkatan derajat warna kemerahan menjadi lebih merah.
Nilai b* pada kelompok perendaman dalam larutan kunyit konsentrasi1.5% di jam ke-0
memiliki nilai 18.9 yang mengindikasikan warna kekuningan, di jam ke-24 mengalami
peningkatan menjadi 59.2 yang mengindikasikan peningkatan derajat warna kekuningan
menjadi lebih kuning, dan di jam ke-48 mengalami peningkatan kembali menjadi 62.5 yang
mengindikasikan peningkatan kembali derajat warna kekuningan menjadi sangat kuning.
Nilai L* pada kelompok perlakuan perendaman dalam larutan kunyit konsentrasi 15% di jam
ke-0 memiliki njilai 75.2 yang mengindikasikan warna sangat terang, di jam ke-24 mengalami
penurunan menjadi 62.1 yang mengindikasikan penurunan derajat terang menjadi kurang
terang, dan di jam ke-48 kembali mengalami penurunan menjadi 56.2 yang mengindikasikan
penurunan derajat terang menjadi lebih gelap.
Nilai a* pada kelompok perendaman dalam larutan kunyit konsentrasi 15% di jam ke-0
memiliki nilai -1.0 yang mengindikasikan warna kehijauan, di jam ke-24 mengalami
peningkatan menjadi 6.7 yang mengindikasikan peningkatan derajat warna kemerahan dari
Pengaruh kunyit ..., Ayu Monika, FKG UI, 2013
Page 8
8
hijau menjadi merah, dan di jam ke-48 mengalami peningkatan kembali menjadi 10.8 yang
mengindikasikan peningkatan derajat warna kemerahan menjadi lebih merah.
Nilai b* pada kelompok perendaman dalam larutan kunyit konsentrasi 15% di jam ke-0
memiliki nilai 18.9 yang mengindikasikan warna kekuningan, di jam ke-24 mengalami
peningkatan menjadi 59 yang mengindikasikan peningkatan derajat warna kekuningan
menjadi lebih kuning, dan di jam ke-48 mengalami peningkatan kembali menjadi 64.0 yang
mengindikasikan peningkatan kembali derajat warna kekuningan menjadi sangat kuning.
Nilai rerata ∆L*,∆ a*,∆ b*, dan ∆E spesimen resin komposit nanohibrida pada tiap kelompok
perendaman dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2 Nilai rerata ∆L*,∆ a*,∆ b*, dan ∆E dari kelompok perendaman pada suhu 37°C berdasarkan
lama perendaman
Larutan Kunyit
Konsentrasi
Waktu Perendaman
24 jam 48jam
∆L* ∆a* ∆b* ∆E * ∆L* ∆a* ∆b* ∆E *
0,015% -1.8 -1.2 9.2 9.45 -4.7 -1.1 19.6 20.18
0,15% -4.2 -2.8 37.3 37.6 -14.1 6.1 46.7 49.2
1,5% -10 3.5 40.3 41.7 -19.6 12.6 43.6 49.4
15% -13.1 7.7 39.3 42.1 -19 11.8 44.3 49.6
Nilai rerata ∆L* pada kelompok perlakuan perendaman dalam larutan kunyit konsentrasi
0.015%, 0.15%, 1.5%, dan 15% mengalami penurunan pada perendaman 48 jam yang artinya
terjadi penurunan derajat terang, spesimen mengalami perubahan warna ke arah gelap. Nilai
∆a* pada kelompok perlakuan perendaman dalam larutan kunyit konsentrasi 0.015%, 0.15%,
1.5%, dan 15% mengalami peningkatan pada perendaman 48 jam yang artinya terjadi
peningkatan derajat kemerahan. Nilai ∆b* pada kelompok perlakuan perendaman dalam
larutan kunyit konsentrasi 0.015%, 0.15%, 1.5%, dan 15% mengalami peningkatan pada
perendaman 48 jam yang artinya terjadi peningkatan derajat kekuningan.
Grafik nilai perubahan warna (∆E) spesimen resin komposit nanohibrida disajikan pada
gambar 1.
Pengaruh kunyit ..., Ayu Monika, FKG UI, 2013
Page 9
9
Gambar 1 Grafik Perubahan Nilai Rata-rata ∆E* Setelah Perendaman 24 atau 48 jam
Kemaknaan perbedaan perubahan warna antar konsentrasi larutan kunyit pada perendaman 24
dan 48 jam dapat dilihat pada tabel 3 dan 4.
Tabel 3 Tabel Kemaknaan antar Konsentrasi Larutan Kunyit pada Perendaman 24 jam
Konsentrasi /Konsentrasi 0.015% 0.15% 1.5% 15%
0.015%
* * *
0.15% *
- -
1.5% * -
-
15% * - -
Tabel 4 Tabel Kemaknaan antar Konsentrasi Larutan Kunyit pada Perendaman 48jam
Konsentrasi /Konsentrasi 0.015% 0.15% 1.5% 15%
0.015%
* * *
0.15% *
- -
1.5% * -
-
15% * - -
Keterangan:
(*): p< 0.05
(-) : tidak bermakna
Pengaruh kunyit ..., Ayu Monika, FKG UI, 2013
Page 10
10
Gambar 1 memperlihatkan perbedaan nilai ∆E* antar kelompok perlakuan setelah
perendaman selama 24 dan 48 jam. Pada perendaman 24 jam perubahan warna kelompok
perlakuan perendaman dalam larutan kunyit 0.015% memiliki nilai 9.45, berbeda bermakna
(p<0.05) dengan kelompok perlakuan perendaman dalam larutan kunyit 0.15% yang
memiliki nilai perubahan warna 37.6. Perubahan warna kelompok perlakuan perendaman
dalam larutan kunyit 0.015% memiliki nilai 9.45, yang juga berbeda bermakna (p<0.05)
dengan kelompok perlakuan perendaman dalam larutan kunyit 1.5% yang memiliki nilai
perubahan warna 41.7. Selain itu perlakuan perendaman dalam larutan kunyit 0.015%
memiliki nilai 9.45, yang juga berbeda bermakna (p<0.05) dengan kelompok perlakuan
perendaman dalam larutan kunyit 15% yang memiliki nilai perubahan warna 42.1.
Pada perendaman 24 jam, perubahan warna kelompok perlakuan perendaman dalam larutan
kunyit 0.15% memiliki nilai 37.6, tidak berbeda bermakna (p>0.05) dengan kelompok
perlakuan perendaman dalam larutan kunyit 1.5% yang memiliki nilai perubahan warna 41.7.
Selain itu, pada kelompok perlakuan perendaman dalam larutan kunyit 0.15% memiliki nilai
37.6 yang juga tidak berbeda bermakna (p>0.05) dengan kelompok perlakuan perendaman
dalam larutan kunyit 15% yang memiliki nilai perubahan warna 42.1. Perubahan warna
kelompok perlakuan perendaman dalam larutan kunyit 1.5% memiliki nilai 41.7, tidak
berbeda bermakna (p>0.05) dengan kelompok perlakuan perendaman dalam larutan kunyit
15% yang memiliki nilai perubahan warna 42.1.
Pada perendaman 48 jam perubahan warna kelompok perlakuan perendaman dalam larutan
kunyit 0.015% memiliki nilai 20.2, berbeda bermakna (p<0.05) dengan kelompok perlakuan
perendaman dalam larutan kunyit 0.15% yang memiliki nilai perubahan warna 49.2. Selain
itu pada kelompok perlakuan perendaman dalam larutan kunyit 0.015% yang memiliki nilai
20.2, juga berbeda bermakna (p<0.05) dengan kelompok perlakuan perendaman dalam larutan
kunyit 1.5% yang memiliki nilai perubahan warna 49.4. Perubahan warna kelompok
perlakuan perendaman dalam larutan kunyit 0.015% memiliki nilai 20.2, berbeda bermakna
(p<0.05) dengan kelompok perlakuan perendaman dalam larutan kunyit 15% yang memiliki
nilai perubahan warna 49.6.
Pada perendaman 48 jam perubahan warna kelompok perlakuan perendaman dalam larutan
kunyit 0.15% memiliki nilai 49.2, tidak berbeda bermakna (p>0.05) dengan kelompok
perlakuan perendaman dalam larutan kunyit 1.5% yang memiliki nilai perubahan warna 49.4.
Pengaruh kunyit ..., Ayu Monika, FKG UI, 2013
Page 11
11
Perubahan warna kelompok perlakuan perendaman dalam larutan kunyit 0.15% memiliki
nilai 49.2, tidak berbeda bermakna (p>0.05) dengan kelompok perlakuan perendaman dalam
larutan kunyit 15% yang memiliki nilai perubahan warna 49.6. Selain itu perubahan warna
kelompok perlakuan perendaman dalam larutan kunyit 1.5% yang memiliki nilai 49.4, juga
tidak berbeda bermakna (p>0.05) dengan kelompok perlakuan perendaman dalam larutan
kunyit 15% yang memiliki nilai perubahan warna 49.6.
Berdasarkan uji Spearman pada perendaman 24 jam korelasi antara konsentrasi larutan kunyit
dan perubahan warna spesimen resin komposit nanohibrida (∆E) adalah bermakna . Nilai
korelasi Spearman sebesar 0.571 menunjukkan bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan
korelasi yang sedang.
Berdasarkan uji Spearman pada perendaman 48 jam korelasi antara konsentrasi larutan kunyit
dan ∆E adalah bermakna. Nilai korelasi Spearman sebesar 0.598 menunjukkan bahwa arah
korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang sedang.
PEMBAHASAN
Pada penelitian ini terjadi penurunan derajat spektrum warna terang pada spesimen resin
komposit nanohibrida pada perlakuan perendaman dalam larutan kunyit konsentrasi 0.015%,
0.15%, 1.5%, dan 15% yang ditandai dengan menurunnya nilai L* setelah perendaman 24 jam
dan 48 jam. Hal ini disebabkan karena pada permukaan spesimen resin komposit terjadi
deposit zat warna dari larutan kunyit sehingga warna spesimen menjadi lebih gelap. Deposit
zat warna pada permukaan spesimen resin komposit dapat terjadi karena permukaan spesimen
yang kasar, kasarnya permukaan spesimen mungkin disebabkan karena tidak dilakukannya
prosedur pemolesan. Kekasaran permukaan spesimen resin komposit juga mungkin
meningkat karena perendaman dalam larutan kunyit yang tergolong asam.
Pada penelitian juga terjadi peningkatan derajat spektrum warna kehijauan (a*<0) pada
kelompok perlakuan perendaman dalam larutan kunyit 0.015% yang ditandai dengan
menurunnya nilai a*. Peningkatan derajat spektrum warna kehijauan disebabkan oleh
kurkumin. Menurut Alan Mortensen (2006) kunyit mengandung kurkumin yang memiliki
warna kuning kehijauan. Sedangkan pada kelompok perlakuan perendaman dalam larutan
kunyit 0.15%, 1.5%, dan 15% terjadi peningkatan derajat spektrum warna kemerahan (a*>0)
yang ditandai dengan meningkatnya nilai a*. Peningkatan derajat spektrum warna kemerahan
Pengaruh kunyit ..., Ayu Monika, FKG UI, 2013
Page 12
12
disebabkan oleh pigmen karoten yang terkandung dalam kunyit terdeposit pada permukaan
spesimen resin komposit nanohibrida sehingga terjadi perubahan warna menjadi kemerahan.
Terdepositnya pigmen karoten pada permukaan spesimen mungkin terjadi karena permukaan
spesimen yang kasar akibat tidak dilakukannya prosedur pemolesan. Kekasaran permukaan
spesimen resin komposit juga mungkin meningkat karena perendaman dalam larutan kunyit
yang bersifat asam.
Pada hasil penelitian terjadi peningkatan derajat spektrum warna kekuningan (b*>0) pada
spesimen resin komposit nanohibrida pada perlakuan perendaman dalam larutan kunyit
konsentrasi 0.015%, 0.15%, 1.5%, dan 15% yang ditandai dengan meningkatnya nilai b*.
Peningkatan derajat spektrum warna kekuningan dapat disebabkan oleh zat warna kuning
alami yaitu curcumin yang terkandung dalam larutan kunyit. Menurut Ertas E (2006)
komponen dalam system fotoinisiator, yaitu tertiary aromatic atau aliphatic amines yang
berperan sebagai akselerator juga dapat menyebabkan diskolorasi kuning atau coklat di
bawah pengaruh cahaya atau suhu panas. Pada penelitian ini diduga peningkatan derajat
spektrum warna kekuningan terjadi karena faktor ekstrinsik yaitu terjadinya deposit zat warna
kuning curcumin pada permukaan spesimen resin komposit nanohinrida. Deposit zat warna
curcumin pada permukaan spesimen resin komposit dapat terjadi karena permukaan spesimen
yang kasar, kasarnya permukaan spesimen mungkin disebabkan karena tidak dilakukannya
prosedur pemolesan. Kekasaran permukaan spesimen resin komposit juga mungkin
meningkat karena perendaman dalam larutan kunyit yang tergolong asam.
Nanocomposite dengan ukuran filler lebih kecil menyebabkan berkurangnya penyusutan pada
saat polimerisasi dan penurunan pada jumlah mikrofisure pada ujung email sehingga lebih
sedikit kebocoran tepi dan perubahan warna.12
Namun pada hasil penelitian dapat dilihat
nilai perubahan warna (∆E) spesimen resin komposit nanohibrida pada semua kelompok
perendaman memiliki nilai >3,3 yang berarti perubahan warna tidak dapat diterima secara
klinis. Hal ini mungkin terjadi karena tidak dilakukannya prosedur pemolesan sehingga
permukaan spesimen lebih kasar dan mengakibatkan mudah terjadi retensi atau deposit zat
warna pada permukaan spesimen.
Pada penelitian ini terdapat perbedaan bermakna (p<0.05) antara nilai perubahan warna pada
perlakuan perendaman dalam larutan kunyit konsentrasi 0.015% dan kelompok perendaman
dalam larutan kunyit konsentrasi 0.15%, 1.5%, dan 15 %. Namun tidak terdapat perbedaan
Pengaruh kunyit ..., Ayu Monika, FKG UI, 2013
Page 13
13
bermakna (p>0.05) antara nilai perubahan warna pada perlakuan perendaman dalam larutan
kunyit konsentrasi 0.15% dan konsentrasi 1.5% dan 15% serta antara kelompok perlakuan
perendaman dalam larutan kunyit konsentrasi 1.5% dan konsentrasi 15%. Hal ini diduga
terjadi karena kandungan zat warna yang tidak jauh berbeda antara larutan kunyit konsentrasi
0.15%, 1.5%, dan 15%.
Pada penelitian ini terdapat korelasi positif antara konsentrasi larutan kunyit dengan
perubahan warna spesimen resin komposit nanohibrida. Semakin tinggi konsentrasi larutan
kunyit, semakin tinggi pula perubahan warna spesimen resin komposit nanohibrida. Hal ini
disebabkan karena larutan kunyit dengan konsentrasi lebih tinggi juga memiliki kadar zat
warna curcumin yang lebih tinggi. Kadar zat warna kurkumin yang lebih tinggi akan
menyebabkan perubahan warna yang lebih tinggi pula pada spesimen resin komposit
nanohibrida.
KESIMPULAN
Terdapat peningkatan perubahan warna dari kuning kehijauan menjadi kuning kemerahan
pada resin komposit nanohibrida yang direndam dalam larutan kunyit dari konsentrasi 0.015%
ke konsentrasi 15%.
SARAN
Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengembangkan penelitian ini dengan memoles
resin komposit nanohibrida seperti yang dilakukan pada tindakan restorasi di klinik pada
umumnya. Pasien dengan tumpatan resin komposit nanohibrida disarankan untuk
mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung kunyit dengan konsentrasi rendah.
KEPUSTAKAAN
1. Minguez N EJSJea. Advances in the history of composite resins. J Hist Dent. 2003;(
51(3):103-105).
2. Mitra SB WDHB. An application of Nanotechnology in Advanced Dental Materials. J Am
Dent Assoc. 2003;(134 (10): 1382-90).
3. Anusavice KJ. Philip’s Science of Dental Material. 10th ed. Philadelphia: W.B. Saunders
Company; 1996.
Pengaruh kunyit ..., Ayu Monika, FKG UI, 2013
Page 14
14
4. Curtin JA LHMJHLPJ. In Vitro Staining of Resin Composites by Liquids Ingested by
Children. Pediatric Dent. 2008;(30(4): 317-322).
5. Debora Soares-Geraldo TSWSJ. Interaction Between Staining and Degradation of a
Composite Resin in Contact with Colored Foods. Brazil Oral Res. 2011 Jul-
Aug;(25(4):369-75).
6. Syukur C. Evaluasi Produksi dan Kurkumin pada Nomor-Nomor Kunyit di Bawah
Naungan. Laporan Teknis Penelitian Tahun 2008. Balai Penelitian Tanaman Obat dan
Aromatik; 2009.
7. Nur M. Aneka Produk Olahan Kunyit Asam. Malang: Universitas Brawijaya, Fakultas
Teknologi Pertanian; 2010.
8. FAO. [Online].; 2007 [cited 2012 Agustus. Available from: HYPERLINK
"%20http://www.fao.org/docrep/V8879E/v8879e09.htm."
http://www.fao.org/docrep/V8879E/v8879e09.htm.
9. Malhotra N SRASSRMS. Effect of three indigenous food stains on resin-based,
microhybrid-, and nanocomposites. Journal Of Esthetic And Restorative Dentistry:Official
Publication Of The American Academy Of Esthetic Dentistry. 2011.
10. Khatri AaBN. Staining of a Conventional and a Nanofilled Composit Resin Exposed In
Vitro to Liquid Ingested by Children. International Journal of Clinical Pediatric Dentistry.
2010 September-December;(3 (3): 183-188).
11. Palwinder Kaur RL,P. A Step Towards Improved Restorative Dentistry. 2011; 3 (4)(28-
31.).
12. AR Y. The effect of curing units and staining solutions on the color stability of resin
composites. Operative Dentistry. 2007;(32-6: 616-622).
13. Mount GJ HW. Preservation and Restoration of Tooth Structure. 1st ed. Sydney: Mosby;
1998.
14. Craig RG. Restorative Dental Materials. 11th ed. St. Louis: Mosby; 2002.
15. Puckett AD FJKP. Direct Composite Restorative Materials. Dent Clin N Am. 2007;(51:
659-675).
16. Garcia AH LMVJea. Composite Resin. A Review of The Material and Clinical
Indications. Med Oral Patol Oral Cir Bucal. 2006;(11: 215-220).
17. Noort RV. Introduction to Dental Materials. 3rd Ed. In. United Kingdom: Elsevier; 2007.
p. 99-116.
Pengaruh kunyit ..., Ayu Monika, FKG UI, 2013
Page 15
15
18. Majeed A. An in vitro Study of Microleakage and Surface Microhardness of
Nanocomposite Materials. Thesis: Restorative Dentistry at the Faculty of Dentistry
University of the Western Cape; 2005.
19. M ETFWK. Surface Texture and Roughness of Polished Nanofill and Nanohybrid Resin
Composite. Dent Mater J. 2010;(29(2):213-223).
20. Monteiro PM DJMP. Aesthetic Odontoplasty With a Nanohybrid Composite. Dental Inc.
2009;(12-16).
21. Uskokovic V BL. Nanotechnology in Dental Sciences: Moving Towards a Finer Way of
Doing Dentistry. Materials. 2010;(3: 1674-1691).
22. Terry D. Direct Applications of a Nanocomposite Resin System: Part 1 – The Evolution
of Contemporary Composite Materials. Pract Proced Aesthet Dent. 2004;(16(6): A-X).
23. CP SAPSDLB. Color Stability Evaluation of Aesthetic Restorative Materials. Brazilian
Oral Research. 2008;(22: 684-692).
24. S AD. Ilmu Gizi cetakan ke-6 Jakarta: Dian Rakyat; 2006.
25. Asmussen BP. Esthetic Restorations. In Mjor IA BP. Modern Conceptive Dentistry ed1.
Copenhagen: Munksgaard; 1988. p. 203-206.
26. Guler AU GE. Effects of polishing procedures on color stability of composite resin. J
Appl Oral sci. 2009; 17(2)(108-12).
27. DMD MM. Color Changes of Restorative Materials Exposed InVitro To Coca Cola
Beverage. Pediatric Dent. 2008; 30(309-16).
28. Easy Shade Compact. [Online].; 2009 [cited 2012 September 13. Available from:
HYPERLINK "http://vident.com/files/2009/02/Easyshade_compact2.pdf."
http://vident.com/files/2009/02/Easyshade_compact2.pdf.
29. Villalta P LHOZ. Effects of staining and bleaching on color change of dental composite
resins. J Prsthet Dent. 2006; 95(137-142).
30. Mundim FM GLCF. Effect of staining solutions and repolishing on color stability of
direct composites. J Appl Oral Sci. 2010; 18(3)(249-54).
31. Al-Shalan. In vitro staining of nanocomposites exposed to a cola beverage. Pakistan Oral
& Dental Journal. 2009 June; 29(1)(79-84).
32. Pustaka WW. Khasiat dan Manfaat Kunyit Jakarta: Agromedia; 2003.
33. E. SPaS. Review on some plants of Indian traditional medicine with antioxidant activity.
Pengaruh kunyit ..., Ayu Monika, FKG UI, 2013
Page 16
16
Journal of Ethnopharmacology. ;(71: 23-43).
34. Chattopadhyay I. BK,BUaBRK. Turmeric and curcumin: Biological actions and medicinal
applications. Current Science. 2004;( 87: 44-53).
35. Olivia F. ASaHI. Seluk Beluk Food Supplement. In. Jakarta: Penerbit PT Gramedia
Pustaka Utama; 2006. p. 166.
36. Ukil A. MS,KS,DN,VJR,aDPK. Curcumin, the major component of food flavour
turmeric, reduces mucosal injury in trinitrobenzene sulphonic acid-induced colitis.. British
Journal of Pharmacology. 2003;(139: 209–18).
37. Inawati M. Efek Aplikasi Fluor pada Kekerasan Email Gigi Pasca Pemutihan Eksterna
dengan Karbamid Peroksida 30%: Tesis Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis FKG
UI.; 2005.
Pengaruh kunyit ..., Ayu Monika, FKG UI, 2013