PENGARUH KUALITAS AUDIT TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN MANAJEMEN LABA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DI INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : BINTANG ASMANDA PUTRA F0305038 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009
70
Embed
PENGARUH KUALITAS AUDIT TERHADAP NILAI … · pengaruh kualitas audit terhadap nilai perusahaan dengan manajemen laba sebagai variabel intervening di industri perbankan indonesia
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH KUALITAS AUDIT TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN MANAJEMEN LABA SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING DI INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk
Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
BINTANG ASMANDA PUTRA
F0305038
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
vi
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul
“ PENGARUH KUALITAS AUDIT TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN MANAJEMEN LABA SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING DI INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA”
Telah disetujui dan diterima oleh pembimbing untuk diajukan kepada tim penguji
skripsi.
Surakarta, 7 Desember 2009
Disetujui dan diterima oleh
Pembimbing
Dr. Hj. Rahmawati, M. Si. Ak.
NIP. 19680401 199303 2 001
vi
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima dengan baik oleh tim penguji skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi
syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi.
Surakarta, Januari 2010
Tim Penguji Skripsi
1. Drs. Eko Arief Sudaryono, M. Si., Ak.
NIP. 19611231 198803 1 006
Ketua (………………..)
2. Dr. Hj. Rahmawati, M.Si, Ak.
NIP. 19680401 199303 2 001
Pembimbing (………………..)
3. Dra. Setyaningtyas H., M.M., Ak.
NIP. 19600427 198601 2 001
Anggota (………………..)
vi
MOTTO
”Hanya kepada-MU kami menyembah dan hanya kepada-
MU kami mohon pertolongan”
- Al Qur’an, surat Al Fatihah, ayat 4 -
”Manusia menjadi seperti yang ia pikirkan dan
ia perbuat”
- Bapak -
”Dekatlah kepada Allah SWT karena ketika
Allah SWT berkehendak maka yang Allah SWT
kehendaki pasti menjadi kenyataan”
- Mama -
”Untuk merubah dunia diperlukan ilmu
pengetahuan yang akan membawa pada kebaikan
atas sesama manusia”
- NDP HMI -
vi
PERSEMBAHAN
karya kecil ini dipersembahkan
kepada
Semuanya
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahhirrahmannirrahim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik.
Skripsi ini disusun dan diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan
memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan
Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini terdapat
berbagai kendala, tetapi penulis yakin bahwa di balik permasalahan itu terdapat
jalan keluar. Dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, penulis
menyampaikan terima kasih dan semoga Allah SWT membalas setiap kebaikan
yang penulis terima dari pihak-pihak yang membantu meluangkan waktu,
tenaga, dan pikiran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :
1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Ak. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret.
2. Drs. Jaka Winarna, M.Si., Ak. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
vi
3. Dr. Rahmawati, M.Si., Ak. selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan
sabar, perhatian, dan ikhlas hati membimbing dan mengarahkan penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini,
4. Dosen-dosen Fakultas Ekonomi UNS, atas ilmu, pengetahuan, dan
pengalaman yang diberikan. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi
UNS, atas bantuan dan kerjasamanya.
5. Bapak tercinta, Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, M.S. dan Mama
tercinta, Dra. Linda Nur Susila, M.M. atas doa, saran, perhatian dan arahan
TA 51 2184490,00 3584390,00 7716578,6000 9437298,30000
NP 51 ,00 969829,76 19017,3801 135803,17058
Valid N
(listwise) 51
vi
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Keterangan:
DA : Discretionary Accrual KA : Kualitas Audit CFO : Arus Kas Operasi TA : Total Aset NP : Nilai Perusahaan
Dari statistik deskriptif diatas maka dapat dilihat bahwa nilai minimum, maksimum,
mean, dan standar deviasi dari discretionary accrual (DA) masing-masing sebesar -20%; 37%; -
1,47% dan 1,1167%. Dengan diketahuinya nilai mean discretionary accrual (DA) yang
menunjukkan nilai negatif, hal ini mengindikasikan bahwa manajemen laba (earnings
management) dilakukan dengan cara menurunkan laba.
C. Pengujian Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan one sample
kolmogorof smirnof dengan menggunakan kriteria pengujian satu arah
(one-tailed test). Kriteria yang harus dipenuhi untuk memenuhi asumsi ini
adalah jika signifikansi hitung (p-value) lebih besar dari 0,05 maka data
dinyatakan berdistribusi normal. Dari hasil perhitungan dapat diketahui
bahwa hasil uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) memberikan nilai 1,325 dan
signifikan pada 0,060 diatas α=0.05. Hal ini mengindikasikan bahwa data
tersebut memenuhi syarat berdistribusi normal. Hasil normalitas ditunjukkan
pada tabel IV.3 berikut:
TABEL IV. 3
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
vi
Unstandardized
Residual
N 51
Mean -.0502832 Normal Parametersa
Std. Deviation .09471629
Absolute .186
Positive .186
Most Extreme Differences
Negative -.156
Kolmogorov-Smirnov Z 1.325
Asymp. Sig. (2-tailed) .060
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Hasil pengolahan
data
2. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas terjadi jika terdapat hubungan linier antara variabel independen yang
dilibatkan dalam model. Gejala multikolinieritas dapat diuji dengan meregresikan model analisis
dengan melakukan uji korelasi dengan menggunakan uji korelasi antarvariabel independen
menggunakan Variance Inflating Factors (VIF). Jika VIF nilai tolerance kurang dari 10 dan nilai
tolerance lebih besar dari 0,01 maka variabel tersebut tidak mempunyai persoalan
multikolinieritas. Sebaliknya, jika VIF lebih besar dari 10 dan nilai tolerance kurang dari 0,01
maka terjadi persoalan multikolinieritas. Hasil uji multikolinieritas data penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Tabel IV.4
vi
Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel Tolerance VIF Interpretasi
KA 0,600 1,668 Tidak terjadi multikolinieritas
CFO 0,531 1,884 Tidak terjadi multikolinieritas
TA 0,488 2,047 Tidak terjadi multikolinieritas
DA 0,783 1,277 Tidak terjadi multikolinieritas
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Dari hasil uji multikolinieritas yang disajikan dalam tabel di atas dapat diketahui bahwa
semua variabel yang digunakan dalam model regresi tidak terjadi gejala multikolinieritas. Dapat
disimpulkan bahwa setiap variabel independen yang akan diuji tidak mengalami multikolinieritas
sehingga variabel independen dalam satu persamaan saling bebas dan berkorelasi satu sama lain,
3. Uji Heteroskedastisitas
Merupakan uji yang dilakukan dengan tujuan menguji adanya ketidaksamaan varians dari
residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain.pada model regresi. Jika varians dari
residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Jika
varians berbeda maka disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi
heterokedastisitas. Dalam penelitian ini uji heterokedastisitas dilakukan dengan uji White. Kriteria
yang bebas dari masalah heterokedastisitas adalah jika probabilitas Obs*R-squared > α. Hasil
pengujian heterokedastisitas dapat dilihat dari tabel IV. 5 sebagai berikut.
TABEL IV. 5
HASIL UJI HETEROKEDASTISITAS
Variabel Prob
Obs*R-
squared
5%= α Interpretasi
vi
Dep : NP
Indep :
DA
KA
CFO
0,088 0,05 Tidak terjadi
heteroskedastisitas
Sumber: Hasil pengolahan data
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan terhadap pengujian
heterokedastisistas menunjukkan bahwa tidak terjadi heterokedastisistas.
Berdasarkan tabel IV. 5 dapat dilihat bahwa nilai Obs*R-squared 0,088
lebih besar dari nilai α sebesar 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi heterokedastisitas dalam pengujian ini.
4. Uji Autokorelasi
Merupakan pengujian apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk
menguji autokorelasi dilakukan uji Durbin-Watson (statistik-d) dengan melihat angka Durbin
Watson hitung (d) dengan angka Durbin Watson tabel yaitu upper bond atau du (batas atas) dan
lower bond atau di (batas bawah). Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh nilai d untuk
model yang diuji sebesar 2,131 dimana batas atas pada tabel (du) sebesar 1,97 sehingga dapat
disimpulkan bahwa data variabel yang akan diuji tersebut tidak mengalami autokorelasi.
D. Pengujian Hipotesis
1. Hipotesis Pertama
Tabel IV.6
vi
Hasil Analisa Regresi untuk Hipotesis Pertama
Variabel Dependen = Manajemen Laba
Variabel Koef. Std. Error T Sig
(Constant) 0,030 0,020 1,462 0,150
KA -0,048 0,0360 -1,324 0,192
CFO -6,5E-015 0,000 -1,994 0,052*
TA 3,05E-017 0,000 0,140 0,890
R2 = 0,217 F = 0,009
Adj R2 = 0,167 Prob. Value = 0,466
Durbin Watson = 0,966
Ket. * : Signifikan pada tingkat signifikansi 10%
Hasil pengujian regresi I dengan manajemen laba sebagai variabel dependen. Pada
pengujian regresi I ini menggunakan pengujian koefisien regresi parsial. Pengujian tersebut
bermanfaat untuk mengetahui apakah variabel independen dan variabel kontrol berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen, dalam hal ini variabel manajemen laba secara individual.
Sebuah variabel dianggap memiliki pengaruh signifikan apabila memiliki nilai signifikansi lebih
kecil dari alpha 5%.
Berdasarkan hasil pengolahan data, terbukti bahwa tidak ada pengaruh signifikan dari
variabel KA dan TA terhadap DA dan yang memiliki pengaruh signifikan terhadap DA hanyalah
variabel CFO. Pada variabel KA memiliki koefisien negatif dan nilai signifikansi lebih besar dari
alpha 5% yang mengindikasikan adanya korelasi negatif yang tidak signifikan terhadap
manajemen laba, sedangkan pada variabel TA memiliki koefisien positif dan juga nilai signifikansi
yang lebih besar dari alpha 5%, hal ini mengindikasikan adanya korelasi positif yang tidak
signifikan terhadap manajemen laba. Pada variabel CFO memiliki koefisien negatif dan nilai
signifikansi tepat pada 5%, ini mengindikasikan adanya korelasi negatif yang signifikan terhadap
manajemen laba. Artinya semakin besar Cash Flow Operations maka semakin kecil manajemen
laba. Hasil ini konsisten dengan penelitian Becker dkk. (1998) dan Dechow dkk. (1995).
vi
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa H1 (ada pengaruh kualitas audit terhadap
manajemen laba) tidak diterima karena berdasarkan hasil pengolahan data variabel KA tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap manajemen laba secara individual.
2. Hipotesis Kedua
Tabel IV. 7
Hasil Analisa Regresi untuk Hipotesis Kedua
Variabel Dependen : Nilai Perusahaan
Variabel Koef. Std. Error T Sig
(constant) 18377,803 19365,015 0,949 0,347
DA -43620,1 173624,7 -0,251 0,803
R2 = 0,001
Adj R2 = -0,19
Durbin Watson = 2,042
Hasil pengujian regresi untuk hipotesis kedua ini dengan nilai perusahaan sebagai
variabel dependen. Angka adjusted R Square menunjukkan koefisien determinasi atau peranan
varience (variabel independen dalam hubungan dengan variabel dependen). Angka adjusted R
Square sebesar -0,19. Hasil analisis regresi ini menunjukkan t hitung DA adalah sebesar -0,251
dengan signifikansi t bernilai 0,803 dan koefisien regresi sebesar -43620,1. Hal ini berarti bahwa
DA mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
Dari hasil uraian di atas dapat disimpulkan bahwa H2 (manajemen laba berpengaruh
terhadap nilai perusahaan) tidak diterima karena berdasarkan hasil pengolahan data, variabel DA
tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap NP.
3. Hipotesis Ketiga
vi
Hipotesis ketiga bertujuan untuk membuktikan apakah manajemen laba dapat berperan
sebagai variabel intervening pada pengaruh kualitas audit terhadap nilai perusahaan. Hipotesis
ketiga dilakukan dengan path analysis yang merupakan perluasan dari multiple regression analysis
(Ghozali, 2001 dalam Wijayanti, 2004). Path analysis digunakan untuk menelusuri urutan
anteseden atau variabel yang mengakibatkan variabel independen (Sekaran, 2000).
Untuk menguji hipotesis ketiga diperlukan dua persamaan karena pengambilan keputusan
atas hipotesis tersebut harus membandingkan nilai standardized beta coefficient dari pengaruh
langsung kualitas audit terhadap nilai perusahaan dengan nilai standardized beta coefficient dari
pengaruh tidak langsung kualitas audit terhadap manajemen laba melalui manajemen laba sebagai
variabel intervening.
Sebagai awal adalah melakukan analisis berganda dengan kualitas audit terhadap variabel
independen terhadap manajemen laba sebagai variabel dependen
Tabel IV. 8
Hasil Analisa Regresi untuk Persamaan Awal untuk Hipotesis Ketiga
Variabel Unstandardized
Coefficient B
Std.
Error
Standardized
Coefficient B
t Sig.
(Constant) 0,024 0,020 1,175 0,246
KA -0,082 0,029 -0,368 -2,772 0,008***
Ket. *** : Sig. pada tingkat α: 1%
Persamaan pertama yang diperoleh yaitu
DAit = 0,024 – 0,368 KAit
Dari persamaan pertama yang akan diambil nilai standardized beta coefficient yang
selanjutnya akan digunakan untuk pengujian hipotesis ketiga. Terlihat nilai standardized beta
coefficient adalah -0,368.
vi
Kemudian dilakukan analisis regresi berganda dengan kualitas audit sebagai varaiabel
independen terhadap nilai perusahaan sebagai variabel dependen dengan manajemen laba sebagai
variabel intervening.
Tabel IV. 9
Hasil Analisa Regresi untuk Hipotesis Ketiga
Variabel Unstandardized
Coefficient B
Std. Error Standardized
Coefficient B
T Sig.
(Constant) -644,759 26735,447 -0,024 0,981
KA 42630,471 41339,001 0,158 1,031 0,308
DA 27230,002 186619,3 0,022 0,146 0,885
R2 = 0,023
Adj R2 = -0,018
Durbin Watson = 2,106
VIF = 1,157
Persamaan regresi yang diperoleh
NPit = -644,759 + 42630,471 KAit + 27230,002 DAit
Hasil analisa regresi untuk hipotesis ketiga menunjukkan nilai t hitung KA adalah sebesar
1,031 dengan signifikansi t bernilai 0,308 (tidak signifikan) dan koefisien regresi sebesar
42630,471. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas audit secara individu tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan. Nilai t hitung DA sebesar 0,146 dengan signifikansi 0,885 menunjukkan hal yang
sama, yaitu berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
Hipotesis ketiga berusaha membuktikan apakah manajemen laba dapat berperan sebagai
variabel intervening pada pengaruh kualitas audit terhadap nilai perusahaan. Menurut Santoso
(2001) untuk membuktikan hipotesis ketiga yang melibatkan variabel intervening dapat dilakukan
dengan melihat nilai standardized beta coefficient dari pengaruh langsung kualitas audit terhadap
nilai perusahaan dibandingkan niali standardized beta coefficient dari pengaruh tidak langsung
kualitas audit terhadap nilai perusahaan melalui manajemen laba.
vi
Melalui analisis yang telah dilakukan diperoleh standardized beta coefficient dari
pengaruh langsung kualitas audit terhadap nilai perusahaan 0,158. Nilai standardized beta
coefficient dari pengaruh tidak langsung diperoleh dengan mengalikan nilai standardized beta
coefficient kualitas audit terhadap manajemen laba dengan nilai standardized beta coefficient
manajemen laba terhadap nilai perusahaan, sehingga diperoleh pengaruh tidak langsung kualitas
audit terhadap nilai perusahaan melalui manajemen laba sebesar -0,368 x 0,022 = -0,8096. Terlihat
bahwa nilai standardized beta coefficient dari pengaruh langsung kualitas audit terhadap nilai
perusahaan lebih besar daripada nilai standardized beta coefficient pengaruh tidak langsung
kualitas audit terhadap nilai perusahaan melalui manajemen laba dan juga melihat bahwa nilai
standardized beta coefficient hubungan langsung kualitas audit terhadap nilai perusahaan tidak
signifikan (0,308), maka manajemen laba tidak dapat berperan sebagai variabel intervening. Maka
dapat disimpulkan bahwa manajemen laba tidak dapat berperan sebagai variabel intervening pada
pengaruh kualitas audit terhadap nilai perusahaan, hasil analisis ini berarti menolak hipotesis
ketiga.
Gambar IV. 1
Hasil Pengujian Hipotesis 3
0,158
-0,368 0,022
Kualitas audit Manajemen Laba Nilai Perusahaan
vi
BAB V
SIMPULAN, KETERBATASAN, IMPLIKASI dan SARAN
A. Simpulan
Simpulan dalam penelitian ini yaitu hipotesis pertama (ada pengaruh kualitas audit
terhadap manajemen laba) tidak dapat diterima karena berdasarkan hasil pengolahan data variabel
Kualitas Audit tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap manajemen laba secara individual.
Pada hipotesis kedua (ada pengaruh manajemen laba terhadap nilai perusahaan) juga tidak dapat
diterima karena variabel Discretionnary Accruals tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan. Mengenai hipotesis ketiga (Kualitas audit berpengaruh terhadap nilai perusahaan
dengan dimediasi oleh manajemen laba), berdasarkan path analysis yang dilakukan dapat
disimpulkan bahwa manajemen laba tidak dapat berperan sebagai variabel intervening pada
pengaruh kualitas audit terhadap nilai perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai standardized beta
coefficient dari pengaruh langsung pada kualitas audit terhadap nilai perusahaan tidaklah
signifikan (0,308) dan nilai standardized beta coefficient dari pengaruh langsung kualitas audit
terhadap nilai perusahaan lebih besar daripada nilai standardized beta coefficient pengaruh tidak
langsung kualitas audit terhadap nilai perusahaan melalui manajemen laba.
Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian Choi dan Paek (1988), Bauwhede dkk. (2003),
Becker dkk. (1998), Jeong dan Rho (2004), serta Afrida Putritama (2008) namun bertentangan
dengan studi yang telah dilakukan oleh DeAngelo (1981), De Angelo (1986), Watts dan
Zimmerman (1986), dan DeFond dan Jiambalvo (1991).
B. Keterbatasan
Penelitian ini memiliki keterbatasan sebagai berikut:
vi
1. Sampel penelitian hanya terbatas pada perusahan perbankan,
sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasi pada
jenis industri lain.
2. Periode penelitian yang hanya mencakup tiga tahun, yaitu
tahun 2006-2008.
3. Model estimasi manajemen laba yang digunakan dalam
penelitian ini hanya satu yaitu Modified Jones Model,
sedangkan masih terdapat model pengukuran lain yang
mungkin akan memberikan hasil yang berbeda dalam
penilaian manajemen laba.
4. Model pengukuran nilai perusahaan yang digunakan dalam
penelitian ini hanya satu yaitu melalui Price Book Value,
sedangkan masih terdapat model pengukuran lain yang
mungkin akan memberikan hasil yang berbeda dalam
pengukuran nilai perusahaan.
C. Implikasi
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa implikasi penelitian yang
diharapkan dapat bermanfaat, antara lain:
1. Implikasi Teoritis
Adanya penelitian ini menghasilkan kesimpulan mengenai bagaimana manajemen
laba pada industri perbankan dilakukan yang pada akhirnya diharapkan akan menambah
wawasan dalam pendeteksian manajemen laba tersebut pada industri perbankan khususnya.
vi
Tingkat manajemen laba pada perusahaan perbankan di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya kualitas audit, arus kas bebas dan total aset. Penelitian ini diharapkan
dapat memberikan inspirasi bagi penelitian selanjutnya untuk melakukan penelitian mengenai
pengaruh yang ditimbulkan dari kualitas audit terhadap nilai perusahaan dengan
menggunakan variabel kontrol arus kas bebas dan total aset, juga menggunakan variabel
intervening manajemen laba yang mempengaruhi nilai perusahaan.
2. Implikasi Praktik
Bagi investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi, terutamanya pada perusahaan
perbankan dengan menggunakan informasi mengenai akrual keloaan untuk menilai
manajemen laba.
Bagi kreditor, analis keuangan dan auditor disarankan untuk berhati-hati dalam
memahami laba yang dilaporkan oleh manajemen dalam laporan keuangan. Mengingat laba
yang dilaporkan tersebut dapat dinaikkan atau diturunkan dengan memanfaatkan fleksibilitas
dari standar akuntansi keuangan dan regulasi perbankan.
3. Implikasi Kebijakan
Bagi Bank Indonesia dalam hal ini sebagai regulator diharapkan mampu mendeteksi
bank-bank yang melakukan manajemen laba, sebagai contoh dengan memperhatikan
karakteristik perbankan yang mempunyai akrual besar sehingga mempunyai perbedaan yang
besar antara laba dan dan arus kas operasinya dan perbankan dengan struktur governance
yang lemah. Bank Indonesia juga perlu berhati-hati dalam menyusun regulasi perbankan
berhubungan dengan manajemen laba.
Bagi BAPEPAM, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan membuat
peraturan yang berkaitan dengan pengungkapan penuh agar meningkatkan transparansi dalam
vi
pelaporan keuangan. Manajemen laba yang dilakukan dengan berbagai motivasi
menyebabkan investor bertransaksi di pasar modal yang kurang efisien secara informasi.
IAI agar mengupayakan pembatasan pemilihan metode akuntansi bagi manajemen
dengan harapan meminimalkan terjadinya manajemen laba yang dapat merugikan berbagai
pihak. Disamping itu IAI juga mengeluarkan cara pendeteksian manajemen laba yang sulit
untuk diteliti secara langsung dalam laporan keuangan.
D. Saran
Berikut ini beberapa saran untuk penelitian-penelitian ini berikutnya
1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian
pada semua sektor industri, tidak hanya perusahaan
perbankan saja agar hasil yang didapatkan dapat mewakili
semua sektor industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI).
2. Penelitian yang akan datang sebaiknya menggunakan data
dengan periode yang lebih panjang untuk mendapatkan hasil
pengukuran yang lebih valid.
3. Penelitian selanjutnya hendaknya menggunakan lebih dari satu
model pengukuran manajemen laba yang diharapkan akan
mampu memberikan perbandingan yang lebih baik.
4. Penelitian yang akan datang hendaknya menggunakan model
pengukuran nilai perusahaan yang lain yang diharapkan dapat
memberikan perbandingan yang lebih baik.
vi
DAFTAR PUSTAKA
Abarbanell, Jeffery and Reuven Lehavy. 2003. Can Stock Recommendations Predict Earnings Management and Analysts’ Earnings Forecast Errors. Journal of Accounting Research, Vol. 41, No. 1.
Agung, Julianto Saputro dan Lilis Setiawati. 2004. Kesempatan Bertumbuh dan Manajemen
Laba: Uji Hipotesis Political Cost. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 7: 251-263. Arens, A. Alvin dan James K. Loebbecke. 2000. Auditing: An Integrated Approach. 8th edition.
New Jersey. Prentice-Hall Inc. Arrunada, Benito. 2000. Audit Quality: Attributes, Private Safeguards and The Role of
Regulation. Available in www.social science research network.com Ashari, N., H.C. Koh, S.L. Tan dan W,H, Wung. 1994. Factor Affecting Income Smoothing
Among Listed Companies in Singapore, Journal of Accounting and Business Research, Autumn, 291-301.
Asih, Prihat dan Gundono. 2000. Hubungan Tindakan Perataan Laba dengan Reaksi Pasar
atas Pengumuman Informasi Laba Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.3: 17-34.
., Ambar Woro Hastuti, Parawiyati. 2005. Pengaruh Manajemen Laba Pada Nilai
dan Kinerja Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 2: 125-144. Bauwhede, H. V., M. Willekens, Ann Gaeremynek. 2003. Audit Firm Size, Public Ownership,
and Firms’ Discretionnary Accruals Management. The International Journal of Accounting Vol. 38: 1-22
Becker, L.C., Defond, M.L., Jiambalvo, J. & Subramanyam, K.R. 1998. The Effect of Audit
Quality and Earnings Management. Contemporary Accounting Research Spring: 1-24. Burgstahler, D. dan I. Dichev. 1997. Earning Management to Avoid Earning Encreases and
Losses. Journal of Accounting and Economics, Vol. 24 (1): 99-126 ChoI, K. Dan W. Paek, 1998. Auditor Type and Audit Quality: Using Audit Fee and Audit
Hours. Korean Accounting Review, Vol. 23 (2): 49-75 Copeland, R.M. 1968. Income Smoothing, Journal of Accounting Research. Empirical
Research in Accounting, Selected Studies 6 (Supplement): 101-116. Datar, Srikant M, Gerald A. Feltham dan John S. Hughes. 1991. The Role of Audits and
Audit Quality in Valuing New Issues. Journal of Accounting and Economics, Vol 14: 3—49.
DeAngelo, L.E. 1981. Auditor Size and Audit Quality. Journal of Accounting and Economics:
183-199 . 1986. Accounting Number as Valuation Subsititutes: A Study of Management
Buyout of Accounting Performannce in Proxy Contest. Journal of Accounting and Economics, Vol. 12: 3-36.
vi
. 1988. Discussion of Evidence of Earnings Management from the Provision for Bad Debts. Journal of Accounting Research Supplement (26): 32-40
Dechow, P.M., R.G. Sloan, dan A.P. Sweeney. 1995. Detecting Earning Management, The
Accounting Review, Vol. 70: 193-225. ., S. Richardson, dan A.L. Tuna. 2002. Earnings Management and Costs to Investors
from Firms Meeting or Slightly Exceeding Benchmarks. Working Papers. University of Michigan.
DeFond, M.L. dan J. Jiambalvo. 1991. Incidence and Circumstances of Accounting Errors.
Accounting Review 66 July: 643-55 Fama, Eugene. F, dan Michael C. Jensen. 1983. Separation of Ownership and Control. Journal
of Law and Economics. Vol. 26: 1—32. Financial Accounting Standard Boards. Statement of Financial Accounting Concepts. Mc. Graw
Hill Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Badan Penerbit UNDIP. Gumanti, Tatang Ary. 2000. Earning Management: Suatu Telaah Pustaka. Jurnal Akuntansi
dan Keuangan, Vol. 2: 104-105. Healy, P. 1985. The Effect of Bonus Schemes on Accounting Decissions. Journal of Accounting
and Economics, Vol. 7: 85-107. Jensen, Michael C., dan William H. Meckling, 1976. Theory of The Firm: Managerial
Behavior, Agency and Ownership Structure. Journal of Financial Economics. Vol. 3: 305—360.
Jeong, Seok Woo dan Joonhwa Rho. 2004. Big Six Auditors and Audit Quality; The Korean
Evidence. The International Journal of Accounting. Vol. 39: 175-196 Khrisnan. 2002. Audit Quality and The Pricing of Discretionary Accruals. Available in
www.social science research network.com Kristinningrum, Santi. 2007. Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba dan
Return Saham. Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Kusuma, Hadri. 2006. Dampak Manajemen Laba terhadap Relevansi Informasi Akuntansi:
Bukti Empiris dari Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 8: 1-12. Meutia, Inten. 2004. Pengaruh Independensi Auditor Terhadap Manajemen Laba untuk KAP
Big 5 dan Non Big 5. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 8: 235-249. Nelson, M.W., J.A. Elliot, and R.L. Tarpley. 2000. Where Do Companies Attempt Earnings
Management, and When Do Auditors Prevent It?. Available in www.social science research network.com
Putritama, Afrida. 2008. Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba Di Industri
Perbankan. Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
vi
Rahmawati. 2007. Pengaruh Asimetri Informasi pada Hubungan Antara Regulasi Perbankan dan Manajemen Laba serta Dampaknya Terhadap Kinerja Saham. Disertasi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Richardson, V. J. 1998. Information Asymmetry and Earnings Management: Some Evidence.
Working Paper. Roshan, Sepi dan Christine A. Jubb. 1998. Audit Quality: Discretionary Accruals and
Qualification Rates. Working Paper, October. Saiful. 2004. Hubungan Manajemen Laba (Earnings Management) dengan Kinerja Operasi
dan Return Saham di Sekitar IPO. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 7, No. 3. Schipper, K. 1989. Commentary on Earnings Management. Accounting Horizons, Desember:
90-102. Scott, William R. 2003. Financial Accounting Theory. Edisi Ketiga. Prentice Hall. Setiawati, Lilis dan Ainun Na’im. 2000. Manajemen Laba. Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Indonesia, Vol. 15: 424-441. Siallagan, Hamonangan dan M. Machfoedz. 2006. Mekanisme Corporate Governance, Kualitas
Laba dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) IX. Padang. Sloan, Richard G. 1996. Do Stock Prices Fully Reflect Information In Accruals and Cash
Flows About Future Earnings?. The Accounting Review, Vol. 71: 289-315. Sugiartha, I Putu Sanjaya. 2008. Auditor Eksternal, Komite Audit, dan Manajemen Laba.
Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 11: 97-116. Sutrisno. 2001. Studi Analitikal Pengaruh Bentuk Manajemen Laba (Earnings Management)
Terhadap Hubungan Antara Return Laba. Lintasan Ekonomi, Vol. XVII No. 2 Juli. . 2002. Studi Manajemen Laba (Earnings Management): Evaluasi Pandangan
Profesi Akuntansi, Pembentukan dan Motivasinya. KOMPAK, Vol. 5: 158-179. Suyatmin dan Agus Endro Suwarno. 2002. Review Atas Earnings Management dan
Implikasinya dalam Standar Setting. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 1, No. 2. Sweeney, A. 1994. Debt Covenant Violations and Managers’ Accounting Responses. Journal
of Accounting and Economics, Vol. 17: 281-308. Teoh, Siew Hong dan T.J. Wong. 1998. Earnings Management and the Underperformance of
Seasoned Equity Offering. Journal of Financial Economics, Vol. 50: 63—99. Trueman, B dan Titman, S. 1988. An Explanation for Accounting Income Smoothing. Journal
of Accounting Research, Vol. 26: 127-32. Utami, Wiwik. 2006. Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Biaya Modal Ekuitas (Studi pada
Perusahaan Publik Sektor Manufaktur). Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 9: 178-199.
Utari, Agnes Widyaningdyah.2001. Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap
Earnings Management pada Perusahaan Go Public di Indonesia. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 3: 89 – 101.
vi
Wahyudi, Untung dan Hartini P. Pawestri. 2006. Implikasi Struktur Kepemilikan Terhadap
Nilai Perusahaan: Dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) IX. Padang.
Watt, R. L. dan Zimmerwan, J. L. 1986. Positive Accounting Theory. New York. Prentice Hall.