Top Banner
PENGARUH KONSENTRASI KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA Abstract The objectives of the research are to find out empirical evidence of the effect of ownership concentration, firms size, and corporate governance mechanisms on earnings management. The corporate governance mechanisms of this research are composition of board of commissioner and audit quality. Audit quality were measure by industry specialize audit firm. The target population was listed companies in the manufacturing sector at the Indonesia Stock Exchange. The sample determined based on purposive samping methode. There were 101 companies meeting the criteria. Data analysis was carried out in term cross section covering financial report during 2005. The research hyphotesis were tested using multiple regression analysis. The result of this research show that: (1) ownership concentration had significantly negative influence on earnings management (2) firms size had significantly negative influence on earnings management (3) composition of board of commissioner had no influence on earnings management. The additional result that earnings management of the firms which have competency independent commissioner are lower than earnings management of the firms which have uncompetency independent commissioner; (4) industry specialize audit firm had no influence on earnings management. Keywords : ownerships concentration, firms size, corporate governance mechanisms, earnings management 1. Pendahuluan Informasi laba sebagai bagian dari laporan keuangan, sering menjadi target rekayasa melalui tindakan oportunis manajemen untuk memaksimumkan kepuasannya, tetapi dapat merugikan pemegang saham atau investor. Tindakan oportunis 1
44

PENGARUH KONSENTRASI

Apr 03, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGARUH KONSENTRASI

PENGARUH KONSENTRASI KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN

MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA

Abstract The objectives of the research are to find out empirical evidence of the effectof ownership concentration, firms size, and corporate governance mechanismson earnings management. The corporate governance mechanisms of thisresearch are composition of board of commissioner and audit quality. Auditquality were measure by industry specialize audit firm. The target populationwas listed companies in the manufacturing sector at the Indonesia StockExchange. The sample determined based on purposive samping methode. Therewere 101 companies meeting the criteria. Data analysis was carried out in termcross section covering financial report during 2005. The research hyphotesiswere tested using multiple regression analysis. The result of this research showthat: (1) ownership concentration had significantly negative influence onearnings management (2) firms size had significantly negative influence onearnings management (3) composition of board of commissioner had noinfluence on earnings management. The additional result that earningsmanagement of the firms which have competency independent commissionerare lower than earnings management of the firms which have uncompetencyindependent commissioner; (4) industry specialize audit firm had no influence onearnings management. Keywords : ownerships concentration, firms size, corporate governance

mechanisms, earnings management

1. Pendahuluan

Informasi laba sebagai bagian dari laporan keuangan,

sering menjadi target rekayasa melalui tindakan oportunis

manajemen untuk memaksimumkan kepuasannya, tetapi dapat

merugikan pemegang saham atau investor. Tindakan oportunis

1

Page 2: PENGARUH KONSENTRASI

tersebut dilakukan dengan cara memilih kebijakan akuntansi

tertentu, sehingga laba perusahaan dapat diatur, dinaikkan

atau diturunkan sesuai dengan keinginannya. Perilaku

manajemen untuk mengatur laba sesuai dengan keinginannya

tersebut dikenal dengan istilah manajemen laba (earnings

management ).

U-Thai (2005) melakukan studi komparatif

internasional tentang manajemen laba dan proteksi investor

dengan sampel 33 negara, Indonesia termasuk sebagai sampel,

periode pengamatan dari tahun 1993 sampai dengan tahun 2003.

Tujuan penelitiannya untuk memberikan bukti empirik adanya

perbedaan kualitas laba di berbagai negara, perbedaan

tersebut dikarenakan adanya perbedaan proteksi terhadap

investor. U-Thai menggunakan manajemen laba sebagai salah

satu proksi kualitas laba. Proteksi investor menggunakan

tiga skor indikator yaitu: perlindungan terhadap pemegang

saham minoritas; law enforcement; dan seberapa penting pasar

modal. Berdasarkan hasil penelitian ini, Indonesia berada

pada kelompok negara dengan rata-rata manajemen laba tinggi,

2

Page 3: PENGARUH KONSENTRASI

dan tingkat proteksi investor di Indonesia dinilai relatif

rendah.

Manajemen laba timbul sebagai dampak persoalan

keagenan yaitu adanya ketidak selarasan kepentingan antar

pemilik dan manajemen (Beneish, 2001). Menurut teori

keagenan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan

tata kelola perusahaan yang baik (good corporate

governance=GCG). Corporate Governance (CG) merupakan suatu

mekanisme yang digunakan pemegang saham dan kreditor

perusahaan untuk mengendalikan tindakan manajer (Dallas,

2004). Mekanisme tersebut dapat berupa mekanisme internal

yaitu; struktur kepemilikan, struktur dewan komisaris,

konpensasi eksekutif, struktur bisnis multidivisi, dan

mekanisme eksternal yaitu; pengendalian oleh pasar,

kepemilikan institusional, dan pelaksanaan audit oleh

auditor eksternal (Babic 2001).

Tindakan oportunis manajemen laba dapat merugikan

pemegang saham, dan informasi laba yang disajikan dapat

menyebabkan keputusan investasi yang salah. Karena itu,

perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen

3

Page 4: PENGARUH KONSENTRASI

laba. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

konsentrasi kepemilikan, ukuran perusahaan, dan mekanisme

corporate governance terhadap manajemen laba. Mekanisme corporate

governance dalam hal ini adalah komposisi dewan komisaris dan

kualitas audit dengan proksi spesialisasi industri Kantor

Akuntan Publik (KAP).

Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya

dalam beberapa hal : (1) penelitian ini menekankan pada

konsentrasi kepemilikan oleh individu sebagai mekanisme

corporate governance, untuk mengendalian manajemen laba

perusahaan. Beberapa penelitian terdahulu di Indonesia

lebih menekankan pengujian pada kepemilikan saham oleh

kelompok tertentu sebagai suatu mekanisme corporate governance;

dan (2) penelitian ini menggunakan spesialisasi industri KAP

sebagai proksi kualitas audit. Penggunaan ukuran KAP sebagai

proksi kualitas audit pada penelitian terdahulu, mendapat

kritikan setelah merebaknya kasus Enron yang melibatkan KAP

besar.

Secara spesifik rumusan masalah penelitian ini yaitu:

(1) apakah konsentrasi kepemilikan berpengaruh terhadap

4

Page 5: PENGARUH KONSENTRASI

manajemen laba; (2) apakah ukuran perusahaan berpengaruh

terhadap manajemen laba; (3) apakah komposisi dewan

komisaris berpengaruh terhadap manajemen laba; dan (4)

apakah spesialisasi industri KAP berpengaruh terhadap

manajemen laba. Hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi pada pengembangan model corporate

governance , dan literatur manajemen laba.

2. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian

Struktur kepemilikan saham mencerminkan distribusi

kekuasaan dan pengaruh di antara pemegang saham atas

kegiatan operasional perusahaan. Salah satu karakteristik

struktur kepemilikan adalah konsentrasi kepemilikan yang

terbagi dalam dua bentuk struktur kepemilikan: kepemilikan

terkonsentrasi, dan kepemilikan menyebar. Kepemilikan

terkonsentrasi merupakan fenomena yang lazim ditemukan di

negara dengan ekonomi sedang bertumbuh seperti Indonesia dan

di negara-negara continenal Europe. Sebaliknya, di negara-

5

Page 6: PENGARUH KONSENTRASI

negara Anglo Saxon seperti Inggris dan Amerika Serikat,

struktur kepemilikan relatif sangat menyebar (La Porta dan

Silanez, 1999).

Kepemilikan saham dikatakan terkonsentrasi jika

sebagian besar saham dimiliki oleh sebagian kecil individu

atau kelompok, sehingga pemegang saham tersebut memiliki

jumlah saham yang relatif dominan dibandingkan dengan

lainnya. Kepemilikan saham dikatakan menyebar, jika

kepemilikan saham menyebar secara relatif merata ke publik,

tidak ada yang memiliki saham dalam jumlah sangat besar

dibandingkan dengan lainnya (Dallas, 2004).

Perbedaan pola kepemilikan ini memberi implikasi yang

berbeda dalam penelitian. Demsetz dan Villalonga (2001)

melakukan penelitian dengan menggunakan sampel perusahaan di

Amerika Serikat dan Inggris tidak menemukan hubungan yang

signifikan antar struktur kepemilikan dengan kinerja

perusahaan. Chen (2001) dengan mengambil sampel perusahaan

di negara berkembang menemukan hubungan positif antar

struktur kepemilikan dengan kinerja perusahaan. Sedangkan

Morck dan Shivdasani (1988) menghasilkan kesimpulan bahwa

6

Page 7: PENGARUH KONSENTRASI

hubungan konsentrasi kepemilikan dengan kinerja bersifat

nonmonotonic.

Konsentrasi kepemilikan dapat menjadi mekanisme

internal pendisiplinan manajemen, sebagai salah satu

mekanisme yang dapat digunakan untuk meningkatkan

efektivitas monitoring, karena dengan kepemilikan yang

besar menjadikan pemegang saham memiliki akses informasi

yang cukup signifikan untuk mengimbangi keuntungan

informasional yang dimiliki manajemen. Jika ini dapat

diwujudkan maka tindakan moral hazard manajemen berupa

manajemen laba dapat dikurangi (Hubert dan Langhe, 2002).

Di negara-negara dengan derajat perlindungan terhadap

investor rendah (seperti halnya Indonesia), pemegang saham

merasa khawatir akan kemungkinan berbedanya pendapatan yang

diperoleh dengan yang diekspektasikan. Akibatnya, mereka

memperbesar persentase kepemilikan atas perusahaan sebagai

salah satu cara untuk melindungi diri. Mereka dapat

mengendalikan perusahaan melalui voting power, atau

representasi mereka di manajemen sehingga hak-hak mereka

terlindungi (La Porta dan Silanez 1999).

7

Page 8: PENGARUH KONSENTRASI

Musnadi (2006) melakukan penelitian tentang struktur

kepemilikan sebagai mekanisme corporate govenrnance, serta

dampaknya terhadap kinerja keuangan perusahaan, dengan

menggunakan emiten non financial yang berkapitalisasi menengah

besar yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (sekarang BEI).

Hasilnya menunjukan bahwa kepemilikan terkonsentrasi

terbesar memiliki pengaruh positif terhadap kinerja keuangan

perusahaan. Hasil ini bermakna bahwa kepemilikan saham

terkonsentrasi dapat berperan sebagai mekanisme corporate

governance dalam mengurangi persoalan keagenan, sebab

konsentrasi kepemilikan dapat menjadikan pemegang saham pada

posisi yang kuat untuk dapat mengendalikan manajemen secara

efektip, sehingga mendorong manajemen bertindak sesuai

dengan kepentingan pemegang saham.

Hipotesis penelitian kesatu : Konsentrasi kepemilikan

berpengaruh negatif terhadap

manajemen

laba.

Perusahaan yang berukuran besar memiliki basis

pemegang kepentingan yang lebih luas, sehingga berbagai

8

Page 9: PENGARUH KONSENTRASI

kebijakan perusahaan besar akan berdampak lebih besar

terhadap kepentingan publik dibandingkan dengan perusahaan

kecil. Bagi investor, kebijakan perusahaan akan berimplikasi

terhadap prospek cash flow dimasa yang akan datang. Sedangkan

bagi regulator (pemerintah) akan berdampak terhadap besarnya

pajak yang akan diterima, serta efektifitas peran pemberian

perlindungan terhadap masyarakat secara umum.

Terdapat dua pandangan tentang bentuk hubungan ukuran

perusahaan terhadap manajemen laba. Pandangan pertama

menyatakan bahwa ukuran perusahaan memiliki hubungan positif

dengan manajemen laba, karena perusahaan besar memiliki

aktivitas operasional yang lebih kompleks dibandingkan

perusahaan kecil, sehingga lebih memungkinkan untuk

melakukan manajemen laba. Moses (1997) mengemukakan bahwa

perusahaan - perusahaan yang lebih besar memiliki dorongan

yang lebih besar untuk melakukan perataan laba (salah satu

bentuk manajemen laba) dibandingkan dengan perusahaan kecil,

karena memiliki biaya politik lebih besar. Biaya politik

muncul dikarenkan profitabilitas perusahaan yang tinggi

dapat menarik perhatian media dan konsumen.

9

Page 10: PENGARUH KONSENTRASI

Pandangan kedua menyatakan ukuran perusahaan memiliki

hubungan negatif dengan manajemen laba. Penelitian Marachi

(2001) di Amerika Serikat dengan menggunakan data sampel

perusahaan industri tahun 1996 menemukan bahwa ukuran

perusahaan memiliki hubungan negatif dengan manajemen laba.

Perusahaan yang lebih besar kurang memiliki dorongan untuk

melakukan manajemen laba dibandingkan perusahaan-perusahaan

kecil, karena perusahaan besar dipandang lebih kritis oleh

pemegang saham dan pihak luar. Perusahaan besar memiliki

basis investor yang lebih besar, sehingga mendapat tekanan

yang lebih kuat untuk menyajikan pelaporan keuangan yang

kredible.

Veronica dan Siddharta (2005) meneliti di BEJ (BEI)

pada periode pengamatan 1995-1996 dan 1999-2002, menemukan

ukuran perusahaan berhubungan negatif signifikan dengan

manajemen laba. Namun, penelitian Halim dkk (2005) dengan

data LQ 45 di BEJ (BEI) menemukan ukuran perusahaan

berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Penelitian

Halim memiliki kelemahan pada jumlah sampel, yang hanya

menggunakan 27 emiten sektor manufaktur.

10

Page 11: PENGARUH KONSENTRASI

Hipotesis penelitian kedua: Ukuran perusahaan berpengaruh

negatif terhadap manajemen laba.

Corporate governance merupakan mekanisme pengendalian

untuk mengatur dan mengelola perusahaan dengan maksud untuk

meningkatkan kemakmuran dan akuntabilitas perusahaan, yang

tujuan akhirnya untuk mewujudkan shareholders value (Monk dan

Minow, 2001). Pengendalian diarahkan pada pengawasan

perilaku manajer, sehingga tindakan yang dilakukan manajer

dapat bermanfaat bagi perusahaan dan pemilik. Fan dan

Claessens (2002) mengemukakan terdapat beberapa mekanisme

corporate governance untuk perusahaan dengan kepemilikan saham

terkonsentrasi: (1) Menghadirkan outside directors dalam

komposisi board of directors; dan (2) Audit oleh Auditor

eksternal.

Kao dan Chen (2004) melakukan penelitian di Taiwan.

Mereka mengemukakan bahwa outside directors lebih independen

terhadap manajemen dibandingkan dengan inside directors,

sehingga lebih efektif dalam melaksanakan fungsi pengawasan

terhadap manajemen. Hasil penelitinnya menunjukan semakin

besar proporsi outside directors semakin berkurang earnings

11

Page 12: PENGARUH KONSENTRASI

management. Hasil penelitian Chen dkk (2005a) di China,

menunjukkan bahwa proporsi outside directors, prekuensi

pertemuan anggota dewan dalam setahun, lamanya top of director

menduduki posisi tersebut, berpengaruh terhadap kecurangan

dalam laporan keuangan. Sarkar dkk (2006) melakukan

penelitian di India, hasil temuannya menunjukkan bahwa

keberadaan board of director independence dapat membatasi earnings

management, jika Board of director tersebut memiliki kompetensi

dan tidak sibuk.

Penelitian di BEJ (BEI) oleh Budiwitjaksono (2005)

dengan data periode pengamatan Tahun 2003, menyimpulkan

komposisi Dewan Komisaris berpengaruh yang sangat lemah

terhadap manajemen laba. Penelitian Veronica dan Siddharta

(2005) di BEI dengan data periode pengamatan 1995-1996,

1999-2002, menyimpulkan bahwa komposisi dewan komisaris

tidak terbukti memiliki pengaruh negatif yang signifikan

terhadap manajemen laba. Kedua penelitian tersebut dilakukan

saat aturan dari BEI tentang keharusan memiliki komisaris

independen masih relatif baru, sehingga diduga emiten belum

melaksanakannya secara optimal. Salah satu butir Keputusan

12

Page 13: PENGARUH KONSENTRASI

Direksi PT.Bursa Efek Jakarta No.Kep-315/BEJ/06-2000, bahwa

emiten sekurang-kurangnya harus memiliki 30% Komisaris

independen dari seluruh jumlah anggota Komisaris

(www.Bapepam.com, 2005).

Hipotesis penelitian ketiga: Komposisi anggota Dewan

Komisaris berpengaruh negatif

terhadap

manajemen laba.

Peran eksternal auditor yaitu memberikan penilaian

secara independen dan profesional atas keandalan dan

kewajaran penyajian laporan keuangan perusahaan. Auditor

eksternal dapat menjadi mekanisme pengendalian terhadap

manajemen agar manajemen menyajikan informasi keuangan

secara andal, dan terbebas dari praktik kecurangan

akuntansi. Peran ini dapat dicapai jika auditor eksternal

memberikan jasa audit yang berkualitas. Terdapat dua proksi

diantaranya yang dapat digunakan untuk menggambarkan

variable kualitas audit yaitu: ukuran Kantor Akuntan Publik

(KAP), dan spesialisasi industri KAP.

13

Page 14: PENGARUH KONSENTRASI

Zou dan Elder (2001) menyatakan bahwa spesialisasi

industri KAP merupakan dimensi dari kualitas audit, sebab

pengetahuan dan pengalaman auditor tentang industri

merupakan salah satu elemen dari keahklian auditor.

Penelitian mereka menggunakan data perusahaan antara Tahun

1996 sampai dengan 1998 di Amerika Serikat, menyimpulkan:

(1) besaran manajemen laba perusahaan yang diaudit oleh Big

six audit firms lebih rendah dibandingkan dengan perusahaaan

yang diaudit oleh non-Big six audit firm; (2) besaran manajemen

laba perusahaan yang diaudit oleh spesialis industri KAP

lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit

oleh non-spesialis industri KAP. Penelitian Carcello dkk

(2004) pada periode 1990 sampai dengan 2001 di Amerika

Serikat, hasilnya menunjukkan terdapat hubungan negatif

yang signifikan antar spesialisasi industri KAP dengan

kecurangan pada pelaporan keuangan, dan hubungan negatif

tersebut lebih lemah untuk ukuran perusahaan yang semakin

besar.

Penelitian terdahulu di Indonesia tentang kualitas

audit sebagai mekanisme corporate governance, memberikan hasil

14

Page 15: PENGARUH KONSENTRASI

yang belum konsisten. Ardiati (2003) menyimpulkan ukuran KAP

sebagai proksi kualitas audit dapat memoderasi hubungan

manajemen laba dengan return saham. Mayangsari (2003)

meneliti pengaruh spesialisasi industri KAP terhadap

integritas laporan keuangan. Integritas laporan keungan

diukur dengan menggunakan indeks konservatisme, hasilnya

menunjukkan spesialisasi industri KAP berpengaruh positif

terhadap integritas laporan keuangan. Sedangkan penelitian

Veronica dan Siddharta (2005) pada periode pengamatan 1995-

1996, dan 1999-2002, menyimpulkan bahwa ukuran KAP memiliki

pengaruh tidak signifikan terhadap manajemen laba.

Hipotesis penelitian keempat : Spesialisasi industri KAP

berpengaruh negatif terhadap

manajemen laba

3. Metodologi Penelitian

3.1. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi sasaran penelitian ini adalah perusahaan

publik sektor manufaktur yang aktif selama Tahun 2005, yaitu

sebanyak 137 perusahaan (www.Bapepam.com). Dari Populasi

15

Page 16: PENGARUH KONSENTRASI

tersebut sampel ditentukan yang memenuhi empat kriteria

sebagai berikut: (1) Emiten mempunyai tahun buku yang

berakhir 31 Desember 2005; (2) Emiten mempunyai nilai

ekuitas positif untuk 2005; (3) Tersedia Laporan keuangan

tahunan emiten 2005 di BEJ; dan (4) Terdapat minimal 30

perusahaan dalam setiap kelompok industri manufaktur.

3.2. Definisi dan Operasionalisasi Variabel Penelitian

1) Konsentrasi Kepemilikan Saham

Kepemilikan saham terkonsentasi (KS) adalah suatu

kondisi di mana sebagian besar saham dimiliki oleh sebagian

kecil individu/kelompok, sehingga individu atau kelompok

tersebut memiliki jumlah saham relatif dominan dibandingkan

dengan pemegang saham lainnya. Konsentrasi kepemilikan saham

pada penelitian ini diproksi dengan jumlah kepemilikan

terbesar oleh individu.

2) Ukuran Perusahaan

16

Page 17: PENGARUH KONSENTRASI

Ukuran perusahaan (LOG PNJ) adalah besar kecilnya

perusahaan. Pada penelitian ini ukuran perusahaan

menggunakan nilai log total penjualan perusahaan pada akhir

tahun. Penggunaan nilai log penjualan dimaksudkan untuk

menghindari problem data natural yang tidak berdistribusi

normal (Chen, 2005)

3)Komposisi Dewan Komisaris

Komposisi Dewan Komisaris (BOD) adalah susunan

keanggotaan yang terdiri dari komisaris dari luar perusahaan

(komisaris independen) dan komisaris dari dalam perusahaan.

Variabel ini dihitung dengan membagi jumlah komisaris

independen terhadap jumlah total anggota komisaris.

4) Spesialisasi Industri KAP

Spesialisasi industri KAP (AUDIT) menggambarkan

keahlian dan pengalaman audit KAP pada bidang industri

tertentu, yang diproksi dengan konsentrasi jasa audit KAP

pada bidang industri tertentu. Spesialisasi industri KAP

pada penelitian ini adalah KAPi yang memiliki volume klien

minimal 15 % dari jumlah klien pada kelompok industri

tertentu (Craswell, 1995; Mayangsari, 2003; dan Chen,

17

Page 18: PENGARUH KONSENTRASI

2005b). Pengukuran variabel ini yaitu beri nilai 1 jika

perusahaan diaudit oleh KAP spesialis, dan 0 jika lainnya

(variabel dummy). Berdasarkan definisi Craswell (1995)

industri manufaktur di BEJ (BEI) terklasifikasi dalam tiga

kelompok yaitu industri: (1) dasar dan kimia; (2) aneka

industri; dan (3) barang konsumai. Kemudian pada masing-

masing kelompok tersebut, suatu KAP akan ditetapkan sebagai

KAP spesialis jika KAP tersebut memiliki klien minimal 15%

dari jumlah klien perusahaan pada masing-masing kelompok

industri manufaktur.

5) Manajemen Laba

Manajemen laba (ML) adalah suatu kondisi di mana

manajemen melakukan intervensi dalam proses penyusunan

laporan keuangan bagi fihak eksternal sehingga dapat

meratakan, menaikan, dan menurunkan pelaporan laba.

Manajemen dapat menggunakan kelonggaran penggunaan metoda

akuntansi, membuat kebijakan-kebijakan (discreationary) yang

dapat mempercepat atau menunda biaya-biaya dan pendapatan,

agar laba perusahaan lebih kecil atau lebih besar sesuai

dengan yang diharapkan.

18

Page 19: PENGARUH KONSENTRASI

Dechow dkk (1995) menyatakan bahwa model modified Jones

memiliki kemampuan yang lebih baik untuk mendeteksi

manajemen laba dibandingkan model Healy, De Angelo, Jones,

dan model Dechow and Sloan. Penelitian ini menggunakan model

modified Jones untuk menentukan earnings management, dengan

menggunakan pendekatan cross section yang dikembangkan oleh

Peasnell dkk (2000). Pendekatan ini digunakan untuk

menentukan nilai abnormal accruals, dengan memfokuskan pada

komponen working capital accruals . Abnormal akrual dihitung

sebagai berikut :

AA i = WC i – [ ŵ0 + ŵ1( Δ REV i - Δ REC i )]

keterangan :AA = akrual abnormal atau Akrual diskresiŵ0 , ŵ1 = estimasi regresi dari ŵ0, ŵ1 pada persamaanestimasi akrual modal kerjaΔ REC i = Perubahan piutang dalam satu tahunΔ REV i = Perubahan penjualan dalam satu tahun

Estmasi parameter wo dan w1 diperoleh dari persamaan sebagai

berikut :

WC i = ŵ0 + ŵ1 Δ REV i + vi

keterangan :WC i = akrual modal kerja perusahaan , sebagai proksidari total akrualΔ REV i = Perubahan penjualan

19

Page 20: PENGARUH KONSENTRASI

ŵ0 + ŵ1 = Koefisien regresivi = Error (residual regression).

Akrual modal kerja (WCi) didefinisikan sebagai

perubahan non-cash current asset dikurangi perubahan current

liabilities. Dengan demikian :

WCi = (∆ AL - ∆ Kas) - ∆ HL

keterangan :WCi = Modal kerja perusahaan , sebagai proksi totalakrual pada periode t∆ AL = Perubahan aktiva lancar pada periode t∆ HL = Perubahan hutang lancar pada periode t∆ Kas = Perubahan kas dan ekuivalen kas pada periode t

Dikarena ukuran perusahaan di BEI bervariatif, maka

nilai akrual diskresi (AA) dirasiokan terhadap nilai

penjualan, model modifikasi Friedlan. Utami (2005)

berdasarkan hasil penelitiannya, pengukuran manajemen laba

di BEI disarankan menggunakan model modifikasi Friedlan,

karena model ini memberikan explanatory power terbaik.

Pengukuran variabel manajemen laba pada penelitian ini

adalah :

Manajemen laba = Rasio abnormal karual (AAi) denganpenjualan

20

Page 21: PENGARUH KONSENTRASI

Mengingat penelitian ini tidak meneliti tipe manajemen laba

(positif atau negatif) , maka nilai abnormal akrual yang

digunakan adalah nilai absolute akrual diskresioner.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data-data yang digunakan pada penelitian ini

merupakan data kuantitatif yang diperoleh dari Pusat

Referensi Pasar Modal di BEI, berupa laporan keuangan dan

laporan tahunan 2005 perusahaan industri sektor manufaktur

yang tersedia.

3.4. Rancangan Model Analisis.

MLi = a1 + b1 KSi + b2 LOG PNJ i + b3 BOD i + b4

AUDIT i + ε1.i

keterangan :ML =Rasio nilai absolut residual error dengan penjualan.

Digunakan nilai absolut karena yang menjadi perhatian

dalam penelitian ini adalah besaran dari manajemen laba , bukan arahnya

(positif atau negatif)a1 = Konstanta b1,2,3,4 = Koefisien variabel

21

Page 22: PENGARUH KONSENTRASI

KS = Persentase kepemilikan saham terbesar dari total saham beredarLOG PNJ = Log dari nilai total penjualan, yaitu proksi dari ukuran perusahaan BOD = Proporsi komisaris independen dari total

anggota Dewan KomisarisAUDIT =1 jika perusahaan diaudit oleh KAP

spesialis, yaitu KAPi yang memiliki minimal 15% dari total klien pada kelompok industri ke i, dan 0 jika lainnya.

ε1 = residual of errori = perusahaan ke i

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.1. Statistik Deskriptif

Seperti disajikan pada Tabel 1, sampel penelitian ini

berjumlah 101 perusahaan atau 73,7 % dari 137 emiten

manufaktur populasi target penelitin ini. Jumlah ini

ditentukan sesuai dengan laporan tahunan yang berhasil

diperoleh penulis, serta memenuhi kriteria sampel seperti

yang ditetapkan. Pada Tabel 2 terlihat bahwa konsentrasi

kepemilikan saham di industri manufaktur relatif tinggi.

Rata-rata konsentrasi kepemilikan saham sebesar 50,11 %,

dengan standar deviasi 23,03 %. Statistik deskriptif ukuran

perusahaan menunjukan log total penjualan sangat variatif

dengan rata-rata 5,79 dengan standar deviasi 0,61. Rata-rata

22

Page 23: PENGARUH KONSENTRASI

komposisi dewan komisaris (BOD) sebesar 35,88 % dengan

standar deviasi 11,34 %. komposisi minimun 0 % dan komposisi

maksimum 66,66 %. Penelitian Budiwijaksono (2005) melaporkan

rata-rata komposisi dewan komisaris pada Tahun 2001 dan 2002

masing-masing 35,03 % dan 37,35 %. Jika komposisi tersebut

diperbandingkan, nampak komposisi dewan komisaris pada

emiten industri manufatur tidak mengalami perubahan

signifikan. Tabel 3 menunjukkan terdapat 75 perusahaan

(74,3%) diaudit oleh KAP non spesialis (dummy,audit=0), dan

26 perusahaan (25,7%) diaudit oleh KAP spesialis

(dummy,audit=1). Tabel 2 menunjukan nilai rata-rata

abnormal akrual (ML) sebesar 0, 1304 atau 13,04 % dari

penjualan dengan nilai minimum 0, 00043 atau 1,0043 % dan

nilai maksimum 1,67 atau 167% dari penjualan. Angka standar

deviasi manajemen laba 21,9 %, angka ini relatif tinggi

yang mencerminkan manajemen laba di perusahaan bervariatif.

4.2. Pengujian Hipotesis

Untuk mendapatkan hasil regresi yang efisien dan

akurat, data harus terbebas dari pelanggaran asumsi klasik.

Berdasarkan pengujian data terhadap ketiga kaedah yang

23

Page 24: PENGARUH KONSENTRASI

mendasari asumsi klasik diperoleh hasil sebagai berikut :

(a) pada tabel 4 nampak nilai tolerance (TOL) lebih besar dari

0,10 (TOL > 0,10) dan nilai variance inflation factor (VIF) yang

kurang dari 10 ( VIF < 10). Maka dapat disimpulkan model

analisis tersebut tidak terjadi multikolinieritas; (b) Uji

heteroskedatisitas menggunakan uji Glejser (Gujarati, 2003).

Pada tabel 5 nampak bahwa seluruh koefisien regresi variabel

independen tidak signifikan, karena nilai SIG > 0,05. Dengan

demikian dapat disimpulkan tidak terjadi

heteroskedastisitas; (c) selanjutnya uji normalitas

menggunakan uji kolmogorov-Smirnov (Tabel 5). Pada bagian

uji normalitas menunjukan nilai SIG > 0,05. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa data penelitian relatif

berdistribusi normal.

Tabel 4 menunjukkan bahwa adjusted R square sebesar

0,048 artinya bahwa variable independen konsentrasi

kepemilikan, ukuran perusahaan, komposisi dewan komisaris,

dan variabel dummy spesialisasi indusri KAP mampu

menjelaskan 4,80 % variasi dari manajemen laba. Jika dilihat

F test-nya yang menunjukan tingkat signifikansi 0,067, atau

24

Page 25: PENGARUH KONSENTRASI

signifikan pada tingkat 0,1 sehingga analisis dapat

dilanjutkan.

1)Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan terhadap Manajemen Laba

Dari Tabel 4 tersebut menunjukan bahwa koefisien

regresi variabel konsentrasi kepemilikan adalah -0,002

dengan tingkat signifikansi 0,051. Koefisien tersebut

bertanda negatif menunjukan arah hubungan negatif, sesuai

dengan teori yang dihipotesiskan. Jika memperhatikan

tingkat signifikansi maka hipotesis kesatu yang menyatakan

bahwa konsentrasi kepemilikan berpengaruh negatif terhadap

manajemen laba diterima pada tingkat signifikansi 0,051.

Hasil penelitian ini bermakna bahwa konsentrasi kepemilikan

saham dapat menjadi mekanisme corporate governance dalam rangka

pengendalian terhadap tindakan manjemen laba di perusahaan.

Kehadiran pemegang saham pengendali atau mayoritas dapat

membatasi perilaku opotunis manajemen, manajemen laba.

2)Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba

Koefisien regresi ukuran perusahaan (Tabel 4)

menunjukan sebesar -0,074 dengan tingkat signifikansi 0,037.

Dengan memperhatikan tingkat signifikansi, maka ukuran

25

Page 26: PENGARUH KONSENTRASI

perusahaan berpengaruh kuat terhadap manajemen laba pada

tingkat signifikansi 0,05. Koefisien bertanda negatif

menunjukan semakin besar ukuran perusahaan, maka manajemen

laba semakin menurun. Dengan demikian hipotesis kedua yang

menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif

terhadap manajemen laba diterima. Hasil temuan penelitian

ini konsisten dengan temuan Marrakchi ( 2001), serta temuan

Veronica dan Siddarta (2005) yang menunjukan bahwa

perusahaan-perusahaan kecil cenderung melakuan manajemen

laba dibandingkan perusahaan besar. Hasil penelitian ini

tidak mendukung temuan Halim (2005) yang menyatakan ukuran

perusahaan berhubungan positif dengan manajemen laba.

3)Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris terhadap Manajemen Laba

Koefisien regresi komposisi dewan komisaris (Tabel

4) menunjukan sebesar 0,001 dengan tingkat signifikansi

0,695. Koefisien bertanda positif, menunjukkan variabel

komposisi dewan komisaris mempunyai hubungan positif dengan

manajemen laba, tidak sesuai dengan teorinya. Jika

memperhatikan tingkat signifikansi berarti komposisi dewan

komisaris tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Dengan

26

Page 27: PENGARUH KONSENTRASI

demikian hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa komposisi

dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap manajemen laba

ditolak pada tingkat signifikansi 0,1.

Beberapa alasan mengapa komposisi dewan komisaris

tidak memberikan pengaruh terhadap manajemen laba adalah :

(1) bukti empirik menunjukkan rata-rata komposisi dewan

komisaris saat ini relatif rendah yaitu 35,88%, sehingga

secara kolektif komisaris independen tidak memiliki kekuatan

untuk mempengaruhi keputusan dewan komisaris, (2) Banyak

perusahaan menempatkan komisaris independen yang tidak

memiliki kompetensi pada bidang akuntansi dan atau keuangan.

Berdasarkan data 46 perusahaan yang melaporkan status latar

belakang pendidikan dan pengalaman komisaris independen,

diketahui terdapat 20 perusahaan atau 43,4 % (periksa Tabel

6) tidak memiliki komisaris independen yang kompetensi pada

bidang akuntansi dan atau keuangan.

Analisis selanjutnya, penulis mengelompokkan besaran

manajemen laba atas dasar perusahaan yang memiliki komisaris

independen yang kompeten pada bidang akuntansi dan atau

keuangan (variabel dummy BOD =1) dengan perusahaan yang

27

Page 28: PENGARUH KONSENTRASI

tidak memiliki komisaris independen yang kompeten (dummy

BOD=0). Berdasarkan data 46 perusahaan yang melaporkan latar

belakang kompetensi komisaris independen, diketahui terdapat

26 emiten yang memiliki komisaris independen yang kompeten,

dan 20 emiten sebaliknya.

Tabel 6 menunjukan bahwa rata-rata manajemen laba

perusahaan dengan komisaris independen dan kompeten adalah

6,33% dari penjualan, lebih rendah dibandingkan dengan

besaran manajemen laba perusahaan dengan komisaris

independen tidak kompetensi 15,89%. Hasil uji Mann Whitney

menunjukkan besaran manajemen laba kelompok emiten yang

memiliki komisaris independen dan kompeten berbeda dengan

kelompok emiten yang tidak memiliki komisaris independen dan

kompeten pada tingkat signifikansi 5%. Ini mengindikasikan

bahwa komisaris independen dan kompetensi pada bidang

akuntansi dan atau keuangan dapat mengendalikan manajemen

laba perusahaan.

4) Pengaruh Kualitas Audit dengan proksi SpesialisasiIndustri KAP terhadap Manajemen Laba

28

Page 29: PENGARUH KONSENTRASI

Koefisien regresi spesialisasi industri KAP (Tabel

4) menunjukkan sebesar -0.028 dengan tingkat signifikansi

0,572. Koefisien bertandan minus, menunjukkan bahwa

spesialisasi industri KAP berpengaruh negatif terhadap

manajemen laba, sesuai dengan teori. Jika memperhatikan

tingkat signifikansinya berarti spesialisasi industri KAP

berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap manajemen laba.

Dengan demikian hipotesis keempat yang menyatakan

spesialisasi industri KAP berpengaruh negatif terhadap

manajemen laba ditolak pada tingkat signifikansi 0,1. Hal

ini membuktikan bahwa kualitas audit dengan proksi

spesialisasi industri KAP tidak dapat membatasi besaran

manajemen laba, ini menggambarkan bahwa audit oleh KAP

besar atau KAP yang memiliki pangsa pasar yang besar tidak

menjadikan jaminan memberikan kualitas audit lebih tinggi,

sehingga tidak dapat menurunkan besaran manajemen laba

secara signifikan.

Beberapa alasan yang mungkin menyebabkan tidak

terdapatnya pengaruh negatif spesialisasi industri KAP

terhadap manajemen laba adalah: (1) Spesialisasi industri

29

Page 30: PENGARUH KONSENTRASI

KAP mungkin bukan merupakan proksi yang baik untuk kualitas

audit di Indonesia. (2) Direktur Pembinaan Akuntan dan Jasa

Penilai Departemen Keuangan (2005), berdasarkan hasil

pemeriksaan terhadap KAP dan Akuntan publik (AP) periode

Tahun 2003 dan 2004 melaporkan bahwa masih sering ditemukan

terdapatnya: (a) kelemahan pemahaman Akuntan Publik

terhadap Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK); (b)

kelemahan Akuntan Publik dalam melakukan pengujian secara

memadai terhadap transaksi maupun saldo; (c) kelemahan

Akuntan Publik dalam melakukan review kesesuaian laporan

keuangan dengan PSAK. Kelemahan tersebut dapat menghambat

KAP dalam mengungkap dan membatasi praktik manajemen laba di

perusahaan.

5. Kesimpulan dan Saran

5.1. Kesimpulan

1) Konsentrasi kepemilikan berpengaruh negatif terhadap

manajemen laba, Ini mengindikasikan bahwa konsentrasi

kepemilikan dapat menjadi mekanisme corporate governance

30

Page 31: PENGARUH KONSENTRASI

bagi perusahaan, sehingga mampu membatasi manajemen

laba di perusahaan.

2) Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap

manajemen laba. Ini mengindikasikan bahwa perusahaan

besar kecenderungan melakukan tindakan manajemen

labanya lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan

yang ukurannya lebih kecil.

3) (i) Komposisi dewan komisaris tidak berpengaruh

terhadap manajemen laba. Hal ini dapat disebabkan oleh

: (a) masih rendahnya komposisi dewan komisaris,

sehingga secara kolektif komisaris independen tidak

memiliki kekuatan untuk dapat mempengaruhi berbagai

keputusan dewan komisaris, dan (b) masih banyak emiten

menempatkan komisaris independen yang tidak memiliki

kompetensi pada bidang akuntansi dan atau keuangan.

(ii) Temuan ikutan menunjukkan, manajemen laba

perusahaan yang menempatkan komisaris independen yang

kompeten pada bidang akuntansi dan atau keuangan lebih

kecil dibandingkan dengan manajemen laba perusahaan

yang menempatkan komisaris independen yang tidak

31

Page 32: PENGARUH KONSENTRASI

memiliki kompetensi pada bidang akuntansi dan atau

keuangan.

4) Kualitas audit dengan proksi spesialisasi Industri

Kantor Akuntan Publik (KAP) berpengaruh negatif

tidak signifikan terhadap manajemen laba. Ini bermakna

bahwa audit oleh KAP besar yaitu KAP yang memiliki

pangsa pasar besar, ternyata tidak menjadikan jaminan

memberikan audit yang kualitasnya lebih tinggi. Dalam

konteks hubungan kualitas audit dengan manajemen

laba, kualitas audit yang diproksi dengan menggunakan

spesialisasi industri KAP mungkin bukan merupakan

proksi yang baik untuk kualitas audit di Indonesia.

5.2. Saran

1) Untuk Peneliti yang akan datang

1) Peneliti selanjutnya disarankan menambah sampel

penelitian dengan periode yang berbeda, atau jenis

indiustri yang lain sehingga diharapkan jumlah data

32

Page 33: PENGARUH KONSENTRASI

emiten dengan komposisi dewan komisaris yang dominan

lebih banyak.

2) Peneliti yang akan datang disarankan menganalisis

karakteristik lain komisaris independen selain

karakteristik komposisi dewan, diantaranya kompetensi

dewan komisaris dan atau tingkat kesibukan dewan

komisaris.

3) Untuk menguji hubungan kualitas audit dengan manajemen

laba, peneliti yang akan datang disarankan menggunakan

proksi lain dari kualitas audit, misalnya dengan

proksi kegagalan audit.

2) Untuk Kepentingan Operasional

1) Konsentrasi kepemilikan saham oleh pemegang saham

mayoritas dapat dijadikan mekanisme corporate governance

terhadap praktik manajemen laba.

2) Untuk mendukung efektivitas peran Dewan Komisaris,

diperlukan Dewan Komisaris yang memiliki karakteristik

independen, dan kompeten dalam bidang akuntansi dan

atau keuangan.

33

Page 34: PENGARUH KONSENTRASI

3) Kepada para akuntan praktisi atau Kantor Akuntan Publik

disarankan untuk dapat meningkatkan kompetensi, melalui

penyelenggaraan berbagai pelatihan terhadap auditor

atau memberikan tambahan pengalaman di lapangan,

termasuk di antaranya peningkatan kompetensi dan

pemahaman atas PSAK.

Daftar Pustaka

Ardiati, Aloysia,Y. 2003. Pengaruh Manajemen Laba terhadapReturn saham dengan kualitas audit sebagai variabelmoderating. Simposium Nasional Akuntansi VI, Surabaya.Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

Babic, Verica. 2001. The Key Aspects of the CorporateGovernance Restructuring in the Transition Process”.Ekonomist, Vol.33.No.2.

Beneish, M.D. 2001. Earnings Management. A PerspectiveManagement Finance, vol.27. Number 12.

Budiwitjaksono, Gideon,S.2005. Kualitas Laba: Studi PengaruhMekanisme Corporate Governance dan dampak manajemen labadengan menggunakan analisis jalur. Simposium NasionalAkuntansi VIII.,Solo.

Badan Pengawas Pasar Modal.2005.Keputusan Direksi PT. BursaEfek Jakarta Nomor: Kep-315/BEJ/06/2000.Tertanggal 30Juni 2000. www.Bapepam.com

34

Page 35: PENGARUH KONSENTRASI

Carcello, Joseph V. and Albert L.Nagy. 2004. Client size,Auditor Specialization and Fraudulent FinancialReporting. Managerial Auditing journal Vol.19 No.5. pp 651-658

Chen, J (2001). Ownership Structure as Corporate GovernanceMechanism: Evidance from Chinese Listed Companies.Economic of Planning 34, pg 53-72.

Chen, Gongmeng, Michael Firth, Daniel N.Gao and OliverM.Rui. 2005a. Ownership structure, Corporate Governance,and Fraud: Evidence from China. Journal of Corporate finance ,XX (2005) , XXX-XXX

Chen, Key,Y, Kuen Lin Lin, Jian Zhou. 2005b. Audit Qualityand Earnings Management for Taiwan IPO Firms. ManagerialAuditing Journal, Vol 20.1.pp.86-104.

Craswell, Allen T., Jere R. Francis dan Stephen L. Taylor.1995. Auditor Brand Name and Reputations and IndustrySpecialization. Journal of Accounting and Economics (20). 297-322.

Dallas, George .2004. Governance and Risk. Analytical Hand books forInvestors, Managers, Directors and Stakeholders, p.21. Standard andPoor. Governance Services, MC. Graw Hill. New York

Dechow, R.G.Sloan and A.P Sweeney.1995. Detecting EarningsManagement, The Accounting Review, Vol 70, No.2, hal 193-225.

Demsetz, H. and B.Villalonga.2001. Ownership Structur andCorporate Performance. Journal of Corporate Finance 7,pg.209-233

Direktur Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai (DPAJP),Evaluasi Kinerja Akuntan Publik. Media Akuntansi, Edisi49/Tahun XII/ September 2005.

35

Page 36: PENGARUH KONSENTRASI

Fan, Joseph.P.H and Stijin Claessens. 2002. CorporateGovernance in Asia: A Survey. International Review of Finance,3:2, 2002:pp71-103.

Gujarati, Damodar dan Sumarno Zain. 1993. EkonometrikaDasar. Penerbit Erlangga Jakarta.

Halim, Julia, Carmel Meiden, Rudolf Lumban Tobing. 2005.Pengaruh Manajemen Laba pada Tingkat PengungkapanLaporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yangtermasuk pada LQ-45. SNA VIII Solo. Ikatan AkuntanIndonesia.

Hubert Ooghe and Tine De Langhe. 2002. The Anglo-AmericanVersus The Continental European Corporate GovernanceModel: Empirical Evidance of Board Composition inBelgium. Europen Business Review, volume 14, number 6-2002-pp.437-449

Kao, Lanfeng and Anlin Chen. 2004. The Effects of BoardCharacteristics on Earnings Management. Corporate Ownershipand Control, Volume 1,Issue 3, Spring.

La Porta R,.F. and Lopez-De Silanez. 1999. CorporateOwnership around the word. Journal of Finance 54, 471-518.

Marrakchi S., Chtourou. Corporate Governance and Earning Management . 2001. Social Science Research Network (SSRN). http://paper.ssrn.com/abstract=275053

Mayangsari, Sekar. 2003. Analisis Pengaruh Independensi,Kualitas Audit, serta Mekanisme Corporate Governanceterhadap Integritas Laporan Keuangan. Simposium NasionalAkuntansi VI, Surabaya.

Monks, R.A.G and N.Minow. 2001. Corporate Governance, 2nd ed,Blackwell Publishing

36

Page 37: PENGARUH KONSENTRASI

Morck, R,.M. Nakamura and A.Shivdasani.1988. ManagementOwnership and Market Valuation : An empirical analysis.Journal of Financial Economics 20.293-315

Moses, Douglas O, 1997, Income Smooting and Incentives: Empirical Using Accounting Changes, The Accounting Review, Vol.LXII,No.2, April,pp. 259-377)

Musnadi, Said. 2006. Kajian tentang Struktur KepemilikanTerkonsentrasi,Tipe Kepemilikan dan Tipe Pengendaliansebagai Mekanisme Corporate Governance, serta Dampaknyaterhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. Disertasi.Universitas Padjadjaran Bandung.

Peasnell, Ken, Peter Pope, Steve Young. 2001. BoardMonitoring and Earnings Management: Do Outside DirectorsInfluence Abnormal Accruals ?. Working Paper. TheDepartment of Accounting and Finance LancasterUniversity Management Scholl, Lancaster, UK.

http://www.lums.co.uk/publications

Sarkar et al .2006. Board of Directors and OpportunisticEarnings Management : Evidence from India. IndiraGandhi Institute of Development Research and LubinScholl of Business Pace University,[email protected], [email protected], [email protected]

Utami, Wiwik. 2005. Dampak Pengungkapan Sukarela danManajemen laba terhadap Biaya Modal Ekuitas denganAsimetri Informasi sebagai Variabel Intervening, Disertasi,Universitas Padjadjaran, Bandung

U-Thai, Kriengkrai Boonlert. 2005. Earning Attributes and InvestorProtection :International Evidance, Working paper , http://papers.ssrn.com Schol of Accounting Oklahoma State

37

Page 38: PENGARUH KONSENTRASI

Veronica N.P Siregar, Sylvia dan Siddharta Utama. 2005.Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, danPraktik Corporate Governance terhadap Pengelolaan Laba.Simpsium Nasional Akuntansi VIII. Ikatan Akuntan Indonesia.

Zou, Jian and Elder, Randal. 2001. Audit Firm Size,Industry Specialization and Earnings Management byInitial Public Offering Firms. Working paper. School ofManagement, State University of New York at Bringhamtom,[email protected]

Lampiran-Lampiran

Tabel 1. :Presentase Perusahaan Sampel Menurut Jenis Industri

No. Kelompok & Sub IndustriManufaktur

JumlahPerusahaan

JumlahSampel

PersentaseSampel

Kel. Industri Dasar danKimia

1. Semen 3 2 66, 70 2. Keramik dan Porselin 5 4 803. Logam dan Sejenisnya 10 9 904. Kimia 10 10 1005. Plastik dan kemasan 11 8 72,736. Pakan ternak 4 3 757. Kayu & pengolahannya 5 4 80

38

Page 39: PENGARUH KONSENTRASI

8. Pulp & kertas 5 3 60Kel. Aneka Industri

9. Otomotif & komponennya 15 11 8010. Tekstil dan garmen 21 9 42,8611. Alas kaki 3 1 33,3312. Kabel 6 4 66,67

Kel. Barang Konsumsi13. Makanan & minuman 17 14 82,3514. Rokok 4 3 7515. Farmasi 10 8 8016. Kosmetik dan Keperluan

rumah tangga3 3 100

17. Peralatan rumah tangga 5 5 100Jumlah Total 137 101 73,7 %

Tabel 2 : Statistik Deskriptif Konsentrasi Kepemilikan,Ukuran Perusahaan, Komposisi

Dewan Komisaris, dan Manajemen Laba.

39

Page 40: PENGARUH KONSENTRASI

Descriptive Statistics

101 3.14 99.50 50.1070 23.02721101 4.25 7.79 5.7913 .61267101 .00 66.66 35.8843 11.34982101 .00 1.67 .1304 .21974101

KSLOG.PNJBODMLValid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Tabel 3 : Statistik Deskriptif Spesialisasi Industri KantorAkuntan Publik.

FirmFrequenc

yPercent

ValidPercent

Cumulative Percent

Non Spesialis KAP 75 73.5 74.3 74.3

Spesialis KAP 26 25.5 25.7 100.0 Total 101 99.0 100.0Missing

System 1 1.0

Total 102 100.0

40

Page 41: PENGARUH KONSENTRASI

Tebel 4 : Hasil Regresi Konsentrasi Kepemilikan, UkuranPerusahaan, Komposisi Dewan Komisaris, Spesialisasi industri KAPterhadap Manajemen Laba

Model Summary

.294a .086 .048 .21437Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Predictors: (Constant), AUDIT, LOG.PNJ, BOD, KSa.

41

Page 42: PENGARUH KONSENTRASI

ANOVAb

.417 4 .104 2.268 .067a4.412 96 .0464.829 100

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), AUDIT, LOG.PNJ, BOD, KSa. Dependent Variable: MLb.

Coefficientsa

.636 .211 3.019 .003-.002 .001 -.200 -1.975 .051 .931 1.075-.074 .035 -.207 -2.111 .037 .987 1.013.001 .002 .040 .393 .695 .938 1.067

-.028 .049 -.056 -.567 .572 .979 1.022

(Constant)KSLOG.PNJBODAUDIT

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig. Tolerance VIFCollinearity Statistics

Dependent Variable: MLa.

b. KS = Konsentrasi Kepemilikan, LOG.PNJ = Ukuran Perusahaan, BOD=Komposisi Dewan Komisaris, Audit= Kualitas Audit, ML = Manajemen Laba.

Tabel 5 : Uji Heterokedastisitas dan NormalitasCoefficientsa

.448 .235 1.908 .059

.000 .001 -.031 -.299 .765-.016 .039 -.042 -.417 .678-.003 .002 -.153 -1.477 .143.014 .055 .026 .256 .799

(Constant)KSLOG.PNJBODAUDIT

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: EROR.MLa.

Tests of Normality

42

Page 43: PENGARUH KONSENTRASI

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-WilkStatisti

c df Sig.Statisti

c df Sig.ERRORML .036 101 .352 .264 101 .257a Lilliefors Significance Correction

Tabel 6 : Statistik Deskriptif dan Hasil uji beda Manajemenlaba menurut Kelompok Kompetensi Komisarisindependen

Statistik Deskriptif Manajemen laba menurut Kompetensi Komisaris Independen

Hasil Uji Mann-Whiteny perbedaan besaran manajemen laba

menurut kompetensi komisaris independen.

KELOMPOK N Mean RankSum ofRanks

KOMPTNSI KOM.BOD 0 20 28.90 578.00 KOM.BOD 1 26 19.35 503.00 Total 46

Test Statistik KOMPTNSIMann-Whitney U 152.000Wilcoxon W 503.000Z -2.393Asymp. Sig. (2-tailed) .017

43

N Minimum Maximum Mean Std. DeviationKOM.BOD 0 20 .01 .91 .1589 .20827KOMM.BOD 1 26 .00 .26 .0633 .06477Valid N (listwise) 20

Page 44: PENGARUH KONSENTRASI

Keterangan : a) Tabel ini adalah hasil pengolahan data manajemen labamenurut kompetensi komisaris independen.

b) KOM.BOD 1 = Emiten dengan komisarisindependen yang memiliki kompetensi pada bidang akuntansidan atau keuangan.

c) KOM.BOD 0 = Emiten dengan komisaris independenyang tidak memiliki kompetensi pada bidang akuntansi danatau keuangan.

44