PENGARUH KONSENTRASI KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA Abstract The objectives of the research are to find out empirical evidence of the effect of ownership concentration, firms size, and corporate governance mechanisms on earnings management. The corporate governance mechanisms of this research are composition of board of commissioner and audit quality. Audit quality were measure by industry specialize audit firm. The target population was listed companies in the manufacturing sector at the Indonesia Stock Exchange. The sample determined based on purposive samping methode. There were 101 companies meeting the criteria. Data analysis was carried out in term cross section covering financial report during 2005. The research hyphotesis were tested using multiple regression analysis. The result of this research show that: (1) ownership concentration had significantly negative influence on earnings management (2) firms size had significantly negative influence on earnings management (3) composition of board of commissioner had no influence on earnings management. The additional result that earnings management of the firms which have competency independent commissioner are lower than earnings management of the firms which have uncompetency independent commissioner; (4) industry specialize audit firm had no influence on earnings management. Keywords : ownerships concentration, firms size, corporate governance mechanisms, earnings management 1. Pendahuluan Informasi laba sebagai bagian dari laporan keuangan, sering menjadi target rekayasa melalui tindakan oportunis manajemen untuk memaksimumkan kepuasannya, tetapi dapat merugikan pemegang saham atau investor. Tindakan oportunis 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH KONSENTRASI KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN
MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA
Abstract The objectives of the research are to find out empirical evidence of the effectof ownership concentration, firms size, and corporate governance mechanismson earnings management. The corporate governance mechanisms of thisresearch are composition of board of commissioner and audit quality. Auditquality were measure by industry specialize audit firm. The target populationwas listed companies in the manufacturing sector at the Indonesia StockExchange. The sample determined based on purposive samping methode. Therewere 101 companies meeting the criteria. Data analysis was carried out in termcross section covering financial report during 2005. The research hyphotesiswere tested using multiple regression analysis. The result of this research showthat: (1) ownership concentration had significantly negative influence onearnings management (2) firms size had significantly negative influence onearnings management (3) composition of board of commissioner had noinfluence on earnings management. The additional result that earningsmanagement of the firms which have competency independent commissionerare lower than earnings management of the firms which have uncompetencyindependent commissioner; (4) industry specialize audit firm had no influence onearnings management. Keywords : ownerships concentration, firms size, corporate governance
mechanisms, earnings management
1. Pendahuluan
Informasi laba sebagai bagian dari laporan keuangan,
sering menjadi target rekayasa melalui tindakan oportunis
manajemen untuk memaksimumkan kepuasannya, tetapi dapat
merugikan pemegang saham atau investor. Tindakan oportunis
1
tersebut dilakukan dengan cara memilih kebijakan akuntansi
tertentu, sehingga laba perusahaan dapat diatur, dinaikkan
atau diturunkan sesuai dengan keinginannya. Perilaku
manajemen untuk mengatur laba sesuai dengan keinginannya
tersebut dikenal dengan istilah manajemen laba (earnings
management ).
U-Thai (2005) melakukan studi komparatif
internasional tentang manajemen laba dan proteksi investor
dengan sampel 33 negara, Indonesia termasuk sebagai sampel,
periode pengamatan dari tahun 1993 sampai dengan tahun 2003.
Tujuan penelitiannya untuk memberikan bukti empirik adanya
perbedaan kualitas laba di berbagai negara, perbedaan
tersebut dikarenakan adanya perbedaan proteksi terhadap
investor. U-Thai menggunakan manajemen laba sebagai salah
satu proksi kualitas laba. Proteksi investor menggunakan
tiga skor indikator yaitu: perlindungan terhadap pemegang
saham minoritas; law enforcement; dan seberapa penting pasar
modal. Berdasarkan hasil penelitian ini, Indonesia berada
pada kelompok negara dengan rata-rata manajemen laba tinggi,
2
dan tingkat proteksi investor di Indonesia dinilai relatif
rendah.
Manajemen laba timbul sebagai dampak persoalan
keagenan yaitu adanya ketidak selarasan kepentingan antar
pemilik dan manajemen (Beneish, 2001). Menurut teori
keagenan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan
tata kelola perusahaan yang baik (good corporate
governance=GCG). Corporate Governance (CG) merupakan suatu
mekanisme yang digunakan pemegang saham dan kreditor
perusahaan untuk mengendalikan tindakan manajer (Dallas,
2004). Mekanisme tersebut dapat berupa mekanisme internal
yaitu; struktur kepemilikan, struktur dewan komisaris,
konpensasi eksekutif, struktur bisnis multidivisi, dan
mekanisme eksternal yaitu; pengendalian oleh pasar,
kepemilikan institusional, dan pelaksanaan audit oleh
auditor eksternal (Babic 2001).
Tindakan oportunis manajemen laba dapat merugikan
pemegang saham, dan informasi laba yang disajikan dapat
menyebabkan keputusan investasi yang salah. Karena itu,
perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen
3
laba. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
konsentrasi kepemilikan, ukuran perusahaan, dan mekanisme
corporate governance terhadap manajemen laba. Mekanisme corporate
governance dalam hal ini adalah komposisi dewan komisaris dan
kualitas audit dengan proksi spesialisasi industri Kantor
Akuntan Publik (KAP).
Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya
dalam beberapa hal : (1) penelitian ini menekankan pada
konsentrasi kepemilikan oleh individu sebagai mekanisme
corporate governance, untuk mengendalian manajemen laba
perusahaan. Beberapa penelitian terdahulu di Indonesia
lebih menekankan pengujian pada kepemilikan saham oleh
kelompok tertentu sebagai suatu mekanisme corporate governance;
dan (2) penelitian ini menggunakan spesialisasi industri KAP
sebagai proksi kualitas audit. Penggunaan ukuran KAP sebagai
proksi kualitas audit pada penelitian terdahulu, mendapat
kritikan setelah merebaknya kasus Enron yang melibatkan KAP
besar.
Secara spesifik rumusan masalah penelitian ini yaitu:
(1) apakah konsentrasi kepemilikan berpengaruh terhadap
4
manajemen laba; (2) apakah ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap manajemen laba; (3) apakah komposisi dewan
komisaris berpengaruh terhadap manajemen laba; dan (4)
apakah spesialisasi industri KAP berpengaruh terhadap
manajemen laba. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi pada pengembangan model corporate
governance , dan literatur manajemen laba.
2. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian
Struktur kepemilikan saham mencerminkan distribusi
kekuasaan dan pengaruh di antara pemegang saham atas
kegiatan operasional perusahaan. Salah satu karakteristik
struktur kepemilikan adalah konsentrasi kepemilikan yang
terbagi dalam dua bentuk struktur kepemilikan: kepemilikan
terkonsentrasi, dan kepemilikan menyebar. Kepemilikan
terkonsentrasi merupakan fenomena yang lazim ditemukan di
negara dengan ekonomi sedang bertumbuh seperti Indonesia dan
di negara-negara continenal Europe. Sebaliknya, di negara-
5
negara Anglo Saxon seperti Inggris dan Amerika Serikat,
struktur kepemilikan relatif sangat menyebar (La Porta dan
Silanez, 1999).
Kepemilikan saham dikatakan terkonsentrasi jika
sebagian besar saham dimiliki oleh sebagian kecil individu
atau kelompok, sehingga pemegang saham tersebut memiliki
jumlah saham yang relatif dominan dibandingkan dengan
lainnya. Kepemilikan saham dikatakan menyebar, jika
kepemilikan saham menyebar secara relatif merata ke publik,
tidak ada yang memiliki saham dalam jumlah sangat besar
dibandingkan dengan lainnya (Dallas, 2004).
Perbedaan pola kepemilikan ini memberi implikasi yang
berbeda dalam penelitian. Demsetz dan Villalonga (2001)
melakukan penelitian dengan menggunakan sampel perusahaan di
Amerika Serikat dan Inggris tidak menemukan hubungan yang
signifikan antar struktur kepemilikan dengan kinerja
perusahaan. Chen (2001) dengan mengambil sampel perusahaan
di negara berkembang menemukan hubungan positif antar
struktur kepemilikan dengan kinerja perusahaan. Sedangkan
Morck dan Shivdasani (1988) menghasilkan kesimpulan bahwa
6
hubungan konsentrasi kepemilikan dengan kinerja bersifat
nonmonotonic.
Konsentrasi kepemilikan dapat menjadi mekanisme
internal pendisiplinan manajemen, sebagai salah satu
mekanisme yang dapat digunakan untuk meningkatkan
efektivitas monitoring, karena dengan kepemilikan yang
besar menjadikan pemegang saham memiliki akses informasi
yang cukup signifikan untuk mengimbangi keuntungan
informasional yang dimiliki manajemen. Jika ini dapat
diwujudkan maka tindakan moral hazard manajemen berupa
manajemen laba dapat dikurangi (Hubert dan Langhe, 2002).
Di negara-negara dengan derajat perlindungan terhadap
investor rendah (seperti halnya Indonesia), pemegang saham
merasa khawatir akan kemungkinan berbedanya pendapatan yang
diperoleh dengan yang diekspektasikan. Akibatnya, mereka
memperbesar persentase kepemilikan atas perusahaan sebagai
salah satu cara untuk melindungi diri. Mereka dapat
mengendalikan perusahaan melalui voting power, atau
representasi mereka di manajemen sehingga hak-hak mereka
terlindungi (La Porta dan Silanez 1999).
7
Musnadi (2006) melakukan penelitian tentang struktur
kepemilikan sebagai mekanisme corporate govenrnance, serta
dampaknya terhadap kinerja keuangan perusahaan, dengan
menggunakan emiten non financial yang berkapitalisasi menengah
besar yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (sekarang BEI).
Hasilnya menunjukan bahwa kepemilikan terkonsentrasi
terbesar memiliki pengaruh positif terhadap kinerja keuangan
perusahaan. Hasil ini bermakna bahwa kepemilikan saham
terkonsentrasi dapat berperan sebagai mekanisme corporate
governance dalam mengurangi persoalan keagenan, sebab
konsentrasi kepemilikan dapat menjadikan pemegang saham pada
posisi yang kuat untuk dapat mengendalikan manajemen secara
efektip, sehingga mendorong manajemen bertindak sesuai
tersebut sampel ditentukan yang memenuhi empat kriteria
sebagai berikut: (1) Emiten mempunyai tahun buku yang
berakhir 31 Desember 2005; (2) Emiten mempunyai nilai
ekuitas positif untuk 2005; (3) Tersedia Laporan keuangan
tahunan emiten 2005 di BEJ; dan (4) Terdapat minimal 30
perusahaan dalam setiap kelompok industri manufaktur.
3.2. Definisi dan Operasionalisasi Variabel Penelitian
1) Konsentrasi Kepemilikan Saham
Kepemilikan saham terkonsentasi (KS) adalah suatu
kondisi di mana sebagian besar saham dimiliki oleh sebagian
kecil individu/kelompok, sehingga individu atau kelompok
tersebut memiliki jumlah saham relatif dominan dibandingkan
dengan pemegang saham lainnya. Konsentrasi kepemilikan saham
pada penelitian ini diproksi dengan jumlah kepemilikan
terbesar oleh individu.
2) Ukuran Perusahaan
16
Ukuran perusahaan (LOG PNJ) adalah besar kecilnya
perusahaan. Pada penelitian ini ukuran perusahaan
menggunakan nilai log total penjualan perusahaan pada akhir
tahun. Penggunaan nilai log penjualan dimaksudkan untuk
menghindari problem data natural yang tidak berdistribusi
normal (Chen, 2005)
3)Komposisi Dewan Komisaris
Komposisi Dewan Komisaris (BOD) adalah susunan
keanggotaan yang terdiri dari komisaris dari luar perusahaan
(komisaris independen) dan komisaris dari dalam perusahaan.
Variabel ini dihitung dengan membagi jumlah komisaris
independen terhadap jumlah total anggota komisaris.
4) Spesialisasi Industri KAP
Spesialisasi industri KAP (AUDIT) menggambarkan
keahlian dan pengalaman audit KAP pada bidang industri
tertentu, yang diproksi dengan konsentrasi jasa audit KAP
pada bidang industri tertentu. Spesialisasi industri KAP
pada penelitian ini adalah KAPi yang memiliki volume klien
minimal 15 % dari jumlah klien pada kelompok industri
tertentu (Craswell, 1995; Mayangsari, 2003; dan Chen,
17
2005b). Pengukuran variabel ini yaitu beri nilai 1 jika
perusahaan diaudit oleh KAP spesialis, dan 0 jika lainnya
(variabel dummy). Berdasarkan definisi Craswell (1995)
industri manufaktur di BEJ (BEI) terklasifikasi dalam tiga
kelompok yaitu industri: (1) dasar dan kimia; (2) aneka
industri; dan (3) barang konsumai. Kemudian pada masing-
masing kelompok tersebut, suatu KAP akan ditetapkan sebagai
KAP spesialis jika KAP tersebut memiliki klien minimal 15%
dari jumlah klien perusahaan pada masing-masing kelompok
industri manufaktur.
5) Manajemen Laba
Manajemen laba (ML) adalah suatu kondisi di mana
manajemen melakukan intervensi dalam proses penyusunan
laporan keuangan bagi fihak eksternal sehingga dapat
meratakan, menaikan, dan menurunkan pelaporan laba.
Manajemen dapat menggunakan kelonggaran penggunaan metoda
akuntansi, membuat kebijakan-kebijakan (discreationary) yang
dapat mempercepat atau menunda biaya-biaya dan pendapatan,
agar laba perusahaan lebih kecil atau lebih besar sesuai
dengan yang diharapkan.
18
Dechow dkk (1995) menyatakan bahwa model modified Jones
memiliki kemampuan yang lebih baik untuk mendeteksi
manajemen laba dibandingkan model Healy, De Angelo, Jones,
dan model Dechow and Sloan. Penelitian ini menggunakan model
modified Jones untuk menentukan earnings management, dengan
menggunakan pendekatan cross section yang dikembangkan oleh
Peasnell dkk (2000). Pendekatan ini digunakan untuk
menentukan nilai abnormal accruals, dengan memfokuskan pada
komponen working capital accruals . Abnormal akrual dihitung
sebagai berikut :
AA i = WC i – [ ŵ0 + ŵ1( Δ REV i - Δ REC i )]
keterangan :AA = akrual abnormal atau Akrual diskresiŵ0 , ŵ1 = estimasi regresi dari ŵ0, ŵ1 pada persamaanestimasi akrual modal kerjaΔ REC i = Perubahan piutang dalam satu tahunΔ REV i = Perubahan penjualan dalam satu tahun
Estmasi parameter wo dan w1 diperoleh dari persamaan sebagai
berikut :
WC i = ŵ0 + ŵ1 Δ REV i + vi
keterangan :WC i = akrual modal kerja perusahaan , sebagai proksidari total akrualΔ REV i = Perubahan penjualan
perubahan non-cash current asset dikurangi perubahan current
liabilities. Dengan demikian :
WCi = (∆ AL - ∆ Kas) - ∆ HL
keterangan :WCi = Modal kerja perusahaan , sebagai proksi totalakrual pada periode t∆ AL = Perubahan aktiva lancar pada periode t∆ HL = Perubahan hutang lancar pada periode t∆ Kas = Perubahan kas dan ekuivalen kas pada periode t
Dikarena ukuran perusahaan di BEI bervariatif, maka
nilai akrual diskresi (AA) dirasiokan terhadap nilai
penjualan, model modifikasi Friedlan. Utami (2005)
berdasarkan hasil penelitiannya, pengukuran manajemen laba
di BEI disarankan menggunakan model modifikasi Friedlan,
karena model ini memberikan explanatory power terbaik.
Pengukuran variabel manajemen laba pada penelitian ini
adalah :
Manajemen laba = Rasio abnormal karual (AAi) denganpenjualan
20
Mengingat penelitian ini tidak meneliti tipe manajemen laba
(positif atau negatif) , maka nilai abnormal akrual yang
digunakan adalah nilai absolute akrual diskresioner.
3.3. Metode Pengumpulan Data
Data-data yang digunakan pada penelitian ini
merupakan data kuantitatif yang diperoleh dari Pusat
Referensi Pasar Modal di BEI, berupa laporan keuangan dan
laporan tahunan 2005 perusahaan industri sektor manufaktur
yang tersedia.
3.4. Rancangan Model Analisis.
MLi = a1 + b1 KSi + b2 LOG PNJ i + b3 BOD i + b4
AUDIT i + ε1.i
keterangan :ML =Rasio nilai absolut residual error dengan penjualan.
Digunakan nilai absolut karena yang menjadi perhatian
dalam penelitian ini adalah besaran dari manajemen laba , bukan arahnya
(positif atau negatif)a1 = Konstanta b1,2,3,4 = Koefisien variabel
21
KS = Persentase kepemilikan saham terbesar dari total saham beredarLOG PNJ = Log dari nilai total penjualan, yaitu proksi dari ukuran perusahaan BOD = Proporsi komisaris independen dari total
anggota Dewan KomisarisAUDIT =1 jika perusahaan diaudit oleh KAP
spesialis, yaitu KAPi yang memiliki minimal 15% dari total klien pada kelompok industri ke i, dan 0 jika lainnya.
ε1 = residual of errori = perusahaan ke i
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1. Statistik Deskriptif
Seperti disajikan pada Tabel 1, sampel penelitian ini
berjumlah 101 perusahaan atau 73,7 % dari 137 emiten
manufaktur populasi target penelitin ini. Jumlah ini
ditentukan sesuai dengan laporan tahunan yang berhasil
diperoleh penulis, serta memenuhi kriteria sampel seperti
yang ditetapkan. Pada Tabel 2 terlihat bahwa konsentrasi
kepemilikan saham di industri manufaktur relatif tinggi.
Rata-rata konsentrasi kepemilikan saham sebesar 50,11 %,
dengan standar deviasi 23,03 %. Statistik deskriptif ukuran
perusahaan menunjukan log total penjualan sangat variatif
dengan rata-rata 5,79 dengan standar deviasi 0,61. Rata-rata
22
komposisi dewan komisaris (BOD) sebesar 35,88 % dengan
standar deviasi 11,34 %. komposisi minimun 0 % dan komposisi
3) Untuk menguji hubungan kualitas audit dengan manajemen
laba, peneliti yang akan datang disarankan menggunakan
proksi lain dari kualitas audit, misalnya dengan
proksi kegagalan audit.
2) Untuk Kepentingan Operasional
1) Konsentrasi kepemilikan saham oleh pemegang saham
mayoritas dapat dijadikan mekanisme corporate governance
terhadap praktik manajemen laba.
2) Untuk mendukung efektivitas peran Dewan Komisaris,
diperlukan Dewan Komisaris yang memiliki karakteristik
independen, dan kompeten dalam bidang akuntansi dan
atau keuangan.
33
3) Kepada para akuntan praktisi atau Kantor Akuntan Publik
disarankan untuk dapat meningkatkan kompetensi, melalui
penyelenggaraan berbagai pelatihan terhadap auditor
atau memberikan tambahan pengalaman di lapangan,
termasuk di antaranya peningkatan kompetensi dan
pemahaman atas PSAK.
Daftar Pustaka
Ardiati, Aloysia,Y. 2003. Pengaruh Manajemen Laba terhadapReturn saham dengan kualitas audit sebagai variabelmoderating. Simposium Nasional Akuntansi VI, Surabaya.Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
Babic, Verica. 2001. The Key Aspects of the CorporateGovernance Restructuring in the Transition Process”.Ekonomist, Vol.33.No.2.
Beneish, M.D. 2001. Earnings Management. A PerspectiveManagement Finance, vol.27. Number 12.
Budiwitjaksono, Gideon,S.2005. Kualitas Laba: Studi PengaruhMekanisme Corporate Governance dan dampak manajemen labadengan menggunakan analisis jalur. Simposium NasionalAkuntansi VIII.,Solo.
Badan Pengawas Pasar Modal.2005.Keputusan Direksi PT. BursaEfek Jakarta Nomor: Kep-315/BEJ/06/2000.Tertanggal 30Juni 2000. www.Bapepam.com
Carcello, Joseph V. and Albert L.Nagy. 2004. Client size,Auditor Specialization and Fraudulent FinancialReporting. Managerial Auditing journal Vol.19 No.5. pp 651-658
Chen, J (2001). Ownership Structure as Corporate GovernanceMechanism: Evidance from Chinese Listed Companies.Economic of Planning 34, pg 53-72.
Chen, Gongmeng, Michael Firth, Daniel N.Gao and OliverM.Rui. 2005a. Ownership structure, Corporate Governance,and Fraud: Evidence from China. Journal of Corporate finance ,XX (2005) , XXX-XXX
Chen, Key,Y, Kuen Lin Lin, Jian Zhou. 2005b. Audit Qualityand Earnings Management for Taiwan IPO Firms. ManagerialAuditing Journal, Vol 20.1.pp.86-104.
Craswell, Allen T., Jere R. Francis dan Stephen L. Taylor.1995. Auditor Brand Name and Reputations and IndustrySpecialization. Journal of Accounting and Economics (20). 297-322.
Dallas, George .2004. Governance and Risk. Analytical Hand books forInvestors, Managers, Directors and Stakeholders, p.21. Standard andPoor. Governance Services, MC. Graw Hill. New York
Dechow, R.G.Sloan and A.P Sweeney.1995. Detecting EarningsManagement, The Accounting Review, Vol 70, No.2, hal 193-225.
Demsetz, H. and B.Villalonga.2001. Ownership Structur andCorporate Performance. Journal of Corporate Finance 7,pg.209-233
Direktur Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai (DPAJP),Evaluasi Kinerja Akuntan Publik. Media Akuntansi, Edisi49/Tahun XII/ September 2005.
35
Fan, Joseph.P.H and Stijin Claessens. 2002. CorporateGovernance in Asia: A Survey. International Review of Finance,3:2, 2002:pp71-103.
Gujarati, Damodar dan Sumarno Zain. 1993. EkonometrikaDasar. Penerbit Erlangga Jakarta.
Halim, Julia, Carmel Meiden, Rudolf Lumban Tobing. 2005.Pengaruh Manajemen Laba pada Tingkat PengungkapanLaporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yangtermasuk pada LQ-45. SNA VIII Solo. Ikatan AkuntanIndonesia.
Hubert Ooghe and Tine De Langhe. 2002. The Anglo-AmericanVersus The Continental European Corporate GovernanceModel: Empirical Evidance of Board Composition inBelgium. Europen Business Review, volume 14, number 6-2002-pp.437-449
Kao, Lanfeng and Anlin Chen. 2004. The Effects of BoardCharacteristics on Earnings Management. Corporate Ownershipand Control, Volume 1,Issue 3, Spring.
La Porta R,.F. and Lopez-De Silanez. 1999. CorporateOwnership around the word. Journal of Finance 54, 471-518.
Marrakchi S., Chtourou. Corporate Governance and Earning Management . 2001. Social Science Research Network (SSRN). http://paper.ssrn.com/abstract=275053
Mayangsari, Sekar. 2003. Analisis Pengaruh Independensi,Kualitas Audit, serta Mekanisme Corporate Governanceterhadap Integritas Laporan Keuangan. Simposium NasionalAkuntansi VI, Surabaya.
Monks, R.A.G and N.Minow. 2001. Corporate Governance, 2nd ed,Blackwell Publishing
Morck, R,.M. Nakamura and A.Shivdasani.1988. ManagementOwnership and Market Valuation : An empirical analysis.Journal of Financial Economics 20.293-315
Moses, Douglas O, 1997, Income Smooting and Incentives: Empirical Using Accounting Changes, The Accounting Review, Vol.LXII,No.2, April,pp. 259-377)
Musnadi, Said. 2006. Kajian tentang Struktur KepemilikanTerkonsentrasi,Tipe Kepemilikan dan Tipe Pengendaliansebagai Mekanisme Corporate Governance, serta Dampaknyaterhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. Disertasi.Universitas Padjadjaran Bandung.
Peasnell, Ken, Peter Pope, Steve Young. 2001. BoardMonitoring and Earnings Management: Do Outside DirectorsInfluence Abnormal Accruals ?. Working Paper. TheDepartment of Accounting and Finance LancasterUniversity Management Scholl, Lancaster, UK.
http://www.lums.co.uk/publications
Sarkar et al .2006. Board of Directors and OpportunisticEarnings Management : Evidence from India. IndiraGandhi Institute of Development Research and LubinScholl of Business Pace University,[email protected], [email protected], [email protected]
Utami, Wiwik. 2005. Dampak Pengungkapan Sukarela danManajemen laba terhadap Biaya Modal Ekuitas denganAsimetri Informasi sebagai Variabel Intervening, Disertasi,Universitas Padjadjaran, Bandung
U-Thai, Kriengkrai Boonlert. 2005. Earning Attributes and InvestorProtection :International Evidance, Working paper , http://papers.ssrn.com Schol of Accounting Oklahoma State
Veronica N.P Siregar, Sylvia dan Siddharta Utama. 2005.Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, danPraktik Corporate Governance terhadap Pengelolaan Laba.Simpsium Nasional Akuntansi VIII. Ikatan Akuntan Indonesia.
Zou, Jian and Elder, Randal. 2001. Audit Firm Size,Industry Specialization and Earnings Management byInitial Public Offering Firms. Working paper. School ofManagement, State University of New York at Bringhamtom,[email protected]
Lampiran-Lampiran
Tabel 1. :Presentase Perusahaan Sampel Menurut Jenis Industri
No. Kelompok & Sub IndustriManufaktur
JumlahPerusahaan
JumlahSampel
PersentaseSampel
Kel. Industri Dasar danKimia
1. Semen 3 2 66, 70 2. Keramik dan Porselin 5 4 803. Logam dan Sejenisnya 10 9 904. Kimia 10 10 1005. Plastik dan kemasan 11 8 72,736. Pakan ternak 4 3 757. Kayu & pengolahannya 5 4 80